3
Ayu Nurfitria S XII Ia 6 O5 Bersama Kesulitan Selalu Ada Kemudahan Assalamu’alaikum Wr.Wb Alhamdulillah hirrobil alamin,wabihi nasta in ala umuriddunya waddin.Wassholatu wassalamu’ala asrofil anbiya’I wal mursalin,wa ala alihi washohbihi aj’main. Tak lupa shalawat serta salam kepada nabi besar Muhammad SAW yang telah mengantarkan kita dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang. Yang terhormat Bapak Dhofir selaku pengajar bahasa Indonesia dan teman-teman XII IA 6 yang berbahagia.Dalam kesempatan ini,izinkanlah saya menyampaikan sepatah dua kata mengenai di balik kesusahan pasti ada kemudahan agar kita senantiasa menjadi hamba-hamba Allah yang selalu bersyukur. Rasulullah SAW,pernah mengalami masa-masa menyedihkan dalam sejarah hidupnya yang dikenal dengan tahun kesedihan atau tahun berkabung.Yaitu saat-saat ketika terjadi peristiwa meninggalnya sang paman,Abu Thalib,dan sang istri,Khadijah.Keduanya meninggal dalam jarak waktu yang tidak terlalu jauh,pada tahun yang sama. Khadijah,sangat dicintai dan dihormati Rasulullah SAW.Sehingga,selama bersamanya,beliau enggan berbagi hati.Meski Khadijah telah meninggal dan Rasulullah SAW-pun telah beristri kembali,namun bayangan Khadijah tak pernah hilang. Sebelumnya,masih pada tahun yang sama,paman Rasulullah SAW,Abu Thalib,juga telah berpulang.Dengan cinta, ia berperan sebagai ayah bagi Rasulullah.Ia tidak tidur kecuali Muhammad

pidato

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bindo

Citation preview

Page 1: pidato

Ayu Nurfitria S

XII Ia 6

O5

Bersama Kesulitan Selalu Ada Kemudahan

Assalamu’alaikum Wr.WbAlhamdulillah hirrobil alamin,wabihi nasta in ala umuriddunya waddin.Wassholatu

wassalamu’ala asrofil anbiya’I wal mursalin,wa ala alihi washohbihi aj’main.Tak lupa shalawat serta salam kepada nabi besar Muhammad SAW yang telah

mengantarkan kita dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang.Yang terhormat Bapak Dhofir selaku pengajar bahasa Indonesia dan teman-teman XII IA

6 yang berbahagia.Dalam kesempatan ini,izinkanlah saya menyampaikan sepatah dua kata mengenai di balik kesusahan pasti ada kemudahan agar kita senantiasa menjadi hamba-hamba Allah yang selalu bersyukur.

Rasulullah SAW,pernah mengalami masa-masa menyedihkan dalam sejarah hidupnya yang dikenal dengan tahun kesedihan atau tahun berkabung.Yaitu saat-saat ketika terjadi peristiwa meninggalnya sang paman,Abu Thalib,dan sang istri,Khadijah.Keduanya meninggal dalam jarak waktu yang tidak terlalu jauh,pada tahun yang sama.

Khadijah,sangat dicintai dan dihormati Rasulullah SAW.Sehingga,selama bersamanya,beliau enggan berbagi hati.Meski Khadijah telah meninggal dan Rasulullah SAW-pun telah beristri kembali,namun bayangan Khadijah tak pernah hilang.

Sebelumnya,masih pada tahun yang sama,paman Rasulullah SAW,Abu Thalib,juga telah berpulang.Dengan cinta, ia berperan sebagai ayah bagi Rasulullah.Ia tidak tidur kecuali Muhammad kecil berada di sampingnya.Ia tidak keluar rumah kecuali si yatim Muhammad menyertainya.

Jadi,tahun itu memang masa paling berduka bagi Rasulullah.Belum lagi,tak lama kemudian,Rasulullah,keluarga,dan para sahabatnya diasingkan di sebuah lembah.Dalam kesedihan beruntun itulah,Allah SWT,menurunkan surat Al-Insyirah dan surat Al-Dhuha,sebagai penghibur dan penenang jiwa.

Surat Al-Dhuha menggambarkan bahwa kesulitan dan penderitaan akan berakhir dengan kemudahan dan kebahagiaan.Kesulitan dan penderitaan hanyalah pengantar menuju kemudahan dan kebahagiaan.Kemudahan dan kebahagiaan akan betul-betul terasa nikmatnya jika diawali dengan kesulitan dan penderitaan.

Page 2: pidato

Kita dapat merasakan nikmatnya sehat jika sudah merasakan sengsaranya sakit.Dengan begini,maka pada saat berada dalam kemudahan,kebahagiaan,dan kondisi sehat,kita akan dapat merasakan nikmatnya menjadi hamba-Nya yang pandai bersyukur.

Jika pernah menjadi yatim yang perlu mendapat perlindungan maka selanjutnya jadilah pelindung anak-anak yatim.Jika pernah hidup miskin dan kekurangan maka setelah hidup bercukupan,jadilah orang yang dermawan.Semua itu sebagai ungkapan rasa syukur atas karunia Allah SWT.SEbab,kebahagiaan itu tidak akan berkurang jika dibagi-bagikan,tetapi justru akan bertambah.

Ternyata stress dapat juga meningkatkan kualitas kebahagiaan.Jika kita misalnya,dalam meraih gelar kesarjanaan harus melewati proses yang dapat membuat stress,kmaka ketika kita dapat menyelesaikan prose situ dan kemudian memperoleh title kesarjanaan itu,maka tentu kita akan menerimanya dengan segala kelegaan,kegembiraan dan rasa syukur yang luar biasa.

Disaat-saat itulah kita akan dapat merasakan sesungguhnya bahwa “bersama kesulitan selalu ada kemudahan,bersama kesusahan selalu ada kebahagiaan,bersama kekurangan selalu ada kelebihan”demikian seterusnya.

Demikian yang dapat saya sampaikan.Tak ada gading yang tak retak,apabila ada kesalahan kata,saya mohon maaf sebesarnya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb