Upload
indratetsu
View
231
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Belajar IT
Citation preview
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penatausahaan Aset Fasilitas Kantor
Penatausahaan adalah rangkaian kegiatan yang meliputi pembukuan,
inventarisasi, dan pelaporan barang milik daerah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
2.1.1 Penggolongan barang-barang milik Negara/kekayaan Negara
Menurut surat keputusan mentri keuangan Republik Indonesia NOMOR:
KEP-225/MK/V/4/1971 tentang pedoman pelaksanaan tentang inventarisasi
barang-barang milik Negara/ kekayaan Negara.
BAB I tentang pengertian barang-barang milik Negara/kekayaan Negara,
pasal 1 : yang dimaksud dengan barang-barang milik Negara/kekayaan Negara
adalah semua barang-barang milik Negara/kekayaan Negara yang berasal/dibeli
dengan dana yang bersumber untuk seluruhnya ataupun sebagiannya dari
Anggaran Belanja Negara yang berada dibawah pengurusan atau penguasaan
departemen-departemen, lembaga-lembaga Negara, lembaga-lembaga pemerintah
nondepartemen serta unit-unit dalam lingkungannya yang terdapat baik di dalam
negeri maupun di luar negeri, tidak termasuk kekayaan Negara yang telah
dipisahkan dan barang-barang/kekayaan daerah otonom).
Berikut ini akan dijelaskan beberapa penggolongan barang milik daerah
sesuai dengan peraturan mentri dalam negeri no 17 tahun 2007 tentang pedoman
10
teknis pengelolaan barang milik daerah (Hal 47) dalam proses penatausahaan,
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Tanah
Tanah perkampungan, tanah pertanian, tanah perkebunan, kebun campuran,
hutan, tanah kolam ikan, danau/rawa, sungai, tanah tandus/rusak, tanah alang-
alang dan padang rumput, tanah penggunaan lain, tanah bangunan dan
pertambangan, tanah badan jalan dan lain-lain sejenisnya.
2. Peralatan dan mesin
a. Alat-alat besar
Alat-alat besar darat, alat-alat besar apung, alat-alat bantu dan lain-lain
sejenisnya.
b. Alat-alat angkutan
Alat angkutan darat bermotor, alat angkutan darat tak bermotor, alat
angkut apung bermotor, alat angkut apung tak bermotor, alat angkut
bermotor udara, dan lain-lain sejenisnya.
c. Alat-alat bengkel dan alat ukur
Alat bengkel bermotor, alat bengkel tak bermotor, dan lain-lain sejenisnya.
d. Alat-alat pertanian/peternakan
Alat pengolahan tanah dan tanaman, alat pemeliharaan tanaman/ pasca
penyimpanan dan lain-lain sejenisnya.
e. Alat-alat kantor dan rumah tangga
Alat kantor, alat rumah tangga, dan lain-lain sejenisnya.
f. Alat studio dan alat komunikasi
11
Alat studio, alat komunikasi, dan lain-lain sejenisnya.
g. Alat-alat kedokteran
Alat kedokteran seperti alat kedokteran umum, alat kedokteran gigi, alat
kedokteran keluarga berencana, alat kedokteran mata, alat kedokteran
THT, alat rontgen, alat farmasi, dan lain-lain sejenisnya.
h. Alat-alat laboratorium
Unit alat laboratorium, alat peraga/praktek sekolah dan lain-lain
sejenisnya.
i. Alat-alat keamanan
Senjata api, persenjataan non senjata api, amunisi, senjata sinar dan lain-
lain sejenisnya.
3. Gedung dan bangunan
a. Bangunan gedung
Bangunan gedung tempat kerja, bangunan gedung, bangunan instalansi,
bangunan gedung tempat ibadah, rumah tempat tinggal, dan gedung
lainnya yang sejenis.
b. Bangunan monument
Candi, monument alam, monument sejarah, tagu peringatan dan lain-lain
sejenisnya.
4. Jalan, irigasi, dan jaringan
a. Jalan dan jembatan
Jalan, jembatan, terowongan dan lain-lain sejenisnya.
b. Bangunan air/irigasi
12
Bangunan air irigasi, bangunan air pasang, bangunan air pengembangan
rawa dan polde, bangunan air penganan surya dan penanggul, bangunan
air minum, bangunan air kotor dan lai-lain sejenisnya.
c. Instalasi
Instalasi air minum, instalasi air kotor, istalasi pengolahan sampah,
instalasi pengolahan bahan bangunan, istalasi pembangkit listrik, instalasi
gardu listrik dan lain-lain sejenisya.
d. Jaringan
Jaringan air minum, jaringan listrik dan lain-lain sejenisnya.
5. Aset tetap lainnya
a. Buku dan perpustakaan
Buku seperti buku umum filsafah, agama, ilmu social, ilmu bahasa,
matematika, dan pengetahuan alam, ilmu pengetahuan praktis, arsitektur,
kesenian, olahraga geografi, biografi, sejarah dan lain-lain sejenisna.
b. Barang bercorak kesenian/kebudayaan
Barang bercorak kesenian, kebudayaan seperti pahan, lukisan alat-alat
kesenian, alat olah raga, tanda penghargaan, dan lain-;ain sejenisnya.
c. Hewan/ternak tumbuhan
Hewan seperti binatang ternak, binatang unggas, binatang melata, binatang
ikan, hewan kebun binatang dan lain-lain sejenisnya.
Tumbuhan-tumbuhan seperti pohon jati, pohon mahoni, pohon kenari,
pohon asem dan lain-lain sejenisnya termasuk pohon ayoman/pelindung.
6. Konstrusi dalam pengerjaan.
13
2.2 Semantic Object Model
Semantic object model terdiri dari tiga suku kata, yaitu kata semantic,
object, dan model. untuk mendapatkan gambaran definisi semantic object model
secara jelas, berikut ini definifi dari masing-masing suku kata tersebut, yaitu:
1. Semantic berarti arti (makna) kata atau semantic suatu ilmu yang
mempelajari tentang makna sebuah kata.
2. Model adalah suatu penggambaran atau suatu abstraksi dari suatu
object.
3. Object didefinisikan sebagai konsepsi, abstraksi, atau sesuatu yang
memiliki arti bagi aplikasi yang akan dikembangkan. atau object
adalah orang, tempat, benda, kejadian, atau konsep-konsep yang ada di
dunia nyata yang penting bagi aplikasi.
Dari definisi tersebut diatas, maka dapat dijelaskan bahwa model semantic
adalah suatu model data yang dikembangkan berdasarkan pada pendekatan makna
suatu object.
Semantic object model pertama kali diperkenalkan pada tahun 1988, model
tersebut didasarkan pada konsep yang dikembangkan dan dipublikasikan oleh
Codd serta Hammer serta McLeod. Semantic object model adalah suatu model
data (Kroenke, D.M, 2004 Hal 327).
14
Gambar 2.1 Desain Database dengan ER dan SOM (Kroenke, D.M, 2004
Hal 328)
Tujuan dari aplikasi database adalah menyediakan form, laporan dan query
sehingga user dapat melacak entitas atau objek yang penting bagi pekerjaannya.
tujuan dari tahap awal pengembangan database adalah menentukan hal yang akan
direpresentasikan dalam database, menentukan karakteristik hal tersebut, dan
membangun hubungan diantara mereka.
kata semantic berarti “arti”, dan suatu objek semantic adalah objek yang
antara lain memodelkan arti dari data user. objek merepresentasikan identitas yang
jelas, yaitu sesuatu yang user akui sebagai independen dan terpisah serta yang user
ingin lacak dan laporkan. identitas ini adalah kata benda mengenai informasi
mana yang akan dihasilkan. untuk memahami dengan lebih baik istilah identitas
yang jelas, ingat bahwa ada perbedaan antara objek dan contoh objek.
sesuatu tidak harus berupa fisik agar dapat dilihat sebagai objek, sesuatu
itu hanya perlu dapat diidentifikasi di dalam pikiran user. dan dibuatnya diagram
Laporan,
form, query user
Entitas dan
hubungan
Desain
Database
Objek
Semantik
Desain
Database
Model
Objek -Semantik
Model
Entity - Relationship
15
objek semantic oleh tim pengembang yaitu, untuk mengikhtisarkan struktur objek
dan menampilkannya secara visual.
Fungsi dari diagram object itu adalah untuk mengikhtisarkan struktur
object dan menampilkannya secara visual.
1. Objectnya diperlihatkan dalam sebuah kotak
2. Nama object muncul paling atas
3. Atribut-atribut ditulis berurutan setelah nama object.
2.2.1. Atribut
Menurut Kroenke, D.M dalam bukunya yang berjudul Database
Processing “Dasar-dasar, Desain, dan Implementasi” object semantic mempunyai
atribut yang mendefinisikan karakteristiknya. Ada tiga jenis atribut diantaranya
adalah :
1. Atribut sederhana
Yang mempunyai unsur tunggal (objectnya)
2. Atribut kelompok
Objek
_____
_____
_____
_____
atribu
t
16
Gabungan dari atribut-atribut lain (diantara atribut-atribut ada 1 atribut
yang mempunyai turunan didalamnya, maka atribut tersebut disebut
atribut kelompok).
3. Atribut object semantic
Atribut yang menetapkan suatu hubungan antara satu object semantic
dengan semantic yang lain (ditulis diakhir memakai kotak
dan huruf besar, karena itu object). Berarti object tersebut saling
berhubungan.
2.2.2. Kardinalitas Atribut
Setiap atribut dalam object semantic mempunyai kardinalitas
minimum maupun maksimum.
Kardinalitas Minimum
Menunjukan jumlah contoh atribut yang harus ada agar objectnya
valid. Biasanya angka itu adalah :
0 = atribut tidak diharuskan mempunyai nilai.
1 = atribut harus mempunyai nilai
Akan tetapi kardinalitas minimum tidak hanya 0 dan 1. Hal tersebut
tidak umum, kardinalitas minimum kadang-kadang dapat lebih besar dari 1.
Contoh :
BASKETBALL-TEAM
Player 5.
Atribut min 5 karena ini adalah angka
terkecil pemain yang dibutuhkan untuk
membuat tim bola basket.
17
Kardinalitas Maksimum
Menunjukan angka maksimum dari contoh atribut yang dapat dimiliki
oleh sebuah object. Angkanya diantaranya adalah :
1 = atribut dapat mempunyai tidak lebih dari 1 contoh.
N = atribut dapat mempunyai banyak nilai, dan angka absolutnya
tidak ditentukan.
Contoh :
Penulisan Kardinalitas
Diperlihatkan sebagai subskrip atribut dalam bentuk (n.m), contoh :
Atribut n.m
n = kardinalitas maksimum
m = kardinalitas minimum
2.2.3. Atribut berpasangan
Model object semantic tidak mempunyai hubungan satu arah. Jika
suatu object mengandung object yang lain, maka object yang kedua akan
mengandung object yang pertama.
BASKETBALL-TEAM
Player .15
Menunjukan bahwa tidak lebih daripada
15 pemain dapat dimasukan ke dalam
daftar tim.
18
Contoh :
2.2.4. Identifier Objek
Adalah satu atau lebih atribut object yang digunakan user untuk
mengidentifikasi contoh object. Dan identifier seperti itu adalah nama yang
potensial bagi object semantic (unik).
Identifier object dilambangkan dengan huruf ID di depan atributnya. Jika
identifiernya unik, hurufnya akan digaris bawahi.
Jika suatu atribut dijadikan identifier, maka nilainya diperlukan.
Umumnya juga tidak ada lebih dari satu nilai atribut identifier untuk object
tertentu.
Umumnya kardinalitas atribut ID adalah 1.1 (digunakan default menurut
David Kroenke).
2.2.5. Jenis Object
Menurut (kroenke:2004) menyatakan bahwa semantic object
diklasifikasikan menjadi 7 tipe object dengan tujuan untuk mempermudah analis
DEPARTEMENT
COLLEGE
COLLEGE
DEPARTEMENT
Atribut seperti itu disebut atribut berpasangan
karena selalu muncul sebagai sebuah pasangan.
19
dalam mendesain database. Adapun ke 7 tipe tersebut secara detail sebagai
berikut:
1) Objek sederhana (simple object)
Adalah object semantic yang mengandung single-value atribut, yaitu
atribut yang hanya mengandung sebuah nilai, msalnya atribut harga_jual,
tanggal_kirim, atau kode.
Contoh :
Barang diidentifikasikan : No_barang, Nama_barang, Tanggal_beli,
Harga_beli.
2) Objek komposit (composite object)
Adalah object yang mengandung satu atau lebih atribut yang sejenis multi-
value atribut yaitu atribut yang nilainya bisa lebih dari satu dalam sebuah
record.
Contoh :
Hitung piutang memiliki identifikasi : TanggalTrans1.1, Tanggal bayar1.1,
dan jenis 1.1 berisi : keterangan, jumlah, status.
3) Objek compound (compound object)
Suatu object dikatakan bertipe object compound apabila object tersebut
mengandung paling sedikit 1 object atribut.
20
Contoh :
Pada diagram semantic tersebut menunjukan adanya relasi antara object
member dan object locker.
4) Objek hybrid (hybrid object)
Adalah suatu object yang terdiri minimal satu atribut berjenis multi value
grup atribut yaitu, atribut yang nilainya lebih dari satu dalam suatu record
dan bisa dipecah menjadi beberap field dan di dalam multi value grup
atribut tersebut terdapat atribut bertipe object atau minimal satu object
(kroenke, 2004). Apabila kedua syarat tersebut terlengkapi, barulah dapat
dikatakan sebagai object berjenis object hybrid.
Contoh :
Pada diagram semantic tersebut menjelaskan object Barang disebut
sebagai objek hybrid, karena memiliki satu multi-value-grup atribut. Multi-
valuenya adalah deskripsi barang karena terdapat anggota baru atau berupa
Barang
Id NoNota
KodeBarang
DeskripsiBarang 1.N
Tanggal
HargaJual
Data_Barang [0.1]
Data_Barang
Id No
Nama
Alamat
Status
Barang [1.N]
Member
Id No
Nama
Alamat
Status
Locker [1.1]
Locker
Id ID_locker
Tipe
Kombinasi
Member [1.n]
21
tanggalbeli dan hargajual, dan grup atributnya pada atribut deskripsi
barang yang bisa dipecah menjadi dua tabel, yaitu tabel barang dan tabel
detail barang, dimana syarat kedua object hybrid adalah dalam grup
atributnya terdapat object tersebut. Grup atribut desskripsi barang berelasi
dengan objek data_barang. Jadi dalam tabel deskripsi barang terdapat
primary key dari object data_barang. Dimana keduanya terdapat relasi
yang merupakan object hybrid.
5) Objek asosiasi
Adalah suatu object yang memiliki hubungan dua atau lebih terhadap
object lain dan menyimpan data dari hubungan tersebut.
Contoh :
Pada diagram semantic tersebut menunjukan bahwa object FLIGHT
menyimpan data dari hubungannya dengan object PESAWAT dan PILOT.
Jadi object PESAWAT dan object PILOT mempunyai relasi dengan object
FLIGHT many to one. Kedua primary key dari kedua object tersebut akan
menjadi foreign key pada tabel FLIGHT.
PILOT [1.1]
PESAWAT
Id IdPesawat
Tipe
Kapasitas
FLIGHT [0.N]
PILOT
Id NIP
Nama
Alamat
Status
FLIGHT [1.1]
FLIGHT
Id NoFlight
Asal
Tujuan
Status
PESAWAT [1.1]
22
6) Objek induk/subtype
Adalah object yang mengandung 2 kumpulan tipe dalam satu object
(kroenke, 2004).
Contoh :
Pada diagram semantic tersebut menunjukan bahwa object atribut
mengandung inisial ST dan P, ST berarti SubType, sedangkan P berarti
Parent. Dalam hal ini objek MANAGER adalah turunan SubType atau
turunan dari EMPLOYEE. Jadi tabelnya akan terbentuk tabel
EMPLOYEE dan tabel MANAGER dalam tabel MANAGER akan
mengambil EmployeeNumber dan EmployeeName sebagai primary key
karena objek MANAGER merupakan turunan dari object EMPLOYEE.
7) Objek pola dasar/versi
Adalah jenis object yang mampu menghasilkan object baru
(kroenke,2004). Misalnya saat menemukan object TEXTBOOK, tetapi
ketika memikirkan TEXTBOOK maka object bisa menghasilkan suatu
object yang baru yaitu objek EDITION.
EMPLOYEE
Id EmployeeNumber
Id EmployeeName
HireDate
Salary
MANAGER [0.st]
MANAGER
ManagerTitle
MgmtLevel
BonusPaid
EMPLOYEE P
23
Contoh :
2.3 Basisdata
Basisdata (database) merupakan komponen utama dalam membangun
sebuah sistem yang menyangkut pendokumentasian dala ke dalam sebuah
database. Bentuk basisdata adalah sebuah aturan yang mengatasi masalah terebut.
Saat ini basisdata memiliki peranan yang sangat penting dalam mengelola data
yang ada di dalamnya.
Hal lain yang perlu diketahui adalah bahwa di dalam basisdata terdapat
suatu kelompok ruang penyimpanan data yang disebut tabel. Di dalamnya terdapat
data yang sangat kompleks dan terhubung satu sama lain.
Kita membutuhkan sebuah relasional database, sering disebut dengan
Relational Database Management System (RDBMS), untuk mengelola data yang
ada di dalamnya dengan memaksimalkan autentikasi data tersebut. Jika tidak,
data-data yang ada di dalam sebuah media penyimpanan akan menemui banyak
permasalahan, dan yang paling fatal adalah bahwa data tersebut tidak akan dapat
di akses. Oleh karena itu penggunaan basisdata menjadi sebuah kewajiban dalam
TEXTBOOK
Id ISBN
Title
Totor
Publisher
EDITION [1.N]
EDITION
Id Edition
TEXTBOOK
EditionNumber
PublicationDate
NumberOfPage
24
mendokumentasikan sebuah data atau lebih dalam sebuah media penyimpanan
(Nugroho, Bunafit, 2004).
2.4 Profil Dinas Komunikasi dan Informatika
BAPESITELDA adalah singkatan dari Badan Pengembangan Sistem
Informasi dan Telematika Daerah. Telematika singkatan dari Telekomunikasi,
Multimedia dan Informatika .
Selanjutnya, berdasarkan Perda Nomor 21 Tahun 2008 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Barat, maka Bapesitelda Provinsi
Jawa Barat diganti menjadi Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa
Barat.
Perubahan ini merupakan kenaikan tingkat dan memiliki ruang lingkup
serta cakupan kerja lebih luas. Sasarannya tidak hanya persoalan teknis, tapi juga
kebijakan, baik hubungannya kedalam maupun menyentuh kepentingan publik
khususnya dibidang teknologi informasi. Dengan platform dinas, maka
Diskominfo dapat mengeluarkan regulasi mengenai teknologi informasi dalam
kepentingan Provinsi Jawa Barat, terutama pencapaian Jabar Cyber Province
Tahun 2012.
Berdasarkan Perda tersebut, Dinas Komunikasi dan Informatika berada
diperingkat 20 dengan sruktur organisasi sebagai berikut di bawah ini.
1. Kepala
2. Sekretariat, membawahkan :
a) Sub.Bagian Perencanaan dan Program
25
b) Sub Bagian Keuangan;
c) Sub Bagian Kepegawaian dan Umum;
3. Bidang Pos Dan Telekomunikasi, membawahkan :
a) Seksi Pos Dan Telekomunikasi;
b) Seksi Monitoring dan Penertiban Spektrum Frekuensi;
c) Seksi Standarisasi Pos Dan Telekomunikasi;
4. Bidang sarana Komunikasi Dan Diseminasi Informasi, membawahkan:
a) Seksi Komunikasi Sosial ;
b) Seksi Komunikasi Pemerintah Dan Pemerintah dareah;
c) Seksi Penyiaran Dan Kemitraan Media;
5. Bidang Telematika, membawahkan;
a) Seksi Pengembangan Telematika;
b) Seksi Penerapan telematika;
c) Seksi Standarisasi dan Monitoring Evaluasi Telematika
6. Bidang Pengolahan Data Elektronik, membawahkan:
a) Seksi Kompilasi Data ;
b) Seksi Integrasi Data ;
c) Seksi Penyajian Data dan Informasi.
26
2.5 Model sistem Penatausahaan Manajemen Aset Fasilitas Kantor
DISKOMINFO
Gambar 2.2 Model Sistem Penatausahaan Manajemen Aset DISKOMINFO
Penatausahaan :
1. Umum
a. Dalam penatausahaan barang milik daerah dilakukan 3 (tiga) kegiatan
yang meliputi kegiatan pembukuan, inventarisasi dan pelaporan;
b. Pengguna/kuasa pengguna barang daerah harus melakukan pendaftaran
dan pencatatan barang milik daerah ke dalam daftar barang pengguna dan
daftar kuasa pengguna sesuai dengan penggolongan dan kodefikasi
inventaris barang milik daerah;
Pengadaan
KIB KIR
Pelaporan
Laporan Kartu
Inventaris
Ruangan
Kodefikasi Operasi &
pengelolaan
Laporan Kartu
Inventaris Barang
A,B,C,D,E,F
27
c. Dokumen kepemilikan barang milik daerah berupa tanah dan/atau
bangunan disimpan oleh pengelola; dan
d. Dokumen kepemilikan selain tanah dan/atau bangunan disimpan oleh
pengguna.
2. Pembukuan
a. Pengguna/kuasa pengguna barang wajib melakukan pendaftaran dan
pencatatan barang milik daerah ke dalam Daftar Barang Pengguna
(DBP)/Daftar Barang Kuasa Pengguna (DBKP).
b. Pengguna/kuasa pengguna barang dalam melakukan pendaftaran dan
pencatatan sesuai format :
1) Kartu Inventaris Barang (KIB) A Tanah;
2) Kartu Inventaris Barang (KIB) B Peralatan dan Mesin;
3) Kartu Inventaris Barang (KIB) C Gedung dan Bangunan;
4) Kartu Inventaris Barang (KIB) D Jalan, Irigasi dan Jaringan;
5) Kartu Inventaris Barang (KIB) E Aset Tetap Lainnya;
6) Kartu Inventaris Barang (KIB) F Kontruksi dalam Pengerjaan;
7) Kartu Inventaris Ruangan (KIR).
c. Pembantu pengelola melakukan koordinasi dalam pencatatan dan
pendaftaran barang milik daerah sebagaimana dimaksud pada huruf b ke
dalam daftar barang milik daerah (DBMD).
3. Inventarisasi
28
Inventarisasi merupakan kegiatan atau tindakan untuk melakukan
perhitungan, pengurusan, penyelenggaraan, pengaturan, pencatatan data, dan
pelaporan barang milik daerah dalam unit pemakaian.
4. Pelaporan
a. Laporan Kartu Inventaris Barang
b. Laporan Kartu Inventaris Ruangan
2.6 Analisis PIECES
Kegiatan analisis pada tahap perancangan suatu sistem sangat dibutuhkan,
untuk mengetahui kekurangan serta kelebihan sistem yang ada, pada peneliatian
ini penyusun menggunakan tahapan analisis dengan analisis PIECES
(Performance, Information, Economy, Control, Efficiency, dan Service) dengan
harapan setelah di analisis sesuai dengan ke 6 aspek tersebut dapat diketahui
kekurangan proses penatausahaan manajemen aset fasilitas kantor secara manual
dan dapat mengalami peningkatan ukuran yang lebih baik dari proses yang lama
dalam masing-masing aspek PIECES.
Pengertian PIECES (Performance, Information, Economy, Control,
Efficiency, dan Service), adalah :
1. Performance (kinerja) : peningkatan terhadap kinerja (hasil kerja)
sistem yang baru sehingga menjadi lebih efektif. Kinerja dapat diukur
dari throughput dan response time adalah rata-rata waktu yang tertunda
diantara dua transaksi atau pekerjaan ditambah dengan waktu response
untuk menanggapi pekerjaan tersebut.
29
2. Information (informasi) : peningkatan terhadap kualitas informasi yang
disajikan.
3. Economy (ekonomis) : peningkatan terhadap manfaat-manfaat atau
keuntungan-keuntungan atau penurunan-penurunan biaya yang terjadi.
4. Control (pengendalian) : peningkatan terhadap pengendalian untuk
mendeteksi dan memperbaiki kesalahan-kesalahan serta kecurangan-
kecurangan yang dan akan terjadi.
5. Efficiency (efisiensi) : peningkatan terhadap efisiensi operasi. Efisiensi
berbeda dengan ekonomis. Bila ekonomis berhubungan dengan jumlah
sumber daya yang digunakan, efisiensi berhubungan dengan
bagaimana sumber daya tersebut digunakan dengan pemborosan yang
paling minimum. Efisiensi dapat diukur dari outputnya dibagi dengan
inputnya.
6. Service (pelayanan) : peningkatan terhadap pelayanan yang diberikan
oleh sistem (Istiningsih, Pengertian Sistem dan Analisis Sistem).
2.7 PENGUJIAN BLACK-BOX
Pengujian black-box berfokus pada persyaratan fungsional perangkat
lunak. Dengan demikian, pengujian black-box memungkinkan perekayasa
perangkat lunak mendapatkan serangkaian kondisi input yang sepenuhnya
menggunakan semua persyaratan fungsional untuk suatu program. Pengujian
black-box berusaha menemukan kesalahan dalam kategori sebagai berikut:
30
1. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang
2. Kesalahan interface
3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal
4. Kesalahan kinerja
5. Inisialisasi dan Kesalahan terminasi.
Pengujian black-box cenderung diaplikasikan selama tahap akhir
pengujian. Karena pengujian black-box memperhatikan struktur control, maka
perhatian berfokus pada domain informasi. Pengujian didesain untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Bagaimana validitas fungsional diuji?
2. Kelas input apa yang akan membuat test case menjadi baik?
3. Apakah sistem sangat sensitive terhadap harga input tertentu?
4. Bagaimana batasan dari suatu data diisolasi?
5. Kecepatan data apa dan volume data apa yang dapat ditolerir oleh
sistem?
6. Apa pengaruh kombinasi tertentu dari data terhadap operasi sistem?