148
PERAN KONFORMITAS DALAM HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN IMPULSIVE BUYING PADA REMAJA PUTRI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun Oleh : Bernadeta Feni Marettha 099114008 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

PERAN KONFORMITAS DALAM HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI

DAN IMPULSIVE BUYING PADA REMAJA PUTRI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Psikologi Program Studi Psikologi

Disusun Oleh :

Bernadeta Feni Marettha

099114008

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2013

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

iv

HALAMAN MOTTO

Setiap pilihan yang ada dalam hidup selalu ada tantangannya,

tinggal kita yang memilih siap menerima tantangan itu atau

tidak.

Buatlah yang terbaik dari dirimu, berserah kepada Bapamu,

dan percayakan semua dalam kemuliaan Tuhan karena dalam

nama-Nya kamu yang akan memenangkan pertarungan hebat

dalam hidupmu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan bagi,

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria

yang menjadi sahabat terbaikku disetiap situasi senang maupun

sulit sekalipun.

Orang-orang terkasihku yang sudah berkorban banyak untukku

dan memberikan dukungan serta cintanya yang tulus

Bapak, Ibu, Mas Leo, Sinta dan Christian Ajie.

Serta teman-teman terbaik dalam hidupku.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam daftar pustaka sebagaimana layaknya sebuah karya ilmiah.

Yogyakarta, 15 Juli 2013

Penulis

Bernadeta Feni Marettha

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

vii

PERAN KONFORMITAS DALAM HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI

DAN IMPULSIVE BUYING PADA REMAJA PUTRI

Bernadeta Feni Marettha

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memperjelas struktur hubungan antara harga diri,

konformitas dan impulsive buying pada remaja putri, dengan cara mencari tahu peran konformitas

dalam struktur hubungan tersebut apakah sebagai mediator atau sebagai moderator. Pertanyaan

penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah apa peran konformitas dalam struktur

hubungan antara harga diri dan impulsive buying pada remaja putri? Pengambilan sampel

dilakukan di pusat perbelanjaan di Yogyakarta. Subjek penelitian ini adalah remaja putri yang

berusia 12 – 21 tahun, berjumlah 160 orang. Jenis penelitian ini adalah korelasional dengan teknik

pengambilan sampel menggunakan incidental sampling sehingga subjek yang menjadi sampel

penelitian adalah remaja putri yang sedang berada pada situasi dan waktu yang sama dengan

pelaksanaan penelitian berlangsung. Teknik analisis data adalah analisis regresi dengan bantuan

program SPSS 16.0 for Windows. Hasil analisis penelitian ini ditemukan bahwa peran konformitas

dalam hubungan antara harga diri dan impulsive buying pada remaja putri adalah sebagai

moderator (B = 0,047, p = 0,003). Ini menunjukkan bahwa tinggi atau rendahnya tingkat harga diri

remaja putri tidak mempengaruhi tinggi atau rendahnya tingkat konformitas mereka terhadap

tingkat pembelian impulsif.

Kata kunci : harga diri, konformitas, impulsive buying, moderator, mediator

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

viii

THE ROLE OF CONFORMITY IN RELATION BETWEEN SELF-

ESTEEM AND IMPULSIVE BUYING ON FEMALE ADOLESCENT

Bernadeta Feni Marettha

ABSTRACT

The research is aimed to clarify the related structure between self-esteem, conformity,

and impulsive buying on female adolescent, by finding out the role of conformity in the structure

relationships whether as mediator or moderator. The question of research was what is the role of

conformity in the structure relationship between self-esteem and impulsive buying on female

adolescent? Research sampling was conducted on a shopping center in Yogyakarta. The subject of

this research were female adolescent who aged 12 – 21 years old. The amount of subject were 160

people. The research used a correlation design. Techniques used to collect the population sample

was incidental sampling, so that the subject in the research were female adolescent who are

occurred at the same time and situation when the research was conducted. The data was analyzed

using regression analysis by SPSS 16.0 for Windows. The result shown that the role of conformity

in a structure relationship between self-esteem and impulsive buying was as moderator (B =

0,047, p = 0,003). It means that high or low level of self-esteem on female adolescent do not affect

the level of conformity to impulsive buying.

Keyword : self-esteem, conformity, impulsive buying, moderator, mediator

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

ix

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Nama : Bernadeta Feni Marettha

Nomor Mahasiswa : 099114008

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan Kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

Peran Konformitas dalam Hubungan Antara Harga Diri dan

Impulsive Buying pada Remaja Putri

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

Kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain

untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun

memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 15 Juli 2013

Yang menyatakan,

(Bernadeta Feni Marettha)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

x

KATA PENGANTAR

Syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala

penyertaan dan berkat yang melimpah sehingga Skripsi dengan judul “Peran

Konformitas dalam Hubungan Antara Harga Diri dan Impulsive Buying pada

Remaja Putri” ini dapat diselesaikan dengan baik.

Selama menulis Skripsi ini, penulis menyadari bahwa ada begitu banyak

pihak yang telah berkontribusi besar dalam proses pengerjaan Skripsi ini. Oleh

karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak C. Siswa Widyatmoko, S.Psi., M.Psi sebagai dekan Fakultas

Psikologi.

2. Bapak Agung Santoso, S.Psi., M.A selaku Dosen Pembimbing Skripsi.

Terima kasih atas bimbingan, kerjasama, ilmu, perhatian, dan support

yang telah diberikan hingga Skripsi ini selesai pada waktu yang telah

ditentukan-Nya.

3. Ibu Dewi Soerna Anggraeni, M.Psi dan Bapak Dr. T. Priyo W, M.Si

selaku dosen penguji yang telah membagikan ilmunya.

4. Mas Gandung, Ibu Nanik, Mas Doni, dan Mas Muji, Pak Gie, terima kasih

atas keramahan dan pelayanan yang begitu hangat selama empat tahun

menimba ilmu di Fakultas Psikologi

5. Pimpinan Pusat Perbelanjaan Galeria Yogyakarta yang sudah memberikan

ijin untuk melakukan penelitian selama tiga hari, terima kasih banyak atas

bantuan dan kerjasama yang diberikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

xi

6. Bapak dan Ibu yang tidak pernah hentinya mendoakan dan mengupayakan

seluruh tenaga dan jiwanya untuk mendukung penulis sampai masa studi

ini selesai, terima kasih. Semua pengorbanan jarak dan waktu yang kita

hadapi dapat kupertanggung jawabkan hanya untukmu, Bapak dan Ibu. I

proud of you, you are my everything, and I love you so much.

7. Kakak dan adikku yang paling hebat, Mas Leo dan Sinta yang selalu

menghiburku dalam keadaan yang menjenuhkan sekalipun. Terima kasih

atas kegokilan kalian yang selalu membuatku rindu.

8. Sahabat seperjuanganku, Vivin. Terima kasih untuk dinamika pertemanan

kita dari awal sampai sekarang ini yang luar biasa. Mulai dari senang,

sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu

bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are great,

I love you.

9. Seseorang yang selalu mendampingiku, yang menjadi sumber semangatku,

yang selalu menghiburku, sabar dan mengerti aku, selalu memberikan

cinta, dan perhatian yang tulus dalam setiap hariku, Yohanes Christian Aji.

Thanks so much for all, dear.

10. Teman-teman centilku, Manik, Brigit, Vivin, Okvi, dan Jeanet. Terima

kasih girls atas pertemanan kita selama ini. Kalian super duper heboh

dalam hidupku dan aku sangat bersyukur berteman dengan kalian. I will

miss you, guys.

11. Teman-teman Psikologi, Gusbay, Angel, Awie, Xyannie, Yustia, Riris,

Gretong, Parto, Leo, Adi, Wayan, Tjok, Gaby, Dani Putri, Kak Rimpi, Kak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

xii

Nina, Kak Krinyol, dan teman-teman angkatan 2009 khususnya kelas A,

terima kasih buat sharing dan dukungannya selama ini.

12. Keluarga besar P2TKP, Pak Adi, Pak Toni, Anju, Efrem, Lito, Tuti, Dara,

Marlina, Novi, Pingkan, Sherlot, Riri, Rinta, Mbak Vista, Bella, Marta,

Raisa, Alvia, Jeje dan Vivin. Terima kasih atas dukungan dan

perhatiannya.

13. Teman-teman kos, Mbak Sum, Kak Bohen, Mbak Ndit, Kak Liza, Ori,

Maria, Cilla, Angel, Helen, Indah, Epong, Agnes, Devina, Rosa, Mbak

Aik, Cilla Bongsor, Novia, Kak Icha, terima kasih dukungannya.

14. Teman-teman yang jauh atau pun dekat tetap istimewa, Kak Under, Kak

Aya, Osi, Kak Dion, Kak Koco, Kak Fika, Kak Adit, Alfons. Thank you

for this friendship.

15. Semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan skripsi ini,

terima kasih.

Saya menyadari dalam pembuatan skripsi ini ada kesalahan yang saya

perbuat. Oleh karena itu saya mengucapkan maaf kepada semua pihak yang telah

dirugikan. Penelitian ini juga masih jauh dari kata sempurna sehingga besar

harapan saya untuk mendapatkan kritik dan saran yang membangun demi

perkembangan penelitian selanjutnya. Akhir kata, saya ucapkan terima kasih.

Yogyakarta, 15 Juli 2013

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING........................................ii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ iii

HALAMAN MOTTO............................................................................................ iv

HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................ v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA........................................... vi

ABSTRAK............................................................................................................ vii

ABSTRACT......................................................................................................... viii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH.......................... ix

KATA PENGANTAR............................................................................................ x

DAFTAR ISI....................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL............................................................................................... xvii

DAFTAR GAMBAR......................................................................................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... xx

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG................................................................................ 1

B. RUMUSAN MASALAH............................................................................ 6

C. TUJUAN PENELITIAN............................................................................. 6

D. MANFAAT PENELITIAN......................................................................... 6

1. Teoretis................................................................................................. 6

2. Praktis.................................................................................................. 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

xiv

BAB II LANDASAN TEORI................................................................................ 8

A. REMAJA PUTRI........................................................................................ 8

1. Definisi Remaja Putri............................................................................ 8

2. Tahap Perkembangan Remaja Putri.................................................... 10

3. Aspek-aspek Perkembangan Remaja Putri.......................................... 13

B. IMPULSIVE BUYING (PEMBELIAN IMPULSIF)................................. 16

1. Definisi Pembelian Impulsif............................................................... 16

2. Aspek-aspek dalam Pembelian Impulsif............................................ 17

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelian Impulsif.................... 20

4. Pembelian Impulsif pada Remaja Putri.............................................. 24

C. KONFORMITAS..................................................................................... 25

1. Definisi Konformitas.......................................................................... 25

2. Aspek – aspek Konformitas............................................................... 26

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konformitas............................... 27

4. Konformitas pada Remaja Putri......................................................... 33

D. HARGA DIRI.......................................................................................... 36

1. Definisi Harga Diri.............................................................................. 36

2. Aspek-aspek yang Ada dalam Harga Diri.......................................... 37

3. Harga Diri pada Remaja Putri............................................................ 39

E. HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI, KONFORMITAS, DAN

KECENDERUNGAN PEMBELIAN IMPULSIF................................... 41

1. Konformitas sebagai Mediator........................................................... 41

2. Konformitas sebagai Moderator......................................................... 43

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

xv

F. PERTANYAAN PENELITIAN............................................................... 48

BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................ 51

A. JENIS PENELITIAN................................................................................ 51

B. IDENTIFIKASI VARIABEL................................................................... 51

C. DEFINISI OPERASIONAL..................................................................... 51

1. Impulsive Buying (Pembelian Impulsif)............................................. 51

2. Konformitas........................................................................................ 52

3. Harga Diri.......................................................................................... 53

D. SUBJEK PENELITIAN.......................................................................... 53

E. METODE PENGAMBILAN DATA........................................................ 54

1. Skala Pembelian Impulsif................................................................... 55

2. Skala Konformitas............................................................................... 56

3. Skala Harga Diri.................................................................................. 57

F. VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR................................ 58

1. Validitas Skala.................................................................................... 58

2. Seleksi Item......................................................................................... 58

3. Reliabilitas.......................................................................................... 61

G. METODE ANALISIS DATA.................................................................. 62

1. Model Konformitas sebagai Mediator................................................ 62

2. Model Konformitas sebagai Moderator.............................................. 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................... 65

A. PERSIAPAN PENELITIAN.................................................................... 65

1. Uji Coba Alat Ukur............................................................................. 65

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

xvi

2. Perizinan............................................................................................. 66

B. PELAKSANAAN PENELITIAN............................................................. 66

C. HASIL PENELITIAN.............................................................................. 68

1. Model Konformitas sebagai Mediator 69

2. Model Konformitas sebagai Moderator.............................................. 78

D. PEMBAHASAN....................................................................................... 81

E. KETERBATASAN PENELITIAN........................................................... 85

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................................... 87

A. KESIMPULAN......................................................................................... 87

B. SARAN..................................................................................................... 88

1. Bagi Remaja Putri............................................................................... 88

2. Bagi Institusi Pendidikan.................................................................... 88

3. Bagi Orangtua..................................................................................... 88

4. Bagi Peneliti Berikutnya..................................................................... 89

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 90

LAMPIRAN-LAMPIRAN................................................................................... 98

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Tabel Spesifikasi Skala Harga Diri.......................................................... 39

Tabel 2 Blue Print Skala Pembelian Impulsif....................................................... 55

Tabel 3 Blue Print Skala Konformitas.................................................................. 56

Tabel 4 Blue Print Skala Harga Diri..................................................................... 57

Tabel 5 Distribusi Item Skala Pembelian Impulsif............................................... 59

Tabel 6 Distribusi Item Skala Konformitas.......................................................... 60

Tabel 7 Distribusi Item Skala Harga Diri............................................................. 60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Model Konformitas sebagai Mediator............................................. 43

Gambar 2 Model Konformitas sebagai Moderator.......................................... 48

Gambar 3 Framework Penelitian Konformitas sebagai Mediator................... 49

Gambar 4 Framework Penelitian Konformitas sebagai Moderator................. 50

Gambar 5. Grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Harga

Diri dan Konformitas....................................................................... 69

Gambar 6. Grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Konformitas dan Pembelian Impulsif............................................. 70

Gambar 7. Grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Harga

Diri dan Pembelian Impulsif............................................................ 70

Gambar 8. Grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Harga

Diri dan Konformitas dengan Pembelian Impulsif.......................... 71

Gambar 9. Scatterplot Harga Diri dan Konformitas.......................................... 72

Gambar 10. Scatterplot Konformitas dengan Pembelian Impulsif....................... 72

Gambar 11. Scatterplot Harga Diri dan Pembelian Impulsif................................73

Gambar 12. Scatterplot Harga Diri dan Konformitas dengan Pembelian

Impulsif............................................................................................ 73

Gambar 13. Scatterplot Harga Diri dengan Konformitas.................................... 74

Gambar 14. Scatterplot Konformitas dengan Pembelian Impulsif...................... 75

Gambar 15. Scatterplot Harga Diri dengan Pembelian Impulsif......................... 75

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

xix

Gambar 16. Scatterplot Harga Diri dan Konformitas dengan Pembelian

Impulsif…...................................................................................... 76

Gambar 17. Grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Model

Moderator......................................................................................... 78

Gambar 18. Scatterplot Model Moderator............................................................ 79

Gambar 19. Scatterplot Model Moderator............................................................ 79

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A. Skala Pengukuran............................................................................ 99

Lampiran B. Skala Harga Diri............................................................................. 101

Lampiran C. Skala Konformitas.......................................................................... 104

Lampiran D. Skala Pembelian Impulsif.............................................................. 107

Lampiran E. Reliabilitas...................................................................................... 110

Lampiran F. Hasil Regresi Model Mediator....................................................... 121

Lampiran G. Hasil Regresi Model Moderator.................................................... 126

Lampiran H. Surat Ijin Penelitian Galleria Mall................................................. 128

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Studi yang dilakukan oleh Nielsen di Jakarta, Bandung, Surabaya,

Makasar, dan Medan, menunjukkan bahwa jumlah pembelanja di Indonesia

semakin meningkat. Kondisi tersebut terbukti dari orang-orang yang tidak

membuat rencana sebelum belanja semakin banyak. Peningkatan ini terjadi

hampir dua kali lipat dari kondisi tahun 2003 (Industrial Post, 2011).

Konsumen Indonesia cenderung lebih tertarik dengan promosi yang dapat

memberikan keuntungan, salah satunya adalah diskon atau potongan harga

(Intisari, 2009).

Penelitian lain di Indonesia menunjukkan bahwa pembelian impulsif

banyak terjadi pada remaja putri dibandingkan remaja putra (Utami &

Sumaryono, 2008; Mulyono, 2012). Ditemukan bahwa, 20,9 % dari 1.074

responden yang berstatus sebagai pelajar yang berdomisili di Jakarta dan

Surabaya mengaku pernah menggunakan uang spp-nya untuk membeli barang

incarannya ataupun hanya sekedar untuk bersenang-senang (Jawa Pos dalam

Sihotang, 2009).

Tingkat konsumsi remaja untuk kebutuhan yang sifatnya kesenangan

lebih tinggi nilainya dibandingkan dengan pengeluaran siswa untuk kebutuhan

belajar yang merupakan investasi bagi masa depan. Hal ini menyebabkan

munculnya kecenderungan yang rendah pada remaja untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

2

menabung (Nurasyiah & Budiwati dalam Setyawati, 2010). Beberapa

fenomena ini sangat jelas menyatakan bahwa pembelian impulsif tidak hanya

terjadi pada orang-orang yang berpenghasilan saja, melainkan sudah

memasuki kehidupan remaja saat ini dan berdampak negatif pada remaja.

Pembelian impulsif pada remaja sering kali menjadi bagian terpenting

dalam marketing karena remaja adalah target mereka dalam pemasaran (Lin &

Chuang, 2005; Lin and Chen, 2012). Sasaran yang dijadikan target utama

adalah remaja putri karena remaja putri lebih sering melakukan pembelian

impulsif dibandingkan remaja putra (Dittmar & Wood dalam Verplanken &

Herabadi, 2001; Utami & Sumaryono, 2008; Lin & Lin, 2005).

Pembelian impulsif memiliki konsekuensi negatif terhadap pelaku.

Konsekuensi yang harus diterima oleh pembeli yang melakukan pembelian

secara impulsif antara lain mendapatkan kesulitan keuangan setelah

melakukan pembelian impulsif, mengalami kekecewaan terhadap barang yang

sudah dibeli, dan mendapat ketidaksetujuan mengenai barang yang dibeli dari

orang-orang di lingkungan sekitar seperti teman ataupun orang tua (Rook,

1987).

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembelian impulsif. Faktor –

faktor tersebut terbagi menjadi faktor personal dan faktor lingkungan. Faktor

personal terdiri dari harga diri (Hadjali, Salimi, & Ardestani, 2012 Djudiyah,

2002), mood (Verplanken & Herabadi, 2001), kontrol diri (Baumeister, 2002).

Sedangkan faktor lingkungan terdiri dari konformitas (Zebua & Nurdjayadi,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

3

2001; Sihotang, 2009; Astasari & Sahrah, 2009), penilaian negatif dari orang

lain (Lin & Chen, 2012), harga yang rendah (Stern,1962), store display

(Hadjali, Salimi & Ardestani, 2012)

Remaja yang berbelanja bersama teman-temannya cenderung akan

mengunjungi banyak toko dan melakukan pembelian impulsif (Mowen &

Minor, 2002). Remaja percaya bahwa pembelian impulsif yang mereka

lakukan dapat diterima secara sosial sehingga mereka akan bertindak atas

kecenderungan impulsif yang dimiliki (Rook & Fisher dalam Kacen & Lee,

2002). Kecenderungan remaja putri melakukan pembelian secara impulsif

dipengaruhi oleh konformitas (Sihotang, 2009; Astasari & Sahrah, 2009) dan

ketergantungan yang kuat pada kelompok teman sebaya (Affif, 1993).

Biasanya tekanan yang dihasilkan oleh pihak mayoritas akan menimbulkan

konformitas sehingga pendapat yang sudah disetujui oleh sebagian besar dari

anggota kelompok akan diikuti oleh semua anggota kelompok lainnya (Sears,

Freedman & Peplau, 1985).

Konformitas lebih mudah terjadi pada remaja putri karena remaja putri

pada umumnya memiliki sifat yang penurut, pasif, tunduk pada otoritas,

mengalah, dan enggan memunculkan konflik (Tapiheru dalam Astasari &

Sahrah, 2009; Utami & Sumaryono, 2008). Dapat dikatakan dampak negatif

yang diperoleh dari konformitas adalah dapat menghambat kreativitas dan

berpikir kritis. Ketika bersama kelompok, orang akan cenderung menyangkal

kepercayaan pribadi dan sepakat akan pemahaman yang bertentangan dengan

nilai-nilai pribadi (Wade & Tavris, 2008).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

4

Penelitian terdahulu menyatakan konformitas berhubungan positif

dengan pembelian impulsif. Semakin tinggi konformitas terhadap kelompok

teman sebaya maka semakin tinggi pembelian impulsif pada remaja.

Sebaliknya semakin rendah konformitas terhadap kelompok teman sebaya

maka semakin rendah pembelian impulsif pada remaja (Sihotang, 2009;

Astasari & Sahrah, 2009). Demi suatu pengakuan, remaja seringkali bersedia

melakukan berbagai upaya meskipun bukan sesuatu yang dibutuhkan atau

berguna jika dilihat dari kacamata orangtua atau orang dewasa lainnya (Zebua

& Nurdjayadi, 2001).

Konformitas adalah hasil interaksi antara faktor-faktor situasional dan

faktor personal. Faktor situasional adalah faktor yang mempengaruhi

konformitas dari luar seperti ukuran kelompok (Baron & Byrne, 2005) dan

tekanan kelompok (Sears, Freedmen, Peplau, 1985). Sedangkan salah satu

faktor personal yang erat kaitannya dengan konformitas adalah harga diri

(Cipto & Kuncoro, 2010; Sulistyowati, 2009; Nashihin, 2012). Remaja yang

memiliki harga diri yang rendah, biasanya akan cenderung mengikatkan

dirinya pada kelompok sebayanya dengan tujuan agar dapat dianggap dan

diakui oleh lingkungan (Cipto & Kuncoro, 2010). Sedangkan remaja yang

memiliki harga diri yang tinggi, cenderung tidak melakukan konformitas

karena memiliki keinginan untuk menunjukkan keberhasilan sebagai kualitas

dan usaha pribadi (Marsh, 1990 ; Sulistyowati, 2009). Dalam hal ini dapat

dikatakan remaja yang melakukan konformitas adalah mereka yang memiliki

harga diri yang rendah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

5

Selain karena harga diri memiliki korelasi dengan konformitas, harga

diri juga memiliki korelasi dengan pembelian impulsif. Ditemukan beberapa

penelitian yang mengkorelasikan antara harga diri dan pembelian impulsif.

Penelitian tersebut menunjukkan adanya korelasi negatif mengenai harga diri

dengan pembelian impulsif, bahwa semakin tinggi harga diri yang dimiliki

seseorang, maka semakin rendah pembelian impulsif yang dilakukan.

Sebaliknya, semakin rendah harga diri seseorang, maka semakin tinggi tingkat

pembelian impulsif yang dilakukan (Hadjali, Salimi, & Ardestani, 2012;

Djudiyah, 2002).

Rendahnya harga diri remaja, banyak ditemui pada remaja putri

dibandingkan remaja putra (Coopersmith, 2007; Baron, Byrne & Branscombe,

2006; Santrock, 2012). Remaja putri dikatakan akan lebih cenderung

melakukan pembelian impulsif dibandingkan remaja putra (Dittmar & Wood

dalam Verplanken & Herabadi, 2001; Lin & Lin, 2005).

Harga diri dijadikan variabel independen dalam penelitian ini

dikarenakan syarat untuk mengetahui peran dari konformitas adalah variabel

X (harga diri) harus signifikan dengan variabel Y (pembelian impulsif).

Berdasarkan penelitian yang sudah dijelaskan, ketiga variabel selalu

menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara harga diri dengan

konformitas, konformitas dengan pembelian impulsif, serta harga diri dengan

pembelian impulsif. Penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa harga

diri menjadi variabel independen dari konformitas dan pembelian impulsif.

Selain itu, konformitas juga menjadi variabel independen terhadap pembelian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

6

impulsif. Namun demikian, belum ditemukan penelitian yang menjelaskan

peran dari konformitas dalam struktur hubungan ketiga variabel tersebut.

Penelitian ini dirasa penting karena melalui penelitian ini dapat diketahui

secara jelas apakah konformitas berperan sebagai mediator atau moderator

dalam hubungan antara harga diri dengan pembelian impulsif ?

B. RUMUSAN MASALAH

Apa peran konformitas dalam struktur hubungan antara harga diri

dengan pembelian impulsif pada remaja putri ?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah mencari tahu lebih jelas

mengenai struktur hubungan antara harga diri, konformitas, dan pembelian

impulsif. Selain itu, menegaskan peran dari konformitas dalam struktur

hubungan antara harga diri dan pembelian impulsif pada remaja putri.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Teoretis

Manfaat teoretis dari penelitian ini adalah hasil dari penelitian

dapat menyumbangkan dan menegaskan peran dari konformitas dalam

struktur hubungan antara harga diri dengan pembelian impulsif, apakah

konformitas berperan sebagai mediator atau moderator ?

2. Praktis

Informasi dari penelitian ini dapat digunakan untuk mengurangi

pembelian impulsif pada remaja putri dengan memperhatikan tingkat

harga diri dan konformitasnya. Pengetahuan mengenai struktur hubungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

7

antara harga diri, konformitas, dan pembelian impulsif dapat dijadikan

dasar untuk melakukan tritmen/pelatihan secara tepat khususnya pelatihan

peningkatan harga diri.

Pelatihan kepribadian remaja putri dapat dilakukan oleh institusi

pendidikan dengan meningkatkan harga diri remaja agar dapat

menyesuaikan diri dengan baik secara sosial. Ketika remaja putri memiliki

harga diri yang tinggi mereka dapat memilih konformitas yang positif

sehingga dapat menekan pembelian impulsifnya.

Berdasarkan penelitian ini, remaja putri dapat menilai tingkat

pembelian impulsif dan tingkat konformitas mereka. Penilaian diri tersebut

sebagai dasar pengetahuan mengenai diri mereka sendiri sehingga mereka

mampu melakukan evaluasi diri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. REMAJA PUTRI

1. Definisi Remaja Putri

Masa remaja merupakan bagian dari perkembangan yang dilihat

dari aspek genetik, biologis, lingkungan dan pengalaman berinteraksi,

baik dengan orang tua, teman sebaya, dan guru. Beberapa peneliti lain juga

menambahkan bahwa perkembangan masa remaja melibatkan perubahan

besar pada aspek biologis atau fisik, kognitif, dan sosial emosi yang

berlangsung sejak awal remaja hingga masa remaja berakhir (Santrock,

2002, 2003, 2007; Papalia, Old, & Feldmen, 2009). Peralihan dari masa

kanak-kanak menuju kedewasaan ini, dilalui oleh peristiwa panjang yang

disebut dengan masa remaja (adolescene).

Pengertian lain menjelaskan bahwa remaja merupakan suatu

periode pertumbuhan antara masa kanak-kanak ke masa dewasa, ketika

remaja harus dapat berdiri sendiri secara mandiri (DeBrun dalam Jahja,

2011; Neidhart dalam Gunarsa & Gunarsa, 1981; WHO dalam Sarwono,

2007). Masa remaja bukan lagi masuk dalam golongan anak-anak, tetapi

juga belum pantas dikatakan dewasa.

Salah satu organisasi seperti WHO (World Health Organization)

menjelaskan bahwa remaja mengalami perkembangan psikologis dan

proses identifikasi diri dari kanak-kanak menjadi dewasa (dalam Sarwono,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

9

2007). Fenomena ini yang membuat remaja merasa bingung untuk

menentukan identitasnya sehingga remaja cenderung menunjukkan suatu

kepekaan dan labilitas yang meningkat pada tindakannya (Remplein dalam

Monks & Knoer, 2002).

WHO mengkategorikan usia remaja berkisar 11 tahun sampai 20

tahun (Sarwono, 2009). Tidak jauh berbeda dengan WHO, Paplia dan

Olds menambahkan bahwa masa remaja adalah masa transisi

perkembangan antara masa kanak-kanak dan dewasa yang dimulai pada

usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia belasan atau awal dua

puluhan tahun (Monks & Knoers, 2002). Erickson (dalam Santrock, 2007)

menambahkan batasan usia pada masa remaja mulai dari usia 10 tahun

hingga 20 tahun. Sedangkan, Santrock berpendapat bahwa rentang usia

remaja bervariasi sesuai dengan budaya dan sejarah sehingga Santrock

mengkategorikan usia remaja mulai dari usia 10 tahun sampai 21 tahun

dan membagi masa tersebut menjadi dua yaitu, masa remaja awal (early

adolescene) dan masa remaja akhir (late adolescene). Masa remaja awal

berlangsung antara usia 10 tahun sampai 13 tahun, sedangkan masa remaja

akhir berkisar antara 18 tahun sampai 21 tahun (Santrock, 2007; 2008).

Tidak jauh berbeda dengan Santrock, Sullivan juga membagi remaja

menjadi dua, yaitu masa remaja awal yang diawali pada usia 12 tahun – 16

tahun dan masa remaja akhir dari 16 tahun – 20 tahunan (Alwisol, 2004).

Beberapa ahli di Indonesia juga membagi masa remaja menjadi dua masa

yaitu masa remaja awal yang berkisar antara12 atau 13 tahun sampai 17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

10

tahun dan masa remaja akhir dengan rentang usia 17 sampai 21 tahun

(Rochmah, 2005; Soesilowindradini, 1996).

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa remaja

adalah suatu masa peralihan individu dari masa kanak-kanak ke masa

dewasa yang mencakup perubahan perkembangan biologis atau fisik,

kognitif, dan sosial-emosi. Masa remaja diawali dari usia 12 tahun sampai

21 tahun yang dibagi menjadi dua masa yaitu masa remaja awal dan

remaja akhir.

2. Tahap Perkembangan Remaja Putri

Tahap perkembangan remaja putri sama seperti tahap

perkembangan remaja pada umumnya. Remaja putri yang memasuki usia

remaja akan mengalami perubahan pada perkembangan fisik, kognisi, dan

sosial-emosinya (Santrock, 2002, 2003, 2007; Papalia, Old, & Feldmen,

2009)

Ada beberapa pembagian tahap perkembangan remaja. Beberapa

ahli membagi masa remaja berdasarkan usia. Berdasarkan usia, masa

remaja dibagi menjadi masa remaja awal 12 – 15 tahun, masa remaja

tengah 15 – 18 tahun, dan masa remaja akhir 18 – 21 (Monks & Knoers,

2002; Sarwono, 2007).

Beberapa ahli lain seperti Santrock (2003; 2007) dan Sullivan

(dalam Alwisol, 2004) membagi remaja dengan dua masa yaitu masa

remaja awal dan masa remaja akhir. Mereka tidak menjelaskan kategori

masa remaja tengah secara khusus seperti ahli lain karena karakteristik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

11

yang dimiliki oleh remaja tengah dapat digolongkan pada masa remaja

awal dan masa remaja akhir (Santrock, 2003, 2007; Papalia dkk, 2008;

Alwisol, 2004; Rochmah, 2005; Soesilowindradini, 1996) sehingga

penelitian ini mengacu pada dua pembagian masa tersebut.

a. Masa Remaja Awal

Masa remaja awal sama dengan masa sekolah menengah

pertama dan mencakup perubahan pubertas (Santrock, 2003). Masa

remaja awal diawali dari usia 12 tahun sampai 16 atau 17 tahun

Alwisol, 2004; Rochmah, 2005; Soesilowindradini, 1996; Sarwono,

2009).

Remaja pada masa ini merupakan masa awal untuk bertumbuh

tidak hanya secara fisik, melainkan juga dalam kompetensi kognitif

dan sosial, otonomi, harga diri, dan keintiman (Papalia dkk, 2009).

Pada masa ini remaja perlu mendapatkan perhatian secara

khusus terlebih ketika mereka menghadapi perubahan secara

bersamaan dan membutuhkan bantuan orang lain dalam mengatasi

masalah. Perhatian secara khusus akan memberikan bantuan pada

remaja sehingga membuat remaja merasa lebih aman (Papalia dkk,

2009).

Sullivan (dalam Feist & Feist, 2009; Alwisol, 2004) percaya

bahwa masa remaja awal merupakan masa perkembangan kepribadian.

Remaja mulai menunjukkan pribadinya ketika menghadapi suatu

permasalahan yang serius atau ketika berhubungan dengan orang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

12

Sullivan juga menambahkan bahwa keintiman merupakan proses antar

pribadi pada remaja awal untuk mendapatkan kebutuhan afeksi dan

penghargaan dari teman-teman sebaya meskipun dengan pergaulan

dapat memunculkan masalah.

b. Masa Remaja Akhir

Remaja yang dikategorikan sebagai remaja akhir adalah remaja

yang berusia 17 atau 18 sampai 21 tahun (Santrock, 2007; 2008;

Monks & Knoers, 2002; Sarwono, 2007; Rochmah, 2005;

Soesilowindradini, 1996). Pada masa ini, remaja cenderung meniru

perilaku orang dewasa karena remaja ingin menunjukkan bahwa

mereka telah memasuki masa dewasa (Rochmah, 2005). Kriteria

khusus yang dimiliki oleh remaja akhir adalah sudah memiliki

kestabilan dalam menentukan apa yang baik untuk dirinya, lebih

matang dalam menghadapi suatu permasalahan, memiliki ketenangan

emosi, dan lebih realistis. Karakteristik pada masa remaja akhir

terbentuk demikian berdasarkan tempat lingkungannya (Rochmah,

2005; Soesilowindradini, 1996). Di samping itu, remaja akhir memiliki

karakteristik cemas karena remaja merasa tidak memiliki kemampuan

pada dirinya. Ketika remaja mengalami kecemasan, mereka berusaha

menghindar dari sumber kecemasan karena mereka tidak ingin

menunjukkan ketidakmampuannya (Soesilowindradini, 1996).

Minat remaja akhir cenderung mengarah pada masa depan,

pasangan, dan mengeksplorasi identitas dirinya agar lebih nyata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

13

menunjukkan siapa dirinya (Santrock, 2003). Remaja akhir memiliki

tugas perkembangan untuk belajar menjalankan kewajiban, menerima

hak, dan bertanggung jawab atas setiap tindakannya di lingkungannya

(Sunaryo, 2004)

Berdasarkan penjelasan yang telah disampaikan, maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa remaja putri memiliki tahap perkembangan

yang sama dengan remaja pada umumnya. Tahapan tersebut terbagi

menjadi dua masa yaitu masa remaja awal dan masa remaja akhir.

3. Aspek-aspek Perkembangan Remaja Putri

a. Perkembangan Fisik

Pada umumnya, permulaan masa remaja ditandai oleh

perubahan-perubahan fisik yang disebut pubertas. Bagi remaja putri,

perubahan fisik yang dialami seperti, penambahan berat badan, tinggi

badan, tumbuh payudara, tumbuh rambut halus pada bagian tubuh,

pertumbuhan tubuh, menstruasi, peningkatan mintak atau keringat

kelenjar produksi yang dapat menyebabkan jerawat (Gunarsa, 1981;

Papalia, Old & Feldmen, 2008). Perkembangan fisik tersebut

menyebabkan remaja putri lebih memperhatikan penampilan fisik

dibanding aspek lain dalam dirinya sehingga mereka merasa tidak

yakin pada dirinya ketika mengalami perubahan yang cepat

(Rosenblim & Lewis dalam Papalia, dkk, 2009; Jahja, 2011).

Perkembangan fisik pada remaja putri terjadi lebih awal dari pada

remaja putra sehingga remaja putri lebih mudah jatuh dalam perilaku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

14

yang bermasalah dan tidak mudah menyadari dampak jangka panjang

dari tindakannya (Santrock, 2002).

b. Perkembangan Kognitif

Remaja memiliki proses berpikir yang menyatakan bahwa

dirinya unik dan tidak terkalahkan sehingga remaja meyakini dirinya

menarik bagi orang lain. Ketika remaja mulai berpikir demikian,

remaja mencoba untuk memproses informasi yang diterimanya agar

memperoleh pengetahuan yang lebih kompleks. Setelah memproses

informasi, remaja mencoba mengartikan informasi itu berdasarkan

perspektif yang dimilikinya sehingga remaja dapat mengambil

keputusan yang sesuai dengan pilihannya (Santrock, 2011; 2007).

Akan tetapi, pada masa ini, remaja cenderung belum memiliki

pemikiran yang matang ketika mendapatkan suatu informasi atau

stimulus. Oleh karena itu, ketika remaja memiliki permasalahan yang

harus dipecahkan, mereka cenderung gegabah dalam penyelesaiannya

(Santrock, 2002). Masa remaja juga menunjukkan peningkatan

kemampuan berpikir kritis, misalnya adanya peningkatan menangkap

informasi dan memprosesnya untuk dijadikan pengetahuan yang lebih

luas. Ada pula peningkatan pada kemampuan remaja dalam

mengkombinasikan berbagai pengetahuan dan memiliki strategi serta

spontan mempertimbangkan berbagai alternatif dan perencanaan

(Santrock, 2011).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

15

c. Perkembangan Sosial dan Emosi

Perkembangan berelasi sosial pada remaja berbeda dari masa

perkembangan sebelumnya. Remaja memiliki hubungan dengan teman

sebaya yang lebih intim dibandingkan hubungannya dengan orang tua

(Santrock, 2002). Keintiman remaja dengan teman sebaya diperkuat

ketika remaja memasuki usia remaja awal, misalnya dengan

berkumpul di mal bersama teman-temannya seperti orang dewasa

muda pada umumnya (Sarwono, 2009). Pada masa ini, remaja tidak

lagi hanya berhubungan dengan individu yang sama jenis saja,

melainkan juga dengan lawan jenis (Jahja, 2011; Rochmah, 2005).

Perkembangan aspek emosional pada remaja terjadi ketika

mereka dihadapkan pada situasi yang menuntutnya untuk lebih mandiri

dan bertanggung jawab pada situasi yang berbeda dengan masa

perkembangan sebelumnya (Jahja, 2011). Remaja memiliki

pengalaman emosional pada dirinya yang mengandung perasaan

senang, sedih, khawatir, adanya dorongan atau keinginan untuk

melakukan sesuatu, dan memliki pengamatan tertentu. Remaja

dikatakan kurang stabil dalam mengolah emosinya. Ketika sedang

gembira tiba-tiba bisa menjadi sedih, ketika memiliki rasa percaya diri

dapat berubah menjadi meragukan diri sendiri (Rochmah, 2005).

Selain itu, remaja cenderung mengambil keputusan berdasarkan situasi

emosinya. Remaja mampu membuat keputusan secara bijaksana ketika

dalam situasi emosi yang tenang. Sedangkan bagi remaja yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

16

membuat keputusan tidak bijaksana dikarenakan situasi emosinya

tidak tenang (Paus, Steinberg dalam Santrock, 2011).

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa aspek fisik, aspek

kognitif, dan aspek sosial – emosi merupakan aspek yang melekat pada

masa perkembangan remaja putri. Setiap aspek memiliki hubungan dengan

perilaku remaja putrid di masa perkembangannya baik secara intrapersonal

maupun secara interpersonal.

B. IMPULSIVE BUYING (PEMBELIAN IMPULSIF)

1. Definisi Pembelian Impulsif

Beberapa ahli mengartikan pembelian impulsif (impulsive buying)

sama dengan pembelian tidak terencana (unplanned purchase) (Rook,

1987; Stern, 1962). Pembelian impulsif adalah pembelian yang dilakukan

secara spontan atau tiba-tiba karena adanya daya tarik terhadap stimulus

sehingga pembeli melakukan keputusan untuk membeli secara cepat.

Selain itu, pembelian impulsif terjadi tanpa melakukan pertimbangan dan

tidak berdasarkan pada penilaian atau evaluasi tertentu terhadap produk

atau manfaat dari produk yang dibeli (Davis & Sajtos, 2009; Rook &

Fisher, 1995). Pembelian impulsif bersifat kuat atau powerful karena

membuat pembeli bersemangat ketika dihadapkan pada stimulus dan

langsung membuat keputusan untuk membeli (Rook, 1987; Kacen & Lee,

2002; Verplanken & Herabadi, 2001).

Biasanya, pembeli yang melakukan pembelian impulsif mengalami

konsekuensi yang negatif misalnya, mengalami permasalahan keuangan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

17

merasa kecewa atau menyesal dengan produk yang dibeli, merasa

bersalah, dan tidak mendapatkan persetujuan mengenai produk yang sudah

dibeli oleh orang di sekitarnya (Rook, 1987).

Berdasarkan definisi yang telah dijelaskan, maka pembelian

impulsif dapat disimpulkan sebagai suatu pembelian yang dilakukan

secara spontan atau tiba-tiba tanpa adanya perencanaan atau pertimbangan

sebelumnya. Biasanya pembelian impulsif terjadi karena adanya stimulus

tertentu sehingga pembeli dapat melakukan pembelian secara cepat dan

biasanya berujung pada penyesalan.

2. Aspek-aspek dalam Pembelian Impulsif

Pembelian impulsif memiliki dua aspek, yaitu aspek kognitif dan

aspek afektif. Kedua aspek ini merupakan komponen yang dialami oleh

pembeli sehingga menciptakan suatu perilaku pembelian impulsif.

Pembelian impulsif dapat terjadi berdasarkan dua aspek secara bersamaan,

tetapi dalam dinamikanya, terdapat salah satu aspek yang lebih dominan

(Herabadi, Verplanken, van Knippenberg, 2009; Verplanken, Herabadi,

Perry & Silvera, 2004).

a. Aspek Kognitif

Pada aspek ini, individu yang melakukan pembelian impulsif,

kurang mampu mempertimbangkan dan merencanakan sesuatu ketika

melakukan pembelian (Verplanken & Herabadi, 2001). Pembeli

terfokus pada harga dari suatu produk dan keuntungan yang diperoleh

ketika membeli produk tersebut. (Herabadi, Verplanken, van

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

18

Knippenberg, 2009). Contohnya, ada suatu produk branded yang

memiliki harga yang tinggi tetapi mendapatkan diskon sebesar 70%.

Proses kognitif pada individu yang impulsif akan bekerja ketika

pembeli melihat produk tersebut, ada keinginan secara tiba-tiba untuk

memiliki produk tersebut tanpa adanya pemikiran yang matang

sehingga secara cepat pembeli memutuskan untuk memilikinya (Coley

& Burgess, 2003) maka terjadilah pembelian. Pembelian terjadi tidak

berdasarkan kebutuhan atau perencanaan sebelumnya sehingga dapat

dikatakan pembelian impulsif. Sedangkan pembeli yang tidak impulsif

cenderung tidak mudah terpengaruh akan diskon atau harga yang

miring pada produk branded tersebut karena pembeli merasa tidak

berencana dan tidak memiliki kebutuhan untuk membelinya.

b. Aspek Afektif

Mayoritas pembeli melakukan pembelian secara impulsif

didominasi oleh aspek afektif. Aspek ini menjelaskan bahwa pembeli

melakukan pembelian impulsif karena memiliki perasaan senang dan

gembira ketika menginginkan suatu barang untuk dibeli serta memiliki

kesulitan untuk meninggalkan keinginannya itu (Coley & Burgess,

2003). Tetapi, setelah melakukan pembelian, biasanya muncul rasa

penyesalan (Rook, 1987; Verplanken & Herabadi, 2001). Pada aspek

ini, pembeli akan melakukan pembelian ketika pembeli melihat

produk dan memiliki perasaan senang terhadap produk, bersemangat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

19

untuk memilikinya, serta merasa harus membeli produk itu untuk

memuaskan diri (Coley & Burgess, 2003).

Hirschman & Holbrook dan Lai (dalam Herabadi, dkk, 2009;

Lai, 2010) menjelaskan bahwa aspek afektif merupakan aspek paling

kuat yang melekat pada diri pembeli ketika melakukan pembelian

impulsif. Beberapa peneliti juga menjelaskan bahwa kekuatan aspek

afektif ini dikarenakan pembeli memiliki mood yang positif. Mood

positif dapat mendorong seseorang untuk melakukan pembelian

impulsif. Mood positif meliputi perasaan suka atau tertarik, senang,

loyal, bersemangat dan merasa berharga ketika melakukan pembelian

impulsif (Rook, 1987; Rook & Gardner dalam Herabadi dkk, 2009;

Coley & Burgess, 2003). Selain itu, pembeli dapat memanjakan diri

dan seperti mendapatkan hadiah ketika melakukan pembelian impulsif

(Rook, 1987).

Berdasarkan aspek-aspek yang telah disampaikan, dapat

disimpulkan bahwa pada aspek kognitif, individu melakukan pembelian

impulsif berdasarkan kurangnya perencanaan sebelumnya dan hanya

menekankan pada harga dan keuntungan yang diperoleh. Sedangkan aspek

afektif adalah aspek paling kuat pada individu dalam melakukan

pembelian impulsif. Individu melakukan pembelian impulsif berdasarkan

emosi, perasaan tertarik, bersemangat dan memiliki hasrat harus memiliki

produk tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

20

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelian Impulsif

Secara umum, pembelian impulsif dipengaruhi oleh dua faktor,

yakni faktor lingkungan dan personal.

a. Faktor Lingkungan

Sebuah penelitian menyatakan bahwa penilaian negatif pada

remaja dapat mempengaruhi pembelian impulsif. Remaja memiliki

ketakutan tersendiri ketika mendapatkan penilaian negatif dari teman

sebayanya. Kecemasan secara sosial ini, dapat mempengaruhi remaja

untuk melakukan pembelian impulsif (Lin & Chen, 2012).

Penelitian lain menyebutkan bahwa konformitas adalah

prediktor atau variabel independen dari variabel pembelian impulsif

(Sihotang, 2009; Astasari & Sahrah, 2009). Penelitian ini menjelaskan

bahwa semakin tinggi tingkat konformitas seseorang, maka semakin

tinggi pula pembelian impulsif yang dilakukan. Sebaliknya, semakin

rendah tingkat konformitas seseorang, maka semakin rendah tingkat

pembelian impulsif seseorang Pengaruh kelompok tergolong besar

dalam pemberian norma tingkah laku sehingga apabila kelompok

dalam situasi membeli impulsif, maka anggotanya akan cenderung

berperilaku sama (Ewert dalam Monks 2002).

Harga merupakan bentuk nyata yang sering kali dijadikan

patokan individu melakukan pembelian. Harga juga dapat

menimbulkan pembelian yang tidak diharapkan karena harga

merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pembelian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

21

impulsif. Individu yang impulsif cenderung menyukai harga yang

rendah dan mendapatkan keuntungan dari hasil pembeliannya (Stern,

1962). Misalnya, awalnya pembeli hanya ingin membeli 2 buah baju.

Harga dua buah baju Rp 200.000,-.Akan tetapi individu menemukan

harga spesial di toko baju tersebut yang menuliskan “buy 3 get 1 free”.

Individu akan mendapatkan baju sebanyak empat buah dengan

menambahkan uang Rp 50.000,- saja. Contoh tersebut merupakan

contoh pembelian impulsif berdasarkan harga. Pembelian dua baju

yang tidak direncanakan semua adalah hasil dari pembelian impulsif.

Pelayanan yang dilakukan sendiri oleh pembeli seperti

swalayan dapat meningkatkan kesempatan pembelian impulsif

daripada pelayanan yang dilakukan oleh petugas. Pembelian impulsif

terjadi karena pembeli dapat mengambil produk secara bebas dan cepat

sesuai dengan yang diinginkan. Sedangkan jika dilayani oleh petugas,

pembeli tidak leluasa memilih produk yang akan dibeli (Stern, 1962).

Lingkungan toko dapat mempengaruhi pembelian impulsif

karena stimulus yang diberikan oleh toko beraneka ragam, seperti

penampilan produk, aroma, suara music, dan warna yang menarik

(Verplanken & Herabadi, 2001; Virvilaite, Saladiene & Zvinklyte,

2011). Store Display yang menarik dapat meningkatkan daya tarik

pembeli dan berpeluang untuk melakukan pembelian impulsif. Posisi

rak, mempromosikan produk spesial atau new arrival (Hadjali, Salimi,

& Ardestani, 2012), dan kemasan yang berbeda dari produk-produk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

22

lainnya merupakan hal-hal yang dapat membuat store display menarik

(Stern, 1962; Hoyer & MacInnis dalam Lin & Lin 2005).

b. Faktor Personal

Faktor personal berasal dari dalam diri individu yang dapat

mempengaruhi pembelian impulsif. Berdasarkan gendernya,

perempuan cenderung memiliki tingkat pembelian impulsif yang lebih

tinggi dibandingkan pria (Wu & Huan, 2010; Gasiorowska, 2011; Lin

& Lin, 2005; Pantecost & Andrews, 2010) dan melihat-lihat produk

lain selama berbelanja (Gasiorowska, 2011). Hal tersebut dikarenakan

kesenangan berbelanja dianggap perilaku yang wajar secara sosial

dilakukan oleh perempuan dibandingkan laki-laki (Gasiorowska,

2011).

Seperti yang sudah dijelaskan bahwa mood pembeli dapat

mempengaruhi pembelian impulsif. Seseorang yang memiliki mood

positif biasanya lebih mudah tertarik, senang, loyal, bersemangat, dan

merasa berharga ketika melakukan pembelian secara impulsif

(Verplanken & Herabadi, 2001) daripada seeorang yang memiliki

mood negatif (Rook, 1987; Rook & Gardner dalam Herabadi dkk,

2009). Selain itu, motivasi untuk mendapatkan kesenangan dengan

memiliki emosi yang positif pada individu dapat mempengaruhi

pembelian impulsif (Virvilaite, Saladiene & Zvinklyte, 2011).

Kontrol diri juga dapat mempengaruhi pembelian impulsif.

Individu yang memiliki kontrol diri yang rendah, kurang dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

23

menahan setiap stimulus yang mendukung pembelian impulsif, mudah

dipengaruhi dan tidak dapat mengelola dirinya, maka pembelian

impulsif dapat terjadi. Sedangkan orang yang memiliki kontrol diri

yang baik akan membeli produk sesuai kebutuhan jangka panjang

(Baumeister, 2002)

Sebuah penelitian menghubungkan kecerdasan emosi dengan

pembelian impulsif. Penelitian tersebut menyatakan bahwa orang yang

memiliki kecerdasan emosi yang tinggi, pembelian impulsifnya lebih

rendah dibandingkan orang yang memiliki kecerdasan emosi yang

rendah (Lin & Chuang, 2005).

Harga diri juga menjadi salah satu faktor yang dapat

menciptakan pembelian impulsif pada individu. Penelitian (Hadjali,

Salimi, & Ardestani, 2012; Djudiyah, 2002) menunjukkan bahwa

semakin rendah tingkat harga diri seseorang maka semakin tinggi

pembelian impulsif dilakukan. Sebaliknya, semakin tinggi tingkat

harga diri seseorang, maka semakin rendah tingkat pembelian impulsif.

Jadi dapat disimpulkan, faktor yang dapat mempengaruhi

pembelian impulsif yaitu faktor situasional yang terdiri dari penilaian

negatif, konformitas, harga, pelayanan, dan lingkungan toko. Sedangkan

faktor personalnya adalah gender, mood, kontrol diri, dan kecerdasan

emosi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

24

4. Pembelian Impulsif pada Remaja Putri

Remaja merupakan bagian yang penting bagi marketing karena

remaja sering menghabiskan waktunya untuk berbelanja (Lin & Chang,

2005; Lin & Chen, 2012). Biasanya remaja berbelanja dengan teman-

teman sebayanya. Interaksi sosial dengan teman-teman sebaya dapat

meningkatkan pembelian impulsif karena remaja memiliki ketakutan

untuk dinilai negatif oleh teman sebayanya (Lin & Chen, 2012).

Remaja putri cenderung lebih impulsif daripada remaja pria (Lin &

Lin, 2005; Pantecost & Andrews, 2010) karena remaja putri memiliki

intensitas kegiatan yang dekat dengan pembelian lebih tinggi. Misalnya,

remaja putri lebih sering menemani ibunya berbelanja mulai dari

kebutuhan makanan sampai asesoris kecantikan (Loudon & Bitta dalam

Utami & Sumaryono, 2008). Remaja putri lebih signifikan melakukan

pembelian impulsif dan melihat-lihat produk lain selama berbelanja

daripada remaja putra. Tindakan tersebut dikarenakan remaja putri

cenderung menganggap wajar bahwa kesenangan dalam berbelanja wajar

dialami oleh perempuan dibandingkan laki-laki (Gasiorowska, 2010).

Biasanya remaja putri melakukan pembelanjaan bersifat impulsif hanya

karena ingin mencari sensasi dibandingkan dengan remaja pria

(Gasiorowska, 2011).

Dapat disimpulkan bahwa remaja putri melakukan pembelian

cenderung bersama teman-temannya. Kebersamaan inilah yang

meningkatkan pembelian impulsif karena remaja putri takut dicela oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

25

taman-teman sebayanya dan hanya mencari sensasi semata. Remaja putri

memiliki aktivitas membeli lebih dekat daripada remaja putra karena

mereka lebih sering menemani ibunya berbelanja

C. KONFORMITAS

1. Definisi Konformitas

Sebagai makhluk sosial, manusia mencoba menyesuaikan diri

dengan lingkungannya agar dapat bertahan hidup. Keadaan ini dapat

dilakukan dengan cara melakukan segala sesuatu sesuai dengan norma

sosial serta dapat diterima secara sosial atau dapat disebut juga dengan

konformitas (Hafiyah, 2009). Konformitas menampilkan suatu perilaku

tertentu berdasarkan tindakan yang dilakukan oleh orang lain dan juga

adanya tekanan dari kelompok acuan. Tindakan menjadi selaras dengan

kelompok akan dilakukan individu yang konform meskipun bertentangan

dengan prinsip yang dimiliki individu tersebut (Sears, Freedman, &

Peplau, 1985). Terkadang, konformitas juga terjadi pada individu yang

ingin berperilaku sama dengan kelompok meskipun sebelumnya belum

pernah melakukan tindakan tersebut (King, 2010). Pernyataan tersebut

diperkuat dengan adanya pernyataan lain bahwa individu yang melakukan

konformitas cenderung berperilaku berbeda dari biasanya ketika individu

tersebut berada dalam keadaan sendiri (Asch dalam Gerungan, 2009;

Myers, 2012).

Berdasarkan definisi yang telah disampaikan, maka dapat

disimpulkan bahwa konformitas adalah tindakan yang dilakukan atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

26

diyakini seseorang berdasarkan norma sosial agar dapat diterima secara

sosial. Konformitas tetap dilakukan meskipun bertentangan dengan

keyakinan yang dimilikinya. Konformitas biasa terjadi dikarenakan adanya

tekanan dari kelompok acuan.

2. Aspek – aspek Konformitas

Berdasarkan definisi yang telah dipaparkan di atas, terdapat poin

penting bahwa konformitas merupakan suatu keyakinan individu terhadap

perilaku atau aturan dari kelompok dan tindakan mengikutinya agar

menjadi sama dengan kelompok. Ini bertujuan agar individu tersebut dapat

diterima oleh kelompok acuan meskipun tindakannya bertentangan dengan

keyakinannya sendiri.

Dalam kehidupan sehari-hari, konformitas yang berdasarkan

keyakinan terhadap orang lain seperti memilih ide atau gagasan

berdasarkan banyaknya suara mayoritas (Wade & Tavris, 2008).

Sedangkan contoh konformitas yang berupa tindakan meliputi

mengolok-olok orang lain (Levianti, 2008), mengikuti gaya berpakaian

yang sama dengan kelompok acuan, belajar bersama dan berorganisasi,

(Santrock, 2002), pembelian aksesoris (Natalia, 2009), dan melakukan

pembelian impulsif bersama teman-teman (Lin & Chen, 2012).

Berdasarkan paparan yang sudah dijelaskan, dapat disimpulkan

bahwa aspek-aspek konformitas dalam penelitian ini adalah keyakinan

seseorang pada orang lain dan menunjukkan perilaku yang sama dengan

orang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

27

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konformitas

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi konformitas yaitu faktor

personal dan faktor situasional. Faktor situasional terdiri dari :

a. Kejelasan Situasi

Penelitian Sherif menunjukkan bahwa, semakin tidak

terstruktur dan tidak jelas situasi yang dihadapi, maka semakin besar

kecenderungan orang untuk mengikuti kelompoknya (Rakhmat, 2008).

Biasanya seseorang akan ikut serta untuk konform ketika kebanyakan

orang melakukan sesuatu pada situasi tertentu (Baron & Byrne, 2005)

b. Kesepakatan

Pendapat atau keputusan yang sudah dibuat dan ditetapkan oleh

kelompok memiliki tekanan yang kuat sehingga konformitas dapat

meningkat. Remaja harus dapat menyesuaikan pendapatnya dengan

kelompok jika ingin meningkatkan konformitas. Nilai-nilai yang ada

pada kesepakatan yaitu:

1) Kepercayaan sangat penting untuk membentuk suatu

kesepakatan dalam kelompok. Tingkat kepercayaan akan

menurun ketika di dalam kelompok terjadi perbedaan pendapat

sehingga berdampak pada menurunnya tingkat konformitas

dalam kelompok tersebut.

2) Persamaan pendapat akan meningkatkan konformitas yang ada

di dalam kelompok. Sebaliknya, apabila di dalam suatu

kelompok tidak memiliki persamaan pendapat, maka konformitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

28

akan menurun. Pendapat satu individu yang tidak sama dengan

pendapat kelompok akan menunjukkan perbedaan yang berakibat

pada berkurangnya kesepakatan kelompok.

3) Penyimpangan terhadap pendapat kelompok. Remaja yang

menyimpang akan menyebabkan penurunan kesepakatan dan

akan berdampak pada berkurangnya tingkat konformitas pada

suatu kelompok. Remaja dikatakan menyimpang ketika orang

tersebut memiliki pendapat atau pandangan yang tidak sesuai

atau berbeda dengan kelompok. Dampak dari penyimpangan

tersebut adalah dikucilkan dan ditolak dari kelompok.

c. Ukuran Kelompok

Aturan atau norma kelompok terbentuk berdasarkan atas

penilaian dari ukuran mayoritas kelompok. Semakin besar ukuran

kelompoknya, maka semakin tinggi tingkat konformitasnya (Rakhmat,

2008; Taylor, Peplau & Sears, 2009). Pernyataan ini diperkuat oleh

Asch, Gerrard, Wilhelmy & Conolley yang menyatakan bahwa

konformitas meningkat karena adanya peningkatan jumlah anggota

kelompoknya (Baron & Byrne, 2005).

d. Norma Deskriptif dan Norma Injungtif / Perintah

Norma deskriptif dapat mempengaruhi tingkah laku individu

dengan cara memberikan informasi mengenai apa yang sebagian orang

lakukan pada situasi tertentu. Norma deskriptif juga menginformasikan

perilaku yang dianggap efektif dan adaptif ketika menghadapi situasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

29

itu. Sedangkan norma injungtif dapat mempengaruhi individu dengan

cara sudah menetapkan perilaku yang diterima atau tidak diterima

kelompok pada situasi tertentu (Baron & Byrne, 2005).

e. Tekanan Kelompok

Tekanan dalam kelompok dapat berupa pemberian ganjaran,

ancaman atau hukuman pada anggota kelompok akan meningkatkan

ketaatan remaja. Semakin besar tekanan dalam kelompok maka

semakin besar ketaatan remaja untuk konform dengan kelompok

(Sears, Freedmen, & Paplau, 1985).

f. Informational influence (pengaruh informasi)

Informasi yang diberikan orang lain akan bermanfaat bagi

individu yang belum mengetahui informasi. Informasi yang diterima

berguna untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Kesesuaian tersebut bergantung pada dua aspek situasi, yaitu

seberapa besar keyakinan kepada kelompok dan seberapa besar

keyakinan pada diri sendiri. Keyakinan individu pada informasi yang

disampaikan kelompok memungkinan untuk menyesuaikan diri dengan

kelompok tersebut, terutama pada situasi penilaian yang ambigu atau

tidak jelas. Oleh karena itu, meningkatnya konformitas seseorang

dikarenakan adanya peningkatan kepercayaan pada informasi yang

diberikan oleh kelompok yang bersangkutan.

Beberapa hal yang membuat seseorang cenderung

menyesuaikan diri dengan penilaian kelompok, mungkin dikarenakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

30

kurangnya keyakinan terhadap penilaiannya sendiri. Hal lain yang

ditemukan bisa dikarenakan kurangnya kompetensi diri atau terlalu

minimnya informasi yang diketahui mengenai suatu topik (Baron &

Byrne, 2005; Taylor, Peplau, & Sears, 2009; King, 2010).

g. Normative influence (pengaruh normatif)

Pengaruh normatif adalah pengaruh yang berasal dari orang

lain agar individu dapat disukai dan diterima secara sosial. Pengaruh

normatif dapat menjadikan individu rela mengubah perilakunya untuk

menyesuaikan diri dengan standar kelompok seperti menggunakan

pakaian yang menjadi cirri khas dari kelompok, menggunakan kata-

kata gaul yang sama, dan perilaku lain yang sama dengan kelompok

(King, 2010). Biasanya, pasca konformitas, terjadi perubahan pada

keyakinan orang tersebut karena ada proses ketika pelaku melakukan

pemahaman terhadap perspektif kelompok dan melakukan interpretasi

baru sehingga memunculkan penyesuaian diri di kelompoknya

(Buehler & Griffin, 1994 dalam Taylor et al, 2009).

Sedangkan faktor personal terdiri dari :

a. Usia dan jenis kelamin

Usia remaja sangat rentan terjadinya konformitas terutama

pada remaja awal karena pada tahap perkembangannya remaja

memiliki keintiman dengan teman-teman sebayanya. Remaja putri

secara khusus memiliki ketakutan dinilai negatif oleh teman-temannya

sehingga mereka cenderung memilih untuk konform pada kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

31

yang dianggap memiliki status sosial yang lebih tinggi (Santrock,

2012; Alwisol, 2004; Sarwono, 2009). Selain itu, remaja putri pada

umumnya memiliki sifat yang penurut, pasif, tunduk pada otoritas,

mengalah, dan enggan memunculkan konflik (Tapiheru dalam Astasari

& Sahrah, 2009).

b. Ketaatan

Ketaatan merupakan perilaku patuh pada aturan yang berkuasa

(King, 2010). Ketaatan remaja pada suatu kelompok akan

meningkatkan konformitas pada kelompok. Remaja rela melakukan

tindakan sesuai dengan kesepakatan kelompok meskipun tidak sesuai

dengan keinginannya. Kerelaan tersebut dikarenakan adanya tekanan

atau tuntutan dari kelompok sehingga remaja memiliki ketaatan pada

kelompok itu. Remaja yang melakukan penyimpangan akan ditolak

dan diasingkan dalam kelompok. Anggota kelompok yang konform

akan memperhatikan setiap tindakan kelompoknya (Sears, Freedmen,

& Paplau, 1985).

c. Kohesivitas

Kohesivitas adalah intensitas ketertarikan individu terhadap

suatu kelompok. Individu yang mengagumi atau menyukai suatu

kelompok dan bersedia melakukan apa saja untuk menjadi sama

dengan kelompok yang disukai, maka dapat dikatakan individu

tersebut memiliki kohesivitas yang tinggi (Baron & Byrne, 2005).

Kohesivitas menjadi pengaruh dalam penilaian juga merupakan faktor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

32

yang mempengaruhi konformitas. Jika karakter sumber pengaruh

memiliki pengaruh yang cukup kuat untuk terjadinya konformitas,

maka konformitas akan terbentuk. Akan tetapi, jika pengaruhnya tidak

cukup kuat, maka konformitas tidak akan terbentuk (Rakhmat, 2008).

d. Kekompakan

Remaja menyukai suatu kelompok yang memiliki kekuatan di

dalamnya sehingga mereka tertarik untuk menjadi bagian dari

kelompok tersebut. Ketertarikan remaja dengan kelompok yang

diinginkan membuat remaja berharap untuk memperoleh manfaat dari

keanggotaannya. Semakin besar ketertarikan dan harapan

mendapatkan manfaat pada suatu kelompok, maka semakin besar pula

kekompakan kelompok dan konformitasnya. Kekompakan yang

terbentuk pada suatu kelompok mempengaruhi anggota kelompok

tersebut untuk semakin konform satu sama lain. Remaja cenderung

menyesuaikan diri dengan keadaan kelompok apabila ingin menjadi

bagian dari kelompok tersebut. Remaja yang ingin diterima dalam

kelompok akan mengikuti tindakan kelompok ketika kelompok

melakukan sesuatu (Sears, Freedmen, & Paplau, 1985).

e. Harga diri

Berdasarkan hasil penelitian, harga diri merupakan salah satu

faktor personal yang mempengaruhi terjadinya konformitas. Semakin

tinggi harga diri yang dimiliki oleh seseorang, maka semakin rendah

tingkat konformitas yang dilakukan. Sebaliknya, semakin rendah harga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

33

diri yang dilakukan, maka semakin tinggi tingkat konformitasnya

(Cipto & Kuncoro, 2010; Sulistyowati, 2009; Nashihin, 2012).

Seseorang yang memiliki harga diri yang rendah akan merasa takut

untuk ditolak sehingga mereka memilih untuk konform (Asch dalam

Aronson, Wilson, & Akert, 2005)

Oleh karena itu dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi konformitas yaitu faktor situasional dan faktor personal.

Faktor situasional terdiri dari kejelasan situasi, ukuran kelompok, norma

deskriptif dan norma injungtif, pengaruh informasi, dan pengaruh

normatif. Sedangkan faktor personalnya meliputi usia dan jenis kelamin,

kohesivitas, harga diri.

4. Konformitas pada Remaja Putri

Pengaruh lingkungan cukup kuat dalam menentukan perilaku pada

diri remaja, terutama tekanan dari kelompok. Remaja menganggap bahwa

kelompok teman sebaya merupakan pedoman hidup yang berkaitan

dengan gaya (Conger dalam Jahja, 2011). Konformitas biasa terjadi pada

remaja berkaitan dengan cara berpakaian, pilihan hidup, dan ide-ide yang

muncul untuk menunjukkan kesamaan (Wade & Tavris, 2008). Remaja

juga ingin sekali menjadi populer dan disenangi oleh teman-teman

sebayanya sehingga remaja berusaha mengikuti norma-norma yang

dibentuk oleh kelompoknya (Rochmah, 2005). Remaja lebih sering

menghabiskan waktu bersama teman-temannya dibandingkan bersama

orang tua sehingga mereka mencoba untuk mencari keamanannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

34

tersendiri bersama teman sebayanya. Rasa aman yang dimiliki bersama

kelompok menimbulkan keberanian melakukan sesuatu secara bersamaan

dibandingkan sendiri (Gunarsa & Gunarsa, 2009). Selain itu, pada usia

remaja, remaja masih dalam masa perkembangan mencari identitas

sehingga banyak hal yang dilakukan remaja untuk membentuk

pengetahuan dalam dirinya (Santrock, 2002).

Proses perkembangan mencari identitas dan menciptakan situasi

aman pada remaja, membuat remaja melakukan konformitas (Santrock,

2002; Hafiyah, 2009; Taylor dkk, 2009). Beberapa ahli meyakini bahwa

remaja yang sering melakukan konformitas adalah remaja putri daripada

remaja putra karena remaja putra cenderung memiliki pemikiran yang

mandiri daripada remaja putri. Sedangkan remaja putri cenderung lebih

ingin mempertahankan hubungan daripada mengendalikan relasi dengan

orang lain (Timmers, Fischer & Manstead dalam Baron & Byrne, 2004).

Pada umumnya, remaja mengikuti perilaku konformitas yang

bersifat negatif, akan tetapi ada pula remaja yang melakukan konformitas

secara positif (Santrock, 2002; King, 2010). Konformitas yang negatif

biasanya meliputi, menggunakan kata-kata yang kasar, mencuri, merusak,

mengolok-olok orang lain (Santrock, 2002), pembelian impulsif (Lin &

Chen, 2012), berkelahi (Rambe dalam Hafiyah, 2009), minum minuman

beralkohol, geng motor (King, 2010). Sedangkan konformitas yang

bersifat positif meliputi meluangkan waktu berkumpul bersama anggota

kelompok untuk belajar bersama atau berorganisasi, berpakaian yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

35

serupa dengan kelompok (Santrock, 2002), berhenti saat lampu lalu lintas

berwarna merah, mengemudi pada jalur yang tepat (King, 2010),

mengantri saat membeli tiket (Baron & Byrne, 2005).

Remaja melakukan konformitas agar dapat diterima secara sosial

dan terhindar dari ejekan atau penolakan dari teman-temannya dan

memuncaknya konformitas remaja terjadi pada kelas delapan dan sembilan

(Berndt, 1979; Berndt & Perry, 1990; Leventhal, 1994 dalam Santrock,

2002; 2012). Tekanan sosial biasa terjadi pada remaja putri dibandingkan

remaja putra karena remaja putri lebih terampil dalam bersosial (Margalit

& Eysenck dalam Baron & Byrne, 2004). Penelitian yang dilakukan oleh

Prinstein (dalam Santrock, 2012) menambahkan bahwa remaja yang tidak

yakin akan identitas diri di lingkungan sosialnya, memiliki kecenderungan

untuk menyesuaikan diri dengan teman sebaya yang dianggap memiliki

status lebih tinggi. Di samping itu, remaja yang melakukan konformitas

biasanya berdampak negatif pada dirinya (Constanzo dalam Worchel &

Cooper, 1979) dan memiliki harga diri yang rendah (Stang dalam Worchel

& Cooper, 1979).

Berdasarkan penjelasan yang telah disampaikan, maka dapat

disimpulkan bahwa konformitas memiliki dua sifat yaitu positif dan

negatif. Konformitas positif merupakan perilaku sama dengan kelompok

yang bertujuan baik, sedangkan konformitas negatif adalah perilaku yang

sama dengan kelompok dengan tujuan yang tidak baik. Sebagian remaja

putri melakukan konformitas berdasarkan dari tingginya status sosial yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

36

dimiliki oleh kelompok tersebut. Konformitas juga biasa terjadi pada

remaja putri dibandingkan remaja putra karena remaja putri dianggap

sebagai pribadi yang lebih mempertahankan hubungan.

D. HARGA DIRI

1. Definisi Harga Diri

Harga diri merupakan penilaian yang dilakukan oleh seseorang

yang berkaitan dengan dirinya. Penilaian tersebut menunjukkan sikap

penerimaan atau penolakan pada dirinya sendiri, percaya bahwa dirinya

memiliki kemampuan, menganggap dirinya penting, berhasil, dan berharga

(Coopersmith, 1967). Sikap yang dimiliki individu dapat diterapkan pada

kehidupan sehari-hari seperti dengan diri sendiri, teman sebaya, orang tua,

sekolah, dan kegiatan berelasi sosial lainnya seperti kegiatan akademis,

olahraga, serta berhubungan interpersonal (Coopersmith, 1967; Deaux,

Dane, & Wrightsman, 1992 dalam Pelupessy, 2009; Baron & Byrne,

2005).

Harga diri juga didefinisikan sebagai evaluasi diri secara

keseluruhan dan juga sebagai penghargaan terhadap diri atau kesan

terhadap dirinya sendiri. Perilaku sosial seseorang dipengaruhi oleh

pengetahuan mengenai dirinya. Pengetahuan tersebut juga berdasarkan

penilaian atau evaluasi terhadap dirinya, baik secara positif maupun

negatif (Myers, 2012).

Berdasarkan paparan definisi mengenai harga diri, maka dapat

disimpulkan bahwa harga diri merupakan suatu sikap penerimaan individu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

37

terhadap kemampuan, keberhargaan, dan keberhasilan dirinya sendiri baik

secara positif maupun secara negatif.

2. Aspek-aspek yang Ada dalam Harga Diri

Berdasarkan definisi yang telah disampaikan oleh Coopersmith

(1967), secara implisit dapat disimpulkan bahwa harga diri merupakan

sikap seseorang terhadap dirinya sendiri melalui penilaian. Oleh karena

itu, peneliti mengidentifikasi aspek harga diri dengan mengidentifikasi

aspek dari sikap dan aspek-aspek dari objek sikapnya yaitu diri sendiri.

Sikap merupakan suatu konstrak yang dapat dilihat dari berbagai

sudut pandang yang terdiri dari kognisi, afeksi, dan konasi. Aspek kognisi

dilihat sebagai suatu respon berupa persepsi dan pernyataan mengenai apa

yang diyakini. Aspek afeksi merupakan respon secara otomatis dan

menyatakan tentang perasaan. Sedangkan aspek konatif dilihat sebagai

suatu respon berupa tindakan atau perilaku (Azwar, 1988).

Sementara aspek-aspek dari diri sendiri yang menjadi objek sikap

terdiri dari kemampuan (capable), keberhasilan (successful), penting

(significant) dan berharga (worthy) (Coopersmith, 1967).

a. Kemampuan (Capable)

Individu yang memiliki harga diri tinggi merasa dapat

menerima kritik dengan baik, mengekspresikan diri dengan baik,

merasa yakin untuk mewujudkan tujuan dan keinginannya. Selain itu,

individu juga tidak mudah terpengaruh dengan perkataan orang lain

mengenai penilaian tentang dirinya baik secara positif maupun negatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

38

(Coopersmith, 1967). Sedangkan, individu yang memiliki harga diri

rendah kurang mengekspresikan diri dan tidak mampu bertanggung

jawab atas hasil negatif yang dilakukannya dan tidak memiliki

keyakinan untuk melakukan sesuatu. Individu juga lebih memilih

mengeluh dibandingkan berusaha mengatur apa yang harus dilakukan

(Baron, Byrne & Branscombe, 2006).

b. Keberhasilan (Successful)

Individu yang memiliki harga diri cenderung berhasil dengan

cara mandiri, dapat menunjukkan keberhasilannya, aktif, berhasil

dalam bidang akademis maupun berhubungan secara sosial, dan dapat

menyelesaikan permasalahan di lingkungannya. Selain itu, individu

mampu melakukan sesuatu sesuai dengan aturan masyarakat sehingga

dapat dijadikan panutan oleh masyarakat lainnya (Coopersmith, 1967;

Santrock, 2007; 2012). Sedangkan individu yang memiliki harga diri

yang rendah cenderung terfokus pada kelemahan mereka (Dodgson &

Wood dalam Baron & Byrne, 2004), mudah tergantung pada

lingkungan dan memiliki ketakutan dalam membangun hubungan

sosial (Coopersmith, 1967). Selain itu individu cenderung lebih

inferior atau merasa bersalah sehingga terlihat seperti orang putus asa

dan depresi (Coopersmith, 1967; Santrock, 2007; 2012).

c. Penting (Significant) dan berharga (Worthy)

Pada aspek ini, individu yang memiliki harga diri yang tinggi

cenderung memiliki arti bagi orang lain dan cenderung menunjukkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

39

diri. Individu mendapatkan rasa peduli, perhatian, dan mengungkapkan

kasih sayang dari orang lain. Selain itu, individu melakukan sesuatu

sesuai dengan aturan masyarakat sehingga individu diterima oleh

lingkungannya (Coopersmith, 1967; Santrock, 2007; 2012). Sedangkan

bagi individu yang memiliki harga diri yang rendah tidak memiliki arti

secara tertentu bagi orang lain. Individu tersebut dinilai tidak berharga,

dan tidak memiliki keberartian bagi orang lain. Individu yang rendah

harga dirinya biasanya akan merasa ditolak dan merasa terasingkan

dari lingkungan sosial (Coopersmith, 1967). Biasanya juga individu

kurang dijadikan sebagai panutan bagi lingkungan (Brown dalam

Passer & Smith, 2007)

Menurut paparan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat empat

aspek di dalam harga diri seseorang, yaitu kemampuan, keberhasilan,

penting, dan berharga.

Tabel 1

Tabel Spesifikasi Skala Harga Diri

Kemampuan Keberhasilan Penting dan

Berharga

Kognitif

Afektif

Konatif

3. Harga Diri pada Remaja Putri

Dalam penilaian diri, remaja menemukan dua sisi penilaian

mengenai dirinya, yakni penilaian dengan harga diri yang tinggi dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

40

penilaian dengan harga diri yang rendah (Baron & Byrne, 2004; 2005).

Remaja dengan harga diri yang tinggi dapat menguntungkan bagi dirinya

sendiri. Banyak hal-hal positif yang dapat diterima baik dalam jangka

pendek maupun dalam jangka panjang (Baron & Byrne, 2005; Passer &

Smith, 2007). Sedangkan bagi remaja dengan harga diri yang rendah akan

banyak memunculkan dampak negatif pada dirinya karena mereka tidak

dapat menilai atau mengenal dirinya sendiri dan kemampuan dalam

dirinya (Baron & Byrne, 2005).

Individu mengalami penurunan harga diri ketika memasuki masa

remaja. Akan tetapi, remaja putri cenderung mengalami penurunan yang

cukup tinggi dibandingkan remaja putra (Santrock, 2012) sehingga

beberapa peneliti menyatakan bahwa remaja putri berpotensi memiliki

harga diri yang rendah dibandingkan remaja putra (Kling, Hyde, Showers

& Buswell, 1999; Baron, Byrne & Branscombe, 2006). Remaja putri lebih

rendah harga dirinya dibanding remaja putra karena remaja putri

cenderung memiliki prasangka buruk akan suatu hal. Selain itu, remaja

putri juga lebih suka menerima hasil tindakan yang diberikan dari orang

lain daripada memulai tindakan sendiri (Baron, Byrne, & Branscombe,

2006).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa harga diri remaja putri

dapat dievaluasi dalam dua bagian, penilaian harga diri tinggi dan

penilaian harga diri rendah. Harga diri yang tinggi dapat memberikan

keuntungan bagi remaja putri sedangkan harga diri yang rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

41

memberikan dampak negatif karena remaja putri cenderung berprasangka

buruk sehingga kurang berani menunjukkan tindakannya.

E. HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI, KONFORMITAS, DAN

KECENDERUNGAN PEMBELIAN IMPULSIF

1. Konformitas sebagai Mediator

Beberapa penelitian mengkorelasikan antara harga diri dengan

konformitas (Cipto & Kuncoro, 2010; Sulistyowati, 2009; Nashihin,

2012), konformitas dengan pembelian impulsif (Sihotang, 2009; Astasari

& Sahrah, 2009), dan harga diri dengan pembelian impulsif (Hadjali,

Salimi & Ardestani, 2012; Djudiyah, 2002). Berdasarkan ketiga hubungan

tersebut, harga diri memiliki korelasi negatif dengan konformitas dan juga

pembelian impulsif, sedangkan konformitas memiliki korelasi yang positif

dengan pembelian impulsif.

Remaja putri yang memiliki harga diri yang tinggi, maka tingkat

melakukan konformitas akan rendah karena remaja putri cenderung

memiliki pribadi yang tidak mudah terpengaruh dengan orang lain

mengenai pernyataan negatif maupun positif tentang dirinya. Mereka juga

dapat mengekspresikan dirinya secara mandiri dan memiliki keyakinan

untuk mewujudkan keinginannya sendiri (Coopersmith, 1967). Tindakan

tidak melakukan konformitas dengan kelompok atau orang lain, maka

kemungkinan untuk terjadinya pembelian impulsif semakin rendah.

Sedangkan remaja putri yang memiliki harga diri yang rendah

cenderung mudah bergantung pada lingkungan, tidak memiliki keberartian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

42

sebagai individu, kurang dapat mengekspresikan diri, kurang yakin akan

kemampuan dirinya, mudah terpengaruh dengan perkataan teman-

temannya, mudah terasingkan (Coopersmith, 1967), dan mudah mengeluh

ketika tidak dapat melakukan sesuatu, serta lebih suka menerima hasil

perilaku orang lain daripada memulai tindakan sendiri (Baron, Byrne &

Branscombe, 2006). Remaja putri yang memiliki harga diri rendah

cenderung melakukan konformitas agar dirinya tidak mengalami

penolakan (Asch dalam Aronson, Wilson & Akert, 2005) dan dinilai

negatif (Lin & Chen, 2012) oleh kelompok acuan. Remaja putri bersedia

melakukan apapun yang menjadi aturan dari kelompok tersebut (Sears

dkk, 1985).

Konformitas yang dilakukan oleh remaja putri pada kelompok

acuan dapat bersifat positif maupun negatif, tergantung dari tujuan

kelompok acuan. Konformitas positif seperti meluangkan waktu

berkumpul bersama anggota kelompok untuk belajar bersama atau

berorganisasi, berpakaian yang serupa dengan kelompok (Santrock, 2002),

membeli aksesoris bersama (Natalia, 2009). Sedangkan konformitas

negatif meliputi menggunakan kata-kata yang kasar, mencuri, merusak

(Santrock, 2002), mengolok-olok orang lain (Levianti, 2008), pembelian

impulsif (Lin & Chen, 2012), berkelahi (Rambe dalam Hafiyah, 2009),

minum minuman beralkohol, geng motor (King, 2010). Namun demikian,

biasanya remaja yang melakukan konformitas cenderung melakukan

tindakan negatif (Santrock, 2002; King, 2010). Oleh karena itu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

43

meningkatnya konformitas pada remaja yang memiliki harga diri yang

rendah, maka kemungkinan untuk melakukan pembelian impulsif juga

meningkat. Pembelian impulsif rentan terjadi saat remaja putri berbelanja

bersama teman-temannya di sebuah toko karena remaja putri lebih sering

menghabiskan waktu berbelanja (Lin & Chuang, 2005; Lin & Chen, 2012)

bersama teman-temannya. Remaja putri cenderung membeli secara

impulsif karena takut dinilai negatif oleh kelompoknya (Lin & Chen,

2012)

Berdasarkan paparan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

remaja putri yang memiliki harga diri yang tinggi cenderung tidak

melakukan konformitas sehingga pembelian impulsif rendah. Sedangkan

remaja putri dengan harga diri yang rendah cenderung melakukan

konformitas sehingga pembelian impulsif meningkat.

Gambar 1 Model Konformitas sebagai Mediator

2. Konformitas sebagai Moderator

Berdasarkan struktur hubungan antara harga diri, konformitas, dan

pembelian impulsif, kerangka kerja konformitas sebagai moderator

menunjukkan bahwa pembelian impulsif terjadi dikarenakan adanya

Harga Diri Pembelian

Impulsif

Konformitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

44

interaksi antara harga diri dan konformitas. Oleh karena itu, hubungan

antara harga diri dengan pembelian impulsif dimoderasi oleh konformitas.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rambe (dalam Hafiyah,

2009) menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara bentuk

konformitas dengan tingkat harga diri yang dimiliki oleh individu. Tidak

selalu pelajar dengan harga diri rendah menampilkan konformitas, begitu

juga tidak selalu pelajar dengan harga diri tinggi tidak menampilkan

konformitas (Hafiyah, 2009). Oleh karena itu remaja dengan harga diri

yang tinggi maupun rendah dapat memiliki konformitas yang tinggi

maupun rendah juga.

Remaja putri yang memiliki harga diri yang tinggi dan melakukan

konformitas, maka perilaku pembelian impulsifnya menjadi rendah. Hal

tersebut dikarenakan remaja putri yang memiliki harga diri yang tinggi

cenderung mampu membangun relasi secara sosial sehingga dapat

melakukan penyesuaian yang baik dalam bersosial, mengikuti dan

menyesuaikan aturan yang telah dibuat oleh lingkungan sehingga dapat

dijadikan panutan oleh lingkungannya. Tidak hanya itu, remaja putri yang

memiliki harga diri tinggi dapat menunjukkan identitas dirinya ketika

bersama teman-temannya, merasa yakin pada dirinya, tidak mudah

terpengaruh dengan orang lain, dan dapat menyelesaikan permasalahan

(Coopersmith, 1967; Santrock, 2007; 2012). Oleh karena itu, remaja putri

dengan harga diri yang tinggi memiliki kesempatan untuk memilih

konformitas mana yang akan dipilih sehingga mereka tidak akan selalu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

45

mengikuti konformitas yang negatif. Dalam hal ini, contoh konformitas

yang positif seperti belajar bersama kelompok, berorganisasi (Santrock,

2002), membeli aksesoris bersama teman-teman (Natalia, 2009) atau pergi

berkumpul dengan teman. Oleh karena itu, pembelian impulsif yang

rendah bukan berdasarkan tingkat konformitas yang tinggi, melainkan

berdasarkan tingkat harga diri yang tinggi pada remaja putri tersebut.

Remaja putri yang memiliki harga diri yang tinggi dan memilih

untuk tidak melakukan konformitas. Remaja putri ini memiliki pribadi

yang tidak mudah terpengaruh dengan orang lain mengenai pernyataan

negatif maupun positif tentang dirinya. Mereka juga dapat menerima kritik

dengan baik, mengekspresikan diri sendiri secara mandiri, aktif,

mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari orang sekitar (Coopersmith,

1967). Berdasarkan pribadi yang telah disampaikan tersebut, maka

kemungkinan untuk terjadinya pembelian impulsif semakin rendah. Hal

tersebut didukung dengan adanya penelitian yang menjelaskan bahwa

semakin rendah tingkat konformitas seseorang maka pembelian impulsif

juga akan rendah (Sihotang, 2009; Astasari & Sahrah, 2009). Pembelian

impulsif yang rendah bukan hanya karena tingkat konformitas yang rendah

saja, melainkan juga dikarenakan remaja putri memiliki tingkat harga diri

yang tinggi.

Sedangkan remaja putri yang memiliki harga diri yang rendah

dapat memilih untuk melakukan konformitas. Remaja-remaja putri ini

cenderung mudah bergantung pada lingkungan, tidak memiliki keberartian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

46

sebagai individu, kurang dapat mengekspresikan diri, kurang yakin akan

kemampuan dirinya, mudah terpengaruh dengan perkataan teman-

temannya, mudah terasingkan (Coopersmith, 1967), dan mudah mengeluh

ketika tidak dapat melakukan sesuatu, serta lebih suka menerima hasil

perilaku orang lain daripada memulai tindakan sendiri (Baron, Byrne &

Branscombe, 2006). Remaja putri seperti ini cenderung akan melakukan

konformitas agar dirinya mendapatkan kenyamanan bersama teman-

temannya sehingga cenderung lebih berani melakukan suatu hal (Gunarsa

& Gunarsa, 2009). Biasanya, remaja yang melakukan konformitas

cenderung melakukan tindakan negatif (Santrock, 2002; King, 2010) dan

berdampak negatif (Constanzo dalam Worchel & Cooper, 1979) terlebih

pada mereka yang memiliki harga diri rendah karena mereka tidak ingin

mengalami penolakan secara sosial (Asch dalam Aronson, Wilson &

Akert, 2005) dan dinilai negatif (Lin & Chen, 2012) oleh kelompok acuan.

Remaja putri bersedia melakukan apapun yang menjadi aturan dari

kelompok tersebut (Sears dkk, 1985). Oleh karena itu, dengan

meningkatnya konformitas pada remaja yang memiliki harga diri yang

rendah, maka kemungkinan untuk melakukan pembelian impulsif juga

meninggi. Pembelian impulsif meningkat tidak hanya dikarenakan

tingginya konformitas saja melainkan rendahnya harga diri remaja putri

juga meningkatkan pembelian impulsif.

Sedangkan remaja putri yang memiliki harga diri yang rendah

dapat memilih untuk tidak melakukan konformitas sehingga pembelian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

47

impulsif yang dilakukan juga akan rendah. Hal tersebut dikarenakan

remaja putri yang memiliki harga diri yang rendah cenderung tidak yakin

akan diri sendiri, kurang yakin dalam melakukan sesuatu, kurang dapat

bertanggung jawab ketika melakukan tindakan yang yang berdampak

negatif, selalu mengeluh (Baron, Byrne & Branscombe, 2006), cenderung

lebih inferior, memiliki ketakutan dalam berelasi dengan sosial, kurang

dapat mengekspresikan diri, kurang berarti dimata orang lain, kurang

dijadikan panutan dan adanya penolakan dari lingkungan (Coopersmith,

1967; Brown dalam Passer & Smith, 2007) sehingga mereka memilih

untuk tidak melakukan konformitas dan pembelian impulsif kemungkinan

tidak terjadi. Selain itu, beberapa penelitian konformitas dan pembelian

impulsif menunjukkan korelasi yang positif. Dalam hal ini berarti jika

konformitas seseorang rendah maka pembelian impulsif akan rendah juga

(Sihotang, 2009; Astasari & Sahrah, 2009).

Berdasarkan penjelasan mengenai konformitas sebagai moderator,

maka dapat disimpulkan bahwa remaja putri dengan harga diri yang tinggi,

tingkatan konformitasnya tidak memiliki pengaruh terhadap pembelian

impulsif sehingga pembelian impulsifnya rendah. Di sisi lain, remaja putri

dengan harga diri yang rendah, tingkatan konformitasnya dapat

mempengaruhi pembelian impulsif sehingga pembelian impulsif

meningkat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

48

Gambar 2 Model Konformitas sebagai Moderator

F. PERTANYAAN PENELITIAN

Berdasarkan penjelasan dinamika penelitian, maka muncul pertanyaan

apa peran konformitas dalam struktur hubungan antara harga diri dengan

pembelian impulsif pada remaja putri ?

Harga Diri

Konformitas

Harga Diri *

Konformitas

Pembelian Impulsif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

49

Gambar 3 Framework Penelitian Konformitas sebagai Mediator

Pembelian

Impulsif

Tinggi

Harga Diri

Pembelian

Impulsif

Rendah

Konformitas

Rendah

Konformitas

Tinggi

Harga Diri

Tinggi

Harga Diri

Rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

50

a.

b.

c.

d.

Gambar 4 Framework Penelitian Konformitas sebagai Moderator

Harga Diri

Tinggi

Pembelian

Impulsif Tinggi Konformitas

Tinggi

Harga Diri

Rendah

Pembelian

Impulsif Rendah

Harga Diri

Tinggi

Pembelian

Impulsif Rendah Konformitas

Rendah

Harga Diri

Rendah

Pembelian

Impulsif Rendah

Konformitas

Tinggi

Harga Diri

Tinggi

Pembelian

Impulsif Rendah Konformitas

Rendah

Harga Diri

Tinggi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

51

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Penelitian ini termasuk jenis penelitian korelasi yang menghubungkan

antara variabel independen dengan variabel dependen. Peneliti ingin melihat

korelasi dari harga diri dengan konformitas, konformitas dengan pembelian

impulsif, dan harga diri dengan pembelian impulsif. Berdasarkan struktur

hubungan tersebut, peneliti juga ingin mengetahui peran dari konformitas

dalam hubungan antara harga diri dengan pembelian impulsif.

B. IDENTIFIKASI VARIABEL

Variabel dependen : Impulsive Buying (Pembelian impulsif)

Variabel independen : Harga diri dan Konformitas

C. DEFINISI OPERASIONAL

1. Impulsive Buying (Pembelian Impulsif)

Pembelian impulsif adalah suatu pembelian yang dilakukan secara

spontan atau tiba-tiba tanpa adanya perencanaan atau pertimbangan

sebelumnya. Biasanya pembelian impulsif terjadi karena adanya stimulus

tertentu sehingga pembeli dapat melakukan pembelian secara cepat dan

biasanya berujung pada penyesalan.

Aspek-aspek yang digunakan dalam penelitian ini adalah aspek

kognisi dan afeksi. Pada aspek kognisi, individu yang melakukan

pembelian impulsif, kurang mampu mempertimbangkan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

52

merencanakan sesuatu ketika melakukan pembelian. Sedangkan aspek

afeksi menjelaskan bahwa pembeli melakukan pembelian impulsif karena

memiliki perasaan senang dan gembira ketika menginginkan suatu barang

untuk dibeli serta memiliki kesulitan untuk meninggalkan keinginannya

itu. Tetapi, setelah melakukan pembelian, biasanya muncul rasa

penyesalan

Pembelian impulsif akan diukur menggunakan skala

kecenderungan pembelian impulsif seseorang yang dibuat oleh peneliti

berdasarkan aspek dari pembelian impulsif. Kecenderungan yang

dimaksudkan adalah seberapa sering pembelian impulsif remaja putri

dilakukan. Semakin tinggi skor pembelian impulsif yang dimiliki, maka

semakin tinggi kemungkinan terjadinya pembelian impulsif. Sebaliknya,

semakin rendah skor pembelian impulsif, maka kemungkinan melakukan

pembelian impulsif semakin rendah.

2. Konformitas

Konformitas ialah tindakan yang dilakukan atau diyakini seseorang

berdasarkan norma sosial agar dapat diterima secara sosial. Konformitas

tetap dilakukan meskipun bertentangan dengan keyakinan yang

dimilikinya. Konformitas biasa terjadi dikarenakan adanya tekanan dari

kelompok acuan.

Aspek-aspek yang digunakan dalam penelitian ini adalah

keyakinan seseorang pada orang lain dan menunjukkan perilaku yang

sama dengan orang lain agar dapat diterima secara sosial. Aspek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

53

konformitas ditentukan berdasarkan poin penting dari berbagai definisi

mengenai konformitas.

Konformitas akan diukur dengan menggunakan skala konformitas

yang dibuat berdasarkan aspek yang telah ditentukan oleh peneliti.

Semakin tinggi skor konformitas yang dimiliki, maka kemungkinan

terjadinya konformitas semakin tinggi dan semakin rendah skor

konformitas, maka semakin rendah pula tingkat konformitasnya.

3. Harga Diri

Harga diri merupakan suatu sikap penerimaan individu terhadap

kemampuan, keberhasilan, merasa penting dan berharga pada dirinya

sendiri baik secara positif maupun secara negatif.

Aspek-aspek harga diri ditentukan berdasarkan poin-poin penting

dari definisi harga diri. Masing-masing aspek dibuat berdasarkan

komponen sikap yaitu kognisi, afeksi, dan konasi. Harga diri akan diukur

menggunakan skala yang dibuat berdasarkan aspek-aspek dari harga diri

oleh peneliti. Semakin tinggi skor harga diri maka semakin tinggi pula

harga diri yang dimiliki seseorang, sebaliknya jika skor harga dirinya

rendah, maka harga dirinya semakin rendah pula.

D. SUBJEK PENELITIAN

Subjek penelitian ini adalah remaja putri berjumlah 160 orang. Kriteria

sampel yang dipilih adalah remaja putri yang memiliki usia berkisar antara 12

tahun sampai 21 tahun dan minimal memiliki teman dekat. Kriteria memiliki

teman dekat dapat diketahui dengan cara menyediakan formulir identitas diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

54

yang harus diisi oleh subjek pada lembar awal skala penelitian, seperti inisial,

usia, apakah memiliki teman dekat atau tidak, dan berapa jumlah teman dekat

yang dimiliki.

Jenis pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah non- probability

sampling yang berarti tidak semua populasi memiliki kesempatan yang sama

untuk menjadi sampel (Purwanto & Sulistyastuti, 2007). Pengambilan sampel

dilakukan di pusat perbelanjaan yang ada di Yogyakarta.

Teknik pengambilan sampel menggunakan incidental sampling yaitu

sampel yang terpilih dikarenakan memiliki kriteria yang sesuai dengan

penelitian dan berada pada situasi dan waktu yang tepat (Prasetyo & Jannah,

2005).

E. METODE PENGAMBILAN DATA

Metode pengambilan data dilakukan dengan menggunakan skala yang

tersusun menjadi tiga skala yaitu skala harga diri, konformitas, dan pembelian

impulsif. Dalam penyajian ketiga skala tersebut, alternatif jawaban netral (N)

tidak diberikan karena peneliti ingin meminimalisir kemungkinan responden

menjawab netral. Jika alternatif jawaban netral diberikan, tidak semua

responden akan memilih pernyataan netral sebagai karakteristik pribadinya

melainkan sebagai penolakan atau pertahanan diri dari item-item yang

disediakan (Friedenberg, 1995). Oleh karena itu peneliti mengkhawatirkan

adanya center disarable effect yang mana semakin banyak pilihan netral yang

dipilih, maka data akan semakin tidak informatif (Azwar, 2012). Ketiga skala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

55

tersebut disajikan menjadi satu kesatuan booklet skala. Adapun perincian skala

yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut

1. Skala Pembelian Impulsif

Skala ini berisi 28 pernyataan yang terbagi atas pernyataan

favorable dan pernyataan unfavorable. Dalam penelitian ini, subjek akan

diminta untuk memberikan tanda pada empat alternatif jawaban yaitu

“Sangat Tidak Sesuai” (STS), “Tidak Sesuai” (TS), “Sesuai” (S), dan

“Sangat Sesuai” (SS).

Penilaian untuk jawaban STS adalah 1, TS adalah 2, S adalah 3,

SS adalah 4. Sedangkan item unfavorable diberikan skor 4 untuk STS, 3

untuk TS, 2 untuk S; dan 1 untuk SS.

Jumlah item yang dipakai pada aspek kognitif dan afektif berbeda

satu sama lain. Aspek afektif memiliki jumlah item yang lebih banyak

dibandingkan aspek kognisi. Hal tersebut dikarenakan pembeli yang

melakukan pembelian impulsif lebih didominasi oleh aspek afeksi

daripada aspek kognisinya (Verplanken & Herabadi, 2001). Berikut

distribusi blue print skala pembelian impulsif :

Tabel 2

Blue Print Skala Pembelian Impulsif

Aspek Item Total %

Favorable Unfavorable

Afeksi

Kognisi

8 8 16

6 6 12

55,6

44,4

Total 14 14 28 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

56

2. Skala Konformitas

Skala ini berisi 40 pernyataan yang terbagi atas pernyataan

favorable dan pernyataan unfavorable. Dalam penelitian ini, subjek akan

diminta untuk memberikan tanda pada empat alternatif jawaban yaitu

“Sangat Tidak Sesuai” (STS), “Tidak Sesuai” (TS), “Sesuai” (S), dan

“Sangat Sesuai” (SS).

Penilaian untuk jawaban STS adalah 1, TS adalah 2, S adalah 3,

SS adalah 4. Sedangkan item unfavorable diberikan skor 4 untuk STS, 3

untuk TS, 2 untuk S; dan 1 untuk SS.

Dalam pemberian jumlah item pada blue print skala konformitas,

jumlah item yang diberikan pada tiap komponen sama banyak karena tiap

komponen tidak memiliki sesuatu yang dominan untuk menunjukkan

tingkat konformitas seseorang. Berikut distribusi blue print skala

konformitas :

Tabel 3

Blue Print Skala Konformitas

Komponen Item

Total % Favorable Unfavorable

Keyakinan

terhadap

orang lain

Menunjukkan

tindakan yang

sama dengan

orang lain

10 10 20

10 10 20

50

50

Total 20 20 40 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

57

3. Skala Harga Diri

Skala ini berisi 54 pernyataan yang terbagi atas pernyataan

favorable dan pernyataan unfavorable. Dalam penelitian ini, subjek akan

diminta untuk memberikan tanda pada empat alternatif jawaban yaitu

“Sangat Tidak Sesuai” (STS), “Tidak Sesuai” (TS), “Sesuai” (S), dan

“Sangat Sesuai” (SS).

Penilaian untuk jawaban STS adalah 1, TS adalah 2, S adalah 3,

SS adalah 4. Sedangkan item unfavorable diberikan skor 4 untuk STS, 3

untuk TS, 2 untuk S; dan 1 untuk SS.

Dalam pemberian jumlah item pada blue print skala harga diri, tiap

komponen objek sikap memiliki jumlah item yang sama disetiap aspek

sikap (kognisi, afeksi, dan konasi). Persamaan jumlah item ini dikarenakan

setiap komponen objek sikap tidak memiliki dominansi tertentu dalam

menunjukkan harga diri seseorang. Berikut distribusi blue print skala

harga diri :

Tabel 4

Blue Print Skala Harga Diri

Komponen

Objek

Sikap Total %

Kognisi Afeksi Konasi

Kemampuan 6 6 6 18 33,3

Keberhasilan 6 6 6 18 33,3

Penting dan

Berharga

6 6 6 18 33,3

Total 18 18 18 54 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

58

F. VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR

1. Validitas Skala

Validitas tes adalah tingkat kemampuan tes mengukur atribut yang

hendak diukur (Sarwono, 2006). Alat ukur yang memiliki validitas yang

tinggi berarti alat ukur tersebut dapat menjalani fungsi ukur atau akurat

dalam melakukan pengukuran yang ingin diukur (Azwar, 1999).

Kategori validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah

validitas isi (content validity) yang memiliki kemampuan untuk menilai isi

skala yang terdiri dari beberapa aspek dan komponen objek untuk

mendukung konstrak teoritik yang hendak diukur (Azwar, 2012). Penilaian

item mengalami proses penilaian yang kompeten dengan menggunakan

metode expert judgement (Azwar, 2012) melalui dosen pembimbing

skripsi. Penilaian ini bertujuan untuk melihat kesesuaian item dengan apa

yang ingin diukur.

2. Seleksi Item

Seleksi item dilakukan berdasarkan daya diskriminasi item yang

menghasilkan koefisien korelasi item total (rix). Item yang akan dipilih

adalah item yang memiliki kualitas yang baik, yaitu ≥ 0,30 sedangkan item

yang memiliki kualitas yang tidak baik, tidak dapat digunakan dalam skala

atau digugurkan. Akan tetapi, jika jumlah item yang lolos seleksi tidak

sesuai dengan yang diinginkan, peneliti dapat menurunkan kriteria

menjadi 0,25 asalkan tidak ≤ 0,20 (Azwar, 2012).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

59

a. Skala Pembelian Impulsif

Berdasarkan hasil uji coba terhadap 102 responden, skala

pembelian impulsif memiliki 20 item yang lolos seleksi dari 28 item

awal dengan koefisien korelasi item total (rix) ≥ 0,25. Distribusi item

dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 5

Distribusi Item Skala Pembelian Impulsif

ASPEK ITEM TOTAL

FAVORABEL UNFAVORABEL

Afeksi 1, 2*, 5*, 6, 11,

15, 19, 24

3*, 4*, 7, 9, 13*,

18, 22, 26*

16

Kognisi 8, 14, 16*, 20,

25, 27

10*, 12, 17, 21, 23,

28

12

Total 28 28 28

Keterangan: item yang dicetak tebal dan berbintang (*) adalah item

yang gugur.

b. Skala Konformitas

Berdasarkan hasil uji coba terhadap 102 responden, skala

konformitas memiliki 20 item yang lolos seleksi dari 40 item awal

dengan koefisien korelasi item total (rix) ≥ 0,230. Distribusi item dapat

dilihat sebagai berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

60

Tabel 6

Distribusi Item Skala Konformitas

ASPEK ITEM TOTAL

FAVORABEL UNFAVORABEL

Keyakinan

terhadap org lain

1, 5, 9, 13*,

17*, 21, 25*,

29, 33, 37*

2*, 6*, 10*, 14*,

18, 22*, 26, 30, 34,

38*

10

Menunjukkan

tindakan yang

sama dengan

orang lain

3*, 7*, 11, 15,

19*, 23, 27*,

28, 31, 35

4*, 8, 12*, 16*, 20,

24*, 32*, 36, 39*,

40

10

Total 20 20 40

Keterangan: item yang dicetak tebal dan berbintang (*) adalah item

yang gugur.

c. Skala Harga Diri

Berdasarkan hasil uji coba terhadap 102 responden, skala harga

diri memiliki 37 item yang lolos seleksi dari 54 item awal dengan

koefisien korelasi item total (rix) ≥ 0,25. Distribusi item dapat dilihat

sebagai berikut :

Tabel 7

Distribusi Item Skala Harga Diri

ASPEK KOMPONEN

TOTAL KOGNITIF AFEKTIF KONATIF

Kemampuan

F 10, 27*, 36 4, 22, 30* 7, 16*, 25

18 U 1, 19*, 45

13*, 39,

48 33*, 42, 51

Keberhasilan F 11, 20, 28

5, 14*,

23* 8, 17*, 34

18

U 2*, 37*,46 31, 40, 49 43*, 52, 54

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

61

Penting dan

berharga

F 3, 12, 21 6, 15, 24 35, 44*, 53

18

U 29, 38, 47 32, 41,

50*

9*, 18*,

26*

TOTAL 18 18 18 54

Keterangan: item yang dicetak tebal dan berbintang (*) adalah item

yang gugur.

3. Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan konsistensi dan stabilitas nilai hasil suatu

skala pengukuran (Sarwono, 2006). Koefisien reliabilitas (rxx’) berada

dalam rentang angka antara 0 – 1,00 yang berarti semakin mendekati

angka 1,00 maka alat pengukuran tersebut semakin reliabel (Azwar, 2012).

Reliabilitas yang digunakan dalam skala ini adalah koefisien Alpha

Cronbach melalui penghitungan menggunakan SPSS 16.0 for Windows.

a. Skala Harga Diri

Koefisien skala harga diri sebelum dipilih item yang baik α =

0,862 sedangkan koefisien skala setelah dipilih 37 item yang baik

menghasilkan α = 0,885 ini dikatakan reliabel karena konsistensi

nilai skala mendekati 1,00

b. Skala Konformitas

Koefisien skala konformitas sebelum dipilih item yang baik α

= 0,754 sedangkan koefisien skala setelah dipilih 20 item yang baik

menghasilkan α = 0,765 ini dikatakan masih reliabel karena

konsistensi nilai skala ≥ 0,700

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

62

c. Skala Pembelian Impulsif

Koefisien skala pembelian impulsif sebelum dipilih item yang

baik α = 0,799 sedangkan koefisien skala setelah dipilih 20 item yang

baik menghasilkan α = 0,838 ini dikatakan reliabel karena konsistensi

nilai skala mendekati 1,00

G. METODE ANALISIS DATA

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

regresi karena penelitian ini memiliki dua variabel prediktor yaitu harga diri

dan konformitas yang dikaitkan dengan variabel terikat yaitu pembelian

impulsif. Adapun tahapan analisis yang digunakan untuk membuktikan model

mana yang lebih sesuai dengan data adalah sebgai berikut :

1. Model Konformitas sebagai Mediator

a. Meregresikan variabel konformitas pada harga diri

b. Meregresikan variabel pembelian impulsif pada konformitas

c. Meregresikan variabel pembelian impulsif pada harga diri

Harga Diri Konformitas

Konformitas Pembelian

Impulsif

Harga Diri Pembelian

Impulsif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

63

d. Meregresikan variabel terikat pada dua variabel prediktor

Pada model ini, konformitas dikatakan mediator apabila hasil

regresi dari harga diri dan konformitas, konformitas dengan pembelian

impulsif, harga diri dengan pembelian impulsif, dan kedua prediktor

dengan pembelian impulsif harus signifikan (p ≤ 0,05). Jika hasil regresi

menunjukkan signifikansi terhadap semua tahapan, maka dapat dikatakan

model penelitian adalah mediator (Baron & Kenny, 1986).

2. Model Konformitas sebagai Moderator

Pada model moderator, tahapan yang dilakukan tidak sebanyak

mediator, akan tetapi ada satu langkah yang harus dilakukan pada model

ini yaitu mengalikan variabel harga diri dengan konformitas. Setalah itu,

lakukan regresi pada keseluruhan variabel prediktor, termasuk variabel

baru (hasil perkalian harga diri dan konformitas) dengan variabel terikat

yaitu pembelian impulsif secara bersamaan.

Harga Diri

Konformitas

Pembelian Impulsif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

64

Konformitas dikatakan moderator apabila keseluruhan variabel

prediktor dan variabel terikat diregresikan menghasilkan signifikansi p ≤

0,05 . Selain itu, perlu juga diperhatikan secara khusus mengenai hasil

regresi bagian coefficients table pada SPSS bahwa hasil variabel perkalian

antar variabel prediktor harus menunjukkan signifikansi (p ≤ 0,05).

Apabila dari hasil regresi tersebut menunjukkan adanya nilai yang

signifikan, maka dapat disimpulkan model penelitian adalah moderator

(Baron & Kenny, 1986)

Peneliti akan melihat mana diantara kedua model ini yang

memenuhi persyaratan mediator atau moderator menurut Baron dan Kenny

(1986). Jika keduanya memenuhi syarat, peneliti akan melakukan analisis

structural equation modeling untuk memperoleh nilai Akaike pada tiap

modelnya. Model yang lebih baik adalah model yang memiliki nilai

Akaike lebih kecil.

Harga Diri

Konformitas

Harga Diri *

Konformitas

Pembelian Impulsif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

65

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. PERSIAPAN PENELITIAN

Sebelum melakukan penelitian, peneliti mempersiapkan blue print

penelitian untuk menentukan jumlah item pada skala penelitian. Setelah itu,

peneliti membuat item untuk setiap variabel berdasarkan definisi operasional

yang sudah disiapkan. Peneliti melakukan konsultasi pada professional

judgement yaitu dosen pembimbing skripsi agar alat ukur layak untuk diuji

coba (try out).

1. Uji Coba Alat Ukur

Setelah melakukan beberapa kali revisi, alat ukur siap diuji coba.

Uji coba dilakukan pada tanggal 23 - 30 April 2013 dan dilakukan secara

insidental yaitu mencari subjek yang sesuai dengan kriteria penelitian.

Adapun kriteria penelitiannya adalah subjek remaja putri yang berusia 12

sampai 21 tahun.

Subjek uji coba alat ukur sebanyak 120 subjek tetapi 18 subjek

gugur karena tidak menjawab semua pernyataan skala penelitian. Setelah

mendapatkan 102 subjek uji coba, peneliti melakukan uji validitas dan

reliabilitas alat ukur menggunakan alpha cronbach.

Berdasarkan uji validitas item yang dilakukan, skala harga diri

memiliki 17 item yang gugur dari 54 item sehingga terdapat 37 item yang

lolos seleksi untuk dijadikan skala penelitian. Skala konformitas memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

66

15 item yang gugur dari 40 item, akan tetapi untuk mengimbangi tiap

komponennya ada 5 item digugurkan sehingga terdapat 20 item yang lolos

seleksi. Sedangkan skala pembelian impulsif memiliki 8 item yang gugur

dari 28 item sehingga terdapat 20 item yang lolos seleksi.

2. Perizinan

Sebelum dilaksanakan penelitian, peneliti meminta surat perizinan

penelitian pada Fakultas Psikologi untuk melakukan penelitian di berbagai

pusat perbelanjaan di Yogyakarta. Setelah itu, peneliti melakukan

perizinan penelitian pada beberapa pusat perbelanjaan di Yogyakarta.

Akan tetapi, setelah 3 minggu menunggu dan melakukan follow up, hanya

Galeria Mall yang memberikan tanggapan dan ijin untuk melakukan

penelitian.

Pihak Galeria Mall memberikan ijin penelitian di setiap lantai

Galeria Mall tetapi tidak masuk ke dalam beberapa store yang ada di

Galeria Mall. Pelaksanaan penelitian diijinkan tiga hari mulai tanggal 17 –

19 Mei 2013 pukul 14.00 – 19.00 WIB.

B. PELAKSANAAN PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di sebuah pusat perbelanjaan Galeria

Yogyakarta pada tanggal 17 – 19 Mei 2013 pukul 14.00 – 17.00 WIB. Dalam

pelaksanaan penelitian ini, peneliti dibantu oleh beberapa rekan yang tersebar

di setiap lantai gedung Galeria Mall. Subjek yang dilibatkan dalam penelitian

ini adalah beberapa pengunjung yang tergolong remaja putri dan berusia 12

sampai 21 tahun. Peneliti memberikan skala pada subjek yang dirasa memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

67

kriteria yang sesuai dan berada pada situasi serta waktu yang bersamaan

dengan pelaksanaan penelitian.

Pada hari pertama pelaksanaan penelitian, peneliti menghampiri subjek

yang dirasa sesuai dengan kriteria penelitian. Setelah itu, peneliti mencoba

menanyakan hal seperti usia atau tingkatan pendidikan calon subjek. Ketika

kriteria yang dimiliki subjek sesuai dengan kriteria penelitian, maka langkah

selanjutnya adalah peneliti meminta izin pada subjek untuk mengisi skala

penelitian. Jika subjek setuju maka subjek mulai mengisi skala penelitian dari

awal sampai akhir dengan diberi panduan terlebih dahulu. Akan tetapi, jika

subjek tidak bersedia, maka peneliti tidak memberikan skala penelitian.

Setelah tiga jam melakukan penelitian pada hari pertama, jumlah

subjek yang didapatkan sebanyak 112 subjek. Akan tetapi, peneliti mencoba

menggolongkan berapa banyak skala yang diisi oleh subjek remaja putri awal

dan subjek remaja putri akhir. Hasilnya, peneliti mendapatkan 35 subjek

remaja awal putri dan 77 subjek remaja akhir putri.

Berdasarkan penggolongan skala yang didapatkan di hari pertama,

peneliti melakukan penelitian di hari kedua dengan memfokuskan subjek

penelitian pada remaja awal yang berusia 12 sampai 16 tahun. Prosedur

penelitian sama seperti pelaksanaan penelitian hari pertama. Setelah berjalan

tiga jam, peneliti mendapatkan 33 subjek. Akan tetapi ketika digolongkan ke

dalam kelompok masa remaja, hanya 15 subjek yang tergolong remaja awal

putri dan 3 tergolong remaja akhir putri. Subjek penelitian secara keseluruhan

sebanyak 50 subjek remaja awal putri dan 80 subjek remaja akhir putri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

68

Jumlah tersebut masih kurang seimbang tiap penggolongannya. Oleh karena

itu, di hari ketiga, peneliti mencoba mencari remaja putri awal sebanyak 30

subjek untuk mengimbangi jumlah subjek remaja akhir putri.

Pada hari ketiga, peneliti hanya melakukan penelitian pada remaja

putri awal untuk mengimbangi jumlah remaja putri akhir agar terjadi

keseimbangan jumlah subjek antara remaja awal dan remaja akhir.

Pelaksanaan penelitian dilakukan berdasarkan prosedur yang sama dengan

hari pertama dan kedua. Setelah melakukan penelitian selama tiga jam,

peneliti memperoleh 30 subjek remaja putri awal.

Berdasarkan pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada tanggal 17 –

19 Mei 2013 pukul 14.00 – 17.00 peneliti memperoleh 180 subjek, akan tetapi

20 subjek dianggap gugur karena tidak memberikan jawaban secara penuh

pada skala penelitian. Alhasil, subjek penelitian yang dianggap memenuhi

kriteria dan menjawab semua pernyataan dari skala penelitian sebanyak 160

subjek.

C. HASIL PENELITIAN

Seluruh jawaban subjek di-input ke dalam program Ms. Excel 2007

dan diubah menjadi skor yang sudah ditentukan berdasarkan pernyataan

favorable dan unfavorable. Hasil skor yang diperoleh dimasukkan dalam

program SPSS 16.0 untuk dilakukan analisis regresi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

69

1. Model Konformitas sebagai Mediator

a. Uji Normalitas

Uji normalitas yang dilakukan bertujuan untuk melihat

sebaran data normal atau tidak. Uji normalitas dilihat dari gambar

normal p-p plots of regression standardized residual pada program

SPSS 16.0. Uji normalitas perlu dilakukan sesuai tahapan regresi

antara variabel terikat pada variabel prediktor. Berikut pembagian,

gambar beserta penjelasannya :

1. Harga diri dengan Konformitas

Gambar 5. Grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized

Residual Harga Diri dan Konformitas

Berdasarkan grafik Normal P-P Plot of Regression

Standardized Residual, data tersebar mendekati garis normal

yang melintang sehingga dapat dikatakan bahwa asumsi ini

terpenuhi atau dapat dikatakan data berdistribusi normal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

70

2. Konformitas dengan Pembelian Impulsif

Gambar 6. Grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized

Residual Konformitas dan Pembelian Impulsif

Berdasarkan grafik Normal P-P Plot of Regression

Standardized Residual, data tersebar mendekati garis normal

yang melintang sehingga dapat dikatakan bahwa asumsi ini

terpenuhi atau dapat dikatakan data berdistribusi normal.

3. Harga diri dengan Pembelian Impulsif

Gambar 7. Grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized

Residual Harga Diri dan Pembelian Impulsif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

71

Berdasarkan grafik Normal P-P Plot of Regression

Standardized Residual, data tersebar mendekati garis normal

yang melintang sehingga dapat dikatakan bahwa asumsi ini

terpenuhi atau dapat dikatakan data berdistribusi normal.

4. Harga diri dan Konformitas dengan Pembelian Impulsif

Gambar 8. Grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized

Residual Harga Diri dan Konformitas dengan Pembelian

Impulsif

Berdasarkan grafik Normal P-P Plot of Regression

Standardized Residual, data tersebar mendekati garis normal

yang melintang sehingga dapat dikatakan bahwa asumsi ini

terpenuhi atau dapat dikatakan data berdistribusi normal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

72

b. Uji Homogenitas

1. Harga diri dengan Konformitas

Gambar 9. Scatterplot Harga Diri dan Konformitas

Berdasarkan Scatterplot di atas menunjukkan adanya

sebaran data yang bersifat acak dan tidak membentuk suatu pola

megaphone. Oleh karena itu data dapat dikatakan homogen atau

memiliki variasi variabel dependen yang sama untuk tiap nilai

dari variabel independen.

2. Konformitas dengan Pembelian Impulsif

Gambar 10. Scatterplot Konformitas dengan Pembelian Impulsif

Berdasarkan Scatterplot di atas menunjukkan adanya

sebaran data yang bersifat acak dan tidak membentuk suatu pola

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

73

megaphone. Oleh karena itu data dapat dikatakan homogen atau

memiliki variasi variabel dependen yang sama untuk tiap nilai

dari variabel independen.

3. Harga diri dengan Pembelian Impulsif

Gambar 11. Scatterplot Harga Diri dan Pembelian Impulsif

Berdasarkan Scatterplot di atas menunjukkan adanya

sebaran data yang bersifat acak dan tidak membentuk suatu pola

megaphone. Oleh karena itu data dapat dikatakan homogen atau

memiliki variasi variabel dependen yang sama untuk tiap nilai

dari variabel independen.

4. Harga diri dan Konformitas dengan Pembelian Impulsif

Gambar 12. Scatterplot Harga Diri dan Konformitas dengan

Pembelian Impulsif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

74

Berdasarkan Scatterplot di atas menunjukkan adanya

sebaran data yang bersifat acak dan tidak membentuk suatu pola

megaphone. Oleh karena itu data dapat dikatakan homogen atau

memiliki variasi variabel dependen yang sama untuk tiap nilai

dari variabel independen.

c. Uji Linearitas

1. Harga diri dengan Konformitas

Gambar 13. Scatterplot Harga Diri dengan Konformitas

Berdasarkan gambar scatterplot di atas, sebaran data

menunjukkan tidak ada pola non-linier. Pola non-linier adalah

pola data yang menunjukkan pola U atau S. Oleh karena itu, hasil

dari data antara variabel harga diri dengan konformitas adalah

linier yang berarti terdapat korelasi antara harga diri dengan

konformitas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

75

2. Konformitas dengan Pembelian Impulsif

Gambar 14. Scatterplot Konformitas dengan Pembelian Impulsif

Berdasarkan gambar scatterplot di atas, sebaran data

menunjukkan tidak ada pola non-linier. Pola non-linier adalah

pola data yang menunjukkan pola U atau S. Oleh karena itu, hasil

dari data antara variabel konformitas dengan pembelian impulsif

adalah linier yang berarti terdapat korelasi antara variabel

konformitas dengan pembelian impulsif.

3. Harga diri dengan Pembelian Impulsif

Gambar 15. Scatterplot Harga Diri dengan Pembelian Impulsif

Berdasarkan gambar scatterplot di atas, sebaran data

menunjukkan tidak ada pola non-linier. Pola non-linier adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

76

pola data yang menunjukkan pola U atau S. Oleh karena itu, hasil

dari data antara variabel harga diri dengan pembelian impulsif

adalah linier yang berarti terdapat korelasi antara harga diri

dengan pembelian impulsif.

4. Harga diri dan Konformitas dengan Pembelian Impulsif

Gambar 16. Scatterplot Harga Diri dan Konformitas dengan

Pembelian Impulsif

Berdasarkan gambar scatterplot di atas, sebaran data

menunjukkan tidak ada pola non-linier. Pola non-linier adalah

pola data yang menunjukkan pola U atau S. Oleh karena itu, hasil

dari data antara variabel harga diri dan konformitas terhadap

pembelian impulsif adalah linier yang berarti terdapat korelasi

antara kedua prediktor dengan pembelian impulsif.

d. Analisis Regresi Konformitas sebagai Mediator

Berdasarkan hasil regresi yang dilakukan sesuai tahapan

menunjukkan bahwa harga diri menjadi prediktor yang tidak baik

bagi konformitas (F(1,158) = 2,279, p = 0,133). Selain itu, perlu juga

dilihat pada tabel coefficients terdapat korelasi negatif yang tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

77

signifikan antar kedua variabel ini (B = -0,041, p = 0,133). Hasil

regresi variabel pembelian impulsif pada konformitas menunjukkan

bahwa konformitas dapat dijadikan prediktor yang baik bagi

pembelian impulsif (F(1,158) = 21,154, p = 0,000). Selain itu, perlu

juga dilihat pada tabel coefficients terdapat korelasi positif yang

signifikan antar kedua variabel ini (B = 0,725), p = 0,000. Di

samping itu, harga diri menjadi prediktor yang tidak baik pula bagi

pembelian impulsif (F(1,158) = 0,187, p = 0,666) dan perlu juga

dilihat pada tabel coefficients terdapat korelasi negatif yang tidak

signifikan antar kedua variabel ini (B = -0,025, p = 0,666).

Sedangkan untuk hasil regresi dari harga diri dan konformitas

dengan pembelian impulsif, harga diri dan konformitas dapat

menjadi prediktor yang baik bagi pembelian impulsif (F(2,157) =

10,515, p = 0,000) dan perlu juga dilihat pada tabel coefficients

terdapat korelasi antara harga diri dan pembelian impulsif yang

menunjukkan adanya korelasi yang tidak signifikan (B = 0,005, p =

0,930). Sedangkan korelasi antara konformitas dan pembelian

impulsif menunjukkan adanya korelasi positif yang signifikan (B =

0,726, p = 0,000).

Pada syarat model mediasi, semua tahapan regresi yang

dilakukan harus menghasilkan parameter yang signifikan (p ≤ 0,05)

kecuali hubungan harga diri dan pembelian impulsif ketika terdapat

variabel konformitas dalam persamaan regresinya. Pada penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

78

ini, satu-satunya parameter yang signifikan hanya terdapat pada

korelasi antara konformitas dan pembelian impulsif. Oleh karena itu

dapat disimpulkan bahwa model mediasi dianggap tidak memenuhi

syarat sehingga penelitian ini tidak menunjukkan peran konformitas

sebagai mediator.

2. Model Konformitas sebagai Moderator

a. Uji Normalitas

Gambar 17. Grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized

Residual Model Moderator

Berdasarkan grafik Normal P-P Plot of Regression

Standardized Residual, data tersebar mendekati garis normal yang

melintang sehingga dapat dikatakan bahwa asumsi ini terpenuhi atau

dapat dikatakan data berdistribusi normal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

79

b. Uji Homogenitas

Gambar 18. Scatterplot Model Moderator

Berdasarkan Scatterplot di atas menunjukkan adanya sebaran

data yang bersifat acak dan tidak membentuk suatu pola megaphone.

Oleh karena itu data dapat dikatakan homogen atau memiliki variasi

variabel dependen yang sama untuk tiap nilai dari variabel independen.

c. Uji Linearitas

Gambar 19. Scatterplot Model Moderator

Berdasarkan gambar scatterplot di atas, sebaran data

menunjukkan tidak ada pola non-linier. Pola non-linier adalah pola

data yang menunjukkan pola U atau S. Oleh karena itu, hasil dari data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

80

antara variabel harga diri, konformitas dan hasil perkalian dari harga

diri dan konformitas dengan pembelian impulsif adalah linier yang

berarti terdapat korelasi antara variabel prediktor dengan pembelian

impulsif.

d. Analisis Regresi Konformitas sebagai Moderator

Berdasarkan hasil regresi yang dilakukan variabel prediktor

(harga diri, konformitas, dan harga diri*konformitas) dengan variabel

terikat (pembelian impulsif) menunjukkan bahwa variabel prediktor

dapat menjadi variabel yang baik bagi variabel pembelian impulsif

(F(3,156) = 10,514, p = 0,000). Setelah itu, perlu juga dilihat pada

kolom coefficients secara khusus untuk melihat efek variabel

perkalian harga diri dan konformitas pada variabel dependen. Hasil

analisis menunjukkan korelasi yang signifikan (B = 0,047, p = 0,003).

Hasil analisis antara variabel harga diri dan pembelian impulsif

menunjukkan korelasi negatif yang signifikan (B = -2,338, p = 0,003).

Sedangkan hasil analisis dari variabel konformitas dan pembelian

impulsif menunjukkan korelasi negatif dan signifikan pula (B = -4,525,

p = 0,009).

Berdasarkan hasil regresi variabel pembelian impulsif pada

haga diri*konformitas tersebut menunjukkan parameter yang

signifikan karena hubungan antara harga diri dengan pembelian

impulsif ketika harga diri dikalikan dengan konformitas. Pada

penelitian ini, hasil parameter yang signifikan dianggap memenuhi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

81

syarat moderator. Oleh karena itu, penelitian ini menunjukkan peran

konformitas sebagai moderator dalam struktur hubungan harga diri dan

pembelian impulsif.

D. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, penelitian ini

menunjukkan bahwa syarat moderasi lebih terpenuhi dalam penelitian ini

daripada model mediator karena nilai regresi pada variabel hasil perkalian

dengan variabel pembelian impulsif signifikan sedangkan pada model

mediasi, parameter yang signifikan hanya korelasi antara konformitas dengan

pembelian impulsif.

Hasil parameter model mediator, harga diri memiliki korelasi negatif

yang tidak signifikan dengan konformitas. Hasil tersebut bertentangan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Cipto dan Kuncoro (2010), Sulistyowati

(2009), dan Nashihin (2012) yang menunjukkan semakin tinggi tingkat harga

diri seseorang maka semakin rendah tingkat konformitasnya dan sebaliknya,

semakin rendah tingkat harga diri seseorang maka semakin tinggi tingkat

konformitasnya. Sedangkan ada penelitian lain yang menunjukkan tidak ada

hubungan yang signifikan antara harga diri dan konformitas. Rambe (dalam

Hafiyah, 2009) menunjukkan tidak selalu harga diri yang tinggi tidak

menampilkan korformitas dan tidak selalu harga diri yang rendah

menampilkan konformitasnya. Jadi, hasil penelitian ini lebih mendukung hasil

penelitian Rambe.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

82

Peran konformitas sebagai moderator menunjukkan interaksi antara

harga diri yang dimiliki remaja putri dengan tingkat konformitasnya untuk

menghasilkan pembelian impulsif yang tinggi ataupun rendah. Melihat

penelitian ini berkiblat pada hasil penelitian Rambe, maka dapat disimpulkan

bahwa remaja putri dengan harga diri yang tinggi ataupun rendah dapat

memiliki konfomitas yang tinggi maupun rendah pula.

Remaja putri yang memiliki harga diri yang tinggi dan juga melakukan

konformitas, kemungkinan pembelian impulsif yang dimunculkan rendah.

Remaja putri dengan harga diri yang tinggi cederung mampu membina dan

menciptakan suatu relasi sosial sehingga mereka mudah melakukan

penyesuaian dengan baik dengan lingkungan sosialnya. Ketika lingkungan

tempat mereka bersosial memiliki aturan yang disepakati, remaja putri dengan

harga diri tinggi ini dapat mengikuti aturan yang berlaku sehingga

keberhasilannya dapat dijadikan panutan atau contoh oleh teman-teman

disekitarnya (Coopersmith, 1967). Disisi lain, remaja putri dengan harga diri

yang tinggi juga memiliki keyakinan akan dirinya dalam menyelesaikan

masalah sehingga mampu menunjukkan siapa dirinya (identitas diri) dan tidak

mudah terpengaruh oleh arus atau orang lain (Santrock, 2007; 2012). Jadi,

rendahnya pembelian impulsif tidak berdasarkan tingginya konformitas

melainkan juga karena tingginya tingkat harga diri yang dimiliki oleh remaja

putri. Ketika remaja putri memiliki harga diri yang tinggi, mereka memiliki

kesempatan untuk memilih konformitas mana yang akan dipilih sehingga

tidak semua konformitas yang dipilih selalu mengikuti konformitas negatif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

83

Remaja putri dengan harga diri yang tinggi dapat memilih untuk tidak

melakukan konformitas karena mereka memiliki pribadi yang tidak mudah

terpengaruh dengan orang lain dan arus baik positif maupun negatif. Selain

itu, remaja putri ini banyak mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari

orang-orang disekitarnya (Coopersmith, 1967). Berdasarkan pribadi tersebut,

kecil kemungkinan untuk melakukan konformitas sehingga kemungkinan

terjadinya pembelian impulsif juga rendah. Jadi, rendahnya pembelian

impulsif bukan karena tingkat konformitas yang rendah melainkan juga karena

remaja putri memiliki harga diri yang tinggi.

Sedangkan remaja putri yang memiliki harga diri yang rendah dapat

melakukan konformitas karena pribadi mereka cenderung tidak memiliki

keberartian diri dan sulit mengekspresikan diri, mudah bergantung pada

lingkungan dan kurang yakin pada kemampuannya sendiri sehingga mudah

terpengaruh oleh perkataan atau tindakan dari teman-temannya (Coopersmith,

1967). Rendahnya harga diri juga mampu membuat remaja putri lebih

menyukai perilaku yang sudah ditentukan oleh orang lain daripada memulai

tindakan sendiri (Baron, Byrne & Branscombe, 2006). Oleh karena itu mereka

yang memiliki harga diri yang rendah memilih untuk melakukan konformitas

agar dapat diterima atau tidak terasingkan dari lingkungannya (Hafiyah, 2009)

dan menghindari penilaian negatif tentang dirinya (Lin & Chen, 2012)

Kenyamanan yang diciptakan oleh remaja putri melalui konformitas dapat

menciptakan keberanian dalam melakukan suatu hal (Gunarsa &Gunarsa,

2009), biasanya melakukan tindakan yang negatif (Santrock, 2002; King,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

84

2010). Remaja putri bersedia melakukan apapun yang menjadi rules dari suatu

kelompok tertentu (Sears, Freedman & Peplau, 1985) terlebih ketika mereka

memiliki mood positif saat bersama teman-temannya maka pembelian

impulsif dapat terjadi atau meningkat (Coley & Burgess, 2003). Remaja putri

yang mudah terpengaruh oleh lingkungannya, memiliki kenyamaanan atas

konformitas serta memiliki mood positif akan lebih mudah terbawa arus

keadaan suasana di toko sehingga dapat meningkatkan kecenderungan

pembelian impulsifnya (Coley & Burgess, 2003). Rendahnya harga diri

remaja putri dan tingginya konformitas yang dimiliki, memunculkan

kemungkinan kecenderungan pembelian impulsif yang tinggi pula.

Namun, pada remaja yang memiliki harga diri yang rendah dan

memilih untuk menarik diri atau tidak konform dengan teman-temannya,

pembelian impulsif yang muncul cenderung lebih rendah. Pada remaja seperti

ini, mereka cenderung merasa tidak cukup yakin akan potensi atau keyakinan

pada dirinya sendiri sehingga mereka kurang yakin pula dalam melakukan

suatu hal (Baron, Byrne & Branscombe, 2006). Remaja putri seperti ini juga

memiliki kekhawatiran ketika harus berelasi dengan orang lain sehingga

mereka kurang mendapatkan perhatian dari teman-teman sosialnya dan kurang

dijadikan panutan. Di samping itu, remaja dengan harga diri yang rendah

mendapatkan penolakan dari lingkungannya sehingga ketika mereka

melakukan suatu tindakan yang berdampak negatif, mereka cenderung inferior

(Coopersmith, 1967; Brown dalam Passer & Smith, 2007) dan kemungkinan

pembelian impulsif tidak terjadi. Hal tersebut didukung oleh beberapa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

85

penelitian yang menunjukkan adanya korelasi positif antara konformitas

dengan pembelian impulsif, semakin rendah konformitas seseorang maka

pembelian impulsif akan semakin rendah juga (Sihotang, 2009; Astasari &

Sahrah, 2009).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konformitas berperan sebagai

variabel moderator. Dengan ini, implikasi dari penelitian ini adalah dengan

melakukan tritmen peningkatan harga diri remaja putri. Tritmen penting

diperhatikan pada remaja putri yang memiliki harga diri rendah dan memilih

untuk konform karena dengan memperhatikan sasaran tritmen secara tepat

maka pembelian impulsif dapat ditekan. Tritmen dapat dilakukan dengan cara

melakukan pengembangan kepribadian untuk meningkatkan tingkat harga diri

mereka sehingga mereka lebih dapat mengenal pribadinya dan dapat

menyesuaikan diri untuk tidak mengikuti arus pergaulan yang sifatnya

merugikan diri mereka (Rohmah, 2004). Tritmen lain yang dapat dijadikan

alternatif adalah melakukan peningkatan harga diri remaja putri yang sudah

memiliki tingkat konformitas yang rendah dan pembelian impulsif yang

rendah. Tujuannya agar mereka lebih memiliki keyakinan pada diri mereka

sendiri bahwa mereka berarti dan berharga sehingga mereka dapat

menunjukkan identitas dirinya secara positif.

E. KETERBATASAN PENELITIAN

Penelitian ini juga memiliki keterbatasan, yakni dalam pengambilan

sampel penelitian. Peneliti hanya mengambil satu tempat pusat perbelanjaan

sebagai tempat pengambilan sampel. Hal ini dikarenakan waktu pengambilan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

86

data yang terbilang singkat. Keterbatasan ini dapat mengakibatkan

pengambilan sampel kurang meluas ke berbagai daerah untuk mewakili

populasi remaja putri di Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

87

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, penelitian ini

menjawab pertanyaan penelitian peneliti bahwa peran konformitas dalam

struktur hubungan antara harga diri dan pembelian impulsif adalah sebagai

moderator. Hasil tersebut dibuktikan dengan adanya korelasi positif yang

signifikan pada parameter variabel hasil perkalian antara variabel harga diri

dan konformitas terhadap variabel pembelian impulsif.

Dengan kata lain, harga diri yang tinggi maupun rendah pada remaja

putri tidak memiliki pengaruh pada rendah atau tingginya konformitas pada

tingkat pembelian impulsif. Jadi, remaja putri yang memiliki harga diri tinggi

dapat memilih untuk konform pada suatu hal yang positif dengan teman

sebayanya, tetapi tingkat pembelian impulsif akan rendah. Di sisi lain, remaja

putri yang memiliki harga diri yang rendah dan memilih untuk konform

dengan teman sebayanya, maka pembelian impulsifnya akan tinggi. Berbeda

halnya dengan remaja putri yang memiliki harga diri yang tinggi dan memilih

untuk tidak konform dengan teman sebayanya, maka pembelian impulsif akan

rendah. Sedangkan remaja putri dengan harga diri yang rendah dan tidak

melakukan konformitas, maka pembelian impulsifnya juga rendah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

88

B. SARAN

1. Bagi Remaja Putri

Bagi remaja putri yang memiliki harga diri yang rendah disarankan

untuk meningkatkan harga diri yang dimiliki agar dapat melakukan

penyesuaian diri dengan baik. Sedangkan bagi remaja putri yang memiliki

harga diri yang tinggi disarankan untuk mempertahankan tingkat harga

dirinya agar dapat membawa pengaruh untuk berperilaku yang positif

(Rohmah, 2004). Remaja putri yang memiliki harga diri tinggi memiliki

peluang lebih besar untuk memilih konformitas yang tidak dapat merusak

pergaulannya, sehingga mereka dapat mengurangi kecenderungan

pembelian impulsifnya.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Institusi pendidikan diharapkan dapat memberikan perhatian

khusus pada remaja putri dengan harga diri yang rendah dan remaja putri

yang memiliki konformitas tinggi. Sekolah dapat memfasilitasi remaja

putri dengan memberikan pelatihan khusus mengenai peningkatan harga

diri sehingga dapat menciptakan penilaian positif mengenai diri mereka

sendiri (Rohmah, 2004). Ketika remaja putri dapat meningkatkan harga

dirinya, mereka dapat berpikir positif ketika bertindak.

3. Bagi Orangtua

Orangtua disarankan lebih memperhatikan anaknya khususnya

remaja putri dalam pendampingan kepribadiannya. Pendampingan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

89

dimaksudkan adalah memperhatikan harga diri yang dimiliki remaja putri

agar mereka dapat berkembang sebagai pribadi yang positif

4. Bagi Peneliti Berikutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan untuk mengambil sampel lebih

luas lagi untuk mewakili populasi yang ada di daerah Yogyakarta,

misalnya melakukan penelitian di berbagai pusat perbelanjaan lebih dari

satu tempat. Selain itu, peneliti selanjutnya disarankan juga melakukan

pengkategorian sampel dengan menunjukkan seberapa besar remaja putri

dalam penelitian memiliki harga diri, konformitas, dan pembelian impulsif

yang rendah atau tinggi. Tujuannya agar dapat menjadi informasi

tambahan mengenai seberapa buruk atau baik harga diri, konformitas dan

pembelian impulsif yang dimiliki remaja putri sehingga tingkat

penanganan atau tritmennya dapat disesuaikan. Di samping itu, peneliti

juga dapat mempertimbangkan variabel lain yang dapat mempengaruhi

remaja dalam melakukan pembelian impulsif seperti peluang tertipu oleh

produk.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

90

DAFTAR PUSTAKA

Affif. F. 1993. Psikologi Penjualan. Bandung: Angkasa

Astasari, A. R., Sahrah, A. 2009. Hubungan antara Konformitas dengan

Perilaku Membeli Impulsif pada Remaja Putri. Fakultas Psikologi.

Universitas Wangsa Manggala Yogyakarta

Azwar, S. 2012. Penyusunan Skala Psikologi. Edisi II. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar

Baron, R. A., Byrne, D. 2004. Psikologi Sosial. Edisi Kesepuluh. Editor:

Wisnu C. Kristiaji, Ratri Medya. Jakarta: Erlangga

_____________2005. Psikologi Sosial. Edisi Kesepuluh. Editor: Wisnu C.

Kristiaji, Ratri Medya. Jakarta: Erlangga

Baron, R. A., Byrne, D., Branscombe, N. R. 2006. Social Psychology.

Eleventh Edition. United States of America

Baron, R. M., Kenny, D. A. 1986. The Moderator-Mediator Variable

Distinction in Social Psychological Research: Conceptual,

Strategic, and Statistical Considerations. Journal of Personality and

Social Psychology. Vol. 51, No. 6, 1173 – 1182

Baumeister, R. F. 2002. Yielding to Temptation: Self-Controi Failure,

Impulsive Purchasing, and Consumer Behavior. Journal of

Consumer Research. Vol. 28

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

91

Cipto., Kuncoro, J. 2010. Harga Diri dan Konformitas terhadap Kelompok

dengan Perilaku Minum Minuman Beralkohol pada Remaja. Vol 5

(1), 75-85

Coley, A., Burgess, B. 2003. Gender Differences in Cognitive and Affective

Impulsive Buying. Journal of Fashion Marketing and Management.

Vol. 7 No. 3 pp 282 – 295

Coopersmith, S. 1967. The Antecedents of Self Esteem. W. H. Freeman and

Company: San Frasisco

Davis, R., Sajtos, L. 2009. Anytime, Anywher: Measuring the Ubiquitous

Consumer’s Impulse Purchase Behavior. Vol. 4 No. 1

Djudiyah. 2002. Hubungan antara Pemantauan Diri, Harga Diri,

Materialisme, dan Uang Saku dengan Perilaku Pembelian Impulsif

pada Remaja. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas

Psikologi Universitas Gadjah Mada

Feist, J. Feist, G. J. 2009. Theories of Personality. Seventh Edition. New

York: McGraw-Hill

Friedenberg, L. 1995. Psychological Testing. Design, Analysis, and Use.

Massachusetts: United States

Gasiorowska, A. 2011. Gender as a Moderator of TemperamentalCauses of

impulse Buying Tendency. Journal of Costumer Behavior. Vol. 10.

No. 2

Gerungan, W. A. 2009. Psikologi Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

92

Gunarsa, Ny. S. D., Gunarsa, S. D. 2009. Psikologi Remaja. Jakarta: Gunung

Mulia

Hadjali, H. R., Salimi, M., Ardestani, M. S. 2012. Exploring Main Factors

Affecting on Impulsive Buying Behaviors. Journal of America

Science 8 (1)

Herabadi, A. G., Verplanken, B., van Knippenberg, A. 2009. Consumption

Experience of Impulsive Buying in Indonesia: Emotional Arousal

and Hedonistic Considerations. Asian Journal of Social Psychology

12, 20 – 31

Kacen, J. J., Lee, J. A. 2002. The Influence of Culture on Consumer Impulsive

Buying Behavior. Journal of Counsumer Psychology, 12(2), 163–

176

King, L. A. 2010. Psikologi Umum: Sebuah Pandangan Apresiatif. Jakarta:

Salemba Humanika

Kling, K. C., Hyde, J. S., Showers, C. J., Buswell, B. N. 1999. Gender

Differences in Self-Esteem: A meta-analysis. Psychological

Bulletin, Vol 125(4)

Lai, C. W. 2010. How Financial Attitudes and Practices Influence the

Impulsive Buying Behavior of College and University Students.

Society for Personality Research. 38(3). 373 – 380

Levianti, L. 2008. Konformitas dan Bullying pada Siswa. Jurnal Psikologi.

Vol 6, No. 01

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

93

Lin, C. H., Lin, H. M. 2005. An Exploration of Taiwanese Adolescents’

Impulsive Buying Tendency. Spring. Vol. 40. No. 157

Lin, C. H., Chuang, S. C. 2005. The Effect of Individual Differences on

Adolescents’ Impulsive Buying Behavior. Vol. 40. No. 159

Lin, Y. H. Chen, C. Y. 2012. Adolescent’s Impulse Buying: Susceptibility to

Interpersonal Influence and Fear of Negative Evaluation. Social

Behavior and Personality: 40, 3; ProQuest Sociology

Monks, F. J., Knoers. 2002. Psikologi Perkembangan. Pengantar dalam

Berbagai Bagiannya. Penerjemah: Haditono, S. R. Cetakan 14.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Mowen, J. C. Minor, M. 2002. Perilaku Konsumen Jilid 2. Jakarta: Erlangga

Mulyono, F. 2012. Faktor Demografis dalam Perilaku Pembelian Impulsif.

Jurnal Administrasi Bisnis. Vol. 8, No. 1: Hal 88 – 105

Myers, David G. 2012. Psikologi Sosial Edisi 10. Jakarta: Salemba

Humanika

Nashihin, S. A. 2012. Hubungan antara Harga Diri dengan Konformitas pada

Aktivis Dakwah Kampus di Universitas Negeri Malang. Skripsi

(Tidak Diterbitkan). Jurusan Psikologi, Fakultas Pendidikan

Psikologi, Universitas Negeri Malang

Natalia, D. 2009. Perilaku Membeli Aksesoris pada Remaja Ditinjau dari

Konformitas Teman Sebaya. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Semarang:

Fakultas Psikologi, Universitas Katolik Soegijapranata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

94

Pantecost, R., Andrews, L. 2010. Fashion Retailing and The Bottom Line :

The Effects of Generaional Cohorts, Gender, Fashion Fanship,

Attitudes and Impulse Buying on Fashion Expenditure. Journal of

Retailing and Consumer Services, 17(1). pp. 43-52

Papalia, D. E., Olds, S. W., Feldman, R. D. 2008. Human Development.

Jakarta: Salemba Humanika

_____________2009. Human Development. Jakarta: Salemba Humanika

Passer, M. W. Smith, R. E. 2007. Psychology: The Science of Mind and

Behavior. Third Edition. New York: McGraw-Hill

Pelupessy, D. C. 2009. Editor: Sarwono, S. W & Meinarno, E. A. Psikologi

Sosial. Tim Penulis Fakultas Psikologi UI. Jakarta: Salemba

Humanika. Hal. 57 – 59

Post, Industrial Vol 02. No. 07

Prasetyo, B., Jannah, L. M. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada

Purwanto, Ph.D. E. A., Sulistyastuti, M.Si. D. R. 2007. Metode Penelitian

Kuantitatif. Yogyakarta: Gava Media

Rakhmat, Drs. Jalaludin. 2008. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya

Rochmah, E. Y. 2005. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta

Rohmah, F. A. 2004. Pengaruh Pelatihan Harga Diri terhadap Penyesuaian

Diri pada Remaja. Indonesian Psychologycal Journal. Vol 1, No. 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

95

Rook, D. W. 1987. The Buying Impulse. Journal of Consumer Research,14,

189-199

Rook, D. W., Fisher, R. J. 1995. Normative Influences on Impulsive Buying

Behavior. Journal of Consumer Reasearch. Vol. 22

Santrock, J. W. 2002. Life-Span Development: Perkembangan Masa hidup.

Edisi kelima. Jakarta: Erlangga

_____________2003. Adolescene Perkembangan Remaja. Editor: Wisnu C,

Kritiaji, Yati Sumiharti. Jakarta: Erlangga

_____________2007. Remaja. Edisi Kesebelas. Editor: Wibi Hardani. Jakarta:

Erlangga

_____________2008. Life - Span Development. Twelfth Edition. New York:

McGraw-Hill

_____________2011. Life – Span Development. Thirteen Edition. New York:

McGraw-Hill

_____________2012. Life – Span Development. Edisi Ketigabelas. Jakarta:

Erlangga

Sarwono, J. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta:

Penerbit Graha Ilmu

Sarwono, S. W. 2004. Psikologi Remaja. Jakarta: PT. RajaGrafindo

Persada

_____________2007. Psikologi Remaja. Edisi Revisi. Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

96

_____________ 2009. Pengantar Psikologi Umum. Editor: Eko. A. Meinarno.

Jakarta: Rajawali Pers

Sears, D. O. Freedman, J. L. Peplau, L. A. 1985. Psikologi Sosial. Jilid II.

Michael Adryanto. (Penerjemah). Jakarta: Erlangga

Setyawati, N. 2010. Hubungan antara Harga Diri dengan Perilaku Konsumtif

pada Remaja. Skripsi (Tidak diterbitkan). Universitas

Muhammadiyah Surakarta

Sihotang, A. 2009. Hubungan antara Konformitas terhadap Kelompok Teman

Sebaya dengan Pembelian Impulsif. Skripsi (Tidak Diterbitkan).

Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang

Soesilowindradini, Dra.,MA. 1996. Psikologi Perkembangan (Masa Remaja):

Surabaya : Usaha Nasional

Stern, H. 1962. The Significance of Impulse Buying Today. Journal of

Marketing

Sulistyowati, B. D. 2009. Hubungan antara Harga Diri dengan Konformitas

pada Remaja. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma

Sunaryo, Drs. M.Kes. 2004. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran EGC

Taylor, S. E., Peplau, L. A., Sears. 2009. Psikologi Sosial. Edisi Kedua Belas.

Jakarta: Kencana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

97

Utami, F. A., Sumaryono. 2008. Pembelian Impulsif Ditinjau dari Kontrol

Diri dan Jenis Kelamin pada Remaja. Jurnal Psikologi Proyeksi.

Vol. 3 No. 1

Verplanken, B. Herabadi, A. 2001. Individual Differences in Impulsive Buying

Tendency: Feeling and no Thinking. European Journal of

personality. 15: S71-S83

Wade C. Tavris, C. 2008. Psikologi. Edisi ke 9. Jakarta: Erlangga

Widyasmoro, T. T. 2009. Intisari. Jakarta: Kompas Gramedia

Zebua, A. Nurdjayadi, R. 2001. Hubungan Antara Konformitas dan Konsep

Diri Dengan Perilaku Konsumtif Pada Remaja Putri. Phronesis. 3,

6, 72-82

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

98

LAMPIRAN-LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

99

Lampiran A. Skala Pengukuran

SKALA PENGUKURAN PSIKOLOGIS

Digunakan untuk Penyelesaian Tugas Akhir

Disusun oleh :

Bernadeta Feni Marettha

099114008

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2013

Yogyakarta, 18 Mei 2013

Kepada

Yth. Teman-teman yang ikut berpartisipasi

dalam penelitian ini

Dengan Hormat, dengan ini saya

Nama : Bernadeta Feni Marettha

NIM : 099114008

Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma memohon bantuan kepada

teman-teman untuk memberikan tanggapan terhadap beberapa pernyataan

yang telah disusun. Adapun kegunaan data ini untuk membantu

menyelesaikan tugas akhir (SKRIPSI) saya. Semua tanggapan yang

diberikan oleh teman-teman akan terjaga kerahasiaannya. Oleh karena itu,

saya berharap agar teman-teman dapat memberikan tanggapan benar-benar

sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Terima kasih atas kesediaannya untuk mengisi skala penelitian ini.

Hormat saya,

Bernadeta Feni Marettha

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

100

PERNYATAAN KESEDIAAN

Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya mengisi skala ini

idak dalam keadaan terpaksa dari pihak manapun akan tetapi dengan

sukarela demi membantu erlaksananya penelitian ilmiah ini.

Semua jawaban yang saya berikan merupakan murni yang

saya alami bukan berdasarkan pada pandangan masyarakat pada

umumnya dan saya mengijinkan bahwa dengan tidak mencanumkan

nama sebenarnya maka jawaban saya ersebut dapat dipergunakan

sebagai daa untuk peneliian ilmiah ini.

Menyetujui,

(……………………)

IDENTITAS DIRI

INISIAL : ______________

USIA : ______ tahun

MEMILIKI TEMAN DEKAT / TIDAK MEMILIKI TEMAN

DEKAT (coret salah satu)

JUMLAH TEMAN DEKAT : ______ orang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

101

Lampiran B. Skala Harga Diri

PETUNJUK SKALA A

Pilihlah dan tentukanlah jawaban mana yang paling sesuai dengan

diri teman-teman yang sebenarnya pada setiap pernyataan. Usahakan

semua pernyataan terjawab dengan cara memberikan tanda (X) pada

salah satu dari empat (4) alternatif jawaban di bawah ini :

SS : apabila teman-teman Sangat Setuju dengan pernyataan

tersebut

S : apabila teman-teman Setuju dengan pernyataan tersebut

TS : apabila teman-teman Tidak Setuju dengan pernyataan

tersebut

STS : apabila teman-teman Sangat Tidak Setuju dengan

pernyataan tersebut

Teman-teman bebas menentukan pilihan yang sesuai dengan diri

teman-teman sendiri, tidak ada jawaban yang benar ataupun salah karena

jawaban ini mencerminkan diri teman-teman sendiri.

Berikut contoh cara menjawab pernyataan :

No. Pernyataan STS TS S SS

1. Saya akan membicarakan kejelekan orang yang telah

berbuat jahat dengan saya

X

(ketika ada kesalahan dalam menjawab, bisa memberikan tanda sama

dengan (=) pada jawaban sebelumnya, lalu memberikan tanda silang (X)

pada jawaban yang baru)

No. Pernyataan STS TS S SS

1.

Saya meyakini bahwa

kemampuan yang dimiliki

teman-teman lebih baik dari

saya

2. Banyak teman meminta

pendapat saya ketika mereka

mengalami kesulitan

3. Saya senang memperjuangkan

sesuatu yang menjadi tujuan

hidup saya

4.

Saya bangga terhadap diri saya

sendiri karena mampu

menyelesaikan permasalahan

yang ada dalam kehidupan saya

5. Saya merasa diri saya populer

dibandingkan teman-teman lain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

102

No. Pernyataan STS TS S SS

6.

Saya akan maju ke depan kelas

untuk menjadi orang yang

pertama presentasi

7. Saya berani menjadi pemimpin

dalam suatu perkumpulan

8. Saya adalah orang yang kreatif

9.

Saya percaya bahwa saya dapat

mewujudkan segala sesuatu

yang diinginkan

10.

Kebaradaan saya dianggap

penting oleh teman-teman dan

keluarga

11. Saya merasakan kasih sayang

dari teman-teman dan keluarga

12.

Saya yakin bahwa saya dapat

menjadi pemimpin bagi teman-

teman

13. Saya percaya bahwa keberadaan

saya dapat diterima oleh teman-

teman

14. Saya puas dengan kemampuan

saya sekarang ini

15. Saya dibutuhkan oleh teman-

teman

16. Saya akan berjuang keras untuk

sesuatu yang saya impukan

17. Saya adalah orang yang dapat

diandalkan

18. Pendapat saya kurang

didengarkan dalam sebuah

diskusi kelompok

19. Saya malu memulai

pembicaraan dengan orang lain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

103

No. Pernyataan STS TS S SS

20. Saya disepelekan oleh teman-

teman

21. Teman-teman mengikuti

pendapat saya

22.

Kehadiran saya diharapkan oleh

teman-teman jika ada suatu

perayaan

23.

Saya pikir, saya mampu

mengerjakan tugas-tugas sebaik

yang dikerjakan orang lain

24.

Saya berpikir teman-teman lebih

menyayangi teman lain

dibandingkan saya

25. Saya merasakan banyak

kekurangan pada diri saya

No. Pernyataan STS TS S SS

26. Saya memiliki kekurangan lebih

banyak dari pada kelebihan

27. Saya merasa teman lain lebih

disukai daripada saya

28. Saya mengeluh jika pekerjaan

saya tidak kunjung selesai

29.

Saya merupakan orang yang

tidak dapat menunjukkan

potensi yang ada dalam diri

30. Saya adalah orang yang

bergantung pada orang lain

31.

Ada atau tanpa saya, tidak

mengubah keputusan teman-

teman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

104

No. Pernyataan STS TS S SS

32. Saya mudah putus asa ketika

tidak dapat menyelesaikan

permasalahan

33. Saya takut masa depan saya

suram

34. Saya memilih ditunjuk daripada

mengajukan diri untuk maju

presentasi di depan kelas

35. Bila saya gagal dalam meraih

sesuatu yang diimpikan, saya

sulit untuk bangkit kembali

36. Saya diandalkan dalam segala

situasi

37.

Saya akan meninggalkan

permasalahan yang ada pada diri

saya daripada saya harus

bersusah-susah

menyelesaikannya

Lampiran C. Skala Konformitas

PETUNJUK SKALA B

Pilihlah dan tentukanlah jawaban mana yang paling sesuai dengan

diri teman-teman yang sebenarnya pada setiap pernyataan. Usahakan

semua pernyataan terjawab dengan cara memberikan tanda (X) pada

salah satu dari empat (4) alternatif jawaban di bawah ini :

SS : apabila teman-teman Sangat Sesuai dengan pernyataan

tersebut

S : apabila teman-teman Sesuai dengan pernyataan tersebut

TS : apabila teman-teman Tidak Sesuai dengan pernyataan

tersebut

STS : apabila teman-teman Sangat Tidak Sesuai dengan

pernyataan tersebut

Teman-teman bebas menentukan pilihan yang sesuai dengan diri

teman-teman sendiri, tidak ada jawaban yang benar ataupun salah karena

jawaban ini mencerminkan diri teman-teman sendiri.

Berikut contoh cara menjawab pernyataan :

No. Pernyataan STS TS S SS

1. Teman-teman saya tidak

menguntungkan bagi saya X

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

105

(ketika ada kesalahan dalam menjawab, bisa memberikan tanda sama

dengan (=) pada jawaban sebelumnya, lalu memberikan tanda silang (X)

pada jawaban yang baru)

No. Pernyataan STS TS S SS

1. Pendapat teman-teman membuat

saya setuju pada sebuah keputusan

2. Saya yakin pendapat banyak

orang adalah yang terbaik

3.

Saya berani melakukan tindakan

yang berbeda meskipun teman-

teman tidak menyukainya

4.

Saya lebih yakin dengan pendapat

orang lain ketika membeli suatu

barang

5. Saya meniru gaya teman yang

dianggap menarik penampilannya

No. Pernyataan STS TS S SS

6.

Saya takut berbeda dengan teman-

teman lainnya sehingga saya

mengikuti apa yang teman-teman

lakukan

7. Pendapat mayoritas tidak selalu

benar

8.

Saya menolak pembelian-

pembelian asesoris yang tidak

sesuai perencanaan ketika

bersama teman-teman

9. Pendapat teman-teman dapat

mewakili pendapat saya

10.

Ketika pergi bersama teman-

teman ke mall, saya membeli

barang yang disukai oleh

kebanyakan teman-teman saat itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

106

No. Pernyataan STS TS S SS

11. Saya dapat mendapatkan teman-

teman baru dengan mudah

12.

Saya memilih diam dan

sependapat dengan suara

terbanyak

13.

Saya suka belajar bersama karena

pengetahuan teman-teman lebih

banyak daripada saya

14. Saya tidak yakin dengan pendapat

teman-teman

15.

Saya membeli baju yang dianggap

bagus bagi orang lain meskipun

saya tidak menyukainya

16.

Saya lebih nyaman jika bersama

teman-teman dekat saya karena

mereka melindungi saya

No. Pernyataan STS TS S SS

17.

Saya tidak percaya dengan

pekerjaan yang dilakukan teman-

teman

18.

Saya mengikuti suatu kegiatan

karena kebanyakan teman juga

mengikutinya

19.

Saya memiliki gaya sendiri yang

berbeda dengan teman-teman

lainnya

20.

Saya berani memilih barang yang

ingin dibeli meskipun teman-

teman tidak mendukung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

107

Lampiran D. Skala Pembelian Impulsif

PETUNJUK SKALA C

Pilihlah dan tentukanlah jawaban mana yang paling sesuai dengan

diri teman-teman yang sebenarnya pada setiap pernyataan. Usahakan

semua pernyataan terjawab dengan cara memberikan tanda (X) pada

salah satu dari empat (4) alternatif jawaban di bawah ini :

SS : apabila teman-teman Sangat Sesuai dengan pernyataan

tersebut

S : apabila teman-teman Sesuai dengan pernyataan tersebut

TS : apabila teman-teman Tidak Sesuai dengan pernyataan

tersebut

STS : apabila teman-teman Sangat Tidak Sesuai dengan

pernyataan tersebut

Teman-teman bebas menentukan pilihan yang sesuai dengan diri

teman-teman sendiri, tidak ada jawaban yang benar ataupun salah karena

jawaban ini mencerminkan diri teman-teman sendiri. Berikut contoh cara:

(ketika ada kesalahan dalam menjawab, bisa memberikan tanda

sama dengan (=) pada jawaban sebelumnya, lalu memberikan tanda

silang (X) pada jawaban yang baru)

No. Pernyataan STS TS S SS

1.

Suasana toko yang nyaman

membuat saya semakin senang

membeli barang yang tidak

terpikirkan sebelumnya

2.

Saya sangat bersemangat ketika

melihat produk yang berdiskon

dan membelinya

3. Saya tidak mudah tergiur dengan

barang diskonan atau promo

4.

Ketika sudah berada di sebuah

toko, saya membeli suatu produk

diluar perencanaan saya

sebelumnya

No. Pernyataan STS TS S SS

1. Saya senang berbelanja sesuai dengan

yang saya lihat di toko daripada harus

membuat daftar belanja

X

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

108

No. Pernyataan STS TS S SS

5.

Saya dapat meninggalkan barang

yang menarik di toko dengan

mudah tanpa harus membelinya

6.

Ketika di toko, saya tertarik pada

produk yang belum pernah ada

sebelumnya dan saya akan

membelinya

7.

Barang-barang yang saya beli

ada dalam perencanaan saya

sebelumnya

8.

Kebanyakan barang yang saya

miliki tidak memiliki manfaat

yang besar

9.

Saya segera membeli produk

yang saya sukai saat berada di

toko

No. Pernyataan STS TS S SS

10.

Saya membeli produk hanya

yang sesuai dengan kebutuhan

saya

11.

Saya tidak mudah jatuh cinta

pada produk yang bagus

sekalipun

12.

Saya mudah tergiur untuk

membeli produk yang menarik

perhatian saya

13.

Saya akan membeli produk saat

itu juga ketika melihat produk

yang menarik dengan potongan

harga spesial

14.

Saya akan menghindari barang-

barang yang tidak ada dalam

perencanaan saya ketika berada

di sebuah toko

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

109

No. Pernyataan STS TS S SS

15.

Saya dapat menahan keinginan

saya untuk membeli produk yang

disukai saat berada di toko

16. Saya membuat daftar

perencanaan sebelum berbelanja

17.

Saya merasa kecewa jika tidak

dapat membeli produk yang

menarik perhatian saya

18.

Berapapun harganya, jika saya

ingin memiliki produk yang

menarik hati saya saat itu, saya

akan membelinya

19. Saya membeli produk secara

tiba-tiba atau spontan

20. Saya berpikir panjang sebelum

membeli produk

---Terima Kasih dan Tuhan Memberkati---

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

110

Lampiran E. Reliabilitas

1. Skala Pembelian Impulsif

Tahap 1

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 102 100.0

Excludeda 0 .0

Total 102 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.799 28

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

A1 63.04 48.474 .412 .788

A2 62.77 51.820 .138 .799

A3 63.56 52.190 .028 .808

A4 63.71 51.774 .125 .800

A5 63.12 51.847 .090 .802

A6 63.01 49.277 .305 .793

A7 63.36 49.263 .341 .792

A8 63.27 47.449 .598 .780

A9 63.56 49.714 .396 .790

A10 64.10 53.198 -.051 .807

A11 63.31 49.128 .397 .789

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

111

A12 63.75 49.816 .397 .790

A13 64.18 52.582 .027 .803

A14 63.78 49.735 .317 .793

A15 63.42 49.375 .396 .789

A16 63.46 51.696 .076 .805

A17 63.71 50.685 .252 .795

A18 63.39 48.993 .371 .790

A19 63.29 47.398 .530 .782

A20 63.34 47.079 .527 .782

A21 63.42 48.523 .434 .787

A22 63.69 49.584 .408 .789

A23 63.58 49.197 .329 .792

A24 63.27 47.231 .514 .783

A25 63.87 49.558 .321 .792

A26 63.33 50.719 .209 .797

A27 63.47 47.578 .532 .782

A28 63.99 49.020 .380 .790

Tahap 2

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 102 100.0

Excludeda 0 .0

Total 102 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.799 28

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

112

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

A1 63.04 48.474 .412 .788

A2 62.77 51.820 .138 .799

A3 63.56 52.190 .028 .808

A4 63.71 51.774 .125 .800

A5 63.12 51.847 .090 .802

A6 63.01 49.277 .305 .793

A7 63.36 49.263 .341 .792

A8 63.27 47.449 .598 .780

A9 63.56 49.714 .396 .790

A10 64.10 53.198 -.051 .807

A11 63.31 49.128 .397 .789

A12 63.75 49.816 .397 .790

A13 64.18 52.582 .027 .803

A14 63.78 49.735 .317 .793

A15 63.42 49.375 .396 .789

A16 63.46 51.696 .076 .805

A17 63.71 50.685 .252 .795

A18 63.39 48.993 .371 .790

A19 63.29 47.398 .530 .782

A20 63.34 47.079 .527 .782

A21 63.42 48.523 .434 .787

A22 63.69 49.584 .408 .789

A23 63.58 49.197 .329 .792

A24 63.27 47.231 .514 .783

A25 63.87 49.558 .321 .792

A26 63.33 50.719 .209 .797

A27 63.47 47.578 .532 .782

A28 63.99 49.020 .380 .790

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

113

2. Skala Konformitas

Tahap 1

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 102 100.0

Excludeda 0 .0

Total 102 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.754 40

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

A1 92.08 47.023 .478 .741

A2 92.97 48.207 .158 .753

A3 92.10 49.357 .040 .758

A4 93.13 48.964 .119 .754

A5 92.43 47.178 .293 .746

A6 92.63 49.523 .038 .757

A7 93.35 48.666 .153 .752

A8 92.54 46.944 .296 .746

A9 92.72 47.869 .233 .749

A10 91.92 51.578 -.237 .768

A11 93.09 47.131 .370 .743

A12 92.86 47.803 .195 .751

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

114

A13 92.34 48.861 .094 .756

A14 91.85 49.533 .054 .756

A15 93.11 47.364 .314 .745

A16 92.47 47.618 .211 .750

A17 92.94 48.947 .169 .752

A18 92.95 47.473 .239 .749

A19 92.47 47.915 .214 .750

A20 92.70 46.847 .287 .746

A21 92.43 46.248 .433 .740

A22 92.24 48.855 .143 .753

A23 92.98 45.267 .566 .733

A24 93.02 48.732 .229 .750

A25 91.99 48.247 .195 .751

A26 92.87 46.786 .330 .744

A27 92.91 47.764 .194 .751

A28 92.77 46.968 .387 .743

A29 92.13 47.459 .293 .746

A30 92.07 48.144 .278 .748

A31 93.21 47.116 .378 .743

A32 92.42 47.474 .250 .748

A33 91.75 47.850 .257 .748

A34 91.97 48.861 .230 .750

A35 92.89 46.473 .377 .742

A36 93.00 47.465 .332 .745

A37 91.64 49.996 -.030 .761

A38 92.79 48.165 .191 .751

A39 92.40 47.094 .247 .749

A40 92.95 46.800 .372 .743

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

115

Tahap 2

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 102 100.0

Excludeda 0 .0

Total 102 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.754 40

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

A1 92.08 47.023 .478 .741

A2 92.97 48.207 .158 .753

A3 92.10 49.357 .040 .758

A4 93.13 48.964 .119 .754

A5 92.43 47.178 .293 .746

A6 92.63 49.523 .038 .757

A7 93.35 48.666 .153 .752

A8 92.54 46.944 .296 .746

A9 92.72 47.869 .233 .749

A10 91.92 51.578 -.237 .768

A11 93.09 47.131 .370 .743

A12 92.86 47.803 .195 .751

A13 92.34 48.861 .094 .756

A14 91.85 49.533 .054 .756

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

116

A15 93.11 47.364 .314 .745

A16 92.47 47.618 .211 .750

A17 92.94 48.947 .169 .752

A18 92.95 47.473 .239 .749

A19 92.47 47.915 .214 .750

A20 92.70 46.847 .287 .746

A21 92.43 46.248 .433 .740

A22 92.24 48.855 .143 .753

A23 92.98 45.267 .566 .733

A24 93.02 48.732 .229 .750

A25 91.99 48.247 .195 .751

A26 92.87 46.786 .330 .744

A27 92.91 47.764 .194 .751

A28 92.77 46.968 .387 .743

A29 92.13 47.459 .293 .746

A30 92.07 48.144 .278 .748

A31 93.21 47.116 .378 .743

A32 92.42 47.474 .250 .748

A33 91.75 47.850 .257 .748

A34 91.97 48.861 .230 .750

A35 92.89 46.473 .377 .742

A36 93.00 47.465 .332 .745

A37 91.64 49.996 -.030 .761

A38 92.79 48.165 .191 .751

A39 92.40 47.094 .247 .749

A40 92.95 46.800 .372 .743

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

117

3. Skala Harga Diri

Tahap 1

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 102 100.0

Excludeda 0 .0

Total 102 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.862 54

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

A1 148.01 127.495 .305 .860

A2 148.01 128.485 .198 .862

A3 147.60 129.134 .260 .861

A4 147.09 127.368 .334 .859

A5 147.39 125.330 .418 .858

A6 148.44 126.982 .336 .859

A7 148.31 127.326 .285 .860

A8 147.98 124.693 .487 .857

A9 147.75 132.588 -.087 .866

A10 147.67 125.353 .426 .858

A11 147.51 126.866 .365 .859

A12 147.50 127.955 .294 .860

A13 148.47 130.133 .049 .866

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

118

A14 147.56 129.120 .153 .862

A15 147.06 126.808 .333 .859

A16 147.58 131.454 .011 .863

A17 147.91 128.121 .191 .862

A18 147.72 132.146 -.057 .865

A19 148.60 130.045 .091 .863

A20 147.92 124.588 .543 .856

A21 147.52 127.618 .350 .859

A22 147.96 125.107 .383 .858

A23 147.85 129.038 .158 .862

A24 147.67 127.135 .442 .858

A25 147.13 126.964 .342 .859

A26 147.93 130.263 .093 .863

A27 147.80 130.397 .071 .864

A28 147.77 126.394 .485 .858

A29 147.65 127.755 .357 .859

A30 147.91 129.527 .118 .863

A31 147.81 125.480 .380 .858

A32 147.50 125.540 .467 .857

A33 148.09 127.547 .228 .861

A34 147.98 128.158 .289 .860

A35 147.71 127.952 .328 .860

A36 147.60 127.411 .333 .859

A37 147.87 127.221 .230 .861

A38 147.75 126.187 .456 .858

A39 148.48 125.381 .414 .858

A40 147.98 122.871 .562 .855

A41 147.91 125.071 .475 .857

A42 148.35 125.538 .340 .859

A43 148.12 129.768 .110 .863

A44 147.65 128.963 .241 .861

A45 147.67 123.512 .595 .855

A46 147.82 124.820 .432 .857

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

119

A47 147.93 127.985 .277 .860

A48 147.90 124.426 .428 .857

A49 148.14 120.892 .463 .856

A50 147.33 127.987 .227 .861

A51 148.13 125.716 .352 .859

A52 147.62 127.466 .316 .860

A53 148.07 124.560 .516 .856

A54 147.54 127.380 .254 .861

Tahap 2

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 102 100.0

Excludeda 0 .0

Total 102 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.885 37

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

A1 101.82 92.998 .280 .884

A3 101.41 94.086 .268 .884

A4 100.90 92.644 .332 .883

A5 101.21 90.581 .444 .881

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

120

A6 102.25 92.152 .349 .883

A7 102.13 92.627 .281 .884

A8 101.79 90.363 .485 .880

A10 101.48 90.826 .433 .881

A11 101.32 92.142 .370 .882

A12 101.31 92.396 .368 .882

A15 100.87 91.875 .356 .883

A20 101.74 90.256 .544 .879

A21 101.33 92.323 .406 .882

A22 101.77 90.414 .403 .882

A24 101.48 92.212 .470 .881

A25 100.94 92.412 .329 .883

A28 101.59 91.809 .485 .881

A29 101.46 92.825 .373 .883

A31 101.63 91.206 .363 .883

A32 101.31 90.732 .499 .880

A34 101.79 93.333 .286 .884

A35 101.52 92.609 .386 .882

A36 101.41 92.641 .335 .883

A38 101.57 91.357 .484 .881

A39 102.29 90.883 .417 .882

A40 101.79 88.977 .547 .879

A41 101.73 90.577 .483 .880

A42 102.17 91.071 .337 .883

A45 101.48 89.599 .572 .879

A46 101.64 91.283 .364 .883

A47 101.75 92.806 .311 .883

A48 101.72 90.503 .397 .882

A49 101.95 87.809 .419 .883

A51 101.94 91.145 .356 .883

A52 101.43 92.921 .296 .884

A53 101.88 90.303 .510 .880

A54 101.35 92.171 .288 .884

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

121

Lampiran F. Hasil Regresi Model Mediator

1. Konformitas pada Harga diri

Variables Entered/Removedb

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 HARGADIRIa . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: KONFORMITAS

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .119a .014 .008 3.564

a. Predictors: (Constant), HARGADIRI

b. Dependent Variable: KONFORMITAS

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 28.955 1 28.955 2.279 .133a

Residual 2007.445 158 12.705

Total 2036.400 159

a. Predictors: (Constant), HARGADIRI

b. Dependent Variable: KONFORMITAS

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 53.550 2.961 18.084 .000

HARGADIRI -.041 .027 -.119 -1.510 .133

a. Dependent Variable: KONFORMITAS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

122

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 48.00 50.07 49.10 .427 160

Residual -11.953 12.503 .000 3.553 160

Std. Predicted Value -2.577 2.275 .000 1.000 160

Std. Residual -3.353 3.508 .000 .997 160

a. Dependent Variable: KONFORMITAS

2. Pembelian Impulsif pada Konformitas

Variables Entered/Removedb

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 KONFORMITAS

a

. Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: IMPULSIVEBUYING

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .344a .118 .112 7.108

a. Predictors: (Constant), KONFORMITAS

b. Dependent Variable: IMPULSIVEBUYING

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1068.948 1 1068.948 21.154 .000a

Residual 7983.827 158 50.531

Total 9052.775 159

a. Predictors: (Constant), KONFORMITAS

b. Dependent Variable: IMPULSIVEBUYING

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

123

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 12.714 7.755 1.639 .103

KONFORMITAS .725 .158 .344 4.599 .000

a. Dependent Variable: IMPULSIVEBUYING

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 39.52 56.91 48.29 2.593 160

Residual -18.736 22.060 .000 7.086 160

Std. Predicted Value -3.381 3.325 .000 1.000 160

Std. Residual -2.636 3.103 .000 .997 160

a. Dependent Variable: IMPULSIVEBUYING

3. Pembelian Impulsif pada Harga Diri

Variables Entered/Removedb

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 HARGADIRIa . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: IMPULSIVEBUYING

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .034a .001 -.005 7.565

a. Predictors: (Constant), HARGADIRI

b. Dependent Variable: IMPULSIVEBUYING

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

124

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 10.722 1 10.722 .187 .666a

Residual 9042.053 158 57.228

Total 9052.775 159

a. Predictors: (Constant), HARGADIRI

b. Dependent Variable: IMPULSIVEBUYING

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 50.995 6.285 8.114 .000

HARGADIRI -.025 .058 -.034 -.433 .666

a. Dependent Variable: IMPULSIVEBUYING

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 47.62 48.88 48.29 .260 160

Residual -23.198 27.079 .000 7.541 160

Std. Predicted Value -2.577 2.275 .000 1.000 160

Std. Residual -3.067 3.580 .000 .997 160

a. Dependent Variable: IMPULSIVEBUYING

4. Pembelian Impulsif pada Harga Diri dan Konformitas

Variables Entered/Removedb

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 KONFORMITAS,

HARGADIRIa

. Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: IMPULSIVEBUYING

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

125

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .344a .118 .107 7.131

a. Predictors: (Constant), KONFORMITAS, HARGADIRI

b. Dependent Variable: IMPULSIVEBUYING

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1069.343 2 534.671 10.515 .000a

Residual 7983.432 157 50.850

Total 9052.775 159

a. Predictors: (Constant), KONFORMITAS, HARGADIRI

b. Dependent Variable: IMPULSIVEBUYING

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 12.108 10.379 1.167 .245

HARGADIRI .005 .055 .007 .088 .930

KONFORMITAS .726 .159 .344 4.563 .000

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 39.52 57.00 48.29 2.593 160

Residual -18.812 21.978 .000 7.086 160

Std. Predicted Value -3.382 3.360 .000 1.000 160

Std. Residual -2.638 3.082 .000 .994 160

a. Dependent Variable: IMPULSIVEBUYING

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

126

Lampiran G. Hasil Regresi Model Moderator

5. Harga Diri*Konformitas dengan Pembelian Impulsif

Variables Entered/Removedb

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 MODERAT,

KONFORMITAS,

HARGADIRIa

. Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: IMPULSIVEBUYING

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .410a .168 .152 6.948

a. Predictors: (Constant), MODERAT, KONFORMITAS, HARGADIRI

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1522.574 3 507.525 10.514 .000a

Residual 7530.201 156 48.271

Total 9052.775 159

a. Predictors: (Constant), MODERAT, KONFORMITAS, HARGADIRI

b. Dependent Variable: IMPULSIVEBUYING

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 273.124 85.780 3.184 .002

HARGADIRI -2.338 .766 -3.192 -3.050 .003

KONFORMITAS -4.525 1.721 -2.146 -2.630 .009

MODERAT .047 .015 3.819 3.064 .003

a. Dependent Variable: IMPULSIVEBUYING

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

127

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 34.98 62.76 48.29 3.095 160

Residual -22.289 21.695 .000 6.882 160

Std. Predicted Value -4.299 4.678 .000 1.000 160

Std. Residual -3.208 3.123 .000 .991 160

a. Dependent Variable: IMPULSIVEBUYING

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are

128

Lampiran H. Surat Ijin Penelitian Galleria Mall

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI