52

PIDATO PENGUKUHAN JABATAN GURU BESARarsitektur-lalu.com › wp-content › uploads › 2020 › 01 › Pidato...yang tercermin dalam wujud ide (culture system), wujud aktivitas (social

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PIDATO PENGUKUHAN JABATAN GURU BESARarsitektur-lalu.com › wp-content › uploads › 2020 › 01 › Pidato...yang tercermin dalam wujud ide (culture system), wujud aktivitas (social
Page 2: PIDATO PENGUKUHAN JABATAN GURU BESARarsitektur-lalu.com › wp-content › uploads › 2020 › 01 › Pidato...yang tercermin dalam wujud ide (culture system), wujud aktivitas (social
Page 3: PIDATO PENGUKUHAN JABATAN GURU BESARarsitektur-lalu.com › wp-content › uploads › 2020 › 01 › Pidato...yang tercermin dalam wujud ide (culture system), wujud aktivitas (social

PIDATO PENGUKUHAN JABATAN GURU BESARDALAM BIDANG ILMU ARSITEKTUR PADA JURUSAN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAANINSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG

ARSITEKTUR KOTA BERKELANJUTANBERBASIS KEARIFAN LOKAL

Prof. Dr. Ir. Lalu Mulyadi, MT

Disampaikan pada Sidang TerbukaSenat Institut Teknologi Nasional Malang

18 Januari 2020

Page 4: PIDATO PENGUKUHAN JABATAN GURU BESARarsitektur-lalu.com › wp-content › uploads › 2020 › 01 › Pidato...yang tercermin dalam wujud ide (culture system), wujud aktivitas (social
Page 5: PIDATO PENGUKUHAN JABATAN GURU BESARarsitektur-lalu.com › wp-content › uploads › 2020 › 01 › Pidato...yang tercermin dalam wujud ide (culture system), wujud aktivitas (social

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Arsitektur pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan | 3

BismillahirrahmaanirrahiimAssalamu‘alaikum Warahmatullahi WabarakaatuhSelamat Pagi, Salam Sejahtera, dan Rahmat Allah SWT untuk kita semua.

Yang saya hormati,

Rektor beserta para Wakil Rektor ITN Malang,Ketua, Sekretaris, dan Anggota Senat ITN Malang,Ketua dan anggota pengurus P2PUTN ITN Malang,Kepala LLDikti Wilayah VII Jawa Timur,Wali Kota Malang,Para pejabat struktural di lingkungan ITN Malang,Para tenaga pendidik dan kependidikan ITN Malang, sertaPara undangan dan hadirin yang kami muliakan.

Alhamdulillah segala puji dan syukur mari kita panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala, Tuhan Yang Maha Esa, pemilik alam semesta, karena atas izin dan ridho-Nya pagi ini kita dapat berada di Aula Kampus 1 ITN Malang dalam keadaan sehat walafiat. Merupakan kebahagiaan dan kehormatan yang sangat besar bagi saya atas kesempatan untuk menyampaikan pidato pengukuhan Guru Besar, yang merupakan pertanggungjawaban atas pengangkatan saya sebagai Guru Besar dalam bidang ilmu Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITN Malang.

Pada kesempatan yang sangat berbahagia ini saya akan menyampaikan Pidato Ilmiah dengan judul Arsitektur Kota Berkelanjutan Berbasis Kearifan Lokal. Saya memilih tema dan judul ini karena beberapa alasan. Yang pertama, untuk membangkitkan kembali rasa kebanggaan, rasa cinta kepada tanah air, kepada budaya dan peninggalan nenek moyang serta khususnya rasa cinta kepada tempat tinggal kita masing-masing.

Kedua, menunjukkan peran seorang arsitek dalam memberikan kontribusi keilmuannya kepada alam lingkungan yang tidak saja mikro tapi dalam lingkup yang lebih luas, yaitu perkotaan. Melalui perannya tersebut, arsitek akan mewariskan kota dengan arsitektural yang terencana dengan baik, sekaligus

Page 6: PIDATO PENGUKUHAN JABATAN GURU BESARarsitektur-lalu.com › wp-content › uploads › 2020 › 01 › Pidato...yang tercermin dalam wujud ide (culture system), wujud aktivitas (social

4 | Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Arsitektur pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

menjaga kearifan lokal sebagai warisan luhur pada generasi mendatang.

Para undangan dan hadirin yang saya muliakan,

Profesi seorang arsitek yang terlintas pertama kali dalam benak pikiran masyarakat umum dan orang awam biasanya hanya berkaitan dengan tugas merancang bangunan. Padahal peran sesungguhnya dari seorang arsitek lebih luas dari itu, yaitu membentuk lingkungan binaan yang mapan dan berkelanjutan. Mengacu pada mukadimah yang disusun oleh Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) dalam buku Kode Etik Arsitek dan Kaidah Tata Laku Profesi Arsitek, disebutkan bahwa arsitek sejatinya “menyadari profesinya yang luhur, membaktikan diri kepada bidang perencanaan, perancangan, dan pengelolaan lingkungan binaan dengan segenap wawasan, kepakarannya, dan kecakapannya” (Dewan Kehormatan Arsitek, 2007).

Sementara itu, lingkungan binaan adalah suatu lingkungan yang didominasi oleh struktur buatan manusia. Dalam lingkungan binaan terdapat hubungan antara bangunan, manusia, dan lingkungan yang tidak terpisahkan. Ketiganya berdampingan. Dalam konteks perancangan kota, lingkungan binaan berarti hubungan antara bangunan dan masyarakat perkotaan dengan lingkungan kota. Karena itu dapat dilihat bahwa, sejatinya seorang yang berprofesi sebagai arsitek dan merancang pada lingkungan binaan, mampu menjaga keseimbangan hubungan ketiga hal itu. Tidak mengunggulkan salah satu dan mengabaikan lainnya, namun masing-masing diberi porsi secara fair dan balance.

Kota sebagai suatu lingkungan fisik memiliki berbagai aspek yang dapat mengembangkan, mengangkat, dan menciptakan ciri khas khusus kota itu sendiri, seperti aspek sejarah, budaya, geografis, dan hal faktual lainnya yang memberikan identitas kota. Identitas kota tersebut akan berbeda dengan kota lainnya. Menurut Lynch (1984) identitas adalah sebuah sense of place, di mana seseorang dapat menyadari atau mengingat sebuah tempat dengan karakter yang jelas, unik, atau khas. Misalnya, orang yang pernah ke Kota Malang akan mengingat dengan jelas desain khas bangunan yang ada di Jalan Ijen, termasuk bagaimana lingkungan di sana didesain.

Salah satu aspek fisik yang dapat memberikan identitas dari sebuah kota terletak pada bangunan. Kota yang berkembang tanpa terencana (unplanned city) tentu menyimpan keberagaman aspek sejarah, budaya, dan penggunanya.

Page 7: PIDATO PENGUKUHAN JABATAN GURU BESARarsitektur-lalu.com › wp-content › uploads › 2020 › 01 › Pidato...yang tercermin dalam wujud ide (culture system), wujud aktivitas (social

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Arsitektur pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan | 5

Dalam heterogenitas tersebut, kota seharusnya memiliki aturan khusus dalam pengembangan aspek fisik seperti bangunan, untuk memenuhi kebutuhan yang beragam tersebut. Di sinilah dibutuhkan peranan arsitek dalam keahlian merancang bangunan untuk mengembangkan identitas perkotaan.

Anggota senat dan hadirin undangan yang saya muliakan,

Isu terkini tentang urbanisasi. Urbanisasi seringkali disebut sebagai pemicu munculnya permasalahan kota. Pernyataan ini didukung oleh kenyataan bahwa urbanisasi merupakan sebuah konsekuensi dari pembangunan. Faktor pendorong utama terjadinya perpindahan penduduk dari desa ke kota, umumnya karena alasan ekonomi, di samping alasan lain seperti kepentingan pendidikan. Kota dengan pesatnya pembangunan dianggap memiliki lebih banyak lowongan pekerjaan.

Sementara kenyataan tak seindah bayangan, pesatnya laju pertumbuhan penduduk membuat kompetisi mencari kerja makin ketat sehingga menimbulkan permasalahan baru. Mulai dari kemiskinan, kesemrawutan kota, kemacetan hingga munculnya permukiman kumuh karena banyak yang tinggal di bantaran sungai, lahan kosong, taman kota sampai di kolong jembatan dan jalan layang. Sedangkan mereka yang memiliki alasan untuk sekolah maupun kuliah, karena sebagian besar lembaga pendidikan dengan kualitas lebih baik dan bonafid memang berada di kota.

Di negara-negara maju, urbanisasi mencerminkan tingkat kesejahteraan penduduknya, sehingga yang dipermasalahkan adalah laju pertumbuhan dari suatu kota yang terlalu tinggi dan tidak sebanding dengan pertumbuhan kapasitas daya serap dan penyediaan fasilitas perkotaan (Sinulingga, 2005:89 dalam Mudra, 2016:440).

Urbanisasi tidak terbatas pada pemindahan penduduk dari desa ke kota semata, tetapi juga perkembangan suatu wilayah pedesaan menjadi wilayah urban (perkotaan). Walaupun urbanisasi sering disebut berdampak negatif terhadap perkembangan kota, tetapi sesungguhnya ada hubungan positif antara tingkat urbanisasi dengan kemajuan ekonomi suatu wilayah. Oleh Sinulingga (2005:73) disebut sebagai aksioma dari teori pembangunan ekonomi yang ditandai dengan Gross Domestic Product (GDP). Namun perkembangan

Page 8: PIDATO PENGUKUHAN JABATAN GURU BESARarsitektur-lalu.com › wp-content › uploads › 2020 › 01 › Pidato...yang tercermin dalam wujud ide (culture system), wujud aktivitas (social

6 | Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Arsitektur pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

GDP tidak hanya disebabkan oleh urbanisasi, tetapi juga oleh sebab-sebab lain seperti kemajuan teknologi.

Terlepas dari masalah yang ditimbulkan termasuk hubungan positifnya dengan perkembangan ekonomi, urbanisasi dengan pelaku kaum urban seperti pendatang, akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan kota. Sebagai pusat koleksi dan distribusi barang serta jasa, kota menjadi tempat bertemunya para pendatang dengan penduduk asli. Kota kemudian menjadi sebuah perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografi, sosial, ekonomi, politik, dan budaya.

Kehadiran pendatang dengan segala atribut, karakter, dan bekal mereka dari daerah asal akan membuat kehidupan kota terus berubah dan menjadi penuh warna. Ibarat sebuah organisme hidup, kota akan terus hidup dan berkembang sejalan dengan perubahan waktu dan dinamika tuntutan kebutuhan masyarakat.

Dengan demikian, setiap perkembangan yang terjadi di dalam sebuah kota adalah suatu kewajaran bahkan menjadi sebuah keharusan. Perkembangan kota akan melalui proses yang sangat beragam, di mana proses inilah yang justru sangat penting dan menentukan. Apakah sebuah kota akan berkembang ke arah yang lebih baik atau malah sebaliknya terjerumus ke arah kondisi yang lebih buruk?.

Menyikapi degradasi yang melanda arsitektur kota, kiranya yang perlu menjadi bahan renungan bagi semua pihak adalah pernyataan Van Eyck (1985) yang merumuskan sebuah ungkapan terkenal mengenai istilah ukuran di bidang arsitektur, yaitu: sebuah pohon adalah sebuah daun yang besar, dan sebuah daun adalah sebuah pohon yang kecil. Sebuah kota adalah sebuah rumah yang sangat besar dan sebuah rumah adalah sebuah kota yang sangat kecil. Ukuran di dalam arsitektur kota dapat dibedakan berdasarkan skalanya saja, yaitu skala makro (kota) dan skala mikro (rumah), sedangkan prinsip arsitekturnya sama.

Anggota senat dan hadirin undangan yang saya muliakan,

Kota adalah arsitektur, yang bukan sekadar gambar (wujud fisik visual) dari sebuah kota yang bisa dilihat, melainkan sebagai suatu konstruksi, yaitu konstruksi dari kota sepanjang waktu (Rossi, 1982). Kota seharusnya dipandang

Page 9: PIDATO PENGUKUHAN JABATAN GURU BESARarsitektur-lalu.com › wp-content › uploads › 2020 › 01 › Pidato...yang tercermin dalam wujud ide (culture system), wujud aktivitas (social

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Arsitektur pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan | 7

sebagai tisu yang mencakup elemen-elemen fisik spasial dan membentuk suatu jalinan konfigurasi secara sinergis. Dengan demikian, kesinambungan produk-produk sejarah dan segala proses morfologi pembentukan dan perubahan entitas fisik spasialnya dapat terlihat secara utuh. Selain itu, dinamika perkembangan dan perubahan kota juga dipengaruhi oleh interaksi antara tatanan fisik dengan penghuni kota (Sandi, 2003).

Kota tak dapat dilepas kaitannya dengan ilmu arsitektur, yaitu ilmu yang menyangkut bentuk fisik ruang buatan sebagai tempat bagi manusia, yang berhubungan dengan segala kompleksitas kebutuhan kehidupannya, baik individu maupun komunal. Bentuk ruang fisik buatan tersebut dapat berupa bangunan individu maupun lingkungan terbangun yang mewadahi manusia, baik individu maupun kornunal yang berada di dalam lingkungan alam.

Keberadaan ruang buatan kehidupan manusia tersebut mencapai skala yang luas di dalam alam atau sektor budidaya alam yang menjamin kelangsungan kehidupan manusia. Oleh karena itu, ilmu arsitektur rnerupakan bagian dari ilmu tempat bermukim manusia (human setllement) dalam artian luas. Menurut Doxiadis (1968), “Human Settlement are, by definition, settlements inhabited by man”. Oleh karena itu, human settlement mempunyai skala dari sebuah bangunan, lingkungan terbangun hingga ke tingkat makro kota dan wilayah.

Doxiadis membagi human settlement dalam dua elemen besar: (l) Fisik wadah (the container), yaitu ruang fisik buatan dan ruang alam, serta (2) Isi (the content), yaitu manusia dan masyarakat. Kedua elemen besar tersebut selanjutnya dapat diibaratkan menjadi elemen-elemen: Shell, Network, Nature, dan Human Resources.

Dalam Arsitektur ada ilmu Perancangan Kota sebagai perluasan bidang arsitektur. Karena dari satu sisi skala atau cakupan area, arsitektur merancang bangunan pada satu persil atau disebut berskala mikro, sedangkan cakupan perancangan kota meluas tidak hanya dalam satu persil, tapi suatu kawasan yang biasanya terdiri atas banyak persil dan dapat pula disebut sebagai berskala mezzo.

Perancangan kota berkaitan dengan penataan lingkungan fisik yang lebih luas dari pada hanya satu persil seperti yang terdapat dalam bidang arsitektur. Sebagai ekstensi bidang arsitektur, maka bidang Perancangan Kota (Urban Design) kerap pula disebut sebagai ‘Arsitektur Kota’ yang merupakan perluasan

Page 10: PIDATO PENGUKUHAN JABATAN GURU BESARarsitektur-lalu.com › wp-content › uploads › 2020 › 01 › Pidato...yang tercermin dalam wujud ide (culture system), wujud aktivitas (social

8 | Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Arsitektur pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

cakupan dari konteks mikro ke konteks mezzo (kawasan), sehingga timbul beberapa implikasi.

Oleh karena itu, arsitektur kota dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari aspek-aspek kota secara fisik dan non fisik. Secara fisik, memperhatikan hubungan antara ruang dan massa perkotaan serta bentuk dan pola kotanya. Secara non fisik memperhatikan hubungan antara sosial budaya dan keagamaan yang hidup di perkotaan. Arsitektur kota sangat dipengaruhi faktor manusia itu sendiri, bagaimana mereka memperlakukan atau menciptakan suatu kota tanpa melupakan lingkungan kota itu sendiri (Catanese, 1986:42).

Menurut Shirvani (1985:6) arsitektur kota adalah sebuah proses perencanaan untuk mengubah suatu kota menjadi lebih baik, sedangkan Merlin dan Choay (1988: 677 & 851) mengatakan, arsitektur kota merupakan perancangan dalam perkembangan kota dengan menyatukan beberapa aspek.

Dua ranah penting terkait Arsitektur Kota adalah: (1) Perencanaan kota (Urban Planning) dan (2) Perancangan Kota (Urban Design). Selain membahas tentang penampilan visual dari fisik arsitektural suatu kawasan kota, Arsitektur Kota membahas pula elemen-elemen pembentuk lingkungan kawasan fisik-ekologis dan lingkungan visual-estetis dari kawasan kota yang secara nyata atau signifikan meninggalkan daya tarik kota.

Tiga tujuan utama dari Arsitektur Kota adalah: (1) Aspek kenyamanan (comfortability) dari banyak bangunan pada suatu kawasan kota; (2) Aspek kekuatan atau kekokohan atau keawetan dari banyak bangunan pada suatu kawasan kota; (3) Aspek keindahan dari banyak bangunan pada suatu kawasan kota (the Urban Esthetic). Lebih lanjut, arsitektur kota dikenal dua pendekatan dasar sebagai unsur pembentuknya. Madanipur (1996:31) menyebutkan bahwa pembentuk arsitektur kota tersebut sebagai kumpulan berbagai bangunan dan artefak (a collection of buildings and artefacts) serta tempat untuk berhubungan sosial (a site of social relationships). Dalam konteks pembangunan keruangan kota, sangat berkepentingan terhadap eksistensi arsitektur kota yang mencerminkan karakteristik lokal secara berkelanjutan. Apalagi jika dikaitkan dengan pembangunan berwawasan identitas, fungsi dan peran arsitektur kota menjadi signifikan dalam menjaga warisan budaya yang tercermin dalam wujud ide (culture system), wujud aktivitas (social system), dan wujud fisik/artefak (physical system).

Page 11: PIDATO PENGUKUHAN JABATAN GURU BESARarsitektur-lalu.com › wp-content › uploads › 2020 › 01 › Pidato...yang tercermin dalam wujud ide (culture system), wujud aktivitas (social

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Arsitektur pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan | 9

Anggota senat dan hadirin undangan yang saya muliakan,

Efek globalisasi dirasakan betul di wilayah perkotaan. Makin banyak masyarakat yang pindah ke kota dan menimbulkan masalah baru di area tersebut. Richard Rogers, seorang arsitek-perencana kota dari Inggris mengatakan “Cities are undermining the world’s ecosystem... they are becoming socially diverse and environmentally hazardous”. Pada abad ke-21 ini dicanangkan sebagai abad perkotaan, karena lebih dari separuh penduduk dunia akan berada di daerah perkotaan.

Kota-kota kecil akan berubah menjadi kota sedang, kota-kota sedang akan tumbuh menjadi kota besar, kota-kota besar akan berkembang menjadi kota raya (metropolis). Tidak berhenti sampai di situ, kota raya pun akan mekar menjadi kota mega (megapolis), untuk kemudian menjadi kota-dunia (ecumenopolis). Bila tidak hati-hati akan berakhir dengan kedudukan tragis sebagai kota mayat (necropolis). Menyimak berbagai paradoks dan penyimpangan perkotaan, tantangan utama yang harus dihadapi dan harus segera ditanggulangi para perencana kota serta segenap aktor utama penentu pembangunan perkotaan adalah bagaimana cara membalik kecenderungan yang merugikan itu.

Karena itulah, saat ini masyarakat membutuhkan kejelasan visi kota masa depan yang menjadi idaman semua. Harus dikibarkan panji-panji keberlanjutan (sustainability) untuk kota-kota Indonesia masa mendatang. Sebab keberlanjutan dalam pembangunan kota tidak sekadar mengandung pengertian keberlanjutan ekologis atau biofisik semata, melainkan juga keberlanjutan sosio-kultural dan keberlanjutan ekonomis.

Seorang pengelola kota yang profesional sepatutnya memiliki wawasan holistik, memahami arti pentingnya keanekaragaman hayati, konservasi warisan alam dan warisan budaya. Selain itu dia juga harus mampu mengupayakan keterpaduan antara tata guna lahan dengan jaringan transportasi dan infrastruktur, serta memiliki upaya penciptaan komunitas berimbang yang menumbuhkan kohesi sosial.

Dampak dari globalisasi terhadap tata ruang kota dapat dilihat dari perubahan pola keterkaitan ruang, infrastruktur kota, berubahnya bentuk dan status kota, serta pergeseran lokasi aktivitas kota. Keempat hal ini sebenarnya saling terkait, di mana satu dengan yang lainnya saling menunjang. Namun

Page 12: PIDATO PENGUKUHAN JABATAN GURU BESARarsitektur-lalu.com › wp-content › uploads › 2020 › 01 › Pidato...yang tercermin dalam wujud ide (culture system), wujud aktivitas (social

10 | Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Arsitektur pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

keempat hal itu juga sangat dipengaruhi oleh produktivitas ekonomi kota. Sekarang ini, pembangunan infrastruktur kota tidak hanya bertujuan untuk melayani kebutuhan lokal saja, namun mulai mengarah untuk melayani kebutuhan global serta menghubungkan kedua kebutuhan tersebut (UN Habitat, 2008).

Belajar dari Kota Rotterdam tentang Makna Keberlanjutan. Berdasarkam press release yang dikeluarkan oleh Rotterdam Partners tanggal 7 April 2014, Rotterdam terpilih menjadi salah satu Smart City 2014. Majalah The New Ekonomy menganugerahkan penghargaan “Smart Cities Awards” kepada 20 kota di seluruh dunia yang memenuhi kualifikasi sebagai ‘kota masa depan’ dalam konteks pembangunan berkelanjutan. The New Ekonomy memberikan penghargaan yang tinggi kepada Rotterdam atas upayanya memelihara kotanya menghadapi ancaman perubahan iklim dan mendukung citra kota tersebut sebagai kota pelabuhan paling berkelanjutan di dunia.

Foto 1 dan 2. Erasmusbrug, simbol Kota Rotterdam dan keseharian masyarakat Rotterdam menggunakan sepeda sebagai alat transportasi ramah lingkungan.

(Sumber: Novianti, 2016:180)

Foto pertama adalah jembatan Erasmus, yang menghubungkan bagian utara dan selatan kota Rotterdam, merupakan infrastruktur yang dibangun sebagai simbol kota yang mengedepankan modernitas dan inovasi. Rotterdam merupakan salah satu kota yang cukup terkenal bidang arsitekturnya, oleh karena itu menjadi menarik mengamati bangunan ini karena tidak hanya berfungsi untuk memperlancar jalannya roda perekonomian, tetapi juga mengharmonisasikan dengan keindahan arsitektur. Sementara foto kedua

Page 13: PIDATO PENGUKUHAN JABATAN GURU BESARarsitektur-lalu.com › wp-content › uploads › 2020 › 01 › Pidato...yang tercermin dalam wujud ide (culture system), wujud aktivitas (social

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Arsitektur pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan | 11

merupakan pemandangan sehari-hari masyarakat Rotterdam dan kota-kota lain di Belanda dalam memanfaatkan alat transportasi sepeda, disamping murah dan menyehatkan, menggunakan sepeda juga ramah lingkungan, dan ini menjadi salah satu program kota berkelanjutan.

Anggota senat dan hadirin undangan yang saya muliakan,

Dalam Kamus Inggris Indonesia John M. Echols dan Hassan Syadily, Kearifan (wisdom) sama dengan kebijaksanaan dan lokal (local) berarti setempat. Secara etimologi kearifan berarti kemampuan seseorang dalam menggunakan akal pikirannya untuk menyikapi suatu kejadian, objek atau situasi, sedangkan lokal menunjukkan ruang interaksi dimana peristiwa tersebut terjadi.

Kearifan Lokal adalah gagasan-gagasan setempat yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam, menjadi tradisi (ajeg) dan diikuti oleh anggota masyarakatnya (Keraf, 2011; Gobyah, 2003; Ridwan, 2007; Antariksa, 2009:33). Definisi lain kearifan lokal dapat difahami sebagai usaha manusia dengan menggunakan akal budinya (kognisi) untuk bertindak dan bersikap terhadap suatu objek atau peristiwa yang terjadi dalam ruang tertentu. Sementara Wikantyoso dan Tutuko dalam buku Kearifan Lokal dalam perencanaan dan perancangan kota (2009:7) Kearifan lokal merupakan perilaku positif manusia dalam berhubungan dengan alam dan lingkungan sekitarnya, yang dapat bersumber dari nilai agama adat istiadat, petuah nenek moyang atau budaya setempat yang terbangun secara alamiah dalam suatu komunitas masyarakat untuk beradaptasi dengan lingkungan disekitarnya. Perilaku yang bersifat umum dan berlaku dimasyarakat secara meluas, turun temurun, akan berkembang menjadi nilai-nilai yang dipegang teguh, yang disebut sebagai kebudayaan (budaya).

Keanekaragaman budaya di Indonesia merupakan modal sosial untuk membentuk karakter dan identitas budaya dari masing-masing daerah, selain sebagai kekayaan intelektual dari warisan budaya yang perlu dilestarikan. Geertz (1992) mengatakan bahwa Kearifan lokal merupakan entitas yang menentukan identitas, harkat dan martabat manusia dalam komunitasnya. Hukum adat, nilai-nilai budaya dan kepercayaan, tata kelola, serta tata cara dan prosedur merupakan contoh bentuk kearifan lokal. Di dalamnya terdapat kaidah-kaidah yang bersifat anjuran, larangan maupun persyaratan adat yang ditetapkan

Page 14: PIDATO PENGUKUHAN JABATAN GURU BESARarsitektur-lalu.com › wp-content › uploads › 2020 › 01 › Pidato...yang tercermin dalam wujud ide (culture system), wujud aktivitas (social

12 | Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Arsitektur pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

sesuai peruntukannya dalam kehidupan masyarakat setempat. Jadi, makna kearifan lokal dalam kehidupan masyarakat modern adalah sebagai motivasi kebaikan dari perpaduan antara nilai-nilai suci firman Tuhan dan berbagai nilai luhur yang ada dan pantas menjadi pegangan hidup.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, kearifan lokal adalah nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat untuk, antara lain melindungi dan mengelola lingkungan hidup secara lestari.

Sebagai ketahanan budaya, kearifan lokal menjadi bagian penting dalam menghadirkan identitas daerah itu sendiri (Antariksa, 2009). Wujud dari kearifan lokal ada dua macam, yaitu:

1. Kearifan lokal yang berwujud nyata (Tangible), yaitu berupa tekstual: seperti sistem nilai, tata cara, ketentuan khusus yang dituangkan dalam bentuk catatan tertulis seperti yang ditemui dalam kitab tradisional primbon. Sebagai contoh dari Primbon adalah naskah Serat Chentini. Pada naskah ini memuat beraneka ragam persoalan, seperti sejarah, pendidikan, letak geografi, arsitektur, pengetahuan alam, agama, falsafah, tasawuf, mistik, ramalan, sulapan, ilmu kekebalan tubuh, perlambang, adat istiadat, tata cara dalam budaya Jawa (perkawinan, pindah rumah, meruwat dan lain-lain), etika, ilmu pengetahuan (sifat manusia, dunia flora dan fauna, obat-obatan tradisional, makanan tradisional), seni mulai dari seni tari, musik/suara, wayang, pedalangan, karawitan dan lain-lain. Bentuk lain dari kearifan lokal yang tangible adalah karya-karya arsitektur yang terdapat di beberapa perkotaan di Indonesia, juga arsitektur tradisional, vernacular yang sangat erat dengan konteks lingkungan setempat dan berasal dari kearifan lokal masyarakatnya. Juga benda-benda cagar budaya/karya seni misalnya keris, batik, dan peralatan seni lainnya.

2. Kearifan local yang tidak terwujud (Intangible), kearifan lokal ini dapat ditemui dalam petuah-petuah yang disampaikan secara verbal dan turun-temurun dapat berupa nyanyian, kidung yang mengandung ajaran-ajaran tradisional.

Page 15: PIDATO PENGUKUHAN JABATAN GURU BESARarsitektur-lalu.com › wp-content › uploads › 2020 › 01 › Pidato...yang tercermin dalam wujud ide (culture system), wujud aktivitas (social

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Arsitektur pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan | 13

Ciri-Ciri Kearifan Lokal, yaitu :

1. Mempunyai kemampuan mengendalikan;2. Merupakan benteng untuk bertahan dari pengaruh budaya luar;3. Mempunyai kemampuan mengakomodasi budaya luar;4. Mempunyai kemampuan memberi arah perkembangan budaya;5. Mempunyai kemampuan mengintegrasi budaya luar dan budaya asli.

Anggota senat dan hadirin undangan yang saya muliakan,

Ada banyak contoh konsep kearifan lokal yang dapat kita temui di sekitar kita. Namun kali ini, perkenankan saya menguraikan salah satu contoh konsep kearifan lokal budaya Hindu Bali yang diterapkan pada kota Cakranegara Lombok Nusa Tenggara Barat.

1. Konsep Desa Kala Patra

Pengertian Desa adalah areal tempat tinggal masyarakat. Kala adalah waktu ketika masyarakat tersebut menjalankan kehidupan, sedangkan Patra adalah masyarakat yang menetap tinggal di sebuah areal (Saraswati, 1993). Inti dari prinsip ini ialah masyarakat Hindu Bali yang menetap tinggal di sebuah areal harus menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat tinggal mereka. Menurut Widana (2002:37-8) penyesuaian diri yang dimaksudkan adalah penyesuaian diri yang tidak menyimpang dari ajaran Weda.

2. Konep Rwa Bhinneda

Alam semesta ini diciptakan dalam sistem keseimbangan yang begitu sistematik. Dalam sistem ini terdapat prinsip yang menjadi dasar keseimbangan, yaitu konsep berpasangan. Ruskam (1999:17) menyatakan bahwa arti kehidupan tidak akan wujud dalam kenyataan apabila hanya satu jenis makhluk saja yang menjadi penghuni alam semesta dan mendominasi kosmos ini. Oleh sebab itu Tuhan telah memberikan kesempurnaan kepada manusia dan seluruh makhluk dengan sifat alaminya, yaitu sistem berpasangan.

Konsep inilah yang menjadikan alam semesta dan kehidupan ini indah dan sempurna. Keseimbangan berpasangan menurut Ruskam (1999:76-

Page 16: PIDATO PENGUKUHAN JABATAN GURU BESARarsitektur-lalu.com › wp-content › uploads › 2020 › 01 › Pidato...yang tercermin dalam wujud ide (culture system), wujud aktivitas (social

14 | Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Arsitektur pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

81). Jika berada pada manusia: pria-wanita dan suami-isteri. Jika Pada anggota badan: telinga, mata, kaki dan tangan. Jika pada kehidupan: kaya-miskin, kebaikan-keburukan dan kehidupan-kematian. Jika pada alam fisik: daratan-lautan, pasang-surut, hujan-panas dan siang-malam.

Sistem berpasangan yang dinyatakan oleh Ruskam (1999) memiliki arti yang sama dengan oposisi binary (binary opposition) seperti yang dituliskan oleh Levi-Strauss (1969). Ia mendefinisikan oposisi berpasangan sebagai suatu metode untuk menganalisis gejala-gejala sosial yang cara berfikirnya berasal dari akal manusia untuk mengklasifikasikan alam lingkungan. Levi-Strauss (1969) juga menyatakan bahwa cara yang paling dasar untuk mengklasifikasikan alam lingkungan ini adalah, dengan menggolongkannya ke dalam dua golongan berdasarkan karakter yang saling bertentangan.

Masyarakat Hindu di pulau Bali misalnya, menganggap bahwa sistem berpasangan dalam alam semesta ini adalah sebuah kosmos yang teratur. Mereka berorientasi pada suatu keseimbangan dan memelihara hubungan harmonis antara alam semesta sebagai makro-kosmos dengan alam manusia sebagai mikro-kosmos. Tata hubungan ini berdasarkan pada falsafah rekonsiliasi dua kutub yang memiliki nilai bertentangan, yang menjadi dasar hubungan, baik antara benda dengan benda, manusia dengan benda atau manusia dengan makhluk hidup lainnya, serta manusia dengan Tuhan (Mauro,1989:35-46; Budihardjo, 1991:32-64;)

Falsafah rekonsiliasi ini memiliki arti penting yang berkaitan dengan kepercayaan masyarakat Hindu Bali terhadap Tuhan Yang Maha Esa (Pidarta, 2000; Sudharta, 2005). Suwena (2003) menyatakan bahwa falsafah rekonsiliasi bagi masyarakat Hindu Bali disebut prinsip rwa bhinneda. Rwa artinya dua dan bhinneda artinya berbeda. Konsep rwa bhinneda ini diwujudkan dalam tata orientasi, yaitu: gunung-laut, luan-teben, sekala-niskala, bersih-kotor dan sakral-profan (Parimin, 1986; Gelebet, 1986; Widana, 2002:91-2).

Parimin (1986), Mantra (1988:18), Budihardjo (1991), dan Widana (2002:91-2), menyatakan bahwa implementasi konsep rwa bhinneda ke dalam bentuk orientasi spasial adalah hal-hal yang bersifat keramat

Page 17: PIDATO PENGUKUHAN JABATAN GURU BESARarsitektur-lalu.com › wp-content › uploads › 2020 › 01 › Pidato...yang tercermin dalam wujud ide (culture system), wujud aktivitas (social

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Arsitektur pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan | 15

diletakkan pada arah gunung. Gunung merupakan pusat orientasi yang bernilai baik dan mempunyai konotasi bersih. Sebaliknya hal-hal yang tidak keramat diletakkan pada arah laut. Laut merupakan pusat orientasi yang bernilai kurang baik dan mempunyai konotasi kotor.

Oposisi binary (binary opposition) ini juga menurut Goris (1960:80-90), Parimin (1986:40-41), Gelebet (1986), Budihardjo (1991:33-34), Samadhi (2001-a 25/4:559-575), Geriya (2004:10-15), dan Eiseman (2005:2-5), terimplementasi secara fisik pada pola kota. Ia menunjukkan bahwa Puseh temple and Desa temple diletakkan pada arah Gunung. Sedangkan pura Dalem (kuil yang berhubungan dengan kematian atau kuburan) diletakkan pada arah Laut.

Anggota senat dan hadirin undangan yang saya muliakan,

3. Konsep Sekala-Niskala

Sekala adalah benda fisik yang kelihatan, sedangkan niskala adalah benda yang tidak kelihatan termasuk kekuatan ghaib. Masyarakat Hindu Bali menganggap bahwa hal yang tidak kelihatan termasuk kekuatan ghaib dijelmakan dalam benda nyata agar manusia dapat berhubungan secara langsung (Suparman, 2003; Soeka, 2004). Lebih lanjut Suparman (2003:133) menyatakan bahwa pura sebagai tempat pemujaan merupakan sekala, yaitu penjelmaan dari unsur ketuhanan (niskala). Menurut Eiseman (2005:280-321) jenis tari-tarian (sekala) yang dilakukan oleh masyarakat Hindu Bali merupakan simbol dari kekuatan-kekuatan yang tidak kelihatan (niskala).

Suparman (2003) dan Soeka (2004) menyatakan, masyarakat Hindu Bali menyadari bahwa yang mempunyai kekuasaan tertinggi dalam alam semesta ini hanyalah Tuhan. Kekuasaan Tuhan digolongkan ke dalam tiga macam, yaitu kekuasaan Tuhan untuk mencipta, kekuasaan Tuhan untuk memelihara, dan kekuasaan Tuhan untuk mengembalikan sesuatu kepada asalnya.

Pada dasarnya Tuhan bersifat niskala, transidental, tidak dapat dilihat dan tidak dapat dijangkau oleh fikiran manusia. Mayarakat Hindu

Page 18: PIDATO PENGUKUHAN JABATAN GURU BESARarsitektur-lalu.com › wp-content › uploads › 2020 › 01 › Pidato...yang tercermin dalam wujud ide (culture system), wujud aktivitas (social

16 | Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Arsitektur pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Bali menginginkan agar manusia dapat berhubungan secara langsung dengan Tuhan dalam wujud yang nyata (sekala), maka mereka telah men-sekala-kan Tuhan, yaitu dengan menjelmakan sifat-sifat Tuhan Yang Maha Kuasa itu dalam bentuk nyata. Sifat-sifat Tuhan yang dijelmakan itu kemudian disebut dewa. Dewa adalah makhluk ciptaan Tuhan dan atau utusan Tuhan yang dijadikan dari cahaya (Puja, 1985). Tujuan menjelmakan Tuhan dalam wujud yang nyata (sekala) adalah untuk memudahkan hubungan fikiran manusia terhadap Tuhan.

Masyarakat Hindu Bali juga mengenal adanya tiga bentuk Dewa yang disebut Tri Murti, yaitu dewa Brahma, dewa Wisnu dan dewa Siwa. Dewa memiliki sifat hidup yang berbeda dengan makhluk lainnya. Ketiga dewa tersebut menurut Suparman (2003:134-5) dan Soeka (2004:6-7) seringkali diucapkan dalam satu kata, yaitu AUM. Huruf “A” artinya Agni (api simbol Brahma), huruf “U” artinya Uddaka (air simbol Wisnu), dan huruf “M” artinya Maruta (angin simbol Siwa). Dewa Brahma adalah jelmaan kekuasaan Tuhan yang berfungsi sebagai pencipta semua benda yang ada dalam alam semesta ini. Ia dibuatkan singgasana dalam bentuk sekala berupa pura Desa.

Dewa Wisnu adalah jelmaan kekuasaan Tuhan yang berfungsi sebagai pemelihara kesejahteraan, kebahagiaan di dunia serta mengembangkan dan memelihara kehidupan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan dalam alam semesta ini. Ia dibuatkan singgasana dalam bentuk sekala berupa puta Puseh. Dewa Siwa adalah jelmaan kekuasaan Tuhan yang berfungsi mengembalikan bentuk kepada asalnya. Dewa Siwa berkuasa atas waktu yang akan mengakhiri semua pertumbuhan. Dewa Siwa menentukan hidup-matinya semua makhluk yang ada dalam alam semesta ini. Ia dibuatkan singgasana dalam bentuk sekala berupa pura Dalem.

4. Konsep Tri Hita Kharana

Secara harfiah maksud tri hita kharana yaitu, tri adalah tiga, hita adalah kebaikan, dan kharana adalah sebab (sumber). Tri hita kharana berarti tiga sebab adanya kebaikan. Tri hita kharana mengandung falsafah ajaran tentang kesesuaian, keselarasan, keserasian dan keharmonisan antara satu sama lain dalam berbagai aspek kehidupan. Menurut

Page 19: PIDATO PENGUKUHAN JABATAN GURU BESARarsitektur-lalu.com › wp-content › uploads › 2020 › 01 › Pidato...yang tercermin dalam wujud ide (culture system), wujud aktivitas (social

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Arsitektur pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan | 17

Monografi (1985:30), Kaler (1994:14), Putra dalam Atmaja (2003:119), tiga penyebab kebaikan yang dimaksud adalah hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam lingkungannya.

Unsur tri hita kharana menurut Gelebet (1986:15) ialah atma, khaya, dan angga (jiwa, kekuatan, dan fisik). Sementara Dharmayudha (1999:7) menyatakan tri hita kharana adalah atman, prana, dan sarira. Tiga kutub yang menjadikan suatu kehidupan, yaitu spirit, energy, and body. Manusia dan kehidupan akan dapat berperan secara optimal apabila ketiga kutub tersebut berada dalam sebuah keseimbangan. Menurut Patra (1992:16), Gorda (1996:79-94), Atmaja (1999:61-66), dan Samadhi (2001-a 25/4:559-575) bahwa pola spasial yang menggunakan prinsip tri hita kharana diwujudkan dalam bentuk parahyangan, yaitu tempat pemujaan di dalam suatu kawasan sebagai jiwa. Pawongan, yaitu penduduk yang menempati suatu kawasan sebagai kekuatan, dan palemahan, yaitu batas kawasan atau teritorial sebagai fisik.

TRI HITA KHARANA JIWA KEKUATAN FISIK (UNSUR) (ATMA) (PRANA) (SARIRA)

Alam Semesta Paraatman Gerakan Elemen Panca untuk pindah Maha Bhuta

Kota/Desa adat Tiga pura umum Penduduk Batas Teritorial (Parahyangan) yangmenempati Kota/Desaadat Kota/Desa adat (Palemahan) (Pawongan)

Rumah Tinggal Pura Keluarga Penghuni yang Batas territorial (Merajan/Sanggah) menempati rumahtinggal rumahtinggal

Manusia

Tabel Konsep Tri Hita Kharana (Sumber: Mulyadi, 2009)

5. Konsep Tri Angga, Tri Mandala, Sanga Mandala

Tri Angga merupakan aturan yang bersumber dari falsafah dasar kebudayaan dan keagamaan. Tri angga artinya tiga tingkatan nilai yang

Page 20: PIDATO PENGUKUHAN JABATAN GURU BESARarsitektur-lalu.com › wp-content › uploads › 2020 › 01 › Pidato...yang tercermin dalam wujud ide (culture system), wujud aktivitas (social

18 | Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Arsitektur pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

ada pada benda. Pengungkapan nilai benda dan ruang bagi masyarakat Hindu Bali diistilahkan dengan utama, madya, nista. Ungkapan nilai ini jika berlaku pada manusia adalah kepala, badan, kaki. Pada bangunan; atap, dinding, lantai. Pada lingkungan; gunung, dataran, lautan. Pada alam semesta; alam atas (atmosfear), alam daratan (litosfear), alam lautan (hidrosfear). Apabila istilah utama, madya, nista diterapkan pada kawasan akan terjadi tiga nilai ruang yang disebut tri mandala. Tri artinya tiga, mandala artinya segi empat atau ruang (Atmaja, 2003).

Apabila dicermati lebih mendalam maka konsep Tri Mandala merupakan pengembangan dari prinsip rwa bhinneda yaitu adanya dua kekuatan yang berbeda seperti timur-barat, utara-selatan, dan gunung-laut (Ardi, 1986; Budihardjo, 1991). Ketika dua kekuatan ini dibentangkan, maka akan terbentuk nilai tengah yang disebut nilai madya. Jika bentangan nilai ruang arah utara-selatan (gunung-laut) dan arah timur-barat (matahari terbit-matahari terbenam), maka akan tercipta sembilan nilai ruang yang disebut prinsip Sanga Mandala (Lihat Gambar 1).

Konsep Tri Angga, Tri Mandala dan Sanga Mandala (Sumber: Mulyadi, 2014)

6. Konsep Nawa Sanga

Nawa artinya singgasana dewa, sedangkan Sanga artinya sembilan posisi. Nawa Sanga berarti sembilan posisi singgasana dewa-dewa

Page 21: PIDATO PENGUKUHAN JABATAN GURU BESARarsitektur-lalu.com › wp-content › uploads › 2020 › 01 › Pidato...yang tercermin dalam wujud ide (culture system), wujud aktivitas (social

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Arsitektur pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan | 19

(Covarrubias, 1972:298). Posisi dewa Siwa berada di titik tengah, sementara delapan lainnya berada di arah mata angin (Pott, 1966:133; Soekmono, 1986:284-5; Munandar, 2005:169; Eiseman, 2005:4-5). Dari aspek dewa Siwa arah utara adalah dewa Wisnu, timur laut dewa Sambu, timur dewa Iswara, tenggara dewa Maheswara, selatan dewa Brahma, barat daya dewa Rudra, barat dewa Mahadewa dan barat laut dewa Sangkara (Suwena, 2003:55) (Lihat Gambar 2).

7. Konsep Asta Dikpalaka

Dari sumber peradaban Hindu India, alam semesta ini digambarkan berbentuk pipih melingkar seperti cakram. Lingkungan alam semesta itu berpusatkan pada Gunung Mahameru, yang memiliki empat puncak lain yang lebih rendah di sekitarnya. Matahari, bulan dan bintang beredar di sekitar puncak Gunung Mahameru. Gunung Mahameru berdiri di tengah benua yang bernama Jambhudwipa. Di benua tersebut hidup manusia dan berbagai makhluk lainnya. Pada bagian pinggir alam semesta terdapat pegunungan yang sangat tinggi bernama Cakrawala. Di puncak Gunung Mahameru terletak singgasana dewa-dewa. Sementara di delapan arah dari Gunung Mahameru dijaga oleh dewa-dewa Asta Dikpalaka sebagai pelindung alam semesta dari serangan makhluk-makhluk jahat (Stutley, 1977:190-1; Dumarcay, 1986:89-91).

Posisi Dewa-Dewa Nawa Sanga terhadap arah mata angin (Sumber: Mulyadi, 2014)

Page 22: PIDATO PENGUKUHAN JABATAN GURU BESARarsitektur-lalu.com › wp-content › uploads › 2020 › 01 › Pidato...yang tercermin dalam wujud ide (culture system), wujud aktivitas (social

20 | Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Arsitektur pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Liebert (1976:26 dan 80), Daniclou (1964:131) dan Van Lohuizen-De Leeuw (1955:359) dalam Munandar (2005:170) menyatakan bahwa, dalam peradaban Hindu nama-nama dewa yang menduduki singgasana dalam delapan arah mata angin disebut Asta Dikpalaka. Asta Dikpalaka adalah dewa-dewa delapan arah mata angin yang dalam mitos dikatakan mengelilingi Gunung Mahameru). Dari posisi Gunung Mahameru arah utara adalah dewa Kumera, timur laut dewa Isana/Candra, timur dewa Indra, tenggara dewa Agni, selatan dewa Yama, barat daya dewa Nirtti/Surya, barat dewa Waruma dan barat laut dewa Wayu (Lihat Gambar 3).

Posisi Dewa Asta Dikpalaka terhadap arah mata angin (Sumber: Mulyadi, 2014)

Kedelapan dewa Asta Dikpalaka itu masing-masing dipuja sebagai:

i. Dewa Indra dipuja sebagai dewa perang pada masa Weda dan dianggap raja para dewa (Basham 1959:234). Ia menjaga mata angin timur (Liebert, 1976:107; Danielou, 1964:130 dalam Munandar, 2005:171).

ii. Dewa Agni dipuja sebagai dewa api yang menjaga mata angin tenggara (Basham, 1959:235; Liebert, 1976:5; Danielou, 1964:131 dalam Munandar 2005:171).

Page 23: PIDATO PENGUKUHAN JABATAN GURU BESARarsitektur-lalu.com › wp-content › uploads › 2020 › 01 › Pidato...yang tercermin dalam wujud ide (culture system), wujud aktivitas (social

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Arsitektur pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan | 21

iii. Dewa Yama adalah dewa penguasa alam kematian yang menjaga mata angin selatan (Basham, 1959:238; Liebert, 1976:351; Danielou 1964:132-5 dalam Munandar 2005:171).

iv. Dewa Surya adalah dewa matahari (Basham, 1959:234; Liebert, 1976:288). Posisi dewa Surya di daerah mata angin barat daya digantikan dewa Nirtti (dewa kesedihan). Jika sudut barat daya dijaga dewa Surya, maka sudut timur laut dijaga oleh Chandra (soma). Namun jika di barat daya dijaga dewa Nirtti, maka timur laut dijaga oleh Isana (Danielou 1964:131 dalam Munandar 2005:171).

v. Dewa Waruna dipuja sebagai dewa laut. Ia menjaga mata angin barat (Basham, 1959:236; Liebert, 1976:331; Danielou, 1964:130).

vi. Dewa Wayu dipuja sebagai dewa angin. Ia menjaga mata angin barat laut (Basham, 1959:238; Liebert, 1976:334; Danielou, 1964:131).

vii. Dewa Kuwera adalah dewa kemakmuran. Ia menjaga mata angin utara (Liebert, 1976:143; Danielou 1964:135 dalam Munandar 2005).

viii. Dewa Isana adalah nama lain dewa Siwa. Isana atau dewa Siwa adalah dewa kematian. Ia menjadi salah satu dewa tertinggi dalam Trimurti (Liebert 1976:108).

Anggota senat dan hadirin undangan yang saya muliakan,

b). Blok-Blok Permukiman (Sumber: Funo. 1995, dalam Mulyadi, 2014)

a). Peta Kota Cakranegara (Sumber: Cool, Capt. W. 1934, dalam Mulyadi, 2014)

Penerapan Kearifan Lokal di Kota Cakranegara Lombok NTB

Page 24: PIDATO PENGUKUHAN JABATAN GURU BESARarsitektur-lalu.com › wp-content › uploads › 2020 › 01 › Pidato...yang tercermin dalam wujud ide (culture system), wujud aktivitas (social

22 | Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Arsitektur pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Kota Cakranegara Didesain oleh Blok-blok Berbentuk Kotak

Jika konsep Asta Dikpalaka yaitu delapan sudut wilayah yang dijaga oleh dewa sebagai penjaga kosmos diterapkan pada tata letak dan fungsi blok kota, sangat dipastikan bahwa formasi blok yang dihuni oleh masyarakat Islam, blok tanah kosong dan blok kuil tempat pemujaan dapat dijadikan indikator temuan konsep. Blok hunian masyarakat Islam (The Muslim Community), yang sumber penghidupannya dari pembuatan kerupuk kulit, dan berada di sudut tenggara sangat sesuai dengan wilayah yang dijaga oleh dewa Agni (agni artinya api). Api adalah bahan utama dalam pembuatan kerupuk kulit.

Arah barat daya terletak areal tanah kosong. Jika prinsip Asta Dikpalaka diterapkan pada areal tanah kosong (Vacant Land), maka sangat sesuai dengan wilayah yang dijaga oleh dewa Nirtti. Nirtti adalah dewa kesedihan, itulah sebabnya areal ini dibiarkan tidak boleh ada bangunan hunian. Arah timur laut terletak kuil tempat pemujaan (Temple). Jika prinsip Asta Dikpalaka diterapkan pada areal kuil tempat pemujaan, maka sangat sesuai dengan wilayah yang dijaga oleh dewa Isana. Isana adalah nama lain dari dewa Siwa. Dewa Siwa adalah dewa tertinggi dalam Trimurti.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diinterpretasikan bahwa prinsip Asta Dikpalaka telah diterapkan sebagai konsep penataan kota Cakranegara.

Suasana Upacara Kematian(Sumber: Mulyadi, 2014)

Suasana Upacara Mendak Tirtha(Sumber: Mulyadi, 2014)

Page 25: PIDATO PENGUKUHAN JABATAN GURU BESARarsitektur-lalu.com › wp-content › uploads › 2020 › 01 › Pidato...yang tercermin dalam wujud ide (culture system), wujud aktivitas (social

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Arsitektur pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan | 23

Orientasi dan Hierarki Kota Cakranegara

Menurut Parimin (1986), Robi (1987), dan Nindyo (1990) untuk mengetahui orientasi dan hierarki spasial kawasan desa-desa adat di pulau Bali, observasi visual harus dilakukan dengan cara: Pertama, mengecek posisi tiga kuil (kahyangan tiga) tempat pemujaan penduduk yang menempati suatu kawasan. Kedua, mengecek pola permukiman penduduk. Ketiga, mengecek teritorial kawasan. Sedangkan Suwena (2003) berpendapat bahwa seluruh desa-desa adat di pulau Bali memiliki orientasi dan hierarki, hal ini dapat dilakukan pengecekan melalui tata guna lahan dan topografi kawasan yaitu posisi areal tinggi, areal dataran, dan areal rendah.

Lebih lanjut Parimin (1986), Robi (1987) dan Nindyo (1990) menyatakan orientasi dan hierarki kawasan kota/desa/kampung di Bali dapat ditunjukkan oleh adanya dua buah kuil (Puseh dan Desa) berada paling utara, satu kuil (Dalem) dan kuburan berada di paling selatan, serta permukiman penduduk berada di antara keduanya. Sedangkan Parisada Hindu Dharma (1995) menyatakan bahwa, dua buah kuil terletak di paling utara memiliki nilai baik karena posisi kuil tersebut merepresentasikan ke arah gunung, dan satu buah kuil terletak di paling selatan memiliki nilai kurang baik karena posisi kuil tersebut merepresentasikan ke arah laut.

Menurut Samadhi (2004), kawasan kota-kota di Bali memiliki hierarki spasial sebagai berikut; tiga kuil di dalam kawasan disebut parahyangan, batas kawasan sebagai teritorial disebut palemahan, sedangkan penduduk yang menempati sebuah kawasan disebut pawongan.

Berdasarkan hasil observasi visual, wawancara, dan hasil sketsa peta mental, di Kota Cakranegara ditemukan dua buah kuil tempat pemujaan (Mayura dan Meru) terletak di arah timur perempatan tengah kota, dan satu kuil (Dalam) terletak di paling barat kawasan Kota Cakranegara. Batas kawasan dibuat sangat jelas, dan penduduk yang menempati kawasan berupa blok-blok permukiman.

Ringkasnya, dari uraian di atas ditemukan bahwa kawasan Kota Cakranegara memiliki orientasi dan hierarki spasial, hal ini dibuktikan oleh keberadaan kuil, keberadaan penduduk, dan batas kawasan. Pola spasial seperti

Page 26: PIDATO PENGUKUHAN JABATAN GURU BESARarsitektur-lalu.com › wp-content › uploads › 2020 › 01 › Pidato...yang tercermin dalam wujud ide (culture system), wujud aktivitas (social

24 | Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Arsitektur pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

ini dapat dijadikan karakter fisik yang menonjol. Kejelasan perletakan kuil, kejelasan blok–blok penduduk, dan kejelasan batas kawasan, dapat dijadikan indikator dalam menemukan konsep orientasi dan hierarki spasial kawasan kota Cakranegara.

Jika bertitik tolak dari pendapat Samadhi (2004) bahwa tiga kuil di Kota Cakranegara ini yaitu Meyura, Meru, Dalam dapat dikatakan sebagai parahyangan. Batas kawasan atau teritorial kawasan dapat dikatakan sebagai palemahan, sementara penduduk yang menempati kota Cakaranegara dapat dikatakan sebagai pawongan. Dapat juga dikatakan bahwa dua kuil yaitu Mayura dan Meru berada di timur merepsesentasikan ke arah gunung Rinjani

Konsep Tri Hita Kharana, Tri Angga dan Tri Loka(Sumber: Mulyadi, 2014)

dan matahari terbit, satu kuil yaitu Dalam berada di paling barat merepresentasi ke arah Laut Ampenan dan matahari terbenam.

Berdasarkan gambar di atas dapat diinterpretasikan bahwa Kota Cakranegara didesain dengan memperhatikan orientasi dan hierarki. Penetapan orientasi dan hierarki berdasarkan pada konsep Tri Hita Kharana yaitu tiga pura sebagai jiwa, penduduk yang menempati Kota Cakranegara sebagai kekuatan,

Page 27: PIDATO PENGUKUHAN JABATAN GURU BESARarsitektur-lalu.com › wp-content › uploads › 2020 › 01 › Pidato...yang tercermin dalam wujud ide (culture system), wujud aktivitas (social

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Arsitektur pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan | 25

dan teritorial Kota Cakranegara sebagai fisik, dan tri angga yaitu pura Mayura dan pura Meru sebagai kepala, permukiman sebagai badan, pura Dalam/kuburan sebagai kaki.

Anggota senat dan hadirin undangan yang saya hormati,

Pembahasan mengenai arsitektur kota berkelanjutan berbasis kearifan lokal yang saya sampaikan melalui forum pidato ilmiah pengukukan Guru Besar ini terasa sangat terbatas. Oleh karena itu melalui forum ini juga perlu saya sampaikan pokok-pokok pikiran, yang mungkin dapat digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan kota-kota di Indonesia antara lain:

1. Aspek kearifan lokal yang merupakan bagian dari tradisi budaya masyarakat suatu bangsa, yang muncul menjadi bagian yang ditempatkan pada tatanan fisik bangunan (arsitektur) dan kawasan (perkotaan), dalam tatanan geografis kenusantaraan sebuah bangsa perlu dijadikan sebagai guideline dalam pengembangan sebuah kota yang berkelanjutan.

2. Secara fisik dalam lingkungan binaan, kota-kota lama dapat memperlihatkan keragaman kearifan lokalnya, seperti bentuk citra kota yang berupa tetenger (landmark), kawasan (district), simpul (node), tepian (edge) dan jalur (path), dan bentuk nilai-nilai adat tradisi budaya yang dihasilkan yang mempunyai tingkat kesakralan yang berbeda-beda dari masing-masing daerah, sesuai dengan keragaman etnis yang menempati daerah tersebut, serta bangunan dan kawasan peninggalan masa lalu seperti bangunan kolonial dapat dipertahankan untuk menjaga keberlanjutan dari kota tersebut.

3. Arsitektur kota khususnya di Pulau Bali dan Lombok bagian barat dengan konsep Tri Hita Kharana-nya sebagai bentuk keselarasan hubungan antara manusia dengan Tuhannya (parahyangan), hubungan manusia dengan sesamanya (pawongan) dan hubungan manusia dengan lingkungannya (palemahan), perlu dipertahankan. Konsep ini merupakan kearifan lokal yang sangat mendasar, diperoleh dari falsafah budaya dan keagamaan masyarakatnya. Pun demikian dengan arsitektur kota berbasis kearifan lokal yang sudah ada di kota-kota lainnya, harus dijaga dan dilestarikan.

Page 28: PIDATO PENGUKUHAN JABATAN GURU BESARarsitektur-lalu.com › wp-content › uploads › 2020 › 01 › Pidato...yang tercermin dalam wujud ide (culture system), wujud aktivitas (social

26 | Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Arsitektur pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

4. Setiap kawasan perkotaan perlu memperhatikan elemen-elemen perkotaan yang arsitektural, supaya masyarakatnya dapat hidup serta beraktivitas dengan aman dan nyaman. Tidak mudah mengubah dan menggusur elemen-elemen tersebut demi kepentingan sesaat. Oleh karena itu, arsitektur kota berkelanjutan harus mengimplementasikan aspek-aspek fundamental terkait ruang kota, bentuk, wajah kota (townscape) dan struktur kota serta morfologinya, dengan pendekatan yang bersifat terpadu dan memperhatikan kearifan lokalnya.

Anggota senat dan hadirin yang saya hormati,

Saya berdiri membacakan pidato pengukuhan Guru Besar ini, bukan karena saya hebat dan bukan pula karena saya pintar, namun semua ini adalah kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala (Tuhan Yang Maha Esa). Pada akhir pidato pengukuhan ini perkenankan saya menyampaikan ungkapan rasa terimakasih yang tak terhingga atas pencapaian jabatan akademik Guru Besar ini kepada beberapa pihak yang telah mendidik, mendorong, memberikan kesempatan, serta membantu proses pengusulan hingga turunnya SK penetapan Guru Besar ini oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Republik Indonesia.

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala, atas Hidayah dan Ridho-Nya yang telah melimpahkan Rahmat-Nya kepada saya beserta keluarga, hingga mencapai jabatan Guru Besar ini, yang tidak pernah saya bayangkan bisa saya raih sebelumnya. Semoga anugerah yang saya terima ini dapat memberikan manfaat yang seluas-luasnya bagi institusi saya Institut Teknologi Nasional Malang dan seluruh sivitas akademika serta masyarakat luas.

“Wa ma khalaqtul-jinna wal-insa illa liya’budun” Kita dicipkan oleh Allah adalah untuk beribadah, beramal saleh dan memberi manfaat bagi diri sendiri, keluarga, sesama dan lingkungan.

Selanjutnya saya sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, serata Direktur Sumber Daya Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Pendidikan Tinggi atas

Page 29: PIDATO PENGUKUHAN JABATAN GURU BESARarsitektur-lalu.com › wp-content › uploads › 2020 › 01 › Pidato...yang tercermin dalam wujud ide (culture system), wujud aktivitas (social

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Arsitektur pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan | 27

persetujuannya kepada saya untuk diangkat menjadi Guru Besar di bidang ilmu Arsitektur.

2. Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah VII Jawa Timur, Bapak Prof. Dr. Ir. Suprapto, DEA yang telah menyetujui usulan Guru Besar saya untuk diteruskan dan diusulkan ke Kemenristek Dikti.

3. Ketua, Sekretaris dan Anggota Senat ITN Malang, yang telah menyetujui dan merekomendasikan usulan Guru Besar saya.

4. Ketua TIM PAK ITN Malang, Bapak Prof. Dr. Eng Ir. Abraham Lomi, MSEE beserta seluruh anggota Tim PAK yang telah mengoreksi dengan cermat usulan pengajuan Guru Besar saya.

5. Seluruh tenaga pendidik, tenaga kependidikan, dan seluruh sivitas akademika ITN Malang, terimakasih atas dukungannya.

Secara khusus dari lubuk hati yang paling dalam, terima kasih dan penghargaan saya sampaikan kepada:

1. Ayahanda/Mamiq Haji Lalu Kasrah (Almarhum) dan Ibunda/Inaq Baiq Amrah (Almarhumah) yang telah mencurahkan kasih sayangnya, mendorong saya untuk terus belajar dan bekerja keras, serta tiada hentinya untuk mendoakan kami semua.

2. Bapak mertua Haji Moch. Syafi’i dan Ibunda Hajjah Siti Nur Hasanah atas segala dukungan, nasehat, bimbingan serta do’anya.

3. Istri tercinta Dra. Siti Nasfiyah, sebagai pendamping yang sangat setia, dan selalu mendorong saya tetap semangat berkarya.

4. Kepada Anak-anakqu tersayang Lalu Ahmad Juniarta DEW, ST.,MT, Baiq Octaviana Dwi Anggaeny, S.Si, MSi, Baiq Nisrina Tri Anbarwati, dan Lalu Moch Syarief Hidayatullah. Serta anak mantu saya Denny Lasmana, S.Si, MSc., dan dua cucu saya tercinta Achmad Athar Al-Fatih Guinandra dan Afsheen Juvia Mavaza, Niniq Adi mengucapkan terima kasih atas segala pengertian, kesabaran, dukungan dan do’anya,

Page 30: PIDATO PENGUKUHAN JABATAN GURU BESARarsitektur-lalu.com › wp-content › uploads › 2020 › 01 › Pidato...yang tercermin dalam wujud ide (culture system), wujud aktivitas (social

28 | Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Arsitektur pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

semoga kalian menjadi anak yang saleh, salehah, berbakti kepada orang tua, berguna dan bermanfaat bagi sesama serta berguna bagi agama, bangsa, dan negara.

5. Adik-adik saya tercinta dari Lombok Baiq Istiharah, S.Pd dan keluarga, Ir. Haji Lalu Ramdana dan keluarga, Baiq Lasminingsih, S.Pd dan keluarga, Baiq Lilik Asmawati dan keluarga, serta seluruh keluarga besar dari pulau Lombok, terima kasih atas dukungan dan do’anya.

6. Kakak, adik, paklek, bulek dari Jember yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu, terimakasih atas dukungan dan doa’nya.

Anggota senat dan hadirin yang saya hormati,

Ucapan terima kasih dan penghargaan, disampaikan pula kepada:

1. Bapak-bapak pendiri P2PUTN khususnya Bapak BX. Soeherman, yang sampai hari ini beliau masih sehat di umur 86 tahun, semoga tetap sehat dan panjang umur, terima kasih atas dukungan dan do’anya.

2. Bapak-bapak pendiri P2PUTN yang telah dipanggil menghadap sang pencipta Bapak Siswo Atmowidjojo, Bapak Gono Wiyadi, Bapak Drs. Iswandi Kertasentana, semoga almarhum ditempatkan di tempat yang terbaik di sisi-Nya.

3. Bapak-bapak Rektor sebelumnya, Bapak Dr. Ir. Drs. Perwira Silalahi, Bapak Prof. Dr. Eng. Ir. Abraham Lomi, MSEE, Bapak Ir. Soeparno Djiwo, MT., terima kasih atas dukungan dan do’anya semoga tetap sehat dan panjang umur.

4. Bapak-bapak Rektor sebelumnya yang telah dipanggil menghadap sang pencipta Bapak Prof. Ir. Abel Silalahi, Bapak Prof. Dr. Ir. Drs. Soedarmo, M.Pd., semoga almarhum ditempatkan di tempat yang terbaik di sisi-Nya.

5. Bapak Prof. Dr. Eng. Ir. Abraham Lomi, MSEE, yang saat menjadi Rektor ITN Malang telah mengizinkan saya untuk studi lanjut ke jenjang S-3 di UTM Malaysia.

Page 31: PIDATO PENGUKUHAN JABATAN GURU BESARarsitektur-lalu.com › wp-content › uploads › 2020 › 01 › Pidato...yang tercermin dalam wujud ide (culture system), wujud aktivitas (social

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Arsitektur pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan | 29

6. Bapak Ir. Erijanto dan Bapak Ir. Pranowo, dosen pembimbing Tugas Akhir S-1 di ITN Malang yang telah memberikan bimbingan secara intensif sehingga saya dapat menyelesaikan program sarjana dengan tepat waktu. Terimakasih yang sebesar-besarnya. Semoga bapak sekeluarga sehat walafiat serta panjang umur.

7. Bapak Ir. Ikaputra, M.Eng, Ph.D., dan Bapak Prof. Ir. Nindyo Soewarno, M.Phil., Ph.D. (almarhum), dosen pembimbing S-2 yang telah memberikan bimbingan secara intensif sehingga saya dapat menyelesaikan program magister dengan cepat dan tepat waktu. Terimakasih yang sebesar-besarnya.

8. Bapak Dr. Ir. Bondan Hermanslamet, M.Sc, Bapak Prof. Ir. Sudaryono, M.Eng., Ph.D, dan Bapak Ir. Adi Utomo Hatmoko, M.Arch., tim penguji Tesis S-2 yang telah banyak memberi masukan dan saran-saran yang sangat bermanfaat.

9. Bapak Prof. Dr. Ahmad Bashri Sulaiman, beserta Ibu Prof. Dr. Suhana Shamsuddin, supervisor S-3 yang telah memberikan bimbingan secara intensif sehingga saya dapat menyelesaikan program doktor dengan cepat dan tepat waktu. Terimakasih yang sebesar-besarnya. Semoga bapak profesor dan ibu profesor sekeluarga sehat walafiat serta panjang umur.

10. Bapak Prof. Dr. Zulkifli bin Hanafi, dan Bapak Prof. Dr. Mohd Tajuddin bin Mohd Rasdi, tim penguji Disertasi S-3 yang telah banyak memberi masukan dan saran-saran yang sangat bermanfaat.

11. Bapak Prof. Ir. Respati Wikantyoso, M.SA., Ph.D dan Bapak Prof. Ir. Sudaryono, M.Eng., Ph.D., tim reviewer dari teman sejawat yang telah membantu mengoreksi dan memberikan penilaian atas dokumen pengajuan bidang II usulan jabatan Guru Besar saya. Terima kasih yang sebesarnya, semoga Allah SWT membalas kebaikan bapak-bapak Profesor dengan pahala yang melimpah.

12. Bapak Prof. Dr. Ir. Nadjadji Anwar, M.Sc dan Ibu Prof. Dr. Ir. Nyoman Puspa Asri, M.S., tim PAK dari LLDikti Wilayah VII Jawa Timur yang membantu mengoreksi dan mengecek dokumen usulan jabatan

Page 32: PIDATO PENGUKUHAN JABATAN GURU BESARarsitektur-lalu.com › wp-content › uploads › 2020 › 01 › Pidato...yang tercermin dalam wujud ide (culture system), wujud aktivitas (social

30 | Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Arsitektur pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Guru Besar saya, dan memberikan kesempatan kepada saya untuk dilakukan klarifikasi usulan sebelum dikirim ke Jakarta. Terima kasih yang sebesar besarnya, dan semoga Allah SWT, Ida Sang Hyang Widi Wasa membalas kebaikan bapak/Ibu Profesor dengan pahala yang melimpah.

13. Bapak Prof. Dr. Ir. Suharjono, MPd, Dipl. HE., ketua Dewan Pengawas P2PUTN, terima kasih atas dukungan dan do’anya.

14. Bapak Ir. Kartiko Ardi Widodo, MT beserta pengurus P2PUTN, terima kasih atas dukungan dan do’anya.

15. Segenap teman-teman dosen di jurusan Arsitektur S-1 khususnya bapak Ir. Suryo Triharjanto, MT., ketua jurusan yang telah membantu saya untuk mengecek dan menandatangani pengajuan usulan Guru Besar saya.

16. Teman-teman alumni S-2 Arsitektur UGM khususnya angkatan 1999 atas soladaritas, kebersamaan, dukungannya sejak saat kuliah sampai sekarang, yang telah menginspirasi tentang indahnya arti persahabatan.

17. Teman-teman alumni S-3 UTM Malaysia atas perhatian, bantuan, kebersamaan, yang begitu indah saat saya masih mengikuti kuliah di UTM khususnya bapak Dr. Sugeng, bapak Dr. Huda, bapak Dr. Agung Murti yang menginspirasi saya mengambil kuliah di UTM Malaysia, juga bapak Dr. Gigih, bapak Dr. Komar, bapak Dr. Marwan, dan bapak Dr. Rustam., terima kasih atas semuanya.

18. Semua pihak yang tidak mungkin saya sebutkan satu per satu, terimakasih semoga semua ini menjadi amal baik kita semua.

Anggota senat dan hadirin undangan yang saya muliakan,

Akhir kata, karena keterbatasan ruang dan ingatan saya, maka tanpa mengecilkan arti peran beberapa pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, secara pribadi saya sampaikan permohonan maaf dan terimakasih yang sebesar-besarnya, semoga semua amalan baik bapak-bapak dan ibu-ibu sekalian mendapatkan imbalan yang sesuai dari Alloh SWT. Dengan

Page 33: PIDATO PENGUKUHAN JABATAN GURU BESARarsitektur-lalu.com › wp-content › uploads › 2020 › 01 › Pidato...yang tercermin dalam wujud ide (culture system), wujud aktivitas (social

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Arsitektur pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan | 31

mengucapkan Alhamdulillah Hirobbil Alamiin, pidato pengukuhan Guru Besar ini saya akhiri, apabila dalam pidato ini sekiranya ada tutur kata yang kurang berkenan di hati, salah menyebutkan nama dan gelar, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Terima kasih atas perhatian dan kesabarannya. Semoga kita semua selalu dalam lindungan dan petunjuk Allah SWT.

Saya mohon do’a restunya semoga dapat menjalankan tugas dan amanah sebagai Profesor di bidang ilmu Arsitektur dengan amanah dan penuh tanggungjawab.

Wabillahi taufik WalhidayahWassalaamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Page 34: PIDATO PENGUKUHAN JABATAN GURU BESARarsitektur-lalu.com › wp-content › uploads › 2020 › 01 › Pidato...yang tercermin dalam wujud ide (culture system), wujud aktivitas (social

32 | Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Arsitektur pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

DAFTAR PUSTAKA

1. Antariksa (2009). Kearifan Lokal dalam Arsitektur Perkotaan dan Lingkungan Binaan, dalam buku Kearifan Lokal, Edisi Pertama, Agustus 2009. Malang: Penerbit Grup Konservasi Arsitektur dan Kota.

2. Atmaja, I.B. Oka Punia (1999). Bali dan Masa Depannya. Tri Hita Karana. (Wayan Supartha Penyunting). Denpasar: PT Bali Post.

3. Atmaja, Jiwa (2003). Perempatan Agung. Menguak Konsep Palemahan Ruang dan Waktu Masyarakat Bali. Denpasar: Penerbit Bali Media Adhikarsa.

4. Basham, A.L. (1959). The Wonder That Was India, A Survey of The Culture of The Indian Sub-Continent Before The Coming of The Muslims. New York: Grove Press, Inc.

5. Budihardjo, Eko (1991). Arsitektur dan Kota di Indonesia, Alumni 1991, Bandung.

6. Catanese, Anthony J. (1986). Pengantar Perencanaan Kota, Jakarta: Penerbit Erlangga.

7. Cool, W. (1934). De Lombok Expeditie. Batavia. London: The Java Head Bookshop, Great Russell Street. W.C.I.

8. Covarrubias, Miguel (1972). Island of Bali. Kuala Lumpur, Singapore, Djakarta: Oxford University Press / PT. Indira.

9. Dewan Kehormatan Arsitek & Badan Keprofesian Ikatan Arsitek Indonesia. (2007). Kode Etik Arsitek dan Kaidah Tata Laku Profesi Arsitek. Jakarta: Badan Sistem Informasi Arsitektur Ikatan Arsitek Indonesia.

10. Dharmayudha, I Made S., dan Cantika, I Wayan K. (1999). Filsafat Adat

Page 35: PIDATO PENGUKUHAN JABATAN GURU BESARarsitektur-lalu.com › wp-content › uploads › 2020 › 01 › Pidato...yang tercermin dalam wujud ide (culture system), wujud aktivitas (social

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Arsitektur pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan | 33

Bali. Denpasar: Penerbit Upada Sastra.

11. Doxiadis, Constantinos A. (1968). EKISTICS An Introduction To The Science Of Human Settlements. London: Hutchinson Of London

12. Dumarcay, Jacques (1986). The Temples of Java. Singapore: Oxpord University Press.

13. Eiseman, JR., Fred B. (2005). Bali Sekala and Niskala, Volume I: Essay on Religion, Ritual and Art. Published by Periplus Editions (HK) Ltd.

14. Funo, Shuji (1995). Cakranegara, A Unique Hindu City in Lombok (Indonesia) The Grid in the Tradition of Asian City Planning. Surabaya: Makalah yang disampaikan dalam Seminar Arsitektur Nusantara, Keajekan dan Perubahan, World Trade Centre.

15. Gelebet, I Nyoman dan Tim (1986). Arsitektur Tradisional Daerah Bali. Denpasar: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

16. Geertz, Clifford. (1992). Tafsir Kebudayaan. Terjemahan. Yoyakarta. Kanisius.

17. Gobyah.(2003). Pengenalan Keraifan Lokal Indonesia. Rineka Cipta: Jakarta

18. Gorda, I Gst. Ngurah (1996). Etika Hindu dan Perilaku Organisasi. Denpasar: Widya Kriya Gematama.

19. Goris, R . (1960). Sejarah Bali Kuno. Singaraja, Bali.

20. Griya, S. Swarsi (2004). Upacara Bayi dalam Kandungan. Surabaya: Penerbit Paramita.

21. Kaler, I.Gst.Ktut (1994). Butir-Butir Tercecer tentang Adat Bali. Denpasar: Penerbit CV. Kayumas Agung.

22. Keraf, Goris. (2011). Simbol Keraifan Lokal. Rineka Cipta. Jakarta

23. Levi-Strauss (1969). Totemism. Diterjemahkan daripada Bahasa Perancis oleh R. Needham. Middlesex: Penguin Books.

Page 36: PIDATO PENGUKUHAN JABATAN GURU BESARarsitektur-lalu.com › wp-content › uploads › 2020 › 01 › Pidato...yang tercermin dalam wujud ide (culture system), wujud aktivitas (social

34 | Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Arsitektur pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

24. Liebert, Gosta (1976). Iconographic Dictionary of The Indian Religions. Studies In South Asian Culture. Volume V, edited for the Institute of South Asian Archeology University of Amsterdam by J.E. Van Lohuizen-de Leeuw. Leiden: E.J. Brill.

25. Lynch, Kevin. (1984). Good City Form. Cambridge, Massachusetts:The MIT Press.

26. Madanipur, A. (1996). Design of Urban Space; An Inquary into a Socio-Spacial Process. Chichester: John Wiley & Sons.

27. Mantra, Ida Bagus (1988) Masalah Sosial Budaya Khususnya Pembangunan di Bali dan Rangka Menyongsong Era Tinggal Landas. Denpasar: Pusat Penelitian Universitas Udayana.

28. Markus Zahnd (2006). Perancangan Kota Secara Terpadu. Yogyakarta: Kanisius.

29. Mauro Purnomo Rahardjo (1989). Meaning in Balines Traditional Architecture. Master Tesis. University of Kansas, Lawrence.

30. Merlin, Pierre dan Françoise Choay. (1988). Kamus tata kota dan perencanaan wilayah (dalam bahasa Perancis). 1ère édition. Paris: Presses Universitaires de France, 723 p. (ISBN 2-13-041374-9)

31. Monografi (1985). Monografi Daerah Bali. Denpasar: Proyek Pemerintah Daerah Tingkat I Propinsi Bali. Proseding Seminar Nasional. Denpasar: Program Studi Magister Arsitektur Universitas Udayana.

32. Mudra, I.K, & Yuda Manik, I.W. (2016). Kajian Dinamika Ekonomi, Politik, dan Sosial Budaya: Penghilangan Karakteristik Lokal Arsitektur Kota di Bali.

33. Mulyadi, Lalu (2009). Konsep Tri Hita Kharana sebagai unsur Kearifan Lokal dan Implementasinya pada Pola Tata Ruang Kota Cakranegara, dalam buku Kearifan Lokal, Edisi Pertama, Agustus 2009. Malang: Penerbit Grup Konservasi Arsitektur dan Kota.

34. Mulyadi, Lalu (2014). Review on Main Characteristic of Historical City as an Urban Design Alternative: A Case Study in Cakranegara City, Indonesia.

Page 37: PIDATO PENGUKUHAN JABATAN GURU BESARarsitektur-lalu.com › wp-content › uploads › 2020 › 01 › Pidato...yang tercermin dalam wujud ide (culture system), wujud aktivitas (social

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Arsitektur pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan | 35

Journal International Review for Spatial Planning and Sustainable Development. Volume 2 Nomor 4. (2014). 30-43.

35. Munandar, A.H. (2005). Istana Dewa Pulau Dewata. Makna Puri Bali Abad Ke 14-19. Depok: Penerbit Komunitas Bambu.

36. Nindyo Soewarno (1990). Transmigration Built Form and Ethnicity. Unpublished PhD Thesis. University of Newcastle Upon Tyle.

37. Novianti, K., (2016). Kota Berkelanjutan Antara Ide dan Implementasi dalam Perspektif Pemangku Kepentingan. Putrawidya. Volume 17 Nomor 3. Desember 2016.

38. Parimin, Ardi Pardiman (1986). Fundamental Study on Spatial Formation of Island Village: Environmental Hirarchy of Sacred-profane Concept in Bali. Unpublished PhD Dissertation. Japan: University of Osaka.

39. Patra, Made Susila (1992). Hubungan Seni Bangunan Dengan Hiasan dalam Rumah Tinggal Adati Bali. Jakarta: Balai Pustaka.

40. Pidarta, Made (2000). Hindu Untuk Masyarakat Umum. Surabaya: Paramita.

41. Pott, P.H. (1966). Yoga and Yantra: Their Interrelation and Their Significance for Indian Archeology. The Hague: Martinus Nijhoff.

42. Puja, G. (1985). Suatu Pengantar dalam Weda. Jakarta: TP.

43. Ridwan.NA (2007). “Landasan Kearifan Lokal” Jurnal Studi Islam dan Budaya. Vol 5 27-35.

44. Robi Sularto (1987). Arsitektur Tradisional Bali dan Permasalahannya. Denpasar: BIC.

45. Rossi, Aldo. (1982). Architehture Of The City, Cambridge, Mass; Massachusetts Institut of Technolog Press, USA.

46. Ruskam Al Dawamy, Aminuddin (1999). Konsep Kosmologi. Skudai Johor: Pusat Pengajian Islam dan Pembangunan Sosial Universiti Teknologi Malaysia.

Page 38: PIDATO PENGUKUHAN JABATAN GURU BESARarsitektur-lalu.com › wp-content › uploads › 2020 › 01 › Pidato...yang tercermin dalam wujud ide (culture system), wujud aktivitas (social

36 | Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Arsitektur pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

47. Samadhi, T. Nirarta (2004). Perilaku dan Pola Ruang. Malang: Penerbit Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Intitut Teknologi Nasional.

48. Samadhi, T. Nirarta (2004-a). Making Cosmo-Religious Landscape. The Design of a Balinese Town’s Civic Centre. Dalam Buku Perilaku dan Pola Ruang. Malang: Penerbit Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Intitut Teknologi Nasional.

49. Samadhi, T. Nirarta (2004-b). Culture and Environments: An Antropological Approach to Determining the Balinese Urban Design Unit. Journal of Urban Design: Francis: Carfax Publishing.

50. Sandi A Siregar, (2003). Tata Bangunan dan Lingkungan di Kota Bandung: Artikel Seminar pekan kebudayaan Jerman-Indonesia di Bandung berjudul “Prospek Bandung Menuju Kota Jasa di Era Globalisasi dilihat dari sudut pandang tata kota”.

51. Saraswati Sri C. dan Pendit, S, Nyoman (1993). Aspects of our Religion: Seputar Weda dan Kebajikan, Jakarta: Pustaka Manikgeni.

52. Sinulingga (2005). Pembangunan Kota; Tinjauan Regional dan Lokal. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

53. Shirvani, Hamid. (1985). The Urban Design Process. Van Nostrand Reinhold: New York.

54. Sudharta, Tjok Rai dan Atmaja, Ida Bagus Oka Punia (2005). Upadesa. Tentang Ajaran-Ajaran Agama Hindu. Surabaya: Penerbit Paramita.

55. Suparman (2003). Tri Hita Karana sebagai Landasan Hidup Masyarakat Bali, (Jiwa Atmaja penyunting). Denpasar: CV Bali Media Adhikarsa.

56. Suwena, I Wayan (2003). Makna Orientasi Arah di Bali dalam Perempatan Agung. Atmaja (editor) Denpasar: Penerbit CV Bali Media Adhikarsa.

57. Soeka, I Gde (2004). Tri Murthi Tattwa. Denpasar: CV. Kayumas Agung.

58. Soekmono, R. (1986). Local Genius dan Perkembangan Bangunan Sakral di Indonesia, dalam Ayatrohaedi (penyunting). Kepribadian Budaya Bangsa

Page 39: PIDATO PENGUKUHAN JABATAN GURU BESARarsitektur-lalu.com › wp-content › uploads › 2020 › 01 › Pidato...yang tercermin dalam wujud ide (culture system), wujud aktivitas (social

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Arsitektur pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan | 37

(Local Genius). Jakarta: Pustaka Jaya.

59. Stutley, Margareth & James Stuley (1977). A Dictionary of Hinduism: Its Mythology, Folkloreand Development 1500 BC-AD 1500. London & Henley: Rutledge & Kegan Paul.

60. UN-Habitat, (2006). The to of the World’s Cities. The Millennium Development Goals and Urban Sustainability, Earthscan, London.

61. Van Eyck, Aldo (1985). Niet am Het Even. Amsterdam: Van Gennep bv.

62. Widana, I.Gst.Ktut (2002). Mengenal Budaya Hindu di Bali. Denpasar: PT. Pustaka Bali Post.

63. Wikantyoso, R., dan Tutuko, P., (2009). Kearifan Lokal dalam Perencanaan dan Perancangan Kota; untuk Mewujudkan Arsitektur Kota yang Berkelanjutan. Malang: Penerbit Grup Konservasi Arsitektur dan Kota.

Page 40: PIDATO PENGUKUHAN JABATAN GURU BESARarsitektur-lalu.com › wp-content › uploads › 2020 › 01 › Pidato...yang tercermin dalam wujud ide (culture system), wujud aktivitas (social

38 | Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Arsitektur pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

BIODATA

KUALIFIKASI:

Lahir di Kota Praya Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat, pada tanggal 18 Agustus 1959, warga negara Indonesia. Dosen Tetap Yayasan (P2PUTN) Profesor di Bidang Ilmu Arsitektur. Aktif mengajar di Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Nasional Malang (tahun 1987 hingga sekarang).

KELUARGA:

Ayah/Ibu : Haji Lalu Kasrah (Alm)/Baiq Amrah (Alm).Istri : Dra. Siti Nasfiyah. Anak/menantu : Lalu Ahmad Juniarta Dias Eka W, ST., MT., Baiq Octaviana DA, S.Si., M.Si., Baiq Nisrina TA., Lalu M. Syarif Hidayatullah, Deny Lesmana, S.Si., MSc.Cucu : Ahmad Athar Al-Fatih G., Afsheen Juvia Mavaza.

Page 41: PIDATO PENGUKUHAN JABATAN GURU BESARarsitektur-lalu.com › wp-content › uploads › 2020 › 01 › Pidato...yang tercermin dalam wujud ide (culture system), wujud aktivitas (social

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Arsitektur pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan | 39

ALAMAT KONTAK:

Dosen Jurusan Arsitektur FTSP - ITN Malang, HP: 081805224666 dan 085646646946, alamat email [email protected] dan [email protected] alamat website www.arsitektur-lalu.com

RIWAYAT PEKERJAAN DI ITN MALANG:

• 1987-1996 : Recording Jurusan Arsitektur (BAAK).• 1996-1997 : Sekretaris Jurusan Teknik Arsitektur.• 1997-1999 : Ketua Jurusan Teknik Arsitektur.• 2009-2011 : Wakil Dekan I FTSP-ITN Malang.• 2011-2015 : Wakil Rektor II ITN Malang.• 2015-2019 : Rektor ITN Malang.• 2019-Sekarang : Dewan Pengawas P2PUTN-ITN Malang.

RIWAYAT PENDIDIKAN:

• SDNegeri Gerunung : Lulus Tahun 1973• STNegeri Praya : Lulus Tahun 1976• STMNegeri Mataram : Lulus Tahun 1980• SMNasional Mataram : Lulus Tahun 1981• Teknik Arsitektur (D-3, BE)-ATN : Lulus Tahun 1985• Teknik Arsitektur (S-1, Ir)-ITN : Lulus Tahun 1986• Teknik Arsitektur (S-2, MT)-UGM : Lulus Tahun 2002• Teknik Arsitektur (S-3, Dr)- UTM : Lulus Tahun 2008

JABATAN FUNGSIONAL/AKADEMIK:

• Asisten Ahli Madya : 01-4-1988• Asisten Ahli : 01-4-1990• Lektor Muda : 01-5-1992• Lektor Madya : 01-1-1995• Lektor : 01-9-1999• Lektor Kepala : 01-1-2001• Guru Besar/Profesor : 01-9-2019

Page 42: PIDATO PENGUKUHAN JABATAN GURU BESARarsitektur-lalu.com › wp-content › uploads › 2020 › 01 › Pidato...yang tercermin dalam wujud ide (culture system), wujud aktivitas (social

40 | Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Arsitektur pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

PRESTASI AKADEMIK:

• Lulus tepat waktu Program S-1, Jurusan Teknik Arsitektur angkatan tahun 1981, FTSP-ITN Malang, terdaftar sebagai mahasiswa aktif 2 September 1981, lulus 4 Nopember 1986.

• Lulus tepat waktu Program S-2, Jurusan Teknik Arsitektur angkatan 1999, FT-UGM Yogyakarta, terdaftar sebagai mahasiswa aktif S-2, tanggal 6 September 1999, lulus tesis tanggal 13 Desember 2001, lulus dengan predikat Cum Laude.

• Lulusan Tercepat Program S-3, Jurusan Arsitektur angkatan 2005, Faculty of Built Environment - University of Technology Malaysia, terdaftar sebagai mahasiswa aktif S-3, tanggal 31 Januari 2005, lulus disertasi tanggal 9 Nopember 2007, lulus dengan predikat Cum Laude.

PENGALAMAN PENELITIAN:

• Lalu Mulyadi, 2002. Perubahan Fisik Rumah Tinggal dengan adanya Usaha yang bertumpu pada Rumah Tangga di Kampung Sanan Kota Malang.

• Lalu Mulyadi, 2003. Kajian Arsitektur Indishe di Kota Malang.

• Lalu Mulyadi, 2004. Studi Pengelolaan Pedagang Kaki Lima di Kota Malang.

• Lalu Mulyadi, Agung Murti Nugroho, 2008. Studi Pengelolaan Ruang Tebuka Hijau di Kota Malang.

• Lalu Mulyadi, Julianus Hutabarat, Andi Harisman, Suwardono, 2009. Menggali Motif Ornamentasi Situs Sejarah Candi-Candi Kerajaan Singosari (Tahun Pertama).

• Lalu Mulyadi, Agung Murti Nugroho, Irawan Setyabudi, 2009. Teknologi Iklim pada Rumah Tinggal Kolonial di Kota Malang.

• Lalu Mulyadi, Julianus Hutabarat, Andi Harisman, 2010. Menggali Motif Ornamentasi Situs Sejarah Candi-Candi Kerajaan Singosari (Tahun Kedua).

Page 43: PIDATO PENGUKUHAN JABATAN GURU BESARarsitektur-lalu.com › wp-content › uploads › 2020 › 01 › Pidato...yang tercermin dalam wujud ide (culture system), wujud aktivitas (social

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Arsitektur pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan | 41

• Lalu Mulyadi, Daim Triwahyono, Soeranto DS., 2011. Persepsi Masyarakat terhadap Ruang-Ruang Kota, Kasus Kota Malang.

• Lalu Mulyadi, 2012. Menggali Motif Ornamentasi Situs Sejarah Candi-Candi Kerajaan Kadiri.

• Lalu Mulyadi, Agung Murti Nugroho, 2012. Perencanaan dan Perancangan Kawasan Sentra Industri Kecil Sebagai Daerah Wisata Studi Kasus: Kampung Sanan Kota Malang.

• Lalu Mulyadi, 2013. Karakter Kawasan dan Arsitektur Kota Menggunakan Analisis SWOT Kasus Kota Malang Jawa Timur.

• Gaguk Sukowiyono, Lalu Mulydi, Agung Witjaksono, 2013. Kajian Kawasan dan Bangunan Bersejarah di Kota Malang sebagai Upaya Mewujudkan Heritage City.

• Adi Widyarthara, Lalu Mulyadi, I Wayan Mundra, 2013. Partisipasi Masyarakat Dalam Rancangan Tata Ruang Permukiman Kota di Bantaran Sungai Brantas Kota Malang. Studi Kasus Permukiman Kelurahan Kesatrian Kecamatan Blimbing Kota Malang.

• Lalu Mulyadi, Ida Bagus Suwardika, I Wayan Mundra, 2014. Pola spasial permukiman komunitas Hindu di dusun Jenglong desa Sukodadi dan dusun Sawun desa Jedong kecamatan Wagir kabupaten Malang pendekatan konsepsi Hindu Bali.

• Lalu Mulyadi, 2015. Model Pengelolaan Bangunan Bernilai Sejarah di Kota Malang Berbasis Konservasi Arsitektur.

• Gaguk Sukowiyono, Lalu Mulyadi, Agung Witjaksono, 2015. Model Desain Kawasan Sentra Industri Kecil Seni Kerajinan Keramik Dinoyo Kota Malang.

• Lalu Mulyadi, 2016. Persepsi Masyarakat Terhadap Ruang-Ruang Kota Studi Kasus: Pusat Kota Kediri.

• Gaguk Sukowiyono, Lalu Mulyadi, Agung Witjaksono, 2017. Kajian Kawasan dan Bangunan Bersejarah di Kota Pasuruan sebagai Upaya Mewujudkan Heritage City.

Page 44: PIDATO PENGUKUHAN JABATAN GURU BESARarsitektur-lalu.com › wp-content › uploads › 2020 › 01 › Pidato...yang tercermin dalam wujud ide (culture system), wujud aktivitas (social

42 | Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Arsitektur pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

• Lalu Mulyadi, Julianus Hutabarat, Sanny, 2018. Ruang Publik yang Nyaman Pendekatan Ergonomi, Studi Kasus: Ruang-Ruang Terbuka Publik di Pusat Kota Malang.

• Lalu Mulyadi, L.A. Juniarta DEW., Sri Winarni, 2018. Perencanaan dan Perancangan Tata Ruang Desa Secara Partisipatif Studi Kasus Desa Gading Kabupaten Malang.

• Lalu Mulyadi, Budi Fathony, Ester Priskasari, 2019. Analisis Potensi Kampung Heritage Kayutangan Kota Malang sebagai Kawasan Destinasi Wisata (Tahun Pertama).

• Lalu Mulyadi, L.A. Juniarta DEW., 2019. Model Desain Tata Ruang Kawasan Kampung Batik Celaket Kota Malang Berbasis Kawasan Produktif.

PENGALAMAN MENULIS BUKU:

• Lalu Mulyadi, Julianus Hutabarat, Andi harisman, Suwardono, 2010. Motif Ornamentasi Situs Candi Kerajaan Singosari. Penerbit: Intimedia. ISBN: 978-602-95802-1-1.

• Lalu Mulyadi, 2012. Makna Motif Relief dan Arca Candi Surowono dan Candi Tegowangi Situs Kerajaan Kadiri. Penerbit: CV. Dream Litera Buana. ISBN: 978-603-5518-36-2.

• Lalu Mulyadi, Agung Murti Nugroho, 2012. Perencanaan dan Perancangan Kawasan Sentra Industri Keripik Tempe Kampung Sanan Sebagai Derah Wisata di Kota Malang. Penerbit: CV. Dream Litera Buana. ISBN: 978-602-5518-34-8.

• Lalu Mulyadi, Ida Bagus Suwardika, I Wayan Mundra, 2014. Pola Spasial Permukiman Hindu di Dusun Sawun dan Jenglong Desa Sukodadi Kecamatan Wagir Kabupaten Malang. Penerbit: CV. Dream Litera Buana. ISBN: 978-602-5518-33-1.

• Lalu Mulyadi, Julianus Hutabarat, Andi Harisman, 2015. Relief dan Arca Candi Singosari dan Jawi. Penerbit: CV. Dream Litera Buana. ISBN:

Page 45: PIDATO PENGUKUHAN JABATAN GURU BESARarsitektur-lalu.com › wp-content › uploads › 2020 › 01 › Pidato...yang tercermin dalam wujud ide (culture system), wujud aktivitas (social

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Arsitektur pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan | 43

978-603-1060-22-3.

• Lalu Mulyadi, 2015. Model Pengelolaan Bangunan Bernilai Sejarah di Kota Malang Berbasis Konservasi Arsitektur. Penerbit: CV. Dream Litera Buana. ISBN: 978-602-5518-37-9.

• Lalu Mulyadi, 2016. Persepsi Masyarakat terhadap Arsitektur Kota Kediri Jawa Timur. Penerbit: CV. Dream Litera Buana. ISBN: 978-602-5518-37-9.

• Lalu Mulyadi, Budi Fathony, Ester Priskasari, 2019. Potensi Kampung Heritage Kayutangan Sebagai Destinasi Wisata di Kota Malang. Penerbit: Deazha. ISBN: 978-602-7302-32-7.

PUBLIKASI ILMIAH:

• Lalu Mulyadi, 2002. Konservasi Bangunan-Bangunan Bersejarah di Kota Cakranegara. Jurnal Estetika. Volume 1. Nomor 1. Januari-Juni 2002. Halaman 2-13. ISSN: 1412-4750. Penerbit: Jurusan Arsitektur-ITN Malang.

• Paramadhyaksa, Lalu Mulyadi, 2003. Prinsip Keharmonisan Lingkungan pada tata letak bangunan dalam areal pekarangan rumah tinggal tradisional di pulau Bali. Jurnal Estetika. Volume 1. Nomor 2. Desember 2002. Halaman 19-25. ISSN: 1412-4750. Penerbit: Jurusan Arsitektur-ITN Malang.

• Lalu Mulyadi, 2003. Perubahan Fisik Rumah Tinggal dengan Adanya Usaha yang Bertumpu pada Rumah Tangga di Kampung Sanan Kota Malang. Jurnal IPTEK. Volume 2. Nomor 2. Agustus 2003. Halaman 231-238. ISSN: 0854-588X. Penerbit: ITN Malang.

• Lalu Mulyadi, Kicky FM., 2004. Kajian Pengaruh Feng Shui Terhadap Tata Letak Bangunan di Daerah Pecinan Kota Malang. Jurnal SPECTRA. Volume II. Nomor 5. Januari 2004. Halaman 36-52. ISSN: 1693-0134. Penerbit: FTSP-ITN Malang.

• Lalu Mulyadi, Agung Murti Nugroho, 2008. Studi Pengelolaan Ruang

Page 46: PIDATO PENGUKUHAN JABATAN GURU BESARarsitektur-lalu.com › wp-content › uploads › 2020 › 01 › Pidato...yang tercermin dalam wujud ide (culture system), wujud aktivitas (social

44 | Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Arsitektur pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Terbuka Hijau di Kota Malang. Jurnal Permukiman NATAH. Volume 7. Nomor 2. Asgustus 2009. Halaman 64-76. ISSN: 1693-315X. Penerbit: Universitas Udayana Denpasar Bali.

• Lalu Mulyadi, Agung Murti Nugroho, Irawan Setyabudi, 2009. Teknologi Iklim pada Rumah Tinggal Kolonial di Kota Malang. Jurnal Permukiman NATAH. Volume 8. Nomor 2. Asgustus 2010. Halaman 70-81. ISSN: 1693-315X. Penerbit: Universitas Udayana Denpasar Bali.

• Lalu Mulyadi, Didiek Suharjanto, 2009. Studi Produktifitas Pekerja Konstruksi pada Lingkungan Thermal di Daerah Tropis Studi Kasus Kota Malang dan Kota Batu. Jurnal SONDIR. Volume III. Nomor 5. April 2009. Halaman 23-31. ISSN: 1979-2832. Penerbit: FTSP-ITN Malang.

• Lalu Mulyadi, 2010. Studi Pengelolaan Pedagang Kaki Lima di Kota Malang. Jurnal SPCTRA. Volume VIII. Nomor 15. Januari 2010. Halaman 27-39. ISSN: 1693-0134. Penerbit: FTSP-ITN Malang.

• Lalu Mulyadi, 2011. Dekonstruksi sebagai Metode Merancang dalam Arsitektur. Jurnal SONDIR. Volume V. Nomor 9. April 2011. Halaman 1-10. ISSN: 1979-2832. Penerbit: FTSP-ITN Malang.

• Lalu Mulyadi, 2014. Review on Main Characteristic of Historical City as an Urban Design Alternative: A Case Study in Cakranegara City, Indonesia. International Review for Spatial Planning and Sustainable Development (SPSD). Volume 2. Nomor 4. 2014. ISSN: 218-3666. Penerbit: SPSD Press. Kanazawa.

• Sutanto Hidayat, Subandiyah Azis, Lalu Mulyadi, Kustamar, 2017. Strategy of Infra-Structure Development on Junction Road Network in Karanglo for Handling Congestion of Lawang Malang East Java Province of Indonesia. Contemporary Engineering Sciences. Volume 10. Nomor 7. 2017. ISSN: 335-343. Penerbit: HIKARI. Ltd.

• Lalu Mulyadi, 2019. The strategy of preserving the city’s architecture character of Malang by using SWOT analysis approach as an effort of sustainable development. IOP Conference Series: Materials Science and Engineering. Volume 469. Nomor 1. 2019. ISSN: 1757-8981.

Page 47: PIDATO PENGUKUHAN JABATAN GURU BESARarsitektur-lalu.com › wp-content › uploads › 2020 › 01 › Pidato...yang tercermin dalam wujud ide (culture system), wujud aktivitas (social

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Arsitektur pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan | 45

Penerbit: IOP Publishing. Ltd.

• Norfirdaus, Lalu Mulyadi, Tiong Iskandar, 2017. Analysis Factor of Delays Construction Building of Dinas Cipta Karya Tata Kota and Bina Marga in Samarinda. Journal of Engineering Research and Application. Volume 7. Nomor 9. 2017. ISSN: 2248-9622. Penerbit: Norfirdaus.et.al.Int. www.ijera.com.

• Rizal Azhar, Lalu Mulyadi, Putranto Edi, 2017. Contructor’s Internal Factors Affecting the Performance of Street Improvement Project at Sepaku Petung Street East Borneo Province. European Researcher, Series, A, 2017, 8(3). ISSN: 2219-8229. Penerbit: Published in the Russian Federation.

• Rio Wahyu Yusuf, Putranto Edi, Lalu Mulyadi, 2017. Management of Acceleration Time by Using Time Cost Trade Off Method on Construction Project of Integrated Office of Samarinda. RJOAS, 9(69). September 2017. ISSN: 2226-1184. Penerbit: Licensee, RJOAS, Orel, Russia.

• Hermawan, Lalu Mulyadi, Putranto Edi, 2017. Management of Schedulling Optimization of Supporting Facilities and Infrastructure Development Project in The Area of Folder Air Hitam Samarinda. RJOAS, 10(70). October 2017. ISSN: 2226-1184. Penerbit: Licensee, RJOAS, Orel, Russia.

• Jaime Ximenes, Lalu Mulyadi, Putranto Edi, 2017. Analysis of Scheduling Acceleration of Worship Building Construction In Dili Timor-Leste Using Time Cost Off (TCTO) Method. INTERNATIONAL JOURNAL OF SCIENTIFIC & TECHNOLOGY RESEARCH . Volume 7. Issue 2. February 2018. ISSN: 2277-8616. Penerbit: IJSTR©2018. Www.Ijstr.Org.

• Khairul Huda, Lalu Mulyadi, Agus Santoso, 2017. Analysis of Time and Cost Performance With Earned Value Method In Lecture Building Project Development of Nutrition Department At East Kalimantan Health Polytechnic. INTERNATIONAL JOURNAL OF SCIENTIFIC & TECHNOLOGY RESEARCH. Volume 7. Issue 2. February 2018. ISSN:

Page 48: PIDATO PENGUKUHAN JABATAN GURU BESARarsitektur-lalu.com › wp-content › uploads › 2020 › 01 › Pidato...yang tercermin dalam wujud ide (culture system), wujud aktivitas (social

46 | Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Arsitektur pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

2277-8616. Penerbit: IJSTR©2018. Www.Ijstr.Org.

• Iskandar Irawan, Lalu Mulyadi, Wedyantadji, 2017. Investment Analysis On Construction Of Convention Hall In Sangatta Of Kutai Timur Regency. RJOAS, January 2019. Volume 1. Nomor 85. Penerbit: RJOAS, ESCMID.

• Irwan Ardana, Lalu Mulyadi, Tiong Iskandar, 2011. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Penerapan Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada Tenaga Konstruksi. (Studi Kasus Proyek-Proyek Konstruksi di Kabupaten Penajam Paser Utara). Jurnal Info Manpro. Volume 2. Nomor 1. Oktober 2011. ISSN: 2460-9609. Penerbit: Pascasarjana ITN Malang.

• Gaguk Sukowiyono, Lalu Mulyadi, Breeze Maringka, 2012. Rumah dan Permukiman Tradisional yang Ramah Lingkungan. Jurnal SPECTRA. Volume X. Nomor 20. Juli - 2012. ISSN: 1693-0134. Penerbit: FTSP-ITN Malang.

• Didik Haryoto, Lalu Mulyadi, Tiong Iskandar, 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kegagalan Tujuan Pembangunan Gedung Bertingkat (studi kasus: Pembangunan RUSUN Kaligawe di Semarang). Jurnal Info Manpro. Volume 4. Nomor 1. September 2013. ISSN: 2460-9609. Penerbit: Pascasarjana ITN Malang.

• Muh. Sulton, Lalu Mulyadi, Agus Santoso, 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terhadap Mutu Produk Bangunan Perumahan Grand Permata di Kabupaten Mojokerto. Jurnal Info Manpro. Volume 4, Nomor 1. September 2013. ISSN: 2460-9609. Penerbit: Pascasarjana ITN Malang.

• Ave Herysakti, Lalu Mulyadi, 2014. Penelusuran Genius Loci pada Permukiman Suku Dayak Ngaju di Kalimantan Tengah. Jurnal SPECTRA. Volume XII. Nomor 24. Juli- 2014. ISSN: 1693-0134. Penerbit: FTSP-ITN Malang.

• Moh. Nurul Huda, Lalu Mulyadi, Putranto Edi, 2014. Evaluasi Pengaruh Kinerja Mandor Terhadap Kualitas Pekerjaan Pembangunan Gedung di

Page 49: PIDATO PENGUKUHAN JABATAN GURU BESARarsitektur-lalu.com › wp-content › uploads › 2020 › 01 › Pidato...yang tercermin dalam wujud ide (culture system), wujud aktivitas (social

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Arsitektur pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan | 47

Kabupaten Malang. Jurnal Info Manpro. Volume 5. Nomor 1. September 2014. ISSN: 2460-9609. Penerbit: Pascasarjana ITN Malang.

• Gaguk Sukowiyono, Lalu Mulyadi, Agung Witjaksono, 2015. Model Desain Kawasan Sentra Industri Kecil Seni Kerajinan Keramik Dinoyo Kota Malang. Jurnal SPECTRA. Volume XIII. Nomor 25. Januari-Juni 2015. ISSN: 1693-0134. Penerbit: FTSP-ITN Malang.

• Goerge Winaktu, Lalu Mulyadi, Putranto Edi, 2016. Penentuan Skala Prioritas Risiko pada Pembangunan Jembatan Afiat Desa Kanigoro Kecamatan Pagelaran Kabupaten Malang. Jurnal Info Manpro. Volume 7. Nomor 1. Maret 2016. ISSN: 2460-9609. Penerbit: Pascasarjana ITN Malang.

• Tri Satriyawansyah, Lalu Mulyadi, Tiong Iskandar, 2016. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan Pada Proyek Pembangunan Gedung Bertingkat di Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat. Jurnal Info Manpro. Volume 7. Nomor 2, September 2016. ISSN: 2460-9609. Penerbit: Pascasarjana ITN Malang.

• Lalu Mulyadi, 2004. Fenomena Masjid Kuno Bayan Lombok Nusa Tenggara barat. Judul PROSEDING. Aplikasi Arsitektur Islam. ISBN: 979-95622-4-4. Juni 2004. Penerbit: FT- Universitas Muhammadiyah Surakarta.

• Achmad taufani Irawan, Lalu Mulyadi, 2010. Genius Loci dan Persepsi pada Permukiman Hindu Dusun Sawun dan Jedong Kecamatan Wagir Malang. Judul PROSEDING. SEMNAS. ISBN: 978-979-3984-30-8. Tahun 2010. Penerbit: FTSP-ITN Malang.

• Lalu Mulyadi, 2011. Peran Aktivitas Sosial Budaya dan Keagamaan dalam Membentuk Pola Ruang Kota Cakranegara Lombok. Judul PROSEDING. PESAT. ISSN: 1858-2559. Oktober 2011. Penerbit: Lembaga Penelitian Universitas Gunadarma.

• Lalu Mulyadi, 2012. Persepsi Masyarakat terhadap Elemen-Elemen Fisik Kota Malang. Judul PROSEDING. SERAP. ISBN: 978-602-18-9720-113. Oktober 2012. Penerbit: Prodi S3 Teknik Arsitektur, FT-UGM Jogjakarta.

Page 50: PIDATO PENGUKUHAN JABATAN GURU BESARarsitektur-lalu.com › wp-content › uploads › 2020 › 01 › Pidato...yang tercermin dalam wujud ide (culture system), wujud aktivitas (social

48 | Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Arsitektur pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

• Budi Fathony, Lalu Mulyadi, 2012. Konsep Spasial Permukiman Suku Madura di Gunung Buring Malang Studi Kasus: Desa Ngingit. Judul PROSEDING. IPLBI. ISBN: 978-602-17090-0-9. November 2012. Penerbit: IPLBI-ITB Bandung.

• Lalu Mulyadi, Gaguk Sukowiyono, 2014. Kajian Bangunan Bersejarah di Kota Malang sebagai Pusaka Kota (Urban Heritage) Pendekatan Persepsi Masyarakat. Judul PROSEDING. IPLBI. ISBN: 979-587-524-8. Tahun 2014. Penerbit: Prodi, Teknik Arsitektur FT-UNSRI Palembang.

• Chairumin Alfin, Lalu Mulyadi, Putranto Edi, 2016. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dan Analisa Kelayakan pada Proyek Pengembangan Wahana Wisata Taman Rekreasi Tlogomas di Kota Malang. Judul PROSEDING. IPLBI. ISBN: 978-602-17090-0-9. Tahun 2016. Penerbit: IPLBI-Arsitektur, FTSP–ITN Malang.

KARYA RANCANG:

• Lalu Mulyadi, 2004. Merancang Gedung Kuliah Jurusan Teknik Elektro, FTI - ITN Malang. Telah di Hak Ciptakan dengan Nomor Pencatatan Hak Cipta: 000102830. Judul Rancangan: Merancang Gedung Kuliah. Penanggungjawab: Breeze Maringka. Pimpinan Proyek: Almizan Abdullah.

• Lalu Mulyadi, 2015. Merancang Gedung Hotel Sutan Raja di Mataram Lombok Nusa Tenggara Barat. Telah di Hak Ciptakan dengan Nomor Pencatatan Hak Cipta: 000102793. Judul Rancangan: Merancang Gedung Hotel. Direktur: Lia Kurniawati, ST., IAI. Nama Konsultan: CV. Wahana Multi Desain.

PENGHARGAAN:

2014

Piagam Penghargaan sebagai Dosen Berprestasi di Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan. Rektor Institut Teknologi Nasional Malang.

Page 51: PIDATO PENGUKUHAN JABATAN GURU BESARarsitektur-lalu.com › wp-content › uploads › 2020 › 01 › Pidato...yang tercermin dalam wujud ide (culture system), wujud aktivitas (social

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Arsitektur pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan | 49

KEANGGOTAAN ORGANISASAI PROFESI:

1992-2008 : Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) sebagai Anggota Biasa. 2008-2011 : Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) sebagai Arsitek Pratama. 2012-2015 : Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) sebagai Arsitek Muda. 2016-Sekarang : Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) sebagai Arsitek Madya.

Page 52: PIDATO PENGUKUHAN JABATAN GURU BESARarsitektur-lalu.com › wp-content › uploads › 2020 › 01 › Pidato...yang tercermin dalam wujud ide (culture system), wujud aktivitas (social