19
Plan of Development – POD dalam Industri MIGAS Plan of Development – POD Studi perencanaan pengembangan lapangan (Plan of Development – POD) di suatu lapangan yang diperkirakan mengandung minyak/gas bumi adalah suatu skenario mengambil minyak/gas bumi dari lapangan tersebut yang ekonomis dan ramah lingkungan. POD dapat dilakukan pada suatu lapangan yang baru ditemukan dan akan dikembangkan namun dapat juga dilakukan pada lapangan yang telah diproduksikan. Pendahuluan memberikan keterangan mengenai lapangan yang distudi meliputi sejarah singkat lapangan, lokasi lapangan, jenis formasi dan reservoir, cadangan reservoir, skenario pengembangan, dan tujuan dari dilakukannya POD serta metodologi studi yang dilakukan, kajian geologi dan geofisika, potensi reservoir dan produksi, skenario pengembangan dan analisis keekonomian.

Plan of Development

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Plan of Development

Plan of Development – POD dalam Industri MIGAS

Plan of Development – PODStudi perencanaan pengembangan lapangan (Plan of

Development – POD) di suatu lapangan yang diperkirakan mengandung minyak/gas bumi adalah suatu skenario mengambil minyak/gas bumi dari lapangan tersebut yang ekonomis dan ramah lingkungan. POD dapat dilakukan pada suatu lapangan yang baru ditemukan dan akan dikembangkan namun dapat juga dilakukan pada lapangan yang telah diproduksikan.

Pendahuluan memberikan keterangan mengenai lapangan yang distudi meliputi sejarah singkat lapangan, lokasi lapangan, jenis formasi dan reservoir, cadangan reservoir, skenario pengembangan, dan tujuan dari dilakukannya POD serta metodologi studi yang dilakukan, kajian geologi dan geofisika, potensi reservoir dan produksi, skenario pengembangan dan analisis keekonomian.

KAJIAN GEOLOGI DAN GEOFISIKAGeologi Regional

1. Kerangka TektonikKerangka Tektonik merupakan penjelasan tentang gambaran singkat letak geologi dari lapangan, posisi dalam cekungan dan sejarah evolusi cekungan.

2. Stratigrafi Regional

Page 2: Plan of Development

Stratigrafi Regional berisi tentang deskripsi singkatnya urutan stratigrafi dari cekungan dimana lapanan minyak tersebut ditemukan juga informasi mengenai formasi penghasil hidrokarbon.

3. Sistem PetroleumSistem Petroleum adalah penjelasan tentang batuan induk, kematangan, daerah dapur, pola migrasi, reservoir, tipe geometri dan kualitas, dan jenis perangkap.

4. Rekonstruksi GeologiRekonstruksi geologi menggambarkan konstruksi ulang kondisi geologi di masa yang lalu.

5. Interpretasi Data SumurIntepretasi data sumur dibagi lagi menjadi beberapa bagian, antara lain :

a. Indentifikasi lapisan reservoirb. Identifikasi lapisan reservoir

Identifikasi lapisan reservoir untuk menjelaskan secara rinci mengenai lapisan-lapisan yang ada dalam reservoir seperti : lapisan sandstone, limestone dan sebagainya beserta dengan kedalaman masing- masing lapisan.

c. Analisa petrofisikAnalisa Petrofisik adalah untuk mendapatkan Gross Reservoir, Porositas, Net To Gross (NTG), Saturasi Air (Sw), Identifikasi Zona Hidrokarbon (Pay), dan batas kontak hidrokarbon air (OWC, GOC,dll).

d. Korelasi lapisan pembawa hidrokarbonKorelasi lapisan pembawa hidrokarbon menjelaskan mengenai struktur perlapisan dan stratigrafi lapisan yang mengandung hidrokarbon

6. Interpretasi Data Seismik (2D/3D)a. Pengikatan data seismik dan data sumur untuk lapisan

hidrokarbonPengikatan data seismik dan data sumur untuk lapisan pembawa hidrokarbon : untuk mendapatkan korelasi lapisan antara data sumur dan data seismik, sebab data sumur terdapat dalam domain kedalaman dan data seismik dalam domain waktu.

b. Hoizon pickingHorizon picking : untuk mengikuti kemenerusan lapisan penghasil hidrokarbon. Software yang digunakan diataranya IESX dan Seiswork.

c. Pembuatan peta struktur waktu (Time Structure Map)Pembuatan peta struktur waktu : membuat pola struktur waktu lapisan penghasil hidrokarbon.

Page 3: Plan of Development

d. Pembuatan peta struktur kedalaman (Depth Structure Map)Pembuatan peta struktur kedalaman : membuat pola struktur kedalaman lapisan penghasil hidrokarbon. Perlu dijelaskan proses dan metode yang digunakan untuk mendapatkan peta kedalaman. Software yang bias digunakan diantaranya CPS-3, Z-Map, dan In-Depth.

e. Pembuatan peta impedansi akustik (untuk 3D)Pembuatan peta impedansi : peta impedansi akustik disarankan untuk dibuat khususnya untuk data seismik 3D. Gunanya untuk melihat sebaran heterogenitas reservoir. Didalamnya dijelaskan juga metoda yang digunakan dalam perhitungan nilai impedansi akustik.

f. Pembuatan peta atribut seismik (untuk 3D)g. Peta atribut seismik : disarankan untuk dibuat

khususnya untuk data seismik 3D. Didalamnya juga dijelaskan jenis atribut yang dipakai. Atribut seismik ini dengan integrasi data sumur digunakan untuk membantu dalam pembuatan peta sebaran iso porositas, sebaran ketebalan gross reservoir, iso saturasi, dll. Software yang digunakan adalah Geoframe dan Jason Hampson Russel.

7. Integrasi Data Sumur dan Seismika. Pembuatan peta sebaran isoporositasb. Pembuatan peta sebaran ketebalan gross reservoir.c. Pembuatan peta isopermeabilitasd. Pembuatan peta isosaturasie. Pembuatan batas poligonf. Perhitungan volumetrikg. Perhitungan volume bulk reservoir dari peta gross

reservoirh. Pemetaan dan perhitungan volume net reservoiri. Pemetaan dan perhitungan hidrokarbon pore volume

KAJIAN POTENSI RESERVOIR DAN PRODUKSIA. Reservoir Engineering

1. Sifat fisik fluida menyangkut data PVT dari lapangan tersebut di dalamnya terdapat :a. Densitas (d)

Densitas merupakan sifat fisik fluida reservoir mendiskripsikan berat suatu fluida per-satuan volume. Umumnya diukur pada kondisi 60 oF dan14.7 psi.

b. Viskositas (m)

Page 4: Plan of Development

Viskositas besaran yang menunjukan hambatan fluida untuk mengalir. Untuk viskositas minyak biasanya memiliki satuan centipoises. Seperti sifat fisik fluida yang lain, viskositas dipengaruhi oleh tekanan dan temperatur. Umumnya semakin tinggi temperatur menyebabkan viskositas semakin kecil.

c. Faktor Volume Formasi (Bo)Faktor Volume Formasi menunjukkan perbandingan volume fluida pada kondisi reservoir dengan kondisi permukaan.

d. Kompresibilitas (c)Kompresibilitas merupakan fraksi perubahan volume karena adanya perubahan tekanan pada temperatur yang tetap.

e. Rasio kelarutan gas (Rs)f. Faktor Deviasi Gas (z)

Faktor Deviasi Gas merupakan perbandingan volume gas pada kondisi aktual dengan kondisi ideal.

g. Kelakuan Fasa FluidaKelakuan fasa fluida adalah perubahan fasa fluida karena adanya perubahan tekanan dan temperatur serta perubahan gaya tarik antar molekul.

2. Sifat Fisik BatuanSifat Fisik Batuan dalam program ini terdiri atas :a. Basic Core Analysis

Basic Core Analysis adalah analisa core di laboratorium untuk menentukan parameter seperti permeabilitas absolut dan porositas, serta saturasi air.

b. Special Core AnalysisSpecial core analysis adalah menganalisa core di laboratorium untuk menentukan parameter seperti permeabilitas absolut, porositas, saturasi air, dan permeabilitas relatif.

3. Welltest AnalysisWelltest Analysis merupakan analisa kelakuan tekanan di reservoir akibat adanya perubahan laju alir. Software yang digunakan diantaranya PanSystem, Welltest 2000, Saphire.

4. Material BalancePersamaan material balance merupakan persamaan yang dibuat berdasarkan konsep kesetimbangan massa. Jika volume pori dalam sebuah reservoir tetap maka perubahan volume minyak, gas dan air dalam pori reservoir tersebut adalah sama dengan nol, atau dengan kata lain tidak ada perubahan massa di dalam pori tersebut.

5. Perhitungan OOIP/OGIP

Page 5: Plan of Development

Original Oil In Place (OOIP)/Original Gas In Place (OGIP) dilakukan untuk tujuan analisis volume atau cadangan akumulasi hidrokarbon.

B. Production EngineeringProduction Engineering meliputi :1. Inflow Performance Relationship

Inflow Performance Relationship merupakan grafik yang menggambarkan kemampuan suatu sumur dalam memproduksi fluida hidrokarbon. Software yang digunakan misalnya Perform dan Pipesim.

2. Tubing Wellbore OutflowTubing wellbore outflow menunjukkan menunjukan kemampuan dan kinerja dari tubing dalam mengalirkan fluida sesuai dengan ukuran diameter yang dipakai.

3. Nodal AnalysisNodal Analysis adalah prosedur untuk menentukan pada laju alir berapa minyak atau gas diproduksikan yang dievaluasi dengan melakukan perubahan beberapa parameter seperti ukuran tubing, ukuran flowline, tekanan separator, ukuran choke, dll. Juga dengan memperhitungkan adanya parameter komplesi sumur seperti gravelpack, dan perforasi.Software yang digunakan misalnya Pipesim dan Perform.

8. Well DiagramWell Diagram merupakan diagram yang memberikan informasi mengenai jenis sumur, dan peralatan yang ada dibawahnya.

9. Well CompletionsWell Completion menggambarkan bentuk komplesi sumur dimana komplesi ini akan mempengaruhi analisa nodal. Contoh komplesi misalnya gravelpack, desain perforasi, setting packer.

10. Sejarah Produksi dan KomplesiSejarah Produksi dan Komplesi memberikan keterangan mengenai sejarah sumur dari segi produksi serta komplesi yang pernah diaplikasikan pada sumur tersebut.

11. Spliting Produksi12. Metode Pengangkatan13. Peramalan Produksi/Decline Curve

Decline Curve metoda yang digunakan menentukan cadangan dari suatu reservoir dengan menggunakan data sejarah produksi.

C. Simulasi Reservoir (Optional)1. Pengumpulan Data

Page 6: Plan of Development

Pengumpulan Data mengumpulkan data-data yang akan digunakan untuk melakukan simulasi reservoir. Data yang dikupulkan meliputi peta-peta geologi, hasil analisa core di lab, analisa fluida dan sejarah produksi dan tekanan.

2. Pembuatan Model3. Pembuatan Model adalah tahapan dalam simulasi reservoir

yang dilakukan untuk menggambarkan bentuk reservoir, batas reservoir, distribusi sifat fluida dan fisik reservoir kedalam sebuah model numerik, serta penentuan grid.

4. InisiasiOOIP/OGIP Matching, OOIP/IGIP Matching penyelarasan hasil OOIP/IGIP dari simulasi berdasarkan model yang dibuat dengan OOIP/IGIP dari data geologi.

5. History MatchingHistory Matching yaitu proses penyelarasan kinerja reservoir dari hasil simulasi dengan kondisi aktual.

6. ForecastForecast yaitu proses peramalan kinerja reservoir dengan menggunakan skenario yang ada.

SKENARIO PENGEMBANGANSkenario Pengembangan1. Jadwal Pengeboran Sumur-Sumur2. Pemboran/Drilling

a. Desain Sumurb. Tipe Rigc. Jadwal Pemborand. Komplesie. Cluster atau Platform

3. Fasilitas Produksia. Standar Surface Facilities (sampai SPU)b. Tambahan Surface FacilitiesSegala sesuatu yang dilakukan terhadap reservoir memerlukan fasilitas termasuk operasi pemboran, komplesi, pemompaan, injeksi, pemrosesan dan penyimpanan. Desain yang sesuai dan perawatan fasilitas akan mempengaruhi perolehan keuntungan. Fasilitas harus mampu mendukung rencana manajemen reservoir. Peramalan biaya dan operasi didasarkan pada kebutuhan berbagai fasilitas yang akan digunakan.

4. Problem ProduksiHal-hal yang harus diatasi pada problem produksi antara lain berupa produksi air dan gas yang dihasilkan dari sumur.

5. Transportasi

Page 7: Plan of Development

Transportasi : untuk mentransfer produksi minyak dari sumur sampai ke market, maka diperlukan production transportation system.

6. Aspek Lingkungana. Fisikb. SosialDalam mengembangkan dan mengoperasikan suatu lapangan, maka pertimbangan-pertimbangan lingkungan hidup dan ekologi harus diikutsertakan. Batasan-batasan yang diatur harus dipenuhi. Hal-hal ini adalah aspek yang sangat penting dan sensitif dalam suatu proses manajemen reservoir, maka persiapan studi dampak lingkungan (AMDAL) perlu dilakukan.

ANALISIS KEEKONOMIANAnalisis keekonomian dilakukan untuk mengevaluasi kelayakan POD secara ekonomi. Untuk mengevaluasi kelayakan POD digunakan indikator-indikator, diantaranya sebagai berikut :1. Rate of Return (ROR)2. Pay Out Time (POT)3. Profit to Investment Ratio (PIR)4. Net Present Value (NPV)

KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan

Menyimpulkan gambaran POD secara keseluruhan, antara lain tentang lapangan yang distudi, kajian geologi dan geofisika, potensi reservoir dan produksi, skenario pengembangan dan analisis keekonomian.

B. Rekomendasi                 Merekomendasikan aktivitas-aktivitas POD yang akan dilakukan berdasarkan studi yang telah dilakukan.

PENGETAHUAN MENGENAI WELL SERVICE/WELL WORK

Page 8: Plan of Development

  A. Well Service / Well Work

Well Service merupakan suatu bagian yang bertugas menangani segala kegiatan yang berhubungan dengan sumur. Kegiatan tersebut meliputi usaha agar sumur siap berproduksi (initial completion) maupun usaha perbaikan sumur akibat kerusakan saat berproduksi (Work Over). Semua kegiatan yang dilakukan oleh team ini bertujuan untuk mempertahankan serta meningkatkan laju produksi sumur.Well Service dibagi dalam beberapa bagian yaitu :1. Tool House adalah bagian yang bertugas dalam menyediakan dan memelihara segala peralatan sehingga dapat selalu siap pakai.2. Operation adalah bagian yang melaksanakan pemasangan artificial lift serta memperbaiki kerusakan yang ada pada sumur-sumur.3. Transport Well Service adalah bagian yang memperlancar pekerjaan well service dengan selalu menyediakan transport untuk mengantarkan segala peralatan yang saat melakukan service terhadapsumur.Pekerjaan yang dilakukan oleh divisi ini dibagi dalam empat kelompok kerja yaitu : initial completion, sevice, work over dan equipment maintanance.

a. Initial CompletionInitial Completion merupakan pekerjaan awal dari suatu sumur baru yang dilakukan setelah pengeboran yaitu dengan cara melengkapi sumur dengan segala peralatan sehingga sumur dapat mulai berproduksi.1. Run CBL (Cement Bond Logging)Tujuannya untuk mengetahui kualitas penyemenan agar dapat diketahui daerah yang belum tersemen dengan baik. Semen yang tidak terdistribusi dengan baik dapat mengakibatkan terjadinya komunikasi antara zona produktif dengan zona air. Bila ini terjadi maka kandungan air yang terangkat ke permukaan akan tinggi.2. Squeese CementingSqueeze cementing adalah kegiatan penyempurnaan semen sumur produksi. Kegunaan squeeze cementing ini adalah :a. Memperbaiki penyemenan primer yang tidak sempurna.b. Menutup zona lost circulation.

Page 9: Plan of Development

c. Memperbaiki casing yang bocord. Menutup lubang perporasi yang salah.e. Mengisi zona yang tidak produktif Teknik yang dilakukan dalam squeeze cementing ini ada dua :1. High Pressure Cementing yaitu penyemenan dengan menggunakan tekanan tinggi yang berfungsi untuk menutup rekahan yang merugikan yang terdapat di dalam formasi.2. Low Pressure Cementing yaitu penyemenan dengan menggunakan tekanan rendah.Tujuannya untuk membentuk filter cake atau dinding penutup formasi,dan saluran fracture yang mungkin saja terbuka sampai ke formasi.3. PerforatingPerforating adalah suatu pekerjaan yang dilakukan untuk melubangi casing agar terjadi hubungan antara well bore dengan reservoir. Untuk melakukan hal ini dibutuhkan suatu alat yang disebut GUN.4. SwabbingSwabbing yaitu pekerjaan mengangkat sejumlah fluida dari dalam sumur denganmenggunakan alat penghisap (swab Tool) melalui tubing, drill pipe.Fungsi swabbing adalah sebagai berikut :1. Menentukan production rate dari sebuah zona sumur2. Untuk menentukan apakah suatu casing mengalami kebocoran3. Memancing agar suatu well dapat flowing.4. Mengambil kembali spent acid yang telah dipompakan agar tidak merusak casing

b. Well Service JobWell Service Job pada prinsipnya adalah kegiatan atau pekerjaan untuk merawat suatu sumur supaya dapat terus berproduksi sesuai dengan yang diinginkan. Untuk merawat sumur ini diperlukan alat yang dapat membantu untuk mempermudah setiap pekerjaan yang dilakukan.1. Surface EquipmentSurface equipment adalah segala peralatan yang berada di atas permukaan sumur.a. RigRig adalah suatu alat berat yang digunakan untuk melakukan pengeboran sumur minyak. Rig digunakan untuk mencabut dan memasukkan pipa-pipa dari dan ke dalam sumur. Rig yang digunakan di PT CPI Minas adalah Hydraulic Powered, Self Propelled, Self Guyed, back in Type dan Double Mast.b. PompaPompa adalah alat memindahkan fluida dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan tekanan rendah atau tinggi sesuai dengan kebutuhan. Penggunaan pompa biasanya dilakukan pada sirkulasi air, tes casing, tes BOPE dan kill well.Jenis-jenis pompa antara lain :1. Pompa DuplexPompa ini termasuk jenis Positive Displacement Pump atau Reprocating Pump yang dilengkapi dua buah piston. Setiap piston mempunyai dua klep hisap (suction valve) dan dua klep buang (discharge valve) karena itu disebut Double Acting Pump.2. Pompa TriplexPompa triplex digunakan untuk tekanan yang lebih tinggi dengan volume pemompaan yang lebih kecil. Pompa triplex dilengkapi dengan tiga piston yang bekerja sedemikian rupa sehingga memproduksi tekanan yang lebih tinggi dibandingkan pompa Duplex.c. Blow Out Preventer Equipment (BOPE)Merupakan suatu alat yang berfungsi untuk menahan semburan liar akibat tekanan reservoar yang tinggi dalam sumur. Blow Out Preventer Equipment (BOPE) dipasang di atas flange bagian atas dari suatu sumur yang dilekatkan oleh beberapa baut yang dikunci kuat untuk keselamatn jiwa, operasi dan hal-hal yang tidak diinginkan.2. Subsurface Equipmenta. PackerPacker adalah alat berupa karet yang digunakan untuk mengisolasi suatu kedalaman

Page 10: Plan of Development

tertentu dari lubang sumur.Packer berfungsi untuk :1. Menyekat antara tubing dan casing untuk menjebak cairan ke reservoar.2. Mencegah masuknya semen ke lubang perforasi pada saat dilakukan squeeze cementing.3. Memisahkan zona-zona pada lubang bor.4. Penyangga tubing.5. Untuk keperluan pengetesan sumur seperti swab test.6. Mengisolasi casing yang mengalami kebocoran.b. Tubular ProductTubular product dibagi menjadi tiga bagian yaitu drill pipe, casing dan tubing. Drillpipe adalah pipa yang dipakai dalam pemboran dan berfungsi sebagai penyalur lumpur pemboran dan mentransmisikan putaran rotary table sehingga dapat memutar bit. Drillpipe merupakan tubing tanpa las, panjang setiap bagiannya sekitar 30 ft. Casing berfungsi untuk menahan tekanan formasi setelah lumpur dibuang dari dalam sumur, mempertahankan stabilitas lubang bor sehingga tidak mudah runtuh dan menghindari terjepitnya pipa akibat mud cake atau lempung ketika produksi sedang berlangsung.c. Sand PumpPompa pasir (sand pump, bailer) berfungsi membersihkan pasir dari dalam lubang sumur pada kedalaman yang sudah ditentukan. Cara kerjanya adalah dengan menghisap pasir kotoran-kotoran tersebut sehingga dinamakan suction bailer.c. Work OverWork over adalah semua pekerjaan yang dilakukan untuk memperbaiki keadaan sumur agar produksi sumur tersebut semakin meningkat, atau tetap dapat dipertahankan termasuk diantaranya karakteristik sumur. Jenis-jenis pekerjaan work over adalah :1. Add perforation (penambahan lubang perforasi).2. Pembersihan lubang-lubang perforasi.3. Isolasi zona.d. Equipment MaintenancePerawatan dan penjagaan barang atau alat-alat dalam keadaan baik dan dapat dipakai berulang-ulang kali merupakan pekerjaan dari equipment maintenance. Pekerjaan ini sangat penting sekali mengingat peralatan yang dipakai dalam produksi minyak bumi sangat mahal sehingga perlu untuk menghematnya. Disamping itu tempat ini juga digunkan untuk memperbaiki peralatan yang rusak seperti packer, swivel dan reda pump.e. Subproduce EquipmentSubproduce equipment adalah peralatan yang berfungsi untuk memindahkan minyak dari perut bumi ke permukaan. Terdapat beberapa peralatan yang berfungsi sebagai subproduce equipment yaitu sebagai berikut 1. Reda pump, pompa submersible yang berfungsi memompakan minyak ke permukaan. Pompa ini memiliki kapasitas yang beragam yaitu 100 –15000 bpd.2. Switch board, berfungsi menyuplai listrik pada reda pump dan mengontrol kerja reda pump.3. Transformer, untuk mengubah tegangan arus listrik dari line agar sesuai dengan kebutuhan reda pump yang dipasang.4. Tubing hanger, berfungsi untuk menggantung tubing pada casing head.5. Cable guard, berfungsi sebagi pelindung flat cable extention.B. Produce Subsurface TeamTugas Produce Suibsurface Team adalah menangani sumur-sumur minyak yang ada pada suatu area yang dikelolanya agar tetap dapat berproduksi dengan laju produksi yang optimum. Team ini bertugas dari awal suatu proses produksi sampai ke Gathering Station.Produce Team dibagi menjadi :1. Produce Subsurface team2. Maintenance

Page 11: Plan of Development

3. Rotation Equipment4. Well Service 

Berdasarkan team kerjanya Produce Subsurface Team terbagi menjadi beberapa bagianlagi, yaitu :1. Reservoir Engineer2. Production Engineer3. Geologist4. Technical Assistant5. SPS Specialist6. Well Test specialist

a. Production EngineerProduction Engineer bertugas untuk menangani suatu sumur agar produksi tetap optimal. Team Ini bekerja dengan membuat program yang akan dilaksanakan dilapangan khususnya yang berkaitan dengan operasi Well Service maupun Workover. Tugas dari Production Engineer antara lain :a. Gain JobBerkaitan dengan perolehan produksi yang ada dilapangan dan kegiatannya antara lain :1. PerforasiAdalah kegiatan awal untuk memproduksikan minyak dengan cara menembakkan mesiu pada dinding casing atau formasi. Jenis-jenis perforasi adalah :a. Add PerforationAdalah melakukan penambahan jumlah lubang perforasi dari suatu sumur dari jumlah perforasi yang telah ada.b. Re-PerforationAdalah perforasi ulang yang dilakukan dengan untuk meningkatkan efektifitas dari lubang yang telah ada maupun dilakukan setelah Squeeze Cementing2. Zone IsolationAdalah proses mengisolasi zona yang akan diproduksi atau menutup zona yang sudah tidak produktif akibat water cut yang tinggi. Untuk mengetahui suatu zona harus diisolasi atau tidak, dapat dilakukan dengan beberapa metoda sebagai berikut :a. Production Logging Tool (PLT)Dilakukan dengan memasukkan alat Logging, sehingga dari data yang diperoleh dapat dianalisa dan diperkirakan zona yang harus diisolasi.b. Down Hole Video (DHV)Dilakukan dengan memasukkan kamera kedalam lubang sumur, sehingga dapat terlihat

Page 12: Plan of Development

bagian bawah lubang sumur. Dari hasil rekaman kamera dapat diketahui zone pada formasi yang harus diisolasi. Kebanyakan memakai Coiled Tubbing dalam pengoperasiannyac. Production Test (PT)Dilakukan untuk mengetahui produksi dari suatu sumur. Production Test (PT) dapat dilakukan dengan metoda-metoda, antara lain :1. Individual Zone Test (IZT)Yaitu jenis uji produksi yang dilakukan perzona dari tiap formasi. Tujuannya untuk mengtahui kemampuan produksi dari tiap zona formasi. Pada individual Zone Test ini, digunakan REDA Pump. Dari individual zone test, selanjutnya dilakukan Micro Motion Test dan dua data penting yang dapat diambil adalah Water Cut dan Productioan Rate secara lebih teliti.2. Swab TestYaitu jenis tes produksi yang dilakukan dengan menggunakan alat swab test. Dari swab test, dapat diketahui parameter-parameter antara lain, yaitu produksi sumur, dan water cutnya tetapi data yang diambil masih secara kasar.3. C/O LogYaitu jenis test untuk mendeteksi kandungan karbon dan oksigen dari suatu formasi.2. StimulationStimulasi di sumur dilakukan untuk memperbaiki reservoir yang rusak. Metoda stimulasi ini bisa dilakukan dengan Acidezing maupun Fracturing dengan menggunakan bahan kimia tertentu untuk mengangkat skin yang ada pada zona formasi yang rusak tadi. Pelaksanaanya harus hati-hati, karena keterlambatan dalam melakukan swab dapat mengakibatkan plug yang justru dapat merusak formasi.b. MaintenanceBagian ini mempunyai tanggungjawab untuk mengoptimasikan dan memperbaiki jika ada kerusakan pada alat-alat produksi, seperti pompa. Hal-hal tersebut misalnya, Zero Maq (0M), High ampere, Low Ampere dan lain-lain.c. Water Injection Well (WIW)Water injection well ini bertujuan untuk mengoptimasi injection rate suatu sumur, hal ini dapat dilakukan dengan mengamati fluida yang masuk ke sumer dan yang keluar dari sumur. Pola yang dipakai dilapangan minas ada dua, yaitu :1. PatternAdalah suatu pola, dimana sumur injeksi ditengah-tengah beberapa sumur produksi. Pola inilah yang paling optimal dilakukan dilapangan saat ini.2. PeripheralAdalah suatu pola dimana sumur injeksi mengelilingi sumur produksi. Dan hasil injeksinya kurang optimal.3. Line DriveAdalah suatu pola dengan menempatkan satu injektor pada setiap satu sumur, biasanya paling efektif pada zona yang banyak patahannya.d. Initial CompletionDalam hal ini yang dilakukan adalah melengkapi sumur yang baru selesai di bor sehingga dapat memproduksi minyak dengan optimal. Langkah-langkah yang dilakukan adalah :1. Melakukan Cement Bond Logging, yaitu untuk dapat mengetahui apakah ikatan antara casing , cement dan formasi baik atau tidak. Bila kurang baik maka perlu dilakukan sequeze cementing.2. Mengolah dan meneliti data logging sehingga dapat memperkirakan zona yang dinilai produktif menghasilkan minya.3. Melakukan perforasi zona yang dinilai produktif dan dilanjutkan dengan tes kemampuan zona mana yang akan dibuka untuk berproduksi, atau zona mana yang perlu diisolasi.

b. GeologistAdalah team yang bertugas melakukan korelasi hasil dari logging suatu sumur untuk

Page 13: Plan of Development

kemudian dianalisa apakah benar daerah sekitar sumur tersebut masih memiliki potensi untuk penambahan produksi minyak. Selain itu team ini juga menganalisa hasil logging pada sumur baru untuk menganalisa formasi mana yang akan diproduksi.

c. Reservoir EngineerTeam ini bertugas untuk menganalisa hasil laporan geologist, kemudian hasilnya sebagai acuan production engineering dalam membuat program. Selain itu reservoir engineer bertugas menghitung reserve dari suatu lapangan.

d. SPS SpesialistPompa yang banyak dipakai di minas adalah ESP. ESP sendiri juga dikenal sebagai pompa REDA yang dikembangkan oleh REDA sekitar tahun 1950. Seperempat lebih produksi minyak di dunia diperoleh dengan pompa ini yang sanggup memompakan seratus sampai seratus ribu BOPD (Barrel Oil Per Day). Unit pompa ESP terdiri atas :1. PumpYaitu susunan beberapa stages dan masing-masing stages terdiri atas Impeller dan Diffuser yang statis. Makin banyak stages, maka makin besar fluida yang dapat dipompakan.2. ProtectorYaitu bagian pompa yang berfungsi sebagai penyekat agar air tidak masuk kedalam motor dan merusaknya. Protector dipasang diantara motor dan pompa.3. Electric MotorYaitu motor pada ESP yang merupakan motor listrik 3 fasa. Berfungsi sebagai tenaga pengerak pompa. Motor sendiri terdiri dari dua bagian utama, yaitu Rotor dan stator. Di atas pompa pada tubbing dipasang check valve. Valve ini berguna uintuk mencegah agar fluida dalam tubbing tidak turun kebawah saat ESP mati. Turunnya fluida akan memutar balik pompa dan merusak motor pompa. Selain check valve, biasanya dipasang juga bleeder valve yang berguna untuk membuang fluida yang terdapt dalam tubbing kedalam sumur.

e. Well Test Specialist (WTS)Team ini bertugas dalam melakukan uji produksi kedalam sumur. Metoda-metoda yang digunakan antara lain Micro Motion Test, Sonolog Test, Static Bottom Hole Pressure. Kegiatan ini biasanya dilakukan secara rutin minimal satu bulan sekali untuk setiap sumur. Metode pengujian itu adalah :a. Micro Motion TestBertujuan untuk mengetahui laju produksi fluida, laju produksi minyak serta menentukan besarnya water cut. Tes tersebut dilakukan berdasarkan perbedaan densitas pada fluida, yaitu perbedaan densitas minyak dan air formasi yang mengalir. Namun alat ini memiliki sedikit kelemahan, yaitu tidak dapat mendeteksi adanya gas, sehingga hanya dapat digunakan untuk sumur yang tidak menghasilkan gas. Alat Micro Motion ini hanya dapat digunakan dengan baik pada tekana lebih besar dari 130 psi, sehingga pengesetan harus dilakukan dekat dengan sumur.Komponen Micro Motion antara lain :1. Sensor UnitSensor ini akan mendeteksi reaksi aliran dalam pipa dan memproses dengan cepat aliran berdasarkan densitas dan mengubahnya menjadi sinyal-sinyal.2. Remote Flow Transmitter.Penerima sinyal dari sensor unit lalu memprosesnya berdasarkan konfigurasi yang telah diprogram kealat interface3. Transmitter Interface.Merupakan unit yang menunjukkan hasil tes secara digital.b. Sonolog TestMerupakan kegiatan yang berfungsi mengukur Static Fluid Level (SFL) untuk sumur mati dan Working Fluid Level (WFL) untuk sumur yang masih berproduksi. Prinsip kerjanya

Page 14: Plan of Development

dengan mengirimkan getaran kedalam sumur yang berasal dari gas N2. Getaran tersebut dihubungkan dengan recorder yang berfungsi untuk menggambarkan pola getaran gas N2 tersebut. Bila getaran tersebut melewati tubbing joint, pola grafiknya akan membentuk defleksi dan saat getaran dipantulkan lagi ke permukaan fluid level, pola aliran akan menggulung. Kedalam fluid level dapat dilihat dari jumlah tubbing joint yang dikonversikan menjadi satuan kedalaman.Peralatan Sonolog Test terdiri dari :1. Well Sounder, berfungsi sebagai penghasil getaran yang dipasangkan pada kepala sumur.2. Amplifier, berfungsi sebagai alat penguat dan pencatat pantulan getaran dari dalam sumur.Fluid level ini sangat menentukan kinerja pompa yang akan dipasang. Sebelum sumur diproduksikan, penentuan fluid level sangat diperlukan untuk menentukan ukuran pompa yang akan dipasang. Fluid level itu sendiri merupakan ukuran kemampuan siatu sumur untuk memproduksikan fluidanya. Makin tinggi fluid level, makin bagus produksinya karena tekanannya masih besar. Sedangkan setelah sumur diproduksikan, penentuan fluid level dilakukan untuk mengetahui apakah sumur tersebut masih support untuk pompa yang sebelumnya telah dipasang. Flui level terdiri atas Static Fluid Level dan Working Fluid level. Suatu sumur dikatakan masih support untuk ukuran suatu pompa jika WFL sumur tersebut sekitar 300–400 ft diatas Pump Setting Depth. Istilah support disini menandakan bahwa pompa yang digunakan dapat menghisap fluida dari dalam sumur dengan efisiensi yang optimal dan tidak merusaknya. Ukuran fluid level inilah yang dijadikan dasar apakah suatu pompa perlu diganti atau tidak. Suatu sumur dengan fluid level yang terlalu rendah menandakan bahwa pompa yang ada perlu di size down, dalam arti ukuran pompa diturunkan laju alirannya. Sedangkan untuk fluid level tinggi maka kemungkinan pompanya akan di size up. Pada umumnya pompa yang dipakai dilapangan Minas adalah Electric Submersible Pump (ESP). Pompa ini sangat sensitif terhadap perubahan laju alir, oleh karena itu perubahan yang terlalu besar akan merusak pompa itu sendiri. Merek pompa ESP yang banyk dipakai adalah jenis REDA dan Centrilift yang memiliki prinsip kerja yang hampir sama.c. Static Bottom Hole Pressure (SBHP)Test ini dilakukan pada sumur obsevasi. Pengontrolan Bottom Hole Pressure (BHP) menentukan tekanan formasi pada interval tertentu dalam program Interval Zone Test. Didalam tabung SBHP Tools terdapat Bourden Tube, yang dapat diberikan tekana dari uarl. Alat ini akan mengembang dan menguncup sesuai dengan perubahan tekanan yang terjadi didalam sumur. Gerakan bourden tube akan menggores chart yang terbuat dari logam, yang digerakkan dari permukaan oleh timer sehingga dari goresan chart tersebut dapat dibaca berapa tekanan sesuai dengan perubahan tekanan didalam sumur.http://zulfikariseorengineer.blogspot.com/2011/05/pengetahuan-mengenai-well-

servicewell.html