Upload
truongthuan
View
546
Download
68
Embed Size (px)
Citation preview
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PETERNAKAN
PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA CIPTA MENUTINGKAT PROVINSI TAHUN 2018
Jl. Ir. H. Juanda No. 358 Telepon : 022 – 2501151 Faksimil :
022 – 2513842 Bandung 40135
1
PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA CIPTA MENU TINGKAT PROVINSI TAHUN 2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Salah satu faktor penting yang mempengaruhi terwujudnya
sumberdaya manusia yang berkualitas adalah konsumsi pangan.
Bukti empiris menunjukkan bahwa kualitas SDM sangat
ditentukan oleh status gizi yang baik, dimana status gizi yang baik
ditentukan oleh jumlah asupan pangan yang dikonsumsi.
Selanjutnya, masalah gizi yang terjadi pada masa tertentu akan
menimbulkan masalah pembangunan di masa yang akan datang.
Saat ini hampir seluruh negara di dunia menghadapi berbagai
bentuk permasalahan gizi, baik kekurangan gizi maupun kelebihan
gizi, baik gizi makro maupun gizi mikro.
Masalah gizi yang saat ini menjadi fokus perhatian Pemerintah
diantaranya Stunting, yaitu kondisi gagal tumbuh pada anak balita
akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk
usianya. Di Indonesia, sekitar 37% (hampir 9 juta) anak balita
mengalami stunting. Stunting disebabkan oleh faktor multi dimensi
dan tidak hanya disebabkan oleh faktor gizi buruk yang dialami
oleh ibu hamil maupun anak balita, namun juga terhadap remaja
putri.
Konsumsi pangan yang berkualitas, yang ditunjukkan dengan
keragaman jenis pangan dan keseimbangan gizi dalam pola
konsumsi pangan sehari-hari dibutuhkan tubuh agar dapat hidup
2
PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA CIPTA MENU TINGKAT PROVINSI TAHUN 2018
sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan. Oleh karena itu,
secara gencar pemerintah melakukan upaya diversifikasi konsumsi
pangan. Upaya tersebut dilakukan tidak untuk mengganti beras
secara total, tetapi mengubah pola konsumsi pangan masyarakat
sehingga masyarakat mengkonsumsi lebih banyak jenis atau
ragam pangannya baik untuk jenis pangan sumber karbohidrat,
sumber protein, serta sumber vitamin dan mineral, yang
menjadikan kualitas gizi lebih baik.
Aspek konsumsi pangan sangat erat kaitannya terhadap
kualitas SDM. Bukti empiris menunjukkan bahwa kualitas SDM
sangat ditentukan oleh status gizi yang baik, dan status gizi yang
baik ditentukan oleh jumlah asupan pangan yang dikonsumsi.
Selanjutnya, masalah gizi yang terjadi pada masa tertentu akan
menimbulkan masalah pembangunan di masa yang akan datang.
Saat ini hampir seluruh negara di dunia menghadapi berbagai
bentuk permasalahan gizi, baik kekurangan gizi maupun kelebihan
gizi, baik gizi makro maupun gizi mikro.
Konsumsi pangan yang berkualitas, yang ditunjukkan dengan
keragaman jenis pangan dan keseimbangan gizi dalam pola
konsumsi pangan sehari-hari dibutuhkan tubuh agar dapat hidup
sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan. Oleh karena itu,
secara gencar Pemerintah melakukan upaya diversifikasi
konsumsi pangan. Upaya tersebut dilakukan tidak untuk mengganti
beras secara total, tetapi mengubah pola konsumsi pangan
masyarakat sehingga masyarakat mengonsumsi lebih banyak jenis
3
PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA CIPTA MENU TINGKAT PROVINSI TAHUN 2018
atau ragam pangannya baik untuk jenis pangan sumber
karbohidrat, sumber protein, serta sumber vitamin dan mineral,
yang menjadikan kualitas gizi lebih baik.
Dalam upaya mempercepat pemahaman masyarakat tentang
konsumsi pangan yang Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman
(B2SA), Pada Tahun 2018 Dinas Ketahanan Pangan dan
Peternakan Provinsi Jawa Barat akan menyelenggarakan Lomba
Cipta Menu Tingkat Provinsi Tahun 2018. Lomba tersebut
dimaksudkan agar setiap individu khususnya ibu rumah tangga
yang bertanggung jawab dalam menentukan dan menyediakan
menu keluarga dapat menyajikan menu B2SA. LCM juga
dimaksudkan agar ibu rumah tangga dapat menyajikan pilihan
menu yang dapat diaplikasikan.
Peserta lomba akan menyajikan menu makanan selama satu
hari untuk tiga kali makan untuk keluarga dalam bentuk display.
Hal ini dimaksudkan untuk melihat penerapan aspek
keanekaragaman dan keseimbangan pangan dalam menu, dengan
tetap mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lokal.
Selain penilaian resep dan display, pertimbangan terhadap
dukungan pemerintah daerah dan masyarakat dalam menerapkan
konsumsi B2SA tetap menjadi penilaian. Dengan demikian
prinsip konsumsi pangan B2SA diharapkan tidak berhenti hanya
pada saat lomba saja, namun dapat ditindaklanjuti dalam
kehidupan sehari-hari di masyarakat.
Melalui lomba ini diharapkan masyarakat khususnya peserta,
4
PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA CIPTA MENU TINGKAT PROVINSI TAHUN 2018
dapat berkreasi menciptakan/mengembangkan resep yang
beragam, bergizi seimbang, dan aman serta dapat diterapkan
sebagai menu keluarga sehari-hari dan bukan hanya pada saat
lomba saja.
1.2. Tujuan
Maksud dan Tujuan diselenggarakannya Lomba Cipta Menu
Tingkat Provinsi Tahun 2018 adalah :
1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat akan pentingnya
konsumsi pangan B2SA.
2. Meningkatkan pemahaman masyarakat dalam penerapan
prinsip B2SA.
3. Mendorong dan meningkatkan kreativitas masyarakat dalam
mengembangkan atau menciptakan menu B2SA berbasis
sumber daya lokal.
1.3. Sasaran
Sasaran yang akan dicapai dengan terselenggaranya kegiatan
Lomba Cipta Menu Tingkat Provinsi Tahun 2018 adalah :
1. Meningkatnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat akan
pentingnya mengkonsumsi pangan beragam, bergizi seimbang
dan aman.
2. Meningkatnya kreativitas masyarakat khususnya ibu rumah
tangga dalam menyusun dan menciptakan menu beragam,
bergizi seimbang dan aman.
3. Tersosialisasinya aneka menu beragam, bergizi seimbang, dan
5
PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA CIPTA MENU TINGKAT PROVINSI TAHUN 2018
aman berbasis sumber daya lokal.
1.4. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan Lomba Cipta Menu Tingkat Provinsi Tahun 2018
direncanakan diselenggarakan minggu ketiga bulan Juli Tahun
2018.
1.5. Batasan Operasional
1. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati
dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang
diperuntukkan bagi konsumsi manusia, termasuk bahan
tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang
digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan/atau
pembuatan makanan atau minuman.
2. Pangan Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman (B2SA) adalah
aneka ragam bahan pangan, baik sumber karbohidrat, protein,
maupun vitamin dan mineral, yang bila dikonsumsi dalam
jumlah seimbang dapat memenuhi kecukupan gizi yang
dianjurkan dan tidak tercemar bahan berbahaya yang
merugikan kesehatan.
3. Gizi seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang
mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai
dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip
keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih
dan memantau berat badan normal untuk mencegah masalah
gizi.
6
PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA CIPTA MENU TINGKAT PROVINSI TAHUN 2018
4. Menu adalah susunan makanan untuk dikonsumsi baik untuk
sekali makan atau beberapa kali waktu makan.
5. Makanan adalah bahan pangan segar atau yang telah
mengalami pengolahan atau pemasakan sehingga siap untuk
disajikan.
6. Pangan lokal adalah pangan baik sumber karbohidrat,
protein, vitamin dan mineral yang dikonsumsi oleh masyarakat
setempat sesuai dengan potensi dan kearifan lokal.
7. Keanekaragaman pangan adalah aneka ragam
kelompok pangan yang terdiri dari makanan pokok, lauk pauk,
sayuran dan buah-buahan, serta beraneka ragam dalam setiap
kelompok pangan.
8. Angka Kecukupan Gizi (AKG) adalah suatu kecukupan rata-
rata zat gizi setiap hari bagi semua orang menurut golongan
umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, aktivitas tubuh untuk
mencapai derajat kesehatan yang optimal.
9. Garnish adalah bahan pangan yang dibuat sedemikian rupa
dan dapat dikonsumsi untuk menunjang penampilan suatu
hidangan dan menggugah selera makan sehingga
diperhitungkan sebagai bagian dari porsi menu makanan.
10. Penampilan makanan adalah hasil proses penyiapan/
pengolahan makanan yang memperhatikan kesegaran, warna,
bentuk, dan konsistensi.
7
PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA CIPTA MENU TINGKAT PROVINSI TAHUN 2018
11. Penyajian makanan adalah suatu cara untuk
menghidangkan, dengan memperhatikan penyusunan/
penataan makanan dan ketepatan penggunaan alat penyajian.
12. Cita Rasa adalah karakteristik makanan yang meliputi rasa,
bau, dan tekstur.
