Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
2
Dasar Pelaksanaan
• Peraturan Menteri Keuangan No. 196/PMK.05/2018 tentangTata Cara Pembayaran dan Penggunaan Kartu KreditPemerintah
3
1. Latar Belakang dan Tujuan
Latar Belakang
Perlunya modernisasi sistempembayaran APBN secara non tunaiantara lain dengan menggunakankartu kredit
Tujuan
1. Meminimalisasi penggunaan uang tunai dalam transaksi keuangan negara
2. Meningkatkan keamanan dalambertransaksi
3. Mengurangi potensi fraud dari transaksisecara tunai
4. Mengurangi cost of fund/idle cash daripenggunaan UP (simulasi)
4
2. Penyempurnaan Mekanisme Pembayaran APBN
Pada era 1950an, belanja pemerintahyang dilakukan unit teknis melibatkaninstansi di Jawatan Perbendaharaan
• Central Kantoor Voor de Comptabiliteit(CKC) Dalam perkembangan diubahmenjadi Kantor Pusat PerbendaharaanNegara (KPPN). Kantor menerbitkansurat perintah bayar (Surat PerintahMembayar Uang/SPMU). Sampaidengan awal tahun 60an, terdapat 15KPPN di seluruh Indonesia.
• Landkassen - Kantor Kas Negara (KKN)menjalankan wewenang BendaharaUmum yang melaksanakanpembayaran tunai belanja pemerintah.
• Administratie Kantoor Voor deLandkassen atau dalam BahasaIndonesia disebut Kantor Pengawasdan Tata Usaha Kas Negara (KPTUKN)menjalankan fungsi verifikasi danpenatausahaan pengeluaran negara.
Satuan kerja atau instansi mengajukanpermintaan pembayaran kepada KPNdalam bentuk Surat PermintaanPembayaran (SPP) denganmelampirkan asli SKO besertasurat/bukti yang diperlukan.
• Kemudian KPN menerbitkan SuratPerintah Membayar (SPM). Ada bagian yang disebut carik giro SPM, yang dikirim ke Kantor Kas Negara (KKN).
• Berdasarkan carik giro SPM tersebut, KKN membayarkan secaratunai kepada Satuan Kerja.
• Pada masa tersebut, polapembiayaan dana APBN dikenaldengan nama Beban Tetap dan Beban Sementara.
Pada permulaan tahun anggaran,bendaharawan Satuan Kerjamengajukan Surat PermintaanPembayaran penyediaan dana UYHD(SPP-DU) kepada KPKN.
• Untuk pembayaran langsung,Bendaharawan Satuan Kerjamengajukan Surat PermintaanPembayaran Langsung (SPP-LS)kepada KPKN.
• Menindaklanjuti SPP-DU, KPKNmenerbitkan Surat PerintahMembayar (SPM) kepadabendaharawan atas beban mataanggaran khusus. Sedangkanberdasarkan SPP-LS, KPKNmenerbitkan SPM kepada pihak yangberhak menerima pembayaranlangsung tersebut.
• Setelah dana UYHD digunakan, baiksebagian maupun seluruhnya makauntuk mendapatkan dana UYHD lagi, bendaharawan Satuan Kerjamengajukan SPP penggantian danaUYHD (SPP-GU) kepada KPKN.
Satuan Kerja menerbitkan SuratPerintah Membayar (SPM) danmengajukan SPM tersebut kepadaKPPN dengan dilampiri dokumenyang dipersyaratkan.
• Selanjutnya setelah melaluipengujian formal oleh KPKN,diterbitkan Surat PerintahPencairan Dana (SP2D) kepadabank operasional untukmelakukan pembayaransejumlah nilai yang tertera diSP2D langsung ke rekeningpenerima.
• Terjadi perubahan istilah UangYang Harusipertanggungajawabkan (UYHD)menjadi Uang Persediaan (UP).Mekanisme pembayaranlangsung masih tetapdilaksanakan.
Terwujudnya single database dalampengelolaan APBN,diimplementasikan denganimplementasi aplikasi SistemPerbendaharaan dan AnggaranNegara (SPAN) di seluruh KPPN.
• Dengan berlakunya SPAN,mekanisme pencairan danaberjalan secara elektronik danterotomatisasi, Satuan Kerjamenyampaikan SPM dan ADKkepada KPPN untuk kemudian diproses melalui Aplikasi SPAN dansecara otomatis penolakan danpersetujuan pembayaran atastagihan tersebutakandisampaikan kepada emailSatuan Kerja.
• Pemberian uang persediaanmasih tetap dilaksanakan untukbelanja yang dilakukan secaratunai
1945
Jawatan Perbendaharaan
1950 1990
Direktorat Jenderal Anggaran
2004
Direktorat Jenderal Anggaran
2012 2015
Direktorat JenderalPerbendaharaan
Direktorat JenderalPerbendaharaan
5
3. Belanja APBN
Pembayaran atas pengeluaran negara seharusnya secara non tunai langsung ke penerima, dalam keadaantertentu dapat dilakukan pembayaran secara tunai dengan menggunakan Uang Persediaan.
BelanjaPemerintah
BelanjaPegawai
BelanjaBarang
BelanjaModal
BelanjaSosial
Ke Rekening : Gaji, Tunjangan,
Ke Rekening : BiayaPemeliharaan, LanggananDaya,
Ke Rekening :>50 juta
Ke Rekening : Penerima Bantuan
Tunai :Uang Makan, Uang Lembur,
Tunai : Honor, Perjalanan Dinas, ATK, Konsumsi
Tunai : <50 juta
Tunai : Diterima tunai oleh penerima bantuan
6
4. Konsep Kartu Kredit Pemerintah dalam Penggunaan Uang Persediaan (1)
Pembayaran dengan Uang Persediaan dapat digantikan dengan alat pembayaran non tunai berupa Kartu Kredit yang selamaini telah disediakan pihak Bank, sehingga dapat menekan jumlah UP yang beredar.
Belanja Barang Operasional dan Non
Operasional
Mekanisme Pembayaran
Langsung kepada Penerima Hak
BelanjaKeperluan Perjadin
Pembayaran Langsung (LS)
CorporateCard
Contoh: PPK, Kasubag TU
Uang Persediaan (UP) Bendahara Pengeluaran
Diselesaikan dengan Kartu Kredit
Contoh: Pegawai/Pejabat Pelaksana Perjadin
Belanja barang Persediaan, Sewa,
Pemeliharaan
CorporateCard
Contoh: PPK, Kasubag TU
Uji Coba Pembayaran Dengan Kartu Kredit Dalam Rangka UP
CorporateCard
7
Konsep Kartu Kredit dalam rangka PenggunaanUang Persediaan...(2)
Rp
Konsep Pengelolaan UP/TUP
Ke Depan
Rp
Konsep Pengelolaan UP/TUP
Saat Ini 100%UP
TUP
PerubahanBesaran UP
KPPN
Kanwil
Kas di Bendahara/
Rekening
100%
100%UP
60%UP Kas
40%UP Kartu Kredit
Kas Bendahara
Kas di Rekening
TUP Perubahan
Besaran UP PerubahanBesaran UP
Non Cash
8
Simulasi manfaat KKPPenggunaan Kartu Kredit diharapkan dapat menekan jumlah UP/TUP yang dikuasai oleh Bendahara sehingga dapatmengurangi cost of fund dari Pemerintah dan idle money.
Total UP/TUP (data 31 Des 2017) 9.751.386.570.169
Asumsi kas di Bendahara 23.967 Satker @ 50.000.000 1.198.350.000.000 Potensi UP/TUP yang akan dikurangi 8.553.036.570.169
Seandainya utang yang dikurangiAsumsi suku bunga kredit 8%Potensi UP/TUP yang akan dikurangi 8.553.036.570.169Penghematan pembayaran bunga 684.242.925.614
Seandainya ditempatkanAsumsi suku bunga 6%Potensi UP/TUP yang akan dikurangi 8.553.036.570.169Pendapatan bunga 513.182.194.210
9
5. Jenis Kartu Kredit Pemerintah
Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah untuk belanja pemerintah difokuskan pada belanja keperluan operasional yangMerupakan bagian terbesar dari penggunaan Uang Persediaan.
UangPersediaan
Belanja Keperluan Operasional
Belanja Keperluan PerjalananDinas
ATK Pemeliharaan Jamuan
Tiket Penginapan
dipegang oleh PelaksanaKegiatan(Contoh: PPK, Kasubag TU)
dipegang oleh PelaksanaPerjadin(Contoh: Pegawai/PejabatPelaksana Perjadin)
10
6. Mekanisme Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah
BelanjaKeperluan
Operasioanl
Verifikasi olehBendahara
PerjanjianKerja Samaantara Bank
denganSatker
Transaksi denganKartu Kredit olehPemegang Kartu
Kredit
BelanjaKeperluanPerjadin
PenerbitanKartu Kreditoleh Bank
Pengujian oleh PPK danpenerbitan SPBy
Pertanggungjawaban
Monitoring dan Evaluasi
PendebitanRekening
BendaharaPengeluaran
Corporate Card
CorporateCard
Contoh: PPK, Kasubag TU
Contoh: Pegawai/ Pejabat PelaksanaPerjadin
11
7. Mekanisme Pengujian dan Pembayaran Kartu Kredit Pemerintah
Transaksidengan
Kartu Kredit
Tagihan Bank
Pengujianoleh PPK
BuktiTransaksi
Disetujui?Tanggung jawab PribadiPemegang Kartu Kredit
No
SPBy
Yes
PendebitanRekening
Bendahara
Dalam hal sisa UP di rekening cukup
tersedia
Bank melakukanpendebitan
berdasarkan suratsubstitusi
SPP-GUP
Pertanggungjawaban UP SPM
GUP/GUPNihil
SP2D GUP/GUP
Nihil
Dispensasi UP >Rp50 JT
SPP-GUP/GUP
Nihil
Verifikasioleh
Bendahara
12
8. Batasan Belanja (Limit) Kartu Kredit Pemerintah
Limit
1. Kartu Kredit untuk keperluan Perjalanan Dinas diberikan batasan belanja(limit) sebesar maksimal Rp20 juta per Kartu Kredit per bulan.
2. Kartu Kredit untuk keperluan Belanja Operasional diberikan batasan belanja(limit) sebesar maksimal Rp50 juta per Kartu Kredit per bulan.
Dalam hal terdapat keperluan belanja Perjalanan Dinas yang melebihi Rp20 juta per bulanmaka admin Kartu Kredit dapat meminta kenaikan limit sementara kepada bank penerbitKartu Kredit. Selanjutnya, Admin kartu kredit agar segera mengembalikan limit ke jumlahlimit normal setelah selesai melakukan perjalanan dinas.
Dalam hal Satker memerlukan kenaikan limit secara permanen di atas Rp50 juta untukKartu Kredit keperluan Belanja Operasional, KPA satker dapat meminta kepada bank mitrapenerbit Kartu Kredit untuk menambah limit diatas Rp50 juta.
Untuk Satker peserta uji coba pembayaran dengan Kartu Kredit Tahap I dan Tahap II yangtelah diterbitkan Kartu Kredit dengan limit di atas ketentuan, agar segera berkoordinasidengan bank untuk melakukan penyesuaian limit.
13
9. Penyusunan SOP dalam Rangka Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah
14
10. Langkah – Langkah Pengamanan dari Customer
Tanda tangani kartu kredit Anda
Jangan Dipindah tangankan
Selalu menyimpan bukti
transaksi
Informasikan setiap perubahan
data
Waspada terhadap modus
penipuan
Simpan kartu ditempat yang
aman
Pilih merchant yang dipercaya
Segera melapor ke BNI Call Center
jika kartu hilang/ada trx
tidak diakui
15
11. Keamanan Dalam Bertransaksi
Untuk menjaga keamanan dalam penggunaan Kartu Kredit pengguna kartu diharapkan :
Keamanan dalam transaksi di Merchant Tidak memberitahukan PIN kepada siapapun Tidak membiarkan kartu di gesek dua kali di merchant Tidak menyerahkan kartu kepada pelayan Memastikan kartu digesek hanya pada mesin EDC Memperhatikan notifikasi/sms dari bank setelah transaksi
Keamanan dalam bertransaksi online Memastikan bahwa website yang dikunjungi merupakan website resmi biasanya situs
resmi terdapat tulisan https: dengan gambar Memastikan bahwa computer telah diinstal antivirus dan browser yang selalu di update Tidak melakukan transaksi dengan menggunakan fasilitas koneksi wifi public Pastikan menerima notifikasi 6 angka rahasia dari bank sebelum melanjutkan transaksi
Dalam hal kartu tidak sedang dipergunakan karena cuti, tugas belajar, tidak dalam posisi dinas dan lainnya,dalam rangka pengamanan agar :1. Melakukan non aktif kartu kredit melalui admin kartu kredit2. Menyimpan kartu pada tempat yang aman
16
12. Biaya Penggunaan Kartu Kredit
1. Biaya yang dibebaskan oleh Banka. Annual feeb. Biaya asuransi perjalanan
2. Biaya yang bisa dihindari denganmenggunakan e-banking
a. Biaya pencetakan billing bulananb. Biaya pembayaran tagihan
3. Biaya yang dikeluarkan karena kesalahanpengguna
a. Biaya Kartu Hilangb. Biaya penggantian PIN
4. Biaya yang diwajibkan bank karenaketentuan
a. Biaya materaib. Denda karena keterlambatan
pembayaranc. Bunga atas tunggakan/tagihan yang
terlambat dibayarkan
17
13. Pengenaan Pajak Atas Transaksi
1. Saat ini pengaturan yang ada yaitu PMK 190 Tahun 2012 masih mewajibkanbendahara untuk melakukan pemotongan pajak atas transaksi yang menggunakanuang persediaan.
2. Untuk transaksi pada mechant seperti Carrefour, informa dimana merupakan PKPsehingga transaksi sudah pasti termasuk pengenaan PPN 10% maka apabiladimungkinkan dimintakan faktur pajak dari merchant dimaksud.
3. Apabila tidak memungkinkan maka transaksi di merchant yang bersangkutan padasaat dilakukan pembayaran meskipun sudah termasuk pajak dianggap sebagaitransaksi nett nya sehingga atas belanja yang dilakukan ditambahkan lagipembayaran PPN dan PPh yang mana selanjutnya disetorkan sendiri oleh pihakbendahara.
4. Apabila merchant/penjual bukan PKP tetapi memiliki mesin EDC maka yang digesekdi mesin EDC adalah transaksi yang sudah nett, PPN dan PPh tetap dipegang olehbendahara untuk kemudian disetorkan dengan menggunakan NPWP bendahara.
18
1. Bendahara pada prinsipnya wajib untukmencatatkan transaksi dengan menggunakankartu kredit pada saat uang dari pengelolaanbendahara dikeluarkan.
2. Dengan demikian pencatatan dilakukan pada saatbendahara akan mengeluarkan kas dari rekeningbendahara dan memindahbukukan denganmenggunakan CMS kepada bank penerbit kartukredit.
3. Bendahara mencatatkan pada pembukuanbendahara berdasarkan kwitansi yang diterimayang sudah ada akunnya sehingga dapatdibukukan ke LPJ bendahara.
14. Pembukuan Bendahara atas Transaksi Kartu Kredit
Bendahara
19
Penatausahaan Bukti-Bukti
Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan – Kesempurnaan
Pemegang Kartu Kredit mengumpulkan dokumen: Tagihan/daftar sementara yang memuat rincian transaksi yang dihasilkan oleh sistem
perbankan Bank Penerbit Kartu Kredit bulan berkenaan, dan bukti-bukti pengeluaran.
Pemegang Kartu Kredit membuat Daftar Pengeluaran Riil Kegiatan Dengan Kartu Kredit/DaftarPengeluaran Riil Perjalanan Dinas Dengan Kartu Kredit
Daftar Pengeluaran Riil Kegiatan Dengan Kartu Kredit dibuat untuk pembayaran belanja selainPerjalanan Dinas
Daftar Pengeluaran Riil Perjalanan Dinas Dengan Kartu Kredit dibuat untuk pembayaran belanjaPerjalanan Dinas
Penyampaian Daftar Pengeluaran Riil Kegiatan Dengan Kartu Kredit dan/atau Daftar Pengeluaran RiilPerjalanan Dinas Dengan Kartu Kredit kepada PPK paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah tagihanditerima atau daftar sementara yang memuat rincian transaksi yang dihasilkan oleh sistemperbankan dicetak.
20
Penagihan dan Penyelesaian Tagihan (1)
Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan – Kesempurnaan
PPK melakukan pengujian: kebenaran perhitungan bukti-bukti pengeluaran kebenaran perhitungan tagihan/daftar sementara yang memuat rincian transaksi yang dihasilkan
oleh sistem perbankan kesesuaian perhitungan antara bukti pengeluaran dengan tagihan/daftar sementara yang
memuat rincian transaksi yang dihasilkan oleh sistem perbankan, dan kesesuaian jenis belanja barang yang dapat dibayarkan dengan Kartu Kredit.
PPK mengesahkan sebagian/seluruhnya bukti-bukti pengeluaran dan menetapkan DPT Kartu Kredit Bukti-bukti pengeluaran yang disahkan oleh PPK meliputi kuitansi/bukti pembelian. Kuitansi/bukti pembelian disertai dengan faktur pajak dan Surat Setoran Pajak (SSP). PPK dapat menolak sebagian/seluruh bukti-bukti pengeluaran untuk disahkan apabila tidak
memenuhi ketentuan
21
Penagihan dan Penyelesaian Tagihan (2)
Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan – Kesempurnaan
PPK atas nama KPA menerbitkan dan menyampaikan SPBy dilampiri:Kuitansi/bukti pembelian yang telah disahkan PPK beserta faktur pajak dan Surat
Setoran Pajak (SSP)Nota/bukti penerimaan barang/jasa atau dokumen pendukung lainnya yang
diperlukan yang telah disahkan PPK, danDPT Kartu Kredit yang telah ditetapkan oleh PPK.
SPBy disampaikan kepada Bendahara Pengeluaran.
22
Pembayaran Tagihan (1)
Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan – Kesempurnaan
Berdasarkan SPBy, Bendahara Pengeluaran melakukan:pengujian atas SPBy, danpemungutan/pemotongan pajak/bukan pajak atas tagihan dalam SPBy yang
diajukan dan menyetorkan ke kas negaraPengujian atas SPBy meliputi:
meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang diterbitkan oleh PPKpemeriksaan kebenaran atas hak tagihpemeriksaan kesesuaian pencapaian keluaranpemeriksaan dan pengujian ketepatan penggunaan kode MAP (akun 6 digit).
23
Pembayaran Tagihan (2)
Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan – Kesempurnaan
Bendahara Pengeluaran melakukan pembayaran atas tagihan dalamSPBy apabila telah memenuhi persyaratan pengujian.
Apabila tidak memenuhi persyaratan untuk dibayarkan, BendaharaPengeluaran menolak SPBy yang diajukan.
24
Pembayaran Tagihan (3)
Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan – Kesempurnaan
Bendahara Pengeluaran melakukan pembayaran dengan Kartu Kredit melaluipendebitan rekening Bendahara Pengeluaran ke Bank Penerbit Kartu Kredit
Pendebitan rekening Bendahara Pengeluaran dilakukan sejumlah tagihan yangharus dibayar sesuai Daftar Pembayaran Tagihan Kartu Kredit
Pendebitan rekening Bendahara Pengeluaran menggunakan:o Layanan Perbankan Secara ElektronikoCek/bilyet giro
Layanan Perbankan Secara Elektronik berupa:o Internet Banking, atauoKartu Debit
25
Pertanggungjawaban/Penggantian UP
Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan – Kesempurnaan
PPK menerbitkan SPP-GUP/GUP Nihil setelah Bendahara Pengeluaran melakukanpendebitan
SPP-GUP/GUP Nihil disampaikan kepada PPSPM Mekanisme penerbitan SPP-GUP/GUP Nihil dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Menteri
Keuangan mengenai tata cara pembayaran dalam rangka pelaksanaan anggaranpendapatan dan belanja negara
PPSPM melakukan pemeriksaan dan pengujian SPP-GUP/GUP Nihil beserta dokumenpendukung yang disampaikan oleh PPK
Dalam hal pemeriksaan dan pengujian SPP beserta dokumen pendukung memenuhiketentuan, PPSPM menerbitkan/menandatangani SPM.
Mekanisme pengujian SPP dan penerbitan SPM dilaksanakan sesuai dengan PeraturanMenteri Keuangan mengenai tata cara pembayaran dalam rangka pelaksanaan anggaranpendapatan dan belanja negara.
26
BIAYA
Penggunaan Kartu Kredit diupayakan menimbulkan biaya yangserendah-rendahnya
Biaya yang timbul akibat penggunaan Kartu Kredit dan LayananPerbankan Secara Elektronik dapat dibebankan pada APBN
Biaya dituangkan dalam perjanjian kerja sama penggunaan KartuKredit dengan Bank Penerbit Kartu Kredit
Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan – Kesempurnaan
27
MONITORING DAN EVALUASI
KPA melakukan Monev atas pelaksanaan uji coba pembayaran dengan Kartu Kreditdalam rangka penggunaan UP
Berdasarkan hasil Monev, KPA menyusun Laporan Pelaksanaan Pembayarandengan Kartu Kredit
Laporan Pelaksanaan Pembayaran dengan Kartu Kredit berupa jumlah tagihanBank, jumlah yang dibayarkan, selisih pembayaran, dan kendala
Berdasarkan Laporan Pelaksanaan Pembayaran dengan Kartu Kredit, Dit PA dapatmelakukan monev atas pelaksanaan pembayaran dengan Kartu Kredit
Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan – Kesempurnaan
28
Terima Kasih