113

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

  • Upload
    others

  • View
    26

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan
Page 2: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

i

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016

Page 3: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

i

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016

Page 4: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

i

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016

Page 5: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

i

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016

KATA PENGANTAR

Padi (Beras) merupakan salah satu pangan pokok bagi Indonesia.Sejak

Indonesia merdeka, perkembangan perpadian (perberasan) di Indonesia

telah mengalami pasang surut.Diawal tahun kemerdekaan, ketidakmampuan

menyediakan beras bagi rakyat Indonesia telah menimbulkan instabilitas

politik.Pada tahun 1984, Indonesia telah mampu mencapai swasembada

beras, tetapi setelah itu penyediaan beras bersumber dari produksi dalam

negeri tidak dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri sehingga penyediaan

beras dari impor menjadi alternatif untuk mengurangi resistensi sosial dan

politik.Namun sejak tahun 2008 sampai saat ini, penyediaan beras telah

kembali mencapai swasembada.Melihat realitas tersebut, beras menjadi

komoditas yang fundamental dan strategis.Untuk itu, pengelolaan perpadian

(perberasan) memerlukan perhatian khusus dari pemerintah dan pemangku

kepentingan lainnya.

Kebutuhan padi (beras) akan terus meningkat seiring dengan proyeksi laju

pertambahan penduduk. Laju pertumbuhan jumlah penduduk masih lebih

tinggi bila dibandingkan dengan laju pertumbuhan produksi padi nasional, di

sisi lain luas baku lahan sawah dan kualitasnya cenderung menurun akibat

konservasi lahan dan faktor faktor lainnya. Oleh karena itu untuk

mengimbangi kebutuhan akan beras nasional, upaya peningkatan produksi

padi setiap tahunnya harus terus dilakukan. Dalam konteks tersebut

diperlukan berbagai terobosan-terobosan peningkatan produksi.

Menyadari fungsi dan peran penting padi tersebut, maka pemerintah terus

berupaya untuk mewujudkan peningkatan produksi padi.Pada tahun

Page 6: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

ii

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016

2016selain difokuskan pada kegiatan peningkatan produktivitas

(intensifikasi) juga dirancang kegiatan perluasan areal tanam (ekstensifikasi).

Dalam Pelaksanaannya diharapkan mengadopsi Teknologi Tanam Jajar

Legowo. Untuk itulah maka diperlukan Petunjuk Teknis Teknologi Tanam

Jajar Legowo Padi.

Buku Petunjuk Teknis Teknologi Tanam Jajar Legowo Padi Tahun 2016

berisi kebijakan, strategi dan langkah aksi bagi pemerintah (pusat, provinsi

dan kabupaten/kota) bersama stakeholders dalam melaksanakan kegiatan

peningkatan produksi padi secara sinergis dan berkesinambungan baik pada

lokasi kegiatan peningkatan provitas (intensifikasi) maupun perluasan areal

tanam (ekstensifikasi) dengan tetap mengadopsi teknologi tanam jajar

legowo, sehingga target produksi yang telah ditetapkan dapat tercapai

seiring dengan upaya mewujudkan swasembada beras yang berkelanjutan.

Petunjuk teknis ini disusun untuk menjadi salah satu acuan bagi seluruh

pihak yang akan melaksanakan kegiatan penerapan teknologi tanam jajar

legowo baik pada lokasi intensifikasi dan apabila memungkinkan diterapkan

di lokasi ekstensifikasi. Kepada semua pihak yang memberikan bantuan

dalam pelaksanaan kegiatan ini, disampaikan penghargaan dan ucapan

terima kasih.

Jakarta, 23 Februari 2016

Page 7: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

iii

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2016

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................ iii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................. iv

I. PENDAHULUAN .............................................................. 1

A. Latar Belakang ......................................................... 1

B. Tujuan dan Sasaran …………… .............................. 7

C. Pengertian-Pengertian ............................................ 9

II. KERAGAAN, TANTANGAN SERTA PELUANG

PENINGKATAN PRODUKSI PADI TAHUN 2016............. 19

A. Keragaan Produksi .................................................. 19

B. Sasaran Produksi Padi Tahun 2016 ........................ 20

C. Tantangan dan Peluang Peningkatan Produksi ....... 21

III. STRATEGI DAN UPAYA PENCAPAIAN PRODUKSI PADI TAHUN 2016 .................................................................... 23

A. Strategi Pencapaian Produksi Padi Tahun 20 .......... 23

B. Upaya Pencapaian Produksi Padi Tahun 2016 ....... 25

IV. PELAKSANAAN KEGIATAN TAHUN 2016 ...................... 30

A. Kriteria Calon Lokasi Kegiatan Peningkatan Produktivitas (Intensifikasi) dan Perluasan Areal Tanam (Ekstensifikasi) ................................... 30

B. Kriteria Calon Petani Pelaksana Kegiatan Peningkatan Produktivitas (Intensifikasi) dan Perluasan Areal Tanam (Ekstensifikasi) .................. 34

C. Fasilitasi Bantuan Dalam Pelaksanaan Kegiatan Peningkatan Produktivitas (Intensifikasi) dan Perluasan Areal Tanam (Ekstensifikasi) .................. 36

Page 8: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

iv

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2016

V. PENGORGANISASIAN DAN OPERASIONALISASI ........ 48

A. Pengorganisasian .................................................... 48

B. Operasionalisasi ..................................................... 50

VI. BIMBINGAN/PEMBINAAN DAN PENDAMPINGAN ......... 53

VII. PENGENDALIAN, MONITORING, EVALUASI DAN

PELAPORAN ................................................................... 55

A. Pengendalian ........................................................... 55

B. Monitoring ............................................................... 56

C. Evaluasi ................................................................... 57

D. Pelaporan ................................................................. 58

PENUTUP ........................................................................ 63

LAMPIRAN ............................................................................. 65

Page 9: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

v

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2016

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Sasaran Indikatif Luas Tanam, Panen,

Produktivitas dan Produksi Padi Tahun 2016 .... 66

Lampiran 2. Rekapitulasi Alokasi Kegiatan Budidaya Padi

Tahun 2016 ....................................................... 68

Lampiran 3. Alokasi Kegiatan Budidaya Padi Per Provinsi

dan Kabupaten/Kota Tahun 2016 ...................... 69

Lampiran 4. Daftar Calon Petani dan Lokasi Penerima

Bantuan Pemerintah Tahun 2016 ...................... 82

Lampiran 5. Contoh Surat Keputusan Pejabat Pembuat

Komitmen (PPK) ................................................ 84

Lampiran 6. Rencana Usaha Kelompok (RUK) Bantuan

Pemerintah Tahun 2016 .................................... 87

Lampiran 7. Surat Pernyataan Penerima dan Penggunaan

Bantuan Pemerintah Tahun 2016 ...................... 88

Lampiran 8. Form Isian Hasil Ubinan .................................... 89

Lampiran 9. Jarak Tanam Jajar Legowo ............................... 90

Lampiran 10. Rencana Jadwal Pelaksanaan Teknologi

Tanam Jajar Legowo Tahun 2016 ..................... 98

Lampiran 11. Blangko Laporan Bulanan Kecamatan

Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 99

Page 10: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

vi

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2016

Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten

Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100

Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi

Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101

Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten

Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102

Page 11: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

1

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2016

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komoditi tanaman pangan memiliki peranan pokok sebagai

pemenuh kebutuhan pangan, pakan dan industri dalam negeri

yang setiap tahunnya cenderung meningkat seiring dengan

pertambahan jumlah penduduk dan berkembangnya industri

pangan dan pakan sehingga dari sisi Ketahanan Pangan

Nasional fungsinya menjadi amat penting dan strategis.

Pengembangan sektor tanaman pangan merupakan salah satu

strategi kunci dalam memacu pertumbuhan ekonomi pada masa

yang akan datang. Selain berperan sebagai sumber penghasil

devisa yang besar, juga merupakan sumber kehidupan bagi

sebagian besar penduduk Indonesia.

Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk di

Indonesia, telah memunculkan kerisauan akan terjadinya

keadaan “rawan pangan” di masa yang akan datang. Selain itu,

dengan semakin meningkatnya tingkat pendidikan dan

kesejahteraan masyarakat, terjadi pula peningkatan konsumsi

per-kapita untuk berbagai jenis pangan, akibatnya Indonesia

membutuhkan tambahan ketersediaan pangan guna

mengimbangi laju pertambahan penduduk yang masih cukup

tinggi.

Page 12: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

2

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2016

Untuk memenuhi kebutuhan beras dari produksi dalam negeri,

telah ditetapkan sasaran produksi padi tahun 2016 sebesar

76,23 juta ton gabah kering giling (GKG). Banyak tantangan

yang harus dihadapi untuk mencapai sasaran produksi tersebut.

Oleh karena itu, diperlukan berbagai upaya peningkatan

produksi yang luar biasa.

Masih terdapatnya senjang hasil di areal yang selama ini sudah

dimanfaatkan serta masih tersedianya areal pertanian dan

lahan potensial yang belum termanfaatkan secara optimal

seperti lahan kering, rawa, lebak, pasang surut, lahan

sementara tidak diusahakan dan lainnya, merupakan peluang

bagi peningkatan produksi tanaman pangan khususnya padi.

Potensi sumberdaya lahan ini harus dirancang dengan baik

pemanfaatannya untuk meningkatkan produksi dan pendapatan

petani, salah satunya melalui kegiatan peningkatan

produktivitas (intensifikasi) dan peningkatan luas tanam

(ekstensifikasi).

Berbagai upaya peningkatan produksi baik melalui kegiatan

peningkatan produktivitas maupun peningkatan luas tanam,

telah dilaksanakan antara lain melalui Penerapan Pengelolaan

Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT). Upaya ini telah

terbukti mengungkit pencapaian produksi, namun kedepan akan

dihadapkan dengan berbagai tantangan yang lebih beragam,

oleh karena itu diperlukan penyempurnaan dan atau

Page 13: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

3

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2016

peningkatan kualitas baik pada tatanan perencanaan maupun

operasionalisasi di lapangan.

Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT) bukan

merupakan paket teknologi, tetapi adalah pendekatan dalam

peningkatan produksi melalui pengelolaan tanaman, tanah, air,

hara dan organisme pengganggu tanaman (OPT) secara

menyeluruh dan berkelanjutan. Dalam penerapannya, PTT

bersifat partisipatif, dinamis, spesifik lokasi, terpadu dan sinergis

antar komponen teknologi yang diterapkan.

Dewasa ini telah diperkenalkan berbagai teknologi tanam

budidaya padi, antara lain budidaya sistem tanam benih

langsung (Tabela), sistem tanam tanpa oleh tanah (TOT)

maupun sistem tanam jajar legowo (Jarwo). Salah satu penciri

pendekatan melalui PTT adalah komponen sistem tanam jajar

legowo. Pengenalan dan penggunaan sistem tanam tersebut

disamping dapat mendapatkan pertumbuhan tanaman yang

optimal juga ditujukan untuk meningkatkan hasil dan

pendapatan petani.

Pada umumnya, varietas padi pada kondisi jarak tanam sempit

akan mengalami penurunan kualitas pertumbuhan, seperti

jumlah anakan dan malai yang lebih sedikit, panjang malai yang

lebih pendek, dan tentunya jumlah gabah permalai berkurang

bila dibandingkan pada kondisi jarak tanam yang lebar

(potensial). Fakta dilapangan membuktikan bahwa penampilan

Page 14: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

4

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2016

individu tanaman padi pada jarak tanam yang lebar lebih bagus

dibandingkan dengan jarak tanam yang rapat.

Beberapa kemungkinan yang menyebabkan rendahnya

produktivitas pada jarak tanam rapat antara lain : persaingan

dalam penerimaan cahaya matahari, pengurasan unsur hara

yang intensif, peluang berkembangnya penyakit endemik

sebagai akibat dari kondisi lingkungan mikro yang

menguntungkan perkembangan penyakit, dll.

Dengan teknologi tanam jajar legowo maka pada barisan

tanaman terluar memberikan ruang tumbuh yang lebih longgar

sekaligus sirkulasi udara dan pemanfaatan sinar matahari lebih

baik untuk pertanaman. Selain itu upaya penanggulangan

gulma dan pemupukan dapat dilakukan dengan lebih mudah.

Pemahaman terhadap teknologi tanam jajar legowo padi

menjadi penting agar manfaat yang akan diperoleh dari

penerapannya akan lebih optimal.

Sejalan dengan hal tersebut diatas, maka pada tahun 2016

upaya peningkatan produksi padi akan diarahkan pada kegiatan

peningkatan produktivitas (intensifikasi) dan kegiatan perluasan

areal tanam (ekstensifikasi) melalui penerapan teknologi tanam

jajar legowo. Untuk itu, seluruh kegiatan peningkatan

produktivitas (intensifikasi) diwajibkan menerapkan

teknologi tanam jajar legowo, sementara untuk kegiatan

perluasan areal tanam(ekstensifikasi) diharapkan dapat

Page 15: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

5

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2016

menerapkan teknologi tanam jajar legowo tersebut atau

disesuaikan dengan kondisi setempat.Untuk mendukung

penerapan teknologi tanam jajar legowo maka akan difasilitasi

bantuan benih dan alat tanam antara lain caplak kepada

petani/kelompok tani/gapoktan/LMDH pelaksana kegiatan.

Selain itu juga difasilitasi biaya pembuatan papan nama,

kegiatan ubinan, gerakan tanam dan panen, pembinaan,

bimbingan, pemantauan dan evaluasi.

Melalui upaya ini maka petani/kelompok tani/gapoktan/LMDH

akan mampu mengelola potensi sumberdaya yang tersedia

secara terpadu dalam budidaya padi di lahan usahatani secara

spesifik lokasi, sehingga petani mampu mengembangkan

usahataninya dalam rangka peningkatan produksi padi. Namun

demikian, wilayah di luar program (pertanaman swadaya petani)

tetap dilakukan pembinaan, bimbingan, pendampingan dan

pengawalan sehingga produksi dan produktivitas tetap dapat

meningkat, mengingat sasaran produksi yang telah ditetapkan

meningkat dari tahun sebelumnya.

Dengan berbagai fasilitasi/stimulan yang diberikan pemerintah,

diharapkan pelaksanaan penerapan teknologi tanam jajar

legowo padi pada kegiatan peningkatan produktivitas

(intensifikasi) dan kegiatan perluasan areal tanam

(ekstensifikasi) dapat terlaksana dengan baik dan tepat

sasaran.

Page 16: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

6

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2016

Agar upaya pencapaian sasaran produksi padi melalui kegiatan

penerapan teknologi tanam jajar legowo padi pada kegiatan

peningkatan produktivitas (intensifikasi) dan perluasan areal

tanam (ekstensifikasi) dapat tercapai, maka perlu disusun

Petunjuk Teknis sebagai acuan umum bagi semua pihak yang

terkait dalam pelaksanaan kegiatan tersebut di lapangan.

Dengan adanya petunjuk teknis ini, semua pihak terkait akan

berkontribusi secara positif sehingga akhirnya kegiatan ini

menjadi salah satu kegiatan yang berkontribusi terhadap

pencapaian sasaran produksi padi. Mengingat tingginya

keberagaman kondisi di masing-masing daerah dan

kemampuan adopsi inovasi teknologi, maka Petunjuk Teknis

ini dilengkapi oleh Dinas Pertanian Provinsi dalam bentuk

Petunjuk Pelaksanaan (JUKLAK), sehingga kegiatan tersebut

dapat dilakukan tepat waktu dan tepat sasaran, dan selanjutnya

dirinci secara teknis oleh Dinas Pertanian Kabupaten/Kota

sesuai dengan kondisi spesifik lokasi agar lebih operasional

sesuai kebutuhan di lapangan dan tidak multitafsir.

Apabila terdapat perubahan dan ada yang belum diatur dalam

Petunjuk Teknis ini, selanjutnya akan diatur lebih lanjut.

Mekanisme perubahan melalui usulan dari Kepala Dinas

Pertanian Kabupaten/Kota kepada Kepala Dinas Pertanian

Provinsi dan selanjutnya disampaikan ke Pusat (Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan).

Page 17: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

7

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2016

B. Tujuan dan Sasaran

1. Tujuan

a. Menyediakan acuan pelaksanaan teknologi tanam jajar

legowo baik pada kegiatan peningkatan produktivitas

(intensifikasi) maupun kegiatan perluasan areal tanam

(ekstensifikasi) padi, bagi Dinas Pertanian Provinsi dan

Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dalam rangka

mendukung peningkatan produksi padi tahun 2016.

b. Mendorong dan meningkatkan koordinasi dan

keterpaduan pelaksanaan pengembangan teknologi

tanam jajar legowo padi baik dilokasi kegiatan

peningkatan produktivitas (intensifikasi) maupun pada

lokasi kegiatan perluasan areal tanam (ekstensifikasi)

antara Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota.

c. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap

petani guna mempercepat penerapan teknologi tanam

jajar legowo padi dalam usahataninya baik dilokasi

kegiatan peningkatan produktivitas (intensifikasi) maupun

pada lokasi kegiatan perluasan areal tanam

(ekstensifikasi).

d. Meningkatkan produksi padi dan pendapatan petani.

Page 18: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

8

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2016

2. Sasaran

a. Tersedianya acuan pelaksanaan teknologi tanam jajar

legowo padi baik dilokasi kegiatan peningkatan

produktivitas (intensifikasi) maupun di lokasi kegiatan

perluasan areal tanam (ekstensifikasi), bagi Dinas

Pertanian Provinsi dan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota,

dalam rangka mendukung peningkatan produksi padi

tahun 2016.

b. Terkoordinasinya pengembangan teknologi tanam jajar

legowo padi baik dilokasi kegiatan peningkatan

produktivitas (intensifikasi) maupun di lokasi kegiatan

perluasan areal tanam (ekstensifikasi), antara Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan, cq Direktorat Serealia, Dinas

Pertanian Provinsi dan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota.

c. Meningkatnya pengetahuan, keterampilan dan sikap

petani sehingga pelaksanaan penerapan teknologi tanam

jajar legowo padi baik dilokasi kegiatan peningkatan

produktivitas (intensifikasi) maupun di lokasi kegiatan

perluasan areal tanam (ekstensifikasi) dapat berjalan

lebih cepat dan keberlanjutan.

d. Meningkatnya produktivitas padi melalui penerapan

teknologi tanam jajar legowo minimal 1,50 ton/ha GKG.

Page 19: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

9

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2016

C. Pengertian – Pengertian

1. Sistem Tanam Jajar Legowo Padi adalah pola bertanam

padi yang berselang-seling antara dua atau lebih (biasanya

dua atau empat) baris tanaman dan satu baris kosong.

Istilah legowo diambil dari bahasa jawa yaitu “lego” yang

berarti luas dan “dowo” yang berarti panjang. Legowo juga

diartikan sebagai cara tanam padi yang memiliki beberapa

barisan dan diselingi satu barisan kosong.

2. Peningkatan produktivitas (intensifikasi) dimaksudkan

peningkatan produktivitas padi yaitu usaha yang dilakukan

untuk meningkatkan hasil pertanian dengan cara

mengoptimalkan lahan pertanian yang sudah tersedia

(existing). Dalam pelaksanaan intensifikasi pertanian akan

fokus pada upaya penanganan masalah terkait :

pengelolaan tanah, penggunaanbenih bermutu, penanaman,

pemupukan, pemberantasan hama serta penyakit pada

tanaman, pemanenan dan kegiatan selama pasca panen.

3. Perluasan Areal Tanam (PAT) Padi adalah upaya untuk

menambah luas areal pertanaman padi di lahan sawah,

lahan sawah non irigasi, lahan pertanian bukan sawah dan

lahan sementara tidak diusahakan (termasuk lahan sawah

yang terkena bencana).

4. Lahan Sawah adalah lahan pertanian yang berpetak-petak

dan dibatasi oleh pematang (galengan), saluran untuk

Page 20: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

10

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2016

menahan/menyalurkan air, yang biasanya ditanami padi

sawah tanpa memandang darimana diperoleh atau status

lahan tersebut.

5. Lahan Sawah Irigasi Teknis adalah lahan sawah yang

mempunyai jaringan irigasi dimana saluran pemberi terpisah

dari saluran pembuang agar penyediaan dan pembagian air

ke dalah sawah tersebut dapat sepenuhnya diatur dan

diukur dengan mudah. Biasanya lahan sawah irigasi teknis

mempunyai jaringan irigasi yang terdiri dari saluran primer

dan sekunder serta bangunannya dibangun dan dipelihara

oleh Dinas Pekerjaan Umum (PU).

6. Lahan Sawah Irigasi Setengah Teknis adalah lahan

sawah yang memperoleh irigasi dari irigasi setengah teknis.

Sama halnya dengan pengairan teknis, namun dalam hal ini

PU hanya menguasai bangunan penyadap untuk dapat

mengatur dan mengukur pemasukan air, sedangkan pada

jaringan selanjutnya tidak diukur dan tidak dikuasi oleh PU.

7. Lahan Sawah Irigasi Sederhana adalah lahan sawah yang

memperoleh pengairan dari irigasi sederhana yang sebagian

jaringannya (bendungan) dibangun oleh PU.

