165
i UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI, KETERLIBATAN, DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM DAN TUMBUKAN MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS XI MIA SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memmperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika Disusun oleh: Cassanova Moggo Muwa 101424054 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i upaya meningkatkan motivasi, keterlibatan, dan hasil belajar siswa pada hukum kekekalan momentum dan tumbukan melalui metode

  • Upload
    lamdan

  • View
    213

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

i

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI, KETERLIBATAN, DAN HASIL

BELAJAR SISWA PADA HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM DAN

TUMBUKAN MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS XI MIA

SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memmperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Disusun oleh:

Cassanova Moggo Muwa

101424054

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Mahakarya ini, penulis persembahkan kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai

ucapan syukur atas janji-Nya…..

“Janganlah hendaknya

kamu kuatir tentang apapun juga,

tetapi nyatakanlah

dalam segala hal keinginannmu

kepada Allah

dalam doa dan permohonan

dengan ucapan syukur”

(Filipi 4:6)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii

ABSTRAK

Cassanova Moggo Muwa. 2015. UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI,

KETERLIBATAN, DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA HUKUM

KEKEKALAN MOMENTUM DAN TUMBUKAN MELALUI METODE

EKSPERIMEN DI KELAS XI MIA SMA SANTA MARIA

YOGYAKARTA. Skripsi, Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Pembimbing: Prof. Dr. Paul Suparno, S.J., M.S.T.

Kata Kunci : Motivasi, Keterlibatan, Hasil Belajar, Metode Eksperimen

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh pembelajaran

Fisika dengan metode eksperimen terhadap peningkatan motivasi belajar siswa

kelas XI MIA SMA Santa Maria Yogyakarta tentang Hukum Kekekalan

Momentum dan Tumbukan, (2) tingkat keterlibatan belajar siswa kelas XI MIA

SMA Santa Maria Yogyakarta selama kegiatan belajar mengajar menggunakan

metode eksperimen tentang Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan, (3)

pengaruh pembelajaran Fisika menggunakan metode eksperimen terhadap

peningkatan hasil belajar siswa XI MIA SMA Santa Maria Yogyakarta tentang

Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan.

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 September 2014 sampai

dengan 20 Oktober 2014 dengan mengambil sampel sebanyak 27 siswa.

Instrumen yang digunakan yaitu: kuesioner motivasi belajar, lembar observasi,

dan tes tertulis berupa pretest dan posttest.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran Fisika pada pokok

bahasan Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan menggunakan metode

eksperimen: (1) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, (2) dapat

mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran, (3) dapat meningkatkan hasil

belajar siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii

ABSTRACT

Cassanova Moggo Muwa. 2015. INCREASING MOTIVATION,

PARTICIPATION, AND LEARNING RESULT OF STUDENTS

ABOUT LAW OF CONSERVATION OF MOMENTUM AND

COLLISIONS USING EXPERIMENT METHOD IN CLASS XI MIA

SANTA MARIA SENIOR HIGH SCHOOL YOGYAKARTA. Thesis,

Physics Educations Study Program, Department of Mathematics and

Natural Sciences, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata

Dharma University in Yogyakarta, Supervisor: Prof. Dr. Paul

Suparno, S.J., M.S.T.

Key Word : Motivation, Participation, Learning Result, Experiment Method

The aim of this research is to investigate: (1) the effect of physics teaching

using experiment method toward the increasing students’s motivation in class XI

MIA Santa Maria Senior High School about Law of Conservation of Momentum

and Collisions, (2) the level of students’s participation in class XI MIA Santa

Maria Senior High School using experiment method about Law of Conservation

of Momentum and Collisions, (3) the effect of physics teaching using experiment

method toward increasing learning result of students in class XI MIA Santa Maria

Senior High School about Law of Conservation of Momentum and Collisions.

This research was conducted on September 12 – October 20, 2014 with 27

students as the sample of the research. The instruments of the research were: the

questionnaires of student motivation, observation sheet of activities, and pretest

and posttest.

The result of this research that physics teaching about Law of

Conservation of Momentum and Collisions using experiment method is able to:

(1) increase the students’s motivation, (2) improve students’s participation in

learning process, (3) increase learning result of students.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas karunia, bimbingan dan

penyertaannya dari awal hingga akhir penyusunan skripsi yang berjudul “Upaya

Meningkatkan Motivasi, Keterlibatan, dan Hasil Belajar Siswa pada Hukum

Kekekalan Momentum dan Tumbukan melalui Metode Eksperimen pada Kelas XI

MIA SMA Santa Maria Yogyakarta” dapat terselesaikan dengan baik.

Penulisan ini merupakan tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Universitas Sanata Dharma. Penulisan ini

dapat terselesaikan dengan baik berkat kerjasama, dukungan, bantuan, serta

gagasan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang secara langsung maupun

tidak langsung memberi bantuan dan dukungan terselesainya skripsi ini:

1. Prof. Dr. Paul Suparno, S.J., M.S.T. selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan, dukungan, dan motivasi kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

2. R. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma sekaligus Dosen Pembimbing Akademik yang

selalu memotivasi penulis untuk segera menyelesaikan penyusunan

skripsi.

3. Drs. Aufridus Atmadi, M.Si. selaku dosen penguji yang telah bersedia

memberikan masukan guna menyempurnakan skripsi ini.

4. Dr. Ign. Edi Santosa, M.S. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika

dan Kepala Laboraturium Fisika yang telah memberikan bantuan dan

motivasi.

5. Pak Ngadiyono selaku staff Laboraturium Fisika yang telah membantu

menyediakan alat-alat untuk kegiatan eksperimen.

6. Segenap dosen dan karyawan Program Studi Pendidikan Fisika yang telah

memberikan pendidikan serta layanan dengan baik kepada penulis selama

menempuh studi di Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata

Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

x

7. Sr. M. Ancilla OSF, S.Pd., M.M. selaku Kepala Sekolah SMA Santa

Maria Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian.

8. Dra. MF. Sutilah selaku guru mata pelajaran Fisika kelas XI MIA yang

telah membantu dalam pelaksanaan penelitian, memberi masukan dan

semangat.

9. Segenap Bapak/Ibu guru serta karyawan SMA Santa Maria Yogyakarta

yang telah memberikan dukungan kepada peneliti dalam melaksanakan

penelitian.

10. Teman-teman kelas XI MIA SMA Santa Maria Yogyakarta atas kerjasama

sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar.

11. Papa Josef Johanes Brechmans Muwa dan Mama Yashinta Tri Suhesti,

kakakku Anna Sri Jomanti Muwa, dan kedua adikku Ceacilia Viona Watu

Muwa dan Yohanes Putra Pradana Muwa yang selalu setia mendoakan dan

memberikan semangat sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini.

12. Teman-teman kost Elizabeth Estining Rahayu, Apolonia Delviyanti Putri

Marga, Endah Nurcahyani, dan Novia Leni Christine yang selalu

memberikan dukungan, doa, dan semangat.

13. Teman-teman seangkatan Pendidikan Fisika 2010 yang telah menjadi

keluarga baru dan telah berjuang bersama dalam suka maupun duka.

14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah

memberikan doa dan motivasi kepada penulis selama perjalanan studi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan skripsi ini. Harapan penulis bahwa skripsi ini dapat bermanfaat

bagi para pembaca.

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………… i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………. ii

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………. iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………………. v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ………….. vi

ABSTRAK……………………………………………………………... vii

ABSTRACT……………………………………………………………. viii

KATA PENGANTAR…………………………………………………. ix

DAFTAR ISI…………………………………………………………… xi

DAFTAR GAMBAR/GRAFIK……………………………………….. xv

DAFTAR TABEL……………………………………………………... xvi

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………….. xviii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………….. 1

A. Latar Belakang…………………………………………………. 1

B. Rumusan Masalah……………………………………………… 4

C. Tujuan Penelitian………………………………………………. 5

D. Manfaat Penelitian……………………………………………... 5

BAB II DASAR TEORI………………………………………………. 7

A. Motivasi………………………………………………………… 7

1. Pengertian Motivasi………………………………………… 7

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi……………… 9

B. Keterlibatan/Keaktifan…………………………………………. 10

1. Pengertian Keterlibatan/Keaktifan………………………..... 10

2. Klasifikasi Keterlibatan/Keaktifan…………………………. 11

3. Faktor yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar…………….. 13

4. Perlunya Aktivitas/Keterlibatan Siswa dalam Belajar……… 14

C. Hasil Belajar………………………………………………….. 16

1. Makna Belajar………………………………………………. 16

2. Prinsip-Prinsip Belajar……………………………………… 17

3. Perbuatan Belajar…………………………………………… 18

4. Tujuan Belajar………………………………………………. 21

D. Metode Eksperimen…………………………………………….. 23

E. Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan………………… 26

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

BAB III METODE PENELITIAN……………………………............. 30

A. Design Penelitian……………………………………………….. 30

B. Lokasi Penelitian……………………………………………….. 31

C. Subjek dan Objek Penelitian……………………………………. 32

D. Waktu Penelitian………………………………………………... 32

E. Treatment……………………………………………………….. 32

F. Instrumen Penelitian……………………………………………. 34

1. Instrumen Pembelajaran…………………………………….. 34

2. Instrumen Pengumpulan Data………………………………. 35

a. Kuesioner Motivasi Belajar……………………………... 35

b. Observasi………………………………………………... 38

c. Pretest dan posttest……………………………………… 40

G. Validitas………………………………………………………… 44

H. Analisis Data……………………………………………………. 46

1. Motivasi Belajar Siswa……………………………………... 46

2. Keterlibatan/Keaktifan Siswa………………………………. 49

3. Pretest dan Posttest…………………………………………. 51

BAB IV DATA DAN ANALISIS DATA…………………………….. 56

A. Pelaksanaan Penelitian………………………………………….. 56

B. Data dan Analisis……………………………………………….. 59

1. Peningkatan Motivasi Belajar Siswa………………………... 60

2. Tingkat Keterlibatan Siswa…………………………………. 62

3. Peningkatan Hasil Belajar Siswa……………………………. 65

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiv

C. Pembahasan……………………………………………………... 71

1. Peningkatan Motivasi Belajar………………………………. 71

2. Tingkat Keterlibatan………………………………………… 73

3. Peningkatan Hasil Belajar………………………………….... 74

BAB V PENUTUP……………………………………………………... 79

A. Kesimpulan……………………………………………………… 79

B. Keterbatasan Penelitian…………………………………………. 80

C. Saran…………………………………………………………….. 82

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………... 84

LAMPIRAN……………………………………………………………. 86

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xv

DAFTAR GAMBAR/GRAFIK

Gambar 4.1. Grafik Motivasi Belajar Awal dan Akhir…………………. 72

Gambar 4.2. Grafik Skor Pretest dan Posttest…………………………... 75

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Kisi-Kisi Kuisoner Motivasi Belajar Awal Siswa ………….. 36

Tabel 3.2. Kisi-Kisi Kuisoner Motivasi Belajar Akhir Siswa………….. 37

Tabel 3.3. Lembar Observasi Psikomotorik Siswa…………………….. 39

Tabel 3.4. Lembar Observasi Afektif Siswa…………………………… 39

Tabel 3.5. Aspek Penilaian Pretest dan Posttest………………………... 41

Tabel 3.6. Pedoman Jawaban…………………………………………… 43

Tabel 3.7. Penetapan Skor Kuisoner……………………………………. 46

Tabel 3.8. Skor Motivasi Belajar Awal/Akhir………………………….. 47

Tabel 3.9. Perbandingan Skor Motivasi Belajar Awal dan Akhir……… 48

Tabel 3.10. Klasifikasi Tingkat Keterlibatan Siswa……………………. 50

Tabel 3.11. Tingkat Keterlibatan Masing-Masing Siswa………………. 50

Tabel 3.12. Presentase Jumlah Siswa dalam Tiap Kriteria……………... 51

Tabel 3.13. Distribusi Skor Pretest/Posttest Siswa……………………... 52

Tabel 3.14. Perbandingan Skor Rata-Rata Pretest dan Posttest………... 53

Tabel 3.15. Distribusi Hasil Pretest dan Posttest……………………….. 54

Tabel 4.1. Skor Motivasi Belajar Awal dan Akhir……………………… 60

Tabel 4.2. Analisis Paired-Samples T Test……………………………… 61

Tabel 4.3. Tingkat Keterlibatan Siswa dari Aspek Psikomotorik……….. 62

Tabel 4.4. Tingkat Keterlibatan Siswa dari Aspek Afektif……………... 63

Tabel 4.5. Prosentase Jumlah Siswa dari Aspek Psikomotorik………….. 64

Tabel 4.6. Prosentase Jumlah Siswa dari Aspek Afektif………………... 64

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvii

Tabel 4.7. Perhitungan Skor Pretest Siswa untuk Tiap Soal…………… 65

Tabel 4.8. Perhitungan Skor Posttest Siswa untuk Tiap Soal…………... 66

Tabel 4.9. Analisis Paired-Samples T Test……………………………... 67

Tabel 4.10. Kenaikan Skor Rata-Rata Pretest dan Posttest…………….. 69

Tabel 4.11. Nilai Pretest dan Posttest…………………………………... 74

Tabel 4.12. Analisis Jawaban Siswa……………………………………. 76

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian Sekolah……………………………… 87

Lampiran 2. Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian……….... 88

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)………………. 89

Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa (LKS)………………………………. 102

Lampiran 5. Kuesioner Motivasi Belajar Awal………………………... 108

Lampiran 6. Kuesioner Motivasi Belajar Akhir………………………... 111

Lampiran 7. Lembar Observasi………………………………………… 115

Lampiran 8. Instrumen Pretest…………………………………………. 116

Lampiran 9. Instrumen Posttest………………………………………… 118

Lampiran 10. Pedoman Jawaban Pretest………………………………. 120

Lampiran 11. Pedoman Jawaban Posttest……………………………… 121

Lampiran 12. Distribusi Skor Kuesioner Motivasi Belajar Awal……… 122

Lampiran 13. Distribusi Skor Kuesioner Motivasi Belajar Akhir……… 124

Lampiran 14. Distribusi Skor Observasi………………………………... 126

Lampiran 15. Distribusi Skor Pretest…………………………………… 128

Lampiran 16. Distribusi Skor Posttest………………………………….. 129

Lampiran 17. Sampel LKS……………………………………………... 130

Lampiran 18. Sampel Kuesioner Motivasi Belajar Awal………………. 136

Lampiran 19. Sampel Kuesioner Motivasi Belajar Akhir………………. 139

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xix

Lampiran 20. Sampel Pretest………………………………………….... 143

Lampiran 21. Sampel Posttest…………………………………………... 145

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada

jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) yang dirasa cukup sulit untuk

dipahami karena memiliki rumus-rumus yang bervariasi sehingga siswa

terkesan menghafalkan rumus-rumusnya tanpa memahami konsep. Selain

itu, terkadang siswa merasa jenuh dan bosan, mengantuk dan malas-

malasan, cenderung pasif serta seringnya membolos pada saat pelajaran

Fisika karena metode pembelajaran yang digunakan terkesan monoton.

Oleh karena itu, dalam proses belajar-mengajar di kelas guru mempunyai

tugas untuk memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang

disampaikan demi meningkatkan motivasi, keterlibatan, dan hasil belajar

siswa.

Model pembelajaran yang ditawarkan saat ini sangatlah beragam,

sehingga guru dituntut untuk kreatif selama proses pembelajaran. Namun

kenyataannya proses pembelajaran yang digunakan masih kurang

meningkatkan motivasi, keaktifan/keterlibatan, bahkan hasil belajar siswa.

Hal ini terjadi karena masih banyak guru yang menggunakan metode

konvensional dalam kegiatan pembelajaran di kelas dengan harapan lebih

meningkatkan konsep siswa terhadap Fisika. Akan tetapi suasana belajar

di kelas terkesan kaku dan didominasi oleh guru. Inilah yang menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

polemik karena proses pembelajaran menggunakan metode yang lebih

variatif membutuhkan waktu ekstra untuk guru menyelesaikan materi

pembelajaran, sedangkan guru juga harus berpatokan pada pencapaian

target materi kurikulum. Untuk itu, dalam penyampaian materi guru lebih

sering menggunakan metode ceramah dengan menitikberatkan pada

penghafalan konsep dan bukan pada pemahaman siswa terhadap pelajaran

Fisika. Siswa lebih banyak duduk, mencatat, dan mendengarkan apa yang

disampaikan guru sehingga sedikit peluang bagi siswa untuk bertanya.

Dengan demikian, suasana pembelajaran menjadi tidak kondusif sehingga

siswa menjadi pasif.

Pasif merupakan sikap yang muncul karena tidak ada minat dan

motivasi dalam belajar. Motivasi sendiri merupakan suatu dorongan dalam

diri untuk melakukan sesuatu sehingga jika siswa tidak termotivasi untuk

belajar, siswa tidak memiliki keinginan untuk terlibat dalam proses

pembelajaran dan mengakibatkan siswa tidak paham akan konsep materi

yang diajarkan. Untuk itu, motivasi sungguh mempengaruhi interaksi

belajar-mengajar di kelas. Interaksi belajar-mengajar mengandung suatu

arti adanya kegiatan interaksi dari tenaga pengajar untuk mengajar dengan

warga belajar (siswa) yang melaksanakan kegiatan belajar. Dengan

demikian, konsep interaksi belajar-mengajar yang tepat adalah menjadikan

siswa sebagai subjek belajar dan bukanlah sebagai objek. Artinya bahwa

guru sebagai pengajar tidak mendominasi kegiatan, tetapi membantu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

menciptakan kondisi yang kondusif serta memberikan motivasi agar siswa

dapat mengembangkan potensi melalui kegiatan belajar (Sardiman, 1986).

Sebagaimana yang telah diuraikan di atas, kegiatan belajar dapat

dimaknai dari berbagai proses, salah satunya adalah proses motorik. Untuk

itu, peneliti melakukan penelitian guna meningkatkan motivasi,

keterlibatan, dan hasil belajar siswa terhadap Fisika khususnya materi

pembelajaran “Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan”

menggunakan metode eksperimen pada kelas XI MIA (Matematika dan

Ilmu Alam) SMA Santa Maria Yogyakarta. Hal ini dilakukan berdasarkan

pengamatan peneliti ketika mengikuti PPL (Program Pengalaman

Lapangan) bahwa sebagian besar siswa menganggap Fisika adalah mata

pelajaran yang sulit. Anggapan seperti inilah yang dapat mematahkan

semangat dan motivasi siswa untuk belajar Fisika. Apalagi metode

pembelajarannya terkesan monoton yang mengakibatkan siswa cepat

bosan dan jenuh sehingga mereka sering melakukan kegiatan-kegiatan

yang tidak berkaitan dengan pembelajaran seperti mengobrol, mengutak-

atik handphone, membaca novel atau majalah. Kondisi seperti ini

mengakibatkan pembelajaran Fisika menjadi tidak kondusif dan

konsentrasi mereka menjadi tidak fokus pada materi yang diajarkan

sehingga ketika ditanyai guru, siswa cenderung diam dan enggan

menjawab. Mengacu pada kondisi tersebut, peneliti memilih strategi

pembelajaran menggunakan metode eksperimen yang bertujuan

mendorong siswa berpikir secara ilmiah dan sistematis karena siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

memulai belajarnya dengan merumuskan masalah, merumuskan hipotesis,

melakukan uji coba, meneliti, mengamati, menganalisis, membuktikan,

dan menarik kesimpulan. Di samping itu, SMA Santa Maria memiliki

fasilitas laboraturium yang cukup lengkap yang dapat dimanfaatkan dalam

pembelajaran. Dengan demikian, peneliti memilih metode ini dengan

harapan mampu membelajarkan siswa memaknai sesuatu dengan

pembuktian sendiri sehingga siswa lebih paham terhadap konsep materi

dan aktif dalam belajar.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah metode eksperimen meningkatkan motivasi belajar siswa kelas

XI MIA (Matematika dan Ilmu Alam) Santa Maria Yogyakarta

terhadap Fisika khususnya materi Hukum Kekekalan Momentum dan

Tumbukan?

2. Bagaimana tingkat keterlibatan siswa kelas XI MIA (Matematika dan

Ilmu Alam) Santa Maria Yogyakarta dalam proses pembelajaran

menggunakan metode eksperimen tentang materi Hukum Kekekalan

Momentum dan Tumbukan?

3. Apakah penggunaan metode eksperimen meningkatkan hasil belajar

siswa kelas XI MIA (Matematika dan Ilmu Alam) Santa Maria

Yogyakarta tentang materi Hukum Kekekalan Momentum dan

Tumbukan?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

C. Tujuan

1. Mengetahui pengaruh metode eksperimen terhadap peningkatan

motivasi belajar siswa kelas XI MIA (Matematika dan Ilmu Alam)

Santa Maria Yogyakarta tentang materi Hukum Kekekalan Momentum

dan Tumbukan.

2. Mengetahui pengaruh metode eksperimen terhadap tingkat keterlibatan

siswa kelas XI MIA (Matematika dan Ilmu Alam) Santa Maria

Yogyakarta tentang materi Hukum Kekekalan Momentum dan

Tumbukan.

3. Mengetahui pengaruh metode eksperimen terhadap peningkatan hasil

belajar siswa kelas XI MIA (Matematika dan Ilmu Alam) Santa Maria

Yogyakarta tentang materi Hukum Kekekalan Momentum dan

Tumbukan.

D. Manfaat

1. Bagi Sekolah

a. Memberikan motivasi bagi sekolah karena fasilitas yang telah

disediakan dapat dimanfaatkan.

b. Meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

2. Bagi Guru

a. Meningkatkan interaksi belajar-mengajar antara guru dan siswa

yang berintikan pada kegiatan motivasi.

b. Memberikan alternatif metode pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

3. Bagi Peneliti

a. Menambah pengetahuan dan menjadi bekal kelak menjadi guru.

b. Mengembangkan potensi dan kreativitas dalam diri.

c. Mengembangkan motivasi sebagai persiapan menjadi guru yang

kreatif dan inovatif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Motivasi

1. Pengertian Motivasi

Istilah motivasi berasal dari kata “motif” yang dapat diartikan

sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu yang menyebabkan

individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati

secara langsung tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya

berupa rangsangan atau dorongan untuk melakukan sesuatu demi

mencapai tujuan tertentu. Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi

dapat diartikan sebagai dorongan dasar yang menggerakkan seseorang

bertingkah laku. Mc. Donald (dalam Sardiman, 1986) mengungkapkan

bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang

ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan

terhadap adanya tujuan. Pengertian yang dikemukakan ini

mengandung tiga elemen penting yakni:

a. Motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri

setiap individu. Oleh karena menyangkut perubahan energi yang

muncul dalam diri individu, penampakkannya akan menyangkut

kegiatan fisik individu tersebut.

b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa atau feeling dan afeksi

seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

kejiwaan, afeksi, dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku

manusia.

c. Motivasi akan dirangsang dengan adanya tujuan. Motivasi memang

muncul dalam diri manusia, tetapi kemunculannya terdorong oleh

tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan.

Dengan ketiga elemen di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi

berkaitan dengan perasaan dan emosi seseorang yang kemudian

berlanjut pada tindakan atau melakukan sesuatu karena adanya tujuan,

kebutuhan atau keinginan.

Dalam kegiatan belajar-mengajar, apabila ada seorang siswa

yang tidak mengerjakan apa yang seharusnya dikerjakan maka perlu

diselidiki sebab-sebabnya. Penyebabnya bisa bermacam-macam,

mungkin sakit, lapar, tidak senang, ada problem pribadi dan lain-lain.

Hal ini berarti pada diri siswa tersebut tidak terjadi perubahan energi,

tidak terangsang afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak

memiliki tujuan atau kebutuhan belajar. Keadaan semacam ini perlu

dicari penyebabnya sehingga siswa mau melakukan pekerjaan yang

seharusnya dikerjakan, yakni belajar. Dengan kata lain, siswa perlu

diberi rangsangan, dorongan atau singkatnya motivasi pada dirinya

untuk belajar. Motivasi belajar dapat dikatakan sebagai keseluruhan

daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan

belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang

dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi

a. Faktor Intrinsik

Faktor intrinsik merupakan motivasi atau dorongan yang

timbul dalam diri individu untuk melakukan sesuatu tanpa adanya

rangsangan dari luar. Sebagai contoh konkret, seorang siswa yang

belajar karena ingin mendapat pengetahuan dan keterampilan agar

dapat berubah tingkah lakunya secara konstruktif dan bukan untuk

tujuan yang lain. Itu sebabnya faktor intrinsik ini juga dapat

dikatakan sebagai bentuk motivasi yang dimulai dari aktivitas

belajar yang kemudian diteruskan berdasarkan suatu dorongan

dalam diri dan secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajarnya.

Dorongan yang menggerakkan itu bersumber pada suatu kebutuhan

yang berisikan keharusan untuk menjadi orang terdidik dan

berpengetahuan. Jadi memang motivasi itu muncul dari kesadaran

diri sendiri dengan tujuan secara esensial, bukan sekedar simbol

dan seremonial (Sardiman, 1986).

b. Faktor Ekstrinsik

Faktor ekstrinsik merupakan motivasi atau dorongan untuk

melakukan sesuatu karena adanya rangsangan dari luar. Sebagai

contoh, seorang siswa yang belajar dengan tekun agar mendapat

hadiah atau pujian. Jadi kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

dilakukannya, tidak secara langsung bergayut dengan esensi apa

yang dilakukannya itu. Faktor ekstrinsik ini juga dapat dikatakan

sebagai bentuk motivasi yang dimulai dari aktivitas belajar yang

kemudian diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari luar dan

tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajarnya. Namun

bukan berarti faktor ekstrinsik ini tidak penting dalam proses

pembelajaran. Sebab kemungkinan besar siswa itu memiliki sifat

yang berubah-ubah dan mungkin komponen-komponen lain dalam

proses belajar-mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa

sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik.

B. Keterlibatan/Keaktifan

1. Pengertian Keterlibatan/Keaktifan

Menurut Sardiman (1986) keaktifan adalah kegiatan yang

bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berpikir sebagai suatu

rangkaian yang tidak dapat dipisahkan. Belajar yang berhasil harus

melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis.

Aktivitas fisik adalah siswa giat aktif dengan anggota badan, membuat

sesuatu, bermain maupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan

mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Siswa yang memiliki

aktivitas psikis adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya

atau banyak berfungsi dalam rangka pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar tidak lain adalah untuk

mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Mereka aktif

membangun pemahaman atas persoalan atau segala sesuatu yang

mereka hadapi dalam proses pembelajaran. Keaktifan diartikan sebagai

hal atau keadaan dimana siswa dapat aktif sehingga segala

pengetahuan harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman

sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri dengan fasilitas

yang diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknik.

Dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa dalam belajar

merupakan segala kegiatan yang bersifat fisik maupun non-fisik siswa

dalam proses kegiatan belajar-mengajar yang optimal sehingga dapat

menciptakan suasana kelas menjadi kondusif.

2. Klasifikasi Keterlibatan/Keaktifan

Pada kenyataannya, di sekolah-sekolah seringkali guru yang

aktif sehingga siswa tidak diberi kesempatan untuk aktif. Betapa

pentingnya aktivitas belajar siswa dalam proses belajar mengajar

sehingga John Dewey sebagai tokoh pendidikan, mengemukakan

pentingnya prinsip ini melalui metode proyek dengan semboyan

learning by doing. Aktivitas belajar siswa yang dimaksud di sini

adalah aktivitas jasmaniah maupun aktivitas mental. Aktivitas belajar

siswa dapat digolongkan ke dalam beberapa hal, di antaranya sebagai

berikut (Daryanto & Muljo Rahardjo, 2012):

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

a. Aktivitas visual (visual activities) seperti membaca, menulis,

melakukan eksperimen dan demonstrasi.

b. Aktivitas lisan (oral activities) seperti bercerita, membaca sajak,

tanya jawab, diskusi, menyanyi.

c. Aktivitas mendengarkan (listening activities) seperti mendengarkan

penjelasan guru, ceramah, pengarahan.

d. Aktivitas menulis (writing activities) seperti mengarang, membuat

makalah, membuat surat.

Adapun beberapa jenis aktivitas lain yang dikemukakan oleh Paul B.

Diedrich (dalam Sardiman, 1986) yaitu sebagai berikut:

a. Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta,

diagram.

b. Motor activities, misalnya melakukan percobaan, membuat

konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak.

c. Mental activities, misalnya menanggapi, mengingat, memecahkan

soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.

d. Emotional activities, misalnya menaruh minat, merasa bosan,

gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

Setiap jenis aktivitas tersebut di atas memiliki kadar atau bobot

yang berbeda bergantung pada segi tujuan mana yang akan dicapai

dalam kegiatan belajar mengajar. Untuk itu, kreativitas guru mutlak

diperlukan agar dapat merencanakan kegiatan siswa yang bervariasi

itu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

3. Faktor yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar

Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat merangsang

dan mengembangkan bakat yang dimilikinya. Siswa juga dapat

berlatih untuk berpikir kritis. Gagne dan Brings (dalam Iqra

Ensiklopedia) mengungkapkan bahwa faktor yang dapat

menumbuhkan timbulnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran

di antaranya sebagai berikut:

a. Memberikan motivasi atau menarik perhatian siswa sehingga

mereka berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.

b. Menjelaskan tujuan instruksional (kemampuan dasar kepada

siswa).

c. Memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep yang akan

dipelajari).

d. Memberi petunjuk siswa cara mempelajari.

e. Memunculkan aktivitas, partisipasi siswa dalam kegiatan

pembelajaran.

f. Memberi umpan balik (feed back).

g. Melakukan tagihan-tagihan terhadap siswa berupa tes, sehingga

kemampuan siswa selalu terpantau dan terukur.

h. Menyimpulkan setiap materi yang akan disampaikan diakhir

pembelajaran.

Selain faktor-faktor di atas, dalam pelaksanaan mengajar perlu

diperhatikan beberapa prinsip belajar sehingga pada waktu proses

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

belajar-mengajar, siswa melakukan kegiatan secara optimal. Adapun

beberapa prinsip yang dapat menunjang timbulnya keaktifan belajar

siswa, yakni stimulus belajar, perhatian dan motivasi, respons yang

dipelajari, penguatan dan umpan balik.

4. Perlunya Aktivitas/Keterlibatan Siswa dalam Belajar

Dalam kegiatan belajar-mengajar perlu adanya aktivitas, sebab

pada prinsipnya belajar adalah berbuat, artinya mengubah tingkah laku

menjadi suatu kegiatan belajar. Itu sebabnya aktivitas merupakan

prinsip penting di dalam interaksi belajar-mengajar. Menurut Didi

Supriadi dan Deni Darmawan (2012), pendapat beberapa ahli

mengenai pentingnya aktivitas dalam kegiatan belajar dijelaskan

sebagai berikut:

a. Frobel mengungkapkan bahwa manusia adalah pencipta. Prinsip

utama yang dikemukakannya bahwa anak itu harus bekerja sendiri

sehingga untuk memberikan motivasi, maka dipopulerkan

semboyan “berpikir dan berbuat”. Dalam hal ini mau menegaskan

bahwa di dalam belajar sangat memerlukan kegiatan berpikir dan

berbuat karena jika seseorang telah berhenti untuk berpikir dan

berbuat maka perlu diragukan eksistensi kemanusiaannya.

b. Montessori menegaskan bahwa anak-anak memiliki tenaga untuk

membentuk diri mereka sendiri. Pendidik berperan sebagai

pembimbing dan mengamati perkembangan anak didiknya.

Pernyataan Montessori ini memberikan petunjuk bahwa yang lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

banyak melakukan aktivitas adalah anak itu sendiri dan pendidik

hanya memberikan bimbingan dan merencanakan segala kegiatan

yang akan diperbuat oleh anak didik.

c. Rousseau memberikan penjelasan bahwa segala pengetahuan itu

harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri,

penyelidikan sendiri, bekerja sendiri dengan fasilitas yang

diciptakan sendiri. Ini menunjukkan bahwa setiap orang yang

belajar harus aktif sendiri.

d. Helen Parkhurst menegaskan bahwa ruang kelas harus diatur

sedemikian rupa menjadi laboraturium pendidikan yang dapat

mendorong anak untuk belajar (bekerja).

e. John Dewey pun menganjurkan metode proyek problem solving

dengan merangsang anak untuk melakukan kegiatan “learning by

doing”.

Dari pendapat beberapa ahli di atas, jelas bahwa dalam

kegiatan belajar siswa harus aktif berbuat dan guru sebagai

pembimbing atau fasilitator. Dengan kata lain bahwa dalam belajar

sangat diperlukan adanya aktivitas karena tanpa adanya aktivitas

proses belajar mungkin berlangsung dengan kurang optimal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

C. Hasil Belajar

1. Makna Belajar

Menurut Kimbel (dalam Didi Supriadi & Deni Darmawan,

2012) belajar adalah perubahan tingkah laku yang disadari dan timbul

akibat praktik, pengalaman, latihan, dan bukan secara kebetulan yang

dapat ditunjukkan dalam berbagai aspek seperti perubahan,

pemahaman, persepsi, motivasi, atau gabungan dari aspek tersebut.

Apabila berbicara mengenai belajar berarti kita membicarakan

bagaimana tingkah laku itu berubah melalui pengalaman atau latihan.

Di samping definisi di atas, ada beberapa pengertian lain dan cukup

banyak, baik yang dilihat secara mikro maupun makro, dilihat dalam

arti luas ataupun dalam arti sempit/terbatas. Dalam pengertian luas,

belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju ke

perkembangan pribadi seutuhnya. Dalam arti sempit/terbatas, belajar

dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang

merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian

seutuhnya. Dari beberapa uraian tentang pengertian belajar di atas,

dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses terjadinya perubahan

tingkah laku pada diri seseorang yang ditunjukkan dalam perubahan

yang bersifat kognitif, afektif, maupun psikomotorik atau perubahan

dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, sikap, keterampilan,

kemampuan mereaksi (menerima atau menolak) serta berkembangnya

kemampuan dan kecakapan lainnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

2. Prinsip-Prinsip Belajar

Alvin C. Eurich (dalam Didi Supriadi & Deni Darmawan,

2012) mengungkapkan prinsip-prinsip belajar adalah sebagai berikut:

a. Hal apapun yang dipelajari oleh murid, maka ia harus

mempelajarinya sendiri; tidak ada seorang pun dapat melakukan

kegiatan belajar tersebut untuknya.

b. Setiap murid belajar menurut temponya sendiri, dan untuk setiap

kelompok umur, terdapat variasi dalam tempo belajar.

c. Seorang murid belajar lebih banyak bilamana setiap langkah segera

diberikan penguatan.

d. Penguasaan secara penuh dari setiap langkah memungkinkan

belajar secara keseluruhan lebih berarti.

e. Apabila murid diberikan tanggung jawab untuk mempelajari

sendiri, maka ia lebih termotivasi untuk belajar, ia akan belajar dan

mengingat secara lebih baik.

Prinsip-prinsip belajar sebagaimana diuraikan di atas adalah

prinsip yang harus menjadi perhatian dalam upaya mengembangkan

proses belajar. Di bawah ini adalah prinsip-prinsip belajar yang

berkenaan dengan perubahan tingkah laku sebagai bentuk hasil belajar

seseorang. Hasil belajar seseorang itu harus bersifat permanen,

fungsional, dan normatif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

a. Permanen, artinya perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar

harus tahan lama menjadi milik individu dan dapat digunakan

setiap saat.

b. Fungsional, artinya perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar

harus memiliki manfaat atau berguna, baik untuk kepentingan

individu itu sendiri dalam menjalankan kehidupannya atau

bermanfaat untuk kepentingan individu lainnya serta masyarakat.

c. Normatif, artinya perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar

harus lurus dengan norma dan sistem nilai yang dijunjung tinggi

oleh individu dan masyarakat di mana individu tersebut hidup dan

menjalankan kehidupannya.

3. Perbuatan Belajar

Sebagaimana telah diuraikan di atas bahwa belajar merupakan

proses atau suatu kegiatan yang dilakukan peserta didik, artinya

seseorang yang belajar adalah mereka yang melakukan kegiatan

belajar atau tindakan belajar atau disebut juga sebagai perilaku belajar.

Untuk mendorong terjadinya perbuatan belajar, disarankan oleh Caine

(dalam Didi Supriadi dan Deni Darmawan, 2012) guru harus memiliki

keyakinan akan potensi manusia dan kemampuan semua anak itu dapat

belajar dan berprestasi adalah hal yang sangat penting untuk

diperhatikan. Guru harus memahami bahwa perasaan dan sikap siswa

akan terlibat dan berpengaruh kuat pada proses belajarnya. Selain itu,

Gagne mengungkapkan bahwa ada 8 jenis bentuk perbuatan belajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

disebut sebagai “Gagne’s Classes of Behaviour” di antaranya sebagai

berikut:

a. Signal learning

Signal learning merupakan bentuk perbuatan belajar

melalui isyarat. Artinya seseorang yang melakukan suatu kegiatan

belajar dengan cara memberikan tanggapan terhadap rangsangan

yang diberikan.

b. Stimulus respons learning

Stimulus respons learning merupakan bentuk perbuatan

belajar dengan cara memberikan tanggapan secara berulang-ulang

sehingga menjadi penguatan.

c. Chaining

Chaining merupakan bentuk perbuatan belajar membentuk

rangkaian. Artinya seseorang yang melakukan perbuatan belajar

dengan cara menghubungkan dua atau lebih perangsang atau

gejala/faktor dengan yang lainnya sehingga membentuk suatu

rangkaian yang memiliki makna dan merangsang proses

pemecahan masalah.

d. Verbal association

Verbal association adalah perbuatan belajar dalam bentuk

asosiasi verbal, yakni perbuatan belajar dengan cara memberi

tanggapan melalui kata-kata (bahasa) terhadap perangsang yang

diterimanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

e. Multiple discrimination

Multiple discrimination merupakan kegiatan belajar untuk

membedakan sesuatu hal yang majemuk atau belajar dengan cara

memberikan reaksi membedakan terhadap perangsang yang hampir

sama sifatnya.

f. Concept learning

Concept learning merupakan kegiatan belajar untuk

mempelajari konsep atau belajar tentang konsep. Bentuk perbuatan

belajar ini dimaksudkan untuk menempatkan suatu objek dalam

klasifikasi tertentu.

g. Principle learning

Principle learning merupakan bentuk perbuatan belajar

yang berdasarkan asas, kaidah, prinsip. Artinya bahwa bentuk

perbuatan belajar ini berkaitan dengan kegiatan yang

menghubungkan beberapa konsep dan belajar mencari hubungan

antarkonsep.

h. Problem solving

Problem solving merupakan bentuk perbuatan belajar

dengan cara menggabungkan beberapa asas, kaidah, prinsip untuk

memecahkan suatu masalah. Belajar ini adalah bentuk perbuatan

belajar yang sistematis dan menggunakan prosedur ilmiah, mulai

dari mengenal dan merumuskan masalah, mengajukan dugaan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

mengumpulkan data, melakukan analisis, kemudian merumuskan

kesimpulan.

4. Tujuan Belajar

Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan

suasana atau keadaan belajar yang lebih kondusif. Hal ini dapat

dipengaruhi oleh beberapa komponen yang masing-masing saling

mempengaruhi. Komponen-komponen itu misalnya tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai, materi yang ingin diajarkan, guru dan

siswa dalam hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan

serta sarana prasarana belajar-mengajar yang tersedia.

Secara umum, tujuan belajar dibedakan atas tiga jenis yakni di

antaranya sebagai berikut:

a. Untuk mendapatkan pengetahuan

Hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir yang tidak

dapat dipisahkan dari pengetahuan. Seseorang tidak dapat

mengembangkan kemampuan berpikir tanpa bahan pengetahuan,

sebaliknya kemampuan berpikir akan memperkaya pengetahuan.

Konkretnya dalam kegiatan belajar yakni siswa diberikan

pengetahuan sehingga menambah pengetahuannya dan sekaligus

akan mencari cara sendiri untuk mengembangkan cara berpikir

dalam rangka memperkaya pengetahuannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

b. Penanaman konsep dan keterampilan

Penanaman konsep atau merumuskan konsep juga

memerlukan suatu keterampilan, baik yang bersifat jasmani

maupun rohani. Keterampilan jasmani adalah keterampilan-

keterampilan yang dapat dilihat dan diamati sehingga akan

menitikberatkan pada penampilan dari anggota tubuh seseorang

yang sedang belajar. Sedangkan keterampilan rohani lebih rumit

karena lebih abstrak dan menyangkut keterampilan berpikir dan

kreativitas untuk menyelesaikan suatu masalah atau konsep.

Keterampilan memang dapat dididik dengan banyak melatih

kemampuan.

c. Pembentukan sikap

Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi

siswa, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya.

Untuk itu dibutuhkan kecakapan dalam mengarahkan motivasi dan

berpikir dengan tidak lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri

sebagai model atau contoh. Dalam interaksi belajar-mengajar guru

akan senantiasa diobservasi, dilihat, didengar, dan bahkan ditiru

semua perilakunya oleh siswa sehingga diharapkan menunbuhkan

proses penghayatan pada setiap diri siswa untuk kemudian

diamalkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

D. Metode Eksperimen

Roestiyah (1998) mengungkapkan bahwa metode eksperimen

merupakan salah satu cara mengajar, di mana siswa melakukan suatu

percobaan tentang suatu hal; mengamati prosesnya serta menuliskan hasil

percobaannya, kemudian hasil pengamatannya itu disampaikan ke kelas

dan dievaluasi oleh guru. Dengan eksperimen siswa menemukan bukti

kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya.

Secara umum, metode eksperimen adalah metode mengajar yang

mengajak siswa untuk melakukan percobaan sebagai pembuktian,

pengecekan bahwa teori yang sudah dibicarakan itu memang benar

(Suparno, 2006). Metode eksperimen dibedakan menjadi dua, yaitu:

eksperimen yang terencana atau terbimbing dan eksperimen bebas.

Eksperimen terbimbing yaitu seluruh jalannya percobaan sudah

dirancang oleh guru sebelum percobaan dilakukan oleh siswa. Langkah-

langkah yang harus siswa buat, peralatan yang harus digunakan, apa yanga

akan diamati dan diukur semuanya sudah direncanakan dari awal,

sehingga hasil kesimpulan tergantung dari data yang diperoleh. Untuk

melakukan pembelajaran dengan metode eksperimen terbimbing, guru

memiliki peran yang sangat penting. Beberapa hal yang harus dilakukan

guru adalah sebagai berikut:

1. Memilih eksperimen apa yang akan ditugaskan kepada siswa;

2. Merencanakan langkah-langkah percobaan seperti: apa tujuannya,

peralatan yang digunakan, bagaimana merangkai percobaan, data yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

harus dikumpulkan siswa, bagaimana menganalisis data dan apa

kesimpulannya;

3. Mempersiapkan semua peralatan yang akan digunakan sehingga saat

siswa mencoba semua siap dan lancar;

4. Pada saat percobaan, guru berkeliling melihat bagaimana siswa

melakukan percobaannya dan memberikan masukan kepada siswa;

5. Bila ada peralatan yang macet, guru membantu siswa agar alat dapat

jalan dengan baik;

6. Membantu siswa dalam menarik kesimpulan dengan percobaan yang

dilakukan;

7. Bila siswa membuat laporan, maka guru harus memeriksanya;

8. Guru sebaiknya mempersiapkan petunjuk dan langkah percobaan

dalam satu lembar kerja sehingga memudahkan siswa bekerja.

Dalam eksperimen, siswa dalam kelompok kecil melakukan

percobaan sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh guru. Yang akan

dilakukan siswa dalam percobaan antara lain:

1. Membaca petunjuk dengan teliti;

2. Mencari alat yang diperlukan;

3. Merangkai alat-alat sesuai dengan skema percobaan;

4. Mulai mengamati jalannya percobaan;

5. Mencatat data yang diperlukan;

6. Mendiskusikan dalam kelompok untuk mengambil kesimpulan dari

data yang ada;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

7. Membuat laporan percobaan dan mengumpulkannya kepada guru;

8. Dapat juga mempresentasikan hasil percobaanya di depan kelas.

Berbeda dengan eksperimen bebas yaitu guru tidak memberikan

petunjuk pelaksanaan percobaan secara rinci. Dengan kata lain, siswa

harus lebih banyak berpikir sendiri, bagaimana akan merangkai alat dan

bahan, apa yang harus diamati, diukur, dan dianalisis serta disimpulkan.

Roestiyah (1998) mengungkapkan bahwa metode eksperimen

kerap kali digunakan karena memiliki keunggulan sebagai berikut:

1. Dengan eksperimen, siswa terlatih menggunakan metode ilmiah dalam

menghadapi segala masalah sehingga tidak mudah percaya pada

sesuatu yang belum pasti kebenarannya, dan tidak mudah percaya pula

kata orang sebelum ia menemukan sendiri kebenarannya.

2. Mereka lebih aktif berpikir dan berbuat; hal mana itu sangat

dikehendaki oleh kegiatan belajar-mengajar, di mana siswa lebih

banyak aktif belajar sendiri dengan bimbingan guru.

3. Siswa dalam melaksanakan proses eksperimen, di samping

memperoleh ilmu pengetahuan juga menemukan pengalaman praktis

serta keterampilan dalam menggunakan alat-alat percobaan.

4. Dengan eksperimen, siswa membuktikan sendiri kebenaran suatu teori

sehingga akan mengubah sikap mereka yang tahayul (peristiwa-

peristiwa yang tidak masuk akal).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

E. Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan

1. Momentum

Momentum adalah ukuran kesukaran untuk memberhentikan

gerak suatu benda. Artinya bahwa apabila dua benda yang bergerak

dengan kecepatan sama akan lebih sukar untuk memberhentikan benda

yang bermassa lebih besar dibandingkan benda yang bermassa lebih

kecil. Sebaliknya apabila dua benda dengan massa yang sama akan

lebih sukar untuk memberhentikan benda yang bergerak dengan

kecepatan tinggi dibandingkan benda yang bergerak dengan kecepatan

rendah. Dari definisi inilah, maka momentum dirumuskan sebagai

hasil kali massa dan kecepatan.

Momentum merupakan besaran vektor yang mana arah momentum

searah dengan arah kecepatan. Untuk satu dimensi, arah momentum

cukup ditampilkan dengan tanda positif atau negatif.

2. Impuls

Impuls didefinisikan sebagai hasil kali antara gaya yang

bekerja F dengan selang waktu ∆t saat gaya tersebut bekerja pada

benda atau laju perubahan momentum. Newton menyatakan bahwa

laju perubahan momentum benda bergantung pada besar gaya yang

bekerja dan lamanya gaya tersebut bekerja pada benda. Hal ini

diungkapkan dalam hukum II Newton untuk momentum, yaitu laju

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

perubahan momentum sebuah benda sebanding dengan besarnya gaya

yang bekerja dan berlangsung dalam arah gaya tersebut.

Laju perubahan momentum dalam selang waktu ∆t adalah:

Sesuai dengan hukum II Newton, laju perubahan momentum ini

sebanding dengan besarnya gaya F yang bekerja sehingga dapat ditulis:

3. Hukum Kekekalan Momentum

Hukum kekekalan momentum menyatakan bahwa jumlah

momentum sebelum tumbukan sama dengan jumlah momentum setelah

tumbukan. Misalkan dua buah bola dengan massa m1 dan m2 yang

bergerak berlawanan arah dalam satu garis lurus dengan kecepatan

berturut-turut v1 dan v2. Setelah keduanya bertumbukan, masing-

masing kecepatannya berubah menjadi v1’ dan v2

’.

Jumlah momentum kedua bola sebelum tumbukan adalah

Jumlah momentum kedua bola setelah tumbukan adalah

Berdasarkan hukum kekekalan momentum p = p’, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

Hukum kekekalan momentum hanya berlaku jika jumlah gaya luar

pada benda-benda yang bertumbukan sama dengan nol.

4. Tumbukan

a. Tumbukan Lenting Sempurna

Terjadinya tumbukan lenting sempurna jika pada peristiwa

tumbukan itu energi kinetik sistem dan jumlah momentum adalah

tetap (berlaku hukum kekekalan energi kinetik dan hukum

kekekalan momentum).

Hukum Kekekalan Momentum

……..(*)

Hukum Kekekalan Energi Kinetik

………(**)

Jika persamaan (*) kita bagi dengan persamaan (**), maka akan

diperoleh:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

b. Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali

Terjadinya tumbukan tidak lenting jika pada peristiwa

tumbukan itu terjadi tumbukan pengurangan energi kinetik sistem

(tidak berlaku hukum kekekalan energi kinetik). Disebut tidak

lenting sama sekali jika sesaat sesudah tumbukan kedua benda

saling menempel dan bergerak bersama dengan kecepatan yang

sama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Design Penelitian

Secara umum design penelitian yang akan dilakukan termasuk tipe

penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang secara

umum menggunakan data-data yang nantinya akan diskor dalam bentuk

angka dan kemudian model analisisnya menggunakan statistik. Design

penelitian yang digunakan adalah Design One-Grup Pretest-Posttest.

Dalam design penelitian ini, satu kelompok diobservasi/diukur bukan

hanya pada akhir treatment (posttest), tetapi juga sebelum diberi treatment

(pretest). Treatment yang digunakan yakni penggabungan metode

eksperimen terbimbing dan eksperimen bebas. Artinya bahwa siswa tidak

hanya berpedoman pada Lembar Kerja Siswa (LKS), akan tetapi diberi

kesempatan untuk bereksperimen secara mandiri. Oleh karena itu, peneliti

menyebutnya metode eksperimen.

Penelitian ini mencakup 4 tahap, yaitu (1) penyusunan instrumen,

(2) pengisian kuesioner motivasi awal dan pretest, (3) pelaksanaan model

pembelajaran eksperimen dan mengisi lembar observasi aktivitas belajar

siswa, (4) posttest dan pengisian kuesioner motivasi akhir.

Hal pertama yang dilakukan peneliti adalah mengobservasi kondisi

kelas XI MIA (Matematika dan Ilmu Alam). Observasi ini bertujuan untuk

mengenal suasana kelas dan para siswa sehingga nantinya dapat terjalin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

hubungan dan komunikasi yang baik antara siswa dan peneliti.

Selanjutnya, peneliti meminta siswa untuk mengerjakan pretest dan

mengisi kuesioner motivasi awal belajar siswa. Berdasarkan jawaban

pretest siswa dapat diketahui bagaimana tingkat pemahaman awal siswa

tentang Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan, sedangkan

berdasarkan jawaban kuesioner motivasi awal belajar siswa dapat

diketahui motivasi awal belajar siswa sebelum diberi treatment.

Setelah diadakan pretest, pada pertemuan berikutnya peneliti

menerapkan model pembelajaran eksperimen. Selama proses

pembelajaran, peneliti melakukan penilaian aktivitas belajar siswa

berdasarkan lembar observasi. Sebagai langkah terakhir, peneliti

memberikan posttest yang kisi-kisinya sama dengan pretest dan

memberikan kuesioner motivasi akhir belajar siswa. Untuk jawaban

posttest siswa dapat diketahui pemahaman konsep akhir siswa setelah

diberi treatment, sedangkan untuk jawaban kuesioner motivasi akhir

belajar siswa dapat diketahui bagaimana motivasi belajar siswa setelah

diberi treatment dengan model pembelajaran eksperimen.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Sekolah Menengah Atas (SMA) Santa

Maria yang beralamat di Jl. Ireda No. 19A Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI MIA

SMA Santa Maria Yogyakarta yang berjumlah 27 orang.

2. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah bagaimana motivasi,

keterlibatan dan konsep belajar siswa dalam mengikuti pelajaran

Fisika, khususnya materi Hukum Kekekalan Momentum dan

Tumbukan menggunakan metode eksperimen.

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan selama 2 bulan, dari bulan

September s.d. bulan Oktober 2014.

E. Treatment

Treatment yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

eksperimen. Adapun langkah-langkah metode eksperimen adalah sebagai

berikut:

1. Kegiatan Awal

a. Kegiatan ini diawali dengan guru membagi siswa ke dalam

kelompok yang beranggotakan 4-5 orang. Jika perlu, siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

dibagikan call card untuk memudahkan guru menilai psikomotorik

dan afektif siswa ketika melakukan eksperimen;

b. Guru menginformasikan materi pelajaran yang akan dibahas serta

mengaitkan dengan materi pelajaran sebelumnya. Di samping itu,

guru menjelaskan metode pembelajaran yang akan digunakan;

c. Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS).

2. Kegiatan Inti

a. Sebelum memulai kegiatan, guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk membaca petunjuk percobaan dengan teliti;

b. Setelah itu, siswa diminta merangkaikan alat dan bahan sesuai

skema percobaan yang telah tertera dalam LKS;

c. Siswa mengamati jalannya percobaan;

d. Siswa mencatat hal-hal yang terjadi selama percobaan berlangsung;

e. Siswa mencatat data yang diperlukan;

f. Siswa mendiskusikan dalam kelompok untuk mengambil

kesimpulan dari data yang diperoleh;

g. Selama pembelajaran berlangsung, guru berkeliling untuk melihat

percobaan yang mereka lakukan. Guru segera mengarahkan siswa

jika terjadi kesalahan dalam proses percobaan.

3. Penutup

a. Siswa diminta menceritakan secara singkat proses percobaan yang

telah mereka lakukan;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

b. Siswa membacakan hasil kesimpulan mereka. Jika terjadi

miskonsepsi guru segera memperbaikinya;

c. Guru memberi kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya;

d. Guru menegaskan kembali materi yang sedang dipelajari

berdasarkan percobaan yang dilakukan.

F. Instrumen Penelitian

1. Instrumen Pembelajaran

Instrumen pembelajaran yang digunakan terdiri dari 2

instrumen yakni Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan

Lembar Kerja Siswa (LKS).

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat dengan

tujuan menentukan arah kegiatan belajar-mengajar yang akan

dilakukan peneliti selama proses pengambilan data penelitian.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terdiri atas: (1) Identitas

yang meliputi Satuan Pendidikan, Kelas/Semester, Mata Pelajaran,

dan Alokasi Waktu, (2) Standar Kompetensi, (3) Kompetensi

Dasar, (4) Indikator, (5) Tujuan Pembelajaran, (6) Materi

Pembelajaran, (7) Metode Pembelajaran, (8) Kegiatan

Pembelajaran, serta (9) Sumber Pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

b. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar Kerja Siswa (LKS) dibuat dan digunakan dalam

kegiatan eksperimen dengan tujuan mempermudah siswa pada

pencapaian tujuan pembelajaran.

2. Instrumen Pengumpulan Data

a. Kuesioner Motivasi Belajar

Untuk mengukur motivasi belajar siswa, maka peneliti

menggunakan alat ukur berupa kuesioner. Menurut Suparno

(2007), angket/kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis untuk

memperoleh informasi dari responden yang ingin diketahui.

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner

tertutup, yakni kuesioner yang sudah disediakan jawabannya

sehingga responden tinggal memilih.

Pada penelitian ini, kuesioner motivasi yang digunakan ada

dua macam. Kuesioner yang pertama adalah kuesioner yang

digunakan untuk mengukur motivasi belajar awal siswa sebelum

diberikan treatment dan kuesioner yang kedua adalah kuesioner

yang digunakan untuk mengukur motivasi belajar akhir siswa

setelah diberi treatment. Kuesioner ini terdiri atas 20 item

pernyataan yang telah disediakan empat alternatif jawaban yang

mana siswa harus memilih salah satu jawaban, di antaranya Tidak

Pernah (TP), Kadang (KD), Sering (SR), dan Selalu (SL).

Pernyataan yang digunakan pada kuesioner didasarkan pada unsur-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

unsur motivasi seperti minat dan perhatian siswa terhadap

pelajaran, semangat siswa untuk melakukan tugas-tugas belajarnya,

rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas yang diberikan

(Nana, 2009) dan menurut Hamzah (2007), adanya hasrat dan

keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar,

dan adanya harapan serta cita-cita masa depan.

Selain itu, butir-butir pernyataan dalam kuesioner disusun

berdasarkan indikator motivasi belajar. Indikator motivasi belajar

untuk kuesioner motivasi belajar awal siswa antara lain:

1) Keinginan belajar

2) Semangat belajar

3) Perhatian belajar

4) Mencatat informasi

5) Usaha mendapatkan nilai

Kisi-kisi kuesioner motivasi belajar awal siswa dapat

dilihat pada tabel 3.1. berikut:

Tabel 3.1. Kisi-Kisi Kuesioner Motivasi Belajar Awal Siswa

No. Indikator Motivasi Belajar

Bentuk Pernyataan

Pernyataan

Positif

Pernyataan

Negatif

1

2

3

Keinginan belajar

Semangat belajar

Perhatian belajar

(1),(8)

(2),(4),(15)

(3),(11)

(16),(19)

(14),(20)

(9),(17)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

4

5

Mencatat informasi

Usaha mendapatkan nilai

(5),(7)

(6),(10)

(13)

(12),(18)

Indikator motivasi belajar untuk kuesioner motivasi belajar akhir

siswa antara lain:

1) Penguasaan materi

2) Kesiapan

3) Ketertarikan

4) Keseriusan

5) Partisipasi

Kisi-kisi kuesioner motivasi belajar akhir siswa dapat dilihat pada

tabel 3.2. berikut:

Tabel 3.2. Kisi-Kisi Kuesioner Motivasi Belajar Akhir Siswa

No.

Indikator

Motivasi Belajar

Bentuk Pernyataan

Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

1

2

3

4

5

Penguasaan materi

Kesiapan

Ketertarikan

Keseriusan

Partisipasi

(1),(7)

(2)

(15),(18),(19)

(4),(8),(13)

(5),(10)

(6),(14)

(16)

(3),(9),(11)

(12)

(17),(20)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

b. Observasi

Pada penelitian ini, untuk mengetahui bagaimana aktivitas

belajar siswa atau tingkat keterlibatan siswa selama kegiatan

belajar-mengajar menggunakan metode eksperimen dilakukan

dengan lembar observasi. Pengukuran dilakukan dengan mengisi

lembar observasi pada setiap aspek yang diukur sesuai dengan

kualitas unjuk kerja siswa. Untuk selanjutnya, pengukuran atau

penskoran keterlibatan siswa ditentukan berdasarkan pada aspek

psikomotorik dan aspek afektif siswa selama proses pembelajaran

berlangsung.

1) Aspek Afektif

Aspek ini meliputi:

a) Partisipasi siswa dalam melakukan eksperimen

b) Bagaimana kerja sama di antara kelompok

c) Bagaimana kerapian dalam bereksperimen

d) Aktivitas diskusi di antara anggota kelompok

e) Keseriusan siswa dalam melakukan eksperimen

2) Aspek Psikomotorik

Aspek ini meliputi:

a) Bagaimana siswa dalam merangkai alat percobaan

b) Bagaimana siswa dalam melakukan pengamatan,

menuliskan hasil dan mengolah data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

Aspek-aspek yang akan dinilai dalam kegiatan

observasi/pengamatan akan disajikan dalam bentuk tabel 3.3. dan

3.4. sebagai berikut:

Tabel 3.3. Lembar Observasi Psikomotorik Siswa

Kode

Siswa

Aspek yang Diukur

Jumlah

Skor

Memegang

Alat

Memasang

Alat

Melakukan

Pengamatan

Menulis

Hasil

Mengolah

Data

Siswa 1

Siswa 2

Siswa 3

Siswa 4

dst.

Tabel 3.4. Lembar Observasi Afektif Siswa

Kode

Siswa

Aspek yang Diukur

Jumlah

Skor Partisipasi

Kerja

Sama

Kerapian

Aktivitas

Diskusi

Keseriusan

Siswa 1

Siswa 2

Siswa 3

Siswa 4

dst.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

c. Pretest dan Posttest

Pretest dilakukan diawal pertemuan, yaitu sebelum proses

belajar-mengajar berlangsung. Tujuan dilakukannya pretest adalah

untuk mengetahui kemampuan awal kognitif siswa. Untuk

mengetahui peningkatan konsep belajar siswa dalam pembelajaran

fisika menggunakan metode eksperimen, maka dilakukan kembali

test kemampuan kognitif siswa berupa posttest. Test ini bersifat

menganalisis jawaban siswa untuk menentukan tingkat kebenaran

jawaban. Berdasarkan tingkat kebenaran jawaban ditentukan skor

berdasarkan bobot soalnya untuk setiap soal dan menentukan skor

total.

Pertanyaan dalam pretest dan posttest dibuat dalam bentuk

uraian dan mengacu pada aspek kognitif, yakni aspek pengetahuan,

aspek pemahaman, aspek aplikasi/penerapan, dan aspek analisis.

Langkah-langkah penyusunan pretest dan posttest antara lain: (1)

menentukan aspek yang diukur, (2) menentukan indikator hasil

belajar, (3) menentukan distribusi soal, (3) menentukan skor/bobot

soal. Distribusi bobot pretest dan posttest dapat dilihat pada tabel

3.5. berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

Tabel 3.5. Aspek Penilaian Pretest dan Posttest

Nomor

Soal

Aspek yang

Diukur

Indikator

Hasil Belajar

Pretest Skor Posttest Skor

1. Pengetahuan Siswa mampu

mendefinisikan

pengertian

tumbukan.

Apa itu

tumbukan?

2 Ketika kereta A

diberi gaya,

maka kereta A

bergerak dan

menumbuk

kereta B.

Menurut Anda,

apa itu

tumbukan?

3

2. Pengetahuan Siswa mampu

menjelaskan

jenis-jenis

tumbukan.

Jelaskan

tentang

tumbukan

lenting

sempurna!

2 Termasuk

tumbukan jenis

apakah

percobaan yang

telah dilakukan?

Jelaskan!

3

3. Pemahaman Siswa mampu

menjelaskan

Hukum

Kekekalan

Momentum.

Bagaimana

Hukum

Kekekalan

Momentum

dapat berlaku?

3 Apakah pada

percobaan ini

berlaku Hukum

Kekekalan

Momentum?

Jelaskan!

4

4. Aplikasi Siswa mampu

mengaplikasi-

kan Hukum

Kekekalan

Momentum

Sebut dan

jelaskan

contoh konkrit

gejala atau

peristiwa yang

4 Selain

percobaan yang

telah dilakukan,

sebut dan

jelaskan

5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

dalam

keseharian.

berkaitan

dengan Hukum

Kekekalan

Momentum!

peristiwa yang

berkaitan

dengan Hukum

Kekekalan

Momentum!

5. Analisis Siswa mampu

menganalisis

suatu

permasalahan

yang berkaitan

dengan Hukum

Kekekalan

Momentum.

Jika ada dua

bola bilyar

yang bergerak

pada bidang

atau

permukaan

kasar saling

bertumbukan,

apakah Hukum

Kekekalan

Momentum

tetap berlaku?

Jelaskan!

5 Pada percobaan,

kita

menggunakan

bidang luncur

kereta yang

licin. Jika kita

menggunakan

bidang yang

kasar, apakah

Hukum

Kekekalan

Momentum

tetap berlaku?

Jelaskan!

6

Total Skor 16 21

Dalam memeriksa jawaban siswa diperlukan pedoman

jawaban untuk masing-masing pertanyaan dalam pretest dan

posttest pada tabel 3.6. berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

Tabel 3.6. Pedoman Jawaban

No.

Soal

Aspek yang

Diukur

Pretest Posttest

1. Pengetahuan Tumbukan adalah peristiwa

bertemunya dua benda atau lebih

dan menimbulkan kontak fisik.

Pengertian lain dari tumbukan

yakni sekumpulan benda

(minimal dua) yang saling

berinteraksi.

Tumbukan adalah peristiwa

bertemunya dua benda atau

lebih dan menimbulkan kontak

fisik. Pengertian lain dari

tumbukan yakni sekumpulan

benda (minimal dua) yang

saling berinteraksi.

2. Pengetahuan Tumbukan lenting sempurna

yakni tumbukan yang terjadi jika

energi kinetik sistem dan jumlah

momentum adalah tetap (berlaku

hukum kekekalan energi kinetik

dan hukum kekekalan

momentum).

Dalam percobaan yang telah

dilakukan, jenis tumbukannya

adalah tumbukan tidak lenting

sama sekali karena kedua

kereta sesaat setelah

bertumbukan saling menempel

dan bergerak bersama dengan

kecepatan yang sama.

3. Pemahaman Hukum Kekekalan Momentum

dapat berlaku apabila jumlah

momentum sebelum dan sesudah

tumbukan adalah sama, asalkan

tidak ada gaya luar yang bekerja

pada sistem.

Pada percobaan ini, berlaku

Hukum Kekekalan Momentum

karena jumlah momentum

sebelum dan sesudah

tumbukan adalah sama.

4. Aplikasi Contoh konkrit gejala atau

peristiwa yang berkaitan dengan

Hukum Kekekalan Momentum

yakni pada peluncuran roket.

Semburan gas panas roket keluar

Contoh konkrit gejala atau

peristiwa yang berkaitan

dengan Hukum Kekekalan

Momentum yakni pada

peluncuran roket. Semburan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

dalam arah yang berlawanan

dengan arah gerak roket.

Momentum roket mengimbangi

momentum gas panas yang

keluar dari roket dalam arah

yang berlawanan tersebut.

gas panas roket keluar dalam

arah yang berlawanan dengan

arah gerak roket. Momentum

roket mengimbangi

momentum gas panas yang

keluar dari roket dalam arah

yang berlawanan tersebut.

5. Analisis Jika dua bola bilyar bergerak

pada bidang atau permukaan

kasar dan saling bertumbukan,

maka Hukum Kekekalan

Momentum tidak berlaku. Hal

ini dikarenakan permukaan yang

kasar memberikan gaya luar

berupa gaya gesek yang cukup

besar pada setiap bola.

Jika pada percobaan kita

menggunakan papan luncur

yang kasar, maka Hukum

Kekekalan Momentum tidak

berlaku. Hal ini dikarenakan

permukaan yang kasar

memberikan gaya luar berupa

gaya gesek yang cukup besar

pada setiap kereta.

G. Validitas

Validitas digunakan untuk mengukur atau menentukan apakah

suatu test sungguh mengukur apa yang mau diukur yaitu apakah sesuai

dengan tujuan. Validitas menunjukkan pada kesesuaian, penuh arti,

bergunanya kesimpulan yang dibuat peneliti berdasarkan data yang

dikumpulkan. Kesimpulannya valid bila sesuai dengan tujuan penelitian

(Suparno, 2007).

Pada penelitian ini, validitas yang digunakan adalah content

validity (validitas isi) yaitu isi dari instrumen yang akan digunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

sungguh mengukur isi domain yang akan diukur. Apakah item test

sungguh mempresentasikan isi yang mau ditest (Suparno, 2007).

Kuesioner digunakan untuk mengetahui skor motivasi belajar awal

siswa dan untuk mengetahui apakah motivasi meningkat atau tidak setelah

diberi treatment. Di samping itu, lembar observasi digunakan untuk

mengetahui tingkat keterlibatan siswa selama proses pembelajaran

berlangsung.

Pretest dan posttest digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa

dalam ranah kognitif pada pokok bahasan Hukum Kekekalan Momentum

dan Tumbukan. Soal-soal tersebut disusun berdasarkan aspek kognitif

(aspek pengetahuan, pemahaman, aplikasi, dan analisis), indikator hasil

belajar dan sub materi pokok pembelajaran. Hasil belajar yang dicapai

oleh siswa ditunjukkan dengan tercapainya indikator hasil belajar. Pretest

dan posttest terdiri dari lima soal uraian yang tertera pada tabel 3.5.

Berdasarkan soal-soal di atas menunjukkan bahwa pretest dan posttest

mempresentasikan isi yang akan diukur. Selain menggunakan validitas isi,

pengujian validitas dilakukan dengan cara mengkonsultasikan instrumen

yang digunakan dalam penelitian kepada dosen pembimbing dan guru

pengampu mata pelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

H. Analisis Data

1. Motivasi Belajar Siswa

Pada penelitian ini digunakan dua jenis kuesioner yaitu

kuesioner untuk mengukur motivasi belajar awal siswa sebelum diberi

treatment dan kuesioner motivasi belajar akhir siswa setelah diberi

treatment. Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui skor motivasi

belajar siswa dan untuk mengetahui apakah motivasi belajar siswa

meningkat atau tidak setelah diberi treatment.

Data yang diperoleh dari kuesioner dianalisis dengan tahap-

tahap sebagai berikut, (1) kuesioner yang telah diisi oleh siswa

dikategorikan dalam pernyataan positif dan pernyataan negatif, (2)

kemudian masing-masing kategori jawaban tersebut diberi skor.

Penetapan skor untuk pernyataan positif dan pernyataan negatif seperti

pada tabel 3.7. berikut ini:

Tabel 3.7. Penetapan Skor Kuesioner

Jawaban

Skor

Pernyataan

Positif

Pernyataan

Negatif

Selalu 4 1

Sering 3 2

Kadang 2 3

Tidak Pernah 1 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

Skor yang diperoleh siswa dalam kuesioner dijumlahkan dan skor ini

digunakan sebagai skor motivasi belajar siswa.

Langkah pertama yang dilakukan adalah menghitung skor

motivasi belajar awal (sebelum dilakukan treatment) dan skor motivasi

belajar akhir (setelah dilakukan treatment) untuk masing-masing siswa

seperti pada tabel 3.8. berikut:

Tabel 3.8. Skor Motivasi Belajar Awal/Akhir

Kode Siswa

Nomor Pernyataan

Total Skor

1 2 ….. ……

Siswa 1

Siswa 2

dst.

Kemudian untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar

siswa dalam pembelajaran fisika pada pokok bahasan Hukum

Kekekalan Momentum dan Tumbukan menggunakan metode

eksperimen diukur melalui tes motivasi belajar secara kuantitatif.

Peneliti membuat daftar skor untuk motivasi belajar awal (sebelum

dilakukan treatment) dan daftar skor untuk motivasi belajar akhir

(setelah dilakukan treatment) dengan tabel 3.9. di bawah ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

Tabel 3.9. Perbandingan Skor Motivasi Belajar Awal dan Akhir

Kode

Siswa

Skor Motivasi

Awal

X1

Skor Motivasi

Akhir

X2

Siswa 1

Siswa 2

dst.

Untuk mengetahui apakah ada peningkatan motivasi belajar

siswa dalam belajar fisika menggunakan metode eksperimen, maka

data dianalisis dengan menggunakan analisis statistik Test-T. Test-T

digunakan untuk mengetes dua kelompok yang dependent atau satu

kelompok yang sama ditest dua kali yaitu pretest dan posttest

(Suparno, 2007).

Persamaannya adalah sebagai berikut:

Dimana : X1 = skor pretest

X2 = skor posttest

D = perbedaan skor (X1-X2)

N = jumlah pasangan skor

Df = N-1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

Setelah Treal sudah diperoleh berdasarkan perhitungan di atas,

maka dibandingkan dengan Tcritical yang diperoleh dari tabel dengan

level signifikan . Jika maka signifikan,

artinya bahwa terjadi peningkatan motivasi belajar siswa dengan

menggunakan metode eksperimen terbimbing. Jika

maka tidak signifikan yang berarti bahwa tidak terjadi peningkatan

motivasi belajar dengan adanya treatment yang diberikan.

2. Keterlibatan/Keaktifan Siswa

Pada penelitian ini, peneliti akan melakukan pengamatan

aktivitas belajar atau keterlibatan siswa selama proses pembelajaran

dengan menggunakan metode eksperimen. Oleh karena itu untuk

meneliti bagaimana aktivitas atau keterlibatan siswa dalam belajar

selama kegiatan berlangsung, peneliti menggunakan lembar

pengamatan/observasi. Aspek penilaian dalam lembar observasi

disusun berdasarkan kekhasan dari model pembelajaran eksperimen.

Teknik yang digunakan dalam pengolahan data yakni dengan

penskoran data. Untuk melakukan penskoran data dalam tabel,

digunakan standar kualitas sebagai berikut:

Skor maksimum : 3

Skor minimum : 1

Dengan kriteria : 3 = kegiatan baik sekali atau intensitas tinggi

2 = kegiatan cukup atau intensitas sedang

1 = kegiatan kurang atau intensitas rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

Untuk menghitung nilai siswa yakni dengan menjumlahkan

skor yang diperoleh tiap siswa berdasarkan kriteria di atas. Selanjutnya,

skor tiap siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan

metode eksperimen diklasifikasikan berdasarkan interval seperti pada

tabel 3.10 berikut:

Tabel 3.10. Klasifikasi Tingkat Keterlibatan Siswa

Interval Tingkat Keterlibatan

13 – 15 Sangat Terlibat

10 – 12 Terlibat

7 – 9 Kurang Terlibat

5 – 6 Tidak Terlibat

Kemudian untuk mengetahui tingkat keterlibatan masing-

masing siswa, maka dibuat daftar tingkat keterlibatan untuk masing-

masing siswa dalam tabel 3.11. berikut:

Tabel 3.11. Tingkat Keterlibatan Masing-Masing Siswa

Kode

Siswa

Total

Skor

Tingkat Keterlibatan

Siswa 1

Siswa 2

Dst

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

Selanjutnya dihitung prosentase jumlah siswa dalam tingkat

keterlibatan melalui interval untuk melihat tingkat keterlibatan yang

paling banyak dialami siswa seperti pada tabel 3.12 berikut:

Tabel 3.12. Presentase Jumlah Siswa dalam Tiap Kriteria

Tingkat

Keterlibatan

Interval

Jumlah

Siswa

Prosentase (%)

Jumlah Siswa

Sangat Terlibat 13 – 15

Terlibat 10 – 12

Kurang Terlibat 7 – 9

Tidak Terlibat 5 – 6

Untuk menentukan prosentase jumlah siswa dapat

menggunakan perhitungan sebagai berikut:

3. Pretest dan Posttest

Pretest diberikan sebelum siswa mempelajari secara lengkap

tentang sub bab Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan,

sedangkan posttest digunakan setelah siswa mempelajari Hukum

Kekekalan Momentum dan Tumbukan menggunakan metode

eksperimen. Soal-soal yang diberikan berhubungan dengan materi

yang akan dipelajari dan akan diberi skor berdasarkan tingkat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

kebenaran jawaban untuk setiap soal. Pengolahan data hasil penelitian

dilakukan dengan pengolahan statistik.

Skoring untuk pretest dan posttest dilakukan melalui dua tahap,

yaitu (1) menentukan skor untuk setiap soal dan (2) menghitung skor

total. Skor setiap soal merupakan tingkat kebenaran jawaban siswa

sedangkan skor total adalah jumlah skor seluruh soal. Skor total

menyatakan tingkat kebenaran jawaban siswa secara keseluruhan.

Peneliti membuat daftar pretest dan posttest siswa untuk setiap soal

dengan tabel 3.13 sebagai berikut:

Tabel 3.13. Distribusi Skor Pretest/Posttest Siswa

Kode

Siswa

Skor untuk Setiap Aspek Soal

Total

Skor

Nilai

Akhir

Pengetahuan Pemahaman Aplikasi Analisis

(1) (2) (3) (4) (5)

1

2

3

dst.

Untuk menentukan nilai akhir pretest/posttest dapat dihitung

dengan persamaan sebagai berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

Kemudian peneliti membandingkan skor rata-rata pretest dan

posttest untuk setiap aspek yang diukur sehingga dapat dianalisis

selanjutnya seperti pada tabel 3.14 berikut:

Tabel 3.14. Perbandingan Skor Rata-Rata Pretest dan Posttest

Aspek yang

Diukur

Skor Rata-Rata Kenaikan

Skor (%) Pretest Posttest

Pengetahuan

(1)

Pengetahuan

(2)

Pemahaman

(3)

Aplikasi

(4)

Analisis

(5)

Untuk menentukan kenaikan skor (%) tiap aspek terlebih

dahulu menyamakan skor rata-rata antara pretest dan posttest. Hal ini

dikarenakan pretest dan posttest memiliki skor yang berbeda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

Kemudian kenaikan skor (%) diperoleh dengan menggunakan

persamaan sebagai berikut:

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam

pembelajaran fisika pada pokok bahasan Hukum Kekekalan

Momentum dan Tumbukan menggunakan metode eksperimen diukur

melalui tes hasil belajar secara kuantitatif. Peneliti membuat daftar

nilai untuk pretest dan posttest dengan tabel 3.15 sebagai berikut:

Tabel 3.15. Distribusi Hasil Pretest dan Posttest

Kode

Siswa

Nilai Pretest

X1

Nilai Posttest

X2

Siswa 1

Siswa 2

Siswa 3

Dst

Untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar siswa

dalam belajar fisika menggunakan metode eksperimen, maka data

dianalisis dengan menggunakan analisis statistik Test-T. Test-T

digunakan untuk mengetes dua kelompok yang dependent atau satu

kelompok yang sama ditest dua kali yaitu pretest dan posttest

(Suparno, 2007).

Persamaannya adalah sebagai berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

Dimana : X1 = nilai pretest

X2 = nilai posttest

D = perbedaan nilai (X1-X2)

N = jumlah pasangan

Df = N-1

Setelah Treal sudah diperoleh berdasarkan perhitungan di atas,

maka dibandingkan dengan Tcritical yang diperoleh dari tabel dengan

level signifikan . Jika maka signifikan,

artinya bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar siswa yang mengacu

pada meningkatnya konsep/pemahaman belajar siswa dengan

menggunakan metode eksperimen. Jika maka tidak

signifikan yang berarti bahwa tidak terjadi peningkatan prestasi dengan

adanya treatment yang diberikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

BAB IV

DATA DAN ANALISIS DATA

A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Santa Maria Yogyakarta pada

tanggal 12 September 2014, dan 4, 13, 17, 20 Oktober 2014. Subyek

penelitian ini adalah siswa kelas XI MIA (Matematika dan Ilmu Alam)

yang berjumlah 27 siswa putri. Dalam penelitian ini, peneliti memberikan

treatment secara langsung kepada para siswa yang menjadi subyek

penelitian. Pemberian treatment berupa kegiatan pembelajaran untuk

meningkatkan motivasi, keterlibatan, dan konsep belajar siswa dengan

menggunakan metode eksperimen.

Sebagai langkah awal penelitian, peneliti melakukan observasi

terhadap proses pembelajaran di kelas yang akan menjadi subyek

penelitian. Kegiatan observasi dilaksanakan pada hari Jum’at, 12

September 2014 jam ke-7 hingga jam ke-8 (12:15-13:45) dengan topik

pembelajaran adalah Gerak Parabola. Kegiatan observasi dimaksudkan

supaya peneliti lebih mengenal para siswa dan kondisi kelas sehingga

dapat terjalin hubungan yang baik antara peneliti dan para siswa. Dari

hasil kegiatan observasi, peneliti mengetahui bahwa para siswa kelas XI

MIA tergolong siswa yang cukup aktif. Hal tersebut nampak saat proses

pembelajaran berlangsung para siswa memperhatikan penjelasan guru,

menanggapi pembahasan materi yang disampaikan oleh guru, mencatat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

hal-hal penting yang disampaikan guru, dan ada beberapa siswa yang aktif

bertanya. Namun, masih ada beberapa siswa yang asyik mengobrol dengan

teman sebangkunya dan kondisi kelas menjadi sedikit ribut. Ketika kondisi

kelas menjadi kurang kondusif, guru memberi teguran sehingga siswa

fokus ke pembelajaran dan bukan pada kegiatan yang lain.

Pada pertemuan berikutnya hari Sabtu, 4 Oktober 2014 peneliti

bertemu dengan guru pengampu mata pelajaran Fisika untuk berkonsultasi

tentang serangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan selama penelitian.

Selain itu, peneliti mengecek alat dan perlengkapan eksperimen di

laboraturium sekolah. Dengan dibantu guru, peneliti memeriksa kelayakan

alat dan perlengkapan yang akan digunakan dalam kegiatan eksperimen.

Pertemuan berikutnya hari Senin, 13 Oktober 2014 jam pelajaran

ke-7 hingga jam ke-8 (12:15 - 13:45) dengan jumlah siswa yang hadir

sebanyak 27 siswa. Pada kesempatan tersebut, peneliti berkenalan

langsung dengan para siswa dan kemudian memberikan penjelasan

mengenai kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan. Setelah para siswa

paham dengan kegiatan yang akan dilaksanakan, maka peneliti meminta

siswa untuk mengisi kuesioner motivasi belajar awal yang terdiri dari 20

item selama 15 menit. Selama mengisi kuesioner peneliti mengingatkan

para siswa bahwa kuesioner tersebut tidak mempengaruhi nilai akademik

mereka.

Pertemuan selanjutnya dilaksanakan pada hari Jum’at, 17 Oktober

2014 jam ke-5 hingga jam ke-6 (10:30 – 12:00) dengan jumlah siswa yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

hadir sebanyak 27 siswa. Pada langkah awal, peneliti menyapa dan

memberikan call card kepada para siswa sehingga memudahkan peneliti

untuk mengobservasi tiap siswa. Selain itu, peneliti menjelaskan tujuan

pembelajaran dan model pembelajaran yang akan digunakan. Kemudian,

siswa diminta mengerjakan pretest yang terdiri dari 5 soal selama 15

menit. Pada pertemuan ini proses pembelajaran dengan menggunakan

metode eksperimen dilaksanakan. Pokok bahasan yang dipelajari adalah

Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan. Kegiatan belajar-mengajar

dilaksanakan di ruang laboraturium Fisika karena dalam proses

pembelajaran akan dilakukan eksperimen.

Kegiatan diawali dengan membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS),

meminta siswa untuk membacanya, dan merangkaikan alat dan bahan

sesuai petunjuk eksperimen yang tertera dalam LKS. Setelah itu, siswa

diberi kesempatan bertanya jika ada hal-hal yang belum dipahami. Terlihat

bahwa para siswa antusias dan bersemangat dalam melakukan eksperimen

dengan berdiskusi, mengungkapkan pendapat, dan saling bekerja sama

merangkai alat. Bahkan ketika para siswa menemukan permasalahan,

mereka tidak segan bertanya kepada peneliti. Selama proses pembelajaran

berlangsung, peneliti berkeliling ke tiap kelompok untuk mengobservasi

siswa dan membimbing siswa ketika menemukan permasalahan atau

kesulitan melakukan eksperimen. Selain itu, peneliti dibantu oleh guru

pengampu mata pelajaran selama proses pembelajaran menggunakan

metode eksperimen. Namun karena keterbatasan waktu yang seharusnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

mencari data sebanyak 5 kali tapi ternyata hanya mendapatkan 1 atau 2

data saja.

Pertemuan terakhir dilaksanakan pada hari Senin, 20 Oktober 2014

jam ke-7 hingga jam ke-8 (12:15 – 13.45). Kegiatan pada pertemuan ini

adalah para siswa mengerjakan tes akhir (posttest) yang terdiri dari 5 soal

selama 15 menit dan mengisi kuesioner motivasi belajar akhir yang terdiri

dari 20 item selama 15 menit. Selama mengisi kuesioner, peneliti

mengingatkan kepada para siswa bahwa kuesioner tersebut tidak

mempengaruhi nilai akademik mereka.

Selama melaksanakan penelitian ini, peneliti mengalami beberapa

kendala. Kendala tersebut antara lain alat dan perlengkapan saat

bereksperimen mengalami kerusakan sehingga menghambat kegiatan

siswa, adanya keterbatasan waktu sehingga alokasi waktu kegiatan tidak

sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Namun kendala

tersebut dapat diatasi oleh peneliti dengan bantuan guru pengampu mata

pelajaran serta rekan-rekan yang ikut membantu selama proses eksperimen

berlangsung.

B. Data dan Analisis

Peneliti memperoleh data berupa hasil skor motivasi belajar siswa,

hasil skor keaktifan/keterlibatan siswa, dan hasil skor pretest dan posttest

terhadap pembelajaran Fisika pokok bahasan Hukum Kekekalan

Momentum dan Tumbukan dengan menggunakan metode eksperimen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

Data-data hasil dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Peningkatan Motivasi Belajar Siswa

Pada penelitian ini, untuk mengetahui motivasi belajar awal

siswa (sebelum diberi treatment) dan motivasi belajar akhir siswa

(setelah diberi treatment) peneliti menggunakan instrumen

angket/kuesioner. Hasil perhitungan skor motivasi awal dan motivasi

akhir siswa dapat dilihat pada tabel 4.1. berikut ini:

Tabel 4.1. Skor Motivasi Belajar Awal dan Akhir

Kode Siswa Skor Motivasi

Awal

Skor Motivasi

Akhir

Siswa 1 57 65

Siswa 2 63 64

Siswa 3 61 67

Siswa 4 65 64

Siswa 5 57 61

Siswa 6 56 67

Siswa 7 61 62

Siswa 8 65 64

Siswa 9 73 77

Siswa 10 47 49

Siswa 11 56 55

Siswa 12 56 59

Siswa 13 51 54

Siswa 14 56 58

Siswa 15 51 67

Siswa 16 50 53

Siswa 17 58 62

Siswa 18 64 64

Siswa 19 64 61

Siswa 20 58 62

Siswa 21 43 51

Siswa 22 65 65

Siswa 23 67 70

Siswa 24 67 77

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

Siswa 25 68 68

Siswa 26 60 58

Siswa 27 58 67

Kemudian untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar

siswa dalam pembelajaran Fisika pada pokok bahasan Hukum

Kekekalan Momentum dan Tumbukan menggunakan metode

eksperimen dianalisis secara kuantitatif menggunakan program SPSS

Paired-Samples T Test. Penggunaan analisis Paired-Samples T Test

dikarenakan kelompok yang diuji adalah dependen, artinya satu

kelompok yang sama dilakukan pengukuran sebanyak dua kali.

Peneliti menggunakan teknik analisis ini karena perhitungannya lebih

akurat dan lebih efisien. Oleh karena itu, analisis motivasi belajar

siswa dapat dilihat pada tabel 4.2. berikut ini:

Tabel 4.2. Analisis Paired-Samples T Test

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 awal 59.15 27 6.915 1.331

akhir 62.63 27 6.795 1.308

Paired Samples Test

Paired Differences t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 awal -

akhir -3.481 4.475 .861 -5.252 -1.711 -4.042 26 .000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

Berdasarkan analisa di atas, terlihat bahwa nilai sig. (2-tailed =

0,000) lebih kecil dari level signifikan (α = 0,05) sehingga hasilnya

adalah signifikan. Artinya bahwa pembelajaran Fisika pada pokok

bahasan Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan menggunakan

metode eksperimen terbukti meningkatkan motivasi belajar siswa kelas

XI MIA SMA Santa Maria Yogyakarta.

2. Tingkat Keterlibatan Siswa

Keterlibatan/keaktifan siswa diamati melalui lembar observasi

keterlibatan siswa yang mencakup aspek psikomotorik dan afektif.

Lembar observasi ini digunakan untuk mengamati aktivitas siswa

secara keseluruhan selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil

perhitungan skor keterlibatan siswa untuk masing-masing aspek

ditampilkan pada tabel 4.3. dan 4.4. berikut ini:

Tabel 4.3. Tingkat Keterlibatan Siswa dari Aspek Psikomotorik

Kode

Siswa Skor

Tingkat

Keterlibatan

Siswa 1 13 Sangat Terlibat

Siswa 2 13 Sangat Terlibat

Siswa 3 9 Kurang Terlibat

Siswa 4 13 Sangat Terlibat

Siswa 5 11 Terlibat

Siswa 6 10 Terlibat

Siswa 7 11 Terlibat

Siswa 8 10 Terlibat

Siswa 9 15 Sangat Terlibat

Siswa 10 8 Kurang Terlibat

Siswa 11 11 Terlibat

Siswa 12 8 Kurang Terlibat

Siswa 13 10 Terlibat

Siswa 14 13 Sangat Terlibat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

Siswa 15 12 Terlibat

Siswa 16 11 Terlibat

Siswa 17 12 Terlibat

Siswa 18 13 Sangat Terlibat

Siswa 19 10 Terlibat

Siswa 20 11 Terlibat

Siswa 21 13 Sangat Terlibat

Siswa 22 11 Terlibat

Siswa 23 8 Kurang Terlibat

Siswa 24 11 Terlibat

Siswa 25 14 Sangat Terlibat

Siswa 26 10 Terlibat

Siswa 27 9 Kurang Terlibat

Tabel 4.4. Tingkat Keterlibatan Siswa dari Aspek Afektif

Kode

Siswa Skor

Tingkat

Keterlibatan

Siswa 1 12 Terlibat

Siswa 2 11 Terlibat

Siswa 3 10 Terlibat

Siswa 4 13 Sangat Terlibat

Siswa 5 10 Terlibat

Siswa 6 11 Terlibat

Siswa 7 10 Terlibat

Siswa 8 10 Terlibat

Siswa 9 14 Sangat Terlibat

Siswa 10 9 Kurang Terlibat

Siswa 11 12 Terlibat

Siswa 12 9 Kurang Terlibat

Siswa 13 10 Terlibat

Siswa 14 10 Terlibat

Siswa 15 12 Terlibat

Siswa 16 12 Terlibat

Siswa 17 13 Sangat Terlibat

Siswa 18 13 Sangat Terlibat

Siswa 19 10 Terlibat

Siswa 20 13 Sangat Terlibat

Siswa 21 13 Sangat Terlibat

Siswa 22 11 Terlibat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

Siswa 23 11 Terlibat

Siswa 24 11 Terlibat

Siswa 25 14 Sangat Terlibat

Siswa 26 10 Terlibat

Siswa 27 11 Terlibat

Setelah mengetahui tingkat keterlibatan masing-masing siswa

selanjutnya dihitung prosentase jumlah siswa dalam tingkat

keterlibatan melalui interval. Hal ini dilakukan untuk melihat tingkat

keterlibatan yang paling banyak dialami siswa. Prosentase jumlah

siswa dalam masing-masing kriteria tingkat keterlibatan dapat dilihat

pada tabel 4.5. dan tabel 4.6. berikut ini:

Tabel 4.5. Prosentase Jumlah Siswa dari Aspek Psikomotorik

Tingkat

Keterlibatan Interval

Jumlah

Siswa

Prosentase (%)

Jumlah Siswa

Sangat Terlibat 13 – 15 8 29,6

Terlibat 10 – 12 14 51,9

Kurang Terlibat 7 – 9 5 18,5

Tidak Terlibat 5 – 6 0 0

Tabel 4.6. Prosentase Jumlah Siswa dari Aspek Afektif

Tingkat

Keterlibatan Interval

Jumlah

Siswa

Prosentase (%)

Jumlah Siswa

Sangat Terlibat 13 – 15 7 25.9

Terlibat 10 – 12 18 66.7

Kurang Terlibat 7 – 9 2 7.4

Tidak Terlibat 5 – 6 0 0

Berdasarkan hasil analisis di atas, secara keseluruhan tingkat

keterlibatan siswa dari aspek psikomotorik dalam proses pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

menggunakan metode eksperimen pada pokok bahasan Hukum

Kekekalan Momentum dan Tumbukan dikategorikan Terlibat dengan

besar prosentase adalah 51,9 %. Sedangkan tingkat keterlibatan siswa

dari aspek afektif dikategorikan Terlibat dengan besar prosentase

adalah 66,7 %.

3. Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Untuk mengetahui hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa

selama mengikuti proses belajar-mengajar menggunakan metode

eksperimen, maka diukur melalui peningkatan nilai pretest dan

posttest. Nilai akhir pretest/posttest diperoleh dengan menggunakan

persamaan sebagai berikut:

Selain itu, peneliti mencari rata-rata skor tiap aspek dengan

menggunakan persamaan sebagai berikut:

Hasil skor pretest dan posttest untuk tiap soal dapat dilihat pada

tabel 4.7. dan 4.8. berikut ini:

Tabel 4.7. Perhitungan Skor Pretest Siswa untuk Tiap Soal

Kode

Siswa

Pengetahuan Pemahaman Aplikasi Analisis Total

Skor

Nilai

Akhir 1 2 3 4 5

Siswa 1 2 2 3 4 1 12 75

Siswa 2 2 2 3 1 1 9 56

Siswa 3 1 1 1 4 1 8 50

Siswa 4 2 2 3 2 1 10 63

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

Siswa 5 2 2 3 1 1 9 56

Siswa 6 2 1 3 4 1 11 69

Siswa 7 1 2 3 2 1 9 56

Siswa 8 1 2 1 2 1 7 44

Siswa 9 2 2 3 2 5 14 88

Siswa 10 2 2 1 4 1 10 63

Siswa 11 2 2 3 4 1 12 75

Siswa 12 2 2 3 2 5 14 88

Siswa 13 1 2 1 2 1 7 44

Siswa 14 2 2 3 4 1 12 75

Siswa 15 2 2 3 2 1 10 63

Siswa 16 2 2 3 1 1 9 56

Siswa 17 2 2 3 1 1 9 56

Siswa 18 2 2 1 1 1 7 44

Siswa 19 2 2 1 2 1 8 50

Siswa 20 2 2 3 2 1 10 63

Siswa 21 2 2 3 2 1 10 63

Siswa 22 2 2 3 1 1 9 56

Siswa 23 2 2 3 2 1 10 63

Siswa 24 1 2 3 1 1 8 50

Siswa 25 2 2 3 1 1 9 56

Siswa 26 2 2 3 2 1 10 63

Siswa 27 2 2 3 2 1 10 63

Jumlah 49 52 69 58 35 263 1644

Rata-rata 1,81 1,93 2,56 2,15 1,30 9,74 60,88

Tabel 4.8. Perhitungan Skor Posttest Siswa untuk Tiap Soal

Kode

Siswa

Pengetahuan Pemahaman Aplikasi Analisis Total

Skor

Nilai

Akhir 1 2 3 4 5

Siswa 1 3 1 4 2 6 16 76

Siswa 2 1 1 4 5 6 17 81

Siswa 3 3 1 2 5 1 12 57

Siswa 4 3 1 4 5 6 19 90

Siswa 5 3 1 4 5 6 19 90

Siswa 6 3 1 4 2 6 16 76

Siswa 7 3 1 2 2 6 14 67

Siswa 8 3 1 4 2 6 16 76

Siswa 9 3 3 4 5 6 21 100

Siswa 10 2 1 2 5 1 11 52

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

Siswa 11 3 1 2 5 6 17 81

Siswa 12 3 1 4 2 1 11 52

Siswa 13 3 1 4 2 6 16 76

Siswa 14 3 1 4 5 6 19 90

Siswa 15 3 1 4 2 6 16 76

Siswa 16 3 1 4 2 6 16 76

Siswa 17 3 1 4 5 6 19 90

Siswa 18 3 4 4 2 6 19 90

Siswa 19 3 1 4 2 6 16 76

Siswa 20 3 1 4 5 6 19 90

Siswa 21 3 3 4 5 6 21 100

Siswa 22 3 1 4 5 6 19 90

Siswa 23 1 1 4 5 1 12 57

Siswa 24 3 1 2 2 6 14 67

Siswa 25 3 3 4 2 6 18 86

Siswa 26 3 1 4 2 6 16 76

Siswa 27 1 2 4 2 6 15 71

Jumlah 74 37 98 93 142 444 2114

Rata-rata 2.74 1.37 3.63 3.44 5.26 16.44 78.31

Kemudian untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa

dalam pembelajaran Fisika pada pokok bahasan Hukum Kekekalan

Momentum dan Tumbukan menggunakan metode eksperimen diukur

melalui tes hasil belajar secara kuantitatif. Hasil pretest dan posttest

dianalisis dengan menggunakan program SPSS Paired-Samples T Test

yang tertera pada tabel 4.9. berikut:

Tabel 4.9. Analisis Paired-Samples T Test

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Pretest 61.04 27 11.680 2.248

Posttest 78.11 27 13.322 2.564

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

tailed)

Lower Upper

Pair 1 Pretest -

Posttest -17.074 17.495 3.367 -23.995 -10.153 -5.071 26 .000

Berdasarkan analisa di atas, terlihat bahwa nilai sig. (2-tailed =

0,000) lebih kecil dari level signifikan (α = 0,05) sehingga hasilnya

adalah signifikan. Artinya bahwa pembelajaran Fisika pada pokok

bahasan Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan menggunakan

metode eksperimen terbukti meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI

MIA SMA Santa Maria Yogyakarta.

Selain untuk menentukan peningkatan hasil belajar siswa

berdasarkan analisis Paired-Samples T Test, peneliti juga menganalisis

peningkatan konsep belajar siswa berdasarkan prosentase kenaikan

skor rata-rata tiap aspek untuk masing-masing soal pada pretest dan

posttest. Skor rata-rata untuk pretest dan posttest diperoleh dari

persamaan berikut:

Hasil skor rata-rata tiap aspek untuk masing-masing soal pretest dan

posttest dapat dilihat pada tabel 4.10. berikut ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Tabel 4.10. Kenaikan Skor Rata-Rata Pretest dan Posttest

Nomor

Soal

Aspek yang

Diukur

Skor Rata-Rata Kenaikan

Skor (%) Pretest Posttest

1 Pengetahuan

0,907 0,914 -25%

2 0,963 0,457

3 Pemahaman 0,852 0,907 5,56%

4 Aplikasi 0,537 0,689 15,19%

5 Analisis 0,259 0,877 61,73%

Kenaikan skor diperoleh dengan menggunakan persamaan sebagai

berikut:

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui prosentase kenaikan skor

rata-rata tiap aspek untuk masing-masing soal pretest dan posttest.

Untuk soal nomor 1 dan 2 aspek yang diukur adalah aspek

pengetahuan. Secara matematis kenaikan skor berdasarkan aspek

pengetahuan adalah dapat ditentukan sebagai berikut:

Dari tabel dapat diketahui bahwa soal nomor 1 memiliki skor rata-rata

pretest 0,907 dan skor rata-rata posttest 0,914, sedangkan soal nomor 2

memiliki skor rata-rata pretest 0,963 dan skor rata-rata posttest 0,457.

Oleh karena aspek pengetahuan terdiri dari dua soal, maka untuk

menentukan kenaikan skornya yakni dengan menentukan rerata skor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

pretest dan posttest dengan menjumlahkan antara skor rata-rata pretest

pertama dan kedua, begitu juga pada skor rata-rata posttest.

Selanjutnya dicari selisih antara rerata skor posttest-pretest dan

dikalikan 100%. Berdasarkan hasil perhitungan di atas, dapat dilihat

bahwa kenaikan skornya sebesar -25%. Artinya bahwa terjadi

penurunan skor untuk aspek pengetahuan sebesar 25%. Hal ini

menunjukkan bahwa pengetahuan siswa tidak meningkat setelah

belajar dengan menggunakan metode eksperimen.

Untuk soal nomor 3 aspek yang diukur adalah aspek

pemahaman. Skor rata-rata pretest sebesar 0,852 dan skor rata-rata

posttest sebesar 0,907. Setelah dilakukan perhitungan, untuk aspek

pemahaman mengalami kenaikan skor sebesar 5,56%. Hal ini

menunjukkan bahwa pemahaman siswa tentang Hukum Kekekalan

Momentum dan Tumbukan meningkat setelah belajar menggunakan

metode eksperimen.

Untuk soal nomor 4 aspek yang diukur adalah aspek aplikasi.

Skor rata-rata pretest sebesar 0,537 dan skor rata-rata posttest sebesar

0,689. Berdasarkan selisih keduanya dan dikalikan 100%, maka

diperoleh hasil kenaikan skor sebesar 15,19%. Hal ini menunjukkan

bahwa aplikasi tentang Hukum Kekekalan Momentum siswa

meningkat setelah belajar dengan menggunakan metode eksperimen.

Untuk soal nomor 5 aspek yang diukur adalah aspek analisis.

Skor rata-rata pretest sebesar 0,259 dan skor rata-rata posttest sebesar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

0,877. Berdasarkan perhitungan, diperoleh kenaikan skor sebesar

61,73%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa menganalisis

meningkat setelah belajar dengan menggunakan metode eksperimen.

Berdasarkan analisis pada tabel di atas dapat ditarik kesimpulan

bahwa model pembelajaran eksperimen pada pokok bahasan Hukum

Kekekalan Momentum dan Tumbukan kelas XI MIA SMA Santa

Maria Yogyakarta dapat meningkatkan konsep belajar siswa baik dari

aspek pemahaman, aspek aplikasi, dan aspek analisis.

C. Pembahasan

1. Peningkatan Motivasi Belajar

Pada penelitian ini, data motivasi belajar awal (sebelum

diberikan treatment) dan motivasi belajar akhir (setelah diberi

treatment) diperoleh melalui kuesioner yang diberikan kepada para

siswa kelas XI MIA. Berdasarkan kuesioner tersebut, diperoleh skor

motivasi belajar awal dan skor motivasi belajar akhir tiap siswa seperti

pada grafik 4.1. berikut ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

Gambar 4.1. Grafik Motivasi Belajar Awal dan Akhir

Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa sebagian

besar siswa mengalami peningkatan motivasi belajar setelah diberikan

treatment menggunakan metode eksperimen.

Sebagai contoh siswa 15 menjawab “Tidak Pernah” untuk

pernyataan kuesioner awal nomor 3 yang menyebutkan bahwa mata

pelajaran Fisika menarik perhatiannya. Kemudian untuk kuesioner

akhir nomor 15 yang menyebutkan pembelajaran menggunakan

metode eksperimen menggugah semangat belajar, siswa tersebut

menjawab “Sering”. Selain itu, berdasarkan hasil observasi siswa 15

tergolong siswa yang aktif dengan kategori Terlibat selama proses

pembelajaran berlangsung sehingga hasil akhir yang diperoleh melalui

tes (posttest) pun meningkat dibandingkan pretest dan mencapai

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal ini menunjukkan bahwa

terjadi peningkatan motivasi dalam diri siswa 15 setelah diberikan

treatment menggunakan metode pembelajaran eksperimen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

Berdasarkan perhitungan dengan analisis Paired-Samples T

Test untuk mengetahui apakah jika siswa belajar menggunakan metode

eksperimen sungguh meningkatkan motivasi belajar para siswa

diperoleh nilai sig. (2-tailed = 0,000) lebih kecil dari level signifikan (α

= 0,05) sehingga hasilnya adalah signifikan. Artinya bahwa

pembelajaran Fisika pada pokok bahasan Hukum Kekekalan

Momentum dan Tumbukan menggunakan metode eksperimen terbukti

meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI MIA SMA Santa Maria

Yogyakarta.

2. Tingkat Keterlibatan

Pada penelitian ini, data keterlibatan siswa selama

pembelajaran berlangsung menggunakan metode eksperimen

digunakan lembar observasi. Berdasarkan lembar observasi tersebut

diperoleh skor keterlibatan siswa yang mencakup aspek psikomotorik

dan aspek afektif yang tertera pada tabel 4.3. dan 4.4. Setelah

mengetahui tingkat keterlibatan masing-masing siswa selanjutnya

dihitung prosentase jumlah siswa dalam tingkat keterlibatan melalui

interval. Hal ini dilakukan untuk melihat tingkat keterlibatan yang

paling banyak dialami siswa. Berdasarkan hasil prosentase tersebut,

secara keseluruhan prosentase keterlibatan seluruh siswa dari aspek

psikomotorik seperti memegang alat, memasang alat, melakukan

pengamatan, menulis hasil, dan mengolah data adalah sebesar 51,9 %

yang berarti siswa tergolong terlibat. Di samping itu, prosentase

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

keterlibatan seluruh siswa dari aspek afektif seperti partisipasi, kerja

sama, kerapian, aktivitas diskusi, dan keseriusan adalah sebesar 66,7 %

yang berarti siswa tergolong terlibat.

3. Peningkatan Hasil Belajar

Pada penelitian ini, untuk meningkatkan hasil belajar siswa

diperoleh data berdasarkan hasil pretest dan posttest. Hasil pretest dan

posttest berupa nilai akhir seperti pada tabel 4.11. berikut ini:

Tabel 4.11. Nilai Pretest dan Posttest

Kode

Siswa

Nilai

Pretest

Nilai

Posttest

Siswa 1 75 76

Siswa 2 56 81

Siswa 3 50 57

Siswa 4 63 90

Siswa 5 56 90

Siswa 6 69 76

Siswa 7 56 67

Siswa 8 44 76

Siswa 9 88 100

Siswa 10 63 52

Siswa 11 75 81

Siswa 12 88 52

Siswa 13 44 76

Siswa 14 75 90

Siswa 15 63 76

Siswa 16 56 76

Siswa 17 56 90

Siswa 18 44 90

Siswa 19 50 76

Siswa 20 63 90

Siswa 21 63 100

Siswa 22 56 90

Siswa 23 63 57

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

Siswa 24 50 67

Siswa 25 56 86

Siswa 26 63 76

Siswa 27 63 71

Gambar 4.2. Grafik Skor Pretest dan Posttest

Berdasarkan tabel maupun grafik di atas dapat diketahui bahwa

hampir semua siswa kelas XI MIA mengalami peningkatan hasil

belajar setelah diberikan treatment menggunakan metode eksperimen.

Hal ini ditunjukkan dari nilai akhir posttest yang jauh lebih tinggi

dibandingkan nilai akhir pretest.

Berdasarkan perhitungan dengan analisis Paired-Samples T

Test untuk mengetahui apakah jika siswa belajar menggunakan metode

eksperimen sungguh meningkatkan hasil belajar para siswa diperoleh

nilai sig. (2-tailed = 0,000) lebih kecil dari level signifikan (α = 0,05)

sehingga hasilnya adalah signifikan. Artinya bahwa pembelajaran

Fisika pada pokok bahasan Hukum Kekekalan Momentum dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

Tumbukan menggunakan metode eksperimen terbukti meningkatkan

hasil belajar siswa kelas XI MIA SMA Santa Maria Yogyakarta.

Selain berdasarkan perhitungan dengan menggunakan analisis

Paired-Samples T Test untuk mengetahui peningkatan hasil belajar

siswa, peneliti juga menganalisis jawaban siswa berdasarkan tiap

aspeknya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah metode yang

digunakan juga meningkatkan konsep belajar siswa terhadap pokok

bahasan Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan. Analisis

jawaban siswa dari pretest dan posttest tertera pada tabel 4.12. berikut

ini:

Tabel 4.12. Analisis Jawaban Siswa

No.

Soal

Konsep Belajar Awal

(Pretest)

Konsep Belajar Akhir

(Posttest) Keterangan

1 Untuk soal pertama,

hampir sebagian besar

siswa menjawab bahwa

tumbukan adalah

peristiwa bertemunya

dua benda atau lebih

yang saling bertabrakan

pada suatu bidang.

Pada posttest, sebagian

besar siswa menjawab

pengertian tumbukan

sebagai bertemunya dua

benda yang memiliki

kecepatan dengan arah

yang berlawanan dalam

selang waktu tertentu.

Berdasarkan kedua jawaban

tersebut, terlihat bahwa pada

posttest siswa mampu

menyebutkan besaran lain yang

terkait dengan materi dan

mendeskripsikan pengertian

tumbukan secara jauh lebih baik.

2 Untuk soal kedua,

sebagian besar siswa

mampu menjelaskan

tumbukan lenting

sempurna sebagai

tumbukan antara

partikel-partikel gas

dengan dinding

wadahnya.

Pada posttest, jawaban

yang paling banyak

diberikan siswa adalah

tumbukan lenting

sempurna karena jumlah

momentum sebelum dan

sesudah tumbukan adalah

sama.

Dengan membandingkan kedua

jawaban tersebut, terlihat bahwa

siswa memiliki konsep yang

keliru karena jenis tumbukan

berdasarkan percobaan

merupakan tumbukan tidak

lenting sama sekali. Hal ini di

karenakan siswa masih terkonsep

dengan jawaban pada pretest.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

3 Untuk soal ketiga,

sebagian besar siswa

menjawab bahwa

Hukum Kekekalan

Momentum dapat

berlaku jika jumlah

momentum sebelum dan

sesudah tumbukan

adalah sama.

Pada posttest, sebagian

besar siswa pun mampu

membuktikan

berdasarkan percobaan

bahwa Hukum

Kekekalan Momentum

berlaku karena jumlah

momentum sebelum dan

sesudah tumbukan adalah

sama. Sebagai tambahan

ada beberapa siswa yang

menjawab Hukum

Kekekalan Momentum

dapat berlaku karena

kereta bergerak pada

bidang yang halus,

artinya tidak ada gaya

luar seperti gaya gesek

yang mempengaruhi

gerakan kereta.

Dari jawaban yang diberikan

kepada siswa, terlihat bahwa

adanya peningkatan pemahaman

konsep belajar siswa terhadap

materi pembelajaran karena

mampu menjelaskan lebih rinci

faktor penting berlakunya Hukum

Kekekalan Momentum.

4 Untuk soal keempat,

jawaban siswa cukup

bervariasi. Ada yang

menjawab contoh

konkrit gejala atau

peristiwa yang berkaitan

dengan Hukum

Kekekalan Momentum

seperti tabrakan antara

kedua mobil dan

tumbukan antara dua

buah bilyar yang

bergerak pada

permukaan kasar.

Pada posttest, jawaban

siswa pun cukup

bervariasi. Ada beberapa

siswa yang menjawab

prinsip kerja roket dan

peluru yang ditembakkan

dengan senapan. Ada

siswa yang mampu

menjelaskan tentang

balon yang ditiup bahwa

gerakan balon

berlawanan arah dengan

arah udara yang keluar

dari balon.

Berdasarkan jawaban siswa,

terlihat bahwa pada pretest

sebagian besar siswa hanya

mampu menyebutkan contoh

tanpa memberi penjelasan.

Bahkan ada beberapa siswa yang

memberikan contoh yang keliru.

Sedangkan pada posttest,

sebagian besar siswa mampu

menyebutkan dan menjelaskan

contoh konkrit secara lebih

terperinci.

5 Untuk soal kelima,

sebagian besar siswa

menjawab yakni Hukum

Kekekalan Momentum

tetap berlaku jika dua

Pada posttest, sebagian

besar siswa menjawab

bahwa Hukum

Kekekalan Momentum

tidak berlaku jika kereta

Dari jawaban yang diberikan,

terlihat bahwa siswa mengalami

peningkatan konsep belajar

karena mampu menganalisis

secara tepat terhadap pokok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

buah bilyar bergerak

pada bidang atau

permukaan yang kasar.

Alasannya pun

bervariasi seperti karena

terjadi tumbukan lenting

sempurna, karena ada

gaya, dan karena jumlah

momentumnya tetap.

diluncurkan pada bidang

atau permukaan yang

kasar karena adanya gaya

luar yaitu berupa gaya

gesek yang dapat

mempengaruhi gerak

kereta.

bahasan Hukum Kekekalan

Momentum dan Tumbukan

Berdasarkan analisis jawaban siswa di atas, dapat disimpulkan

bahwa pengetahuan siswa tidak meningkat setelah belajar

menggunakan metode eksperimen. Faktor yang mempengaruhi hal

tersebut adalah siswa masih terkonsep dengan jawaban pada pretest

dan siswa tidak siap dalam menjawab posttest yang diberikan karena

pemberian posttest dilaksanakan bukan segera setelah diberikannya

treatment, akan tetapi bersamaan dengan adanya ulangan harian. Akan

tetapi konsep belajar siswa dari aspek pemahaman, aplikasi, dan

analisis siswa kelas XI MIA SMA Santa Maria Yogyakarta meningkat

setelah diberi treatment.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan data dan hasil analisis, pembelajaran Fisika untuk

pokok bahasan Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan dengan

menggunakan metode eksperimen dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pembelajaran Fisika pada pokok bahasan Hukum Kekekalan

Momentum dan Tumbukan dengan menggunakan metode eksperimen

dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Berdasarkan perhitungan

dengan analisis Paired-Samples T Test diperoleh nilai sig. (2-tailed =

0,000) lebih kecil dari level signifikan (α = 0,05) sehingga hasilnya

adalah signifikan. Hal ini berarti terjadi peningkatan motivasi belajar

siswa kelas XI MIA SMA Santa Maria Yogyakarta setelah diberi

treatment.

2. Pembelajaran Fisika pada pokok bahasan Hukum Kekekalan

Momentum dan Tumbukan dengan menggunakan metode eksperimen

dapat melibatkan siswa dalam proses kegiatan belajar. Secara

keseluruhan prosentase keterlibatan seluruh siswa dari aspek

psikomotorik seperti memegang alat, memasang alat, melakukan

pengamatan, menulis hasil, dan mengolah data adalah sebesar 51,9 %

yang berarti siswa tergolong terlibat. Di samping itu, prosentase

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

keterlibatan seluruh siswa dari aspek afektif seperti partisipasi, kerja

sama, kerapian, aktivitas diskusi, dan keseriusan adalah sebesar 66,7 %

yang berarti siswa tergolong terlibat.

3. Pembelajaran Fisika pada pokok bahasan Hukum Kekekalan

Momentum dan Tumbukan dengan menggunakan metode eksperimen

meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan perhitungan dengan

analisis Paired-Samples T Test diperoleh nilai sig. (2-tailed = 0,000)

lebih kecil dari level signifikan (α = 0,05) sehingga hasilnya adalah

signifikan. Hal ini berarti bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa

dalam hal ini antara nilai pretest dan posttest. Sedangkan berdasarkan

analisis jawaban, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan siswa tidak

meningkat setelah belajar menggunakan metode eksperimen. Hal ini

dikarenakan adanya ketidaksiapan siswa dalam menjawab posttest.

Akan tetapi konsep belajar siswa dari aspek pemahaman, aplikasi, dan

analisis siswa meningkat setelah diberi treatment.

B. Keterbatasan Penelitian

Kegiatan penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan.

Keterbatasan penelitian ini antara lain:

1. Keterbatasan waktu

Pada penelitian ini, alokasi waktu kegiatan tidak sesuai dengan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Hal ini dikarenakan ada

beberapa kendala saat kegiatan eksperimen berlangsung seperti, alat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

yang digunakan mengalami kemacetan sehingga menyita waktu

kegiatan eksperimen. Selain itu, kegiatan pembelajaran yang

seharusnya 90 menit menjadi 80 menit dikarenakan adanya kegiatan

lain (pemilihan Ketua Osis) menyebabkan data yang seharusnya dicari

adalah 5, akan tetapi yang diperoleh siswa berkisar 1 dan 2 data saja.

2. Keterbatasan alat

Pada penelitian ini, alat dan bahan eksperimen yang digunakan

berasal dari laboraturium sekolah. Saat kegiatan pembelajaran

berlangsung, ada beberapa alat yang tidak berfungsi padahal

sebelumnya peneliti sudah menguji kelayakan alat dan semuanya

masih berfungsi. Hal ini menyebabkan kegiatan pembelajaran menjadi

sedikit terhambat.

3. Keterbatasan kelas

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa putri berjumlah 27

orang dalam satu kelas sehingga tidak memiliki kelas kontrol sebagai

pembanding.

4. Keterbatasan catatan/rekaman

Keterbatasan ini berkaitan dengan tidak adanya bukti rekaman

ataupun gambar selama proses pembelajaran berlangsung sehingga

penilaian keterlibatan/keaktifan siswa menjadi kurang objektif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

C. Saran

1. Bagi guru

a. Metode ini baik digunakan karena dapat meningkatkan motivasi,

keterlibatan, dan hasil belajar siswa.

b. Metode pembelajaran eksperimen ini baik digunakan sebagai

metode alternatif untuk pokok bahasan yang lain.

c. Bagi guru yang menggunakan metode eksperimen dalam

pembelajaran fisika, sebaiknya menambah satu langkah penting

yaitu waktu bagi siswa untuk mempresentasikan proses dan hasil

eksperimen mereka. Hal ini dapat membelajarkan siswa untuk

berani mengungkapkan pendapat, bertanggung jawab terhadap apa

yang dikerjakan, dan mengetahui seberapa paham konsep siswa

terhadap materi.

2. Bagi sekolah

Berdasarkan penelitian ini, siswa terlihat antusias dan

bersemangat saat kegiatan pembelajaran menggunakan metode

eksperimen berlangsung. Rasa keingintahuan para siswa pun cukup

besar dengan tanpa ragu bertanya kepada peneliti tentang alat-alat yang

digunakan dalam kegiatan eksperimen. Peranan sarana dan prasarana

yang memadai menjadi kunci suksesnya kegiatan pembelajaran. Oleh

karena itu, peralatan untuk kegiatan eksperimen sebaiknya

diperbanyak pengadaannnya sehingga memungkinkan pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

menggunakan metode eksperimen pada pokok bahasan lain dapat

terwujud.

3. Bagi peneliti berikutnya

a. Bagi peneliti berikutnya yang akan menggunakan metode

pembelajaran ini agar lebih memperhitungkan lagi mengenai

kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga

tujuan pembelajaran dapat tercapai.

b. Guna menghasilkan data yang lebih baik, bagi peneliti berikutnya

dapat menambahkan kelas kontrol sebagai pembanding.

c. Guna meningkatkan kualitas pembelajaran pada penelitian

berikutnya dapat pula diteliti tentang pengaruh berbagai metode

pembelajaran untuk meningkatkan motivasi, keterlibatan, dan

konsep siswa. Selain itu, dapat diteliti juga pada pokok bahasan

yang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

DAFTAR PUSTAKA

Daryanto dan Muljo. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Gava

Media

Departemen Pendidikan Nasional. 2011. Fungsi dan Tujuan Mata Pelajaran.

Diunduh pada 15 April 2014 dalam <http://id.shvoong.com/social-

sciences/education/2121398-fungsi-dan-tujuan-mata-pelajaran/>

Didi Supriadi dan Deni Darmawan. 2012. Komunikasi Pembelajaran. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya

Foster, Bob. 2011. Fisika Terpadu. Jakarta: Erlangga

Kanginan, Marthen. 2010. Physics for Senior High School. Jakarta: Erlangga

Purwoko & Fendi, 2010. Physics 2. Jakarta: Yudhistira

Roestiyah. 1998. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Sardiman. 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: CV Rajawali

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

Suparno, Paul. 2006. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik &

Menyenangkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma

__________________. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Fisika. Yogyakarta:

Universitas Sanata Dharma

__________________. 2010. Pengantar Statistika. Yogyakarta: Universitas

Sanata Dharma

Uno, B. Hamzah. 2007. Teori Motivasi dan Pengukuran Analisis di Bidang

Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

1. Identitas Mata Pelajaran

Nama Sekolah : SMA Santa Maria Yogyakarta

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/Program : XI MIA

Semester : I (Gasal)

Alokasi Waktu : 4 x 45’

2. Kompetensi Inti

a. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

b. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,

peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif

dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

c. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan

minatnya untuk memecahkan masalah.

d. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di

sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai

kaidah keilmuan.

3. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar Indikator

1.1 Menyadari kebesaran Tuhan

yang menciptakan dan mengatur

alam jagad raya melalui

pengamatan fenomena alam

fisis dan pengukurannya.

2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah

(memiliki rasa ingin tahu;

objektif; jujur; teliti; cermat;

tekun; hati-hati; bertanggung

jawab; terbuka; kritis; kreatif;

inovatif dan peduli lingkungan)

dalam aktivitas sehari-hari

sebagai wujud implementasi

sikap dalam melakukan

percobaan, melaporkan, dan

berdiskusi.

1. Menunjukan sikap jujur dalam

menyajikan data.

2. Lebih teliti dalam melakukan

eksperimen dan dalam

pengukuran.

3. Menjalin relasi dengan orang

lain dan memiliki rasa tanggung

jawab bersama dalam suatu

kelompok.

3.5 Mendeskripsikan momentum

dan impuls, hukum kekekalan

1. Siswa mampu mendefinisikan

pengertian tumbukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

momentum, serta penerapannya

dalam kehidupan sehari-hari.

2. Siswa mampu menjelaskan jenis-

jenis tumbukan.

3. Siswa mampu menjelaskan

Hukum Kekekalan Momentum.

4. Siswa mampu mengaplikasikan

Hukum Kekekalan Momentum

dalam keseharian.

5. Siswa mampu menganalisis suatu

permasalahan yang berkaitan

dengan Hukum Kekekalan

Momentum.

4.5 Memodifikasi roket sederhana

dengan menerapkan hukum

kekekalan momentum.

4. Tujuan Pembelajaran

a. Siswa mampu mendefinisikan pengertian tumbukan dan Hukum

Kekekalan Momentum berdasarkan kegiatan eksperimen.

b. Siswa dapat menjelaskan penerapan konsep tumbukan maupun Hukum

Kekekalan Momentum dalam keseharian melalui kegiatan eksperimen.

5. Materi Pembelajaran

5. Momentum

Momentum adalah ukuran kesukaran untuk memberhentikan

gerak suatu benda. Artinya bahwa apabila dua benda yang bergerak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

dengan kecepatan sama akan lebih sukar untuk memberhentikan benda

yang bermassa lebih besar dibandingkan benda yang bermassa lebih

kecil. Sebaliknya apabila dua benda dengan massa yang sama akan

lebih sukar untuk memberhentikan benda yang bergerak dengan

kecepatan tinggi dibandingkan benda yang bergerak dengan kecepatan

rendah. Dari definisi inilah, maka momentum dirumuskan sebagai

hasil kali massa dan kecepatan.

Momentum merupakan besaran vektor yang mana arah momentum

searah dengan arah kecepatan. Untuk satu dimensi, arah momentum

cukup ditampilkan dengan tanda positif atau negatif.

6. Impuls

Impuls didefinisikan sebagai hasil kali antara gaya yang

bekerja F dengan selang waktu ∆t saat gaya tersebut bekerja pada

benda.

Dari persamaan di atas tampak bahwa impuls sama dengan perubahan

momentum benda.

7. Hukum Kekekalan Momentum

Hukum kekekalan momentum menyatakan bahwa jumlah

momentum sebelum tumbukan sama dengan jumlah momentum setelah

tumbukan. Misalkan dua buah bola dengan massa m1 dan m2 yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

bergerak berlawanan arah dalam satu garis lurus dengan kecepatan

berturut-turut v1 dan v2. Setelah keduanya bertumbukan, masing-

masing kecepatannya berubah menjadi v12 dan v2

2.

Jumlah momentum kedua bola sebelum tumbukan adalah

Jumlah momentum kedua bola setelah tumbukan adalah

Berdasarkan hukum kekekalan momentum p = p’, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

Hukum kekekalan momentum hanya berlaku jika jumlah gaya luar

pada benda-benda yang bertumbukan sama dengan nol.

8. Tumbukan

c. Tumbukan Lenting Sempurna

Terjadinya tumbukan lenting sempurna jika pada peristiwa

tumbukan itu energi kinetik sistem dan jumlah momentum adalah

tetap (berlaku hukum kekekalan energi kinetik dan hukum

kekekalan momentum).

Hukum Kekekalan Momentum

……..(*)

Hukum Kekekalan Energi Kinetik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

………(**)

Jika persamaan (*) kita bagi dengan persamaan (**), maka akan

diperoleh:

d. Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali

Terjadinya tumbukan tidak lenting jika pada peristiwa

tumbukan itu terjadi tumbukan pengurangan energi kinetik sistem

(tidak berlaku hukum kekekalan energi kinetik). Disebut tidak

lenting sama sekali jika sesaat sesudah tumbukan kedua benda

saling menempel dan bergerak bersama dengan kecepatan yang

sama.

6. Metode Pembelajaran

Ceramah, Eksperimen, Diskusi Interaktif, dan Tanya Jawab

7. Kegiatan Pembelajaran

a. Pertemuan pertama ( 2 x 45’ )

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

No Kegiatan Belajar Waktu

(menit)

1. Pendahuluan

Salam pembuka/doa, memperkenalkan diri, menanyakan

kabar, dan mengabsen kehadiran siswa

Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran

Menyampaikan kompetensi dasar, indikator, dan tujuan

yang akan dicapai pada pertemuan ini

10

2. Kegiatan inti

Eksplorasi

Guru memberikan kuisoner motivasi belajar awal

siswa

Elaborasi

Guru memberikan pretest kepada siswa

Guru memberikan gambaran umum tentang materi

yang akan dipelajari

Konfirmasi

Guru memberi kesempatan bagi siswa jika ada yang

ingin bertanya

70

3. Penutup

Guru menyampaikan materi pada pertemuan berikutnya

Salam penutup/Doa

10

b. Pertemuan kedua ( 2 x 45’ )

No Kegiatan Belajar Waktu

(menit)

1. Pendahuluan

Salam pembuka/doa, menanyakan kabar, dan mengabsen 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

kehadiran siswa

Menyampaikan indikator dan tujuan yang akan dicapai

pada pertemuan ini

Guru membagikan call card kepada siswa sebagai

identitas dan memudahkan guru untuk melakukan

penilaian psikomotorik dan afektif

Guru membagikan petunjuk praktikum dan Lembar Kerja

Siswa (LKS) kepada siswa

2. Kegiatan inti

Eksplorasi

Sebelum memulai kegiatan, guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk membaca petunjuk

percobaan dengan teliti.

Setelah itu, siswa diminta merangkaikan alat dan

bahan sesuai skema percobaan yang telah tertera

dalam LKS.

Elaborasi

Siswa mengamati jalannya percobaan.

Siswa mencatat hal-hal yang terjadi selama percobaan

berlangsung.

Siswa mencatat data yang diperlukan.

Siswa mendiskusikan dalam kelompok untuk

mengambil kesimpulan dari data yang diperoleh.

Selama pembelajaran berlangsung, guru berkeliling

untuk melihat percobaan yang mereka lakukan. Guru

segera mengarahkan siswa jika terjadi kesalahan

dalam proses percobaan.

Guru memberi kesempatan bagi siswa yang ingin

bertanya.

Selama berkegiatan, guru mengobservasi siswa.

60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

Konfirmasi

Siswa diminta menceritakan secara singkat proses

percobaan yang telah mereka lakukan.

3. Penutup

Guru memberikan posttest kepada siswa.

Guru memberikan kuisoner motivasi belajar akhir siswa.

Salam penutup/Doa.

20

8. Penilaian

a. Penilaian dari aspek kognitif

Dari aspek kognitif berupa tes tertulis meliputi pretest dan posttest

sebagai berikut:

Aspek yang

Diukur

Indikator Hasil

Belajar Pretest Posttest

Pengetahuan Siswa mampu

mendefinisikan

pengertian

tumbukan.

Apa itu tumbukan? Ketika kereta A diberi

gaya, maka kereta A

bergerak dan menumbuk

kereta B. Menurut Anda,

apa itu tumbukan?

Pengetahuan Siswa mampu

menjelaskan jenis-

jenis tumbukan.

Jelaskan tentang

tumbukan lenting

sempurna!

Termasuk tumbukan jenis

apakah percobaan yang

telah dilakukan? Jelaskan!

Pemahaman Siswa mampu

menjelaskan

Hukum Kekekalan

Momentum.

Bagiamana Hukum

Kekekalan Momentum

dapat berlaku?

Apakah pada percobaan ini

berlaku Hukum Kekekalan

Momentum? Jelaskan!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

Aplikasi Siswa mampu

mengaplikasikan

Hukum Kekekalan

Momentum dalam

keseharian.

Sebut dan jelaskan

contoh konkrit gejala

atau peristiwa yang

berkaitan dengan

Hukum Kekekalan

Momentum!

Selain percobaan yang

telah dilakukan, sebut dan

jelaskan peristiwa yang

berkaitan dengan Hukum

Kekekalan Momentum!

Analisis Siswa mampu

menganalisis suatu

permasalahan yang

berkaitan dengan

Hukum Kekekalan

Momentum.

Jika ada dua bola bilyar

yang bergerak pada

bidang atau permukaan

kasar saling

bertumbukan, apakah

Hukum Kekekalan

Momentum tetap

berlaku? Jelaskan!

Pada percobaan, kita

menggunakan bidang

luncur kereta yang licin.

Jika kita menggunakan

bidang yang kasar, apakah

Hukum Kekekalan

Momentum tetap berlaku?

Jelaskan!

Adapun pedoman penskoran berdasarkan pretest dan posttest di atas

adalah sebagai berikut:

Aspek yang

Diukur Pretest Skor Posttest Skor

Pengetahuan Tumbukan adalah peristiwa

bertemunya dua benda atau lebih

dan menimbulkan kontak fisik.

Pengertian lain dari tumbukan

yakni sekumpulan benda

(minimal dua) yang saling

berinteraksi.

2 Tumbukan adalah peristiwa

bertemunya dua benda atau

lebih dan menimbulkan kontak

fisik. Pengertian lain dari

tumbukan yakni sekumpulan

benda (minimal dua) yang

saling berinteraksi.

3

Pengetahuan Tumbukan lenting sempurna,

yakni tumbukan yang terjadi jika

energi kinetik sistem dan jumlah

2 Dalam percobaan yang telah

dilakukan, jenis tumbukannya

adalah tumbukan tidak lenting

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

momentum adalah tetap (berlaku

hukum kekekalan energi kinetik

dan hukum kekekalan

momentum).

sama sekali karena kedua

kereta sesaat setelah

bertumbukan saling menempel

dan bergerak bersama dengan

kecepatan yang sama.

Pemahaman Hukum Kekekalan Momentum

dapat berlaku apabila jumlah

momentum sebelum dan sesudah

tumbukan adalah sama, asalkan

tidak ada gaya luar yang bekerja

pada sistem.

3 Pada percobaan ini, berlaku

Hukum Kekekalan Momentum

karena jumlah momentum

sebelum dan sesudah

tumbukan adalah sama.

4

Aplikasi Contoh konkrit gejala atau

peristiwa yang berkaitan dengan

Hukum Kekekalan Momentum

yakni pada peluncuran roket.

Semburan gas panas roket keluar

dalam arah yang berlawanan

dengan arah gerak roket.

Momentum roket mengimbangi

momentum gas panas yang

keluar dari roket dalam arah

yang berlawanan tersebut.

4 Contoh konkrit gejala atau

peristiwa yang berkaitan

dengan Hukum Kekekalan

Momentum yakni pada

peluncuran roket. Semburan

gas panas roket keluar dalam

arah yang berlawanan dengan

arah gerak roket. Momentum

roket mengimbangi

momentum gas panas yang

keluar dari roket dalam arah

yang berlawanan tersebut.

5

Analisis Jika dua bola bilyar bergerak

pada bidang atau permukaan

kasar dan saling bertumbukan,

maka Hukum Kekekalan

Momentum tidak berlaku. Hal

ini dikarenakan permukaan yang

kasar memberikan gaya luar

5 Jika pada percobaan kita

menggunakan papan luncur

yang kasar, maka Hukum

Kekekalan Momentum tidak

berlaku. Hal ini dikarenakan

permukaan yang kasar

memberikan gaya luar berupa

6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

berupa gaya gesek yang cukup

besar pada setiap bola.

gaya gesek yang cukup besar

pada setiap kereta.

Total Skor 16 21

b. Penilaian dari aspek psikomotorik

Penilaian dari aspek ini berupa lembar observasi sebagai berikut:

Kode

Siswa

Aspek yang Diukur Jumlah

Skor Memegang

Alat

Memasang

Alat

Melakukan

Pengamatan

Menulis

Hasil

Mengolah

Data

Siswa 1

Siswa 2

Siswa 3

dst.

c. Penilaian dari aspek afektif

Penilaian dari aspek ini berupa lembar observasi sebagai berikut:

Kode

Siswa

Aspek yang Diukur Jumlah

Skor Partisipasi Kerja

Sama Kerapian

Aktivitas

Diskusi Keseriusan

Siswa 1

Siswa 2

Siswa 3

dst.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

Penskoran untuk lembar observasi dari aspek psikomotorik dan

afektif memenuhi kriteria sebagai berikut:

Skor maksimum : 3

Skor minimum : 1

Dengan kriteria : 3 = kegiatan baik sekali atau intensitas tinggi

2 = kegiatan cukup atau intensitas sedang

1 = kegiatan kurang atau intensitas rendah

9. Sumber Belajar

Foster, Bob. 2011. Fisika Terpadu. Jakarta: Erlangga

Kanginan, Marthen. 2010. Physics for Senior High School. Jakarta:

Erlangga

Purwoko & Fendi, 2010. Physics 2. Jakarta: Yudhistira

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

LEMBAR KERJA SISWA

Nama :

No. :

A. Petunjuk Umum

Untuk memahami materi yang akan dipelajari, maka akan

dilaksanakan berbagai kegiatan antara lain: melakukan percobaan,

mengumpulkan data, menganalisis data, dan menjawab pertanyaan-

pertanyaan secara bertahap.

B. Ringkasan Materi

1. Momentum

Momentum dirumuskan sebagai hasil kali massa dan

kecepatan.

Momentum merupakan besaran vektor yang mana arah momentum

searah dengan arah kecepatan.

2. Impuls

Impuls didefinisikan sebagai hasil kali antara gaya yang

bekerja F dengan selang waktu ∆t saat gaya tersebut bekerja pada

benda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

Dari persamaan di atas tampak bahwa impuls sama dengan perubahan

momentum benda.

3. Hukum Kekekalan Momentum

Hukum kekekalan momentum menyatakan bahwa jumlah

momentum sebelum tumbukan sama dengan jumlah momentum setelah

tumbukan. Misalkan dua buah bola dengan massa m1 dan m2 yang

bergerak berlawanan arah dalam satu garis lurus dengan kecepatan

berturut-turut v1 dan v2. Setelah keduanya bertumbukan, masing-

masing kecepatannya berubah menjadi v12 dan v2

2.

Jumlah momentum kedua bola sebelum tumbukan adalah

Jumlah momentum kedua bola setelah tumbukan adalah

Berdasarkan hukum kekekalan momentum p = p’, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

Hukum kekekalan momentum hanya berlaku jika jumlah gaya luar

pada benda-benda yang bertumbukan sama dengan nol.

4. Tumbukan

a. Tumbukan Lenting Sempurna

Terjadinya tumbukan lenting sempurna jika pada peristiwa

tumbukan itu energi kinetik sistem dan jumlah momentum adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

tetap (berlaku hukum kekekalan energi kinetik dan hukum

kekekalan momentum).

Hukum Kekekalan Momentum

Hukum Kekekalan Energi Kinetik

Untuk kemudian kedua persamaan di atas digabung sehingga

diperoleh persamaan sebagai berikut:

b. Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali

Terjadinya tumbukan tidak lenting jika pada peristiwa

tumbukan itu terjadi pengurangan energi kinetik sistem (tidak

berlaku hukum kekekalan energi kinetik). Disebut tidak lenting

sama sekali jika sesaat sesudah tumbukan kedua benda saling

menempel dan bergerak bersama dengan kecepatan yang sama.

c. Tumbukan Lenting Sebagian

Terjadinya tumbukan lenting sebagian jika energi kinetik total

sebelum tumbukan lebih besar daripada energi kinetik total setelah

tumbukan. Untuk tumbukan lenting sebagian melibatkan besaran

koefisien restitusi (e). Koefisien restitusi didefinisikan sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

harga negatif dari perbandingan antara besar kecepatan relatif

kedua benda setelah tumbukan dan sebelum tumbukan.

C. Kegiatan Belajar

Topik : Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan

Tujuan : Merumuskan persamaan Hukum Kekekalan Momentum

: Menyelidiki terjadinya tumbukan

Alat dan Bahan :

Kereta (2)

Ticker Timer

Bidang/papan luncur

Mistar

Neraca Ohaus

Plastisin

Langkah Kerja :

1. Ukur massa kereta A dan kereta B dan letakkan pada papan luncur

2. Susun alat dan bahan seperti pada gambar di bawah ini:

3. Nyalakan ticker timer dengan frekuensi 50 Hz ketika kereta A akan

mulai bergerak dan menumbuk kereta B sehingga akan diperoleh

kelompok titik-titik yang berbeda pada pita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

4. Catat jarak 10 ketikan pada pita sebelum tumbukan (x1) dan setelah

tumbukan (x2)

Waktu tempuh kereta :

5. Hitung besar kecepatan kereta sebelum tumbukan (v1) dan setelah

tumbukan (v2)

6. Catat hasil yang diperoleh ke dalam tabel di bawah ini:

m1 = …….. kg

m2 = …….. kg

No. x1

(m)

x2

(m)

v1

(m/s)

v2

(m/s)

m1v1

(kg.m/s)

(m1+m2)v2

(kg.m/s)

1

2

3

4

5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, jawablah pertanyaan berikut:

1. Apakah nilai m1v1 sama dengan nilai (m1 + m2)v2? Berilah alasan bila

terjadi perbedaan nilai antara keduanya!

Jawab:…………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

2. Apakah kondisi ideal agar kita mampu mengamati berlakunya Hukum

Kekekalan Momentum dalam suatu peristiwa tumbukan?

Jawab:…………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

No. Absen :

Kelas :

KUESIONER MOTIVASI BELAJAR AWAL

Petunjuk :

1. Bacalah setiap pernyataan dengan seksama sebelum Anda memberikan

jawaban.

2. Angket ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana motivasi belajar Anda

terhadap mata pelajaran fisika.

3. Angket ini tidak berpengaruh terhadap penilaian akademik sehingga

jawablah sesuai dengan keadaan Anda yang sebenarnya.

4. Beri tanda (x) pada kolom jawaban yang telah tersedia dengan ketentuan

sebagai berikut :

TP : Tidak Pernah

KD : Kadang

SR : Sering

SL : Selalu

5. Selamat mengerjakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

No. Pernyataan TP KD SR SL

1. Saya belajar fisika karena keinginan

sendiri, bukan disuruh oleh orang tua.

2. Saya bersemangat jika mengikuti

pelajaran fisika.

3. Mata pelajaran fisika menarik

perhatian saya.

4. Saya bertanya kepada teman atau guru

bila saya belum paham dengan materi.

5. Saya selalu mencatat hal-hal penting

ketika belajar fisika.

6. Saya selalu mengerjakan tugas yang

diberikan oleh guru, baik di kelas

maupun pekerjaan rumah.

7. Saya berusaha mencari informasi dari

sumber lain selain diktat ketika belajar

fisika.

8. Saya sudah mempelajari materi dari

buku diktat sebelum diajarkan di

sekolah.

9. Pada saat belajar fisika, saya cepat

merasa jenuh dan bosan.

10. Saya selalu mengumpulkan tugas tepat

waktu.

11. Ketika belajar fisika ada hal-hal yang

merangsang rasa ingin tahu saya.

12. Jika belajar dalam kelompok, saya

lebih mengandalkan teman untuk

mengerjakan tugas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

13. Saya tidak pernah mencatat hal-hal

penting yang disampaikan oleh guru.

14. Saya cenderung diam jika tidak paham

dengan materi yang diajarkan

15. Bila nilai tugas/ulangan fisika saya

tidak baik, semakin memotivasi saya

untuk lebih giat belajar.

16. Saya tidak pernah mempelajari materi

dari buku diktat sebelum diajarkan di

kelas.

17. Saya sering melamun dan tidak

memperhatikan materi yang

disampaikan oleh guru.

18. Saya sering tidak mengerjakan tugas

yang diberikan oleh guru.

19. Saya belajar fisika hanya jika ada

ulangan.

20. Saya mudah menyerah jika

menemukan kesulitan pada saat

mengerjakan tugas maupun

menyelesaikan soal fisika.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

No. Absen :

Kelas :

KUESIONER MOTIVASI BELAJAR AKHIR

Petunjuk :

1. Bacalah setiap pernyataan dengan seksama sebelum Anda memberikan

jawaban.

2. Angket ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana motivasi belajar Anda

terhadap mata pelajaran fisika dengan menggunakan metode eksperimen

terbimbing.

3. Angket ini tidak berpengaruh terhadap penilaian akademik sehingga

jawablah sesuai dengan keadaan Anda yang sebenarnya.

4. Beri tanda (x) pada kolom jawaban yang telah tersedia dengan ketentuan

sebagai berikut :

TP : Tidak Pernah

KD : Kadang

SR : Sering

SL : Selalu

5. Selamat mengerjakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

No. Pernyataan TP KD SR SL

1. Ketika belajar fisika dengan metode

eksperimen, saya berusaha menguasai

materinya secara mendalam.

2. Sebelum melaksanakan kegiatan

eksperimen, saya membaca topik atau

bahan yang berkaitan dengan kegiatan.

3. Saya merasa malas dan bosan belajar

fisika menggunakan metode

eksperimen terbimbing.

4. Saya membuat catatan kecil yang saya

anggap penting ketika melaksanakan

kegiatan eksperimen.

5. Saya melakukan kegiatan eksperimen

dengan sungguh-sungguh.

6. Saya kurang memperhatikan

penjelasan guru tentang konsep awal

yang akan digunakan untuk kegiatan

eksperimen.

7. Jika ada hal yang kurang jelas

berkaitan dengan kegiatan

pembelajaran yang menggunakan

metode eksperimen saya menanyakan

kepada guru atau teman.

8. Dalam pembelajaran fisika

menggunakan metode eksperimen

saya berusaha menemukan konsep

fisika sendiri.

9. Saya kurang tertarik jika guru

mengajar fisika dengan menggunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

metode eksperimen.

10. Dalam pembelajaran fisika dengan

metode eksperimen, saya selalu

bekerja sama dan berdiskusi dengan

anggota kelompok.

11. Bila ada hambatan dalam menemukan

konsep, saya mudah menyerah dan

tidak bersemangat.

12. Belajar menggunakan metode

eksperimen tidak mempengaruhi

motivasi belajar saya terhadap fisika.

13. Pada saat pembelajaran dengan

eksperimen, saya mengikuti langkah

demi langkah proses pembelajarannya.

14. Sesudah menerima pembelajaran

dengan eksperimen, saya tidak

mengingat lagi materi yang diajarkan

apalagi mempelajarinya kembali.

15. Pembelajaran menggunakan metode

eksperimen menggugah saya semakin

giat belajar fisika.

16. Saya tidak mencatat hasil diskusi

dengan kelompok.

17. Karena kegiatan dilakukan secara

berkelompok, saya tidak perlu

melakukan kegiatan, biar teman

kelompok saya yang bekerja sendiri.

18. Setelah menerima pembelajaran fisika

dengan metode eksperimen, saya

berminat untuk mempelajarinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

kembali.

19. Saya berusaha menjawab pertanyaan

yang diberikan oleh guru.

20. Saya merasa takut dan malu untuk

bertanya kepada guru ataupun teman

ketika saya tidak mengerti tentang

materi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

LEMBAR OBSERVASI

Lembar Psikomotorik Siswa

Kode

Siswa

Aspek yang Diukur Jumlah

Skor Memegang

Alat

Memasang

Alat

Melakukan

Pengamatan

Menulis

Hasil

Mengolah

Data

Siswa 1

Siswa 2

Siswa 3

Siswa 4

Siswa 5

dst.

Lembar Afektif Siswa

Kode

Siswa

Aspek yang Diukur Jumlah

Skor Partisipasi Kerja

Sama Kerapian

Aktivitas

Diskusi Keseriusan

Siswa 1

Siswa 2

Siswa 3

Siswa 4

Siswa 5

dst.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

PRE-TEST

Nama :

No. :

1. Apa itu tumbukan?

Jawab:………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

2. Jelaskan tentang tumbukan lenting sempurna!

Jawab:………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

3. Bagiamana Hukum Kekekalan Momentum dapat berlaku?

Jawab:………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

4. Sebut dan jelaskan contoh konkrit gejala atau peristiwa yang berkaitan

dengan Hukum Kekekalan Momentum!

Jawab:………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

5. Jika ada dua bola bilyar yang bergerak pada bidang atau permukaan kasar

saling bertumbukan, apakah Hukum Kekekalan Momentum tetap berlaku?

Jelaskan!

Jawab:………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

POST-TEST

Nama :

No. :

1. Ketika kereta A diberi gaya, maka kereta A bergerak dan menumbuk

kereta B. Menurut Anda, apa itu tumbukan?

Jawab:………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

2. Termasuk tumbukan jenis apakah percobaan yang telah dilakukan?

Jelaskan!

Jawab:………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

3. Apakah pada percobaan ini berlaku Hukum Kekekalan Momentum?

Jelaskan!

Jawab:………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

4. Selain percobaan yang telah dilakukan, sebut dan jelaskan peristiwa yang

berkaitan dengan Hukum Kekekalan Momentum!

Jawab:………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

5. Pada percobaan, kita menggunakan bidang luncur kereta yang licin. Jika

kita menggunakan bidang yang kasar, apakah Hukum Kekekalan

Momentum tetap berlaku? Jelaskan!

Jawab:………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

JAWABAN PRETEST

1. Tumbukan adalah peristiwa bertemunya dua benda atau lebih dan

menimbulkan kontak fisik. Pengertian lain dari tumbukan yakni

sekumpulan benda (minimal dua) yang saling berinteraksi.

2. Tumbukan lenting sempurna, yakni tumbukan yang terjadi jika energi

kinetik sistem dan jumlah momentum adalah tetap (berlaku hukum

kekekalan energi kinetik dan hukum kekekalan momentum).

3. Hukum Kekekalan Momentum dapat berlaku apabila jumlah momentum

sebelum dan sesudah tumbukan adalah sama, asalkan tidak ada gaya luar

yang bekerja pada sistem.

4. Contoh konkrit gejala atau peristiwa yang berkaitan dengan Hukum

Kekekalan Momentum yakni pada peluncuran roket. Semburan gas panas

roket keluar dalam arah yang berlawanan dengan arah gerak roket.

Momentum roket mengimbangi momentum gas panas yang keluar dari

roket dalam arah yang berlawanan tersebut.

5. Jika dua bola bilyar bergerak pada bidang atau permukaan kasar dan saling

bertumbukan, maka Hukum Kekekalan Momentum tidak berlaku. Hal ini

dikarenakan permukaan yang kasar memberikan gaya luar berupa gaya

gesek yang cukup besar pada setiap bola.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

JAWABAN POSTTEST

1. Tumbukan adalah peristiwa bertemunya dua benda atau lebih dan

menimbulkan kontak fisik. Pengertian lain dari tumbukan yakni

sekumpulan benda (minimal dua) yang saling berinteraksi.

2. Dalam percobaan yang telah dilakukan, jenis tumbukannya adalah

tumbukan tidak lenting sama sekali karena kedua kereta sesaat setelah

bertumbukan saling menempel dan bergerak bersama dengan kecepatan

yang sama.

3. Pada percobaan ini, berlaku Hukum Kekekalan Momentum karena jumlah

momentum sebelum dan sesudah tumbukan adalah sama.

4. Contoh konkrit gejala atau peristiwa yang berkaitan dengan Hukum

Kekekalan Momentum yakni pada peluncuran roket. Semburan gas panas

roket keluar dalam arah yang berlawanan dengan arah gerak roket.

Momentum roket mengimbangi momentum gas panas yang keluar dari

roket dalam arah yang berlawanan tersebut.

5. Jika pada percobaan kita menggunakan papan luncur yang kasar, maka

Hukum Kekekalan Momentum tidak berlaku. Hal ini dikarenakan

permukaan yang kasar memberikan gaya luar berupa gaya gesek yang

cukup besar pada setiap kereta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DISTRIBUSI SKOR KUESIONER MOTIVASI BELAJAR AWAL

Kode Siswa Nomor Pernyataan Total

Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Siswa 1 4 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 4 4 3 2 3 3 4 2 3 57

Siswa 2 3 2 2 4 4 4 3 2 3 4 2 4 4 3 3 3 4 4 2 3 63

Siswa 3 3 4 3 1 3 3 4 1 3 4 3 1 4 3 2 4 4 3 4 4 61

Siswa 4 3 2 2 4 4 3 4 2 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 65

Siswa 5 4 2 2 3 4 3 3 2 2 4 2 4 4 2 2 2 3 4 3 2 57

Siswa 6 3 2 3 2 3 3 3 1 3 4 3 3 3 3 2 4 4 2 2 3 56

Siswa 7 4 3 2 4 4 4 2 1 2 4 4 4 4 4 2 1 4 4 1 3 61

Siswa 8 4 2 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 65

Siswa 9 4 3 4 4 4 3 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 73

Siswa 10 1 2 2 2 3 4 2 1 2 3 2 3 4 3 2 1 2 4 2 2 47

Siswa 11 2 3 2 3 4 2 2 3 2 4 3 3 4 3 4 3 2 2 2 3 56

Siswa 12 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 56

Siswa 13 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 4 4 2 3 3 3 3 2 3 51

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

Siswa 14 4 2 2 2 2 4 2 2 1 4 4 4 3 4 2 4 3 4 1 2 56

Siswa 15 2 2 1 3 3 2 3 2 2 2 2 4 4 4 2 2 3 3 2 3 51

Siswa 16 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 4 3 2 3 50

Siswa 17 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 58

Siswa 18 3 2 3 3 3 4 3 2 2 3 2 4 4 4 4 3 4 4 4 3 64

Siswa 19 3 3 2 4 4 3 4 2 3 4 3 3 3 4 2 4 3 4 4 2 64

Siswa 20 3 2 3 2 3 4 3 2 3 3 4 3 3 3 2 4 4 2 2 3 58

Siswa 21 2 2 1 3 2 2 1 1 2 2 2 2 4 3 2 1 3 4 2 2 43

Siswa 22 4 3 3 4 4 4 4 2 2 4 1 4 4 3 3 3 3 4 3 3 65

Siswa 23 4 3 3 4 4 4 4 2 4 4 3 1 3 3 4 3 4 3 4 3 67

Siswa 24 4 2 3 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 2 4 4 3 3 3 2 67

Siswa 25 4 2 2 4 4 4 4 2 3 4 3 4 4 4 4 2 3 4 4 3 68

Siswa 26 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 60

Siswa 27 4 2 2 4 2 3 2 2 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 4 4 58

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

DISTRIBUSI SKOR KUESIONER MOTIVASI BELAJAR AKHIR

Kode Siswa Nomor Pernyataan Total

Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Siswa 1 4 2 3 2 4 3 4 2 4 4 3 1 4 3 4 3 4 4 3 4 65

Siswa 2 3 4 4 3 3 4 2 2 4 4 3 4 4 3 2 4 4 2 2 3 64

Siswa 3 4 4 4 3 4 3 2 2 4 3 2 4 4 3 4 3 3 4 4 3 67

Siswa 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 4 2 4 4 3 4 4 64

Siswa 5 3 4 3 4 3 3 4 2 4 4 3 3 3 2 2 3 4 2 3 2 61

Siswa 6 4 2 2 4 4 4 3 2 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 67

Siswa 7 2 4 4 1 2 3 4 1 4 4 3 4 4 2 1 4 4 4 3 4 62

Siswa 8 3 3 4 2 3 3 3 2 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 64

Siswa 9 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 77

Siswa 10 3 1 4 2 2 3 3 1 2 3 3 3 3 2 1 3 4 1 2 3 49

Siswa 11 2 2 4 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 4 4 3 2 3 2 55

Siswa 12 2 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 2 3 4 2 3 4 59

Siswa 13 2 3 4 2 3 3 3 2 4 3 2 2 3 3 1 4 4 2 2 2 54

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

Siswa 14 4 4 3 1 4 3 4 1 3 4 4 1 4 3 1 4 4 1 4 1 58

Siswa 15 4 4 4 2 2 3 3 2 4 4 4 3 4 4 3 4 4 2 3 4 67

Siswa 16 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 2 53

Siswa 17 3 3 3 3 4 3 2 2 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 2 62

Siswa 18 3 2 3 3 3 4 3 2 2 3 2 4 4 4 4 3 4 4 4 3 64

Siswa 19 3 4 4 3 4 2 2 2 4 3 3 2 4 2 2 4 4 4 3 2 61

Siswa 20 3 2 2 2 4 4 3 2 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 62

Siswa 21 2 2 4 2 3 3 3 1 1 3 3 3 3 2 2 4 4 1 2 3 51

Siswa 22 3 3 3 3 3 2 4 2 3 4 4 2 4 2 3 4 4 4 4 4 65

Siswa 23 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 2 4 3 4 3 4 70

Siswa 24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 77

Siswa 25 4 3 3 2 4 2 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 2 3 4 68

Siswa 26 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 4 3 58

Siswa 27 4 4 3 2 3 4 4 2 3 4 3 2 4 3 3 4 4 3 4 4 67

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126

DISTRIBUSI SKOR OBSERVASI

Lembar Psikomotorik

Kode Siswa

Aspek yang dinilai

Memegang

alat

Memasang

alat

Melakukan

pengamatan

Menulis

hasil

Mengolah

data

Jumlah

Skor

Siswa 1 3 2 2 3 3 13

Siswa 2 2 2 3 3 3 13

Siswa 3 2 2 2 2 1 9

Siswa 4 3 3 3 3 1 13

Siswa 5 2 2 3 3 1 11

Siswa 6 3 1 2 3 1 10

Siswa 7 2 2 3 1 1 11

Siswa 8 2 1 3 3 1 10

Siswa 9 3 3 3 3 3 15

Siswa 10 2 2 2 1 1 8

Siswa 11 3 3 3 1 1 11

Siswa 12 2 2 2 1 1 8

Siswa 13 3 3 2 1 1 10

Siswa 14 2 2 3 3 3 13

Siswa 15 2 2 2 3 3 12

Siswa 16 2 1 2 3 3 11

Siswa 17 2 2 2 3 3 12

Siswa 18 2 2 3 3 3 13

Siswa 19 2 1 2 2 3 10

Siswa 20 2 2 2 3 2 11

Siswa 21 3 3 3 2 2 13

Siswa 22 2 2 3 2 2 11

Siswa 23 1 1 2 2 2 8

Siswa 24 3 2 2 2 2 11

Siswa 25 3 3 2 3 3 14

Siswa 26 3 2 1 2 2 10

Siswa 27 2 2 1 2 2 9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127

Lembar Afektif

Kode

Siswa

Aspek yang dinilai

Partisipasi/

keaktifan

Kerja

sama Kerapian

Aktivitas

diskusi Keseriusan

Jumlah

Skor

Siswa 1 2 2 3 2 3 12

Siswa 2 2 2 3 2 2 11

Siswa 3 2 2 2 2 2 10

Siswa 4 3 2 3 2 3 13

Siswa 5 2 2 2 2 2 10

Siswa 6 2 3 2 2 2 11

Siswa 7 1 2 3 1 3 10

Siswa 8 2 2 1 2 3 10

Siswa 9 2 3 3 3 3 14

Siswa 10 2 2 2 2 1 9

Siswa 11 2 3 3 2 2 12

Siswa 12 2 2 2 2 1 9

Siswa 13 1 2 3 2 2 10

Siswa 14 2 2 2 2 2 10

Siswa 15 2 2 3 3 2 12

Siswa 16 3 2 3 2 2 12

Siswa 17 3 3 2 3 2 13

Siswa 18 3 3 2 2 3 13

Siswa 19 2 2 2 2 2 10

Siswa 20 2 3 3 2 3 13

Siswa 21 2 3 3 2 3 13

Siswa 22 2 2 2 2 3 11

Siswa 23 2 2 3 2 2 11

Siswa 24 2 2 3 2 2 11

Siswa 25 3 3 3 3 2 14

Siswa 26 2 2 1 3 2 10

Siswa 27 2 2 3 2 2 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128

DISTRIBUSI SKOR PRETEST

Kode Siswa Pengetahuan Pemahaman Aplikasi Analisis Total

Skor

Nilai

Akhir 1 2 3 4 5

Siswa 1 2 2 3 4 1 12 75

Siswa 2 2 2 3 1 1 9 56

Siswa 3 1 1 1 4 1 8 50

Siswa 4 2 2 3 2 1 10 63

Siswa 5 2 2 3 1 1 9 56

Siswa 6 2 1 3 4 1 11 69

Siswa 7 1 2 3 2 1 9 56

Siswa 8 1 2 1 2 1 7 44

Siswa 9 2 2 3 2 5 14 88

Siswa 10 2 2 1 4 1 10 63

Siswa 11 2 2 3 4 1 12 75

Siswa 12 2 2 3 2 5 14 88

Siswa 13 1 2 1 2 1 7 44

Siswa 14 2 2 3 4 1 12 75

Siswa 15 2 2 3 2 1 10 63

Siswa 16 2 2 3 1 1 9 56

Siswa 17 2 2 3 1 1 9 56

Siswa 18 2 2 1 1 1 7 44

Siswa 19 2 2 1 2 1 8 50

Siswa 20 2 2 3 2 1 10 63

Siswa 21 2 2 3 2 1 10 63

Siswa 22 2 2 3 1 1 9 56

Siswa 23 2 2 3 2 1 10 63

Siswa 24 1 2 3 1 1 8 50

Siswa 25 2 2 3 1 1 9 56

Siswa 26 2 2 3 2 1 10 63

Siswa 27 2 2 3 2 1 10 63

Jumlah 49 52 69 58 35 263 1644

Rata-rata 1.81 1.93 2.56 2.15 1.30 9.74 60.88

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129

DISTRIBUSI SKOR POSTTEST

Kode Siswa Pengetahuan Pemahaman Aplikasi Analisis Total

Skor

Nilai

Akhir 1 2 3 4 5

Siswa 1 3 1 4 2 6 16 76

Siswa 2 1 1 4 5 6 17 81

Siswa 3 3 1 2 5 1 12 57

Siswa 4 3 1 4 5 6 19 90

Siswa 5 3 1 4 5 6 19 90

Siswa 6 3 1 4 2 6 16 76

Siswa 7 3 1 2 2 6 14 67

Siswa 8 3 1 4 2 6 16 76

Siswa 9 3 3 4 5 6 21 100

Siswa 10 2 1 2 5 1 11 52

Siswa 11 3 1 2 5 6 17 81

Siswa 12 3 1 4 2 1 11 52

Siswa 13 3 1 4 2 6 16 76

Siswa 14 3 1 4 5 6 19 90

Siswa 15 3 1 4 2 6 16 76

Siswa 16 3 1 4 2 6 16 76

Siswa 17 3 1 4 5 6 19 90

Siswa 18 3 4 4 2 6 19 90

Siswa 19 3 1 4 2 6 16 76

Siswa 20 3 1 4 5 6 19 90

Siswa 21 3 3 4 5 6 21 100

Siswa 22 3 1 4 5 6 19 90

Siswa 23 1 1 4 5 1 12 57

Siswa 24 3 1 2 2 6 14 67

Siswa 25 3 3 4 2 6 18 86

Siswa 26 3 1 4 2 6 16 76

Siswa 27 1 2 4 2 6 15 71

Jumlah 74 37 98 93 142 444 2114

Rata-rata 2.74 1.37 3.63 3.44 5.26 16.44 78.31

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

130

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

131

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

132

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

133

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

134

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

135

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

136

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

137

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

138

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

139

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

140

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

141

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

142

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

143

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

144

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

145

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

146

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI