191
i POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) RUMPUN TJOET NJAK DIEN YOGYAKARTA BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA BERBASIS HAK ASASI MANUSIA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Reni Astuti NIM 08102244027 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JUNI 2012

POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

i

POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) RUMPUN TJOET NJAK DIEN YOGYAKARTA BAGI PEKERJA

RUMAH TANGGA BERBASIS HAK ASASI MANUSIA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh: Reni Astuti

NIM 08102244027

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

JUNI 2012

Page 2: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,
Page 3: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,
Page 4: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,
Page 5: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

v

MOTTO

Orang-orang yang gagal yang mampu menatap kegagalannya dengan

kepala tegak dan siap belajar untuk bangkit lagi adalah mereka yang telah

siap menjadi dewasa dan sukses secara utuh. (Q.S An-Nahl,ayat 110)

Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan sholat sebagai

penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.

(Terjemahan Q. S. Al-Baqarah: 153)

Tegas akan diri sendiri, buang fikiran negatif, lakukan yang terbaik.

Kegelisahan hanya milik mereka yang putus asa. (penulis)

Page 6: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

vi

PERSEMBAHAN

Atas Karunia Allah SWT

Karya ini akan saya persembahkan untuk :

1. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang

tidak pernah lupa dan tak pernah lekang

menyisipkan do’a-do’a mulia untuk

keberhasilan penulis dalam menyusun

karya ini. Terimakasih atas dukungan

moral dan pengorbanan tanpa pamrih

yang telah diberikan.

2. Almamater

3. Agama, Nusa, dan Bangsa

Page 7: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

vii

POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) RUMPUN TJOET NJAK DIEN YOGYAKARTA BAGI PEKERJA

RUMAH TANGGA BERBASIS HAK ASASI MANUSIA

Oleh Reni Astuti

NIM 08102244027

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) Pola pendampingan LSM Rumpun Tjoet Njak Dien Yogyakarta bagi pekerja rumah tangga berbasis hak asasi manusia dan 2) Faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan pendampingan LSM Rumpun Tjoet Njak Dien Yogyakarta.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subyek penelitian ini adalah tim pendamping, pekerja rumah tangga, dan pengelola LSM Rumpun Tjoet Njak Dien. Pengambilan sampel menggunakan teknik proporsive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Peneliti merupakan instrumen utama dalam melakukan penelitian yang dibantu oleh pedoman observasi, pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi. Teknik yang digunakan dalam analisis data adalah display data, reduksi data, dan pengambilan kesimpulan. Trianggulasi yang dilakukan untuk menjelaskan keabsahan data dengan menggunakan sumber dan metode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Pola pendampingan LSM Rumpun Tjoet Njak Dien Yogyakarta bagi pekerja rumah tangga berbasis hak asasi manusia dengan cara pendampingan litigasi dan pendampingan non litigasi, melaksanakan kegiatan pendampingan, dan mengadakan tindak lanjut yang sesuai dengan tujuan LSM Rumpun Tjoet Njak Dien. Rumpun Tjoet Njak Dien dalam tiga tahun terakhir telah memberdayakan sebanyak 256 pekerja rumah tangga dan memiliki 16 angkatan pekerja rumah tangga. 2) faktor pendukung dalam pelaksanaan pendampingan pekerja rumah tangga, yaitu: (a) adanya dukungan dari masyarakat luas, (b) adanya kesediaan para majikan untuk memberikan kontrak kerja dan dukungan dari majikan (c) adanya tim kerja yang peduli dengan nasib pekerja rumah tangga, (d) semangat dari para pekerja rumah tangga sedangkan. faktor penghambatnya, yaitu: (a) tidak adanya dana yang cukup, (b) tidak adanya kantor yang menetap, dan (c) masih ada sebagian pekerja rumah tangga yang moralitas rendah.

Kata kunci: pendampingan, pekerja rumah tangga (PRT), lembaga swadaya

masyarakat(LSM).

Page 8: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang disusun sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kependidikan di Universitas

Negeri Yogyakarta.

Penulis menyadari dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari

adanya bantuan berbagai pihak. Dalam kesempatan ini perkenanlah penulis

mengucapkan terimakasih kepada :

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, terimakasih telah memberikan

kesempatan untuk menuntut ilmu di Universitas Negeri Yogyakarta.

2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan, yang telah memberikan fasilitas dan

sarana sehingga studi saya lancar.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, yang telah memberikan

kelancaran dalam pembuatan skripsi ini.

4. Ibu S.W. Septiarti, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Hiryanto,

M.Si selaku Dosen Pembimbing II, yang telah berkenan membimbing.

5. Dosen Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan,

Universitas Negeri Yogyakarta yang telah mendidik dan memberikan ilmu

pengetahuan.

6. Seluruh Pengurus (pengelola) LSM Rumpun Tjoet Njak Dien Yogyakarta

(Mb.Lita, Mb.Alfi, Mb.Solia, Mb.Jum, Mb.Retno) atas ijin dan bantuan

untuk penelitian.

7. Papa, Mama ku Namarni, S.E dan Adik ku Ridwan Pranata atas do’a,

perhatian, kasih sayang, dan segala dukungannya.

8. Aditya Kurniawan atas pengertian, kesabaran, dukungan dan kasih sayang

yang diberikan.

9. Sahabat-sahabat ku Maya Sofia, Happy Maria, Dewi Nurhayati, Devi

Emanda You’are My Best Friend.

Page 9: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

ix

10. Semua teman- teman PLS angkatan 2008 yang selalu memberikan bantuan

dan motivasi, semua kenangan dan pengalaman kita akan menjadi kisah

klasik untuk masa depan

11. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyelesaian

skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

pihak-pihak yang peduli terhadap pendidikan terutama pendidikan luar

sekolah dan bagi para pembaca umumnya. Amin.

Yogyakarta, Mei 2012

Penulis

Page 10: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................... ii

HALAMAN SURAT PERNYATAAN............................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN............................................................. iv

HALAMAN MOTTO ......................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................... vi

ABSTRAK ........................................................................................... vii

KATA PENGANTAR......................................................................... viii

DAFTAR ISI ...................................................................................... x

DAFTAR TABEL .................................................................................. .. xiii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xv

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 7

C. Pembatasan Masalah .......................................................................... 7

D. Rumusan Masalah .......................................................................... 8

E. Tujuan Penelitian ................................................................................ 8

F. Manfaat Penelitian .............................................................................. 9

G. Penjelasan Istilah .............................................................................. 10

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka ................................................................................... 12

1. Kajian tentang Pola Pendampingan ............................................. 12

a. Pengertian pola pendampingan................................................. 12

b. Tujuan pendampingan ............................................................... 14

c. Metode pendampingan ............................................................... 15

d. Prinsip-prinsip pendampingan ................................................... 16

e. Tahap-tahap pelaksanaan kegiatan pendampingan .......... 18

Hal

Page 11: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

xi

2. Kajian tentang Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) ................. 20

3. Kajian tentang Pekerja Rumah Tangga ...................................... 23

a. Pekerja Rumah Tangga .......................................................... 23

b. Hubungan kerja antara majikan dan Pekerja Rumah

Tangga ......................................................................................... 25

c. Jenis pekerjaan Pekerja Rumah Tangga ................................... 27

d. Motivasi menjadi Pekerja Rumah tangga ............................... 28

4. Kajian tentang Hak asasi Manusia (HAM) .................................. 29

a. Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM) ................................... 29

b. Ciri pokok Hakikat HAM .......................................................... 30

c. Jenis dan macam Hak Asasi Manusia Dunia .......................... 31

d. Hak dan kewajiban Pekerja Rumah Tangga (PRT) .................. 32

B. Kerangka Berpikir ................................................................................ 34

C. Pertanyaan Penelitian ........................................................................ 37

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian ........................................................................ 38

B. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................ 38

C. Sumber Data Penelitian ...................................................................... 40

D. Teknik Pengambilan Sampel ...................................................... 40

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 41

F. Instrumen Penelitian .......................................................................... 43

G. Teknik Analisis Data .......................................................................... 44

H. Teknik Keabsahan Data ..................................................................... 45

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ............................................................................. 47

1. Deskripsi LSM Rumpun Tjoet Njak Dien ............................. 47

a. Lokasi dan keadaan LSM Rumpun Tjoet Njak Dien ...... .... 47

b. Sejarah singkat berdirinya LSM Rumpun Tjoet Njak

Dien ..................................................................................... 48

c. Tujuan LSM Rumpun Tjoet Njak Dien .................................. 50

Page 12: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

xii

d. Visi dan misi LSM Rumpun Tjoet Njak Dien ........................ 50

e. Fasilitas LSM Rumpun Tjoet Njak Dien................................... 51

f. Tenaga pengurus LSM Rumpun Tjoet Njak Dien ................... 53

g. Program LSM Rumpun Tjoet Njak Dien ................................... 55

h. Struktur organisasi badan pelaksana Rumpun Tjoet

Njak Dien dan garis hubungannya dengan kongres ................ 56

i. Pekerja Rumah Tangga (PRT) binaan LSM Rumpun

Tjoet Njak Dien......................................................................... 59

j. Jaringan kerjasama .............................................................. 60

k. Legalitas lembaga .................................................................. 61

l. Pendanaan ............................................................................... 61

2. Data Hasil Penelitian......................................................................... 61

a. Pola Pendampingan LSM Rumpun Tjoet Njak Dien

Yogyakarta bagi Pekerja Rumah Tangga

Berbasis Hak Asasi manusia ..................................................... 61

b. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan

Pola Pendampingan LSM Rumpun Tjoet Njak Dien

Yogyakarta ................................................................................ 91

B. Pembahasan ...................................................................................... 93

1. Pola Pendampingan LSM Rumpun Tjoet Njak Dien

Yogyakarta bagi Pekerja Rumah Tangga Berbasis

Hak Asasi Manusia.................................................................... 93

2. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Pola

Pendampingan LSM Rumpun Tjoet Njak Dien

Yogyakarta ................................................................................ 102

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................. 104

B. Saran ............................................................................................ 105

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 107

LAMPIRAN........................................................................................... 109

Page 13: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

xiii

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1. Teknik Pengumpulan Data ............................................... 43

Tabel 2. Fasilitas LSM Rumpun Tjoet Njak Dien ......................... 52

Tabel 3. Tenaga Pengurus LSM Rumpun Tjoet Njak Dien............ 54

Tabel 4. Data kasus Rumpun Tjoet Njak Dien

Tahun 2007-2010 ............................................................ 66

Page 14: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

xiv

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1. Kerangka Berpikir ......................................................…….. 36

Gambar 2. Struktur Organisasi LSM Rumpun Tjoet Njak Dien............. 58

Gambar 3. Pola Pendampingan LSM Rumpun Tjoet Njak Dien

bagi PRT .............................................................................. 90

Page 15: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Lampiran 1. Pedoman Observasi ...................................................... 111

Lampiran 2. Pedoman Dokumentasi ................................................. 112

Lampiran 3. Pedoman Wawancara ................................................... 113

Lampiran 4. Catatan Lapangan ......................................................... 125

Lampiran 5. Analisis Data................................................................. 137

Lampiran 6. Hasil Dokumentasi Foto ............................................... 141

Lampiran 7. Data Diri Pekerja Rumah Tangga.............................. 144

Lampiran 8. Cliping Report Rumpun Tjoet Njak Dien ................. 163

Lampiran 9. Surat Keterangan Ijin Penelitian............................... 164

Surat Keterangan Ijin Penelitian BAPPEDA Provinsi

Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian

Page 16: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

1  

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan jumlah penduduk di suatu wilayah seperti Indonesia

memunculkan berbagai permasalahan terutama didalam keluarga karir.

Keluarga karir adalah keluarga yang berjuang keras untuk penghidupan

keluarganya agar dapat mempertahankan kehidupannya yang berupa

pemenuhan kebutuhan pangan, sandang, papan dan kesehatan untuk

pengembangan fisik dan sosial serta kebutuhan akan pendidikan formal,

informal dan nonformal dalam rangka mengembangkan intelektual, sosial,

mental, emosional dan spritual. Keluarga karir mempunyai kesibukan diluar

rumah sehingga tidak semua keluarga yang mempunyai kesibukan bisa

mengerjakan pekerjaan rumah tangga mereka.

Kesibukan yang selalu dilakukan oleh keluarga karir membuat mereka

tidak bisa mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga yang biasa dilakukan

oleh para ibu rumah tangga. Sehingga para keluarga menghadirkan sosok

pekerja rumah tangga (PRT) untuk membantu meringankan beban pekerjaan

mereka dalam menyelesaikan pekerjaan rumah tangga yang selalu dilakukan

setiap hari. Pekerja rumah tangga (PRT) adalah seseorang yang melakukan

pekerjaan rumah tangga yang biasa dilakukan oleh para ibu rumah tangga

didalam keluarga seperti mencuci, memasak, mengasuh anak, dan lain

sebagainya. Dengan adanya pekerja rumah tangga semua pekerjaan rumah

tangga dapat teratasi dengan baik, Oleh sebab itu sosok pekerja rumah

Page 17: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

2  

tangga sangat membantu dan dibutuhkan oleh jutaan rumah tangga pada

zaman sekarang.

Pekerja rumah tangga merupakan salah satu pekerjaan dari sekian

banyaknya pekerjaan yang paling dibutuhkan di Indonesia apa lagi didalam

keluarga. Jumlah pekerja rumah tangga tahun 2010 merupakan kelompok

pekerja perempuan terbesar secara global lebih dari 100 juta Pekerja rumah

tangga di dunia. Jumlah pekerja rumah tangga di Indonesia 10.744.887

karena 67% dari rumah tangga kelas menengah dan menengah atas

mempekerjakan PRT. Sementara jumlah pekerja rumah tangga migran

Indonesia berjumlah kurang lebih 6 juta. Pekerja rumah tangga sampai saat

ini menempati posisi teratas sebagai tujuan migrasi tenaga kerja Indonesia.

(JALA PRT- jaringan nasional advokasi pekerja rumah tangga)

Jumlah pekerja rumah tangga adalah segmen pekerja yang sangat

dibutuhkan untuk jutaan rumah tangga atau keluarga yang memungkinkan

anggota rumah tangga menjalankan berbagai jenis aktivitas publik dan di

segala sektor. Realitas menunjukkan karir, profesionalitas, kesejahteraan

keahlian di berbagai bidang juga karena peran tokoh di belakang layar yaitu

pekerja rumah tangga. Karena tugas-tugas domestik digantikan oleh pekerja

rumah tangga, maka bisa dibayangkan rantai elemen kontribusi ekonomi,

sosial dan kerja ratusan ribu dan jutaan orang di segala sektor serta

pendidikan, pengembangan iptek, usaha industri barang, jasa, hiburan juga

karena kontribusi pekerja rumah tangga.

Page 18: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

3  

Situasi pekerja rumah tangga sungguh berbeda jauh dengan situasi

bertema kesetaraan, keadilan, HAM, kesejahteraan. Pelanggaran HAM kerap

terjadi pada pekerja rumah tangga yang mayoritas adalah perempuan,

dimensi pelanggarannya adalah pelanggaran atas hak anak, hak pendidikan,

kekerasan dalam berbagai bentuk. Pekerja rumah tangga rentan berbagai

kekerasan dari fisik, psikis, ekonomi, sosial. Pekerja rumah tangga berada

dalam situasi hidup, kerja yang tidak layak dan situasi perbudakan. Pekerja

rumah tangga mengalami pelanggaran hak-haknya yaitu upah yang sangat

rendah (< rata-rata) ataupun tidak dibayar dan ditunda pembayarannya,

pemotongan semena-mena, tidak ada batasan beban kerja yang jelas dan

layak.

Beban kerja domestik bisa ditimpakaan kepada pekerja rumah tangga,

jam kerja yang panjang rata-rata di atas 12-17 jam kerja yang beresiko tinggi

terhadap kesehatan, nasib tergantung pada kebaikan majikan, tidak ada hari

libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah

majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking, tidak ada jaminan

sosial. Pekerja rumah tangga tidak diakui sebagai pekerja, karena pekerja

rumah tangga tidak dianggap sebagai pekerjaan yang sesungguhnya dan

selalu mengalami diskriminasi terhadap mereka sebagai perempuan.

Seperti contoh kisah Ratna “...Ratna mengawali pekerjaannya sebagai PRT semenjak usia 13 tahun. Saya membereskan rumah, memasak, menyapu lantai, serta menjaga anak-anak,”tuturnya.“Setiap hari dari pukul 5 pagi sampai tengah malam.”Saya tidak mendapatkan waktu istirahat. Sebagaimana yang dialami oleh banyak PRT perempuan, Ratna tidak memiliki kamar untuk dirinya sendiri. “Saya tidur di dapur tanpa alas, di atas

Page 19: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

4  

lantai. Saya merasa kedinginan, ketakutan,”kata Ratna.“Majikan saya suka mengunci saya di dalam kamar setiap malam, dia bilang itu untuk keamanan saya. Saya tidak bisa pergi ke kamar mandi pada malam hari”. (Laporan AI: Eksploitasi dan pelanggaran- situasi sulit pekerja rumah tangga perempuan) Melihat kisah yang dialami Ratna seorang pekerja rumah tangga

dimana masih banyak terjadi kekosongan hukum untuk perlindungan pekerja

rumah tangga. Kondisi ini yang semakin memberi ruang sistematis bagi

pelanggaran hak-hak pekerja rumah tangga, kekerasan, perbudakan dan tidak

diakui keberadaannya sebagai pekerja oleh pemerintah dan begitu halnya

pemerintah dalam kebijakan tidak menyentuh keberadaan pekerja rumah

tangga. Meski kehadiran pekerja rumah tangga sangat dibutuhkan tetapi

masih banyak terjadi pelanggaran HAM pada pekerja rumah tangga.

Kekerasan sangat mudah terjadi pada pekerja rumah tangga, mulai dari

asalnya, ketika bermigrasi, ditempat kerjanya dan juga pasca bekerja.

Siapapun, apapun jenis atau pilihan pekerjaannya, diformal ataupun

informal, jenis kelaminnya, latar belakang sosial, ekonomi, pendidikan,

agama dan kepercayaan, seharusnya mereka mendapat penghormatan,

perlindungan akan hak-hak asasinya dan perlindungan akan hak-hak sosial

ekonomi, hak-hak dalam bekerja, serta hak-hak perempuan.

Kekerasan yang terjadi pada pekerja rumah tangga berawal dari

minimnya pendidikan dan ketrampilan yang dimiliki oleh pekerja rumah

tangga sehingga terjadinya kemiskinan. Kemiskinan salah satu faktor utama

lahirnya pekerjaan menjadi pekerja rumah tangga dengan problemnya.

Kemiskinan menimbulkan problem multidimensi sebagai gambaran yaitu,

Page 20: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

5  

miskin dari segi ekonomi membuat kehidupan pekerja rumah tangga tidak

bisa memenuhi kebutuhan primer ataupun sekunder dan kebutuhan dalam

pendidikan mereka sendiri. Ada bentuk-bentuk kekerasan lainnya yang

bersifat kejiwaan atau emosi, kekerasan ini bisa dalam bentuk penanaman

rasa takut melalui intimidasi, ancaman, hinaan, makian, mengecilkan arti

seorang pekerja rumah tangga, dan membatasi ruang geraknya. (Zaitunah

Subhan, 2004 : 5). Kekerasan terhadap perempuan selalu terjadi terutama

pada pekerja rumah tangga yang selalu dipandang sebelah mata oleh sebagian

masyarakat dan Pelanggaran HAM pekerja rumah tangga sering dialami oleh

pekerja rumah tangga. 

Contoh pelanggaran HAM pekerja rumah tangga yaitu kasus Marsih (14 tahun) diajak oleh seorang mahasiswa salah satu PTS di Yogyakarta yang pernah KKN didesa Gunung kidul dan diajak ke Yogyakarta janji sang mahasiswa ingin memberikan pekerjaan dengan bekerja di rumah tantenya. Sesampai di Yogyakarta Marsih diberi pekerjaan yang telah di janjikan oleh mahasiswa tersebut. Belum seminggu bekerja Marsih sering mendapat omelan, hinaan dan tamparan. Alasanya karena mengempel kurang bersih, ketahuan tidur siang atau lupa mengupas kentang. (sumber: profil sosial dan problematika pekerja rumah tangga didaerah istimewa yogyakarta). Pelanggaran HAM kerap terjadi pada perempuan terutama pekerja

rumah tangga. Kekerasan pada perempuan tidak bakal terjadi apabila para

perempuan diberi wawasan dan pengetahuan yang luas. Seperti program

pendampingan, pemberdayaan perempuan dan peningkatan kesejahteraan

dapat dilaksanakan dengan baik, jika ada lembaga yang menanganinya, baik

ditingkat nasional maupun daerah.

Page 21: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

6  

Salah satu lembaga sosial masyarakat yang menangani masalah

perempuan seperti pekerja rumah tangga yaitu Lembaga Swadaya Masyarakat

(LSM) Rumpun Tjoet Njak Dien. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

Rumpun Tjoet Njak Dien adalah sebuah sanggar pemberdayaan perempuan

yang merupakan kelanjutan dari Forum Diskusi Perempuan Yogyakarta

(FDPY) yang dibentuk pada tahun 1989 yang merupakan kumpulan para

aktivis perempuan beberapa perguruan tinggi di Yogyakarta yang mempunyai

concern terhadap penghargaan dan pelaksanaan HAM dengan mengambil

spesialisasi kesetaraan gender yang berdasarkan Deklarasi Universal HAM.

Untuk menangani masalah pemberdayaan perempuan di Yogyakarta,

LSM Rumpun Tjoet Njak Dien memiliki beberapa program salah satunya

yaitu program pendampingan. Pendampingan Lembaga Swadaya Masyarakat

Rumpun Tjoet Njak Dien dijalankan dengan cara membangun relasi melalui

komunikasi yang intensif dengan pekerja rumah tangga yang terjalin secara

pendampingan agar perlindungan pekerja rumah tangga sanggat diperhatikan

oleh pemerintah dan masyarakat.

Dari berbagai permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk

mengadakan penelitian mengenai Pola Pendampingan Lembaga Swadaya

Masyarakat (LSM) Rumpun Tjoet Njak Dien Yogyakarta Bagi Pekerja

Rumah Tangga (PRT) Berbasis Hak Asasi Manusia.

Page 22: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

7  

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang diuraikan di atas, di temukan

beberapa identifikasi permasalahan sebagai berikut:

1. Pekerja rumah tangga banyak dibutuhkan oleh jutaan rumah tangga di

Indonesia yang anggota rumah tangga menjalankan berbagai jenis aktivitas

publik di segala sektor.

2. Pekerja rumah tangga merupakan kelompok pekerja perempuan terbesar

secara global dan menempati posisi teratas sebagai tujuan migrasi tenaga

kerja Indonesia.

3. Pemerintah tidak mengakui keberadaan pekerja rumah tangga sebagai

pekerja dan tidak ada kebijakan dari pemerintah untuk menyentuh

keberadaan pekerja rumah tangga.

4. Pelanggaran HAM kerap terjadi pada pekerja rumah tangga yang

mayoritas adalah perempuan.

5. Kekerasan berawal dari minimnya pendidikan dan ketrampilan yang

dimiliki oleh pekerja rumah tangga.

6. Kemiskinan adalah salah satu faktor utama lahirnya pekerjaan menjadi

pekerja rumah tangga (PRT).

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang diuraikan, tidak seluruhnya

dikaji dalam penelitian ini. Mengingat ada keterbatasan waktu, kemampuan

dan dana. agar penelitian ini lebih mendalam, maka penelitian ini hanya

dibatasi pada masalah Pola Pendampingan Lembaga Swadaya Masyarakat

Page 23: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

8  

(LSM) Rumpun Tjoet Njak Dien Yogyakarta Bagi Pekerja Rumah Tangga

Berbasis Hak Asasi Manusia.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka rumusan masalah yang

diangkat melalui penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah pola pendampingan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

Rumpun Tjoet Njak Dien Yogyakarta Bagi pekerja rumah tangga (PRT)

berbasis Hak asasi manusia ?

2. Apakah faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan pola

pendampingan di LSM Rumpun Tjoet Njak Dien Yogyakarta?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

1. Pola Pendampingan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumpun Tjoet

Njak Dien Yogyakarta Bagi Pekerja Rumah Tangga Berbasis Hak Asasi

Manusia.

2. Faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan pola pendampingan

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumpun Tjoet Njak Dien

Yogyakarta Bagi Pekerja Rumah Tangga Berbasis Hak Asasi Manusia.

Page 24: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

9  

F. Manfaat Penelitian

Beberapa kegunaan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Bagi peneliti

a) Membantu untuk mengetahui dan memahami Pola Pendampingan

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumpun Tjoet Njak Dien

Yogyakarta Bagi Pekerja Rumah Tangga Berbasis Hak Asasi

Manusia.

b) Memperoleh pengalaman nyata dan mengetahui secara langsung

kondisi dan situasi yang nantinya akan menjadi bidang penelitian.

c) Menerapkan ilmu yang sudah didapat dibangku perkuliahan.

2. Bagi LSM Rumpun Tjoet Njak Dien

a) Sebagai bahan evaluasi dalam meningkatkan kualitas pendampingan

pekerja rumah tangga.

b) Sebagai bahan pertimbangan untuk pemberian bentuk program

pembelajaran selanjutnya.

c) Memberikan masukan dalam pelaksanan pendampingan yang akan

di selenggarakan

3. Bagi tutor atau pendamping

a) Mengetahui kelemahan dan kelebihan dalam proses pembelajaran

yang akan diberikan.

b) Sebagai bahan masukan untuk mencari model pembelajaran yang

lebih baik pada pembelajaran yang dilakukan berikutnya.

Page 25: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

10  

G. Penjelasan Istilah

Untuk lebih memperjelas istilah yang digunakan dalam penelitian ini,

dan menghindari adanya kemungkinan yang terjadi, maka perlu adanya

pembatasan atau definisi operasionalnya sebagai berikut :

1. Pola dalam Wikipedia Indonesia adalah bentuk atau model (atau, lebih

abstrak, suatu set peraturan) yang bisa dipakai untuk membuat atau untuk

menghasilkan suatu atau bagian dari sesuatu, khususnya jika sesuatu yang

ditimbulkan cukup mempunyai suatu yang sejenis untuk pola dasar yang

dapat ditunjukkan atau terlihat, yang mana sesuatu itu dikatakan

memamerkan pola.

2. Pendampingan adalah suatu aktivitas yang dilakukan dan dapat bermakna

pembinaan, pengajaran, pengarahan dalam kelompok yang lebih

berkonotasi pada menguasai, mengendalikan, dan mengontrol. Kata

pendampingan lebih bermakna pada kebersamaan, kesejajaran, egaliter

atau kesederajatan kedudukan sehingga tidak ada dikotomi antara atasan

dan bawahan (BPKB Jawa Timur, 2001: 5).

3. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dalam wikipedia adalah Lembaga

organisasi atau lembaga yang anggotanya adalah masyarakat warga negara

Republik Indonesia yang sukarela atau kehendak sendiri berniat serta

bergerak dibidang kegiatan tertentu yang ditetapkan oleh organisasi atau

lembaga sebagai wujud partispasi masyarakat dalam upaya meningkatkan

taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat kepada pengabdian secara

masyarakat.

Page 26: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

11  

4. Pekerja Rumah Tangga adalah (disingkat PRT) atau sering disebut

pembantu saja adalah orang yang bekerja di dalam lingkup rumah tangga

majikannya. Di Indonesia saat masa penjajahan Belanda, pekerjaan pekerja

rumah tangga disebut baboe (dibaca "babu"), sebuah istilah yang kini

kerap digunakan sebagai istilah konotasi negatif untuk pekerjaan ini.

Pekerja rumah tangga mengurus pekerjaan rumah tangga seperti memasak

serta menghidangkan makanan, mencuci, membersihkan rumah, dan

mengasuh anak-anak. Di beberapa negara, pekerja rumah tangga dapat

pula merawat orang lanjut usia yang mengalami keterbatasan fisik.

(Rumpun Tjoet Njak Dien, 2007: 15).

5. Hak Asasi Manusia adalah hak-hak yang telah dipunyai seseorang sejak ia

dalam kandungan. HAM berlaku secara universal. Dasar-dasar HAM

tertuang dalam deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat (Declaration of

Independence of USA) dan tercantum dalam UUD 1945 Republik

Indonesia, seperti pada pasal 27 ayat 1, pasal 28, pasal 29 ayat 2, pasal 30

ayat 1, dan pasal 31 ayat 1. Contoh Hak Asasi Manusia (HAM): Hak untuk

hidup, Hak untuk memperoleh pendidikan, Hak untuk hidup bersama-sama

seperti orang lain, Hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama, Hak

untuk mendapatkan pekerjaan. (Baehr Peter dkk, 2001: 50)

Page 27: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

12  

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Kajian tentang Pola Pendampingan

a. Pengertian pola pendampingan

Sebelum menjelaskan mengenai Pengertian pola pendampingan

terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai pengertian pola dan

pendampingan itu sendiri. Pola dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

artinya sistem, cara kerja, bentuk (struktur) yang tetap. Dan dalam

Wikipedia Indonesia adalah bentuk atau model (atau, lebih abstrak,

suatu set peraturan) yang bisa dipakai untuk membuat atau untuk

menghasilkan suatu atau bagian dari sesuatu, khususnya jika sesuatu

yang ditimbulkan cukup mempunyai suatu yang sejenis untuk pola

dasar yang dapat ditunjukkan atau terlihat, yang mana sesuatu itu

dikatakan memamerkan pola itu sendiri.

Istilah pendampingan berasal dari kata kerja “mendampingi”

yaitu suatu kegiatan menolong yang karena sesuatu sebab butuh

didampingi. Sebelum itu istilah yang banyak dipakai adalah

“Pembinaan”. Ketika istilah pembinaan ini dipakai terkesan ada

tingkatan yaitu ada pembina dan ada yang dibina, pembinaan adalah

orang atau lembaga yang melakukan pembinaan. Kesan lain yang

muncul adalah pembina adalah pihak yang aktif sedangkan yang dibina

pasif atau pembina adalah sebagai subyek dan yang dibina adalah

Page 28: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

13  

obyek. Oleh karena itu ketika istilah pendampingan dimunculkan,

langsung mendapat sambutan positif dikalangan praktisi pengembangan

masyarakat. Karena kata pendampingan menunjukkan kesejajaran

(tidak ada yang satu lebih dari yang lain), yang aktif justru yang

didampingi sekaligus sebagai subyek utama, pendampingan lebih

bersifat membantu saja. Pendampingan merupakan aktivitas yang selalu

dilakukan oleh kelompok-kelompok sosial seperti pengajaran,

pengarahan atau pembinaan dalam kelompok dan bisa menguasai,

mengendalikan serta mengontrol orang-orang yang mereka dampingi.

Karena dalam pendampingan lebih pada pendekatan kebersamaan,

kesejajaran, atau kesederajatan kedudukan. (BPKB Jawa Timur, 2001:

5).

Menurut Deptan (2004: 4), pendampingan adalah kegiatan dalam

pemberdayaan masyarakat dengan menempatkan tenaga pendamping

yang berperan sebagai fasilitator, komunikator, dan dinamisator.

Pendampingan pada umumnya merupakan upaya untuk

mengembangkan masyarakat di berbagai potensi yang dimiliki oleh

masing-masing masyarakat untuk menujuk kehidupan yang lebih baik

dan layak. Selain itu pendampingan berarti bantuan dari pihak lain yang

sukarela mendampingi seseorang atau pun dalam kelompok untuk

memenuhi kebutuhan dan pemecahan masalah dari masing-masing

individu maupun kelompok.

Page 29: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

14  

Pendampingan pada intinya didasari oleh prinsip pemihakan

kepada kelompok-kelompok masyarakat yang marginal, tertindas dan

dibawah untuk menjadikan mereka mempunyai posisi tawar sehingga

mampu memecahkan masalah dan mengubah posisinya. Pendampingan

dengan konsep mencakup upaya perbaikan kualitas hidup rakyat yang

diukur dari peningkatan kesejahteraan ekonomi, partisipasi.

Berdasarkan dari pengertian pola pendampingan yang telah

dijelaskan diatas, dapat disimpulkan bahwa pola pendampingan yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah model atau cara (suatu set

peraturan) dalam suatu aktivitas yang dilakukan dan dapat bermakna

pembinaan, pengajaran, pengarahan dan mengembangkan diberbagai

potensi yang dimiliki oleh para pekerja rumah tangga dengan

menempatkan tenaga pendamping sebagai fasilitator, komunikator dan

dinamisator sehingga pekerja rumah tangga mampu mencapai kualitas

kehidupan yang lebih baik.

b. Tujuan pendampingan

Tujuan pendampingan adalah pemberdayaan. Pemberdayaan

berarti mengembangkan kekuatan atau kemampuan (daya), potensi,

sumber daya manusia yang ada pada diri manusia agar mampu

membela dirinya sendiri. Didalam kegiatan pendampingan perlu

memiliki tujuan dan sasaran yang jelas dan dapat dilihat dari hasilnya.

Menurut Juni Thamrin (1996: 89), yaitu banyak cara melakukan

pendampingan dan salah satunya melalui kunjungan ke lapangan,

Page 30: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

15  

tujuan kunjungan kelapangan ini adalah membina hubungan kedekatan

dengan masyarakat, kedekatan dapat menimbulkan kepercayaan antara

pendamping dengan yang didampingi. Menurut Deptan (2004: 8),

tujuan dari pendampingan antara lain:

a) Memperkuat dan memperluas kelembagaan yang sedang dijalankan dimasyarakat.

b) Menumbuhkan dan menciptakan strategi agar berjalan dengan lancar dan tercapai tujuan yang dijalankan.

c) Meningkatkan peran serta aparat maupun tokoh masyarakat dalam melaksanakan program pendampingan.

Untuk tujuan pendampingan pekerja rumah tangga diLSM

Rumpun Tjoet Njak Dien yogyakarta adalah: a) Menjadikan pekerja

rumah tangga yang mandiri, b) Menjadikan pekerja rumah tangga yang

profesional terhadap pekerjaannya, c) Memberikan bekal pengetahuan

terhadap pekerja rumah tangga agar mereka sadar atas hak dan

kewajiban yang mereka miliki, d) Mengembalikan hubungan yang

harmonis pekerja rumah tangga dengan majikan agar tidak terjadinya

konflik antar mereka.

c. Metode pendampingan

Didalam proses pelaksanaan pendampingan harus memiliki

metode Pendampingan yang harus disesuaikan dengan keadaan

masyarakat yang harus didampinngi. Metode pendampingan ini

merupakan proses kegiatan agar terjadinya pendampingan, metode

pendampingan yang biasa digunakan dalam kegitan pendampingan

yaitu:

Page 31: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

16  

a) Konsultasi

Konsultasi adalah upaya pembantuan yang diberikan pendamping

terhadap masyarakat dengan cara memberikan jawaban, solusi

dan pemecahan masalah yang dibutuhkan oleh masyarakat.

b) Pembelajaran

Pembelajaran adalah alih pengetahuan dan sistem nilai yang

dimiliki oleh pendamping kepada masyarakat dalam proses yang

disengaja.

c) Konseling

Konseling adalah membantu menggali semua masalah dan

potensi yang dimiliki dan membuka alternatif-alternatif solusi

untuk mendorong masyarakat mengambil keputusan berdasarkan

pertimbangan yang ada dan harus berani bertanggung jawab bagi

kehidupan masyarakat (Bintan, 2010: 2).

d. Prinsip-prinsip pendampingan

Upaya untuk meningkatkan dan memberdayakan masyarakat

adalah melalui program pendampingan. Pendampingan dengan prinsip

yang dapat digunakan sebagai panduan dalam upaya pemberdayaan

masyarakat melalui program pendampingan yaitu :

1. Prinsip keswadayaan masyarakat

Yakni dengan memberi motivasi dan mendorong untuk berusaha atas

dasar kemauan dan kemampuan mereka sendiri serta tidak selalu

tergantung pada bantuan luar.

Page 32: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

17  

2. Prinsip berkelompok

Kelompok tumbuh dari, oleh dan untuk kepentingan masyarakat.

Melalui kerja-kerja yang dilakukan secara berkelompok, apa yang

diinginkan akan lebih mudah untuk diwujudkan. Selain itu sebuah

kelompok dapat menjadi basis kekuatan (posisi tawar), baik untuk

membangun jaringan, maupun untuk bernegosiasi.

3. Prinsip kerja jaringan

Selain menjalani dengan anggota kelompok sendiri, kerja sama juga

dikembangkan antar kelompok dan mitra kerja lainnya. Kerjasama

itu diwujudkan dalam sebuah jaringan yang mempertemukan

berbagai kepentingan antar kelompok. Jaringan kerja yang besar dan

solid dengan sendirinya memberikan kekuatan pada masyarakat.

4. Prinsip keberlanjutan

Kegiatan penumbuhan inisiatif, pengembangan diorientasikan pada

terciptanya sistem dan mekanisme yang akan mendukung dalam

pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan. Berbagai kegiatan

yang dilakukan merupakan kegiatan yang berpotensi untuk berlanjut

dikemudian hari.

5. Prinsip belajar menemukan sendiri

Kelompok dalam masyarakat tumbuh dan berkembang atas dasar

kemauan dan kemampuan mereka untuk belajar menemukan sendiri,

apa yang mereka butuhkan dan apa yang akan mereka kembangkan.

Termasuk untuk mengubah penghidupan dan kehidupannya.

Page 33: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

18  

e. Tahap-tahap pelaksanaan kegiatan pendampingan

Didalam pendampingan harus memiliki tahap pelaksanaan

kegiatan agar lebih terarah dan dapat dipahami kapan program akan

berakhir. Tahap-tahap ini pada hakikatnya merupakan target atau

sasaran yang ingin dicapai pada kurun waktu tertentu. Tahapan kegiatan

pendampingan adalah sebagai berikut:

a. Pengenalan kebutuhan masyarakat

Pengenalan kebutuhan masyarakat dilakukan untuk mengetahui apa

yang diperlukan oleh masyarakat di satu daerah sehingga kegiatan

yang akan dijalankan di daerah tersebut tidak sia-sia dan dapat

memberikan manfaat bagi mereka. Oleh karena itu informasi

mengenai lokasi, karakteristik masyarakat serta potensi daerah

diperlukan sebagai bahan dasar untuk merancang suatu kegiatan.

Informasi dapat diperoleh baik dari dokumen tertulis maupun dari

pejabat pemerintah, pemuka masyarakat maupun pemuka adat atau

agama. Informasi dari sumber lain seperti dari masyarakat secara

langsung juga diperlukan untuk memastikan bahwa kegiatan yang

akan dilakukan dapat menjawab kebutuhan masyarakat.

b. Rekruitmen pendamping

Untuk mencapai tujuan dari pemberdayaan masyarakat tersedianya

sumber daya manusia (SDM) tenaga pendamping yang memiliki

pengetahuan, sikap dan keterampilan, merupakan hal yang sangat

Page 34: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

19  

penting. Perekrutan tenaga pendamping ini merupakan salah satu

tahap yang menentukan bagi keberhasilan program pendampingan.

Kriteria pendamping perlu memiliki kemampuan untuk dapat

berfungsi sebagai penunjuk jalan, pendorong, pendamai, pengumpul

fakta dan pemberi fakta serta kepentingan-kepentingan yang lain. Pada

dasarnya pendamping memiliki tiga peran dasar yaitu :

1. Penasehat kelompok

Pendamping memberikan berbagai masukan dan pertimbangan yang

diperlukan oleh kelompok dalam menghadapi masalah. Pendamping

tidak memutuskan apa yang perlu dilakukan, akan tetapi

kelompoklah yang nantinya membuat keputusan.

2. Trainer Participatoris

Pendamping memberikan berbagai kemampuan dasar yang

diperlukan oleh kelompok seperti mengelola rapat, pembukuan,

administrasi, memecahkan masalah, mengambil keputusan dan

sebagainya.

3. Link Person

Peran pendamping adalah penghubung masyarakat dengan berbagai

lembaga yang terkait dan diperlukan bagi pengembangan kelompok.

Untuk menjadi seorang pendamping, persyaratan yang harus dimiliki

adalah:

a. Memiliki kompetensi dan kapasitas kognitif atau pengetahuan yang dalam dan luas dibidangnya.

b. Memiliki komitmen, profesional, motivasi, serta kematangan dalam pelaksanaan pekerjaan.

Page 35: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

20  

c. Memiliki kemauan yang sangat kuat untuk membagi apa yang dianggapnya baik bagi sesamanya (orang lain).

d. Memiliki kemampuan dalam mengumpulkan data, menganalisis dan identifikasi masalah, baik sendiri maupun bersama-sama masyarakat yang didampingi.

e. Kemampuan untuk melakukan interaksi membangun hubungan dengan setiap keluarga.

f. Kemampuan berorganisasi dan mengembangkan kelembagaan.

2. Kajian tentang Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

Kata LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) adalah kata yang sudah

sangat familiar terdengar di telinga kita. Karena memang kata ini sangat

sering dimuat di media-media cetak, media online, maupun

diperdengarkan dimedia-media elektronik. Dikemukakan oleh PBB,

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) adalah sebuah organisasi non-

pemerintah yang tidak mencari keuntungan materi, didirikan sukarela oleh

masyarakat, dengan skala lokal maupun internasional, dan bertujuan

untuk mengangkat kesejahteraan masyarakat. LSM didirikan dengan

tujuan-tujuan tertentu oleh sekelompok orang yang memiliki kesamaan

pandangan. Lembaga Swadaya Masyarakat melakukan berbagai pelayanan

dan fungsi kemanusiaan, menyampaikan keinginan warga Negara kepada

pemerintah, memonitor implementasi kebijakan dan program, dan

meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengambilan kebijakan

Negara. LSM juga menyediakan analisis dan konsultasi, serta bertindak

sebagai pemberi peringatan dini kepada pemerintah dan membantu

memonitor pengimplementasian perjanjian internasional dalam sebuah

Negara.

Page 36: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

21  

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) merupakan suatu organisasi

kemasyarakatan yang dibentuk atas prakarsa masyarakat untuk membantu

pelaksanaan program pembangunan. Seperti yang tercantum dalam

undang-undang No. 8 tahun 1985 tentang masyarakat (organisasi

kemasyarakatan) pasal (1) bahwa :

“Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan organisasi kemasyarakatan adalah organisasi yang dibentuk oleh anggota masyarakat WNI secara suka rela atas dasar kesamaan kegiatan, profesi, fungsi agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Masa Esa untuk berperan serta dalam pembangunan dalam rangka mencapai tujuan nasional dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan pancasila.”

Pengertian lain dari Lembaga swadaya masyarakat (disingkat LSM)

dalam wikipedia adalah sebuah organisasi yang didirikan oleh perorangan

ataupun sekelompok orang yang secara sukarela yang memberikan

pelayanan kepada masyarakat umum tanpa bertujuan untuk memperoleh

keuntungan dari kegiatannya. Organisasi ini dalam terjemahan harfiahnya

dari Bahasa Inggris dikenal juga sebagai Organisasi non pemerintah

(disingkat ornop atau ONP (Bahasa Inggris: non-governmental

organization; NGO).

Organisasi non pemerintah bukan menjadi bagian dari pemerintah,

birokrasi ataupun negara. Maka secara garis besar organisasi non

pemerintah dapat di lihat dengan ciri sbb :

a. Organisasi ini bukan bagian dari pemerintah, birokrasi ataupun negara

b. Dalam melakukan kegiatan tidak bertujuan untuk memperoleh

keuntungan

Page 37: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

22  

c. Kegiatan dilakukan untuk kepentingan masyarakat umum, tidak hanya

untuk kepentingan para anggota seperti yang di lakukan koperasi

ataupun organisasi profesi.

Menurut Hadiwinata dalam bukunya Politics of NGOs in Indonesia

Developing Democracy and Managing a Movement 2003 mengatakan

bahwa LSM telah menjadi "Sektor Ketiga", yaitu sektor publik yang

mengedepankan kepedulian sosial atau personal. Sektor Pertama adalah

sektor Negara atau pemerintah yang berkewajiban menjamin pelayanan

bagi warga Negaranya dan menyediakan kebutuhan sosial dasar,

sedangkan sektor Kedua adalah sektor swasta yang terdiri dari kalangan

bisnis dan industrial yang bertujuan mencari penghidupan dan

menciptakan kekayaan. Sebagai Sektor Ketiga, maka LSM beroperasi

diluar pemerintah dan pasar.

Menurut Salamon dan Anheier, Hadiwinata mendefinisikan LSM

mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (1) Formal, artinya secara organisasi

bersifat permanen, mempunyai kantor dengan seperangkat aturan dan

prosedur; (2) Swasta, artinya kelembagaan yang berada di luar atau

terpisah dari pemerintah; (3) Tidak mencari keuntungan, yaitu tidak

memberikan keuntungan (profit) kepada direktur atau pengurusnya; (4)

Menjalankan organisasinya sendiri (self-governing), yaitu tidak dikontrol

oleh pihak luar; (5) Sukarela (voluntary), yaitu menjalankan derajat

kesukarelaan tertentu; (6) Nonreligius, artinya tidak mempromosikan

Page 38: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

23  

ajaran agama; dan (7) Nonpolitik, yaitu tidak ikut dalam pencalonan di

pemilu.

Berdasarkan paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa LSM adalah

organisasi non pemerintah atau lembaga yang dibentuk secara suka rela

atas kebutuhan masyarakat, bersifat bebas, berorientasi tidak mencari

keuntungan yang bertujuan menswadayakan masyarakat sebagai wujud

partisipasi masyarakat dalam meningkatkan taraf hidup manusia.

3. Kajian tentang Pekerja Rumah Tangga

a. Pekerja Rumah Tangga

Pekerja rumah tangga merupakan salah satu jenis pekerjaan yang

digeluti oleh sebagian warga masyarakat sebagai pekerjaan mereka.

Mereka bekerja pada sebuah keluarga dan memperoleh upah. Hubungan

pekerja rumah tangga dengan pengguna jasa merupakan suatu

hubungan kerja karena memiliki unsur-unsur pengertian hubungan

kerja, yaitu adanya pekerjaan, di bawah perintah dan upah. Keberadaan

pekerja rumah tangga di masyarakat sudah cukup lama.

Secara historis fenomena pekerja rumah tangga ini sulit untuk

dirunut, mengingat profesi ini memiliki karakteristik tersendiri bila

dibandingkan dengan fenomena pekerjaan domestik pada masa lampau.

Menurut Tim Rumpun Tjoet Njak Dien (2000: 12), di dalam

masyarakat masa lampau jaman dahulu ada istilah budak, abdi,

bediende atau babu masing-masing istilah ini memiliki karakter

eksistensial sesuai konteks historis yang berbeda-beda, sehingga masih

Page 39: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

24  

diragukan juga apakah pekerja rumah tangga merupakan dari istilah-

istilah tersebut.

Budak munculnya fenomena budak ini terkait peperangan antar

suku dan penaklukan wilayah (tanah) dalam peperangan ini, pihak yang

dikalahkan akan meyerahkan segenap harta miliknya dan sekaligus

mengabdikan diri mereka kepada kelompok pemenang. Para budak ini

terdiri dari beberapa klasifikasi yang diantaranya sangat dekat dengan

pekerja rumah tangga pada saat ini. Ada jenis budak yang diperjual-

belikan, ada budak yang disewakan, ada budak sebagai hukuman

pengadilan dan ada budak tawanan perang. Kedekatan antara budak dan

pekerja rumah tangga karena telah dimanfaatkan sebagai labour force

oleh pihak lain untuk urusan kerja substansial.

Abdi munculnya fenomena abdi ini mucul dalam sistem sosial

budaya feodalistik di jawa yang berkembang konsep kehidupan

transendental dalam hubungan antara raja dengan rakyatnya. Raja

merupakan sosok yang luhur, suci, sakti dan dekat dengan tuhan,

sehingga kesempatan menjadi abdi dalam kerajaan merupakan sebuah

anugrah bagi mereka. Secara fungsional memiliki kesamaan ciri dengan

pekerja rumah tangga sekarang ini.

Bediende atau babu munculnya fenomena bersamaan dengan

masuknya budaya kolonial, fenomena kerja kepembantuan rumah

tangga terus terpelihara sampai dengan terwujudnya masyarakat

nasional (indonesia) dan permintaan akan babu meningkat untuk

Page 40: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

25  

menyelesaikan pekerjaan domestik dan pada masa ini mereka sudah

dihargai secara material dengan di beri upah.

Menurut dari beberapa pengertian yang sudah di sampaikan dapat

disimpulkan bahwa pekerja rumah tangga adalah seseorang pekerja

yang menjual jasanya melalui pekerjaan rumah tangga dengan

mendapatkan imbalan. Menurut dari pengertian pekerja rumah tangga

dapat disimpulkan bahwa pekerja rumah tangga adalah orang selain

anggota keluarga yang bekerja pada seseorang atau beberapa orang

dalam rumah tangga atau suatu keluarga untuk melakukan pekerjaan

rumah tangga dengan mendapatkan imbalan.

b. Hubungan kerja antara majikan dan Pekerja Rumah Tangga.

Hubungan kerja antara majikan dan pekerja rumah tangga adalah

hubungan yang bersifat kekuasaan. Dimana majikan yang menyediakan

lapangan pekerjaan dan mempunyai sumber ekonomi sedangkan

pekerja rumah tangga sebagai orang yang mencari kerja. Katjasungkana

mengatakan bahwa syarat-syarat umum dalam hubungan kerja adalah:

a. Adanya para pihak, yaitu pihak pemberi kerja dan penerima kerja.

b. Adanya hubungan kewibawaan, yaitu salah satu pihak berada dibawah perintah pihak lain dalam melakukan pekerjaan.

c. Adanya upah, yaitu imbalan yang diterima pihak penerima kerja karena melakukan pekerjaan. (Astuti Dwi, 2000: 62)

Menurut pendapat Astuti Dwi (2000: 62), hubungan antara

majikan dan pekerja rumah tangga dapat disimpulkan bahwa hubungan

kerja antar pekerja rumah tangga dan majikan adalah hubungan yang

timbul karena adanya perjanjian antara pekerja rumah tangga dengan

Page 41: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

26  

majikan guna melakukan pekerjaan kerumahtanggaan dengan

mendapatkan imbalan berupa gaji. Pekerja rumah tangga termasuk

dalam kategori pekerja meskipun sifat hubungan kerja lebih bersifat

semi formal. Hubungan antara pekerja rumah tangga dengan majikan

bersifat kekeluargaan, sehingga pekerja rumah tangga cenderung

sebagai anggota keluarga yang tinggal dalam satu atap dan bekerja pada

satu atap pula.

Hubungan kerja pekerja rumah tangga dengan majikan selama ini

lebih bersifat semi formal. Artinya disamping berorientasi pada tugas,

hubungan tersebut juga bersifat kekeluargaan. Sifat hubungan kerja

yang seperti ini barangkali menguntungkan bagi beberapa pekerja

rumah tangga yang kebetulan bekerja pada majikan baik. Mereka

dianggap seperti keluarga sendiri, di perlakukan dengan baik, dihargai,

diberi kebebasan dalam melaksanakan pekerjaan, dan akan dibantu jika

mengalami kesulitan. Bagi pekerja rumah tangga yang mendapat

majikan seperti ini, meskipun gaji pokok yang diterima nominalnya

relatif kecil, tetapi banyak kebutuhan mereka yang dibantu supaya

terpenuhi.

Selama ini pekerja rumah tangga dan majikan mengharapkan

hubungan yang ideal dan harmonis tanpa harus ada konflik antar

mereka. Dan menegakkan prinsip-prinsip keadilan tanpa meninggalkan

nilai-nilai yang mereka anut. Dalam kontrak kerja merupakan hal yang

Page 42: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

27  

penting dalam membangun hubungan kerja yang terjalin bersifat ideal

dan saling menghormati hak dan kewajiban masing-masing pihak.

c. Jenis pekerjaan Pekerja Rumah Tangga

Pekerjaan yang dikerjakan oleh Pekerja rumah tangga merupakan

aktivitas pokok yang dilakukan setiap hari merupakan aktivitas pokok

dan pada umunya mereka harus melakukan pekerjaan rumah tangga

setiap hari. Berdasarkan jenis pekerjaan rumah tangga. Ada dua jenis

pekerjaan yang selalu dilakukan oleh pekerja rumah tangga yaitu

pekerjaan pokok dan pekerjaan tambahan.

Pekerjaan pokok adalah pekerjaan rutin yang selalu dilakukan

oleh pekerja rumah tangga setiap hari, contohnya seperti mencuci

perabotan rumah tangga. Mencuci pakaian, menyetrika pakaian,

menyapu rumah, memasak, belanja, mengepel lantai, membersihkan

kamar mandi, membersihkan kamar majikan, dan mengasuh anak

(bayi). Pekerjaan ini selalu di lakukan oleh pekerja rumah tangga

perempuan karena sama dengan pekerjaan pokok kerumahtanggaan

lainya yang selalu di lakukan oleh para ibu rumah tangga. Pekerjaan

tambahan adalah bukan berarti pekerjaan rutin atau pun pokok yang

selalu dikerjakan oleh pekerja rumah tangga tetapi pekerjaan tambahan

seperti mencuci mobil, merapikan kebun, menjaga toko majikan,

membantu usaha majikan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pekerja rumah tangga mengelola

semua pekerjaan didalam rumah tangga. Pekerja rumah tangga bukan

Page 43: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

28  

pembantu melainkan seorang pekerja. Karena mereka tidak pantas lagi

disebut pembantu sebab peran pekerja rumah tangga sangat penting

dalam membantu dalam menyelesaikan pekerjaan dalam urusan rumah

tangga. Mulai dari pekerjaan dapur sampai mengasuh anak majikan.

d. Motivasi menjadi Pekerja Rumah Tangga

Ada beberapa alasan yang mendasari terjadinya urbanisasi

perempuan desa ke kota termasuk untuk menjadi pekerja rumah tangga.

Diantaranya adalah kondisi geografis desa yang kurang kondusif bagi

mereka untuk tinggal didesa dan karena adanya daya tarik kota. Karena

banyak anggapan bahwa lebih mudah mencari pekerjaan di kota dari

pada didesa.

Beberapa alasan yang mendorong pekerja rumah tangga menjadi

pekerja.

a. Ajakan dari teman

Sebagian dari mereka menjadi pekerja rumah tangga karena diajak

oleh teman. Di saat mereka sedang bingung mencari pekerjaan,

muncul teman mereka yang sudah lebih dahulu menjadi pekerja

rumah tangga, sehingga mereka pun tidak menolak untuk mengikuti

jejak temannya.

b. Rendahnya pendidikan dan keterampilan

Disisi lain mereka merasa tidak memiliki modal keterampilan dan

pendidikan mereka rendah. Sehingga tidak ada lagi pekerjaan yang

lain yang bisa dilakukan kecuali menjadi pekerja rumah tangga.

Page 44: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

29  

c. Dari pada mengangur dirumah

Karena mereka terpaksa harus mencari nafkah untuk keluarganya

demi kelangsungan hidup keluarga. Menurut sebagian orang menjadi

pekerja rumah tangga tidak masalah dari pada mengangur dirumah.

d. Sulitnya mencari pekerjaan

Merupakan alasan pekerja rumah tangga sehingga mengatakan

sulinya mencari pekerjaan karena tidak mempunyai pendidikan yang

tinggi dan pengalaman yang minim. Jadi mereka memilih menjadi

pekerja rumah tangga.

4. Kajian tentang Hak Asasi Manusia (HAM)

a. Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)

Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap

manusia sejak awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak

dapat diganggu gugat siapa pun. Sebagai warga negara yang baik kita

mesti menjunjung tinggi nilai hak azasi manusia tanpa membeda-

bedakan status, golongan, keturunan, jabatan, dan lain sebagainya.

Apabila melanggar HAM seseorang bertentangan dengan hukum yang

berlaku di Indonesia. Hak asasi manusia memiliki wadah organisasi

yang mengurus permasalahan seputar hak asasi manusia yaitu Komnas

HAM (Gunawan Setiardja, 2001: 73).

Pengertian yang lain, Hak Asasi Manusia (HAM) adalah

seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia

sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Kuasa dan merupakan anugerah-

Page 45: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

30  

Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara,

hukum, Pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta

perlindungan harkat dan martabat manusia (Pasal 1 angka 1 UU No. 39

Tahun 1999 tentang HAM dan UU No. 26 Tahun 2000 tentang

Pengadilan HAM). Menurut pendapat Jan Materson (dari komisi HAM

PBB), dalam Teaching Human Rights, United Nations sebagaimana

dikutip Baharuddin Lopa menegaskan bahwa HAM adalah hak-hak

yang melekat pada setiap manusia, yang tanpanya manusia mustahil

dapat hidup sebagai manusia. John Locke menyatakan bahwa HAM

adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha

Pencipta sebagai hak yang kodrati (Kinanawati, 2008).

b. Ciri Pokok Hakikat HAM

Berdasarkan beberapa rumusan HAM di atas, dapat ditarik

kesimpulan tentang beberapa ciri pokok hakikat HAM yaitu:

1. HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi. HAM adalah

bagian dari manusia secara otomatis.

2. HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin,

ras, agama, etnis, pandangan politik atau asal-usul sosial dan bangsa.

3. HAM tidak bisa dilanggar. Tidak seorangpun mempunyai hak untuk

membatasi atau melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai

HAM walaupun sebuah Negara membuat hukum yang tidak

melindungi atau melanggar HAM (Mansyur Fakih, 2003).

Page 46: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

31  

c. Jenis dan macam Hak Asasi Manusia Dunia

1. Hak asasi pribadi atau personal right

a) Hak kebebasan untuk bergerak, berpergian dan berpindah-pindah

tempat.

b) Hak kebebasan mengeluarkan atau menyatakan pendapat.

c) Hak kebebasan memilih dan aktif di organisasi atau perkumpulan.

d) Hak kebebasan untuk memilih, memeluk, dan menjalankan

agama.

2. Hak asasi politik atau political right

a) Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan.

b) Hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan.

c) Hak membuat dan mendirikan parpol.

3. Hak asasi hukum atau legal equality right

a) Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum.

b) Hak untuk menjadi pagawai negeri sipil atau PNS.

c) Hak mendapat layanan dan perlindungan hukum.

4. Hak asasi ekonomi atau property rigths

a) Hak kebebasan melakukan kegiatan jual beli.

b) Hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak.

c) Hak kebebasan menyelenggarakan sewa-menyewa.

5. Hak asasi peradilan atau procedural rights

a) Hak mendapat pembelaan hukum di pengadilan.

Page 47: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

32  

b) Hak persamaan atas perlakuan pengeledahan, penangkapan dan

penahanan

6. Hak asasi sosial budaya atau sosial cultural right

a) Hak menentukan, memilih dan mendapatkan pendidikan.

b) Hak mendapatkan pengajaran.

c) Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan

minat.

d. Hak dan kewajiban Pekerja Rumah Tangga (PRT)

Pada dasarnya hak pekerja rumah tangga adalah hak asasi

manusia. Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada

hakikatnya dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang

Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati,

dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan

setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat

manusia. Pekerja rumah tangga barhak untuk menikmati dan

memperoleh perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan asasi yang

sama baik hak asasi pribadi maupun dibidang politik, ekonomi, sosial,

budaya, hukum, atau bidang lainnya (Widjaja, 2000 :77)

Hak-hak tersebut diantaranya adalah hak untuk hidup, hak untuk

tidak disiksa, hak kebebasan pribadi, pikiran dan hati nurani, hak

beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi

dan persamaan dihadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas

dasar hukum yang berlaku surat (Pasal 4 UU HAM ).

Page 48: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

33  

Hak-hak dan kewajiban pekerja rumah tangga yang terdapat

dalam draf kontrak kerja Rumpun Tjoet Njak Dien Yogyakarta adalah:

a. Mendapatkan upah kerja, upah lembur, kenaikan upah kerja, dan tunjangan.

b. Mendapatkan waktu libur kerja dan cuti kerja. c. Mendapatkan waktu istirahat yang cukup. d. Mendapatkan fasilitas makan dan minum yang layak. e. Mendapatkan fasilitas pengobatan dan istirahat pada waktu

sakit. f. Mendapatkan fasilitas tempat tidur atau istirahat, kamar mandi,

dan peralatan mandi. g. Mendapatkan kebebasan dalam berorganisasi dan

bersosialisasi. h. Mendapatkan kebebasan berekspresi dan beribadah. i. Mendapat rasa aman dan nyaman serta terbebas dari segala

bentuk kekerasan, penindasan, eksploitasi.

Sedangkan kewajiban pekerja rumah tangga adalah :

a. Melaksanakan tugas pekerjaannya. b. Bekerja dengan baik sesuai tugas pekerjaan dan jadwal kerja

yang ditentukan. c. Istirahat sesuai jadwal istirahat yang ditentukan. d. Memberikan pelayanan secara maksimal. e. Memberikan rasa aman dan nyaman serta tidak melakukan

tindak kekerasan dalam bentuk apapun. f. Menjalankan perintah kerja dari pengguna jasa g. Menerima dan menindaklanjuti nasehat dan saran dari

pengguna jasa. h. Menyampaikan persyaratan mengundurkan diri kepada

pengguna jasa selambat-lambatnya satu bulan sebelum mengundurkan diri.

Menurut Undang-undang No. 25 Tahun 1997 tentang

Ketenagakerjaan, setiap pekerja mempunyai Hak Asasi Manusia

(HAM) untuk memperoleh perlindungan atas :

a. Keselamatan dan kesehatan kerja.

b. Moral dan kesusilaan.

Page 49: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

34  

c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta

nilai-nilai agama.

Menurut tim Rumpun Tjoet Njak Dien (1999: 10) setiap pekerja

juga mempunyai hak untuk mendapatkan waktu istirahat kerja.

Memperoleh penghasilan yang layak bagi kemanusiaan, memperoleh

jaminan sosial Tenaga kerja. Hak pekerja rumah tangga adalah sesuatu

yang seharusnya diterima oleh PRT, teristimewa dari majikan.

Contohnya : memperoleh gaji.

B. Kerangka Berpikir

Masalah yang selalu dialami pekerja rumah tangga adalah kekerasan

dalam berbagai bentuk dari fisik, psikis, ekonomi, sosial, pelecehan terhadap

pekerja rumah tangga, sebagian besar pendidikan mereka rendah, pekerja

rumah tangga masih dianggap sebelah mata oleh sebagian masyarakat,

pekerja rumah tangga tidak mendapatkan Hak-hak yang seharusnya milik

mereka, selalu mendapatkan upah yang sangat rendah ataupun tidak dibayar,

jam kerja yang panjang dan tidak ada waktu untuk istirahat.

Lembaga Swadaya masyarakat (LSM) Rumpun Tjoet Njak Dien

(RTND) adalah sebuah sanggar pemberdayaan perempuan. Visi LSM

Rumpun Tjoet Njak Dien adalah Terwujudnya tatanan masyarakat dimana

perempuan dan manusia lainnya terbebaskan dari segala bentuk

ketidakadilan, kekerasan dengan berpegang pada nilai-nilai hak asasi

manusia, keadilan, setara, pluralisme, demokrasi, transparansi, solidaritas

dan partisipasi. Misi LSM Rumpun Tjoet Nyak Dien adalah Menyadarkan,

Page 50: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

35  

memberdayakan dan memperkuat perempuan miskin dan termarjinal

terutama pekerja rumah tangga, Melakukan perubahan kebijakan yang

melindungi perempuan miskin dan termarjinal, khususnya pekerja rumah

tangga, Memperkuat kapasitas lembaga perkumpulan yang mempunyai

tanggungjawab sosial dan manajemen yang transparan, Mensosialisasikan

dan mengkampanyekan hak-hak pekerja rumah tangga sebagai pekerja,

Memperkuat gerakan sosial yang memperjuangkan kepentingan pekerja

rumah tangga, Memunculkan kebijakan yang peduli pada pekerja rumah

tangga, Memperbesar majikan yang menerapkan standar kerja yang

melindungi pekerja rumah tangga.

Untuk menangani masalah pekerja rumah tangga di Yogyakarta ini,

LSM Rumpun Tjoet Njak Dien (RTND) memiliki program pendampingan

kepada pekerja rumah tangga. Pola pendampingan dilaksanakan dengan cara

membangun relasi melalui komunikasi yang intensif dengan pekerja rumah

tangga dan majikan. Pendamping akan berupaya mendampingi pekerja rumah

tangga dan menjadikan pekerja rumah tangga yang mandiri, profesional

terhadap pekerjaannya, pekerja rumah tangga mendapatkan hak-hak dan

kewajiban mereka serta tidak terjadinya konflik antar majikan dan pekerja

rumah tangga. Di dalam Pelaksanaan pendampingan terdapat faktor

pendukung dan penghambat yang mempengaruhi dalam proses pelaksanaan

dan hasil yang ingin dicapai serta intraksi yang terjalin antara pekerja rumah

tangga dan majikan

Page 51: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

36  

Dari pelaksaanan pendampingan tersebut akhirnya pekerja rumah tangga

(PRT) menjadi pekerja rumah tangga yang mandiri dan propesional terhadap

pekerjaannya, pekerja rumah tangga sadar akan Hak dan kewajiban yang

mereka miliki, dan tidak terjadinya konflik antara majikan dan pekerja rumah

tangga. Visualisasi mengenai kerangka berpikir di atas dapat dilihat pada

gambar kerangka berpikir sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka Berpikir

Masalah pekerja rumah tangga

(PRT)

LSM Rumpun Tjoet Njak Dien

Yogyakarta

Pola pendampingan LSM Rumpun Tjoet Njak Dien Yogyakarta bagi pekerja rumah tangga (PRT) berbasis hak asasi manusia

Pelaksanaan pendampingan

- Persiapan

- Proses

- Evaluasi

- Faktor Pendukung dan Penghambat

Hasil yang dicapai dari pola

pendampingan pekerja rumah tangga (sesuai dengan tujuan

pendampingan)

Page 52: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

37  

C. Pertanyaan Penelitian

Untuk mengarahkan penelitian yang dilaksanakan agar dapat memperoleh

hasil yang optimal, maka perlu adanya pertanyaan penelitian antara lain :

1. Bagaimanakah pola pendampingan yang dilaksanakan oleh Lembaga

Swadaya Masyarakat (LSM) Rumpun Tjoet Njak Dien Yogyakarta Bagi

pekerja rumah tangga berbasis Hak asasi manusia ?

2. Bagaimanakah hasil yang dicapai dari tujuan pendampingan pekerja rumah

tangga di Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumpun Tjoet Njak Dien

Yogyakarta Bagi pekerja rumah tangga berbasis Hak asasi manusia ?

3. Apa saja faktor pendukung dalam pelaksanaan pendampingan di LSM

Rumpun Tjoet Njak Dien Yogyakarta bagi pekerja rumah tangga berbasis

Hak asasi manusia ?

4. Apa saja faktor penghambat dalam pelaksanaan pendampingan di LSM

Rumpun Tjoet Njak Dien Yogyakarta bagi pekerja rumah tangga berbasis

Hak asasi manusia ?

Page 53: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

38  

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif karena bertujuan untuk mendeskripsikan, menguraikan

dan menggambarkan bagaimana pola pendampingan Lembaga Swadaya

Masyarakat Rumpun Tjoet Njak Dien Yogyakarta bagi pekerja rumah tangga

berbasis hak asasi manusia, apa faktor pendukung dan penghambat dalam

pelaksanaannya. Hal ini sesuai dengan Pendapat Sanapiah Faisal (1999: 20)

bahwa penelitian kualitatif dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi

mengenai fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan mendiskripsikan

sejumlah variabel yang berkenaan dengan yang akan diteliti.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif. Menurut Bogdan & Taylor yang dikutif oleh Lexy j. Meleong

(2002: 3), yang dimaksud dengan metode deskriptif. sebagai prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau

lisan dari orang-orang yang perilakunya diamati.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini mengenai pola pendampingan Lembaga Swadaya

Masyarakat (LSM) Rumpun Tjoet Njak Dien Yogyakarta bagi pekerja rumah

tangga berbasis hak asasi manusia dengan alamat Jalan Gurami UH VI

No.300 B Sorosutan Umbulharjo, Yogyakarta 55163. Alasan penelitian

Page 54: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

39  

memilih tempat penelitian di LSM Rumpun Tjoet Njak Dien Yogyakarta

tersebut karena :

1. LSM Rumpun Tjoet Njak Dien Yogyakarta merupakan LSM yang

memiliki kepedulian dan perhatian terhadap masalah pekerja rumah tangga

yang ada di Yogyakarta

2. Lokasi dan tempat LSM Rumpun Tjoet Nyak Dien Yogyakarta mudah

dijangkau oleh peneliti

3. Para pengurus LSM Rumpun Tjoet Nyak Dien Yogyakarta yang sangat

baik dan terbuka sehingga memudahkan penelitian untuk mendapatkan

informasi atau data penelitian.

Kegiatan penelitian dilaksanakan mulai bulan November 2011 sampai

dengan bulan Maret 2012. Tahap-tahap yang akan dilakukan dalam penelitian

ini adalah :

1. Tahap pengumpulan data awal yaitu melakukan observasi awal untuk

mengetahui suasana tempat, pendampingan pekerja rumah tangga yang

dilaksanakan, dan wawancara formal pada obyek penelitian.

2. Tahap penyusunan proposal. Dalam tahap ini dilakukan penyusunan

proposal dari data-data yang telah dikumpulkan melalui tahap penyusunan

data awal.

3. Tahap perijinan. Pada tahap ini dilakukan pengurusan ijin untuk penelitian

ke LSM Tjoet Njak Dien Yogyakarta

4. Tahap pengumpulan data dan analisis data. Pada tahapan ini dilakukan

pengumpulan terhadap data-data yang sudah didapat dan dilakukan

Page 55: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

40  

analisis data untuk pengorganisasian data, tabulasi data, prosentase data,

interpretasi data, dan penyimpulan data.

5. Tahap penyusunan laporan. Tahapan ini dilakukan untuk menyusun

seluruh data dari hasil penelitian yang didapat dan selanjutnya disusun

sebagai laporan pelaksanaan penelitian.

C. Sumber Data Penelitian

Sumber data penelitian adalah tempat, peristiwa, orang yang menjadi

subjek penelitian. Subyek penelitian diperlukan sebagai pemberi keterangan

mengenai data-data dan informasi-informasi yang menjadi sasaran penelitian.

Yang menjadi subyek penelitian dalam penelitian pola pendampingan

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumpun Tjoet Njak Dien Yogyakarta

bagi pekerja rumah tangga ini adalah pendamping, pekerja rumah tangga, dan

pengelola LSM Rumpun Tjoet Njak Dien Yogyakarta. Maksud dari

pemilihan subyek ini adalah untuk mendapatkan sebanyak mungkin informasi

dari berbagai macam sumber sehingga data yang diperoleh dapat diakui

kebenarannya.

D. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang peneliti gunakan adalah teknik

proporsive sampling yaitu sampel yang dipilih berdasarkan pertimbangan

atau penelitian subjektif dari penelitian, jadi dalam hal ini penelitian

menentukan sendiri responden mana yang dianggap dapat mewakili populasi

(Burhan Ashshofa, 1996: 91). Sampel yang diambil adalah 3 anggota LSM

Rumpun Tjoet Nyak Dien, 5 pekerja rumah tangga, 5 majikan pengguna jasa.

Page 56: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

41  

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan, maka digunakanlah berbagai

cara pengumpulan data sebagai berikkut :

1. Observasi

Menurut Sanapiah Faisal (1992: 52), metode observasi adalah

metode pengumpulan data dengan menggunakan pengamatan atau

penginderaan langsung terhadap suatu benda, kondisi, situasi, proses atau

perilaku. Manfaat data yang diambil dari pengamatan ini adalah mengecek

kebenaran data dari kemungkinan data yang dicari ada yang bias atau

menyimpang karena adanya keraguan dari peneliti kurang dapat mengingat

peristiwa atau hasil wawancara.

Dalam penelitian, peneliti menggunakan observasi non partisipan

Karena cara observasi yang dimaksudkan disini adalah peneliti tidak ikut

berpartisipasi secara langsung dalam pelaksanan Pola pendampingan LSM

Rumpun Tjoet Njak Dien Yogyakarta Bagi Pekerja Rumah Tangga

Berbasis Hak Asasi Manusia. Tetapi peneliti melakukan observasi tentang

kegiatan pola pendampingan LSM Rumpun Tjoet Njak Dien Yogyakarta

Bagi Pekerja Rumah Tangga Berbasis Hak Asasi Manusia.

2. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan tanya jawab dan tatap muka dengan mengunakan alat

yang disebut panduan wawancara (Lexy j. Meleong, 2005 : 186). Dapat

dikatakan bahwa wawancara adalah tanya jawab lisan antara dua orang

Page 57: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

42  

atau lebih secara langsung. Karena data primer penelitian langsung

diperoleh dari subjek penelitian lewat wawancara.

Wawancara dalam penelitian ini adalah tanya jawab kepada

Pendamping, Pekerja rumah tangga (PRT), dan Pengelola LSM Rumpun

Tjoet Njak Dien untuk mendapatkan data primer mengenai Pola

pendampingan LSM Rumpun Tjoet Njak Dien Yogyakarta Bagi Pekerja

Rumah Tangga Berbasis Hak Asasi Manusia.

3. Dokumentasi

Menurut Lofland dan Lofland dalam Lexy j. Moleong (2005: 157)

sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan

tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.

Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jenis datanya dibagi dalam kata-

kata dan tindakan, sumber data tertulis, dan foto. Dokumentasi dalam

penelitian ini berhubungan dengan masalah penelitian untuk melengkapi

data primer yang diperoleh dari hasil wawancara. Dokumentasi ini diambil

dari data-data dan catatan yang ada di Lembaga Swadaya Masyarakat

(LSM) Rumpun Tjoet Njak Dien Yogyakarta. Dokumentasi yang dikaji

dalam penelitian ini adalah foto-foto kegiatan pendampingan, struktur

organisasi LSM Rumpun Tjoet Njak Dien, dan dokumen-dokumen lain

yang berkaitan dengan penelitian

Page 58: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

43  

Tabel 1. Teknik Pengumpulan Data

No Aspek Sumber Data Teknik

1.

2.

Pola pendampingan LSM

Rumpun Tjoet Njak Dien

bagi PRT

Faktor pendukung dan

penghambat pelaksanaan

pendampingan

Pendamping, pengelola,

dan pekerja rumah tangga.

Pendamping dan

pengelola

Observasi,

Wawancara,

dokumentasi.

Wawancara

dan observasi

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat untuk mengumpulkan data dalam

penelitian atau alat penelitian (Moleong, 2000: 186). Instrumen ini perlu

karena peneliti dituntut untuk dapat menemukan data dari fenomena,

peristiwa, dokumen tertentu. Dalam penelitian ini yang menjadi instrumen

utama penelitian adalah peneliti sendiri dibantu dengan pedoman observasi,

pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi. Pedoman observasi

digunakan sebagai alat bantu pengumpul data yang dirancang dan dibuat

sedemikian rupa sehingga data yang didapatkan sebagaimana adanya.

Pencatatan data wawancara juga aspek utama yang sangat penting dalam

wawancara karena kalau pencatatan itu tidak dilakukan dengan semestinya,

maka sebagian dari data akan hilang dan usaha wawancara akan sia-sia.

Pedoman dokumentasi digunakan untuk menggali data atau informasi subyek

yang tercatat sebelumnya, yang bisa diperoleh melalui catatan tertulis.

Page 59: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

44  

Menurut Lexy J. Moleong (2005: 216) bahwa ada dua bentuk dokumen yaitu

dokumen pribadi dan dokumen resmi. Penggunaan pedoman ini bertujuan

agar dalam observasi dan wawancara tidak menyimpang dari permasalahan

yang akan diteliti.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dimulai dari

seluruh data yang telah terkumpul dari pengamatan yang sudah dituliskan

dalam catatan lapangan, dari berbagai sumber, dari wawancara dengan

responden, dokumentasi, observasi yang kemudian dideskripsikan dan

interpretasi dari data yang diperoleh. Maka analisis data yang akan

dipergunakan dalam penelitian ini adalah mengacu pada konsep analitik

Miles, M.B dan Huberman, M.A (1992: 16-20) tentang interaktif model yang

menghasilkan analisa data ke dalam tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi

dicatat dalam catatan lapangan yang terdiri dari dua aspek yaitu deskripsi

dan refleksi. Deskripsi berisi apa yang dilihat, didengar, dirasakan,

disaksikan, dan dialami sendiri oleh peneliti. Sedangkan catatan refleksi

yaitu catatan yang memuat kesan, komentar, tafsiran peneliti tentang

temuan yang dijumpainya.

2. Reduksi Data

Reduksi Data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data yang muncul dari

Page 60: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

45  

catatan-catatan tertulis di lapangan. Yaitu tentang Pola pendampingan

LSM Rumpun Tjoet Njak Dien Yogyakarta Bagi Pekerja Rumah Tangga

Berbasis Hak Asasi Manusia.

3. Penyajian data (display data),

Merupakan hasil reduksi data yang disajikan dalam laporan secara

sistematik yang mudah dibaca atau dipahami baik sebagai keseluruhan

maupun bagian-bagiannya dalam konteks sebagai satu kesatuan. Dalam

hal yang berkaitan dengan Pola pendampingan LSM Rumpun Tjoet Njak

Dien Yogyakarta Bagi Pekerja Rumah Tangga Berbasis Hak Asasi

Manusia.

4. Penarikan kesimpulan (conclusion drawing verification)

Merupakan tahapan dimana peneliti harus memaknai data yang terkumpul

kemudian dibuat dalam bentuk pernyataan singkat dan mudah dipahami

dengan mengacu pada masalah yang diteliti. Kesimpulan kemudian

diverifikasi dengan kembali melihat reduksi data maupun display data

sehingga kesimpulan yang ditarik tidak menyimpang dari permasalahan

penelitian (Sanapiah Faisal 1995: 271-272 ).

H. Teknik Keabsahan Data

Pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini, keabsahan data yang

telah terkumpul dapat diuji dengan menggunakan teknik trianggulasi data.

Tujuan dari trianggulasi data ini adalah untuk mengetahui sejauh mana

temuan-temuan lapangan benar-benar representatif. Menurut Moleong (2000:

Page 61: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

46  

178), teknik trianggulasi sumber data adalah peneliti mengutamakan check-

recheck, cross-recheck antar sumber informasi satu dengan lainnya.

Dalam penelitian ini trianggulasi data dilakukan dengan cara

membandingkan dan mengecek informasi atau data yang diperoleh dari:

1. Wawancara dengan hasil observasi, demikian pula sebaliknya.

2. Membandingkan apa yang dikatakan pendamping, pekerja rumah tangga

dan pengelola LSM Rumpun Tjoet Njak Dien.

3. Membandingkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi yang

berkaitan dengan topik permasalahan.

4. Melakukan pengecekan data dengan pihak pengelola LSM Rumpun Tjoet

Njak Dien.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi dengan sumber

dengan membandingkan data hasil wawancara dengan isi suatu dokumen

yang berkaitan dan membandingkan data hasil wawancara dengan data hasil

pengamatan atau observasi.

Page 62: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

47  

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi LSM Rumpun Tjoet Njak Dien

a. Lokasi dan keadaan LSM Rumpun Tjoet Njak Dien

Lokasi Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumpun Tjoet

Njak Dien berada pada posisi yang cukup strategis karena dekat dengan

jalan raya dan dekat dengan perumahan penduduk. Dengan posisi yang

cukup strategis tersebut memudahkan bagi masyarakat untuk

mengetahui letak LSM Rumpun Tjoet Njak Dien. Alamat LSM

Rumpun Tjoet Njak Dien yaitu di jalan Gurami UH VI No.300B

Sorosutan Umbulharjo Yogyakarta 55163. Disebelah timur dan selatan

LSM Rumpun Tjoet Njak Dien berdekatan dengan perumahan

penduduk Sorosutan, dan disebelah barat berdekatan dengan kos putri

UH VI No. 297D dan utara bedekatan dengan Kantor Lurah Sorosutan

Umbulharjo.

Bangunan LSM Rumpun Tjoet Njak Dien terdiri dari dua lantai.

Di lantai pertama meliputi; satu ruang utama yang berfungsi sebagai

tempat menerima tamu, ruangan direktur dan perpustakaan kecil, ruang

pertemuan, ruang pengorganisasian, ruang divisi advokasi, ruang

sonsistem peralatan, satu dapur, dan dua kamar mandi. Sedangkan

untuk lantai dua meliputi dua ruang kamar tidur dan satu gudang.

Page 63: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

48  

b. Sejarah singkat berdirinya LSM Rumpun Tjoet Njak Dien

Lembaga Swadaya Masyarakat Rumpun Tjoet Njak Dien

didirikan tanggal 9 April 1995 adalah organisasi non pemerintah, yang

merupakan perkumpulan Rumpun dari Yayasan Tjoet Njak Dien yang

merupakan kelanjutan dari Forum Diskusi Perempuan Yogyakarta

(FDPY) yang dibentuk pada tahun 1989 yang merupakan forum atau

kumpulan para aktivis perempuan beberapa perguruan tinggi di

Yogyakarta yang mempunyai concern terhadap penghargaan dan

pelaksanaan HAM dengan mengambil spesialisasi kesetaraan gender

berdasarkan Deklarasi Universal HAM dan CEDAW. Dalam

perjalanannnya, aktivis FDPY berkembang tidak hanya dari kalangan

aktivis perguruan tinggi saja, namun juga dari para ibu rumah tangga,

pekerja pabrik, pekerja rumah tangga dan perempuan pekerja di sektor

informal serta perempuan lainnya. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan

oleh YTND dalam rangka membangun dan meningkatkan kesadaran

masyarakat atas penghargaan dan pelaksanaan HAM khususnya dalam

hal kesetaraan gender antara lain advokasi dan pemberdayaan

perempuan umumnya baik anak ataupun perempuan dewasa dalam

bentuk kajian-kajian, Pameran dan Workshop Seni Rupa Penyadaran

tahun 1990.

Pada tahun 1991 FDPY berganti nama menjadi RUMPUN

(Forum Perempuan Tjoet Njak Dien). Penggunaan nama Tjoet Njak

Dien bahwa Tjoet Njak Dien merupakan salah satu tokoh perempuan

Page 64: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

49  

pejuang yang penuh dengan semangat perlawanan terhadap penindasan.

Lingkup sasaran pemberdayaan dan advokasi RUMPUN mengalami

spesifikasi yaitu pekerja perempuan terutama pekerja rumah tangga,

dengan tetap membuka diri bagi segmen perempuan lain. Beberapa

kegiatan yang dilakukan RUMPUN yaitu advokasi, pendampingan

litigasi, non litigasi dan pemberdayaan pekerja perempuan antara lain

advokasi buruh gendong di Pasar Beringharjo atas kebijakan PEMDA

dalam pengaturan tempat dagang secara sepihak, Penelitian dan

Pelatihan Pekerja Rumah Tangga di wilayah Semin dan Tepus Gunung

Kidul pada tahun 1994. Dalam perjalanannya karena RUMPUN

berbentuk forum yang sifatnya terbuka, sering mengalami kendala

dalam manajemen organisasinya, RUMPUN berubah bentuk menjadi

Yayasan dengan tetap menggunakan nama Tjoet Njak Dien atau

Yayasan Tjoet Nyak Dien. Semangat organisasi ketika Yayasan Tjoet

Nyak didirikan sebagai instrumen gerakan perempuan adalah semangat

demokratis dalam arti organisasi yang dibentuk mengandung prinsip

demokratis yaitu partisipatif, kolektif, berbasis pada keanggotaan.

Bentuk dari organisasi yang partisipatif dan kolektif tersebut

adalah organisasi berbasis keanggotaan, sebagaimana sejarah Yayasan

Tjoet Njak Dien yang bermula dari FDPY. Dalam perjalanannya,

merefleksi kembali ke awalnya akan bentuk dan sistem organisasi yang

dicitakan, maka Dewan Pendiri, Dewan Pengurus dan anggota Yayasan

Tjoet Njak Dien sepakat untuk mengubah bentuk organisasi menjadi

Page 65: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

50  

organisasi berbasis keanggotaan. Dan bentuk organisasi yang dipilih

yaitu perkumpulan. Perubahan menjadi perkumpulan ditetapkan dalam

Musyawarah Besar Luar Biasa Anggota Yayasan Tjoet Njak Dien

tanggal 27 sampai dengan 28 Juli 2001, yang memutuskan perubahan

Yayasan Tjoet Njak Dien menjadi organisasi berbentuk perkumpulan

beranggotakan individu dengan nama RUMPUN, yang terdiri dari dua

lembaga operasional, yaitu Rumpun Tjoet Njak Dien dan Rumpun

Gema Perempuan. Kemudian disahkan melalui Kongres I RUMPUN

pada tanggal 21 – 24 April 2002. Sampai sekarang Rumpun Tjoet Njak

Dien secara resmi dikenal oleh masyarakat sebagai Lembaga Swadaya

Masyarakat (LSM) Rumpun Tjoet Njak Dien.

c. Tujuan LSM Rumpun Tjoet Njak Dien

Tujuan yang ingin dicapai Rumpun Tjoet Njak Dien adalah untuk

bergandengantangan bersama pekerja rumah tangga dan semua pihak

untuk melakukan penguatan dan perlindungan hukum. Selain itu juga

untuk memberi kesempatan bagi pekerja rumah tangga untuk

mendapatkan pendidikan sesuai minat dan bakat serta membangun

kesadaran kritis maupun pelatihan skill pekerja rumah tangga baik

ditempat asal maupun tempat kerja.

d. Visi dan Misi LSM Rumpun Tjoet Njak Dien

Visi:

Terwujudnya tatanan masyarakat dimana perempuan dan

manusia lainnya terbebaskan dari segala bentuk ketidakadilan,

Page 66: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

51  

kekerasan dengan berpegang pada nilai-nilai hak asasi manusia,

keadilan, setara, pluralisme, demokrasi, transparansi, solidaritas dan

partisipasi.

Misi:

1. Menyadarkan, memberdayakan dan memperkuat perempuan

miskin dan termarjinal terutama PRT.

2. Melakukan perubahan kebijakan yang melindungi perempuan

miskin dan termarjinal, khususnya PRT.

3. Memperkuat kapasitas lembaga perkumpulan yang mempunyai

tanggungjawab sosial dan manajemen yang transparan.

4. Mensosialisasikan dan mengkampanyekan hak-hak PRT sebagai

pekerja.

5. Memperkuat gerakan sosial yang memperjuangkan kepentingan

PRT.

6. Memunculkan kebijakan yang peduli pada PRT.

7. Memperbesar majikan yang menerapkan standar kerja yang

melindungi PRT.

Untuk melaksanakan visi dan misi Rumpun Tjoet Njak Dien

berpegang pada prinsip-prinsip keadilan, anti diskriminasi, anti

kekerasan, independen, pluralis, transparan, dan non partisan.

e. Fasilitas LSM Rumpun Tjoet Njak Dien

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumpun Tjoet Njak Dien

memiliki berbagai fasilitas dalam mendukung setiap program pekerja

Page 67: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

52  

rumah tangga yang diselenggarakan. Fasilitas yang ada antara lain yaitu

gedung sekretariat (kantor), Perpustakaan berisi 400-an buku bacaan

berbagai jenis. Fasilitas yang ada di gedung sekretariat (kantor) LSM

Rumpun Tjoet Njak Dien terdiri dari ruang kerja dan komputer, ruang

tamu dan perpustakaan, kamar tidur, dapur, gudang, dan kamar mandi.

Fasilitas pendukung lainnya yaitu televisi, telephone faxsimile, telpon,

komputer, wifi (akses internet), printer, VCD, kipas angin, tape, kotak

obat, jam, mesin cuci, kulkas, kompor gas, dispenser, papan tulis,

lemari, meja, kursi, buku-buku, alat tulis, perlengkapan dapur, dan alat

kebersihan.

Tabel 2. Fasilitas LSM Rumpun Tjoet Njak Dien

No Fasilitas Keterangan

1 Gedung sekretariat (kantor) Menyewa

2 Televisi, Komputer Milik Rumpun Tjoet Njak Dien

3 Wifi (akses internet) Milik Rumpun Tjoet Njak Dien

5 Printer, Tape, VCD Milik Rumpun Tjoet Njak Dien

6 Telephone faxsimile, Telpon Milik Rumpun Tjoet Njak Dien

7 Alat tulis, Jam, kipas angin Milik Rumpun Tjoet Njak Dien

8 Perlengkapan dapur, kulkas Milik Rumpun Tjoet Njak Dien

9 Alat kebersihan , Kotak obat Milik Rumpun Tjoet Njak Dien

10 Buku-buku, Lemari Milik Rumpun Tjoet Njak Dien

11 Meja, Kursi, papan tulis Milik Rumpun Tjoet Njak Dien

12 Mesin cuci, Kompor gas Milik Rumpun Tjoet Njak Dien

Page 68: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

53  

13 Dispenser, kulkas Milik Rumpun Tjoet Njak Dien

Sumber : LSM Rumpun Tjoet Njak Dien

f. Tenaga pengurus LSM Rumpun Tjoet Njak Dien

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumpun Tjoet Njak Dien

memiliki jumlah tenaga pengurus sebanyak 14 orang yang membantu

dalam mengelola program-program yang ada di LSM Rumpun Tjoet

Njak Dien. Tenaga pengurus LSM Rumpun Tjoet Njak Dien tersebut

rata-rata pendidikan terakhirnya yaitu sarjana. Dalam melaksanakan

suatu program kegiatan, terdapat penanggung jawab dalam setiap divisi

program yang sudah ditentukan tugas dan kewajibannya masing-

masing. Kerjasama yang saling kompak antara tiap divisi dapat

memudahkan proses pelaksanaan program dan kelancaran program

tersebut.

Pelaksanaan program-program yang ada di Rumpun Tjoet Njak

Dien berlokasi di tempat yang berbeda-beda. Namun masing-masing

divisi selalu berkoordinasi untuk melaporkan kegiatan-kegiatan yang

telah dilakukan guna melihat seberapa besar keberhasilan pelaksanaan

program tersebut. Tenaga pengurus Rumpun Tjoet Njak Dien juga ada

yang merangkap sekaligus menjadi pendamping. Untuk rekruitmen

pendamping pekerja rumah tangga, pihak LSM Rumpun Tjoet Njak

Dien melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan mengadakan tes

apakah mereka ada niat untuk menjadi pekerja sosial dan pengumuman

kepada masyarkat. Pendamping yang direkrut tentunya memiliki

Page 69: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

54  

concern, kepedulian, dan sikap solidaritas yang tinggi terhadap masalah

pekerja rumah tangga. Di bawah ini daftar tenaga pengurus atau

pendamping yang ada di LSM Rumpun Tjoet Njak Dien dilihat dari

jabatan, pendidikan terakhir, usia dan jenis kelamin.

Tabel 3. Tenaga Pengurus LSM Rumpun Tjoet Njak Dien

No Nama Jabatan Pendidikan Terakhir

Usia Jenis Kelamin

1. Siti Noorlaila, S.H

Ketua Badan Pengurus

S1 43 P

2. Titin kurnia, S.H

Sekretaris S1 35 P

3. Hikmah Diniah, S.os

Bendahara S1 32 P

4. Lita Anggraini, S.ip

Ketua Badan Pelaksana

S1 43 P

5. Buyung Ridwan Tanjung, S.H,L.L.M

Koordinasi Divisi

S1 35 L

6. Hayu Primanigtya, S.sos

Staf Kampanye

S1 28 L

7. Chiristina Wulandari, S.H

Staf Penanganan Kasus

S1 27 P

8. Retno Hartati S.E

Staf Keuangan

S1 35 P

9. Alviah Staf Kesekretarian

SMA 30 P

10. Siti Aslama, Staf kasir S1 32 P

Page 70: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

55  

A.md

11. Kusbandiyah Staf Kerumahtanggan

SMP 30 P

12. Christina Tarmini

Staf Penjaga Kantor

SMP 36 P

13. Solia Mince Muzir, S.sos

Pendampingan

S1 26 P

14. Akbar Tanjung, S.IP

Pendampingan

S1 30 L

Sumber : LSM Rumpun Tjoet Njak Dien

g. Program LSM Rumpun Tjoet Njak Dien

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumpun Tjoet Njak Dien

memiliki program dan lingkup kegiatan yang dilakukan Rumpun Tjoet

Njak Dien dengan tujuan untuk usaha penguatan dan mewujudkan

perlindungan hukum pekerja rumah tangga yang dilakukan melalui

rangkaian program utama advokasi, seperti:

1) Pengorganisasian pendidikan alternatif pekerja rumah tangga.

2) Kampanye.

3) Legisasi bersama-sama jaringan untuk kebijakan publik

perlindungan pekerja rumah tangga ditingkat lokal ataupun nasional.

Ada beberapa layanan yang dikembangkan oleh Rumpun Tjoet

Njak Dien diantaranya adalah: 1) Pendampingan, 2) Perpustakaan, 3)

Website, 4) Pendidikan pelatihan untuk pekerja rumah tangga, 5)

Bantuan hukum atau advokasi, 6) Konseling.

Page 71: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

56  

h. Struktur organisasi badan pelaksana Rumpun Tjoet Njak Dien dan

garis hubungannya dengan kongres

Struktur organisasi badan pelaksana Rumpun Tjoet Njak Dien

dalam menjalankan kinerjanya Rumpun Tjoet Njak Dien mempunyai

aturan yang didasarkan pada struktur organisasi. Dalam struktur

organisasi itu, ada dua fungsi utama, yaitu :

a. Fungsi Legislatif

Fungsi legislatif adalah fungsi yang menentukan kebijakan

organisasi. Yang menjalankan fungsi ini adalah:

1) Kongres anggota RUMPUN. Kongres, sebagai pengambil

keputusan tertinggi yang memutuskan hal-hal berikut: anggaran

dasar dan anggaran rumah tangga, ketua badan pelaksana,

badan pengurus, dewan etik, garis besar haluan organisasi,

pembubaran organisasi

2) Rapat tahunan anggota sebagai pengambil keputusan tertinggi

setelah kongres, dan media monitoring pelaksanaan program

tahunan.

3) Badan pengurus dengan fungsi dan tugas pengawasan atas

pelaksanaan kebijakan yang ditetapkan Kongres

4) Dewan etik dengan fungsi dan tugas pengembangan kode etik

dan mediasi konflik yang terjadi antar badan.

Page 72: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

57  

b. Fungsi Eksekutif

1) Kebijakan yang ditetapkan oleh legislatif dilaksanakan oleh

Fungsi eksekutif dalam bentuk pelaksanaan program.

2) Menjalankan fungsi eksekutif adalah ketua badan pelaksana

sebagai penanggung jawab dari garis besar haluan organisasi,

sesuai kebijakan organisasi

3) Dalam menjalankan tugasnya, ketua badan pelaksana dibantu

oleh beberapa koordinator dan staf, yang terbagi atas empat

divisi.

Berikut dapat dilihat dari cara penyusunan struktur organisasi

badan pelaksana Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumpun Tjoet

Njak Dien dan garis hubungannya dengan KONGRES.

Page 73: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

58  

STRUKTUR ORGANISASI BADAN PELAKSANA RUMPUN TJOET NJAK DIEN

DAN GARIS HUBUNGANNYA DENGAN KONGRES

Gambar 2. Struktur Organisasi LSM Rumpun Tjoet Njak Dien

KONGRES

PERKUMPULAN

BADAN PENGURUS

DEWAN ETIKA

KETUA BADAN PELAKSANA RTND

DIVISI ADVOKASI

- Koordinator divisi - Staf kampanye - Staf penanganan

kasus

DIVISI PENGORGANISASIAN (pendampingan)

- Staf pengorganisasian will.kerja

- staf pengorganisasian will. Sending area

DIVISI SUPPORTING SYTEM

- Staf keuangan - Staf kesekretariatan - Staf kasir - Staf kerumah

tanggan - Staf penjaga kantor

Page 74: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

59  

Keterangan:

: Garis Koordinasi

: Garis Konsultasi; Pengawasan/Monitoring

Penjelasan :

Antara perkumpulan dan badan pelaksana garisnya konsultasi, pengawasan dan monitoring

Posisi semua divisi setara dibawah ketua badan pelaksana Keterangan :

Ketua Badan Pengurus a. Ketua Badan Pengurus : Siti Noorlaila b. Sekretaris : Titin Kurnia c. Bendahara : Hikmah Diniah

Ketua Badan pelaksana Rumpun Tjoet Njak Dien

a. Ketua Badan Pelaksana : Lita Anggraini

Divisi Advokasi a. Koordinator Divisi : Buyung Ridwan Tanjung, S.H; L.L.M b. Staf Kampanye : Hayu Primaningtyas, S.Sos c. Staf Penanganan

Kasus dan konseling : Christina Wulandari, S.H Divisi Supporting System

a. Staf Keuangan : Retno Hartati, S.E b. Staf Kesekretariatan : Alviah c. Staf Kasir : Siti Aslama, A.Md d. Staf Kerumahtanggaan : Kusbandiyah e. Staf Penjaga Kantor : Christina Tarmini

Divisi Pengorganisasian (Pendampingan)

a. Staf Pengorganisasian wil. Kerja kota : Solia Mince Muzir, S.Sos

b. Staf Pengorganisasian wil sending area : Akbar Tanjung, S.IP

i. Pekerja Rumah Tangga (PRT) binaan LSM Rumpun Tjoet Njak

Dien

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumpun Tjoet Njak Dien

Dalam tiga tahun terakhir telah memberdayakan pekerja rumah tangga

di daerah Yogyakarta sebanyak 256 pekerja rumah tangga serta

Page 75: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

60  

memiliki 16 angkatan pekerja ruamh tangga yang setiap angkatanya

terdiri dari 15 sampai 25 orang. Setiap dua kali atau satu kali dalam

seminggu atau sebulan sekali mereka selalu mengadakan pertemuan

rutin pekerja rumah tangga pada tanggal 20 setiap bulannya. Jumlah

pekerja rumah tangga dalam setiap angkatan tersebut masih selalu

berubah, Ada pekerja rumah tangga yang datang dan pergi sesuai

keinginan mereka dan ada yang hanya beberapa kali mengikuti kegiatan

kemudian pergi karena sibuk dan sudah mempunyai pekerjaan yang

tetap dan tidak bisa meninggalkan pekerjaan mereka. Biasanya pekerja

rumah tangga itu berasal dari Wonosari, Gunung kidul, Wonogiri, Solo,

Klaten, Gunung kidul, Bantul, Sleman, Magelang, Banjar Negara dll.

Pekerja rumah tangga dalam mengikuti pendampingan ini mereka

selalu memenuhi kebutuhan situasi kerja yang mereka inginkan dengan

karakteristik mereka masing-masing yang sesuai dengan kebutuhan

mereka sendiri. Untuk itu, pekerja rumah tangga selalu didampingi,

diberikan bimbingan, dan pengarahan oleh Lembaga Swadaya

Masyarakat Rumpun Tjoet Njak Dien agar perkembangan pegetahuan

dan wawasan pekerja rumah tangga tersebut bisa tumbuh dan

berkembang dengan optimal baik dari segi mental, jasmani, rohani, dan

sosial mereka

j. Jaringan kerjasama

Program kegiatan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

Rumpun Tjoet Njak Dien mengembangkan kerjasama ditingkat lokal,

Page 76: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

61  

nasional ataupun internasional baik secara langsung ataupun jaringan.

Kerjasama tersebut dengan ornop-ornop lain, lembaga akademi,

individu, lembaga donor, institusi pemeritah, organisasi, instansi yang

memiliki kepedulian terhadap pekerja rumah tangga (PRT).

k. Legalitas lembaga

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumpun Tjoet Njak Dien

salah satu badan pelaksana dari perkumpulan Rumpun, tercatat sebagai

Badan Hukum dengan Akta Notaris No.30, Notaris Pandam Nur

Wulan.

l. Pendanaan

Selama ini, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumpun Tjoet

Njak Dien dalam melaksanakan program-program untuk pekerja rumah

tangga memperoleh dana dari HIVOS, yaitu alumni-alumni yang sudah

bekerja. Selain itu pendanaan untuk pelaksanaan program-program

LSM Rumpun Tjoet Njak Dien juga diperoleh dari para Donatur.

Donatur adalah orang per orang, kelompok, atau badan hukum yang

memberikan donasi kepada Rumpun Tjoet Njak Dien secara sukarela.

2. Data Hasil Penelitian

a. Pola Pendampingan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

Rumpun Tjoet Njak Dien Yogyakarta bagi Pekerja Rumah Tangga

Berbasis Hak Asasi Manusia

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan pendampingan

pekerja rumah tangga di Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

Page 77: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

62  

Rumpun Tjoet Njak Dien sudah berjalan sejak awal tahun 2004. Yang

melatarbelakangi kegiatan pendampingan pekerja rumah tangga di

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumpun Tjoet Njak Dien adalah

masalah yang sering terjadi terhadap pekerja rumah tangga, sehingga

mereka membutuhkan teman dan bantuan. Rumpun Tjoet Njak Dien

melakukan pendampingan yang dijalankan bersama-sama dengan

organisasi lain maupun pribadi-pribadi yang bertindak sebagai relawan.

Selain itu, LSM Rumpun Tjoet Njak Dien memiliki concern dan

kepedulian terhadap kondisi dan permasalahan pekerja rumah tangga

tersebut sehingga berkeinginan untuk membantu memberdayakan

pekerja rumah tangga terutama dibidang gaji dan jam kerja serta hak-

hak pekerja rumah tangga yang mereka miliki sehingga dengan

memperjuangkan hak-hak pekerja rumah tangga dapat terhindar dari

korban kekerasan.

Tujuan dari diadakannya kegiatan pendampingan pekerja rumah

tangga di Lembaga Swadaya Masyarakat Rumpun Tjoet Njak Dien

antara lain, yaitu; untuk memberi kesempatan bagi pekerja rumah

tangga untuk mendapatkan pendidikan sesuai kebutuhan serta

membangun kesadaran kritis maupun pelatihan skill pekerja rumah

tangga baik ditempat asal maupun tempat kerja. Dengan menjadikan

pekerja rumah tangga yang mandiri, profesional terhadap pekerjaanya,

sadar atas hak dan kewajiban yang mereka miliki dan memperjuangkan

hak-hak pekerja rumah tangga sebagai seorang pekerja.

Page 78: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

63  

Kegiatan pendampingan pekerja rumah tangga di LSM Rumpun

Tjoet Njak Dien adalah pendampingan pendidikan alternatif bagi

pekerja rumah tangga yang memfasilitasi pendampingan seperti

kewirausahaan, babysister, kerumahtanggan, pramurukti yang

merupakan pelatihan keterampilan dan pendidikan kesadaran kritis

yaitu materi tentang kesadaran gender dan HAM. Hasil yang ingin

dicapai dari kegiatan pendampingan tersebut adalah menjadikan pekerja

rumah tangga mandiri yang awalnya mereka tidak bisa melakukan

pekerjaan seperti kewirausahaan, babysister, kerumahtanggan,

pramurukti dengan mengikuti pendampingan tersebut para pekerja

rumah tangga menjadi profesional terhadap pekerjaanya sehingga tidak

terjadinya konflik antara hubungan pekerja rumah tangga dan majikan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari, pola pendampingan

yang dilakukan Rumpun Tjoet Njak Dien terbagi dalam dua bentuk

pendampingan, yang keduanya bertujuan memperjuangkan nasib

pekerja rumah tangga (PRT). Bentuk-bentuk pendampingan yang

dilakukan oleh Rumpun Tjoet Njak Dien antara lain terdiri :

a. Pendampingan Litigasi

Pendampingan litigasi adalah proses pendampingan yang

dilakukan dengan cara menyelesaikan permasalahan pekerja rumah

tangga melalui proses penanganan kasus dengan melakukan advokasi

yang terdiri dari koordinator divisi, staf kampanye, staf penanganan

kasus. Divisi pengorganisasian adalah salah satu divisi yang menangani

Page 79: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

64  

pendampingan litigasi dalam struktur Rumpun Tjoet Njak Dien. Divisi

pengorganisasian mempunyai tugas untuk melaksanakan fungsi-fungsi

kajian dan pendidikan publik advokasi pekerja rumah tangga (PRT)

yang meliputi. :

1) Membangun jaringan perlindungan pekerja rumah tangga (PRT). 2) Melakukan penanganan kasus. 3) Melakukan kampanye/sosialisasi, baik melalui tatap muka, media

cetak, ataupun media elektronik. 4) Mobilisasi masa. 5) Memfasilitasi konseling, tatap muka, media cetak, ataupun media

elektronik. 6) Menyelenggarakan kajian-kajian, penelitian, diskusi, lokakarya,

semiloka, dan seminar. 7) Menyusun modul pendidikan publik, training paralegal,

konseling, dan kampanye. 8) Melakukan advokasi legislasi bagi UU dan PERDA perlindungan

pekerja rumah tangga (PRT). 9) Pengadaan dan pelayanan informasi termasuk perpustakaan.

Konsep pendampingan yang dilakukan Rumpun Tjoet Njak Dien

adalah dengan cara mengembangkan kerjasama dengan lembaga lain

membangun kesadaran pihak-pihak terkait supaya bersama-sama

menyelesaikan masalah yang dihadapi pekerja rumah tangga dengan

jalur hukum yang adil. Rumpun Tjoet Njak Dien melakukan upaya

advokasi kebijakan terhadap penghapusan kekerasan pada pekerja

rumah tangga. Beberapa langkah yang diupayakan oleh Rumpun Tjoet

Njak Dien dalam menyelesaikan kasus yang terjadi terhadap pekerja

rumah tangga yaitu dengan mengadakan aksi, advokasi, mengirim

lobbying dengan pemerintah untuk mempengaruhi kebijakan secara

langsung. Rumpun Tjoet Njak Dien juga melakukan advokasi kebijakan

Page 80: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

65  

penghapusan kekerasan terhadap pekerja rumah tangga dengan

sosialisasi atau kampanye kepada masyarakat. Program sosialisasi yaitu

sebagai media penyebaran gagasan gerakan penghapusan kekerasan

terhadap pekerja rumah tangga dan memberikan informasi kepada

masyarakat luas serta membangun opini masyarakat tentang kekerasan

yang sudah tidak dapat ditawar lagi. Sosialisasi ini juga dapat menjadi

media penyadaran kritis bagi masyarakat sehingga pada akhirnya dapat

ikut terlibat dalam gerakan penghapusan kekerasan terhadap pekerja

rumah tangga.

Dalam melancarkan sosialisasi Rumpun Tjoet Njak Dien

memanfaatkan berbagai cara dan media yaitu penerbitan buku, brosur,

siaran radio, pembuatan kaos yang mengkampanyekan hak-hak pekerja

rumah tangga, kartun yang menceritakan kisah-kisah pekerja rumah

tangga, surat kabar, forum tatap muka dan perpustakaan. Kasus-kasus

yang terjadi terhadap pekerja rumah tangga diketahui melalui media

massa, masyarakat yang peduli terhadap persoalan pekerja rumah

tangga, maupun korban yang datang langsung. Setelah mengetahui

adanya kasus-kasus tersebut kemudian dilakukan investigasi. Didalam

pendampingan masih ada pekerja rumah tangga yang tidak mau

didampingi contohnya seperti kasus korban kekerasan seksual yang

menimpa pekerja rumah tangga karena mereka merasa malu dan tidak

mau dipublikasikan.

Page 81: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

66  

Upaya Rumpun Tjoet Njak Dien agar pekerja rumah tangga yang

mengalami masalah korban kekerasan seksual mau didampingi yaitu

dengan cara meyakinkan korban dan melakukan pendekatan-

pendekatan dengan cara tatap muka, mediasi dengan pihak keluaraga,

orang yang dipercaya korban, teman dekat, dan semua keputusan tetap

ada pada korban memilih untuk didampingi apa tidak memilih ntuk

didampingi. Pendampingan litigasi ini mendampingi pekerja rumah

tangga yang mempunyai masalah dalam pekerjaan yang dapat di

tunjukan dari tahun ke tahun yang diambil dari data Rumpun Tjoet

Nyak Dien yang semua datanya sudah dihadapkan ke ruang hukum.

Data ini merupakan data kasar yang berhasil dihimpun oleh Rumpun

Tjoet Njak Dien.

Tabel 4. Data kasus Rumpun Tjoet Njak Dien Tahun 2007-2010

Jenis Kekerasan

Tahun 2007

Tahun 2008

Tahun 2009

Tahun 2010

Kekerasan psikis 11 4 2 4

Kekerasan fisik 13 18 12 9

Kekerasan hak-hak normative

16 8 13 4

Kekerasan seksual 8 4 3 6

Meninggal 10 1 3 6

Jumlah 58 35 33 29 Sumber : LSM Rumpun Tjoet Njak Dien

Hasil dari pendampingan litigasi yang dilakukan oleh Rumpun

Tjoet Njak Dien awalnya dilakukan dengan mengadakan mediasi

Page 82: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

67  

terlebih dahulu seperti kasus kekerasan psikis, kekerasan hak-hak

normatif, dan kekersan fisik yang awalnya diselesaikan secara

kekeluargaan terlebih dahulu apabila masalah tidak menemukan jalan

keluar terpaksa pihak Rumpun Tjoet Njak Dien membawa langsung

masalah kepengadilan dengan didampingi oleh divisi advokasi staf

penanganan kasus dan selalu dimenangkan oleh pekerja rumah tangga

contohnya saja data kasus yang terahir tahun 2010 yang berjumlah 29

kasus yang menimpa pekerja rumah tangga seperti kasus kekerasan

seksual dan kasus yang dialami pekerja rumah tangga sebagai korban

sehingga meninggal dan dimenangkan oleh pekerja rumah tangga.

Disisi lain penguna jasa mendapatkan hukuman yang setimpal dan

harus bertangung jawab atas perbutannya sendiri kebadan hukum yang

berwajib.

Seperti yang diungkapkan oleh mbk “Lt” selaku ketua badan

pelaksana pendampingan bahwa:

“...Pendampingan litigasi ini adalah apabila ada PRT yang mengalami kasus dan masalah dengan majikan, pertama kita mengadakan mediasi dan berunding dahulu secara kekeluargaan kalau tidak bisa dilakukan lagi kita lansung membawa masalahan ini langsung ke pengadilan.

Rumpun Tjoet Njak Dien menggunakan pendampingan litigasi

untuk menyelesaikan masalah pekerja rumah tangga dengan majikan.

Seperti yang di alami oleh PRT “Yl” yang menjadi PRT sejak 2 tahun

mengungkapkan bahwa :

Page 83: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

68  

“...Saya mbak pernah mengalami masalah dengan majikan saya dulu kejadiannya bulan juli 2011 saya dirusuh momong anak majikan saya tapi anak itu jatuh padahal waktu anak majikan saya jatuh itu posisi saya lagi beli makanan di warung yang menjaga anak majikan saya itu PRT yang lain, dari kejadian itu saya di cacimaki sama majikan saya dengan omongan yang tidak pantas, saya mendengarnya sakit hati mbak dan saya ingin berhenti bekerja dari majikan saya tapi majikan saya tidak mau memecat saya, alasan majikan saya karena belum ada pengganti PRT yang baru. jadi saya mengadu dengan RTND mbak untuk menyelesaikannya. Hal yang serupa juga diungkapkan oleh PRT “At” yang menjadi

PRT sejak 2 tahun mengungkapkan bahwa :

“...Selama saya bekerja ditempat majikan saya pernah melakukan kesalahan mbak saya pernah strika baju jadi baju yang saya strika itu hagus bolong mbak, karena itu kesalahan saya, langsung saya di pukul sama majikan saya pakai tangan mbak. Mau saya itu majikan jangan galak-galak mbak atau kasar paling tidak ya memperhatikan kondisi saya juga mbak ini tidak tiap hari saya diomelin, bangun tidur diomelin dan cerewet mbak, ya saya adukan saja dengan RTND mbak dari pada saya setiap hari mendapat omelan trus. Lain lagi dengan yang di ungkapkan oleh “Tn” yang menjadi PRT

sejak 3 tahun mengungkapkan bahwa :

“...Saya pernah kerja selama 3 bulan sebelum rumah ini direnovasi dan ada sepeda ontel jadi sepeda itu hilang di ambil orang mbak memang majikan saya tidak marah langsung kepada saya tapi saya tidak merasa enak hati dengan majikan saya jadi saya beli sepeda baru dengan uang tabungan saya mbak, malah majikan saya memberikan sepeda itu untuk saya mbak, padahal itu kesalahan saya mbak. jadi mulai sekarang saya masih berhati-hati karena saya tidak mau mengecewakan majikan saya lagi karena majikan saya sudah baik sama saya mbak.

Page 84: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

69  

Lain lagi dengan PRT ini, yaitu masalah jam kerja yang tidak

layak yang diungkapkan oleh seorang PRT “Tr” yang menjadi PRT

sejak 5 tahun mengungkapkan bahwa:

“...Bangun pagi dari jam 04.30 saya sudah bekerja memasak untuk sarapan pagi, habis itu saya gepel, cuci piring, cuci baju, masak makanan siang, jaga anak majikan, strika baju. itu semua saya lakukan setiap hari capek enggak ada waktu istirahat, paling cuma tidur malam aja mbak enggak ada istirahat tidur siang.

Masalah gaji yang tak layak juga diungkapkan oleh seorang PRT

“Kt” mengungkapkan bahwa :

“...Gaji saya dulu masih kurang mbak untuk kebutuhan sehari-hari saya, saya mendapat upah dulunya 150 ribu mbak setiap bulan padahal pekerjaan saya banyak mbak, terus terang saya takut enggak berani menuntut untuk kenaikan gaji, saya takut diberhentikan. Lewat RTND saya mengadu dengan staf pendampingan untuk ngomong dengan majikan saya mbak tiga kali naik gaji dan gaji saya sekarang 550rb mbak.

Dalam pendampingan litigasi ini Rumpun Tjoet Njak Dien selalu

menjadi penengah antara pekerja rumah tangga dan majikan dalam

menyelesaikan suatu masalah yang terjadi antara majikan dan pekerja

rumah tangga. Karena hubungan antara majikan dan pekerja rumah

tangga sering dilambangkan sebagai hubungan antara abdi dengan yang

meperabdi, oleh sebab itu di antara mereka sering terjadi konflik.

Seperti yang di ungkapkan oleh majikan “Ds” yang telah

memperkerjakan jasa pekerja rumah tangga selama 5 tahun

mengungkapkan bahwa:

“...Saya dulu pernah ribut dengan PRT saya ya cuma masalah kecil, gara-garanya PRT saya masak tapi masakanya asin

Page 85: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

70  

sedangkan saya tidak suka makanan asin, saya jadi menugur PRT saya cuma itu saja saya selama ini tidak pernah melakukan kekerasan terhadap PRT saya.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh majikan “An” yang

mengunakan jasa pekerja rumah tangga selama 3 tahun

mengungkapkan bahwa:

“...Dulu saya pernah dilawan oleh PRT saya, awalnya saya menugur PRT itu dengan baik-baik waktu dia lagi bekerja menurut saya dia bekerja kurang bersih mbak dan kebanyakan tidur, lama-lama saya tegur dia malah saya dilawan, saya di bentak sama PRT dari situ PRT saya usir dan langsung saya pecat, karena menurut saya dia tidak sopan mbak. Hal yang sama juga diungkapkan oleh majikan “Mt” yang

mengunakan jasa pekerja rumah tangga selama 4 tahun

mengungkapkan bahwa:

“...PRT saya pernah melakukan kesalahan mbak dia pernah jatuhin anak saya yang umur 3 tahun, langsung saya marah sama PRT saya karena menurut saya kan dia dikasih tangungjawab tapi malah anak saya tidak dijaga dengan baik, gimana enggak marah saya mbak anak saya pinggangnya keseleo, masalah itu juga diselesaikan oleh RTND mbak. Lain lagi dengan majikan “Dy” yang telah memperkerjakan jasa

pekerja rumah tangga selama 3 tahun mengungkapkan bahwa:

“...Dulu waktu PRT saya baru bekerja 3 bulan di tanggungjawabkan untuk mengunci pintu gerbang enggak tau apa PRT saya lupa apa gimana sepeda ontel saya hilang, tapi saya tidak marah mbak to itu juga menurut saya tidak perlu dibesar-besarkan, tetapi PRT saya ini pengertian mbak orangnya dan kerjanya juga rajin dan sopan terhadap saya, enggak tau tiba-tiba PRT saya beli sepeda baru buat saya untuk gantiin yg hilang

Page 86: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

71  

kemaren saya jadi enggak enak akhirnya saya berikan saja sepeda itu untuk PRT saya.

Lain lagi dengan majikan “Dd” yang telah memperkerjakan jasa

pekerja rumah tangga selama 8 tahun mengungkapkan bahwa:

“...Saya lebih suka sama PRT yang rajin dan sopan santun mbak dalam gaya bicara bahkan tingkah laku dan berpakain yang sopan juga, karena dari PRT yang sopan santun saya bisa lebih menghargainya dan saling menghormati.

Pendampingan litigasi ini digunakan apabila antara majikan dan

pekerja rumah tangga mumpunyai masalah. Menurut hasil penelitian

yang di lakukan oleh peneliti dari wawancara dengan pekerja rumah

tangga, penelitipun menarik kesimpulan bahwa yang menyebabkan

pekerja rumah tangga marah karena terlalu banyak pekerjaan yang

harus diselesaikan oleh pekerja rumah tangga disamping itu majikan

juga banyak tuntutan, majikan yang terlalu keras dan memberi upah

yang tidak sesuai dengan pekerjaan. Menurut hasil wawancara dengan

majikan yang meyebabkan majikan marah kepada pekerja rumah tangga

karena pekerja rumah tangga sering malas dalam melakukan pekerjaan,

kadang bekerja asal-asalan bahkan ada yang mengerjakan setengah hati

maunya naik gaji saja.

b. Pendampingan Non Litigasi

Merupakan suatu proses pendampingan yang dilakukan melalui

proses pengorganisasian terhadap pekerja rumah tangga di beberapa

wilayah pendampingan. Divisi pengorganisasian adalah salah satu

Page 87: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

72  

divisi yang menangani pendampingan non litigasi dalam struktur

Rumpun Tjoet Njak Dien. Divisi pengorganisasin mempunyai tugas.

1) Memfasilitasi pendidikan dan pengorganisasian pekerja rumah tangga (pendampingan, rumah singgah).

2) Menfasilitasi terbentuknya serikat Pekerja Rumah Tangga (PRT) 3) Memfasilitasi jaringan kerja sama antar-kelompok PRT (forkom,

dan sebagainya) 4) Memfasilitasi media komunikasi dan informasi Pekerja Rumah

Tangga (PRT): news letter. 5) Mengadakan pengembangan wilayah dampingan termasuk survey

dan pemetaan wilayah 6) Membuat dan mengembangan modul yang berkaitan dengan

pendidikan dan pengorganisasian pekerja Rumah tangga (PRT). 7) Melakukan kajian-kajian dan pengembangan metoda

pengorganisasian termasuk di dalamnya melakukan evaluasi efektivitas pengorganisasian.

8) Memfasilitasi kunjungan silang antar kelompok Pekerja Rumah Tangga (PRT): magang atau pelatihan di serikat atau organisasi pekerja.

9) Memfasilitasi jaringan kerjasama dalam pengembangan pengorganisasian Pekerja Rumah Tangga (PRT) dengan lembaga lain. Dengan menjalankan fungsi pendidikan dan pengembangan untuk advokasi Pekerja Rumah Tangga yang meliputi: a. Memfasilitasi program pendidikan alternatif Sekolah Pekerja

Rumah Tangga (PRT). b. Membuat dan mengembangkan model pendidikan alternatif

Pekerja Rumah Tangga (PRT). c. Memfasilitasi pengembangan pendidikan alternatif Pekerja

Rumah Tangga (PRT) di wilayah lain. d. Menjalin kerjasama dalam rangka pengembangan pendidikan

altrenatif untuk Pekerja Rumah Tangga (PRT).

Seperti yang diungkapkan oleh mbak “Sl” selaku pendamping pekerja rumah tangga di wilayah kerja bahwa :

“...Didalam pendampingan non litigasi kami (pendamping) hanya Memfasilitasi pendidikan saja dan pengorganisasian pekerja rumah tangga dan apa yang diinginkan PRT kami selalu membantu sesuai minat PRT itu sendiri.

Page 88: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

73  

Proses pendampingan non litigasi yang dilakukan Rumpun Tjoet

Njak Dien terhadap pekerja rumah tangga di wiliyah kerja sebanyak

256 pekerja rumah tangga dan memiliki 16 angkatan pekerja rumah

tangga yang terdiri dari 15 sampai 25 orang pekerja rumah tangga yang

dibentuk melalui Organisasi Pekerja Rumah Tangga (OPERATA) ini.

Tujuan dibentuk OPERATA untuk menggalang kekuatan,

kebersamaan, solidaritas, dan dalam rangka memperjuangkan perbaikan

nasib para pekerja rumah tangga. Seperti yang diungkapkan oleh mbk

“Jm” selaku pendamping bahwa:

“...melalui OPERATA ini kami (pendamping) membentuk kebersamaan yang memperjuangkan perbaikan nasib para PRT.

Dalam mencapai tujuan tersebut aktivitas yang dilakukan dalam

pengorganisasian meliputi:

1) Pendidikan alternatif bagi pekerja rumah tangga.

Pendidikan alternatif adalah pembelajaran dalam rangka

memberikan penguatan, baik proses pengenalan dan penafsiran

terhadap lingkungan maupun skill, serta menumbuhkan kesadaran

kritis tentang berbagai kondisi dan persoalan baik yang berhubungan

dengan persoalan diri pekerja rumah tangga sebagai pekerja.

Kegiatan pendidikan alternatif ini dilaksanakan sesuai dengan jadwal

kegiatan pendidikan pada masing-masing kelompok pekerja rumah

tangga, ada sebulan sekali, sebulan dua kali, dan seminggu sekali

Page 89: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

74  

atau seminggu dua kali sesuai dengan kesibukan pekerja rumah

tangga dalam bekerja.

Seperti yang diungkapkan oleh mbk “Kt” selaku PRT bahwa:

...”Saya mengikuti pendidikan alternatif bagi pekerja rumah tangga ini ingin menambah wawasan dan pengetahuan saya. Selain itu saya juga ingin mengikuti pelatihan dan tertarik pada pelatihan babysister dan laundry.

Hal yang serupa disampaikan oleh majikan “An” mengungkapkan

bahwa:

“...Menurut saya pendidikan alernatif bagi PRT sangat penting selain PRT mendapat wawasan dan pengetahun PRT juga bisa menghormati majikan juga dan mempunyai sopan santun yang baik.

2) Pendampingan pekerja rumah tangga (PRT)

Pendampingan pekerja rumah tangga adalah salah satu metode

pendekatan baik secara fisik maupun emosional. Bertujuan

memberikan pendalaman terhadap berbagai materi yang diberikan,

dalam rangka melihat lebih dekat dan mengidentifikasi,

menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi oleh para pekerja

rumah tangga. Dengan pendampingan ini para pekerja rumah tangga

bisa menentukan sesuai dengan minat dan kebutuhan PRT yang ada

ditempat mereka bekerja. Seperti yang diungkapkan oleh mbak “At”

selaku PRT bahwa:

“...Emm dari dulu saya ingin belajar kerumahtanggan dan pramukti mbak soalnya pekerjaan saya itu jadi saya mengikuti pendampingan yang ada diRumpun Tjoet Njak Dien agar saya bisa mengerjakan pekerjaan saya.

Page 90: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

75  

Hal yang serupa disampaikan oleh majikan “Dd” yang

mendukung PRT nya mengikuti pendampingan pekerja rumah tangga

mengungkapkan bahwa:

“...PRT memang sangat perlu diberikan berbagai keterampilan yang berhubungan dengan urusan kerumahtanggan, terutama memasak dan diajari membuat makanan mbak karena itu penting menurut saya.

3) Forum komunikasi pekerja rumah tangga (PRT)

Forum komunikasi merupakan untuk menjalin kerjasama,

komunikasi, dan informasi, serta menggalang solidaritas antar

pekerja rumah tangga di seluruh daerah Istimewa Yogyakarta.

Forum komunikasi yang dibentuk oleh Rumpun Tjoet Njak Dien

dengan pertimbangan bahwa pertemuan rutin ini untuk menciptakan

kesadaran kolektif tentang persoalan yang dihadapi pekerja rumah

tangga. Seperti yang diungkapkan oleh mbk “Tn” selaku PRT

bahwa:

“...saya selalu mengikuti forum komunikasi setiap satu minggu sekali atau satu bulan sekali mbak, saya sempatkan untuk datang ke RTND mengikuti pertemuan rutin itu.

Hal yang serupa disampaikan juga oleh majikan“Dy”

mengungkapkan bahwa :

“... PRT saya punya hari libur, kalau PRT mau mintak ijin ya saya persilahkan, saya tidak melarang kalau PRT saya mintak ijin, seandainya itu bukan waktu hari libur dia masih saya ijin kan asal pekerjaan sudah beres dan anak saya sudah makan atau tidur.

Page 91: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

76  

4) Penerbitan New Letter pekerja rumah tangga (PRT).

New Letter pekerja rumah tangga untuk mengekspresikan

kemampuan maupun kreatifitas para pekerja rumah tangga serta

sebagai sarana untuk mengungkapkan dan meyebarluaskan berbagai

informasi serta persoalan yang dihadapi pekerja rumah tangga.

Seperti yang diungkapkan oleh mbk “Yl” selaku PRT bahwa:

“...Saya pernah mengungkapkan masalah saya lewat penerbitan new letter ini kepada RTND, dan RTND menanggapinya saya sangat senang dengan adanya New Letter untuk PRT seperti saya.

5) Pembentukan serikat pekerja rumah tangga (PRT).

Pembentukan serikat ini untuk memperjuangkan perbaikkan nasib

sesama pekerja rumah tangga. Seperti yang diungkapkan oleh para

pekerja rumah tangga ini yang terdiri dari “Tn”Kt”Tn”At”Tr” selaku

Pekerja Rumah Tangga mengungkapkan bahwa:

“...Kami senang dengan adanya pembentukan serikat PRT ini karena bisa memperjuangkan nasib kami dan dalam bekerja juga enak bisa ada surat kontrak kerja untuk kami para PRT ini. Kegiatan pengorganisasian yang sudah dilaksanakan oleh

Rumpun Tjoet Njak Dien adalah:

1) Pendampingan di 11 wilayah kerja khususnya di kota Yogyakarta yaitu: a) Karangwaru, Tegalrejo, kota yogyakarta. b) Bumijo, Jetis, kota Yogyakarta. c) Perum Wirosaban, Umbulharjo, kota Yogyakarta. d) Golo, Nyutran, kota Yogyakarta. e) Umbulharjo, kota Yogyakarta. f) Perum Green House, Karang Kajen, kota Yogyakarta. g) Jogoyudan, kota Yogyakarta. h) Tegal mulyo, kota Yogyakarta.

Page 92: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

77  

i) Soragan, kasihan, bantul. j) Demakan, Kasihan, Bantul. k) Perum Nogotirto, sleman.

2) Pendampingan di wilayah asal dan wilayah pendukung PRT : a) Bantul. Kebosungu Dlingo, Bantul. b) Banyumeneng, Panggang, Gunung Kidul. c) Sindet Wukirsari, Imogiri, Bantul. d) Gendongan, piyungan

Seperti yang diungkapkan oleh mbak “Jm” selaku pendamping

pekerja rumah tangga di wilayah asal bahwa :

“...Dalam memilih tempat pendampingan ini karena adanya kontak pekerja rumah tangga yang ada di wilayah itu yang ingin di dampingi dengan Rumpun Tjoet Njak Dien.

Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan pekerja

rumah tangga, bahwa penyebab menjadi pekerja rumah tangga adalah

karena ajakan dari teman, ajakan dari saudara yang sudah menjadi PRT,

karena tidak ada biaya sekolah, dan dari pada tidak ada kerjaan lebih

baik jadi PRT. Rata-rata pekerja rumah tangga adalah PRT yang putus

sekolah dan tamatan SMP. Seperti yang diungkapkan oleh “Yl” yang

menjadi pekerja rumah tangga sejak tahun 2009 sampai sekarang

bahwa:

“...Saya jadi PRT karena saya tidak punya biaya buat ngelanjut sekolah jadi saya menjadi PRT saja dari pada tidak bekerja dan teman-teman saya kebanyakan menjadi PRT.

Pekerja rumah tangga mengikuti kegiatan pendampingan atas

keinginan dan dorongan diri sendiri. Alasan mereka mengikuti kegiatan

pendampingan adalah agar mereka dapat belajar bersama teman-teman

yang sama-sama menjadi PRT, agar dapat menambah wawasan dan

Page 93: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

78  

pengetahuan mereka, agar dapat mengutarakan permasalah yang

mereka hadapi melalui kegiatan pendampingan ini. Dan pekerja rumah

tangga sangat senang dan mendukung dengan adanya kegiatan

pendampingan ini. Seperti yang diungkapkan oleh “Tn” yang menjadi

pekerja rumah tangga sejak tahun 2008 yang lalu.

“...Senang sekali bisa ikut pendampingan ini. Saya bisa belajar disini dan didampingi sama LSM Rumpun Tjoet Njak Dien yang perhatian sama nasib pekerja rumah tangga mbak. Dari kegiatan ini saya juga bisa belajar sama teman-teman, bisa menambah ilmu walaupun tidak tamat sekolah”.

c. Pelaksanaan Pendampingan

1. Persiapan

Persiapan yang dilakukan oleh pendamping LSM Rumpun Tjoet

Njak Dien yaitu merencanakan semua proses pelaksanaan

pendampingan pekerja rumah tangga. Sebelum mengadakan kegiatan

pendampingan ini pekerja rumah tangga, pendamping terlebih

dahulu membuat perencanaan untuk kegiatan pendampingan yang

akan dilakukan. Perencanaan kegiatan pendampingan pekerja rumah

tangga dilakukan dengan mengidentifikasi atau mengenal kebutuhan

pekerja rumah tangga. Dalam hal perencanaan ini, pendamping lebih

dominan dalam menentukan perencanaan kegiatan pendampingan

yang akan diberikan. pekerja rumah tangga ikut dalam hal

perencanaan disebabkan minat sesuai dengan kebutuhan situasi kerja

pekerja rumah tangga dan pendamping juga memberikan pilihan

kepada pekerja rumah tangga dengan memilih kegiatan yang ingin

Page 94: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

79  

dilakukan dengan membuat tema pendampingan yang sesuai dengan

minat kebutuhan pekerja rumah tangga. Seperti yang diungkapkan

oleh mbak “Sl” selaku pendamping pekerja rumah tangga bahwa:

“...PRT terlibat dalam perencanaan kegiatan pendampingan ini. karena merencanakannya dengan sesuai kebutuhan dan karakteristik pekerja rumah tangga. dari hasil identifikasi kebutuhan pekerja rumah tangga itu kita sebagai pendamping membuat kegiatannya”. Setelah merencanakan kegiatan pendampingan yang akan

dilaksanakan, pendamping kemudian menyiapkan segala kebutuhan

proses pelaksanaan pendampingannya. Pendampingan ini dilakukan

dengan cara meningkatkan kesadaran atas hak dan kewajiban pekerja

rumah tangga yang mereka miliki agar bisa lebih profesional dalam

bekerja.

2. Proses Pendampingan

a. Pekerja Rumah Tangga Sebagai Subyek

Hasil pengamatan yang peneliti lakukan, dalam proses

pelaksanaan kegiatan pendampingan, jumlah pekerja rumah

tangga yang mengikuti setiap kegiatan pendampingan disetiap

kelompok tidak tentu. Ini disebabkan karena, Ada pekerja rumah

tangga yang datang dan pergi sesuai keinginan mereka dan ada

yang hanya beberapa kali mengikuti kegiatan kemudian pergi

karena sibuk dan sudah mempunyai pekerjaan yang tetap dan

tidak bisa meninggalkan pekerjaan mereka. Seperti diungkapkan

oleh mbak “Jm” selaku pendamping pekerja rumah tangga bahwa:

Page 95: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

80  

“...Jumlah PRT yang mengikuti kegiatan pendampingan tidak tentu soalnya ada PRT yang sibuk dan sudah mempunyai kerjaan yang tetap yang tidak bisa di tinggalkan.”

“Tr” yang menjadi pekerja rumah tangga juga mengatakan bahwa:

“...Saya selalu berusaha mengikuti pendampingan ini soalnya saya senang dengan kegiatan ini. saya bisa belajar disini sama teman-teman. Tapi kalau saya ada kerjaan di tempat saya bekerja dan tidak boleh di tinggalkan ya terpaksa saya tidak bisa mengikuti pendampingan ini mbak.

b. Materi

Pelaksanaan pendampingan pekerja rumah tangga, pendamping

memberikan pendampingan kepada pekerja rumah tangga dengan

materi pendampingan disesuaikan dengan minat dan kebutuhan situasi

kerja pekerja rumah tangga yang meliputi Catering, Laundry, Cleaning

servis, Babysister, Pramurukti, kerumahtanggan dan pendidikan

kesadaran kritis yaitu materi tentang kesadaran gender dan Ham.

Seperti yang diungkapkan oleh mbak “Jm” selaku pendamping pekerja

rumah tangga bahwa:

“...Kami dalam melaksanakan suatu kegiatan pendampingan kami memberikan materi yang sesuai dengan minat PRT seperti Catering, Laundry, Cleaning servis, Babysister, Pramurukti, kerumahtanggan itu semua sesuai dengan situasi kerja PRT.

Hal yang senada juga ditambahkan oleh mbak “Sl” selaku pendamping

bahwa:

“..Materi-materi yang kami berikan dalam pendampingan bukan hanya materi yang sesuai minat PRT tetapi kami juga memberikan pendidikan kesadaran kritis yaitu materi tentang

Page 96: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

81  

kesadaran Gender dan Ham. Supaya PRT mengetahui Hak dan kewajiban sebagai PRT.

c. Metode

Dalam memperjuangkan hak-hak asasi pekerja rumah tangga LSM

Rumpun Tjoet Njak Dien menggunakan metode koordinasi. Dalam

sistem koordinasi ini masing-masing anggota LSM melaksanakan tugas

harus di koordinasi oleh ketua badan pelaksana dalam masing-masing

koordinasi divisi. Dengan adanya koordinasi yang baik ini setiap devisi

menjalankan tugas dan fungsinya dalam rangka mendekati pekerja

rumah tangga melalui metode pendampingan dengan cara metode

konsultasi, pembelajaran, konseling dan penyadaran pada pekerja

rumah tangga mengenai hak dan kewajibannya. Seperti yang

diungkapkan oleh mbak “Lt” selaku ketua badan pelaksana RTND

mengungkapkan bahwa:

“...Pada prinsipnya kami menggunakan metode pendampingan dengan melibatkan PRT secara langsung dalam proses pendampingan dengan melalui koordinasi dalam masing-masing devisi.

Pendampingan yang diberikan yaitu melalui pendekatan pribadi

dan pendekatan secara kolektif melalui sekolah pekerja rumah tangga

dan pertemuan di setiap OPERATA (Organisasi Pekerja Rumah

Tangga) karena latar belakang dan karakter pekerja rumah tangga

sangat bervariasi sehingga memerlukan cara pendekatan yang berbeda-

beda.

Page 97: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

82  

d. Fasilitas

Proses pelaksanaan pendampingan fasilitas pendampingan sangat

mendukung dalam mencapai tujuan pendampingan yang diinginkan.

yang harus sesuai dengan kebutuhan materi pendampingan. Fasilitas

yang ada dalam kegiatan pendampingan untuk pekerja rumah tangga ini

berupa buku atau modul tentang bagaimana cara bekerja dengan baik

dan menggunakan alat-alat kerumahtanggan, peralatan keterampilan

kalau sedang ada kegiatan pelatihan keterampilan diwaktu pelaksanaan

pendampingan. Fasilitas pendampingan dipersiapkan secara optimal

oleh pendamping sebelum memulai kegiatan pendampingan agar dalam

proses pelaksanaanya dapat berjalan dengan lancar. Seperti yang

diungkapkan oleh mbak “Jm” selaku pendamping bahwa:

“...Sebenarnya fasilitas yang kami gunakan sesuai dengan apa yang di minati PRT contonya dalam pelatihan keterampilan Pekerja Rumah Tangga menginginkan menggunakan alat kerumahtanggan jadi kami mengajarinnya menggunakan alat tersebut.

e. Suasana Pendampingan

Pengamatan yang peneliti lakukan selama dalam kegiatan

pendampingan pekerja rumah tangga berlangsung, bahwa suasana

pendampingannya santai, akrab, bebas, dan dibuat sangat

menyenangkan agar para pekerja rumah tangga semangat mengikuti

kegiatan pendampingan. Pendamping selalu ramah dan sabar dalam

mendampingi pekerja rumah tangga. Pendamping berusaha membuat

Page 98: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

83  

suasana kegiatan pendampingan menjadi nyaman agar pekerja rumah

tangga dapat mengikuti pendampingan sampai selesai.

f. Peran Pendamping

Dalam kegiatan pendampingan pekerja rumah tangga peran

pendamping sangat penting dalam mencapai tujuan pendampingan yang

diinginkan. Pendamping harus dapat menyesuaikan diri dengan kondisi

pekerja rumah tangga selain itu, pendamping harus dapat menempatkan

diri pada posisi yang sama dengan pekerja rumah tangga agar terjalin

interaksi yang baik dan dekat. Karena jumlah dan minat pekerja rumah

tangga yang mengikuti kegiatan pendampingan selalu berbeda-beda

sehingga dibutuhkan jumlah pendamping yang mencukupi agar

pendampingan dapat berjalan sesuai dengan tujuan. Pengelola LSM

Rumpun Tjoet Njak Dien juga merangkap sebagai pendamping untuk

membantu dan mendampingi pekerja rumah tangga. Dari hasil

pengamatan dan wawancara yang peneliti lakukan, bahwa peran dari

pendamping dalam melakukan pendampingan pekerja rumah tangga

yaitu:

1. Pengajar

Peran pendamping sebagai pengajar yaitu dalam melaksanakan

kegiatan pendampingan yang memberikan pendampingan terhadap

pekerja rumah tangga dengan mendampingi pekerja rumah tangga

apabila pekerja rumah tangga mengalami masalah dengan

mengunakan pendampingan litigasi yang membela dan

Page 99: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

84  

memperjuangkan hak-hak para pekerja rumah tangga sebagai

pekerja. Disisi lain, pendamping juga mengajari pekerja rumah

tangga keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan pekerja rumah

tangga seperti Babysister, Laudry, pramurukti, dan kerumahtanggan

yaitu mengunakan pendampingan non litigasi. Seperti yang

diungkapkan oleh “Sl” yang menjadi pendamping pekerja rumah

tangga bahwa:

“...Dalam proses kegiatan pendampingan litigasi ini kami berusaha memperjuangkan nasib para pekerja rumah tangga tetapi kami juga mengajari pekerja rumah tangga keterampilan yang sesuai kebutuhan PRT dengan pendampingan non litigasi

Pendamping pekerja rumah tangga rata-rata pendidikan

terakhirnya S1, mendampingi pekerja rumah tangga dengan sabar,

aktif, dan sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki.

Pendamping bisa memposisikan posisi mereka agar terlihat sama dan

akrab walaupun dari segi umur mereka sangat berbeda jauh.

2. Fasilitator

Peran pendamping sebagai fasilitator dalam melaksanakan proses

kegiatan pendampingan yaitu pendamping mampu memfasilitasi

sarana dan prasarana untuk memenuhi kebutuhan pekerja rumah

tangga dalam melaksanakan proses kegiatan pendampingan. Selain

itu, pendamping dapat menyediakan waktu untuk proses

pendampingan agar dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan

tujuan pendampingan. Dalam melaksanakan proses pendampingan

pekerja rumah tangga, pendamping selain memfasilitasi sarana,

Page 100: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

85  

prasarana, dan menyediakan waktunya juga membantu pekerja

rumah tangga dalam menyelesaikan kesulitan atau permasalahan

yang dihadapi oleh pekerja rumah tangga baik kesulitan dalam

mengikuti pendampingan keterampilan maupun kesulitan dalam

masalah pekerjaan dengan majikan. Seperti yang diungkapkan oleh

“Jm” selaku pendamping, yaitu:

“...Salah satu peran pendamping kan sebagai fasilitator, jadi kami dalam kegiatan pendampingan memfasilitasi segala kebutuhan pendampingan bagi PRT ini. Mulai dari sarana dan prasarana pendampingannya kami siapkan dan membantu PRT”.

3. Motivator

Peran pendamping sebagai motivator dalam kegiatan pendampingan

pekerja rumah tangga ini yaitu pendamping selalu memotivasi

pekerja rumah tangga agar lebih baik lagi dalam bekerja dan apabila

pekerja rumah tangga mempunyai masalah, Pendamping

memberikan motivasi dalam bentuk dukungan, ajakan, Hal ini

dilakukan agar pekerja rumah tangga semangat dalam mengikuti

pendampingan secara maksimal. Seperti yang diungkapkan oleh

mbak “Sl” selaku pendamping bahwa:

“...Kami (pendamping) selalu memberikan motivasi bagi PRT yang menghadapi masalah dan yang mengikuti kegiatan pendampingan juga kami selalu berusaha memotivasi. Motivasi yang kami berikan seperti dukungan, mengajak mengikuti kegiatan pendampingan,”.

Page 101: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

86  

4. Komunikator

Peran pendamping sebagai komunikator adalah sebagai pemberi

informasi. Pendamping mampu memberikan informasi-informasi

kepada pekerja rumah tangga baik informasi tentang pendidikan,

wawasan, pengetahuan, lowongan pekerjaan, kesadaran gender dan

HAM yang dapat berguna bagi pekerja rumah tangga. Seperti yang

diungkapkan oleh mbak “Jm” selaku pendamping pekerja rumah

tangga bahwa:

“...Didalam mendampingi kami juga selalu memberikan informasi-informasi yang berguna bagi PRT seperti tentang lowongan pekerjaaan, kesadaran gender dan Ham, pendidikan dan wawasan. Dengan itu kami harap informasi yang kami berikan dapat berguna bagi pekerja rumah tangga”.

5. Interaksi pendamping dengan pekerja rumah tangga (PRT)

Proses kegiatan pendampingan, interaksi yang terjalin antara

pendamping dengan pekerja rumah tangga sangat dekat dan akrab.

Hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, pekerja rumah

tangga sudah terbuka dan tidak canggung lagi dengan pendamping,

begitu juga pendamping selalu mendampingi pekerja rumah tangga

dengan sabar. Dengan demikian pekerja rumah tangga tidak takut

dan canggung lagi untuk berkomunikasi atau bertanya dalam

kegiatan pendampingan. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu

PRT yang bernama “Kt” bahwa:

“…Orang-orang yang diRTND semuanya baik sama saya mbak. saya juga selalu cerita-cerita ke pendamping kalau ketemu. Saya enggak malu lagi soalnya orang-orang yang di

Page 102: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

87  

RTND sudah saya anggap seperti saudara. Mereka juga selalu membantu saja kalau saya ada masalah”.

6. Evaluasi

Setiap kegiatan perlu dilakukan evaluasi untuk mengetahui apakah

hasil yang dicapai sudah sesuai dengan tujuan yang diinginkan dan

mengetahui perkembangan dari proses kegiatan pendampingan.

Hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan pendamping dalam

kegiatan pendampingan pekerja rumah tangga diLSM Rumpun Tjoet

Njak Dien, evaluasi pendampingan dilakukan setiap 3 bulan sekali

yang dimana evaluasinya meliputi indikator seperti: a) Berapa

banyak pekerja rumah tangga yang aktif mengikuti kegiatan

pendampingan dalam 3 bulan, b) Berapa pekerja rumah tangga yang

sudah berhasil dalam pendampingan keterampilan c) Bagaimana

hubungan pendamping dengan pekerja rumah tangga dan majikan, d)

Bagaimana perkembangan pekerja rumah tangga setelah mengikuti

pendampingan, dan e) Memberikan solusi yang diberikan oleh

pendamping kepada pekerja rumah tangga yang mempunyai

masalah. Seperti yang diungkapkan oleh mbak “Sl” selaku

pendamping PRT bahwa:

“...Sebenarnya kegiatan pendampingan ini sulit untuk mengevaluasinya, tapi tiap 3 bulan sekali kami (pendamping) melakukan evaluasi untuk mengetahui perkembangan program ini. Evaluasinya seperti berapa PRT yang hadir dalam pendampingan, bagaimana hubungan kami (pendamping) dengan PRT dan majikan, dan solusi yang kami berikan ketika ada PRT yang mempunyai masalah.”

Page 103: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

88  

7. Tindak Lanjut

Tindak lanjut merupakan hal yang penting dalam menjaga

keberlanjutan program pendampingan pekerja rumah tangga. Tindak

lanjut dalam kegiatan pendampingan pekerja rumah tangga diLSM

Rumpun Tjoet Njak Dien dengan melihat hasil evaluasi kegiatan

yang telah dilakukan. Pendamping melihat dan memahami

perubahan yang ada pada pekerja rumah tangga setelah mengikuti

kegiatan pendampingan. Perubahan pekerja rumah tangga yang

dimaksud yaitu perubahan dalam hal perilaku, mengubah traning-

traning yang ada untuk fasilitator berikutnya. Tindak lanjut yang

dilakukan yaitu menjadikan pekerja rumah tangga yang mandiri,

menjadikan pekerja rumah tangga yang propesional terhadap

pekerjaannya, memberikan bekal pengetahuan terhadap pekerja

rumah tangga agar mereka sadar atas hak dan kewajiban yang

mereka miliki, mengembalikan hubungan yang harmonis pekerja

rumah tangga dengan majikan agar tidak terjadinya konflik antar

mereka. Tindak lanjut ini sesuai dengan tujuan pendampingan yang

di laksanakan. Seperti yang diungkapkan oleh Pak “Lt” selaku ketua

badan pelaksana bahwa:

“Kegiatan pendampingan kami mengadakan tindak lanjut perubahan dalam hal perilaku, mengubah traning-traning yang ada untuk fasilitator berikutnya dengan program-progran keterampilan, dan mengembalikan hubungan yang harmonis pekerja rumah tangga dengan majikan agar tidak terjadinya konflik antar mereka. Tinjak lanjut nya iya sesuai dengan tujuan pendampingan yang ada di RTND.

Page 104: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

89  

Sejauh ini Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumpun Tjoet

Njak Dien dalam tiga tahun terakhir telah memberdayakan pekerja

rumah tangga di daerah Yogyakarta sebanyak 256 pekerja rumah

tangga serta memiliki 16 angkatan pekerja rumah tangga yang terdiri 15

sampai 25 orang dan telah menanggani masalah pekerja rumah tangga

dari tahun ke tahun. Pertemuan yang dilaksanakan oleh pekerja rumah

tangga setiap dua kali dalam seminggu atau satu kali dalam seminggu

dan setiap bulan pertemuan rutin antar pekerja rumah tangga.

Pendampingan yang diberikan kepada pekerja rumah tangga melalui

organisasi pekerja rumah tangga yang bertujuan untuk menggalang

kekuatan dan kebersamaan, solidaritas dalam rangka memperjuangkan

perbaikan nasib para pekerja rumah tangga dengan memberikan

wawasan dan pengetahuan terhadap pekerja rumah tangga dengan

memberikan pendidikan alternatif yang melalui pendampingan pekerja

rumah tangga, dengan pendampingan ini para pekerja rumah tangga

bisa menentukan sesuai dengan minat dan kebutuhan pekerja rumah

tangga yang ada ditempat mereka berkerja. Seperti PRT menginginkan

belajar kerumahtanggan, pramurukti, babysister dan laundry.

Dari penjelasan mengenai data hasil penelitian pola

pendampingan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumpun Tjoet

Njak Dien di atas, peneliti dapat menggambarkan bagan Pola

Pendampingan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumpun Tjoet

Page 105: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

90  

Njak Dien Yogyakarta bagi Pekerja Rumah Tangga Berbasis Hak Asasi

manusia sebagai berikut:

Gambar 2. Pola Pendampingan LSM Rumpun Tjoet Njak Dien bagi PRT

Pendampingan non

litigasi

Melaksanaan Pendampingan

1. Persiapan 2. Proses: pekerja rumah tangga

sebagai sasaran, materi, metode, fasilitas, suasana, peran pendamping, interaksi dalam pendampingan.

3. Evaluasi

Tindak Lanjut Pendampingan pekerja rumah tangga (sesuai dengan tujuan pendampingan yaitu : 1)menjadikan pekerja rumah tangga yang mandiri, 2) menjadikan pekerja rumah tangga yang propesional terhadap pekerjaannya, 3) memberikan bekal pengetahuan terhadap pekerja rumah tangga agar mereka sadar atas hak dan kewajiban yang mereka miliki, 4) mengembalikan hubungan yang harmonis pekerja rumah tangga dengan majikan agar tidak terjadinya konflik antar mereka)

Pendampingan

litigasi

Page 106: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

91  

b. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Pola Pendampingan

LSM Rumpun Tjoet Njak Dien Yogyakarta.

Lembaga Swadaya Masyarakat Rumpun Tjoet Njak Dien sebagai

Lembaga yang memiliki kepedulian terhadap masalah pekerja rumah

tangga. Berusaha untuk memperjuangkan hak-hak asasi pekerja rumah

tangga dalam meningkatkan kesejahteraan dan di akui sebagai pekerja

bukan pembantu. Rumpun Tjoet Njak Dien tentunya ada faktor

pendukung dan penghambat dalam upaya memberikan perlindungan

terhadap pekerja rumah tangga. Beberapa faktor pendukung diantaranya

adalah:

a. Adanya faktor dukungan dari masyarakat luas, karena dukungan dari

masyarakat luas sangat penting bagi Rumpun Tjoet Njak Dien untuk

kepentingan bersama terutama untuk kepentingan pekerja rumah

tangga.

b. Adanya kesediaan para majikan untuk memberikan kontrak kerja dan

dukungan dari para majikan untuk mengikuti pendampingan atau

organisasi yang ada di Rumpun Tjoet Njak Dien yaitu dengan adanya

surat kontrak kerja antara majikan dan pekerja rumah tangga.

c. Adanya tim kerja yang peduli dengan nasib pekerja rumah tangga serta

memberikan perlindungan terhadap PRT terutama dalam bidang

advokasi kebijakan.

d. Semangat dari para PRT yang ingin sama-sama belajar, ingin maju dan

keluar dari permasalahan.

Page 107: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

92  

Seperti yang diungkapkan oleh mbak “Sl” selaku pendamping bahwa:

“...Faktor yang sangat mendukung kegiatan pendampingan ini yaitu adanya kemauan PRT dan semangat dari kami (pendamping) yang tinggi untuk melakukan pendampingan ini.

Hal ini diperkuat oleh mbak “Jm” selaku pendamping bahwa:

“...Didalam kegiatan pendampingan ini, ada beberapa faktor yang mendukung untuk berlangsungnya kegiatan ini seperti respon dari PRT yang positif terhadap kegiatan pendampingan ini dan kami dalam tim selalu semangat untuk memperjuangkan nasib PRT.”

Faktor pendukung tersebut dapat memberi salah satu bukti bahwa

upaya Rumpun Tjoet Njak Dien dalam memberikan pendampingan

terhadap pekerja rumah tangga dapat diterima oleh masyarakat dan

sekaligus memberikan perlindungan terhadap pekerja rumah tangga.

Adapun faktor penghambat yang ada di Rumpun Tjoet Njak Dien

dalam memberikan perlindungan terhadap pekerja rumah tangga

adalah:

a. Tidak adanya dana yang mencukupi sehingga dana dari donatur lah

yang membantu untuk peduli terhadap nasib pekerja rumah tangga.

b. Tidak adanya kantor dan tempat Rumpun Tjoet Njak Dien yang

menetap yang selalu berpindah-pindah.

c. Masih ada sebagian pekerja rumah tangga yang memiliki moralitas

rendah yang mau mencuri dan tidak bertanggung jawab dengan

pekerjaanya hanya menuntut hak-haknya saja. Semua ini menjadi

masalah Rumpun Tjoet Njak Dien untuk merubah pola pemikiran

pekerja ruamh tangga.

Page 108: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

93  

Hambatan tersebut tidak membuat Rumpun Tjoet Njak Dien

untuk berkecil hati tetapi menurut Rumpun Tjoet Njak Dien hambatan

tersebut merupakan tantangan harus dilewati dengan hambatan itu

Rumpun Tjoet Njak Dien mencari solusi untuk mengatasinya dengan

jalan diskusi secara teori, secara pemikiran, mencari referensi sebanyak-

banyaknya, belajar dengan orang lain, mengirimkan SDM Rumpun

Tjoet Njak Dien untuk mengikuti pelatihan-pelatihan dan lain

sebagainya. Seperti yang diungkapkan oleh mbak “Sl” selaku

pendamping bahwa:

“...Yang pasti untuk faktor penghambat kegiatan pendampingan ini yaitu tidak adanya dana yang cukup dan kantor RTND itu selalu pindah-pindah.”

Hal serupa juga diungkapkan oleh mbak “Jm” selaku pendamping

bahwa:

“..Kegiatan pendampingan ini yang jadi penghambatnya yaitu adanya PRT yang memiliki moralitas yang rendah yang mau mencuri dan hanya menuntut hak-haknya saja, ini yang selalu menjadi masalah kami.

B. Pembahasan

1. Pola Pendampingan LSM Rumpun Tjoet Njak Dien Yogyakarta bagi

Pekerja Rumah Tangga Berbasis Hak Asasi Manusia.

Pola pendampingan yang ada di Rumpun Tjoet Njak Dien

merupakan model atau cara yang digunakan oleh Rumpun Tjoet Njak Dien

dalam upaya untuk memperjuangkan hak-hak asasi pekerja rumah tangga

agar pekerja rumah tangga dapat menjalani hidupnya dengan lebih baik

sesuai dengan haknya. Kegiatan pendampingan yang dilakukan oleh

Page 109: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

94  

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumpun Tjoet Njak Dien sejauh ini

sudah terlaksana dengan cukup baik walaupun didalam pelaksanaannya

masih mengalami hambatan. Kegiatan pendampingan yang dilaksanakan

sudah cukup sesuai dengan tahap-tahap pelaksanaan sebuah

pendampingan. Ini tidak terlepas dari semangat dan sikap solidaritas yang

tinggi dari para pendamping dan pengelola LSM Rumpun Tjoet Njak Dien

untuk membantu memperjuangkan nasib pekerja rumah tangga yang

merupakan salah satu warga masyarakat yang selama ini jarang sekali

disentuh oleh pemerintah dan banyak mengalami masalah dengan hak-hak

hidup mereka.

Pengertian dari kegiatan pendampingan adalah suatu aktivitas yang

dilakukan dan dapat bermakna pembinaan, pengajaran, pengarahan dalam

kelompok, lebih berkonotasi menguasai, mengendalikan, dan mengontrol.

Kata pendampingan lebih bermakna pada kebersamaan, kesejajaran,

egaliter, atau kesederajatan kedudukan sehingga tidak ada dikotomi antara

atasan dan bawahan (BPKB Jawa Timur, 2001: 5). Pendampingan pekerja

rumah tangga yang dilakukan oleh LSM Rumpun Tjoet Njak Dien adalah

pendampingan yang memperjungkan nasib para pekerja rumah tangga.

Pendampingan yang diberikan oleh Rumpun Tjoet Njak Dien

kepada pekerja rumah tangga memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan

kesadaran pekerja rumah tangga akan hak-hak asasi mereka dan kewajiban

mereka sebagai pekerja rumah tangga, mendampingi pekerja rumah tangga

dalam menghadapi masalah dan mencarikan solusi terbaik untuk

Page 110: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

95  

memecahkan masalah yang dihadapi oleh pekerja rumah tangga dan

memfasilitasi pelatihan keterampilan agar dapat bekerja dengan baik.

Pola pendampingan yang dilakukan Rumpun Tjoet Njak Dien

terbagi dalam dua bentuk pendampingan, yang keduanya bertujuan

memperjungkan nasib pekerja rumah tangga. Bentuk-bentuk

pendampingan yang dilakukan Rumpun Tjoet Njak Dien antara lain terdiri

dari pendampingan:

1) Pendampingan Litigasi. Menurut Juni Thamrin (1996: 86), banyak

cara melakukan pendampingan dan salah satunya yaitu kunjungan ke

lapangan, tujuan kunjungan ke lapangan ini adalah membina hubungan

kedekatan dengan pekerja rumah tangga, kedekatan yang dihasilkan

akan semakin menumbuhkan kepercayaan antara pendamping dan

pekerja rumah tangga, pendampingan litigasi ini adalah pendampingan

yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan pekerja rumah

tangga yang melalui proses penanganan dengan melakukan advokasi

kebijakan terhadap penghapusan kekerasan pada pekerja rumah tangga.

Konsep pendampingan dilakukan Rumpun Tjoet Njak Dien dengan cara

mengembangkan kerjasama dengan lembaga lain untuk membangun

kesadaran pihak-pihak terkait supaya bersama-sama menyelesaikan

masalah yang dihadapi pekerja rumah tangga. Pendampingan litigasi ini

mendampingi pekerja rumah tangga yang mempunyai masalah dalam

pekerjaan yang dapat di tunjukan dari tahun ke tahun yang diambil dari

data Rumpun Tjoet Nyak Dien yang semua datanya sudah dihadapkan

Page 111: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

96  

ke ruang hukum. Dalam pendampingan litigasi ini Rumpun Tjoet Njak

Dien selalu menjadi penengah antara pekerja rumah tangga dan majikan

dalam menyelesaikan masalah yang terjadi antara majikan dan pekerja

rumah tangga dengan melakukan mediasi dan berunding secara

kekeluargaan apabila masalah tidak ada solusi dan jalan keluarnya

langsung dibawa ke pengadilan. Masalah yang dihadapi pekerja rumah

tangga bermacam-macam seperti: dicaci maki majikan dengan

perkataan yang tidak pantas, dipukul majikan, jam kerja yang banyak,

tidak ada waktu istirahat yang cukup, masalah gaji yang tak layak.

Selain pekerja rumah tangga, majikan juga mempunyai masalah kepada

pekerja rumah tangga dalam melaksanakan pekerjaanya seperti pekerja

rumah tangga yang tidak bisa masak, dilawan PRT, PRT bekerja tidak

dengan tanggung jawab, PRT yang tidak mempunyai sopan santun dan

masih banyak lagi.

Hubungan pekerjaan antara majikan dan pekerja rumah tangga

sering dilambangkan sebagai hubungan antara abdi dengan yang

meperabdi, oleh sebab itu di antara mereka sering terjadi konflik yang

menyebabkan PRT marah karena terlalu banyak pekerjaan yang harus

diselesaikan oleh PRT di samping itu majikan juga banyak tuntutan,

majikan yang terlalu keras dan memberi upah yang tidak sesuai dengan

pekerjaan. Dan yang meyebabkan majikan marah kepada PRT karena

PRT sering malas dalam bekerja kadang bekerja asal-asalan bahkan ada

yang mengerjakan setengah hati maunya naik gaji saja.

Page 112: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

97  

2) Pendampingan Non Litigasi. Pendampingan yang melalui proses

pengorganisasian terhadap pekerja rumah tangga yang ada

dibeberapa wilayah pendampingan di 11 wilayah kerja khusnya di

kota yogyakarta yaitu Karangwaru, Tegalrejo kota yogyakarta,

Bumijo, Jetis kota Yogyakarta, Perum Wirosaban, Umbulharjo kota

Yogyakarta, Golo, Nyutran kota Yogyakarta, Perum Green House,

Jogoyudan, kota Yogyakarta, Tegalmulyo, kota Yogyakarta,Soragan,

kasihan, bantul, Demakan, Kasihan, Bantul, Perum Nogotirto,

sleman. Dan pendampingan di 4 wilayah asal dan wilayah

pendukung PRT yaitu : Kebosungu Dlingo, Bantul, Banyumeneng,

Panggang, Gunung Kidul, Sindet Wukirsari, Imogiri, Bantul,

Gendongan, piyungan, Bantul. Proses pendampingan non litigasi

melalui organisasi pekerja rumah tangga yang telah dibentuk untuk

mencapai tujuan pengorganisasian yang meliputi: pendidikan

alternatif bagi pekerja rumah tangga, pendampingan pekerja rumah

tangga, forum komunikasi pekerja rumah tangga, penerbitan new

letter pekerja rumah tangga, dan pembentukan serikat pekerja rumah

tangga dengan memfasilitasi pendidikan dan pengorganisasian

pekerja rumah tangga yang diinginkan oleh pekerja rumah tangga itu

sendiri seperti pelatihan baby sister, laundry, pramukti,

kerumahtanggan, catering, cleaning servis.

Selain mendapat keterampilan pekerja rumah tangga juga

mendapatkan wawasan dan pengetahuan mereka bisa berbagi

Page 113: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

98  

pengalaman dalam forum komunikasi bisa mengungkapkan masalah

yang dihadapi pekerja rumah tangga dengan memperjungkan nasib

pekerja rumah tangga melalui pembentukan serikat pekerja rumah

tangga. Rata-rata pendidikan pekerja rumah tangga adalah putus

sekolah dan tamatan SMP, pekerja rumah tangga dalam mengikuti

kegitan pendampingan ini atas keinginan dan dorongan diri sendiri

dan tuntutan kerja mereka.

3) Pelaksanaan Pendampingan. Terdiri dari persiapan yaitu

pendamping merencanakan semua terlebih dahulu kegiatan

pendampingan yang akan dilaksanakan, perencanaan dilakukan

dengan mengidentifikasi kebutuhan minat pekerja rumah tangga,

Proses pendampingan pekerja rumah tangga yaitu pekerja rumah

tangga yang mengikuti setiap kegiatan pendampingan jumlahnya

tidak tentu, hal ini disebabkan karena adanya pekerja rumah tangga

yang datang dan pergi sesuai keinginan mereka dan ada yang hanya

beberapa kali mengikuti kegiatan kemudian pergi karena sibuk dan

sudah mempunyai pekerjaan yang tetap dan tidak bisa meninggalkan

pekerjaan mereka. Materi dalam kegiatan pendampingan yang

diberikan adalah pelatihan baby sister, laundry, pramukti,

kerumahtanggan, catering, cleaning servis dan pengetahuan

kesadaran kritis yaitu materi tentang kesadaran gender dan HAM.

Metode digunakan disesuaikan dengan pendampingan yang

diberikan yaitu dalam memperjuangkan hak-hak asasi pekerja rumah

Page 114: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

99  

tangga Rumpun Tjoet Njak Dien mengunakan metode koordinasi

yang pada prinsipnya mengunakan metode pendampingan yaitu

metode konsultasi, pembelajaran, konseling dengan melibatkan

mereka secara langsung dalam proses pendampingan yang melalui

koordinasi dalam masing-masing devisi. Fasilitas yang ada dalam

kegiatan pendampingan antara lain yaitu berupa buku, modul tentang

bagaimana cara bekerja dengan baik dan mengunakan alat-alat

kerumahtanggan serta pengetahuan umum, peralatan keterampilan

kalau sedang ada kegiatan pelatihan keterampilan diwaktu

pelaksanaan pendampingan fasilitas ini disesuaikan dengan

kebutuhan pendampingan.

Dalam proses pendampingan, suasananya sangat santai, akrab,

bebas, dan dibuat sangat menyenangkan agar pekerja rumah tangga

semangat mengikuti kegiatan pendampingan. Peran pendamping di

dalam kegiatan pendampingan pekerja rumah tangga adalah sebagai

pengajar, fasilitator, motivator, dan komunikator. Selain itu,

pendamping pekerja rumah tangga di LSM Rumpun Tjoet Njak Dien

sudah memiliki kriteria yang sesuai dengan persyaratan menjadi

pendamping yang dimana salah satunya yaitu jenjang pendidikan

minimal rata-rata SMA dan memiliki dedikasi yang tinggi untuk

membantu sesama. Interaksi dan komunikasi yang terjalin antara

pendamping dengan pekerja rumah tangga dalam kegiatan

pendampingan dekat dan akrab. pekerja rumah tangga sudah terbuka

Page 115: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

100  

dan tidak canggung lagi dengan pendamping, Evaluasi dalam

kegiatan pendampingan pekerja rumah tangga ini dilakukan setiap 3

bulan sekali, evaluasinya melihat bagaimana perkembangan dan

perubahan pekerja rumah tangga dalam hal perilaku dan minat

mengikuti pendampingan maupun hubungan pekerja rumah tangga

dan majikan.

4) Tindak Lanjut. Dalam kegiatan pendampingan pekerja rumah

tangga diLSM Rumpun Tjoet Njak Dien dengan melihat hasil

evaluasi kegiatan yang telah dilakukan. Pendamping melihat dan

memahami perubahan yang ada pada Pekerja Rumah Tangga setelah

mengikuti kegiatan pendampingan. Perubahan Pekerja Rumah

Tangga yang dimaksud yaitu perubahan dalam hal perilaku. Tindak

lanjut yang dilakukan yaitu menjadikan pekerja rumah tangga yang

mandiri, menjadikan pekerja rumah tangga yang profesional

terhadap pekerjaannya, memberikan bekal pengetahuan terhadap

pekerja rumah tangga agar mereka sadar atas hak dan kewajiban

yang mereka miliki, mengembalikan hubungan yang harmonis antara

pekerja rumah tangga dengan majikan agar tidak terjadinya konflik

antar mereka. Tindak lanjut ini sesuai dengan tujuan pendampingan

yang di laksanakan.

Pola pendampingan pekerja rumah tangga yang dilakukan oleh

LSM Rumpun Tjoet Njak Dien dalam beberapa hal sudah sesuai

dengan tujuan yang diharapakan, sesuai dengan tujuan

Page 116: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

101  

pendampingan yaitu menjadikan pekerja rumah tangga yang

mandiri, menjadikan pekerja rumah tangga yang profesional

terhadap pekerjaannya, memberikan bekal pengetahuan terhadap

pekerja rumah tangga agar mereka sadar atas hak dan kewajiban

yang mereka miliki, mengembalikan hubungan yang harmonis antara

pekerja rumah tangga dengan majikan agar tidak terjadinya konflik

dan memberikan solusi terbaik terhadap pekerja rumah tangga yang

mengalami masalah dalam pekerjaannya.

Pendampingan litigasi dan pendampingan non litigasi ini sudah

cukup maksimal dilakukan dimana dalam kegiatan pelaksanaan

pendampingannya Rumpun Tjoet Njak Dien selalu membantu PRT

dalam menyelesaikan masalah dan Rumpun Tjoet Njak Dien juga

memfasilitasi apa yang dibutuhkan oleh PRT dalam kegiatan

pendampingan. Kegiatan pendampingan pekerja rumah tangga yang

dilakukan oleh LSM Rumpun Tjoet Njak Dien ini, memiliki cara

atau model penanganan dalam kegiatan pendampingan.

Pendampingan pekerja rumah tangga dilakukan dengan terus

meningkatkan pengetahun dan wawasan pekerja rumah tangga

karena bertujuan untuk memperjuangkan nasib para pekerja rumah

tangga.

Page 117: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

102  

2. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Pola Pendampingan

LSM Rumpun Tjoet Njak Dien Yogyakarta.

Dalam pelaksanaan kegiatan pendampingan pekerja rumah tangga di

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumpun Tjoet Njak Dien, terdapat

faktor pendukung dan faktor penghambatnya. Faktor-faktor tersebut sangat

berpengaruh terhadap berlangsungnya kegiatan pendampingan pekerja

rumah tangga yang dilakukan. Faktor pendukung dalam pelaksanaan

pendampingan pekerja rumah tangga tersebut yaitu: a) Adanya faktor

dukungan dari masyarakat luas, karena dukungan dari masyarakat luas

sangat penting bagi Rumpun Tjoet Njak Dien untuk kepentingan bersama

terutama untuk kepentingan pekerja rumah tangga, b) Adanya kesediaan

para majikan untuk memberikan kontrak kerja dan dukungan dari para

majikan untuk mengikuti pendampingan atau organisasi yang ada di

Rumpun Tjoet Njak Dien, c) Adanya tim kerja yang peduli dengan nasib

pekerja rumah tangga serta memberikan perlindungan terhadap pekerja

rumah tangga terutama dalam bidang advokasi kebijakan, d) Semangat

dari para PRT yang ingin sama-sama belajar, ingin maju dan keluar dari

permasalahan.

Faktor penghambat yang ada di Rumpun Tjoet Njak Dien dalam

memberikan perlindungan terhadap pekerja rumah tangga adalah: a) Tidak

adanya dana yang mencukupi sehingga dana dari donatur lah yang

membantu untuk peduli terhadap nasib pekerja rumah tangga, b) Tidak

adanya kantor dan tempat Rumpun Tjoet Njak Dien yang menetap yang

Page 118: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

103  

selalu berpindah-pindah, c) Masih ada sebagian pekerja rumah tangga

yang memiliki moralitas rendah yang mau mencuri dan tidak bertanggung

jawab dengan pekerjaanya hanya menuntut hak-haknya saja. Semua ini

menjadi masalah Rumpun Tjoet Njak Dien untuk merubah pola pemikiran

pekerja ruamh tangga.

Page 119: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

104  

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah

dilakukan, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pola pendampingan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumpun Tjoet

Njak Dien Yogyakarta Bagi Pekerja Rumah Tangga Berbasis Hak Asasi

Manusia adalah pendampingan litigasi dan pendampingan non litigasi

dimana pendampingan litigasi adalah pendampingan yang dilakukan untuk

menyelesaikan permasalahan pekerja rumah tangga melalui proses

penanganan kasus dengan melakukan upaya advokasi kebijakan terhadap

pengapusan kekerasan pada pekerja rumah tangga. Sedangkan

pendampingan non litigasi adalah pendampingan yang dilakukan melalui

proses pengorganisasian terhadap pekerja rumah tangga dibeberapa

wilayah pendampingan dengan memfasilitasi pendidikan untuk pekerja

rumah tangga dan kebutuhan pekerja rumah tangga. Dalam melaksanakan

pendampingan pekerja rumah tangga LSM Rumpun Tjoet Njak Dien

mempunyai tujuan yaitu untuk memberi kesempatan bagi pekerja rumah

tangga untuk mendapatkan pendidikan sesuai minat dan kebutuhan serta

memberikan pendidikan kesadaran kritis yaitu tentang kesadaran gender

dan HAM, maupun pelatihan skill pekerja rumah tangga baik ditempat asal

maupun tempat kerja. Dengan menjadikan pekerja rumah tangga yang

mandiri, profesional terhadap pekerjaanya, sadar atas hak dan kewajiban

Page 120: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

105  

yang mereka miliki dan memperjuangkan hak-hak pekerja rumah tangga

sebagai seorang pekerja.

2. Faktor pendukung dalam pelaksanaan pendampingan LSM Rumpun Tjoet

Njak Dien adalah 1) adanya perhatian dan dukungan dari masyarakat luas,

2) adanya kesediaan para majikan untuk memberikan kontrak kerja kepada

pekerja rumah tangga dan dukungan dari para majikan untuk mengikuti

pendampingan atau organisasi, 3) adanya tim kerja yang peduli dengan

nasib pekerja rumah tangga serta memberikan perlindungan terhadap

pekerja rumah tangga terutama dalam bidang advokasi kebijakan, 4)

semangat dari para pekerja rumah tangga yang ingin sama-sama belajar,

ingin maju dan keluar dari permasalahan.

3. Faktor penghambat dalam pelaksanaan pendampingan LSM Rumpun Tjoet

Njak Dien adalah 1) Tidak adanya dana yang mencukupi, 2) Tidak adanya

kantor dan tempat Rumpun Tjoet Njak Dien yang menetap yang selalu

berpindah-pindah, 3) Masih ada sebagian pekerja rumah tangga yang

memiliki moralitas rendah.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini maka terdapat beberapa saran yang

peneliti ajukan, diantaranya :

1. Bagi Pengelola Rumpun Tjoet Njak Dien

a. Perlu adanya penambahan pendamping dalam melaksanakan program

pendampingan pekerja rumah tangga.

Page 121: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

106  

b. Perlu adanya seleksi dan perekrutan tenaga baru, secara khusus untuk

bagian pengorganisasian agar dalam pendampingan lebih efektif lagi.

2. Bagi pekerja rumah tangga

Sebagai pekerja rumah tangga sudah selayaknya mempunyai moralitas

yang tinggi agar harkat martabat mereka tidak di pandang rendah oleh

masyarkat khusnya pengguna jasa yaitu majikan.

3. Bagi pendamping

Memberikan perhatian dan dorongan yang lebih agar bisa membokar

paradigma atau pemikiran pekerja rumah tangga yang masih memiliki

moralitas rendah yang mau mencuri, tidak bertangung jawab dengan

pekerjaanya dan hanya menuntut hak-haknya saja.

Page 122: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

107  

DAFTAR PUSTAKA

Astuti Dwi. (2000). Jejak Seribu Tanggan. Yogyakarta. Ganesha.

BPKB Jawa Timur. (2001). Modul Pendampingan. Surabaya.

Baehr Peter, dkk. (2001). Instrumen Internasional Pokok Hak-Hak Asasi Manusia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Bintan. (2010). Diaskes dari http://www.bintan-s.web.id/2010/12fungsi-dan metodependampingan.html pada tanggal 25 April 2012, Jam 15.00 WIB).

Burhan Ashshofa. (1996: 91). Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta: PT. Raja Grafindo.

Deptan. (2004). Pendampingan Masyarakat. Jakarta.

Dwiyaminarti, P .(2009). Perlindungan Hukum terhadap Pekerja Rumah Tangga. Jakarta. Fakultas Hukum Unika Atma Jaya.

Gunawan Setiardja. (2001). Hak-Hak Asasi Manusia Berdasarkan Ideologi Pancasila. Kanisius. Yogyakarta.

Hadiwinata, Salamon, & Anheier. (2003). Langkah dan Strategi Lembaga Swadaya Masyarakat. Diaskes dari http://www.civas.content/langkah-dan-strategi-lsm-veteriner-dalam-penataan-pelaksanaan-otoritas-veteriner-secara-utuh. pada tanggal 28 Oktober 2011, jam 12.00 WIB.

JALA PRT. (2010). Jaringan Nasional Advokasi Pekerja Rumah Tangga. Diakses

dari http://jaringan-nasional-advokasi-pekerja-rumah-tangga. Pada tanggal 7 Oktober 2011, jam 16.15 WIB)

Juni, Thamrin. (1996). Dehumanisasi Anak Marjinal Berbagai Pengalaman

Pemberdayaan. Bandung: Yayasan AKATIGA.

Kinanawati. (2008). Pengertian –pengertian hak asasi manusia. Jakarta. Diakses dari (http:/gurupkn.wordpress.com/2008/02/22/pengertian-pengertian-hak-asasi-manusia/. pada tanggal 25 Oktober 2011 jam, 20.15 WIB).

Laporan AI: Eksploitasi dan pelanggaran-situasi/sulit pekerja rumah tangga perempuan. Diakses dari http://www.co.id.Eksploitasi+dan+pelanggaran-situasi+sulit+pekerja+rumah+tangga+perempuan. pada tanggal 30 maret 2012, Jam 14.30 WIB.

Lexy J. Meleong. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif, rev, ed. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Page 123: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

108  

Lexy J. Meleong. (2002). Metodologi penelitian kuantitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mansyur Fakih. (2003). Makalah PPKN tentang Hak Asasi Manusia. Cirebon: School STAIN.

Miles, M. B. & Huberman, M.A. (1992). Analisis Data Kualitatif. UI Press.

Moleong. (2000). Metodologi pendidikan kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Primahendra, R. (2002). Panduan Pendampingan untuk pemberdayaan masyarakat. Jakarta. Diakses dari http://wordpress.com/2009/memahami-makna-pendampingan-coomunity-development-dan-community-organizing. pada tanggal 25 oktober 2011, Jam 14.00)

Rumpun Tjoet Njak Dien. (2007). Panduan Model dan Modul Pendidikan Alternatif Life Skills Pekerja Rumah Tangga Berbasis Adil Gender. Yogyakarta Rumpun Tjoet Nyak Dien bekerja sama dengan Ditjen PNFI Depdiknas.

Sanapiah Faisal. (1992). Format-Format penelitian Sosial. Jakarta: Rajawali Press.

Sanapiah Faisal. (1999). Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum. Jakarta: Granit

Sanapiah Faisal. (1995). Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar dan Aplikasi. Malang: Yayasan A3 Malang.

Tim Rumpun Tjoet Nyak Dien. (1999). Buku Panduan Pekerja Rumah Tangga. Yogyakarta : Yayasan Tjoet Njak Dien.

Tim Rumpun Tjoet Nyak Dien. (2000). Profil sosial dan Problematika Pekerja Rumah Tangga di daerah istimewa yogyakarta. Yayasan Tjoet Nyak Dien bekerjasama INPI-pact

Undang-undang Dasar. (1945). Amandemen Lengkap. Yogyakarta. PT Aditya Pustaka

Undang-undang Dasar. No 25. (1997). Ketenagakerjaan. Jakarta : Sinar Grafika.

Undang-undang Dasar. No. 8 Pasal 1. (1985). Organisasi Kemasyarakatan. Bandung. Fokus Media

Widjaja, (2000). Penerapan Nilai-nilai Pencasila Dan Hak Asasi Manusia di Indonesia. jakarta: PT Rineka cipta.

Page 124: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

109  

Wikipedia. (2011). Lembaga Swadaya Masyarakat. Diaskes dari http://id.wikipedia.org/wiki/lembaga-swadaya-masyarakat. pada tanggal 28 Oktober 2011, Jam 12.00 WIB.

Wikipedia. (2011). Pola. Diaskes dari http://id.wikipedia.org/wiki/pola). Pada tanggal 28 Oktober 2011, Jam 11.00 WIB.

Zaitunah Subhan. (2004). Kekerasan terhadap Perempuan. Jakarta: PT. Lukis Pelangi.

Page 125: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

110  

Page 126: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

111  

Lampiran 1. Pedoman Observasi

Tabel 5. Pedoman Observasi

Hal Deskripsi

1. Lokasi dan Keadaan Penelitian

a. Letak dan Alamat

b. Status Bangunan

c. Kondisi bangunan dan Fasilitas

2. Visi dan Misi

3. Struktur Kepengurusan

4. Keadaan pengurus

a. Jumlah

5. Data pekerja rumah tangga Binaan

a. Jumlah

6. Pendanaan

7. Program Pekerja Rumah Tangga

a. Tujuan

8. Kegiatan pendampingan pekerja rumah

tangga

a. Pendampingan yang diberikan

b. Materi pendampingan

c. Manfaat pendampingan

d. Hasil dari pendampingan

Page 127: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

112  

Lampiran 2. Pedoman Dokumentasi

PEDOMAN DOKUMENTASI

1. Melalui Arsip Tertulis

a. Sejarah Berdirinya Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumpun Tjoet

Njak Dien.

b. Visi dan Misi Berdirinya Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumpun

Tjoet Njak Dien.

c. Arsip Data pekerja rumah tangga binaan Lembaga Swadaya Masyarakat

(LSM) Rumpun Tjoet Njak Dien.

2. Foto

a. Gedung atau Fisik Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumpun Tjoet

Njak Dien.

b. Fasilitas yang dimiliki Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumpun

Tjoet Njak Dien.

c. Pelaksanaan pendampingan pekerja rumah tangga.

Page 128: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

113  

Lampiran 3. Pedoman Wawancara

Pedoman Wawancara

Untuk Pengelola Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Tjoet Njak Dien.

I. Identitas Diri

1. Nama : (Laki-Laki/Perempuan)

2. Jabatan :

3. Usia :

4. Agama :

5. Pekerjaan :

6. Alamat :

7. pendidikan terakhir :

II. Identitas Diri Lembaga

1. Kapan LSM Rumpun Tjoet Njak Dien berdiri?

2. Apakah tujuan berdirinya Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumpun

Tjoet Njak Dien?

3. Kegiatan apa saja yang dilakukan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat

(LSM) Rumpun Tjoet Njak Dien?

Page 129: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

114  

4. Dari manakah kegiatan tersebut berasal dan adakah pembagian tugas dalam

kegiatannya?

5. Berapa jumlah tenaga dan adakah syarat-syarat menjadi pengelola Lembaga

Swadaya Masyarakat (LSM) Rumpun Tjoet Njak Dien?

6. Bagaimana cara rekruitmen pengurus/pengelolah dilakukan?

7. Apakah ada panduan khusus untuk jadi pendamping pekerja rumah tangga

di Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumpun Tjoet Njak Dien?

8. Bagaimana peran pengelola dalam penyelenggaraan program pekerja rumah

tangga?

9. Program apa saja yang telah dilakukan oleh LSM Rumpun Tjoet Njak

Dien?

10. Apakah program-program yang diadakan tadi semuanya berhasil?

11. Kalau ada yang tidak berhasil, apa saja kendalanya?

III. Sarana dan Prasarana

1. Dana

a. Berapa besar dana yang diperlukan untuk kegiatan program

pendampingan pekerja rumah tangga Lembaga Swadaya Masyarakat

(LSM) Rumpun Tjoet Njak Dien?

b. Dari manakah dana tersebut didapatkan?

c. Bagaimana pengelolaan dana tersebut?

2. Tempat peralatan

a. Status tempat milik siapa?

Page 130: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

115  

b. fasilitas yang dipergunakan apa saja dan dari mana diperolehnya?

IV. Pekerja Rumah Tangga Binaan dan Program LSM Rumpun Tjoet Njak

Dien

1. Berapa jumlah pekerja rumah tangga yang menjadi warga binaan

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumpun Tjoet Njak Dien?

2. Bagaimana cara rekruitmen pekerja rumah tangga (PRT) binaan Rumpun

Tjoet Nyak Dien ?

3. Bagaimana respon pekerja rumah tangga terhadap binaan terhadap

program-program yang ditawarkan oleh LSM Rumpun Tjoet Njak Dien?

4. Bagaimana motivasi pekerja rumah tangga binaan LSM Rumpun Tjoet

Njak Dien dalam mengikuti program-program yang ada di Rumpun

Tjoet Njak Dien?

5. Apakah program-program yang telah dirancang oleh LSM Rumpun

Tjoet Njak Dien telah mampu menjawab kebutuhan pekerja rumah

tangga binaan Rumpun Tjoet Njak Dien?

6. (kalau iya) kebutuhan seperti apa yang dibutuhkan PRT?

7. Apakah ada kendala yang dihadapi Rumpun Tjoet Nyak Dien dalam

mengelola dan membina pekerja rumah tangga?

8. (kalau ada) kendala yang seperti apa yang dihadapi?

9. Bagaimana pola pendampingan Lembaga Swadaya Masyarakat Rumpun

Tjoet Nyak Dien bagi pekerja rumah tangga berbasis hak asasi manusia?

10. Apakah ada pendekatan khusus dalam pelaksanaannya di dalam

pendampingan?

Page 131: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

116  

11. (kalou ada) pendekatan khusus yang seperti apa?

12. Bagaimana tindak lanjut dari setiap program pendampingan pekerja

rumah tangga?

13. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam setiap pelaksaanan

program di Rumpun Tjoet Nyak Dien?

14. Harapan apa saja yang ingin di capai oleh LSM Rumpun Tjoet Nyak

Dien dalam setiap pelaksanaan program yang ada di LSM Rumpun Tjoet

Nyak Dien ini (terutama program pendampingan PRT)?

15. Apakah LSM Rumpun Tjoet Nyak Dien pernah menangani kasus yang

dihadapi Pekerja Rumah Tangga?

16. (Kalau ada) kasus yang seperti apa?

17. Bagaimana cara penanganannya?

18. Apakah semua kasus yang di hadapi pekerja rumah tangga bisa di

selesaikan oleh LSM Rumpun Tjoet Nyak Dien ini?

19. (kalau iya) strategi apa yang digunakan dan bagaimana cara

penyelesaiannya?

Page 132: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

117  

Pedoman Wawancara

Untuk Pendamping Pekerja Rumah Tangga Lembaga Swadaya Masyarakat

(LSM) Rumpun Tjoet Nyak Dien

I. Identitas Diri

1. Nama : (LakiLaki/Perempuan)

2. Usia :

3. Agama :

4. Pekerjaan :

5. Alamat :

6. pendidikan terakhir :

a. Apa yang mendorong Anda menjadi pekerja sosial?

b. Sejak kapan Anda menjadi pekerja sosial?

c. Dimana lokasi pendampingan bagi pekerja rumah tangga?

d. Mengapa memilih lokasi tersebut?

e. Kapan waktu pelaksanaan pendampingan pekerja rumah tangga?

f. Apakah tujuan dari pendampingan pekerja rumah tangga?

g. Bagaimana proses dan tahapan pelaksanaan pendampingan pekerja rumah

tangga?

Page 133: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

118  

h. Apa saja materi yang diberikan dalam pendampingan pekerja rumah

tangga?

i. Apakah ada matei keterampilan atau lifeskill yang diberikan dalam

pendampingan?

j. (Kalau ada) keterampilan seperti apa yang diberikan?

k. Tugas apa yang Anda lakukan dan siapa yang memberi tugas Anda untuk

menjalankan pendampingan pekerja rumah tangga?

l. Bagaimana cara Anda dalam melaksanakan tugas tersebut? Apakah ada

pedoman yang digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan tugas?

m. Kepada siapa Anda mempertanggung-jawabkan pelaksanaan tugas

tersebut? Apakah ada sangsi untuk yang melakukan kesalahan, dan apa

bentuknya?

n. Apakah ada bentuk kegiatan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas, oleh

siapa, dan bagaimana bentuknya?

o. Apakah Anda melakukan pendampingan terhadap pekerja rumah tangga di

LSM Rumpun Tjoet Njak Dien?

p. (Kalau iya) pendampingan seperti apa yang anda lakukan?

q. Melalui program apa saja Anda melakukan pendampingan pada pekerja

rumah tangga?

r. Bagaimanakah bentuk pendampingan yang Anda lakukan terhadap pekerja

rumah tangga dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan wawasan

mereka?

Page 134: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

119  

s. Selama ini apakah ada pekerja rumah tangga yang mengemukakan

masalah yang dihadapi?

t. Apabila ada bagaimana usaha yang Anda lakukan sebagai pendamping

dari pekerja rumah tangga tersebut?

u. Apakah anda pernah menangani kasus-kasus permasalahan yang dihadapi

PRT?

v. (Kalau iya) kasus seperti apa? Dan bagaimana cara menanganinya?

w. Apakah ada faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dalam

pelaksanaan pendampingan ?

II. Pendapat

1. Bagaimanakah pendapat Anda mengenai pengelolaan Rumpun Tjoet Nyak

Dien?

2. Apakah menurut Anda pelaksanaan pendampingan yang dilakukan sudah

efektif?

3. Bagaimanakah sebaiknya bentuk pelaksanaan pendampingan yang efektif

dalam meningkatkan kualitas pendidikan pekerja rumah tangga?

Page 135: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

120  

Pedoman Wawancara

Untuk Pekerja Rumah Tangga Binaan Rumpun Tjoet Njak Dien

Identitas Diri

1 . Nama : (Laki-Laki/Perempuan)

2. Umur :

3. Agama :

4. Alamat Asal :

5. Pendidikan Terakhir :

7. Pekerjaan/Kegiatan

a. Sebelumnya :

b. Sekarang :

c. Penghasilan :

1. Sudah berapa lama Saudara menjadi pekerja rumah tangga?

2. Motivasi apa yang mendorong Saudara menjadi pekerja rumah

tangga?

3. Apakah Saudara masih berhubungan dengan orang tua/keluarga?

4. Apakah Saudara mempunyai tempat tinggal yang menetap?Di

mana?

5. Apakah Saudara merasa aman tinggal di tempat tersebut?

Page 136: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

121  

6. (kalau iya) anda tinggal dengan siapa?

7. Sudah berapa lama Saudara menjadi pekerja rumah tangga binaan

di Rumpun Tjoet Njak Dien?

8. Apakah Saudara senang mengikuti organisasi yang ada di Rumpun

Tjoet Nyak Dien?

9. (Kalau iya) kenapa anda mengikuti organisasi di Rumpun Tjoet

Nyak Dien?

10. Bagaimana pendapat Saudara dengan kehadiran ini Rumpun Tjoet

Nyak Dien?

11. Menurut Saudara bagaimana fasilitas yang diberikan oleh Rumpun

Tjoet Nyak Dien?

12. Apakah di sini Saudara mendapatkan Pendidikan dan Pelatihan

Ketrampilan?

13. (Kalau Iya) Kegiatan apa yang Saudara ikuti?

14. Manfaat apa yang Saudara rasakan dengan mengikuti kegiatan

tersebut?

15. Apakah ada yang mendampingi di dalam pelaksanaan kegiatan

tersebut?

16. Apa yang dilakukan pendamping selama kegiatan tersebut

berlangsung?

17. Apakah anda pernah mengalami Masalah dalam pekerjaan anda ?

18. (kalau Iya) Masalah apa yang anda hadapi?

19. Apakah anda pernah terlibat kasus dalam pekerjaan anda?

Page 137: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

122  

20. (kalau iya) kasus apa yang pernah anda alami?

21. Apakah anda pernah mengalami konflik dengan majikan anda?

22. (kalau iya) konflik seperti apa? dan kenapa bisa terjadi konflik

antara anda dan majikan anda?

23. Menurut anda bagaimana peran LSM Rumpun Tjoet Nyak Dien

dalam mengahapi masalah anda, apakah biasa saja tidak

mempedulikan, atau sangat peduli?

24. Apakah Saudara pernah mengajukan keluhan/permasalahan kepada

pendamping, jika pernah masalah apa?

25. Jika pernah bagaimana tanggapan pendamping terhadap keluhan

Saudara tersebut?

26. Menurut Saudara bagaimana peran pendamping selama ini?

Apakah biasa, tidak mempedulikan, atau sangat peduli?

27. Bagaimana kedekatan Saudara dengan para pendamping? Jauh,

dekat atau kekeluargaan?

28. Apakah Saudara menginginkan pendidikan pelatihan ketrampilan

yang sesuai dengan keinginan Saudara?

29. (Kalau Iya) Pendidikan pelatihan ketrampilan apa yang Saudara

inginkan?

30. Apakah Saudara mempunyai rencana untuk meninggalkan

pekerjaan sebagai pekerja rumah tangga?

31. Harapan apa yang anda inginkan setelah mengikuti pendampingan

ini?

Page 138: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

123  

Pedoman Wawancara

Untuk Majikan

Identitas Diri

1. Nama : (LakiLaki/Perempuan)

2. Usia :

3. Agama :

4. Pekerjaan :

5. Alamat :

6. Pendidikan terakhir :

a. Apakah anda senang dan mendukung kegiatan pendampingan di

LSM Rumpun Tjoet Nyak Dien ini?

b. Kalau ya/tidak, mengapa?

c. Apakah gaji yang anda berikan sudah sesuai dengan UMR

Yogyakarta sekarang?

d. Kalau sesuai, berapa anda memberikan gaji kepada PRT anda?

e. Apakah ada kesepakatan antara anda dengan PRT dalam perjanjian

kerja?

f. Kalau ada, perjanjian seperti apa dalam kesepakatan anda?

g. Apakah PRT anda pernah melakukan kesalahan dalam

mengerjakan pekerjaannya?

Page 139: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

124  

h. Kalau iya, kesalahan seperti apa yang di lakukan PRT anda?

i. Apakah hubungan anda dekat dengan PRT anda?

j. Kalau dekat, seperti apa kedekatan anda dengan PRT anda?

k. Apakah anda mengangap PRT anda seperti keluarga atau sebagai

pembantu anda saja?

l. Menurut anda , apakah ada perubahan dari PRT setelah mengikuti

program pendampingan di LSM Rumpun Tjoet Nyak Dien ini?

m. Kalau ada, perubahan yang seperti apa setelah mengikuti program

pendampingan LSM Rumpun Tjoet Nyak Dien ini?

Page 140: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

125  

Lampiran 4. Catatan Lapangan

CATATAN LAPANGAN I

Tanggal : 5 Oktober 2011

Waktu : 11.30-13.05 WIB

Tempat : kantor LSM Rumpun Tjoet Njak Dien,

Kegiatan : Observasi Awal

Deskripsi

Pada hari ini Peneliti datang ke kantor LSM Rumpun Tjoet Njak

Dien yang beralamatkan di Sorosutan, Umbul Harjo, Yogyakarta dengan

tujuan mengadakan observasi awal untuk mendapatkan informasi

mengenai LSM Rumpun Tjoet Njak Dien dan program-program untuk

Pekerja Rumah Tangga yang diselenggarakan. Ketika peneliti tiba di sana,

peneliti hanya bertemu dengan “Rt” yang sedang bertugas menjaga kantor

LSM Rumpun Tjoet Njak Dien. Peneliti kemudian menyapa “Rt” peneliti

pun disambut dengan sapaan yang manis dan saling berkenalan. Dan

peneliti pun menjelaskan maksud kedatangan peneliti, kemudian peneliti

menanyakan mengenai program-program pekerja rumah tangga di LSM

Rumpun Tjoet Njak Dien. Mbk “Rt” memaparkan dan menerangkan

peneliti mengenai program-program pekerja rumah tangga (PRT) yang ada

di LSM Rumpun Tjoet Njak Dien dengan cukup detail dan disampaikan

dengan ramah. Program-program yang dipaparkan tersebut meliputi

program Pendampingan, Advokasi, Sekolah PRT, Pendidikan Alternatif

PRT, Forum komunikasi PRT, Pembentukan serikat PRT . Setelah peneliti

merasa cukup mendapatkan informasi mengenai program-program LSM

Rumpun Tjoet Njak Dien, peneliti pun memohon pamit dengan Mbk “Rt”

dan menyampaikan akan datang lagi ke LSM Rumpun Tjoet Njak Dien

untuk mengadakan penelitian.

Page 141: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

126  

CATATAN LAPANGAN II

Tanggal : 25 Oktober 2011

Waktu : 13.00-14.00 WIB

Tempat : Kantor LSM Rumpun Tjoet Njak Dien

Kegiatan : Menceritakan Rencana Penelitian

Deskripsi

Pada hari ini, Peneliti datang ke kantor LSM Rumpun Tjoet Njak

Dien. Maksud kedatangan peneliti adalah untuk menceritakan mengenai

rencana penelitian. Disana peneliti bertemu dengan “Al” selaku staf

kesekretariatan. Peneliti pun menyapa “Al’ dan menjelaskan maksud

kedatangan peneliti. Setelah berbincang-bincang dengan “Al”, peneliti

kemudian bertemu dengan “Sl” selaku pendamping pekerja rumah tangga.

Peneliti menjelaskan mengenai rencana penelitian di LSM Rumpun Tjoet

Njak Dien dengan “Sl”. Kemudian setelah cerita mengenai rencana

penelitian, “Sl’ pun menerima rencana peneliti tersebut dengan baik dan

memberikan dukungan. Selain itu peneliti diperbolehkan melakukan

penelitian dengan surat ijin penelitian dapat menyusul. Dan peneliti juga di

perbolehkan meminjam buku-buku tentang pendampingan dan buku

tentang pekerja rumah tangga. Peneliti pun meminjam buku dan memilih-

milih buku. Setelah buku di dapatkan oleh, peneliti memohon pamit dan

menyampaikan akan datang lagi untuk membalikan buku yang telah di

pinjam peneliti.

Page 142: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

127  

CATATAN LAPANGAN III

Tanggal : 25 Desember 2011

Waktu : 10.30-12.00 WIB

Tempat : Karangwaru, Tegalrejo kota Yogyakarta

Kegiatan : Observasi lokasi penelitian

Deskripsi

Pada hari ini, peneliti datang ke Rumpun Tjoet Njak Dien untuk

janjian terlebih dahulu bersama “Jm” selaku pendamping pekerja rumah

Sebelumnya peneliti sudah contact melalui SMS dengan mbak “Jm”

selaku pendamping LSM Rumpun Tjoet Njak Dien untuk bertemu disana.

Setelah bertemu dengan mbak “Jm” peneliti langsung di ajak ke lokasi

pendampingan pekerja rumah tangga yang bertempat di Karangwaru,

Tegalrejo yang melalui OPERATA. Ketika peneliti tiba, pendamping

mbak “Sl”, dan Pekerja Rumah Tangga, menyambut peneliti dengan

sangat hangat. Peneliti menjelaskan maksud kedatangan peneliti kepada

pendamping, bahwasanya peneliti akan mengadakan penelitian mengenai

“Pola Pendampingan Rumpun Tjoet Njak Dien bagi pekerja rumah

tangga” yang sebelumnya sudah mendapatkan ijin dari pengelola LSM

Rumpun Tjoet Njak Dien. Pendamping pun menyambut dengan baik dan

mendukung rencana peneliti tersebut dan akan membantu.

Setelah bertemu dengan pendamping dan berkenalan dengan PRT

peneliti meminta ijin untuk melihat pelaksanaan pendampingan PRT yang

akan dilaksanakan minggu berikutnya dan kemudian peneliti berpamitan

untuk pulang.

Page 143: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

128  

CATATAN LAPANGAN IV

Tanggal : 16 Februari 2012

Waktu : 11.30-13.30 WIB

Tempat : Kantor LSM Rumpun Tjoet Njak Dien

Kegiatan : Menyerahkan Surat ijin Penelitian

Deskripsi

Hari ini peneliti datang ke LSM Rumpun Tjoet Njak Dien untuk

menyerahkan surat ijin penelitian kepada “Al” selaku staf kesekretariatan

Ketika peneliti menyerahkan surat ijin penelitian tersebut, kepada “Al”

memeriksa dan membaca terlebih dahulu dan kemudian memberikan

dukungan serta motivasi kepada peneliti agar dalam pelaksanaan

penelitian tidak ada hambatan dan berjalan lancar sesuai rencana. Selain

itu, untuk mendapatkan deskripsi LSM Rumpun Tjoet Njak Dien, Mbk

“Al” menyarankan peneliti agar bertemu lagi dengan mengadakan janjian

terlebih dahulu. Setelah berbincang-bincang dengan Saudara “Al” peneliti

meminjam buku dan membaca buku dan peneliti pun di ajak oleh saudara

“Al” untuk mengikuti acara rapat PRT dan Forum komunikasi PRT, dan

peneliti pun ikut, suasana yang ada sangat menyenangkan, orang-orang

yang datang banyak dan ada pekerja rumah tangga juga, setelah acara

selesai peneliti pun mohon pamit untuk pulang.

Page 144: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

129  

CATATAN LAPANGAN V

Tanggal : 20 Februari 2012

Waktu : 11.15-13.00 WIB

Tempat : Karangwaru Bener Tegalrejo Godean

Kegiatan : Observasi Pendampingan pekerja rumah tangga

Deskripsi

Hari ini, peneliti datang ke lokasi pendampingan untuk memulai

penelitian dengan melihat pelaksanaan pendampingan. Peneliti datang ke

lokasi pendampingan pekerja rumah tangga bersama mbak “Jm” dan mbak

“Sl” selaku pendamping LSM Rumpun Tjoet Njak Dien.

Dalam kegiatan pendampingan, Pendamping mengadakan kegiatan

Pengajaran dengan materi yang diberikan oleh pendampingan adalah

pendidikan alternatif pekerja rumah tangga seperti baby sister,

kerumahtanggan, londry, pramukti. Sebelum memulai pendampingan,

pendamping mengkelompokan anggota pekerja rumah tangga terlebih

dahulu. Peneliti melihat sikap pekerja rumah tangga sangat antusias dan

senang mengikuti kegiatan pendampingan tersebut. Pendamping dengan

pekerja rumah tangga sangat akrab, ini terlihat dari interaksi (komunikasi)

mereka dan canda tawa mereka.

Page 145: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

130  

CATATAN LAPANGAN VI

Tanggal : 8 Maret 2012

Waktu : 14.15-17.00 WIB

Tempat : Nitikan UmbulHarjo

Kegiatan : Wawancara dengan pekerja rumah tangga

Deskripsi

Pada hari ini, peneliti datang ke lokasi pekerja rumah tangga

tepatnya di daerah Nitikan Umbulharjo. Peneliti pun disambut dengan

sangat ramah dan menyenangkan. Disini peneliti mewawancarai pekerja

rumah tangga dengan 5 pekerja rumah tangga dengan bergiliran yang

peneliti wawancarai yaitu “Kt” yang berumur 36 tahun menjadi pekerja

rumah tangga sudah 6 tahun, “Yl” yang berumur 18 tahun menjadi pekerja

rumah tangga sejak 2 tahun, “At” yang berumur 25 tahun menjadi pekerja

rumah tangga sudah 2 tahun, “Tn” yang berumur 26 tahun sudah menjadi

pekerja rumah sudah 3 tahun dan “Tr” yang berumur 25 tahun sudah

menjadi pekerja rumah tangga selama 5 tahun terahir. Kesimpulan dari

hasil wawancara yang peneliti dapatkan yaitu bahwasanya pekerja rumah

tangga sangat senang, merasa nyaman, dan cukup antusias mengikuti

kegiatan pendampingan dan berharap ada tindak lanjut dari kegiatan

pendampingan tersebut dan pekerja rumah tangga juga sangat senang

apabila mereka mendapat dampingan dari LSM Rumpun Tjoet Njak Dien

ketika mendapat masalah dalam pekerjaanya. Rata-rata pekerja rumah

tangga tersebut adalah masyarakat yang putus sekolah dan alasan mereka

menjadi pekerja rumah tangga karena ajakan dari teman, cuma iseng-

iseng, dari pada mengangur lebih baik jadi pekerja rumah tangga saja.

Page 146: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

131  

CATATAN LAPANGAN VII

Tanggal : 10 Maret 2012

Waktu : 14.00-17.45 WIB

Tempat : Perumahan Griya Surya Asri 1 dan 2

Kegiatan : Wawancara dengan Majikan

Deskripsi

Pada hari ini peneliti datang ke untuk bertemu dengan majikan

pekerja rumah tangga. Sebelumya peneliti sudah contact melalui SMS

untuk bertemu dan datang kerumahnya. Tujuan peneliti untuk bertemu

dengan majikan Ibu “Ds” yang sudah memperkerjakan jasa pekerja rumah

tangga selama 5 tahun, Ibu “Dy” yang sudah memperkerjakan jasa pekerja

rumah tangga selama 3 tahun dan Ibu “An” yang sudah memperkejakan

jasa pekerja rumah tangga selama 3 tahun adalah untuk mengadakan

interview (wawancara) tentang pendampingan yang diadakan oleh LSM

Rumpun Tjoet Njak Dien dan masalah pekerjan yang di lakukan oleh

pekerja rumah tangga dalam bekerja. Ketika peneliti tiba di lokasi, Ibu

“Dy”, Ibu “Ds”, ibu “An” menyambut peneliti dengan hangat. Peneliti

melakukan interview dengan bergiliran datang kerumah mereka masing-

masing, yang pertama peneliti melakukan interview dengan ibu ”Ds” lalu

yang ke dua dengan ibu “Dy” dan yang ke tiga peneliti datang kerumah

ibu “An”. peneliti memberikan pertanyaan-pertanyaan tentang perubahan

apa yang di dapat PRT setelah mengikuti pendampingan Rumpun Tjoet

Njak dien dan pertanyaan masalah apa yang pernah di alami majikan

dengan PRT. Kesimpulan yang bisa peneliti tarik dari interview tersebut,

bahwasanya yang menyebabkan majikan marah kepada PRTnya karena

PRT sering malas dalam bekerja kadang asal-asalan dalam bekerja bahkan

ada yang mengerjakan setengah hati dan maunya naik gaji saja.

Page 147: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

132  

CATATAN LAPANGAN VIII

Tanggal : 11 Maret 2012

Waktu : 15.00-17.30 WIB

Tempat : Perumahan Gria Indah dan Karangwaru Bener Tegalrejo

Godean

Kegiatan : Wawancara dengan Majikan

Deskripsi

Pada hari ini peneliti datang lagi ke 2 kalinya untuk bertemu

dengan majikan pekerja rumah tangga. Seperti biasa sebelumya peneliti

sudah contact melalui SMS untuk bertemu dan datang kerumahnya.

Tujuan peneliti untuk bertemu dengan majikan Ibu “Mt” yang sudah

memperkerjakan jasa pekerja rumah tangga selama 4 tahun, Ibu “Dd” yang

sudah memperkerjakan jasa pekerja rumah tangga selama 8 tahun adalah

untuk mengadakan interview (wawancara) tentang pendampingan yang

diadakan oleh LSM Rumpun Tjoet Njak Dien dan masalah pekerjan yang

di lakukan oleh pekerja rumah tangga dalam bekerja.

Ketika peneliti tiba di lokasi, Ibu “Mt”, dan Ibu “Dd” menyambut

peneliti dengan hangat. Peneliti melakukan interview dengan bergiliran

datang kerumah mereka satu persatu, yang pertama peneliti melakukan

interview dengan ibu ”Dd” lalu yang ke dua dengan ibu “Mt”. peneliti

memberikan pertanyaan-pertanyaan tentang perubahan apa yang di dapat

PRT setelah mengikuti pendampingan Rumpun Tjoet Njak dien dan

pertanyaan masalah apa yang pernah di alami majikan dengan PRT.

Sambil bercanda-canda yang sangat mengasikkan, dan ibu “Mt”

menceritakan pernah ada masalah dengan PRT dan ibu “Dd” lebih tertarik

dengan PRT yang mempunyai sopan santun. Dari kesimpulan yang bisa

Page 148: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

133  

peneliti tarik dari interview ini ternyata kesimpulannya sama saja yang

menyebabkan majikan marah kepada PRT nya karena PRT sering malas

dalam bekerja kadang asal-asalan dalam bekerja bahkan ada yang

mengerjakan setengah hati dan maunya naik gaji saja. Setelah peneliti

mendapatkan hasil wawancara penelitii pun berpamitan pulang.

Page 149: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

134  

CATATAN LAPANGAN IX

Tanggal : 21 Maret 2012

Waktu : 11.30-14.00 WIB

Tempat : Kantor Rumpun Tjoet Njak dien

Kegiatan : Wawancara dengan Pendamping

Deskripsi

Pada hari ini peneliti datang ke LSM Rumpun Tjoet Njak dien

untuk bertemu dengan mbak “Jm” dan mbak “Sl” selaku pendamping

pekerja Rumah tangga LSM Rumpun Tjoet Njak dien. Sebelumya peneliti

sudah contact melalui SMS untuk bertemu di tempat tersebut. Tujuan

peneliti untuk bertemu mbak “Jm” dan mbak “Sl” adalah untuk

mengadakan interview (wawancara) tentang pendampingan pekerja rumah

tangga yang diadakan oleh LSM Rumpun Tjoet Njak dien.

Ketika peneliti tiba, mbak “Jm” dan mbak “Sl” menyambut peneliti

dengan hangat. Peneliti melakukan interview dengan bergiliran, yang

pertama peneliti melakukan interview dengan mbak “Sl” dan yang kedua

dengan mbak “Jm”. Peneliti memberikan cukup banyak pertanyaan

mengenai pendampingan LSM Rumpun Tjoet Njak dien bagi pekerja

rumah tangga agar informasi yang peneliti dapatkan komprehensif dan

representatif. Kesimpulan yang bisa peneliti tarik dari interview tersebut,

bahwasanya rata-rata pendamping LSM Rumpun Tjoet Njak dien memiliki

concern dan jiwa sosial yang cukup tinggi terhadap nasib pekerja rumah

tangga. Tujuan diadaknnya kegiatan pendampingan pekerja rumah tangga

adalah Menjadikan pekerja rumah tangga yang mandiri, Menjadikan PRT

yang profesional terhadap pekerjaannya, Memberikan bekal pengetahuan

terhadap pekerja rumah tangga agar mereka sadar atas hak dan kewajiban

Page 150: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

135  

yang mereka miliki, Mengembalikan hubungan yang harmonis pekerja

rumah tangga dengan majikan agar tidak terjadinya Konflik antar mereka

LSM Rumpun Tjoet Njak dien mempunyai dua pendampingan yaitu yang

pertama pendampingan litigasi adalah pendampingan apabila ada PRT

yang mengalami masalah dan harus di dampingi untuk memperjuangkan

nasib-nasib PRT dan yang kedua pendampingan non litigasi yaitu

pendampingan yang memberikan bekal pengetahuan sesuai minat bakat

dari PRT itu sendiri seperti londry, kerumahtanggan, pramurukti, baby

sister dll. LSM Rumpun Tjoet Njak dien juga melakukan tindak lanjut dari

semua program yang di jalankan di Rumpun Tjoet Njak dien.

Page 151: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

136  

CATATAN LAPANGAN X

Tanggal : 23 Maret 2012

Waktu : 10.15 -12.40 WIB

Tempat : Kantor LSM Rumpun Tjoet Njak dien

Kegiatan : Meminta Data Deskripsi LSM Rumpun Tjoet Njak dien

Deskripsi

Pada hari ini peneliti datang ke Rumpun Tjoet Njak Dien untuk

bertemu dengan katua LSM Rumpun Tjoet Njak dien yaitu Mbk “Lt”

untuk meminta data dan mengadakan wawancara mengenai deskripsi LSM

Rumpun Tjoet Njak Dien. Ketika peneliti tiba di lokasi, Mbk “Lt”

menyambut peneliti dengan ramah dan baik. Setelah peneliti menjelaskan

maksud dan tujuan kedatangan, kemudian peneliti pun memulai

wawancara dengan menanyakan hal yang pertama yaitu mengenai sejarah

berdirinya LSM Rumpun Tjoet Njak Dien, Visi dan Misinya, program-

program yang dilaksanakan, serta pendanaan program LSM Rumah

Impian.

Untuk data mengenai struktur kepengurusan, keadaan pengurus,

data pekerja rumah tangga, dan fasilitas yang ada di LSM Rumpun Tjoet

Njak Dien akan menyusul diberikan lewat email oleh mbk “Al”. mbk “Lt”

menjelaskan dan memaparkan deskripsi LSM Rumpun Tjoet Njak Dien

dengan cukup detail dan setelah data yang peneliti perlukan sudah cukup,

maka peneliti pun memohon pamit untuk pulang.

Page 152: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

137  

Lampiran 5. Analisis Data

ANALISIS DATA

(Display, Reduksi dan Kesimpulan) Hasil Wawancara

Bagaimana pola pendampingan yang dijalankan di LSM Rumpun Tjoet Njak dien?

Lt : “pola pendampingan yang ada di Rumpun Tjoet Njak dien yaitu ada dua pendampingan yang pertama pendampingan litigasi yaitu pendampingan apabila ada pekerja rumah tangga yang mengalami kasus atau masalah dengan majikan mereka dan yang kedua yaitu pendampingan non litigasi disni kami mengajari pendidikan altenatif pekerja rumah tangga”.

Sl : “disini kami mendampingi pekerja rumah tangga apabila PRT mengalami masalah kami mengadakan mediasi secara kekeluargaan dan kami juga memberikan pengetahuan dan wawasan kepada pekerja rumah tangga kami mengajari pekerja ruamh tangga seperti pelatihan babysister, pramurukti, kerumahtanggan, loundry ”.

Jm : “pola pendampingan dengan cara pendampingan litigasi dan non litigasi pendampingan ini sama-sama mendampingi PRT, sedangkan dalam pendampingan non litigasi kami memberikan pendampingan pelatihan dan pengetahuan bertujuan agar pekerja rumah tangga menjadi profesional dan mandiri terhadap pekerjaannya dan kami juga mengadakan tindak lanjut dari pendampingan ini”.

Kesimpulan :”pola pendampingan Rumpun Tjoet Njak dien adalah pendampingan litigasi dan pendampingan non litigasi dengan mendampingi pekerja rumah tangga, serta melaksanakan pendampingan dan mengadakan tindak lanjut”

Bagaimana perencanaan kegiatan pendampingan dilakukan?

Sl :“pekerja rumah tangga terlibat langsung dalam merencanakan kegiatan pendampingan ini. Kami (pendamping) merencanakannya dengan mengidentifikasi kebutuhan dan karakteristik pekerja rumah tangga terlebih dahulu, dari hasil identifikasi kebutuhan dan minat pekerja rumah tangga itu kami sebagai pendamping membuat kegiatannya”.

Page 153: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

138  

Jm : “Perencanaan kegiatan ini pekerja rumah tangga terlibat langsung, soalnya perencanaan yang kami buat dengan minat dan apa yang diinginkan oleh pekerja rumah tangga itu sendiri jadi kami hanya mengikuti apa yang diinginkan PRT dan memfasilitasi saja.

Kesimpulan :”Perencanaan dalam proses kegiatan pendampingan dilakukan dengan mengidentifikasi kebutuhan dan minat pekerja rumah tangga jadi pendamping hanya memfasilitasi saja.

Bagaimanakah proses kegiatan pendampingan dilakukan?

Lt : “prosesnya selain kami mendampingi pekerja rumah tangga yang mengalami masalah, kami juga memberikan pendampingan seperti pelatihan-pelatihan bagi pekerja rumah tangga”.

Sl : “prosesnya dalam melaksanakan pendampingan kami memberikan pengajaran tentang pengetahuan dan wawasan yaitu pendidikan kesadaran kritis yang bertema tentang kesadaran gender dan Ham kepada pekerja rumah”.

Jm :“didalam pendampingan kami memberikan pendampingan bagi pekerja rumah tangga. Kami memberikan materi yang sesuai dengan minat pekerja rumah tangga seperti catering, laundry, cleaning servis, babysister, pramurukti”.

Kesimpulan :”kegiatan pendampingan dilakukan dengan cara memberikan pendampingan terhadap pekerja rumah tangga apabila pekerja rumah tangga mengalami masalah dan pendampingan ada juga yang memberikan pelatihan bagi pekerja rumah tangga .

Apa saja materi kegiatan yang diberikan dalam pendampingan Rumpun Tjoet Njak Dien?

Jm :“Materi-materi yang kami berikan dalam pendampingan bukan hanya materi yang bersifat pelatihan semata, tapi materi tentang kesadaran gender dan Ham agar pekerja rumah tangga bisa mengerti tentang pendidikan kesadaran kritis.”

Sl : “kami dalam melaksanakan kegiatan pendampingan memberikan materi yang disesuakan dengan minat pekerja ruamh tangga seperti catering, laundry, cleaning servis, babysister, pramurukti”.

Page 154: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

139  

Kesimpulan :”materi yang diberikan adalah pengetahuan, wawasan dan pelatihan disesuaikan dengan minat PRT dan motivasi dukungan yang diberikan kepada pekerja rumah tangga yang mengalami masalah.

Apa saja fasilitas yang digunakan dalam pendampingan pekerja rumah tangga?

Sl : “fasilitas yang kami gunakan seperti buku modul tentang cara bekerja dengan baik dan menggunakan alat-alat kerumahtanggan, pengetahuan umum, peralatan keterampilan kalau sedang ada kegiatan pelatihan dan kami juga harus menyesuaikan dengan materi yang kami berikan dalam kegiatan pendampingan”.

Jm : “fasilitas yang kami gunakan yaitu sesuai apa yang di minati pekerja rumah tangga jadi kami hanya memfasilitasi saja”.

Kesimpulan : Fasilitas atau media yang digunakan dalam kegiatan pendampingan pekerja rumah tangga adalah buku modul yang sesuai minat pekerja rumah tangga.

Bagaiamana evaluasi kegiatan pendampingan dilakukan?

Lt : “kami mengevaluasi kegiatan pendampingan ini dalam hal bagaimana perkembangan pekerja rumah tangga setelah mengikuti kegiatan pendampingan dan memberikan solusi kepada pekerja rumah tangga yang mengalami masalah.”

Jm : “evaluasinya dilakukan setiap 3 bulan sekali untuk mengetahui perkembangan pekerja ruamh tangga dan program kita”.

Sl : “sebenarnya kegiatan pendampingan sulit untuk mengevaluasinya, tapi tiap 3 bulan sekali kami melakukan evaluasi untuk mengetahui perkembangan program ini. Evaluasinya meliputi berapa pekerja rumah tangga yang hadir dalam kegiatan pendampingan, bagaimana hubungan pekerja rumah tangga dengan majikan dan solusi yang kami berikan ketika ada pekerja rumah tangga yang mengalami masalah.”

Kesimpulan :”Evaluasi kegiatan pendampingan dilakukan 3 bulan sekali untuk mengetahui perkembangan pekerja rumah tangga dan program-program pendampingan.

Page 155: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

140  

Apa tindak lanjut dari kegiatan pendampingan?

Lt :”Dari kegiatan pendampingan kami mengadakan tindak lanjut perubahan dalam hal perilaku, mungubah traning-traning yang ada untuk fasilitator berikutnya dengan program-program keterampilan dan mengembalikan hubungan yang harmonis pekerja rumah tangga dengan majikan agar tidak terjadi konflik antar mereka.

Jm : “Tindak lanjutnya sesuai dengan tujuan pendampingan yang ada di Rumpun Tjoet Njak Dien.”

Kesimpulan :” Tindak lanjut dari kegiatan pendampingan adalah perubahan dalam hal perilaku, mengubah traning-traning yang ada untuk fasilitator berikutnya dengan program-program keterampilan dan mengembalikan hubungan pekerja rumah tangga dengan majikan agar tidak terjadi konflik antar mereka.

Apakah faktor pendukung dan penghambat pendampingan pekerja rumah tangga?

Sl : “faktor pendukungnya yaitu dukungan dari masyarkat, dukungan dari majikan memberikan kontrak kerja, tim kerja yang peduli, semangat pekerja rumah tangga. Kalau penghambatnya dana yang kurang, tidak ada nya kantor, masih ada pekerja rumah tangga yang memiliki moralitas rendah”.

Jm : “kalau faktor pendukungnya yaitu respon pekerja rumah tangga yang positif, semangat dari pendamping juga untuk melakukan pendampingan. Sedangkan penghambatnya yaitu adanya pekerja rumah tangga yang masih mau mencuri.

Kesimpulan : Faktor pendukung yaitu respon yang positif dari dukungani masyarkat, dukungan dari majikan memberikan kontrak kerja kepada pekerja rumah tangga, tim kerja yang peduli, semangat pekerja rumah tangga. Kalau penghambatnya dana yang kurang, tidak ada nya kantor yang selalu berpindah-pindah, masih ada pekerja rumah tangga yang memiliki moralitas rendah yang masih mau mencuri”

Page 156: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

141  

Lampiran 6. Hasil Dokumentasi Foto

DOKUMENTASI GEDUNG KANTOR LSM RUMPUN TJOET NJAK DIEN DAN KEGIATAN PENDAMPINGAN PEKERJA RUMAH TANGGA

(PRT)

Gambar 1. Kantor Rumpun Tjoet Njak Dien

Gambar 2. Kegiatan Pendampingan Pekerja Rumah Tangga

Page 157: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

142  

Gambar 3 Kegiatan Pendampingan Pekerja Rumah Tangga

Page 158: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

143  

Gambar 4. kegiatan pendampingan pekerja ruamh tangga

Page 159: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

144  

Lampiran 7. Data Diri Pekerja Rumah Tangga

Tabel 1. JURUSAN PERAWAT DAN PENGASUH ANAK

No Nama Tempat/ tgl lahir Alamat Pendidikan 1 Cuk Indah

Nuraini Yogyakarta, 20 Mei 1985

Badran, Yogyakarta SMP

2 Erma Novia Whisky

Semarang, 10 November 2003

Badran, RT 49/ 11 Yogyakarta

SD

3 Jumiyem Bantul, 2 November 1974

Rejosari, Jatimulyo, Dlingo, Bantul

SD

4 Marina Siska Gunungkidul, 23 Maret 1988

Nganjir, Karangsari, Semin, Gunungkidul 55854

SLTP

5 Mariyatul Qibtiyah

Yogyakarta, 8 Juli 1976

Jln. Adisucipto 100B RW 01 Ambarukmo Yogyakarta

SD

6 Painah Yogyakarta, 07 Juni 1972

Bener, TR IV/ 132 RT 05/ 02, Yogyakarta 55243

SMA

7 Ratmini Yogyakarta, 25 Desember 1978

Bener TR IV/ 215 Yogyakarta

SLTA

8 Sutarsih Karta Amperani

Karanganyar, 3 Februari 1968

Jln.Lely 4/ 192 Perumnas Condong Catur, Sleman, Yogyakarta

SD

9 Siti Subiyanti Gunungkidul, 28 Oktober 1989

Panggang, Girimulyo, Macanmati, Gunungkidul

SLTP

10 Siti Muti’ah Rembang, 8 Januari 1980

Dresi Wetan, Kaliori, Rembang, Jawa Tengah

SLTP

11 Suprapti Gunungkidul, 6 Banyumeneng III, SLTP

Page 160: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

145  

Maret 1986 RT 04/ 06, Giriharjo, Panggang, Gunungkidul

12 Supatmi Gunungkidul, 11 Juli 1987

Banyumeneng, RT 02/ 1 Panggang, GK

SLTP

13 Sri Andayani Sleman, 17 Februari

Sumberan RT 01/ 21 Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta, 55581

SMU

14 Yuli Maiheni Sleman, 15 Juli 1975

Kroco RT 02/ 08 Sukoharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta

SMP

15 Tri Siswati Yogyakarta, 18 April 1973

Ambarukmo RT 01/ 01 No 90, Yogyakarta

SMA

16 Subekti Sleman, 1 Februari 1981

Perumahan Kwarasan

SMP

17 Ramdlon Laila Yogyakarta, 20 Juni 1984

Karanganyar, MG III/ 1245 Yogyakarta

SMU

18 Yustina Hartini Bantul, 26 Februari 1973

Ambarukmo, RT 01/ 02/ No 125, Catur Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta 55281

SMP

19 Tri Suwandari Yogyakarta, 12 November 1983

Janturan UH IV/ 382 Yogyakarta 55164

SMU

Page 161: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

146  

Tabel 2. JURUSAN KERUMAHTANGGAAN  

No Nama Tempat/ Tgl lahir Alamat Pendidikan

1 Tumirah 23 tahun Girinyono RT 42/ 22 Sendangsari, Pengasih, Kulonprogo

SD

2 Rumiyah Magelang, 12 November 1983

Putihan, Temanggung, Kaliangkrek, Magelang

SD

3 Sutini Kulonprogo, 28 Juli 1981

Kamal, RT 06/ 30, Karangsari, Pengasih, Kulonprogo 55652

SLTP

4 Sukilah Bantul, 1 Maret 1980

Karangasem, Seloharjo, Pundong, Bantul, Yogyakarta

SLTP

5 Ngatiyem Yogyakarta, 16 Oktober 1971

Bener TR 141 RT 05/ 02

SD

6 Rubini 7 Juni 1985 Jln. Rakai Hini No 87 Perumahan Gunungsempu (0274) 370978

7 Siti Daryati Gunungkidul, 14 Agustus 1972

Perumahan Wirokerten Jln. Pisang 263 Banguntapan

SD

8 Subekti Sleman, 1 Maret 1981

Kwarsan, RT 11/ 08 No 229 Nogotirto, Gamping, Sleman, Yogyakarta

SMP

9 Marni Gunungkidul, 6 Agustus 1984

Sekip Blok N-42 SMP

Page 162: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

147  

10 Sukatie Klaten, 28 September 1984

Jln.Rakai Watukura T 54 No 8 Perumahan Gunungsempu

SD

11 Nanik Suprihatin

Sleman, 10 April 1979

Krikilan RT 05/ 22 A25 Gang Mawar Sariharjo, Ngaglik, Sleman, 55581

SMU

12 Baroyatul Husni

Bantul, 7 Maret 1972

Kebosungu I, RT 02/ 17Dlingo, Bantul 55783

PGA

13 Sri Mulyani Bantul, 2 Juni 1981

Bungas, Sumberagung, Jetis, Bantul, Yogyakarta

SD

14 Mira Kusuma Yogyakarta, 16 September 1982

Gampingan WB 1/ 772 Yogyakarta 55253

SMP

15 Sudaryani Lampung, 16 Juli 1986

Krikilan, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta 55581

SLTP

16 Sutarsih Karta Amperani

Karanganyar, 3 Februari 1968

Jln.Lely 4/ 192 Perumnas Condongcatur, Sleman, Yogyakarta (0274) 882240

SD

17 Ika Fitri Halimah

Sleman, 21 Maret 1985

Kwarasan, RT 09/ 07 No 199, Nogotirto, Gamping, Sleman, Yogyakarta 55292

SD

18 Tri Narti Yogyakarta, 15 Desember 1971

Mutihan RT 04/ 18 Bantul

SD

19 Jamilatun Boyolali, 7 September 1970

Jatirejo, Sempu, Andong, Boyolali, Jawa Tengah

SLTP

Page 163: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

148  

20 Sumarni Gunungkidul, 25 Agustus 1969

Perumahan Wirokerten

SD

21 Wartini Bantul, 7 September 1970

Nogosari, Wukirsari, Imogiri, Bantul, Yogyakarta

SD

22 Suratmi Magetan, 9 Juli 1970

Dusun Pragak, parang, Magetn, jawa Timur

SD

23 Sukrami 20 tahun Krambilsawit, RT 2/ 13 Ngondelweton, Saptosari, Gunungkidul

SD

24 Sri Astuti Sleman, 30 Januari 1982

Kwarasan, RT 07/ 10 Nogotirto, Gamping, Sleman 55292

SD

25 Yuli Maiheni Sleman, 15 Juli 1975

Kroco, RT 02/ 08 Sukoharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta 55581

SMP

26 Elis Lismiati Cibinong, 14 Agustus 1982

Tasikmalaya SMP

 

 

  

 

Page 164: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

149  

Tabel 3. JURUSAN PERAWAT ORANG TUA  

No Nama Tempat/ Tgl lahir Alamat Pendidikan

2 Marina Siska Gunungkidul, 23 Maret 1988

Jln.Nitikan Baru no 25 Umbulharjo, Yogyakarta

SLTP

3 Siti Subiyanti Gunungkidul, 28 Oktober 1989

Panggang, Girimulyo, Macanmati, Gunungkidul

SLTP

4 Siti Hajrah AS Ujung Pandang, 17 Juli 1965

Ambarukmo, RT 02/ 01 No 111, Condong Catur, Depok, Sleman

SMA

5 Nur Kholidah Klaten, 14 September 1980

PP Al Mahali, Brajan, Pleret, Bantul, Yogyakarta

SMU

6 Septika Rizqiyani

Tegal, 29 September 1985

PP Al Mahali, Brajan, Pleret, Bantul, Yogyakarta

MAN

7 Sri Suprihati Klaten, 2 Januari 1987

Jamboran SLTP

8 Supatmi Gunungkidul, 11 Juli 1987

Banyumeneng, RT 2/ 1 Panggang, Gunungkidul

SLTP

9 Siti Muti’ah Rembang, 8 Januari 1980

Dresi Wetan, Kaliori, Rembang, Jawa Tengah

SLTP

10 Istiqomah Bantul, 2 Januari 1985

PP Al Mahali Barajan, Wonokromo, Peleret, Bantul, Yogyakarta

SLTP

11 Sri Andayani Sleman, 17 Februari

Sumberan, Sariharjo, Ngaglik, Sleman,

SMU

Page 165: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

150  

Yogyakarta

12 Sri Lestari Klaten, 19 Januari 1977

Pucangan Barat, Delanggu, Klaten, Jawa Tengah.

13 Ririn Sulastri Sleman, 2 September

Tlogowono, Tegaltirto, RT 08/ V/ 62, Berbah, Sleman, Yogyakarta

SLTA

14 Setianingsih Gunungkidul, 11 Agustus 1987

Jetak, RT 02/ 21, Semin, Gunungkidul

SMP

15 Suprapti Gunungkidul, 6 Mret 1986

Banyumeneng III, RT 04/ 06, Giriharjo, Panggang, Gunungkidul

SLTP

16 Sri Yanti Gunungkidul, 13 Mei 1988

Purwo, Karangsari, Semin, Gunungkidul

SLTP

17 Wanti Banyumas, 3 November 1977

Jln.KS Tubun No 31 Yogyakarta, (0274) 562186

SMP

18 Yeni Prianti Surabaya, 27 Januari 1985

Jln.Tamansiswa, Mergangsan Kidul MG 3/ 25 L Yogyakarta 88151

SMK

19 Yustina Hartini Bantul, 26 Februari 1973

Ambarukmo RT 02/ 01 No 125 Condong Catur, Sleman, Yogyakarta 55281

SMP

20 Apriasih Bantul, 27 April 1983

Ngeblak RT 01/ RW XI Wijirejo, pandak, Bantul, Yogyakarta 55761

SMP

21 Elis Lismiati Cibinong, 14 Agustus 1982

Tasikmalaya SMP

Page 166: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

151  

22 Ika Nur Khayati Klaten, 6 Juli 1975

PP AL Mahali, Barajan, Wonokromo, Pleret, Bantul, Yogyakarta

MAN

23 Umi Hidayatun Chasanah

Bantul, 28 Oktober 1977

Brajan, Wonokromo, Pleret, Bantul,

SMU

Page 167: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

152  

Tabel 4. JURUSAN KERUMAHTANGGAAN  

No Nama Tempat/ Tgl lahir Alamat Pendidikan

1 Siti Mustaqimah Yogyakarta, 28 Februari 1976

Tukangan DN II/ 503 Yogyakarta

SMP

2 Kusria Sujaryati Sleman, 5 Agustus 1982

Tlogowono, Tegaltirto, Berbah, Sleman

SMK

3 Mulyani Sleman, 23 November 1971

Tlogowono, Tegaltirto, Berbah, Sleman

SD

4 Siami Magelang, 29 Mei 1986

Kaponan, Pakis, Magelang

SLTP

5 Mumbasitoh 18 Februari 1979 Pekumen, Pasir Kidul RT 04/ 06, Purwokerto Barat, Banyumas, Jawa Tengah

SD

6 Nur Animah/ Mimin

Galatik, 12

Desember 1983

Gumuruh RT 04/ 02, Jln Sampai Raya No 63, Rangkas Bitung, Banten

SD

7 Puji Lestari Gunungkidul, 8

Desember 1982

Banyumeneng, Giriharjo, Panggang, Gunungkidul

SMU

8 Sri Indarti Bantul, 29 Mei

1983

Tlogowono, Tegaltirto, Berbah, Sleman

SMK

9 Tri Lestari Sleman, 27 Desember 1981

Tlogowono, Tegaltirto, Berbah, Sleman

SMK

10 Ririn Sulastri Sleman, 2 September 1971

Tlogowono, Tegaltirto, Berbah,

SLTA

Page 168: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

153  

Sleman

11 Siti Napsiah Yogyakarta, 8 Agustus 1980

Bener TR IV/ 179, Yogyakarta 55243

SD

12 Ratmini Yogyakarta 25 Desember 1978

Bener, Tegalrejo SLTA

13 Sukartiyah Bantul, 11 Mei 1972

Soragan RT 01/ 06 No 48 Ngestiharjo, Kasihan, Bantul

SMP

15 Winarti Kulonprogo, 2 Desember 1983

Karangwuni, RT 04/ 02 Wates, Kulonprogo

SMU

16 Suratiyem Kulonprogo, 19 April 1987

Karangwuni RT 08/ 04 Wates, Kulonprogo

SLTP/ MTsN

Page 169: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

154  

Tabel 5. JURUSAN BABY SITTER

No Nama Tempat/ Tgl lahir Alamat Pendidikan

1 Mumbasitoh 18 Februari 1979 Pakuncen, Pasir Kidul RT 04/ 06, Purwokert Barat, Banyumas, Jawa Tengah

SD

2 Nur Animah Galatik, 12

Desember 1983

Gumuruh RT 04/ 02, Jln. Sampai Raya, Rangkas Bitung, Banten

SD

3 Puji Lestari Gunungkidul, 8

Desember 1982

Banyumeneng, Giriharjo, Panggang, Sleman

SMP

4 Purwandari Ekasiwi

Sleman, 6 Juni

1986

Lojisari, Tegaltirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta

SLTP

5 Ratiana Magelang, 5

Januari 1983

Banyuurip, Gantang, Sawangan, Magelang

SMP

6 Sri Indarti Bantul, 29 Mei 1983

Tlogowono, Tegaltirto, Berbah, Sleman

SMK

7 Ruly Setiyani Ngawi, 7 November 1987

Wonosobo SLTP

8 Siti Mariana Magelang, 16 Desember 1971

Banyuurip, Gantang, Sawangan

SD

9 Sri Saryanti Sleman, 14 Desember 1976

Karanglo III, Sidomoyo, Godean, Sleman, Yogyakarta

SMK

10 Suprihatin Andriyani

Kulonprogo, 1 Juni 1972

Tanggulangin RT 40/ 19 Sidomulyo, Pengasih, Wates,

SD

Page 170: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

155  

Komala Kulonprogo, Yogyakarta 55652

11 Supriyati Sleman, 12 April 1966

Tlogowono, Tegaltirto, Berbah, Sleman

SLTA

12 Tri Lestari Sleman, 27 Desember 1981

Tlogowono, Tegaltirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta 55573

SMK

13 Siti Islamiyah Megelang, 14 Juli 1983

Gamol, RT 03/ 08 Paremono, Mungkid, Magelang

SD kelas 3

14 Nurjanah Sleman, 14 Februari 1978

Mundu RT 06/ 02 No 221 Catur Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta

MAN

15 Fitri Dwi Hastuti Klaten, 23 Desember 1983

Kuncen RT 13/ 06 Barepan, Cawas, Klaten

SLTP

16 Juwarti Magelang, 10 Februari 1984

Kembang, Jati, Sawangan, Magelang

SLTP

Page 171: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

156  

Tabel 6. JURUSAN PRAMURUKTI

No Nama Tempat/ Tgl lahir Alamat Pendidikan

1 Siti Mariana Magelang, 16 Desember 1971

Banyuurip, Gantang, Sawangan

SD

2 Sri Saryanti Sleman, 14 Desember 1976

Karanglo III, Sidomoyo, Godean, Sleman, Yogyakarta

SMK

3 Nur Aminah Galatik, 12

Desember 1983

Gumuran RT 04/ 02 Jln Sampai Raya, Rangkas Bitung, Banten

SD

4 Suprihatin Andriyani Komala

Kulonprogo, 1 Juni 1972

Tanggulangin RT 40/ 19 Sidomulyo, Pengasih, Wates, Kulonprogo, Yogyakarta 55652

SD

5 Fitri Dwi Hastuti

Klaten, 23 Desember 1983

Kuncen RT 13/ 06 Barepan, Cawas, Klaten

SLTP

6 Painah Yogyakarta, 7 Juni 1972

Bener TR IV/ 132 RT 05/ 02, 55243

SMA

7 Ratiana Magelang, 5

Januari 1983

Banyuurip, Gantang, Sawangan, Magelang

SMP

8 Warti Magelang, 10 februari 1984

Kembang, Jati, Sawangan, Magelang

SLTP

9 Sri Rejeki Endah Ning Ayomi

Sleman, 27 Mei 1975

Dawung, Tegaltirto, Berbah, Sleman

SMEA

10 Winarti Kulonprogo, 2

Desember 1983

Karangwuni, RT 04/ 02 Wates, Kulonprogo

SMU

Page 172: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

157  

Tabel 7. JURUSAN KERUMAHTANGGAAN

No. Nama Tempat/ tgl lahir

Alamat Pendidikan

1. Suwarningsih Handayani

Sragen, 8 Feb 1985

Gulan jati Sumberlawang Sragen

SD

2. Ayus Afrira Nurani

Pacitan, 17 April 1985

Kalikuning Tulakan Pacitan

SLTP

3. Ning Kartika Sari Temanggung, 7 Mei 1987

Parakan Kaligaleh Temanggung

SLTP

4. Sumilah Bantul, 1 Mei 1974

Karangrejek Kr.Tengah Imogiri Bantul

SD

5. Erna Yati Bantul, 12 Mei 1985

Samen Sumber Mulyo Bambang lipuro Btl

SLTA

6. Slamet Sriyanti Magelang, 12 Juli 1984

Banyuurip Sawangan Magelang

SLTP

7. Muji Rahayu Andayani

Yogyakarta, 16 Feb 1987

Ketandan Banguntapan Bantul

SMK

8. Ngadil Suwarni Bantul, 27 Juli 1986

Bendungan Canden Jetis Bantul

SLTP

9. Parsini Magelang, 9 Juli 1980

Kembang Jati Sawangan Magelang

SD

10. Anastasia Murni Magelang, 17 Des 1987

Banyuurip Sawangan Magelang

SD

Page 173: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

158  

11. Sudarni Bantul, 4 April 1984

Karangrejek Kr. Tengah Imogiri Bantul

SD

12. Suparmi Klaten, 30 Oktober 1986

Nayan kalangan Pedan Klaten

SLTP

13. Sukarni Magelang, 6 Mei 1984

Banyuurip Sawangan Magelang

SD

14. Sunarimah Kulonprogo, 10 Agustus 1973

Nabin Sidomulyo Pengasih Kulonprogo

SLTP

15. Ngatri Magelang, 10 Mei 1987

Banyuurip Sawangan Magelang

SMK

16. Parini Bantul, 10 April 1987

Ngaran Gilangharjo Pandak Bantul

SLTP

17. Marni Bantul, 3 Feb 1988

Ngaran Gilangharjo Pandak Bantul

SLTP

18. Sri Pujiati Bantul, 28 Maret 1985

Ngaran Gilangahrjo Pandak Bantul

SD

19. Fani Amrona Bantul, 15 Maret 1988

Gunting Gilangharjo Pandak Bantul

SLTP

20. Nanik Suprihatin Sleman, 7 Maret 1979

Krikilan Sariharjo Ngaglik Sleman

SLTA

Page 174: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

159  

Tabel 8. JURUSAN BABY SITTER

No Nama Tempat Tanggal Lahir

Alamat Pendidikan

1 Fitri Eka W Bantul 9 Juni 1982

Pandak Bantul SMP

2 Giriyanti Gunung Kidul, 30 Januari 1987

Panggang Gunung Kidul

SMP

3 Martini Bantul, 1 Januari 1986

Pandak Bantul SMP

4 Rina Gunug Kidul, 9 Agustus 1989

Panggang Gunung Kidul

SMP

5 Sri Kadarsih Gunung Kidul, 20 April 1988

Panggang Gunung Kidul

SMP

6 Vita Indriyani Grobogan, 3 Juli 1985

Ngeluk Purwodadi Grobogan

STBA LIA

7 Sri Utami Wonogiri, 11 Oktober 1987

Sendang. Purwantoro Wonogiri

SMP

8 Suparmi Gunung Kidul, 23 Agustus 1988

Petayan Purwosari Gunung Kidul

SMP

9 Suwrsiningsih Sragen, 8 Februari 1985

Gulon Jati Rt 12/4 SumberLawang

SD

10 Sri Winingsih Purworejo, 17 Februari 1985

Kalirejo,Bagelan Purworejo

SMP

Page 175: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

160  

Tabel 9. JURUSAN KERUMAHTANGGAAN

No. Nama TTL/Tempat Tanggal Lahir

Alamat Pendidikan

1. Fitri Eka W. Bantul, 9 Juni 1982 Pandak Bantul SMP

2. Giriyanti Gunung Kidul, 30 Januari 1987

Panggang, Gunung Kidul

SMP

3. Martini Bantul, 1 Januari 1986

Pandak Bantul SMP

4. Rina Gunung Kidul, 9 Agustus 1989

Panggang, Gunung Kidul

SMP

5. Sri Kadarsih Gunung Kidul, 20 April 1988

Panggang, Gunung Kidul

SMP

6. Vita Indriana Grobogan, 3 Juli 1985

Ngeluk, Purwodadi Grobogan

STBA LIA

Page 176: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

161  

Tabel 10. JURUSAN KERUMAHTANGGAAN

NO NAMA TTL ALAMAT Pendidikan

1 Ririn Yogya, 3 Januari 1980

Pringgokusuman GT 2/606

SMP

2 Isri Ari Yogya, 7 Juli 1960 KarangAnyar MG III/1089 Yk

SMP

3 Rubinah Gunung Kidul, 31 Desember 1962

Karang Anyar MG III/ 1090 Yk

SMP

4 Walijan Gunung Kidul,14 April 1971

Karang Anyar MG III/ 1099

SD

5 Wulandari Wijayanti

Yogya, 1 April 1988

Jl.Sisingamangaraja MG III/1087

SD

6 Sujilah Gunung Kidul, 14 Maret 1986

Gatak Gari Wonosari SD

7 Martinah Murni Ati

GunungKidul, 2 April 1986

Karang Anyar MG III/1097

SD

8 Dasini Yogya, 17 Juli 1989

Karang Anyar MG III/ 1089

SD

9 Rini Pujiastutik

Bantul, 20 Agustus 1982

SMP

Page 177: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

162  

Tabel 11. JURUSAN KERUMAHTANGGAAN

NO NAMA TTL Pendidikan

1 Amin Purwanti Sleman, 25 Juni 1967 SMP

2 Dwi Yuli Astuti Kulon Progo,7 Juli 1980 SMU

3 Devi Susilowati Jakarta, 28 Agustus 1984 SLTA

4 Gayatrie Dien Pramesti

Yogyakarta, 31 Juli 1987 SMP

5 Nur Khasanah Klaten, 28 Agustus 1985 SMP

6 Narti Hanafah Magelang, 7 April 1987 SD

7 Raisem Banyumas, 24 Februari 1982 SMP

8 Sulastri Gunung Kidul, 25 September 1987 SMP

9 Sargini Gunung Kidul , 24 Juli 1982 SMP

10 Sugiyanti Gunung Kidul, 14 April 1985 SD

11 Melina GunungKidul, 29 Juni 1988 SMP

Page 178: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

163  

Lampiran 8. Cliping Report Rumpun Tjoet Njak Dien.

Page 179: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

164  

Page 180: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

165  

Page 181: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

166  

Page 182: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

167  

Page 183: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

168  

Page 184: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

169  

Page 185: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

170  

Page 186: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

171  

Page 187: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

172  

Page 188: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

173  

Page 189: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

174  

Lampiran 9. Keterangan Ijin penelitian.

Page 190: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

175  

Page 191: POLA PENDAMPINGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT … · libur mingguan, tidak ada cuti, minim akses bersosialisasi, terisolasi dirumah majikan, rentan akan eksploitasi agen korban trafficking,

 

176