8. Lahan Sawah Irigasi Desa/Non PU adalah lahan sawah

yang memperoleh pengairan dari sistem pengairan yang

dikelola sendiri oleh masyarakat.

Page 21: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

11

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2016

9. Lahan Sawah Tadah Hujan adalah lahan sawah yang

bergantung pada air hujan.

10. Lahan Sawah Pasang Surut adalah lahan sawah yang

pengairannya tergantung pada air sungai yang dipengaruhi

oleh pasang surutnya air laut.

11. Lahan Sawah Lebak adalah lahan sawah yang

pengairannya berasal dari reklamasi rawa lebak (bukan

pasang surut).

12. Polder dan Sawah Lainnya adalah lahan sawah yang

terdapat di delta sungai yang pengairannya dipengaruhi

oleh air sungai tersebut. Sedangkan sawah lainnya antara

lain rembesan-rembesan rawa yang biasanya ditanami

padi.

13. Lahan Pertanian Bukan Sawah adalah semua lahan

pertanian selain lahan sawah. Lahan pertanian bukan

sawah terdiri dari tegal/kebun, ladang/huma, dan lahan

yang sementara tidak diusahakan.

14. Tegal/Kebun adalah lahan pertanian bukan sawah (lahan

kering) yang ditanami tanaman semusim atau tahunan dan

terpisah dengan halaman sekitar rumah serta

penggunaannya tidak berpindah-pindah.

15. Ladang/Huma adalah lahan pertanian bukan sawah (lahan

kering) yang biasanya ditanami tanaman semusim dan

Page 22: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

12

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2016

penggunaannya hanya semusim atau dua musim,

kemudian akan ditinggalkan bila sudah tidak subur lagi

(berpindah-pindah). Kemungkinan lahan ini beberapa tahun

kemudian akan dikerjakan kembali jika sudah subur.

16. Lahan Yang Sementara Tidak Diusahakan adalah lahan

yang biasanya diusahakan tetapi untuk sementara (lebih

dari 1 (satu) tahun tetapi kurang dari atau sama dengan 2

(dua) tahun) tidak diusahakan, termasuk lahan sawah yang

tidak diusahakan selama lebih dari 2 (dua) tahun.

17. Lahan Kering adalah hamparan lahan yang tidak

mempunyai pematang dan sumber airnya berasal dari air

hujan.

18. Lahan Tidur adalah lahan pertanian yang sudah tidak

digunakan selama lebih dari 2 (dua) tahun dan lahan tidur

umumnya merupakan sebuah bagian dari sistem

peladangan berpindah dimana petani membuka hutan,

menanamnya selama beberapa musim tanam, dan

meninggalkannya untuk membuka lahan baru.

19. Lahan Alang-Alang/Padang Penggembalaan adalah

lahan dimana tumbuh tanaman makanan ternak yang

tersedia bagi ternak yang dapat merenggutnya menurut

kebutuhannya dalam waktu singkat. Padang

penggembalaan adalah tempat atau lahan yang ditanami

rumput unggul dan atau legume (jenis rumput/legume yang

Page 23: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

13

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2016

tahan terhadap injakan ternak) yang digunakan untuk

menggembalakan ternak

20. Lahan Hutan Tanaman Industri (HTI) adalah sebidang

lahan yang sengaja ditanami dengan tanaman industri,

yaitu tanaman berkayu dengan tipe sejenis untuk mencapai

tujuan menjadi sebuah hutan yang secara khusus dapat

dieksploitasi tanpa membebani hutan alami, pertanaman

padi dapat ditanam pada lahan HTI selama tidak

mengganggu pertumbuhan tanaman pokok.

21. Lahan Perkebunan (Tanaman Belum Menghasilkan,

Replanting) yaitu penggantian suatu macam tanaman

perkebunan, karena sudah tua/tidak produktif dengan

tanaman perkebunan yang sama dan dapat dilakukan

secara selektif maupun menyeluruh.

22. Lahan Kritis merupakan suatu kondisi lahan tidak dapat

lagi mengatur fungsinya sebagai media pengatur tata air

dan unsur produksi pertanian yang baik. Lahan kritis

merupakan lahan yang sudah tidak produktif ditinjau dari

segi pertanian, karena pengelolaan dan penggunaan yang

kurang memperhatikan syarat-syarat pengolahan tanah

maupun kaidah konservasi.

23. Indeks Pertanaman (IP) adalah frekuensi penanaman

pada sebidang lahan pertanian untuk memproduksi bahan

pangan dalam kurun waktu 1 (satu) tahun.

Page 24: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

14

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2016

24. Teknologi Hazton adalah adalah cara bertanam padi

dengan menggunakan bibit tua 25 – 30 hari setelah semai

dengan jumlah bibit padat yaitu 20 - 30 batang per lubang

tanam. Komponen yang lain kurang lebih sama dengan

Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT)

Padi yang direkomendasikan oleh Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian.

25. Desa Pertanian Organik Padi adalah desa yang di

dalamnya telah dikembangkan sehamparan lahan pertanian

organik padi atau lebih yang menerapkan sistem pertanian

organik padi, yang siap disertifikasi oleh Lembaga

Sertifikasi Organik (LSO) yang diakui pemerintah.

26. Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT)

adalah suatu pendekatan inovatif dalam upaya

meningkatkan produktivitas dan efisiensi usahatani melalui

perbaikan sistem/pendekatan dalam perakitan paket

teknologi yang sinergis antar komponen teknologi,

dilakukan secara partisipatif oleh petani serta bersifat

spesifik lokasi. PTT merupakan inovasi baru untuk

memecahkan berbagai permasalahan dalam peningkatan

produktivitas padi. Teknologi intensifikasi padi bersifat

spesifik lokasi, bergantung pada masalah yang akan diatasi

(demand driven technology). Komponen teknologi PTT

ditentukan bersama-sama petani melalui analisis kebutuhan

teknologi (need assessment). Komponen teknologi

Page 25: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

15

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2016

PTTdasar/compulsoryadalah teknologi yang dianjurkan

untuk diterapkan di semua lokasi. Komponen teknologi PTT

pilihan adalah teknologi pilihan disesuaikan dengan kondisi,

kemauan, dan kemampuan. Komponen teknologi PTT

pilihan dapat menjadi compulsory apabila hasil KKP (Kajian

Kebutuhan dan Peluang) memprioritaskan komponen

teknologi yang dimaksud menjadi keharusan untuk

pemecahan masalah utama suatu wilayah, demikian pula

sebaliknya bagi komponen teknologi dasar.

27. Bantuan Pemerintah adalah bantuan yang tidak

memenuhi kriteria bantuan sosial yang diberikan oleh

Pemerintah kepada perseorangan, kelompok masyarakat

atau lembaga pemerintah/nonpemerintah. Bentuk Bantuan

Pemerintah meliputi: Pemberian penghargaan; Beasiswa;

Tunjangan profesi guru dan tunjangan lainnya; Bantuan

Operasional; Bantuan sarana prasarana; Bantuan

rehabilitasi/pembangunan gedung/bangunan; dan Bantuan

lainnya yang memiliki karakteristik bantuan pemerintah

yang ditetapkan oleh Pengguna Anggaran (PA).

28. Petani, adalah perorangan warga negara Indonesia beserta

keluarganya atau korporasi yang mengelola usaha di

bidang pertanian, wanatani, minatani, agropasture,

penangkaran satwa dan tumbuhan, di dalam dan di sekitar

hutan, yang meliputi usaha hulu, usaha tani, agroindustri,

pemasaran, dan jasa penunjang.

Page 26: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

16

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2016

29. Kelompok tani adalah kumpulan petani/peternak/pekebun

yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan;

kesamaan kondisi lingkungan sosial, ekonomi, sumber

daya; kesamaan komoditas; dan keakraban untuk

meningkatkan serta mengembangkan usaha anggota.

Gabungan Kelompok tani (Gapoktan) adalah kumpulan

beberapa kelompok tani yang bergabung dan bekerja sama

untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha.

30. Rencana Usahatani Kelompok (RUK) adalah rencana

kerja usahatani dari kelompok tani untuk satu periode

musim tanam yang disusun melalui musyawarah dan

kesepakatan bersama dalam pengelolaan usahatani

sehamparan wilayah kelompok tani yang memuat uraian

kebutuhan saprodi yang meliputi:jenis, volume, harga

satuan dan jumlah uang yang diajukan untuk pembelian

saprodi sesuai kebutuhan di lapangan (spesifik lokasi) dan

pengeluaran lainnya (bantuan alat tanam jajar legowo) dan

lainnya.

31. Pemandu Lapangan (PL) adalah Penyuluh Pertanian,

Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT),

Pengawas Benih Tanaman (PBT)yang telah mengikuti

pelatihan SL-PTT dan berperan sebagai pendamping dan

pengawal pelaksanaan kegiatan.

32. Pengawalan dan Pendampingan oleh Petugas Dinas

adalah kegiatan yang dilakukan oleh petugas Dinas

Page 27: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

17

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2016

Pertanian Provinsi dan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota

termasuk Penyuluh, POPT, PBT, Mantri Tani dan atau

petugas lainnya sesuai dengan kebutuhan di lapangan

dalam melakukan pengawalan dan pendampingan, guna

lebih mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan.

33. Pengawalan dan Pendampingan oleh Aparat adalah

kegiatan yang dilakukan oleh TNI-AD beserta jajarannya

(Babinsa), Camat, Kades dan atau petugas lainnya sesuai

dengan kebutuhan di lapangan dalam melakukan

pengawalan, pendampingan dan membantu pelaksanaan

pencapaian target tanam (produksi) padi di lapangan.

Dalam pelaksanaannya Babinsa secara berkala hadir di

lokasi kegiatan. Dalam rangka pemberdayaan kelompok

tani, Babinsa bersama penyuluh lapangan melaporkan

pelaksanaan tanam sampai produksi di wilayah masing-

masing.

34. Pengawalan dan Pendampingan oleh Peneliti adalah

kegiatan yang dilakukan oleh peneliti Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian (BPTP) didukung oleh peneliti UK/UPT

Lingkup Badan Litbang Pertanian gunameningkatkan

pemahaman dan akselerasi adopsi PTT dengan menjadi

narasumber pada pelatihan, penyebaran informasi,

melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan

supervisi penerapan teknologi.

Page 28: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

18

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2016

35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah

kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan

penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi

BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam

rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus

memberikan bimbingan kepada kelompok tani dalam

penerapan teknologi.

36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT(Pengendali

Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan

pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka

pengendalian hama terpadu(PHT).

37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas

Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh

Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutubenih.

38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan

mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah

organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,

berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan

mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk

meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah

serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.

39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah

dilepas produksi dan peredarannya diawasi.

40. Benih Varietas Unggul Bersertifikat adalah benih bina

yang telah disertifikasi.

Page 29: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

19

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2016

41. Swadaya adalah semua upaya yang dilakukan petani

dengan sumber pembiayaan yangberasal dari modal petani

sendiri.

42. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA

adalah Menteri/Pimpinan Lembaga yang bertanggung

jawab atas penggunaan anggaran pada Kementerian

Negara/Lembaga yang bersangkutan.

43. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut

KPA adalah pejabat yang memperoleh kuasa dari PA untuk

melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung jawab

penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga

yang bersangkutan.

44. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut

PPK adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh

PA/Kuasa PA untuk mengambil keputusan dan/atau

tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran atas

beban APBN.

Page 30: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

19

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2O16

II. KERAGAAN, TANTANGAN SERTA PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI PADI TAHUN 2016

A. Keragaan Produksi

Produksi padi dalam 5 tahun terakhir meningkat rata-rata

2,48%/tahun, dari 66,47 juta ton GKG pada tahun 2010 menjadi

74,99 juta ton GKG pada tahun 2015 (ARAM II) sedangkan laju

peningkatan produktivitas mencapai rata-rata 1,08%/tahun dan

luas panen meningkat rata-rata 1,37 %/tahun, sebagaimana

terlihat dalam Tabel 1.

Tabel 1. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi Tahun 2010-2015

*) ARAM II BPS

Ha % Ku/Ha % Ton %

2010 13.253.450 50,15 66.469.394

2011 13.203.643 (0,38) 49,8 (0,70) 65.756.904 (1,07)

2012 13.445.524 1,83 51,36 3,13 69.056.126 5,02

2013 13.835.252 2,90 51,52 0,31 71.279.709 3,22

2014 13.797.307 (0,27) 51,35 (0,33) 70.846.465 (0,61)

2015* 14.178.172 2,76 52,89 3,00 74.997.788 5,86

1,37 1,08 2,48

PRODUKSIPRODUKTIVITASLUAS PANENTAHUN

RATA-RATA

Page 31: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

20

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2O16

B. Sasaran Produksi Padi Tahun 2016

Sasaran produksi padi tahun 2016 sejumlah 76,23juta ton GKG

atau meningkat 3,79% dibanding sasaran produksi tahun

sebelumnya sebesar 73,44 ton GKG. Sasaran sejumlah tersebut

diperoleh dari sasaran luas tanam 15,02 juta ha, sasaran luas

panen 14,27 juta hadan sasaran produktivitas 53,40 ku/ha.

Apabila dibandingkan dengan pencapaian pada tahun

2015(ARAM II), sasaran produksi tahun 2016 meningkat 1,65%,

sasaran luas panen meningkat 0,63%, produktivitas meningkat

0,96 %,seperti pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Persentase Kenaikan Angka Sasaran 2016 Terhadap ARAM II 2015 (BPS)

Sasaran indikatif luas tanam, panen, produktivitas dan produksi

padi tahun 2016 per Provinsi, disajikan pada Lampiran 1.

KOMODITAS URAIANARAM II

2015

SASARAN

2016%

Luas Tanam (jt Ha) 14,69 15,02 2,26

Luas Panen (jt Ha) 14,18 14,27 0,63

Produktivitas (Ku/Ha) 52,89 53,40 0,96

Produksi (jt ton GKG) 74,99 76,23 1,65

PADI

Page 32: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

21

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2O16

C. Tantangan dan Peluang Peningkatan Produksi

Kendala dalam peningkatan produksi tanaman pangan yang

semakin kompleks karena berbagai perubahan dan

perkembangan lingkungan strategis di luar sektor pertanian

berpengaruh dalam peningkatan produksi tanaman pangan.

Tantangan utama yang dihadapi dalam upaya peningkatan

produksi tanaman pangan adalah : 1). Meningkatnya permintaan

beras sesuai dengan peningkatan jumlah penduduk, 2).

Terbatasnya ketersediaan beras dunia, dan 3). Kecenderungan

meningkatnya harga pangan.

Disamping tantangan, upaya peningkatan produksi tanaman juga

dihadapi oleh sejumlah permasalahan, yaitu antara lain : 1).

Meningkatnya kerusakan lingkungan dan perubahan iklim global,

2). Terbatasnya ketersediaan infrastruktur, 3). Belum optimalnya

sistem perbenihan nasional, 4). Terbatasnya akses petani

terhadap permodalan dan masih tingginya suku bunga usaha

tani, 5). Masih lemahnya kapasitas kelembagaan petani dan

penyuluh, 6). Meningkatnya alih fungsi lahan pertanian ke

penggunaan non pertanian, serta 7). Kurang harmonisnya

koordinasi kerja antar sektor terkait pembangunan pertanian.

Disamping itu, pembangunan pertanian selama ini masih

dilaksanakan tersekat-sekat oleh batasan administratif serta

berorientasi pada kegiatan-kegiatan yang tidak mampu menjadi

Page 33: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

22

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2O16

faktor pengungkit untuk pencapaian sasaran pembangunan

pertanian.

Disamping tantangan dan permasalahan yang dihadapi dalam

upaya peningatan produksi tanaman pangan, terdapat sejumlah

peluang yang apabila dimanfaatkan dengan baik akan

memberikan kontribusi pada upaya peningkatan produksi.

Peluang tersebut antara lain : 1). Kesenjangan hasil antara

potensi dan kondisi di lapangan masih tinggi, 2). Tersedia

teknologi untuk meningkatkan produktivitas, 3). Potensi

sumberdaya lahan sawah, rawa/lebak, pasang surut, lahan kering

(perkebunan, kehutanan) dan lahan sementara tidak diusahakan

masih luas, 4). Pengetahuan/Keterampilan SDM (Petani,

Penyuluh/PPL, Pengendali Organisme Pengganggu

Tumbuhan/POPT, Pengawas Benih Tanaman/PBT, dan Petugas

Pertanian Lainnya) masih dapat dikembangkan, 5). Tersedianya

potensi pengembangan produksi berbagai pangan pilihan selain

beras, 6). Dukungan Pemerintah Daerah dan 7). Ketersediaan

sumber genetik.

Page 34: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

23

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2O16

III. STRATEGI DAN UPAYA PENCAPAIAN PRODUKSI PADI TAHUN 2016

Mengingat komoditi serealia khususnya beras merupakan komoditas

pangan strategis yang masih terus mendapatkan perhatian khusus

dari pemerintah maka upaya meningkatkan produksi dan

produktivitas padi terus dilakukan, antara lain dilakukan melalui

program intensifikasi dan ekstensifikasi. Program tersebut dilakukan

melalui penyediaan input, penyediaan teknologi, air, pemasaran hasil

dan lain sebagainya yang memungkinkan untuk lebih menggairahkan

para petani untuk berusahatani lebih optimal, sehingga pada

akhirnya peningkatan produksi dan produktivitas padi dapat dicapai.

A. Strategi Pencapaian Produksi Padi 2016

a.1. Peningkatan Produktivitas (Intensifikasi)

Peningkatan produktivitas padi merupakan usaha yang dilakukan

untuk meningkatkan produksi padi dengan cara mengoptimalkan

lahan pertanian yang sudah tersedia (existing). Dalam

pelaksanaan kegiatan intensifikasi padi akan difokuskan pada

upaya penanganan masalah terkait: pengelolaan tanah,

penggunaan benih bermutu, penanaman, pemupukan,

pemberantasan hama serta penyakit pada tanaman, pemanenan

dan kegiatan selama pasca panen.

Page 35: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

24

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2O16

Peningkatan produktivitas padi dilakukan melalui peningkatan

penggunaan benih bermutu dari varietas unggul spesifik lokasi

dan musim dengan produktivitas tinggi termasuk benih padi

hibrida, peningkatan jumlah populasi tanaman dengan sistem

tanam jajar legowo, pemupukan sesuai rekomendasi spesifik

lokasi serta berimbang, pemakaian pupuk organik serta pupuk

bio-hayati, pengelolaan pengairan dan perbaikan budidaya

lainnya dan disertai dengan peningkatan pengawalan,

pendampingan, pemantauan dan koordinasi. Strategi ini

terutama dilaksanakan di wilayah dimana perluasan areal sudah

sulit dilakukan, sehingga dengan penerapan teknologi spesifik

lokasi diharapkan masih dapat ditingkatkan produktivitasnya.

a.2. Perluasan Areal Tanam (Ekstensifikasi)

Permasalahan substantif yang dihadapi dalam peningkatan

produksi padi adalah berkurangnya luas areal lahan sawah

akibat alih fungsi dari lahan pertanian ke peruntukan di luar

pertanian.

Berdasarkan permasalahan tersebut, dalam upaya peningkatan

produksi padi, maka Kementerian Pertanian melalui APBN TA.

2016 melaksanakan kegiatan perluasan areal tanam

(ekstensifikasi) dan peningkatan indeks pertanaman padi pada

lahan yang masih berpotensi untuk ditingkatkan, antara lain

lahan kering, lahan tadah hujan, lahan hutan, lahan gambut,

Page 36: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

25

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2O16

lahan rawa, lahan pasang surut, lahan yang sementara tidak

diusahakan, lahan marginal, dan lahan lainnya.

Guna mendukung kegiatan tersebut, maka pelaksana kegiatan

akan diberikan fasilitasi/bantuan prasarana dan sarana pertanian

yang terdiri dari: benih padi, alat dan mesin pertanian baik pra

panen maupun pasca panen serta infrastruktur air irigasi/jaringan

irigasi sesuai kebutuhan lahan dan didukung oleh potensi

sumber daya alam yang tersedia dilokasi, sebagai stimulan.

B. Upaya Pencapaian Sasaran Produksi Padi Tahun 2016.

Fokus Utama pencapaian sasaran produksi padi tahun 2016

adalah peningkatan produktivitas padi melalui penerapan

teknologi tanam jajar legowo. Sejalan dengan hal tersebut, maka

pada tahun 2016 upaya peningkatan produksi padi akan

diarahkan pada kegiatan intensifikasi (peningkatan produktivitas)

dan kegiatan ekstensifikasi (perluasan areal tanam). Seluruh

kegiatan intensifikasi diwajibkan menerapkan teknologi

tanam jajar legowo, sementara untuk kegiatan ekstensifikasi

diharapkan dapat menerapkan teknologi tanam jajar legowo atau

disesuaikan dengan kondisi setempat. Rekapitulasi alokasi

kegiatan budidaya padi tahun 2016 disajikan pada Lampiran

2sedangkan rincian per provinsi dan kabupaten/kota disajikan

pada Lampiran 3.

Untuk mendukung penerapan teknologi tanam jajar legowo maka

akan difasilitasi bantuan benih dan alat tanam antara lain caplak

Page 37: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

26

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2O16

kepada petani/kelompok tani/gapoktan/LMDH pelaksana

kegiatan serta fasilitasi biaya pembuatan papan nama, dukungan

pembinaan, bimbingan, pemantauan, evaluasi pengelolaan

produksi padi, kegiatan ubinan bersama serta gerakan tanam

dan panen.

Sedangkan di luar fokus utama melalui berbagai upaya dan

dukungan anggaran guna peningkatan produksi dan

produktivitas pada areal tanam seluas 10,5 juta ha. Upaya

penambahan luas tanam tahun 2016 antara lain diperoleh dari

pertambahan luas tanam dari pembangunan waduk antara lain

Waduk Jati Gede, pembangunan bendungan di Kabupaten Aceh

Barat, serta rencana pertambahan luas tanam melalui

pembangunan bendungan baru. Selain itu potensi tambah tanam

juga diperoleh dari pemanfaatan cetak sawah tahun 2015 seluas

31 ribu ha serta pemanfaatan lahan rawa/gambut seluas 2 ribu

ha.Skenario pencapaian sasaran produksi padi tahun 2016

sebagaimana terlihat pada Tabel 3 berikut ini :

Page 38: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

27

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2O16

Tabel 3. Skenario Pencapaian Produksi Padi Tahun 2016

Page 39: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

28

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2O16

Upaya peningkatan produksi dan produktivitas padi di luar

wilayah fokus dilakukan melalui serangkaian pembinaan,

pengawalan, pendampingan dan bimbingan yang terkoordinasi

dan terintegrasi dengan pemanfaatan bantuan benih, benih

bersubsidi, benih non subsidi dan atau benih dari sumber-

sumber lain, pupuk bersubsidi (urea, ZA, SP-36, NPK dan pupuk

organik), alsintan, pemanfaatan cetak sawah tahun 2016,

rehabilitasi jaringan irigasi tahun 2016, dukungan APBD

Provinsi/APBD Kabupaten/Kota, dan swadaya murni petani

melalui KKP-E/KUR, Dukungan Penyuluh/PPL Swadaya dan

lainnya.

Agar upaya ini dapat berhasil maka dukungan dari berbagai

pihak sangat diperlukan melalui gerakan yang luar biasa antara

lain: (1). gerakan pengolahan tanah, (2). gerakan tanam dan

panen serentak, (3). gerakan pemupukan berimbang, (4).

gerakan penerapan teknologi, (5). gerakan pengendalian OPT,

(6). gerakan penanganan panen dan pasca panen, dan (7).

gerakan lainnya dengan dukungan dana APBN maupun APBD

Provinsi dan APBD Kabupaten/Kotaserta dana masyarakat dan

stakeholder.

Penyuluh Pertanian/PPL, POPT, PBT, Aparat (TNI-AD) tetap

harus melakukan pengawalan dan pendampingan pada areal

tanam di luar program. Pada prinsipnya semua dana yang ada

dan dikelola oleh Dinas Pertanian Provinsi dan Dinas Pertanian

Page 40: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

29

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2O16

Kabupaten/Kota dan Bakorluh/Bapeluh ditujukan untuk

meningkatkan produksi padi baik di areal program maupun di

luar areal non program.

Pos simpul koordinasi (POSKO) pelaksanaan pengembangan

teknologi tanam jajar legowo padi dapat memanfaatkan Pokja

yang ada di masing-masing daerah antara lain seperti Pokja

UPSUS. Sedangkan mekanisme dan hubungan kerja antar

lembaga dalam rangka UPSUS peningkatan produksi padi dalam

pencapaian swasembada berkelanjutan padi mengacu pada

Permentan 131/Permentan/OT.140/12/2014 tentang Mekanisme

dan Hubungan Kerja antar Lembaga yang Membidangi Pertanian

dalam Mendukung Peningkatan Produksi Pangan Nasional.

Page 41: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

30

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2O16

IV. PELAKSANAAN KEGIATAN TAHUN 2016

Upaya peningkatan produksi padi akan diarahkan pada kegiatan

peningkatan produktivitas (intensifikasi) dan kegiatan perluasan

areal tanam (ekstensifikasi). Seluruh kegiatan peningkatan

produktivitas (intensifikasi) diwajibkan menerapkan teknologi

tanam jajar legowo, sementara untuk kegiatan perluasan areal

tanam (ekstensifikasi) diharapkan dapat menerapkan teknologi

tanam jajar legowo atau disesuaikan dengan kondisi setempat.

A. Kriteria Calon Lokasi Kegiatan Peningkatan Produktivitas

(Intensifikasi) dan Perluasan Areal Tanam (Ekstensifikasi)

A.1. Kriteria Umum

a. Merupakan daerah yang berpeluang untuk

ditingkatkan produktivitas dan/atau indeks

pertanamannya.

b. Diprioritaskan bukandaerah endemis hama dan

penyakit, bebas dari bencana kekeringan, kebanjiran

dan sengketa.

c. Diusahakan berada dalam satu hamparan/kawasan

yang strategis dan mudah dijangkau petani atau

disesuaikan dengan kondisi di lapangan.

d. Penetapan lokasi hendaknya memperhatikan

kontribusi peningkatan (incremental) produksi yang

akan dihasilkan dan oleh karena itu Dinas Pertanian

Page 42: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

31

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2O16

Kabupaten/Kota perlu melakukan identifikasi terhadap

calon lokasi dengan cermat dan berkoordinasi dengan

pihak-pihak terkait agar prasyarat dimaksud dapat

terpenuhi.

e. Lokasi kegiatan diberi papan nama sebagai

tanda/identitas lokasi pelaksanaan kegiatan.

A.2. Kriteria Khusus

A.2.1. Lokasi Peningkatan Provitas (Intensifikasi) Padi.

a. Lokasi dapat berupa persawahan yang

beririgasi, dan/atau sawah tadah hujan,

dan/atau pasang surut dan/atau lebak yang

produktivitasnyamasih dapat ditingkatkan.

b. Lokasi yang belum menerapkan teknologi

tanam jajar legowo 2:1 atau 4:1 secara

sempurna, dengan tetap memperhatikan

kondisi di lapangan.

A.2.2. Lokasi Perluasan Areal Tanam (Ekstensifikasi)

Padi.

a. Lokasi kegiatan dimaksudkan untuk

menambah luas areal tanam padi di lahan

sawah (sawah irigasi setengah teknis, sawah

irigasi sederhana, sawah irigasi desa), lahan

Page 43: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

32

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2O16

sawah non irigasi (lahan sawah tadah hujan,

lahan sawah lebak, polder dan lahan sawah

lainnya), lahan pertanian bukan sawah

(tegal/kebun, ladang/huma, lahan perkebunan

dan lahan HTI) dan lahan sementara tidak

diusahakan (termasuk lahan sawah yang

terkena bencana serta lahan yang belum

diusahakan/ditinggalkan).

b. Lokasi yang mampu meningkatkan IP minimal

100%.

c. Status lahan tidak dalam sengketa.

d. Lokasi kegiatan memiliki kemiringan lahan <

15%.

e. Luas satu kawasan minimal 150 ha dan dapat

terdiri dari beberapa lokasi hamparan yang

mudah dijangkau alat mesin pertanian atau

disesuaikan dengan kondisi di lapangan (spot

parsial namun terhubung dengan aksesbilitas

yang memadai).

f. Lokasi kegiatan memiliki potensi sumber air

(sungai, waduk, sumur tanah dalam/dangkal

dll) untuk dapat memenuhi kebutuhan air

selama pertanaman padi utamanya pada

musim kemarau.

Page 44: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

33

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2O16

A.2.3. Lokasi Perluasan Areal Tanam (Ekstensifikasi)

Padi Melalui Peningkiatan IP.

a. Lokasi kegiatan dimaksudkan untuk menambah

luas tanam padi melalui peningkatan indeks

pertanaman di lahan sawah tadah hujan,

dan/atau lahan kering, dan/atau pasang surut

dan/atau lebak,yang masih berpeluang untuk

dapat ditingkatkan indeks pertanamannya.

b. Lokasi bukan lahan baru tetapi sebelumnya

tidak ditanami padi seperti: tegalan, kebun,

ladang, huma, lahan sementara tidak

diusahakan, lahan hutan tanaman industri,

lahan perkebunan (replanting), dan lahan kritis.

c. Lokasi kegiatan dapat berupa pula lahan yang

sebelumnya ditanami selain padi (penggantian

komoditas).

d. Status lahan tidak dalam sengketa.

A.2.4. Lokasi Budidaya Padi dengan Teknologi Hazton.

a. Lokasi dapat pada lahan eksisting dan/atau

lokasi baru (Perluasan Areal Tanam/PAT)

dan/atau Peningkatan Indeks Pertanaman

(PIP).

Page 45: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

34

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2O16

b. Lokasi kegiatan dapat berupa persawahan

yang beririgasi, sawah tadah hujan, lahan

kering,pasang surut dan lebak yang

produktivitas dan/atau indeks pertanamannya

masih dapat ditingkatkan.

A.2.5. Lokasi Pengembangan Desa Pertanian Organik

Padi.

a. Lokasi diutamakan pada daerah dimana

pertanian organik padi sudah berkembang

(Kelas Eksportir dan Domestik) dan/atau

daerah pertumbuhan (Kelas Pemula).

b. Lokasi diprioritaskan berada pada lokasi

ekspelaksanaan kegiatan SL-PHT dan/atau;

lokasi eks pelaksanaan kegiatan SRI dan/atau

lokasi eks pelaksanaan kegiatan UPPO.

Format daftar calon petani dan calon lokasi penerima bantuan

pemerintah Tahun 2016, disajikan pada Lampiran 4.

B. Kriteria Calon Petani Pelaksana Kegiatan Peningkatan

Produktivitas (Intensifikasi) dan Perluasan Areal Tanam

(Ekstensifikasi).

a. Kelompok tani/petani/Gapoktan/LMDHpelaksanan kegiatan

merupakan kelompok yang dinamis, pro aktif dan

bertempat tinggal dalam satu desa/wilayah yang

berdekatan dan/atau disesuaikan dengan kondisi di

Page 46: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

35

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2O16

lapangan, diusulkan oleh Kepala Desa dan/atau KCD dan/

atau Petugas Lapangan/Penyuluh.

b. Kelompok tani/Petani/Gapoktan/LMDH pelaksanan

kegiatan adalah petani aktif dan mempunyai kepengurusan

yang lengkap yaitu minimal ada Ketua, Sekretaris dan

Bendahara serta memiliki lahan atau pun

penggarap/penyewa dan mau mengikuti seluruh rangkaian

kegiatan.

c. Kelompok tani/petani/Gapoktan/LMDH pelaksana kegiatan

ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan

disahkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) bagi

Satker Mandiri (TP). Apabila Satker melekat di Provinsi (TP

Provinsi) maka kelompok tani/petani/gapoktan/LMDH

penerima diusulkan oleh Kepala Dinas Pertanian

Kabupaten/Kota dan ditetapkan oleh Pejabat Pembuat

Komitmen (PPK) dan disahkan oleh Kuasa Pengguna

Anggaran (KPA). Contoh format surat keputusan PPK,

disajikan pada Lampiran 5.

d. Kelompok tani/petani/Gapoktan/LMDH pelaksana kegiatan

bersedia melaksanakan kegiatan dengan sebaik-baiknya

dan bersedia menambah sarana produksi dan pendukung

lainnya, bilamana bantuan yang diberikan tidak mencukupi.

Selanjutnya seluruh bantuan yang telah diterima petani

pelaksana kegiatan tidak untuk diperjual belikan.

Page 47: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

36

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2O16

e. Kelompok tani/petani/Gapoktan/LMDH pelaksanan kegiatan

diharapkan membuat surat pernyataan bersedia dan

sanggup menggunakan bantuan tersebut sesuai

peruntukannya (contoh usulan RUK disajikan pada

Lampiran 6) dan sanggup mengembalikan bantuan apabila

tidak sesuai peruntukannya sebagaimana disajikan pada

Lampiran 7. Mekanisme pengembalian, sesuai dengan

peraturan perundangan yang berlaku.

f. Kelompok tani/petani/Gapoktan/LMDH pelaksana kegiatan

memiliki rekening yang masih berlaku/masih aktif di Bank

Pemerintah (BUMN atau BUMD/Bank Daerah) yang

terdekat. Rekening bank diutamakan berupa rekening bank

setiap kelompok tani namun dapat pula rekening gabungan

kelompok tani (Gapoktan). Jika menggunakan rekening

gapoktan, mekanisme pengaturan antar kelompok tani agar

diatur lebih lanjut oleh Kepala Dinas Pertanian

Kabupaten/Kota atau Kepala Dinas Pertanian Provinsi.

C. Fasilitasi Bantuan Dalam Pelaksanaan Kegiatan

Peningkatan Produktivitas (Intensifikasi) dan Perluasan

Areal Tanam (Ekstensifikasi).

Bantuan kegiatan ini adalah bantuan pemerintah yang

diberikan kepada Kelompok Masyarakat dalam bentuk uang

atau barang. Dalam operasionalnya mengikuti peraturan

perundangan yang berlaku (antara lain: Peraturan Menteri

Page 48: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

37

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2O16

Keuangan Nomor: 168/PMK.05/2015 tanggal 3 September

2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan

Pemerintah pada Kementerian dan Lembaga, Peraturan

Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor:

62/Permentan/RC.130/12/2015 tanggal 16 Desember 2015

tentang Pedoman Pengelolaan dan Penyaluran Bantuan

Pemerintah lingkup Kementerian Pertanian Tahun Anggaran

2016, Petunjuk Teknis Pengelolaan Program dan Mekanisme

Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan Tahun Anggaran 2016 Nomor:

13/KPA/SK.310/C/1/2016 tanggal 4 Januari 2016, dan

peraturan-peraturan perundangan lainnya.

C.1. Fasilitasi Secara Umum

Fasilitasi yang diberikan untuk pelaksanaan kegiatan

merupakan stimulan kepada kelompok

tani/petani/gapoktan/LMDH dalam bentuk uang atau

barang.Fasilitasi pemerintah untuk pelaksanaan seluruh

kegiatan berupapembelian benih bermutu (varietas

unggul dan bersertifikat) dengan harga non

subsidi.Tidak dibolehkan memanfaatkan/menggunakan

benih bersubsidi yang disediakan Pemerintah. Jumlah

dan varietas yang akan digunakan disesuaikan dengan

kondisi setempat (spesifik lokasi), serta disetujui

dan/atau diketahui oleh Petugas Lapangan/Penyuluh,

Page 49: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

38

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2O16

Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dan/atau BPTP

setempat.

Sumber benih dapat berasal dari kios benih, penangkar

benih, produsen BUMN/BUMD/Swasta, dan atau dari

sumber lain yang jelas, dll. Selanjutnya kemasan dan

label benih agar disimpan dengan baik untuk

monitoring/pemeriksaan.

Selain itu juga diberikan bantuan dana untuk

pembelian/pengadaan alat tanam antara lain caplak

dengan perbandingan 1 (satu) unit caplak untuk 10 ha

dan atau disesuaikan dengan kondisi di lapangan.

Penggunaan danabantuan secara keseluruhan tersebut

dapat disesuaikan dengan kondisi di masing-masing

daerah (spesifik lokasi) dan secara teknis disesuaikan

dengan anjuran teknologi setempat. Untuk itu koordinasi

dan komunikasi dengan BPTP setempat dan atau

dengan instansi terkait lainnya sangat diperlukan agar

bantuan pemerintah tersebut dapat dimanfaatkan

dengan efektif dan efisien oleh penerima bantuan guna

meningkatkan produktivitas dan produksi.

Kebutuhan benih maupun kebutuhan alat tanam antara

lain caplak dituangkan dalam RUK (Rencana Usaha

Kelompok) masing-masing kelompok tani/petani/

gapoktan/LMDH pelaksana kegiatan.

Page 50: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

39

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2O16

C.1.1. Fasilitasi untuk Kegiatan Peningkatan

Produktivitas (Intensifikasi)

Fasilitasi yang diberikan untuk pelaksanaan

kegiatan peningkatan produktivitas padi adalah

benih dan alat tanam antara lain caplak.

C.1.2. Fasilitasi untuk Kegiatan Perluasan Areal

Tanam (ekstensifikasi)

Perluasan areal tanam (ekstensifikasi) padi

bertujuan untuk mendorong peningkatan produksi

padi nasional melalui upaya penambahan luas

areal tanam dan atau peningkatan indeks

pertanaman padi.

Terkait dengan kegiatan perluasan areal tanam

padi yang dialokasikan pada lahan kering, apabila

varietas unggul padi gogo bersertifikat tidak

tersedia maka dapat menggunakan benih bermutu

dari padi varietas unggul lainnya yang biasa

ditanam di lahan kering sesuai dengan kebiasaan

petani dan diketahui oleh Kepala Dinas Pertanian

Kabupaten/Kota atau Kepala Dinas Pertanian

Provinsi atau BPTP.

Anggaran untuk alat tanam dapat digunakan untuk

pembelian alat tanam antara lain caplak yang

disesuaikan dengan kondisi spesifik lokasi.

Page 51: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

40

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2O16

Bantuan lainnya terkait pelaksanaan kegiatan

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Direktorat Alat Mesin Pertanian, Direktorat

Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian

mempersiapkan alat mesin pertanian untuk

mempermudah olah tanah (traktor roda-2 dan

roda-4; Pompa air, Rice transplanter) sesuai

kebutuhan.

Alsintan yang diadakan melalui e-Purchasing

sudah mempunyai SPPT SNI

Pengolahan tanah dilakukan melalui pola

“brigade alsin“ untuk mengoptimalkan

operasionalisasi alsin

2. Direktorat Pasca Panen, Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan mempersiapkan bantuan

Combine Harvester dan Power Thresher.

3. Direktorat Irigasi Pertanian, Direktorat Jenderal

Prasarana dan Sarana Pertanian untuk bantuan

prasarana irigasi baik itu irigasi sumur tanah

dalam/dangkal maupun irigasi perpipaan

maupun bangunan konservasi air sesuai

kebutuhan lokasi pertanaman padi.

Sehubungan dengan hal tersebut, Kepala Dinas

yang menangani tanaman pangan, hendaknya

Page 52: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

41

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2O16

segera melakukan koordinasi dengan Direktorat

Alat dan Mesin Pertanian Direktorat Jenderal

Prasarana dan Sarana Pertanian, Direktorat

Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman

Pangan, Direktorat Jenderal Tanaman

PangandanDirektorat Irigasi Pertanian, Direktorat

Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian dan

Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan

Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana

Pertanian guna mensinergikan program

penyaluran bantuan alat dan mesin pertanian dan

bantuan prasarana irigasi tahun 2016.

Penerima bantuan pelaksana kegiatan tersebut diatas,

dapat menerima lebih dari satu jenis bantuan yang

berbeda, kecuali bantuan alsintan dengan jenis yang

sama yang telah diterima pada tahun 2015.

C.1.3. Fasilitasi untuk Kegiatan Perluasan Areal

Tanam (ekstensifikasi) di luar Point C.1.2.

Terkait dengan kegiatan perluasan areal tanam

(ekstensifikasi) melalui peningkatan indeks

pertanaman padi apabila varietas unggul padi

gogo, rawa, pasang surut bersertifikat tidak

tersedia maka dapat menggunakan benih bermutu

dari padi varietas unggul lainnya yang biasa

Page 53: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

42

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2O16

ditanam di lahan kering/rawa/pasang surut sesuai

dengan kebiasaan petani dan diketahui oleh

kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota atau

Kepala Dinas Pertanian Provinsi atau BPTP.

Penggunaan anggaran untuk alat tanam dapat

digunakan untuk pembelian alat tanam antara lain

caplak dan atau sesuai dengan kondisi spesifik

lokasi.

C.1.3. Fasilitasi untuk Kegiatan Budidaya Padi

Dengan Teknologi Hazton

Fasilitasi pemerintah untuk pelaksanaan kegiatan

budidaya padi dengan teknologi Hazton selain

bantuan benih dan alat tanam antara lain caplak,

juga diberikan bantuan berupa pupuk organik,

pupuk organik cair (POC) lengkap, decomposer

dan agensia hayati. Penggunaan bantuan sarana

produksi tersebut, jenis dan jumlah/dosis, di

tingkat lapangan disesuaikan dengan kondisi di

masing-masing daerah (spesifik lokasi) dan

secara teknis disesuaikan dengan anjuran

teknologi di lokasi masing-masing.

Page 54: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

43

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2O16

C.1.5. Fasilitasi untuk Kegiatan Pengembangan Desa

Pertanian Organik Padi

Fasilitasi yang diberikan untuk pelaksanaan

kegiatan pengembangan desa pertanian organik

padi selain benih dan alat tanam antara lain

caplak, juga diberi bantuan berupa pupuk organik,

pestisida nabati, MOL, dan fasilitasi pendukung

pertanian organik. Penggunaan bantuan sarana

produksi seperti benih, pupuk, dan pestisida

nabati (jenis dan jumlah/dosis, dll) disesuaikan

dengan kondisi di masing-masing daerah(spesifik

lokasi).

Demikian pula dengan anggaran untuk fasilitasi

pertanian organik, pemanfaatannya disesuaikan

dengan kondisi di masing-masing daerah(spesifik

lokasi) dan secara teknis disesuaikan dengan

tingkat perkembangan pertanian organik di lokasi

masing-masing. Untuk itu, Dinas Pertanian

Provinsi dan/atau Dinas Pertanian

Kabupaten/Kota berkoordinasi dengan BPTP

setempat dan atau instansi terkait lainnya untuk

terlebih dahulu melakukan Kajian Kebutuhan dan

Peluang (KKP) dalam rangka memanfaatkan

Page 55: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

44

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2O16

anggaran fasilitasi pendukung lainnya yang

disediakan tersebut.

Selain fasilitasi yang langsung diberikan ke kelompok

tani/petani/gapoktan/LMDH, juga difasilitasi dengan kegiatan

yang dananya dialokasikan di Dinas Pertanian

Kabupaten/Kota dan atau Dinas Pertanian Provinsi berupa :

1. Bantuan penyediaan papan nama yang merupakan

identitas lokasi dimana kegiatan tersebut dilaksanakan.

Papan nama diberikan setiap unit (@ 25 ha) dan atau

disesuikan dengan kondisi di lapangan. Bahan dan ukuran

disesuaikan dengan anggaran yang tersedia (tidak harus

dalam bentuk papan, namun dapat berupa tripleks, plastik

sablon, dan atau lainnya) dan atau disesuaikan dengan

kondisi di masing-masing lokasi. Apabila dipandang perlu

menambah biaya untuk keperluan tersebut, dapat

diupayakan dari swadaya petani/kelompok tani atau dari

sumber-sumber lain yang sah dan diketahui petugas

lapangan dan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota.

2. Bantuan pendampingan dan pengawalan di lapangan

oleh petugas dinas kabupaten/kota termasuk

Penyuluh/PPL, POPT, PBT, Mantri Tani atau Petugas

lainnya sesuai kebutuhan di lapangan serta Aparat

(Babinsa, Camat, Kades atau lainnya). Khusus

pendampingan dan atau pengawalan oleh aparat,

Page 56: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

45

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2O16

keterlibatannya (kebutuhan) disesuaikan dengan kebutuhan

di lapangan. Jumlah kunjungan/pendampingan dan atau

pengawalan ke lapangan, disesuaikan dengan anggaran

yang tersedia. Untuk itu, diperlukan koordinasi antara Dinas

Pertanian Provinsi dan/atau Dinas Pertanian

Kabupaten/Kota dengan Bakorluh, Bapeluh, Kodim, Korem,

Babinsa dan Aparat Kecamatan sampai Desa.

3. Bantuan pelaksanaan ubinan bersama antara Dinas

Pertanian Kabupaten/Kota dan Kantor Statistik Kabupaten

yang pelaksanaannya dilakukan oleh Mantri dan KSK, guna

mengetahui tingkat produktivitas yang dicapai. Pada setiap

25 ha dan atau disesuaikan dengan kondisi di lapangan

difasilitasi 1 unit ubinan yang dilaksanakan oleh Mantri Tani

dan KSK. Selain itu juga difasilitasi untuk pencatatan hasil

ubinan dan pengirimannya ke Pusat. Untuk itu, koordinasi

dan sinergitas antara Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dan

atau Dinas Pertanian Provinsi dan BPS Kabupaten/Kota/

Provinsi sangat diperlukan. Data ubinan merupakan salah

satu indikator keberhasilan pelaksanaan kegiatan tersebut.

Format hasil ubinan, dikemukakan pada Lampiran 8.

Teknologi budidaya yang akan diterapkan pada lokasi

peningkatan produktivitas maupun lokasi perluasan areal tanam

hendaknya dikomunikasikan dan atau dikonsultasikan dengan

BPTP setempat dan sesuai dengan kondisi di lapangan (spesifik

Page 57: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

46

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2O16

lokasi) guna menjamin keberhasilan pelaksanaan kegiatan

sehingga diharapkan dapat menjadi mengungkit peningkatan

produktivitas dan produksi padi. Jarak tanam pada Jajar Legowo,

disajikan pada Lampiran 9.

Selanjutnya agar kegiatan peningkatan produktivitas maupun

lokasi perluasan areal tanam tersebut berkontribusi pada produksi

tahun 2016, maka diharapkan pelaksanaannya sudah

dilaksanakan pada awal tahun 2016 (Akhir MH 2015/2016 sampai

MK II 2016), kecuali secara teknis dan kondisi lapangan tidak

memungkinkan dilaksanakan. Untuk itu, penyaluran/ penyerapan

danabantuan pemerintahdiharapkan dapat terealisasi 100% pada

akhir bulan Agustus 2016.

Guna mendukung pencapain tujuan tersebut di atas, maka

pembinaan, pendampingan dan pengawalan yang telah dilakukan

pada tahun-tahun sebelumnya perlu lebih ditingkatkan dengan

melibatkan petugas dinas dan aparat. Untuk itu, Dinas Pertanian

Kabupaten/Kota dan atau Dinas Pertanian Provinsi perlu

melakukan koordinasi yang lebih intensif, sosialisasi serta sinergi

kegiatan dengan instansi terkait baik di lingkup Kementerian

Pertanian, TNI-AD (Pangdam, Dandim, Kodim, Korem, Babinsa)

dan stake holderslainnya.

Pendampingan dan pengawalan dilakukan oleh Petugas Dinas

Provinsi dan Kabupaten/Kota termasuk Penyuluh/PPL, POPT,

PBT, KCD, Mantri Tani atau petugas lain sesuai kebutuhan di

Page 58: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

47

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2O16

masing-masing lokasi; dan Aparat (TNI-AD beserta

jajarannya/BABINSA, Camat dan Kades atau lainnya) serta

petugas Pusat. Pengawalan pengembangan teknologi tanam jajar

legowo padi dilakukan pula oleh para Peneliti BPTP di masing-

masing lokasi yang penugasannya melalui Surat Keputusan

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian,

Kementerian Pertanian.

Selanjutnya Pokja UPSUS Padi, Jagung dan Kedelai, atau Posko

lainnya yang mendukung pencapaian sasaran produksi padi, pada

setiap tingkatan (Kabupaten/Kota dan Provinsi) harus lebih

diaktifkan guna melakukan koordinasi dan sinergi dengan

berbagai pihak dan instansi terkait untuk turun bersama

memantau kondisi di lapangan, menggerakkan percepatan

tanam/panen serentak, pemeliharaan tanaman dan mengetahui

segala permasalahannya untuk selanjutnya diselesaikan agar

tidak menjadi penghambat dalam merealisasikan kegiatan.

Page 59: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

48

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2O16

VI. PENGORGANISASIAN DAN

OPERASIONALISASI

A. Pengorganisasian

1. Struktur Organisasi.

Agar pelaksanaan kegiatan ini memenuhi kaidah

pengelolaan sesuai prinsip pelaksanaan Pemerintah yang

baik (good governance) dan pemerintah yang bersih (clean

goverment), maka pelaksanaan kegiatan pengelolaan

produksi tanaman serealia (Padi) harus memenuhi prinsip-

prinsip:

a. Mentaati ketentuan peraturan dan perundangan;

b. Membebaskan diri dari praktek korupsi, kolusi dan

nepotisme (KKN);

c. Menjunjung tinggi keterbukaan informasi, transparansi

dan demokratisasi;

d. Memenuhi asas akuntabilitas.

Tanggung jawab teknis pelaksanaan kegiatan pengelolaan

produksi tanaman padi berada pada Dinas Pertanian yang

membidangi tanaman pangan Kabupaten/Kota, sedangkan

tanggung jawab koordinasi pembinaan program berada pada

Dinas Pertanianyang membidangi tanaman pangan Provinsi

atas nama Gubernur. Tanggung jawab atas program dan

Page 60: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

49

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2O16

kegiatan berada pada Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

dengan memberikan fasilitasi program dan kegiatan kepada

Provinsi dan Kabupaten/Kota. Kegiatan koordinasi

pembinaan lintas Kabupaten/Kota difasilitasi oleh Provinsi,

sedangkan kegiatan koordinasi dan pelaksanaan teknis

operasional difasilitasi oleh Kabupaten/Kota. Untuk

kelancaran pelaksanaan kegiatan pengelolaan produksi

tanaman padi maka di tingkat Provinsi dibentuk Tim Pembina

Provinsi dan pada tingkat Kabupaten/Kota dibentuk Tim

Teknis Kabupaten/Kota.

2. Penanggung Jawab Program.

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan memfasilitasi

koordinasi persiapan, pelaksanaan, pemantauan dan

evaluasi kegiatan Bantuan Pemerintah antara lain :

a. Menyusun petunjuk teknis sebagai salah satu acuan

dalam pelaksanaan kegiatan, agar kegiatan berjalan

sesuai dengan yang telah ditetapkan;

b. Menggalang kemitraan dan melaksanakan koordinasi

dengan Provinsi dan Kabupaten/Kota, Instansi terkait

serta seluruh pemangku kepentingan, dalam

pelaksanaan, pemantauan/pengendalian dan evaluasi

kegiatan;

c. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan dan anggaran.

Page 61: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

50

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2O16

B. Operasionalisasi

Agar pelaksanaan pengelolaan produksi tanaman padi

terkoordinasi dan terpadu mulai dari kelompok

tani/gapoktan/LMDH, kabupaten, provinsi sampai ke tingkat

pusat maka perlu dibentuk tim pembina tingkat pusat, tim

pembina tingkat provinsi dan tim teknistingkatkabupaten/kota.

1. Tim Pembina Pusat

Dalam rangka peningkatan produksi tanaman padi dibentuk

Kelompok Kerja Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi,

Jagung, dan Kedelai di tingkat Pusat, melalui Surat keputusan

Menteri Pertanian, dengan uraian tugas sebagai berikut:

a. Merencanakan operasional kegiatan peningkatan produksi

padi, jagung dan kedelai dan sarana pendukungnya.

b. Melaksanakan supervisi dan pendampingan Satuan kerja

Perangkat daerah pelaksana program.

c. Menyusun laporan secara periodik setiap bulan atas

pelaksanaan program dan kegiatan peningkatan produksi

padi, jagung dan kedelai, dan sarana pendukungnya.

2. Tim Pembina Provinsi

Tim Pembina Provinsi yang terdiri dari unsur Dinas Pertanian,

Bakorluh Provinsi dan Kodam/Korem ditunjuk dan ditetapkan

Page 62: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

51

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2O16

oleh Gubernur atau Kepala Dinas Pertanian yang membidangi

tanaman pangan, dengan tugas :

a. Menyusun petunjuk pelaksanaan yang mengacu pada

petunjuk teknis yang disusun oleh Pusat;

b. Melakukan koordinasi lintas sektoral antara-instansi di

tingkat Provinsi dalam rangka meningkatkan efisiensi dan

efektifitas pelaksanaan;

c. Melakukan koordinasi dengan Tim Teknis Kabupaten/Kota

dalam pemantauan dan pengendalian serta membantu

mengatasi permasalahan di lapangan;

d. Menyusun laporan hasil pemantauan dan pengendalian

serta menyampaikan laporan ke tingkat Pusat.

3. Tim Teknis Kabupaten/Kota

Tim Teknis Kabupaten/Kota yang terdiri dari unsur Dinas

Pertanan, Bakorluh Kabupaten dan Kodim ditunjuk dan

ditetapkan oleh Bupati/Walikota setempat atau Kepala Dinas

Pertanian yang membidangi tanaman pangan, dengan tugas :

a. Menyusun petunjuk secara lebih rinci yang disesuaikan

dengan kondisi di masing-masing daerah dengan mengacu

pada Petunjuk Teknis yang disusun oleh Pusat dan

Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) yang disusun oleh Provinsi

disesuaikan dengan kondisi sosial budaya setempat;

Page 63: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

52

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2O16

b. Mengesahkan Rencana Usaha Kelompok (RUK) sesuai

dengan rekomendasi setempat.

c. Melakukan sosialisasi dan seleksi calon kelompok sasaran;

d. Melakukan bimbingan teknis, pemantauan/pengendalian

dan evaluasi;

e. Membuat laporan hasil pemantauan/pengendalian dan

evaluasi.

Tim pembina tingkat Provinsi dan tim teknis tingkat

Kabupaten/Kota melakukan koordinasi pelaksanaan

Pengembangan Teknologi Tanam Jajar Legowo Padi di Pos

Simpul Koordinasi (POSKO) mulai dari tingkat Desa, Kecamatan,

Kabupaten/Kota sampai tingkat Provinsi.

Frekuensi pelaksanaan pembinaan oleh Provinsi dan

Kabupaten/Kota dilakukan sebagai berikut:

1. Pembinaan dilakukan secara periodik mulai dari persiapan

sampai dengan panen secara berjenjang mulai dari Pusat,

Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan serta Desa.

2. Provinsi melakukan pembinaan pelaksanaan pengembangan

teknologi tanam jajar legowo padi di Kabupaten/Kota 2 kali per

musim tanam atau disesuaikan dengan ketersediaan dana

yang ada.

3. Kabupaten/Kota melakukan pembinaan pelaksanaan

pengembangan teknologi tanam jajar legowo Padi di tingkat

Page 64: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

53

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2O16

lapangan/kelompok tani pelaksana pengembangan teknologi

tanam jajar legowo Padi 4 kali per musim tanam atau

disesuaikan dengan ketersediaan dana yang ada.

Page 65: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

54

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2O16

VII. BIMBINGAN/PEMBINAAN DAN

PENDAMPINGAN

Bimbingan/pembinaan dan pendampingandilaksanakan secara

periodik mulai dari persiapan sampai dengan panen dan berjenjang

mulai dari Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan serta

Desa seperti terlihat dalam rencana jadwal pelaksanaan pada

Lampiran 10.

A. Pusat melakukan koordinasi, supervisi dan pembinaan serta

penyusunan laporan secara periodik setiap bulan atas

pelaksanaan program dan kegiatan peningkatan produksi padi di

provinsi dan kabupaten/kota sesuai dengan ketersediaan dana.

B. Provinsi melakukan koordinasi, supervisi, pembinaan dan

pengawalan serta penyusunan laporan hasil pemantauan dan

pengendalian atas pelaksanaan kegiatan peningkatan produksi

padidi kabupaten/kota diharapkan minimal 2(dua) kali selama

musim tanam sesuai dengan ketersediaan dana. Laporan

disampaikan ke Pusat.

C. Kabupaten melakukan koordinasi,bimbingan, pematauan dan

pengendalian serta evaluasi, atas pelaksanaan kegiatan

peningkatan produksi padi di tingkat lapangan/kelompok tani

pelaksana pengembangan teknologi tanam jajar legowo padi

diharapkan minimal 4(empat) kali selama musim tanam

disesuaikan dengan ketersediaan dana.Melakukan

Page 66: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

55

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2O16

pendampingan kelompok tani pelaksana pengembangan

teknologi tanam jajar legowo padi dalam menerapkan paket

teknologi spesifik lokasi dan membantu kelancaran distribusi

bantuan pengembangan teknologi tanam jajar legowo padi.

D. Pengawalan dan pendampingan oleh peneliti Puslitbangtan, BB

Padi, Balitsereal, dan Lolit Tungro bersama peneliti BPTP.

E. Pengawalan dan pendampingan oleh peneliti pada areal program

pengembangan teknologi tanam jajar legowo dan areal non

program yang disesuaikan dengan kondisi di lapangan dan

ketersediaan dana yang ada di masing-masing BPTP setempat.

Pendampingan dan pengawalan pengembangan teknologi tanam

jajar legowo padiperlu mengedepankan teknologi spesifik lokasi

dan musim yang sinergisitas, yakni teknologi yang

mengutamakan peningkatan produktivitas dan pengurangan

kehilangan hasil serta pendekatan teknologi yang memperhatikan

sub-ekosistem setempat. Untuk itu perlu dipastikan bahwa

teknologi spesifik lokasi yang rekomendasikan dan akan

diterapkan di lapangan dibuat/disusun oleh BPTP setempat.

Disamping melakukan pengawalan dan pendampingan, peneliti/

BPTP dapat melakukan display varietas dan teknologi baru

berdampingan dengan lokasi pengembangan teknologi tanam jajar

legowo padi.

Page 67: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

56

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2O16

VIII. PENGENDALIAN, MONITORING,

EVALUASI DAN PELAPORAN

A. Pengendalian

Pengendalian kegiatan dilakukan oleh Kuasa Pengguna

Anggaran (KPA) dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). Proses

pengendalian di setiap wilayah direncanakan dan diatur oleh

masing-masing instansi. Pengendalian dilaksanakan secara

berjenjang oleh Pusat, Dinas Pertanian Provinsi dan Dinas

Pertanian Kabupaten/Kota bersama pihak penyedia sarana

produksi (benih, alat tanam, dan lain-lain).Pengendalian

dilaksanakan secara periodik mulai dari persiapan sampai

dengan panen.Pengendalian meliputi perkembangan

pelaksanaan program dan kegiatan pencapaian produksi padi

tahun 2016.

Pengawasan dilakukan oleh pemerintah melalui aparat

pengawas fungsional (Inspektorat Jenderal, Inspektorat Daerah,

maupun lembaga atau instansi pengawas lainnya) dan

pengawasan oleh masyarakat, sehingga diperlukan

penyebarluasan informasi kepada pihak yang terkait (penyuluh

pertanian, pengurus kelompok, anggota kelompok, tokoh

masyarakat, organisasi petani, LSM, aparat instansi di daerah,

perangkat pemerintahan mulai dari desa sampai kecamatan,

anggota lembaga legislatif dan lembaga lainnya).

Page 68: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

57

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2O16

Ada 7 (tujuh) tahapan kritis yang perlu diperhatikan, yaitu:

1. Tahap sosialisasi yang dilakukan oleh Tim Pengarah/Pembina

di Pusat/Provinsi dan Tim Teknis di Kabupaten/Kota;

2. Tahap persiapan pelaksanaan seleksi calon kelompok

sasaran dan calon lokasi yang dilakukan oleh Tim Teknis di

Kabupaten/Kota;

3. Tahap transfer/penyaluran bantuan pemerintah ke rekening

kelompok (jika transfer uang);

4. Tahap pencairan bantuan pemerintah yang dilakukan oleh

kelompok;

5.Tahap penyediaan dan penyaluran bantuan oleh pihak

penyedia barang/sarana produksi.

6. Tahap kebenaran dan ketepatan pemanfaatan dana bantuan

pemerintah oleh kelompok;

6. Tahap pengembangan usaha produktif yang dilakukan oleh

kelompok;

7. Tahap evaluasi dan pelaporan pertanggungjawaban output,

outcome dan benefit.

B. Monitoring

Dalam upaya meningkatkan efektivitas pengawalan program dan

kegiatan peningkatan produksi padi tahun 2016, maka dilakukan

pelaksanaan monitoring yang dilaksanakan secara periodik mulai

Page 69: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

58

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2O16

dari persiapan sampai dengan panen oleh petugas Pusat,

Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagaimana terlihat dalam

rencana jadwal pelaksanaan pada Lampiran 10. Monitoring

meliputi perkembangan pelaksanaan pengembangan teknologi

tanam jajar legowo padi, realisasi tanam dan panen padi oleh

ketua kelompok tani atau petugas lapangan.

1. Perkembangan Penyaluran Bantuan Pemerintah.

2. Realisasi tanam dan panen program pengembangan teknologi

tanam jajar legowo padi.

a. Ketua kelompok tani atau petugas pendamping/lapangan,

mengirimkan data tanggal realisasi tanam dan realisasi

panen beserta luasannya ke pusat.

b. Waktu penyampaian data dilakukan pada saat akan tanam

dan panen.

Data dikirim ke Direktorat Serealia, Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan, Jl. AUP No. 3 Pasar Minggu – Jakarta Selatan 12520;

Telp. (021) 7806262 ; Faximile (021) 7802930; email.

[email protected].

C. Evaluasi

Kegiatan evaluasi dilaksanakan oleh petugas Pusat, Provinsi dan

Kabupaten/Kota setelah seluruh rangkaian kegiatan

pengembangan teknologi tanam jajar legowo padi selesai

sebagaimana terlihat dalam rencana jadwal pelaksanaan pada

Page 70: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

59

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2O16

Lampiran 10. Pemantauan dan evaluasi dilakukan untuk

mengindentifikasi berbagai permasalahan yang timbul maupun

tingkat keberhasilan yang dapat dicapai dalam pelaksanaan

program dan kegiatan sehingga dapat diketahui tindakan korektif

sedini mungkin.

Pemantauan dan evaluasi dilaksanakan secara periodik dan

berjenjang sesuai dengan tahapan pengembangan usaha

kelompok yang dilakukan dari awal kegiatan sampai dengan

akhir kegiatan. Evaluasi meliputi 1) Komponen kegiatan

pelaksanaan pengembangan teknologi tanam jajar legowo padi

dan pencapaian produksi padi tahun 2016, 2) Tingkat

pencapaian sasaran areal dan hasil/produksi, 3) Kenaikan

tingkat produktivitas dilokasi pengembangan teknologi tanam

jajar legowo padi (Ubinan), 4) Penerapan komponen teknologi

budidaya padi dan 5). Kegiatan pendukung lainnya.

D. Pelaporan

Kegiatan pelaporan dilaksanakan oleh petugas provinsi,

kabupaten/kota dan kecamatan serta desa/unit pengembangan

teknologi tanam jajar legowo padi secara periodik setiap bulan.

Pelaporan dilakukan secara berjenjang yaitu dari Pemandu

Lapangan ke Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, dari Dinas

Pertanian Kabupaten/Kota ke Dinas Pertanian Provinsi dan dari

Page 71: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

60

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2O16

Dinas Pertanian Provinsi ke Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan c/q Direktorat Serealia.

Laporan kegiatan meliputi pelaksanaan pengembangan teknologi

tanam jajar legowo padi, hasil/produksi dan produktivitas yang

telah diperoleh, dll sebagaimana terlihat dalam format laporan

(Lampiran 11, 12, 13 dan 14). Laporan akhir memuat hasil

evaluasi, kesimpulan, saran serta data dukung lainnya dll.

Disamping laporan kegiatan, perlu disampaikan pula laporan

program yang antara lain meliputi:

a. Sasaran tanam, panen, produktivitas dan produksi bulanan

1) Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota merencanakan dan

membuat laporan blanko sasaran tanam, panen,

produktivitas dan produksi padi tahun 2016.

2) Laporan sasaran tanam, panen, produktivitas dan

produksi padi tahun 2016 Kabupaten/Kota di laporkan ke

Provinsi

3) Provinsi mengirim laporan sasaran tanam, panen,

produktivitas dan produksi padi tahun 2016 ke Pusat

b. Realisasi tanam, panen, produktivitas dan produksi bulanan

1) Petugas Penyuluh dan Babinsa meminta laporan realisasi

tanam atau panen kepada ketua Kelompok Tani,

selanjutnya dikompilasi dan dilaporkan ke atasan masing-

Page 72: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

61

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2O16

masing di Kabupaten. Babinsa ke Dandim c.q. Pasiter di

Kodim dan Dinas Pertanian kabupaten.

2) Kabupaten/Kota mengirimkan laporan blanko realisasi

tanam, panen, produktivitas dan produksi padi bulanan

tahun 2016 ke Provinsi. Kodim ke Korem/Kodam dan

Dinas Pertanian Kabupaten ke Dinas Pertanian Provinsi.

3) Selanjutnya Provinsi mengirimkan laporan blanko realisasi

tanam, panen, produktivitas dan produksi padi bulanan

tahun 2016 ke Pusat. Korem/Kodam ke Aster Kasad c.q.

Paban III/Wanwil dan Dinas Pertanian Provinsi ke Direktur

Jenderal Tanama Pangan c.q. Direktur Serealia.

4) Penyampaian laporan realisasi tanam, panen,

produktivitas dan produksi padi tahun 2016

Kabupaten/Kota di laporkan ke Provinsi dan Pusat setiap

bulannya.

c. Kendala dan permasalahan yang dihadapi ditingkat lapangan

1) Dinas Kabupaten/Kota memberikan laporan kendala dan

permasalahan kegiatan pengelolaan produksi padi di

lapangan antara lain meliputi bagaimana ketersediaan

benih, tanaman yang terkena OPT, banjir maupun

kekeringan

2) Dari laporan Kabupaten/Kota yang disampaikan ke dinas

Provinsi dan akan di laporkan ke Pusat

Page 73: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

62

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2O16

3) Laporan kendala dan permasalahan di tingkat lapangan

disampaikan ke Pusat setiap bulan

4) Perkembangan serangan OPT dilakukan bulanan, triwulan

dan tahunan

5) Dari hasil laporan perkembangan tersebut akan dievaluasi

oleh Pusat dan Daerah.

Laporan ke pusat disampaikan ke Direktorat Serealia Jl. AUP

No. 3 Pasar Minggu – Jakarta Selatan 12520; Telp. (021)

7806262 ; Faximile (021) 7802930; email.

[email protected].

Kinerja penyampaian laporan akan dijadikan salah satu dasar

penentuan anggaran Tahun 2016 dan tahun-tahun berikutnya

sebagai penerapan azas reward and punishment.

Page 74: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

63

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2O16

IX. PENUTUP

Peningkatan produktivitas padi melalui pengembangan dan

penerapan teknologi tanam jajar legowo padi, merupakan salah satu

terobosan yang diharapkan mampu memberikan kontribusi yang

lebih besar dalam pencapaian sasaran produksi padi nasional.

pengembangan teknologi tanam jajar legowo padi akan berhasil

meningkatkan produksi dan pendapatan petani apabila didukung

oleh semua pihak termasuk pemangku kepentingan baik hulu,

onfarm maupun hilir serta terciptanya koordinasi pelaksanaan

pengembangan teknologi tanam jajar legowo padi yang sinkron dan

sinergis pada setiap tingkat pemerintahan mulai dari Pusat, Provinsi,

Kabupaten/Kota, Kecamatan sampai tingkat Desa.

Untuk itu diperlukan niat tulus dari seluruh stakeholders dan dengan

pola gerakan yang seiring seirama terpadu terkoordinasi terpantau

mulai dari pusat sampai lapangan. Disamping itu, kecepatan

pengambilan keputusan dalam menyelesaikan masalah dan

komitmen seluruh pemangku kepentingan sangat diperlukan.

Peran Gubernur dan Bupati/Walikota sangat besar dalam

mendukung setiap kegiatan pembangunan tanaman pangan. Untuk

itu Kepala Dinas Pertanian Provinsi dan Kepala Dinas

Kabupaten/Kota diharapkan berupaya meyakinkan Gubernur/Bupati/

Walikota untuk memberi perhatian serius terhadap keberhasilan

Page 75: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

64

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO

TAHUN 2O16

kegiatan pembangunan tanaman pangan terutama pelaksanaan

pengembangan teknologi tanam jajar legowo Padi di wilayahnya

untuk meningkatkan produksi padi dan kesejahteraan petani.

Sebagai catatan penting bahwa pelaksanaan pengembangan

teknologi tanam jajar legowo padi diharapkan sebagai pengungkit

untuk mencapai sasaran produktivitas dan produksi padi tahun 2016

serta swasembada beras berkelanjutan.

- o00o -

Page 76: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

65

LAMPIRAN

Page 77: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

66

Lampiran1

SasaranIndikatifLuasTanam, Panen, ProduktivitasdanProduksiPadiTahun 2016(VERSI RKP)

Page 78: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

67

Lanjutan Lampiran1

SasaranIndikatifLuasTanam, Panen, ProduktivitasdanProduksiPadiTahun 2016(VERSI UPSUS)

Page 79: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

68

Lampiran 2 RekapitulasiAlokasiKegiatanBudidayaPadiTahun 2016

(Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha)

377 1,622,850 153 898,450 153 1,988,000 406 4,509,300 52 40,000 169 4,000 86 49,000

1 ACEH 22 127,000 19 25,000 - - 22 202,000 6 4,000 13 260 5 450

2 SUMATERA UTARA 16 85,000 - - - 300,000 29 385,000 1 1,000 10 200 9 1,000

3 SUMATERA BARAT 17 56,000 - - - 200,000 18 256,000 - - 9 180 - -

4 RIAU 10 28,000 7 13,000 - - 11 41,000 - - 2 40 1 100

5 JAMBI 11 32,250 7 10,000 - - 11 50,000 - - - - - -

6 SUMATERA SELATAN 16 71,000 - - - 300,000 18 507,000 3 2,000 4 80 3 100

7 BENGKULU 10 39,070 - - - - 10 39,070 - - 6 120 4 100

8 LAMPUNG 14 100,000 - - - 338,000 15 438,000 8 4,500 6 120 4 100

9 DKI JAKARTA - - - - - - - - - - - - - -

10 JAWA BARAT 20 235,000 - - - 300,000 21 535,000 8 8,000 12 480 - -

11 JAWA TENGAH 29 109,000 - - - - 29 109,000 3 2,000 13 260 - -

12 DI YOGYAKARTA - - - - - - - - - - - - - -

13 JAWA TIMUR 38 130,500 - - - 400,000 38 530,500 5 3,500 16 500 2 50

14 KALIMANTAN BARAT - - 13 51,500 - - 13 85,500 1 2,000 8 160 14 44,500

15 KALIMANTAN TENGAH 11 49,500 11 34,500 - - 11 84,000 1 1,000 8 160 2 100

16 KALIMANTAN SELATAN 11 39,280 11 55,000 - 50,000 11 195,280 - - - - 1 50

17 KALIMANTAN TIMUR 5 11,900 - - - - 6 11,900 - - - - 1 100

18 SULAWESI UTARA 10 52,000 - - - - 11 52,000 - - 8 160 4 150

19 SULAWESI TENGAH 12 57,900 10 11,100 - - 12 69,000 1 - 4 80 4 100

20 SULAWESI SELATAN 22 80,000 23 120,000 - - 24 365,000 11 9,000 10 300 3 100

21 SULAWESI TENGGARA 12 43,000 12 30,000 - - 12 94,500 - - 5 100 4 100

22 BALI 7 22,000 - - - - 7 22,000 - - 6 160 - -

23 NUSA TENGGARA BARAT 10 35,000 5 10,000 - - 10 62,000 3 2,500 4 140 4 100

24 NUSA TENGGARA TIMUR 21 75,000 21 10,000 - - 21 90,600 - - 6 120 4 1,100

25 MALUKU 8 13,900 - - - - 8 13,900 1 500 - - 3 100

26 PAPUA 8 19,000 1 4,000 - - 8 23,000 - - 2 40 1 100

27 MALUKU UTARA 6 11,100 - - - - 6 11,100 - - 3 60 2 100

28 BANTEN 6 27,000 - - - 100,000 6 127,000 - - 4 80 4 100

29 BANGKA BELITUNG 3 5,000 2 1,000 - - 5 6,000 - - - - - -

30 GORONTALO 5 39,000 5 10,000 - - 6 54,000 - - 2 40 2 100

31 KEP. RIAU - - - - - - - - - - - - - -

32 PAPUA BARAT 9 5,650 - - - - 3 5,650 - - 2 40 4 100

33 SULAWESI BARAT 6 21,000 6 13,350 - - 6 41,500 - - 6 120 1 100

34 KALIMANTAN UTARA 2 2,800 - - - - 1 2,800 - - - - - -

NASIONAL

NO.PADI INBRIDA

TOTAL PADI INBRIDA

PROVITASPAT PADI PADA LAHAN

KERING

PADI HIBRIDAPROVINSI

GERAKAN TANAM PADI DENGAN PENERAPAN JAJAR LEGOWO

PAT PADI PADA SELAIN

LAHAN KERING

PENGEMBANGAN

DESA PERTANIAN

ORGANIK UNTUK

PADI

PENGEMBANGAN PADI

DENGAN TEKNOLOGI

BUDIDAYA HAZTON

Page 80: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

69

Lampiran 3

AlokasiKegiatanBudidayaPadiPer ProvinsidanKabupaten/Kota Tahun 2016

(Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha)

1 ACEH 22 127,000 19 25,000 - - 22 152,000 6 4,000 13 260 5 450 22 156,710

1 Kab. Aceh Barat 1 6,000 1 1,000 1 7,000 - - 1 20 - - 1 7,020

2 Kab. Aceh Besar 1 11,000 1 1,750 1 12,750 - - - - - - 1 12,750

3 Kab. Aceh Selatan 1 5,000 1 1,000 1 6,000 - - 1 20 - - 1 6,020

4 Kab. Aceh Singkil 1 450 1 300 1 750 - - - - - - 1 750

5 Kab. Aceh Tengah 1 3,000 1 2,000 1 5,000 - - - - - - 1 5,000

6 Kab. Aceh Tenggara 1 6,000 1 1,000 1 7,000 - - 1 20 - - 1 7,020

7 Kab. Aceh Timur 1 15,000 1 2,250 1 17,250 1 500 1 20 1 100 1 17,870

8 Kab. Aceh Utara 1 20,000 1 2,250 1 22,250 1 1,000 1 20 1 100 1 23,370

9 Kab. Bireuen 1 10,000 1 1,750 1 11,750 - - 1 20 1 100 1 11,870

10 Kab. Aceh Pidie 1 12,000 1 1,750 1 13,750 1 500 1 20 - - 1 14,270

11 Kab. Simeuleu 1 2,000 1 1,000 1 3,000 - - 1 20 - - 1 3,020

12 Kab. Gayo Lues 1 4,000 1 2,000 1 6,000 - - - - - - 1 6,000

13 Kab. Aceh Barat Daya 1 6,000 1 1,000 1 7,000 - - 1 20 1 125 1 7,145

14 Kab. Aceh Jaya 1 5,000 1 1,000 1 6,000 - - 1 20 1 25 1 6,045

15 Kab. Nagan Raya 1 6,000 1 1,000 1 7,000 1 500 1 20 - - 1 7,520

16 Kab. Aceh Tamiang 1 8,000 1 1,250 1 9,250 1 1,000 1 20 - - 1 10,270

17 Kab. Bener Meriah 1 500 1 500 1 1,000 - - - - - - 1 1,000

18 Kab. Pidie Jaya 1 5,000 1 2,000 1 7,000 1 500 1 20 - - 1 7,520

19 Kota Banda Aceh 1 50 - - 1 50 - - - - - - 1 50

20 Kota Langsa 1 1,000 - - 1 1,000 - - - - - - 1 1,000

21 Kota Lhokseumawe 1 500 - - 1 500 - - - - - - 1 500

22 Kota Sibulussalam 1 500 1 200 1 700 - - - - - - 1 700

PENGEMBANGAN

DESA PERTANIAN

ORGANIK UNTUK

PADI

PENGEMBANGAN PADI

DENGAN TEKNOLOGI

BUDIDAYA HAZTON

PADI INBRIDA

TOTAL PADI INBRIDA PADI HIBRIDA

TOTAL PADI

PROVITAS

PADI INBRIDA

PERLUASAN PADA

SELAIN LAHAN KERING

PADI INBRIDA

PERLUASAN PADA

LAHAN KERING

PROVINSI &

KABUPATEN/KOTANO.

GERAKAN TANAM PADI DENGAN PENERAPAN JAJAR LEGOWO

Page 81: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

70

(Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha)

2 SUMUT 16 85,000 - - - 300,000 16 385,000 1 1,000 10 200 9 1,000 16 387,200

1 Kab. Asahan 1 5,000 - - 1 5,000 - - - - - - 1 5,000

2 Kab. Deli Serdang 1 5,000 - - 1 5,000 - - - - 1 100 1 5,100

3 Kab. Tanah Karo 1 6,000 - - 1 6,000 - - 1 20 - - 1 6,020

4 Kab. Labuhan Batu 1 6,000 - - 1 6,000 - - - - - - 1 6,000

5 Kab. Langkat 1 7,000 - - 1 7,000 1 1,000 - - - - 1 8,000

6 Kab. Mandailing Natal 1 6,000 - - 1 6,000 - - 1 20 1 100 1 6,120

7 Kab. Nias - - - - - - - - - - 1 100 - 100

8 Kab. Simalungun 1 8,000 - - 1 8,000 - - 1 20 1 100 1 8,120

9 Kab. Tapanuli Selatan 1 5,000 - - 1 5,000 - - 1 20 1 100 1 5,120

10 Kab. Tapanuli Tengah 1 3,000 - - 1 3,000 - - - - 1 100 1 3,100

11 Kab. Tapanuli Utara 1 5,000 - - 1 5,000 - - - - - - 1 5,000

12 Kab. Toba Samosir 1 6,000 - - 1 6,000 - - 1 20 - - 1 6,020

13 Kab. Humbang

Hasundutan

- - - - - - - - 1 20 - - - 20

14 Kab. Serdang Bedagai 1 7,000 - - 1 7,000 - - 1 20 - - 1 7,020

15 Kab. Padang lawas 1 4,000 - - 1 4,000 - - 1 20 1 100 1 4,120

16 Kota Gunung Sitoli - - - - - - - - - - 1 200 - 200

17 Kab. Nias Selatan 1 3,000 - - 1 3,000 - - - - 1 100 1 3,100

18 Kab Padang Lawas Utara 1 3,000 - - 1 3,000 - - 1 20 - - 1 3,020

19 Kab. Batu Bara 1 6,000 - - 1 6,000 - - 1 20 - - 1 6,020

3 SUMBAR 17 56,000 - - - 200,000 18 256,000 - - 9 180 - - 17 256,180

1 Kab. Lima Puluh Kota 1 7,000 - - 1 7,000 - - 1 20 - - 1 7,020

2 Kab. Agam 1 8,500 - - 1 8,500 - - 1 20 - - 1 8,520

3 Kab. Padang Pariaman 1 2,500 - - 1 2,500 - - 1 20 - - 1 2,520

4 Kab. Pasaman 1 3,000 - - 1 3,000 - - 1 20 - - 1 3,020

5 Kab. Pesisir Selatan 1 3,000 - - 1 3,000 - - 1 20 - - 1 3,020

6 Kab. Sijunjung 1 3,000 - - 1 3,000 - - - - - - 1 3,000

7 Kab. Solok 1 7,000 - - 1 7,000 - - 1 20 - - 1 7,020

8 Kab. Tanah Datar 1 7,000 - - 1 7,000 - - 1 20 - - 1 7,020

9 Kab. Dharmas Raya 1 2,500 - - 1 2,500 - - 1 20 - - 1 2,520

10 Kab. Solok Selatan 1 3,500 - - 1 3,500 - - 1 20 - - 1 3,520

11 Kab. Pasaman Barat 1 3,500 - - 1 3,500 - - - - - - 1 3,500

12 Kota Padang Panjang 1 100 - - 1 100 - - - - - - 1 100

13 Kota Padang 1 800 - - 1 800 - - - - - - 1 800

14 Kota Payakumbuh 1 1,500 - - 1 1,500 - - - - - - 1 1,500

15 Kota Sawahlunto 1 500 - - 1 500 - - - - - - 1 500

16 Kota Solok 1 800 - - 1 800 - - - - - - 1 800

17 Kota Pariaman 1 1,800 - - 1 1,800 - - - - - - 1 1,800

PENGEMBANGAN

DESA PERTANIAN

ORGANIK UNTUK

PADI

PENGEMBANGAN PADI

DENGAN TEKNOLOGI

BUDIDAYA HAZTON

PADI INBRIDA

TOTAL PADI INBRIDA PADI HIBRIDA

TOTAL PADI

PROVITAS

PADI INBRIDA

PERLUASAN PADA

SELAIN LAHAN KERING

PADI INBRIDA

PERLUASAN PADA

LAHAN KERING

PROVINSI &

KABUPATEN/KOTANO.

GERAKAN TANAM PADI DENGAN PENERAPAN JAJAR LEGOWO

Page 82: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

71

(Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha)

4 RIAU 10 28,000 7 13,000 - - 11 41,000 - - 2 40 1 100 10 41,140

1 Kab. Bengkalis 1 2,150 1 1,000 1 3,150 - - 1 20 - - 1 3,170

2 Kab. Indragiri Hilir 1 5,550 1 500 1 6,050 - - - - - - 1 6,050

3 Kab. Indragiri Hulu 1 600 - - 1 600 - - - - - - 1 600

4 Kab. Kampar 1 1,700 1 2,500 1 4,200 - - - - - - 1 4,200

5 Kab. Kuantan Singingi 1 3,700 1 500 1 4,200 - - 1 20 - - 1 4,220

6 Kab. Pelalawan 1 3,200 - - 1 3,200 - - - - - - 1 3,200

7 Kab. Rokan Hilir 1 6,300 - - 1 6,300 - - - - - - 1 6,300

8 Kab. Rokan Hulu 1 1,100 1 6,500 1 7,600 - - - - - - 1 7,600

9 Kab. Siak 1 2,100 - - 1 2,100 - - - - 1 100 1 2,200

10 Kota Dumai - - 1 1,000 1 1,000 - - - - - - - 1,000

11 Kab Meranti 1 1,600 1 1,000 1 2,600 - - - - - - 1 2,600

5 JAMBI 11 32,250 7 10,000 - - 11 42,250 - - - - - - 11 42,250

1 Kab. Batanghari 1 2,000 1 1,000 1 3,000 - - - - - - 1 3,000

2 Kab. Bungo 1 3,000 - - 1 3,000 - - - - - - 1 3,000

3 Kab. Kerinci 1 6,250 1 1,650 1 7,900 - - - - - - 1 7,900

4 Kab. Merangin 1 5,000 1 1,000 1 6,000 - - - - - - 1 6,000

5 Kab. Muaro Jambi 1 1,000 1 1,350 1 2,350 - - - - - - 1 2,350

6 Kab. Sarolangun 1 4,000 - - 1 4,000 - - - - - - 1 4,000

7 Kab. Tanjung Jabung

Barat

1 1,000 1 3,000 1 4,000 - - - - - - 1 4,000

8 Kab. Tj. Jabung Timur 1 3,500 1 1,000 1 4,500 - - - - - - 1 4,500

9 Kab. Tebo 1 2,500 1 1,000 1 3,500 - - - - - - 1 3,500

10 Kota Jambi 1 1,000 - - 1 1,000 - - - - - - 1 1,000

11 Kota Sungai Penuh 1 3,000 - - 1 3,000 - - - - - - 1 3,000

PENGEMBANGAN

DESA PERTANIAN

ORGANIK UNTUK

PADI

PENGEMBANGAN PADI

DENGAN TEKNOLOGI

BUDIDAYA HAZTON

PADI INBRIDA

TOTAL PADI INBRIDA PADI HIBRIDA

TOTAL PADI

PROVITAS

PADI INBRIDA

PERLUASAN PADA

SELAIN LAHAN KERING

PADI INBRIDA

PERLUASAN PADA

LAHAN KERING

PROVINSI &

KABUPATEN/KOTANO.

GERAKAN TANAM PADI DENGAN PENERAPAN JAJAR LEGOWO

Page 83: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

72

(Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha)

6 SUMSEL 16 71,000 - - - 300,000 17 371,000 3 2,000 4 80 3 100 16 373,180

1 Kab. Lahat 1 3,500 - - 1 3,500 - - 1 20 1 25 1 3,545

2 Kab. Musi Banyuasin 1 2,000 - - 1 2,000 - - - - - - 1 2,000

3 Kab. Musi Rawas 1 8,500 - - 1 8,500 1 500 1 20 1 50 1 9,070

4 Kab. Muara Enim 1 3,500 - - 1 3,500 - - - - - - 1 3,500

5 Kab. Ogan Komering Ilir 1 9,500 - - 1 9,500 - - - - - - 1 9,500

6 Kab. Ogan Komering Ulu 1 3,500 - - 1 3,500 - - 1 20 - - 1 3,520

7 Kab. Banyuasin 1 4,000 - - 1 4,000 1 500 - - - - 1 4,500

8 Kab. OKU Timur 1 13,500 - - 1 13,500 1 1,000 1 20 1 25 1 14,545

9 Kab. OKU Selatan 1 8,500 - - 1 8,500 - - - - - - 1 8,500

10 Kab. Ogan Ilir 1 2,000 - - 1 2,000 - - - - - - 1 2,000

11 Kab. Empat lawang 1 4,500 - - 1 4,500 - - - - - - 1 4,500

12 Kota Palembang 1 3,000 - - 1 3,000 - - - - - - 1 3,000

13 Kota Pagar Alam 1 1,500 - - 1 1,500 - - - - - - 1 1,500

14 Kota Lubuk Linggau 1 1,000 - - 1 1,000 - - - - - - 1 1,000

15 Kab Musi Rawas Utara 1 1,000 - - 1 1,000 - - - - - - 1 1,000

16 Kab. Penukal Abab

Lematang Ilir

1 1,500 - - 1 1,500 - - - - - - 1 1,500

7 BENGKULU 10 39,070 - - - - - 39,070 - - 6 120 4 100 10 39,290

1 Kab. Bengkulu Selatan 1 6,000 - - 1 6,000 - - 1 20 1 25 1 6,045

2 Kab. Bengkulu Utara 1 4,470 - - 1 4,470 - - 1 20 1 25 1 4,515

3 Kab. Rejang Lebong 1 2,500 - - 1 2,500 - - - - - - 1 2,500

4 Kab. Kaur 1 6,000 - - 1 6,000 - - - - - - 1 6,000

5 Kab. Seluma 1 6,000 - - 1 6,000 - - 1 20 1 25 1 6,045

6 Kab. Muko-muko 1 5,000 - - 1 5,000 - - 1 20 - - 1 5,020

7 Kab. Lebong 1 3,500 - - 1 3,500 - - 1 20 - - 1 3,520

8 Kab. Kepahiang 1 2,000 - - 1 2,000 - - - - - - 1 2,000

9 Kab Bengkulu Tengah 1 2,100 - - 1 2,100 - - 1 20 1 25 1 2,145

10 Kota Bengkulu * 1 1,500 - - 1 1,500 - - - - - - 1 1,500

PENGEMBANGAN

DESA PERTANIAN

ORGANIK UNTUK

PADI

PENGEMBANGAN PADI

DENGAN TEKNOLOGI

BUDIDAYA HAZTON

PADI INBRIDA

TOTAL PADI INBRIDA PADI HIBRIDA

TOTAL PADI

PROVITAS

PADI INBRIDA

PERLUASAN PADA

SELAIN LAHAN KERING

PADI INBRIDA

PERLUASAN PADA

LAHAN KERING

PROVINSI &

KABUPATEN/KOTANO.

GERAKAN TANAM PADI DENGAN PENERAPAN JAJAR LEGOWO

Page 84: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

73

(Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha)

8 LAMPUNG 14 100,000 - - - 338,000 15 438,000 8 4,500 6 120 4 100 14 442,720

1 Kab. Lampung Barat 1 4,000 - - 1 4,000 - - 1 20 - - 1 4,020

2 Kab. Lampung Selatan 1 10,000 - - 1 10,000 1 500 1 20 - - 1 10,520

3 Kab. Lampung Tengah 1 20,000 - - 1 20,000 1 500 - - - - 1 20,500

4 Kab. Lampung Utara 1 6,000 - - 1 6,000 1 1,000 - - - - 1 7,000

5 Kab. Lampung Timur 1 15,000 - - 1 15,000 1 500 1 20 1 25 1 15,545

6 Kab. Tanggamus 1 7,000 - - 1 7,000 1 500 1 20 1 25 1 7,545

7 Kab. Tulang Bawang 1 7,000 - - 1 7,000 1 500 - - - - 1 7,500

8 Kab. Way Kanan 1 6,000 - - 1 6,000 1 500 - - - - 1 6,500

9 Kab. Pesawaran 1 6,000 - - 1 6,000 - - 1 20 1 25 1 6,045

10 Kab. Mesuji 1 6,500 - - 1 6,500 - - - - 1 25 1 6,525

11 Kab. Pringsewu 1 4,500 - - 1 4,500 - - - - - - 1 4,500

12 Kab. Tulangbawang Barat 1 4,000 - - 1 4,000 - - - - - - 1 4,000

13 Kota Metro 1 1,000 - - 1 1,000 - - - - - - 1 1,000

14 Kab. Pesisir Barat 1 3,000 - - 1 3,000 1 500 1 20 - - 1 3,520

9 DKI JAKARTA - - - - - - - - - - - - - - - -

1 Kab Adm Kep Seribu - - - - - - - - - - - - - -

2 Kota Adm Jakarta Barat - - - - - - - - - - - - - -

3 Kota Adm Jakarta Pusat - - - - - - - - - - - - - -

4 Kota Adm Jakarta Selatan - - - - - - - - - - - - - -

5 Kota Adm Jakarta Timur - - - - - - - - - - - - - -

6 Kota Adm Jakarta Utara - - - - - - - - - - - - - -

10 JABAR 20 235,000 - - - 300,000 21 535,000 8 8,000 12 480 - - 20 543,480

1 Kab. Bandung 1 12,500 - - 1 12,500 1 1,000 1 60 - - 1 13,560

2 Kab. Bogor 1 6,000 - - 1 6,000 1 1,000 1 40 - - 1 7,040

3 Kab. Ciamis 1 7,000 - - 1 7,000 - - 1 20 - - 1 7,020

4 Kab. Cianjur 1 8,500 - - 1 8,500 1 1,000 1 20 - - 1 9,520

5 Kab. Cirebon 1 20,000 - - 1 20,000 - - - - - - 1 20,000

6 Kab. Garut 1 10,000 - - 1 10,000 - - 1 40 - - 1 10,040

7 Kab. Indramayu 1 50,000 - - 1 50,000 1 1,000 - - - - 1 51,000

8 Kab. Karawang 1 12,500 - - 1 12,500 - - 1 40 - - 1 12,540

9 Kab. Kuningan 1 7,000 - - 1 7,000 - - 1 40 - - 1 7,040

10 Kab. Majalengka 1 20,000 - - 1 20,000 - - - - - - 1 20,000

11 Kab. Purwakarta 1 5,000 - - 1 5,000 - - 1 60 - - 1 5,060

12 Kab. Subang 1 25,000 - - 1 25,000 1 1,000 1 40 - - 1 26,040

13 Kab. Sukabumi 1 12,500 - - 1 12,500 1 500 1 20 - - 1 13,020

14 Kab. Sumedang 1 10,000 - - 1 10,000 1 1,000 1 40 - - 1 11,040

15 Kab. Tasikmalaya 1 12,500 - - 1 12,500 1 1,500 1 60 - - 1 14,060

16 Kota Banjar 1 1,000 - - 1 1,000 - - - - - - 1 1,000

17 Kab. Bandung Barat 1 7,000 - - 1 7,000 - - - - - - 1 7,000

18 Kota Tasikmalaya 1 2,000 - - 1 2,000 - - - - - - 1 2,000

19 Kota Sukabumi 1 500 - - 1 500 - - - - - - 1 500

20 Kab. Pangandaran 1 6,000 - - 1 6,000 - - - - - - 1 6,000

PENGEMBANGAN

DESA PERTANIAN

ORGANIK UNTUK

PADI

PENGEMBANGAN PADI

DENGAN TEKNOLOGI

BUDIDAYA HAZTON

PADI INBRIDA

TOTAL PADI INBRIDA PADI HIBRIDA

TOTAL PADI

PROVITAS

PADI INBRIDA

PERLUASAN PADA

SELAIN LAHAN KERING

PADI INBRIDA

PERLUASAN PADA

LAHAN KERING

PROVINSI &

KABUPATEN/KOTANO.

GERAKAN TANAM PADI DENGAN PENERAPAN JAJAR LEGOWO

Page 85: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

74

(Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha)

11 JATENG 29 109,000 - - - - 29 109,000 3 2,000 13 260 - - 29 111,260

1 Kab. Banjarnegara 1 1,000 - - 1 1,000 - - - - - - 1 1,000

2 Kab. Banyumas 1 3,000 - - 1 3,000 - - - - - - 1 3,000

3 Kab. Batang 1 3,000 - - 1 3,000 - - 1 20 - - 1 3,020

4 Kab. Blora 1 5,000 - - 1 5,000 1 500 1 20 - - 1 5,520

5 Kab. Boyolali 1 3,000 - - 1 3,000 - - 1 20 - - 1 3,020

6 Kab. Brebes 1 5,000 - - 1 5,000 - - 1 20 - - 1 5,020

7 Kab. Cilacap 1 6,000 - - 1 6,000 - - - - - - 1 6,000

8 Kab. Demak 1 5,000 - - 1 5,000 - - 1 20 - - 1 5,020

9 Kab. Grobogan 1 6,000 - - 1 6,000 - - - - - - 1 6,000

10 Kab. Jepara 1 3,000 - - 1 3,000 - - 1 20 - - 1 3,020

11 Kab. Karanganyar 1 4,000 - - 1 4,000 - - 1 20 - - 1 4,020

12 Kab. Kebumen 1 5,000 - - 1 5,000 - - - - - - 1 5,000

13 Kab. Kendal 1 3,000 - - 1 3,000 - - - - - - 1 3,000

14 Kab. Klaten 1 5,000 - - 1 5,000 - - - - - - 1 5,000

15 Kab. Kudus 1 5,000 - - 1 5,000 - - - - - - 1 5,000

16 Kab. Magelang 1 3,000 - - 1 3,000 - - - - - - 1 3,000

17 Kab. Pati 1 6,000 - - 1 6,000 - - 1 20 - - 1 6,020

18 Kab. Pemalang 1 3,000 - - 1 3,000 - - 1 20 - - 1 3,020

19 Kab. Purbalingga 1 4,000 - - 1 4,000 - - - - - - 1 4,000

20 Kab. Purworejo 1 3,000 - - 1 3,000 - - - - - - 1 3,000

21 Kab. Rembang 1 5,000 - - 1 5,000 - - - - - - 1 5,000

22 Kab. Semarang 1 4,000 - - 1 4,000 - - - - - - 1 4,000

23 Kab. Sragen 1 5,000 - - 1 5,000 1 500 1 20 - - 1 5,520

24 Kab. Sukoharjo 1 3,500 - - 1 3,500 - - - - - - 1 3,500

25 Kab. Tegal 1 3,000 - - 1 3,000 - - - - - - 1 3,000

26 Kab. Temanggung 1 3,000 - - 1 3,000 1 1,000 1 20 - - 1 4,020

27 Kab. Wonogiri 1 2,000 - - 1 2,000 - - 1 20 - - 1 2,020

28 Kab. Wonosobo 1 2,000 - - 1 2,000 - - 1 20 - - 1 2,020

29 Kota Semarang 1 500 - - 1 500 - - - - - - 1 500

12 DI YOGYAKARTA - - - - - - - - - - - - - - - -

1 Kab. Bantul - - - - - - - - - - - - - -

2 Kab. Gunung Kidul - - - - - - - - - - - - - -

3 Kab. Kulon Progo - - - - - - - - - - - - - -

4 Kab. Sleman - - - - - - - - - - - - - -

5 Kota Yogyakarta - - - - - - - - - - - - - -

PENGEMBANGAN

DESA PERTANIAN

ORGANIK UNTUK

PADI

PENGEMBANGAN PADI

DENGAN TEKNOLOGI

BUDIDAYA HAZTON

PADI INBRIDA

TOTAL PADI INBRIDA PADI HIBRIDA

TOTAL PADI

PROVITAS

PADI INBRIDA

PERLUASAN PADA

SELAIN LAHAN KERING

PADI INBRIDA

PERLUASAN PADA

LAHAN KERING

PROVINSI &

KABUPATEN/KOTANO.

GERAKAN TANAM PADI DENGAN PENERAPAN JAJAR LEGOWO

Page 86: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

75

(Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha)

13 JATIM 38 130,500 - - - 400,000 38 530,500 5 3,500 16 500 2 50 38 534,550

1 Kab. Bangkalan 1 2,950 - - 1 2,950 - - - - - - 1 2,950

2 Kab. Banyuwangi 1 4,000 - - 1 4,000 - - 1 20 - - 1 4,020

3 Kab. Blitar 1 6,000 - - 1 6,000 - - 1 40 - - 1 6,040

4 Kab. Bojonegoro 1 7,500 - - 1 7,500 1 500 - - - - 1 8,000

5 Kab. Bondowoso 1 7,000 - - 1 7,000 1 500 1 20 - - 1 7,520

6 Kab. Gresik 1 6,000 - - 1 6,000 - - 1 40 - - 1 6,040

7 Kab. Jember 1 5,000 - - 1 5,000 - - 1 40 - - 1 5,040

8 Kab. Jombang 1 3,500 - - 1 3,500 - - - - - - 1 3,500

9 Kab. Kediri 1 4,500 - - 1 4,500 - - 1 40 - - 1 4,540

10 Kab. Lamongan 1 10,500 - - 1 10,500 - - - - 1 25 1 10,525

11 Kab. Lumajang 1 5,000 - - 1 5,000 1 1,000 1 20 - - 1 6,020

12 Kab. Madiun 1 3,500 - - 1 3,500 - - - - - - 1 3,500

13 Kab. Magetan 1 3,500 - - 1 3,500 - - - - - - 1 3,500

14 Kab. Malang 1 3,500 - - 1 3,500 - - - - - - 1 3,500

15 Kab. Mojokerto 1 3,500 - - 1 3,500 - - - - 1 25 1 3,525

16 Kab. Nganjuk 1 4,000 - - 1 4,000 - - 1 40 - - 1 4,040

17 Kab. Ngawi 1 5,000 - - 1 5,000 - - 1 40 - - 1 5,040

18 Kab. Pacitan 1 3,500 - - 1 3,500 - - 1 20 - - 1 3,520

19 Kab. Pamekasan 1 3,500 - - 1 3,500 - - 1 40 - - 1 3,540

20 Kab. Pasuruan 1 4,000 - - 1 4,000 - - 1 40 - - 1 4,040

21 Kab. Ponorogo 1 3,500 - - 1 3,500 - - 1 20 - - 1 3,520

22 Kab. Probolinggo 1 3,500 - - 1 3,500 - - - - - - 1 3,500

23 Kab. Sampang 1 3,000 - - 1 3,000 - - - - - - 1 3,000

24 Kab. Sidoarjo 1 3,600 - - 1 3,600 - - - - - - 1 3,600

25 Kab. Situbondo 1 3,500 - - 1 3,500 - - - - - - 1 3,500

26 Kab. Sumenep 1 3,000 - - 1 3,000 - - 1 20 - - 1 3,020

27 Kab. Trenggalek 1 6,000 - - 1 6,000 1 1,000 - - - - 1 7,000

28 Kab. Tuban 1 3,000 - - 1 3,000 - - 1 20 - - 1 3,020

29 Kab. Tulungagung 1 5,000 - - 1 5,000 1 500 1 40 - - 1 5,540

30 Kota Blitar 1 50 - - 1 50 - - - - - - 1 50

31 Kota Kediri 1 50 - - 1 50 - - - - - - 1 50

32 Kota Malang 1 50 - - 1 50 - - - - - - 1 50

33 Kota Mojokerto 1 50 - - 1 50 - - - - - - 1 50

34 Kota Pasuruan 1 50 - - 1 50 - - - - - - 1 50

35 Kota Probolinggo 1 50 - - 1 50 - - - - - - 1 50

36 Kota Surabaya 1 50 - - 1 50 - - - - - - 1 50

37 Kota Batu 1 50 - - 1 50 - - - - - - 1 50

38 Kota Madiun 1 50 - - 1 50 - - - - - - 1 50

PENGEMBANGAN

DESA PERTANIAN

ORGANIK UNTUK

PADI

PENGEMBANGAN PADI

DENGAN TEKNOLOGI

BUDIDAYA HAZTON

PADI INBRIDA

TOTAL PADI INBRIDA PADI HIBRIDA

TOTAL PADI

PROVITAS

PADI INBRIDA

PERLUASAN PADA

SELAIN LAHAN KERING

PADI INBRIDA

PERLUASAN PADA

LAHAN KERING

PROVINSI &

KABUPATEN/KOTANO.

GERAKAN TANAM PADI DENGAN PENERAPAN JAJAR LEGOWO

Page 87: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

76

(Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha)

14 KALBAR - - 13 51,500 - - 13 51,500 1 2,000 8 160 14 44,500 - 98,160

1 Kab. Bengkayang - - 1 4,000 1 4,000 - - 1 20 1 3,700 - 7,720

2 Kab. Landak - - 1 10,000 1 10,000 - - 1 20 1 4,100 - 14,120

3 Kab. Kapuas Hulu - - 1 4,000 1 4,000 - - 1 20 1 1,100 - 5,120

4 Kab. Ketapang - - 1 5,000 1 5,000 - - 1 20 1 5,000 - 10,020

5 Kab. Pontianak - - 1 2,500 1 2,500 - - 1 20 1 2,000 - 4,520

6 Kab. Sambas - - 1 5,000 1 5,000 - - 1 20 1 10,000 - 15,020

7 Kab. Sanggau - - 1 5,000 1 5,000 - - 1 20 1 6,000 - 11,020

8 Kab. Sintang - - 1 4,000 1 4,000 - - - - 1 500 - 4,500

9 Kab. Melawi - - 1 4,000 1 4,000 - - - - 1 500 - 4,500

10 Kab. Sekadau - - 1 1,000 1 1,000 - - - - 1 700 - 1,700

11 Kab. Kubu Raya - - 1 5,000 1 5,000 1 2,000 1 20 1 5,800 - 12,820

12 Kab. Kayong Utara - - 1 1,000 1 1,000 - - - - 1 2,000 - 3,000

13 Kota Pontianak - - - - - - - - - - 1 100 - 100

14 Kota Singkawang - - 1 1,000 1 1,000 - - - - 1 3,000 - 4,000

15 KALTENG 11 49,500 11 34,500 - - 11 84,000 1 1,000 8 160 2 100 11 85,260

1 Kab. Barito Selatan 1 4,000 1 3,000 1 7,000 - - 1 20 - - 1 7,020

2 Kab. Barito Utara 1 5,000 1 3,000 1 8,000 - - 1 20 - - 1 8,020

3 Kab. Kapuas 1 5,000 1 5,000 1 10,000 1 1,000 - - - - 1 11,000

4 Kab. Kotawaringin Barat 1 3,000 1 1,000 1 4,000 - - 1 20 1 50 1 4,070

5 Kab. Kotawaringin Timur 1 5,000 1 500 1 5,500 - - - - - - 1 5,500

6 Kab. Katingan 1 3,000 1 5,000 1 8,000 - - 1 20 - - 1 8,020

7 Kab. Seruyan 1 1,000 1 2,000 1 3,000 - - 1 20 1 50 1 3,070

8 Kab. Lamandau 1 5,000 1 3,000 1 8,000 - - 1 20 - - 1 8,020

9 Kab. Pulang Pisau 1 13,000 1 8,000 1 21,000 - - 1 20 - - 1 21,020

10 Kab. Barito Timur 1 5,000 1 3,000 1 8,000 - - 1 20 - - 1 8,020

11 Kab. Gunung Mas 1 500 1 1,000 1 1,500 - - - - - - 1 1,500

16 KALSEL 11 39,280 11 55,000 - 50,000 11 144,280 - - - - 1 50 11 144,330

1 Kab. Banjar 1 5,050 1 5,520 1 10,570 - - - - - - 1 10,570

2 Kab. Barito Kuala 1 3,102 1 5,000 1 8,102 - - - - - - 1 8,102

3 Kab. Hulu Sungai Selatan 1 3,420 1 4,500 1 7,920 - - - - - - 1 7,920

4 Kab. Hulu Sungai Tengah 1 3,434 1 5,000 1 8,434 - - - - - - 1 8,434

5 Kab. Hulu Sungai Utara 1 3,000 1 1,900 1 4,900 - - - - - - 1 4,900

6 Kab. Kota Baru 1 3,200 1 5,000 1 8,200 - - - - - - 1 8,200

7 Kab. Tabalong 1 2,000 1 6,500 1 8,500 - - - - - - 1 8,500

8 Kab. Tanah Laut 1 3,700 1 6,580 1 10,280 - - - - 1 50 1 10,330

9 Kab. Tapin 1 7,800 1 6,000 1 13,800 - - - - - - 1 13,800

10 Kab. Balangan 1 3,325 1 4,000 1 7,325 - - - - - - 1 7,325

11 Kab. Tanah Bumbu 1 1,249 1 5,000 1 6,249 - - - - - - 1 6,249

PENGEMBANGAN

DESA PERTANIAN

ORGANIK UNTUK

PADI

PENGEMBANGAN PADI

DENGAN TEKNOLOGI

BUDIDAYA HAZTON

PADI INBRIDA

TOTAL PADI INBRIDA PADI HIBRIDA

TOTAL PADI

PROVITAS

PADI INBRIDA

PERLUASAN PADA

SELAIN LAHAN KERING

PADI INBRIDA

PERLUASAN PADA

LAHAN KERING

PROVINSI &

KABUPATEN/KOTANO.

GERAKAN TANAM PADI DENGAN PENERAPAN JAJAR LEGOWO

Page 88: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

77

(Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha)

17 KALTIM 5 11,900 - - - - 6 11,900 - - - - 1 100 5 12,000

1 Kab. Berau 1 2,000 - - 1 2,000 - - - - - - 1 2,000

2 Kab. Kutai Timur 1 2,000 - - 1 2,000 - - - - - - 1 2,000

3 Kab. Pasir 1 2,500 - - 1 2,500 - - - - - - 1 2,500

4 Kab. Penajem Paser Utr 1 1,900 - - 1 1,900 - - - - 1 100 1 2,000

5 Kab. Kutai Kertanegera 1 3,500 - - 1 3,500 - - - - - - 1 3,500

18 SULUT 10 52,000 - - - - 11 52,000 - - 8 160 4 150 10 52,310

1 Kab. Bolaang Mangondow 1 20,500 - - 1 20,500 - - 1 20 1 50 1 20,570

2 Kab. Minahasa 1 7,500 - - 1 7,500 - - 1 20 - - 1 7,520

3 Kab. Kep. Talaud 1 500 - - 1 500 - - - - - - 1 500

4 Kab. Minahasa Selatan 1 5,000 - - 1 5,000 - - 1 20 1 50 1 5,070

5 Kota Tomohon 1 1,000 - - 1 1,000 - - - - - - 1 1,000

6 Kab. Minahasa Utara 1 5,000 - - 1 5,000 - - 1 20 - - 1 5,020

7 Kab. Minahasa Tenggara 1 3,000 - - 1 3,000 - - 1 20 - - 1 3,020

8 Kab. Bolmong Utara 1 4,500 - - 1 4,500 - - 1 20 1 25 1 4,545

9 Kab. Bolmang Selatan 1 2,000 - - 1 2,000 - - 1 20 - - 1 2,020

10 Kab. Bolmang Timur 1 2,000 - - 1 2,000 - - 1 20 1 25 1 2,045

11 Kota Kotamobagu - 1,000 - - 1 1,000 - - - - - - - 1,000

19 SULTENG 12 57,900 10 11,100 - - 12 69,000 - - 4 80 4 100 12 69,180

1 Kab. Banggai 1 6,000 1 350 1 6,350 - - 1 20 1 25 1 6,395

2 Kab. Buol 1 3,000 1 1,000 1 4,000 - - 1 20 - - 1 4,020

3 Kab. Toli-Toli 1 8,000 1 750 1 8,750 - - - - - - 1 8,750

4 Kab. Donggala 1 8,000 - - 1 8,000 - - - - 1 25 1 8,025

5 Kab. Morowali 1 3,500 1 500 1 4,000 - - - - - - 1 4,000

6 Kab. Poso 1 6,500 1 2,000 1 8,500 - - 1 20 1 25 1 8,545

7 Kab. Parigi Moutong 1 10,000 1 750 1 10,750 - - - - 1 25 1 10,775

8 Kab. Tojo Una-Una 1 1,000 1 1,150 1 2,150 - - 1 20 - - 1 2,170

9 Kab. Banggai Kepulauan 1 400 1 100 1 500 - - - - - - 1 500

10 Kab. Sigi 1 8,000 1 2,000 1 10,000 - - - - - - 1 10,000

11 Kota Palu 1 500 - - 1 500 - - - - - - 1 500

12 Kab. Morowali Utara 1 3,000 1 2,500 1 5,500 - - - - - - 1 5,500

PENGEMBANGAN

DESA PERTANIAN

ORGANIK UNTUK

PADI

PENGEMBANGAN PADI

DENGAN TEKNOLOGI

BUDIDAYA HAZTON

PADI INBRIDA

TOTAL PADI INBRIDA PADI HIBRIDA

TOTAL PADI

PROVITAS

PADI INBRIDA

PERLUASAN PADA

SELAIN LAHAN KERING

PADI INBRIDA

PERLUASAN PADA

LAHAN KERING

PROVINSI &

KABUPATEN/KOTANO.

GERAKAN TANAM PADI DENGAN PENERAPAN JAJAR LEGOWO

Page 89: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

78

(Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha)

20 SULSEL 22 80,000 21 120,000 - - 22 200,000 11 9,000 10 300 3 100 22 209,400

1 Kab. Bantaeng 1 1,500 1 6,500 1 8,000 1 500 - - - - 1 8,500

2 Kab. Barru 1 2,000 1 6,500 1 8,500 1 500 1 40 - - 1 9,040

3 Kab. Bone 1 6,000 1 7,000 1 13,000 1 1,000 1 40 1 50 1 14,090

4 Kab. Bulukumba 1 5,000 1 5,500 1 10,500 1 500 1 20 - - 1 11,020

5 Kab. Enrekang 1 1,000 1 5,500 1 6,500 - - - - - - 1 6,500

6 Kab. Gowa 1 6,000 1 5,000 1 11,000 1 1,000 1 20 - - 1 12,020

7 Kab. Jeneponto 1 2,000 1 5,500 1 7,500 - - - - - - 1 7,500

8 Kab. Luwu 1 4,000 1 5,500 1 9,500 - - 1 20 - - 1 9,520

9 Kab. Luwu Utara 1 5,000 1 5,000 1 10,000 - - - - - - 1 10,000

10 Kab. Maros 1 5,000 1 6,500 1 11,500 - - - - 1 25 1 11,525

11 Kab. Pangkep 1 3,000 1 5,000 1 8,000 1 1,000 1 40 1 25 1 9,065

12 Kab. Pinrang 1 5,000 1 7,000 1 12,000 1 1,000 1 40 - - 1 13,040

13 Kab. Kep. Selayar 1 1,000 - - 1 1,000 - - - - - - 1 1,000

14 Kab. Sidenreng Rappang 1 5,000 1 7,500 1 12,500 1 1,000 - - - - 1 13,500

15 Kab. Sinjai 1 4,000 1 5,000 1 9,000 1 500 1 20 - - 1 9,520

16 Kab. Soppeng 1 5,000 1 5,000 1 10,000 1 1,000 - - - - 1 11,000

17 Kab. Takalar 1 5,000 1 5,000 1 10,000 - - - - - - 1 10,000

18 Kab. Tana Toraja 1 1,500 1 4,500 1 6,000 - - - - - - 1 6,000

19 Kab. Wajo 1 5,000 1 7,500 1 12,500 1 1,000 - - - - 1 13,500

20 Kota Palopo 1 1,500 1 4,500 1 6,000 - - - - - - 1 6,000

21 Kab. Luwu Timur 1 5,000 1 5,000 1 10,000 - - 1 20 - - 1 10,020

22 Kab. Toraja Utara 1 1,500 1 5,500 1 7,000 - - 1 40 - - 1 7,040

21 SULTRA 12 43,000 12 30,000 - - 12 73,000 - - 5 100 4 100 12 73,200

1 Kab. Buton 1 1,050 1 1,250 1 2,300 - - - - - - 1 2,300

2 Kab. Konawe 1 17,250 1 5,750 1 23,000 - - 1 20 1 25 1 23,045

3 Kab. Kolaka 1 5,150 1 4,150 1 9,300 - - 1 20 1 25 1 9,345

4 Kab. Muna 1 500 1 600 1 1,100 - - - - - - 1 1,100

5 Kab. Konawe Selatan 1 6,750 1 5,600 1 12,350 - - - - 1 25 1 12,375

6 Kab. Bombana 1 3,650 1 2,350 1 6,000 - - 1 20 - - 1 6,020

7 Kab. Kolaka Utara 1 910 1 1,090 1 2,000 - - 1 20 - - 1 2,020

8 Kab. Konawe Utara 1 1,360 1 1,640 1 3,000 - - - - - - 1 3,000

9 Kota Bau-Bau 1 700 1 800 1 1,500 - - - - - - 1 1,500

10 Kota Kendari 1 250 1 250 1 500 - - - - - - 1 500

11 Kab. Muna Barat 1 430 1 520 1 950 - - - - - - 1 950

12 Kab. Kolaka Timur 1 5,000 1 6,000 1 11,000 - - 1 20 1 25 1 11,045

PENGEMBANGAN

DESA PERTANIAN

ORGANIK UNTUK

PADI

PENGEMBANGAN PADI

DENGAN TEKNOLOGI

BUDIDAYA HAZTON

PADI INBRIDA

TOTAL PADI INBRIDA PADI HIBRIDA

TOTAL PADI

PROVITAS

PADI INBRIDA

PERLUASAN PADA

SELAIN LAHAN KERING

PADI INBRIDA

PERLUASAN PADA

LAHAN KERING

PROVINSI &

KABUPATEN/KOTANO.

GERAKAN TANAM PADI DENGAN PENERAPAN JAJAR LEGOWO

Page 90: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

79

(Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha)

22 BALI 7 22,000 - - - - 7 22,000 - - 6 160 - - 7 22,160

1 Kab. Badung 1 3,000 - - 1 3,000 - - 1 20 - - 1 3,020

2 Kab. Bangli 1 1,000 - - 1 1,000 - - 1 20 - - 1 1,020

3 Kab. Buleleng 1 7,000 - - 1 7,000 - - 1 40 - - 1 7,040

4 Kab. Jembrana 1 3,000 - - 1 3,000 - - 1 20 - - 1 3,020

5 Kab. Karangasem 1 1,500 - - 1 1,500 - - - - - - 1 1,500

6 Kab. Klungkung 1 1,500 - - 1 1,500 - - 1 20 - - 1 1,520

7 Kab. Tabanan 1 5,000 - - 1 5,000 - - 1 40 - - 1 5,040

23 NTB 10 35,000 5 10,000 - - 10 45,000 3 2,500 4 140 4 100 10 47,740

1 Kab. Bima 1 6,000 1 750 1 6,750 - - 1 40 - - 1 6,790

2 Kab. Dompu 1 4,000 1 2,000 1 6,000 1 500 1 20 1 25 1 6,545

3 Kab. Lombok Barat 1 2,000 - - 1 2,000 1 1,000 1 40 1 25 1 3,065

4 Kab. Lombok Tengah 1 2,000 - - 1 2,000 - - - - - - 1 2,000

5 Kab. Lombok Timur 1 10,000 1 2,500 1 12,500 1 1,000 1 40 - - 1 13,540

6 Kab. Sumbawa 1 6,000 1 2,750 1 8,750 - - - - - - 1 8,750

7 Kota Bima 1 1,000 - - 1 1,000 - - - - - - 1 1,000

8 Kab. Sumbawa Barat 1 2,000 1 2,000 1 4,000 - - - - 1 25 1 4,025

9 Kab. Lombok Utara 1 1,000 - - 1 1,000 - - - - 1 25 1 1,025

10 Kota Mataram 1 1,000 - - 1 1,000 - - - - - - 1 1,000

24 NTT 21 75,000 21 10,000 - - 21 85,000 - - 6 120 4 1,100 21 86,220

1 Kab. Belu 1 3,000 1 850 1 3,850 - - - - - - 1 3,850

2 Kab. Ende 1 4,000 1 500 1 4,500 - - 1 20 - - 1 4,520

3 Kab. Flores Timur 1 3,000 1 700 1 3,700 - - - - - - 1 3,700

4 Kab. Kupang 1 3,000 1 300 1 3,300 - - - - - - 1 3,300

5 Kab. Lembata 1 2,000 1 750 1 2,750 - - - - - - 1 2,750

6 Kab. Manggarai 1 5,000 1 750 1 5,750 - - - - - - 1 5,750

7 Kab. Ngada 1 4,500 1 750 1 5,250 - - 1 20 1 275 1 5,545

8 Kab. Sikka 1 4,000 1 300 1 4,300 - - 1 20 - - 1 4,320

9 Kab. Sumba Barat 1 4,000 1 200 1 4,200 - - 1 20 1 25 1 4,245

10 Kab. Sumba Timur 1 4,000 1 800 1 4,800 - - - - - - 1 4,800

11 Kab. Timor Tengah

Selatan

1 2,500 1 200 1 2,700 - - - - - - 1 2,700

12 Kab. Timor Tengah Utara 1 2,000 1 500 1 2,500 - - - - - - 1 2,500

13 Kab. Rote-Ndao 1 5,000 1 300 1 5,300 - - - - - - 1 5,300

14 Kab. Manggarai Barat 1 7,500 1 750 1 8,250 - - 1 20 1 525 1 8,795

15 Kab. Alor 1 1,500 1 200 1 1,700 - - - - - - 1 1,700

16 Kab. Nagekeo 1 4,500 1 750 1 5,250 - - 1 20 1 275 1 5,545

17 Kab. Sumba Tengah 1 2,000 1 300 1 2,300 - - - - - - 1 2,300

18 Kab. Sumba Barat Daya 1 5,500 1 200 1 5,700 - - - - - - 1 5,700

19 Kab. Manggarai Timur 1 5,000 1 500 1 5,500 - - - - - - 1 5,500

20 Kab. Sabu Raijua 1 1,000 1 200 1 1,200 - - - - - - 1 1,200

21 Kab. Malaka 1 2,000 1 200 1 2,200 - - - - - - 1 2,200

PENGEMBANGAN

DESA PERTANIAN

ORGANIK UNTUK

PADI

PENGEMBANGAN PADI

DENGAN TEKNOLOGI

BUDIDAYA HAZTON

PADI INBRIDA

TOTAL PADI INBRIDA PADI HIBRIDA

TOTAL PADI

PROVITAS

PADI INBRIDA

PERLUASAN PADA

SELAIN LAHAN KERING

PADI INBRIDA

PERLUASAN PADA

LAHAN KERING

PROVINSI &

KABUPATEN/KOTANO.

GERAKAN TANAM PADI DENGAN PENERAPAN JAJAR LEGOWO

Page 91: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

80

(Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha)

25 MALUKU 8 13,900 - - - - 8 13,900 1 500 - - 3 100 8 14,500

1 Kab. MTB 1 2,000 - - 1 2,000 - - - - - - 1 2,000

2 Kab. Maluku Tengah 1 1,975 - - 1 1,975 - - - - 1 25 1 2,000

3 Kab. Maluku Tenggara 1 1,000 - - 1 1,000 - - - - - - 1 1,000

4 Kab. Pulau Buru 1 3,950 - - 1 3,950 1 500 - - 1 50 1 4,500

5 Kab. Kepulauan Aru 1 250 - - 1 250 - - - - - - 1 250

6 Kab. Seram Bag Barat 1 1,250 - - 1 1,250 - - - - - - 1 1,250

7 Kab. Seram Bag Timur 1 1,475 - - 1 1,475 - - - - 1 25 1 1,500

8 Kab. Buru Selatan 1 2,000 - - 1 2,000 - - - - - - 1 2,000

26 PAPUA 8 19,000 1 4,000 - - 8 23,000 - - 2 40 1 100 8 23,140

1 Kab. Jayapura 1 700 - - 1 700 - - - - - - 1 700

2 Kab. Jayawijaya - - - - - - - - 1 20 - - - 20

3 Kab. Merauke 1 15,500 1 4,000 1 19,500 - - 1 20 1 100 1 19,620

4 Kab. Mimika 1 200 - - 1 200 - - - - - - 1 200

5 Kab. Nabire 1 1,600 - - 1 1,600 - - - - - - 1 1,600

6 Kota Jayapura 1 500 - - 1 500 - - - - - - 1 500

7 Kab. Sarmi 1 100 - - 1 100 - - - - - - 1 100

8 Kab. Keerom 1 200 - - 1 200 - - - - - - 1 200

9 Kab. Waropen 1 200 - - 1 200 - - - - - - 1 200

27 MALUT 6 11,100 - - - - 6 11,100 - - 3 60 2 100 6 11,260

1 Kab. Halmahera Tengah 1 1,000 - - 1 1,000 - - - - - - 1 1,000

2 Kab. Halmahera Barat 1 1,500 - - 1 1,500 - - - - - - 1 1,500

3 Kab. Halmahera Timur 1 5,425 - - 1 5,425 - - 1 20 1 75 1 5,520

4 Kab. Halmahera Selatan 1 2,000 - - 1 2,000 - - 1 20 - - 1 2,020

5 Kab. Halmahera Utara 1 975 - - 1 975 - - 1 20 1 25 1 1,020

6 Kab. Pulau Morotai 1 200 - - 1 200 - - - - - - 1 200

28 BANTEN 6 27,000 - - - 100,000 6 127,000 - - 4 80 4 100 6 127,180

1 Kab. Lebak 1 8,000 - - 1 8,000 - - 1 20 1 25 1 8,045

2 Kab. Pandeglang 1 8,000 - - 1 8,000 - - 1 20 1 25 1 8,045

3 Kab. Serang 1 7,000 - - 1 7,000 - - 1 20 1 25 1 7,045

4 Kab. Tangerang 1 2,000 - - 1 2,000 - - - - 1 25 1 2,025

5 Kota Cilegon 1 1,000 - - 1 1,000 - - - - - - 1 1,000

6 Kota Serang 1 1,000 - - 1 1,000 - - 1 20 - - 1 1,020

29 BABEL 3 5,000 2 1,000 - - 5 6,000 - - - - - - 3 6,000

1 Kab. Bangka - - 1 500 1 500 - - - - - - - 500

2 Kab. Belitung - - 1 500 1 500 - - - - - - - 500

3 Kab. Bangka Selatan 1 3,000 - - 1 3,000 - - - - - - 1 3,000

4 Kab. Blitung Timur 1 1,000 - - 1 1,000 - - - - - - 1 1,000

5 Kab. Bangka Barat 1 1,000 - - 1 1,000 - - - - - - 1 1,000

PENGEMBANGAN

DESA PERTANIAN

ORGANIK UNTUK

PADI

PENGEMBANGAN PADI

DENGAN TEKNOLOGI

BUDIDAYA HAZTON

PADI INBRIDA

TOTAL PADI INBRIDA PADI HIBRIDA

TOTAL PADI

PROVITAS

PADI INBRIDA

PERLUASAN PADA

SELAIN LAHAN KERING

PADI INBRIDA

PERLUASAN PADA

LAHAN KERING

PROVINSI &

KABUPATEN/KOTANO.

GERAKAN TANAM PADI DENGAN PENERAPAN JAJAR LEGOWO

Page 92: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

81

(Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha)

30 GORONTALO 5 39,000 5 10,000 - - 6 49,000 - - 2 40 2 100 5 49,140

1 Kab. Boalemo 1 6,370 1 1,750 1 8,120 - - - - - - 1 8,120

2 Kab. Gorontalo 1 13,775 1 2,000 1 15,775 - - - - 1 50 1 15,825

3 Kab. Pohuwato 1 6,800 1 1,850 1 8,650 - - - - 1 50 1 8,700

4 Kab. Bone Bolango 1 2,975 1 2,250 1 5,225 - - 1 20 - - 1 5,245

5 Kab. Gorontalo utara 1 7,800 1 2,150 1 9,950 - - 1 20 - - 1 9,970

6 Kota Gorontalo - 1,280 - - 1 1,280 - - - - - - - 1,280

31 KEPRI - - - - - - - - - - - - - - - -

1 Kab. Natuna - - - - - - - - - - - - - -

2 Kab. Bintan - - - - - - - - - - - - - -

3 Kab. Karimun - - - - - - - - - - - - - -

4 Kab. Lingga - - - - - - - - - - - - - -

5 Kab. Kep. Anambas - - - - - - - - - - - - - -

6 Kota Batam - - - - - - - - - - - - - -

7 Kota Tanjung Pinang - - - - - - - - - - - - - -

8 Kab Dumai - - - - - - - - - - - - - -

32 PAPUA BARAT 9 5,650 - - - - 3 5,650 - - 2 40 4 100 9 5,790

1 Kab. Sorong 1 2,025 - - 1 2,025 - - 1 20 1 25 1 2,070

2 Kab. Manokwari 1 2,475 - - 1 2,475 - - 1 20 1 25 1 2,520

3 Kab. Fak-Fak 1 100 - - - 100 - - - - - - 1 100

4 Kab. Raja Ampat 1 150 - - - 150 - - - - - - 1 150

5 Kab. Teluk Bintuni 1 225 - - - 225 - - - - 1 25 1 250

6 Kab. Teluk Wondama 1 50 - - - 50 - - - - - - 1 50

7 Kab. Kaimana 1 50 - - - 50 - - - - - - 1 50

8 Kab. Sorong Selatan 1 50 - - - 50 - - - - - - 1 50

9 Kab. Manokwari Selatan 1 525 - - 1 525 - - - - 1 25 1 550

33 SULBAR 6 21,000 6 13,350 - - 6 34,350 - - 6 120 1 100 6 34,570

1 Kab. Mamuju 1 5,000 1 2,500 1 7,500 - - 1 20 - - 1 7,520

2 Kab. Majene 1 1,000 1 1,000 1 2,000 - - 1 20 - - 1 2,020

3 Kab. Mamasa 1 2,000 1 3,350 1 5,350 - - 1 20 - - 1 5,370

4 Kab. Mamuju Utara 1 2,500 1 2,000 1 4,500 - - 1 20 - - 1 4,520

5 Kab. Polewali Mandar 1 6,000 1 2,000 1 8,000 - - 1 20 - - 1 8,020

6 Kab. Mamuju Tengah 1 4,500 1 2,500 1 7,000 - - 1 20 1 100 1 7,120

34 KALTARA 2 2,800 - - - - 2 2,800 - - - - - - 2 2,800

1 Kab. Bulungan 1 2,500 - - 1 2,500 - - - - - - 1 2,500

2 Kab. Tana Tidung 1 300 - - 1 300 - - - - - - 1 300

PENGEMBANGAN

DESA PERTANIAN

ORGANIK UNTUK

PADI

PENGEMBANGAN PADI

DENGAN TEKNOLOGI

BUDIDAYA HAZTON

PADI INBRIDA

TOTAL PADI INBRIDA PADI HIBRIDA

TOTAL PADI

PROVITAS

PADI INBRIDA

PERLUASAN PADA

SELAIN LAHAN KERING

PADI INBRIDA

PERLUASAN PADA

LAHAN KERING

PROVINSI &

KABUPATEN/KOTANO.

GERAKAN TANAM PADI DENGAN PENERAPAN JAJAR LEGOWO

Page 93: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

82

Lampiran 4

Kegiatan : Peningkatan Produktivitas Padi Inbrida, Peningkatan Produktivitas Padi Hibrida,

Perluasan Padi Inbrida, Teknologi Hazton, Desa Pertanian Organik Padi *)

Nama Poktan / Gapoktan :

Jumlah Anggota Kelompok :

Desa :

Kecamatan :

Kabupaten :

Komoditi :

1

2

3

4

5

dst

Keterangan :

DAFTAR CALON PETANI DAN LOKASI

PENERIMA BANTUAN PEMERINTAH TAHUN 2016

No. Nama Petani Luas Areal (ha) Kebutuhan Benih (kg) Varietas Jadwal Tanam

KCD/Penyuluh

Nama …………. Nama ………….

*) Pilih salah satu

Jumlah

Mengetahui Ketua Kelompoktani

Page 94: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

83

Lanjutan Lampiran 4

Kegiatan : Peningkatan Produktivitas Padi Inbrida, Peningkatan Produktivitas Padi Hibrida,

Perluasan Padi Inbrida, Teknologi Hazton, Desa Pertanian Organik Padi *)

Komoditi :

Desa Program

Ya = "1" Subround 1 Subround 2 Subround 3

ada = "1" ada = "1" ada = "1"

Tidak = " " Tidak = " " Tidak = " "

Prop Kab Kec Desa nm_Prop nm_Kab nm_Kec nm_Desa Desa_Prog Komoditi Jml_Ketan p_sr1 p_sr2 p_sr3 lt_sr1 lt_sr2 lt_sr3

Diusulkan/Ditetapkan, Tgl…. Bln…. Tahun 2016

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten ………………………….

Nama

NIP

DATA CALON PETANI CALON DAN CALON LOKASI ( CP /CL )

PELAKSANA KEGIATAN BANTUAN PEMERINTAH TAHUN 2016

(sesuai fomat field BPS)

Rencana Luas Tanam (Ha)

Jenis Komoditi

Jumlah

Kelompok

Tani Subround 1 Subround 2 Subround 3Tidak = " "

Identitas Desa

Perkiraan Panen

PENGISIAN KOLOM " JENIS KOMODITI "

padi_peningkatan produktivitas inbrida atau hibridapadi_pat lahan kering

padi_teknologi haztonpadi_desa pertanian organiK

PENGISIAN KOLOM " DESA PROGRAM "

* secara otomatis yang masuk ke dalam CPCL adalahdesa program, jadi bisa di isi dengan "1" semuanya

Page 95: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

84

Lampiran 5

SURAT KEPUTUSAN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK)

NOMOR : .............................................2016

TENTANG PENETAPAN KELOMPOK TANI PENERIMA DANA BANTUAN

PEMERINTAHTAHUN ANGGARAN 2016 KEGIATAN ………………………………………………………)*

Menimbang : a. Bahwa ketahanan pangan nasional perlu terus

diupayakan melalui peningkatan produksi untuk

menjamin kecukupan pangan yang semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk.

b. Bahwa peningkatan produksi padi tahun 2016 difokuskan pada peningkatan produktivitas dan

perluasan areal tanam (PAT), melalui penerapan jajar

legowo. c. Bahwa pelaksanaan kegiatan ...... *) gunapeningkatan

produksi, produktivitas dan pendapatan petani perlu ditetapkan kelompok tani penerima

BantuanPemerintahtahun 2016.

d. Bahwa sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b dan c perlu ditetapkan Kelompok tani Penerima Bantuan

Pemerintah Tahun Anggaran 2016. Mengingat : 1. Undang – Undang Nomor .............. Tahun .............

tentang ................; 2. Surat Keputusan .......... Nomor .............. Tahun

............. tentang ................;

3. Peraturan Daerah Provinsi Nomor .............. Tahun ............. tentang ................;

4. dst .......

Memperhatikan : 1. DIPA Dinas Pertanian Provinsi .... Nomor .............. Tanggal ............. Bulan ................ Tahun ............

2. PetunjukTeknis TeknologiTanamJajarLegowo Tahun 2016.

Contoh

Page 96: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

85

3. dst .......

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERTAMA : Penetapan Kelompok tani penerima bantuan

PemerintahKegiatan …….. *) tahun anggaran 2016

sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini. KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan

apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini maka akan diadakan perbaikan

sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di :...............................

Pada Tanggal : ................................ Oleh : Pejabat Pembuat Komitmen

.......................................... NIP. .....................................

Disahkan di : ..............................

Pada Tanggal : ............................

Oleh: Kuasa Pengguna Anggaran

..........................................

NIP. .....................................

Tembusan :

1. Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian RI di Jakarta 2. Bupati / Walikota di .............................

3. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota/Provinsi di ..............

4. dst.

*)disesuaikandengankegiatandalam POK.

Page 97: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

86

Lanjutan Lampiran 5

Desa Kecamatan

1

2

3

dst…

*) Disesuaikan kegiatan

Ditetapkan,Tgl….Bln….Tahun 2016

Oleh Pejabat Pembuat Komitmen

Nama

NIP

Disahkan Oleh; Kuasa Pengguna Anggaran

Nama

NIP

Jumlah

Lampiran Surat Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen

Penetapan Kelompoktani Penerima Bantuan Bantuan Pemerintah Pada Kegiatan………..*) Tahun 2016

No Nama Kelompok Tani/

GapoktanNama Ketua

AlamatNomor Rekening

Jumlah

(Rp.)

Alamat Bank

Cabang, Unit

Page 98: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

87

Lampiran 6 Lampiran 6

Kegiatan : Peningkatan Produktivitas Padi Inbrida, Peningkatan Produktivitas Padi Hibrida,

Perluasan Padi Inbrida, Teknologi Hazton, Desa Pertanian Organik Padi *)

Nama Kelompok Tani :

Alamat Kelompok Tani :

Luas Lahan :

Jumlah Anggota Kelompok :

Rincian Kebutuhan Kel. :

Komoditi :

Varietas :

1

2

3

dst…

*) Pilih salah satu …………………,……………….

Jumlah

Rencana Usaha Kelompok (RUK)

Bantuan Pemerintah Tahun 2016

No. Uraian Kebutuhan Jenis Volume (Kg) Harga Satuan(Rp) Jumlah (Rp)

Mengetahui,

Penyuluh / Petugas Pertanian

Nama NIP

Bendahara Kelompok,

Nama NIP

Ketua Kelompok,

Nama NIP

Anggota Kelompok,

Nama NIP

Anggota Kelompok,

Nama NIP

Page 99: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

88

Lampiran 7

SURAT PERNYATAAN

PENERIMA DAN PENGGUNAAN BANTUAN PEMERINTAH TAHUN 2016

Yang bertanda tangan dibawah ini adalah nama :……………………. ..

SelakuKetua Kelompok Tani …………………… Desa…………………. Kecamatan

...............………………… Kabupaten………………… dengan ini menyatakan

bahwabantuanpemerintahberupa ……………, akan kami gunakan:

a. Untukpelaksanaanbudidayapadipadakegiatan………………….

b. Bersedia dansanggupuntukmelaksanakanpenanaman,

pemeliharaansampaipanen di areal yang

mendapatkanbantuanpemerintahdansanggupmengembalikandanapabilatidaks

esuaiperuntukannya.

Demikian Surat Pernyataan ini kami buat untuk dipergunakan sebagaimana

mestinya.

…………………… 2016 Mengetahui, Ketua Kel.Tani/Gapoktan PetugasLapangan Materai 6.000 ttd dan cap/stempel ttd dan cap/stempel

(………………………) (……………………….)

Page 100: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

89

Lampiran 8

:

:

Desa Kecamatan Nama NIP

Nama……………………………

Tanggal

Ubinan

Petugas UbinanHasil Ubinan

(Ku/Ha GKG)Varietas

……………., tgl,…………, bulan,………….., tahun ………

Kepala Dinas Pertanian Provinsi

FORM ISIAN

HASIL UBINAN KEGIATAN ……………………………………………….

Komoditas

No Nama PetaniNama

KelompokTani

Alamat Jumlah

Ubinan

(Unit)

Kabupten

Page 101: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

91

Lampiran 9

JARAK TANAM JAJAR LEGOWO

Legowo 2:1 (20cm – 40cm) x 10cm

a. Orientasi pertanaman

b. Populasi tanamanPopulasi tanaman dalam 1,2 m x 1 m = 4 rumpun x 10 rumpun atau 1,2 m2 = 40 rumpun atau 1 ha = 10.000/1,2 m2 x 40 rumpun = 333.333 rumpun

c. Ukuran UbinanUkuran Ubinan yang sesuai adalah : 2,4 m x 2,5 m = 6 m2 atau 8 rumpun x 25 rumpun = 200 rumpun

d. Konversi hasil ubinan ke hektarApabila hasil ubinannya 3 kg, maka hasil/produktivitas tanaman adalah10.000/6 m2 x 3 kg = 5.000 kg GKP/ha

40 cm25 cm25 cm

10 c

m

1 m

1,2 cm

Page 102: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

92

Legowo 2:1 (25cm – 50cm) x 12,5cm

a. Orientasi pertanaman

b. Populasi tanamanPopulasi tanaman dalam 1,5 m x 1 m = 4 rumpun x 8 rumpun atau 1,5 m2 = 32 rumpun atau 1 ha = 10.000/1,5 m2 x 32 rumpun = 213.333 rumpun

c. Ukuran UbinanUkuran Ubinan yang sesuai adalah : 3 m x 2 m = 6 m2 atau 8 rumpun x 16 rumpun = 128 rumpun

d. Konversi hasil ubinan ke hektarApabila hasil ubinannya 3 kg, maka hasil/produktivitas tanaman adalah10.000/6 m2 x 3 kg = 5.000 kg GKP/ha

50 cm25 cm25 cm

12

,5 c

m

1 m

1,5 cm

Page 103: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

93

Legowo 2:1 (30cm – 60cm) x 15cm

a. Orientasi pertanaman

b. Populasi tanamanPopulasi tanaman dalam 1,8 m x 1,2 m = 4 rumpun x 8 rumpun atau 2,16 m2 = 32 rumpun atau 1 ha = 10.000/2,16 m2 x 32 rumpun = 148.148 rumpun

c. Ukuran UbinanUkuran Ubinan yang sesuai adalah : 2,7 m x 2,4 m = 6,48 m2 atau 6 rumpun x 16 rumpun = 96 rumpun

d. Konversi hasil ubinan ke hektarApabila hasil ubinannya 3 kg, maka hasil/produktivitas tanaman adalah10.000/6,48 m2 x 3 kg = 4.630 kg GKP/ha

60 cm30 cm30 cm

15

cm

1,2

m

1,8 cm

Page 104: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

94

Legowo 4:1 penuh (20cm – 40cm) x 10cm

a. Orientasi pertanaman

b. Populasi tanamanPopulasi tanaman dalam 1 m x 1 m = 4 rumpun x 10 rumpun atau 1 m2 = 40 rumpun atau 1 ha = 10.000/1 m2 x 40 rumpun = 400.000 rumpun

c. Ukuran UbinanUkuran Ubinan yang sesuai adalah : 3 m x 2 m = 6 m2 atau 12 rumpun x 20 rumpun = 240 rumpun

d. Konversi hasil ubinan ke hektarApabila hasil ubinannya 3 kg, maka hasil/produktivitas tanaman adalah10.000/6 m2 x 3 kg = 5.000 kg GKP/ha

60 cm

20 cm

1 m

1 m

20 cm

10

cm

Page 105: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

95

Legowo 4:1 penuh (25cm – 50cm) x 12,5cm

a. Orientasi pertanaman

b. Populasi tanamanPopulasi tanaman dalam 1,25 m x 1 m = 4 rumpun x 8 rumpun atau 1,25 m2 = 32 rumpun atau 1 ha = 10.000/1,25 m2 x 32 rumpun = 256.000 rumpun

c. Ukuran UbinanUkuran Ubinan yang sesuai adalah : 2,5 m x 2,5 m = 6,25 m2 atau 8 rumpun x 20 rumpun = 160 rumpun

d. Konversi hasil ubinan ke hektarApabila hasil ubinannya 3 kg, maka hasil/produktivitas tanaman adalah10.000/6,25 m2 x 3 kg = 4.800 kg GKP/ha

75 cm

25 cm

1 m

1,25 m

25 cm

12

,5 c

m

Page 106: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

96

Legowo 4:1 Kosong (20cm – 40cm) x (10cm – 20cm)

a. Orientasi pertanaman

b. Populasi tanamanPopulasi tanaman dalam 1 m x 1 m = 6 x 100/20 rumpun atau 1 m2 = 30 rumpunatau 1 ha = 10.000/1 m2 x 30 rumpun = 300.000 rumpun

c. Ukuran UbinanUkuran Ubinan yang sesuai adalah : 3 m x 2 m = 6 m2 atau 18 rumpun x 200/20 = 180 rumpun

d. Konversi hasil ubinan ke hektarApabila hasil ubinannya 3 kg, maka hasil/produktivitas tanaman adalah10.000/6 m2 x 3 kg = 5.000 kg GKP/ha

40 cm20 cm

1 m

1 m

10

cm

1 m

Page 107: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

97

Legowo 4:1 Kosong (25cm – 50cm) x (12,5cm – 25cm)

a. Orientasi pertanaman

b. Populasi tanamanPopulasi tanaman dalam 1,25 m x 1 m = 6 x 100/25 rumpun atau 1,25 m2 = 24 rumpun atau 1 ha = 10.000/1,25 m2 x 24 rumpun = 192.000 rumpun

c. Ukuran UbinanUkuran Ubinan yang sesuai adalah : 2,5 m x 2 m = 5 m2 atau 12 rumpun x 200/25 = 96 rumpun

d. Konversi hasil ubinan ke hektarApabila hasil ubinannya 3 kg, maka hasil/produktivitas tanaman adalah10.000/5 m2 x 3 kg = 6.000 kg GKP/ha

50 cm25 cm

1 m

1,25 m

12

,5 c

m

1,25 m

Page 108: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

98

Lampiran 10

JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGUST SEP OKT NOP DES

1 Penyusunan Juklak dan Petunjuk Lainnya

2 Pembentukan Tim Teknis

3 Sosialisasi

4 Finalisasi CP/CL

5 Penyusunan dan Pengiriman RUK,

Rekening Poktan/Gapoktan ke Kabupaten/

Kota, Provinsi, dan Pusat

6 Proses Administrasi Keuangan

7 Penyerapan dan Penyaluran Dana

Bantuan Pemerintah ke Rekening Kelompok

8 Pengadaan dan Penyaluran Bantuan Pemerintah

9 Pelaksanaan

1. Tanam

2. Pemeliharaan

3. Panen

10 Pembinaan

11 Monitoring

12 Evaluasi

13 Pelaporan

RENCANA JADWAL PELAKSANAAN TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016

NO KEGIATANBULAN

Page 109: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

99

Lampiran 11

Desa Poktan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (10) (11)

1 A 2 50 2 45 90,00 30 75,00 225 5

2 B 4 100 4 95 95,00 80 81,25 650 5

3

4 dst

Jumlah 6 150 6 140 93,33 110 79,55 875 10

Nama……………………………

NIP……………………………

Provitas

(ku/ha)

Produksi

(ton)

…………………., tgl,…………, bulan,………….., tahun ………

Petugas Penyuluhan Pertanian /

Kepala Cabang Dinas Pertanian Kabupaten/Kota

Realisasi Tanam Realisasi PanenDilaksanakan

MH 15/16

(Ha)

Keterangan (Ha) (%)

Luas

(Ha)

No

Jumlah Luas

Areal

(Ha)

KECAMATAN :

Jumlah

(Unit)

BLANGKO LAPORAN BULANAN KECAMATAN

REALISASI PELAKSANAAN KEGIATAN ………………………………….

TAHUN 2016

BULAN :

Page 110: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

100

Lampiran 11 Lampiran 8

Lampiran 12

Desa Poktan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)

1 1 1 2 50 50 50 100.00 50 80.00 80 0

2 dst

1 2 50 50 50 100.00 50 80.00 80 0

KABUPATEN :

BLANGKO LAPORAN BULANAN KABUPATEN

REALISASI KEGIATAN …………………………………………………………

TAHUN 2016

BULAN :

No Kecamatan

Jumlah Luas

Areal

(Ha)

Nama……………………………

NIP……………………………

Provitas

(ku/ha)

Produksi

(ton)

Jumlah

…………………., tgl,…………, bulan,………….., tahun ………

Tim Teknis Tingkat Kabupaten/Kota /

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota

SK

Penetapan

CPCL

(Ha)

Realisasi Tanam Realisasi PanenDilaksanakan

MH 15/16

(Ha)

Keterangan (Ha) (%)

Luas

(Ha)

Page 111: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

101

Lampiran 13

Lampiran 13

Kecamatan Desa Poktan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

1 A 4 8 8 200 200 195 97,50 100 75,00 750 5

2 B 5 9 10 250 250 245 98,00 150 80,00 1200 5

3

4

5 dst

9 17 18 450 450 440 97,78 250 78,00 1950 10

BLANGKO LAPORAN BULANAN PROVINSI

REALISASI KEGIATAN ………………………………….

TAHUN 2016

PROVINSI :

(Ha) (%)Luas

(Ha)

BULAN :

No Kabupaten

Jumlah Luas

Areal

(Ha)

Nama……………………………

NIP……………………………

Provitas

(ku/ha)

Produksi

(ton)

Jumlah

…………………., tgl,…………, bulan,………….., tahun ………

Tim Teknis Tingkat Provinsi

Kepala Dinas Pertanian Provinsi

SK

Penetapan

CPCL

(Ha)

Realisasi Tanam Realisasi PanenDilaksanakan

MH 15/16

(Ha)

Keterangan

Page 112: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan

102

Lampiran 14

UnitLuas Area

(Ha)

(1) (2) (3) (4) (7) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)

1 A 4 8 200 200 195 97,50 Mar,Apr, 100 75,00 750 70,00 70,00

2 B 5 9 250 250 245 98,00 Apr, Jun 150 80,00 1200 73,00 70,00

3

4

5 dst

9 17 450 450 440 97,78 250 78,00 1950 71,50 70,00Jumlah

……………., tgl,…………, bulan,………….., tahun ………

Tim Teknis Tingkat Provinsi/

Kepala Dinas Pertanian Provinsi/Kabupten

Nama……………………………

NIP……………………………

Realisasi Panen

Provitas

sebelum

(ku/Ha)

Tidak

Dilaksana

kan (Ha)

KetLuas

(Ha)

Provitas

(ku/ha)

Produksi

(ton)

Bulan

Tanam

Provitas

diluar

program

pada MT yang

sama (ku/Ha)

No Kab/Kec

Target SK

Penetapan

CPCL

(Ha)

Realisasi Tanam

Unit (Ha) (%)

BLANGKO LAPORAN AKHIR PROVINSI/KABUPATEN

REALISASI KEGIATAN……………………………………………………….

TAHUN 2016PROV/KAB :

BULAN :

Page 113: PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWOriau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/...2 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016 Untuk memenuhi kebutuhan