1
Sumber : PPDGJ III, Kapplan & Saddock, Buku Ajar Psikiatri Klinis Edisi 2, Therapeutic Advances in Psychopharmacology PENYULUHAN KESEHATAN MASYARAKAT RUMAH SAKIT GANGGUAN PERSEPSI PERSISTEN HALUSINOGEN (Hallucinogen persisting perception disorder) Oleh : Firda Ulfa Lusiana Maondu, S.Ked Pembimbing : dr. Junuda RAF, M.Kes, Sp.KJ GANGGUAN PERSEPSI PERSISTEN HALUSINOGEN, apa itu???? Kondisi jangka panjang yang ditandai oleh adanya gangguan daya pandang yang terjadi secara tiba-tiba dan berulang yang disebabkan oleh keracunan dari penggunaan halusinogen. Ciri – ciri: Pengobatan Pendekatan farmakologi 1. Mengalami kembali, setelah menghentikan penggunaan halusinogen, satu atau lebih gejala persepsi yang pernah dialami ketika terintoksikasi halusinogen 3. Gejala tidak disebabkan kondisi medis umum dan tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan mental lain atau halusinasi hipnopompik. 2. Gejala pada kriteria 1 menyebabkan penderitaan yang secara klinis signifikan pada fungsi sosial, pekerjaan atau area fungsi penting lain

PKMRS

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PKMRS

Sumber : PPDGJ III, Kapplan & Saddock, Buku Ajar Psikiatri Klinis Edisi 2, Therapeutic Advances in Psychopharmacology

PENYULUHAN KESEHATAN MASYARAKAT

RUMAH SAKIT

GANGGUAN PERSEPSI PERSISTEN HALUSINOGEN

(Hallucinogen persisting perception disorder)

Oleh : Firda Ulfa Lusiana Maondu, S.Ked

Pembimbing : dr. Junuda RAF, M.Kes, Sp.KJ

GANGGUAN PERSEPSI PERSISTEN HALUSINOGEN, apa itu???? Kondisi jangka panjang yang ditandai

oleh adanya gangguan daya pandang

yang terjadi secara tiba-tiba dan

berulang yang disebabkan oleh

keracunan dari penggunaan

halusinogen.

Ciri – ciri:

Pengobatan Pendekatan farmakologi

1. Mengalami kembali, setelah menghentikan penggunaan halusinogen, satu atau lebih gejala persepsi yang pernah dialami ketika terintoksikasi halusinogen

3. Gejala tidak disebabkan kondisi medis umum dan tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan mental lain atau halusinasi hipnopompik.

2. Gejala pada kriteria 1 menyebabkan penderitaan yang secara klinis signifikan pada fungsi sosial, pekerjaan atau area fungsi penting lain