103
POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG BARU KECAMATAN BAJUBANG KABUPATEN BATANGHARI SKRIPSI ( Diajukan Untuk Melengkapi sebagian Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S-1) dalam Ilmu Pendidikan Islam Anak Usia Dini) Oleh : NORA FEBRIANTI SAVITRI NIM TRA.151764 JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019

POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG

BARU KECAMATAN BAJUBANG KABUPATEN BATANGHARI

SKRIPSI

( Diajukan Untuk Melengkapi sebagian Syarat-syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S-1) dalam Ilmu

Pendidikan Islam Anak Usia Dini)

Oleh :

NORA FEBRIANTI SAVITRI

NIM TRA.151764

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2019

Page 2: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …
Page 3: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …
Page 4: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …
Page 5: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …
Page 6: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …
Page 7: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

MOTTO

“ Wahai orang-orang yang beriman, Peliharalah dirimu dan keluargamu

dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;

penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka

kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu

mengerjakan apa yang diperintahkan”. (At-Tahrim: 6 )

Page 8: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …
Page 9: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …
Page 10: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

ABSTRAK

Nama : Nora Febrianti Savitri

Jurusan : Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Judul : Pola Relasi Orang Tua Kepada Anak Di Desa

Kampung Baru Kecamatan Bajubang

Kabupaten Batanghari

Skripsi ini membahas tentang pola relasi orang tua kepada anak di desa

Kampung Baru Kecamatan Bajubang Kabupaten Batanghari. Penelitian ini

berbentuk deskriptif kualitatif yang dilihat melalui sudut pandang hubungan

orang tua dan anak, sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan cara

wawancara, observasi dan dokumentasi. Penelitian ini menemukan bahwa

bagaimana cara membangun hubungan yang baik kepada anak meskipun

orang tua sibuk dalam bekerja. Kendala orang tua dalam membangun pola

relasi kepada anak di Desa kampung Baru Kecamatan Bajubang Kabupaten

Batanghari adalah kurang pengetahuan orang tua tentang betapa pentingnya

memperhatikan tumbuh kembang anak pada saat anak berusia 2-6 tahun.

Orang tua hanya memikirkan bagaimana bisa mendapatkan uang dan

memenuhi segala kebutuhan yang anak perlukan .Pola relasi orang tua

kepada anak adalah cara membangun hubungan yang dibutuhkan anak

secara lahir dan batin, pemenuhan akan kasih sayang, perhatian, rasa

keperdulian dan kenyamanan. Waktu yang tepat membangun relasi kepada

anak ketika orang tua sedang libur bekerja hal yang diberikan secara

maksimal, menemani anak bermain bersama, jalan-jalan ke tempat wisata,

memandikan anak menyuapkan makanan kepada anak, membacakan cerita

yang anak suka.

Kata Kunci : Pola, Relasi Orang Tua, Sibuk Bekerja.

Page 11: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

ABSTRACT

Name : Nora Febrianti Savitri

Department : Early Childhood Islamic Education

Title : Pattern of parent relations to child in the village

of Bajubang district the trunk of the day

This thesis discusses the pattern of parent relations to child in the village

of Bajubang district the trunk of the day. This research is in the form of

qualitative descriptive which is seen through the perspective of parent and

child relationships, while data collection is done by interview, observation

an documentation. Research found that how to build good relationships with

child even though parents are busy at work. Obstacle for parents in

developing patterns of relations with child in the village of Bajubang district

the trunk of the day, is lack of knowledge of parents about how important it

is to pay attention to child development when child are 2-6 years old.

Parents only think about how to get money and fulfill all the needs their

child need. The pattern of parent relations to child is a way to build

relationships that are needed by children physically and mentally,

fulfillment of love, attention, care and comfort. The right time to build

relationships with children when parents are in vacation working things

that are given to the maximum, accompanying child to play together on trips

to tourist attractions bathing children feeding food to child, reading stories

that children like.

Key words : Pattren of Parent Relations, Busy Working

Page 12: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

NOTA DINAS ................................................................................................. ii

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ................................ iii

PENGESAHAN .............................................................................................. iv

ABSTRAK ...................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ........................................................................................... vi

MOTTO .......................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

B. Fokus Penelitian ................................................................................. 9

C. Rumusan Masalah .............................................................................. 10

D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian ...................................................... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 12

A. Deskripsi Konseptual ......................................................................... 12

1. Pola Hubungan Orang tua dan Anak .................................................. 12

2. Peranan dan fungsi keluarga .............................................................. 16

3. Perkembangan Individu ..................................................................... 21

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 31

A. Pendekatan dan Desain Penelitian ................................................... 31

Page 13: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

B. Setting dan Subjek Penelitian .......................................................... 31

C. Jenis dan Sumber Data .................................................................... 32

D. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 33

E. Teknik Analisis Data ....................................................................... 34

F. Instrumen pengumpulan data ........................................................... 36

G. Jadwal Penelitian ............................................................................. 36

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN .................................................. 38

A. Temuan Umum ............................................................................... 38

B. Temuan Khusus dan Pembahasan .................................................. 42

1. Hubungan orang tua yang sibuk dalam bekerja kepada anak di

Desa Kampung Baru ....................................................................... 42

2. Kendala yang dihadapi orang tua dalam membangun relasi kepada

Anak di Desa Kampung Baru .......................................................... 46

3. Upaya orang tua mencapai relasi yang baik kepada anak di Desa

Kampung Baru ................................................................................ 59

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 70

A. Kesimpulan ...................................................................................... 70

B. Saran-saran ...................................................................................... 71

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 14: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

DAFTAR TABEL

Tabel. 1. Jadwal Penelitian............................................................................... 37

Tabel. 2. Struktur Organisasi ........................................................................... 39

Tabel. 3. Lembaga Pendidikan Desa Kampung Baru ...................................... 40

Tabel. 4. Struktur Desa Bidang Pelayanan....................................................... 41

Page 15: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak, tempat anak

belajar dan menyatakan diri sebagai makhluk sosial. Keluarga yang memberikan

dasar pembentukan tingkah laku, watak, moral, pendidikan bagi anak. Pada

hakekatnya keluarga atau rumah tangga merupakan tempat pertama dan yang

utama bagi anak untuk memperoleh pembinaan mental dan pembentukan

kepribadian. Oleh karena itu peran orang tua sangatlah penting (Alex

Sobur,1991:21).

Salah satu bentuk tanggung jawab orang tua terhadap anak dalam keluarga

adalah dengan mendidik anak-anaknya. Bentuk tanggung jawab tersebut menjadi

kewajiban dan kewajiban tersebut dipertegas dengan firman Allah SWT sebagai

berikut:

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari

api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu; penjaganya malaikat-

malaikat yang kasar, yang tidak menduharkai Allah terhadap apa yang

diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang

diperintahkan. (QS AT-Tahrim[66]:6)

Ayat di atas memerintahkan kepada orang tua untuk menjaga anaknya

melalui proses pendidikan, Anak adalah mereka yang dijaga dari segala sifat,

sikap, dan perbuatan haram atau tercela sehingga apabila perbuatan itu dilakukan

maka ia akan terperongsok dalam neraka. Penjagaan melalui membangun relasi

Page 16: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

terhadap anak dengan proses pendidikan, pengarahan baik dalam bentuk nasehat,

perintah, larangan, pengawasan, maupun pemberian ilmu pengetahuan.

Menurut Undang-Undang No 23 tahun 2002 pasal 26 Tentang Perlindungan

Anak, Orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab untuk:

a. Mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi anak;

b. Menumbuhkembangkan anak sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minatnya,

c. Mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak-anak.

Mengajak anak untuk menjalankan kehidupan yang baik serta mengarahkan

kepada hal-hal yang bernilai ibadah dan positif merupakan salah satu cara

mendidik dan membina anak, serta menjalin hubungan yang erat hal ini memang

dianjurkan dalam agama. Keluarga merupakan faktor yang paling utama

mempengaruhi pertumbuhan anak secara signifikan. Di dalam lingkup keluarga

anak akan menjadi besar dan mendapatkan bekal bagi masa depannya di

kemudian hari. Jika keluargannya dapat menjadi pangayom yang baik maka akan

menumbuhkan tanaman yang baik dan buahnya yang matang serta lezat.

Orang tua memiliki tanggung jawab yang besar dalam mendidik dan

mengasuh anak yang merupakan titipan Allah kepada mereka sejak mulai dari

kandungan hingga dewasa, orang tua berkewajiban memberikan yang terbaik bagi

pendidikan anak mereka. Keluarga merupakan institusi pertama dan utama di

dalam perkembangan seorang individu. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa

pembentukan kepribadian anak bermula dari lingkungan keluarga.

Pada hakikatnya, kewajiban mendidik yang melekat pada diri orang tua

bukan saja karena mendidik anak merupakan perintah agama, melainkan

merupakan bagian dari pemenuhan terhadap psikis (rohani) dan kepentingan (diri)

sendiri sebagai pribadi maupun anggota masyarakat. Anak adalah amanah Allah

yang diberikan kepada orang yang dikehendaki-Nya kapan dan dimana saja. Dan

adakalanya orang tidak diberi anak karena sudah takdirnya seperti itu dan ada

hikmah dibalik itu. Sebagai amanah anak perlu mendapat perhatian setiap saat,

juga perlu mendapatkan pendidikan dan pengajaran yang benar (Ahid, 2010:54).

Salah satu hal yang perlu mendapatkan perhatian secara serius adalah

pemenuhan kasih sayang terhadap anak, anak memerlukan perhatian yang optimal

Page 17: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

dan anak menginginkan perhatian yang penuh diberikan oleh orang tua. Pola

hubungan yang orang tua bangun secara baik akan membentuk pribadi anak ke

depannya. Dalam mengasuh anak-anaknya orang tua diwarnai oleh sikap-sikap

tertentu dalam mengarahkan putra-putrinya. Contohnya orang tua seringkali

menekan anak untuk mengikuti apa yang orang tua inginkan tanpa menanyakan

hal itu anak sukai atau tidak.

Sikap tersebut terlihat dari pola pengasuhan kepada anak yang berbeda-

beda. Ada orang tua yang menghendaki anak-anaknya bertingkah laku sesuai

dengan keinginannya, ada yang menginginkan anaknya lebih banyak kebebasan

dalam berpikir dan bertindak, ada yang terlalu melindungi anaknya, dan ada pula

yang mengajak anaknya berdiskusi dalam melakukan berbagai hal. Pola asuh

dapat didefinisikan sebagai pola interaksi antara anak dengan orang tua yang

meliputi pemenuhan kebutuhan fisik, kebutuhan psikologis, serta sosialisasi

norma-norma yang berlaku di masyarakat agar anak dapat hidup selaras dengan

lingkungannya.

Terdapat 6 tipe pola asuh orang tua sebagai berikut:

1. Pola asuh otoriter pola pengasuhan anak yang bersifat pemaksaan, keras dan

kaku dimana orang tua akan membuat aturan yang harus dipatuhi oleh anak-

anaknya.

2. Pola asuh demokratis merupakan pola asuh yang paling baik. Dimana orang

tua bersikap friendly dan anak bebas mengemukakan pendapatnya.

3. Pola asuh temporizer merupakan pola asuh yang sangat tidak konsiste,

dimana orang tua tidak memiliki pendirian.

4. Pola asuh appeasers merupakan pola asuh orang tua yang sangat khawatir

akan anaknya overprotective.

5. Pola asuh permisif tipe orang tua yang cenderung selalu memberikan

kebebasan pada anak tanpa memberikan kontrol sama sekali.

6. Pola asuh otorotif tipe orang tua yang memberi kebebasan pada anak untuk

berkreasi dan mengeksplorasi berbagai hal sesuai dengan kemampuan anak

dengan sensor dan batasan dan pengawasan yang baik (Soedjatmiko,

2012:62).

Page 18: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

Keenam tipe pola asuh orang tua ini akan membentuk pribadi anak nantinya,

akan muncul sifat anak yang keras susah untuk diatur kemudian orang tua harus

selalu mengikuti keinginan anak. Anak juga bisa bersifat menyuruh dan

membentak akibat dari pengasuhan yang salah diberikan oleh orang tua.

Kedisiplinan anak menjadi rendah akibat kurangnya perhatian dan pengasuhan

yang sesuai.

Relasi merupakan suatu hubungan yang orang tua bangun kepada anak

dalam bentuk kasih sayang, pemenuhan emosional dan rasa keperdulian. Tipe

relasi orang tua kepada anak ada empat:

1. Diktator merupakan tindakan dan sikap penekanan kepada anak yang keras

dan mutlak menuntut kepatuhan. Orang tua merasa mempunyai kekuasaan

atas anak-anaknya karena anak-anak begitu tergantung padanya dalam hal

pemuasaan kebutuhan dasar mereka. Dengan hubungan yang seperti ini

anak akan menjadi penakut dan gugup. Bahkan sering kali jatuh sakit atau

menjadi emosional di bawah tekanan yang dirasakan mendatangkan

kesulitan dan tidak menyenangkan.

2. Apatis (acuh) orang tua kurang memberikan rasa perduli kepada anak.

Dengan hubungan yang dibangun seperti ini anak menjadi tidak peka

terhadap lingkungan sekitar sehingga hubungan sosialisasi anak menjadi

rendah.

3. Kooperatif orang tua membangun hubungan persahabatan dengan anak.

Hubungan antara orang tua bersifat saling menghargai, anak lebih ramah

dan tidak begitu agresif.

4. Tidak menentu (mudah berubah) hubungan orang tua dan anak lebih bersifat

(tergantung situasi). Tidak ada konsisten dalam tindakan, akibat dari

hubungan ini anak akan menerima kekesalan orang tua ketika orang tua

mempunyai masalah sehingga anak menjadi korban (Soedjatmiko,2012:62).

Relasi orang tua dan anak sangatlah penting dan sangat dibutuhkan dalam

era modernisasi sekarang ini pengawasan orang tua terhadap anak harus lebih

tinggi. Dalam hubungan itu, keluarga diharapkan sebagai lembaga sosial paling

dasar untuk mewujudkan pembangunan kualitas manusia yang baik (Syahrin

Page 19: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

Harahap,1999). Dalam proses optimalisasi perkembangan, sebagai pendidik

utama orang tua juga di pandang harus memiliki hubungan yang baik terhadap

anak agar segala aspek perkembangan anak dapat terpenuhi. Dengan tidak

disadari banyak orang tua tidak memiliki relasi yang kuat terhadap anaknya dan

membuat anak jadi jauh dengan seringnya pengabaian yang dilakukan. Orang tua

merupakan ujung tombak untuk mengoptimalkan perkembangan anak usia dini

untuk mewujudkan aspek-aspek perkembangan.

Sebagai acuan pertama bagi seorang anak maka orang tua harus menjalin

relasi yang baik terhadap anak dalam keadaan yang sangat maksimal. Usaha

membangun relasi kepada anak agar apa yang orang tua inginkan terhadap anak

dapat tercapai, seringkali orang tua menyalahkan anak-anaknya, sementara itu

relasi yang anak rasakan kurang tanpa disadari orang tua hanya bisa menyalahkan

tanpa mengintropeksi diri.

Menciptakan suasana masa prasekolah yang menyenangkan tampaknya

dapat mendorong anak agar selanjutnya cinta belajar sepanjang hidup.

Membangun hubungan yang erat terhadap anak perlu dimulai sejak dini, jika

pengabaian sering orang tua lakukan maka anak akan menjadi orang yang tidak

perduli dengan lingkungan sekitarnya. Waktu yang banyak didapatkan oleh anak

ialah disaat anak dalam proses tumbuh kembang, masa ini akan membuat anak

lebih hiperaktif dan kritis dalam segala hal.

Perkembangan usia anak dikategorikan dalam beberapa fase, yaitu: fase

kanak-kanak awal (2–6 tahun) dan fase kanak-kanak menengah (6 – 9 tahun) yaitu

pertama kali anak dididik di luar lingkungan keluarga. Masa tamyiz (mampu

membedakan yang baik dan buruk), dan fase kanak-kanak akhir (9–12tahun),

masa perkembangan kecerdasan (keinginan memahami fenomena alam,

kemampuan koreksi dan memperhatikan perbedaan individu, kemampuan

konsentrasi yang meningkat, kesiapan mempelajari konsep belajar, dan

kecenderungan bebas dari kedua orang tua). Fase perkembangan menjadi acuan

dalam membangun hubungan dengan anak, dengan fase-fase perkembangan yang

diketahui orang tua dengan sadar bisa membentuk anak menjadi pribadi yang

Page 20: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

baik. Memperhatikan dan memberikan kasih sayang secara keseluruhan baik fisik

dan psikis anak (Hurlock,1980).

Artinya, untuk mencapai kedewasaan maka seseorang akan melalui

beberapa fase perkembangan dengan bantuan orang-orang disekitarnya. Hal

tersebut sesuai dengan UU RI No 23 tahun 2002, bahwa:

a. Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam

dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya.

b. Anak adalah tunas, potensi dan generasi muda penerus cita-cita

perjuangan bangsa, memiliki peran strategis dan mempunyai ciri dan sifat

khusus yang menjamin kelangsungan eksistensi bangsa dan negara di masa

depan.

c. Agar anak dapat mampu memikul tanggung jawab tersebut, maka perlu

mendapat kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang

secara optimal (baik fisik, mental maupun sosial dan berakhlak mulia,

perlu dilakukan upaya perlindungan serta untuk mewujudkan

kesejahteraan anak dengan memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak-

haknya serta adanya perlakuan tanpa diskriminasi).

Perkembangan ialah proses perubahan kualitatif yang mengacu pada mutu

organ-organ jasmaniah. Dengan kata lain, penekanan arti perkembangan terletak

pada penyempurnaan fungsi psikologis organ-organ fisik yang akan berlanjut

terus hingga akhir hayat manusia. Untuk lebih memudahkan membahas

perkembangan dapat dimulai dari pengertian tumbuh kembang anak yang

sebenarnya mencakup dua hal kondisi yang berbeda tetapi saling berkaitan dan

sulit dipisahkan yaitu pertumbuhan dan perkembangan.

Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah,

ukuran dan dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang bisa diukur dengan

ukuran dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat

diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan. Hal ini menyangkut adanya

proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ dan sistem organ yang

berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi

fungsinya.

Page 21: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

Termasuk didalamnya adalah perkembangan emosi, intelektual dan tingkah

laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. Orang tidak akan bertambah

tinggi atau besar jika batas pertumbuhannya telah mencapai tingkat kematangan.

Sehingga pertumbuhan berdampak terhadap aspek fisik sedangkan perkembangan

berkaitan dengan pematangan fungsi organ dan individu (psikis). Dimana

perkembangan pada prinsipnya merupakan rentetan perubahan jasmani dan rohani

(fisio-psikis) manusia yang menuju ke arah yang lebih maju dan sempurna. Dan

kedua kondisi (psiko-fisik) terjadi sangat berkaitan dan saling mempengaruhi

dalam setiap anak (Syah,2011:41). Artinya, meskipun pertumbuhan dan

perkembangan senantiasa beriringan, namun perkembangan manusia dapat

dipisahkan dalam sejumlah aspek yang berbeda. Perkembangan fisik, berkaitan

dengan perubahan tubuh.

Perkembangan personal (pribadi) secara umum merupakan istilah yang

digunakan untuk perubahan pada personalitas individu. Perkembangan sosial

mengarah pada perubahan mengenai cara seorang individu berhubungan

(berinteraksi) dengan orang lain. Dan perkembangan kognitif merujuk kepada

perubahan dalam cara seseorang berpikir (Dahlan, 2004: 38). Dan pendapat secara

umum yang mengartikan perkembangan adalah serangkaian perubahan progresif

yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman baik fisik

maupun psikis. Di mana ketetapan yang didasarkan pada pertimbangan lebih

dominannya penggunaan kata perkembangan (development) dalam disiplin

psikologi.

Pembahasan tentang fase-fase perkembangan sangat diperlukan, karena usia

anak adalah periode yang sangat menentukan kualitas seorang manusia dewasa

nantinya. Sehingga sangat penting adanya upaya untuk mengoptimalkan

perkembangan psikofisik anak yang meliputi:

a) Perkembangan motorik, yaitu proses perkembangan yang progresif dan

berhubungan dengan perolehan aneka ragam keterampilan fisik,

b) Perkembangan kognitif, yaitu perkembangan fungsi intelektual atau

kemampuan kecerdasan anak, dan

Page 22: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

c) Perkembangan sosial dan moral, yaitu proses perkembangan mental yang

berhubungan dengan perubahan-perubahan cara anak dalam berkomunikasi

dengan obyek atau orang lain sebagai individu maupun sebagai kelompok

(Syah, 2011:42).

Fase kanak-kanak terakhir merupakan masa perkembangan kecerdasan. Fase

inilah yang menentukan kecerdasan seorang anak pada masa mendatang. Begitu

juga dengan perkembangan kemampuan koreksi memperhatikan perbedaan

individu, kemampuan konsentrasi, dan kemampuan mempelajari beberapa konsep

juga terus mengalami kemajuan. Misalnya: konsep tentang salah (tidak boleh) dan

benar (boleh).

Kesiapan anak untuk mempelajari konsep-konsep belajar juga semakin

matang, sebagaimana tampak pada perasaan pribadi dan kecenderungannya untuk

bebas dari kedua orang tuanya. Nampak jelas bahwa fase ini merupakan fase

perkembangan yang sangat penting untuk mendidik anak tentang nilai-nilai etika

dan kaidah-kaidah dasar agama (Rosmansyah,2008:34).

Pentingnya fase-fase perkembangan yang harus ada pada anak membuat

kuat dan penting pula relasi orang tua terhadap anak, dengan relasi yang baik

maka perkembangan akan baik. Namun yang terjadi relasi orang tua dan anak

sangat jauh sehingga akan ada kesenjangan yang terjadi antara teori yang ada

dengan yang terjadi di lapangan.

Berdasarkan pengamatan awal peneliti terhadap kondisi yang terjadi di Desa

Kampung Baru Kecamatan Bajubang Kabupaten Batanghari, pada bulan 07-07-

2018 dimana perhatian orang tua yang sibuk dalam bekerja sangat kurang

membangun relasi terhadap anak, maksudnya disini adalah orang tua yang sibuk

dalam bekerja di bagian pertamina harus berada di lokasi selama 10 hari dan tidak

pulang sehingga relasi antara orang tua dan anak tidak terbangun sehingga

ditemukan orang tua yang bersikap apatis (acuh). Orang tua kurang memberikan

perhatian dan rasa keperdulian kepada anak, orang tua hanya sebatas bertanya

tanpa ada komunikasi tentang apa kegiatan yang anak lakukan hari ini apakah

anak merasa senang dan gembira dengan kegiatannya. Hubungan orang tua dan

anak dalam membangun relasi sangat jauh dari yang di harapkan, perbedaan yang

Page 23: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

paling menonjol di permasalahan ini adalah orang tua kurang ada waktu untuk

anak dikarenakan pekerjaan nya.

Dan hal ini terus terjadi berulang-ulang yang pastinya akan sangat

berpengaruh pada proses tumbuh kembang anak. Hal paling utama yang terjadi

anak sering menghabiskan waktunya untuk bermain sendirian tanpa ada

pengawasan dari orang tua. Hak seorang anak untuk mendapatkan kasih sayang

dari orang tua belum terpenuhi, hubungan sosial emosional seorang ibu dan anak

kurang terjaga. Akibat pola relasi orang tua yang acuh ini akan memunculkan

dampak negatif bagi diri anak kedepannya, anak akan bersikap agresif dan selalu

ingin meminta perhatian dari orang lain. Terlihat disini dalam mendidik anak-anak

mereka, para orang tua tersebut kurang menyadari tugasnya sebagai pendidik,

orang tua bukan saja bertanggung jawab terhadap keluarganya di dunia saja akan

tetapi juga bertanggung jawab di akhirat kelak.

Di sisi lain relasi orang tua dan anak sering kali terdapat pengabaian dan

tidak terlalu diperhatikan. Dalam pengamatan yang dilakukan peneliti terdapat

bahwa hubungan relasi ini sungguh sangat jauh dari harapan yang diinginkan.

Artinya secara teoritis dan legalitas formal dapat dipahami relasi orang tua

tersebut tidak sepenuhnya memberikan hak anak mereka dalam mengoptimalkan

proses perkembangan fisik dan psikis. Kondisi ini disebabkan beberapa faktor

antara lain kesibukan orang tua yang bekerja sehingga tidak memperhatikan

proses tumbuh kembang anak tidak menjalin hubungan erat terhadap anak, kurang

nya dukungan keperdulian dan perhatian dari orang tua, dan kurangnya kesadaran

bahwa membangun pola relasi terhadap anak itu hal yang penting.

B. Fokus Penelitian

Mengingat terlalu luas cakupan masalah dalam penelitian ini, maka

penelitian ini dibatasi pada aspek pola relasi orang tua dan anak. Orang tua yang

diteliti adalah orang tua yang sibuk bekerja mempunyai anak usia 2-6 tahun di

Desa Kampung Baru Kecamatan Bajubang Kabupaten Batanghari. Penelitian

melihat pola hubungan orang tua dan anak, kendala-kendala yang dihadapi

keluarga sebagai lingkungan terdekat masih kurang optimal dalam menjalankan

Page 24: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

fungsi afektif. Penelitian ini bertujuan untuk melihat Pola relasi orang tua kepada

anak yang ada di Desa Kampung Baru Kecamatan Bajubang Kabupaten

Batanghari.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus penelitian yang dikemukakan di atas maka dapat

dikemukakan pokok rumusan masalah penelitian yaitu:

1. Bagaimana hubungan orang tua yang sibuk dalam bekerja kepada anak di

Desa Kampung Baru Kec. Bajubang Kab. Batanghari ?

2. Apa kendala yang dihadapi orang tua dalam membangun relasi kepada anak

di Desa Kampung Baru Kec. Bajubang Kab. Batanghari ?

3. Upaya apa saja yang dilakukan orang tua untuk mencapai relasi yang baik

terhadap anak di Desa Kampung Baru Kecamatan Bajubang Kabupaten

Batanghari ?

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah sebagaimana yang telah diuraikan di atas,

maka tujuan penelitian terhadap permasalahan yang diangkat tersebut adalah:

a. Ingin mengetahui hubungan orang tua terhadap anak di Desa kampung Baru

Kecamatan Bajubang Kabupaten Batanghari.

b. Ingin mengetahui kendala yang dihadapi orang tua dalam membangun relasi

kepada anak di Desa Kampung Baru Kecamatan Bajubang Kabupaten

Batanghari.

c. Ingin mengetahui upaya yang orang tua lakukan dalam mencapai relasi yang

baik terhadap anak di Desa Kampung Baru Kecamatan Bajubang Kabupaten

Batanghari.

Page 25: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

2. Kegunaan Penelitian

Diharapkan hasil penelitian dan penulisan ini, dapat berguna sebagai berikut

ini:

a. Sebagai dasar pengembangan pengetahuan tentang pentingnya pola relasi

orang tua dan anak yang dapat berdampak pada perkembangan.

b. Diharapkan dapat digunakan oleh orang tua untuk memperbaiki dan

mempersiapkan pola hubungan yang efektif bagi anak-anaknya agar dapat

mencapai perkembangan pra-sekolah anak secara optimal sesuai dengan

tahapan perkembanganya.

c. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang telah peneliti terima dari

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi.

d. Hasil penulisan ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program

sarjana strata satu (S1) dalam Pendidikan Islam Anak Usia Dini Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi.

Page 26: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

26

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Konseptual

1. Pola Hubungan Orang tua dan Anak

Pola hubungan orang tua dan anak adalah suatu bentuk interaksi timbal

balik antara orang tua dan anak (Soetjningsih,1995). Pola hubungan ini

diwujudkan dengan sikap dan perilaku orang tua terhadap anak. Slater

mengungkapkan tentang empat pola relasi orang tua dan anak yang beserta

pengaruhnya terhadap kepribadian anak, yaitu:

a. Tolerance – Intolerance

Pengaruh yang mungkin dirasakan dari adanya sikap orang tua yang

pernah toleransi, memungkinkan anak dapat memiliki ego yang kuat.

Sebaliknya, sikap tidak toleran cenderung akan menghasilkan ego yang lemah

pada diri anak.

b. Permissivences – strictness

Relasi oorang tua dan anak yang permisif dapat membentuk menunjang

proses pembentukan kontrol intelektual anak, namun sebaliknya kekerasan

berdampak pada pembentukan pribadi anak yang implusif.

c. Involvement – detachment

Seorang anak cenderung akan menjadi ekstrovert, manakala orang tua

dapat menunjukkan sikap mau terlibat dan peduli. Sebaliknya, sikap orang tua

yang terlalu membiarkan berdampak terhadap pembentukan pribadi anak yang

introvert.

d. Warmth – coldness

Relasi orang tua dan anak yang diwarnai dengan kehangatan

memungkinkan anak memiliki kemampuan untuk dapat melibatkan diri dengan

lingkungan sosialnya. Sebaliknya, relasi orang tua dan anak yang dingin akan

menyebabkan anak senantiasa menarik diri dari lingkungan sosialnya.

Sikap dan perlakuan orang tua yang toleran, permisif, turut terlibat dan

penuh kehangatan merupakan manifestasi dari penerimaan orang tua terhadap

Page 27: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

anak. Sedangkan sikap dan perlakuan orang tua yang tidak toleran, keras,

membiarkan dan dingin merupakan bentuk penolakan terhadap anak (Hurlock,

1974).

Pola hubungan yang merupakan bentuk pengasuhan orang tua kepada anak

akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan psikologis anak. Orang tua

yang cenderung diktaktor, dimana mereka menghendaki anak untuk selalu

menuruti keinginan orang tuanya tanpa ada kesempatan bagi anak untuk

berdialog, akan menghasilkan anak-anak yang cenderung cemas, takut dan

kurang mampu mengembangkan keterampilan berkomunikasinya.

Sebaliknya orang tua yang cenderung melepas keinginan anak akan

menyebabkan anak tidak mampu mengontrol perilaku dan keinginannya dan

membentuk pribadi anak yang ekstrem. Maka pola hubungan friendly yang

dapat menjadi solusi terbaik bagi para orang tua untuk membangun pola relasi

kepada anak secara psikologis. Orang tua yang Frendly menghendaki anaknya

untuk tumbuh sebagai pribadi yang mandiri dan ramah namun tetap

memberikan batasan untuk mengendalikan perilaku mereka.

Dalam hal ini, cara-cara dialogis perlu dilakukan agar anak dan orang tua

dapat saling memahami pikiran dan perasaan masing-masing, Yaitu orang tua

harus peka terhadap isyarat-isyarat bayi, artinya memperhatikan minat,

keinginan atau pendapat anak, tidak memaksakan kehendak orang tua, penuh

kasih sayang dan kegembiraan, meciptakan rasa aman dan nyaman, memberi

contoh tanpa memaksa dan mendorong keberanian untuk mencoba berkreasi

memberikan penghargaan atau pujian atas keberhasilan atau perilaku yang

baik, memeriksa koreksi bukan ancaman atau hukuman bila anak tidak dapat

melakukan sesuatu atau ketika melakukan kesalahan (Soedjatmiko, 2009).

Hukuman dapat saja diberikan ketika terjadi pelanggaran terhadap hal-hal

yang bersifat prinsip. Meskipun demikian, perlu diingat bahwa hukuman

tersebut harus disertai dengan penjelasan yang dialogis agar anak mengerti

untuk apa mereka dihukum dan perilaku apa yang sebaiknya dilakukan.

Menurut Dahlan (2004) terdapat beberapa pola sikap dan perlakuan orang

tua terhadap anak masing-masing mempunyai pengaruh tersendiri terhadap

Page 28: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

kepribadian anak. Beberapa pola perlakuan orang tua akan memberikan

gambaran perilaku orang tua yang akan berdampak pada profil tingkah laku

anak.

Pola perlakuan orang tua yang umumnya terjadi, diantarannya adalah:

overprotection (terlalu melindungi) terhadap anak, dimana gambaran perilaku

orang tua adalah kontak dengan anak yang berlebihan, selalu membantu

kebutuhan anak (termasuk dalam menyelesaikan masalah) meskipun anak

sudah mampu mandiri, mengawasi kegiatan anak secara berlebihan sehingga

dapat menimbulkan perilaku anak yang agresif dan dengki, sangat tergantung,

ingin menjadi pusat perhatian.

Troublemaker, sulit dalam bergaul, mengalami “homesick” dan lainya.

Orang tua yang Permissiveness (pembolehan) akan berprilaku memberikan

kebebasan untuk berpikir atau berusaha, toleran dan memahami kelemahan

anak cenderung lebih suka memberi yang diminta anak daripada menerima,

sehingga dapat menyebabkan anak berprilaku pandai mencari jalan keluar,

percaya diri, penuntut dan tidak sabaran dan sebagainya.

Selain orang tua yang Rejection (penolakan) akan berprilaku bersikap masa

bodoh, menampilkan sikap permusuhan atau dominasi terhadap anak yang

dapat berdampak pada perilaku anak yang agresif, submisif, pendiam bahkan

sadis. Sedangkan orang tua yang Acceptance (penerimaan) cenderung

berprilaku memberikan perhatian dan cinta kasih sayang yang tulus kepada

anak, mengembangkan hubungan pada perilaku anak yang mau bekerjasama

(kooperatif), emosinya stabil, memiliki perencanaan yang jela untuk mencapai

masa depan, bersikap realistik.

Orang tua yang Domination (dominasi) akan berprilaku mendominasi anak,

sehingga dapat menghasilkan anak yang bersikap sopan dan sangat berhati-

hati, pemalu, penurut, inferior dan mudah bingung. Bila kita menjumpai orang

tua dengan pola perilaku Submission (penyerahan), maka perilaku anak yang

tidak patuh, agresif dan teledor/lalai, bersikap otoriter dan terlalu percaya diri.

Perilaku memanjakan anak secara berlebihan sangat berhubungan erat dengan

Page 29: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

penyimpangan perilaku dan ketidakmampuan sosial anak pada kemudian hari

(Chazen, et.al,1983).

Tipe yang terakhir adalah Punitiveness Overdicipline, dimana orang tua

berperilaku mudah memberikan hukuman dan menanamkan kedisplinan secara

keras, sehingga dapat berdampak pada perilaku anak yang impulsive, tidak

dapat mengambil keputusan, nakal, sikap bermusuhan atau yang impulsive,

tidak dapat mengambil keputusan, nakal, sikap bermusahan atau agresif.

Kualitas interaksi orang tua- anak juga mempengaruhi bagaimana kepribadian

individu dapat berkembang. Interaksi timbal balik antara anak dan orang tua,

akan menimbulkan keakraban dalam keluarga. Interaksi timbal balik antara

anak dan orang tua, akan menimbulkan keakraban dalam keluarga.

Anak akan terbuka kepada orang tuanya, sehingga komunikasi bisa dua arah

segala permasalahan dapat dipecahkan bersama karena adanya keterdekatan

dan kepercayaan antara orang tua dan anak. Interaksi tidak ditentukan oleh

seberapa lama kita bersama anak, tetapi lebih ditentukan oleh kualitas dari

interaksi tersebut yaitu pemahaman terhadap kebutuhan masing-masing dan

upaya optimal untuk kebutuhan tersebut yang dilandasi oleh rasa saling

menyayangi. Selain itu, cinta dan kasih sayang dari orang tua juga merupakan

faktor yang mendukung. Karena salah satu hak anak adalah hak untuk dicintai

dan dilindungi, anak memerlukan kasih sayang dan perlakuan yang adil dari

orang tuanya. Agar kelak kemudian menjadi anak yang tidak sombong dan bisa

memberikan kasih sayangnya pula kepada sesamanya.

Memberitahu memperingatkan dan mengajarakan anak supaya lebih berhati-

hati dalam bertindak adalah penting. Hal ini perlu orang tua lakukan supaya

anak dapat lebih pasti dalam bertindak. Ia pun akan mahir membedakan

tindakan mana yang benar dan mana yang salah, mengajarkan anak untuk

bersikap waspada sebagai upaya mengurangi kesalahan dalam bertindak tidak

perlu menggunakan hukuman dengan kekerasan.

Sebab, menghukum dan mempermalukan anak karena kesalahannya hanya

akan membuat anak tidak mencintai dirinya sendiri. Ia akan memandang

rendah, ia berpendapat bahwa dirinya tidak mampu melakukan hal yang baik,

Page 30: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

selalu mengecewakan dan bahkan ia akan selalu menganggap bahwa dirinya

sudah tidak lagi berharga di mata orang tuanya.

Sebaliknya kasih sayang yang diberikan secara berlebihan yang menjurus

kearah memanjakan, akan menghambat bahkan mematikan perkembangan

kepribadian anak. Akibatnya anak akan menjadi manja, kurang mandiri,

pemboros, sombong dan kurang bisa menerima kenyataan. Dari penjelasan-

penjelasan diatas dapat digambarkan secara ringkas bahwa yang dimaksud

dengan pola hubungan orang tua dan anak adalah sikap dan perilaku orang tua

kepada anak yang dapat membentuk kepribadian anak.

Prinsip dalam memberi pilihan anak-anak usia prasekolah semestinya

dibiarkan memilih. Prinsipnya, berikan pilihan yang anak mampu bertanggung

jawab terhadap pilihan tersebut, bukan memberinya pilihan yang menurut anda

terbaik bagi mereka ataupun yang mengandung konsekuensi berbahaya. Tak

benar jika kita berpikir bahwa konsekuensi alami bisa mengajarkan anak usia

prasekolah bagaimana mengambil pilihan yang tepat. Anak-anak usia ini

sangat konkret berpikir, mereka belum bisa memproyeksikan apa yang akan

terjadi. Konsekuensi yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan

mereka hanyalah konsekuensi yang secara langsung muncul setelah anak

menentukan pilihan, dan sebagian besar terlalu beresiko serta abstrak untuk

dapat mereka pahami.

2. Peranan dan Fungsi Keluarga

a. Pengertian Keluarga

Keberfungsian keluarga adalah kemampuan keluarga dalam melaksanakan

fungsinya yaitu fungsi biologis, ekonomi, pendidikan, sosialisasi,

perlindungan, rekreatif dan agama (Dahlan, 2004). Keluarga memiliki peranan

yang sangat penting dalam upaya mengembangkan pribadi anak. Perawatan

orang tua yang penuh kasih sayang dan pendidikan tentang nilai-nilai

kehidupan, baik agama dan sosial budaya yang diberikannya merupakan faktor

yang kondusif untuk mempersiapkan anak menjadi pribadi dan anggota

masyarakat yang sehat.

Page 31: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

Seiring perjalanan hidupnya yang diwarnai faktor internal fisik, psikis dan

anggota keluarga dan faktor eksternal: perubahan sosial budaya, maka setiap

keluarga mengalami perubahan yang beragam. Ada keluarga yang semakin

kokoh dalam menerapkan fungsinya (fungsional) tetapi ada juga keluarga yang

mengalami keretakan atau ketidakharmonisan (disfungsional).

1. Karakteristik keluarga yang fungsional dapat digambarkan dengan saling

memperhatikan dan mencintai, bersikap jujur dan terbuka, orang tua mau

mendengarkan anak, menerima perasaannya dan menghargai pendapatnya,

ada sharing mampu berjuang mengatasi masalah hidupnya saling

menyesuaikan diri dan mengakomodasi, orang tua melindungi anak,

komunikasi antar anggota keluarga berlangsung dengan baik, keluarga

memenuhi kebutuhan psikososial anak dan mewariskan nilai-nilai budaya

dan mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.

2. Karakteristik keluarga disfungsional ditandai dengan adanya kematian

salah satu atau kedua orang tua, kedua orang tua berpisah atau bercerai,

hubungan orang tua yang tidak baik, hubungan orang tua dengan anak

tidak baik, suasana rumah tangga yang tegang dan tanpa kehangatan, orang

tua sibuk dan jarang berada di rumah dan salah satu atau kedua orang tua

mempunyai kelainan kepribadian atau gangguan jiwa.

b. Peran Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama bagi

perkembangan individu. Sejak kecil anak tumbuh dan berkembang dalam

lingkungan keluarga dalam hal ini, peranan orang tua menjadi amat sentral

dan sangat besar pengaruhnya bagi pertubuhan dan perkembangan anak,

baik secara langsung maupun tidak langsung (Hurlock,E. 1980). Menurut

Dahlan (2004), dalam melaksankan peran keluarga dapat diperhatikan

empat prinsip peranan keluarga:

Page 32: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

1) Modelling (example of trustworthiness)

Orang tua adalah contoh atau model bagi anak, tidak dapat

disangkal bahwa contoh dari orang tua mempunyai pengaruh yang

sangat bagi anak. Orang tua merupakan model yang pertama dan

terdepan bagi anak dan merupakan pola bagi “way of life” anak. Cara

berpikir dan berbuat anak dibentuk oleh cara berpikir dan berbuat orang

tuanya. Cara ini dapat diturunkan sampai pada generasi ketiga bahkan

keempat, peranan ini dianggap sesuatu yang sangat mendasar suci dan

perwujudan spiritual. Dari peran ini, anak aksn belajar tentang sikap

proaktif, sikap respek dan kasih sayang. Sejatinya, anak belajar dari

apa yang diperlihatkan orang tuanya. Apabila orang tua sesekali

melakukan kesalahan dan mereka mau meminta maaf atas keslahannya

tersebut maka anak bukan saja akan belajar bertanggung jawab. Tetapi,

dengan berulang-ulang memaafkan orang tua setiap kali orang tua

melakukan kesalahan, maka lambat laun anak semakin menyadari

pentingnya kemauan memberi maaf. (Rosmansyah,2008:35).

2) Mentoring

Merupakan kemampuan untuk menjalin atau membangun

hubungan, investasi emosional atau pemberian perlindungan kepada

orang lain secara dalam, jujur dan tidak bersyarat yang dapat

berdampak pada terbentuknya sikap terbuka dan percaya. Orang tua

menjadi mentor bagi perkembangan perasaan anak: rasa aman atau

tidak aman, rasa dicintai dan mencintai.

3) Organizing

Keluarga merupakan “perusahaan” yang memerlukan kerja tim dan

kerja antar anggota dalam menyelesaikan tugas-tugas atau memenuhi

kebutuhan keluarga. Perannya adalah meluruskan struktur dan sistem

keluarga dalam rangka menyelesaikan hal-hal yang penting.

4) Teaching

Orang tua berperan sebagai guru bagi anak-anaknya tentang

hukum-hukum dasar kehidupan. Peran orang tua sebagai guru adalah

Page 33: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

menciptakan “consous competence” pada diri anak, yaitu mereka

mengalami tentang apa yang mereka kerjakan dan alasan tentang

mengapa mereka mengerjakan itu.

c. Fungsi Afektif keluarga

Keluarga merupakan tempat pertama kali anak melakukan fungsi

sosialisasinya. Proses yang terjadi antara anak dan orang tua tidaklah

bersifat satu arah, namun saling mempengaruhi satu sama lain. Artinya,

anak belajar dari orang tua sebaliknya orang tua juga belajar dari anak.

Proses sosialisasi yang terjadi dalam keluarga lebih berbentuk sebagai

suatu system yang interaksional.

Salah satu kebutuhan dasar anak adalah mendapatkan perhatian

dari orang tuanya. Beberapa bentuk perhatian yang dapat dilakukan orang

tua kepada anak di antaranya adalah dengan cara memberikan pujian,

menepuk bahu anak, memberikan hadiah sebagai tanda bahwa orang tua

setuju dan bangga terhadap apa yang dilakukan anak (Rosmansyah,2008).

Fungsi keluarga secara umum dapat ditinjau secara psikososiologi

dan sosiologis. Dalam menunjang pencapaian tugas perkembangan, maka

yang dapat dijalankan oleh keluarga dapat di rangkum dalam fungsi

afektif. Fungsi afektif berhubungan dengan fungsi-fungsi internal keluarga

yaitu perlindungan dan dukungan psikososial bagi para anggotanya.

Keluarga melakukan tugas-tugas yang menunjang pertumbuhan dan

perkembangan yang sehat bagi anggota keluarga nya dengan memenuhi

kebutuhan sosial emosional. Mulai dari tahun-tahun awal kehidupan

individu terus berlangsung sepanjang hidupnya, pemenuhan fungsi afektif

merupakan basis sentral bagi pembentukan dan kelanjutan dari unit

keluarga.

Komponen-komponen fungsi afektif (Friedman, 1998) adalah:

1) Memelihara saling asuh

Fungsi afektif yang pertama paling penting adalah termasuk

menciptakan dan memeihara sebuah sistem saling asuh dalam

Page 34: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

keluarga. Sikap dan tingkah laku pengasuhan mengalir dari orang tua

dan saudara (sibling) ke anak-anak yang lebih kecil dan akan

menghasilkan aliran balik dari anak-anak ke orang tua. Oleh karena

ya penting sekali mengembangkan hubungan yang akrab lewat

pemenuhan fungsi afektif keluarga, individu mengembangkan

hubungan yang akrab.

Keintiman merupakan hal penting dalam hubungan manusia

karena kintiman dapat memenuhi kebutuhan psikologis terhadap

keakraban emosional dengan orang lain dan memungkinkan individu

dalam hubungan tersebut untuk mengetahui seluruh keunikan satu

sama lain (Friedman, 1998).

2) Keseimbangan saling menghormati

Suatu literature tentang bimbingan orang tua anak mengemukakan

sebuah pendekatan yang cukup baik untuk menjadi orang tua yang di

istilahkan dengan keseimbangan saling menghormati.

Keseimbangan saling menghormati dapat dicapai apabila setiap

anggota keluarga menghormati hak, kebutuhan dan tanggung jawab

anggota keluarga yang lain. Orang tua perlu menyediakan struktur

yang memadai dan panduan yang konsisten sehingga batas-batas

bisa di buat dan di pahami. Namun demikian perlu dibentuk

fleksibilitas dalam system keluarga agar memberikan ruang gerak

bagi kebebasan untuk berkembang dan menjadi individu (Friedman,

1998) .

3) Pertalian dan identifikasi

Kekuatan terbesar di balik kepuasan terpenuhinya kebutuhan

individu dalam keluarga adalah pertalian (bonding) dan kasih sayang

(attachment) yang digunakan secara bergantian. Kasih sayang antara

ibu dan bayi yang baru lahir sangat penting, karena interaksi orang

tua dengan bayi sejak dini mempengaruhi kualitas hubungan kasih

sayang selanjutnya. Dan hubungan ini mempengaruhi perkembangan

pikososial dan kognitif anak (Friedman, 1998) .

Page 35: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

4) Keterpisahan dan keterpaduan

Pengalaman manusia dalam hal identitas memiliki dua unsur

yaitu rasa memiliki dan rasa menjadi terpisah, Laboratorium dimana

kedua ramuan ini dicampur dan diramu adalah keluarga. Sebagai

matriks identifikasi rasa keterpisahan dan keterpaduan tidak bisa

apabila berlebihan. Dari penelitian dibuktikan bahwa dari keluarga-

keluarga yang bermasalah ditemukan tipe keluarga tertentu

mempunyai kedekatan yang berlebihan dan keterpisahan yang

berlebihan.

Fungsi afektif merupakan sumber “energy” yang menentukan

kebahagiaan keluarga. Keretakan keluarga, kenakalan anak atau

masalah keluarga timbul karena fungsi afektif yang tidak terpenuhi.

Dari uraian di atas tentang keberfungsian keluarga adalah

kemampuan keluarga dalam melaksanakan fungsinya, dengan lebih

membatasi pada fungsi afektif keluarga (Friedman, 1998).

3. Perkembangan Individu

a. Pengertian Perkembangan

Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa yang

sifatnya berbeda, tetapi berkaitan dan sulit dipisahkan. Pertumbuhan

(growth) adalah: berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah,

ukuran atau dimensi tingkat sel organ maupun individu, yang bisa di ukur

dengan ukuran berat, ukuran panjang, umur tulang dan keseimbangan

metabolik (Soetjningsih, 1995). Pertumbuhan (growth) berarti tahapan

peningkatan sesuatu pertumbuhan juga dapat diartikan sebuah tahapan

perkembangan ( a stage of development) (Mcload,1989).

Perkembangan (development) adalah bertumbuhnya kemampuan

(skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola

yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pamatangan

(Wong,1995). Pengertian perkembangan yang lain adalah tahapan-tahapan

Page 36: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

perubahan yang lebih progesif yang terjadi dalam rentang kehidupan

manusia dan organisme lainya, tanpa membedakan aspek-aspek yang

terdapat dalam diri organisme-organisme tersebut (Chaplin, J.P. 1972).

Selain itu perkembangan juga berarti “mekar terbuka atau membentang,

menjadi, menjadi besar, luas dan banyak serta menjadi bertambah sempurna

dalam hal kepribadian, pikiran, pengetahuan dan sebagainya (Tim Penyusun

Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,2001).

Pengertian lain menyebutkan berkembang tidak saja meliputi aspek

yang bersifat abstrak seperti pikiran dan pengetahuan, tetapi juga meliputi

aspk yang bersifat konkret (Syah, 2008). Selanjutnya dijelaskan pula bahwa

perkembangan ialah proses pertumbuhan kualitatif yang mengacu pada

mutu fungsi organ-organ jasmaniah, bukan organ-organ jasmaniahnya itu

sendiri. Dengan kata lain, penekanan arti perkembangan itu terletak pada

penyempurnaan fungsi psikologis yang disandang organ-organ fisik.

Perkembangan (development) adalah proses atau tahapan pertumbuhan ke

arah yang lebih maju (Soetjningsih,1995).

b. Ciri dan Prinsip Perkembangan

Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling

berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagaiberikut:

1) Perkembangan merupakan “ Never Ending Process ”

2) Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi .

3) Perkembangan itu mengikuti pola atau arah tertentu.

4) Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan.

5) Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas.

6) Setiap individu yang normal akan mengalami tahapan/ fase

perkembangan (Wong. L, 1995).

Proses tumbuh kembang anak juga mempunyai prinsip-prinsip

yang saling berkaitan. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:

Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar.

Kematangan merupakan proses intrinsik yang terjadi dengan sendirinya,

Page 37: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

sesuai dengan potensi yang ada pada individu. Belajar merupakan

perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha. Melalui belajar, anak

memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan dan

potensi yang dimiliki anak. Pola perkembangan dapat diramalkan.

Terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua anak. Dengan

demikian perkembangan seorang anak dapat diramalkan.

Perkembangan berlangsung dari tahapan umum ke tahapan

spesifik, dan terjadi berkesinambungan. Prinsip perkembangan juga

dikemukakan Syah, M. (2008):

1. Perkembangan merupakan fungsi jasmaniah dan kejiwaan yang

berlangsung dalam proses satu kesatuan yang menyeluruh

(integrated);

2. Setiap individu mempunyai kecepatan perkembangan;

3. Perkembangan seseorang, baik secara keseluruhan maupun setiap

aspek tidak konstan melainkan berirama;

4. Proses perkembangan berlangsung secara berkesinambungan;

5. Antara aspek perkembangan yang satu dengan yang lain saling

berkaitan atau berkorelasi secara signifikan;

6. Perkembangan berlangsung dari pola yang bersifat umum ke khusus;

7. Perkembangan dipengaruhi oleh hereditas dan lingkungan;

8. Memiliki fungsi kepribadian yang bersifat jasmaniah, yaitu fungsi

motorik pada bagian-bagian tubuh, fungsi sensoris pada alat-alat

indra, fungsi neurotik pada sistem saraf, fungsi seksual pada bagian-

bagian tubuh yang erotis, fungsi pernapasan pada alat pernapasan,

fungsi peredaran darah pada jantung dan urat-urat nadi, dan fungsi

pencernaan makanan pada alat pencernaan.

9. Adapun fungsi kepribadian yang bersifat kejiwaan, misalnya fungsi

perhatian, fungsi pengamatan, fungsi tanggapan, fungsi ingatan, fungsi

fantasi, fungsi pikiran, fungsi perasaan dan fungsi kemauan.

Page 38: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

c. Aspek – aspek Perkembangan Usia Pra-Sekolah

Aspek perkembangan adalah segala kemampuan yang harus mampu

dikuasai oleh individu sesuai dengan tingkat usianya. Perkembangan anak-anak

usia pra sekolah ditinjau dari empat aspek, yaitu:

1. Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan

kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang

melibatkan otot-otot besar seperti duduk, berdiri, dan sebagainya.

2. Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan

kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian

tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan

koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu, menjimpit, menulis,

dan sebagainya.

3. Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan

kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, berbicara,

berkomunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya.

4. Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan

kemampuan mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan selesai

bermain), berpisah dengan ibu/pengasuh anak, bersosialisasi dan

berinteraksi dengan lingkungannya, dan sebagainya.

Menurut Djaali (2008), pada masa prasekolah anak ternyata memiliki

kemampuan untuk memilih kawan bermainnya dan ia sudah dapat

menyesuaikan tingkah lakunya bila bermain dengan teman yang berbeda

jenis kelaminya. Akan tetapi biasannya mereka mencari teman bermaain

dengan jenis kelamin yang sama. Alasan mereka berteman adalah karena

memiliki kesamaan dalam hal minat, kegiatan bermain, dan tingkat yang

sama dalam perkembangan mentalnya. Juga biasanya pada saat pulang ke

rumah, ia akan menceritakan semua pengalaman yang terjadi di sekolah

kepada orang tuanya.

Disinilah pentingnya peran orang tua untuk membiasakan diri memberi

perhatian dengan penuh kasih sayang dalam menghadapi cerita anak-anknya,

Page 39: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

agar si anak dikemudian hari dalam menghadapi masalah tidak ragu-ragu

untuk mengungkapkan kepada anggota keluargannya. Juga peran penting

sebagai pengganti orang tua di sekolah untuk menunjukkan kasih sayangnya.

d. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perkembangan Individu

Syah, M (2008) menyebutkan bahwa faktor orang tua dan keluarga

terutama sifat dan keadaan mereka sangat menentukan arah perkembangan

masa depan para anak-anak mereka. Sifat orang tua (parental trait) yang

dimaksud adalah gaya khas dalam bersikap, mamandang, memikirkan dan

memperlakukan anak. Sikap dan perlakuan orang tua yang cenderung

menolak (parental rejection) akan timbul dari kehadiran anak yang tidak

dikehendaki. Sebaliknya sikap orangtua yang terlalu melindungi anak juga

dapat mengganggu perkembangan anak.

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan dapat

dibagi dalam 2 bagian yaitu:

1. Hereditas

Hereditas merupakan faktor pertama yang mempengaruhi

perkembangan individu. Dalam hal ini hereditas diartikan sebagai

”totalitas karakteristik individu yang diwariskan orang tua kepada anak,

atau segala potensi, baik fisik maupun psikis yang dimiliki individu sejak

masa konsepsi sebagai pewarisan dari pihak orangtua melalui gen-gen”.

Termasuk faktor-faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan

yang normal maupun patologik.

Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan

lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal.

Adapun yang diturunkan orangtua kepada anaknya adalah sifat

strukturnya bukan tingkah lakunya yang diperoleh sebagai hasil belajar

atau pengalaman. Pada negara yang sedang berkembang, gangguan

pertumbuhan selain diakibatkan oleh faktor genetik, juga faktor

lingkungan yang kurang memadai untuk tumbuh kembang anak yang

optimal.

Page 40: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

2. Lingkungan

(McLoad,1989) mengemukakan bahwa lingkungan perkembangan

merupakan” berbagai peristiwa, situasi atau kondisi di luar organisme

yang diduga mempengaruhi atau dipengaruhi oleh perkembangan

individu”. Lingkungan ini terdiri atas:

a) fisik, yaitu meliputi segala sesuatu dari molekul yang ada di sekitar

janin sebelum lahir sampai kepada rancangan arsitektur suatu

rumah, dan

b) sosial, yaitu meliputi seluruh manusia yang secara potensial dapat

mempengaruhi perkembangan itu sendiri.

Chaplin (1979) mengemukakan bahwa lingkungan merupakan

”keseluruhan aspek atau fenomena fisik dan sosial yang mempengaruhi

organisme individu”. Sementara itu, Chazen (1983) mengemukakan

bahwa lingkungan itu merupakan segala sesuatu yang berada di luar

individu yang meliputi fisik dan sosial budaya. Lingkungan ini

merupakan sumber seluruh informasi yang diterima individu melalui alat

inderanya: penglihatan, penciuman, pendengaran dan rasa.

Perkembangan dan pertumbuhan anak pada dasarnya sangat

dipengaruhi oleh pendidikan dari lingkungan keluarganya, karena

kedudukan keluarga dalam pengembangan kepribadian anak sangatlah

dominan. Selain itu, kondisi interaksi sosial dan kultural secara potensial

juga berpengaruh terhadap perkembangan fitrah beragama atau kesadaran

beragama setiap anak. Sehingga pemberian pendidikan anak dini usia

tersebut terutama diberikan dalam lingkungan keluarga (lingkungan

informal), kemudian baru di lingkungan formal yaitu sekolah maupun

lingkungan non formal anak (kelompok bermain atau sejenisnya).

Dari beberapa pengertian di atas, dapat ditarik satu kesamaan

pendapat tentang lingkungan, yaitu keseluruhan fenomena (peristiwa,

situasi atau kondisi) fisik atau sosial yang mempengaruhi atau

dipengaruhi perkembangan individu.

Page 41: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

e. Pendidikan Anak Usia Dini Menurut Konsep Islam

Menurut pandangan islam, setiap anak yang dilahirkan kedunia dalam

keadaan suci dan bersih atau lebih populer dengan istilah “fitrah”. Fitrah bearti

suatu yng dianugerahkan Allah secara langsung kepada setiap anak manusia yang

baru lahir. Mnausia makhluk yang dikarunia fitrah beragama, sengan istilah “

hemo devinans dan homo religous” yaitu makhluk ber-Tuhan atau bragama. Fitrah

beragama merupakan potensi dsar yang berpeluang untuk berkembnag, namun

perkembangan itu banyak dipengaruhi oleh orang tua, sepeerti hadis Nabi SAW

“Setiap manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah

yang dapat mengarahkan anaknya, apakah ia menjadi Yahudi, Nasrani atau

Majusi” (H.R, Bukhari). Hadis tersebut mengisyaratkan bahwa faktor pendidikan

orang tua memegang peranan yang menentukan dalam menanamkn kesadaran

beragama pada anak. Senada dengan itu diungkapkan Tafsir (2004:91).

Untuk itu, supaya fitrah yang dimiliki anak dapat tumbuh dan berkembang

sesuai dengan tuntunan islam, maka sejak awal anak harus ditanamkan nilai-nilai

ajaran islam. Adapun nilai-nilai islam menjadi pilar utama terdiri dari tiga tiang

pokok yaitu, aqidah, syariah, dan akhlak. Tiga prinsip pokok itu bagaikan

trichotomi yang mempunyai peranan yang amat menentukan dalam pembinaan

anak.

1. Penanaman Aqidah/Keyakinan

Aqidah berisikan keyakinan trhadap adanya Tuhan dan ajaran yang

benarnya datang dari Tuhan, meyakini dalam hati secara kokoh, tiada

keraguan dan dipilih menjadi jalan hidup ( Ensiklopedia Islam:94:208).

Karena itu aqidah menjadi fondumen atau dasar utama dalam kehidupan

seseorang, inti dari aqidah adalah iman. Maka iman itu adalah engkau

yang meyakini sepenuhnya percaya kepada Allah, malaikat-malaikat,

kitab-kitab-Nnya, para Rasul-rasul-Nya, hari kebngkitan dan qadha serta

qadar. Iman intinya adalah tauhid yaitu mengesahkan Allah yang

diungkapkan dalam syahadatain.

Page 42: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

2. Penanaman Syariah/Ibadah

Mematuhi ketentuan-ketentuan Allah yang dijelaskan Rasulullah

dalam kehidupan manusia di dunia untuk mencapai kebahgiaan hidup

akhirat, aik yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, maupun

hubungan sesama manusia serta hubungan dengan alam sekitar, hal ini

termauk dalam objek pembahasan syariah.

3. Pembinaan Akhlak

Kata akhlak berasal dari khalaqa yang artinya kelakuan, tabiat,

watak, kebiasaan, kelaziman, dn peradaban. Maskaih (1943:3)

menjelaskan bahwa akhlak ialah sifat yang tertanam dalam jiwa,

mendorong melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan

pertimbangan. Sedangkan menurut nata ( 1996:25) al-Ghazali

mengemukakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa,

mendorong melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan

pertimbangan.

f. Stimulasi Perkembangan

Stimulasi perkembangan adalah perangsangan yang datang dari

lingkungan luar anak. Stimulasi merupakan hal yang sangat penting dalam

tumbuh kembang anak. Perkembangan memerlukan rangsangan/ stimulasi

khususnya dalam keluarga, misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi

anak, keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak.

Anak yang mendapat stimulasi yang terarah akan lebih cepat berkembang

dibandingkan dengan anak yang kurang atau bahkan tidak mendapatkan

stimulasi (Soedjatmiko,2009).

Stimulasi juga dapat berfungsi sebagai penguat yang bermanfaat bagi

perkembangan anak. Perhatian dan kasih sayang juga merupakan stimulasi

yang penting pada awal perkembangan anak. Cara melakukan stimulasi

harus disesuaikan dengan umur dan tahapan tumbuh-kembang anak.

Stimulasi dilakukan setiap kali ada kesempatan berinteraksi dengan

bayi/balita, misalnya ketika memandikan, mengganti popok, menyusui,

Page 43: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

menyuapi makanan, menggendong, mengajak berjalanjalan, bermain,

menonton TV, di dalam kendaraan, menjelang tidur, atau kapanpun dan

dimanapun ketika anda dapat berinteraksi dengan balita anda. Selanjutnya

dapat ditambah melalui Kelompok Bermain, Taman Kanak-Kanak dans

sejenisnya.

Beberapa cara yang dikembangkan untuk stimulasi diantaranya dengan

APE (Alat Permainan Edukatif) berfungsi untuk untuk mengembangkan

berbagai aspek perkembangan. Melalui permainan tersebut anak dapat

mengembangkan semua potensinya secara optimal, baik potensi fisik,

mental intelektual maupun spiritual. Oleh karena itu bermain bagi anak

anak usia pra sekolah merupakan jembatan bagi berkembangnya semua

aspek kemampuan. Karena bermain dan kasih sayang adalah ”makanan”

yang penting untuk perkembangan anak.

g. Penelitian yang Relevan

a. Ida Susanti (2015), yang berjudul “Relasi antara Perhatian Orang Tua

terhadap Belajar Anak dan Kedisplinan Belajar Anak pada lembaga

Pendidikan Anak Usia Dini Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016”

disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara

perhatian orang tua terhadap belajar anak dengan kedisplinan anak baik

dengan atau tanpa dipengaruhi variable lain. Sehingga dapat dikatakan juga

bahwa semakin menurun perhatian orang tua terhadap belajar anak, akan

semakin menurun pula kedisplinan belajar yang dimiliki Anak Usia Dini

Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016. Persaman dengan hasil penelitian

peneliti ialah tentang relasi orang tua terhadap anak, dan perbedaan nya

adalah penelitian ini membahas tentang kedisplinan belajar anak.

b. Vera Widyastuti (2016), Hubungan Tingkat Pendapatan Orang Tua dan

Pola Asuh Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X Bidang

Keahlian”. Disimpulkan bahwa terdapat peningkatan prestasi belajar siswa

dapat meningkat ketika orang tuanya memiliki pendapatan yang lebih hal ini

membangun semagat belajar anak sehingga pola asuh orang tua terhadap

Page 44: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

prestasi belajar anak berpengaruh. Perbedaanya dengan hasil penelitian saya

adalah hubungan pola asuh dan relasi yang dibangun oleh orang tua kepada

anak.

c. Wahyudi (2015), yang berjudul “Korelasi Tumbuh Kembang Anak dilhat

Dari Pola Relasi Kooperatif” Disimpulkan bahwa tumbuh kembang anak

berpenruh pada pola relasi kooperatif yang dibangun orang tua, hubungan

anak kepada orang tua terdapat persahabatan yang erat dan harmonis.

Hubungan persahabatan dibangun untuk mencapai tumbuh kembang anak

yang baik dan maksimal, korelasi yang ada antara tumbuh kembang dan

proses terjalin sangat baik. Perbedaan yang terdapat di penelitian ini

membahas tentang korelasi tumbuh kembang anak.

Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa faktor yang menyebabkan

Belajar Anak dan Kedisplinan Anak dapat meningkat atau menurun disebabkan

oleh perhatian dari orang tua anak-anak tersebut, jika orang tua semakin

menurun perhatian terhadap anak maka yang terjadi kedisplinan belajar anak

akan menurun secara perlahan. Serta hubungan yang baik dibangun adalah

dengan adanya perhatian orang tua secara terus-menerus terhadap anak. Suatu

bentuk hubungan yang dibangun orang tua secara baik akan membuat anak

merasa jadi lebih baik.

Page 45: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

45

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu memaparkan apa

adanya data yang terdapat di lapangan dengan menggunakan metode

pengumpulan meliputi wawancara, observasi, dan dokumentasi. Penelitian ini

memperoleh informasi tentang bagaimana pola relasi orang tua dan anak,

dengan cara menghimpun data yang ada di lapangan sehingga peneliti

mendapatkan penelitian bersifat deskriptif.

2. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif Kualitatif, dengan fokus

permasalahan nya adalah bagaimana pola relasi yang di bangun oleh orang tua

yang sibuk dalam bekerja terhadap anak di Desa Kampung Baru Kecamatan

Bajubang Kabupaten Batanghari. Realita di lapangan, ada beberapa masalah

yang terjadi seperti kurang nya perhatian yang di dapatkan oleh anak yang

menyebabkan anak menjadi agresif, anak merasa di abaikan dan seringkali

sosial emosional anak tidak terpenuhi. Orang tua terlalu sibuk dalam bekerja

sehingga lupa bahwa membangun hubungan terhadap anak itu sangat penting

dan memiliki pengaruh besar di kemudian hari. Penelitian ini berlangsung

kurang lebih 3 bulan yang bertempat di Desa Kampung Baru Kecamatan

Bajubang Kabupaten Batanghari.

B. Setting dan Subjek Penelitian

1. Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kalangan masyarakat Bajubang Desa Kampung

Baru Kabupaten Batanghari. Pemilihan desa tersebut sebagai tempat penelitian,

didasarkan atas pemikiran bahwa fokus permasalahan penelitian yang akan

menjadi objek ini relevan dengan keadaan permasalahan penelitian.

Page 46: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

Alasan praktis pemilihan lokasi tersebut juga didasarkan beberapa

pertimbangan, yaitu:

a. Keterjangkauan lokasi penelitian oleh peneliti, baik dari segi tenaga

maupun efisiensi waktu.

b. Situasi sosial sebelum mengadakan penelitian telah berkomunikasi

dengan pihak Kepala Desa setempat sehingga mendapat izin secara

informal.

2. Subjek Penelitian

Subjek yang diteliti adalah beberapa anak usia dini usia 2 - 6 tahun yang ada

di Desa Bajubang, dan orang tua yang sibuk dalam bekerja dengan snowball

sampling yaitu “teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil,

kemudian membesar” (Sugiyono, 2012:125). Maka selanjutnya ditetapkan

responden dan informan adalah, orang tua ditetapkan sebagai informan kunci

(key informan) sedangkan Masyarakat, Kepala Desa dan Anak usia 2 - 6 tahun

sebagai informan tambahan. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 7 anak dan

26 orang tua yang berprofesi dan sebagian didatangi untuk wawancara

sebagian yang lain didatangi secara langsung untuk diamati secara langsung.

Hal ini dilakukan untuk penyesuaian informasi atau data yang diperoleh

melalui wawancara dengan data yang diperoleh melalui observasi melalui

teknik triangulasi, sehingga data atau informasi sampai pada titik jenuh.

C. Jenis Dan Sumber Data

1. Jenis Data

Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini Data Primer, Data Primer

adalah data pokok yang diperlukan dalam penelitian yang diperoleh secara

langsung dari sumbernya ataupun dari objek lokasi penelitian, atau keseluruhan

dari hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan. Data primer yang peneliti

maksudkan dalam penelitian ini adalah data wawancara dan observasi

mengenai pola relasi orang tua dan anak di Desa Kampung Baru Kecamatan

Bajubang Kabupaten Batanghari meliputi keterangan tentang.

Page 47: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

2. Sumber Data

Sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah semua unsur yang ada di

Desa Kampung Baru Kecamatan Bajubang Kabupaten Batanghari yang

meliputi:

a. Orang tua

b. Anak-anak

c. Masyarakat

d. Kepala Desa

D. Teknik Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk pengumpulan data penelitian ini adalah

observasi, wawancara dan dokumentasi. Berikut ini dipaparkan masing-masing

metode tersebut.

1. Observasi

Observasi adalah: Alat pengumpulan data yang dilakukan cara

mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki

(Cholit, 2012: 70). Peneliti menggunakan metode obsevasi partisipatif untuk

melihat pola relasi orang tua kepada anak di Desa Kampung Baru Kecamatan

Bajubang Kabupaten Batanghari, meliputi:

a. Mengamati aktifitas yang orang tua lakukan dalam membangun hubungan

kepada anak-anaknya di Desa Kampung Baru Kecamatan Bajubang

Kabupaten Batanghari.

b. Mengamati kendala-kendala yang orang tua hadapi dalam membangun

pola relasi kepada anak di Desa Kampung Baru Kecamatan Bajubang

Kabupaten Batanghari.

c. Mengamati Upaya yang orang tua lakukan saat membangun hubungan

sosial emosional anak Desa Kampung Baru Kecamatan Bajubang

Kabupaten Batanghari.

Page 48: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

2. Wawancara

Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung

secara lisan dimana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara

langsung informasi-informasi (Sugiyono,2012:220). Metode ini digunakan

secara langsung dengan mewawancarai, Orang tua, masyarakat dan anak-anak

usia 2-6 tahun yang berkenaan dengan pola relasi orang tua kepada anak di

Desa Kampung Baru Kecamatan Bajubang Kabupaten Batanghari yang

meliputi tentang keterangan:

a. Bagaimana aktifitas yang orang tua lakukan dalam membangun pola relasi

terhadap anak di Desa Kampung Baru Kecamatan Bajubang Kabupaten

Batanghari.

b. Apa kendala orang tua dalam membangun relasi kepada anak di Desa

Kampung Baru Kecamatan Bajubang Kabupaten Batanghari.

c. Bagaimana upaya orang tua dalam membangun pola relasi kepada anak di

Desa Kampung Baru Kecamatan Bajubang Kabupaten Batanghari.

3. Dokumentasi

Dokumentasi sebagai: cara mencari data mengurai hal-hal atau variabel-

variabel yang merupakan catatan manuskrip, buku, surat kabar, majalah,

notulen rapat, agenda dan sebagainya (Lexy,2004:54). Dokumentasi peneliti

gunakan untuk memperoleh semua data-data yang berhubungan dengan pola

relasi orang tua dan anak terjalin dengan baik, serta keadaan sosial emosional

yang anak dapatkan hal ini akan menjadi bukti penguat dari penelitian yang

dilakukan.

E. Teknik Analisis Data

Setelah selesai penelitian ini, maka data yang diperoleh terlebih dahulu

diseleksi menurut kelompok variabel-variabel tertentu dan dianalisis melalui segi

kualitatif, dengan metode:

Page 49: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

1. Analisis Domain

Analisis Domain pada umumnya dilakukan untuk memperoleh

gambaran yang umum dan menyeluruh tentang situasi sosial yang diteliti

atau objek penelitian (Sugiyono,2003:223). Analisis domain ini

digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dari lapangan,

penelitian secara garis besarnya yaitu mengenai pola relasi orang tua

kepada anak di Desa Kampung Baru Kecamatan Bajubang Kabupaten

Batanghari.

2. Analisis Taksonomi

Analisis taksonomi adalah analisis untuk mencari bagaimana

domain yang dipilih untuk dijabarkan menjadi lebih rinci. Setelah

peneliti melakukan analisis domain, selanjutnya domain dipilih oleh

peneliti dan ditetapkan sebagai fokus penelitian (Ahmad

Sabani,2008:203). Analisis taksonomi ini digunakan dalam menganalisa

data tentang pola relasi orang tua kepada anak dalam pemenuhan sosial

emosional di Desa Kampung Baru Kecamatan Bajubang Kabupaten

Batanghari.

3. Analisis Kompenansial

Analisis komponensial “mencari ciri spesifik pada setiap struktur

internal dengan cara mengontraskan antar elemen. Dilakukan melalui

observasi wawancara terseleksi dengan pertanyaan yang mengontraskan

(Sugiyono, 2003:230). Analisis kompenansial ini diperoleh setelah

adanya analisis domain dan analisis taksonomi yang merupakan jawaban

yang paling dominan yakni alternative terakhir yang dijadikan sandaran

untuk menjawab permasalahan-permasalahan tentang pola relasi orang

tua dan anak di Desa Kmapung Baru Kecamatan Bajubang Kabupaten

Batanghari.

4. Analisis Tema

Analisis kultural (discovering cultural theme) mencari hubungan di

antara domain,

Page 50: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

dan bagaimana hubungan dengan keseluruhan dan selanjutnya

dinyatakan kedalam tema/judul penelitian (Sugiyono,2003:230). Analisis

tema atau (discovering cultural themes) sesungguhnya pola mencari

“benang merah” yang mengentegrasikan lintas domain yang ada, dengan

ditemukan benang merah dari hasil analisis domain taksonomi, dan

komponensial tersebut, amaka selanjutnya akan dapat tersusun sesuatu

“kontruksi bangunan” situasi social/objek penelitian yang sebelumnya

masih gelap dan remang-remang, dan setelah dilakukan penelitian, maka

menjadi lebih terang dan jelas (Ahmad Sabani, 2008:203).

F. Instrument Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrument atau alat penelitian

adalah peneliti itu sendiri. Peneliti menjadi human instrument yang berarti

berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilah forman sebagai sumber data,

melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan

data dan membuat kesimpulan. Peneliti sebagai instrument perlu “divalidasi”

seberapa jauh kesiapannya dalam melakukan penelitian yang selanjutnya terjun

kelapangan (Sugiyono,2003:305). Namun dalam proses penelitian tetap dibantu

dengan pedoman wawancara, pedoman observasi dan format dokumentasi.

G. Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan pembuatan proposal kemudian dilanjutkan

perbaikan dengan hasil seminar setelah pengesahan judul dan izin riset maka,

peneliti mengadakan pengumpulan data verifikasi dan analisis data dalam waktu

berurutan. Hasilnya peneliti melakukan konsultasi dengan pembimbing sebelum

diajukan kesidang munaqasah. Hasil sidang munaqasah dilanjutkan dengan

perumusan laporan penelitian. Adapun jadwal penelitian dapat dilihat dalam tabel

berikut ini:

Page 51: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

Tabel. I Jadwal Penelitian

NO

Desember Januari Februari Maret April Mei

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Perbaikan

Proposal

X

2 Perbaikan

hasil Seminar

x x X

3 Pengumpulan

Data

x X x x x x x x

4 Verifikasi dan

Analisis Data

x x x

5 Konsultasi

Pembimbing

x x x x X

6 Perbaikan x x

7 Penggandaan

Laporan

x x

Page 52: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

BAB IV

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. TEMUAN UMUM

1. Geografis

Secara geografis Desa Kampung Baru merupakan salah satu wilayah Desa

dalam Kecamatan Bajubang dari 9 Desa yang ada di Kecamatan Bajubang. Secara

geografis, Desa Kampung Baru terletak dibagian Barat Kecamatan Bajubang yang

meliputi wilayah seluas 12.000 km2 dengan jumlah kepala keluarga 2.293 KK.

Yang berbatasan langsung dengan beberapa desa yaitu :

Batas Desa :

- Sebelah Utara : Desa Petajen dan Desa Batin

- Sebelah Timur : Desa Tj. Pauh KM. 39 dan Desa Baru Kecamatan

Mestong Kabupaten Muaro Jambi

- Sebelah Selatan : Desa Ladang Peris

- Sebelah Barat : Kelurahan Bajubang, Desa Mekar Sari Ness dan

Desa Batin (Sumber data: Dokumentasi Profil Desa Kampung Baru 2018-

2019)

Desa Kampung Baru memiliki corak iklim tropis seperti halnya wilayah di

Kabupaten Batang Hari Lainnya, hal tersebut mempunyai pengaruh langsung

terhadap kecocokan tanam pada lahan perkebunan/pertanian yang ada di Desa

Kampung Baru seperti Karet dan Kelapa Sawit ( Sumber data: Dokumentasi Profil

Desa Kampung Baru 2018-2019).

2. Visi dan Misi

Visi : “ Hadir lebih dekat melayani masyarakat demi terwujudnya Desa

Kampung Baru Maju, Damai, Makmur, Sejahtera serta menjunjung tinggi nilai

sosial, Budaya, Agama, Berlandaskan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa “

Page 53: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

Misi :

1. Meningkatkan Potensi Sumber Daya Manusia (SDM);

2. Meningkatkan Potensi Sumber Daya Alam;

3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui ekonomi kerakyatan;

4. Memberikan rujukan terhadap kesejahteraan masyarakat dalam bidang

pendidikan, kesehatan, keamanan dan kesejahteraan sosial kepada

pemerintah kabupaten;

5. Menciptakan kondisi masyarakat Desa Kampung Baru yang aman, tertib,

guyub, rukun, serta Bersatu didalam berbagai perbedaan;

6. Optimalisasi penyelenggaraan pemerintahan Desa;

7. Menanamkan prinsip bersatu kita teguh bercerai kita runtuh dalam

konsep untuk maju, tolak radikalisme dan narkoba sebagai musuh

bersama.

3. Susunan Organisasi Pemerintah Desa dan Tata Kerja Pemerintahan

Desa Kampung Baru

Tabel. 2. Struktur Organisasi Desa Kampung Baru

Page 54: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

4. Pendidikan

Dari total jumlah penduduk Desa Kampung Baru usia sekolah, Sejumlah

1386 orang telah mengenyam pendidikan Sampai Tingkat WAJIB BELAJAR 9

Th. Adapun angka putus sekolah sangat rendah dan bahkan nyaris tidak ada, hal

ini didukung oleh kesadaran. Orang tua siswa akan arti pentingnya pendidikan.

Selain itu Juga, di dukung dengan adanya program pemerintah yang telah

melaksanakan program pendidikan gratis bermutu.

Tidak hanya pendidikan formal, pendidikan non formal seperti kegiatan-

kegiatan anak-anak dan remaja juga berperan penting untuk meningkatkan

pengetahuan masyarakat, seperti Pengajian Antara Maghrib dan Isya (PAMI),

Hadrah, Kompangan, Majelis Ta’lim, Majelis Dzikir dan kegiatan umum serta

Keagamaan memperingati Hari Besar Islam dan sejenisnya.

Tabel. 3. Lembaga Pendidikan Desa Kampung Baru

5. Ekonomi Masyarakat

Berdasarkan keadaan Desa Kampung Baru yang didominasi oleh iklim

tropis dan topografi wilayahnya sangat strategis dan mendukung dalam sektor

perkebunan, maka sebagian besar masyarakat berprofesi sebagai petani dan buruh

tani, terutama petani karet dan petani perkebunan kelapa sawit

namun selain bertani biasanya juga dibarengi dengan usaha peternakan, ternak

rumahan seperti ayam, baik itu ayam kampung maupun ayam potong, kambing,

Page 55: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

dan sapi. Dan tidak sedikit pula warga yang mengembangkan budidaya ikan lele

walaupun masih dalam skala kecil guna menunjang perekonomian keluarga.

(Sumber data: Dokumentasi Profil Desa Kampung Baru, Data Pelayanan

Administrasi Perangkat Desa, 2018-2019).

6. Pelayanan Administrasi

Untuk mensukseskan misi Pemerintah Desa di bidang pelayanan, setiap

perangkat Desa yang bertugas dalam pelayanan surat menyurat sesuai tugas pokok

dan fungsinya masing – masing, mengupayakan sistem cepat, tepat, dan Benar,

dengan durasi waktu berkisar 5 – 10 menit per surat, sesuai dengan prosedur dan

ketentuan yang telah di tetapkan, salah satunya adalah pemohon wajib membawa

pengantar dari ketua RT dalam setiap pengurusan surat menyurat di Kantor Desa

Kampung Baru dan persyaratan lainnya sesuai dengan keperluan (Sumber data:

Dokumentasi Profil Desa Kampung Baru 2018-2019).

Tabel. 4. Struktur Desa Bidang Pelayanan

Page 56: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

B. Temuan Khusus dan Pembahasan

1. Hubungan Orang Tua yang Sibuk Bekerja Kepada Anak di Desa Kampung

Baru Kecamatan Bajubang Kabupaten BatangHari

Dalam membangun sebuah hubungan orang tua dan anak memiliki ikatan

yang kuat secara lahir dan bathin, namun dalam sebuah proses mencapai hubungan

yang erat antara anak dan orang tua memiliki kendala. Seperti hal nya dengan orang

yang seringkali menitipkan anak kepada baby sister, nenek dan bibik atau orang

disekitarnya dikarenakan orang tua sibuk dalam bekerja.

Di Desa Kampung Baru Kecamatan Bajubang Kabupaten Batang Hari

khususnya yang terdiri dari 6 Rukun Tetangga (RT): RT 01, 02, 03, 04, 05, dan 06

mayoritas penduduknya sebagai pegawai negeri sipil, pegawai bank, berdagang

dan wiraswasta. Sehingga para orang tua yang memiliki anak belum secara

maksimal membangun hubungan yang baik antara orang tua dan anak.

Untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas mengenai hubungan orang

tua yang sibuk dalam bekerja kepada anak, Peneliti mewawancarai beberapa

orang tua yang sibuk dalam bekerja di Desa Kampung Baru Kecamatan Bajubang

Kabupaten Batanghari sebagai berikut:

Subjek Peneliti wawancara 18 januari 2019 bersama Ibu YL berprofesi

sebagai guru yang memiliki anak berusia 4 tahun, bernama Almira :

Untuk membangun hubungan dengan anak aktifitas yang saya

lakukan setelah saya pulang bekerja yaitu mengajak anak bermain

bersama, mengajak anak jalan-jalan di sore hari kalau saya tidak merasa

lelah bekerja maka keinginan anak untuk bermain bersama akan saya

kabulkan, dan agar anak merasa senang saya mengikuti semua

kemauan nya seperti membeli suatu barang yang disukai. Saya memiliki

sedikit waktu bersama anak jadi apapun yang di inginkan saya akan

berikan, kalau belum bisa terpenuhi saya akan berikan sebuah janji

nanti kalau mama punya uang akan membelikan mainan yang bagus.

Saya percaya walaupun sehari-hari anak bersama dengan nenek nya

tetap saja saya adalah ibu nya, jadi saya tidak merasa khawatir akan

hal-hal yang dikatakan orang bahwa anak akan lebih dekat dengan

nenek karena sehari-hari bersama neneknya.

Subjek peneliti mewawancara 18 januari 2019 Ibu Nonong berprofesi

pegawai bank, beliau mengatakan:

Page 57: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

Saya mempunyai 2 orang anak usia anak pertama saya 6 tahun dan

anak kedua saya 3 tahun, selama menikah sudah 10 tahun saya bekerja

dan anak bersama dengan bibik yang membantu soal urusan rumah dan

mengasuh anak. Sehabis lahiran 2 bulan saya cuti dan selanjutnya saya

kembali ke aktifitas saya sebagai pegawai kantoran, saya membangun

hubungan dengan anak sehari-hari ketika dimalam hari walaupun sering

kali di waktu malam anak sudah lelah bermain seharian dan sudah tidur.

Namun besok pagi nya saya tetap memperhatikan anak sebelum

berangkat bekerja seperti mengajak nya makan bersama. Agar

hubungan saya dan anak tidak jauh selama hari libur saya mengajak nya

untuk jalan-jalan ke tempat wisata dan membelikan mainan-mainan yang

di inginkan nya.

Subjek peneliti mewawancarai Ibu Rahma Pegawai Dinas Pendidikan 20

januari 2019, sebagaimana hasil wawancara berikut ini:

Anak saya yang berusia 4 tahun seringkali menyuruh saya untuk

berhenti bekerja dikarenakan dia merasa kesepian, menurut saya untuk

saat ini dia merasa kesepian karena belum mempunyai adik. Nanti setelah

saya melahirkan anak saya yang kedua ini, saya rasa dia tidak akan

menyuruh saya berhenti bekerja lagi karena sudah punya teman untuk

diajak bermain. Padahal setiap kali saya pulang kerja saya selalu

memperhatikannya, namun belakangan ini anak saya sering menuntut

agar saya selalu berada dirumah. Saya berpikir anak saya telah

berpengaruh dengan lingkungan luar yang akhirnya membuat dia

menjadi anak yang banyak menuntut. Hubungan baik yang saya lakukan

kepada anak saya terhalang oleh lingkungan tempat saya tinggal,

maklum saja tetangga saya banyak yang menjadi ibu rumah tangga dan

hanya fokus sama anak, sementara saya menjadi wanita karir yang sibuk

bekerja dan mengurus anak tentu saja berbeda kan.

Subjek peneliti 25 januari 2019 hal yang sama juga di ungkapkan oleh

Ibu Tini profesi perawat Rumah Sakit, kepada peneliti ia mengatakan:

Hubungan saya dan anak sehari-hari saat sore saya mengajak nya

bermain di luar rumah ketika pulang kerja. Namun melihat teman-teman

yang seumuran dengan anak saya itu terlalu aktif bermain kotor-kotoran

di pasir dengan mobil-mobilan nya dan bahan-bahan mainan masak-

masakan, yang menurut saya itu akan membuat anak mudah terkena

penyakit. Dampak nya anak saya menjadi ikut-ikutan bermain diluar setiap

hari dan susah untuk dilarang, saya sudah ingatkan kepada nenek nya agar

tidak mengajak anak saya bermain diluar ketika saya bekerja. Saya berikan

kepercayaan penuh saya kepada orang tua saya untuk mengurus anak saya

dirumah agar dia tetap mendapatkan perhatian yang baik.

Dari hasil wawancara di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa

hubungan orang tua dan anak di Desa Kampung Baru Kecamatan Bajubang

Page 58: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

Kabupaten Batanghari belum maksimal, hal ini terlihat dari banyak nya orang tua

yang bekerja dipastikan anak nya dirawat oleh orang lain, walaupun orang

tersebut adalah orang terdekat seperti nenek, bibik dan yang lainya tentu saja aka

nada perbedaan yang terlihat ketika anak dirawat langsung oleh ibu yang

melahirkan nya.

Hal ini didukung hasil dari pengamatan peneliti pada masa riset: di rumah

orang tua yang sibuk bekerja peneliti melihat beberapa aktifitas yang terjadi, dari

mulai keberangkatan orang tua untuk bekerja sampai pulang, yang terjadi ketika

orang tua berangkat pagi untuk bekerja anak masih tidur di kamarnya, dan ketika

anak bangun orang tua sudah tidak ada dirumah. Yang ditemuinya adalah nenek

atau bibik yang sehari-hari berada dirumah merawat dan menjaganya selama di

tingggalkan, dari kegiatan mandi, makan dan bermain dilakukan bersama nenek

atau bibik. Ketika hari pertama saya melakukan penelitian anak tersebut langsung

merasa senang karena baginya saya adalah teman baru nya untuk diajak bermain.

Adanya kedekatan yang terjadi antara anak dan orang yang mengasuh nya

sehari-hari terlihat ketika anak ingin melakukan sesuatu apapun itu dirumah nya

akan dikatakan nya langsung kepada orang terdekatnya. Misalnya anak ingin

makan sambil bermain, tidur siang sambil dibacakan cerita dan segala aktifitas

yang ia lakukan harus ditemani. Karena usia 2-6 tahun anak sangatlah aktif dalam

segala hal kegiatan yang menyenangkan baginya, masa pertumbuhan dan

perkembangan yang optimal akan membuat anak menjadi pribadi yang aktif dan

pintar. Tentu dukungan dari orang sekitar dalam membangun perkembangan nya

sangat berpengaruh pada diri anak, ketika anak seringkali mendapatkan aksih

sayang pemenuhan sosial emosional tentu anak akan menjadi pribadi yang

mandiri. Berbeda dengan anak yang kurang akan kasih sayang dari orang tua nya

hal ini membentuk pribadi anak menjadi egoissentris yaitu segala sesuatu yang di

inginkan harus dapat terwujud dan anak tidak menginginkan alasan apapun.

Sikap anak yang egoisentris terbentuk akibat dari kurangnya perhatian

yang orang tua berikan, dan sewaktu masa perkembangan nya anak hanya

mendapatkan segala hal yang berbaur dengan materi. Seperti mainan yang mahal

Page 59: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

baju yang bagus sepatu yang bisa dibeli kapan pun di inginkan nya, dan semua

barang yang dimiliki itu yang akan terus membentuk sifat egois nya meningkat.

Alasan yang mendasar dari orang tua yang sibuk bekerja ialah

menginginkan segala kebutuhan anak terpenuhi dan tidak memikirkan dampak

untuk kedepannya. Dan urusan tentang anak orang tua sepenuhnya di percayakan

pada pengasuh, waktu yang anak dapatkan bersama orang tua sangatlah sedikit.

Ketika melakukan riset peneliti melihat saat anak menangis yang turun tangan

untuk mendiamkan anak adalah pengasuh bukan orang tua, sepulang kerja para

orang tua istirahat dan menyapa anak hanya sekedar nya saja. Seperti menanyakan

sudah makan belum dan lagi bermain apa itu, pendekatan pun tak terlihat dari

orang tua kepada anak.

Selanjutnya untuk mengetahui lebih jauh hubungan orang tua yang sibuk

bekerja kepada anak di Desa Kampung Baru Kecamatan Bajubang Kabupaten

Batanghari,

Subjek peneliti 25 januari 2019 mewawancarai Bapak Tri suami dari

Ibu Yuli:

Anak adalah anugerah terindah bagi saya yang telah pencipta

berikan, sebagai orang tua tentu saya akan menjaga nya dengan sepenuh

hati saya. Saya akan memberikan pendidikan yang baik untuk nya,

memenuhi segala kebutuhan nya dan saya bekerja seperti dilakukan

untuk membahagaiakan anak. saya tidak ingin anak saya merasakan

hidup susah seperti halnya saya sewaktu kecil dulu, hubungan saya dan

anak terjalin dengan baik sebagai seorang imam dan tulang punggung

keluarga saya tentu mengajarkan anak saya hal-hal yang positif. Tetapi

saya jujur soal tumbuh kembang nya selama ini saya kurang perhatikan,

saya masih belajar memahami keinginan anak itu seperti apa. Yang

saya lakukan ketika saya memberikan nya mainan dia merasa senang

sehingga sering kali dia meminta dibelikan mainan terus dengan saya.

Saya terus berusaha untuk mendekaati nya, dan saya percaya meski

ditinggal bekerja anak saya pasti bisa mengerti bukan saat ini tapi nanti

ketika ia sudah dewasa.

Observasi peneliti, setelah mewawancarai beberapa responden berikut

peneliti mendatangi salah satu rumah untuk melihat hubungan antara orang tua

dan anak ketika hari libur, peneliti mengamati aktifitas anak dan orang tua.

Terlihat dimana orang tua tetap asik dengan aktifitasnya sendiri dan anak di

Page 60: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

biarkan main sendirian hanya sekali-kali saja orang tua memperhatikan anak nya

yang bermain itu. Dikarenakan aktifitas seperti ini sudah menjadi hal yang biasa

buat anak untuk bermain sendirian, maka orang tua juga tak perhatikan lagi secara

penuh kegiatan yang anak lakukan. Saat anak ingin mengambil sesuatu dan

meminta tolong kepada orang tua, orang tua bersikap tidak mengacuhkan anak.

Sehingga ketika peneliti berada dirumah tersebut, peneliti diajak bermain oleh si

anak dan anak menunjukan semua barang mainan nya itu kepada peneliti.

Memberitahu ini adalah mobilan kesukaan nya, dan banyak benda lainya yang

ditunjukan nya pada peneliti dan anak terlihat agresif dan mencari-cari perhatian

dari orang yang berada disekitarnya.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di atas dapat kita ketahui

kondisi atau keadaan hubungan orang tua yang sibuk bekerja kepada anak di Desa

Kampung Baru Kecamatan Bajubang Kabupaten Batanghari yang dapat dijadikan

gambaran hubungan orang tua dan anak.

2. Kendala yang dihadapi orang tua dalam membangun relasi kepada anak di

Desa Kampung Baru Kecamatan Bajubang Kabupaten Batanghari

Sudah kita maklumi bersama bahwa setiap pekerjaan ataupun perbuatan

sudah dipastikan akan menemui hambatan atau kendala, sama hal nya juga dalam

membangun relasi kepada anak agar bisa terjalin dengan baik di Desa Kampung

Baru Kecamatan Bajubang Kabupaten Batanghari. Tentu hal ini banyak hambatan

atau kendala yang ditemui orang tua diantaranya, kesibukan orang tua dalam

bekerja, kurangnya keharmonisan keluarga dalam membangun relasi yang baik

kepada anak, kurangnya perhatian orang tua, terlalu memanjakan anak dan faktor

ekonomi yang membuat orang tua tidak sempat memperhatikan anak-anak nya

dimasa tumbunh kembang yang sebenarnya menjadi moment paling berharga bagi

setiap orang tua.

Page 61: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

a. Kurangnya keharmonisan keluarga dalam membangun relasi kepada

anak

Sekarang keharmonisan keluarga sudah tidak menjadi dasar dalam suatu

bentuk ikatan antara orang tersayang, baik antara suami dan istri, suami dan

anak dan istri kepada anak. Keharmonisan keluarga hanya terlihat pada saat

acara tertentu saja, seperti makan malam bersama dan jalan-jalan di tempat

wisata bersama. Kesibukan orang tua menjadi salah satu alasan hilangnya

keharmonisan keluarga, orang tua memilih untuk menitipkan anak kepada

pengasuh dan orang terdekat dibandingkan orang tua sendiri yang mengurus

anak memberikan pengasuhan dan pendidikan yang baik tentu lebih

dibutuhkan oleh anak.

Subjek peneliti 25 Januari 2019 Wawancara dengan Bapak HF

berprofesi sebagai pemadam kebakaran ia mengatakan:

Saya menitipkan anak saya kepada pengasuh dirumah, dikarenakan

saya dan istri sibuk dalam bekerja. Semakin modern zaman sekarang

kebutuhan keluarga saya pun semakin banyak apalagi saya ini

memiliki 4 anak, dan anak pertama saya sedang membutuhkan banyak

biaya untuk kuliah nya. Sehingga anak terakhir saya yang masih berusia

2 tahun harus ditinggalkan dan diasuh oleh bibik yang saya percayakan.

Dari pagi sampai sore anak saya bersama dengan pengasuh, sejak istri

ikut bekerja keharmonisan dalam keluarga saya semakin buruk. Anak

menjadi kurang perhatian dari orang tua, kumpul bersama sudah jarang

dilakukan semua pada sibuk dengan aktifitasnya sendiri. Terkadang

saya suka sedih dengan keadaan ini namun saya pun belum sepenuhnya

bisa memberikan nafkah yang cukup untuk istri dan anak saya.

Penggeseran ini terjadi diakibatkan perkembangan zaman, dan manusia di

atas bumi ini dihadapkan oleh kesibukan masing-masing, akan tetapi masih

banyak cara lain untuk membantu anak agar mendapatkan hak nya secara

penuh dari orang tua, karena tanpa adanya keperdulian orang tua maka relasi

yang baik tidak akan bisa berjalan dengan maksimal.

Subjek peneliti 26 januari 2019 Wawancara dengan salah satu tetangga:

Kesadaran orang tua yang kurang membangun hubungan dengan

anak berpengaruh pada lingkungan tempat tinggal, beberapa anak yang

ditinggal orang tua mencari perhatian orang lain yang berada di luar

rumah. Namun ada juga anak yang suka menghindari orang-orang

Page 62: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

sekitar dan mengurung diri. Contohnya: pada saat saya mengajak anak

saya jalan-jalan di sore hari, saya melihat anak yang ditinggal bekerja

orang tua nya main sendirian di halaman rumah. Dan ketika itu saya

dan anak saya menghampiri nya, dia langsung menghindar dan merasa

ketakutan dan memanggil pengasuhnya. Saya merasa bahwa anak ini

merasa tidak aman, akhirnya saya pergi dari rumahnya. Hal ini terjadi

akibat dari lingkungankeluarga yang kurang memperdulikan anak untuk

dapat bisa bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.

Subjek peneliti 26 januari 2019 hal yang sama juga disampaikan ibu

Jami kepada peneliti sebagai berikut:

Pernah anak saya main kerumah nya ketika orang tua nya bekerja,

dikarenakan mereka seumuran jadi saya membiarkan anak saya untuk

dapat bermain bersama. Namun yang terjadi anak tersebut sering nangis

dan mengaduh kepada pengasuh nya kalau anak saya suka merebut

mainan, sementara ketika saya tanyakan kepada anak saya, anak saya

tidak melakukan hal itu. Saya pikir anak itu suda terbiasa main sendiri

jadi barang yang dimiliki nya tidak boleh disentuh oleh orang lain.

Saya merasa kasihan jika hal itu terus-terusan tertanam pada diri anak

tersebut pasti akan menjadi kendala ketika ia muai masuk sekolah,

susah untuk bergaul dengan teman-teman yang lain.

Berdasarkan wawancara di atas dapat diketahui bahwa keharmonisan

keluarga menjadi poin penting dalam membangun relasi kepada anak, orang

tua menganggap cukup menitipkan anaknya di tempat penitipan atau bersama

pengasuh tanpa adanya kontrol dari mereka.

Pengamatan peneliti pada masa riset, kebanyakan orang tua tidak mau

membantu pengasuh yang merawat anaknya dirumah mereka dengan dalih

sibuk bekerja, padahal realita yang ada jika dibandingkan dengan materi yang

terus dicari tanpa ada habisnya itu sungguh sangat miris. Waktu yang

seharusnya diberikan penuh kepada anak dan menjadi hak yang seharusnya

anak dapatkan hilang seketika dikarenakan kesibukan orang tua dalam bekerja,

hal ini tentu sangat ironis sekali. Peneliti mengamati sendiri ke setiap rumah

yang orang tuanya sibuk dalam bekerja, anak sangat haus akan perhatian dan

keperdulian orang tua nya. Namun apalah daya, keharmonisan dan kerja sama

orang tua sangat kurang dan tidak sebanding dengan waktu yang mereka hanya

habiskan dalam bekerja dan kehilangan waktu berharga bersama anak mereka,

padahal ini semua untuk kebaikan anak-anak mereka sendiri.

Page 63: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

Kita dapat mengakui, adanya perubahan zaman yang semakin modern,

serta kebutuhan yang diperlukan semakin banyak, dan semua sesuatu diukur

dengan material. Tanpa adanya relasi orang tua dan anak, orang tua penuh

dengan kesibukan sehari-hari untuk mencari nafkah, berkarya, berprofesi dan

lain sebagainya.

b. Orang tua kurang berperan dalam membangun hubungan dengan anak

Orang tua seharusnya menjadi peran utama dalam membangun hubungan

dengan anak, agar bisa memahami tahap perkembangan anak serta

pengembangan potensi dari setiap tahap. Orang tua harus selalu tahu

pertumbuhan anak nya, karena anak adalah amanah yang dititipkan kepada

orang tua, oleh sebab itu orang tua harus menjaga dan memperhatikan amanah

Allah tersebut.

Kurangnya peran orang tua dalam membangun relasi kepada anak, bisa

terjadi karena sedikit nya waktu yang orang tua luangkan untuk dapat bersama

anak. Sehingga peran orang tua tergantikan dengan orang sekitar nya seperti

nenek dan pengasuh yang seharian penuh berada di dekat anak, ataupun orang

lain yang berada disekitar lingkungan tempat tinggal yang ikut berpengaruh

kepada diri anak.

Untuk mengetahui yang seperti ini dapat dilihat dari hasil wawancara dan

observasi berikut:

Subjek peneliti 28 januari 2019 wawancara peneliti pada Bapak Jaidi:

Bukan saja karena kesibukan saya yang menjadikan kendala untuk

memberikan perhatian, tetapi juga faktor yang datang dari dalam diri

anak yang terkadang lebih memilih bermain dengan orang disekitarnya.

Hal ini terjadi karena saya memang jarang sekali melakukan kegiatan

bersama anak saya, sepulang kerja saya hanya menyapa nya saja

sebentar walaupun demikian saya tetap memberikan perhatian di kala

ada waktu senggang dan saat sedang berkumpul bersama

Page 64: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

Subjek penliti 30 januari 2019 wawancara oleh Ibu RH seorang wanita

karier yang sibuk bekerja diluar:

Anak saya lebih banyak bermain bersama nenek nya, makan hanya

mau di suapin oleh neneknya saat mau mandi manggil neneknya, jika

diajak untuk jalan-jalan hanya mau sama neneknya. Saya menjadi

bingung yang ibunya saya atau neneknya itu, namun saya berpikir

sepertinya dampak yang timbul setelah dari bayi saya sudah

meninggalkannya bersama neneknya kini timbul akibat bahwa anak

saya lebih merasa nyaman bersama neneknya dibandingkan dengan

ibunya sendiri. Saya merasa sedih dengan hal ini, saya tetap berusaha

untuk mengambil perhatian anak saya agar bisa dekat dengan saya

seperti kedekatannya kepada neneknya. Tetapi itu susah dilakukan,

karena sepulang kerja saya suka merasa lelah sehingga anak jadi saya

tidak perhatikan dengan secara penuh.

Apa yang di katakan oleh Ibu RH sesuai dengan hasil Observasi peneliti,

memang benar kedua anaknya lebih dekat dengan neneknya dan lebih merasa

nyaman bersama nenek nya. Ketika disuruh memilih anak lebih memilih

neneknya, sedangkan ibu nya menjadi pilihan yang nomor dua. Nenek memang

menjadi segalanya buat mereka karena dari kebutuhan akan kasih sayang nenek

memberi penuh kepada cucunya tersebut, karena kesibukan orang tua di luar

anak-anak kurang memiliki hubungan yang erat dengan orang tua nya.

Sedangkan ketika libur ibunya sendiri tidak tahu apa yang harus dilakukan

dalam mengurus anak nya sendiri, sementara suaminya sibuk juga dalam

bekerja yang pulang sore bahkan malam.

Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan peneliti di atas, dapat

dipahami bahwa berperan sebagai orang tua yang mampu membangun relasi

kepada anak dengan baik tidaklah semudah membalikan telapak tangan,

banyak sekali hambatan kendala, baik itu bagi orang tua maupun bagi anak itu

sendiri.

Ketika peneliti konfirmasikan dengan seorang anak yang berusia 6 tahun

dan orang tua nya sibuk dalam bekerja di Desa Kampung Baru Kecamatan

Bajubang Kabupaten Batanghari apa yang disampaikan orang tua tidak jauh

berbeda dari hasil konfirmasi tersebut, bahwa kebanyakan dari mereka

menemukan hambatan kurang nya waktu dan perhatian yang orang tua berikan

Page 65: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

kepada mereka. Sehingga hal ini membuat mereka sudah terbiasa melakukan

kegiatan tanpa ada pengawaan langsung dari orang tua, menurut anak tersebut

kadang-kadang ketika libur anak ingin pergi liburan orang tua menolak

permintaan tersebu. Masalah waktu dan kesempatan untuk berkumpul bersama

juga menjadi kendala buat mereka karena sepulang orang tua nya kerja hari

sudah sore, hal itu tiap hari terjadi sehingga anak merasa tidak di perdulikan.

Pendapat yang dikemukakan terkandung makna bahwa bagi anak yang

ditinggal orang tuanya khusus nya di Desa Kampung Baru Kecamatan

Bajubang Kabupaten Batanghari, sebagian sudah merasa lingkungan rumah

mereka hanya berisi dengan banyak permainan namun tetap saja rasa kesepian

terkadang muncul. Disebabkan kurang nya kesadaran orang tua untuk menjalin

hubungan yang baik terhadap anak.

c. Anak Terlalu di Manjakan

Prinsip yang harus diperhatikan oleh orang tua dalam hal mencurahkan

kasih sayang dan memberikan hadiah kepada anak, agar upaya orang tua

tersebut tidak berubah menjadi pisau pemanjaan yang akan mencabik-cabik

kemandirian anak.

Subjek peneliti 03 februari 2019 wawancara dengan Bapak Ali profesi

pegawai bank, sebagai berikut:

Saya termasuk orang tua yang sangat sayang sekali pada anak saya,

dalam membangun relasi kepada anak saya sering memberikan mainan

yang dia inginkan apapun itu asal dia suka saya pasti akan berikan,

yang terpenting bagi saya jangan sampai anak merasa sedih karena

meminta sesuatu tidak dapat terkabulkan.

Subjek peneliti 03 februari 2019 hal yang sama juga disampaikan oleh

Ibu Tina berprofesi sebagai pegawai bank:

Anak saya adalah anak semata wayang, jadi jika ia menginginkan

sesuatu akan selalu saya belikan dan turuti semua kemauan nya, saya

tidak akan marah atau melarangnya. Karena saya bekerja mencari

uang banyak semua itu untuk anak, maklumlah anak satu-satunya

Karena terlalu sayangnya orang tua terhadap anaknya, mengakibatkan

anak selalu merasa bergantung dengan kedua orang tuanya. Apapun kenginnan

Page 66: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

anaknya selalu dipenuhi walaupun masih ada kepentingan yang harus

didahulukan. Hal ini akan berlanjut sampai mereka dewasa nanti, orang tua

akan kesulitan untuk mengontrol dan mengarahkan si anak, karena semenjak

kanak-kanak sudah biasa dimanjakan.

Subjek peneliti 05 februari 2019 wawancara dengan salah seorang anak

di RT 02 Desa Kampung Baru yang bernama Keysha usia 5 tahun

menuturkan pada peneliti:

Orang tua selalu memberikan apa yang saya mau, mainan yang

banyak seperti boneka Barbie, tempat masak-masakan, sepatu dan baju

yang bagus-bagus ayah sama bunda berikan kepada saya. Saya juga

bisa meminta apa saja yang saya mau, dan saya senang ayah sama

bunda bekerja agar bisa terus memberikan saya mainan yang banyak.

Subjek 05 februari 2019 peneliti mewawancarai anak yang bernama

Rafif usia 6 tahun dia mengatakan:

Setiap hari dirumah bersama bibik orang tua sibuk bekerja, kemana

saja saya pergi pasti bersama bibik. Saya tidak sedih karena saya selalu

dibelikan barang-barang yang saya inginkan, mama dan papa selalu

bertanya hari ini mau diberikan hadiah apa? Terus mau jalan-jalan

kemana? Hanya seperti itu saja, mama dan papa sangat sayang saya.

Mama dan papa selalu memberikan uang kepada bibik untuk jajan saya

sehari-hari selama di tinggal mereka bekerja.

Beradasarkan hasil wawancara bersama sejumlah orang tua dan anak di

atas, dapat peneliti simpulkan bahwa bentuk relasi yang diterapkan orang tua

terhadap anak-anaknya cenderung memanjakan dan membiarkan anak mereka

melakukan apa saja yang ia inginkan. Hal ini tentu akan merugikan masa

depan, baik anak itu sendiri maupun bagi orang tua.

Subjek peneliti 7 februari 2019 mewawancarai Bapak RL, mengapa

anaknya lebih dekat dengan pengasuh dibandingkan orang tua? beliau

mengatakan:

Saya pikir ini memang kesalahan kami, sejak kecil saya dan istri

saya sudah meninggalkan anak bersama pengasuh, apabila pengasuh

libur bekerja anak saya pasti merasa kehilangan teman. Padahal saya

dan istri sering memanjakannya dan memberikan semua yang anak

inginkan, namun jalinan anak dan pengasuh lebih kuat dibandingkan

dengan ayah dan ibunya. Selain itu kini, apa yang diinginkannya harus

kami penuhi, jika tidak dipenuhi dia akan marah. Terpaksalah kami

menuruti kemauan nya.

Page 67: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

Berdasarkan wawancara peneliti, banyak orang tua yang membanggakan

diri bekerja di kantoran dan sebagai pegawai mereka menganggap memiliki

derajat yang tinggi jika suami dan istri dapat bekerja. Orang tua tidak merasa

bersalah sedikitpun, padahal membangun reasi kepada anak merupakan suatu

kewajiban bagi setiap orang tua. Anak menjadi dekat dengan pengasuh

dibandingkan orang tua sebenarnya bisa di cegah dengan kesadaran yang

timbul dari hati orang tua itu sendiri. Namun yang peneliti amati para orang tua

membiarkan hal itu terjadi, mereka lebih mengngedepankan pekerjaan

disbanding anak-anak mereka, sangat miris sekali jika hal ini terjadi pada

generasi berikutnya.

Peneliti melihat secara langsung kehidupan rumah tangga keluarga Ibu

Pasriyati yang kesehariannya selalu di isi dengan kesibukan dalam bekerja,

semua aktifitas yang anak lakukan di bawah pengawasan pengasuh. Merawat

dan menjaga anak dari bangun tidur sampai tidur lagi di malam hari, bahkan

tidak ada ajakan orang tua untuk bermain bersama anak menikmati waktu

kosong untuk bercanda tawa dengan anak, hanya terlihat pemanjaan yang

terlalu berlebihan diberikan orang tua kepada anak. Ketika anak berkata A

orang tua langsung ikut A dan anak berkata B orang tua berkata B, maka wajar

saja kalau anak-anak mereka mendapat pemenuhan kasih sayang yang

sebenarnya dari pengasuh bukan orang tua kandung. Hal ini terjadi karena

orang tua kurang tepat menempatkan rasa kasih sayangnya kepada anak. Untuk

lebih jelasnya peneliti,

Subjek peneliti 10 februari 2019 mewawancarai Ibu Pariyati, beliau

mengatakan :

Dalam keluarga kami kebutuhan anak itu sangat kami dahulukan,

meskipun orang tua harus berjuang dan bekerja keras untuk

mendapatkan apa yang anak kami inginkan. Hal tersebut kami lakukan

karena kalau tidak dipenuhi dia akan marah dan kecewa. Justru itu kami

sebagai orang tua yang sayang kepada anak-anak kami, mau tidak mau

harus kami penuhi terus apapun kemauanya. Kami juga sebenarnya

merasa keberatan jika hal itu terus berlangsung, jika yang diinginkan

bisa kami penuhi tidak masalah, akan tetapi jika ia meminta yang sukar

kami penuhi, kami juga bingung tentang hal itu. Kami juga melihat

Page 68: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

perkembangan anak kami dengan pola relasi yang seperti ini, dia orang

yang menyerah dan berharap terus kepada orang sekitarnya, dan ia juga

tidak bisa mandiri. Jika ia masih usia 3 tahun tidak masalah bagi kami

karena orang tua berpikir anak belum mengerti akan semuanya, namun

sekarang usia nya sudah 5 tahun ke khawatiran kami akan kesulitan

untuk membangun relasi kepadanya dan kami tidak bisa

membayangkan bbagaimana kalau dia sudah besar/dewasa nanti.

Dari hasil wawancara dan pengamatan peneliti di lokasi penelitian, dapat

disimpulkan, apabila anak terlalu sering dimanjakan dengan suatu hal misalnya

pembelian barang-barang yang disukai nya terlalu berlebihan. Maka ketika

anak beranjak besar/dewasa nanti, anak akan menjadi boomerang bagi kedua

orang tuanya, para orang tua akan sulit untuk mengarahkan/membangun

hubungan kepada anak-anaknya lagi, karena sejak kecil sudah biasa di

manjakan anak akan mudah menyerah dan berharap terus kepada orang lain.

Para orang tua menganggap kepentingan anak itu sangat penting, namun

kepentingan dalam bekerja pun lebih penting, hal ini di utamakan karena

kebutuhan materi akan bisa membuat anak tetap baik-baik saja, padahal

kenyataan yang terjadi bukan materi yang anak butuhkan tapi perhatian dan

kasih sayang secara penuh dari kedua orang tuanya.

d. Kurangnya perhatian orang tua

Orang tua adalah orang pertama kali dikenal anak, begitu anak lahir

kedunia yang pertama kali dilihat oleh anaknya adalah orang tuanya. Jika orang

tuanya berakhlak baik, insyaAllah anaknya juga akan memiliki akhlak yang

baik pula. Orang tua juga yang menjadi perantara anak untuk mengenal orang

sekitarnya, akibat dari kurangnya perhatian orang tua dalam membangun relasi

kepada anak-anaknya dapat menyebabkan hubungan anak dan orang tua

menjadi renggang. Perhatian orang tua itu merupakan kebutuhan yang sangat

mutlak dan sangat dibutuhkan oleh sang anak. karena usia anak-anak sangat

memerlukan seorang tokoh yang dijadikan panutan untuk dirinya. Kesibukan

orang tua membuat anak menjadikan pengasuh sebagai tokoh utama untuk

dirinya.

Page 69: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

Subjek peneliti wawancara dengan pengasuh anak yang bernama Ibu

Yanti, mengatakan:

Kalau saya menganggap anak yang diasuh oleh saya itu seperti

anak kandung saya sendiri, perhatian dan kasih sayang akan saya

berikan. Kesibukan orang tua nya dalam bekerja membuat anak

kekurangan kasih sayang dan perhatian dari orang tua kandung, mereka

sudah sepenuhnya mempercayakan saya untuk merawat dan menjaga

anak mereka.

Pengamatan peneliti di tempat penelitian ini, banyak orang tua

mengandalkan secara penuh tenaga dari pengasuh untuk merawat dan menjaga

anak mereka sehingga orang tua tidak merasa capek dan tidak ikut mengambil

alih untuk memenuhi kebutuhan anak mereka secara langsung, anak nangis

pengasuh yang di panggil dan orang tua hanya sibuk mengurus pekerjaanya

ketimbang mengurus anak. Mereka tidak memperdulikan bagaimana

seharusnya membangun hubungan yang baik dengan anak-anaknya sejak usia

dini agar kelak anak ketika besar/dewasa dapat menjaga dan merawat orang tua

dengan baik.

Pribadi orang tua yang acuh terhadap anak akan tertanam oleh anak,

sehingga ketika anak dewasa orang tua tidak bisa sepenuhnya menyalahkan

anak, jika anak menjadi acuh pula kepada orang tuanya. Dikarenakan semasa

kecil mereka tidak memberikan hak akan kasih sayang kepada anak serta

kewajiban menjaga dan merawat anak secara penuh.

Subjek peneliti 14 februari 2019 kepada Bapak Satorik, beliau

mengatakan:

Saya sudah berusaha memberikan yang terbaik untuk anak-anak

saya, kami sudah membangun relasi kepada anak dengan baik walaupun

belum sepenuhnya, tetapi kami selalu mengarahkan anak untuk tahu

mana yang baik dan mana yang buruk. Kami rasa sudah terjalin

hubungan orang tua dan anak, namun dikarenakan kami juga terlau

sibuk dan jarang berada dirumah, sehingga anak-anak kami merasa

kurang mendapatkan perhatian dan mereka banyak menghabiskan

waktu bermain didepan televisi. Maklumlah saya kadang-kadang

pulang malam sibuk dengan pekerjaan.

Page 70: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

Subjek peneliti 17 februari 2019 Hal yang sama dikatakan juga oleh Ibu

Ririn:

Anak saya memang lebih dekat dengan pengasuh ketimbang saya,

saya maklumi saja karena saya sibuk dalam bekerja. Akan tetapi ketika

saya ada waktu kosong saya akan mengajak anak saya bermain

menyuapkan makanan untuk nya agar hubungan saya dan anak ettap

terjalin, meskipun belum begitu maksimal saya akan terus berusaha.

Seandainya saya dan suami banyak waktu di rumah tentu anak-anak

kami tidak begini jadinya, kami juga menyadari kewajiban orang tua

dalam mendidik dan membnagun hubungan kepada anak agar anak

tidak haus akan perhatian orang lain, kesibukan saya menjadi hambatan

nya untuk saya bisa memberikan perhatian penuh kepada anak

Dari hasil wawancara di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kurangnya

perhatian orang tua terutama membangun relasi kepada anak disebabkan

kesibukan orang tua mereka. Para orang tua tidak memiliki waktu banyak

untuk berkomunikasi dan memberikan perhatian pada anak-anaknya.

Memberikan pendidikan dan membangun relasi kepada anak merupakan

dasar dan sangat mendasar untuk orang tua tahu pertumbuhan dan

perkembangan anak-anaknya. Masa tumbuh kembang yng baik akan

menentukan kebaikan anak di masa depan nya, apa yang tertanam saat masa

tumbuh kembang anak akan melekat sampai anak tumbuh besar/dewasa.

Sebagian orang tua ada yang beranggapan membangun relasi kepada anak

bisa terjadi diselah-selah waktu kosong saat orang tua tidak sibuk bekerja,

mereka anggap sebuah hubungan bisa terjalin hanya dengan sekali-kali dapat

jalan dan liburan bersama anak ke tempat wisata.

Observasi peneliti pada masa riset, sebagian orang tua berpikiran bahwa

membangun relasi ekpada anak tidak terlalu penting, mereka mengukur

kehidupan ini dengan materi semata sehingga sangat khawatir bila masa depan

anaknya kekurangan materi, mereka tidak khawatir proses tumbuh kembang

anak menjadi tidk sempurna tanpa adanya hubungan erat antara orang tua dan

anak. Memang dengan materi kita bisa hidup di dalam dunia ini, serta bisa

mnejalankan perintah-perintah Allah SWT. Tapi bagi mereka yang hanya

mementingkan materi saja tentu mereka tidak menyadari tujuan anugerah

Page 71: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

rezeki yang diberikan oleh yang maha kuasa. Bagi mereka yang tidak adanya

pedoman yang kuat serta iman yang kokoh kebimbangan memaknai bahwa

anak adalah amanah yang harus dijaga dan dirawat dengan baik.

Dari hasil wawancara dan observasi di atas peneliti bisa menyimpulkan

bahwa kurangnya perhatian orang tua dalam membangun relasi kepada anak

sangat besar sekali pengaruhnya. Hal ini juga salah satu kendala/hambatan

anak-anak mendapat relasi yang baik dari orang tua di Desa Kampung Baru.

e. faktor ekonomi

Faktor ekonomi juga merupakan faktor yang menyebabkan sulitnya orang

tua dalam membangun relasi kepada anak-anaknya, peneliti teringat hadist

nabi; “Hampir-hampir saja kefakiran/kemiskinan itu menyebabkan kekufuran”

untuk lebih jelasnya sejauh mana faktor ekonomi mempengaruhi orang tua

dalam membangun relasi kepada anak-anak mereka.

Subjek peneliti 18 februari 2019 wawancara peneliti dengan bapak

Sartono Kepala Desa Kampung Baru beliau mengungkapkan kepada

peneliti sebagai berikut:

Menurut pengamatan kami, bahwa diantara faktor penghambat

orang tua dalam membangun relasi kepada anak karena orang tua

yang selalu sibuk dengan pekerjaanya masing-masing, sehingga

mereka kurang memperhatikan serta mengontrol anak-anaknya.

Subjek peneliti 18 februari 2019 mewawancarai istri Kepala Desa

Kampung Baru, beliau mengemukakan kepada peneliti melalui

wawancara sebagai berikut:

Menurut pengamatan kami, diantara faktor yang menghambat

orang tua dalam membangun relasi kepada anak disebabkan karena

kurangnya perhatian orang tua dalam mengawasi anak-anaknya, orang

tua selalu sibuk dengan pekerjaanya. Apalagi pekerja keras seperti

bangunan rik pertamina yang harus bekerja selama 10 hari berturut-

turut menginap di tempat kerjanya dan selama itu juga tidak bertemu

dengan anak, sehingga minim sekali waktu untuk membangun

hubungan erat dengan anak serta sangat sulit memperhatikan tumbuh

kembang anak dengan baik.

Page 72: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

Subjek peneliti 20 februari 2019 wawancarai Bapak Amir:

Kesibukan kerja akhirnya tidak dapat memperhatikan anak-anak

kami, maklumlah kami sebagai pekerja bangunan yang selalu bekerja

keras dan pulangnya tidak menentu.

Subjek peneliti 20 februari 2019 mewawancarai Bapak Anwar selaku

Ketua RT 02 Desa Kampung Baru, kepada peneliti ia mengungkapkan:

Anak saya sekarang sudah pintar memprotes kalau saya pulang

kerja larut malam, sebenarnya saya sedih melihatnya tiap hari

menunggu kepulangan saya hanya untuk sekedar mengajak saya

bermain bersama nya. Namun saat pulang kerja anak saya sudah tidur,

ketika bangun pagi saya sudah berangkat kerja istri juga sibuk dengan

berdagang di warung kecil yang kami punya. Dan anak selalu bersama

dengan bibik nya adik saya yang sudah lulus kuliah dan saat ini belum

bekerja, dia yang sehari-hari menjaga anak saya.

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Anwar tersebut, dimana

keterangan yang didapati memang anak kurang mendapatkanperhatian

dari orang tua mereka, sebab orang tua mereka memiliki kesibukan

mancari nafkah sehari penuh, sehingga orang tua tidak sempat untuk

dapat membangun relasi dan memperhatikan tumbuh kembang anak

nya.

Subjek peneliti 20 februari 2019 mewawancarai lagi Kepala RT 03 Desa

Kampung Baru, Beliau mengemukakan kepada peneliti sebagai berikut:

Saya selaku ketua RT di sini, menyikapi faktor penghambat orang

tua dalam membangun relasi kepada anak, karena para orang tua

kurang waktu untuk memperhatikan tumbuh kembang anak sehari-

hari. Orang tua selalu sibuk dengan pekerjaannya.

Hasil pengamatan peneliti dimasa riset, terlihat memang benar bahwa

diantara faktor yang menghambat orang tua dalam membangun relasi kepada

anak, itu disebabkan karena faktor keluarga yaitu para orang tua atau

keluarganya yang kurang memperhatikan anak karena di sibukkan mencari

kebutuhan hidup.

Setelah peneliti mewawancarai, Kepala Desa, Ketua RT, Masyarakat dan

Orang Tua. Peneliti pahami bahwa di Desa Kmapung Baru ini, para orang

tuanya boleh dikatakan sebagian mengalami tingkat ekonomi yang rendah,

Page 73: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

sehingga mereka peras keringat banting tulang bekerja, pergi pagi ulang malam

dan hal ini membuat hubungan anak dan orang tua tidak terjalin dengan baik.

3. Upaya orang tua untuk mencapai relasi yang baik terhadap anak di Desa

Kampung Baru Kecamatan Bajubang Kabupaten Batanghari

Peranan orang tua sangat Dominan sekali dalam membina, mendidik dan

memperhatikan anak dalam membangun relasi kepada anak secara baik, orang

tua berkewajiban memenuhi kebutuhan hidup anak dalam proses tumbuh

kembangnya. Orang tua juga dituntut untuk memberikan hak akan kasih

sayang secara penuh kepada anak, dalam mengarahkan dan memperhatikan

perkembangan dari usia dini sampai besar/dewasa.

Untuk itu upaya yang dapat dilakukan orang tua dalam membangun relasi

kepada anak di Desa Kampung Baru Kecamatan Bajubang Kabupaten

Batanghari adalah:

a. Memberikan Waktu untuk anak

Orang tua adalah manusia yang paling berjasa bagi setiap anak, semenjak

awal kelahirannya di muka bumi setiap anak melibatkan peran penting orang

tuanya seperti peran mendidik dan menumbuhkan kembangkan anak dengan

baik. peran tersebut bukan hanya kewajiban bagi orang tua, tetapi juga menjadi

kebutuhan bagi orang tua untuk selalu bisa menjalin hubungan yang erat

dengan anak secara lahir dan batin. Orang tua dititipkan amanah paling

berharga yaitu seorang anak dari Allah SWT, yang seharusnya dilindungi

dirawat dan dijaga dengan sebaik-baiknya. Orang tua tidak hanya berkewajiban

menafkahi anak-anaknya akan tetapi memberikan pendidikan serta

membangun relasi merupakan kewajiban bagi orang tua, orang tua tidak cukup

memenuhi kebutuhan materi anak saja karena yang sebenarnya yang anak

sangat butuhkan adalah kehadiran kedua orang tuanya.

Page 74: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

Bila orang tua mampu mengatur waktu antara bekerja dan mengurus anak

dengan baik maka hubungan orang tua dan anak akan sangat erat. Orang tua

akan memahami proses tumbuh kembang anak. Memenuhi kebutuhan kasih

sayang anak, dan yang paling utama orang tua dengan anak semaksimal

mungkin memiliki komunikasi yang baik. Upaya yang dilakukan orang tua

untuk membangun relasi kepada anak diantaranya adalah memberikan waktu

untuk bermain bersama dengan anaknya.

Subjek peneliti 23 februari 2019 wawancara dengan salah satu orang tua

yang bernama Siti:

Upaya yang saya lakukan agar anak saya mendapatkan perhatian

adalah mengajak anak untuk bermain bersama setelah saya pulang

bekerja menonton televisi kartun kesukaan nya, menceritakan kisah-

kisah putri duyung dan putri-putri salju. Karena kebetulan anak saya

perempuan jadi sangat menyukai cerita-cerita yang seperti ini. Saat

libur bekerja saya meluangkan waktu untuk bisa mengganti waktu

kebersamaan bersama anak yang hilang selama saya sibuk dalam

bekerja dan saya memiliki kegiatan rutin bersama anak, seperti

mengajak nya untuk membantu saya dalam masak walaupun anak saya

masih suka mengacak-acak saya biarkan saja asalkan dia merasa

senang dengan aktifitas nya, semaksimal mungkin akan saya ajak dalam

melakukan kegiatan dirumah karena seperti inilah cara saya

meluangkan waktu untuk anak.

Subjek peneliti 23 februari 2019 wawancara dengan Bapak ST yang

mengatakan:

Upaya yang saya lakukan untuk bisa memberikan waktu disaat

sibuk dalam bekerja, saya selalu mengajak nya untuk berjalan-jalan di

luar rumah dan membelikan semua yang dia inginkan. Dengan cara

seperti itu saya merasa anak saya jadi senang walaupun seharian di

tinggal dalam bekerja. Memanfaatkan waktu yang sebaik-baiknya untuk

anak, saya bekerja dan mencari uang ini semua untuk anak bukan

untuk saya, jadi jika anak senang saya akan merasa sangat senang.

Pengamatan peneliti semasa riset, berlangsung memang sebagian besar

orang tua yang sibuk dalam bekerja meluangkan waktunya untuk bisa bersama

anak membangun hubungan yang baik dengan anak, walaupun tidak

sepenuhnya berada dirumah dan mengawasi anak seperti orang tua yang

memang bertugas hanya menjadi ibu rumah tangga tentu anak menjadi pusat

perhatian nomor satu untuknya. Ada hal yang terlihat saat itu ketika pulang

Page 75: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

bekerja seorang ibu menghampiri anak nya yang lagi di gendong dengan

seorang pengasuh, dia langsung memeluk anak nya dengan pelukan yang

sangat erat. Sepertinya dia tidak merasakan lelah bekerja saat pulang melihat

anak nya bisa tertawa dan tersenyum.

Berdasarkan pendapat diatas dapat dipahami bahwa hubungan orang tua

dan anak itu sangtlah penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak,

sebaik apapun pengasuh atau baby sister memberikan relasi namun tetaplah

orang tua kandung yang memliki peran utama untuk kebaikan diri anak

kedepan nya. Selain itu membangun relasi kepada anak juga menjadi dasar

bagi perkembangan anak agar anak tetap berada di dalam pengawasan orang

tua, dan menjadi landasan untuk membentuk kepribadian yang baik kepada

orang-orang sekitar nya. Agar anak mampu untuk peka terhadap lingkungan

sekitar, bisa beradaptasi dengan baik ketika bertemu dengan orang baru hal

inilah yang harus orang tua bangun disaat anak pada masa perkembangan dan

pertumbuhan. Sibuk nya orang tua bekerja pada saat ini, akan menimbulkan

penyesalan di kemudian hari. Oleh karena itu meluangkan waktu untuk

membangun relasi kepada anak sangat diharapkan.

Seorang anak sangat suka jika diberikan sesuatu seperti mainan atau

makanan yang anak sukai, anak yang sering mendapat mainan akan terus

merasa senang dan merasa mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya.

Kesibukan orang tua dalam bekerja membuat anak merasa tidak di perhatikan,

dengan sebuah hadiah anak akan merasa bahwa orang tua nyamemperdulikan

dirinya walaupun sibuk dalam bekerja.

Selanjutnya bagi anak yang seringkali di tinggal bekerja oleh orang tua

nya, dan tidak pernah mendapatkan sebuah hadiah kecil dari orang tuanya hal

ini tentu akan berpengaruh pada perkembangan sosial emosional anak, anak

akan menjadi egois mudah marah dan merasa bahwa orang tua nya memang

tidaklah sayang terhadap dirinya, anak merasa tidak diperdulikan. Maka dariitu

sesekali memberikan hadiah kepada anak itu aka nada dampak positif nya juga

bagi perkembangan dan pertumbuhan anak tersebut.

Page 76: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

Subjek peneliti 24 februari 2019 yang dikemukakan Bapak Reza:

Anak senantiasa butuh pujian, sanjungan serta hadiah supaay ia

merasa bahwahsahnya orang tua saya sibuk bekerja akan tetapi tetap

memperhatikan dan memberikan kasih sayang secara penuh. Terlebih

lagi bagi anak yang masih pada masa perkembangan, misalnya anak

baru belajar jalan agar anak semangat maka saya akan berikan dia

mainan yang bagus, dengan mengatakan hal itu anak menjadi semangat

untuk belajar jalan.

Subjek peneliti 24 februari 2019 mewawancarai Bapak Ahmad:

Agar anak saya mendapatkan perhatian dari saya, maka setiap kali

saya gajian saya akan memberikan nya mainan baru seperti mobil-

mobilan dan robot yang harganya mahal agar anak merasa senang. Saya

tidak memikirkan uang saya akan habis yang terpenting adalah

kebahagiaan untuk anak saya, tapi bila dia memaksa untuk membeli

mainan disaat saya tidak ada uang maka saya hanya bisa menjajanjikan

kepadanya.

Subjek peneliti 24 februari 2019 mewawancarai Ibu Ranti:

Saya orang tua yang sangat sayang sekali terhadap anak, keinginan

anak apapun akan saya turuti selama hal itu masih positif, Dan untuk

sebuah hadiah sudah banyak sekali saya belikan untuk anak saya itu.

Pernah waktu itu kami sedang berjalan-jalan ke luar kota, anak saya

ingin sekali membeli mainan yang harganya mahal dan dia meminta

nya sampai menangis, melihat hal itu saya merasa tidak tega dan

akhirnya saya langsung membelikan nya sungguh senang sekali dia

langsung melompat kegirangan.

Hasil pengamatan peneliti di beberapa rumah yang ada di Desa Kampung

Baru Kecamatan Bajubang Kabupaten Batanghari, terlihat anak yang diberikan

uang jajan saat di tinggal orang tua bekerja dan anak diberikan gadget yang

seharusnya belum pas jika diberikan ke anak usia 4 tahun, hal ini pasti nanti

akan berdampak besar ke depan nya.anak akan menjadi terbiasa bermain gadget

ini aat orang tua bekerja, mainan-mainan yang dibelikan mahal-mahal pada

kenyataan nya terkalahkan oleh gadget yang orang tua berikan. Hadiah yang

bermanfaat seperti menyusun huruf dan angka yang lebih bergunan untuk anak

seharusnya inilah yang orang tua kasih, kebanyakan orang tua hanya

memikirkan kebahagiaan anak pada saat itu saja dan tidak memikirkan dampak

yang terjadi kedepan nya.

Page 77: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

Memberikan hadiah memang bisa menjadi salah satu upaya yang orang tua

lakukan dalam membnagun relasi keppada anak, namun pemilihan hadiah

tersebut harus diperhatikan dengan baik oleh orang tua. Agar hadiah yang orang

tua berikan tidak menjerumuskan anak ke lubang yang salah, pengetahuan orang

tua tentang pemberian hadiah kepada anak masih sangat lemah. Dan hal ini

sangat tidak konstruktif bagi pengembangan kepribadian anak.

Dari hasil wawancara di atas sesuai dengan hasil pengamatan peneliti,

dimana ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh orang tua agar anak

mendapatkan hadiah atau sebua mainan yang mengandung manfaat baik bagi

anak, dan memberikan hadiah tidak sesering mungkin kepada anak agar suatu

saat anak tidak selalu menuntut hadiah dan hadiah, berikan penjelsan yang dapat

anak mengerti dan pahami.

b. Berpartisipasi dalam kehidupan anak

Kewajiban orang tua membangun relasi kepada anak agar anak

mendapatkan hak, kesadaran bahwa diri mereka memiliki keterbatasan untuk

membangun relasi secara penuh kepada anak karena terhalang dengan kesibukan

bekerja. Keterbatasan orang tua telah mengharuskannya untuk bekerja sama

dengan berbagai pihak khususnya dengan pengasuh anak mereka, karena yang

memegang peran kedua adalah pengasuh yang selalu memperhatikan setiap

kebutuhan anak saat orang tua sibuk dalam bekerja.

Upaya yang dilakukan orang tua untuk memperbaiki hubungan dengan

anak melalui interaksi yang sesuai dengan usianya, orang tua memberi pelajaran

dan bermain sesuai tingkat kemampuan anak, selain memperhatikan segala

aktifitas yang anak lakukan orang tua juga ikut berperan langsung dalam

menjalin hubungan kepada anak. Untuk mengetahui kegiatan yang sering orang

tua lakukan bersama anak, peneliti mewawancarai beberapa responden dibawah

ini.

Subjek peneliti 25 februari 2019 wawancara dengan Ibu Jumiarsih

selaku Ibu RT 04 Desa Kampung Baru Bajubang:

Page 78: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

Desa Kampung Baru ini rata-rata orang tua menitipkan anak nya

kepada pengasuh atau orang terdekat di keluarganya, alasan mereka:

a).kurang/tidak ada waktu untuk mengasuh anaknya

b). kesibukan orang tua dalam bekerja

c). kurangnya pengetahuan orang tua tentang penting nya mengurus

anak sendiri.

Subjek peneliti 25 februari 2019 mewawancarai Ibu Sumiarti kepada

peneliti ia mengatakan:

Saya sebenarnya ingin mengurus sendiri anak-anak di rumah,

karena apabila saya mengasuh dan mengurus segala kebutuhan nya

maka hubungan relasi itu akan terjalin dengan baik anatara saya dan

anak. Tentu saya bisa lebih dekat dengan anak dibandingkan pengasuh

anak saya itu, terkadang saya merasa sedih kalau melihat anak lebih

dekat dengan pengasuh. Untuk bisa mengambil alih perhatian anak

saya, maka saya mengupayakan untuk bisa berinteraksi sering-sering

dengan anak, hal itu saya lakukan dari hal kecilnya. Misalkan saya

cepat pulang dalam bekerja saya akan memandikan nya di sore hari, dan

mengajak nya untuk bermain dan bersantai di dekat taman rumah saya.

Subjek peneliti 02 maret 2019 mewawancarai juga Bapak Wisnu

seorang kepala sekolah dasar di Desa Kampung Baru:

Pada umumnya anak-anak akan lebih merasa senang jika orang tua

selalu berada di dekatnya mengajaknya bermain, bercanda dan

memberikan perhatian secara terus-menerus. Namun sebagai orang tua

kebutuhan untuk anak adalah yang terpenting, bekerja keras untuk

menghidupi anak- anaknya akan orang tua lakukan. Bukan nya tidak

ingin mengasuh anak sendiri namun kondisi yang seperti ini memang

sulit untuk di pilih pekerjaan yang punya peran penting dalam tumbuh

kembang anak. Hal ini disebabkan karena kasih sayang dan kedekatan

orang tua, sering kali membuat orang tua kesulitan mengambil sikap

tegas maka dari itu mau tak mau menitipkan anak nya kepada orang lain

yang menjadi solusi.

Observasi peneliti di lokasi, rata-rata orang tua menitipkan anaknya

kepada pengasuh dan sangat sedikit waktu untuk mengajak anak

berkomunikasi tentang kegiatan-kegiatan yang anak lakukan. Orang tua kurang

berpartisipasi dalam mengurus dan menjaga anak secara langsung maka dari itu

menitipkan anak kepada pengasuh atau keluarga terdekat menjadi salah satu

solusi bagi orang tua dalam berpartisipasi membangun relasi. Sebagaimana

sudah dijelaskan pada bagian seblumnya bahwa orang tua dalam kesibukannya

bekerja sangat sulit mengatur waktu untuk memperhatikan segala bentuk

Page 79: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

kegiatan yang anak lakukan dirumah, maka tidak ada pilihan kecuali

menitipkan anak mereka kepada pengasuh dirumah.

Selain menitipkan anak kepada pengasuh sebagian orang tua juga

melibatkan anak secara langsung untuk membangun relasi yang baik, orang tua

seringkali membawa anak untuk berpartisipasi kedalam pekerjaan yang orang

tua lakukan. Tentu hal ini dilakukan atas dasar anak senang untuk diajak ke

tempat bekerja, dan usia anak sudah bisa mengerti urusan yang orang tua

lakukan. Misalnya tidak sering menangis lagi dan sudah terbiasa bermain

sendiri, jadi orang tua tidak terlalu repot jika anak diajak ke tempat bekerja.

Subjek peneliti 02 maret 2019 wawancara dengan Ibu Susi seorang guru

Sekolah Menengah Atas:

Adapun alasan saya membawa anak saya ketika mengajar adalah

karena saya tidak ingin kehilangan kesempatan untuk memperhatikan

tumbuh kembang anak, meskipun kurang maksimal usaha yang saya

lakukan ini namun anak tetap merasa senang dan bisa saya kontrol

dengan baik, apalagi di tempat saya mengajar boleh membawa anak.

Sebelumnya saya sudah mengatakan langsung kepada anak mau ikut

saya atau tinggal dirumah bersama neneknya, dan anak saya memilih

untuk ikut.

Subjek peneliti 02 maret 2019 mewawancarai juga Ibu Wati ia

berprofesi sebagai Bidan mengatakan:

Pada umumnya semua anak-anak pasti akan merasa keberetan jika

harus ditinggalkan dirumah ketika saya dan suami sibuk dalam bekerja,

saat usianya masih dibawah satu tahun anak belum mengerti jika di

tinggal bekerja. Sejak usia nya di atas satu tahun anak sudah mulai

protes ketika ayah dan ibu nya pergi,namun saya terus memberikan

pengertian kepadanya bahwa ayah dan ibu bekerja untuk membeli susu

dan mainan. Seringkali saya juga mendengarkan pendapatnya jika

menginginkan saya untuk tetap dirumah kejadian ini misalnya saat

anak saya sakit, maka saya akan mengambil cuti untuk mengurus

anak dirumah.

Observasi peneliti di lokasi penelitian, rata-rata para orang tua sedikit

mendengarkan apa yang anak inginkan. Ketika anak menginginkan orang tua

untuk selalu berada dirumah dan berenti bekerja, orang tua terus memberi

alasan mencari uang untuk membeli susu dan lain sebagainya. Sehingga

Page 80: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

keinginan anak tadi tidak dipenuhi dengan maksimal oleh orang tua, hal ini

yang sering klai membuat anak menjadi kecewa.

Lingkungan berperan penting untuk perkembangan anak, dalam

membangun relasi kepada anak orang tua tidak hanya mendekatkan diri anak

hanya kepada orang-orang inti dalam keluarga saja akan tetapi lingkungan

tempat tinggal anak juga harus dikenalkan oleh orang tua, agar anak tidak

menjadi orang yang acuh/cuek pada lingkungannya. Lingkungan akan berperan

dalam membentuk kepribadian anak dalam berkomunikasi dan beradaptasi

dengan orang-orang baru nantinya ketika anak beranjak dewasa.

Sehingga anak dapat terbiasa dengan orang-orang sekitar maka upaya

yang orang tua lakukan adalah memberikan pembiasaan yang baik kepada anak,

untuk mengenalkan anak perlunya berkomunikasi dan bermain bersama dengan

orang-orang sekitar. Baik yang orang tua lakukan dalam bertetangga jika orang

tua seringkali mencontohkan adanya persaudaraan dengan tetangga, seperti

memberikan makanan untuk tetangga. Hal-hal kecil ini pasti anak perhatikan dan

akan ditirunya, karena apapun yang orang tua lakukan tugas anak adalah

merekam semuanya sehingga apa yang akan diperbuat nya ketika dewasa semua

itu adalah hasil dari rekaman nya sewaktu kecil, dan semua itu orang tua yang

menanamkan pada diri anak.

Subjek peneliti 03 maret 2019 Wawancara dengan Bapak Hengki

seorang pengusaha yang sukses:

Pembiasaan yang sering saya lakukan untuk memberikan contoh

yang baik pada anak saya adalah dengan mengajaknya untuk bisa

beradaptasi dengan lingkungan tempat tinggal kami, ketika pulang

kerja saya sering mengajak anak berjalan-jalan di sore hari kerumah

tetangga dan terkadang saya ajak ke tempat usaha saya, yaitu menjual

bakso. Karyawan yang berada di toko saya itu memang banyak jadi

anak saya akan mulai mengenal orang sekitarnya secara perlahan.

Saat awal-awal saat ajak ke toko anak seringkali menangis minta

pulang kerumah, namun saya berupaya untuk mendiamkan berusaha

membujuknya lama-kelamaan anak mulai merasa nyaman berada di

dekat orang-orang rame.

Page 81: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

Subjek peneliti 05 maret 2019 wawancara dengan Bapak Tono salah

satu karyawan Bapak Hengki ia mengatakan:

Kebetulan anak saya seumuran dengan anak bos saya, jadi sering

saya ajak anak saya kerumah bos saya, dan saya turut mengajak istri

saya. Saya seringkali mengajarkan anak saya untuk bisa beradaptasi

dengan orang sekitar agar anak tidak merasa takut dan saya sering

mengajaknya ke tempat-tempat yang anak sukai seperti taman

bermain, karena disitu banyak sekali anak-anak yang seumuran

dengannya. Ketika anak bermain saya memperhatikan bahwa ada

komunikasi antara anak saya dengan anak-anak yang berada di taman

itu, yang akhirnya mereka bermain bersama tertawa dan lari-larian

bahkan ketika waktu sudah sangat sore saat saya mengajak anak

untuk pulang dia menolak hal ini terjadi karena anak saya sudah

merasa nyaman dan asik bermain dengan orang-orang disekitarnya.

Subjek peneliti 06 maret 2019 wawancara dengan Bapak Dedi:

Saya rasa anak tidak perlu mengenal lingkungan sekitarnya karena

nanti hanya akan berpengaruh buruk pada anak saya, apalagi sekarang

ini pergaulan anak-anak sudah banyak yang menyimpang. Saya lebih

merasa aman jika anak berada dn bermain di rumah saja, karena yang

di dapatkan anak tentu hal-hal yang baik saja. Kalau anak saya biarkan

bermain diluar bersama orang-orang asing justru akan membuat anak

saya menjadi nakal dan tidak mau nurut dengan orang tuanya.

Pengamatan peneliti pada saat riset, sebagian orang tua di Desa Kampung

Baru masih banyak sekali orang tua yang acuh/cuek dengan lingkungan sekitar

tempat tinggalnya. Bahkan orang tua yang sibuk dalam bekerja ini seringkali

menitipkan pesan kepada pengasuh agar tidak membawa anak keluar dari

rumah, orang tua lebih memilih untuk membiarkan anak bermain sendirian dan

diawasi oleh pengasuh dirumah. Hal ini orang tua lakukan karena takut kalau

anak nanti akan mendapat sikap buruk dari teman-temanya. Namun ada juga

orang tua yang memberikan kebebasan kepada anak untuk bermain diluar

bersama dengan teman seumurannya.

Anak-anak pada usia 2-6 tahun sangat begitu suka bereksperimen dengan

hal-hal yang baru, hal-hal yang baru itu akan membuat daya imajinasi dan

pengetahuan anak bertambah. Akan tetapi jika orang tua melarang ini dan itu

kepada anak semasa proses tumbuh kembangnya, justru akan menghambat

pengetahuan anak bertambah. Suatu hubungan yang dibangun dari bermain

Page 82: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

bersama dan berdaptasi dnegan lingkungan sekitar adalah satu bentuk upaya

yang orang tua lakukan untuk membangun relasi kepada anak di sela

kesibukannya dalam bekerja.

Keputusan yang orang tua lakukan dalam hal melarang anak untuk

bermain diluar dan mengenal lingkungan sekitar, akan membangun suatu

hubungan yang acuh/cuek. Anak akan terbiasa berada di zona aman tanpa

mengenal zona bahaya yang akan membuat proses tumbuh kembangnya

menjadi baik. Suatu kesalahan yang anak lakukan di lingkungan akan

membentuk anak untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab, misalnya

ketika anak bermain bersama temannya mereka berebutan mainan dan mainan

itu menjadi rusak salah satu anak akan menangis dan memberitahu kejadian itu

kepada orang tuanya. Sikap yang orang tua ambil disini ialah memberi

pelajaran kepada anak untuk bisa sama-sama berbagi mainan, menjaga mainan

tersebut dan menanamkan rasa empati jika salah maka harus meminta maaf

terhadap teman.

Dalam hal membangun relasi bukan hanya orang tua yang berperan,

namun lingkungan sekitar juga memiliki peran anak akan belajar banyak dari

lingkungan sekitarnya. Ketika orang tua sibuk dalam bekerja dan anak hanya di

bolehkan dirumah maka orang tua sudah mengambil sikap yang salah, orang

tua harus tau bahwa kebutuhan anak dalam bermain dan beradaptasi itu

penting. Pengawasan yang orang tua lakukan jika terlalu memanjakan anak

akan berakibat fatal dimasa depan anak. Hal-hal yang seharusnya orang tua

lakukan adalah terus berupaya untuk membuat tumbuh kembang anak berjalan

dengan baik, memberi waktu untuk anak agar bisa mengenal orang-orang

sekitar.

Dari beberapa wawancara di atas, dapat diambil pengertian bahwa relasi

yang orang tua bangun itu sangat penting dan dapat berpengaruh pada masa

perkembangan serta tumbuh kembang anak. Waktu itu sangat berharga dan

tidak dapat di ulang kembai dimasa orang tua inginkan, jika masa

perkembangan nya telah terlewatkan hanya sikap dan segala bentuk

Page 83: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

pengasuhan yang salah yang nanti akan orang tua perbaiki. Hal ini terjadi

sebab kesibukan orang tua dalam bekerja, mementingkan materi dibandingkan

mengasuh anak. Cobalah untuk memulai dari hal yang kecil, misalnya

memandikan anak dan menemani anak ketika hendak tidur, serta tanyakan

aktifitas yang anak lakukan ketika orang tua bekerja. Berikan kepada anak

perhatian walaupun orang tua sibuk dalam bekerja, buat anak merasa di kasihi

dan disayangi oleh kedua orang tuanya. Sebuah hubungan yang baik akan

membuat anak merasa nyaman dan aman berada di lingkungan sekitar.

Page 84: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah peneliti paparkan dalam bab-bab terdahulu,

dapatlah disimpulkan sebagai berikut:

1. Hubungan orang tua yang sibuk dalam bekerja kepada anak di Desa

Kampung Baru Kecamatan Bajubang Kabupaten Batanghari, pemenuhan

waktu yang orang tua berikan kepada anak belum maksimal hal ini

terlihat dari kesibukan orang tua dalam bekerja seringkali ketika sampai

di rumah anak sudah lelah dan tidur. Aktifitas anak hanya dilakukan

bersama dengan pengasuh dirumah, hal-hal kecil tentang merawat anak

belum sepenuhnya orang tua lakukan. Orang tua memberi hak asuhnya

kepada pengasuh atau orang terdekat yang dipercaya untuk merawat

anaknya, hubungan antara anak dan orang tua tak begitu erat. Anak

kekurangan akan perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya,

kurangnya kesadaran orang tua bahwa hubungan orang tua dan anak

sangatlah penting dibangun sejak usia dini.

2. Kendala dan Hambatan yang orang tua hadapi dalam membangun relasi

kepada anak di Desa Kampung Baru Kecamatan Bajubang Kabupaten

Batanghari, kurangnya kerja sama antara ayah dan ibu dan orang tua

serta pengasuh serta kesibukan orang tua dalam bekerja dan kurangnya

faktor ekonomi yang membuat anak harus ditinggalkan terlebih lagi

orang tua yang terlalu memanjakan anaknya. Sehingga apapun keinginan

anak di belikan tanpa ada batasan atau pengertian yang orang tua berikan

kepada anak, orang tua hanya memperhatikan bahwa anak senang dan

bahagia jika dibelikan mainan yang banyak. Pemenuhan kasih sayang

anak terhambat dengan waktu yang sangat sedikit diberikan oleh orang

Page 85: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

tua, anak menjadi lebih dekat dengan pengasuh dibandingkan dengan

orang tua kandung.

3. Upaya yang orang tua lakukan dalam membangun relasi kepada anak di

Desa Kampung Baru Kecamatan Bajubang Kabupaten Batanghari,

upaya-upaya yang dapat dilakukan orang tua diantaranya adalah:

memberikan waktu untuk anak, beradaptasi dengan kehidupan anak,

mengenalkan anak dengan lingkungan sekitar dan mengajarkan anak cara

untuk perduli dengan orang-orang baru.

B. Saran-saran

Saran-saran yang dapat diberikan berkenaan dengan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Kepada para orang tua agar lebih memahami lagi tentang tugas dan

kewajiban sebagai orang tua. Apa yang seharusnya diberikan untuk anak-

anak kita terutama dalam menghadapi zaman sekarang ini. Orang tua

juga harus faham tentang tanggung jawab kita terhadap amanah Allah ini.

Tanggung jawab anak tidak hanya sebatas di dunia saja namun akan

dimintai pertanggung jawabannya juga di akhirat nanti. Hubungan orang

tua harus terjalin baik sampai anak dewasa nanti, pemberian kasih sayang

dan perhatian dari orang tua adalah hak anak yang harus dipenuhi.

2. Kepada anak-anak penerus bangsa agar bisa terus berbakti kepada kedua

orang tua, sesibuk apapun orang tua dalam bekerja semua ia lakukan

demi untuk anak-anaknya. Orang tua menginginkan kebutuhan anak

dapat terpenuhi dan segala yang anak inginkan dapat orang tua berikan.

Anak harus bisa mengerti akan keadaan orang tuanya, bahwa yang orang

tua lakukan sebenarnya adalah bentuk rasa sayang kepada anak.

3. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan bisa untuk mengembangkan

pengetahuan pola relasi orang tua kepada anak dengan memberikan

pengetahua-pengetahuan proses tumbuh kembang anak yang baik. Serta

memberikan edukasi kepada para orang tua seperti adanya penerapan

Page 86: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

program parenting, seminar dan workshop tentang pola relasi orang tua

kepada anak.

Dengan mengucapkan Alhamdulilah tuntaslah penulisan skripsi ini. Untuk

mengakhiri tulisan ini, maka tiada kata yang dapat peneliti ucapkan selain Puji

Syukur kehadirat Allah SWT, seraya mengucapkan terimakasih atas segala

bantuan semua pihak sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi yang sangat sederhana ini tentu masih sangat jauh dari

kesempurnaan sebagai suatu karya ilmiah, namun peneliti menyadari semuanya

dikarenakan keterbatasan kemampuan peneliti, terutama dalam segi ilmu

pengetahuan mencari data serta mengelola dan mengungkapkannya secara

efektif dan sistematis.

Maka dari itu dengan segala kerendahan hati dan kelapangan dada peneliti

mohon tegur sapa dari pembaca terutama kepada pihak pembimbing peneliti

mohon bimbingannya demi sempurnanya skripsi ini.

Demikianlah hasil riset yang dapat peneliti ungkapkan dalam sebuah karya

ilmiah yang wujudya berupa skripsi ini, mudah-mudahan kehadirannya

membawa manfaat bagi kepentingan agama, nusa, bangsa dan Negara dan

terkhususnya bagi masyarakat Desa Kampung Baru.

Akhirnya kepada Allah SWT peneliti berserah diri, karena tiada daya dan

upaya melainkan atas izin dan ridha-Nya, semoga karya ini menjadi amal

ibadah bagi peneliti dan kiranya senantiasa mendapatkan keridhaan dari Yang

Maha Kuasa, Amin Ya Rabbal Alamin.

Wassalam mu’alaikum,Wr.Wb

Page 87: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

PEDOMAN INSTRUMEN OBSERVASI

Hari/Tanggal :

Anak :

Orang Tua :

Pekerjaan :

No Indikator Hal yang diamati Keterangan

1. Pola Relasi

Diktaktor

Orang tua memberikan sikap

penekanan kepada anak

Orang tua menuntut kepatuhan

anak dalam melakukan aktivitas

Orang tua berbicara dengan kasar

terhadap anak

Orang tua berkuasa atas diri anak

2. Pola Relasi Apatis Orang tua tidak perduli terhadap

kegiatan yang anak lakukan

Orang tua mementingkan dirinya

sendiri

Orang tua dan anak tidak memiiki

komunikasi yang baik

Antara orang tua dan anak terjadi

tenggang rasa

3. Pola Relasi

Kooperatif

Adanya hubungan persahabatan

antara orang tua dan anak

Orang tua memiliki sifat

menghargai pendapat anak

Orang tua mengikuti keinginan

anak

Orang tua memiliki jalinan

komunikasi yang baik

4. Pola Relasi Tidak

Menentu (Mudah

berubah)

Hubungan orang tua dan anak

terjadi tergantung dengan situasi

Orang tua bersifat tidak konsisten

Orang tua tidak membangun

kemandirian dan kedisplinan

kepada anak

Sikap orang tua menimbulkan

permasalahan bagi anak

Page 88: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

INSTRUMEN WAWANCARA

A. Pertanyaan untuk Orang Tua

Nama Anak :

Usia :

Nama Orang Tua :

Profesi/Pekerjaan :

No Variabel Kisi-kisi Sumber Data Pertanyaan Wawancara

1. Pola Relasi

Pengertian

Pola Relasi

Wawancara 1. Adakah bentuk

penekanan-penekanan

terhadap anak dalam

menuntut kepatuhan

yang orang tua inginkan

di Desa Kampung Baru

Kec.Bajubang

Kab.Batanghari?

2. Bagaimana cara orang

tua dalam membangun

pola relasi kepada anak?

3. Apakah orang tua

memberikan kesempatan

kepada anak untuk

mengungkapkan

pendapatnya?

Page 89: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

Pola Relasi

Diktator

Observasi

pengamatan ,

Wawancara

4. Apakah orang tua

merasa mempunyai

tanggung jawab atas

anaknya?

5. Apakah orang tua

membangun hubungan

secara keras dan

menuntut?

6. Bagaimana sikap orang

tua jika anak tidak

patuh?

7. Apakah orang tua

memberikan kebutuhan

kasih sayang kepada

anak?

8. Apakah orang tua

memberikan waktu

luang untuk

berkomunikasi dengan

anak?

9. Apakah orang tua setuju

dengan pola relasi

diktator kepada anak?

dan berikan alasanya.

10. Apakah orang tua

mengajarkan anak

untuk bisa

mengungkapkan

keinginannya?

Page 90: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

Pola Relasi

Apatis

Observasi

pengamatan,

Wawancara

11. Apakah orang tua

menjadi tidak perduli

terhadap anak karena

terlalu sibuk dalam

bekerja?

12. Bagaimana sikap orang

tua jika anak ingin

mengajak bermain

diwaktu orang tua

sedang bekerja?

13. Apakah orang tua akan

lebih mementingkan

pekerjaan ketimbang

membangun hubungan

baik kepada anak?

14. Apakah orang tua

mementingkan dirinya

sendiri dan tidak

memperhatikan anak?

15. Bagaimana sikap orang

tua jika anak lebih

dekat dengan pengasuh

atau bibik dan nenek?

16. Adakah orang tua

meluangkan waktu

untuk mengajak anak

berkomunikasi?

17. Apakah orang tua

memperhatikan

kebutuhan sehari-hari

yang anak perlukan?

Page 91: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

Pola Relasi

Kooperatif

Observasi

pengamatan

Wawancara

18. Apakah orang tua

selalu memberikan

arahan kepada anak

dalam melakukan

aktivitas ?

19. Apakah dalam

kesibukan bekerja

orang tua menyita

waktu kebersamaan

dengan anaknya?

20. Bagaimana cara orang

tua dalam memberikan

sifat menghargai serta

mendengarkan

pendapat anak dengan

baik?

21. Bagaimana cara orang

tua membangun relasi

dengan bentuk

menyenangkan anak?

22. Apakah orang tua

mengambil waktu cuti

jika anak sedang sakit?

23. Apakah orang tua

selalu memenuhi

keinginan anak?

24. Bagaimana jika anak

menginginkan orang

tua selalu berada

dirumah? Dan orang

tua harus berenti kerja

Page 92: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

Pola Relasi

mudah

berubah

Observasi

pengamatan,

Wawancara

25. Apakah orang tua

selalu bersikap tidak

konsisten terhadap

anak?

26. Bagaimana jika sikap

orang tua menjadi

permasalahan untuk

anak?

27. Apakah hubungan

yang terjadi selalu

tergantung dengan

situasi?

28. Bagaimana tanggapan

orang tua jika orang tua

memberikan kebebasan

penuh terhadap anak

dan anak berbuat

semaunya?

29. Apakah menurut anda

jika membngun relasi

dengan sesuai situasi

menjamin dampak baik

terhadap anak

nantinya?

30. Apakah orang tua

setuju jika anak

mendapatkan pola

relasi yang baik dari

orang lain, seperti

nenek atau orang

terdekat lainya?

Page 93: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

Tanggung

jawab

keluarga

sebagai

lembaga

pertama

kehidupan

anak

Observasi

pengamatan

Wawancara

31. Apakah orang tua

setuju bahwa keluarga

merupakan tempat anak

belajar dan menyatakan

diri sebagai makhluk

sosial ?

32. Bagaimana sikap

keluarga dalam

membentuk tingkah

laku, watak, moral dan

pendidikan bagi anak?

33. Bagaimana peranan

ibu dalam membangun

relasi kepada anak?

34. Bagaimana cara orang

tua mengajak anak

untuk menjalankan

kehidupan yang baik

serta mengarahkan

kepada hal-hal yang

bernilai ibadah dan

positif?

35 Apakah dalam

membangun relasi

kepada anak orang tua

sudah memberikan hak

kasih sayang dan

pemenuhan sosial

emosional secara

penuh?

Page 94: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

Konsep dasar

Relasi Orang

Tua dan

Anak

Observasi

pengamatan

Wawancara

36. Jelaskan tentang

kewajiban yang harus

orang tua penuhi dalam

mebangun hubungan

yang baik kepada anak?

37. Apakah orang tua

memberikan sikap

saling menghormati

terhadap anak?

38. Apakah orang tua telah

memberikan waktu

secara maksimal dalam

mendidik anaknya?

39. Bagaimana jika anak

bersikap seperti dengan

sikap orang tua yang

selalu acuh?

40. Apakah orang tua

sudah secara penuh

memperhatikan

kegiatan yang anak

lakukan setiap hari?

41. Apakah orang tua

memperhatikan proses

tumbuh kembang anak

secara baik?

42. Bagaimana sikap orang

tua terhadap anak yang

selalu ingin

diperhatikan?

Hubungan

Orang Tua

dan Anak

2

Page 95: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …
Page 96: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

B. Sikap yang timbul pada diri Anak?

1. Apakah anak terlihat menjadi agresif dan suka mencari perhatian dari

orang sekitarnya?

2. Apakah anak terbiasa bermain sendiri tanpa pengawasan dari orang tua?

3. Apakah sikap acuh atau tidak perduli terhadap orang sekitar sudah

tertanam pada diri Anak?

4. Apakah anak akan terlihat lebih dekat dan akrab dengan orang yang

selalu ada menemaninya?

5. Bagaimana sikap anak ketika orang tua tidak memberikan waktu luang

yang baik, seperti mengajak anak untuk jalan-jalan atau pergi ke tempat

wisata?

6. Apakah orang tua seringkali memberikan hadiah jika keinginan anak

tidak dapat terpenuhi secara maksimal?

C. Dokumentasi

1. Historis dan Geografis Desa Kampung Baru

2. Struktur Organisasi Desa Kampung Baru

3. Visi dan Misi Desa Kampung Baru

4. Jumlah Sarana Pendidikan

5. Keadaan ekonomi masyarakat

6. Profil Desa Kmapung Baru

Page 97: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, (2008) AL-Qur’an dan terjemahannya. Departement Agama RI,

Bandung. Diponegoro

Alex Sobur. 2011. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia

Ahid, N. 2010. Pendidikan Keluarga Dalam Perspektif Islam.

Yogyakarta: Bineka Cipta

Bani, Ahmad Sabani. 2008. Metode Penelitian. Cet 1, Bandung:CV

Pustaka Setia

Chaplin, J.P. 1972. Dictionary of Psychology. Fift Printing, New York,

Dell Publising Co. Inc

Chazen, et al. 1983, Helping Your Children With Behavior Difficulties,

Canberra, University Par Press.

Cholit Narbuko. 2012. Metodologi Penelitian. Cet.1. Jakarta:Bumi Aksara

Dahlan, D. 2004. Psikologi Perkembangan Dan Remaja.

Bandung:Percetakan PT Remaja Rosdakarya: 38-46

Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Edisi Pertama, Jakarta, Bumi

Aksara:16-21

Friedman M. 1998. Keperawatan Keluarga. Edisi 3. “edisi terjemahan

oleh ina Debora, et al”. Jakarta:EGC: 351-353

Harahap Syahrin. 2008. Penegakan Moral Dalam Era Modrenisasi.

Jakarta: Rajagrafido Pustaka

Hurlock Elizabeth B. 1974. Personality Development. New Delhi: Mc

Graw-Hill

Hurlock E. 1980. Perkembangan Anak Usia Dini. New Delhi: Mc Graw-

Hill

Lexy, J Meleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya,2004

Page 98: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

McLoad, William T (managing editor). 1989. The New Collins Dictionary

and Thesaurus. Glasgow, Williams Collins Sons & Co Ltd

Raihaanah, A. R. Menjadi Orang Tua Efektif.

http://www.aqilaputri.rachdian.com. Powered by Joomla.

Generated: 10 oktober 2018, 22:03.

Rakhmawati, Imami Nur. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif Dalam

Riset. Jakarta: Rajawali Press

Rosmansyah, Y.E. 2008. Informasi Mengenai Perkembangan Anak Dan

Peran Orangtua, www.PerkembanganAnak.com. Diakses pada

tanggal 10 oktober 2018

Semiawan, Conny,R. 2002. Belajar Dan Pembelajaran Dalam Taraf Usia

Dini Jakarta: PT Ikrar Mandiri Abadi

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC:8-11

Soedjatmiko. 2009. Stimulasi Dini Pada Bayi dan Balita untuk

Mengembangkan KecerdasanMultiple dan Kreativitas Anak.

Menaravisi, Diakses tanggal 10 oktober 2018

Sugiyono, 2003. Statistika Untuk Penelitian.cetakan ke-5, Bandung:

Penerbit Alfabeta: 220-230

Syah, M. 2008. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Edisi

Revisi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya: 41-49

Tim. 2008. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak.

http://www.timtanyadokter. Menaravisi, diakses tanggal 10

oktober 2018.

Tim Penyusunan Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga, Jakarta:

Balai Puataka

Wong, L. 1995. Nursing Care Of Infants And Children. Fifth Edition.

Missouri: Mosby Year Book, Inc: 814-835

Page 99: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …
Page 100: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …
Page 101: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

RIWAYAT HIDUP

Page 102: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …

Peneliti dilahirkan di Bajubang, Kecamatan Bajubang,

Kabupaten Batang Hari pada tanggal 05 Februari 1997

merupakan anak Pertama dari Bapak Supono dan Sri

Kusmawati.

Peneliti menempuh pendidikan formal: SD Negeri 37

Bajubang Kabupaten Batang Hari selesai pada Tahun

2009, setelah itu penulis melanjutkan pendidikan

menengah pertama di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Batang Hari

selesai pada Tahun 2012. Kemudian peneliti melanjutkan pendidikan menengah

atas (SMA) Negeri 5 Batang Hari dan selesai pada tahun 2015.

Pada tahun 2015 terdaftar sebagai mahasiswa di Institut Agama Islam Negeri

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini,

Fakultas Ilmu Tarbiyah Keguruan melalui jalur Seleksi Reguler Masuk Perguruan

Tinggi Negeri.

Pada periode tahun 2018 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di

Tebo Tengah Kelurahan Tebing Tinggi Desa Bogorejo, dan penulis melaksanakan

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di Raudhatul Athfal Al Mira Kecamatan

Aurduri 1.

Page 103: POLA RELASI ORANG TUA KEPADA ANAK DI DESA KAMPUNG …