PI-01

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PI-01

Citation preview

  • Semnaskan_UGM / Penangkapan Ikan (PI-01)-495

    Seminar Nasional Tahunan XI Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan, 30 Agustus 2014

    JENIS IKAN DAN KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN TIGA ALAT TANGKAP DI ESTUARI SUNGAI BARITO, KALIMANTAN SELATAN

    Asyari

    Balai Penelitian Perikanan Perairan Umum Palembang

    *e-mail: [email protected] Abstrak Penelitian tentang jenis ikan dan komposisi hasil tangkapan tiga alat tangkap dilakukan di estuari Sungai Barito Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan dengan metoda purpose sampling. Ikan ditangkap dengan alat tangkap lampara (jaring trawl mini), tuguk (trap net) dan rawai (bottom long line) pada 11 lokasi penangkapan ikan. Hasil tangkapan dengan alat tangkap lampara adalah 46 jenis, 24 famili dengan berat rata-rata 53,105 kg/penangkapan, untuk alat tangkap tuguk 57 jenis, 30 famili dengan berat rata-rata 68,390 kg/penangkapan, sedangkan untuk alat rawai sebanyak 11 jenis ikan 6 famili dengan berat 37.808 kg/penangkapan. Komposisi hasil tangkapan lampara terdiri dari 35 jenis ikan sebanyak 30,853 kg dan 11 jenis udang sebanyak 22,252 kg. Tuguk dengan komposisi 44 jenis ikan sebanyak 28,128 kg dan 13 jenis udang seberat 40,262 kg. Sedangkan rawai dengan komposisi 37,808 kg sebanyak 11 jenis ikan. Famili ikan yang dominan adalah Sciaenidae, Ariidae, Sphyraenidae, Loliginidae dan Engraulidae, sedangkan famili Penaeidae mendominasi hasil tangkapan untuk jenis udang. Kata kunci: alat tangkap, estuari, jenis ikan, komposisi, Sungai Barito Pengantar Secara umum kawasan perairan estuari mempunyai peran penting baik secara ekologis dan ekonomis. Peran penting ekonomis antara lain sebagai lahan usaha perikanan tangkap, sumber pendapatan dan sumber protein hewani, yang dapat memberikan sumbangan berarti bagi kehidupan masyarakat khususnya nelayan. Peran ekonomi sangat tergantung kepada peran ekologis, bila peran ekologis bisa dipertahankan maka perairan estuari secara ekonomi dapat berperan sebagai penentu dan penyangga stok ikan (Tiwow, 2003). Sekitar 2 juta hektar lahan rawa pasang surut disepanjang pantai timur Sumatera yaitu Riau, Jambi, Sumatera Selatan dan Lampung serta bagian pesisir barat dan pesisir selatan Kalimantan telah direklamasi untuk berbagai kepentingan (Notohadiprawiro, 1994). Aktivitas tersebut akan berdampak terhadap penurunan kualitas lingkungan perairan dan ketersediaan sumberdaya ikan. Selain itu banyaknya pengoperasian jenis alat tangkap yang tidak ramah lingkungan dengan kriteria: tidak selektif, hasil tangkapan sampingan tinggi, menangkap benih/ikan muda dan hasil tangkapan berkualitas rendah akan memperparah keadaan (Anonim, 2007). Hasil penelitian Gaffar et al. (2007) di perairan estuari Sumatera Selatan yang bermuara di selat Bangka yaitu Sungai Upang, Sungai Musi, Sungai Banyuasin dan Sungai Sembilang, diketahui aktivitas penangkapan menggunakan 12 jenis alat tangkap utama yang didominasi alat tangkap (trap net) dengan nama lokal: tuguk tancap, tuguk baris, tuguk apung dan tuguk kumbang. Jenis alat tangkap lainnya jaring tangsi (drift gilnet), jaring kantong (trammel net), jaring tarik, jaring cawang (set gilnet), pancing rawai (bottom longline), blad (beach barrier trap net)), sondong dan seser udang (scopnet) serta jala (castnet). Selanjutnya menurut Gaffar et al. (2007) di perairan estuaria Kabupaten Banyuasin tersebut terdapat 107 jenis ikan dan udang, dengan sebaran di perairan estuaria Upang dan Sungsang sebanyak 59 jenis, estuaria Sembilang 51 jenis dan estuaria Banyuasin 63 jenis. Pada tahun 2005 hasil tangkapan ikan perairan umum di Kabupaten Banyuasin sebesar 7.535,4 ton, pada tahun 2006 terjadi penurunan menjadi 7.448,6 ton, sebagian besar ikan-ikan tersebut ditangkap di wilayah estuari/muara (Dinas Perikanan Sumatera Selatan, 2007). Di perairan estuari Sungai Siak dan Selat Panjang aktivitas penangkapan menggunakan 5 jenis alat tangkap utama yang didominasi alat tangkap (trap net) dengan nama lokal gumbang, jenis hasil tangkapan 54 jenis terdiri dari 47 jenis ikan

    PI-01

  • 496-Semnaskan_UGM / Asyari

    Seminar Nasional Tahunan XI Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan, 30 Agustus 2014

    dan 7 jenis udang penaid. Volume produksi tahun 2009 mencapai 672 ton, estimasii potensi udang penaid dan ikan teri tahun 2010 (164 ton) dan terindikasi terjadi lebih tangkap (Rupawan. 2010). Sungai Barito merupakan salah satu sungai besar yang terdapat di Kalimantan, bagian hulu Sungai Barito terletak di Serawak (Malaysia) dan Kalimantan Tengah, sedangkan bagian tengah dan hilir (muaranya) terletak di Kalimantan Selatan (Prasetyo et al., 2005). Menurut Anonimus (2012), produksi perikanan tangkap di estuari Sungai Barito terutama Kabupaten Banjar meliputi ikan manyung, kakap, bawal hitam/putih, gulamah, pari, halu-halu (barakuda), udang putih, udang bajang, layur (timah-timah), kuro, otek, belanak, sembilang dan lain-lain, sedangkan alat tangkap yang sering digunakan adalah lampara dasar, jaring insang tetap/hanyut, jermal/tuguk, rawai, pancing, bubu, tempirai, lukah dll. Rata-rata jumlah rumah tangga perikanan tangkap di perairan umum daratan (PUD) Kabupaten Banjar yang menggantungkan kehidupannya dari usaha menangkap ikan yaitu 3.400 rumah tangga perikanan (RTP) atau setara 13.600 jiwa (Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Banjar, 2010). Penelitian bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji jenis dan komposisi hasil tangkapan ikan dengan tiga alat tangkap yang dominan di estuari Sungai Barito Kalimantan Selatan, agar dapat menentukan arah kebijakan penangkapan masa yang akan datang supaya sumberdaya perikanan di estuari Sungai Barito dapat berkesinambungan. Bahan dan Metode Penelitian dilakukan pada bulan Maret, Mei, Juli dan September 2012 di estuari Sungai Barito Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Penetapan lokasi penangkapan dengan metoda purpose sampling (dipilih), sampel ikan didapat dari hasil tangkapan nelayan dengan alat tangkap lampara (jaring trawl mini), tuguk (trap net) dan rawai (bottom long line) (Gambar 1 dan 2). Ukuran masing-masing alat adalah: Lampara: panjang 12 m, lebar 14 m, dalam 1 m, MS. 0,5 - 1,5 inc; Tuguk: panjang 24 m, lebar 9 m, tinggi 7 m, MS: 0,5 1,5 inc; Rawai: ukuran pancing: No.4, 400 buah x 2,5 m. Pengambilan sampel dilakukan pada sebelas lokasi yaitu: 1. Kuin kecil, 2. Pulau Kaget, 3. Aluh-Aluh, 4. Menara navigasi satu, 5. Tanipah, 6. Bakambat, 7. Menara navigasi dua, 8. Menara navigasi tiga, 9. Menara navigasi empat, 10. Lokasi operasinal lampara dan 11. Menara navigasi lima (Gambar 3).

    (a) (b) Gambar 1. (a) Lampara (jaring trawl mini), (b) Tuguk (trap net).

  • Semnaskan_UGM / Penangkapan Ikan (PI-01)-497

    Seminar Nasional Tahunan XI Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan, 30 Agustus 2014

    Gambar 2. Rawai (set long line).

    Gambar 3. Lokasi penelitian di estuari Sungai Barito.

    Hasil tangkapan dikumpul dan ditimbang berdasarkan jenis ikan, spesies ikan yang belum diketahui diambel sampelnya dan diawetkan dengan formalin 10%, dibawa ke laboratorium dan diidentifikasi berdasarkan Kottelat et al. (1993) dan Weber & Beauforth (1913/1916). Hasil dan Pembahasan Hasil Tangkapan Hasil tangkapan ikan dengan alat tangkap lampara di estuari Sungai Barito mempunyai berat rata-rata 53,105 kg/penangkapan dengan jumlah 24 famili, untuk alat tuguk berat rata-rata 68,390 kg/penangkapan sebanyak 30 famili dan untuk alat rawai dengan berat 37.808 kg/penangkapan dengan 6 famili (Gambar 4). Famili yang dominan antara lain Sciaenidae, Ariidae, Sphyraenidae, Loliginidae dan Engraulidae. Hasil penelitian ini lebih rendah dibandingkan dengan Anonimus (2012) yang mendapatkan sebanyak 37 famili terdiri dari 33 famili ikan estuari/laut dan 4 famili ikan air tawar. Hal ini mungkin disebabkan karena penelitian ini hanya dilakukan 4 kali survey / 4 bulan dalam satu tahun anggaran, sedangkan hasil Anonimus (2012) didapatkan sepanjang tahun dengan lokasi yang lebih luas.

    Gambar 4. Hasil tangkapan 3 alat tangkap ikan di estuari Sungai Barito.

    Keterangan: Series 1 = jumlah berat (kg)

    0

    20

    40

    60

    80

    Lampara Tuguk Rawai

    Series1 Series2

  • 498-Semnaskan_UGM / Asyari

    Seminar Nasional Tahunan XI Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan, 30 Agustus 2014

    Series 2 = jumlah famili Jenis dan Komposisi Lampara Hasil tangkapan lampara dengan berat rata-rata 53,105 kg berjumlah 46 jenis dengan komposisi, 35 species jenis ikan seberat 30,853 kg dan 11 jenis udang dengan berat 22,252 kg (Tabel 1). Jenis ikan yang dominan antara lain adalah: gulama (Johnius. sp), halu-halu /barakuda (Sphyraena jello), cumi-cumi (Loligo. sp.), baung laut (Osteogeneiosus militaris), kiper (Scatophagus argus), sembilang (Plotosius canius) dan bulu ayam (Coilia lindmani). Sedangkan dari jenis udang yang dominan adalah udang Penaeidae, baik jenis Penaeus indicus, Penaeus sp. dan Metapenaeus sp. Hasil ini hampir sama dengan hasil penelitian Asyari & Herlan (2012) di estuari Sungai Indragiri dengan alat tangkap jaring trawl mini (sejenis pukat/lampara), yang mendapatkan 59 jenis ikan dengan jenis yang dominan adalah gulama panjang (Johnius trachycephalus), sembilang (Plotosius canius), buntal kuning (Lagocephalus lunaris), bulu ayam (Coilia lindmani), biang (Setipinna sp.) dan ikan duri (Arius leiotocephalus), sedangkan dari jenis udang adalah udang tiger/loreng (Penaeus indicus). Tabel 1. Jenis dan komposisi hasil tangkapan dengan alat tangkap lampara di estuari Sungai Barito

    Kalimantan Selatan.

    No.

    Nama daerah

    Spesies

    Famili

    Hasil Tangkapan

    Jumlah (gr)

    Persentase (%)

    1. Baga-baga Ambassis sp. Chandidae 219 0,41 2. Baung laut Osteogeneiosus militaris Ariidae 2872 5,40 3. Besi-besi (kbg pr) Rastrellinger nigriceps Scombridae 62 0,11 4. Bilis/teri Stelophorus commersoni Engraulidae 250 0,47 5. Bulu ayam Coilia lindmani Engraulidae 1030 1,93 6. Buluh-buluh Polynemus sp. Polynemidae 34 0,06 7. Bunggut Arius thallasinus Ariidae 623 1,17 8. Cumi-cumi Loligo sp. Loliginidae 3160 5,95 9. Gulama pendek Johnius belangeri Sciaenidae 3541 6,66 10. Gulama panjang Johnius trachycephalus Sciaenidae 4716 8,88 11. Gulama Otolithoides pama Sciaenidae 274 0,51 12. Halu-halu Sphyraena jello Sphyraenidae 3890 7,32 13. Kaca-kaca Parambassis sp. Ambassidae 94 0,17 14. Kakap putih Lates calcarifer Centropomidae 251 0,47 15. Kepiting laut Portunus sp. Portunidae 339 0,63 16. Kipas Drepane punctata Drepaneidae 543 1,02 17. Kiper Scatophagus argus Scatophagidae 1249 2,35 18. Kue Caranx sp. Carangidae 24 0,04 19. Lais Siluroides sp. Siluridae 29 0,05 20. Lawang/juaro Pangasius polyuronodon Pangasidae 777 1,46 21. Lundu Mystus wolffii Bagridae 883 1,66 22. Manyung Arius graeffei Ariidae 693 1,30 23. Otek Hexanemathycthys sagor Ariidae 412 0,77 24. Panting Arius sp. Ariidae 715 1,34 25. Panting sajodo Arius sp. Ariidae 610 1,48 26. Pari Dasyatis sp. Dasyatidae 554 1,04 27. Pari cecak Himantura sp. Dasyatidae 287 0,53 28. Patin Pangasius djambal Pangasidae 112 0,21 29. Riu-riu Mystus gulio Bagridae 222 0,41 30. Selongsongan Scomber australis Scombridae 35 0,06 31. Sembilang Plotosius canius Plotosidae 1227 2,31 32. Senangin Eleothrenema sp. Polynemidae 615 1,15 33. Sisa nabi/sebelah Cynoglossus sp. Cynoglossidae 88 0,16

  • Semnaskan_UGM / Penangkapan Ikan (PI-01)-499

    Seminar Nasional Tahunan XI Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan, 30 Agustus 2014

    No.

    Nama daerah

    Spesies

    Famili

    Hasil Tangkapan

    Jumlah (gr)

    Persentase (%)

    34. Sumpit Toxotes sp. Toxotidae 223 0,41 35. Timah/layur Trichiurus savala Trichiuridae 200 0,36 36. Udang bajang Penaeus sp. Penaeidae 8960 16,86 37. Udang duri Penaeus sp. Penaeidae 756 1,41 38. Udang kapur Metapenaeus sp. Penaeidae 592 1,11 39. Udang kuning Metapenaeus sp. Penaeidae 5750 10,81 40. Udang manis Penaeus merguensis Penaeidae 1180 2,21 41. Udang papai Penaeus sculptilis Peneaidae 795 1,48 42. Udang petak Oratosquilla sp. Squillidae 205 0,37 43. Udang putih Penaeus indicus Penaeidae 2437 4,58 44. Udang taji Metapenaeus elegans Penaeidae 100 0,17

    45. Udang tenggek Metapenaeus sp. Penaeidae 180 0,32 46. Udang tiger Penaeus monodon Penaeidae 1297 2,43 Jumlah

    53.105 gr

    100,00 %

    Tuguk Jumlah hasil tangkapan tuguk adalah 68,390 kg sebanyak 57 jenis dengan komposisi 44 jenis ikan seberat 28,128 kg dan 13 jenis udang seberat 40,262 kg (Tabel 2). Banyaknya hasil tangkapan udang karena alat tangkap tuguk dengan ukuran 0,51,5 inc memang lebih mengutamakan penangkapan udang dari pada ikan, walaupun jenis ikan yang tertangkap lebih banyak, tapi dari segi jumlah berat hasilnya lebih sedikit. Jenis udang yang tertangkap didominasi oleh udang papai (Penaeus sculptilis), udang bajang (Penaeus sp.) dan udang kapur (Metapenaeus sp.). Jenis ikan yang dominan antara lain adalah: Halu-halu (Sphyraena jello), gulama (Jonius sp.), cumi-cumi (Loligo sp.), bilis/teri (Stelophorus commersoni) dan sembilang (Plotosius canius). Banyaknya hasil tangkapan udang pada penelitian ini sama dengan hasil yang didapatkan oleh Gaffar et al. (2007) yang menunjukkan bahwa di perairan estuari Banyuasin alat tangkap tuguk tancap mempunyai hasil tangkapan utamanya adalah udang pepe (Metapenaeus ensis), sedangkan hasil tangkap sampingannya adalah jenis ikan gulamo (Otolithoides pama), sepengkah (Ambassis kopsii) dan lais kucur (Kryptopterus sp.). Tabel 2. Jenis dan komposisi hasil tangkapan dengan alat tangkap tuguk di estuari Sungai Barito

    Kalimantan Selatan.

    No.

    Nama Daerah

    Spesies

    Famili

    Hasil Tangkapan

    Jumlah (gr)

    Persentase (%)

    1. Baga-baga Ambassis sp. Chandidae 147 0,21 2. Baga-baga Pantobolus radiatus Chandidae 97 0,15 3. Baung laut Osteogeneiosus militaris Ariidae 663 0,97 4. Bawal putih Pampus argenteus Stromatidae 539 0,79 5. Belanak Liza sp. Mugilidae 480 0,70 6. Bilis/teri Stelophorus commersoni Engraulidae 1987 2,91 7. Bulu ayam Coilia lindmani Engraulidae 280 0,42 8. Buluh-buluh Polynemus sp. Polynemidae 57 0,08 9. Bunggut Arius thallasinus Ariidae 326 0,47 10. Buntal Tetraodon sp. Tetraodontidae 308 0,46 11. Buntal kuning Lagocephalus lunaris Tetraodontidae 125 0,18 12. Buntal loreng Tetraodon sp. Tetraodontidae 429 0,63 13. Cumi-cumi Loligo sp. Loliginidae 3812 5,57 14. Cumi kodak Loligo sp. Loliginidae 672 0,99 15. Gulama Otolithoides pama Sciaenidae 55 0,08 16. Gulama pendek Johnius belangeri Sciaenidae 3520 5,14 17. Gulama panjang Johnius trachycephalus Sciaenidae 1478 2,17 18. Halu-halu Sphyraena jello Sp.hyraenidae 6197 9,06

  • 500-Semnaskan_UGM / Asyari

    Seminar Nasional Tahunan XI Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan, 30 Agustus 2014

    No.

    Nama Daerah

    Spesies

    Famili

    Hasil Tangkapan

    Jumlah (gr)

    Persentase (%)

    19. Kaca-kaca Parambassis sp. Ambassidae 47 0,07 20. Kakap putih Lates calcarifer Centropomidae 312 0,46 21. Kepiting Laut Portunus sp. Portunidae 258 0,37 22. Kipas Drepane punctata Drepaneidae 395 0,57 23. Kiper Scatophagus srgus Scatophagidae 382 0,56 24. Lais Siluroides sp. Siluridae 24 0,04 25. Lawang/juaro Pangasius polyuronodon Pangasidae 113 0,17 26. Lidah Cynoglossus sp. Cynoglossidae 305 0,44 27. Lome Harpadon nehereus Harpodontidae 624 0,92 28. Lundu Mystus wolffii Bagridae 285 0,41 29. Malung Stiphodon elegans Gobiidae 165 0,25 30. Manyung Arius graeffei Ariidae 60 0,09 31. Panting Arius sp. Ariidae 212 0,32 32. Panting sajodo Arius sp. Ariidae 543 0,79 33. Pari Dasyatis sp. Dasyatidae 231 0,34 34. Pari cecak Himantura sp. Dasyatidae 344 0,51 35. Petek Leiognathus bindus Leiognathidae 349 0,51 36. Riu-riu Mystus gulio Bagridae 45 0,06 37. Sarden Scomber sp. Scombridae 71 0,10 38. Selar Leiognathus dussumieri Leiognathidae 44 0,06 39. Selontok Glossogobius sp. Gobiidae 118 0,18 40. Selongsongan Scomber australis Scombridae 241 0,35 41. Sembilang Plotosius canius Plotosidae 1123 1,65 42. Sotong Loligo so Loliginidae 342 0,51 43. Sumpit Toxotes sp. Toxotidae 42 0,06 44. Timah/layur Trichiurus savala Trichiuridae 281 0,42 45. Udang bajang Penaeus sp. Penaeidae 6815 9,96 46. Udang bintik Metapenaeus lysianasa Penaeidae 1982 2,89 47. Udang capit Macrobrachium equidens Palaeomonidae 61 0,09 48. Udang duri Penaeus sp. Penaeidae 2341 3,42 49. Udang kapur Metapenaeus sp. Penaeidae 6461 9,44 50. Udang krosok Metapenaeus elegans Penaeidae 1046 1,52 51. Udang kuning Metapenaeus sp. Penaeidae 3455 5,05 52. Udang manis Penaeus merguensis Penaeidae 3461 5,06 53. Udang papai Penaeus sculptilis Peneaidae 12334 18,03 54. Udang petak Oratosquilla sp. Squillidae 127 0,18 55. Udang putih Penaeus indicus Penaeidae 134 0,19 56. Udang taji Metapenaeus elegans Penaeidae 32 0,04 57. Udang tiger Penaeus monodon Penaeidae 2013 2,94

    Jumlah

    68.390 gr

    100,00 %

    Rawai Untuk alat tangkap rawai, hasil tangkapan berjumlah 37,808 kg sebanyak 11 jenis ikan (Tabel 3.), ikan yang dominan adalah ikan otek (Hexanemathycthys sagor), manyung (Arius graeffei), dukang (Arius sagor) dan kakap (Lates calcarifer). Di estuari Sungai Kapuas ikan yang sering tertangkap dengan rawai menurut Asyari (2011) adalah ikan juara (Pangasius polyuronodon), lais (Kryptopterus sp.), ikan duri (Arius sp.), manyung Arius graffei) dan baung (Mystus nemurus). Sedangkan di periran estuari Banyuasin Sumatera Selatan Gaffar et al. (2007) mengatakan alat tangkap rawai sering menangkap 4 jenis ikan, ikan yang paling banyak adalah ikan ikan duri (Arius sp.). Penelitian yang dilakukan Yanti et al. (2012) mendapatkan hasil tangkapan rawai terdiri dari 6 species yaitu ikan malong/kelampai (Muraenesox sp.), layur (Trichiurus lepturus), pari (Trygon sephen), jenak merah (Lutjanus sp.), gerot (Pomandasis sp.) dan ikan duri (Arius sp.).

  • Semnaskan_UGM / Penangkapan Ikan (PI-01)-501

    Seminar Nasional Tahunan XI Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan, 30 Agustus 2014

    Tabel 3. Jenis dan komposisi hasil tangkapan dengan alat tangkap rawai di estuari Sungai Barito

    Kalimantan Selatan.

    No.

    Nama Daerah

    Species

    Famili

    Hasil Tangkapan

    Jumlah (gr)

    Persentase (%)

    1. Bunggut Arius thallasinus Ariidae 2195 5,81 2. Dukang Arius sagor Ariidae 4915 13,00 3. Kakap Lates calcarifer Centropomidae 3810 10,07 4. Lawang Pangasius polyuronodon Pangasidae 2270 6,00 5. Manyung Arius graeffei Ariidae 5465 14,45 6. Otek Hexanemathycthys sagor Ariidae 6445 17,04 7. Panting Arius. sp. Ariidae 3660 9,68 8. Panting sejodo Arius. sp. Ariidae 2120 5,61 9. Pari Dasyatis. sp. Dasyatidae 1523 4,04 10. Sengangin Eleothrenema. sp. Polynemidae 3155 8,35 11. Sembilang Plotosius canius Plotosidae 2250 5,95 Jumlah 37.808 gr 100,00 %

    Kesimpulan

    - Alat tangkap tuguk memberikan hasil tangkapan yang tertinggi dari tiga jenis alat tangkap yang sering dioperasikan nelayan di estuari Sungai Barito dibandingkan lampara maupun rawai.

    - Hasil tangkapan alat tangkap lampara terdiri dari 46 jenis ikan/udang sebanyak 53,105 kg, tuguk dengan 57 jenis ikan sebanyak 68,390 kg dan rawai 37,808 kg sebanyak 11 jenis ikan.

    - Jenis ikan didominasi oleh famili Sciaenidae, Ariidae, Sphyraenidae, Loliginidae dan Engraulidae, sedangkan famili Penaeidae mendominasi hasil tangkapan untuk jenis udang.

    Ucapan Terima Kasih Tulisan ini merupakan kontribusi dari kegiatan penelitian dinamika dan pemanfaatan sumber daya ikan di perairan estuari Sungai Barito Propinsi Kalimantan Selatan tahun anggaran 2012 yang didanai APBN di Balai Penelitian Perikanan Perairan Umum Palembang Sumatera Selatan. Daftar Pustaka Anonim. 2007. Petunjuk teknis penangkapan ikan ramah lingkungan. Departemen Kelautan dan

    Perikanan. Jakarta. Anonim. 2012. Statistik perikanan Kabupaten Banjar. Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Banjar. Anonim. 2010. Statistik perikanan Kabupaten Banjar. Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Banjar,

    Kalimantan Selatan. Asyari & Herlan. 2012. Hasil tangkapan dan aspek biologi beberapa jenis ikan di perairan estuari Sungai

    Indragiri, Riau. Prosiding seminar nasional tahunan IX hasil penelitian perikanan dan kelautan. BP-01 Buku jilid II. Manajemen Sumberdaya Perikanan. Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UGM. 11 halaman

    Dinas Perikanan Sumatera Selatan. 2007. Statistika perikanan Provinsi Sumatera Selatan. Palembang. Gaffar. A. K., Rupawan & Khoirul Fatah. 2007. Karakteristik perikanan tangkap di estuaria Banyuasin

    Sumatera Selatan. Prosiding Seminar Tahunan IV. Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan. Palembang 2007.

  • 502-Semnaskan_UGM / Asyari

    Seminar Nasional Tahunan XI Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan, 30 Agustus 2014

    Kottelat, M., A. J. Whitten., S. N. Kartikasari & S. Wirjoatmodjo. 1993. Freshwater fishes of Western Indonesia and Sulawesi (Ikan air tawar Indonesia bagian Barat dan Sulawesi). Periplus Edition-Proyek EMDI. Jakarta.

    Notohadiprawiro, T. 1994. Pengembangan lahan rawa pasang surut tujuanpertanianapa yang sudah

    dan belum tercapai. Paper presented at Technical Meeting on Stepwise Development of Tidal Swamps. Researchand Development Agency, Departement of Public Works. Bandung. Unpublished. In Indonesian.

    Prasetyo, D., Asyari & A. Sudrajat. 2005. Inventarisasi jenis ikan dan karakteristik habitat perairan Sungai

    Barito, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Prosiding Forum Perairan Umum Balai Riset Perikanan Perairan Umum. Badan Riset Kelautan dan Perikanan. Departemen Kelautan dan Perikanan: 339 - 346

    Rupawan. 2010. Pemanfaatan sumberdaya ikan di perairan estuari Selat Panjang Riau. Prosiding

    Seminar Nasional Perikanan Tahunan VII. Universitas Gajahmada.Yogyakarta. Juni 2010. Tiwow. C. 2003. Kawasan pesisir penentu stok ikan di laut. Makalah Pengantar Sains Program Pasca

    Sarjana IPB. Weber, M & De Beaufort. 1913- 1916. The fishes of the Indo-Australian Archipelago. E.J Brill Ltd. Leiden.

    IXII. Yanti. N., Eryan Huri & Bustari. Analisis komposisi hasil tangkapan rawai (long line) pagi dan siang hari di

    perairan Teluk Pambang Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis Propinsi Riau. Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau.

    Tanya Jawab Penanya : Irhamsyah Pertanyaan : Penamaan daerah harus sesuai dengan daerah setempat, seperti tuguk atau togo? Jawaban : Saran kami terima. Untuk penamaan daerah ikan-ikan setempat harus digunakan

    secara tepat, begitu juga untuk nama ikan yang bisa berlaku secara nasional dan istilah alat tangkap tuguk atau togo akan lebih diperhatikan.