130
1 OPTIMASI KOMPOSISI POLYSORBATE 80 DAN SORBITAN MONOOLEAT 80 SEBAGAI EMULSIFYING AGENT DALAM FORMULA MOISTURIZING LOTION VIRGIN COCONUT OIL (VCO): APLIKASI DESAIN FAKTORIAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh: Shinta Dian Asmara NIM: 038114110 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

  • Upload
    vobao

  • View
    218

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

1

OPTIMASI KOMPOSISI POLYSORBATE 80 DAN SORBITAN

MONOOLEAT 80 SEBAGAI EMULSIFYING AGENT DALAM

FORMULA MOISTURIZING LOTION VIRGIN COCONUT OIL (VCO):

APLIKASI DESAIN FAKTORIAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh:

Shinta Dian Asmara

NIM: 038114110

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2008

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

4

Karya kecil ini kupersembahkan bagi:

Allah SWT pembimbing jalan hidupku.

Ayah dan Ibuku atas kasih sayang, harapan, dan doa

Kakakku : Shantanu dan Shanti

Harapan dan Mimpi-Mimpiku

Almamater tercinta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

5

PRAKATA

Puji syukur dihaturkan kepada Allah SWT, yang telah memberkahi

penulis, dan senantiasa membimbing hingga penulis akhirnya dapat

menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Farmasi (S.Farm). Skripsi ini berjudul Optimasi Komposisi Polysorbate 80 dan

Sorbitan Monooleat 80 sebagai Emulsifying Agent dalam Formula Moisturizing

Lotion Virgin Coconut Oil (VCO) : Aplikasi Desain Faktorial.

Selama proses penelitian hingga penyusunan skripsinya, banyak sekali

orang yang telah turut berperan bagi penulis, baik dalam dukungan moral,

material, saran dan kritik. Kesuksesan penulis tidak berarti apapun tanpa

dukungan dari mereka semua. Oleh karenanya, pada kesempatan ini penulis

hendak mengucapkan terimakasih dan hormat bagi mereka semua. Adapun pihak-

pihak yang membantu penulis antara lain:

1. Ibu Sri Hartati Yuliani,M.Si.,Apt. selaku pembimbing yang telah

memberikan banyak sekali arahan, saran, dan kritik yang sangat memacu

semangat penulis.

2. Bapak Ign.Y.Kristio Budiasmoro,M.Si., selaku pembimbing akademik yang

tak pernah berhenti membangun semangat penulis, terima kasih untuk semua

nasehat dan bimbingan spiritualnya.

3. Segenap staf dan karyawan laboratorium Formulasi Teknologi Sediaan Cair

Semipadat atas kemudahan sarana, bimbingan dan bantuan selama di bekerja

laboraturium.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

6

4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut

berpartisipasi dalam subjective assessment yang penulis lakukan.

5. Semua teman yang telah memberikan pertolongan dan dukungan; yang

selalu ada saat dibutuhkan. Secara khusus, teman-teman seperjuangan:

Willy, Shinta Lucia, Erma, Marlinna, Yenny, Ratna, Tirza, Eva, Reni.

6. Para sahabat : Icha, Rini, Nurwi, Donny, Gallaeh, Ankga, Surya, Rinto

tanpa kalian aku bukan apa-apa. Secara khusus untuk teman-teman ’Toto-

Yank’,,aku bangga jadi bagian dari kalian.

7. Secara khusus, terima kasihku untuk Randy Rosdana yang senantiasa

membantu dan menemani dalam proses penyusunan, yang mampu

mendongkrak semangatku kembali.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu

penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Pada akhirnya penulis ingin mengungkapkan bahwa skripsi ini masih

memiliki kekurangan-kekurangan. Untuk itu penulis membuka diri terhadap

semua saran dan kritik yang membangun. Akhir kata semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak pada umumnya, dan bagi bidang farmasi pada

khususnya.

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

8

INTISARI

Penelitian mengenai Optimasi Komposisi Polysorbate 80 dan Sorbitan monooleat 80 sebagai Emulsifying Agent dalam Formula Moisturizing Lotion dari Virgin coconut Oil (VCO): Aplikasi Desain Faktorial telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk: mengetahui manakah di antara Polysorbate 80, Sorbitan monooleat dan interaksinya yang dominan dalam menentukan sifat fisik dan stabilitas krim, mengetahui komposisi optimum dari emulsifying agent yang dapat menghasilkan sifat fisik lotion yang dikehendaki.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni, dengan menggunakan metode desain faktorial. Optimasi dilakukan dengan melihat parameter sifat fisik lotion yang meliputi daya sebar dan viskositas setelah pembuatan, dan % stabilitas lotion setelah penyimpanan satu bulan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Sorbitan monooleat 80 dominan dalam mempengaruhi daya sebar, viskositas setelah pembuatan, dan stabilitas lotion. Perubahan viskositas selama penyimpanan dipengaruhi secara dominan oleh interaksi Polysorbate 80 dan Sorbitan monooleat 80. Pada contour plot super

imposed dapat ditemukan area komposisi optimum emulsifying agent pada level penelitian yang menghasilkan karakter fisik lotion yang dikehendaki. Area tersebut diprediksi sebagai formula optimum Moisturizing Lotion Virgin Coconut Oil terbatas pada jumlah bahan yang diteliti.

Kata kunci :Virgin Coconut Oil, emulsifying agent, Polysorbate 80, Sorbitan

monooleat 80, desain faktorial

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

9

ABSTRACT

The research about Optimization of Polysorbate 80 and Sorbitan Monooleat 80 Composition as Emulsifier in Moisturizing Lotion Formula of Virgin Coconut Oil (VCO) : Factorial Design Application is held. This research hold to determine which of the factors: Polysorbate 80, Sorbitan Monooleat 80, and their interaction which predominantly affects the physical properties dan physical stability, to determine the emulsifier’optimum composition which results wanted physical properties.

This research was a pure experimental research, using the factorial design method. The optimization was done by measuring lotion’s physical properties including spreadability, lotion viscosity after preparation, and lotion’s physical stability which is the viscosity change after 1 month of storage.

The results of this research exhibit that Sorbitan Monooleat 80 predominantly affects spreadability, lotion viscosity after preparation, and stability of lotion. Viscosity change was affected predominantly by interaction of Polysorbate 80 and Sorbitan Monooleat 80. At the contour plot super imposed graphic, there was a emulsifier’ optimum composition area at the research level, which results wanted physical properties. That area was estimated as the optimum formula of Moisturizing Lotion of Virgin Coconut Oil (VCO).

Keyword: Virgin Coconut Oil, emulsifying agent, Polysorbate 80, Sorbitan

monooleat 80, factorial design

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

10

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv

PRAKATA ........................................................................................................ v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. vii

INTISARI .......................................................................................................... viii

ABSTRACT ....................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ...................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xv

BAB I PENGANTAR ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1

1. Perumusan Masalah ............................................................................. 3

2. Keaslian Penelitian .............................................................................. 4

3. Manfaat Penelitian ............................................................................... 4

B. Tujuan Penelitian .................................................................................... 5

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ............................................................... 6

A. Virgin Coconut Oil ................................................................................. 6

B. Kulit ........................................................................................................ 9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

11

C. Lotion ..................................................................................................... 15

D. Moisturizer ............................................................................................. 17

E. Emulsi. .................................................................................................... 18

F. Emulsifying Agent ................................................................................. 23

1. Polysorbate 80 ............................................................................ 26

2. Sorbitan monooleat 80 ................................................................ 27

G. Sistem HLB ............................................................................................ 28

H. Gliserin. .................................................................................................. 29

I. Asam Stearat ........................................................................................... 31

J. Trietanolamina ........................................................................................ 32

K. Metil Paraben ......................................................................................... 33

L. Metode Desain Faktorial ........................................................................ 34

M. Sensory Assessment ............................................................................... 37

N. Landasan Teori ....................................................................................... 38

O. Hipotesis ................................................................................................. 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 25

A. Jenis Rancangan Penelitian .................................................................... 42

B. Variabel Penelitian ................................................................................. 42

C. Definisi Operasional ............................................................................... 43

D. Alat dan Bahan ....................................................................................... 46

E. Tata Cara Penelitian ............................................................................... 47

1. Formula ......................................................................................... 47

2. Alur Penelitian ............................................................................... 49

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

12

F. Analisis Data dan Optimasi .................................................................... 51

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 53

A. Pembuatan Lotion Virgin Coconut Oil .................................................. 53

B. Penentuan Tipe Emulsi Lotion Virgin Coconut Oil ............................... 56

C. Sifat Fisik dan Stabilitas Lotion Virgin Coconut Oil ............................. 63

D. Optimasi Formula ................................................................................... 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 86

A. Kesimpulan ............................................................................................. 86

B. Saran ....................................................................................................... 86

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 87

LAMPIRAN ....................................................................................................... 90

BIOGRAFI PENULIS ........................................................................................ xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

13

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I. Rancangan percobaan desain faktorial dengan dua faktor

dan dua level ...................................................................................... 36

Tabel II. Rancangan desain faktorial Polysorbate 80

dan Sorbitan monooleat 80................................................................48

Tabel III. Jumlah bahan yang digunakan...........................................................49

Tabel IV. Hasil pengukuran sifat fisik lotion VCO...........................................64

Tabel V. Hasil perhitungan efek untuk tiap faktor dan interaksi......................65

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

14

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Penampang kulit ............................................................................. 10

Gambar 2. Penampang lapisan epidermis ........................................................ 11

Gambar 3. Pembentukan sistem emulsi............................................................ 24

Gambar 4. Struktur molekul polysorbate 80 .................................................... 26

Gambar 5. Struktur Sorbitan Monooleat 80 ..................................................... 27

Gambar 6. Struktur gliserin ............................................................................. 29

Gambar 7. Struktur Asam Stearat .................................................................... 31

Gambar 8. Struktur Trietanolamin .................................................................. 32

Gambar 9. Struktur Metil Parabean ................................................................. 33

Gambar 10. Gambar penampilan fisik lotion VCO setelah

ditambah dengan fase eksternal berlebih ........................................ 57

Gambar 11. Gambar penampilan fisik lotion VCO setelah ditambah

dengan fase eksternal berlebih dan diaduk merata ........................ 58

Gambar 12. Gambar penampilan fisik lotion VCO setelah ditambah

dengan zat warna yang larut dalam fase eksternal ........................ 59

Gambar 13. Gambar penampilan fisik lotion VCO setelah ditambah

dengan zat warna yang larut fase eksternal ................................... 60

Gambar 14. Gambar kertas saring yang ditetesi dengan lotion VCO ................ 61

Gambar 15. Gambar kertas saring yang telah dikeringkan setelah

dioleskan dengan lotion VCO ........................................................ 62

Gambar 16 (a). Grafik hubungan daya sebar-Polysorbate 80 ........................... 67

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

15

Gambar 16(b). Grafik hubungan daya sebar-Sorbitan monooleat 80 ................ 67

Gambar 17(a). Grafik hubungan viskositas-Polysorbate 80 .............................. 70

Gambar 17(b). Grafik hubungan viskositas-Sorbitan monooleat 80 .................. 70

Gambar 18(a). Grafik hubungan pergeseran viskositas-Polysorbate 80 ............ 73

Gambar 18(b). Grafik hubungan perubahan viskositas-Sorbitan monooleat 80

............................................................................................................................ 73

Gambar 19(a). Grafik hubungan stabilitas lotion-Polysorbate 80 ...................... 77

Gambar 19(b). Ggrafik hubungan stabilitas lotion-Sorbitan monooleat 80 ....... 77

Gambar 20. Contour plot daya sebar lotion ....................................................... 80

Gambar 21. Contour plot viskositas lotion ........................................................ 81

Gambar 22. Contour plot pergeseran viskositas lotion ..................................... 83

Gambar 23. Contour plot stabilitas lotion .......................................................... 84

Gambar 24. Contour Plot Super Impose ............................................................ 85

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

16

DAFTAR TABEL

Halaman

Lampiran 1.Data penimbangan .......................................................................... 88

Lampiran 2. Data Fisis Lotion ............................................................................ 89

Lampiran 3. Perhitungan Persamaan desain Faktorial ....................................... 95

Lampiran 4. Persamaan Regresi ......................................................................... 99

Lampiran 5. Penampang Virgin Coconut Oil .................................................... 107

Lampiran 6 Penampang Fisik Lotion Virgin Coconut Oil ................................. 108

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kelapa merupakan salah satu buah tropis Indonesia yang memiliki

berbagai manfaat. Bagian yang sangat bermanfaat sebagai pengobatan penyakit

dan perawatan kulit yaitu minyaknya yang dihasilkan dari daging buah kelapa.

Minyak kelapa atau minyak klentik sudah lama dikenal masyarakat tropis sebagai

kosmetik untuk melembutkan, melembabkan kulit, dan melebatkan rambut.

Di negara tropis seperti Indonesia masyarakatnya cenderung berkulit

kering, karena adanya pemanasan oleh paparan sinar matahari yang berlebihan.

Untuk mencegah kekeringan tersebut, minyak kelapa sering digunakan sebagai

krim perawatan kulit yang memberikan efek melembabkan kulitnya kembali.

Minyak kelapa yang diolah tanpa pemanasan yang disebut VCO (Virgin

Coconut Oil) akan memberikan efek yang baik pada semua jaringan tubuh,

khususnya jaringan ikat yang memberikan elastisistas pada kulit. Struktur molekul

VCO yang sangat kecil memudahkan kulit dan rambut untuk menyerapnya. Selain

itu VCO juga sangat baik untuk melembutkan kulit yang kasar dan keriput,

sehingga minyak ini sering digunakan pada kulit untuk mencegah penuaan dini

(Sukartin, 2005).

VCO memiliki kandungan asam lemak tak jenuh yang paling tinggi (92%)

dibanding minyak kelapa biasa, sehingga lebih tahan terhadap ketengikan yang

disebabkan oleh oksidasi selama proses penyimpanan. Dengan demikian VCO

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

18

dapat lebih stabil pada penyimpanan dibanding minyak kelapa biasa bila dibuat

dalam sediaan semi-solid seperti lotion. Selain itu VCO mengandung asam laurat,

asam kaprat, yang bersifat sebagai antibakteri yang dapat menambah kestabilan

terhadap kontaminasi mikroba pada penyimpanan (Mary Enig,2001). Kandungan

asam lemak jenuh dalam minyak kelapa didominasi oleh asam laurat sebesar 44 -

52 % (Sukartin,2005).

Penggunaan sabun sebagai pelembab secara konsisten cenderung

menginduksi kulit menjadi kering. Sedangkan lotion biasanya digunakan setelah

penggunaan sabun untuk mendapatkan kelembaban kulit kembali (Rawling,2002).

Sediaan lotion cocok digunakan untuk kulit daerah tropis yang cenderung kering,

karena lotion dapat menjaga kelembaban kulit lebih lama.

Lotion VCO diformulasikan sebagai emulsi dengan sistem minyak dalam

air (O/W) dimana fase minyak terdispersi merata dalam fase airnya. Karena

medium dispersi pada emulsi ini merupakan fase air yang bersifat larut air, maka

lotion tersebut dapat mudah tercuci air. VCO ini tidak diformulasikan dalam

bentuk krim maupun unguenta, sebab akan terasa tidak nyaman bila diaplikasikan

pada kulit setiap hari. Sedangkan penggunaan sediaan minyak tanpa

diformulasikan dalam bentuk lain akan terasa sangat lengket dan licin pada kulit.

Hal tersebut menjadi alasan diformulasikannya lotion VCO.

Dalam formulasi tersebut digunakan kombinasi emulgatoragent

Polysorbate 80 yang memiliki sifat fisis kental namun larut dalam fase air, dan

Sorbytan Monooleate 80 yang berupa minyak kental, beraroma seperti minyak

kacang yang larut dalam fase minyak. Kombinasi keduanya yang akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

19

menentukan sifat fisis dari sediaan lotion yang akan dihasilkan. Parameter sifat

fisis yang akan diukur antara lain daya sebar, viskositas, pergeseran viskositas,

dan persen stabilitas. Sedangkan penentuan efek moisturizer lotion dilakukan

dengan menggunakan metode sensory assessment. Metode ini diharapkan dapat

memberikan gambaran efek moisturizer dan kenyamanan lotion saat digunakan

konsumen.

Kombinasi Polysorbate 80 dan Sorbytan Monooleate 80 dioptimasi agar

didapatkan lotion Virgin Coconut Oil yang optimal baik dari segi kualitas fisik

dan kestabilan lotion. Pada dasarnya Polysorbate 80 cenderung larut dalam air,

dan merupakan emulgator yang baik untuk sediaan lotion bentuk emulsi tipe O/W,

sehingga menghasilkan sediaan lotion yang sangat encer. Sedangkan Sorbytan

Monooleate 80 larut dalam minyak dan sulit larut dalam air. Emulgator tersebut

cenderung membentuk sediaan lotion yang sangat kental menyerupai bentuk

sediaan krim. Oleh karena itu, kedua emulgator dengan dua sifat berbeda tersebut

dikombinasikan agar didapatkan komposisi masing – masing emulgator yang

optimal untuk sediaan lotion yang tidak terlalu encer dan tidak terlalu kental.

Kombinasi kedua emulgator tersebut dioptimasi dengan metode desain

faktorial agar didapatkan sediaan optimal dan acceptable. Desain faktorial

merupakan salah satu metode optimasi formula. Metode ini merupakan aplikasi

persamaan regresi yang menggambarkan hubungan antara variabel respon dengan

satu atau lebih variabel bebas. Persamaan desain faktorial : Y = B0 + B1(X1) +

B2(X2) + B12(X1)(X2). Melalui persamaan ini dapat dibuat contour plot dijadikan

satu dalam contour plot super imposed untuk mendapatkan formula yang optimal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

20

sebatas level emulgator yang diteliti. Metode ini dapat menjelaskan efek tiap-tiap

faktor maupun interaksi antar faktor secara langsung (James, 1999).

1. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan yang diangkat

penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Manakah di antara emulgatoragent Polysorbate 80, dan Sorbytan

Monooleate 80, maupun interaksi keduanya yang lebih dominan dalam

menentukan sifat fisik dan efek moisturizer lotion Virgin Coconut Oil?

b. Dapatkah ditemukan area komposisi optimum Polysorbate 80 dan

Sorbytan Monooleatee 80 dengan sifat fisik lotion yang dikehendaki

dalam pembuatan lotion Virgin Coconut Oil?

2. Keaslian penelitian

Sejauh penelusuran pustaka yang dilakukan penulis, penelitian

tentang optimasi formula dari lotion moisturizer Virgin Coconat Oil dengan

menggunakan kombinasi emulgatoragent Polysorbate 80 dan Sorbytan

Monooleate 80 belum pernah dilakukan.

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoritis

Menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang bentuk sediaan lotion

dengan zat aktif yang berasal dari minyak nabati dengan menggunakan

emulgatoragent yang berupa Polysorbate 80 dan Sorbytan Monooleate

80.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

21

b. Manfaat praktis

Menghasilkan bentuk sediaan kosmetik berupa lotion Virgin Coconut Oil

yang berkhasiat sebagai moisturizer, praktis, dan dapat diterima oleh

masyarakat.

c. Manfaat metodologis

Mengetahui efek dominan yang menentukan sifat fisik dan efek

moisturizer lotion, mengetahui formula optimum berdasarkan contour plot

superi mposed sifat fisik lotion dan efek moisturizer lotion.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk membuat sediaan lotion

dengan zat aktif Virgin Coconut Oil yang mempunyai sifat fisik yang stabil

dan dapat memberikan efek moisturizer pada kulit.

2. Tujuan khusus

Secara khusus tujuan penelitian ini adalah :

a. Mengetahui pengaruh Polysorbate 80, dan Sorbytan Monooleatee 80,

maupun interaksi keduanya yang lebih dominan dalam menentukan sifat

fisik dan efek moisturizer lotion Virgin Coconut Oil.

b. Mengetahui area komposisi optimum Polysorbate 80 dan Sorbytan

Monooleatee 80 pada contour plot superimposed sifat fisik lotion dalam

pembuatan lotion Virgin Coconut Oil.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

22

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Virgin Coconut Oil

Virgin Coconut Oil (VCO) merupakan salah satu hasil olahan dari buah

kelapa (Cocos nucifera). VCO hanya dapat diperoleh dari pengolahan daging

kelapa segar atau disebut non kopra. Penggunaan bahan-bahan kimia dan panas

yang tinggi tidak digunakan pada pemurnian lebih lanjut seperti halnya pada

minyak kelapa biasa (Shivaly,2005).

VCO memiliki sifat fisik berwarna jernih hingga kekuningan, dengan

rasa dan aroma khas kelapa. VCO yang berkualitas tinggi harus tidak memiliki

residu, dan tidak beraroma asap. Minyak tersebut memiliki titik beku pada 20° –

25° C dan menguap pada suhu 170° C (350° F). Asam lemak yang terkandung di

dalamnya antara lain asam laurat 45,1 - 53,2 % ; asam miristat 16,8 - 21%; asam

palmitat 7,5 -10,2 %; asam oleat 5,0 - 10,0%; asam linoleat 1,0 – 2,5%; asam

kuprat 5,0 – 8,0%; dan asam lemak yang lain (Shivaly, 2005).

VCO merupakan minyak kelapa yang diolah tanpa pemanasan atau

dengan pemanasan terbatas sehingga dihasilkan minyak jernih (bening) dan

beraroma khas kelapa. Pembuatan VCO yang dibuat tanpa pemanasan

menggunakan teknik fermentasi atau teknik minyak pancing. Pemanasan terbatas

menggunakan suhu antara 60°-80°C dilakukan untuk menghasilkan VCO karena

jika dipanaskan hingga lebih dari 100°C akan dihasilkan minyak yang berwarna

kuning tua atau kecoklatan yang merupakan minyak goreng biasa. Untuk menjaga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

23

sifat aslinya, pembuatan VCO tidak melalui proses kimiawi seperti penjernihan,

pemutihan, dan pengharuman. Dalam prosesnya selalu mempertahankan kadar

vitamin dan mineral yang terkandung di dalamnya (Anonim, 2006b).

VCO mengandung asam laurat, asam kaprat, dan asam lainnya yang

bersifat sebagai antibakteri. Karena asam laurat dapat membunuh berbagai jenis

mikroorganisme yang membran selnya berasal dari asam lemak. Dari hasil

penelitian ilmiah telah terbukti bahwa asam laurat dalam tubuh manusia dirubah

menjadi monolaurin, sebuah senyawa monogliserida yang bersifat anti virus, anti

bakteri, anti protozoa dan anti fungal (Sukartin, 2005).

VCO dapat diperoleh melalui 3 metode yang umum dilakukan, yaitu :

1. Quick Drying

Daging buah kelapa segar dikeringkan hingga benar – benar kering

seperti kopra, lalu kelapa kering tersebut dihaluskan, dan diperas diambil

minyaknya. Lalu minyak dari kelapa kering tersebut ditekan (di –press)

kembali menggunakan mesin dengan tekanan yang sangat tinggi, sehingga

didapatkan minyak murni (VCO) -nya. Proses pengeringan disini digunakan

panas yang rendah agar minyak murni yang didapatkan tidak hitam (gosong).

2. Wet Milling

Pada metode ini, daging buah kelapanya tidak dikeringkan, sehingga

minyak yang didapatkan diekstrak langsung dari buah segarnya. Buah kelapa

segar dihaluskan, lalu diperas dan diambil santannya, yang sering disebut

“coconut milk”. Minyaknya didapatkan dengan cara memisahkan antara fase

air dan komponen padatnya yang berupa protein. Cara pemisahannya sedikit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

24

sulit, sehingga dibutuhkan beberapa cara seperti dengan pendidihan,

fermentasi, pembekuan, pemberian enzim, dan sentrifugasi.

3. Fermentation

Metode ini merupakan cara tradisional. Santan yang diambil langsung

dari daging buah kelapa segar difermentasikan selama 1 – 3 hari dengan

bantuan penambahan enzim fermentasi. Selama proses tersebut, fase air akan

terpisah dari fase minyaknya. Kemudian minyak yang telah terpisah tersebut

dipisahkan dan dipanaskan dengan pemanasan sedang di bawah titik didihnya

selama 10 – 15 menit. Pemanasan tersebut bertujuan untuk menghilangkan

kandungan air dan kelembabannya. Setelah dipanaskan, minyak tersebut

disaring berkali – kali hingga didapatkan minyak yang jernih, dengan bau khas

kelapa, dan tidak berasa (Anonim, 2006c).

VCO memiliki banyak kegunaan baik dalam pengobatan maupun

kecantikan. VCO merupakan moisturizer sempurna, karena dapat digunakan

untuk menghaluskan kulit normal maupun kulit bersisik yang mudah terinfeksi.

Selain itu dapat mencegah munculnya jerawat dan komedo, serta dapat digunakan

sebagai lip balm. Penggunaan VCO secara teratur dapat membuat kulit terlihat

lebih muda, karena dapat menarik jaringan kulit yang mengerut, serta dapat

mengangkat sel kulit yang mati, sehingga mencegah garis keriput wajah. VCO

dapat mencegah kerusakan kulit akibat sinar matahari, kemampuan

antioksidannya dapat mencegah penuaan dini, dan bintik – bintik hitam yang

menyebabkan kanker kulit. VCO memiliki kemampuan sebagai antimikroba,

sehingga dapat membantu mencegah infeksi bakteri dan jamur. MCFAs (Medium

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

25

Chain Fatty Acids) yang terkandung di dalamnya akan membentuk lemak bebas

dan mampu melawan bakteri, virus dn jamur (Anonim, 2006b).

B. Kulit

Kulit terdiri dari lapisan sel yang bermacam jenis, yang membentang

secara paralel saling bertumpuk satu sama lain membentuk permukaan (Jellinek,

1970). Kulit merupakan organ terluas yang menutupi seluruh permukaan tubuh.

Kulit memiliki kekakuan yang bervariasi di setiap bagian yang berbeda. Daerah

yang paling kaku dan tebal adalah telapak kaki dan telapak tangan serta sela-sela

jari. Kulit menjadi lebih tipis dan berkeriput pada usia tua dan kelihatan

kekuningan bahkan keabu-abuan, sering disebut penuaan kulit. Pada kulit wajah,

sel-selnya sangat tipis, sehingga memungkinkan sediaan kosmetik dapat

berpenetrasi ke dalam sel (Allen, 2002).

Kulit berfungsi sebagai pelindung tubuh dari pengaruh luar baik secara

fisik maupun imunologik. Kulit juga berperan penting dalam interaksi antar

individu dengan lingkungan, karena merupakan indera yang sensitive terhadap

sentuhan yang kadang membuat perasaan emosional (Rawling,2002). Kulit

membentuk lapisan berupa jaringan epitel, yang melindungi organ, pembuluh

darah dan otot yang ada di bawahnya. Fungsi utama kulit yaitu sebagai pengatur

suhu tubuh dan sirkulasi kelembaban, serta sintesis vitamin D dan vitamin B

(Allen, 2002).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

26

Gambar 1.penampang kulit manusia (diakses dari

http://www.wikipedia/skin/pic).

Kulit terdiri dari tiga lapisan utama, yaitu :

1. Epidermis

Merupakan lapisan kulit yang paling luar, membentuk lapisan

waterproof dan bertindak sebagai barrier terhadap infeksi, dan membentuk

lapisan epitel skuamosa. Epidermis terdiri dari pembuluh darah yang memberi

nutrisi untuk lapisan dermis di bawahnya. Tipe sel yang membentuk lapisan

epidermis yaitu keratinosit, melanosit, sel Langerhans , dan sel Merkels. Sel

tersebut dibentuk memalui proses mitosis yang terjadi di lapisan basal.

Epidermis tersusun atas stratum corneum, stratum lucidum, Rein’s barrier,

stratum granulosum, stratum spinosum, dan stratum germinativum (Allen,

2002).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

27

Gambar 2. penampang lapisan epidermis (diakses dari

http://www.wikipedia/skin/pic).

Stratum corneum berada pada lapisan paling luar dari epidermis,

sehingga suatu bentuk sediaan topikal harus dapat melewati stratum corneum

sebelum menimbulkan efek yang diinginkan. Stratum corneum merupakan

lapisan sel corneal (sel tanduk) yang datar dan tidak berwarna, tanpa inti sel

sehingga disebut sebagai sel mati. Lapisan ini mempunyai kelembaban rendah

(sekitar 10%). Walaupun kelembabannya rendah, tapi berperan penting dalam

menentukan kelembutan dan fleksibilitas kulit. Permukaan stratum corneum

tertutup oleh sebum dan keringat. Sebum ini berfungsi untuk menjaga

fleksibilitas kulit dan mengatur kelembaban lapisan kulit yang berada di

bawahnya (Jellinek, 1970). Sel kulit mati yang ada pada stratum corneum,

selalu digantikan dengan sel kulit baru dari stratum germinativum sekitar 1300

sel/cm2/jam. Lapisan ini terdiri dari keratin, protein yang tidak larut air yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

28

dapat membantu menjaga hidrasi kulit, dengan mencegah penguapan

kandungan air (Allen, 2002).

Stratum lucidum berada di bawah stratum corneum, yang merupakan

kumpulan dari droplet – droplet cairan minyak yang disebut eleidin. Lapisan

ini menebal di daerah telapak tangan dan telapak kaki (Jellinek, 1970).

Lapisan ini tipis, berwarna jernih, dan cenderung transparan di bawah

mikroskop. Setiap sel keratinositnya terisi oleh cairan minyak (eleidin) yang

dihasilkan dari pecahnya lysosome, sehingga membentuk lapisan yang tahan

air (Jellinek, 1970)

Stratum granulosum berada diantara stratum lucidum dan stratum

spinosum yang terdiri dari 1 – 3 sel skuamosa sehingga terlihat lebih tebal

(Anonim, 2007 l). Sel pada lapisan ini memiliki inti yang berupa substansi

padat (keratohyalin) dalam protoplasmanya sehingga terlihat lebih keruh.

Keratohyalin disini berfungsi untuk memantulkan sinar yang mengenai kulit,

dan nantinya akan membentuk keratin (Jellinek,1970).

Stratum spinosum merupakan lapisan yang terdiri dari sel kuboid.

Sel yang berdekatan bergabung dengan desmosome memberikan tampilan

lapisan berduri (spiny), yang menyebabkan kulit lebih tahan terhadap abrasi

(Anonim, 2007 l). Sel pada lapisan ini dapat terlihat dengan mudah, karena di

dalam intinya terkandung granul pigmen warna coklat yang disebut melanin

(jellinek, 1970).

Stratum basale/germinativum merupakan lapisan keratinosit yang

membentang tepat di atas dermis, terdiri dari lapisan tunggal yang tebal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

29

berupa sel epitel columnar yang berbentuk silinder. Sekitar 25% sel berupa

melanosit yang akan memproduksi pigmen melanin yang mewarnai kulit dan

rambut (Jellinek, 1970).

2. Dermis (corium)

Terdiri atas jaringan pengikat dan serabut kolagen yang menentukan

elastisitas kulit. Antara epidermis dan corium dihubungkan dengan lapisan

papiler yang akan menjadi pipih seiring bertambahnya usia sehingga elastisitas

kulit berkurang. Pembuluh darah kapiler dan ujung saraf terdapat pada bagian

corium, tepatnya pada lapisan retikuler (Jellinek, 1970).

Lapisan ini mengandung banyak ujung saraf yang mendukung indera

peraba dan panas. Di dalamnya terdapat folikel rambut, kelenjar keringat,

kelenjar sebaceous, kelenjar apocrine, dan pembuluh darah. Pembuluh darah

tersebut mensuplai nutrisi dan menghilangkan kotoran dari sel itu sendiri

(Jellinek, 1970).

3. Hypodermis

Terdiri atas jaringan pengikat yang mengandung banyak sel adipose

yang berfungsi sebagai pelindung organ dari benturan mekanik dan sebagai

tempat cadangan lemak (Jellinek, 1970).

Kulit memiliki jenis yang berbeda-beda satu individu dengan individu

lain, secara garis besar kulit terbagi dalam 4 tipe, antara lain sebagai berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

30

a. Kulit normal (normal skin)

Tipe kulit tersebut memiliki sifat lembab, lembut, warna dan bintik – bintik

pigment sehat. Pori – pori di sekitar pipi dan dagu terlihat lebar, dan

cenderung memiliki garis tipis sekitar mata, mulut, dan dahi.

b. Kulit berminyak/basah (oily skin)

Tipe kulit tersebut memiliki sekresi lemak dari kelenjar sebaseus yang

berlebihan dari dahi, hidung, dan dagu. Pori – pori kulitnya sangat lebar, dan

cenderung berkeringan berlebihan di sekitar hidung, dan memiliki sifat kimia

sangat alkali.

c. Kulit kering (dry skin)

Tipe kulit tersebut bertekstur sangat halus, mudah mengerut, dan memiliki

garis tipis pada daerah mata, dahi dan mulut yang lebih jelas. Kulit tersebut

sangat dipengaruhi oleh proses asimilasi tubuh terhadap makanan, dan

kelembabannya tergantung pada asupan nutrisi dan air ke dalam tubuh.

d. Kulit sangat kering (very dry skin)

Tipe kulit tersebut terlihat sangat halus, karena teksturnya sangat halus,

kadang mudah pecah atau terluka, sensitiv terhadap suhu, baik pada suhu

dingin maupun rendah. Kulit tersebut cenderung kehilangan kelembaban pada

wajah, dan garis kerutnya terlihat sangat tajam (Rawling,2002).

Kecantikan kulit dipengaruhi oleh keadaan keratinisasi (pigmentasi lebih

gelap) pada permukaan sel, aktivitas kelenjar sekresi, dan keadaan jaringan lemak.

Kelembabab kulit yang rendah menyebabkan kulit kering, kasar, dan tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

31

menarik. Pada tingkatan yang lebih buruk menyebabkan kulit pecah-pecah dan

mudah teriritasi, atau bahkan terluka (Rawling, 2002).

Untuk menjaga kecantikan kulit, dibutuhkan nourishing cream dan

moisturizing lotion untuk menjaga kelembabannya. Kulit membutuhkan banyak

nutrisi selain dari asupan makanan, maka kulit juga membutuhkan nourishing

cream yang dapat dipakai sebagai tambahan nutrisi sekaligus lapisan pelindung

wajah baik dari sinar matahari, cuaca, suhu, bakteri, maupun kotoran. Untuk kulit

yang menua dengan kandungan air yang mulai hilang, dapat digunakan

moizturizing lotion untuk memperlambat laju evaporasi kelembaban kulit.

Nourishing cream memiliki kandungan minyak sangat tinggi, sedangkan

moisturizing lotion memiliki kandungan minyak yang lebih ringan

(Rawling,2002).

Adanya penuaan kulit disebabkan oleh perubahan yang terjadi pada

lapisan dermis. Kulit menjadi keriput karena hilangnya elastisitas serat kolagen

yang disebabkan oleh hilangnya kelembaban. Penuaan juga disebabkan oleh

meningkatnya pigmentasi kulit, nampak bintik-bintik coklat karena perubahan

sekresi estrogen pada ovarium. Banyaknya sinar matahari juga dapat memicu kulit

terlihat menjadi lebih tua. Adanya gejala penuaan kulit tersebut dapat dicegah

dengan penggunaan krim emollient dan moisturizing untuk menjaga kulit terluar

tetap lembut dan dan fleksibel (Rawling, 2002)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

32

C. Lotion

Lotion merupakan media dengan viskositas rendah hingga medium, baik

untuk pengobatan maupun bukan untuk pengobatan yang diaplikasikan pada kulit

yang tertutup (tidak infeksi/luka terbuka). Kebanyakan lotion adalah emulsi

minyak dalam air walaupun lotion air dalam minyak juga diformulasikan. Lotion

diaplikasikan pada kulit luar, langsung dengan tangan, dengan kain bersih, kapas,

maupun kain kasa. Lotion berupa cairan emulsi atau suspensi yang mempunyai

efek melembabkan sehingga dapat diaplikasikan pada kulit yang mengelupas,

antara jari, dan kulit telapak (Allen, 2002).

Lotion bersifat lebih encer dibanding krim maupun salep, sehingga dapat

dengan mudah diaplikasikan pada daerah kulit yang berambut seperti kulit kepala.

Lotion juga mempunyai keuntungan dapat menyebar tipis dibandingkan krim atau

salep, sehingga dapat lebih luas menutup permukaan kulit (allen, 2002).

Lotion selain sebagai sediaan kosmetik, juga dapat digunakan sebagai

sediaan pengobatan kulit. Lotion sebagai sediaan obat dapat berupa antibiotik,

antiseptik, antifungi, sediaan kortikosteroid, obat jerawat, repelant nyamuk, dan

soothing agent (contoh : calamine) (Anonim, 2006a).

Komponen lotion terdiri dari fase cair dan fase minyak, serta emulgator

untuk mencegah kedua fase tersebut terpisah. Bahan tambahan pada lotion

umumnya berupa pengharum, glyserol, petroleum jelly, pewarna, pengawet,

protein, dan stabilizing agent (Anonim, 2006a).

Lotion yang berbasis alkohol sangat merugikan, karena adanya

kandungan alkohol di dalamnya dapat mengeringkan fase minyak sehingga lotion

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

33

cepat kering. Adanya alkohol yang berlebih juga akan menyebabkan fase minyak

dalam sistem emulsi memisah dan akan muncul di permukaan atau bahkan

mengendap di dasar wadah (Jellinek, 1970).

D. Moisturizer

Moisturizer adalah suatu campuran kompleks dari bahan kimia yang

secara khusus untuk membuat lapisan terluar kulit menjadi lebih lunak dan lebih

kenyal dengan meningkatkan (hidrasi) kandungan airnya (Anonim, 2006a).

Moisturizier bekerja pada lapisan terluar kulit, yang disebut stratum

korneum, yang sebagian besar dibentuk dari squamus cells atau keratinocytes.

Kebanyakan, agen yang terdapat dalam moisturizing tidak bisa menembus lapisan

yang lebih dalam seperti dermis dan hypodermis (Jellinek, 1970).

Moisturizier selain mencegah hidrasi pada kulit juga dapat memperbaiki

efek yang ditimbulkan dari hidrasi tersebut, yaitu dengan membentuk lapisan yang

mampu menghambat hilangnya kandungan air yang melewati epidermis,

memperbaiki kulit bersisik, kerusakan kulit akibat pengaruh lingkungan maupun

hormon (seperti jerawat), dan memperbaiki efek penuaan pada kulit (Jellinek,

1970).

Moisturizer adalah produk emollient yang diformulasikan secara khusus

sebagai krim yang bersifat non-greasy dan lotion yang dapat menyuplai pelunak

kulit yang melembabkan kulit kering. Produk ini biasanya digunakan sepanjang

hari, kadang-kadang digunakan sebelum memakai make up. Sedangkan produk

emollient dapat melunakkan dan melicinkan kulit, mencegah dan menghilangkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

34

kekeringan. Jadi, kadang emollient sering disebut sebagai pelembut kulit,

pelembab kulit, pelicin, atau nourishing cream (Michael & Irene Ash,1997).

Moisturizer memberikan efek yang berbeda dengan emollient.

Moisturizer berefek menambah kelembaban kulit, sedangkan emollient cenderung

melembutkan kulit. Moisturizer sering digambarkan sebagai hasil produk jadi,

sedangkan emollient lebih dikenal sebagai komponen tunggal (Michael & Irene

Ash,1997).Dilihat dari aksi kerjanya, moisturizer dan emmolient memiliki dua

aksi kerja yang sama. Yaitu sebagai humectants dan occlusive. Sebagai humectant

dimana subtansinya dapat menembus stratum corneum untuk meningkatkan

kapasitas air yang berada di kulit. Dan sebagai occlusive dimana memberikan

lapisan minyak di permukaan kulit untuk memperlambat hilangnya air dan

meningkatkan kelembaban pada stratum corneum (Anonim, 2006a).

Dalam penggunaannya, moisturizer juga dapat memberikan efek

samping seperti reaksi alergi terhadap beberapa komponen di dalamnya, iritasi

kulit, dermatitis kontak ditandai dengan kulit kemerahan, gatal – gatal, kulit

mengelupas, timbul sensasi seperti terbakar. Penggunaan ekstrak tanaman,

alkohol, dan protein mampu meningkatkan bahaya efek samping tersebut (Ansel,

1989).

E. Emulsi

Emulsi adalah sistem heterogen yang terdiri dari kurang lebih satu cairan

yang terdispersi dalam cairan lain dalam bentuk “droplet” /”globul” dengan

diameter 0,1 µm (Allen,2002). Emulsi merupakan campuran dua atau lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

35

substansi yang tidak dapat campur, dimana substansi yang satu terdispersi merata

ke dalam substansi yang lain (Anonim, 2006a).

Emulsi nampak berwarna keruh, bentuknya tidak stabil secaara

thermodinamika, karena sistem emulsi tidak terbentuk secara spontan. Sistem

emulsi dibuat melalui proses yang membutuhkan energi, seperti pengojogan,

pengadukan, homogenisasi, dan proses spray emulsion (Anonim,1993)

Emulsi terdiri dari fase terdispersi (fase internal), fase disperse (fase

eksternal), dan emulgatoragent sebagai penyangganya. Emulsi diaplikasikan untuk

pemberian minyak dan obat cair bersama, dengan tujuan menyamarkan bau, rasa,

dan penampilan yang tidak menyenangkan, bahkan kadang untuk mendukung

absorbsi pada obat-obat tertentu (Allen,2002).

Emulsi dapat dibuat melalui beberapa metode, yaitu :

1. English methode

Sering disebut metode gum basah dengan perbandingan minyak : air

: dan emulgator (2/4 : 2 : 1) untuk membentuk emulsi primer. Sedikit air

ditambah emulgator, diaduk sampai merata, lalu ditambah minyak sedikit

demi sedikit dengan pengadukan cepat, hingga kaku dan mengental, sisa air

yang ada ditambahkan dengan pengadukan yang lambat, lalu emulsi yang

telah terbentuk diaduk cepat hingga homogen.

2. Continental methode

Sering disebut metode gum kering dengan perbandingan minyak : air

: emulgator (4 : 2 : 1) untuk membentuk emulsi primer. Emulgator dan minyak

serta sebagian air sekaligus diaduk dengan cepat dan kuat. Saat emulsi primer

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

36

terbentuk, maka tambahkan kelebihan air dan diaduk dengan cepat hingga

emulsi homogen terbentuk.

3. Bottle methode

Metode ini dikhususkan untuk emulsi yang mengandung komponen

minyak menguap dan minyak encer untuk mencegah hilangnya kandungan

minyak tersebut. Emulgator ditambah minyak, lalu dikocok dalam botol

dengan cepat dan kuat, lalu ditambah sebagian air sama banyak dan dikocok

hingga emulsi primer terbentuk, kelebihan air ditambahkan dan terus dikocok

kuat hingga emulsi yang homogen terbentuk. Emulgator dan minyak tidak

dibiarkan kontak lebih lama, karena akan menyebabkan emulgatornya bersifat

waterproof.

4. Beaker methode

Metode tersebut umumnya menggunakan emulgator sintetik.

Formula yang ada dibagi dua menurut kelarutannya, fase minyak dan fase air.

Masing – masing fase dipanaskan pada suhu 60° – 70° C, dan suhu tetap

dipertahankan. Fase internal emulsi dicampur ke dalam fase eksternal di atas

pemanas, lalu campuran tersebut diturunkan dari pemanas dan diaduk dengan

kecepatan sedang dan teratur hingga dingin dan terbentuk emulsi yang

homogen.

5. Mechanical methode

Metode ini menggunakan variasi alat pisau pengaduk (impeller).

Campuran formula emulsi ditempatkan tepat di bawah pisau pengaduk seperti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

37

mixer, lalu proses pengadukan emulsi dilakukan sampai emulsi yang homogen

terbentuk.

6. Hand homogenizer

Metode ini dilakukan dengan memecah campuran cairan melalui

lubang inlet kecil yang ada dibagian bawah alat, dengan bantuan tekanan

tinggi. Aksi gesekan yang timbul menyebabkan globul minyak dan air

terpecah, sehingga kedua fase tersebut dapat tercampur homogen membentuk

emulsi. Alat ini disebut homogenizer (Allen,2002).

Sediaan emulsi tidak stabil dalam penyimpanan yang sangat lama, yaitu

lebih dari 30 hari setelah kemasan dibuka/dirusak. Setelah 30 hari kemasan dibuka

sistem emulsinya akan rusak, dan fase minyaknya dapat terpisah dari fase airnya.

Karena masa penyimpanannya yang singkat, maka banyak sediaan lotion di

pasaran dikemas untuk pemakaian tidak lebih dari 30 hari/1 bulan saja.

Fenomena ketidakstabilan yang dapat terjadi selama penyimpanan antara

lain, coalescen yaitu terpisahnya droplet - droplet kecil minyak maupun air yang

membentuk suatu droplet besar, yang kemudian muncul ke permukaan sehingga

nampak memisah dari sistem emulsinya. Fenomena yang lain adalah creaming

yaitu berpindahnya suatu fase keluar dari sistem emulsinya, kemudian memisah

baik ke atas maupun ke bawah tergantung dari bobot jenisnya. Dapat juga terjadi

cracking yaitu pecahnya suatu sistem emulsi, sehingga terlihat kedua fase tidak

tercampur dengan baik (Ansel, 1989).

Tipe emulsi ditentukan dari proporsi fase minyak dan fase air yang

digunakan, serta dari tipe emulgator yang digunakan. Jika proporsi fase air lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

38

banyak daripada fase minyaknya, maka fase minyak akan terdispersi ke dalam

fase air, sehingga disebut sebagai sistem minyak dalam air (o/w). Jika fase minyak

lebih banyak daripada fase airnya, maka fase air terdispersi ke dalam fase minyak,

sehingga disebut sebagai sistem air dalam minyak (w/o) (Jellinek,1970).

Emulsi yang menggunakan emulgator larut minyak akan membentuk

emulsi tipe (w/o), sedangkan emulsi dengan emulgator larut air akan membentuk

emulsi tipe (o/w). Sistem emulsi (o/w) kurang licin daripara emulsi (w/o), sebab

air sebagai fase eksternalnya. Emulsi (o/w) mudah larut dalam air dan mudah

dicuci dengan air. Selain itu, karena fase eksternalnya air, maka emulsi (o/w)

dapat menghantarkan listrik dengan baik (Jellinek,1970).

Tipe emulsi dapat diketahui melalui metode uji berikut :

1. Indicator methode

Pewarna larut air akan larut dalam emulsi o/w, sedangkan pewarna

larut minyak terlarut di dalam emulsi w/o. Untuk pewarna larut air umumnya

digunakan methylene blue, sedangkan untuk pewarna larut minyak digunakan

sudan III.

2. Dilution methode

Metode ini berdasarkan bahwa emulsi o/w dapat larut sempurna

dalam air, sedangkan emulsi w/o mudah larut dalam minyak. Sehingga untuk

menguji tipe emulsi, cukup dengan melarutkan emulsi uji ke dalam minyak

maupun dalam air, dan dilihat kelarutannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

39

3. Washing test

Tipe emulsi w/o tidak dapat hilang dari permukaan kulit hanya

dengan pencucian dengan air murni, sedangkan emulsi o/w sangat mudah

dicuci dengan air. Untuk menguji tipe emulsi, bilas permukaan kulit yang

telah dioles lotion, apabila mudah dibilas maka tipe emulsi tersebut o/w, sebab

fase eksternalnya berupa air.

4. Electrical conductivity

Cairan polar merupakan penghantar listrik yang baik, sedangkan

lemak non-polar tidak dapat menghantarkan listrik. Tipe emulsi dapat dilihat

dari besarnya kemampuan konduktivitas (penghantar) listriknya.

Konduktivitas listrik tipe emulsi o/w lebih tinggi dibanding tipe emulsi w/o.

5. Filter methode

Sejumlah emulsi dioleskan pada kertas filter, maka untuk tipe emulsi

o/w akan segera menyebar membentuk daerah basah yang luas di sekitar

olesan, namun untuk tipe emulsi w/o hanya menghasilkan daerah basah yang

sempit (Jellinek, 1970)..

Dalam sistem emulsi (o/w) membutuhkan kandungan asam lemak lebih

banyak dibanding sistem emulsi (w/o). Asam lemak tersebut mampu mencegah

adanya penguapan air yang berlebihan, sebab sistem emulsi (o/w) lebih banyak

mengandung fase air, sehingga zat aktif yang terdapat dalam lotion masih dapat

bertahan di permukaan kulit. Selain itu asam lemak dapat memberikan efek

emollient pada kulit (Jellinek, 1970).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

40

F. Emulgator

Emulgator adalah surfaktan yang mengurangi tegangan antar muka

antara minyak dan air, meminimalkan energi permukaan dari droplet yang

terbentuk (Allen,2002). Emulgator dapat juga disebut agen pengental dan/atau

agen pengikat yang ditambahkan dalam formula untuk mengubah komposisi

fisisnya, dicampurkan ke dalam dua atau lebih bahan yang lain. Contohnya untuk

mengubah konsistensi dari bentuk sediaan lotion menjadi cream (Anonim,

2006a).

Dalam penyimpanan tipe emulsi dapat berubah, baik dari tipe emulsi

(o/w) ke tipe emulsi (w/o) maupun sebaliknya. Perubahan sistem ini tergantung

dari volume fraksi masing - masing fase, dan juga tergantung dari tipe emulgator-

ya. Karena baik fase emulsi maupun emulgator memegang peranan penting dalam

dispersi atau tidaknya masing – masing fase dalam sistem emulsi (Anonim,

2006a)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

41

Gambar 3. pembentukan sistem emulsi (diakses dari

http://www.wikipedia/emulsifying_agent/pic).

Emulgator bekerja dengan membentuk film atau lapisan di sekeliling

butir-butir tetesan yang terdispersi dan film ini berfungsi agar mencegah

terjadinya koalesen dan terpisahnya cairan dispers sebagai fase terpisah

(Anief,2003). Pada gambar A menunjukkan dua fase cairan saling terpisah, tidak

membentuk emulsi. Gambar B menunjukkan suatu emulsi dimana fase II

terdispersi ke dalam fase I. Gambar C menunjukkan suatu emulsi yang tidak

stabil, dan akan segera memisah. Sedangkan gambar D menunjukkan surfaktan

(tepi lingkaran biru) menempatkan diri di antara permukaan kedua fase,

merupakan emulsi yang stabil (Lieberman, 2006).

Emulgator berupa molekul dengan salah satu ujungnya berupa

hidrokarbon non-polar, dan ujung lainnya polar. Bentuk molekul tersebut

memudahkan memegang kedua fase minyak dan fase air sehingga dapat

mempertahankan tegangan antar muka kedua fase. Stabilitas emulsi disebabkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

42

oleh besarnya muatan di permukaan antar fase, dan (penataan) packing dari

molekul emulgator itu sendiri (Lieberman, 2006).

Fungsi dari emulgator hampir sama dengan surfactant (Surface Active

Substances). Surfaktan juga berfungsi menurunkan tegangan permukaan dari

suatu larutan dan menurunkan tegangan antar muka antara dua larutan, namun

emulgator tidak berfungsi sebagai agen pembasah. Surfaktan dalam suatu emulsi

dapat meningkatkan stabilitas kinetika (Lieberman, 2006).

Efektifitas emulgator dapat dilihat dari tipe emulsi yang dihasilkan.

Pemakaian emulgatoragent sebaiknya tidak berlebihan, karena fungsinya menjadi

tidak efektif. Emulgator tersebut tidak akan berada pada permukaan antar fase,

tetapi justru akan naik membentuk lapisan terpisah dari sistem emulsinya

(Jellinek, 1970). Penggunaan campuran dua macam emulgator biasanya lebih

stabil dibanding penggunaan emulgator tunggal dengan menjumlahkan HLB

secara langsung. Emulgator dapat dicampurkan dengan perbandingan dan proporsi

yang sesuai (Allen,2002).

Emulgator yang larut dalam air memiliki rantai lemak lebih pendek, baik

untuk digunakan pada emulsi O/W. Emulgator yang baik untuk emulsi W/O

memiliki rantai lemak lebih panjang, sehingga larut dalam minyak (Anonim,

2007o).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

43

1. Posorbate 80

O

O

O

O

HO

O

OH

O

O

HO

Gambar 4. struktur molekul polysorbate 80 (diakses dari

http://www.wikipedia/polysorbate/pic).

Polysorbate 80 memiliki nama sistematika polyoxyethylene (20)

sorbytan monooleate dan formula molekul C64H124O26, dengan berat molar

1310 g/mol, bobot jenis 1,06 – 1,09 g/mL, termasuk dalam fase minyak

(hydrophobe), viskositas sebesar 300 – 500 centistokes (Anonim, 2006a).

Polysorbate 80 merupakan ester oleat dari sorbitol dimana tiap

molekul anhidrida sorbitolnya berkopolimerisasi dengan 20 molekul

etilenoksida (anhidrida sorbitol : etilenoksida = 1:20). Polysorbate 80 berupa

cairan kental berwarna kuning muda sampai kuning sawo (Anonim, 1993),

berbau karamel yang dapat menyebabkan pusing (Greenberg, 1954), panas

dan kadang-kadang pahit (Anonim, 1993).

Polysorbate 80 sangat larut dalam air, larut dalam etanol (95%) P

dan etilasetat P, tidak larut dalam parafin cair P (Anonim, 1993), tidak larut

dalam alkohol polihidrik (Greenberg, 1954). Polysorbate 80 mempunyai titik

lebur yang berada pada suhu 5°-6°C, nilai pH 6.0-8.0, dan stabil dalam larutan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

44

dengan pH 2-12 (Greenberg, 1954). Polysorbate 80 digunakan sebagai

emulsifier pada krim dan lotion, pelarut minyak esensial dalam air

(Greenberg, 1954).

Polysorbate 80 (Polysorbate 80) memiliki nilai HLB antara 9,6-

16,7, dimana mempunyai sifar larut air, dapat terdispersi dalam air. Sehingga

lebih dominan berada pada fase air, dan cenderung membentuk emulsi O/W

(Allen,2002). Konsentrasi polysorbate 80 yang biasa digunakan sebagai

emulsifier tunggal pada emulsi tipe W/O sebesar 1-15%. Sedangkan

polysorbate 80 yang dikombinasikan dengan emulsifier hidrofilik dalam

emulsi tipe O/W biasanya memiliki konsentrasi sebesar 1-10% (Boylan,

Cooper, and Chowhan, 1986). Polysorbate 80 merupakan emulgator yang baik

untuk tipe emulsi O/W (Anonim, 1995).

2. Sorbytan Monooleate 80

O

OH

OH

O

OH O

Gambar 5. struktur Sorbytan Monooleate 80 (diakses dari

http://www.wikipedia/sorbytan/pic).

Sorbytan monooleate memiliki nilai HLB antara 1,8-8,6 dimana

bersifat larut minyak, dapat terdispersi dalam minyak. Dalam emulsi akan

dominan berada pada fase minyaknya dan cencerung membentuk emulsi w/o

(Allen,2002).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

45

Sorbytan monoaleate 80 (dikenal sebagai Sorbytan monooleate®

80) merupakan ester dari Sorbytan (turunan sorbitol) dan asam stearat,

termasuk dalam emulgator non-ionik, aroma seperti minyak kacang, dan

berwarna kuning sampai kecoklatan. Tersedia dalam bentuk cairan kental dan

umumnya digunakan sebagai emulgator dalam pembuatan makanan, kosmetik,

pestisida, dan plastik (Anonim, 2006a).

G. Sistem HLB

Sistem HLB ( Hydrophile Lipophile System ) biasanya digunakan untuk

menggambarkan karakteristik dari emulgator. Jika nilai HLB rendah, berarti

jumlah gugus hidrofilik pada emulgator kecil, sehingga sifat emulgator lebih

cenderung lipofil (larut minyak) daripada hidrofil (larut air) (Allen,2002).

Nilai HLB lebih dari 10 berarti bahwa emulgatornya bersifat hydrophilic

dan emulgatoryang baik untuk emulsi tipe O/W , sedangkan nilai HLB kurang

dari 10 berarti bersifat lipophilic dan emulgator yang baik untuk emulsi tipe W/O

(Allen,2002).

Suhu HLB yaitu suhu saat proses emulsifikasi terjadi yaitu sekitar 60° -

70° C, dimana pada saat suhu ini sistem emulsi sangat stabil, hal ini berlaku untuk

semua jenis emulgator. Pada suhu yang lebih rendah, emulgator cenderung

melarut dalam fase air, sedangkan pada tingkat suhu yang lebih tinggi dari suhu

HLB emulgator akan cenderung bergabung dalam fase minyak. Untuk

mendapatkan emulsi dengan HLB optimal, maka dibutuhkan pemanasan suhu

sedang, diikuti dengan pendinginan yang cepat (Jellinek, 1970).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

46

Penggunaan emulgatoragent dapat berupa campuran dua macam

emulgatoragent. Adapun perhitungan HLB campurannya yaitu :

×

++

×

+= B

yx

yA

yx

xHLB

dimana :

x : jumlah/volume emulgatoragent 1

y : jumlah/volume emulgatoragent 2

x + y : jumlah/volume total kedua emulgatoragent

A : nilai HLB emulgatoragent agent 1

B : nilai HLB emulgatoragent agent 2 (Allen,2002)

H. Gliserin

Gambar 6. struktur gliserin (diakses dari http://www.wikipedia/gliseryn/pic).

Gliserin atau glycyl alcohol mempunyai nama kimia propane-1,2,3-triol

dengan formula C3H5(OH)3, berat molekul 92,09382 g/mol, berat jenis 1,261

g/cm3, viskositas sebesar 1,5 Pa.s, titik didih 290° C, dan titik lebur 18° C

(Anonim, 1993)

Gliserin berupa sirup cair, agak manis (sekitar 0.6 kali gula tebu),

bersifat higroskopis yaitu mengabsorpsi lembab dan H2S di udara. Gliserin dapat

campur dengan air dan alkohol. Satu bagian gliserin larut dalam 11 bagian etil

asetat, larut dalam 500 bagian etil eter. Gliserin tidak larut dalam benzen,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

47

kloroform, CCl4, petroleum eter, dan minyak. Gliserin digunakan sebagai pelarut,

humektan, plasticizer, emollient, pemanis, bahan kosmetik, dan lubrikan

(Windholz, 1976).

Gliserin merupakan moisturizer alami dengan konsentrasi rendah yang

jika berada dalam konsentrasi tinggi dapat menyerap lembab. Gliserin dapat

membantu menjaga kondisi kulit yang biasanya digunakan dalam krim dan lotion

(Anonim, 2006a)

Gliserin banyak digunakan dalam lotion. Dalam sebuah penelitian

menyimpulkan, kadar gliserol kurang dari 1% tidak menunjukkan efektivitas

dalam melembabkan kulit (Rawling,2002). Gliserin digunakaan dalam preparasi

medis dan farmasetis, pada umumnya digunakan untuk meningkatkan kehalusan

dengan berperan sebagai lubrikan dan humektan, serta dapat menurunkan

tegangan intracranial, dan intraocular (Jellinek, 1970).

Dalam pembuatan sediaan topikal yang mengandung emollient

penggunaan gliserin dengan konsentrasi tinggi sangat dihindari, sebab kandungan

emollient dan gliserin dalam bersamaan dapat meningkatkan kekuatan

higroskopis. Adanya bahan higroskopik yang berlebihan tidak menarik lembab

dari udara untuk melembabkan kulit, justru sebaliknya akan menarik lembab dari

dari kulit dan akan menyebabkan kulit mengalami hidrasi berlebihan (Jellinek,

1970)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

48

I. Asam Stearat

Gambar 7. struktur Asam Stearat (diakses dari

http://www.wikipedia/stearic_acid/pic).

Asam stearat memiliki nama kimia octadecanoic acid, dengan formula

kimia CH3(CH2)16COOH, dengan berat molekul 284,47 g/mol, bobot jenis 0,847

g/cm3, titik lebut 69,6° C, titik didih 383° C, titik beku 49,5° C. Asam stearat

asam lemak yang berasal dari lemak dan minyak dari tumbuhan dan hewan. Pada

umumnya tersedia dalam bentuk ester maupun garamnya (Anonim, 1995).

Asam stearat adalah campuran asam organik padat yang diperoleh dari

lemak, sebagian besar terdiri dari asam stearat (C18H36O2) dan asam palmitat

(C16H32O2) (Boylan et al.,1986) Pemeriannya keras mengkilat, hablur, putih atau

kuning pucat, dan mirip lemak lilin. Asam stearat praktis tidak larut dalam air

(Anonim,1979). Asam stearat mempunyai nilai HLB sebesar 15 (Rieger, 1996).

Asam stearat digunakan sebagai campuran pembuatan lilin, sabun,

plastik, crayon, dan kosmetik. Penggunaan bersama dengan ethylene glycol, glycol

stearate, dan glycol distearate dapat menghasilkan efek seperti mutiara pada

sediaan shampo, sabun, lotion, dan krim. Asam stearat dicampurkan dalam

formula dalam bentuk lunaknya, lalu setelah tercampur merata dibiarkan

mengkristal (Anonim, 2006a)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

49

J. Trietanolamin

Gambar 8. Struktur Trietanolamin (diakses dari

http://www.wikipedia/triethanolamine/pic).

Trietanolamin memiliki nama IUPAC 2,2’,2”-Nitrilotriethanol biasa disingkat

TEA, rumus formulanya C6H15NO3, berat molekul 149,188 g/mol, bobot jenis

1,26 g/cm3, titik lebur 20,5° c, titik didih 335,4° C, titik uap 179° C. Merupakan

senyawa amina yang memiliki 3 ikatan hidroksil, tergolong basa lemah, karena

memiliki pasangan elektron bebas pada atom nitrogen. (Anonim, 1995).

Trietanolamin adalah campuran alkanolamina terdiri dari sejumlah besar

trietanolamin [N(C2H4OH)3], dietanolamin [NH(C2H4OH)2], dan monoetanolamin

[NH2(C2H4OH)]. Bentuk cairan kental agak higroskopis, tidak berwarna sampai

kuning muda, bau amoniak. Dapat bercampur dengan air, dan dengan etanol, larut

dalam kloroform (Anonim, 1995).

Trietanolamin digunakan sebagai penyeimbang pH dalam sediaan

kosmetik seperti lotion untuk kulit, gel mata, moizturizers, shampo, dan krim

cukur. Trietanolamin berpotensi membentuk nitrosamine dengan konsentrasi

rendah, yang diketahui penggunaan dalam kosmetik sangat sulit menembus kulit

(Anonim, 2006a).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

50

Hanya monoetanolamin murni yang mempunyai efek toksik yang nyata

jika terabsorpsi di kulit. Dietanolamin dan trietanolamin sangat tidak tosik jika

terabsorpsi di kulit (Boylan et al., 1986).

K. Metil Paraben

Gambar 9. Struktur Metil Parabean (diakses dari

http://www.wikipedia/methyl_paraben/pic).

Metil paraben memiliki nama sistematis methyl 4-hydroxybenzoate, dengan rumus

formula CH3(C6H4(OH)COO). Merupakan pengawet makanan dan kosmetik yang

mampu menghambat berkembangnya jamur (fungisida) (Anonim, 2007 ).

Metil paraben berbentuk serbuk hablur kecil, tidak berwarna, atau putih,

tidak berbau, memiliki sedikit rasa terbakar. Sukar larut dalam air, benzena, dan

kloroform, mudah larut dalam etanol dan eter (Anonim, 1995).

Paraben merupakan pengawet yang efektif di banyak formula. Paraben

dan bentuk garamnya umumnya digunakan sebagai bakterisida. Paraben dapat

ditemui dalam shampo, moisturizer, shaving gel, lubrikan, sediaan topikal dan

pasta gigi. Paraben dianggap aman karena toksisitasnya rendah dan sejarah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

51

penggunaan paraben yang sudah sejak lama digunakan sebagai pengawet (Anger,

Rupp, Lo, and Takruri, 1996).

L. Metode Desain Faktorial

Desain faktorial adalah pendekatan eksperimental kuno yang dilakukan

dengan meneliti efek dari suatu variebel eksperimental dengan menjaga variabel

lain konstan. Desain faktorial digunakan dalam percobaan untuk menentukan

secara simulasi efek dari beberapa faktor dan interaksinya yang signifikan.

Signifikan berarti perubahan dari level rendah ke level tinggi pada faktor – faktor

menyebabkan perubahan besar pada responnya.(Bolton, 1990)

Perencanaan percobaan faktorial (factorial design) merupakan suatu

metode rasional untuk menyimpulkan dan mengevaluasi secara obyektif efek dari

besaran yang berpengaruh terhadap kualitas produk. (Voigt, 1984)

Desain faktorial mengandung beberapa pengertian, yaitu faktor, level,

efek, respon. Faktor merupakan setiap besaran yang mempengaruhi respon.

(Voigt, 1984). Level merupakan nilai atau tetapan untuk faktor. Efek adalah

perubahan respon yang disebabkan variasi tingkat dari faktor. Efek faktor atau

interaksi merupakan rata – rata respon pada level tinggi dikurangi rata – rata

respon pada level rendah. Respon merupakan sifat atau hasil percobaan yang

diamati. Respon yang diamati harus dikuantitatifkan (Bolton, 1990).

Desain faktorial dua level berarti ada dua faktor (misal A dan B) yang

masing-masing faktor diuji pada dua level yang berbeda, yaitu level rendah dan

level tinggi. Dengan desain faktorial dapat didesain suatu percobaan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

52

mengetahui faktor dominan yang berpengaruh secara signifikan terhadap suatu

respon. Desain faktorial dengan dua faktor dalam suatu percobaan memberikan

pertanyaan sebagai berikut :

a. Apakah faktor A memiliki pengaruh yang signifikan terhadap suatu

respon?

b. Apakah faktor B memiliki pengaruh yang signifikan terhadap suatu

respon?

c. Apakah interaksi faktor A dan B memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap suatu respon? (Bolton, 1990)

Desain faktorial merupakan pilihan aplikasi persamaan regresi, yaitu

teknik untuk memberikan model hubungan antara variabel respon dengan satu

atau lebih variabel bebas. model yang dipilih dari analisis tersebut adalah model

matematika (Bolton, 1990).

Jumlah percobaan dalam desain faktorial adalah 2n, 2 menunjukkan

level dan n menunjukkan jumlah faktor. Langkah untuk percobaan faktorial terdiri

dari kombinasi semua level dari faktor. Desain percobaan yang paling sederhana

adalah percobaan dengan 2 faktor dan 2 level (22). Dari percobaan dengan desain

faktorial 22 dapat diperoleh persamaan dengan konsep :

Y = B0 + B1(X1) + B2(X2) + B12(X1)(X2)............................................(1)

dimana :

Y = respon hasil percobaan

X1, X2 = level, yang nilainya mulai (-1) sampai (+1)

B0, B1, B2, B12 = koefisien yang dapat dihitung dari hasil percobaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

53

B0 = rata – rata hasil semua percobaan

B1, B2, B12 = n

xy

2∑

(Bolton, 1990)

Untuk penerapan rumus ini diperlukan empat percobaan, yaitu X1 dan X2

pada level rendah, X1 pada level tinggi dan X2 pada level rendah, X1 pada level

rendah dan X2 pada level tinggi, X1 dan X2 pada level tinggi. Untuk

mempermudah perhitungan, level tinggi dari faktor diubah menjadi +1 dan level

rendah dari faktor diubah menjadi –1 (Bolton 1990).

Pada desain faktorial dua level dan dua faktor diperlukan empat

percobaan (2n = 4, dengan 2 menunjukkan level dan n menunjukkan jumlah

faktor). Yaitu formula (1) untuk percobaan I, formula (a) untuk percobaan II,

formula (b) untuk percobaan III, dan formula (ab) untuk percobaan IV.

Tabel I. Rancangan percobaan desain faktorial dengan dua faktor dan dua

level

Formula Faktor A Faktor B Interaksi 1 - - + a - + - b + - - ab + + +

Keterangan :

Formula 1 = faktor A level rendah, faktor B level rendah

Formula a = faktor A level rendah, faktor B level tinggi

Formula b = faktor A level tinggi, faktor B level rendah

Formula ab = faktor A level tinggi, faktor B level tinggi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

54

Berdasarkan persamaan diatas, dengan substitusi secara matematis, dapat

dihitung besarnya efek masing-masing faktor, maupun efek interaksi dengan

menggunakan rumus :

1. Efek A =( ) ( )

2bab(1)a −+−

………………………..…………............(2)

2. Efek B = ( )( )

2aab(1)b −+−

………………………….…………........(3)

3. Efek interaksi A dan B = ( ) ( )

2a(1)bab −+−

………………….…...…(4)

(Bolton, 1990)

Desain faktorial memiliki beberapa keuntungan. Metode ini memiliki

efisiensi yang maksimum untuk memperkirakan efek yang dominan dalam

menentukan respon. Keuntungan utama desain faktorial adalah bahwa metode ini

memungkinkan untuk mengidentifikasi efek masing-masing faktor, maupun efek

interaksi antar faktor. Metode ini ekonomis, dapat mengurangi jumlah penelitian

jika dibandingkan dengan meneliti dua efek faktor secara terpisah (Bolton, 1990).

Selain faktor dominan yang berpengaruh yang dapat diketahui dari metode ini,

dapat juga diketahui komposisi optimum melalui contour plot super imposed pada

level yang diteliti (Bolton, 1990).

M. Sensory Assessment

Penelitian pancaindera (rasa pada kulit) dilakukan dengan cara

pendekatan untuk mengevaluasi krim dan lotion dengan 29 voulenter yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

55

menilai. Sukarelawan mencoba formula pada lengan bawah bagian dalam dan

menilainya dengan angka (Garg,A et al., 2002)

Larutan, salep, krim dan krim dengan viskositas rendah (lotion)

dicobakan pada 29 sukarelawan sehat yang diberi sejumlah tertentu (0.1gram)

pada bagian perut yang diperkirakan merupakan pembawa yang paling baik dalam

terapi secara topikal (Garg,A et al., 2002). Sediaan tersebut diaplikasikan pada

kulit voulenter secara merata, dicuci dengan air, dan diamati hasil olesannya.

Perlakuan tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah sediaan tersebut dapat

dioleskan dengan mudah, dapat menyebar merata, dan mudah menyerap, serta

memberikan efek melembabkan pada kulit.

N. Landasan Teori

Virgin Coconut Oli (VCO) dibuat dari daging buah kelapa segar tanpa

melalui proses pemanasan, mengandung asam laurat yang menurut hasil

penelitian ilmiah membuktikan bahwa asam laurat dalam tubuh manusia dapat

diubah menjadi monolaurin dan dapat menjadi paling kuat dalam membunuh

virus, bakteri, cendawan, dan protozoa. Minyak kelapa itu sendiri sudah sejak

lama digunakan pada kulit untuk melembutkan dan mengencangkan kulit, dan

lapisan lemak di bawahnya. Dapat juga digunakan untuk mencegah keriput, kulti

kendor, dan menghilangkan bercak – bercak penuaan. Pada rambut, minyak

kelapa digunakan untuk meningkatkan kesuburan dan memberikan penampilan

rambut yang sehat tidak kusam, dan kering.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

56

Negara tropis seperti Indonesia, masyarakatnya cenderung memiliki kulit

dengan tipe dry skin atau bahkan very dry skin. Kulit tersebut memiliki

penampilan yang kering, kusam, bersisik, memiliki garis keriput, tidak elastis, dan

mudah terkelupas. Hal ini disebabkan oleh hilangnya kelembaban dan kandungan

air dari dalam kulit akibat paparan panas dan sinar matahari yang berlebihan di

daerah tropis. Keadaan tersebut memicu terjadinya penuaan dini pada kulit, untuk

mengatasinya kulit harus diberi nutrisi dan suplai air yang cukup, dan dengan

mencegah hidrasi yang berlebihan pada permukaan kulit.

Sediaan moisturizer lotion dari VCO sangat tepat untuk mengatasi gejala

penuaan dini yang terjadi. Sediaan moisturizer mampu mengembalikan

kelembaban kulit dengan menarik lembab dari udara dan memasukkan ke dalam

stratum corneum (efek humectant), dan menjaga agar kelembabannya tidak

mudah menguap lagi (efek occlusive). Molekul VCO yang berukuran sangat kecil

mampu menembus lapisan kulit, sehingga sangat efektif memberikan lembab

(moist). Selain itu bentuk sediaan yang berupa lotion memudahkan kita dalam

pemakaian, tidak begitu encer seperti minyak murni, namun juga tidak begitu

kaku dan lengket seperti krim atau salep.

Sediaan lotion tersebut dibuat dengan sistem emulsi O/W (oil in water)

agar lotion nyaman digunakan setiap hari dan mudah dibilas dengan air. Stabilitas

fisik emulsi didefinisikan sebagai kondisi emulsi dimana kedua fase cairnya saling

terdistribusi satu sama lain secara merata, tidak terjadi pemisahan fase. Bila terjadi

droplet besar fase terdispersi terpisah dari medium dispersinya maka dapat

terdispersikan kembali dengan penggojokan kuat. Stabilitas fisik emulsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

57

tergantung pada emulgator yang digunakan. Emulgator disini selain digunakan

untuk menyatukan fase terdispersi dengan medium dispersinya, juga berguna

untuk mempertahankan agar kedua fase tersebut tidak terpisah kembali

(berkoalesen).

VCO mempunyai afinitas tinggi terhadap gugus hidrofob karena VCO

sendiri merupakan minyak yang bersifat hidrofob. Sedangkan aquadest

afinitasnya besar terhadap gugus hidrofil, karena sifatnya yang polar. Polysorbate

80 dan Sorbytan monooleate 80 sebagai kombinasi emulgator mempunyai gugus

hidrofil pada satu ujung dan gugus hidrofob pada ujung lainnya. Gugus hidrofob

emulgator ini akan berinteraksi dan berikatan dengan VCO. Sedangkan gugus

hidrofil emulgator akan berikatan dengan aquadest. Adanya emulgator tersebut

akan saling mengikat kedua fase untuk saling terdispersi.

Untuk memperkuat efek moisturizer Virgin Coconut Oil digunakan

gliserin yang merupakan moisturizer alami yang berasal dari minyak dan lemak

tumbuhan dan hewan. Asam stearat ditambahkan dalam formula untuk

meningkatkan konsistensi dari sediaan, serta membantu mempertahankan

stabilitas sistem emulsi. Sifat asam akibat penambahan asam stearat dapat

dinetralkan dengan menambahkan trietanolamin (TEA). Untuk menghilangkan

bau tidak sedap dari penggunaan emulgator, maka ditambahkan campuran

fragance yaitu minyak melati dan minyak citrus.

Optimasi formula lotion VCO menggunakan emulgator dengan level

yang berbeda ditentukan secara simulasi menggunakan metode desain faktorial.

Polysorbate 80 lebih bersifat sebagai emulgator tipe O/W, sedangkan Sorbytan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

58

monooleate 80 bertindak sebagai emulgator yang cenderung W/O lebih kental

dari Polysorbate 80. Diharapkan kombinasi keduanya akan menghasilkan sediaan

emulsi tipe O/W yang stabil. Penentuan efek moisturizer dilakukan dengan

menggunakan metode sensory assessment. Metode sensory assessment yang

digunakan diharapkan dapat memberikan gambaran tentang efek moisturizer dan

kenyamanan lotion saat digunakan konsumen.

O. Hipotesis

Hipotesis yang hendak diuji dalam penelitian ini adalah diduga

ditemukan faktor yang dominan antara polysorbate 80, Sorbytan monooleate 80

atau interaksi keduanya dalam menentukan sifat fisik dan efek moisturizer lotion

Virgin Coconut Oil, serta diduga ditemukan komposisi emulgatoragent yang

optimum dalam menghasilkan lotion VCO dengan sifat fisik yang dikehendaki.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

59

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan rancangan eksperimental murni yang bersifat

eksploratif dengan menggunakan variabel eksperimental ganda (desain faktorial),

yaitu mencari komposisi emulgatoragent antara Polysorbate 80 dan Sorbytan

monooleate 80 dalam formula lotion Virgin Coconut Oil yang optimun dan dapat

berfungsi sebagai moisturizer dan mempunyai sifat fisik dapat diterima

konsumen.

B. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas dalam penelitian ini adalah level tinggi dan level rendah

emulgatoragent yang digunakan, yaitu Polysorbate 80 dan Sorbytan

monooleate 80.

2. Variabel Tergantung dalam penelitian ini adalah sifat fisik lotion yang

meliputi daya sebar, viskositas, perubahan viskositas, dan stabilitas lotion

setelah penyimpanan.

3. Variabel Pengacau Terkendali dalam penelitian ini adalah alat percobaan,

wadah penyimpanan, suhu pencampuran, letak lotion saat pengukuran daya

sebar, dan tinggi letak viscometer.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

60

4. Variabel Pengacau Tak Terkendali dalam penelitian ini adalah kecepatan

dan lama pengadukan, suhu penyimpanan, kontaminasi debu dan mikroba, dan

kelembaban udara.

C. Definisi Operasional

1. Virgin Coconut Oil adalah minyak hasil olahan dari buah kelapa (Cocos

nucifera) tanpa penggunaan bahan kimia dan pemanasan, sebagian besar

merupakan minyak jenuh, mengandung asam laurat paling tinggi diantara

minyak kelapa lainnya.

2. Lotion adalah suatu sediaan topikal yang nonviscous yang diaplikasikan

pada kulit sehat yang berambut dan mempunyai daya sebar yang luas

dengan membentuk lapisan tipis pada kulit, dan biasanya diformulasikan

dalam bentuk emulsi minyak dalam air agar mudah tercuci.

3. Moisturizer adalah suatu campuran kompleks dari bahan kimia yang

secara khusus untuk membuat lapisan terluar kulit menjadi lebih lunak dan

lebih kenyal dengan meningkatkan kandungan air

4. Emulgatoragent merupakan suatu senyawa yang dapat mengurangi

tegangan antar muka antara minyak dan air, dan meminimalkan energi

permukaan dari droplet yang terbentuk serta mencegah terjadinya koalesen

dan terpisahnya cairan dispers sebagai fase terpisah.

5. Sifat fisik lotion adalah parameter yang digunakan untuk mengetahui

kualitas fisik lotion yang dalam penelitian ini meliputi daya sebar,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

61

viskositas, perubahan viskositas, dan stabilitas setelah penyimpanan

selama 1 bulan.

6. Daya sebar yang optimum adalah daya sebar lotion dengan diameter

penyebaran dengan range diameter 6,6 cm sampai 6,8 cm setelah 1 gram

lotion diberi beban 125 gram dan didiamkan selama 1 menit.

7. Viskositas optimum adalah viskositas yang memudahkan lotion diisikan

ke dalam wadah, dikeluarkan dari wadah saat digunakan, dan memiliki

daya sebar yang baik saat diaplikasikan ke kulit. Viskositas yang optimum

dalam penelitian ini adalah berkisar antara 36 dPa.s sampai 39 dPa.s

8. Perubahan viskositas optimum adalah selisih viskositas lotion setelah

disimpan selama 1 bulan (η2) pada suhu kamar dengan viskositas segera

setelah pembuatan yang telah dirata-rata (η1), dibandingkan dengan

viskositas segera setelah pembuatan adalah < 26% (Zatz, Berry, and

Alderman, 1996). Perubahan viskositas dihitung menurut rumus sebagai

berikut :

100%η

η-η

1

12×=asδ viskosit ...................................................................(5)

9. Stabilitas lotion menunjukkan seberapa stabil lotion selama penyimpanan

dengan parameter stabilitas yang berupa ada tidaknya pemisahan fase

selama penyimpanan. Stabilitas lotion yang optimum dalam penelitian ini

berkisar antara 99,5% sampai 100%. Stabilitas lotion dihitung dengan

rumus sebagai berikut :

%100×−

−=

mulamulalotionvolume

nkeharipadastabillotionvolumelotionstabilitas .............(6)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

62

10. Desain faktorial merupakan pendekatan eksperimental sederhana yang

dilakukan dengan meneliti efek dari suatu variabel eksperimental dengan

menjaga variabel lain konstan Penelitian ini menggunakan desain faktorial

dua faktor (Polysorbate 80 dan Sorbytan monooleate 80) dan dua level

(level rendah dan level tinggi).

11. Respon adalah hasil percobaan yang perubahannya diamati secara

kuantitatif dalam penelitian, dalam hal ini sifat fisik lotion yaitu daya

sebar, viskositas setelah pembuatan, perubahan viskositas selama

penyimpanan, dan stabilitas lotion.

12. Faktor adalah tiap besaran yang memberikan pengaruh terhadap respon

kuantitatif dan kualitatif. Faktor pertama dalam penelitian ini yaitu

Polysorbate 80 dan faktor kedua yaitu Sorbytan monooleate 80.

13. Level adalah jumlah atau banyaknya faktor yang nilainya dinyatakan

secara numerik. Penelitian ini menggunakan dua level yaitu level rendah

dan level tinggi baik untuk Polysorbate 80 maupun untuk Sorbytan

Monooleate 80.

14. Efek adalah pengaruh perubahan faktor terhadap respon karena adanya

variasi level, dapat dihitung secara matematis berdasarkan rumus desain

faktorial dengan menghitung selisih rata-rata respon level tinggi dikurangi

respon level rendah.

15. Contour plot adalah grafik yang berasal dari persamaan desain faktorial

yang dapat memprediksi level optimum kedua faktor dengan menunjukkan

respon yang optimum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

63

16. Contour plot super imposed adalah grafik yang dapat memprediksi area

optimum formula berdasarkan semua parameter sifat fisik lotion Virgin

Coconut Oil yang didapat dengan cara memplotkan masing-masing

contour plot sifat fisik lotion yang meliputi daya sebar, viskositas,

perubahan viskositas, dan stabilitas lotion.

17. Daerah optimum dalam penelitian ini adalah sifat fisik lotion yang

meliputi daya sebar lotion 6,6 cm sampai 6,8 cm, viskositas lotion 36

dPa.s sampai 39 dPa.s, dan stabilitas lotion 99% sampai 99,5% yang

terdapat dalam daerah pada contour plot super imposed.

18. Stabilitas fisik merupakan kondisi lotion (emulsi) dengan kedua fase tetap

terdispersi merata, tidak mengalami koalesen, pemisahan fase, maupun

perubahan sistem emulsi.

D. Bahan dan Alat Penelitian

1. Bahan penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Virgin Coconut

Oil (VCO), gliserin (kualitas farmasetis), minyak melati dan minyak lemon

(kualitas farmasetis), Asam stearat (kualitas farmasetis), Polysorbate 80

(kualitas farmasetis), Sorbytan monooleate 80 (kualitas farmasetis),

Trietanolamin (kualitas farmasetis), Metil paraben (kualitas farmasetis), dan

aquadest.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

64

2. Alat penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini mortir dan stamfer,

glasswares (PYREX-GERMANY), gelas ukur (Iwaki TE-32 Pirex® Japan

Under lic.), waterbath, termometer, timbangan analitik (Precise 2000C –

2000D1), horizontal double plate, pipet tetes, penangas air, stopwatch

(Casio®), tabung berskala (Fortuna® Germany CH-BI 45-2), dan Viscometer

Rion seri VT 04 (RION-JAPAN).

E. Tata Cara Penelitian

1. Formula

Formula yang digunakan sebagai moisturizer lotion Virgin Coconut

Oil mengacu pada The Art, Science, and Technology of Pharmaceutical

Compounding, Second Edition (Allen, 2002) dengan formula sebagai berikut :

R/ A. Virgin Coconut Oil 30 ml

Polysorbate 80 1 ml

Glyceryl monostearate 1 ml

B. Gliserin 20 ml

Nipagin 1 ml

MinyakMawar 2 ml

Aquades qs 100 ml

Formula setelah penyesuaian untuk 100 gram adalah sebagai berikut:

R/ A. Virgin Coconut Oil 27,6 g

B. Polysorbate 80 (5 – 7) g

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

65

Sorbytan monooleate 80 (4 – 6) g

C. Asam stearat 5 g

D. Gliserin 12,5 g

Trietanolamin 1,25 g

Nipagin 1,36 g

Minyak lemon 0,5 g

Aquades qs 35 g

Formula di atas dibuat lotion Virgin Coconut Oil yang mempunyai

efek moisturizer dengan emulgatoragent yang berupa Polysorbate 80 dan

Sorbytan monooleate 80. Level rendah Polysorbate 80 adalah 5 gram dan

level tinggi Polysorbate 80 adalah 7 gram. Level rendah Sorbytan

monooleate 80 adalah 4 gram dan level tinggi Sorbytan monooleate 80

adalah 6 gram. Berikut adalah rancangan desain faktorial Polysorbate 80 dan

Sorbytan monooleate yang digunakan dalam penelitian :

Tabel II. Rancangan desain faktorial Polysorbate 80 dan Sorbytan

monooleate 80

Formula Polysorbate 80 (gram) Sorbytan monooleate 80 (gram)

1 5 4 A 5 6 B 7 4 ab 7 6

Masing-masing jumlah bahan yang digunakan untuk level rendah

level tinggi tercantum dalam tabel di bawah ini :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

66

Tabel III. Jumlah bahan yang digunakan

Formula 1 A b ab VCO (gram) 110,4 110,4 110,4 110,4 Gliserin (gram) 50 50 50 50 Minyak lemon (gram) 2 2 2 2 Polysorbate 80 (gram) 20 20 28 28 Sorbytan monoleat 80 (gram) 16 24 16 24

Nipagin (gram) 5,44 5,44 5,44 5,44 Asam stearat (gram) 20 20 20 20 TEA (gram) 5 5 5 5 Aquadest (gram) 140 140 140 140

2. Alur penelitian

a. Pembuatan lotion

Bagian A dipanaskan di atas waterbath hingga 60°C. Bagian B dicampur

rata dan dipanaskan di atas waterbath hingga 60°C. Setelah suhu bagian

A dan bagian B sama, campur kedua bagian tersebut di ataas waterbath

sambil terus diaduk. Panaskan bagian C di atas waterbath dengan suhu

50° hingga meleleh sempurna. Turunkan campuran A dan B dari

waterbath, masukkan bagian C ke dalamnya sambil terus diaduk

membentuk fase minyak. Campur bagian D menjadi satu dalam beker

glas menjadi fase air. Masukkan fase minyak dalam mortir, disertai

pengadukan kontinu dan konstan masukkan fase air sedikit demi sedikit.

Setelah emulsi terbentuk, tambahkan sisa aquadest sedikit demi sedikit.

Terakhir tambahkan minyak lemon sambil diaduk.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

67

b. Penentuan tipe emulsi lotion VCO

1) Sejumlah kecil emulsi diteteskan di atas permukaan air dan amati

yang terjadi. Jika emulsi menyebar dan bercampur dengan air

menunjukkan bahwa air merupakan fase eksternal dari emulsi

tersebut.

2) Sejumlah kecil zat warna yang larut air diteteskan di dalam emulsi

dan amati yang terjadi. Jika zat warna menyebar di dalam emulsi

menunjukkan bahwa air merupakan fase eksternal.

3) Sejumlah kecil emulsi diteteskan di atas kertas saring yang bersih

dan amati yang terjadi. Jika tetesan emulsi menyebar dengan cepat

menunjukkan bahwa emulsi tersebut bertipe O/W.

c. Pengujian daya sebar

Uji daya sebar lotion dilakukan segera setelah pembuatan dengan cara

menimbang lotion seberat 1 gram, diletakkan di tengah kaca bulat

berskala. Di atas lotion diletakkan kaca bulat lain dan pemberat sehingga

berat kaca bulat dan pemberat 125 gram, didiamkan selama 1 menit,

kemudian dicatat diameter penyebarannya. Dilakukan sebanyak 3 kali.

d. Pengujian viskositas

Pengukuran viskositas menggunakan alat Viscometer seri VT 04 (RION-

JAPAN) dengan cara : lotion dimasukkan dalam wadah dan dipasang

pada portable viscotester. Viskositas lotion diketahui dengan mengamati

gerakan jarum penunjuk viskositas. Uji ini dilakukan dua kali, yaitu (1)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

68

segera setelah gel selesai dibuat dan (2) setelah disimpan selama 1 bulan.

Masing-masing uji dilakukan sebanyak 3 kali.

e. Pengujian stabilitas

Masukkan lotion ke dalam tabung berskala. Amati pemisahan fase yang

terjadi pada hari ke-0, 1, 3, 5, 7, 14, 21, 28, dan 30.

f. Sensory assessment

Lotion dicobakan pada 29 sukarelawan dengan mengaplikasikan

sejumlah lotion (0,1 gram) pada permukaan kulit. Kemudian

sukarelawan memberikan penilaian terhadap masing-masing formula

lotion berdasarkan penilaian per individu.

F. Analisis Data dan Optimasi

Data yang terkumpul berdasarkan uji sifat fisik yang meliputi daya sebar,

viskositas, perubahan viskositas, dan stabilitas lotion kemudian dianalisis dan

diinterpretasikan dengan tahap-tahap sebagai berikut :

1. Menghitung daya sebar lotion dengan mengukur diameter rata-ratanya.

2. Menghitung viskositas lotion segera setelah pembuatan.

3. Menghitung perubahan viskositas dengan rumus pada persamaan (5).

4. Menghitung stabilitas lotion dengan rumus pada persamaan (6).

5. Menentukan faktor dominan dalam menentukan respon sifat fisik dengan

mempertimbangkan 2 hal sebagai berikut :

a. Perhitungan efek rata-rata untuk tiap faktor dan interaksi berdasarkan

persamaan (2), (3), dan (4).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

69

b. Interpretasi grafik hubungan respon-polysorbate 80 dan grafik hubungan

respon- Sorbytan monooleate 80.

6. Membuat persamaan desain faktorial dengan rumus pada persamaan (1).

7. Membuat grafik contour plot untuk tiap-tiap respon yang diperoleh.

8. Membuat grafik contour plot super imposed untuk menentukan daerah

optimum.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

70

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pembuatan Lotion Virgin Coconut Oil

Virgin Coconut Oil (VCO) ini diformulasikan dalam bentuk sediaan

lotion, yang dibuat dengan sistem emulsi dengan tipe oil in water (O/W). Lotion

VCO tersebut nantinya akan berfungsi sebagai moisturizer yang berefek

melembabkan kulit. Zat aktif yang berfungsi sebagai moisturizer disini adalah

kandungan asam laurat dari VCO. Dalam formula ditambahkan gliserin untuk

memperkuat efek moisturizer dan meningkatkan konsistenssi dari lotion tersebut.

Pembuatan lotion VCO tersebut menggunakan beaker methode yang

telah dimodifikasi. Dasar dari metode tersebut adalah pencampuran fase minyak

dan fase air dengan bantuan pemanasan suhu sedang dan pengadukan cepat dan

searah. Pembuatan lotion VCO ini diawali dengan pembagian bahan menjadi dua

fase, yaitu fase air dan fase minyak, kemudian masing – masing dipanaskan di

atas waterbath pada suhu 60° C. Asam stearat berbentuk kristal padatan, untuk

mencampurnya terlebih dahulu dilelehkan di atas waterbath dengan suhu 50° C.

VCO dipanaskan terpisah secara terpisah dengan Polysorbate 80 dan Sorbytan

monooleate 80, masing-masing 60° C di atas waterbath, kemudian keduanya

dicampur dalam satu wadah. Asam stearat yang telah meleleh sempurna

ditambahkan ke dalam campuran fase minyak tersebut. Fase air yang berupa

sebagian aquadest, gliserin, triethanolamine, dan metil parabean dipanaskan

terpisah pada suhu 60° C. Campurkan fase minyak dan fase air yang telah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

71

dipanaskan ke dalam mortir, dan diaduk cepat hingga terbentuk emulsi, sambil

terus diaduk tambahkan sisa aquadest dan perfume yang diinginkan secukupnya.

Lotion yang terbentuk selanjutnya dikemas dan dilakukan uji fisik.

Emulgator yang digunakan dalam pembuatan lotion ini antara lain

Polysorbate 80 dan Sorbytan monooleate 80. Polysorbate 80 merupakan

emulgator yang bersifat nonionik, dan hidrofilik yang ditambahkan ke dalam fase

minyak untuk membantu menurunkan tegangan permukaan fase air. Sorbytan

monooleate 80 cenderung bersifat lipofilik dan mampu menurunkan tegangan

permukaan fase minyak. Kombinasi keduanya diharapkan mampu menurunkan

tegangan antar muka masing-masing fase, sehingga fase minyak dapat lebih

mudah terdispersi merata ke dalam fase airnya. Kombinasi emulgator tersebut

juga berfungsi untuk mempertahankan stabilitas sistem emulsi yang telah

terbentuk.

Gliserin dalam formula tersebut berfungsi untuk meningkatkan

konsistensi lotion, agar lebih kental. Gliserin selain itu juga berfungsi sebagai

pelembab alami yang memberikan efek emollient. Efek melembabkan tersebut

mampu menambah efek lembab yang sudah ada dari VCO itu sendiri, namun efek

yang ditimbulkan tetap lebih rendah dibanding VCO. Gliserin bersifat larut air,

sehingga dalam formula ini ditambahkan dalam fase air bersama trietanolamin,

dan metil paraben.

Asam stearat berbentuk kristal padat, sehingga untuk mencampurnya

harus dilelehkan terlebih dahulu secara terpisah. Asam stearat disini berfungsi

sebagai thickening agent yang berfungsi sepagai pengental dalam sediaan. Adanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

72

asam stearat tersebut mampu mengubah konsistensi sediaan dari bentuk emulsi

encer menjadi sediaan lotion yang lebih kental. Penggunaan asam stearat lebih

dari 10% mampu membentuk sediaan krim. Asam stearat dapat meleleh dengan

pemanasan suhu >50° C, dan cepat memadat kembali pada suhu ruangan. Saat

memadat, asam stearat mampu mengikat air dalam jumlah banyak sehingga

sediaan dapat segera mengental setelah didinginkan.

Trietanolamin bersifat basa, sehingga digunakan dalam formula tersebut

untuk menetralkan sediaan yang bersifat asam akibat penambahan asam stearat.

Sediaan topikal yang terlalu asam mampu mengiritasi kulit, dan menyebabkan

alergi pada kulit. Trietanolamin larut air, sehingga dalam formula ditambahkan ke

dalam fase air lebih dahulu. Reaksi penetralan trietanolamin terhadap adanya

asam stearat dapat menghasilkan sabun stearat, yang secara tidak langsung akan

berfungsi sama seperti emulgator. Pengadukan kuat dan cepat mampu memecah

droplet minyak menjadi lebih kecil, kemudian sabun stearat tersebut akan

menyelubungi droplet minyak tersebut dan mendispersikan ke dalam fase air.

Adanya proses penyabunan tersebut dapat menambah stabilitas sistem emulsi.

Aquadest yang digunakan terlebih dahulu dipanaskan dengan suhu yang

sama dengan fase minyaknya yaitu 60° C. Tujuannya agar dalam pencampuran

kedua fase tidak terjadi perbedaan suhu yang terlalu jauh, dan agar sistem emulsi

lebih mudah terbentuk. Fase minyak dan fase air sulit bercampur pada suhu

rendah. Penambahan minyak melati dan minyak lemon sebaiknya dilakukan

setelah sistem emulsi terbentuk, dalam keadaan dingin. Minyak atsiri bila

ditambahkan dalam keadaan panas akan kehilangan harumnya, karena minyak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

73

atsiri cepat menguap pada suhu tinggi. Penambahan minyak tersebut sebaiknya

tidak berlebihan, karena akan merusak keseimbangan sistem emulsi.

Mortir dan stamper yang akan digunakan sebaiknya direndam dahulu

dengan air panas, agar dalam proses pencampuran tidak terjadi penurunan suhu

yang drastis. Penurunan suhu secara mendadak mampu memadatkan asam stearat

secara tiba-tiba sebelum sistem emulsinya terbentuk sempurna.

B. Penentuan Tipe Emulsi Lotion Virgin Coconut Oil

Lotion yang baik, adalah lotion yang mudah dan nyaman diaplikasikan

pada kulit. Tipe lotion yang tidak lengket di kulit dan mudah dicuci dengan air

adalah lotion tipe O/W. Air sebagai fase eksternalnya menyebabkan lotion ini

mudah terlarut dalam air karena viskositasnya menjadi encer, sehingga dapat

dengan mudah dihilangkan dari permukaan kulit. Kandungan air yang lebih

banyak menyebabkan lotion tersebut tidak lengket dan basah pada kulit.

Fase eksternal dari lotion tersebut adalah air yang akan berada di

permukaan kulit, dan menjaga kelembaban kulit dengan cara terus mensuplai air

dan lembab dari permukaan. Fase internal lotion adalah minyak yang mampu

menembus lapisan kulit stratum korneum melewati pori-pori dan folikel rambut,

dan selanjutnya akan menjaga kelembaban kulit dengan mencegah pengupan

berlebihan dari dalam kulit.

Penentuan tipe emulsi dilakukan dengan 3 macam cara, antara lain yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

74

1. Penambahan fase eksternal secara berlebihan.

Masing-masing formula lotion VCO diteteskan di atas air dalam jumlah

berlebihan yang merupakan fase eksternal dari sediaan lotion tersebut, kemudian

dilihat kelarutannya terhadap fase eksternalnya. Hasilnya dapat dilihat sebagai

berikut :

a) Formula 1 b) Formula a

c) Formula b d) Formula ab

Gambar 10. Gambar penampilan fisik lotion VCO setelah

ditambah dengan fase eksternal berlebih

Gambar 10 menunjukkan bahwa penambahan air yang berlebihan dapat

menurunkan viskositas dan melarutkan sediaan lotion, sebab fase eksternal dari

lotion akan menyebar bercampur bersama air. Hal tersebut membuktikan bahwa

keempat formula lotion tersebut termasuk dalam sistem emulsi o/w dimana air

berfungsi sebagai fase eksternalnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

75

Untuk melihat lebih jelasnya, maka keempat lotion tersebut diaduk

merata dengan air yang berlebihan sampai merata hingga didapatkan lotion yang

sangat encer. Hasilnya dapat dilihat sebagai berikut :

a) Formula 1 b) Formula a

c) Formula b d) Formula ab

Gambar 11. Gambar penampilan fisik lotion VCO setelah

ditambah dengan fase eksternal berlebih dan diaduk merata

Gambar 11 menunjukkan bahwa keempat formula lotion tersebut dapat

melarut sempurna di dalam air yang berlebih, membentuk larutan kental putih

susu. Hal tersebut membuktikan bahwa sediaan lotion tersebut termasuk dalam

tipe emulsi o/w, sebab lotion tersebut dapat melarut sempurna dengan air tanpa

ada yang menggumpal.

2. Penambahan zat warna yang larut dalam fase eksternal.

Masing-masing formula lotion VCO ditetesi zat warna yang larut dalam

fase eksternalnya. Dalam hal ini, zat warna yang digunakan adalah methylen blue.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

76

Hasilnya dapat dilihat dengan membandingkan kelarutan methylen blue tersebut

di dalam masing-masing formula. Hasilnya dapat dilihat sebagai berikut :

a) Formula 1 b) Formula a

c) Formula b d) Formula ab

Gambar 12. Gambar penampilan fisik lotion VCO setelah ditambah

dengan zat warna yang larut dalam fase eksternal

Gambar 12 menunjukkan bahwa methylen blue dapat menyebar dan

melarut di dalam lotion. Methylen blue merupakan pewarna larut air dan tidak

larut dalam fase minyak, sedangkan pada keempat formula tersebut menunjukkan

methylen blue tersebut mampu menyebar bersama fase eksternalnya. Sehingga

dapat dibuktikan bahwa dalam keempat formula lotion tersebut yang berfungsi

sebagai fase ekternal adalah air.

Methylen blue yang telah diteteskan tersebut kemudian diaduk sebagian

dengan lotion tersebut untuk memudahkan pengamatan. Hasil pengamatannya

dapat dilihat sebagai berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

77

a) Formula 1 b) Formula a

c) Formula b d) Formula ab

Gambar 13. Gambar penampilan fisik lotion VCO setelah ditambah

dengan zat warna yang larut dalam fase eksternal dan diaduk sebagian

Gambar 13 menunjukkan bahwa methylen blue yang diaduk dapat

bercampur merata dengan sediaan lotion. Hal tersebut membuktikan bahwa lotion

tersebut termasuk dalam tipe emulsi o/w dimana air berfungsi sebagai fase

eksternalnya karena mampu melarutkan methylen blue.

3. Pengolesan pada kertas saring.

Masing-masing formula lotion VCO diteteskan pada kertas saring yang

bersih dan kering, kemudian dilihat kecepatan penyebarannya. Hasil pengamatan

dapat dilihat sebagai berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

78

a) Formula 1 b) Formula a

c) Formula b d) Formula ab

Gambar 14. Gambar kertas saring yang ditetesi dengan lotion VCO

Gambar 14 menunjukkan formula 1 dan formula ab fase eksternalnya

tidak cepat menyebar, sedangkan formula a dan formula b fase eksternalnya

menyebar cepat pada permukaan kertas saring. Formula 1 dan formula ab

memiliki kandungan air lebih sedikit dibanding formula a dan formula b.

Lotion VCO yang telah diteteskan kemudian dioleskan merata ke seluruh

permukaan kertas saring, dan ditunggu sampai mengering, Setelah mengering

maka dapat dilihat noda bekas olesan yang ditimbulkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

79

Hasil pengamatan dapat dilihat sebagai berikut :

a) Formula 1 b) Formula a

a) Formula b b) Formula ab

Gambar 15. Gambar kertas saring yang telah dikeringkan setelah

dioleskan dengan lotion VCO

Berdasarkan gambar 15, terbukti bahwa keempat formula lotion tersebut

merupakan emulsi dengan tipe o/w. Saat setelah dioleskan seluruh permukaan

kertas saring terbasahi oleh lotion. Saat dikeringkan permukaan kertas saringnya

mengering, dan terdapat noda minyak tertinggal di tengah kertas, namun dalam

jumlah yang sedikit di tengah. Hal ini menunjukkan bahwa lotion yang dibuat

memiliki fase eksternal berupa air dan fase internal berupa minyak, dimana fase

air lebih mudah menguap daripada fase minyaknya. Adanya noda minyak yang

masih tertinggal tersebut disebabkan karena pengolesan pada kertas saring tidak

merata (tebal di bagian tengah), sehingga saat dikeringkan bagian tengahnya sulit

mengering.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

80

C. Sifat Fisik dan Stabilitas Lotion Virgin Coconut Oil

Parameter sifat fisik lotion yang akan dievaluasi adalah daya sebar dan

viskositas lotion setelah pembuatan. Sedangkan parameter stabilitas lotion

dievaluasi dari perubahan viskositas dan stabilitas lotion setelah penyimpanan

selama satu bulan. Lama penyimpanan tiga puluh hari (satu bulan ) diasumsikan

sebagai lamanya penggunaan lotion setelah kemasan pertama kali dibuka oleh

sebagian besar konsumen. Selain itu sediaan lotion yang berada di pasaran

sebagian besar dikemas untuk 30 hari pemakaian, sebab setelah lebih dari 30 hari

kemasan dibuka/dirusak, sediaan lotion tidak stabil, kedua fasenya saling

memisah.

Besarnya daya sebar lotion menggambarkan tingkat kemudahan lotion

diaplikasikan pada permukaan kulit. Daya sebar lotion tersebut berhubungan erat

dengan besarnya viskositas lotion. Daya sebar lotion diukur dengan menggunakan

1 gram lotion yang diletakkan di tengah kaca bulat kemudian ditimpa dengan kaca

bulat lain dan diberi beban hingga 125 gram. Setelah didiamkan selama 1 menit,

diameter rata-rata yang terbentuk dari hasil penyebaran lotion diasumsikan

sebagai panjangnya daya sebar gel yang menunjukkan penyebaran lotion saat

diaplikasikan di kulit (Garg et al., 2002).

Viskositas lotion diukur untuk mengetahui tingkat kekentalan lotion,

yang dilakukan dengan melihat skala yang tertera pada viscometer RION seri VT

04. Pengukuran tersebut dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada saat setelah

pembuatan dan setelah masa penyimpanan selama satu bulan, dengan maksud

agar dapat mengetahui perubahan viskositas yang terjadi. Stabilitas lotion dilihat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

81

dari pemisahan kedua fase emulsi yang terjadi selama penyimpanan. Perubahan

viskositas dan pemisahan fase emulsi yang terjadi dalam penyimpanan

menggambarkan ketidakstabilan sediaan lotion. Penurunan viskositas berarti

viskositas menjadi lebih kecil dan daya sebar akan menjadi lebih besar. Hal ini

dikarenakan viskositas berbanding terbalik dengan daya sebar. Semakin kecil

viskositas sediaan maka daya sebar akan semakin besar, demikian pula sebaliknya

(Garg et al., 2002).

Pada dasarnya emulsi merupakan sistem yang tidak stabil secara

termodinamika (Allen,2002), namun sediaan lotion yang baik seharusnya tidak

mengalami perubahan viskositas dan pemisahan fase selama masa penyimpanan.

Sediaan lotion layak digunakan apabila kedua indikator ketidakstabilan tersebut

masih wajar sehingga dapat diterima oleh konsumen, sehingga perlu untuk

mengetahui seberapa besar perubahan yang terjadi.

Berikut ini merupakan data hasil pengukuran sifat fisik dan stabilitas

lotion dalam penelitian :

Tabel IV. Hasil pengukuran sifat fisik lotion VCO

Formula Daya sebar (cm)

Viskositas (dPas)

� viskositas (%)

Stabilitas Lotion (%)

1 7,85 ± 0,05 20,58 ± 0,72 16,35 ± 0,57 99,16 ± 1,12 a 6,75 ± 0,06 37,91 ± 0,20 11,65 ± 1,44 99,39 ± 0,15 b 7,50 ± 0,44 26,91 ± 1,11 10,83 ± 2,49 98,82 ± 1,22 ab 6,45 ± 0,05 44,16 ± 0,25 37,96 ± 0,20 100 ± 0

Menurut data pada tabel 4, dapat dilihat bahwa tiap formula memberikan

respon berbeda terhadap daya sebar, viskositas, perubahan viskositas, dan

stabilitas lotion. Formula lotion dengan komposisi Polysorbate 80 level rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

82

dan Sorbytan monooleate 80 level rendah memiliki daya sebar paling besar dan

viskositas paling kecil, sedangkan formula lotion dengan komposisi Polysorbate

80 level tinggi dan Sorbytan monooleate 80 level tinggi memiliki daya sebar

paling kecil dan viskositas paling besar. Dengan demikian dapat dibuktikan

bahwa besar daya sebar berbanding terbalik dengan besar viskositas. Pada tabel di

atas perubahan viskositas paling rendah terjadi pada formula b dengan komposisi

Polysorbate 80 level tinggi dan Sorbytan monooleate 80 level rendah, namun

stabilitas emulsi paling tinggi justru terjadi pada formula ab dengan komposisi

Polysorbate 80 level tinggi dan Sorbytan monooleate 80 level tinggi.

Data yang diperoleh dari uji sifat fisik lotion kemudian diolah

menggunakan desain faktorial untuk mengetahui faktor mana yang paling

dominan dalam menentukan sifat fisik dan stabilitas lotion. Hasil perhitungannya

tercantum dalam tabel berikut :

Tabel V. Hasil perhitungan efek untuk tiap faktor dan interaksi

Efek Daya sebar Viskositas � viskositas Stabilitas lotion

Polysorbate 80

│-0,3│ 6,29 10,39 0,13

Sorbytan monooleate

80

│- 1,1│ 17,29 11,20 0,70

Interaksi 0,05 │- 0,04│ 15,91 0,47

1. Daya Sebar

Efek Polysorbate 80 dan Sorbytan monooleatee 80 serta interaksi

keduanya terhadap daya sebar lotion dapat dilihat pada tabel 5. Hasil

perhitungan dengan desain faktorial menunjukkan bahwa besarnya efek

Polysorbate 80 terhadap daya sebar sebesar |-0,30|; untuk efek Sorbytan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

83

monooleatee 80 sebesar |-1,10|; dan untuk efek interaksi keduanya sebesar

0,05. Berdasarkan perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa Sorbytan

monooleatee 80 mempunyai efek yang dominan terhadap daya sebar lotion

daripada Polysorbate 80 maupun interaksi keduanya. Diketahui bahwa efek

yang diberikan Polysorbate 80 bernilai negatif yang artinya bahwa adanya

Polysorbate 80 akan menurunkan daya sebar lotion. Begitu juga efek yang

diberikan Sorbytan monooleatee 80 bernilai negatif, sehingga adanya

Sorbytan monooleatee 80 akan menurunkan daya sebar lotion. Sedangkan

interaksi keduanya memberikan nilai positif yang artinya kombinasi antara

Polysorbate 80 dan Sorbytan monooleatee 80 akan meningkatkan daya sebar

lotion.

Daya sebar lotion lebih dipengaruhi oleh Sorbytan monooleatee 80

dibanding Polysorbate 80 walaupun keduanya memiliki fungsi yang sama

sebagai emulgator. Secara teoritis Polysorbate 80 akan larut dalam air dan

cenderung membentuk sistem emulsi O/W, sedangkan Sorbytan monooleatee

80 akan larut dalam minyak dan cenderung membentuk sistem emulsi W/O

(Anonim 2007) Dilihat secara fisik, Sorbytan monooleatee80 memiliki

konsentrasi yang lebih kental dibanding Polysorbate 80 . Sehingga dalam

jumlah yang sama Sorbytan monooleatee 80 akan cenderung membentuk

emulsi dengan sistem W/O yang lebih kental.

Hubungan pengaruh peningkatan level Polysorbate 80 dan Sorbytan

monooleatee 80 terhadap daya sebar lotion, dapat dilihat pada grafik berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

84

level

rendah

Sorbitan

monooleat

80 level tinggi

Sorbitan

monooleat

80

6

6.5

7

7.5

8

18 22 26 30

Polysorbate 80 (gram)

Daya Sebar level

rendah

polysorbate

80

level tinggi

Poltsorbate

80

6

6.5

7

7.5

8

14 18 22 26

Sorbitan monooleat 80 (gram)

Daya Sebar (cm)

(16 A) (16 B)

Gambar 16. Grafik hubungan antara daya sebar-Polysorbate 80 (16a) dan

grafik hubungan antara daya sebar- Sorbytan monooleatee 80 (16b)

Grafik hubungan antara daya sebar-Polysorbate 80 (16a)

menunjukkan bahwa peningkatan level Polysorbate 80 (semakin banyak

Polysorbate 80 yang digunakan) akan menurunkan daya sebar lotion baik

pada penggunaan Sorbytan monooleatee 80 level rendah maupun pada

penggunaan Sorbytan monooleatee 80 level tinggi. Hal ini menunjukkan

bahwa peningkatan level Polysorbate 80 mempengaruhi daya sebar lotion.

Pada grafik kedua respon tidak membentuk garis sejajar, berarti terjadi

interaksi antara Polysorbate 80 dan Sorbytan monooleatee 80 dalam lotion.

Grafik hubungan antaradaya sebar- Sorbytan monooleatee 80 (16b)

menunjukkan bahwa peningkatan level Sorbytan monooleatee 80 baik pada

penggunaan Polysorbate 80 level rendah maupun pada penggunaan level

tinggi akan menurunkan daya sebar lotion. Hal ini menunjukkan bahwa

peningkatan level Sorbytan monooleatee 80 akan mempengaruhi daya sebar

lotion. Pada grafik kedua respon tidak membentuk garis sejajar, berarti terjadi

interaksi antara Polysorbate 80 dan Sorbytan monooleatee 80 dalam lotion.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

85

Dilihat dari penurunan daya sebar lotion dari kedua grafik tersebut

(16a) dan (16b), maka Sorbytan monooleatee 80 lebih dominan dalam

mempengaruhi daya sebar lotion. Selain itu juga dari perhitungan desain

faktorial menunjukkan Sorbytan monooleatee 80 memberikan efek daya

sebar yang lebih negatif dibanding Polysorbate 80. Semakin banyak Sorbytan

monooleatee 80 yang digunakan maka akan menghasilkan lotion dengan daya

sebar yang semakin kecil. Hal ini terbukti dari data daya sebar yang

didapatkan yaitu pada formula (1) dan formula (a) dengan jumlah Polysorbate

80 yang sama pada level rendah namun menghasilkan daya sebar yang lebih

besar pada formula (1) daripada formula (a), karena pada formula (1)

digunakan Sorbytan monooleatee 80 lebih sedikit dibanding dengan formula

(a). Hal itu terjadi pula pada formula (b) dan (ab) dengan penggunaan

Polysorbate 80 yang sama pada level tinggi, dihasilkan daya sebar yang lebih

besar pada formula (b), karena formula (b) digunakan Sorbytan monooleatee

80 lebih sedikit dibanding formula (ab).

Oleh karena Sorbytan monooleatee 80 diketahui lebih dominan

menurunkan daya sebar lotion, maka dengan sedikit saja perubahan level

Sorbytan monooleatee 80 akan sangat mempengaruhi daya sebar lotion.

Sehingga bila diinginkan lotion dengan daya sebar yang lebih besar dapat

dilakukan dengan sedikit menurunkan level Sorbytan monooleatee 80, dan

berlaku sebaliknya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

86

2. Viskositas

Efek Polysorbate 80 dan Sorbytan monooleatee 80 serta interaksi

keduanya terhadap viskositas lotion dapat dilihat pada tabel 5. Hasil

perhitungan dengan desain faktorial menunjukkan bahwa besarnya efek

Polysorbate 80 terhadap viskositas sebesar 6,29; untuk efek Sorbytan

monooleate 80 sebesar 17,29; dan untuk efek interaksi keduanya sebesar │-

0,04│. Berdasarkan perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa Sorbytan

monooleate 80 mempunyai efek yang paling dominan terhadap viskositas

lotion daripada Polysorbate 80 maupun interaksi keduanya. Diketahui bahwa

efek yang diberikan Polysorbate 80 bernilai positif yang artinya bahwa adanya

Polysorbate 80 akan meningkatkan viskositas lotion. Begitu juga efek yang

diberikan Sorbytan monooleatee 80 bernilai positif, sehingga adanya

Sorbytan monooleatee 80 akan meningkatkan viskositas lotion. Sedangkan

interaksi keduanya memberikan nilai negatif yang artinya kombinasi antara

Polysorbate 80 dan Sorbytan monooleatee 80 akan menurunkan viskositas

lotion.

Viskositas lebih dipengaruhi oleh Sorbytan monooleate 80 daripada

Polysorbate 80, karena secara fisik Sorbytan monooleatee 80 jauh lebih

kental dibanding dengan Polysorbate 80. Sorbytan monooleatee 80 memiliki

sifat-sifat kekentalan yang dimiliki oleh golongan minyak sehingga lebih larut

di dalam air (Anonim 2007)

Hubungan pengaruh peningkatan level Polysorbate 80 dan Sorbytan

monooleatee 80 terhadap viskositas lotion, dapat dilihat pada grafik berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

87

level

rendah

Sorbitan 80

level tinggi

Sorbitan

monooleat

80

20

25

30

35

40

45

50

18 22 26 30

Polysorbate 80 (gram)

Viskositas level

rendah

Poltsorbate

80

level tinggi

Sorbitan

monooleat

80

20

25

30

35

40

45

50

14 18 22 26

Sorbitan monooleat 80 (gram)

Viskositas

(17a) (17b)

Gambar 17. Grafik hubungan antara viskositas-Polysorbate 80(17a) dan

grafik hubungan antara viskositas- Sorbytan monooleatee 80 (17b)

Grafik hubungan antara viskositas-Polysorbate 80 (17a)

menunjukkan bahwa peningkatan level Polysorbate 80 (semakin banyak

penggunaan Polysorbate 80) baik pada penggunaan Sorbytan monooleatee

80 level rendah maupun level tinggi akan meningkatkan viskositas lotion. Hal

ini menunjukkan bahwa peningkatan level Polysorbate 80 mempengaruhi

viskositas lotion. Namun respon yang diberikan pada penggunaan Sorbytan

monooleatee 80 level tinggi dan penggunaan Sorbytan monooleatee 80 level

rendah membentuk garis yang sejajar, berarti tidak terjadi interaksi antara

Polysorbate 80 dan Sorbytan monooleatee 80 dalam lotion.

Grafik hubungan antara viskositas- Sorbytan monooleatee 80 (17b)

menunjukkan bahwa peningkatan level Sorbytan monooleatee 80 (semakin

banyak penggunaan Sorbytan monooleatee 80) baik pada penggunaan

Polysorbate 80 level rendah maupun level tinggi akan meningkatkan

viskositas lotion. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan level Sorbytan

monooleatee 80 mempengaruhi viskositas lotion. Namun respon yang

diberikan pada penggunaan Polysorbate 80 level tinggi dan penggunaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

88

Polysorbate 80 level rendah membentuk garis yang sejajar, berarti tidak

terjadi interaksi antara Polysorbate 80 dan Sorbytan monooleatee 80 dalam

lotion.

Dilihat dari penurunan viskositas lotion dari kedua grafik tersebut

(17a) dan (17b), maka Sorbytan monooleatee 80 lebih dominan dalam

mempengaruhi viskositas lotion. Selain itu juga dari perhitungan desain

faktorial menunjukkan Sorbytan monooleatee 80 memberikan efek viskositas

yang lebih positif (lebih besar) dibanding Polysorbate 80. Semakin banyak

Sorbytan monooleate 80 yang digunakan maka akan menghasilkan lotion

dengan viskositas yang semakin besar. Hal ini terbukti dari data viskositas

yang didapatkan yaitu pada formula (1) dan formula (a) dengan penggunaan

Polysorbate 80 yang sama pada level rendah namun menghasilkan viskositas

yang lebih besar pada formula (a) daripada formula (1), karena pada formula

(a) digunakan Sorbytan monooleatee 80 lebih banyak dibanding dengan

formula (a). Hal itu terjadi pula pada formula (b) dan (ab) dengan penggunaan

Polysorbate 80 yang sama pada level tinggi, dihasilkan viskositas yang lebih

besar pada formula (ab), karena formula (ab) digunakan Sorbytan

monooleatee 80 lebih banyak dibanding formula (b).

Sorbytan monooleatee 80 memiliki konsentrasi yang kental dan

larut minyak, maka akan cenderung membentuk emulsi sistem W/O, sehingga

lotion yang terbentuk akan semakin kental. Sehingga semakin besar

penggunaan Sorbytan monooleatee 80 akan semakin kental lotion yang

dihasilkan. Oleh karena Sorbytan monooleatee 80 diketahui lebih dominan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

89

meningkatkan viskositas lotion, maka dengan sedikit saja perubahan level

Sorbytan monooleate 80 akan sangat mempengaruhi viskositas lotion.

Sehingga bila diinginkan sediaan lotion dengan viskositas yang lebih besar

maka dapat dilakukan dengan menaikkan level Sorbytan monooleatee 80

yang digunakan. Sebaliknya bila diinginkan lotion dengan viskositas rendah

maka dapat dengan menurunkan level Sorbytan monooleate 80 sedikit saja.

3. Pergeseran Viskositas

Efek Polysorbate 80 dan Sorbytan monooleate 80 serta interaksi

keduanya terhadap pergeseran viskositas lotion selama penyimpanan dapat

dilihat pada tabel 5. Hasil perhitungan berdasarkan desain faktorial

menunjukkan bahwa besarnya efek Polysorbate 80 terhadap viskositas sebesar

10,39; untuk efek Sorbytan monooleate 80 sebesar 11,20; dan efek interaksi

keduanya sebesar 15,91. Berdasarkan perhitungan tersebut dapat diketahui

bahwa interaksi keduanya ( Sorbytan monooleate 80 dan Polysorbat 80)

mempunyai efek yang paling dominan terhadap pergeseran viskositas lotion

daripada Polysorbate 80 maupun Sorbytan monooleate 80. Diketahui bahwa

baik Polysorbate 80, Sorbytan monooleate 80, maupun interaksi keduanya

memberikan efek yang bernilai positif, berarti ketiganya dapat meningkatkan

pergeseran viskositas pada lotion selama masa penyimpanan.

Besarnya pergeseran viskositas selama penyimpanan merupakan

salah satu faktor ketidakstabilan, semakin besar pergeseran viskositasnya

maka semakin tidak stabil sediaan tersebut dalam penyimpanan. Sediaan

emulsi dalam keadaan tidak stabil akan mengalami pemisahan antara fase

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

90

internal dengan fase eksternalnya. Apabila hal tersebut terjadi pada emulsi o/w

maka fase minyak (fase internal) akan keluar dari sistem emulsi karena ikatan

dengan emulgatornya sudah lemah, memisah dari fase air (fase eksternalnya).

Karena air disini adalah fase eksternalnya, maka dalam keadaan terpisah fase

air akan lebih banyak daripada fase minyaknya. Hal tersebut menjadiakan

viskositas sediaan akan lebih kecil (encer) dibandingkan viskositas sediaan

saat masih stabil.

Fenomena tersebut juga berlaku kebalikan pada emulsi tipe w/o,

dimana minyak sebagai fase eksternalnya memiliki komposisi lebih besar

dibanding air sebagai fase internalnya. Sehingga pada saat terjadi pemisahan

besarnya viskositas akan menjadi lebih besar (kental) dibandingkan viskositas

sebelumnya saat masih stabil. Adanya pergeseran viskositas tersebut

menunjukkan bahwa sediaan tersebut tidak stabil, sehingga sangat

berpengaruh dalam p0erhitungan stabilitas emulasi.

Untuk melihat hubungan pengaruh peningkatan level Polysorbate 80

dan Sorbytan monooleatee 80 terhadap pergeseran viskositas lotion, dapat

dilihat pada grafik berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

91

level

rendah

Sorbitan

monooleat

80

level tinggi

Sorbitan

monooleat

80

10

15

20

25

30

35

40

18 22 26 30

Polysorbate 80 (gram)

Pergeseran Viskositas

level rendah

polysorbate

80

level tinggi

Polysorbate

80

10

15

20

25

30

35

40

14 18 22 26

Sorbitan monooleat 80 (gram)

Pergeseran Viskositas

(18a) (18b)

Gambar 18. Grafik hubungan antara pergeseran viskositas-Polysorbate 80

(18a) dan grafik hubungan antara perubahan viskositas- Sorbytan

monooleatee 80 (18b) Grafik hubungan antara pergeseran viskositas-Polysorbate 80 (18a)

menunjukkan bahwa peningkatan level Polysorbate 80 (semakin banyak

penggunaan Polysorbate 80) pada penggunaan Sorbytan monooleatee 80

level rendah akan menurunkan pergeseran viskositas lotion. Sedangkan

peningkatan level Polysorbate 80 pada penggunaan Sorbytan monooleatee

80 level tinggi akan meningkatkan pergeseran viskositas lotion. Hal ini

menunjukkan bahwa peningkatan level Polysorbate 80 mempengaruhi

pergeseran viskositas lotion. Dilihat dari grafik yang terbentuk, maka dapat

disimpulkan bahwa terjadi interaksi antara Polysorbate 80 dan Sorbytan

monooleatee 80, karena kedua garis yang dihasilkan tidak membentuk garis

sejajar justru saling berpotongan.

Grafik hubungan antara pergeseran viskositas- Sorbytan

monooleatee 80 (18b) menunjukkan bahwa peningkatan level Sorbytan

monooleatee 80 (semakin banyak penggunaan Sorbytan monooleatee 80)

pada penggunaan Polysorbate 80 level rendah akan menurunkan pergeseran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

92

viskositas lotion. Sedangkan peningkatan level Sorbytan monooleatee 80

pada penggunaan Polysorbate 80 level tinggi akan meningkatkan pergeseran

viskositas lotion. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan level Sorbytan

monooleatee 80 mempengaruhi viskositas lotion. Dilihat dari grafik yang

terbentuk, maka dapat disimpulkan bahwa terjadi interaksi antara Polysorbate

80 dan Sorbytan monooleatee 80, karena kedua garis yang dihasilkan tidak

membentuk garis sejajar justru saling berpotongan.

Dilihat dari kedua gambar grafik di atas (18a) dan (18b) maka dapat

dilihat adanya interaksi yang memberikan respon yang besar terhadap

pergeseran viskositas lotion. Selain itu berdasarkan data perhitungan desain

faktorial interaksi keduanya (Polysorbate 80 dan Sorbytan monooleatee 80)

memberikan efek pergeseran viskositas yang paling (positif) besar diantara

Polysorbate 80 maupun Sorbytan monooleatee 80 itu sendiri. Dari data

pergeseran viskositas didapatkan bahwa pada formula (ab) dengan komposisi

penggunaan Polysorbate 80 level tinggi dan penggunaan Sorbytan

monooleatee 80 level tinggi memberikan pergeseran viskositas paling besar

dibanding dengan formula yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan

Polysorbate 80 dan Sorbytan monooleatee 80 dalam jumlah besar justru akan

mengakibatkan pergeseran viskositas yang sangat besar, sehingga lotion

cenderung tidak stabil dalam penyimpanan.

Oleh karena interaksi keduanya (Polysorbate 80 dan Sorbytan

monooleatee 80) mendominasi pergeseran viskositas lotion, maka untuk

mendapatkan sediaan lotion dapat dilakukan dengan meningkatkan maupun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

93

menurunkan level baik Polysorbate 80 maupun Sorbytan monooleatee 80

secara optimal sampai didapatkan lotion dengan pergeseran viskositas yang

paling minimal.

4. Stabilitas Lotion

Efek Polysorbate 80 dan Sorbytan monooleatee 80 serta interaksi

keduanya terhadap pergeseran viskositas lotion selama penyimpanan dapat

dilihat pada tabel 5. Hasil perhitungan berdasarkan desain faktorial

menunjukkan bahwa besarnya efek Polysorbate 80 terhadap viskositas sebesar

0,13; untuk efek Sorbytan monooleatee 80 sebesar 0,70; dan untuk efek

interaksi keduanya sebesar 0,47. Berdasarkan perhitungan tersebut dapat

diketahui bahwa efek Sorbytan monooleatee 80 terhadap stabilitas lotion

bernilai positif paling besar diantara efek Polysorbate 80 maupun efek dari

interaksi keduanya (efek Polysorbate 80 dan Sorbytan monooleatee 80).

Dengan demikian berarti Sorbytan monooleatee 80 paling dominan dalam

mempengaruhi stabilitas lotion. Dari ketiganya baik Polysorbate 80, Sorbytan

monooleate 80, maupun interaksi keduanya memberikan efek yang bernilai

positif, berarti adanya Polysorbate 80, Sorbytan monooleate 80, maupun

interaksi keduanya dapat meningkatkan stabilitas lotion.

Berdasarkan data stabilitas lotion yang didapatkan, terbukti bahwa

Sorbytan monooleate 80 paling dominan mempengaruhi stabilitas lotion.

Pada formula (1) dan (a) dengan level Polysorbate 80 yang sama didapatkan

stabilitas lotion pada formula (a) lebih besar dibanding formula (1), sebab

formula (a) menggunakan Sorbytan monooleate 80 dengan level tinggi,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

94

sedangkan formula (1) dengan penggunaan Sorbytan monooleate 80 level

rendah.

Stabilitas lotion diukur dengan mengukur besarnya endapan emulsi

yang masih utuh dan belum terpisah. Lotion yang tidak stabil ditandai dengan

terjadinya fenomena selama penyimpanan seperti coalesen, creaming,

cracking (Anonim, 2007,wikipedia) yang akan menyebabkan lotion tampak

pecah dan fase pembentuknya saling terpisah. Lotion yang stabil diharapkan

tidak mengalami fenomena tersebut selama masa penyimpanan. Sediaan

emulsi tidak stabil dalam penyimpanan yang sangat lama, lebih dari 30 hari

(Anonim,2008). Lebih dari masa penyimpanan, maka sediaan dengan sistem

emulsi akan mengalami fenomena ketidak stabilan.

Emulsi bentuknya tidak stabil secara thermodinamika, karena sistem

emulsi tidak terbentuk secara spontan, namun dibuat melalui proses yang

membutuhkan energi (Anonim,2007). Sehingga setelah proses pembuatan dan

didiamkan, maka emulsi dengan sendirinya akan memisah kembali

membentuk fase air dan fase minyaknya secara perlahan. Semakin lama

didiamkan dalam penyimpanan semakin banyak fase yang terpisah dari

sistemnya.

Untuk melihat hubungan pengaruh peningkatan level Polysorbate 80

dan Sorbytan monooleate 80 terhadap stabilitas lotion, dapat dilihat pada

grafik berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

95

level

rendah

Sorbitan 80

level tinggi

Sorbitan

monooleat

80

98.5

99.0

99.5

100.0

100.5

18 22 26 30

Polysorbate 80 (gram)

Stabilitas (%)

level

rendah

Polysorbate

80

level tinggi

Polysorbate

80

98.5

99

99.5

100

100.5

14 18 22 26

Sorbitan monooleat 80 (gram)

Stabilitas (%)

(19a) (19b)

Gambar 19. Grafik hubungan antara stabilitas lotion-Polysorbate 80 (19a)

dan grafik hubungan antara stabilitas lotion- Sorbytan monooleate 80 (19b)

Grafik hubungan antara stabilitas lotion-Polysorbate 80 (19a)

menunjukkan bahwa peningkatan level Polysorbate 80 (semakin banyak

penggunaan Polysorbate 80) pada penggunaan Sorbytan monooleate 80

level rendah akan menurunkan stabilitas lotion. Sedangkan peningkatan level

Polysorbate 80 pada penggunaan Sorbytan monooleate 80 level tinggi akan

meningkatkan stabilitas lotion. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan level

Polysorbate 80 mempengaruhi viskositas lotion. Respon yang diberikan pada

peningkatan leven Polysorbate 80 baik pada penggunaan Sorbytan

monooleate 80 level rendah maupun pada level tinggi membentuk garis yang

tidak sejajar. Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi interaksi antara

Polysorbate 80 dan Sorbytan monooleate 80 di dalam lotion.

Grafik hubungan antara stabilitas lotion- Sorbytan monooleate 80

(19b) menunjukkan bahwa peningkatan level Sorbytan monooleate 80

(semakin banyak penggunaan Sorbytan monooleate 80) baik pada

penggunaan Polysorbate 80 level rendah maupun pada penggunaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

96

Polysorbate 80 level tinggi akan meningkatkan stabilitas lotion, namun

peningkatannya jauh lebih besar pada penggunaan Sorbytan monooleate 80

level tinggi dibanding pada penggunaan Sorbytan monooleate 80 level

rendah. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan level Sorbytan monooleate

80 mempengaruhi viskositas lotion. Respon yang diberikan pada peningkatan

leven Sorbytan monooleate 80 baik pada penggunaan Polysorbate 80 level

rendah maupun pada Polysorbate 80 level tinggi membentuk garis yang tidak

sejajar. Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi interaksi antara Polysorbate

80 dan Sorbytan monooleate 80 di dalam lotion.

D. Optimasi Formula

Optimasi formula bertujuan untuk mendapatkan formula dengan sifat-

sifat fisik yang optimal dan menghasilkan sediaan yang stabil. Sediaan lotion

diharapkan dapat dengan mudah diaplikasikan pada kulit dan dapat dengan mudah

dituang dari kemasan. Kemampuan sediaan lotion diaplikasikan pada kulit

dipengaruhi oleh daya sebar lotion, sedangkan kemampuan sediaan lotion dapat

dituang dari kemasan dipengaruhi oleh viskositas lotion. Stabilitas lotion dapat

dilihat dari besarnya pergeseran viskositas lotion dan stabilitas lotion selama masa

penyimpanan. Hasil optimasi diharapkan mendapatkan formula lotion yang

memiliki daya sebar optimal, viskositas optimal, pergeseran viskositas yang

minimal, dan stabilitas maksimal.

Dari hasil pengukuran sifat fisik lotion yang meliputi daya sebar lotion,

viskositas lotion, perubahan viskositas lotion, dan stabilitas lotion dapat dibuat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

97

contour plot. Contour plot dibuat berdasarkan perhitungan persamaan desain

faktorial. Dari contour plot masing-masing uji sifat fisik tersebut ditentukan area

optimum untuk memperoleh respon seperti yang dikehendaki. Area tersebut

kemudian digabungkan dalam grafik contour plot super imposed sifat fisik lotion,

kemudian ditentukan area komposisi optimum emulgator yang memenuhi semua

respon sifat fisik yang diinginkan yakni: daya sebar, viskositas, perubahan

viskositas, dan stabilitas lotion.

1. Daya Sebar

Daya sebar lotion yang optimal adalah apabila lotion cukup mudah

diaplikasikan di permukaan kulit, sehingga lotion dapat menempel merata dan

dapat bertahan di permukaan kulit lebih lama. Daya sebar lotion akan tergantung

dari kekentalan lotion itu sendiri. Lotion yang kental (daya sebar lotion rendah)

akan sulit diaplikasikan sehingga daerah yang teraplikasi akan sempit dan tebal.

Hal tersebut akan menyebabkan rasa tidak nyaman dan lengket pada konsumen.

Sedangkan, lotion yang terlalu encer memiliki daya sebar yang sangat tinggi

sehingga mudah menyebar di permukaan kulit dan tidak bertahan lama setelah

diaplikasikan.

Persamaan desain faktorial untuk daya sebar lotion Virgin Coconut Oil

adalah Y = 11,525 – 0,175 x1 – 0,0687 x2 + 0,0015x1 x2. Persamaan ini

kemudian dibuat contour plot sebagai berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

98

Gambar 20. Contour plot daya sebar lotion

Daya sebar lotion diharapkan tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu

rendah, agar menjamin pemerataan efek moisturizing lotion pada kulit. Untuk itu

telah ditetapkan daya sebar yang optimum lotion Virgin Coconut Oil dalam

penelitian adalah 6,6 cm – 6,8 cm menurut hasil subjective assesment. Kriteria

daya sebar optimum ini ditetapkan dengan mempertimbangkan penilaian

responden terhadap daya sebar lotion Virgin Coconut Oil yang diperoleh melalui

subjective assesment, dengan cara membagikan quisioner pada 29 voulenter yang

telah terpilih. Responden lebih menyukai formula a dengan diameter rata-rata

daya sebar formula a sebesar 6.70 cm yang berada dalam rentang daya sebar 6,6

cm – 6,8 cm. Rentang daya sebar tersebut merupakan rentang optimal yang

diharapkan memberikan kemudahan penyebaran lotion dan memberikan efek

moisturizing yang merata sesuai keinginan konsumen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

99

2. Viskositas

Viskositas lotion yang optimal adalah apabila lotion dapat dengan

mudah dituang dari kemasannya, dan dapat dioleskan merata di permukaan kulit,

selah tidak menyulitkan pengemasan. Lotion yang baik bila secara fisik

viskositasnya tidak terlalu kental maupun tidak terlalu encer. Lotion yang terlalu

encer (viskositas terlalu rendah) akan mudah tumpah saat dituang dan menempel

tipis di kulit, sedangkan lotion yang terlalu kental (viskositas terlalu tinggi) akan

sulit keluar dari kemasannya dan tidak tersebar merata saat diaplikasikan di kulit.

Persamaan desain faktorial untuk viskositas lotion Virgin Coconut Oil

adalah Y = -30,3334 + 2,1927 x1 + 0,8125x2 – 0,0013 x1x2. Persamaan ini

kemudian dibuat contour plot sebagai berikut :

Gambar 21. Contour plot viskositas lotion

Viskositas lotion diharapkan tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah,

agar menjamin kemudahan lotion dalam pengaplikasiannya di kulit. Untuk itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

100

telah ditetapkan viskositas yang optimum lotion Virgin Coconut Oil dalam

penelitian adalah 36 dPas - 39 dPas. Kriteria viskositas optimum ini ditetapkan

dengan mempertimbangkan penilaian responden terhadap viskositas lotion Virgin

Coconut Oil yang diperoleh melalui subjective assesment, dengan cara

membagikan quisioner pada 29 responden yang telah terpilih. Responden lebih

menyukai formula a dengan viskositas rata-rata formula a sebesar 37,91666667

dPas yang berada dalam rentang viskositas 36 dPas – 39 dPas. Rentang viskositas

tersebut diharapkan memberikan kemudahan pengaplikasikan lotion dan

memberikan rasa nyaman seperti yang diinginkan konsumen.

3. Pergeseran Viskositas

Pergeseran viskositas lotion berhubungan erat dengan kestabilan lotion.

Lotion yang baik harus mempunyai pergeseran viskositas yang seminimal

mungkin. Pergeseran viskositas lotion yang besar selama penyimpanan

mengindikasikan bahwa lotion tersebut memiliki kestabilan yang rendah.

Persamaan desain faktorial untuk perubahan viskositas lotion Virgin Coconut Oil

adalah Y = -132,200154 – 10,53670123 x1 – 7,398613855 x2 + 0,497410538

x1.x2. Persamaan tersebut kemudian dibuat contour plot sebagai berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

101

Pergeseran Viskositas

20

21

22

23

24

25

26

27

28

12.5 12.6 12.7 12.8 12.9 13

Sorbytan monooleate 80

Polysorbates 80

8 dPas 11 dPas 14 dPas 17 dPas

20 dPas 23 dPas 27 dPas 30 dPas

33 dpas 36 dpas 39 dpas

Gambar 22. Contour plot pergeseran viskositas lotion

Gambar contour plot tersebut menunjukkan bahwa tidak ada respon

pergeseran viskositas yang diberikan pada penggunaan Polysorbate 80 dengan

rentang level 20 sampai 28 terhadap penggunaan Sorbytan monooleate 80

dengan rentang level 16 sampai 24. Respon pergeseran viskositas antara

Polysorbate 80 dan Sorbytan monooleate 80 tetap terjadi, namun berada di luar

rentang level yang diteliti yaitu terjadi pada penggunaan Sorbytan monooleat 80

dengan rentang level 12 sampai 13. Dengan demikian respon tersebut tidak dapat

ditunjukkan dalam contour plot tersebut.

4. Stabilitas Lotion

Stabilitas lotion menggambarkan keutuhan suatu lotion secara fisik

maupun kimiawi, baik pada saat pembuatan maupun setelah penyimpanan. Lotion

yang baik memiliki kestabilan yang maksimal, salah satunya tidak berubah bentuk

maupun berkurang jumlahnya pada saat masa penyimpanan (30 hari untuk sediaan

lotion). Hal itu menjadi parameter dalam menentukan kestabilan lotion.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

102

Persamaan desain faktorial untuk stabilitas lotion Virgin Coconut Oil

adalah Y = 104,2500– 0,2662x1 – 0,2777 x2 + 0,0147 x1.x2. Persamaan tersebut

kemudian dibuat contour plot sebagai berikut :

Gambar 23. Contour plot stabilitas lotion

Lotion yang baik memiliki stabilitas lotion maksimal (≈ 100%), semakin

mendekati 100% berarti lotion semakin tinggi stabilitasnya. Untuk itu telah

ditentukan stabilitas yang optimum lotion Virgin Coconut Oil dalam penelitian

adalah 99,5 % - 100%. Menurut pengisian quisioner sebagian besar memilih

formula (a) sebagai formula yang paling nyaman digunakan, namun dalam

menentukan kestabilan formula ditentukan dari besarnya stabilitas sediaan yang

paling tinggi bukan berdasarkan kenyamanan produk digunakan.

5. Contour Plot Super Imposed

Formula lotion yang optimum dapat diprediksi dengan melihat area

optimum dari tiap-tiap uji sifat fisik yang telah digabungkan menjadi satu contour

plot yang disebut contour plot super imposed. Dari contour plot super imposed

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

103

tersebut dapat diperoleh daerah dengan komposisi Polysorbate 80 dan Sorbytan

monooleate 80 yang akan memberikan daya sebar optimum, viskositas yang

optimum, pergeseran viskositas yang mimimum, dan stabilitas lotion yang

maksimum.

Gambar 24. Contour Plot Super Impose

Berdasarkan contour plot super imposed dapat diperkirakan area

komposisi optimum lotion Virgin Coconut Oil dengan sifat fisik yang dikehendaki

dalam batas jumlah penggunaan Polysorbate 80 dan Sorbytan monooleate 80

yang diteliti. Jumlah emulgator yang digunakan sangat mempengaruhi sifat fisik

lotion terutama daya sebar lotion dan viskositas lotion. Lotion yang baik dan

memenuhi acceptability masyarakat memerlukan komposisi yang optimum dari

Polysorbate 80 dan Sorbytan monooleate 80. Area yang diwarnai pada contour

plot super imposed merupakan formula optimum yang memenuhi acceptability

konsumen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

104

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan penelitian dengan metode desain faktorial dapat disimpulkan

bahwa Sorbytan monooleate 80 dominan dalam menentukan daya sebar,

viskositas, dan stabilitas lotion, sedangkan interaksi antara Polysorbate 80

dengan Sorbytan monooleate 80 dominan dalam menentukan perubahan

viskositas (selama penyimpanan).

2. Ditemukan area komposisi optimum emulgator melalui contour plot super

imposed pada faktor dan level yang diteliti yaitu pada area dengan daya sebar

antara 6,6 – 6,8 cm, pada viskositas sebesar 36 dPas – 39 dPas, serta stabilitas

sebesar 99,5% - 100%. Namun pergeseran viskositas tidak memberikan respon

pada area komposisi emulgator tersebut.

B. Saran

1. Perlu dilakukan standarisasi kadar asam laurat dalam Virgin Coconut Oil agar

benar-benar mengandung 45 % asam laurat.

2. Perlu dilakukan penelitian sejenis dengan menggunakan emulgator yang sama

namun dengan rentang level penggunaan Sorbytan monooleate 80 yang lebih

dipendekkan, agar area optimum yang ditemukan lebih tepat dan spesifik.

3. Perlu dilakukan penelitian sejenis dengan menambahkan antifoaming agent

untuk menghilangkan busa yang terbentuk saat pembuatan yang dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

105

mengacaukan saat perhitungan viskositas (setelah pembuatan) sehingga lotion

menjadi lebih kental.

4. Perlu dilakukan penelitian sejenis dengan menggunakan peralatan yang lebih

modern (tidak manual), sehingga dapat mengurangi faktor human error yang

terjadi selama proses pembuatan.

5. Perlu dilakukan penelitian sejenis dengan menambahkan fragrant atau

perfume dan zat warna untuk menyamarkan bau dan warna Sorbytan

monooleate 80 yang khas sehingga tidak dapat diterima konsumen.

6. Perlu dilakukan penelitian sejenis terhadap proses optimasi pembuatan lotion

Virgin Coconut Oil dengan menggunakan komposisi emulgator pada area

yang telah diperoleh dalam penelitian ini.

7. Perlu dilakukan uji iritasi primer pada hewan uji untuk meyakinkan bahwa

formula yang dibuat tidak mengiritasi kulit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

106

DAFTAR PUSTAKA

Allen, L.V., 2002, The Art, Science, and Technology of Pharmaceutical

Compounding, Second Edition, 263, 268, 274, 276, American Pharmaceutical Association, USA.

Anger, C.B., Rupp, D., Lo, P., and Takruri, H., 1996, Preservation of Dispersed

Systems, in Lieberman H.A., Rieger, M.M., and Banker, G.S., (Eds.), Pharmaceutical Dosage Forms : Disperse Systems, Volume 2, Second Edition, Revised and Expanded, 397, Marcel Dekker, Inc., New York.

Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, 378, Departemen Kesehatan

Republik Indonesi, Jakarta.

Anonim, 1993, Kodeks Kosmetika Indonesia, Edisi II, Volume I, 389-390, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, 72, 413, 687, Departemen

Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Anonim, 2006 a, Glossary, http://www.lamasbeauty.com/glossary.html. Diakses

pada 23 Mei 2007. Anonim, 2006 b, Virgin Coconut Oil, http://www.coconutoil.com_oil_production.

Diakses pada 23 Desember 2006. Anonim, 2006 c, Cara Produksi VCO , http://www.vico/home/cocoil/public_html

select.php. Diakses pada 23 Desember 2006. Anonim, 2006 d, Methode Fermentasi Virgin Coconut Oil,

http://www.tropic/home/vco_howmake_methode_html.php.Diakses pada 23 Desember 2006.

Anonim, 2008, Lotiom, http://www.beauty_glossary/storage. Diakses pada

tanggal 5 juni 2008. Ansel, H.C., 1989, Intoduction to Pharmaceutical Dosage Forms, diterjemahkan

oleh Farida Ibrahim, Edisi IV, 390, Universitas Indonesia Press, Jakarta. Ash, I. and Michael, 1977, A Formulary of Cosmetic Preparations, 278-279,

Chemical Publishing Co., New York. Bolton, S., 1990, Pharmaceutical Statistics, Practical and Clinical Application,

2nd Edition, 308-553, Marcel Dekker, Inc., New York.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

107

Boylan, J.C., Cooper, J., and Chowhan, Z.T., 1986, Handbook of Pharmaceutical

Excipients, 63-65, 227, 299-300, 334-335, American Pharmaceutical Association, Washington.

Enig, Mary G, 2002, Coconut In Support of Good Health in 21th Century, Nexus

Magazine, Volume 9, No.2. Garg, A., Aggarwal, D., Garg, S., and Singla, A.K., 2002, Spreading of Semisolid

Formulation: An Update, Pharmaceutical Technology, September, 90, http://www.pharmtech.com. Diakses pada 22 April 2006.

Greenberg, L.A., 1954, Handbook of Cosmetic Materials, 325, Interscience

Publishers, Inc., New York. James, E.D.M., 1999, Basic Statistic and Pharmaceutical Statistical Aplications,

265-269, Marcel Dekker, Inc., New York. Jellinek, J.S., 1970, Formulation and Function of Cosmetics, 4-10, 351-352, John

Wiley & Sons, Inc., USA. Rawling, A., 2002, The Skin Moisturizer, 245, 259, 560, Marcel Dekker, Inc.,

New York. Rieger, M.M., Surfactants, in Lieberman H.A., Rieger, M.M., and Banker, G.S.,

(Eds.), Pharmaceutical Dosage Forms : Disperse Systems, Volume 1, Second Edition, Revised and Expanded, 267, Marcel Dekker, Inc., New York.

Shilhavy, B., 2005, Virgin Coconut Oil, Tropical Traditional, Inc., Philipines. Sukartin, J.K., dan Sitanggang, M., 2005, Gempur Penyakit dengan VCO, 4, 14-

17, 22-25, AgroMedia Pustaka, Jakarta. Voigt, R., 1984, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Edisi V, 141, 316-343, 381-

382, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Windholz, 1976, Merck Index, 9th Edition, 581-582. Merck & Co., Inc., USA.

Zatz, J.L., Berry, J.J., and Alderman, D.A., 1996, Viscosity-Imparting Agents in

Disperse Systems, in Lieberman H.A., Rieger, M.M., and Banker, G.S., (Eds.), Pharmaceutical Dosage Forms : Disperse Systems, Volume 1, Second Edition, Revised and Expanded, 290-291, Marcel Dekker, Inc., New York.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

108

LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Penimbangan

Data Penimbangan

Formula 1 a b ab

VCO 110,4 110,4 110,4 110,4 Gliserin 50 50 50 50 Twenn 80 20 20 28 28 Span 80 16 24 16 24 Asam Stearat 20 20 20 20 TEA 5 5 5 5 Metil Parabean 5,44 5,44 5,44 5,44 Aqua Ad 140 140 140 140

Total 366,84 374,84 374,84 382,84

Notasi

Level tinggi = +

Level rendah = -

Faktor A = Polysorbate 80

Faktor B = Sorbitan 80

FORMULA FAKTOR A FAKTOR B INTERAKSI

1 - - + a - + - b + - - ab + + +

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

109

Lampiran 2. Data Fisis : Daya Sebar, Viskositas & Pergeseran Viskositas dan

Stabilitas Lotion.

1. Daya Sebar (satuan cm)

Formula 1 a b ab

1 7,90 6,75 7,45 6,40 2 7,80 6,65 7,50 6,50 3 7,90 6,80 7,55 6,50 4 7,90 6,65 7,45 6,40 5 7,80 6,70 7,50 6,50 6 7,80 6,65 7,55 6,40 X 7,85 6,70 7,50 6,45

SD 0,054772 0,063245 0,447213 0,054772

2. Viskositas (satuan : dPa.s) dan Perubahan Viskositas (satuan : %)

a. Formula 1

Replikasi Setelah dibuat 1 bulan δ viskositas

1 21,75 17.30 15,95141699 2 20,75 17,30 15,95141699 3 20,00 17,20 16,43724695 4 20,00 17,00 17,40890687 5 21,00 17,30 15,95141699 6 21,00 17,20 16,43724695 x 20,58333333 17,21666667 16,35627529

SD 0,71879528 0,11690452 0,567957181

b. Formula a

Replikasi Setelah dibuat 1 bulan δ viskositas

1 37,50 34,00 10,32967034 2 38,00 34,00 10,32967034 3 38,00 34,00 10,32967034 4 38,00 33,00 12,96703297 5 38,00 33,00 12,96703297 6 38,00 33,00 12,96703297 x 37,91666667 33,500 11,64835166

SD 0,20412414 0,54772255 1,444543005

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

110

c. Formula b

Replikasi Setelah dibuat 1 bulan δ viskositas

1 25,00 23,00 14,55108356 2 26,50 25,00 7,120743046 3 27,00 24,00 10,83591332 4 27,00 24,00 10,83591332 5 28,00 24,00 10,83591332 6 28,00 24,00 10,83591332 x 26,91666667 24,000 10,83591331

SD 1,11430097 0,63245553 2,349679982

d. Formula ab

Replikasi Setelah dibuat 1 bulan δ viskositas

1 44,00 27,50 37,73584906 2 44,50 27,50 37,73584906 3 44,00 27,40 37,96226416 4 44,00 27,40 37,96226416 5 44,00 27,30 38,18867925 6 44,50 27,50 38,18867925 x 44,16666667 27,43333333 37,96226416

SD 0,25819889 0,08164965 0,202511816

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

111

3. Stabilitas Lotion (satuan %)

a. Formula 1

Hari

ke-

Volume lotion stabil pada tabung (ml)

1 2 3 4 5 6

0 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 1 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 3 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 5 20,0 19,8 20,0 20,0 20,0 20,0 7 19,9 19,8 20,0 19,8 20,0 20,0

14 19,7 19,8 20,0 19,6 20,0 20,0 21 19,7 19,8 20,0 19,6 19,6 20,0 28 19,5 19,5 19,8 19,4 19,4 19,4 30 19,5 19,5 19,6 19,4 19,4 19,4 x 19,81111 19,80000 19,93333 19,75555 19,82222 19,86666

Hari

ke-

Persentase lotion stabil pada tabung (%)

1 2 3 4 5 6

0 100 100 100 100 100 100 1 100 100 100 100 100 100 3 100 100 100 100 100 100 5 100 99,0 100 100 100 100 7 99,5 99,0 100 99,0 100 100

14 98,5 99,0 100 98,0 100 100 21 98,5 99,0 100 98,0 98,0 100 28 97,5 97,5 99,0 97,0 97,0 97,0 30 97,5 97,5 98,0 97,0 97,0 97,0

x 99,05555

5 99,00000

0 99,66666

6 98,77777

7 99,11111

1 99,3333

3 x tota

l 99,157407

SD 1,073674 0,968245 0,707106 1,301708 1,364225 1,322875

SD

total 1,122972

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

112

b. Formula a

Hari

ke-

Volume lotion stabil pada tabung (ml)

1 2 3 4 5 6

0 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 1 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 3 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 5 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 7 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0

14 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 21 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 28 20,0 20,0 20,0 19,8 20,0 20,0 30 20,0 19,8 20,0 19,8 19,9 20,0 x 20,000000 19,977778 20,000000 19,955555 19,988889 20,000000

Hari

ke-

Persentase lotion stabil pada tabung (%)

1 2 3 4 5 6

0 100 100 100 100 100 100 1 100 100 100 100 100 100 3 100 100 100 100 100 100 5 100 100 100 100 100 100 7 100 100 100 100 100 100

14 100 100 100 100 100 100 21 100 100 100 100 100 100 28 100 100 100 99,0 100 100 30 100 99,0 100 99,0 99,5 100

x 100,000

0 99,88888

9 100,0000

0 99,77777

8 99,94444

4 100,0000

0 x total 99,388885

SD 0 0,333333 0 0,440958 0,166666 0 SD

total 0,156826

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

113

c. Formula b

Hari

ke-

Volume lotion stabil pada tabung (ml)

1 2 3 4 5 6

0 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 1 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 3 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 5 20,0 19,8 20,0 20,0 20,0 20,0 7 20,0 19,8 20,0 20,0 19,7 19,6

14 19,8 19,8 20,0 19,6 19,4 19,5 21 19,8 19,4 19,8 19,6 19,4 19,5 28 19,8 19,4 19,6 19,4 19,4 19,4 30 19,6 19,4 19,6 19,4 19,2 19,4 x 19,888889 19,733333 19,888889 19,777777 19,677777 19,711111

Hari

ke-

Persentase lotion stabil pada tabung (%)

1 2 3 4 5 6

0 100 100 100 100 100 100 1 100 100 100 100 100 100 3 100 100 100 100 100 100 5 100 99,0 100 100 100 100 7 100 99,0 100 100 98,5 98,0

14 99,0 99,0 100 98,0 97,0 97,5 21 99,0 97,0 99,0 98,0 97,0 97,5 28 99,0 97,0 98,0 97,0 97,0 97,0 30 98,0 97,0 98,0 97,0 96,0 97,0

x 99,4444

4 98,66666

7 99,44444

4 98,88888

9 98,38888

9 98,55555

6 x tota

l 98,824074

SD 0,72648

3 1,322875 0,881917 1,364225 1,654119 1,401883

SD

total 1,225250

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

114

d. Formula ab

Hari

ke-

Volume lotion stabil pada tabung (ml)

1 2 3 4 5 6

0 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 1 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 3 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 5 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 7 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0

14 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 21 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 28 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 30 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 x 20,000000 20,000000 20,000000 20,000000 20,000000 20,000000

Hari ke- Persentase lotion stabil pada tabung (%)

1 2 3 4 5 6

0 100 100 100 100 100 100 1 100 100 100 100 100 100 3 100 100 100 100 100 100 5 100 100 100 100 100 100 7 100 100 100 100 100 100

14 100 100 100 100 100 100 21 100 100 100 100 100 100 28 100 100 100 100 100 100 30 100 100 100 100 100 100 x 100 100 100 100 100 100

x total 100 SD 0 0 0 0 0 0

SD total 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

115

Lampiran 3. Perhitungan Persamaan Desain Faktorial Daya Sebar

1. Daya Sebar

Formula Span 80 Twenn 80 Interaksi Respon

1 - - + 7,85 a + - - 6,70 b - + - 7,50

ab + + + 6,45

Formula Span 80 Twenn 80 Respon

1 16 20 7,85 a 24 20 6,70 b 16 28 7,50

ab 24 28 6,45

Twenn 80 LR Span 80 LT Span 80

20 7,85 6,70 28 7,50 6,45

a. Efek Span 80

2)()1( baba −+−

=

1,12

50,745,685,770,6−=

−+−=

b. Efek Twenn 80

2)()1( aabb −+−

=

3,02

70,645,685,750,7−=

−+−=

c. Interaksi

2)1()( −−−

=abab

05,02

85,770,650,745,6=

+−−=

2. Viskositas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

116

Formula Span 80 Twenn 80 Interaksi Respon

1 - - + 20,58333333 a + - - 37,91666667 b - + - 26,91666667

ab + + + 44,16666667

Formula Span 80 Twenn 80 Respon 1 16 20 20,58333333 a 24 20 37,91666667 b 16 28 26,91666667

ab 24 28 44,16666667

Twenn 80 LR Span 80 LT Span 80 20 20,58333333 37,91666667 28 26,91666667 44,16666667

a. Efek Span 80

2)()1( baba −+−

=

29166667,172

91666667,2616666667,4458333333,2091666667,37=

−+−=

b. Efek Twenn 80

2)()1( aabb −+−

=

29166667,62

91666667,3716666667,4458333333,2091666667,26=

−+−=

c. Interaksi

2)1()( −−−

=abab

04166667.02

58333333,2091666667,3791666667,2616666667,44−=

+−−=

3. Pergeseran Viskositas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

117

Formula Span 80 Twenn 80 Interaksi Respon

1 - - + 16,35627529 a + - - 11,64835166 b - + - 10,83591331 ab + + + 37,96226416

Formula Span 80 Twenn 80 Respon

1 16 20 16,35627529 a 24 20 11,64835166 b 16 28 10,83591331

ab 24 28 37,96226416

Twenn 80 LR Span 80 LT Span 80

20 16,35627529 11,64835166 28 10,83591331 37,96226416

a. Efek Span 80

2)()1( baba −+−

=

20921361,112

83591331,1096226416,3735627529,1664835166,11=

−+−=

b. Efek Twenn 80

2)()1( aabb −+−

=

39677526,102

64835166,1196226416,3735627529,1683591331,10=

−+−=

c. Interaksi

2)1()( −−−

=abab

91713724,152

35627529,1664835166,1183591331,1096226416,37=

+−−=

4. Stabilitas Fisik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

118

Formula Span 80 Twenn 80 Interaksi Respon

1 - - + 99,157407 a + - - 99,388885 b - + - 98,824074

ab + + + 100

Formula Span 80 Twenn 80 Respon

1 16 20 99,157407 a 24 20 99,388885 b 16 28 98,824074

ab 24 28 100

Twenn 80 LR Span 80 LT Span 80

20 99,157407 99,388885 28 98,824074 100

a. Efek Span 80

2)()1( baba −+−

=

703702,02

824074,98100157407,99388885,99=

−+−=

b. Efek Twenn 80

2)()1( aabb −+−

=

138891,02

388885,99100157407,99824074,98=

−+−=

c. Interaksi

2)1()( −−−

=abab

472224,02

157407,99388885,99824074,98100=

+−−=

Lampiran 4 : Persamaan Regresi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

119

PLOT

Persamaan Umum :

Y = b0 + b1 x1 + b2 x2 + b12 x1 x2

Keterangan :

Y = respon hasil atau sifat yang diamati.

x1, x2 = level bagian x1, bagian x2.

b0, b1, b2, b12 = koefisien dapat dihitung dari hasil percobaan.

b0 = rata-rata hasil semua percobaan.

1. Daya Sebar

(1) 7,85 = b0 + 16 b1 + 20 b2 + b12 (16) (20)

= b0 + 16 b1 + 20 b2 + 320 b12

(a) 6,70 = b0 + 24 b1 + 20 b2 + b12 (24) (20)

= b0 + 24 b1 + 20 b2 + 480 b12

(b) 7,50 = b0 + 16 b1 + 28 b2 + b12 (16) (28)

= b0 + 16 b1 + 28 b2 + 448 b12

(ab) 6,45 = b0 + 24 b1 + 28 b2+ b12 (24) (28)

= b0 + 24 b1 + 28 b2 + 672 b12

Eliminasi (1) dan (a)

(1) 7,85 = b0 + 16 b1 + 20 b2 + 320 b12

(a) 6,70 = b0 + 24 b1 + 20 b2 + 480 b12

1,15 = -8 b1 – 160 b12 ....................................................(I)

Eliminasi (b) dan (ab)

(b) 7,50 = b0 + 16 b1 + 28 b2 + 448 b12

(ab) 6,45 = b0 + 24 b1 + 28 b2 + 672 b12

1,05 = -8 b1 – 224 b12....................................................(II)

Eliminasi (I) dan (II)

(I) 1,15 = -8 b1 – 160 b12

(II) 1,05 = -8 b1 – 224 b12

0,10 = 64 b12

b12 = 0,0015625

Substitusi b12 ke (I)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

120

(I) 1,15 = -8 b1 – 160 b12

1,15 = -8 b1 – 160 (0,0015625)

1,15 = -8 b1 – 0,25

1,4 = -8 b1

b1 = -0,175

Masukkan b1 dan b12 dalam persamaan (1) dan (b)

(I) 7,85 = b0 + 16 b1 + 20 b2 + 320 b12

7,85 = b0 + 16 (-0,175) + 20 b2 + 320 (0,0015625)

7,85 = b0 - 2,8 + 20 b2+ 0,5

7,85 = b0+ 20 b2 - 2,3

10,15= b0 + 20 b2 ...............................................................(III)

(b) 7,50 = b0 + 16 b1 + 28 b2+ 448 b12

7,50 = b0 + 16 (-0,175) + 28 b2 + 448 (0,0015625)

7,50 = b0- 2,8 + 28 b2 + 0,7

7,50 = b0 + 28 b2 – 2,1

9,6 = b0+ 28 b2...............................................................(IV)

Eliminasi persamaan (III) dan (IV)

(III) 10,15 = b0 + 20 b2

(IV) 9,6 = b0 + 28 b2

(V) 0,55 = - 8 b2

b2 = -0,06875

Substitusi ke persamaan (III)

(III) 10,15 = b0 + 20 b2

10,15 = b0 + 20 (-0,06875)

10,15 = b0 - 1,375

b0 = 11,525

2. Viskositas

Y = 11,525 – 0,175 x1 – 0,06875 x2 + 0,0015625 x1 x2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

121

(1) 20,58333333 = b0+ 16 b1 + 20 b2 + b12 (16) (20)

= b0+ 16 b1 + 20 b2+ 320 b12

(a) 37,91666667 = b0+ 24 b1 + 20 b2 + b12 (24) (20)

= b0 + 24 b1 + 20 b2 + 480 b12

(b) 26,91666667 = b0 + 16 b1 + 28 b2 + b12 (16) (28)

= b0+ 16 b1 + 28 b2 + 448 b12

(ab) 44,16666667 = b0 + 24 b1 + 28 b2 + b12 (24) (28)

= b0 + 24 b1 + 28 b2 + 672 b12

Eliminasi (1) dan (a)

(1) 20,58333333 = b0 + 16 b1 + 20 b2 + 320 b12

(a) 37,91666667 = b0 + 24 b1 + 20 b2+ 480 b12

-17,33333334 = -8 b1 – 160 b12

17,33333334 = 8 b1 + 160 b12......................................(I)

Eliminasi (b) dan (ab)

(b) 26,91666667 = b0+ 16 b1 + 28 b2 + 448 b12

(ab) 44,16666667 = b0 + 24 b1 + 28 b2+ 672 b12

-17,25 = -8 b1 – 224 b12

17,25 = 8 b1 + 224 b12......................................(II)

Eliminasi (I) dan (II)

(I) 17,33333334 = 8 b1 + 160 b12

(II) 17,25 = 8 b1 + 224 b12

0,08333334 = -64 b12

b12 = -0,001302083438

Substitusi b12 ke (I)

(I) 17,33333334 = 8 b1 + 160 b12

17,33333334 = 8 b1 + 160 (-0,001302083438)

17,33333334 = 8 b1 + 0,20833335

17,54166669 = 8 b1

b1 = 2,192708336

Masukkan b1 dan b12 dalam persamaan (1) dan (b)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

122

(1) 20,58333333 = b0 + 16 b1 + 20 b2 + 320 b12

20,58333333= b0 + 16 (2,192708336) + 20 b2 + 320 (-0,001302083438)

20,58333333 = b0 + 35,08333338 + 20 b2 + 0,4166667

20,58333333 = b0+ 20 b2 +34,66666668

-14,08333335 = b0 + 20 b2 ..........................................(III)

(b) 26,91666667 = b0 + 16 b1 + 28 b2 + 448 b12

26,91666667= b0 + 16 (2,192708336) + 28 b2 + 448 (-0,001302083438)

26,91666667 = b0 + 35,08333338+ 28 b2 + 0,58333338

26,91666667 = b0 + 28 b2+ 34,5

-7,58333333 = b0 + 28 b2........................................(IV)

Eliminasi persamaan (III) dan (IV)

(III) -14,08333335 = b0 + 20 b2

(IV) -7,58333333 = b0 + 28 b2

-6,50000002 = - 8 b2

b2 = 0,812500002

Substitusi ke persamaan (III)

(IV) -14,08333335 = b0 + 20 b2

(V) -14,08333335 = b0 + 20 (0,812500002)

-14,08333335 = b0+ 16,25000005

b0 = -30,3333334

3. Pergeseran Viskositas

(1) 16,35627529 = b0 + 16 b1 + 20 b2 + b12 (16) (20)

= b0 + 16 b1 + 20 b2 + 320 b12

(a) 11,64835166 = b0 + 24 b1 + 20 b2 + b12 (24) (20)

= b0+ 24 b1 + 20 b2 + 480 b12

(b) 10,83591331 = b0 + 16 b1 + 28 b2 + b12 (16) (28)

= b0 + 16 b1 + 28 b2 + 448 b12

(ab) 37,96226416 = b0 + 24 b1 + 28 b2 + b12 (24) (28)

Y = -30,3333334 + 2,192708336 x1 + 0,812500002 x2 – 0,001302083438 x1 x2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

123

= b0 + 24 b1 + 28 b2 + 672 b12

Eliminasi (1) dan (a)

(1) 16,35627529 = b0 + 16 b1 + 20 b2 + 320 b12

(a) 11,64835166 = b0 + 24 b1 + 20 b2 + 480 b12

4,70792363 = -8 b1 - 160 b12........................................(I)

Eliminasi (b) dan (ab)

(b) 10,83591331 = b0 + 16 b1 + 28 b2 + 448 b12 b12

(ab) 37,96226416 = b0 + 24 b1 + 28 b2 + 672 b12

-27,12635085 = -8 b1 – 224 b12.....................................(II)

Eliminasi (I) dan (II)

(I) 4,70792363 = -8 b1 - 160 b12

(II) -27,12635085 = -8 b1 - 224 b12

31,83427448 = 64 b12

b12 = 0,497410538

Substitusi b12 ke (I)

(I) 4,70792363 = -8 b1 - 160 b12

4,70792363 = -8 b1 - 160 (0,497410538)

4,70792363 = -8 b1 – 79,5856862

84,29360983 = -8 b1

b1 = -10,53670123

Masukkan b1 dan b12 dalam persamaan (1) dan (b)

(1) 6,35627529 = b0 + 16 b1 + 20 b2 + 320 b12

6,35627529 = b0 + 16 (-10,53670123) + 20 b2 + 320 (0,497410538)

6,35627529 = b0 – 168,5872197 + 20 b2 + 159,1713722

6,35627529 = b0+ 20 b2 – 9,41584754

15,77212283 = b0 + 20 b2 .........................................................(III)

(b) 10,83591331 = b0 + 16 b1 + 28 b2 + 448 b12

10,83591331 = b0 + 16 (-10,53670123) + 28 b2+ 448 (0,497410538)

10,83591331 = b0 – 168,5872197 + 28 b2 + 222,839921

10,83591331 = b0 + 28 b2 + 54,25270132

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

124

-43,41678801 = b0 + 28 b2........................................................(IV)

Eliminasi persamaan (III) dan (IV)

(III) 15,77212283 = b0 + 20 b2

(IV) -43,41678801 = b0 + 28 b2

59,18891084 = - 8 b2

b2 = -7,398613855

Substitusi ke persamaan (III)

(III) 15,77212283 = b0 + 20 b2

15,77212283 = b0 + 20 (-7,398613855)

15,77212283 = b0 – 147,9722771

b0 = -132,200154

4. Stabilitas Fisik

(1) 99,157407 = b0 + 16 b1 + 20 b2 + b12 (16) (20)

= b0+ 16 b1 + 20 b2 + 320 b12

(a) 99,388885 = b0 + 24 b1 + 20 b2 + b12 (24) (20)

= b0 + 24 b1 + 20 b2 + 480 b12

(b) 98,824074 = b0+ 16 b1 + 28 b2+ b12 (16) (28)

= b0 + 16 b1 + 28 b2 + 448 b12

(ab) 100 = b0 + 24 b1 + 28 b2 + b12 (24) (28)

= b0 + 24 b1 + 28 b2+ 672 b12

Eliminasi (1) dan (a)

(1) 99,157407 = b0 + 16 b1 + 20 b2 + 320 b12

(a) 99,388885 = b0 + 24 b1 + 20 b2+ 480 b12

-0,231478 = -8 b1 – 160 b12 ........................................(I)

Eliminasi (b) dan (ab)

Y = -132,200154 – 10,53670123 x1 – 7,398613855 x2 + 0,497410538 x1.x2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

125

(b) 98,824074 = b0 + 16 b1 + 28 b2 + 448 b12

(ab) 100 = b0 + 24 b1 + 28 b2 + 672 b12

-1,175926 = -8 b1 - 224 b12.....................................(II)

Eliminasi (I) dan (II)

(V) -0,231478 = -8 b1 - 160 b12

(VI) -1,175926 = -8 b1 - 224 b12

0,944448 = 64 b12

b12 = 0,014757

Substitusi b12 ke (I)

(I) -0,231478 = -8 b1- 160 b12

-0,231478 = -8 b1- 160 (0,014757)

-0,231478 = -8 b1 - 2,36112

8 b1 = -2,129642

b1 = -0,26620525

Masukkan b1 dan b12 dalam persamaan (1) dan (b)

(1) 99,157407 = b0 + 16 b1 + 20 b2 + 320 b12

99,157407 = b0 + 16 ( -0,26620525) + 20 b2 + 320 (0,014757)

99,157407 = b0 – 4,259284 + 20 b2 + 4,72224

99,157407 = b0+ 20 b2 + 0,462956

98,694451 = b0 + 20 b2 .........................................................(III)

(b) 98,824074 = b0 + 16 b1 + 28 b2 + 448 b12

98,824074 = b0 + 16 (-0,26620525) + 28 b2 + 448 (0,014757)

98,824074 = b0 – 4,259284 + 28 b2+ 6,611136

98,824074 = b0 + 28 b2+ 2,351852

96,472222 = b0 + 28 b2.........................................................(IV)

Eliminasi persamaan (III) dan (IV)

(VII) 98,694451 = b0 + 20 b2

(VIII) 96,472222 = b0 + 28 b2

2,222229 = - 8 b2

b2 = -0,277778625

Substitusi ke persamaan (III)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

126

(IV) 98,694451 = b0 + 20 b2

98,694451 = b0 + 20 (-0,277778625)

98,694451 = b0 – 5,5555725

b0 = 104,2500235

Lampiran 5. Gambar Virgin Coconut Oil yang Digunakan dalam Penelitian

Y = 104,2500235 – 0,26620525 x1 – 0,277778625 x2 + 0,014757 x1.x2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

127

(a) (b)

(c) (d)

Lampiran 6. Gambar Penampilan Fisik Lotion Virgin Coconut Oil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

128

(formula 1) (formula a)

(formula b) (formula ab)

BIOGRAFI PENULIS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · 6 4. Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut berpartisipasi dalam subjective assessment

129

Skripsi berjudul: Optimasi Komposisi Polysorbate 80 dan Sorbitan Monooleat 80 sebagai Emulsifier dalam Formula Moisturizing Lotion Virgin Coconut Oil (VCO): Aplikasi Desain Faktorial ini ditulis oleh seorang putri bernama lengkap Shinta Dian Asmara anak ketiga dari pasangan Soekirman Dhanu Asmoro dan Upik Supiyati. Penulis dilahirkan di Kebumen, 28 Juli 1985. Setelah menamatkan pendidikan dasarnya di SD Katolik Pius Bhakti Utama I Gombong tahun 1997, penulis meneruskan pendidikannya ke SMP Negeri II Gombong. Kemudian pada tahun 2003 setelah menempuh pendidikan menengah di SMU Negeri I Gombong, penulis meniti pendidikan lebih lanjut ke Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis lulus sebagai Sarjana Farmasi (S.Farm.) pada tahun 2008. Selama menjalani studi di Fakultas Farmasi, penulis aktif sebagai pengurus organisasi sebagai Sekretaris I Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (BEMF), dan pernah beberapa kali menjadi asisten mata kuliah Praktikum, antara lain: Farmakologi (2005), dan Formulasi Teknologi Sediaan Cair Semipadat (2006).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI