Upload
hahanh
View
220
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
KARYA ILMIAH
Studi Analisis Perkembangan Teknologi di bidang Keperawatan“ Telenursing”
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah SIM Keperawatan
Oleh:Hera Hastuti0906656902
PROGRAM MAGISTER ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA2010
Telenursing sebagai pelayanan yang lebih efisien
I. Abstract
Tulisan ini merupakan laporan studi analisis tentang teknologi di bidang keperawatan terkini. Latar belakang studi ini adalah semakin majunya pola pikir masyarakat yang selalu ingin segera memperoleh informasi secara cepat dan instan tanpa membutuhkan banyak tenaga dan biaya, sehingga menuntut sector kesehatan termasuk keperawatan untuk dapat melakukan upaya – upaya memenuhi tuntutan masyarakat tersebut. Salah satu teknologi yang sudah berkembang sampai saat ini adalah telenursing. Telenursing biasanya digunakan pada layanan keperawatan kepada pasien baik anak – anak, dewasa maupun lansia yang memerlukan perawatan kesehatan berkelanjutan atau memiliki penyakit kronik dan ketergantungan terhadap layaanan keperawatan.Berbagai studi telah dilakukan di beberapa negara didunia seperti Swedia, yang membahas tentang telepon nursing menyebutkan penggunaan telenursing sangat dirasakan manfaatnya oleh pasien dan keluarga yang memiliki keterbatasan jarak dan waktu serta tenaga untuk datang langsung ke pelayanan keperawatan. Di Amerika (AAACN.org) dilakukan triage menentukan tingkatan kebutuhan pasien yang memerlukan bantuan telepon nursing.Di New York juga telah dilakukan telepon nursing untuk mengontrol kesehatan pasien dengan Spinal Cord Injury/ Deseases (SCI/D), disini pasien dan keluarga dapat berkonsultasi tentang tindakan keperawatan yang bisa mereka lakukan dirumah jika tidak perlu ke pelayanan keperawatan langsung. Kesimpulan dari studi ini bahwa telenursing sangat bisa untuk dilakukan di seluruh Negara di didunia termasuk Indonesia, mengingat kemanfaatan dan efesiensi yang bisa dilakukan untuk pembiayaan pada sector kesehatan dan keperawatan. Tentu saja tidak lepas dari mempersiapkan sumber daya yang memadai sehingga hasil telenursing dapat sesuai kemanfaatannya.
Kata kunci: efisiensi; telenursing ; telepon nursing.
Document Type: Analisis Studi Artikel Penelitian
II. Latar Belakang
Seiring perkembangan zaman, begitu pula terjadi pertumbuhan disegala sector
dalam kehidupan didunia dan di Indonesia, termasuk didalamnya adalah
perkembangan teknologi informasi. Hal tersebut terjadi sebagai akibat semakin
majunya pola pikir manusia yang selalu ingin segera memperoleh informasi
secara cepat dan instan tanpa membutuhkan banyak tenaga dan biaya.
Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat, telah banyak
dimanfaatkan oleh berbagai pihak dalam memberikan layanan akses informasi
yang dibutuhkan, termasuk bidang kesehatan. Kebutuhan layanan informasi di
bidang kesehatan khususnya keperawatan merupakan bagian yang terus
membangun diri untuk dapat memberikan informasi keperawatan secara cepat,
tepat, efektif dan efisien. Perawat, sebagai pemberi layanan keperawatan dengan
asuhan keperawatannya dituntut semakin profesional dan mengedepankan
perkembangan teknologi kesehatan dalam memberikan pelayanan keperawatan
kepada masyarakat yang berasal dari berbagai kalangan. Masyarakat di dunia
saat ini baik di daerah pedesaan maupun perkotaan semakin familier dengan
pemanfaatan media internet untuk mendapatkan informasi keperawatan
misalnya melalui telenursing, teleconference, videoconference, call centre,
dimana media ini memudahkan masyarakat mendapatkan layanan keperawatan
tanpa harus meninggalkan rumah.
Telenursing (pelayanan asuhan keperawatan jarak jauh) adalah upaya
penggunaan tehnologi informasi dalam memberikan pelayanan keperawatan
dalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh
antara perawat dan pasien, atau antara beberapa perawat. Sebagai bagian dari
telehealth, dan beberapa bagian terkait dengan aplikasi bidang medis dan non-
medis, seperti telediagnosis, telekonsultasi dan telemonitoring.
(http://en.wikipedia.org/wiki/telenursing)
Telenursing memudahkan akses ke pelayanan kesehatan yang berkenaan dengan
populasi yang jauh dari pelayanan (under-serviced) dan area remote seperti
halnya memudahkan monitoring pelayanan di rumah atau individu dengan
permasalahan kesehatan kronis.
Melihat uraian diatas dapat disimpulkan bahwa telenursing merupakan salah
satu alternative yang bisa digunakan dalam layanan kesehatan dan keperawatan
pada saat pasien tidak mungkin untuk datang langsung menemui layanan
kesehatan dan keperawatan baik untuk alasan jarak yang jauh ataupun ingin
mengefesien dan mengefektifkan waktu dalam perjalanan.
Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah memberi gambaran studi yang
dilakukan terkait teknologi di bidang keperawatan yang sudah dilakukan di
dunia umumnya dan di Indonesia khususnya, sehingga dapat menjadi pilihan
bagi layanan keperawatan di Indonesia.
III. Kajian literature
A. Pengertian
Telenursing adalah pemberian servis dan perawatan oleh perawat dengan
menggunakan telekomunikasi, meningkatkan akses untuk tindakan
keperawatan kepada pasien pada lokasi yang jauh atau perpencil
(http://findarticles. com/ p/ articles/mi_m0FSW/is_4_18/ai_n18610226)
Telenursing menunjukkan penggunaan tehnologi komunikasi oleh perawat
untuk meningkatkan perawatan pasien. Telenursing menggunakan channel
elektromagnetik (wire, radio, optical) untuk mengirim suara, data dan sinyal
video komunikasi. Dapat juga didefinisikan sebagai komunikasi jarak jauh
menggunakan transmisi elektrik atau optic antara manusia dan atau computer
(http://www.icn.ch/matters_telenursing.htm)
Telenursing diartikan sebagai pemakaian telekomunikasi untuk memberikan
informasi dan pelayanan keperawatan jarak-jauh. Aplikasinya saat ini,
menggunakan teknologi satelit untuk menyiarkan konsultasi antara fasilitas-
fasilitas kesehatan di dua negara dan memakai peralatan video conference.
Telenursing bagian integral dari telemedicine atau telehealth
(http://www.inna-ppni.or.id/ index.php?name =News &file=article&sid=71)
B. Keuntungan
Menurut Britton et all (1999), ada beberapa keuntungan telenursing yaitu :
1. Efektif dan efisien dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat
mengurangi kunjungan ke pelayanan kesehatan ( dokter praktek,ruang gawat
darurat, rumah sakit dan nursing home)
2. Dengan sumber daya yang minimal dapat meningkatkan cakupan dan
jangkauan pelayanan keperawatan tanpa batas geografis
3. Telenursing dapat menurunkan kebutuhan atau menurunkan waktu tinggal di
rumah sakit
4. Pasien dewasa dengan kondisi penyakit kronis memerlukan pengkajian dan
monitoring yang sering sehingga membutuhkan biaya yang banyak.
Telenursing dapat meningkatkan pelayanan untuk pasien kronis tanpa
memerlukan biaya dan meningkatkan pemanfaatan teknologi
5. Berhasil dalam menurunkan total biaya perawatan kesehatan dan
meningkatkan akses untuk perawatan kesehatan tanpa banyak memerlukan
sumber.
C. Studi tentang Telenursing
Penerapan telenursing dapat diberikan di rumah, rumah sakit melalui pusat
telenursing dan melalui unit mobil. Ini adalah biaya yang efisien, menghemat
waktu dan meningkatkan kemampuan pasien untuk perawatan diri sendiri.
Salah satu bentuk aplikatif dari telenursing adalah telepon triase yang telah
dilakukan oleh AAACN.org. di Amerika Serikat dan home care yang
berkembang sangat pesat pada decade terakhir. Telenursing menuntut para
perawat harus dapat bekerja secara mandiri, membuat keputusan tentang
kebutuhan penelpon untuk pemberian perawatan lebih lanjut, memberikan
nasihat tentang perawatan diri atau merujuk penelepon ke sumber yang lebih
tepat untuk membantu. . Ketika telenurses pada kondisi triase bagi penelpon,
penilaian mereka didasarkan pada komunikasi verbal yang disampaikan oleh
perawat. Ini menuntut tingkat tinggi kemampuan komunikasi dan kemampuan
untuk mendengarkan pasien. Sebagai contoh pada tahun 2003, sentralisasi
telenursing di Swedia sudah dimulai dengan pelaksanaan Helpline telepon
nasional sebagai layanan perawat berupa layanan telepon 24 jam dengan satu
nomor telepon untuk seluruh Negara. Sistem ini memiliki kesamaan yang kuat
dengan NHS Direct di Inggris Raya dan Kesehatan langsung di Australia
Barat. Kebanyakan keluhan mereka berupa penyakit infeksi seperti pilek,
influenza atau diare, dan lebih dari 50% dari panggilan yang dibuat atas nama
orang yang sakit, sebagian besar oleh orang tua atau pasangan.
(http://www.ihe-online.com/feature-articles/ethical-issues-in-telenursing/
idex.html)
Figure 1.
Telephone Nursing Process Model
Reprinted with permission, Greenberg (in press).
Di dalam home care perawat menggunakan system memonitor parameter
fisiologi seperti tekanan darah, glukosa darah, respirasi, berat badan dan lain –
lain melalui internet. Di New york “Craig hospital’s” telenursing diterapkan
pada monitoring pasien dengan Spinal Cord Injury/ Deseases (SCI/D).
Biasanya seseorang akan meminta bantuan Nurse Advice Line ketika :
■ Sebuah pertanyaan medis nonemergent muncul bahwa tidak memungkinkan
perjalanan ke dokter, namun perlu dijawab segera.
■ Mengalami perubahan dan bertanya-tanya apakah itu adalah "normal"
■ Seorang pengasuh baru atau penyedia layanan kesehatan dirumah
membutuhkan informasi untuk memahami cedera mereka.
Perawat Craig telehealth (berlisensi di seluruh 50 negara) menjawab telepon
panggilan tentang SCI, dengan penderita SCI (77%), keluarga atau pengasuh
(21%), dokter, dan manajer kasus (2%). Sekitar 61% dari panggilan
datang dari luar Colorado. Masalah yang paling umum untuk panggilan
adalah: gangguan kandung kemih (24%), gangguan usus (21%), gangguan
kulit (11%), gangguan muskuloskeletal (10%).
(http://content.ebscohost.com/pdf/2010/PGA/)
Cara lain yang biasa digunakan pada telenursing yaitu melalui system
interaktif video, pasien contact on-call perawat setiap waktu untuk menyusun
video konsultasi ke alamat sesuai dengan masalah, sebagai contoh bagaimana
mengganti baju, memberikan injeksi insulin atau diskusi tentang sesak nafas.
Secara khusus sangat membantu untuk anak kecil dan dewasa dengan penyakit
kronik dan kelemahan khususnya dengan penyakit kardiopulmoner.
Telenursing membantu pasien dan keluarga untuk berpartisipasi aktif di dalam
perawatan, khususnya dalam management penyakit kronis. Hal ini juga
mendorong perawat menyiapkan informasi yang akurat dan memberikan
dukungan secara online. Kontinuitas perawatan dapat ditingkatkan dengan
menganjurkan sering kontak antara pemberi pelayanan kesehatan maupun
keperawatan dengan individu pasien dan keluarganya.
Salah satu masalah utama untuk telenurses adalah bahwa mereka tidak dapat
melihat pasien secara langsung. Mereka merasa tanggung jawab yang cukup
besar dan mereka takut membuat keputusan yang salah. Selanjutnya,
telenurses hanya dapat merasakan kontak dengan pasien melalui nasehat di
telepon sehingga menjadi suatu konflik antara penyedia layanan dan penerima
layanan untuk tetap menjadi profesional.
Etika telah lama dianggap sebagai konsep sentral dalam keperawatan. Etika
berkaitan dengan pertanyaan seperti bagaimana kita seharusnya menjalani
kehidupan kita dan bagaimana berhubungan dengan dan berperilaku terhadap
orang lain. Sejak 1970-an, dilema etis dalam kesehatan (yaitu, situasi ketika
norma-norma dan konflik nilai-nilai dan ada alasan yang baik untuk lebih dari
satu tindakan) telah banyak dibahas, dan telah dibagi menjadi empat prinsip
etika mapan: otonomi, non –maleficence, beneficence, justice.
Studi telah melaporkan berbagai jenis dilema etis bahwa perawat temui dalam
praktek sehari-hari.Meskipun telenursing membawa keuntungan besar bagi
pasien dan personil perawatan dalam bentuk, misalnya, sumber daya dan
alokasi waktu dan akses pasien membaik, namun juga ada kesulitan etisnya.
Kaplan & Litewka telah mengidentifikasi privasi, keamanan, kerahasiaan dan
otonomi sebagai daerah etis bermasalah di telemedicine pada umumnya, dan
telenursing sebagai salah satu cabangnya. Peneliti (Anna T. Hoglund, PhD dan
Inger Holmstrom, R.N.,PhD) berpendapat, berdasarkan studi empiris yang
terdiri dari wawancara dengan dua belas telenurses Swedia bahwa otonomi,
integritas, memprioritaskan informasi dan dokumentasi merupakan aspek etika
yang bisa sangat menantang di telenursing.
Menghormati otonomi dan memperoleh informed consent mungkin akan sulit
diterapkan pada seorang penelpon. Demikian juga menghormati integritas
mungkin sulit baik dalam informasi dan proses dokumentasi, dan
keseimbangan memberikan informasi yang jujur pada pasien dengan
permintaan etis untuk menghindari kerugian, merupakan semua contoh dilema
etika yang telenurses harus hadapi dalam pekerjaan sehari-hari. Oleh karena
itu, kompetensi membangun etika dan diskusi etis secara teratur diperlukan
untuk telenurses.
Penerapan telenursing di Indonesia sudah mulai berkembang diawali dengan
layanan keperawatan yang bersifat konsultasi kesehatan dan keperawatan oleh
beberapa rumah sakit swasta di kota – kota besar seperti Jakarta, Jokjakarta,
dan kota lainnya. Namun masih terbatas aksesnya untuk dapat melakukan
konsultasi ke line telepon yang dimaksud. Mungkin pertimbangan biaya
penyediaan alat, masih rendah penguasaan ketrampilan terhadap penggunaan
teknologi informatika, dan alokasi tenaga yang khusus ditempatkan pada
layanan telenursing, tele medicine dan telehealth masih butuh tenaga yang
cukup banyak. Materi konsultasi untuk telenursing pun masih terbatas untuk
hal – hal yang sangat umum seperti deteksi gejala penyakit tropis yang mudah
untuk dipahami. Tidak semua masyarakat dapat menggunakan akses
telenursing karena latar belakang pendidikan mempengaruhi daya persepsi
mereka terhadap informasi yang diberikan pemberi layanan, dan masyarakat
Indonesia masih dipengaruhi stigma untuk bertemu dokter langsung akan lebih
cepat sembuh penyakitnya.
IV. Kesimpulan dan Rekomendasi
Telenursing merupakan bagian integral dari telemedicine dan telehealth yang
dapat menjadi salah satu pilihan terbaik untuk memperoleh layanan
keperawatan dengan lebih menghemat waktu, biaya dan tenaga yang masih
bisa di efektifkan untuk kegiatan penyembuhan pasien. Telenursing
menunjukkan penggunaan tehnologi komunikasi oleh perawat untuk
meningkatkan perawatan pasien. Telenursing menggunakan channel
elektromagnetik (wire, radio, optical) untuk mengirim suara, data dan sinyal
video komunikasi. Dapat juga didefinisikan sebagai komunikasi jarak jauh
menggunakan transmisi elektrik atau optic antara manusia dan atau computer
(http://www.icn.ch/matters_telenursing.htm)
Berbagai studi telah dilakukan di dunia seperti di swedia yang mengemukakan
tentang telah berjalan dengan efektif telenursing menggunakan telepon dan
satelit sehingga masyarakat mudah dikontrol tentang masalah kesehatannya.
Begitu pula studi di New York “Craig Hospital’s” yang mengontrol kesehatan
pasien dengan Spinal Cord Injury/Deseases (SCI/D) sehingga pasien yang
memiliki caregiver atau pengasuh kesehatan dirumah bisa tetap berkonsultasi
tentang hal – hal yang diperlukan terkait perkembangan kesehatan pasien yang
tentu lebih lengkap ada pada pelaporan di data base pasien di rumah sakit
tersebut. Masih banyak lagi studi yang menyebutkan keefektifan penggunaan
telenursing di dunia seperti di Canada , Australia bahkan di Malaysia. Semua
studi menyebutkan lebih efektif untuk pelayan keperawatan pada penyakit
kronis yang membutuhkan perawatan berkelanjutan pada anak – anak, dewasa
maupun lansia. Namun ada hal yang perlu dipertimbangkan dalam telenursing
ini yaitu kemampuan keluarga dirumah yang bisa menerima informasi dengan
tepat sehingga bisa melakukan teknik yang di berikan dalam konsultasi
tersebut.
Mengingat telah berhasilnya kegiatan telenursing di dunia, dapatlah menjadi
dorongan semangat bagi Negara Indonesia untuk dapat mengefektifkan
pelayanan kesehatan dan keperawatan melalui telenursing. Pembiayaan
Negara terhadap layanan kesehatan dan keperawatan dapat di tekan jika
masyarakatnya dengan secara mandiri mampu mencari akses layanan
kesehatan dan keperawatan. Oleh karenanya diperlukan kerjasama dari
pembuat server dan pemerintah serta swasta untuk dapat duduk bersama
merencanakan mekanisme yang bisa digunakan sehingga telenursing dapat
diaplikasikan di Negara Indonesia dengan berbagai karakteristik masyarakat
yang masih sebagian besar terdiri dari masarakat kurang mampu.
V. Daftar Pustaka
Anna T.Hoglund, Inger Holmstrom. (2010).Ethical-issues-in-telenursing/index.html, dalam http://www.ihe-online.com/feature-articles/ diperoleh tanggal 30 oktober 2010
Doherty. (2010). Video conferencing, dalam http://content.ebscohost.com/pdf/2010/PGA/ diperoleh tanggal 29 Oktober 2010
Elenor Kaminsky, Marianne, Carlson.(2010) Paediatric Health Call to Swedish Telenurses: a Descriptive Study of Content and Outcome, dalam
http://jtt.rsmjjournals.com/cgi/content/abstract/itt.2010 diperoleh tanggal 29 oktober 2010
Elizabet Greenberg.(2004). The Domain of Telenursing : Issues and Prospect, dalam http://findarticles. com/ p/ articles/mi_m0FSW/is_4_18/ai_n18610226, diperoleh tanggal 30 Oktober 2010
Hoeft.R;PN. (2010). Focus on easier living, dalam http://content.ebscohost.com/pdf/2010/PGA/ diperoleh tanggal 29 Oktober 2010
ICN. (2001). Telenursing, dalam http://www.icn.ch/matters_telenursing.htm,
diperoleh tanggal 30 Oktober 2010
Louise Hansen and Andrew Love. (2010). Calling for Care, dalam http://content.ebscohost.com/pdf/2010/PGA/ diperoleh tanggal 29 Oktober 2010
Martono.(2006). Telenursing (Pelayanan Asuhan Keperawatan Jarak Jauh)
“Alternatif Asuhan Keperawatan Indonesia Menjelang Indonesia Sehat 2010″
dalam http://www.inna-ppni.or.id/ index.php?
name=News&file=article&sid=71, diperoleh tanggal 30 oktober 2010
Noonan-sheare. K; Peacock T. (2010). Setting Up a Telephone Assessment
Service in a Chemotherapy Day Unit, dalam
http://content.ebscohost.com/pdf/2010/PGA/ diperoleh tanggal 30 oktober
2010
Pucc-stephenson, Rebecca J, Thrasher, Christine.(2010). Nurses Experiences
with Telephon Triage and Advice: a meta-ethnography, dalam
http://content.ebscohost.com/pdf/2010/PGA/ diperoleh tanggal 30 oktober
2010
Tricia Chambers, Louise Andruski.(2010).Tele-Triage: Succes Depends on,
dalam http://content.ebscohost.com/pdf/2010/PGA/ diperoleh tanggal 30
oktober 2010
Wikipedia.(2007). Telenursing, dalam
http://en.wikipedia.org/wiki/telenursing, diperoleh tanggal 28 Oktober 2010