35
LOMBA KARYA CIPTA MARITIM NASIONAL 2013 SEMARAK MAHASISWA PERKAPALAN 7 ITS “FLOATING BANK”: BANK APUNG SEBAGAI SOLUSI LAYANAN PERBANKAN KELILING DI KAWASAN PESISIR PULAU SEBATIK Diusulkan oleh : Danang M. Pratomo (4109100066) Angkatan 2009 Narendra Agrawira Cakasana (4109100092) Angkatan 2009 Ahmad Khoisya Yuliarga (4310100010) Angkatan 2010 BIMARUCI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2013

Lomba Karya Cipta Maritim Nasional 2013

Embed Size (px)

DESCRIPTION

lomba

Citation preview

  • LOMBA KARYA CIPTA MARITIM NASIONAL 2013

    SEMARAK MAHASISWA PERKAPALAN 7 ITS

    FLOATING BANK: BANK APUNG SEBAGAI SOLUSI LAYANAN PERBANKAN KELILING DI KAWASAN PESISIR PULAU SEBATIK

    Diusulkan oleh :

    Danang M. Pratomo (4109100066) Angkatan 2009

    Narendra Agrawira Cakasana (4109100092) Angkatan 2009

    Ahmad Khoisya Yuliarga (4310100010) Angkatan 2010

    BIMARUCI

    INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

    SURABAYA

    2013

  • i

    LOMBA KARYA CIPTA MARITIM NASIONAL 2013

    SEMARAK MAHASISWA PERKAPALAN 7 ITS

    FLOATING BANK: BANK APUNG SEBAGAI SOLUSI LAYANAN PERBANKAN KELILING DI KAWASAN PESISIR PULAU SEBATIK

    Diusulkan oleh :

    Danang M. Pratomo (4109100066) Angkatan 2009

    Narendra Agrawira Cakasana (4109100092) Angkatan 2009

    Ahmad Khoisya Yuliarga (4310100010) Angkatan 2010

    BIMARUCI

    INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

    SURABAYA

    2013

  • ii

    SURAT PERNYATAAN

    Kami yang bertanda tangan di bawah ini:

    Nama (Ketua Kelompok) : Danang Mujianto Pratomo

    NIM : 4109100066

    Nama Perguruan Tinggi : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

    Alamat Lengkap :Rumah Dinas ITS Blok U Jl.T.Komputer II/53

    Menyatakan bahwa karya tulis yang kami sertakan dalam Lomba

    KaryaIlmiahini adalah benar hasil karya kelompok kami dan kami dapat

    menjamin karya inibelum pernah diikutsertakan dalam kegiatan Lomba Karya

    Tulis Ilmiah lainnya.

    Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya tanpa

    unsurpaksaan. Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.

    Kami yang menyatakan,

    (Danang Mujianto Pratomo)

    NRP: 4109100066

  • iii

    Mengetahui,

    Pembantu Rektor

    Bidang Akademik dan Kemahasiswaan

    (Prof.Dr.Ing Herman Sasongko)

    NIP. 196010041986011001

    1. Judul Karya Tulis :FLOATING BANK: BANK APUNG SEBAGAI

    SOLUSI LAYANAN PERBANKAN KELILING DI

    KAWASAN PESISIR PULAU SEBATIK

    2. Sub Tema : Peningkatan aspek sosial-ekonomi masyarakat pesisir

    3. Ketua tim :

    a. Nama Lengkap : Danang Mujianto Pratomo

    b. NIM : 4109100066

    c. Universitas/Institut/Politeknik : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

    Surabaya

    d. Alamat Rumah/Telp/HP : Rumah Dinas ITS Blok U

    Jl.T.Komputer II No.53/085733107421

    e. Alamat email : [email protected]

    4. Anggota Tim/Penulis : 2 orang

    5.Dosen Pendamping

    a. Nama Lengkap dan Gelar : Dr.Ir I Ketut Suastika, M.Sc.

    b. NIP : 19691231 200604 1 178

    c. Alamat Rumah dan HP :Jl. Marina Mas Timur IV/3A Surabaya.

    081385661278

    Surabaya, 21Maret 2013

    Menyetujui,

    DosenPembimbing

    (Dr.Ir I Ketut Suastika, M.Sc)

    NIP. 19691231 200604 1 178

    Ketua Pelaksana Kegiatan,

    (Danang Mujianto Pratomo)

    NRP: 4109100066

  • iv

    DAFTAR ISI

    HALAMAN KULIT MUKA ................................................................................... i

    SURAT PERNYATAAN ....................................................................................... ii

    HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii

    DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv

    DAFTAR TABEL ................................................................................................... v

    DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. v

    ABSTRACT ............................................................................................................ 1

    I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 2

    A. LATAR BELAKANG ............................................................................... 2

    II. TUJUAN .......................................................................................................... 3

    III. METODE ......................................................................................................... 3

    B. TAHAPAN PENULISAN ......................................................................... 3

    C. METODE PENGUMPULAN DATA ........................................................ 5

    D. METODE ANALISA ................................................................................ 5

    E. KERANGKA BERPIKIR .......................................................................... 6

    F. LANDASAN TEORI ................................................................................. 7

    1. GAMBARAN UMUM WILAYAH SASARAN ................................... 7

    2. GOVERNMENT MOBILE..........10

    3. MOBIL LAYANAN PUBLIK......11

    4. DEFINISI BANK......13

    IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 14

    A. MINIMNYA PERBANKAN DI PULAU SEBATIK .......................................... 14

    B. POTENSI PENDUDUK PULAU SEBATIK ....................................................... 15

    C. BANK BRI SEBAGAI BANK RAKYAT DAN PEDESAAN ............................ 19

    D. FLOATING BANK .............................................................................................. 20

    V. KESIMPULAN .............................................................................................. 22

    A. SIMPULAN .......................................................................................................... 22

    B. SARAN ................................................................................................................. 23

    J. DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 24

    K. LAMPIRAN ................................................................................................... 25

    A. Desain Konseptual Floating Bank ........................................................................ 25

    B. BiodataKelompok ................................................................................................. 26

    C. BiodataDosenPembimbing ................................................................................... 29

  • v

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1. Jumlah penduduk Pulau Sebatik ....................................................... 15

    Tabel 2. Presentase Keluarga Kurang Mampu ................................................ 17

    Tabel 3. Pengunjung Pulau Tawau ................................................................. 18

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1. Pembagian Wilayah di Pulau Sebatik ............................................. 7

    Gambar 2. Mobil Pusat Layanan Internet Kecamatan .................................... 12

    Gambar 3. Mobil Bank Keliling BCA ............................................................ 12

  • 1

    FLOATING BANK: BANK APUNG SEBAGAI SOLUSI LAYANAN

    PERBANKAN KELILING DI KAWASAN PESISIR

    PULAU SEBATIK

    DanangM. Pratomo 11, Ahmad Khoisya Yuliarga2, Narendra Agrawira

    Cakasana1.

    1Jurusan Teknik Perkapalan/Fakultas Teknologi Kelautan,Institut Teknologi

    Sepuluh Nopember,2Jurusan Teknik Kelautan/FakultasTeknologi Kelautan, Institut

    Teknologi Sepuluh Nopember

    E-mail: [email protected]

    Abstract

    Vitalnya peranan bank terhadap kemajuan suatu negara, maka hendaknya

    berdampak pada paningkatan taraf hidup masyarakatnya. Namun faktanya,

    kawasan terluar Indonesia justru seringkali sangat sulit mendapatkan layanan

    perbankan. Realita menunjukkan bahwa wilayah perbatasan seperti Pulau

    Sebatik dimana 80% adalah Warga Negara Indonesia, justru sebagian besar

    menggunakan mata uang Ringgit. Karya tulis ini memperkenalkaninovasi

    modifikasi kapal sebagai alternatif bank keliling di wilayah pesisir.

    Selanjutnya kapal tersebut diberinama Floating Bank dengan membawa misi

    layanan perbankan ke daerah pesisir perbatasan Indonesia. Karya tulis ini

    lebih jauh akan mengembangkan program kredit dan pemodalan dari Bank

    BRI untuk kebutuhan masyarakat pesisir Pulau Sebatik. Selain itu secara

    teknis akan mengambangkan desain konseptual dari Kapal yang dimodifikasi

    untuk Floating Bank.

    Keywords: wilayah perbatasan, perbankan, Pulau Sebatik, Ringgit, Floating

    Bank

  • 2

    I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Bank merupakan salah satu elemen terpenting dalam pembangunan

    nasional dan kehidupan bermasyarakat.Pengertian atau definisi bank itu

    sendiri menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992

    tentang Perbankan adalah: Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana

    dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya ke dalam

    masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat

    banyak.Berdasarkan definisi tersebut maka peranan dan fungsi bank

    sangatlah vital dalam masyarakat.Fungsi bank adalah bank berperan dalam

    pembangunan nasional dan bank berperan dalam pembagian pendapatan

    masyarakat. Fungsi bank berperan dalam pembangunan nasional dapat

    diartikan sebagai kegiatan bank dalam menghimpun atau memobilisasi dana

    yang menganggur dari masyarakat dan perusahaan-perusahaan kemudian

    disalurkan ke dalam usaha-usaha yang produktif untuk berbagai sektor

    ekonomi seperti pertanian, pertambangan, perindustrian, pengangkutan,

    perdagangan dan jasa-jasa lainnya akan meningkatkan pendapatan nasional

    dan pendapatan masyarakat.Sedangkan Peranan bank dalam pembagian

    pendapatan masyarakat dijelaskan bahwa sistem perbankan yang kita miliki

    dan kebijakan perkreditan yang tepat bank dapat melaksanakan fungsinya

    dalam membantu pemerintah untuk memeratakan kesempatan berusaha dan

    pendapatan di dalam masyarakat.Dengan demikian kita dapat turut

    mewujudkan masyarakat yang kita cita-citakan, yaitu masyarakat yang adil

    dan makmur (Dr. Ravik Karsidi, 2012).

    Melihat vitalnya peranan bank terhadap kemajuan suatu negara, maka

    hendaknya setiap wilayah di Indonesia harus tersentuh oleh system perbankan

    yang memadai untuk dapat meningkatkan taraf hidup masyarakatnya.Namun

    faktanya, kawasan terluar Indonesia yang menjadi Teras Negara justru

    sangat sulit mendapatkan layanan perbankan.Dalam karya tulis ini kami

    mengambil contoh pada Pulau Sebatik yang langsung berbatasan dengan

    Malaysia di utara Pulau Kalimantan. Menurut Wikipedia.com, dengan total

    penduduk mencapai 105.000 jiwa dimana 80% adalah warga Negara

  • 3

    Indonesia, justru sebagian besar menggunakan Ringgit sebagai media

    pembayaran dan perdagangan. Hal ini diakibatkan oleh kurangnya

    infrastruktur perbankan Indonesia di Pulau Sebatik sehingga masyarakat

    cenderung menggunakan mata uang Malaysia sebagai media pembayaran

    (Adi J. Mustafa, 2009).

    Melihat permasalahan tersebut, kami menyusun sebuah gagasan Floating

    Banksebagai upaya meningkatkan taraf hidup masyarakat dan pembangunan

    infrastruktur Pulau Sebatik serta menjadikan Rupiah sebagai mata uang

    mayoritas bagi warga negara Indonesia di kawasan tersebut. Gagasan ini kami

    yakin sangat efektif dan memberi pengaruh positif yang cukup besar karena

    mampu mengakomodir kebutuhan masyarakat pesisir di Pulau Sebatik akan

    bank dari Indonesia. Hal ini didukung fakta bahwa profesi utama masyarakat

    di Pulau Sebatik adalah sebagai pedagang dan nelayan (M. Rusman, 2012).

    II. TUJUAN

    Adapun yang menjaditujuandalam karya tulis ini iniadalah:

    Tujuan Umum

    Tujuan dari karya tulis ini adalah menciptakan teknologi yang dapat

    mengakomodir kebutuhan masyarakat Pulau Sebatik akan bank.

    Tujuan Khusus

    1. Memudahkan Warga Negara Indonesia (WNI) di Pulau Sebatik

    menyimpan dana dan bertransaksi di bank.

    2. Meningkatkan perokonomian WNI di Pulau Sebatik.

    3. Meningkatkan peran serta dari berbagai pihak (pemerintah, masyarakat

    luas, stakeholder) dalam menekan angka kemiskinan di Pulau Sebatik.

    III. METODE

    A. Tahapan Penulisan

    Penyusunan karya tulis ini memiliki tahapan-tahapan dalam proses

    penulisannya yang dilakukan sebagai landasan untuk pengembangan

    konsepdasardalam perumusan permasalahan yang diangkat. Tahapan-tahapan

    tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

  • 4

    1. Tahap perumusan tema dan permasalahan

    Kami mengambil topik mengenai kebutuhan perbankan di Pulau

    Sebatik karena di kawasan tersebut faktanya masih minim akan layanan

    perbankan Indonesia. Sebagian besar warga di sana mengambil kredit

    atau peminjaman modal ke kreditur dari Malaysia karena lebih banyak

    akses dan kemudahannya. Berdasarkan hal tersebut kami rasa perlu

    adanya layanan perbankan yang mobile sehingga mampu mencapai

    kawasan kawasan yang selama ini kekurangan layanan perbankan

    Indonesia.Dengan demikian harapan kami Pulau Sebatik dapat maju

    berkat layanan dari negeri sendiri, bukan dari Malaysia.

    2. Tahap pengumpulan landasan teori dan data

    Pada tahapan ini kami menggunakan data data yang berasal dari

    jurnal, buku teks, maupun internet sebagai penunjang latar belakang

    dan permasalahan yang kami angkat. Data data tersebut nantinya akan

    menggambarkan secara faktual kondisi di Pulau Sebatik yang

    memerlukan layanan perbankan Indonesia.

    3. Tahap analisis

    Tahap penganalisaan data dan teori yang digunakan dalam penulisan

    ini, kami rumuskan dalam tahapan ini. Keduanya akan disintesa dan

    dihubungkan dengan permasalahan yang kami angkat sehingga

    hubungan antara permasalahan yang berasal dari data factual dan teori

    yang kami gunakandapat menemukan alternatif solusinya.

    Melihat permasalahan akan kebutuhan layanan perbankan Indonesia di

    Pulau Sebatik, kami mengusulkan adanya layanan kapal bank keliling

    sebagai alternatif solusi.Hal ini didukung oleh letak dan kondisi

    geografis yang berbentuk pulau kecil namun belum dibangun sarana

    infrastruktur jalan yang memadai.Kondisi demografis kependudukan

    masyarakat disana juga bekerja sebagai pedagang dan nelayan yang

    tentunya sudah sangat akrab dengan kapal.Maka harapan kami kapal

  • 5

    bank mobile yang kami konsep dapat memberikan pemecahan masalah

    tersebut.

    4. Tahapan kesimpulan dan rekomendasi

    Tahap ini bertujuan untuk menyimpulkan keseluruhan isi penulisan

    menjadi satu pemahaman yang utuh dan bersifat komprehensif.

    Berdasarkan kesimpulan yang diambil dari keseluruhan isi penulisan

    akan ditemukan beberapa alternatif solusi yang dapat ditawarkan untuk

    mengatasi permasalahan yang dibahas.

    B. Metode Pengumpulan Data

    Pengumpulan data yang dilakukan dalam penyusunan makalah ini

    menggunakan beberapa metode-metode yaitu :

    1. Tinjauan pustaka

    Data-data yang diperoleh diambil darireverensi buku yang diperoleh

    dari perpustakaan yang memiliki relevansi dengan pembahasan.

    2. Tinjauan media

    Informasi-informasi lain yang diperoleh sebagai input dalam

    penyusunan makalah ini juga diperoleh dari internet, media cetak dan

    media elektronik Informasi yang diperoleh dalam tinjauan ini

    merupakan tambahan dari teori-teori yang menjadi acuan.

    C. Metode Analisa

    Metode pendekatan pada proses analisa yang dilakukan dalam penulisan

    karya tulis ini adalah,

    1. Metode analisa deskriptif yaitu analisa untuk mengelola dan

    menafsirkan data yang diperoleh sehingga dapat menggambarkan

    keadaan yang sebenarnya pada obyek yang dikaji.

    2. Metode analisa komparatif untuk melihat perbandingan gagasan yang

    ditawarkan dengan beberapa teori yang relevan dengan gagasan.

  • 6

    D. Kerangka Berpikir

    Tulisan ini memiliki kerangka berpikir dalan proses penulisannya.

    Kerangka atau alur berpikir digunakan untuk mempermudah proses penulisan.

    Adapun kerangka berpikir dalam tulisan ini akan dijelaskan pada gambar

    berikut ini.

    START

    IDE TULISAN

    Kurangnya peran perbankan di Pulau Sebatik

    Penggunaan Ringgit Malaysia sebagai mata uang mayoritas WNI di Pulau Sebatik

    Kondisi Geografis Pulau Sebatik

    LANDASAN TEORI

    Gambaran Umum Kondisi Wilayah Pulau Sebatik

    Konsep Goverment Mobile

    Definisi dan Jenis Bank

    Kondisi Kependudukan dan Perekonomian warga Pulau Sebatik

    Peran dan fungsi Bank pada Pembangunan Nasional

    DESAIN KONSEPTUAL BANK APUNG YANG SESUAI

    DENGAN WILAYAH OPERASI DI PULAU SEBATIK

    EKSPLORASI PERMASALAHAN

    Ironi dari penggunaan dua mata uang Ringgit dan Malaysia di wilayah perbatasan Pulau Sebatik

    Minimnya palayanan perbankan Indonesia di Pulau Sebatik yang berdampak pada rendahnya taraf hidup WNI dibanding

    warga negara tetangga.

    INOVASI MODIFIKASI KAPAL SEBAGAI ALTERNATIF

    BANK KELILING DI WILAYAH PESISIR

  • 7

    E. Landasan Teori

    1. Gambaran Umum Wilayah Sasaran

    Indonesia merupakan negara kepualauan (Archipelago) terbesar di dunia

    dengan luas perairan mencapai 93 ribu km2, 17.480 pulau, dan garis pantai

    sepanjang 95.000 km (indomaritimeinstitute,2011). Melihat kondisi yang

    demikian tentu sangat sulit dalam hal pemerataan ekonomi dan

    pembangunan.Pembangunan di Indonesia sepintas hanya berfokus di pulau

    pulau besar dan sangat sedikit pulau kecil yang mendapatkan kebijakan

    pembangunan yang proporsional.Hal ini tentu sangat memilukan karena

    perbatasan Indonesia didominasi oleh pulau pulau kecil.Menurut data dari

    TNI AL merinci ada 12 pulau terluar Indonesia yang berbatasan langsung

    dengan negara tetangga.Apabila tidak ada kebijakan pembangunan dan

    peningkatan taraf ekonomi masyarakat setempat dikhawatirkan nantinya

    mereka lebih nasionalis kepada negara tetangga.

    Salah satu pulau terluar yang berbatasan langsung dengan wilayah Negara

    tetangga adalah Pulau Sebatik.Pulau Sebatik ini dibagi menjadi 2 bagian yakni

    bagian selatan yang masuk wilayah Provinsi Kalimantan Timur, sedangkan

    bagian utara masuk wilayah negara bagian Sabah, Malaysia.Dengan total

    penduduk 105.000 jiwa, Pulau Sebatik merupakan daerah strategis bagi kedua

    Negara.Dalam kehidupan bermasyarakat pun percampuran adat Indonesia dan

    Malaysia sering terjadi karena adanya perlakuan ijin khusus bagi masyarakat

    di pulau tersebut dalam melintas dari Indonesia ke Malaysia maupun

    sebaliknya (Wikipedia.com).

    Gambar 1. Pembagian Wilayah di Pulau Sebatik

    (Sumber: Suara Merdeka)

    Malaysia

    INDONESIA

  • 8

    1.1 Letak Geografis dan Wilayah Administrasi

    Pulau Sebatik berada di bagian utara provinsi Kalimantan Timur tepatnya

    Kabupaten Nunukan.Wilayah ini bisa disebut sebagai wilayah perbatasan

    strategis karena berbatansa lasung dengan Malaysia. Keunikannya di pulau itu

    adalah pada status kemilikan yang terbagi menjadi dua, wilayah utara pulau

    seluas 187,23 km2 menjadi milik Malaysia sedang wilayah bagian selatan

    seluas 246, 61 km2 adalah milik Indonesia. Keunikan lain dari pulau Sebatik

    adalah sebagian besar penduduk Sebatik dan Tawau masih berkerabat dekat

    karena mereka masing-masing berasal dari suku yang sama yakni suku Bugis.

    Kabupaten Nunukan memiliki luas sekitar 14 ribu km2 yang terdiri atas lima

    kecamatan yaitu: kecamatan krayan, lumbis, sembakung, Nunukan dan

    Sebatik. Pulau Sebatik dengan luas wilayah sekitar 247,5 km2 dan secara

    geografis terletak pada 117 40BT 117 54BT dan 4 02LU 4

    10LU.,sekarang ini terdiri dari dua kecamatan yakni Sebatik Induk dan

    Sebatik Barat; dan sekarang tengah dikembangkan lagi untuk bisa menjadi

    empat kecamatan, yakni kecamatan Sungai Pancang dan Haji Kuning.

    1.2 Mata Pencaharian

    Sebagian besar mata pencaharian masyarakat Pulau Sebatik, terutama

    warga negara Indonesia, adalah berdagang dan nelayan. Tentu dalam

    memenuhi kebutuhan sehari hari misalnya bahan pokok makanan dan

    keperluan lain perlu adanya transaksi jual-beli. Dalam kesehariannya,

    masyarakat di Pulau Sebatik biasa menggunakan 2 jenis mata uang yakni

    Rupiah (Indonesia) dan Ringgit (Malaysia).Namun pada faktanya, Rupiah

    hanya digunakan sesekali yakni pembayaran di instansi pemerintah

    Indonesia.Sementara untuk kegiatan berdagang mayoritas penduduk di Pulau

    Sebatik, termasuk WNI, menggunakan mata uang Ringgit (Suara Merdeka,

    2011).Hal ini tentu sangat ironis mengingat warga Negara Indonesia sudah

    selayaknya menggunakan Rupiah sebagai mata uang utamanya.

    Banyaknya kreditur yang berasal dari Malaysia, membuat para pedagang

    lebih menyukai menggunakan Ringgit sebagai alat transaksinya karena lebih

  • 9

    mudah dihitung (Maun Yanuar, 2010). Minimnya pelayanan perbankan dari

    Indonesia di Pulau Sebatik membuat para penduduk yang merupakan WNI

    seolah tak punya pilihan lain dalam mencukupi taraf hidupnya.

    1.3 Visi dan Misi

    Visi dan Misi Pembangunan Sebatik seharmoni dengan pembangunan

    Kabupaten Nunukan yakni untuk mewujudkannya menjadi kawasan

    perdagangan, agroindustri dan jasa di kawasan Asia Tenggara dalam rangka

    menyongsong perdagangan bebas yang didukung oleh sumberdaya manusia

    yang menguasai Iptek dan dilandasi Iman dan taqwa.

    1.4 Infrastruktur

    Sarana dan prasarana terutama jaringan jalan di Pulau Sebatik hingga saat

    ini relatif terbatas, dan belum semua jalan yang menghubungkan antar daerah

    diaspal (Siregar, 2008).Kondisi ini menyebabkan sebagian besar masyarakat

    menjual hasil panen tanaman perkebunan dan tangkapan (ikan) ke Tawau

    (Malaysia). Hal ini disebabkan karena jarak kedua tempat tersebut relatif

    dekat dengan dukungan sarana transportasi laut yang murah dan mudah

    dijumpai jika dibandingkan dengan menjual ke Pulau Nunukan. Keterbatasan

    sarana transportasi dan letak wilayah yang secara geografis lebih dekat

    dengan Malaysia, menjadi alasan bagi masyarakat di kawasan tersebut

    membeli barang-barang kebutuhan mereka sehari-hari ke Tawau.

    Sebagian besar masyarakat di Pulau Sebatik sudah mendapatkan sarana

    listrik, terutama yang bermukim dekat dengan jalan raya.Namun demikian

    bagi penduduk yang bermukin di wilayah yang jauh dari jalan raya atau

    bermukim di dekat kebun kakao, mereka belum mendapatkan sarana

    listrik.Sumber air bersih untuk keperluan sehari-hari berasal dari sumur yang

    mereka gali di dekat pemukiman. Sarana komunikasi masyarakat di Pulau

    Sebatik umumnya adalah handphone(HP), namun demikian belum

    menjangkau ke seluruh wilayah di Pulau Sebatik.

  • 10

    2. Goverment Mobile

    Konsep government mobile diimplementasikan sebagai strategi

    pemerintah untuk mempermudah masyarakat dalam mengakses layanan

    publik. Namun dalam implementasi konsep tersebut, terdapat berbagai model/

    variasi dalam penerapan kosep government mobile dalam pelayanan publik,

    seperti di Filipina di mana warga salah satu daerah bisa mendapatkan

    sertifikasi kependudukan hanya melalui SMS. Di Jerman, pemerintah Kota

    Berlin menyediakan mobile office yang menyediakan layanan publik bagi

    warga kota berupa pengurusan berbagai keperluan seperti ijin tinggal, kartu

    identitas, SIM, paspor, dan lain sebagainya. Di Singapura banyak layanan

    pemerintahan yang diberikan melalui SMS berupa pemberitahuan mengenai

    informasi yang penting bagi penduduk mulai dari peringatan bahwa paspor

    mereka akan habis masa berlakunya sampai dengan jumlah pajak yang harus

    segera dibayar.

    Di Indonesia, konsep government mobile mulai diterapkan oleh beberapa

    daerah seperti di cilacap, tarakan, sidoardjo, bolaang mongondow, dan

    beberapa daerah lainnya yang kesemuanya notabene terlebih dahulu

    melakukan studi banding di Kabupaten Gorontalo yang mana merupakan

    daerah pertama yang melakukan inovasi government mobile. Hal yang perlu

    mendapatkan penekanan dalam implementasinya adalah bahwa konsep

    government mobile yang coba diterapkan oleh beberapa daerah tersebut tidak

    jauh berbeda dengan yang telah diterapkan oleh negara lainnya, yakni

    mengkolaborasikan database layanan dengan elektronik government (e-

    government) sehingga setiap orang dapat mengakses data layanan melalui

    internet/ online, yang tidak jauh beda dengan layanan sms banking/ mobile

    banking yang terlebih dahulu diaplikasikan di bidang perbankan. Suatu

    keunikan di Kabupaten gorontalo adalah, di mana konsep government mobile

    dimaknai sebagai suatu pemerintahan yang berkeliling/ bergerak, sehingga di

    Kabupaten Gorontalo secara bergiliran Bupati beserta seluruh jajaran Satuan

    Kerja Perangkat Daerah (SKPD) memindahkan kantornya dari pusat

    pemerintahan ke kecamatan, kelurahan, atau desa guna memberikan pelayanan

    langsung kepada masyarakat. Dengan demikian dapat dipahami bahwa konsep

  • 11

    government mobile yang diimplementasikan di kabupaten Gorontalo

    merupakan suatu aktivitas tatap muka langsung (face to face) dalam

    pelayanan, sehingga kualitas pelayanan sangat ditentukan oleh kemampuan

    aktor dalam hal ini birokrasi dalam melayani masyarakat.Konsep mobile

    dalam pemerintahan dipahami tidak terbatas pada akses informasi yang dapat

    dijangkau seluruh kalangan, melainkan aktivitas fisik yang lebih ditekankan

    dalam hubungan langsung antara pemerintah dengan yang diperintah dalam

    bidang pelayanan publik.

    3. Mobil Layanan Publik

    Berbagai instansi dengan latar belakang pemerintahan sudah banyak

    menyelenggarakan pelayanan berbasis mobil keliling.Pengadaan fasilitas dan

    pelayanan dalam bentuk mobil merupakan inovasi dalam meningkatkan

    jumlah warga yang ikut memanfaatkan layanan masyarakat oleh instansi

    pemerintah. Selain dengan meningkatkan adanya sosialisasi terhadap layanan

    publik tentunya pihak instansi mencoba mengakomodasi pelayanan tersebut

    agarhadir lebih dekat dengan warga terutama yang sulit dijangkau misal

    daerah pedesaan. Sebagai contohnya yang sering dijumpai adalah Mobil Pusat

    Layanan Internet Kecamatan atau biasa disingkat MPLIK yang merupakan

    program dari Dishubkominfo. Mobil ini dirancang untuk menampung seluruh

    paket VSAT (1,2 m), Notebook, server, UPS, DVD player, TV LCD, dan

    Genset untuk menyediakan listrik. Sehingga MPLIK dapat digunkan untuk

    melayani seluruh kabupaten dengan mobilitas terbatas.MPLIK ini

    memungkinkan layanan internet dapat digunakan oleh sekolah atau instansi

    pemerintah di kabupaten.Program ini dimaksudkan supaya seluruh Indonesia

    dapat menikmati internet dan Indonesia dapat bersain dalam dunia

    telekomunikasi.

    Disamping hadirnya MPLIK sebagai mobil layanan publik juga ada mobil

    SIM keliling yang hanya bertugas sebatas untuk melayani perpanjangan baik

    SIM maupun STNK.Mobil SIM keliling ini merupakan salah satu bentuk

    pelayanan Satlantas kepada masyarakat di bidang layanan publik.Lembaga

    Ombudsman RI juga turut meluncurkan mobil layanan publik berupa mobil

    sosialisasi dan klinik (sosklin) pengaduan.Diluar instansi pemerintah, pihak

  • 12

    perbankan juga mulai menginisiasi mobil layanan perbankan untuk para

    nasabahnya. Bank yang telah meluncurkan mobil mobile banking adalah bank

    Danamon dan BCA. Mobil tersebut bisa disebut juga mobil bank keliling guna

    membantu para nasabah dengan layanan secara online dan didalamnya

    terdapat sebuah unit ATM multifungsional.

    Gambar 2. Mobil Pusat Layanan Internet Kecamatan (MPLIK)

    (Sumber: http://indonesiawifi.com/news/mplik-internet-masuk-desa-ala-

    arief-yahya, 2012)

    Gambar 3. Mobil Bank Keliling BCA

    (Sumber: http://www.topgearrules.org/the-mobile-car-unit-from-bca-in-

    cimanggis-indonesia.html, 2012)

  • 13

    4. Definisi Bank

    Pengertian Bank - Ada beberapa definisi bank yang dikemukakan sesuai

    dengan tahap perkembangan bank. Untuk memberikan definisi yang tepat

    agaknya memerlukan penjabaran, karena definisi tentang bank dapat dilihat

    dari berbagai sudut pandang. Berikut ini dapat dikemukakan beberapa

    pendapat tentang pengertian bank, yaitu:

    Bank merupakan salah satu badan usaha lembaga keuangan yang bertujuan

    memberikan kredit, baik dengan alat pembayaran sendiri, dengan uang yang

    diperolehnya dari orang lain, dengan jalan mengedarkan alat-alat pembayaran

    baru berupa uang giral. (Prof G.M. Veryn Stuart Dalam bukunya Bank Poitic)

    Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

    bentuk simpanan, dan menyalurkan kepada masyarakat dalam rangka

    meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Undang-undang Nomor 7 Tahun

    1992 tentang Perbankan).

    Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

    bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

    dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat

    banyak (Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Perubahan Undang-undang

    Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan).

    Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:

    Pertama, pengertian bank telah mengalami evolusi, sesuai dengan

    perkembangan bank itu sendiri. Kedua, fungsi bank pada umumnya adalah

    1. Menerima berbagai bentuk simpanan dari masyarakat;

    2. Memberikan kredit, baik bersumber dari dana yang diterima dari

    masyarakat maupun berdasarkan atas kemampuannya untuk

    menciptakan tenaga beli baru;

    3. Memberikan jasa-jasa lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.

    Jenis bank dilihat dari cara menetapkan harga baik harga beli maupun

    harga jual dapat dibagi dua, yaitu :

    1. Bank Konvensional

    2. Bank Syariah

  • 14

    IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Minimnya Peran Perbankan Dalam Pembangunan Nasional di

    Kawasan Pulau Sebatik

    Perbankan memiliki peran strategis dalam menentukan arah pembangunan

    Nasional.Adanya perbankan yang kuat dan merata dapat turut serta membuat

    arus kemajuan suatu negara bergerak linier searah dengan tingkat kekuatan

    ekonomi.Dalam aspek makro-ekonomi, perbankan memiliki fungsi penting

    untuk menentukan kebijakan-kebijakan fiskal suatu negara.Laju inflasi,

    dinamika falas termasuk di dalamnya.Sementara untuk peran bank dalam

    mikro-ekonomi seharusnya mampu memberdayakan masyarakat secara

    langsung.Melalui layanan simpan-pinjam, kredit hingga asuransi seharusnya

    dapat dimanfaatkan oleh seluruh lapisan masyarakat demi tercapainya

    pemerataan pembangunan.

    Di kawasan terluar Indonesia, peran dan fungsi perbankan masih jauh dari

    optimal.Hal ini terlihat khususnya di Pulau Sebatik yang menggunakan

    Ringgit sebagai mata uang utamanya dan menyampingkan Rupiah.Dari fakta

    tersebut kami mengindikasikan bahwa sebagian besar peredaran barang

    adalah buatan Malaysia dan turut menambah pendapatan Malaysia dari warga

    kita.Oleh sebab itu perlu ada penguatan peran dan fungsi bank di kawasan

    Pulau Sebatik. Salah satu upaya yang mampu kita gagas adalah perlunya

    kuantitas bank sebagai upaya meningkatkan usaha kecil, perkebunan dan

    kelautan di Pulau Sebatik ini. Dengan diperkuatnya peran serta penambahan

    kuantitas dan kualitas perbankan di Pulau Sebati, harapan kami warga negara

    Indonesia di sana tidak perlu lagi mencari kreditur Malaysia sebagai tempat

    peminjaman modal. Laju perekonomian masyarakat di Pulau Sebatik juga

    mampu ditingkatkan sejalan dengan berkembangnya usaha mikro, kecil dan

    menengah melalui modal pinjaman yang mudah dari perbankan Indonesia.

    Berlatarbelakang permasalahan tersebut, maka kami analisis bahwa

    diperlukan penambahan pelayanan perbankan Indonesia yang mampu

    mencakup kawasan strategis Pulau Sebatik.Salah satu kawasan yang kami

  • 15

    maksud adalah kawasan permukiman nelayan dan daerah pesisir. Dengan

    memberdayakan fungsi perbankan untuk masyarakat pesisir kami berharap

    kesulitan akan kurangnya perbankan Indonesia di wilayah Pulau Sebatik

    mampu dikurangi yang secara tidak langsung turut meningkatkan taraf hidup

    dan pembangunan di Pulau Sebatik.

    B. Potensi Penduduk Pulau Sebatik sebagai Nasabah dan Target

    Pemberdayaan UMKM

    1. Kependudukan

    Penduduk Kabupaten Nunukan pada tahun 2007 berjumlah 125.585 jiwa

    dengan kepadatan penduduk mencapai 8,8 jiwa per km2. Bila dibandingkan

    dengan tahun 2006, jumlah penduduk mengalami pertumbuhan sebesar 5,8

    persen (BPS Nunukan, 2008). Berdasarkan pola persebaran penduduk

    Kabupaten Nunukan menurut luas wilayahnya belum merata, sehingga terjadi

    perbedaan kepadatan penduduk yang mencolok antar kecamatan.

    Dari delapan kecamatan di Kabupaten Nunukan, Kecamatan Sebatik

    kepadatan penduduknya tertinggi, yaitu 194,2 jiwa per km2, kemudian diikuti

    oleh Kecamatan Sebatik Barat dengan kepadatan 77,6 jiwa per km2.

    Kepadatan penduduk di kecamatan lainnya hanya berkisar antara 1,29 - 33,79

    jiwa per km2. Sebagian besar penduduk tinggal di Kecamatan Nunukan

    (sekitar 44,8 persen), dan 15,8 persen diantaranya tinggal di Kecamatan

    Sebatik, sedangkan sisanya tersebar di enam kecamatan yaitu Kecamatan

    Sebatik Barat, Lumbis, Sembakung, Sebuku, Krayan dan Krayan Selatan (BPS

    Nunukan, 2008). Jumlah penduduk pada masing masing kecamatan tersaji

    dalam tabel berikut.

    Tabel 1. Jumlah penduduk Pulau Sebatik menurut wilayah per

    kecamatan

    No Kecamatan /Desa Luas wilayah

    (ha)

    Jumlah

    penduduk

    (jiwa)

    Kepadatan penduduk

    (jiwa/km2)

    1. Sebatik 10.442 194,24

    a. Tanjung karang 3.286

  • 16

    b. Tanjung aru 4.500

    c. Sungai nyamuk 7.004

    d. Pancang 5.490

    Jumlah (1) 20.283

    2. Sebatik Barat 14.219 2,28

    a. Setabu 2.266

    b. Binalawan 4.881

    c. Liang bunyu 1.550

    d. Aji kuning 2.371

    Jumlah (2) 11.082

    Total keseluruhan 24.661 31.368

    Sumber: BPS Nunukan 2008

    Perbandingan populasi Sebatik Malaysia sebesar 25.000 jiwa sedang

    penduduk Sebatik Indonesia sebesar 80.000jiwa.Dengan jumlah penduduk

    berwarga negara Indonesia yang lebih dominan merupakan potensi besar

    untuk menambah fasilitas dan pelayanan perbahkan di Pulau ini. Hal ini

    dimaksudkan supaya intermediasi perbankan bisa menjangkau kelompok-

    kelompok yang belum terjangkau oleh bank. Sehingga akan muncul nasabah-

    nasabah baru dengan kembalinya kesadaran akan peran pentingnya bank

    sebagai lembaga keuangan dan bisa dimanfaatkan untuk membantu

    meningkatkan kesejahteraan hidup.

    2. Mata Pencaharian

    Mata pencaharian utama penduduk di Pulau Sebatik adalah sebagai petani,

    sedangkan yang lain sebagai buruh, pedagang dan pegawai (negeri atau

    swasta), serta bekerja di sektor lainnya. Mata pencaharian penduduk secara

    umum di Kabupaten Nunukan berdasarkan persentase yaitu pertanian 54,6

    persen; pertambangan dan penggalian 1,32 persen; industri 0,76 persen; listrik

    gas dan air 0,27 persen; konstruksi 5,84 persen; perdagangan 10,06 persen;

    transportasi dan komunikasi 5,05 persen; keuangan dan jasa 20,28 persen; dan

    lainnya 1,82 persen (BPS Nunukan, 2008).

    Berdasarkan presentase jenis mata pencaharian yang diambil oleh

    penduduk di Pulau Sebatik dengan begituakan bisa menentukan jenis bank apa

  • 17

    yang sesuai untuk dalam meberikan pelayanan kepada war di Pulau tersebut.

    Sebagai contoh pada umumnya Bank BCA lebih banyak digunakan oleh

    nasabah dari kalangan menengah ke atas terutama kalangan pebisnis dan

    pengusaha elit. Bank seperti Bank BNI, BRI, Danamon cenderung diminati

    oleh kalangan menengah dan menengah ke bawah. Selanjutnya yang perlu

    dicari adalah data mengenai jumlah prosentase taraf hidup keluarga di Pulau

    Sebatik. Untuk bisa mengetahui lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 2. Presentase Keluarga Kurang Mampu

    No Desa Total Presentase Keluarga

    Kurang Mampu(%) Keluarga Keluarga

    Kurang Mampu

    1 Pancang 2,016 797 39.53

    2 Sungainyamuk 3,453 564 16.33

    3 Tanjungaru 1,101 333 30.25

    4 Tanjungkarang 2,168 628 28.97

    5 Setabu 429 208 48.48

    6 Binalawan 394 234 59.39

    7 Liangbunyu 499 249 49.90

    8 Ajikuning 1,473 371 25.19

    Sumber: Pemerintah Kabupaten Nunukan, Kecamatan Sebatik 2005

    3. Kondisi Perekonomian

    Pusat aktivitas ekonomi di Pulau Sebatik terkonsentrasi di Desa Sungai

    Nyamuk dengan indikasi terdapatnya pasar modern dan komplek ruko di

    Sungai Nyamuk. Sementara itu pasar-pasar tradisional yang marak aktivitas

    setiap harinya bisa dijumpai di Desa Sungai Nyamuk dan Desa Sungai

    Pancang. Selain itu masih ada pasar tradisional di desa lain tapi hanya

    beroperasi pada hari-hari tertentu (hari pasar). Masalahnya adalah barang-

    barang yang beredar di pasarpasar di Pulau Sebatik kebanyakan merupakan

    produksi Malaysia yang didatangkan dari Kota Tawau. Lalu yang menarik,

    sekaligus memprihatinkan, di wilayah ini berlaku dua mata uang, yaitu Rupiah

    dan Ringgit.Ada berbagai macam tujuan yang dilakukan oleh penduduk

    Sebatik Indonesia yang berkunjung ke Kota Tawau selain menjual barang

  • 18

    dagangannya. Hal tersebut bisa dikelompokkan menjadi 4 tujuan yang seperti

    tercantum pada tabel di bawah ini:

    Tabel 3.Pengunjung ke Kota di Tawau

    No Pengunjung ke Kota di Tawau

    Tujuan Jumlah

    Pengunjung(%)

    1 Keluarga dan kunjungan untuk berbelanja 85

    2 Berobat dan konsultasi kesehatan 10

    3 Bisnis 5

    4 Pergi bersekolah bagi anggota keluarga 0

    Rata-rata jumlah kunjungan adalah 3 kali per bulan

    Sumber: Abubakar 2004

    Secara ekonomi masyarakat Sebatik sangat bergantung kepada Malaysia,

    khususnya ke Tawau. Hampir semua komoditas yang dihasilkan masyarakat,

    seperti ikan, sawit dan coklat dijual ke Negeri Jiran. Masyarakat Sebatik juga

    membeli berbagai kebutuhan sehari-hari dari Tawau. Tidak heran jika ada dua

    mata uang yang beredar di sana, yakni rupiah dan ringgit. Tapi, warga

    setempat lebih menyukai ringgit karena nilainya lebih tinggi. Secara geografis,

    pulau Sebatik juga lebih dekat ke Tawau yang hanya ditempuh dalam waktu

    15 menit, bila dibandingkan ke Pulau Nunukan yang memakan waktu 30

    menit dengan alat transportasi yang sama dengan ongkos dua kali lipat lebih

    tinggi. Hal ini merupakan sebuah peluang dalam menyediakan pelayanan

    penukaran uang sehingga diperlukan peranan perbankan sebagai intermediasi

    perekonomian kedua daerah tersebut.

    C. Bank BRI sebagai Bank Rakyat dan Pedesaan

    PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sebagai Bank milik BUMN

    sudah sejak lama dikenal kredibilitasnya sebagai bank yang dekat dengan

    masyarakat terutama di kawasan pedesaan.Bank BRI seringkali mengeluarkan

    berbagai macam program yang turut membantu pengentasan

    kemiskinan.Program tersebut berupa program penanggulangan kemiskinan

  • 19

    melalui sistem PNPM Mandiri sebagai penguatan modal bagi Usaha Mikro

    dan Kecil yang terbentuk. Program lain dari Bank BRI yang terkenal adalah

    Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro. KUR sendiri merupakan Kredit Modal

    Kerja dan atau Kredit Investasi dengan plafon kredit sampai dengan Rp 500

    juta yang diberikan kepada usaha mikro, kecil dan koperasi yang memiliki

    usaha produktif yang akan mendapat penjaminan dari Perusahaan Penjamin.

    Adapun tujuan Program KUR BRI adalah:

    1. Meningkatkan akses pembiayaan UMKM & K kepada Bank.

    2. Pembelajaran UMKM untuk menjadi debitur yang bankable sehingga

    dapat dilayani sesuai ketentuan komersial perbankan pada umumnya

    (Sebagai embrio debitur komersial).

    3. Diharapkan usaha yang dibiayai dapat tumbuh dan berkembang secara

    berkesinambungan.

    Pada awal tahun 2013, BRI bersama Kementrian Kelautan dan Perikanan

    berinovasi menciptakan skema baru penyaluran kredit perikanan kepada

    pembudidayaan ikan dan udang. Skema ini nanti awalnya akan coba

    disalurkan kepada petambak di kawasan Pantai Utara (Pantura) Pulau Jawa

    terutama kepada petambak yang berada dalam program revitalisasi udang.

    Dengan skema ini pembudidaya dapat mengakses pembiayaan melalui skema

    individu maupun kelompok, tanpa harus memiliki kemampuan berbank,

    asalkan bisnisnya dinilai layak.

    Bentuk konkrit dari program ini adalah pembangunan infrastruktur

    revitalisasi udang bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan. Dalam

    program tersebut program pengairan dan kebutuhan investasi lainnya dibiayai

    oleh Kementerian, tetapi kredit modal kerja disalurkan oleh perbankan.

    Adapun, kredit modal kerja yang disalurkan 70%-80% merupakan dana

    perbankan, sedangkan sisanya adalah dana pribadi. Dukungan lain dari Bank

    BRI dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir adalah hibah

    berupa kapal pendidikan dan multifungsi sebagai kapal patroli di pesisir

    kepada TNI-AL. Kapal dengan panjang 22 meter tersebut rencananya akan

    dioperasikan di Raja Ampat. Pengadaan kapal pintar ini dimaksudkan untuk

    menyukseskan program pemerintah, yaitu program Indonesia Pintar. Selain

  • 20

    itu, bantuan ini akan menjadi sarana pendidikan ke wilayah-wilayah terpencil

    di Indonesia yang saat ini masih sangat terbatas.

    Berdasarkan kredibilitas yang dimiliki oleh Bank BRI serta komitmennya

    dalam upaya membantu mensejahterakan masyarakat di wilayah terpencil

    maka BRI merupakan Bank yang berpotensi dan cocok untuk

    mengembangkan pelayanan perbankan di Pulau Sebatik.

    D. Floating Banksebagai solusi Mobile Bank di Wilayah Perbatasan

    Pesisir dan Pulau Terluar

    Floating Bankmerupakan konsep Bank Terapung menyerupai mobil bank

    keliling di darat tetapi memiliki wilayah operasi yang berada di laut dengan

    sasaran nasabah di wilayah pesisir dan pulau terpencil yang sulit

    dijangkau.Floating Bank merupakan inovasi laiknya Kapal Pendidikan seperti

    yang telah dihibahkan Bank BRI tetapi dengan misi yang berbeda yakni

    membawa bank agar lebih dekat dengan masyarakat pesisir di pulau terluar.

    Nantinya fasilitas Floating Bank tidak jauh beda dengan mobil bank keliling

    yakni memiliki layanan secara online dengan customer services dan teler bank

    serta dilengkapi dengan ATM sehingga nasabah bisa melakukan penarikan

    tunai maupun transfer secara cepat.

    Selain berfungsi sebagai bank konvensional, Floating Bank juga

    mengakomodir dua program untuk penguatan usaha masyarakat sekitar.

    Program pertama adalah KUR Mikro bagi masyarakat yang ingin mencari

    tambahan modal untuk membangun dan mengembangkan UMKM-nya.

    Program kedua adalah Kredit Perikanan bagi masyarakat bermata

    pencaharian sebagai petambak dan nelayan yang membutuhkan pembiayaan

    dalam budidaya tambak ikan dan udang.

    Kapal yang digunakan nantinya merupakankapal kayu tradisional.

    Pemilihan kapal kayu ini selain perawatannya yang mudah juga dalam proses

    pengerjaannya relatif cepat dan dengan harga yang tidak bersaing dibanding

    kapal dari bahan aluminium.Desain konseptualdari Floating Banknantinya

    akan memakai spesifikasi ukuran dan jumlah crew sebagai berikut:

  • 21

    Ukuran utama kapal:

    L = 20 m

    B = 7.5 m

    T = 4 m

    H = 2 m

    Dengan jumlah crew antara lain:

    1 nahkoda

    1 juru mudi

    2 Abk

    2 Teller

    1 Admin

    2 Security

    Floating Bank ini nantinya memiliki kapasitas ruang tunggu penumpang/

    nasabah dengan kursi diatas dek yang bisa menampung hingga12 orang.

    Pengaplikasian Floating Bank:

    1. Bisa melayani 7 hari dalam seminggu, pada hari minggu untuk

    mempromosikan program dan pada akhir pekan bisa memanfaatkan

    ATM untuk menyediakan uang tunai.

    2. Bisa memberikan layanan pribadi untuk beberapa lokasi dengan staf

    yang sama.

    3. Metode dengan biaya efektif sebagai cabang bank untuk melayani

    pasar yang lebih kecil atau ditargetkan.

    4. Jika lokasi yang ditargetkan tidak berhasil maka bisa dipindah ke

    lokasi lain.

    5. Menyediakan kemampuan pemulihan pada lokasi yang terkena

    bencana alam. Karena Floating Bank merupakan alat transportasi

    mandiri yang memiliki komunikasi satelit, listrik, keamanan dan

    nirkabel.

  • 22

    V. KESIMPULAN

    A. Simpulan

    Dari hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai

    berikut:

    1. Di kawasan terluar Indonesia, peran dan fungsi perbankan masih jauh

    dari optimal. Hal ini terlihat khususnya di Pulau Sebatik yang

    menggunakan Ringgit sebagai mata uang utamanya dan

    menyampingkan Rupiah.

    2. Prosentase jumlah penduduk berwarga negara Indonesia di Pulau

    Sebatik yang lebih dominan merupakan peluang untuk menambah

    fasilitas dan pelayanan perbahkan di Pulau ini dengan maksud supaya

    intermediasi perbankan bisa menjangkau kelompok-kelompok yang

    belum terjangkau oleh bank.

    3. Siklus perputaran dua mata uang Ringgit dan Rupiah antara desa

    Sungai Nyamuk dan Kota Tawau bisa dimanfaatkan oleh lembaga

    keuangan seperti bank untuk memberikan fasilitas dan layanan

    penukaran uang.

    4. Berdasarkan kredibilitas yang dimiliki oleh Bank BRI serta

    komitmennya dalam upaya membantu mensejahterakan masyarakat di

    wilayah terpencil maka BRI merupakan Bank yang berpotensi dan

    cocok untuk mengembangkan pelayanan perbankan di Pulau Sebatik.

    5. Floating Bank merupakan konsep Bank Apung sebagai solusi layanan

    perbankan keliling yang memiliki daya jangkau ke wilayah pesisir

    maupun wilayah terpencil di pulau terluar. Sasaran dari operasi

    Floating Bank ini adalah Pulau Sebatik dengan mengusung program-

    program dari Bank BRI.

    B. Saran

    Berdasarkan keseluruhan pembahasan dalam tulisan ini dapat diberikan

    beberapa saran yaitu:

    1. Perlu adanya perancangan Floating Bank lebih lanjut terlebih

    mengenai desain lambung kapal, daya mesin, dan kecepatan dinas.

  • 23

    Selain itu juga perlu penyesuaian interior tempat teller, atm dan ruang

    tunggu nasabah sehingga mendapatkan kesesuaian ergonomis demi

    palayanan yang teratur dan kenyamanan nasabah.

    2. Perlu adanya kerjasama pemerintah dalam hal ini Kementrian

    Perikanan dan Kelautan bersama bank dalam memberikan skema

    pembiayaan modal yang tepat dan perancanaan program jangka

    panjang keuangan bagi para warga di kawasan pesisir di Pulau Sebatik.

  • 24

    VI. DAFTAR PUSTAKA

    Anonim.2007.Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992

    tentang Perbankan. Penerbit :DPR RI,Jakarta

    Anonim.2011. Warga Sebatik Menggunakan Dua Mata Uang. Penerbit: Suara

    Merdeka, Semarang

    Anonim.2012. Perbatasan dan Pulau Terluar NKRI. Penerbit: TNI-AL

    Anonim.2013.Sebatik Island. Penerbit :Wikipedia.com

    Karsidi, Ravik.2012.Peranan Ekonomi Mikro Dalam Kemajuan

    Pembangunan. Penerbit: Gramedia., Jakarta

    Mustafa, Adi J.2009. Demografi dan Sosiologi Dua Negara di Pulau Sebatik.

    Penerbit: Tiga Serangkai, Jakarta

    Rusman, M.2012. Pojok Indonesia. Penerbit: Graha Ilmu, Semarang

    Yanuar, Maun.2012.Indonesia Archipelago. Penerbit: Gramedia, Jakarta

  • 25

    VII. LAMPIRAN

    A. Desain Konseptual Floating Bank

  • 26

    B. BiodataKelompok

    KETUA KELOMPOK

    Nama : Danang Mujianto Pratomo

    NamaPanggilan : Danang

    JenisKelamin : Laki-Laki

    Agama : Islam

    Tempat / TanggalLahir : Pati/29 April 1991

    AlamatAsal : Rumah Dinas ITS Blok U Jl.T.Komputer II/53

    Telephone/Handphone : 085733107421

    Email : [email protected]

    RIWAYAT PENDIDIKAN

    Tahun Tingkatan Institusi

    1997-2003 SD SDN Gebang

    2003-2006 SMP SMPN 1 Pati

    2006-2009 SMA SMAN 1 Pati

    2009-sekarang PerguruanTinggi Teknik Perkapalan

    Institut Teknologi Sepuluh Nopember

    Penulis,

    (Danang Mujianto Pratomo)

    NRP: 4109100066

  • 27

    ANGGOTA KELOMPOK 1

    Nama : Narendra Agrawira Cakasana

    Nama Panggilan : Rendra

    Jenis Kelamin : Laki-laki

    Agama : Islam

    Tempat / Tanggal Lahir : Surabaya, 7 Mei 1992

    Alamat Asal : Teluk kumai barat 113/8b perak, Surabaya

    Telephone/Handphone : 085732489455

    Email : [email protected]

    RIWAYAT PENDIDIKAN

    Tahun Tingkat Institusi

    1997 - 2003 SD SD AL Muttaqien Surabaya

    2003 - 2006 SMP SMPN 18 Surabaya

    2006 - 2009 SMA SMAN 3 Surabaya

    2009 - sekarang Perguruan Tinggi Teknik Perkapalan

    Institut Teknologi Sepuluh Nopember

    Penulis,

    (Narendra Agrawira Cakasana)

    NRP: 4109100062

  • 28

    ANGGOTA KELOMPOK 2

    Nama : Ahmad Khoisya Yuliarga

    Nama Panggilan : Arga

    Jenis Kelamin : Laki-laki

    Agama : Islam

    Tempat / Tanggal Lahir : Pati, 1 Juli 1992

    Alamat Asal : Keputih Utara, Gg.1DNo. 14 A Surabaya

    Telephone/Handphone : 085739103099

    Email : [email protected]

    RIWAYAT PENDIDIKAN

    Tahun Tingkatan Institusi

    1997 - 2004 SD SDN JOLLONG 01

    2004 - 2007 SMP SMPN 3 PATI

    2007 - 2010 SMA SMAN 1 PATI

    2010 - sekarang PerguruanTinggi Teknik Kelautan

    Institut Teknologi Sepuluh Nopember

    Penulis,

    (Ahmad Khoisya Yuliarga)

    NRP: 4310100010

  • 29

    C. BiodataDosenPembimbing

    Nama : Dr.Ir I Ketut Suastika, M.Sc.

    NIP :19691231 200604 1 178

    Fakultas / Jurusan :FTK / Teknik Perkapalan

    Alamat : Jl. Marina Mas Timur IV/3A Surabaya.

    Telephone/Handphone : 081385661278

    DosenPembimbing,

    (Dr.Ir I Ketut Suastika, M.Sc)

    NIP. 19691231 200604 1 178