Upload
cut-fanny
View
20
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PITIRIASIS ROSEAOleh:
CUT FAZRIANY
0807101050059
KKJ kelompok C TA 2013/2014Fakultas Kedokteran Unsyiah/RSUDZA
Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
Kelompok c :
• Cut Fazriany• Siti Aminah• Ayunda Islami Putri• Azrina Harahap• Ahmad Setyadi• Said Arief Munandar• Ika Indriami
I. Definisi
Pitiriasis Rosea (PR) berasal dari kata
•- Pityriasis skuama halus•- Rosea berwarna merah muda
Pitiriasis Rosea (PR) :•erupsi kulit yang dapat sembuh sendiri, berupa plak berbentuk oval, soliter dan berskuama pada trunkus (herald patch) dan umumnya asimptomatik
II. Epidemiologi
Prevalensi PR dari total penduduk dunia dengan usia antara 10-34 tahun, yaitu:
Laki-laki 0,13%Wanita 0,14% (lebih sering
1,5:1)> anak-anak - usia dewasa
muda (usia 15-40 th) Jarang pada bayi dan lansia
III. Etiologi
reaksi sekunder reaktivasi virus yang didapatkan pada masa lampau & menetap (fase laten)
Watabene et al, 2002: melakukan replikasi aktif virus Herpes (HHV-6&7) pada sel mononuklear dari kulit yang mengandung lesi, kemudian mengidentifikasi virus pada sampel serum penderita
IV. Gambaran Klinis
Gejala awal (>69% penderita) lemas, mual, tidak nafsu makan, demam, nyeri sendi, pembesaran kelenjar limfe
Gatal (>75% penderita)
Lesi awal bercak eritematosa dengan skuama halus (herald patch)
makula eritematosa berbentuk oval atau anular, ukuran bervariasi (2-4 cm), soliter, bagian tengah
ditutupi skuama halus,tepi berbatas tegas & ditutupi oleh skuama tipis ( skuama collarette )
Herald patch
Lesi primer tipikal (herald patch) berbentuk lonjong atau anular dengan skuama halus di tepi bagian dalam
skuama tipisdi tepi lesi
Bentuk lesi sama dengan lesi primer, ukuran lebih kecil (d=0,5–1,5 cm) panjang aksis sejajar dengan garis kulit dan kosta
(Christmast tree)
Biasanya lesi dimulai di badan, meluas lengan, tungkai atas, dan leher.Bila terjadi di punggung susunan karakteristikBiasanya berlangsung 6-8 minggu
Gejala atipikal wajah, aksila, telapak tangan, inguinal dan telapak kaki
Variasi urtika, eritema multiformis, purpura pustul dan vesikuler
V. Diagnosis Banding
lesi serupa PR
• pitiriasis likenoid kronik• sifilis sekunder• tinea korporis• dermatitis numuler• psoriasis gutata
VI. Pemeriksaan Penunjang
diagnosis sulit ditegakkan pemeriksaan penunjang
(menyingkirkan diagnosis banding lain)
RPR ( Rapid Plasma Reagin )
FTA-Abs( FluoresentTreponemal Antibody
Absorbed )
VII. Penatalaksanaan
PR biasanya dapat sembuh sendiri(self limited disease)
Topikal : zink oksida, kalamin losion 0,25% mentol, glukokortikoid topikal kerja
menengah (bethametasone dipropionate 0,025% ointment
2x/hari)
Sistemik : kortikosteroid sistemik, triamsinolon diasetat atau asetonid 20-40 mg (IM)Eritromisin oral (73%/90penderita)
VIII. DAFTAR PUSTAKA
• Fernando, L. 2010. Pitiriasis Rosea, Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya/RSUD Mohammad Hoesin, Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin. Palembang.
• Muhandari, AA. 2008. Di Kamar Praktik: Pitiriasis Rosea atau Dermatofitosis? Klinik
Kulit dan Kelamin RSAB Harapan Kita. Majalah Kedokteran Indonesia, Vol:58, No:10, Oktober. pp.395-398.
• America Academy of Dhermatology. Diakses pada tanggal 4 November 2013, pukul
14.29 WIB dari: http://www.aad.org/dermatology-a-to-z/diseases-and-treatments/m---p/pityriasis-rosea
• Emedicine Medscape. Pityriasis Rosea. Diakses pada tanggal 4 November 2013, pukul
14.29 WIB dari situs: http://emedicine.medscape.com/article/1107532-overview
• University of Health Services. 2009. Pityriasis Rosea Fact Sheet , University of California, Berkeley. Dapat diakses melalui www.uhs.berkeley.edu
Terima Kasih