2

Click here to load reader

Poli Mer

  • Upload
    ranty

  • View
    3

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

polimer

Citation preview

Page 1: Poli Mer

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Produksi bahan polimer mentah dan pengubahannya menjadi barang-jadi merupakan

kegiatan industri polimer. Berbagai industri lainnya terkait pada industri polimer,

misalnya industri mesin dan kimia yang menghasilkan peralatan dan bahan yang

diperlukan untuk memproduksi dan mengubah polimer. Disamping itu industri

polimer terkait pula pada industri pemakai komponen yang terbuat dari bahan polimer.

Akibatnya industri polimer dapat dipandang sebagai industri perekonomian negara

industri. Salah satu industri polimer adalah industri pengolahan karet.

Dengan penemuan cara pembuatan ban dan perkembangan pabrik, maka

permintaan karet terus meningkat. Perkebunan – perkebunan berkembang pesat

terutama di Indonesia. Dewasa ini, Karet merupakan bahan yang menghasilkan lebih

dari 50.000 jenis barang . Dari produksi karet alam, 46% digunakan untuk pembuatan

ban dan selebihnya untuk karet busa, sepatu dan beribu – ribu jenis barang lainnya

termasuk benang karet.

Perusahaan yang menggunakan bahan baku karet yang diolah sampai menjadi

barang setengah jadi semakin banyak membutuhkan karet sebagai sumber bahan

mentahnya. PT. Industri Karet Nusantara merupakan salah satu industri karet yang

memproduksi benang karet sejak tahun 1992. Benang karet yang diproduksi tersebut

berbahan baku lateks pekat dengan kadar karet kering 60%.

Secara garis besar, untuk menghasilkan mutu benang karet yang baik

hendaknya menggunakan lateks yang baik, yaitu lateks yang massa penyimpanannya

tidak terlalu lama karena lateks yang sudah disimpan terlalu lama akan mempengaruhi

mutu yang dihasilkan nantinya. Hal ini terlihat dari parameter uji yang digunakan

untuk lateks pekat salah satunya dilakukan parameter mutu diantaranya adalah waktu

kemantapan mekanis (MST) lateks. Dimana waktu kemantapan mekanis ini harus

sesuai dengan standar yaitu 500 – 2000 second. Salah satu parameter yang berkaitan

Universitas Sumatera Utara

Page 2: Poli Mer

dengan mutu benang karet adalah tegangan tarik (green modulus) 300%. Apabila

MST terlalu tinggi maka benang karet yang dihasilkan akan mempengaruhi tegangan

tarik benang ( green modulus 300%) menjadi rendah.

Hal inilah yang membuat penulis tertarik membahas dan mengamatinya. Hasil

pembahasan ini diwujudkan dalam bentuk karya ilmiah dengan judul :

“PENENTUAN WAKTU KEMANTAPAN MEKANIS (MST) LATEKS

TERHADAP TEGANGAN TARIK (GREEN MODULUS) 300% BENANG

KARET PT INDUSTRI KARET NUSANTARA MEDAN”.

1.2 Permasalahan

Dalam menentukan kualitas benang karet, banyak parameter-parameter yang harus

dipenuhi guna meningkatkan kualitas benang karet tersebut. Salah satu parameter

yang harus dipenuhi adalah waktu kemantapan mekanis lateks pekat yang dapat

mempengaruhi tegangan tarik terhadap benang karet yang dihasilkan.

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengaruh waktu kemantapan mekanis lateks pekat terhadap

tegangan tarik 300% pada benang karet

2. Untuk mengetahui waktu kemantapan mekanis lateks pekat yang sesuai agar

dihasilkan tegangan tarik 300% sesuai standart

1.4 Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan ini adalah untuk memberi dan mengembangkan

wawasan bagi penulis dan untuk memberikan pengetahuan mengenai hubungan

waktu kemantapan mekanis terhadap tegangan tarik 300% benang karet sesuai

standart.

Universitas Sumatera Utara