46
PEMBANGUNAN JATI DIRI KEINDONESIAAN

Politik Etis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Politik Etis di Indonesia jama Kolonialisme

Citation preview

Politik Etis

Pembangunan Jati Diri Keindonesiaan POLITIK ETISPENGERTIANPolitik Etis atau Politik Balas Budi adalah suatu pemikiran yang menyatakan bahwa pemerintah kolonial memegang tanggung jawab moral bagi kesejahteraan pribumi. Pemikiran ini merupakan kritik terhadap politik tanam paksa.AWAL MULAPolitik etis merupakan hasil pergolakan politik (kaum etis vs kaum aosiasi di belanda ).17 september 1901, Ratu Wilhelmina (1890-1948) mengumumkan suatu penyelidikan tentang kesejahteran di Jawa.Munculnya kaum Etis yang di pelopori oleh Pieter Brooshooft (wartawan Koran De Locomotief) dan C. van Deventer (politikus).

TUJUANTUJUAN DALAM BIDANG EKONOMI :

Mempromosikan hasil hasil perdagangan Hindia Belanda dengan negara negara barat.sehingga keuntungan dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat indonesia.

TUJUAN DALAM BIDANG SOSIAL:

Mengupayakan perbaikan perbaikan khusus. Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat pribumi daerah pinggiran.Munculnya sistem pendidikan yang diciptakan Belanda.Terciptanya group fungsional (pendidikan dalam sekolah menengah ).

TUJUAN DALAM BIDANG POLITIK:

Mengurangi kekuasaan administrasi dari pemerintah pusat di Batavia ke pemerintahan daerah.Pembentukan Undang undang Desentralisasi yang memungkinkan pembentukan Dewan lokal dengan dewan daerah yang dikepalai orang orang Eropa , Cina , indonesia (Representaive of leader ).Pembentukan Dewan rakyat.

PENGARUH POLITIK ETISBerperan sekali dalam pengembangan dan perluasan dunia pendidikan dan pengajaran di Hindia Belanda. Pertukaran mental antara orang-orang Belanda dan orang-orang pribumi.Banyak berdiri organisasi pergerakan nasional sebagai dampak dari berkembangnya mental dan pemikiran bangsa Indonesia.KEBIJAKAN POLITIK ETISKebijakan politik etis terangkum dalam program Trias Politika yang meliputi :Irigasi (pengairan), yakni membangun dan memperbaiki pengairan-pengairan dan bendungan untuk keperluan pertanian.Emigrasi yakni mengajak penduduk untuk transmigrasi.Edukasi, yakni memperluas dalam bidang pengajaran dan pendidikan.KEKURANGAN POLITIK ETISKebijakan ini hanya ditujukan bagi orang pribumi (eksklusif). Buktinya adalah bahwa pembangunan lembaga-lembaga pendidikan hanya ditujukan untuk kalangan pribumi. Sementara orang-orang campuran tidak dapat masuk ke tempat itu. Bagi mereka yang ingin melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi harus pergi ke Eropa, yang biayanya sangat mahal. Pandangan pemerintah kolonial yang memandang bahwa hanya orang pribumilah yang harus ditolong ditentang oleh Ernest Douwes Dekker. Menurutnya, seharusnya politik etis ditujukan bagi semua penduduk Hindia Belanda (Indiers) yang di dalamnya termasuk orang Eropa yang menetap (blijvers) dan Tionghoa.2. PERS MEMBAWA KEMAJUANPada awal abad ke-20, para priyayi baru menuangkan gagasannya melalui pers (media cetak) mengenai isu-isu perubahan. Isu-isu yang dipopulerkan, yaitu terkait dengan peningkatan status sosial rakyat bumiputra dan peningkatan kehidupan di bidang sosial, ekonomi, budaya, dan politik.Orang-orang pertama yang aktif dalam dunia pers saat itu adalah orang Indo :H.C.O. Clockener Brousson dari Bintang Hindia, E.F Wigger dari Bintang Baru, dan G. Francis dari Pemberitaan Betawi.

Pada abad itu penerbit Tionghoa mulai bermunculan. Para penerbit Tionghoa itulah yang menjadikan pertumbuhan surat kabar berkembang pesat. Penerbit bumiputra pertama di Batavia yang muncul pada pertengahan abad ke-20 adalah R.M. Tirtoadisuryo, F.D.J Pangemanan, dan R.M. Tumenggung Kusuma Utaya, sebagai redaktur Ilmu Tani, Kabar Perniagaan, dan Pewarta Prijaji.Di Surakarta R.Dirdjoatmojo menyunting Djawi Kanda yang diterbitkan oleh Albert Rusche & Co., Di Yogjakarta Dr. Wahidin Sudirahusada sebagai redaktur jurnal berbahasa Jawa, Retnodhoemillahditerbitkan oleh Firma H. Buning.

Sementara itu, tokoh muda dr. Abdul Rivai yang baru datang dari Belanda menganjurkan pada tokoh muda di Hindia untuk membentuk sebuah organisasi. Dalam tulisan-tulisannya dalam Bintang Hindia ia selalu memuat tentang kemajuan dan dunia maju.Rivai menggolongkan masyarakat menjadi tiga golongan, yaitu kaum kolot, kaum kuno, dan kaum muda. Menurut Rivai, kaum muda adalah orang yang senantiasa ingin mendapatkan harga diri melalui pengetahuan dan ilmu. Untuk mencapai kemajuan dan terwujudnya dunia maju, Rivai menganjurkan agar ada organisasi bernama Persatuan Kaum Muda didirikan dengan cabang di semua kota-kota penting di Hindia.

Seorang pensiunan dokter Jawa yaitu Wahidin Soedirohoesodo tertarik dengan tulisan Rivai. Saat itu ia sebagai editor majalah berbahasa Jawa, Retnodhumilah, dalam tulisan itu disarankan agar kaum lanjut usia dan kaum muda membentuk organisasi pendidikan yang bertujuan untuk memajukan masyarakat. Gagasan Wahidin akhirnya terwujud ketika para pelajar Stovia, Sekolah dokter Jawa, mendirikan suatu organisasi bernama Boedi Oetomo, pada 2 Mei 1908.

Surat kabar yang paling mendapat perhatian pemerintah kolonial adalah De Express (memuat berita-berita propaganda ide-ide radikal dan kritis terhadap sistem pemerintahan kolonial). Puncaknya saat Cipto Mangunkusumo, Suwardi Surjaningrat, dan Abdul Muis mendirikan Comite tot Herdenking van Nederlands Honderdjarige Vrijheid (Panitia untuk Peringatan Seratus Tahun Kemerdekaan Belanda dari Perancis), yang kemudian disebut dengan Komite Boemipoetera (1913).

Dr. Abdul Rivai

3.Modernisasi dan Reformasi IslamModernismeModernismediartikan sebagai cara berpikir dengan peradaban Barat, dengan merujuk upaya mengejar ketertinggalan melalui pencarian mendasar etik kepada Islam untuk kebangkitan politik dan budaya

Reformasi IslamGerakanReformasi Islamtelah dirintis di Sumatera Barat pada abad ke-19 yang berlanjut ke Jawa dan berbagai daerah lainnya. Jika pada abad ke-19, gerakan itu lebih menekankan pada gerakan salafi melawan kaum adat, pada abad ke-20 lebih menekankan pada pencarian etik modernitas dari dalam melawan tradisonalisme dan kemunduran umat Islam, serta menghadapi Barat yang menjajah mereka.

Pada awal abad ke-20, empat ulama muda Minangkabau kembali dari menuntut ilmu di Mekah. Mereka adalah :Syekh Muhammad Taher Jamaluddin (1900),Syekh Muhammad Jamil Jambek (1903),Haji Abdul Karim Amrullah (1906),dan Haji Abdullah Akhmad (1899).

Mereka adalah murid Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, seorang imam besar Mazhab syafii di Masjid Mekah yang berasal dari Minangkabau. Mereka itu kembali ke Minangkau dengan membawa pemikiran baru. Berbekal ilmu pengetahuannya itu mereka merancang perubahan di Minangkabau.Perintis pembaruan itu adalah Syekh Taher Jamalludin yang sebagaian besar pengalamannya berasal dari Asia Barat. Majalah Al Imam adalah sarana yang mereka gunakan untuk menyebarkan gerakan pembaruan keluar dari Minangkabau. Di samping itu Al-Imam juga memuat ajaran agama dan peristiwa-peristiwa penting dunia.

Tokoh yang kemudian muncul adalah H. Abdullah Akhmad yang mendapat pendidikan di Mekah, selanjutnya mendirikan sekolah dasar di Padang (1909). Ia mendirikan majalah Al-Munir yang menjebarkan agama Islam yang sesungguhnya dan terbit di Padang tahun 1910-1916.

Di Padang Panjang, Haji Abdul Karim Amrullah mulai menumbuhkan kesadaran akan perlunya perubahan metode pengajaran dan sistem pendidikan tradisonal menjadi lebih modern seperti sekolah Belanda. Sementara itu, berdiri pula Sekolah Diniyah di Padang (1915). Pendirinya adalah Zainuddin Labai. Sekolah itu memberikan pengajaran umum. Sekolah itu merupakan sekolah agama modern.

Tahun1923, Rahmah, adik Zainuddin Labai mendirikan Sekolah Diniyah Puteri. Sekolah itu merupakan sekolah agama putri pertama di Indonesia. Berdirinya sekolah putri di tanah Minangkabau membuktikan bahwa sistem matrilinial yang berlaku dalam tradisi kekerabatan Minangkabau mempunyai pengaruh positif terhadap kemajuan kaum perempuan.

MENGANALISIS PROSES PENGUATAN JATI DIRI BANGSA1. Menuju Sumpah PemudaPeristiwa sejarah Sumpah Pemuda merupakan suatu pengakuan dari Pemuda-Pemudi Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa. Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 hasil rumusan dari Kerapatan Pemoeda-Pemoedi atau Kongres Pemuda II Indonesia yang hingga kini setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda.

Kongres ini dihadiri oleh 9 organisasi pemuda yang paling terkemuka, yaitu Jong Sumatranen Bond, Pemuda Indonesia, Sekar Rukun, Jong Islamienten, Jong Bataks Bond, Jong Celebes, Pemuda Kaum Betawi dan PPPI.

Selain para pemuda, kongres juga dihadiri oleh tokoh-tokoh pergerakan nasional dari partai politik, diantaranya Soekarno, Sartono, dan Sunaryo.Selain itu, hadir pula 2 orang utusan volksraad dan 2 orang wakil pemerintah Hindia Belanda, yaitu Dr. Pijper dan Van der Plas. Keduanya adalah tokoh Inlandsche Zaken.

Pokok persoalan yang dibahas dalam kongres tersebut adalah bagaimana cara mendapatkan bentuk persatuan di antara pemuda-pemuda Indonesia yang sudah lama dicita-citakan oleh para pemuda dan mahasiswa Indonesia, baik di Indonesia maupun di negeri Belanda.

Pada rapat umum yang ketiga yang juga merupakan sidang penutup kongres, bertepatan dengan hari Minggu malam Senin 28 Oktober 1928, dibacakan hasil keputusan kongres. Intinya berbunyi: Pertama : Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu, tanah Indonesia.

Kedua: Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.

Ketiga: Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Kongres Pemuda II yang melahirkan Sumpah Pemuda, pada dasarnya merupakan kelanjutan dari Kongres Pemuda I yang dilaksanakan 2 tahun sebelumnya. Kongres Pemuda I dilaksanakan oleh sebuha komite yang bernama Jong Indonesia Kongres Komite, di bawah pimpinan Tabrani. Anggota-anggotanya teridiri dari wakil-wakil organisasi pemuda yang ada waktu itu.

BANGKITNYA NASIONALISME MODERN

Soekarno mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI) pada tahun 4 Juli 1927.

Soekarno juga turut memprakarsai berdirinya Permufakatan Perhimpunan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI) pada 1927. Dan organisasi ini ikut menyatakan ikrar pada 28 Oktober 1928.

Soekarno ditangkap karena aksi-aksi radikal terhadap pemerintah Belanda. Menjelang vonis pengadilan, Soekarno sempat mengucapkan pidato pembelaan untuk membakar semangat para pejuang.Pidato pembelaan itulah yang kemudian dibukukan dengan judul: Indonesia Menggugat.Akhirnya Soekarno ditahan di Penjara Sukamiskin.

Pada akhirnya Hatta dan Sjahrir juga ditangkap dan diasingkan oleh Belanda pada 1933. Dan organisasi yang didirikan oleh ketiga tokoh tersebut dibubarkan oleh pemerintah kolonial.

Soekarno diasingkan ke Ende, Flores selepas dari Penjara Sukamiskin. Soekarno diasingkan bersama keluarganya selama 4 tahun (1934-1938).

Selama di pengasingan Soekarno suka merenung di bawah pohon sukun bercabang 5.

Kelompok-kelompok organisasi penentang Belanda yang lainnya:Gerakan Rakjat Indonesia (Gerindo) di bawah kepemimpinan Amir Sjarifuddin dan A.K.Gani.PNI.PKI.Permi.Partindo.

Gabungan Politik Indonesia (GAPI) didirikan pada tahun 1939. Tokoh pendiri GAPI adalah Muhammad Husni Thamrin.Thamrin kemudian memimpin front Indonesia bersatu di dalam Volksraad yang disebut Fraksi Nasional.

Perjuangan Di Volksraad

Untuk melanjutkan perjuangan PNI maka dibentuklah fraksi baru dalam volksraad yang bernama Fraksi Nasional, pada Januari 1930 di Jakarta. Diketuai oleh Muhammad Husni Thamrin.Petisi Sutardjo (15 Juli 1936):Volksraad sebagai parlemen sesungguhnyaDirektur departemen diberi tanggungjawabDibentuk Dewan Kerajaan sebagai badan tertinggi antara negeriPenduduk Indonesia adalah orang-orang yang karena kelahirannya, asal-usulnya, dan cita citanya memihak Indonesia