Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) RUMPUN TJOET NJAK DIEN YOGYAKARTA BAGI PEKERJA
RUMAH TANGGA BERBASIS HAK ASASI MANUSIA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh: Reni Astuti
NIM 08102244027
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
JUNI 2012
v
MOTTO
Orang-orang yang gagal yang mampu menatap kegagalannya dengan
kepala tegak dan siap belajar untuk bangkit lagi adalah mereka yang telah
siap menjadi dewasa dan sukses secara utuh. (Q.S An-Nahl,ayat 110)
Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan sholat sebagai
penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.
(Terjemahan Q. S. Al-Baqarah: 153)
Tegas akan diri sendiri, buang fikiran negatif, lakukan yang terbaik.
Kegelisahan hanya milik mereka yang putus asa. (penulis)
vi
PERSEMBAHAN
Atas Karunia Allah SWT
Karya ini akan saya persembahkan untuk :
1. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang
tidak pernah lupa dan tak pernah lekang
menyisipkan do’a-do’a mulia untuk
keberhasilan penulis dalam menyusun
karya ini. Terimakasih atas dukungan
moral dan pengorbanan tanpa pamrih
yang telah diberikan.
2. Almamater
3. Agama, Nusa, dan Bangsa
vii
POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) RUMPUN TJOET NJAK DIEN YOGYAKARTA BAGI PEKERJA
RUMAH TANGGA BERBASIS HAK ASASI MANUSIA
Oleh Reni Astuti
NIM 08102244027
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) Pola pendampingan LSM Rumpun Tjoet Njak Dien Yogyakarta bagi pekerja rumah tangga berbasis hak asasi manusia dan 2) Faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan pendampingan LSM Rumpun Tjoet Njak Dien Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subyek penelitian ini adalah tim pendamping, pekerja rumah tangga, dan pengelola LSM Rumpun Tjoet Njak Dien. Pengambilan sampel menggunakan teknik proporsive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Peneliti merupakan instrumen utama dalam melakukan penelitian yang dibantu oleh pedoman observasi, pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi. Teknik yang digunakan dalam analisis data adalah display data, reduksi data, dan pengambilan kesimpulan. Trianggulasi yang dilakukan untuk menjelaskan keabsahan data dengan menggunakan sumber dan metode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Pola pendampingan LSM Rumpun Tjoet Njak Dien Yogyakarta bagi pekerja rumah tangga berbasis hak asasi manusia dengan cara pendampingan litigasi dan pendampingan non litigasi, melaksanakan kegiatan pendampingan, dan mengadakan tindak lanjut yang sesuai dengan tujuan LSM Rumpun Tjoet Njak Dien. Rumpun Tjoet Njak Dien dalam tiga tahun terakhir telah memberdayakan sebanyak 256 pekerja rumah tangga dan memiliki 16 angkatan pekerja rumah tangga. 2) faktor pendukung dalam pelaksanaan pendampingan pekerja rumah tangga, yaitu: (a) adanya dukungan dari masyarakat luas, (b) adanya kesediaan para majikan untuk memberikan kontrak kerja dan dukungan dari majikan (c) adanya tim kerja yang peduli dengan nasib pekerja rumah tangga, (d) semangat dari para pekerja rumah tangga sedangkan. faktor penghambatnya, yaitu: (a) tidak adanya dana yang cukup, (b) tidak adanya kantor yang menetap, dan (c) masih ada sebagian pekerja rumah tangga yang moralitas rendah.
Kata kunci: pendampingan, pekerja rumah tangga (PRT), lembaga swadaya
masyarakat(LSM).
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang disusun sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kependidikan di Universitas
Negeri Yogyakarta.
Penulis menyadari dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari
adanya bantuan berbagai pihak. Dalam kesempatan ini perkenanlah penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, terimakasih telah memberikan
kesempatan untuk menuntut ilmu di Universitas Negeri Yogyakarta.
2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan, yang telah memberikan fasilitas dan
sarana sehingga studi saya lancar.
3. Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, yang telah memberikan
kelancaran dalam pembuatan skripsi ini.
4. Ibu S.W. Septiarti, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Hiryanto,
M.Si selaku Dosen Pembimbing II, yang telah berkenan membimbing.
5. Dosen Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan,
Universitas Negeri Yogyakarta yang telah mendidik dan memberikan ilmu
pengetahuan.
6. Seluruh Pengurus (pengelola) LSM Rumpun Tjoet Njak Dien Yogyakarta
(Mb.Lita, Mb.Alfi, Mb.Solia, Mb.Jum, Mb.Retno) atas ijin dan bantuan
untuk penelitian.
7. Papa, Mama ku Namarni, S.E dan Adik ku Ridwan Pranata atas do’a,
perhatian, kasih sayang, dan segala dukungannya.
8. Aditya Kurniawan atas pengertian, kesabaran, dukungan dan kasih sayang
yang diberikan.
9. Sahabat-sahabat ku Maya Sofia, Happy Maria, Dewi Nurhayati, Devi
Emanda You’are My Best Friend.
ix
10. Semua teman- teman PLS angkatan 2008 yang selalu memberikan bantuan
dan motivasi, semua kenangan dan pengalaman kita akan menjadi kisah
klasik untuk masa depan
11. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyelesaian
skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pihak-pihak yang peduli terhadap pendidikan terutama pendidikan luar
sekolah dan bagi para pembaca umumnya. Amin.
Yogyakarta, Mei 2012
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................... ii
HALAMAN SURAT PERNYATAAN............................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................. iv
HALAMAN MOTTO ......................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................... vii
KATA PENGANTAR......................................................................... viii
DAFTAR ISI ...................................................................................... x
DAFTAR TABEL .................................................................................. .. xiii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 7
C. Pembatasan Masalah .......................................................................... 7
D. Rumusan Masalah .......................................................................... 8
E. Tujuan Penelitian ................................................................................ 8
F. Manfaat Penelitian .............................................................................. 9
G. Penjelasan Istilah .............................................................................. 10
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka ................................................................................... 12
1. Kajian tentang Pola Pendampingan ............................................. 12
a. Pengertian pola pendampingan................................................. 12
b. Tujuan pendampingan ............................................................... 14
c. Metode pendampingan ............................................................... 15
d. Prinsip-prinsip pendampingan ................................................... 16
e. Tahap-tahap pelaksanaan kegiatan pendampingan .......... 18
Hal
xi
2. Kajian tentang Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) ................. 20
3. Kajian tentang Pekerja Rumah Tangga ...................................... 23
a. Pekerja Rumah Tangga .......................................................... 23
b. Hubungan kerja antara majikan dan Pekerja Rumah
Tangga ......................................................................................... 25
c. Jenis pekerjaan Pekerja Rumah Tangga ................................... 27
d. Motivasi menjadi Pekerja Rumah tangga ............................... 28
4. Kajian tentang Hak asasi Manusia (HAM) .................................. 29
a. Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM) ................................... 29
b. Ciri pokok Hakikat HAM .......................................................... 30
c. Jenis dan macam Hak Asasi Manusia Dunia .......................... 31
d. Hak dan kewajiban Pekerja Rumah Tangga (PRT) .................. 32
B. Kerangka Berpikir ................................................................................ 34
C. Pertanyaan Penelitian ........................................................................ 37
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian ........................................................................ 38
B. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................ 38
C. Sumber Data Penelitian ...................................................................... 40
D. Teknik Pengambilan Sampel ...................................................... 40
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 41
F. Instrumen Penelitian .......................................................................... 43
G. Teknik Analisis Data .......................................................................... 44
H. Teknik Keabsahan Data ..................................................................... 45
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ............................................................................. 47
1. Deskripsi LSM Rumpun Tjoet Njak Dien ............................. 47
a. Lokasi dan keadaan LSM Rumpun Tjoet Njak Dien ...... .... 47
b. Sejarah singkat berdirinya LSM Rumpun Tjoet Njak
Dien ..................................................................................... 48
c. Tujuan LSM Rumpun Tjoet Njak Dien .................................. 50
xii
d. Visi dan misi LSM Rumpun Tjoet Njak Dien ........................ 50
e. Fasilitas LSM Rumpun Tjoet Njak Dien................................... 51
f. Tenaga pengurus LSM Rumpun Tjoet Njak Dien ................... 53
g. Program LSM Rumpun Tjoet Njak Dien ................................... 55
h. Struktur organisasi badan pelaksana Rumpun Tjoet
Njak Dien dan garis hubungannya dengan kongres ................ 56
i. Pekerja Rumah Tangga (PRT) binaan LSM Rumpun
Tjoet Njak Dien......................................................................... 59
j. Jaringan kerjasama .............................................................. 60
k. Legalitas lembaga .................................................................. 61
l. Pendanaan ............................................................................... 61
2. Data Hasil Penelitian......................................................................... 61
a. Pola Pendampingan LSM Rumpun Tjoet Njak Dien
Yogyakarta bagi Pekerja Rumah Tangga
Berbasis Hak Asasi manusia ..................................................... 61
b. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan
Pola Pendampingan LSM Rumpun Tjoet Njak Dien
Yogyakarta ................................................................................ 91
B. Pembahasan ...................................................................................... 93
1. Pola Pendampingan LSM Rumpun Tjoet Njak Dien
Yogyakarta bagi Pekerja Rumah Tangga Berbasis
Hak Asasi Manusia.................................................................... 93
2. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Pola
Pendampingan LSM Rumpun Tjoet Njak Dien
Yogyakarta ................................................................................ 102
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................. 104
B. Saran ............................................................................................ 105
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 107
LAMPIRAN........................................................................................... 109
xiii
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1. Teknik Pengumpulan Data ............................................... 43
Tabel 2. Fasilitas LSM Rumpun Tjoet Njak Dien ......................... 52
Tabel 3. Tenaga Pengurus LSM Rumpun Tjoet Njak Dien............ 54
Tabel 4. Data kasus Rumpun Tjoet Njak Dien
Tahun 2007-2010 ............................................................ 66
xiv
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 1. Kerangka Berpikir ......................................................…….. 36
Gambar 2. Struktur Organisasi LSM Rumpun Tjoet Njak Dien............. 58
Gambar 3. Pola Pendampingan LSM Rumpun Tjoet Njak Dien
bagi PRT .............................................................................. 90
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
Lampiran 1. Pedoman Observasi ...................................................... 111
Lampiran 2. Pedoman Dokumentasi ................................................. 112
Lampiran 3. Pedoman Wawancara ................................................... 113
Lampiran 4. Catatan Lapangan ......................................................... 125
Lampiran 5. Analisis Data................................................................. 137
Lampiran 6. Hasil Dokumentasi Foto ............................................... 141
Lampiran 7. Data Diri Pekerja Rumah Tangga.............................. 144
Lampiran 8. Cliping Report Rumpun Tjoet Njak Dien ................. 163
Lampiran 9. Surat Keterangan Ijin Penelitian............................... 164
Surat Keterangan Ijin Penelitian BAPPEDA Provinsi
Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan jumlah penduduk di suatu wilayah seperti Indonesia
memunculkan berbagai permasalahan terutama didalam keluarga karir.
Keluarga karir adalah keluarga yang berjuang keras untuk penghidupan
keluarganya agar dapat mempertahankan kehidupannya yang berupa
pemenuhan kebutuhan pangan, sandang, papan dan kesehatan untuk
pengembangan fisik dan sosial serta kebutuhan akan pendidikan formal,
informal dan nonformal dalam rangka mengembangkan intelektual, sosial,
mental, emosional dan spritual. Keluarga karir mempunyai kesibukan diluar
rumah sehingga tidak semua keluarga yang mempunyai kesibukan bisa
mengerjakan pekerjaan rumah tangga mereka.
Kesibukan yang selalu dilakukan oleh keluarga karir membuat mereka
tidak bisa mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga yang biasa dilakukan
oleh para ibu rumah tangga. Sehingga para keluarga menghadirkan sosok
pekerja rumah tangga (PRT) untuk membantu meringankan beban pekerjaan
mereka dalam menyelesaikan pekerjaan rumah tangga yang selalu dilakukan
setiap hari. Pekerja rumah tangga (PRT) adalah seseorang yang melakukan
pekerjaan rumah tangga yang biasa dilakukan oleh para ibu rumah tangga
didalam keluarga seperti mencuci, memasak, mengasuh anak, dan lain
sebagainya. Dengan adanya pekerja rumah tangga semua pekerjaan rumah
tangga dapat teratasi dengan baik, Oleh sebab itu sosok pekerja rumah
2
tangga sangat membantu dan dibutuhkan oleh jutaan rumah tangga pada
zaman sekarang.
Pekerja rumah tangga merupakan salah satu pekerjaan dari sekian
banyaknya pekerjaan yang paling dibutuhkan di Indonesia apa lagi didalam
keluarga. Jumlah pekerja rumah tangga tahun 2010 merupakan kelompok
pekerja perempuan terbesar secara global lebih dari 100 juta Pekerja rumah
tangga di dunia. Jumlah pekerja rumah tangga di Indonesia 10.744.887
karena 67% dari rumah tangga kelas menengah dan menengah atas
mempekerjakan PRT. Sementara jumlah pekerja rumah tangga migran
Indonesia berjumlah kurang lebih 6 juta. Pekerja rumah tangga sampai saat
ini menempati posisi teratas sebagai tujuan migrasi tenaga kerja Indonesia.
(JALA PRT- jaringan nasional advokasi pekerja rumah tangga)
Jumlah pekerja rumah tangga adalah segmen pekerja yang sangat
dibutuhkan untuk jutaan rumah tangga atau keluarga yang memungkinkan
anggota rumah tangga menjalankan berbagai jenis aktivitas publik dan di
segala sektor. Realitas menunjukkan karir, profesionalitas, kesejahteraan
keahlian di berbagai bidang juga karena peran tokoh di belakang layar yaitu
pekerja rumah tangga. Karena tugas-tugas domestik digantikan oleh pekerja
rumah tangga, maka bisa dibayangkan rantai elemen kontribusi ekonomi,
sosial dan kerja ratusan ribu dan jutaan orang di segala sektor serta
pendidikan, pengembangan iptek, usaha industri barang, jasa, hiburan juga
karena kontribusi pekerja rumah tangga.
3
Situasi pekerja rumah tangga sungguh berbeda jauh dengan situasi
bertema kesetaraan, keadilan, HAM, kesejahteraan. Pelanggaran HAM kerap
terjadi pada pekerja rumah tangga yang mayoritas adalah perempuan,
dimensi pelanggarannya adalah pelanggaran atas hak anak, hak pendidikan,
kekerasan dalam berbagai bentuk. Pekerja rumah tangga rentan berbagai
kekerasan dari fisik, psikis, ekonomi, sosial. Pekerja rumah tangga berada
dalam situasi hidup, kerja yang tidak layak dan situasi perbudakan. Pekerja
rumah tangga mengalami pelanggaran hak-haknya yaitu upah yang sangat
rendah (< rata-rata) ataupun tidak dibayar dan ditunda pembayarannya,
pemotongan semena-mena, tidak ada batasan beban kerja yang jelas dan
layak.
Beban kerja domestik bisa ditimpakaan kepada pekerja rumah tangga,
jam kerja yang panjang rata-rata di atas 12-17 jam kerja yang beresiko tinggi
terhadap kesehatan, nasib tergantung pada kebaikan majikan, tidak ada hari
libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah
majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking, tidak ada jaminan
sosial. Pekerja rumah tangga tidak diakui sebagai pekerja, karena pekerja
rumah tangga tidak dianggap sebagai pekerjaan yang sesungguhnya dan
selalu mengalami diskriminasi terhadap mereka sebagai perempuan.
Seperti contoh kisah Ratna “...Ratna mengawali pekerjaannya sebagai PRT semenjak usia 13 tahun. Saya membereskan rumah, memasak, menyapu lantai, serta menjaga anak-anak,”tuturnya.“Setiap hari dari pukul 5 pagi sampai tengah malam.”Saya tidak mendapatkan waktu istirahat. Sebagaimana yang dialami oleh banyak PRT perempuan, Ratna tidak memiliki kamar untuk dirinya sendiri. “Saya tidur di dapur tanpa alas, di atas
4
lantai. Saya merasa kedinginan, ketakutan,”kata Ratna.“Majikan saya suka mengunci saya di dalam kamar setiap malam, dia bilang itu untuk keamanan saya. Saya tidak bisa pergi ke kamar mandi pada malam hari”. (Laporan AI: Eksploitasi dan pelanggaran- situasi sulit pekerja rumah tangga perempuan) Melihat kisah yang dialami Ratna seorang pekerja rumah tangga
dimana masih banyak terjadi kekosongan hukum untuk perlindungan pekerja
rumah tangga. Kondisi ini yang semakin memberi ruang sistematis bagi
pelanggaran hak-hak pekerja rumah tangga, kekerasan, perbudakan dan tidak
diakui keberadaannya sebagai pekerja oleh pemerintah dan begitu halnya
pemerintah dalam kebijakan tidak menyentuh keberadaan pekerja rumah
tangga. Meski kehadiran pekerja rumah tangga sangat dibutuhkan tetapi
masih banyak terjadi pelanggaran HAM pada pekerja rumah tangga.
Kekerasan sangat mudah terjadi pada pekerja rumah tangga, mulai dari
asalnya, ketika bermigrasi, ditempat kerjanya dan juga pasca bekerja.
Siapapun, apapun jenis atau pilihan pekerjaannya, diformal ataupun
informal, jenis kelaminnya, latar belakang sosial, ekonomi, pendidikan,
agama dan kepercayaan, seharusnya mereka mendapat penghormatan,
perlindungan akan hak-hak asasinya dan perlindungan akan hak-hak sosial
ekonomi, hak-hak dalam bekerja, serta hak-hak perempuan.
Kekerasan yang terjadi pada pekerja rumah tangga berawal dari
minimnya pendidikan dan ketrampilan yang dimiliki oleh pekerja rumah
tangga sehingga terjadinya kemiskinan. Kemiskinan salah satu faktor utama
lahirnya pekerjaan menjadi pekerja rumah tangga dengan problemnya.
Kemiskinan menimbulkan problem multidimensi sebagai gambaran yaitu,
5
miskin dari segi ekonomi membuat kehidupan pekerja rumah tangga tidak
bisa memenuhi kebutuhan primer ataupun sekunder dan kebutuhan dalam
pendidikan mereka sendiri. Ada bentuk-bentuk kekerasan lainnya yang
bersifat kejiwaan atau emosi, kekerasan ini bisa dalam bentuk penanaman
rasa takut melalui intimidasi, ancaman, hinaan, makian, mengecilkan arti
seorang pekerja rumah tangga, dan membatasi ruang geraknya. (Zaitunah
Subhan, 2004 : 5). Kekerasan terhadap perempuan selalu terjadi terutama
pada pekerja rumah tangga yang selalu dipandang sebelah mata oleh sebagian
masyarakat dan Pelanggaran HAM pekerja rumah tangga sering dialami oleh
pekerja rumah tangga.
Contoh pelanggaran HAM pekerja rumah tangga yaitu kasus Marsih (14 tahun) diajak oleh seorang mahasiswa salah satu PTS di Yogyakarta yang pernah KKN didesa Gunung kidul dan diajak ke Yogyakarta janji sang mahasiswa ingin memberikan pekerjaan dengan bekerja di rumah tantenya. Sesampai di Yogyakarta Marsih diberi pekerjaan yang telah di janjikan oleh mahasiswa tersebut. Belum seminggu bekerja Marsih sering mendapat omelan, hinaan dan tamparan. Alasanya karena mengempel kurang bersih, ketahuan tidur siang atau lupa mengupas kentang. (sumber: profil sosial dan problematika pekerja rumah tangga didaerah istimewa yogyakarta). Pelanggaran HAM kerap terjadi pada perempuan terutama pekerja
rumah tangga. Kekerasan pada perempuan tidak bakal terjadi apabila para
perempuan diberi wawasan dan pengetahuan yang luas. Seperti program
pendampingan, pemberdayaan perempuan dan peningkatan kesejahteraan
dapat dilaksanakan dengan baik, jika ada lembaga yang menanganinya, baik
ditingkat nasional maupun daerah.
6
Salah satu lembaga sosial masyarakat yang menangani masalah
perempuan seperti pekerja rumah tangga yaitu Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM) Rumpun Tjoet Njak Dien. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
Rumpun Tjoet Njak Dien adalah sebuah sanggar pemberdayaan perempuan
yang merupakan kelanjutan dari Forum Diskusi Perempuan Yogyakarta
(FDPY) yang dibentuk pada tahun 1989 yang merupakan kumpulan para
aktivis perempuan beberapa perguruan tinggi di Yogyakarta yang mempunyai
concern terhadap penghargaan dan pelaksanaan HAM dengan mengambil
spesialisasi kesetaraan gender yang berdasarkan Deklarasi Universal HAM.
Untuk menangani masalah pemberdayaan perempuan di Yogyakarta,
LSM Rumpun Tjoet Njak Dien memiliki beberapa program salah satunya
yaitu program pendampingan. Pendampingan Lembaga Swadaya Masyarakat
Rumpun Tjoet Njak Dien dijalankan dengan cara membangun relasi melalui
komunikasi yang intensif dengan pekerja rumah tangga yang terjalin secara
pendampingan agar perlindungan pekerja rumah tangga sanggat diperhatikan
oleh pemerintah dan masyarakat.
Dari berbagai permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian mengenai Pola Pendampingan Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) Rumpun Tjoet Njak Dien Yogyakarta Bagi Pekerja
Rumah Tangga (PRT) Berbasis Hak Asasi Manusia.
7
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang diuraikan di atas, di temukan
beberapa identifikasi permasalahan sebagai berikut:
1. Pekerja rumah tangga banyak dibutuhkan oleh jutaan rumah tangga di
Indonesia yang anggota rumah tangga menjalankan berbagai jenis aktivitas
publik di segala sektor.
2. Pekerja rumah tangga merupakan kelompok pekerja perempuan terbesar
secara global dan menempati posisi teratas sebagai tujuan migrasi tenaga
kerja Indonesia.
3. Pemerintah tidak mengakui keberadaan pekerja rumah tangga sebagai
pekerja dan tidak ada kebijakan dari pemerintah untuk menyentuh
keberadaan pekerja rumah tangga.
4. Pelanggaran HAM kerap terjadi pada pekerja rumah tangga yang
mayoritas adalah perempuan.
5. Kekerasan berawal dari minimnya pendidikan dan ketrampilan yang
dimiliki oleh pekerja rumah tangga.
6. Kemiskinan adalah salah satu faktor utama lahirnya pekerjaan menjadi
pekerja rumah tangga (PRT).
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang diuraikan, tidak seluruhnya
dikaji dalam penelitian ini. Mengingat ada keterbatasan waktu, kemampuan
dan dana. agar penelitian ini lebih mendalam, maka penelitian ini hanya
dibatasi pada masalah Pola Pendampingan Lembaga Swadaya Masyarakat
8
(LSM) Rumpun Tjoet Njak Dien Yogyakarta Bagi Pekerja Rumah Tangga
Berbasis Hak Asasi Manusia.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka rumusan masalah yang
diangkat melalui penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah pola pendampingan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
Rumpun Tjoet Njak Dien Yogyakarta Bagi pekerja rumah tangga (PRT)
berbasis Hak asasi manusia ?
2. Apakah faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan pola
pendampingan di LSM Rumpun Tjoet Njak Dien Yogyakarta?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :
1. Pola Pendampingan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumpun Tjoet
Njak Dien Yogyakarta Bagi Pekerja Rumah Tangga Berbasis Hak Asasi
Manusia.
2. Faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan pola pendampingan
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumpun Tjoet Njak Dien
Yogyakarta Bagi Pekerja Rumah Tangga Berbasis Hak Asasi Manusia.
9
F. Manfaat Penelitian
Beberapa kegunaan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagi peneliti
a) Membantu untuk mengetahui dan memahami Pola Pendampingan
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumpun Tjoet Njak Dien
Yogyakarta Bagi Pekerja Rumah Tangga Berbasis Hak Asasi
Manusia.
b) Memperoleh pengalaman nyata dan mengetahui secara langsung
kondisi dan situasi yang nantinya akan menjadi bidang penelitian.
c) Menerapkan ilmu yang sudah didapat dibangku perkuliahan.
2. Bagi LSM Rumpun Tjoet Njak Dien
a) Sebagai bahan evaluasi dalam meningkatkan kualitas pendampingan
pekerja rumah tangga.
b) Sebagai bahan pertimbangan untuk pemberian bentuk program
pembelajaran selanjutnya.
c) Memberikan masukan dalam pelaksanan pendampingan yang akan
di selenggarakan
3. Bagi tutor atau pendamping
a) Mengetahui kelemahan dan kelebihan dalam proses pembelajaran
yang akan diberikan.
b) Sebagai bahan masukan untuk mencari model pembelajaran yang
lebih baik pada pembelajaran yang dilakukan berikutnya.
10
G. Penjelasan Istilah
Untuk lebih memperjelas istilah yang digunakan dalam penelitian ini,
dan menghindari adanya kemungkinan yang terjadi, maka perlu adanya
pembatasan atau definisi operasionalnya sebagai berikut :
1. Pola dalam Wikipedia Indonesia adalah bentuk atau model (atau, lebih
abstrak, suatu set peraturan) yang bisa dipakai untuk membuat atau untuk
menghasilkan suatu atau bagian dari sesuatu, khususnya jika sesuatu yang
ditimbulkan cukup mempunyai suatu yang sejenis untuk pola dasar yang
dapat ditunjukkan atau terlihat, yang mana sesuatu itu dikatakan
memamerkan pola.
2. Pendampingan adalah suatu aktivitas yang dilakukan dan dapat bermakna
pembinaan, pengajaran, pengarahan dalam kelompok yang lebih
berkonotasi pada menguasai, mengendalikan, dan mengontrol. Kata
pendampingan lebih bermakna pada kebersamaan, kesejajaran, egaliter
atau kesederajatan kedudukan sehingga tidak ada dikotomi antara atasan
dan bawahan (BPKB Jawa Timur, 2001: 5).
3. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dalam wikipedia adalah Lembaga
organisasi atau lembaga yang anggotanya adalah masyarakat warga negara
Republik Indonesia yang sukarela atau kehendak sendiri berniat serta
bergerak dibidang kegiatan tertentu yang ditetapkan oleh organisasi atau
lembaga sebagai wujud partispasi masyarakat dalam upaya meningkatkan
taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat kepada pengabdian secara
masyarakat.
11
4. Pekerja Rumah Tangga adalah (disingkat PRT) atau sering disebut
pembantu saja adalah orang yang bekerja di dalam lingkup rumah tangga
majikannya. Di Indonesia saat masa penjajahan Belanda, pekerjaan pekerja
rumah tangga disebut baboe (dibaca "babu"), sebuah istilah yang kini
kerap digunakan sebagai istilah konotasi negatif untuk pekerjaan ini.
Pekerja rumah tangga mengurus pekerjaan rumah tangga seperti memasak
serta menghidangkan makanan, mencuci, membersihkan rumah, dan
mengasuh anak-anak. Di beberapa negara, pekerja rumah tangga dapat
pula merawat orang lanjut usia yang mengalami keterbatasan fisik.
(Rumpun Tjoet Njak Dien, 2007: 15).
5. Hak Asasi Manusia adalah hak-hak yang telah dipunyai seseorang sejak ia
dalam kandungan. HAM berlaku secara universal. Dasar-dasar HAM
tertuang dalam deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat (Declaration of
Independence of USA) dan tercantum dalam UUD 1945 Republik
Indonesia, seperti pada pasal 27 ayat 1, pasal 28, pasal 29 ayat 2, pasal 30
ayat 1, dan pasal 31 ayat 1. Contoh Hak Asasi Manusia (HAM): Hak untuk
hidup, Hak untuk memperoleh pendidikan, Hak untuk hidup bersama-sama
seperti orang lain, Hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama, Hak
untuk mendapatkan pekerjaan. (Baehr Peter dkk, 2001: 50)
12
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Kajian tentang Pola Pendampingan
a. Pengertian pola pendampingan
Sebelum menjelaskan mengenai Pengertian pola pendampingan
terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai pengertian pola dan
pendampingan itu sendiri. Pola dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
artinya sistem, cara kerja, bentuk (struktur) yang tetap. Dan dalam
Wikipedia Indonesia adalah bentuk atau model (atau, lebih abstrak,
suatu set peraturan) yang bisa dipakai untuk membuat atau untuk
menghasilkan suatu atau bagian dari sesuatu, khususnya jika sesuatu
yang ditimbulkan cukup mempunyai suatu yang sejenis untuk pola
dasar yang dapat ditunjukkan atau terlihat, yang mana sesuatu itu
dikatakan memamerkan pola itu sendiri.
Istilah pendampingan berasal dari kata kerja “mendampingi”
yaitu suatu kegiatan menolong yang karena sesuatu sebab butuh
didampingi. Sebelum itu istilah yang banyak dipakai adalah
“Pembinaan”. Ketika istilah pembinaan ini dipakai terkesan ada
tingkatan yaitu ada pembina dan ada yang dibina, pembinaan adalah
orang atau lembaga yang melakukan pembinaan. Kesan lain yang
muncul adalah pembina adalah pihak yang aktif sedangkan yang dibina
pasif atau pembina adalah sebagai subyek dan yang dibina adalah
13
obyek. Oleh karena itu ketika istilah pendampingan dimunculkan,
langsung mendapat sambutan positif dikalangan praktisi pengembangan
masyarakat. Karena kata pendampingan menunjukkan kesejajaran
(tidak ada yang satu lebih dari yang lain), yang aktif justru yang
didampingi sekaligus sebagai subyek utama, pendampingan lebih
bersifat membantu saja. Pendampingan merupakan aktivitas yang selalu
dilakukan oleh kelompok-kelompok sosial seperti pengajaran,
pengarahan atau pembinaan dalam kelompok dan bisa menguasai,
mengendalikan serta mengontrol orang-orang yang mereka dampingi.
Karena dalam pendampingan lebih pada pendekatan kebersamaan,
kesejajaran, atau kesederajatan kedudukan. (BPKB Jawa Timur, 2001:
5).
Menurut Deptan (2004: 4), pendampingan adalah kegiatan dalam
pemberdayaan masyarakat dengan menempatkan tenaga pendamping
yang berperan sebagai fasilitator, komunikator, dan dinamisator.
Pendampingan pada umumnya merupakan upaya untuk
mengembangkan masyarakat di berbagai potensi yang dimiliki oleh
masing-masing masyarakat untuk menujuk kehidupan yang lebih baik
dan layak. Selain itu pendampingan berarti bantuan dari pihak lain yang
sukarela mendampingi seseorang atau pun dalam kelompok untuk
memenuhi kebutuhan dan pemecahan masalah dari masing-masing
individu maupun kelompok.
14
Pendampingan pada intinya didasari oleh prinsip pemihakan
kepada kelompok-kelompok masyarakat yang marginal, tertindas dan
dibawah untuk menjadikan mereka mempunyai posisi tawar sehingga
mampu memecahkan masalah dan mengubah posisinya. Pendampingan
dengan konsep mencakup upaya perbaikan kualitas hidup rakyat yang
diukur dari peningkatan kesejahteraan ekonomi, partisipasi.
Berdasarkan dari pengertian pola pendampingan yang telah
dijelaskan diatas, dapat disimpulkan bahwa pola pendampingan yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah model atau cara (suatu set
peraturan) dalam suatu aktivitas yang dilakukan dan dapat bermakna
pembinaan, pengajaran, pengarahan dan mengembangkan diberbagai
potensi yang dimiliki oleh para pekerja rumah tangga dengan
menempatkan tenaga pendamping sebagai fasilitator, komunikator dan
dinamisator sehingga pekerja rumah tangga mampu mencapai kualitas
kehidupan yang lebih baik.
b. Tujuan pendampingan
Tujuan pendampingan adalah pemberdayaan. Pemberdayaan
berarti mengembangkan kekuatan atau kemampuan (daya), potensi,
sumber daya manusia yang ada pada diri manusia agar mampu
membela dirinya sendiri. Didalam kegiatan pendampingan perlu
memiliki tujuan dan sasaran yang jelas dan dapat dilihat dari hasilnya.
Menurut Juni Thamrin (1996: 89), yaitu banyak cara melakukan
pendampingan dan salah satunya melalui kunjungan ke lapangan,
15
tujuan kunjungan kelapangan ini adalah membina hubungan kedekatan
dengan masyarakat, kedekatan dapat menimbulkan kepercayaan antara
pendamping dengan yang didampingi. Menurut Deptan (2004: 8),
tujuan dari pendampingan antara lain:
a) Memperkuat dan memperluas kelembagaan yang sedang dijalankan dimasyarakat.
b) Menumbuhkan dan menciptakan strategi agar berjalan dengan lancar dan tercapai tujuan yang dijalankan.
c) Meningkatkan peran serta aparat maupun tokoh masyarakat dalam melaksanakan program pendampingan.
Untuk tujuan pendampingan pekerja rumah tangga diLSM
Rumpun Tjoet Njak Dien yogyakarta adalah: a) Menjadikan pekerja
rumah tangga yang mandiri, b) Menjadikan pekerja rumah tangga yang
profesional terhadap pekerjaannya, c) Memberikan bekal pengetahuan
terhadap pekerja rumah tangga agar mereka sadar atas hak dan
kewajiban yang mereka miliki, d) Mengembalikan hubungan yang
harmonis pekerja rumah tangga dengan majikan agar tidak terjadinya
konflik antar mereka.
c. Metode pendampingan
Didalam proses pelaksanaan pendampingan harus memiliki
metode Pendampingan yang harus disesuaikan dengan keadaan
masyarakat yang harus didampinngi. Metode pendampingan ini
merupakan proses kegiatan agar terjadinya pendampingan, metode
pendampingan yang biasa digunakan dalam kegitan pendampingan
yaitu:
16
a) Konsultasi
Konsultasi adalah upaya pembantuan yang diberikan pendamping
terhadap masyarakat dengan cara memberikan jawaban, solusi
dan pemecahan masalah yang dibutuhkan oleh masyarakat.
b) Pembelajaran
Pembelajaran adalah alih pengetahuan dan sistem nilai yang
dimiliki oleh pendamping kepada masyarakat dalam proses yang
disengaja.
c) Konseling
Konseling adalah membantu menggali semua masalah dan
potensi yang dimiliki dan membuka alternatif-alternatif solusi
untuk mendorong masyarakat mengambil keputusan berdasarkan
pertimbangan yang ada dan harus berani bertanggung jawab bagi
kehidupan masyarakat (Bintan, 2010: 2).
d. Prinsip-prinsip pendampingan
Upaya untuk meningkatkan dan memberdayakan masyarakat
adalah melalui program pendampingan. Pendampingan dengan prinsip
yang dapat digunakan sebagai panduan dalam upaya pemberdayaan
masyarakat melalui program pendampingan yaitu :
1. Prinsip keswadayaan masyarakat
Yakni dengan memberi motivasi dan mendorong untuk berusaha atas
dasar kemauan dan kemampuan mereka sendiri serta tidak selalu
tergantung pada bantuan luar.
17
2. Prinsip berkelompok
Kelompok tumbuh dari, oleh dan untuk kepentingan masyarakat.
Melalui kerja-kerja yang dilakukan secara berkelompok, apa yang
diinginkan akan lebih mudah untuk diwujudkan. Selain itu sebuah
kelompok dapat menjadi basis kekuatan (posisi tawar), baik untuk
membangun jaringan, maupun untuk bernegosiasi.
3. Prinsip kerja jaringan
Selain menjalani dengan anggota kelompok sendiri, kerja sama juga
dikembangkan antar kelompok dan mitra kerja lainnya. Kerjasama
itu diwujudkan dalam sebuah jaringan yang mempertemukan
berbagai kepentingan antar kelompok. Jaringan kerja yang besar dan
solid dengan sendirinya memberikan kekuatan pada masyarakat.
4. Prinsip keberlanjutan
Kegiatan penumbuhan inisiatif, pengembangan diorientasikan pada
terciptanya sistem dan mekanisme yang akan mendukung dalam
pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan. Berbagai kegiatan
yang dilakukan merupakan kegiatan yang berpotensi untuk berlanjut
dikemudian hari.
5. Prinsip belajar menemukan sendiri
Kelompok dalam masyarakat tumbuh dan berkembang atas dasar
kemauan dan kemampuan mereka untuk belajar menemukan sendiri,
apa yang mereka butuhkan dan apa yang akan mereka kembangkan.
Termasuk untuk mengubah penghidupan dan kehidupannya.
18
e. Tahap-tahap pelaksanaan kegiatan pendampingan
Didalam pendampingan harus memiliki tahap pelaksanaan
kegiatan agar lebih terarah dan dapat dipahami kapan program akan
berakhir. Tahap-tahap ini pada hakikatnya merupakan target atau
sasaran yang ingin dicapai pada kurun waktu tertentu. Tahapan kegiatan
pendampingan adalah sebagai berikut:
a. Pengenalan kebutuhan masyarakat
Pengenalan kebutuhan masyarakat dilakukan untuk mengetahui apa
yang diperlukan oleh masyarakat di satu daerah sehingga kegiatan
yang akan dijalankan di daerah tersebut tidak sia-sia dan dapat
memberikan manfaat bagi mereka. Oleh karena itu informasi
mengenai lokasi, karakteristik masyarakat serta potensi daerah
diperlukan sebagai bahan dasar untuk merancang suatu kegiatan.
Informasi dapat diperoleh baik dari dokumen tertulis maupun dari
pejabat pemerintah, pemuka masyarakat maupun pemuka adat atau
agama. Informasi dari sumber lain seperti dari masyarakat secara
langsung juga diperlukan untuk memastikan bahwa kegiatan yang
akan dilakukan dapat menjawab kebutuhan masyarakat.
b. Rekruitmen pendamping
Untuk mencapai tujuan dari pemberdayaan masyarakat tersedianya
sumber daya manusia (SDM) tenaga pendamping yang memiliki
pengetahuan, sikap dan keterampilan, merupakan hal yang sangat
19
penting. Perekrutan tenaga pendamping ini merupakan salah satu
tahap yang menentukan bagi keberhasilan program pendampingan.
Kriteria pendamping perlu memiliki kemampuan untuk dapat
berfungsi sebagai penunjuk jalan, pendorong, pendamai, pengumpul
fakta dan pemberi fakta serta kepentingan-kepentingan yang lain. Pada
dasarnya pendamping memiliki tiga peran dasar yaitu :
1. Penasehat kelompok
Pendamping memberikan berbagai masukan dan pertimbangan yang
diperlukan oleh kelompok dalam menghadapi masalah. Pendamping
tidak memutuskan apa yang perlu dilakukan, akan tetapi
kelompoklah yang nantinya membuat keputusan.
2. Trainer Participatoris
Pendamping memberikan berbagai kemampuan dasar yang
diperlukan oleh kelompok seperti mengelola rapat, pembukuan,
administrasi, memecahkan masalah, mengambil keputusan dan
sebagainya.
3. Link Person
Peran pendamping adalah penghubung masyarakat dengan berbagai
lembaga yang terkait dan diperlukan bagi pengembangan kelompok.
Untuk menjadi seorang pendamping, persyaratan yang harus dimiliki
adalah:
a. Memiliki kompetensi dan kapasitas kognitif atau pengetahuan yang dalam dan luas dibidangnya.
b. Memiliki komitmen, profesional, motivasi, serta kematangan dalam pelaksanaan pekerjaan.
20
c. Memiliki kemauan yang sangat kuat untuk membagi apa yang dianggapnya baik bagi sesamanya (orang lain).
d. Memiliki kemampuan dalam mengumpulkan data, menganalisis dan identifikasi masalah, baik sendiri maupun bersama-sama masyarakat yang didampingi.
e. Kemampuan untuk melakukan interaksi membangun hubungan dengan setiap keluarga.
f. Kemampuan berorganisasi dan mengembangkan kelembagaan.
2. Kajian tentang Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
Kata LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) adalah kata yang sudah
sangat familiar terdengar di telinga kita. Karena memang kata ini sangat
sering dimuat di media-media cetak, media online, maupun
diperdengarkan dimedia-media elektronik. Dikemukakan oleh PBB,
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) adalah sebuah organisasi non-
pemerintah yang tidak mencari keuntungan materi, didirikan sukarela oleh
masyarakat, dengan skala lokal maupun internasional, dan bertujuan
untuk mengangkat kesejahteraan masyarakat. LSM didirikan dengan
tujuan-tujuan tertentu oleh sekelompok orang yang memiliki kesamaan
pandangan. Lembaga Swadaya Masyarakat melakukan berbagai pelayanan
dan fungsi kemanusiaan, menyampaikan keinginan warga Negara kepada
pemerintah, memonitor implementasi kebijakan dan program, dan
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengambilan kebijakan
Negara. LSM juga menyediakan analisis dan konsultasi, serta bertindak
sebagai pemberi peringatan dini kepada pemerintah dan membantu
memonitor pengimplementasian perjanjian internasional dalam sebuah
Negara.
21
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) merupakan suatu organisasi
kemasyarakatan yang dibentuk atas prakarsa masyarakat untuk membantu
pelaksanaan program pembangunan. Seperti yang tercantum dalam
undang-undang No. 8 tahun 1985 tentang masyarakat (organisasi
kemasyarakatan) pasal (1) bahwa :
“Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan organisasi kemasyarakatan adalah organisasi yang dibentuk oleh anggota masyarakat WNI secara suka rela atas dasar kesamaan kegiatan, profesi, fungsi agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Masa Esa untuk berperan serta dalam pembangunan dalam rangka mencapai tujuan nasional dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan pancasila.”
Pengertian lain dari Lembaga swadaya masyarakat (disingkat LSM)
dalam wikipedia adalah sebuah organisasi yang didirikan oleh perorangan
ataupun sekelompok orang yang secara sukarela yang memberikan
pelayanan kepada masyarakat umum tanpa bertujuan untuk memperoleh
keuntungan dari kegiatannya. Organisasi ini dalam terjemahan harfiahnya
dari Bahasa Inggris dikenal juga sebagai Organisasi non pemerintah
(disingkat ornop atau ONP (Bahasa Inggris: non-governmental
organization; NGO).
Organisasi non pemerintah bukan menjadi bagian dari pemerintah,
birokrasi ataupun negara. Maka secara garis besar organisasi non
pemerintah dapat di lihat dengan ciri sbb :
a. Organisasi ini bukan bagian dari pemerintah, birokrasi ataupun negara
b. Dalam melakukan kegiatan tidak bertujuan untuk memperoleh
keuntungan
22
c. Kegiatan dilakukan untuk kepentingan masyarakat umum, tidak hanya
untuk kepentingan para anggota seperti yang di lakukan koperasi
ataupun organisasi profesi.
Menurut Hadiwinata dalam bukunya Politics of NGOs in Indonesia
Developing Democracy and Managing a Movement 2003 mengatakan
bahwa LSM telah menjadi "Sektor Ketiga", yaitu sektor publik yang
mengedepankan kepedulian sosial atau personal. Sektor Pertama adalah
sektor Negara atau pemerintah yang berkewajiban menjamin pelayanan
bagi warga Negaranya dan menyediakan kebutuhan sosial dasar,
sedangkan sektor Kedua adalah sektor swasta yang terdiri dari kalangan
bisnis dan industrial yang bertujuan mencari penghidupan dan
menciptakan kekayaan. Sebagai Sektor Ketiga, maka LSM beroperasi
diluar pemerintah dan pasar.
Menurut Salamon dan Anheier, Hadiwinata mendefinisikan LSM
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (1) Formal, artinya secara organisasi
bersifat permanen, mempunyai kantor dengan seperangkat aturan dan
prosedur; (2) Swasta, artinya kelembagaan yang berada di luar atau
terpisah dari pemerintah; (3) Tidak mencari keuntungan, yaitu tidak
memberikan keuntungan (profit) kepada direktur atau pengurusnya; (4)
Menjalankan organisasinya sendiri (self-governing), yaitu tidak dikontrol
oleh pihak luar; (5) Sukarela (voluntary), yaitu menjalankan derajat
kesukarelaan tertentu; (6) Nonreligius, artinya tidak mempromosikan
23
ajaran agama; dan (7) Nonpolitik, yaitu tidak ikut dalam pencalonan di
pemilu.
Berdasarkan paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa LSM adalah
organisasi non pemerintah atau lembaga yang dibentuk secara suka rela
atas kebutuhan masyarakat, bersifat bebas, berorientasi tidak mencari
keuntungan yang bertujuan menswadayakan masyarakat sebagai wujud
partisipasi masyarakat dalam meningkatkan taraf hidup manusia.
3. Kajian tentang Pekerja Rumah Tangga
a. Pekerja Rumah Tangga
Pekerja rumah tangga merupakan salah satu jenis pekerjaan yang
digeluti oleh sebagian warga masyarakat sebagai pekerjaan mereka.
Mereka bekerja pada sebuah keluarga dan memperoleh upah. Hubungan
pekerja rumah tangga dengan pengguna jasa merupakan suatu
hubungan kerja karena memiliki unsur-unsur pengertian hubungan
kerja, yaitu adanya pekerjaan, di bawah perintah dan upah. Keberadaan
pekerja rumah tangga di masyarakat sudah cukup lama.
Secara historis fenomena pekerja rumah tangga ini sulit untuk
dirunut, mengingat profesi ini memiliki karakteristik tersendiri bila
dibandingkan dengan fenomena pekerjaan domestik pada masa lampau.
Menurut Tim Rumpun Tjoet Njak Dien (2000: 12), di dalam
masyarakat masa lampau jaman dahulu ada istilah budak, abdi,
bediende atau babu masing-masing istilah ini memiliki karakter
eksistensial sesuai konteks historis yang berbeda-beda, sehingga masih
24
diragukan juga apakah pekerja rumah tangga merupakan dari istilah-
istilah tersebut.
Budak munculnya fenomena budak ini terkait peperangan antar
suku dan penaklukan wilayah (tanah) dalam peperangan ini, pihak yang
dikalahkan akan meyerahkan segenap harta miliknya dan sekaligus
mengabdikan diri mereka kepada kelompok pemenang. Para budak ini
terdiri dari beberapa klasifikasi yang diantaranya sangat dekat dengan
pekerja rumah tangga pada saat ini. Ada jenis budak yang diperjual-
belikan, ada budak yang disewakan, ada budak sebagai hukuman
pengadilan dan ada budak tawanan perang. Kedekatan antara budak dan
pekerja rumah tangga karena telah dimanfaatkan sebagai labour force
oleh pihak lain untuk urusan kerja substansial.
Abdi munculnya fenomena abdi ini mucul dalam sistem sosial
budaya feodalistik di jawa yang berkembang konsep kehidupan
transendental dalam hubungan antara raja dengan rakyatnya. Raja
merupakan sosok yang luhur, suci, sakti dan dekat dengan tuhan,
sehingga kesempatan menjadi abdi dalam kerajaan merupakan sebuah
anugrah bagi mereka. Secara fungsional memiliki kesamaan ciri dengan
pekerja rumah tangga sekarang ini.
Bediende atau babu munculnya fenomena bersamaan dengan
masuknya budaya kolonial, fenomena kerja kepembantuan rumah
tangga terus terpelihara sampai dengan terwujudnya masyarakat
nasional (indonesia) dan permintaan akan babu meningkat untuk
25
menyelesaikan pekerjaan domestik dan pada masa ini mereka sudah
dihargai secara material dengan di beri upah.
Menurut dari beberapa pengertian yang sudah di sampaikan dapat
disimpulkan bahwa pekerja rumah tangga adalah seseorang pekerja
yang menjual jasanya melalui pekerjaan rumah tangga dengan
mendapatkan imbalan. Menurut dari pengertian pekerja rumah tangga
dapat disimpulkan bahwa pekerja rumah tangga adalah orang selain
anggota keluarga yang bekerja pada seseorang atau beberapa orang
dalam rumah tangga atau suatu keluarga untuk melakukan pekerjaan
rumah tangga dengan mendapatkan imbalan.
b. Hubungan kerja antara majikan dan Pekerja Rumah Tangga.
Hubungan kerja antara majikan dan pekerja rumah tangga adalah
hubungan yang bersifat kekuasaan. Dimana majikan yang menyediakan
lapangan pekerjaan dan mempunyai sumber ekonomi sedangkan
pekerja rumah tangga sebagai orang yang mencari kerja. Katjasungkana
mengatakan bahwa syarat-syarat umum dalam hubungan kerja adalah:
a. Adanya para pihak, yaitu pihak pemberi kerja dan penerima kerja.
b. Adanya hubungan kewibawaan, yaitu salah satu pihak berada dibawah perintah pihak lain dalam melakukan pekerjaan.
c. Adanya upah, yaitu imbalan yang diterima pihak penerima kerja karena melakukan pekerjaan. (Astuti Dwi, 2000: 62)
Menurut pendapat Astuti Dwi (2000: 62), hubungan antara
majikan dan pekerja rumah tangga dapat disimpulkan bahwa hubungan
kerja antar pekerja rumah tangga dan majikan adalah hubungan yang
timbul karena adanya perjanjian antara pekerja rumah tangga dengan
26
majikan guna melakukan pekerjaan kerumahtanggaan dengan
mendapatkan imbalan berupa gaji. Pekerja rumah tangga termasuk
dalam kategori pekerja meskipun sifat hubungan kerja lebih bersifat
semi formal. Hubungan antara pekerja rumah tangga dengan majikan
bersifat kekeluargaan, sehingga pekerja rumah tangga cenderung
sebagai anggota keluarga yang tinggal dalam satu atap dan bekerja pada
satu atap pula.
Hubungan kerja pekerja rumah tangga dengan majikan selama ini
lebih bersifat semi formal. Artinya disamping berorientasi pada tugas,
hubungan tersebut juga bersifat kekeluargaan. Sifat hubungan kerja
yang seperti ini barangkali menguntungkan bagi beberapa pekerja
rumah tangga yang kebetulan bekerja pada majikan baik. Mereka
dianggap seperti keluarga sendiri, di perlakukan dengan baik, dihargai,
diberi kebebasan dalam melaksanakan pekerjaan, dan akan dibantu jika
mengalami kesulitan. Bagi pekerja rumah tangga yang mendapat
majikan seperti ini, meskipun gaji pokok yang diterima nominalnya
relatif kecil, tetapi banyak kebutuhan mereka yang dibantu supaya
terpenuhi.
Selama ini pekerja rumah tangga dan majikan mengharapkan
hubungan yang ideal dan harmonis tanpa harus ada konflik antar
mereka. Dan menegakkan prinsip-prinsip keadilan tanpa meninggalkan
nilai-nilai yang mereka anut. Dalam kontrak kerja merupakan hal yang
27
penting dalam membangun hubungan kerja yang terjalin bersifat ideal
dan saling menghormati hak dan kewajiban masing-masing pihak.
c. Jenis pekerjaan Pekerja Rumah Tangga
Pekerjaan yang dikerjakan oleh Pekerja rumah tangga merupakan
aktivitas pokok yang dilakukan setiap hari merupakan aktivitas pokok
dan pada umunya mereka harus melakukan pekerjaan rumah tangga
setiap hari. Berdasarkan jenis pekerjaan rumah tangga. Ada dua jenis
pekerjaan yang selalu dilakukan oleh pekerja rumah tangga yaitu
pekerjaan pokok dan pekerjaan tambahan.
Pekerjaan pokok adalah pekerjaan rutin yang selalu dilakukan
oleh pekerja rumah tangga setiap hari, contohnya seperti mencuci
perabotan rumah tangga. Mencuci pakaian, menyetrika pakaian,
menyapu rumah, memasak, belanja, mengepel lantai, membersihkan
kamar mandi, membersihkan kamar majikan, dan mengasuh anak
(bayi). Pekerjaan ini selalu di lakukan oleh pekerja rumah tangga
perempuan karena sama dengan pekerjaan pokok kerumahtanggaan
lainya yang selalu di lakukan oleh para ibu rumah tangga. Pekerjaan
tambahan adalah bukan berarti pekerjaan rutin atau pun pokok yang
selalu dikerjakan oleh pekerja rumah tangga tetapi pekerjaan tambahan
seperti mencuci mobil, merapikan kebun, menjaga toko majikan,
membantu usaha majikan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pekerja rumah tangga mengelola
semua pekerjaan didalam rumah tangga. Pekerja rumah tangga bukan
28
pembantu melainkan seorang pekerja. Karena mereka tidak pantas lagi
disebut pembantu sebab peran pekerja rumah tangga sangat penting
dalam membantu dalam menyelesaikan pekerjaan dalam urusan rumah
tangga. Mulai dari pekerjaan dapur sampai mengasuh anak majikan.
d. Motivasi menjadi Pekerja Rumah Tangga
Ada beberapa alasan yang mendasari terjadinya urbanisasi
perempuan desa ke kota termasuk untuk menjadi pekerja rumah tangga.
Diantaranya adalah kondisi geografis desa yang kurang kondusif bagi
mereka untuk tinggal didesa dan karena adanya daya tarik kota. Karena
banyak anggapan bahwa lebih mudah mencari pekerjaan di kota dari
pada didesa.
Beberapa alasan yang mendorong pekerja rumah tangga menjadi
pekerja.
a. Ajakan dari teman
Sebagian dari mereka menjadi pekerja rumah tangga karena diajak
oleh teman. Di saat mereka sedang bingung mencari pekerjaan,
muncul teman mereka yang sudah lebih dahulu menjadi pekerja
rumah tangga, sehingga mereka pun tidak menolak untuk mengikuti
jejak temannya.
b. Rendahnya pendidikan dan keterampilan
Disisi lain mereka merasa tidak memiliki modal keterampilan dan
pendidikan mereka rendah. Sehingga tidak ada lagi pekerjaan yang
lain yang bisa dilakukan kecuali menjadi pekerja rumah tangga.
29
c. Dari pada mengangur dirumah
Karena mereka terpaksa harus mencari nafkah untuk keluarganya
demi kelangsungan hidup keluarga. Menurut sebagian orang menjadi
pekerja rumah tangga tidak masalah dari pada mengangur dirumah.
d. Sulitnya mencari pekerjaan
Merupakan alasan pekerja rumah tangga sehingga mengatakan
sulinya mencari pekerjaan karena tidak mempunyai pendidikan yang
tinggi dan pengalaman yang minim. Jadi mereka memilih menjadi
pekerja rumah tangga.
4. Kajian tentang Hak Asasi Manusia (HAM)
a. Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)
Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap
manusia sejak awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak
dapat diganggu gugat siapa pun. Sebagai warga negara yang baik kita
mesti menjunjung tinggi nilai hak azasi manusia tanpa membeda-
bedakan status, golongan, keturunan, jabatan, dan lain sebagainya.
Apabila melanggar HAM seseorang bertentangan dengan hukum yang
berlaku di Indonesia. Hak asasi manusia memiliki wadah organisasi
yang mengurus permasalahan seputar hak asasi manusia yaitu Komnas
HAM (Gunawan Setiardja, 2001: 73).
Pengertian yang lain, Hak Asasi Manusia (HAM) adalah
seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Kuasa dan merupakan anugerah-
30
Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara,
hukum, Pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia (Pasal 1 angka 1 UU No. 39
Tahun 1999 tentang HAM dan UU No. 26 Tahun 2000 tentang
Pengadilan HAM). Menurut pendapat Jan Materson (dari komisi HAM
PBB), dalam Teaching Human Rights, United Nations sebagaimana
dikutip Baharuddin Lopa menegaskan bahwa HAM adalah hak-hak
yang melekat pada setiap manusia, yang tanpanya manusia mustahil
dapat hidup sebagai manusia. John Locke menyatakan bahwa HAM
adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha
Pencipta sebagai hak yang kodrati (Kinanawati, 2008).
b. Ciri Pokok Hakikat HAM
Berdasarkan beberapa rumusan HAM di atas, dapat ditarik
kesimpulan tentang beberapa ciri pokok hakikat HAM yaitu:
1. HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi. HAM adalah
bagian dari manusia secara otomatis.
2. HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin,
ras, agama, etnis, pandangan politik atau asal-usul sosial dan bangsa.
3. HAM tidak bisa dilanggar. Tidak seorangpun mempunyai hak untuk
membatasi atau melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai
HAM walaupun sebuah Negara membuat hukum yang tidak
melindungi atau melanggar HAM (Mansyur Fakih, 2003).
31
c. Jenis dan macam Hak Asasi Manusia Dunia
1. Hak asasi pribadi atau personal right
a) Hak kebebasan untuk bergerak, berpergian dan berpindah-pindah
tempat.
b) Hak kebebasan mengeluarkan atau menyatakan pendapat.
c) Hak kebebasan memilih dan aktif di organisasi atau perkumpulan.
d) Hak kebebasan untuk memilih, memeluk, dan menjalankan
agama.
2. Hak asasi politik atau political right
a) Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan.
b) Hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan.
c) Hak membuat dan mendirikan parpol.
3. Hak asasi hukum atau legal equality right
a) Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum.
b) Hak untuk menjadi pagawai negeri sipil atau PNS.
c) Hak mendapat layanan dan perlindungan hukum.
4. Hak asasi ekonomi atau property rigths
a) Hak kebebasan melakukan kegiatan jual beli.
b) Hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak.
c) Hak kebebasan menyelenggarakan sewa-menyewa.
5. Hak asasi peradilan atau procedural rights
a) Hak mendapat pembelaan hukum di pengadilan.
32
b) Hak persamaan atas perlakuan pengeledahan, penangkapan dan
penahanan
6. Hak asasi sosial budaya atau sosial cultural right
a) Hak menentukan, memilih dan mendapatkan pendidikan.
b) Hak mendapatkan pengajaran.
c) Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan
minat.
d. Hak dan kewajiban Pekerja Rumah Tangga (PRT)
Pada dasarnya hak pekerja rumah tangga adalah hak asasi
manusia. Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada
hakikatnya dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan
setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat
manusia. Pekerja rumah tangga barhak untuk menikmati dan
memperoleh perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan asasi yang
sama baik hak asasi pribadi maupun dibidang politik, ekonomi, sosial,
budaya, hukum, atau bidang lainnya (Widjaja, 2000 :77)
Hak-hak tersebut diantaranya adalah hak untuk hidup, hak untuk
tidak disiksa, hak kebebasan pribadi, pikiran dan hati nurani, hak
beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi
dan persamaan dihadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas
dasar hukum yang berlaku surat (Pasal 4 UU HAM ).
33
Hak-hak dan kewajiban pekerja rumah tangga yang terdapat
dalam draf kontrak kerja Rumpun Tjoet Njak Dien Yogyakarta adalah:
a. Mendapatkan upah kerja, upah lembur, kenaikan upah kerja, dan tunjangan.
b. Mendapatkan waktu libur kerja dan cuti kerja. c. Mendapatkan waktu istirahat yang cukup. d. Mendapatkan fasilitas makan dan minum yang layak. e. Mendapatkan fasilitas pengobatan dan istirahat pada waktu
sakit. f. Mendapatkan fasilitas tempat tidur atau istirahat, kamar mandi,
dan peralatan mandi. g. Mendapatkan kebebasan dalam berorganisasi dan
bersosialisasi. h. Mendapatkan kebebasan berekspresi dan beribadah. i. Mendapat rasa aman dan nyaman serta terbebas dari segala
bentuk kekerasan, penindasan, eksploitasi.
Sedangkan kewajiban pekerja rumah tangga adalah :
a. Melaksanakan tugas pekerjaannya. b. Bekerja dengan baik sesuai tugas pekerjaan dan jadwal kerja
yang ditentukan. c. Istirahat sesuai jadwal istirahat yang ditentukan. d. Memberikan pelayanan secara maksimal. e. Memberikan rasa aman dan nyaman serta tidak melakukan
tindak kekerasan dalam bentuk apapun. f. Menjalankan perintah kerja dari pengguna jasa g. Menerima dan menindaklanjuti nasehat dan saran dari
pengguna jasa. h. Menyampaikan persyaratan mengundurkan diri kepada
pengguna jasa selambat-lambatnya satu bulan sebelum mengundurkan diri.
Menurut Undang-undang No. 25 Tahun 1997 tentang
Ketenagakerjaan, setiap pekerja mempunyai Hak Asasi Manusia
(HAM) untuk memperoleh perlindungan atas :
a. Keselamatan dan kesehatan kerja.
b. Moral dan kesusilaan.
34
c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta
nilai-nilai agama.
Menurut tim Rumpun Tjoet Njak Dien (1999: 10) setiap pekerja
juga mempunyai hak untuk mendapatkan waktu istirahat kerja.
Memperoleh penghasilan yang layak bagi kemanusiaan, memperoleh
jaminan sosial Tenaga kerja. Hak pekerja rumah tangga adalah sesuatu
yang seharusnya diterima oleh PRT, teristimewa dari majikan.
Contohnya : memperoleh gaji.
B. Kerangka Berpikir
Masalah yang selalu dialami pekerja rumah tangga adalah kekerasan
dalam berbagai bentuk dari fisik, psikis, ekonomi, sosial, pelecehan terhadap
pekerja rumah tangga, sebagian besar pendidikan mereka rendah, pekerja
rumah tangga masih dianggap sebelah mata oleh sebagian masyarakat,
pekerja rumah tangga tidak mendapatkan Hak-hak yang seharusnya milik
mereka, selalu mendapatkan upah yang sangat rendah ataupun tidak dibayar,
jam kerja yang panjang dan tidak ada waktu untuk istirahat.
Lembaga Swadaya masyarakat (LSM) Rumpun Tjoet Njak Dien
(RTND) adalah sebuah sanggar pemberdayaan perempuan. Visi LSM
Rumpun Tjoet Njak Dien adalah Terwujudnya tatanan masyarakat dimana
perempuan dan manusia lainnya terbebaskan dari segala bentuk
ketidakadilan, kekerasan dengan berpegang pada nilai-nilai hak asasi
manusia, keadilan, setara, pluralisme, demokrasi, transparansi, solidaritas
dan partisipasi. Misi LSM Rumpun Tjoet Nyak Dien adalah Menyadarkan,
35
memberdayakan dan memperkuat perempuan miskin dan termarjinal
terutama pekerja rumah tangga, Melakukan perubahan kebijakan yang
melindungi perempuan miskin dan termarjinal, khususnya pekerja rumah
tangga, Memperkuat kapasitas lembaga perkumpulan yang mempunyai
tanggungjawab sosial dan manajemen yang transparan, Mensosialisasikan
dan mengkampanyekan hak-hak pekerja rumah tangga sebagai pekerja,
Memperkuat gerakan sosial yang memperjuangkan kepentingan pekerja
rumah tangga, Memunculkan kebijakan yang peduli pada pekerja rumah
tangga, Memperbesar majikan yang menerapkan standar kerja yang
melindungi pekerja rumah tangga.
Untuk menangani masalah pekerja rumah tangga di Yogyakarta ini,
LSM Rumpun Tjoet Njak Dien (RTND) memiliki program pendampingan
kepada pekerja rumah tangga. Pola pendampingan dilaksanakan dengan cara
membangun relasi melalui komunikasi yang intensif dengan pekerja rumah
tangga dan majikan. Pendamping akan berupaya mendampingi pekerja rumah
tangga dan menjadikan pekerja rumah tangga yang mandiri, profesional
terhadap pekerjaannya, pekerja rumah tangga mendapatkan hak-hak dan
kewajiban mereka serta tidak terjadinya konflik antar majikan dan pekerja
rumah tangga. Di dalam Pelaksanaan pendampingan terdapat faktor
pendukung dan penghambat yang mempengaruhi dalam proses pelaksanaan
dan hasil yang ingin dicapai serta intraksi yang terjalin antara pekerja rumah
tangga dan majikan
36
Dari pelaksaanan pendampingan tersebut akhirnya pekerja rumah tangga
(PRT) menjadi pekerja rumah tangga yang mandiri dan propesional terhadap
pekerjaannya, pekerja rumah tangga sadar akan Hak dan kewajiban yang
mereka miliki, dan tidak terjadinya konflik antara majikan dan pekerja rumah
tangga. Visualisasi mengenai kerangka berpikir di atas dapat dilihat pada
gambar kerangka berpikir sebagai berikut:
Gambar 1. Kerangka Berpikir
Masalah pekerja rumah tangga
(PRT)
LSM Rumpun Tjoet Njak Dien
Yogyakarta
Pola pendampingan LSM Rumpun Tjoet Njak Dien Yogyakarta bagi pekerja rumah tangga (PRT) berbasis hak asasi manusia
Pelaksanaan pendampingan
- Persiapan
- Proses
- Evaluasi
- Faktor Pendukung dan Penghambat
Hasil yang dicapai dari pola
pendampingan pekerja rumah tangga (sesuai dengan tujuan
pendampingan)
37
C. Pertanyaan Penelitian
Untuk mengarahkan penelitian yang dilaksanakan agar dapat memperoleh
hasil yang optimal, maka perlu adanya pertanyaan penelitian antara lain :
1. Bagaimanakah pola pendampingan yang dilaksanakan oleh Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM) Rumpun Tjoet Njak Dien Yogyakarta Bagi
pekerja rumah tangga berbasis Hak asasi manusia ?
2. Bagaimanakah hasil yang dicapai dari tujuan pendampingan pekerja rumah
tangga di Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumpun Tjoet Njak Dien
Yogyakarta Bagi pekerja rumah tangga berbasis Hak asasi manusia ?
3. Apa saja faktor pendukung dalam pelaksanaan pendampingan di LSM
Rumpun Tjoet Njak Dien Yogyakarta bagi pekerja rumah tangga berbasis
Hak asasi manusia ?
4. Apa saja faktor penghambat dalam pelaksanaan pendampingan di LSM
Rumpun Tjoet Njak Dien Yogyakarta bagi pekerja rumah tangga berbasis
Hak asasi manusia ?
38
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif karena bertujuan untuk mendeskripsikan, menguraikan
dan menggambarkan bagaimana pola pendampingan Lembaga Swadaya
Masyarakat Rumpun Tjoet Njak Dien Yogyakarta bagi pekerja rumah tangga
berbasis hak asasi manusia, apa faktor pendukung dan penghambat dalam
pelaksanaannya. Hal ini sesuai dengan Pendapat Sanapiah Faisal (1999: 20)
bahwa penelitian kualitatif dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi
mengenai fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan mendiskripsikan
sejumlah variabel yang berkenaan dengan yang akan diteliti.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif. Menurut Bogdan & Taylor yang dikutif oleh Lexy j. Meleong
(2002: 3), yang dimaksud dengan metode deskriptif. sebagai prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang yang perilakunya diamati.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini mengenai pola pendampingan Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) Rumpun Tjoet Njak Dien Yogyakarta bagi pekerja rumah
tangga berbasis hak asasi manusia dengan alamat Jalan Gurami UH VI
No.300 B Sorosutan Umbulharjo, Yogyakarta 55163. Alasan penelitian
39
memilih tempat penelitian di LSM Rumpun Tjoet Njak Dien Yogyakarta
tersebut karena :
1. LSM Rumpun Tjoet Njak Dien Yogyakarta merupakan LSM yang
memiliki kepedulian dan perhatian terhadap masalah pekerja rumah tangga
yang ada di Yogyakarta
2. Lokasi dan tempat LSM Rumpun Tjoet Nyak Dien Yogyakarta mudah
dijangkau oleh peneliti
3. Para pengurus LSM Rumpun Tjoet Nyak Dien Yogyakarta yang sangat
baik dan terbuka sehingga memudahkan penelitian untuk mendapatkan
informasi atau data penelitian.
Kegiatan penelitian dilaksanakan mulai bulan November 2011 sampai
dengan bulan Maret 2012. Tahap-tahap yang akan dilakukan dalam penelitian
ini adalah :
1. Tahap pengumpulan data awal yaitu melakukan observasi awal untuk
mengetahui suasana tempat, pendampingan pekerja rumah tangga yang
dilaksanakan, dan wawancara formal pada obyek penelitian.
2. Tahap penyusunan proposal. Dalam tahap ini dilakukan penyusunan
proposal dari data-data yang telah dikumpulkan melalui tahap penyusunan
data awal.
3. Tahap perijinan. Pada tahap ini dilakukan pengurusan ijin untuk penelitian
ke LSM Tjoet Njak Dien Yogyakarta
4. Tahap pengumpulan data dan analisis data. Pada tahapan ini dilakukan
pengumpulan terhadap data-data yang sudah didapat dan dilakukan
40
analisis data untuk pengorganisasian data, tabulasi data, prosentase data,
interpretasi data, dan penyimpulan data.
5. Tahap penyusunan laporan. Tahapan ini dilakukan untuk menyusun
seluruh data dari hasil penelitian yang didapat dan selanjutnya disusun
sebagai laporan pelaksanaan penelitian.
C. Sumber Data Penelitian
Sumber data penelitian adalah tempat, peristiwa, orang yang menjadi
subjek penelitian. Subyek penelitian diperlukan sebagai pemberi keterangan
mengenai data-data dan informasi-informasi yang menjadi sasaran penelitian.
Yang menjadi subyek penelitian dalam penelitian pola pendampingan
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumpun Tjoet Njak Dien Yogyakarta
bagi pekerja rumah tangga ini adalah pendamping, pekerja rumah tangga, dan
pengelola LSM Rumpun Tjoet Njak Dien Yogyakarta. Maksud dari
pemilihan subyek ini adalah untuk mendapatkan sebanyak mungkin informasi
dari berbagai macam sumber sehingga data yang diperoleh dapat diakui
kebenarannya.
D. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang peneliti gunakan adalah teknik
proporsive sampling yaitu sampel yang dipilih berdasarkan pertimbangan
atau penelitian subjektif dari penelitian, jadi dalam hal ini penelitian
menentukan sendiri responden mana yang dianggap dapat mewakili populasi
(Burhan Ashshofa, 1996: 91). Sampel yang diambil adalah 3 anggota LSM
Rumpun Tjoet Nyak Dien, 5 pekerja rumah tangga, 5 majikan pengguna jasa.
41
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan, maka digunakanlah berbagai
cara pengumpulan data sebagai berikkut :
1. Observasi
Menurut Sanapiah Faisal (1992: 52), metode observasi adalah
metode pengumpulan data dengan menggunakan pengamatan atau
penginderaan langsung terhadap suatu benda, kondisi, situasi, proses atau
perilaku. Manfaat data yang diambil dari pengamatan ini adalah mengecek
kebenaran data dari kemungkinan data yang dicari ada yang bias atau
menyimpang karena adanya keraguan dari peneliti kurang dapat mengingat
peristiwa atau hasil wawancara.
Dalam penelitian, peneliti menggunakan observasi non partisipan
Karena cara observasi yang dimaksudkan disini adalah peneliti tidak ikut
berpartisipasi secara langsung dalam pelaksanan Pola pendampingan LSM
Rumpun Tjoet Njak Dien Yogyakarta Bagi Pekerja Rumah Tangga
Berbasis Hak Asasi Manusia. Tetapi peneliti melakukan observasi tentang
kegiatan pola pendampingan LSM Rumpun Tjoet Njak Dien Yogyakarta
Bagi Pekerja Rumah Tangga Berbasis Hak Asasi Manusia.
2. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan tanya jawab dan tatap muka dengan mengunakan alat
yang disebut panduan wawancara (Lexy j. Meleong, 2005 : 186). Dapat
dikatakan bahwa wawancara adalah tanya jawab lisan antara dua orang
42
atau lebih secara langsung. Karena data primer penelitian langsung
diperoleh dari subjek penelitian lewat wawancara.
Wawancara dalam penelitian ini adalah tanya jawab kepada
Pendamping, Pekerja rumah tangga (PRT), dan Pengelola LSM Rumpun
Tjoet Njak Dien untuk mendapatkan data primer mengenai Pola
pendampingan LSM Rumpun Tjoet Njak Dien Yogyakarta Bagi Pekerja
Rumah Tangga Berbasis Hak Asasi Manusia.
3. Dokumentasi
Menurut Lofland dan Lofland dalam Lexy j. Moleong (2005: 157)
sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan
tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.
Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jenis datanya dibagi dalam kata-
kata dan tindakan, sumber data tertulis, dan foto. Dokumentasi dalam
penelitian ini berhubungan dengan masalah penelitian untuk melengkapi
data primer yang diperoleh dari hasil wawancara. Dokumentasi ini diambil
dari data-data dan catatan yang ada di Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM) Rumpun Tjoet Njak Dien Yogyakarta. Dokumentasi yang dikaji
dalam penelitian ini adalah foto-foto kegiatan pendampingan, struktur
organisasi LSM Rumpun Tjoet Njak Dien, dan dokumen-dokumen lain
yang berkaitan dengan penelitian
43
Tabel 1. Teknik Pengumpulan Data
No Aspek Sumber Data Teknik
1.
2.
Pola pendampingan LSM
Rumpun Tjoet Njak Dien
bagi PRT
Faktor pendukung dan
penghambat pelaksanaan
pendampingan
Pendamping, pengelola,
dan pekerja rumah tangga.
Pendamping dan
pengelola
Observasi,
Wawancara,
dokumentasi.
Wawancara
dan observasi
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat untuk mengumpulkan data dalam
penelitian atau alat penelitian (Moleong, 2000: 186). Instrumen ini perlu
karena peneliti dituntut untuk dapat menemukan data dari fenomena,
peristiwa, dokumen tertentu. Dalam penelitian ini yang menjadi instrumen
utama penelitian adalah peneliti sendiri dibantu dengan pedoman observasi,
pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi. Pedoman observasi
digunakan sebagai alat bantu pengumpul data yang dirancang dan dibuat
sedemikian rupa sehingga data yang didapatkan sebagaimana adanya.
Pencatatan data wawancara juga aspek utama yang sangat penting dalam
wawancara karena kalau pencatatan itu tidak dilakukan dengan semestinya,
maka sebagian dari data akan hilang dan usaha wawancara akan sia-sia.
Pedoman dokumentasi digunakan untuk menggali data atau informasi subyek
yang tercatat sebelumnya, yang bisa diperoleh melalui catatan tertulis.
44
Menurut Lexy J. Moleong (2005: 216) bahwa ada dua bentuk dokumen yaitu
dokumen pribadi dan dokumen resmi. Penggunaan pedoman ini bertujuan
agar dalam observasi dan wawancara tidak menyimpang dari permasalahan
yang akan diteliti.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dimulai dari
seluruh data yang telah terkumpul dari pengamatan yang sudah dituliskan
dalam catatan lapangan, dari berbagai sumber, dari wawancara dengan
responden, dokumentasi, observasi yang kemudian dideskripsikan dan
interpretasi dari data yang diperoleh. Maka analisis data yang akan
dipergunakan dalam penelitian ini adalah mengacu pada konsep analitik
Miles, M.B dan Huberman, M.A (1992: 16-20) tentang interaktif model yang
menghasilkan analisa data ke dalam tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi
dicatat dalam catatan lapangan yang terdiri dari dua aspek yaitu deskripsi
dan refleksi. Deskripsi berisi apa yang dilihat, didengar, dirasakan,
disaksikan, dan dialami sendiri oleh peneliti. Sedangkan catatan refleksi
yaitu catatan yang memuat kesan, komentar, tafsiran peneliti tentang
temuan yang dijumpainya.
2. Reduksi Data
Reduksi Data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data yang muncul dari
45
catatan-catatan tertulis di lapangan. Yaitu tentang Pola pendampingan
LSM Rumpun Tjoet Njak Dien Yogyakarta Bagi Pekerja Rumah Tangga
Berbasis Hak Asasi Manusia.
3. Penyajian data (display data),
Merupakan hasil reduksi data yang disajikan dalam laporan secara
sistematik yang mudah dibaca atau dipahami baik sebagai keseluruhan
maupun bagian-bagiannya dalam konteks sebagai satu kesatuan. Dalam
hal yang berkaitan dengan Pola pendampingan LSM Rumpun Tjoet Njak
Dien Yogyakarta Bagi Pekerja Rumah Tangga Berbasis Hak Asasi
Manusia.
4. Penarikan kesimpulan (conclusion drawing verification)
Merupakan tahapan dimana peneliti harus memaknai data yang terkumpul
kemudian dibuat dalam bentuk pernyataan singkat dan mudah dipahami
dengan mengacu pada masalah yang diteliti. Kesimpulan kemudian
diverifikasi dengan kembali melihat reduksi data maupun display data
sehingga kesimpulan yang ditarik tidak menyimpang dari permasalahan
penelitian (Sanapiah Faisal 1995: 271-272 ).
H. Teknik Keabsahan Data
Pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini, keabsahan data yang
telah terkumpul dapat diuji dengan menggunakan teknik trianggulasi data.
Tujuan dari trianggulasi data ini adalah untuk mengetahui sejauh mana
temuan-temuan lapangan benar-benar representatif. Menurut Moleong (2000:
46
178), teknik trianggulasi sumber data adalah peneliti mengutamakan check-
recheck, cross-recheck antar sumber informasi satu dengan lainnya.
Dalam penelitian ini trianggulasi data dilakukan dengan cara
membandingkan dan mengecek informasi atau data yang diperoleh dari:
1. Wawancara dengan hasil observasi, demikian pula sebaliknya.
2. Membandingkan apa yang dikatakan pendamping, pekerja rumah tangga
dan pengelola LSM Rumpun Tjoet Njak Dien.
3. Membandingkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi yang
berkaitan dengan topik permasalahan.
4. Melakukan pengecekan data dengan pihak pengelola LSM Rumpun Tjoet
Njak Dien.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi dengan sumber
dengan membandingkan data hasil wawancara dengan isi suatu dokumen
yang berkaitan dan membandingkan data hasil wawancara dengan data hasil
pengamatan atau observasi.
47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi LSM Rumpun Tjoet Njak Dien
a. Lokasi dan keadaan LSM Rumpun Tjoet Njak Dien
Lokasi Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumpun Tjoet
Njak Dien berada pada posisi yang cukup strategis karena dekat dengan
jalan raya dan dekat dengan perumahan penduduk. Dengan posisi yang
cukup strategis tersebut memudahkan bagi masyarakat untuk
mengetahui letak LSM Rumpun Tjoet Njak Dien. Alamat LSM
Rumpun Tjoet Njak Dien yaitu di jalan Gurami UH VI No.300B
Sorosutan Umbulharjo Yogyakarta 55163. Disebelah timur dan selatan
LSM Rumpun Tjoet Njak Dien berdekatan dengan perumahan
penduduk Sorosutan, dan disebelah barat berdekatan dengan kos putri
UH VI No. 297D dan utara bedekatan dengan Kantor Lurah Sorosutan
Umbulharjo.
Bangunan LSM Rumpun Tjoet Njak Dien terdiri dari dua lantai.
Di lantai pertama meliputi; satu ruang utama yang berfungsi sebagai
tempat menerima tamu, ruangan direktur dan perpustakaan kecil, ruang
pertemuan, ruang pengorganisasian, ruang divisi advokasi, ruang
sonsistem peralatan, satu dapur, dan dua kamar mandi. Sedangkan
untuk lantai dua meliputi dua ruang kamar tidur dan satu gudang.
48
b. Sejarah singkat berdirinya LSM Rumpun Tjoet Njak Dien
Lembaga Swadaya Masyarakat Rumpun Tjoet Njak Dien
didirikan tanggal 9 April 1995 adalah organisasi non pemerintah, yang
merupakan perkumpulan Rumpun dari Yayasan Tjoet Njak Dien yang
merupakan kelanjutan dari Forum Diskusi Perempuan Yogyakarta
(FDPY) yang dibentuk pada tahun 1989 yang merupakan forum atau
kumpulan para aktivis perempuan beberapa perguruan tinggi di
Yogyakarta yang mempunyai concern terhadap penghargaan dan
pelaksanaan HAM dengan mengambil spesialisasi kesetaraan gender
berdasarkan Deklarasi Universal HAM dan CEDAW. Dalam
perjalanannnya, aktivis FDPY berkembang tidak hanya dari kalangan
aktivis perguruan tinggi saja, namun juga dari para ibu rumah tangga,
pekerja pabrik, pekerja rumah tangga dan perempuan pekerja di sektor
informal serta perempuan lainnya. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan
oleh YTND dalam rangka membangun dan meningkatkan kesadaran
masyarakat atas penghargaan dan pelaksanaan HAM khususnya dalam
hal kesetaraan gender antara lain advokasi dan pemberdayaan
perempuan umumnya baik anak ataupun perempuan dewasa dalam
bentuk kajian-kajian, Pameran dan Workshop Seni Rupa Penyadaran
tahun 1990.
Pada tahun 1991 FDPY berganti nama menjadi RUMPUN
(Forum Perempuan Tjoet Njak Dien). Penggunaan nama Tjoet Njak
Dien bahwa Tjoet Njak Dien merupakan salah satu tokoh perempuan
49
pejuang yang penuh dengan semangat perlawanan terhadap penindasan.
Lingkup sasaran pemberdayaan dan advokasi RUMPUN mengalami
spesifikasi yaitu pekerja perempuan terutama pekerja rumah tangga,
dengan tetap membuka diri bagi segmen perempuan lain. Beberapa
kegiatan yang dilakukan RUMPUN yaitu advokasi, pendampingan
litigasi, non litigasi dan pemberdayaan pekerja perempuan antara lain
advokasi buruh gendong di Pasar Beringharjo atas kebijakan PEMDA
dalam pengaturan tempat dagang secara sepihak, Penelitian dan
Pelatihan Pekerja Rumah Tangga di wilayah Semin dan Tepus Gunung
Kidul pada tahun 1994. Dalam perjalanannya karena RUMPUN
berbentuk forum yang sifatnya terbuka, sering mengalami kendala
dalam manajemen organisasinya, RUMPUN berubah bentuk menjadi
Yayasan dengan tetap menggunakan nama Tjoet Njak Dien atau
Yayasan Tjoet Nyak Dien. Semangat organisasi ketika Yayasan Tjoet
Nyak didirikan sebagai instrumen gerakan perempuan adalah semangat
demokratis dalam arti organisasi yang dibentuk mengandung prinsip
demokratis yaitu partisipatif, kolektif, berbasis pada keanggotaan.
Bentuk dari organisasi yang partisipatif dan kolektif tersebut
adalah organisasi berbasis keanggotaan, sebagaimana sejarah Yayasan
Tjoet Njak Dien yang bermula dari FDPY. Dalam perjalanannya,
merefleksi kembali ke awalnya akan bentuk dan sistem organisasi yang
dicitakan, maka Dewan Pendiri, Dewan Pengurus dan anggota Yayasan
Tjoet Njak Dien sepakat untuk mengubah bentuk organisasi menjadi
50
organisasi berbasis keanggotaan. Dan bentuk organisasi yang dipilih
yaitu perkumpulan. Perubahan menjadi perkumpulan ditetapkan dalam
Musyawarah Besar Luar Biasa Anggota Yayasan Tjoet Njak Dien
tanggal 27 sampai dengan 28 Juli 2001, yang memutuskan perubahan
Yayasan Tjoet Njak Dien menjadi organisasi berbentuk perkumpulan
beranggotakan individu dengan nama RUMPUN, yang terdiri dari dua
lembaga operasional, yaitu Rumpun Tjoet Njak Dien dan Rumpun
Gema Perempuan. Kemudian disahkan melalui Kongres I RUMPUN
pada tanggal 21 – 24 April 2002. Sampai sekarang Rumpun Tjoet Njak
Dien secara resmi dikenal oleh masyarakat sebagai Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) Rumpun Tjoet Njak Dien.
c. Tujuan LSM Rumpun Tjoet Njak Dien
Tujuan yang ingin dicapai Rumpun Tjoet Njak Dien adalah untuk
bergandengantangan bersama pekerja rumah tangga dan semua pihak
untuk melakukan penguatan dan perlindungan hukum. Selain itu juga
untuk memberi kesempatan bagi pekerja rumah tangga untuk
mendapatkan pendidikan sesuai minat dan bakat serta membangun
kesadaran kritis maupun pelatihan skill pekerja rumah tangga baik
ditempat asal maupun tempat kerja.
d. Visi dan Misi LSM Rumpun Tjoet Njak Dien
Visi:
Terwujudnya tatanan masyarakat dimana perempuan dan
manusia lainnya terbebaskan dari segala bentuk ketidakadilan,
51
kekerasan dengan berpegang pada nilai-nilai hak asasi manusia,
keadilan, setara, pluralisme, demokrasi, transparansi, solidaritas dan
partisipasi.
Misi:
1. Menyadarkan, memberdayakan dan memperkuat perempuan
miskin dan termarjinal terutama PRT.
2. Melakukan perubahan kebijakan yang melindungi perempuan
miskin dan termarjinal, khususnya PRT.
3. Memperkuat kapasitas lembaga perkumpulan yang mempunyai
tanggungjawab sosial dan manajemen yang transparan.
4. Mensosialisasikan dan mengkampanyekan hak-hak PRT sebagai
pekerja.
5. Memperkuat gerakan sosial yang memperjuangkan kepentingan
PRT.
6. Memunculkan kebijakan yang peduli pada PRT.
7. Memperbesar majikan yang menerapkan standar kerja yang
melindungi PRT.
Untuk melaksanakan visi dan misi Rumpun Tjoet Njak Dien
berpegang pada prinsip-prinsip keadilan, anti diskriminasi, anti
kekerasan, independen, pluralis, transparan, dan non partisan.
e. Fasilitas LSM Rumpun Tjoet Njak Dien
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumpun Tjoet Njak Dien
memiliki berbagai fasilitas dalam mendukung setiap program pekerja
52
rumah tangga yang diselenggarakan. Fasilitas yang ada antara lain yaitu
gedung sekretariat (kantor), Perpustakaan berisi 400-an buku bacaan
berbagai jenis. Fasilitas yang ada di gedung sekretariat (kantor) LSM
Rumpun Tjoet Njak Dien terdiri dari ruang kerja dan komputer, ruang
tamu dan perpustakaan, kamar tidur, dapur, gudang, dan kamar mandi.
Fasilitas pendukung lainnya yaitu televisi, telephone faxsimile, telpon,
komputer, wifi (akses internet), printer, VCD, kipas angin, tape, kotak
obat, jam, mesin cuci, kulkas, kompor gas, dispenser, papan tulis,
lemari, meja, kursi, buku-buku, alat tulis, perlengkapan dapur, dan alat
kebersihan.
Tabel 2. Fasilitas LSM Rumpun Tjoet Njak Dien
No Fasilitas Keterangan
1 Gedung sekretariat (kantor) Menyewa
2 Televisi, Komputer Milik Rumpun Tjoet Njak Dien
3 Wifi (akses internet) Milik Rumpun Tjoet Njak Dien
5 Printer, Tape, VCD Milik Rumpun Tjoet Njak Dien
6 Telephone faxsimile, Telpon Milik Rumpun Tjoet Njak Dien
7 Alat tulis, Jam, kipas angin Milik Rumpun Tjoet Njak Dien
8 Perlengkapan dapur, kulkas Milik Rumpun Tjoet Njak Dien
9 Alat kebersihan , Kotak obat Milik Rumpun Tjoet Njak Dien
10 Buku-buku, Lemari Milik Rumpun Tjoet Njak Dien
11 Meja, Kursi, papan tulis Milik Rumpun Tjoet Njak Dien
12 Mesin cuci, Kompor gas Milik Rumpun Tjoet Njak Dien
53
13 Dispenser, kulkas Milik Rumpun Tjoet Njak Dien
Sumber : LSM Rumpun Tjoet Njak Dien
f. Tenaga pengurus LSM Rumpun Tjoet Njak Dien
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumpun Tjoet Njak Dien
memiliki jumlah tenaga pengurus sebanyak 14 orang yang membantu
dalam mengelola program-program yang ada di LSM Rumpun Tjoet
Njak Dien. Tenaga pengurus LSM Rumpun Tjoet Njak Dien tersebut
rata-rata pendidikan terakhirnya yaitu sarjana. Dalam melaksanakan
suatu program kegiatan, terdapat penanggung jawab dalam setiap divisi
program yang sudah ditentukan tugas dan kewajibannya masing-
masing. Kerjasama yang saling kompak antara tiap divisi dapat
memudahkan proses pelaksanaan program dan kelancaran program
tersebut.
Pelaksanaan program-program yang ada di Rumpun Tjoet Njak
Dien berlokasi di tempat yang berbeda-beda. Namun masing-masing
divisi selalu berkoordinasi untuk melaporkan kegiatan-kegiatan yang
telah dilakukan guna melihat seberapa besar keberhasilan pelaksanaan
program tersebut. Tenaga pengurus Rumpun Tjoet Njak Dien juga ada
yang merangkap sekaligus menjadi pendamping. Untuk rekruitmen
pendamping pekerja rumah tangga, pihak LSM Rumpun Tjoet Njak
Dien melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan mengadakan tes
apakah mereka ada niat untuk menjadi pekerja sosial dan pengumuman
kepada masyarkat. Pendamping yang direkrut tentunya memiliki
54
concern, kepedulian, dan sikap solidaritas yang tinggi terhadap masalah
pekerja rumah tangga. Di bawah ini daftar tenaga pengurus atau
pendamping yang ada di LSM Rumpun Tjoet Njak Dien dilihat dari
jabatan, pendidikan terakhir, usia dan jenis kelamin.
Tabel 3. Tenaga Pengurus LSM Rumpun Tjoet Njak Dien
No Nama Jabatan Pendidikan Terakhir
Usia Jenis Kelamin
1. Siti Noorlaila, S.H
Ketua Badan Pengurus
S1 43 P
2. Titin kurnia, S.H
Sekretaris S1 35 P
3. Hikmah Diniah, S.os
Bendahara S1 32 P
4. Lita Anggraini, S.ip
Ketua Badan Pelaksana
S1 43 P
5. Buyung Ridwan Tanjung, S.H,L.L.M
Koordinasi Divisi
S1 35 L
6. Hayu Primanigtya, S.sos
Staf Kampanye
S1 28 L
7. Chiristina Wulandari, S.H
Staf Penanganan Kasus
S1 27 P
8. Retno Hartati S.E
Staf Keuangan
S1 35 P
9. Alviah Staf Kesekretarian
SMA 30 P
10. Siti Aslama, Staf kasir S1 32 P
55
A.md
11. Kusbandiyah Staf Kerumahtanggan
SMP 30 P
12. Christina Tarmini
Staf Penjaga Kantor
SMP 36 P
13. Solia Mince Muzir, S.sos
Pendampingan
S1 26 P
14. Akbar Tanjung, S.IP
Pendampingan
S1 30 L
Sumber : LSM Rumpun Tjoet Njak Dien
g. Program LSM Rumpun Tjoet Njak Dien
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumpun Tjoet Njak Dien
memiliki program dan lingkup kegiatan yang dilakukan Rumpun Tjoet
Njak Dien dengan tujuan untuk usaha penguatan dan mewujudkan
perlindungan hukum pekerja rumah tangga yang dilakukan melalui
rangkaian program utama advokasi, seperti:
1) Pengorganisasian pendidikan alternatif pekerja rumah tangga.
2) Kampanye.
3) Legisasi bersama-sama jaringan untuk kebijakan publik
perlindungan pekerja rumah tangga ditingkat lokal ataupun nasional.
Ada beberapa layanan yang dikembangkan oleh Rumpun Tjoet
Njak Dien diantaranya adalah: 1) Pendampingan, 2) Perpustakaan, 3)
Website, 4) Pendidikan pelatihan untuk pekerja rumah tangga, 5)
Bantuan hukum atau advokasi, 6) Konseling.
56
h. Struktur organisasi badan pelaksana Rumpun Tjoet Njak Dien dan
garis hubungannya dengan kongres
Struktur organisasi badan pelaksana Rumpun Tjoet Njak Dien
dalam menjalankan kinerjanya Rumpun Tjoet Njak Dien mempunyai
aturan yang didasarkan pada struktur organisasi. Dalam struktur
organisasi itu, ada dua fungsi utama, yaitu :
a. Fungsi Legislatif
Fungsi legislatif adalah fungsi yang menentukan kebijakan
organisasi. Yang menjalankan fungsi ini adalah:
1) Kongres anggota RUMPUN. Kongres, sebagai pengambil
keputusan tertinggi yang memutuskan hal-hal berikut: anggaran
dasar dan anggaran rumah tangga, ketua badan pelaksana,
badan pengurus, dewan etik, garis besar haluan organisasi,
pembubaran organisasi
2) Rapat tahunan anggota sebagai pengambil keputusan tertinggi
setelah kongres, dan media monitoring pelaksanaan program
tahunan.
3) Badan pengurus dengan fungsi dan tugas pengawasan atas
pelaksanaan kebijakan yang ditetapkan Kongres
4) Dewan etik dengan fungsi dan tugas pengembangan kode etik
dan mediasi konflik yang terjadi antar badan.
57
b. Fungsi Eksekutif
1) Kebijakan yang ditetapkan oleh legislatif dilaksanakan oleh
Fungsi eksekutif dalam bentuk pelaksanaan program.
2) Menjalankan fungsi eksekutif adalah ketua badan pelaksana
sebagai penanggung jawab dari garis besar haluan organisasi,
sesuai kebijakan organisasi
3) Dalam menjalankan tugasnya, ketua badan pelaksana dibantu
oleh beberapa koordinator dan staf, yang terbagi atas empat
divisi.
Berikut dapat dilihat dari cara penyusunan struktur organisasi
badan pelaksana Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumpun Tjoet
Njak Dien dan garis hubungannya dengan KONGRES.
58
STRUKTUR ORGANISASI BADAN PELAKSANA RUMPUN TJOET NJAK DIEN
DAN GARIS HUBUNGANNYA DENGAN KONGRES
Gambar 2. Struktur Organisasi LSM Rumpun Tjoet Njak Dien
KONGRES
PERKUMPULAN
BADAN PENGURUS
DEWAN ETIKA
KETUA BADAN PELAKSANA RTND
DIVISI ADVOKASI
- Koordinator divisi - Staf kampanye - Staf penanganan
kasus
DIVISI PENGORGANISASIAN (pendampingan)
- Staf pengorganisasian will.kerja
- staf pengorganisasian will. Sending area
DIVISI SUPPORTING SYTEM
- Staf keuangan - Staf kesekretariatan - Staf kasir - Staf kerumah
tanggan - Staf penjaga kantor
59
Keterangan:
: Garis Koordinasi
: Garis Konsultasi; Pengawasan/Monitoring
Penjelasan :
Antara perkumpulan dan badan pelaksana garisnya konsultasi, pengawasan dan monitoring
Posisi semua divisi setara dibawah ketua badan pelaksana Keterangan :
Ketua Badan Pengurus a. Ketua Badan Pengurus : Siti Noorlaila b. Sekretaris : Titin Kurnia c. Bendahara : Hikmah Diniah
Ketua Badan pelaksana Rumpun Tjoet Njak Dien
a. Ketua Badan Pelaksana : Lita Anggraini
Divisi Advokasi a. Koordinator Divisi : Buyung Ridwan Tanjung, S.H; L.L.M b. Staf Kampanye : Hayu Primaningtyas, S.Sos c. Staf Penanganan
Kasus dan konseling : Christina Wulandari, S.H Divisi Supporting System
a. Staf Keuangan : Retno Hartati, S.E b. Staf Kesekretariatan : Alviah c. Staf Kasir : Siti Aslama, A.Md d. Staf Kerumahtanggaan : Kusbandiyah e. Staf Penjaga Kantor : Christina Tarmini
Divisi Pengorganisasian (Pendampingan)
a. Staf Pengorganisasian wil. Kerja kota : Solia Mince Muzir, S.Sos
b. Staf Pengorganisasian wil sending area : Akbar Tanjung, S.IP
i. Pekerja Rumah Tangga (PRT) binaan LSM Rumpun Tjoet Njak
Dien
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumpun Tjoet Njak Dien
Dalam tiga tahun terakhir telah memberdayakan pekerja rumah tangga
di daerah Yogyakarta sebanyak 256 pekerja rumah tangga serta
60
memiliki 16 angkatan pekerja ruamh tangga yang setiap angkatanya
terdiri dari 15 sampai 25 orang. Setiap dua kali atau satu kali dalam
seminggu atau sebulan sekali mereka selalu mengadakan pertemuan
rutin pekerja rumah tangga pada tanggal 20 setiap bulannya. Jumlah
pekerja rumah tangga dalam setiap angkatan tersebut masih selalu
berubah, Ada pekerja rumah tangga yang datang dan pergi sesuai
keinginan mereka dan ada yang hanya beberapa kali mengikuti kegiatan
kemudian pergi karena sibuk dan sudah mempunyai pekerjaan yang
tetap dan tidak bisa meninggalkan pekerjaan mereka. Biasanya pekerja
rumah tangga itu berasal dari Wonosari, Gunung kidul, Wonogiri, Solo,
Klaten, Gunung kidul, Bantul, Sleman, Magelang, Banjar Negara dll.
Pekerja rumah tangga dalam mengikuti pendampingan ini mereka
selalu memenuhi kebutuhan situasi kerja yang mereka inginkan dengan
karakteristik mereka masing-masing yang sesuai dengan kebutuhan
mereka sendiri. Untuk itu, pekerja rumah tangga selalu didampingi,
diberikan bimbingan, dan pengarahan oleh Lembaga Swadaya
Masyarakat Rumpun Tjoet Njak Dien agar perkembangan pegetahuan
dan wawasan pekerja rumah tangga tersebut bisa tumbuh dan
berkembang dengan optimal baik dari segi mental, jasmani, rohani, dan
sosial mereka
j. Jaringan kerjasama
Program kegiatan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
Rumpun Tjoet Njak Dien mengembangkan kerjasama ditingkat lokal,
61
nasional ataupun internasional baik secara langsung ataupun jaringan.
Kerjasama tersebut dengan ornop-ornop lain, lembaga akademi,
individu, lembaga donor, institusi pemeritah, organisasi, instansi yang
memiliki kepedulian terhadap pekerja rumah tangga (PRT).
k. Legalitas lembaga
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumpun Tjoet Njak Dien
salah satu badan pelaksana dari perkumpulan Rumpun, tercatat sebagai
Badan Hukum dengan Akta Notaris No.30, Notaris Pandam Nur
Wulan.
l. Pendanaan
Selama ini, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumpun Tjoet
Njak Dien dalam melaksanakan program-program untuk pekerja rumah
tangga memperoleh dana dari HIVOS, yaitu alumni-alumni yang sudah
bekerja. Selain itu pendanaan untuk pelaksanaan program-program
LSM Rumpun Tjoet Njak Dien juga diperoleh dari para Donatur.
Donatur adalah orang per orang, kelompok, atau badan hukum yang
memberikan donasi kepada Rumpun Tjoet Njak Dien secara sukarela.
2. Data Hasil Penelitian
a. Pola Pendampingan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
Rumpun Tjoet Njak Dien Yogyakarta bagi Pekerja Rumah Tangga
Berbasis Hak Asasi Manusia
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan pendampingan
pekerja rumah tangga di Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
62
Rumpun Tjoet Njak Dien sudah berjalan sejak awal tahun 2004. Yang
melatarbelakangi kegiatan pendampingan pekerja rumah tangga di
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumpun Tjoet Njak Dien adalah
masalah yang sering terjadi terhadap pekerja rumah tangga, sehingga
mereka membutuhkan teman dan bantuan. Rumpun Tjoet Njak Dien
melakukan pendampingan yang dijalankan bersama-sama dengan
organisasi lain maupun pribadi-pribadi yang bertindak sebagai relawan.
Selain itu, LSM Rumpun Tjoet Njak Dien memiliki concern dan
kepedulian terhadap kondisi dan permasalahan pekerja rumah tangga
tersebut sehingga berkeinginan untuk membantu memberdayakan
pekerja rumah tangga terutama dibidang gaji dan jam kerja serta hak-
hak pekerja rumah tangga yang mereka miliki sehingga dengan
memperjuangkan hak-hak pekerja rumah tangga dapat terhindar dari
korban kekerasan.
Tujuan dari diadakannya kegiatan pendampingan pekerja rumah
tangga di Lembaga Swadaya Masyarakat Rumpun Tjoet Njak Dien
antara lain, yaitu; untuk memberi kesempatan bagi pekerja rumah
tangga untuk mendapatkan pendidikan sesuai kebutuhan serta
membangun kesadaran kritis maupun pelatihan skill pekerja rumah
tangga baik ditempat asal maupun tempat kerja. Dengan menjadikan
pekerja rumah tangga yang mandiri, profesional terhadap pekerjaanya,
sadar atas hak dan kewajiban yang mereka miliki dan memperjuangkan
hak-hak pekerja rumah tangga sebagai seorang pekerja.
63
Kegiatan pendampingan pekerja rumah tangga di LSM Rumpun
Tjoet Njak Dien adalah pendampingan pendidikan alternatif bagi
pekerja rumah tangga yang memfasilitasi pendampingan seperti
kewirausahaan, babysister, kerumahtanggan, pramurukti yang
merupakan pelatihan keterampilan dan pendidikan kesadaran kritis
yaitu materi tentang kesadaran gender dan HAM. Hasil yang ingin
dicapai dari kegiatan pendampingan tersebut adalah menjadikan pekerja
rumah tangga mandiri yang awalnya mereka tidak bisa melakukan
pekerjaan seperti kewirausahaan, babysister, kerumahtanggan,
pramurukti dengan mengikuti pendampingan tersebut para pekerja
rumah tangga menjadi profesional terhadap pekerjaanya sehingga tidak
terjadinya konflik antara hubungan pekerja rumah tangga dan majikan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari, pola pendampingan
yang dilakukan Rumpun Tjoet Njak Dien terbagi dalam dua bentuk
pendampingan, yang keduanya bertujuan memperjuangkan nasib
pekerja rumah tangga (PRT). Bentuk-bentuk pendampingan yang
dilakukan oleh Rumpun Tjoet Njak Dien antara lain terdiri :
a. Pendampingan Litigasi
Pendampingan litigasi adalah proses pendampingan yang
dilakukan dengan cara menyelesaikan permasalahan pekerja rumah
tangga melalui proses penanganan kasus dengan melakukan advokasi
yang terdiri dari koordinator divisi, staf kampanye, staf penanganan
kasus. Divisi pengorganisasian adalah salah satu divisi yang menangani
64
pendampingan litigasi dalam struktur Rumpun Tjoet Njak Dien. Divisi
pengorganisasian mempunyai tugas untuk melaksanakan fungsi-fungsi
kajian dan pendidikan publik advokasi pekerja rumah tangga (PRT)
yang meliputi. :
1) Membangun jaringan perlindungan pekerja rumah tangga (PRT). 2) Melakukan penanganan kasus. 3) Melakukan kampanye/sosialisasi, baik melalui tatap muka, media
cetak, ataupun media elektronik. 4) Mobilisasi masa. 5) Memfasilitasi konseling, tatap muka, media cetak, ataupun media
elektronik. 6) Menyelenggarakan kajian-kajian, penelitian, diskusi, lokakarya,
semiloka, dan seminar. 7) Menyusun modul pendidikan publik, training paralegal,
konseling, dan kampanye. 8) Melakukan advokasi legislasi bagi UU dan PERDA perlindungan
pekerja rumah tangga (PRT). 9) Pengadaan dan pelayanan informasi termasuk perpustakaan.
Konsep pendampingan yang dilakukan Rumpun Tjoet Njak Dien
adalah dengan cara mengembangkan kerjasama dengan lembaga lain
membangun kesadaran pihak-pihak terkait supaya bersama-sama
menyelesaikan masalah yang dihadapi pekerja rumah tangga dengan
jalur hukum yang adil. Rumpun Tjoet Njak Dien melakukan upaya
advokasi kebijakan terhadap penghapusan kekerasan pada pekerja
rumah tangga. Beberapa langkah yang diupayakan oleh Rumpun Tjoet
Njak Dien dalam menyelesaikan kasus yang terjadi terhadap pekerja
rumah tangga yaitu dengan mengadakan aksi, advokasi, mengirim
lobbying dengan pemerintah untuk mempengaruhi kebijakan secara
langsung. Rumpun Tjoet Njak Dien juga melakukan advokasi kebijakan
65
penghapusan kekerasan terhadap pekerja rumah tangga dengan
sosialisasi atau kampanye kepada masyarakat. Program sosialisasi yaitu
sebagai media penyebaran gagasan gerakan penghapusan kekerasan
terhadap pekerja rumah tangga dan memberikan informasi kepada
masyarakat luas serta membangun opini masyarakat tentang kekerasan
yang sudah tidak dapat ditawar lagi. Sosialisasi ini juga dapat menjadi
media penyadaran kritis bagi masyarakat sehingga pada akhirnya dapat
ikut terlibat dalam gerakan penghapusan kekerasan terhadap pekerja
rumah tangga.
Dalam melancarkan sosialisasi Rumpun Tjoet Njak Dien
memanfaatkan berbagai cara dan media yaitu penerbitan buku, brosur,
siaran radio, pembuatan kaos yang mengkampanyekan hak-hak pekerja
rumah tangga, kartun yang menceritakan kisah-kisah pekerja rumah
tangga, surat kabar, forum tatap muka dan perpustakaan. Kasus-kasus
yang terjadi terhadap pekerja rumah tangga diketahui melalui media
massa, masyarakat yang peduli terhadap persoalan pekerja rumah
tangga, maupun korban yang datang langsung. Setelah mengetahui
adanya kasus-kasus tersebut kemudian dilakukan investigasi. Didalam
pendampingan masih ada pekerja rumah tangga yang tidak mau
didampingi contohnya seperti kasus korban kekerasan seksual yang
menimpa pekerja rumah tangga karena mereka merasa malu dan tidak
mau dipublikasikan.
66
Upaya Rumpun Tjoet Njak Dien agar pekerja rumah tangga yang
mengalami masalah korban kekerasan seksual mau didampingi yaitu
dengan cara meyakinkan korban dan melakukan pendekatan-
pendekatan dengan cara tatap muka, mediasi dengan pihak keluaraga,
orang yang dipercaya korban, teman dekat, dan semua keputusan tetap
ada pada korban memilih untuk didampingi apa tidak memilih ntuk
didampingi. Pendampingan litigasi ini mendampingi pekerja rumah
tangga yang mempunyai masalah dalam pekerjaan yang dapat di
tunjukan dari tahun ke tahun yang diambil dari data Rumpun Tjoet
Nyak Dien yang semua datanya sudah dihadapkan ke ruang hukum.
Data ini merupakan data kasar yang berhasil dihimpun oleh Rumpun
Tjoet Njak Dien.
Tabel 4. Data kasus Rumpun Tjoet Njak Dien Tahun 2007-2010
Jenis Kekerasan
Tahun 2007
Tahun 2008
Tahun 2009
Tahun 2010
Kekerasan psikis 11 4 2 4
Kekerasan fisik 13 18 12 9
Kekerasan hak-hak normative
16 8 13 4
Kekerasan seksual 8 4 3 6
Meninggal 10 1 3 6
Jumlah 58 35 33 29 Sumber : LSM Rumpun Tjoet Njak Dien
Hasil dari pendampingan litigasi yang dilakukan oleh Rumpun
Tjoet Njak Dien awalnya dilakukan dengan mengadakan mediasi
67
terlebih dahulu seperti kasus kekerasan psikis, kekerasan hak-hak
normatif, dan kekersan fisik yang awalnya diselesaikan secara
kekeluargaan terlebih dahulu apabila masalah tidak menemukan jalan
keluar terpaksa pihak Rumpun Tjoet Njak Dien membawa langsung
masalah kepengadilan dengan didampingi oleh divisi advokasi staf
penanganan kasus dan selalu dimenangkan oleh pekerja rumah tangga
contohnya saja data kasus yang terahir tahun 2010 yang berjumlah 29
kasus yang menimpa pekerja rumah tangga seperti kasus kekerasan
seksual dan kasus yang dialami pekerja rumah tangga sebagai korban
sehingga meninggal dan dimenangkan oleh pekerja rumah tangga.
Disisi lain penguna jasa mendapatkan hukuman yang setimpal dan
harus bertangung jawab atas perbutannya sendiri kebadan hukum yang
berwajib.
Seperti yang diungkapkan oleh mbk “Lt” selaku ketua badan
pelaksana pendampingan bahwa:
“...Pendampingan litigasi ini adalah apabila ada PRT yang mengalami kasus dan masalah dengan majikan, pertama kita mengadakan mediasi dan berunding dahulu secara kekeluargaan kalau tidak bisa dilakukan lagi kita lansung membawa masalahan ini langsung ke pengadilan.
Rumpun Tjoet Njak Dien menggunakan pendampingan litigasi
untuk menyelesaikan masalah pekerja rumah tangga dengan majikan.
Seperti yang di alami oleh PRT “Yl” yang menjadi PRT sejak 2 tahun
mengungkapkan bahwa :
68
“...Saya mbak pernah mengalami masalah dengan majikan saya dulu kejadiannya bulan juli 2011 saya dirusuh momong anak majikan saya tapi anak itu jatuh padahal waktu anak majikan saya jatuh itu posisi saya lagi beli makanan di warung yang menjaga anak majikan saya itu PRT yang lain, dari kejadian itu saya di cacimaki sama majikan saya dengan omongan yang tidak pantas, saya mendengarnya sakit hati mbak dan saya ingin berhenti bekerja dari majikan saya tapi majikan saya tidak mau memecat saya, alasan majikan saya karena belum ada pengganti PRT yang baru. jadi saya mengadu dengan RTND mbak untuk menyelesaikannya. Hal yang serupa juga diungkapkan oleh PRT “At” yang menjadi
PRT sejak 2 tahun mengungkapkan bahwa :
“...Selama saya bekerja ditempat majikan saya pernah melakukan kesalahan mbak saya pernah strika baju jadi baju yang saya strika itu hagus bolong mbak, karena itu kesalahan saya, langsung saya di pukul sama majikan saya pakai tangan mbak. Mau saya itu majikan jangan galak-galak mbak atau kasar paling tidak ya memperhatikan kondisi saya juga mbak ini tidak tiap hari saya diomelin, bangun tidur diomelin dan cerewet mbak, ya saya adukan saja dengan RTND mbak dari pada saya setiap hari mendapat omelan trus. Lain lagi dengan yang di ungkapkan oleh “Tn” yang menjadi PRT
sejak 3 tahun mengungkapkan bahwa :
“...Saya pernah kerja selama 3 bulan sebelum rumah ini direnovasi dan ada sepeda ontel jadi sepeda itu hilang di ambil orang mbak memang majikan saya tidak marah langsung kepada saya tapi saya tidak merasa enak hati dengan majikan saya jadi saya beli sepeda baru dengan uang tabungan saya mbak, malah majikan saya memberikan sepeda itu untuk saya mbak, padahal itu kesalahan saya mbak. jadi mulai sekarang saya masih berhati-hati karena saya tidak mau mengecewakan majikan saya lagi karena majikan saya sudah baik sama saya mbak.
69
Lain lagi dengan PRT ini, yaitu masalah jam kerja yang tidak
layak yang diungkapkan oleh seorang PRT “Tr” yang menjadi PRT
sejak 5 tahun mengungkapkan bahwa:
“...Bangun pagi dari jam 04.30 saya sudah bekerja memasak untuk sarapan pagi, habis itu saya gepel, cuci piring, cuci baju, masak makanan siang, jaga anak majikan, strika baju. itu semua saya lakukan setiap hari capek enggak ada waktu istirahat, paling cuma tidur malam aja mbak enggak ada istirahat tidur siang.
Masalah gaji yang tak layak juga diungkapkan oleh seorang PRT
“Kt” mengungkapkan bahwa :
“...Gaji saya dulu masih kurang mbak untuk kebutuhan sehari-hari saya, saya mendapat upah dulunya 150 ribu mbak setiap bulan padahal pekerjaan saya banyak mbak, terus terang saya takut enggak berani menuntut untuk kenaikan gaji, saya takut diberhentikan. Lewat RTND saya mengadu dengan staf pendampingan untuk ngomong dengan majikan saya mbak tiga kali naik gaji dan gaji saya sekarang 550rb mbak.
Dalam pendampingan litigasi ini Rumpun Tjoet Njak Dien selalu
menjadi penengah antara pekerja rumah tangga dan majikan dalam
menyelesaikan suatu masalah yang terjadi antara majikan dan pekerja
rumah tangga. Karena hubungan antara majikan dan pekerja rumah
tangga sering dilambangkan sebagai hubungan antara abdi dengan yang
meperabdi, oleh sebab itu di antara mereka sering terjadi konflik.
Seperti yang di ungkapkan oleh majikan “Ds” yang telah
memperkerjakan jasa pekerja rumah tangga selama 5 tahun
mengungkapkan bahwa:
“...Saya dulu pernah ribut dengan PRT saya ya cuma masalah kecil, gara-garanya PRT saya masak tapi masakanya asin
70
sedangkan saya tidak suka makanan asin, saya jadi menugur PRT saya cuma itu saja saya selama ini tidak pernah melakukan kekerasan terhadap PRT saya.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh majikan “An” yang
mengunakan jasa pekerja rumah tangga selama 3 tahun
mengungkapkan bahwa:
“...Dulu saya pernah dilawan oleh PRT saya, awalnya saya menugur PRT itu dengan baik-baik waktu dia lagi bekerja menurut saya dia bekerja kurang bersih mbak dan kebanyakan tidur, lama-lama saya tegur dia malah saya dilawan, saya di bentak sama PRT dari situ PRT saya usir dan langsung saya pecat, karena menurut saya dia tidak sopan mbak. Hal yang sama juga diungkapkan oleh majikan “Mt” yang
mengunakan jasa pekerja rumah tangga selama 4 tahun
mengungkapkan bahwa:
“...PRT saya pernah melakukan kesalahan mbak dia pernah jatuhin anak saya yang umur 3 tahun, langsung saya marah sama PRT saya karena menurut saya kan dia dikasih tangungjawab tapi malah anak saya tidak dijaga dengan baik, gimana enggak marah saya mbak anak saya pinggangnya keseleo, masalah itu juga diselesaikan oleh RTND mbak. Lain lagi dengan majikan “Dy” yang telah memperkerjakan jasa
pekerja rumah tangga selama 3 tahun mengungkapkan bahwa:
“...Dulu waktu PRT saya baru bekerja 3 bulan di tanggungjawabkan untuk mengunci pintu gerbang enggak tau apa PRT saya lupa apa gimana sepeda ontel saya hilang, tapi saya tidak marah mbak to itu juga menurut saya tidak perlu dibesar-besarkan, tetapi PRT saya ini pengertian mbak orangnya dan kerjanya juga rajin dan sopan terhadap saya, enggak tau tiba-tiba PRT saya beli sepeda baru buat saya untuk gantiin yg hilang
71
kemaren saya jadi enggak enak akhirnya saya berikan saja sepeda itu untuk PRT saya.
Lain lagi dengan majikan “Dd” yang telah memperkerjakan jasa
pekerja rumah tangga selama 8 tahun mengungkapkan bahwa:
“...Saya lebih suka sama PRT yang rajin dan sopan santun mbak dalam gaya bicara bahkan tingkah laku dan berpakain yang sopan juga, karena dari PRT yang sopan santun saya bisa lebih menghargainya dan saling menghormati.
Pendampingan litigasi ini digunakan apabila antara majikan dan
pekerja rumah tangga mumpunyai masalah. Menurut hasil penelitian
yang di lakukan oleh peneliti dari wawancara dengan pekerja rumah
tangga, penelitipun menarik kesimpulan bahwa yang menyebabkan
pekerja rumah tangga marah karena terlalu banyak pekerjaan yang
harus diselesaikan oleh pekerja rumah tangga disamping itu majikan
juga banyak tuntutan, majikan yang terlalu keras dan memberi upah
yang tidak sesuai dengan pekerjaan. Menurut hasil wawancara dengan
majikan yang meyebabkan majikan marah kepada pekerja rumah tangga
karena pekerja rumah tangga sering malas dalam melakukan pekerjaan,
kadang bekerja asal-asalan bahkan ada yang mengerjakan setengah hati
maunya naik gaji saja.
b. Pendampingan Non Litigasi
Merupakan suatu proses pendampingan yang dilakukan melalui
proses pengorganisasian terhadap pekerja rumah tangga di beberapa
wilayah pendampingan. Divisi pengorganisasian adalah salah satu
72
divisi yang menangani pendampingan non litigasi dalam struktur
Rumpun Tjoet Njak Dien. Divisi pengorganisasin mempunyai tugas.
1) Memfasilitasi pendidikan dan pengorganisasian pekerja rumah tangga (pendampingan, rumah singgah).
2) Menfasilitasi terbentuknya serikat Pekerja Rumah Tangga (PRT) 3) Memfasilitasi jaringan kerja sama antar-kelompok PRT (forkom,
dan sebagainya) 4) Memfasilitasi media komunikasi dan informasi Pekerja Rumah
Tangga (PRT): news letter. 5) Mengadakan pengembangan wilayah dampingan termasuk survey
dan pemetaan wilayah 6) Membuat dan mengembangan modul yang berkaitan dengan
pendidikan dan pengorganisasian pekerja Rumah tangga (PRT). 7) Melakukan kajian-kajian dan pengembangan metoda
pengorganisasian termasuk di dalamnya melakukan evaluasi efektivitas pengorganisasian.
8) Memfasilitasi kunjungan silang antar kelompok Pekerja Rumah Tangga (PRT): magang atau pelatihan di serikat atau organisasi pekerja.
9) Memfasilitasi jaringan kerjasama dalam pengembangan pengorganisasian Pekerja Rumah Tangga (PRT) dengan lembaga lain. Dengan menjalankan fungsi pendidikan dan pengembangan untuk advokasi Pekerja Rumah Tangga yang meliputi: a. Memfasilitasi program pendidikan alternatif Sekolah Pekerja
Rumah Tangga (PRT). b. Membuat dan mengembangkan model pendidikan alternatif
Pekerja Rumah Tangga (PRT). c. Memfasilitasi pengembangan pendidikan alternatif Pekerja
Rumah Tangga (PRT) di wilayah lain. d. Menjalin kerjasama dalam rangka pengembangan pendidikan
altrenatif untuk Pekerja Rumah Tangga (PRT).
Seperti yang diungkapkan oleh mbak “Sl” selaku pendamping pekerja rumah tangga di wilayah kerja bahwa :
“...Didalam pendampingan non litigasi kami (pendamping) hanya Memfasilitasi pendidikan saja dan pengorganisasian pekerja rumah tangga dan apa yang diinginkan PRT kami selalu membantu sesuai minat PRT itu sendiri.
73
Proses pendampingan non litigasi yang dilakukan Rumpun Tjoet
Njak Dien terhadap pekerja rumah tangga di wiliyah kerja sebanyak
256 pekerja rumah tangga dan memiliki 16 angkatan pekerja rumah
tangga yang terdiri dari 15 sampai 25 orang pekerja rumah tangga yang
dibentuk melalui Organisasi Pekerja Rumah Tangga (OPERATA) ini.
Tujuan dibentuk OPERATA untuk menggalang kekuatan,
kebersamaan, solidaritas, dan dalam rangka memperjuangkan perbaikan
nasib para pekerja rumah tangga. Seperti yang diungkapkan oleh mbk
“Jm” selaku pendamping bahwa:
“...melalui OPERATA ini kami (pendamping) membentuk kebersamaan yang memperjuangkan perbaikan nasib para PRT.
Dalam mencapai tujuan tersebut aktivitas yang dilakukan dalam
pengorganisasian meliputi:
1) Pendidikan alternatif bagi pekerja rumah tangga.
Pendidikan alternatif adalah pembelajaran dalam rangka
memberikan penguatan, baik proses pengenalan dan penafsiran
terhadap lingkungan maupun skill, serta menumbuhkan kesadaran
kritis tentang berbagai kondisi dan persoalan baik yang berhubungan
dengan persoalan diri pekerja rumah tangga sebagai pekerja.
Kegiatan pendidikan alternatif ini dilaksanakan sesuai dengan jadwal
kegiatan pendidikan pada masing-masing kelompok pekerja rumah
tangga, ada sebulan sekali, sebulan dua kali, dan seminggu sekali
74
atau seminggu dua kali sesuai dengan kesibukan pekerja rumah
tangga dalam bekerja.
Seperti yang diungkapkan oleh mbk “Kt” selaku PRT bahwa:
...”Saya mengikuti pendidikan alternatif bagi pekerja rumah tangga ini ingin menambah wawasan dan pengetahuan saya. Selain itu saya juga ingin mengikuti pelatihan dan tertarik pada pelatihan babysister dan laundry.
Hal yang serupa disampaikan oleh majikan “An” mengungkapkan
bahwa:
“...Menurut saya pendidikan alernatif bagi PRT sangat penting selain PRT mendapat wawasan dan pengetahun PRT juga bisa menghormati majikan juga dan mempunyai sopan santun yang baik.
2) Pendampingan pekerja rumah tangga (PRT)
Pendampingan pekerja rumah tangga adalah salah satu metode
pendekatan baik secara fisik maupun emosional. Bertujuan
memberikan pendalaman terhadap berbagai materi yang diberikan,
dalam rangka melihat lebih dekat dan mengidentifikasi,
menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi oleh para pekerja
rumah tangga. Dengan pendampingan ini para pekerja rumah tangga
bisa menentukan sesuai dengan minat dan kebutuhan PRT yang ada
ditempat mereka bekerja. Seperti yang diungkapkan oleh mbak “At”
selaku PRT bahwa:
“...Emm dari dulu saya ingin belajar kerumahtanggan dan pramukti mbak soalnya pekerjaan saya itu jadi saya mengikuti pendampingan yang ada diRumpun Tjoet Njak Dien agar saya bisa mengerjakan pekerjaan saya.
75
Hal yang serupa disampaikan oleh majikan “Dd” yang
mendukung PRT nya mengikuti pendampingan pekerja rumah tangga
mengungkapkan bahwa:
“...PRT memang sangat perlu diberikan berbagai keterampilan yang berhubungan dengan urusan kerumahtanggan, terutama memasak dan diajari membuat makanan mbak karena itu penting menurut saya.
3) Forum komunikasi pekerja rumah tangga (PRT)
Forum komunikasi merupakan untuk menjalin kerjasama,
komunikasi, dan informasi, serta menggalang solidaritas antar
pekerja rumah tangga di seluruh daerah Istimewa Yogyakarta.
Forum komunikasi yang dibentuk oleh Rumpun Tjoet Njak Dien
dengan pertimbangan bahwa pertemuan rutin ini untuk menciptakan
kesadaran kolektif tentang persoalan yang dihadapi pekerja rumah
tangga. Seperti yang diungkapkan oleh mbk “Tn” selaku PRT
bahwa:
“...saya selalu mengikuti forum komunikasi setiap satu minggu sekali atau satu bulan sekali mbak, saya sempatkan untuk datang ke RTND mengikuti pertemuan rutin itu.
Hal yang serupa disampaikan juga oleh majikan“Dy”
mengungkapkan bahwa :
“... PRT saya punya hari libur, kalau PRT mau mintak ijin ya saya persilahkan, saya tidak melarang kalau PRT saya mintak ijin, seandainya itu bukan waktu hari libur dia masih saya ijin kan asal pekerjaan sudah beres dan anak saya sudah makan atau tidur.
76
4) Penerbitan New Letter pekerja rumah tangga (PRT).
New Letter pekerja rumah tangga untuk mengekspresikan
kemampuan maupun kreatifitas para pekerja rumah tangga serta
sebagai sarana untuk mengungkapkan dan meyebarluaskan berbagai
informasi serta persoalan yang dihadapi pekerja rumah tangga.
Seperti yang diungkapkan oleh mbk “Yl” selaku PRT bahwa:
“...Saya pernah mengungkapkan masalah saya lewat penerbitan new letter ini kepada RTND, dan RTND menanggapinya saya sangat senang dengan adanya New Letter untuk PRT seperti saya.
5) Pembentukan serikat pekerja rumah tangga (PRT).
Pembentukan serikat ini untuk memperjuangkan perbaikkan nasib
sesama pekerja rumah tangga. Seperti yang diungkapkan oleh para
pekerja rumah tangga ini yang terdiri dari “Tn”Kt”Tn”At”Tr” selaku
Pekerja Rumah Tangga mengungkapkan bahwa:
“...Kami senang dengan adanya pembentukan serikat PRT ini karena bisa memperjuangkan nasib kami dan dalam bekerja juga enak bisa ada surat kontrak kerja untuk kami para PRT ini. Kegiatan pengorganisasian yang sudah dilaksanakan oleh
Rumpun Tjoet Njak Dien adalah:
1) Pendampingan di 11 wilayah kerja khususnya di kota Yogyakarta yaitu: a) Karangwaru, Tegalrejo, kota yogyakarta. b) Bumijo, Jetis, kota Yogyakarta. c) Perum Wirosaban, Umbulharjo, kota Yogyakarta. d) Golo, Nyutran, kota Yogyakarta. e) Umbulharjo, kota Yogyakarta. f) Perum Green House, Karang Kajen, kota Yogyakarta. g) Jogoyudan, kota Yogyakarta. h) Tegal mulyo, kota Yogyakarta.
77
i) Soragan, kasihan, bantul. j) Demakan, Kasihan, Bantul. k) Perum Nogotirto, sleman.
2) Pendampingan di wilayah asal dan wilayah pendukung PRT : a) Bantul. Kebosungu Dlingo, Bantul. b) Banyumeneng, Panggang, Gunung Kidul. c) Sindet Wukirsari, Imogiri, Bantul. d) Gendongan, piyungan
Seperti yang diungkapkan oleh mbak “Jm” selaku pendamping
pekerja rumah tangga di wilayah asal bahwa :
“...Dalam memilih tempat pendampingan ini karena adanya kontak pekerja rumah tangga yang ada di wilayah itu yang ingin di dampingi dengan Rumpun Tjoet Njak Dien.
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan pekerja
rumah tangga, bahwa penyebab menjadi pekerja rumah tangga adalah
karena ajakan dari teman, ajakan dari saudara yang sudah menjadi PRT,
karena tidak ada biaya sekolah, dan dari pada tidak ada kerjaan lebih
baik jadi PRT. Rata-rata pekerja rumah tangga adalah PRT yang putus
sekolah dan tamatan SMP. Seperti yang diungkapkan oleh “Yl” yang
menjadi pekerja rumah tangga sejak tahun 2009 sampai sekarang
bahwa:
“...Saya jadi PRT karena saya tidak punya biaya buat ngelanjut sekolah jadi saya menjadi PRT saja dari pada tidak bekerja dan teman-teman saya kebanyakan menjadi PRT.
Pekerja rumah tangga mengikuti kegiatan pendampingan atas
keinginan dan dorongan diri sendiri. Alasan mereka mengikuti kegiatan
pendampingan adalah agar mereka dapat belajar bersama teman-teman
yang sama-sama menjadi PRT, agar dapat menambah wawasan dan
78
pengetahuan mereka, agar dapat mengutarakan permasalah yang
mereka hadapi melalui kegiatan pendampingan ini. Dan pekerja rumah
tangga sangat senang dan mendukung dengan adanya kegiatan
pendampingan ini. Seperti yang diungkapkan oleh “Tn” yang menjadi
pekerja rumah tangga sejak tahun 2008 yang lalu.
“...Senang sekali bisa ikut pendampingan ini. Saya bisa belajar disini dan didampingi sama LSM Rumpun Tjoet Njak Dien yang perhatian sama nasib pekerja rumah tangga mbak. Dari kegiatan ini saya juga bisa belajar sama teman-teman, bisa menambah ilmu walaupun tidak tamat sekolah”.
c. Pelaksanaan Pendampingan
1. Persiapan
Persiapan yang dilakukan oleh pendamping LSM Rumpun Tjoet
Njak Dien yaitu merencanakan semua proses pelaksanaan
pendampingan pekerja rumah tangga. Sebelum mengadakan kegiatan
pendampingan ini pekerja rumah tangga, pendamping terlebih
dahulu membuat perencanaan untuk kegiatan pendampingan yang
akan dilakukan. Perencanaan kegiatan pendampingan pekerja rumah
tangga dilakukan dengan mengidentifikasi atau mengenal kebutuhan
pekerja rumah tangga. Dalam hal perencanaan ini, pendamping lebih
dominan dalam menentukan perencanaan kegiatan pendampingan
yang akan diberikan. pekerja rumah tangga ikut dalam hal
perencanaan disebabkan minat sesuai dengan kebutuhan situasi kerja
pekerja rumah tangga dan pendamping juga memberikan pilihan
kepada pekerja rumah tangga dengan memilih kegiatan yang ingin
79
dilakukan dengan membuat tema pendampingan yang sesuai dengan
minat kebutuhan pekerja rumah tangga. Seperti yang diungkapkan
oleh mbak “Sl” selaku pendamping pekerja rumah tangga bahwa:
“...PRT terlibat dalam perencanaan kegiatan pendampingan ini. karena merencanakannya dengan sesuai kebutuhan dan karakteristik pekerja rumah tangga. dari hasil identifikasi kebutuhan pekerja rumah tangga itu kita sebagai pendamping membuat kegiatannya”. Setelah merencanakan kegiatan pendampingan yang akan
dilaksanakan, pendamping kemudian menyiapkan segala kebutuhan
proses pelaksanaan pendampingannya. Pendampingan ini dilakukan
dengan cara meningkatkan kesadaran atas hak dan kewajiban pekerja
rumah tangga yang mereka miliki agar bisa lebih profesional dalam
bekerja.
2. Proses Pendampingan
a. Pekerja Rumah Tangga Sebagai Subyek
Hasil pengamatan yang peneliti lakukan, dalam proses
pelaksanaan kegiatan pendampingan, jumlah pekerja rumah
tangga yang mengikuti setiap kegiatan pendampingan disetiap
kelompok tidak tentu. Ini disebabkan karena, Ada pekerja rumah
tangga yang datang dan pergi sesuai keinginan mereka dan ada
yang hanya beberapa kali mengikuti kegiatan kemudian pergi
karena sibuk dan sudah mempunyai pekerjaan yang tetap dan
tidak bisa meninggalkan pekerjaan mereka. Seperti diungkapkan
oleh mbak “Jm” selaku pendamping pekerja rumah tangga bahwa:
80
“...Jumlah PRT yang mengikuti kegiatan pendampingan tidak tentu soalnya ada PRT yang sibuk dan sudah mempunyai kerjaan yang tetap yang tidak bisa di tinggalkan.”
“Tr” yang menjadi pekerja rumah tangga juga mengatakan bahwa:
“...Saya selalu berusaha mengikuti pendampingan ini soalnya saya senang dengan kegiatan ini. saya bisa belajar disini sama teman-teman. Tapi kalau saya ada kerjaan di tempat saya bekerja dan tidak boleh di tinggalkan ya terpaksa saya tidak bisa mengikuti pendampingan ini mbak.
b. Materi
Pelaksanaan pendampingan pekerja rumah tangga, pendamping
memberikan pendampingan kepada pekerja rumah tangga dengan
materi pendampingan disesuaikan dengan minat dan kebutuhan situasi
kerja pekerja rumah tangga yang meliputi Catering, Laundry, Cleaning
servis, Babysister, Pramurukti, kerumahtanggan dan pendidikan
kesadaran kritis yaitu materi tentang kesadaran gender dan Ham.
Seperti yang diungkapkan oleh mbak “Jm” selaku pendamping pekerja
rumah tangga bahwa:
“...Kami dalam melaksanakan suatu kegiatan pendampingan kami memberikan materi yang sesuai dengan minat PRT seperti Catering, Laundry, Cleaning servis, Babysister, Pramurukti, kerumahtanggan itu semua sesuai dengan situasi kerja PRT.
Hal yang senada juga ditambahkan oleh mbak “Sl” selaku pendamping
bahwa:
“..Materi-materi yang kami berikan dalam pendampingan bukan hanya materi yang sesuai minat PRT tetapi kami juga memberikan pendidikan kesadaran kritis yaitu materi tentang
81
kesadaran Gender dan Ham. Supaya PRT mengetahui Hak dan kewajiban sebagai PRT.
c. Metode
Dalam memperjuangkan hak-hak asasi pekerja rumah tangga LSM
Rumpun Tjoet Njak Dien menggunakan metode koordinasi. Dalam
sistem koordinasi ini masing-masing anggota LSM melaksanakan tugas
harus di koordinasi oleh ketua badan pelaksana dalam masing-masing
koordinasi divisi. Dengan adanya koordinasi yang baik ini setiap devisi
menjalankan tugas dan fungsinya dalam rangka mendekati pekerja
rumah tangga melalui metode pendampingan dengan cara metode
konsultasi, pembelajaran, konseling dan penyadaran pada pekerja
rumah tangga mengenai hak dan kewajibannya. Seperti yang
diungkapkan oleh mbak “Lt” selaku ketua badan pelaksana RTND
mengungkapkan bahwa:
“...Pada prinsipnya kami menggunakan metode pendampingan dengan melibatkan PRT secara langsung dalam proses pendampingan dengan melalui koordinasi dalam masing-masing devisi.
Pendampingan yang diberikan yaitu melalui pendekatan pribadi
dan pendekatan secara kolektif melalui sekolah pekerja rumah tangga
dan pertemuan di setiap OPERATA (Organisasi Pekerja Rumah
Tangga) karena latar belakang dan karakter pekerja rumah tangga
sangat bervariasi sehingga memerlukan cara pendekatan yang berbeda-
beda.
82
d. Fasilitas
Proses pelaksanaan pendampingan fasilitas pendampingan sangat
mendukung dalam mencapai tujuan pendampingan yang diinginkan.
yang harus sesuai dengan kebutuhan materi pendampingan. Fasilitas
yang ada dalam kegiatan pendampingan untuk pekerja rumah tangga ini
berupa buku atau modul tentang bagaimana cara bekerja dengan baik
dan menggunakan alat-alat kerumahtanggan, peralatan keterampilan
kalau sedang ada kegiatan pelatihan keterampilan diwaktu pelaksanaan
pendampingan. Fasilitas pendampingan dipersiapkan secara optimal
oleh pendamping sebelum memulai kegiatan pendampingan agar dalam
proses pelaksanaanya dapat berjalan dengan lancar. Seperti yang
diungkapkan oleh mbak “Jm” selaku pendamping bahwa:
“...Sebenarnya fasilitas yang kami gunakan sesuai dengan apa yang di minati PRT contonya dalam pelatihan keterampilan Pekerja Rumah Tangga menginginkan menggunakan alat kerumahtanggan jadi kami mengajarinnya menggunakan alat tersebut.
e. Suasana Pendampingan
Pengamatan yang peneliti lakukan selama dalam kegiatan
pendampingan pekerja rumah tangga berlangsung, bahwa suasana
pendampingannya santai, akrab, bebas, dan dibuat sangat
menyenangkan agar para pekerja rumah tangga semangat mengikuti
kegiatan pendampingan. Pendamping selalu ramah dan sabar dalam
mendampingi pekerja rumah tangga. Pendamping berusaha membuat
83
suasana kegiatan pendampingan menjadi nyaman agar pekerja rumah
tangga dapat mengikuti pendampingan sampai selesai.
f. Peran Pendamping
Dalam kegiatan pendampingan pekerja rumah tangga peran
pendamping sangat penting dalam mencapai tujuan pendampingan yang
diinginkan. Pendamping harus dapat menyesuaikan diri dengan kondisi
pekerja rumah tangga selain itu, pendamping harus dapat menempatkan
diri pada posisi yang sama dengan pekerja rumah tangga agar terjalin
interaksi yang baik dan dekat. Karena jumlah dan minat pekerja rumah
tangga yang mengikuti kegiatan pendampingan selalu berbeda-beda
sehingga dibutuhkan jumlah pendamping yang mencukupi agar
pendampingan dapat berjalan sesuai dengan tujuan. Pengelola LSM
Rumpun Tjoet Njak Dien juga merangkap sebagai pendamping untuk
membantu dan mendampingi pekerja rumah tangga. Dari hasil
pengamatan dan wawancara yang peneliti lakukan, bahwa peran dari
pendamping dalam melakukan pendampingan pekerja rumah tangga
yaitu:
1. Pengajar
Peran pendamping sebagai pengajar yaitu dalam melaksanakan
kegiatan pendampingan yang memberikan pendampingan terhadap
pekerja rumah tangga dengan mendampingi pekerja rumah tangga
apabila pekerja rumah tangga mengalami masalah dengan
mengunakan pendampingan litigasi yang membela dan
84
memperjuangkan hak-hak para pekerja rumah tangga sebagai
pekerja. Disisi lain, pendamping juga mengajari pekerja rumah
tangga keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan pekerja rumah
tangga seperti Babysister, Laudry, pramurukti, dan kerumahtanggan
yaitu mengunakan pendampingan non litigasi. Seperti yang
diungkapkan oleh “Sl” yang menjadi pendamping pekerja rumah
tangga bahwa:
“...Dalam proses kegiatan pendampingan litigasi ini kami berusaha memperjuangkan nasib para pekerja rumah tangga tetapi kami juga mengajari pekerja rumah tangga keterampilan yang sesuai kebutuhan PRT dengan pendampingan non litigasi
Pendamping pekerja rumah tangga rata-rata pendidikan
terakhirnya S1, mendampingi pekerja rumah tangga dengan sabar,
aktif, dan sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki.
Pendamping bisa memposisikan posisi mereka agar terlihat sama dan
akrab walaupun dari segi umur mereka sangat berbeda jauh.
2. Fasilitator
Peran pendamping sebagai fasilitator dalam melaksanakan proses
kegiatan pendampingan yaitu pendamping mampu memfasilitasi
sarana dan prasarana untuk memenuhi kebutuhan pekerja rumah
tangga dalam melaksanakan proses kegiatan pendampingan. Selain
itu, pendamping dapat menyediakan waktu untuk proses
pendampingan agar dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan
tujuan pendampingan. Dalam melaksanakan proses pendampingan
pekerja rumah tangga, pendamping selain memfasilitasi sarana,
85
prasarana, dan menyediakan waktunya juga membantu pekerja
rumah tangga dalam menyelesaikan kesulitan atau permasalahan
yang dihadapi oleh pekerja rumah tangga baik kesulitan dalam
mengikuti pendampingan keterampilan maupun kesulitan dalam
masalah pekerjaan dengan majikan. Seperti yang diungkapkan oleh
“Jm” selaku pendamping, yaitu:
“...Salah satu peran pendamping kan sebagai fasilitator, jadi kami dalam kegiatan pendampingan memfasilitasi segala kebutuhan pendampingan bagi PRT ini. Mulai dari sarana dan prasarana pendampingannya kami siapkan dan membantu PRT”.
3. Motivator
Peran pendamping sebagai motivator dalam kegiatan pendampingan
pekerja rumah tangga ini yaitu pendamping selalu memotivasi
pekerja rumah tangga agar lebih baik lagi dalam bekerja dan apabila
pekerja rumah tangga mempunyai masalah, Pendamping
memberikan motivasi dalam bentuk dukungan, ajakan, Hal ini
dilakukan agar pekerja rumah tangga semangat dalam mengikuti
pendampingan secara maksimal. Seperti yang diungkapkan oleh
mbak “Sl” selaku pendamping bahwa:
“...Kami (pendamping) selalu memberikan motivasi bagi PRT yang menghadapi masalah dan yang mengikuti kegiatan pendampingan juga kami selalu berusaha memotivasi. Motivasi yang kami berikan seperti dukungan, mengajak mengikuti kegiatan pendampingan,”.
86
4. Komunikator
Peran pendamping sebagai komunikator adalah sebagai pemberi
informasi. Pendamping mampu memberikan informasi-informasi
kepada pekerja rumah tangga baik informasi tentang pendidikan,
wawasan, pengetahuan, lowongan pekerjaan, kesadaran gender dan
HAM yang dapat berguna bagi pekerja rumah tangga. Seperti yang
diungkapkan oleh mbak “Jm” selaku pendamping pekerja rumah
tangga bahwa:
“...Didalam mendampingi kami juga selalu memberikan informasi-informasi yang berguna bagi PRT seperti tentang lowongan pekerjaaan, kesadaran gender dan Ham, pendidikan dan wawasan. Dengan itu kami harap informasi yang kami berikan dapat berguna bagi pekerja rumah tangga”.
5. Interaksi pendamping dengan pekerja rumah tangga (PRT)
Proses kegiatan pendampingan, interaksi yang terjalin antara
pendamping dengan pekerja rumah tangga sangat dekat dan akrab.
Hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, pekerja rumah
tangga sudah terbuka dan tidak canggung lagi dengan pendamping,
begitu juga pendamping selalu mendampingi pekerja rumah tangga
dengan sabar. Dengan demikian pekerja rumah tangga tidak takut
dan canggung lagi untuk berkomunikasi atau bertanya dalam
kegiatan pendampingan. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu
PRT yang bernama “Kt” bahwa:
“…Orang-orang yang diRTND semuanya baik sama saya mbak. saya juga selalu cerita-cerita ke pendamping kalau ketemu. Saya enggak malu lagi soalnya orang-orang yang di
87
RTND sudah saya anggap seperti saudara. Mereka juga selalu membantu saja kalau saya ada masalah”.
6. Evaluasi
Setiap kegiatan perlu dilakukan evaluasi untuk mengetahui apakah
hasil yang dicapai sudah sesuai dengan tujuan yang diinginkan dan
mengetahui perkembangan dari proses kegiatan pendampingan.
Hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan pendamping dalam
kegiatan pendampingan pekerja rumah tangga diLSM Rumpun Tjoet
Njak Dien, evaluasi pendampingan dilakukan setiap 3 bulan sekali
yang dimana evaluasinya meliputi indikator seperti: a) Berapa
banyak pekerja rumah tangga yang aktif mengikuti kegiatan
pendampingan dalam 3 bulan, b) Berapa pekerja rumah tangga yang
sudah berhasil dalam pendampingan keterampilan c) Bagaimana
hubungan pendamping dengan pekerja rumah tangga dan majikan, d)
Bagaimana perkembangan pekerja rumah tangga setelah mengikuti
pendampingan, dan e) Memberikan solusi yang diberikan oleh
pendamping kepada pekerja rumah tangga yang mempunyai
masalah. Seperti yang diungkapkan oleh mbak “Sl” selaku
pendamping PRT bahwa:
“...Sebenarnya kegiatan pendampingan ini sulit untuk mengevaluasinya, tapi tiap 3 bulan sekali kami (pendamping) melakukan evaluasi untuk mengetahui perkembangan program ini. Evaluasinya seperti berapa PRT yang hadir dalam pendampingan, bagaimana hubungan kami (pendamping) dengan PRT dan majikan, dan solusi yang kami berikan ketika ada PRT yang mempunyai masalah.”
88
7. Tindak Lanjut
Tindak lanjut merupakan hal yang penting dalam menjaga
keberlanjutan program pendampingan pekerja rumah tangga. Tindak
lanjut dalam kegiatan pendampingan pekerja rumah tangga diLSM
Rumpun Tjoet Njak Dien dengan melihat hasil evaluasi kegiatan
yang telah dilakukan. Pendamping melihat dan memahami
perubahan yang ada pada pekerja rumah tangga setelah mengikuti
kegiatan pendampingan. Perubahan pekerja rumah tangga yang
dimaksud yaitu perubahan dalam hal perilaku, mengubah traning-
traning yang ada untuk fasilitator berikutnya. Tindak lanjut yang
dilakukan yaitu menjadikan pekerja rumah tangga yang mandiri,
menjadikan pekerja rumah tangga yang propesional terhadap
pekerjaannya, memberikan bekal pengetahuan terhadap pekerja
rumah tangga agar mereka sadar atas hak dan kewajiban yang
mereka miliki, mengembalikan hubungan yang harmonis pekerja
rumah tangga dengan majikan agar tidak terjadinya konflik antar
mereka. Tindak lanjut ini sesuai dengan tujuan pendampingan yang
di laksanakan. Seperti yang diungkapkan oleh Pak “Lt” selaku ketua
badan pelaksana bahwa:
“Kegiatan pendampingan kami mengadakan tindak lanjut perubahan dalam hal perilaku, mengubah traning-traning yang ada untuk fasilitator berikutnya dengan program-progran keterampilan, dan mengembalikan hubungan yang harmonis pekerja rumah tangga dengan majikan agar tidak terjadinya konflik antar mereka. Tinjak lanjut nya iya sesuai dengan tujuan pendampingan yang ada di RTND.
89
Sejauh ini Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumpun Tjoet
Njak Dien dalam tiga tahun terakhir telah memberdayakan pekerja
rumah tangga di daerah Yogyakarta sebanyak 256 pekerja rumah
tangga serta memiliki 16 angkatan pekerja rumah tangga yang terdiri 15
sampai 25 orang dan telah menanggani masalah pekerja rumah tangga
dari tahun ke tahun. Pertemuan yang dilaksanakan oleh pekerja rumah
tangga setiap dua kali dalam seminggu atau satu kali dalam seminggu
dan setiap bulan pertemuan rutin antar pekerja rumah tangga.
Pendampingan yang diberikan kepada pekerja rumah tangga melalui
organisasi pekerja rumah tangga yang bertujuan untuk menggalang
kekuatan dan kebersamaan, solidaritas dalam rangka memperjuangkan
perbaikan nasib para pekerja rumah tangga dengan memberikan
wawasan dan pengetahuan terhadap pekerja rumah tangga dengan
memberikan pendidikan alternatif yang melalui pendampingan pekerja
rumah tangga, dengan pendampingan ini para pekerja rumah tangga
bisa menentukan sesuai dengan minat dan kebutuhan pekerja rumah
tangga yang ada ditempat mereka berkerja. Seperti PRT menginginkan
belajar kerumahtanggan, pramurukti, babysister dan laundry.
Dari penjelasan mengenai data hasil penelitian pola
pendampingan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumpun Tjoet
Njak Dien di atas, peneliti dapat menggambarkan bagan Pola
Pendampingan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumpun Tjoet
90
Njak Dien Yogyakarta bagi Pekerja Rumah Tangga Berbasis Hak Asasi
manusia sebagai berikut:
Gambar 2. Pola Pendampingan LSM Rumpun Tjoet Njak Dien bagi PRT
Pendampingan non
litigasi
Melaksanaan Pendampingan
1. Persiapan 2. Proses: pekerja rumah tangga
sebagai sasaran, materi, metode, fasilitas, suasana, peran pendamping, interaksi dalam pendampingan.
3. Evaluasi
Tindak Lanjut Pendampingan pekerja rumah tangga (sesuai dengan tujuan pendampingan yaitu : 1)menjadikan pekerja rumah tangga yang mandiri, 2) menjadikan pekerja rumah tangga yang propesional terhadap pekerjaannya, 3) memberikan bekal pengetahuan terhadap pekerja rumah tangga agar mereka sadar atas hak dan kewajiban yang mereka miliki, 4) mengembalikan hubungan yang harmonis pekerja rumah tangga dengan majikan agar tidak terjadinya konflik antar mereka)
Pendampingan
litigasi
91
b. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Pola Pendampingan
LSM Rumpun Tjoet Njak Dien Yogyakarta.
Lembaga Swadaya Masyarakat Rumpun Tjoet Njak Dien sebagai
Lembaga yang memiliki kepedulian terhadap masalah pekerja rumah
tangga. Berusaha untuk memperjuangkan hak-hak asasi pekerja rumah
tangga dalam meningkatkan kesejahteraan dan di akui sebagai pekerja
bukan pembantu. Rumpun Tjoet Njak Dien tentunya ada faktor
pendukung dan penghambat dalam upaya memberikan perlindungan
terhadap pekerja rumah tangga. Beberapa faktor pendukung diantaranya
adalah:
a. Adanya faktor dukungan dari masyarakat luas, karena dukungan dari
masyarakat luas sangat penting bagi Rumpun Tjoet Njak Dien untuk
kepentingan bersama terutama untuk kepentingan pekerja rumah
tangga.
b. Adanya kesediaan para majikan untuk memberikan kontrak kerja dan
dukungan dari para majikan untuk mengikuti pendampingan atau
organisasi yang ada di Rumpun Tjoet Njak Dien yaitu dengan adanya
surat kontrak kerja antara majikan dan pekerja rumah tangga.
c. Adanya tim kerja yang peduli dengan nasib pekerja rumah tangga serta
memberikan perlindungan terhadap PRT terutama dalam bidang
advokasi kebijakan.
d. Semangat dari para PRT yang ingin sama-sama belajar, ingin maju dan
keluar dari permasalahan.
92
Seperti yang diungkapkan oleh mbak “Sl” selaku pendamping bahwa:
“...Faktor yang sangat mendukung kegiatan pendampingan ini yaitu adanya kemauan PRT dan semangat dari kami (pendamping) yang tinggi untuk melakukan pendampingan ini.
Hal ini diperkuat oleh mbak “Jm” selaku pendamping bahwa:
“...Didalam kegiatan pendampingan ini, ada beberapa faktor yang mendukung untuk berlangsungnya kegiatan ini seperti respon dari PRT yang positif terhadap kegiatan pendampingan ini dan kami dalam tim selalu semangat untuk memperjuangkan nasib PRT.”
Faktor pendukung tersebut dapat memberi salah satu bukti bahwa
upaya Rumpun Tjoet Njak Dien dalam memberikan pendampingan
terhadap pekerja rumah tangga dapat diterima oleh masyarakat dan
sekaligus memberikan perlindungan terhadap pekerja rumah tangga.
Adapun faktor penghambat yang ada di Rumpun Tjoet Njak Dien
dalam memberikan perlindungan terhadap pekerja rumah tangga
adalah:
a. Tidak adanya dana yang mencukupi sehingga dana dari donatur lah
yang membantu untuk peduli terhadap nasib pekerja rumah tangga.
b. Tidak adanya kantor dan tempat Rumpun Tjoet Njak Dien yang
menetap yang selalu berpindah-pindah.
c. Masih ada sebagian pekerja rumah tangga yang memiliki moralitas
rendah yang mau mencuri dan tidak bertanggung jawab dengan
pekerjaanya hanya menuntut hak-haknya saja. Semua ini menjadi
masalah Rumpun Tjoet Njak Dien untuk merubah pola pemikiran
pekerja ruamh tangga.
93
Hambatan tersebut tidak membuat Rumpun Tjoet Njak Dien
untuk berkecil hati tetapi menurut Rumpun Tjoet Njak Dien hambatan
tersebut merupakan tantangan harus dilewati dengan hambatan itu
Rumpun Tjoet Njak Dien mencari solusi untuk mengatasinya dengan
jalan diskusi secara teori, secara pemikiran, mencari referensi sebanyak-
banyaknya, belajar dengan orang lain, mengirimkan SDM Rumpun
Tjoet Njak Dien untuk mengikuti pelatihan-pelatihan dan lain
sebagainya. Seperti yang diungkapkan oleh mbak “Sl” selaku
pendamping bahwa:
“...Yang pasti untuk faktor penghambat kegiatan pendampingan ini yaitu tidak adanya dana yang cukup dan kantor RTND itu selalu pindah-pindah.”
Hal serupa juga diungkapkan oleh mbak “Jm” selaku pendamping
bahwa:
“..Kegiatan pendampingan ini yang jadi penghambatnya yaitu adanya PRT yang memiliki moralitas yang rendah yang mau mencuri dan hanya menuntut hak-haknya saja, ini yang selalu menjadi masalah kami.
B. Pembahasan
1. Pola Pendampingan LSM Rumpun Tjoet Njak Dien Yogyakarta bagi
Pekerja Rumah Tangga Berbasis Hak Asasi Manusia.
Pola pendampingan yang ada di Rumpun Tjoet Njak Dien
merupakan model atau cara yang digunakan oleh Rumpun Tjoet Njak Dien
dalam upaya untuk memperjuangkan hak-hak asasi pekerja rumah tangga
agar pekerja rumah tangga dapat menjalani hidupnya dengan lebih baik
sesuai dengan haknya. Kegiatan pendampingan yang dilakukan oleh
94
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumpun Tjoet Njak Dien sejauh ini
sudah terlaksana dengan cukup baik walaupun didalam pelaksanaannya
masih mengalami hambatan. Kegiatan pendampingan yang dilaksanakan
sudah cukup sesuai dengan tahap-tahap pelaksanaan sebuah
pendampingan. Ini tidak terlepas dari semangat dan sikap solidaritas yang
tinggi dari para pendamping dan pengelola LSM Rumpun Tjoet Njak Dien
untuk membantu memperjuangkan nasib pekerja rumah tangga yang
merupakan salah satu warga masyarakat yang selama ini jarang sekali
disentuh oleh pemerintah dan banyak mengalami masalah dengan hak-hak
hidup mereka.
Pengertian dari kegiatan pendampingan adalah suatu aktivitas yang
dilakukan dan dapat bermakna pembinaan, pengajaran, pengarahan dalam
kelompok, lebih berkonotasi menguasai, mengendalikan, dan mengontrol.
Kata pendampingan lebih bermakna pada kebersamaan, kesejajaran,
egaliter, atau kesederajatan kedudukan sehingga tidak ada dikotomi antara
atasan dan bawahan (BPKB Jawa Timur, 2001: 5). Pendampingan pekerja
rumah tangga yang dilakukan oleh LSM Rumpun Tjoet Njak Dien adalah
pendampingan yang memperjungkan nasib para pekerja rumah tangga.
Pendampingan yang diberikan oleh Rumpun Tjoet Njak Dien
kepada pekerja rumah tangga memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan
kesadaran pekerja rumah tangga akan hak-hak asasi mereka dan kewajiban
mereka sebagai pekerja rumah tangga, mendampingi pekerja rumah tangga
dalam menghadapi masalah dan mencarikan solusi terbaik untuk
95
memecahkan masalah yang dihadapi oleh pekerja rumah tangga dan
memfasilitasi pelatihan keterampilan agar dapat bekerja dengan baik.
Pola pendampingan yang dilakukan Rumpun Tjoet Njak Dien
terbagi dalam dua bentuk pendampingan, yang keduanya bertujuan
memperjungkan nasib pekerja rumah tangga. Bentuk-bentuk
pendampingan yang dilakukan Rumpun Tjoet Njak Dien antara lain terdiri
dari pendampingan:
1) Pendampingan Litigasi. Menurut Juni Thamrin (1996: 86), banyak
cara melakukan pendampingan dan salah satunya yaitu kunjungan ke
lapangan, tujuan kunjungan ke lapangan ini adalah membina hubungan
kedekatan dengan pekerja rumah tangga, kedekatan yang dihasilkan
akan semakin menumbuhkan kepercayaan antara pendamping dan
pekerja rumah tangga, pendampingan litigasi ini adalah pendampingan
yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan pekerja rumah
tangga yang melalui proses penanganan dengan melakukan advokasi
kebijakan terhadap penghapusan kekerasan pada pekerja rumah tangga.
Konsep pendampingan dilakukan Rumpun Tjoet Njak Dien dengan cara
mengembangkan kerjasama dengan lembaga lain untuk membangun
kesadaran pihak-pihak terkait supaya bersama-sama menyelesaikan
masalah yang dihadapi pekerja rumah tangga. Pendampingan litigasi ini
mendampingi pekerja rumah tangga yang mempunyai masalah dalam
pekerjaan yang dapat di tunjukan dari tahun ke tahun yang diambil dari
data Rumpun Tjoet Nyak Dien yang semua datanya sudah dihadapkan
96
ke ruang hukum. Dalam pendampingan litigasi ini Rumpun Tjoet Njak
Dien selalu menjadi penengah antara pekerja rumah tangga dan majikan
dalam menyelesaikan masalah yang terjadi antara majikan dan pekerja
rumah tangga dengan melakukan mediasi dan berunding secara
kekeluargaan apabila masalah tidak ada solusi dan jalan keluarnya
langsung dibawa ke pengadilan. Masalah yang dihadapi pekerja rumah
tangga bermacam-macam seperti: dicaci maki majikan dengan
perkataan yang tidak pantas, dipukul majikan, jam kerja yang banyak,
tidak ada waktu istirahat yang cukup, masalah gaji yang tak layak.
Selain pekerja rumah tangga, majikan juga mempunyai masalah kepada
pekerja rumah tangga dalam melaksanakan pekerjaanya seperti pekerja
rumah tangga yang tidak bisa masak, dilawan PRT, PRT bekerja tidak
dengan tanggung jawab, PRT yang tidak mempunyai sopan santun dan
masih banyak lagi.
Hubungan pekerjaan antara majikan dan pekerja rumah tangga
sering dilambangkan sebagai hubungan antara abdi dengan yang
meperabdi, oleh sebab itu di antara mereka sering terjadi konflik yang
menyebabkan PRT marah karena terlalu banyak pekerjaan yang harus
diselesaikan oleh PRT di samping itu majikan juga banyak tuntutan,
majikan yang terlalu keras dan memberi upah yang tidak sesuai dengan
pekerjaan. Dan yang meyebabkan majikan marah kepada PRT karena
PRT sering malas dalam bekerja kadang bekerja asal-asalan bahkan ada
yang mengerjakan setengah hati maunya naik gaji saja.
97
2) Pendampingan Non Litigasi. Pendampingan yang melalui proses
pengorganisasian terhadap pekerja rumah tangga yang ada
dibeberapa wilayah pendampingan di 11 wilayah kerja khusnya di
kota yogyakarta yaitu Karangwaru, Tegalrejo kota yogyakarta,
Bumijo, Jetis kota Yogyakarta, Perum Wirosaban, Umbulharjo kota
Yogyakarta, Golo, Nyutran kota Yogyakarta, Perum Green House,
Jogoyudan, kota Yogyakarta, Tegalmulyo, kota Yogyakarta,Soragan,
kasihan, bantul, Demakan, Kasihan, Bantul, Perum Nogotirto,
sleman. Dan pendampingan di 4 wilayah asal dan wilayah
pendukung PRT yaitu : Kebosungu Dlingo, Bantul, Banyumeneng,
Panggang, Gunung Kidul, Sindet Wukirsari, Imogiri, Bantul,
Gendongan, piyungan, Bantul. Proses pendampingan non litigasi
melalui organisasi pekerja rumah tangga yang telah dibentuk untuk
mencapai tujuan pengorganisasian yang meliputi: pendidikan
alternatif bagi pekerja rumah tangga, pendampingan pekerja rumah
tangga, forum komunikasi pekerja rumah tangga, penerbitan new
letter pekerja rumah tangga, dan pembentukan serikat pekerja rumah
tangga dengan memfasilitasi pendidikan dan pengorganisasian
pekerja rumah tangga yang diinginkan oleh pekerja rumah tangga itu
sendiri seperti pelatihan baby sister, laundry, pramukti,
kerumahtanggan, catering, cleaning servis.
Selain mendapat keterampilan pekerja rumah tangga juga
mendapatkan wawasan dan pengetahuan mereka bisa berbagi
98
pengalaman dalam forum komunikasi bisa mengungkapkan masalah
yang dihadapi pekerja rumah tangga dengan memperjungkan nasib
pekerja rumah tangga melalui pembentukan serikat pekerja rumah
tangga. Rata-rata pendidikan pekerja rumah tangga adalah putus
sekolah dan tamatan SMP, pekerja rumah tangga dalam mengikuti
kegitan pendampingan ini atas keinginan dan dorongan diri sendiri
dan tuntutan kerja mereka.
3) Pelaksanaan Pendampingan. Terdiri dari persiapan yaitu
pendamping merencanakan semua terlebih dahulu kegiatan
pendampingan yang akan dilaksanakan, perencanaan dilakukan
dengan mengidentifikasi kebutuhan minat pekerja rumah tangga,
Proses pendampingan pekerja rumah tangga yaitu pekerja rumah
tangga yang mengikuti setiap kegiatan pendampingan jumlahnya
tidak tentu, hal ini disebabkan karena adanya pekerja rumah tangga
yang datang dan pergi sesuai keinginan mereka dan ada yang hanya
beberapa kali mengikuti kegiatan kemudian pergi karena sibuk dan
sudah mempunyai pekerjaan yang tetap dan tidak bisa meninggalkan
pekerjaan mereka. Materi dalam kegiatan pendampingan yang
diberikan adalah pelatihan baby sister, laundry, pramukti,
kerumahtanggan, catering, cleaning servis dan pengetahuan
kesadaran kritis yaitu materi tentang kesadaran gender dan HAM.
Metode digunakan disesuaikan dengan pendampingan yang
diberikan yaitu dalam memperjuangkan hak-hak asasi pekerja rumah
99
tangga Rumpun Tjoet Njak Dien mengunakan metode koordinasi
yang pada prinsipnya mengunakan metode pendampingan yaitu
metode konsultasi, pembelajaran, konseling dengan melibatkan
mereka secara langsung dalam proses pendampingan yang melalui
koordinasi dalam masing-masing devisi. Fasilitas yang ada dalam
kegiatan pendampingan antara lain yaitu berupa buku, modul tentang
bagaimana cara bekerja dengan baik dan mengunakan alat-alat
kerumahtanggan serta pengetahuan umum, peralatan keterampilan
kalau sedang ada kegiatan pelatihan keterampilan diwaktu
pelaksanaan pendampingan fasilitas ini disesuaikan dengan
kebutuhan pendampingan.
Dalam proses pendampingan, suasananya sangat santai, akrab,
bebas, dan dibuat sangat menyenangkan agar pekerja rumah tangga
semangat mengikuti kegiatan pendampingan. Peran pendamping di
dalam kegiatan pendampingan pekerja rumah tangga adalah sebagai
pengajar, fasilitator, motivator, dan komunikator. Selain itu,
pendamping pekerja rumah tangga di LSM Rumpun Tjoet Njak Dien
sudah memiliki kriteria yang sesuai dengan persyaratan menjadi
pendamping yang dimana salah satunya yaitu jenjang pendidikan
minimal rata-rata SMA dan memiliki dedikasi yang tinggi untuk
membantu sesama. Interaksi dan komunikasi yang terjalin antara
pendamping dengan pekerja rumah tangga dalam kegiatan
pendampingan dekat dan akrab. pekerja rumah tangga sudah terbuka
100
dan tidak canggung lagi dengan pendamping, Evaluasi dalam
kegiatan pendampingan pekerja rumah tangga ini dilakukan setiap 3
bulan sekali, evaluasinya melihat bagaimana perkembangan dan
perubahan pekerja rumah tangga dalam hal perilaku dan minat
mengikuti pendampingan maupun hubungan pekerja rumah tangga
dan majikan.
4) Tindak Lanjut. Dalam kegiatan pendampingan pekerja rumah
tangga diLSM Rumpun Tjoet Njak Dien dengan melihat hasil
evaluasi kegiatan yang telah dilakukan. Pendamping melihat dan
memahami perubahan yang ada pada Pekerja Rumah Tangga setelah
mengikuti kegiatan pendampingan. Perubahan Pekerja Rumah
Tangga yang dimaksud yaitu perubahan dalam hal perilaku. Tindak
lanjut yang dilakukan yaitu menjadikan pekerja rumah tangga yang
mandiri, menjadikan pekerja rumah tangga yang profesional
terhadap pekerjaannya, memberikan bekal pengetahuan terhadap
pekerja rumah tangga agar mereka sadar atas hak dan kewajiban
yang mereka miliki, mengembalikan hubungan yang harmonis antara
pekerja rumah tangga dengan majikan agar tidak terjadinya konflik
antar mereka. Tindak lanjut ini sesuai dengan tujuan pendampingan
yang di laksanakan.
Pola pendampingan pekerja rumah tangga yang dilakukan oleh
LSM Rumpun Tjoet Njak Dien dalam beberapa hal sudah sesuai
dengan tujuan yang diharapakan, sesuai dengan tujuan
101
pendampingan yaitu menjadikan pekerja rumah tangga yang
mandiri, menjadikan pekerja rumah tangga yang profesional
terhadap pekerjaannya, memberikan bekal pengetahuan terhadap
pekerja rumah tangga agar mereka sadar atas hak dan kewajiban
yang mereka miliki, mengembalikan hubungan yang harmonis antara
pekerja rumah tangga dengan majikan agar tidak terjadinya konflik
dan memberikan solusi terbaik terhadap pekerja rumah tangga yang
mengalami masalah dalam pekerjaannya.
Pendampingan litigasi dan pendampingan non litigasi ini sudah
cukup maksimal dilakukan dimana dalam kegiatan pelaksanaan
pendampingannya Rumpun Tjoet Njak Dien selalu membantu PRT
dalam menyelesaikan masalah dan Rumpun Tjoet Njak Dien juga
memfasilitasi apa yang dibutuhkan oleh PRT dalam kegiatan
pendampingan. Kegiatan pendampingan pekerja rumah tangga yang
dilakukan oleh LSM Rumpun Tjoet Njak Dien ini, memiliki cara
atau model penanganan dalam kegiatan pendampingan.
Pendampingan pekerja rumah tangga dilakukan dengan terus
meningkatkan pengetahun dan wawasan pekerja rumah tangga
karena bertujuan untuk memperjuangkan nasib para pekerja rumah
tangga.
102
2. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Pola Pendampingan
LSM Rumpun Tjoet Njak Dien Yogyakarta.
Dalam pelaksanaan kegiatan pendampingan pekerja rumah tangga di
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumpun Tjoet Njak Dien, terdapat
faktor pendukung dan faktor penghambatnya. Faktor-faktor tersebut sangat
berpengaruh terhadap berlangsungnya kegiatan pendampingan pekerja
rumah tangga yang dilakukan. Faktor pendukung dalam pelaksanaan
pendampingan pekerja rumah tangga tersebut yaitu: a) Adanya faktor
dukungan dari masyarakat luas, karena dukungan dari masyarakat luas
sangat penting bagi Rumpun Tjoet Njak Dien untuk kepentingan bersama
terutama untuk kepentingan pekerja rumah tangga, b) Adanya kesediaan
para majikan untuk memberikan kontrak kerja dan dukungan dari para
majikan untuk mengikuti pendampingan atau organisasi yang ada di
Rumpun Tjoet Njak Dien, c) Adanya tim kerja yang peduli dengan nasib
pekerja rumah tangga serta memberikan perlindungan terhadap pekerja
rumah tangga terutama dalam bidang advokasi kebijakan, d) Semangat
dari para PRT yang ingin sama-sama belajar, ingin maju dan keluar dari
permasalahan.
Faktor penghambat yang ada di Rumpun Tjoet Njak Dien dalam
memberikan perlindungan terhadap pekerja rumah tangga adalah: a) Tidak
adanya dana yang mencukupi sehingga dana dari donatur lah yang
membantu untuk peduli terhadap nasib pekerja rumah tangga, b) Tidak
adanya kantor dan tempat Rumpun Tjoet Njak Dien yang menetap yang
103
selalu berpindah-pindah, c) Masih ada sebagian pekerja rumah tangga
yang memiliki moralitas rendah yang mau mencuri dan tidak bertanggung
jawab dengan pekerjaanya hanya menuntut hak-haknya saja. Semua ini
menjadi masalah Rumpun Tjoet Njak Dien untuk merubah pola pemikiran
pekerja ruamh tangga.
104
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah
dilakukan, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pola pendampingan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumpun Tjoet
Njak Dien Yogyakarta Bagi Pekerja Rumah Tangga Berbasis Hak Asasi
Manusia adalah pendampingan litigasi dan pendampingan non litigasi
dimana pendampingan litigasi adalah pendampingan yang dilakukan untuk
menyelesaikan permasalahan pekerja rumah tangga melalui proses
penanganan kasus dengan melakukan upaya advokasi kebijakan terhadap
pengapusan kekerasan pada pekerja rumah tangga. Sedangkan
pendampingan non litigasi adalah pendampingan yang dilakukan melalui
proses pengorganisasian terhadap pekerja rumah tangga dibeberapa
wilayah pendampingan dengan memfasilitasi pendidikan untuk pekerja
rumah tangga dan kebutuhan pekerja rumah tangga. Dalam melaksanakan
pendampingan pekerja rumah tangga LSM Rumpun Tjoet Njak Dien
mempunyai tujuan yaitu untuk memberi kesempatan bagi pekerja rumah
tangga untuk mendapatkan pendidikan sesuai minat dan kebutuhan serta
memberikan pendidikan kesadaran kritis yaitu tentang kesadaran gender
dan HAM, maupun pelatihan skill pekerja rumah tangga baik ditempat asal
maupun tempat kerja. Dengan menjadikan pekerja rumah tangga yang
mandiri, profesional terhadap pekerjaanya, sadar atas hak dan kewajiban
105
yang mereka miliki dan memperjuangkan hak-hak pekerja rumah tangga
sebagai seorang pekerja.
2. Faktor pendukung dalam pelaksanaan pendampingan LSM Rumpun Tjoet
Njak Dien adalah 1) adanya perhatian dan dukungan dari masyarakat luas,
2) adanya kesediaan para majikan untuk memberikan kontrak kerja kepada
pekerja rumah tangga dan dukungan dari para majikan untuk mengikuti
pendampingan atau organisasi, 3) adanya tim kerja yang peduli dengan
nasib pekerja rumah tangga serta memberikan perlindungan terhadap
pekerja rumah tangga terutama dalam bidang advokasi kebijakan, 4)
semangat dari para pekerja rumah tangga yang ingin sama-sama belajar,
ingin maju dan keluar dari permasalahan.
3. Faktor penghambat dalam pelaksanaan pendampingan LSM Rumpun Tjoet
Njak Dien adalah 1) Tidak adanya dana yang mencukupi, 2) Tidak adanya
kantor dan tempat Rumpun Tjoet Njak Dien yang menetap yang selalu
berpindah-pindah, 3) Masih ada sebagian pekerja rumah tangga yang
memiliki moralitas rendah.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini maka terdapat beberapa saran yang
peneliti ajukan, diantaranya :
1. Bagi Pengelola Rumpun Tjoet Njak Dien
a. Perlu adanya penambahan pendamping dalam melaksanakan program
pendampingan pekerja rumah tangga.
106
b. Perlu adanya seleksi dan perekrutan tenaga baru, secara khusus untuk
bagian pengorganisasian agar dalam pendampingan lebih efektif lagi.
2. Bagi pekerja rumah tangga
Sebagai pekerja rumah tangga sudah selayaknya mempunyai moralitas
yang tinggi agar harkat martabat mereka tidak di pandang rendah oleh
masyarkat khusnya pengguna jasa yaitu majikan.
3. Bagi pendamping
Memberikan perhatian dan dorongan yang lebih agar bisa membokar
paradigma atau pemikiran pekerja rumah tangga yang masih memiliki
moralitas rendah yang mau mencuri, tidak bertangung jawab dengan
pekerjaanya dan hanya menuntut hak-haknya saja.
107
DAFTAR PUSTAKA
Astuti Dwi. (2000). Jejak Seribu Tanggan. Yogyakarta. Ganesha.
BPKB Jawa Timur. (2001). Modul Pendampingan. Surabaya.
Baehr Peter, dkk. (2001). Instrumen Internasional Pokok Hak-Hak Asasi Manusia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Bintan. (2010). Diaskes dari http://www.bintan-s.web.id/2010/12fungsi-dan metodependampingan.html pada tanggal 25 April 2012, Jam 15.00 WIB).
Burhan Ashshofa. (1996: 91). Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Deptan. (2004). Pendampingan Masyarakat. Jakarta.
Dwiyaminarti, P .(2009). Perlindungan Hukum terhadap Pekerja Rumah Tangga. Jakarta. Fakultas Hukum Unika Atma Jaya.
Gunawan Setiardja. (2001). Hak-Hak Asasi Manusia Berdasarkan Ideologi Pancasila. Kanisius. Yogyakarta.
Hadiwinata, Salamon, & Anheier. (2003). Langkah dan Strategi Lembaga Swadaya Masyarakat. Diaskes dari http://www.civas.content/langkah-dan-strategi-lsm-veteriner-dalam-penataan-pelaksanaan-otoritas-veteriner-secara-utuh. pada tanggal 28 Oktober 2011, jam 12.00 WIB.
JALA PRT. (2010). Jaringan Nasional Advokasi Pekerja Rumah Tangga. Diakses
dari http://jaringan-nasional-advokasi-pekerja-rumah-tangga. Pada tanggal 7 Oktober 2011, jam 16.15 WIB)
Juni, Thamrin. (1996). Dehumanisasi Anak Marjinal Berbagai Pengalaman
Pemberdayaan. Bandung: Yayasan AKATIGA.
Kinanawati. (2008). Pengertian –pengertian hak asasi manusia. Jakarta. Diakses dari (http:/gurupkn.wordpress.com/2008/02/22/pengertian-pengertian-hak-asasi-manusia/. pada tanggal 25 Oktober 2011 jam, 20.15 WIB).
Laporan AI: Eksploitasi dan pelanggaran-situasi/sulit pekerja rumah tangga perempuan. Diakses dari http://www.co.id.Eksploitasi+dan+pelanggaran-situasi+sulit+pekerja+rumah+tangga+perempuan. pada tanggal 30 maret 2012, Jam 14.30 WIB.
Lexy J. Meleong. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif, rev, ed. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
108
Lexy J. Meleong. (2002). Metodologi penelitian kuantitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Mansyur Fakih. (2003). Makalah PPKN tentang Hak Asasi Manusia. Cirebon: School STAIN.
Miles, M. B. & Huberman, M.A. (1992). Analisis Data Kualitatif. UI Press.
Moleong. (2000). Metodologi pendidikan kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Primahendra, R. (2002). Panduan Pendampingan untuk pemberdayaan masyarakat. Jakarta. Diakses dari http://wordpress.com/2009/memahami-makna-pendampingan-coomunity-development-dan-community-organizing. pada tanggal 25 oktober 2011, Jam 14.00)
Rumpun Tjoet Njak Dien. (2007). Panduan Model dan Modul Pendidikan Alternatif Life Skills Pekerja Rumah Tangga Berbasis Adil Gender. Yogyakarta Rumpun Tjoet Nyak Dien bekerja sama dengan Ditjen PNFI Depdiknas.
Sanapiah Faisal. (1992). Format-Format penelitian Sosial. Jakarta: Rajawali Press.
Sanapiah Faisal. (1999). Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum. Jakarta: Granit
Sanapiah Faisal. (1995). Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar dan Aplikasi. Malang: Yayasan A3 Malang.
Tim Rumpun Tjoet Nyak Dien. (1999). Buku Panduan Pekerja Rumah Tangga. Yogyakarta : Yayasan Tjoet Njak Dien.
Tim Rumpun Tjoet Nyak Dien. (2000). Profil sosial dan Problematika Pekerja Rumah Tangga di daerah istimewa yogyakarta. Yayasan Tjoet Nyak Dien bekerjasama INPI-pact
Undang-undang Dasar. (1945). Amandemen Lengkap. Yogyakarta. PT Aditya Pustaka
Undang-undang Dasar. No 25. (1997). Ketenagakerjaan. Jakarta : Sinar Grafika.
Undang-undang Dasar. No. 8 Pasal 1. (1985). Organisasi Kemasyarakatan. Bandung. Fokus Media
Widjaja, (2000). Penerapan Nilai-nilai Pencasila Dan Hak Asasi Manusia di Indonesia. jakarta: PT Rineka cipta.
109
Wikipedia. (2011). Lembaga Swadaya Masyarakat. Diaskes dari http://id.wikipedia.org/wiki/lembaga-swadaya-masyarakat. pada tanggal 28 Oktober 2011, Jam 12.00 WIB.
Wikipedia. (2011). Pola. Diaskes dari http://id.wikipedia.org/wiki/pola). Pada tanggal 28 Oktober 2011, Jam 11.00 WIB.
Zaitunah Subhan. (2004). Kekerasan terhadap Perempuan. Jakarta: PT. Lukis Pelangi.
110
111
Lampiran 1. Pedoman Observasi
Tabel 5. Pedoman Observasi
Hal Deskripsi
1. Lokasi dan Keadaan Penelitian
a. Letak dan Alamat
b. Status Bangunan
c. Kondisi bangunan dan Fasilitas
2. Visi dan Misi
3. Struktur Kepengurusan
4. Keadaan pengurus
a. Jumlah
5. Data pekerja rumah tangga Binaan
a. Jumlah
6. Pendanaan
7. Program Pekerja Rumah Tangga
a. Tujuan
8. Kegiatan pendampingan pekerja rumah
tangga
a. Pendampingan yang diberikan
b. Materi pendampingan
c. Manfaat pendampingan
d. Hasil dari pendampingan
112
Lampiran 2. Pedoman Dokumentasi
PEDOMAN DOKUMENTASI
1. Melalui Arsip Tertulis
a. Sejarah Berdirinya Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumpun Tjoet
Njak Dien.
b. Visi dan Misi Berdirinya Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumpun
Tjoet Njak Dien.
c. Arsip Data pekerja rumah tangga binaan Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM) Rumpun Tjoet Njak Dien.
2. Foto
a. Gedung atau Fisik Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumpun Tjoet
Njak Dien.
b. Fasilitas yang dimiliki Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumpun
Tjoet Njak Dien.
c. Pelaksanaan pendampingan pekerja rumah tangga.
113
Lampiran 3. Pedoman Wawancara
Pedoman Wawancara
Untuk Pengelola Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Tjoet Njak Dien.
I. Identitas Diri
1. Nama : (Laki-Laki/Perempuan)
2. Jabatan :
3. Usia :
4. Agama :
5. Pekerjaan :
6. Alamat :
7. pendidikan terakhir :
II. Identitas Diri Lembaga
1. Kapan LSM Rumpun Tjoet Njak Dien berdiri?
2. Apakah tujuan berdirinya Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumpun
Tjoet Njak Dien?
3. Kegiatan apa saja yang dilakukan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM) Rumpun Tjoet Njak Dien?
114
4. Dari manakah kegiatan tersebut berasal dan adakah pembagian tugas dalam
kegiatannya?
5. Berapa jumlah tenaga dan adakah syarat-syarat menjadi pengelola Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM) Rumpun Tjoet Njak Dien?
6. Bagaimana cara rekruitmen pengurus/pengelolah dilakukan?
7. Apakah ada panduan khusus untuk jadi pendamping pekerja rumah tangga
di Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumpun Tjoet Njak Dien?
8. Bagaimana peran pengelola dalam penyelenggaraan program pekerja rumah
tangga?
9. Program apa saja yang telah dilakukan oleh LSM Rumpun Tjoet Njak
Dien?
10. Apakah program-program yang diadakan tadi semuanya berhasil?
11. Kalau ada yang tidak berhasil, apa saja kendalanya?
III. Sarana dan Prasarana
1. Dana
a. Berapa besar dana yang diperlukan untuk kegiatan program
pendampingan pekerja rumah tangga Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM) Rumpun Tjoet Njak Dien?
b. Dari manakah dana tersebut didapatkan?
c. Bagaimana pengelolaan dana tersebut?
2. Tempat peralatan
a. Status tempat milik siapa?
115
b. fasilitas yang dipergunakan apa saja dan dari mana diperolehnya?
IV. Pekerja Rumah Tangga Binaan dan Program LSM Rumpun Tjoet Njak
Dien
1. Berapa jumlah pekerja rumah tangga yang menjadi warga binaan
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumpun Tjoet Njak Dien?
2. Bagaimana cara rekruitmen pekerja rumah tangga (PRT) binaan Rumpun
Tjoet Nyak Dien ?
3. Bagaimana respon pekerja rumah tangga terhadap binaan terhadap
program-program yang ditawarkan oleh LSM Rumpun Tjoet Njak Dien?
4. Bagaimana motivasi pekerja rumah tangga binaan LSM Rumpun Tjoet
Njak Dien dalam mengikuti program-program yang ada di Rumpun
Tjoet Njak Dien?
5. Apakah program-program yang telah dirancang oleh LSM Rumpun
Tjoet Njak Dien telah mampu menjawab kebutuhan pekerja rumah
tangga binaan Rumpun Tjoet Njak Dien?
6. (kalau iya) kebutuhan seperti apa yang dibutuhkan PRT?
7. Apakah ada kendala yang dihadapi Rumpun Tjoet Nyak Dien dalam
mengelola dan membina pekerja rumah tangga?
8. (kalau ada) kendala yang seperti apa yang dihadapi?
9. Bagaimana pola pendampingan Lembaga Swadaya Masyarakat Rumpun
Tjoet Nyak Dien bagi pekerja rumah tangga berbasis hak asasi manusia?
10. Apakah ada pendekatan khusus dalam pelaksanaannya di dalam
pendampingan?
116
11. (kalou ada) pendekatan khusus yang seperti apa?
12. Bagaimana tindak lanjut dari setiap program pendampingan pekerja
rumah tangga?
13. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam setiap pelaksaanan
program di Rumpun Tjoet Nyak Dien?
14. Harapan apa saja yang ingin di capai oleh LSM Rumpun Tjoet Nyak
Dien dalam setiap pelaksanaan program yang ada di LSM Rumpun Tjoet
Nyak Dien ini (terutama program pendampingan PRT)?
15. Apakah LSM Rumpun Tjoet Nyak Dien pernah menangani kasus yang
dihadapi Pekerja Rumah Tangga?
16. (Kalau ada) kasus yang seperti apa?
17. Bagaimana cara penanganannya?
18. Apakah semua kasus yang di hadapi pekerja rumah tangga bisa di
selesaikan oleh LSM Rumpun Tjoet Nyak Dien ini?
19. (kalau iya) strategi apa yang digunakan dan bagaimana cara
penyelesaiannya?
117
Pedoman Wawancara
Untuk Pendamping Pekerja Rumah Tangga Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM) Rumpun Tjoet Nyak Dien
I. Identitas Diri
1. Nama : (LakiLaki/Perempuan)
2. Usia :
3. Agama :
4. Pekerjaan :
5. Alamat :
6. pendidikan terakhir :
a. Apa yang mendorong Anda menjadi pekerja sosial?
b. Sejak kapan Anda menjadi pekerja sosial?
c. Dimana lokasi pendampingan bagi pekerja rumah tangga?
d. Mengapa memilih lokasi tersebut?
e. Kapan waktu pelaksanaan pendampingan pekerja rumah tangga?
f. Apakah tujuan dari pendampingan pekerja rumah tangga?
g. Bagaimana proses dan tahapan pelaksanaan pendampingan pekerja rumah
tangga?
118
h. Apa saja materi yang diberikan dalam pendampingan pekerja rumah
tangga?
i. Apakah ada matei keterampilan atau lifeskill yang diberikan dalam
pendampingan?
j. (Kalau ada) keterampilan seperti apa yang diberikan?
k. Tugas apa yang Anda lakukan dan siapa yang memberi tugas Anda untuk
menjalankan pendampingan pekerja rumah tangga?
l. Bagaimana cara Anda dalam melaksanakan tugas tersebut? Apakah ada
pedoman yang digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan tugas?
m. Kepada siapa Anda mempertanggung-jawabkan pelaksanaan tugas
tersebut? Apakah ada sangsi untuk yang melakukan kesalahan, dan apa
bentuknya?
n. Apakah ada bentuk kegiatan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas, oleh
siapa, dan bagaimana bentuknya?
o. Apakah Anda melakukan pendampingan terhadap pekerja rumah tangga di
LSM Rumpun Tjoet Njak Dien?
p. (Kalau iya) pendampingan seperti apa yang anda lakukan?
q. Melalui program apa saja Anda melakukan pendampingan pada pekerja
rumah tangga?
r. Bagaimanakah bentuk pendampingan yang Anda lakukan terhadap pekerja
rumah tangga dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan wawasan
mereka?
119
s. Selama ini apakah ada pekerja rumah tangga yang mengemukakan
masalah yang dihadapi?
t. Apabila ada bagaimana usaha yang Anda lakukan sebagai pendamping
dari pekerja rumah tangga tersebut?
u. Apakah anda pernah menangani kasus-kasus permasalahan yang dihadapi
PRT?
v. (Kalau iya) kasus seperti apa? Dan bagaimana cara menanganinya?
w. Apakah ada faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dalam
pelaksanaan pendampingan ?
II. Pendapat
1. Bagaimanakah pendapat Anda mengenai pengelolaan Rumpun Tjoet Nyak
Dien?
2. Apakah menurut Anda pelaksanaan pendampingan yang dilakukan sudah
efektif?
3. Bagaimanakah sebaiknya bentuk pelaksanaan pendampingan yang efektif
dalam meningkatkan kualitas pendidikan pekerja rumah tangga?
120
Pedoman Wawancara
Untuk Pekerja Rumah Tangga Binaan Rumpun Tjoet Njak Dien
Identitas Diri
1 . Nama : (Laki-Laki/Perempuan)
2. Umur :
3. Agama :
4. Alamat Asal :
5. Pendidikan Terakhir :
7. Pekerjaan/Kegiatan
a. Sebelumnya :
b. Sekarang :
c. Penghasilan :
1. Sudah berapa lama Saudara menjadi pekerja rumah tangga?
2. Motivasi apa yang mendorong Saudara menjadi pekerja rumah
tangga?
3. Apakah Saudara masih berhubungan dengan orang tua/keluarga?
4. Apakah Saudara mempunyai tempat tinggal yang menetap?Di
mana?
5. Apakah Saudara merasa aman tinggal di tempat tersebut?
121
6. (kalau iya) anda tinggal dengan siapa?
7. Sudah berapa lama Saudara menjadi pekerja rumah tangga binaan
di Rumpun Tjoet Njak Dien?
8. Apakah Saudara senang mengikuti organisasi yang ada di Rumpun
Tjoet Nyak Dien?
9. (Kalau iya) kenapa anda mengikuti organisasi di Rumpun Tjoet
Nyak Dien?
10. Bagaimana pendapat Saudara dengan kehadiran ini Rumpun Tjoet
Nyak Dien?
11. Menurut Saudara bagaimana fasilitas yang diberikan oleh Rumpun
Tjoet Nyak Dien?
12. Apakah di sini Saudara mendapatkan Pendidikan dan Pelatihan
Ketrampilan?
13. (Kalau Iya) Kegiatan apa yang Saudara ikuti?
14. Manfaat apa yang Saudara rasakan dengan mengikuti kegiatan
tersebut?
15. Apakah ada yang mendampingi di dalam pelaksanaan kegiatan
tersebut?
16. Apa yang dilakukan pendamping selama kegiatan tersebut
berlangsung?
17. Apakah anda pernah mengalami Masalah dalam pekerjaan anda ?
18. (kalau Iya) Masalah apa yang anda hadapi?
19. Apakah anda pernah terlibat kasus dalam pekerjaan anda?
122
20. (kalau iya) kasus apa yang pernah anda alami?
21. Apakah anda pernah mengalami konflik dengan majikan anda?
22. (kalau iya) konflik seperti apa? dan kenapa bisa terjadi konflik
antara anda dan majikan anda?
23. Menurut anda bagaimana peran LSM Rumpun Tjoet Nyak Dien
dalam mengahapi masalah anda, apakah biasa saja tidak
mempedulikan, atau sangat peduli?
24. Apakah Saudara pernah mengajukan keluhan/permasalahan kepada
pendamping, jika pernah masalah apa?
25. Jika pernah bagaimana tanggapan pendamping terhadap keluhan
Saudara tersebut?
26. Menurut Saudara bagaimana peran pendamping selama ini?
Apakah biasa, tidak mempedulikan, atau sangat peduli?
27. Bagaimana kedekatan Saudara dengan para pendamping? Jauh,
dekat atau kekeluargaan?
28. Apakah Saudara menginginkan pendidikan pelatihan ketrampilan
yang sesuai dengan keinginan Saudara?
29. (Kalau Iya) Pendidikan pelatihan ketrampilan apa yang Saudara
inginkan?
30. Apakah Saudara mempunyai rencana untuk meninggalkan
pekerjaan sebagai pekerja rumah tangga?
31. Harapan apa yang anda inginkan setelah mengikuti pendampingan
ini?
123
Pedoman Wawancara
Untuk Majikan
Identitas Diri
1. Nama : (LakiLaki/Perempuan)
2. Usia :
3. Agama :
4. Pekerjaan :
5. Alamat :
6. Pendidikan terakhir :
a. Apakah anda senang dan mendukung kegiatan pendampingan di
LSM Rumpun Tjoet Nyak Dien ini?
b. Kalau ya/tidak, mengapa?
c. Apakah gaji yang anda berikan sudah sesuai dengan UMR
Yogyakarta sekarang?
d. Kalau sesuai, berapa anda memberikan gaji kepada PRT anda?
e. Apakah ada kesepakatan antara anda dengan PRT dalam perjanjian
kerja?
f. Kalau ada, perjanjian seperti apa dalam kesepakatan anda?
g. Apakah PRT anda pernah melakukan kesalahan dalam
mengerjakan pekerjaannya?
124
h. Kalau iya, kesalahan seperti apa yang di lakukan PRT anda?
i. Apakah hubungan anda dekat dengan PRT anda?
j. Kalau dekat, seperti apa kedekatan anda dengan PRT anda?
k. Apakah anda mengangap PRT anda seperti keluarga atau sebagai
pembantu anda saja?
l. Menurut anda , apakah ada perubahan dari PRT setelah mengikuti
program pendampingan di LSM Rumpun Tjoet Nyak Dien ini?
m. Kalau ada, perubahan yang seperti apa setelah mengikuti program
pendampingan LSM Rumpun Tjoet Nyak Dien ini?
125
Lampiran 4. Catatan Lapangan
CATATAN LAPANGAN I
Tanggal : 5 Oktober 2011
Waktu : 11.30-13.05 WIB
Tempat : kantor LSM Rumpun Tjoet Njak Dien,
Kegiatan : Observasi Awal
Deskripsi
Pada hari ini Peneliti datang ke kantor LSM Rumpun Tjoet Njak
Dien yang beralamatkan di Sorosutan, Umbul Harjo, Yogyakarta dengan
tujuan mengadakan observasi awal untuk mendapatkan informasi
mengenai LSM Rumpun Tjoet Njak Dien dan program-program untuk
Pekerja Rumah Tangga yang diselenggarakan. Ketika peneliti tiba di sana,
peneliti hanya bertemu dengan “Rt” yang sedang bertugas menjaga kantor
LSM Rumpun Tjoet Njak Dien. Peneliti kemudian menyapa “Rt” peneliti
pun disambut dengan sapaan yang manis dan saling berkenalan. Dan
peneliti pun menjelaskan maksud kedatangan peneliti, kemudian peneliti
menanyakan mengenai program-program pekerja rumah tangga di LSM
Rumpun Tjoet Njak Dien. Mbk “Rt” memaparkan dan menerangkan
peneliti mengenai program-program pekerja rumah tangga (PRT) yang ada
di LSM Rumpun Tjoet Njak Dien dengan cukup detail dan disampaikan
dengan ramah. Program-program yang dipaparkan tersebut meliputi
program Pendampingan, Advokasi, Sekolah PRT, Pendidikan Alternatif
PRT, Forum komunikasi PRT, Pembentukan serikat PRT . Setelah peneliti
merasa cukup mendapatkan informasi mengenai program-program LSM
Rumpun Tjoet Njak Dien, peneliti pun memohon pamit dengan Mbk “Rt”
dan menyampaikan akan datang lagi ke LSM Rumpun Tjoet Njak Dien
untuk mengadakan penelitian.
126
CATATAN LAPANGAN II
Tanggal : 25 Oktober 2011
Waktu : 13.00-14.00 WIB
Tempat : Kantor LSM Rumpun Tjoet Njak Dien
Kegiatan : Menceritakan Rencana Penelitian
Deskripsi
Pada hari ini, Peneliti datang ke kantor LSM Rumpun Tjoet Njak
Dien. Maksud kedatangan peneliti adalah untuk menceritakan mengenai
rencana penelitian. Disana peneliti bertemu dengan “Al” selaku staf
kesekretariatan. Peneliti pun menyapa “Al’ dan menjelaskan maksud
kedatangan peneliti. Setelah berbincang-bincang dengan “Al”, peneliti
kemudian bertemu dengan “Sl” selaku pendamping pekerja rumah tangga.
Peneliti menjelaskan mengenai rencana penelitian di LSM Rumpun Tjoet
Njak Dien dengan “Sl”. Kemudian setelah cerita mengenai rencana
penelitian, “Sl’ pun menerima rencana peneliti tersebut dengan baik dan
memberikan dukungan. Selain itu peneliti diperbolehkan melakukan
penelitian dengan surat ijin penelitian dapat menyusul. Dan peneliti juga di
perbolehkan meminjam buku-buku tentang pendampingan dan buku
tentang pekerja rumah tangga. Peneliti pun meminjam buku dan memilih-
milih buku. Setelah buku di dapatkan oleh, peneliti memohon pamit dan
menyampaikan akan datang lagi untuk membalikan buku yang telah di
pinjam peneliti.
127
CATATAN LAPANGAN III
Tanggal : 25 Desember 2011
Waktu : 10.30-12.00 WIB
Tempat : Karangwaru, Tegalrejo kota Yogyakarta
Kegiatan : Observasi lokasi penelitian
Deskripsi
Pada hari ini, peneliti datang ke Rumpun Tjoet Njak Dien untuk
janjian terlebih dahulu bersama “Jm” selaku pendamping pekerja rumah
Sebelumnya peneliti sudah contact melalui SMS dengan mbak “Jm”
selaku pendamping LSM Rumpun Tjoet Njak Dien untuk bertemu disana.
Setelah bertemu dengan mbak “Jm” peneliti langsung di ajak ke lokasi
pendampingan pekerja rumah tangga yang bertempat di Karangwaru,
Tegalrejo yang melalui OPERATA. Ketika peneliti tiba, pendamping
mbak “Sl”, dan Pekerja Rumah Tangga, menyambut peneliti dengan
sangat hangat. Peneliti menjelaskan maksud kedatangan peneliti kepada
pendamping, bahwasanya peneliti akan mengadakan penelitian mengenai
“Pola Pendampingan Rumpun Tjoet Njak Dien bagi pekerja rumah
tangga” yang sebelumnya sudah mendapatkan ijin dari pengelola LSM
Rumpun Tjoet Njak Dien. Pendamping pun menyambut dengan baik dan
mendukung rencana peneliti tersebut dan akan membantu.
Setelah bertemu dengan pendamping dan berkenalan dengan PRT
peneliti meminta ijin untuk melihat pelaksanaan pendampingan PRT yang
akan dilaksanakan minggu berikutnya dan kemudian peneliti berpamitan
untuk pulang.
128
CATATAN LAPANGAN IV
Tanggal : 16 Februari 2012
Waktu : 11.30-13.30 WIB
Tempat : Kantor LSM Rumpun Tjoet Njak Dien
Kegiatan : Menyerahkan Surat ijin Penelitian
Deskripsi
Hari ini peneliti datang ke LSM Rumpun Tjoet Njak Dien untuk
menyerahkan surat ijin penelitian kepada “Al” selaku staf kesekretariatan
Ketika peneliti menyerahkan surat ijin penelitian tersebut, kepada “Al”
memeriksa dan membaca terlebih dahulu dan kemudian memberikan
dukungan serta motivasi kepada peneliti agar dalam pelaksanaan
penelitian tidak ada hambatan dan berjalan lancar sesuai rencana. Selain
itu, untuk mendapatkan deskripsi LSM Rumpun Tjoet Njak Dien, Mbk
“Al” menyarankan peneliti agar bertemu lagi dengan mengadakan janjian
terlebih dahulu. Setelah berbincang-bincang dengan Saudara “Al” peneliti
meminjam buku dan membaca buku dan peneliti pun di ajak oleh saudara
“Al” untuk mengikuti acara rapat PRT dan Forum komunikasi PRT, dan
peneliti pun ikut, suasana yang ada sangat menyenangkan, orang-orang
yang datang banyak dan ada pekerja rumah tangga juga, setelah acara
selesai peneliti pun mohon pamit untuk pulang.
129
CATATAN LAPANGAN V
Tanggal : 20 Februari 2012
Waktu : 11.15-13.00 WIB
Tempat : Karangwaru Bener Tegalrejo Godean
Kegiatan : Observasi Pendampingan pekerja rumah tangga
Deskripsi
Hari ini, peneliti datang ke lokasi pendampingan untuk memulai
penelitian dengan melihat pelaksanaan pendampingan. Peneliti datang ke
lokasi pendampingan pekerja rumah tangga bersama mbak “Jm” dan mbak
“Sl” selaku pendamping LSM Rumpun Tjoet Njak Dien.
Dalam kegiatan pendampingan, Pendamping mengadakan kegiatan
Pengajaran dengan materi yang diberikan oleh pendampingan adalah
pendidikan alternatif pekerja rumah tangga seperti baby sister,
kerumahtanggan, londry, pramukti. Sebelum memulai pendampingan,
pendamping mengkelompokan anggota pekerja rumah tangga terlebih
dahulu. Peneliti melihat sikap pekerja rumah tangga sangat antusias dan
senang mengikuti kegiatan pendampingan tersebut. Pendamping dengan
pekerja rumah tangga sangat akrab, ini terlihat dari interaksi (komunikasi)
mereka dan canda tawa mereka.
130
CATATAN LAPANGAN VI
Tanggal : 8 Maret 2012
Waktu : 14.15-17.00 WIB
Tempat : Nitikan UmbulHarjo
Kegiatan : Wawancara dengan pekerja rumah tangga
Deskripsi
Pada hari ini, peneliti datang ke lokasi pekerja rumah tangga
tepatnya di daerah Nitikan Umbulharjo. Peneliti pun disambut dengan
sangat ramah dan menyenangkan. Disini peneliti mewawancarai pekerja
rumah tangga dengan 5 pekerja rumah tangga dengan bergiliran yang
peneliti wawancarai yaitu “Kt” yang berumur 36 tahun menjadi pekerja
rumah tangga sudah 6 tahun, “Yl” yang berumur 18 tahun menjadi pekerja
rumah tangga sejak 2 tahun, “At” yang berumur 25 tahun menjadi pekerja
rumah tangga sudah 2 tahun, “Tn” yang berumur 26 tahun sudah menjadi
pekerja rumah sudah 3 tahun dan “Tr” yang berumur 25 tahun sudah
menjadi pekerja rumah tangga selama 5 tahun terahir. Kesimpulan dari
hasil wawancara yang peneliti dapatkan yaitu bahwasanya pekerja rumah
tangga sangat senang, merasa nyaman, dan cukup antusias mengikuti
kegiatan pendampingan dan berharap ada tindak lanjut dari kegiatan
pendampingan tersebut dan pekerja rumah tangga juga sangat senang
apabila mereka mendapat dampingan dari LSM Rumpun Tjoet Njak Dien
ketika mendapat masalah dalam pekerjaanya. Rata-rata pekerja rumah
tangga tersebut adalah masyarakat yang putus sekolah dan alasan mereka
menjadi pekerja rumah tangga karena ajakan dari teman, cuma iseng-
iseng, dari pada mengangur lebih baik jadi pekerja rumah tangga saja.
131
CATATAN LAPANGAN VII
Tanggal : 10 Maret 2012
Waktu : 14.00-17.45 WIB
Tempat : Perumahan Griya Surya Asri 1 dan 2
Kegiatan : Wawancara dengan Majikan
Deskripsi
Pada hari ini peneliti datang ke untuk bertemu dengan majikan
pekerja rumah tangga. Sebelumya peneliti sudah contact melalui SMS
untuk bertemu dan datang kerumahnya. Tujuan peneliti untuk bertemu
dengan majikan Ibu “Ds” yang sudah memperkerjakan jasa pekerja rumah
tangga selama 5 tahun, Ibu “Dy” yang sudah memperkerjakan jasa pekerja
rumah tangga selama 3 tahun dan Ibu “An” yang sudah memperkejakan
jasa pekerja rumah tangga selama 3 tahun adalah untuk mengadakan
interview (wawancara) tentang pendampingan yang diadakan oleh LSM
Rumpun Tjoet Njak Dien dan masalah pekerjan yang di lakukan oleh
pekerja rumah tangga dalam bekerja. Ketika peneliti tiba di lokasi, Ibu
“Dy”, Ibu “Ds”, ibu “An” menyambut peneliti dengan hangat. Peneliti
melakukan interview dengan bergiliran datang kerumah mereka masing-
masing, yang pertama peneliti melakukan interview dengan ibu ”Ds” lalu
yang ke dua dengan ibu “Dy” dan yang ke tiga peneliti datang kerumah
ibu “An”. peneliti memberikan pertanyaan-pertanyaan tentang perubahan
apa yang di dapat PRT setelah mengikuti pendampingan Rumpun Tjoet
Njak dien dan pertanyaan masalah apa yang pernah di alami majikan
dengan PRT. Kesimpulan yang bisa peneliti tarik dari interview tersebut,
bahwasanya yang menyebabkan majikan marah kepada PRTnya karena
PRT sering malas dalam bekerja kadang asal-asalan dalam bekerja bahkan
ada yang mengerjakan setengah hati dan maunya naik gaji saja.
132
CATATAN LAPANGAN VIII
Tanggal : 11 Maret 2012
Waktu : 15.00-17.30 WIB
Tempat : Perumahan Gria Indah dan Karangwaru Bener Tegalrejo
Godean
Kegiatan : Wawancara dengan Majikan
Deskripsi
Pada hari ini peneliti datang lagi ke 2 kalinya untuk bertemu
dengan majikan pekerja rumah tangga. Seperti biasa sebelumya peneliti
sudah contact melalui SMS untuk bertemu dan datang kerumahnya.
Tujuan peneliti untuk bertemu dengan majikan Ibu “Mt” yang sudah
memperkerjakan jasa pekerja rumah tangga selama 4 tahun, Ibu “Dd” yang
sudah memperkerjakan jasa pekerja rumah tangga selama 8 tahun adalah
untuk mengadakan interview (wawancara) tentang pendampingan yang
diadakan oleh LSM Rumpun Tjoet Njak Dien dan masalah pekerjan yang
di lakukan oleh pekerja rumah tangga dalam bekerja.
Ketika peneliti tiba di lokasi, Ibu “Mt”, dan Ibu “Dd” menyambut
peneliti dengan hangat. Peneliti melakukan interview dengan bergiliran
datang kerumah mereka satu persatu, yang pertama peneliti melakukan
interview dengan ibu ”Dd” lalu yang ke dua dengan ibu “Mt”. peneliti
memberikan pertanyaan-pertanyaan tentang perubahan apa yang di dapat
PRT setelah mengikuti pendampingan Rumpun Tjoet Njak dien dan
pertanyaan masalah apa yang pernah di alami majikan dengan PRT.
Sambil bercanda-canda yang sangat mengasikkan, dan ibu “Mt”
menceritakan pernah ada masalah dengan PRT dan ibu “Dd” lebih tertarik
dengan PRT yang mempunyai sopan santun. Dari kesimpulan yang bisa
133
peneliti tarik dari interview ini ternyata kesimpulannya sama saja yang
menyebabkan majikan marah kepada PRT nya karena PRT sering malas
dalam bekerja kadang asal-asalan dalam bekerja bahkan ada yang
mengerjakan setengah hati dan maunya naik gaji saja. Setelah peneliti
mendapatkan hasil wawancara penelitii pun berpamitan pulang.
134
CATATAN LAPANGAN IX
Tanggal : 21 Maret 2012
Waktu : 11.30-14.00 WIB
Tempat : Kantor Rumpun Tjoet Njak dien
Kegiatan : Wawancara dengan Pendamping
Deskripsi
Pada hari ini peneliti datang ke LSM Rumpun Tjoet Njak dien
untuk bertemu dengan mbak “Jm” dan mbak “Sl” selaku pendamping
pekerja Rumah tangga LSM Rumpun Tjoet Njak dien. Sebelumya peneliti
sudah contact melalui SMS untuk bertemu di tempat tersebut. Tujuan
peneliti untuk bertemu mbak “Jm” dan mbak “Sl” adalah untuk
mengadakan interview (wawancara) tentang pendampingan pekerja rumah
tangga yang diadakan oleh LSM Rumpun Tjoet Njak dien.
Ketika peneliti tiba, mbak “Jm” dan mbak “Sl” menyambut peneliti
dengan hangat. Peneliti melakukan interview dengan bergiliran, yang
pertama peneliti melakukan interview dengan mbak “Sl” dan yang kedua
dengan mbak “Jm”. Peneliti memberikan cukup banyak pertanyaan
mengenai pendampingan LSM Rumpun Tjoet Njak dien bagi pekerja
rumah tangga agar informasi yang peneliti dapatkan komprehensif dan
representatif. Kesimpulan yang bisa peneliti tarik dari interview tersebut,
bahwasanya rata-rata pendamping LSM Rumpun Tjoet Njak dien memiliki
concern dan jiwa sosial yang cukup tinggi terhadap nasib pekerja rumah
tangga. Tujuan diadaknnya kegiatan pendampingan pekerja rumah tangga
adalah Menjadikan pekerja rumah tangga yang mandiri, Menjadikan PRT
yang profesional terhadap pekerjaannya, Memberikan bekal pengetahuan
terhadap pekerja rumah tangga agar mereka sadar atas hak dan kewajiban
135
yang mereka miliki, Mengembalikan hubungan yang harmonis pekerja
rumah tangga dengan majikan agar tidak terjadinya Konflik antar mereka
LSM Rumpun Tjoet Njak dien mempunyai dua pendampingan yaitu yang
pertama pendampingan litigasi adalah pendampingan apabila ada PRT
yang mengalami masalah dan harus di dampingi untuk memperjuangkan
nasib-nasib PRT dan yang kedua pendampingan non litigasi yaitu
pendampingan yang memberikan bekal pengetahuan sesuai minat bakat
dari PRT itu sendiri seperti londry, kerumahtanggan, pramurukti, baby
sister dll. LSM Rumpun Tjoet Njak dien juga melakukan tindak lanjut dari
semua program yang di jalankan di Rumpun Tjoet Njak dien.
136
CATATAN LAPANGAN X
Tanggal : 23 Maret 2012
Waktu : 10.15 -12.40 WIB
Tempat : Kantor LSM Rumpun Tjoet Njak dien
Kegiatan : Meminta Data Deskripsi LSM Rumpun Tjoet Njak dien
Deskripsi
Pada hari ini peneliti datang ke Rumpun Tjoet Njak Dien untuk
bertemu dengan katua LSM Rumpun Tjoet Njak dien yaitu Mbk “Lt”
untuk meminta data dan mengadakan wawancara mengenai deskripsi LSM
Rumpun Tjoet Njak Dien. Ketika peneliti tiba di lokasi, Mbk “Lt”
menyambut peneliti dengan ramah dan baik. Setelah peneliti menjelaskan
maksud dan tujuan kedatangan, kemudian peneliti pun memulai
wawancara dengan menanyakan hal yang pertama yaitu mengenai sejarah
berdirinya LSM Rumpun Tjoet Njak Dien, Visi dan Misinya, program-
program yang dilaksanakan, serta pendanaan program LSM Rumah
Impian.
Untuk data mengenai struktur kepengurusan, keadaan pengurus,
data pekerja rumah tangga, dan fasilitas yang ada di LSM Rumpun Tjoet
Njak Dien akan menyusul diberikan lewat email oleh mbk “Al”. mbk “Lt”
menjelaskan dan memaparkan deskripsi LSM Rumpun Tjoet Njak Dien
dengan cukup detail dan setelah data yang peneliti perlukan sudah cukup,
maka peneliti pun memohon pamit untuk pulang.
137
Lampiran 5. Analisis Data
ANALISIS DATA
(Display, Reduksi dan Kesimpulan) Hasil Wawancara
Bagaimana pola pendampingan yang dijalankan di LSM Rumpun Tjoet Njak dien?
Lt : “pola pendampingan yang ada di Rumpun Tjoet Njak dien yaitu ada dua pendampingan yang pertama pendampingan litigasi yaitu pendampingan apabila ada pekerja rumah tangga yang mengalami kasus atau masalah dengan majikan mereka dan yang kedua yaitu pendampingan non litigasi disni kami mengajari pendidikan altenatif pekerja rumah tangga”.
Sl : “disini kami mendampingi pekerja rumah tangga apabila PRT mengalami masalah kami mengadakan mediasi secara kekeluargaan dan kami juga memberikan pengetahuan dan wawasan kepada pekerja rumah tangga kami mengajari pekerja ruamh tangga seperti pelatihan babysister, pramurukti, kerumahtanggan, loundry ”.
Jm : “pola pendampingan dengan cara pendampingan litigasi dan non litigasi pendampingan ini sama-sama mendampingi PRT, sedangkan dalam pendampingan non litigasi kami memberikan pendampingan pelatihan dan pengetahuan bertujuan agar pekerja rumah tangga menjadi profesional dan mandiri terhadap pekerjaannya dan kami juga mengadakan tindak lanjut dari pendampingan ini”.
Kesimpulan :”pola pendampingan Rumpun Tjoet Njak dien adalah pendampingan litigasi dan pendampingan non litigasi dengan mendampingi pekerja rumah tangga, serta melaksanakan pendampingan dan mengadakan tindak lanjut”
Bagaimana perencanaan kegiatan pendampingan dilakukan?
Sl :“pekerja rumah tangga terlibat langsung dalam merencanakan kegiatan pendampingan ini. Kami (pendamping) merencanakannya dengan mengidentifikasi kebutuhan dan karakteristik pekerja rumah tangga terlebih dahulu, dari hasil identifikasi kebutuhan dan minat pekerja rumah tangga itu kami sebagai pendamping membuat kegiatannya”.
138
Jm : “Perencanaan kegiatan ini pekerja rumah tangga terlibat langsung, soalnya perencanaan yang kami buat dengan minat dan apa yang diinginkan oleh pekerja rumah tangga itu sendiri jadi kami hanya mengikuti apa yang diinginkan PRT dan memfasilitasi saja.
Kesimpulan :”Perencanaan dalam proses kegiatan pendampingan dilakukan dengan mengidentifikasi kebutuhan dan minat pekerja rumah tangga jadi pendamping hanya memfasilitasi saja.
Bagaimanakah proses kegiatan pendampingan dilakukan?
Lt : “prosesnya selain kami mendampingi pekerja rumah tangga yang mengalami masalah, kami juga memberikan pendampingan seperti pelatihan-pelatihan bagi pekerja rumah tangga”.
Sl : “prosesnya dalam melaksanakan pendampingan kami memberikan pengajaran tentang pengetahuan dan wawasan yaitu pendidikan kesadaran kritis yang bertema tentang kesadaran gender dan Ham kepada pekerja rumah”.
Jm :“didalam pendampingan kami memberikan pendampingan bagi pekerja rumah tangga. Kami memberikan materi yang sesuai dengan minat pekerja rumah tangga seperti catering, laundry, cleaning servis, babysister, pramurukti”.
Kesimpulan :”kegiatan pendampingan dilakukan dengan cara memberikan pendampingan terhadap pekerja rumah tangga apabila pekerja rumah tangga mengalami masalah dan pendampingan ada juga yang memberikan pelatihan bagi pekerja rumah tangga .
Apa saja materi kegiatan yang diberikan dalam pendampingan Rumpun Tjoet Njak Dien?
Jm :“Materi-materi yang kami berikan dalam pendampingan bukan hanya materi yang bersifat pelatihan semata, tapi materi tentang kesadaran gender dan Ham agar pekerja rumah tangga bisa mengerti tentang pendidikan kesadaran kritis.”
Sl : “kami dalam melaksanakan kegiatan pendampingan memberikan materi yang disesuakan dengan minat pekerja ruamh tangga seperti catering, laundry, cleaning servis, babysister, pramurukti”.
139
Kesimpulan :”materi yang diberikan adalah pengetahuan, wawasan dan pelatihan disesuaikan dengan minat PRT dan motivasi dukungan yang diberikan kepada pekerja rumah tangga yang mengalami masalah.
Apa saja fasilitas yang digunakan dalam pendampingan pekerja rumah tangga?
Sl : “fasilitas yang kami gunakan seperti buku modul tentang cara bekerja dengan baik dan menggunakan alat-alat kerumahtanggan, pengetahuan umum, peralatan keterampilan kalau sedang ada kegiatan pelatihan dan kami juga harus menyesuaikan dengan materi yang kami berikan dalam kegiatan pendampingan”.
Jm : “fasilitas yang kami gunakan yaitu sesuai apa yang di minati pekerja rumah tangga jadi kami hanya memfasilitasi saja”.
Kesimpulan : Fasilitas atau media yang digunakan dalam kegiatan pendampingan pekerja rumah tangga adalah buku modul yang sesuai minat pekerja rumah tangga.
Bagaiamana evaluasi kegiatan pendampingan dilakukan?
Lt : “kami mengevaluasi kegiatan pendampingan ini dalam hal bagaimana perkembangan pekerja rumah tangga setelah mengikuti kegiatan pendampingan dan memberikan solusi kepada pekerja rumah tangga yang mengalami masalah.”
Jm : “evaluasinya dilakukan setiap 3 bulan sekali untuk mengetahui perkembangan pekerja ruamh tangga dan program kita”.
Sl : “sebenarnya kegiatan pendampingan sulit untuk mengevaluasinya, tapi tiap 3 bulan sekali kami melakukan evaluasi untuk mengetahui perkembangan program ini. Evaluasinya meliputi berapa pekerja rumah tangga yang hadir dalam kegiatan pendampingan, bagaimana hubungan pekerja rumah tangga dengan majikan dan solusi yang kami berikan ketika ada pekerja rumah tangga yang mengalami masalah.”
Kesimpulan :”Evaluasi kegiatan pendampingan dilakukan 3 bulan sekali untuk mengetahui perkembangan pekerja rumah tangga dan program-program pendampingan.
140
Apa tindak lanjut dari kegiatan pendampingan?
Lt :”Dari kegiatan pendampingan kami mengadakan tindak lanjut perubahan dalam hal perilaku, mungubah traning-traning yang ada untuk fasilitator berikutnya dengan program-program keterampilan dan mengembalikan hubungan yang harmonis pekerja rumah tangga dengan majikan agar tidak terjadi konflik antar mereka.
Jm : “Tindak lanjutnya sesuai dengan tujuan pendampingan yang ada di Rumpun Tjoet Njak Dien.”
Kesimpulan :” Tindak lanjut dari kegiatan pendampingan adalah perubahan dalam hal perilaku, mengubah traning-traning yang ada untuk fasilitator berikutnya dengan program-program keterampilan dan mengembalikan hubungan pekerja rumah tangga dengan majikan agar tidak terjadi konflik antar mereka.
Apakah faktor pendukung dan penghambat pendampingan pekerja rumah tangga?
Sl : “faktor pendukungnya yaitu dukungan dari masyarkat, dukungan dari majikan memberikan kontrak kerja, tim kerja yang peduli, semangat pekerja rumah tangga. Kalau penghambatnya dana yang kurang, tidak ada nya kantor, masih ada pekerja rumah tangga yang memiliki moralitas rendah”.
Jm : “kalau faktor pendukungnya yaitu respon pekerja rumah tangga yang positif, semangat dari pendamping juga untuk melakukan pendampingan. Sedangkan penghambatnya yaitu adanya pekerja rumah tangga yang masih mau mencuri.
Kesimpulan : Faktor pendukung yaitu respon yang positif dari dukungani masyarkat, dukungan dari majikan memberikan kontrak kerja kepada pekerja rumah tangga, tim kerja yang peduli, semangat pekerja rumah tangga. Kalau penghambatnya dana yang kurang, tidak ada nya kantor yang selalu berpindah-pindah, masih ada pekerja rumah tangga yang memiliki moralitas rendah yang masih mau mencuri”
141
Lampiran 6. Hasil Dokumentasi Foto
DOKUMENTASI GEDUNG KANTOR LSM RUMPUN TJOET NJAK DIEN DAN KEGIATAN PENDAMPINGAN PEKERJA RUMAH TANGGA
(PRT)
Gambar 1. Kantor Rumpun Tjoet Njak Dien
Gambar 2. Kegiatan Pendampingan Pekerja Rumah Tangga
142
Gambar 3 Kegiatan Pendampingan Pekerja Rumah Tangga
143
Gambar 4. kegiatan pendampingan pekerja ruamh tangga
144
Lampiran 7. Data Diri Pekerja Rumah Tangga
Tabel 1. JURUSAN PERAWAT DAN PENGASUH ANAK
No Nama Tempat/ tgl lahir Alamat Pendidikan 1 Cuk Indah
Nuraini Yogyakarta, 20 Mei 1985
Badran, Yogyakarta SMP
2 Erma Novia Whisky
Semarang, 10 November 2003
Badran, RT 49/ 11 Yogyakarta
SD
3 Jumiyem Bantul, 2 November 1974
Rejosari, Jatimulyo, Dlingo, Bantul
SD
4 Marina Siska Gunungkidul, 23 Maret 1988
Nganjir, Karangsari, Semin, Gunungkidul 55854
SLTP
5 Mariyatul Qibtiyah
Yogyakarta, 8 Juli 1976
Jln. Adisucipto 100B RW 01 Ambarukmo Yogyakarta
SD
6 Painah Yogyakarta, 07 Juni 1972
Bener, TR IV/ 132 RT 05/ 02, Yogyakarta 55243
SMA
7 Ratmini Yogyakarta, 25 Desember 1978
Bener TR IV/ 215 Yogyakarta
SLTA
8 Sutarsih Karta Amperani
Karanganyar, 3 Februari 1968
Jln.Lely 4/ 192 Perumnas Condong Catur, Sleman, Yogyakarta
SD
9 Siti Subiyanti Gunungkidul, 28 Oktober 1989
Panggang, Girimulyo, Macanmati, Gunungkidul
SLTP
10 Siti Muti’ah Rembang, 8 Januari 1980
Dresi Wetan, Kaliori, Rembang, Jawa Tengah
SLTP
11 Suprapti Gunungkidul, 6 Banyumeneng III, SLTP
145
Maret 1986 RT 04/ 06, Giriharjo, Panggang, Gunungkidul
12 Supatmi Gunungkidul, 11 Juli 1987
Banyumeneng, RT 02/ 1 Panggang, GK
SLTP
13 Sri Andayani Sleman, 17 Februari
Sumberan RT 01/ 21 Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta, 55581
SMU
14 Yuli Maiheni Sleman, 15 Juli 1975
Kroco RT 02/ 08 Sukoharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta
SMP
15 Tri Siswati Yogyakarta, 18 April 1973
Ambarukmo RT 01/ 01 No 90, Yogyakarta
SMA
16 Subekti Sleman, 1 Februari 1981
Perumahan Kwarasan
SMP
17 Ramdlon Laila Yogyakarta, 20 Juni 1984
Karanganyar, MG III/ 1245 Yogyakarta
SMU
18 Yustina Hartini Bantul, 26 Februari 1973
Ambarukmo, RT 01/ 02/ No 125, Catur Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta 55281
SMP
19 Tri Suwandari Yogyakarta, 12 November 1983
Janturan UH IV/ 382 Yogyakarta 55164
SMU
146
Tabel 2. JURUSAN KERUMAHTANGGAAN
No Nama Tempat/ Tgl lahir Alamat Pendidikan
1 Tumirah 23 tahun Girinyono RT 42/ 22 Sendangsari, Pengasih, Kulonprogo
SD
2 Rumiyah Magelang, 12 November 1983
Putihan, Temanggung, Kaliangkrek, Magelang
SD
3 Sutini Kulonprogo, 28 Juli 1981
Kamal, RT 06/ 30, Karangsari, Pengasih, Kulonprogo 55652
SLTP
4 Sukilah Bantul, 1 Maret 1980
Karangasem, Seloharjo, Pundong, Bantul, Yogyakarta
SLTP
5 Ngatiyem Yogyakarta, 16 Oktober 1971
Bener TR 141 RT 05/ 02
SD
6 Rubini 7 Juni 1985 Jln. Rakai Hini No 87 Perumahan Gunungsempu (0274) 370978
7 Siti Daryati Gunungkidul, 14 Agustus 1972
Perumahan Wirokerten Jln. Pisang 263 Banguntapan
SD
8 Subekti Sleman, 1 Maret 1981
Kwarsan, RT 11/ 08 No 229 Nogotirto, Gamping, Sleman, Yogyakarta
SMP
9 Marni Gunungkidul, 6 Agustus 1984
Sekip Blok N-42 SMP
147
10 Sukatie Klaten, 28 September 1984
Jln.Rakai Watukura T 54 No 8 Perumahan Gunungsempu
SD
11 Nanik Suprihatin
Sleman, 10 April 1979
Krikilan RT 05/ 22 A25 Gang Mawar Sariharjo, Ngaglik, Sleman, 55581
SMU
12 Baroyatul Husni
Bantul, 7 Maret 1972
Kebosungu I, RT 02/ 17Dlingo, Bantul 55783
PGA
13 Sri Mulyani Bantul, 2 Juni 1981
Bungas, Sumberagung, Jetis, Bantul, Yogyakarta
SD
14 Mira Kusuma Yogyakarta, 16 September 1982
Gampingan WB 1/ 772 Yogyakarta 55253
SMP
15 Sudaryani Lampung, 16 Juli 1986
Krikilan, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta 55581
SLTP
16 Sutarsih Karta Amperani
Karanganyar, 3 Februari 1968
Jln.Lely 4/ 192 Perumnas Condongcatur, Sleman, Yogyakarta (0274) 882240
SD
17 Ika Fitri Halimah
Sleman, 21 Maret 1985
Kwarasan, RT 09/ 07 No 199, Nogotirto, Gamping, Sleman, Yogyakarta 55292
SD
18 Tri Narti Yogyakarta, 15 Desember 1971
Mutihan RT 04/ 18 Bantul
SD
19 Jamilatun Boyolali, 7 September 1970
Jatirejo, Sempu, Andong, Boyolali, Jawa Tengah
SLTP
148
20 Sumarni Gunungkidul, 25 Agustus 1969
Perumahan Wirokerten
SD
21 Wartini Bantul, 7 September 1970
Nogosari, Wukirsari, Imogiri, Bantul, Yogyakarta
SD
22 Suratmi Magetan, 9 Juli 1970
Dusun Pragak, parang, Magetn, jawa Timur
SD
23 Sukrami 20 tahun Krambilsawit, RT 2/ 13 Ngondelweton, Saptosari, Gunungkidul
SD
24 Sri Astuti Sleman, 30 Januari 1982
Kwarasan, RT 07/ 10 Nogotirto, Gamping, Sleman 55292
SD
25 Yuli Maiheni Sleman, 15 Juli 1975
Kroco, RT 02/ 08 Sukoharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta 55581
SMP
26 Elis Lismiati Cibinong, 14 Agustus 1982
Tasikmalaya SMP
149
Tabel 3. JURUSAN PERAWAT ORANG TUA
No Nama Tempat/ Tgl lahir Alamat Pendidikan
2 Marina Siska Gunungkidul, 23 Maret 1988
Jln.Nitikan Baru no 25 Umbulharjo, Yogyakarta
SLTP
3 Siti Subiyanti Gunungkidul, 28 Oktober 1989
Panggang, Girimulyo, Macanmati, Gunungkidul
SLTP
4 Siti Hajrah AS Ujung Pandang, 17 Juli 1965
Ambarukmo, RT 02/ 01 No 111, Condong Catur, Depok, Sleman
SMA
5 Nur Kholidah Klaten, 14 September 1980
PP Al Mahali, Brajan, Pleret, Bantul, Yogyakarta
SMU
6 Septika Rizqiyani
Tegal, 29 September 1985
PP Al Mahali, Brajan, Pleret, Bantul, Yogyakarta
MAN
7 Sri Suprihati Klaten, 2 Januari 1987
Jamboran SLTP
8 Supatmi Gunungkidul, 11 Juli 1987
Banyumeneng, RT 2/ 1 Panggang, Gunungkidul
SLTP
9 Siti Muti’ah Rembang, 8 Januari 1980
Dresi Wetan, Kaliori, Rembang, Jawa Tengah
SLTP
10 Istiqomah Bantul, 2 Januari 1985
PP Al Mahali Barajan, Wonokromo, Peleret, Bantul, Yogyakarta
SLTP
11 Sri Andayani Sleman, 17 Februari
Sumberan, Sariharjo, Ngaglik, Sleman,
SMU
150
Yogyakarta
12 Sri Lestari Klaten, 19 Januari 1977
Pucangan Barat, Delanggu, Klaten, Jawa Tengah.
13 Ririn Sulastri Sleman, 2 September
Tlogowono, Tegaltirto, RT 08/ V/ 62, Berbah, Sleman, Yogyakarta
SLTA
14 Setianingsih Gunungkidul, 11 Agustus 1987
Jetak, RT 02/ 21, Semin, Gunungkidul
SMP
15 Suprapti Gunungkidul, 6 Mret 1986
Banyumeneng III, RT 04/ 06, Giriharjo, Panggang, Gunungkidul
SLTP
16 Sri Yanti Gunungkidul, 13 Mei 1988
Purwo, Karangsari, Semin, Gunungkidul
SLTP
17 Wanti Banyumas, 3 November 1977
Jln.KS Tubun No 31 Yogyakarta, (0274) 562186
SMP
18 Yeni Prianti Surabaya, 27 Januari 1985
Jln.Tamansiswa, Mergangsan Kidul MG 3/ 25 L Yogyakarta 88151
SMK
19 Yustina Hartini Bantul, 26 Februari 1973
Ambarukmo RT 02/ 01 No 125 Condong Catur, Sleman, Yogyakarta 55281
SMP
20 Apriasih Bantul, 27 April 1983
Ngeblak RT 01/ RW XI Wijirejo, pandak, Bantul, Yogyakarta 55761
SMP
21 Elis Lismiati Cibinong, 14 Agustus 1982
Tasikmalaya SMP
151
22 Ika Nur Khayati Klaten, 6 Juli 1975
PP AL Mahali, Barajan, Wonokromo, Pleret, Bantul, Yogyakarta
MAN
23 Umi Hidayatun Chasanah
Bantul, 28 Oktober 1977
Brajan, Wonokromo, Pleret, Bantul,
SMU
152
Tabel 4. JURUSAN KERUMAHTANGGAAN
No Nama Tempat/ Tgl lahir Alamat Pendidikan
1 Siti Mustaqimah Yogyakarta, 28 Februari 1976
Tukangan DN II/ 503 Yogyakarta
SMP
2 Kusria Sujaryati Sleman, 5 Agustus 1982
Tlogowono, Tegaltirto, Berbah, Sleman
SMK
3 Mulyani Sleman, 23 November 1971
Tlogowono, Tegaltirto, Berbah, Sleman
SD
4 Siami Magelang, 29 Mei 1986
Kaponan, Pakis, Magelang
SLTP
5 Mumbasitoh 18 Februari 1979 Pekumen, Pasir Kidul RT 04/ 06, Purwokerto Barat, Banyumas, Jawa Tengah
SD
6 Nur Animah/ Mimin
Galatik, 12
Desember 1983
Gumuruh RT 04/ 02, Jln Sampai Raya No 63, Rangkas Bitung, Banten
SD
7 Puji Lestari Gunungkidul, 8
Desember 1982
Banyumeneng, Giriharjo, Panggang, Gunungkidul
SMU
8 Sri Indarti Bantul, 29 Mei
1983
Tlogowono, Tegaltirto, Berbah, Sleman
SMK
9 Tri Lestari Sleman, 27 Desember 1981
Tlogowono, Tegaltirto, Berbah, Sleman
SMK
10 Ririn Sulastri Sleman, 2 September 1971
Tlogowono, Tegaltirto, Berbah,
SLTA
153
Sleman
11 Siti Napsiah Yogyakarta, 8 Agustus 1980
Bener TR IV/ 179, Yogyakarta 55243
SD
12 Ratmini Yogyakarta 25 Desember 1978
Bener, Tegalrejo SLTA
13 Sukartiyah Bantul, 11 Mei 1972
Soragan RT 01/ 06 No 48 Ngestiharjo, Kasihan, Bantul
SMP
15 Winarti Kulonprogo, 2 Desember 1983
Karangwuni, RT 04/ 02 Wates, Kulonprogo
SMU
16 Suratiyem Kulonprogo, 19 April 1987
Karangwuni RT 08/ 04 Wates, Kulonprogo
SLTP/ MTsN
154
Tabel 5. JURUSAN BABY SITTER
No Nama Tempat/ Tgl lahir Alamat Pendidikan
1 Mumbasitoh 18 Februari 1979 Pakuncen, Pasir Kidul RT 04/ 06, Purwokert Barat, Banyumas, Jawa Tengah
SD
2 Nur Animah Galatik, 12
Desember 1983
Gumuruh RT 04/ 02, Jln. Sampai Raya, Rangkas Bitung, Banten
SD
3 Puji Lestari Gunungkidul, 8
Desember 1982
Banyumeneng, Giriharjo, Panggang, Sleman
SMP
4 Purwandari Ekasiwi
Sleman, 6 Juni
1986
Lojisari, Tegaltirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta
SLTP
5 Ratiana Magelang, 5
Januari 1983
Banyuurip, Gantang, Sawangan, Magelang
SMP
6 Sri Indarti Bantul, 29 Mei 1983
Tlogowono, Tegaltirto, Berbah, Sleman
SMK
7 Ruly Setiyani Ngawi, 7 November 1987
Wonosobo SLTP
8 Siti Mariana Magelang, 16 Desember 1971
Banyuurip, Gantang, Sawangan
SD
9 Sri Saryanti Sleman, 14 Desember 1976
Karanglo III, Sidomoyo, Godean, Sleman, Yogyakarta
SMK
10 Suprihatin Andriyani
Kulonprogo, 1 Juni 1972
Tanggulangin RT 40/ 19 Sidomulyo, Pengasih, Wates,
SD
155
Komala Kulonprogo, Yogyakarta 55652
11 Supriyati Sleman, 12 April 1966
Tlogowono, Tegaltirto, Berbah, Sleman
SLTA
12 Tri Lestari Sleman, 27 Desember 1981
Tlogowono, Tegaltirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta 55573
SMK
13 Siti Islamiyah Megelang, 14 Juli 1983
Gamol, RT 03/ 08 Paremono, Mungkid, Magelang
SD kelas 3
14 Nurjanah Sleman, 14 Februari 1978
Mundu RT 06/ 02 No 221 Catur Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta
MAN
15 Fitri Dwi Hastuti Klaten, 23 Desember 1983
Kuncen RT 13/ 06 Barepan, Cawas, Klaten
SLTP
16 Juwarti Magelang, 10 Februari 1984
Kembang, Jati, Sawangan, Magelang
SLTP
156
Tabel 6. JURUSAN PRAMURUKTI
No Nama Tempat/ Tgl lahir Alamat Pendidikan
1 Siti Mariana Magelang, 16 Desember 1971
Banyuurip, Gantang, Sawangan
SD
2 Sri Saryanti Sleman, 14 Desember 1976
Karanglo III, Sidomoyo, Godean, Sleman, Yogyakarta
SMK
3 Nur Aminah Galatik, 12
Desember 1983
Gumuran RT 04/ 02 Jln Sampai Raya, Rangkas Bitung, Banten
SD
4 Suprihatin Andriyani Komala
Kulonprogo, 1 Juni 1972
Tanggulangin RT 40/ 19 Sidomulyo, Pengasih, Wates, Kulonprogo, Yogyakarta 55652
SD
5 Fitri Dwi Hastuti
Klaten, 23 Desember 1983
Kuncen RT 13/ 06 Barepan, Cawas, Klaten
SLTP
6 Painah Yogyakarta, 7 Juni 1972
Bener TR IV/ 132 RT 05/ 02, 55243
SMA
7 Ratiana Magelang, 5
Januari 1983
Banyuurip, Gantang, Sawangan, Magelang
SMP
8 Warti Magelang, 10 februari 1984
Kembang, Jati, Sawangan, Magelang
SLTP
9 Sri Rejeki Endah Ning Ayomi
Sleman, 27 Mei 1975
Dawung, Tegaltirto, Berbah, Sleman
SMEA
10 Winarti Kulonprogo, 2
Desember 1983
Karangwuni, RT 04/ 02 Wates, Kulonprogo
SMU
157
Tabel 7. JURUSAN KERUMAHTANGGAAN
No. Nama Tempat/ tgl lahir
Alamat Pendidikan
1. Suwarningsih Handayani
Sragen, 8 Feb 1985
Gulan jati Sumberlawang Sragen
SD
2. Ayus Afrira Nurani
Pacitan, 17 April 1985
Kalikuning Tulakan Pacitan
SLTP
3. Ning Kartika Sari Temanggung, 7 Mei 1987
Parakan Kaligaleh Temanggung
SLTP
4. Sumilah Bantul, 1 Mei 1974
Karangrejek Kr.Tengah Imogiri Bantul
SD
5. Erna Yati Bantul, 12 Mei 1985
Samen Sumber Mulyo Bambang lipuro Btl
SLTA
6. Slamet Sriyanti Magelang, 12 Juli 1984
Banyuurip Sawangan Magelang
SLTP
7. Muji Rahayu Andayani
Yogyakarta, 16 Feb 1987
Ketandan Banguntapan Bantul
SMK
8. Ngadil Suwarni Bantul, 27 Juli 1986
Bendungan Canden Jetis Bantul
SLTP
9. Parsini Magelang, 9 Juli 1980
Kembang Jati Sawangan Magelang
SD
10. Anastasia Murni Magelang, 17 Des 1987
Banyuurip Sawangan Magelang
SD
158
11. Sudarni Bantul, 4 April 1984
Karangrejek Kr. Tengah Imogiri Bantul
SD
12. Suparmi Klaten, 30 Oktober 1986
Nayan kalangan Pedan Klaten
SLTP
13. Sukarni Magelang, 6 Mei 1984
Banyuurip Sawangan Magelang
SD
14. Sunarimah Kulonprogo, 10 Agustus 1973
Nabin Sidomulyo Pengasih Kulonprogo
SLTP
15. Ngatri Magelang, 10 Mei 1987
Banyuurip Sawangan Magelang
SMK
16. Parini Bantul, 10 April 1987
Ngaran Gilangharjo Pandak Bantul
SLTP
17. Marni Bantul, 3 Feb 1988
Ngaran Gilangharjo Pandak Bantul
SLTP
18. Sri Pujiati Bantul, 28 Maret 1985
Ngaran Gilangahrjo Pandak Bantul
SD
19. Fani Amrona Bantul, 15 Maret 1988
Gunting Gilangharjo Pandak Bantul
SLTP
20. Nanik Suprihatin Sleman, 7 Maret 1979
Krikilan Sariharjo Ngaglik Sleman
SLTA
159
Tabel 8. JURUSAN BABY SITTER
No Nama Tempat Tanggal Lahir
Alamat Pendidikan
1 Fitri Eka W Bantul 9 Juni 1982
Pandak Bantul SMP
2 Giriyanti Gunung Kidul, 30 Januari 1987
Panggang Gunung Kidul
SMP
3 Martini Bantul, 1 Januari 1986
Pandak Bantul SMP
4 Rina Gunug Kidul, 9 Agustus 1989
Panggang Gunung Kidul
SMP
5 Sri Kadarsih Gunung Kidul, 20 April 1988
Panggang Gunung Kidul
SMP
6 Vita Indriyani Grobogan, 3 Juli 1985
Ngeluk Purwodadi Grobogan
STBA LIA
7 Sri Utami Wonogiri, 11 Oktober 1987
Sendang. Purwantoro Wonogiri
SMP
8 Suparmi Gunung Kidul, 23 Agustus 1988
Petayan Purwosari Gunung Kidul
SMP
9 Suwrsiningsih Sragen, 8 Februari 1985
Gulon Jati Rt 12/4 SumberLawang
SD
10 Sri Winingsih Purworejo, 17 Februari 1985
Kalirejo,Bagelan Purworejo
SMP
160
Tabel 9. JURUSAN KERUMAHTANGGAAN
No. Nama TTL/Tempat Tanggal Lahir
Alamat Pendidikan
1. Fitri Eka W. Bantul, 9 Juni 1982 Pandak Bantul SMP
2. Giriyanti Gunung Kidul, 30 Januari 1987
Panggang, Gunung Kidul
SMP
3. Martini Bantul, 1 Januari 1986
Pandak Bantul SMP
4. Rina Gunung Kidul, 9 Agustus 1989
Panggang, Gunung Kidul
SMP
5. Sri Kadarsih Gunung Kidul, 20 April 1988
Panggang, Gunung Kidul
SMP
6. Vita Indriana Grobogan, 3 Juli 1985
Ngeluk, Purwodadi Grobogan
STBA LIA
161
Tabel 10. JURUSAN KERUMAHTANGGAAN
NO NAMA TTL ALAMAT Pendidikan
1 Ririn Yogya, 3 Januari 1980
Pringgokusuman GT 2/606
SMP
2 Isri Ari Yogya, 7 Juli 1960 KarangAnyar MG III/1089 Yk
SMP
3 Rubinah Gunung Kidul, 31 Desember 1962
Karang Anyar MG III/ 1090 Yk
SMP
4 Walijan Gunung Kidul,14 April 1971
Karang Anyar MG III/ 1099
SD
5 Wulandari Wijayanti
Yogya, 1 April 1988
Jl.Sisingamangaraja MG III/1087
SD
6 Sujilah Gunung Kidul, 14 Maret 1986
Gatak Gari Wonosari SD
7 Martinah Murni Ati
GunungKidul, 2 April 1986
Karang Anyar MG III/1097
SD
8 Dasini Yogya, 17 Juli 1989
Karang Anyar MG III/ 1089
SD
9 Rini Pujiastutik
Bantul, 20 Agustus 1982
SMP
162
Tabel 11. JURUSAN KERUMAHTANGGAAN
NO NAMA TTL Pendidikan
1 Amin Purwanti Sleman, 25 Juni 1967 SMP
2 Dwi Yuli Astuti Kulon Progo,7 Juli 1980 SMU
3 Devi Susilowati Jakarta, 28 Agustus 1984 SLTA
4 Gayatrie Dien Pramesti
Yogyakarta, 31 Juli 1987 SMP
5 Nur Khasanah Klaten, 28 Agustus 1985 SMP
6 Narti Hanafah Magelang, 7 April 1987 SD
7 Raisem Banyumas, 24 Februari 1982 SMP
8 Sulastri Gunung Kidul, 25 September 1987 SMP
9 Sargini Gunung Kidul , 24 Juli 1982 SMP
10 Sugiyanti Gunung Kidul, 14 April 1985 SD
11 Melina GunungKidul, 29 Juni 1988 SMP
163
Lampiran 8. Cliping Report Rumpun Tjoet Njak Dien.
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
Lampiran 9. Keterangan Ijin penelitian.
175
176