108
1 Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penelitian mengenai kartun dan sisi politiknya ini muncul ketika sekarang telah banyak media dan konsep penyampaian politik dengan cara yang lebih menarik dari sebelumnya, salah satunya yaitu dengan menggunakan kartun. Konsep-konsep yang semula dipergunakan untuk hal lain ternyata dapat digunakan untuk menyampaikan hal yang lebih “berat” seperti politik. Maka dari itu muncul ide penelitian mengenai kartun dan representasi politik. Penelitian ini ingin melihat bagaimana kartun Panji Koming yang ada di koran Kompas berubah representasinya sebagai penyampai pesan politik pada saat orde baru dan pasca reformasi. Seperti kita ketahui bersama kondisi media massa saat orde baru dan saat pasca reformasi kondisinya jauh berbeda. Pembatasan-pembatasan terhadap media massa sangat mempengaruhi adanya kartun dan isi kartun di media massa. Maka dari itu akan sangat menarik jika kita melihat bagaimana perubahan cara kartun merepresentasikan pesan politiknya di media massa, salah satunya Panji Koming di koran Kompas. Alasan terpilihnya kartun sebagai bagian dalam penelitian ini adalah kartun memang merupakan hal yang biasa ada dalam masyarakat, tapi bagaimana jika kartun mempunyai unsur politis. Kartun yang semula identik sebagai media Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun Panji Koming saat orba dan pasca reformasi)) DIAN NOVIAWATI Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

1

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan

Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penelitian mengenai kartun dan sisi politiknya ini muncul ketika

sekarang telah banyak media dan konsep penyampaian politik dengan cara yang

lebih menarik dari sebelumnya, salah satunya yaitu dengan menggunakan kartun.

Konsep-konsep yang semula dipergunakan untuk hal lain ternyata dapat

digunakan untuk menyampaikan hal yang lebih “berat” seperti politik. Maka dari

itu muncul ide penelitian mengenai kartun dan representasi politik. Penelitian ini

ingin melihat bagaimana kartun Panji Koming yang ada di koran Kompas berubah

representasinya sebagai penyampai pesan politik pada saat orde baru dan pasca

reformasi. Seperti kita ketahui bersama kondisi media massa saat orde baru dan

saat pasca reformasi kondisinya jauh berbeda. Pembatasan-pembatasan terhadap

media massa sangat mempengaruhi adanya kartun dan isi kartun di media massa.

Maka dari itu akan sangat menarik jika kita melihat bagaimana perubahan cara

kartun merepresentasikan pesan politiknya di media massa, salah satunya Panji

Koming di koran Kompas.

Alasan terpilihnya kartun sebagai bagian dalam penelitian ini adalah

kartun memang merupakan hal yang biasa ada dalam masyarakat, tapi bagaimana

jika kartun mempunyai unsur politis. Kartun yang semula identik sebagai media

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 2: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

2

hiburan terutama hiburan anak-anak, kini mengalami proses perubahan

representatif, menjadi sedikit lebih “nakal” dengan membumbuinya dengan unsur

politis. Seperti yang kita ketahui saat ini banyak media cetak seperti koran,

majalah dan media cetak lainnya yang menggunakan media kartun sebagai

penyampai pesan-pesan politik yang ingin mereka sampaikan. Sebenarnya cara ini

merupakan cara yang telah lama digunakan selama bertahun-tahun.

”Penggunaan kartun dalam konteks politik pada pemerintahan

mulai dikenal pada tahun 1843 ketika ratu victoria memimnta pangeran

albert untuk mempelopori suatu pameran kartun yang diselenggarakan di

gedung parlemen Inggris. Selanjutnya kartun politik mulai efektif digunakan

secara besar-besaran sebagai strategi perang urat syaraf yakni pada

pemerintahan nazi jerman dibawah joseph gobbels kartun menjadi media

yang efektif untuk perang urat syaraf”.1

Pesan-pesan yang berupa sindiran dan kritikan terhadap suatu kasus dan

isu serta peristiwa-peristiwa yang sedang hangat dibicarakan dialihkan

menggunakan media kartun, sehingga terkesan lebih ringan dan dapat diterima

oleh berbagai kalangan.

“Kaum psikolog, terutama ahli propaganda, meyakini prinsip

utama otak manusia, yang menjadi alasan mengapa kartun menjadi media

efektif di dalam membangkitkan keberpihakan. Ada beberapa argumen yang

mendasarinya (diilhami dari tulisan schulze. Wechsunger, 2000, political

propaganda, dan jalaluddin rakhmat (1986) psikologi komunikasi.

Bandung : remadja rosda karya). Pertama, otak manusia didesain untuk

memaknai image, bukan kata. Kedua, otak akan menangkap gejala “berita”

atau “kata”, kemudian akan dikonversi ke dalam bentuk image. Ketiga,

kartun politik merupakan media yang sangat efektif dalam membangun

komunikasi politik. keempat, credo goebbels, dalam komunikasi politik

terutama propaganda yakin sekali dengan konsep goebbels, tentang siapa

yang menjadi target (“to whom”) dari propaganda, sasaran efektifnya

orang yang tidak berpendidikan.”2

1 Munawar ahmad “menyimak relasi kekuasaan dalam kartun” dalam Jurnal ilmu sosial dan ilmu

politik vol. 5 no. 1 juli 2001, hal 122 2 Ibid, Munawar Ahmad, hal 123

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 3: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

3

Seiring berjalannya waktu, representasi yang ditimbulkan oleh media

ekspresi kartun semakin lama semakin berubah. Perubahan itu bukan hanya

perubahan secara visual namun perubahan itu juga terdapat dalam isinya yang

terlihat lebih berat. Dapat kita lihat pada koran-koran dan media massa lain yang

menampilkan kartun sebagai salah satu isi dari media mereka untuk

menyampaikan pesan. Misalnya saja dalam koran Kompas terdapat halaman yang

berisi beberapa judul kartun yang hampir semuanya menunjukkan sisi politik dan

cara pandang politis mereka terhadap sebuah kasus yang sedang hangat dibahas di

Kompas. Seolah-olah tiap sisi dalam media massa itu akan dijadikan sebuah alat

penguat sisi pandang dan pendapat media terhadap suatu kasus.

Kartun memang sebagai sebuah media yang mampu diterima masyarakat

dengan sangat baik. Sehingga banyak sekali perubahan penambahan jenis kartun

dari waktu ke waktu sehingga menjadi lebih beragam. Proses yang akhirnya

membawa kartun yang biasanya dilihat sebagai hiburan berubah perannya

menjadi sejauh ini, menjadi media penyampai politik seperti yang telah kita

rasakan sekarang. Kartun memang mempunyai dampak luar biasa terhadap

pemahaman masyarakat Indonesia mengenai suatu kasus dan isu yang sedang

hangat dibicarakan.

GM Sudarta yang merupakan pencipta salah satu karakter kartun terkenal

Oom Pasikom di koran kompas pernah menyatakan bahwa ”kartun di Indonesia

belakangan ini sudah bisa menjadi karya seni yang menyimpan gema panjang,

sarat oleh pesan dan estetika, disamping kadar humornya. Tapi karikatur dalam

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 4: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

4

arti editorial cartoon masih sedikit. Ini mungkin erat kaitannya dengan opini dan

kritik, yang masih memerlukan pertanggungjawaban yang rumit”3

Dari

pernyataan ini kita dapat melihat bahwa beberapa waktu belakangan karya seni

rupa yang berupa kartun sudah bisa bertransformasi menjadi penyampai pesan

yang sarat akan unsur politik. Pesan tersebut dapat dilihat secara tersurat maupun

tersirat. Dan bisa kita lihat bahwa kartun menjadi semakin terbuka dengan

potensinya sebagai alat politik.

Contoh kartun yang menyampaikan unsur politiknya secara tersirat

adalah Oom Pasikom dari koran Kompas yang masih menggunakan sindiran

secara lebih halus. Sedangkan kartun yang lebih terbuka dan tersurat adalah

kartun Si Kribo dan Timun di koran yang sama, yakni Kompas, yang

menyampaikan pesannya secara lebih terbuka dan lebih gampang ditangkap

pesannya. Dan dari sekian banyak kartun yang ada di koran terutama di koran

Kompas, Panji Kominglah yang akhirnya terpilih karena merupakan salah satu

kartun yang sudah sangat populer di masyarakat. Tak hanya itu saja, kartun Panji

Koming juga telah ada sejak orde baru sehingga relevan untuk dilihat

perbedaannya saat orde baru dan sekarang, pasca reformasi. Alasan lain pemilihan

Panji Koming adalah karena kartun ini ada pada koran Kompas yang kita ketahui

sejak dulu telah memiliki penikmatnya sendiri dan memiliki angka penjualan yang

tinggi.

“Misalnya saja tahun 1970 kebanyakan surat kabar terjual kurang dari

20000 eksemplar.hanya 4 yang memiliki sirkulasi melebihi angka 40000: koran

3 Prisma 5 Mei 1987. “Karikatur: Mati Ketawa Cara Indonesia”. Hal 49 (dikutip dari skripsi tulisan

Gusti Indah Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah

Mada yang berjudul “Menyimak Relasi Kekuasaan Dalam Karikatur; Studi tentang Terorisme

Berbalut Karikatur Oom Pasikom di Harian Kompas 2001-2003”)

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 5: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

5

berhaluan radikal merdeka (82000), dua surat kabar kristiani yang prestisius yakni

kompas (75000)dan sinar Harapan (65000) serta berita yudha miliki tentara (75000)”.

4

Angka diatas dapat menjelaskan bagaimana posisi koran Kompas dimata

masyarakat Indonesia pada masa itu. Bahkan hingga saat ini koran tersebut sangat

mudah untuk kita temukan setiap harinya. Jadi tak ada alasan untuk tidak

menjadikan koran ini, terutama kartun Panji Koming yang hadir setiap minggunya

di Koran Kompas sebagai objek penelitian yang menarik untuk dikaji. Dan pada

penelitian ini akan mengambil masa antara periode tahun 1990-an dan tahun

2000-an sebagai bahan yang dominan dikaji sedangkan dalam beberapa bagian

akan mengambil dari tahun1970-an dan tahun 1980-an sebagai penguat tulisan.

Sebenarnya penelitian mengenai kartun ini bukanlah yang pertama, bahkan dapat

kita katakan bahwa tidak sedikit yang membahas tentang kartun meskipun tema

yang diambil itu tidak sama. Selain itu kartun lain pernah dibahas oleh salah satu

mahasiswa di Jurusan Ilmu Pemerintahan dalam skripsinya yang juga mengangkat

salah satu kartun yaitu mengenai Oom Pasikom.

Penggambaran Oom Pasikom ini pernah disampaikan pada skripsi yang

pernah ditulis oleh Gusti Indah Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial

& Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada. Skripsi yang berjudul “Menyimak

Relasi Kekuasaan Dalam Karikatur; Studi tentang Terorisme Berbalut Karikatur

Oom Pasikom di Harian Kompas 2001-2003”. Skripsi ini menceritakan

bagaimana Oom Psikom menanggapi aksi-aksi terorisme dan penanganannya di

Indonesia. Dengan skripsi ini jelas sekali bahwa sekarang kartun di media massa

4 Atmakusumah 1980: 232 menyitir kritis mengupas suratkabar, cipta loka caraka, badan lektur

pembinaan mental, jakarta, 1970, hlm. 69-70 (dikutip dari David T.Hill. “Pers di Masa Orde Baru”.

Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Jakarta. 2011. Hal. 36)

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 6: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

6

terutama dalam kasus ini media cetak, menjadi sebuah alat untuk menyampaikan

pesan poltik.

Tulisan lain yang juga pernah membahas mengenai kartun adalah tulisan

dari Munawar Ahmad, “Menyimak Relasi Kekuasaan dalam Kartun”. Salah satu

tulisan dalam Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik vol.5 no.1 Juli 2004 ini

membicarakan mengenai kartun dengan relasi kuasa. Tulisan ini menceritakan

mengenai penggunaan kartun yang dijadikan sarana politik, dan dalam hal ini

yang diangkat adalah mengenai hubungan relasi kuasa yang menjadi bagian dalam

politik dengan kartun.

Kedua tulisan ini merupakan beberapa tulisan yang mendasari penulis

untuk mengangkat kartun sebagai objek penelitian yang sangat menarik untuk

dikaji. Tulisan-tulisan tersebut seakan menjelaskan bahwa hal-hal yang “ringan”

pun dapat dipolitisasi. Hal tersebut pula yang ingin penulis angkat dalam

penelitian ini, kartun dan peluangnya sebagai sarana politik. Namun setiap tulisan

pasti mempunyai perbedaan, baik perbedaan sudut pandang, cara menyampaikan

maupun materi yang disampaikan meskipun dengan satu tema yang sama. Dalam

penelitian ini penulis tidak akan mengangkat mengangkat tema mengenai kartun

dan terorisme serta tidak akan melihat secara khusus antara relasi kuasa dan

kartun seperti tulisan atau penelitian yang telah disampaikan sebelumnya.

Meskipun dalam beberapa hal penelitian ini akan menggunakan tulisan dari

penelitian sebelumnya untuk dijadikan refrensi dalam penulisan. Telah banyak

penelitian yang mengulas tentang kartun dan politik, namun bagi penggemar Panji

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 7: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

7

Koming tulisan ini mungkin saja bisa menjadi hal yang menarik untuk diikuti

karena lebih spesifik mengenai salah satu kartun populer di Indonesia.

Studi yang dilakukan oleh Munawar Ahmad, “Menyimak Relasi

Kekuasaan dalam Kartun”. Salah satu tulisan dalam Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik vol.5 no.1 Juli 2004 ini membicarakan mengenai kartun dengan relasi

kuasa. Kartun yang dimaksud dalam tulisan tersebut tidak menyebutkan secara

spesifik kartun yang digunakan. Baik apakah kartun tersebut berasal dari media

cetak maupun elektronik. Dalam tulisan tersebut jangka waktu kartun yang

digunakan tidak disebutkan secara lebih lengkap, sehingga penggunaan tulisan

tersebut sebagai refrensi bisa digunakan dalam kurun waktu yang lama.

Berbeda halnya dengan tulisan yang akan penulis sampaikan. Dalam

penelitian ini penulis hanya berfokus kepada satu jenis kartun dari media cetak

yaitu kartun Panji Koming, sehingga bisa saja penelitian ini tidak sesuai apabila

digunakan atau dibandingkan dengan menggunakan kartun yang lain. Selain itu

rentan waktu yang digunakan dalam penelitian ini hanya terbatas pada masa orde

baru dan pasca orde baru. Meskipun terdapat perbedaan antara penelititan ini

dengan beberapa refrensi yang digunakan, namun tetap terdapat persamaan dan

garis besar dari kedua penelitian ini. Kedua penelitian ini sama-sama

menggunakan kartun sebagai tema utama penelitian dan melihat kartun sebagai

suatu sarana dalam menyampaikan unsur-unsur politik.

Apapun bahasa dan cara menyampaikan pesan-pesan yang sarat akan

unsur politik dalam sebuah kartun, kita tetap dapat menarik sebuah kesimpulan

bahwa kartun sudah mengalami sebuah transformasi dalam pergeseran fungsi

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 8: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

8

representasinya atau dapat kita katakan telah bertambah fungsi dan perannya.

Itulah mengapa penelitian ini dibuat. Penelitian yang ingin mengetahui secara

lebih mendalam pergeseran yang terjadi seperti apa dan bagaimana dapat terjadi.

Sehingga dapat membawa kita kepada pemahaman yang lebih mendalam akan

pentingnya berpikir kritis terhadap semua hal yang ada dihadapan kita dan lebih

menyadari bahwa ada beberapa hal yang tidak selalu sama di setiap perjalanan

waktunya atau dengan kata lain berkembang dinamis sesuai dengan perjalanan

waktu.

B. RUMUSAN MASALAH

Fenomena yang terjadi dalam kartun di Indonesia, salah satunya kartun

Panji koming yang membuat peneliti merasa tertarik untuk menelitinya. Sehingga

tercetuslah sebuah rumusan masalah yang ingin dihadirkan dalam penelitian ini

yakni mengenai

“Bagaimana perubahan representasi kartun Panji Koming dalam

menyampaikan pesan politik di Koran Kompas pada masa Orba dan pasca

reformasi?”

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui bagaimana kartun di

media massa Indonesia, terlebih dalam hal ini kartun Panji Koming di koran

Kompas yang notabene sebagai media yang diteliti, mengalami pergeseran dalam

penyampaian isi dan makna yang terkandung didalamnya. Khusunya dalam

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 9: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

9

penelitian ini pada masa Orde Baru dan Pasca Reformasi. Peneliti ingin

mengetahui pergeseran yang dialami oleh kartun Panji Koming dalam hal

representasi politik. Selain itu peneliti juga ingin mengetahui seperti apa

perubahan-perubahan yang terjadi selama orde baru menuju era pasca orde baru

(jika memang ada perubahan) atau bahkan mungkin tidak ada perubahan sama

sekali.

Penelitian ini juga ingin mengetahui dan membuktikan apakah faktor

berubahnya sistem rezim yang berkuasa memang dapat menyebabkan perubahan

dan pergeseran representasi dari media massa suatu negara. Terutama dalam hal

ini adalah kartun Panji Koming. Dan seperti apa bentuk perubahannya serta

bagaimana dampak yang dapat ditimbulkan dari perubahan tersebut. Karena kita

tahu bahwa rezim orde baru merupakan orde yang menjadi sejarah tersendiri bagi

bangsa Indonesia merupakan rezim yang berbeda dari rezim-rezim penerusnya.

Rezim yang telah mengakar selama 32 tahun di Indonesia ini telah membentuk

masyarakat Indonesia sedemikian rupa. Pengaruh orde baru sudah sangat melekat

kuat pada kehidupan dan budaya di masyarakat Indonesia. Lalu bagaimana halnya

jika kemudian Indonesia berganti dengan rezim yang berbeda jauh dari rezim

sebelumnya.

Hal yang tersebut diatas telah memancing keingintahuan penulis terhadap

hal tersebut. Terlebih karena banyaknya orang yang berpendapat bahwa media

massa itu dapat berubah tergantung kondisi pada saat itu, dimana dan siapa yang

berkuasa. Jadi bisa kita katakan secara sederhana bahwa baik gambar maupun

tulisan mempunyai muatan pesan yang berbeda dan hal ini dapat dipolitisasi

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 10: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

10

dengan mudah oleh orang ataupun pihak yang menginginkannya. Karena itu

penelitian ini juga bertujuan supaya kedepannya masyarakat bisa lebih kritis

terhadap segala sesuatu termasuk pemberitaan yang ada di media, baik di media

cetak maupun media elektronik. Seperti telah disebutkan diatas bahwa

pemberitaan-pemberitaan tersebut mempunyai representasi dan hidden interest

masing-masing. Diharapkan dengan adanya tulisan ini masyarakat bisa lebih

menyadari ternyata hal kecil disekitar kita, seperti kartun yang kita nikmati sehari-

hari bisa mengalami perubahan yang mungkin tidak disadari sebelumnya.

D. KERANGKA TEORI

D.1 Kartun

Kartun merupakan suatu karya seni rupa dua dimensi yang berupa

gambaran atas sebuah benda hidup maupun benda tak hidup yang dikemas

sedemikian rupa sehingga menimbulkan suatu kesan tersendiri dan mempunyai

makna. Karya 2 dimensi lainnya yang sering rancu dengan kartun adalah

penyebutan kartun dan karikatur. Terkadang terjadi tumpang tindih pemaknaan

kartun dan karikatur oleh sebagian orang. Karikatur sebenarnya merupakan salah

satu jenis dari kartun. Karikatur sendiri adalah pencitraan berlebihan atas wajah

seseorang yang biasanya orang terkenal, dengan “mempercantiknya” dengan

penggambaran ciri khas lahiriahnya untuk tujuan mengejek.5 Sehingga dapat kita

5 GM. Sudarta. “Karikatur: Mati Ketawa Cara Indonesia”. Prisma 5 Mei 1987. Hal 49-50 (dikutip

dari skripsi tulisan Gusti Indah Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Gadjah Mada yang berjudul “Menyimak Relasi Kekuasaan Dalam Karikatur; Studi

tentang Terorisme Berbalut Karikatur Oom Pasikom di Harian Kompas 2001-2003”)

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 11: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

11

katakan bahwa kartun mempunyai lingkup yang lebih luas dibanding karikatur

yang merupakan bagian dari kartun.

Kartun mempunyai tema yang beragam, mulai dari masalah cinta, perang,

politik, ekonomi, kehidupan sehari-hari, seni budaya, agama, olahraga, mode,

sampai adat istiadat dan hal-hal yang surealistis sekalipun (Yustiniadi, 1996:50).6

Jenis-jenis kartun yang ada antara lain;7

1. Kartun editorial (editorial cartoon) yang digunakan sebagai visualisasi

tajuk rencana surat kabar atau majalah. Kartun ini biasanya

membicarakan masalah politik atau peristiwa aktual sehingga disebut

kartun politik. Kartun ini sekarang tidak hanya ada pada media cetak

tapi juga telah ada di media elektronik, seperti di beberapa acara di

stasiun Televisi dan di situs-situs di internet.

2. Kartun murni (gag cartoon) yang dimaksud sekedar sebagai lelucon

atau olok-olokan tanpa bermaksud mengulas suatu permasalahan atau

peristiwa aktual. Sehingga dapat dikatakan kartun jenis ini lebih netral,

karena hanya bertujuan untuk sekedar lelucon dan menghibur.

3. Kartun komik (comic cartoon) yang dalam media cetak merupakan

susunan gambar, biasanya terdiri dari tiga sampai enam kotak. Isinya

hanya komentar humoris tentang suatu peristiwa atau masalah aktual.

Sedangkan dalam media elektronik misalnya saja pada jenis kartun

6 Gusti Indah, “Menyimak Relasi Kekuasaan Dalam Kerikatur; studi Tentang Terorisme Berbalut

Karikatur Oom Pasikom di Harian Kompas periode 2001-2003”, tahun 2009 7 Klasifikasi ini terdapat dalam penbahasan-pembahasan kartun (Cipta Adi Pustaka, 1990, 201)

dikutip dari skripsi tulisan Gusti Indah Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan lmu

Politik Universitas Gadjah Mada yang berjudul “Menyimak Relasi Kekuasaan Dalam Karikatur;

Studi tentang Terorisme Berbalut Karikatur Oom Pasikom di Harian Kompas 2001-2003”)

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 12: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

12

yang ditonton oleh anak-anak, yang biasanya kebanyakan berisi

mengenai pengetahuan, petualangan maupun tentang imajinasi

seseorang yang ditumpahkan dalam bentuk gambar yang bergerak.

D.2 Kartun di Media Massa

Kartun semula identik dengan hiburan bagi anak-anak. Karena kartun

yang ada biasanya berisi mengenai suatu imajinasi seseorang terhadap lingkungan,

benda, maupun kejadian yang hanya ada pada dunia khayal mereka. Namun

seiring berjalannya waktu kartun tidak hanya menjadi media hiburan yang

menyenangkan melainkan juga merambah ke hal-hal yang lebih serius dan lebih

berat.

Media yang digunakan untuk menuangkan atau menggambar kartun ada

bermacam-macam. Dahulu orang hanya akan menggambar kartun pada sebuah

kertas. Namun saat ini media penuang kartun tidak hanya terbatas pada kertas

semata, bahkan sekarang ada dimana-mana. Di dinding-dinding yang ada disekitar

kita juga terdapat kartun yang biasa disebut dengan mural maupun grafiti. Bahkan

tanpa kita sadari kartun juga ada di benda-benda yang kita gunakan dalam

kehidupan sehari-hari seperti baju, lemari, mug, tempat pensil dan lain sebagainya.

Namun yang paling sering kita temui sekarang adalah penggunaan kartun

pada media massa, baik media massa cetak maupun elektronik. Kartun di media

massa Indonesia sudah ada sejak 1930-an. Saat ini dengan teknologi yang lebih

canggih kartun juga muncul di televisi. Setiap hari di hampir semua stasiun

televisi terdapat kartun, baik itu berupa kartun yang utuh dan membentuk sebuah

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 13: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

13

kisah maupun hanya bagian-bagian yang mengandung makna. Kita dapat melihat

kartun juga digunakan untuk iklan, baik iklan sebuah produk, iklan politik,

maupun iklan layanan masyarakat. Dalam beberapa media elektronik (TV dan

situs Internet), kartun juga kadang digunakan sebagai ikon dari perusahaan

mereka. Misalnya saja TV One yang menggunakan sosok kartun “Bang One”

sebagai ikon dari TV One. Tak jarang pula Bang One hadir sebagai perwakilan

dari sisi pandang TV One terhadap sebuah isu yang sedang berkembang.

Begitu pula yang terjadi di media cetak. Di setiap majalah maupun koran

yang kita baca setiap hari, terdapat halaman atau kolom yang menyediakan tempat

khusus untuk kartun. Kartun yang membawa pesan kritik sosial, yang muncul

disetiap penerbitan surat kabar adalah political cartoon atau editorial cartoon,

yakni versi lain dari editorial atau tajuk rencana dalam versi gambar humor, dan

inilah yang biasa disebut dengan karikatur.8

Dari kartun yang ringan hingga kartun yang berisi tentang hal yang berat,

selalu kita jumpai di media massa. Dengan berbagai alasan keberadaan kartun di

media massa yang menjadikannya sebagai hiburan, penyampai berita atau pesan,

maupun menjadi alat propaganda, dapat kita katakan bahwa kartun sudah

merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari media massa. Jadi saat ini

kartun sudah bukan merupakan hal yang asing lagi. Bahkan kartun tidak lagi

terbatas pada penikmat kalangan anak-anak dan remaja saja. Tapi kartun juga

8 Ibid (dikutip dari skripsi tulisan Gusti Indah Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan

lmu Politik Universitas Gadjah Mada yang berjudul “Menyimak Relasi Kekuasaan Dalam

Karikatur; Studi tentang Terorisme Berbalut Karikatur Oom Pasikom di Harian Kompas 2001-

2003”)

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 14: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

14

sudah dapat masuk ke ranah dunia orang dewasa, dengan pemberitaan yang lebih

berat dan sesuai dengan pemikiran orang dewasa pada umumnya.

D.3 Representasi

Representasi sendiri mempunyai pengertian mewakili.9 Representasi juga

berarti menyampaikan sebuah pesan dan sebagai pertunjukan definisi yang

mempengaruhi opini dan aksi. Representasi atau gambaran-gambaran dan ide-ide

yang dibentuk dalam pikiran memiliki implikasi yang sangat luas bagi orang-

orang dalam konteks yang nyata. Representasi yang bersifat imajiner dapat

mempengaruhi pihak dalam dunia nyata baik dalam mengambil keputusan dan

tindakan tertentu. Merepresentasikan artinya menyampaikan atau menggambarkan

sebuah ide dan keinginan yang ada di dalam pikiran seseorang terhadap sesuatu.

Dan terkadang dengan merepresentasikan sesuatu bisa berarti seseorang

mempunyai tujuan yang ingin dicapai.

Representasi secara umum dapat kita bedakan menjadi beberapa jenis,

yang pertama adalah representasi yang dapat dilihat dan dirasakan secara

langsung atau tersurat. Representasi yang kedua adalah representasi yang tersirat

atau dapat dikatakan terdapat hidden interest di dalamnya sehingga dibutuhkan

sebuah pemikiran yang lebih mendalam untuk menangkap makna sesungguhnya.

Representasi dapat dilakukan melalui beberapa media seperti tulisan dan gambar

yang telah disesuaikan dengan apa yang ingin direpresentasikan.

9 http://kbbi.web.id/representasi

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 15: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

15

Dalam tulisan Spivak, dia menekankan fakta bahwa, representasi adalah

salah satu jenis dari tindakan berbicara, dengan seorang pembicara dan seorang

pendengar. 10

Dengan kata lain representasi adalah cara pandang salah satu pihak

yang ditujukan untuk pihak lain atau suatu hal. Pandangan ini berupa sesuatu hal

yang imaginer, yang tidak dapat ditangkap atau dilihat secara langsung, tetapi

dapat dirasakan dan dipahami. Sehingga representasi antara satu orang dengan

yang lain terhadap suatu hal yang sama bisa jadi tidak sama. Karena seperti yang

telah disebutkan diatas bahwa representasi bersifat imajiner. Bahkan terkadang

terhadap suatu kasus yang sama, tiap orang bisa berpandangan berbeda. Bahkan

bisa juga satu orang dan orang lain punya cara pandang yang sama atau bisa

dikatakan representasi satu orang dapat disetujui oleh orang lain dan atau

merepresentasikan orang lain juga. Representasi inilah yang membuat suatu

tulisan atau gambar mempunyai sebuah arti.

D.4 Kartun, Media dan Representasi

Kartun, media massa dan representasi merupakan hal yang dapat

memperkuat satu sama lain. Kartun membutuhkan sebuah media massa untuk

menuangkannya dan memperluasnya kepada masyarakat, bisa berupa kartun pada

media cetak maupun media elektronik. Kartun yang ada pada suatu media massa

biasanya mempunyai suatu tujuan tertentu yang ingin dicapai. Tujuan inilah yang

10

Hartinigsih dan Pambudi, 2006, „Membaca Gayatri Chakravorty Spivak‟, Kunci Cultural

Studies, [online] diunduh dari http://kunci.or.id/esai/misc/maria_gayatri.htm diakses pada 25

januari 2009 (dikutip dari skripsi tulisan Dewi Nurul Maliki Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Poltik Universitas Gadjah Mada dengan judul “Representasi Kelompok

Minoritas dalam Tubuh Mayoritas Dominan; studi kasus tentang perlawanan Jemaat amadiyah

Indonesia Cabang Yogyakarta terhadap Klaim-klaim Hegemonik Kelompok mainstream Islam

dalam upaya mendapatkan hak hidup legal (kembali)”)

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 16: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

16

kemudian direpresentasikan melalui kartun yang gambarnya dan alurnya

disesuaikan dengan tujuan dan kemudian akan diperluas melalui media massa.

Hal ini diperkuat oleh kutipan dari tulisan Munawar Ahmad berikut:

“Misi tersembunyi yang dikemas dalam kartun bisa dimaknai sebagai

suatu perjuangan untuk menata ulang struktur kekuasaan. Melalui media massa,

kartunis menjadi bagian dalam suatu gerakan dalam bentuk penggalangan

wacana kearah relasi kekuatan yang semakin terhindar dari spiral kekerasan.”11

Kutipan tersebut memperkuat dugaan adanya hidden interest dan

representasi politik dalam kartun, dan hal tersebut dapat dimanfaatkan untuk

tujuan tertentu. Tidak bisa kita remehkan bagaimana kartun bekerja secara efektif

dan efisien.

Sedangkan yang dimaksud dengan politik representasi adalah bagaimana

seseorang dapat menyampaikan pandangannya yang mungkin terkadang imaginer,

kepada pihak lain supaya pihak–pihak yang dimaksud dapat menangkap dan

mengerti maksud yang sesungguhnya. Politik representasi ini biasanya berkaitan

dengan kekuasaan terhadap suatu hal tertentu yang mempunyai maksud supaya

pihak lain dapat terpengaruh dengan apa yang dia pikirkan. Layaknya penanaman

suatu ide tertentu terhadap sesuatu. Dengan begitu orang dapat terbawa dan masuk

dalam pemikiran pihak yang melakukan politik representatif tersebut sehingga

bisa terpengaruh dan melakukan hal yang diinginkan oleh pelaku politik

representatif.

Dalam kasus penggunaan kartun dalam media massa pun juga terdapat

politik representatif. Media massa dapat menggunakan cara berbeda-beda dari

11

Munawar Ahmad.2001. “Menyimak Relasi Kekuasaan dalam Kartun” dalam Jurnal Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik. vol. 5 no. 1. Juli 2001

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 17: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

17

biasanya tak hanya berupa tulisan yang tidak terlalu menarik perhatian banyak

orang. Banyak media massa yang kemudian menggantinya dengan kartun, suatu

media yang lain dari biasanya untuk menyampaikan pesan. Seperti yang telah

disebut diatas bahwa dalam politik representatif bisa terdapat suatu pesan

tersembunyi yang terselip dalam penggunaan kartun tersebut. Media massa juga

menggunakan kartun sebagai alat penyampai pesan politik secara lebih halus dan

lebih mudah ditangkap makna apa yang terkandung dibaliknya.

Selain itu politik representatif kartun yang dilakukan oleh media massa

juga bisa saja mempunyai tujuan mempengaruhi ideologi dan pemikiran-

pemikiran dari media massa tersebut. Misalnya pada suatu kasus, salah satu media

sangat kontra. Hal itu akan nampak pada kartun yang ditampilkan. Kartun-kartun

yang dibuat untuk mendukung argumentasi serta point of view-nya secara

langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi beberapa pihak dan

membuatnya berpikiran sama dengan media massa tersebut. Jadi politik

representatif yang digunakan oleh media massa melalui media kartun dapat

menghasilkan hal yang sangat luar biasa dalam mempengaruhi pihak yang ingin

dipengaruhi.

Kartun yang ada pada suatu media massa, biasanya akan mempunyai

ideologi dan arah pemikiran yang sama. Akan sangat jarang sekali terjadi

kemungkinan bahwa kartun dan media massa berideologi berbeda. Suatu media

massa pasti sudah memilih kartun yang boleh tampil pada salah satu halamannya.

Meskipun perannya mungkin tidak terlalu terlihat, tetapi kartun yang ditampilkan

akan mewakili sudut pandang dari media massa tersebut. Sudut pandang dan

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 18: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

18

ideologi yang sama kemudian akan memudahkan dalam merepresentasikan suatu

hal. Hubungan seperti inilah yang akhirnya dapat menguatkan antara media massa,

katun dan representasi.

E. DEFINISI KONSEPTUAL

Politik Representatif

Politik representatif adalah pemberian pesan atau definisi tertentu yang

sudah dipolitisasi dari suatu pihak untuk mempengaruhi seseorang, beberapa

orang maupun banyak orang untuk melancarkan niatnya terhadap suatu hal yang

biasanya berkaitan dengan kekuasaan dan tujuan tertentu dapat dilakukan secara

tersurat maupun secara tersirat.

F. METODE PENELITIAN

Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis

Ikonografi. Metode ini dipilih karena metode analisis ikonografi dianggap paling

tepat untuk digunakan dalam meneliti studi yang ingin melihat pergeseran

representasi kartun Panji Koming di koran Kompas dari masa Orba hingga pasca

reformasi ini. Kartun merupakan sebuah karya seni berupa gambar dan terkadang

disertai dengan tulisan biasanya mempunyai makna, maka dari itu kartun dalam

beberapa kesempatan bisa dijadikan sebagai simbol. Simbol-simbol dan makna

inilah yang biasanya dikaji dalam analisis Ikonografi.

Selain karena alasan yang telah disebutkan diatas, alasan lain

dipergunakannya metode analisis Ikonografi karena data-data yang akan dipakai

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 19: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

19

dalam penelitian ini hampir seluruhnya merupakan data tertulis yang didapat dari

berbagai sumber. Data tertulis yang ada baik berupa percakapan maupun narasi ini

biasanya menggunakan unit bahasa tertentu. Data-data tersebut antara lain

diperoleh dari media massa Kompas terutama pada halaman diletakkannya Panji

Koming, yang merupakan kajian utama dari penelitian ini. Data penunjang

lainnya juga didapatkan dari beberapa buku, jurnal dan penelitian-penelitian

sebelumnya yang didapatkan dari Perpustakaan serta data dari sumber sekunder

lain seperti hasil pencarian di internet. Data-data tersebut nantinya akan dianalisis

untuk kemudian bisa menjawab rumusan masalah.

Studi ini berkaitan dengan gambar dan tulisan yang membentuk sebuah

cerita. Cara analisis studi ini tentu saja dengan memperhatikan kedua hal tersebut

yaitu gambar dan tulisan (prolog dan dialog). Gambar dan tulisan ini akan sangat

menguatkan satu sama lain. Jika kita melihat sebuah gambar maka tulisan akan

lebih memperjelas, begitupula sebaliknya. Kecenderungan gambar (tokoh, latar

belakang dan hal yang dilakukan) serta pemilihan tata bahasa dan kata tersebut

yang akan dianalisis. Analisis terhadap tokoh ini tidak terlepas dari tema utama

studi ini yakni mengenai representasi politik. Jadi gambar dan tulisan dalam

kartun yang dijadikan contoh kemudian akan dikaitkan dengan representasi politik

seperti yang telah dijelaskan diatas. Cara analisis yang demikianlah yang menjadi

alasan mengapa analisis ikonografi dianggap lebih tepat dalam penelitian ini.

Salah satu data primer yang akan digunakan berasal dari koran Kompas

terutama pada bagian kartun Panji Koming. Koran Kompas yang akan dipakai

adalah beberapa koran Kompas edisi yang ada pada jaman Orde Baru dan

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 20: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

20

beberapa edisi sekarang, Pasca Reformasi. Koran ini dapat didapatkan melalui

koran dalam bentuk eksemplar maupun dalam bentuk koran on-line yang banyak

digunakan saat ini. Namun kebanyakan data diambil dari kantor koran Kompas

yang merupakan tempat penyimpanan data koran Kompas yang paling lengkap,

berupa softfile. Dari sekian banyak edisi dan kartun Panji Koming yang ada,

hanya akan digunakan beberapa sampel kartun saja. Pemilihan sampel yang akan

digunakan dalam studi dipilih selain dari tahunnya yang mewakili dari tiap masa

(era orba dan pasca reformasi) juga dipilih sampel dengan gambar dan cerita yang

mudah dipahami. Sampel juga dipilih berdasarkan edisi dengan gambar dan cerita

yang dirasa lebih menarik dan lebih mewakili apa yang ingin disampaikan studi

ini daripada edisi-edisi lain yang berhasil didapatkan oleh penulis.

Sistematika penyusunan penelitian ini adalah dengan mengumpulkan

data terlebih dahulu. Seperti yang telah disebutkan diatas, data berupa data tertulis

baik data primer maupun data sekunder. Data tersebut kemudian akan dianalisa

dari segi gambar (pemilihan gerakan, ekspresi dan cara menggambar), unit

bahasanya berdasarkan kecenderungan penulisan, cara pandang dan

representasinya. Setelah itu analisa isi dari kartun Panji Koming dalam koran

Kompas akan coba dilihat dengan referensi yang ada untuk lebih meyakinkan

analisa yang telah dibuat. Analisa dari tiap bab kemudian akan ditarik garis

besarnya untuk membantu membuat kesimpulan yang akan diletakkan pada bab

terakhir.

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 21: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

21

Pendekatan yang dipakai dalam analisa penelitian ini diperkenalkan oleh

Erwin Panofsky. Panofsky membagi menginterpretasi objek seni dan gambar

melalui tiga tahapan analisis makna secara ikonografi dan ikonologi yaitu;12

1. Tahap Preiconographical

Tahapan untuk mengidentifikasi melalui hal-hal lazim yang sudah

dikenal (alami). Tahapan ini disebut pemahaman secara faktual dan

ekspresional. Pemahaman ini didasarkan pada pengalaman masing-masing

individu terhadap suatu objek gambar. Dengan mengamati dan

mengidentifikasi unsur artistik dari objek gambar (konfigurasi tertentu dari

garis dan warna, atau bentuk dan material yang merepresentasikan objek

keseharian tertentu), hubungan-hubungan yang terjadi pada objek dan

identifikasi kualitas ekspresional tertentu dengan melakukan pengamatan

pose atau gesture dari objek.

2. Tahap Iconographical

Tahapan untuk mengidentifikasi makna sekunder dengan melihat

hubungan antara motif sebuah seni dengan tema, konsep atau makna yang

lazim terhadap peristiwa yang diangkat oleh sebuah gambar. Motif-motif

yang kemudian dikenali pembawa makna sekunder disebut sebagai

image/citra/wujud.

3. Tahap Interpretasi Iconology

12

Erwin Panofsky, “Studies In Iconology”, Oxfort University Press, New York, 1939 (diambil dari

tulisan yang berjudul “Kajian Makna Kartun Editorial Melalui Pendekatan Ikonografi” diunggah

oleh Basnendar dalam http://basnendar.dosen.isi-ska.ac.id/2010/07/26/kajian-makna-kartun-

editorial-melalui/ )

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 22: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

22

Pada tahapan ini makna yang paling hakiki dan mendasar dari isi

sebuah karya kartun benar-benar dipahami. Pemahaman mengenai makna

intristik yang terdapat dalam sebuah objek diperoleh dengan menggunakan

prinsip-prinsip dasar yang kemudian dapat menunjukkan perilaku sikap

dasar dari sebuah bangsa, kurun waktu, strata sosial, ajakan religius dan

filosofis tertentu.

G. SISTEMATIKA BAB

Penelitian ini berencana untuk dibuat dalam beberapa bab. Bab-bab yang

akan disusun diharapkan mampu memberikan pemahaman yang lebih bagi

pembaca dan memudahkan pembaca untuk memahami apa saja yang ingin

disampaikan oleh penulis. Dan bab-bab yang akan disusun nanti semoga dapat

mengarahkan pembaca kepada tujuan penulis terhadap penelitian ini.

Bab II berisi tentang representasi yang disajikan oleh kartun Panji

Koming. Representasi ini spesifik pada tahun-tahun dimasa orde baru berkuasa.

Kartun Panji Koming ini telah ada sejak masa orde baru sehingga kita sudah bisa

melihat arah kecendrungan representasi kartun ini. Terlebih dimasa ini media

massa tidak dapat bergerak sebebas sekarang. Media massa masih berada dibawah

pengawasan pemerintah secara ketat, sehingga dimungkinkan berita dan cara

orang untuk menulis artikel ataupun sajian lain menjadi terpengaruh dengan hal

tersebut.

Bab III berisi tentang politik Representatif kartun Panji Koming pada

saat pasca orde baru. Isi yang disampaikan mungkin akan hampir sama, tetapi

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 23: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

23

dengan melihat yang sama pada masa yang berbeda akan memberikan gambaran

yang berbeda pula. Terlebih masa pasca orde baru media sudah lebih berkembang,

apalagi setelah terjadinya reformasi yang telah membawa banyak perubahan bagi

kondisi sosial dan politik Indonesia. Sehingga pada masa sekarang penelitian ini

mempunyai persepsi terdapat perubahan pada representasi Panji Koming setelah

orde baru.

Bab IV berisi tentang perbandingan dan perbedaan politk representatif

yang dilakukan oleh Panji Koming saat masa orde baru dan pasca reformasi. Apa

saja perbedaannya dan hubungan perbedaan itu dengan perubahan rezim yang ada.

Mencoba menguraikan perbedaan yang signifikan dan bagaimana hal tersebut bisa

terjadi. Jadi dengan kata lain bab ini berisi jawaban atas rumusan masalah yang

telah tertulis diatas.

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 24: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

24

Bab 2

Profil Kompas

Koran Kompas merupakan koran yang telah ada sejak beberapa dekade

yang lalu. Kompas resmi didirikan pada tanggal 28 Juni 1965. Ide awal dari

pendirian koran ini berasal dari Panglima TNI AD Letjen Ahmad Yani yang

kemudian diutarakan pada Menteri Perkebunan pada saat itu yakni Drs Frans Seda.

Drs Frans Seda kemudian bekerjasama dengan Drs Jacob Oetama dan Mr

Auwjong Peng Koen yang telah berpengalaman dalam media cetak. Kemudian

mereka mendirikan sebuah yayasan yang bernama Yayasan Bentara Rakyat pada

16 Januari 1965. 13

Melalui Yayasan Bentara Rakyat kemudian dibentuklah media cetak

yang semula diberi nama bentara rakyat, namun karena usulan dari presiden saat

itu, Ir Soekarno, namanya pun kemudian diubah menjadi Kompas. Pemberian

nama kompas ini mempunyai makna pemberi arah dan jalan dalam mengarungi

lautan dan rimba. Tujuan utama Kompas dibentuk adalah sebagai salah satu cara

menghadang pemberitaan pers komunis.14

Dan dalam kemunculan perdananya,

Kompas terbit sebanyak 4828 eksemplar. Saat ini Kompas diterbitkan oleh PT

Kompas Media Nusantara.

Kompas lahir dan berkembang dengan cukup pesat. Oplah penjualannya

pun selalu mencapai angka yang besar. Surat harian Kompas telah mampu beredar

dihampir seluruh wilayah Indonesia. Maka tak heran jika Kompas menjadi salah

13

http://print.kompas.com/about/sejarahkompas.html 14

http://www.kompasgramedia.com/aboutkg/history

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 25: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

25

satu koran yang mempunyai oplah terbesar di Indonesia. Untuk memastikan

akuntabilitas distribusi harian Kompas, Koran Kompas menggunakan jasa ABC

(Audit Bureau of Circulations) untuk melakukan audit semenjak tahun 1976.

Berdasarkan hasil survey pembaca tahun 2008, profil pembaca koran Kompas

mayoritas berasal dari kalangan (Strata Ekonomi dan Sosial) menengah ke atas

yang tercermin dari latar belakang pendidikan dan kondisi keuangan. Data ini juga

menunjukkan dimana posisi koran Kompas dapat diterima oleh masyarakat.

Perjalanan Kompas ternyata tidak semulus seperti yang dibayangkan

pada kemunculan perdananya. Kompas pernah dua kali dilarang terbit dengan

alasan yang berbeda. Pada larangan terbit yang pertama tanggal 2 Oktober 1965,

Kompas dan semua surat kabar dilarang untuk terbit sementara.15

Larangan ini

diperintahkan oleh Penguasa Pelaksana Perang Daerah Jakarta Raya. Hal ini

bertujuan untuk mengurangi rasa bingung masyarakat mengenai berita peristiwa

Gerakan 30 September yang saat itu tengah terjadi. Pelarangan ini tidak

berlangsung lama karena pada tanggal 6 Oktober 1965, Kompas sudah kembali

terbit.

Beberapa tahun kemudian Kompas kembali menuai kendala. Kompas

dilarang terbit untuk kedua kalinya pada 21 Januari 1978.16

Pada pelarangan kali

ini pun Kompas tidak sendiri, bersama enam surat kabar lainnya, Kompas

dilarang terbit untuk sementara. Alasan pelarangan yang kedua ini terkait

pemberitaan seputar aksi mahasiswa yang menentang kepemimpinan Soeharto,

15

http://print.kompas.com/about/sejarahkompas.html 16

ibid

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 26: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

26

Presiden saat itu, menjelang sidang MPR 1978. Kompas pun kembali terbit pada 5

Februari 1978.

Konflik, tuntutan, inovasi dan prestasi merupakan hal yang wajar terjadi

pada sebuah media massa. Terlebih hal ini terjadi pada salah satu media massa

terbesar di Indonesia, seperti Kompas. Selain banyak kendala, Kompas juga

melakukan banyak inovasi seperti memanfaatkan perkembangan teknologi saat ini.

Kompas tidak hanya menyediakan berita berupa media cetak saja. Dunia maya

dan sosial media pun ikut dalam bagian inovasi yang dilakukan oleh Kompas.

Kompas membuat situs sendiri yang bisa diakses kapan saja melalui internet, dan

juga bergabung pada beberapa media sosial yang sangat populer pada kalangan

anak muda. Sehingga Kompas juga berusaha meraih pembaca dari kalangan anak

muda. Dengan melakukan inovasi tersebut Kompas telah berhasil mendapatkan

berbagai macam penghargaan yang patut dibanggakan.

Bisa bertahan selama beberapa dekade merupakan suatu penghargaan

sendiri bagi suatu media. Tapi didalam redaksi Kompas sendiri pasti sering terjadi

pergantian orang, baik pekerja maupun pemimpin, yang dapat mempengaruhi

tumbuh kembang Kompas, dan hal ini sangat wajar terjadi pada suatu perusahaan

atau organisasi. Kompas telah mengalami perubahan redaksi selama beberapa kali.

Sejak pertama kali didirikan tahun 1965, pemimpin redaksi Kompas

dipegang oleh Jakob Oetama dan Pemimpin Umum Kompas dipegang oleh PK

Ojong yang keduanya sekaligus merupakan pendiri Kompas. Pada tahun 1980 PK

Ojong wafat dan posisinya diambil alih oleh Jakob Oetama, sehingga Jakob

Oetama harus merangkap jabatan sebagai pemimpin redaksi dan pemimpin umum

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 27: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

27

Kompas. Seiring dengan berkembangnya Kompas Gramedia, Jakob Oetama pun

menjadi Presiden Direktur Kompas Gramedia dan di tahun 2008 menjabat sebagai

Presiden Komisaris Kompas Gramedia. Jakob Oetama digantikan posisinya

sebagai pemimpin redaksi Kompas pada tahun 2000.

Nama yang muncul menggantikan Jakob Oetama yang telah menjabat

pemimpin redaksi selama beberapa dekade adalah Suryopratomo. Suryopratomo

bukanlah orang baru didalam tubuh Kompas. Suryopratomo atau yang biasa

dipenggil dengan nama Tommy telah bergabung dengan Kompas sejak Februari

1987. Etos kerjanya selama 13 tahun ternyata mampu meyakinkan petinggi

Kompas untuk memilih dan mengangkatnya sebagai pemimpin redaksi Kompas.

Suryopratomo menjadi pemimpin redaksi Kompas pada tahun 2000.

Suryopratomo kemudian digantikan oleh Bambang Wisudo sejak tahun

2008. Bambang Wisudo pun bukan orang baru dalam Kompas. Bambang Wisudo

diketahui sebagai wartawan senior di Kompas dan telah lama bekerja disana.

Akan tetapi Bambang Wisudo tidak menjabat pemimpin redaksi Kompas dalam

jangka waktu yang lama. Posisi pemimpin redaksi Kompas pun berpindah tangan

kepada Rikard Bagun pada tahun 2009 yang hingga saat ini masih memimpin

redaksi Kompas.

Dalam jangka waktu lebih dari 4 dekade, Kompas telah mengalami

perubahan pemimpin redaksi selama beberapa kali. Selama itu pula Kompas

mengusung konsep yang sama. Dari awal kemunculannya Kompas mengusung

konsep “Humanisme transedental” (humanisme imani) atau dengan

mengedepankan unsur humanisme yang disesuaikan dengan masyarakat yang

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 28: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

28

berubah secara cepat. Konsep ini merupakan konsep yang diusung oleh Jakob

Oetama. Konsep ini bahkan diusung Kompas sebagai visi dan misi dari Kompas.

Visi dan Misi Kompas adalah “Menjadi Perusahaan yang terbesar, terbaik,

terpadu dan tersebar di Asia Tenggara melalui usaha berbasis pengetahuan yang

menciptakan masyarakat tedidik, tercerahkan, menghargai kebhinekaan dan adil

sejahtera". Visi misi ini kemudian berpengaruh pada haluan politik yang diambil

oleh Kompas sebagai media massa. Haluan politik yang ingin diusung kemudian

adalah netral dimana tidak akan mengerah pada satu poros politik tertentu tapi

lebih mengedepankan kemanusiaan dan norma. Hal ini agaknya tidak terlepas dari

awal pembentukan Kompas yang sebagian besar redaksinya adalah wartawan

Katolik dan pembentukan Kompas adalah untuk menentang pemberitaan

Komunis17

.

17

Sebagian besar data bab dua dari http://print.kompas.com/about/sejarahkompas.html dan

http://www.kompasgramedia.com/aboutkg/history

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 29: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

29

Bab 3

Panji Koming dalam Bingkai Orde Baru

a. Pengantar

Pembicaraan mengenai orde baru rasanya tidak akan pernah habis untuk

diperbincangkan. Orde baru merupakan bagian dari sejarah yang dialami oleh

Indonesia dalam perjalanan politiknya. Orde yang cukup fenomenal di Indonesia

ini dapat mendatangkan pengalaman yang luar biasa terhadap kehidupan

bernegara di Indonesia bahkan di beberapa bagian masih terasa hingga saat ini.

Dari segi politik maupun dalam segi sosial orde ini mampu menjadi sejarah yang

tidak akan pernah dilupakan. Orde baru membawa nuansa yang cukup fenomenal

untuk dikenang pada saat ini. Masa ini akan selalu menjadi tolok ukur

perkembangan sosial politik Indonesia. Ide pengembangan sistem yang terjadi

pada orde ini mungkin merupakan sistem yang tepat untuk saat itu, tapi untuk saat

ini sepertinya hal ini tidak demikian. Maka dari itu kita belajar akan satu hal

bahwa dunia selalu berubah secara dinamis dan akan selalu begitu.

Seperti hal lainnya yang memiliki sisi negatif dan sisi positif, demikian

pula yang dialami oleh orde baru. Orde ini layaknya dua sisi mata uang yang

saling bertolak belakang. Disatu sisi orde ini sangat diagung-agungkan, disisi lain

mendapat kecaman luar biasa dari berbagai pihak. Bahkan hingga tingkat

internasional kepemerintahan di orde ini menjadi pembicaraan. Kita tahu

bagaimana di era ini pembangunan luar biasa dilakukan. Terutama pembangunan

fisik yang terpusat di wilayah Pulau Jawa. Gedung-gedung, bangunan lain dan

infrastruktur banyak dibuat di ibu kota, Jakarta. Situasi keamanan pun dianggap

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 30: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

30

“damai”. Sangat jarang terjadi tindakan kriminal terhadap masyarakat biasa yang

tidak “neko-neko”. Orang-orang yang dianggap tidak “sesuai” dengan pemerintah

akan disingkirkan. Bahkan jika kita bertanya kepada orang-orang yang pernah

mengalami masa ini (orde baru, sekitar tahun 1970-an dan 1980-an) misalnya,

sebagian besar akan mengatakan bahwa mereka senang disaat itu keamanan

sangat terjamin dan harga barang-barang kebutuhan pokok terjangkau. Hal ini

mungkin dikarenakan militer yang sangat berpengaruh pada waktu itu. Mereka

merasa lebih aman dan ekonomi mereka lebih sejahtera. Seakan tidak akan ada

yang bisa menumbangkan negara Indonesia terutama saat orde ini. Sama sekali

hampir tidak ada kerapuhan yang terlihat.

Akan tetapi kita tahu bahwa dibalik itu semua terdapat sisi lain dari orde

ini yang dianggap membawa “malapetaka” bagi sebagian pihak. Ketatnya campur

tangan pemerintah dalam segala sendi kehidupan malah menjadi bumerang untuk

negara yang memiliki masyarakat dengan pemikiran yang terus berkembang.

Diantaranya mengenai isu kebebasan berekspresi dan kebebasan berpendapat

yang dibatasi, yang akhir-akhir ini isu tersebut cukup menjadi sorotan banyak

pihak.

Tak hanya kebebasan dalam seni dan politik, hampir semua segi

kehidupan manusia seolah-olah dibatasi oleh pemerintah. Pembatasan ini dalam

artian semua hal diatur oleh pemerintah. Pembatasan yang mengakibatkan

keleluasaan masyarakat yang ingin berekspresi dan berpendapat sangat terbatas.

Selain karena peraturan yang tentu saja bersifat memaksa, keterbatasan

masyarakat juga karena ketakutan mereka akan ancaman yang selalu mengintai

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 31: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

31

kehidupan mereka. Rasa takut tersebut menyebabkan mereka tidak mau dan

enggan untuk mengekspresikan keinginan ataupun apa yang mereka pikirkan.

Jangankan untuk mengungkapkan secara frontal atau radikal, bahasa ataupun cara

mereka ingin berkreasi dan berekspresipun diatur dan dibatasi. Sedikit saja

“kesalahan” dalam pengungkapan suatu hal bisa saja berakibat sangat fatal.

Salah satu pihak yang merasa gerah dengan keterbatasan ini adalah

media, baik media cetak maupun media elektronik yang saat itu masih sangat

terbatas. Ruang gerak mereka dibatasi oleh peraturan-peraturan yang sangat ketat.

Kebiasaan dari orde baru yang telah dilakukan selama puluhan tahun ini tentu

menimbulkan kejenuhan dari masyarakatnya.

Media yang mengalami dan dapat beroperasi pada saat orde baru salah

satunya adalah koran Kompas. Sehingga dapat kita katakan bahwa koran Kompas

merupakan salah satu media yang menjadi saksi mata dalam pertumbuhan

Indonesia selama beberapa dekade belakangan. Layaknya media cetak lainnya, di

dalam koran Kompas terdapat bermacam-macam artikel. Ada juga halaman yang

berisi seperti opini, politik, ekonomi dan bahkan kumpulan-kumpulan kartun yang

dijadikan dalam satu halaman.

Kartun-kartun yang terdapat dalam koran bisa dikatakan menjadi salah

satu jalur untuk menyalurkan pendapat ini sedikit banyak berusaha diintervensi

oleh pemerintah. Namun dengan cara-cara yang cerdas kartun-kartun ini

membawa pengaruh yang sedikit banyak dapat membuka pemikiran orang yang

membacanya. Kartun yang salah satunya sudah ada sejak orde baru hingga

sekarang adalah Panji Koming.

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 32: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

32

Kita tahu bahwa setiap media mengutarakan pendapat mempunyai ide

dan representasinya sendiri. Dengan demikian jika secara kasat mata kita akan

melihat bahwa representasi Panji Koming akan terpengaruh dengan kondisi saat

itu. Kita pasti akan berpersepsi bahwa Panji Koming akan tunduk dengan rezim

yang berkuasa beserta aturan-aturan mainnya. Persepsi-persepsi dan prasangka

yang ada ini akan kita lihat lebih jauh pada pembahasan yang lebih jelas dibawah

ini.

b. Perjuangan media saat orde baru

Dimanapun dan kapanpun media merupakan hal yang tidak dapat

dipisahkan dalam suatu negara. Media dapat memberikan informasi dalam

berbagai hal. Media yang notabene merupakan perantara antara penyalur pendapat

dan yang merupakan target dari suatu pendapat, selalu dinilai penting untuk

menjalin komunikasi yang mungkin tidak akan pernah bisa dijalin secara langsung

oleh banyak pihak. Peran-peran penting ini layak untuk kita jadikan suatu

informasi yang dapat mengiringi tumbuh kembang suatu negara dan tolak ukur

keterbukaan mereka akan berbagai hal. Hal-hal seperti inilah yang menjadikan

media selalu dibutuhkan oleh berbagai pihak sebagai “jembatan” antara

pemerintah dengan masyarakat. Dengan begitu media dapat menjadi pihak yang

netral, bisa memberikan pendapat dan informasi sesuai dengan yang dirasakan

dan keadaan sebenarnya.

Namun cerita itu akan berbeda jika media saja sudah diintervensi oleh

satu pihak yang kuat. Misalnya saja diintervensi oleh pemerintah maupun pihak

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 33: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

33

swasta yang kuat. Seperti halnya yang terjadi saat Orde Baru. Tidak semua media

dapat bergerak bebas pada masa ini. Baik media cetak maupun elektronik sangat

dipilih mana yang boleh dan mana yang tidak boleh beroperasi. Salah satu media

elektronik yakni televisi pada saat itu hanya ada satu dan merupakan televisi

nasional milik pemerintah, TVRI (Televisi Republik Indonesia). Sehingga semua

yang ditampilkan pastinya telah diatur sesuai dengan ketentuan pemerintah.

Media begitu diintervensi oleh pemerintah. Dengan begitu tayangan-

tayangan dalam televisi berisi mengenai hal-hal yang tidak merugikan pemerintah

dan mengandung kepentingan-kepentingan pemerintah. Bahkan hingga hadirnya

televisi swasta, pengawasan tetap dilangsungkan secara ketat. Meskipun televisi

tersebut bukan milik pemerintah, tapi pihak swasta juga tidak bisa berbuat banyak

karena sistem yang saat itu tidak memungkinkan bagi pihak swasta untuk

“mandiri” tanpa campur tangan pemerintah. Bisa dikatakan bahwa televisi swasta

itu “bercitarasa” televisi pemerintah.

Hal demikian agaknya wajar saja karena ketika suatu pihak atau

seseorang mempunyai kekuasaan tertentu maka dia akan menggunakannya demi

melancarkan keinginannya. Beriringan dengan kekuasaan yang begitu besar

pastinya semua hal dapat dikontrol dengan mudah dan seakan semuanya ada

dalam genggaman tangan. Yang terjadi pada saat itu kepentingannya adalah

melancarkan rencana-rencana yang disusun oleh Orde Baru yang banyak orang

katakan sebagai langkah untuk mencapai negara semi otoriter. Cara yang

digunakan kemudian salah satunya adalah dengan mengintervensi media. Dengan

demikian tidak sembarangan media diijinkan untuk beroperasi pada waktu itu.

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 34: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

34

“Beberapa batasan-batasan yang dikenakan dalam media massa

pada masa orde baru terlihat pada Undang-Undang (No.11) tahun 1966

tentang Prinsip-prinsip Dasar Pers. Pada UU tersebut menyatakan bahwa

“Pers nasional tidak dapat disensor atau dikendalikan” (bab 2, pasal 4) dan

“Kebebasan pers dijamin sebagai bagian dari hak-hak dasar warga negara”

(pasal 5.1) serta ”Penerbitan tidak memerlukan surat izin apa pun” (bab 4,

pasal 8.2). pada kenyataannnya, semua itu guyonan belaka. Selama „masa

peralihan‟ yang tak jelas ujung pangkalnya (bab 9, pasal 20, 1.a) para

penerbitan surat kabar wajib memilikidua izin yang saling terkait. Dua izin

tersebut adalah Surat Izin Terbit (SIT) dari Departemen Penerangan yang

nyata-nyata sebuah lembaga sipil dan Surat Izin Cetak (SIC) dari lembaga

keamanan militer KOPKAMTIB. Tanpa kedua izin tersebut, secara hukum

sebuah media niscaya tak mungkin terbit. Apabila salah satu atau kedua

lembaga tersebut mencabut izin tersebut, secara efektif media itu

dibereidel.”18

Kutipan diatas sedikit banyak dapat menggambarkan bahwa media massa

pada masa itu tidak dapat melakukan hal yang tidak diijinkan oleh pemerintah

atau hal-hal yang dapat menyudutkan pemerintah. Mendapatkan “kepercayaan”

dari pemerintah untuk dapat produktif merupakan suatu hal yang “istimewa”.

Bahkan pada rentan waktu berjayanya orde baru ada masa-masa dimana suatu

media akan ditutup dan tidak diperbolehkan untuk beroperasi. Kejadian tersebut

mungkin lebih mengarah pada media cetak yang sudah lebih banyak ada di

Indonesia pada waktu itu dan kejadian tersebut sering kita ketahui sebagai

“pembreidelan”.

Sejarah telah mencatat bahwa melalui Kepmenpen No.

01/PER/Menpen/1984 itulah hegemoni negara terhadap media dimulai.19

Peraturan tersebut yang juga memunculkan pembreidelan. Pembreidelan tersebut

berlaku pada media cetak yang tidak sepaham dengan pemerintah atau dianggap

“berbahaya”. Sedangkan untuk media cetak yang diperbolehkan akan diberi surat

18

David T Hill, “Pers di Masa Orde Baru”, Yayasan Pustaka Obor Indonesia, Jakarta, 2011, hal

34-35 19

Redi Panuju, “Relasi Kuasa”, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2002, hal.53

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 35: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

35

ijin dengan konsekuensi yang telah diketahui. Surat ijin yang diberi nama SIUPP

(Surat Ijin Usaha Penerbitan Pers) ini merupakan salah satu cara untuk mengikat

media massa. Dengan adanya surat ijin ini maka pemerintah beranggapan akan

dapat mengontrol media yang ada secara lebih efektif dan lebih aman bagi orde

baru. Hal ini terlihat seperti tindakan yang mengarah antara ingin mengontrol dan

menertibkan media atau merupakan ketakutan berlebihan dari pemerintah saat itu

mengenai masa depannya yang dipengaruhi dari kekuatan media.

Media dalam menanggapi hal ini juga tidak dapat berbuat banyak karena

jika mereka salah melangkah maka mereka akan berakhir dalam sekejap. Bisa

dibilang jika media pada masa ini mengalami salah tingkah, sebab disatu sisi

media ingin menampilkan berita yang mereka yakini benar tapi disisi lain mereka

juga harus menaati peraturan yang dibuat oleh pemerintah untuk menghindari hal

yang tidak diinginkan. Sehingga apa yang ingin mereka tampilkan harus disaring

terlebih dahulu.

Media yang mempunyai ideologi dan pemikirannya masing-masing harus

pintar-pintar menyampaikan apa yang mereka maksud dengan menyesuaikan

dengan kondisi media saat itu. Sangat dilematis memang, karena media tidak

dapat melakukan hal yang merupakan fungsi utama dari media itu sendiri. Masa

ini merupakan masa yang berat sekaligus menjadi masa yang tidak akan pernah

terlupakan bagi sejarah perubahan tata cara berkomunikasi dalam suatu media

terutama media cetak. Ekspresi yang ingin media sampaikan untuk mewakili apa

yang dipikirkan oleh orang-orang diluar sana harus sedikit terpendam dengan

ketidakleluasan mereka dalam penggunaan kata-kata dan gambar-gambar. Kata-

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 36: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

36

kata dan gambar yang akan diedarkan tidak boleh mengandung muatan provokasi

dan menjatuhkan pemerintah, bisa dibilang harus sesuai dengan versi pemerintah.

Seperti kita ketahui bahwa pada masa itu masyarakat tidak boleh terlalu

vulgar dan vokal dalam membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan politik.

Bahkan untuk sekedar obrolan ringan pun, hal tersebut tidak diperkenankan.

Mungkin saja pada waktu itu banyak alasan yang dipikirkan pemerintah jika

masyarakat berpolitik aktif dan “melek” politik, salah satunya masyarakat akan

lebih sadar politik. Dengan begitu masyarakat menjadi lebih mudah terjadi

perbedaan dalam berpolitik dan sangat rentan terjadi perseteruan, dimana pada

saat itu orde baru sangat memperhatikan kestabilan keamanan. Kekhawatiran

lainnya adalah masyarakat dapat lebih kritis untuk mengkritik pemerintah.

Pada waktu itu masyarakat memang sangat dibatasi untuk menjadi

anggota suatu partai politik. Masyarakat hanya diperbolehkan aktif ketika Pemilu

(Pemilihan Umum) berlangsung, yaitu dengan memberikan suara dan peristiwa ini

sering disebut sebagai floating mass (masyarakat mengambang). Jika dilihat untuk

konteks saat ini mungkin hal tersebut sangat tidak relevan, akan tetapi begitulah

yang terjadi pada masa itu. Orang-orang yang ingin membaca suatu media yang

dilarang oleh pemerintah atau suatu buku tertentu mengenai suatu paham

(misalnya saja tentang komunisme yang pada saat itu sangat dikecam) yang

dianggap terlarang pun harus melakukannya secara sembunyi-sembunyi, karena

sanksi yang berat pun mengancam didepan mata mereka yang disinyalir mengarah

pada pemberontakan. Bahkan penulis-penulis yang pada saat itu dengan nekat

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 37: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

37

melakukan akan mendapatkan sanksi. Semua itu dengan alasan pemerintah ingin

menjaga keamanan dan kestabilan politik.

Peraturan lain yang mengikat media antara lain Surat Keputusan Jaksa

Agung Republik Indonesia Nomor: Kep.052/JA/5/1981, Instruksi Jaksa Agung

Republik Indonesia No. Ins-007/JA/4/1990 yang merupakan dasar pelarangan

peredaran beberapa buku seperti buku yang berujudul Anak Manusia dan Anak

Semua Bangsa karya Pramoedya Ananta Noer, dan lain sebagainya.20

Alasan-

alasan yang disangkutpautkan dengan keadilan dan kesejahteraan ini justru

menimbulkan hal yang sebaliknya bagi media. Media begitu terkekang dan tidak

bebas. Mungkin itulah mengapa pada saat berakhirnya orde baru media

mendapatkan euforia tersendiri bagi kehidupan jurnalistik mereka.

Terlihat bahwa dalam beberapa tahun terakhir sebelum terjadinya

reformasi 1998, media malah menjadi tempat dan semangat baru bagi orang-orang

untuk mengeluarkan pendapatnya dalam menentang pemerintah. Pesan-pesan dan

berita yang dibawa oleh media berhasil mempengaruhi pemikiran orang-orang

yang juga menginginkan perubahan. Jadi bisa dibilang bahwa media massa adalah

sarana yang sangat efektif untuk mengusik cara pikir dan cara pandang seseorang

secara halus dan “mematikan”. Bahkan arus pikir publik akan dikendalikan dan

dapat diarahkan sehingga bisa sesuai dengan pemikiran orang dibalik media

massa yang dibaca maupun dianut.

Hal tersebut juga bersangkutan dengan representasi ideologi yang dibawa

oleh media itu. Siapa yang berada dibalik media tersebut dan apa yang

20

Ibid, Redi Panuju, hal 54

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 38: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

38

direpresentasikan oleh isi media biasanya sedikit banyak akan mempengaruhi

pembaca dan arus pembicaraan kedepan. Fungsi-fungsi media seperti inilah yang

mungkin ditakuti saat orde baru dan diantisipasi oleh pemerintah pada masa itu

dengan memberikan kontrol yang kuat. Jika suatu media merepresentasikan

sesuatu dan yang direpresentasikan sangat mengena ke hati masyarakat atau juga

merepresentasikan keluhan banyak pihak, maka ini dapat dijadikan sebuah tenaga

tersendiri bagi orang yang menyetujuinya.

Tidak dapat dipungkiri jika seseorang telah percaya pada sesuatu, maka

dia akan percaya dan akan membenarkan semua hal yang ada pada yang dipercaya.

Seperti jika seseorang telah merasa cocok dengan suatu merk produk shampo atau

sabun, maka dia akan mempercayai kata-kata yang tertulis pada merk tersebut dan

merasa apapun yang tertulis dalam merk tersebut itu benar adanya. Begitu juga

jika seseorang mempercayai media mengenai pendapat-pendapat yang ada, maka

dia akan selalu mendukung, mempercayai dan bahkan termotivasi dan terinspirasi

dengan apa yang diberitakan media tersebut. Meskipun sebenarnya bisa saja

representasi yang diterjemahkan adalah milik sang penulis atau suatu pihak kuat

yang mengendalikan.

Mempengaruhi psikis pembaca adalah salah satu tujuan utamanya untuk

mendapatkan dukungan dari masyarakat luas akan hal-hal yang tertera pada media

tersebut. Mungkin saja karena pemerintah saat itu telah mengetahui tentang

betapa besarnya kekuatan media membalikkan keadaan, maka pemerintah orde

baru melakukan tindakan preventif sebelum mereka menggunakan kelebihan itu.

Maka pada masa orde baru terjadilah tindakan-tindakan seperti yang banyak

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 39: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

39

diceritakan dalam banyak buku. Terlebih pada buku yang menyangkutpautkan

antara pemerintah orde baru dengan media kala itu.

c. Representasi Kartun Panji Koming saat Orde Baru

Media massa merupakan salah satu bentuk media dalam berkomunikasi.

Ada yang berbentuk komunikasi audio, visual dan audio visual. Media

komunikasi visual selain melalui tulisan adalah melalui gambar. Media visual

yang berupa gambar bisa kita lihat dimana saja. Bisa berupa mural yang sering

kita lihat pada tembok-tembok suatu bangunan, juga bisa berupa kartun dalam

berbagai jenisnya. Sehingga saat ini kita sudah tidak asing lagi mengenai gambar-

gambar yang digunakan untuk berkomunikasi.

Mungkin jika kita dengar kata kartun yang terlintas dalam pikiran kita

adalah suatu gambar yang biasa dikonsumsi anak-anak dengan gambar yang lucu,

menarik serta berwarna-warni. Biasanya kartun dibuat untuk tujuan berupa

hiburan ataupun edukasi. Namun sebenarnya kartun sudah tidak asing lagi dalam

hal lain misalnya saja dalam hal yang berkaitan dengan sosial, ekonomi dan

politik. Misalnya saja jika kita melihat mural, selain memberikan efek

mengindahkan tapi dalam mural tersebut biasanya berisi muatan yang sarat akan

sosial, politik, ekonomi dan lain sebagainya.

Pada abad 20, kartun sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia di

dunia dan Indonesia khususnya. Hal ini terlihat dengan maraknya berbagai cerita

anak-anak yang dikemas dengan cara yang sangat menarik yaitu dengan

memvisualkannya melalui gambar yang berwarna-warni atau yang sekarang akrab

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 40: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

40

dengan telinga kita sebagai kartun. Begitu banyaknya cerita-cerita yang dijadikan

kartun, terutama yang berasal dari negara di luar Indonesia, sedikit banyak telah

mempengaruhi cara penyampaian pesan seperti dahulu yang telah ada sebelumnya.

Biasanya dalam kartun anak-anak akan disampaikan pesan-pesan moral

yang dikemas secara ringan sehingga mudah dipahami terlebih oleh anak-anak

sebagai media pembelajaran yang menyenangkan. Sebenarnya kartun tidak hanya

identik dengan cerita anak-anak ataupun sebuah kisah, namun juga terkadang

dijadikan sebagai sebuah simbol, penyampai pesan dan sebagai penyampai kritik.

Hal ini terlihat dengan adanya berbagai jenis kartun yang salah satunya adalah

karikatur.

Karikatur biasanya menggambarkan seseorang dengan mimik-mimik

lucu yang disesuaikan dengan peristiwa yang sedang marak atau menggambarkan

identitas khasnya ataupun dengan hal-hal yang dibuat untuk menyindir. Cara itu

ternyata cukup efektif untuk mempengaruhi orang. Sehingga kita tidak heran lagi

ketika saat ini kartun dijadikan sarana iklan berbagai produk maupun layanan

masyarakat baik media cetak maupun elektronik. Kartun secara umum dianggap

bisa menjadi penyampai yang bagus untuk setiap pihak yang menggunakan.

Pelibatan media dalam mempengaruhi alam bawah sadar masyarakat ternyata

cukup jitu dalam menggerakan masa untuk mencapai kekuasaan.

Masa-masa kemunculan kartun diiringi pula dengan banyaknya kartunis

yang ada di Indonesia, sebut saja Dwi Koendoro, Tito Bastian dan lain sebagainya.

Para kartunis ini cukup produktif pada masa orde baru dengan menghasilkan

karya-karya khas mereka. Salah satu kartun yang telah ada sejak masa kekuasaan

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 41: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

41

Soeharto adalah Panji Koming. Panji Koming merupakan kartun buatan seorang

kartunis yang telah lama malang melintang didunia kartun, Dwi Koendoro. Kartun

ini telah ada di koran Kompas sejak tanggal 14 Oktober 1979. Dengan mengusung

kartun dalam bentuk komik pendek, Panji Koming berhasil menarik perhatian

banyak orang. Kompas yang merupakan salah satu media cetak yang diberi ijin

(SIUPP) oleh pemerintah, harus menyeleksi isi dari korannya supaya tidak terkena

pembreidelan oleh pemerintah yang marak terjadi pada masa itu. Dan akhirnya

terpilihlah Panji Koming sebagai salah satu pengisinya. Meskipun hanya mengisi

kolom yang cukup kecil dan harus bersisihan dengan kartun-kartun lain, namun

kartun ini sangat menarik perhatian para pembaca koran Kompas.

Panji Koming seperti oase di padang pasir yang memberikan

pemandangan baru bagi pembacanya. Dengan adanya kartun yang mengisi salah

satu halaman di koran membuat media cetak ini tidak harus selalu diisi dengan

berita yang ditulis dengan bahasa formal, serius dan dikemas secara “rapi”. Panji

Koming bukan merupakan satu-satunya kartun yang mengisi koran Kompas,

masih ada beberapa kartun yang berbentuk komik lagi yang masing-masing

memang memiliki ciri khasnya sendiri. Namun yang paling menonjol dan yang

menjadi ciri khas dari kartun Panji Koming adalah pemakaian karakternya yang

menggunakan orang-orang dengan latar belakang kerajaan di Indonesia jaman

dulu.

Hal ini cukup menarik karena melibatkan unsur budaya Indonesia, yaitu

budaya kerajaan Jawa, lebih tepatnya kerajaan Majapahit. Namun penggambaran

kerajaan disini seakan lebih cenderung menggambarkan miniatur dari Indonesia.

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 42: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

42

Ada beberapa tokoh yang digunakan dalam kartun ini yaitu Panji

Koming (Gambar 1) sendiri yang juga digunakan sebagai judul dari komik ini,

Pailul (Gambar 2) yang merupakan rekan Panji Koming, Ni Woro Ciblon

(Gambar 3) dan beberapa tokoh tambahan lain yang menggambarkan situasi

kerajaan seperti petinggi-petinggi kerajaan dan lain sebagainya. Tiga karakter

utama ini menggambarkan masyarakat biasa yang ada dalam kehidupan sehari-

hari dan terkadang mereka mengungkapkan apa yang dipikirkan masyarakat

terhadap peristiwa yang terjadi pada saat itu dan tentu saja menggunakan bahasa

yang sangat diatur supaya tidak dilarang oleh pemerintah.

Panji Koming Pailul Ni Woro

Ciblon

(Gambar 1) (Gambar 2) (Gambar 3)

Setting tempat yang digunakan seperti yang telah disebutkan sebelumnya

bahwa kartun ini menggunakan setting kerajaan Jawa. Sehingga tidak heran jika

terkadang bahasa yang digunakan agak tercampur bahasa Jawa dan dengan istilah

serta penamaan Jawa. Tokoh-tokoh ini dalam penampilannya setiap hari Minggu

selalu mempunyai tema-tema yang menarik untuk dibicarakan, terutama tema

mengenai isu-isu panas yang sedang terjadi saat itu. Meskipun hanya dalam

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 43: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

43

beberapa kolom gambar (rata-rata 6 gambar) tiap minggunya, Panji Koming ingin

menyampaikan isu, pesan maupun kritik.

Secara umum dan keseluruhan, jika kita lihat sepintas Panji Koming

merupakan komik yang menceritakan mengenai kehidupan kerajaan, khususnya

situasi kerajaan Jawa sehari-hari. Bahkan terkadang terlihat sangat kocak dengan

gaya bercandanya yang khas. Seakan tidak ada yang beda antara kartun ini dengan

kartun-kartun lain yang serupa. Akan tetapi ternyata dibalik itu semua kartun ini

mempunyai misi khusus yang diusung oleh penciptanya, Dwi koendoro.

Berbicara mengenai misi khusus, sepertinya setiap pengamat ataupun

penggemar komik Panji Koming telah mengetahui hal ini sejak lama. Dalam

setiap penampilannya di Kompas, Panji Koming berperan sangat bagus terutama

yang berkaitan dengan penyampaian pendapatnya terhadap situasi yang sedang

dihadapi. Mungkin hal inilah yang membuat Panji Koming menarik perhatian

para pemerhati komik dan para pembaca umumnya hingga masih bertahan sampai

saat ini yang notabene telah berganti jaman dan era.

Pendapat-pendapat yang juga sama dipikirkan oleh pembaca seolah

tersalurkan dengan adanya kartun ini, terlebih pada jaman orde baru masyarakat

tidak dapat bergerak banyak. Dimasa orde baru pun Panji Koming seakan tidak

terikat dengan adanya batasan yang ditetapkan oleh pemerintah mengenai

ketentuan di media massa. Bahkan terkadang menimbulkan efek yang tidak terlalu

bagus bagi beberapa pihak yang bersangkutan dengan Panji Koming.

Pendapat ini sangat beralasan ketika kita telah membaca dan menganalisa

Panji Koming lebih cermat. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa Panji

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 44: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

44

Koming sedah ada sejak tahun 1979, dimana ditahun tersebut merupakan tahun

berkuasanya rezim orde baru yang dipimpin oleh Soeharto. Semua orang yang

hidup pada jaman itu sangat paham bahwa dalam setiap pembicaraan baik lisan

maupun tulisan harus “diolah” terlebih dahulu supaya lulus “seleksi” dari

pemerintah. Dengan kata lain kita akan mempunyai persepsi bahwa Panji Koming

telah lulus untuk urusan itu. Namun pendapat tersebut agaknya sedikit meleset.

Panji Koming yang memang berlatar belakang cerita kerajaan terkesan

sangat tidak formal dan layaknya kartun pada umumnya yang mempunyai alur

cerita fiksi atau karangan kreatifitas sang pencipta kartun tersebut. Tapi ternyata

alur cerita yang ditampilkan dalam setiap penayangan Panji Koming adalah cerita

yang dapat kita katakan serius. Dikatakan demikian karena dalam beberapa edisi,

kartun Panji Koming menggambarkan situasi yang sedang terjadi, khususnya di

Indonesia.

Banyak cerita Panji Koming yang menggambarkan tentang hal yang

terjadi di Indonesia. Misalnya saja pada salah satu kartun Panji Koming dalam

koran Kompas edisi Minggu 5 Mei 1991 yang menggambarkan mengenai kasus

pencucian uang.21

21

Lihat Kompas edisi Minggu, 5 Mei 1991, halaman 11

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 45: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

45

Pada edisi ini diceritakan bahwa Panji Koming sedang mencuci uang

kepeng yang pada masa kerajaan digunakan supaya “kimpling” dan tidak tahu

asal-usulnya. Kemudian sang sahabat, Pailul bertanya mengapa uang itu harus

dicuci karena bukankah sebaiknya “mencuci orangnya”. Memang jika dilihat

secara sepintas cerita ini tidak mengandung apa-apa, hanya seorang Panji Koming

yang sedang disuruh untuk mencuci uang logam. Tapi dengan penjelasan dan

kata-kata dari Pailul yang menyarankan untuk mencuci orangnya, sedikit banyak

telah menjelaskan bahwa cerita ini adalah cerita untuk menyindir.

Sasaran yang disindir adalah orang-orang yang melakukan pencucian

uang atau orang yang menyelewengkan materi atau uang yang kemudian

disembunyikan dan dihilangkan asal-usulnya supaya tidak dapat dilacak sehingga

tidak bisa dikenai hukuman atas perilakunya yang menyimpang hukum. Perilaku

ini sudah pasti tidak baik karena sama saja dengan mencuri. Maka pada cerita ini

Dwi Koendoro sebagai pembuat Panji Koming ingin memberikan sentilan.

Sentilan ini sepertinya ditujukan bagi penegak hukum supaya bertindak cepat dan

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 46: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

46

tepat dengan menangkap sang pelaku pencucian uang, bukan hanya melacak

aliran uang yang disalahgunakan.

Cerita lainnya yang cukup menarik perhatian adalah cerita untuk

menyindir kinerja pemerintah. Seperti halnya pada Kompas edisi Minggu 26

Februari 1984 yang bercerita mengenai pendapat masyarakat terhadap

penyesuaian.22

Kita tahu bahwa kata “penyesuaian” sering didengar pada masa orde baru

untuk menunjukkan adanya perubahan baik harga maupun peraturan lain. Pada

cerita ini Panji Koming dan Pailul sedang berbincang mengenai masyarakat yang

harus selalu siap menghadapi penyesuaian. Dan ketika mereka sedang berbincang,

tiba-tiba ada orang yang memakai pakaian dengan ukuran kebesaran. Orang itu

22

Lihat Kompas edisi Minggu, 26 Februari 1984, halaman IX

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 47: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

47

menarik perhatian Panji Koming dan Pailul sehingga melontarkan kata-kata yang

cukup menyindir pemerintah seperti “ya atau tidak, setuju atau tidak, pokoknya

sesuai”. Kalimat ini menunjukkan peraturan yang dibuat saat itu tidak sesuai

dengan keinginan masyarakat yang merasa peraturan yang dibuat oleh pemerintah

itu “gombor” atau tidak pas. Namun masyarakat tidak dapat berbuat banyak dan

hanya bisa menerima penyesuaian yang ada, meskipun hal tersebut tidak sesuai

dengan kondisi masyarakat. Cerita pada edisi ini juga menunjukkan bahwa

pemerintah telah semena-mena membuat peraturan tanpa memikirkan apakah

keputusan yang diambil sudah sesuai atau tidak. Apapun peraturannya masyarakat

harus patuh tanpa bisa berbuat apa-apa.

Dua cerita diatas hanya sebagian cerita yang dibuat oleh Dwi Koendoro

dalam Panji Koming pada masa orde baru. Dengan menggunakan analisa

ikonografi, kita akan mengidentifkasi seperti apa representasi kartun Panji

Koming di masa orde baru. Pada tahap 1 (preikonografi); gambar yang digunakan

pada kedua contoh seri Panji Koming adalah gambar kartun sederhana hanya

dengan warna hitam dan putih. Menggambarkan tokoh dengan bentuk yang lucu

dan menghibur. Kartun ini mengambil latar belakang kerajaan Jawa maka tokoh-

tokoh kartun dalam Panji Koming dibuat menyerupai karakter orang pada jaman

dahulu yang terlihat dari pakaian, rambut dan perlengkapan mereka.

Begitupun dengan tokohnya ada yang memperlihatkan masyarakat pada

masa kerajaan Jawa dan ada pula prajurit dan petinggi kerajaan yang mewakili

sosok pemerintah. Mimik muka yang dipakai untuk masyarakat digambarkan

dengan muka yang tirus dan terlihat menderita. Sedangkan yang dipakai untuk

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 48: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

48

prajurit dan bangsawan dibuat dengan mimik muka angkuh dan dengan muka dan

badan yang lebih besar serta lebar. Bahasa yang digunakan dalam kartun Panji

Koming pada masa orde baru adalah bahasa Indonesia yang dicampur dengan

menggunakan istilah-istilah bahasa Jawa.

Gambar pertama memperlihatkan orang dengan pakaian masyarakat

kerajaan Jawa yang sedang mencuci dan benda yang dicuci adalah uang terlihat

dari bentuk bulat semacam uang koin yang lazim digunakan pada jaman dulu.

Ada tokoh lain yang bertanya tentang kegiatan tersebut yang juga memakai

pakaian masyarakat Jawa. Ada pula tokoh lain yang memakai baju untuk petinggi

kerajaan Jawa yang berjalan hilir mudik. Gambar kedua memperlihatkan dua

orang yang memakai baju masyarakat Jawa jaman dahulu. Baju tersebut terlihat

kekecilan dan bahkan hingga sobek. Kemudian terdapat gambar seseorang lagi

yang memakai baju petinggi kerajaan Jawa. Baju tersebut terlihat sangat

kebesaran untuknya.

Tahap 2 (ikonografi); pada gambar pertama digambarkan sosok Panji

Koming dan Pailul yang sedang mencuci, tetapi benda yang dicuci adalah uang.

Gambar ini berkaitan dengan tema yang diangkat pada edisi tersebut yakni

mengenai pencucian uang. Istilah “pencucian uang” ini kemudian diwujudkan

dalam gambar melakukan kegiatan benar-benar mencuci uang dalam arti

sebenarnya. Pada gambar tersebut terdapat tokoh pejabat yang sedang berjalan

hilir mudik, tokoh ini muncul sebagai gambaran siapa yang melakukan pencucian

uang tersebut.

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 49: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

49

Pada gambar kedua digambarkan tokoh Panji Koming dan Pailul yang

memakai baju kekecilan bahkan hingga sobek sedangkan tokoh satu lagi yang

merupakan perwujudan dari pejabat atau pemerintah memakai baju yang sangat

kebesaran untuk dirinya. Hal ini berkaitan dengan tema yang diangkat pada saat

itu mengenai peraturan yang dibuat. Peraturan-peraturan tersebut terkadang dibuat

tidak pas. Untuk rakyat peraturan dibuat mengikat dan ketat sedangkan untuk

pejabat dan orang yang mempunyai jabatan tertentu peraturannya sangat longgar.

Tahap ketiga (ikonologi); dari gambar pertama keseluruhan bercerita

tentang pencucian uang yang dilakukan oleh pejabat yang digambarkan hilir

mudik berjalan. Pencucian ini dilakukan kepada masyarakat atau dengan kata lain

pencucian uang dihilangkan jejaknya kepada masyarakat yang saat itu kurang

begitu mengerti tentang pencucian uang. Penggambaran masyarakat pada tokoh

Panji Koming dan Pailul mencerminkan bagaimana perasaan masyarakat pada

saat itu mengenai kasus tersebut. Masyarakat menilai melalui percakapan yang

ada bahwa seharusnya yang dicuci bukanlah uangnya melainkan orangnya. Yang

dimaksud disini adalah pencucian uang merupakan hal yang tidak baik dan

seharusnya yang benar-benar ditindak adalah orangnya yakni dengan menghukum

atau benar-benar membuat jera pelaku pencucian uang. Namun hal ini tidak

disebutkan secara langsung, mengingat kondisi politik pada saat itu.

Pada saat orde baru mengungkapkan hal seperti pencucian uang bahkan

langsung ditujukan kepada seseorang merupakan hal yang tabu. Masyarakat tidak

berani melakukan hal demikian karena jika sampai melakukannya dan diketahui

oleh pihak yang memiliki kepentingan maka dia dapat menemui kesulitan atau

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 50: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

50

mendapatkan ancaman. Terlebih pada saat orde baru pemerintah sangat

memperhatikan masalah kestabilan keamanan. Dengan munculnya isu tersebut

maka dianggap akan mengganggu kestabilan keamanan, sehingga orang atau

pihak yang meluncurkan opini tersebut akan ditindak lanjut.

Kedua pihak yang diceritakan disini seperti Panji Koming dan Pailul

merepresentasikan dari sisi masyarakat khususnya masyarakat Indonesia pada era

tersebut yang hanya bisa beropini dan berpendapat secara diam-diam tanpa berani

menindaklanjuti, serta pihak pemerintah atau pejabat yang dikritik melalui gambar

seorang tokoh pejabat tinggi kerajaan yang sibuk berjalan kesana kemari. Kartun

Panji Koming ini dibuat untuk menggambarkan pendapat dari sudut pandang

masyarakat. Hal ini bertujuan supaya kritik yang mereka sampaikan bisa didengar

oleh pemerintah dan ditindaklanjuti. Tujuan lainnya adalah supaya dengan cara

yang sederhana ini masyarakat lebih peduli dengan fenomena yang terjadi

disekitar mereka supaya lebih berhati-hati dengan adanya pencucian uang tersebut

dan jangan sampai menjadi korban untuk “mencuci uang”.

Gambar kedua lebih bertitik berat pada pembuatan suatu peraturan.

Dimana peraturan dibuat seharusnya untuk mengatur menjadi lebih baik dan tidak

mempersulit masyarakatnya. Akan tetapi pada kenyataanya terkadang penerapan

peraturan sangat tidak pas. Masyarakat yang seharusnya menerapkan peraturan

dengan sebenar-benarnya adalah seluruh masyarakat tanpa terkecuali. Namun

terkadang peraturan itu akan sangat ketat penerapannya pada masyarakat kecil

atau masyarakat biasa hingga terkadang sangat menyusahkan. Sedangkan

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 51: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

51

penerapan bagi orang yang mempunyai jabatan tinggi dan memiliki kekuasaan

tertentu justru sangat longgar.

Cerita-cerita tersebut sebenarnya sangat sensitif untuk ukuran media

massa saat itu. Bagaimana tidak, karena cerita-cerita tersebut telah menyinggung

sesuatu yang memang tengah terjadi pada waktu itu. Terutama dalam hal ini

menyinggung pemerintah yang saat orde baru sangat kuat. Memang tidak secara

langsung pesan dan kritik dari cerita tersebut diungkapkan secara terbuka,

melainkan menggunakan cerita yang sedikit diplesetkan baik setting, benda

maupun orangnya. Tapi meskipun diplesetkan, hal itu berdasarkan dengan

kejadian nyata, pemberitaan yang sedang berkembang di media maupun dari apa

yang dirasakan oleh penulis. Jangankan orang atau pihak yang disinggung, orang

awam pun mungkin akan langsung paham dengan apa yang sedang dibicarakan.

Mungkin inilah yang menyebabkan Kompas sempat diberitakan mendapatkan

peringatan pembreidelan. Orang-orang yang berpikiran sama pastinya akan setuju

dengan apa yang digambarkan oleh Dwi Koendoro. Mungkin juga orang yang

tadinya tidak berpikir demikian, juga menyetujui apa yang disampaikannya.

Semua cerita dan pesan yang disampaikan dalam kartun Panji Koming ini tidak

lepas dari peran Dwi Koendoro.

Dwi Koendoro sebagai sang pembuat Panji Koming mempunyai peran

besar atas arah representasi dari kartun ini. Dari sekian banyak cerita Panji

Koming rata-rata menggambarkan mengenai pemikiran dari masyarakat Indonesia

pada umumnya. Dwi Koendoro berhasil mengangkat isu-isu yang bermuatan

politis dan mengemasnya menggunakan kartun lucu yang menarik. Bisa dibilang

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 52: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

52

kartun ini menggunakan prinsip “sambil menyelam minum air”. Mengapa

demikian karena secara tidak langsung Dwi Koendoro menanamkan pikiran-

pikiran kritis terhadap penikmat kartun. Sambil menghibur, Panji Koming juga

memberikan pandangan politik baru.

Panji Koming yang menggambarkan kehidupan masyarakat sehari-hari

memperlihatkan bahwa sebenarnya masyarakat atau publik itu memiliki

pemikiran tersendiri mengenai pemerintahan yang memimpin mereka. Masyarakat

juga memantau bagaimana pergerakan pemerintah beserta fenomena yang terjadi

disekitar mereka. Jadi meskipun dibuat oleh Dwi Koendoro dan mengandung

ideologi serta pendapatnya, bisa dibilang jika Panji Koming pada saat itu

merepresentasikan seorang kartunis yakni Dwi Koendoro dan masyarakat

Indonesia. Cerita dalam kartun Panji Koming yang memiliki muatan politik

didalamnya mampu menggiring pemikiran pembaca dan penikmat kartun kedalam

tahap yang tidak hanya sekedar hiburan semata tapi juga untuk ke tahap yang

lebih mendalam mengenai suatu fenomena kekuasaan, politik dan kepemimpinan

(cerita yang sebagian besar ditujukan untuk pemerintah).

Representasi yang diangkat oleh Dwi Koendoro juga tidak semata-mata

tentang anti kekuasaan yang pada masa orde baru bisa dibilang merintis

kepemimpinan yang otoriter. Panji Koming sepertinya juga ingin mengangkat

mengenai representasi sebagian dari masyarakat yang haus akan kebebasan.

Kebebasan yang pada masa itu hanya sebuah konsep, tidak dapat dinikmati

masyarakat dengan bebas terutama dalam menentukan pilihan politik mereka.

Meskipun hal ini membuat pertanyaan baru mengapa kartun ini berhasil “lolos”

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 53: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

53

dari ketatnya peraturan pemerintah, sedangkan banyak buku dan para aktivis yang

ingin juga mengungkapkan pendapatnya tidak diberikan ijin untuk itu.

Representasi Panji Koming ini juga cukup mengejutkan untuk saya dan

mungkin juga sebagian orang lain. Karena perkiraan saya tentang apa yang terjadi

atau apa yang diceritakan Panji Koming jauh dari bayangan sebelumnya. Dalam

keadaan yang tidak memungkinkan dan diintervensi dengan begitu ketatnya,

kebanyakan orang akan melakukan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pihak

yang melakukan intervensi. Namun sebaliknya yang terjadi pada Panji Koming

yang melakukan hal sebaliknya.

Perkiraan dan bayangan yang timbul ketika melihat ada sebuah kartun

yang “survive” dengan keadaan politik seperti itu, pastinya akan berpikir jika

kartun ini hanya kartun biasa yang tidak mempunyai muatan politik yang

menentang pemerintah. Akan tetapi Panji Koming mampu membuktikan bahwa

dengan tidak 100% mematuhi pemerintah dan dengan sedikit perjuangan dalam

beberapa kesempatan sering diberi peringatan oleh pemerintah, sebuah kartun

dapat merepresentasikan diri dari sang pembuat yakni Dwi Koendoro dan

masyarakat yang mulai kritis melihat sisi politik yang terjadi. Bahkan dapat

bertahan hingga melewati datangnya pergantian masa dari era orde baru.

d. Kesimpulan

Dari cerita-cerita dan penjelasan yang telah disebutkan diatas sedikit

banyak kita dapat melihat bagaimana kita tidak boleh memandang sebelah mata

mengenai sesuatu. Sesuatu yang terkadang tidak terduga ternyata dapat membawa

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 54: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

54

kita untuk lebih jauh melangkah. Media visual yang salah satunya berupa kartun

ternyata mempunyai efek yang luar biasa. Ditengah-tengah pendapat yang

menyatakan kartun itu hanya merupakan konsumsi anak-anak, terbukti bahwa

efek yang dapat dibawa kartun tidak sesederhana yang dibayangkan. Dahulu sulit

dibayangkan kartun bisa dipolitisasi, tapi pada kenyataannya kartun dapat

digunakan untuk itu, bahkan dapat dibilang cukup hebat.

Panji Koming adalah salah satu kartun yang bisa membuktikan hal

tersebut. Dia mampu “menyusupkan” nuansa politik yang cukup kental. Dibalik

gambarnya yang dianggap lucu dan menghibur, dia mampu membawa cerita baru.

Sedikit mengejutkan sebenarnya, ketika Panji Koming berani mengungkapkan

hal-hal yang mungkin tidak sembarang orang berani mengungkapkannya. Seperti

yang telah disebutkan dan dijelaskan diatas isu-isu yang diangkat tidak hanya

merepresentasikan sesuatu yang “aman-aman saja”. Tapi isu sensitif untuk era

orde baru pun diungkapkan. Bahkan banyak orang yang mungkin menyetujuinya

secara diam-diam dengan cara terus menunggu edisi berikutnya untuk dibaca.

Panji Koming pada era orde baru ini menyampaikan pesan politiknya

atau merepresentasikan politiknya terhadap suatu kasus dengan cara yang halus.

Percakapan hanya berkisar antar tiga tokoh utama untuk menyinggung sesuatu

ditunjang dengan penggambaran setting yang sesuai (atau terkadang sedikit

diplesetkan). Representasi yang disampaikan pun biasanya mengarah pada apa

yang diinginkan masyarakat dan tentu saja hal tersebut seperti bertentangan

dengan pemerintah. Bahasa yang digunakan pada masa ini untuk menyampaikan

representasinya juga dengan bahasa yang masih sopan dan tidak terlalu frontal.

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 55: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

55

Gambar yang ditampilkan sangat menunjukkan pesan yang ingin disampaikan,

tetapi tidak pernah memunculkan gambar suatu tokoh yang mengarah pada suatu

tokoh tertentu secara detail. Dengan kondisi politik yang terjadi pada waktu itu

yang notabene masyarakat tidak terlalu bebas berekspresi, Panji Koming juga

mampu merepresentasikan apa yang dipikirkan dan ingin diungkapkan sebagian

besar masyarakat pada masa itu.

Jika kita kaitkan dengan maksud tersembunyi, Panji Koming pada era ini

berhasil menyampaikan maksud tersembunyinya yakni dapat mempengaruhi

masyarakat pada waktu itu supaya lebih sadar politik. Hal ini dapat kita lihat dari

besarnya minat masyarakat terhadap koran Kompas dan kartun Panji Koming

berdasarkan besarnya eksemplar yang berhasil dijual, serta kepopuleran Panji

Koming yang ditunggu-tunggu tiap minggunya. Semua ini juga tidak terlepas dari

campur tangan Kompas yang memberikan ruang tersendiri bagi kartun-kartun

seperti Panji Koming dan kartun lainnya untuk berekspresi. Padahal kita tahu

untuk mendapatkan ijin edar untuk media cetak saat orba sangatlah susah dengan

pengawasan yang cukup ketat. Meskipun pernah diberhentikan ijin edarnya,

nyatanya Kompas tetap mempertahankan halaman khusus kartun ini. Hal ini

menimbulkan kesimpulan bahwa Kompas mungkin juga mempunyai representasi

yang hampir sama dengan Panji Koming.

Jadi dengan kata lain kartun Panji Koming ini memiliki representasi

politik yang tidak hanya merepresentasikan pemikiran pembuatnya saja tetapi

juga masyarakat pada waktu itu. Kata representasi yang selalu diakitkan dengan

masalah politik ternyata mampu membuat sebuah kartun bisa begitu bermakna

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 56: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

56

dan dapat dipolitisasi sedemikian rupa sehingga secara tidak langsung memiliki

efek yang luar biasa bagi penikmatnya.

Meskipun kebanyakan representasi yang dimunculkan terkesan

bertentangan dengan pemerintah dan petinggi-petinggi negara, namun Panji

Koming mencoba mengangkat nilai-nilai yang seharusnya ada dalam masyarakat.

Hal yang paling penting diungkapkan adalah mengenai pengelolaan

kepemerintahan, kepemimpinan dan kepedulian berdasarkan moral yang diyakini

masyarakat setempat, Indonesia. Jadi dapat kita katakan Panji Koming, meskipun

hidup dalam era orde baru namun dia tidak merepresentasikan pemerintah orde

baru justru Panji Koming mampu memberikan kritik dengan cara yang khas.

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 57: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

57

Bab 4

Wajah Baru Panji Koming Pasca Orde Baru

a. Pengantar

Pasca reformasi membawa gelombang perubahan yang begitu signifikan

bagi negara Indonesia khususnya. Kondisi negara yang selama ini ada seakan

diputar balik 180 derajat. Semuanya terasa sangat berbeda dan seperti kehilangan

keseimbangan. Ekonomi, sosial dan politik berubah cara pandangnya secara

drastis. Fase ini seakan menjadi fase titik balik bagi negara ini.

Dalam bidang ekonomi, pada masa ini Indonesia seperti menata kembali

dari awal. Carut marut yang terjadi pada masa orba menjadikan kondisi ekonomi

harus diperbaiki secepatnya. Namun hingga saat ini agaknya hal tersebut belum

selesai dan masih terus diperbaiki. Sedangkan dalam bidang sosial dan politik,

cara pandang yang tadinya diarahkan untuk satu tujuan sekarang lebih beragam.

Meski sebenarnya sudah ada keberagaman sejak dulu, akan tetapi orang-orang

lebih bisa mengungkapkan keberagamannya setelah era ini. Semua orang

sekarang lebih bebas untuk mengungkapkan pendapatnya dan cara pandangnya

mengenai sesuatu. Bahkan hal ini termasuk dalam hak asasi manusia yang telah

dilindungi oleh undang-undang.

Kebebasan ini dimanfaatkan secara maksimal oleh semua pihak, baik

orang-orang yang dahulu tidak punya kesempatan untuk berekspresi maupun

masyarakat pada umumnya. Mungkin masa ini masa yang telah ditunggu-tunggu

setelah penantian sekian tahun, meskipun banyak orang yang masih merasa

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 58: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

58

bahagia disaat orde baru. Banyak yang merasa di era orde baru mereka lebih

senang, sejahtera dan aman.

Perubahan ini memang memiliki dampak positif dan negatif yang harus

dihadapi. Dampak positifnya tentu saja kebebasan untuk mengeksplorasi diri

sendiri itu bisa lebih terbuka lebar. Sedangkan dampak negatifnya adalah terjadi

kegoncangan dimasyarakat yang sekian tahun lamanya telah terbiasa dengan

situasi dan keadaan yang ada, dan tiba-tiba mereka harus berubah drastis. Hal

tersebut tentu saja membuat suatu kegoyahan dimana masyarakat tiba-tiba

berubah dengan persepsi yang berubah luar biasa.

Diluar itu semua agaknya perubahan ini juga membuat perubahan yang

sangat berarti bagi media di Indonesia. Ideologi dan ekspresi yang ingin

disampaikan oleh media bisa lebih leluasa untuk mengemukakan pendapatnya.

Ide-ide kreatif yang dahulu sangat susah untuk diterima, sekarang menjadi hal

biasa. Perbedaan pendapat bukan lagi ancaman dan masalah. Bahkan jika kita

melarang orang yang ingin berpendapat, kita dapat dikenai sanksi mengenai hak

asasi manusia untuk berekspresi. Media semakin percaya diri untuk

memperlihatkan visi, misi dan cara pandang mereka masing-masing. Dalam

beberapa kasus malah menggunakan cara yang lebih ekstrim dan radikal.

Sehingga dalam menanggapi satu kasus yang sama, cara tangkap dan respon

masing-masing media akan berbeda. Hal itu terlihat dari pemilihan kata, gaya

bahasa maupun gambar. Mungkin ini juga karena media tidak harus lagi terikat

oleh pemerintah, yang harus selalu sesuai dengan kepentingan pemerintah.

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 59: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

59

Media yang semakin luas mengemukakan pendapatnya juga berpengaruh

pada artikel yang ditulis oleh berbagai penulis. Hal ini mungkin juga yang akan

membawa perubahan pada kartun Panji Koming karya Dwi koendoro itu. Komik

yang telah ada sejak orde baru ini sangat cocok untuk dilihat apakah ada

perbedaannya saat orde baru berkuasa dengan saat ini yang sejak reformasi telah

berganti pemimpin berkali-kali. Barangkali dengan melihat representasi Panji

Koming saat ini, kita bisa menjadi lebih kritis dan lebih peka terhadap sedikit saja

perubahan yang terjadi disekitar kita. Dengan begitu kita bisa menjadi mawas diri

untuk menghadapi segala perubahan bentuk dan cara pandang yang ada selama ini.

Selain itu pikiran kita juga akan lebih terbuka dan sedikit banyak dapat

memahami perbedaan pendapat setiap orang. Dengan pemikiran bahwa cara dan

media untuk berekspresi semakin luas sehingga apa yang direpresentasikan pun

bisa saja lebih luas atau bahkan lebih sempit dan spesifik seiring lebih

heterogennya cara pandang masyarakat saat ini, pasca orde baru.

b. Kondisi Media Pasca Reformasi

Gelombang perubahan semenjak reformasi tahun 1998 memang tidak

main-main. Perubahan yang dibawa sangatlah banyak. Perubahan politik,

ekonomi, sosial dan perubahan-perubahan lainnya menjadi bagian dari gelombang

ini. Dapat dikatakan bahwa Indonesia seakan-akan dibalik 180 derajat. Namun

moment ini merupakan masa titik balik bagi sebagian kalangan. Masa yang

ditunggu-tunggu bagi pihak-pihak yang berkaitan, seperti media massa, aktivis

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 60: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

60

dan pihak lain yang selama ini menuntut adanya kebebasan HAM untuk

berekspresi dan berpendapat.

Media tidak mau menyia-nyiakan kesempatan seperti sekarang ini.

Terlebih seiring berkembangnya isu demokrasi yang saat ini selalu disebut-sebut

dalam berbagai persoalan. Demokrasi yang merupakan isu besar dalam datangnya

reformasi membuat segala sesuatu yang dikaitkan dengannya dianggap akan lebih

bebas dan lebih mudah. Keterikatan yang longgar terhadap penguasa menjadi

salah satu kata kunci bagi berkembangnya cara orang berkomunikasi, berekspresi

dan berpendapat.

Media massa pasca orde baru berlomba-lomba untuk menunjukkan

eksistensi mereka dengan cara masing-masing. Satu masalah yang sama akan

terlihat berbeda pada setiap media massa karena perbedaan pandangan dari tiap

media massa. Perbedaan tersebut bisa dituangkan dalam bentuk lisan maupun

tulisan. Dalam media cetak, yang paling penting digunakan biasanya adalah

pemilihan kata-kata untuk suatu berita. Misalnya judul yang digunakan hanya

berbeda satu kata saja akan menimbulkan efek yang berbeda bagi yang

membacanya. Kadang ada kata yang bisa memprovokasi atau bahkan ada kata

yang terkesan menimbulkan simpati. Selain kata-kata, media cetak yang

menggunakan gambar juga akan memilih gambar yang sesuai dengan pemikiran

media tersebut. Sehingga dalam satu media dengan berbagai berita dapat ditarik

satu garis merah yang menunjukkan ideologi mereka.

Pemilihan kata, gambar dan meletakkan suatu berita bukan satu-satunya

cara menunjukkan eksistensi suatu media saat ini. Media juga dapat membuat

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 61: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

61

berita yang mungkin dulu sangat tabu untuk dibicarakan. Meskipun ada batasan

atau dapat dikatakan aturan main untuk media yang tertulis dalam kode etik

jurnalistik, namun saat ini dunia jurnalistik sudah lebih mudah untuk

menampilkan berita-berita yang di masa sebelumnya dianggap sensitif. Dengan

kata lain media massa saat ini sudah lebih ekspresif untuk mengungkapkan apa

yang ingin diangkat.

Tekanan dari pemerintah yang dulu sangat ketat pun sekarang agaknya

sudah tidak terlihat lagi. Pemerintah sudah memberikan kebebasan kepada media

untuk berekspresi. Bahkan terkadang beberapa kesempatan media sudah berani

untuk “melawan” pemerintah dengan pemberitaan mereka. Hal ini sama sekali

bukan hal yang mengagetkan lagi saat ini. Hampir disetiap kolom opini di satu

media cetak ada kritik tentang pemerintah yang dilontarkan oleh penulisnya. Tapi

tidak sedikit pula yang memuji beberapa perkembangan.

Hal yang saat ini sedang menjadi tren dikalangan politisi yang

bersangkutan dengan media adalah penggunaan media untuk kampanye. Entah

karena mengikuti tren atau memang telah menyadari kegunaan media, banyak

politisi yang menjadikan media salah satu rekannya. Dalam hal ini terlebih

menggunakan media jejaring sosial yang sedang “booming” di kalangan

masyarakat. Dari media sosial ini mereka bisa menjalin jaringan, mengumpulkan

masa, mengetahui pendapat masyarakat secara langsung dan tentu saja bisa

berkampanye. Apalagi bagi politisi yang akan mencalonkan dirinya pada

pemilihan kepala daerah atau kepala negara. Inspirasi ini mungkin muncul

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 62: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

62

semenjak keberhasilan Barack Obama dalam perjalanannya mencapai pemimpin

negara adikuasa, Amerika Serikat, yang menggunakan media jejaring sosial.

Media saat ini terasa makin kreatif dan inovatif. Banyak ragam dan cara

yang digunakan dan info yang diberikan. Hal ini seiring dengan berkurangnya

ketakutan dan kekhawatiran dalam kesalahan penyampaian pendapat. Bukan tidak

ada sanksi, tapi jangkauan dalam improvisasi jauh lebih luas. Sehingga media

semakin mudah untuk mengeksplorasi hal-hal yang dahulu dianggap tabu. Kita

juga menjadi semakin tahu bahwa ternyata banyak sekali pemikiran yang ada

dalam media, diluar perkiraan kita.

Memang banyak sisi positif yang bisa diambil dari masa ini akan tetapi

jangan lupa, ternyata ada juga sisi negatif yang kita dapat di masa ini. Jika

berkaitan dengan public figure, banyak diantara mereka yang privasinya

terganggu. Kekurangan lain adalah masalah kesiapan masyarakat dalam

kebebasan. Selama 32 tahun masyarakat terbiasa dengan kepemimpinan orde baru,

maka saat situasi berubah masyarakat seperti mengalami goncangan yang hebat,

antara menerimanya dengan senang hati serta masih bingung untuk

menggunakannya dan ada pula yang menyalahgunakan kebebasan tersebut.

Pro dan kontra dalam perubahan situasi ini memang merupakan suatu hal

yang biasa dalam suatu isu. Lebih nyaman manakah perubahan ini bagi semua

pihak, bisa kita lihat seiring berjalannya waktu. Apakah situasi ini akan berubah

lebih baik atau bahkan sebaliknya, lebih buruk. Tapi apapun itu sebenarnya

sebuah era merupakan dampak dari era sebelumnya. Semuanya berkaitan antara

yang satu dengan yang lain. Sehingga apapun yang terjadi saat ini, baik sisi baik

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 63: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

63

maupun sisi buruknya, sesungguhnya merupakan harmonisasi dari masa lalu yang

telah dilewati.

Perubahan yang sangat mengejutkan bagi sebagian orang ini, sangat

menarik untuk kita kaji. Seperti yang telah disebutkan diatas, hampir sebagian

besar sendi kehidupan masyarakat di Indonesia mengalami perubahan. Tapi tetap

saja masih ada peluang suatu hal tidak berubah. Meskipun itu merupakan suatu

hal kecil. Dalam tulisan sebelumnya kita telah melihat perubahan media secara

universal. Namun ada hal yang membuat penasaran, yakni apakah salah satu

konten atau isinya juga ikut berubah? Sebut saja kartun Panji Koming. Panji

Koming masih bertahan hingga saat ini. Biasanya sesuatu yang bisa bertahan

adalah sesuatu yang bisa diterima pada masanya. Sehingga ada kemungkinan

Panji Koming merupakan media yang melakukan hal tersebut. Tapi untuk

melihatnya lebih jelas, mari kita bahas permasalahan tersebut.

c. Representasi Panji Koming Pasca Reformasi

Telah disebutkan diatas bahwa peristiwa reformasi tahun 1998 membawa

perubahan yang cukup signifikan bagi negara dan bangsa Indonesia. Isu yang dulu

hanya wacana saja sekarang sepertinya tidak tabu lagi dibicarakan. Misalnya saja

isu tentang demokrasi yang saat ini sedang diagung-agungkan. Demokrasi yang

juga merupakan isu pokok dalam perubahan kondisi di Indonesia ini, hampir

selalu disangkutpautkan dalam setiap permasalahan yang bersangkutan dengan

orang banyak. Baik dalam perbincangan santai maupun dalam pertemuan serius

kepemerintahan. Bahkan dalam hal “kecil” pun demokrasi akan terus dibawa-

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 64: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

64

bawa karena demokrasi dianggap sebagai konsep yang sangat baik saat ini. Dan

seperti yang telah diceritakan sebelumnya mengenai kartun Panji Koming, fokus

utama dari tulisan ini, sepertinya saat ini demokrasi juga merupakan isu yang juga

tidak luput dari pemberitaannya.

Pada masa pasca orde baru seperti sekarang ini, media dan publik sudah

tidak lagi punya tekanan untuk mengungkapkan apa yang ingin mereka

ungkapkan. Media yang dulu sangat terbatasi, sekarang malah bisa mempunyai

ideologi sendiri. Tidak harus semuanya bergantung dan sesuai dengan keinginan

pemerintah. Bahkan terkadang pemilihan katanya pun semakin tajam dan tak

segan lagi menyanjung dan menjatuhkan secara langsung. Semuanya berjalan

sesuai keinginan mereka.

Kehidupan sosial masyarakat pun amat sangat berubah saat ini

dibandingkan era sebelumnya. Obrolan tentang semua hal termasuk sosial, politik,

budaya dan hal-hal lain pun bisa dengan mudah dibicarakan di berbagai tempat

bahkan sebagai obrolan warung kopi. Dalam bidang politikpun saat ini lebih

bebas. Pembentukan partai politik dan organisasi-organisasi lain pun lebih leluasa.

Masyarakat bisa dengan mudah mengikuti suatu partai tertentu yang saat ini

sangat beragam dan berkegiatan aktif didalamnya. Hal ini mungkin dianggap

sebagai efek positif yang dibawa oleh era pasca orde baru, karena dengan begitu

pemikiran manusia tidak dikerdilkan lagi hanya dengan melihat satu sisi cara

pandang. Namun seperti yang telah diungkapkan sebelumnya efek negatifnya

adalah jika ada orang yang menyalahgunakan kesempatan mereka sehingga

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 65: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

65

dianggap mengganggu privasi orang terlalu dalam. Meskipun sebenarnya

mengganggu atau tidak adalah hal yang relatif.

Salah satu yang mungkin terpengaruh dengan semua perubahan ini

adalah Panji Koming. Telah disebutkan bahwa Panji Koming telah ada semenjak

era orde baru. Kondisi yang baru ini biasanya akan membuat pengalaman baru

dan cara pandang baru. Panji Koming sudah terkenal dengan ciri khasnya yang

“sangat Indonesia” dengan menggunakan setting kerajaan di Indonesia. Dengan

menggunakan setting tersebut, Panji Koming mampu memanfaatkannya untuk

kritik sosial dan penggambaran kondisi masa itu, meskipun harus menemui

berbagai halangan yang ada didepan mata. Dengan begitu kita pasti akan berpikir

bahwa seperti saat sekarang ini yang cukup minim “penghalang” untuk

mengungkapkan pendapat, Panji Koming akan lebih mampu untuk

memanfaatkannya. Hal ini hanya akan menjadi asumsi jika tidak kita lihat secara

langsung dan jelas. Jadi kita harus melihat beberapa contoh pendapat dalam

kartun Panji Koming pasca orde baru untuk melihat sudut pandangnya saat ini.

Salah satu contoh Panji Koming yang terbit pada era pasca orde baru kita

bisa melihat pada edisi Minggu 25 September 2005 yang berisi tentang sindiran

terhadap kebijakan pemerintah untuk mengimpor beras dari negara lain.23

23

Lihat Kompas edisi Minggu 25 September 2005, halaman 14

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 66: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

66

Terlihat dalam edisi ini para petani yang sedang panen besar dan

melimpah tidak jadi berbahagia atas keberhasilan mereka bercocoktanam. Hal ini

tak lain dan tak bukan karena pemerintah menerapkan sistem impor bahan pokok

yang sebenarnya para petani pun mampu memenuhi kebutuhan tersebut. Pada

sudut pandang ini pemerintah dinilai sewenang-wenang melakukan kebijakan

yang merugikan petani dan hasil panen yang tidak tahu akan dikemanakan karena

harganya akan semakin menurun, sehingga tidak sesuai dengan biaya produksi

dan lamanya pengelolaan. Tidak lain hal ini ditujukan bagi pemerintah Indonesia

supaya lebih memperhatikan kesejahteraan petani Indonesia yang semakin hari

semakin kesulitan menyesuaikan dengan kebijakan yang ada.

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 67: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

67

Contoh lain adalah mengenai mengenai perilaku “wakil rakyat” yang

dimunculkan pada Panji Koming di koran Kompas edisi Minggu 30 Oktober

2005.24

Edisi ini adalah edisi yang mengecam cukup keras terhadap tindakan

yang dilakukan wakil rakyat saat ini. Para wakil ini menganggap mereka telah

bekerja sangat keras sehingga mereka patut untuk mendapatkan reward atas apa

yang telah mereka lakukan. Namun hal ini seakan tidak melihat lagi siapa yang

mereka wakili dan apa yang terjadi terhadap mereka. Orang-orang yang mereka

wakili banyak yang masih hidup seperti sedia kala tanpa ada perubahan. Pesan

yang terasa adalah lebih dari itu, seakan kartun Panji Koming pada edisi ini ingin

memperlihatkan bahwa orang-orang yang telah menduduki kedudukan yang tinggi

di pemerintahan, banyak yang tidak layak menerimanya. Mereka hanya

mementingkan hak mereka tanpa memperdulikan apakah kewajiban mereka telah

24

Lihat Kompas edisi Minggu 30 Oktober 2005, halaman 13

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 68: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

68

dilaksanakan dengan baik atau tidak. Totalitas dan kesungguhan mereka

dipertanyakan oleh masyarakat yang merasakan bahwa menjangkau wakil mereka

saja cukup sulit apalagi menyampaikan pendapat mereka.

Sedangkan yang terdapat pada edisi Minggu 18 Desember 2005, Panji

Koming bercerita mengenai koruptor.25

Tindakan korupsi dan koruptor yang sejak jaman dahulu sebenarnya telah

ada. Koruptor itu bukan orang yang sembarangan yang bertindak begitu saja tanpa

pikir panjang. Dalam cerita ini digambarkan bahwa para koruptor “sebenarnya”

berhasil lolos dari jeratan hukum. Orang-orang yang ditangkap adalah orang yang

menjadi umpan dalam strategi mereka lolos dari jeruji besi. Orang-orang yang

menerima sogokan akan lebih mudah untuk diumpankan, sehingga berita atau

perhatian akan terfokus pada hal tersebut. Dan digambarkan bahwa mereka yang

menjadi koruptor seperti tikus dan belut yang licin serta sulit ditangkap. Selain

berhasil mengambil yang bukan hak mereka, koruptor yang ada di Indonesia

25

Lihat Kompas edisi Minggu 18 Desember 2005, halaman 13

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 69: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

69

(yang dimaksudkan pada cerita ini) juga berhasil mengalihkan perhatian sehingga

tetap “aman”.

Tindakan ini sampai menimbulkan reaksi dari Panji Koming yang

menyampaikan bahwa mereka tidak sekedar campuran tikus dan belut tapi yang

disampaikan adalah “dia (para koruptor) itu campuran tikus sama monyet, pemain

sandiwara dan juga akrobat, kalau makan pisang dia makan pisangnya, dia buang

kulitnya membuat orang lain terpeleset-peleset.” Dari kalimat tersebut kita bisa

merasakan pesan yang disampaikan mengandung arti yaitu gerak-gerik koruptor

tidaklah semudah yang dibayangkan tetapi ada strateginya yang terkadang

menimbulkan ketidakberuntungan bagi pihak lain yang terlibat dengannya. Bukan

berarti orang-orang yang berhasil disuap itu tidak bersalah, tapi jika jauh lebih jeli

dilihat Panji Koming ingin memberi pesan bahwa seharusnya koruptor

“sebenarnya” harus dicari juga dan ditindak.

Tiga edisi diatas merupakan penggambaran kartun Panji Koming yang

ada pasca orde baru. Panji Koming yang masih datang seminggu sekali di koran

Kompas, sepertinya belum kehilangan “pamor” dan karismanya dalam menarik

perhatian publik. Pada abad 21 ini masih banyak peminatnya. Hal ini terbukti

dengan berkembangnya Panji Koming seiring perkembangan teknologi (terutama

komunikasi) yang saat ini sangat cepat. Sosial media yang saat ini tengah

digemari oleh hampir seluruh rakyat Indonesia juga dijadikan peluang oleh kartun

Panji Koming mengirimkan pesannya. Dengan begitu tanpa membaca koran

Kompas di setiap Minggunya, penggemar Panji Koming masih dapat menikmati

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 70: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

70

ceritanya. Tapi meskipun begitu agaknya karakter Panji Koming sudah menempel

di koran Kompas.

Kembali pada tiga edisi kartun yang telah dijabarkan diatas. Kita akan

mencoba menganalisanya menggunakan analisa ikonografi. Tahap pertama

(preikonografi); pada gambar pertama, kartun Panji Koming edisi ini dibuat

sedikit lebih berwarna. Namun warna yang digunakan bukan warna terang dan

warna hanya digunakan untuk mewarnai latar belakang. Gambar latar belakang

dan wajah tokoh dibuat sedikit lebih detail. Garis-garis pada wajah dan mimik

muka serta latar belakang yang dipakai dibuat sedikit lebih nyata dan terkesan

lebih serius tanpa mengurangi kelucuan yang dapat kita tangkap dari gambar

tersebut. Penggambaran latar belakang dibuat secara jelas seperti penggambaran

tanaman padi dan karung-karung beras yang ditumpuk. Terdapat lima karakter

pada edisi ini, empat karakter dibuat seperti kartun pada umumnya dan satu lagi

karakter karikatur yang menyerupai salah satu tokoh masyarakat. Bahasa yang

digunakan adalah bahasa Indonesia yang dicampur dengan bahasa Jawa sesuai

dengan tema kartun Panji Koming.

Pada gambar kedua Panji Koming seluruhnya berwarna hitam putih.

Terdapat lima karakter pada edisi ini. Tiga diantaranya merupakan karakter kartun

komik sedangkan dua lagi merupakan karikatur dari sosok masyarakat. Salah satu

karakter tengah mendengarkan denyut jantung dari tiga orang yang berbeda dua

diantaranya karakter komik biasa dan satu lagi adalah karakter karikatur suatu

tokoh. Terdapat latar belakang pagar pembatas yang ditunjukkan dengan garis-

garis vertikal yang kemudian dibagian luar terdapat seseorang. Ada pula latar

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 71: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

71

belakang kerajaan dengan menggambarkan kursi ukir yang biasanya dipakai oleh

petinggi kerajaan. Penggambaran tokoh kartun dan latar belakang dibuat sedikit

lebih detail. Hal ini terlihat dari penggambaran wajah yang diserupakan karakter

tertentu terutama pada karikatur serta penggambaran latar belakang. Bahasa yang

digunakan adalah bahasa Indonesia yang dicampur dengan bahasa Jawa.

Gambar ketiga terlihat hanya memunculkan warna hitam dan putih.

Penggambaran komik kartun ini terlihat lebih detail dari kartun komik

kebanyakan. Garis-garis wajah karakter dibuat agak detail terutama pada karakter

yang berbentuk karikatur. Terdapat sembilan karakter pada kartun Panji Koming

edisi ini. Diantara sembilan karakter tersebut terdapat dua karakter karikatur, dua

lagi dibuat sedikit gelap seperti sedang berada pada tempat gelap, selebihnya

merupakan karakter kartun komik biasa. Dalam karakter komik tersebut terdapat

dua karakter anak-anak, hal ini terlihat pada ukuran yang dipakai untuk

menggambarkannya. Dua karakter ini memiliki ukuran yang lebih kecil serta

memberikan ciri-ciri anak kecil seperti model rambut dan cara berpakaiannya.

Bahasa yang digunakan pada kartun Panji Koming ini adalah bahasa Indonesia

yang dicampur dengan bahasa Jawa.

Tahap kedua adalah tahap ikonografi; gambar pertama bertema mengenai

import beras. Gambar padi yang ada pada edisi ini untuk lebih menunjukkan tema

utama dari kartun edisi ini. Padi yang melimpah tidak membuat petani bahagia hal

ini terlihat dari mimik muka karakter petani yang memperlihatkan mimik muka

sedih. Hal ini karena adanya import beras yang dilakukan oleh petinggi negara,

seperti terlihat pada gambar. Karakter karikatur suatu tokoh petinggi kerajaan

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 72: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

72

yang merepresentasikan pejabat negara pada saat ini menaiki sebuah kapal yang

berisi penuh dengan karung berisi beras. Kapal berisi penuh karung dan beras

mengibaratkan negara yang membuat peraturan untuk mengimpor beras dari

negara lain. Hal ini dilakukan dengan alasan untuk membantu petani dan

masyarakat yang diperkuat pada dialog yang digunakan. Alih-alih membantu

ternyata hal ini justru membuat petani sedih dan kesal seperti yang terlihat pada

karakter petani yang menunjukkan raut muka tidak suka.

Gambar kedua bertema mengenai kelakuan petinggi negara dan wakil

rakyat yang tidak sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan. Jika dikaitkan

dengan gambar yang ada terlihat seseorang mendengar denyut jantung dua orang

bunyinya seperti denyut jantung pada umumnya, sedangkan ketika mendengarkan

suara denyut jantung salah satu karakter yang mewakili wakili rakyat bunyinya

adalah uang. Hal ini sebagai simbol bahwa banyak wakil rakyat yang tidak

memikirkan rakyatnya tapi lebih memikirkan bagaimana memperkaya diri sendiri.

Bahkan dianggap apa yang wakil rakyat ini dapatkan tidak sesuai dengan kinerja

mereka yang masih harus dipertanyakan. Karakter karikatur satu lagi

menunjukkan seorang pemimpin yang tidak memperdulikan hal demikian.

Pemimpin ini merasa bahwa wakil rakyat ini patut mendapatkan semua fasilitas.

Hal ini diperlihatkan dengan adanya tulisan “cuek” pada sekitar gambar karakter

tersebut. Bahkan terdapat gerbang yang ditinggikan untuk membatasi rakyat

masuk dan hanya bisa berteriak diluar pagar tersebut, hal ini terlihat dari gambar

pagar yang tinggi dan seseorang yang sedang berteriak di belakangnya.

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 73: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

73

Gambar ketiga bertema mengenai tindakan korupsi dan suap yang telah

ada sejak dulu. Kasus korupsi sering menyebut pelakunya dengan sebutan tikus.

Koruptor diibaratkan sebagai tikus karena sifat tikus yang makannya rakus dan

tidak pilih-pilih. Kemudian ada penyebutan belut yang digunakan untuk

mengibaratkan koruptor yang sangat licin dan susah untuk ditangkap oleh pihak

yang berwenang sesuai dengan sifat hewan belut yang licin dan sulit ditangkap.

Ada pula penyebutan monyet untuk menunjukkan sifat koruptor yang suka

korupsi namun membuat orang lain yang mendapatkan dampaknya seperti monyet

yang setelah memakan pisang kemudian membuang kulitnya sembarangan

sehingga membuat orang lain terpeleset. Istilah-istilah ini pun sudah tidak asing

lagi di telinga masyarakat bahkan hingga anak kecil, hal ini tergambar dari

karakter dua anak kecil (bujel dan trinil) yang telah mengetahui istilah tersebut

meskipun tidak tahu makna sesungguhnya.

Tahap ketiga (ikonologi); gambar pertama bercerita mengenai import

beras yang dilakukan oleh pemerintah yang pada saat itu sedang hangat

diberitakan. Pemerintah mengambil keputusan ini dengan dalih untuk membantu

masyarakat karena kekurangan bahan pangan sekaligus membantu petani untuk

memenuhi kebutuhan pokok masyarakat. Namun yang dirasakan oleh petani

sebenarnya adalah mereka merasa dirugikan dengan adanya import beras tersebut.

Dengan adanya import beras maka harga beras yang mereka panen akan turun

harganya dipasaran. Hal ini tentu saja sangat merugikan bagi petani, dengan

begitu mereka tidak akan mendapat keuntungan yang lebih. Bahkan beras-beras

ini nantinya akan sangat sulit dipasarkan karena biasanya harga dan kualitas beras

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 74: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

74

akan bersaing dengan harga dan kualitas beras import. Selain itu import beras

seakan hanya dijadikan alasan bagi beberapa pihak terkait untuk mendapatkan

keuntungan dari adanya import tersebut, seperti pengambilan keuntungan karena

pengadaan import beras. Pihak yang dimaksud ini terlihat pada karakter karikatur

yang ada pada gambar. Karikatur tersebut menyerupai seseorang yang berkaitan

dengan kasus import beras yang tidak bisa dengan pasti disebutkan namanya, akan

tetapi mengarah pada sosok yang melakukan pengadaan import beras. Dengan

kata lain import beras ini dijadikan “kedok” bagi pelakunya untuk mendapatkan

keuntungan alih-alih membantu petani dan masyarakat. Edisi ini lebih

menampilkan suara hati petani yang keberatan dengan adanya import beras.

Gambar kedua bercerita mengenai perangai sebagian wakil rakyat yang

hanya memanfaatkan jabatannya untuk mendapatkan fasilitas. Hingga hal ini di

diumpamakan hingga denyut jantung merekapun berbunyi uang seperti yang

nampak pada gambar kedua. Panji Koming edisi berisi mengenai kekecewaan

masyarakat terhadap kelakuan wakil rakyat yang selalu menuntut hak-hak mereka

dan perbaikan fasilitas tetapi tidak sesuai dengan kinerja mereka yang tidak

maksimal. Behakan diagmbarkan pula banyak wakil rakyat yang tertidur ketika

mereka seharusnya bekerja seperti yang terdapat pada gambar dan ada pula tulisan

huruf “z” yang dalam penggunaannya sehari-hari mewakili perilaku orang ketika

sedang tertidur. Wakil rakyat tersebut selalu beranggapan bahwa mereka telah

bekerja sangat keras untuk kepentingan masyarakat, hingga mereka merasa pantas

dengan fasilitas kelas satu dan fasilitas mewah lainnya bahkan terkadang

cenderung menuntut hal-hal yang berlebihan dan mengada-ada. Namun kinerja

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 75: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

75

mereka tidak berdampak signifikan pada rakyat, hal inilah yang membuat rakyat

terkadang gerah dengan kelakuan mereka. Kritik, protes dan suara rakyat lainnya

seakan tidak didengarkan oleh pemimpin yang malah membiarkan kelakuan wakil

rakyat tersebut. Malah pemimpin disini terkesan tidak peduli dengan adanya

tulisan cuek. Penggambaran pemimpin disini diwakili dengan salah satu karakter

karikatur yang terdapat pada gambar, yang mengarah pada salah satu pemimpin

yang berkepentingan dan berkaitan dengan hal ini. Gerbang tinggi pun dipasang

untuk membatasi protes dan suara rakyat yang tidak setuju dengan adanya

perlakuan tersebut. Sehingga yang didengar disini bukanlah suara rakyat namun

suara pihak yang berkepentingan. Hal inilah yang ingin disampaikan oleh

masyarakat, bahwa kinerja dan kewajiban wakil rakyat harus diperbaiki terlebih

dahulu sebelum mereka meminta hak-hak dan imbalan mereka yang terkadang

berlebihan.

Gambar ketiga bercerita mengenai perumpamaan yang dipakai untuk

mewakili tindalan korupsi. Tindakan korupsi yang dilakukan oleh sebagian orang

dan dengan pemberitaan yang sudah sangat mudah diakses saat ini membuat

istilah-istilah yang dipakai tidak asing lagi ditelinga masyarakat. Anak-anak kecil

pun sudah sangat terbiasa dengan istilah-istilah tersebut, seperti yang dilakukan

oleh Trinil dan Bujel (karakter anak kecil pada gambar). Istilah seperti tikus

digunakan untuk mengumpamakan seseorang yang melakukan tindakan korupsi

atau memakan uang rakyat. Istilah ini digunakan untuk menunjukkan bahwa

tindakan korupsi merupakan salah satu tindakan rakus seperti yang dilakukan

tikus yang dapat memakan apa saja. Tindakan ini juga menyebabkan dia bisa

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 76: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

76

masuk penjara, hal ini mengarah pada salah satu tokoh yang melakukan korupsi

yang digambarkan melalui salah satu karikatur yang menyerupai. Bentuk lain dari

koruptor digambarkan sebagai belut yang sangat licin ditangkap. Belut ini sebagai

simbol dari koruptor yang sangat susah sekali untuk dijerat oleh hukum. Dalam

gambar ketiga pun diperlihatkan ada dua orang, bahwa mereka dapat berjalan

mengendap-endap tanpa terkena cahaya. Hal ini memberikan penjelasan bahwa

sebenarnya terdapat diluar sana banyak sekali koruptor yang belum terjerat oleh

hukum dan masih berkeliaran secara bebas. Bentuk koruptor satu lagi yang

disebutkan adalah campuran antara tikus dan monyet. Yang dimaksud disini

adalah koruptor yang selain rakus tetapi juga lincah menyembunyikan

tindakannya dan malah merugikan orang lain, dia yang bertindak tapi orang lain

yang terkena imbasnya. Menariknya dari istilah ketiga ini adalah

penggambarannya dengan karikatur yang menyerupai seseorang dan sedang

membawa gula. Hal ini memperlihatkan bahwa orang yang dimaksud disini

adalah orang yang terkait dengan kasus korupsi gula yang pada saat itu sedang

terjadi.

Kita bisa melihat jika Panji Koming pada saat ini, pasca orde baru,

seolah-olah dengan atau tanpa sadar mengemukakan bahwa Panji Koming ini

anti-pati terhadap pemerintah. Hal ini dapat kita ketahui melalui tema-tema yang

diambilnya selama ini sebagian besar adalah berupa kritik terhadap pemerintah.

Entah hanya karena isu yang sedang hangat atau karena keinginan pembuat Panji

Koming pribadi yang melakukannya. Melalui tokoh-tokoh yang dibuat, pembuat

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 77: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

77

Panji Koming seperti ingin memberikan teguran keras pada petinggi-petinggi

negara.

Kartun Panji Koming pasca orba, sedikit banyak telah menambahkan

beberapa komponen dalam edisinya kini. Panji Koming yang dibuat berwarna

pada beberapa bagian menjadikan kartun ini terlihat lebih fresh dan lebih menarik.

Karakternya pun tak hanya berkutat pada Panji Koming, Pailul, Ni Woro Ciblon

dan beberapa lainnya. Ada karakter-karakter tambahan yang dibuat sesuai dengan

tema cerita yang dibuat. Ada karakter utama tambahan seperti bujel dan trinil

(gambar a dan gambar b) dan ada juga karakter yang hanya muncul untuk edisi

tertentu (misalnya gambar c dan gambar d).

Mungkin hal ini dilakukan supaya kartun ini terlihat lebih menarik dan

yang pasti dapat menyampaikan pesan dengan lebih efektif. Bahkan terkadang

terlihat lebih menarik ketika pada kartun ini menampilkan karakter seseorang

dengan digambar sebagai karikatur. Ketika pertama kali melihat orang yang

membacanya pasti tertarik dengan karikatur yang dibuat dan akan menebak-nebak

siapa yang digambar demikian. Dan pastinya karakter dalam karikatur tersebut

disesuaikan dengan penggambaran di publik. Karikatur pada penambahan cerita

bisa diartikan dua hal, berupa sanjungan atau justru malah sebaliknya, hinaan

kepada orang yang dikarikaturkan.

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 78: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

78

(gambar a) (gambar b) (gambar c) (gambar d)

Selain karikatur baru, karakter-karakter lama tidak kalah menariknya

dengan karikatur tokoh-tokoh tersebut. Panji Koming dan teman-temannya yang

juga mempunyai karakter sendiri, memiliki daya tarik yang luar biasa. Entah

karena perubahan jaman yang lebih terbuka dan keleluasaan lebih yang dimiliki

tiap orang, Panji Koming dan teman-temannya yang masih ada hingga kini terasa

berbeda dengan karakternya yang lebih kuat. Bahkan dalam beberapa edisi, Panji

Koming dan teman-temannya lebih berani mengungkapkan pendapatnya secara

langsung. Antara lain dengan kata-kata yang langsung disampaikan pada karakter

lain dan karikatur tokoh yang dibuat. Beberapa edisi juga memperlihatkan mereka

langsung berteriak pada karikatur tokoh yang berhubungan dengan cerita tentang

keluhan mereka. Mungkin hal ini terlihat lebih frontal dibanding dengan edisi-

edisi yang lalu.

Pendalaman karakter-karakter diatas merupakan salah satu sisi yang

menyokong makin kuatnya karakter kartun ini. Terlihat bahwa Panji Koming pada

saat ini merepresentasikan pemikiran pembuatnya dan pemikiran masyarakat pada

umumnya. Hal ini semakin menguatkan representasi yang dibawa adalah sebagai

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 79: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

79

kartun yang anti pemerintah. Terlebih saat ini era yang menganggap demokrasi,

keterbukaan dan kebebasan merupakan harga mati bagi negara.

Kondisi yang mendukung ini membuat Panji Koming berani

mengungkapkan pendapatnya dengan begitu terbuka dengan kata-kata yang lugas

dan gambar yang lebih terang, kepada tokoh yang dituju. Jadi bisa dikatakan

kondisi sosial dan politik pada saat era pasca orde baru mempengaruhi karakter

dari setiap tokoh kartun yang diceritakan dan alur cerita yang diusung oleh Panji

Koming menjadi lebih berani mengungkapkan pendapatnya. Baik dari segi bahasa

maupun gambar pun juga berubah dibeberapa bagian.

Memang bukan hal yang mengagetkan lagi saat ini bahwa banyak pihak

yang secara berterus terang menyatakan setuju atau tidak setuju, kecewa atau

tidak, suka atau tidak, kepada siapa saja termasuk pemerintah yang berkuasa.

Maka dari itu wajar bila kartun yang sudah cukup lama ada selama beberapa

dekade belakangan dan mengisi salah satu media nasional yang terkenal, Kompas,

menuangkan representasi yang masih berpihak pada kaum lemah, masyarakatnya

dan bangsa Indonesia. Serta menyatakan anti-pemerintah dengan penyebab-

penyebab yang disebutkan tiap kali mengulas suatu tema pada tiap edisinya.

d. Kesimpulan

Perubahan memang telah terjadi di Indonesia. Impact yang dibawa pun

juga luar biasa. Bahkan bagi hal yang mungkin masih jarang dan asing

disangkutpautkan dengan kondisi masyarakat umum, politik pada khususnya. Lagi

dan lagi kita membicarakan tentang kartun dan perubahan fungsinya dalam

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 80: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

80

komunikasi. Sejak orde baru kartun Panji Koming sedari awal sudah menetapkan

pilihannya untuk tidak sama dengan kartun lain yang lebih menghindar tentang

politik karena sasaran pemasarannya. Panji Koming pasca orde baru, secara

tampilan memang lebih berwarna. Panji Koming saat ini, terlihat sama dengan

media lain yang memanfaatkan kesempatan yang ada. Setelah “menikmati” masa-

masa orde baru, kartun Panji Koming mampu bertahan hingga saat ini.

Telah disebutkan sebelumnya bahwa Panji Koming juga memanfaatkan

kesempatan yang ada. Kondisi perubahan politik, sosial, ekonomi, budaya dan

lain sebagainya yang jauh berbeda ini agaknya sangat menguntungkan bagi media

karena mempunyai kesempatan lebih banyak saat ini. Sisi idealisme pembuat

Panji Koming sangat terasa sekali ketika kita melihat Panji Koming, baik gambar

maupun kata-kata yang digunakan. Representasi yang dibawa pun tentu saja

merepresentasikan sang pembuat Panji Koming, Dwi Keondoro, yang masih

mempertahankan representasinya sebagai pihak yang mewakili masyarakat umum

dan menentang pemerintah ataupun hal tertentu. Terasa sekali Panji Koming

pasca orde baru lebih agresif dan lebih lugas. Sehingga siapa yang disindir dan

apa kemauan dari Dwi Koendoro sebagai pembuat Panji Koming terlihat jelas.

Dari segi tampilan gambar, Panji Koming pada pasca reformasi dalam

beberapa edisi jauh lebih berwarna hal ini mungkin seiring berkembanganya

teknologi dan kemauan pasar yang lebih beragam. Dalam kasus-kasus tertentu

pun Panji Koming menampilkan karikatur dari tokoh tertentu yang berkaitan

dengan kasus tersebut dan biasanya tokoh yang dikarikaturkan adalah tokoh yang

akan dikritik oleh Panji Koming. Kehadiran karikatur ini tidak semata-mata untuk

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 81: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

81

menambah jumlah tokoh yang ada didalam cerita, tokoh-tokoh yang

dikarikaturkan ini juga akan berinteraksi dengan tokoh-tokoh utama yang

biasanya akan langsung menyampaikan pertanyaan yang ingin diketahui, kritik

dan lain sebagainya. Penggunaan bahasa Panji Koming pada masa ini terlihat

lebih lugas dan santai. Hal ini mungkin juga dikarenakan kondisi politik pada

masa ini yang lebih bebas untuk mengungkapkan pendapat.

Apabila kita kaitkan dengan maksud tersembunyi, nampaknya tidak ada

lagi yang disembunyikan oleh Panji Koming. Dengan Panji Koming yang lebih

terbuka dan lebih lugas mengungkapkan pendapatnya, masyarakat tidak perlu lagi

mencari-cari makna apa yang tersembunyi dibalik cerita Panji Koming di setiap

edisinya. Semuanya telah diungkapkan secara tegas dan jelas melalui sebuah

komik pendek. Maksud tersembunyi untuk lebih menyadarkan masyarakat tentang

politikpun sudah tidak ada lagi seiring dengan perkembangan tentang kesadaran

politik pada masyarakat yang sudah cukup tinggi masa ini.

Koran Kompas yang masih setia menaungi Panji Koming dalam rentan

waktu yang cukup lama hingga pasca reformasi, mampu menunjukkan eksistensi

Panji Koming. Kompas yang tidak lagi mengkhawatirkan pembreidelan oleh

pemerintah ikut bereforia dalam kebebasan yang didapat oleh media massa.

Kompas juga mempersilakan Panji Koming menikmati kebebasan tersebut dengan

beberapa perubahan dalam bentuk fisik dan bahasa yang digunakan. Panji

Koming masih dipertahankan sebagai salah satu sisi pandang yang ingin

ditampilkan oleh Kompas. Meskipun saat ini Kompas lebih bebas untuk

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 82: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

82

menyampaikan representasinya sendiri dalam berbagai artikel yang ada, Panji

Koming tetap menjadi bagian penting untuk menyampaikan suara masyarakat.

Dalam setiap karya pasti ada ideologis sang pembuat, namun Panji

Koming ini masih merepresentasikan hal yang sama yakni sisi atau sudut pandang

politik dari masyarakat pada umumnya merepresentasikan opini-opini masyarakat

yang beredar pada media. Meskipun pada masa ini pihak yang merasa terwakili

dengan representasi tersebut tentu saja berkurang yang disebabkan lebih besarnya

kebebasan berekspresi masyarakat masa ini sehingga keberagaman

representasipun juga akan semakin tinggi. Representasi politik Panji Koming

hanya akan terbatas pada segmen tertentu. Terutama dalam hal ini masyarakat

yang merasa kurang diperhatikan oleh pemerintah, tidak setuju dengan tindakan

pemerintah ataupun pejabat-pejabat tinggi, dan masyarakat yang kritis terhadap

setiap isu yang beredar, serta pihak yang satu pemikiran dengan Panji Koming.

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 83: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

83

Bab 5

Perbandingan Kartun Panji Koming

a. Pengantar

Dua bab sebelumnya telah sedikit banyak menjelaskan keadaan yang

terjadi di dua era yang berbeda 180 derajat. “Perubahan” seakan menjadi kata

penting yang selalu timbul dalam berbagai isu yang berhembus. Kita tidak akan

pernah menemukan pangkal dan ujung jika membicarakan mengenai politik dan

segala yang berhubungan dengannya. Hal yang sepertinya tidak terkait dengan

politik pun bisa diplintir dan dipolitisasi sedemikian rupa menjadi hal yang kental

berbau politik. Layaknya kartun yang sebagian orang berpikir itu hanya “makanan”

anak-anak dan dijadikan media pembelajaran bagi hal-hal sederhana yang

berhubungan dengan pendidikan dan lain-lain. Kartun ternyata jauh lebih hebat

dari yang pernah diduga.

Sudah sejak lama hal ini dilakukan. Sama halnya yang terjadi pada

kartun Panji Koming yang telah melakukannya semenjak jaman orde baru.

Padahal kita tahu pada saat itu, politik merupakan hal yang sensitif untuk

dibicarakan dalam masyarakat umum. Kartun yang bersifat gembira dan kekanak-

kanakan sedikit banyak sudah menghilang darinya, bahkan sejak kemunculan

pertamanya ditahun 1979. Hal ini seakan mengukuhkan bahwa kartun Panji

Koming ini tidak bisa diremehkan. Meskipun terlihat dengan gaya bercandanya

yang khas, kartun ini selalu membawa makna yang jauh lebih dalam daripada

yang terlihat diluarnya.

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 84: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

84

Pesan yang singkat, padat dan jelas, coba dilakukan oleh Panji Koming.

Sedikit mengejutkan memang, ketika suatu media dengan caranya berani

menyampaikan itu semua. Sedangkan pada saat itu banyak sekali penulis beserta

tulisan-tulisannya yang dilarang karena dianggap sebagai “pembangkang”,

provokator dan berbahaya bagi integrasi bangsa (menurut pemerintah). Bahkan

yang paling terkenal adalah tentang menghilangnya orang-orang yang aktif dan

menjadi aktivis dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan menggugat

pemerintah terhadap masyarakatnya.

Peristiwa penting yang menandai keberhasilan masyarakat

menumbangkan pemimpin yang berkuasa saat orde baru pun datang. Reformasi

merupakan saat yang ditunggu bagi masyarakat Indonesia. Tuntutan akan

kebebasan dan demokrasi seakan dijawab melalui peristiwa ini. Reformasi seolah

menjadi pintu gerbang menuju Indonesia yang lebih terbuka dan Indonesia impian.

Euforia ini tidak hanya dirasakan oleh orang-orang yang paham dengan apa yang

terjadi jika terjadi perubahan kepemimpinan. Orang-orang yang sebenarnya tidak

terlalu peduli dengan itu semua pun ikut dalam euforia kegembiraaan yang

dialami. Meskipun perubahan yang secara tiba-tiba ini juga menimbulkan

kebingungan bagi masyarakat, bagaikan kehilangan kebiasaan yang telah ada

selama puluhan tahun lamanya.

Panji Koming yang berhasil bertahan melintasi jaman sepertinya juga

tertarik dengan segala perubahan yang terjadi. Dimasa pasca orde baru, Panji

Koming masih berkarya dan masih ada. Selain hal-hal yang sudah ada sejak orde

baru, inovasi lain dalam media seakan terus berkembang saja. Dalam era yang

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 85: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

85

sudah tidak mempersulit media, sudah seharusnya mereka bisa berkembang lebih

baik lagi. Meskipun kemungkinan untuk lebih buruk atau bertahan di posisi

semula pasti ada. Jika melihat pada bab 2 dan bab 3, sepertinya Panji Koming

ingin membuktikan salah satu dari kemungkinan tersebut. Terlebih dari segi

representasi yang dibawa Panji Koming, yang merupakan tujuan utama

terbentuknya tulisan ini.

b. Perbedaan Representasi Panji Koming saat Orba dan Pasca Orba

Kondisi saat orde baru dan pasca terjadinya reformasi, yang berhasil

menumbangkan era orde baru, memang sangat jauh berbeda. Perbedaan yang

sangat signifikan ini dirasakan baik dari “mayarakat biasa” hingga “para petinggi”.

Tumbangnya orde baru memang dirasa sebagai suatu pencapaian yang luar biasa

karena pada masa itu masyarakat seolah terkekang dengan pembentukan

kekuasaan pemerintah yang tanpa batas. Meskipun pada masa peralihan

merupakan masa yang suram bagi siapapun yang mengalaminya. Kondisi sosial,

ekonomi dan politik seakan kehilangan arah akibat perubahan drastis tersebut.

Bahkan bisa dibilang hampir lumpuh karena gerakan-gerakan yang banyak terjadi

pada era tersebut. Namun masa-masa tersebut kini telah beralih menjadi masa

yang seperti kita rasakan sekarang. Dan saat ini orang-orang mulai terbiasa

dengan kondisi ini, meski agak sulit untuk meninggalkan kebiasaan lama yang

telah dibangun selama 32 tahun.

Perubahan era, jaman dan kekuasaan diharapkan membawa semua hal

kearah yang lebih baik, tapi apapun itu pasti ada kekuarangan dan kelebihannya.

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 86: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

86

Tidak semua hal menjadi lebih baik setelah terjadinya pergantian kekuasaan dan

rezim. Perekonomian, sosial dan politik, nyatanya beberapa bagian masih dalam

posisi yang sama. Kondisi ini terlihat pada pemberitaan di media yang

menyatakan hal demikian meski dengan persepsi yang berbeda antara media yang

satu dengan yang lain. Media massa memang bisa dijadikan salah satu patokan

bagaimana keadaan masyarakat dan pemerintahan di suatu tempat. Pendapat

demikian muncul ketika banyak yang meyakini bahwa sebagian besar opini publik

dibentuk oleh media, begitu pula sebaliknya bahwa apa yang muncul di media

massa biasanya hasil dari apa yang sedang “heboh” di masyarakat. Bisa dibilang

media massa dan opini publik merupakan suatu kesatuan yang saling

berkesinambungan.

Kata “berkesinambungan” itulah yang mungkin terkadang membuat

sulitnya pelacakan dari mana berita tersebut berasal. Diluar itu semua, media

mempunyai peran yang besar dalam kehidupan manusia. Media memberikan

informasi yang mungkin sulit didapat oleh sebagian orang karena beberapa faktor.

Media juga merupakan wadah pembelajaran politik bagi orang yang

menikmatinya. Sebab dengan adanya informasi dari media, masyarakat bisa

mendapatkan sudut pandang, pengalaman politik dan belajar kritis terhadap apa

yang ditulis media. Media massa bukanlah satu-satunya cara untuk bisa

menggambarkan kondisi dan situasi yang ada serta menanamkan pembelajaran.

Cara yang bisa ditempuh seniman untuk bisa bergabung dalam dunia

media salah satunya, bagi seniman yang bergerak dibidang seni visual, adalah

dengan membuat kartun yang memiliki pesan layaknya media massa pada

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 87: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

87

umumnya. Salah satu yang menempuh jalan tersebut adalah Dwi Koendoro.

Dengan konsep kartun yang dibuatnya, salah satunya Panji Koming yang ada di

koran Kompas tiap minggu, dia mampu “berpolitik” melalui gaya yang berbeda.

Politik selalu dianggap sebagai hal yang berat, menakutkan dan tidak

familiar pada sebagian orang. Politik juga dinilai hal yang menyeramkan dan

seolah-olah ingin dihindari. Padahal sebenarnya politik dalam bentuk apapun itu

ada dalam setiap segi kehidupan manusia. Tapi dengan menjamurnya sekian

banyak cara seperti salah satunya kartun pada komik maupun di media massa,

politik menjadi hal yang tidak asing lagi. Orang-orang juga makin sadar akan

keberadaan politik dan pentingnya mempelajari hal tersebut. Cara yang

menyenangkan tentang mempelajari politik tersebut, selain menarik perhatian

orang, dengan kartun si pembuat kartun juga bisa menyelipkan sudut pandangnya

mengenai suatu kejadian. Sehingga tidak heran para pecinta kartun tertentu juga

mempunyai cara pandang yang hampir atau bahkan sama dengan kartun idolanya.

Panji Koming yang merupakan salah satu kartun yang cukup dikenal di

Indonesia kiranya dapat dijadikan contoh. Terlebih kartun ini telah malang

melintang selama puluhan tahun dan sepertinya tidak kehilangan pamornya.

Mungkin salah satu alasannya adalah pemikiran dari si pembuatnya, Dwi

Koendoro yang menyebutkan bahwa “Kartunis yang baik dan mampu bertahan

dalam situasi apa pun juga adalah kartunis yang mengenal nilai-nilai yang berlaku

di masyarakatnya, dewasa, berwawasan luas, serta tahu di ruang dan waktu mana

dia berada”.26

Sehingga dalam keadaan apapun juga kartunis masih bisa berkarya

26 kompas, selasa 5 april 1994, halaman 16

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 88: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

88

dan menghasilkan sesuatu, yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi. Dengan

alasan demikian kita pasti berpikir bahwa kartun ini pasti juga akan ikut berubah

ketika Indonesia juga mengalami pergeseran.

Pergeseran yang dimaksud disini adalah mengenai pergeseran ideologis

dan representasi. Untuk fungsi sendiri, kartun telah mengalami pergeseran fungsi

sudah sejak lama bahkan mungkin sebelum adanya Panji Koming, di luar negeri

hal semacam ini sudah dipakai. Fungsi kartun berubah dari sekedar hiburan dan

bagian dari memperindah sesuatu semata kemudian beralih menjadi media iklan,

kampanye, kartun politik dan lain sebagainya. Cara ini dirasa lebih lembut dan

lebih efektif, dengan cara yang tidak menghakimi orang akan lebih santai untuk

menanggapi. Mungkin untuk itulah semakin banyak kartun-kartun seperti ini dan

cara-cara lain yang lebih menyenangkan untuk menyampaikan berita atau isu

yang dianggap berat, seperti isu-isu politik.

Telah dijelaskan diatas bahwa kartun bisa menjadi sarana dalam

menyampaikan pesan dan pembelajaran politik bagi masyarakat. Panji Koming

pun demikian. Sejak awal kemunculannya di tahun 1979, Panji Koming telah

memilih jalur untuk menjadi kartun yang kritis dan memiliki pesan. Bab 2 telah

menceritakan bagaimana Panji Koming menyampaikan ideologinya dengan cara

yang tidak membuat pemerintah menggunakan kekuasaannya untuk

menghentikan penayangannya. Meskipun beberapa kali Kompas menerima

teguran, tapi hal ini tidak menyurutkan Kompas untuk menayangkan Panji

Koming setiap hari Minggu. Bahasa halus khas Jawa dan setting tempat yang

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 89: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

89

mendukung, dapat menciptakan suasana yang seakan-akan dapat menggambarkan

kehidupan Indonesia pada saat orde baru yang sangat Jawasentris dan

menggunakan pemerintahan otoriter mirip kerajaan.

Tahun dan era yang berganti nampaknya tidak menyurutkan langkah

kartun Panji Koming untuk berkiprah. Nyatanya dia mampu bertahan selama ini.

Bahkan dengan latar kerajaan dan dengan caranya mengkritik setiap isu, Panji

Koming masih relevan untuk diterapkan saat ini. Padahal masyarakat saat ini

sudah mulai banyak yang melek politik, sehingga dengan cara yang

bagaimanapun menyampaikan politik baik serius maupun santai akan tetap

diterima dengan baik. Hal ini mungkin disebabkan oleh sebagian masyarakat yang

masih terbawa kebiasaan lama yang masih sungkan untuk membicarakan politik

dengan begitu terbuka. Atau bahkan masyarakat ingin mencari suasana yang lebih

menyenangkan untuk membicarakan hal yang “membosankan” seperti ini.

Dengan begitu Panji Koming masih mendampingi koran Kompas hingga saat ini.

Akan tetapi ada satu pertanyaan yang kiranya akan mengusik untuk diketahui

yaitu apakah Panji Koming itu bertahan hingga saat ini dengan representasi yang

sama atau berbeda.

Pada bab ini akan berusaha untuk menjawab pertanyaan tersebut

berdasarkan dua bab sebelumnya. Dua bab sebelumnya telah menjelaskan kondisi

Panji Koming pada dua era yang berbeda. Era yang pertama adalah era orde baru

yang sangat mendominasi, sedangkan era lainnya adalah era yang mungkin tidak

seketat era sebelumnya meskipun bukan berarti lebih baik atau lebih buruk. Dua

perbandingan waktu ini sebenarnya telah memberikan perbedaan tersendiri bagi

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 90: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

90

kehadiran Panji Koming. Saya sebut demikian karena dengan perbedaan waktu

tersebut maka masyarakat yang ditujupun otomatis telah berbeda. Sehingga efek

yang ditimbulkan pun berbeda, meskipun jika seumpamanya ada satu kasus yang

sama. Hal tersebut mungkin berkaitan dengan pola pikir masyarakat yang telah

berubah sebagian, sehingga tanggapan dari masyarakat pun akan berbeda pula.

Bisa saja suatu kasus jika dilemparkan ke masyarakat saat orde baru dapat

menimbulkan aksi provokasi, sedangkan disaat pasca orde baru akan dianggap

sesuatu yang biasa saja. Begitu pula sebaliknya, jika dilemparkan pada saat orde

baru bisa saja tidak mendapat respons positive, tapi ketika dibahas sekarang akan

timbul tanggapan-tanggapan kritis dari masyarakat.

Hal lain yang perlu kita perhatikan adalah representasi dari Panji Koming

itu sendiri. Bila kita lihat sekilas, Panji Koming tidak mengalami perubahan

apapun setelah pergantian rezim. Masih menggunakan konsep latar belakang

kerajaan, dengan tokoh utama yang masih sama pula. Perubahan yang secara fisik

langsung bisa kita amati adalah tentang kartun yang terlihat lebih berwarna, tidak

hanya hitam putih saja. Ada juga penambahan beberapa karakter seperti trinil dan

bujel yang merupakan sosok anak kecil serta terdapat penambahan karikatur yang

mungkin berbeda tiap isu. Karikatur tersebut disesuaikan dengan hal yang ingin

diangkat dalam cerita. Namun seperti kita ketahui bahwa karikatur adalah salah

satu jenis kartun yang menggambarkan secara fisik semirip mungkin dan

menampilkan ciri khas dari tokoh atau seseorang. Karikatur ini nampaknya lebih

menguatkan mengenai kritik yang akan disampaikan. Sedangkan trinil dan bujel

sebagai cara pandang polos khas anak-anak yang menanggapi suatu kasus secara

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 91: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

91

apa adanya. Penambahan beberapa aktor ini sepertinya digunakan untuk

memperkuat cerita. Selain itu kartun Panji Koming juga terlihat makin ekspresif.

Bahkan melalui karikatur tersebut, para karakter seperti Panji Koming dan Pailul

mampu berbuat hal-hal yang ingin diperbuat terhadap mereka sebagai gambaran

dari penulis mengenai tokoh yang dikarikaturkan.

Panji Koming saat Orde Baru

(Kompas edisi Minggu 5 Mei 1991)

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 92: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

92

(Kompas edisi Minggu 26 Februari 1984)

Panji Koming pasca Orde Baru

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 93: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

93

(Kompas edisi Minggu 25 September 2005)

(Kompas edisi Minggu 18 Desember 2005)

Perbedaan akan semakin jelas jika kita telah membaca Panji Koming

dalam dua era yang berbeda tersebut. Terutama bila kita ingin mengetahui

perbedaan representasi dari kartun ini. Dengan membacanya, beberapa gambar

tambahan tersebut akan semakin kuat maknanya. Beberapa perbedaan dalam

percakapan yang ada pada cerita Panji Koming salah satunya adalah kata-kata

yang digunakan terlihat lebih langsung dan lebih tajam. Seperti analisa ikonografi

yang telah kita lakukan pada dua bab sebelumnya.

Edisi Panji Koming masa orde baru memang sudah mengkritik

pemerintahan dan hal-hal lain, serta tak segan-segan ikut serta dalam pembicaraan

politik. Namun pada era ini, jika dibandingkan dengan Panji Koming yang

sekarang, bahasanya masih lebih “halus” dan dalam pengungkapannya masih

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 94: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

94

terkesan memberikan nasehat secara umum kepada semua orang meskipun

ditujukan untuk beberapa pihak. Dan yang paling khas adalah pesan tersebut akan

disampaikan hanya antar karakter, misalnya Panji Koming dengan Pailul atau

dengan Ni Woro Ciblon dan lain sebagainya.

Sedangkan Panji Koming pasca orde baru, kita akan bisa merasakan

bahwa terdapat dorongan euforia kebebasan berpendapat yang dapat kita rasakan.

Posisi Panji Koming pada era ini sebenarnya tidak berbeda terlalu jauh dengan

masa orde baru. Panji Koming masih sebagai kartun yang “berpolitik”, dalam arti

Panji Koming berani untuk ikut dalam permasalahan-permasalahan politik. Kritik

terhadap pemerintah dan penguasa-penguasa lain pun juga masih gencar

diutarakan. Akan tetapi kali ini interaksi tidak hanya seputar karakter-karakter

tetap, tapi juga kepada karakter dalam bentuk karikatur yang tidak muncul tiap

edisi. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa karikatur biasanya akan dibuat semirip

mungkin dengan orang yang ditiru, baik secara fisik maupun ciri khasnya dalam

berbicara dan bersikap.

Interaksi tersebut seakan-akan mengungkapkan bahwa siapapun saat ini

berhak untuk berbicara kepada siapa saja termasuk para pemimpin mereka dengan

lebih leluasa. Percakapan dan interaksi ini juga memperlihatkan bahwa

masyarakat pun sudah tidak sungkan lagi mengutarakan pendapatnya kepada

pemimpinnya. Bahkan pada beberapa edisi, karikatur-karikatur yang kebanyakan

menggambarkan mengenai pejabat atau pemegang kekuasan lainnya, dimarahi

dan dimaki-maki sedemikian rupa tanpa memerdulikan lagi siapa yang mereka

maki. Memperlihatkan bahwa Dwi Koendoro ingin menggambarkan kondisi saat

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 95: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

95

ini yang tidak seperti dahulu. Masyarakat dapat mengutarakan isi hati mereka

dengan bebas tanpa adanya ketakutan berlebih akan sanksi tertentu jika mereka

melakukan hal yang dianggap kesalahan pada masa orde baru.

Bila dapat disimpulkan bahwa kartun Panji Koming pada saat orde baru

dan pasca orde baru itu berubah. Meskipun tidak sesignifikan yang terbayangkan

ketika melihat perbedaan kedua masa, namun Panji Koming nampaknya juga

sama dengan pihak-pihak lain yang mengalami perbedaan dan ingin menikmati

perbedaan tersebut. Pertama-tama kita akan melihat perbedaan Panji Koming

diantara kedua era ini melalui analisa ikonografi.

Tahap pertama (preikonografi); dari sisi preikonografi kita dapat melihat

sedikit perbedaan dari cara penggambaran. Pada era orde baru kartun digambar

dengan karakter yang dibuat lucu dan garis-garis wajah tidak dibuat dengan begitu

detail. Sedangkan pada masa pasca orba penggambaran karakter wajah terlihat

lebih detail terutama pada garis-garis wajah yang menunjukkan ekspresi. Selain

itu perbedaan terlihat pada penggambaran latar belakang. Penggambaran latar

belakang terlihat lebih penuh pada masa pasca orba sedangkan pada masa orba

penggambaran latar belakang terlihat lebih sederhana dan minimalis. Dari segi

warna, pada era orde baru warna yang digunakan hanya warna hitam dan putih

sedangkan pada pasca orba dalam beberapa edisinya sudah berani menggunakan

warna lain yang lebih berwarna-warni meskipun tidak pada semua bagian.

Perbedaan yang paling mencolok adalah keberadaan karikatur. Pada masa orba

tidak disertakan karikatur yang menyerupai suatu tokoh sedangkan pada masa

pasca orba hampir di setiap edisinya terdapat gambar karikatur dan bahkan bisa

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 96: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

96

terdapat lebih dari satu karikatur. Bahasa yang digunakan sama-sama

menggunakan bahasa Indonesia yang dicampur beberapa istilah bahasa Jawa. Ada

pula penambahan beberapa kata-kata penguat pada gambar di era pasca orba,

seperti pada gambar Panji Koming edisi 30 Oktober 2005 yang menambahkan

kata “uang” disebelah gambar karikatur wakil rakyat yang sedang meneriakkan

haknya dan juga kata “cuek” yang ada disebelah karikatur pemimpin yang tidak

peduli terhadap apa yang terjadi serta penambahan huruf “z” pada salah satu

karakter yang menunjukkan bahwa karakter pada gambar tersebut sedang

melakukan aktifitas tidur.

Tahap kedua (ikonografi); baik saat orde baru maupun pasca orba, kartun

Panji Koming dibuat sesuai dengan tema yang diangkat. Hanya saja dalam segi

penyampaian sedikit berbeda. Hal tersebut terlihat dari bahasa dan tindakan dalam

kartun. Bahasa yang digunakan pada kedua masa ini sebenarnya sama, yakni

sama-sama menggunakan bahasa Indonesia yang sedikit dicampur dengan bahasa

Jawa. Namun pada masa orde baru pemilihan kata dibuat lebih halus dan lebih

banyak menggunakan istilah untuk mengekspresikan. Dan pemilihan kata

biasanya tidak langsung pada pelaku. Sedangkan pasca orba kata-kata yang

digunakan terlihat lebih berani untuk mengungkapkan. Dalam mengungkapkan

pun bahkan langsung pada pihak terkait, seperti pemberian karakter karikatur

yang menyerupai orang yang dimaksud dalam kasus yang disebutkan. Kata-kata

dan gerakan tokoh kartun pun dibuat lebih ekspresif.

Tahap ketiga (ikonologi); ikonologi lebih mengarah pada makna intrinsik

yang ada pada kartun. Pada kedua masa ini sebenarnya mempunyai makna

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 97: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

97

intrinsik yang hampir sama yakni sama-sama memberikan kritik kepada

pemerintah dari sudut pandang rakyat, baik rakyat secara umum maupun rakyat

pada segmen tertentu seperti petani dan yang lainnya. Akan tetapi yang

membedakan disini adalah pada masa orde baru pesan dan kritik tersebut

disampaikan dengan cara yang lebih halus atau dengan kata lain disampaikan

secara tersirat, sedangkan pada masa pasca orba penyampaiannya sudah lebih

gamblang dan terbuka atau biasa disebut secara tersurat. Kedua cara ini juga

menunjukkan bahwa kondisi masyarakat menanggapi kondisi politik di kedua era

ini berbeda. Hal ini agaknya dipengaruhi dari kondisi politik pada saat orde baru

dan pasca orba yang sangat berbeda jauh. Kondisi masyarakat pada saat orde baru

sangat terbatas untuk mengungkapkan pendapatnya karena memang peraturan,

serta situasi yang tidak mendukung dan tidak memungkinkan. Berbeda halnya

dengan kondisi pasca orba yang jauh lebih bebas dalam mengungkapkan

pendapatnya. Sehingga cara yang digunakan untuk menyampaikan suatu isu ke

masyarakat sangat berbeda.

Jika kita bagi menjadi bagian yang lebih kecil, bahwa perbedaan

representasi dua masa ini bisa kita bagi dalam beberapa bagian antara lain;

a) tampilan & bahasa

Kriteria pembanding yang satu ini bisa kita lihat secara kasat mata.

Tampilan kartun Panji Koming tidak mengalami terlalu banyak perubahan

dari masa Orde Baru hingga pasca Orde Baru. Karakter yang digunakan dan

setting dari kartun ini pun masih menggunakan karakter dan latar belakang

yang sama pula, yakni panji Koming sebagai karakter utama dengan latar

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 98: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

98

belakang kehidupan masyarakat pada masa kerajaan Majapahit. Hanya saja

pada masa pasca Orde Baru dalam beberapa edisi tampilannya semakin

berwarna dan terdapat beberapa karakter baru, serta terdapat karakter yang

disesuaikan dengan tema yang diangkat oleh kartun Panji Koming pada

edisi tersebut. Gambar yang ditampilkan pada era pasca Orde Baru lebih

detail daripada gambar pada masa Orde Baru, hal ini terlihat pada guratan

wajah dan latar belakangnya. Sedangkan untuk bahasa, bahasa yang

digunakan pada masa Orde Baru dan pasca Orde Baru masih menggunkan

bahasa yang sama yaitu bahasa Indonesia yang santai dan digunakan sehari-

hari, serta dalam beberapa istilah disisipi dengan bahasa Jawa atau istilah

yang tengah tren pada masa itu. Sehingga pada dua era ini bahasanya

hampir tidak ada perbedaan.

b) tujuan & sasaran

Apabila kita amati, sejak dulu tujuan dari Panji Koming adalah

menceritakan situasi yang ada pada masa tersebut, terlebih yang sering

diceritakan adalah kondisi politik. Hal tersebut berlangsung hingga saat ini.

Tujuan Panji Koming adalah memberitahukan kepada masyarakat situasi

dan kondisi yang ada dan menyampaikan hal yang ingin diketahui

masyarakat secara umum kepada pemerintah, dan berusaha untuk

memberikan kritik kepada pihak-pihak tertentu jika memang diperlukan.

Sasarannya pun juga masih sama yaitu merupakan kritik kepada pemerintah

maka hal ini sebagai salah satu jalur masyarakat untuk menyampaikan

pendapatnya kepada pemerintah. Sasarannya lainnya adalah masyarakat,

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 99: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

99

Panji Koming ingin memberitahukan kepada masyarakat tentang kondisi

yang ada, supaya masyarakat lebih waspada dan mengetahui situasi yang

ada. Hal ini bisa dikatakan bahwa Panji Koming ingin menjadi jembatan

antara pemerintah dengan masyarakat. Tujuan dan sasaran ini tidak nampak

begitu berbeda antara era Orde Baru dan pasca Orde Baru.

c) cara penyampaian kepada pembaca

Yang dimaksud pada kriteria ini adalah bagaimanakah cara kartun

Panji Koming dalam dua era yang berbeda ini menyampaikan hal-hal yang

ingin dia sampaikan. Bisa kita katakan bahwa pada masa orde baru

representasinya adalah tersirat sedangkan representasi yang ditampilkan saat

pasca orde baru merupakan representasi yang mengungkapkan

representasinya secara langsung atau tersurat. Alasan penyebutan tersebut

dikarenakan alasan yang telah disebutkan sebelumnya. Panji Koming era

orde baru disebut menampilkan representasi tersirat karena dalam setiap

kritikan dan pesan yang sesungguhnya dari cerita tersebut tidak dikatakan

dengan bahasa tulisan secara langsung, tetapi menggunakan kata yang agak

diplesetkan. Pada masa pasca orde baru disebut menggunakan representasi

langsung karena pada masa ini bahasa yang digunakan lebih lugas dan

menampilkan makna yang sesungguhnya dari apa yang sebenarnya ingin

diceritakan oleh penulis Panji Koming, Dwi Koendoro. Meskipun standing

point dari cerita Panji Koming dalam dua era tersebut bisa dibilang sama,

yakni memberikan kritik pada pemerintah dan lingkarannya.

d) Media yang menaungi

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 100: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

100

Media yang menaungi Panji Koming sejak awal kemunculannya

adalah koran harian Kompas. Hal ini tidak berganti hingga hari ini,

meskipun situasi politik Indonesia sudah berganti dan media massa sudah

banyak menjamur. Terlebih hal ini terkait dengan usia koran Kompas yang

sudah berdiri selama beberapa dekade dan telah mengalami perubahan

kepemimpinan selama beberapa kali. Namun hal ini tidak menyurutkan

langkah Panji Koming untuk tetap bertahan pada satu media massa.

Beberapa faktor yang disinyalir mengakibatkan perubahan representasi

pada diri Panji Koming antara lain perbedaan waktu yang terus berkembang,

perbedaan masa, perbedaan kepemimpinan pada media massa yang menaungi,

perbedaan relasi kuasa, dan perbedaan budaya dan komunikasi. Perbedaan-

perbedaan tersebut nampaknya sangat menunjang dalam perubahan yang

dilakukan oleh Panji Koming. Terutama perubahan rezim atau kepemimpinan

yang juga mempengaruhi paradigma yang dibawa masyarakat pada suatu negara.

Faktor-faktor tersebut dkiranya dapat mempengaruhi media secara umum,

sehingga Panji Koming yang merupakan salah satunya juga mengalami hal

tersebut. Faktor-faktor tersebut juga terdapat alasan didalamnya sehingga disebut

sebagai salah satu yang berpengaruh dalam perubahan yang terjadi pada diri

kartun Panji Koming.

Perbedaan waktu merupakan salah satu alasan yang diungkapkan diatas.

Hal ini dikarenakan dengan adanya perbedaan waktu maka isu, kebiasaan, cara

pandang, teknologi dan hal lain sebagainya dalam masyarakat dan negara jelas

juga berbeda. Sehingga perbedaan waktu merupakan salah satu faktor penting

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 101: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

101

dalam perubahan ini. Perbedaan waktu juga berhubungan dengan faktor

berikutnya yakni perubahan masa atau era. Perubahan era yang dimaksud disini

adalah perubahan orang-orang yang hidup pada dua jaman tersebut.

Tentu saja dalam dua era yang berbeda ini orang-orang yang berpengaruh

dalam sebuah negara pasti akan berubah baik banyak maupun sedikit. Sehingga

kebudayaan, adat isitadat dan gaya hidup pun ikut berubah. Itulah mengapa Panji

Koming akan menyesuaikan diri atau lebih tepatnya disesuaikan dengan tren yang

sedang berkembang di Indonesia. Perubahan waktu pula yang menentukan siapa

pihak yang direpresentsikan. Mungkin saja pada saat orde baru pihak yang

direpresentasikan adalah hampir seluruh rakyat Indonesia, sedangkan sekarang

waktu juga banyak merubah masyarakat yang ada pada era tersebut. Sehingga

kemungkinan yang muncul adalah pihak yang direpresentasikan jauh lebih

spesifik dari pada saat orde baru.

Perubahan lainnya adalah mengenai perubahan kepemimpinan pada

intern media. Hal ini dinilai sangat berpengaruh terhadap setiap media mungkin

dihampir seluruh bagian di dunia. Perubahan kepemimpinan identik dengan

berubahnya tokoh. Dengan tokoh yang berbeda otomatis cara seseorang untuk

memimpin pun berbeda. Hal ini berdampak pada kebijakan yang dibuat oleh

kepemimpinan tersebut. Terlihat jelas pada kasus ini nampak perubahan yang

cukup signifikan pada pembuatan kebijakan mengenai publikasi media massa.

Telah dijelaskan diatas pembatasan pada media massa di dua era ini sangat

berbeda jauh. Di satu masa, media begitu terkekang, terbatas serta didominasi

oleh satu pihak. Sedangakan di masa yang lainnya, media diberi kebebasan yang

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 102: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

102

bisa dibilang cukup luas dan dapat dikendalikan secara mandiri oleh media

tersebut. Tentu hal tersebut berpengaruh pada kreativitas awak media untuk

membuat berita.

Relasi kuasa menjadi bagian penting dalam tumbuh kembang suatu

media dalam satu negara. Dalam hal ini yang dimaksud dengan relasi kuasa

adalah relasi antara pemerintah, media dan masyarakat yang ada pada jaman

tersebut. Kita tahu bahwa salah satu fungsi dari media adalah menjadi jembatan

antara pemerintah dan masyarakat. Disaat pemerintah begitu sangat kuat dan

otoriter terhadap media dan masyarakat yang tidak terlalu kuat, maka yang

dihasilkan adalah media yang hanya sebagai alat komunikasi satu arah saja.

Komunikasi dari pemerintah kepada masyarakat. Dapat kita sebut bahwa media

hanya bisa menjadi alat penyampai keputusan-keputusan pemerintah yang

berakibat pada kurangnya kontrol dari masyarakat melalui media. Sedangkan jika

pemerintah, media dan masyarakat mempunyai porsi yang hampir sama maka

komunikasi dua arah dapat terjalin. Pemerintah dapat memberitahukan kebijakan

yang telah disetujui dan bahkan pertanggungjawabannya, masyarakat dapat

melakukan kontrol terhadap kegiatan pemerintah serta menyampaikan pendapat

kepada pemerintah melalui media massa dan media massa dapat memberitakan

hal yang menurut pandangan mereka layak ditampilkan tanpa didominasi oleh

negara. Relasi kuasa yang tidak menempatkan kekuasaan penuh pada satu pihak

saja ini biasanya ditujukan supaya bisa terjalin komunikasi antara ketiga pihak

tersebut atau bahkan lebih dari itu.

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 103: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

103

Hal berikutnya yang mempengaruhi pergeseran tersebut adalah adanya

pergeseran budaya dan cara berkomunikasi dalam masyarakat. Indonesia dikenal

di luar negeri sebagai negara yang ramah dan cara pemikiran masyarakatnya yang

masih cenderung sederhana dengan budaya yang masih tradisional. Semenjak kita

mengenal istilah “globalisasi” sepertinya hal ini sudah tidak terlalu relevan untuk

digunakan. Budaya-budaya negara barat banyak masuk ke Indonesia seiring

berkembangnya teknologi komunikasi. Semua orang seakan-akan dapat melihat

dunia tanpa harus pergi ke semua negara. Dan budaya yang banyak masuk ke

Indonesia ini nampaknya telah mempengaruhi sebagian masyarakat Indonesia

yang terkadang dijadikan patokan dalam sebuah gaya hidup tertentu bahkan tak

jarang pula gengsi, sehingga masyarakat makin tertarik dengan hal-hal demikian.

Percampuran budaya dan cara komunikasi yang sekarang dimiliki oleh

masyarakat Indonesia yang semakin beragam mau tidak mau mendorong setiap

hal, tak terkecuali kartun Panji Koming, untuk menggeser cara komunikasi

mereka kepada masyarakat yang budayanya telah bergeser dari era sebelumnya.

Hal ini dilakukan supaya hal bisa menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Jadi

meskipun tergolong kartun “lawas” tapi masih dapat diterima oleh masyarakat

saat ini dan terlebih dapat dinikmati oleh mereka. Terlebih saat ini masyarakat

lebih dimudahkan dengan adanya internet, dengan begitu sewaktu-waktu dapat

mengakses Panji Koming dengan lebih mudah lagi.

Sebenarnya yang terjadi terhadap Panji Koming tidak hanya perubahan

saja. Perubahan waktu memang menimbulkan perbedaan terhadap Panji Koming

tetapi secara garis besar masih terdapat persamaan antara kartun Panji Koming

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 104: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

104

yang dulu (masa orde baru) dengan yang sekarang (pasca orde baru). Seperti yang

telah disebutkan sebelumnya bahwa secara fisik Panji Koming tidak melupakan

karakter dasar yang telah menjadi ciri khasnya yaitu dengan berlatarbelakang

kerajaan Jawa dan menggunakan bahasa serta kebudayaan Jawa sebagai

perumpamaan. Selain itu karakter utamanya pun tidak mengalami banyak

perubahan. Tokoh Panji Koming tetap menjadi tokoh utama yang menjelaskan

alur cerita. Poin yang selalu diangkat pun mengenai kritik, pendapat dan rasa

heran yang dirasakan oleh masyarakat pada umumnya. Kritik dan pendapat ini

tidak berubah meskipun banyak perubahan yang terjadi ketika berganti

kepemimpinan.

Pada dasarnya semua faktor yang telah disebutkan diatas tidak semata-

mata untuk mempengaruhi perubahan dalam media massa. Lebih dalam dari itu

adalah adanya posisi politik atau posisi tawar yang dimiliki media, terutama

dalam hal ini kartun, dalam kehidupan berpolitik dan pengaruhnya terhadap

perubahan pemikiran masyarakat dalam menggunakan kesempatannya sebaik

mungkin dalam sebuah negara. Terlihat sebagai sedikit pembuktian bahwa dengan

sedikit menyesuaikan dengan masyarakat, sebuah kartun mendapatkan apresiasi

dari banyak orang hingga saat ini.

Apresiasi yang ditujukan untuk Panji Koming seakan menjadi pertanda

setuju dari masyarakat terhadap cerita, pesan, kritik dan hal lain yang diangkat

oleh Panji Koming dalam setiap kemunculannya. Bisa dibilang saat ini posisi

tawar sebuah media yang disebut dengan kartun, sepertinya tidak dapat dibilang

sepele. Dari hal-hal yang dianggap remeh tersebut ternyata terdapat sebuah hal

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 105: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

105

yang mungkin dapat menginspirasi banyak orang untuk melakukan hal yang sama

dengan apa yang mereka lihat secara ringan namun membekas dalam ingatan. Hal

ini juga menunjukkan bahwa berpolitik tidak harus dari hal-hal yang “besar”, hal

yang “kecil” pun dapat dijadikan sarananya. Perubahan dalam hal kecil tersebut

berperan besar dalam segi kehidupan yang terkadang jarang untuk diperhatikan.

Dan mungkin saja hal kecil ini dapat merubah pikiran seseorang dengan

pemkiran-pemikiran baru yang membawanya menuju hal besar.

c. Kesimpulan

Hal apapun di dunia ini nampaknya tidak ada yang tidak mempunyai

kesempatan untuk berubah. Apapun alasan, penyebab dan tujuannya, perubahan

tidak mengenal ruang dan waktu. Seperti halnya yang telah dibuktikan oleh kartun

Panji Koming. Kita telah melihat bagaimana kondisi Panji Koming saat orde baru

dan pasca reformasi. Meskipun tujuan dari Panji Koming masih sama yakni

tentang sarana penyampai kritik politik sosial, namun dengan berubahnya

beberapa hal yang telah disebutkan diatas, representasi Panji Koming yang

merupakan isu utama dalam tulisan ini ternyata mengalami sedikit perubahan.

Perubahan ini terjadi pada beberapa bagian penting baik dari segi fisik maupun

non fisik, serta pada siapa pihak yang direpresentasikan.

Dari segi gambar jelas kita dapat melihat perbedaan yang cukup

signifikan. Gambar Panji Koming pada masa pasca reformasi terlihat lebih

berwarna daripada kartun Panji Koming pada masa orba. Dan jika kita amati lebih

dalam lagi tokoh-tokoh yang muncul dalam masa pasca reformasi pun lebih

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 106: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

106

beragam, tidak hanya berkutat pada tiga tokoh utama yang saling berinteraksi.

Kemunculan karikatur-karikatur pada masa ini terlihat lebih menyemarakkan

gambar dan cerita dan kartun Panji Koming. Dengan adanya karikatur tersebut,

cara berdialog Panji Komingpun sedikit berubah, jika pada masa orba dialog

hanya seputar tiga tokoh utama, sedangkan pasca reformasi dialog juga dilakukan

oleh karikatur suatu tokoh sehingga terlihat lebih interaktif.

Penggunaan bahasa juga sedikit berbeda. Bahasa yang digunakan pada

masa orba cenderung lebih halus dan menyiratkan maksud-maksud dan pesan-

pesan tertentu. Pada pasca reformasi bahasa yang digunakan terlihat lebih santai,

lugas dan apa adanya. Cara pandang politik (representasi politik) Panji Koming

pada masa orba dan pasca reformasi sebenarnya tidak berubah. Panji Koming

dalam kedua masa itu masih merepresentasikan pembuat Panji Koming, Dwi

Koendoro yang masih pada posisinya yakni merepresentasikan apa yang

dipikirkan, dikehendaki dan diinginkan oleh masyarakat pada umumnya. Panji

Koming juga masih mengkritik dan selalu mempertanyakan situasi yang terjadi,

pemerintah dan hal lain sebagainya, yang selalu memperlihatkan bahwa Panji

Koming selalu menjadi pengkritik pemerintah secara tidak langsung.

Namun segmen orang-orang yang direpresentasikan mungkin sudah

berubah. Pada saat orba, Panji Koming seakan-akan merepresentasikan seluruh

masyarakat Indonesia. Sedangkan pada masa pasca reformasi segmentasinya

sudah lebih berkurang dikarenakan lebih bebasnya orang dapat berekspresi,

sehingga masyarakat juga punya banyak pilihan politik. Sehingga maksud

tersembunyi Panji Koming pada saat orba yakni untuk lebih menyadarkan

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 107: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

107

masyarakat mengenai politik, sekarang tidak lagi terlihat. Pasca reformasi Panji

Koming tampil lebih terbuka sehingga seperti tidak ada maksud yang

disembunyikan. Panji Koming hadir sebagai salah satu kartun idealis dengan

representasinya sendiri yang mewakili pembuatnya dan orang-orang yang

berpikiran sama.

Dapat kita lihat masyarakat sekarang lebih mudah mengakses berita dan

informasi politik yang ringan tidak hanya dari kartun komik di media cetak.

Media massa begitu pesat berkembang, sehingga masyarakat lebih mudah

menemukan kartun-kartun serupa dimedia cetak maupun elektronik lain dan

bahkan yang lebih cocok dengan pemikiran mereka. Kita dapat melihat bagaimana

media massa mempunyai peranan penting bagi efek yang ditimbulkan oleh sebuah

kartun. Jika media yang menaunginya tidak cukup inovatif, maka kartun ini juga

tidak akan begitu terlihat keberadaannya. Panji Koming termasuk salah satu

kartun yang memanfaatkan perkembangan media massa pada saat ini. Saat era

orba Panji Koming hanya mengandalkan keberadaannya pada koran Kompas.

Sedangkan saat ini Panji Koming juga dapat diakses melalui beberapa situs

internet dan jejaring sosial yang tengah populer.

Perubahan atau pergeseran representasi ini juga dipengaruhi oleh

beberapa faktor yang telah disebutkan diatas. Faktor-faktor tersebut tidak serta

merta hanya mengubah hal-hal yang sering kita lihat dalam kehidupan sehari-hari

saja tapi juga hal yang jarang diperhatikan seperti kartun. Satu perubahan dapat

disebabkan oleh beberapa perubahan, begitu pula sebaliknya beberapa perubahan

bisa disebabkan oleh satu perubahan.

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 108: Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79330/potongan/S1-2015-266997...Politik di Koran Kompas Pada Masa Orba Hingga Pasca Reformasi

108

Bab-bab diatas nampaknya sedikit banyak telah menjawab pertanyaan

yang telah disampaikan sebelumnya. Menjawab apakah kartun Panji koming yang

merupakan kartun dua jaman berubah representasinya atau tidak. Dan ternyata

terbukti bahwa Panji Koming berubah representasi. Semula Panji Koming seakan

merepresentasikan seluruh masyarakat Indonesia yang menginginkan perubahan

dari pemerintah serta dari koran Kompas yang menaunginya. Namun sekarang

seiring dengan berkembangnya karakteristik, ideologi dan gaya hidup manusia,

Panji Koming hanya mewakili sebagian dari masyarakat Indonesia yang

berpikiran sama. Karena pada saat ini masyarakat Indonesia lebih heterogen baik

dari segi apapun. Keheterogenan tersebut yang membuat masyarakat menjadi

lebih terbagi-bagi lagi dalam sekat yang tidak terlihat. Sehingga tidak heran jika

kartun Panji Koming mengalami perubahan representasi.

Perubahan Representasi Kartun Panji Koming dalam Menyampaikan Pesan Politik di Koran KompasPadaMasa Orba Hingga Pasca Reformasi (analisa ikonografi terhadap representasi politik kartun PanjiKoming saat orba dan pasca reformasi))DIAN NOVIAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/