Upload
dhiemaazth-ciccouo-dkillszth
View
83
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Muskuloskeletal
Citation preview
Sistem MusculoskeletalModul Nyeri Sendi
Skenario 3Tutor: dr. Nizamuddin, MS
Abid Abdurrahman Wahid (2013730001)Dimas Aditya Purnama (2013730026)
Alda Yulianita (2013730004)Iffa Karimah (2013730048)
Umi Dyah Retnasih (2013730115)Fadhilla Rahma Jodi Putri (2013730033)
Nuralfinajmi (2013730079)Siti Halimah Intan (2013730101)Widya Hidawati (2013730119)
M. Dimas. Y (2008730091
SKENARIO 3Ny. Mirna (39 tahun) penjaga kantin di asrama datang berobat ke dokter dengan keluhan nyeri pada jari-jari tangannya kanan dan kiri, nyeri dirasakan sejak 1 tahun yang lalu hilang timbul terutama bila cuaca dingin dan pagi hari. Pagi hari jari-jari tangan juga sering terasa kaku. Ny. Mirna juga juga mengeluh kesulitan bila ingin mencuci baju dan berpakaian
KATA SULIT1. Nyerisuatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan yang sudah atau berpotensi terjadi atau dijelaskan berdasarkan kerusakan tersebut.
KATA/KALIMAT KUNCI KUNCI
1. Ny. Mirna 39 tahun2. Keluhan nyeri pada jari-jari tangan kanan dan
kiri3. Nyeri sejak 1 tahun yang lalu4. Nyeri hilang timbul terutama bila cuaca dingin
dan pagi hari5. Pagi hari jari-jari tangan sering terasa kaku6. Kesulitan mencuci baju dan berpakaian
PERTANYAAN1. a) Apa definisi dari nyeri? b) Jelaskan definisi dari Osteoartritis, Gout, dan Artritis Reumatoid2. Jelaskan penyebab dari nyeri sendi3. Bagaimana mekanisme nyeri akibat inflamasi?4. Bagaimana mekanisme nyeri akibat gangguan mekanik?5. a) Apa saja sendi-sendi yang mengenai OA, RA, dan Gout? b)Menggambarkan kelainan-kelainan sendi akibat inflamasi dan gangguan kronik6. Jelaskan komplikasi penyakit yang timbul dari penyakit nyeri sendi sesuai skenario 7. a) Jelaskan diagnosa banding antara OA, RA, dan Gout b) Bagaimana prognosis dari penyakit nyeri sendi dalam skenario?8. Sebutkan tindakan promotif, rehabilitatif, preventif, dan kuratifpada penyakit dengan nyeri sendi
Apa definisi dari Nyeri, Artritis Reumatoid, Artritis Gout dan Osteoartritis ?
Nyeri
Pengalaman sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan
kerusakan jaringan atau potensial akan
menyebabkan kerusakan jaringan
Artritis Reumatoi
d
Penyakit autoimun yang ditandai oleh inflamasi sistemik
kronik dan progresif, dimana sendi
merupakan sasaran utama
Artritis Gout
Kelompok penyakit heterogen sebagai akibat deposisi kristal
monosodium urat pada jaringan atau akibat
supersaturasi asam urat didalam cairan ekstraseluler
Penyakit sendi
degeneratif yang
berkaitan dengan
kerusakan kartilago
sendi
Osteoartritis
• Obesitas dan kelebihan berat badan• Kondisi di usia sebelumnya• Faktor keturunan• Perubahan hormonal• Perubahan cuaca• Asam yang berlebihan di dalam tubuh• Kekurangan zat gizi tertentu• Aktivitas fisik yang berlebihan
Penyebab Umum Nyeri Sendi
• Osteoarthritis Disebabkan oleh hilangnya jaringan tulang rawan dari sendi dan dikenal juga sebagai arthritis degeneratif. Hal ini kebanyakan terjadi sejak usia sebelumnya.
• Rheumatoid ArthritisRadang sendi jenis ini banyak mempengaruhi orang-orang di atas usia 40 tahun. Ini lebih berbahaya daripada osteoarthritis karena mempengaruhi ligamen dan tendon yang bergabung dengan tulang dan otot. Disebabkan oleh destruksi jaringan sendi.
• GoutDisebabkan oleh kelebihan penumpukan asam urat dalam ruang antar sendi yang menyebabkan rasa sakit dan radang sendi.
MEKANISME NYERI AKIBAT INFLAMASI
Mekanisme Nyeri Akibat Gangguan
Mekanik
Nyeri Akibat
Gangguan Mekanik
Penyebab : Rangsangan (stimulus) yang disebabkan penuaan atau efek mekanik, mis : pengapuran, berkurangnya cairan sinovial, dll
Mekanisme :• Transduksi• Transmisi• Modulasi• Persepsi
Transduk
siProses rangsangan yang menggangu sehingga menimbulkan aktivitas listrik (potensial aksi) di reseptor nyeri (nosiseptor)
Transmisi
Proses penyaluran implus nyeri dari tempat transduksi melewati saraf perifer sampai ke terminal di medula spinalis dan jaringan neuron-neuron pemancar yang naik dari medula spinalis ke otak
Modulasi
Aktivitas saraf melalui jalur-jalur saraf desendens dari otak yang dapat mempengaruhi transmisi nyeri setinggi medula spinalis
Sendi yang terserang pada penyakit osteoartritis :
• Sendi Lutut• Sendi Paha• Carpometacarpal• Metatarsophalangeal
Sendi yang terserang pada penyakit gout :
• Sendi Apofisial Tulang Belakang
• Sendi Ibu Jari Kaki• Sendi Metatarsophalangeal
Sendi yang terserang pada penyakit Reumatoid Artritis :
• Metacarpophalangeal• Pergelangan Tangan• Proximal
Interphalangeal• Lutut• Metatarsophalangeal• Pergelangan kaki
(tibiotalar & subtalar)• Bahu• Midfoot (tarsus)
• Siku• Acromioclavicular• Vertebraservikal• Temporamandibular• Sternoclavicular
KELAINAN SENDI AKIBAT GANGGUAN
MEKANIKContoh kelainan sendi akibat gangguan mekanik :• Fraktur • Fisura• Cedera• Kekakuan sendi (bukan di pagi hari)• Memar sendi• Dislokasi
Komplikasi Penyakit Pada
Artritis Reumatoid
AnemiaKanker
Komplikasi Kardiak
Penyakit Tulang
Belakang Leher
(Cervical Spine Disease)
Gangguan Mata
Pembentukan Fistula
Peningkatan Infeksi
Deformitas Sendi Tangan
Deformitas Sendi Lain
Komplikasi Pernapasan
Nodul Reumatoid
Vaskulitis
Pengaruh suhu pada nyeri sendi Pengaruh suhu terhadap nyeri
sendi
Diferensial diagnosisPenyakit/gejala ReumatoidArthritis Osteoarthritis GOUT
Wanita, 39 tahun + - -
Nyeri pada jari tangan
+ + +
Nyeri simetris + - -Kaku pagi hari + + +
B’langsung 30 mnit – 1 jam
+ - -
Demam tidak menggigil
+ - -
ARTRITIS REUMATOIDEpidemiologi
> Insidens puncak adalah antarausia 40-60 tahun. Penyakit ini
menyerangorang-orang di seluruh dunia dariberbagai bangsa.
EtiologiPenyebab artritis reumatoid belum Diketahui secara pasti.Faktor Resiko:• Genetik• Virus • Autoimun
Manifestasi Klinis• Gejala-gejala konstitusional, misalnya lelah,
anoreksia, berat badan menurun dan demam.• Poliartritis simetris.• Kekakuan di pagi hari selama lebih dari
1 jam: dapat bersifat generalisata tetapi terutama menyerang sendi-sendi.
• Artritis erosif merupakan ciri khas penyakit ini pada gambaran radiologik.
• Deformitas: • Nodula-nodula reumatoid adalah massa
subkutan yang ditemukan pada sekitar sepertiga orang dewasa penderita arthritis rheumatoid.
• Manifestasi ekstra-artikular: artritis reumatoid juga dapat menyerang organ-organ lain di luar sendi.
Pemeriksaan Laboratorium • Leukosit 15-20000/mm3
• LED >30mm/jam• Anemia normositik• Trombositosis ringan• CRP meningkat > 0,7 picogram/mL• RF (60-80%)
Terapi 1:Farmakologis (OAINS, Glukokortikoid , DMARD)
Terapi 2 : Pendekatan Multidisiplin
Penatalaksanaan RA
Tujuan Terapi
Fisioterapi :
Terapi simtomatis local dan Saran Olahraga
Perawatan : Pendidikan
Dukungan/edukasi Psikologi:
Penilaian & dukungan
Follow up dan nilai ulang secara teratur
Stabil
Gagal merespon Beberapa sendi terganggu
Mulai atau ubah DMARD
Terapi fisik, injeksi steroid intraokular
PENATALAKSANAAN
TERAPI SIMPTOMATIS.1. Analgetic :
paracetamol (1-2 gr/hari) codein (30 mg tiap 4 jam)
2. Anti inflamasi : Aspirin ( 5 gr/ hari) Indomethasin (25-150 mg/hari) Phenylbutazone (200-400 mg/hari) Oxyphenbutazone (200-400 mg/hari)
3. Corticosteroid : Diberikan pada nyeri yang kuat Dosis minimal Prednisone 10 -15 mg/hari Hydrocortisone asetate intra articular
20-50 mg
4. Anti inflamasi non steroid (NSAID)
Ibuprofen (600-1200 mg/hari)
Naproxen (375-750 mg/hari)
Piroxicam (10-40 mg/hari)Profenid (100-600 mg/hari)Ketoprofen (100-200
mg/hari)
TERAPI KAUSATIF• Klorokuin, paling banyak digunakan karena harganya
terjangkau, namun efektivitasnya lebih rendah dibandingkan dengan yang lain. Dosis anjuran klorokuin fosfat 250 mg/hari hidrosiklorokuin 400 mg/hari.
• Sulfasalazin dalam bentuk tablet bersalut enteric digunakan dalam dosis 1 x 500 mg/hari, ditingkatkan 500 mg per minggu, sampai mencapai dosis 4 x 500 mg. Setelah remisi tercapai, dosis dapat diturunkan hingga 1 g/hari untuk dipakai dalam jangka panjang sampai tercapai remisi sempurna.
OSTEOARTRITISEpidemiologi
• Prevalensi OA lutut radiologis di Indonesia cukup tinggi, yaitu mencapai 15,5% pd pria & 12,7 pd wanita.
• Diperkirakan 1-2 juta orang lanjut usia di Indonesia menderita cacat karena OA.
ETIOLOGIOA dibedakan menjadi 2, yaitu :
OA primer =OA idiopatik Kausa OA tidak diketahui & tidak ada
hubungannya dengan penyakit sistemik• OA sekunder
OA yang didasari oleh adanya kelainan endokrin, inflamasi, pertumbuhan, dll
FAKTOR RESIKO Umur Jenis kelamin Genetik Kegemukan & penyakit metabolik Cedera sendi (trauma), pekerjaan & olahraga Kelainan pertumbuhan Faktor – faktor lain
Degradasi kolagen
Perubahan” metabolisme
kartilago sendi
Aktivasi enzim”
Sintesis proteoglikan &
kolagen
Merusak matriks kartilago sendi
Perubahan sifat kolagen tipe II
tipe I
Hilangnya kartilago
artikular sendi
Terbentuk osteofit pd tepi
tulang
Iritasi membran sinovial
Pembengkakan & penebalan jar.
lunak
Nyeri tekan &nyeri gerak
Sistem saraf otonom terjepit
Laboratorium1. Darah tepi (Hb,leukosit, LED) dalam
batas-batasan normal2. Pemeriksaan Ig (ANA, FR dan
komplemen) normal. 3. OA yang disebakan peradangan
didapatkan penurunan viskositas, pleositosis ringan sampai sedang peningkatan ringan sel peradangan (<800/m) dan peningkatan protein
Radiologi1. Osteofit pinggir sendi2. cela menjadi sempit
yang seringkali asimetris(lebih berat pada bagian yang menanggung beban)
3. peningkatan densitas (sklerosis) tulang subkondral,
4. kista tulang, dan 5. perubahan strukutur
anatomi sendi
KRITERIA DIAGNOSA(Altman dkk,1986)
Klinis dan Radiologis1. Umur > 50 tahun2. Stiffness<30 menit3. Krepitasi4. Osteofit( Osteofit + minimal 1 dari 3 gejala klinis di atas)
PENATALAKSANAANEarly
Hilangkan nyeriLatihan gerak sendiKurangi BB
IntermediateDekompresi subkondralRedistribusi BB pada tulang rawan yg sehat
LateOperasi(Artrodesis,Osteotomie,Artroplasty)
Nyeri pd sendi OA
Terapi non-farmakologis :•Edukasi •Istirahat•Pengaturan pola makan•Terapi fisik
Respon cukup
Analgesik•Oral : asetaminofen•Topikal kapsaisinPertimbangkan glukosamin sulfat
Terapi dilanjutka
n
Respon cukup
Terapi dilanjutk
anAINS
COX-2 InhibitorAtau
AINS + PPIAtau
AINS + misoprostol
Percobaan 1-2 minggu u/ nyeri; jik inflamasi msh
ada
Respon cukup
Terapi dilanjutkan
Pertimbangkn analgesik narkotik
injeksi hialuronat dan evaluasi u/
pembedahan
Coba AINS lain
Respon cukup
KOMPLIKASI Komplikasi yang utama pada OA adalah nyeri. Tingkat nyeri berbeda-beda, dari ringan menjadi berat.
PENCEGAHAN Pencegahan primer dan sekunder sebaiknya dipikirkan dalam pengobatan OA. Mengatur berat badan ideal merupakan faktor utama untuk mencegah OA pada sendi-sendi yang menahan tubuh.
Asupan vitamin D juga mempengaruhi osteoarthritis. Asupan yang kurang berhubungan dengan peningkatan progresifitas OA.
PROGNOSISPrognosis OA umumnya baik. Dengan obat-obat konservatif, sebagian besar nyeri pasien dapat teratasi. Hanya kasus-kasus yang berat memerlukan operasi
• Terjadi secara mendadak
• Nyeri yang hebat dirasakan oleh penderita pada satu atau beberapa sendi, seringkali terjadi pada malam hari; nyeri semakin memburuk dan tak tertahankan
• Sendi membengkak dan kulit diatasnya tampak merah atau
keunguan, kencang dan licin, serta teraba hangat
• Menyentuh kulit diatas sendi yang terkena bisa menimbulkan nyeri yang luar biasa
Penyakit ini paling sering mengenai sendi di pangkal ibu jari kaki dan menyebabkan suatu keadaan yang disebut podagra
• Demam, menggigil, perasaan tidak enak badan dan tachicardi
• Gout cenderung lebih berat pada penderita yang berusia dibawah 30 tahun.
• Biasanya pada pria gout timbul pada usia pertengahan, sedangkan pada wanita muncul pada saat pasca menopause
• Serangan pertama biasanya hanya mengenai satu sendi dan berlangsung selama beberapa hari. Gejalanya menghilang secara bertahap, dimana sendi kembali berfungsi dan tidak timbul gejala sampai terjadi serangan berikutnya.
• Bisa terjadi gout menahun dan berat, yang menyebabkan terjadinya kelainan bentuk sendi.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Radiologi foto polos
Penatalaksanaan Langkah pertama untuk mengurangi nyeri adalah mengendalikan peradangan. Pengobatan akut untuk gout adalah kolkisin
Pada GOUT akut, alupurinol Tidak Boleh diberikan
Saat ini obat anti peradangan non-steroid (misalnya ibuprofen dan indometasin) lebih banyak digunakan daripada kolkisin dan sangat efektif mengurangi nyeri dan pembengkakan sendi
Kadang obat pereda nyeri ditambahkan untuk mengendalikan nyeri (misalnya kodein dan meperidin).
Obat-obat seperti probenesid atau sulfinpirazon berfungsi menurunkan kadar asam urat dalam darah dengan jalan meningkatkan pembuangan asam urat ke dalam air kemih.
Jika pembuangan asam urat meningkat, dianjurkan untuk minum banyak air (minimal 2 liter/hari) untuk membantu mengurangi resiko kerusakan sendi dan ginjal(urolithiasis)
Pemeriksaan yang mendukung diagnosis1. Darah perifer lengkap
• Hemoglobin• Trombosit• leukosit
Laju endap darah (LED) Faktor reumatoid (RF) C-reactive protein (CRP)2. Fungsi Hati dan Ginjal3. Anti-RA334. Pencitraan (imaging) untuk menilai AR
• Foto polos sendi• MRI
Prognosis• Buruk• AR yang menyerang dibiarkan saja hingga satu tahun, dengan
waktu yang lama tersebut maka kerusakan sendi dan deformitas semakin parah
Tindakan promotif pada penyakit nyeri sendi:
• Memberikan pendidikan yang cukup tentang penyakit kepada pasien, keluarganya, dan siapa saja yang berhubungan dengan pasien.
• Pendidikan yang diberikan meliputi pengertian tentang patofisiologi, penyebab dan prognosis pada penyakit ini.
• Bantuan dapat diperoleh dari klub penderita, badan-badan kemasyarakatan, dan dari orang-orang lain yang juga menderita penyakit ini.
Tindakan preventif pada penyakit nyeri sendi:
• Mengkonsumsi makanan yang bergizi. • Banyak konsumsi asam lemak Omega 3. Ini lebih kepada
penderita nyeri sendi, karena kandungan Omega 3 tersebut dapat mengurangi pembengkakan dan juga rasa kaku yang dialami oleh sendi. Untuk mendapatkan zat Omega 3 ini bisa diperoleh dari ikan-ikan segar khusus nya ikan salmon, sarden, dan juga makarel. Selain ikan, Omega 3 bisa didapat dari kacang kenari dan juga minyak ikan.
• Hindari Merokok. Merokok di sini merupakan hal utama yang menyebabkan terjadi nya sakit nyeri sendi.
• Perbanyak makan sayur dan buah karena sangat bagus untuk mencegah dan juga sebagai obat nyeri sendi. Selain nyeri sendi, konsumsi buah dan sayur itu dapat mengurangi resiko terkena osteoporosis pada tulang dan sendi.
• Konsumsi jahe. Kandungan tersebut berupa bahan kimia yang mirip dengan obat anti inflamasi yang berguna untuk mengobati dan mencegah penyakit nyeri sendi.
• Konsumsi dengan cukup vitamin C. Ini juga ditujukan kepada penderita nyeri sendi, karena vitamin C memiliki kandungan yang sangat bagus untuk tulang dan sendi. Vitamin C ini dapat diperoleh dengan banyak mengkonsumsi buah-buahan seperti jeruk, nanas, stroberi, dan sebagainya. Sayuran juga banyak yang mengandung vitamin C diantara nya kembang kol, brokoli, kacang merah, dan kubis.
Tindakan kuratif pada penyakit nyeri sendi:
• Istirahat di tempat tidur pada pemasangan gips. Pemasangan gips dilakukan agar sendi tidak berubah bentuk dan posisi.
• Fisioterapi untuk menghilangkan nyeri, menjaga sendi masih digerakkan dan mempertahankan kekuatan otot disekitar sendi.
• Mengkonsumsi obat obat-obat anti-inflamasi non-steroid sering dipakai untuk menghilangkan nyeri dan mengontrol sinovitis.
• Mengkonsumsi obat-obat analgetik seperti Aspirin, asetaminofen, ibuprofen biasanya cukup untuk menghilangkan nyeri.
• Latihan-latihan spesifik dapat bermanfaat dalam mempertahankan fungsi sendi.
• Kompres panas pada sendi-sendi yang sakit dan bengkak dapat mengurangi nyeri.
Tindakan rehabilitatif pada penyakit nyeri sendi:
• Evaluasi pola bekerja dan aktivitas sehari-hari membantu untuk menghilangkan segala kegiatan yang meningkatkan tegangan berat badan pada sendi yang sakit.
• Pemakaian tongkat atau alat pembantu berjalan dapat mengurangi berat badan yang harus ditanggung oleh sendi lutut dan panggul secara cukup.
DAFTAR PUSTAKA• Carter Michael A. Reumatoid dalam Patofisiologi ”Konsep
Klinis Proses-Proses Penyakit. Sylvia A. Price & Lorraine M. Wilson. Volume. 2, Edisi ke-6. Jakarta, EGC, 2012: 1380-1383
• Price, Sylvia A. 2012. Patofisiologi konsep klinis proses proses penyakit. Ed 6 vol 2 EGC.Jakarta, hal 1380-1406(AR dan OA)
• T. Edward Stephanus.Dr.DR,DKk,2009 “ Ilmu Penyakit Dalam Jilid III“ balai penerbit FKUI : Jakarta. Hal 2556-2560( Gout)
• Suarjana, I Nyoman.Dr.,2009 “ Ilmu Penyakit Dalam Jilid III“ balai penerbit FKUI : Jakarta. Hal 2495-2510( AR)
• S. Juwono.Dr.Dkk,2009 “ Ilmu Penyakit Dalam Jilid III“ balai penerbit FKUI : Jakarta. Hal 2538-2548( OA)