Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
DOSISS EFEKTIF
(Achras zap
DENGA
D
DiajuMemp
UN
F ANTIDIA
apota L.) PA
AN METOD
DIARE OL
ukan untuk Mperoleh Gela
Program
BernadNIM
FAKUL
NIVERSITA
YO
ARE INFUS
ADA MENC
DE PROTEK
LEH OLEUM
SKRIPSI Memenuhi Saar Sarjana FaStudi Ilmu F
Oleh :
detta Eka NiM : 0581140
LTAS FARM
AS SANATA
GYAKART
2009
SA BUAH SA
CIT PUTIH
KSI TERH
M RICINI
alah Satu Syarmasi (S.FaFarmasi
iasari 44
MASI
A DHARMA
TA
AWO MAN
BETINA
ADAP
yarat arm.)
A
NILA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DOSISS EFEKTIF
(Achras zap
DENGA
D
DiajuMemp
UN
F ANTIDIA
apota L.) PA
AN METOD
DIARE OL
ukan untuk Mperoleh Gela
Program
BernadNIM
FAKUL
NIVERSITA
YO
ARE INFUS
ADA MENC
DE PROTEK
LEH OLEUM
SKRIPSI Memenuhi Saar Sarjana FaStudi Ilmu F
Oleh :
detta Eka NiM : 0581140
LTAS FARM
AS SANATA
GYAKART
2009
SA BUAH SA
CIT PUTIH
KSI TERH
M RICINI
alah Satu Syarmasi (S.FaFarmasi
iasari 44
MASI
A DHARMA
TA
AWO MAN
BETINA
ADAP
yarat arm.)
A
NILA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
Karya kecil ini aku persembahkan untuk :
Tuhan Yesus Kristus yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang bagiku.
Kedua orangtuaku (Pak Anto dan Bu Nuning), semoga karya kecil ini bisa
membuat bapak-ibu bangga padaku.
Adekku, Leo, semoga dengan karya ini membuatmu semakin terpacu
dalam sekolahmu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PRAKATA
Puji dan syukur atas segala anugerah dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa,
yang selalu mendampingi penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi yang
berjudul ”Dosis Efektif Antidiare Infusa Buah Sawo Manila (Achras zapota L.)
pada Mencit Putih Betina dengan Metode Proteksi Terhadap Diare oleh Oleum
Ricini”. Adapun skripsi ini disusun dalam rangka untuk memenuhi salah satu
syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) pada Program Studi Ilmu
Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini, tentunya penulis tidak dapat terlepas dari
bantuan, dukungan, pendampingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
ingin berterima kasih kepada :
1. Rita Suhadi, M.Si., Apt, selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta dan dosen pendamping akademik yang selalu
memberikan saran kepada penulis.
2. Ipang Djunarko, S.Si., Apt, selaku dosen pembimbing skripsi atas
pendampingan, saran dan kritikan dalam penyusunan skripsi ini.
3. Drs. Mulyono, Apt, selaku dosen penguji atas kritik, saran dan masukan dalam
penyempurnaan skripsi ini.
4. Yosef Wijoyo M.Si., Apt, selaku dosen penguji atas kritik, saran dan masukan
dalam penyempurnaan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
5. Warsianto S. dan C. Sri Wahyuningsih selaku orang tua penulis atas segala
pengertian dan pengorbanan yang diberikan sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
6. Leonardus D. N. atas dorongan semangat yang diberikan sehingga memacu
penulis untuk segera menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
7. Lina, Aya dan Siska atas dukungan dan pengorbanan waktu yang diberikan
untuk membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Septi dan Nisi atas kerja keras dan pendampingan yang diberikan kepada
penulis.
9. Teman-teman Farmasi angkatan 2005 : Ade, Pan-Pan, Lina, Aya, Siska,
Diana, Virginia, Fian, atas bantuan dan dukungan yang diberikan kepada
penulis.
10. Dani dan Nixon atas segala bentuk bantuan baik secara moral maupun
material dalam membantu terlaksananya penelitian ini.
11. Bapak, Ibu dan Paman dari Vincentia Septiana atas bantuan dalam
menyediakan buah sawo yang digunakan dalam penelitian ini.
12. Ami dan Uni atas bantuan doa dan dukungan yang diberikan kepada penulis .
13. Mas Nendi, Mas Heri, Mas Albert, Mas Hadi, Mas Sukur, Mas Yoyo, Mas
Adit, Dewi, Vivi, Dona, Christin, Vira, Nisi dan Septi serta teman-teman
sekomunitas atas doa dan dukungan yang diberikan.
14. Teman-teman kos angkatan 2005, Ina, Nia, Beatrik, Nisi, Agatha, atas
dukungan, pengorbanan dan doa serta bantuan yang diberikan kepada penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
15. Dhessy, Siska, Heti, Reni, Ria, Diana, dan Yuli atas doa, pengorbanan dan
dukungan yang diberikan sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.
16. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat atas bantuan yang diberikan dalam
menyediakan bahan dan alat untuk penelitian ini serta Mas Yuwono atas
bantuan dalam menyediakan ruangan untuk penelitian .
17. Petugas Keamanan Kampus III, Paingan atas ijin dan pengawasan yang
diberikan sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.
18. Pak Parno atas bantuan yang diberikan dalam menyediakan hewan percobaan.
19. Semua orang yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak dapat lepas dari
kekurangan dan ketidaksempurnaan, oleh karena itu penulis membutuhkan saran
dan kritik yang membangun untuk mengembangkan karya tulis ini.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
INTISARI
Telah dilakukan penelitian mengenai dosis efektif antidiare infusa buah
sawo manila (Achras zapota L.) pada mencit putih betina berdasarkan adanya kandungan tanin dalam buah sawo manila (Achras zapota L.) yang masih muda. Karena telah diketahui bahwa tanin dapat berfungsi sebagai adstringen yang dapat meringankan diare dengan cara mengecilkan selaput lendir usus.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola searah yang menggunakan metode proteksi terhadap diare oleh oleum ricini dengan subyek uji mencit putih betina sebanyak 60 ekor yang dibagi secara acak menjadi 6 kelompok, yaitu kelompok kontrol negatif, kontrol positif, perlakuan CMC Na 1% dan tiga kelompok uji dengan tiga peringkat dosis berturut-turut 5,035 g/kgB; 10,07 g/kgBB dan 20,14 g/kgBB. Parameter yang diamati adalah onset diare, frekuensi terjadinya diare, jumlah atau bobot feses, konsistensi feses dan durasi diare. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara statistik. Untuk parameter waktu pertama kali terjadinya diare, frekuensi terjadinya diare, konsistensi feses dan jangka waktu berlangsungnya diare dianalisis menggunakan uji Kruskal-Walls dilanjutkan dengan uji post hoc Mann-Whitney sedangkan untuk parameter jumlah atau bobot feses dianalisis menggunakan uji one-way ANOVA dilanjutkan dengan uji poct hoc Scheffe dengan taraf kepercayaan 95%. Data hasil penelitian menunjukkan infusa buah sawo manila Achras zapota L.) mempunyai aktivitas sebagai antidiare. Dosis efektif pemberian infusa buah sawo manila (Achras zapota L.) pada mencit putih betina adalah pada dosis 20,14 g/kgBB karena pada dosis tersebut menunjukkan parameter frekuensi diare, onset diare, jumlah atau bobot feses, durasi diare dan konsistensi feses yang berbeda signifikan dengan kontrol negatif. Kata kunci : antidiare, buah sawo manila (Achras zapota L.), metode proteksi
terhadap diare oleh oleum ricini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
ABSTRACT
It has been conducted a research about the effective dose of antidiarrhea found on infusion of sawo manila fruit (Achras zapota L.) on white female mice based on there are tannin contents on green sawo manila fruit (Achras zapota L.). Because have been known that tannin can be used as adstringent to help alleviate diarrhea by make membrane mucus intestine small.
This research belong to a pure experimental with complete random program same direction pattern uses the protection to castrol oil induced diarrhea method with 60 female white mice tests subject that are divided randomly become 6 groups that is negative control group, positif control group, CMC Na 1% group and 3 test group with 3 level doses continued 5,035 g/kgBB, 10,07 g/kgBB and 20,14 g/kgBB. Parameters that is observed are onset of diarrhea, frequency of diarrhea, quantity or weight of feces, consistency of feces and duration of diarrhea. The result data then be analyzed statistically. For parameters frequency of diarrhea, onset of diarrhea, consistency of feces and duration of diarrhea uses Kruskal Wallis test then post hoc test Mann Whitney while for parameter quantity or weight of feces be analyzed by one way ANOVA test then post hoc test Scheffe with level confidence 95%.
The result of experiment show that the infusion of sawo manila fruit (Achras zapota L.) have antidiarrhea activity. The effective dose the infusion sawo manila fruit (Achras zapota L.) on white female mice is 20,14 g/kgBB because in that dose shows parameters onset of diarrhea, frequency of diarrhea, quantity or weight of feces, consistency of feces and duration of diarrhea that different with negative control. Keywords : antidiarrhea, sawo manila fruit (Achras zapota L.), the protection to
castrol oil induced diarrhea method
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL …………………………………………………… ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………….. iii
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………….. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………….. v
PRAKATA ……………………………………………………………... vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……………………………….. x
INTISARI ………………………………………………………………. xi
ABSTRACT ……………………………………………………………... xii
DAFTAR ISI …………………………………………………………… xiii
DAFTAR TABEL ……………………………………………………… xvii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………... xix
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………… xx
BAB I PENGANTAR………………………………………………….. 1
A. Latar Belakang …………………………………………………. 1
1. Permasalahan ………………………………………………. 2
2. Keaslian Penelitian ………………………………………… 3
3. Manfaat Penelitian …………………………………………. 3
B. Tujuan ………………………………………………………….. 4
1. Tujuan Umum ……………………………………………… 4
2. Tujuan Khusus ……………………………………………... 4
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ………………………………… 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
A. Obat Tradisional ………………………………………………... 5
B. Sawo Manila (Achras zapota L.) ………………………………. 6
1. Sistematika tanaman ……………………………………….. 6
2. Nama latin …………………………………………………. 6
3. Nama daerah ……………………………………………….. 6
4. Nama simplisia …………………………………………….. 7
5. Morfologi ………………………………………………….. 7
6. Kandungan kimia …………………………………………... 7
7. Khasiat dan kegunaan ……………………………………… 8
C. Diare ……………………………………………………………. 8
1. Definisi ……………………………………………………... 8
2. Epidemiologi ………………………………………………. 9
3. Patofisiologi ……………………………………………... 10
4. Gejala dan tanda …………………………………………… 11
5. Penatalaksanaan terapi ……………………………………... 13
D. Antidiare ………………………………………………………... 15
E. Metode Uji ……………………………………………………... 18
1. Metode transit intestinal ……………………………………. 18
2. Metode proteksi terhadap diare oleh oleum ricini ………….. 18
F. Tanin …………………………………………………………… 18
1. Pengertian …………………………………………………... 18
2. Indikasi untuk tanin ………………………………………… 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
3. Kontraindikasi untuk tanin …………………………………. 19
4. Aplikasi …………………………………………………….. 19
G. Infusa …………………………………………………………… 20
H. Loperamid HCl ………………………………………………… 20
1. Kimia ……………………………………………………….. 20
2. Farmakologi ………………………………………………... 21
3. Farmakokinetik …………………………………………….. 22
4. Penggunaan ………………………………………………… 22
I. Landasan Teori …………………………………………………. 24
J. Hipotesis ………………………………………………………... 24
BAB III METODE PENELITIAN …………………………………... 25
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ………………………………... 25
B. Variabel dan Definisi Operasional ……………………………... 26
C. Bahan Penelitian ……………………………………………….. 28
D. Instrumen atau Alat Penelitian ………………………………… 29
E. Tata Cara Penelitian ……………………………………………. 29
F. Tata Cara Analisis Hasil ……………………………………….. 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………….. 36
A. Determinasi …………………………………………………….. 36
B. Penetapan Efek Antidiare ………………………………………. 37
1. Penentuan kontrol positif ………………………………....... 38
2. Pengujian efek antidiare ……………………………………. 38
C. Rangkuman Pembahasan ………………………………………. 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………. 61
A. Kesimpulan …………………………………………………….. 61
B. Saran ……………………………………………………………. 61
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….. 62
LAMPIRAN ……………………………………………………………. 65
BIOGRAFI PENULIS …………………………………………………. 118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL halaman Tabel I. Hubungan antara gejala yang timbul dan penyebab diare .. 12
Tabel II. Hasil pengamatan parameter frekuensi terjadinya diare
(kali) ………………………………………………………
39
Tabel III. Hasil uji statistika Kruskal-Wallis untuk parameter
frekuensi diare …………………………………………….
42
Tabel IV. Rangkuman hasil analisis uji Mann-Whitney untuk
parameter frekuensi terjadinya diare ……………………...
42
Tabel V. Hasil pengamatan parameter onset diare (menit ke-) ……. 44
Tabel VI. Hasil analisis statistika uji Kruskal-Wallis untuk
parameter waktu pertama kali terjadinya diare …………...
46
Tabel VII. Hasil rangkuman analisis Mann-Whitney untuk parameter
waktu pertama kali terjadinya diare (menit ke-) ………….
47
Tabel VIII. Tabel hasil pengamatan parameter bobot feses (gram) ….. 48
Tabel IX. Hasil uji statistika one- way ANOVA untuk parameter
bobot feses (gram) ………………………………………..
50
Tabel X. Hasil rangkuman analisis uji Scheffe untuk parameter
bobot feses (gram) ………………………………………..
51
Tabel XI. Hasil pengamatan parameter jangka waktu
berlangsungnya diare (menit) …………………………….
52
Tabel XII. Hasil uji statistika Kruskal-Wallis untuk parameter jangka
waktu terjadinya diare …………………………………….
53
Tabel XIII. Hasil rangkuman analisis Mann-Whitney untuk parameter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
jangka waktu terjadinya diare (menit) …………………… 54
Tabel XIV. Rangkuman hasil pengamatan konsistensi feses ………… 55
Tabel XV. Hasil uji statistika Kruskal-Wallis untuk parameter
konsistensi feses …………………………………………..
57
Tabel XVI. Hasil analisis Mann-Whitney untuk parameter konsistensi
feses ………………………………………………………
58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR GAMBAR
halaman Gambar 1. Skema kerja penelitian……………………………………. 34
Gambar 2. Diagram batang rata-rata frekuensi diare ………………… 41
Gambar 3. Diagram batang rata-rata waktu pertama kali terjadinya
diare atau waktu onset diare (menit) …………………….
45
Gambar 4. Diagram batang rata-rata bobot feses (gram) …………… 49
Gambar 5. Diagram batang rata-rata durasi diare (menit) ……….…. 53
Gambar 6. Diagram batang rata-rata konsistensi feses ………………. 57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
halaman Lampiran 1. Data volume pemberian suspensi loperamid dan oleum
ricini untuk kelompok kontrol positif serta contoh
perhitungan volume pemberian ……………………………
65
Lampiran 2. Data volume pemberian aquades dan oleum ricini pada
kelompok perlakuan kontrol negatif serta contoh
perhitungan volume pemberian ……………………………
66
Lampiran 3. Data volume pemberian larutan CMC Na 1% dan oleum
ricini pada kelompok perlakuan CMC Na 1% serta contoh
perhitungan volume pemberian ……………………………
67
Lampiran 4. Data penimbangan buah sawo manila (Achras zapota L.)
segar ……………………………………………………….
68
Lampiran 5. Perhitungan konsentrasi infusa buah sawo manila (Achras
zapota L.) .............................................................................
69
Lampiran 6. Data hasil pengamatan frekuensi diare …………………… 70
Lampiran 7. Hasil pengamatan dengan parameter waktu terjadinya diare
(menit ke-) …………………………………………………
71
Lampiran 8. Hasil pengamatan dengan parameter bobot feses (gram) …. 72
Lampiran 9. Hasil pengamatan dengan parameter jangka waktu
berlangsungnya diare (menit) ……………………………...
73
Lampiran 10. Rangkuman data hasil pengamatan konsistensi feses …….. 74
Lampiran 11. Hasil pengamatan pada kelompok perlakuan kontrol positif 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
Lampiran 12. Hasil pengamatan konsistensi feses pada perlakuan kontrol
positif ………………………………………………………
76
Lampiran 13. Hasil pengamatan pada kelompok perlakuan CMC Na 1% . 77
Lampiran 14. Hasil pengamatan konsistensi feses pada kelompok
perlakuan CMC Na 1% ……………………………………
78
Lampiran 15. Hasil pengamatan pada kelompok perlakuan kontrol
negatif ……………………………………………………..
79
Lampiran 16. Pengamatan konsistensi feses pada kelompok perlakuan
kontrol negatif ……………………………………………..
80
Lampiran 17. Hasil pengamatan pada kelompok perlakuan infusa buah
sawo dosis 5,035 x 103 mg/kgBB …………………………
81
Lampiran 18. Pengamatan konsistensi feses pada kelompok perlakuan
infusa buah sawo dosis 5,035 x 103 mg/kgBB …………….
82
Lampiran 19. Hasil pengamatan pada kelompok perlakuan infusa buah
sawo dosis 1,007 x 104 mg/kgBB …………………………
83
Lampiran 20. Pengamatan konsistensi feses pada kelompok perlakuan
infusa buah sawo dosis 1,007 x 104 mg/kgBB …………….
84
Lampiran 21. Hasil pengamatan pada kelompok perlakuan infusa buah
sawo dosis 2,014 x 104 mg/kgBB …………………………
85
Lampiran 22. Hasil pengamatan konsistensi feses pada kelompok
perlakuan infusa buah sawo dosis 2,014 x 104 mg/kgBB …
86
Lampiran 23. Hasil uji normalitas ……………………………………….. 87
Lampiran 24. Hasil uji statistika Kruskal Wallis untuk parameter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
frekuensi diare …………………………………………….. 88
Lampiran 25. Hasil uji statistika Mann Whitney untuk parameter
frekuensi diare ……………………………………………..
89
Lampiran 26. Hasil uji statistika Kruskal Wallis untuk parameter onset
diare ………………………………………………………..
95
Lampiran 27. Hasil uji statistika Mann Whitney untuk parameter onset
diare ………………………………………………………..
96
Lampiran 28. Hasil analisis ANOVA untuk parameter bobot feses ……... 102
Lampiran 29. Hasil analisa statistika uji post hoc Scheffe untuk parameter
bobot feses …………………………………………………
103
Lampiran 30. Hasil uji statistika Kruskal Wallis untuk parameter durasi
diare ………………………………………………………..
104
Lampiran 31 Hasil uji statistika Mann Whitney untuk parameter durasi
diare ………………………………………………………..
105
Lampiran 32 Hasil uji statistika Kruskal Wallis untuk parameter
konsistensi feses …………………………………………...
111
Lampiran 33. Hasil uji statistika Mann Whitney untuk parameter
konsistensi feses …………………………………………...
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Diare adalah keadaan buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk
cair atau setengah cair (setengah padat) setidaknya 3 kali dalam waktu 24 jam
(Anonim, 2005). Diare saat ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan
utama di Indonesia, dengan insidensi 400 kasus per 1000 penduduk. Lebih dari
separuh (60-70%) penderita diare adalah anak berusia di bawah 5 tahun, dengan
kejadian 2-3 episode tiap anak per tahun (Anonim, 1988).
World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa 3-5 milyar
kasus diare terjadi setiap tahun di seluruh dunia (1 milyar kasus merupakan anak-
anak berusia di bawah 5 tahun) dan kira-kira 5 juta kematian dikarenakan diare
setiap tahunnya (2,5 juta merupakan anak-anak berusia di bawah 5 tahun).
(Heinrich, 2004).
Diare menyebabkan penderitanya kekurangan cairan atau dehidrasi
karena adanya gangguan absorpsi air dan elektrolit sehingga pemasukan cairan
lebih sedikit dibandingkan dengan pengeluaran cairan. Akibat dehidrasi inilah
yang membuat penyakit diare dapat mengakibatkan kematian.
Faktor penyebab terjadinya diare antara lain adalah infeksi kuman
penyebab diare, keadaan gizi, higiene dan sanitasi, musim, sosial ekonomi dan
lain-lain. Masyarakat yang jauh dari pelayanan kesehatan resmi sangat tergantung
pada alam sekitarnya untuk menjaga kesehatan termasuk menanggulangi diare.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Sawo manila (Achras zapota L.) merupakan tanaman yang banyak
ditanam di pekarangan dan di kebun. Sawo manila merupakan tanaman yang telah
secara luas digunakan sebagai obat mencret oleh masyarakat secara turun-
tumurun. Bagian tanaman yang dimanfaatkan sebagai obat antidiare adalah bagian
buah yang masih muda (Soedibyo, 1998).
Adanya keterangan empiris dari masyarakat tentang penggunaan buah
sawo manila muda sebagai obat mencret dan tingginya kasus diare yang terjadi di
dunia khususnya di Indonesia maka perlu dilakukan penelitian tentang efek
antidiare dari infusa buah sawo manila yang masih muda dengan pengujian
menggunakan metode proteksi terhadap diare oleh oleum ricini. Oleum ricini ini
merupakan agen pembuat diare yang akan bekerja mengurangi absorpsi neto
cairan dan elektrolit serta menstimulasi peristalsis usus (Anonim, 1991). Obat
yang berkhasiat antidiare akan dapat melindungi hewan percobaan mencit
terhadap diare yang diinduksi dengan oleum ricini tersebut (Anonim, 1991).
Dalam metode ini akan dilihat parameter dari frekuensi diare, waktu terjadinya
diare, jangka waktu berlangsungnya diare, konsistensi dan bobot feses yang cair.
Dengan adanya penelitian ini maka diharapkan buah sawo manila (Achras
zapota L.) mempunyai efek antidiare pada mencit putih betina sehingga dapat
menambah data penelitian dalam usaha pemakaian buah sawo manila (Achras
zapota L.) sebagai obat antidiare pada manusia.
1. Permasalahan
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan
yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
a. apakah infusa buah sawo Manila (Achras zapota L.) segar mempunyai efek
antidiare pada mencit putih betina dengan metode proteksi terhadap diare oleh
oleum ricini?
b. berapakah dosis efektif antidiare infusa buah sawo manila (Achras zapota L.)
segar pada mencit putih betina?
Penelitian ini dibatasi hanya untuk menjawab apakah infusa buah sawo
manila (Achras zapota L.) segar mempunyai efek antidiare dan berapakah dosis
efektif antidiare infusa buah sawo manila (Achras zapota L.) segar pada mencit
putih betina.
2. Keaslian penelitian
Sepengetahuan peneliti melalui penelusuran pustaka di Universitas
Sanata Dharma, sampai saat ini belum ada penelitian tentang efek antidiare infusa
buah sawo manila (Achras zapota L.) muda pada mencit putih betina.
3. Manfaat penelitian
Dengan adanya penelitian tentang efek antidiare infusa buah Sawo
Manila (Achras zapota L.) muda pada mencit putih betina ini, diharapkan akan
memperoleh manfaat sebagai berikut :
a. manfaat teoritis : memberikan informasi tentang buah sawo manila (Achras
zapota L.) muda sebagai alternatif pengobatan terhadap diare.
b. manfaat praktis : menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai obat
tradisional khususnya tentang tanaman buah sawo manila (Achras zapota L.)
sebagai obat antidiare serta untuk mengetahui dosis efektif buah sawo manila
(Achras zapota L.) sebagai obat antidiare.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
B. Tujuan
Penelitian tentang efek antidiare infusa buah sawo manila (Achras
zapota L.) muda ini mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Tujuan umum
Tujuan umum yang ingin dicapai penulis adalah membuktikan khasiat
buah sawo manila (Achras zapota L.) sebagai antidiare sehingga dapat digunakan
sebagai terapi efektif yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus yang ingin dicapai penulis adalah mengetahui dosis
efektif antidiare infusa buah sawo manila (Achras zapota L.) segar pada mencit
putih betina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Obat Tradisional
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan, hewan dan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran
dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan
(Anonim, 2000).
Pada dasarnya pemakaian obat tradisional mempunyai beberapa tujuan
yang secara garis besarnya dapat dibagi dalam empat kelompok :
1. Untuk memelihara kesehatan dan menjaga kebugaran jasmani (promotif)
2. Untuk mencegah penyakit (preventif)
3. Sebagai upaya pengobatan penyakit baik untuk pengobatan sendiri maupun
untuk mengobati orang lain sebagai upaya mengganti atau mendampingi
penggunaan obat jadi (kuratif)
4. Untuk memulihkan kesehatan (rehabilitatif) (Anonim, 2000)
Penggunaan obat tradisional atau jamu di masyarakat merupakan suatu
kenyataan yang empirik, untuk mencapai kesembuhan atau pemeliharaan dan
meningkatkan taraf kesehatan serta diwariskan turun-temurun, bertahan lestari,
dan tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat tanpa dibuktikan secara ilmiah
(Anonim, 2000).
Obat tradisional sering diramu sendiri oleh masyarakat dengan bahan
baku yang berasal dari tanaman di kebun atau dari pedagang simplisia di pasar.
Obat tradisional ini dapat dijadikan sumber informasi penggunaan empiris dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
dapat pula dilakukan pengkajian dan pengujian manfaat dan keamanan, yang
hasilnya dapat diinformasikan kembali kepada masyarakat (Anonim, 2000).
B. Sawo Manila (Achras zapota L.)
1. Sistematika tanaman
Tanaman Achras zapota (L.) mempunyai urutan determinasi sebagai
berikut :
Divisi : Spermatophyta.
Sub divisi : Angiosperrnae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Ebenales
Suku : Sapotaceae
Marga : Achras
Jenis : Achras zapota L (Anonim, 2008a).
2. Nama latin :
Buah sawo mempunyai beberapa nama dalam bahasa latin yaitu Achras
zapota L., Manilkara achras Mill. Fasberg., Manilkara zapota (L.) van Roy
(Soedibyo, 1998).
3. Nama daerah :
Tanaman sawo ini mempunyai nama umum sawo manila namun Achras
zapota L. ini juga mempunyai nama yang berbeda-beda di beberapa daerah.
Berikut adalah nama Achras zapota di beberapa daerah di Indonesia :
Sumatera : Sawo manila (Melayu)
Jawa : Sawo manila (Sunda) Sawo manila (Jawa Tengah) Sabu manela
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
(Madeira)
Bali : Sabo jawa (Anonim, 2008a)
4. Nama Simplisia
Nama simplisia dari Achras zapota L. adalah buah sawo manila atau
Sapotae Fructus (Soedibyo, 1998).
5. Morfologi
Morfologi tanaman sawo adalah berupa pohon berbatang sedang, tinggi
sampai 20 meter (Soedibyo, 1998). Batangnya keras, berkayu, bulat, bercabang,
coklat kotor (Anonim, 2008a). Daun berbentuk bulat telur, tunggal, ujung dan
pangkal runcing, tepi rata, panjang 3-14 cm, lebar 3-5 cm. tangkai panjang ± 1,5
cm, hijau mengkilat. Bunga berwarna merah agak cokelat (Soedibyo, 1998),
majemuk, di ketiak daun, menggantung, berkelamin dua, karangan bunga tiga
sampai delapan, daun kelopak bulat, benang sari enam, putik menjulang ke luar,
mahkota bentuk tabung, bertaju, kuning muda. Buah berbentuk bulat berkulit
tipis, berdaging tebal, berair, dan berwarna coklat. Biji berbentuk pipih, keras,
hitam atau coklat. Akarnya tunggang dan berwarna coklat (Anonim, 2008a).
6. Kandungan kimia
Gom mengandung karet, hars, gom, zat pati, siklafluavil, siklalban,
siklalbanen dan sikalguta sedangkan kulit kayu mengandung alkaloid, tanin
(Soedibyo, 1998).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
7. Khasiat dan kegunaan
Khasiat Achras zapota L adalah sebagai astringen. Buah sawo digunakan
sebagai obat mencret, daunnya digunakan sebagai obat batu ginjal sedangkan kulit
kayunya dapat digunakan sebagai obat malaria dan mencret (Soedibyo, 1998).
C. USUS
Gambar 1. Gambar usus halus dan usus besar (Anonim, 2009)
Usus halus merupakan tabung yang kira-kira dua setengah meter
panjangnya dalam keadaan hidup. Usus halus dibagi dalam beberapa bagian,
yaitu:
1. Duodenum adalah bagian pertama usus yang panjangnya 25 cm dari pilorus.
2. Jejunum merupakan 40% atas usus halus di bawah duodenum
3. Ileum menempati 60% sisa usus halus (Pearce, 1987).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Fungsi usus halus adalah untuk mencerna dan mengabsorpsi chyme dari lambung
(Pearce, 1987).
Kontraksi usus halus dikoordinasi oleh gelombang lambat usus halus.
Frekuensi gelombang lambat menurun dari sekitar 12 per menit di dalam jejunum
ke sekitar 9 per menit dalam ileum (Ganong, 1995). Gerakan usus halus
mencampur dan mengaduk isi usus (chyme) dan mendorongnya ke arah usus
besar. Ada 2 jenis gerakan, yaitu:
1. Kontraksi segmentasi yang kontraksinya seperti cincin yang tampak pada
interval cukup teratur sepanjang usus, kemudian hilang dan digantikan oleh
kelompok kontraksi cincin lain dalam segmen di antara kontraksi sebelumnya.
Kontraksi ini menggerakkan chyme maju mundur dan meningkatkan
pemaparannya ke permukaan mukosa usus (Ganong, 1995).
2. Gelombang peristaltik menggerakkan chyme sepanjang usus. Bila dinding
usus diregangkan maka gelombang peristaltik terbentuk di belakang titik
rangsang dan bergerak sepanjang usus ke arah rektum pada kecepatan
bervariasi dari 2 sampai 25 cm per detik. Respon terhadap regangan ini
dinamakan refleks myentericus. Gelombang peristaltik berbeda dalam
intensitas dan jarak yang dijalani (Ganong, 1995).
D. Diare
1. Definisi
Diare adalah suatu keadaan buang air besar dengan feses yang encer atau
berair sedikitnya 3 kali dalam waktu 24 jam (Anonim, 2005). Diare dapat bersifat
akut atau kronis, dan penyebabnya bermacam-macam. Diare akut dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
disebabkan oleh infeksi dengan bakteri seperti Escherichia coli, Shigella sp.,
Salmonella sp., Vibrio cholera, virus, amoeba seperti Entamoeba histolytica,
Giardia lamblia, dapat pula disebabkan oleh toksin bakteri seperti Staphylococcus
aureus, Clostridium welchii yang mencemari makanan. Sedang diare kronik
mungkin berkaitan dengan berbagai gangguan gastrointestinal. Ada pula diare
yang berlatar belakang kelainan psikosomatik, alergi oleh makanan atau obat-obat
tertentu, kelainan pada sistem endokrin dan metabolisme, kekurangan vitamin dan
sebagai akibat radiasi (Anonim, 1991).
Menurut WHO Guidelines on Treatment of Diarrhea (2005), tipe diare
dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:
a. Diare akut berair (termasuk kolera)
b. Diare akut berdarah (disentri)
c. Persistent diarrhea (berlangsung 14 hari atau lebih)
d. Diare dengan malnutrisi yang berat (Marasmus atau Kwashiorkor) (Anonim,
2005)
WGO Practice Guideline: Acute Diarrhea (2008c) mengklasifikasikan
diare menjadi 3 kategori berdasarkan peristiwa diare yang terjadi, yaitu sebagai
berikut:
a. Diare akut : suatu keadaan defekasi 3 kali atau lebih dengan feses yang berair
atau encer dalam waktu 24 jam.
b. Disentri : diare dengan disertai adanya darah dan terdapat lendir.
c. Persistent diarrhea : diare yang berlangsung lebih dari 14 hari (Anonim,
2008c).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
2. Epidemiologi
Penyakit diare akut lebih sering terjadi pada bayi daripada pada anak
yang lebih besar. Kejadian diare akut pada anak laki-laki hampir sama dengan
anak perempuan. Penyakit ini ditularkan lewat fecal-oral melalui makanan dan
minuman yang tercemar. Di negara yang sedang berkembang, prevalensi yang
tinggi dari penyakit diare merupakan kombinasi dari sumber air yang tercemar,
kekurangan protein dan kalori yang menyebabkan turunnya daya tahan badan
(Suharyono, 1991).
Angka kejadian diare nasional pada tahun 2006 sebesar 423 per 1.000
penduduk pada semua umur (hasil survei Subdit Diare, Ditjen PP dan PL
Depkes). SKRT (Survei Kesehatan Rumah Tangga) tahun 2001 menyebutkan
angka kematian diare pada balita sebesar 75,3 per 100.000 balita, sementara
angka kematian diare untuk semua umur sebesar 23,2 per 100.000 penduduk
(Anonim, 2008b).
3. Patofisiologi
Empat mekanisme umum patofisiologi yang mengganggu keseimbangan
air dan elektrolit, yang menyebabkan diare dan merupakan dasar diagnosis dan
terapi adalah
a. Perubahan transpor aktif ion baik karena menurunnya absorpsi natrium dan
meningkatnya sekresi klorida
b. Perubahan pada motilitas usus
c. Meningkatnya osmolaritas luminal
d. Meningkatnya tekanan hidrostatis jaringan (DiPiro, 2005)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Mekanisme ini yang kemudian dihubungkan pada empat kelompok klinis diare
secara luas, yaitu sekretorik, osmotik, eksudatif dan perubahan transit intestinal
(DiPiro, 2005).
Diare sekretorik terjadi ketika terdapat senyawa yang merangsang
peningkatan sekresi atau penurunan absorpsi sejumlah besar air dan elektrolit.
Senyawa-senyawa yang dapat menyebabkan sekresi yang berlebihan meliputi
vasoactive intestinal peptide (VIP), lemak makanan yang tidak dapat diabsorpsi,
laksatif, hormon (seperti sekretin), toksin bakteri dan kelebihan garam empedu.
Secara klinis, diare sekretorik dikenali dengan volume feses yang besar (>1 L per
hari). Berpuasa tidak mengubah volume feses yang dihasilkan oleh penderita
(DiPiro, 2005).
Senyawa-senyawa yang diabsorpsi dengan buruk akan menahan cairan
intestinal dan akan menyebabkan diare osmotik. Hal ini terjadi karena adanya
sindrom malabsorpsi, lactose intolerance, pemberian ion-ion divalen
(magnesium pada antasida) atau konsumsi karbohidrat yang sukar larut
(laktulosa). Secara klinis, diare osmotik berbeda dari diare tipe lain karena diare
osmotik akan berhenti bila penderita dalam keadaan berpuasa (DiPiro, 2005).
Penyakit-penyakit inflamasi pada saluran gastrointestinal mengeluarkan
lendir, protein-protein serum dan darah ke dalam usus. Kadang-kadang
pergerakan bowel terdiri dari lendir, eksudat dan darah. Diare eksudatif
kemungkinan mempengaruhi fungsi absorpsi, sekresi, atau motilitas yang lain
(DiPiro, 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Perubahan motilitas intestinal menghasilkan diare dengan tiga
mekanisme, yaitu mengurangi waktu kontak dalam usus kecil, pengosongan
kolon sebelum waktunya dan pertumbuhan bakteri yang berlebihan. Chyme harus
dipaparkan pada epitel usus selama periode waktu yang cukup agar proses
absorpsi dan sekresi yang normal dapat terjadi. Jika waktu kontak dikurangi,
terjadi diare. Di sisi lain bila waktu pemaparan meningkat menyebabkan
pertumbuhan bakteri yang berlebihan (DiPiro, 2005).
4. Gejala dan tanda
Mula-mula bayi atau anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan
mungkin meningkat, napsu makan bisa berkurang atau tidak kemudian timbul
diare. Tinja makin cair, mungkin mengandung darah dan lendir, warna tinja
berubah menjadi kehijau-hijauan karena tercampur empedu. Karena seringnya
defekasi, anus dan sekitarnya lecet karena itu tinja makin lama makin menjadi
asam akibat banyaknya asam laktat, yang terjadi dari pemecahan laktosa yang
tidak dapat diabsorpsi oleh usus (Suharyono, 1991).
Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare. Bila penderita
telah banyak kehilangan air dan elektrolit terjadilah gejala dehidrasi. Berat badan
turun, pada bayi ubun-ubun besar cekung, tonus dan turgor kulit berkurang,
selaput lendir mulut dan bibir terlihat kering (Suharyono, 1991).
Walaupun sudah terdapat banyak informasi mengenai gejala-gejala
klinis untuk menentukan jenis diare yang sedang dialami, namun menentukan
penyebab terjadinya diare pada individu pasien itu sendiri biasanya akan
menyulitkan. Oleh karena itu dalam WGO Guideline : Acute Diarrhea (2008)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
disebutkan bahwa gejala yang dialami oleh penderita dapat dihubungkan untuk
mengetahui penyebab terjadinya diare.
Tabel I. Hubungan antara gejala yang timbul dan penyebab diare (Anonim, 2008c)
Gejala Penyebab Diare Demam • Umumnya dihubungkan dengan invansi patogen Feses terdapat darah
• Invansi patogen dan sitotoksin yang dilepaskan patogen
• Penderita infeksi Enterohemorrhagic Escherichia (E.) coli (EHEC)
• Tidak dengan agen virus dan enterotoksin yang melepaskan bakteri
Muntah • Sering kali pada diare karena virus dan rasa sakit disebabkan karena proses pencernaan dari toksin bakteri (contoh Staphylococcus aureus)
5. Penatalaksanaan Terapi
Diare yang berkepanjangan sangat melemahkan penderitanya karena
tubuhnya kehilangan banyak energi, cairan dan elektrolit tubuh, sehingga
memerlukan terapi pengganti dengan cairan dan elektrolit serta kalori, obat
antibakteri atau antiamoeba tergantung dari penyebab diare, maupun obat-obat
lain yang bekerja memperlambat peristaltik usus, menghilangkan spasme dan
nyeri, atau menenangkan (Anonim, 1991).
Penatalaksanaan diare akut (tanpa darah) dalam pengobatannya
mempunyai sasaran sebagai berikut:
a. Mencegah dehidrasi
b. Mengobati dehidrasi jika terjadi
c. Mencegah malnutrisi
d. Mengurangi durasi dan parahnya diare dengan memberikan suplemen zink
(Anonim, 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Dengan demikian, maka secara umum pengobatan untuk penyakit diare
bertujuan untuk memberikan cairan dan makanan. Sedangkan pemberian
medikamentosa hanya untuk kasus-kasus tertentu yang telah jelas penyebabnya
(Anonim, 1988).
Terapi rumahan untuk mencegah dehidrasi dan malnutrisi adalah pada
anak yang tidak memberikan tanda-tanda dehidrasi diperlukan tambahan cairan
dan garam untuk mengganti kehilangan air dan elektrolit akibat diare. Cairan-
cairan yang diberikan adalah
a. ORS (Oral Rehydration Solution)
b. Minuman-minuman bergaram seperti air beras bergaram atau minuman
yogurt bergaram
c. Sup sayur atau sup ayam dengan garam
d. ORS buatan sendiri : 3 gram garam dan 18 gram gula dalam 1 liter air
Air putih harus juga tetap diberikan. Minuman berkarbonasi, jus buah, teh manis,
kopi, teh obat harus dihindari (Anonim, 2005).
Sebagian besar kasus diare yang dijumpai adalah diare akut non-spesifik
dan umumnya disebabkan oleh rotavirus (Anonim, 1988). Diare ini ditandai
dengan meningkatnya frekuensi pengeluaran defekasi menjadi 3 kali per 24 jam
atau lebih, dengan konsistensi yang lebih lunak atau cair dan jumlah feses yang
meningkat, dapat disertai rasa tidak enak di perut. Diare ini dapat sembuh dengan
sendirinya dalam periode 24-96 jam, tanpa ditemukan sebab spesifik misalnya
bakteri atau parasit (FDA, 1977), sedang diare dengan penyebab spesifik,
misalnya sigela, amoeba dan kolera, angka kejadiannya sangat kecil, dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
tanda-tanda klinik spesifik seperti misalnya feses disertai lendir, darah atau
panas. Untuk diare-diare jenis ini jelas dibutuhkan pengobatan spesifik
(antimikroba) selain pemberian cairan dan makanan (Anonim, 1991).
Sebenarnya diare akut non-spesifik dapat diatasi hanya dengan
pemasukan air dan elektrolit untuk mencegah dehidrasi. Namun apabila diare
tersebut dirasakan mengganggu, misalnya menghalangi aktivitas, maka obat-obat
tertentu kadang-kadang dianggap perlu. Salah satu obat yang mungkin dapat
menolong keadaan ini adalah senyawa-senyawa yang dapat menghentikan atau
mengurangi diare (antidiare). Jenis obat ini beragam mekanisme kerjanya, antara
lain untuk mengurangi motilitas misalnya spasmolitika, obat-obat yang bekerja
intra-lumen misalnya dengan menyerap air, adsorben, bahan berserat, bahan
pembentuk massa, dan lain-lain (Anonim, 1991).
Namun perlu diingat bahwa walaupun biasanya obat-obat semacam ini
banyak dijual bebas dipasaran, pemakaiannya harus hati-hati agar tidak menutupi
gejala atau perjalanan penyakit. Pemakaian antidiare pada anak tidak dianjurkan,
terutama penggunaan spasmolitika karena resiko terjadinya stagnasi usus. Selain
itu penggunaan obat ini menghambat pembuangan organisme atau senyawa
penyebab diare sehingga memperpanjang penderitaan (WHO, 1989).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
E. Antidiare
Kelompok obat yang sering kali digunakan pada diare adalah :
1. Kemoterapeutika untuk terapi kausal yaitu memberantas bakteri penyebab
diare seperti antibiotik, sulfonamida, kinolon, dan furazolidon (Tjay dan
Rahardja, 2002).
2. Obstipansia untuk terapi simtomatis, yang dapat menghentikan diare dengan
cara:
a. Zat-zat penekan peristaltik sehingga memberikan lebih banyak waktu untuk
resorpsi air dan elektrolit oleh mukosa usus. Contohnya candu dan
alkaloidnya, derivat-derivat petidin (difenoksilat dan loperamid) dan
antikolinergika (atropin, ekstrak belladona) (Tjay dan Rahardja, 2002).
b. Adstringensia yang mengecilkan selaput lendir usus, misalnya asam samak
(tanin) dan tannalbumin, garam-garam bismut dan aluminium (Tjay dan
Rahardja, 2002).
c. Adsorbensia, misalnya carbo adsorbens yang pada permukaannya dapat
menyerap zat-zat beracun (toksin) yang dihasilkan bakteri atau kadangkala
dari makanan (udang, ikan), mucilagines yang merupakan zat-zat lendir yang
menutupi selaput lendir usus dan luka-lukanya dengan suatu lapisan
pelindung misalnya kaolin, pektin dan garam-garam bismut serta aluminium
(Tjay dan Rahardja, 2002).
3. Spasmolitika, yaitu zat-zat yang dapat melepaskan kejang-kejang otot yang
sering kali menyebabkan nyeri perut pada diare, misalnya papaverin dan
oksifenonium (Tjay dan Rahardja, 2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Antidiare tidak mempunyai keuntungan yang berguna untuk anak-anak
yang menderita diare akut dan kronis. Antiemetik biasanya tidak diperlukan untuk
pengobatan diare akut. Pengobatan diare nonspesifik menggunakan obat-obat
sebagai berikut:
1. Antimotility
a. Loperamid merupakan pilihan sebagai antimotility untuk orang dewasa (4-
6mg/hari untuk dewasa, 2-4mg/hari untuk anak-anak di atas 8 tahun, tidak
direkomendasikan untuk anak-anak di bawah 2 tahun)
b. Menghambat peristaltik usus dan mempunyai sifat antisekresi yang rendah
c. Dihindari untuk diare dengan feses terdapat darah (Anonim, 2008c)
2. Agen antisekresi
a. Bismuth subsalisilat dapat mengurangi pengeluaran feses pada anak-anak atau
gejala-gejala diare seperti mual, sakit perut pada diare traveller.
b. Racecadotril, sekarang diijinkan beredar di dunia untuk digunakan pada anak-
anak, karena racecadotril telah ditemukan berguna untuk anak-anak yang diare
namun tidak untuk orang dewasa yang terkena kolera (Anonim, 2008c).
3. Absorben
a. Kaolin-pektin, karbon aktif, attapulgite
b. Tak cukup membuktikan efikasi pada orang dewasa yang terkena diare akut
(Anonim, 2008c)
4. Antimikroba
Terapi antimikroba biasanya tidak diindikasikan untuk anak-anak.
Antimikroba dipercaya hanya berguna untuk anak-anak dengan diare disertai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
darah, penderita kolera dengan dehidrasi yang parah dan infeksi serius
nonintestinal (contohnya radang paru-paru). Obat-obat antiprotozoa dapat lebih
efektif untuk diare pada anak-anak, khususnya Giardia, Entamoeba histolytica
dan Cryptosporidium dengan nitazoxanid (Anonim, 2008c).
Untuk orang dewasa, keuntungan klinis dipertimbangkan terhadap harga,
resiko efek samping, bahaya terhadap flora normal usus yang ikut terbasmi,
induksi produksi toksin Shiga, dan peningkatan resistensi antimikroba.
Antimikroba dianggap sebagai obat-obat pilihan untuk pengobatan empiris diare
traveller dan diare yang disebabkan oleh patogen yang telah diketahui (Anonim,
2008c).
E. Metode Uji Antidiare
1. Metode transit intestinal
Metode transit intestinal dapat digunakan untuk mengevaluasi aktivitas
obat diare, laksansia, antispasmodik, berdasarkan pengaruhnya pada rasio jarak
usus yang ditempuh oleh marker dalam waktu tertentu terhadap panjang usus
keseluruhan pada hewan percobaan mencit atau tikus. Obat antidiare akan
memperkecil rasio sedangkan obat laksansia dan obat antispasmodik akan
memperbesar rasio ini dibandingkan rasio pada hewan tanpa perlakuan (Anonim,
1991).
2. Metode proteksi terhadap diare oleh oleum ricini
Kandungan utama dari oleum ricini, yakni trigliserida dari asam
risinoleat akan mengalami hidrolisis di dalam usus oleh lipase pankreas menjadi
gliserin dan asam risinoleat. Sebagai surfaktan anionik, zat ini bekerja mengurangi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
absorpsi neto cairan dan elektrolit serta menstimulasi peristaltik usus, sehingga
berkhasiat sebagai laksansia berdasarkan kerja ini. Obat yang berkhasiat antidiare
akan dapat melindungi hewan percobaan mencit terhadap diare yang diinduksi
dengan oleum ricini (Anonim, 1991).
F. Tanin
1. Pengertian
Tanin terdiri dari kelompok besar senyawa kompleks yang secara luas
terdistribusi di berbagai tanaman. Ketika tanin terdapat dalam jumlah yang cukup
besar, biasanya akan terlokalisasi pada bagian tertentu pada tanaman seperti daun,
buah, kulit kayu dan batang. Secara kimia, tanin adalah senyawa komplek yang
terdapat sebagai campuran polifenol yang sulit dipisahkan karena tidak
mengkristal (Robbers, 1996).
Tanin mengendapkan protein membentuk larutan dan dapat berkombinasi
dengan protein, membuat menjadi resisten terhadap enzim proteolitik. Ketika
diaplikasikan pada jaringan hidup, aksi ini diketahui sebagai astringen (Robbers,
1996).
Secara kimia, tanin tumbuhan dibagi menjadi dua golongan, yaitu tanin
yang dapat dihidrolisis dan tanin terkondensasi.
a. Tanin yang dapat dihidrolisiskan mengandung ikatan ester yang dapat
terhidrolisis jika dididihkan dalam asam klorida encer. Bagian alkohol dari
ester ini biasanya gula dan seringkali glukosa tetapi dalam beberapa tanin
mungkin saja gula lain, inositol, asam kuinat atau senyawa sejenis. Tanin yang
dapat dihidrolisis biasanya berupa senyawa amorf, higroskopis, berwarna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
cokelat kuning yang larut dalam air (terutama air panas) membentuk larutan
koloid. Tanin ini larut pula dalam pelarut organik yang polar sampai batas
tertentu, tetapi tidak larut dalam pelarut organik nonpolar seperti benzen atau
kloroform (Robinson, 1995).
b. Tanin terkondensasi atau sering disebut proantosianidin karena bila diberi
perlakuan dengan asam panas beberapa ikatan karbon terputus dan
menghasilkan monomer antosianidin. Pada dasarnya, tanin ini hanya terdiri
dari inti fenolik tapi seringkali berikatan dengan karbohidrat atau protein
(Robbers, 1996).
2. Indikasi untuk tanin
a. inflamasi pada saluran pencernaan atas
b. diare yang diikuti dengan inflamasi pada gastrointestinal
c. secara topikal : luka terbuka, hemorrhoid (Mills and Kerry, 2000)
3. Kontraindikasi untuk tanin
a. konstipasi
b. anemia kekurangan zat besi
c. malnutrisi (Mills and Kerry, 2000)
4. Aplikasi
Di banyak kasus, tanin seharusnya digunakan setelah makan. Untuk
beberapa luka pada saluran pencernaan atas, penggunaan yang berjangka pendek
dengan makanan atau sebelum makan diperbolehkan. Terapi jangka panjang
dengan dosis tanin yang tinggi dihindari (Mills and Kerry, 2000).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
G. Infusa
Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia dengan
air pada suhu 90 ºC selama 15 menit. Infundasi adalah proses penyarian yang
umumnya digunakan untuk menyari zat kandungan aktif yang larut dalam air dari
bahan-bahan nabati. Penyarian dengan cara ini menghasilkan sari yang tidak stabil
dan mudah tercemar oleh kuman dan kapang. Oleh sebab itu sari yang diperoleh
dengan cara ini tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam (Anonim, 1986).
Pembuatan infusa dilakukan dengan mencampurkan simplisia dengan
derajad halus yang sesuai dalam panci dengan air secukupnya, panaskan di atas
tangas air selama 15 menit terhitung mulai suhu mencapai 90 ºC sambil sekali-
sekali diaduk. Serkai selagi panas melalui kain flanel, tambahkan air panas
secukupnya melalui ampas sehingga diperoleh volume infus yang dikehendaki
(Anonim, 1995).
H. Loperamid HCl
Loperamid adalah suatu antidiare sintetis yang mempunyai struktur
mirip haloperidol, tetapi tidak menimbulkan aktivitas opiat. Loperamid bekerja
dengan beraksi langsung pada otot-otot usus menghambat peristaltik dan
memperpanjang waktu transit, mempengaruhi perpindahan air dan elektrolit
melalui mukosa usus, mengurangi volume fecal, menaikkan viskositas dan
mencegah kehilangan air dan elektrolit (Anonim, 2006).
1. Kimia
Loperamid HCl merupakan serbuk putih sampai agak kuning; melebur
pada suhu lebih kurang 225 º disertai peruraian (Anonim, 1995).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Nama kimia : 4-(4-Chlorophenyl)-4-hydroxy-N,N-dimethyl-α,α
diphenyl-1-piperidinebutanamide hydrochloride.
Rumus kimia : C29H33ClN2O2.HCl
Bobot molekul : 513,5
pKa : 8,7
Koefisien partisi : tinggi
Kelarutan : Loperamid mudah larut dalam metanol, dalam isopropil
alkohol dan dalam kloroform; sukar larut dalam air dan
dalam asam encer (Anonim,1995), kelarutan dalam alkohol
(1:10) dan kelarutan dalam air (1:50.000) (Dollery, 1999)
2. Farmakologi
Loperamid menghambat aktivitas peristaltik otot pada usus dengan
mekanisme kolinergik dan non-kolinergik neuronal yang bertanggungjawab untuk
menghasilkan peristaltik secara refleks. Loperamid berikatan pada reseptor opiat µ
dalam dinding usus, mengurangi dorongan peristaltik, meningkatkan waktu transit
dalam usus, menghambat sekresi elektrolit dan cairan dalam usus. Loperamid
tidak mempengaruhi flora usus dan tidak mempunyai efek analgesik. Efek
loperamid cepat, bertahan lama dan lebih selektif untuk usus (Dollery, 1999).
Afinitas loperamid pada reseptor opiat µ relatif tinggi. Setelah loperamid
berikatan dengan reseptor kemudian diikuti dengan absorpsi dengan cepat.
Kebanyakan obat yang diabsorpsi tidak tinggal dalam organ dalam dan sejumlah
kecil obat yang memasuki sirkulasi sistemik tidak melewati barier otak. Setelah
loperamid berikatan dengan reseptor opiat maka akan mengubah aktivitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
neuronal myenteric plexus sehingga kontraksi otot polos yang diinduksi oleh
tekanan, prostaglandin, derivat asam lemak dan stimulan yang lain dihambat
(Dollery, 1999).
3. Farmakokinetik
Loperamid mempunyai onset aksi pada menit ke-30 sampai menit ke- 60
dan mempunyai waktu durasi 4 sampai 6 jam. Absorpsi oleh gastrointestinal ±
40% dengan ikatan protein 97%. Sedangkan waktu yang diperlukan loperamid
untuk mencapai kadar puncak adalah 5 jam apabila dalam bentuk sediaan kapsul,
dan 2,5 jam apabila dalam bentuk sediaan cair. Loperamid mempunyai waktu paro
7 – 14 jam (Anonim, 2006b).
Metabolisme loperamid di hepar, sebanyak lebih dari 50% menjadi
komponen inaktif. Sedangkan proses eliminasi loperamid melalui feses dan urin
(ekskresi metabolit 1% dan obat tidak berubah 30 – 40%) (Anonim, 2006b).
4. Penggunaan
a. Indikasi :
Loperamid merupakan obat untuk diare akut dan kronik yang
berhubungan dengan penyakit inflamasi usus, diare fungsional kronik (idiopatik),
diare traveller.
b. Dosis :
Dosis dewasa dan geriatrik :
1). Untuk diare akut : dosis inisial 4 mg kemudian 2 mg setiap kali setelah berak
sampai maksimal 16 mg/hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
2). Untuk diare kronik : dosis inisial 4 mg kemudian 2 mg setiap kali setelah
berak sampai maksimal 16mg/hari, kemudian dilanjutkan dosis individual,
dosis pemeliharaan umum 4 – 8 mg/hari dalam dosis tunggal atau terbagi. Jika
tidak terdapat kemajuan klinik setelah terapi dengan 16 mg/hari selama
sedikitnya 10 hari, maka gejala harus dikontrol untuk penggunaan lebih lanjut.
Dosis pediatrik :
1). Usia 2 tahun : keamanan dan efikasi belum dipastikan
2). Untuk diare akut : dosis inisial untuk 24 jam pertama (2-6 tahun) 1 mg 3 kali
sehari, (6-8 tahun) 2 mg 2 kali sehari, (8-12 tahun) 2 mg 3 kali sehari; dosis
pemeliharaan 0,1 mg/kg setiap kali setelah berak, tetapi tidak boleh melebihi
dosis inisial.
3). Untuk diare traveller akut : untuk 2-5 tahun tidak direkomendasikan, 6-8
tahun dosis inisial 1 mg dilanjutkan 1 mg setiap kali setelah berak sampai
dengan maksimal 4 mg/hari selama 2 hari, 9-11 tahun dosis inisial 2 mg
dilanjutkan 2 mg setiap kali setelah berak sampai maksimal 6 mg/hari selama
2 hari.
4). Untuk diare kronik : 0,08-0,24 mg/kg/hari terbagi dalam 2-3 kali pemberian
per hari, maksimal 2 mg per dosis.
c. Kontraindikasi :
Loperamid mempunyai kontraindikasi untuk pasien yang harus
mencegah konstipasi, diare infeksi, diare berdarah, pasien dengan kolitis
pseudomembran serta hipersensitif terhadap obat atau komponen dalam formula.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
I. Landasan Teori
Diare merupakan suatu keadaan buang air besar dengan konsistensi feses
cair atau lembek sedikitnya 3 kali dalam waktu 24 jam. Secara umum diare dapat
terjadi karena meningkatnya motilitas usus dan gangguan absorpsi sehingga
menyebabkan feses menjadi cair atau lembek.
Tanin merupakan salah satu senyawa yang terdapat dalam tumbuhan
yang berfungsi sebagai adstringen yang dapat mengecilkan selaput lendir usus
sehingga dapat membantu meringankan diare. Tanin dibedakan menjadi 2 yaitu
tanin yang dapat dihidrolisis dan tanin terkondensasi. Kedua jenis tanin tersebut
secara luas terdistribusi di alam. Semua kelompok tanin yang dapat dihidrolisis
dan sebagian besar kelompok tanin terkondensasi dapat larut dalam air.
Buah sawo manila (Achras zapota L.) yang masih muda mempunyai
kandungan tanin. Dengan adanya kandungan tanin dalam buah sawo manila yang
masih muda diduga bahwa infusa buah sawo manila yang masih muda
mempunyai aktivitas sebagai antidiare.
J. Hipotesis
Infusa buah sawo manila (Achras zapota L.) mempunyai aktivitas
sebagai antidiare.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni. Jenis
penelitian yang akan dilakukan adalah eksperimental karena prosedur penelitian
yang akan dilakukan bertujuan untuk mengetahui hubungan sebab akibat dua
variabel atau lebih dengan cara mengendalikan pengaruh variabel yang lain. Jenis
penelitian eksperimental ini dilakukan dengan memberikan variabel bebas secara
sengaja (bersifat induce) kepada obyek penelitian untuk diketahui akibatnya di
dalam variabel terkait. Berdasarkan cara pelaksanaannya, penelitian ini
merupakan jenis penelitian eksperimental murni karena di dalam penelitian ini
perlakuannya sengaja dibuat untuk dikenakan pada subyek penelitian. Dengan
kata lain kondisi subyek penelitian sengaja diubah dengan memberi perlakuan
tertentu dan mengkontrol variabel lainnya secara cermat selama jangka waktu
tertentu (Nawawi, 2007).
Rancangan penelitian yang dilakukan adalah rancangan acak lengkap
pola searah. Penelitian ini termasuk penelitian dengan rancangan acak lengkap
karena variabel pada penelitian ini telah diperhitungkan terlebih dahulu dari segi
bahan uji, sampel uji maupun hewan uji. Selain itu pemilihan hewan uji dilakukan
secara acak. Penelitian ini termasuk dalam penelitian rancangan pola searah
karena variabel bebas pada penelitian ini hanya ada satu yaitu dosis infusa buah
sawo manila (Achras zapota L.) segar yang memberikan efek pada variabel
tergantung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
B. Variabel dan Definisi Operasional
1. Variabel utama
Penelitian ini mempunyai variabel utama sebagai berikut :
a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kadar infusa buah sawo manila
(Achras zapota L.) segar.
b. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah aktivitas antidiare yang
ditunjukkan oleh buah sawo manila (Achras zapota L.) dengan parameter
yang diamati meliputi waktu pertama kali terjadinya diare, frekuensi diare,
konsistensi feses dan jumlah atau bobot feses serta jangka waktu
berlangsungnya diare.
2. Variabel pengacau terkendali
a. Jenis sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah infusa buah sawo
manila (Achras zapota L.) segar.
b. Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah hewan uji mencit
dengan ketentuan sebagai berikut :
Jenis kelamin : betina
Berat badan : kurang lebih 20 – 30 gram
Umur : 2 – 3 bulan
c. Total lama perlakuan terhadap hewan uji dalam penelitian ini adalah 5 jam.
d. Cara pemberian dalam penelitian ini adalah cara pemberian per oral. Dipilih
cara pemberian per oral adalah karena parameter yang diamati berhubungan
dengan kerja usus di saluran percernaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
e. Volume pemberian yang berikan dalam penelitian ini maksimal 1,0 ml dalam
setiap pemberian.
3. Variabel pengacau tak terkendali
Variabel pengacau tak terkendali dalam penelitian ini adalah keadaan
patologi subyek uji. Diharapkan dalam penelitian ini keadaan patologi subyek uji
dalam keadaan sehat, namun keadaan sehat subyek uji tidak dapat diamati
sepenuhnya oleh peneliti.
4. Definisi operasional
a. Waktu pertama kali terjadinya diare adalah waktu yang dicatat ketika feses
yang mempunyai konsistensi lembek atau encer dihasilkan mencit untuk
pertama kalinya selama selang waktu pengamatan, satuannya dalam menit.
b. Frekuensi terjadinya diare adalah jumlah defekasi yang menghasilkan feses
dengan konsistensi lembek atau encer yang dihitung selama selang waktu
pengamatan.
c. Konsistensi feses adalah kondisi atau wujud feses yang dihasilkan, dalam
penelitian ini konsistensi feses dibedakan menjadi 3 kategori yaitu
normal/padat, lembek dan cair.
d. Jumlah atau bobot feses adalah jumlah kumulatif bobot atau massa feses yang
dihasilkan oleh mencit selama selang waktu pengamatan, satuan dalam gram.
e. Jangka waktu terjadinya diare adalah waktu dari pertama kali mencit
menghasilkan feses dengan konsistensi lembek atau encer hingga waktu
mencit pertama kali menghasilkan feses dengan konsistensi normal atau solid
atau hingga waktu pengamatan berakhir, satuan dalam menit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
C. Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua
kelompok besar, yaitu :
1. Bahan utama
a. Bahan uji yang digunakan adalah buah sawo manila (Achras zapota L.) muda
segar. Sampel diambil di Bambanglipuro, Bantul Yogyakarta. Buah sawo
manila (Achras zapota L.) yang diambil adalah buah yang masih muda dengan
berukuran diameter 3-5 cm, berumur lebih kurang 2-4 minggu setelah
berbuah.
b. Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit putih betina
dewasa sehat, berumur 2-3 bulan dengan berat badan 20 – 30 gram sebanyak
10 ekor setiap kelompok uji.
2. Bahan kimia
a. Loperamid diperoleh dari Apotek Master dengan merek dagang Imodium®
produksi PT Jassen-Cilag
b. Oleum ricini diperoleh dari Laboratorium Farmakologi-Toksikologi Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
c. Aquades diperoleh dari Laboratorium Farmakologi-Toksikologi Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
d. CMC Na diperoleh dari Laboratorium Farmakologi-Toksikologi Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
D. Instrumen atau Alat Penelitian
Instrumen atau alat yang digunakan meliputi :
1. Kandang mencit
2. Kotak kaca
3. Stopwatch
4. Timbangan mencit merk Metller PM 600
5. Kertas HVS
6. Timbangan analitik merk Metller AE 200
7. Spuit per oral
8. Peralatan pembuat infus
9. Kompor listrik
10. Termometer
11. Kain flanel
12. Parut
13. Alat-alat gelas, meliputi : labu ukur, beaker glass, pengaduk
E. Tata Cara Penelitian
1. Pengumpulan sampel
Sampel buah sawo Manila (Achras zapota L.) yang diambil adalah buah
sawo manila yang masih muda dengan ukuran diameter 3 – 5 cm dan bila
dibersihkan akan tampak bahwa kulit luar buah masih berwarna hijau.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
2. Determinasi tumbuhan obat
Determinasi tanaman sawo manila (Achras zapota L.) dilakukan dengan
mencocokkan deskripsi tanaman sawo manila (Achras zapota L.) yang terdapat
dalam buku Flora (Steenis, 1992).
3. Percobaan pendahuluan
a. Penentuan dosis infusa buah sawo manila.
Berdasarkan penggunaan secara empiris di masyarakat, apabila
digunakan sebagai obat mencret buah sawo manila (Achras zapota L.) yang masih
muda, diperlukan 1 buah sawo manila yang masih muda dengan bobot lebih
kurang 55,3358 gram buah segar. Sehingga sekali minum untuk digunakan
sebagai obat mencret menggunakan 55,3358 gram buah sawo manila (Achras
zapota L.) muda untuk orang Indonesia yang mempunyai berat badan rata-rata 50
kilogram. Untuk dosis konversi menggunakan pedoman orang dewasa Eropa yang
mempunyai berat badan rata-rata 70 kilogram untuk sekali minum berlaku
perhitungan sebagai berikut:
70 kg50 kg 55,3358 gram 7,4701 gram
70kgBB
Faktor konversi dosis dari manusia 70 kilogram ke mencit 20 gram adalah 0,0026
(Laurence dan Bacarach, 1964), sehingga untuk sekali minum untuk mencit 20
gram adalah:
0,0026 x 77,47012 gram = 0,2014 g/20kgBB
Sehingga dosis infusa buah sawo manila (Achras zapota L.) segar pada mencit:
100020 0,2014 g
20 g BB 10,07 gkg BB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Dosis hasil konversi yang didapat tersebut dijadikan sebagai dosis tengah yang
kemudian dibuat peringkat dosis dengan dosis tinggi yaitu 2 kali dosis tengah dan
dosis rendah yang merupakan setengah dosis tengah. Sehingga dosis infusa buah
sawo manila segar yang digunakan adalah 5,035 g/kgBB, 10,07 g/kgBB dan 20,14
g/kgBB.
b. Pembuatan infusa buah sawo manila muda.
Sejumlah buah sawo manila segar diparut kemudian ditimbang untuk 3
peringkat dosis. Perhitungan berat buah sawo manila yang ditimbang dan
konsentrasi larutan infusa yang akan dibuat ada pada lampiran. Buah sawo manila
(Achras zapota L.) segar yang telah diparut dan telah ditimbang sesuai dengan
dosis dan konsentrasi yang akan dibuat kemudian dibuat infusa dengan cara
mencampur dengan aquades secukupnya dalam panci infusa, panaskan di atas
tangas air selama 15 menit terhitung mulai suhu mencapai 90˚C sambil sekali-
sekali diaduk. Serkai selagi panas melalui kain flanel, tambahkan air panas
secukupnya melalui ampas hingga memperoleh volume infus yang dikehendaki
(Anonim, 1979).
c. Penentuan dosis loperamid.
Dosis terapi loperamid untuk orang dewasa Indonesia dengan berat
badan rata-rata 50 kilogram adalah 2 tablet untuk sekali minum, dimana dalam 1
tablet mengandung 2 mg loperamid. Sehingga dalam sekali minum menggunakan
4 mg loperamid. Untuk orang dewasa Eropa dengan berat badan rata-rata 70
kilogram, loperamid yang digunakan sebesar:
70 kg50 kg 4 mg 5,6 mg
70kgBB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Faktor konversi dosis dari manusia 70 kilogram ke mencit 20 gram adalah 0,0026,
maka loperamid yang diperlukan untuk mencit 20 gram sebesar:
0,0026 x 5,6 mg = 0,01456 mg/20 gBB
Dosis loperamid yang diberikan pada mencit sebesar:
100020 0,01456 mg
20g BB 0,728 mg/kgBB
d. Pembuatan larutan CMC Na 1%.
Pembuatan larutan CMC Na dilakukan dengan menimbang 1 gram
serbuk CMC Na, kemudian campurkan serbuk ke dalam 50 ml aquades dalam
beker, karena serbuk CMC Na tidak dapat larut dengan cepat dalam aquades maka
campuran serbuk dan aquades tersebut didiamkan hingga seluruh serbuk CMC Na
telah terbasahi aquades dengan sempurna. Kemudian masukkan campuran
tersebut dalam labu ukur 100 ml, tambahkan aquades hingga tanda.
e. Pembuatan suspensi loperamid.
Untuk pembuatan suspensi loperamid dilakukan terlebih dahulu
perhitungan konsentrasi suspensi loperamid yang akan dibuat. Dosis loperamid
yang diberikan ke mencit 20 gram sebesar 0,728mg/kgBB. Maka loperamid
dibuat dengan konsentrasi :
C 0,728 mg
kgBB 0,020 kg
0,5 ml 0,02912 mgml 1,456 mg
50 ml
Dalam 1 tablet mengandung 2 mg loperamid, maka bobot tablet loperamid yang
digunakan sebesar :
1,456 mg20 mg 1,0222 gram 0,0744 gram
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Bobot penimbangan 10 tablet loperamid adalah 1,0222 gram. Sepuluh tablet
loperamid tersebut digerus dalam mortir, kemudian timbang sebanyak 0,0744
gram dan dilarutkan dengan larutan CMC Na 1% dalam labu ukur 50 ml.
3. Penentuan efek antidiare
Mencit dikelompokkan secara acak menjadi 6 kelompok, yaitu kelompok
kontrol yang diberi aquades, 3 kelompok yang diberi infusa buah sawo manila
dengan 3 peringkat dosis dan kelompok yang diberi pembanding loperamid HCI
serta kelompok perlakuan CMC Na. Masing-masing kelompok terdiri atas 10 ekor
mencit. Satu jam sebelum percobaan dimulai mencit dipuasakan.
Sesuai dengan alokasi perlakuan, tiap mencit diberi secara per oral 0,5 ml
per 20 gBB infusa buah sawo manila dengan 3 peringkat dosis, loperamid HCI
untuk kelompok pembanding dan aquades untuk kontrol negatif, setiap mencit
kemudian ditempatkan dalam bejana individual beralaskan kertas HVS untuk
pengamatan. Satu jam setelah perlakuan di atas, semua mencit diberi per oral 0,5 ml
per 20 gBB oleum Ricini.
Respons yang terjadi pada tiap mencit diamati selang 30 menit sampai 4
jam, kemudian selang 1 jam sampai 4 jam setelah pemberian oleum ricini.
Parameter yang diamati meliputi waktu terjadinya diare, frekuensi diare,
konsistensi dan jumlah atau bobot feses serta jangka waktu berlangsungnya diare
(Anonim, 1991).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44. Skema K
Data berkonsistestatistik
Parametkonsistens
Responsjam, kem
Set
Masing-m
Kontol positif :
loperamid 0,728mg/kg
BB
Mencit s
Kerja
rupa waktu tensi dan bobok dengan met
diare
er yang diamsi dan jumlah
s yang terjadmudian selang
telah 1 jam.
masing menc
Perlakuan CMC Na
1%
secara acak dmas
M
Gambar 2. S
terjadinya diot feses kemtode anova ddapat diuji d
mati meliputh/bobot fese
di pada tiap mg 1 jam samp
semua menc
cit ditempatkkerta
Kontol negatif : aquades
0,5ml/20gB
dikelompoknsing kelompo
Mencit dipu
Skema kerja
are, jangka wmudian dievadan uji t sedadengan uji no
i waktu terjas serta jangk
mencit diamapai 4 jam set
cit diberi ole
kan pada bejas HVS putih
BB
Pelakuinfusa bsawo ma
dosis5,035g/k
nya menjadi ok terdiri da
asakan selam
a penelitian
waktu berlanaluasi masinangkan untuon-parametr
adinya diare,ka waktu ber
ati selang 30telah pember
um ricini 0,5
ana terpisahh
uan uah
anila s
kgBB
Pelakinfusasawo m
do10,07g
6 kelompokari 10 mencit
ma 1 jam
ngsungnya dng-masing seuk data frekurik
, frekuensi drlangsungny
0 menit samprian oleurn R
5ml/20gBB
h yang dialas
kuan a buah manila sis
g/kgBB
Pelinfusawo
d20,14
k dengan mat
36
diare, ecara uensi
diare, a diare
pai 4 Ricini
si oleh
lakuan usa buah o manila dosis 4g/kgBB
sing-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
F. Tata cara Analisis Hasil
Data yang dihasilkan dari pengamatan berupa waktu terjadinya diare,
jangka waktu berlangsungnya diare, konsistensi dan bobot feses serta frekuensi
diare. Data berupa waktu terjadinya diare, jangka waktu berlangsungnya diare,
konsistensi feses dan frekuensi diare kemudian dievaluasi masing-masing secara
statistik dengan metode Kruskal Wallis dilanjutkan dengan uji Mann Whitney
sedangkan untuk data bobot feses diuji dengan metode one way ANOVA
dilanjutkan dengan uji Scheffe.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
BAB IV
HASIL DAN DAN PEMBAHASAN
A. Determinasi
Determinasi merupakan suatu proses membandingkan suatu tumbuhan
dengan satu tumbuhan lain yang sudah dikenal sebelumnya (dicocokkan atau
dipersamakan). Karena di dunia ini tidak ada dua benda yang identik atau persis
sama, maka istilah determinasi (Inggris to determine = menentukan, memastikan)
dianggap lebih tepat daripada istilah identifikasi (Inggris to identify =
mempersamakan) (Rifai, 1976). Sehingga tujuan dilakukannya determinasi dalam
penelitian ini adalah agar tidak terjadi kesalahan dalam pengambilan sampel yang
akan digunakan dalam penelitian ini.
Determinasi dilakukan di laboratorium Farmakognosi-Fitokimia Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan cara melihat ciri-ciri
morfologis tanaman sawo manila dan kemudian determinasi dilakukan dengan
menggunakan buku Flora (Steenis, 1992). Kunci determinasi tanaman sawo
manila adalah sebagai berikut:
1b – 2b – 3b – 4b – 6b – 7b – 9b – 10b – 11b – 12b – 13b – 14a – 15a – 109b –
119b – 120a – 121b – 124b – 125a – 126b – 127a
102………………………………………………………………………Sapotaceae
1a…………………………………………………………….……………....Achras
1…………………………………………………………………..Achras zapota L.
Dari hasil determinasi tersebut, tanaman yang digunakan sebagai sampel
dalam peneltian ini adalah tanaman sawo manila (Achras zapota L.).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
B. Penetapan Efek Antidiare
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode proteksi
terhadap diare oleh oleum ricini. Penetapan efek antidiare dalam penelitian ini
menggunakan metode proteksi terhadap diare oleh oleum ricini karena dalam
metode ini parameter pengamatan yang dilakukan lebih beragam dan lebih
spesifik dalam menentukan apakah senyawa uji yang sedang diteliti mempunyai
kemampuan sebagai antidiare atau tidak. Oleum ricini dalam penelitian ini
merupakan agen penginduksi diare karena kandungan utama dari oleum ricini ini
merupakan trigliserida dari asam risinoleat yang akan mengalami reaksi hidrolisis
di dalam usus halus oleh adanya enzim lipase pankreas menjadi gliserin dan asam
risinoleat. Sebagai surfaktan anionik, zat ini bekerja mengurangi absorpsi neto
cairan dan elektrolit serta menstimulasi peristaltik usus. Obat yang berkhasiat
sebagai antidiare akan dapat melindungi hewan percobaan (mencit) terhadap diare
yang diinduksi dengan oleum ricini.
Dalam penelitian ini terdapat 5 parameter yang akan diamati yaitu
frekuensi terjadinya diare, waktu terjadinya diare, konsistensi feses dan jumlah
atau bobot feses serta jangka waktu terjadinya diare. Dengan adanya 5 parameter
yang akan diamati tersebut maka efek antidiare dalam penelitian ini ditentukan
dari parameter-parameter tersebut, yaitu semakin sedikit frekuensi terjadinya
diare, semakin lama waktu terjadinya diare, semakin kecil nilai konsistensi dan
semakin kecil jumlah atau bobot feses serta semakin singkat jangka waktu
terjadinya diare pada mencit yang diberi senyawa uji dibandingkan dengan
kontrol negatif, berarti bahwa senyawa uji tersebut mempunyai kemampuan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
memperbaiki motilitas usus sehingga mencegah terjadinya penyerapan air
berlebih ke usus. Hal ini juga menunjukkan bahwa senyawa uji mempunyai
aktivitas sebagai antidiare.
1. Penentuan kontrol positif
Kontrol positif yang digunakan dalam penelitian ini adalah loperamid
HCl. Kontrol positif merupakan pembanding berupa obat yang penggunaannya
sebagai obat antidiare telah terbukti secara luas di masyarakat. Digunakannya
loperamid HCl sebagai kontrol positif dalam penelitian ini karena loperamid HCl
mempunyai mekanisme kerja dengan cara beraksi langsung pada otot-otot usus
menghambat peristaltik dan memperpanjang waktu transit, mempengaruhi
perpindahan air dan elektrolit melalui mukosa usus, mengurangi volume fecal,
menaikkan viskositas dan mencegah kehilangan air dan elektrolit (Anonim, 2006),
sehingga mekanisme kerja loperamid HCl ini sesuai dengan metode yang
digunakan dalam penelitian ini. Penentuan dosis kontrol positif loperamid yang
digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada dosis terapi loperamid dari
pustaka.
2. Pengujian efek antidiare
Pengujian efek antidiare pada penelitian ini menggunakan metode
proteksi terhadap diare oleh oleum ricini. Parameter yang diamati dalam
penelitian ini adalah frekuensi terjadinya diare, waktu terjadinya diare, konsistensi
dan jumlah atau bobot feses serta jangka waktu terjadinya diare. Semakin sedikit
frekuensi terjadinya diare, semakin lama waktu pertama kali terjadinya diare,
semakin normal konsistensi feses serta semakin kecil bobot atau jumlah feses dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
makin singkat jangka waktu terjadinya diare bila dibandingkan dengan kontrol
negatif maka suatu senyawa uji dapat dinyatakan mempunyai kemampuan sebagai
antidiare.
Kontrol positif yang digunakan pada penelitian ini adalah loperamid HCl
karena loperamid HCl merupakan obat antidiare yang telah digunakan secara luas
oleh masyarakat, selain itu loperamid HCl juga mempunyai mekanisme kerja
yang sesuai dengan prinsip kerja metode yang digunakan dalam penelitian ini.
Sedangkan untuk kontrol negatif digunakan aquades karena aquades merupakan
pelarut untuk sampel yang diujikan dalam penelitian ini. Diharapkan sebagai
kontrol negatif, aquades tidak mempunyai kemampuan sebagai antidiare. Terdapat
kelompok perlakuan mencit yang diberi larutan CMC Na 1% karena CMC Na 1%
merupakan pelarut yang digunakan dalam pembuatan suspensi loperamid HCl.
Tabel II. Hasil pengamatan parameter frekuensi terjadinya diare (kali)
Kelompok x frekuensi
diare (kali) ± SE
Perbandingan dengan kontrol negatif (%)
Perbandingan dengan kontrol positif (%)
I 7,8 ± 1,1624 -27,87 II 6,4 ± 0,5207 -17,95 III 6,1 ± 1,3452 -21,79 IV 3,6 ± 0,7775 40,98 -53,85 V 6,3 ± 0,9074 -3,28 -19,23 VI 0,56 ± 0,2940 90,98 - 92,94
Keterangan : I :Kelompok kontrol positif dengan pemberian suspensi
loperamid HCl dalam CMC Na 1% II : Kelompok perlakuan CMC Na 1% III : Kelompok kontrol negatif dengan pemberian aquades IV : Kelompok perlakuan I dengan pemberian infusa buah sawo
manila (Achras zapota L.) segar dosis 5,035 g/kgBB V : Kelompok perlakuan II dengan pemberian infusa buah sawo
manila (Achras zapota L.) segar dosis 10,07 g/kgBB VI : Kelompok perlakuan III dengan pemberian infusa buah sawo
manila (Achras zapota L.) segar dosis 20,14 g/kgBB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Dalam penelitian ini, parameter frekuensi diare diamati dengan cara
menghitung jumlah defekasi mencit yang mengeluarkan feses cair dan lembek
selama waktu pengamatan.
Dari hasil pengamatan frekuensi diare pada tabel II, dapat dilihat bahwa
rata-rata frekuensi terjadinya diare pada kelompok VI yang diberi infusa buah
sawo manila segar dengan dosis 20,14 g/kgBB menunjukkan frekuensi terjadinya
diare yang paling sedikit bila dibandingkan dengan kelompok lainnya. Terbukti
bila dilihat % penurunan frekuensi diare terhadap kontrol negatif didapatkan nilai
sebesar 90,98%. Sedangkan pada kelompok V yang diberi infusa buah sawo
manila segar dengan dosis 10,07 g/kgBB menunjukkan rata-rata frekuensi
terjadinya diare yang lebih besar dibandingkan dengan kelompok IV yang diberi
infusa buah sawo manila segar dengan dosis 5,035 g/kgBB. Pada kelompok
kontrol positif, nilai rata-rata frekuensi diare yang dihasilkan lebih besar bila
dibandingkan dengan kelompok lainnya, sedangkan pada kelompok kontrol
negatif mempunyai nilai rata-rata frekuensi yang hampir sama dengan kelompok
V, namun nilai tersebut masih lebih besar bila dibandingkan dengan nilai rata-rata
pada kelompok IV dan kelompok VI. Nilai negatif pada persen perbandingan
dengan kontrol negatif menunjukkan bahwa terdapat peningkatan frekuensi diare
dibandingkan dengan kontrol negatif, sedangkan nilai negatif pada persen
perbandingan dengan kontrol positif menunjukkan bahwa terdapat penurunan
frekuensi diare dibandingkan dengan kontrol positif. Dari nilai rata-rata frekuensi
diare yang didapat kemudian dibuat dalam bentuk diagram batang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Gambar 3. Diagram batang rata-rata frekuensi diare
Dari diagram batang tersebut dapat dilihat bahwa kelompok yang diberi
infusa buah sawo dengan dosis 5,035 g/kgBB dan dosis 20,14g/kgBB mempunyai
rata-rata frekuensi diare yang lebih kecil dibandingkan dengan kelompok lainnya,
sedangkan kelompok kontrol positif, kelompok perlakuan CMC Na 1%,
kelompok kontrol negatif dan kelompok yang diberi infusa buah sawo dengan
dosis 10,07 g/kgBB mempunyai rata-rata frekuensi diare yang relatif sama. Untuk
mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan terhadap frekuensi
terjadinya diare antar kelompok tersebut dilakukan uji statistika non parametrik
Kruskal-Wallis dengan taraf kepercayaan 95%.
Tabel III. Hasil uji statistika Kruskal-Wallis untuk parameter frekuensi diare Parameter Derajad bebas Signifikan
Frekuensi diare
4 0,000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Hasil uji statistika Kruskal-Wallis menunjukkan bahwa nilai signifikan
0,000. Dari nilai signifikan tersebut terlihat bahwa nilainya kurang dari 0,05
(p<0,05). Angka signifikan yang menunjukkan kurang dari 0,05 (p<0,05) berarti
bahwa terdapat perbedaan antar kelompok (kelompok kontrol positif, kelompok
kontrol negatif, kelompok perlakuan I, II dan III). Untuk mengetahui kelompok
mana yang mempunyai perbedaan secara signifikan maka dilakukan analisis post
hoc menggunakan uji Mann-Whitney.
Tabel IV. Rangkuman hasil analisis uji Mann-Whitney untuk parameter frekuensi terjadinya diare
Kelompok I II III IV V VI
I tb tb bb tb bb II tb III tb tb tb bb IV bb tb tb bb V tb tb tb bb VI bb bb bb bb
Keterangan: tb : berbeda tidak bermakna (p > 0,025) bb : berbeda bermakna (p < 0,025) I : Kelompok kontrol positif dengan pemberian suspensi loperamid
HCl dalam CMC Na 1% II : Kelompok perlakuan CMC Na 1% III : Kelompok kontrol negatif dengan pemberian aquades IV : Kelompok perlakuan I dengan pemberian infusa buah sawo
manila (Achras zapota L.) segar dosis 5,035 g/kgBB V : Kelompok perlakuan II dengan pemberian infusa buah sawo
manila (Achras zapota L.) segar dosis 10,07 g/kgBB VI : Kelompok perlakuan III dengan pemberian infusa buah sawo
manila (Achras zapota L.) segar dosis 20,14 g/kgBB Dari hasil analisis Mann-Whitney dapat diketahui bahwa kelompok IV
yang diberi infusa buah sawo manila segar dengan dosis 5,035 g/kgBB
mempunyai nilai frekuensi diare yang berbeda secara signifikan dengan kontrol
positif dan kelompok VI, sedangkan kelompok VI yang diberi infusa buah sawo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
manila segar dengan dosis 20,14 g/kgBB mempunyai frekuensi diare yang
berbeda bermakna dengan kelompok lainnya.
Dari hasil pengamatan frekuensi diare tersebut, kelompok kontrol positif
menunjukkan rata-rata frekuensi terjadinya diare yang paling besar. Hal ini tidak
sesuai dengan teori bahwa seharusnya kontrol positif yang diberi loperamid
mempunyai aktivitas sebagai antidiare dan menunjukkan frekuensi terjadinya
diare yang lebih sedikit dibandingkan dengan kontrol negatif yang diberi aquades.
Dapat disimpulkan dari hasil analisis tersebut bahwa kelompok VI yang
diberi infusa buah sawo manila segar dengan dosis 20,14 g/kgBB mempunyai
aktivitas sebagai antidiare dilihat dari parameter frekuensi terjadinya diare karena
bila dibandingkan dengan kontrol negatif, kontrol positif, kelompok perlakuan I
dan perlakuan II frekuensi terjadinya diare secara signifikan lebih berkurang.
Tabel V. Hasil pengamatan parameter onset diare (menit ke-)
Kelompokx onset diare
(menit ke-) ± SEPerbandingan dengan kontrol negatif (%)
Perbandingan dengan kontrol positif (%)
I 95,8 ± 8,473 29,92 - II 96,6 ± 7,391 - 0,83 III 136,7 ± 21,706 - 42,69 IV 132,4 ± 19,043 3,14 38,20 V 101,1 ± 10,940 26,04 5,53 VI 220,33 ± 12,202 -61,18 129,99
Keterangan : I : Kelompok kontrol positif dengan pemberian suspensi
loperamid HCl dalam CMC Na 1% II : Kelompok perlakuan CMC Na 1% III : Kelompok kontrol negatif dengan pemberian aquades IV : Kelompok perlakuan I dengan pemberian infusa buah sawo
manila (Achras zapota L.) segar dosis 5,035 g/kgBB V : Kelompok perlakuan II dengan pemberian infusa buah sawo
manila (Achras zapota L.) segar dosis 10,07 g/kgBB VI : Kelompok perlakuan III dengan pemberian infusa buah sawo
manila (Achras zapota L.) segar dosis 20,14 g/kgBB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Selain parameter frekuensi terjadinya diare dilakukan juga pengamatan
terhadap waktu pertama kali terjadinya diare atau onset diare. Waktu pertama kali
terjadinya diare atau waktu onset diare ini dinyatakan dalam satuan menit.
Dari hasil pengamatan waktu onset diare pada tabel V dapat diketahui
bahwa pada kelompok VI mempunyai rata-rata waktu onset diare yang paling
besar dibandingkan dengan kelompok lainnya, sedangkan kelompok kontrol
positif mempunyai rata-rata waktu onset diare yang paling kecil bila dibandingkan
dengan kelompok lainnya. Untuk kelompok III dan IV mempunyai nilai rata-rata
waktu onset yang relatif sama, namun nilai tersebut relatif masih tinggi
dibandingkan dengan kelompok kontrol positif dan kelompok V serta relatif lebih
kecil dibandingkan dengan kelompok VI. Pada kelompok dengan nilai rata-rata
waktu onset yang lebih besar menunjukkan bahwa waktu pertama kali terjadinya
diare lebih lama dibandingkan dengan kelompok yang mempunyai nilai rata-rata
waktu onset yang lebih kecil. Nilai negatif pada persen perbandingan dengan
kontrol negatif menunjukkan kenaikan waktu onset diare dibandingkan dengan
kontrol negatif. Oleh karena itu nilai persen perbandingan dengan kontrol negatif
pada kelompok VI bernilai negatif karena nilai rata-rata waktu onset diarenya jauh
lebih besar dibandingkan dengan kontrol negatif, sedangkan nilai positif pada
persen perbandingan dengan kontrol positif menunjukkan bahwa terdapat
kenaikan waktu onset diare dibandingkan dengan kontrol positif.
Nilai rata-rata waktu onset diare yang didapat kemudian dibuat dalam
bentuk diagram batang. Dari diagram batang tersebut dapat dilihat bahwa waktu
pertama kali terjadinya diare pada kelompok VI yang diberi infusa buah sawo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
manila segar dengan dosis 20,14 g/kgBB mempunyai rata-rata yang paling besar
dibandingkan dengan kelompok lainnya. Sedangkan pada kelompok lainnya
relatif mempunyai nilai rata-rata onset diare yang sama.
Gambar 4. Diagram batang rata-rata waktu pertama kali terjadinya diare/waktu onset diare (menit)
Untuk melihat apakah terdapat perbedaan rata-rata waktu pertama kali
terjadinya diare (waktu onset diare) yang signifikan antar kelompok maka
dilakukan analisis statistika menggunakan uji non parametrik Kruskal-Wallis
dengan taraf kepercayaan 95%.
Tabel VI. Hasil analisis statistika uji Kruskal-Wallis untuk parameter waktu pertama kali terjadinya diare
Parameter Derajad bebas Signifikan Waktu pertama kali
terjadinya diare 4 0,001
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Hasil uji Kruskal-Wallis menunjukkan bahwa nilai signifikan sebesar
0,001 (p<0,05). Hal ini berarti bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antar
kelompok baik kelompok kontrol positif, kontrol negatif, kelompok perlakuan I
,kelompok perlakuan II serta kelompok perlakuan III. Namun dari uji Kruskal-
Wallis tidak dapat diketahui kelompok mana yang berbeda secara signifikan
sehingga dilakukan uji Mann-Whitney.
Tabel VII.Hasil rangkuman analisis Mann-Whitney untuk parameter waktu pertama kali terjadinya diare (menit ke-)
Kelompok I II III IV V VI I tb tb tb tb bb II tb III tb tb tb bb IV tb tb tb bb V tb tb tb bb VI bb bb bb bb
Keterangan: tb : berbeda tidak bermakna (p > 0,025) bb : berbeda bermakna (p < 0,025) I : Kelompok kontrol positif dengan pemberian suspensi loperamid
HCl dalam CMC Na 1% II : Kelompok perlakuan CMC Na 1% III : Kelompok kontrol negatif dengan pemberian aquades IV : Kelompok perlakuan I dengan pemberian infusa buah sawo
manila (Achras zapota L.) segar dosis 5,035 g/kgBB V : Kelompok perlakuan II dengan pemberian infusa buah sawo
manila (Achras zapota L.) segar dosis 10,07 g/kgBB VI : Kelompok perlakuan III dengan pemberian infusa buah sawo
manila (Achras zapota L.) segar dosis 20,14 g/kgBB
Dari hasil analisis Mann-Whitney pada tabel VII, hanya kelompok VI
yang diberi infusa buah sawo manila segar dengan dosis 20,14 g/kgBB yang
berbeda signifikan dibanding dengan semua kelompok (kelompok kontrol positif,
kontrol negatif, kelompok IV dan kelompok V). Hal ini berarti bahwa kelompok
VI ini mempunyai efek antidiare bila dilihat dari parameter waktu pertama kali
terjadinya diare.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Parameter selanjutnya yang diamati adalah bobot feses yang dihasilkan
oleh mencit. Parameter bobot feses ini diamati dengan cara menimbang feses yang
dihasilkan oleh masing-masing mencit setiap selang waktu 30 menit. Bobot feses
diperoleh dengan cara mengurangkan bobot kertas dan feses dengan bobot kertas
tanpa feses. Bobot feses yang diperoleh setiap selang waktu 30 menit
diakumulasikan hingga 4 jam pengamatan.
Tabel VIII. Tabel hasil pengamatan parameter bobot feses (gram)
Kelompokx bobot feses (gram) ± SE
Perbandingan dengan kontrol negatif (%)
Perbandingan dengan kontrol positif (%)
I 1,0083 ± 0,1472 25,587 II 1,1317 ± 0,0965 12,24 III 1,3550 ± 0,2308 34,385 IV 0,7412 ± 0,1225 45,299 -26,49 V 1,0554 ± 0,1363 22,111 4,671 VI 0,3438 ± 0,1054 74,627 -65,903
Keterangan : I : Kelompok kontrol positif dengan pemberian suspensi loperamid
HCl dalam CMC Na 1% II : Kelompok perlakuan CMC Na 1% III : Kelompok kontrol negatif dengan pemberian aquades IV : Kelompok perlakuan I dengan pemberian infusa buah sawo
manila (Achras zapota L.) segar dosis 5,035 g/kgBB V : Kelompok perlakuan II dengan pemberian infusa buah sawo
manila (Achras zapota L.) segar dosis 10,07 g/kgBB VI : Kelompok perlakuan III dengan pemberian infusa buah sawo
manila (Achras zapota L.) segar dosis 20,14 g/kgBB
Dari hasil pengamatan bobot feses yang ditunjukkan pada tabel VIII,
kelompok VI yang diberi infusa buah sawo manila segar dosis 20,14 g/kgBB
mempunyai rata-rata bobot feses yang paling sedikit dibandingkan dengan
kelompok lainnya, sedangkan kelompok kontrol negatif mempunyai rata-rata
bobot feses yang paling besar di antara kelompok lainnya. Hal ini sesuai dengan
teori bahwa pada kelompok kontrol negatif mempunyai bobot feses yang paling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
banyak karena pada kelompok tersebut tidak diberi senyawa antidiare sehingga
mencit pada kelompok tersebut mengalami diare dengan mengeluarkan feses yang
cukup banyak.
Nilai positif pada persen perbandingan dengan kontrol negatif
menunjukkan bahwa terdapat penurunan bobot feses dibandingkan dengan kontrol
negatif. Dari tabel VIII diketahui bahwa kelompok VI mempunyai nilai persen
penurunan bobot feses yang paling besar bila dibandingkan dengan kontrol
negatif. Nilai negatif pada persen perbandingan dengan kontrol positif
menunjukkan bahwa terdapat penurunan bobot feses dibandingkan dengan kontrol
positif, sedangkan nilai positif pada persen perbandingan dengan kontrol positif
menunjukkan bahwa terdapat peningkatan bobot feses dibandingkan dengan
kontrol positif.
Gambar 5. Diagram batang rata-rata bobot feses (gram)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Dari diagram batang pada gambar 5, dapat dilihat bahwa rata-rata bobot
feses pada kelompok yang diberi infusa buah sawo manila pada dosis
20,14g/kgBB paling rendah bila dibandingkan dengan kelompok lainnya,
sedangkan rata-rata bobot feses kelompok yang diberi infusa buah sawo manila
pada dosis 10,07 g/kgBB mempunyai rata-rata bobot feses yang mendekati
kelompok kontrol positif. Pada kelompok perlakuan CMC Na 1% rata-rata bobot
feses yang dihasilkan tidah jauh berbeda dengan kelompok kontrol positif.
Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antar
kelompok uji tersebut maka dilakukan analisis statistika menggunakan uji one-
way ANOVA dengan taraf kepercayaan 96%.
Tabel IX. Hasil uji statistika one- way ANOVA untuk parameter bobot feses (gram)
Jumlah kuadrat
Derajad bebas
Kuadrat rata-rata
F Signifikan
Antar kelompok
5.458 4 1.364 5.681 0,001
Dalam kelompok
10.567 44 0.240
Jumlah 16.025 48
Nilai signifikan yang dihasilkan dari uji one way ANOVA sebesar 0,001.
Nilai tersebut kurang dari 0,05 (p<0,05), hal ini berarti bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan di antara kelompok uji baik itu kelompok kontrol positif,
kelompok kontrol negatif, kelompok perlakuan CMC Na 1%, kelompok perlakuan
I, perlakuan II maupun perlakuan III. Karena dari hasil analisis statistika uji one
way ANOVA hanya dapat mengetahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
di antara kelompok uji maka untuk dapat mengetahui perbedaan yang signifikan
antar kelompok uji dilakuan analisis post hoc menggunakan uji Scheffe.
Dari hasil analisis post hoc pada tabel X, dapat diketahui bahwa hanya
pada kelompok pemberian infusa dengan dosis 20,14 g/kgBB yang mempunyai
bobot feses yang berbeda secara signifikan dengan kelompok kontrol negatif. Hal
ini menunjukkan bahwa pada kelompok perlakuan tersebut mempunyai aktivitas
sebagai antidiare berdasarkan parameter bobot feses yang dihasilkan.
Tabel X. Hasil rangkuman analisis post hoc uji Scheffe untuk parameter bobot feses (gram)
Keterangan: tb : berbeda tidak bermakna (p > 0,05) bb : berbeda bermakna (p < 0,05) I : Kelompok kontrol positif dengan pemberian suspensi loperamid
HCl dalam CMC Na 1% II : Kelompok perlakuan CMC Na 1% III : Kelompok kontrol negatif dengan pemberian aquades IV : Kelompok perlakuan I dengan pemberian infusa buah sawo
manila (Achras zapota L.) segar dosis 5,035 g/kgBB V : Kelompok perlakuan II dengan pemberian infusa buah sawo
manila (Achras zapota L.) segar dosis 10,07 g/kgBB VI : Kelompok perlakuan III dengan pemberian infusa buah sawo
manila (Achras zapota L.) segar dosis 20,14 g/kgBB Jangka waktu berlangsungnya diare merupakan parameter yang juga
diamati untuk melihat suatu senyawa yang diuji apakah mempunyai efek antidiare
atau tidak. Jangka waktu terjadinya diare diamati dengan cara mengurangkan
waktu akhir pengamatan dengan waktu pertama kali terjadinya diare.
Kelompok I II III IV V VI I tb tb tb tb tb II tb III tb tb tb bb IV tb tb tb tb V tb tb tb tb VI tb bb tb tb
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Dari tabel XI dapat dilihat bahwa rata-rata durasi diare yang paling
singkat adalah pada kelompok VI yaitu kelompok yang diberi infusa buah sawo
manila dengan dosis 20,14 g/kgBB, sedangkan kelompok kontrol positif
mempunyai rata-rata durasi diare yang paling lama bila dibandingkan dengan
kelompok lainnya. Nilai negatif pada persen perbandingan dengan kontrol negatif
menunjukkan bahwa terdapat kenaikan durasi diare dibandingkan dengan kontrol
negative, sedangkan nilai negatif pada persen perbandingan dengan kontrol positif
menunjukkan bahwa terdapat penurunan durasi diare dibandingkan dengan
kontrol positif.
Tabel XI. Hasil pengamatan parameter jangka waktu berlangsungnya diare (menit)
Kelompok x durasi diare (menit) ± SE
Perbandingan dengan kontrol negatif (%)
Perbandingan dengan kontrol positif (%)
I 144,2 ± 8,473 -39,59 II 141 ± 8,043 -2,22 III 103,3 ± 21,706 -28,36 IV 107,6 ± 19,043 -4,16 -25,38 V 138,9 ± 10,940 -34,48 -3,67 VI 19,67 ± 12,202 80,96 -86,36
Keterangan : I : Kelompok kontrol positif dengan pemberian suspensi loperamid
HCl dalam CMC Na 1% II : Kelompok perlakuan CMC Na 1% III : Kelompok kontrol negatif dengan pemberian aquades IV : Kelompok perlakuan I dengan pemberian infusa buah sawo
manila (Achras zapota L.) segar dosis 5,035 g/kgBB V : Kelompok perlakuan II dengan pemberian infusa buah sawo
manila (Achras zapota L.) segar dosis 10,07 g/kgBB VI : Kelompok perlakuan III dengan pemberian infusa buah sawo
manila (Achras zapota L.) segar dosis 20,14 g/kgBB Dari hasil diagram batang rata-rata durasi diare, dapat diketahui bahwa
kelompok yang diberi infusa buah sawo dengan dosis 20,14 g/kgBB mempunyai
rata-rata durasi diare yang paling singkat dibandingkan dengan kelompok lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Kelompok kontrol negatif dan kelompok uji yang diberi infusa buah sawo dengan
dosis 5,035 g/kgBB mempunyai rata-rata durasi diare yang relatif sama,
sedangkan kelompok kontrol positif, kelompok perlakuan CMC Na 1% dan
kelompok uji yang diberi infusa buah sawo manila dengan dosis 10,07 g/kgBB
mempunyai rata-rata durasi diare yang relatif sama yaitu relatif paling lama. Hal
ini tidak sesuai dengan teori dimana seharusnya kontrol positif mempunyai waktu
berlangsungnya diare yang paling singkat.
Gambar 5. Diagram batang rata-rata durasi diare (menit)
Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang bermakna antar
kelompok uji, dilakukan analisis statistika menggunakan uji Kruskal-Wallis
dengan taraf kepercayaan 95%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Tabel XII. Hasil uji statistika Kruskal-Wallis untuk parameter jangka waktu terjadinya diare
Parameter Derajat bebas Signifikan Jangka waktu terjadinya diare 4 0,001
Hasil uji statistika Kruskal-Wallis untuk parameter waktu
berlangsungnya diare menunjukkan nilai signifikan di bawah 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok uji. Dari
hasil uji Kruskal Wallis hanya dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antar kelompok dan untuk mengetahui kelompok mana yang
perbedaan secara signifikan dilakukan analisis post hoc dengan uji Mann-Whitney.
Tabel XIII. Hasil rangkuman analisis Mann-Whitney untuk parameter jangka waktu terjadinya diare (menit)
Kelompok I II III IV V VI I tb tb tb bb II tb III tb tb tb bb IV tb tb tb bb V tb tb tb bb VI bb bb bb bb
Keterangan: tb : berbeda tidak bermakna (p > 0,025) bb : berbeda bermakna (p < 0,025) I : Kelompok kontrol positif dengan pemberian suspensi loperamid
HCl dalam CMC Na 1% II : Kelompok perlakuan CMC Na 1% III : Kelompok kontrol negatif dengan pemberian aquades IV : Kelompok perlakuan I dengan pemberian infusa buah sawo
manila (Achras zapota L.) segar dosis 5,035 g/kgBB V : Kelompok perlakuan II dengan pemberian infusa buah sawo
manila (Achras zapota L.) segar dosis 10,07 g/kgBB VI : Kelompok perlakuan III dengan pemberian infusa buah sawo
manila (Achras zapota L.) segar dosis 20,14 g/kgBB Dari hasil analisis Mann-Whitney, hanya kelompok perlakuan III
(kelompok VI) yang berbeda secara signifikan dengan kelompok kontrol positif,
kontrol negatif, kelompok perlakuan I dan kelompok perlakuan II. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
menunjukkan bahwa kelompok perlakuan III yang diberi infusa buah sawo manila
segar dengan dosis 20,14 g/kgBB mempunyai efek antidiare dalam parameter
menurunkan jangka waktu terjadinya diare bila dibandingkan dengan kontrol
negatif yang tidak mempunyai kemampuan sebagai antidiare.
Parameter pengamatan untuk konsistensi diare dilakukan dengan
mengamati konsistensi feses yang dihasilkan oleh mencit. Konsistensi feses dalam
penelitian ini dibagi menjadi 3 kategori, yaitu konsistensi feses yang normal
(keras), lembek dan cair. Untuk memudahkan dalam melakukan pengamatan
secara kuantitatif maka kategori tersebut diberi label dimana konsistensi feses
yang normal diberi nilai 1, konsistensi feses yang lembek diberi nilai 2 dan
konsistensi feses yang cair diberi nilai 3.
Tabel XIV. Rangkuman hasil pengamatan konsistensi feses Kelompok x konsistensi
feses ± SE Perbandingan dengan kontrol negatif (%)
Perbandingan dengan kontrol positif (%)
I 24,4 ± 3,314 -19,02 - II 22,3 ± 1,719 - -8,61 III 20,5 ± 3,695 - -15,98 IV 10,5 ± 2,141 48,8 -56,97 V 19,5 ± 2,794 4,88 -20,08 VI 2,89 ± 1,11 85,90 -88,16
Keterangan : I : Kelompok kontrol positif dengan pemberian suspensi loperamid
HCl dalam CMC Na 1% II : Kelompok perlakuan CMC Na 1% III : Kelompok kontrol negatif dengan pemberian aquades IV : Kelompok perlakuan I dengan pemberian infusa buah sawo
manila (Achras zapota L.) segar dosis 5,035 g/kgBB V : Kelompok perlakuan II dengan pemberian infusa buah sawo
manila (Achras zapota L.) segar dosis 10,07 g/kgBB VI : Kelompok perlakuan III dengan pemberian infusa buah sawo
manila (Achras zapota L.) segar dosis 20,14 g/kgBB
Dari hasil pengamatan konsistensi feses dapat diketahui bahwa rata-
rata konsistensi feses yang paling kecil adalah pada kelompok VI yaitu kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
yang diberi infusa buah sawo manila dengan dosis 20,14 g/kgBB. Sedangkan rata-
rata konsistensi feses yang paling besar adalah pada kelompok kontrol positif. Hal
ini tidak sesuai dengan teori karena seharusnya kontrol positif mempunyai nilai
konsistensi yang kecil. Nilai konsistensi yang semakin kecil menunjukkan bahwa
konsistensi feses yang dihasilkan ke arah feses yang normal. Pada kelompok
perlakuan CMC Na 1%, rata-rata konsistensi yang dihasilkan relatif sama dengan
kontrol positif, sedangkan rata-rata konsistensi pada kelompok kontrol negatif dua
kali lebih kecil dibandingkan rata-rata kelompok yang diberi infusa buah sawo
manila dengan dosis 5,035 g/kgBB dan pada kelompok V mempunyai rata-rata
konsistensi feses yang relatif sama dengan kontrol negatif. Nilai negatif pada
persen perbandingan dengan kontrol negatif menunjukkan bahwa terdapat
peningkatan nilai konsistensi feses bila dibandingkan dengan kontrol negatif.
Nilai konsistensi feses yang meningkat dibandingkan dengan kontrol negatif
menunjukkan bahwa konsistensi feses yang dihasilkan lebih ke arah konsistensi
feses yang lembek atau cair. Nilai negatif pada persen perbandingan dengan
kontrol positif menunjukkan bahwa terdapat penurunan nilai konsistensi feses
dibandingkan dengan nilai konsistensi feses pada kelompok kontrol positif.
Dari diagram batang rata-rata konsistensi feses yang diperoleh, dapat
dilihat bahwa kelompok perlakuan III yang diberi infusa buah sawo manila segar
dengan dosis 20,14 g/kgBB mempunyai rata-rata konsistensi yang paling kecil.
Sedangkan rata-rata konsistensi feses yang paling besar dihasilkan dari kelompok
kontrol positif. Kelompok CMC Na 1%, kelompok kontrol negatif, kelompok
yang diberi infusa buah sawo manila dengan dosis 5,035 g/kgBB mempunyai rata-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
rata konsistensi feses yang relatif sama dengan kontrol positif. Untuk mengetahui
apakah terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok maka dilakukan
analisis statistika menggunakan Kruskal-Wallis dengan taraf kepercayaan 95%.
Gambar 6. Diagram batang rata-rata konsistensi feses
Hasil uji statistika Kruskal-Wallis pada tabel XV, menunjukkan nilai
signifikan di bawah 0,05. Hal ini berarti terdapat perbedaan rata-rata konsistensi
feses yang bermakna antara kelompok. Selanjutnya dilakukan uji Mann-Whitney
untuk mengetahui kelompok mana yang mempunyai perbedaan yang signifikan.
Tabel XV. Hasil uji statistika Kruskal-Wallis untuk parameter konsistensi feses Parameter Derajad bebas Signifikan
Konsistensi feses
4 0,000
Dari analisis Mann-Whitney pada tabel XVI, dapat diketahui bahwa
kelompok perlakuan I yang diberi infusa buah sawo manila segar dengan dosis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
5,035 g/kgBB mempunyai nilai konsistensi feses yang berbeda signifikan
dibandingkan dengan kelompok kontrol positif, sedangkan kelompok perlakuan
III yang diberi infusa buah sawo manila segar dengan dosis 20,14 g/kgBB
mempunyai nilai konsistensi feses yang berbeda bermakna dengan semua
kelompok. Hal ini menunjukkan bahwa pada kelompok perlakuan III yang diberi
infusa buah sawo manila segar dengan dosis 20,14 g/kgBB mempunyai aktivitas
sebagai antidiare dilihat dari parameter konsistensi feses.
Tabel XVI. Hasil analisis Mann-Whitney untuk parameter konsistensi feses Kelompok I II III IV V VI
I tb tb bb tb bb II tb III tb tb tb bb IV bb tb tb bb V tb tb tb bb VI bb bb bb bb
Keterangan: tb : berbeda tidak bermakna (p ≥ 0,025) bb : berbeda bermakna (p ≤ 0,025) I : Kelompok kontrol positif dengan pemberian suspensi loperamid
HCl dalam CMC Na 1% II : Kelompok perlakuan CMC Na 1% III : Kelompok kontrol negatif dengan pemberian aquades IV : Kelompok perlakuan I dengan pemberian infusa buah sawo
manila (Achras zapota L.) segar dosis 5,035 g/kgBB V : Kelompok perlakuan II dengan pemberian infusa buah sawo
manila (Achras zapota L.) segar dosis 10,07 g/kgBB VI : Kelompok perlakuan III dengan pemberian infusa buah sawo
manila (Achras zapota L.) segar dosis 20,14 g/kgBB
C. Rangkuman Pembahasan
Infusa buah sawo manila segar pada dosis 20,14 g/kgBB menunjukkan
frekuensi diare yang lebih kecil, waktu onset diare yang lebih lama, bobot feses
yang lebih kecil, durasi diare yang lebih singkat dan nilai konsistensi feses yang
lebih kecil dibandingkan dengan kontrol negatif dan perbedaan tersebut signifikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
secara statistik. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian infusa buah sawo manila
dengan dosis 20,14 g/kgBB pada mencit putih betina mempunyai aktivitas sebagai
antidiare. Dari parameter frekuensi diare, waktu onset diare, bobot feses durasi
diare dan konsistensi feses kontrol positif dengan kontrol negatif berbeda tidak
bermakna. Pada parameter konsistensi feses dan frekuensi diare, kelompok
dengan pemberian infusa buah sawo manila dengan dosis 5,035 g/kgBB berbeda
signifikan dengan kelompok kontrol positif. Kontrol positif loperamid pada
penelitian ini tidak menunjukkan efek antidiare karena kemungkinan dosis yang
diberikan kurang tinggi.
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa infusa buah sawo manila segar
mempunyai aktivitas sebagai antidiare. Dosis efektif pemberian infusa buah sawo
manila pada mencit putih betina adalah 20,14 g/kgBB. Infusa buah sawo manila
segar mempunyai aktivitas sebagai antidiare hal ini diduga karena pada buah sawo
manila muda mengandung banyak alkaloid dan tanin. Alkaloid merupakan salah
satu zat yang masuk dalam kelompok obat yang digunakan ketika diare karena
alkaloid masuk dalam kelompok obat obstipansia untuk terapi simptomatis, yang
menghentikan diare dengan cara menekan peristaltik usus sehingga memberikan
lebih banyak waktu untuk resorpsi air dan elektrolit oleh mukosa usus. Begitu
juga dengan tanin, tanin merupakan salah satu kelompok obat yang sering
digunakan ketika diare. Namun mekanisme tanin dalam menghentikan diare
berbeda dengan alkaloid. Tanin menghentikan diare dengan cara berfungsi
sebagai adstringen yang mengecilkan selaput lendir usus sehingga akan
mengurangi diserapnya elektrolit dan air yang berlebihan dalam usus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian uji efek antidiare infusa buah sawo manila
(Achras zapota L.) pada mencit betina dengan metode proteksi terhadap diare oleh
oleum ricini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Infusa buah sawo manila (Achras zapota L.) segar pada mencit putih betina
mempunyai aktivitas sebagai antidiare.
2. Dosis efektif infusa buah sawo manila (Achras zapota L.) segar pada mencit
putih betina sebesar 20,14 g/kgBB dan 2,18 g/kgBB bila pada manusia.
B. Saran
Dari hasil penelitian uji efek antidiare yang diperoleh, dapat diambil
saran sebagai berikut:
1. Perlu dilakukan uji efek antidiare menggunakan metode lain seperti metode
transit intestinal.
2. Untuk mengetahui kandungan yang terdapat dalam buah sawo manila (Achras
zapota L.) yang berfungsi sebagai antidiare perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut.
3. Dalam penentuan dosis kontrol positif perlu dilakukan pengujian dengan
beberapa tingkatan dosis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1988, Buku Pedoman Penatalaksanaan penderita infeksi Saluran pernafasan Akut (ISPA) dan Diare untuk petugas Kesehatan, 179, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal PPM dan PLP, Jakarta
Anonim, 1986, Sediaan Galenik, 8-10, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta Anonim, 1991, Pedoman Pengujian dan Pengembangan Fitofarmaka : Penapisan
Farmakologi, Pengujian Fitokimia dan Pengujian Klinik, 23-25, 179, Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam Phyco Medica, Jakarta
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, edisi IV, 5, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta Anonim, 2000, Pedoman Pelaksanaan Uji Klinik Obat Tradisional, edisi I, 1-3,
Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat Obat Tradisional, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
Anonim, 2005, World Health Organization (WHO) Guidelines on Treatment of
Diarrhea, http://www.pediatriconcall.com/fordoctor/diarrhea/who_guideline, diakses tanggal 13 Juli 2009
Anonim, 1996, Obat-obat Penting untuk Pelayanan Kefarmasian, 250-253,
Laboratorium Manajemen Farmasi dan Farmasi Masyarakat bagian Farmasetika Fakultas Farmasi UGM, Yogyakarta
Anonim, 2008a, Achras zapota L., http://www.tanaman-obat.com/download-e-
book/doc-view/8-tanaman-obat-achras-zapota-1?tmpl=component& format=raw, diakses tanggal 18 Januari 2009
Anonim, 2008b, Menkes Luncurkan 10.000 Desa Bersanitasi Baik,
http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=3172&Itemid=2, diakses tanggal 13 Juli 2009
Anonim, 2008c, WGO Practice Guideline: Acute Diarrhea,
http://www.omge.org/assets/downloads/en/pdf/guidelines/01_acute, diakses tanggal 13 Juli 2009
Anonim, 2009, Sains Fact : Body Number, http//www.man3malang.com, diakses
tanggal 12 Agustus 2009
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
DiPiro, J.T., Talbrt, Rt., Yee, G.C., Matzake, G.R., Well, B.G., Posey, L.M., 2005, Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach, sixth edition, 678, The McGraw-Hill Companies, Inc, USA
Dollery, 1999, Therapeutic Drugs, volume 2, Churchill Livingstone Edinburgh,
London Food and Drug Administration (FDA), 1977, Public Health Service, the United
Stated Department of Health, Education and Welfare, 1977, Guidelines for the Clinical Evaluation of Antidiarrheal Drugs, FDA, Rockville
Guyong, W.F., 1995, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, diterjemahkan oleh
Andrianto, Petrus, 479, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta Heinrich, M., 2004, Fundamental of Pharmacognosy and Phytotherapy, 199,
Churchill Livingstone, New York Mills, S. and Kerry, B., 2000, Principles and Practice of Phytotherapy: Modern
Herbal Medicine, 170-171, Churchill Livingstone Nawawi, H.H., 2007, Metode Penelitian Bidang Sosial, 88-89, Gadjah Mana
University Press, Yogyakarta Pearce, E.C., 1987, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, 188-191, PT
Gramedia, Jakarta Robber, J.E., Speedie, M.K., Tyler, V.E., 1996, Pharmacognosy and
Pharmacobiotechnology, 9th edition, 139-140, Williams and Wilkins, USA
Soedibyo, M., 1998, Alam Sumber Kesehatan: Manfaat dan Kegunaan, 95, Balai
Pustaka, Jakarta Steenis, van C.G.G.J., 1992, Flora Untuk Sekolah di Indonesia, diterjemahkan
oleh Maeso Surjowinoto, 35-50, 327, PT Pradnya Paramita, Jakarta Suharyono, 1991, Diare Akut Klinik dan Laboratorik, 59, PT Rineka Cipta,
Jakarta Tjay, T.H. dan Rahardja, K., 2002, Obat-obat Penting, Khasiat, Penggunaan dan
Efek-efek Sampingnya, edisi kelima, 270-279, PT Elexmedia Komputindo Keluarga Gramedia, Jakarta
World Health Organization (WHO), 1989, The Treatment and Prevention of Acute
Diarrhea, second edition, World Health Organization, Geneva
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Lampiran 1 : Data volume pemberian suspensi loperamid dan oleum ricini untuk kelompok kontrol positif serta contoh perhitungan volume pemberian
Mencit Berat badan
(gram) Volume pemberian suspensi loperamid
Volume pemberian oleum ricini
1 21,8 0,545 0,545 2 22,2 0,555 0,555 3 24,6 0,615 0,615 4 21,6 0,54 0,54 5 20,6 0,515 0,515 6 23,2 0,58 0,58 7 22,6 0,565 0,565 8 24,4 0,61 0,61 9 22,6 0,565 0,565
10 21,8 0,545 0,545 Contoh perhitungan volume pemberian suspensi loperamid
VD BB
C
V 7,28. 10 g
kg BB 0,0218 kg
0,2912 10 gmL
0,545
Contoh perhitungan volume pemberian oleum ricini
V BB
20 g 0,5 ml
V21,8 g20 g 0,5 ml 0,545 ml
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Lampiran 2 : Data volume pemberian aquades dan oleum ricini pada kelompok perlakuan kontrol negatif serta contoh perhitungan volume
pemberian
Mencit Berat Badan (gram)
Volume pemberian aquades (ml)
Volume pemberian oleum ricini (ml)
1 25,6 0,64 0,64 2 24,4 0,61 0,61 3 23,2 0,58 0,58 4 27,2 0,68 0,68 5 26,6 0,67 0,67 6 27,6 0,69 0,69 7 27,4 0,69 0,69 8 28,2 0,71 0,71 9 27,4 0,69 0,69 10 28,0 0,70 0,70
Contoh perhitungan volume pemberian untuk aquades
BB
20 g 0,5 ml
V25,6 g20 g 0,5 ml 0,64
Contoh perhitungan volume pemberian untuk oleum ricini
BB
20 g 0,5 ml
V25,6 g20 g 0,5 ml 0,64 ml
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Lampiran 3 : Data volume pemberian larutan CMC Na 1% dan oleum ricini pada kelompok perlakuan CMC Na 1% serta contoh perhitungan volume
pemberian
Mencit Berat Badan (gram)
Volume pemberian CMC Na (ml)
Volume pemberian oleum ricini (ml)
1 21,2 0,53 0,53 2 21,6 0,54 0,54 3 21,4 0,53 0,53 4 20,2 0,50 0,50 5 20,4 0,51 0,51 6 20,8 0,52 0,52 7 20,2 0,50 0,50 8 21,0 0,52 0,52 9 22,4 0,56 0,56 10 21,2 0,53 0,53
Contoh perhitungan volume pemberian untuk larutan CMC Na 1%
BB
20 g 0,5 ml
V21,2 g20 g 0,5 ml 0,53
Contoh perhitungan volume pemberian untuk oleum ricini
BB
20 g 0,5 ml
V21,2 g20 g 0,5 ml 0,53 ml
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Lampiran 4 : Data penimbangan buah sawo manila (Achras zapota L.) segar
Nomor Bobot (gram) 1 66,2036 2 44,6238 3 45,6084 4 62,3064 5 48,3680 6 57,1302 7 63,1100
Jumlah 387,3504 Rata-rata 55,3358
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Lampiran 5 : Perhitungan konsentrasi infusa buah sawo manila (Achras zapota L.)
1) Dosis 5,035 g/kgBB, konsentrasinya dibuat dengan perhitungan sebagai
berikut:
C1 D BB
V
C1 5,035g/kg BB 0,020kg
0,5 ml 0,2014 gml 20,14 g
100 ml
2) Dosis 10,07 g/kgBB, konsentrasinya dibuat dengan perhitungan sebagai
berikut:
C2 D BB
V
C2 10,07g/kg BB 0,020kg
0,5 ml 0,4028 gml 40,28 g
100 ml
3) Dosis 20,14 g/kgBB, konsentrasinya dibuat dengan perhitungan sebagai
berikut:
C3 D BB
V
C3 20,14g/kg BB 0,020kg
0,5 ml 0,8056 gml 80,56 g
100 ml
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Lampiran 6 : Data hasil pengamatan frekuensi diare
Perlakuan
Mencit ke- x frekuensi diare (kali) ±
SE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10I 3 7 8 10 4 9 7 15 11 4 7,8 ± 1,1624 II 9 4 5 8 5 7 5 7 8 6 6,4 ± 0,5207 III 8 9 5 10 9 0 2 0 6 12 6,1 ± 1.3454 IV 1 2 6 6 5 7 4 0 4 1 3,6 ± 0.7775 V 8 6 3 10 1 9 5 9 7 5 6,3 ± 0,9074 VI 0 X 2 0 0 1 0 0 0 2 0,56 ± 0,2940
Keterangan : I : Kelompok kontrol positif dengan pemberian suspensi loperamid
HCl dalam CMC Na 1% II : Kelompok perlakuan CMC Na 1%
III : Kelompok kontrol negatif dengan pemberian aquades IV : Kelompok perlakuan I dengan pemberian infusa buah sawo
manila (Achras zapota L.) segar dosis 5,035 g/kgBB V : Kelompok perlakuan II dengan pemberian infusa buah sawo
manila (Achras zapota L.) segar dosis 10,07 g/kgBB VI : Kelompok perlakuan III dengan pemberian infusa buah sawo
manila (Achras zapota L.) segar dosis 20,14 g/kgBB X : mencit yang diamati mati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Lampiran 7 : Hasil pengamatan dengan parameter waktu terjadinya diare (menit ke-)
Kelompok
Menit ke- x waktu onset
diare ± SE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 I 125 98 71 88 144 86 97 59 71 119 95,8 ± 8,473 II 89 133 79 103 121 49 112 92 89 99 96,6 ± 7,391 III 94 116 140 49 60 240 201 240 111 116 136,7 ± 21,706 IV 223 164 111 84 109 73 89 240 151 80 132,4 ± 19,043 V 80 90 118 80 194 100 91 92 83 83 101,1 ± 10,940 VI 240 X 154 240 240 231 240 240 240 158 220,33 ± 12,202
Keterangan : I : Kelompok kontrol positif dengan pemberian suspensi loperamid
HCl dalam CMC Na 1% II : Kelompok perlakuan CMC Na 1%
III : Kelompok kontrol negatif dengan pemberian aquades IV : Kelompok perlakuan I dengan pemberian infusa buah sawo
manila (Achras zapota L.) segar dosis 5,035 g/kgBB V : Kelompok perlakuan II dengan pemberian infusa buah sawo
manila (Achras zapota L.) segar dosis 10,07 g/kgBB VI : Kelompok perlakuan III dengan pemberian infusa buah sawo
manila (Achras zapota L.) segar dosis 20,14 g/kgBB X : mencit yang diamati mati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Lampiran 8 : Hasil pengamatan dengan parameter bobot feses (gram)
Kelompok
Mencit ke- x bobot feses (gram) ± SE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
I 0,5129 0,9472 1,3614 0,7169 0,5007 0,9465 0,6707 1.9560 1,4761 0,9947 1,0083±0,1472II 1,3664 1,1993 1,1801 1,4427 0,6393 1,5009 1,1667 1,1617 1,0703 0,5893 1,1317±0,0965III 1,4660 0,9048 1,9708 1,7840 2,6184 0,1244 0,9948 0,5379 1,4978 1,6508 1,3550±0,2308IV 1,0139 0,6782 1,0273 0,6151 1,1550 1,2004 0,7956 0 0,6704 0,2566 0,7412±0,1225V 1,4461 0,7759 0,7755 1,4352 0,2616 1,5302 0,7315 1,5469 0,9434 1,1082 1,0554±0,1363VI 0,1754 X 0,9362 0 0,2512 0,3792 0 0,3674 0,2377 0,7474 0,3438±0,1054
Keterangan :
I : Kelompok kontrol positif dengan pemberian suspensi loperamid HCl dalam CMC Na 1% II : Kelompok perlakuan CMC Na 1%
III : Kelompok kontrol negatif dengan pemberian aquades IV : Kelompok perlakuan I dengan pemberian infusa buah sawo manila (Achras zapota L.) segar dosis 5,035 g/kgBB V : Kelompok perlakuan II dengan pemberian infusa buah sawo manila (Achras zapota L.) segar dosis 10,07 g/kgBB VI : Kelompok perlakuan III dengan pemberian infusa buah sawo manila (Achras zapota L.) segar dosis 20,14 g/kgBB
X : mencit yang diamati mati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Lampiran 9 : Hasil pengamatan dengan parameter jangka waktu berlangsungnya diare (menit)
Kelompok Mencit ke- x durasi diare ± SE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
I 115 142 169 152 96 154 143 181 169 121 144,2 ± 8,473 II 151 117 161 103 119 191 128 148 151 141 141 ± 8,043 III 146 124 100 191 180 0 39 0 129 124 103,3 ± 21,706 IV 17 76 129 156 131 167 151 0 89 160 107,6 ± 19,043 V 160 150 122 160 46 140 149 148 157 157 138,9 ± 10,940 VI 0 X 86 0 0 9 0 0 0 82 19,67 ± 12,202
Keterangan :
I : Kelompok kontrol positif dengan pemberian suspensi loperamid HCl dalam CMC Na 1%
II : Kelompok perlakuan CMC Na 1% III : Kelompok kontrol negatif dengan pemberian aquades
IV : Kelompok perlakuan I dengan pemberian infusa buah sawo manila (Achras zapota L.) segar dosis 5,035 g/kgBB
V : Kelompok perlakuan II dengan pemberian infusa buah sawo manila (Achras zapota L.) segar dosis 10,07 g/kgBB
VI : Kelompok perlakuan III dengan pemberian infusa buah sawo manila (Achras zapota L.) segar dosis 20,14 g/kgBB
X : mencit yang diamati mati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Lampiran 10 : Rangkuman data hasil pengamatan konsistensi feses
Perlakuan Pengamatan mencit ke- x konsistensi feses ± SE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
I 10 21 24 33 13 27 20 45 33 18 24,4 ± 3,314II 33 18 15 26 20 24 16 24 26 21 22,3 ± 1,719 III 28 25 20 27 29 1 12 5 19 39 20,5 ± 3,695 IV 4 7 18 16 14 20 12 0 11 3 10,5 ± 2,141 V 26 17 10 29 5 30 14 29 21 14 19,5 ± 2,794 VI 1 X 9 0 1 3 0 2 2 8 2,89 ± 1,11
Keterangan :
I : Kelompok kontrol positif dengan pemberian suspensi loperamid HCl dalam CMC Na 1%
II : Kelompok perlakuan CMC Na 1% III : Kelompok kontrol negatif dengan pemberian aquades
IV : Kelompok perlakuan I dengan pemberian infusa buah sawo manila (Achras zapota L.) segar dosis 5,035 g/kgBB
V : Kelompok perlakuan II dengan pemberian infusa buah sawo manila (Achras zapota L.) segar dosis 10,07 g/kgBB
VI : Kelompok perlakuan III dengan pemberian infusa buah sawo manila (Achras zapota L.) segar dosis 20,14 g/kgBB
X : mencit yang diamati mati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Lampiran 11 : Hasil pengamatan pada kelompok perlakuan kontrol positif
Keterangan : J : jumlah defekasi B : bobot feses K : konsistensi feses
No. Mencit
Karakteristik feses dari waktu ke waktu (jam) Jumlah BAB
Bobot feses
0 ‐ 0,5jam 0.5 ‐ 1 jam 1 ‐ 1,5 jam 1,5 ‐ 2 jam 2 ‐ 2,5 jam 2,5 ‐ 3 jam 3 ‐ 3,5 jam 3,5 ‐ 4 jamJ K B J K B J K B J K B J K B J K B J K B J K B
1 0 0 0 0,0000 0 0,0000 2 0,1921 2 0,2809 1 0,0399 0 0,0000 0 0,0000 5 0,5129
2 0 0 0 0,0000 1 0,1138 3 0,3512 2 0,2136 2 0,2686 0 0,0000 0 0,0000 8 0,9472
3 0 0 1 0,0806 3 0,4774 1 0,0973 2 0,3233 1 0,0850 1 0,2978 0 0,0000 9 1,3614
4 0 0 1 0,0144 5 0,2854 2 0,0858 2 0,0589 2 0,1574 2 0,1150 0 0,0000 14 0,7169
5 0 0 0 0,0000 0 0,0000 0 0,0000 4 0,4136 2 0,0871 0 0,0000 0 0,0000 6 0,5007
6 0 0 1 0,0705 2 0,2022 3 0,2591 1 0,0378 1 0,1031 1 0,0680 2 0,2058 11 0,9465
7 0 0 0 0,0000 2 0,0574 3 0,2584 2 0,1450 0 0,0000 2 0,2099 0 0,0000 9 0,6133
8 0 0 4 0,6458 3 0,2749 2 0,2656 1 0,0401 2 0,3008 1 0,1819 3 0,2469 16 1,956
9 0 0 0 0,0000 5 0,6453 2 0,2876 1 0,1278 2 0,1520 1 0,1220 2 0,1414 13 1,4761
10 0 0 0 0,0000 0 0,0000 4 0,5257 2 0,2170 0 0,0000 1 0,2097 1 0,0423 8 0,9947
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Lampiran 12 : Hasil pengamatan konsistensi feses pada perlakuan kontrol positif
Keterangan: K = keras L = lembek C = cair
Mencit ke-
Pengamatan konsistensi feses dari waktu ke waktu 0-0,5 jam 0,5-1 jam 1-1,5 jam 1,5-2 jam 2-2,5 jam 2,5-3 jam 3-3,5 jam 3,5-4 jam
huruf nilai huruf Nilai huruf Nilai huruf Nilai huruf Nilai huruf Nilai huruf nilai huruf nilai1 - 0 - 0 - 0 K,K 2 L,C 5 C 3 - 0 - 02 - 0 - 0 K 1 L,C,C 8 C,C 6 C,C 6 - 0 - 0 3 - 0 K 1 L,C,C 8 C 3 C,C 6 C 3 C 3 - 0 4 - 0 K 1 K,K,K,C,C 9 C,C 6 C,L 5 C,C 6 C,C 6 - 0 5 - 0 - 0 - 0 - 0 K,K,L,C 7 C,C 6 - 0 - 0 6 - 0 K 1 K,L 3 L,C,C 8 C 3 C 3 C 3 C,C 6 7 - 0 - 0 K,K 2 L,L,C 7 C,C 6 - 0 L,C 5 - 08 - 0 K,L,C,C 9 C,C,C 9 C,C 6 C 3 C,C 6 C 3 C,C,C 9 9 - 0 - 0 K,K,L,L,C 9 C,C 6 C 3 C,C 6 C 3 C,C 6 10 - 0 - 0 - 0 K,K,K,C 6 C,C 6 - 0 C 3 C 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Lampiran 13 : Hasil pengamatan pada kelompok perlakuan CMC Na 1%
Keterangan : J : jumlah defekasi B : bobot feses K : konsistensi feses
No, Mencit
Karakteristik feses dari waktu ke waktu (jam)
Jumlah BAB
Bobot Feses
0 ‐ 0,5jam 0,5 ‐ 1 jam 1 ‐ 1,5 jam 1,5 ‐ 2 jam 2 ‐ 2,5 jam 2,5 ‐ 3 jam 3 ‐ 3,5 jam 3,5 ‐ 4 jam
J K B J K B J K B J K B J K B J K B J K B J K B
1 2 0,0678 2 0,0793 4 0,3199 4 0,3288 0 0 1 0,1527 2 0,2312 1 0,1867 16 1,3664
2 3 0,1564 0 0 1 0,0489 2 0,1600 5 0,6522 1 0,1818 0 0 0 0 12 1,1993
3 0 0 0 0 4 0,5466 2 0,2347 1 0,3988 0 0 0 0 0 0 7 1,1801
4 0 0 0 0 2 0,2028 3 0,4615 1 0,2964 0 0 2 0,1973 3 0,2847 11 1,4427
5 0 0 1 0,0388 2 0,0508 3 0,2877 2 0,1363 1 0,0874 1 0,0304 1 0,0079 11 0,6393
6 1 0,0835 5 0,9861 2 0,2641 1 0,0887 0 0 0 0 0 0 1 0,0785 10 1,5009
7 0 0 0 0 0 0 3 0,7237 1 0,0598 1 0,0751 1 0,1327 1 0,1754 7 1,1667
8 0 0 0 0 3 0,2751 2 0,4681 2 0,2192 1 0,0230 2 0,1763 0 0 10 1,1617
9 1 0,0371 0 0 3 0,4015 2 0,2209 2 0,1489 1 0,1319 0 0 2 0,1300 11 1,0703
10 3 0,1252 1 0,1003 1 0,0679 1 0,0919 2 0,0928 1 0,0599 1 0,0400 1 0,0113 11 0,5893
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Lampiran 14 : Hasil pengamatan konsistensi feses pada kelompok perlakuan CMC Na 1%
Keterangan: K = keras L = lembek C = cair
Mencit ke- Pengamatan konsistensi feses dari waktu ke waktu 0-0,5 jam 0,5-1 jam 1-1,5 jam 1,5-2 jam 2-2,5 jam 2,5-3 jam 3-3,5 jam 3,5-4 jam
huruf nilai huruf Nilai huruf Nilai huruf Nilai huruf Nilai huruf Nilai huruf nilai huruf nilai 1 K,K 2 K,K 2 K,K,K,L 5 C,C,C,C 12 - 0 C 3 C,C 6 C 3 2 K,K,K 3 - 0 K 1 K,K 2 K,K,L,L,C 9 C 3 - 0 - 0 3 - 0 - 0 K,K,L,L 6 C,C 6 C 3 - 0 - 0 - 04 - 0 - 0 K,K 2 K,L,C 6 C 3 - 0 C,C 6 C,C,C 9 5 - 0 K 1 K,K 2 K,K,K 3 L,C 5 C 3 C 3 C 3 6 K 1 K,K,C,C,C 11 C,C 6 C 3 - 0 - 0 - 0 C 3 7 - 0 - 0 - 0 K,K,L 4 C 3 C 3 C 3 C 3 8 - 0 - 0 K,K,K 3 C,C 6 C,C 6 C 3 C,C 6 - 0 9 K 1 - 0 K,K,L 4 C,C 6 C,C 6 C 3 - 0 C,C 610 K,K,K 3 K 1 K 1 L 2 L,C 5 C 3 C 3 C 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Lampiran 15 : Hasil pengamatan pada kelompok perlakuan kontrol negatif
Keterangan : J : jumlah defekasi B : bobot feses K : konsistensi feses
No, Mencit
Karakteristik feses dari waktu ke waktu (jam)
Jumlah BAB
Bobot Feses
0 ‐ 0,5jam 0,5 ‐ 1 jam 1 ‐ 1,5 jam 1,5 ‐ 2 jam 2 ‐ 2,5 jam 2,5 ‐ 3 jam 3 ‐ 3,5 jam 3,5 ‐ 4 jam
J K B J K B J K B J K B J K B J K B J K B J K B
1 0 0,0000 0 0 6 0,8820 4 0,3451 1 0,1461 1 0,0928 0 0 0 0 12 1,466
2 0 0,0000 0 0 1 0,3962 3 0,1765 0 0,0000 2 0,1771 2 0,1060 2 0,0490 10 0,9048
3 0 0,0000 0 0 1 0,1000 2 0,1359 5 0,9643 1 0,7018 1 0,0536 1 0,0152 11 1,9708
4 0 0,0000 4 0,7894 2 0,2909 2 0,2090 1 0,3458 0 0,0000 1 0,1489 0 0,0000 10 1,784
5 0 0,0000 4 1,0478 2 0,9920 3 0,3420 0 0,0000 1 0,0912 2 0,1454 0 0,0000 12 2,6184
6 1 0,1244 0 0 0 0,0000 0 0 0 0,0000 0 0,0000 0 0,0000 0 0,0000 1 0,1244
7 0 0,0000 0 0 0 0,0000 0 0 1 0,0622 0 0,0000 7 0,4994 1 0,4332 9 0,9948
8 1 0,1309 0 0 0 0,0000 0 0 2 0,1010 1 0,0455 0 0,0000 1 0,2605 5 0,5379
9 1 0,0664 0 0 2 0,4350 3 0,4309 0 0,0000 2 0,3402 1 0,2253 0 0,0000 9 1,4978
10 0 0,0000 0 0 2 0,1290 3 0,2959 4 0,3048 3 0,2182 3 0,5380 1 0,1649 16 1,6508
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Lampiran 16 : Pengamatan konsistensi feses pada kelompok perlakuan kontrol negatif
Keterangan: K = keras L = lembek C = cair
Mencit ke‐ Pengamatan konsistensi feses dari waktu ke waktu0‐0,5 jam 0,5‐1 jam 1‐1,5 jam 1,5‐2 jam 2‐2,5 jam 2,5‐3 jam 3‐3,5 jam 3,5‐4 jam
huruf nilai huruf Nilai huruf Nilai huruf Nilai huruf Nilai huruf Nilai huruf nilai huruf nilai1 ‐ 0 ‐ 0 K,K,K,K,C,C 10 C,C,C,C 12 C 3 C 3 ‐ 0 ‐ 02 ‐ 0 ‐ 0 K 1 L,L,L 6 ‐ 0 C,C 6 C,C 6 C,C 63 ‐ 0 ‐ 0 K 1 K,K 2 K,K,K,C,C 9 L 2 C 3 C 34 ‐ 0 K,L,C,L,L 10 C,C 6 L,C 5 C 3 ‐ 0 C 3 ‐ 05 ‐ 0 K,K,K,L 5 C,C 6 C,C,C 9 ‐ 0 C 3 C,C 6 ‐ 06 K 1 ‐ 0 ‐ 0 ‐ 0 ‐ 0 ‐ 0 ‐ 0 ‐ 07 ‐ 0 ‐ 0 ‐ 0 ‐ 0 K 1 ‐ 0 K,K,K,K,K,K,L 8 C 38 K 1 ‐ 0 ‐ 0 ‐ 0 K,K 2 K 1 ‐ 0 K 19 K 1 ‐ 0 K,K 2 L,L,C 7 ‐ 0 C,C 6 C 3 ‐ 010 ‐ 0 ‐ 0 K,K 2 K,K,L 4 C,C,C,C 12 C,C,C 9 C,C,C 9 C 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Lampiran 17 : Hasil pengamatan pada kelompok perlakuan infusa buah sawo dosis 5,035 x 103 mg/kgBB
Keterangan : J : jumlah defekasi B : bobot feses K : konsistensi feses
No, Mencit
Karakteristik feses dari waktu ke waktu (jam) Jumlah BAB
Bobot Feses
0 ‐ 0,5jam 0,5 ‐ 1 jam 1 ‐ 1,5 jam 1,5 – 2 jam 2 ‐ 2,5jam 2,5 ‐ 3 jam 3 ‐ 3,5 jam 3,5 – 4 jam
J K B J K B J K B J K B J K B J K B J K B J K B
1 0 0 0 0 0 0,0000 0 0,0000 0 0,0000 1 0,7714 0 0,0000 1 0,2425 2 1,0139
2 0 0 0 0 0 0,0000 1 0,0561 1 0,1640 1 0,1577 0 0,0000 1 0,3004 4 0,6782
3 0 0 0 0 0 0,0000 2 0,5021 3 0,4073 0 0,0000 1 0,0802 1 0,0377 7 1,0273
4 0 0 0 0 2 0,2990 1 0,1014 1 0,1162 2 0,0985 0 0,0000 0 0,0000 6 0,6151
5 0 0 0 0 0 0,0000 2 0,8468 0 0,0000 1 0,1235 2 0,1847 0 0,0000 5 1,155
6 0 0 0 0 3 0,5078 2 0,1297 2 0,2750 1 0,0960 0 0,0000 1 0,1919 9 1,2004
7 0 0 0 0 2 0,3809 1 0,2114 1 0,1285 1 0,0748 0 0,0000 0 0,0000 5 0,7956
8 0 0 0 0 0 0,0000 0 0,0000 0 0,0000 0 0,0000 0 0,0000 0 0,0000 0 0
9 0 0 0 0 0 0,0000 0 0,0000 2 0,3311 2 0,1611 0 0,0000 2 0,1782 6 0,6704
10 0 0 0 0 2 0,2566 0 0,0000 0 0,0000 0 0,0000 0 0,0000 0 0,0000 2 0,2566
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Lampiran 18 : Pengamatan konsistensi feses pada kelompok perlakuan infusa buah sawo dosis 5,035 x 103 mg/kgBB
Keterangan: K = keras L = lembek C = cair
Mencit ke-
Pengamatan konsistensi feses dari waktu ke waktu0-0,5 jam 0,5-1 jam 1-1,5 jam 1,5-2 jam 2-2,5 jam 2,5-3 jam 3-3,5 jam 3,5-4 jam
huruf nilai huruf Nilai huruf Nilai huruf Nilai huruf Nilai huruf Nilai huruf nilai huruf nilai 1 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 K 1 - 0 C 3 2 - 0 - 0 - 0 K 1 K 1 L 2 - 0 C 3 3 - 0 - 0 - 0 K,L 3 C,C,C 9 - 0 C 3 C 3 4 - 0 - 0 L,L 4 C 3 C 3 C,C 6 - 0 - 0 5 - 0 - 0 - 0 C,C 6 - 0 L 2 C,C 6 - 0 6 - 0 - 0 K,K,K,L 5 C,C 6 L,L 4 C 3 - 0 L 2 7 - 0 - 0 K,L 3 C 3 C 3 C 3 - 0 - 0 8 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 9 - 0 - 0 - 0 - 0 K,K 2 L,L 4 - 0 L,C 5
10 - 0 - 0 K,L 3 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Lampiran 19 : Hasil pengamatan pada kelompok perlakuan infusa buah sawo dosis 1,007 x 104 mg/kgBB
Keterangan : J : jumlah defekasi B : bobot feses K : konsistensi feses
No, Mencit
Karakteristik feses dari waktu ke waktu (jam) Jumlah BAB
Bobot Feses
0 ‐ 0,5jam 0,5 ‐ 1 jam 1 ‐ 1,5 jam 1,5 – 2 jam 2 ‐ 2,5jam 2,5 ‐ 3 jam 3 ‐ 3,5 jam 3,5 – 4 jam
J K B J K B J K B J K B J K B J K B J K B J K B
1 1 0,1284 0 0 3 0,5468 2 0,1110 2 0,1998 2 0,3729 1 0,0872 0 0,0000 11 1,4461
2 0 0 0 0 2 0,3185 0 0,0000 1 0,1977 2 0,1375 2 0,1222 0 0,0000 7 0,7759
3 0 0 0 0 0 0,0000 3 0,3700 0 0,0000 1 0,3127 1 0,0928 0 0,0000 5 0,7755
4 0 0 0 0 2 0,3185 2 0,1875 2 0,2039 1 0,2082 2 0,3234 1 0,1937 10 1,4352
5 0 0 0 0 1 0,0303 0 0,0000 0 0,0000 1 0,1032 2 0,1278 0 0,0000 4 0,2613
6 0 0 0 0 0 0,0000 4 0,7887 4 0,3260 1 0,2131 0 0,0000 2 0,2024 11 1,5302
7 0 0 0 0 1 0,1152 2 0,2709 0 0,0000 1 0,1414 1 0,1412 1 0,0628 6 0,7315
8 0 0 1 0,1401 1 0,1581 4 0,5809 3 0,3110 1 0,2231 1 0,1337 0 0,0000 11 1,5469
9 0 0 0 0 2 0,2713 2 0,1960 2 0,3270 1 0,0619 1 0,0872 0 0,0000 8 0,9434
10 0 0 0 0 2 0,2905 1 0,2082 1 0,3975 1 0,0869 0 0,0000 1 0,1251 6 1,1082
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Lampiran 20 : Pengamatan konsistensi feses pada kelompok perlakuan infusa buah sawo dosis 1,007 x 104 mg/kgBB
Keterangan:
K = keras L = lembek C = cair
Mencit ke-
Pengamatan konsistensi feses dari waktu ke waktu 0-0,5 jam 0,5-1 jam 1-1,5 jam 1,5-2 jam 2-2,5 jam 2,5-3 jam 3-3,5 jam 3,5-4 jam
huruf nilai huruf Nilai huruf Nilai huruf Nilai huruf Nilai huruf Nilai huruf nilai huruf nilai 1 K 1 - 0 K,K,L 4 C,C 6 C,C 6 C,C 6 C 3 - 0 2 - 0 - 0 K,L 3 - 0 L 2 C,C 6 C,C 6 - 0 3 - 0 - 0 - 0 K,K,L 4 - 0 C 3 C 3 - 0 4 - 0 - 0 L,C 5 C,C 6 C,C 6 C 3 C,C 6 C 3 5 - 0 - 0 K 1 - 0 - 0 K 1 K,L 3 - 0 6 - 0 - 0 - 0 K,L,C,C 9 C,C,C,C 12 C 3 - 0 C,C 6 7 - 0 - 0 K 1 L,L 4 - 0 C 3 C 3 C 3 8 - 0 K 1 K 1 C,C,C,C 12 C,C,C 9 C 3 C 3 - 0 9 - 0 - 0 K,L 3 C,C 6 C,C 6 C 3 C 3 - 0
10 - 0 - 0 K,L 3 L 2 C 3 C 3 - 0 C 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Lampiran 21 : Hasil pengamatan pada kelompok perlakuan infusa buah sawo dosis 2,014 x 104 mg/kgBB
Keterangan :
J : jumlah defekasi B : bobot feses K : konsistensi feses
No, Mencit
Karakteristik feses dari waktu ke waktu (jam) Jumlah BAB
Bobot Feses
0 ‐ 0,5jam 0,5 ‐ 1 jam 1 ‐ 1,5 jam 1,5 – 2 jam 2 ‐ 2,5jam 2,5 ‐ 3 jam 3 ‐ 3,5 jam 3,5 – 4 jam
J K B J K B J K B J K B J K B J K B J K B J K B
1 0 0 0 0 0 0,0000 0 0,0000 0 0,0000 0 0,0000 2 0,1754 0 0,0000 2 0,1754
2 0 0 0 0 0 0,0000 0 0,0000 0 0,0000 0 0,0000 0 0,0000 0 0,0000 0 0
3 0 0 0 0 0 0,0000 2 0,1474 3 0,2153 1 0,2648 1 0,3087 0 0,0000 7 0,9362
4 0 0 0 0 0 0,0000 0 0,0000 0 0,0000 0 0,0000 0 0,0000 0 0,0000 0 0
5 0 0 0 0 0 0,0000 0 0,0000 0 0,0000 1 0,2512 0 0,0000 0 0,0000 1 0,2512
6 0 0 0 0 0 0,0000 0 0,0000 0 0,0000 0 0,0000 1 0,0977 1 0,2815 2 0,3792
7 0 0 0 0 0 0,0000 0 0,0000 0 0,0000 0 0,0000 0 0,0000 0 0,0000 0 0
8 0 0 0 0 0 0,0000 1 0,2054 0 0,0000 0 0,0000 1 0,1620 0 0,0000 2 0,3674
9 0 0 0 0 1 0,1113 0 0,0000 1 0,1264 0 0,0000 0 0,0000 0 0,0000 2 0,2377
10 0 0 1 0,0803 1 0,1044 2 0,3194 0 0,0000 2 0,2433 0 0,0000 0 0,0000 6 0,7474
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Lampiran 22 : Hasil pengamatan konsistensi feses pada kelompok perlakuan infusa buah sawo dosis 2,014 x 104 mg/kgBB
Keterangan: K = keras L = lembek C = cair
Mencit ke- Pengamatan konsistensi feses dari waktu ke waktu 0-0,5 jam 0,5-1 jam 1-1,5 jam 1,5-2 jam 2-2,5 jam 2,5-3 jam 3-3,5 jam 3,5-4 jam huruf nilai huruf Nilai huruf Nilai huruf Nilai huruf Nilai huruf Nilai huruf nilai huruf nilai
1 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 K 1 - 0 2 3 - 0 - 0 - 0 K,K 2 K,K,K 3 L 2 L 2 - 0 4 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 5 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 K 1 - 0 - 0 6 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 K 1 L 2 7 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 8 - 0 - 0 - 0 K 1 - 0 - 0 K 1 - 0 9 - 0 - 0 K 1 - 0 K 1 - 0 - 0 - 0 10 - 0 K 1 K 1 K,K 2 - 0 L,L 4 - 0 - 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Lampiran 23. Hasil uji normalitas
Tests of Normality
kelompok
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Frekuensi diare kontrol positif .149 10 .200* .952 10 .692
perlakuan CMC Na .202 10 .200* .938 10 .532
kontrol negatif .172 10 .200* .921 10 .362
infusa sawo dosis rendah .165 10 .200* .927 10 .418
infusa sawo dosis tengah .127 10 .200* .953 10 .703
infusa sawo dosis tinggi .402 9 .000 .658 9 .000Onset diare kontrol positif .167 10 .200* .957 10 .756
perlakuan CMC Na .173 10 .200* .967 10 .858kontrol negatif .219 10 .193 .899 10 .216 infusa sawo dosis rendah .239 10 .111 .862 10 .080
infusa sawo dosis tengah .313 10 .006 .635 10 .000
infusa sawo dosis tinggi .392 9 .000 .582 9 .000Bobot feses kontrol positif .212 10 .200* .912 10 .295
perlakuan CMC Na .239 10 .110 .875 10 .113kontrol negatif .160 10 .200* .985 10 .985infusa sawo dosis rendah .172 10 .200* .928 10 .429
infusa sawo dosis tengah .211 10 .200* .908 10 .265
infusa sawo dosis tinggi .233 9 .172 .895 9 .223Durasi diare kontrol positif .167 10 .200* .957 10 .756
perlakuan CMC Na .147 10 .200* .964 10 .833 kontrol negatif .219 10 .193 .899 10 .216infusa sawo dosis rendah .239 10 .111 .862 10 .080
infusa sawo dosis tengah .313 10 .006 .635 10 .000
infusa sawo dosis tinggi .392 9 .000 .582 9 .000Konsistensi feses
kontrol positif .127 10 .200* .963 10 .821perlakuan CMC Na .148 10 .200* .955 10 .730kontrol negatif .150 10 .200* .958 10 .765infusa sawo dosis rendah .132 10 .200* .958 10 .765
infusa sawo dosis tengah .169 10 .200* .921 10 .369
infusa sawo dosis tinggi .272 9 .054 .791 9 .016a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Lampiran 24. Hasil uji statistika Kruskal Wallis untuk parameter frekuensi diare
Ranks
kelompok N Mean Rank
Frekuensi diare kontrol positif 10 40.80
perlakuan CMC Na 10 35.95
kontrol negatif 10 34.65
infusa sawo dosis rendah 10 22.30
infusa sawo dosis tengah 10 36.05
infusa sawo dosis tinggi 9 8.06
Total 59
Test Statisticsa,b
berapa kali diare
Chi-Square 24.062df 5Asymp. Sig. .000
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Lampiran 25. Hasil uji statistika Mann Whitney untuk parameter frekuensi diare
1. Kelompok kontrol positif dan kelompok perlakuan CMC Na 1%
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Frekuensi diare kontrol positif 10 11.55 115.50
perlakuan CMC Na 10 9.45 94.50
Total 20
Test Statisticsb
Frekuensi diare
Mann-Whitney U 39.500Wilcoxon W 94.500Z -.801Asymp. Sig. (2-tailed) .423Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .436a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: perlakuan
2. Kelompok kontrol positif dan kelompok kontrol negatif Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Frekuensi diare kontrol positif 10 11.40 114.00
kontrol negatif 10 9.60 96.00
Total 20
Test Statisticsb
Frekuensi diare
Mann-Whitney U 41.000Wilcoxon W 96.000Z -.683Asymp. Sig. (2-tailed) .495Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .529a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
3. Kelompok kontrol positif dan kelompok infusa buah sawo dosis rendah Ranks
perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
Frekuensi diare kontrol positif 10 13.80 138.00
infusa sawo dosis rendah 10 7.20 72.00
Total 20
Test Statisticsb
Frekuensi diare
Mann-Whitney U 17.000Wilcoxon W 72.000Z -2.510Asymp. Sig. (2-tailed) .012Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .011a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: perlakuan
4. Kelompok kontrol positif dan kelompok infusa buah sawo dosis tengah Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Frekuensi diare kontrol positif 10 11.55 115.50
infusa sawo dosis tengah 10 9.45 94.50
Total 20
Test Statisticsb
Frekuensi diare
Mann-Whitney U 39.500Wilcoxon W 94.500Z -.798Asymp. Sig. (2-tailed) .425Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .436a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
5. Kelompok kontrol positif dan kelompok infusa sawo dosis tinggi Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Frekuensi diare kontrol positif 10 14.50 145.00
infusa sawo dosis tinggi 9 5.00 45.00
Total 19
Test Statisticsb
frekuensi diare
Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 45.000Z -3.737Asymp. Sig. (2-tailed) .000Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .000a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: perlakuan
6. Kelompok kontrol negatif dan kelompok infusa buah sawo dosis rendah Ranks
perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
frekuensi diare kontrol negatif 10 12.40 124.00
infusa sawo dosis rendah 10 8.60 86.00
Total 20
Test Statisticsb
frekuensi diare
Mann-Whitney U 31.000Wilcoxon W 86.000Z -1.443Asymp. Sig. (2-tailed) .149Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .165a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
7. Kelompok kontrol negatif dan kelompok infusa buah sawo dosis tengah Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
frekuensi diare kontrol negatif 10 10.55 105.50
infusa sawo dosis tengah 10 10.45 104.50
Total 20
Test Statisticsb
frekuensi diare
Mann-Whitney U 49.500Wilcoxon W 104.500Z -.038Asymp. Sig. (2-tailed) .970Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .971a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: perlakuan
8. Kelompok kontrol negatif dan kelompok infusa buah sawo dosis tinggi Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
frekuensi diare kontrol negatif 10 13.20 132.00
infusa sawo dosis tinggi 9 6.44 58.00
Total 19
Test Statisticsb
frekuensi diare
Mann-Whitney U 13.000Wilcoxon W 58.000Z -2.721Asymp. Sig. (2-tailed) .007Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
9. Kelompok infusa buah sawo dosis rendah dan kelompok infusa buah sawo
dosis tengah Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
frekuensi diare infusa sawo dosis rendah 10 7.85 78.50
infusa sawo dosis tengah 10 13.15 131.50
Total 20
Test Statisticsb
frekuensi diare
Mann-Whitney U 23.500Wilcoxon W 78.500Z -2.015Asymp. Sig. (2-tailed) .044Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .043a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: perlakuan
10. Kelompok infusa buah sawo dosis rendah dengan kelompok infusa buah sawo
dosis tinggi Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
frekuensi diare infusa sawo dosis rendah 10 13.30 133.00
infusa sawo dosis tinggi 9 6.33 57.00
Total 19
Test Statisticsb
frekuensi diare
Mann-Whitney U 12.000Wilcoxon W 57.000Z -2.776Asymp. Sig. (2-tailed) .006Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .006a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
11. Kelompok infusa buah sawo dosis tengah dengan kelompok infusa buah sawo
dosis tinggi Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
frekuensi diare infusa sawo dosis tengah 10 14.25 142.50
infusa sawo dosis tinggi 9 5.28 47.50
Total 19
Test Statisticsb
frekuensi diare
Mann-Whitney U 2.500Wilcoxon W 47.500Z -3.531Asymp. Sig. (2-tailed) .000Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .000a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Lampiran 26. Hasil analisis statistika uji Kruskal Wallis untuk parameter onset diare
Ranks
kelompok N Mean Rank
Onset diare
kontrol positif 10 21.40
perlakuan CMC Na 10 23.50
kontrol negatif 10 32.90
infusa sawo dosis rendah 10 30.35
infusa sawo dosis tengah 10 21.95
infusa sawo dosis tinggi 9 52.11
Total 59
Test Statisticsa,b
Onset diare
Chi-Square 21.425 df 5 Asymp. Sig. .001 a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Lampiran 27. Hasil analisis statistika uji Mann Whitney untuk parameter onset diare
1. Kelompok kontrol positif dan kelompok perlakuan CMC Na 1%
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Durasi diare
kontrol positif 10 9.90 99.00
perlakuan CMC Na 10 11.10 111.00
Total 20
Test Statisticsb
Durasi diare
Mann-Whitney U 44.000Wilcoxon W 99.000Z -.454Asymp. Sig. (2-tailed) .650Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .684a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: perlakuan
2. Kelompok kontrol positif dan kelompok kontrol negatif Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Onset diare
kontrol positif 10 8.90 89.00
kontrol negatif 10 12.10 121.00
Total 20
Test Statisticsb
Durasi diare
Mann-Whitney U 34.000Wilcoxon W 89.000Z -1.211Asymp. Sig. (2-tailed) .226Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .247a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
3. Kelompok kontrol positif dan kelompok infusa buah sawo dosis rendah
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Onset diare
kontrol positif 10 8.70 87.00
infusa sawo dosis rendah 10 12.30 123.00
Total 20
Test Statisticsb
Onset diare
Mann-Whitney U 32.000Wilcoxon W 87.000Z -1.361Asymp. Sig. (2-tailed) .173Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .190a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: perlakuan
4. Kelompok kontrol positif dan kelompok infusa buah sawo dosis tengah Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Onset diare
kontrol positif 10 10.40 104.00
infusa sawo dosis tengah 10 10.60 106.00
Total 20
Test Statisticsb
Onset diare
Mann-Whitney U 49.000Wilcoxon W 104.000Z -.076Asymp. Sig. (2-tailed) .940Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .971a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
5. Kelompok kontrol positif dan kelompok infusa buah sawo dosis tinggi
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Onset diare
kontrol positif 10 5.50 55.00
infusa sawo dosis tinggi 9 15.00 135.00
Total 19
Test Statisticsb
Onset diare
Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 55.000Z -3.734Asymp. Sig. (2-tailed) .000Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .000a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: perlakuan
6. Kelompok kontrol negatif dan kelompok infusa buah sawo dosis rendah
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Onset diare
kontrol negatif 10 10.95 109.50
infusa sawo dosis rendah 10 10.05 100.50
Total 20
Test Statisticsb
Onset diare
Mann-Whitney U 45.500Wilcoxon W 100.500Z -.341Asymp. Sig. (2-tailed) .733Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .739a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
7. Kelompok kontrol negatif dan kelompok infusa buah sawo dosis tengah Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Onset diare
kontrol negatif 10 12.50 125.00
infusa sawo dosis tengah 10 8.50 85.00
Total 20 Test Statisticsb
Onset diare
Mann-Whitney U 30.000Wilcoxon W 85.000Z -1.514Asymp. Sig. (2-tailed) .130Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .143a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: perlakuan
8. Kelompok kontrol negatif dan kelompok infusa buah sawo dosis tinggi
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Onset diare
kontrol negatif 10 6.90 69.00
infusa sawo dosis tinggi 9 13.44 121.00
Total 19
Test Statisticsb
Onset diare
Mann-Whitney U 14.000Wilcoxon W 69.000Z -2.631Asymp. Sig. (2-tailed) .009Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .010a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
9. Kelompok infusa buah sawo dosis rendah dengan kelompok infusa buah sawo
dosis tengah Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Onset diare
infusa sawo dosis rendah 10 11.80 118.00
infusa sawo dosis tengah 10 9.20 92.00
Total 20
Test Statisticsb
Onset diare
Mann-Whitney U 37.000Wilcoxon W 92.000Z -.985Asymp. Sig. (2-tailed) .325Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .353a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: perlakuan
10. Kelompok infusa buah sawo dosis rendah dengan kelompok infusa buah sawo
dosis tinggi Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Onset diare
infusa sawo dosis rendah 10 6.50 65.00
infusa sawo dosis tinggi 9 13.89 125.00
Total 19
Test Statisticsb
Onset diare
Mann-Whitney U 10.000Wilcoxon W 65.000Z -2.931Asymp. Sig. (2-tailed) .003Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .003a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
11. Kelompok infusa buah sawo dosis tengah dengan kelompok infusa buah sawo
dosis tinggi
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Onset diare
infusa sawo dosis tengah 10 5.70 57.00
infusa sawo dosis tinggi 9 14.78 133.00
Total 19
Test Statisticsb
Onset diare
Mann-Whitney U 2.000Wilcoxon W 57.000Z -3.569Asymp. Sig. (2-tailed) .000Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .000a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Lampiran 28. Hasil analisis ANOVA untuk parameter bobot feses
Test of Homogeneity of Variances
Bobot feses
(gram)
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.280 5 53 .060
ANOVA
Bobot feses (gram)
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 5.858 5 1.172 5.444 .000
Within Groups 11.405 53 .215
Total 17.263 58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Lampiran 29. Hasil analisis statistika uji Post Hoc Scheffe untuk parameter
bobot feses Multiple Comparisons
Bobot feses (gram) Scheffe
(I) kelompok (J) kelompok Mean
Difference (I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
kontrol positif perlakuan CMC Na -.12336 .20745 .996 -.8404 .5937
kontrol negatif -.34666 .20745 .731 -1.0637 .3704
infusa sawo dosis rendah .26706 .20745 .892 -.4500 .9841
infusa sawo dosis tengah -.04711 .20745 1.000 -.7642 .6699
infusa sawo dosis tinggi .66448 .21314 .102 -.0722 1.4012perlakuan CMC Na kontrol positif .12336 .20745 .996 -.5937 .8404
kontrol negatif -.22330 .20745 .947 -.9404 .4938infusa sawo dosis rendah .39042 .20745 .620 -.3266 1.1075
infusa sawo dosis tengah .07625 .20745 1.000 -.6408 .7933infusa sawo dosis tinggi .78784* .21314 .029 .0511 1.5245
kontrol negatif kontrol positif .34666 .20745 .731 -.3704 1.0637
perlakuan CMC Na .22330 .20745 .947 -.4938 .9404infusa sawo dosis rendah .61372 .20745 .139 -.1033 1.3308
infusa sawo dosis tengah .29955 .20745 .835 -.4175 1.0166infusa sawo dosis tinggi 1.01114* .21314 .002 .2744 1.7478
infusa sawo dosis rendah
kontrol positif -.26706 .20745 .892 -.9841 .4500
perlakuan CMC Na -.39042 .20745 .620 -1.1075 .3266kontrol negatif -.61372 .20745 .139 -1.3308 .1033infusa sawo dosis tengah -.31417 .20745 .805 -1.0312 .4029infusa sawo dosis tinggi .39742 .21314 .629 -.3393 1.1341
infusa sawo dosis tengah kontrol positif .04711 .20745 1.000 -.6699 .7642
perlakuan CMC Na -.07625 .20745 1.000 -.7933 .6408kontrol negatif -.29955 .20745 .835 -1.0166 .4175infusa sawo dosis rendah .31417 .20745 .805 -.4029 1.0312
infusa sawo dosis tinggi .71159 .21314 .065 -.0251 1.4483infusa sawo dosis tinggi kontrol positif -.66448 .21314 .102 -1.4012 .0722
perlakuan CMC Na -.78784* .21314 .029 -1.5245 -.0511kontrol negatif -1.01114* .21314 .002 -1.7478 -.2744infusa sawo dosis rendah -.39742 .21314 .629 -1.1341 .3393
infusa sawo dosis tengah -.71159 .21314 .065 -1.4483 .0251*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Lampiran 30. Hasil uji statistika Kruskal Wallis untuk parameter durasi diare
Ranks
kelompok N Mean Rank
Durasi diare (menit)
kontrol positif 10 38.70
perlakuan CMC Na 10 35.80
kontrol negatif 10 27.40
infusa sawo dosis rendah 10 29.85
infusa sawo dosis tengah 10 38.15
infusa sawo dosis tinggi 9 7.89
Total 59
Test Statisticsa,b
Durasi diare
Chi-Square 21.186
df 5
Asymp. Sig. .001
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Lampiran 31. Hasil analisis statistika uji Mann Whitney untuk parameter durasi diare
1. Kelompok kontrol positif dan kelompok perlakuan CMC Na 1%
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Durasi diare
kontrol positif 10 11.20 112.00
perlakuan CMC Na 10 9.80 98.00
Total 20
Test Statisticsb
Durasi diare
Mann-Whitney U 43.000Wilcoxon W 98.000Z -.530Asymp. Sig. (2-tailed) .596Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .631a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: perlakuan
2. Kelompok kontrol positif dan kelompok kontrol negatif
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Durasi diare
kontrol positif 10 12.10 121.00
kontrol negatif 10 8.90 89.00
Total 20
Test Statisticsb
Durasi diare
Mann-Whitney U 34.000Wilcoxon W 89.000Z -1.211Asymp. Sig. (2-tailed) .226Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .247a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
3. Kelompok kontrol positif dan kelompok infusa buah sawo dosis rendah
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Durasi diare
kontrol positif 10 12.30 123.00
infusa sawo dosis rendah 10 8.70 87.00
Total 20
Test Statisticsb
Durasi diare
Mann-Whitney U 32.000Wilcoxon W 87.000Z -1.361Asymp. Sig. (2-tailed) .173Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .190a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: perlakuan
4. Kelompok kontrol positif dan kelompok infusa buah sawo dosis tengah
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Durasi diare
kontrol positif 10 10.60 106.00
infusa sawo dosis tengah 10 10.40 104.00
Total 20
Test Statisticsb
Durasi diare
Mann-Whitney U 49.000Wilcoxon W 104.000Z -.076Asymp. Sig. (2-tailed) .940Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .971a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
5. Kelompok kontrol positif dan kelompok infusa buah sawo dosis tinggi
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Durasi diare
kontrol positif 10 14.50 145.00
infusa sawo dosis tinggi 9 5.00 45.00
Total 19
Test Statisticsb
Durasi diare
Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 45.000Z -3.734Asymp. Sig. (2-tailed) .000Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .000a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: perlakuan
6. Kelompok kontrol negatif dan kelompok infusa buah sawo dosis rendah
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Durasi diare
kontrol negatif 10 10.05 100.50
infusa sawo dosis rendah 10 10.95 109.50
Total 20
Test Statisticsb
Durasi diare
Mann-Whitney U 45.500Wilcoxon W 100.500Z -.341Asymp. Sig. (2-tailed) .733Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .739a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
7. Kelompok kontrol negatif dan kelompok infusa buah sawo dosis tengah
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Durasi diare
kontrol negatif 10 8.50 85.00
infusa sawo dosis tengah 10 12.50 125.00
Total 20
Test Statisticsb
Durasi diare
Mann-Whitney U 30.000Wilcoxon W 85.000Z -1.514Asymp. Sig. (2-tailed) .130Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .143a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: perlakuan
8. Kelompok kontrol negatif dan kelompok infusa buah sawo dosis tinggi
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Durasi diare
kontrol negatif 10 13.10 131.00
infusa sawo dosis tinggi 9 6.56 59.00
Total 19
Test Statisticsb
Durasi diare
Mann-Whitney U 14.000Wilcoxon W 59.000Z -2.631Asymp. Sig. (2-tailed) .009Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .010a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
9. Kelompok infusa buah sawo dosis rendah dengan kelompok infusa buah sawo
dosis tengah
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Durasi diare
infusa sawo dosis rendah 10 9.20 92.00
infusa sawo dosis tengah 10 11.80 118.00
Total 20
Test Statisticsb
Durasi diare
Mann-Whitney U 37.000Wilcoxon W 92.000Z -.985Asymp. Sig. (2-tailed) .325Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .353a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: perlakuan
10. Kelompok infusa buah sawo dosis rendah dengan kelompok infusa buah sawo
dosis tinggi
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Durasi diare
infusa sawo dosis rendah 10 13.50 135.00
infusa sawo dosis tinggi 9 6.11 55.00
Total 19
Test Statisticsb
Durasi diare
Mann-Whitney U 10.000Wilcoxon W 55.000Z -2.931Asymp. Sig. (2-tailed) .003Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .003a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
11. Kelompok infusa buah sawo dosis tengah dengan kelompok infusa buah sawo
dosis tinggi
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Durasi diare
infusa sawo dosis tengah 10 14.30 143.00
infusa sawo dosis tinggi 9 5.22 47.00
Total 19
Test Statisticsb
Durasi diare
Mann-Whitney U 2.000Wilcoxon W 47.000Z -3.569Asymp. Sig. (2-tailed) .000Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .000a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Lampiran 32. Hasil analisis statistika Kruskal Wallis untuk parameter konsistensi feses
Ranks
Kelompok N Mean Rank
Konsistensi feses
kontrol positif 10 40.65
perlakuan CMC Na 10 39.10
kontrol negatif 10 35.90
infusa sawo dosis rendah 10 19.40
infusa sawo dosis tengah 10 35.00
infusa sawo dosis tinggi 9 7.72
Total 59
Test Statisticsa,b
konsistensifeses
Chi-Square 27.672 df 5 Asymp. Sig. .000 a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Lampiran 33. Hasil analisis statistika Mann Whitney untuk parameter konsistensi feses
1. Kelompok kontrol positif dan kelompok perlakuan CMC Na 1% Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Konsistensi feses
kontrol positif 10 10.95 109.50
perlakuan CMC Na 10 10.05 100.50
Total 20
Test Statisticsb
konsistensifeses
Mann-Whitney U 45.500Wilcoxon W 100.500Z -.342Asymp. Sig. (2-tailed) .733Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .739a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: perlakuan
2. Kelompok kontrol positif dan kontrol negatif
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Konsistensi feses
kontrol positif 10 11.20 112.00
kontrol negatif 10 9.80 98.00
Total 20
Test Statisticsb
konsistensifeses
Mann-Whitney U 43.000Wilcoxon W 98.000Z -.530Asymp. Sig. (2-tailed) .596Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .631a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
3. Kelompok kontrol positif dan kelompok infusa buah sawo dosis rendah Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Konsistensi feses
kontrol positif 10 14.30 143.00
infusa sawo dosis rendah 10 6.70 67.00
Total 20
Test Statisticsb
Konsistensi feses
Mann-Whitney U 12.000Wilcoxon W 67.000Z -2.876Asymp. Sig. (2-tailed) .004Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .003a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: perlakuan
4. Kelompok kontrol positif dan kelompok infusa buah sawo dosis tengah
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Konsistensi feses
kontrol positif 10 11.70 117.00
infusa sawo dosis tengah 10 9.30 93.00
Total 20
Test Statisticsb
Konsistensi feses
Mann-Whitney U 38.000Wilcoxon W 93.000Z -.909Asymp. Sig. (2-tailed) .363Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .393a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
5. Kelompok kontrol positif dan kelompok infusa buah sawo dosis tinggi
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Konsistensi feses
kontrol positif 10 14.50 145.00
infusa sawo dosis tinggi 9 5.00 45.00
Total 19
Test Statisticsb
Konsistensi feses
Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 45.000Z -3.681Asymp. Sig. (2-tailed) .000Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .000a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: perlakuan
6. Kelompok kontrol negatif dan kelompok infusa buah sawo dosis rendah
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Konsistensi feses
kontrol negatif 10 13.30 133.00
infusa sawo dosis rendah 10 7.70 77.00
Total 20
Test Statisticsb
Konsistensi feses
Mann-Whitney U 22.000Wilcoxon W 77.000Z -2.118Asymp. Sig. (2-tailed) .034Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .035a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
7. Kelompok kontrol negatif dan kelompok infusa buah sawo dosis tengah
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Konsistensi feses
kontrol negatif 10 10.55 105.50
infusa sawo dosis tengah 10 10.45 104.50
Total 20
Test Statisticsb
Konsistensi feses
Mann-Whitney U 49.500Wilcoxon W 104.500Z -.038Asymp. Sig. (2-tailed) .970Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .971a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: perlakuan
8. Kelompok kontrol negatif dan kelompok infusa buah sawo dosis tinggi Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Konsistensi
feses
kontrol negatif 10 13.70 137.00
infusa sawo dosis tinggi 9 5.89 53.00
Total 19
Test Statisticsb
Konsistensi
feses
Mann-Whitney U 8.000
Wilcoxon W 53.000
Z -3.029
Asymp. Sig. (2-tailed) .002
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .001a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
9. Kelompok infusa buah sawo dosis rendah dan kelompok infusa buah sawo
dosis tengah Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Konsistensi feses
infusa sawo dosis rendah 10 7.70 77.00
infusa sawo dosis tengah 10 13.30 133.00
Total 20
Test Statisticsb
Konsistensi feses
Mann-Whitney U 22.000Wilcoxon W 77.000Z -2.121Asymp. Sig. (2-tailed) .034Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .035a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: perlakuan
10. Kelompok infusa buah sawo dosis rendah dan kelompok infusa buah sawo
dosis tinggi Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Konsistensi feses
infusa sawo dosis rendah 10 13.05 130.50
infusa sawo dosis tinggi 9 6.61 59.50
Total 19
Test Statisticsb
Konsistensi feses
Mann-Whitney U 14.500Wilcoxon W 59.500Z -2.498Asymp. Sig. (2-tailed) .012Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .010a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
11. Kelompok infusa buah sawo dosis tengah dan kelompok infusa buah sawo
dosis tinggi Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Konsistensi feses
infusa sawo dosis tengah 10 14.30 143.00
infusa sawo dosis tinggi 9 5.22 47.00
Total 19
Test Statisticsb
Konsistensi feses
Mann-Whitney U 2.000Wilcoxon W 47.000Z -3.519Asymp. Sig. (2-tailed) .000Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .000a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
BIOGRAFI PENULIS
Penulis bernama lengkap Bernadetta Eka Niasari.
Merupakan anak pertama dari pasangan Suitbertus
Warsianto dan C. Sri Wahyuningsih. Lahir di Cilacap
pada tanggal 31 Maret 1987. Menempuh pendidikan di
Taman Kanak-Kanak Pius Cilacap (1991-1993)
kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Dasar
Pius Cilacap (1993-1999) dan Sekolah Menengah
Pertama Pius Cilacap (1999-2002). Setelah menamatkan pendidikan di Sekolah
Menengah Atas Negeri I Cilacap (2002-2005), penulis melanjutkan pendidikan di
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. Selama menjalani pendidikan di
Universitas Sanata Dharma, penulis aktif dalam kegiatan Panitia Tri Hari Suci di
Campus Ministry Kampus III, Paingan (2006-2009), ikut dalam komunitas Jalinan
Kasih Mahasiswa Katholik (JKMK) dari tahun 2005-2007. Selain itu penulis juga
aktif menjadi panitia lepas seperti sebagai sie perlengkapan dalam panitia
pelantikan Apoteker Baru (tahun 2006), sebagai sekretaris dalam panitia acara
Pekan Budaya Universitas Sanata Dharma (2007), Panitia Seminar Nasional
“Terapi Kanker dan Pengelolaan Sitostatika” (2007), Sebagai bendahara dalam
panitia kegiatan Ekaristi Kaum Muda (2007). Penulis juga pernah mendapatkan
penghargaan atas partisipasinya dalam bidang Akademik Ilmiah Program
Kreativitas Mahasiswa Penelitian (PKMP). Penulis pernah menjadi asisten
praktikum Botani Dasar (2008), asisten praktikum Toksikologi (2008), asisten
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
praktikum Farmakologi (2009), asisten praktikum Formulasi dan Teknologi
Sediaan Solid (2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI