Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PERAN KONFORMITAS DALAM HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI
DAN IMPULSIVE BUYING PADA REMAJA PUTRI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun Oleh :
Bernadeta Feni Marettha
099114008
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
Setiap pilihan yang ada dalam hidup selalu ada tantangannya,
tinggal kita yang memilih siap menerima tantangan itu atau
tidak.
Buatlah yang terbaik dari dirimu, berserah kepada Bapamu,
dan percayakan semua dalam kemuliaan Tuhan karena dalam
nama-Nya kamu yang akan memenangkan pertarungan hebat
dalam hidupmu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan bagi,
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria
yang menjadi sahabat terbaikku disetiap situasi senang maupun
sulit sekalipun.
Orang-orang terkasihku yang sudah berkorban banyak untukku
dan memberikan dukungan serta cintanya yang tulus
Bapak, Ibu, Mas Leo, Sinta dan Christian Ajie.
Serta teman-teman terbaik dalam hidupku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam daftar pustaka sebagaimana layaknya sebuah karya ilmiah.
Yogyakarta, 15 Juli 2013
Penulis
Bernadeta Feni Marettha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PERAN KONFORMITAS DALAM HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI
DAN IMPULSIVE BUYING PADA REMAJA PUTRI
Bernadeta Feni Marettha
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memperjelas struktur hubungan antara harga diri,
konformitas dan impulsive buying pada remaja putri, dengan cara mencari tahu peran konformitas
dalam struktur hubungan tersebut apakah sebagai mediator atau sebagai moderator. Pertanyaan
penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah apa peran konformitas dalam struktur
hubungan antara harga diri dan impulsive buying pada remaja putri? Pengambilan sampel
dilakukan di pusat perbelanjaan di Yogyakarta. Subjek penelitian ini adalah remaja putri yang
berusia 12 – 21 tahun, berjumlah 160 orang. Jenis penelitian ini adalah korelasional dengan teknik
pengambilan sampel menggunakan incidental sampling sehingga subjek yang menjadi sampel
penelitian adalah remaja putri yang sedang berada pada situasi dan waktu yang sama dengan
pelaksanaan penelitian berlangsung. Teknik analisis data adalah analisis regresi dengan bantuan
program SPSS 16.0 for Windows. Hasil analisis penelitian ini ditemukan bahwa peran konformitas
dalam hubungan antara harga diri dan impulsive buying pada remaja putri adalah sebagai
moderator (B = 0,047, p = 0,003). Ini menunjukkan bahwa tinggi atau rendahnya tingkat harga diri
remaja putri tidak mempengaruhi tinggi atau rendahnya tingkat konformitas mereka terhadap
tingkat pembelian impulsif.
Kata kunci : harga diri, konformitas, impulsive buying, moderator, mediator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
THE ROLE OF CONFORMITY IN RELATION BETWEEN SELF-
ESTEEM AND IMPULSIVE BUYING ON FEMALE ADOLESCENT
Bernadeta Feni Marettha
ABSTRACT
The research is aimed to clarify the related structure between self-esteem, conformity,
and impulsive buying on female adolescent, by finding out the role of conformity in the structure
relationships whether as mediator or moderator. The question of research was what is the role of
conformity in the structure relationship between self-esteem and impulsive buying on female
adolescent? Research sampling was conducted on a shopping center in Yogyakarta. The subject of
this research were female adolescent who aged 12 – 21 years old. The amount of subject were 160
people. The research used a correlation design. Techniques used to collect the population sample
was incidental sampling, so that the subject in the research were female adolescent who are
occurred at the same time and situation when the research was conducted. The data was analyzed
using regression analysis by SPSS 16.0 for Windows. The result shown that the role of conformity
in a structure relationship between self-esteem and impulsive buying was as moderator (B =
0,047, p = 0,003). It means that high or low level of self-esteem on female adolescent do not affect
the level of conformity to impulsive buying.
Keyword : self-esteem, conformity, impulsive buying, moderator, mediator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Nama : Bernadeta Feni Marettha
Nomor Mahasiswa : 099114008
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan Kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
Peran Konformitas dalam Hubungan Antara Harga Diri dan
Impulsive Buying pada Remaja Putri
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
Kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain
untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 15 Juli 2013
Yang menyatakan,
(Bernadeta Feni Marettha)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala
penyertaan dan berkat yang melimpah sehingga Skripsi dengan judul “Peran
Konformitas dalam Hubungan Antara Harga Diri dan Impulsive Buying pada
Remaja Putri” ini dapat diselesaikan dengan baik.
Selama menulis Skripsi ini, penulis menyadari bahwa ada begitu banyak
pihak yang telah berkontribusi besar dalam proses pengerjaan Skripsi ini. Oleh
karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak C. Siswa Widyatmoko, S.Psi., M.Psi sebagai dekan Fakultas
Psikologi.
2. Bapak Agung Santoso, S.Psi., M.A selaku Dosen Pembimbing Skripsi.
Terima kasih atas bimbingan, kerjasama, ilmu, perhatian, dan support
yang telah diberikan hingga Skripsi ini selesai pada waktu yang telah
ditentukan-Nya.
3. Ibu Dewi Soerna Anggraeni, M.Psi dan Bapak Dr. T. Priyo W, M.Si
selaku dosen penguji yang telah membagikan ilmunya.
4. Mas Gandung, Ibu Nanik, Mas Doni, dan Mas Muji, Pak Gie, terima kasih
atas keramahan dan pelayanan yang begitu hangat selama empat tahun
menimba ilmu di Fakultas Psikologi
5. Pimpinan Pusat Perbelanjaan Galeria Yogyakarta yang sudah memberikan
ijin untuk melakukan penelitian selama tiga hari, terima kasih banyak atas
bantuan dan kerjasama yang diberikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
6. Bapak dan Ibu yang tidak pernah hentinya mendoakan dan mengupayakan
seluruh tenaga dan jiwanya untuk mendukung penulis sampai masa studi
ini selesai, terima kasih. Semua pengorbanan jarak dan waktu yang kita
hadapi dapat kupertanggung jawabkan hanya untukmu, Bapak dan Ibu. I
proud of you, you are my everything, and I love you so much.
7. Kakak dan adikku yang paling hebat, Mas Leo dan Sinta yang selalu
menghiburku dalam keadaan yang menjenuhkan sekalipun. Terima kasih
atas kegokilan kalian yang selalu membuatku rindu.
8. Sahabat seperjuanganku, Vivin. Terima kasih untuk dinamika pertemanan
kita dari awal sampai sekarang ini yang luar biasa. Mulai dari senang,
sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu
bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are great,
I love you.
9. Seseorang yang selalu mendampingiku, yang menjadi sumber semangatku,
yang selalu menghiburku, sabar dan mengerti aku, selalu memberikan
cinta, dan perhatian yang tulus dalam setiap hariku, Yohanes Christian Aji.
Thanks so much for all, dear.
10. Teman-teman centilku, Manik, Brigit, Vivin, Okvi, dan Jeanet. Terima
kasih girls atas pertemanan kita selama ini. Kalian super duper heboh
dalam hidupku dan aku sangat bersyukur berteman dengan kalian. I will
miss you, guys.
11. Teman-teman Psikologi, Gusbay, Angel, Awie, Xyannie, Yustia, Riris,
Gretong, Parto, Leo, Adi, Wayan, Tjok, Gaby, Dani Putri, Kak Rimpi, Kak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
Nina, Kak Krinyol, dan teman-teman angkatan 2009 khususnya kelas A,
terima kasih buat sharing dan dukungannya selama ini.
12. Keluarga besar P2TKP, Pak Adi, Pak Toni, Anju, Efrem, Lito, Tuti, Dara,
Marlina, Novi, Pingkan, Sherlot, Riri, Rinta, Mbak Vista, Bella, Marta,
Raisa, Alvia, Jeje dan Vivin. Terima kasih atas dukungan dan
perhatiannya.
13. Teman-teman kos, Mbak Sum, Kak Bohen, Mbak Ndit, Kak Liza, Ori,
Maria, Cilla, Angel, Helen, Indah, Epong, Agnes, Devina, Rosa, Mbak
Aik, Cilla Bongsor, Novia, Kak Icha, terima kasih dukungannya.
14. Teman-teman yang jauh atau pun dekat tetap istimewa, Kak Under, Kak
Aya, Osi, Kak Dion, Kak Koco, Kak Fika, Kak Adit, Alfons. Thank you
for this friendship.
15. Semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan skripsi ini,
terima kasih.
Saya menyadari dalam pembuatan skripsi ini ada kesalahan yang saya
perbuat. Oleh karena itu saya mengucapkan maaf kepada semua pihak yang telah
dirugikan. Penelitian ini juga masih jauh dari kata sempurna sehingga besar
harapan saya untuk mendapatkan kritik dan saran yang membangun demi
perkembangan penelitian selanjutnya. Akhir kata, saya ucapkan terima kasih.
Yogyakarta, 15 Juli 2013
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING........................................ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ iii
HALAMAN MOTTO............................................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................ v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA........................................... vi
ABSTRAK............................................................................................................ vii
ABSTRACT......................................................................................................... viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH.......................... ix
KATA PENGANTAR............................................................................................ x
DAFTAR ISI....................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL............................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... xx
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG................................................................................ 1
B. RUMUSAN MASALAH............................................................................ 6
C. TUJUAN PENELITIAN............................................................................. 6
D. MANFAAT PENELITIAN......................................................................... 6
1. Teoretis................................................................................................. 6
2. Praktis.................................................................................................. 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
BAB II LANDASAN TEORI................................................................................ 8
A. REMAJA PUTRI........................................................................................ 8
1. Definisi Remaja Putri............................................................................ 8
2. Tahap Perkembangan Remaja Putri.................................................... 10
3. Aspek-aspek Perkembangan Remaja Putri.......................................... 13
B. IMPULSIVE BUYING (PEMBELIAN IMPULSIF)................................. 16
1. Definisi Pembelian Impulsif............................................................... 16
2. Aspek-aspek dalam Pembelian Impulsif............................................ 17
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelian Impulsif.................... 20
4. Pembelian Impulsif pada Remaja Putri.............................................. 24
C. KONFORMITAS..................................................................................... 25
1. Definisi Konformitas.......................................................................... 25
2. Aspek – aspek Konformitas............................................................... 26
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konformitas............................... 27
4. Konformitas pada Remaja Putri......................................................... 33
D. HARGA DIRI.......................................................................................... 36
1. Definisi Harga Diri.............................................................................. 36
2. Aspek-aspek yang Ada dalam Harga Diri.......................................... 37
3. Harga Diri pada Remaja Putri............................................................ 39
E. HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI, KONFORMITAS, DAN
KECENDERUNGAN PEMBELIAN IMPULSIF................................... 41
1. Konformitas sebagai Mediator........................................................... 41
2. Konformitas sebagai Moderator......................................................... 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
F. PERTANYAAN PENELITIAN............................................................... 48
BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................ 51
A. JENIS PENELITIAN................................................................................ 51
B. IDENTIFIKASI VARIABEL................................................................... 51
C. DEFINISI OPERASIONAL..................................................................... 51
1. Impulsive Buying (Pembelian Impulsif)............................................. 51
2. Konformitas........................................................................................ 52
3. Harga Diri.......................................................................................... 53
D. SUBJEK PENELITIAN.......................................................................... 53
E. METODE PENGAMBILAN DATA........................................................ 54
1. Skala Pembelian Impulsif................................................................... 55
2. Skala Konformitas............................................................................... 56
3. Skala Harga Diri.................................................................................. 57
F. VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR................................ 58
1. Validitas Skala.................................................................................... 58
2. Seleksi Item......................................................................................... 58
3. Reliabilitas.......................................................................................... 61
G. METODE ANALISIS DATA.................................................................. 62
1. Model Konformitas sebagai Mediator................................................ 62
2. Model Konformitas sebagai Moderator.............................................. 63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................... 65
A. PERSIAPAN PENELITIAN.................................................................... 65
1. Uji Coba Alat Ukur............................................................................. 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
2. Perizinan............................................................................................. 66
B. PELAKSANAAN PENELITIAN............................................................. 66
C. HASIL PENELITIAN.............................................................................. 68
1. Model Konformitas sebagai Mediator 69
2. Model Konformitas sebagai Moderator.............................................. 78
D. PEMBAHASAN....................................................................................... 81
E. KETERBATASAN PENELITIAN........................................................... 85
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................................... 87
A. KESIMPULAN......................................................................................... 87
B. SARAN..................................................................................................... 88
1. Bagi Remaja Putri............................................................................... 88
2. Bagi Institusi Pendidikan.................................................................... 88
3. Bagi Orangtua..................................................................................... 88
4. Bagi Peneliti Berikutnya..................................................................... 89
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 90
LAMPIRAN-LAMPIRAN................................................................................... 98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Tabel Spesifikasi Skala Harga Diri.......................................................... 39
Tabel 2 Blue Print Skala Pembelian Impulsif....................................................... 55
Tabel 3 Blue Print Skala Konformitas.................................................................. 56
Tabel 4 Blue Print Skala Harga Diri..................................................................... 57
Tabel 5 Distribusi Item Skala Pembelian Impulsif............................................... 59
Tabel 6 Distribusi Item Skala Konformitas.......................................................... 60
Tabel 7 Distribusi Item Skala Harga Diri............................................................. 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Model Konformitas sebagai Mediator............................................. 43
Gambar 2 Model Konformitas sebagai Moderator.......................................... 48
Gambar 3 Framework Penelitian Konformitas sebagai Mediator................... 49
Gambar 4 Framework Penelitian Konformitas sebagai Moderator................. 50
Gambar 5. Grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Harga
Diri dan Konformitas....................................................................... 69
Gambar 6. Grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Konformitas dan Pembelian Impulsif............................................. 70
Gambar 7. Grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Harga
Diri dan Pembelian Impulsif............................................................ 70
Gambar 8. Grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Harga
Diri dan Konformitas dengan Pembelian Impulsif.......................... 71
Gambar 9. Scatterplot Harga Diri dan Konformitas.......................................... 72
Gambar 10. Scatterplot Konformitas dengan Pembelian Impulsif....................... 72
Gambar 11. Scatterplot Harga Diri dan Pembelian Impulsif................................73
Gambar 12. Scatterplot Harga Diri dan Konformitas dengan Pembelian
Impulsif............................................................................................ 73
Gambar 13. Scatterplot Harga Diri dengan Konformitas.................................... 74
Gambar 14. Scatterplot Konformitas dengan Pembelian Impulsif...................... 75
Gambar 15. Scatterplot Harga Diri dengan Pembelian Impulsif......................... 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
Gambar 16. Scatterplot Harga Diri dan Konformitas dengan Pembelian
Impulsif…...................................................................................... 76
Gambar 17. Grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Model
Moderator......................................................................................... 78
Gambar 18. Scatterplot Model Moderator............................................................ 79
Gambar 19. Scatterplot Model Moderator............................................................ 79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A. Skala Pengukuran............................................................................ 99
Lampiran B. Skala Harga Diri............................................................................. 101
Lampiran C. Skala Konformitas.......................................................................... 104
Lampiran D. Skala Pembelian Impulsif.............................................................. 107
Lampiran E. Reliabilitas...................................................................................... 110
Lampiran F. Hasil Regresi Model Mediator....................................................... 121
Lampiran G. Hasil Regresi Model Moderator.................................................... 126
Lampiran H. Surat Ijin Penelitian Galleria Mall................................................. 128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Studi yang dilakukan oleh Nielsen di Jakarta, Bandung, Surabaya,
Makasar, dan Medan, menunjukkan bahwa jumlah pembelanja di Indonesia
semakin meningkat. Kondisi tersebut terbukti dari orang-orang yang tidak
membuat rencana sebelum belanja semakin banyak. Peningkatan ini terjadi
hampir dua kali lipat dari kondisi tahun 2003 (Industrial Post, 2011).
Konsumen Indonesia cenderung lebih tertarik dengan promosi yang dapat
memberikan keuntungan, salah satunya adalah diskon atau potongan harga
(Intisari, 2009).
Penelitian lain di Indonesia menunjukkan bahwa pembelian impulsif
banyak terjadi pada remaja putri dibandingkan remaja putra (Utami &
Sumaryono, 2008; Mulyono, 2012). Ditemukan bahwa, 20,9 % dari 1.074
responden yang berstatus sebagai pelajar yang berdomisili di Jakarta dan
Surabaya mengaku pernah menggunakan uang spp-nya untuk membeli barang
incarannya ataupun hanya sekedar untuk bersenang-senang (Jawa Pos dalam
Sihotang, 2009).
Tingkat konsumsi remaja untuk kebutuhan yang sifatnya kesenangan
lebih tinggi nilainya dibandingkan dengan pengeluaran siswa untuk kebutuhan
belajar yang merupakan investasi bagi masa depan. Hal ini menyebabkan
munculnya kecenderungan yang rendah pada remaja untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
menabung (Nurasyiah & Budiwati dalam Setyawati, 2010). Beberapa
fenomena ini sangat jelas menyatakan bahwa pembelian impulsif tidak hanya
terjadi pada orang-orang yang berpenghasilan saja, melainkan sudah
memasuki kehidupan remaja saat ini dan berdampak negatif pada remaja.
Pembelian impulsif pada remaja sering kali menjadi bagian terpenting
dalam marketing karena remaja adalah target mereka dalam pemasaran (Lin &
Chuang, 2005; Lin and Chen, 2012). Sasaran yang dijadikan target utama
adalah remaja putri karena remaja putri lebih sering melakukan pembelian
impulsif dibandingkan remaja putra (Dittmar & Wood dalam Verplanken &
Herabadi, 2001; Utami & Sumaryono, 2008; Lin & Lin, 2005).
Pembelian impulsif memiliki konsekuensi negatif terhadap pelaku.
Konsekuensi yang harus diterima oleh pembeli yang melakukan pembelian
secara impulsif antara lain mendapatkan kesulitan keuangan setelah
melakukan pembelian impulsif, mengalami kekecewaan terhadap barang yang
sudah dibeli, dan mendapat ketidaksetujuan mengenai barang yang dibeli dari
orang-orang di lingkungan sekitar seperti teman ataupun orang tua (Rook,
1987).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembelian impulsif. Faktor –
faktor tersebut terbagi menjadi faktor personal dan faktor lingkungan. Faktor
personal terdiri dari harga diri (Hadjali, Salimi, & Ardestani, 2012 Djudiyah,
2002), mood (Verplanken & Herabadi, 2001), kontrol diri (Baumeister, 2002).
Sedangkan faktor lingkungan terdiri dari konformitas (Zebua & Nurdjayadi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
2001; Sihotang, 2009; Astasari & Sahrah, 2009), penilaian negatif dari orang
lain (Lin & Chen, 2012), harga yang rendah (Stern,1962), store display
(Hadjali, Salimi & Ardestani, 2012)
Remaja yang berbelanja bersama teman-temannya cenderung akan
mengunjungi banyak toko dan melakukan pembelian impulsif (Mowen &
Minor, 2002). Remaja percaya bahwa pembelian impulsif yang mereka
lakukan dapat diterima secara sosial sehingga mereka akan bertindak atas
kecenderungan impulsif yang dimiliki (Rook & Fisher dalam Kacen & Lee,
2002). Kecenderungan remaja putri melakukan pembelian secara impulsif
dipengaruhi oleh konformitas (Sihotang, 2009; Astasari & Sahrah, 2009) dan
ketergantungan yang kuat pada kelompok teman sebaya (Affif, 1993).
Biasanya tekanan yang dihasilkan oleh pihak mayoritas akan menimbulkan
konformitas sehingga pendapat yang sudah disetujui oleh sebagian besar dari
anggota kelompok akan diikuti oleh semua anggota kelompok lainnya (Sears,
Freedman & Peplau, 1985).
Konformitas lebih mudah terjadi pada remaja putri karena remaja putri
pada umumnya memiliki sifat yang penurut, pasif, tunduk pada otoritas,
mengalah, dan enggan memunculkan konflik (Tapiheru dalam Astasari &
Sahrah, 2009; Utami & Sumaryono, 2008). Dapat dikatakan dampak negatif
yang diperoleh dari konformitas adalah dapat menghambat kreativitas dan
berpikir kritis. Ketika bersama kelompok, orang akan cenderung menyangkal
kepercayaan pribadi dan sepakat akan pemahaman yang bertentangan dengan
nilai-nilai pribadi (Wade & Tavris, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Penelitian terdahulu menyatakan konformitas berhubungan positif
dengan pembelian impulsif. Semakin tinggi konformitas terhadap kelompok
teman sebaya maka semakin tinggi pembelian impulsif pada remaja.
Sebaliknya semakin rendah konformitas terhadap kelompok teman sebaya
maka semakin rendah pembelian impulsif pada remaja (Sihotang, 2009;
Astasari & Sahrah, 2009). Demi suatu pengakuan, remaja seringkali bersedia
melakukan berbagai upaya meskipun bukan sesuatu yang dibutuhkan atau
berguna jika dilihat dari kacamata orangtua atau orang dewasa lainnya (Zebua
& Nurdjayadi, 2001).
Konformitas adalah hasil interaksi antara faktor-faktor situasional dan
faktor personal. Faktor situasional adalah faktor yang mempengaruhi
konformitas dari luar seperti ukuran kelompok (Baron & Byrne, 2005) dan
tekanan kelompok (Sears, Freedmen, Peplau, 1985). Sedangkan salah satu
faktor personal yang erat kaitannya dengan konformitas adalah harga diri
(Cipto & Kuncoro, 2010; Sulistyowati, 2009; Nashihin, 2012). Remaja yang
memiliki harga diri yang rendah, biasanya akan cenderung mengikatkan
dirinya pada kelompok sebayanya dengan tujuan agar dapat dianggap dan
diakui oleh lingkungan (Cipto & Kuncoro, 2010). Sedangkan remaja yang
memiliki harga diri yang tinggi, cenderung tidak melakukan konformitas
karena memiliki keinginan untuk menunjukkan keberhasilan sebagai kualitas
dan usaha pribadi (Marsh, 1990 ; Sulistyowati, 2009). Dalam hal ini dapat
dikatakan remaja yang melakukan konformitas adalah mereka yang memiliki
harga diri yang rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Selain karena harga diri memiliki korelasi dengan konformitas, harga
diri juga memiliki korelasi dengan pembelian impulsif. Ditemukan beberapa
penelitian yang mengkorelasikan antara harga diri dan pembelian impulsif.
Penelitian tersebut menunjukkan adanya korelasi negatif mengenai harga diri
dengan pembelian impulsif, bahwa semakin tinggi harga diri yang dimiliki
seseorang, maka semakin rendah pembelian impulsif yang dilakukan.
Sebaliknya, semakin rendah harga diri seseorang, maka semakin tinggi tingkat
pembelian impulsif yang dilakukan (Hadjali, Salimi, & Ardestani, 2012;
Djudiyah, 2002).
Rendahnya harga diri remaja, banyak ditemui pada remaja putri
dibandingkan remaja putra (Coopersmith, 2007; Baron, Byrne & Branscombe,
2006; Santrock, 2012). Remaja putri dikatakan akan lebih cenderung
melakukan pembelian impulsif dibandingkan remaja putra (Dittmar & Wood
dalam Verplanken & Herabadi, 2001; Lin & Lin, 2005).
Harga diri dijadikan variabel independen dalam penelitian ini
dikarenakan syarat untuk mengetahui peran dari konformitas adalah variabel
X (harga diri) harus signifikan dengan variabel Y (pembelian impulsif).
Berdasarkan penelitian yang sudah dijelaskan, ketiga variabel selalu
menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara harga diri dengan
konformitas, konformitas dengan pembelian impulsif, serta harga diri dengan
pembelian impulsif. Penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa harga
diri menjadi variabel independen dari konformitas dan pembelian impulsif.
Selain itu, konformitas juga menjadi variabel independen terhadap pembelian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
impulsif. Namun demikian, belum ditemukan penelitian yang menjelaskan
peran dari konformitas dalam struktur hubungan ketiga variabel tersebut.
Penelitian ini dirasa penting karena melalui penelitian ini dapat diketahui
secara jelas apakah konformitas berperan sebagai mediator atau moderator
dalam hubungan antara harga diri dengan pembelian impulsif ?
B. RUMUSAN MASALAH
Apa peran konformitas dalam struktur hubungan antara harga diri
dengan pembelian impulsif pada remaja putri ?
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah mencari tahu lebih jelas
mengenai struktur hubungan antara harga diri, konformitas, dan pembelian
impulsif. Selain itu, menegaskan peran dari konformitas dalam struktur
hubungan antara harga diri dan pembelian impulsif pada remaja putri.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Teoretis
Manfaat teoretis dari penelitian ini adalah hasil dari penelitian
dapat menyumbangkan dan menegaskan peran dari konformitas dalam
struktur hubungan antara harga diri dengan pembelian impulsif, apakah
konformitas berperan sebagai mediator atau moderator ?
2. Praktis
Informasi dari penelitian ini dapat digunakan untuk mengurangi
pembelian impulsif pada remaja putri dengan memperhatikan tingkat
harga diri dan konformitasnya. Pengetahuan mengenai struktur hubungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
antara harga diri, konformitas, dan pembelian impulsif dapat dijadikan
dasar untuk melakukan tritmen/pelatihan secara tepat khususnya pelatihan
peningkatan harga diri.
Pelatihan kepribadian remaja putri dapat dilakukan oleh institusi
pendidikan dengan meningkatkan harga diri remaja agar dapat
menyesuaikan diri dengan baik secara sosial. Ketika remaja putri memiliki
harga diri yang tinggi mereka dapat memilih konformitas yang positif
sehingga dapat menekan pembelian impulsifnya.
Berdasarkan penelitian ini, remaja putri dapat menilai tingkat
pembelian impulsif dan tingkat konformitas mereka. Penilaian diri tersebut
sebagai dasar pengetahuan mengenai diri mereka sendiri sehingga mereka
mampu melakukan evaluasi diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. REMAJA PUTRI
1. Definisi Remaja Putri
Masa remaja merupakan bagian dari perkembangan yang dilihat
dari aspek genetik, biologis, lingkungan dan pengalaman berinteraksi,
baik dengan orang tua, teman sebaya, dan guru. Beberapa peneliti lain juga
menambahkan bahwa perkembangan masa remaja melibatkan perubahan
besar pada aspek biologis atau fisik, kognitif, dan sosial emosi yang
berlangsung sejak awal remaja hingga masa remaja berakhir (Santrock,
2002, 2003, 2007; Papalia, Old, & Feldmen, 2009). Peralihan dari masa
kanak-kanak menuju kedewasaan ini, dilalui oleh peristiwa panjang yang
disebut dengan masa remaja (adolescene).
Pengertian lain menjelaskan bahwa remaja merupakan suatu
periode pertumbuhan antara masa kanak-kanak ke masa dewasa, ketika
remaja harus dapat berdiri sendiri secara mandiri (DeBrun dalam Jahja,
2011; Neidhart dalam Gunarsa & Gunarsa, 1981; WHO dalam Sarwono,
2007). Masa remaja bukan lagi masuk dalam golongan anak-anak, tetapi
juga belum pantas dikatakan dewasa.
Salah satu organisasi seperti WHO (World Health Organization)
menjelaskan bahwa remaja mengalami perkembangan psikologis dan
proses identifikasi diri dari kanak-kanak menjadi dewasa (dalam Sarwono,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
2007). Fenomena ini yang membuat remaja merasa bingung untuk
menentukan identitasnya sehingga remaja cenderung menunjukkan suatu
kepekaan dan labilitas yang meningkat pada tindakannya (Remplein dalam
Monks & Knoer, 2002).
WHO mengkategorikan usia remaja berkisar 11 tahun sampai 20
tahun (Sarwono, 2009). Tidak jauh berbeda dengan WHO, Paplia dan
Olds menambahkan bahwa masa remaja adalah masa transisi
perkembangan antara masa kanak-kanak dan dewasa yang dimulai pada
usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia belasan atau awal dua
puluhan tahun (Monks & Knoers, 2002). Erickson (dalam Santrock, 2007)
menambahkan batasan usia pada masa remaja mulai dari usia 10 tahun
hingga 20 tahun. Sedangkan, Santrock berpendapat bahwa rentang usia
remaja bervariasi sesuai dengan budaya dan sejarah sehingga Santrock
mengkategorikan usia remaja mulai dari usia 10 tahun sampai 21 tahun
dan membagi masa tersebut menjadi dua yaitu, masa remaja awal (early
adolescene) dan masa remaja akhir (late adolescene). Masa remaja awal
berlangsung antara usia 10 tahun sampai 13 tahun, sedangkan masa remaja
akhir berkisar antara 18 tahun sampai 21 tahun (Santrock, 2007; 2008).
Tidak jauh berbeda dengan Santrock, Sullivan juga membagi remaja
menjadi dua, yaitu masa remaja awal yang diawali pada usia 12 tahun – 16
tahun dan masa remaja akhir dari 16 tahun – 20 tahunan (Alwisol, 2004).
Beberapa ahli di Indonesia juga membagi masa remaja menjadi dua masa
yaitu masa remaja awal yang berkisar antara12 atau 13 tahun sampai 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
tahun dan masa remaja akhir dengan rentang usia 17 sampai 21 tahun
(Rochmah, 2005; Soesilowindradini, 1996).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa remaja
adalah suatu masa peralihan individu dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa yang mencakup perubahan perkembangan biologis atau fisik,
kognitif, dan sosial-emosi. Masa remaja diawali dari usia 12 tahun sampai
21 tahun yang dibagi menjadi dua masa yaitu masa remaja awal dan
remaja akhir.
2. Tahap Perkembangan Remaja Putri
Tahap perkembangan remaja putri sama seperti tahap
perkembangan remaja pada umumnya. Remaja putri yang memasuki usia
remaja akan mengalami perubahan pada perkembangan fisik, kognisi, dan
sosial-emosinya (Santrock, 2002, 2003, 2007; Papalia, Old, & Feldmen,
2009)
Ada beberapa pembagian tahap perkembangan remaja. Beberapa
ahli membagi masa remaja berdasarkan usia. Berdasarkan usia, masa
remaja dibagi menjadi masa remaja awal 12 – 15 tahun, masa remaja
tengah 15 – 18 tahun, dan masa remaja akhir 18 – 21 (Monks & Knoers,
2002; Sarwono, 2007).
Beberapa ahli lain seperti Santrock (2003; 2007) dan Sullivan
(dalam Alwisol, 2004) membagi remaja dengan dua masa yaitu masa
remaja awal dan masa remaja akhir. Mereka tidak menjelaskan kategori
masa remaja tengah secara khusus seperti ahli lain karena karakteristik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
yang dimiliki oleh remaja tengah dapat digolongkan pada masa remaja
awal dan masa remaja akhir (Santrock, 2003, 2007; Papalia dkk, 2008;
Alwisol, 2004; Rochmah, 2005; Soesilowindradini, 1996) sehingga
penelitian ini mengacu pada dua pembagian masa tersebut.
a. Masa Remaja Awal
Masa remaja awal sama dengan masa sekolah menengah
pertama dan mencakup perubahan pubertas (Santrock, 2003). Masa
remaja awal diawali dari usia 12 tahun sampai 16 atau 17 tahun
Alwisol, 2004; Rochmah, 2005; Soesilowindradini, 1996; Sarwono,
2009).
Remaja pada masa ini merupakan masa awal untuk bertumbuh
tidak hanya secara fisik, melainkan juga dalam kompetensi kognitif
dan sosial, otonomi, harga diri, dan keintiman (Papalia dkk, 2009).
Pada masa ini remaja perlu mendapatkan perhatian secara
khusus terlebih ketika mereka menghadapi perubahan secara
bersamaan dan membutuhkan bantuan orang lain dalam mengatasi
masalah. Perhatian secara khusus akan memberikan bantuan pada
remaja sehingga membuat remaja merasa lebih aman (Papalia dkk,
2009).
Sullivan (dalam Feist & Feist, 2009; Alwisol, 2004) percaya
bahwa masa remaja awal merupakan masa perkembangan kepribadian.
Remaja mulai menunjukkan pribadinya ketika menghadapi suatu
permasalahan yang serius atau ketika berhubungan dengan orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Sullivan juga menambahkan bahwa keintiman merupakan proses antar
pribadi pada remaja awal untuk mendapatkan kebutuhan afeksi dan
penghargaan dari teman-teman sebaya meskipun dengan pergaulan
dapat memunculkan masalah.
b. Masa Remaja Akhir
Remaja yang dikategorikan sebagai remaja akhir adalah remaja
yang berusia 17 atau 18 sampai 21 tahun (Santrock, 2007; 2008;
Monks & Knoers, 2002; Sarwono, 2007; Rochmah, 2005;
Soesilowindradini, 1996). Pada masa ini, remaja cenderung meniru
perilaku orang dewasa karena remaja ingin menunjukkan bahwa
mereka telah memasuki masa dewasa (Rochmah, 2005). Kriteria
khusus yang dimiliki oleh remaja akhir adalah sudah memiliki
kestabilan dalam menentukan apa yang baik untuk dirinya, lebih
matang dalam menghadapi suatu permasalahan, memiliki ketenangan
emosi, dan lebih realistis. Karakteristik pada masa remaja akhir
terbentuk demikian berdasarkan tempat lingkungannya (Rochmah,
2005; Soesilowindradini, 1996). Di samping itu, remaja akhir memiliki
karakteristik cemas karena remaja merasa tidak memiliki kemampuan
pada dirinya. Ketika remaja mengalami kecemasan, mereka berusaha
menghindar dari sumber kecemasan karena mereka tidak ingin
menunjukkan ketidakmampuannya (Soesilowindradini, 1996).
Minat remaja akhir cenderung mengarah pada masa depan,
pasangan, dan mengeksplorasi identitas dirinya agar lebih nyata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
menunjukkan siapa dirinya (Santrock, 2003). Remaja akhir memiliki
tugas perkembangan untuk belajar menjalankan kewajiban, menerima
hak, dan bertanggung jawab atas setiap tindakannya di lingkungannya
(Sunaryo, 2004)
Berdasarkan penjelasan yang telah disampaikan, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa remaja putri memiliki tahap perkembangan
yang sama dengan remaja pada umumnya. Tahapan tersebut terbagi
menjadi dua masa yaitu masa remaja awal dan masa remaja akhir.
3. Aspek-aspek Perkembangan Remaja Putri
a. Perkembangan Fisik
Pada umumnya, permulaan masa remaja ditandai oleh
perubahan-perubahan fisik yang disebut pubertas. Bagi remaja putri,
perubahan fisik yang dialami seperti, penambahan berat badan, tinggi
badan, tumbuh payudara, tumbuh rambut halus pada bagian tubuh,
pertumbuhan tubuh, menstruasi, peningkatan mintak atau keringat
kelenjar produksi yang dapat menyebabkan jerawat (Gunarsa, 1981;
Papalia, Old & Feldmen, 2008). Perkembangan fisik tersebut
menyebabkan remaja putri lebih memperhatikan penampilan fisik
dibanding aspek lain dalam dirinya sehingga mereka merasa tidak
yakin pada dirinya ketika mengalami perubahan yang cepat
(Rosenblim & Lewis dalam Papalia, dkk, 2009; Jahja, 2011).
Perkembangan fisik pada remaja putri terjadi lebih awal dari pada
remaja putra sehingga remaja putri lebih mudah jatuh dalam perilaku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
yang bermasalah dan tidak mudah menyadari dampak jangka panjang
dari tindakannya (Santrock, 2002).
b. Perkembangan Kognitif
Remaja memiliki proses berpikir yang menyatakan bahwa
dirinya unik dan tidak terkalahkan sehingga remaja meyakini dirinya
menarik bagi orang lain. Ketika remaja mulai berpikir demikian,
remaja mencoba untuk memproses informasi yang diterimanya agar
memperoleh pengetahuan yang lebih kompleks. Setelah memproses
informasi, remaja mencoba mengartikan informasi itu berdasarkan
perspektif yang dimilikinya sehingga remaja dapat mengambil
keputusan yang sesuai dengan pilihannya (Santrock, 2011; 2007).
Akan tetapi, pada masa ini, remaja cenderung belum memiliki
pemikiran yang matang ketika mendapatkan suatu informasi atau
stimulus. Oleh karena itu, ketika remaja memiliki permasalahan yang
harus dipecahkan, mereka cenderung gegabah dalam penyelesaiannya
(Santrock, 2002). Masa remaja juga menunjukkan peningkatan
kemampuan berpikir kritis, misalnya adanya peningkatan menangkap
informasi dan memprosesnya untuk dijadikan pengetahuan yang lebih
luas. Ada pula peningkatan pada kemampuan remaja dalam
mengkombinasikan berbagai pengetahuan dan memiliki strategi serta
spontan mempertimbangkan berbagai alternatif dan perencanaan
(Santrock, 2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
c. Perkembangan Sosial dan Emosi
Perkembangan berelasi sosial pada remaja berbeda dari masa
perkembangan sebelumnya. Remaja memiliki hubungan dengan teman
sebaya yang lebih intim dibandingkan hubungannya dengan orang tua
(Santrock, 2002). Keintiman remaja dengan teman sebaya diperkuat
ketika remaja memasuki usia remaja awal, misalnya dengan
berkumpul di mal bersama teman-temannya seperti orang dewasa
muda pada umumnya (Sarwono, 2009). Pada masa ini, remaja tidak
lagi hanya berhubungan dengan individu yang sama jenis saja,
melainkan juga dengan lawan jenis (Jahja, 2011; Rochmah, 2005).
Perkembangan aspek emosional pada remaja terjadi ketika
mereka dihadapkan pada situasi yang menuntutnya untuk lebih mandiri
dan bertanggung jawab pada situasi yang berbeda dengan masa
perkembangan sebelumnya (Jahja, 2011). Remaja memiliki
pengalaman emosional pada dirinya yang mengandung perasaan
senang, sedih, khawatir, adanya dorongan atau keinginan untuk
melakukan sesuatu, dan memliki pengamatan tertentu. Remaja
dikatakan kurang stabil dalam mengolah emosinya. Ketika sedang
gembira tiba-tiba bisa menjadi sedih, ketika memiliki rasa percaya diri
dapat berubah menjadi meragukan diri sendiri (Rochmah, 2005).
Selain itu, remaja cenderung mengambil keputusan berdasarkan situasi
emosinya. Remaja mampu membuat keputusan secara bijaksana ketika
dalam situasi emosi yang tenang. Sedangkan bagi remaja yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
membuat keputusan tidak bijaksana dikarenakan situasi emosinya
tidak tenang (Paus, Steinberg dalam Santrock, 2011).
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa aspek fisik, aspek
kognitif, dan aspek sosial – emosi merupakan aspek yang melekat pada
masa perkembangan remaja putri. Setiap aspek memiliki hubungan dengan
perilaku remaja putrid di masa perkembangannya baik secara intrapersonal
maupun secara interpersonal.
B. IMPULSIVE BUYING (PEMBELIAN IMPULSIF)
1. Definisi Pembelian Impulsif
Beberapa ahli mengartikan pembelian impulsif (impulsive buying)
sama dengan pembelian tidak terencana (unplanned purchase) (Rook,
1987; Stern, 1962). Pembelian impulsif adalah pembelian yang dilakukan
secara spontan atau tiba-tiba karena adanya daya tarik terhadap stimulus
sehingga pembeli melakukan keputusan untuk membeli secara cepat.
Selain itu, pembelian impulsif terjadi tanpa melakukan pertimbangan dan
tidak berdasarkan pada penilaian atau evaluasi tertentu terhadap produk
atau manfaat dari produk yang dibeli (Davis & Sajtos, 2009; Rook &
Fisher, 1995). Pembelian impulsif bersifat kuat atau powerful karena
membuat pembeli bersemangat ketika dihadapkan pada stimulus dan
langsung membuat keputusan untuk membeli (Rook, 1987; Kacen & Lee,
2002; Verplanken & Herabadi, 2001).
Biasanya, pembeli yang melakukan pembelian impulsif mengalami
konsekuensi yang negatif misalnya, mengalami permasalahan keuangan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
merasa kecewa atau menyesal dengan produk yang dibeli, merasa
bersalah, dan tidak mendapatkan persetujuan mengenai produk yang sudah
dibeli oleh orang di sekitarnya (Rook, 1987).
Berdasarkan definisi yang telah dijelaskan, maka pembelian
impulsif dapat disimpulkan sebagai suatu pembelian yang dilakukan
secara spontan atau tiba-tiba tanpa adanya perencanaan atau pertimbangan
sebelumnya. Biasanya pembelian impulsif terjadi karena adanya stimulus
tertentu sehingga pembeli dapat melakukan pembelian secara cepat dan
biasanya berujung pada penyesalan.
2. Aspek-aspek dalam Pembelian Impulsif
Pembelian impulsif memiliki dua aspek, yaitu aspek kognitif dan
aspek afektif. Kedua aspek ini merupakan komponen yang dialami oleh
pembeli sehingga menciptakan suatu perilaku pembelian impulsif.
Pembelian impulsif dapat terjadi berdasarkan dua aspek secara bersamaan,
tetapi dalam dinamikanya, terdapat salah satu aspek yang lebih dominan
(Herabadi, Verplanken, van Knippenberg, 2009; Verplanken, Herabadi,
Perry & Silvera, 2004).
a. Aspek Kognitif
Pada aspek ini, individu yang melakukan pembelian impulsif,
kurang mampu mempertimbangkan dan merencanakan sesuatu ketika
melakukan pembelian (Verplanken & Herabadi, 2001). Pembeli
terfokus pada harga dari suatu produk dan keuntungan yang diperoleh
ketika membeli produk tersebut. (Herabadi, Verplanken, van
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Knippenberg, 2009). Contohnya, ada suatu produk branded yang
memiliki harga yang tinggi tetapi mendapatkan diskon sebesar 70%.
Proses kognitif pada individu yang impulsif akan bekerja ketika
pembeli melihat produk tersebut, ada keinginan secara tiba-tiba untuk
memiliki produk tersebut tanpa adanya pemikiran yang matang
sehingga secara cepat pembeli memutuskan untuk memilikinya (Coley
& Burgess, 2003) maka terjadilah pembelian. Pembelian terjadi tidak
berdasarkan kebutuhan atau perencanaan sebelumnya sehingga dapat
dikatakan pembelian impulsif. Sedangkan pembeli yang tidak impulsif
cenderung tidak mudah terpengaruh akan diskon atau harga yang
miring pada produk branded tersebut karena pembeli merasa tidak
berencana dan tidak memiliki kebutuhan untuk membelinya.
b. Aspek Afektif
Mayoritas pembeli melakukan pembelian secara impulsif
didominasi oleh aspek afektif. Aspek ini menjelaskan bahwa pembeli
melakukan pembelian impulsif karena memiliki perasaan senang dan
gembira ketika menginginkan suatu barang untuk dibeli serta memiliki
kesulitan untuk meninggalkan keinginannya itu (Coley & Burgess,
2003). Tetapi, setelah melakukan pembelian, biasanya muncul rasa
penyesalan (Rook, 1987; Verplanken & Herabadi, 2001). Pada aspek
ini, pembeli akan melakukan pembelian ketika pembeli melihat
produk dan memiliki perasaan senang terhadap produk, bersemangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
untuk memilikinya, serta merasa harus membeli produk itu untuk
memuaskan diri (Coley & Burgess, 2003).
Hirschman & Holbrook dan Lai (dalam Herabadi, dkk, 2009;
Lai, 2010) menjelaskan bahwa aspek afektif merupakan aspek paling
kuat yang melekat pada diri pembeli ketika melakukan pembelian
impulsif. Beberapa peneliti juga menjelaskan bahwa kekuatan aspek
afektif ini dikarenakan pembeli memiliki mood yang positif. Mood
positif dapat mendorong seseorang untuk melakukan pembelian
impulsif. Mood positif meliputi perasaan suka atau tertarik, senang,
loyal, bersemangat dan merasa berharga ketika melakukan pembelian
impulsif (Rook, 1987; Rook & Gardner dalam Herabadi dkk, 2009;
Coley & Burgess, 2003). Selain itu, pembeli dapat memanjakan diri
dan seperti mendapatkan hadiah ketika melakukan pembelian impulsif
(Rook, 1987).
Berdasarkan aspek-aspek yang telah disampaikan, dapat
disimpulkan bahwa pada aspek kognitif, individu melakukan pembelian
impulsif berdasarkan kurangnya perencanaan sebelumnya dan hanya
menekankan pada harga dan keuntungan yang diperoleh. Sedangkan aspek
afektif adalah aspek paling kuat pada individu dalam melakukan
pembelian impulsif. Individu melakukan pembelian impulsif berdasarkan
emosi, perasaan tertarik, bersemangat dan memiliki hasrat harus memiliki
produk tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelian Impulsif
Secara umum, pembelian impulsif dipengaruhi oleh dua faktor,
yakni faktor lingkungan dan personal.
a. Faktor Lingkungan
Sebuah penelitian menyatakan bahwa penilaian negatif pada
remaja dapat mempengaruhi pembelian impulsif. Remaja memiliki
ketakutan tersendiri ketika mendapatkan penilaian negatif dari teman
sebayanya. Kecemasan secara sosial ini, dapat mempengaruhi remaja
untuk melakukan pembelian impulsif (Lin & Chen, 2012).
Penelitian lain menyebutkan bahwa konformitas adalah
prediktor atau variabel independen dari variabel pembelian impulsif
(Sihotang, 2009; Astasari & Sahrah, 2009). Penelitian ini menjelaskan
bahwa semakin tinggi tingkat konformitas seseorang, maka semakin
tinggi pula pembelian impulsif yang dilakukan. Sebaliknya, semakin
rendah tingkat konformitas seseorang, maka semakin rendah tingkat
pembelian impulsif seseorang Pengaruh kelompok tergolong besar
dalam pemberian norma tingkah laku sehingga apabila kelompok
dalam situasi membeli impulsif, maka anggotanya akan cenderung
berperilaku sama (Ewert dalam Monks 2002).
Harga merupakan bentuk nyata yang sering kali dijadikan
patokan individu melakukan pembelian. Harga juga dapat
menimbulkan pembelian yang tidak diharapkan karena harga
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pembelian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
impulsif. Individu yang impulsif cenderung menyukai harga yang
rendah dan mendapatkan keuntungan dari hasil pembeliannya (Stern,
1962). Misalnya, awalnya pembeli hanya ingin membeli 2 buah baju.
Harga dua buah baju Rp 200.000,-.Akan tetapi individu menemukan
harga spesial di toko baju tersebut yang menuliskan “buy 3 get 1 free”.
Individu akan mendapatkan baju sebanyak empat buah dengan
menambahkan uang Rp 50.000,- saja. Contoh tersebut merupakan
contoh pembelian impulsif berdasarkan harga. Pembelian dua baju
yang tidak direncanakan semua adalah hasil dari pembelian impulsif.
Pelayanan yang dilakukan sendiri oleh pembeli seperti
swalayan dapat meningkatkan kesempatan pembelian impulsif
daripada pelayanan yang dilakukan oleh petugas. Pembelian impulsif
terjadi karena pembeli dapat mengambil produk secara bebas dan cepat
sesuai dengan yang diinginkan. Sedangkan jika dilayani oleh petugas,
pembeli tidak leluasa memilih produk yang akan dibeli (Stern, 1962).
Lingkungan toko dapat mempengaruhi pembelian impulsif
karena stimulus yang diberikan oleh toko beraneka ragam, seperti
penampilan produk, aroma, suara music, dan warna yang menarik
(Verplanken & Herabadi, 2001; Virvilaite, Saladiene & Zvinklyte,
2011). Store Display yang menarik dapat meningkatkan daya tarik
pembeli dan berpeluang untuk melakukan pembelian impulsif. Posisi
rak, mempromosikan produk spesial atau new arrival (Hadjali, Salimi,
& Ardestani, 2012), dan kemasan yang berbeda dari produk-produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
lainnya merupakan hal-hal yang dapat membuat store display menarik
(Stern, 1962; Hoyer & MacInnis dalam Lin & Lin 2005).
b. Faktor Personal
Faktor personal berasal dari dalam diri individu yang dapat
mempengaruhi pembelian impulsif. Berdasarkan gendernya,
perempuan cenderung memiliki tingkat pembelian impulsif yang lebih
tinggi dibandingkan pria (Wu & Huan, 2010; Gasiorowska, 2011; Lin
& Lin, 2005; Pantecost & Andrews, 2010) dan melihat-lihat produk
lain selama berbelanja (Gasiorowska, 2011). Hal tersebut dikarenakan
kesenangan berbelanja dianggap perilaku yang wajar secara sosial
dilakukan oleh perempuan dibandingkan laki-laki (Gasiorowska,
2011).
Seperti yang sudah dijelaskan bahwa mood pembeli dapat
mempengaruhi pembelian impulsif. Seseorang yang memiliki mood
positif biasanya lebih mudah tertarik, senang, loyal, bersemangat, dan
merasa berharga ketika melakukan pembelian secara impulsif
(Verplanken & Herabadi, 2001) daripada seeorang yang memiliki
mood negatif (Rook, 1987; Rook & Gardner dalam Herabadi dkk,
2009). Selain itu, motivasi untuk mendapatkan kesenangan dengan
memiliki emosi yang positif pada individu dapat mempengaruhi
pembelian impulsif (Virvilaite, Saladiene & Zvinklyte, 2011).
Kontrol diri juga dapat mempengaruhi pembelian impulsif.
Individu yang memiliki kontrol diri yang rendah, kurang dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
menahan setiap stimulus yang mendukung pembelian impulsif, mudah
dipengaruhi dan tidak dapat mengelola dirinya, maka pembelian
impulsif dapat terjadi. Sedangkan orang yang memiliki kontrol diri
yang baik akan membeli produk sesuai kebutuhan jangka panjang
(Baumeister, 2002)
Sebuah penelitian menghubungkan kecerdasan emosi dengan
pembelian impulsif. Penelitian tersebut menyatakan bahwa orang yang
memiliki kecerdasan emosi yang tinggi, pembelian impulsifnya lebih
rendah dibandingkan orang yang memiliki kecerdasan emosi yang
rendah (Lin & Chuang, 2005).
Harga diri juga menjadi salah satu faktor yang dapat
menciptakan pembelian impulsif pada individu. Penelitian (Hadjali,
Salimi, & Ardestani, 2012; Djudiyah, 2002) menunjukkan bahwa
semakin rendah tingkat harga diri seseorang maka semakin tinggi
pembelian impulsif dilakukan. Sebaliknya, semakin tinggi tingkat
harga diri seseorang, maka semakin rendah tingkat pembelian impulsif.
Jadi dapat disimpulkan, faktor yang dapat mempengaruhi
pembelian impulsif yaitu faktor situasional yang terdiri dari penilaian
negatif, konformitas, harga, pelayanan, dan lingkungan toko. Sedangkan
faktor personalnya adalah gender, mood, kontrol diri, dan kecerdasan
emosi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
4. Pembelian Impulsif pada Remaja Putri
Remaja merupakan bagian yang penting bagi marketing karena
remaja sering menghabiskan waktunya untuk berbelanja (Lin & Chang,
2005; Lin & Chen, 2012). Biasanya remaja berbelanja dengan teman-
teman sebayanya. Interaksi sosial dengan teman-teman sebaya dapat
meningkatkan pembelian impulsif karena remaja memiliki ketakutan
untuk dinilai negatif oleh teman sebayanya (Lin & Chen, 2012).
Remaja putri cenderung lebih impulsif daripada remaja pria (Lin &
Lin, 2005; Pantecost & Andrews, 2010) karena remaja putri memiliki
intensitas kegiatan yang dekat dengan pembelian lebih tinggi. Misalnya,
remaja putri lebih sering menemani ibunya berbelanja mulai dari
kebutuhan makanan sampai asesoris kecantikan (Loudon & Bitta dalam
Utami & Sumaryono, 2008). Remaja putri lebih signifikan melakukan
pembelian impulsif dan melihat-lihat produk lain selama berbelanja
daripada remaja putra. Tindakan tersebut dikarenakan remaja putri
cenderung menganggap wajar bahwa kesenangan dalam berbelanja wajar
dialami oleh perempuan dibandingkan laki-laki (Gasiorowska, 2010).
Biasanya remaja putri melakukan pembelanjaan bersifat impulsif hanya
karena ingin mencari sensasi dibandingkan dengan remaja pria
(Gasiorowska, 2011).
Dapat disimpulkan bahwa remaja putri melakukan pembelian
cenderung bersama teman-temannya. Kebersamaan inilah yang
meningkatkan pembelian impulsif karena remaja putri takut dicela oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
taman-teman sebayanya dan hanya mencari sensasi semata. Remaja putri
memiliki aktivitas membeli lebih dekat daripada remaja putra karena
mereka lebih sering menemani ibunya berbelanja
C. KONFORMITAS
1. Definisi Konformitas
Sebagai makhluk sosial, manusia mencoba menyesuaikan diri
dengan lingkungannya agar dapat bertahan hidup. Keadaan ini dapat
dilakukan dengan cara melakukan segala sesuatu sesuai dengan norma
sosial serta dapat diterima secara sosial atau dapat disebut juga dengan
konformitas (Hafiyah, 2009). Konformitas menampilkan suatu perilaku
tertentu berdasarkan tindakan yang dilakukan oleh orang lain dan juga
adanya tekanan dari kelompok acuan. Tindakan menjadi selaras dengan
kelompok akan dilakukan individu yang konform meskipun bertentangan
dengan prinsip yang dimiliki individu tersebut (Sears, Freedman, &
Peplau, 1985). Terkadang, konformitas juga terjadi pada individu yang
ingin berperilaku sama dengan kelompok meskipun sebelumnya belum
pernah melakukan tindakan tersebut (King, 2010). Pernyataan tersebut
diperkuat dengan adanya pernyataan lain bahwa individu yang melakukan
konformitas cenderung berperilaku berbeda dari biasanya ketika individu
tersebut berada dalam keadaan sendiri (Asch dalam Gerungan, 2009;
Myers, 2012).
Berdasarkan definisi yang telah disampaikan, maka dapat
disimpulkan bahwa konformitas adalah tindakan yang dilakukan atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
diyakini seseorang berdasarkan norma sosial agar dapat diterima secara
sosial. Konformitas tetap dilakukan meskipun bertentangan dengan
keyakinan yang dimilikinya. Konformitas biasa terjadi dikarenakan adanya
tekanan dari kelompok acuan.
2. Aspek – aspek Konformitas
Berdasarkan definisi yang telah dipaparkan di atas, terdapat poin
penting bahwa konformitas merupakan suatu keyakinan individu terhadap
perilaku atau aturan dari kelompok dan tindakan mengikutinya agar
menjadi sama dengan kelompok. Ini bertujuan agar individu tersebut dapat
diterima oleh kelompok acuan meskipun tindakannya bertentangan dengan
keyakinannya sendiri.
Dalam kehidupan sehari-hari, konformitas yang berdasarkan
keyakinan terhadap orang lain seperti memilih ide atau gagasan
berdasarkan banyaknya suara mayoritas (Wade & Tavris, 2008).
Sedangkan contoh konformitas yang berupa tindakan meliputi
mengolok-olok orang lain (Levianti, 2008), mengikuti gaya berpakaian
yang sama dengan kelompok acuan, belajar bersama dan berorganisasi,
(Santrock, 2002), pembelian aksesoris (Natalia, 2009), dan melakukan
pembelian impulsif bersama teman-teman (Lin & Chen, 2012).
Berdasarkan paparan yang sudah dijelaskan, dapat disimpulkan
bahwa aspek-aspek konformitas dalam penelitian ini adalah keyakinan
seseorang pada orang lain dan menunjukkan perilaku yang sama dengan
orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konformitas
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi konformitas yaitu faktor
personal dan faktor situasional. Faktor situasional terdiri dari :
a. Kejelasan Situasi
Penelitian Sherif menunjukkan bahwa, semakin tidak
terstruktur dan tidak jelas situasi yang dihadapi, maka semakin besar
kecenderungan orang untuk mengikuti kelompoknya (Rakhmat, 2008).
Biasanya seseorang akan ikut serta untuk konform ketika kebanyakan
orang melakukan sesuatu pada situasi tertentu (Baron & Byrne, 2005)
b. Kesepakatan
Pendapat atau keputusan yang sudah dibuat dan ditetapkan oleh
kelompok memiliki tekanan yang kuat sehingga konformitas dapat
meningkat. Remaja harus dapat menyesuaikan pendapatnya dengan
kelompok jika ingin meningkatkan konformitas. Nilai-nilai yang ada
pada kesepakatan yaitu:
1) Kepercayaan sangat penting untuk membentuk suatu
kesepakatan dalam kelompok. Tingkat kepercayaan akan
menurun ketika di dalam kelompok terjadi perbedaan pendapat
sehingga berdampak pada menurunnya tingkat konformitas
dalam kelompok tersebut.
2) Persamaan pendapat akan meningkatkan konformitas yang ada
di dalam kelompok. Sebaliknya, apabila di dalam suatu
kelompok tidak memiliki persamaan pendapat, maka konformitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
akan menurun. Pendapat satu individu yang tidak sama dengan
pendapat kelompok akan menunjukkan perbedaan yang berakibat
pada berkurangnya kesepakatan kelompok.
3) Penyimpangan terhadap pendapat kelompok. Remaja yang
menyimpang akan menyebabkan penurunan kesepakatan dan
akan berdampak pada berkurangnya tingkat konformitas pada
suatu kelompok. Remaja dikatakan menyimpang ketika orang
tersebut memiliki pendapat atau pandangan yang tidak sesuai
atau berbeda dengan kelompok. Dampak dari penyimpangan
tersebut adalah dikucilkan dan ditolak dari kelompok.
c. Ukuran Kelompok
Aturan atau norma kelompok terbentuk berdasarkan atas
penilaian dari ukuran mayoritas kelompok. Semakin besar ukuran
kelompoknya, maka semakin tinggi tingkat konformitasnya (Rakhmat,
2008; Taylor, Peplau & Sears, 2009). Pernyataan ini diperkuat oleh
Asch, Gerrard, Wilhelmy & Conolley yang menyatakan bahwa
konformitas meningkat karena adanya peningkatan jumlah anggota
kelompoknya (Baron & Byrne, 2005).
d. Norma Deskriptif dan Norma Injungtif / Perintah
Norma deskriptif dapat mempengaruhi tingkah laku individu
dengan cara memberikan informasi mengenai apa yang sebagian orang
lakukan pada situasi tertentu. Norma deskriptif juga menginformasikan
perilaku yang dianggap efektif dan adaptif ketika menghadapi situasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
itu. Sedangkan norma injungtif dapat mempengaruhi individu dengan
cara sudah menetapkan perilaku yang diterima atau tidak diterima
kelompok pada situasi tertentu (Baron & Byrne, 2005).
e. Tekanan Kelompok
Tekanan dalam kelompok dapat berupa pemberian ganjaran,
ancaman atau hukuman pada anggota kelompok akan meningkatkan
ketaatan remaja. Semakin besar tekanan dalam kelompok maka
semakin besar ketaatan remaja untuk konform dengan kelompok
(Sears, Freedmen, & Paplau, 1985).
f. Informational influence (pengaruh informasi)
Informasi yang diberikan orang lain akan bermanfaat bagi
individu yang belum mengetahui informasi. Informasi yang diterima
berguna untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Kesesuaian tersebut bergantung pada dua aspek situasi, yaitu
seberapa besar keyakinan kepada kelompok dan seberapa besar
keyakinan pada diri sendiri. Keyakinan individu pada informasi yang
disampaikan kelompok memungkinan untuk menyesuaikan diri dengan
kelompok tersebut, terutama pada situasi penilaian yang ambigu atau
tidak jelas. Oleh karena itu, meningkatnya konformitas seseorang
dikarenakan adanya peningkatan kepercayaan pada informasi yang
diberikan oleh kelompok yang bersangkutan.
Beberapa hal yang membuat seseorang cenderung
menyesuaikan diri dengan penilaian kelompok, mungkin dikarenakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
kurangnya keyakinan terhadap penilaiannya sendiri. Hal lain yang
ditemukan bisa dikarenakan kurangnya kompetensi diri atau terlalu
minimnya informasi yang diketahui mengenai suatu topik (Baron &
Byrne, 2005; Taylor, Peplau, & Sears, 2009; King, 2010).
g. Normative influence (pengaruh normatif)
Pengaruh normatif adalah pengaruh yang berasal dari orang
lain agar individu dapat disukai dan diterima secara sosial. Pengaruh
normatif dapat menjadikan individu rela mengubah perilakunya untuk
menyesuaikan diri dengan standar kelompok seperti menggunakan
pakaian yang menjadi cirri khas dari kelompok, menggunakan kata-
kata gaul yang sama, dan perilaku lain yang sama dengan kelompok
(King, 2010). Biasanya, pasca konformitas, terjadi perubahan pada
keyakinan orang tersebut karena ada proses ketika pelaku melakukan
pemahaman terhadap perspektif kelompok dan melakukan interpretasi
baru sehingga memunculkan penyesuaian diri di kelompoknya
(Buehler & Griffin, 1994 dalam Taylor et al, 2009).
Sedangkan faktor personal terdiri dari :
a. Usia dan jenis kelamin
Usia remaja sangat rentan terjadinya konformitas terutama
pada remaja awal karena pada tahap perkembangannya remaja
memiliki keintiman dengan teman-teman sebayanya. Remaja putri
secara khusus memiliki ketakutan dinilai negatif oleh teman-temannya
sehingga mereka cenderung memilih untuk konform pada kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
yang dianggap memiliki status sosial yang lebih tinggi (Santrock,
2012; Alwisol, 2004; Sarwono, 2009). Selain itu, remaja putri pada
umumnya memiliki sifat yang penurut, pasif, tunduk pada otoritas,
mengalah, dan enggan memunculkan konflik (Tapiheru dalam Astasari
& Sahrah, 2009).
b. Ketaatan
Ketaatan merupakan perilaku patuh pada aturan yang berkuasa
(King, 2010). Ketaatan remaja pada suatu kelompok akan
meningkatkan konformitas pada kelompok. Remaja rela melakukan
tindakan sesuai dengan kesepakatan kelompok meskipun tidak sesuai
dengan keinginannya. Kerelaan tersebut dikarenakan adanya tekanan
atau tuntutan dari kelompok sehingga remaja memiliki ketaatan pada
kelompok itu. Remaja yang melakukan penyimpangan akan ditolak
dan diasingkan dalam kelompok. Anggota kelompok yang konform
akan memperhatikan setiap tindakan kelompoknya (Sears, Freedmen,
& Paplau, 1985).
c. Kohesivitas
Kohesivitas adalah intensitas ketertarikan individu terhadap
suatu kelompok. Individu yang mengagumi atau menyukai suatu
kelompok dan bersedia melakukan apa saja untuk menjadi sama
dengan kelompok yang disukai, maka dapat dikatakan individu
tersebut memiliki kohesivitas yang tinggi (Baron & Byrne, 2005).
Kohesivitas menjadi pengaruh dalam penilaian juga merupakan faktor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
yang mempengaruhi konformitas. Jika karakter sumber pengaruh
memiliki pengaruh yang cukup kuat untuk terjadinya konformitas,
maka konformitas akan terbentuk. Akan tetapi, jika pengaruhnya tidak
cukup kuat, maka konformitas tidak akan terbentuk (Rakhmat, 2008).
d. Kekompakan
Remaja menyukai suatu kelompok yang memiliki kekuatan di
dalamnya sehingga mereka tertarik untuk menjadi bagian dari
kelompok tersebut. Ketertarikan remaja dengan kelompok yang
diinginkan membuat remaja berharap untuk memperoleh manfaat dari
keanggotaannya. Semakin besar ketertarikan dan harapan
mendapatkan manfaat pada suatu kelompok, maka semakin besar pula
kekompakan kelompok dan konformitasnya. Kekompakan yang
terbentuk pada suatu kelompok mempengaruhi anggota kelompok
tersebut untuk semakin konform satu sama lain. Remaja cenderung
menyesuaikan diri dengan keadaan kelompok apabila ingin menjadi
bagian dari kelompok tersebut. Remaja yang ingin diterima dalam
kelompok akan mengikuti tindakan kelompok ketika kelompok
melakukan sesuatu (Sears, Freedmen, & Paplau, 1985).
e. Harga diri
Berdasarkan hasil penelitian, harga diri merupakan salah satu
faktor personal yang mempengaruhi terjadinya konformitas. Semakin
tinggi harga diri yang dimiliki oleh seseorang, maka semakin rendah
tingkat konformitas yang dilakukan. Sebaliknya, semakin rendah harga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
diri yang dilakukan, maka semakin tinggi tingkat konformitasnya
(Cipto & Kuncoro, 2010; Sulistyowati, 2009; Nashihin, 2012).
Seseorang yang memiliki harga diri yang rendah akan merasa takut
untuk ditolak sehingga mereka memilih untuk konform (Asch dalam
Aronson, Wilson, & Akert, 2005)
Oleh karena itu dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi konformitas yaitu faktor situasional dan faktor personal.
Faktor situasional terdiri dari kejelasan situasi, ukuran kelompok, norma
deskriptif dan norma injungtif, pengaruh informasi, dan pengaruh
normatif. Sedangkan faktor personalnya meliputi usia dan jenis kelamin,
kohesivitas, harga diri.
4. Konformitas pada Remaja Putri
Pengaruh lingkungan cukup kuat dalam menentukan perilaku pada
diri remaja, terutama tekanan dari kelompok. Remaja menganggap bahwa
kelompok teman sebaya merupakan pedoman hidup yang berkaitan
dengan gaya (Conger dalam Jahja, 2011). Konformitas biasa terjadi pada
remaja berkaitan dengan cara berpakaian, pilihan hidup, dan ide-ide yang
muncul untuk menunjukkan kesamaan (Wade & Tavris, 2008). Remaja
juga ingin sekali menjadi populer dan disenangi oleh teman-teman
sebayanya sehingga remaja berusaha mengikuti norma-norma yang
dibentuk oleh kelompoknya (Rochmah, 2005). Remaja lebih sering
menghabiskan waktu bersama teman-temannya dibandingkan bersama
orang tua sehingga mereka mencoba untuk mencari keamanannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
tersendiri bersama teman sebayanya. Rasa aman yang dimiliki bersama
kelompok menimbulkan keberanian melakukan sesuatu secara bersamaan
dibandingkan sendiri (Gunarsa & Gunarsa, 2009). Selain itu, pada usia
remaja, remaja masih dalam masa perkembangan mencari identitas
sehingga banyak hal yang dilakukan remaja untuk membentuk
pengetahuan dalam dirinya (Santrock, 2002).
Proses perkembangan mencari identitas dan menciptakan situasi
aman pada remaja, membuat remaja melakukan konformitas (Santrock,
2002; Hafiyah, 2009; Taylor dkk, 2009). Beberapa ahli meyakini bahwa
remaja yang sering melakukan konformitas adalah remaja putri daripada
remaja putra karena remaja putra cenderung memiliki pemikiran yang
mandiri daripada remaja putri. Sedangkan remaja putri cenderung lebih
ingin mempertahankan hubungan daripada mengendalikan relasi dengan
orang lain (Timmers, Fischer & Manstead dalam Baron & Byrne, 2004).
Pada umumnya, remaja mengikuti perilaku konformitas yang
bersifat negatif, akan tetapi ada pula remaja yang melakukan konformitas
secara positif (Santrock, 2002; King, 2010). Konformitas yang negatif
biasanya meliputi, menggunakan kata-kata yang kasar, mencuri, merusak,
mengolok-olok orang lain (Santrock, 2002), pembelian impulsif (Lin &
Chen, 2012), berkelahi (Rambe dalam Hafiyah, 2009), minum minuman
beralkohol, geng motor (King, 2010). Sedangkan konformitas yang
bersifat positif meliputi meluangkan waktu berkumpul bersama anggota
kelompok untuk belajar bersama atau berorganisasi, berpakaian yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
serupa dengan kelompok (Santrock, 2002), berhenti saat lampu lalu lintas
berwarna merah, mengemudi pada jalur yang tepat (King, 2010),
mengantri saat membeli tiket (Baron & Byrne, 2005).
Remaja melakukan konformitas agar dapat diterima secara sosial
dan terhindar dari ejekan atau penolakan dari teman-temannya dan
memuncaknya konformitas remaja terjadi pada kelas delapan dan sembilan
(Berndt, 1979; Berndt & Perry, 1990; Leventhal, 1994 dalam Santrock,
2002; 2012). Tekanan sosial biasa terjadi pada remaja putri dibandingkan
remaja putra karena remaja putri lebih terampil dalam bersosial (Margalit
& Eysenck dalam Baron & Byrne, 2004). Penelitian yang dilakukan oleh
Prinstein (dalam Santrock, 2012) menambahkan bahwa remaja yang tidak
yakin akan identitas diri di lingkungan sosialnya, memiliki kecenderungan
untuk menyesuaikan diri dengan teman sebaya yang dianggap memiliki
status lebih tinggi. Di samping itu, remaja yang melakukan konformitas
biasanya berdampak negatif pada dirinya (Constanzo dalam Worchel &
Cooper, 1979) dan memiliki harga diri yang rendah (Stang dalam Worchel
& Cooper, 1979).
Berdasarkan penjelasan yang telah disampaikan, maka dapat
disimpulkan bahwa konformitas memiliki dua sifat yaitu positif dan
negatif. Konformitas positif merupakan perilaku sama dengan kelompok
yang bertujuan baik, sedangkan konformitas negatif adalah perilaku yang
sama dengan kelompok dengan tujuan yang tidak baik. Sebagian remaja
putri melakukan konformitas berdasarkan dari tingginya status sosial yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
dimiliki oleh kelompok tersebut. Konformitas juga biasa terjadi pada
remaja putri dibandingkan remaja putra karena remaja putri dianggap
sebagai pribadi yang lebih mempertahankan hubungan.
D. HARGA DIRI
1. Definisi Harga Diri
Harga diri merupakan penilaian yang dilakukan oleh seseorang
yang berkaitan dengan dirinya. Penilaian tersebut menunjukkan sikap
penerimaan atau penolakan pada dirinya sendiri, percaya bahwa dirinya
memiliki kemampuan, menganggap dirinya penting, berhasil, dan berharga
(Coopersmith, 1967). Sikap yang dimiliki individu dapat diterapkan pada
kehidupan sehari-hari seperti dengan diri sendiri, teman sebaya, orang tua,
sekolah, dan kegiatan berelasi sosial lainnya seperti kegiatan akademis,
olahraga, serta berhubungan interpersonal (Coopersmith, 1967; Deaux,
Dane, & Wrightsman, 1992 dalam Pelupessy, 2009; Baron & Byrne,
2005).
Harga diri juga didefinisikan sebagai evaluasi diri secara
keseluruhan dan juga sebagai penghargaan terhadap diri atau kesan
terhadap dirinya sendiri. Perilaku sosial seseorang dipengaruhi oleh
pengetahuan mengenai dirinya. Pengetahuan tersebut juga berdasarkan
penilaian atau evaluasi terhadap dirinya, baik secara positif maupun
negatif (Myers, 2012).
Berdasarkan paparan definisi mengenai harga diri, maka dapat
disimpulkan bahwa harga diri merupakan suatu sikap penerimaan individu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
terhadap kemampuan, keberhargaan, dan keberhasilan dirinya sendiri baik
secara positif maupun secara negatif.
2. Aspek-aspek yang Ada dalam Harga Diri
Berdasarkan definisi yang telah disampaikan oleh Coopersmith
(1967), secara implisit dapat disimpulkan bahwa harga diri merupakan
sikap seseorang terhadap dirinya sendiri melalui penilaian. Oleh karena
itu, peneliti mengidentifikasi aspek harga diri dengan mengidentifikasi
aspek dari sikap dan aspek-aspek dari objek sikapnya yaitu diri sendiri.
Sikap merupakan suatu konstrak yang dapat dilihat dari berbagai
sudut pandang yang terdiri dari kognisi, afeksi, dan konasi. Aspek kognisi
dilihat sebagai suatu respon berupa persepsi dan pernyataan mengenai apa
yang diyakini. Aspek afeksi merupakan respon secara otomatis dan
menyatakan tentang perasaan. Sedangkan aspek konatif dilihat sebagai
suatu respon berupa tindakan atau perilaku (Azwar, 1988).
Sementara aspek-aspek dari diri sendiri yang menjadi objek sikap
terdiri dari kemampuan (capable), keberhasilan (successful), penting
(significant) dan berharga (worthy) (Coopersmith, 1967).
a. Kemampuan (Capable)
Individu yang memiliki harga diri tinggi merasa dapat
menerima kritik dengan baik, mengekspresikan diri dengan baik,
merasa yakin untuk mewujudkan tujuan dan keinginannya. Selain itu,
individu juga tidak mudah terpengaruh dengan perkataan orang lain
mengenai penilaian tentang dirinya baik secara positif maupun negatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
(Coopersmith, 1967). Sedangkan, individu yang memiliki harga diri
rendah kurang mengekspresikan diri dan tidak mampu bertanggung
jawab atas hasil negatif yang dilakukannya dan tidak memiliki
keyakinan untuk melakukan sesuatu. Individu juga lebih memilih
mengeluh dibandingkan berusaha mengatur apa yang harus dilakukan
(Baron, Byrne & Branscombe, 2006).
b. Keberhasilan (Successful)
Individu yang memiliki harga diri cenderung berhasil dengan
cara mandiri, dapat menunjukkan keberhasilannya, aktif, berhasil
dalam bidang akademis maupun berhubungan secara sosial, dan dapat
menyelesaikan permasalahan di lingkungannya. Selain itu, individu
mampu melakukan sesuatu sesuai dengan aturan masyarakat sehingga
dapat dijadikan panutan oleh masyarakat lainnya (Coopersmith, 1967;
Santrock, 2007; 2012). Sedangkan individu yang memiliki harga diri
yang rendah cenderung terfokus pada kelemahan mereka (Dodgson &
Wood dalam Baron & Byrne, 2004), mudah tergantung pada
lingkungan dan memiliki ketakutan dalam membangun hubungan
sosial (Coopersmith, 1967). Selain itu individu cenderung lebih
inferior atau merasa bersalah sehingga terlihat seperti orang putus asa
dan depresi (Coopersmith, 1967; Santrock, 2007; 2012).
c. Penting (Significant) dan berharga (Worthy)
Pada aspek ini, individu yang memiliki harga diri yang tinggi
cenderung memiliki arti bagi orang lain dan cenderung menunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
diri. Individu mendapatkan rasa peduli, perhatian, dan mengungkapkan
kasih sayang dari orang lain. Selain itu, individu melakukan sesuatu
sesuai dengan aturan masyarakat sehingga individu diterima oleh
lingkungannya (Coopersmith, 1967; Santrock, 2007; 2012). Sedangkan
bagi individu yang memiliki harga diri yang rendah tidak memiliki arti
secara tertentu bagi orang lain. Individu tersebut dinilai tidak berharga,
dan tidak memiliki keberartian bagi orang lain. Individu yang rendah
harga dirinya biasanya akan merasa ditolak dan merasa terasingkan
dari lingkungan sosial (Coopersmith, 1967). Biasanya juga individu
kurang dijadikan sebagai panutan bagi lingkungan (Brown dalam
Passer & Smith, 2007)
Menurut paparan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat empat
aspek di dalam harga diri seseorang, yaitu kemampuan, keberhasilan,
penting, dan berharga.
Tabel 1
Tabel Spesifikasi Skala Harga Diri
Kemampuan Keberhasilan Penting dan
Berharga
Kognitif
Afektif
Konatif
3. Harga Diri pada Remaja Putri
Dalam penilaian diri, remaja menemukan dua sisi penilaian
mengenai dirinya, yakni penilaian dengan harga diri yang tinggi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
penilaian dengan harga diri yang rendah (Baron & Byrne, 2004; 2005).
Remaja dengan harga diri yang tinggi dapat menguntungkan bagi dirinya
sendiri. Banyak hal-hal positif yang dapat diterima baik dalam jangka
pendek maupun dalam jangka panjang (Baron & Byrne, 2005; Passer &
Smith, 2007). Sedangkan bagi remaja dengan harga diri yang rendah akan
banyak memunculkan dampak negatif pada dirinya karena mereka tidak
dapat menilai atau mengenal dirinya sendiri dan kemampuan dalam
dirinya (Baron & Byrne, 2005).
Individu mengalami penurunan harga diri ketika memasuki masa
remaja. Akan tetapi, remaja putri cenderung mengalami penurunan yang
cukup tinggi dibandingkan remaja putra (Santrock, 2012) sehingga
beberapa peneliti menyatakan bahwa remaja putri berpotensi memiliki
harga diri yang rendah dibandingkan remaja putra (Kling, Hyde, Showers
& Buswell, 1999; Baron, Byrne & Branscombe, 2006). Remaja putri lebih
rendah harga dirinya dibanding remaja putra karena remaja putri
cenderung memiliki prasangka buruk akan suatu hal. Selain itu, remaja
putri juga lebih suka menerima hasil tindakan yang diberikan dari orang
lain daripada memulai tindakan sendiri (Baron, Byrne, & Branscombe,
2006).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa harga diri remaja putri
dapat dievaluasi dalam dua bagian, penilaian harga diri tinggi dan
penilaian harga diri rendah. Harga diri yang tinggi dapat memberikan
keuntungan bagi remaja putri sedangkan harga diri yang rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
memberikan dampak negatif karena remaja putri cenderung berprasangka
buruk sehingga kurang berani menunjukkan tindakannya.
E. HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI, KONFORMITAS, DAN
KECENDERUNGAN PEMBELIAN IMPULSIF
1. Konformitas sebagai Mediator
Beberapa penelitian mengkorelasikan antara harga diri dengan
konformitas (Cipto & Kuncoro, 2010; Sulistyowati, 2009; Nashihin,
2012), konformitas dengan pembelian impulsif (Sihotang, 2009; Astasari
& Sahrah, 2009), dan harga diri dengan pembelian impulsif (Hadjali,
Salimi & Ardestani, 2012; Djudiyah, 2002). Berdasarkan ketiga hubungan
tersebut, harga diri memiliki korelasi negatif dengan konformitas dan juga
pembelian impulsif, sedangkan konformitas memiliki korelasi yang positif
dengan pembelian impulsif.
Remaja putri yang memiliki harga diri yang tinggi, maka tingkat
melakukan konformitas akan rendah karena remaja putri cenderung
memiliki pribadi yang tidak mudah terpengaruh dengan orang lain
mengenai pernyataan negatif maupun positif tentang dirinya. Mereka juga
dapat mengekspresikan dirinya secara mandiri dan memiliki keyakinan
untuk mewujudkan keinginannya sendiri (Coopersmith, 1967). Tindakan
tidak melakukan konformitas dengan kelompok atau orang lain, maka
kemungkinan untuk terjadinya pembelian impulsif semakin rendah.
Sedangkan remaja putri yang memiliki harga diri yang rendah
cenderung mudah bergantung pada lingkungan, tidak memiliki keberartian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
sebagai individu, kurang dapat mengekspresikan diri, kurang yakin akan
kemampuan dirinya, mudah terpengaruh dengan perkataan teman-
temannya, mudah terasingkan (Coopersmith, 1967), dan mudah mengeluh
ketika tidak dapat melakukan sesuatu, serta lebih suka menerima hasil
perilaku orang lain daripada memulai tindakan sendiri (Baron, Byrne &
Branscombe, 2006). Remaja putri yang memiliki harga diri rendah
cenderung melakukan konformitas agar dirinya tidak mengalami
penolakan (Asch dalam Aronson, Wilson & Akert, 2005) dan dinilai
negatif (Lin & Chen, 2012) oleh kelompok acuan. Remaja putri bersedia
melakukan apapun yang menjadi aturan dari kelompok tersebut (Sears
dkk, 1985).
Konformitas yang dilakukan oleh remaja putri pada kelompok
acuan dapat bersifat positif maupun negatif, tergantung dari tujuan
kelompok acuan. Konformitas positif seperti meluangkan waktu
berkumpul bersama anggota kelompok untuk belajar bersama atau
berorganisasi, berpakaian yang serupa dengan kelompok (Santrock, 2002),
membeli aksesoris bersama (Natalia, 2009). Sedangkan konformitas
negatif meliputi menggunakan kata-kata yang kasar, mencuri, merusak
(Santrock, 2002), mengolok-olok orang lain (Levianti, 2008), pembelian
impulsif (Lin & Chen, 2012), berkelahi (Rambe dalam Hafiyah, 2009),
minum minuman beralkohol, geng motor (King, 2010). Namun demikian,
biasanya remaja yang melakukan konformitas cenderung melakukan
tindakan negatif (Santrock, 2002; King, 2010). Oleh karena itu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
meningkatnya konformitas pada remaja yang memiliki harga diri yang
rendah, maka kemungkinan untuk melakukan pembelian impulsif juga
meningkat. Pembelian impulsif rentan terjadi saat remaja putri berbelanja
bersama teman-temannya di sebuah toko karena remaja putri lebih sering
menghabiskan waktu berbelanja (Lin & Chuang, 2005; Lin & Chen, 2012)
bersama teman-temannya. Remaja putri cenderung membeli secara
impulsif karena takut dinilai negatif oleh kelompoknya (Lin & Chen,
2012)
Berdasarkan paparan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
remaja putri yang memiliki harga diri yang tinggi cenderung tidak
melakukan konformitas sehingga pembelian impulsif rendah. Sedangkan
remaja putri dengan harga diri yang rendah cenderung melakukan
konformitas sehingga pembelian impulsif meningkat.
Gambar 1 Model Konformitas sebagai Mediator
2. Konformitas sebagai Moderator
Berdasarkan struktur hubungan antara harga diri, konformitas, dan
pembelian impulsif, kerangka kerja konformitas sebagai moderator
menunjukkan bahwa pembelian impulsif terjadi dikarenakan adanya
Harga Diri Pembelian
Impulsif
Konformitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
interaksi antara harga diri dan konformitas. Oleh karena itu, hubungan
antara harga diri dengan pembelian impulsif dimoderasi oleh konformitas.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rambe (dalam Hafiyah,
2009) menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara bentuk
konformitas dengan tingkat harga diri yang dimiliki oleh individu. Tidak
selalu pelajar dengan harga diri rendah menampilkan konformitas, begitu
juga tidak selalu pelajar dengan harga diri tinggi tidak menampilkan
konformitas (Hafiyah, 2009). Oleh karena itu remaja dengan harga diri
yang tinggi maupun rendah dapat memiliki konformitas yang tinggi
maupun rendah juga.
Remaja putri yang memiliki harga diri yang tinggi dan melakukan
konformitas, maka perilaku pembelian impulsifnya menjadi rendah. Hal
tersebut dikarenakan remaja putri yang memiliki harga diri yang tinggi
cenderung mampu membangun relasi secara sosial sehingga dapat
melakukan penyesuaian yang baik dalam bersosial, mengikuti dan
menyesuaikan aturan yang telah dibuat oleh lingkungan sehingga dapat
dijadikan panutan oleh lingkungannya. Tidak hanya itu, remaja putri yang
memiliki harga diri tinggi dapat menunjukkan identitas dirinya ketika
bersama teman-temannya, merasa yakin pada dirinya, tidak mudah
terpengaruh dengan orang lain, dan dapat menyelesaikan permasalahan
(Coopersmith, 1967; Santrock, 2007; 2012). Oleh karena itu, remaja putri
dengan harga diri yang tinggi memiliki kesempatan untuk memilih
konformitas mana yang akan dipilih sehingga mereka tidak akan selalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
mengikuti konformitas yang negatif. Dalam hal ini, contoh konformitas
yang positif seperti belajar bersama kelompok, berorganisasi (Santrock,
2002), membeli aksesoris bersama teman-teman (Natalia, 2009) atau pergi
berkumpul dengan teman. Oleh karena itu, pembelian impulsif yang
rendah bukan berdasarkan tingkat konformitas yang tinggi, melainkan
berdasarkan tingkat harga diri yang tinggi pada remaja putri tersebut.
Remaja putri yang memiliki harga diri yang tinggi dan memilih
untuk tidak melakukan konformitas. Remaja putri ini memiliki pribadi
yang tidak mudah terpengaruh dengan orang lain mengenai pernyataan
negatif maupun positif tentang dirinya. Mereka juga dapat menerima kritik
dengan baik, mengekspresikan diri sendiri secara mandiri, aktif,
mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari orang sekitar (Coopersmith,
1967). Berdasarkan pribadi yang telah disampaikan tersebut, maka
kemungkinan untuk terjadinya pembelian impulsif semakin rendah. Hal
tersebut didukung dengan adanya penelitian yang menjelaskan bahwa
semakin rendah tingkat konformitas seseorang maka pembelian impulsif
juga akan rendah (Sihotang, 2009; Astasari & Sahrah, 2009). Pembelian
impulsif yang rendah bukan hanya karena tingkat konformitas yang rendah
saja, melainkan juga dikarenakan remaja putri memiliki tingkat harga diri
yang tinggi.
Sedangkan remaja putri yang memiliki harga diri yang rendah
dapat memilih untuk melakukan konformitas. Remaja-remaja putri ini
cenderung mudah bergantung pada lingkungan, tidak memiliki keberartian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
sebagai individu, kurang dapat mengekspresikan diri, kurang yakin akan
kemampuan dirinya, mudah terpengaruh dengan perkataan teman-
temannya, mudah terasingkan (Coopersmith, 1967), dan mudah mengeluh
ketika tidak dapat melakukan sesuatu, serta lebih suka menerima hasil
perilaku orang lain daripada memulai tindakan sendiri (Baron, Byrne &
Branscombe, 2006). Remaja putri seperti ini cenderung akan melakukan
konformitas agar dirinya mendapatkan kenyamanan bersama teman-
temannya sehingga cenderung lebih berani melakukan suatu hal (Gunarsa
& Gunarsa, 2009). Biasanya, remaja yang melakukan konformitas
cenderung melakukan tindakan negatif (Santrock, 2002; King, 2010) dan
berdampak negatif (Constanzo dalam Worchel & Cooper, 1979) terlebih
pada mereka yang memiliki harga diri rendah karena mereka tidak ingin
mengalami penolakan secara sosial (Asch dalam Aronson, Wilson &
Akert, 2005) dan dinilai negatif (Lin & Chen, 2012) oleh kelompok acuan.
Remaja putri bersedia melakukan apapun yang menjadi aturan dari
kelompok tersebut (Sears dkk, 1985). Oleh karena itu, dengan
meningkatnya konformitas pada remaja yang memiliki harga diri yang
rendah, maka kemungkinan untuk melakukan pembelian impulsif juga
meninggi. Pembelian impulsif meningkat tidak hanya dikarenakan
tingginya konformitas saja melainkan rendahnya harga diri remaja putri
juga meningkatkan pembelian impulsif.
Sedangkan remaja putri yang memiliki harga diri yang rendah
dapat memilih untuk tidak melakukan konformitas sehingga pembelian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
impulsif yang dilakukan juga akan rendah. Hal tersebut dikarenakan
remaja putri yang memiliki harga diri yang rendah cenderung tidak yakin
akan diri sendiri, kurang yakin dalam melakukan sesuatu, kurang dapat
bertanggung jawab ketika melakukan tindakan yang yang berdampak
negatif, selalu mengeluh (Baron, Byrne & Branscombe, 2006), cenderung
lebih inferior, memiliki ketakutan dalam berelasi dengan sosial, kurang
dapat mengekspresikan diri, kurang berarti dimata orang lain, kurang
dijadikan panutan dan adanya penolakan dari lingkungan (Coopersmith,
1967; Brown dalam Passer & Smith, 2007) sehingga mereka memilih
untuk tidak melakukan konformitas dan pembelian impulsif kemungkinan
tidak terjadi. Selain itu, beberapa penelitian konformitas dan pembelian
impulsif menunjukkan korelasi yang positif. Dalam hal ini berarti jika
konformitas seseorang rendah maka pembelian impulsif akan rendah juga
(Sihotang, 2009; Astasari & Sahrah, 2009).
Berdasarkan penjelasan mengenai konformitas sebagai moderator,
maka dapat disimpulkan bahwa remaja putri dengan harga diri yang tinggi,
tingkatan konformitasnya tidak memiliki pengaruh terhadap pembelian
impulsif sehingga pembelian impulsifnya rendah. Di sisi lain, remaja putri
dengan harga diri yang rendah, tingkatan konformitasnya dapat
mempengaruhi pembelian impulsif sehingga pembelian impulsif
meningkat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Gambar 2 Model Konformitas sebagai Moderator
F. PERTANYAAN PENELITIAN
Berdasarkan penjelasan dinamika penelitian, maka muncul pertanyaan
apa peran konformitas dalam struktur hubungan antara harga diri dengan
pembelian impulsif pada remaja putri ?
Harga Diri
Konformitas
Harga Diri *
Konformitas
Pembelian Impulsif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Gambar 3 Framework Penelitian Konformitas sebagai Mediator
Pembelian
Impulsif
Tinggi
Harga Diri
Pembelian
Impulsif
Rendah
Konformitas
Rendah
Konformitas
Tinggi
Harga Diri
Tinggi
Harga Diri
Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
a.
b.
c.
d.
Gambar 4 Framework Penelitian Konformitas sebagai Moderator
Harga Diri
Tinggi
Pembelian
Impulsif Tinggi Konformitas
Tinggi
Harga Diri
Rendah
Pembelian
Impulsif Rendah
Harga Diri
Tinggi
Pembelian
Impulsif Rendah Konformitas
Rendah
Harga Diri
Rendah
Pembelian
Impulsif Rendah
Konformitas
Tinggi
Harga Diri
Tinggi
Pembelian
Impulsif Rendah Konformitas
Rendah
Harga Diri
Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Penelitian ini termasuk jenis penelitian korelasi yang menghubungkan
antara variabel independen dengan variabel dependen. Peneliti ingin melihat
korelasi dari harga diri dengan konformitas, konformitas dengan pembelian
impulsif, dan harga diri dengan pembelian impulsif. Berdasarkan struktur
hubungan tersebut, peneliti juga ingin mengetahui peran dari konformitas
dalam hubungan antara harga diri dengan pembelian impulsif.
B. IDENTIFIKASI VARIABEL
Variabel dependen : Impulsive Buying (Pembelian impulsif)
Variabel independen : Harga diri dan Konformitas
C. DEFINISI OPERASIONAL
1. Impulsive Buying (Pembelian Impulsif)
Pembelian impulsif adalah suatu pembelian yang dilakukan secara
spontan atau tiba-tiba tanpa adanya perencanaan atau pertimbangan
sebelumnya. Biasanya pembelian impulsif terjadi karena adanya stimulus
tertentu sehingga pembeli dapat melakukan pembelian secara cepat dan
biasanya berujung pada penyesalan.
Aspek-aspek yang digunakan dalam penelitian ini adalah aspek
kognisi dan afeksi. Pada aspek kognisi, individu yang melakukan
pembelian impulsif, kurang mampu mempertimbangkan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
merencanakan sesuatu ketika melakukan pembelian. Sedangkan aspek
afeksi menjelaskan bahwa pembeli melakukan pembelian impulsif karena
memiliki perasaan senang dan gembira ketika menginginkan suatu barang
untuk dibeli serta memiliki kesulitan untuk meninggalkan keinginannya
itu. Tetapi, setelah melakukan pembelian, biasanya muncul rasa
penyesalan
Pembelian impulsif akan diukur menggunakan skala
kecenderungan pembelian impulsif seseorang yang dibuat oleh peneliti
berdasarkan aspek dari pembelian impulsif. Kecenderungan yang
dimaksudkan adalah seberapa sering pembelian impulsif remaja putri
dilakukan. Semakin tinggi skor pembelian impulsif yang dimiliki, maka
semakin tinggi kemungkinan terjadinya pembelian impulsif. Sebaliknya,
semakin rendah skor pembelian impulsif, maka kemungkinan melakukan
pembelian impulsif semakin rendah.
2. Konformitas
Konformitas ialah tindakan yang dilakukan atau diyakini seseorang
berdasarkan norma sosial agar dapat diterima secara sosial. Konformitas
tetap dilakukan meskipun bertentangan dengan keyakinan yang
dimilikinya. Konformitas biasa terjadi dikarenakan adanya tekanan dari
kelompok acuan.
Aspek-aspek yang digunakan dalam penelitian ini adalah
keyakinan seseorang pada orang lain dan menunjukkan perilaku yang
sama dengan orang lain agar dapat diterima secara sosial. Aspek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
konformitas ditentukan berdasarkan poin penting dari berbagai definisi
mengenai konformitas.
Konformitas akan diukur dengan menggunakan skala konformitas
yang dibuat berdasarkan aspek yang telah ditentukan oleh peneliti.
Semakin tinggi skor konformitas yang dimiliki, maka kemungkinan
terjadinya konformitas semakin tinggi dan semakin rendah skor
konformitas, maka semakin rendah pula tingkat konformitasnya.
3. Harga Diri
Harga diri merupakan suatu sikap penerimaan individu terhadap
kemampuan, keberhasilan, merasa penting dan berharga pada dirinya
sendiri baik secara positif maupun secara negatif.
Aspek-aspek harga diri ditentukan berdasarkan poin-poin penting
dari definisi harga diri. Masing-masing aspek dibuat berdasarkan
komponen sikap yaitu kognisi, afeksi, dan konasi. Harga diri akan diukur
menggunakan skala yang dibuat berdasarkan aspek-aspek dari harga diri
oleh peneliti. Semakin tinggi skor harga diri maka semakin tinggi pula
harga diri yang dimiliki seseorang, sebaliknya jika skor harga dirinya
rendah, maka harga dirinya semakin rendah pula.
D. SUBJEK PENELITIAN
Subjek penelitian ini adalah remaja putri berjumlah 160 orang. Kriteria
sampel yang dipilih adalah remaja putri yang memiliki usia berkisar antara 12
tahun sampai 21 tahun dan minimal memiliki teman dekat. Kriteria memiliki
teman dekat dapat diketahui dengan cara menyediakan formulir identitas diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
yang harus diisi oleh subjek pada lembar awal skala penelitian, seperti inisial,
usia, apakah memiliki teman dekat atau tidak, dan berapa jumlah teman dekat
yang dimiliki.
Jenis pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah non- probability
sampling yang berarti tidak semua populasi memiliki kesempatan yang sama
untuk menjadi sampel (Purwanto & Sulistyastuti, 2007). Pengambilan sampel
dilakukan di pusat perbelanjaan yang ada di Yogyakarta.
Teknik pengambilan sampel menggunakan incidental sampling yaitu
sampel yang terpilih dikarenakan memiliki kriteria yang sesuai dengan
penelitian dan berada pada situasi dan waktu yang tepat (Prasetyo & Jannah,
2005).
E. METODE PENGAMBILAN DATA
Metode pengambilan data dilakukan dengan menggunakan skala yang
tersusun menjadi tiga skala yaitu skala harga diri, konformitas, dan pembelian
impulsif. Dalam penyajian ketiga skala tersebut, alternatif jawaban netral (N)
tidak diberikan karena peneliti ingin meminimalisir kemungkinan responden
menjawab netral. Jika alternatif jawaban netral diberikan, tidak semua
responden akan memilih pernyataan netral sebagai karakteristik pribadinya
melainkan sebagai penolakan atau pertahanan diri dari item-item yang
disediakan (Friedenberg, 1995). Oleh karena itu peneliti mengkhawatirkan
adanya center disarable effect yang mana semakin banyak pilihan netral yang
dipilih, maka data akan semakin tidak informatif (Azwar, 2012). Ketiga skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
tersebut disajikan menjadi satu kesatuan booklet skala. Adapun perincian skala
yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut
1. Skala Pembelian Impulsif
Skala ini berisi 28 pernyataan yang terbagi atas pernyataan
favorable dan pernyataan unfavorable. Dalam penelitian ini, subjek akan
diminta untuk memberikan tanda pada empat alternatif jawaban yaitu
“Sangat Tidak Sesuai” (STS), “Tidak Sesuai” (TS), “Sesuai” (S), dan
“Sangat Sesuai” (SS).
Penilaian untuk jawaban STS adalah 1, TS adalah 2, S adalah 3,
SS adalah 4. Sedangkan item unfavorable diberikan skor 4 untuk STS, 3
untuk TS, 2 untuk S; dan 1 untuk SS.
Jumlah item yang dipakai pada aspek kognitif dan afektif berbeda
satu sama lain. Aspek afektif memiliki jumlah item yang lebih banyak
dibandingkan aspek kognisi. Hal tersebut dikarenakan pembeli yang
melakukan pembelian impulsif lebih didominasi oleh aspek afeksi
daripada aspek kognisinya (Verplanken & Herabadi, 2001). Berikut
distribusi blue print skala pembelian impulsif :
Tabel 2
Blue Print Skala Pembelian Impulsif
Aspek Item Total %
Favorable Unfavorable
Afeksi
Kognisi
8 8 16
6 6 12
55,6
44,4
Total 14 14 28 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
2. Skala Konformitas
Skala ini berisi 40 pernyataan yang terbagi atas pernyataan
favorable dan pernyataan unfavorable. Dalam penelitian ini, subjek akan
diminta untuk memberikan tanda pada empat alternatif jawaban yaitu
“Sangat Tidak Sesuai” (STS), “Tidak Sesuai” (TS), “Sesuai” (S), dan
“Sangat Sesuai” (SS).
Penilaian untuk jawaban STS adalah 1, TS adalah 2, S adalah 3,
SS adalah 4. Sedangkan item unfavorable diberikan skor 4 untuk STS, 3
untuk TS, 2 untuk S; dan 1 untuk SS.
Dalam pemberian jumlah item pada blue print skala konformitas,
jumlah item yang diberikan pada tiap komponen sama banyak karena tiap
komponen tidak memiliki sesuatu yang dominan untuk menunjukkan
tingkat konformitas seseorang. Berikut distribusi blue print skala
konformitas :
Tabel 3
Blue Print Skala Konformitas
Komponen Item
Total % Favorable Unfavorable
Keyakinan
terhadap
orang lain
Menunjukkan
tindakan yang
sama dengan
orang lain
10 10 20
10 10 20
50
50
Total 20 20 40 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
3. Skala Harga Diri
Skala ini berisi 54 pernyataan yang terbagi atas pernyataan
favorable dan pernyataan unfavorable. Dalam penelitian ini, subjek akan
diminta untuk memberikan tanda pada empat alternatif jawaban yaitu
“Sangat Tidak Sesuai” (STS), “Tidak Sesuai” (TS), “Sesuai” (S), dan
“Sangat Sesuai” (SS).
Penilaian untuk jawaban STS adalah 1, TS adalah 2, S adalah 3,
SS adalah 4. Sedangkan item unfavorable diberikan skor 4 untuk STS, 3
untuk TS, 2 untuk S; dan 1 untuk SS.
Dalam pemberian jumlah item pada blue print skala harga diri, tiap
komponen objek sikap memiliki jumlah item yang sama disetiap aspek
sikap (kognisi, afeksi, dan konasi). Persamaan jumlah item ini dikarenakan
setiap komponen objek sikap tidak memiliki dominansi tertentu dalam
menunjukkan harga diri seseorang. Berikut distribusi blue print skala
harga diri :
Tabel 4
Blue Print Skala Harga Diri
Komponen
Objek
Sikap Total %
Kognisi Afeksi Konasi
Kemampuan 6 6 6 18 33,3
Keberhasilan 6 6 6 18 33,3
Penting dan
Berharga
6 6 6 18 33,3
Total 18 18 18 54 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
F. VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR
1. Validitas Skala
Validitas tes adalah tingkat kemampuan tes mengukur atribut yang
hendak diukur (Sarwono, 2006). Alat ukur yang memiliki validitas yang
tinggi berarti alat ukur tersebut dapat menjalani fungsi ukur atau akurat
dalam melakukan pengukuran yang ingin diukur (Azwar, 1999).
Kategori validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
validitas isi (content validity) yang memiliki kemampuan untuk menilai isi
skala yang terdiri dari beberapa aspek dan komponen objek untuk
mendukung konstrak teoritik yang hendak diukur (Azwar, 2012). Penilaian
item mengalami proses penilaian yang kompeten dengan menggunakan
metode expert judgement (Azwar, 2012) melalui dosen pembimbing
skripsi. Penilaian ini bertujuan untuk melihat kesesuaian item dengan apa
yang ingin diukur.
2. Seleksi Item
Seleksi item dilakukan berdasarkan daya diskriminasi item yang
menghasilkan koefisien korelasi item total (rix). Item yang akan dipilih
adalah item yang memiliki kualitas yang baik, yaitu ≥ 0,30 sedangkan item
yang memiliki kualitas yang tidak baik, tidak dapat digunakan dalam skala
atau digugurkan. Akan tetapi, jika jumlah item yang lolos seleksi tidak
sesuai dengan yang diinginkan, peneliti dapat menurunkan kriteria
menjadi 0,25 asalkan tidak ≤ 0,20 (Azwar, 2012).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
a. Skala Pembelian Impulsif
Berdasarkan hasil uji coba terhadap 102 responden, skala
pembelian impulsif memiliki 20 item yang lolos seleksi dari 28 item
awal dengan koefisien korelasi item total (rix) ≥ 0,25. Distribusi item
dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 5
Distribusi Item Skala Pembelian Impulsif
ASPEK ITEM TOTAL
FAVORABEL UNFAVORABEL
Afeksi 1, 2*, 5*, 6, 11,
15, 19, 24
3*, 4*, 7, 9, 13*,
18, 22, 26*
16
Kognisi 8, 14, 16*, 20,
25, 27
10*, 12, 17, 21, 23,
28
12
Total 28 28 28
Keterangan: item yang dicetak tebal dan berbintang (*) adalah item
yang gugur.
b. Skala Konformitas
Berdasarkan hasil uji coba terhadap 102 responden, skala
konformitas memiliki 20 item yang lolos seleksi dari 40 item awal
dengan koefisien korelasi item total (rix) ≥ 0,230. Distribusi item dapat
dilihat sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Tabel 6
Distribusi Item Skala Konformitas
ASPEK ITEM TOTAL
FAVORABEL UNFAVORABEL
Keyakinan
terhadap org lain
1, 5, 9, 13*,
17*, 21, 25*,
29, 33, 37*
2*, 6*, 10*, 14*,
18, 22*, 26, 30, 34,
38*
10
Menunjukkan
tindakan yang
sama dengan
orang lain
3*, 7*, 11, 15,
19*, 23, 27*,
28, 31, 35
4*, 8, 12*, 16*, 20,
24*, 32*, 36, 39*,
40
10
Total 20 20 40
Keterangan: item yang dicetak tebal dan berbintang (*) adalah item
yang gugur.
c. Skala Harga Diri
Berdasarkan hasil uji coba terhadap 102 responden, skala harga
diri memiliki 37 item yang lolos seleksi dari 54 item awal dengan
koefisien korelasi item total (rix) ≥ 0,25. Distribusi item dapat dilihat
sebagai berikut :
Tabel 7
Distribusi Item Skala Harga Diri
ASPEK KOMPONEN
TOTAL KOGNITIF AFEKTIF KONATIF
Kemampuan
F 10, 27*, 36 4, 22, 30* 7, 16*, 25
18 U 1, 19*, 45
13*, 39,
48 33*, 42, 51
Keberhasilan F 11, 20, 28
5, 14*,
23* 8, 17*, 34
18
U 2*, 37*,46 31, 40, 49 43*, 52, 54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Penting dan
berharga
F 3, 12, 21 6, 15, 24 35, 44*, 53
18
U 29, 38, 47 32, 41,
50*
9*, 18*,
26*
TOTAL 18 18 18 54
Keterangan: item yang dicetak tebal dan berbintang (*) adalah item
yang gugur.
3. Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan konsistensi dan stabilitas nilai hasil suatu
skala pengukuran (Sarwono, 2006). Koefisien reliabilitas (rxx’) berada
dalam rentang angka antara 0 – 1,00 yang berarti semakin mendekati
angka 1,00 maka alat pengukuran tersebut semakin reliabel (Azwar, 2012).
Reliabilitas yang digunakan dalam skala ini adalah koefisien Alpha
Cronbach melalui penghitungan menggunakan SPSS 16.0 for Windows.
a. Skala Harga Diri
Koefisien skala harga diri sebelum dipilih item yang baik α =
0,862 sedangkan koefisien skala setelah dipilih 37 item yang baik
menghasilkan α = 0,885 ini dikatakan reliabel karena konsistensi
nilai skala mendekati 1,00
b. Skala Konformitas
Koefisien skala konformitas sebelum dipilih item yang baik α
= 0,754 sedangkan koefisien skala setelah dipilih 20 item yang baik
menghasilkan α = 0,765 ini dikatakan masih reliabel karena
konsistensi nilai skala ≥ 0,700
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
c. Skala Pembelian Impulsif
Koefisien skala pembelian impulsif sebelum dipilih item yang
baik α = 0,799 sedangkan koefisien skala setelah dipilih 20 item yang
baik menghasilkan α = 0,838 ini dikatakan reliabel karena konsistensi
nilai skala mendekati 1,00
G. METODE ANALISIS DATA
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
regresi karena penelitian ini memiliki dua variabel prediktor yaitu harga diri
dan konformitas yang dikaitkan dengan variabel terikat yaitu pembelian
impulsif. Adapun tahapan analisis yang digunakan untuk membuktikan model
mana yang lebih sesuai dengan data adalah sebgai berikut :
1. Model Konformitas sebagai Mediator
a. Meregresikan variabel konformitas pada harga diri
b. Meregresikan variabel pembelian impulsif pada konformitas
c. Meregresikan variabel pembelian impulsif pada harga diri
Harga Diri Konformitas
Konformitas Pembelian
Impulsif
Harga Diri Pembelian
Impulsif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
d. Meregresikan variabel terikat pada dua variabel prediktor
Pada model ini, konformitas dikatakan mediator apabila hasil
regresi dari harga diri dan konformitas, konformitas dengan pembelian
impulsif, harga diri dengan pembelian impulsif, dan kedua prediktor
dengan pembelian impulsif harus signifikan (p ≤ 0,05). Jika hasil regresi
menunjukkan signifikansi terhadap semua tahapan, maka dapat dikatakan
model penelitian adalah mediator (Baron & Kenny, 1986).
2. Model Konformitas sebagai Moderator
Pada model moderator, tahapan yang dilakukan tidak sebanyak
mediator, akan tetapi ada satu langkah yang harus dilakukan pada model
ini yaitu mengalikan variabel harga diri dengan konformitas. Setalah itu,
lakukan regresi pada keseluruhan variabel prediktor, termasuk variabel
baru (hasil perkalian harga diri dan konformitas) dengan variabel terikat
yaitu pembelian impulsif secara bersamaan.
Harga Diri
Konformitas
Pembelian Impulsif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Konformitas dikatakan moderator apabila keseluruhan variabel
prediktor dan variabel terikat diregresikan menghasilkan signifikansi p ≤
0,05 . Selain itu, perlu juga diperhatikan secara khusus mengenai hasil
regresi bagian coefficients table pada SPSS bahwa hasil variabel perkalian
antar variabel prediktor harus menunjukkan signifikansi (p ≤ 0,05).
Apabila dari hasil regresi tersebut menunjukkan adanya nilai yang
signifikan, maka dapat disimpulkan model penelitian adalah moderator
(Baron & Kenny, 1986)
Peneliti akan melihat mana diantara kedua model ini yang
memenuhi persyaratan mediator atau moderator menurut Baron dan Kenny
(1986). Jika keduanya memenuhi syarat, peneliti akan melakukan analisis
structural equation modeling untuk memperoleh nilai Akaike pada tiap
modelnya. Model yang lebih baik adalah model yang memiliki nilai
Akaike lebih kecil.
Harga Diri
Konformitas
Harga Diri *
Konformitas
Pembelian Impulsif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. PERSIAPAN PENELITIAN
Sebelum melakukan penelitian, peneliti mempersiapkan blue print
penelitian untuk menentukan jumlah item pada skala penelitian. Setelah itu,
peneliti membuat item untuk setiap variabel berdasarkan definisi operasional
yang sudah disiapkan. Peneliti melakukan konsultasi pada professional
judgement yaitu dosen pembimbing skripsi agar alat ukur layak untuk diuji
coba (try out).
1. Uji Coba Alat Ukur
Setelah melakukan beberapa kali revisi, alat ukur siap diuji coba.
Uji coba dilakukan pada tanggal 23 - 30 April 2013 dan dilakukan secara
insidental yaitu mencari subjek yang sesuai dengan kriteria penelitian.
Adapun kriteria penelitiannya adalah subjek remaja putri yang berusia 12
sampai 21 tahun.
Subjek uji coba alat ukur sebanyak 120 subjek tetapi 18 subjek
gugur karena tidak menjawab semua pernyataan skala penelitian. Setelah
mendapatkan 102 subjek uji coba, peneliti melakukan uji validitas dan
reliabilitas alat ukur menggunakan alpha cronbach.
Berdasarkan uji validitas item yang dilakukan, skala harga diri
memiliki 17 item yang gugur dari 54 item sehingga terdapat 37 item yang
lolos seleksi untuk dijadikan skala penelitian. Skala konformitas memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
15 item yang gugur dari 40 item, akan tetapi untuk mengimbangi tiap
komponennya ada 5 item digugurkan sehingga terdapat 20 item yang lolos
seleksi. Sedangkan skala pembelian impulsif memiliki 8 item yang gugur
dari 28 item sehingga terdapat 20 item yang lolos seleksi.
2. Perizinan
Sebelum dilaksanakan penelitian, peneliti meminta surat perizinan
penelitian pada Fakultas Psikologi untuk melakukan penelitian di berbagai
pusat perbelanjaan di Yogyakarta. Setelah itu, peneliti melakukan
perizinan penelitian pada beberapa pusat perbelanjaan di Yogyakarta.
Akan tetapi, setelah 3 minggu menunggu dan melakukan follow up, hanya
Galeria Mall yang memberikan tanggapan dan ijin untuk melakukan
penelitian.
Pihak Galeria Mall memberikan ijin penelitian di setiap lantai
Galeria Mall tetapi tidak masuk ke dalam beberapa store yang ada di
Galeria Mall. Pelaksanaan penelitian diijinkan tiga hari mulai tanggal 17 –
19 Mei 2013 pukul 14.00 – 19.00 WIB.
B. PELAKSANAAN PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di sebuah pusat perbelanjaan Galeria
Yogyakarta pada tanggal 17 – 19 Mei 2013 pukul 14.00 – 17.00 WIB. Dalam
pelaksanaan penelitian ini, peneliti dibantu oleh beberapa rekan yang tersebar
di setiap lantai gedung Galeria Mall. Subjek yang dilibatkan dalam penelitian
ini adalah beberapa pengunjung yang tergolong remaja putri dan berusia 12
sampai 21 tahun. Peneliti memberikan skala pada subjek yang dirasa memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
kriteria yang sesuai dan berada pada situasi serta waktu yang bersamaan
dengan pelaksanaan penelitian.
Pada hari pertama pelaksanaan penelitian, peneliti menghampiri subjek
yang dirasa sesuai dengan kriteria penelitian. Setelah itu, peneliti mencoba
menanyakan hal seperti usia atau tingkatan pendidikan calon subjek. Ketika
kriteria yang dimiliki subjek sesuai dengan kriteria penelitian, maka langkah
selanjutnya adalah peneliti meminta izin pada subjek untuk mengisi skala
penelitian. Jika subjek setuju maka subjek mulai mengisi skala penelitian dari
awal sampai akhir dengan diberi panduan terlebih dahulu. Akan tetapi, jika
subjek tidak bersedia, maka peneliti tidak memberikan skala penelitian.
Setelah tiga jam melakukan penelitian pada hari pertama, jumlah
subjek yang didapatkan sebanyak 112 subjek. Akan tetapi, peneliti mencoba
menggolongkan berapa banyak skala yang diisi oleh subjek remaja putri awal
dan subjek remaja putri akhir. Hasilnya, peneliti mendapatkan 35 subjek
remaja awal putri dan 77 subjek remaja akhir putri.
Berdasarkan penggolongan skala yang didapatkan di hari pertama,
peneliti melakukan penelitian di hari kedua dengan memfokuskan subjek
penelitian pada remaja awal yang berusia 12 sampai 16 tahun. Prosedur
penelitian sama seperti pelaksanaan penelitian hari pertama. Setelah berjalan
tiga jam, peneliti mendapatkan 33 subjek. Akan tetapi ketika digolongkan ke
dalam kelompok masa remaja, hanya 15 subjek yang tergolong remaja awal
putri dan 3 tergolong remaja akhir putri. Subjek penelitian secara keseluruhan
sebanyak 50 subjek remaja awal putri dan 80 subjek remaja akhir putri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Jumlah tersebut masih kurang seimbang tiap penggolongannya. Oleh karena
itu, di hari ketiga, peneliti mencoba mencari remaja putri awal sebanyak 30
subjek untuk mengimbangi jumlah subjek remaja akhir putri.
Pada hari ketiga, peneliti hanya melakukan penelitian pada remaja
putri awal untuk mengimbangi jumlah remaja putri akhir agar terjadi
keseimbangan jumlah subjek antara remaja awal dan remaja akhir.
Pelaksanaan penelitian dilakukan berdasarkan prosedur yang sama dengan
hari pertama dan kedua. Setelah melakukan penelitian selama tiga jam,
peneliti memperoleh 30 subjek remaja putri awal.
Berdasarkan pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada tanggal 17 –
19 Mei 2013 pukul 14.00 – 17.00 peneliti memperoleh 180 subjek, akan tetapi
20 subjek dianggap gugur karena tidak memberikan jawaban secara penuh
pada skala penelitian. Alhasil, subjek penelitian yang dianggap memenuhi
kriteria dan menjawab semua pernyataan dari skala penelitian sebanyak 160
subjek.
C. HASIL PENELITIAN
Seluruh jawaban subjek di-input ke dalam program Ms. Excel 2007
dan diubah menjadi skor yang sudah ditentukan berdasarkan pernyataan
favorable dan unfavorable. Hasil skor yang diperoleh dimasukkan dalam
program SPSS 16.0 untuk dilakukan analisis regresi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
1. Model Konformitas sebagai Mediator
a. Uji Normalitas
Uji normalitas yang dilakukan bertujuan untuk melihat
sebaran data normal atau tidak. Uji normalitas dilihat dari gambar
normal p-p plots of regression standardized residual pada program
SPSS 16.0. Uji normalitas perlu dilakukan sesuai tahapan regresi
antara variabel terikat pada variabel prediktor. Berikut pembagian,
gambar beserta penjelasannya :
1. Harga diri dengan Konformitas
Gambar 5. Grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized
Residual Harga Diri dan Konformitas
Berdasarkan grafik Normal P-P Plot of Regression
Standardized Residual, data tersebar mendekati garis normal
yang melintang sehingga dapat dikatakan bahwa asumsi ini
terpenuhi atau dapat dikatakan data berdistribusi normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
2. Konformitas dengan Pembelian Impulsif
Gambar 6. Grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized
Residual Konformitas dan Pembelian Impulsif
Berdasarkan grafik Normal P-P Plot of Regression
Standardized Residual, data tersebar mendekati garis normal
yang melintang sehingga dapat dikatakan bahwa asumsi ini
terpenuhi atau dapat dikatakan data berdistribusi normal.
3. Harga diri dengan Pembelian Impulsif
Gambar 7. Grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized
Residual Harga Diri dan Pembelian Impulsif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Berdasarkan grafik Normal P-P Plot of Regression
Standardized Residual, data tersebar mendekati garis normal
yang melintang sehingga dapat dikatakan bahwa asumsi ini
terpenuhi atau dapat dikatakan data berdistribusi normal.
4. Harga diri dan Konformitas dengan Pembelian Impulsif
Gambar 8. Grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized
Residual Harga Diri dan Konformitas dengan Pembelian
Impulsif
Berdasarkan grafik Normal P-P Plot of Regression
Standardized Residual, data tersebar mendekati garis normal
yang melintang sehingga dapat dikatakan bahwa asumsi ini
terpenuhi atau dapat dikatakan data berdistribusi normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
b. Uji Homogenitas
1. Harga diri dengan Konformitas
Gambar 9. Scatterplot Harga Diri dan Konformitas
Berdasarkan Scatterplot di atas menunjukkan adanya
sebaran data yang bersifat acak dan tidak membentuk suatu pola
megaphone. Oleh karena itu data dapat dikatakan homogen atau
memiliki variasi variabel dependen yang sama untuk tiap nilai
dari variabel independen.
2. Konformitas dengan Pembelian Impulsif
Gambar 10. Scatterplot Konformitas dengan Pembelian Impulsif
Berdasarkan Scatterplot di atas menunjukkan adanya
sebaran data yang bersifat acak dan tidak membentuk suatu pola
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
megaphone. Oleh karena itu data dapat dikatakan homogen atau
memiliki variasi variabel dependen yang sama untuk tiap nilai
dari variabel independen.
3. Harga diri dengan Pembelian Impulsif
Gambar 11. Scatterplot Harga Diri dan Pembelian Impulsif
Berdasarkan Scatterplot di atas menunjukkan adanya
sebaran data yang bersifat acak dan tidak membentuk suatu pola
megaphone. Oleh karena itu data dapat dikatakan homogen atau
memiliki variasi variabel dependen yang sama untuk tiap nilai
dari variabel independen.
4. Harga diri dan Konformitas dengan Pembelian Impulsif
Gambar 12. Scatterplot Harga Diri dan Konformitas dengan
Pembelian Impulsif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Berdasarkan Scatterplot di atas menunjukkan adanya
sebaran data yang bersifat acak dan tidak membentuk suatu pola
megaphone. Oleh karena itu data dapat dikatakan homogen atau
memiliki variasi variabel dependen yang sama untuk tiap nilai
dari variabel independen.
c. Uji Linearitas
1. Harga diri dengan Konformitas
Gambar 13. Scatterplot Harga Diri dengan Konformitas
Berdasarkan gambar scatterplot di atas, sebaran data
menunjukkan tidak ada pola non-linier. Pola non-linier adalah
pola data yang menunjukkan pola U atau S. Oleh karena itu, hasil
dari data antara variabel harga diri dengan konformitas adalah
linier yang berarti terdapat korelasi antara harga diri dengan
konformitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
2. Konformitas dengan Pembelian Impulsif
Gambar 14. Scatterplot Konformitas dengan Pembelian Impulsif
Berdasarkan gambar scatterplot di atas, sebaran data
menunjukkan tidak ada pola non-linier. Pola non-linier adalah
pola data yang menunjukkan pola U atau S. Oleh karena itu, hasil
dari data antara variabel konformitas dengan pembelian impulsif
adalah linier yang berarti terdapat korelasi antara variabel
konformitas dengan pembelian impulsif.
3. Harga diri dengan Pembelian Impulsif
Gambar 15. Scatterplot Harga Diri dengan Pembelian Impulsif
Berdasarkan gambar scatterplot di atas, sebaran data
menunjukkan tidak ada pola non-linier. Pola non-linier adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
pola data yang menunjukkan pola U atau S. Oleh karena itu, hasil
dari data antara variabel harga diri dengan pembelian impulsif
adalah linier yang berarti terdapat korelasi antara harga diri
dengan pembelian impulsif.
4. Harga diri dan Konformitas dengan Pembelian Impulsif
Gambar 16. Scatterplot Harga Diri dan Konformitas dengan
Pembelian Impulsif
Berdasarkan gambar scatterplot di atas, sebaran data
menunjukkan tidak ada pola non-linier. Pola non-linier adalah
pola data yang menunjukkan pola U atau S. Oleh karena itu, hasil
dari data antara variabel harga diri dan konformitas terhadap
pembelian impulsif adalah linier yang berarti terdapat korelasi
antara kedua prediktor dengan pembelian impulsif.
d. Analisis Regresi Konformitas sebagai Mediator
Berdasarkan hasil regresi yang dilakukan sesuai tahapan
menunjukkan bahwa harga diri menjadi prediktor yang tidak baik
bagi konformitas (F(1,158) = 2,279, p = 0,133). Selain itu, perlu juga
dilihat pada tabel coefficients terdapat korelasi negatif yang tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
signifikan antar kedua variabel ini (B = -0,041, p = 0,133). Hasil
regresi variabel pembelian impulsif pada konformitas menunjukkan
bahwa konformitas dapat dijadikan prediktor yang baik bagi
pembelian impulsif (F(1,158) = 21,154, p = 0,000). Selain itu, perlu
juga dilihat pada tabel coefficients terdapat korelasi positif yang
signifikan antar kedua variabel ini (B = 0,725), p = 0,000. Di
samping itu, harga diri menjadi prediktor yang tidak baik pula bagi
pembelian impulsif (F(1,158) = 0,187, p = 0,666) dan perlu juga
dilihat pada tabel coefficients terdapat korelasi negatif yang tidak
signifikan antar kedua variabel ini (B = -0,025, p = 0,666).
Sedangkan untuk hasil regresi dari harga diri dan konformitas
dengan pembelian impulsif, harga diri dan konformitas dapat
menjadi prediktor yang baik bagi pembelian impulsif (F(2,157) =
10,515, p = 0,000) dan perlu juga dilihat pada tabel coefficients
terdapat korelasi antara harga diri dan pembelian impulsif yang
menunjukkan adanya korelasi yang tidak signifikan (B = 0,005, p =
0,930). Sedangkan korelasi antara konformitas dan pembelian
impulsif menunjukkan adanya korelasi positif yang signifikan (B =
0,726, p = 0,000).
Pada syarat model mediasi, semua tahapan regresi yang
dilakukan harus menghasilkan parameter yang signifikan (p ≤ 0,05)
kecuali hubungan harga diri dan pembelian impulsif ketika terdapat
variabel konformitas dalam persamaan regresinya. Pada penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
ini, satu-satunya parameter yang signifikan hanya terdapat pada
korelasi antara konformitas dan pembelian impulsif. Oleh karena itu
dapat disimpulkan bahwa model mediasi dianggap tidak memenuhi
syarat sehingga penelitian ini tidak menunjukkan peran konformitas
sebagai mediator.
2. Model Konformitas sebagai Moderator
a. Uji Normalitas
Gambar 17. Grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized
Residual Model Moderator
Berdasarkan grafik Normal P-P Plot of Regression
Standardized Residual, data tersebar mendekati garis normal yang
melintang sehingga dapat dikatakan bahwa asumsi ini terpenuhi atau
dapat dikatakan data berdistribusi normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
b. Uji Homogenitas
Gambar 18. Scatterplot Model Moderator
Berdasarkan Scatterplot di atas menunjukkan adanya sebaran
data yang bersifat acak dan tidak membentuk suatu pola megaphone.
Oleh karena itu data dapat dikatakan homogen atau memiliki variasi
variabel dependen yang sama untuk tiap nilai dari variabel independen.
c. Uji Linearitas
Gambar 19. Scatterplot Model Moderator
Berdasarkan gambar scatterplot di atas, sebaran data
menunjukkan tidak ada pola non-linier. Pola non-linier adalah pola
data yang menunjukkan pola U atau S. Oleh karena itu, hasil dari data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
antara variabel harga diri, konformitas dan hasil perkalian dari harga
diri dan konformitas dengan pembelian impulsif adalah linier yang
berarti terdapat korelasi antara variabel prediktor dengan pembelian
impulsif.
d. Analisis Regresi Konformitas sebagai Moderator
Berdasarkan hasil regresi yang dilakukan variabel prediktor
(harga diri, konformitas, dan harga diri*konformitas) dengan variabel
terikat (pembelian impulsif) menunjukkan bahwa variabel prediktor
dapat menjadi variabel yang baik bagi variabel pembelian impulsif
(F(3,156) = 10,514, p = 0,000). Setelah itu, perlu juga dilihat pada
kolom coefficients secara khusus untuk melihat efek variabel
perkalian harga diri dan konformitas pada variabel dependen. Hasil
analisis menunjukkan korelasi yang signifikan (B = 0,047, p = 0,003).
Hasil analisis antara variabel harga diri dan pembelian impulsif
menunjukkan korelasi negatif yang signifikan (B = -2,338, p = 0,003).
Sedangkan hasil analisis dari variabel konformitas dan pembelian
impulsif menunjukkan korelasi negatif dan signifikan pula (B = -4,525,
p = 0,009).
Berdasarkan hasil regresi variabel pembelian impulsif pada
haga diri*konformitas tersebut menunjukkan parameter yang
signifikan karena hubungan antara harga diri dengan pembelian
impulsif ketika harga diri dikalikan dengan konformitas. Pada
penelitian ini, hasil parameter yang signifikan dianggap memenuhi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
syarat moderator. Oleh karena itu, penelitian ini menunjukkan peran
konformitas sebagai moderator dalam struktur hubungan harga diri dan
pembelian impulsif.
D. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, penelitian ini
menunjukkan bahwa syarat moderasi lebih terpenuhi dalam penelitian ini
daripada model mediator karena nilai regresi pada variabel hasil perkalian
dengan variabel pembelian impulsif signifikan sedangkan pada model
mediasi, parameter yang signifikan hanya korelasi antara konformitas dengan
pembelian impulsif.
Hasil parameter model mediator, harga diri memiliki korelasi negatif
yang tidak signifikan dengan konformitas. Hasil tersebut bertentangan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Cipto dan Kuncoro (2010), Sulistyowati
(2009), dan Nashihin (2012) yang menunjukkan semakin tinggi tingkat harga
diri seseorang maka semakin rendah tingkat konformitasnya dan sebaliknya,
semakin rendah tingkat harga diri seseorang maka semakin tinggi tingkat
konformitasnya. Sedangkan ada penelitian lain yang menunjukkan tidak ada
hubungan yang signifikan antara harga diri dan konformitas. Rambe (dalam
Hafiyah, 2009) menunjukkan tidak selalu harga diri yang tinggi tidak
menampilkan korformitas dan tidak selalu harga diri yang rendah
menampilkan konformitasnya. Jadi, hasil penelitian ini lebih mendukung hasil
penelitian Rambe.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Peran konformitas sebagai moderator menunjukkan interaksi antara
harga diri yang dimiliki remaja putri dengan tingkat konformitasnya untuk
menghasilkan pembelian impulsif yang tinggi ataupun rendah. Melihat
penelitian ini berkiblat pada hasil penelitian Rambe, maka dapat disimpulkan
bahwa remaja putri dengan harga diri yang tinggi ataupun rendah dapat
memiliki konfomitas yang tinggi maupun rendah pula.
Remaja putri yang memiliki harga diri yang tinggi dan juga melakukan
konformitas, kemungkinan pembelian impulsif yang dimunculkan rendah.
Remaja putri dengan harga diri yang tinggi cederung mampu membina dan
menciptakan suatu relasi sosial sehingga mereka mudah melakukan
penyesuaian dengan baik dengan lingkungan sosialnya. Ketika lingkungan
tempat mereka bersosial memiliki aturan yang disepakati, remaja putri dengan
harga diri tinggi ini dapat mengikuti aturan yang berlaku sehingga
keberhasilannya dapat dijadikan panutan atau contoh oleh teman-teman
disekitarnya (Coopersmith, 1967). Disisi lain, remaja putri dengan harga diri
yang tinggi juga memiliki keyakinan akan dirinya dalam menyelesaikan
masalah sehingga mampu menunjukkan siapa dirinya (identitas diri) dan tidak
mudah terpengaruh oleh arus atau orang lain (Santrock, 2007; 2012). Jadi,
rendahnya pembelian impulsif tidak berdasarkan tingginya konformitas
melainkan juga karena tingginya tingkat harga diri yang dimiliki oleh remaja
putri. Ketika remaja putri memiliki harga diri yang tinggi, mereka memiliki
kesempatan untuk memilih konformitas mana yang akan dipilih sehingga
tidak semua konformitas yang dipilih selalu mengikuti konformitas negatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Remaja putri dengan harga diri yang tinggi dapat memilih untuk tidak
melakukan konformitas karena mereka memiliki pribadi yang tidak mudah
terpengaruh dengan orang lain dan arus baik positif maupun negatif. Selain
itu, remaja putri ini banyak mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari
orang-orang disekitarnya (Coopersmith, 1967). Berdasarkan pribadi tersebut,
kecil kemungkinan untuk melakukan konformitas sehingga kemungkinan
terjadinya pembelian impulsif juga rendah. Jadi, rendahnya pembelian
impulsif bukan karena tingkat konformitas yang rendah melainkan juga karena
remaja putri memiliki harga diri yang tinggi.
Sedangkan remaja putri yang memiliki harga diri yang rendah dapat
melakukan konformitas karena pribadi mereka cenderung tidak memiliki
keberartian diri dan sulit mengekspresikan diri, mudah bergantung pada
lingkungan dan kurang yakin pada kemampuannya sendiri sehingga mudah
terpengaruh oleh perkataan atau tindakan dari teman-temannya (Coopersmith,
1967). Rendahnya harga diri juga mampu membuat remaja putri lebih
menyukai perilaku yang sudah ditentukan oleh orang lain daripada memulai
tindakan sendiri (Baron, Byrne & Branscombe, 2006). Oleh karena itu mereka
yang memiliki harga diri yang rendah memilih untuk melakukan konformitas
agar dapat diterima atau tidak terasingkan dari lingkungannya (Hafiyah, 2009)
dan menghindari penilaian negatif tentang dirinya (Lin & Chen, 2012)
Kenyamanan yang diciptakan oleh remaja putri melalui konformitas dapat
menciptakan keberanian dalam melakukan suatu hal (Gunarsa &Gunarsa,
2009), biasanya melakukan tindakan yang negatif (Santrock, 2002; King,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
2010). Remaja putri bersedia melakukan apapun yang menjadi rules dari suatu
kelompok tertentu (Sears, Freedman & Peplau, 1985) terlebih ketika mereka
memiliki mood positif saat bersama teman-temannya maka pembelian
impulsif dapat terjadi atau meningkat (Coley & Burgess, 2003). Remaja putri
yang mudah terpengaruh oleh lingkungannya, memiliki kenyamaanan atas
konformitas serta memiliki mood positif akan lebih mudah terbawa arus
keadaan suasana di toko sehingga dapat meningkatkan kecenderungan
pembelian impulsifnya (Coley & Burgess, 2003). Rendahnya harga diri
remaja putri dan tingginya konformitas yang dimiliki, memunculkan
kemungkinan kecenderungan pembelian impulsif yang tinggi pula.
Namun, pada remaja yang memiliki harga diri yang rendah dan
memilih untuk menarik diri atau tidak konform dengan teman-temannya,
pembelian impulsif yang muncul cenderung lebih rendah. Pada remaja seperti
ini, mereka cenderung merasa tidak cukup yakin akan potensi atau keyakinan
pada dirinya sendiri sehingga mereka kurang yakin pula dalam melakukan
suatu hal (Baron, Byrne & Branscombe, 2006). Remaja putri seperti ini juga
memiliki kekhawatiran ketika harus berelasi dengan orang lain sehingga
mereka kurang mendapatkan perhatian dari teman-teman sosialnya dan kurang
dijadikan panutan. Di samping itu, remaja dengan harga diri yang rendah
mendapatkan penolakan dari lingkungannya sehingga ketika mereka
melakukan suatu tindakan yang berdampak negatif, mereka cenderung inferior
(Coopersmith, 1967; Brown dalam Passer & Smith, 2007) dan kemungkinan
pembelian impulsif tidak terjadi. Hal tersebut didukung oleh beberapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
penelitian yang menunjukkan adanya korelasi positif antara konformitas
dengan pembelian impulsif, semakin rendah konformitas seseorang maka
pembelian impulsif akan semakin rendah juga (Sihotang, 2009; Astasari &
Sahrah, 2009).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konformitas berperan sebagai
variabel moderator. Dengan ini, implikasi dari penelitian ini adalah dengan
melakukan tritmen peningkatan harga diri remaja putri. Tritmen penting
diperhatikan pada remaja putri yang memiliki harga diri rendah dan memilih
untuk konform karena dengan memperhatikan sasaran tritmen secara tepat
maka pembelian impulsif dapat ditekan. Tritmen dapat dilakukan dengan cara
melakukan pengembangan kepribadian untuk meningkatkan tingkat harga diri
mereka sehingga mereka lebih dapat mengenal pribadinya dan dapat
menyesuaikan diri untuk tidak mengikuti arus pergaulan yang sifatnya
merugikan diri mereka (Rohmah, 2004). Tritmen lain yang dapat dijadikan
alternatif adalah melakukan peningkatan harga diri remaja putri yang sudah
memiliki tingkat konformitas yang rendah dan pembelian impulsif yang
rendah. Tujuannya agar mereka lebih memiliki keyakinan pada diri mereka
sendiri bahwa mereka berarti dan berharga sehingga mereka dapat
menunjukkan identitas dirinya secara positif.
E. KETERBATASAN PENELITIAN
Penelitian ini juga memiliki keterbatasan, yakni dalam pengambilan
sampel penelitian. Peneliti hanya mengambil satu tempat pusat perbelanjaan
sebagai tempat pengambilan sampel. Hal ini dikarenakan waktu pengambilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
data yang terbilang singkat. Keterbatasan ini dapat mengakibatkan
pengambilan sampel kurang meluas ke berbagai daerah untuk mewakili
populasi remaja putri di Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, penelitian ini
menjawab pertanyaan penelitian peneliti bahwa peran konformitas dalam
struktur hubungan antara harga diri dan pembelian impulsif adalah sebagai
moderator. Hasil tersebut dibuktikan dengan adanya korelasi positif yang
signifikan pada parameter variabel hasil perkalian antara variabel harga diri
dan konformitas terhadap variabel pembelian impulsif.
Dengan kata lain, harga diri yang tinggi maupun rendah pada remaja
putri tidak memiliki pengaruh pada rendah atau tingginya konformitas pada
tingkat pembelian impulsif. Jadi, remaja putri yang memiliki harga diri tinggi
dapat memilih untuk konform pada suatu hal yang positif dengan teman
sebayanya, tetapi tingkat pembelian impulsif akan rendah. Di sisi lain, remaja
putri yang memiliki harga diri yang rendah dan memilih untuk konform
dengan teman sebayanya, maka pembelian impulsifnya akan tinggi. Berbeda
halnya dengan remaja putri yang memiliki harga diri yang tinggi dan memilih
untuk tidak konform dengan teman sebayanya, maka pembelian impulsif akan
rendah. Sedangkan remaja putri dengan harga diri yang rendah dan tidak
melakukan konformitas, maka pembelian impulsifnya juga rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
B. SARAN
1. Bagi Remaja Putri
Bagi remaja putri yang memiliki harga diri yang rendah disarankan
untuk meningkatkan harga diri yang dimiliki agar dapat melakukan
penyesuaian diri dengan baik. Sedangkan bagi remaja putri yang memiliki
harga diri yang tinggi disarankan untuk mempertahankan tingkat harga
dirinya agar dapat membawa pengaruh untuk berperilaku yang positif
(Rohmah, 2004). Remaja putri yang memiliki harga diri tinggi memiliki
peluang lebih besar untuk memilih konformitas yang tidak dapat merusak
pergaulannya, sehingga mereka dapat mengurangi kecenderungan
pembelian impulsifnya.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Institusi pendidikan diharapkan dapat memberikan perhatian
khusus pada remaja putri dengan harga diri yang rendah dan remaja putri
yang memiliki konformitas tinggi. Sekolah dapat memfasilitasi remaja
putri dengan memberikan pelatihan khusus mengenai peningkatan harga
diri sehingga dapat menciptakan penilaian positif mengenai diri mereka
sendiri (Rohmah, 2004). Ketika remaja putri dapat meningkatkan harga
dirinya, mereka dapat berpikir positif ketika bertindak.
3. Bagi Orangtua
Orangtua disarankan lebih memperhatikan anaknya khususnya
remaja putri dalam pendampingan kepribadiannya. Pendampingan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
dimaksudkan adalah memperhatikan harga diri yang dimiliki remaja putri
agar mereka dapat berkembang sebagai pribadi yang positif
4. Bagi Peneliti Berikutnya
Peneliti selanjutnya diharapkan untuk mengambil sampel lebih
luas lagi untuk mewakili populasi yang ada di daerah Yogyakarta,
misalnya melakukan penelitian di berbagai pusat perbelanjaan lebih dari
satu tempat. Selain itu, peneliti selanjutnya disarankan juga melakukan
pengkategorian sampel dengan menunjukkan seberapa besar remaja putri
dalam penelitian memiliki harga diri, konformitas, dan pembelian impulsif
yang rendah atau tinggi. Tujuannya agar dapat menjadi informasi
tambahan mengenai seberapa buruk atau baik harga diri, konformitas dan
pembelian impulsif yang dimiliki remaja putri sehingga tingkat
penanganan atau tritmennya dapat disesuaikan. Di samping itu, peneliti
juga dapat mempertimbangkan variabel lain yang dapat mempengaruhi
remaja dalam melakukan pembelian impulsif seperti peluang tertipu oleh
produk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
DAFTAR PUSTAKA
Affif. F. 1993. Psikologi Penjualan. Bandung: Angkasa
Astasari, A. R., Sahrah, A. 2009. Hubungan antara Konformitas dengan
Perilaku Membeli Impulsif pada Remaja Putri. Fakultas Psikologi.
Universitas Wangsa Manggala Yogyakarta
Azwar, S. 2012. Penyusunan Skala Psikologi. Edisi II. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Baron, R. A., Byrne, D. 2004. Psikologi Sosial. Edisi Kesepuluh. Editor:
Wisnu C. Kristiaji, Ratri Medya. Jakarta: Erlangga
_____________2005. Psikologi Sosial. Edisi Kesepuluh. Editor: Wisnu C.
Kristiaji, Ratri Medya. Jakarta: Erlangga
Baron, R. A., Byrne, D., Branscombe, N. R. 2006. Social Psychology.
Eleventh Edition. United States of America
Baron, R. M., Kenny, D. A. 1986. The Moderator-Mediator Variable
Distinction in Social Psychological Research: Conceptual,
Strategic, and Statistical Considerations. Journal of Personality and
Social Psychology. Vol. 51, No. 6, 1173 – 1182
Baumeister, R. F. 2002. Yielding to Temptation: Self-Controi Failure,
Impulsive Purchasing, and Consumer Behavior. Journal of
Consumer Research. Vol. 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Cipto., Kuncoro, J. 2010. Harga Diri dan Konformitas terhadap Kelompok
dengan Perilaku Minum Minuman Beralkohol pada Remaja. Vol 5
(1), 75-85
Coley, A., Burgess, B. 2003. Gender Differences in Cognitive and Affective
Impulsive Buying. Journal of Fashion Marketing and Management.
Vol. 7 No. 3 pp 282 – 295
Coopersmith, S. 1967. The Antecedents of Self Esteem. W. H. Freeman and
Company: San Frasisco
Davis, R., Sajtos, L. 2009. Anytime, Anywher: Measuring the Ubiquitous
Consumer’s Impulse Purchase Behavior. Vol. 4 No. 1
Djudiyah. 2002. Hubungan antara Pemantauan Diri, Harga Diri,
Materialisme, dan Uang Saku dengan Perilaku Pembelian Impulsif
pada Remaja. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas
Psikologi Universitas Gadjah Mada
Feist, J. Feist, G. J. 2009. Theories of Personality. Seventh Edition. New
York: McGraw-Hill
Friedenberg, L. 1995. Psychological Testing. Design, Analysis, and Use.
Massachusetts: United States
Gasiorowska, A. 2011. Gender as a Moderator of TemperamentalCauses of
impulse Buying Tendency. Journal of Costumer Behavior. Vol. 10.
No. 2
Gerungan, W. A. 2009. Psikologi Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Gunarsa, Ny. S. D., Gunarsa, S. D. 2009. Psikologi Remaja. Jakarta: Gunung
Mulia
Hadjali, H. R., Salimi, M., Ardestani, M. S. 2012. Exploring Main Factors
Affecting on Impulsive Buying Behaviors. Journal of America
Science 8 (1)
Herabadi, A. G., Verplanken, B., van Knippenberg, A. 2009. Consumption
Experience of Impulsive Buying in Indonesia: Emotional Arousal
and Hedonistic Considerations. Asian Journal of Social Psychology
12, 20 – 31
Kacen, J. J., Lee, J. A. 2002. The Influence of Culture on Consumer Impulsive
Buying Behavior. Journal of Counsumer Psychology, 12(2), 163–
176
King, L. A. 2010. Psikologi Umum: Sebuah Pandangan Apresiatif. Jakarta:
Salemba Humanika
Kling, K. C., Hyde, J. S., Showers, C. J., Buswell, B. N. 1999. Gender
Differences in Self-Esteem: A meta-analysis. Psychological
Bulletin, Vol 125(4)
Lai, C. W. 2010. How Financial Attitudes and Practices Influence the
Impulsive Buying Behavior of College and University Students.
Society for Personality Research. 38(3). 373 – 380
Levianti, L. 2008. Konformitas dan Bullying pada Siswa. Jurnal Psikologi.
Vol 6, No. 01
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Lin, C. H., Lin, H. M. 2005. An Exploration of Taiwanese Adolescents’
Impulsive Buying Tendency. Spring. Vol. 40. No. 157
Lin, C. H., Chuang, S. C. 2005. The Effect of Individual Differences on
Adolescents’ Impulsive Buying Behavior. Vol. 40. No. 159
Lin, Y. H. Chen, C. Y. 2012. Adolescent’s Impulse Buying: Susceptibility to
Interpersonal Influence and Fear of Negative Evaluation. Social
Behavior and Personality: 40, 3; ProQuest Sociology
Monks, F. J., Knoers. 2002. Psikologi Perkembangan. Pengantar dalam
Berbagai Bagiannya. Penerjemah: Haditono, S. R. Cetakan 14.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Mowen, J. C. Minor, M. 2002. Perilaku Konsumen Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Mulyono, F. 2012. Faktor Demografis dalam Perilaku Pembelian Impulsif.
Jurnal Administrasi Bisnis. Vol. 8, No. 1: Hal 88 – 105
Myers, David G. 2012. Psikologi Sosial Edisi 10. Jakarta: Salemba
Humanika
Nashihin, S. A. 2012. Hubungan antara Harga Diri dengan Konformitas pada
Aktivis Dakwah Kampus di Universitas Negeri Malang. Skripsi
(Tidak Diterbitkan). Jurusan Psikologi, Fakultas Pendidikan
Psikologi, Universitas Negeri Malang
Natalia, D. 2009. Perilaku Membeli Aksesoris pada Remaja Ditinjau dari
Konformitas Teman Sebaya. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Semarang:
Fakultas Psikologi, Universitas Katolik Soegijapranata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Pantecost, R., Andrews, L. 2010. Fashion Retailing and The Bottom Line :
The Effects of Generaional Cohorts, Gender, Fashion Fanship,
Attitudes and Impulse Buying on Fashion Expenditure. Journal of
Retailing and Consumer Services, 17(1). pp. 43-52
Papalia, D. E., Olds, S. W., Feldman, R. D. 2008. Human Development.
Jakarta: Salemba Humanika
_____________2009. Human Development. Jakarta: Salemba Humanika
Passer, M. W. Smith, R. E. 2007. Psychology: The Science of Mind and
Behavior. Third Edition. New York: McGraw-Hill
Pelupessy, D. C. 2009. Editor: Sarwono, S. W & Meinarno, E. A. Psikologi
Sosial. Tim Penulis Fakultas Psikologi UI. Jakarta: Salemba
Humanika. Hal. 57 – 59
Post, Industrial Vol 02. No. 07
Prasetyo, B., Jannah, L. M. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada
Purwanto, Ph.D. E. A., Sulistyastuti, M.Si. D. R. 2007. Metode Penelitian
Kuantitatif. Yogyakarta: Gava Media
Rakhmat, Drs. Jalaludin. 2008. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Rochmah, E. Y. 2005. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta
Rohmah, F. A. 2004. Pengaruh Pelatihan Harga Diri terhadap Penyesuaian
Diri pada Remaja. Indonesian Psychologycal Journal. Vol 1, No. 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Rook, D. W. 1987. The Buying Impulse. Journal of Consumer Research,14,
189-199
Rook, D. W., Fisher, R. J. 1995. Normative Influences on Impulsive Buying
Behavior. Journal of Consumer Reasearch. Vol. 22
Santrock, J. W. 2002. Life-Span Development: Perkembangan Masa hidup.
Edisi kelima. Jakarta: Erlangga
_____________2003. Adolescene Perkembangan Remaja. Editor: Wisnu C,
Kritiaji, Yati Sumiharti. Jakarta: Erlangga
_____________2007. Remaja. Edisi Kesebelas. Editor: Wibi Hardani. Jakarta:
Erlangga
_____________2008. Life - Span Development. Twelfth Edition. New York:
McGraw-Hill
_____________2011. Life – Span Development. Thirteen Edition. New York:
McGraw-Hill
_____________2012. Life – Span Development. Edisi Ketigabelas. Jakarta:
Erlangga
Sarwono, J. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta:
Penerbit Graha Ilmu
Sarwono, S. W. 2004. Psikologi Remaja. Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada
_____________2007. Psikologi Remaja. Edisi Revisi. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
_____________ 2009. Pengantar Psikologi Umum. Editor: Eko. A. Meinarno.
Jakarta: Rajawali Pers
Sears, D. O. Freedman, J. L. Peplau, L. A. 1985. Psikologi Sosial. Jilid II.
Michael Adryanto. (Penerjemah). Jakarta: Erlangga
Setyawati, N. 2010. Hubungan antara Harga Diri dengan Perilaku Konsumtif
pada Remaja. Skripsi (Tidak diterbitkan). Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Sihotang, A. 2009. Hubungan antara Konformitas terhadap Kelompok Teman
Sebaya dengan Pembelian Impulsif. Skripsi (Tidak Diterbitkan).
Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang
Soesilowindradini, Dra.,MA. 1996. Psikologi Perkembangan (Masa Remaja):
Surabaya : Usaha Nasional
Stern, H. 1962. The Significance of Impulse Buying Today. Journal of
Marketing
Sulistyowati, B. D. 2009. Hubungan antara Harga Diri dengan Konformitas
pada Remaja. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma
Sunaryo, Drs. M.Kes. 2004. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Taylor, S. E., Peplau, L. A., Sears. 2009. Psikologi Sosial. Edisi Kedua Belas.
Jakarta: Kencana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Utami, F. A., Sumaryono. 2008. Pembelian Impulsif Ditinjau dari Kontrol
Diri dan Jenis Kelamin pada Remaja. Jurnal Psikologi Proyeksi.
Vol. 3 No. 1
Verplanken, B. Herabadi, A. 2001. Individual Differences in Impulsive Buying
Tendency: Feeling and no Thinking. European Journal of
personality. 15: S71-S83
Wade C. Tavris, C. 2008. Psikologi. Edisi ke 9. Jakarta: Erlangga
Widyasmoro, T. T. 2009. Intisari. Jakarta: Kompas Gramedia
Zebua, A. Nurdjayadi, R. 2001. Hubungan Antara Konformitas dan Konsep
Diri Dengan Perilaku Konsumtif Pada Remaja Putri. Phronesis. 3,
6, 72-82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
LAMPIRAN-LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Lampiran A. Skala Pengukuran
SKALA PENGUKURAN PSIKOLOGIS
Digunakan untuk Penyelesaian Tugas Akhir
Disusun oleh :
Bernadeta Feni Marettha
099114008
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
Yogyakarta, 18 Mei 2013
Kepada
Yth. Teman-teman yang ikut berpartisipasi
dalam penelitian ini
Dengan Hormat, dengan ini saya
Nama : Bernadeta Feni Marettha
NIM : 099114008
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma memohon bantuan kepada
teman-teman untuk memberikan tanggapan terhadap beberapa pernyataan
yang telah disusun. Adapun kegunaan data ini untuk membantu
menyelesaikan tugas akhir (SKRIPSI) saya. Semua tanggapan yang
diberikan oleh teman-teman akan terjaga kerahasiaannya. Oleh karena itu,
saya berharap agar teman-teman dapat memberikan tanggapan benar-benar
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Terima kasih atas kesediaannya untuk mengisi skala penelitian ini.
Hormat saya,
Bernadeta Feni Marettha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
PERNYATAAN KESEDIAAN
Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya mengisi skala ini
idak dalam keadaan terpaksa dari pihak manapun akan tetapi dengan
sukarela demi membantu erlaksananya penelitian ilmiah ini.
Semua jawaban yang saya berikan merupakan murni yang
saya alami bukan berdasarkan pada pandangan masyarakat pada
umumnya dan saya mengijinkan bahwa dengan tidak mencanumkan
nama sebenarnya maka jawaban saya ersebut dapat dipergunakan
sebagai daa untuk peneliian ilmiah ini.
Menyetujui,
(……………………)
IDENTITAS DIRI
INISIAL : ______________
USIA : ______ tahun
MEMILIKI TEMAN DEKAT / TIDAK MEMILIKI TEMAN
DEKAT (coret salah satu)
JUMLAH TEMAN DEKAT : ______ orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Lampiran B. Skala Harga Diri
PETUNJUK SKALA A
Pilihlah dan tentukanlah jawaban mana yang paling sesuai dengan
diri teman-teman yang sebenarnya pada setiap pernyataan. Usahakan
semua pernyataan terjawab dengan cara memberikan tanda (X) pada
salah satu dari empat (4) alternatif jawaban di bawah ini :
SS : apabila teman-teman Sangat Setuju dengan pernyataan
tersebut
S : apabila teman-teman Setuju dengan pernyataan tersebut
TS : apabila teman-teman Tidak Setuju dengan pernyataan
tersebut
STS : apabila teman-teman Sangat Tidak Setuju dengan
pernyataan tersebut
Teman-teman bebas menentukan pilihan yang sesuai dengan diri
teman-teman sendiri, tidak ada jawaban yang benar ataupun salah karena
jawaban ini mencerminkan diri teman-teman sendiri.
Berikut contoh cara menjawab pernyataan :
No. Pernyataan STS TS S SS
1. Saya akan membicarakan kejelekan orang yang telah
berbuat jahat dengan saya
X
(ketika ada kesalahan dalam menjawab, bisa memberikan tanda sama
dengan (=) pada jawaban sebelumnya, lalu memberikan tanda silang (X)
pada jawaban yang baru)
No. Pernyataan STS TS S SS
1.
Saya meyakini bahwa
kemampuan yang dimiliki
teman-teman lebih baik dari
saya
2. Banyak teman meminta
pendapat saya ketika mereka
mengalami kesulitan
3. Saya senang memperjuangkan
sesuatu yang menjadi tujuan
hidup saya
4.
Saya bangga terhadap diri saya
sendiri karena mampu
menyelesaikan permasalahan
yang ada dalam kehidupan saya
5. Saya merasa diri saya populer
dibandingkan teman-teman lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
No. Pernyataan STS TS S SS
6.
Saya akan maju ke depan kelas
untuk menjadi orang yang
pertama presentasi
7. Saya berani menjadi pemimpin
dalam suatu perkumpulan
8. Saya adalah orang yang kreatif
9.
Saya percaya bahwa saya dapat
mewujudkan segala sesuatu
yang diinginkan
10.
Kebaradaan saya dianggap
penting oleh teman-teman dan
keluarga
11. Saya merasakan kasih sayang
dari teman-teman dan keluarga
12.
Saya yakin bahwa saya dapat
menjadi pemimpin bagi teman-
teman
13. Saya percaya bahwa keberadaan
saya dapat diterima oleh teman-
teman
14. Saya puas dengan kemampuan
saya sekarang ini
15. Saya dibutuhkan oleh teman-
teman
16. Saya akan berjuang keras untuk
sesuatu yang saya impukan
17. Saya adalah orang yang dapat
diandalkan
18. Pendapat saya kurang
didengarkan dalam sebuah
diskusi kelompok
19. Saya malu memulai
pembicaraan dengan orang lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
No. Pernyataan STS TS S SS
20. Saya disepelekan oleh teman-
teman
21. Teman-teman mengikuti
pendapat saya
22.
Kehadiran saya diharapkan oleh
teman-teman jika ada suatu
perayaan
23.
Saya pikir, saya mampu
mengerjakan tugas-tugas sebaik
yang dikerjakan orang lain
24.
Saya berpikir teman-teman lebih
menyayangi teman lain
dibandingkan saya
25. Saya merasakan banyak
kekurangan pada diri saya
No. Pernyataan STS TS S SS
26. Saya memiliki kekurangan lebih
banyak dari pada kelebihan
27. Saya merasa teman lain lebih
disukai daripada saya
28. Saya mengeluh jika pekerjaan
saya tidak kunjung selesai
29.
Saya merupakan orang yang
tidak dapat menunjukkan
potensi yang ada dalam diri
30. Saya adalah orang yang
bergantung pada orang lain
31.
Ada atau tanpa saya, tidak
mengubah keputusan teman-
teman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
No. Pernyataan STS TS S SS
32. Saya mudah putus asa ketika
tidak dapat menyelesaikan
permasalahan
33. Saya takut masa depan saya
suram
34. Saya memilih ditunjuk daripada
mengajukan diri untuk maju
presentasi di depan kelas
35. Bila saya gagal dalam meraih
sesuatu yang diimpikan, saya
sulit untuk bangkit kembali
36. Saya diandalkan dalam segala
situasi
37.
