28
POJK No. …/POJK.03/2018 TENTANG PENILAIAN KEMBALI BAGI PIHAK UTAMA LEMBAGA JASA KEUANGAN BATANG TUBUH PENJELASAN Menimbang: a. bahwa lembaga jasa keuangan mempunyai peran yang sangat penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi bangsa melalui pengelolaan dan pemanfaatan dana masyarakat; Dalam rangka mewujudkan perekonomian nasional yang mampu tumbuh dengan stabil dan berkelanjutan serta memberikan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Indonesia lembaga keuangan mempunyai fungsi yang sangat penting dalam dalam mengumpulkan, mengelola dan menyalurkan dana masyarakat ke sektor-sektor perekonomian yang produktif. Fungsi intermediasi yang dilakukan oleh lembaga jasa keuangan dalam perkembangannya menjadi semakin siginifikan. Produk dan aktivitas yang ditawarkan oleh lembaga keuangan semakin beragam dan saling terkait diatara beragam jenis lembaga jasa keuangan. Terjadinya proses globalisasi dalam sistem keuangan dan pesatnya kemajuan teknologi serta inovasi finansial telah menciptakan sistem keuangan yang kompleks, dinamis, dan saling terkait. b. bahwa lembaga jasa keuangan perlu senantiasa dimiliki dan dikelola dengan baik oleh pihak–pihak yang memenuhi persyaratan kemampuan dan kepatutan; Mengingat pentingnya fungsi lembaga keuangan tersebut maka lembaga jasa keuangan harus senantiasa dimiliki dan dikelola oleh pihak-pihak yang benar- benar memiliki integritas, kompetensi, dan kemampuan/ kelayakan keuangan yang memadai. Syarat tersebut bukan saja harus dipenuhi pada saat yang bersangkutan akan masuk ke dalam lembaga jasa keuangan namun juga pada saat telah berada dalam sistem keuangan. Kegagalan suatu lembaga jasa keuangan, apalagi bila lembaga jasa keuangan tersebut bersifat sistemik, akan memberikan dampak yang sangat besar terhadap perekonomian suatu

POJK No. …/POJK.03/2018 jasa keuangan harus senantiasa dimiliki dan dikelola oleh pihak-pihak yang benar-benar memiliki integritas, kompetensi, dan kemampuan/ kelayakan keuangan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: POJK No. …/POJK.03/2018 jasa keuangan harus senantiasa dimiliki dan dikelola oleh pihak-pihak yang benar-benar memiliki integritas, kompetensi, dan kemampuan/ kelayakan keuangan

POJK No. …/POJK.03/2018

TENTANG

PENILAIAN KEMBALI BAGI PIHAK UTAMA

LEMBAGA JASA KEUANGAN

BATANG TUBUH PENJELASAN

Menimbang:

a. bahwa lembaga jasa keuangan mempunyai peran yang sangat penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi bangsa melalui pengelolaan dan pemanfaatan dana masyarakat;

Dalam rangka mewujudkan perekonomian nasional yang mampu tumbuh dengan stabil dan berkelanjutan serta memberikan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Indonesia lembaga keuangan mempunyai fungsi yang sangat penting dalam dalam mengumpulkan, mengelola dan menyalurkan dana masyarakat ke sektor-sektor perekonomian yang produktif. Fungsi intermediasi yang dilakukan oleh lembaga jasa keuangan dalam perkembangannya menjadi semakin siginifikan. Produk dan aktivitas yang ditawarkan oleh lembaga keuangan semakin beragam dan saling terkait diatara beragam jenis lembaga jasa keuangan. Terjadinya proses globalisasi dalam sistem keuangan dan pesatnya kemajuan teknologi serta inovasi finansial telah menciptakan sistem keuangan yang kompleks,

dinamis, dan saling terkait.

b. bahwa lembaga jasa keuangan perlu senantiasa dimiliki dan dikelola dengan baik oleh pihak–pihak yang memenuhi persyaratan kemampuan dan kepatutan;

Mengingat pentingnya fungsi lembaga keuangan tersebut maka lembaga jasa keuangan harus senantiasa dimiliki dan dikelola oleh pihak-pihak yang benar-benar memiliki integritas, kompetensi, dan kemampuan/ kelayakan keuangan yang memadai. Syarat tersebut bukan saja harus dipenuhi pada saat yang bersangkutan akan masuk ke dalam lembaga jasa keuangan namun juga pada saat telah berada dalam sistem keuangan. Kegagalan suatu lembaga jasa keuangan, apalagi bila lembaga jasa keuangan tersebut bersifat sistemik, akan memberikan dampak yang sangat besar terhadap perekonomian suatu

Page 2: POJK No. …/POJK.03/2018 jasa keuangan harus senantiasa dimiliki dan dikelola oleh pihak-pihak yang benar-benar memiliki integritas, kompetensi, dan kemampuan/ kelayakan keuangan

negara.

c. bahwa penilaian kembali pihak-pihak yang memiliki atau mengelola Lembaga Jasa Keuangan dilakukan berdasarkan prosedur dan tahapan yang pasti dan transparan;

Untuk memastikan bahwa lembaga jasa keuangan dimiliki dan dikelola oleh pihak-pihak yang layak maka penilaian terhadap pihak-pihak yang telah menjadi pemilik maupun pengelola lembaga jasa keuangan dilakukan kembali. Mengingat tujuan penilaian kembali tersebut maka seluruh prosedur dan tahapan perlu dilakukan dengan tepat, jelas, dan transparan sehingga hasil penilaian yang dilakukan OJK dapat

dipertanggungjawabkan.

Selanjutnya, sebagai hasil dari suatu rangkaian proses penilaian tersebut di atas, untuk memenuhi azas keadilan maka pihak-pihak yang telah memperoleh penetapan hasil dapat mengajukan permohonan peninjauan ulang apabila memenuhi syarat tertentu.

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c di atas, dipandang perlu untuk menerbitkan ketentuan tentang Penilaian Kembali Bagi P{ihak Utama dalam suatu Peraturan Otoritas Jasa Keuangan;

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, ketentuan mengenai penilaian kembali bagi pihak utama perlu disusun dalam suatu peraturan.

Mengingat:

1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3472) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3790);

2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3477);

3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 94, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3608);

4. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 94, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4867);

5. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara

Page 3: POJK No. …/POJK.03/2018 jasa keuangan harus senantiasa dimiliki dan dikelola oleh pihak-pihak yang benar-benar memiliki integritas, kompetensi, dan kemampuan/ kelayakan keuangan

Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253);

6. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 337, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5618);

7. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016 tentang Penjaminan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5835);

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini, yang dimaksud dengan:

Pasal 1

Cukup jelas.

1. Lembaga Jasa Keuangan yang selanjutnya

disingkat LJK adalah lembaga jasa keuangan

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang

Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa

Keuangan yang meliputi:

a. Bank yaitu bank sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 dan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah, termasuk kantor cabang dan kantor perwakilan dari bank yang berkedudukan di luar negeri;

b. Perusahaan Efek adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek, Perantara Pedagang Efek, dan/atau Manajer

Investasi sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal;

c. Penasihat Investasi adalah perusahaan yang memberi nasihat kepada pihak lain mengenai penjualan atau pembelian Efek dengan memperoleh imbalan jasa sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal;

d. Perusahaan Perasuransian adalah perusahaan asuransi, perusahaan asuransi syariah, perusahaan reasuransi, perusahaan reasuransi syariah, perusahaan pialang asuransi, perusahaan pialang reasuransi, dan perusahaan penilai kerugian asuransi sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian;

e. Dana Pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang

Page 4: POJK No. …/POJK.03/2018 jasa keuangan harus senantiasa dimiliki dan dikelola oleh pihak-pihak yang benar-benar memiliki integritas, kompetensi, dan kemampuan/ kelayakan keuangan

menjanjikan manfaat pensiun, sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun, termasuk yang menjalankan seluruh kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah;

f. Perusahaan Pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan untuk pengadaan barang dan/atau jasa, termasuk yang melakukan seluruh kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan mengenai perusahaan pembiayaan dan perusahaan pembiayaan syariah;

g. Lembaga Penjamin adalah perusahaan

penjaminan, perusahaan penjaminan syariah, perusahaan penjaminan ulang, dan perusahaan penjaminan ulang syariah yang menjalankan kegiatan penjaminan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016 tentang Penjaminan;

h. Perusahaan Modal Ventura yang selanjutnya disingkat PMV adalah badan usaha yang melakukan kegiatan Usaha Modal Ventura termasuk yang melakukan seluruh kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan mengenai perusahaan modal ventura dan perusahaan modal ventura syariah;

i. Perusahaan Pergadaian adalah perusahaan pergadaian swasta dan perusahaan pergadaian pemerintah termasuk yang melakukan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan mengenai usaha pergadaian.

2. Pihak Utama adalah pihak yang memiliki,

mengelola, mengawasi, dan/atau mempunyai

pengaruh yang signifikan pada LJK.

3. Pemegang Saham Pengendali yang selanjutnya

disebut dengan PSP adalah badan hukum, orang

perseorangan dan/atau kelompok usaha yang

memiliki saham atau yang setara dengan saham

LJK serta mempunyai kemampuan untuk

melakukan Pengendalian atas LJK.

4. Pengendalian adalah suatu tindakan yang

bertujuan untuk mempengaruhi pengelolaan

dan/atau kebijakan perusahaan, termasuk Bank,

dengan cara apapun, baik secara langsung

maupun tidak langsung.

5. Rapat Umum Pemegang Saham yang selanjutnya

disingkat dengan RUPS adalah rapat umum

Page 5: POJK No. …/POJK.03/2018 jasa keuangan harus senantiasa dimiliki dan dikelola oleh pihak-pihak yang benar-benar memiliki integritas, kompetensi, dan kemampuan/ kelayakan keuangan

pemegang saham sebagaimana dimaksud dalam

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang

Perseroan Terbatas bagi LJK yang berbentuk

perseroan terbatas atau yang setara dengan RUPS

bagi LJK yang berbentuk badan hukum koperasi,

usaha bersama, dana pensiun, perusahaan umum,

perusahaan daerah, perusahaan umum daerah,

atau perusahaan perseroan daerah atau badan

usaha perseroan komanditer.

6. Direksi adalah direksi sebagaimana dimaksud

dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007

tentang Perseroan Terbatas bagi LJK yang

berbentuk badan hukum perseroan terbatas atau

yang setara dengan Direksi bagi LJK yang

berbentuk badan hukum koperasi, usaha bersama,

dana pensiun, perusahaan umum, perusahaan

daerah, perusahaan umum daerah, perusahaan

perseroan daerah, badan usaha perseroan

komanditer atau kantor cabang/kantor

perwakilan dari bank yang berkedudukan di luar

negeri.

7. Dewan Komisaris adalah dewan komisaris

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang

Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

bagi LJK yang berbentuk perseroan terbatas atau

yang setara dengan Dewan Komisaris bagi LJK

yang berbentuk badan hukum koperasi, usaha

bersama, dana pensiun, perusahaan umum,

perusahaan daerah, perusahaan umum daerah,

perusahaan perseroan daerah, badan usaha

perseroan komanditer atau kantor cabang/kantor

perwakilan dari bank yang berkedudukan di luar

negeri.

8. Dewan Pengawas Syariah adalah pengawas yang

direkomendasikan oleh Dewan Syariah Nasional,

Majelis Ulama Indonesia yang ditempatkan di LJK

atau unit syariah yang bertugas mengawasi

kegiatan usaha perusahaan agar sesuai dengan

prinsip syariah.

9. Pengendali Perusahaan Perasuransian adalah

pihak yang secara langsung atau tidak langsung

mempunyai kemampuan untuk menentukan

Direksi dan Dewan Komisaris, dan/atau

mempengaruhi tindakan Direksi, Dewan Komisaris

pada Perusahaan Perasuransian.

10. Auditor Internal adalah pejabat pada Perusahaan

Perasuransian yang bertanggung jawab untuk

mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas

Page 6: POJK No. …/POJK.03/2018 jasa keuangan harus senantiasa dimiliki dan dikelola oleh pihak-pihak yang benar-benar memiliki integritas, kompetensi, dan kemampuan/ kelayakan keuangan

pengelolaan risiko, pengendalian, dan proses tata

kelola perusahaan yang bekerja secara independen

dan sesuai dengan standar praktik yang berlaku.

11. Aktuaris Perusahaan adalah pejabat pada

perusahaan asuransi, perusahaan asuransi

syariah, perusahaan reasuransi, dan perusahaan

reasuransi syariah yang ditunjuk dan bertanggung

jawab untuk mengelola dampak keuangan dari

risiko yang dihadapi perusahaan yang bekerja

secara independen dan sesuai dengan standar

praktik yang berlaku.

6. Pejabat Eksekutif adalah pejabat yang bertanggung jawab langsung kepada anggota Direksi atau mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dan/atau operasional Bank.

7. Daftar Tidak Lulus yang untuk selanjutnya disebut DTL adalah daftar yang ditatausahakan oleh Otoritas Jasa Keuangan yang memuat pihak-pihak yang dilarang untuk menjadi Pihak Utama pada LJK dan Pejabat Eksekutif.

8. Tindak Pidana Tertentu adalah tindak pidana asal yang disebut dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai Tindak Pidana Pencucian Uang.

9. Otoritas Jasa Keuangan yang selanjutnya disingkat OJK adalah Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan.

Pasal 2

(1) Pihak Utama wajib tunduk pada ketentuan dalam POJK ini.

Pasal 2

Cukup jelas.

(2) Pihak Utama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. bagi Bank:

1) PSP;

2) anggota Direksi; dan

3) anggota Dewan Komisaris.

b. bagi Perusahaan Efek:

1) PSP;

2) anggota Direksi; dan

3) anggota Dewan Komisaris.

c. bagi Penasihat Investasi:

1) PSP;

2) anggota Direksi; dan

3) anggota Dewan Komisaris.

d. bagi Perusahaan Perasuransian:

Page 7: POJK No. …/POJK.03/2018 jasa keuangan harus senantiasa dimiliki dan dikelola oleh pihak-pihak yang benar-benar memiliki integritas, kompetensi, dan kemampuan/ kelayakan keuangan

1) Pengendali Perusahaan Perasuransian;

2) anggota Direksi;

3) anggota Dewan Komisaris;

4) anggota Dewan Pengawas Syariah;

5) Auditor Internal; dan

6) Aktuaris Perusahaan.

e. bagi Dana Pensiun Pemberi Kerja:

1) anggota Direksi;

2) anggota Dewan Komisaris; dan

3) anggota Dewan Pengawas Syariah.

f. bagi Dana Pensiun Lembaga Keuangan:

1) pelaksana tugas pengurus; dan

2) anggota Dewan Pengawas Syariah.

g. bagi Perusahaan Pembiayaan, Lembaga

Penjamin, PMV, dan Perusahaan Pergadaian:

1) PSP;

2) anggota Direksi;

3) anggota Dewan Komisaris; dan

4) anggota Dewan Pengawas Syariah.

(3) PSP dan Pengendali Perusahaan Perasuransian selanjutnya disebut Pihak Utama Pengendali.

(4) Anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris selanjutnya disebut Pihak Utama Pengurus.

(5) Pihak Utama sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) selain Pihak Utama Pengendali sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan Pihak Utama Pengurus sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) selanjutnya disebut sebagai Pihak Utama Pejabat.

Pasal 3

(1) Pihak-pihak yang termasuk sebagai pengendali LJK wajib tunduk pada ketentuan dalam Peraturan OJK ini.

Pasal 3

Ayat (1)

Yang dimaksud pihak-pihak yang termasuk sebagai pengendali LJK termasuk pihak-pihak yang menjadi pengendali akibat dari berlakunya peraturan perundangan terkait lainnya.

(2) Pihak-pihak yang termasuk sebagai pengendali LJK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah orang perseorangan, badan hukum atau kelompok usaha yang melakukan Pengendalian terhadap LJK, termasuk namun tidak terbatas pada Pihak Utama Pengendali, Pihak Utama Pengurus, dan Pejabat Eksekutif LJK.

Ayat (2)

Cukup jelas.

(3) Pengendalian terhadap LJK dapat dilakukan dengan cara-cara, antara lain sebagai berikut:

Ayat (3)

Dalam menghitung jumlah saham yang dimiliki dan/atau

Page 8: POJK No. …/POJK.03/2018 jasa keuangan harus senantiasa dimiliki dan dikelola oleh pihak-pihak yang benar-benar memiliki integritas, kompetensi, dan kemampuan/ kelayakan keuangan

dikendalikan secara bersama-sama oleh pihak-pihak yang melakukan Pengendalian terhadap LJK, termasuk:

a. saham LJK yang dimiliki oleh pihak lain yang hak suaranya dapat digunakan atau dikendalikan oleh pengendali LJK;

b. saham LJK yang dimiliki oleh perusahaan yang dikendalikan oleh pengendali LJK;

c. saham LJK yang dimiliki oleh pihak terafiliasi dari pengendali LJK;

d. saham LJK yang dimiliki oleh anak perusahaan dari perusahaan yang dikendalikan oleh pengendali LJK;

e. saham LJK yang dimiliki oleh pihak lain untuk dan atas nama pengendali LJK (saham nominee) berdasarkan atau tidak berdasarkan suatu perjanjian tertentu;

f. saham LJK yang dimiliki oleh pihak lain yang pemindahtanganannya memerlukan persetujuan dari pengendali LJK;

g. saham LJK lainnya selain saham sebagaimana dimaksud pada huruf a sampai dengan huruf f, yang dikendalikan oleh pengendali LJK.

Yang dimaksud dengan pihak

terafiliasi dari pengendali LJK sebagaimana dimaksud pada huruf c adalah:

a. anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, atau yang setara atau kuasanya, pejabat, atau karyawan perusahaan pengendali LJK;

b. pengurus, pengawas, pengelola atau kuasanya, pejabat atau karyawan perusahaan pengendali LJK, khusus bagi perusahaan yang berbentuk hukum koperasi;

c. pihak yang memberikan jasa kepada perusahaan pengendali LJK , antara lain akuntan publik, penilai, konsultan hukum dan konsultan lain yang terbukti dikendalikan

Page 9: POJK No. …/POJK.03/2018 jasa keuangan harus senantiasa dimiliki dan dikelola oleh pihak-pihak yang benar-benar memiliki integritas, kompetensi, dan kemampuan/ kelayakan keuangan

oleh pengendali LJK ;

d. pihak yang mempunyai hubungan keluarga dengan pengendali LJK baik karena perkawinan maupun karena keturunan sampai dengan derajat kedua baik secara horizontal maupun vertikal, termasuk besan;

e. pihak yang menurut penilaian OJK turut serta mempengaruhi pengelolaan perusahaan pengendali LJK, antara lain pemegang saham dan keluarganya, keluarga direksi, keluarga komisaris, keluarga pengawas, dan keluarga pengurus.

a. memiliki secara sendiri atau bersama-sama 25% (dua puluh lima persen) atau lebih saham LJK;

Huruf a

LJK dapat memiliki 1 (satu) atau lebih PSP.

Termasuk dalam pengertian calon LJK antara lain adalah pemegang saham yang menjadi PSP karena terjadinya pengalihan saham LJK secara internal atau eksternal, penambahan modal dari pemegang saham LJK , right issue saham LJK dan/atau pengajuan diri secara sukarela menjadi PSP.

b. secara langsung menjalankan pengelolaan dan/atau mempengaruhi kebijakan LJK;

Huruf b

Cukup jelas.

c. memiliki hak opsi atau hak lainnya untuk memiliki saham yang apabila digunakan akan menyebabkan pihak tersebut memiliki dan/atau mengendalikan secara sendiri atau bersama-

sama 25% (dua puluh lima persen) atau lebih saham LJK;

Huruf c

Cukup jelas.

d. melakukan kerjasama atau tindakan yang sejalan untuk mencapai tujuan bersama dalam mengendalikan LJK (acting in concert) dengan atau tanpa perjanjian tertulis dengan pihak lain, sehingga secara bersama-sama memiliki dan/atau mengendalikan 25% (dua puluh lima persen) atau lebih saham LJK, baik langsung maupun tidak langsung dengan atau tanpa perjanjian tertulis;

Huruf d

Cukup jelas.

e. melakukan kerjasama atau tindakan yang sejalan untuk mencapai tujuan bersama dalam mengendalikan LJK (acting in concert) dengan atau tanpa perjanjian tertulis dengan pihak lain, sehingga secara bersama-sama mempunyai hak opsi atau hak lainnya untuk memiliki saham, yang apabila hak tersebut dilaksanakan menyebabkan pihak-pihak tersebut memiliki dan/atau mengendalikan secara bersama-sama 25% (dua puluh lima persen) atau lebih saham

Huruf e

Cukup jelas.

Page 10: POJK No. …/POJK.03/2018 jasa keuangan harus senantiasa dimiliki dan dikelola oleh pihak-pihak yang benar-benar memiliki integritas, kompetensi, dan kemampuan/ kelayakan keuangan

LJK;

f. mengendalikan satu atau lebih perusahaan lain yang secara keseluruhan memiliki dan/atau mengendalikan secara bersama-sama 25% (dua puluh lima persen) atau lebih saham LJK;

Huruf f

Cukup jelas.

g. mempunyai kewenangan untuk menyetujui dan/atau memberhentikan Pihak Utama Pengurus;

Huruf g

Cukup jelas.

h. secara tidak langsung mempengaruhi atau menjalankan pengelolaan dan/atau kebijakan LJK;

Huruf h

Cukup jelas.

i. melakukan Pengendalian terhadap perusahaan induk;

Huruf i

Cukup jelas.

j. melakukan Pengendalian terhadap pihak yang melakukan Pengendalian sebagaimana dimaksud pada huruf a sampai dengan huruf i.

Huruf j

Cukup jelas.

Pasal 4

Penilaian kembali terhadap Pihak Utama atau Pejabat Eksekutif dilakukan untuk menilai kembali pemenuhan persyaratan yang bersangkutan sebagai Pihak Utama atau Pejabat Eksekutif.

Termasuk dalam pengertian Pejabat Eksekutif antara lain kepala divisi, kepala kantor wilayah, kepala kantor cabang, kepala kantor fungsional yang kedudukannya paling kurang setara dengan kepala kantor cabang, kepala satuan kerja manajemen risiko, kepala satuan kerja kepatuhan, dan kepala satuan kerja audit intern dan/atau pejabat lainnya yang setara, termasuk kepala bagian dan manajer serta pejabat yang ditunjuk bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi manajemen risiko, kepatuhan, dan audit intern BPR dan BPRS.

Pasal 5

(1) Penilaian kembali terhadap Pihak Utama dan/atau Pejabat Eksekutif dilakukan dalam hal terdapat indikasi permasalahan integritas, kelayakan/reputasi keuangan dan/atau kompetensi yang dilakukan oleh yang bersangkutan.

Pasal 5

Cukup jelas.

(2) Penilaian kembali juga dilakukan terhadap pihak-pihak yang sudah tidak menjadi atau menjabat sebagai pihak-pihak sebagaimana dimaksud pada pada ayat (1), namun yang bersangkutan ditengarai terlibat atau bertanggung jawab terhadap indikasi permasalahan integritas, reputasi/kelayakan keuangan dan/atau kompetensi yang terjadi pada LJK.

Pihak-pihak yang dimaksud pada huruf ini adalah pihak-pihak yang sudah tidak berada pada LJK tempat terjadinya permasalahan integritas, reputasi/kelayakan keuangan dan/atau kompetensi, termasuk yang sudah keluar dari industri jasa keuangan.

BAB II

CAKUPAN DAN TATACARA PENILAIAN

Pasal 6

Page 11: POJK No. …/POJK.03/2018 jasa keuangan harus senantiasa dimiliki dan dikelola oleh pihak-pihak yang benar-benar memiliki integritas, kompetensi, dan kemampuan/ kelayakan keuangan

Penilaian kembali terhadap Pihak Utama Pengendali dilakukan dalam hal terdapat indikasi permasalahan integritas dan/atau kelayakan keuangan yang meliputi:

Pasal 6

a. tindakan-tindakan baik secara langsung maupun tidak langsung berupa:

Huruf a

1. memengaruhi dan/atau menyuruh Pihak Utama Pengurus, Pejabat Eksekutif dan/atau pegawai LJK untuk menyembunyikan dan/atau mengaburkan pelanggaran dari suatu ketentuan atau kondisi keuangan dan/atau transaksi yang sebenarnya;

Angka 1

Yang dimaksud dengan “pegawai” adalah setiap orang yang tercatat dalam administrasi kepegawaian LJK, pegawai honorer, dan/atau pegawai outsourcing (alih daya) yang bekerja pada LJK bersangkutan.

2. memengaruhi dan/atau menyuruh Pihak Utama Pengurus, Dewan Pengawas Syariah, Pejabat Eksekutif dan/atau pegawai LJK untuk memberikan keuntungan secara tidak wajar kepada pemegang saham, Pihak Utama Pengurus, pegawai, dan/atau pihak lain yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan LJK; dan/atau

Angka 2

Yang dimaksud dengan merugikan atau mengurangi keuntungan LJK adalah merugikan atau mengurangi keuntungan dalam bentuk keuangan.

3. memengaruhi dan/atau menyuruh Pihak Utama Pengurus, Dewan Pengawas Syariah, Pejabat Eksekutif dan/atau pegawai LJK untuk melakukan perbuatan yang melanggar prinsip kehati-hatian di bidang LJK dan/atau asas-asas LJK yang sehat;

Angka 3

Cukup jelas.

4. memengaruhi dan/atau menyuruh Pihak Utama Pengurus, Dewan Pengawas Syariah, Pejabat Eksekutif, dan/atau pegawai Bank Syariah untuk melakukan perbuatan yang melanggar prinsip syariah di bidang perbankan syariah;

Angka 4

Yang dimaksud dengan Bank Syariah adalah Bank Syariah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah.

b. terbukti melakukan tindak pidana sebagaimana diatur dalam ketentuan OJK mengenai penilaian kemampuan dan kepatutan bagi pihak utama Lembaga Jasa Keuangan yang telah diputus oleh pengadilan dan mempunyai kekuatan hukum tetap;

Huruf b

Cukup jelas.

c. terbukti menyebabkan LJK mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan usaha LJK dan/atau dapat membahayakan industri keuangan;

Huruf c

Yang dimaksud dengan menyebabkan LJK mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan usaha LJK atau dapat membahayakan industri keuangan, antara lain adalah:

1) memanfaatkan Bank untuk membiayai kepentingan sendiri atau kelompok usahanya; dan/atau

2) melanggar ketentuan dan/atau komitmen kepada OJK atau Pemerintah,

yang menyebabkan Bank ditempatkan dalam pengawasan

Page 12: POJK No. …/POJK.03/2018 jasa keuangan harus senantiasa dimiliki dan dikelola oleh pihak-pihak yang benar-benar memiliki integritas, kompetensi, dan kemampuan/ kelayakan keuangan

intensif atau khusus, diambilalih Pemerintah /Lembaga Penjamin Simpanan, dibekukan kegiatan usahanya dan/atau dicabut ijin usahanya.

d. terbukti tidak melaksanakan perintah OJK untuk melakukan dan/atau tidak melakukan tindakan tertentu;

Huruf d

Yang dimaksud dengan “melakukan dan/atau tidak melakukan tindakan tertentu” antara lain tindakan dalam rangka perbaikan dan/atau penyehatan LJK.

e. terbukti memiliki kredit dan/atau pembiayaan macet di Lembaga Jasa Keuangan;

Huruf e

Yang dimaksud dengan “kredit dan/atau pembiayaan macet” pada huruf ini adalah:

1) kredit dan/atau pembiayaan macet yang tercantum dalam sistem informasi mengenai data debitur; dan/atau

2) kredit dan/atau pembiayaan macet yang belum dilaporkan oleh LJK dalam sistem informasi mengenai data debitur , namun berdasarkan penelitian yang telah dilakukan OJK, kredit dan/atau pembiayaan tersebut telah memenuhi kriteria yang tergolong macet sesuai dengan ketentuan yang mengatur mengenai kualitas aset.

Dalam pengertian memiliki dan/atau pembiayaan kredit macet adalah apabila PSP:

1) mempunyai kredit dan/atau

pembiayaan macet; dan/atau

2) merupakan pengendali, anggota dewan komisaris (pengawas), atau anggota direksi (pengelola) dari badan hukum yang mempunyai kredit dan/atau pembiayaan macet.

f. terbukti dinyatakan pailit dan/atau menjadi pemegang saham, anggota dewan komisaris atau anggota direksi yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit;

Huruf f

Cukup jelas.

g. terbukti tidak melakukan upaya-upaya yang diperlukan apabila LJK menghadapi kesulitan permodalan maupun likuiditas; atau

Huruf g

Cukup jelas.

h. terbukti menolak memberikan komitmen dan/atau tidak memenuhi komitmen yang telah disepakati dengan OJK dan/atau Pemerintah

Huruf h

Cukup jelas.

Page 13: POJK No. …/POJK.03/2018 jasa keuangan harus senantiasa dimiliki dan dikelola oleh pihak-pihak yang benar-benar memiliki integritas, kompetensi, dan kemampuan/ kelayakan keuangan

Pasal 7

Penilaian kembali terhadap Pihak Utama Pengurus, Pihak Utama Pejabat dan/atau Pejabat Eksekutif LJK dilakukan dalam hal terdapat indikasi permasalahan integritas, reputasi keuangan dan/atau kompetensi yang meliputi:

Pasal 7

a. tindakan-tindakan baik secara langsung maupun tidak langsung berupa:

Huruf a

1. menyembunyikan dan/atau mengaburkan pelanggaran dari suatu ketentuan atau kondisi keuangan dan/atau transaksi yang sebenarnya;

Angka 1

Cukup jelas.

2. memberikan keuntungan secara tidak wajar kepada pemegang saham, Pihak Utama

Pengurus, Dewan Pengawas Syariah, Pejabat Eksekutif, pegawai, dan/atau pihak lain yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan LJK;

Angka 2

Yang dimaksud dengan “pegawai”

adalah setiap orang yang tercatat dalam administrasi kepegawaian LJK, pegawai honorer, dan/atau pegawai outsourcing (alih daya) yang bekerja pada LJK bersangkutan.

Yang dimaksud dengan “merugikan atau mengurangi keuntungan LJK” adalah melanggar prinsip kehati-hatian di bidang LJK dan asas-asas LJK yang sehat.

3. melanggar prinsip kehati-hatian dan asas-asas LJK yang sehat;

Angka 3

Cukup jelas.

4. melanggar prinsip syariah di bidang perbankan syariah;

b. terbukti melakukan tindak pidana sebagaimana diatur dalam ketentuan OJK mengenai penilaian kemampuan dan kepatutan bagi pihak utama Lembaga Jasa Keuangan yang telah diputus oleh pengadilan dan mempunyai kekuatan hukum tetap;

Huruf b

Cukup jelas.

c. terbukti menyebabkan LJK mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan usahanya atau dapat membahayakan industri keuangan.

Huruf c

Yang dimaksud dengan menyebabkan LJK mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan usaha LJK atau dapat membahayakan industri keuangan, antara lain adalah:

1) memanfaatkan Bank untuk membiayai kepentingan sendiri atau kelompok usahanya; dan/atau

2) melanggar ketentuan dan/atau komitmen kepada OJK atau Pemerintah,

yang menyebabkan Bank ditempatkan dalam pengawasan intensif atau khusus, diambilalih Pemerintah/Lembaga Penjamin Simpanan, dibekukan kegiatan usahanya dan/atau dicabut ijin

Page 14: POJK No. …/POJK.03/2018 jasa keuangan harus senantiasa dimiliki dan dikelola oleh pihak-pihak yang benar-benar memiliki integritas, kompetensi, dan kemampuan/ kelayakan keuangan

usahanya.

d. terbukti tidak melaksanakan perintah OJK untuk melakukan dan/atau tidak melakukan tindakan tertentu;

Huruf d

Yang dimaksud dengan “melakukan dan/atau tidak melakukan tindakan tertentu” antara lain tindakan dalam rangka perbaikan atau penyehatan LJK.

e. terbukti memiliki kredit dan/atau pembiayaan macet di LJK;

Huruf e

Yang dimaksud dengan kredit dan/atau pembiayaan macet pada huruf ini adalah:

1) kredit dan/atau pembiayaan macet yang tercantum dalam sistem informasi mengenai data debitur; dan/atau

2) kredit dan/atau pembiayaan macet yang belum dilaporkan oleh LJK dalam sistem informasi mengenai data debitur, namun berdasarkan peneltian yang telah dilakukan OJK, kredit dan/atau pembiayaan tersebut telah memenuhi kriteria yang tergolong macet sesuai dengan ketentuan yang mengatur mengenai kualitas aktiva.

Dalam pengertian memiliki kredit dan/atau pembiayaan macet adalah apabila Pihak Utama Pengurus:

a. mempunyai kredit dan/atau pembiayaan macet; dan/atau

b. merupakan pengendali, anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris dari badan

hukum yang mempunyai kredit dan/atau pembiayaan macet.

f. terbukti dinyatakan pailit atau menjadi anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit;

Huruf f

Cukup jelas.

g. tidak mampu melakukan pengelolaan strategis dalam rangka pengembangan LJK yang sehat; atau

Huruf g

Penilaian didasarkan pada tugas dan tanggung jawab dari setiap Pihak Utama Pengurus, sesuai uraian tugas yang ada pada LJK yang bersangkutan.

Yang dimaksud dengan kemampuan untuk melakukan pengelolaan strategis antara lain adalah kemampuan untuk menginterpretasikan visi dan misi

Page 15: POJK No. …/POJK.03/2018 jasa keuangan harus senantiasa dimiliki dan dikelola oleh pihak-pihak yang benar-benar memiliki integritas, kompetensi, dan kemampuan/ kelayakan keuangan

LJK, mengantisipasi perkembangan perekonomian, keuangan, menganalisa situasi industri keuangan dan sektor-sektor industri yang dibiayai.

h. terbukti menolak memberikan komitmen dan/atau tidak memenuhi komitmen yang telah disepakati dengan OJK dan/atau Pemerintah

Huruf h

Cukup jelas.

i. terbukti melakukan atau berperan atas terjadinya pelanggaran atau penyimpangan kegiatan Kantor Perwakilan Bank Asing, bagi Pemimpin kantor Perwakilan Bank Asing.

Huruf i

Cukup jelas.

BAB III

TATACARA PENILAIAN

Pasal 8

(1) Penilaian kembali terhadap Pihak Utama Pengendali dilakukan untuk keseluruhan pihak-pihak yang melakukan Pengendalian terhadap LJK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) yang terkait dengan PSP dan/atau Pengendali Perusahaan Perasuransian yang akan dinilai.

Pasal 8

Ayat (1)

Cukup jelas.

(2) Hasil penilaian kembali terhadap Pihak Utama Pengendali dan pihak-pihak yang melakukan Pengendalian terhadap LJK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan satu kesatuan dan berlaku bagi Pihak Utama Pengendali dan pihak-pihak yang melakukan Pengendalian terhadap LJK yang terkait dengan Pihak Utama Pengendali yang dinilai tersebut, kecuali dapat dibuktikan sebaliknya.

Ayat (2)

Yang dimaksud satu kesatuan dan berlaku bagi Pihak Utama Pengendali dan pihak-pihak yang melakukan Pengendalian adalah apabila Pihak Utama Pengendali diberikan predikat Tidak Lulus, maka keseluruhan pihak-pihak yang melakukan Pengendalian yang terkait dengan Pihak Utama Pengendali juga diberikan predikat Tidak Lulus.

Ketentuan ini dimaksudkan agar masing-masing anggota Pihak

Utama Pengendali dapat bertindak independen terhadap anggota yang lain dalam kelompok Pihak Utama Pengendali.

(3) Pembuktian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan oleh pihak-pihak yang bersangkutan dalam langkah-langkah penilaiain kembali sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 9

(1) OJK melakukan penilaian kembali berdasarkan bukti, data dan informasi yang diperoleh dari hasil pengawasan maupun informasi lainnya.

Pasal 9

Ayat (1)

Cukup jelas.

(2) Penilaian kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Ayat (2)

a. klarifikasi bukti, data dan informasi kepada pihak-pihak yang dinilai;

Huruf a

Pelaksanaan klarifikasi dengan

Page 16: POJK No. …/POJK.03/2018 jasa keuangan harus senantiasa dimiliki dan dikelola oleh pihak-pihak yang benar-benar memiliki integritas, kompetensi, dan kemampuan/ kelayakan keuangan

pihak–pihak yang dinilai dapat dilakukan melalui tatap muka yang dilengkapi dengan berita acara dan/atau melalui surat.

b. penetapan dan penyampaian hasil sementara uji kemampuan dan kepatutan kepada pihak–pihak yang dinilai;

Huruf b

Hasil sementara penilaian kembali yang disampaikan kepada pihak–pihak yang dinilai dengan memuat predikat hasil sementara penilaian kembali beserta dasar pertimbangannya .

c. tanggapan dari pihak–pihak yang dinilai terhadap hasil sementara penilaian kembali; dan

Huruf c

Penyampaian tanggapan dari pihak-pihak yang dinilai dilakukan secara tertulis disertai dengan bukti-bukti pendukung yang relevan.

d. penetapan dan pemberitahuan hasil akhir penilaian kembali kepada pihak–pihak yang dinilai.

Huruf d

Hasil akhir penilaian kembali disampaikan secara tertulis, dengan memuat predikat hasil akhir penilaian kembali beserta dasar pertimbangannya.

(3) Pihak-pihak yang dinilai diberikan kesempatan menyampaikan tanggapan atas permintaan klarifikasi bukti, data dan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, paling lama 10 (sepuluh) hari kerja terhitung sejak tanggal permintaan klarifikasi dari OJK.

Ayat (3)

Cukup jelas.

(4) Dalam hal pihak-pihak yang dinilai tidak menggunakan hak untuk menyampaikan klarifikasi bukti, data dan informasi dalam jangka waktu yang ditetapkan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), maka OJK akan melakukan langkah–langkah penilaian selanjutnya.

Ayat (4)

Yang dimaksud dengan “tidak menggunakan hak” adalah termasuk pihak-pihak yang dilakukan penilaian kembali namun tidak diketahui keberadaannya.

(5) Pihak-pihak yang dinilai diberikan kesempatan menyampaikan tanggapan atas hasil penilaian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c, paling lama 10 (sepuluh) hari kerja terhitung sejak tanggal surat OJK.

Ayat (5)

Cukup jelas.

(6) Dalam hal pihak–pihak yang dinilai tidak menggunakan hak untuk menyampaikan tanggapan terhadap hasil sementara dalam jangka waktu yang ditetapkan sebagaimana dimaksud pada ayat (5), maka OJK menetapkan hasil penilaan sementara menjadi hasil akhir penilaian kembali.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Pasal 10

OJK menetapkan hasil akhir penilaian kembali secara langsung tanpa mengikuti seluruh langkah-langkah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2), apabila pihak yang dinilai :

Pasal 10

Cukup jelas.

a. diputus bersalah dalam Tindak Pidana Tertentu

Page 17: POJK No. …/POJK.03/2018 jasa keuangan harus senantiasa dimiliki dan dikelola oleh pihak-pihak yang benar-benar memiliki integritas, kompetensi, dan kemampuan/ kelayakan keuangan

yang telah diputus oleh pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap;

b. terbukti dinyatakan pailit atau menjadi anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit;

c. merupakan pihak yang dilarang menjadi Pihak Utama Pengendali atau memiliki saham pada LJK, namun tidak mengalihkan kepemilikan saham sampai jangka waktu yang ditetapkan;

d. merupakan pihak yang dilarang sebagai anggota Pihak Utama Pengurus, Pihak Utama Pejabat atau Pejabat Eksekutif namun masih melakukan tindakan sebagai Pihak Utama Pengurus, Pihak Utama Pejabat atau Pejabat Eksekutif; atau

e. adalah anggota Direksi yang dengan sengaja membiarkan Pejabat Eksekutif yang dinyatakan Tidak Lulus untuk melakukan tindakan sebagai Pejabat Eksekutif.

BAB IV

HASIL PENILAIAN

Pasal 11

(1) OJK menetapkan hasil akhir penilaian kembali menjadi 2 (dua) predikat, yaitu:

Pasal 11

Ayat (1)

a. Lulus; atau Huruf a

Cukup jelas.

b. Tidak Lulus Huruf b

Cukup jelas.

(2) Penetapan hasil akhir penilaian kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan tingkat keterlibatan pihak–pihak yang diuji.

Ayat (2)

Tingkat keterlibatan pihak-pihak yang diuji didasarkan atas peranan masing-masing pihak yang diuji terhadap tindakan pelanggaran yang dilakukan.

Pasal 12

(1) OJK memberitahukan hasil penilaian kembali secara tertulis kepada LJK dan pihak yang dinilai.

Pasal 12

Ayat (1)

Cukup jelas.

(2) Selain kepada pihak-pihak sebagaimana dimaksud pada ayat (1), OJK dapat memberitahukan hasil akhir penilaian kembali kepada pihak–pihak lain yang berkepentingan.

Ayat (2)

Pihak-pihak lain yang berkepentingan pada ayat ini antara lain adalah pemegang saham termasuk pemegang saham pengendali.

BAB V

KONSEKUENSI HASIL PENILAIAN

Pasal 13

Page 18: POJK No. …/POJK.03/2018 jasa keuangan harus senantiasa dimiliki dan dikelola oleh pihak-pihak yang benar-benar memiliki integritas, kompetensi, dan kemampuan/ kelayakan keuangan

(1) Pihak-pihak yang ditetapkan predikat Lulus dinyatakan memenuhi persyaratan untuk tetap menjadi Pihak Utama atau Pejabat Eksekutif.

Pasal 13

Ayat (1)

Cukup jelas.

(2) Pihak-pihak yang ditetapkan predikat Tidak Lulus dilarang menjadi:

Ayat (2)

Cukup jelas.

a. Pihak Utama Pengendali atau memiliki saham pada LJK;

b. Pihak Utama Pengurus, Pihak Utama Pejabat atau Pejabat Eksekutif pada LJK.

(3) Larangan memiliki saham sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, khusus pada Bank Syariah hanya sebesar lebih dari 10% (sepuluh persen).

Ayat (4)

Cukup jelas.

(4) Pengenaan sanksi larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) juga berlaku bagi pihak–pihak yang pada saat penilaian ditetapkan Tidak Lulus, yang bersangkutan telah menjadi Pihak Utama Pengendali, Pihak Utama Pengurus, Pihak Utama Pejabat atau Pejabat Eksekutif pada LJK lain.

Ayat (5)

Cukup jelas.

(5) Pihak-pihak yang ditetapkan predikat Tidak Lulus karena permasalahan sebagaimana dimaksud dalam :

a. Pasal 6 huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf h; atau

b. Pasal 7 huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf h,

selain dikenakan larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), yang bersangkutan juga dilarang untuk menjadi pihak yang mengawasi, mengelola dan/atau mempunyai pengaruh yang signifikan pada LJK.

Ayat (6)

Pengertian pihak yang mengawasi, mengelola dan/atau mempunyai pengaruh yang signifikan pada LJK pada ayat ini mengacu kepada pengaturan yang berlaku pada masing-masing LJK.

Pasal 14

(1) Pengenaan jangka waktu larangan terhadap pihak-pihak yang diberikan predikat Tidak Lulus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2) ditetapkan:

Pasal 14

Ayat (1)

a. selama jangka waktu 3 (tiga) tahun: Huruf a

Cukup jelas.

1) bagi Pihak Utama Pengendali apabila terbukti melakukan tindakan–tindakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a angka 3), huruf d, huruf e, huruf g, atau huruf h.

2) bagi anggota Pihak Utama Pengurus dan/atau Pejabat Eksekutif apabila terbukti melakukan tindakan–tindakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a angka 3), huruf d, huruf e, huruf g, huruf h, atau huruf i.

b. selama jangka waktu 5 (lima) tahun: Huruf b

Page 19: POJK No. …/POJK.03/2018 jasa keuangan harus senantiasa dimiliki dan dikelola oleh pihak-pihak yang benar-benar memiliki integritas, kompetensi, dan kemampuan/ kelayakan keuangan

1) bagi Pihak Utama Pengendali apabila: Angka 1)

a) terbukti melakukan tindakan–tindakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a angka 1) atau angka 2); atau

Huruf a)

Cukup jelas

b) terbukti melakukan tindakan–tindakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a angka 3), huruf d, huruf e, huruf g atau huruf h, dan perbuatan dimaksud:

Huruf b)

a. dilakukan secara berulang; Huruf i

Yang dimaksud dengan secara berulang antara lain:

a. melakukan 1 (satu) tindakan untuk beberapa konsumen

LJK yang berbeda; atau

b. melakukan lebih dari 1 (satu) tindakan yang termasuk dalam tindakan memberikan keuntungan secara tidak wajar dan/atau tindakan melanggar prinsip kehati-hatian dan asas-asas LJK yang sehat dan/atau tindakan melanggar prinsip syariah di bidang keuangan syariah.

ii. dilakukan secara kumulatif; atau Huruf ii

Yang dimaksud dengan kumulatif pada huruf ini adalah gabungan paling kurang dari 2 (dua) perbuatan Pasal 6 huruf a angka 3), huruf d, huruf e, huruf g dan/atau huruf h.

ii. terbukti menguntungkan diri sendiri maupun pihak lain.

Huruf iii

Cukup jelas

2) bagi anggota Pihak Utama Pengurus dan/atau Pejabat Eksekutif apabila:

Angka 2)

a) terbukti melakukan tindakan–tindakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a angka 1) atau angka 2); atau

Huruf a)

Cukup jelas.

b) terbukti melakukan tindakan–tindakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a angka 3), huruf d, huruf e, huruf g atau huruf f, dan perbuatan dimaksud:

Huruf b)

i. dilakukan secara berulang; Huruf i

Yang dimaksud dengan secara berulang antara lain:

a. melakukan 1 (satu) tindakan untuk beberapa konsumen LJK yang berbeda; atau

b. melakukan lebih dari 1 (satu) tindakan yang termasuk dalam tindakan memberikan keuntungan secara tidak wajar dan/atau tindakan melanggar prinsip kehati-hatian dan

Page 20: POJK No. …/POJK.03/2018 jasa keuangan harus senantiasa dimiliki dan dikelola oleh pihak-pihak yang benar-benar memiliki integritas, kompetensi, dan kemampuan/ kelayakan keuangan

asas-asas LJK yang sehat dan/atau tindakan melanggar prinsip syariah di bidang keuangan syariah.

ii. dilakukan secara kumulatif; atau Huruf ii

Yang dimaksud dengan kumulatif pada huruf ini adalah gabungan paling kurang dari 2 (dua) perbuatan Pasal 6 huruf a angka 3), huruf d, huruf e, huruf g dan/atau huruf h.

iii. terbukti menguntungkan diri sendiri maupun pihak lain.

Huruf iii

Cukup jelas

c. selama jangka waktu 20 (dua puluh) tahun: Huruf c

Cukup jelas.

1) bagi Pihak Utama Pengendali apabila terbukti melakukan tindakan–tindakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b, huruf c atau huruf f.

2) bagi Pihak Utama Pengurus dan/atau Pejabat Eksekutif apabila terbukti melakukan tindakan–tindakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b, huruf c atau huruf f.

(2) Jangka waktu larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terhitung sejak:

Ayat (2)

Cukup jelas.

a. tanggal surat penetapan OJK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) huruf d, dalam hal merupakan hasil penilaian OJK; atau

b. tanggal keputusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap yang menyatakan pihak yang dinilai terbukti menyebabkan pailit atau terbukti melakukan tindak pidana tertentu.

Pasal 15

(1) Pihak-pihak yang dilarang menjadi Pihak Utama Pengendali sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2) huruf a:

Pasal 15

Ayat (1)

a. dilarang melakukan tindakan sebagai Pihak Utama Pengendali;

Huruf a

Cukup jelas

b. tidak dapat menjalankan hak selaku pemegang saham dan saham tersebut tidak diperhitungkan dalam kuorum RUPS atau organ yang setara; dan

Huruf b

Yang dimaksud dengan hak selaku pemegang saham pada huruf ini adalah, hak untuk menghadiri, mengeluarkan suara dalam RUPS dan hak untuk menerima deviden yang dibagikan.

Larangan menerima deviden berlaku sejak PSP ditetapkan Tidak Lulus.

c. wajib mengalihkan seluruh kepemilikan sahamnya dalam jangka waktu paling lama:

Huruf c

Cukup jelas

Page 21: POJK No. …/POJK.03/2018 jasa keuangan harus senantiasa dimiliki dan dikelola oleh pihak-pihak yang benar-benar memiliki integritas, kompetensi, dan kemampuan/ kelayakan keuangan

1) 1 (satu) tahun, bagi LJK selain Bank Syariah;

2) 6 (enam) bulan, bagi Bank Syariah,

sejak ditetapkan Tidak Lulus.

(2) LJK wajib mencantumkan penjelasan dalam daftar pemegang saham LJK mengenai status Pihak Utama Pengendali sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan “penjelasan dalam daftar pemegang saham LJK” adalah penjelasan mengenai status Pihak Utama Pengendali yang mempunyai predikat Tidak Lulus sehingga saham yang dimiliki oleh Pihak Utama Pengendali

tersebut menjadi tidak memiliki hak suara dan tidak diperhitungkan dalam kuorum RUPS, tidak menerima pembagian deviden.

(3) Dalam hal pihak-pihak yang ditetapkan predikat Tidak Lulus adalah PSP dari Bank yang berada dalam Penanganan/Penyelamatan oleh Lembaga Penjamin Simpanan, maka jangka waktu kewajiban pengalihan kepemilikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c mengacu kepada ketentuan yang dikeluarkan oleh Lembaga Penjamin Simpanan.

Ayat (3)

Cukup jelas.

(4) OJK dapat menetapkan jangka waktu kewajiban pengalihan kepemilikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c secara tersendiri apabila :

Ayat (4)

a. menurut penilaian OJK langkah-langkah dimaksud perlu disesuaikan dengan program penyehatan LJK sebagaimana diatur dalam ketentuan yang berlaku; dan/atau

Huruf a

Yang dimaksud dengan ketentuan yang berlaku adalah ketentuan yang mengatur mengenai Tindak Lanjut Pengawasan dan Penetapan Status Bank

b. PSP harus mengalihkan seluruh kepemilikan sahamnya pada lebih dari 1 (satu) LJK.

Huruf b

Cukup jelas.

(5) Bank wajib melaporkan pengalihan kepemilikan saham sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c kepada OJK dalam jangka waktu paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah RUPS mengesahkan pengalihan kepemilikan saham.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Pasal 16

(1) Dalam hal pihak–pihak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf c tidak mengalihkan seluruh kepemilikan sahamnya sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan, maka jangka waktu larangan kepada pihak yang bersangkutan ditetapkan ditambah selama 20 (dua puluh) tahun dan tidak menghilangkan kewajiban untuk mengalihkan sahamnya.

Pasal 16

Cukup jelas

(2) Apabila dalam jangka waktu 6 bulan PSP tidak mengalihkan kepemilikan sahamnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (3), maka khusus

Page 22: POJK No. …/POJK.03/2018 jasa keuangan harus senantiasa dimiliki dan dikelola oleh pihak-pihak yang benar-benar memiliki integritas, kompetensi, dan kemampuan/ kelayakan keuangan

bagi PSP di Bank Syariah, ditambahkan juga konsekuensi berupa:

a. Hak suara PSP tidak diperhitungkan dalam RUPS;

b. Hak suara PSP tidak diperhitungkan sebagai perhitungan kuorum atau tidaknya RUPS;

c. Dividen yang dapat dibayarkan kepada PSP paling banyak 10%; dan

d. Nama PSP yang bersangkutan diumumkan kepada publik melalui 2 media massa yang mempunya peredaran luas.

Pasal 17

(1) Perbuatan mengalihkan kepemilikan saham dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf c dapat dilakukan melalui hibah maupun melalui penjualan kepada pihak selain pihak yang memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua termasuk kepada kelompok usahanya.

Pasal 17

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua adalah hubungan baik vertikal maupun horizontal, termasuk mertua, menantu, dan ipar, meliputi:

1. Orang tua kandung/tiri/angkat;

2. Saudara kandung/tiri/angkat beserta suami atau istrinya;

3. Anak kandung/tiri/angkat;

4. Kakek/nenek kandung/tiri/angkat;

5. Cucu kandung/tiri/angkat;

6. Saudara kandung/tiri/angkat dari orang tua beserta suami atau istrinya;

7. Suami/istri;

8. Mertua;

9. Besan;

10. Suami/istri dari anak kandung/tiri/angkat;

11. Kakek/nenek dari suami/istri;

12. Suami/istri dari cucu kandung/tiri/angkat;

13. Saudara kandung/tiri/angkat dari suami/istri beserta suami atau istrinya.

(2) Dalam hal pengalihan kepemilikan dilakukan dengan cara mengalihkan saham kepada pihak yang memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan/atau kelompok usaha dari Pihak Utama Pengendali yang ditetapkan predikat Tidak Lulus, maka:

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan kelompok usaha adalah:

a. perorangan dan badan hukum;

b. beberapa orang; atau

c. beberapa badan hukum,

yang memiliki keterkaitan kepengurusan, kepemilikan, dan/atau hubungan keuangan.

Page 23: POJK No. …/POJK.03/2018 jasa keuangan harus senantiasa dimiliki dan dikelola oleh pihak-pihak yang benar-benar memiliki integritas, kompetensi, dan kemampuan/ kelayakan keuangan

a. Pengalihan tersebut tidak dianggap sebagai pengalihan kepemilikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf c;

Huruf a

Cukup jelas.

b. LJK dilarang melakukan pencatatan atas pihak-pihak yang menerima pengalihan tersebut dalam daftar pemegang saham LJK; dan

Huruf b

Larangan pencatatan atas kepemilikan saham tidak mempengaruhi pencatatan akuntansi maupun pencatatan modal LJK sampai dengan yang bersangkutan mengalihkan sahamnya.

c. Pihak-pihak yang menerima pengalihan tidak memperoleh hak-haknya sebagai pemegang saham.

Huruf c

Cukup jelas.

Pasal 18

(1) Pihak-pihak yang dilarang menjadi Pihak Utama Pengurus, Pihak Utama Pejabat atau Pejabat Eksekutif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2) huruf b:

Pasal 18

Ayat (1)

a. dilarang untuk melakukan tindakan sebagai Pihak Utama Pengurus, Pihak Utama Pejabat atau Pejabat Eksekutif; dan

Huruf a

Yang dimaksud dengan melakukan tindakan sebagai Pihak Utama Pengurus pada ayat ini adalah bertindak mewakili LJK dalam membuat keputusan yang secara hukum mengikat LJK dan/atau mengambil keputusan yang mempengaruhi kondisi keuangan LJK.

b. wajib berhenti sebagai Pihak Utama Pengurus, Pihak Utama Pejabat atau Pejabat Eksekutif;

Huruf b

Cukup jelas.

(2) LJK wajib menindaklanjuti konsekuensi Tidak Lulus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lambat 3 (tiga) bulan sejak tanggal pemberitahuan dari OJK;

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan tindaklanjut yang harus

dilakukan LJK pada ayat ini antara lain adalah penyelenggaraan RUPS atau yang setara bagi dana pensiun dan LJK berbadan hukum koperasi, serta pemberhentian Pejabat Eksekutif

(3) LJK wajib melaporkan tindaklanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada OJK dalam jangka waktu paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja sejak penyelenggaraan RUPS pemberhentian Pihak Utama Pengurus, dan/atau pemberhentian Pejabat Eksekutif.

Ayat (3)

Jangka waktu 10 (sepuluh) hari kerja terhitung antara lain sejak penyelenggaraan RUPS atau yang setara bagi dana pensiun dan LJK berbadan hukum koperasi.

(4) Dalam hal Pihak Utama Pengurus, Pihak Utama Pejabat atau Pejabat Eksekutif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) masih melakukan tindakan sebagai Pihak Utama Pengurus atau Pejabat Eksekutif maka jangka waktu larangan kepada yang bersangkutan ditambah 20 (dua puluh) tahun.

Ayat (4)

Penetapan sanksi Tidak Lulus pada ayat ini dilakukan secara langsung tanpa mengikuti langkah-langkah penilaian kembali sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2).

Page 24: POJK No. …/POJK.03/2018 jasa keuangan harus senantiasa dimiliki dan dikelola oleh pihak-pihak yang benar-benar memiliki integritas, kompetensi, dan kemampuan/ kelayakan keuangan

(5) Pihak Utama Pengendali yang dengan sengaja membiarkan Pihak Utama Pengurus atau Pihak Utama Pejabat yang Tidak Lulus untuk melakukan tindakan sebagai Pihak Utama Pengurus atau Pihak Utama Pejabat, diberikan predikat Tidak Lulus dengan jangka waktu larangan selama 20 (dua puluh) tahun;

Ayat (5)

Penetapan sanksi Tidak Lulus pada ayat ini dilakukan secara langsung tanpa mengikuti langkah-langkah penilaian kembali sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2).

(6) Anggota Direksi Bank yang dengan sengaja membiarkan Pejabat Eksekutif yang Tidak Lulus untuk melakukan tindakan sebagai Pejabat Eksekutif, ditetapkan Tidak Lulus dengan jangka waktu larangan selama 3 (tiga) tahun.

Ayat (6)

Penetapan sanksi Tidak Lulus pada ayat ini dilakukan secara langsung tanpa mengikuti langkah-langkah penilaian

kembali sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2).

(7) Penetapan sanksi Tidak Lulus sebagaimana dimaksud pada ayat (5) didahului dengan surat teguran dari OJK sebanyak 2 (dua) kali dengan tenggang waktu masing-masing surat teguran adalah 5 (lima) hari kerja.

(8) Dengan diberikannya predikat Tidak Lulus bagi Pihak Utama Pengendali, Pihak Utama Pengurus atau Pihak Utama Pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dan ayat (6) maka berlaku konsekuensi Tidak Lulus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13.

Pasal 19

(1) Pihak-pihak yang dikenakan larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2) dapat mengajukan permohonan peninjauan ulang predikat Tidak Lulus sebelum jangka waktu terlampaui apabila terdapat fakta, bukti, dan/atau data baru yang kuat dan relevan.

Pasal 20

Ayat (1)

Cukup jelas.

(2) Fakta, bukti, dan/atau data baru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

Ayat (1)

a. fakta, bukti, dan/atau data baru terkait ketidakhadiran dalam pemberian klarifikasi atau tanggapan;

Huruf a

Cukup jelas.

b. keputusan pengadilan yang bersifat tetap yang menyatakan bahwa pihak-pihak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak terbukti menyebabkan pailit atau tidak terbukti melakukan tindak pidana tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b atau huruf c dan/atau Pasal 7 huruf b atau huruf f.

Huruf b

Cukup jelas.

c. konsekuensi dari pelaksanaan Undang-Undang Republik Indonesia; dan/atau

Huruf c

Yang dimaksud dengan konsekuensi pelaksanaan Undang-Undang Republik Indonesia antara lain pelaksanaan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 tentang

Page 25: POJK No. …/POJK.03/2018 jasa keuangan harus senantiasa dimiliki dan dikelola oleh pihak-pihak yang benar-benar memiliki integritas, kompetensi, dan kemampuan/ kelayakan keuangan

Pengampunan Pajak.

d. telah menjalani ¾ (tiga per empat) dari jangka waktu sanksi, dan yang bersangkutan:

Huruf d

1) tidak memiliki catatan negatif selama dinyatakan Tidak Lulus; dan

Angka 1)

Yang dimaksud dengan catatan negatif yaitu tidak melakukan pelanggaran hukum dengan ancaman sanksi lebih dari 1 (satu) tahun, tidak menyebabkan pailit dan/atau menjadi pemegang saham, Direksi, atau anggota Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit.

2) berkomitmen untuk berkontribusi secara signifikan dalam penguatan atau penyelamatan industri di sektor jasa keuangan, dan komitmen tersebut direalisasikan dalam jangka waktu yang ditetapkan OJK.

Angka 2)

Cukup jelas.

(3) Penilaian atas permohonan peninjauan ulang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan sesuai ketentuan sebagaimana diatur dalam BAB III dan BAB IV.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 20

OJK memiliki kewenangan penuh untuk memutuskan pemberian persetujuan atau penolakan atas permohonan peninjauan ulang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20.

Pasal 21

Cukup jelas.

BAB VI

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 21

(1) Hasil penilaian kembali bersifat rahasia dan

ditatausahakan serta digunakan oleh OJK dalam rangka pelaksanaan tugas pengaturan dan pengawasan LJK.

Pasal 22

Ayat (1)

Cukup jelas

(2) Dalam hal LJK, pihak-pihak yang dinilai dan pihak-pihak lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 memberitahukan hasil penilaian kembali kepada pihak lain, maka segala akibat hukum yang timbul sepenuhnya menjadi tanggung jawab yang bersangkutan.

Ayat (2)

OJK tidak bertanggung jawab terhadap penyalahgunaan data yang telah diberikan kepada anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris dan pihak-pihak lain yang berkepentingan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12.

Pasal 22

Pihak Utama Pengendali, Pihak Utama Pengurus, Pihak Utama Pejabat dan Pejabat Eksekutif wajib menyampaikan pengkinian alamat dan/atau pihak-pihak dalam rangka korespondensi.

Pasal 23

Pengaturan ini dimaksudkan untuk memperlancar proses Penilaian Kembali.

Pasal 23

Page 26: POJK No. …/POJK.03/2018 jasa keuangan harus senantiasa dimiliki dan dikelola oleh pihak-pihak yang benar-benar memiliki integritas, kompetensi, dan kemampuan/ kelayakan keuangan

Bank wajib mengungkapkan penjelasan mengenai status PSP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 dalam Laporan Keuangan Publikasi Bank Triwulanan dan Laporan Tahunan Bank.

Pasal 24

Cukup jelas

BAB VII

SANKSI

Pasal 24

(1) LJK yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2), Pasal 17 ayat (2) huruf b, dan/atau Pasal 18 ayat (2) dikenakan sanksi, berupa:

Pasal 25

Ayat (1)

Cukup jelas.

a. teguran tertulis; dan/atau

b. pemberhentian sebagai Pihak Utama Pengurus dan selanjutnya OJK menunjuk dan mengangkat pengganti sementara sampai RUPS mengangkat pengganti tetap dengan persetujuan OJK.

(2) LJK yang melanggar kewajiban menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (5) dan/atau Pasal 18 ayat (3) dikenakan sanksi berupa teguran tertulis dan kewajiban membayar sebesar :

Ayat (2)

Pengenaan sanksi administratif berupa teguran tertulis dan kewajiban membayar, tidak menghilangkan kewajiban LJK untuk menyampaikan laporan.

a. Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) per hari kelambatan untuk setiap laporan dengan jumlah paling tinggi Rp30.000.000,00 (tiga puluh juta rupiah) apabila LJK belum menyampaikan laporan sampai dengan 30 (tiga puluh) hari kerja setelah batas waktu penyampaian laporan; atau

Huruf a

Cukup jelas.

b. Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) apabila LJK tidak menyampaikan atau menyampaikan laporan melebihi batas waktu 30 (tiga puluh) hari kerja setelah batas waktu penyampaian laporan.

Huruf b

Cukup jelas.

(3) Pemegang saham Bank yang dengan sengaja tidak menaati ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf a, huruf c dan/atau Pasal 18 ayat (5), dikenakan sanksi:

Ayat (3)

Cukup jelas.

a. sesuai dengan Pasal 50 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, bagi Bank selain Bank Syariah;

b. sesuai dengan Pasal 64 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, bagi Bank Syariah; atau

c. sesuai dengan Pasal 54 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan, bagi LJK.

(4) Anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris LJK yang dengan sengaja tidak menaati ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1)

Ayat (4)

Cukup jelas.

Page 27: POJK No. …/POJK.03/2018 jasa keuangan harus senantiasa dimiliki dan dikelola oleh pihak-pihak yang benar-benar memiliki integritas, kompetensi, dan kemampuan/ kelayakan keuangan

dikenakan sanksi:.

a. sesuai Pasal 49 ayat (2) huruf b Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, bagi Bank selain Bank Syariah;

b. atau sesuai dengan Pasal 63 ayat (2) huruf b Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, bagi Bank Syariah; atau

c. sesuai dengan Pasal 54 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan, bagi LJK.

BAB VIII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 25

Pihak-pihak yang termasuk dalam DTL berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No 12/23/PBI/2010 tanggal 29 desember 2010 tentang Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) dan Peraturan Bank Indonesia No 14/9/PBI/2012 tanggal 29 desember 2012 tentang Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) Bank Perkreditan Rakyat, dan Peraturan Bank Indonesia No. 14/6/PBI/2012 tanggal 18 Juni 2012 tentang Uji Kemampun dan Kepatutan (Fit and Proper Test) Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, bagi Bank Syariah tetap dilarang menjadi Pemegang Saham, anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris dan/atau Pejabat Eksekutif pada perbankan sampai dengan jangka waktu pelarangan berakhir.

Pasal 26

Cukup jelas.

Pasal 26

(1) Terhadap proses penilaian kembali bagi PSP, anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, anggota DPS LJK dan/atau Pejabat Eksekutif Bank yang sedang dilakukan pada saat berlakunya

Peraturan OJK ini maka proses penilaian dan hasil penilaian tetap mengacu kepada:

a. Peraturan Bank Indonesia No 12/23/PBI/2010 tanggal 29 desember 2010 tentang Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test), bagi bank umum;

b. Peraturan Bank Indonesia No 14/9/PBI/2012 tanggal 29 desember 2012 tentang Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) Bank Perkreditan Rakyat, bagi BPR;

c. Peraturan Bank Indonesia No. 14/6/PBI/2012 tanggal 18 Juni 2012 tentang Uji Kemampun dan Kepatutan (Fit and Proper Test) Bank Syariah dan unit Usaha Syariah, bagi Bank Syariah;

d. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 4/POJK.05/2013 tentang Penilaian Kemampuan dan Kepatutan Bagi Pihak Utama Pada Perusahaan Perasuransian, Dana Pensiun, Perusahaan Pembiayaan, dan

Page 28: POJK No. …/POJK.03/2018 jasa keuangan harus senantiasa dimiliki dan dikelola oleh pihak-pihak yang benar-benar memiliki integritas, kompetensi, dan kemampuan/ kelayakan keuangan

Mohon masukan/tanggapan disampaikan melalui:

Sdr. Egri Eltareq : [email protected]; atau

Sdri Clara Anastasia S. : [email protected]

Perusahaan Penjaminan.

(2) Dalam hal hasil penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Lulus atau Tidak Lulus maka konsekuensi atas hasil penilaian mengacu kepada ketentuan dalam Peraturan OJK ini.

(3) Ketentuan pelaksana dari Peraturan Bank Indonesia No 12/23/PBI/2010 tanggal 29 desember 2010 tentang Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test), Peraturan Bank Indonesia No 14/9/PBI/2012 tanggal 29 desember 2012 tentang Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) Bank Perkreditan Rakyat, dan Peraturan Bank Indonesia No. 14/6/PBI/2012 tanggal 18 Juni 2012 tentang Uji Kemampun dan Kepatutan (Fit and Proper Test) Bank Syariah dan unit Usaha Syariah tetap berlaku sampai dengan diterbitkannya peraturan pelaksanaan dari Peraturan OJK ini sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan OJK ini.

BAB IX

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 27

Ketentuan pelaksanaan tentang penilaian kembali atas kemampuan dan kepatutan Pihak Utama pada LJK akan diatur lebih lanjut dalam Surat Edaran OJK.

Pasal 27

Cukup jelas.

Pasal 28

Dengan berlakunya Peraturan OJK ini maka Peraturan Bank Indonesia Nomor 12/23/PBI/2010 tanggal 29 desember 2010 tentang Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test), Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/9/PBI/2012 tanggal 29 desember 2012 tentang Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) Bank Perkreditan Rakyat, Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/6/PBI/2012 tanggal 18

Juni 2012 tentang Uji Kemampun dan Kepatutan (Fit and Proper Test) Bank Syariah dan unit Usaha Syariah, dan dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 04/POJK.05/2013 tentang Penilaian Kemampuan dan Kepatutan Bagi Pihak Utama Pada Perusahaan Perasuransian, Dana Pensiun, Perusahaan Pembiayaan, dan Perusahaan Penjaminan, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 28

Cukup jelas.

Pasal 29

Peraturan OJK ini mulai berlaku 1 (satu) bulan sejak tanggal ditetapkan.

Pasal 29

Cukup jelas.