2
Pointers kunjungan Dirjen 1. Optimalisasi kegiatan pelatihan yang ada di BLKI Semarang dengan pendekatan penempatan dengan cara : a. Lakukan TNA secara menyeluruh bila perlu pelatihan yang sudah tidak ada kebutuhan pelatihannya sementara dialihkan b. Buat pemetaan industry dan gali lowongan sebanyak-banyaknya dan ketika membuka latihan sudah jelas dimana penempatannya. c. Negosiasikan lowongan tersebut ke pemerintah setempat untuk mendapatkan kucuran dana d. Jadikan instruktur optimal dalam aktivitas pelatihan sehingga dapat melatih lulusan yang berkualitas ( tidak punya waktu lagi untuk menulis surat kaleng). e. Bila BLKI Semarang dengan fasilitas yang ada hanya dapat melatih 2.000 orang, sangatlah tidak berimbang, harus digali lagi agar lebih banyak jumlah lulusannya 2. Pembenahan dan pemberdayaan fasilitas : a. Mesin-mesin /peralatan yang kurang optimal digunakan dicari penyebabnya agar dapat diberdayakan semaksimal mungkin b. Mesin-mesin /peralatan yang mengalami kerusakan segera diperbaiki untuk itu harus diperiksa secara rutin c. Lingkungan kerja dibuat senyaman mungkin, dan memenuhi persyaratan K 3 d. Tata warna ruangan juga sangat berpengaruh pada kinerja orang yang menghuni, contoh : warna hijau memiliki kecenderungan orang menjadi lapar dan kepengin makan, warna abu-abu menunjukkan kesedihan dan kurang semangat, warna kuning menunjukkan suasana ceria dan orang menjadi produktif, warna hitam menunjukkan kebuntuan / tidak ada jalan keluar, dll. e. Rumah dinas yang rusak dihapus saja dan agar para pegawai dimotivasi untuk memiliki rumah sendiri daripada tinggal di rumah dinas, f. Pemasangan AC ruangan dengan memperhatikan kerapian dan keselamatan, tidak seperti yang telah terpasang pada kantor depan dimana blower dan kabel terlihat tidak rapi. g. perlengkapan kantor seperti AC 3. Keberhasilan seorang pimpinan :

Pointers Kunjungan Dirjen

Embed Size (px)

DESCRIPTION

penting

Citation preview

Page 1: Pointers Kunjungan Dirjen

Pointers kunjungan Dirjen

1. Optimalisasi kegiatan pelatihan yang ada di BLKI Semarang dengan pendekatan penempatan dengan cara :a. Lakukan TNA secara menyeluruh bila perlu pelatihan yang sudah tidak ada kebutuhan

pelatihannya sementara dialihkanb. Buat pemetaan industry dan gali lowongan sebanyak-banyaknya dan ketika membuka

latihan sudah jelas dimana penempatannya.c. Negosiasikan lowongan tersebut ke pemerintah setempat untuk mendapatkan kucuran

danad. Jadikan instruktur optimal dalam aktivitas pelatihan sehingga dapat melatih lulusan yang

berkualitas ( tidak punya waktu lagi untuk menulis surat kaleng).e. Bila BLKI Semarang dengan fasilitas yang ada hanya dapat melatih 2.000 orang, sangatlah

tidak berimbang, harus digali lagi agar lebih banyak jumlah lulusannya 2. Pembenahan dan pemberdayaan fasilitas :

a. Mesin-mesin /peralatan yang kurang optimal digunakan dicari penyebabnya agar dapat diberdayakan semaksimal mungkin

b. Mesin-mesin /peralatan yang mengalami kerusakan segera diperbaiki untuk itu harus diperiksa secara rutin

c. Lingkungan kerja dibuat senyaman mungkin, dan memenuhi persyaratan K 3d. Tata warna ruangan juga sangat berpengaruh pada kinerja orang yang menghuni, contoh :

warna hijau memiliki kecenderungan orang menjadi lapar dan kepengin makan, warna abu-abu menunjukkan kesedihan dan kurang semangat, warna kuning menunjukkan suasana ceria dan orang menjadi produktif, warna hitam menunjukkan kebuntuan / tidak ada jalan keluar, dll.

e. Rumah dinas yang rusak dihapus saja dan agar para pegawai dimotivasi untuk memiliki rumah sendiri daripada tinggal di rumah dinas,

f. Pemasangan AC ruangan dengan memperhatikan kerapian dan keselamatan, tidak seperti yang telah terpasang pada kantor depan dimana blower dan kabel terlihat tidak rapi.

g. perlengkapan kantor seperti AC3. Keberhasilan seorang pimpinan :

a. Identifikasi permasalahan yang ada dan cari solusi yang terbaikb. Turun ke bawah kenali semua personil yang ada dalam tanggungjawabnyac. Beri tegporan bagi pegawai yang tidak tertib melalui pendekatan personald. Periksa semua fasilitas, sarana dan prasarana secara rutin sehingga bila ditemukan

kerusakan dapat segera diperbaiki dan tidak menimbulkan keborosane. Pikirkan pengembangan organisasi kedepan dengan selalu melihat / mempelajari situasi

yang terjadi saat itu sehingga dapat mengambil tindakan yang tepatf. Perkuat jejaring kemitraan dengan pihak luar untuk mendapatkan informasi/masukan yang

berharga dalam pengembangan lembaga.4.

g.