98
EFEK HEPATOPR HERBA Sonchus a TIKUS JANT Di Me i ROTEKTIF PEMBERIAN JANGKA PEN arvensis L. TERHADAP AKTIVITAS AST TAN GALUR WISTAR TERINDUKSI KA TETRAKLORIDA SKRIPSI iajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat emperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi Brigita Yulise NIM : 118114012 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 NDEK INFUSA T-ALT PADA ARBON PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBER

HERBA Sonchus arvensis

TIKUS JANTAN GALUR WISTAR TERINDUKSI KARBON

Diajukan untuk Memenuhi

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

i

EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBER IAN JANGKA PENDEK INFUSA

Sonchus arvensis L . TERHADAP AKTIVITAS AST

TIKUS JANTAN GALUR WISTAR TERINDUKSI KARBON

TETRAKLORIDA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Brigita Yulise

NIM : 118114012

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

IAN JANGKA PENDEK INFUSA

TERHADAP AKTIVITAS AST -ALT PADA

TIKUS JANTAN GALUR WISTAR TERINDUKSI KARBON

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Ask and it will be given to you; seek and you will find; knock and the

door will be opened to you.”

~Matthew 7:7

“Start by doing what’s necessary; then do what’s possible; and suddenly

you ARE doing the impossible.”

~St. Francis of Assisi

“What seems to us as bitter trials are often blessings in disguise.”

~Oscar Wilde

Kupersembahkan karya ini untuk:

Allah Bapa, Allah Putra dan Allah Roh Kudus atas berkat dalam hidup

Bapak, Mama, dan Abang atas doa, dukungan,

dan kasih sayang dalam keluarga

Sahabat-sahabat terkasih

Almamater tercinta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

vii

PRAKATA

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan penyertaan-

Nya dalam proses menyelesaikan naskah skripsi ini. Naskah skripsi ini berjudul

“Efek Hepatoprotektif Pemberian Jangka Pendek Infusa Herba Sonchus arvensis

L. Terhadap Aktivitas AST-ALT pada Tikus Jantan Galur Wistar Terinduksi

Karbon Tetraklorida”. Naskah skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam

memperoleh gelar Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

Penulis menyadari sepenuhnya dalam proses pelaksanaan dan penyusunan

naskah ini penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam

kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada :

1. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Prof. Dr. CJ Soegiharjo, Apt. selaku Dosen Pembimbing dan Dosen

Penguji, atas bimbingan, arahan, bantuan, dukungan, motivasi kesabaran,

ketulusan dan saran sepanjang proses penyusunan skripsi tersebut.

3. Bapak Yohanes Dwiatmaka, M.Si., selaku Dosen penguji skripsi ini atas

saran dan dukungannya kepada penulis.

4. Ibu Phebe Hendra, M.Si., Apt., Ph.D., selaku Dosen Penguji skripsi ini

atas saran dan dukungannya kepada penulis.

5. Ibu Agustina Setiawati M.Sc., Apt., selaku Kepala Laboratorium Fakultas

Farmasi yang telah memberikan izin dalam penggunaan fasilitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

viii

laboratorium Imono, Farmakologi-Toksikologi, Farmakognosi-Fitokimia,

Anatomi-Fisiologi Manusia, Biofarmasetika-Farmakokinetika, dan Kimia

Analisis demi terselesaikannya skripsi ini, dan sebagai Dosen Pembimbing

Akademik penulis yang telah mendukung dan membantu penulis selama

proses perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

6. Bapak Supardjiman, Bapak Kayatno, Bapak Heru, Bapak Wagiran selaku

Laboran Laboratorium Fakultas Farmasi atas kerja sama dan bantuannya

kepada penulis.

7. Seluruh Dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma atas didikan

dan bimbingan selama proses pendidikan penulis di Fakultas Farmasi

Sanata Dharma.

8. Rekan-rekan Tim Skripsi Sonchus arvensis L. : Diana Fransisca Tirtawati,

Margareta Jeanne Retnopalupi, Fransisca Setyaningsih, Agnes Eka Titik

Yulikawanti, Irvan Septya Giantama Balrianan, Vania Stefi Yulianti atas

segala kerja sama, bantuan dan dukungan selama proses penyelesaian

skripsi.

9. Sahabat-sahabat tercinta Chatarina Danik Wijayanti, Andrea Nita Karisa,

Gilda Todingbua, Novita Lily Vindasari, Novianti Ekasari, Cecillia Sendy

Setya, Vina Puspitasari, Anastasya Setya, Lucia Ventyningrum, dan

Agesty atas dorongan, doa dan saran yang menyertai sepanjang proses

penulis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

ix

10. Teman-teman Kelas FKK A 2011 dan teman-teman Fakultas Farmasi

Sanata Dharma atas kebersamaan, bantuan dan dukungan yang diberikan.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu oleh penulis yang

telah berperan dalam membantu penulis selama proses penyusunan skripsi

ini.

Penulis menyadari bahwa dalam skripsi yang telah disusun dengan sebaik

mungkin ini akan terdapaat kekurangan mengingat keterbatasan pengetahuan dan

kemampuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang

membangun sangat diharapkan untuk kemajuan dan kesempurnaan karya-karya

berikutnya. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang ilmu farmasi dan

semua pihak baik di lingkungan akademis maupun di lingkungan masyarakat.

Yogyakarta, 12 Juni 2015

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .............................................................. vi

PRAKATA ........................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ x

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi

INTISARI ............................................................................................................. xvii

ABSTRACT ........................................................................................................... xviii

BAB I. PENGANTAR .......................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

1. Perumusan masalah ............................................................................. 3

2. Keaslian penelitian .............................................................................. 3

3. Manfaat penelitian .............................................................................. 4

B. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4

1. Tujuan umum ...................................................................................... 4

2. Tujuan khusus ..................................................................................... 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

xi

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA ................................................................... 5

A. Herba Sonchus arvensis L. ........................................................................ 5

1. Deskripsi tanaman ............................................................................... 5

2. Klasifikasi tanaman ............................................................................. 6

3. Kandungan kimia ................................................................................ 7

4. Kegunaan herba Sonchus arvensis L. ................................................. 7

B. Hepar ......................................................................................................... 8

1. Anatomi dan fisiologi hepar ............................................................... 8

2. Kerusakan hepar ................................................................................. 10

C. Hepatotoksin ............................................................................................. 11

D. Karbon Tetraklorida .................................................................................. 12

E. ALT dan AST ............................................................................................ 13

F. Metode Infundansi .................................................................................... 14

G. Landasan Teori .......................................................................................... 15

H. Hipotesis .................................................................................................... 16

BAB III. METODE PENELITIAN ....................................................................... 17

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................................ 17

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ........................................... 17

1. Variabel utama .................................................................................... 17

2. Variabel pengacau ............................................................................... 17

3. Definisi operasional ............................................................................ 18

C. Bahan Penelitian ....................................................................................... 19

1. Bahan utama ....................................................................................... 19

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

xii

2. Bahan kimia ........................................................................................ 19

D. Alat Penelitian ........................................................................................... 20

1. Alat infundasi ...................................................................................... 20

2. Alat uji hepatoprotektif ....................................................................... 21

E. Tata Cara Penelitian .................................................................................. 21

1. Determinasi herba Sonchus arvensis L. .............................................. 21

2. Pembuatan serbuk kering herba Sonchus arvensis L. ......................... 21

3. Penetapan kadar air serbuk kering herba Sonchus arvensis L. ........... 22

4. Pembuatan infusa herba Sonchus arvensis L. ..................................... 22

5. Penetapan dosis infusa herba Sonchus arvensis L. ............................. 23

6. Pembuatan larutan karbon tetraklorida dalam olive oil ...................... 23

7. Uji pendahuluan .................................................................................. 23

8. Pengelompokan dan perlakuan hewan uji........................................... 24

9. Pengukuran aktivitas serum ALT dan AST ........................................ 24

F. Tata Cara Analisis Hasil ........................................................................... 25

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 26

A. Penyiapan Bahan ....................................................................................... 26

1. Determinasi serbuk kering herba Sonchus arvensis L. ....................... 26

2. Pembuatan serbuk kering herba Sonchus arvensis L. ......................... 26

3. Penetapan kadar air serbuk herba Sonchus arvensis L. ...................... 27

4. Penetapan konsentrasi infusa .............................................................. 28

B. Uji pendahuluan ........................................................................................ 28

1. Penetapan dosis hepatotoksin karbon tetraklorida .............................. 28

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

xiii

2. Penetapan waktu pencuplikan darah hewan uji .................................. 28

3. Penentuan dosis infusa herba Sonchus arvensis L. ............................. 33

C. Hasil Uji Efek Hepatoprotektif Jangka pendek Infusa Herba Sonchus arvensis

L. pada Tikus Jantan Terinduksi Karbon Tetraklorida ............................. 33

1. Kontrol negatif pelarut olive oil 2 ml/kgBB ....................................... 37

2. Kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 2 ml/kgBB ........................ 38

3. Kontrol perlakuan infusa herba Sonchus arvensis L. 1,5 g/kgBB ...... 39

4. Kelompok perlakuan infusa herba Sonchus arvensis L. pada tikus jantan

terinduksi karbon tetraklorida 2 ml/kgBB .......................................... 40

D. Rangkuman Pembahasan .......................................................................... 46

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 48

A. Kesimpulan ............................................................................................... 48

B. Saran ......................................................................................................... 48

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 49

LAMPIRAN .......................................................................................................... 51

BIOGRAFI PENULIS ........................................................................................... 80

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Komposisi dan konsentrasi reagen ALT ............................................ 20

Tabel II. Komposisi dan konsentrasi reagen AST ........................................... 20

Tabel III. Aktivitas serum ALT-AST setelah pemberian karbon tetraklorida

dosis 2 ml/kgBB pada selang waktu 0,24,dan 48 jam ..................... 29

Tabel IV. Perbedaan kenaikan aktivitas serum ALT setelah induksi karbon

tetraklorida dosis 2 ml/kgBB pada pencuplikan darah jam ke-0, 24,

dan 48 .............................................................................................. 30

Tabel V. Perbedaan kenaikan aktivitas serum AST setelah induksi karbon

tetraklorida dosis 2 ml/kgBB pada pencuplikan darah jam ke-0, 24,

dan 48 .............................................................................................. 32

Tabel VI. Purata ± SE aktivitas serum ALT dan AST serta persen efek

hepatoprotektif tikus perlakuan infusa herba Sonchus arvensis L.

terinduksi karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBB .............................. 34

Tabel VII. Perbandingan aktivitas ALT seluruh kelompok kontrol dengan

kelompok perlakuan variasi dosis infusa herba Sonchus arvensis L. 35

Tabel VIII. Perbandingan aktivitas AST seluruh kelompok kontrol dengan

kelompok perlakuan variasi dosis infusa herba Sonchus arvensis L. 36

Tabel IX. Aktivitas serum ALT dan AST kontrol olive oil pada jam ke-0 dan ke-

24 ..................................................................................................... 37

Tabel X. Perbandingan aktivitas serum ALT-AST kontrol olive oil pada jam ke-0

dan jam ke-24 .................................................................................. 38

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Herba Sonchus arvensis L. ............................................................. 5

Gambar 2. Mekanisme toksisitas karbon tetraklorida ...................................... 13

Gambar 3. Histogram rata-rata aktivitas serum ALT setelah induksi karbon

tetraklorida pada jam ke-0, 24, dan 48. .......................................... 31

Gambar 4. Histogram rata-rata aktivitas serum AST setelah induksi karbon

tetraklorida pada jam ke-0, 24, dan 48. .......................................... 32

Gambar 5. Histogram rata-rata aktivitas serum ALT tikus perlakuan infusa herba

Sonchus arvensis L. terinduksi karbon tetraklorida ....................... 35

Gambar 6. Histogram rata-rata aktivitas serum AST tikus perlakuan infusa herba

Sonchus arvensis L. terinduksi karbon tetraklorida ....................... 36

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Foto Serbuk Herba Sonchus arvensis L. ...................................... 52

Lampiran 2. Foto Pembuatan Infusa Herba Sonchus arvensis L. .................... 52

Lampiran 3. Foto Infusa Herba Sonchus arvensis L. ....................................... 52

Lampiran 4. Surat Determinasi Herba Sonchus arvensis L. ............................ 53

Lampiran 5. Surat Medical and Health Research Ethics Committee (MHREC) 54

Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji

pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah induksi karbon

tetraklorida 2 ml/kgBB ................................................................ 55

Lampiran 7. Hasil analisis statistik data ALT dan AST pada kelompok kontrol

olive oil dosis 2 ml/kgBB ............................................................ 62

Lampiran 8. Hasil analisis statistik data kontrol CCl4 kontrol olive oil, kontrol

infusa, dan kelompok perlakuan infusa herba Sonchus arvensis L.

dosis 0,375 g/kgBB; 0,75 g/kgBB; dan 1,5 g/kgBB ................... 66

Lampiran 9. Perhitungan persen hepatoprotektif ............................................. 77

Lampiran 10. Penetapan kadar air serbuk herba Sonchus arvensis L. ............. 78

Lampiran 11. Perhitungan konversi dosis untuk manusia ............................... 79

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

xvii

INTISARI

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek hepatoprotektif dan dosis efektif pemberian jangka pendek infusa herba Sonchus arvensis L. terhadap tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

Jenis penelitian merupakan penelitian yang bersifat esperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola searah. Penelitian ini menggunakan 30 ekor tikus yang dibagi secara acak dalam 6 kelompok. Tikus yang digunakan dalam penelitian adalah tikus putih jantan galur Wistar umur 2-3 bulan dengan berat ± 150-250 gram. Kelompok I (kontrol hepatotoksin) diberi karbon tetraklorida dengan dosis 2 mL/kgBB secara intraperitonial dan setelah jam ke-24 diambil darahnya. Kelompok II (kontrol negatif) diberi pelarut hepatoktoksin yaitu olive oil 2 mL/kgBB secara intraperitonial kemudian 6 jam kemudian dilakukan pencuplikan darah. Kelompok III (kontrol infusa) diberikan perlakuan infusa herba Sonchus arvensis L. dan 6 jam kemudian diambil darahnya. Kelompok IV-VI (kelompok perlakuan) diberikan praperlakuan dengan variasi dosis 0,375; 0,75; dan 1,5 g/kgBB, kemudian 6 jam setelah praperlakuan infusa secara peroral diberikan karbon tetraklorida dengan dosis 2 ml/kgBB secara intraperitonial. Pada jam ke-24 diambil darahnya melalui sinus orbitalis mata tikus. Data ALT dan AST yang didapat dianalisis dengan Saphiro-Wilk untuk melihat distribusi data dan dilanjutkan dengan analisis dengan uji One Way ANOVA untuk mengetahui perbedaan aktivitas serum antar kelompok.

Hasil penelitian menunjukkan adanya efek hepatoprotektif infusa herba Sonchus arvensis L. dengan persen hepatoprotektif serum ALT untuk peringkat dosis 1,5 ; 0,75 ; dan 0,375 g/kgBB adalah 93,72% ; 57,27% dan 64,09%. Persen hepatoprotektif serum AST berturut-turut adalah 90,72% ; 49,23% ; dan 25,99%. Berdasarkan data ini diperoleh dosis efektif pemberian infusa herba Sonchus arvensis L. adalah sebesar 1,5 g/kgBB. Kata kunci : infusa, herba, Sonchus arvensis L., hepatoprotektif, ALT, AST, karbon tetraklorida, jangka pendek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

xviii

ABSTRACT

The research aims to know the hepatoprotective effect and the effective dose of Sonchus arvensis L. herbs infusion in short time period applied for male Wistar rats induced carbon tetrachloride.

This research method was purely experimental with randomized complete direct sampling design. This research used 30 male Wistar rats that were divided randomly into 6 groups. Furthermore, the rats that was used for the research was white male Wistar rats, aged 2-3 months with ± 150-250 gram weight. Group I (hepatotoxine control) was given carbon tetrachloride dose 2 mL/kgBW intraperitonially and then their blood was drawn after 24 hours. Group II (negative control) was given olive oil dose 2 mL/kgBB intraperitonially and then had their blood drawn after 6 hours. Group III (treatment control) was given Sonchus arvensis L. herbs infusion treatment and their blood drawn after 6 hours. Group IV - VI (treatment groups) were given pre-treatment with dose 0.375, 0.75, and 1.5 g/kgBW, then 6 hours after treatment given carbon tetrachloride at a dose of 2 mL/kgBW intraperitonially. On 24 hours, the blood drawn through rat’s eyes sinus orbitalis. The ALT and AST data were analyzed with Saphiro-Wilk to see the data distribution and One Way ANOVA to determine the serum activity differences for each group.

The result of the research shown that the effect of hepatoprotective Sonchus arvensis L. herbs infusion with hepatoprotective percentage of ALT serum for doses 0.375, 0.75, and 1.5 g/kgBB were 64.09, 57.27, and 93.72%. The hepatoprotective percentage of AST serum are 25.99, 49.23, and 90.72%. Based on those data, the most effective dose of herbs Sonchus arvensis L. in short term peiod is 1.5 g/kgBW.

Keywords: infusion, herbs, Sonchus arvensis L., hepatoprotective, ALT, AST, carbon tetrachloride, short-term.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Hati merupakan organ terbesar dalam rangka abdomen yang memiliki

peran yang sangat kompleks untuk mempertahankan hidup. Hati juga mempunyai

kemampuan menetralkan atau mendetoksifikasi zat-zat kimia dan dengan

demikian sangat berpotensi mengalami kerusakan akibat paparan bahan-bahan

toksik (Sari, Indrawati, dan Djing, 2008). Kerusakan hati dapat disebabkan oleh

bahan-bahan kimia beracun serta obat-obatan tertentu, dan telah menjadi masalah

toksikologi yang serius (Syaifuddin, 2006).

Kerusakan hati yang terjadi dapat berupa nekrosis, perlemakan hati atau

infeksi akibat virus patogen. Menurut WHO (2013), 500 juta penduduk dunia

terkena infeksi virus hepatitis B atau C, yang setiap tahunnya adalah membunuh

1,5 juta manusia. Prevalensi perlemakan hati di Indonesia sendiri sebesar 30,6%

(Sofia, Nurdjanah, dan Ratnasari, 2009).

Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan tumbuhan dan

sebagian besar diantaranya merupakan jenis tumbuhan yang kaya akan khasiat

sebagai obat herbal. Obat tradisional dengan efektivitas yang lebih baik dan efek

samping yang lebih sedikit dalam terapi telah menggantikan berbagai obat sintetis

dalam sistem pengobatan alopatik modern (Sakhtivel and Guruvayoorappan,

2012). Salah satu tanaman herbal yang cukup dikenal di Indonesia ada Sonchus

arvensis L. (tempuyung) yang memiliki kandungan senyawa-senyawa flavonol,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

2

glikosida flavonoid dan monoasil galaktosilgliserol (Xu, Sun, Sun, Qiu, Liu,

Jiang, and Yuan, 2008). Kandungan antioksidan yang terdapat dalam Sonchus

arvensis L. cukup tinggi untuk dapat menangkap radikal bebas yang dapat

merusak organ hati. Pembentukan radikal bebas yang berlebihan akan

mengakibatkan stress oksidatif yang dapat menimbulkan gangguan pada hati

(Agoes, 2010).

Penelitian ini menggunakan infusa herba Sonchus arvensis L. dengan

pemberian jangka pendek. Teknik infusa yang dilakukan dengan perebusan

dengan air ini merupakan teknik sederhana yang umum digunakan masyarakat

untuk memperoleh khasiat suatu tanaman herbal. Teknik penyarian dengan

perebusan ini umumnya digunakan dalam pembuatan obat tradisional seperti

jamu. Penyarian dengan infundasi akan menarik senyawa polar sperti flavonoid.

Selain itu, flavonoid serta fenolik yang susah larut air atau semipolar juga akan

tersari dengan adanya proses pemanasan. Dengan teknik infundasi diharapkan

senyawa-senyawa ini tersari dan dapat memberikan efek hepatoprotektif.

Penelitian dengan pemberian jangka pendek dilakukan untuk melihat bagaimana

pengaruh praperlakuan infusa herba Sonchus arvensis L. enam jam sebelum

induksi hepatotoksin terhadap aktivitas ALT-AST di hati. Penelitian dengan

jangka pendek ini dapat membantu mengetahui apakah konsumsi herba Sonchus

arvensis L. dapat menurunkan aktivitas ALT-AST dalam waktu relatif singkat.

ALT dan AST merupakan indikator yang umum digunakan untuk mengukur

kerusakan hati. Menurut Sari (2008), ALT merupakan indikator yang lebih

spesifik untuk kerusakan hati dan lebih banyak terdapat di hati dibandingkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

3

dengan AST. AST tidak hanya berada di hati, tetapi juga di otot jantung, otot

rangka ginjal pancreas, otak, paru-paru, sel darah putih dan sel darah merah.

Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penelitian terkait aktivitas infusa herba

Sonchus arvensis L. sebagai hepatoprotektif dengan pemberian jangka pendek

pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida dan mengetahui dosis

optimum pemberian infusa yang dapat memberikan efek optimal dalam

melindungi hati.

1. Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka dapat dirumuskan perumusan

masalah sebagai berikut.

a. Apakah pemberian jangka pendek infusa herba Sonchus arvensis L.

Memiliki pengaruh hepatoprotektif terhadap aktivitas serum ALT-AST

pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida?

b. Berapakah dosis efektif pemberian jangka pendek infusa herba Sonchus

arvensis L. pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon

tetraklorida?

2. Keaslian penelitian

Sejauh studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti, penelitian tentang

efek hepatoprotektif pemberian jangka pendek infusa herba Sonchus arvensis

L. terhadap aktivitas serum ALT-AST tikus jantan galur Wistar terinduksi

karbon tetraklorida belum pernah dilakukan.

Penelitian serupa tentang efek hepatoprotektif Sonchus arvensis L.

yang pernah dilakukan adalah meneliti efek hepatoprotektif ekstrak metanol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

4

Sonchus arvensis L. yang dilakukan oleh Alkhreaty, Khan, Khan, and

Sahreen, dalam “CCl4 induced genotoxicity and DNA oxidative damages in

rats: hepatoprotective effect of Sonchus arvensis” (2014).

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan baru mengenai

efek hepatoprotektif dari infusa herba Sonchus arvensis L. dengan

pemberian jangka pendek.

b. Manfaat praktis

Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat luas

mengenai dosis pemberian infusa herba Sonchus arvensis L. yang paling

baik.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas hepatoprotektif infusa

herba Sonchus arvensis L. dengan pemberian jangka pendek.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui apakah pemberian jangka pendek infusa herba Sonchus

arvensis L. dapat memberikan efek hepatoprotektif terhadap aktivitas

AST-ALT tikus jantan yang diinduksi karbon tetraklorida.

b. Mengetahui dosis efektif pemejanan jangka pendek infusa herba Sonchus

arvensis L. yang dapat memberikan efek hepatoprotektif yang optimal

pada tikus jantan yang terinduksi karbon tetraklorida.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

5

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Herba Sonchus arvensis L.

1. Deskripsi tanaman

Gambar 1. Sonchus arvensis L.

Herba Sonchus arvensis L. masuk ke dalam famili Asteraceae.

Nama lain untuk tumbuhan ini, di Jawa disebut dengan ga-ling; di Sunda

disebut rayana, jombang, jombang lalakina, lempung, lampenas; di Jawa

Tengah disebut tempuyung; di China disebut Niu she tou; di Perancis

disebut laiton des champs; di Inggris disebut sow thistle. Tempuyung

tumbuh di tempat terbuka yang terkena sinar matahari atau sedikit

terlindung seperti tebing-tebing, tepi saluran air atau tanah terlantar,

kadang ditanam sebagai tanaman obat. Tanaman yang berasal dari Eurasia

ini ditemukan pada daerah yang banyak turun hujan pada ketinggian 50-

1650 mdpl. Tempuyung merupakan tanaman terna tahunan, tegak, akar

tunggang yang kuat. Batang berongga dan berusuk. Daun tunggal, bagian

bawah tumbuh berkumpul pada pangkat roset akar. Helai daun berbentuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

6

lanset atau lonjong, ujung runcing, pangkal bentuk jantung, tepi berbagi

menyirip tidak teratur, panjang 6-48cm, lebar 3-12cm, warnanya hijau

muda. Daun yang keluar dari tangkai bunga bentuknya lebih kecil dengan

pangkal memeluk batang, letak berjauhan, berseling. Perbungaan

berbentuk bonggol yang tergabung dalam malai, bertangkai, mahkota

bentuk jarum, warnanya kuning cerah, lama kelamaan menjadi merah

kecokelatan. Buah kotak, berusuk lima, bentuknya memanjang sekitar

4mm, pipih, berambut, cokelat kekuningan. Tumbuhan ini sangat

beranekaragam. Yang berdaun kecil disebut lempung, dan yang berdaun

besar dengan tinggi mencapai 2meter disebut rayana. Batang muda dan

daun walaupun rasanya pahit bisa dimakan sebagai lalap. Perbanyakan

dengan biji (Manganti dan Irena, 2011). Herba Sonchus arvensis L. dapat

dilihat pada Gambar 1.

2. Klasifikasi tanaman

a. Klasifikasi Sonchus arvensis L.

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliosida

Anak kelas : Asteridae

Bangsa : Asterales

Suku : Asteraceae

Marga : Sonchus

Jenis : Sonchus arvensis L.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

7

b. Nama daerah :Tempuyung (Jawa Tengah); ga-ling (Jawa);

rayana, jombang, jombang lalakina, lempung, lampenas (Sunda).

c. Nama asing : Niu she tou (China; laiton des champs

(Perancis); sow thistle (Inggris).

(Manganti dan Irena, 2011).

3. Kandungan kimia

Secara kimia tanaman tempuyung mengandung alfa-laktoserol, beta-

laktoserol, manitol, inositol, silika, kalium, flavonoid dan taraksasterol,

sedangkan kandungan utama daunnya adalah ion-ion mineral (silika,

kalium, magnesium, dan natrium) dan senyawa organik (flavonoid,

kumarin, taraksasterol, inositol, dan asam fenolat) sementara kandungan

utama akarnya adalah senyawa flavonoid, apigenin 7-0 glukosida

(Manganti dan Irena, 2011). Senyawa flavonol, glikosida flavonoid dan

monoasil galaktosilgliserol telah diisolasi dari tempuyung (Xu et. al.,

2008).

Penelitian yang dilakukan oleh Khan (2012) juga menunjukkan

kandungan flavonoid dan fenolik yang tinggi pada herba Sonchus

arvensis L.. Serbuk Sonchus arvensis L. mengandung senyawa orientin,

kamferol, mirisetin, hiperusida, katekin dan kuersetin yang dapat

terdeteksi dalam ekstrak metanol-asam hidroklorida 25% dengan KCKT

pada panjang gelombang 220 nm detektor UV-Vis.

4. Kegunaan herba Sonchus arvensis L.

Kelompok genus Sonchus telah digunakan sebagai obat turun-

temurun di China untuk mengatasi demam dan inflamasi. Selain itu, juga

sering digunakan untuk detoksifikasi dan juga melancarkan peredaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

8

darah. Tanaman itu sendiri memiliki kelebihan lainnya, yakni nikmat

dikonsumsi dan mudah ditanam untuk mengobati gangguan pada

payudara, asma, batuk, dan gangguan pernapasan lainnya. Sonchus

arvensis L. ini juga bersifat insektisidal dan memiliki aktivitas anti

inflamasi (Xu, et al., 2008). Sonchus arvensis L. telah digunakan secara

tradisional untuk mengobati batu ginjal, batu empedu, disentri, hemoroid,

gout arthritis, apendisitis, mastitis, hipertensi, luka bakar dan memar

(Alkhreaty, et al., 2014).

B. Hepar

1. Anatomi dan fisiologi hepar

Hepar adalah kelenjar terbesar dalam tubuh manusia, dengan berat 1,5

kg atau 1500 g. Bagian superior dari hepar cembung dan terletak di bawah

kubah kanan diafragma. Bagian inferior hepar cekung dan dibawahnya

terdapat ginjal kanan, gaster, pankreas, dan usus. Hepar dibagi menjadi dua

lobus, yaitu lobus kiri dan kanan (Baradero, Dayrit, dan Siswandi, 2005).

Setiap lobus dari hepar dibagi dalam struktur-struktur yang disebut lobulus.

Lobulus ini adalah mikroskopik yang merupakan unit fungsional dari hepar

yang bersegi enam atau heksagonal. Di dalam lobules terdapat sel-sel hepar

(hepatosit) yang tersusun seperti lapisan-lapisan plat dan berbentuk sinar dan

mengelilingi hepatikum. Setiap segi dari lobulus terdapat cabang-cabang vena

porta, arteria hepatica, dan kanalikuli empedu. Diantara deretan sel-sel hepar

yang berbentuk seperti sinar, terdapat sinusoid yang membawa darah dari

cabang-cabang vena porta dan arteria hepatica ke vena hepatica. Sel-sel

fagosit yang disebut sel Kupffer terdapat pada dinding sinusoid. Sel-sel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

9

Kupffer ini menelan eritrosit dan leukosit yang mati, mikroorganisme, dan

benda asing yang masuk ke dalam hepar (Baradero, dkk., 2005). Rusaknya

beberapa sel hati, atau bahkan sekelompok kecil dapat mengalami perbaikan

tanpa gangguan arsitektur. Kerusakan sel hati yang luas yang terjadi disertai

kerusakan arsitekturnya, akan disembuhkan dengan pembentukan jaringan

parut dan regenerasi noduler sel-sel hati, sehingga terjadi sirosis (Sarjadi,

1994).

Fungsi utama hepar adalah untuk metabolisme bahan makanan seperti

karbohidrat, protein dan lemak. Hepar juga berfungsi untuk menyimpan

vitamin, besi dan tembaga, juga sebagai tempat konjugasi dan ekskresi steroid

adrenal dan gonad serta detoksifikasi zat endogen dan eksogen. Fungsi

detoksifikasi ini dilakukan oleh enzim-enzim hati yang melakukan oksidasi,

reduksi dan hidrolisis atau konjugasi zat-zat yang membahayakan dan

mengubahnya menjadi zat yang secara fisiologis tidak aktif (Price dan Wilson,

2005).

Hepar memiliki struktur seragam yang memiliki kelompok sel yang

dipersatukan oleh sinusoid. Sel-sel hepar mendapat suplai darah dari vena

portae hepatis yang kaya akan makanan dan tidak mengandung oksigen,

namun terkadang bersifat toksik, serta dari arteri hepatika yang mengandung

oksigen. Sistem peredaran darah yang tidak biasa ini dapat menyebabkan sel-

sel hepar mendapatkan suplai darah yang relatif kurang oksigen yang

mengakibatkan hepar memiliki potensi besar untuk mengalami kerusakan dan

juga penyakit (Wibowo dan Paryana, 2009).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

10

2. Kerusakan hepar

Jenis-jenis kerusakan hepar yang dapat terjadi adalah sebagai berikut.

a. Perlemakan hati (Steatosis)

Perlemakan hati atau steatosis ditunjukkan dengan adanya

akumulasi lipid yang tidak normal pada sel-sel hati, umumnya

penumpukan trigliserida. Jenis toksikan yang dapat menyebabkan

perlemakan beragam dengan mekanisme yang berbeda-beda. Umumnya

akumulasi lipid berhubungan dengan gangguan sintesis atau sekresi

lipoprotein (Hodgson, 2010).

b. Cholestasis

Kolestasis terjadi karena penekanan atau penghentian aliran

empedu. Inflamasi atau penyumbatan saluran empedu disebabkan oleh

retensi garam empedu serta akumulasi bilirubin yang akan menyebabkan

penyakit kuning (jaundice). Kolestasis juga terjadi karena adanya

perubahan membran permeabilitas hepatosist atau canaliculi empedu.

Senyawa/bahan kimia memiliki efek pada permeabilitas membran dan

mengganggu gradien Na+ dan K+ dapat menyebabkan kolestasis (Hodgson,

2010).

c. Fibrosis dan sirosis

Senyawa kimia hepatotoksik dapat menyebabkan kerusakan

hepatosit yang mengakibatkan fibrosis hati. Fibrosis ditandai oleh deposisi

kolagen, proteoglikan, glikoprotein dan bahkan fibrosis kronis terjadi pada

pembentukan matriks ekstraseluler (ECM). Fibrosis yang luas dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

11

merusak bentuk hati dan mengganggu aliran darah yang akan

mengakibatkan kerusakan hati bersifat irreversibel (Hodgson 2010).

Sirosis terjadi akibat paparan senyawa yang bersifat hepatotoksik

yang ditandai dengan fibrosis yang meluas dan terbentuk jaringan parut.

Kerusakan yang beranjut dapat menyebabkan gagal hati (Hodgson, 2010).

d. Nekrosis

Nekrosis menunjukkan kematian sel hepatosit yang biasanya

terjadi pada kerusakan akut. Nekrosis dapat terjadi pada bagian tertentu sel

hepatosit (focal necrosis) atau menyerang keseluruhan lobus hepar atau

disebut massive necrosis (Hodgson, 2010).

e. Hepatitis

Hepatitis merupakan inflamasi pada hepar yang umumnya

disebabkan oleh infeksi virus (Hodgson, 2010).

f. Karsinogenesis

Tipe umum dari kanker hepar seperti karsinoma. Beberapa kasus

karsinogenesis disebabkan oleh karsinogen seperti aflatoksin, cycasin dan

safrole serta penggunaan obat-obat kimia sintetik (Hodgson, 2010).

C. Hepatotoksin

Obat dan senyawa yang dapat menyebabkan kerusakan hati dibedakan

menjadi dua, yaitu sebagai dapat diramalkan (dengan kejadian tinggi) dan tidak

dapat diramalkan (dengan kejadian rendah). Hepatotoksin teramalkan adalah suatu

senyawa atau obat yang mempengaruhi sebagian besar individu, yang akan

memberikan efek toksik jika ditelan dalam jumlah yang cukup. Jenis hepatotoksin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

12

ini bergantung pada jumlah dosis yang diberikan. Contoh senyawa hepatotoksin

teramalkan, yaitu parasetamol (asetaminofen), karbon tetraklorida, salisilat,

tetrasiklin dan metrotexat. Hepatotoksin tidak dapat diramalkan adalah senyawa

atau obat yang hanya akan memberikan efek toksik pada orang-orang tertentu, dan

tidak tergantung pada dosis pemberian. Contoh senyawa jenis ini, yaitu

klorpromazin, halotan dan isoniazid (Forrest, 2006). Kerusakan hati dapat

diakibatkan karena toksisitas langsung oleh obat atau metabolitnya, atau mungkin

sebagai tanggapan idiosinkrasi pada orang yang mempunyai gen khusus yang

mempengaruhinya. Masa laten antara mulai terapi dan permulaan penyakit hati

membantu mencari etiologinya (Soriano, 2008).

D. Karbon Tetraklorida

Karbon tetraklorida (CCl4) merupakan salah satu senywa golongan

halometana yang biasa digunakan dalam penelitian-penelitian sebagai senyawa

selektif untuk induksi kerusakan hati. Induksi dari senyawa CCl4 akan

menghasilkan senyawa radikal reaktif yang mengaktivasi kerusakan sel (Sen,

Sahin, Agus, Bayav, Sevim, and Semiz, 2007). Senyawa ini tidak berwarna,

berbau aromatis, tahan pada suhu ruangan. Kelarutan senyawa dalam air 793

mg/L pada suhu 25oC (Department of Health and Human Services, 2011).

Karbon tetraklorida (CCl4) merupakan senyawa kimia yang bersifat lebih

ekstensif dalam merusak hepar jika dibandingkan dengan senyawa kimia lainnya.

CCl4 dikonversi menjadi triklorometil (CCl3•) dan kemudian diubah menjadi

radikal triklorometilperoksi (CC3O2•) yang bersifat lebih reaktif. Nekrosis yang

terjadi karena CCl4 yang paling parah terjadi pada centrilobular sel hati yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

banyak mengandung isoenzim CYP dalam konsentrasi tinggi yang bertanggung

jawab mengaktifkan CCl

gambar 2, ikatan kovalen dari radikal bebas triklorometil

akan memulai penghambatan sekresi lipoprotein yang bertanggungjawab terhadap

transport lipid keluar hepatosit d

sehingga menyebabkan perlemakan hati (steatosis).

membentuk radikal triklorometilperoksi yang menjadi penyebab awal terjadinya

peroksidasi lipid (Timbrell, 200

enzim gluthation (GSH) membentuk

intermediet yang bersifat reaktif dan dapat bereaksi dengan makromolekul seluler

untuk menginduksi terjadinya kerusakan sel (Hodgson, 2010).

Gambar 2. Mekanisme toksisitas karbon tetraklorida

Aminotransferase merupakan gugus enzim yang mengkatalis interkonversi

asam-asam amino menjadi 2

meliputi serum Serum Glutamic Oxaloacetic Tra

disebut aspartate transferase

banyak mengandung isoenzim CYP dalam konsentrasi tinggi yang bertanggung

mengaktifkan CCl4 (Hodgson, 2010). Seperti yang dapat dilihat pada

2, ikatan kovalen dari radikal bebas triklorometil dengan makromolekul

akan memulai penghambatan sekresi lipoprotein yang bertanggungjawab terhadap

transport lipid keluar hepatosit dan menyebabkan lipid terakumulasi di hepatosit,

sehingga menyebabkan perlemakan hati (steatosis). Reaksi dengan oksigen

membentuk radikal triklorometilperoksi yang menjadi penyebab awal terjadinya

peroksidasi lipid (Timbrell, 2000). Radikal triklorometil yang bereaksi dengan

(GSH) membentuk phosgene. Metabolit ini merupakan

intermediet yang bersifat reaktif dan dapat bereaksi dengan makromolekul seluler

untuk menginduksi terjadinya kerusakan sel (Hodgson, 2010).

Gambar 2. Mekanisme toksisitas karbon tetraklorida

E. ALT dan AST

Aminotransferase merupakan gugus enzim yang mengkatalis interkonversi

asam amino menjadi 2-oxo-acid melalui transfer gugus-gugus amino yang

Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT

ransferase (AST) dan Serum Glutamic Pyruvic Transaminase

13

banyak mengandung isoenzim CYP dalam konsentrasi tinggi yang bertanggung

Seperti yang dapat dilihat pada

dengan makromolekul

akan memulai penghambatan sekresi lipoprotein yang bertanggungjawab terhadap

an menyebabkan lipid terakumulasi di hepatosit,

Reaksi dengan oksigen

membentuk radikal triklorometilperoksi yang menjadi penyebab awal terjadinya

ang bereaksi dengan

. Metabolit ini merupakan

intermediet yang bersifat reaktif dan dapat bereaksi dengan makromolekul seluler

Gambar 2. Mekanisme toksisitas karbon tetraklorida

Aminotransferase merupakan gugus enzim yang mengkatalis interkonversi

gugus amino yang

(SGOT) atau juga

ruvic Transaminase

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

14

(SGPT) atau juga disebut alanine transferase (ALT), dimana transfer gugus-

gugus ini menjadi pertanda adanya kerusakan pada sel hati. ALT merupakan

enzim sitosol yang diproduksi di dalam hati yang kadarnya akan meningkat bila

terjadi kerusakan pada hati.

Kadar ALT dalam jumlah absolut lebih sedikit dari kadar AST, tetapi

kadar ALT di dalam hati lebih banyak dari kadar AST di dalam hati. AST yang

terdapat dalam mitokondria juga sitoplasma, selain diproduksi di hati juga

diproduksi di jantung, otot rangka, dan ginjal, juga termasuk salah satu enzim

penanda adanyaa kerusakan pada hati bila kadarnya meningkat (Satriani, 2009).

F. Metode Infundasi

Metode ekstrasi dapat dibedakan menjadi infundasi, maserasi, perlokasi,

dan penyarian berkesinambungan. Metode maserasi merupakan cara penyarian

sederhana yang dilakukan dengan merendam serbuk simplisia dalam cairan

penyari selama beberapa hari pada suhu kamar dan terlindungan dari cahaya

(Sudarmaji, Haryono, dan Suhardi, 1989).

Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara mengekstraksi

simplisia nabati dengan air pada suhu 90oC selama 15 menit. Pembuatan infusa

merupakan cara yang paling sederhana untuk membuat sediaan herbal dari bahan

lunak. Sediaan cair infusa dapat dikonsumsi panas atau dingin. Sediaan herbal

yang mengandung minyak atsiri akan berkurang khasiatnya apabila tidak

menggunakan penutup pada pembuatan infusa (Badan Pengawas Obat dan

Makanan RI, 2010).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

15

G. Landasan Teori

Hati merupakan salah satu organ penting dalam tubuh manusia karena peran

matabolisme dan detoksifikasi racun dalam tubuh. Kerusakan sel-sel hepatosit

dapat menyebabkan peningkatan permeabilitas dinding sel dan melepaskan

enzim-enzim transaminase menuju aliran darah. Kerusakan sel hati dapat

disebabkan oleh obat-obatan tertentu (Dongare, Dhande, and Kadam, 2013).

Karbon tetraklorida (CCl4) adalah zat hepatotoksik yang sering digunakan

dalam penelitian yang berkaitan dengan hepatotoksisitas. CCl4 dapat

menyebabkan kerusakan pada hati yang disebabkan oleh radikal bebas

triklorometil, CCl4 memerlukan aktivasi metabolisme terutama oleh enzim

sitokrom P450 di hati. Aktivasi tersebut akan mengubah CCl4 menjadi metabolit

yang lebih toksik, sehingga dapat menyebabkan keruskan hati pada hewan coba

dan manusia. Pembentukan radikal bebas yang berlebihan akan mengakibatkan

stress oksidatif yang dapat menimbulkan gangguan pada hati (Tappi, Lintong, and

Loho, 2013).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Khan (2012) terhadap aktivitas

antioksidan dan sitolitik, tanaman Sonchus arvensis L. memiliki aktivitas

antioksidan yang kuat. Salah satu cara penggunaan tempuyung ini adalah merebus

daun atau seluruh tumbuhan sebanyak 15-60 g, lalu diminum (Agoes, 2010,).

Penyarian dengan infundasi akan menarik senyawa polar seperti flavonoid. Selain

itu, flavonoid serta fenolik yang susah larut air atau semipolar juga akan tersari

dengan adanya proses pemanasan (Xu, Chen, Xhang, Jiang, Ye, 2008).

Kandungan kimia yang terdapat dalam daun tempuyung kemungkinan besar

senyawa-senyawa yang larut dalam air adalah kelompok mineral, karbohidrat dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

16

glikosida (luteolin-7-O-glukosida dan apigenin-7-O-glukosida). Kemungkinan

juga akan terlarut sedikit senyawa kumarin (skopoletin), flavonoid bebas

(kaempferol) dan aglikon dari glikosida (Chairul, Sumarny, dan Chairul, 2003).

Senyawa flavonol, glikosida flavonoid dan monoasil galaktosilgliserol telah

diisolasi dari tempuyung (Xu, Sun, Sun, Qiu, Liu, Jiang, dan Yuan, 2008), selain

itu juga dikatakan bahwa kandungan dari tanaman ini dapat menghambat

hepatotoksisitas karbon tetraklorida (CCl4) yang diberikan pada mencit jantan.

Serum transaminase adalah indikator yang peka terhadap kerusakan sel-sel

hati. Hati yang mengalami nekrosis atau kehancuran akan menyebabkan kenaikan

aktivitas transaminase pada serum. Enzim transaminase akan masuk dalam

pembuluh darah dan membuat aktivitas transaminase dalam darah meningkat,

lebih tinggi dari aktivitas normalnya (Hartono, Nurwanti, Ikasari, dan Wiryanto,

2005).

H. Hipotesis

Pemberian jangka pendek infusa herba Sonchus arvensis L. memiliki efek

hepatoprotektif pada tikus jantan yang terinduksi karbon tetraklorida.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

17

BAB III

MEODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian mengenai efek hepatoprotektif pemberian jangka pendek infusa

herba Sonchus arvensis L. terhadap aktivitas serum ALT-AST pada tikus jantan

galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida merupakan jenis penelitian

eksperimantal murni dengan rancangan acak lengkap pola searah.

B. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel utama

a. Variabel bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini variasi dosis pemejanan infusa herba

Sonchus arvensis L.

b. Variabel tergantung

Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah efek hepatoprotektif

infusa herba Sonchus arvensis L. yang ditandai dengan penurunan

aktivitas serum ALT-AST (U/I) tikus jantan galur Wistar terinduksi

karbon tetraklorida setelah pemberian infusa herba Sonchus arvensis L.

jangka pendek.

2. Variabel pengacau

a. Variabel pengacau terkendali

Variabel pengacau yang dalam penelitian ini adalah kondisi hewan uji

yang digunakan, yaitu tikus jantan galur Wistar dengan berat badan ±

150-250g, umur 2-3 bulan, variasi dosis pemberian secara per oral infusa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

18

herba Sonchus arvensis L. dan bahan uji berupa serbuk kering herba

Sonchus arvensis L. Cara pemberian hepatotoksin secara intraperitonial

dengan selang waktu pemberian infusa herba Sonchus arvensis L. selama

enam jam yang diberikan secara per oral.

b. Variabel pengacau tak terkendali

Variabel pengacau tak terkendali pada penelitian ini adalah kondisi

patofisiologis dari hewan uji, yaitu tikus jantan galur Wistar.

3. Definisi operasional

a. Herba Sonchus arvensis L.

Didefinisikan semua bagian tumbuhan di atas tanah (batang, daun,

bunga, dan buah) Sonchus arvensis L.

b. Infusa herba Sonchus arvensis L.

Infusa herba Sonchus arvensis L. adalah sediaan cair infundasi herba

Sonchus arvensis L. dengan konsentrasi 15%.

c. Efek hepatoprotektif

Efek hepatoprotektif didefinisikan sebagai kemampuan infusa herba

Sonchus arvensis L. melindungi hati dari hepatotoksin yang ditandai

dengan penurunan aktivitas ALT-AST pada tikus jantan galur Wistar

terinduksi karbon tetraklorida.

d. Jangka pendek

Didefinisikan sebagai selang waktu pemberian hepatotoksin karbon

tetraklorida (CCl4) diberikan pada waktu 6 jam setelah pemberian infusa

herba Sonchus arvensis L.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

19

e. Dosis efektif

Didefinisikan sebagai sejumlah gram per kilogram berat badan (g/kgBB)

infusa herba Sonchus arvensis L. terkecil yang memiliki persen

hepatoprotektif dari aktivitas ALT-AST yang paling mendekati 100%

proteksi hati.

C. Bahan Penelitian

1. Bahan utama

a. Bahan uji herba Sonchus arvensis L. yang diperoleh dari daerah

Cangkringan, Kaliurang, Sleman, Yogyakarta.

b. Hewan uji yang digunakan adalah tikus jantan galur Wistar dengan umur

2-3 bulan, berat badan ± 150-250 g yang diperoleh dari Laboratorium

Imono Fakultas Farmasi Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bahan kimia

a. Pelarut infusa yang digunakan adalah aquadest yang diperoleh dari

Laboratorium Kimia Analisis Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

b. Hepatotoksin yang digunakan adalah karbon tetraklorida (Merck ®).

c. Kontrol negatif dan pelarut hepatotoksin yang digunakan adalah olive oil

yang diperoleh dari PT. Brataco Chemika, Yogyakarta.

d. Blanko pengukuran aktivitas serum ALT-AST menggunakan aqua

bidestilata yang diperoleh dari Laboratorium Kimia Analisis Fakultas

Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

20

e. Reagen ALT Reagen yang digunakan adalah reagen ALT DiaSys.

Komposisi dan konsentrasi dari reagen ALT adalah sebagai berikut (Tabel

I.)

Tabel I. Komposisi dan konsentrasi reagen ALT

Komposisi pH Konsentrasi R1 : TRIS 7,15 140 mmol/L L-Alanine 700 mmol/L LDH (lactate dehydrogenase) ≥2300 U/L R2 : 2-Oxoglutarate 85 mmol/L NADH 1 mmol/L

Pyroxidal-5 phospate FS: Good’s buffer Pyridoxal-5-phosphate

pH 9,6

100 mmol/L 13 mmol/L

f. Reagen AST yang digunakan adalah reagen AST DiaSys. Komposisi dan

konsentrasi dari reagen AST adalah sebagai berikut (Tabel II.)

Tabel II. Komposisi dan konsentrasi reagen AST

Komposisi pH Konsentrasi R1 : TRIS 7,15 140 mmol/L L-Aspartate 700 mmol/L MDH (malate dehydogenase) ≥800 U/L LDH (lactate dehydrogenase) ≥1200 U/L R2 : 2-Oxoglutarate 65 mmol/L NADH 1 mmol/L Pyroxidal-5 phospate FS: Good’s buffer Pyridoxal-5-phosphate

pH 9,6

100 mmol/L 13 mmol/L

D. Alat Penelitian

1. Alat infundasi

Alat-alat infundasi yang digunakan terdiri dari alat-alat gelas berupa Beaker

glass, gelas ukur, labu ukur, pipet ukur, pipet tetes, batang pengaduk, panci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

enamel, timbangan analitik, termometer,

air.

2. Alat uji hepatoprotektif

Alat-alat yang digunakan dalam menguji efek hepatoprotektif yaitu s

alat gelas berupa Beaker glass

pipet tetes, batang pengaduk

Centurion Scientific®

1cc, pipa kapiler, tabung

stopwatch, blue tip

1. Determinasi herba

Determinasi serbuk kering herba

bagian Biologi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta.

2. Pembuatan serbuk kering herba

Herba tempuyung berupa bagian batang, daun, dan bunga tanpa bagian

akar sebanyak 20 kg dicuci bersih dengan air mengalir dan

selama 12 jam hingga tampak tidak basah lagi. Kemudian tanaman di potong

potong menggunakan pisau hingga berukuran 5

potong-potong dikeringkan pada oven untuk menguapkan air pada suhu 50

selama 4-5 hari. Set

menggunakan ayakan nomor 40.

, timbangan analitik, termometer, stopwatch, kain flannel

2. Alat uji hepatoprotektif

alat yang digunakan dalam menguji efek hepatoprotektif yaitu s

Beaker glass, gelas ukur, labu ukur, tabung reaksi,

pipet tetes, batang pengaduk (Pyrex Iwaki Glass®),mikropipet, sentrifuge

Centurion Scientific®, vortex Genie Wilten®, spuit injeksi peroral dan syringe

1cc, pipa kapiler, tabung eppendorf, Vitalab mikro (Microlab

blue tip dan yellow tip.

E. Tata Cara Penelitian

Determinasi herba

Determinasi serbuk kering herba Sonchus arvensis L.

bagian Biologi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada

Pembuatan serbuk kering herba Sonchus arvensis L.

Herba tempuyung berupa bagian batang, daun, dan bunga tanpa bagian

akar sebanyak 20 kg dicuci bersih dengan air mengalir dan diangin

selama 12 jam hingga tampak tidak basah lagi. Kemudian tanaman di potong

potong menggunakan pisau hingga berukuran 5-10 cm. Tanaman yang sudah di

potong dikeringkan pada oven untuk menguapkan air pada suhu 50

5 hari. Setelah kering, tanaman digiling hingga hancur,

menggunakan ayakan nomor 40.

21

flannel, dan penangas

alat yang digunakan dalam menguji efek hepatoprotektif yaitu seperangkat

tabung reaksi, pipet ukur,

,mikropipet, sentrifuge

, spuit injeksi peroral dan syringe

, Vitalab mikro (Microlab-200 Merck®),

dilakukan oleh

bagian Biologi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada

Herba tempuyung berupa bagian batang, daun, dan bunga tanpa bagian

diangin-anginkan

selama 12 jam hingga tampak tidak basah lagi. Kemudian tanaman di potong-

10 cm. Tanaman yang sudah di

potong dikeringkan pada oven untuk menguapkan air pada suhu 50o C

elah kering, tanaman digiling hingga hancur, lalu diayak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

22

3. Penetapan kadar air serbuk kering herba Sonchus arvensis L.

Serbuk kering herba Sonchus arvensis L. yang telah diayak melewati mesh

40, dimasukkan ke dalam alat moisture balance ± 5 g kemudian diratakan.

Bobot serbuk kering daun tersebut ditimbang sebagai bobot sebelum

pemanasan (bobot A), setelah itu dipanaskan pada suhu 105°C selama 15

menit. Serbuk kering herba Sonchus arvensis L. yang telah dipanaskan

kemudian ditimbang kembali dan dihitung sebagai bobot setelah pemanasan

(bobot B). Kemudian dilakukan perhitungan terhadap selisih bobot A dan

bobot B yang merupakan kadar air serbuk herba Sonchus arvensis L.

4. Pembuatan infusa herba Sonchus arvensis L.

Sebanyak 7,5 g serbuk kering herba Sonchus arvensis L. dibasahi dengan

aquadest hingga dua kali bobot serbuk (15 ml) kemudian dicampur dalam 50,0

ml pelarut aquadest sehingga aquadest yang digunakan sebanyak 65,0 ml.

campuran dipanaskan pada suhu 90oC selama 15 menit dalam panci enamel

agar pemanasannya merata. Waktu 15 menit mulai dihitung ketika suhu

campuran sudah mencapai 90oC dan dijaga suhunya selama 15 menit. Setelah

15 menit dipanaskan dengan suhu 90oC, campuran diambil dan disaring serta

diperas menggunakan kain flannel, dimasukkan ke dalam labu ukur hingga

didapatkan 50 ml larutan infundasi herba Sonchus arvensis L.. Dengan

demikian, diperoleh infusa herba dengan konsentrasi 15%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

23

5. Penetapan dosis infusa herba Sonchus arvensis L.

Dasar penetapan peringkat dosis adalah bobot tertinggi tikus, konsentrasi

maksimum ekstrak dan pemberian cairan secara peroral separuhnya, yaitu 2,5

ml. Penetapan dosis tertinggi infundasi herba Sonchus arvensis L. adalah :

D x BB = C x V

D x BB tertinggi tikus ( kg/BB) = C ekstrak (mg/ml) x 2,5ml

D = x mg/kg BB

Dua dosis lainnya diperoleh dengan menurunkan 2 dan 4 kalinya dari dosis

tertinggi.

6. Pembuatan larutan karbon tetraklorida dalam olive oil

Pembuatan larutan tetraklorida dilakukan dengan perbandingan volume

karbon tetraklorida dan pelarut sebesar 1:1. Pelarut yang digunakan untuk

melarutkan karbon tetraklorida adalah olive oil. Karbon tetraklorida dilarutkan

dalam volume yang sama dengan olive oil.

7. Uji pendahuluan.

a. Penetapan dosis hepatotoksin CCl4.

Pemilihan dosis CCl4 dilakukan untuk mengetahui pada dosis

berapa CCl4 bisa menyebabkan kerusakan hati tikus yang ditandai dengan

peningkatan aktivitas ALT-AST serum paling tinggi tetapi tidak

menimbulkan kematian.

b. Penetapan waktu pencuplikan darah

Waktu pencuplikan darah didapatkan dengan melakukan orientasi

dengan hewan uji. Ketiga ekor tikus uji diberikan dosis karbon

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

24

tetraklorida. Dari hewan uji diambil darah pada jam ke-0, 24, dan 48

setelah pemejanan tetraklorida, kemudian diukur aktivitas ALT dan AST.

8. Pengelompokan dan perlakuan hewan uji

Hewan percobaan yang dibutuhkan sebanyak 30 ekor tikus jantan dibagi

secara acak dalam enam kelompok sama banyak. Kelompok I merupakan

kontrol hepatotoksin CCl4 diberikan CCl4 dalam olive oil (1:1) dengan dosis 2

ml/kgBB secara intraperitonial. Kelompok II merupakan kontrol negatif yaitu

pemberian olive oil 2 ml/kgBB secara intraperitonial. Kelompok III merupakan

kontrol perlakuan yaitu pemberian infusa herba Sonchus arvensis L. secara per

oral, enam jam kemudian diambil darahnya dan dilakukan pengukuran aktivitas

ALT-AST. Kelompok IV-VI diberikan infusa herba Sonchus arvensis L.,

kemudian pada 6 jam setelah perlakuan diberikan dosis CCl4. Pada jam ke-24

setelah diberi CCl4, kelompok kontrol hepatotoksin, kontrol negatif dan

kelompok variasi dosis diambil darahnya pada daerah sinus orbitalis mata

tikus, kemudian ditampung dalam Eppendorf yang kemudian disentrifugasi

selama 10 menit dengan kecepatan 3500 rpm dan bagian supernatannya

diambil untuk diukur aktivitas ALT-AST.

9. Pengukuran Aktivitas ALT-AST

Pengukuran aktivitas ALT-AST dilakukan dengan menggunakan alat

Micro-vitalab 200 yang telah divalidasi. Darah tikus yang sudah diambil

didiamkan selama 5-10 menit kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 3000

rpm selama 15 menit. Serum diambil dan dipindahkan ke Eppendorf dan

sentrifugasi lagi dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

25

Serum diambil sebanyak 100 µl dan dicampur dengan 1000 µl reagen I,

divortex dan didiamkan selama OT 2 menit, kemudian dicampur 500 µl reagen

II lalu divortex dan OT 1 menit. Setelah OT 1 menit serum tersebut kemudian

diukur dengan mikro-vitalab.

F. Tata Cara Analisis Hasil

Data aktivitas ALT-AST diperoleh dengan menggunakan uji Saphiro-Wilk

sebagai uji normalitas untuk melihat distribusi data dan analisis varian untuk

melihat homogenitas varian antar kelompoknya sebagai syarat analisis

parametik. Jika data terdistribusi normal, dilanjutkan dengan uji ANOVA one

way dengan taraf kepercayaan 95% untuk melihat perbedaan masing-masing

kelompok. Kemudian dilanjutkan dengan uji Scheffe unntuk melihat perbedaan

antara kelompok bermakna (p<0,05)atau tidak bermakna (p>0,05). Bila

distribusi tidak normal, dilakukan analisis dengan uji Kruskal Wallis untuk

mengetahui perbedaan aktivitas ALT-AST antar kelompok. Kemudian

dilanjutkan dengan Mann-Whitney untuk kebermaknaan perbedaan tiap

kelompok.

Perhitungan persen efek hepatoprotektif terhadap hepatotoksin karbon

tetraklorida diperoleh dengan rumus sebagai berikut:

(1 −(aktivitas ALT serum pada kontrol CCl�� − (aktivitas ALT serum pada perlakuan�

(aktivitas ALT serum pada kontrol CCl� − kontrol ����� ����� × 100%

(1 −(aktivitas AST serum pada kontrol CCl�� − (aktivitas AST serum pada perlakuan�

(aktivitas AST serum pada kontrol CCl� − kontrol ����� ����� × 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

26

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian bertujuan untuk membuktikan efek hepatoprotektif infudasi

herba tempuyung terhadap tikus jantan galur Wistar yang terinduksi karbon

tetraklorida. Untuk membuktikan hal tersebut maka dilakukan pengukuran

aktivitas ALT-AST serum sebagai parameter kerusakan hepar.

A. Penyiapan Bahan

1. Determinasi herba Sonchus arvensis L.

Determinasi herba Sonchus arvensis L. dilakukan untuk memastikan

bahwa herba yang digunakan dalam penelitian adalah benar herba Sonchus

arvensis L.. Determinasi herba Sonchus arvensis L. dilakukan oleh bagian

Biologi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Hasil yang diperoleh dari determinasi ini membuktikan bahwa herba yang

digunakan dalam penelitian benar merupakan herba Sonchus arvensis L..

2. Pembuatan serbuk kering herba Sonchus arvensis L.

Pembuatan serbuk kering herba tempuyung dilakukan dengan proses

pengumpulan bahan, pencucian, perajangan, pengeringan, penggilingan dan

pengayakan. Herba berupa bagian batang, daun, dan bunga tanpa bagian akar

dicuci bersih dengan air mengalir dan diangin-anginkan untuk menghilangkan

pengotor yang ada pada permukaan bagian tanaman. Kemudian tanaman di

potong-potong menggunakan pisau hingga berukuran 5-10 cm untuk

mempermudah proses pengeringan dan penggilingan. Semakin tipis bahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

27

yang akan dikeringkan, semakin cepat penguapan air, sehingga mempercepat

waktu pengeringan. Akan tetapi irisan yang terlalu tipis juga dapat

menyebabkan berkurangnya atau hilangnya zat berkhasiat yang mudah

menguap. Tanaman yang sudah di potong-potong dikeringkan dengan tujuan

untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak, sehingga dapat

disimpan dalam waktu yang lama. Setelah kering, tanaman digiling hingga

hancur, lalu diayak kembali menggunakan ayakan nomor 40 (ukuran lubang

ayakan 425 µm).

3. Penetapan kadar air serbuk herba Sonchus arvensis L.

Penetapan kadar air serbuk herba Sonchus arvensis L. ini bertujuan

untuk mengetahui kandungan air dalam serbuk herba Sonchus arvensis L.,

sehingga dapat diketahui apakah serbuk herba yang digunakan memenuhi

persyaratan serbuk yang baik atau tidak. Syarat serbuk yang baik menurut

Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI yaitu memiliki kadar

air kurang dari 10%. Penetapan kadar air serbuk herba Sonchus arvensis L.

menggunakan alat moisture balance dengan metode gravimetri. Penetapan

kadar air diawali dengan serbuk yang digunakan dipanaskan pada suhu 105°C

selama 15 menit. Pemanasan pada suhu 105°C bertujuan untuk menguapkan

kandungan air pada serbuk. Setelah serbuk dipanaskan, dilakukan

penghitungan kadar air. Penghitungan kadar air dilakukan pada replikasi

sebanyak 3 kali. Kadar air yang diperoleh pada serbuk herba Sonchus arvensis

L. sebesar 6,86% yang menunjukkan bahwa serbuk yang digunakan

memenuhi persyaratan serbuk yang baik karena kadar air kurang dari 10%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

28

4. Penetapan konsentrasi infusa

Penetapan konsentrasi maksimal infundasi dilakukan untuk

menentukan dosis maksimal infusa herba Sonchus arvensis L.. Konsentrasi

maksimal adalah konsentrasi dimana semua serbuk herba Sonchus arvensis L.

terbasahi dan terendam oleh pelarut air. Hasil dari pembuatan infusa

didapatkan konsentrasi maksimal sebesar 15% yang akan digunakan untuk

menentukan dosis maksimal infusa herba Sonchus arvensis L..

B. Uji Pendahuluan

1. Penetapan dosis hepatotoksin karbon tetraklorida

Senyawa model hepatotoksin yang digunakan dalam penelitian adalah

karbon tetraklorida. Tujuan dari penetapan dosis hepatotoksin karbon

tetraklorida adalah untuk menentukan dosis karbon tetraklorida yang dapat

menyebabkan kerusakan ringan, yaitu steatosis pada hati tikus yang ditandai

dengan peningkatan aktivitas ALT dan didukung oleh peningkatan AST.

Dosis hepatotoksin yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada

penelitian Murugesan, Sathiskumar, Jayabalan, Binupriya, Swaminantan and

Yun (2009) yaitu 2 mL/kgBB yang dapat menyebabkan steatosis tanpa

menyebabkan kematian hewan uji. Pelarut karbon tetraklorida yang digunakan

adalah olive oil dengan perbandingan 1:1.

2. Penetapan waktu pencuplikan darah hewan uji

Penetapan waktu pencuplikan darah hewan uji dilakukan untuk

mengetahui jangka waktu karbon tetraklorida dengan dosis 2 mL/kgBB

memberikan efek hepatotoksik paling besar. Pemberian hepatotoksin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

29

dilakukan melalui intraperitonial dengan maksud agar hepatotoksin

terabsorbsi dengan cepat melalui rongga peritoneal sehingga dapat

menimbulkan hepatotoksisitas dalam waktu singkat. Pencuplikan darah hewan

uji dilakukan pada jam ke-0, 24, dan 48 melalui sinus orbitalis setelah

diinduksi karbon tetraklorida dengan dosis 2 ml/kgBB secara intraperitonial

kemudian dilakukan pengukuran aktivitas ALT dan AST. Data purata ALT

dan AST pada jam ke-0, 24 dan 48 disajikan dalam tabel III.

Tabel III. Aktivitas serum ALT-AST setelah pemberian karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBB pada selang waktu 0,24,dan 48 jam

Selang Waktu (jam)

Purata Aktivitas Serum ALT±SE (U/I)

Purata Aktivitas Serum AST±SE (U/I)

0 54 ± 3,54 100,2 ± 9,9 24 198,4 ± 23,77 521,2 ± 90,69 48 74 ± 8,2 177,2 ± 17,15

Keterangan : SE = Standar Error

Berdasarkan tabel III aktivitas serum ALT dan AST pada jam ke-24

menunjukkan aktivitas yang paling tinggi dibandingkan dengan pencuplikan

darah pada jam ke-0 dan ke-48. Aktivitas serum ALT mengalami kenaikan

sebesar empat kali lipat dari aktivitas ALT pada jam ke-0. Begitu pula pada

aktivitas AST, pada jam ke-24 mengalami kenaikan sebesar 5 kali lipat

dibandingkan aktivitas serum pada jam ke-0. Pada jam ke-48, aktivitas serum

ALT mengalami penurunan yang cukup signifikan. Dengan demikian tidak

dilakukan pencuplikan pada jam ke-72 karena sudah diperoleh waktu dimana

karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBB memberikan kerusakan hati paling berat

yaitu pada jam ke-24.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

30

Data aktivitas ALT serum ALT dianalisis dengan uji Shapiro-Wilk

dan didapatkan distribusi normal ( p>0,05) dan dengan levene test didapatkan

variansi tidak homogen (p=0,033). Setelah itu dilanjutkan dengan uji Tamhane

untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara jam ke-0, 24, dan 48. Hasil

analisis statistik aktivitas serum ALT menunjukkan perbedaan bermakna

(p<0,05) pada jam ke-0 dan jam ke-48 terhadap jam ke-24. Hasil analisis

statistik aktivitas serum ALT pada jam ke-0 dan jam ke-48 menunjukkan

perbedaan tidak bermakna (p>0,05). Hal ini menjelaskan bahwa data statistik

pada jam ke-24 mengalami peningkatan yang sangat tinggi, sedangkan pada

jam ke-0 dan ke-48 aktivitas ALT memiliki aktivitas yang hampir sama

dimana pada jam ke-48 terjadi penurunan aktivitas ALT yang signifikan

hingga mendekati nilai normal. Dilihat dari histogram kenaikan aktivitas ALT,

kenaikan paling tinggi terjadi pada jam ke-24. Hal ini menunjukkan bahwa

kerusakan hati paling besar terjadi pada jam ke-24 yang ditandai dengan

puncak tertinggi aktivitas ALT pada jam ke-24 dibandingkan pencuplikan

pada jam lainnya. Hasil statistik aktivitas serum ALT dapat dilihat pada tabel

IV dan histogram kenaikan aktivitas ALT pencuplikan waktu setelah induksi

karbon tetraklorida pada gambar 3.

Tabel IV. Perbedaan kenaikan aktivitas serum ALT setelah

induksi karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBB pada pencuplikan darah jam ke-0, 24, dan 48

ALT Jam ke-0 Jam ke-24 Jam ke-48 0 BB BTB 24 BB BB 48 BTB BB

Keterangan : BB = Berbeda bermakna (p<0,05) BTB = Berbeda tidak bermakna (p>0,05)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

Gambar 3. Histogram ratakarbon tetraklorida pada jam ke

Aktivitas s

ke-24, sama seperti yang terjadi pada kenaikan serum ALT.

aktivitas AST pada jam ke

dibandingkan aktivitas AST pada pencuplikan jam ke

aktivitas AST tidak spesifik menggambarkan adanya kerusakan di hati karena

dapat pula dikeluarkan melalui ot

aktivitas AST yang diuji dengan

normal (p>0,05) dan dengan

(p=0,103). Analisis statistik dilanjutkan dengan analisis pola searah

ANOVA) untuk melihat kebermaknaan perbedaan aktivitas AST

Scheffe. Pada pencuplikan jam ke

bermakna (p>0,05) dan pada hasil aktivitas AST pada jam ke

menunjukkan perbedaan yang bermakna

Histogram rata-rata aktivitas serum ALT setelah induksi karbon tetraklorida pada jam ke-0, 24, dan 48.

Aktivitas serum AST yang paling tinggi terjadi pada pencuplikan jam

24, sama seperti yang terjadi pada kenaikan serum ALT.

aktivitas AST pada jam ke-24 mencapai kenaikan hingga lima kali

aktivitas AST pada pencuplikan jam ke-0. Namun kenaikan

aktivitas AST tidak spesifik menggambarkan adanya kerusakan di hati karena

dapat pula dikeluarkan melalui otot atau organ lainnya. Hasil analisis data

aktivitas AST yang diuji dengan Shapiro-Wilk menunjukkan data terdistribusi

normal (p>0,05) dan dengan levene test menunjukkan variansi

(p=0,103). Analisis statistik dilanjutkan dengan analisis pola searah

) untuk melihat kebermaknaan perbedaan aktivitas AST

. Pada pencuplikan jam ke-0 dan ke-48 menunjukkan perbedaan tidak

bermakna (p>0,05) dan pada hasil aktivitas AST pada jam ke

menunjukkan perbedaan yang bermakna pada terhadap pencuplikan jam ke

31

rata aktivitas serum ALT setelah induksi 0, 24, dan 48.

jadi pada pencuplikan jam

24, sama seperti yang terjadi pada kenaikan serum ALT. Kenaikan

24 mencapai kenaikan hingga lima kalilipat

Namun kenaikan

aktivitas AST tidak spesifik menggambarkan adanya kerusakan di hati karena

ot atau organ lainnya. Hasil analisis data

menunjukkan data terdistribusi

menunjukkan variansi homogen

(p=0,103). Analisis statistik dilanjutkan dengan analisis pola searah (One Way

) untuk melihat kebermaknaan perbedaan aktivitas AST melalui uji

48 menunjukkan perbedaan tidak

bermakna (p>0,05) dan pada hasil aktivitas AST pada jam ke-0 dan 48

pada terhadap pencuplikan jam ke-24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

(p>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa data statistik pada jam ke

mengalami peningkatan yang sangat tinggi, sedangkan pada jam ke

48 aktivitas AST memiliki aktivitas yang hampir sama dimana pada jam ke

terjadi penurunan aktivitas AST yang signifikan hingga mendekati nilai

normal.

Tabel Vinduksi karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBB pada pencuplikan darah

ALT 0 24 48

Keterangan :

Gambar 4. Histogram ratakarbon tetraklorida pada jam ke

Diagram batang aktivitas AST pada pencuplikan waktu jam ke

dan 48 setelah induksi karbon tetraklorida 2ml/kgBB menunjukkan

peningkatan AST paling tinggi pada jam ke

pada jam ke-48 aktivitas serum AST sudah kembali mende

Hal ini menunjukkan bahwa data statistik pada jam ke

mengalami peningkatan yang sangat tinggi, sedangkan pada jam ke

48 aktivitas AST memiliki aktivitas yang hampir sama dimana pada jam ke

di penurunan aktivitas AST yang signifikan hingga mendekati nilai

Tabel V. Perbedaan kenaikan aktivitas serum AST setelah induksi karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBB pada pencuplikan darah

jam ke-0, 24, dan 48 Jam ke-0 Jam ke-24 Jam ke

BB BB

BTB BB BB = Berbeda bermakna (p<0,05)

BTB = Berbeda tidak bermakna (p>0,05)

. Histogram rata-rata aktivitas serum AST setelah induksi karbon tetraklorida pada jam ke-0, 24, dan 48.

Diagram batang aktivitas AST pada pencuplikan waktu jam ke

dan 48 setelah induksi karbon tetraklorida 2ml/kgBB menunjukkan

peningkatan AST paling tinggi pada jam ke-24. Hal ini menunjukkan bahwa

48 aktivitas serum AST sudah kembali mende

32

Hal ini menunjukkan bahwa data statistik pada jam ke-24

mengalami peningkatan yang sangat tinggi, sedangkan pada jam ke-0 dan ke-

48 aktivitas AST memiliki aktivitas yang hampir sama dimana pada jam ke-48

di penurunan aktivitas AST yang signifikan hingga mendekati nilai

. Perbedaan kenaikan aktivitas serum AST setelah induksi karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBB pada pencuplikan darah

Jam ke-48 BTB BB

rata aktivitas serum AST setelah induksi 0, 24, dan 48.

Diagram batang aktivitas AST pada pencuplikan waktu jam ke-0, 24,

dan 48 setelah induksi karbon tetraklorida 2ml/kgBB menunjukkan

24. Hal ini menunjukkan bahwa

48 aktivitas serum AST sudah kembali mendekati normal dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

33

kerusakan paling besar ditandai pada jam ke-24. Berdasarkan hasil analisis

data aktivitas ALT dan AST tersebut maka jam ke-24 ditetapkan sebagai

waktu pencuplikan darah pada uji selanjutnya.

3. Penentuan dosis infusa herba Sonchus arvensis L.

Penetapan dosis infusa herba Sonchus arvensis L. bertujuan untuk

menentukan peringkat dosis yang akan digunakan dalam penelitian ini.

Penetapan dosis dosis infusa herba Sonchus arvensis L. didasarkan pada berat

badan maksimal tikus yang digunakan dalam penelitian (250 g), konsentrasi

maksimal infusa herba Sonchus arvensis L. (15%) dan setengah rute per oral

yang dapat diberikan pada tikus (2,5 ml). Diperoleh dosis maksimal infusa

herba Sonchus arvensis L. sebesar 1,5 g/kgBB kemudian ditentukan tiga

peringkat dosis infusa herba Sonchus arvensis L. dengan menurunkan 2 dan 4

kalinya dari dosis tertinggi. Dosis II didapat dengan membagi dosis

maksimum (1,5 g/kgBB) sebanyak 2 nilai dan dosis I didapat dengan

membagi dosis maksimum sebanyak 4 nilai, dengan demikian diperoleh

peringkat dosis 0,375; 0,75; dan 1,5 g/kgBB.

C. Hasil uji efek hepatoprotektif jangka pendek infusa herba Sonchus arvensis L. pada tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida

Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk membuktikan efek

hepatoprotektif infusa herba Sonchus arvensis L. berdasarkan penurunan aktivitas

ALT yang didukung oleh penurunan aktivitas AST dengan pra-perlakuan

pemberian tiga peringkat dosis berbeda infusa herba Sonchus arvensis L. selama

enam jam sebelum diinduksi hepatotoksin karbon tetraklorida dengan dosis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

34

2ml/kgBB. Peringkat dosis yang digunakan yaitu dosis terendah sebesar 0,375

g/kgBB, dosis tengah sebesar 0,75 g/kgBB, dan dosis tinggi sebesar 1,5 g/kgBB.

Tabel VI. Purata ± SE aktivitas serum ALT dan AST serta persen efek hepatoprotektif tikus perlakuan infusa herba Sonchus arvensis L.

terinduksi karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBB

Kelompok Purata ± SE

aktivitas serum ALT (U/I)

Purata ± SE aktivitas

serum AST (U/I)

Persen hepatoprotektif

ALT (%)

Persen hepatoprotektif

AST (%)

I 232,2 ± 19,54 529,4 ± 90,54 - -

II 41,6 ± 2,33 99,2 ± 8,92 - -

III 73 ± 6,19 158,8 ± 5,14 - -

IV 106,8 ± 12,53 417,6 ± 43,46 64,09 25,99

V 119,2 ± 20,26 317,6 ± 17,34 57,27 49,23

VI 53 ± 1,87 138,6 ± 12,49 93,72 90,84

Keterangan :

I : Kelompok kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBB II : Kelompok kontrol negatif Olive oil dosis 2 ml/kgBB III : Kelompok kontrol infusa herba Sonchus arvensis L. dosis 1,5 g/kgBB IV : Kelompok praperlakuan dosis 0,375 g/kgBB 6 jam + CCl4 2 ml/kgBB V : Kelompok praperlakuan dosis 0,75 g/kgBB 6 jam + CCl4 2 ml/kgBB VI : Kelompok praperlakuan dosis 1,5 g/kgBB 6 jam + CCl4 2 ml/kgBB SE : Standar error CCl4 : karbon tetraklorida

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

35

Tabel VII. Perbandingan aktivitas ALT seluruh kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan variasi dosis infusa herba Sonchus arvensis L.

Kelompok perlakuan

Kontrol hepatotoksin

CCl4 2ml/kgBB

Kontrol negatif

Olive oil 2ml/kgBB

Kontrol IHSA

1,5g/kgBB

IHSA dosis 0,375g/kgBB + CCl4

2ml/kgBB

IHSA dosis 0,75g/kgBB + CCl4

2ml/kgBB

IHSA dosis 1,5g/kgBB

+ CCl4

2ml/kgBB Kontrol

hepatotoksin CCl4 2ml/kgBB

BB BB BB BB BB

Kontrol negative Olive oil 2ml/kgBB

BB BTB BB BB BTB

Kontrol IHSA 1,5g/kgBB

BB BTB BTB BB BTB

IHSA dosis 0,375g/kgBB + CCl4 2ml/kgBB

BB BB BTB BTB BB

IHSA dosis 0,75g/kgBB

+CCl4

2ml/kgBB

BB BB BB BTB BB

IHSA dosis 1,5g/kgBB +

CCl4 2ml/kgBB BB BTB BTB BB BB

Keterangan : IHSA = Infusa herba Sonchus arvensis L. BB = Berbeda bermakna (p ≤ 0,05) BTB = Berbeda tidak bermakna (p > 0,05)

Gambar 5. Histogram rata-rata aktivitas serum ALT tikus perlakuan infusa

herba Sonchus arvensis L. terinduksi karbon tetraklorida

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

36

Tabel VIII. Perbandingan aktivitas AST seluruh kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan variasi dosis infusa herba Sonchus arvensis L.

Kelompok perlakuan

Kontrol hepatotoksin

CCl4 2ml/kgBB

Kontrol negatif

Olive oil 2ml/kgBB

Kontrol IHSA

1,5g/kgBB

IHSA dosis 0,375g/kgBB + CCl4

2ml/kgBB

IHSA dosis 0,75g/kgBB + CCl4

2ml/kgBB

IHSA dosis 1,5g/kgBB

+ CCl4

2ml/kgBB Kontrol

hepatotoksin CCl4 2ml/kgBB

BB BB BTB BB BB

Kontrol negative Olive oil 2ml/kgBB

BB BTB BB BB BTB

Kontrol IHSA 1,5g/kgBB

BB BTB BB BB BTB

IHSA dosis 0,375g/kgBB + CCl4 2ml/kgBB

BTB BB BB BTB BB

IHSA dosis 0,75g/kgBB

+CCl4

2ml/kgBB

BB BB BB BTB BB

IHSA dosis 1,5g/kgBB +

CCl4 2ml/kgBB BB BTB BTB BB BB

Keterangan : IHSA = Infusa herba Sonchus arvensis L. BB = Berbeda bermakna (p ≤ 0,05) BTB = Berbeda tidak bermakna (p > 0,05)

Gambar 6. Histogram rata-rata aktivitas serum AST tikus perlakuan infusa

herba Sonchus arvensis L. terinduksi karbon tetraklorida

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

37

1. Kontrol negatif pelarut Olive oil dosis 2 ml/kgBB

Kontrol negatif yang digunakan pada penelitian ini adalah Olive oil

sebagai pelarut hepatotoksin. Induksi pelarut hepatotoksin ini diberikan

melalui jalur intraperitoneal. Dosis yang diberikan sama dengan dosis karbon

tetraklorida karena olive oil merupakan pelarut hepatotoksin, yaitu 2 ml/kgBB.

Tujuan dilakukan pengukuran aktivitas serum pada kelompok kontrol pelarut

adalah untuk melihat apakah olive oil sebagai pelarut memberikan pengaruh

terhadap kenaikan aktivitas ALT dan AST hewan uji. Pengujian ini dapat

memastikan bahwa kenaikan aktivitas ALT-AST yang terjadi adalah karena

induksi hepatotoksin dan pelarut yang digunakan tidak mempengaruhi hasil

pengukuran. Pengambilan sampel darah uji dilakukan pada jam ke-0 dan ke-

24 setelah induksi olive oil.

Tabel IX. Aktivitas serum ALT dan AST kontrol olive oil pada jam ke-0 dan ke-24

Selang Waktu (jam)

Purata Aktivitas Serum ALT±SE (U/I)

Purata Aktivitas Serum AST±SE (U/I)

0 57 ± 5,07 111,4 ± 11,8 24 41,6 ± 2,34 99,2 ± 8,92

Keterangan : SE = standar error

Hasil pengukuran aktivitas serum ALT pada jam ke-0 dan ke-24

berturut-turut adalah 57 ± 5,07 dan 41,6 ± 2,34. Hasil pengukuran aktivitas

serum AST berturut-turut adalah 111,4 ± 11,8 dan 99,2 ± 8,92. Analisis data

dilakukan untuk perbandingan aktivitas serum ALT dan AST ini dilakukan

menggunakan analisis statistik uji t berpasangan untuk melihat perbedaan

kondisi pada jam ke-0 (sebelum perlakuan) dan pada jam ke-24 (sesudah

perlakuan).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

38

Tabel X. Perbandingan aktivitas serum ALT-AST kontrol olive oil pada jam ke-0 dan jam ke-24

Selang waktu (jam)

Aktivitas serum ALT Aktivitas serum AST

Jam ke-0 Jam ke-24 Jam ke-0 Jam ke-24

0 BB BTB 24 BB BTB Keterangan : BB = Berbeda bermakna (p<0,05)

BTB = Berbeda tidak bermakna (p>0,05)

Uji t berpasangan aktivitas ALT menunjukkan adanya perbedaan

bermakna pada aktivitas ALT jam ke-0 dan jam ke-24 (p<0,05). Walaupun

terjadi peningkatan aktivitas ALT yang bermakna setelah pemberian olive oil

namun kenaikan masih berada pada rentang normal sehingga dapat diartikan

olive oil tidak memberikan efek hepatotoksik. Aktivitas serum AST

menunjukkan perbedaan tidak bermakna antara jam ke-0 dan jam ke-24

(p>0,05). Dari data ini dapat disimpulkan bahwa pemberian olive oil sebagai

pelarut karbon tetraklorida tidak memberikan pengaruh dalam peningkatan

aktivitas serum ALT dan AST dalam penelitian yang dilakukan.

2. Kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 2 ml/kgBB

Pengukuran aktivitas serum ALT dan AST pada kelompok kontrol

hepatotoksin dengan dosis 2 ml/kgBB bertujuan untuk mengetahui pengaruh

pemberian karbon tetraklorida 2 ml/kgBB sebagai hepatotoksin terhadap

aktivitas ALT dan AST yang menandai terjadinya kerusakan hati. Aktivitas

ALT dan AST yang tinggi pada jam ke-24 menunjukkan adanya kerusakan

hati akibat induksi hepatotoksin. Pengujian ini dilakukan dengan memejankan

karbon tetraklorida sebagai hepatotoksin dengan dosis 2 ml/kgBB melalui

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

39

jalur intraperitonial dan 24 jam kemudian darah tikus diambil melalui sinus

orbitalis untuk kemudian diukur aktivitas ALT dan AST-nya. Hasil dari

pengukuran aktivitas serum ALT seperti yang dapat dilihat pada tabel VI,

terjadi peningkatan hingga 232,2 ± 19,54 (U/I). Hal ini memberikan

perbedaan bermakna terhadap kontrol negatif (p<0,05). Kenaikan aktivitas

ALT ini menunjukkan kenaikan hingga mencapai 5 kali lipat, terjadi

kerusakan hati yang berat pada hewan uji.

Hasil pengukuran aktivitas AST kelompok kontrol hepatotoksin

menunjukkan peningkatan aktivitas serum AST yang sangat tinggi (529,4 ±

90,54 U/I). Hal ini memberikan perbedaan bermakna terhadap kontrol negatif

(p<0.05). Adanya kenaikan rata-rata aktivitas ALT yang didukung kenaikan

aktivitas AST ini menunjukkan bahwa pemberian karbon tetraklorida dosis 2

ml/kgBB memiliki efek hepatotoksik pada hewan uji.

3. Kontrol perlakuan (infusa herba Sonchus arvensis L. 1,5 g/kgBB)

Tujuan dari pengujian ini adalah untuk melihat pengaruh pemberian

infusa herba Sonchus arvensis L. terhadap aktivitas ALT dan AST hewan uji.

Dosis pemejanan infusa herba Sonchus arvensis L. adalah dosis tertinggi

peringkat dosis, yaitu 2 g/kgBB. Infusa herba Sonchus arvensis L. diberikan

melalui rute oral dan pada 6 jam berikutnya dilakukan pencuplikan darah

untuk dilakukan pengukuran aktivitas ALT-AST.

Pada tabel VI kontrol perlakuan infusa herba Sonchus arvensis L. dosis

1,5 g/kgBB memberikan nilai aktivitas ALT sebesar 73 ± 6,19 (U/I). Aktivitas

ALT kontrol perlakuan infusa Sonchus arvensis L. dosis 1,5 g/kgB memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

40

perbedaan tidak bermakna (p<0,05) terhadap kelompok kontrol olive oil (tabel

VII) yang berarti bahwa pemberian infusa dosis 1,5 g/kgBB praperlakuan

enam jam tidak memberikan pengaruh terhadap aktivitas serum ALT.

Aktivitas AST kontrol perlakuan infusa herba sebesar 158,8 ± 5,14 (U/I) yang

memberikan perbedaan tidak bermakna terhadap kelompok kontrol olive oil

(p<0,05). Dengan hasil pengukuran aktivitas ALT-AST demikian dapat

diartikan bahwa pemberian infusa herba Sonchus arvensis L. dosis 1,5 g/kgBB

selama 6 jam tidak memberikan pengaruh terhadap kenaikan aktivitas ALT

maupun AST.

4. Kelompok perlakuan infusa herba Sonchus arvensis L. pada tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida 2 ml/kgBB

Kelompok perlakuan infusa herba Sonchus arvensis L. dilakukan

dalam jangka pendek dengan tiga peringkat dosis. Jangka pendek maksudnya

diberikan praperlakuan infusa herba Sonchus arvensis L. pada hewan uji

secara oral pada 6 jam sebelum pemejanan karbon tetraklorida 2 ml/kgBB

secara intraperitonial.

Pengukuran aktivitas ALT kelompok praperlakuan infusa herba

Sonchus arvensis L. 0,375 g/kgBB memberikan hasil sebesar 106,8 ± 12,53

(U/I). Angka ini memberikan perbedaan bermakna (p<0,05) terhadap

kelompok kontrol hepatotoksin dan kontrol negatif olive oil, yang berarti

bahwa praperlakuan infusa herba Sonchus arvensis L. 0,375 g/kgBB memiliki

kemampuan yang sangat kecil untuk menurunkan aktivitas ALT. Hasil

pengukuran aktivitas AST kelompok praperlakuan infusa herba Sonchus

arvensis L. 0,375 g/kgBB sebesar 417,6 ± 43,46 yang menunjukkan perbedaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

41

tidak bermakna (p>0,05) terhadap kontrol hepatotoksin dan perbedaan

bermakna (p<0,05) terhadap kontrol negatif olive oil (tabel VII) yang berarti

bahwa praperlakuan infusa herba Sonchus arvensis L. 0,375 g/kgBB tidak

dapat menurunkan aktivitas AST. Persentase efek hepatoprotektif yang

diperoleh dari kelompok praperlakuan infusa herba Sonchus arvensis L. 0,375

g/kgBB adalah sebesar 64,09% untuk aktivitas ALT dan 25,99% untuk

aktivitas AST (tabel VI). Dari data ini dapat ditarik kesimpulan bahwa

praperlakuan infusa herba Sonchus arvensis L. 0,375 g/kgBB tidak

memberikan efek hepatoprotektif terhadap tikus jantan terinduksi karbon

tetraklorida 2 ml/kgBB dimana praperlakuan infusa herba Sonchus arvensis L.

0,375 g/kgBB memiliki kemampuan yang sangat kecil dalam menurunkan

aktivitas ALT dan tidak memiliki kemampuan untuk menurunkan aktivitas

AST.

Kelompok praperlakuan infusa herba Sonchus arvensis L. 0,75 g/kgBB

menghasilkan aktivitas ALT sebesar 119,2 ± 20,26 (U/I) seperti yang

disajikan dalam tabel VI. Data ini menunjukkan perbedaan bermakna (p<0,05)

dengan kelompok kontrol hepatotoksin dan kelompok kontrol negatif olive oil.

Hasil pengukuran aktivitas AST kelompok praperlakuan infusa herba Sonchus

arvensis L. 0,75 g/kgBB sebesar 317,6 ± 17,34 (U/I) yang menunjukkan

perbedaan bermakna (p<0,05) dengan kelompok kontrol hepatotoksin dan

kontrol negatif olive oil. Data-data ini menunjukkan dosis ini dapat

menurunkan aktivitas ALT dan AST. Persentase efek hepatoprotektif

kelompok praperlakuan infusa herba Sonchus arvensis L. 0,75 g/kgBB sebesar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

42

57,27% untuk aktivitas ALT dan 49,23% (tabel VI). Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa pada dosis 0,75 g/kgBB, infusa herba Sonchus arvensis L.

belum dapat memberikan proteksi yang optimal terhadap kerusakan organ hati

akibat induksi karbon tetraklorida 2 ml/kgBB.

Aktivitas ALT kelompok praperlakuan dosis 1,5 g/kgBB sebesar 53 ±

1,87 (U/I) seperti pada tabel VII menunjukkan perbedaan bermakna dengan

aktivitas ALT kelompok kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida (p<0,05).

Analisis statistik menunjukkan perbedaan tidak bermakna antara kelompok

praperlakuan infusa herba 1,5 g/kgBB dengan kelompok kontrol negative

olive oil. Hal ini menunjukkan penurunan aktivitas ALT mendekati aktivitas

normal. Hasil pengukuran aktivitas AST kelompok praperlakuan infusa herba

1,5 g/kgBB terukur sebesar 138,6 ± 12,49 (U/I) menunjukkan perbedaan

bermakna (p<0,05) dengan kontrol hepatotoksin dan perbedaan tidak

bermakna dengan kelompok kontrol negatif olive oil. Penurunan aktivitas AST

pada kelompok praperlakuan infusa herba 1,5 g/kgBB mendekati nilai

normalnya. Hal ini menunjukkan adanya penurunan aktivitas ALT dan AST

pada kelompok perlakuan infusa dosis 1,5 g/kgBB.

Berdasarkan perhitungan efek hepatoprotektif, infusa herba Sonchus

arvensis L. pada kelompok praperlakuan infusa herba 1,5 g/kgBB adalah

sebesar 93,72% untuk aktivitas ALT dan 90,84% untuk aktivitas AST (tabel

VI). Dari besarnya persentase efek hepatoprotektif pada kelompok

praperlakuan infusa herba 1,5 g/kgBB, dapat disimpulkan infusa herba 1,5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

43

g/kgBB mampu memberikan perlindungan terhadap kerusakan hati tikus

akibat induksi karbon tetraklorida 2 ml/kgBB dengan baik.

Hasil analisis statistik aktivitas ALT kelompok perlakuan infusa herba

Sonchus arvensis L. antar dosis menunjukkan adanya perbedaan bermakna

antara dosis 1,5 g/kgBB dengan kelompok perlakuan infusa herba Sonchus

arvensis L. dosis 0,75 dan 0,375 g/kgBB, sedangkan perbedaan tidak

bermakna antara dosis 0,75 dan 0,375 g/kgBB. Begitu pula yang terjadi pada

aktivitas AST menunjukkan adanya perbedaan bermakna antara dosis 1,5

g/kgBB dengan kelompok perlakuan infusa herba Sonchus arvensis L. dosis

0,75 dan 0,375 g/kgBB, sedangkan perbedaan tidak bermakna antara dosis

0,75 dan 0,375 g/kgBB. Hal ini menunjukkan bahwa adanya hubungan dosis

dengan efek hepatoprotektif yang diharapkan. Berdasarkan hasil perbandingan

antar kelompok dosis, infusa herba Sonchus arvensis L. dapat memberikan

efek hepatoprotektif dengan dosis yang sesuai. Dosis tertinggi dari peringkat

dosis yang diberikan memberikan efek yang sangat baik pada penurunan

aktivitas ALT dan AST pada tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida.

Penelitian ini menyatakan adanya efek hepatoprotektif yang diberikan oleh

infusa herba Sonchus arvensis L.. Peningkatan aktivitas AST umumnya lebih

besar dibandingkan peningkatan aktivitas ALT karena AST tidak spesifik

dilepaskan hanya di organ hati saja.

Model hepatotoksin yang digunakan adalah karbon tetraklorida yang

akan membentuk metabolit reaktif radikal bebas triklorometil (CCl3•) dengan

adanya aktivitas metabolisme CYP2EI, yang selanjutnya akan diubah menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

44

radikal triklorometilperoksi (CCl3O2•) yang bersifat lebih reaktif sehingga

menyebabkan terjadinya peroksidasi lipid (Hodgson, 2010). Peroksidasi lipid

dan radikal bebas peroksida dengan konsentrasi tinggi yang sangat reaktif ini

akan menyebabkan kerusakan pada hati yang ditandai dengan tingginya

aktivitas enzim ALT dan AST pada aliran darah (Khan, et al., 2012).

Perlindungan yang dapat diberikan oleh infusa herba Sonchus arvensis

L. terhadap kerusakan yang ditimbulkan oleh karbon tetraklorida berasal dari

aktivitas antioksidan yang dimiliki oleh herba Sonchus arvensis L. (Khan,

2012). Antioksidan pada infusa herba Sonchus arvensis L. memiliki

kemampuan menangkap radikal bebas triklorometil (CCl3•) dan mengubahnya

menjadi produk nontoksik. Perlindungan ini ditandai dengan menurunnya

aktivitas enzim ALT-AST didalam darah hewan uji. Senyawa antioksidan

akan mengurangi ikatan kovalen antara radikal bebas reaktif dengan molekuler

seluler (asam nukleat, protein, lemak) yang dapat menyebabkan gangguan

proses-proses seluler penting seperti metabolisme lipid. Senyawa antioksidan

akan mengurangi gangguan metabolisme lipid dan sintesis lipoprotein yang

memungkinkan terjadinya penumpukan lemak di hati (steatosis). Penangkapan

radikal bebas oleh senyawa antioksidan akan membantu melindungi hati dari

peroksidasi lipid sehingga kerusakan hati akan menurun dan ditandai dengan

menurunnya aktivitas ALT dan AST. Uji hispatologi hati hewan uji juga perlu

dilakukan pada penelitian selanjutnya sebagai data pendukung untuk melihat

bagaimana kerusakan organ hati hewan uji.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

45

Tiga peringkat dosis yang diberikan pada hewan uji yaitu 0,375

g/kgBB, 0,75 g/kgBB, dan 1,5 g/kgBB apabila dikonversikan ke dosis

manusia berturut-turut adalah 4,2 g/70 kgBB manusia ; 8,4 g/70 kgBB

manusia ; dan 16,8 g/70 kgBB manusia. Konversi dosis ini merupakan jumlah

dosis yang sangat besar untuk penggunaan pada manusia, oleh karena itu dosis

sebesar ini belum dapat diterapkan kepada manusia.

Dari ketiga peringkat dosis yang diberikan pada kelompok hewan uji,

diperoleh persen hepatoprotektif ALT berturut-turut untuk peringkat dosis

0,375 g/kgBB; 0,75 g/kgBB; dan 1,5 g/kgBB adalah 64,09 ; 57,27 ; dan

93,72 %. Untuk persen hepatoprotektif AST berturut-turut adalah 25,99;

49,23; dan 90,84 %. Hal ini menunjukkan bahwa efek hepatoprotektif terbaik

yang diberikan oleh infusa herba Sonchus arvensis L. adalah pada pemberian

peroral dengan dosis 1,5 g/kgBB pada tikus jantan galur Wistar terinduksi

karbon tetraklorida. Dengan demikian penelitian ini menyatakan dosis efektif

hepatoprotektif infusa herba Sonchus arvensis L. adalah 1,5 g/kgBB. Karena

sudah diketahui dosis efektif pada penelitian dengan praperlakuan 6 jam

sebelum induksi karbon tetraklorida, maka dapat dilakukan penelitian lebih

lanjut mengenai waktu efektif pemberian infusa herba Sonchus arvensis L.

jangka pendek untuk mengetahui pada jam keberapakah infusa herba Sonchus

arvensis L. menunjukkan proteksi maksimum terhadap sel hati.

Penelitian ini menggunakan karbon tetraklorida sebagai model

hepatotoksin yang memberikan kerusakan hati berupa steatosis. Perbedaan

senyawa hepatotoksin dalam penelitian dapat meyebabkan kerusakan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

46

berbeda pula pada hewan uji, demikian pula dengan mekanisme penurunan

aktivitas ALT dan AST pada kerusakan sel hepatosit seperti nekrosis dengan

perlakuan infusa herba. Beberapa senyawa model lain seperti parasetamol

dapat menyebabkan kerusakan hati seperti nekrosis dengan terbentuknya

metabolit NAPQI. Dengan demikian dapat dilakukan penelitian dengan model

hepatotoksin yang berbeda seperti parasetamol untuk melihat apakah ada efek

hepatoprotektif infusa herba Sonchus arvensis L. terhadap kerusakan yang

disebabkan oleh model hepatotoksin parasetamol.

D. Rangkuman Pembahasan

Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan efek hepatoprotektif

infudasi herba tempuyung terhadap tikus jantan galur Wistar yang terinduksi

karbon tetraklorida. Pembuktian hal tersebut diteliti melalui pengukuran aktivitas

ALT-AST serum sebagai parameter kerusakan hepar. Dosis yang digunakan

dalam penelitian ini adalah 0,375; 0,75; dan 1,5 g/kgBB. Penelitian dilakukan

dalam jangka pendek, yaitu praperlakuan infusa herba selama 6 jam sebelum

pemberian hepatotoksin.

Praperlakuan infusa herba Sonchus arvensis L. menunjukkan bahwa

pemberian infusa dosis 2 g/kg BB tanpa induksi hepatotoksin karbon tetraklorida

2 mL/kgBB tidak mempengaruhi aktivitas serum ALT maupun AST pada jam ke-

24, begitu pula pada kelompok perlakuan pemberian olive oil secara

intraperitonial. Hasil ini menunjukkan bahwa kenaikan aktivitas serum ALT dan

AST yang terukur merupakan pengaruh dari pemberian karbon tetraklorida yang

menyebabkan perlemakan hati.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

47

Purata aktivitas ALT secara berturut-turut pada kelompok praperlakuan

infusa herba dengan peringkat dosis 0,375; 0,75 g/kgBB ; dan 1,5 g/kgBB secara

berturut-turut adalah 106,8 ± 12,53 ; 119,2 ± 20,26 ; dan 53 ± 1,87 U/L dan purata

aktivitas AST berturut-turut adalah 417,6 ± 43,46; 317,6 ± 17,34 ; 138,6 ± 12,49

U/L. Persen hepatoprotektif yang diperoleh pada penelitian aktivitas serum ALT

berturut-turut sebesar 64,09%, 57,27%, dan 93,72% sedangkan persen

hepatoprotektif yang diperoleh pada penelitian aktivitas serum AST berturut-turut

sebesar 25,99%, 49,23%, dan 90,84%. Dengan demikian dosis 1,5 g/kgBB dipilih

sebagai dosis efektif yang memberikan proteksi yang baik terhadap kerusakan hati

hewan uji terhadap toksisitas karbon tetraklorida. Penurunan ALT dann AST pada

kelompok perlakuan infusa herba menunjukkan adanya mekanisme antioksidan

yang melindungi sel hati dengan menangkap radikal bebas triklorometil (CCl3•)

menjadi produk nontoksik yang tidak merusak sel hati.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

48

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitan dan data statistik yang telah dilakukan, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut.

1. Infusa herba Sonchus arvensis L. memiliki efek hepatoprotektif terhadap

tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida dengan penggunaan

jangka pendek.

2. Dosis efektif hepatoprotektif infusa herba Sonchus arvensis L. jangka pendek

pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida adalah 1,5

g/kgBB.

B. Saran

Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai :

1. Pengaruh waktu pemberian terhadap efek hepatoprotektif jangka pendek

infusa herba Sonchus arvensis L. terhadap tikus jantan terinduksi karbon

tetraklorida.

2. Uji hispatologi hati hewan uji sebagai data pendukung.

3. Penelitian dengan model hepatotoksin yang berbeda seperti parasetamol

untuk melihat efek hepatoprotektif pemberian jangka pendek infusa herba

Sonchus arvensis L..

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

49

Daftar Pustaka

Agoes, H.A., 2010, Tanaman Obat Indonesia, buku 1, Salemba Raya, Jakarta, hal. 97-98.

Alkhreaty, H. M., Khan, R. A., Khan, M. R., Sahreen, S., 2014, CCl4 induced genotoxicity and DNA oxidative damages in rats: hepatoprotective effect of Sonchus arvensis, BMC Complementary and Alternative Medicines 2014, 14:452.

Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, 2010, Acuan Sediaan Herbal, Direktorat Obat Asli Indonesia, Jakarta, p.3.

Baradero, M., Dayrit, M.W., Siswadi, Y., 2005, Klien Gangguan Hati : Seri Asuhan Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal. 1, 2, 5-10.

Chairul, S. M., Sumarny, R., Chairul, 2003, Aktivitas Antioksidan Ekstrak Air Daun Tempuyung (Sonchus arvensis L.) Secara in-vitro, Majalah Farmasi Indonesia, 14(4), 208-215,2003.

Dongare, P.P., Dhande, S.R., Kadam, V.J., 2013, Standardization of Carbon Tetrachloride-Induced Hepatotoxicity in the Rat, Am. J. PharmTech Res., 3(5), 439-445.

Forrest, E., 2006, Hepatic Disorders, Edisi 2, Pharmaceutical Press, London, pp. 201-202.

Hartono, Nurwanti, I., Ikasari, F Wiryanto, 2005, Pengaruh Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Peningkatan Kadar SGOT dan SGPT Tikus Putih (Rattus norvegicus) Akibat Pemberian Asetaminofen, Jurnal Biofarmasi, 3(2), 57-60.

Hodgson, E., 2010, A Textbook of Modern Toxicology, Edisi Keempat, John Wiley & Sons Inc., New Jersey, pp. 281-285.

Khan, R.A., 2012, Evaluation of Flavonoid and Diverse Antioxidant Activity of Sonchus arvensis, Chemistry Central Journal, 6, 126-133.

Khan, R.A., Khan, M.R., Sahreen, S., 2012, CCl4-induced hepatotoxicity: protective effect of rutin on p53, CYP2E1 and the antioxidative status in rat. BMC Compl Alternative Med, 12:178.

Manganti, Irena. 2011. 40 Resep Ampuh Tanaman Obat untuk Menurunkan Kolesterol dan Mengobati Asam Urat. Yogyakarta: Pinang Merah Publisher.

Murugesan, G.S., Sathiskumar, M., Jayabalan, R., Binupriya, A.R., Swaminantan, K., Yun, S.E., 2009, Hepatoprotective and Curative Properties of Kombucha Tea Against Carbon Tetrachloride-Induced Toxicity, J of Microbiology and Biotechnology, 19 (4), 397-402.

National Toxicology Program, Department of Health and Human Services, 2011, Carbon Tetrachloride, http://ntp.niehs.nih.gov/ntp/roc/twelfth/profiles/carbontetrachloride.pdf, diakses tanggal 4 Oktober 2014.

Price, S.A., Wilson, L.M., 2005, Patofisiologi : Konsep Klinik Proses-Proses Penyakit, Edisi 6, Bagian 1, EGC, Jakarta, hal. 472-476.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

50

Sakthivel and C. Guruvayoorappan, 2012, “Biophytum sensitivum: ancient medicine and modern targets”, Journal of Advanced Pharmaceutical Technology & Research, vol. 3, no. 2, pp. 83–91.

Sari, W., Indrawati, L., Djing, O. G., 2008, Care Yourself, Hepatitis, Penebar Plus, Depok, pp. 11.

Sarjadi, 1994, Patologi Umum dan Sistematik Volume 1, Edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, pp. 129-130.

Satriani, L., 2009, Korelasi Kadar Transforming Growth Factor – Beta 1 Plasma dengan SGOT dan SGPT Serum pada Demam Berdarah Dengue, Tesis, 35, Universitas Diponegoro, Semarang.

Sen, A., Sahin, B., Agus, H.H., Bayav, M., Sevim, H., Semiz, A., 2007, Prevention of Carbon Tetrachloride-Induce Hepatotoxicity by Urtica urens in Rat, Journal of Applied Biological Sciences, 1 (3), 29-32.

Sofia, N.A., Nurdjanah, S., Ratnasari, N., 2009, Kadar Leptin pada Populasi non Diabetes dengan dan tanpa Non Acoholic Fatty Liver (NAFL), Berkala Kesehatan Klinik, 15 (1), 49-55.

Soriano, L., 2008, Obat Antiretroviral dan Kerusakan Hati, Available : http://spiritia.or.id/, diakses tanggal 27 Maret 2014.

Sudarmaji, S., Haryono, B., dan Suhardi, 1989, Prosedur Analisis untuk Bahan Makanan dan Pertanian, Libery, Yogyakarta.

Syaifuddin, H., 2006, Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan, edisi 3, EGC, Jakarta, hal. 179.

Tappi, E.S., Lintong, P., Loho, L.L., 2013, Gambaran Histopatologi Hati Tikus Wistar yang Diberikan Jus Tomat (Solanum lycopersicum) Pasca Kerusakan Hati Wistar yang Diinduksi Karbon Tetraklorida, Jurnal e-Biomedik (EBM), Volume 1, Nomor 3, hal2.

Timbrell, J., 2000, Principles of Biochemical Toxicology, 3rd edition, Taylor & Francis Inc., Philadelphia, pp. 270-271.

WHO, 2013, http://www.euro.who.int/en/what-we-do/health-topics/communicable-diseases/hepatitis/facts-and-figures, diakses tanggal 24 November 2014.

Wibowo, D.S., Paryana, 2009, Anatomi Tubuh Manusia, Graha Ilmu, Jakarta, hal. 347, 348.

Xu, G.H., Chen, J.C., Liu, D.H., Zhang, Y.H., Jiang, P., Ye, X.Q., 2008, Minerals, phenolic compounds, and antioxidant capacity of citrus peel extract by hot water, J Food Sci., 3 (1):C11-8.

Xu, Y.J., Sun, S.B., Sun, L.M., Qiu, D.F., Liu, X.J., Jiang, Z.B., and Yuan, C.S., 2008, Quinic acid esters and sesquiterpenes from Sonchus arvensis, Food Chemistry, 111, 92-97.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

51

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

52

Lampiran 1. Foto Serbuk Herba Sonchus arvensis L.

Lampiran 2. Foto Pembuatan Infusa Herba Sonchus arvensis L.

Lampiran 3. Foto Infusa Herba Sonchus arvensis L.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

Lampiran 4. Surat Determinasi Herba

Lampiran 4. Surat Determinasi Herba Sonchus arvensis

53

Sonchus arvensis L.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

54

Lampiran 5. Surat Medical and Health Research Ethics Committee (MHREC)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

55

Lampiran 6. Analisis statistik aktivitas serum ALT-AST pada uji pendahuluan waktu pencuplikan darah hewan uji setelah induksi karbon

tetraklorida 2 ml/kgBB

Descriptives

Kelompok Statistic

Std.

Error

ALT kontrol hepatotoksin jam ke-0 Mean 54.0000 3.53553

95% Confidence Interval for

Mean

Lower

Bound 44.1838

Upper

Bound 63.8162

5% Trimmed Mean 54.3889

Median 58.0000

Variance 62.500

Std. Deviation 7.90569

Minimum 41.00

Maximum 60.00

Range 19.00

Interquartile Range 13.00

Skewness -1.518 .913

Kurtosis 1.841 2.000

kontrol hepatotoksin jam ke-24 Mean 1.9840E2

23.7773

0

95% Confidence Interval for

Mean

Lower

Bound 1.3238E2

Upper

Bound 2.6442E2

5% Trimmed Mean 1.9789E2

Median 2.0000E2

Variance 2.827E3

Std. Deviation 5.31677E1

Minimum 134.00

Maximum 272.00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

56

Range 138.00

Interquartile Range 98.00

Skewness .288 .913

Kurtosis -.452 2.000

kontrol hepatotoksin jam ke-48 Mean 74.0000 8.20975

95% Confidence Interval for

Mean

Lower

Bound 51.2061

Upper

Bound 96.7939

5% Trimmed Mean 74.2222

Median 75.0000

Variance 337.000

Std. Deviation 1.83576E1

Minimum 47.00

Maximum 97.00

Range 50.00

Interquartile Range 31.50

Skewness -.480 .913

Kurtosis .981 2.000

Tests of Normality

Kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

ALT kontrol hepatotoksin

jam ke-0 .294 5 .184 .820 5 .117

kontrol hepatotoksin

jam ke-24 .141 5 .200* .988 5 .974

kontrol hepatotoksin

jam ke-48 .193 5 .200* .981 5 .941

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

57

Test of Homogeneity of Variances

ALT

Levene Statistic df1 df2 Sig.

4.598 2 12 .033

Multiple Comparisons

ALT

Tamhane

(I) kelompok (J) kelompok

Mean

Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence

Interval

Lower

Bound

Upper

Bound

kontrol hepatotoksin

jam ke-0

kontrol hepatotoksin

jam ke-24 -144.40000* 24.03872 .010

-

236.829

8

-

51.9702

kontrol hepatotoksin

jam ke-48 -20.00000 8.93868 .199

-

50.3697 10.3697

kontrol hepatotoksin

jam ke-24

kontrol hepatotoksin

jam ke-0 144.40000* 24.03872 .010 51.9702

236.829

8

kontrol hepatotoksin

jam ke-48 124.40000* 25.15472 .013 35.4292

213.370

8

kontrol hepatotoksin

jam ke-48

kontrol hepatotoksin

jam ke-0 20.00000 8.93868 .199

-

10.3697 50.3697

kontrol hepatotoksin

jam ke-24 -124.40000* 25.15472 .013

-

213.370

8

-

35.4292

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

58

Descriptives

Kelompok Statistic Std. Error

AST jam ke-0 Mean 1.0020E2 9.99700

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 72.4439

Upper Bound 1.2796E2

5% Trimmed Mean 1.0106E2

Median 1.0600E2

Variance 499.700

Std. Deviation 2.23540E1

Minimum 65.00

Maximum 120.00

Range 55.00

Interquartile Range 39.50

Skewness -1.167 .913

Kurtosis .873 2.000

jam ke-24 Mean 5.2120E2 90.69642

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 2.6939E2

Upper Bound 7.7301E2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

59

5% Trimmed Mean 5.1644E2

Median 4.9800E2

Variance 4.113E4

Std. Deviation 2.02803E2

Minimum 284.00

Maximum 844.00

Range 560.00

Interquartile Range 308.00

Skewness 1.003 .913

Kurtosis 2.372 2.000

jam ke-48 Mean 1.7720E2 17.05110

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 1.2986E2

Upper Bound 2.2454E2

5% Trimmed Mean 1.7883E2

Median 1.8200E2

Variance 1.454E3

Std. Deviation 3.81274E1

Minimum 115.00

Maximum 210.00

Range 95.00

Interquartile Range 64.00

Skewness -1.364 .913

Kurtosis 1.946 2.000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

60

Tests of Normality

kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

AST jam ke-0 .202 5 .200* .897 5 .395

jam ke-24 .306 5 .141 .904 5 .434

jam ke-48 .256 5 .200* .870 5 .264

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Test of Homogeneity of Variances

AST

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2.761 2 12 .103

ANOVA

AST

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 502510.000 2 251255.000 17.496 .000

Within Groups 172330.400 12 14360.867

Total 674840.400 14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

61

Multiple Comparisons

AST

Scheffe

(I) kelompok (J) kelompok

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

jam ke-0 jam ke-24 -421.00000* 75.79147 .000 -632.2746 -209.7254

jam ke-48 -77.00000 75.79147 .610 -288.2746 134.2746

jam ke-24 jam ke-0 421.00000* 75.79147 .000 209.7254 632.2746

jam ke-48 344.00000* 75.79147 .002 132.7254 555.2746

jam ke-48 jam ke-0 77.00000 75.79147 .610 -134.2746 288.2746

jam ke-24 -344.00000* 75.79147 .002 -555.2746 -132.7254

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

62

Lampiran 7 . Hasil analisis statistik data ALT dan AST pada kelompok kontrol olive oil dosis 2 ml/kgBB

Kontrol Olive Oil

Case Processing Summary

Kontrol Olive Oil

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

ALT Olive Oil Jam_0 5 100.0% 0 .0% 5 100.0%

Jam_24 5 100.0% 0 .0% 5 100.0%

AST Olive Oil Jam_0 5 100.0% 0 .0% 5 100.0%

Jam_24 5 100.0% 0 .0% 5 100.0%

Descriptives

Kontrol Olive Oil Statistic

Std.

Error

ALT Olive

Oil

Jam_0 Mean 57.0000 5.06952

95% Confidence

Interval for Mean

Lower Bound 42.9248

Upper Bound 71.0752

5% Trimmed Mean 56.9444

Median 56.0000

Variance 128.500

Std. Deviation 11.33578

Minimum 45.00

Maximum 70.00

Range 25.00

Interquartile Range 22.50

Skewness .134 .913

Kurtosis -2.754 2.000

Jam_24 Mean 41.6000 2.33666

95% Confidence

Interval for Mean

Lower Bound 35.1124

Upper Bound 48.0876

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

63

5% Trimmed Mean 41.7222

Median 41.0000

Variance 27.300

Std. Deviation 5.22494

Minimum 34.00

Maximum 47.00

Range 13.00

Interquartile Range 9.50

Skewness -.586 .913

Kurtosis -.339 2.000

AST Olive

Oil

Jam_0 Mean 111.4000 11.18302

95% Confidence

Interval for Mean

Lower Bound 80.3510

Upper Bound 142.4490

5% Trimmed Mean 112.0556

Median 124.0000

Variance 625.300

Std. Deviation 25.00600

Minimum 77.00

Maximum 134.00

Range 57.00

Interquartile Range 46.50

Skewness -.745 .913

Kurtosis -1.935 2.000

Jam_24 Mean 99.2000 8.91852

95% Confidence

Interval for Mean

Lower Bound 74.4382

Upper Bound 123.9618

5% Trimmed Mean 99.3333

Median 100.0000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

64

Variance 397.700

Std. Deviation 19.94242

Minimum 70.00

Maximum 126.00

Range 56.00

Interquartile Range 31.00

Skewness -.294 .913

Kurtosis 1.824 2.000

Tests of Normality

Kontrol Olive Oil

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

ALT Olive Oil Jam_0 .211 5 .200* .895 5 .381

Jam_24 .200 5 .200* .932 5 .610

AST Olive Oil Jam_0 .293 5 .186 .867 5 .255

Jam_24 .256 5 .200* .940 5 .665

a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.

Test of Homogeneity of Variance

Levene Statistic df1 df2 Sig.

ALT Olive Oil Based on Mean 4.527 1 8 .066

Based on Median 3.539 1 8 .097

Based on Median and with adjusted df

3.539 1 6.440 .106

Based on trimmed mean 4.461 1 8 .068

AST Olive Oil Based on Mean 1.366 1 8 .276

Based on Median .322 1 8 .586

Based on Median and with adjusted df

.322 1 7.300 .588

Based on trimmed mean 1.293 1 8 .288

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

65

T-Test

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation

Std. Error Mean

Pair 1 ALT Olive Oil jam 0 57.0000 5 11.33578 5.06952

ALT Olive Oil jam 24 41.6000 5 5.22494 2.33666

Pair 2 AST Olive Oil jam 0 111.4000 5 25.00600 11.18302

AST Olive Oil jam 24 99.2000 5 19.94242 8.91852

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 ALT Olive Oil jam 0 & ALT Olive Oil jam 24 5 .629 .256

Pair 2 AST Olive Oil jam 0 & AST Olive Oil jam 24 5 .577 .309

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

Mean Std.

Deviation Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 ALT Olive Oil jam 0 - ALT Olive Oil jam 24

15.40000 9.01665 4.03237 4.20435 26.59565 3.819 4 .019

Pair 2 AST Olive Oil jam 0 - AST Olive Oil jam 24

12.20000 21.15892 9.46256 -14.07227 38.47227 1.289 4 .267

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

66

Lampiran 8. Hasil analisis statistik data kontrol CCl4, kontrol olive oil, kontrol infusa, dan perlakuan infusa herba Sonchus arvensis L. dosis 0,375

g/kgBB; 0,75 g/kgBB; dan 1,5 g/kgBB

Descriptives

kelompok Statistic Std. Error

ALT Kontrol hepatotoksin 2

ml/kgBB

Mean 2.2320E2 19.54073

95% Confidence Interval for

Mean

Lower

Bound 1.6895E2

Upper

Bound 2.7745E2

5% Trimmed Mean 2.2378E2

Median 2.2200E2

Variance 1.909E3

Std. Deviation 4.36944E1

Minimum 164.00

Maximum 272.00

Range 108.00

Interquartile Range 83.00

Skewness -.308 .913

Kurtosis -1.241 2.000

Kontrol olive oil 2 ml/kgBB Mean 41.6000 2.33666

95% Confidence Interval for

Mean

Lower

Bound 35.1124

Upper

Bound 48.0876

5% Trimmed Mean 41.7222

Median 41.0000

Variance 27.300

Std. Deviation 5.22494

Minimum 34.00

Maximum 47.00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

67

Range 13.00

Interquartile Range 9.50

Skewness -.586 .913

Kurtosis -.339 2.000

Kontrol IHSA 1,5 g/kgBB Mean 73.0000 6.19677

95% Confidence Interval for

Mean

Lower

Bound 55.7950

Upper

Bound 90.2050

5% Trimmed Mean 73.3889

Median 72.0000

Variance 192.000

Std. Deviation 1.38564E1

Minimum 52.00

Maximum 87.00

Range 35.00

Interquartile Range 24.50

Skewness -.817 .913

Kurtosis .396 2.000

IHSA 0,375 g/kgBB Mean 1.0680E2 12.53555

95% Confidence Interval for

Mean

Lower

Bound 71.9957

Upper

Bound 1.4160E2

5% Trimmed Mean 1.0689E2

Median 1.0800E2

Variance 785.700

Std. Deviation 2.80303E1

Minimum 77.00

Maximum 135.00

Range 58.00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

68

Interquartile Range 56.00

Skewness -.060 .913

Kurtosis -2.970 2.000

IHSA 0,75 g/kgBB Mean 1.1920E2 20.25685

95% Confidence Interval for

Mean

Lower

Bound 62.9580

Upper

Bound 1.7544E2

5% Trimmed Mean 1.1778E2

Median 99.0000

Variance 2.052E3

Std. Deviation 4.52957E1

Minimum 78.00

Maximum 186.00

Range 108.00

Interquartile Range 82.50

Skewness .927 .913

Kurtosis -.769 2.000

IHSA 1,5 g/kgBB Mean 53.0000 1.87083

95% Confidence Interval for

Mean

Lower

Bound 47.8057

Upper

Bound 58.1943

5% Trimmed Mean 52.9444

Median 51.0000

Variance 17.500

Std. Deviation 4.18330

Minimum 49.00

Maximum 58.00

Range 9.00

Interquartile Range 8.00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

69

Skewness .512 .913

Kurtosis -2.963 2.000

Tests of Normality

kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

ALT Kontrol hepatotoksin 2

ml/kgBB .187 5 .200* .964 5 .832

Kontrol olive oil 2 ml/kgBB .200 5 .200* .932 5 .610

Kontrol IHSA 1,5 g/kgBB .214 5 .200* .924 5 .557

IHSA 0,375 g/kgBB .234 5 .200* .847 5 .184

IHSA 0,75 g/kgBB .272 5 .200* .892 5 .365

IHSA 1,5 g/kgBB .284 5 .200* .841 5 .167

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Test of Homogeneity of Variances

ALT

Levene Statistic df1 df2 Sig.

6.120 5 24 .001

Multiple Comparisons

ALT

LSD

(I) kelompok (J) kelompok

Mean

Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence

Interval

Lower

Bound

Upper

Bound

Kontrol hepatotoksin

2 ml/kgBB

Kontrol olive oil 2 ml/kgBB 181.60000* 18.22709 .000 143.9811 219.2189

Kontrol IHSA 1,5 g/kgBB 150.20000* 18.22709 .000 112.5811 187.8189

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

70

IHSA 0,375 g/kgBB 116.40000* 18.22709 .000 78.7811 154.0189

IHSA 0,75 g/kgBB 104.00000* 18.22709 .000 66.3811 141.6189

IHSA 1,5 g/kgBB 170.20000* 18.22709 .000 132.5811 207.8189

Kontrol olive oil 2

ml/kgBB

Kontrol hepatotoksin 2

ml/kgBB -181.60000* 18.22709 .000 -219.2189 -143.9811

Kontrol IHSA 1,5 g/kgBB -31.40000 18.22709 .098 -69.0189 6.2189

IHSA 0,375 g/kgBB -65.20000* 18.22709 .002 -102.8189 -27.5811

IHSA 0,75 g/kgBB -77.60000* 18.22709 .000 -115.2189 -39.9811

IHSA 1,5 g/kgBB -11.40000 18.22709 .538 -49.0189 26.2189

Kontrol IHSA 1,5

g/kgBB

Kontrol hepatotoksin 2

ml/kgBB -150.20000* 18.22709 .000 -187.8189 -112.5811

Kontrol olive oil 2 ml/kgBB 31.40000 18.22709 .098 -6.2189 69.0189

IHSA 0,375 g/kgBB -33.80000 18.22709 .076 -71.4189 3.8189

IHSA 0,75 g/kgBB -46.20000* 18.22709 .018 -83.8189 -8.5811

IHSA 1,5 g/kgBB 20.00000 18.22709 .283 -17.6189 57.6189

IHSA 0,375 g/kgBB Kontrol hepatotoksin 2

ml/kgBB -116.40000* 18.22709 .000 -154.0189 -78.7811

Kontrol olive oil 2 ml/kgBB 65.20000* 18.22709 .002 27.5811 102.8189

Kontrol IHSA 1,5 g/kgBB 33.80000 18.22709 .076 -3.8189 71.4189

IHSA 0,75 g/kgBB -12.40000 18.22709 .503 -50.0189 25.2189

IHSA 1,5 g/kgBB 53.80000* 18.22709 .007 16.1811 91.4189

IHSA 0,75 g/kgBB Kontrol hepatotoksin 2

ml/kgBB -104.00000* 18.22709 .000 -141.6189 -66.3811

Kontrol olive oil 2 ml/kgBB 77.60000* 18.22709 .000 39.9811 115.2189

Kontrol IHSA 1,5 g/kgBB 46.20000* 18.22709 .018 8.5811 83.8189

IHSA 0,375 g/kgBB 12.40000 18.22709 .503 -25.2189 50.0189

IHSA 1,5 g/kgBB 66.20000* 18.22709 .001 28.5811 103.8189

IHSA 1,5 g/kgBB Kontrol hepatotoksin 2

ml/kgBB -170.20000* 18.22709 .000 -207.8189 -132.5811

Kontrol olive oil 2 ml/kgBB 11.40000 18.22709 .538 -26.2189 49.0189

Kontrol IHSA 1,5 g/kgBB -20.00000 18.22709 .283 -57.6189 17.6189

IHSA 0,375 g/kgBB -53.80000* 18.22709 .007 -91.4189 -16.1811

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

71

IHSA 0,75 g/kgBB -66.20000* 18.22709 .001 -103.8189 -28.5811

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

AST

Descriptives

Kelompok Statistic Std. Error

AST Kontrol hepatotoksin

2 ml/kgBB

Mean 5.2940E2 90.54259

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 2.7801E2

Upper Bound 7.8079E2

5% Trimmed Mean 5.2556E2

Median 5.1800E2

Variance 4.099E4

Std. Deviation 2.02459E2

Minimum 284.00

Maximum 844.00

Range 560.00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

72

Interquartile Range 318.50

Skewness .806 .913

Kurtosis 2.001 2.000

Kontrol Olive oil 2

ml/kgBB

Mean 99.2000 8.91852

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 74.4382

Upper Bound 1.2396E2

5% Trimmed Mean 99.3333

Median 1.0000E2

Variance 397.700

Std. Deviation 1.99424E1

Minimum 70.00

Maximum 126.00

Range 56.00

Interquartile Range 31.00

Skewness -.294 .913

Kurtosis 1.824 2.000

Kontrol IHSA 1,5

g/kgBB

Mean 1.5880E2 5.14198

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 1.4452E2

Upper Bound 1.7308E2

5% Trimmed Mean 1.5894E2

Median 1.5700E2

Variance 132.200

Std. Deviation 1.14978E1

Minimum 142.00

Maximum 173.00

Range 31.00

Interquartile Range 19.50

Skewness -.453 .913

Kurtosis .713 2.000

IHSA 0,375 g/kgBB Mean 4.1760E2 43.46102

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

73

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 2.9693E2

Upper Bound 5.3827E2

5% Trimmed Mean 4.1922E2

Median 4.0400E2

Variance 9.444E3

Std. Deviation 9.71818E1

Minimum 278.00

Maximum 528.00

Range 250.00

Interquartile Range 175.00

Skewness -.471 .913

Kurtosis -.222 2.000

IHSA 0,75 g/kgBB Mean 3.1760E2 17.33667

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 2.6947E2

Upper Bound 3.6573E2

5% Trimmed Mean 3.1667E2

Median 2.9900E2

Variance 1.503E3

Std. Deviation 3.87660E1

Minimum 279.00

Maximum 373.00

Range 94.00

Interquartile Range 70.50

Skewness .780 .913

Kurtosis -1.151 2.000

IHSA 1,5 g/kgBB Mean 1.3860E2 12.48839

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 1.0393E2

Upper Bound 1.7327E2

5% Trimmed Mean 1.3800E2

Median 1.2200E2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

74

Variance 779.800

Std. Deviation 2.79249E1

Minimum 116.00

Maximum 172.00

Range 56.00

Interquartile Range 52.50

Skewness .605 .913

Kurtosis -3.143 2.000

Tests of Normality

Kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

AST Kontrol hepatotoksin 2

ml/kgBB .281 5 .200* .931 5 .606

Kontrol Olive oil 2 ml/kgBB .256 5 .200* .940 5 .665

Kontrol IHSA 1,5 g/kgBB .238 5 .200* .960 5 .810

IHSA 0,375 g/kgBB .184 5 .200* .959 5 .798

IHSA 0,75 g/kgBB .284 5 .200* .907 5 .447

IHSA 1,5 g/kgBB .324 5 .094 .771 5 .046

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Test of Homogeneity of Variances

AST

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2.813 5 24 .039

Multiple Comparisons

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

75

AST

LSD

(I) Kelompok (J) Kelompok

Mean

Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Kontrol

hepatotoksin 2

ml/kgBB

Kontrol Olive oil 2 ml/kgBB 430.20000* 59.57997 .000 307.2330 553.1670

Kontrol IHSA 1,5 g/kgBB 370.60000* 59.57997 .000 247.6330 493.5670

IHSA 0,375 g/kgBB 111.80000 59.57997 .073 -11.1670 234.7670

IHSA 0,75 g/kgBB 211.80000* 59.57997 .002 88.8330 334.7670

IHSA 1,5 g/kgBB 390.80000* 59.57997 .000 267.8330 513.7670

Kontrol Olive

oil 2 ml/kgBB

Kontrol hepatotoksin 2

ml/kgBB -430.20000* 59.57997 .000 -553.1670 -307.2330

Kontrol IHSA 1,5 g/kgBB -59.60000 59.57997 .327 -182.5670 63.3670

IHSA 0,375 g/kgBB -318.40000* 59.57997 .000 -441.3670 -195.4330

IHSA 0,75 g/kgBB -218.40000* 59.57997 .001 -341.3670 -95.4330

IHSA 1,5 g/kgBB -39.40000 59.57997 .515 -162.3670 83.5670

Kontrol IHSA

1,5 g/kgBB

Kontrol hepatotoksin 2

ml/kgBB -370.60000* 59.57997 .000 -493.5670 -247.6330

Kontrol Olive oil 2 ml/kgBB 59.60000 59.57997 .327 -63.3670 182.5670

IHSA 0,375 g/kgBB -258.80000* 59.57997 .000 -381.7670 -135.8330

IHSA 0,75 g/kgBB -158.80000* 59.57997 .014 -281.7670 -35.8330

IHSA 1,5 g/kgBB 20.20000 59.57997 .738 -102.7670 143.1670

IHSA 0,375

g/kgBB

Kontrol hepatotoksin 2

ml/kgBB -111.80000 59.57997 .073 -234.7670 11.1670

Kontrol Olive oil 2 ml/kgBB 318.40000* 59.57997 .000 195.4330 441.3670

Kontrol IHSA 1,5 g/kgBB 258.80000* 59.57997 .000 135.8330 381.7670

IHSA 0,75 g/kgBB 100.00000 59.57997 .106 -22.9670 222.9670

IHSA 1,5 g/kgBB 279.00000* 59.57997 .000 156.0330 401.9670

IHSA 0,75

g/kgBB

Kontrol hepatotoksin 2

ml/kgBB -211.80000* 59.57997 .002 -334.7670 -88.8330

Kontrol Olive oil 2 ml/kgBB 218.40000* 59.57997 .001 95.4330 341.3670

Kontrol IHSA 1,5 g/kgBB 158.80000* 59.57997 .014 35.8330 281.7670

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

76

IHSA 0,375 g/kgBB -100.00000 59.57997 .106 -222.9670 22.9670

IHSA 1,5 g/kgBB 179.00000* 59.57997 .006 56.0330 301.9670

IHSA 1,5

g/kgBB

Kontrol hepatotoksin 2

ml/kgBB -390.80000* 59.57997 .000 -513.7670 -267.8330

Kontrol Olive oil 2 ml/kgBB 39.40000 59.57997 .515 -83.5670 162.3670

Kontrol IHSA 1,5 g/kgBB -20.20000 59.57997 .738 -143.1670 102.7670

IHSA 0,375 g/kgBB -279.00000* 59.57997 .000 -401.9670 -156.0330

IHSA 0,75 g/kgBB -179.00000* 59.57997 .006 -301.9670 -56.0330

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

77

Lampiran 9. Perhitungan Persen hepatoprotektif

Rumus menghitung persen hepatoprotektif serum ALT-AST adalah sebagai

berikut :

(1 −(aktivitas ALT serum pada kontrol CCl�� − (aktivitas ALT serum pada perlakuan�

(aktivitas ALT serum pada kontrol CCl� − kontrol ����� ����� × 100%

(1 −(aktivitas AST serum pada kontrol CCl�� − (aktivitas AST serum pada perlakuan�

(aktivitas AST serum pada kontrol CCl� − kontrol ����� ����� × 100%

1. ALT

(1 −(aktivitas ALT serum pada kontrol CCl�� − (aktivitas ALT serum pada perlakuan�

(aktivitas ALT serum pada kontrol CCl� − kontrol ����� ����� × 100%

%hepatoprotektif kelompok IV = (1 −($$%,$�'((%�

($$%,$'�),*�� × 100% = 93,72%

%hepatoprotektif kelompok V = (1 −($$%,$�'())+,$�

($$%,$'�),*�� × 100%= 57,27%

%hepatoprotektif kelompok VI = (1 −($$%,$�'(),*,-�

($$%,$'�),*�� × 100%= 64,09%

2. AST

(1 −(aktivitas AST serum pada kontrol CCl�� − (aktivitas AST serum pada perlakuan�

(aktivitas AST serum pada kontrol CCl� − kontrol ����� ����� × 100%

%hepatoprotektif kelompok IV = (1 −(.$+,��'()%-,*�

(.$+,�'++,$�� × 100%= 90,84%

%hepatoprotektif kelompok V = (1 −(.$+,��'(%)(,*�

(.$+,�'++,$�� × 100%= 49,23%

%hepatoprotektif kelompok VI = (1 −(.$+,��'(�)(,*�

(.$+,�'++,$�� × 100%= 25,99%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

78

Lampiran 10. Penetapan kadar air serbuk kering herba Sonchus arvensis L.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

79

Lampiran 11. Perhitungan Konversi Dosis untuk Manusia

Nilai konversi tikus 200 g ke manusia = 56,0

Dosis untuk manusia = dosis tikus 200 g x nilai konversi tikus 200 g ke manusia

Maka dapat ditetapkan dosis infusa herba Sonchus arvensis L. untuk manusia

adalah sebagai berikut :

Infusa herba Sonchus arvensis L. 1,5 g/kgBB tikus

1,5 g/kgBB = 1,5 g/1000 gBB

= 0,3 g/200 gBB

= 0,3 g/ 200 gBB x 56,0

= 16,8 g/70 kgBB manusia

Infusa herba Sonchus arvensis L. 0,75 g/kgBB tikus

0,75 g/kgBB = 0,75 g/1000 gBB

= 0,15 g/200 gBB

= 0,15 g/ 200 gBB x 56,0

= 8,4 g/70 kgBB manusia

Infusa herba Sonchus arvensis L. 0,375 g/kgBB tikus

0,375 g/kgBB = 0,375 g/1000 gBB

= 0,075 g/200 gBB

= 0,075 g/ 200 gBB x 56,0

= 4,2 g/70 kgBB manusia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Lampiran 6. Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji pendahuluan pencuplikan darah hewan uji setelah

80

BIOGRAFI PENULIS

Penulis Skripsi dengan judul “Efek Hepatoprotektif

Pemberian Jangka Pendek Infusa Herba Sonchus

arvensis L . Terhadap Aktivitas AST-ALT Pada

Tikus Jantan Galur Wistar Terinduksi Karbon

Tetraklorida”, dengan nama lengkap Brigita Yulise,

merupakan anak kedua dari satu bersaudara dari

pasangan Agus Ambau dan Iyah. Penulis dilahirkan

di Nanga Ella Hilir, Kalimantan Barat, pada tanggal 5 Juli 1993. Pendidikan

formal yang telah ditempuh penulis, yaitu tingkat Taman Kanak-Kanak di TK

Budi Mulia (1997-1999), tingkat Sekolah Dasar di SDN 02 Ella Hilir (1999-

2005), tingkat Sekolah Menengah Pertama di SMPN 1 Ella Hilir (2005-2008),

tingkat Sekolah Menengah Atas di SMA Panca Setya Sintang (2008-2011). Pada

tahun 2011, penulis melanjutkan pendidikan sarjana di Fakultas Farmasi

Universitas Santa Dharma Yogyakarta. Semasa menempuh pendidikan sarjana,

penulis aktif dalam kegiatan mengikuti paduan suara Fakultas “Veronica” (2011),

dan mengikuti seminar nasional seperti Seminar Nasional Pemberdayaan Pasien

dalam Self Management Diabetes Melitus untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

(2011) dan Seminar Nasional Penatalaksanaan Penyakit Jantung Koroner Melalui

Terapi Gizi dan Tindakan Medis (2012).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI