Upload
lykhanh
View
227
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Perubahan Rencana Stategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah halaman 1
PERUBAHAN
RENCANA STRATEGIS
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANTUL
TAHUN 2016 - 2021
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BANTUL
TAHUN 2017
Perubahan Rencana Stategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah halaman 2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan Kehadirat Allah SWT, atas Rahmat dan
Karunia-Nya kami telah dapat menyelesaikan penyusunan Perubahan Rencana
Strategis (RENSTRA) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten
Bantul Tahun 2016-2021. Penyusunan Renstra ini merupakan tindak lanjut
Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor Tahun 2016 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2016-2021 yang merupakan
suatu dokumen perencanaan strategis sebagai penjabaran visi, misi dan program
Kepala Daerah selama kurun waktu 5 (lima) tahun yang penyusunannya
berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
dan memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Propinsi.
Perubahan Renstra Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten
Bantul Tahun 2017-2021 disusun dengan maksud menyempurnakan Renstra
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Nomor 12 Tahun 2016 tentang
Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul
Tahun 2016-2021. Hal ini dikarenakan dengan terbitnya Peraturan Pemerintah
Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah berimplikasi pada perubahan
dokumen perencanaan untuk disesuaikan dengan Struktur Organisasi yang baru.
Oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Bantul akan melakukan review dan revisi
terhadap RPJMD Kabupaten Bantul Tahun 2016-2021. Selain itu juga renstra
bertujuan menyediakan dokumen Perencanaan Jangka Menengah SKPD (lima
tahunan) guna memberikan arah kebijakan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi
serta kewenangan dibidang perencanaan pembangunan daerah di Kabupaten
Bantul dalam rangka penerapan prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik (Good
Governance), dan juga untuk memberikan arah dan pedoman kepada seluruh
aparatur Bappeda Kabupaten Bantul dalam mencapai Visi dan Misi yang telah
disepakati, sehingga target yang telah dirumuskan dan disepakati tersebut dapat
tercapai selama kurun waktu lima tahun kedepan.
Feny Y Bantul, 2017
Perubahan Rencana Stategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah halaman 3
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Rencana Strategis BAPPEDA Kabupaten Bantul Tahun 2016-2021 telah
ditetapkan pada tanggal 30 September 2016 melalui Surat Keputusan Kepala
BAPPEDA Nomor 12 Tahun 2016 tentang Rencana Strategis Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2016-2021. Dengan terbitnya
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah
berimplikasi pada perubahan dokumen perencanaan untuk disesuaikan dengan
Struktur Organisasi yang baru. Oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Bantul akan
melakukan review dan revisi terhadap RPJMD Kabupaten Bantul Tahun 2016-2021.
Sejalan dengan perubahan Struktur Organisasi dan RPJMD, maka dilakukan pula
review dan revisi terhadap Renstra Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Bantul Tahun 2016-2021.
Perubahan Renstra Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Bantul Tahun 2016-2021 sesuai dengan hasil review yang dilakukan
mencakup :
1. Penyesuaian tugas pokok dan fungsi
2. Penyempurnaan tujuan dan sasaran PD
3. Penyempurnaan indikator dan target kinerja
4. Penyesuaian nomenklatur program dan kegiatan
5. Penyederhanaan kegiatan
Perencanaan strategis merupakan proses secara sistematis yang
berkelanjutan dari pembuatan keputusan yang beresiko, dengan memanfaatkan
sebanyak-banyaknya pengetahuan antisipatif, mengorganisasi secara sistematis
usaha-usaha melaksanakan keputusan tersebut dan mengukur hasilnya melalui
umpan balik yang terorganisir dan sistematis.
Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah yang merupakan
instrumen pertanggungjawaban, perencanaan strategis merupakan langkah awal
untuk melakukan pengukuran kinerja instansi pemerintah. Perencanaan ini
merupakan integrasi antara keahlian sumber daya manusia dan sumber daya lain
agar mampu menjawab tuntutan perkembangan lingkungan strategis, serta tetap
berada dalam tatanan sistem manajemen nasional. Dengan demikian rencana
strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul merupakan
Perubahan Rencana Stategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah halaman 4
Rencana Induk (master plan) yang komprehensif tentang bagaimana Bappeda akan
mencapai tujuannya.
Perubahan Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Bantul merupakan dokumen perencanaan jangka menengah yang
mengacu pada Perubahan Rencana Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Bantul 2016-2021 yang disusun sebagai pedoman dalam melaksanakan
perencanaan pembangunan selama lima tahun kedepan berdasarkan visi, misi,
tujuan, strategi yang dirumuskan dan disepakati sebagai dasar untuk melaksanakan
program dan kegiatan. Karena mengacu pada RPJMD Kabupaten Bantul, maka
secara otomatis Renstra BAPPEDA juga mengacu pada dokumen perencanaan
diatasnya yaitu RPJPD Kabupaten Bantul, RPJMD Provinsi DIY, serta RPJM
Nasional. Selain itu, Renstra BAPPEDA juga memperhatikan Renstra K/L dalam hal
ini BAPPENAS sebagai induk dari lembaga perencana.
Kedudukan dan keterkaitan antar dokumen perencanaan dalam sistem
perencanaan pembangunan dan sistem keuangan dapat dilihat dalam bagan
sebagai berikut : Perencanaan strategis adalah proses yang dilakukan sebuah
organisasi untuk menentukan strategi atau arahan serta mengambil keputusan
untuk mengalokasikan sumber dayanya (termasuk modal dan sumber daya
manusia) untuk mencapai strategi ini. Berbagai teknik analisis dapat digunakan
dalam proses ini, termasuk analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities,
Threats), PEST (Political, Economic, Social, Technological), atau STEER (Socio-
cultural, Technological, Economic, Ecological, Regulatory).
Perencanaan strategis (strategic planning) adalah sebuah alat manajemen
yang digunakan untuk mengelola kondisi saat ini untuk melakukan proyeksi kondisi
pada masa depan, sehingga rencana strategis adalah sebuah petunjuk yang dapat
digunakan organisasi dari kondisi saat ini untuk mereka bekerja menuju lima tahun
ke depan (Kerzner, 2001). Untuk mencapai sebuah strategi yang telah ditetapkan
dalam rangka mempunyai keunggulan kompetitif, maka para pimpinan organisasi
haruslah bekerja dalam sebuah sistem yang ada pada proses perencanaan
strategis (Brown, 2005). Kemampuan dalam berbagai bidang harus dipergunakan
secara tepat, sehingga dapat menjadi sebuah senjata yang unggul dalam sebuah
perencanaan stategis.
Perencanaan strategis secara eksplisit berhubungan dengan manajemen
perubahan, hal ini telah menjadi hasil penelitian beberapa ahli. Lorange (1980),
menuliskan bahwa strategic planning adalah kegiatan yang mencakup serangkaian
proses dari inovasi dan mengubah organisasi, sehingga apabila strategic planning
tidak mendukung inovasi dan perubahan maka itu adalah kegagalan.
Rencana Strategis Perangkat Daerah (Renstra PD) berfungsi sebagai
dokumen perencanaan teknis operasional dan merupakan penjabaran teknis RPJM
Perubahan Rencana Stategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah halaman 5
Daerah untuk setiap unit kerja daerah. Renstra memuat visi, misi, arah kebijakan
teknis, dan indikasi rencana program setiap bidang kewenangan dan atau fungsi
pemerintahan untuk jangka waktu lima tahunan dan disusun oleh setiap satuan
kerja perangkat daerah.
Perkembangan lingkungan strategis, baik nasional maupun
regional/daerah, mengharuskan birokrasi (pemerintah pusat dan daerah) untuk
mengkaji ulang dasar pendekatan (paradigma) dan sistem penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan yang terarah pada terwujudnya pemerintahan
yang baik, yaitu pemerintahan yang demokratis, desentralistis, partisipatif,
transparan, profesional, berkeadilan, menegakkan supremasi hukum dan HAM,
bersih dan akuntabel, serta berorientasi pada pemberdayaan masyarakat. Dalam
menghadapi berbagai tantangan tersebut, Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Bantul, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, berperan
memberikan dukungan melalui kebijakan perencanaan pembangunan daerah.
Memperhatikan tugas pokok dan fungsi Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah berdasarkan Peraturan Bupati Bantul Nomor 127 Tahun
2016, maka Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul
menyusun review Rencana Strategis sesuai dengan Peraturan Bupati tersebut,
dengan memaksimalkan keunggulan kompetitif dan meminimalkan kelemahan
internal dengan mengacu dan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
I.2. Landasan Hukum
Rencana Strategis Bappeda Kabupaten Bantul disusun dengan didasarkan pada:
1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
4. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4438);
Perubahan Rencana Stategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah halaman 6
5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000, tentang Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan Daerah;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000 Tentang Tata Cara
Pertanggungjawaban Kepala Daerah;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2001 tentang Pelaporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4124;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana
Kerja dan Anggaran Kementrian Negara/Lembaga;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2010 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
12. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah;
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
14. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 14 Tahun 2005 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2001-2025 Kabupaten Bantul;
15. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Tahun 2011-2030;
16. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 11 Tahun 2016 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 1 Tahun 2011
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-
2021;
17. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 12 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Bantul;
18. Peraturan Bupati Nomor 127 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul.
I.3. Maksud dan Tujuan
Dengan berpedoman pada dokumen RPJM Daerah Tahun 2016-2021
maka Pemerintah Daerah melalui Organisasi Perangkat Daerahnya menjabarkan
Perubahan Rencana Stategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah halaman 7
dokumen RPJMD ke dalam Renstra PD yang berisi berbagai pilihan
program/kegiatan tahunan yang akan dilaksanakan selama lima tahun ke depan.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul sebagai salah satu
satuan kerja perangkat daerah juga diwajibkan menyusun Renstra PD yang isi dan
substansinya mencakup indikasi rencana program dan kegiatan beserta tolok
ukurnya. Berdasarkan pertimbangan ini, maka Renstra Bappeda ini disusun dengan
maksud sebagai berikut:
1. Menyediakan satu acuan bagi Bappeda Kabupaten Bantul dalam menentukan
prioritas program dan kegiatan tahunan yang akan dibiayai dari APBD dan
sumber pembiayaan lainnya;
2. Menyediakan satu tolok ukur untuk mengukur dan melakukan evaluasi kinerja
tahunan;
3. Menjabarkan gambaran tentang kondisi umum Bappeda sekarang sekaligus
memahami arah dan tujuan yang ingin dicapai dalam rangka mewujudkan visi
dan misi organisasi;
4. Memudahkan seluruh jajaran aparatur Bappeda dalam mencapai tujuan
pelaksanaan kerja dengan cara menyusun program dan kegiatan secara
terpadu, terarah, dan terukur;
5. Memudahkan seluruh jajaran aparatur Bappeda untuk memahami dan menilai
arah kebijakan dan program serta kegiatan operasional tahunan dalam
rentang waktu lima tahunan.
I.4. Hubungan dengan Dokumen Perencanaan Lainnya
Dokumen Renstra Badan Perencanaan Pembangunan Daerah disusun
dengan mengacu RPJM Daerah Kabupaten Bantul tahun 2016-2021. Hal ini
dimaksudkan agar rencana besar yang tertuang dalam RPJM Daerah Kabupaten
Bantul, dilihat dari fungsi institusi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dalam
melaksanakan kewenangan di bidang perencanaan, dapat terlaksana sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian diharapkan hasil akhirnya
adalah dokumen rencana yang sinergis dan terpadu dalam aspek perencanaan
pembangunan daerah dengan harapan agar dalam implementasinya diperoleh hasil
yang tepat dan terarah.
Keterkaitan antara Renstra PD dengan dokumen lainnya disajikan dalam gambar di
bawah ini.
Perubahan Rencana Stategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah halaman 8
Gambar 1
Hubungan Renstra PD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya
I.5. Sistematika Penulisan Rencana Strategis (Renstra) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Bantul ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Landasan Hukum
1.3 Maksud dan Tujuan
1.4 Sistematika Penulisan
BAB II GAMBARAN PELAYANAN BAPPEDA KABUPATEN BANTUL
2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul
2.2 Sumber Daya Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Bantul
2.3 Kinerja Pelayanan Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Bantul
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Pelayanan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Bantul
3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah
3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian
Lingkungan Hidup Strategis
RRPPJJPP
NNAASS//PPRROOPP
&&
RRTTRR NNAASS
RRPPJJPP
DDAAEERRAAHH
RRPPJJMM
NNAASS//PPRROOPP
&&
RRTTRR PPRROOPP
RRPPJJMM
DDAAEERRAAHH
RREENNSSTTRRAA
SSKKPPDD
RRKKPP
NNAASS//PPRROOPP
RRAAPPBBDD
RRKKAA
SSKKPPDD
AAPPBBDD
RRIINNCCIIAANN
AAPPBBDD
UUUU.. NNoo.. 2255//0044
SSPPPPNN
DDAAEERRAAHH
PPUUSSAATT//
PPRROOPPIINNSSII
RRKKPP
DDAAEERRAAHH
RREENNJJAA
SSKKPPDD
UUUU.. NNoo.. 1177//0033
KKNN
PPeeddoommaann
PPeeddoommaann
PPeeddoommaann
PPeeddoommaann
DDiijjaabbaarrkkaann
DDiijjaabbaarrkkaann
MMeemmppeerrhhaattiikkaann AAccuuaann
DDiiaaccuu
PPeeddoommaann
PPeeddoommaann
RRTTRRWW
KKAABB..
AAccuuaann
Perubahan Rencana Stategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah halaman 9
3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
4.1 Visi dan Misi Kepala Daerah
4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul
4.3 Strategi dan Kebijakan Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Bantul
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF
BAB VI INDIKATOR KINERJA PD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN
SASARAN RPJMD
Perubahan Rencana Stategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah halaman 10
BAB II GAMBARAN PELAYANAN BAPPEDA
Di era otonomi daerah, kepentingan daerah dan masyarakat daerah dengan
tujuan utama dicapainya kemandirian daerah dan masyarakat, membutuhkan
lembaga dan aparat pemerintahan yang terfokus kepada keberadaan daerah dan
masyarakat. Dengan perubahan dan tuntutan lingkungan yang demikian cepat serta
kompetisi yang demikian ketat, dibutuhkan lembaga yang tidak terlalu besar dengan
aparatur yang memiliki kompetensi yang tinggi terutama dalam aspek perencanaan.
Hal ini erat berkaitan dengan upaya mencapai tujuan otonomi, yaitu kemandirian
daerah dan masyarakat yang sesuai dengan potensi dan permasalahan masing-
masing.
Organisasi birokrasi pemerintah haruslah dilepaskan dari keterikatan pada
pola kontrol dan perintah serta lebih mengarah kepada memberikan arah,
mendorong kreativitas dan pemberdayaan. Ini berarti bahwa pengaturan
kelembagaan birokrasi pemerintahan di Bantul harus tidak terlalu terikat dan
terbentuk dalam hierarki yang ketat dan kaku serta birokratis.
Dalam rangka pelaksanaan dan pencapaian tujuan otonomi yang dituntut
cepat dan kompetitif, maka dibutuhkan aparatur atau birokrat yang tidak terlalu
terikat kepada peraturan dan kepada kekuasaan atau kewenangan. Dalam bahasa
konsep administrasi publik disebut sebagai “loose and tight principles” (loose rule
and regulation and tight in political commitment not political authority). Hal ini tidak
berarti bahwa aparat atau birokrat demi otonomi atau demi kewenangan,
mengabaikan peraturan atau perundang-undangan tetapi jangan sampai dalam
rangka pelaksaan otonomi, peraturan dan perundang-undangan sangat kaku dan
membelenggu aparat atau birokrat sehingga mematikan inisiatif dan kreativitas
mereka dalam perencanaan maupun pelaksanaan pembangunan daerah.
Otoritas atau kewenangan perlu ada dan berada pada jalur yang benar, tetapi
tidak berarti bahwa penerapannya terlalu kaku atau tidak fleksibel. Yang menjadi
pedoman, pegangan, dan arahan para aparat atau birokrat adalah political
commitment dalam bentuk visi, misi, RPJP, maupun RPJM. Yang dipentingkan
bukanlah semata-mata pada proses tetapi lebih menitikberatkan kepada output,
outcome, result, maupun dampaknya. Dan ini semua sesungguhnya sudah
terungkap di dalam pegangan visi, misi, RPJP maupun RPJM yang disebut sebagai
political commitment.
Era otonomi pada hakekatnya adalah era demokrasi di tingkat lokal, dalam hal
ini seharusnya dan sesungguhnya, pemerintahan dan pembangunan tidak lagi
Perubahan Rencana Stategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah halaman 11
difokuskan oleh atau kepada penguasa atau pemerintah tetapi lebih bertitik tekan
kepada kebutuhan dan keinginan rakyat atau masyarakat. Meskipun tuntutan dan
keinginan masyarkat sangat bervariasi, pemerintah harus dapat mengenali untuk
mengelolanya. Dalam era otonomi yang demokratis tidak lagi pemerintah, birokrasi
atau birokrat yang menjadi agen tunggal tetapi “putting the customer’s (community)
in the driver seat“. Tuntutan, kebutuhan, dan keinginan masyarakatlah yang harus
diutamakan, dikarenakan masyarakatlah sebagai pelanggan dari pemerintah,
birokrat atau birokrasi.
Oleh karena itu dalam kebutuhan pengembangan organisasi Bappeda lima
tahun yang akan datang perlu dirumuskan secara seksama dengan
mempertimbangkan tugas dan fungsinya dalam rangka mendukung tercapainya
tujuan besar seperti yang telah dituangkan dalam RPJP dan RPJM Daerah
Kabupaten Bantul.
2.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Bappeda
Berdasarkan Peraturan Bupati Peraturan Bupati Nomor 127 Tahun 2016
tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul, dapat dijabarkan
bahwa Bappeda mempunyai kedudukan sebagai unsur pelaksana fungsi penunjang
daerah di bidang perencanaan dan fungsi penunjang daerah di bidang penelitian
dan pengembangan serta tugas pembantuan yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sektretaris Daerah. Dengan kedudukan
tersebut Bappeda mempunyai tugas membantu Bupati memimpin dan
melaksanakan fungsi penunjang urusan bidang Perencanaan Pembangunan
Daerah dan fungsi penunjang bidang Penelitian dan Pengembangan serta tugas
pembantuan.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bappeda mempunyai fungsi sebagai
Dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah dalam melaksanakan tugasnya mempunyai fungsi:
a. Penyusunan kebijakan teknis bidang perencanaan pembangunan, penelitian
dan pengembangan;
b. Pelaksanaan tugas dukungan teknis bidang perencanaan pembangunan,
penelitian dan pengembangan;;
c. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan teknis
bidang perencanaan pembangunan, penelitian dan pengembangan;
d. Pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi penunjang bidang perencanaan,
pembangunan, penelitian dan pengembangan ;
Perubahan Rencana Stategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah halaman 12
e. Pelaksanaan kesekretariatan BAPPEDA; dan
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas dan
fungsinya.
Susunan organisasi BAPPEDA berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 127
Tahun 2016 adalah sebagai berikut:
1. Kepala Badan;
2. Sekretariat, terdiri atas:
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
Sub Bagian Program; dan
Sub Bagian Keuangan dan Aset.
3. Bidang Perencanaan, terdiri atas:
Sub Bidang Perencanaan Penganggaran;
Sub Bidang Perencanaan Sektoral; dan
Sub Bidang Perencanaan Kewilayahan
4. Bidang Pemerintahan, Sosial dan Budaya, terdiri atas:
Sub Bidang Pemerintahan;
Sub Bidang Pemberdayaan Masyarakat; dan
Sub Bidang Kesejahteraan Masyarakat.
5. Bidang Ekonomi dan Sarana Prasarana, terdiri atas:
Sub Bidang Ketahanan Pangan dan Pengelolaan Sumber Daya Alam;
Sub Bidang Tata Ruang dan Pengembangan Wilayah; dan
Sub Bidang Pengembangan Dunia Usaha dan Industri.
6. Bidang Pengendalian, Penelitian dan Pengembangan, terdiri atas:
Sub Bidang Penelitian dan Pengembangan;
Sub Bidang Pengendalian; dan
Sub Bidang Analisa Data dan Laporan;
7. Kelompok Jabatan Fungsional.
Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris yang berkedudukan di bawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala Badan. Masing-masing Bidang dipimpin oleh
seorang Kepala Bidang yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab
kepada Kepala Badan. Masing-masing Sub Bagian dipimpin oleh seorang Kepala
Sub Bagian yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada
Sekretaris. Masing-masing Sub Bidang dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang
yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang.
Struktur organisasi Bappeda Kabupaten Bantul dapat dilihat pada Gambar 1.
Perubahan Rencana Stategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah halaman 13
2.2. Sumberdaya Bappeda
2.2.1 Sumberdaya Manusia
Variabel sumberdaya manusia, merupakan aspek dinamis yang berpengaruh
dalam rangka optimalisasi tugas pokok dan fungsi untuk menciptakan dokumen
rencana, evaluasi, dan laporan implementasi rencana secara tepat dan cepat
sesuai perkembangan waktu. Variabel sumberdaya manusia dapat dibedakan lagi
berdasarkan sifat manusia sebagai makhluk individu (SDM individual) maupun
makhluk sosial (SDM sosial/SDS). SDM individual adalah manusia yang berkualitas
yang tercermin dari tingkat kesehatan, pendidikan, dan pendapatannya; sedangkan
SDS merupakan aspek budaya masing-masing individu termasuk di dalamnya adat
istiadat yang tercermin pada perilaku masing-masing individu.
Variabel sumberdaya manusia disajikan dalam konteks SDM individual. SDM
Bappeda berdasarkan golongan dan jenis kelamin (Juni 2017) adalah sebagai
berikut:
Perubahan Rencana Stategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah halaman 14
Tabel 1
Sumberdaya Manusia Bappeda
Golongan Laki-Laki Perempuan
I a 0 0
b 0 0
c 1 0
d 0 0
II a 1 1
b 1 0
c 1 0
d 1 1
III a 3 1
b 7 4
c 1 4
d 4 0
IV a 9 6
b 0 1
c 0 1
d - -
Sumber: Subag Umum, Bappeda, 2017
SDM Bappeda berdasarkan jenis kelamin dan tingkat pendidikan (Juni 2017)
adalah sebagai berikut:
Tabel 2
SDM Bappeda berdasarkan tingkat pendidikan
Tingkat
Pendidikan
Laki-Laki Perempuan
SD 1 0
SLTP 1 0
SLTA 7 2
D-I 1 0
D-II 0 0
D-III 1 2
D-IV 0 0
Perubahan Rencana Stategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah halaman 15
S-1 6 7
S-2 12 9
Sumber: Subag Umum, Bappeda, 2017
SDM Bappeda berdasarkan jabatan dan jenis kelamin (Juni 2017) adalah
sebagai berikut:
Tabel 3
SDM Bappeda berdasarkan jabatan
Eselon Laki-Laki Perempuan
IIA - -
IIB 0 1
IIIA 0 1
IIIB 3 1
IVA 10 5
Fungsional
perencana
0 1
Fungsional Umum 17 10
Sumber: Subag Umum, Bappeda, 2017
2.2.2. Aset
Sarana dan prasarana yang dimiliki Bappeda (Desember 2016) pada
dasarnya telah memenuhi kebutuhan untuk pelaksanaan dan kelancaran tugas.
Bappeda telah menempati satu gedung tersendiri yang terdiri atas tiga lantai,
termasuk di dalamnya adalah satu ruang pertemuan yang cukup representatif. Dari
sisi teknologi IT, seluruh bidang telah dilengkapi dengan beberapa komputer, baik
PC maupun laptop, yang spesifikasinya telah memadai beserta asesorinya. Namun
meskipun demikian, dari sisi kuantitas mungkin ada beberapa bidang yang masih
memerlukan penambahan computer dan printer.
Untuk menunjang operasionalisasi pekerjaan, Bappeda memperoleh
beberapa kendaraan roda empat dan belasan kendaraan roda dua. Data seluruh
aset yang dimiliki Bappeda dapat dilihat pada Lampiran A.
Perubahan Rencana Stategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah halaman 16
2.3. Kinerja Pelayanan
2.3.1. Jenis Pelayanan
Jenis pelayanan yang diberikan Bappeda adalah pemberian informasi dan
pemikiran strategis berbasis perencanaan yang meliputi:
1. Koordinasi penyusunan perencanaan pembangunan daerah;
2. Penyelenggaraan pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah;
3. Penjaringan aspirasi dan partisipasi masyarakat dalam perencanaan
pembangunan daerah;
4. Peningkatan kompetensi SDM aparatur perencana;
5. Memfasilitasi keterpaduan dan keserasian perencanaan pembangunan secara
vertikal yakni antara Pemerintah Pusat, Provinsi, dan Kecamatan, maupun
horizontal yakni antar PD Kabupaten;
6. Meningkatkan mekanisme kerja perencanaan secara sinergi, transparan, dan
terkoordinasi;
7. Memberikan informasi potensi pembangunan;
8. Memberikan fasilitasi dan perijinan penelitian, pengabdian masyarakat, dan
Kuliah Kerja Nyata (KKN).
2.3.2 Kelompok Sasaran
Berdasarkan aspek pelayanan yang diberikan Bappeda, maka yang menjadi
target pelayanan sesuai dengan tugas dan fungsi yaitu:
Unsur Pimpinan (Bupati, Wakil Bupati, Sekretaris Daerah) dalam hal
memberikan pemikiran strategis di bidang perencanaan;
PD Kabupaten, dalam hal penyediaan panduan program dan kegiatan serta
fasilitasi sinkronisasi dan integrasi program;
Pemangku kepentingan dalam hal menjaring aspirasi dan partisipasi dalam
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan;
Kementeriaan dan instansi pusat dalam hal fasilitasi kegiatan dan koordinasi
program;
Perguruan tinggi dan mahasiswa dalam hal fasilitasi dan penerbitan ijin
penelitain, pengabdian masyarkat, dan KKN;
Masyarakat umum, dalam hal penyediaan informasi yang berkaitan dengan
potensi daerah dan pembangunan beserta hasil-hasilnya.
Perubahan Rencana Stategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah halaman 17
2.3.3. Kinerja Pelayanan
Kinerja pelayanan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dalam kurun
waktu lima tahun terdahulu dapat diketahui dari capaian rencana strategis periode
2016 - 2021.
Tabel 2.
Kinerja pelayanan BAPPEDA Tahun 2016
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Capaian
1 2 3 4 5
1. Konsistensi perencanaan program kegiatan pembangunan kabupaten
Persentase program dan kegiatan yang sesuai dengan RPJMD
100% 100,00%
2. Pencapaian target kinerja
pembangunan meningkat
Persentase realisasi
target kinerja tahunan
dengan target kinerja
yang tertuang dalam
RPJMD
86,56% 87%
3. Meningkatnya inovasi
daerah
Jumlah inovasi daerah
yang ditemukan
3 unit 3 unit
4. Perencanaan
pembangunan berbasis
bottom up meningkat
Persentase RKPD
yang berbasis
musrenbang
70% 80%
5. Terkendalinya laju alih
fungsi lahan pertanian
Persentase alih fungsi
lahan pertanian
0,31% 0,31%
6. Meningkatnya
pertumbuhan ekonomi
daerah dan pemerataan
pendapatan
Tingkat pertumbuhan
ekonomi
5,88% 5,10%
Indeks gini 0.2445 0.3177
7. Meningkatnya
kesejahteraan
masyarakat miskin
Angka kemiskinan 13% 15,7%
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Bappeda
2.4.1. Pengelolaan data/informasi
Pengelolaan data dimaksudkan agar data dan informasi yang diperlukan
segera dapat ditemukan dengan sajian yang informatif-komunikatif dan sederhana.
Pengelolaan data seperti ini bertujuan agar pengguna data memiliki kemudahan
dalam mengakses data/informasi yang dibutuhkan. Penilaian tentang pengelolaan
adalah sampai dengan tersajinya data/informasi secara cepat, mudah dan
Perubahan Rencana Stategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah halaman 18
komunikatif berbasis TI. Sebagian besar data di Bappeda masih tersebar di bidang
pengampu kegiatan dan belum mencapai taraf memudahkan penyajian dalam
waktu yang singkat.
2.4.2. Penyusunan Dokumen Perencanaan
Penyusunan dokumen perencanaan dimaksudkan untuk menyediakan acuan
kerja pembangunan bagi seluruh dinas/instansi selama kurun waktu tertentu,
dengan menggunakan data/informasi beserta analisisnya serta melalui proses yang
tepat. Tujuan penyusunan dokumen-dokumen tersebut adalah untuk mengarahkan
keseluruhan gerak langkah pembangunan agar berjalan dengan irama yang sama
sesuai tujuan dan sasaran pembangunan yang telah ditentukan. Tugas penyusunan
dokumen rencana pembangunan adalah merupakan pekerjaan inti dari ketugasan
Bappeda.
Dalam menyusun perencanaan pada periode lalu telah dibangun sistem
perencanaan dan telah dapat berfungsi dengan baik, namun demikian sistem
tersebut belum dapat menjawab kebutuhan akan sistem yang terintegrasi dari
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pengawasan dan pelaporan.
2.4.3. Pengendalian Perencanaan
Tugas koordinasi, monitoring, dan evaluasi implementasi rencana
dimaksudkan untuk mengkaji pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan.
Sedangkan tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana rencana dapat
berjalan serta mengetahui hasil (outcome) dan hambatan-hambatan dalam
pelaksanaannya. Pada tataran paling akhir adalah mengevaluasi temuan dalam
pelaksanaan untuk mendapatkan umpan balik dalam penyempurnaan dokumen
perencanaan.
Keberhasilan pengendalian diawali dari rumusan rencana yang benar,
pelaksanaan yang taat asas dan komitmen terhadap rencana yang telah
dirumuskan. Tantangan yang harus dijawab tingkat kedispilian PD dalam
melakukan pengendalian dengan rumusan indicator, cara pengukuran, dan
mekanisme pengumpulan datanya.
2.4.4. Pelaporan Hasil Implementasi Perencanaan
Tugas pelaporan hasil implementasi perencanaan dimaksudkan untuk dapat
menyajikan hasil-hasil pelaksanaan pembangunan. Sedangkan tujuannya adalah
untuk mengkaji kemungkinan terjadinya kekurangan dan kelebihan dalam
pencapaian target yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan.
Pelaporan hasil implementasi perencanaan ini masih perlu pembangunan
komitmen yang lebih kuat, agar pelaporan dapat dilaksanakan dengan benar dan
tepat waktu.
Perubahan Rencana Stategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah halaman 19
BAB III ISU-ISU STRATEGIS
Dalam rangka upaya untuk mencapai tujuan dan sasaran jangka menengah
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul yang realistis, perlu
mempertimbangkan isu-isu strategis. Isu-isu strategis selanjutnya akan dijadikan
pertimbangan dalam menyusun strategi yang akan ditetapkan guna mencapai
tujuan dan sasaran jangka menengah tersebut.
Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Bantul saat ini dan
kemungkinan permasalahan yang terjadi lima tahun ke depan perlu mendapat
perhatian dalam menentukan rencana strategis. Dengan mengetahui permasalahan
yang ada, diharapkan semua program dan kegiatan mampu mengatasi
permasalahan tersebut atau paling tidak dapat meminimalisir dampak semua
permasalahan yang ada. Strategi pembangunan daerah sangat diperlukan untuk
menghasilkan langkah-langkah konkrit dalam implementasi pembangunan. Strategi
yang baik harus menunjukkan konsistensi dan komitmen yang tinggi untuk
mewujudkan rencana strategis.
3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Pelayanan
Untuk menentukan isu-isu strategis yang akan dijadikan dasar dalam
penentuan tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan PD, maka
terlebih dahulu diidentifikasi permasalahan-permasalahan pelayanan yang berkaitan
dengan tugas dan fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dalam hal
perencanaan pembangunan daerah. Beberapa permasalahan pelayanan Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul yang teridentifikasi adalah
sebagai berikut
a) Dengan adanya perubahan SOTK baru maka beberapa kewenangan yang
ada di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah beralih ke PD Teknis;
b) Pembentukan PD Badan Perencanaan Pembangunan yang baru yang semula
terdiri dari 6 Bidang menjadi 4 Bidang dan diikuti dengan pergantian pejabat
structural 2 Januari 2017 dengan rentang waktu 3 bulan setelah RPJMD
disahkan;
c) Diperlukan penyusunan Review RPJMD dan Review Renstra Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah, yang pelaksanaaan waktunya sejalan
dengan penyusunan program/kegiatan tahunan;
Perubahan Rencana Stategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah halaman 20
d) Pemanfaatan hasil kajian/penelitian belum maksimal sebagai dasar dalam
pengambilan kebijakan pemerintah ;
e) Masih minimnya pemanfaatan Iptek dan pengembangan Inovasi Daerah
f) Beberapa Data dan informasi pembangunan daerah belum ter up to date ;
g) Belum adanya Perda Perencanaan di Kabupaten Bantul yang mengatur
sinkronisasi antara Perencanaan level Kabupaten sampai level Desa;
h) Belum terintegrasinya software E-Planning dengan E-Budgeting dan belum
tersedianya software E-Monev dalam rangka membangun perencanaan dan
evaluasi yang terintegrasi;
i) Belum optimalnya sistem pendampingan perencanaan dan monitoring
evaluasi oleh rumpun bidang terhadap PD di bawah koordinasinya;
j) Keterbatasan jumlah SDM yang membidangi perencanaan dan masih
minimnya pejabat fungsional perencana pada Bappeda Kabupaten Bantul;
k) Dalam perencanaan dan pengendalian pelaksanaan pembangunan
peranselalu terlibat sesuai dengan bidangnya masing-masing;
l) Kontrol Masyarakat, Media dan LSM yang Tinggi dalam Mengevaluasi Kinerja
Pemerintahan;
m) Masih kurangnya komitmen dan konsistensi PD atas dokumen perencanaan
pembangunan.
3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Bupati dan Wakil Bupati Bantul
Tahun 2016 – 2021
Visi, Misi dan Program Bupati dan Wakil Bupati tertuang dalam rancangan
awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
bantul Tahun 2016-2021.
Visi pembangunan Kabupaten Bantul yaitu “TERWUJUDNYA
MASYARAKAT BANTUL YANG SEHAT, CERDAS DAN SEJAHTERA
BERDASARKAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN, KEMANUSIAAN DAN
KEBANGSAAN DALAM WADAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK
INDONESIA (NKRI)”.
Perubahan Rencana Stategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah halaman 21
Misi dalam rancangan awal RPJMD Kabupaten Bantul 2016 - 2021adalah:
1. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yg baik, efektif, efisien dan bebas dari
KKN melalui percepatan reformasi birokrasi
2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang sehat, cerdas, terampil
dan berkepribadian luhur
3. Mewujudkan kesejahteraan masyarakat difokuskan pada percepatan
pengembangan perekonomian rakyat dan pengentasan kemiskinan
4. Meningkatkan kapasitas dan kualitas sarana-prasarana umum, pemanfaatan
Sumber Daya Alam dengan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup dan
pengelolaan risiko bencana
5. Meningkatkan tata kehidupan masyarakat Bantul yang agamis, nasionalis,
aman, progresif dan harmonis serta berbudaya istimewa.
Melihat identifikasi permasalahan di Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah dapat dirumuskan faktor pendorong dan penghambat pelayanan Bappeda
yang berpengaruh pada pencapaian visi dan misi kepala daerah.
1. Faktor Pendorong :
a. Perencanaan pembangunan merupakan prasyarat yang harus dilakukan
dalam melaksanakan pembangunan agar mencapai hasil yang optimal.
b. Perencanaan pembangunan akan menghasilkan prioritas berdasarkan
kebutuhan dan kemampuan daerah.
c. Perencanaan pembangunan akan mempermudah alokasi dan distribusi
anggaran sehingga diperoleh manfaat sebesar-besarnya bagi
masyarakat.
2. Faktor Penghambat:
a) Hasil perencanaan pembangunan daerah belum sepenuhnya dapat
mengeksplorasi potensi dan sumberdaya daera;
b) Perencanaan pembangunan masih banyak dipengaruhi oleh
kepentingan-kepentingan tertentu yang tidak berpedoman pada
dokumen perencanaan jangka menengah maupun jangka panjang;
c) Perencanaan pembangunan belum bersinergi antar sektor antar
wilayah;
d) Pengendalian dan evaluasi terhadap perencanaan pembangunan
belum sepenuhnya dilakukan dan ditindak lanjuti dalam rangka
perbaikan pelaksanaan pembangunan.
Perubahan Rencana Stategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah halaman 22
3.3. Telaahan Terhadap Bappeda Propinsi dan Renstra (Renstra PD
terkait di provinsi, Renstra PD tahun sebelumnya)
Telaah terhadap Renstra Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Propinsi
dilakukan mengingat pada tahun 2017 karena Propinsi DIY sedang menyusun
RPJMD dan Renstra. Telaah terhadap Renstra K/L dan Renstra PD provinsi tahun
rencana bertujuan untuk mengidentifikasi potensi, peluang, dan tantangan
pelayanan sebagai masukan penting dalam perumusan isu-isu strategis dan
pilihan/kebijakan strategis dalam Renstra PD kabupaten/kota. Telaah ini merupakan
proses penting untuk harmonisasi dan sinergi antara Renstra PD kabupaten/kota
dengan Renstra K/L dan Renstra provinsi serta mencegah tumpang tindih program
dan kegiatan antara pemerintah atau K/L dengan provinsi/kabupaten/kota.
Renstra PD provinsi tahun rencana bertujuan untuk mengidentifikasi potensi,
peluang, dan tantangan pelayanan sebagai masukan penting dalam perumusan isu-
isu strategis dan pilihan/kebijakan strategis dalam Renstra PD kabupaten/kota.
Telaah ini merupakan proses penting untuk harmonisasi dan sinergi antara Renstra
PD kabupaten/kota dengan Renstra K/L dan Renstra provinsi serta mencegah
tumpang tindih program dan kegiatan antara pemerintah atau K/L dengan
provinsi/kabupaten/kota.
Rencana strategis Bappeda DIY memuat tiga misi yaitu meningkatkan
kualitas perencanaan pembangunan daerah, meningkatkan sinergitas pengendalian
dan evaluasi pelaksanaan pembangunan daerah, dan meningkatkan kualitas
manajemen data.
Ketiga misi yang tercantum tersebut secara umum juga menjadi misi Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Bantul. Hubungan misi Bappeda DIY dan
Bantul dapat ditampilkan sebagai berikut:
Misi Bappeda DIY Misi Bappeda Bantul
Meningkatkan kualitas perencanaan
pembangunan daerah
Mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang terpadu dan berkualitas
Meningkatkan sinergitas
pengendalian dan evaluasi
pelaksanaan
Mengoptimalkan fungsi pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah
3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bantul 2010-2030 disahkan
berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 04 Tahun 2011. Di dalam Rencana Tata
Perubahan Rencana Stategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah halaman 23
Ruang Wilayah Kabupaten Bantul 2010-2030 kebijakan pengembangan struktur
ruang meliputi:
1) perwujudan kawasan perkotaan dan perdesaan yang terpadu, dengan
mempertahankan Bantul sebagai kawasan perdesaan yang merupakan lahan
pertanian pangan berkelanjutan;
2) peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana
transportasi, jaringan sumber daya air, energi, telekomunikasi, pengelolaan
lingkungan yang terpadu, adil, dan merata di seluruh wilayah kabupaten.
Strategi perwujudan kawasan perkotaan dan perdesaan yang terpadu,
dengan mempertahankan Bantul sebagai kawasan perdesaan yang
merupakan lahan pertanian pangan berkelanjutan meliputi:
1) menjaga keterkaitan kawasan dalam kota, antar kota, dan antara kota
dengan desa;
2) mendorong kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar lebih
kompetitif dan lebih efektif dalam pengembangan wilayah di sekitarnya;
3) menjadikan kawasan perkotaan sebagai pendorong dan gerbang
ekonomi wilayah;
4) mengembangkan pertanian menuju pertanian pangan berkelanjutan;
dan
5) mempertahankan dan mengembangkan pusat pertumbuhan di
kawasan yang telah memberikan pelayanan secara optimal.
Strategi peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan
prasarana transportasi, jaringan sumber daya air, energi, telekomunikasi,
pengelolaan lingkungan yang terpadu, adil, dan merata di seluruh wilayah
meliputi:
a. meningkatkan kualitas jaringan prasarana dan mewujudkan
keterpaduan pelayanan transportasi darat maupun udara serta
mendukung industri perdagangan, dan jasa;
b. meningkatkan jaringan air baku untuk perumahan dan permukiman
serta untuk mendorong peningkatan hasil pertanian;
c. meningkatkan sarana dan prasarana perikanan laut untuk
mengembangkan potensi kelautan Bantul;
d. mendorong pengembangan prasarana telekomunikasi dalam
memenuhi kebutuhan informasi;
Perubahan Rencana Stategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah halaman 24
e. meningkatkan jaringan energi listrik dengan memanfaatkan energi
terbarukan dan tak terbarukan secara optimal; dan
f. meningkatkan jaringan prasarana serta mewujudkan keterpaduan
sistem jaringan pengelolaan lingkungan.
Dalam RTRW Bantul telah ditetapkan beberapa kawasan strategis kabupaten,
antara lain kawasan industri Piyungan dan Sedayu. Pengembangan kawasan
industri menjadi sangat penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah
dan penyerapan tenaga kerja. Percepatan perwujudan kawasan industri menjadi
sangat mendesak dengan dukungan pembangunan infrastruktur penunjang
kawasan seperti akses jalan.
Sejalan dengan arahan rencana struktur dan pola ruang yang ada dalam
RTRW Bantul, pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
mengarahkan Pantai Selatan DIY merupakan halaman depan provinsi. Kabupaten
Bantul merupakan salah satu daerah yang mempunyai wilayah pantai sangat
potensial untuk pengembangan pariwiata, pengembangan energi terbarukan,
perikanan, dan konservasi alam. Untuk mendukung pengembangan sektor-sektor
tersebut, perlu didukung dengan penataan kawasan dan pembangunan infrastruktur
seperti jalur Pansela.
Peran KLHS sangat penting dalam menciptakan pembangunan yang
berkelanjutan. Implementasi KLHS juga diharapkan dapat mengantisipasi terjadinya
dampak lingkungan yang bersifat lintas batas dan lintas sector. Pada isu strategis
dan tercermin dalam visi pemerintah pada RPJMD Kabupaten Bantul, bahwa
komitmen pemerintah Kabupaten Bantul menuju pada pembangunan yang
berkelanjutan. Namun kebijakan, program dan rencana RPJMD perlu ditelaah dan
dilakukan suatu kajian untuk mengetahui dampak dari berjalannya program.
Rumusan tujuan strategi RPJMD Kabupaten Bantul telah memuat pertimbangan
pengarusutamaan lingkungan hidup, tetapi belum dijabarkan secara memadai ke
dalam konsep rencana program.
Rumusan rencana pembangunan jangka menengah (RPJMD), belum
memperhatikan keterkaitan dan keseimbangan antara pembangunan ekonomi,
sosial dan lingkungan hidup. Lingkungan hidup belum menjadi pertimbangan
penting.
Perubahan tata guna tanah yang tidak terkendali juga akan berakibat
memburuknya daya tampung/daya dukung lingkungan.
Perubahan Rencana Stategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah halaman 25
3.5. Penentuan Isu-isu Strategis
Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan dalam
perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan di masa yang akan
datang, dengan mempertimbangkan isu-isu dan dinamika internasional, nasional
maupun regional. Sebelum menentukan isu-isu strategis maka perlu dilakukan
terlebih dahulu identifikasi permasalahan- permasalahan yang didasarkan pada
tugas dan fungsi PD, sehingga dapat dipisahkan permasalahan-permasalahan yang
dapat dikendalikan oleh PD sendiri dan permasalahan- permasalahan yang tidak
dapat dijangkau oleh PD karena keterbatasan kewenangannya. Berdasarkan
beberapa telaah yang telah dilakukan di atas maka dapat dirumuskan beberapa isu
strategis yang menjadi landasan bagi penyusunan rencana strategis Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2016 - 2021 yakni:
1. Meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan daerah serta penegakkan
standar mutu perencanaan, pengendalian dan evaluasi; Meningkatkan
keselarasan antara perencanaan pembangunan jangka panjang, jangka
menengah, dan jangka pendek daerah dengan pelaksanaannya di PD;
2. Meningkatkan peran kelembagaan Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah dalam perencananaan, penganggaran, dan pengendalian;
3. Meningkatkan kualitas dan kapasitas sumber daya aparatur perencana;
4. Mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi yang terintegrasi dalam
sistem perencanaan, penganggaran, dan evaluasi;
5. Meningkatkan ketepatan dan validitas data perencanaan pembangunan;
6. Meningkatkan kualitas pelaksanaan penjaringan aspirasi dalam proses
perencanaan;
7. Adanya sanksi dari pemerintah pusat dan provinsi terhadap keterlambatan
penyelesaian dokumen perencanaan; Tuntutan kelengkapan jenis dan akurasi
data dalam dokumen perencanaan agar informasi dan prediksi kondisi ke
depan dilakukan dipertanggungjawabkan (kredibel);
8. Kecenderungan semakin meningkatnya peran dan partisipasi masyarakat
dan stake holder lainya dalam perencanaan pembangunan dan semakin
meningkatnya tuntutan agar aspirasi masyarakat terakomodasi dalam
perencanaan pembangunan;
9. Tuntutan terlaksananya mekanisme perencanaan pembangunan daerah
yang berkualitas dan tepat waktu sesuai dengan amanat UU No 25 Tahun
2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,
10. Tuntutan integrasi dan sinkronisasi antardokumen perencanaan agar tujuan
dan sasaran pemerintahan mengalir dari pemerintah pusat, provinsi dan
kabupaten;
Perubahan Rencana Stategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah halaman 26
11. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat yang
menuntut ketersediaan sarana prasarana dan kesiapan SDM di bidang
perencanaan pembangunan;
12. Perkembangan pembangunan wilayah yang sangat pesat baik yang
berdimensi nasional maupun regional sehingga menuntut kesiapan aparat
perencanaan dalam melakukan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi
pembangunan yang berbasis wilayah.
Perubahan Rencana Stategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah halaman 27
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN
Rumusan visi dan misi unit kerja (SKPD) Bappeda Kabupaten Bantul adalah
dalam rangka dan berkaitan dengan dukungan untuk mencapai visi dan misi daerah
sebagaimana diuraikan dalam RPJM Daerah. Untuk memudahkan penentuan target
kinerja yang diharapkan maka digunakan ungkapan dan pernyataan yang bersifat
matematis dan konkrit.
Dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah berimplikasi pada perubahan dokumen perencanaan untuk
disesuaikan dengan Struktur Organisasi yang baru. Oleh karena itu Pemerintah
Kabupaten Bantul akan melakukan review dan revisi terhadap RPJMD Kabupaten
Bantul Tahun 2016-2021. Sejalan dengan perubahan Struktur Organisasi dan
RPJMD, maka dilakukan pula review dan revisi terhadap Renstra Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2016-2021.
Dengan adanya perubahan tersebut, maka visi, misi, tujuan, sasaran, strategi
dan kebijakan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mengalami perubahan
pula sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi yang baru.
4.1 Visi dan Misi
Pengertian visi diartikan sebagai gambaran spesifik tentang apa yang ingin
dicapai dan misi adalah bagaimana visi itu diwujudkan, kemudian berdasarkan visi
dan misi tersebut kemudian dirumuskan tujuan serta sasaran-sasaran yang akan
dicapai beserta indikator-indikatornya. Visi Kabupaten Bantul Tahun 2016-2021
adalah:
Secara filosofis visi tersebut adalah cita-cita untuk mewujudkan masyarakat
Kabupaten Bantul yang :
“Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Bantul yang sehat,
cerdas, dan sejahtera, berdasarkan nilai-nilai keagamaan,
kemanusiaan, dan kebangsaan dalam wadah Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI)”.
Perubahan Rencana Stategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah halaman 28
1. Sehat yaitu masyarakat Kabupaten Bantul yang memiliki kesehatan jasmani,
rohani dan sosial.
2. Cerdas yaitu masyarakat Kabupaten Bantul yang memiliki kecerdasan
intelektual, emosional dan spiritual.
3. Sejahtera yaitu masyarakat Kabupaten Bantul yang produktif, mandiri,
memiliki tingkat penghidupan yang layak dan mampu berperan dalam
kehidupan sosial.
4. Kemanusiaan yaitu masyarakat Kabupaten Bantul yang peduli, saling
menghargai dan mengembangkan semangat gotong-royong.
5. Kebangsaan yaitu masyarakat Kabupaten Bantul yang memiliki rasa
patriotisme cita tanah air dan tumpah darah untuk bersama-sama
mewujudkan pembangunan.
6. Keagamaan yaitu masyarakat Kabupaten Bantul yang beriman, menjalankan
ibadah dan mengembangkan toleransi beragama.
Oleh karena itu, sebuah visi belum dapat dikatakan sempurna tanpa adanya
serangkaian misi yang berfungsi untuk mewujudkan cita-cita tersebut. Dengan
memperhatikan seluruh aspek pembangunan yang dibutuhkan oleh Kabupaten
Bantul dan dengan memperhatikan langkah-langkah yang harus ditempuh untuk
mencapai Visi pembangunan Kabupaten Bantul Tahun 2016-2021, maka
dirumuskan misi sebagai berikut:
1. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yg baik, efektif, efisien dan bebas dari
KKN melalui percepatan reformasi birokrasi
2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang sehat, cerdas, terampil dan
berkepribadian luhur
3. Mewujudkan kesejahteraan masyarakat difokuskan pada percepatan
pengembangan perekonomian rakyat dan pengentasan kemiskinan
4. Meningkatkan kapasitas dan kualitas sarana-prasarana umum, pemanfaatan
Sumber Daya Alam dengan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup dan
pengelolaan risiko bencana
5. Meningkatkan tata kehidupan masyarakat Bantul yang agamis, nasionalis,
aman, progresif dan harmonis serta berbudaya istimewa.
Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi serta menjawab tantangan
lingkungan strategis yang dihadapi tersebut di atas, Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul mempunyai visi sebagai berikut:
INSTITUSI PERENCANAAN YANG PROFESIONAL
Perubahan Rencana Stategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah halaman 29
Institusi Perencanaan yang Profesional yaitu Instisusi Perencanaan yang
mempunyai kapasitas dan kapabilitas dalam perencanaan pembangunan daerah
dengan mendasarkan pada kualitas perencanaan yang berorientasi pada hasil
dengan menjaga kaidah-kaidah proses dalam sebuah kerangka organisasi
perencanaan yang modern.
Sejalan dengan visi di atas, maka misi Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Bantul adalah:
1. Mewujudkan sistem perencanaan pembangunan daerah yang terpadu dan
berkualitas.
2. Memantapkan fungsi pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah
Keterkaitan antara RPJMD Kabupaten Bantul 2016-2021 dengan
Tujuan dan Sasaran Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten
Bantul ditunjukkan pada gambar 4.1 berikut ini:
Gambar 4.1
Keterkaitan RPJMD dengan Tujuan dan Sasaran Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul
TERWUJUDNYA MASYARAKAT KABUPATEN BANTUL YANG SEHAT,
CERDAS, DAN SEJAHTERA, BERDASARKAN NILAI-NILAI
KEAGAMAAN, KEMANUSIAAN, DAN KEBANGSAAN DALAM WADAH
NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA (NKRI)
MISI 1 RPJMD
Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan Yg Baik, Efektif, Efisien Dan
Bebas Dari KKN Melalui Percepatan Reformasi Birokrasi
SASARAN 1 RPJMD
Terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan daerah yang berkualitas
Perubahan Rencana Stategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah halaman 30
4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah
Tabel 4.1.
Kajian Sasaran dan Indikator Kinerja BAPPEDA Kabupaten Bantul Tahun 2017
TUJUAN PD
1. Meningkatkan sinergitas perencanaan pembangunan daerah 2. Meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan rencana
pembangunan daerah
Perubahan Rencana Stategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah halaman i
No Sasaran
Strategis
Indikator Kinerja Target Kajian Revisi Tindaklanjut
1 Meningkatnya
kualitas
perencanaan
pembangunan
daerah
Persentase keselarasan
program kegiatan RKPD
dengan RPJMD
100% Secara sistem perencanaan semua
program dalam RPJMD dengan RKPD
sudah terintegrasi, sehingga indicator
kinerja sudah mencapai 100%.
Tidak masuk dalam indicator kinerja
sasaran
Persentase rata-rata
pencapaian target kinerja
92% Indikator kinerja ini masih tetap digunakan
sesuai dengan PD BAPPEDA yang baru
Masih digunakan .
Persentase program
kegiatan RKPD sesuai
Musrenbang
80%
Indikator kinerja ini masih tetap digunakan
dalam indicator kinerja program
Indikator ini lebih diperluas lagi
sehingga Bappeda selaku
pengendalian dan evaluasi dapat
terukur.
2 Meningkatnya
masyarakat
miskin penerima
program
pengentasan
kemiskinan
Persentase
masyarakat miskin
penerima program
pengentasan
kemiskinan
100%
- Sasaran strategis telah diampu oleh PD
Tehnis karena adanya SOTK baru.
- Indikator kinerja ini masih tetap
digunakan dalam indicator kinerja
program
Dilaksanakan oleh PD Tehnis namun
Bappeda tetap melaksanakan monev
program-program pengentasan
kemiskinan
3 Meningkatnya
pemanfaatan
ruang sesuai
RTRW
Persentase Cakupan
pengendalian tata ruang
(%)
84 %
- Sasaran strategis telah diampu oleh PD
Tehnis karena adanya SOTK baru.
- Indikator kinerja ini masih tetap
digunakan dalam indicator kinerja
program
Dilaksanakan oleh PD Tehnis namun
Bappeda tetap melaksanakan monev
pemanfaatan ruang
42
Memperhatikan hasil kajian sasaran dan indicator kinerja dalam Rencana Kerja
Tahunan (RKT) Badan perencanaan Pembangunan Daerah pada awal tahun 2017
maka dilakukan perubahan sasaran dan IKU PD menyesuaikan dengan SOTK baru.
Adapun perubahan sasaran dan indikator kinerja Badan perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Bantul tahun 2017 adalah sebagai berikut :
4.2.1 Tujuan
Sesuai dengan visi, misi diatas maka tujuan yang ingin dicapai adalah:
1. Meningkatkan sinergitas perencanaan pembangunan daerah.
2. Meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan rencana pembangunan
daerah.
4.2.1 Sasaran
Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, maka ditetapkan sasaran sebagai
berikut:
1. Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah
2. Meningkatnya sinergitas dan konsistensi perencanaan pembangunan
Tabel 4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Bappeda
Sasaran RPJMD
Kabupaten Bantul
Tujuan PD
Sasaran
PD
Indikator
Sasaran PD
Target Indikator Sasaran PD
2016 2017 2018 2019 2020 2021
Terwujudnya
penyelenggar
aan
pemerintahan
daerah yang
berkualitas
Meningkat
kan
sinergitas
perencana
an
pembangu
nan
daerah
Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah
Persentase Rata-Rata Pencapaian Sasaran Daerah
94,05
94,35
94,50
94,75
94,90
95,00
Terwujudnya kesesuaian perencanaan dengan hasil pembangunan
Meningkat nya sinergitas dan konsistensi perencanaan pembangunan
Persentase Rata-Rata Pencapaian Target Kinerja
89,43
90,00
90,40
90,75
91,10
91,50
43
4.3. Strategi dan Kebijakan
4.3.1 Analisis Lingkungan Strategis
Berdasarkan kajian Analisis Lingkungan Internal (ALI) terdapat beberapa hal
yang merupakan unsur kekuatan dan kelemahan sebagai berikut:
Kekuatan (Strength)
1. Tersedianya kuantitas dan kualitas SDM yang memadai;
2. Motivasi bekerja yang kuat;
3. Sarana dan prasarana kerja yang memadai;
4. Sumber pembiayaan yang cukup untuk kelancaran tugas;
5. Adanya forum dan mekanisme koordinasi perencanaan pembangunan daerah.
Kelemahan (Weakness)
1. Belum optimalnya sistem pengelolaan dan penyediaan data;
2. Kurangnya intensitas koordinasi antarbidang;
3. Beban kerja yang belum sesuai dengan jumlah SDM;
4. Belum optimalnya pelaksanaan pengendalian dan evaluasi.
Dilihat dari Analisis Lingkungan Eksternal (ALE), yang pada hakekatnya unsur
kuncinya terletak pada Peluang dan Ancaman, adalah sebagai berikut :
Peluang (Opportunity)
1. Teknologi dan Informasi Perencanaan Berbasis Web yang Berkembang Pesat
2. Dukungan dari Kebijakan Pemerintah Pusat dan Provinsi dalam Perencanaan
Pembangunan
3. Tawaran Kerjasama antar daerah, lembaga , perguruan tinggi, swasta
4. CSR dari dunia usaha, lembaga, Perguruan Tinggi.
5. Inovasi-inovasi baru.
Ancaman (Threat)
1. Adanya sanksi dari pemerintah pusat dan provinsi terhadap keterlambatan
penyelesaian dokumen perencanaan
2. Tuntutan dan aspirasi masyarakat yang selalu berkembang.
44
3. Kurangnya pemahaman pemangku kepentingan terhadap proses dan dokumen
perencanaan.
4. Masih kurangnya komitmen dan konsistensi PD atas dokumen perencanaan
pembangunan
5. Kontrol Masyarakat, Media dan LSM yang Tinggi dalam Mengevaluasi Kinerja
Pemerintahan.
4.3.2 Faktor-faktor Penentu Keberhasilan
Dalam pelaksanaan Otonomi Daerah, terdapat tiga isu sentral dan bersifat sangat
esensial dan mendasara. Tiga isu itu merupakan keberhasilan yang harus diperhatikan
setiap stakeholders yang terlibat dalam pelaksanaan otonomi daerah, yaitu : pertama
sharing of power (pembagian kewenangan), kedua distribution of income (pemerataan
pendapatan), dan ketiga empowering (pemberdayaan dan partisipasi).
Dalam kerangka itu, faktor-faktor penentu keberhasilan yang terutama adalah
terletak pada :
1. Tersedianya SDM professional dan sarana kerja yang memadai.
2. Tersedianya data yang akurat dan terkini.
3. Berfungsinya mekanisme perencanaan yang partisipatif dan akuntabel
4. Berfungsinya pengendalian dan evaluasi perencanaan pembangunan.
Tabel 4.3. Analisis Lingkungan Strategis
KEKUATAN KELEMAHAN
1. Tersedianya kuantitas dan kualitas SDM yang memadai;
2. Motivasi bekerja yang kuat;
3. Sarana dan prasarana kerja yang memadai;
4. Sumber pembiayaan yang cukup untuk kelancaran tugas;
5. Adanya forum dan mekanisme koordinasi perencanaan pembangunan daerah.
1. Belum optimalnya system pengeloaan dan penyediaan data;
2. Kurangnya intensitas koordinasi antarbidang;
3. Beban kerja yang belum sesuai dengan jumlah SDM;
4. Belum optimalnya pelaksanaan motoring dan evaluasi.
PELUANG STRATEGI S-O : STRATEGI W-O :
1. Teknologi dan Informasi Perencanaan Berbasis Web yang Berkembang Pesat
Menerapkan pelayanan
aparatur Bappeda yang
Meningkatkan kualitas
manajemen organisasi melalui
peningkatan kapasitas
45
2. Dukungan dari Kebijakan Pemerintah Pusat dan Provinsi dalam Perencanaan Pembangunan
3. Tawaran Kerjasama antar daerah, lembaga , perguruan tinggi, swasta
4. CSR dari dunia usaha, lembaga, Perguruan Tinggi.
5. Inovasi-inovasi baru.
efektif dan efisien aparatur, akuntabilitas kinerja
keuangan dan database
Bappeda
ANCAMAN STRATEGI S-T: STRATEGI W-T :
6. Adanya sanksi dari pemerintah pusat dan provinsi terhadap keterlambatan penyelesaian dokumen perencanaan
7. Tuntutan dan aspirasi masyarakat yang selalu berkembang.
8. Kurangnya pemahaman pemangku kepentingan terhadap proses dan dokumen perencanaan.
9. Masih kurangnya komitmen dan konsistensi SKPD atas dokumen perencanaan pembangunan
10. Kontrol Masyarakat, Media dan LSM yang Tinggi dalam Mengevaluasi Kinerja Pemerintahan
Melaksanakan penyusunan
perencanaan pengendalian
dan evaluasi pembangunan
daerah secara konsisten dan
akuntabel berbasis IT
Meningkatkan pemanfaatan hasil penelitian / kajian dalam pengambilan kebijakan daerah
4.3.3 Strategi
Menurut teori pengembangan strategi pada anilisis SWOT, terdapat empat
macam tipe umum strategi menuju keberhasilan organisasi, yaitu :
1. Strategi Comparative Advantage (keunggulan komparatif), yang pada
hakekatnya organisasi memiliki peluang dominan dan juga kekuatan pada posisi
internal yang signifikan. Dua elemen yang paling potensial dapat berinteraksi.
Inilah sesungguhnya keunggulan komparatif yang harus dimanfaatkan secara
efisien dan efektif. Persoalan mendasara yang harus dikembangkan, adalah
bagaimana memanfaatkan kekuatan untuk meningkatkan posisi kempetitifnya.
2. Strategi Mobilization, dalam konteks ini Bappeda harus mampu memobilisasi
semua sumber daya yang merupakan kekuatan organisasi untuk mengeliminir
ancaman dan atau bahkan berusaha merubahnya menjadi peluang.
46
3. Strategi Investment/Divesment, dalam kondisi ini Organisasi memang pada
posisi yang harus hati-hati. Sebab peluang sangat meyakinkan tetapi organisasi
kurang ada kemampuan organisasi untuk meresponnya. Jika tidak hati-hati akan
menimbulkan high cost.
4. Strategi Damage control, pada posisi ini strategi yang akan ditempuh harus
benar-benar lebih hati-hati. Karena sudah terancam dari luar tetapi juga harus
menghadapi sumber daya yang masih lemah. Untuk itu, harus mengendalikan
dan melakukan pembenahan sumber dayanya. Yang paling utama adalah
merubah kelemahan menjadi kekuatan potensial.
Berdasarkan hasil analisis SWOT, serta dengan mengasumsikan bahwa inovasi
kelembagaan di pemerintahan berjalan lambat, maka strategi yang akan dipilih oleh
Bappeda Kabupaten Bantul dalam kurun waktu 2016 – 2021 adalah:
1. Meningkatkan kualitas sistem perencanaan
2. Meningkatkan Ketersediaan data Informasi Pembangunan Daerah dan
fasilitasi fungsi kelitbangan
3. Meningkatkan sistem pengendalian dan evaluasi.
4.3.4 Kebijakan
1. Melaksanakan integrasi sistem perencanaan pembangunan
2. Mewujudkan basis data yang akurat, mudah diakses serta meningkatkan hasil
kajian yg dpt dimanfaatkan dalam pengambilan kebijakan
3. Mengoptimalkan pengendalian dan evaluasi kebijakan, pelaksanaan dan hasil
capaian kinerja.
47
BAB V RENCANA PROGRAM DAN
KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN
PENDANAAN INDIKATIF
5.1 Rencana Program dan Kegiatan
Rencana program/ kegiatan, serta indikator kinerja dan pendanaan yang disusun
didalam rencana strategis ini bersifat indikatif. Dalam hal ini disusun demikian
mengingat paradigma pembangunan lima tahunan tentunya tidak akan berjalan statis,
tetapi akan mengalami dinamisasi seiring dengan berkembangnya permasalahan
pembangunan.
Sesuai dengan Visi-Misi Kepala Daerah, serta Tujuan dan Sasaran yang ada di
RPJMD, maka untuk mencapai Sasaran Strategis Bappeda ditentukanlah program-
program. Pada Perubahan Renstra ini dilakukan beberapa penyesuaian tanpa
menambah jumlah program sebagai berikut :
1. Penyesuaian nomenklatur program sesuai dengan Perubahan SOTK (Peraturan
Bupati Nomor 127 Tahun 2016),
2. Penyempurnaan indikator program dan operasionalisasi rumusan indikator.
Tabel 5.1
Perbandingan perubahan Program
PROGRAM SEBELUM PERUBAHAN PROGRAM SETELAH PERUBAHAN KET
1. Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran
1. Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran
2. Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran
2. Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran
3. Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur
3. Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur
4. Program Peningkatan Disiplin
Aparatur
48
5. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
6. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
5. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
7. Program Perencanaan, Penganggaran, Pengendalian Kinerja dan Keuangan
6. Program Pengendalian Perencanaan Pembangunan Daerah
8. Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah
7. Program Pengembangan Data/Informasi
9. Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa
10. Program Pengembangan Perumahan
11. Program Perencanaan Tata Ruang
12. Program Kerjasama Pembangunan 8. Program Kerjasama Pembangunan
13. Program Penyelematan & Pelestarian Dok/Arsip Daerah
14. Program Pengembangan Lingkungan Sehat
15. Program Perencanaan Pembangunan Daerah
9. Program Perencanaan Pembangunan Daerah
16. Program Perencanaan Pembangunan Perekonomian
10. Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi
17. Program Pengembangan dan Pemeliharaan Data dan Statistik
18. Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi Daerah
19. Program Perencanaan Sosial dan Budaya
11. Program Perencanaan Sosial dan Budaya
20. Program Pengembangan & Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya
21. Program Perencanaan Prasarana Wilayah & SDA
12. Program Perencanaan Prasarana Wilayah & SDA
13. Program Penguatan Sistem Daerah
Sumber Data : Hasil Kajian Bappeda 2017
Selain penyesuaian program, dalam perubahan Renstra BAPPEDA juga
dilakukan penyederhanaan kegiatan. Pada Renstra sebelumnya terdapat 83 kegiatan,
pada perubahan Renstra menjadi 25-30 kegiatan .
49
Uraian program dan kegiatan yang direncanakan serta indikator kinerja dan
pendanaan indikatif dalam Perubahan Renstra ini disajikan dalam tiga tabel terpisah,
untuk memisahkan program dan kegiatan tahun 2016 yang sudah dilaksanakan, tahun
2017 yang sedang dilaksanakan, serta rencana tahun 2018-2021 sebagaimana
ditunjukkan pada tabel-tabel berikut ini :
Sesuai dengan Visi-Misi Kepala Daerah, serta Tujuan dan Sasaran yang ada di
RPJMD, maka untuk mencapai Sasaran Strategis Bappeda ditentukanlah 13 Program
Prioritas yaitu;
Tabel 5.2 Realisasi Program Tahun 2016
Tahun 2016
NO PROGRAM REALISASI
1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 872.225.865
2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 590.967.220
3 Program Peningkatan Disiplin Aparatur 2.300.000
4 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 27.150.000
5 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
0
6 Program Pengembangan Data/Informasi 150.184.800
7 Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah 48.002.970
8 Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa 21.775.000
9 Program Pengembangan Perumahan 155.138.440
10 Program Perencanaan Tata Ruang 477.366.925
11 Program Kerjasama Pembangunan 14.224.500
12 Program Penyelematan & Pelestarian Dok/Arsip Daerah 18.673.950
13 Program Pengembangan Lingkungan Sehat 32.934.750
14 Program Perencanaan Pembangunan Daerah 1.365.495.992
15 Program Perencanaan Pembangunan Perekonomian 1.129.555.710
16 Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi Daerah 143.030.000
17 Program Perencanaan Sosial dan Budaya 861.121.565
50
18 Program Pengembangan & Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa
dan Jaringan Pengairan Lainnya
218.430.200
19 Program Perencanaan Prasarana Wilayah & SDA 51.272.500
J U M L A H 6.179.850.387
Sumber Data : DPA Bappeda Kabupaten Bantul TA 2016
Tabel 5.3 Program, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan
Tahun 2017
No.
PROGRAM SEBELUM
PERUBAHAN
INDIKATOR
KONDISI
AWAL
2016
TARGET
ANGGARAN
1 Program
Pengembangan
Data/Informasi
ketersediaan
data
perencanaan
%
80 100 540.205.000
2
Program Kerjasama
Pembangunan
Presentase
kerjasama yg
mendukung
sasaran
daerah
73,33 73,33
784.690.000
3 Program Perencanaan
Pembangunan Daerah
Persentase
capaian
sasaran
daerah bidang
perencanaan
pembangunan
94,05 94,35 1.801.650.000
4 Program Perencanaan
Pembangunan
Perekonomian
Persentase
capaian
sasaran
daerah bidang
pembangunan
ekonomi
90 90 701.700.000
5 Program Perencanaan
Sosial dan Budaya
Persentase
capaian
sasaran
daerah bidang
sosial budaya
90 90 1.142.870.000
6 Program Perencanaan
Prasarana Wilayah &
Persentase
capaian
90 90 425.250.000
51
SDA sasaran
daerah bidang
prasarana
wilayah dan
sumber daya
alam
7 Pengendalian
Perencanaan
Pembangunan Daerah
Capaian pengendalian dan evaluasi program PD (%)
89,43
90,00
108.400.000
8 Penguatan Sistem
Inovasi Daerah
Persentase
IPTEKMAS
yang
diterapkan
pada
masyarakat
75
76
154.720.000
JUMLAH 8.537.441.000
Sumber Data : Hasil Analisis Bappeda Kab. Bantul Tahun 2017
Dari Program tersebut di atas diuraikan kegiatan yang direncanakan, indicator kinerja
dan pendanaan indikatif sebagaimana tabel berikut ini:
42
Tabel 5.4.
Keterkaitan Indikator Sasaran, Program dan Kegiatan
Rencana Tahun 2017
PD :BAPPEDA
No
Sasaran
Strategis
Daerah
IKU Bupati Sasaran
Strategis PD IKU PD Target Program
Indikator Kinerja
Program
Targ
et Kegiatan
Indikator
Kinerja
Kegiatan
Target Anggaran
(Rp)
1 Terwujudnya
penyelenggaraa
n pemerintahan
daerah yang
berkualitas
Indeks Tata
Kelola
Pemerintahan
(Indonesia
Governance
Index/IGI)
Meningkatnya
kualitas
perencanaan
pembangunan
daerah
Persentase
Rata-rata
capaian
Sasaran
Daerah
94.50% Program
Perencanaan
Pembangunan
Daerah.
Keselarasan
Program RKPD
dengan RPJMD
100
%
a.
Perencanaan
Penganggara
n
Tersusunnya
dokumen
perencanaan
pembangunan
daerah (RKPD
dan KUA PPAS)
4
dokumen
1,276,650,
000
Terlaksananya
Musrenbang
Kabupaten
1 Kali
Rekonfigurasi
dan
pemeliharaan
SIM
Perencanaan
1 SIM
43
Jumlah SIM
Perencanaan
Terintegrasi
1 SIM
b.
Perencanaan
pembangunan
kewilayahan
Tersusunnya
Review RPJMD
Kab Bantul
1
Dokumen
360,000,0
00
Tersusunya
KLHS dan NA
Review RPJMD
2
Dokumen
c.
Perencanaan
sektoral
Jumlah Renja
PD terverifikasi
54
dokumen
145,000,0
00
d.
Penyusunan
dokumen
Perencanaan
SKPD
Jumlah
dokumen
perencanaan
1
Dokumen
20,000,00
0
Perencanaan
Pembangunan
Ekonomi
Persentase
capaian sasaran
daerah bidang
pembangunan
ekonomi
90% Peningkatan
Pengelolaan
Irigasi
Partisipatif
(PPIP)
Tersusunnya
dokumen
Perencanaan
Pengembangan
Irigasi partisipatif
3 PSETK4
200,000,0
00
44
Pendampinga
n Peningkatan
Pengelolaan
Irigasi
Partisipatif
Tersusunnya
dokumen
Perencanaan
Pengembangan
Irigasi partisipatif
3 PSETK4
70,000,00
0
Perencanaan
Pembangunan
Dunia Usaha
dan Industri
Tersusunya
dokumen
perencanaan
pembangunan
dunia usaha dan
industri
3
Dokumen
431,700,0
00
Perencanaan
Prasarana
Wilayah dan
Sumberdaya
Alam
Persentase
capaian sasaran
daerah bidang
prasarana wilayah
dan sumber daya
alam
90% Perencanaan
Pembangunan
Tata Ruang
dan
Pengembanga
n Wilayah
Tersusunnya
dokumen
perencanaan
tata ruang dan
pengembangan
wilayah dan
Kabupaten
6
Dokumen
425,250,0
00
Perencanaan
Pemberdayaan
Sosial Budaya
Persentase
capaian sasaran
daerah bidang
sosial budaya
90% Perencanaan
Pemberdayaa
n Kesra
1. Tersusunnya
Dokumen RAD
Pangan dan Gizi
1
Dokumen
343,710,0
00
2. Dokumen
Laporan
Kabupaten
Sehat
1
Dokumen
45
3. Dokumen
Monev Subbid
Kesra
1
Dokumen
Perencanaan
Pemberdayaa
n
Pemerintahan
1. Tersusunnya
Program SID di
Desa
1
Dokumen
414,160,0
00
2. Dokumen
RAD PPK
1
Dokumen
3. Dokumen
RANHAM
1
Dokumen
4. Dokumen IGI 1
Dokumen
Perencanaan
Pembangunan
Pemberdayaa
n Masyarakat
1. Tersusunnya
Laporan
Pemberdayaan
Masyarakat
1
Dokumen
385,000,0
00
2. Updating Data
Kemiskinan
1
Dokumen
3. Monev
Pemberdayaan
Masyarakat
25 Kali
Program
pengembangan
data/informasi
Cakupan
ketersediaan data
dan informasi
100
%
PENYUSUNA
N DAN
PENGELOLA
AN DATA
Jumlah
dokumen Profil
daerah
1
Dokumen
417,745,0
00
46
perencanaan DAERAH Jumlah
dokumen SIPD
1
Dokumen
Jumlah
dokumen Data
IPM
1
Dokumen
Jumlah
dokumen Data
perekonomian
1
Dokumen
SK Bupati 1 Bh
PENYUSUNA
N LAPORAN
KETERANGA
N
PERTANGGU
NG
JAWABAN
(LKPJ)
jumlah dokumen
LKPJ
1
Dokumen
122,460,0
00
Program
Kerjasama
Pembangunan
Presentasi
kerjasama yang
mendukung
sasaran daerah
73.7
3%
PENELITIAN
DAN
PENGEMBAN
GAN
KERJASAMA
DAERAH
Jumlah
dokumen studi
12
Dokumen
784,690,0
00
Fasilitasi
kerjasama
daerah
3 PK
47
Fasilitasi CSR,
koordinasi
pengabdian
masyarakat
yang dilakukan
PT, koordinasi
kegiatan
penelitian
30 Kali
Program
Penguatan
Sistem Inovasi
Daerah
Persentase
IPTEKMAS yang
diterapkan pada
masyarakat
78% PENGEMBAN
GAN SISTEM
INOVASI
DAERAH
Edisi Jurnal
Riset Daerah
4
Dokumen
154,720,0
00
Implementasi
roadmap Sida
1
Dokumen
Implementasi
IPTEK
5
iptekmas
Meningkatnya
sinergitas dan
konsistensi
perencanaan
pembangunan
Persentase
Rata-Rata
Pencapaian
Target
Kinerja PD
90,4 % Program
Pengendalian
Perencanaan
Pembangunan
Daerah
Persentase Rata-
Rata Pencapaian
Target Kinerja
Program PD
92% PENGENDALI
AN,
MONITORING
DAN
EVALUASI
PERENCANA
AN
PEMBANGUN
AN DAERAH
jumlah dokumen
DAK
5
Dokumen
108,400,0
00
jumlah dokumen
evaluasi hasil
RKPD2018
2
Dokumen
48
jumlah dokumen
evaluasi hasil
RPJMD 2018
1
Dokumen
Laporan data
kinerja
Kabupaten
4
Dokumen
1. Program
Pelayanan
Administrasi
Perkantoran
Capaian Nilai
AKIP
83 1. Penyediaan
Jasa,
Peralatan, dan
Perlengkapan
Perkantoran
Tersedianya
jasa, peralatan
dan
perlengkapan
kantor
8 Jenis 173,516,0
00
2. Penyediaan
Rapat-rapat,
Koordinasi
dan
Konsultasi
Jumlah
koordinasi 1300 Ok
1,311,315,
000
Jumlah
konsultasi 130 Op
2. Program
Peningkatan
Sarana dan
Prasarana
Aparatur
Cakupan
pemenuhan
sarana dan
prasarana
aparatur
80% 3.
Pembangunan
/Rehabllitasi
Rumah dan
Gedung
Kantor
Rehabilitasi 1
ruang bidang
1 Unit 200,000,0
00
49
4.
Pengadaan/R
ehabilitasi
Kendaraan
Dinas/Operasi
onal
Tersedianya
kendaraan dinas
1 Unit 460,700,0
00
5. Pengadaan
Peralatan dan
Perlengkapan
Jumlah alat dan
perlengkapan
kantor
17 Unit 317,425,0
00
6.
Pemeliharaan
Kendaraan
Dinas/Operasi
onal
Terpeliharanya
kendaraan dinas
25 Unit 160,000,0
00
7.
Pemeliharaan
Peralatan dan
Perlengkapan
Pemeliharaan
komputer,
printer, AC fax
8 Unit 35,000,00
0
3. Program
Peningkatan
Kapasitas
Sumber Daya
Aparatur
Cakupan
peningkatan
kapasitas
sumberdaya
aparatur
90% Pendidikan,
Pelatihan,
Sosialisasi,
Bimtek dan
peningkatan
Kapasitas
Aparatur
Jumlah peserta
Pelatihan dan
Bimtek
90 Orang 205,000,0
00
50
4. Program
peningkatan
pengembangan
system
Pelaporan
capaian kinerja
dan keuanga
Capaian Nilai
Evaluasi Kinerja
83 Penyusunan
laporan
capaian
kinerja,
keuangan,
barang,
kepegawaian
dan
ketatausahaa
n
Jumlah
dokumen
capaian kinerja,
keuangan,
barang,
kepegawaian
dan
ketatausahaan
2
Dokumen
15,000,00
0
Sumber Data : Hasil Analisis Bappeda Kab. Bantul Tahun 2017
li
BAB VI INDIKATOR KINERJA BAPPEDA YANG
MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Indikator kinerja yang akan dicapai Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Bantul dalam lima tahun mendatang untuk mendukung pencapaian Misi ke-1
RPJMD Kabupaten Bantul 2016 – 2021 yakni Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan yang
Baik, pada tujuan terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik, efisien dan bebas KKN,
serta sasaran RPJMD Kabupaten Bantul 2016 – 2021 yaitu terwujudnya penyelenggaraan
pemerintahan daerah yang berkualitas.
Tabel 6.1 Indikator Kinerja SKPD yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD
SASARAN
RPJMD
SASARAN
BAPPEDA
INDIKATOR
KINERJA
TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN
KE-
1 2 3 4 5 6
Terwujudnya
penyelenggaraan
pemerintahan
daerah yang
berkualitas
Meningkatnya
kualitas
perencanaan
pembangunan
daerah
Persentase
Rata-Rata
Pencapaian
Sasaran
Daerah
94,05 94,35 94,50 94,75 94,90 95,00
Tercapainya
target kinerja
dan program
pembangunan
daerah
Persentase
Rata-Rata
Pencapaian
Target
Kinerja PD
89,43
90,00 90,40 90,75 91,10 91,50
lii
BAB VII PENUTUP
Revisi Rencana Strategis Bappeda Kabupaten Bantul Tahun 2016-2021 merupakan
dasar pedoman rencana jangka menengah kedua yang dalam penerapannya
dioperasionalkan melalui Rencana Kerja (Renja). Dengan demikian, berbagai bentuk
strategi yang telah dipilih baik yang berupa kebijakan maupun program dan kegiatan dalam
dokumen Rencana Strategis ini harus dapat dimplementasikan secara tuntas dan jelas
kedalam rencana kegiatan tahunan demi mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan sampai dengan tahun 2016-2021.
Renstra ini adalah dokumen yang dipergunakan Kepala Bappeda dalam rangka
mewujudkan visi dan misi Bupati serta merupakan dokumen kesanggupan dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya untuk mendukung proses pelaksanaan
pembangunan daerah 5 tahun kedepan (2016-2021). Mengingat bahwa upaya yang harus
ditempuh tidaklah mudah dan ringan maka Bappeda sebagai salah satu Lembaga
Perangkat Daerah yang mempunyai tugas mengkoordinasikan perencanaan pembangunan
daerah tentunya harus berupaya semaksimal mungkin dengan cara menjadikan rencana
strategis ini sebagai pedoman yang tidak dapat ditawar-tawar lagi,mengingat bahwa
Rencana Strategis ini pada hakekatnya merupakan panduan tidak saja bagi aparat Bappeda
tetapi juga bagi segenap pihak -pihak yang berkepentingan dengan proses perencanaan
pembangunan daerah di Kabupaten Bantul. Di lain pihak Rencana Strategis ini juga
merupakan dasar evaluasi dan laporan pelaksanaan dari kinerja tahunan dan lima tahunan
Bappeda Kabupaten Bantul. Dengan demikian, setelah rencana strategis ini ditetapkan,
Bappeda Kabupaten Bantul telah mempunyai pedoman atau arah yang lebih tegas dan jelas
didalam melaksanakan rencana pembangunan jangka menengah dan rencana
pembangunan tahunan.