Saya akan meninggalkan
permasalahan yang ada pada diri
saya daripada saya harus
bersusah-susah
menyelesaikannya
Lampiran C. Skala Konformitas
PETUNJUK SKALA B
Pilihlah dan tentukanlah jawaban mana yang paling sesuai dengan
diri teman-teman yang sebenarnya pada setiap pernyataan. Usahakan
semua pernyataan terjawab dengan cara memberikan tanda (X) pada
salah satu dari empat (4) alternatif jawaban di bawah ini :
SS : apabila teman-teman Sangat Sesuai dengan pernyataan
tersebut
S : apabila teman-teman Sesuai dengan pernyataan tersebut
TS : apabila teman-teman Tidak Sesuai dengan pernyataan
tersebut
STS : apabila teman-teman Sangat Tidak Sesuai dengan
pernyataan tersebut
Teman-teman bebas menentukan pilihan yang sesuai dengan diri
teman-teman sendiri, tidak ada jawaban yang benar ataupun salah karena
jawaban ini mencerminkan diri teman-teman sendiri.
Berikut contoh cara menjawab pernyataan :
No. Pernyataan STS TS S SS
1. Teman-teman saya tidak
menguntungkan bagi saya X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
(ketika ada kesalahan dalam menjawab, bisa memberikan tanda sama
dengan (=) pada jawaban sebelumnya, lalu memberikan tanda silang (X)
pada jawaban yang baru)
No. Pernyataan STS TS S SS
1. Pendapat teman-teman membuat
saya setuju pada sebuah keputusan
2. Saya yakin pendapat banyak
orang adalah yang terbaik
3.
Saya berani melakukan tindakan
yang berbeda meskipun teman-
teman tidak menyukainya
4.
Saya lebih yakin dengan pendapat
orang lain ketika membeli suatu
barang
5. Saya meniru gaya teman yang
dianggap menarik penampilannya
No. Pernyataan STS TS S SS
6.
Saya takut berbeda dengan teman-
teman lainnya sehingga saya
mengikuti apa yang teman-teman
lakukan
7. Pendapat mayoritas tidak selalu
benar
8.
Saya menolak pembelian-
pembelian asesoris yang tidak
sesuai perencanaan ketika
bersama teman-teman
9. Pendapat teman-teman dapat
mewakili pendapat saya
10.
Ketika pergi bersama teman-
teman ke mall, saya membeli
barang yang disukai oleh
kebanyakan teman-teman saat itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
No. Pernyataan STS TS S SS
11. Saya dapat mendapatkan teman-
teman baru dengan mudah
12.
Saya memilih diam dan
sependapat dengan suara
terbanyak
13.
Saya suka belajar bersama karena
pengetahuan teman-teman lebih
banyak daripada saya
14. Saya tidak yakin dengan pendapat
teman-teman
15.
Saya membeli baju yang dianggap
bagus bagi orang lain meskipun
saya tidak menyukainya
16.
Saya lebih nyaman jika bersama
teman-teman dekat saya karena
mereka melindungi saya
No. Pernyataan STS TS S SS
17.
Saya tidak percaya dengan
pekerjaan yang dilakukan teman-
teman
18.
Saya mengikuti suatu kegiatan
karena kebanyakan teman juga
mengikutinya
19.
Saya memiliki gaya sendiri yang
berbeda dengan teman-teman
lainnya
20.
Saya berani memilih barang yang
ingin dibeli meskipun teman-
teman tidak mendukung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Lampiran D. Skala Pembelian Impulsif
PETUNJUK SKALA C
Pilihlah dan tentukanlah jawaban mana yang paling sesuai dengan
diri teman-teman yang sebenarnya pada setiap pernyataan. Usahakan
semua pernyataan terjawab dengan cara memberikan tanda (X) pada
salah satu dari empat (4) alternatif jawaban di bawah ini :
SS : apabila teman-teman Sangat Sesuai dengan pernyataan
tersebut
S : apabila teman-teman Sesuai dengan pernyataan tersebut
TS : apabila teman-teman Tidak Sesuai dengan pernyataan
tersebut
STS : apabila teman-teman Sangat Tidak Sesuai dengan
pernyataan tersebut
Teman-teman bebas menentukan pilihan yang sesuai dengan diri
teman-teman sendiri, tidak ada jawaban yang benar ataupun salah karena
jawaban ini mencerminkan diri teman-teman sendiri. Berikut contoh cara:
(ketika ada kesalahan dalam menjawab, bisa memberikan tanda
sama dengan (=) pada jawaban sebelumnya, lalu memberikan tanda
silang (X) pada jawaban yang baru)
No. Pernyataan STS TS S SS
1.
Suasana toko yang nyaman
membuat saya semakin senang
membeli barang yang tidak
terpikirkan sebelumnya
2.
Saya sangat bersemangat ketika
melihat produk yang berdiskon
dan membelinya
3. Saya tidak mudah tergiur dengan
barang diskonan atau promo
4.
Ketika sudah berada di sebuah
toko, saya membeli suatu produk
diluar perencanaan saya
sebelumnya
No. Pernyataan STS TS S SS
1. Saya senang berbelanja sesuai dengan
yang saya lihat di toko daripada harus
membuat daftar belanja
X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
No. Pernyataan STS TS S SS
5.
Saya dapat meninggalkan barang
yang menarik di toko dengan
mudah tanpa harus membelinya
6.
Ketika di toko, saya tertarik pada
produk yang belum pernah ada
sebelumnya dan saya akan
membelinya
7.
Barang-barang yang saya beli
ada dalam perencanaan saya
sebelumnya
8.
Kebanyakan barang yang saya
miliki tidak memiliki manfaat
yang besar
9.
Saya segera membeli produk
yang saya sukai saat berada di
toko
No. Pernyataan STS TS S SS
10.
Saya membeli produk hanya
yang sesuai dengan kebutuhan
saya
11.
Saya tidak mudah jatuh cinta
pada produk yang bagus
sekalipun
12.
Saya mudah tergiur untuk
membeli produk yang menarik
perhatian saya
13.
Saya akan membeli produk saat
itu juga ketika melihat produk
yang menarik dengan potongan
harga spesial
14.
Saya akan menghindari barang-
barang yang tidak ada dalam
perencanaan saya ketika berada
di sebuah toko
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
No. Pernyataan STS TS S SS
15.
Saya dapat menahan keinginan
saya untuk membeli produk yang
disukai saat berada di toko
16. Saya membuat daftar
perencanaan sebelum berbelanja
17.
Saya merasa kecewa jika tidak
dapat membeli produk yang
menarik perhatian saya
18.
Berapapun harganya, jika saya
ingin memiliki produk yang
menarik hati saya saat itu, saya
akan membelinya
19. Saya membeli produk secara
tiba-tiba atau spontan
20. Saya berpikir panjang sebelum
membeli produk
---Terima Kasih dan Tuhan Memberkati---
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Lampiran E. Reliabilitas
1. Skala Pembelian Impulsif
Tahap 1
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 102 100.0
Excludeda 0 .0
Total 102 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.799 28
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
A1 63.04 48.474 .412 .788
A2 62.77 51.820 .138 .799
A3 63.56 52.190 .028 .808
A4 63.71 51.774 .125 .800
A5 63.12 51.847 .090 .802
A6 63.01 49.277 .305 .793
A7 63.36 49.263 .341 .792
A8 63.27 47.449 .598 .780
A9 63.56 49.714 .396 .790
A10 64.10 53.198 -.051 .807
A11 63.31 49.128 .397 .789
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
A12 63.75 49.816 .397 .790
A13 64.18 52.582 .027 .803
A14 63.78 49.735 .317 .793
A15 63.42 49.375 .396 .789
A16 63.46 51.696 .076 .805
A17 63.71 50.685 .252 .795
A18 63.39 48.993 .371 .790
A19 63.29 47.398 .530 .782
A20 63.34 47.079 .527 .782
A21 63.42 48.523 .434 .787
A22 63.69 49.584 .408 .789
A23 63.58 49.197 .329 .792
A24 63.27 47.231 .514 .783
A25 63.87 49.558 .321 .792
A26 63.33 50.719 .209 .797
A27 63.47 47.578 .532 .782
A28 63.99 49.020 .380 .790
Tahap 2
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 102 100.0
Excludeda 0 .0
Total 102 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.799 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
A1 63.04 48.474 .412 .788
A2 62.77 51.820 .138 .799
A3 63.56 52.190 .028 .808
A4 63.71 51.774 .125 .800
A5 63.12 51.847 .090 .802
A6 63.01 49.277 .305 .793
A7 63.36 49.263 .341 .792
A8 63.27 47.449 .598 .780
A9 63.56 49.714 .396 .790
A10 64.10 53.198 -.051 .807
A11 63.31 49.128 .397 .789
A12 63.75 49.816 .397 .790
A13 64.18 52.582 .027 .803
A14 63.78 49.735 .317 .793
A15 63.42 49.375 .396 .789
A16 63.46 51.696 .076 .805
A17 63.71 50.685 .252 .795
A18 63.39 48.993 .371 .790
A19 63.29 47.398 .530 .782
A20 63.34 47.079 .527 .782
A21 63.42 48.523 .434 .787
A22 63.69 49.584 .408 .789
A23 63.58 49.197 .329 .792
A24 63.27 47.231 .514 .783
A25 63.87 49.558 .321 .792
A26 63.33 50.719 .209 .797
A27 63.47 47.578 .532 .782
A28 63.99 49.020 .380 .790
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
2. Skala Konformitas
Tahap 1
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 102 100.0
Excludeda 0 .0
Total 102 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.754 40
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
A1 92.08 47.023 .478 .741
A2 92.97 48.207 .158 .753
A3 92.10 49.357 .040 .758
A4 93.13 48.964 .119 .754
A5 92.43 47.178 .293 .746
A6 92.63 49.523 .038 .757
A7 93.35 48.666 .153 .752
A8 92.54 46.944 .296 .746
A9 92.72 47.869 .233 .749
A10 91.92 51.578 -.237 .768
A11 93.09 47.131 .370 .743
A12 92.86 47.803 .195 .751
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
A13 92.34 48.861 .094 .756
A14 91.85 49.533 .054 .756
A15 93.11 47.364 .314 .745
A16 92.47 47.618 .211 .750
A17 92.94 48.947 .169 .752
A18 92.95 47.473 .239 .749
A19 92.47 47.915 .214 .750
A20 92.70 46.847 .287 .746
A21 92.43 46.248 .433 .740
A22 92.24 48.855 .143 .753
A23 92.98 45.267 .566 .733
A24 93.02 48.732 .229 .750
A25 91.99 48.247 .195 .751
A26 92.87 46.786 .330 .744
A27 92.91 47.764 .194 .751
A28 92.77 46.968 .387 .743
A29 92.13 47.459 .293 .746
A30 92.07 48.144 .278 .748
A31 93.21 47.116 .378 .743
A32 92.42 47.474 .250 .748
A33 91.75 47.850 .257 .748
A34 91.97 48.861 .230 .750
A35 92.89 46.473 .377 .742
A36 93.00 47.465 .332 .745
A37 91.64 49.996 -.030 .761
A38 92.79 48.165 .191 .751
A39 92.40 47.094 .247 .749
A40 92.95 46.800 .372 .743
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Tahap 2
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 102 100.0
Excludeda 0 .0
Total 102 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.754 40
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
A1 92.08 47.023 .478 .741
A2 92.97 48.207 .158 .753
A3 92.10 49.357 .040 .758
A4 93.13 48.964 .119 .754
A5 92.43 47.178 .293 .746
A6 92.63 49.523 .038 .757
A7 93.35 48.666 .153 .752
A8 92.54 46.944 .296 .746
A9 92.72 47.869 .233 .749
A10 91.92 51.578 -.237 .768
A11 93.09 47.131 .370 .743
A12 92.86 47.803 .195 .751
A13 92.34 48.861 .094 .756
A14 91.85 49.533 .054 .756
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
A15 93.11 47.364 .314 .745
A16 92.47 47.618 .211 .750
A17 92.94 48.947 .169 .752
A18 92.95 47.473 .239 .749
A19 92.47 47.915 .214 .750
A20 92.70 46.847 .287 .746
A21 92.43 46.248 .433 .740
A22 92.24 48.855 .143 .753
A23 92.98 45.267 .566 .733
A24 93.02 48.732 .229 .750
A25 91.99 48.247 .195 .751
A26 92.87 46.786 .330 .744
A27 92.91 47.764 .194 .751
A28 92.77 46.968 .387 .743
A29 92.13 47.459 .293 .746
A30 92.07 48.144 .278 .748
A31 93.21 47.116 .378 .743
A32 92.42 47.474 .250 .748
A33 91.75 47.850 .257 .748
A34 91.97 48.861 .230 .750
A35 92.89 46.473 .377 .742
A36 93.00 47.465 .332 .745
A37 91.64 49.996 -.030 .761
A38 92.79 48.165 .191 .751
A39 92.40 47.094 .247 .749
A40 92.95 46.800 .372 .743
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
3. Skala Harga Diri
Tahap 1
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 102 100.0
Excludeda 0 .0
Total 102 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.862 54
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
A1 148.01 127.495 .305 .860
A2 148.01 128.485 .198 .862
A3 147.60 129.134 .260 .861
A4 147.09 127.368 .334 .859
A5 147.39 125.330 .418 .858
A6 148.44 126.982 .336 .859
A7 148.31 127.326 .285 .860
A8 147.98 124.693 .487 .857
A9 147.75 132.588 -.087 .866
A10 147.67 125.353 .426 .858
A11 147.51 126.866 .365 .859
A12 147.50 127.955 .294 .860
A13 148.47 130.133 .049 .866
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
A14 147.56 129.120 .153 .862
A15 147.06 126.808 .333 .859
A16 147.58 131.454 .011 .863
A17 147.91 128.121 .191 .862
A18 147.72 132.146 -.057 .865
A19 148.60 130.045 .091 .863
A20 147.92 124.588 .543 .856
A21 147.52 127.618 .350 .859
A22 147.96 125.107 .383 .858
A23 147.85 129.038 .158 .862
A24 147.67 127.135 .442 .858
A25 147.13 126.964 .342 .859
A26 147.93 130.263 .093 .863
A27 147.80 130.397 .071 .864
A28 147.77 126.394 .485 .858
A29 147.65 127.755 .357 .859
A30 147.91 129.527 .118 .863
A31 147.81 125.480 .380 .858
A32 147.50 125.540 .467 .857
A33 148.09 127.547 .228 .861
A34 147.98 128.158 .289 .860
A35 147.71 127.952 .328 .860
A36 147.60 127.411 .333 .859
A37 147.87 127.221 .230 .861
A38 147.75 126.187 .456 .858
A39 148.48 125.381 .414 .858
A40 147.98 122.871 .562 .855
A41 147.91 125.071 .475 .857
A42 148.35 125.538 .340 .859
A43 148.12 129.768 .110 .863
A44 147.65 128.963 .241 .861
A45 147.67 123.512 .595 .855
A46 147.82 124.820 .432 .857
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
A47 147.93 127.985 .277 .860
A48 147.90 124.426 .428 .857
A49 148.14 120.892 .463 .856
A50 147.33 127.987 .227 .861
A51 148.13 125.716 .352 .859
A52 147.62 127.466 .316 .860
A53 148.07 124.560 .516 .856
A54 147.54 127.380 .254 .861
Tahap 2
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 102 100.0
Excludeda 0 .0
Total 102 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.885 37
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
A1 101.82 92.998 .280 .884
A3 101.41 94.086 .268 .884
A4 100.90 92.644 .332 .883
A5 101.21 90.581 .444 .881
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
A6 102.25 92.152 .349 .883
A7 102.13 92.627 .281 .884
A8 101.79 90.363 .485 .880
A10 101.48 90.826 .433 .881
A11 101.32 92.142 .370 .882
A12 101.31 92.396 .368 .882
A15 100.87 91.875 .356 .883
A20 101.74 90.256 .544 .879
A21 101.33 92.323 .406 .882
A22 101.77 90.414 .403 .882
A24 101.48 92.212 .470 .881
A25 100.94 92.412 .329 .883
A28 101.59 91.809 .485 .881
A29 101.46 92.825 .373 .883
A31 101.63 91.206 .363 .883
A32 101.31 90.732 .499 .880
A34 101.79 93.333 .286 .884
A35 101.52 92.609 .386 .882
A36 101.41 92.641 .335 .883
A38 101.57 91.357 .484 .881
A39 102.29 90.883 .417 .882
A40 101.79 88.977 .547 .879
A41 101.73 90.577 .483 .880
A42 102.17 91.071 .337 .883
A45 101.48 89.599 .572 .879
A46 101.64 91.283 .364 .883
A47 101.75 92.806 .311 .883
A48 101.72 90.503 .397 .882
A49 101.95 87.809 .419 .883
A51 101.94 91.145 .356 .883
A52 101.43 92.921 .296 .884
A53 101.88 90.303 .510 .880
A54 101.35 92.171 .288 .884
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Lampiran F. Hasil Regresi Model Mediator
1. Konformitas pada Harga diri
Variables Entered/Removedb
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 HARGADIRIa . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: KONFORMITAS
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .119a .014 .008 3.564
a. Predictors: (Constant), HARGADIRI
b. Dependent Variable: KONFORMITAS
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 28.955 1 28.955 2.279 .133a
Residual 2007.445 158 12.705
Total 2036.400 159
a. Predictors: (Constant), HARGADIRI
b. Dependent Variable: KONFORMITAS
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 53.550 2.961 18.084 .000
HARGADIRI -.041 .027 -.119 -1.510 .133
a. Dependent Variable: KONFORMITAS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 48.00 50.07 49.10 .427 160
Residual -11.953 12.503 .000 3.553 160
Std. Predicted Value -2.577 2.275 .000 1.000 160
Std. Residual -3.353 3.508 .000 .997 160
a. Dependent Variable: KONFORMITAS
2. Pembelian Impulsif pada Konformitas
Variables Entered/Removedb
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 KONFORMITAS
a
. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: IMPULSIVEBUYING
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .344a .118 .112 7.108
a. Predictors: (Constant), KONFORMITAS
b. Dependent Variable: IMPULSIVEBUYING
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1068.948 1 1068.948 21.154 .000a
Residual 7983.827 158 50.531
Total 9052.775 159
a. Predictors: (Constant), KONFORMITAS
b. Dependent Variable: IMPULSIVEBUYING
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 12.714 7.755 1.639 .103
KONFORMITAS .725 .158 .344 4.599 .000
a. Dependent Variable: IMPULSIVEBUYING
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 39.52 56.91 48.29 2.593 160
Residual -18.736 22.060 .000 7.086 160
Std. Predicted Value -3.381 3.325 .000 1.000 160
Std. Residual -2.636 3.103 .000 .997 160
a. Dependent Variable: IMPULSIVEBUYING
3. Pembelian Impulsif pada Harga Diri
Variables Entered/Removedb
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 HARGADIRIa . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: IMPULSIVEBUYING
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .034a .001 -.005 7.565
a. Predictors: (Constant), HARGADIRI
b. Dependent Variable: IMPULSIVEBUYING
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 10.722 1 10.722 .187 .666a
Residual 9042.053 158 57.228
Total 9052.775 159
a. Predictors: (Constant), HARGADIRI
b. Dependent Variable: IMPULSIVEBUYING
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 50.995 6.285 8.114 .000
HARGADIRI -.025 .058 -.034 -.433 .666
a. Dependent Variable: IMPULSIVEBUYING
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 47.62 48.88 48.29 .260 160
Residual -23.198 27.079 .000 7.541 160
Std. Predicted Value -2.577 2.275 .000 1.000 160
Std. Residual -3.067 3.580 .000 .997 160
a. Dependent Variable: IMPULSIVEBUYING
4. Pembelian Impulsif pada Harga Diri dan Konformitas
Variables Entered/Removedb
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 KONFORMITAS,
HARGADIRIa
. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: IMPULSIVEBUYING
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .344a .118 .107 7.131
a. Predictors: (Constant), KONFORMITAS, HARGADIRI
b. Dependent Variable: IMPULSIVEBUYING
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1069.343 2 534.671 10.515 .000a
Residual 7983.432 157 50.850
Total 9052.775 159
a. Predictors: (Constant), KONFORMITAS, HARGADIRI
b. Dependent Variable: IMPULSIVEBUYING
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 12.108 10.379 1.167 .245
HARGADIRI .005 .055 .007 .088 .930
KONFORMITAS .726 .159 .344 4.563 .000
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 39.52 57.00 48.29 2.593 160
Residual -18.812 21.978 .000 7.086 160
Std. Predicted Value -3.382 3.360 .000 1.000 160
Std. Residual -2.638 3.082 .000 .994 160
a. Dependent Variable: IMPULSIVEBUYING
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Lampiran G. Hasil Regresi Model Moderator
5. Harga Diri*Konformitas dengan Pembelian Impulsif
Variables Entered/Removedb
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 MODERAT,
KONFORMITAS,
HARGADIRIa
. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: IMPULSIVEBUYING
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .410a .168 .152 6.948
a. Predictors: (Constant), MODERAT, KONFORMITAS, HARGADIRI
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1522.574 3 507.525 10.514 .000a
Residual 7530.201 156 48.271
Total 9052.775 159
a. Predictors: (Constant), MODERAT, KONFORMITAS, HARGADIRI
b. Dependent Variable: IMPULSIVEBUYING
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 273.124 85.780 3.184 .002
HARGADIRI -2.338 .766 -3.192 -3.050 .003
KONFORMITAS -4.525 1.721 -2.146 -2.630 .009
MODERAT .047 .015 3.819 3.064 .003
a. Dependent Variable: IMPULSIVEBUYING
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 34.98 62.76 48.29 3.095 160
Residual -22.289 21.695 .000 6.882 160
Std. Predicted Value -4.299 4.678 .000 1.000 160
Std. Residual -3.208 3.123 .000 .991 160
a. Dependent Variable: IMPULSIVEBUYING
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Lampiran H. Surat Ijin Penelitian Galleria Mall
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI