53
Perubahan Rencana Stategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah halaman 1 PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANTUL TAHUN 2016 - 2021 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BANTUL TAHUN 2017

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS · sebanyak-banyaknya pengetahuan antisipatif, ... sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, ... Menyediakan satu tolok ukur untuk mengukur dan melakukan

  • Upload
    lykhanh

  • View
    227

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Perubahan Rencana Stategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah halaman 1

PERUBAHAN

RENCANA STRATEGIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

TAHUN 2016 - 2021

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BANTUL

TAHUN 2017

Perubahan Rencana Stategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah halaman 2

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan Kehadirat Allah SWT, atas Rahmat dan

Karunia-Nya kami telah dapat menyelesaikan penyusunan Perubahan Rencana

Strategis (RENSTRA) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

Bantul Tahun 2016-2021. Penyusunan Renstra ini merupakan tindak lanjut

Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor Tahun 2016 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2016-2021 yang merupakan

suatu dokumen perencanaan strategis sebagai penjabaran visi, misi dan program

Kepala Daerah selama kurun waktu 5 (lima) tahun yang penyusunannya

berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)

dan memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)

serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Propinsi.

Perubahan Renstra Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

Bantul Tahun 2017-2021 disusun dengan maksud menyempurnakan Renstra

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Nomor 12 Tahun 2016 tentang

Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul

Tahun 2016-2021. Hal ini dikarenakan dengan terbitnya Peraturan Pemerintah

Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah berimplikasi pada perubahan

dokumen perencanaan untuk disesuaikan dengan Struktur Organisasi yang baru.

Oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Bantul akan melakukan review dan revisi

terhadap RPJMD Kabupaten Bantul Tahun 2016-2021. Selain itu juga renstra

bertujuan menyediakan dokumen Perencanaan Jangka Menengah SKPD (lima

tahunan) guna memberikan arah kebijakan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi

serta kewenangan dibidang perencanaan pembangunan daerah di Kabupaten

Bantul dalam rangka penerapan prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik (Good

Governance), dan juga untuk memberikan arah dan pedoman kepada seluruh

aparatur Bappeda Kabupaten Bantul dalam mencapai Visi dan Misi yang telah

disepakati, sehingga target yang telah dirumuskan dan disepakati tersebut dapat

tercapai selama kurun waktu lima tahun kedepan.

Feny Y Bantul, 2017

Perubahan Rencana Stategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah halaman 3

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Rencana Strategis BAPPEDA Kabupaten Bantul Tahun 2016-2021 telah

ditetapkan pada tanggal 30 September 2016 melalui Surat Keputusan Kepala

BAPPEDA Nomor 12 Tahun 2016 tentang Rencana Strategis Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2016-2021. Dengan terbitnya

Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah

berimplikasi pada perubahan dokumen perencanaan untuk disesuaikan dengan

Struktur Organisasi yang baru. Oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Bantul akan

melakukan review dan revisi terhadap RPJMD Kabupaten Bantul Tahun 2016-2021.

Sejalan dengan perubahan Struktur Organisasi dan RPJMD, maka dilakukan pula

review dan revisi terhadap Renstra Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Kabupaten Bantul Tahun 2016-2021.

Perubahan Renstra Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Kabupaten Bantul Tahun 2016-2021 sesuai dengan hasil review yang dilakukan

mencakup :

1. Penyesuaian tugas pokok dan fungsi

2. Penyempurnaan tujuan dan sasaran PD

3. Penyempurnaan indikator dan target kinerja

4. Penyesuaian nomenklatur program dan kegiatan

5. Penyederhanaan kegiatan

Perencanaan strategis merupakan proses secara sistematis yang

berkelanjutan dari pembuatan keputusan yang beresiko, dengan memanfaatkan

sebanyak-banyaknya pengetahuan antisipatif, mengorganisasi secara sistematis

usaha-usaha melaksanakan keputusan tersebut dan mengukur hasilnya melalui

umpan balik yang terorganisir dan sistematis.

Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah yang merupakan

instrumen pertanggungjawaban, perencanaan strategis merupakan langkah awal

untuk melakukan pengukuran kinerja instansi pemerintah. Perencanaan ini

merupakan integrasi antara keahlian sumber daya manusia dan sumber daya lain

agar mampu menjawab tuntutan perkembangan lingkungan strategis, serta tetap

berada dalam tatanan sistem manajemen nasional. Dengan demikian rencana

strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul merupakan

Perubahan Rencana Stategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah halaman 4

Rencana Induk (master plan) yang komprehensif tentang bagaimana Bappeda akan

mencapai tujuannya.

Perubahan Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Kabupaten Bantul merupakan dokumen perencanaan jangka menengah yang

mengacu pada Perubahan Rencana Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kabupaten Bantul 2016-2021 yang disusun sebagai pedoman dalam melaksanakan

perencanaan pembangunan selama lima tahun kedepan berdasarkan visi, misi,

tujuan, strategi yang dirumuskan dan disepakati sebagai dasar untuk melaksanakan

program dan kegiatan. Karena mengacu pada RPJMD Kabupaten Bantul, maka

secara otomatis Renstra BAPPEDA juga mengacu pada dokumen perencanaan

diatasnya yaitu RPJPD Kabupaten Bantul, RPJMD Provinsi DIY, serta RPJM

Nasional. Selain itu, Renstra BAPPEDA juga memperhatikan Renstra K/L dalam hal

ini BAPPENAS sebagai induk dari lembaga perencana.

Kedudukan dan keterkaitan antar dokumen perencanaan dalam sistem

perencanaan pembangunan dan sistem keuangan dapat dilihat dalam bagan

sebagai berikut : Perencanaan strategis adalah proses yang dilakukan sebuah

organisasi untuk menentukan strategi atau arahan serta mengambil keputusan

untuk mengalokasikan sumber dayanya (termasuk modal dan sumber daya

manusia) untuk mencapai strategi ini. Berbagai teknik analisis dapat digunakan

dalam proses ini, termasuk analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities,

Threats), PEST (Political, Economic, Social, Technological), atau STEER (Socio-

cultural, Technological, Economic, Ecological, Regulatory).

Perencanaan strategis (strategic planning) adalah sebuah alat manajemen

yang digunakan untuk mengelola kondisi saat ini untuk melakukan proyeksi kondisi

pada masa depan, sehingga rencana strategis adalah sebuah petunjuk yang dapat

digunakan organisasi dari kondisi saat ini untuk mereka bekerja menuju lima tahun

ke depan (Kerzner, 2001). Untuk mencapai sebuah strategi yang telah ditetapkan

dalam rangka mempunyai keunggulan kompetitif, maka para pimpinan organisasi

haruslah bekerja dalam sebuah sistem yang ada pada proses perencanaan

strategis (Brown, 2005). Kemampuan dalam berbagai bidang harus dipergunakan

secara tepat, sehingga dapat menjadi sebuah senjata yang unggul dalam sebuah

perencanaan stategis.

Perencanaan strategis secara eksplisit berhubungan dengan manajemen

perubahan, hal ini telah menjadi hasil penelitian beberapa ahli. Lorange (1980),

menuliskan bahwa strategic planning adalah kegiatan yang mencakup serangkaian

proses dari inovasi dan mengubah organisasi, sehingga apabila strategic planning

tidak mendukung inovasi dan perubahan maka itu adalah kegagalan.

Rencana Strategis Perangkat Daerah (Renstra PD) berfungsi sebagai

dokumen perencanaan teknis operasional dan merupakan penjabaran teknis RPJM

Perubahan Rencana Stategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah halaman 5

Daerah untuk setiap unit kerja daerah. Renstra memuat visi, misi, arah kebijakan

teknis, dan indikasi rencana program setiap bidang kewenangan dan atau fungsi

pemerintahan untuk jangka waktu lima tahunan dan disusun oleh setiap satuan

kerja perangkat daerah.

Perkembangan lingkungan strategis, baik nasional maupun

regional/daerah, mengharuskan birokrasi (pemerintah pusat dan daerah) untuk

mengkaji ulang dasar pendekatan (paradigma) dan sistem penyelenggaraan

pemerintahan dan pembangunan yang terarah pada terwujudnya pemerintahan

yang baik, yaitu pemerintahan yang demokratis, desentralistis, partisipatif,

transparan, profesional, berkeadilan, menegakkan supremasi hukum dan HAM,

bersih dan akuntabel, serta berorientasi pada pemberdayaan masyarakat. Dalam

menghadapi berbagai tantangan tersebut, Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah Kabupaten Bantul, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, berperan

memberikan dukungan melalui kebijakan perencanaan pembangunan daerah.

Memperhatikan tugas pokok dan fungsi Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah berdasarkan Peraturan Bupati Bantul Nomor 127 Tahun

2016, maka Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul

menyusun review Rencana Strategis sesuai dengan Peraturan Bupati tersebut,

dengan memaksimalkan keunggulan kompetitif dan meminimalkan kelemahan

internal dengan mengacu dan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

I.2. Landasan Hukum

Rencana Strategis Bappeda Kabupaten Bantul disusun dengan didasarkan pada:

1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional;

3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang

Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor

23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

4. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4438);

Perubahan Rencana Stategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah halaman 6

5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan

Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000, tentang Pengelolaan dan

Pertanggungjawaban Keuangan Daerah;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000 Tentang Tata Cara

Pertanggungjawaban Kepala Daerah;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan

Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2001 tentang Pelaporan

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4124;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana

Kerja dan Anggaran Kementrian Negara/Lembaga;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2010 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah;

12. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah;

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah;

14. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 14 Tahun 2005 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2001-2025 Kabupaten Bantul;

15. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah Tahun 2011-2030;

16. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 11 Tahun 2016 tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 1 Tahun 2011

tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-

2021;

17. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 12 Tahun 2016 tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Bantul;

18. Peraturan Bupati Nomor 127 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan

Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul.

I.3. Maksud dan Tujuan

Dengan berpedoman pada dokumen RPJM Daerah Tahun 2016-2021

maka Pemerintah Daerah melalui Organisasi Perangkat Daerahnya menjabarkan

Perubahan Rencana Stategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah halaman 7

dokumen RPJMD ke dalam Renstra PD yang berisi berbagai pilihan

program/kegiatan tahunan yang akan dilaksanakan selama lima tahun ke depan.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul sebagai salah satu

satuan kerja perangkat daerah juga diwajibkan menyusun Renstra PD yang isi dan

substansinya mencakup indikasi rencana program dan kegiatan beserta tolok

ukurnya. Berdasarkan pertimbangan ini, maka Renstra Bappeda ini disusun dengan

maksud sebagai berikut:

1. Menyediakan satu acuan bagi Bappeda Kabupaten Bantul dalam menentukan

prioritas program dan kegiatan tahunan yang akan dibiayai dari APBD dan

sumber pembiayaan lainnya;

2. Menyediakan satu tolok ukur untuk mengukur dan melakukan evaluasi kinerja

tahunan;

3. Menjabarkan gambaran tentang kondisi umum Bappeda sekarang sekaligus

memahami arah dan tujuan yang ingin dicapai dalam rangka mewujudkan visi

dan misi organisasi;

4. Memudahkan seluruh jajaran aparatur Bappeda dalam mencapai tujuan

pelaksanaan kerja dengan cara menyusun program dan kegiatan secara

terpadu, terarah, dan terukur;

5. Memudahkan seluruh jajaran aparatur Bappeda untuk memahami dan menilai

arah kebijakan dan program serta kegiatan operasional tahunan dalam

rentang waktu lima tahunan.

I.4. Hubungan dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

Dokumen Renstra Badan Perencanaan Pembangunan Daerah disusun

dengan mengacu RPJM Daerah Kabupaten Bantul tahun 2016-2021. Hal ini

dimaksudkan agar rencana besar yang tertuang dalam RPJM Daerah Kabupaten

Bantul, dilihat dari fungsi institusi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dalam

melaksanakan kewenangan di bidang perencanaan, dapat terlaksana sesuai

dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian diharapkan hasil akhirnya

adalah dokumen rencana yang sinergis dan terpadu dalam aspek perencanaan

pembangunan daerah dengan harapan agar dalam implementasinya diperoleh hasil

yang tepat dan terarah.

Keterkaitan antara Renstra PD dengan dokumen lainnya disajikan dalam gambar di

bawah ini.

Perubahan Rencana Stategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah halaman 8

Gambar 1

Hubungan Renstra PD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

I.5. Sistematika Penulisan Rencana Strategis (Renstra) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Kabupaten Bantul ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Landasan Hukum

1.3 Maksud dan Tujuan

1.4 Sistematika Penulisan

BAB II GAMBARAN PELAYANAN BAPPEDA KABUPATEN BANTUL

2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul

2.2 Sumber Daya Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Kabupaten Bantul

2.3 Kinerja Pelayanan Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah Kabupaten Bantul

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi

Pelayanan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Kabupaten Bantul

3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah

3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian

Lingkungan Hidup Strategis

RRPPJJPP

NNAASS//PPRROOPP

&&

RRTTRR NNAASS

RRPPJJPP

DDAAEERRAAHH

RRPPJJMM

NNAASS//PPRROOPP

&&

RRTTRR PPRROOPP

RRPPJJMM

DDAAEERRAAHH

RREENNSSTTRRAA

SSKKPPDD

RRKKPP

NNAASS//PPRROOPP

RRAAPPBBDD

RRKKAA

SSKKPPDD

AAPPBBDD

RRIINNCCIIAANN

AAPPBBDD

UUUU.. NNoo.. 2255//0044

SSPPPPNN

DDAAEERRAAHH

PPUUSSAATT//

PPRROOPPIINNSSII

RRKKPP

DDAAEERRAAHH

RREENNJJAA

SSKKPPDD

UUUU.. NNoo.. 1177//0033

KKNN

PPeeddoommaann

PPeeddoommaann

PPeeddoommaann

PPeeddoommaann

DDiijjaabbaarrkkaann

DDiijjaabbaarrkkaann

MMeemmppeerrhhaattiikkaann AAccuuaann

DDiiaaccuu

PPeeddoommaann

PPeeddoommaann

RRTTRRWW

KKAABB..

AAccuuaann

Perubahan Rencana Stategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah halaman 9

3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1 Visi dan Misi Kepala Daerah

4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul

4.3 Strategi dan Kebijakan Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah Kabupaten Bantul

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,

KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB VI INDIKATOR KINERJA PD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN

SASARAN RPJMD

Perubahan Rencana Stategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah halaman 10

BAB II GAMBARAN PELAYANAN BAPPEDA

Di era otonomi daerah, kepentingan daerah dan masyarakat daerah dengan

tujuan utama dicapainya kemandirian daerah dan masyarakat, membutuhkan

lembaga dan aparat pemerintahan yang terfokus kepada keberadaan daerah dan

masyarakat. Dengan perubahan dan tuntutan lingkungan yang demikian cepat serta

kompetisi yang demikian ketat, dibutuhkan lembaga yang tidak terlalu besar dengan

aparatur yang memiliki kompetensi yang tinggi terutama dalam aspek perencanaan.

Hal ini erat berkaitan dengan upaya mencapai tujuan otonomi, yaitu kemandirian

daerah dan masyarakat yang sesuai dengan potensi dan permasalahan masing-

masing.

Organisasi birokrasi pemerintah haruslah dilepaskan dari keterikatan pada

pola kontrol dan perintah serta lebih mengarah kepada memberikan arah,

mendorong kreativitas dan pemberdayaan. Ini berarti bahwa pengaturan

kelembagaan birokrasi pemerintahan di Bantul harus tidak terlalu terikat dan

terbentuk dalam hierarki yang ketat dan kaku serta birokratis.

Dalam rangka pelaksanaan dan pencapaian tujuan otonomi yang dituntut

cepat dan kompetitif, maka dibutuhkan aparatur atau birokrat yang tidak terlalu

terikat kepada peraturan dan kepada kekuasaan atau kewenangan. Dalam bahasa

konsep administrasi publik disebut sebagai “loose and tight principles” (loose rule

and regulation and tight in political commitment not political authority). Hal ini tidak

berarti bahwa aparat atau birokrat demi otonomi atau demi kewenangan,

mengabaikan peraturan atau perundang-undangan tetapi jangan sampai dalam

rangka pelaksaan otonomi, peraturan dan perundang-undangan sangat kaku dan

membelenggu aparat atau birokrat sehingga mematikan inisiatif dan kreativitas

mereka dalam perencanaan maupun pelaksanaan pembangunan daerah.

Otoritas atau kewenangan perlu ada dan berada pada jalur yang benar, tetapi

tidak berarti bahwa penerapannya terlalu kaku atau tidak fleksibel. Yang menjadi

pedoman, pegangan, dan arahan para aparat atau birokrat adalah political

commitment dalam bentuk visi, misi, RPJP, maupun RPJM. Yang dipentingkan

bukanlah semata-mata pada proses tetapi lebih menitikberatkan kepada output,

outcome, result, maupun dampaknya. Dan ini semua sesungguhnya sudah

terungkap di dalam pegangan visi, misi, RPJP maupun RPJM yang disebut sebagai

political commitment.

Era otonomi pada hakekatnya adalah era demokrasi di tingkat lokal, dalam hal

ini seharusnya dan sesungguhnya, pemerintahan dan pembangunan tidak lagi

Perubahan Rencana Stategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah halaman 11

difokuskan oleh atau kepada penguasa atau pemerintah tetapi lebih bertitik tekan

kepada kebutuhan dan keinginan rakyat atau masyarakat. Meskipun tuntutan dan

keinginan masyarkat sangat bervariasi, pemerintah harus dapat mengenali untuk

mengelolanya. Dalam era otonomi yang demokratis tidak lagi pemerintah, birokrasi

atau birokrat yang menjadi agen tunggal tetapi “putting the customer’s (community)

in the driver seat“. Tuntutan, kebutuhan, dan keinginan masyarakatlah yang harus

diutamakan, dikarenakan masyarakatlah sebagai pelanggan dari pemerintah,

birokrat atau birokrasi.

Oleh karena itu dalam kebutuhan pengembangan organisasi Bappeda lima

tahun yang akan datang perlu dirumuskan secara seksama dengan

mempertimbangkan tugas dan fungsinya dalam rangka mendukung tercapainya

tujuan besar seperti yang telah dituangkan dalam RPJP dan RPJM Daerah

Kabupaten Bantul.

2.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Bappeda

Berdasarkan Peraturan Bupati Peraturan Bupati Nomor 127 Tahun 2016

tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul, dapat dijabarkan

bahwa Bappeda mempunyai kedudukan sebagai unsur pelaksana fungsi penunjang

daerah di bidang perencanaan dan fungsi penunjang daerah di bidang penelitian

dan pengembangan serta tugas pembantuan yang berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sektretaris Daerah. Dengan kedudukan

tersebut Bappeda mempunyai tugas membantu Bupati memimpin dan

melaksanakan fungsi penunjang urusan bidang Perencanaan Pembangunan

Daerah dan fungsi penunjang bidang Penelitian dan Pengembangan serta tugas

pembantuan.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bappeda mempunyai fungsi sebagai

Dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah dalam melaksanakan tugasnya mempunyai fungsi:

a. Penyusunan kebijakan teknis bidang perencanaan pembangunan, penelitian

dan pengembangan;

b. Pelaksanaan tugas dukungan teknis bidang perencanaan pembangunan,

penelitian dan pengembangan;;

c. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan teknis

bidang perencanaan pembangunan, penelitian dan pengembangan;

d. Pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi penunjang bidang perencanaan,

pembangunan, penelitian dan pengembangan ;

Perubahan Rencana Stategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah halaman 12

e. Pelaksanaan kesekretariatan BAPPEDA; dan

f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas dan

fungsinya.

Susunan organisasi BAPPEDA berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 127

Tahun 2016 adalah sebagai berikut:

1. Kepala Badan;

2. Sekretariat, terdiri atas:

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

Sub Bagian Program; dan

Sub Bagian Keuangan dan Aset.

3. Bidang Perencanaan, terdiri atas:

Sub Bidang Perencanaan Penganggaran;

Sub Bidang Perencanaan Sektoral; dan

Sub Bidang Perencanaan Kewilayahan

4. Bidang Pemerintahan, Sosial dan Budaya, terdiri atas:

Sub Bidang Pemerintahan;

Sub Bidang Pemberdayaan Masyarakat; dan

Sub Bidang Kesejahteraan Masyarakat.

5. Bidang Ekonomi dan Sarana Prasarana, terdiri atas:

Sub Bidang Ketahanan Pangan dan Pengelolaan Sumber Daya Alam;

Sub Bidang Tata Ruang dan Pengembangan Wilayah; dan

Sub Bidang Pengembangan Dunia Usaha dan Industri.

6. Bidang Pengendalian, Penelitian dan Pengembangan, terdiri atas:

Sub Bidang Penelitian dan Pengembangan;

Sub Bidang Pengendalian; dan

Sub Bidang Analisa Data dan Laporan;

7. Kelompok Jabatan Fungsional.

Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris yang berkedudukan di bawah dan

bertanggungjawab kepada Kepala Badan. Masing-masing Bidang dipimpin oleh

seorang Kepala Bidang yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab

kepada Kepala Badan. Masing-masing Sub Bagian dipimpin oleh seorang Kepala

Sub Bagian yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada

Sekretaris. Masing-masing Sub Bidang dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang

yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang.

Struktur organisasi Bappeda Kabupaten Bantul dapat dilihat pada Gambar 1.

Perubahan Rencana Stategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah halaman 13

2.2. Sumberdaya Bappeda

2.2.1 Sumberdaya Manusia

Variabel sumberdaya manusia, merupakan aspek dinamis yang berpengaruh

dalam rangka optimalisasi tugas pokok dan fungsi untuk menciptakan dokumen

rencana, evaluasi, dan laporan implementasi rencana secara tepat dan cepat

sesuai perkembangan waktu. Variabel sumberdaya manusia dapat dibedakan lagi

berdasarkan sifat manusia sebagai makhluk individu (SDM individual) maupun

makhluk sosial (SDM sosial/SDS). SDM individual adalah manusia yang berkualitas

yang tercermin dari tingkat kesehatan, pendidikan, dan pendapatannya; sedangkan

SDS merupakan aspek budaya masing-masing individu termasuk di dalamnya adat

istiadat yang tercermin pada perilaku masing-masing individu.

Variabel sumberdaya manusia disajikan dalam konteks SDM individual. SDM

Bappeda berdasarkan golongan dan jenis kelamin (Juni 2017) adalah sebagai

berikut:

Perubahan Rencana Stategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah halaman 14

Tabel 1

Sumberdaya Manusia Bappeda

Golongan Laki-Laki Perempuan

I a 0 0

b 0 0

c 1 0

d 0 0

II a 1 1

b 1 0

c 1 0

d 1 1

III a 3 1

b 7 4

c 1 4

d 4 0

IV a 9 6

b 0 1

c 0 1

d - -

Sumber: Subag Umum, Bappeda, 2017

SDM Bappeda berdasarkan jenis kelamin dan tingkat pendidikan (Juni 2017)

adalah sebagai berikut:

Tabel 2

SDM Bappeda berdasarkan tingkat pendidikan

Tingkat

Pendidikan

Laki-Laki Perempuan

SD 1 0

SLTP 1 0

SLTA 7 2

D-I 1 0

D-II 0 0

D-III 1 2

D-IV 0 0

Perubahan Rencana Stategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah halaman 15

S-1 6 7

S-2 12 9

Sumber: Subag Umum, Bappeda, 2017

SDM Bappeda berdasarkan jabatan dan jenis kelamin (Juni 2017) adalah

sebagai berikut:

Tabel 3

SDM Bappeda berdasarkan jabatan

Eselon Laki-Laki Perempuan

IIA - -

IIB 0 1

IIIA 0 1

IIIB 3 1

IVA 10 5

Fungsional

perencana

0 1

Fungsional Umum 17 10

Sumber: Subag Umum, Bappeda, 2017

2.2.2. Aset

Sarana dan prasarana yang dimiliki Bappeda (Desember 2016) pada

dasarnya telah memenuhi kebutuhan untuk pelaksanaan dan kelancaran tugas.

Bappeda telah menempati satu gedung tersendiri yang terdiri atas tiga lantai,

termasuk di dalamnya adalah satu ruang pertemuan yang cukup representatif. Dari

sisi teknologi IT, seluruh bidang telah dilengkapi dengan beberapa komputer, baik

PC maupun laptop, yang spesifikasinya telah memadai beserta asesorinya. Namun

meskipun demikian, dari sisi kuantitas mungkin ada beberapa bidang yang masih

memerlukan penambahan computer dan printer.

Untuk menunjang operasionalisasi pekerjaan, Bappeda memperoleh

beberapa kendaraan roda empat dan belasan kendaraan roda dua. Data seluruh

aset yang dimiliki Bappeda dapat dilihat pada Lampiran A.

Perubahan Rencana Stategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah halaman 16

2.3. Kinerja Pelayanan

2.3.1. Jenis Pelayanan

Jenis pelayanan yang diberikan Bappeda adalah pemberian informasi dan

pemikiran strategis berbasis perencanaan yang meliputi:

1. Koordinasi penyusunan perencanaan pembangunan daerah;

2. Penyelenggaraan pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah;

3. Penjaringan aspirasi dan partisipasi masyarakat dalam perencanaan

pembangunan daerah;

4. Peningkatan kompetensi SDM aparatur perencana;

5. Memfasilitasi keterpaduan dan keserasian perencanaan pembangunan secara

vertikal yakni antara Pemerintah Pusat, Provinsi, dan Kecamatan, maupun

horizontal yakni antar PD Kabupaten;

6. Meningkatkan mekanisme kerja perencanaan secara sinergi, transparan, dan

terkoordinasi;

7. Memberikan informasi potensi pembangunan;

8. Memberikan fasilitasi dan perijinan penelitian, pengabdian masyarakat, dan

Kuliah Kerja Nyata (KKN).

2.3.2 Kelompok Sasaran

Berdasarkan aspek pelayanan yang diberikan Bappeda, maka yang menjadi

target pelayanan sesuai dengan tugas dan fungsi yaitu:

Unsur Pimpinan (Bupati, Wakil Bupati, Sekretaris Daerah) dalam hal

memberikan pemikiran strategis di bidang perencanaan;

PD Kabupaten, dalam hal penyediaan panduan program dan kegiatan serta

fasilitasi sinkronisasi dan integrasi program;

Pemangku kepentingan dalam hal menjaring aspirasi dan partisipasi dalam

perencanaan dan pelaksanaan pembangunan;

Kementeriaan dan instansi pusat dalam hal fasilitasi kegiatan dan koordinasi

program;

Perguruan tinggi dan mahasiswa dalam hal fasilitasi dan penerbitan ijin

penelitain, pengabdian masyarkat, dan KKN;

Masyarakat umum, dalam hal penyediaan informasi yang berkaitan dengan

potensi daerah dan pembangunan beserta hasil-hasilnya.

Perubahan Rencana Stategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah halaman 17

2.3.3. Kinerja Pelayanan

Kinerja pelayanan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dalam kurun

waktu lima tahun terdahulu dapat diketahui dari capaian rencana strategis periode

2016 - 2021.

Tabel 2.

Kinerja pelayanan BAPPEDA Tahun 2016

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Capaian

1 2 3 4 5

1. Konsistensi perencanaan program kegiatan pembangunan kabupaten

Persentase program dan kegiatan yang sesuai dengan RPJMD

100% 100,00%

2. Pencapaian target kinerja

pembangunan meningkat

Persentase realisasi

target kinerja tahunan

dengan target kinerja

yang tertuang dalam

RPJMD

86,56% 87%

3. Meningkatnya inovasi

daerah

Jumlah inovasi daerah

yang ditemukan

3 unit 3 unit

4. Perencanaan

pembangunan berbasis

bottom up meningkat

Persentase RKPD

yang berbasis

musrenbang

70% 80%

5. Terkendalinya laju alih

fungsi lahan pertanian

Persentase alih fungsi

lahan pertanian

0,31% 0,31%

6. Meningkatnya

pertumbuhan ekonomi

daerah dan pemerataan

pendapatan

Tingkat pertumbuhan

ekonomi

5,88% 5,10%

Indeks gini 0.2445 0.3177

7. Meningkatnya

kesejahteraan

masyarakat miskin

Angka kemiskinan 13% 15,7%

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Bappeda

2.4.1. Pengelolaan data/informasi

Pengelolaan data dimaksudkan agar data dan informasi yang diperlukan

segera dapat ditemukan dengan sajian yang informatif-komunikatif dan sederhana.

Pengelolaan data seperti ini bertujuan agar pengguna data memiliki kemudahan

dalam mengakses data/informasi yang dibutuhkan. Penilaian tentang pengelolaan

adalah sampai dengan tersajinya data/informasi secara cepat, mudah dan

Perubahan Rencana Stategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah halaman 18

komunikatif berbasis TI. Sebagian besar data di Bappeda masih tersebar di bidang

pengampu kegiatan dan belum mencapai taraf memudahkan penyajian dalam

waktu yang singkat.

2.4.2. Penyusunan Dokumen Perencanaan

Penyusunan dokumen perencanaan dimaksudkan untuk menyediakan acuan

kerja pembangunan bagi seluruh dinas/instansi selama kurun waktu tertentu,

dengan menggunakan data/informasi beserta analisisnya serta melalui proses yang

tepat. Tujuan penyusunan dokumen-dokumen tersebut adalah untuk mengarahkan

keseluruhan gerak langkah pembangunan agar berjalan dengan irama yang sama

sesuai tujuan dan sasaran pembangunan yang telah ditentukan. Tugas penyusunan

dokumen rencana pembangunan adalah merupakan pekerjaan inti dari ketugasan

Bappeda.

Dalam menyusun perencanaan pada periode lalu telah dibangun sistem

perencanaan dan telah dapat berfungsi dengan baik, namun demikian sistem

tersebut belum dapat menjawab kebutuhan akan sistem yang terintegrasi dari

perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pengawasan dan pelaporan.

2.4.3. Pengendalian Perencanaan

Tugas koordinasi, monitoring, dan evaluasi implementasi rencana

dimaksudkan untuk mengkaji pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan.

Sedangkan tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana rencana dapat

berjalan serta mengetahui hasil (outcome) dan hambatan-hambatan dalam

pelaksanaannya. Pada tataran paling akhir adalah mengevaluasi temuan dalam

pelaksanaan untuk mendapatkan umpan balik dalam penyempurnaan dokumen

perencanaan.

Keberhasilan pengendalian diawali dari rumusan rencana yang benar,

pelaksanaan yang taat asas dan komitmen terhadap rencana yang telah

dirumuskan. Tantangan yang harus dijawab tingkat kedispilian PD dalam

melakukan pengendalian dengan rumusan indicator, cara pengukuran, dan

mekanisme pengumpulan datanya.

2.4.4. Pelaporan Hasil Implementasi Perencanaan

Tugas pelaporan hasil implementasi perencanaan dimaksudkan untuk dapat

menyajikan hasil-hasil pelaksanaan pembangunan. Sedangkan tujuannya adalah

untuk mengkaji kemungkinan terjadinya kekurangan dan kelebihan dalam

pencapaian target yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan.

Pelaporan hasil implementasi perencanaan ini masih perlu pembangunan

komitmen yang lebih kuat, agar pelaporan dapat dilaksanakan dengan benar dan

tepat waktu.

Perubahan Rencana Stategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah halaman 19

BAB III ISU-ISU STRATEGIS

Dalam rangka upaya untuk mencapai tujuan dan sasaran jangka menengah

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul yang realistis, perlu

mempertimbangkan isu-isu strategis. Isu-isu strategis selanjutnya akan dijadikan

pertimbangan dalam menyusun strategi yang akan ditetapkan guna mencapai

tujuan dan sasaran jangka menengah tersebut.

Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Bantul saat ini dan

kemungkinan permasalahan yang terjadi lima tahun ke depan perlu mendapat

perhatian dalam menentukan rencana strategis. Dengan mengetahui permasalahan

yang ada, diharapkan semua program dan kegiatan mampu mengatasi

permasalahan tersebut atau paling tidak dapat meminimalisir dampak semua

permasalahan yang ada. Strategi pembangunan daerah sangat diperlukan untuk

menghasilkan langkah-langkah konkrit dalam implementasi pembangunan. Strategi

yang baik harus menunjukkan konsistensi dan komitmen yang tinggi untuk

mewujudkan rencana strategis.

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi

Pelayanan

Untuk menentukan isu-isu strategis yang akan dijadikan dasar dalam

penentuan tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan PD, maka

terlebih dahulu diidentifikasi permasalahan-permasalahan pelayanan yang berkaitan

dengan tugas dan fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dalam hal

perencanaan pembangunan daerah. Beberapa permasalahan pelayanan Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul yang teridentifikasi adalah

sebagai berikut

a) Dengan adanya perubahan SOTK baru maka beberapa kewenangan yang

ada di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah beralih ke PD Teknis;

b) Pembentukan PD Badan Perencanaan Pembangunan yang baru yang semula

terdiri dari 6 Bidang menjadi 4 Bidang dan diikuti dengan pergantian pejabat

structural 2 Januari 2017 dengan rentang waktu 3 bulan setelah RPJMD

disahkan;

c) Diperlukan penyusunan Review RPJMD dan Review Renstra Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah, yang pelaksanaaan waktunya sejalan

dengan penyusunan program/kegiatan tahunan;

Perubahan Rencana Stategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah halaman 20

d) Pemanfaatan hasil kajian/penelitian belum maksimal sebagai dasar dalam

pengambilan kebijakan pemerintah ;

e) Masih minimnya pemanfaatan Iptek dan pengembangan Inovasi Daerah

f) Beberapa Data dan informasi pembangunan daerah belum ter up to date ;

g) Belum adanya Perda Perencanaan di Kabupaten Bantul yang mengatur

sinkronisasi antara Perencanaan level Kabupaten sampai level Desa;

h) Belum terintegrasinya software E-Planning dengan E-Budgeting dan belum

tersedianya software E-Monev dalam rangka membangun perencanaan dan

evaluasi yang terintegrasi;

i) Belum optimalnya sistem pendampingan perencanaan dan monitoring

evaluasi oleh rumpun bidang terhadap PD di bawah koordinasinya;

j) Keterbatasan jumlah SDM yang membidangi perencanaan dan masih

minimnya pejabat fungsional perencana pada Bappeda Kabupaten Bantul;

k) Dalam perencanaan dan pengendalian pelaksanaan pembangunan

peranselalu terlibat sesuai dengan bidangnya masing-masing;

l) Kontrol Masyarakat, Media dan LSM yang Tinggi dalam Mengevaluasi Kinerja

Pemerintahan;

m) Masih kurangnya komitmen dan konsistensi PD atas dokumen perencanaan

pembangunan.

3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Bupati dan Wakil Bupati Bantul

Tahun 2016 – 2021

Visi, Misi dan Program Bupati dan Wakil Bupati tertuang dalam rancangan

awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten

bantul Tahun 2016-2021.

Visi pembangunan Kabupaten Bantul yaitu “TERWUJUDNYA

MASYARAKAT BANTUL YANG SEHAT, CERDAS DAN SEJAHTERA

BERDASARKAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN, KEMANUSIAAN DAN

KEBANGSAAN DALAM WADAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK

INDONESIA (NKRI)”.

Perubahan Rencana Stategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah halaman 21

Misi dalam rancangan awal RPJMD Kabupaten Bantul 2016 - 2021adalah:

1. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yg baik, efektif, efisien dan bebas dari

KKN melalui percepatan reformasi birokrasi

2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang sehat, cerdas, terampil

dan berkepribadian luhur

3. Mewujudkan kesejahteraan masyarakat difokuskan pada percepatan

pengembangan perekonomian rakyat dan pengentasan kemiskinan

4. Meningkatkan kapasitas dan kualitas sarana-prasarana umum, pemanfaatan

Sumber Daya Alam dengan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup dan

pengelolaan risiko bencana

5. Meningkatkan tata kehidupan masyarakat Bantul yang agamis, nasionalis,

aman, progresif dan harmonis serta berbudaya istimewa.

Melihat identifikasi permasalahan di Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah dapat dirumuskan faktor pendorong dan penghambat pelayanan Bappeda

yang berpengaruh pada pencapaian visi dan misi kepala daerah.

1. Faktor Pendorong :

a. Perencanaan pembangunan merupakan prasyarat yang harus dilakukan

dalam melaksanakan pembangunan agar mencapai hasil yang optimal.

b. Perencanaan pembangunan akan menghasilkan prioritas berdasarkan

kebutuhan dan kemampuan daerah.

c. Perencanaan pembangunan akan mempermudah alokasi dan distribusi

anggaran sehingga diperoleh manfaat sebesar-besarnya bagi

masyarakat.

2. Faktor Penghambat:

a) Hasil perencanaan pembangunan daerah belum sepenuhnya dapat

mengeksplorasi potensi dan sumberdaya daera;

b) Perencanaan pembangunan masih banyak dipengaruhi oleh

kepentingan-kepentingan tertentu yang tidak berpedoman pada

dokumen perencanaan jangka menengah maupun jangka panjang;

c) Perencanaan pembangunan belum bersinergi antar sektor antar

wilayah;

d) Pengendalian dan evaluasi terhadap perencanaan pembangunan

belum sepenuhnya dilakukan dan ditindak lanjuti dalam rangka

perbaikan pelaksanaan pembangunan.

Perubahan Rencana Stategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah halaman 22

3.3. Telaahan Terhadap Bappeda Propinsi dan Renstra (Renstra PD

terkait di provinsi, Renstra PD tahun sebelumnya)

Telaah terhadap Renstra Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Propinsi

dilakukan mengingat pada tahun 2017 karena Propinsi DIY sedang menyusun

RPJMD dan Renstra. Telaah terhadap Renstra K/L dan Renstra PD provinsi tahun

rencana bertujuan untuk mengidentifikasi potensi, peluang, dan tantangan

pelayanan sebagai masukan penting dalam perumusan isu-isu strategis dan

pilihan/kebijakan strategis dalam Renstra PD kabupaten/kota. Telaah ini merupakan

proses penting untuk harmonisasi dan sinergi antara Renstra PD kabupaten/kota

dengan Renstra K/L dan Renstra provinsi serta mencegah tumpang tindih program

dan kegiatan antara pemerintah atau K/L dengan provinsi/kabupaten/kota.

Renstra PD provinsi tahun rencana bertujuan untuk mengidentifikasi potensi,

peluang, dan tantangan pelayanan sebagai masukan penting dalam perumusan isu-

isu strategis dan pilihan/kebijakan strategis dalam Renstra PD kabupaten/kota.

Telaah ini merupakan proses penting untuk harmonisasi dan sinergi antara Renstra

PD kabupaten/kota dengan Renstra K/L dan Renstra provinsi serta mencegah

tumpang tindih program dan kegiatan antara pemerintah atau K/L dengan

provinsi/kabupaten/kota.

Rencana strategis Bappeda DIY memuat tiga misi yaitu meningkatkan

kualitas perencanaan pembangunan daerah, meningkatkan sinergitas pengendalian

dan evaluasi pelaksanaan pembangunan daerah, dan meningkatkan kualitas

manajemen data.

Ketiga misi yang tercantum tersebut secara umum juga menjadi misi Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Bantul. Hubungan misi Bappeda DIY dan

Bantul dapat ditampilkan sebagai berikut:

Misi Bappeda DIY Misi Bappeda Bantul

Meningkatkan kualitas perencanaan

pembangunan daerah

Mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang terpadu dan berkualitas

Meningkatkan sinergitas

pengendalian dan evaluasi

pelaksanaan

Mengoptimalkan fungsi pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan

Hidup Strategis

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bantul 2010-2030 disahkan

berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 04 Tahun 2011. Di dalam Rencana Tata

Perubahan Rencana Stategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah halaman 23

Ruang Wilayah Kabupaten Bantul 2010-2030 kebijakan pengembangan struktur

ruang meliputi:

1) perwujudan kawasan perkotaan dan perdesaan yang terpadu, dengan

mempertahankan Bantul sebagai kawasan perdesaan yang merupakan lahan

pertanian pangan berkelanjutan;

2) peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana

transportasi, jaringan sumber daya air, energi, telekomunikasi, pengelolaan

lingkungan yang terpadu, adil, dan merata di seluruh wilayah kabupaten.

Strategi perwujudan kawasan perkotaan dan perdesaan yang terpadu,

dengan mempertahankan Bantul sebagai kawasan perdesaan yang

merupakan lahan pertanian pangan berkelanjutan meliputi:

1) menjaga keterkaitan kawasan dalam kota, antar kota, dan antara kota

dengan desa;

2) mendorong kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar lebih

kompetitif dan lebih efektif dalam pengembangan wilayah di sekitarnya;

3) menjadikan kawasan perkotaan sebagai pendorong dan gerbang

ekonomi wilayah;

4) mengembangkan pertanian menuju pertanian pangan berkelanjutan;

dan

5) mempertahankan dan mengembangkan pusat pertumbuhan di

kawasan yang telah memberikan pelayanan secara optimal.

Strategi peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan

prasarana transportasi, jaringan sumber daya air, energi, telekomunikasi,

pengelolaan lingkungan yang terpadu, adil, dan merata di seluruh wilayah

meliputi:

a. meningkatkan kualitas jaringan prasarana dan mewujudkan

keterpaduan pelayanan transportasi darat maupun udara serta

mendukung industri perdagangan, dan jasa;

b. meningkatkan jaringan air baku untuk perumahan dan permukiman

serta untuk mendorong peningkatan hasil pertanian;

c. meningkatkan sarana dan prasarana perikanan laut untuk

mengembangkan potensi kelautan Bantul;

d. mendorong pengembangan prasarana telekomunikasi dalam

memenuhi kebutuhan informasi;

Perubahan Rencana Stategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah halaman 24

e. meningkatkan jaringan energi listrik dengan memanfaatkan energi

terbarukan dan tak terbarukan secara optimal; dan

f. meningkatkan jaringan prasarana serta mewujudkan keterpaduan

sistem jaringan pengelolaan lingkungan.

Dalam RTRW Bantul telah ditetapkan beberapa kawasan strategis kabupaten,

antara lain kawasan industri Piyungan dan Sedayu. Pengembangan kawasan

industri menjadi sangat penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah

dan penyerapan tenaga kerja. Percepatan perwujudan kawasan industri menjadi

sangat mendesak dengan dukungan pembangunan infrastruktur penunjang

kawasan seperti akses jalan.

Sejalan dengan arahan rencana struktur dan pola ruang yang ada dalam

RTRW Bantul, pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)

mengarahkan Pantai Selatan DIY merupakan halaman depan provinsi. Kabupaten

Bantul merupakan salah satu daerah yang mempunyai wilayah pantai sangat

potensial untuk pengembangan pariwiata, pengembangan energi terbarukan,

perikanan, dan konservasi alam. Untuk mendukung pengembangan sektor-sektor

tersebut, perlu didukung dengan penataan kawasan dan pembangunan infrastruktur

seperti jalur Pansela.

Peran KLHS sangat penting dalam menciptakan pembangunan yang

berkelanjutan. Implementasi KLHS juga diharapkan dapat mengantisipasi terjadinya

dampak lingkungan yang bersifat lintas batas dan lintas sector. Pada isu strategis

dan tercermin dalam visi pemerintah pada RPJMD Kabupaten Bantul, bahwa

komitmen pemerintah Kabupaten Bantul menuju pada pembangunan yang

berkelanjutan. Namun kebijakan, program dan rencana RPJMD perlu ditelaah dan

dilakukan suatu kajian untuk mengetahui dampak dari berjalannya program.

Rumusan tujuan strategi RPJMD Kabupaten Bantul telah memuat pertimbangan

pengarusutamaan lingkungan hidup, tetapi belum dijabarkan secara memadai ke

dalam konsep rencana program.

Rumusan rencana pembangunan jangka menengah (RPJMD), belum

memperhatikan keterkaitan dan keseimbangan antara pembangunan ekonomi,

sosial dan lingkungan hidup. Lingkungan hidup belum menjadi pertimbangan

penting.

Perubahan tata guna tanah yang tidak terkendali juga akan berakibat

memburuknya daya tampung/daya dukung lingkungan.

Perubahan Rencana Stategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah halaman 25

3.5. Penentuan Isu-isu Strategis

Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan dalam

perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan di masa yang akan

datang, dengan mempertimbangkan isu-isu dan dinamika internasional, nasional

maupun regional. Sebelum menentukan isu-isu strategis maka perlu dilakukan

terlebih dahulu identifikasi permasalahan- permasalahan yang didasarkan pada

tugas dan fungsi PD, sehingga dapat dipisahkan permasalahan-permasalahan yang

dapat dikendalikan oleh PD sendiri dan permasalahan- permasalahan yang tidak

dapat dijangkau oleh PD karena keterbatasan kewenangannya. Berdasarkan

beberapa telaah yang telah dilakukan di atas maka dapat dirumuskan beberapa isu

strategis yang menjadi landasan bagi penyusunan rencana strategis Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2016 - 2021 yakni:

1. Meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan daerah serta penegakkan

standar mutu perencanaan, pengendalian dan evaluasi; Meningkatkan

keselarasan antara perencanaan pembangunan jangka panjang, jangka

menengah, dan jangka pendek daerah dengan pelaksanaannya di PD;

2. Meningkatkan peran kelembagaan Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah dalam perencananaan, penganggaran, dan pengendalian;

3. Meningkatkan kualitas dan kapasitas sumber daya aparatur perencana;

4. Mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi yang terintegrasi dalam

sistem perencanaan, penganggaran, dan evaluasi;

5. Meningkatkan ketepatan dan validitas data perencanaan pembangunan;

6. Meningkatkan kualitas pelaksanaan penjaringan aspirasi dalam proses

perencanaan;

7. Adanya sanksi dari pemerintah pusat dan provinsi terhadap keterlambatan

penyelesaian dokumen perencanaan; Tuntutan kelengkapan jenis dan akurasi

data dalam dokumen perencanaan agar informasi dan prediksi kondisi ke

depan dilakukan dipertanggungjawabkan (kredibel);

8. Kecenderungan semakin meningkatnya peran dan partisipasi masyarakat

dan stake holder lainya dalam perencanaan pembangunan dan semakin

meningkatnya tuntutan agar aspirasi masyarakat terakomodasi dalam

perencanaan pembangunan;

9. Tuntutan terlaksananya mekanisme perencanaan pembangunan daerah

yang berkualitas dan tepat waktu sesuai dengan amanat UU No 25 Tahun

2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,

10. Tuntutan integrasi dan sinkronisasi antardokumen perencanaan agar tujuan

dan sasaran pemerintahan mengalir dari pemerintah pusat, provinsi dan

kabupaten;

Perubahan Rencana Stategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah halaman 26

11. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat yang

menuntut ketersediaan sarana prasarana dan kesiapan SDM di bidang

perencanaan pembangunan;

12. Perkembangan pembangunan wilayah yang sangat pesat baik yang

berdimensi nasional maupun regional sehingga menuntut kesiapan aparat

perencanaan dalam melakukan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi

pembangunan yang berbasis wilayah.

Perubahan Rencana Stategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah halaman 27

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

Rumusan visi dan misi unit kerja (SKPD) Bappeda Kabupaten Bantul adalah

dalam rangka dan berkaitan dengan dukungan untuk mencapai visi dan misi daerah

sebagaimana diuraikan dalam RPJM Daerah. Untuk memudahkan penentuan target

kinerja yang diharapkan maka digunakan ungkapan dan pernyataan yang bersifat

matematis dan konkrit.

Dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang

Perangkat Daerah berimplikasi pada perubahan dokumen perencanaan untuk

disesuaikan dengan Struktur Organisasi yang baru. Oleh karena itu Pemerintah

Kabupaten Bantul akan melakukan review dan revisi terhadap RPJMD Kabupaten

Bantul Tahun 2016-2021. Sejalan dengan perubahan Struktur Organisasi dan

RPJMD, maka dilakukan pula review dan revisi terhadap Renstra Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2016-2021.

Dengan adanya perubahan tersebut, maka visi, misi, tujuan, sasaran, strategi

dan kebijakan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mengalami perubahan

pula sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi yang baru.

4.1 Visi dan Misi

Pengertian visi diartikan sebagai gambaran spesifik tentang apa yang ingin

dicapai dan misi adalah bagaimana visi itu diwujudkan, kemudian berdasarkan visi

dan misi tersebut kemudian dirumuskan tujuan serta sasaran-sasaran yang akan

dicapai beserta indikator-indikatornya. Visi Kabupaten Bantul Tahun 2016-2021

adalah:

Secara filosofis visi tersebut adalah cita-cita untuk mewujudkan masyarakat

Kabupaten Bantul yang :

“Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Bantul yang sehat,

cerdas, dan sejahtera, berdasarkan nilai-nilai keagamaan,

kemanusiaan, dan kebangsaan dalam wadah Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI)”.

Perubahan Rencana Stategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah halaman 28

1. Sehat yaitu masyarakat Kabupaten Bantul yang memiliki kesehatan jasmani,

rohani dan sosial.

2. Cerdas yaitu masyarakat Kabupaten Bantul yang memiliki kecerdasan

intelektual, emosional dan spiritual.

3. Sejahtera yaitu masyarakat Kabupaten Bantul yang produktif, mandiri,

memiliki tingkat penghidupan yang layak dan mampu berperan dalam

kehidupan sosial.

4. Kemanusiaan yaitu masyarakat Kabupaten Bantul yang peduli, saling

menghargai dan mengembangkan semangat gotong-royong.

5. Kebangsaan yaitu masyarakat Kabupaten Bantul yang memiliki rasa

patriotisme cita tanah air dan tumpah darah untuk bersama-sama

mewujudkan pembangunan.

6. Keagamaan yaitu masyarakat Kabupaten Bantul yang beriman, menjalankan

ibadah dan mengembangkan toleransi beragama.

Oleh karena itu, sebuah visi belum dapat dikatakan sempurna tanpa adanya

serangkaian misi yang berfungsi untuk mewujudkan cita-cita tersebut. Dengan

memperhatikan seluruh aspek pembangunan yang dibutuhkan oleh Kabupaten

Bantul dan dengan memperhatikan langkah-langkah yang harus ditempuh untuk

mencapai Visi pembangunan Kabupaten Bantul Tahun 2016-2021, maka

dirumuskan misi sebagai berikut:

1. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yg baik, efektif, efisien dan bebas dari

KKN melalui percepatan reformasi birokrasi

2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang sehat, cerdas, terampil dan

berkepribadian luhur

3. Mewujudkan kesejahteraan masyarakat difokuskan pada percepatan

pengembangan perekonomian rakyat dan pengentasan kemiskinan

4. Meningkatkan kapasitas dan kualitas sarana-prasarana umum, pemanfaatan

Sumber Daya Alam dengan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup dan

pengelolaan risiko bencana

5. Meningkatkan tata kehidupan masyarakat Bantul yang agamis, nasionalis,

aman, progresif dan harmonis serta berbudaya istimewa.

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi serta menjawab tantangan

lingkungan strategis yang dihadapi tersebut di atas, Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul mempunyai visi sebagai berikut:

INSTITUSI PERENCANAAN YANG PROFESIONAL

Perubahan Rencana Stategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah halaman 29

Institusi Perencanaan yang Profesional yaitu Instisusi Perencanaan yang

mempunyai kapasitas dan kapabilitas dalam perencanaan pembangunan daerah

dengan mendasarkan pada kualitas perencanaan yang berorientasi pada hasil

dengan menjaga kaidah-kaidah proses dalam sebuah kerangka organisasi

perencanaan yang modern.

Sejalan dengan visi di atas, maka misi Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah Kabupaten Bantul adalah:

1. Mewujudkan sistem perencanaan pembangunan daerah yang terpadu dan

berkualitas.

2. Memantapkan fungsi pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah

Keterkaitan antara RPJMD Kabupaten Bantul 2016-2021 dengan

Tujuan dan Sasaran Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

Bantul ditunjukkan pada gambar 4.1 berikut ini:

Gambar 4.1

Keterkaitan RPJMD dengan Tujuan dan Sasaran Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul

TERWUJUDNYA MASYARAKAT KABUPATEN BANTUL YANG SEHAT,

CERDAS, DAN SEJAHTERA, BERDASARKAN NILAI-NILAI

KEAGAMAAN, KEMANUSIAAN, DAN KEBANGSAAN DALAM WADAH

NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA (NKRI)

MISI 1 RPJMD

Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan Yg Baik, Efektif, Efisien Dan

Bebas Dari KKN Melalui Percepatan Reformasi Birokrasi

SASARAN 1 RPJMD

Terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan daerah yang berkualitas

Perubahan Rencana Stategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah halaman 30

4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah

Tabel 4.1.

Kajian Sasaran dan Indikator Kinerja BAPPEDA Kabupaten Bantul Tahun 2017

TUJUAN PD

1. Meningkatkan sinergitas perencanaan pembangunan daerah 2. Meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan rencana

pembangunan daerah

Perubahan Rencana Stategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah halaman i

No Sasaran

Strategis

Indikator Kinerja Target Kajian Revisi Tindaklanjut

1 Meningkatnya

kualitas

perencanaan

pembangunan

daerah

Persentase keselarasan

program kegiatan RKPD

dengan RPJMD

100% Secara sistem perencanaan semua

program dalam RPJMD dengan RKPD

sudah terintegrasi, sehingga indicator

kinerja sudah mencapai 100%.

Tidak masuk dalam indicator kinerja

sasaran

Persentase rata-rata

pencapaian target kinerja

92% Indikator kinerja ini masih tetap digunakan

sesuai dengan PD BAPPEDA yang baru

Masih digunakan .

Persentase program

kegiatan RKPD sesuai

Musrenbang

80%

Indikator kinerja ini masih tetap digunakan

dalam indicator kinerja program

Indikator ini lebih diperluas lagi

sehingga Bappeda selaku

pengendalian dan evaluasi dapat

terukur.

2 Meningkatnya

masyarakat

miskin penerima

program

pengentasan

kemiskinan

Persentase

masyarakat miskin

penerima program

pengentasan

kemiskinan

100%

- Sasaran strategis telah diampu oleh PD

Tehnis karena adanya SOTK baru.

- Indikator kinerja ini masih tetap

digunakan dalam indicator kinerja

program

Dilaksanakan oleh PD Tehnis namun

Bappeda tetap melaksanakan monev

program-program pengentasan

kemiskinan

3 Meningkatnya

pemanfaatan

ruang sesuai

RTRW

Persentase Cakupan

pengendalian tata ruang

(%)

84 %

- Sasaran strategis telah diampu oleh PD

Tehnis karena adanya SOTK baru.

- Indikator kinerja ini masih tetap

digunakan dalam indicator kinerja

program

Dilaksanakan oleh PD Tehnis namun

Bappeda tetap melaksanakan monev

pemanfaatan ruang

42

Memperhatikan hasil kajian sasaran dan indicator kinerja dalam Rencana Kerja

Tahunan (RKT) Badan perencanaan Pembangunan Daerah pada awal tahun 2017

maka dilakukan perubahan sasaran dan IKU PD menyesuaikan dengan SOTK baru.

Adapun perubahan sasaran dan indikator kinerja Badan perencanaan Pembangunan

Daerah Kabupaten Bantul tahun 2017 adalah sebagai berikut :

4.2.1 Tujuan

Sesuai dengan visi, misi diatas maka tujuan yang ingin dicapai adalah:

1. Meningkatkan sinergitas perencanaan pembangunan daerah.

2. Meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan rencana pembangunan

daerah.

4.2.1 Sasaran

Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, maka ditetapkan sasaran sebagai

berikut:

1. Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah

2. Meningkatnya sinergitas dan konsistensi perencanaan pembangunan

Tabel 4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Bappeda

Sasaran RPJMD

Kabupaten Bantul

Tujuan PD

Sasaran

PD

Indikator

Sasaran PD

Target Indikator Sasaran PD

2016 2017 2018 2019 2020 2021

Terwujudnya

penyelenggar

aan

pemerintahan

daerah yang

berkualitas

Meningkat

kan

sinergitas

perencana

an

pembangu

nan

daerah

Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah

Persentase Rata-Rata Pencapaian Sasaran Daerah

94,05

94,35

94,50

94,75

94,90

95,00

Terwujudnya kesesuaian perencanaan dengan hasil pembangunan

Meningkat nya sinergitas dan konsistensi perencanaan pembangunan

Persentase Rata-Rata Pencapaian Target Kinerja

89,43

90,00

90,40

90,75

91,10

91,50

43

4.3. Strategi dan Kebijakan

4.3.1 Analisis Lingkungan Strategis

Berdasarkan kajian Analisis Lingkungan Internal (ALI) terdapat beberapa hal

yang merupakan unsur kekuatan dan kelemahan sebagai berikut:

Kekuatan (Strength)

1. Tersedianya kuantitas dan kualitas SDM yang memadai;

2. Motivasi bekerja yang kuat;

3. Sarana dan prasarana kerja yang memadai;

4. Sumber pembiayaan yang cukup untuk kelancaran tugas;

5. Adanya forum dan mekanisme koordinasi perencanaan pembangunan daerah.

Kelemahan (Weakness)

1. Belum optimalnya sistem pengelolaan dan penyediaan data;

2. Kurangnya intensitas koordinasi antarbidang;

3. Beban kerja yang belum sesuai dengan jumlah SDM;

4. Belum optimalnya pelaksanaan pengendalian dan evaluasi.

Dilihat dari Analisis Lingkungan Eksternal (ALE), yang pada hakekatnya unsur

kuncinya terletak pada Peluang dan Ancaman, adalah sebagai berikut :

Peluang (Opportunity)

1. Teknologi dan Informasi Perencanaan Berbasis Web yang Berkembang Pesat

2. Dukungan dari Kebijakan Pemerintah Pusat dan Provinsi dalam Perencanaan

Pembangunan

3. Tawaran Kerjasama antar daerah, lembaga , perguruan tinggi, swasta

4. CSR dari dunia usaha, lembaga, Perguruan Tinggi.

5. Inovasi-inovasi baru.

Ancaman (Threat)

1. Adanya sanksi dari pemerintah pusat dan provinsi terhadap keterlambatan

penyelesaian dokumen perencanaan

2. Tuntutan dan aspirasi masyarakat yang selalu berkembang.

44

3. Kurangnya pemahaman pemangku kepentingan terhadap proses dan dokumen

perencanaan.

4. Masih kurangnya komitmen dan konsistensi PD atas dokumen perencanaan

pembangunan

5. Kontrol Masyarakat, Media dan LSM yang Tinggi dalam Mengevaluasi Kinerja

Pemerintahan.

4.3.2 Faktor-faktor Penentu Keberhasilan

Dalam pelaksanaan Otonomi Daerah, terdapat tiga isu sentral dan bersifat sangat

esensial dan mendasara. Tiga isu itu merupakan keberhasilan yang harus diperhatikan

setiap stakeholders yang terlibat dalam pelaksanaan otonomi daerah, yaitu : pertama

sharing of power (pembagian kewenangan), kedua distribution of income (pemerataan

pendapatan), dan ketiga empowering (pemberdayaan dan partisipasi).

Dalam kerangka itu, faktor-faktor penentu keberhasilan yang terutama adalah

terletak pada :

1. Tersedianya SDM professional dan sarana kerja yang memadai.

2. Tersedianya data yang akurat dan terkini.

3. Berfungsinya mekanisme perencanaan yang partisipatif dan akuntabel

4. Berfungsinya pengendalian dan evaluasi perencanaan pembangunan.

Tabel 4.3. Analisis Lingkungan Strategis

KEKUATAN KELEMAHAN

1. Tersedianya kuantitas dan kualitas SDM yang memadai;

2. Motivasi bekerja yang kuat;

3. Sarana dan prasarana kerja yang memadai;

4. Sumber pembiayaan yang cukup untuk kelancaran tugas;

5. Adanya forum dan mekanisme koordinasi perencanaan pembangunan daerah.

1. Belum optimalnya system pengeloaan dan penyediaan data;

2. Kurangnya intensitas koordinasi antarbidang;

3. Beban kerja yang belum sesuai dengan jumlah SDM;

4. Belum optimalnya pelaksanaan motoring dan evaluasi.

PELUANG STRATEGI S-O : STRATEGI W-O :

1. Teknologi dan Informasi Perencanaan Berbasis Web yang Berkembang Pesat

Menerapkan pelayanan

aparatur Bappeda yang

Meningkatkan kualitas

manajemen organisasi melalui

peningkatan kapasitas

45

2. Dukungan dari Kebijakan Pemerintah Pusat dan Provinsi dalam Perencanaan Pembangunan

3. Tawaran Kerjasama antar daerah, lembaga , perguruan tinggi, swasta

4. CSR dari dunia usaha, lembaga, Perguruan Tinggi.

5. Inovasi-inovasi baru.

efektif dan efisien aparatur, akuntabilitas kinerja

keuangan dan database

Bappeda

ANCAMAN STRATEGI S-T: STRATEGI W-T :

6. Adanya sanksi dari pemerintah pusat dan provinsi terhadap keterlambatan penyelesaian dokumen perencanaan

7. Tuntutan dan aspirasi masyarakat yang selalu berkembang.

8. Kurangnya pemahaman pemangku kepentingan terhadap proses dan dokumen perencanaan.

9. Masih kurangnya komitmen dan konsistensi SKPD atas dokumen perencanaan pembangunan

10. Kontrol Masyarakat, Media dan LSM yang Tinggi dalam Mengevaluasi Kinerja Pemerintahan

Melaksanakan penyusunan

perencanaan pengendalian

dan evaluasi pembangunan

daerah secara konsisten dan

akuntabel berbasis IT

Meningkatkan pemanfaatan hasil penelitian / kajian dalam pengambilan kebijakan daerah

4.3.3 Strategi

Menurut teori pengembangan strategi pada anilisis SWOT, terdapat empat

macam tipe umum strategi menuju keberhasilan organisasi, yaitu :

1. Strategi Comparative Advantage (keunggulan komparatif), yang pada

hakekatnya organisasi memiliki peluang dominan dan juga kekuatan pada posisi

internal yang signifikan. Dua elemen yang paling potensial dapat berinteraksi.

Inilah sesungguhnya keunggulan komparatif yang harus dimanfaatkan secara

efisien dan efektif. Persoalan mendasara yang harus dikembangkan, adalah

bagaimana memanfaatkan kekuatan untuk meningkatkan posisi kempetitifnya.

2. Strategi Mobilization, dalam konteks ini Bappeda harus mampu memobilisasi

semua sumber daya yang merupakan kekuatan organisasi untuk mengeliminir

ancaman dan atau bahkan berusaha merubahnya menjadi peluang.

46

3. Strategi Investment/Divesment, dalam kondisi ini Organisasi memang pada

posisi yang harus hati-hati. Sebab peluang sangat meyakinkan tetapi organisasi

kurang ada kemampuan organisasi untuk meresponnya. Jika tidak hati-hati akan

menimbulkan high cost.

4. Strategi Damage control, pada posisi ini strategi yang akan ditempuh harus

benar-benar lebih hati-hati. Karena sudah terancam dari luar tetapi juga harus

menghadapi sumber daya yang masih lemah. Untuk itu, harus mengendalikan

dan melakukan pembenahan sumber dayanya. Yang paling utama adalah

merubah kelemahan menjadi kekuatan potensial.

Berdasarkan hasil analisis SWOT, serta dengan mengasumsikan bahwa inovasi

kelembagaan di pemerintahan berjalan lambat, maka strategi yang akan dipilih oleh

Bappeda Kabupaten Bantul dalam kurun waktu 2016 – 2021 adalah:

1. Meningkatkan kualitas sistem perencanaan

2. Meningkatkan Ketersediaan data Informasi Pembangunan Daerah dan

fasilitasi fungsi kelitbangan

3. Meningkatkan sistem pengendalian dan evaluasi.

4.3.4 Kebijakan

1. Melaksanakan integrasi sistem perencanaan pembangunan

2. Mewujudkan basis data yang akurat, mudah diakses serta meningkatkan hasil

kajian yg dpt dimanfaatkan dalam pengambilan kebijakan

3. Mengoptimalkan pengendalian dan evaluasi kebijakan, pelaksanaan dan hasil

capaian kinerja.

47

BAB V RENCANA PROGRAM DAN

KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN

PENDANAAN INDIKATIF

5.1 Rencana Program dan Kegiatan

Rencana program/ kegiatan, serta indikator kinerja dan pendanaan yang disusun

didalam rencana strategis ini bersifat indikatif. Dalam hal ini disusun demikian

mengingat paradigma pembangunan lima tahunan tentunya tidak akan berjalan statis,

tetapi akan mengalami dinamisasi seiring dengan berkembangnya permasalahan

pembangunan.

Sesuai dengan Visi-Misi Kepala Daerah, serta Tujuan dan Sasaran yang ada di

RPJMD, maka untuk mencapai Sasaran Strategis Bappeda ditentukanlah program-

program. Pada Perubahan Renstra ini dilakukan beberapa penyesuaian tanpa

menambah jumlah program sebagai berikut :

1. Penyesuaian nomenklatur program sesuai dengan Perubahan SOTK (Peraturan

Bupati Nomor 127 Tahun 2016),

2. Penyempurnaan indikator program dan operasionalisasi rumusan indikator.

Tabel 5.1

Perbandingan perubahan Program

PROGRAM SEBELUM PERUBAHAN PROGRAM SETELAH PERUBAHAN KET

1. Program Pelayanan Administrasi

Perkantoran

1. Program Pelayanan Administrasi

Perkantoran

2. Program Pelayanan Administrasi

Perkantoran

2. Program Pelayanan Administrasi

Perkantoran

3. Program Peningkatan Sarana dan

Prasarana Aparatur

3. Program Peningkatan Sarana dan

Prasarana Aparatur

4. Program Peningkatan Disiplin

Aparatur

48

5. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

6. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

5. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

7. Program Perencanaan, Penganggaran, Pengendalian Kinerja dan Keuangan

6. Program Pengendalian Perencanaan Pembangunan Daerah

8. Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah

7. Program Pengembangan Data/Informasi

9. Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa

10. Program Pengembangan Perumahan

11. Program Perencanaan Tata Ruang

12. Program Kerjasama Pembangunan 8. Program Kerjasama Pembangunan

13. Program Penyelematan & Pelestarian Dok/Arsip Daerah

14. Program Pengembangan Lingkungan Sehat

15. Program Perencanaan Pembangunan Daerah

9. Program Perencanaan Pembangunan Daerah

16. Program Perencanaan Pembangunan Perekonomian

10. Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi

17. Program Pengembangan dan Pemeliharaan Data dan Statistik

18. Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi Daerah

19. Program Perencanaan Sosial dan Budaya

11. Program Perencanaan Sosial dan Budaya

20. Program Pengembangan & Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya

21. Program Perencanaan Prasarana Wilayah & SDA

12. Program Perencanaan Prasarana Wilayah & SDA

13. Program Penguatan Sistem Daerah

Sumber Data : Hasil Kajian Bappeda 2017

Selain penyesuaian program, dalam perubahan Renstra BAPPEDA juga

dilakukan penyederhanaan kegiatan. Pada Renstra sebelumnya terdapat 83 kegiatan,

pada perubahan Renstra menjadi 25-30 kegiatan .

49

Uraian program dan kegiatan yang direncanakan serta indikator kinerja dan

pendanaan indikatif dalam Perubahan Renstra ini disajikan dalam tiga tabel terpisah,

untuk memisahkan program dan kegiatan tahun 2016 yang sudah dilaksanakan, tahun

2017 yang sedang dilaksanakan, serta rencana tahun 2018-2021 sebagaimana

ditunjukkan pada tabel-tabel berikut ini :

Sesuai dengan Visi-Misi Kepala Daerah, serta Tujuan dan Sasaran yang ada di

RPJMD, maka untuk mencapai Sasaran Strategis Bappeda ditentukanlah 13 Program

Prioritas yaitu;

Tabel 5.2 Realisasi Program Tahun 2016

Tahun 2016

NO PROGRAM REALISASI

1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 872.225.865

2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 590.967.220

3 Program Peningkatan Disiplin Aparatur 2.300.000

4 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 27.150.000

5 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian

Kinerja dan Keuangan

0

6 Program Pengembangan Data/Informasi 150.184.800

7 Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah 48.002.970

8 Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa 21.775.000

9 Program Pengembangan Perumahan 155.138.440

10 Program Perencanaan Tata Ruang 477.366.925

11 Program Kerjasama Pembangunan 14.224.500

12 Program Penyelematan & Pelestarian Dok/Arsip Daerah 18.673.950

13 Program Pengembangan Lingkungan Sehat 32.934.750

14 Program Perencanaan Pembangunan Daerah 1.365.495.992

15 Program Perencanaan Pembangunan Perekonomian 1.129.555.710

16 Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi Daerah 143.030.000

17 Program Perencanaan Sosial dan Budaya 861.121.565

50

18 Program Pengembangan & Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa

dan Jaringan Pengairan Lainnya

218.430.200

19 Program Perencanaan Prasarana Wilayah & SDA 51.272.500

J U M L A H 6.179.850.387

Sumber Data : DPA Bappeda Kabupaten Bantul TA 2016

Tabel 5.3 Program, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan

Tahun 2017

No.

PROGRAM SEBELUM

PERUBAHAN

INDIKATOR

KONDISI

AWAL

2016

TARGET

ANGGARAN

1 Program

Pengembangan

Data/Informasi

ketersediaan

data

perencanaan

%

80 100 540.205.000

2

Program Kerjasama

Pembangunan

Presentase

kerjasama yg

mendukung

sasaran

daerah

73,33 73,33

784.690.000

3 Program Perencanaan

Pembangunan Daerah

Persentase

capaian

sasaran

daerah bidang

perencanaan

pembangunan

94,05 94,35 1.801.650.000

4 Program Perencanaan

Pembangunan

Perekonomian

Persentase

capaian

sasaran

daerah bidang

pembangunan

ekonomi

90 90 701.700.000

5 Program Perencanaan

Sosial dan Budaya

Persentase

capaian

sasaran

daerah bidang

sosial budaya

90 90 1.142.870.000

6 Program Perencanaan

Prasarana Wilayah &

Persentase

capaian

90 90 425.250.000

51

SDA sasaran

daerah bidang

prasarana

wilayah dan

sumber daya

alam

7 Pengendalian

Perencanaan

Pembangunan Daerah

Capaian pengendalian dan evaluasi program PD (%)

89,43

90,00

108.400.000

8 Penguatan Sistem

Inovasi Daerah

Persentase

IPTEKMAS

yang

diterapkan

pada

masyarakat

75

76

154.720.000

JUMLAH 8.537.441.000

Sumber Data : Hasil Analisis Bappeda Kab. Bantul Tahun 2017

Dari Program tersebut di atas diuraikan kegiatan yang direncanakan, indicator kinerja

dan pendanaan indikatif sebagaimana tabel berikut ini:

52

42

Tabel 5.4.

Keterkaitan Indikator Sasaran, Program dan Kegiatan

Rencana Tahun 2017

PD :BAPPEDA

No

Sasaran

Strategis

Daerah

IKU Bupati Sasaran

Strategis PD IKU PD Target Program

Indikator Kinerja

Program

Targ

et Kegiatan

Indikator

Kinerja

Kegiatan

Target Anggaran

(Rp)

1 Terwujudnya

penyelenggaraa

n pemerintahan

daerah yang

berkualitas

Indeks Tata

Kelola

Pemerintahan

(Indonesia

Governance

Index/IGI)

Meningkatnya

kualitas

perencanaan

pembangunan

daerah

Persentase

Rata-rata

capaian

Sasaran

Daerah

94.50% Program

Perencanaan

Pembangunan

Daerah.

Keselarasan

Program RKPD

dengan RPJMD

100

%

a.

Perencanaan

Penganggara

n

Tersusunnya

dokumen

perencanaan

pembangunan

daerah (RKPD

dan KUA PPAS)

4

dokumen

1,276,650,

000

Terlaksananya

Musrenbang

Kabupaten

1 Kali

Rekonfigurasi

dan

pemeliharaan

SIM

Perencanaan

1 SIM

43

Jumlah SIM

Perencanaan

Terintegrasi

1 SIM

b.

Perencanaan

pembangunan

kewilayahan

Tersusunnya

Review RPJMD

Kab Bantul

1

Dokumen

360,000,0

00

Tersusunya

KLHS dan NA

Review RPJMD

2

Dokumen

c.

Perencanaan

sektoral

Jumlah Renja

PD terverifikasi

54

dokumen

145,000,0

00

d.

Penyusunan

dokumen

Perencanaan

SKPD

Jumlah

dokumen

perencanaan

1

Dokumen

20,000,00

0

Perencanaan

Pembangunan

Ekonomi

Persentase

capaian sasaran

daerah bidang

pembangunan

ekonomi

90% Peningkatan

Pengelolaan

Irigasi

Partisipatif

(PPIP)

Tersusunnya

dokumen

Perencanaan

Pengembangan

Irigasi partisipatif

3 PSETK4

200,000,0

00

44

Pendampinga

n Peningkatan

Pengelolaan

Irigasi

Partisipatif

Tersusunnya

dokumen

Perencanaan

Pengembangan

Irigasi partisipatif

3 PSETK4

70,000,00

0

Perencanaan

Pembangunan

Dunia Usaha

dan Industri

Tersusunya

dokumen

perencanaan

pembangunan

dunia usaha dan

industri

3

Dokumen

431,700,0

00

Perencanaan

Prasarana

Wilayah dan

Sumberdaya

Alam

Persentase

capaian sasaran

daerah bidang

prasarana wilayah

dan sumber daya

alam

90% Perencanaan

Pembangunan

Tata Ruang

dan

Pengembanga

n Wilayah

Tersusunnya

dokumen

perencanaan

tata ruang dan

pengembangan

wilayah dan

Kabupaten

6

Dokumen

425,250,0

00

Perencanaan

Pemberdayaan

Sosial Budaya

Persentase

capaian sasaran

daerah bidang

sosial budaya

90% Perencanaan

Pemberdayaa

n Kesra

1. Tersusunnya

Dokumen RAD

Pangan dan Gizi

1

Dokumen

343,710,0

00

2. Dokumen

Laporan

Kabupaten

Sehat

1

Dokumen

45

3. Dokumen

Monev Subbid

Kesra

1

Dokumen

Perencanaan

Pemberdayaa

n

Pemerintahan

1. Tersusunnya

Program SID di

Desa

1

Dokumen

414,160,0

00

2. Dokumen

RAD PPK

1

Dokumen

3. Dokumen

RANHAM

1

Dokumen

4. Dokumen IGI 1

Dokumen

Perencanaan

Pembangunan

Pemberdayaa

n Masyarakat

1. Tersusunnya

Laporan

Pemberdayaan

Masyarakat

1

Dokumen

385,000,0

00

2. Updating Data

Kemiskinan

1

Dokumen

3. Monev

Pemberdayaan

Masyarakat

25 Kali

Program

pengembangan

data/informasi

Cakupan

ketersediaan data

dan informasi

100

%

PENYUSUNA

N DAN

PENGELOLA

AN DATA

Jumlah

dokumen Profil

daerah

1

Dokumen

417,745,0

00

46

perencanaan DAERAH Jumlah

dokumen SIPD

1

Dokumen

Jumlah

dokumen Data

IPM

1

Dokumen

Jumlah

dokumen Data

perekonomian

1

Dokumen

SK Bupati 1 Bh

PENYUSUNA

N LAPORAN

KETERANGA

N

PERTANGGU

NG

JAWABAN

(LKPJ)

jumlah dokumen

LKPJ

1

Dokumen

122,460,0

00

Program

Kerjasama

Pembangunan

Presentasi

kerjasama yang

mendukung

sasaran daerah

73.7

3%

PENELITIAN

DAN

PENGEMBAN

GAN

KERJASAMA

DAERAH

Jumlah

dokumen studi

12

Dokumen

784,690,0

00

Fasilitasi

kerjasama

daerah

3 PK

47

Fasilitasi CSR,

koordinasi

pengabdian

masyarakat

yang dilakukan

PT, koordinasi

kegiatan

penelitian

30 Kali

Program

Penguatan

Sistem Inovasi

Daerah

Persentase

IPTEKMAS yang

diterapkan pada

masyarakat

78% PENGEMBAN

GAN SISTEM

INOVASI

DAERAH

Edisi Jurnal

Riset Daerah

4

Dokumen

154,720,0

00

Implementasi

roadmap Sida

1

Dokumen

Implementasi

IPTEK

5

iptekmas

Meningkatnya

sinergitas dan

konsistensi

perencanaan

pembangunan

Persentase

Rata-Rata

Pencapaian

Target

Kinerja PD

90,4 % Program

Pengendalian

Perencanaan

Pembangunan

Daerah

Persentase Rata-

Rata Pencapaian

Target Kinerja

Program PD

92% PENGENDALI

AN,

MONITORING

DAN

EVALUASI

PERENCANA

AN

PEMBANGUN

AN DAERAH

jumlah dokumen

DAK

5

Dokumen

108,400,0

00

jumlah dokumen

evaluasi hasil

RKPD2018

2

Dokumen

48

jumlah dokumen

evaluasi hasil

RPJMD 2018

1

Dokumen

Laporan data

kinerja

Kabupaten

4

Dokumen

1. Program

Pelayanan

Administrasi

Perkantoran

Capaian Nilai

AKIP

83 1. Penyediaan

Jasa,

Peralatan, dan

Perlengkapan

Perkantoran

Tersedianya

jasa, peralatan

dan

perlengkapan

kantor

8 Jenis 173,516,0

00

2. Penyediaan

Rapat-rapat,

Koordinasi

dan

Konsultasi

Jumlah

koordinasi 1300 Ok

1,311,315,

000

Jumlah

konsultasi 130 Op

2. Program

Peningkatan

Sarana dan

Prasarana

Aparatur

Cakupan

pemenuhan

sarana dan

prasarana

aparatur

80% 3.

Pembangunan

/Rehabllitasi

Rumah dan

Gedung

Kantor

Rehabilitasi 1

ruang bidang

1 Unit 200,000,0

00

49

4.

Pengadaan/R

ehabilitasi

Kendaraan

Dinas/Operasi

onal

Tersedianya

kendaraan dinas

1 Unit 460,700,0

00

5. Pengadaan

Peralatan dan

Perlengkapan

Jumlah alat dan

perlengkapan

kantor

17 Unit 317,425,0

00

6.

Pemeliharaan

Kendaraan

Dinas/Operasi

onal

Terpeliharanya

kendaraan dinas

25 Unit 160,000,0

00

7.

Pemeliharaan

Peralatan dan

Perlengkapan

Pemeliharaan

komputer,

printer, AC fax

8 Unit 35,000,00

0

3. Program

Peningkatan

Kapasitas

Sumber Daya

Aparatur

Cakupan

peningkatan

kapasitas

sumberdaya

aparatur

90% Pendidikan,

Pelatihan,

Sosialisasi,

Bimtek dan

peningkatan

Kapasitas

Aparatur

Jumlah peserta

Pelatihan dan

Bimtek

90 Orang 205,000,0

00

50

4. Program

peningkatan

pengembangan

system

Pelaporan

capaian kinerja

dan keuanga

Capaian Nilai

Evaluasi Kinerja

83 Penyusunan

laporan

capaian

kinerja,

keuangan,

barang,

kepegawaian

dan

ketatausahaa

n

Jumlah

dokumen

capaian kinerja,

keuangan,

barang,

kepegawaian

dan

ketatausahaan

2

Dokumen

15,000,00

0

Sumber Data : Hasil Analisis Bappeda Kab. Bantul Tahun 2017

li

BAB VI INDIKATOR KINERJA BAPPEDA YANG

MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

Indikator kinerja yang akan dicapai Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Kabupaten Bantul dalam lima tahun mendatang untuk mendukung pencapaian Misi ke-1

RPJMD Kabupaten Bantul 2016 – 2021 yakni Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan yang

Baik, pada tujuan terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik, efisien dan bebas KKN,

serta sasaran RPJMD Kabupaten Bantul 2016 – 2021 yaitu terwujudnya penyelenggaraan

pemerintahan daerah yang berkualitas.

Tabel 6.1 Indikator Kinerja SKPD yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD

SASARAN

RPJMD

SASARAN

BAPPEDA

INDIKATOR

KINERJA

TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN

KE-

1 2 3 4 5 6

Terwujudnya

penyelenggaraan

pemerintahan

daerah yang

berkualitas

Meningkatnya

kualitas

perencanaan

pembangunan

daerah

Persentase

Rata-Rata

Pencapaian

Sasaran

Daerah

94,05 94,35 94,50 94,75 94,90 95,00

Tercapainya

target kinerja

dan program

pembangunan

daerah

Persentase

Rata-Rata

Pencapaian

Target

Kinerja PD

89,43

90,00 90,40 90,75 91,10 91,50

lii

BAB VII PENUTUP

Revisi Rencana Strategis Bappeda Kabupaten Bantul Tahun 2016-2021 merupakan

dasar pedoman rencana jangka menengah kedua yang dalam penerapannya

dioperasionalkan melalui Rencana Kerja (Renja). Dengan demikian, berbagai bentuk

strategi yang telah dipilih baik yang berupa kebijakan maupun program dan kegiatan dalam

dokumen Rencana Strategis ini harus dapat dimplementasikan secara tuntas dan jelas

kedalam rencana kegiatan tahunan demi mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran yang

telah ditetapkan sampai dengan tahun 2016-2021.

Renstra ini adalah dokumen yang dipergunakan Kepala Bappeda dalam rangka

mewujudkan visi dan misi Bupati serta merupakan dokumen kesanggupan dalam

melaksanakan tugas pokok dan fungsinya untuk mendukung proses pelaksanaan

pembangunan daerah 5 tahun kedepan (2016-2021). Mengingat bahwa upaya yang harus

ditempuh tidaklah mudah dan ringan maka Bappeda sebagai salah satu Lembaga

Perangkat Daerah yang mempunyai tugas mengkoordinasikan perencanaan pembangunan

daerah tentunya harus berupaya semaksimal mungkin dengan cara menjadikan rencana

strategis ini sebagai pedoman yang tidak dapat ditawar-tawar lagi,mengingat bahwa

Rencana Strategis ini pada hakekatnya merupakan panduan tidak saja bagi aparat Bappeda

tetapi juga bagi segenap pihak -pihak yang berkepentingan dengan proses perencanaan

pembangunan daerah di Kabupaten Bantul. Di lain pihak Rencana Strategis ini juga

merupakan dasar evaluasi dan laporan pelaksanaan dari kinerja tahunan dan lima tahunan

Bappeda Kabupaten Bantul. Dengan demikian, setelah rencana strategis ini ditetapkan,

Bappeda Kabupaten Bantul telah mempunyai pedoman atau arah yang lebih tegas dan jelas

didalam melaksanakan rencana pembangunan jangka menengah dan rencana

pembangunan tahunan.