13. Susu adalah hasil sekresi atau pemerahan kelenjar
mamari/ambing mamalia yang dapat dimakan atau dapat
digunakan sebagai bahan makanan yang aman dan sehat,
diantaranya: susu sapi, susu kambing, susu kerbau, termasuk
susu bubuk. Pemberian susu dalam susunan menu keluarga
dapat digantikan dengan sumber protein hewani lainnya dalam
jumlah porsi yang sesuai.
14. Dukungan Penerapan B2SA adalah suatu bentuk fasilitasi
pemerintah daerah atau masyarakat, baik berupa
program, kebijakan atau hal yang menunjang dilaksanakannya
prinsip-prinsip konsumsi B2SA dalam kehidupan sehari-hari.
15. Menu Display adalah menu keluarga lengkap 1 (satu) hari
untuk 3 (tiga) kali waktu makan (makan pagi, makan siang dan
makan malam) yang disajikan pada saat lomba untuk dinilai
oleh Dewan Juri. Khusus untuk menu makan siang,
dimasak/diolah oleh peserta pada saat perlombaan.
16. Makanan Selingan/Kudapan/Snack adalah makanan ringan
yang dikonsumsi di antara waktu makan utama untuk memberi
asupan energi sebelum waktu makan berikutnya. Kontribusi
8
PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA CIPTA MENU TINGKAT PROVINSI TAHUN 2018
energi makanan selingan 10-15% dari total kebutuhan energi
yang diperhitungkan dalam pemenuhan kecukupan energi.
17. Menu sarapan (makan pagi) adalah menu atau susunan
hidangan makanan pertama yang dikonsumsi setelah bangun
tidur pagi hari dan dilakukan anatara pukul 06.00 – 10 pagi
sebelum melakukan aktivitas sehari-hari.
18. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat
kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk
usianya.
9
PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA CIPTA MENU TINGKAT PROVINSI TAHUN 2018
BAB II
PENGORGANISASIAN
2.1. Penyelenggara
Lomba Cipta Menu Tingkat Provinsi Tahun 2018 dilaksanakan
secara berjenjang sebagai berikut:
1. Lomba Cipta Menu Tingkat Provinsi Tahun 2018
diselenggarakan oleh Dinas Ketahanan Pangan dan
Peternakan Provinsi Jawa Barat bekerjasama dengan Tim
Penggerak PKK Provinsi Jawa Barat.
2. Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat
menyusun petunjuk pelaksanaan lomba dengan mengacu
pada Panduan Lomba Cipta Menu Beragam, B2SA Tahun
2018 yang dikeluarkan oleh Badan Ketahanan Pangan,
Kementerian Pertanian.
2.2. Peserta
Peserta lomba adalah Tim Penggerak PKK Kecamatan dari
27 Kabupaten dan Kota di Jawa Barat, yang merupakan Juara I
Lomba Cipta Menu tingkat Kabupaten/Kota tahun 2018 atau
tahun sebelumnya
2.3. Juri
1. Tim juri ditentukan oleh Dinas Ketahanan Pangan dan
Peternakan Provinsi Jawa Barat.
2. Tim juri berjumlah 3 orang, yang ditunjuk dan ditetapkan
10
PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA CIPTA MENU TINGKAT PROVINSI TAHUN 2018
berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Ketahanan
Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat sebagai
penyelenggara lomba.
3. Rencana tim juri berasal dari beberapa Instansi yang ahli
dalam bidang pangan, diantaranya :
a. Indonesian Chef Association (ICA)
b. Ahli Gizi
c. PKK Provinsi Jawa Barat
11
PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA CIPTA MENU TINGKAT PROVINSI TAHUN 2018
BAB III
KETENTUAN RESEP DAN LOMBA
Peserta lomba menyajikan/men-display menu satu hari, yaitu
menu makan siang dan menu makan malam, sedangkan menu
sarapan akan diolah/dimasak pada saat perlombaan, kemudian di-
display. Pelaksanaan memasak (live cooking) di lokasi lomba
selain dimaksudkan untuk meningkatkan obyektivitas, juga untuk
melihat penerapan keamanan dan kebersihan dalam proses
pengolahan.
Selain penilaian terhadap resep dan penyajian (display),
dukungan pemerintah daerah dan masyarakat dalam menerapkan
konsumsi B2SA menjadi aspek penilaian yang juga penting.
Dengan demikian prinsip konsumsi B2SA diharapkan dapat terus
dikembangkan dan diterapkan, yang pada akhirnya dapat menjadi
pola konsumsi masyarakat sehari-hari.
Pada tahun ini, LCM fokus pada pemenuhan pangan untuk
remaja putri khususnya pangan sumber protein hewani dan zat
besi. Kedua bahan pangan tersebut, sangat dibutuhkan oleh
remaja putri yang banyak mengalami masalah gizi anemia. Anemia
ini dapat menyebabkan menurunnya aktivitas dan prestasi belajar
karena kurangnya konsentrasi dan juga menurunnya daya
tahan tubuh sehingga mudah terkena penyakit. Mempersiapkan
remaja putri yang sehat, sebagai calon ibu masa depan, salah satu
cara menyiapkan generasi sehat dan cerdas di masa yang akan
12
PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA CIPTA MENU TINGKAT PROVINSI TAHUN 2018
datang.
Peserta yang mewakili masing – masing Kabupaten dan Kota
di Provinsi Jawa Barat diusulkan oleh Instansi Ketahanan Pangan
tingkat Kabupaten dan Kota secara tertulis selambat – lambatnya
pada minggu pertama bulan Juli 2018. Beberapa persyaratan
dan ketentuan untuk mengikuti LCM Tingkat Nasional Tahun
2018 adalah sebagai berikut
3.1. Ketentuan Resep
1. Peserta wajib menyusun Resep menu Beragam, Bergizi
Seimbang, dan Aman (B2SA) berbasis sumber daya lokal
untuk dua hari, dengan susunan anggota keluarga yang terdiri
dari :
a. Ayah usia 40 tahun
b. Ibu usia 35 tahun
c. Anak remaja putri usia 12 tahun
2. Susunan resep 2 hari tersebut meliputi :
a. Susunan menu dua hari pada resep, terdiri dari menu
makanan utama (sarapan, makan siang, dan makan
malam)
b. Makanan selingan atau kudapan (snack) yang dikonsumsi
diantara makanan utama (dua kali selingan).
c. Menu yang dibuat merupakan menu yang relatif mudah
diterapkan dalam hidangan keluarga sehari-hari
3. Makanan selingan atau kudapan hanya dicantumkan pada
13
PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA CIPTA MENU TINGKAT PROVINSI TAHUN 2018
resep menu saja, tidak diolah dan tidak didisplay pada saat
lomba.
4. Bahan pangan yang digunakan dalam menyusun menu
B2SA adalah bahan pangan lokal dan/atau hasil pekarangan
yang mudah didapat (tidak langka), tersedia setiap waktu,
harga terjangkau, dan biasa dikonsumsi oleh masyarakat
setempat.
5. Bahan pangan lokal sumber karbohidrat yang digunakan untuk
menyusun menu adalah selain beras dan terigu maupun
produk turunannya seperti tepung panir, tepung roti, tepung
beras, dan lain-lain. Penggunaan bahan pangan lokal sumber
karbohidrat dalam sehari maksimal dua jenis komoditas
pangan.
6. Apabila sangat diperlukan, penggunaan bagan pangan produk
industri (seperti agar – agar, susu) diperbolehkan namun hanya
sebagai pelengkap/pendukung.
7. Penggunaan susu dapat diganti dengan sumber protein hewani
lain dalam jumlah porsi yang sesuai, tetapi bukan berasal dari
sumber protein nabati (seperti sari kedelai).
8. Penggunaan garnish dalam menu yang disajikan maksimal
10% dan diperhitungkan sebagai bagian dari porsi menu
makanan.
9. Penggunaan alat bantu tertentu yang umum digunakan dalam
makanan tradisional secara wajar, seperti tusuk sate, daun
pisang, dan sebagainya tidak tergolong garnish.
14
PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA CIPTA MENU TINGKAT PROVINSI TAHUN 2018
10. Menyerahkan resep menu lengkap untuk 2 (dua) hari, yang
disertai dengan:
a. Susunan anggota keluarga dan kebutuhan pangan yang
terdiri dari ayah usia 40 tahun, ibu usia 35 tahun, dan anak
remaja putri berusia 12 tahun.
b. Resep cara mengolah atau masakan bahan pangan ditulis
secara jelas dan lengkap dengan mencantumkan
foto/gambar berwarna dari menu satu hari (sarapan,
makan siang, dan makan malam), yang akan di display
pada saat lomba. Format cara penulisan resep sesuai
lampiran 3.
c. Berat bahan pangan dalam satuan gram dan Ukuran
Rumah Tangga (URT). Misalnya : ikan lele 120 gram (URT
: 1 ekor sdg); tahu 100 gram (URT : 1 ptg sedang).
d. Keterangan atau nama lain yang umum dikenal secara
nasional dari jenis bahan pangan lokal bila bahan pangan
tersebut menggunakan nama daerah setempat.
e. Biaya menu B2SA satu hari untuk keluarga maksimal
sebesar Rp. 100.000,-/keluarga/hari. Biaya tersebut
merupakan harga pembelian bahan pangan yang terdiri
dari makanan pokok (sumber karbohidrat), lauk pauk
(sumber protein nabati dan hewani), sayuran dan buah
(sumber vitamin dan mineral), makanan selingan, dan tidak
termasuk bumbu-bumbu dan bahan bakar. Bahan pangan
yang berasal dari pekarangan maupun pemberian, tetap
15
PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA CIPTA MENU TINGKAT PROVINSI TAHUN 2018
dimasukkan ke dalam perhitungan biaya.
3.2. Ketentuan Lomba
Kelengkapan dokumen ketentuan lomba yang harus
diserahkan adalah sebagai berikut :
1. Buku resep menu lengkap untuk 2 hari
2. Profil pangan lokal yang digunakan dalam menyusun resep,
dengan format seperti pada lampiran.
3. Dukungan penerapan konsumsi pangan B2SA
Salah satu kriteria penilaian LCM adalah dukungan pemerintah
daerah maupun masyarakat baik berupa program atau kegiatan
atau hal lain yang secara langsung mendorong penerapan
konsumsi pangan B2SA. Pemerintah Daerah dan masyarakat perlu
berperan aktif dalam mewujudkan konsumsi pangan B2SA,
sehingga LCM tidak berhenti pada saat lomba saja. Oleh karena
itu, salah satu aspek penilaian adalah dukungan Pemerintah
Daerah maupun masyarakat baik berupa program atau kegiatan
atau hal lain yang secara langsung mendorong penerapan
konsumsi pangan B2SA. Dukungan tersebut dapat berupa :
sosialisasi, promosi kepada masyarakat secara umum, upaya –
upaya dalam mendukung keberhasilan peserta mengikuti LCM.
Upaya tersebut diluar kegiatan rutin “Pengembangan
Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan” yang
didanai Oleh APBN seperti KRPL dan MP3L, serta kegiatan –
kegiatan yang bersumber dari APBD Provinsi. Format penulisan
16
PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA CIPTA MENU TINGKAT PROVINSI TAHUN 2018
sesuai lampiran 6.
4. Resep beserta dokumen lainnya disampaikan kepada Panitia
Provinsi dalam bentuk softfile (email/USB/CD) dan hardcopy
paling lambat 11 Juli 2018.
5. Publikasi resep yang telah diserahkan kepada panitia untuk
dilombakan, menjadi hak panitia penyelenggara Lomba Cipta
Menu Tingkat Provinsi Tahun 2018 dengan mencantumkan
sumbernya.
6. Pengurangan nilai akan dilakukan sebagai konsekuensi dari
tidak dipenuhinya persyaratan dan ketentuan.
17
PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA CIPTA MENU TINGKAT PROVINSI TAHUN 2018
BAB IV
KRITERIA DAN MEKANISME PENILAIAN
Penilaian terhadap peserta Lomba Cipta Menu dilakukan oleh
Dewan Juri berdasarkan prinsip obyektivitas. Penilaian mengacu
pada kriteria dan mekanisme sebagai berikut :
4.1. Kriteria Penilaian
1. Penilaian resep menu 2 hari (10%)
Penilaian dilakukan terhadap resep menu 2 hari, profil pangan
lokal, dan biaya menu B2SA (Panduan Menyusun Menu dapat
dilihat pada Lampiran 7)
a. Resep menu 2 hari (60%)
Untuk penilaian resep didasarkan pada pemenuhan prinsip
Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA), yang dilihat dari
kecukupan menu keluarga sesuai porsi yang ditentukan (Lampiran
8 dan 9) dan aspek keamanan bahan pangan yang digunakan
(Lampiran 12).
b. Profil pangan lokal (20%)
Untuk penilaian profil pangan lokal meliputi potensi, jumah produksi
dan ketersediaanya, serta pemanfaatan dalam konsumsi sehari –
hari (Lampiran 5)
c. Biaya Menu B2SA (20%)
Biaya menu B2SA meliputi harga pembelian bahan pangan menu
makanan utama dan makanan selingan termasuk bahan pangan
18
PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA CIPTA MENU TINGKAT PROVINSI TAHUN 2018
yang berasal dari pekarangan maupun pemberian (Lampiran 4)
2. Penilaian pada saat display (80%)
a. Keseimbangan menu dinilai sesuai kebutuhan konsumsi
anggota keluarga (Jumlah porsi) (20%).
b. Keanekaragaman jenis bahan pangan dalam sehari (10%).
Komponen yang dinilai mencakup:
1) Keanekaragaman antar waktu makan (makan pagi, makan
siang dan makan malam);
2) Keanekaragaman antar kelompok pangan (sumber karbohidrat,
sumber protein, serta sumber vitamin dan mineral);
c. Kreativitas pengembangan resep dan aplikatif (25%).
1) Komponen kreativitas yang dinilai mencakup pengembangan/
daya cipta resep dalam pemanfaatan bahan lokal;
2) Komponen aplikatif yang dinilai mencakup pengolahan
resep dapat diterapkan dalam menu keluarga sehari-hari
(kemudahan dalam penyiapan, penggunaan bahan dan biaya
yang wajar sesuai dengan ketentuan).
d. Cita rasa (25%);
Komponen yang dinilai mencakup : rasa, bau, dan tekstur.
e. Penampilan, penyajian, dan keamanan pangan (20%);
1) Komponen penampilan yang dinilai mencakup : kesegaran,
warna, bentuk, konsistensi;
2) Komponen penyajian yang dinilai mencakup:
kesesuaian/keserasian dalam menyusun/menata makanan.
19
PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA CIPTA MENU TINGKAT PROVINSI TAHUN 2018
3) Sedangkan keamanan pangan mencakup : (1) Kebersihan (alat
saji dan hidangan), (2) penggunaan Bahan Tambahan Pangan
(BTP) sesuai aturan, (3) Tidak mengunakan bahan tambahan
yang dilarang, dan (4) penggunaan kemasan.
3. Dukungan Penerapan Konsumsi Pangan B2SA (10%)
Komponen yang dinilai adalah upaya pemerintah daerah/
masyarakat dalam mendukung penerapan konsumsi pangan B2SA
di masyarakat, serta tindak lanjut dari penyelenggaraan LCM
(ketersediaan anggaran, kegiatan, kebijakan/peraturan terkait)
sesuai format pada Lampiran 6.
4.2. Mekanisme Penilaian
1. Tim Juri melakukan penilaian (resep dan menu display)
terhadap seluruh peserta mulai dari proses pengolahan pangan
sampai dengan penyajian sesuai dengan resep yang diterima
panitia, termasuk pengetahuan peserta terhadap konsep
pangan Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman.
2. Total nilai yang diperoleh setiap peserta merupakan
penjumlahan dari nilai masing-masing juri.
3. Tim juri memilih pemenang lomba berdasarkan urutan nilai
yang tertinggi.
4. Keputusan tim juri bersifat mutlak dan tidak dapat diganggu
gugat.
20
PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA CIPTA MENU TINGKAT PROVINSI TAHUN 2018
BAB V
PENYELENGGARAAN LOMBA
5.1. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Lomba Cipta
Menu Tingkat Provinsi Tahun 2018 meliputi Sosialisasi,
penyerahan nama peserta lomba, penyerahan resep Lomba Cipta
Menu, Technical Meeting, serta Pelaksanaan Lomba dengan
rincian kegiatan sebagai berikut :
No Uraian Kegiatan Waktu Pelaksanaan
1. Sosialisasi Lomba Cipta Menu
Tingkat Provinsi Tahun 2018
Minggu Pertama bulan
Juli 2018.
2. Penyerahan nama peserta dari
Kabupaten dan Kota
Paling lambat 11 Juli
2018.
3.
Penyerahan Resep Menu Lomba
dari Tiap Peseta Kepada Panitia
Provinsi
Paling lambat 11 Juli
2018.
4.
Technical Meeting Lomba Cipta
Menu Tingkat Provinsi Tahun
2018
Minggu Kedua bulan
Juli 2018.
6. Pelaksanaan Lomba Cipta Menu
Tingkat Provinsi Tahun 2018
Minggu Ketiga Bulan
Juli 2018.
5.2. Metode Pelaksanaan
1. Sosialisasi Lomba Cipta Menu Tingkat Provinsi Tahun 2018
a. Pertemuan Sosialisasi Lomba Cipta Menu Tingkat Provinsi
Tahun 2018 dilaksanakan minggu pertama bulan Juli 2018.
21
PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA CIPTA MENU TINGKAT PROVINSI TAHUN 2018
b. Peserta yang hadir dalam Sosialisasi Lomba Cipta Menu
Tingkat Provinsi Tahun 2018 adalah Instansi Ketahanan
Pangan Kabupaten dan Kota, dan Tim Penggerak PKK Tingkat
Kecamatan dan Tim Penggerak PKK Tingkat Kabupaten/Kota.
c. Pertemuan tersebut akan dibahas mengenai evaluasi kegiatan
Lomba Cipta Menu Tingkat Provinsi Tahun 2017 serta Petunjuk
Pelaksanaan Kegiatan Lomba Cipta Menu Tingkat Provinsi
Tahun 2018.
2. Technical Meeting Lomba Cipta Menu Tingkat Provinsi Tahun
2018
a. Pertemuan persiapan lomba dilaksanakan minggu kedua bulan
Juli 2018.
b. Peserta yang hadir dalam pertemuan tersebut yaitu Instansi
Ketahanan Pangan Kabupaten dan Kota, dan Tim Penggerak
PKK Tingkat Kecamatan dan Tim Penggerak PKK Tingkat
Kabupaten/Kota.
c. Dalam pertemuan tersebut akan dibahas mengenai:
1) Teknis pelaksanaan lomba
2) Pembagian nomor peserta
3) Lain-lain yang berkaitan dengan pelaksanaan lomba.
3. Pelaksanaan Lomba
a. Menu display dalam bentuk prasmanan;
b. Menu yang disajikan pada saat lomba adalah menu hari menu
hari pertama dari resep menu 2 (dua) hari yang telah disusun
22
PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA CIPTA MENU TINGKAT PROVINSI TAHUN 2018
dan dikirim sebelumnya kepada panitia penyelenggara;
c. Dari menu tersebut, yang langsung didisplay adalah menu
makan siang dan menu makan malam;
d. Makanan selingan atau kudapan tidak di display, hanya
dituliskan pada resep;
e. Khusus untuk menu saparan harus dimasak/diolah pada saat
perlombaan, dan Menu tersebut kemudian dihidangkan untuk
dilakukan penilaian oleh tim juri.
4. Pada saat memasak/mengolah menu sarapan pada saat
perlombaan, peserta wajib menyediakan :
a. Bahan dasar sesuai porsi untuk dimasak.
b. Bumbu-bumbu yang siap untuk dimasak.
c. Bahan pendukung lainnya sesuai ketentuan.
d. Peralatan untuk memasak termasuk kompor dan gas portable.
5. Untuk perlombaaan disediakan 3 (tiga) buah meja yang
digunakan untuk tempat penyajian sebanyak 2 (dua) buah
ditata bersatu berbentuk persegi panjang, serta 1 buah meja
yang dipergunakan untuk memasak.
6. Peralatan penyajian yang digunakan untuk display lomba
berwarna putih susu polos dan disediakan oleh masing-masing
peserta.
7. Penggunaan alat bantu tertentu yang umum dipergunakan
dalam makanan tradisional secara wajar, seperti tusuk sate,
daun pisang, dan sebagainya tidak tergolong garnish.
23
PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA CIPTA MENU TINGKAT PROVINSI TAHUN 2018
8. Peserta dilarang memasang tanda, dekorasi dan lambang atau
daerah pada meja penyajian.
9. Pada saat penyajian menu lomba, peserta wajib
mencantumkan: (a) daftar susunan menu satu hari lengkap,
dan (b) Nama masakan per menu (maksimal seukuran kartu
nama, tidak pakai tiang dan tidak mengganggu display, dan
tanpa logo daerah).
10. Icip-icip yang disajikan untuk dewan juri sebaiknya disiapkan
tersendiri dan tidak mengambil dari menu yang
dinilai/dilombakan serta disiapkan juga peralatan seperti
sendok, air minum mineral, pisin, tissue.
11. Pada saat penilaian oleh tim juri, masing-masing peserta
diwakili oleh 2 (dua) orang yang mampu memberikan informasi
mengenai menu yang disajikan. Peserta tidak diperkenankan
memberikan buku resep kepada Tim Juri.
12. Menu yang disajikan tetap dalam keadaan rapi sampai acara
pengumuman pemenang lomba selesai dibacakan.
13. Apabila tidak mentaati persyaratan dan ketentuan yang telah
ditetapkan, akan dikenakan pengurangan nilai.
5.3. Hadiah Lomba
a. Hadiah lomba ditetapkan oleh panitia lomba tingkat provinsi.
b. Hadiah Lomba Cipta Menu Tingkat Provinsi Tahun 2018 B2SA
tingkat Provinsi berupa :
24
PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA CIPTA MENU TINGKAT PROVINSI TAHUN 2018
1) Kategori Umum, Juara I, Juara II, Juara III, Harapan I,
Harapan II, dan Harapan III mendapatkan Piala, Piagam,
dan stimulan yaitu :
- Juara I : Rp. 7.500.000,-
- Juara II : Rp. 6.000.000,-
- Juara III : Rp. 5.000.000,-
- Juara Harapan I : Rp. 3.000.000,-
- Juara Harapan II : Rp. 2.500.000,-
- Juara Harapan IIII : Rp. 1.500.000,-
2) Kategori Kreasi Menu Seimbang dan Beragam Juara I,
Juara II dan Juara III mendapatkan Piala, Piagam, dan
stimulan yaitu :
- Juara I : Rp. 3.000.000,-
- Juara II : Rp. 2.500.000,-
- Juara III : Rp. 1.500.000,-
3) Kategori Kreasi Pengembangan Resep dan Cita Rasa,
Juara I, Juara II dan Juara III mendapatkan Piala, Piagam,
dan stimulan yaitu :
- Juara I : Rp. 3.000.000,-
- Juara II : Rp. 2.500.000,-
- Juara III : Rp. 1.500.000,-
4) Kategori Kreasi Penampilan, Penyajian Menu, dan
Aplikatif, Juara I, Juara II dan Juara III mendapatkan
Trophi, Piagam, dan stimulan yaitu:
- Juara I : Rp. 3.000.000,-
25
PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA CIPTA MENU TINGKAT PROVINSI TAHUN 2018
- Juara II : Rp. 2.500.000,-
- Juara III : Rp. 1.500.000,-
c. Juara I (Kategori Umum) Lomba Cipta Menu Tingkat Provinsi
Tahun 2018 akan mewakili Jawa Barat pada Lomba Cipta
Menu Tingkat Nasional Tahun 2018.
d. Ketentuan lain yang berkaitan dengan Lomba Cipta Menu
Tingkat Provinsi Tahun 2018 akan ditentukan kemudian dan
disesuaikan dengan kondisi di lapangan.
26
PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA CIPTA MENU TINGKAT PROVINSI TAHUN 2018
BAB VI
PENUTUP
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Lomba Cipta Menu Tingkat
Provinsi Tahun 2018 dibuat sebagai acuan untuk pelaksanaan lomba
dan sebagai sumber informasi bagi para peserta yang mengikuti
perlombaan. Diharapkan melalui Petunjuk Pelaksanaan ini dapat
tersosialisasinya penerapan menu B2SA di Masyarakat luas.
Bandung, 2018
Kepala Dinas Ketahanan Pangan
dan Peternakan Provinsi Jawa Barat,
Dr. Ir. DEWI SARTIKA, M.Si. Pembina Utama Madya
NIP. 19630122 198603 2 004
Lampiran 1
Surat Pernyataan
Peserta Lomba Cipta Menu Tingkat Provinsi Tahun 2018
Yang bertanda tangan di bawah ini :
1. Nama Lengkap :
Alamat Rumah :
No Telp/Hp :
2. Nama Lengkap :
Alamat Rumah :
No Telp/Hp :
Menyatakan dengan sesungguhnya dan sebenarnya, bahwa :
1. Kami akan mengikuti dan menaati semua persyaratan, ketentuan,
tata laksana, dan keputusan Panitia Penyelenggara, tanpa kecuali.
2. Resep menu masakan yang saya ajukan dan daftarkan merupakan
hasil karya Tim Penggerak PKK.
Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenar – benarnya untuk
dapat dipergunakan dengan semestinya.
...........,.................... 2018
Mengetahui,
Ketua TP PKK Kabupaten/Kota
(.............................................)
Yang menyatakan,
Peserta
(.............................................)
Lampiran 2
Biodata Peserta
Lomba Cipta Menu Tingkat Provinsi Tahun 2018
1. Kabupaten/Kota :
2. Nama Ketua TP PKK Kecamatan :
3. Alamat :
4. No. Telp/Fax :
5. Data diri Peserta :
No. Nama Alamat Jabatan di TP
PKK
Foto Diri
1.
2.
Mengetahui,
Ketua TP PKK Kecamatan .........
(..............................................)
Lampiran 3
Format Penulisan Resep Masakan
Nama Masakan : ................................... (disertai foto masakan)
1. Bahan yang digunakan :
No Nama Bahan Berat
(gr)
URT
(porsi) Keterangan*
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Dst..
Keterangan : *) Nama umum dari jenis bahan pangan yang digunakan 2. Cara membuat :
a. ......
b. ......
c. ......
d. ......
Lampiran 4
Daftar Biaya Bahan Pangan (Per Hari)
No Jenis Pangan Jumlah
(gr atau ltr)
Harga
pembelian1) Keterangan2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
dst
Keterangan:
1. Harga pembelian merupakan harga bahan pangan sesuai dengan
jumlah yang dibeli untuk penyusunan menu masakan.
2. Alasan apabila harga pangan di wilayah tersebut lebih murah
atau lebih mahal daripada wilayah lain (rerata nasional)
Lampiran 5
Profil Pangan Lokal
No Komoditas Pangan Lokal
(Nama Disertai Foto) Produksi
Ketersediaan
Pemanfaatan (kebiasaan
masyarakat dalam mengonsumsi)
Pengembangan yang sudah dilakukan di wilayah setempat
(Budidaya, teknologi pasca panen, dsb)
1
2
3
4
5
Dst
*Format Penulisan bisa dalam bentuk tabel seperti diatas atau diuraikan dengan tetap mengacu pada point – point
diatas
Lampiran 6
Dukungan Penerapan Konsumsi Pangan B2SA
No Kebijakan/
Kegiatan*) Waktu Target/Sasaran
Rincian
Kegiatan
Anggaran
Sumber
(contoh: APBD,
Swadaya, CSR, dll)
Jumlah
Keterangan :
Bukti dokumentasi/foto silampiran
Lampiran 7
Panduan Menyusun Menu Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman
(B2SA) untuk Keluarga
1. Tentukan jumlah dan komposisi anggota keluarga (usia dan jenis
kelamin).
2. Tentukan porsi kebutuhan pangan yang dibutuhkan oleh keluarga
sesuai dengan kebutuhan gizi.
3. Pilih jenis bahan pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman
untuk memenuhi kebutuhan pangan.
4. Hitung belanja pangan sesuai dengan anggaran belanja yang
ditetapkan.
5. Pilih rencana menu dan resep yang sesuai.
6. Susun menu B2SA sesuai dengan kebutuhan, harga, potensi sumber
daya lokal, pilihan dan kebiasaan makan keluarga (makan pagi,
siang, malam, dan kudapan/selingan).
7. Jenis bahan pangan yang dapat digunakan untuk menyusun Menu
B2SA adalah bahan pangan yang dihasilkan dari daerah setempat
dan mudah didapat di pasar atau dibudayakan di pekarangan rumah.
Beberapa contoh dari jenis pangan tersebut sebagai berikut :
1. Sumber karbohidrat :
a. Padi-padian (biji-bijian): jagung, sorgum/cantel, hotong, jawawut, jali
dan lain lain (bukan produk impor).
b. Umbi-umbian : singkong/ubi kayu, ubi jalar, sagu, talas, ganyong,
garut, dan sebagainya, termasuk produk turunannya meliputi:
- Tepung : tepung sagu, tepung singkong, tepung ganyong, tepung
garut, tepung ubi jalar dan lain-lain.
- Mie : mie singkong, mie sagu dan lain-lain.
2. Sumber Protein :
a. Nabati : kacang-kacangan, tahu, tempe, sari kedelai, dan lain-lain.
b. Hewani : ikan (baik ikan laut maupun darat), daging (ruminansia dan
unggas), telur dan susu.
3. Sumber Vitamin dan Mineral :
a. Sayuran
b. Buah
Lampiran 8
Anjuran Komposisi Makanan untuk Memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG) Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin (dalam Bentuk Porsi)
Kelompok Umur/AKE
Makanan Pokok
Lauk Sayur Buah Susu1) Gula Minyak
100 g nasi/ padanannya
Lauk Hewani 45 g ikan
segar/ padanannya
Lauk nabati 50 gr tempe/ padanannnya
100 g sayuran
50 g buah (pisang ambon)
200 g susu sapi
10 g gula 5 g minyak
Anak-anak 1-3 tahun2) (1125 kkal) 4-6 tahun (1600 kkal) 7-9 tahun (1850 kkal)
3 p 4 p
4,5 p
1 p 2 p 2 p
1 p 2 p 3 p
1,5 p 2 p 3 p
3 p 3 p 3 p
1 p 1 p 1 p
2 p 2 p 2 p
3 p 4 p 5 p
Laki-laki remaja 10-12 tahun (2100 kkal) 13-15 tahun (2475 kkal) 16-18 tahun (2675 kkal)
5 p
6,5 p 8 p
2,5 p 3 p 3 p
3 p 3 p 3 p
3 p 3 p 3 p
4 p 4 p 4 p
1 p 1 p -
2 p 2 p 2 p
5 p 6 p 6 p
Perempuan remaja 10-12 tahun (2000 kkal) 13-15 tahun (2125 kkal) 16-18 tahun (2125 kkal)
4 p
4,5 p 5 p
2 p 3 p 3 p
3 p 3 p 3 p
3 p 3 p 3 p
4 p 4 p 4 p
1 p 1 p -
2 p 2 p 2 p
5 p 5 p 5 p
Laki-laki dewasa 19-29 tahun (2725 kkal) 30-49 tahun (2625 kkal) 50-64 tahun3) (2325 kkal) 65 tahun keatas3) (1900 kkal)
8 p
7,5 p 6,5 p 5 p
3 p 3 p 3 p 3 p
3 p 3 p 3 p 3 p
3 p 3 p 4 p 4 p
5 p 5 p 5 p 4 p
- -
1 p 1 p
2 p 2 p 1 p 2 p
7 p 6 p 6 p 4 p
Wanita dewasa 19-29 tahun (2250 kkal) 30-49 tahun (2125 kkal) 50-64 tahun3) (1900 kkal) 65 tahun keatas3) (1550 kkal) Hamil (2500 kkal) Menyusui (2500 kkal)
5 p
4,5 p 4,5 p 3,5 p 6 p 6 p
3 p 3 p 3 p 3 p 3 p 3 p
3 p 3 p 3 p 3 p 4 p 4 p
3 p 3 p 4 p 4 p 4 p 4 p
5 p 5 p 5 p 4 p 4 p 4 p
- -
1 p 1 p 1 p 1 p
2 p 2 p 2 p 2 p 2 p 2 p
5 p 6 p 4 p 4 p 6 p 6 p
Sumber : Pedoman Gizi Seimbang, Kementerian Kesehatan, 2014
Keterangan : 1) 1 porsi susu merupakan pengganti porsi pangan hewani. Minum susu dianjurkan bagi golongan rawan dan yang mampu.
2) ASI dilanjutkan hingga usia 2 tahun.
3) Untuk kelompok umur 50 tahun ke atas, dianjurkan menggunakan susu rendah lemak (1 porsi = 4 sdm = 20 gr = 75 kkal) Penetapan jumlah porsi berdasarkan angka
kecukupan energi rata-rata penduduk Indonesia 2150 kkal menurut kelompok umur pada tinggi dan berat ideal.
Lampiran 9
Kebutuhan Konsumsi Pangan untuk Memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG)
Masing – Masing Angggota Keluarga (dalam Satuan Porsi)
Anggota
keluarga
Umur
(Th)
Jenis
Kelamin
Jumlah Porsi
Pangan
Pokok
Lauk
Hewani
Lauk
Nabati Sayuran Buah Susu Gula Minyak
Ayah 40 Laki-laki 8 p 3 p 3 p 3 p 5 p - 2 p 7 p
Ibu 35 Perempuan 5 p 3 p 3 p 3 p 5 p - 2 p 6 p
Anak 12 Perempuan 4 p 2 p 2 p 2 p 3 p 1 p 2 p 4 p
Total Kebutuhan Keluarga 17 p 8 p 8 p 8 p 13 p 1 p 6 p 17 p
Sumber : Pedoman Gizi Seimbang, Kementrian Kesehatan, 2014.
Keterangan :
1 porsi pangan pokok setara dengan 100 gram nasi atau padanan bahan penukarnya (Tabel A)
1 porsi lauk hewani setara dengan 35 gram daging sapi atau padanan bahan penukarnya (Tabel B.1, B.2, B.3, dan B.4)
1 porsi lauk nabati setara dengan 50 gram tempe atau padanan bahan penukarnya (Tabel C)
1 porsi sayuran setara dengan 100 gram sayuran (Tabel D.1, D.2, dan D.3)
1 porsi buah setara dengan 50 gram pisang ambon atau padanan bahan penukarnya (Tabel E)
1 porsi susu setara dengan 200 gram susu sapi segar atau padanan bahan penukarnya (Tabel F.1). susu dapat diganti dengan sumber
protein hewani lainnya dalam hal jumlah porsi yang sama
1 porsi gula setara dengan 10 gram gula, 1 sdm = 20 gram gula
1 porsi minyak setara dengan 5 gram minyak (G.1)
Lampiran 10
Daftar Bahan Penukar
Daftar bahan penukar adalah daftar yang memuat berbagai bahan
makanan sebagai sumber zat gizi tertentu yang kandungannya relatif
sama sehingga dalam kelompok pangan yang sama, satu jenis pangan
dengan ukuran 1 SP/Porsi dapat ditukar dengan 1 SP/porsi jenis pangan
lainnya. Ukuran SP (satuan penukar) adalah ukuran rumah tangga (URT)
atau gram.
1. Makanan Pokok Sumber Karbohidrat
Satu porsi nasi setara ¾ gelas = 100 gram, mengandung 175 kkal, 4
gr protein dan 40 gram karbohidrat. Bahan makanan yang dapat
digunakan sebagai penukar satu porsi nasi terdapat pada Tabel A.
Tabel A Daftar Pangan Sumber Karbohidrat sebagai
Penukar 1 (Satu) Porsi Nasi
Bahan Makanan
URT Berat
(gram) Bahan Maknan URT
Berat (gram)
Nasi Jagung 3/4 gls 100 Tepung Tapioka 8 sdm 50
Jagung Segar*
3 bh sdg 125 Tepung Sagu 8 sdm 50
Cantel ½ gls 50 Tepung Singkong 5 sdm 50
Jawawut ½ gls 50 Tape Singkong 1 ptg sdg 100
Jali 1/3 gls 60 Beras Singkong (Rasi)
1 gls 50
Hotong 1/3 gls 50 Rasi Kukus - 175
Maizena 10 sdm 50 Tiwul ½ gls 50
Singkong 1½ ptg 120 Tiwul Kukus 1 gls 100
Talas ½ bj sdg 125 Mie Bendo/Mie Singkong
1 prg sdg 50
Kentang 2 bh sdg 210 Mie Bendo Rebus 175
Kentang Hitam
12 bj 125 Beras Aruk 1/3 gls 50
Ubi Jalar Kuning
1 bj sdg 135 Hotong Kukus - 150
Sukun 3 ptg sdg 150 Jali Kukus - 150
2. Lauk Pauk Sumber Protein Hewani
Satu porsi setara 1 potong sedang ikan segar seberat 40 gram, yaitu
setara dengan 7 gram protein, 2 gr lemak, dan 50 kkal.
Bahan makanan yang dapat digunakan sebagai penukar satu porsi
lauk pauk sumber protein hewani setara ikan segar terdapat pada Tabel
B.1.
Tabel B.1. Daftar Bahan Makanan Sumber Protein Hewani
Sebagai Penukar 1 (Satu) Porsi Ikan Segar
Bahan Makanan URT Berat (gram)
Daging Ayam 1 ptg sdg 40
Daging Sapi 1 ptg sdg 35
Hati Sapi 1 ptg sdg 50
Ikan Asin 1 ptg kcl 15
Ikan Teri Kering 1 sdm 20
Telur Ayam 1 btr 55
Udang Basah 5 ekor sdg 35
Menurut kandungan lemak, kelompok lauk pauk dibagi menjadi 3
golongan, yaitu:
a. Golongan A : Rendah lemak
Daftar pangan sumber protein hewani yang dapat digunakan sebagai
satu satuan penukar yang mengandung 7 gram protein, 2 gram lemak, dan
50 kalori terdapat pada tabel B.2.
Tabel B.2. Bahan Makanan Penukar Sumber ProteinHewani
yang Termasuk Golongan Rendah Lemak
Bahan Makanan
URT Berat (gram)
Bahan Makanan URT Berat (gram)
Daging ayam 1 ptg sdg 40 Sepat kering 1 ptg sdg 20
Daging kerbau 1 ptg sdg 35 Teri nasi 1/3 gls 20
Daging asap 1 lbr 20 Udang segar 5 ekor sdg 35
Dendeng sapi 1 ptg sdg 15 Ikan teri kering 1 sdm 20
Gabus kering 1 ekor kcl 10 Ikan cakalang asin 1 ptg sdg 20
Hati sapi 1 ptg sdg 50 Kerang ½ gls 90
Ikan asin kering 1 ptg sdg 15 Ikan lemuru 1 ptg sdg 35
Babat 1 ptg sdg 40 Putih telur ayam 2 ½ btr 65
Ikan Segar 1 ptg sdg 40 Rebon kering 2 sdm 10
Cumi-cumi 1 ekor kcl 45 Rebon basah 2 sdm 45
Ikan kakap 1/3 ekor
bsr 35 Selar kering 1 ekor 20
Ikan kembung 1/3 ekor 30 Ikan mujair 1/3 ekor 30
sdg sdg
Ikan lele 1/3 ekor
sdg 40 Ikan peda 1 ekor kcl 35
Ikan mas 1/3 ekor
sdg 45 Ikan pindang
½ ekor sdg
25
b. Golongan B : Lemak Sedang
Daftar pangan sumber protein hewani dengan satu satuan penukar
yang mengandung 7 gram protein, 5 gram lemak, dan 75 kalori terdapat
pada Tabel B.3.
Tabel B.3. Bahan Makanan Penukar Sumber ProteinHewaniyang
Termasuk Golongan Lemak Sedang
Bahan Makanan
URT Berat (gram)
Bahan Makanan
URT Berat (gram)
Bakso 10 bj sdg 170 Otak 1 ptg bsr 65
Daging kambing
1 ptg sdg 40 Telur ayam
1 btr 55
Daging sapi
1 ptg sdg 35 Telur bebek asin
1 btr 50
Ginjal sapi 1 ptg bsr 45 Telur puyuh
5 btr 55
Hati ayam 1 bh sdh 30 Usus sapi 1 ptg
bsr 50
c. Golongan C : Tinggi Lemak
Daftar pangan sumber protein hewani dengan satu satuan penukar
yang mengandung 7 gram protein, 13 gram lemak, dan 150 kalori terdapat
pada Tabel B.4.
Tabel B.4. Bahan Makanan Penukar Sumber Protein Hewani yang
Termasuk Golongan Tinggi Lemak
Bahan Makanan URT Berat
(gram) Bahan Makanan URT
Berat
(gram)
Bebek 1 ptg sdg 45 Ham 1 ½ ptg kcl 40
Belut 3 ekor 45 Sardencis ½ ptg 35
Kornet daging sapi 3 sdm 45 Kuning telur ayam 4 btr 45
Ayam dgn kulit 1 ptg sdg 40 Telur bebek 1 btr 55
Daging babi 1 ptg sdg 50 Sosis ½ ptg 50
3. Lauk Nabati
Satu porsi tempe setara dengan 2 potong sedang (50 gram),
mengandung 80 kkal, 6 gram protein, 3 gram lemak dan 8 gram
karbohidrat. Bahan makanan yang dapat digunakan sebagai penukar satu
porsi tempe terdapat pada Tabel C.
Tabel C. Bahan Makanan Penukar Sumber Protein Nabati
(Setara 1 Porsi Tempe)
Bahan Makanan
URT Berat (gram)
Bahan Makanan
URT Berat (gram)
Kacang hijau 2 ½ sdm 25 Kacang tanah kupas
2 sdm 20
Kacang kedelai
2 ½ sdm 25 Keju kacang tanah
1 sdm 15
Kacang merah
2 ½ sdm 25 Kacang tolo 2 sdm 20
Oncom 2 ptg sdg 50 Tahu 1 ptg sdg
100
Kacang mete 1 ½ sdm 15 Kembang tahu 1 lbr 20
Petai segar 1 ppn/ bj bsr
20 Sari kedelai 2½ sdm
185
4. Sayur
Kelompok sayuran dibagi menjadi 3 golongan berdasarkan
kandungan kalorinya.
a. Sayuran Kelompok A :
Satu porsi mengandung sedikit sekali kalori. Sayuran ini boleh
digunakan sekehendak tanpa diperhitungkan banyaknya.
Tabel D.1. Bahan Makanan Penukar 1 (Satu) Porsi
Sayuran Kelompok A
Jenis Sayuran Kelompok A
Gambas Jamur kuping
Ketimun Labu air
Selada Lobak
Tomat sayur Selada air
Daun bawang Oyong
b. Sayuran Kelompok B:
Satu porsi sayuran kelompok B adalah 100 gram sayuran mentah
atau kurang lebih 1 (satu) gelas sayuran setelah dimasak atau ditiriskan,
yang setara dengan 25 kkal, 5 gram karbohidrat, dan 1 gram protein.
Tabel D.2. Bahan Makanan Penukar 1 (Satu) Porsi
Sayuran Kelompok B
Jenis Sayuran Kelompok B
Bayam Kol Brokoli Kembang Kol
Bit Labu waluh Buncis Labu siam
Daun kecipir Pepaya muda Daun kacang panjang
Pare
Daun talas Kapri muda Genjer Rebung
Jagung muda Sawi Kemangi Taoge
Kangkung Terong Kacang panjang Wortel
c. Sayuran Kelompok C:
Satu porsi sayuran kelompok B adalah 100 gram sayuran mentah
atau kurang lebih 1 (satu) gelas sayuran setelah dimasak atau ditiriskan,
yang setara dengan 50 kkal, 10 gram karbohidrat, dan 3 gram protein.
Tabel D.3. Bahan Makanan Penukar 1 (Satu) Porsi
Sayuran Kelompok C
Jenis Sayuran Kelompok C
Bayam merah Daun pepaya Taoge kedelai
Daun singkong Kluwih Mangkokan
Melinjo Daun melinjo Daun talas
Daun katuk Kacang kapri Nangka muda
5. Buah
Satu porsi buah setara dengan 1 buah pisang ambon ukuran sedang
(50 gr); yaitu mengandung energi 50 kkal dan 10 gram karbohidrat.
Tabel E. Bahan Makanan Penukar 1 (Satu) Porsi Buah
Bahan Makanan
URT Berat (gram)
Bahan Makanan
URT Berat
(gram)*
Alpokat ½ bh bsr 50 Kedondong 2 bh sdg/bsr 100/120
Anggur 20 bh sdg 165 Kesemek ½ buah 65
Apel merah 1 bh kcl 85 Kurma 3 bh 15
Apel malang 1 bh sdg 75 Mangga ¾ bh besar 90
Belimbing 1 bh bsr 125-140
Manggis 2 bh sdg 80
Blewah 1 ptg sdg 70 Markisa ¾ bh sdg 35
Duku 10-16 bh
sdg 80 Melon 1 ptg 90
Durian 2 bj bsr 35 Nangka masak
3 bj sdg 50
Jambu air 2 bh sdg 100 Nenas ¼ bh sdg 85
Jambu biji 1 bh bsr 100 Pepaya 1 ptg bsr 100-190
Jambu bol 1 bh kcl 90 Pisang ambon
1 bh sdg 50
Jeruk bali 1 ptg 105 Pisang kapok
1 bh 45
Jeruk garut 1 bh sdg 115 Pisang mas 2 bh 40
Jeruk manis 2 bh sdg 100 Jeruk nipis 1 ¼ gls 135
Pisang raja 2 bh kecil 40 Semangka 2 ptg sedang 180
Rambutan 8 bh 75 Sirsak ½ gls 60
Sawo 1 bh sdg 50 Srikaya 2 bh besar 50
Salak 2 bh sdg 65 Strawberry 4 bh sedang 215
*) berat tanpa kulit dan biji (berat bersih)
6. Susu
Satu satuan penukar mengandung 139 kkal, 7 gram protein, 7 gram
lemak dan 9 gram karbohidrat. Bahan makanan yang dapat digunakan
sebagai penukar satu porsi susu terdapat pada Tabel F
Tabel F Bahan Makanan Penukar Susu
sebagai Sumber Protein Hewani
Bahan Makanan URT Berat (gram)
Susu sapi 1 gls 200
Susu kambing ¾ gls 185
Susu kental tak manis ½ gls 100
Susu kerbau ½ gls 100
Yogurt 1 gls 200
Tepung susu krim 4 sdm 20
Tepung susu whole 5 sdm 25
7. Minyak
Satu porsi minyak = ½ sendok makan = 5 gram, mengandung 45 kkal
dan 5 gram lemak. Bahan makanan yang dapat digunakan sebagai
penukar satu porsi minyak terdapat pada Tabel G
Tabel G Bahan Penukar Minyak sebagai Sumber Lemak
Bahan Makanan URT Berat (gram)
Minyak goreng ½ sdm 5
Minyak kelapa ½ sdm 5
Margarin ½ sdm 5
Kelapa 1 ptg kcl 30
Kelapa parut 5 sdm 30
Santan ½ gls 50
Minyak ikan ½ sdm 5
Lemak babi 1 ptg kcl 5
Lemak sapi 1 ptg kcl 5
Mentega ½ sdm 5
Lampiran 11
Daftar Kandungan Gizi Bahan Makanan Selain Beras dan Terigu
(Penggunaan bahan pangan berikut sebagai pengganti pangan pokok perlu memperhatikan Bagian Dapat
Dimakan/BDD dan kandungan energinya)
Lampiran 12
INFORMASI SINGKAT TENTANG KEAMANAN PANGAN
1. Pangan yang aman adalah pangan yang terbebas dari
kemungkinan cemaran mikrobiologi, kimia, dan fisik/benda lain yang
dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan
manusia. Konsumsi pangan beragam dan bergizi seimbang tidak akan
berarti, jika makanan yang dikonsumsi masyarakat tidak aman dari
cemaran, baik cemaran mikroba, kimia, maupun fisik.
2. Bahan Tambahan Pangan (BTP) merupakan bahan atau campuran
bahan yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku
pangan. Produsen makanan biasanya menambahkan BTP dengan
tujuan untuk: (1) Mengawetkan pangan, (2) Membentuk pangan, (3)
Memberikan warna, (4) Meningkatkan kualitas pangan, (5) Menghemat
biaya, (6) Memperbaiki tekstur, (7) Meningkatkan cita rasa, dan (8)
Meningkatkan stabilitas. Penambahan BTP ini dibenarkan dan
diperbolehkan untuk meningkatkan mutu dan daya tarik dari
makanan tersebut, sepanjang BTP yang ditambahkan masih dalam
batas-batas yang diperbolehkan oleh pemerintah karena terbukti aman
dikonsumsi dan ditambahkan sesuai dengan aturannya.
3. Beberapa bahan yang dilarang digunakan dalam penyiapan,
pengolahan maupun penyajian makanan, yaitu: (1) Asam Borat/Boraks
dan senyawanya seperti bleng dan pijer, (2) Asam Salisilat dan
garamnya, (3) Dietilpirokarbonat, (4) Dulcin, (5) Kalium Klorat, (6)
Kloramfenikol, (7) Minyak nabati yang dibrominasi, (8) Nitrofurazon,
dan (9) Formalin. Adapun beberapa zat warna berbahaya juga dilarang
digunakan adalah metanil yellow, rhodamin B, Sudan G, karena biasa
digunakan sebagai pewarna tekstil.
4. Pengemasan merupakan salah satu cara pengawetan dan teknik untuk
menjaga agar bahan pangan tetap aman. Untuk menjaga makanan tetap
aman dan terlindungi dari berbagai cemaran, sebaiknya makanan
dikemas dalam kemasan yang memenuhi syarat. Petunjuk penggunaan
kemasan antara lain:
a. Gunakan bahan-bahan kemasan yang diizinkan atau yang alami,
seperti daun pisang, daun jati, daun kunyit, dsb.
b. Pastikan bahwa kemasan yang digunakan dalam keadaan
bersih, misalnya telah dicuci dan dijemur di tempat yang tidak mudah
tercemar.
c. Jangan gunakan bahan yang dinyatakan terlarang dan/atau yang
mengandung cemaran yang membahayakan kesehatan manusia,
seperti kertas bekas fotokopi atau koran/kertas bekas yang tintanya
mengandung senyawa timbal (Pb), klips dan jarum.
d. Lakukan pengemasan pangan secara benar untuk menghindari
terjadinya kontaminasi/pencemaran.
5. Tips memilih bahan pangan segar yang aman, diantaranya:
a. Buah dipilih yang bersih, segar dan berwarna cerah.
b. Sayur dipilih yang berdaun bersih dan masih utuh.
c. Daging (sapi, kambing) dipilih yang berbau segar dan berwarna
merah cerah.
d. Ikan dipilih yang kondisi sisik kuat, mata jernih, dan insang yang
merah cerah.
e. Daging unggas yang segar, tidak berair bila ditekan dan tidak kaku.
6. Ciri-ciri makanan yang mengandung bahan kimia berbahaya:
a. Formalin
Mi basah: Tekstur liat (tidak mudah putus), tidak lengket, lebih
mengkilap (seperti berminyak), tidak rusak sampai dua hari pada
suhu kamar (25ºC), dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu
lemari es (10°C).
Tahu: Teksturnya terlampau keras, kenyal tetapi tidak padat,
bau agak menyengat, aroma kedelai tak nyata, tidak mudah hancur
dan awet sampai 3 hari dalam suhu kamar (25ºC), dan bertahan
15 hari pada suhu lemari es (10ºC).
Ikan: Warna insang merah tua tidak cemerlang, bukan merah
segar, warna daging ikan putih bersih, bau menyengat tetapi bau
amis ikan tidak nyata terasa, dan tidak rusak sampai 3 hari pada
suhu kamar (25ºC).
Ikan asin: Tekstur liat, warna bersih cerah dan tidak berbau khas
ikan asin. Tidak dihinggapi lalat di area berlalat, tidak rusak sampai
lebih dari 1 bulan pada suhu 25ºC.
Bakso: Teksturnya sangat kenyal, tidak rusak sampai 2 hari pada
suhu kamar (25ºC).
Ayam potong: Teksturnya kencang, tidak disukai lalat, warna
putih bersih, dan tidak rusak sampai 2 hari pada suhu kamar (25ºC).
Contoh bahan pangan yang beresiko terhadap penyalahgunaan formalin :
Daging sapi Daging ayam Bakso Mie basah
Ikan Segar Ikan Asin Tahu
b. Boraks
Mi basah: Teksturnya kental, lebih mengkilap, tidak lengket, dan
tidak cepat putus.
Bakso: Teksturnya sangat kenyal, warna tidak kecoklatan seperti
penggunaan daging, tetapi lebih cenderung lebih putih, dan bau
khas daging tidak nyata terasa.
Snack: Misalnya lontong, teksturnya sangat kenyal, berasa tajam,
sangat gurih, dan memberikan rasa getir.
Kerupuk: Teksturnya renyah dan bisa menimbulkan rasa getir.
Gula merah: Tekstur sangat keras dan susah dibelah, serta terlihat
butiran-butiran mengkilap di bagian dalam.
Contoh penyalahgunaan boraks pada bahan pangan:
Mie Basah Bakso Lontong
c. Rhodamin B dan methanyl yellow
Warnanya cerah mengkilap, mencolok, dan tidak homogen (ada
yang menggumpal)
Ada sedikit rasa pahit
Muncul rasa gatal di tenggorokan setelah mengonsumsinya
Baunya tidak alami sesuai jenis makanannya
Contoh pangan yang mengandung bahan pewarna berbahaya (bahan
pewarna non pangan) :
Terasi Kerupuk Jajanan Arum Manis
7. Lima kunci keamanan pangan yang perlu diperhatikan dalam
mempersiapkan bahan pangan yaitu :
a. Menjaga kebersihan
Mencuci tangan sebelum mengolah pangan dan sesering mungkin
selama pengolahan pangan.
Mencuci dan menjaga sanitasi seluruh permukaan yang kontak
dengan pangan dan alat untuk pengolahan pangan.
Menjaga area dapur dan bahan pangan pangan dari serangga,
hama dan binatang.
b. Memisahkan pangan mentah dan matang
Memisahkan daging sapi, unggas dan pangan hasil laut dengan
pangan lain.
Menggunakan peralatan terpisah, seperti pisau atau talenan untuk
pengolahan pangan mentah.
Menyimpan pangan dalam wadah untuk menghindari kontak
antara pangan mentah dan pangan matang.
c. Memasak bahan pangan dengan benar
Memasak pangan dengan benar, terutama daging sapi, unggas,
telur dan pangan hasil laut.
Merebus pangan sampai mendidih.
Memanaskan kembali pangan secara benar.
d. Menjaga pangan pada suhu aman
Menyimpan segera semua pangan yang cepat rusak dalam lemari
pendingin.
Jangan menyimpan pangan terlalu lama dalam lemari pendingin.
Jangan membiarkan pangan beku mencair pada suhu ruang.
e. Mengunakan air dan bahan baku aman
Penggunaan air yang aman atau beri perlakuan agar air aman.
Memilih pangan segar dan bermutu.
Memilih cara pengolahan yang menghasilkan pangan aman, seperti
susu pasteurisasi.
Mencuci buah dan sayur, terutama yang dimakan mentah,
dengan air mengalir.
Jangan mengkonsumsi pangan yang sudah kadaluwarsa
Lampiran 13
Jenis Bahan Pangan Kaya Kandungan Zat Besi (Fe)
1. Pangan Hewani
Jenis pangan Kandungan Fe
(mg/100 g BDD) Jenis pangan
Kandungan Fe
(mg/100 g BDD)
Hati sapi 6,60 Susu kambing 2,7
Ginjal domba 9,2 Kerang 15,6
Ginjal sapi 7,9 Ikan sidat 3,0
Usus sapi 4,0 Ikan lokan 10,9
Daging kerbau 3,3 Udang segar 8,00
Daging sapi 2,8 Bandeng 3,0
Daging domba 2,6 Ikan baronang 3,8
Telur bebek 3,5 Ikan banjar 7,3
Telur ayam
kampung
4,9 Jantung ikan
cakalang
3,4
Kuning telur ayam 7,20 Teri 3,9
Kuning telur bebek 7,00 Belut laut 3,0
Bebek alabio 4,8 Rajungan 2,2
Belibis 9,6 Rebon 2,2
Sumber : Tabel Komposisi Pangan Indonesia - Persagi, 2009
2. Kacang-kacangan
Jenis pangan Kandungan Fe
(mg/100 g BDD)
Jenis pangan Kandungan Fe
(mg/100 g BDD)
Kacang bogor 5,3 Kacang hijau 7,5
Kacang kedelai 10,0 Biji mente 3,8
Kacang merah 3,7 Kacang tanah 5,7
Kacang tolo 13,9 Kacang tunis 6,9
Kenari 7,7 Komak polong 13,1
Koro andong 6,2 Kacang gude 4,7
Sumber : Tabel komposisi pangan Indonesia - Persagi, 2009
3. Sayuran
Jenis pangan Kandungan Fe
(mg/100 g
BDD)
Jenis pangan Kandungan Fe
(mg/100 g
BDD) Daun lamtoro 3,9 Daun gandaria 4,7
Bayam 3,5 Daun jambu mete 8,9
Daun leunca 6,1 Daun jonghe 9,5
Daun bangun-
bangun
13,6 Daun kacang
panjang
4,5
Bunga pepaya 4,2 Daun katuk 3,5
Daun bluntas 5,6 Daun kubis 3,4
Daun kecipir 6,2 Daun mengkudu 6,9
Daun kedondong 6,2 Daun melinjo 4,2
Daun kelor 6,0 Daun poh pohan 5,9
Daun kol sawi 3,2 Daun selasih 13,9
Daun koro 6,2 Daun semanggi 7,0
Daun pare 3,3 Daun talas 2,4
Daun ubi merah 6,4 Kerokot 3,6
Komak polong 13,1 Kangkung 2,3
Sumber : Tabel Komposisi Pangan Indonesia - Persagi, 2009
4. Buah-buahan
Jenis pangan Kandungan Fe
(mg/100 g BDD)
Jenis pangan Kandungan Fe
(mg/100 g BDD)
Belimbing 1,1 Duwet 1,3
Carica papaya 1,8 Jambu air 1,1
Cempedak 1,5 Kedondong 2,8
Durian 1,3 Kokosan 1,3
Markisa 1,4 Pepaya 1,7
Salak 4,2 Rambutan binjai 1,2
Srikaya 2,7 Daging pala 1,5
Sumber : Tabel Komposisi Pangan Indonesia - Persagi, 2009
Catatan :
1. Selama memasak, sebaiknya bahan pangan jangan dimasak
terlalu lama agar zat besi tidak terbuang. Oleh karena itu bahan
pangan perlu dipotong tipis-tipis atau dicincang agar cepat matang.
2. Hampir semua sayuran, terutama bayam harus langsung dimakan
setelah dimasak. Sayuran matang yang dibiarkan lebih dari dua jam
dapat merusak vitamin & mineral serta dikhawatirkan muncul reaksi
kimia yang menyebabkan sayur tidak layak (berbahaya) untuk
dimakan.
3. Saat hendak memasak sayuran, biarkanlah air mendidih selama
beberapa menit baru sayuran dimasukkan. Membiarkan air sampai
mendidih akan membuat air kehilangan sejumlah oksigen. Kandungan
oksigen yang tinggi dalam air dapat menghilangkan vitamin C.
Memasak sayuran dengan air dingin hingga mendidih bisa membuat
sayuran kehilangan hingga 12 kali kandungan vitamin C-nya. Vitamin
C dapat membantu penyerapan zat besi dalam tubuh.
4. Bila tubuh dalam kondisi kekurangan zat besi, sangat tidak disarankan
mengonsumsi makanan sumber zat besi dibarengi dengan minum
teh atau kopi. Senyawa tanin yang banyak terdapat di dalam teh
dan kopi dapat menghambat penyerapan zat besi dialam tubuh.
Lampiran 14. Lembar Penilaian dan Rekapitulasi Hasil Penilaian Lomba
Lampiran 14.1
Lembar Penilaian Resep
NO NO PESERTA
NILAI RESEP NILAI
AKHIR
(60% x kol 3) + (20% x
kol.4) + (20% x kol.5)
Resep menu 2 Hari (60%)
Profil Pangan Lokal (20%)
Biaya Menu B2SA (20%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1
2
3
.....
dst
Lampiran 14.2
Lembar Penilaian Saat Display
No Peserta : ........
Keseimbangan Menu
Keanekaragaman Jenis
Pangan
Kreativitas Pengembangan
Resep Cita Rasa
Tampilan, Penyajian, dan Aspek Keamanan Pangan
(20%) (10%) (25%) (25%) (20%)
(Antar waktu
makan dan antar
kelompok pangan)
(Rasa, bau
dan Tekstur)
(Kesegaran, warna, bentuk, konsistensi, ketepatan penggunaan
alat dan cara menata makanan, kebersihan, penggunaan BTP dan
kemasan)
Keterangan : Nilai terendah: 60 Nilai tertinggi: 100
Juri
(............................................)
Lampiran 14.3
Lembar Rekapitulasi Penilaian Saat Display
Lomba Cipta Menu Tingkat Provinsi Tahun 2018
Keterangan :
Nilai rekap dari Lembar Penilaian Saat Penyajian (Lampiran 14.2)
Lampiran 14.4
Lembar Rekapitulasi Penilaian
Lomba Cipta Menu Tingkat Provinsi Tahun 2018
NO NO
PESERTA
NILAI RESEP (10%) NILAI LOMBA (80%)
Dukungan Penerapan
Konsumsi B2SA
(10%) TOTAL
(KOL 4 +
6 + 8)
KETERANGAN Rata-rata
Nilai
(Lampiran
14.1)
10% x
kol 3
Nilai Akhir
(Lampiran
14.3)
80%
x kol
5
Nilai Akhir
(Lampiran 6)
10% x
kol 7
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1
2
3
4
5
...
dst
Keterangan :
Nilai diperoleh dari Lembar Penilaian Resep, Lembar Rekapitulasi Penilaian Saat Display, dan Dukungan Penerapan
Konsumsi B2SA (Lampiran 14.1, 14.3, dan Lampiran 6).
Lampiran 14.5
Lembar Rekapitulasi Penilaian
Penghargaan Kreasi Menu Seimbang dan Beragam
Lomba Cipta Menu Tingkat Provinsi Tahun 2018
NO NO PESERTA
PENGHARGAAN KREASI MENU SEIMBANG DAN BERAGAM
RATA-RATA KET
JURI
I II III
(1) (2) (3) (4) (5) (8) (9)
1
2
3
...
dst
Keterangan :
Nilai diperoleh dari Lembar Penilaian Saat Display; Aspek Keseimbangan Menu dan Keanekaragaman Jenis Pangan (Lampiran
14.2).
Lampiran 14.6
Lembar Rekapitulasi Penilaian
Penghargaan Kreasi Pengembangan Resep dan Cita Rasa
Lomba Cipta Menu Tingkat Provinsi Tahun 2018
NO NO PESERTA
PENGHARGAAN KREASI PENGEMBANGAN RESEP DAN CITA
RASA RATA-RATA KET
JURI
I II III
(1) (2) (3) (4) (5) (8) (9)
1
2
3
...
dst
Keterangan :
Nilai diperoleh dari Lembar Penilaian Saat Display; Aspek Kreativitas Pengembangan Resep dan Cita Rasa (Lampiran 14.2).
Lampiran 14.7
Lembar Rekapitulasi Penilaian
Penghargaan Kreasi Penampilan, Penyajian Menu, dan Aplikatif
Lomba Cipta Menu Tingkat Provinsi Tahun 2018
NO NO PESERTA
PENGHARGAAN KREASI PENAMPILAN, PENYAJIAN MENU, DAN
APLIKATIF RATA-RATA KET
JURI
I II III
(1) (2) (3) (4) (5) (8) (9)
1
2
3
...
dst
Keterangan :
Nilai diperoleh dari Lembar Penilaian Saat Display; Aspek Penyajian Makanan dan Apliaktif (Lampiran 14.2).