141
Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN DENGAN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI RUANG PENYAKIT DALAM PRIA IRNA NONBEDAH RSUP Dr.M.DJAMIL PADANG KARYA TULIS ILMIAH YANI WULANDARI NIM: 143110193 PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN PADANG JURUSAN KEPERAWATAN TAHUN 2017

POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

POLTEKKES KEMENKES PADANG

ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN DENGAN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI RUANG

PENYAKIT DALAM PRIA IRNA NON–BEDAH RSUP Dr.M.DJAMIL PADANG

KARYA TULIS ILMIAH

YANI WULANDARI

NIM: 143110193

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN PADANG

JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN 2017

Page 2: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

POLTEKKES KEMENKES PADANG

ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN DENGAN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI RUANG

PENYAKIT DALAM PRIA IRNA NON–BEDAH RSUP Dr.M.DJAMIL PADANG

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan

YANI WULANDARI

NIM: 143110193

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN PADANG

JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN 2017

Page 3: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 4: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan

rahmat-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan

judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure (CHF)

di Ruangan Interne Pria IRNA Non-Bedah RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun

2017“.

Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

satu syarat mencapai gelar Diploma III pada Program Studi D-III Keperawatan

Padang Poltekkes Kemenkes Padang. Peneliti menyadari bahwa, tanpa bantuan

dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan, penyusunan proposal

dan sampai pada penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini sangatlah sulit bagi peneliti

untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Oleh karena itu, peneliti

mengucapkan terimaksih kepada:

1. Ibu Ns. Hj. Defia Roza, S. Kep, M.Biomed selaku dosen pembimbing Idan

ibu Ns. Nova Yanti, M. Kep, Sp. Kep.MB selaku dosen pembimbing II yang

telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan peneliti

dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

2. Bapak H. Sunardi, SKM, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kementrian Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Padang.

3. Bapak Direktur Dr.dr. H. Yusirman Yusuf, Sp. B, Sp. BA (K) MARS dan

Staf Rumah Sakit RSUP Dr. M. Djamil Padang yang telah banyak

membantu dalam usaha memperoleh data yang peneliti perlukan.

4. Ibu Hj. Murniati Muchtar, SKM, M.Biomed selaku Ketua Jurusan

Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Padang.

5. Ibu Ns. Idrawati Bahar, S.Kep, M.Kep selaku Ketua Program Studi

Keperawatan Padang Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

Padang.

6. Bapak Drs. Maswardi M.Kes selaku pembimbing akademik yang telah

memberikan dukungan dan pembelajaran selama peneliti berada di

Poltekkes Kemenkes RI Padang.

Page 5: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

7. Bapak dan ibu dosen beserta staf Program Studi Keperawatan Padang

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Padang yang telah

memberikan bekal ilmu untuk bekal peneliti.

8. Kepada “Kedua Orang Tua” tersayang yang telah memberikan dorongan,

semangat, doa restu dan kasih sayang yang tiada terhingga. Tiada kata yang

dapat Ananda utarakan selain terima kasih dan semoga Allah SWT selalu

memberikan kesehatan, rahmat dan karunia-Nya kita semua.

9. Sahabat-sahabat yang telah banyak membantu peneliti dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

10. Teman-temanku yang senasib dan seperjuangan Mahasiswa Politeknik

Kesehatan Padang Program Studi D-III Keperawatan Padang Tahun 2014.

Terima kasih atas dukungan dan bantuan yang telah diberikan.

Akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang

telah berjasa dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Allah SWT

membalas semua kebaikan yang telah diberikan kepada peneliti. Peneliti

menyadari Karya Tulis Ilmiah ini masih terdapat kekurangan. Oleh sebab itu,

peneliti mengharapkan tanggapan, kritikan, dan saran yang membangun dari

semua pihak untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Karya Tulis

Ilmiah ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu.

Padang, Juni 2017

Peneliti

Page 6: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 7: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 8: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii KATA PENGANTAR .................................................................................. iii HALAMAN PERNYATAAN ORISINIL ............................................. …… v PERNYATAAN PERSETUJUAN ................................................................ vi ABSTRAK ................................................................................................... vii DAFTAR ISI…………………………………………………………............ viii DAFTAR GAMBAR .................................................................................... x DAFTAR TABEL…………………………………………………………… xi DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………… xii BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ......................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 5 D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kasus CHF ...................................................................... 7

1. Pengertian .............................................................................. 7 2. Penyebab ................................................................................ 7 3. Patofisiologi ........................................................................... 9 4. WOC...................................................................................... 13 5. Respon Tubuh Terhadap Perubahan Fisiologis ....................... 14 6. Dampak CHF………………………………………………… 16 7. Penatalaksanaan ..................................................................... 17

B. Konsep Asuhan Keperawatan CHF .............................................. 18 1. Pengkajian ............................................................................. 18 2. Kemungkinan Diagnosa Keperawatan .................................... 24 3. Perencanaan Keperawatan ............................................... …… 24

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 31 A. Desain Penelitian .......................................................................... 31 B. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 31 C. Subjek Penelitian .......................................................................... 31 D. Alat/Instrument Pengumpulan Data ............................................... 32 E. Cara Pengumpulan Data ................................................................ 35 F. Jenis-Jenis Data ............................................................................ 36 G. Rencana Analisis........................................................................... 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………………. 37

A. Deskripsi tempat……………………………………………………… 37 B. Desripsi kasus………………………………………………………… 37 C. Pembahasan…………………………………………………………… 49

Page 9: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

BAB V PENUTUP…………………………………………………………… 62 A. Kesimpulan……………………………………………………………. 62 B. Saran………………………………………………………………….. 63

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….....

Page 10: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 WOC ......................................................................................... 13

Page 11: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

DAFTAR TABEL

1. Table 2.1 Diagnosa Keperawatan NANDA 2015, NIC-NOC 2016…… 24

2. Tabel 4.1 Pengkajian Keperawatan……………………………………. 38

3. Tabel 4.2 Diagnosa keperawatan………………………………………. 43

4. Tabel 4.3 Rencana keperawatan………… ........................................ .. 43

5. Tabel 4.4 Implementasi keperawatan……………… ......................... ... 45

6. Tabel 4.5 Evaluasi keperawatan……………….. ............................... .. 47

Page 12: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 Jadwal Kegiatan Studi Kasus

2. Lampiran 2 Surat Izin Melakukan Studi Dokumentasi

3. Lampiran 3 Informed Consent

4. Lampiran 4 Format Dokumentasi Asuhan Keperawatan Responden I

5. Lampiran 5 Format Dokumentasi Asuhan Keperawatan Responden II

6. Lampiran 6 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

7. Lampiran 7 Absensi Penelitian di Ruangan Penyakit Dalam Pria

8. Lampiran 8 Surat Keterangan Selesai Penelitian

Page 13: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit tidak menular merupakan salah satu faktor penyebab kematian dini

pada negara berpenghasilan rendah dan menengah. Setiap tahunnya lebih dari

36 juta orang meninggal karena penyakit tidak menular (PTM) atau 63 % dari

seluruh kematian. Salah satu PTM yang yang merupakan penyebab kematian

nomor satu setiap tahunnya adalah penyakit kardiovaskuler (Pusdatin

Kemenkes RI, 2014). Penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan salah

satu penyakit degeneratife yang mempunyai angka prevalensi paling tinggi di

masyarakat dan berpengaruh terhadap angka kejadian morbiditas dan

mortalitas di berbagai negara terutama di negara industri, mengakibatkan

lebih kurang 30 % kematian di Amerika Serikat (Guyton & Hall, 2007).

Menurut WHO tahun 2015 penyakit jantung masih menempati urutan teratas

sebagai penyebab utama kematian di dunia, yang mana tercatat dari

56.400.000 kematian di dunia 26.5 % nya di sebabkan oleh penyakit jantung.

Salah satu gangguan fungsi jantung di sebabkan karena gagal jantung.

Congestive Heart Failure (CHF) adalah kondisi dimana fungsi jantung sebagai

pompa untuk mengantarkan darah yang kaya oksigen ke tubuh tidak cukup

untuk memenuhi keperluan – keperluan tubuh . Congestive Heart Failure

(CHF) terjadi akibat kelainan otot jantung, sehingga jantung tidak bisa

menjalankan fungsinya sebagai alat untuk memompa darah dengan baik.

( Reeves dkk, 2001 dalam Wijaya S.Andra, 2013).

Terdapat banyak faktor yang menjadi penyebab dari CHF ini. diantaranya

faktor herediter/keturunan, jenis kelamin, usia, pola makan, kebiasaan

merokok, obesitas, diabetes mellitus, kurang melakukan aktifitas fisik, serta

riwayat hipertensi. Penelitian yang dilakukan terhadap 30 orang responden

50% diantaranya memiliki faktor keturunan CHF dari keluarganya, terdapat

50 % responden yang berusia 40-59 tahun, terdapat 97,67 % atau hampir

seluruhnya responden yang memiliki pola makan yang tidak baik, terdapat

Page 14: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

53,3 % responden yang memiliki kebiasaan merokok, terdapat 50 %

responden yang memiliki riwayat DM, terdapat 90 % responden yang tidak

berolahraga secara teratur atau memiliki aktivitas fisik yang kurang, serta

terdapat 66,7 % responden yang memiliki riwayat hipertensi (Nurhayati &

Nuraini, 2009).

Jika dilihat dari faktor jenis kelamin, laki –laki lebih beresiko terkena penyakit

CHF ini di bandingkan perempuan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Hamzah (2016) mengatakan bahwa terdapat 60 % atau 36

pasien CHF yang sedang menjalani rawatan sedangkan pasien perempuan

sebanyak 40 % atau 27 orang. Menurut Smeltzer & Bare (2013), angka

kejadian CHF pada laki-laki lebih tinggi daripada wanita karena adanya

hormon estrogen pada wanita dapat melindungi dari penyakit jantung, serta

kebiasaan laki-laki yang sering merokok, mengkonsumsi minuman beralkohol

dan beraktivitas berat.

Keluhan yang sering di rasakan pada penderita CHF yaitu berupa sesak nafas,

batuk, mudah lelah saat beraktifitas ringan, kegelisahan atau kecemasan akibat

gangguan oksigenasi, edema pada ekstremitas bawah, anoreksia disertai mual,

sering berkemih di malam hari, serta mengalami kelemahan, bahkan sampai

mengalami penurunan kesadaran (Kasron, 2012).

Angka kejadian penyakit CHF terus mengalami peningkatan, baik di negara

maju maupun negara berkembang. Menurut American Heart Association (

AHA ) tahun 2012 dilaporkan bahwa ada sekitar 5,3 juta penduduk Amerika

Serikat yang menderita gagal jantung. Sementara itu di Indonesia Prevalensi

penyakit gagal jantung berdasarkan pernah didiagnosis dokter sebesar 0,13%

atau diperkirakan sekitar 229.696 orang (Riskesdas ,2013). Angka kejadian

gagal jantung ini juga bisa dilihat dari berbagai Rumah Sakit besar di

Indonesia. Sebagai gambaran, di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta

pada tahun 2006 di ruang rawat jalan dan inap didapatkan 3,23 % kasus gagal

jantung dari total 11.711 pasien. Provinsi yang memiliki prevalensi kasus

Page 15: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

tertinggi CHF adalah provinsi D.I Yogyakarta dengan persentase 0,25 %

sementara provinsi Sumatera Barat menempati posisi ketiga dengan angka

kejadian sebesar 0,13% atau terdapat sekitar 10.283 orang yang menderita

gagal jantung kongestive. Hal diatas menunjukkan gagal jantung congestive

merupakan salah satu penyebab angka kesakitan terbanyak. (Pusdatin

Kemenkes RI, 2014).

Data pencatatan dan pelaporan Rekam Medis dari RSUP Dr. M. Djamil

Padang, terdapat 590 pasien CHF yang di rawat di ruangan penyakit dalam

pada tahun 2014 dan 409 pasien pada tahun 2015. Sedangkan data yang

didapatkan di ruangan jika dilihat dari profil RSUP Dr. M.Djamil Padang

penyakit CHF termasuk 10 penyakit terbanyak rawat inap setelah

bronchopneumonia 19.59% di urutan pertama yaitu sebanyak 14.43% serta

CHF menempati posisi ketiga dari 10 penyakit terbanyak rawat jalan tahun

2014 atau sekitar 4.657 orang.

Berdasarkan survey awal peneliti pada tanggal 15 Maret 2017 di ruang

Penyakit Dalam Pria RSUP Dr. M.Djamil Padang, peneliti menemukan 3

orang pasien CHF yang sedang menjalani perawatan diantaranya Tn. Y

berumur 56 tahun dengan hari rawatan ke 9 dan ke dua kalinya pasien dirawat

dengan diagnosa yang sama. Pasien mengalami sesak nafas dengan frekuensi

nafas 25 x/i, nafas bertambah sesak saat beraktivitas, edema pada ekstremitas

atas, asites, batuk, tampak pucat serta mengalami penurunan nafsu makan.

Diagnosa keperawatan pada Tn. Y yaitunya resiko penurunan curah jantung,

kelebihan volume cairan, ketidakefektifan pola nafas, intoleransi aktivitas

serta ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Pasien yang

kedua Tn.D berumur 46 tahun dengan hari rawatan ke 5 dan ke dua kalinya

pasien dirawat dengan diagnosa yang sama. Pasien mengalami sesak nafas

dengan frekuensi nafas 31 x/i, nafas bertambah sesak saat beraktivitas, tubuh

terasa lemah dan tampak pucat serta akral teraba dingin. Diagnosa

keperawatan pada Tn.D yaitu resiko penurunan curah jantung,

ketidakefektifan pola nafas dan intoleransi aktivitas. Pasien yang ke tiga Tn. Z

Page 16: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

berumur 52 tahun dengan hari rawatan ke 4 dan ke tiga kalinya pasien dirawat

dengan diagnosa yang sama. Pasien mengalami sesak nafas dengan frekuensi

nafas 27 x/i, nafas bertambah sesak saat beraktivitas, tubuh terasa lemah,

pucat, dan penurunan nafsu makan. Diagnosa keperawatan pada Tn.Z yaitu

resiko penurunan curah jantung, ketidakefektifan pola nafas dan intoleransi

aktivitas.

Dilihat dari banyaknya kasus CHF yang terus meningkat maka peran perawat

sangat dibutuhkan untuk penanggulangan penyakit CHF, agar tidak

menimbulkan komplikasi yang lebih berat lagi yang dapat memperburuk

keadaan penderita. CHF harus ditangani dengan segera karena CHF dapat

mengurangi aliran darah ke ginjal yang akhirnya dapat menyebabkan gagal

ginjal, serta CHF dapat meningkatkan resiko stroke dan kematian bila tidak

ditangani dengan cepat, karena aliran darah melalui jantung lebih lambat pada

CHF dari pada di jantung yang normal, maka semakin besar kemungkinan

akan mengembangkan pembekuan darah, maka untuk mengatasi masalah

tersebut penting di lakukan asuhan keperawatan yang tepat guna mencegah

kematian serta dampak – dampak yang mungkin terjadi (Bararah & Jauhar,

2013).

Peran perawat yang pertama kali yang bisa dilakukan pada pasien CHF

menurut Muttaqin, 2012 yaitu menganjurkan posisi tirah baring serta

pembatasan aktivitas dapat mengurangi beban kerja jantung sehingga dapat

membantu jantung untuk tidak bekerja dengan berat dan suplai oksigen dapat

dihantarkan keseluruh sel, termasuk dalam sel jantung itu sendiri. Sedangkan,

menurut Brunner & Suddarth, 2013 intervensi kolaborasi pada pasien CHF

yang dilakukan oleh perawat yaitu dengan pemberian diuretik, oksigenasi,

vasodilator dan beta adrenergic antagonis (beta bloker). Diuretik merupakan

pilihan pertama untuk menurunkan kerja otot jantung. Terapi ini diberikan

untuk memacu ekskresi natrium dan air melalui ginjal.

Page 17: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

Proses keperawatan yang dilakukan pada pasien dengan CHF sama seperti

asuhan keperawatan lainnya yaitu mulai dengan melakukan pengkajian,

merumuskan diagnosa, menyusun perencanaan, mengimplementasikan

rencana, serta mengevaluasi dan mendokumentasikan hasil asuhan

keperawatan. Pengkajian yang dilakukan pada pasien dengan CHF adalah

dengan melakukan anamnesa yang meliputi keluhan utama pasien. Pasien

yang datang ke RS memiliki keluhan utama yang bervariasi ada yang datang

ke rumah sakit dengan keluhan sesak nafas, batuk, mudah lelah saat

beraktifitas ringan, kegelisahan atau kecemasan akibat gangguan oksigenasi,

edema pada ekstremitas bawah, anoreksia disertai mual, sering berkemih di

malam hari, serta mengalami kelemahan, bahkan sampai mengalami

penurunan kesadaran ( Wijaya & Yessi, 2014)

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti melakukan penelitian

“Asuhan Keperawatan pada Pasien CHF di Ruang Penyakit Dalam Pria IRNA

Non Bedah RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2017”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang diangkat oleh peneliti adalah “Bagaimana Asuhan

Keperawatan pada Pasien CHF di Ruang Penyakit Dalam Pria IRNA Non

Bedah RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2017?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mampu mendeskripsikan asuhan keperawatan pada pasien CHF di Ruang

Penyakit Dalam Pria IRNA Non Bedah RSUP Dr. M. Djamil Padang

tahun 2017.

2. Tujuan Khusus

Dari tujuan umum diatas didapatkan tujuan khususnya yaitu sebagai

berikut:

Page 18: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

a. Mampu mendeskripsikan hasil pengkajian pada pasien CHF di

Ruang Penyakit Dalam IRNA Non Bedah RSUP Dr. M. Djamil

Padang tahun 2017.

b. Mampu mendeskripsikan rumusan diagnosa keperawatan pada

pasien CHF di Ruang Penyakit Dalam IRNA Non Bedah RSUP Dr.

M. Djamil Padang tahun 2017.

c. Mampu mendeskripsikan pencanaan asuhan keperawatan pada

pasien CHF di Ruang Penyakit Dalam IRNA Non Bedah RSUP Dr.

M. Djamil Padang tahun 2017.

d. Mampu mendeskripsikan tindakan keperawatan pada pasien dengan

CHF di Ruang Penyakit Dalam IRNA Non Bedah RSUP Dr. M.

Djamil Padang tahun 2017.

e. Mampu mendeskripsikan evaluasi pada pasien CHF di Ruang

Penyakit Dalam IRNA Non Bedah RSUP Dr. M. Djamil Padang

tahun 2017.

D. Manfaat Penelitian

a. Bagi Peneliti

Dapat menambah wawasan dan pengalaman nyata dalam memberikan

asuhan keperawatan pada pasien dengan CHF.

b. Bagi Institusi Poltekkes Kemenkes Padang

Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan oleh

mahasiswa prodi D III Keperawatan Padang untuk peneliti selanjutnya.

c. Bagi RSUP Dr. M. Djamil Padang

Diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran dan masukan bagi

direktur RSUP Dr. M. Djamil Padang beserta petugas pelayanan

keperawatan dalam meningkatkan kualitas penerapan asuhan

keperawatan pada pasien CHF.

Page 19: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Konsep Kasus CHF

1. Pengertian

Congestive Heart Failure (CHF) adalah gangguan multisistem yang

terjadi apabila jantung tidak lagi mampu menyemprotkan darah yang

mengalir ke dalamnya melalui sistem vena. (Robbins, 2007). Menurut J.

Charles Reeves (2001) dalam Wijaya & Yessi (2013), CHF adalah

kondisi dimana fungsi jantung sebagai pemompa untuk mengantarkan

darah yang kaya oksigen ke tubuh tidak cukup untuk memenuhi

keperluan-keperluan tubuh.

Menurut Smeltzert & Bare (2013) CHF adalah ketidakmampuan jantung

untuk memompa darah dalam jumlah cukup untuk memenuhi kebutuhan

oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan oleh jaringan. CHF merupakan

suatu keadaan patologis di mana kelainan fungsi jantung menyebabkan

kegagalan jantung untuk memompa darah untuk memenuhi kebutuhan

jaringan, atau hanya dapat memenuhi kebutuhan jaringan dengan

meningkatkan tekanan pengisian (Muttaqin,2012).

2. Penyebab

Pada CHF, jantung tidak mampu memompa darah dalam jumlah cukup

untuk menjaga lancarnya sirkulasi. Akibatnya terjadi penumpukan darah

dan tekanan ekstra dapat menyebabkan akumulasi cairan ke dalam paru-

paru. Gagal jantung terutama berkaitan dengan masalah-masalah

pemompaan otot jantung di bilik jantung, yang mungkin disebabkan oleh

penyakit-penyakit seperti infraktus otot jantung (serangan jantung),

endocarditis (infeksi pada jantung), hipertensi (tekanan darah tinggi),

atau valvular insufficiency.Jika penyakit mempengaruhi jantung sebelah

kiri, darah akan kembali ke paru-paru.

Page 20: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

Jika penyakit mempengaruhi jantung sebelah kanan, sirkulasi sistemik

dapat kelebihan beban. Ketika gagal jantung menjadi signifikan, sistem

sirkulasi keseluruhan dapat terpengaruh.

Menurut Kasron (2012), ada beberapa penyebab dari gagal jantung

diantaranya :

a. Kelainan Otot Jantung

Gagal jantung sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung,

disebabkan menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi yang

mendasari penyebab kelainan fungsi otot mencakup

ateriosklerosis koroner, hipertensi arterial, dan penyakit

degeneratif atau infalamasi.

b. Aterosklerosis Koroner

Aterosklerosis Koroner mengakibatkan disfungsi otot jantung

karena terganggunya aliran darah ke otot jantung. Terjadi

hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam laktat). Infark

miokardium (kematian sel jantung) biasanya mendahului

terjadinya gagal jantung. Peradangan dan penyakit otot jantung

degenerative, berhubungan dengan gagal jantug karena kondisi

yang secara langsung merusak serabut jantung, menyebabkan

kontraktilitas menurun.

c. Hipertensi Sistemik atau Pulmonal

Meningkatnya beban kerja jantung dan pada akhirnya

mengakibatkan hipertrophi serabut otot jantung. Efek tersebut

(hipertrofi miokard) dapat dianggap sebagai mekanisme

kompensasi karena akan meningkatkan kontraktilitas jantung.

Tetapi untuk alasan yang tidak jelas, hipertrofi otot jantung tadi

tidak dapat berfungsi secara normal, dan akhirnya akan terjadi

CHF.

Page 21: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

d. Peradangan dan Penyakit Miokardium Degeneratif

Sangat berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi ini

secara langsung merusak serabut jantung, menyebabkan

kontraktilitas menurun.

e. Penyakit Jantung Lain.

Gagal jantung dapat terjadi sebagai akibat penyakit jantung yang

sebenarnya tidak secara langsung mempengaruhi jantung.

Mekanisme yang biasanya terlibat mencakup gangguan aliran

darah yang masuk jantung (stenosis katup semiluner),

ketidakmampuan jantung untuk mengisi darah (tamponade,

pericardium, perikarditif konstriktif, atau stenosis katup AV),

peningkatan mendadak afterload akibat meningkatnya tekanan

darah sistemik (hipertensi‖malignan‖) dapat menyebabkan CHF

meskupun tidak ada hipertrofi miokardial.

f. Faktor Sistemik

Terdapat sejumlah faktor yang berperan dalam perkembangan dan

beratnya CHF meningkatnya laju metabolisme, (demam,

tirotoksikosis), hipoksia dan anemia memerlukan peningkatan

curah jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen sistemik.

Hipoksia atau anemia juga dapat menurunkan suplai oksigen ke

jantung. Asidosis (respiratorik atau metabolik) dan abnormalitas

elektrolit dapat menurunkan kontraktilitas jantung. Disritmia

jantung juga dapat terjadi dengan sendirinya atau secara sekunder

akibat CHF menurunkan efisiensi keseluruhan fungsi jantung.

3. Patofisiologi

Menurut Smeltzer & Bare (2013), patofisiologi CHF yaitu:

Mekanisme yang mendasari Heart Failure (HF) meliputi gangguan

kemampuan kontraktilitas jantung, yang menyebabkan curah jantung

lebih dari curah jantung normal. Konsep curah jantung yang baik

dijelaskan dengan persamaan CO = HR x SV di mana curah jantung (CO

: Cardiac Output) dalah fungsi frekuensi jantung (HR : Heart Rate) X

Page 22: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

volume sekuncup (SV : Stroke Volume). Frekuensi jantung adalah fungsi

sistem saraf otonom. Bila curah jantung berkurang, sistem saraf simpatis

akan mempercepat frekuensi jantung untuk mempertahankan curah

jantung. Bila mekanisme kompensasi ini gagal untuk mempertahankan

perfusi jaringan yang memadai, maka volume sekuncup jantunglah yang

harus menyesuaikan diri untuk mempertahankan curah jantung.

Tetapi pada CHF dengan masalah utama kerusakan dan kekakuan serabut

otot jantung, volume sekuncup berkurang dan curah jantung normal

masih dapat dipertahankan. Volume sekuncup jumlah darah yang

dipompa pada setiap kontraksi tergantung pada tiga faktor; preload;

kontraktilitas dan afterload. Preload adalah sinonim dengan hukum

Starling pada jantung yang menyatakan bahwa jumlah darah yang

mengisi jantung berbanding langsung dengan tekanan yang ditimbulkan

oleh panjangnya regangan serabut jantung. Kontraktilitas mengacu pada

perubahan kekuatan kontraktilitas yang terjadi pada tingkat sel dan

berhubungan dengan perubahan panjang serabut jantung dan kadar

kalsium. Afterload mengacu pada besarnya tekanan ventrikel yang harus

dihasilkan untuk memompa darah melawan perbedaan tekanan yang

ditimbulkan oleh tekanan arteriole. (Brunner and Suddarth, 2013)

Menurut Wijaya & Yessi (2013), patofisiologi CHF yaitu:

a. Mekanisme Dasar

Kelainan kontraktilitas pada gagal jantung akan mengganggu

kemampuan pengosongan ventrikel. Kontraktilitas ventrikel kiri yang

menurun mengurangi cardiak output dan meningkatkan volume

ventrikel.

Dengan meningkatnya EDV (volume akhir diastolic ventrikel) maka

terjadi pula peningkatan tekanan akhir diastolik kiri (LEDV). Dengan

meningkatnya LEDV , maka terjadi pula peningkatan tekanan atrium

(LAP) karena atrium dan ventrikel berhubungan langsung kedalam

anyaman vaskuler paru-paru meningkatkan tekanan kapiler dan pena

Page 23: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

patu-paru. Jika tekanan hidrostatik dari anyaman kapiler paru-paru

melebihi tekanan osmotik kapiler, makan akan terjadi edema

interstitial. Peningkatan tekanan lebih lanjut dapat mengakibatkan

cairan merembes ke alveoli dan terjadilah edema paru.

Tekanan arteri paru-paru dapat meningkat akibat peningkatan kronis

tekanan vena paru. Hipertensi pulmonalis meningkatkan tekanan

terhadap ejeksi ventrikel kanan. Serangkaian kejadian seperti yang

terjadi pada jantung kiri, juga akan terjadi pada jantung kanan yang

akhirnya akan menyebabkan edema dan kongesti sistemik.

Perkembangan dari edema dan kongesti sistemik atau paru dapat

diperberat oleh regurgitasi fungsional dari katup-katup trikuspidalis

atau mitralis secara bergantian. Regurgitasi fungsional dapat

disebabkan oleh dilatasi anulus katup atroventrikularis, atau

perubahan orientasi otot palpilaris dan korda tendinae akibat dilatasi

ruang.

b. Respon kompensatorik

1) Meningkatnya aktivitas adrenergik simpatis

Menurunnya cardiac output akan meningkatkan aktivitas adrenergik

simpatik yang dengan merangsang pengeluaran katekolamin dan saraf-

saraf adrenergik jantung dan medula adrenal.

Denyut jantung dan kekuatan kontraktilitas akan meningkat untuk

menambah curah jantung. Selain itu juga terjadi vasokonstriksi arteri

perifer untuk menstabilkan tekanan arteri dan redistribusi volume darah

dengan mengurangi aliran darah ke organ–organ yang metabolismenya

rendah (kulit dan ginjal) untuk mempertahankan perfusi ke jantung dan

otak. Venokonstriksi akan meningkatkan aliran balik vena ke sisi kanan

jantung, untuk selanjutnya menambah kekuatan kontriksi.

2) Meningkatnya beban awal akibat aktivitas sistem renin-angiotensin

aldosteron (RAA)

Aktivitas sistem RAA menyebabkan retensi natrium dan air oleh ginjal,

meningkatkan volume ventrikel dan regangan serabut. Peningkatan

beban awal ini akan menambah kontraktilitas miokardium.

Page 24: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

3) Atropi ventrikel

Respon kompensatorik terakhir pada heart failure adalah hidrotropi

miokardium akan bertambah tebalnya dinding .

4) Efek negatif dari respon kompensatorik

Pada awalnya respon kompensatorik sirkulasi memiliki efek yang

menguntungkan, namun pada akhirnya mekanisme kompensatorik

dapat menimbulkan gejala, meningkatkan kerja jantung, dan

memperburuk derajat gagal jantung.

Resistensi jantung yang bertujuan untuk meningkatkan kekuatan

kontraktilitas dini menyebabkan terbentuknya edema dan kongesti vena

paru dan sistemik. Vasokonstriksi arteri dan redistribusi aliran darah

mengganggu perfusi jaringan pada anyaman vaskuler yang terkena,

serta menimbulkan gejala dan tanda (kekurangan jumlah keluaran urine

dan kelemahan tubuh). Vasokonstriksi arteri juga meningkatkan beban

akhir dengan memperbesar resistensi terhadap ejeksi ventrikel, beban

akhir juga meningkat karena dilatasi ruang jantung.

Akibatnya, kerja jantung dan kebutuhan miokard akan oksigen (MVO2)

juga meningkat. Hipertrofi miokardium dan rangsangan simpatis lebih

lanjut akan meningkatkan kebutuhan oksigen miokardium. Jika

peningkatan ini tidak dapat dipenuhi dengan meningkatkan suplai

oksigen miokardium maka akan terjadi iskemia miokard. Akhirnya

dapat timbul beban miokard yang tinggi dan serangan gagal jantung

yang berulang.

.

Page 25: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

4. WOC Gambar 2.1

Kasron,2012; Smeltzer & Bare,2013; Wijaya & Yessi,2013;

Aterosklerosis koroner hipertensi sistemik pulmonal

Disfungi miokard

aliran darah ke otot jantung

terganggu

peradangan & penyakit miokardium stenosis katup jantung semiluner

tahanan vaskuler sistemik pulmonal

merusak serabut otot jantung

peningkatan afterload

beban kerja jantung

Suplai darah ke jaringan Tekanan kapiler pulmonal

tekanan vena kava inferior Tekanan vena kava superior COP Tekanan vena pulmonal

CHF Kanan (Gagal jantung kanan) CHF Kiri (Gagal jantung kiri)

Kongestivisera & jaringan perifer Tekanan vena jugularis

Kontraktilitas menurun

Hipertropi serabut otot jantung

Aliran darah melalui jantung terganggu

Insufiensi katup AV

Pengosongan jantung

abnormal

Hipertensi malignan

Peningkatan

mendadak

afterload

TD Sistemik

meningkat

Kongesti paru Penurunan nutrisi & O2 ke sel

dipsneu

Nyeri dada saat bernafas

MK : nyeri akut

MK : gangguan pertukaran gas

Edema paru

Roncki basah

Iritasi mukosa paru

Reflek batuk

Penumpukan sekret

MK : ketidakefektifan bersihan jalan nafas

Efusi pleura

katabolisme yang tidak adekuat dari jaringan

Kelemahan

MK : intoleransi aktivitas

MK : ketidakefektifan perfusi jaringan perifer

Aliran balik vena terganggu

Penurunan kesadaran

MK :

ketidakefektif

an perfusi

jaringan

cerebral

Tekanan vena ekstremitas

Edema ekstremitas

MK : kelebihan volume cairan

Kongesti hepar

Tekanan pembuluh portae

asites

Penekanan pada diafragma

Distress pernapasan

Kongesti vena abdomen

Statis vena abdomen

Anoreksia

MK : ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

MK :Resiko

Ketidakefektifan

perfusi jaringan

jantung

Pengembangan

paru

MK :

Ketidakefektifan

pola nafas

MK : Resiko penurunan

curah jantung

Suplai darah ke

otak

Sesak nafas MK :

Ansietas

Page 26: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

5. Respon Tubuh Terhadap Perubahan Fisiologis

Menurut Kasron (2012), respon tubuh terhadap perubahan yang di alami saat

terjadinya gagal jantung terbagi atas dua kategori diantaranya :

a. Gagal jantung kiri

Kongesti jantung menonjol pada ggal jantung ventrikel kiri karean

ventrikel kiri tidak mampu memompa drah yang datang dari patu.

Manifestasi klinis yang terjadi yaitunya ;

1) Dispeu

Terjadi akibat penimbunan cairan dalam alveoli dan mengganggu

pertukaran gas. Dapat terjadi ortopnu yang mana beberapa pasien dapat

mengalaminya pada malam hari dinamakan Paroksimal Noktural

Dispnea (PND).

2) Batuk

Batuk yang berhubungan dengan gagal ventrikel kiri bisa kering dan

tidak produktif, tetapi yang tersering adalah batuk basah, yaitu batuk

yang menghasilkan sputum berbusa dalam jumlah banyak, yang kadang

disertai bercak darah.

3) Mudah lelah

Terjadi karena curah jantung yang kurang sehingga menghambat

jaringan dari sirkulasi normal dan oksigen serta menurunnya

pembuangan sisa hasil katabolisme. Juga terjadi karena meningkatnya

energi yang digunakan untuk bernafas dan insomnia yang terjadi karena

distress pernafasan serta batuk.

4) Kegelisahan dan kecemasan

Terjadi akibat gangguan oksigenasi jaringan, stess akibat kesakitan

bernafas dan pengetahhuan bahwa jantung tidak berfungsi dengan baik.

5) Sianosis

Page 27: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

b. Gagal jantung kanan

1) Kongestif jaringan perifer dan viseral

2) Edema ekstremitas bawah (edema dependen), biasanya edema pitting,

penambahan berat badan.

3) Hepatomegali

nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen terjadi akibat pembesaran

vena di hepar.

4) Anorexia dan mual

Terjadi akibat pembesaran vena dan statis dalam rongga abdomen.

5) Nokturia

Nokturia atau rasa ingin BAK pada malam hari, terjadi karena perfusi

renal didukung oleh posisi penderita pada saat berbaring. Diuresis

terjadi paling sering pada malam hari karen acurah jantung akan

membaik dengan istirahat.

6) Kelemahan

Lemah yang menyertai HF sisi kanan disebabkan kerena menurunnya

curah jantung, gangguan sirkulasi, dan pembuangan produk sampah

katabolisme yang tidak adekuat dari jantung.

Menurut New York Heart Assosiation (NYHA) membuat klasifikasi

fungsional CHF dalam 4 kelas yaitu :

a. Kelas I

Akitivitas biasa tidak menimbulkan kelelahan, dyspea, palpitasi, tidak ada

kongesti pulmonal atau hipotensi perifer serta bersifat asimtomatik.

Kegiatan sehari –hari tidak terbatas.

b. Kelas II

Kegiatan sehari-hari sedikit terbatas, gejala tidak ada saat istirahat,

adanya bailar (krekels dan S3 murmur).

Page 28: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

c. Kelas III

Kegiatan sehari- hari terbatas dan pasien merasa nyaman saat beristirahat.

d. Kelas IV

Gejala insufisiensi jantung ada saat insirahat.

6. Dampak CHF

Dampak masalah potensial yang mungkin terjadi pada CHF ini dapat berupa:

a. Syok Kardiogenik

Merupakan stadium akhir disfungsi ventrikel kiri atau gagal jantung

kongestif, terjadi bila ventrikel kiri mengalami kerusakan yang luas. Otot

jantung kehilangan kekuatan kontraktilitasnya, menimbulkan penurunan

curah jantung dengan perfusi jaringan yang tidak adekuat ke organ vital

(jantung, otak, ginjal).

b. Episode tromboemboli karena pembentukan bekuan vena akibat stasis

darah.

c. Efusi perkardial dan tamponade jantung

Efusi perikardium mengacu pada masuknya cairan ke dalam kantung

perikardium. Secara normal kantung perikardium berisi cairan sebanyak

kurang dari 50 ml. cairan perikardium akan terakumulasi secara lambat

tanpa menyebabkan gejala yang nyata. Namun demikian perkembangan

efusi yang cepat dapat meregangkan perikardium sampai ukuran

maksimal dan menyebabkan penurunan curah jantung serta aliran balik

vena ke jantung. Hasil akhir dari proses ini adalah tamponade jantung.

(Smeltzert & Bare, 2013)

Page 29: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

7. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan CHF menurut Kasron (2012), meliputi :

a. Non Farmakologis

1) CHF Kronik

a) Meningkatkan oksigenasi dengan pemberian oksigen dan

menurunkan konsumsi oksigen melalui istirahat dan pembatasan

aktivitas.

b) Diet pembatasan natrium (< 4 gr/hari) untuk menurunkan edema.

c) Menghentikan obat-obatan yang dapat memperparah kondisi seperti

NSAIDs karena efek prostaglandin pada ginjal menyebabkan

retensi air dan natrium.

d) Pembatasan cairan ( kurang lebih 1200 – 1500 cc/hari )

e) Olahraga ringan secara teratur.

2) CHF Akut

a) Oksigenasi (ventilasi mekanik)

b) Pembatasan cairan (< 1500 cc/hari)

b. Farmakologis

1) First line drugs (diuretik)

Tujuan pemberian diuretik ini yaitu untuk mengurangi afterload pada

disfungsi sistolik dan mengurangi kongesti pulmonal pada disfungsi

diastolik.

Obatnya adalah : thiazide diuretics untuk CHF sedang, loop diuretic,

metolazon (kombinasi dari loop diuretic untuk neningkatkan

pengeluaran cairan), Kalium-Sparing diuretic.

2) Second Line drugs (ACE inhibitor)

Tujuan pemberian obat ini yaitu meningkatkan COP dan menurunkan

kerja jantung. Obatnya adalah :

Page 30: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

a) Digoxin

Untuk meningkatkan kontraktilitas. Obat ini tidak digunakan

untuk kegagalan diastolik yang mana dibutuhkan pengembangan

ventrikel untuk relaksasi.

b) Hidralazin

Untuk menurunkan afterload pada disfungsi sistolik.

c) Isobarbide dinitrat

Untuk mengurangi preload dan afterload, disfungsi sistolik,

hindari vasodilator pada disfungsi sistolik.

d) Calsium channel bloker

Untuk kegagalan diastolik, meningkatkan relaksasi dan pengisian

ventrikel tetapi tidak dianjurkan untuk CHF kronik.

e) Beta blocker

Sering dikontraindikasikan karena menekan respon miokard.

Digunakan pada disfungsi diastolik untuk mengurangi HR,

mencegah iskemi miokard, menurunkan TD, hipertrofi ventrikel

kiri.

B. Konsep Asuhan Keperawatan CHF

1. Pengkajian

a. Identitas Klien

Meliputi nama, tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, status kawin,

agama pendidikan, pekerjaan, alamat, No MR, dan diagnosa medis.

b. Riwayat Kesehatan Sekarang

1) Keluhan utama

Biasanya pasien CHF mengeluh sesak nafas dan kelemahan saat

beraktifitas, kelelahan, nyeri pada dada, dispnea pada saat beraktivitas.

(Wijaya & Yessi, 2013)

Page 31: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

2) Keluhan saat dikaji

Pengkajian dilakukan dengan mengajukan serangkaian pertanyaan

mengenai kelemahan fisik pasien secara PQRST. Biasanya pasien akan

mengeluh sesak nafas dan kelemahan saat beraktifitas, kelelahan, dada

terasa berat, dan berdebar – debar.

c. Riwayat Kesehatan Dahulu

Meliputi riwayat penyakit yang pernah diderita klien terutama penyakit

yang mendukung munculnya penyakit saat ini. Pada pasien CHF biasanya

sebelumnya pernah menderita nyeri dada, hipertensi, iskemia

miokardium, infark miokardium, diabetes melitus, dan hiperlipidemia.

Dan juga memiliki riwayat penggunaan obat-obatan pada masa yang lalu

dan masih relevan dengan kondisi saat ini. Obat-obatan ini meliputi obat

diuretik, nitrat, penghambat beta, serta antihipertensi. Catat adanya efek

samping yang terjadi di masa lalu, alergi obat, dan reaksi alergi yang

timbul. Sering kali pasien menafsirkan suatu alergi sebagai efek samping

obat.

d. Riwayat kesehatan keluarga

Perawat menanyakan tentang penyakit yang pernah dialami oleh

keluarga, anggota keluarga yang meninggal terutama pada usia produktif,

dan penyebab kematiannya. Penyakit jantung iskemik pada keturunannya.

(Muttaqin, 2012)

e. Pemeriksaan Fisik

1) Keadaan umum

Kesadaran pasien dengan CHF biasanya baik atau compos mentis

(GCS 14-15) dan akan berubah sesuai tingkat gangguan perfusi sistem

saraf pusat.

2) Mata

(1). Konjungtiva biasanya anemis, sklera biasanya tidak ikterik

Page 32: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

(2). Palpebra biasanya bengkak

3) Hidung

Biasanya bernafas dengan cuping hidung serta hidung sianosis

4) Mulut

Bibir biasanya terlihat pucat.

5) Wajah

Biasanya wajah terlihat lelah dan pucat.

6) Leher

Biasanya terjadi pembengkakan pada vena jugularis (JVP)

7) Sistem Pernafasan

(1). Dispnea saat beraktivitas atau tidur sambil duduk atau dengan

beberapa bantal.

(2). Batuk dengan atau tanpa sputum

(3). Penggunaan bantuan pernafasan, misal oksigen atau medikasi

(4). Pernafasan takipnea, nafas dangkal, pernafasan laboral,

penggunaan otot aksesori

(5). Sputum mungkin bercampur darah, merah muda / berbuih

(8). Edema pulmonal

(9). Bunyi nafas : Adanya krakels banner dan mengi.

(Wijaya & Yessi, 2013)

8) Jantung

(1). Adanya jaringan parut pada dada

(2). Bunyi jantung tambahan (ditemukan jika penyebab CHF kelainan

Katup)

(3). Batas jantung mengalami pergeseran yang menunjukkan adanya

hipertrofi jantung (Kardiomegali)

(4). Adanya bunyi jantung S3 atau S4

(5). Takikardia

Page 33: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

9) Abdomen

(1). Adanya hepatomegali

(2). Adanya splenomegali

(3). Adanya asites

10) Eliminasi

(1). Penurunan frekuensi kemih

(2). Urin berwarna gelap

(3). Nokturia (berkemih pada malam hari)

(4). Diare/ konstipasi.

11) Ekstremitas

(1). Terdapat edema dan CRT kembali > 2 detik

(2). Adanya edema

(3). Sianosis perifer

(Smeltzer & Bare, 2013)

f. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan yang dapat dilakukan pada pasien CHF menurut Kasron

(2012) diantaranya :

1) Elektrokardiografi (EKG)

Kelainan EKG yang ditemukan pada pasien CHF adalah:

(1). Sinus takikardi dan bradikardi

(3). Atrial takikardia / futer / fibrilasi

(4). Aritmia ventrikel

(5). Iskemia / infark

(6). Gelombang Q menunjukkan infark sebelumnya dan kelainan segmen

ST menunjukkan penyakit jantung iskemik

Page 34: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

(7). Hipertrofi ventrikel kiri dan gelombang T terbalik menunjukkan

stenosis aorta dan penyakit jantung hipertensi

(8). Blok atrioventikular

(9). Mikrovoltase

(10). Left bunddle branch block (LBBB) kelainan segmen ST/T

menunjukkan disfungsi ventrikel kiri kronis

(11). Deviasi aksis ke kanan, right bundle branch block, dan hipertrofi

kanan menunjukkan disfungsi ventrikel kanan

2) Ekokardiografi

Gambaran yang paling sering ditemukan pada CHF akibat penyakit

jantung iskemik, kardiomiopati dilatasi, dan beberapa kelainan katup

jantung adalah dilatasi ventrikel kiri yang disertai hipokinesis seluruh

dinding ventrikel.

3) Rontgen Toraks

Abnormalitas foto toraks yang ditemukan pada pasien CHF:

(1). Kardiomegali

(2). Efusi pleura

(3). Hipertrofi ventrikel

(4). Edema intertisial

(5). Infiltrat paru

(6). Kongesti vena paru

(Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia, 2015)

g. Pemeriksaan Laboratrium

Tes Laboratorium Darah

1) Enzym hepar : meningkat dalam gagal jantung/ kongesti.

Page 35: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

2) Elektrolit : kemungkinan berubah karena perpindahan cairan,

penurunan fungsi ginjal.

3) Oksimetri nadi : kemungkinan saturasi oksigen rendah.

4) AGD : Gagal jantung ventrikel kiri ditandai dengan alkalosis

respiratorik ringan atau hipoksemia dengan

peningkatan COP2

5) Albumin : kemungkinan besar dapat menurun sebagai akibat

penurunan protein.

Abnormalitas pemeriksaan laboratorium yang ditemukan pada pasien CHF

diantaranya :

1) Anemia ( Hb < 13 gr/dl pada laki-laki, < 12 gr/dl pada perempuan)

2) Peningkatan kreatinin serum ( > 150 μ mol/L)

3) Hiponatremia ( < 135 mmol/L)

4) Hipernatremia ( > 150 mmol/L)

5) Hipokalemia ( < 3,5 mmol/L)

6) hiperkalemia ( > 5,5 mmol/L)

7) hiperglikemia( >200 mg/dl)

8) Hiperurisemia ( > 500 μ mmol/L)

9) BNP ( < 100 pg/ml, NT proBNP < 400 pg/ml)

10) BNP ( > 400 pg/ml, NT proBNP > 2000 pg/ml)

11) Kadar albumin tinggi ( > 45 g/L)

12) Kadar albumin rendah ( <30 g/L)

(Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia, 2015)

Page 36: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

2. Kemungkinan Diagnosa Keperawatan

a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan kontraksi

ventrikel kiri.

b. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan pengembangan paru

tidak optimal

c. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan retensi natrium dan air.

d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara

suplai dengan kebutuhan oksigen, kelelahan.

( NANDA Internasional, 2015)

3. Perencanaan Keperawatan

Tabel 2.1 Diagnosa Keperawatan NANDA 2015, NIC-NOC 2016

No Diagnosa Keperawatan

NOC (Nursing Outcome Clasification)

NIC (Nursing Intervention Clasification)

1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan kontraksi ventrikel kiri.

a. Cardiac Pump Effectiveness Indikator : 1) Systolic blood

pressure dalam rentang normal

2) Diastolic blood pressure dalam rentang normal

3) Tidak ada disritmia 4) Tidak ada bunyi

jantung abnormal 5) Tidak terjadi angina 6) Tidak ada edema

perifer 7) Tidak ada edema

paru 8) Tidak dispnea saat

istirahat 9) Tidak dispnea ketika

latihan

a. Cardiac Care Aktivitas : 1) Evaluasi adanya nyeri

dada (intensitas, lokasi, durasi, frekuensi)

2) Catat adnya disritmia jantung

3) Catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac output.

4) Monitor status kardiovaskuler

5) Monitor status pernafasan yang menandakan Heart Failure

6) Monitor abdomen sebagai indicator adanya adanya penurunan fungsi

Page 37: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

10) Tidak terjadi hepatomegali

11) Aktivitas toleran 12) Tidak sianosis

b. Circulation Status Indikator : 1) Systolic blood

pressure dalam rentang normal

2) Diastolic blood pressure dalam rentang normal

3) Pulse pressure dalam rentang normal

4) MAP dalam rentang normal

5) AGD (PaO2 dan PaCO2) dalam rentang normal

6) Saturasi O2 dalam rentang normal

7) Tidak asites c. Vital signs

Indikator : 1) Denyut jantung

apikal dalam rentang normal

2) Irama denyut jantung dalam rentang normal

3) Denyut nadi radial dalam rentang normal

4) Tekanan Systole dan Diastole dalam rentang normal

7) Monitor balance cairan

8) Monitor adanya perubahan perubahan tekanan darah

9) Monitor respon pasien terhadap efek pengobatan antiaritmia

10) Atur periode latihan dan istirahat untuk menghindari kelelahan

11) Monitor adanya dispnea, ortopnea, dan takipnea

12) Anjurkan untuk menurunkan stres

b. Vital Sign Monitoring

Aktivitas : 1) Monitor TD, nadi,

suhu dan RR 2) Catat adanya fluktuasi

tekanan darah 3) Monitor vital sign

pasien saat berbaring, duduk, berdiri

4) Auskultasi tekanan darah pada kedua lengan dan bandingkan

5) Monitor TD, Nadi, RR sebelum, selama dan setelah aktivitas

6) Monitor kualitas nadi. 7) Monitor adanya

pulsus paradoksus 8) Monitor jumlah dan

irama jantung 9) Monitor bunyi jantung 10) Monitor suara paru

Page 38: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

11) Monitor pola pernafasan abnormal

12) Monitoradanya sianosis perifer

13) Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign

2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan pengembangan paru tidak optimal.

a. Respiratory Status : Ventilation Indikator : 1) Respiratory dalam

rentang normal 2) Tidak ada retraksi

dinding dada 3) Tidak mengalami

dispnea saat istirahat 4) Tidak ditemukan

otrhopnea 5) Tidak ditemukan

atelektasis b. Respiratory : Airway

Patency Indikator : 1) Respiratory rate

dalam rentang normal.

2) Pasien tidak cemas 3) Menunjukkan jalan

nafas yang paten

a. Airway Manajemen Aktivitas : 1) Posisikan pasien

untuk memaksimalkan ventilasi

2) Lakukan fisioterapi dada jika perlu

3) Auskultasi suara nafas, catat adanya suara nafas tambahan

4) Monitor resirasi dan status O2

b. Oxygen Therapy Aktivitas : 1) Pertahankan

kepatenan jalan nafas 2) Atur peralatan

oksigen 3) Monitor aliran

oksigen 4) Pertahankan posisi

pasien 5) Observasi adanya

tanda-tanda hipoventilasi.

6) Monitor adanya kecemasan

c. Vital Sign Monitoring Aktivitas : 1) Monitor TD, Nadi,

Suhu, dan RR 2) Catat adanya flutuasi

tekanan darah

Page 39: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

3) Monitor kualitas nadi 4) Monitor suara paru 5) Monitor suara

pernafasan 6) Monitor suhhu,

warna, dan kelembapan kulit.

3. Kelebihan volume

cairan berhubungan dengan retensi natrium dan air.

a. Electrolit And Acid/Base Balance Indikator : 1) Erum albumin,

kreatinin, hematokrit, Blood Urea Nitrogen (BUN), dalam rentang normal

2) pH urine, urine sodium, urine kreatinin,urine osmolaritas, dalam rentang normal

3) tidak terjadi kelemahan otot

4) tidak terjadi disritmia

b. Fluid Balance Indikator : 1) Tidak terjadi asites 2) Ekstremitas tidak

edema 3) Tidak terjadi

distensi vena jugularis

c. Fluid Overload Severity Indikator : 1) Edema tungkai tidak

terjadi 2) Tidak asites 3) Kongesti vena tidak

terjadi

a. Fluid Management Aktivitas : 1) Pertahankan catatan

intake output yang akurat

2) Monitor hasil Hb yang sesuai dengan retensi cairan (BUN, Hematokrit, Osmolaritas urine)

3) Monitor vital sign 4) Monitor indikasi

retensi 5) Kaji luas dan lokasi

edema 6) Monitor status nutrisi 7) Kolaborasi dengan

dokter jika tanda cairan berlebuhan muncul memburuk

b. Fluid Monitoring Aktivitas : 1) Tentukan riwayat

jumlah dan tipe intake cairan dan eliminasi

2) Tentukan kemungkinan faktor risiko dari ketidakseimbangan cairan

3) Monitor berat badan 4) Monitor TD, Nadi,

RR 5) Monitor tekanan

Page 40: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

4) Tidak terjadi peningkatan blood pressure

5) Penurunan pengeluaran urine tidak terjadi

6) Tidak terjadi perubahan warna urine

7) Penurunan serum sodium tidak terjadi

8) Peningkatan serum sodium tidak terjadi

darah orthostatik dan perubahan irama jantung

6) Monitor parameter hemodinamik infasif

7) Monitor tanda dan gejala edema

4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dengan kebutuhan oksigen, kelelahan.

a. Energi Conservation Indikator : 1) Menunjukkan

keseimbangan antara aktivitas dengan istirahat

2) Menggunakan teknik

3) Mengenali keterbatasan energi

4) Menyesuaikan gaya hidup sesuai tingkat energi

5) Mempertahankan gizi yang cukup

6) Melaporkan aktivitas yang sesuai dengan energi.

b. Activity Tolerance Indikator : 1) Saturasi oksigen

saat melakukan aktivitas membaik/dalam rentang normal

2) nadi saat melakukan aktivitas dalam rentang normal

a. Energy Management Aktivitas : 1) Tentukan keterbatasan

pasien terhadap aktivitas

2) Tentukan penyebab lain dari kelelahan

3) Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan tentang keterbatasannya

4) Observasi nutrisi sebagai sumber energi yang adekuat

5) Observasi respon jantung-paru terhadap aktivitas (misalnya takikardia, disritmia, dispnea, pucat, dan frekuensi pernafasan)

6) Batasi stimulus lingkungan (misalnya pencahayaan, dan kegaduhan)

7) Dorong untuk lakukan periode aktivitas saat pasien memiliki banyak tenaga.

Page 41: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

3) tidak sesak napas saat melakukan aktivitas

4) tekanan darah saat melakukan aktivitas dalam rentang normal

5) mudah melakukan ADL

c. Self Care : ADL Indikator : 1) Mampu melakukan

ADL secara mandiri (seperti makan, memakai baju,toileting, mandi, berdandan, menjaga kebersihan, oral hygiene, berjalan, berpindah tempat)

8) Rencanakan periode aktivitas saat pasien memiliki banyak tenaga

9) Hindari aktivitas selama periode istirahat

10) Dorong pasien untuk melakukan aktivitas sesuai sumebr energi

11) Instruksikan pasien atau keluarga untuk mengenal tanda dan gejala kelelahan yang memerlukan pengurangan aktivitas.

12) Bantu pasien atau keluargauntuk menentukan tujuan akhir yang realistis

13) Evaluasi program peningkatan tingkat aktivitas

b. Actifity Therapy Aktivitas : 1) Bantu pasien untuk

mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan

2) Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan social

3) Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktiivtas yang diinginkan

4) Bantu pasien atau keluarga untuk

Page 42: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas

5) Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan

6) Monitor respon fisik, emosi, soial, dan spiritual

(NANDA,2015; NOC,2016; NIC ,2016)

Page 43: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain penelitian

Desain penelitian ini adalah deskriptif, dalam bentuk studi kasus. Penelitian

diarahkan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan bagaimana penerapan

asuhan keperawatan pada pasien dengan CHF di Ruangan Penyakit Dalam

Pria IRNA Non-bedah RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2017.

B. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUP Dr. M. Djamil Padang khususnya di

ruangan Penyakit Dalam Pria Tahun 2017. Waktu penelitian studi kasus ini

dimulai dari bulan Januari sampai Mei 2017. Waktu untuk studi kasus selama

6 hari untuk partisipan 1 dan 6 hari untuk partisipan 2.

C. Subjek penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien dengan penyakit CHF

di ruangan penyakit dalam pria IRNA non-bedah RSUP Dr. M. Djamil

Padang Tahun 2017. Populasi pasien CHF di RSUP Dr. M. Djamil Padang

khususnya di ruang Penyakit Dalam Pria pada saat peneliti melakukan

studi dokumentasi yaitu sebanyak 5 orang pasien.

2. Sampel

Sampel penelitian ini adalah dua pasien dengan penyakit CHF diruangan

Penyakit Dalam Pria RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2017. Sampel

diambil sebanyak 2 orang secara purposive sampling.

Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah :

1. Kriteria Inklusi

a. Pasien CHF beserta keluarga yang bersedia menjadi responden.

b. Pasien yang dirawat dengan keadaan kooperatif.

2. Kriteria Ekslusi

a. Pasien dengan CHF yang pindah ke ruangan di luar lokasi peneliti.

Page 44: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

3. Cara Pengambilan Sampel

Saat peneliti melakukan studi dokumentasi pada hari pertama, terdapat 5

orang pasien CHF yang berada di ruangan penyakit dalam pria IRNA non-

bedah RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2017, maka digunakan metode

purposive sampling yang mana cara pengambilan sampel harus sesuai

dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Setelah di lakukan pemilihan

berdasarkan kriteria maka didapatkan satu partisipan yang sesuai dengan

kriteria dan pada hari ke tiga peneliti baru mendapatkan satu partisipan

lagi yang sesuai dengan kriteria.

D. Alat atau instrumen pengumpulan data

Alat atau instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah format tahapan

proses keperawatan medikal bedah mulai dari pengkajian sampai pada

evaluasi. Instrumen pengumpulan data berupa format tahapan proses

keperawatan pada pasien dengan CHF mulai dari pengkajian sampai evaluasi.

Cara pengumpulan data dimulai dari anamnesa, pemeriksaan fisik, observasi,

dan studi dokumentasi.

Alat yang digunakan dalam penelitian adalah pemeriksaan fisik yang terdiri

dari APD (Alat Pelindung Diri), Stetoskop, Sphygmomanometer,

Termometer dan Penlight.

Proses keperawatan meliputi :

1. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian keperawatan pada suatu masalah dengan memperhatikan

tanda-tanda verbal dan nonverbal, secara umum mencakup lima hal, yaitu

pemicu terjadinya masalah, kualitas, lokasi, intensitas, waktu serangan.

Cara mudah untuk mengingat yaitu dengan PQRST.

P = Provoking (pemicu), yaitu faktor yang menimbulkan masalah dan

mempengaruhi gawat atau ringannya masalah.

Q = Quality (kualitas), tingkat beratnya suatu serangan.

R = Region (daerah/lokasi), yaitu perjalanan ke daerah lain.

Page 45: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

S = Severity (keparahan), yaitu intensitas masalah.

T = Time (waktu), yaitu jangka waktu serangan dan frekuensi nyeri.

(Saputra, Lyndon, 2013).

Data hasil pengkajian didapatkan dari partisipan, keluarga dan

dokumentasi yang ada di ruangan.

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan dapat ditegakkan jika data-data yang telah ada

dianalisa. Kegiatan pendokumentasian diagnosa keperawatan sebagai

berikut :

a) Analisa data

Dalam analisa data mencakup data pasien, masalah dan penyebabnya

(format terlampir). Data pasien terdiri atas data subjektif yaitu data

yang didapat dari perkataan pasien atau keluarga, biasanya apa yang

dikeluhkan. Data objektif yaitu data yang diperoleh perawat

berdasarkan dari hasil pengamatan dan pemeriksaan fisik (Suara,

Mahyar, dkk, 2010).

b) Menegakkan diagnosa

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menegakkan diagnosa adalah

PES (problem+etilogi+symptom) dan menggunakan istilah diagnosa

keperawatan yang dibuat dari daftar NANDA (format terlampir)

(Suara, Mahyar, dkk, 2010).

3. Intervensi Keperawatan

Rencana keperawatan terdiri dalam beberapa komponen sebagai berikut :

a) Diagnosa yang diprioritaskan

b) Tujuan dan kriteria hasil

c) Intervensi

Intervensi keperawatan mengacu pada NANDA NIC-NOC (format

terlampir).

(Suara, Mahyar, dkk, 2010).

Page 46: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi keparawatan terdiri dalam beberapa komponen :

a) Tanggal dan waktu implementasi keperawatan.

b) Diagnosa keperawatan.

c) Tindakan keperawatan berdasarkan intervensi keperawatan.

d) Tanda tangan perawat pelaksana.

(format terlampir)

(Suara, Mahyar, dkk, 2010).

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan terdiri dalam beberapa komponen :

a) Tanggal dan waktu dilakukan evaluasi keperawatan

b) Diagnosa keperawatan

c) Evaluasi keperawatan

Evaluasi keperawatan dilakukan dalam bentuk pendekatan SOAP.

(Suara, Mahyar, dkk, 2010).

E. Cara pengumpulan data

1. Observasi

Dalam penelitian ini, peneliti mengobservasi atau melihat keadaan umum

partisipan dan gelombang EKG.

2. Pengukuran

Dalam penelitian ini, peneliti mengukur menggunakan alat ukur

pemeriksaan, seperti melakukan pengukuran tekanan darah, menghitung

frekuensi napas, dan menghitung frekuensi nadi, serta mengukur intake

output cairan pasien. Pengukuran berat badan pada partisipan tidak bisa

dilakukan peneliti karena keadaan umum partisipan yang lemah.

3. Wawancara

Dalam penelitian ini wawancara yang dilakukan dengan menggunakan

pedoman wawancara bebas terpimpin. Wawancara jenis ini merupakan

kombinasi dari wawancara tidak terpimpin dan wawancara terpimpin.

Meskipun dapat unsur kebebasan, tapi ada pengarah pembicara secara

tegas dan mengarah. Jadi wawancara ini, mempunyai ciri yang

felksibelitas (keluwesan) tapi arahnya yang jelas. Artinya, pewawancara

Page 47: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

diberi kebebasan untuk mengolah sendiri pertanyaan sehingga

memperoleh jawaban yang diharapkan dan responden secara bebas dapat

memberikan informasi selengkap mungkin.

Wawancara yang dilakukan oleh peneliti di tujukan kepada partisipan dan

keluarga dan berupa pertanyaan terbuka agar peneliti dapat menggali

dengan baik data dari partisipan.

4. Dokumentasi

Dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti yaitu pendokumetasi hasil

pengkajian, analisa data, penegakkan diagnosa keperawatan, rencana

keperawatan, tindakan keperawatan, dan evaluasi dari tindakan

keperawatan.

F. Jenis-jenis data

1. Data primer

Data primer dalam penelitian berupa pengkajian langsung kepada pasien

dan keluarga, meliputi : identitas pasien dan keluarga, riwayat kesehatan

pasien, riwayat kesehatan dahulu dan keluarga serta pemeriksaan fisik

terhadap pasien.

2. Data sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh langsung dari rekam medis

dan penyakit dalam pria RSUP Dr. M. Djamil Padang. Data sekunder

berupa bukti, data penunjang, catatan atau laporan historis yang telah

tersusun dalam arsip yang tidak dipublikasikan.

G. Rencana analisis

Aanalisis yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah menganalisis semua

temuan pada tahapan proses keperawatan dengan menggunakan konsep dan

teori keperawatan pada pasien dengan CHF. Data yang telah didapat dari

hasil melakukan asuhan keperawatan mulai dari pengkajian, penegakkan

diagnosa, merencanakan tindakan, melakukan tindakan sampai mengevaluasi

hasil tindakan dinarasikan dan dibandingkan dengan teori asuhan

Page 48: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

keperawatan CHF. Analisa yang dilakukan adalah untuk menentukan

kesesuaian antara teori yang ada dengan kondisi pasien.

Page 49: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Tempat

Penelitian dilakukan di RSUP DR.M.Djamil Padang tepatnya di IRNA

Non-Bedah Penyakit Dalam yang berhadapan dengan IRNA Kebidanan

dan Anak. IRNA penyakit dalam dibagi menjadi 3 lantai yaitu HCU,

penyakit dalam pria dan penyakit dalam wanita. Penelitian dilakukan

peneliti di penyakit dalam pria, yang terdiri dari wing A dan wing B.

IRNA penyakit dalam pria dipimpin oleh seorang karu, dan dibantu oleh

katim di masing-masing wing. Terdapat sekitar 25 orang perawat yang

terdiri atas katim dan perawat pelaksana yang dibagi menjadi 3 shift, pagi,

siang, dan malam. Selain perawat ruangan beberapa mahasiswa praktik

dari berbagai instiusi pendidikan juga ikut andil dalam melakukan asuhan

keperawatan pada pasien. Sarana prasarana yang tersedia di ruang

penyakit dalam pria berupa 72 tempat tidur dan 25 ruangan di tiap-tiap

wing.

B. Deskripsi Kasus

partisipan I berumur 62 tahun datang ke RSUP Dr. M. Djamil pada tanggal

16 Mei 2017 pukul 21.30 WIB rujukan dari RSUD Lubuk Basung, dengan

keluhan sesak nafas meningkat sejak 3 hari yang lalu sebelum masuk

rumah sakit, nyeri pada dada sebelah kiri, durasi 20 menit, skala nyeri 5,

tanda-tanda vital pasien yaitu, TD : 140/70 mmHg, HR : 92 x/i, RR : 28

x/i, dan suhu : 36,5 0C. Diagnosa medis pada partisipan I yaitu Congestive

Heart Failure (CHF) fc III + CKD Stage V + Bronkopneumonia.

Partisipan 2 berumur 53 tahun datang ke RSUP Dr. M. Djamil padang

pada tanggal 20 Mei 2017 pukul 23.02 WIB rujukan dari RS Siti Rahmah,

dengan keluhan sesak nafas meningkat sejak 1 hari sebelum masuk rumah

sakit, nyeri pada dada sebelah kiri, durasi 15 menit, skala nyeri 6, tanda-

tanda vital pasien yaitu, TD : 160/90 mmHg, HR : 95 x/ i, RR : 30 x/i, dan

suhu : 36, 3 0C. Diagnosa medis pada partisipan I yaitu Congestive Heart

Failure (CHF) fc IV + CKD Stage V + Bronkopneumonia .

Page 50: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

Hasil pengkajian yang didapatkan peneliti melalui observasi, wawancara

dan studi dokumentasi pada kedua partisipan juga dicantumkan dalam

tabel sebagai berikut :

1. Pengkajian Keperawatan

Tabel 4.1 Pengkajian Keperawatan

Pengkajian Partisipan 1 Partisipan 2 Keluhan saat dikaji

Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 18 Mei 2017 pukul 08.49 WIB, Partisipan 1 masih mengeluh sesak nafas, frekuensi pernafasan : 25 x/i, nyeri pada dada sudah hilang, pasien tampak lemah dan gelisah, pasien mengalami edema pada ekstremitas bawah, tanda – tanda vital pasien yaitu TD : 90/80 mmHg, HR : 58 x/i dan suhu 36, 5 0C . Pasien terpasang IVFD Eas Pfrimmer 500cc/24 jam , terpasang oksigen melalui binasal dengan konsentrasi 5 liter/i.

Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 21 Maret 2017 pukul 09.01 WIB partisipan 2 ngeluh sesak nafas, frekuensi nafas : 31x/I, nyeri pada dada sudah tidak dirasakan, pasien tampak lemah dan gelisah, pasien mengalami edema pada ekstremitas bawah. pasien juga mengatakan tidak nafsu makan, tanda-tanda vital pasien yaitu, TD : 150/100 mmHg, HR : 89 x/I dan suhu 36, 8 0C. Pasien terpasang IVFD NaCl 0,9 % 500cc/ 8 jam, terpasang oksigen melalui Rebreathing Mask dengan konsentrasi 10 liter/i.

Riwayat Kesehatan Dahulu

Pada saat dilakukan pengkajian tentang riwayat kesehatan dahulu partiipan 1 mengatakan pernah di rawat di RSSN Bukittinggi 11 tahun yang lalu karena penyakit stroke. Partisipan 1 memiliki riwayat hipertensi sejak 13 tahun yang lalu. Partisipan 1 mengatakan memiliki kebiasaan merokok sejak SMU. Partisipan 1 sering mengkonsumsi gorengan dan makanan bersantan.

Pada saat dilakukan pengkajian tentang riwayat kesehatan dahulu partisipan 2 mengatakan pernah dirawat dirumah sakit jantung Cirebon 6 bulan yang lalu dan teratur control ke poliklinik RS Jantung Cirebon 1 kali dalam sebulan, partisipan 2 memiliki riwayat hipertensi dan DM tipe II sejak 2 tahun yang lalu dan partisipan 2 mengatakan tidak memiliki kebiasaan merokok dan minum alkohol. Partisipan 2 sering

Page 51: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

mengkonsumsi gorengan dan makanan bersantan.

Riwayat Kesehatan Keluarga

Partisipan 1 mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan partisipan 1, tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit keturunan seperti jantung, hipertensi, DM, asma.

Partisipan 2 mengatakan ada keluarga yang menderita penyakit jantung dan hipertensi yaitu ibu partisipan 2.

Pola Aktivitas Sehari-hari Nutrisi Selama di rumah sakit

partisipan 1 makan dengan diet DJ II 1800 kkal ML, 3x sehari berupa nasi lunak, sayur dan lauk. Partisipan 1 hanya menghabiskan setengah dari porsi makan. Partisipan 1 mengatakan tidak nafsu makan. Selama sakit partisipan 1 minum 6 gelas sehari (1500 cc).

Selama di rumah sakit partisipan 2 makan dengan diet DJ II 1700 kkal ML, 3x sehari berupa nasi lunak, lauk sayur. Partisipan 2 hanya menghabiskan 3-4 sendok saja dari porsi yang disediakan rumah sakit, partisipan 2 mengatakan tidak nafsu makan. Selama sakit partisipan 2 minum 4-5 gelas perhari (1250 cc).

Eliminasi Saat sakit partisipan 1 uang air kecil melalui slank kateter sebanyak 700 cc/hari, warna kecoklatan. Partisipan 1 buang air besar 1x sehari warna kecoklatan, konsistensi agak keras.

Saat sakit partisipan 2 buang air kecil melalui slank kateter sebanyak 600 cc/hari, warna kekuningan. buang air besar 1x sehari warna kehitaman, konsistensi agak keras.

Istirahat dan Tidur Selama di rumah sakit partisipan 1 tidur siang 1-2 jam/hari dan tidur malam hanya 4- 5 jam/ hari. partisipan 1 mengatakan tidur tidak nyenyak dan sering terbangun di malam hari karena sesak nafas .

Selama di rumah sakit partisipan 2 tidur siang 1-2 jam/hari dan tidur malam hanya 2-3 jam/ hari. partisipan 2 mengatakan tidur tidak nyenyak dan sering terbangun di malam hari karena sesak nafas .

Aktivitas dan latihan

Partisipan 1 sebelum sakit bekerja sebagai petani di

Partisipan 2 sebelum sakit bekerja sebagai pedagang.

Page 52: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

kampungnya. Pasien kurang berolahraga karena kelumpuhan pada kaki dan tangan sebelah kanan partisipan 1. Saat sakit partisipan 1 bedres total di tempat tidur dan harus di bantu oleh keluarga dan perawat.

Partisipan 2 kurang berolahraga karena kesibukannya bekerja. Saat sakit partisipan 2 bedres total di tempat tidur dan harus dibantu oleh keluarga dan perawat.

Bekerja Partisipan 1 dahulunya bekerja sebagai petani, tetapi karena pasien menderita stroke 11 tahun partisipan 1 tidak bisa bekerja seperti biasanya lagi.

Partisipan 2 bekerja sebagai pedagang. Partisipan 2 bekerja dari pagi dan baru pulang ke rumah saat sore hari.

Pemeriksaan Fisik Saat dilakukan pemeriksaan fisik antropometri didapatkan tinggi badan partisipan 1 169 cm, dan berat badan 64 kg. saat pengukuran TD didapatkan TD pasien 90/80 mmHg, HR : 58 x/i, RR : 25 x/i, dan suhu 36, 5 0C. Hasil pemeriksaan diperoleh keadaan umum partisipan 1 lemah dengan tingkat kesadaran compos mentis kooperatif, GCS `15, eye 4, respon verbal 5, respon motorik 6. Pemeriksaan pada wajah di temukan wajah tampak pucat, konjungtiva sub anemis, mulut kurang bersih, ada plak pada gigi, mukosa bibir kering, ada pembesaran vena jugularis pada leher. Pada pemeriksaan paru-paru, inspeksi : simetris kiri kanan, palpasi : fremitus kiri dan kanan sama , perkusi : terdengar sonor,

Saat dilakukan pemeriksaan fisik antropometri didapatkan tinggi badan partisipan 2 173 cm, dan berat badan 69 kg. saat pengukuran TD didapatkan TD pasien 150/200 mmHg, HR : 90 x/i, RR : 33 x/I, suhu : 36,5 0C.Hasil pemeriksaan diperoleh keadaan umum partisipan 2 lemah dengan tingkat kesadaran compos mentis kooperatif, GCS `15, eye 4, respon verbal 5, respon motorik 6. Pemeriksaan pada wajah ditemukan wajah tampak pucat, konjungtiva anemis, mulut kurang bersih, ada plak pada gigi, mukosa bibir kering, bibir tidak simeris, ada pembesaran vega jugularis. Pada pemeriksaan paru-paru, inspeksi : simetris kiri kanan, palpasi : fremitus kiri dan kanan sama , perkusi : terdengar

Page 53: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

auskultasi : bronkovesikuler, pemeriksaan jantung, inspeksi : iktus tidak terlihat, palpasi : iktus teraba di RIC V, perkusi : pekak, batas jantung 1 jari di bawah RIC VI, auskultasi : regular, tidak ada bunyi tambahan. Terpasang infus pada ekstremitas atas kiri, akral dingin, kemerahan pada telapak tangan, CRT < 2 detik, edema pada ekstremitas bawah, pitting edema derajat I kedalaman 3 mm dengan waktu kembali 3 detik, akral dingin.

sonor , auskultasi : bronkovesikuler, pemeriksaan jantung, inspeksi : iktus tidak terlihat, palpasi : pekak, iktus teraba 1 jari lateral di RIC V, perkusi : batas jantung di RIC II dan RIC V, auskultasi : regular, terdapat bunyi murmur. Terpasang infus pada ekstremitas atas kanan, akral dingin, kemerahan pada telapak tangan, CRT > 2 detik, edema pada ekstremitas bawah, pitting edema derajat III kedalaman 6 mm dengan waktu kembali 7 detik, akral dingin.

Data Psikologis Partisipan 1 tampak gelisah, pasien selalu meminta untuk cepat pulang karena merasa tidak nyaman di rumah sakit. Hubungan partisipan 1 dengan keluarga baik.

Partisipan 2 tampak gelisah karena sesak napas yang dialami, klien sering merubah posisi tubuhnya diatas tempat tidur dan pasien sering mengeluh bahwa napasnya terasa sesak.

Data Penunjang Pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan oleh pasien adalah pemeriksaan laboratorium dan rontgen thorax. Berdasarkan hasil rontgen thorax yang dilakukan pada tanggal 17 Mei 2017 pasien mengalami kardiomegali. Hasil pemeriksaan kimia klinik pada tanggal 18 Mei 2017 menunjukkan nilai Hemoglobin 11,9 g/dl (N : 14-16), Leukosit 16.360 /mm3 (N : 5.000-10.000), Trombosit 90.000/mm3 (N :

Pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan oleh pasien adalah pemeriksaan laboratorium dan rontgen thorax. Berdasarkan hasil rontgen thorax yang dilakukan pada tanggal 23 Mei 2017 pasien mengalami edema paru dengan efusi pleura bilateral. Hasil pemeriksaan kimia klinik pada tanggal 20 Mei 2017 menunjukkan nilai Hemoglobin 6,0 g/dl (N : 14-16), Leukosit 12.900

Page 54: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

150.000-400.000), Hematokrit 36 % (N : 40-48), Ph 7, 43 (N : 7,35-7,45), PCO2 30 mmHg (N: 35-45mmHg) , PO2 140 mmHg (N : 95-10mmHg), HCO3- 19,9 mmol/L., gula darah sewaktu : 156 mg/dl (N : <200 ).

/mm3 (N : 5.000-10.000), Trombosit 286.000/mm3 (N : 150.000-400.000), Hematokrit 19 % (N : 40-48), gula darah sewaku 116 mg/dl (N : < 200), ureum darah 195 mg/dl (N : 10,0-50,0), kreatinin darah 3,0 mg/dl (0,6-1,1), protein total 4,8 g/dl (N : 6,6- 8,7), albumin 3,0 g/dl (3,6-5,0),globulin 1, 8 g/dl (1,3-2,7). Hasil pemeriksaan kimia klinik pada tanggal 20 Mei 2017 menunjukkan nilai Ph 7, 36 (N : 7,35-7,45), PCO2 29 mmHg (N: 35-45mmHg) , PO2 188 mmHg (N : 95-10mmHg), HCO3- 16,4 mmol/L.

Program Terapi dan Rencana Pengobatan

Program terapi pengobatan yang di dapatkan oleh Tn. A yaitu : pemberian O2 binasal 4 liter/i, IVFD Eas Pfrimmer 500cc/24 jam, Ceftriaxone 1x 2 gr, lasix 1 x 20 gr, Eritromicin 1 x 500 gr, Bicnat 3 x 1 mg, As. Folat 1 x 5 mg, Candesartan 1 x 16 mg, Clopidogrel 1 x 75 mg.

Program terapi pengobatan yang di dapatkan oleh Tn. U yaitu : pemberian O2 RM 10 liter/i, IVFD NaCl 0,9 % 500cc/ 8 jam, Ceftriaxon 1x 2 gr, Levoflaxin 1 x 500 mg, drip lasix 5 ampul dalam 50 cc NaCl 0,9 %, koreksi Meylon 200 mEq dalam 200 cc NaCl 0,9 %, Vit K 3 x 1 tab, Inj Ca.Glukonas 1 X1 amp, 10 unit Novorapid dalam 50 cc D 40%, Kalitake 3 x 1.

2. Diagnosa Keperawatan

Tabel 4.2 Diagnosa Keperawatan

Partisipan 1 Partisipan 2 1. Diagnosa keperawatan

berdasarkan hasil peneliti yaitu: penurunan curah jantung berhubungan dengan

1. Diagnosa keperawatan berdasarkan hasil observasi peneliti yaitu: penurunan curah jantung

Page 55: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

penurunan kontraksi ventrikel. Diagnosa keperawatan yang kedua gangguan pertukaran gas b/d edema paru. Diagnosa keperawatan yang ketiga adalah kelebihan volume cairan berhubungan dengan retensi natrium dan air.

2. Diagnosa keperawatan yang ada di dokumentasi keperawatan rumah sakit yaitu : penurunan curah jantung, ketidakefektifan pola nafas, ketidakefektifan perfusi renal.

berhubungan dengan penurunan kontraksi ventrikel. Diagnosa keperawatan yang kedua adalah gangguan pertukaran gas b/d edema paru. Diagnosa keperawatan yang ketiga kelebihan volume cairan berhubungan dengan retensi natrium dan air. Diagnosa keperawatan yang yang keempat ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan suplai oksigen ke jaringan.

2. Diagnosa keperawatan yang ada di dokumentasi keperawatan rumah sakit yaitu : ketidakefektifan pola nafas, ketidakefektifan perfusi renal, gangguan metabolisme karbohidrat.

3. Rencana Keperawatan

Tabel 4.3 Rencana Keperawatan

Partisipan 1 Partisipan 2 Rencana asuhan keperawatan yang dilakukan pada partisipan 1 dengan diagnosa pertama penurunan curah jantung hubungan dengan penurunan kontraksi ventrikel dengan kriteria hasil berdasarkan NOC yaitu : efektivitas pompa jantung, status sirkulasi, dan monitor vital sign dengan intervensi berdasarkan NIC: perawatan jantung dan monitor vital sign. Rencana asuhan keperawatan pada diagnosa gangguan pertukaran gas berhubungan dengan edema paru dengan

Rencana asuhan keperawatan yang dilakukan pada partisipan 2 dengan diagnosa pertama penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan kontraksi ventrikel dengan kriteria hasil berdasarkan NOC yaitu : efektivitas pompa jantung, status sirkulasi, dan monitor vital sign dengan intervensi berdasarkan NIC: perawatan jantung dan monitor vital sign. Rencana asuhan keperawatan pada diagnosa gangguan pertukaran gas berhubungan dengan edema paru dengan kriteria hasil berdasarkan NOC yaitu : Status respirasi : pertukaran gas, Ventilasi dengan

Page 56: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

kriteria hasil berdasarkan NOC yaitu : Status respirasi : pertukaran gas, Ventilasi dengan intervensi berdasarkan NIC : manajemen jalan nafas, monitor respirasi dan terapi oksigen. Rencana asuhan keperawatan pada diagnosa kelebihan volume cairan berhubungan dengan retensi natrium dan air dengan kriteria hasil berdasarkan NOC yaitu : elektrolit dan asam basa/ keseimbangan elektolit, keseimbangan cairan, dan kelebihan volume cairan dengan intervensi berdasarkan NIC: manajemen cairan dan monitor cairan. Keterangan : aktifitas keperawatan terlampir

intervensi berdasarkan NIC : manajemen jalan nafas, monitor respirasi dan terapi oksigen. Rencana asuhan keperawatan pada diagnosa kelebihan volume cairan berhubungan dengan retensi natrium dan air dengan kriteria hasil berdasarkan NOC yaitu : Status respirasi : pertukaran gas, Ventilasi dengan intervensi berdasarkan NIC : manajemen jalan nafas, monitor respirasi dan terapi oksigen. Rencana asuhan keperawatan pada diagnosa ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan gangguan metabolisme zat besi dengan kriteria hasil berdasarkan NOC yaitu: status sirkulasi, perfusi jaringan perifer, tidak efektif dengan intervensi berdasarkan NIC: terapi oksigen, monitor vital sigen, dan manajemen sensasi perifer.

4. Implementasi Keperawatan

Tabel 4.4 Implementasi Keperawatan

Partisipan 1 Partisipan 2 Implementasi yang dilakukan selama 6 hari untuk masalah adalah penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan kontraksi ventrikel adalah

a. Mengkaji adanya nyeri dada

b. mencatat adanya bradikakardi, penurunan TD pada pasien.

c. memonitor status kardiovaskuler : irama jantung, tekanan darah.

Implementasi yang dilakukan selama 6 hari untuk masalah penurunan curah jantung adalah

a. Mengkaji adanya nyeri dada b. mencatat adanya

bradikakardi, penurunan TD pada pasien.

c. memonitor status kardiovaskuler : irama jantung, tekanan darah.

d. memonitor status pernafasan pasien

e. memonitor balance cairan

Page 57: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

d. memonitor status pernafasan pasien

e. memonitor balance cairan f. mengatur periode latihan

dan istirahat untuk menghindari kelelahan

g. memonitor adanya dispnea, kelelahan.

h. menganjurkan untuk menurunkan stres.

i. Memonitor suhu dan sianosis perifer

j. Memberikan obat sesuai order dokter Clopidogril 1x 75 mg, candesartan 1x16 mg.

Implementasi yang dilakukan selama 6 hari untuk masalah gangguan pertukaran gas berhubungan dengan edema paru adalah :

a. menguskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan seperti ronki, wheezing.

b. Mengajarkan pasien teknik napas dalam

c. Mengatur posisi semi fowler untuk mengurangi dipsneu

d. Memonitor respirasi dan status O2

e. Memonitor rata-rata, kedalaman, dan usaha respirasi

f. Memonitor pola nafas : takipneu

g. Mengobservasi hasil pemeriksaan foto thoraks.

h. Mengauskultasi suara nafas

i. Mengbservasi aliran O2 j. Memberikan therapy O2

binasal 4 liter. Implementasi yang dilakukan

f. mengatur periode latihan dan istirahat untuk menghindari kelelahan

g. memonitor adanya dispnea, kelelahan.

h. menganjurkan untuk menurunkan stres.

i. Memonitor suhu dan sianosis perifer

Implementasi yang dilakukan selama 6 hari untuk masalah gangguan pertukaran gas berhubungan dengan edema paru adalah :

a. menguskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan seperti ronki, wheezing.

b. Mengajarkan pasien teknik napas dalam

c. Mengatur posisi semi fowler untuk mengurangi dipsneu

d. Memonitor respirasi dan status O2

e. Memonitor rata-rata, kedalaman, dan usaha respirasi

f. Memonitor pola nafas : takipneu

g. Mengobservasi hasil pemeriksaan foto thoraks.

h. Mengauskultasi suara nafas i. Mengbservasi aliran O2 j. Memberikan therapy O2

RM 10 liter dan diganti dengan O2 binasal 4 liter pada hari ke 2.

Implementasi yang dilakukan selama 6 hari untuk masalah kelebihan volume cairan berhubungan dengan retensi natrium dan air dengan :

a. mempertahankan catatan intake output yang akurat

Page 58: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

selama 6 hari untuk masalah kelebihan volume cairan berhubungan dengan retensi natrium dan air dengan :

a. mempertahankan catatan intake output yang akurat

b. memonitor hasil Hb yang sesuai dengan retensi cairan (BUN, Hematokrit, Osmolaritas urine)

c. memonitor vital sign, memonitor indikasi retensi

d. mengkaji luas dan lokasi edema

e. memonitor status nutrisi, diet DJ 1800 kkal ML.

f. pemberian inj lasix 1x 20 gram

g. melakukan kolaborasi dengan dokter jika tanda cairan berlebihan muncul memburuk

h. menentukan riwayat jumlah dan tipe intake cairan dan eliminasi

i. menentukan kemungkinan faktor risiko dari ketidakseimbangan cairan

j. memonitor tekanan darah orthostatik dan perubahan irama jantung.

b. monitor hasil Hb yang sesuai dengan retensi cairan (BUN, Hematokrit, Osmolaritas urine)

c. memonitor vital sign d. memonitor indikasi retensi e. mengkaji luas dan lokasi

edema f. memonitor status nutrisi,

melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemerian dri lasix 5 amp dalam 50 cc NaCl 0,9%,

g. mengkolaborasi dengan dokter jika tanda cairan berlebihan muncul memburuk

h. menentukan riwayat jumlah dan tipe intake cairan dan eliminasi

i. menentukan kemungkinan faktor risiko dari ketidakseimbangan cairan

j. memonitor tekanan darah orthostatik dan perubahan irama jantung.

Implementasi yang dilakukan selama 6 hari untuk masalah ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan dengan :

a. memonitor tekanan darah, nadi, suhu dan pernapasan

b. mencatat adanya fluktuasi tekanan darah

c. memonitor kualitas nadi. memonitor pola pernapasan

d. berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi PRC 2 x 250 gram pada hari pertama rawatan.

Page 59: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

5. Evaluasi Keperawatan

Tabel 4.5 Evaluasi Keperawatan

Partisipan 1 Partisipan 2 Hasil evaluasi pada hari ke 6 yang didapatkan pada diagnosa penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan kontraksi ventrikel adalah sistol dan diastole sudah dalam rentang normal 110/ 80 mmHg, edema perifer mulai berkurang, sudah tidak ada dispneu saat istirahat, MAP sudah dalam rentang normal : 90, denyut nadi dalam rentang normal 74 x/i. Hasil evaluasi pada hari ke 6 yang didapatkan pada diagnosa gangguan pertukaran gas adalah PCO2 dan PO2 dalam rentang normal, tidak ada dispneu saat istirahat, RR sudah dalam rentang normal 20x/i Hasil evaluasi pada hari ke 6 yang didapatkan pada diagnosa kelebihan volume cairan berhubungan dengan retensi natrium dan air adalah pasien mengatakan bengkak pada kakinya sudah mulai berkurang, urin pasien 1500 cc/hari, warna urin pasien sudah kekuningan dan jernih.

Hasil evaluasi pada hari ke 6 yang didapatkan pada diagnosa penurunan curah jantung adalah sistol dan diastole sudah dalam rentang normal 130/ 80 mmHg, edema perifer mulai berkurang, sudah tidak ada dispneu saat istirahat, MAP sudah dalam rentang normal 96 , denyut nadi dalam rentang normal 80 x/i. Hasil evaluasi pada hari ke 6 yang didapatkan pada diagnosa gangguan pertukaran gas adalah PCO2 dan PO2 dalam rentang normal, tidak ada dispneu saat istirahat, RR sudah dalam rentang normal 24 x/i. Hasil evaluasi pada hari ke 6 yang didapatkan pada diagnosa keperawatan kelebihan volume cairan berhubungan dengan retensi natrium dan air adalah pasien mengatakan bengkak pada kakinya sudah mulai berkurang, urin pasien 1200 cc/hari, warna urin pasien sudah kekuningan dan jernih. . Hasil evaluasi pada hari ke 6 yang didapatkan pada diagnosa keperawatan ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan suplai oksigen ke jaringan yang ditandai dengan anemis mulai berkurang , akral teraba hangat dan CRT < 2 detik.

Page 60: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

C. Pembahasan Kasus

Pada pembahasan kasus ini peneliti akan membahas kesinambungan

antara teori dengan laporan kasus asuhan keperawatan pada Partisipan 1

dan Partisipan 2 dengan penyakit Congestive Heart Failure (CHF) yang

telah dilakukan sejak tanggal 18 Mei sampai dengan 26 Mei 2017 di

Ruang Penyakit Dalam Pria RSUP DR. M. Djamil Padang. Dimana

pembahasan ini sesuai dengan tahapan asuhan keperawatan yang dimulai

pada tahap pengkajian, merumuskan diagnosis keperawatan, menyusun

rencana keperawatan, melakukan implementasi keperawatan, hingga

proses evaluasi keperawatan.

1. Pengkajian Keperawatan

Partisipan 1 berusia 62 tahun pekerjaan sebagai petani dengan tingkat

pendidikan SMA, dan partisipan 2 berusia 53 tahun pekerjaan sehari-

hari sebagai pedagang dengan tingkat pendidikan SMA. Kedua

partisipan sama-sama berjenis kelamin laki-laki. Penyakit CHF

memiliki tingkat risiko tersendiri berdasarkan jenis kelamin dan usia.

Menurut Hamzah (2016) mengatakan bahwa terdapat 60 % atau 36

pasien CHF berjenis kelamin pria yang sedang menjalani rawatan

sedangkan pasien wanita sebanyak 40 % atau 27 orang.

Kasus pada partisipan 1 dan partisipan 2 dengan keluhan sesak nafas

(dispnea), kelemahan , mudah lelah, pucat, bradikardi/ takikardi dan

edema ekstremitas, merupakan keluhan utama pada pasien CHF yang

dirasakan sebelum dan saat dibawa kerumah sakit. Keluhan tersebut

sesuia dengan teori Kasron (2012) bahwa pada pasien CHF biasanya

didapatkan keluhan yang berbeda, mulai dari sesak nafas, kegelisahan

atau kecemasan akibat gangguan oksigenasi, edema pada ekstremitas

bawah, anoreksia dan kelemahan. Pada partisipan II sesak nafas

(dipsneu) yang dialami terjadi akibat penimbunan cairan dalam alveoli

yang menggangggu pertukaran gas, dipsneu bahkan dapat terjadi saat

Page 61: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

istirahat atau dicetuskan oleh gerakan yang minimal atau sedang.

Ortopneu atau kesulitan bernafas saat berbaring pada partisipan I dan

II disebabkan cairan yang tertimbun di ekstremitas yang sebelumnya

berada di bawah mulai mulai diabsorbsi dan ventrikel kiri yang sudah

terganggu tidak mampu mengosongkan peningkatan volume dengan

adekuat, akibatnya tekanan dalam sirkulasi paru meningkat dan cairan

berpindah ke alveoli (Smeltzer & Bare, 2013).

Menurut asumsi peneliti, gejala yang dirasakan oleh kedua partisipan

tersebut sesuai dengan teori. Pasien CHF dengan grade III dan IV akan

mengalami kongestive atau kegagalan pemompaan pada pada kedua

ventrikel kiri dan kanan hal ini yang menyebabkan pasien juga

mengalami peningkatan vena jugularis, kardiomegali dan edema

ekstremitas.

Pada riwayat kesehatan dahulu partisipan I pasien memiliki riwayat

hipertensi yang tidak dikontrol sejak 13 tahun yang lalu , memiliki

riwayat merokok, dan riwayat stroke sebelumnya, klien sering

menkonsumsi makanan bersantan dan gorengan. Riwayat kesehatan

dahulu partisipan II, pasien sebelumnya pernah menderita penyakit

jantung 6 bulan yang lalu, pasien menderita hipertensi dan DM tipe II

sejak 2 tahun yang lalu, pasien mengatakan tidak memiliki kebiasaan

merokok dan minum alkohol.

Menurut asumsi peneliti, faktor resiko yang menjadi pemicu penyakit

CHF pada partisipan I adalah riwayat hipertensi sebelumnya dan

kebiasaan merokok, sedangkan pada partisipan II faktor resiko yang

menjadi pemicunya yaitu riwayat jantung sebelumnya, hipertensi dan

riwayat DM tipe II. Hasil pengkajian tersebut sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Nurhayati & Nuraini (2009), dari 30 orang

responden yang mengalami CHF 53,3 % disebakan karena riwayat

merokok, 50 % disebabkan karena riwayat DM, 66, 7 % disebabkan

Page 62: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

karena hipertensi, dan 97,67 % disebabkan karena memiliki pola

makan yang tidak baik.

Saat pengkajian pada partisipan II ditemukan pasien terpasang O2

Rebreating mask 10 liter. Menurut asumsi peneliti pasien terpasang O2

rebreating mask disebabkan gangguan pertukaran gas yang terjadi pada

sistem pernapasan pasien dibuktikan dengan nilai analisa gas darah

PCO2 yang rendah 29 mmHg.

Pada terapi pengobatan partisipan I mendapat obat terapi jantung

berupa Clopidogril 1x 75 mg dan candesartan 1x16 mg, O2 melalui

binasal 4 liter/i dan lasix 1 x 20 gr, sedangkan partisipan II

mendapatkan terapi 02 melalui Rebreathing mask 10 liter/I, IVFD

NaCl 0,9 % 500cc/ 8 jam dan drip lasix 5 ampul dalam 50 cc NaCl 0,9

%. Menurut Kasron (2012), terapi pengobatan yang tepat untuk pasien

dengan CHF ini yaitunya dengan pemberian oksigenasi, pembatasan

cairan, terapi diuretik, dan pemberian obat ACE inhibitor untuk

meningkatkan COP dan menurunkan kerja jantung.

Berdasarkan hasil pengkajian yang ditemukan peneliti dalam

melakukan pengkajian sudah sesuai dengan apa yang sudah dikaji,

sehingga tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktik.

2. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan data hasil pengkajian dan hasil pemeriksaan labolatorium

yang dilakukan pada dua kasus, pada partisipan I ditemukan 3 masalah

keperawatan dan pada partisipan II ditemukan 4 masalah keperawatan.

Masalah keperawatan yang sama antara partisipan I dan partisipan II

yaitu : penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan

kontraksi ventrikel, yang ditandai dengan pasien mengalami bradikardi

/ takikardi, tekanan darah menurun, akral teraba dingin, pasien tampak

lemah dan pucat, terdapat distensi vena jugularis. Hal ni sesuai dengan

Page 63: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

batasan karakteristik diagnosa ini yaitu perubahan frekuensi/irama

jantung : bradikardia, takikardia, perubahan preload : distensi vena

jugularis, keletihan, edema, perubahan afterload : dipsnea, penurunan

nadi perifer, perubahan tekanan darah , perubahan warna kulit,

perubahan kontraktilitas : batuk, bunyi S3 dan S4, orthopnea, dipsnea ,

perilaku/emosi : gelisah, ansietas (NANDA,2015).

Diagnosa yang kedua yaitu gangguan pertukaran gas b/d edema paru

yang ditandai dengan pasien mengalami sesak nafas saat beraktivitas

maupun istirahat, hasil analisa gas darah menunjukkan penurunan

CO2, pasien gelisah. Hal ini sesuai dengan batasan karakeristiknya

yaitu dispnea, gas darah arteri abnormal, gelisah, hipoksemia,

hipoksia, iritailitas, konfusi, nafas cuping hidung, penurunan

carbondioksida, pH arteri abnormal, pola pernapasan abnormal,

sianosis, samnolen, takikardia, warna kulit abnormal. (NANDA,2015).

Diagnosa yang ketiga yaitu kelebihan volume cairan berhubungan

dengan meningkatnya produksi ADH dan retensi natrium dan air yang

ditandai dengan pasien mengalami edema pada ekstremitas bawah,

sesak nafas, dan distensi vena jugularis. Hal ini sesuai dengan batasan

karakteristiknya yaitu ada bunyi jantung S3, asupan melebihi

haluaran, dispnea, distensi vena jugularis, edema, efusi pleura,

gangguan pola napas, gangguan tekanan darah, gelisah,

ketidakseimbangan elektrolit, kongesti pulmonal, oligouria,orthonea,

penambahan berat badan dalam waktu singkat, penurunan hematokrit,

penurunan hemoglobin, perubahan berat jenis urin (NANDA, 2015)

Masalah keperawatan yang ditemukan pada partisipan II dan tidak

ditemukan pada partisipan I yaitu ketidakefektifan perfusi jaringan

perifer berhubungan dengan penurunan suplai oksigen ke jaringan

yang ditandai dengan pasien tampak lemah, akral teraba dingin, CRT >

3 detik, dan pasien mengalami penurunan Hemoglobin. Hal ini sesuai

Page 64: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

dengan batasan karakteristiknya yaitu edema, penurunan nadi perifer,

perubahan tekanan darah di ekstremitas, perubahan karakteristik kulit,

waktu pengisian kapiler >3 detik, warna tidak kembali ke tungkai 1

menit setelah tungkai diturunkan.

Menurut analisa peneliti diagnosis gangguan pertukaran gas

berhubungan dengan edema paru dan ketidakefektifan perfusi jaringan

perifer berhubungan dengan berkurangnya suplai oksigen ke jaringan,

merupakan masalah lain yang muncul akibat data pendukung yang

didapatkan peneliti pada saat pengkajian.

Berdasarkan diagnosa yang ada di teori peneliti menemukan

kesenjangan, bahwa tidak semua diagnosa yang ada dalam teori

muncul dalam kasus penelitian. Menurut Wijaya & Yessi (2013)

diagnosa keperawatan yang dapat diangkat pada CHF yaitu :

Penurunan curah jantung, ketidakefektifan bersihan jalan nafas,

gangguan pertukaran gas, kelebihan volume cairan ketidakefektifan

perfusi jaringan perifer, ketidakefektifitas pola nafas, intoleransi

aktivitas,nyeri akut, ketidakseimabnagan nutrisi, dan ansietas.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Hafifah (2012) di ruangan

Bougenville RSUD Panagarang, diagnosa yang muncul pada pasien

dengan CHF yaitu penurunan curah jantung berhubungan dengan

penurunan kontraksi ventrikel, kelebihan volume cairan berhubungan

dengan retensi natrium dan air, pola nafas tidak efektif berhubungan

dengan ekspansi paru yang tidak optimal, serta intoleransi aktivitas

berhubungan dengan insufiensi oksigen.

Diagnosa diatas yang tidak muncul pada pasien karena tidak

ditemukan data yang memungkinkan untuk mengakkan diagnosa

tersebut. Diagnosa keperawatan merupakan respon pasien terhadap

perubahan patologis dan fisiologis, dimana perubahan itu timbul akibat

Page 65: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

dari proses penyakit yang setiap orang akan mengalami suatu

perubahan yang berbeda sehingga kesenjangan antara teori dan hasil

peneliti dapat terjadi.

3. Perencanaan Keperawatan

Perencanaan keperawatan disusun berdasarkan diagnosis keperawatan

yang ditemukan pada kasus. Intervensi keperawatan tersebut terdiri dari

Nursing Intervention Classification (NIC) dan Nursing Outcomes

Classifications (NOC).

Rencana asuhan keperawatan yang akan dilakukan kedua partisipan

dengan masalah keperawatan penurunan curah jantung berhubungan

dengan penurunan kontraksi ventrikel dengan kriteria hasil berdasarkan

NOC yaitu : efektivitas pompa jantung, status sirkulasi, dan monitor vital

sign dengan intervensi berdasarkan NIC: evaluasi adanya nyeri dada

(intensitas, lokasi, durasi, frekuensi), catat adanya tanda dan gejala

penurunan cardiac output, monitor status kardiovaskuler, monitor status

pernafasan yang menandakan Heart Failure, monitor balance cairan,

monitor adanya perubahan perubahan nadi dan tekanan darah, atur

periode latihan dan istirahat untuk menghindari kelelahan, monitor

adanya dispnea, ortopnea, dan takipnea, dan anjurkan untuk menurunkan

stres.

Rencana asuhan keperawatan pada diagnosa gangguan pertukaran gas

berhubungan edema paru dengan kriteria hasil berdasarkan NOC yaitu :

Status respirasi : pertukaran gas, Ventilasi dengan intervensi berdasarkan

NIC : lakukan fisioterapi dada jika perlu, auskultasi suara nafas, catat

adanya suara tambahan, anjurkan pasien bernafas pelan dan dalam, atur

posisi untuk mengurangi dipsneu, monitor respirasi dan status O2,

monitor rata-rata, kedalaman, dan usaha respirasi, monitor pola nafas :

takipneu, observasi hasil pemeriksaan foto thoraks, auskultasi suara

nafas, observasi aliran O2, berikan therapy O2 sesuai indikasi.

Page 66: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

Rencana asuhan keperawatan pada diagnosa kelebihan volume cairan

berhubungan dengan retensi natrium dan air dengan kriteria hasil

berdasarkan NOC yaitu : elektrolit dan asam basa/ keseimbangan

elektolit, keseimbangan cairan, dan kelebihan volume cairan dengan

intervensi berdasarkan NIC: Pertahankan catatan intake output yang

akurat, monitor hasil Hb yang sesuai dengan retensi cairan (BUN,

Hematokrit, Osmolaritas urine), monitor vital sign, monitor indikasi

retensi, kaji luas dan lokasi edema, monitor status nutrisi, kolaborasi

dengan dokter jika tanda cairan berlebihan muncul memburuk, tentukan

riwayat jumlah dan tipe intake cairan dan eliminasi, tentukan

kemungkinan faktor risiko dari ketidakseimbangan cairan dan monitor

tekanan darah orthostatik dan perubahan irama jantung.

Rencana asuhan keperawatan yang dilakukan pada masalah keperawatan

partisipan II (Tn. U) dengan diagnosa keperawatan ketidakefektifan

perfusi jaringan perifer berhubungan dengan gangguan metabolisme zat

besi dengan kriteria hasil berdasarkan NOC yaitu: circulation status,

tissue perfusion: peripheral, ineffective dengan intervensi berdasarkan

NIC: monitor tekanan darah, nadi, suhdenu dan pernapasan, catat adanya

fluktuasi tekanan darah, monitor kualitas nadi. Monitor pola pernapsan,

monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap panan, dingin,

tajam/tumpul.

Menurut peneliti dalam penyususnan rencana yanga akan dilakukan pada

kedua partsipan tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus yang

ditemukan dalam penetapan intervensi yang akana dilakukan.

Penyusunan perencanaan yang dibutuhkan oleh pasien dalam upaya

pemulihan derajat kesehatan pasien.

Page 67: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

4. Implementasi Keperawatan

Pelaksanaan tindakan keperawatan pada partisipan I dan II dilaksanakan

dalam waktu yang berbeda. Pada partisipan I asuhan atau pelaksanaan

tindakan keperawatan dilaksanakan mulai tanggal 18 Mei 2017 sampai

dengan tanggal 23 Mei 2017. Sedangkan untuk partisipan II pelaksanaan

tindakan keperawatan dimulai tanggal 21 Mei 2017 sampai dengan

tanggal 26 Mei 2017. Pelaksanaan tindakan keperawatan tidak

dikerjakan seluruhnya oleh peneliti karena peneliti tidak berdinas

selama 24 jam. Strategi yang dilaksanakan pada pelaksanaan tindakan

keperawatan adalah dengan mendelegasikan kedua responden kepada

perawat ruangan dan kepada mahasiswa yang dinas di ruangan tersebut.

Peneliti melihat semua tindakan yang dilakukan melalui buku laporan

yang berada pada ruangan.

Secara umum rencana pada masing – masing masalah keperawatan dapat

dilakukan tapi tidak optimal. Pada masalah penurunan curah jantung

berhubungan dengan penurunan kontraksi ventrikel tindakan yang dapat

dilakukan yaitu mengkaji adanya nyeri dada, mengatur periode latihan

dan istirahat untuk menghindari kelelahan, memonitor adanya dispnea,

kelelahan, menganjurkan untuk menurunkan stress, memonitor suhu dan

sianosis perifer, memberikan obat sesuai order dokter Clopidogril 1x 75

mg, candesartan 1x16 mg. Sementara itu untuk mencatat adanya

bradikakardi/takikardi dan pemantauan irama jantung atau memonitor

status kardiovaskuler sulit dilakukan karena minimnya fasilitas yang ada

di ruangan seperti keterbatasan monitor jantung paru dan keterbatasan

alat EKG. Implementasi yang dilakukan sesuai dengan rencana dan terori

yang dikemukakan oleh Kasron (2012), yaitu salah satu tindakan yang

dilakukan untuk meningkatkan COP dan menurunkan kerja jantung yaitu

dengan pemberian obat ACE inhibitor.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Hafifah (2012) di ruangan

Bougenville RSUD Panagarang, implementasi yag dapat dilakukan untuk

Page 68: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

masalah keperawatan penurunan curah jantung ini adalah mengauskultasi

nadi apikal, mengkaji frekuensi, irama jantung, memantau urine output,

memantau TD, memantau keadaan kulit, tinggikan kaki, berikan istirahat

rekumben, ciptakan lingkungan yang nyaman, memberikan oksigen

tambahan, memberikan obat oral Aptor 100 mg/ 24 jam, captropil 12,5

mg / 24 jam, CPG 100 mg /24 jam, Aprazolam 0,5 mg / 24 jam.

Implementasi yang dapat dilakukan untuk masalah gangguan pertukaran

gas berhubungan dengan edema paru yaitu menguskultasi suara nafas,

mencatat adanya suara tambahan seperti ronki, wheezing, mengajarkan

pasien teknik napas dalam, mengatur posisi semi fowler untuk

mengurangi dipsneu, memonitor respirasi dan status O2, memonitor

rata-rata, kedalaman, dan usaha respirasi, memonitor pola nafas :

takipneu, mengobservasi hasil pemeriksaan foto thoraks, mengauskultasi

suara nafas, mengobservasi aliran O2, memberikan therapy O2 binasal 4

liter pada Tn. A dan 10 liter melalui RM pada Tn. U. Dalam hal ini

semua rencana keperawatan dapat terlaksana dengan baik, pada diagnosa

gangguan pertukaran gas untuk pencapaian evaluasi yang optimal agar

dapat direncanakan tindakan selanjutnya perlu adanya pemantauan

analisa gas darah terutama nilai PCO2 untuk dapat menentukan tingkatan

kebutuhan oksigenasi pada pasien.

Implementasi yang dapat untuk masalah kelebihan volume cairan

berhubungan dengan retensi natrium dan air dengan mempertahankan

catatan intake output yang akurat, memonitor hasil Hb yang sesuai

dengan retensi cairan (BUN, Hematokrit, Osmolaritas urine), memonitor

vital sign, memonitor indikasi retensi, mengkaji luas dan lokasi edema,

pemberian inj lasix 1x 20 gram, menentukan riwayat jumlah dan tipe

intake cairan dan eliminasi. Tindakan monitoring intake dan output cairan

pada kedua partisipan ini tidak efektif dikarenakan perhitungan output

pasien tidak akurat dengan hanya melihat angka pada urin bag.

Page 69: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

Menurut Kasron (2012), tindakan non farmakologis yang dapat dilakukan

untuk mengurangi edema pada pasien CHF yaitu dengan diet pembatasan

natrium (< 4 gr/hari), mengehentikan obat-obatan yang dapat

memperparah kondisi ginjal seperti obat jenis NSAIDs karena efek

prostaglandinnya pada ginjal dapat menyebabkan retensi natrium dan air,

serta dengan pembatasan cairan lebih kurang 1200 – 1500 cc/hari.

Implementasi yang dilakukan untuk masalah ketidakefektifan perfusi

jaringan perifer berhubungan dengan gangguan metabolisme zat besi

dengan memonitor tekanan darah, nadi, suhu dan pernapasan, mencatat

adanya fluktuasi tekanan darah, memonitor kualitas nadi. memonitor pola

pernapsan, memonitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap

panan, dingin, tajam/tumpul, berkolaborasi dengan dokter dalam

pemberian terapi PRC 2 x 250 gram.

Menurut Hendrata & Reginald (2010), penanganan anemia pada

penderita gagal jantung kongestife dapat berupa penggunaan transfusi

darah yang diberikan bila kadar Hb < 8 g%. Akan tetapi pemberian

transfusi darah hanya dianjurkan untuk mengatasi keadaan akut pada

anemia erat dan tidak ditujukan untuk penanganan jangka panjang

terhadap anemia pada gagal jantung hal ini dikarenakan transfusi juga

beresiko terhadap terjadinya berbagai efek samping seperti supresi sistem

imun dengan resiko terinfeksi, sensitisasi terhadap antigen HLA, serta

kelebihan cairan dan besi.

5. Evaluasi Keperawatan

Menurut Suara,Mahyar, dkk (2010) evaluasi keperawatan terdiri dalam

beberapa komponen yaitu, tanggal dan waktu dilakukan evaluasi

keperawatan, diagnosa keperawatan, dan evaluasi keperawatan. Evaluasi

keperawatan ini dilakukan dalam bentuk SOAP (subjektif, objektif,

assessment, dan planning). Evaluasi yang dilakukan selama 6 hari pada

kedua partisipan tidaklah sama.

Page 70: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

Hasil evaluasi yang sudah didapatkan setelah perawatan selama enam

hari terhadap kedua partisipan yaitu Tn. A dengan masalah penurunan

curah jantung berhubungan dengan penurunan kontraksi ventrikel adalah

sistol dan diastole dalam rentang normal 110/ 80 mmHg, edema perifer

mulai berkurang, sudah tidak ada dispneu saat istirahat, MAP dalam

rentang normal : 95, denyut nadi dalam rentang normal 74 x/i. hasil

evaluasi yang didapatkan pada partisipan II yaitu sistol dan diastole

dalam rentang normal 130/ 80 mmHg, edema perifer mulai berkurang,

sudah tidak ada dispneu saat istirahat, MAP sudah dalam rentang

normal , denyut nadi dalam rentang normal 80 x/i. Berdasarkan analisa

peneliti masalah penurunan curah jantung sudah mulai teratasi.

Hasil evaluasi yang didapatkan dengan masalah keperawatan gangguan

pertukaran gas berhubungan dengan edema paru pada partisipan I PCO2 :

36 mmol/L dan PO2 188 mmol/L, tidak ada dispneu saat istirahat, RR :

20x/I. Pada partisipan II didapatkan hasil PCO2 : 31 mmol/L dan PO2 :

178 mmol/L dalam rentang normal, tidak ada dispneu saat istirahat, RR :

24 x/i. Berdasarkan analisa peneliti masalah gangguan pertukaran gas

berhubungan dengan edema paru teratasi pada kasus Tn. A, sedangkan

pada Tn. U dari hasil analisa gas darah pada tanggal 22 Mei 2017

menunjukkan nilai PCO2 masih di bawah normal yaitu 31 mmol/L

(normal 35- 45 mmol/L), pasien pulang dengan hari rawatan ke 6 pada

tanggal 26 Mei 2016 tetapi pemeriksaan AGD terbaru belum dilakukan.

Peneliti menggambil kesimpulan bahwa dilihat dari data subjektif dan

objektif yang menunjukan Tn. U sudah tidak mengalami sesak nafas

maka masalah keperawatan gangguan pertukaran gas sudah teratasi.

Menurut Sibuea, Herdin dkk (2009), pasien yang sudah mengalami

edema paru akan mengalami dipsnea yang sangat berat yang dapat

menimbulkan kekurangan oksigen yang beart dan sianosis dan kemudian

akan menimbulkan mati lemas.

Page 71: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

Hasil evaluasi didapatkan pada diagnosa keperawatan kelebihan volume

cairan berhubungan dengan retensi natrium dan air pada partisipan I

adalah pasien mengatakan bengkak pada kakinya sudah mulai berkurang,

urin pasien 1500 cc/hari, warna urin pasien sudah kekuningan dan jernih.

Hasil evaluasi pada partisipan II yaitu pasien mengatakan bengkak pada

kakinya sudah mulai berkurang, urin pasien 1200 cc/hari, warna urin

pasien sudah kekuningan dan jernih. Berdasarkan asumsi peneliti

masalah kelebihan volume cairan pada partisipan I dan II sudah teratasi.

Hasil evaluasi yang didapatkan pada diagnosa keperawatan

ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan

suplai oksigen ke jaringan yang ditandai dengan pasien mengatakan

penurunan suplai oksigen ke jaringan yang ditandai dengan anemis mulai

berkurang, Hb terakhir : 7,3 gr/dl, akral teraba hangat dan CRT < 2 detik.

Berdasarkan asumsi peneliti masalah ketidakefektifan perfusi jaringan

perifer pada partisipan I mulai teratasi.

Jadi hasil evaluasi tindakan yang dilakukan selama 6 hari yaitu evaluasi

berdasarkan pada NOC. Hasil yang tercapai pada partisipan I yaitu:

Cardiac Pump Effectiveness, Circulation Status, Vital signs, Respiratory

Status : Ventilation, Respiratory :Airway Patency, Electrolit And

Acid/Base Balance, Fluid Balance, Fluid Overload Severity. Semua

masalah sudah teratasi dengan baik. Evaluasi yang berhasil tercapai

sesuai dengan kriteria hasil pada partisipan II adalah Respiratory Status :

Ventilation, Respiratory :Airway Patency, Electrolit And Acid/Base

Balance, Fluid Balance, Fluid Overload Severity, circulation status,

tissue perfusion: peripheral, ineffective.

Dalam pelaksanaan pengambilan data asuhan keperawatan peneliti tidak

menemukan hambatan dalam hal ini karena kerja sama yang baik dengan

perawat ruangan dan mahasiswa yang sedang berdinas di ruangan.

Page 72: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian penerapan asuhan keperawatan pada

partisipan I dan partisipan II pada pasien CHF (Congestive Heart Failure)

di Penyakit Dalam Pria IRNA Non-bedah RSUP Dr. M. Djamil Padang

peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil pengkajian yang didapatkan dari kedua partisipan menunjukkan

adanya tanda gejala yang sama yang dirasakan oleh kedua partisipan.

Keluhan yang dirasakan oleh partisipan 1 juga dirasakan oleh

partisipan 2. Tanda dan gejala yang muncul yang dirasakan oleh kedua

partisipan yaitu nafas sesak, nyeri dada, edema pada ekstremitas

bawah, dan kelemahan. Partisipan I terpasang oksigen nasal kanul dan

partisipan II terpasang oksigen Rebreathing Mask. Saat dilkukan

pemeriksaan didapatkan pada partisipan I tekanan darah 90/80 mmHg,

nadi 58 kali/I, pernafasan 25x/I, dan suhu 36, 5 0C. Hasil pemeriksaan

hematologi pada Tn. A yaitu Hemoglobin 11,9 g/dl , Leukosit 16.360

/mm3, Trombosit 90.000/mm3, Ph 7, 43, PCO2 30 mmHg, PO2 140

mmHg.pada partisipan II didaptkan tekanan darah 150/100 mmHg,

nadi 89 x/I, suhu 36,8 0C, dan pernafasan 31 x/i. Hasil pemeriksaan

hematologi pada Tn. A yaitu Hemoglobin 6,0 g/dl , Leukosit 12.900

/mm3, Trombosit 286.000/mm3, Ph 7,36, PCO2 29 mmHg, PO2 188

mmHg. Hal ini menunjukkan bahwa, jika seseorang pasien dengan

penyakit CHF memiliki kemungkinan akan muncul masalah dan

keluhan yang sama yang dirasakan oleh penderita.

2. Diagnosa keperawatan yang muncul pada kedua partisipan yaitu

Kelebihan volume cairan, resiko penurunan curah jantung, dan

gangguan pertukaran gas. Pada partisipan II memiliki satu diagnosa

lain yaitu ketidakefektifan perfusi jaringan perifer.

3. Hasil yang diperoleh dari intervensi yang dilakukan oleh peneliti, baik

intervensi yang dilakukan secara mandiri maupun kolaborasi seperti

Page 73: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

mengatur posisi, memonitor TTV, pemberian oksigen dan terapi obat-

obatan, bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan meringankan kerja

dari jantung pasien.

4. Implementasi keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan yang

telah peneliti susun. Implementasi keperawatan yang dilakukan pada

kasus seperti pemantauan TTV, pemberian terapi oksigen dan terapi

pengobatan. Dalam proses implementasi yang dilakukan sesuai dengan

intervensi yang direncanakan.

5. Evaluasi yang dilakukan oleh peneliti pada kedua partisipan dilakukan

selama 6 hari rawatan oleh peneliti dan dibuat dalam bentuk SOAP.

Hasil evaluasi yang dilakukan oleh peneliti pada partisipan I dan II

menunjukkan bahwa masalah keperawatan yang dialami kedua

partisipan sudah teratasi dengan cukup baik.

B. Saran

1. Bagi Direktur RSUP. Dr. M. Djamil Padang

Melalui pimpinan rumah sakit diharapkan dapat memberikan motivasi

dan bimbingan kepada semua staff agar dapat memeberikan asuhan

keperawatan secara optimal kepada pasien dan lebih meningkatkan

mutu pelayanan di rumah sakit.

2. Bagi perawat ruangan

Studi kasus yang peneliti lakukan tentang asuhan keperawatan pada

pasien dengan CHF (Congestive Heart Failure) di Ruangan Penyakit

Dalam Pria IRNA Non-Bedah RSUP. Dr. M. Djamil padang dapat

menjadi acuan bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan

secara profesional dan komprehensif. Peneliti juga memberikan saran

agar perawat ruangan memberikan promosi kesehatan tentang CHF

pada pasien dan keluarga agar dampak dari penyakit ini bisa dicegah

lebih lanjut.

Page 74: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

3. Bagi Mahasiswa dan Peneliti selanjutnya

Hasil penelitian yang peneliti dapatkan diharapkan dapat menjadi

acuan dan menjadi bahan pembanding pada peneliti selanjutnya dalam

melakukan penelitian pada pasien dengan CHF (Congestive Heart

Failure).

Page 75: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

DAFTAR PUSTAKA

Bararah, T dan Jauhar, M. 2013. Asuhan Keperawatan Panduan Lengkap Menjadi

Perawat Profesional. Jakarta : Prestasi Pustakaraya

Bulechek, Gloria dkk. 2016. Nursing Interventions Clasifications (NIC). Indonesia: Mocommedia.

Guyton, Arthur and Hall. 2012. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC.

Hamzah, Rori. 2016. Hubungan Usia dan Jenis Kelamin dengan Kualitas Hidup pada Pasien Gagal Jantung. Di akses di http://opac.unisayogya.ac.id /2256/ 1/NASKAH%20PUBLIKASI%20(RORI%20HAMZAH).pdf pada tanggal 23 Maret 2017.

Kasron. 2012. Kelainan dan Penyakit Jantung : Pencegahan serta Pengobatannya. Yogyakarta : Nuha Medika

Kementerian Kesehatan RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar 2013. Diakses dari http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%Riskesdas%202013.pdf pada tanggal 10 januari 2017

Moorhead, Sue dkk. 2016. Nursing Outcomes Clasification (NOC). Indonesia: Mocomedia.

Muttaqin, arif. 2012. Buku ajar Asuhan keperawatan klien dengan gangguan

sistem kardiovaskular dan hematologi. Jakarta: Salemba Medika

NANDA International. 2015. Diagnosis Keperawatan (Defenisi dan Klasifikasi 2015-2017). Jakarta: EGC.

Nurhayati, Eius dan Nuraini. 2009. Gambaran faktor resiko terhadap penyakit gagal jantung di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Di akses tanggal 23 Maret 2017 di http://stikesayani.ac.id/publikasi/e-journal/filesx/2010/ 201004 /201004-004. pdf

Pearce, Evelyn. 2009. Anatomi dan Fisiologi Untuk Para Medis. Jakarta: Gramedia.

Profil RSUP Dr. M.Djamil Padang. (2014). 10 Penyakit Terbanyak Rawat Inap Tahun 2014. Diakses pada tanggal 2 Januari 2017 dari http:// www.rsdjamil. co.id/pages/10penyakit ter banyak -rawatinaptahun2014.

Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. (2014). Situasi Kesehatan Jantung 2014. Diakses pada tanggal 23 Maret 2017 di

Page 76: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

http://www.depkes.go.id/resources/download/ pusdatin/profil-kesehatan indonesia/profil- kesehatan-indonesia-2014.pdf

Robbins, Stanley L. 2007. Buku Ajar Patologi Jakarta: EGC.

Robinson, Joan and Lyndon. 2014. Buku Ajar Nursing Visual : Medikal Bedah. Tanggerang Selatan : Binarupa Aksara.

Sibuea, Herdin dkk. 2009. Ilmu Penyakit Dalam Ed. 2. Jakarta : Rineka Cipta

Smelzer, Suzanne dan Bare Brenda. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddart. Jakarta: EGC.

Supardi, Sudibyo dan Rustika. 2013. Buku Ajar Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: CV Trans Into Media.

Syaifuddin, Haji. 2012. Anatomi Fisiologi Ed.2. Jakarta: EGC.

Wijaya, Andra Saferi dan Putri, Yessie Marita. 2013. Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Nuha Medika.

Page 77: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 78: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 79: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 80: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 81: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

Lampiran 4

FORMAT DOKUMENTASI

ASUHAN KEPERAWATAN RESPONDEN I

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

1. PENGUMPULAN DATA

a. Identifikasi Klien:

1) Nama : Tn A

2) Tempat/ tanggal lahir : Agam / 2-8-1954

3) Jenis kelamin : Laki-laki

4) Status kawin : Kawin

5) Agama : Islam

6) Pendidikan : SMU

7) Pekerjaan : Petani

8) Alamat : Batu Kambing IV nagari Agam

9) Diagnosa medis : CHF fc III + CKD Stage V + BP

b. Identififkasi Penanggung Jawab

1) Nama : Ny. J

2) Pekerjaan : IRT

3) Alamat : Batu Kambing IV nagari Agam

4) Hubungan : Istri

c. Riwayat Kesehatan

1) Riwayat Kesehatan Sekarang:

a. KeluhanUtama

Pasien masuk melalui IGD RSUP Dr. M. Djamil Padang pada

tanggal 16 Mei 2017 pukul 21.30 WIB, rujukan dari RSUD

Lubuk Basung. Saat dilakukan pengkajian tentang riwayat

kesehatan, keluhan utama yang dirasakan yaitu sesak nafas.

Sesak nafas di rasakan sejak 3 hari yang lalu sebelum masuk

rumah sakit, semakin sesak saat beraktivitas, nyeri pada dada

sebelah kiri, durasi 20 menit, skala nyeri 5 ,tubuh terasa lemah,

edema pada ekstremitas bawah. Hasil pemeriksaan tanda-tanda

Page 82: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

vital yaitu TD : 140/70 mmHg, HR : 92 x/i, RR : 28 x/i, dan

suhu : 36,5 0C .

b. Keluhan saat dikaji (PQRST)

Saat dilakukan pengkajian pada pada tanggal 18 Mei 2017

pukul 08.49 WIB pasien mengeluh sesak nafas, sesak di

rasakan meningkat saat beraktifitas, tubuh terasa lemah. Hasil

pemeriksaan tanda-tanda vital yaitu, TD : 90/80 mmHg, HR :

58 x/i, RR : 25 x/ i, dan suhu 36, 5 0C

2) Riwayat kesehatan dahulu

Pasien mengatakan pernah di rawat di RSSN Bukittinggi 11 tahun

yang lalu karena penyakit stroke. Pasien memiliki riwayat

hipertensi sejak 13 tahun yang lalu. Pasien mengatakan memiliki

kebiasaan merokok sejak SMU.

3) Riwayat Kesehatan Keluarga

Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita

penyakit yang sama dengan pasien. tidak ada anggota keluarga

yang menderita penyakit keturunan seperti jantung, hipertensi, DM,

asma.

d. Pola Aktivitas Sehari- hari

1) Pola Nutrisi :

a. Sehat : makan 3x sehari habis, porsi sedang sedang

menu nasi, sayur, dan lauk seadanya. Klien sering

mengkonsumsi gorengan dan makanan bersantan.Sehari

pasien minum 7-8 gelas sedang ( 2000 cc).

b. Sakit : diet DJ II 1800 kkal ML, 3x sehari berupa

nasi lunak, sayur dan lauk. Pasien hanya menghabiskan

setengah dari porsi makan.Selama sakit pasien minum 6

gelas sehari (1500 cc).

2) Pola Eliminasi :

a. Sehat : buang air kecil lebih kurang 7 kali sehari,

warna putih kekuningan.Buang air besar 1x sehari

warna kuning konsistensi lembek.

Page 83: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

b. Sakit : Saat sakit pasien uang air kecil melalui

slank kateter sebanyak 700 cc/hari, warna kecoklatan.

buang air besar 1x sehari warna kecoklatan, konsistensi

agak keras.

3) Pola Istirahat dan Tidur

a. Sehat : tidur 5-6 jam perhari. Kualitas tidur

nyenyak

b. Sakit : tidur siang 1-2 jam/hari dan tidur malam

hanya 4- 5 jam/ hari.

4) Pola Aktivitas dan Latihan

a. Sehat : pasien bekerja sebagai petani di

kampungnya. Pasien kurang berolahraga karena

kelumpuhan pada kaki dan tangan sebelah kanan

pasien.

b. Sakit : pasien bedres total di tempat tidur dan

harus di bantuoleh keluarga dan perawat.

5) Pola Bekerja

a. Sehat : bekerja sebagai petani, tetapi karena pasien

menderita stroke 11 tahun pasien tidak bisa bekerja

seperti biasanya lagi.

b. Sakit : pasien tidak bisa bekerja

e. Pemeriksaan Fisik (Secara Head to toe)

1) Keadaan umum : lemah

2) Tingkat kesadaran : Composmentis Cooperatif (GCS : 15)

3) TTV : TD : 90/80 mmHg, HR : 58 x/i,RR : 25x/I,

suhu : 36, 5 0C.

4) Kepala : bentuk kepala normal, rambut sebagian

memutih/beruban, rambut merata, kulit kepala bersih tidak ada

ketombe, tidak ada benjolan dan lesi.

5) Mata : simetris kiri dan kanan, mata bersih, palpebra tidak

edema, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil

isokor kiri dan kanan. Reflek cahaya positif, diameter simetris

Page 84: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

kiri dan kanan dan tidak ada menggunakan alat bantu

penglihatan.

6) Hidung : simetris kiri dan kanan, tidak ada pernapasan

cuping hidung, tidak ada kotoran, tidak ada pembengkakan dan

polip.

7) Telinga : simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada serumen,

tidak ada laserasi, pendengaran masih baik.

8) Mulut : Pemeriksaan pada mulut kurang bersih, ada plak

pada gigi, mukosa bibir kering, reflek mengunyah dan menelan

baik, bibir tidak simeris.

9) Wajah : Simetris, tidak ada lesi, tampak pucat.

10) Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening,

ada pembesaran vega jugularis.

11) Thorax :

a) Inspeksi :simetris kiri kanan

b) Palpasi :fremitus kiri dan kanan sama

c) Perkusi :terdengar sonor

d) Auskultasi :bronkovesikuler

12) Jantung :

a) Inspeksi :iktus tidak terlihat

b) Palpasi :iktus teraba di RIC V

c) Perkusi :pekak, batas jantung 1 jari di bawah RIC VI

d) Auskultasi :regular, tidak ada bunyi tambahan

13) Abdomen :

a) Inspeksi :tidak asites, tidak ada lesi

b) Auskultasi :bising usus 10x/menit.

c) Palpasi :tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba

perbesaran pada limpa dan hepar.

d) Perkusi : tympani

14) Ekstremitas atas :Terpasang infus pada tangan kiri, akral

dingin, kemerahan pada telapak tangan, CRT < 3 detik

Page 85: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

15) Ekstremitas bawah :edema pada kedua tungkaiderajat I

kedalaman 3 mm, akral dingin, CRT <3 detik

16) Genitalia : bersih, terpasang kateter.

f. Data Psikologis

1) Status Emosional : pasien gelisah

2) Kecemasan : pasien tidak merasa cemas

3) Pola Koping : baik

4) Gaya Komunikasi : baik

5) Konsep Diri diurai untuk komponen gambaran diri, harga diri,

peran, identitas, ideal diri

g. Data sosial

Pasien bekerja sebagai petani, pasien bisa bersosialisasi dengan

baik di lingkungan masyarakat.

h. Data Spiritual

Pasien melaksanakan sholat 5 waktu.

i. Data Penunjang

1) Rontgenthorax.

Berdasarkan hasil rontgen thorax yang dilakukan pada tanggal

17 Mei 2017 pasien mengalami kardiomegali.

2) Laboratorium

Hasil pemeriksaan kimia klinik pada tanggal 18 Mei 2017

menunjukkan nilai :

- Hemoglobin : 11,9 g/dl (N : 14-16)

- Leukosit : 16.360 /mm3(N : 5.000-10.000)

- Trombosit : 90.000/mm3 (N : 150.000-400.000)

- Hematokrit : 36 % (N : 40-48)

- Ph : 7, 43 (N : 7,35-7,45)

- PCO2 : 30 mmol/L(N: 35-45mmol/L)

- PO2 : 140mmol/L (N : 95-10mmil.L)

- HCO3- : 19,9 mmol/L.

Page 86: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

j. Program dan Rencana Pengobatan

Program terapi pengobatan yang di dapatkan oleh Tn. A yaitu :

- pemberian O2 binasal 4 liter/i

- IVFD Eas Pfrimmer 500cc/24 jam

- Ceftriaxone 1x 2 gr

- Lasix 1 x 20 gr

- Eritromicin 1 x 500 gr

- Bicnat 3 x 1 mg

- As. Folat 1 x 5 mg

- Candesartan 1 x 16 mg

- Clopidogrel 1 x 75 mg.

k. ANALISA DATA

Data Etiologi Masalah

DS : pasien mengatakan tubuh terasa lemah, DO : pasien tampak pucat, akral teraba dingin, TD :90/80 mmH, HR :58 x/i.

penurunan kontraksi

ventrikel

penurunan curah

jantung

DO : pasien mengatakan nafas terasa sesak DS : pasien tampak sesak nafas, pernafasan 25 x/i, ronki (-),wheezing (-) PCO2 : 30 mmol/L, PO2 : 140 mmol/L, Ph : 7,43

Edema paru Gangguan

pertukaran gas

DO : pasien mengatakan kakinya bengkak, DS : terdapat edema pada ekstremitas bawah pasien, derajat I kedalaman 3 mm, urin pasien 700 cc/hari, warna tampak kecoklatan

retensi natrium dan air kelebihan volume

cairan.

Page 87: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

No Diagnosa

Keperawatan

Ditemukan Masalah Dipecahkan

Tgl Paraf Tgl Paraf

1. penurunan curah

jantung b/d penurunan

kontraksi ventrikel

18/5/2017 23/5/2017

2. Gangguan pertukaran

gas b/d edema paru

18/5/2017 23/5/2017

3. kelebihan volume

cairan b/d retensi

natrium dan air

18/5/2017 23/5/2017

C. PERENCANAAN KEPERAWATAN

N

o.

Diagnosa Intervensi

NOC NIC

1 penurunan curah

jantung b/d penurunan

kontraksi ventrikel

Cardiac Pump

Effectiveness

13) Systolic blood pressure dalam rentang normal

14) Diastolic blood pressure dalam rentang normal

15) Tidak ada disritmia

16) Tidak ada bunyi jantung abnormal

17) Tidak terjadi angina

18) Tidak ada edema perifer

19) Tidak ada edema paru

20) Tidak dispnea saat istirahat

21) Tidak terjadi hepatomegali

22) Tidak sianosis

b. Cardiac Care Aktivitas : 13) Evaluasi adanya

nyeri dada (intensitas, lokasi, durasi, frekuensi)

14) Catat adnya disritmia jantung

15) Catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac output.

16) Monitor status kardiovaskuler

17) Monitor status pernafasan yang menandakan Heart Failure

18) Monitor abdomen sebagai indikator adanya adanya penurunan fungsi

19) Monitor balance cairan

20) Monitor adanya perubahantekanan

Page 88: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

Circulation Status,

8) Systolic blood pressure dalam rentang normal

9) Diastolic blood pressure dalam rentang normal

10) Pulse pressure dalam rentang normal

11) MAP dalam rentang normal

12) AGD (PaO2 dan PaCO2) dalam rentang normal

13) Saturasi O2 dalam rentang normal

14) Tidak asites Vital signs 5) Denyut jantung

apikal dalam rentang normal

6) Irama denyut jantung dalam rentang normal

7) Denyut nadi radial dalam rentang normal

8) Tekanan Systole dan Diastole dalam rentang normal

darah 21) Monitor respon

pasien terhadap efek pengobatan antiaritmia

22) Atur periode latihan dan istirahat untuk menghindari kelelahan

23) Monitor adanya dispnea, ortopnea, dan takipnea

24) Anjurkan untuk menurunkan stres

c. Vital Sign Monitoring Aktivitas : 14) Monitor TD, nadi,

suhu dan RR 15) Catat adanya

fluktuasi tekanan darah

16) Monitor vital sign pasien saat berbaring, duduk, berdiri

17) Auskultasi tekanan darah pada kedua lengan dan bandingkan

18) Monitor TD, Nadi, RR sebelum, selama dan setelah aktivitas

19) Monitor kualitas nadi.

20) Monitor adanya pulsus paradoksus

21) Monitor jumlah dan irama jantung

22) Monitor bunyi jantung

23) Monitor suara paru 24) Monitor pola

pernafasan abnormal 25) Monitoradanya

sianosis perifer 26) Identifikasi

penyebab dari perubahan vital sign

Page 89: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

2 Gangguan pertukaran

gas b/d edema paru

a. Respiratory Status : Gas Exchage

Indikator : 1) PaO2 dan PCO2

dalam rentang normal

2) Saturasi oksigen dalam rentang normal

3) pH arteri dalam rentang normal

4) kesimbangan perfusi ventilasi dalam rentang normal 5) tidak terjadi

dispnea saat istirahat atau sedang melakukan aktivitas

b. Respiratory Status : Ventilation Indikator : 1) Respiratory

rate dalam rentang normal

2) Tidak ada retraksi dinding dada

3) Tidak mengalami dispnea saat istirahat

4) Tidak ditemukan orthopnea

5) Tidak ditemukan atelektasis

Airway Manajemen Aktivitas : 5) Posisikan pasien

untuk memaksimalkan ventilasi

6) Lakukan fisioterapi dada jika perlu

7) Auskultasi suara nafas, catat adanya suara nafas tambahan

8) Monitor resirasi dan status O2

b. Oxygen Therapy Aktivitas : 7) Pertahankan

kepatenan jalan nafas 8) Atur peralatan

oksigen 9) Monitor aliran

oksigen 10) Pertahankan posisi

pasien 11) Observasi adanya

tanda-tanda hipoventilasi.

12) Monitor adanya kecemasan

c. Vital Sign Monitoring Aktivitas : 7) Monitor TD, Nadi,

Suhu, dan RR 8) Catat adanya flutuasi

tekanan darah 9) Monitor kualitas nadi 10) Monitor suara paru 11) Monitor suara

pernafasan 12) Monitor suhu,

warna, dan kelembapan kulit.

3 kelebihan volume

cairan b/d retensi

d. Electrolit And Acid/Base Balance

c. Fluid Management Aktivitas : 8) Pertahankan catatan

Page 90: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

natrium dan air Indikator : 5) Erum albumin,

kreatinin, hematokrit, Blood Urea Nitrogen (BUN), dalam rentang normal

6) pH urine, urine sodium, urine creatinin,urine osmolarity, dalam rentang normal

7) tidak terjadi kelemahan otot

8) tidak terjadi disritmia

e. Fluid Balance Indikator :

4) Tidak terjadi asites

5) Ekstremitas tidak edema

6) Tidak terjadi distensi vena jugularis

f. Fluid Overload Severity Indikator :

9) Edema tungkai tidak terjadi

10) Tidak asites 11) Kongesti

vena tidak terjadi

12) Tidak terjadi peningkatan blood pressure

13) Penurunan pengeluaran urine tidak terjadi

14) Tidak terjadi perubahan warna urine

15) Penurunan

intake output yang akurat

9) Monitor hasil Hb yang sesuai dengan retensi cairan (BUN, Hematokrit, Osmolaritas urine)

10) Monitor vital sign 11) Monitor indikasi

retensi 12) Kaji luas dan lokasi

edema 13) Monitor status

nutrisi 14) Kolaborasi dengan

dokter jika tanda cairan berlebuhan muncul memburuk

a. Fluid Monitoring Aktivitas : 8) Tentukan riwayat

jumlah dan tipe intake cairan dan eliminasi

9) Tentukan kemungkinan faktor risiko dari ketidakseimbangan cairan

10) Monitor berat badan 11) Monitor TD, Nadi,

RR 12) Monitor tekanan

darah orthostatik dan perubahan irama jantung

13) Monitor parameter hemodinamik infasif

14) Monitor tanda dan gejala edema

Page 91: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

serum sodium tidak terjadi

16) Peningkatan serum sodium tidak terjadi

D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Tgl Diagnosa Keperawatan

Tindakan Keperawatan Paraf

18/5/2017 18/5/2017

penurunan curah jantung b/d penurunan kontraksi ventrikel Gangguan pertukaran gas b/d edema paru

k. Mengkaji adanya nyeri dada l. mencatat adanya

bradikakardi, penurunan TD pada pasien.

m. memonitor status kardiovaskuler : irama jantung, tekanan darah.

n. memonitor status pernafasan pasien

o. memonitor balance cairan p. mengatur periode latihan dan

istirahat untuk menghindari kelelahan

q. memonitor adanya dispnea, kelelahan.

r. menganjurkan untuk menurunkan stres.

s. Memonitor suhu dan sianosis perifer

t. Memberikan obat sesuai order dokter Clopidogril 1x 75 mg, candesartan 1x16 mg.

a. mengauskultasi suara nafas,

mencatat adanya suara tambahan seperti ronki

b. menganjurkan pasien nafas dalam

c. mengatur posisi semi fowler untuk mengurangi dipsneu

d. memonitor respirasi dan status O2

e. memonitor rata-rata, kedalaman, dan usaha respirasi

f. memonitor pola nafas :

Page 92: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

18/5/2017

kelebihan volume cairan berhubungan dengan retensi natrium dan air

takipneu g. mengobservasi hasil

pemeriksaan foto thoraks. h. mengauskultasi suara nafas i. mengobservasi aliran O2 j. memberikan therapy O2

binasal 4 liter

k. mempertahankan catatan

intake output yang akurat l. memonitor hasil Hb yang

sesuai dengan retensi cairan (BUN, Hematokrit, Osmolaritas urine)

m. memonitor vital sign, memonitor indikasi retensi

n. mengkaji luas dan lokasi edema

o. memonitor status nutrisi, diet DJ 1800 kkal ML.

p. pemberian inj lasix 1x 20 gram

q. melakukan kolaborasi dengan dokter jika tanda cairan berlebihan muncul memburuk

r. menentukan riwayat jumlah dan tipe intake cairan dan eliminasi

s. menentukan kemungkinan faktor risiko dari ketidakseimbangan cairan \

t. memonitor tekanan darah orthostatik dan perubahan irama jantung.

19/5/2017 penurunan curah jantung b/d penurunan kontraksi ventrikel

a. mengevaluasi adanya nyeri dada (intensitas, lokasi, durasi, frekuensi)

b. mencatat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac output

c. memonitor status kardiovaskuler

d. memonitor status pernafasan yang menandakan Heart Failure

Page 93: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

Gangguan pertukaran gas b/d edema paru kelebihan volume cairan b/d retensi natrium dan air

e. memonitor balance cairan f. memonitor adanya perubahan

nadi dan tekanan darah g. mengatur periode latihan dan

istirahat untuk menghindari kelelahan

h. memonitor adanya dispnea, ortopnea, dan takipnea

i. menganjurkan untuk menurunkan stres.

a. memposisikan pasien semi

fowler untuk memaksimalkan ventilasi

b. mengauskultasi suara nafas c. mencatat adanya suara

nafas tambahan d. memonitor respirasi dan

status O2, e. mempertahankan kepatenan

jalan nafas f. mengatur peralatan oksigen

dengan pemberian 02 binasal 4 liter/i

g. memonitor aliran oksigen h. mempertahankan posisi

pasien i. mengobservasi adanya

tanda-tanda hipoventilasi, j. memonitor adanya

kecemasan k. mengajarkan teknik nafas

dalam untuk memaksimalkan ventilasi.

a. mempertahankan catatan intake output yang akurat

b. memonitor hasil Hb yang sesuai dengan retensi cairan (BUN, Hematokrit, Osmolaritas urine)

c. memonitor vital sign, memonitor indikasi retensi

d. mengkaji luas dan lokasi edema

e. memonitor status nutrisi

Page 94: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

f. pemberian inj lasix 1x 20 gram

g. melakukan kolaborasi dengan dokter jika tanda cairan berlebihan muncul memburuk

h. menentukan riwayat jumlah dan tipe intake cairan dan eliminasi

i. menentukan kemungkinan faktor risiko dari ketidakseimbangan cairan

j. memonitor tekanan darah orthostatik dan perubahan irama jantung.

20/5/2017 penurunan curah

jantung b/d penurunan kontraksi ventrikel Gangguan pertukaran gas b/d edema paru

a. mengevaluasi adanya nyeri dada (intensitas, lokasi, durasi, frekuensi)

b. mencatat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac output

c. memonitor status kardiovaskuler

d. memonitor status pernafasan yang menandakan Heart Failure

e. memonitor balance cairan f. memonitor adanya

perubahan nadi dan tekanan darah

g. mengatur periode latihan dan istirahat untuk menghindari kelelahan

h. memonitor adanya dispnea, ortopnea, dan takipnea

i. menganjurkan untuk menurunkan stres.

a. memposisikan pasien semi fowler untuk memaksimalkan ventilasi

b. mengauskultasi suara nafas c. mencatat adanya suara

nafas tambahan d. memonitor respirasi dan

status O2, e. mempertahankan kepatenan

Page 95: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

kelebihan volume cairan b/d retensi natrium dan air

jalan nafas f. mengatur peralatan oksigen

dengan pemberian 02 binasal 4 liter/i

g. memonitor aliran oksigen h. mempertahankan posisi

pasien i. mengobservasi adanya

tanda-tanda hipoventilasi, j. memonitor adanya

kecemasan k. mengajarkan teknik nafas

dalam untuk memaksimalkan ventilasi.

a. intake output yang akurat b. memonitor hasil Hb yang

sesuai dengan retensi cairan (BUN, Hematokrit, Osmolaritas urine)

c. memonitor vital sign, memonitor indikasi retensi

d. mengkaji luas dan lokasi edema

e. memonitor status nutrisi f. pemberian inj lasix 1x 20

gram g. melakukan kolaborasi dengan

dokter jika tanda cairan berlebihan muncul memburuk

h. menentukan riwayat jumlah dan tipe intake cairan dan eliminasi

i. menentukan kemungkinan faktor risiko dari ketidakseimbangan cairan

j. memonitor tekanan darah orthostatik dan perubahan irama jantung.

21/5/2017 penurunan curah

jantung b/d penurunan kontraksi ventrikel

j. mengevaluasi adanya nyeri dada (intensitas, lokasi, durasi, frekuensi)

k. mencatat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac output

l. memonitor status

Page 96: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

Gangguan pertukaran gas b/d edema paru kelebihan volume cairan b/d retensi natrium dan air

kardiovaskuler m. memonitor status

pernafasan yang menandakan Heart Failure

n. memonitor balance cairan o. memonitor adanya

perubahan nadi dan tekanan darah

p. mengatur periode latihan dan istirahat untuk menghindari kelelahan

q. memonitor adanya dispnea, ortopnea, dan takipnea

r. menganjurkan untuk menurunkan stres.

l. memposisikan pasien semi

fowler untuk memaksimalkan ventilasi

m. mengauskultasi suara nafas n. mencatat adanya suara

nafas tambahan o. memonitor respirasi dan

status O2, p. mempertahankan kepatenan

jalan nafas q. mengatur peralatan oksigen

dengan pemberian 02 binasal 4 liter/i

r. memonitor aliran oksigen s. mempertahankan posisi

pasien t. mengobservasi adanya

tanda-tanda hipoventilasi, u. memonitor adanya

kecemasan v. mengajarkan teknik nafas

dalam untuk memaksimalkan ventilasi.

k. mempertahankan catatan

intake output yang akurat l. memonitor hasil Hb yang

sesuai dengan retensi cairan (BUN, Hematokrit, Osmolaritas urine)

m. memonitor vital sign,

Page 97: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

memonitor indikasi retensi n. mengkaji luas dan lokasi

edema o. memonitor status nutrisi p. pemberian inj lasix 1x 20

gram q. melakukan kolaborasi dengan

dokter jika tanda cairan berlebihan muncul memburuk

r. menentukan riwayat jumlah dan tipe intake cairan dan eliminasi

s. menentukan kemungkinan faktor risiko dari ketidakseimbangan cairan

t. memonitor tekanan darah orthostatik dan perubahan irama jantung.

22/5/2017 penurunan curah jantung b/d penurunan kontraksi ventrikel Gangguan pertukaran gas b/d edema paru

a. mengevaluasi adanya nyeri dada (intensitas, lokasi, durasi, frekuensi)

b. mencatat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac output

c. memonitor status kardiovaskuler

d. memonitor status pernafasan yang menandakan Heart Failure

e. memonitor balance cairan f. memonitor adanya perubahan

nadi dan tekanan darah g. mengatur periode latihan dan

istirahat untuk menghindari kelelahan

h. memonitor adanya dispnea, ortopnea, dan takipnea

i. menganjurkan untuk menurunkan stres.

a. memposisikan pasien semi

fowler untuk memaksimalkan ventilasi

b. mengauskultasi suara nafas c. mencatat adanya suara

Page 98: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

kelebihan volume cairan b/d retensi natrium dan air

nafas tambahan d. memonitor respirasi dan

status O2, e. mempertahankan kepatenan

jalan nafas f. mengatur peralatan oksigen

dengan pemberian 02 binasal 4 liter/i

g. memonitor aliran oksigen h. mempertahankan posisi

pasien i. mengobservasi adanya

tanda-tanda hipoventilasi, j. memonitor adanya

kecemasan k. mengajarkan teknik nafas

dalam untuk memaksimalkan ventilasi.

a. mempertahankan catatan

intake output yang akurat b. memonitor hasil Hb yang

sesuai dengan retensi cairan (BUN, Hematokrit, Osmolaritas urine)

c. memonitor vital sign, memonitor indikasi retensi

d. mengkaji luas dan lokasi edema

e. memonitor status nutrisi f. pemberian inj lasix 1x 20

gram g. melakukan kolaborasi dengan

dokter jika tanda cairan berlebihan muncul memburuk

h. menentukan riwayat jumlah dan tipe intake cairan dan eliminasi

i. menentukan kemungkinan faktor risiko dari ketidakseimbangan cairan

j. memonitor tekanan darah orthostatik dan perubahan irama jantung.

Page 99: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

23/5/2017 penurunan curah jantung b/d penurunan kontraksi ventrikel Gangguan pertukaran gas b/d edema paru kelebihan volume cairan b/d retensi natrium dan air

a. mengevaluasi adanya nyeri dada (intensitas, lokasi, durasi, frekuensi)

b. mencatat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac output

c. memonitor status kardiovaskuler

d. memonitor status pernafasan yang menandakan Heart Failure

e. memonitor balance cairan f. memonitor adanya perubahan

nadi dan tekanan darah g. mengatur periode latihan dan

istirahat untuk menghindari kelelahan

h. memonitor adanya dispnea, ortopnea, dan takipnea

i. menganjurkan untuk menurunkan stres.

a. memposisikan pasien semi

fowler untuk memaksimalkan ventilasi

b. mengauskultasi suara nafas c. mencatat adanya suara

nafas tambahan d. memonitor respirasi dan

status O2, e. mempertahankan kepatenan

jalan nafas f. mengatur peralatan oksigen

dengan pemberian 02 binasal 4 liter/i

g. memonitor aliran oksigen h. mempertahankan posisi

pasien i. mengobservasi adanya

tanda-tanda hipoventilasi, j. memonitor adanya

kecemasan k. mengajarkan teknik nafas

dalam untuk memaksimalkan ventilasi.

a. mempertahankan catatan

Page 100: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

intake output yang akurat b. memonitor hasil Hb yang

sesuai dengan retensi cairan (BUN, Hematokrit, Osmolaritas urine)

c. memonitor vital sign, memonitor indikasi retensi

d. mengkaji luas dan lokasi edema

e. memonitor status nutrisi f. pemberian inj lasix 1x 20

gram g. melakukan kolaborasi

dengan dokter jika tanda cairan berlebihan muncul memburuk

h. menentukan riwayat jumlah dan tipe intake cairan dan eliminasi

i. menentukan kemungkinan faktor risiko dari ketidakseimbangan cairan

j. memonitor tekanan darah orthostatik dan perubahan irama jantung.

E. EVALUASI KEPERAWATAN

Tgl Diagnosa

Keperawatan

Evaluasi Keperawatan Paraf

18/5/2017 penurunan curah jantung b/d penurunan kontraksi ventrikel

S : pasien mengatakan tubuh

masih terasa lemah

O : pasien tampak pucat, akral

teraba dingin, TD : 100/70, N:

60x/i

A : masalah blm teratasi

P : intervensi dilanjutkan

Gangguan pertukaran gas b/d edema paru

S : pasien mengatakan nafas

masih terasa sesak

O : pasien tampak masih sesak

Page 101: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

RR : 24 x/I, nilai PCO2 : 30

mmol/L

A : masalah blm teratasi

P : intervensi dilanjutkan

kelebihan volume cairan b/d retensi natrium dan air

S : pasien mengatakan kaki

masih bengkak dan sulit

digerakkan

O : edema pada kedua tungkai

bawah, urin 800 cc/hari, warna

kecoklatan.

A : masalah blm teratasi

P : intervensi dilanjutkan

Tgl Diagnosa

Keperawatan

Evaluasi Keperawatan Paraf

19/5/2017 penurunan curah jantung b/d penurunan kontraksi ventrikel

S : pasien mengatakan tubuh

masih terasa lemah

O : pasien tampak pucat, akral

teraba dingin, TD : 100/70, N:

60x/i

A : masalah blm teratasi

P : intervensi dilanjutkan

Gangguan pertukaran gas b/d edema paru

S : pasien mengatakan nafas

masih terasa sesak

O : pasien tampak masih sesak

RR : 24 x/i

A : masalah blm teratasi

P : intervensi dilanjutkan

kelebihan volume cairan b/d retensi natrium dan air

S : pasien mengatakan kaki

masih bengkak dan sulit

digerakkan

Page 102: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

O : edema pada kedua tungkai

bawah, urin 800 cc/hari, warna

kecoklatan.

A : masalah blm teratasi

P : intervensi dilanjutkan

Tgl Diagnosa

Keperawatan

Evaluasi Keperawatan Paraf

20/5/2017 penurunan curah jantung b/d penurunan kontraksi ventrikel

S : pasien mengatakan tubuh

masih terasa lemah

O : pasien tampak pucat, akral

teraba dingin, TD : 100/80, N:

62x/i

A : masalah blm teratasi

P : intervensi dilanjutkan

Gangguan pertukaran gas b/d edema paru

S : pasien mengatakan nafas

masih terasa sesak

O : pasien tampak masih sesak

RR : 26 x/i

A : masalah blm teratasi

P : intervensi dilanjutkan

kelebihan volume cairan b/d retensi natrium dan air

S : pasien mengatakan kaki

masih bengkak dan sulit

digerakkan

O : edema pada kedua tungkai

bawah, urin 900 cc/hari, warna

kecoklatan.

A : masalah blm teratasi

P : intervensi dilanjutkan

Page 103: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

Tgl Diagnosa

Keperawatan

Evaluasi Keperawatan Paraf

21/5/2017 penurunan curah jantung b/d penurunan kontraksi ventrikel

S : pasien mengatakan tubuh

masih terasa lemah

O : pasien tampak pucat, akral

teraba dingin, TD : 100/80, N:

61x/i

A : masalah blm teratasi

P : intervensi dilanjutkan

Gangguan pertukaran gas b/d edema paru

S : pasien mengatakan nafas

masih terasa sesak

O : pasien tampak masih sesak

RR : 23 x/i

A : masalah blm teratasi

P : intervensi dilanjutkan

kelebihan volume cairan b/d retensi natrium dan air

S : pasien mengatakan kaki

masih bengkak dan sulit

digerakkan

O : edema pada kedua tungkai

bawah, urin 800 cc/hari, warna

kekuningan.

A : masalah blm teratasi

P : intervensi dilanjutkan

Tgl Diagnosa

Keperawatan

Evaluasi Keperawatan Paraf

22/5/2017 penurunan curah jantung b/d penurunan kontraksi ventrikel

S : pasien mengatakan tubuh

masih terasa lemah

O : pasien tampak pucat, akral

teraba dingin, TD : 110/70, N:

65x/i

Page 104: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

A : masalah teratasi sebagian

P : intervensi dilanjutkan

Gangguan pertukaran

gas b/d edema paru

S : pasien mengatakan sesak

mulai berkurang

O : pasien tampak tenang, sesak

tampak mulai berkurang

RR : 22 x/i

A : masalah teratasi sebagian

P : intervensi dilanjutkan

kelebihan volume cairan b/d retensi natrium dan air

S : pasien mengatakan bengkak

pada kaki mulai berkurang.

O : edema pada kedua tungkai

bawah mulai berkurang , piting

edema >3 detik, urin 1000

cc/hari, warna kekuningan .

A : masalah blm teratasi

P : intervensi dilanjutkan

Tgl Diagnosa

Keperawatan

Evaluasi Keperawatan Paraf

23/5/2017 penurunan curah jantung b/d penurunan kontraksi ventrikel

S : pasien mengatakan tubuh

masih terasa lemah

O : pasien tampak pucat, akral

teraba dingin, TD : 110/70, N:

65x/i

A : masalah teratasi sebagian

P : intervensi dilanjutkan

Gangguan pertukaran

gas b/d edema paru

S : pasien mengatakan sesak

mulai berkurang

O : pasien tampak tenang, sesak

tampak mulai berkurang

Page 105: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

RR : 22 x/i

A : masalah teratasi sebagian

P : intervensi dilanjutkan

kelebihan volume cairan b/d retensi natrium dan air

S : pasien mengatakan bengkak

pada kaki mulai berkurang.

O : edema pada kedua tungkai

bawah mulai berkurang, urin

1000 cc/hari, warna kekuningan

A : masalah blm teratasi

P : intervensi dilanjutkan

Tgl Diagnosa

Keperawatan

Evaluasi Keperawatan Paraf

24/5/2017 penurunan curah jantung b/d penurunan kontraksi ventrikel

S : pasien mengatakan sudah

mulai bertenaga

O : pasien sudah tampak tidak

pucat, akral teraba hangat, TD :

110/80, N: 74x/i

A : masalah teratasi

P : intervensi dihentikan

Gangguan pertukaran

gas b/d edema paru

S : pasien mengatakan sudah

tidak sesak napas lagi

O : pasien tampak tidak sesak

RR : 20 x/i

A : masalah teratasi

P : intervensi dihentikan

kelebihan volume cairan b/d retensi natrium dan air

S : pasien mengatakan kaki

sudah tidak bengkak lagi

O :edema pada kaki sudah tidak

ada, urin 1500 cc/hari, warna

kekuningan.

Page 106: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

A : masalah teratasi

P : intervensi dihentikan

Lampiran 5

FORMAT DOKUMENTASI

ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

F. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

2. PENGUMPULAN DATA

a. Identifikasi Klien:

10) Nama : Tn U

11) Tempat/ tanggal lahir : Kambang / 4-3-1964

12) Jenis kelamin : Laki-laki

13) Status kawin : Kawin

14) Agama : Islam

15) Pendidikan : SMU

16) Pekerjaan : pedagang

Page 107: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

17) Alamat : Dusun Tibet Indramayu,Jawa Barat.

18) Diagnosa medis : CHF fc IV + CKD Stage V + BP

b. Identififkasi Penanggung Jawab

5) Nama : Ny. W

6) Pekerjaan : IRT

7) Alamat : Dusun Tibet Indramayu,Jawa Barat.

8) Hubungan : Istri

c. Riwayat Kesehatan

1) Riwayat Kesehatan Sekarang:

a) KeluhanUtama

Pasien masuk melalui IGD RSUP Dr. M. Djamil Padang

pada tanggal 20 Mei 2017 pukul 23.02 WIB, rujukan dari

RS Siti Rahmah. Saat dilakukan pengkajian tantang riwayat

kesehatan, keluhan utama yang dirasakan yaitu sesak nafas.

Sesak nafas dirasakan sejak 2 minggu sebelum masuk

rumah sakit, semakin sesak saat beraktivitas, kedua dada

terasa nyeri, durasi 15 menit, skala nyeri 6, tubuh terasa

lemah, serta edema pada ekstremitas bawah dan sulit

digerakkan. Hasil pemeriksaan fisik yaitu, TD : 160/90

mmHg, HR : 95 x/ i, RR : 30 x/i, dan suhu : 36, 3 0C..

b) Keluhan saat dikaji (PQRST)

Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 21 Mei 2017 pukul

09.01 WIB pasien mengeluh sesak nafas, sesak di rasakan

meningkat saat beraktifitas, tubuh terasa lemah. Hasil

Pemeriksaan tanda-tanda vital yaitu, TD : 150/100 mmHg,

HR : 90 x/I, RR : 31 x/I, suhu : 36,5 0C.

2) Riwayat kesehatan dahulu

pasien mengatakan pernah dirawat dirumah sakit jantung

Cirebon 6 bulan yang lalu dan pasien teratur kontrol ke

poliklinik RS Jantung Cirebon 1 kali dalam sebulan, pasien

memiliki riwayat hipertensi dan DM tipe II sejak 2 tahun yang

Page 108: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

lalu dan pasien mengatakan tidak memiliki kebiasaan merokok

dan minum alkohol.

3) Riwayat Kesehatan Keluarga

Pasien mengatakan ada keluarga yang menderita penyakit

jantung dan hipertensi yaitu ibu pasien.

d. Pola Aktivitas Sehari- hari

6) Pola Nutrisi :

c. Sehat : makan 3x sehari habis, porsi sedang sedang

menu nasi, sayur, dan lauk seadanya. Sehari pasien

minum 7-8 gelas

d. Sakit : diet DJ II 1700 kkal ML, 3x sehari berupa

nasi lunak, lauk sayur. Pasien hanya menghabiskan 3-4

sendok saja dari porsi yang disediakan rumah sakit.

Selama sakit pasien minum 4-5 gelas perhari (1250 cc).

7) Pola Eliminasi :

c. Sehat : buang air kecil lebih kurang 8 kali sehari,

warna putih kekuningan. buang air besar 1x sehari

warna kuning konsistensi lembek.

d. Sakit : buang air kecil melalui slank kateter

sebanyak 600 cc/hari, warna kekuningan, buang air

besar 1x sehari warna kehitaman, konsistensi agak

keras.

8) Pola Istirahat dan Tidur

c. Sehat : 6-8 jam perhari. Kualitas tidur nyenyak.

d. Sakit : tidur siang 1-2 jam/hari dan tidur malam

hanya 2-3 jam/ hari.

9) Pola Aktivitas dan Latihan

c. Sehat : Pasien sebelum sakit bekerja sebagai

pedagang. Pasien kurang berolahraga karena

kesibukannya bekerja.

d. Sakit : pasien bedres total di tempat tidur dan

harus di bantu oleh keluarga dan perawat.

Page 109: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

10) Pola Bekerja

c. Sehat : Pasien bekerja sebagai pedagang. Pasien

bekerja dari pagi dan baru pulang ke rumah saat sore

hari.

d. Sakit : pasien tidak bisa bekerja

e. Pemeriksaan Fisik (Secara Head to toe)

17) Keadaan umum : lemah

18) Tingkat kesadaran : Composmentis Cooperatif (GCS : 15)

19) TTV : TD : 150/100 mmHg, HR : 90 x/i,RR :

31x/I, suhu : 36, 5 0C.

20) Kepala : bentuk kepala normal, rambut sebagian

memutih/beruban, rambut merata, kulit kepala bersih tidak ada

ketombe, tidak ada benjolan dan lesi.

21) Mata : simetris kiri dan kanan, mata bersih, palpebra tidak

edema, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor

kiri dan kanan. Reflek cahaya positif, diameter simetris kiri dan

kanan dan tidak ada menggunakan alat bantu penglihatan.

22) Hidung : simetris kiri dan kanan, tidak ada pernapasan

cuping hidung, tidak ada kotoran, tidak ada pembengkakan dan

polip.

23) Telinga : simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada serumen,

tidak ada laserasi, pendengaran masih baik.

24) Mulut : Pemeriksaan pada mulut kurang bersih, ada plak

pada gigi, mukosa bibir kering, reflek mengunyah dan menelan

baik, bibir simeris.

25) Wajah : Simetris, tidak ada lesi, tampak pucat.

26) Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening,

ada pembesaran vega jugularis.

27) Thorax :

e) Inspeksi : simetris kiri kanan

f) Palpasi : fremitus kiri dan kanan sama

g) Perkusi : terdengar sonor

Page 110: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

h) Auskultasi : bronkovesikuler

28) Jantung :

e) Inspeksi : iktus tidak terlihat

f) Palpasi : iktus teraba di RIC V

g) Perkusi : pekak, batas jantung di RIC II dan RIC V

h) Auskultasi : regular, terdapat bunyi murmur

29) Abdomen :

e) Inspeksi : tidak asites, tidak ada lesi

f) Auskultasi : bising usus 10x/menit.

g) Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba

perbesaran pada limpa dan hepar.

h) Perkusi : tympani

30) Ekstremitas atas : Terpasang infus pada tangan kanan, akral

dingin, kemerahan pada telapak tangan, CRT >3 detik

31) Ekstremitas bawah : edema pada kedua tungkai, pitting edema

> 3 detik, akral dingin.

32) Genitalia : terdapat perbesaran pada skrotum,

terpasang kateter.

f. Data Psikologis

6) Status Emosional : pasien gelisah

7) Kecemasan : pasien tidak merasa cemas

8) Pola Koping : baik

9) Gaya Komunikasi : baik

10) Konsep Diri diurai untuk komponen gambaran diri, harga diri,

peran, identitas, ideal diri

g. Data sosial

Pasien bekerja sebagai pedagang, pasien bisa bersosialisasi dengan

baik di lingkungan masyarakat.

h. Data Spiritual

Pasien melaksanakan sholat 5 waktu.

i. Data Penunjang

3) Rontgen thorax.

Page 111: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

Berdasarkan hasil rontgen thorax yang dilakukan pada tanggal

23 Mei 2017 pasien mengalami edema paru dengan efusi pleura

bilateral.

4) Laboratorium

Hasil pemeriksaan kimia klinik pada tanggal 20 Mei 2017

menunjukkan nilai :

- Hemoglobin : 6,0 g/dl (N : 14-16)

- Leukosit : 12.900 /mm3 (N : 5.000-10.000)

- Trombosit : 286.000/mm3 (N : 150.000-400.000)

- Hematokrit : 19 % (N : 40-48)

- Gula darah sewaktu : 116 mg/dl (N : <200)

- Ureum : 195 mg/dl (N : 10,0-50,0)

- kreatinin darah : 3,0 mg/dl (0,6-1,1)

- protein total 4,8 g/dl (N : 6,6- 8,7)

- albumin 3,0 g/dl (3,6-5,0)

- globulin 1, 8 g/dl (1,3-2,7)

Hasil pemeriksaan kimia klinik pada tanggal 20 Mei 2017

menunjukkan nilai :

- Ph : 7,36 (N : 7,35-7,45)

- PCO2 : 29 mmHg (N: 35-45mmHg)

- PO2 : 188 mmHg (N : 95-10mmHg)

- HCO3- : 16,4 mmol/L.

j. Program dan Rencana Pengobatan

Program terapi pengobatan yang di dapatkan oleh Tn. U yaitu :

pemberian O2 RM 10 liter/i, IVFD NaCl 0,9 % 500cc/ 8 jam,

Ceftriaxon 1x 2 gr, Levoflaxin 1 x 500 mg, drip lasix 5 ampul

dalam 50 cc NaCl 0,9 %, koreksi Meylon 200 mEq dalam 200 cc

NaCl 0,9 %, Vit K 3 x 1 tab, Inj Ca.Glukonas 1 X1 amp, 10 unit

Noverapid dalam 50 cc D 40%, Kalitake 3 x 1.

Page 112: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

3. ANALISA DATA

Data Etiologi Masalah

DO : pasien mengatakan tubuh terasa lemah DS : pasien mengalami kenaikan tekanan darah : 150/100 mmHg,bradikardi 90 x/i

Penurunan kontraksi

ventrikel

Penurunan curah

jantung

DS : pasien mengatakan nafas terasa sesak saat beraktivitas dan istirahat DO : pasien tampak sesak nafas, pernafasan 31 x/I PCO2 : 29 mmol/L

Edema paru Gangguan

pertukaran gas

DO : pasien mengatakan kakinya bengkak, DS : terdapat edema pada ekstremitas bawah pasien, urin pasien 600 cc/hari, warna tampak kecoklatan

retensi natrium dan air kelebihan volume

cairan.

DO : pasien mengatakan tubuh terasa lemah DS : pasien tampak lemah, tampak pucat, akral teraba dingin, CRT > 3 detik

berkurangnya suplai

oksigen ke jaringan,

Ketidakefektifan

perfusi jaringan

perifer

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan Ditemukan Masalah Dipecahkan

Tgl Paraf Tgl Paraf

1 Penurunan curah jantung

b/d penurunan kontraksi

ventrikel

21/5/2017 26/5/2017

2 Gangguan pertukaran

gas b/d edema paru

21/5/2017 26/5/2017

3 kelebihan volume cairan

b/d retensi natrium dan

21/5/2017 26/5/2017

Page 113: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

air

4 Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b/d penurunan suplai oksigen ke jaringan.

21/5/2017 26/5/2017

H. PERENCANAAN KEPERAWATAN

N

o.

Diagnosa Intervensi

NOC NIC

1 Penurunan curah

jantung b/d penurunan

kontraksi ventrikel

Cardiac Pump

Effectiveness

23) Systolic blood pressure dalam rentang normal

24) Diastolic blood pressure dalam rentang normal

25) Tidak ada disritmia

26) Tidak ada bunyi jantung abnormal

27) Tidak terjadi angina

28) Tidak ada edema perifer

29) Tidak ada edema paru

30) Tidak dispnea saat istirahat

31) Tidak terjadi hepatomegali

32) Tidak sianosis Circulation Status,

15) Systolic blood pressure dalam rentang normal

16) Diastolic blood pressure dalam rentang normal

c. Cardiac Care Aktivitas : 25) Evaluasi adanya

nyeri dada (intensitas, lokasi, durasi, frekuensi)

26) Catat adnya disritmia jantung

27) Catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac output.

28) Monitor status kardiovaskuler

29) Monitor status pernafasan yang menandakan Heart Failure

30) Monitor abdomen sebagai indikator adanya adanya penurunan fungsi

31) Monitor balance cairan

32) Monitor adanya perubahan tekanan darah

33) Monitor respon pasien terhadap efek pengobatan anti aritmia

34) Atur periode latihan dan istirahat untuk menghindari kelelahan

Page 114: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

17) Pulse pressure dalam rentang normal

18) MAP dalam rentang normal

19) AGD (PaO2 dan PaCO2) dalam rentang normal

20) Saturasi O2 dalam rentang normal

21) Tidak asites Vital signs 9) Denyut jantung

apikal dalam rentang normal

10) Irama denyut jantung dalam rentang normal

11) Denyut nadi radial dalam rentang normal

12) Tekanan Systole dan Diastole dalam rentang normal

35) Monitor adanya dispnea, ortopnea, dan takipnea

36) Anjurkan untuk menurunkan stres

d. Vital Sign Monitoring Aktivitas : 27) Monitor TD, nadi,

suhu dan RR 28) Catat adanya

fluktuasi tekanan darah

29) Monitor vital sign pasien saat berbaring, duduk, berdiri

30) Auskultasi tekanan darah pada kedua lengan dan bandingkan

31) Monitor TD, Nadi, RR sebelum, selama dan setelah aktivitas

32) Monitor kualitas nadi.

33) Monitor adanya pulsus paradoksus

34) Monitor jumlah dan irama jantung

35) Monitor bunyi jantung

36) Monitor suara paru 37) Monitor pola

pernafasan abnormal 38) Monitor adanya

sianosis perifer 39) Identifikasi

penyebab dari perubahan vital sign

2 Gangguan pertukaran

gas b/d edema paru

b. Respiratory Status : Gas Exchage

Indikator : 6) PaO2 dan PCO2

dalam rentang normal

7) Saturasi oksigen dalam rentang

Airway Manajemen Aktivitas : 9) Posisikan pasien

untuk memaksimalkan ventilasi

10) Lakukan fisioterapi dada jika perlu

11) Auskultasi suara

Page 115: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

normal 8) pH arteri dalam

rentang normal 9) kesimbangan

perfusi ventilasi dalam rentang normal 10) tidak terjadi

dispnea saat istirahat atau sedang melakukan aktivitas

c. Respiratory Status : Ventilation Indikator : 6) Respiratory

rate dalam rentang normal

7) Tidak ada retraksi dinding dada

8) Tidak mengalami dispnea saat istirahat

9) Tidak ditemukan orthopnea

10) Tidak ditemukan atelektasis

nafas, catat adanya suara nafas tambahan

12) Monitor resirasi dan status O2

b. Oxygen Therapy Aktivitas : 13) Pertahankan

kepatenan jalan nafas 14) Atur peralatan

oksigen 15) Monitor aliran

oksigen 16) Pertahankan posisi

pasien 17) Observasi adanya

tanda-tanda hipoventilasi.

18) Monitor adanya kecemasan

c. Vital Sign Monitoring Aktivitas : 13) Monitor TD, Nadi,

Suhu, dan RR 14) Catat adanya flutuasi

tekanan darah 15) Monitor kualitas

nadi 16) Monitor suara paru 17) Monitor suara

pernafasan 18) Monitor suhu,

warna, dan kelembapan kulit.

3 kelebihan volume

cairan b/d retensi

natrium dan air

g. Electrolit And Acid/Base Balance Indikator :

9) Erum albumin, kreatinin, hematokrit, Blood Urea Nitrogen (BUN), dalam rentang normal

10) pH urine,

d. Fluid Management Aktivitas : 15) Pertahankan catatan

intake output yang akurat

16) Monitor hasil Hb yang sesuai dengan retensi cairan (BUN, Hematokrit, Osmolaritas urine)

17) Monitor vital sign 18) Monitor indikasi

Page 116: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

urine sodium, urine creatinin,urine osmolarity, dalam rentang normal

11) tidak terjadi kelemahan otot

12) tidak terjadi disritmia

h. Fluid Balance Indikator :

7) Tidak terjadi asites

8) Ekstremitas tidak edema

9) Tidak terjadi distensi vena jugularis

i. Fluid Overload Severity Indikator :

17) Edema tungkai tidak terjadi

18) Tidak asites 19) Kongesti

vena tidak terjadi

20) Tidak terjadi peningkatan blood pressure

21) Penurunan pengeluaran urine tidak terjadi

22) Tidak terjadi perubahan warna urine

23) Penurunan serum sodium tidak terjadi

24) Peningkatan serum sodium tidak terjadi

retensi 19) Kaji luas dan lokasi

edema 20) Monitor status

nutrisi 21) Kolaborasi dengan

dokter jika tanda cairan berlebuhan muncul memburuk

b. Fluid Monitoring Aktivitas : 15) Tentukan riwayat

jumlah dan tipe intake cairan dan eliminasi

16) Tentukan kemungkinan faktor risiko dari ketidakseimbangan cairan

17) Monitor berat badan 18) Monitor TD, Nadi,

RR 19) Monitor tekanan

darah orthostatik dan perubahan irama jantung

20) Monitor parameter hemodinamik infasif

21) Monitor tanda dan gejala edema

Page 117: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

4 Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan suplai oksigen ke jaringan.

a. Circulation Status Indikator : 1) Systolic

blood pressure dalam rentang normal

2) Diastolic blood pressure dalam rentang normal

3) Pulse pressure dalam rentang normal

4) CVP dalam retang normal

5) MAP dalam rentang normal

6) Saturasi O2 dalam rentang normal

7) Tidak asites b. Tissue

Perfusion : Peripheral Indikator : 1) CRT (jari

tangan dan kaki) dalam batas normal

2) Suhu kulit ekstremitas dalam rentang normal

3) Kekuatan denyut nadi (karotis kanan dan kiri;brachial kanan dan kiri; femur kanan dan kiri, radialis

a. Oxygen Therapy Aktivitas : 1) Pertahankan

kepatenan jalan nafas 2) Atur peralatan

oksigenasi 3) Monitor aliran

oksigen 4) Pertahankan posisi

pasien 5) Observasi adanya

tanda-tanda hipoventilasi

6) Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi

b. Vital Sign Monitoring Aktivitas : 1) Monitor TD, Nadi,

Suhu, dan RR 2) Catat adanya fluktuasi

tekanan darah 3) Monitor kualitas nadi 4) Monitor suara paru 5) Monitor pola

pernapasan yang abnormal

6) Monitor suhu, warna, dan kelembapan kulit

c. Peripheral Sensation Management Aktivitas : 1) Monitor adanya

daerah tertentu yang hanya peka terhadap panas/dingin/tajam,tumpul

2) Monitor adanya paratese (kesemutan)

3) Batasi gerakan kepala, leher, dan punggung

4) Monitor adanya tromboplebitis dan vena tromboembolisme.

Page 118: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

kanan dan kiri) dalam rentang normal

4) Blood pressure dan MAP dalam rentang normal

I. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Tgl Diagnosa Keperawatan

Tindakan Keperawatan Paraf

21/5/2017 penurunan curah jantung b/d penurunan kontraksi ventrikel

a. Mengkaji adanya nyeri dada b. mencatat adanya

bradikakardi, penurunan TD pada pasien.

c. memonitor status kardiovaskuler : irama jantung, tekanan darah.

d. memonitor status pernafasan pasien

e. memonitor balance cairan f. mengatur periode latihan

dan istirahat untuk menghindari kelelahan

g. memonitor adanya dispnea, kelelahan.

h. menganjurkan untuk menurunkan stres.

i. Memonitor suhu dan sianosis perifer

j. Memberikan obat sesuai order dokter drip lasix 5 ampul dalam 50 cc NaCl

gangguan pertukaran gas b/d edema paru.

k. mengauskultasi suara nafas, mencatat adanya suara tambahan seperti ronki

l. menganjurkan pasien nafas dalam

m. mengatur posisi semi fowler untuk mengurangi dipsneu

n. memonitor respirasi dan status O2

o. memonitor rata-rata,

Page 119: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

kedalaman, dan usaha respirasi

p. memonitor pola nafas : takipneu

q. mengobservasi hasil pemeriksaan foto thoraks.

r. mengauskultasi suara nafas s. mengobservasi aliran O2 t. memberikan therapy O2 RM

10 liter

kelebihan volume cairan b/d retensi natrium dan air

k. mempertahankan catatan intake output yang akurat

l. monitor hasil Hb yang sesuai dengan retensi cairan (BUN, Hematokrit, Osmolaritas urine)

m. memonitor vital sign n. memonitor indikasi retensi o. mengkaji luas dan lokasi

edema p. memonitor status nutrisi,

melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemerian dri lasix 5 amp dalam 50 cc NaCl 0,9%,

q. mengkolaborasi dengan dokter jika tanda cairan berlebihan muncul memburuk

r. menentukan riwayat jumlah dan tipe intake cairan dan eliminasi

s. menentukan kemungkinan faktor risiko dari ketidakseimbangan cairan

t. memonitor tekanan darah orthostatik dan perubahan irama jantung.

Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan suplai oksigen ke jaringan

e. memonitor tekanan darah, nadi, suhu dan pernapasan

f. mencatat adanya fluktuasi tekanan darah

g. memonitor kualitas nadi. memonitor pola pernapasan

h. berkolaborasi dengan dokter

Page 120: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

dalam pemberian terapi PRC 2 x 250 gram pada hari pertama rawatan.

Tgl Diagnosa Keperawatan

Tindakan Keperawatan Paraf

22/5/2017 penurunan curah jantung b/d penurunan kontraksi ventrikel

u. Mengkaji adanya nyeri dada v. mencatat adanya

bradikakardi, penurunan TD pada pasien.

w. memonitor status kardiovaskuler : irama jantung, tekanan darah.

x. memonitor status pernafasan pasien

y. memonitor balance cairan z. mengatur periode latihan dan

istirahat untuk menghindari kelelahan

aa. memonitor adanya dispnea, kelelahan.

bb. menganjurkan untuk menurunkan stres.

cc. Memonitor suhu dan sianosis perifer

dd. Memberikan obat sesuai order dokter drip lasix 5 ampul dalam 50 cc NaCl

gangguan pertukaran gas b/d edema paru.

u. mengauskultasi suara nafas, mencatat adanya suara tambahan seperti ronki

v. menganjurkan pasien nafas dalam

w. mengatur posisi semi fowler untuk mengurangi dipsneu

x. memonitor respirasi dan status O2

y. memonitor rata-rata, kedalaman, dan usaha respirasi

z. memonitor pola nafas : takipneu

aa. mengobservasi hasil pemeriksaan foto thoraks.

bb. mengauskultasi suara nafas

Page 121: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

cc. mengobservasi aliran O2 dd. memberikan therapy

O2 binasal 4 liter

kelebihan volume cairan b/d retensi natrium dan air

u. mempertahankan catatan intake output yang akurat

v. monitor hasil Hb yang sesuai dengan retensi cairan (BUN, Hematokrit, Osmolaritas urine)

w. memonitor vital sign x. memonitor indikasi retensi y. mengkaji luas dan lokasi

edema z. memonitor status nutrisi,

melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemerian dri lasix 5 amp dalam 50 cc NaCl 0,9%,

aa. mengkolaborasi dengan dokter jika tanda cairan berlebihan muncul memburuk

bb. menentukan riwayat jumlah dan tipe intake cairan dan eliminasi

cc. menentukan kemungkinan faktor risiko dari ketidakseimbangan cairan

dd. memonitor tekanan darah orthostatik dan perubahan irama jantung.

Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan suplai oksigen ke jaringan

i. memonitor tekanan darah, nadi, suhu dan pernapasan

j. mencatat adanya fluktuasi tekanan darah

k. memonitor kualitas nadi. memonitor pola pernapasan

l. berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi vit K

Tgl Diagnosa Keperawatan

Tindakan Keperawatan Paraf

23/5/2017 penurunan curah jantung b/d penurunan

a. Mengkaji adanya nyeri dada b. mencatat adanya

Page 122: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

kontraksi ventrikel

bradikakardi, penurunan TD pada pasien.

c. memonitor status kardiovaskuler : irama jantung, tekanan darah.

d. memonitor status pernafasan pasien

e. memonitor balance cairan f. mengatur periode latihan

dan istirahat untuk menghindari kelelahan

g. memonitor adanya dispnea, kelelahan.

h. menganjurkan untuk menurunkan stres.

i. Memonitor suhu dan sianosis perifer

j. Memberikan obat sesuai order dokter drip lasix 5 ampul dalam 50 cc NaCl

gangguan pertukaran gas b/d edema paru.

a. mengauskultasi suara nafas, mencatat adanya suara tambahan seperti ronki

b. menganjurkan pasien nafas dalam

c. mengatur posisi semi fowler untuk mengurangi dipsneu

d. memonitor respirasi dan status O2

e. memonitor rata-rata, kedalaman, dan usaha respirasi

f. memonitor pola nafas : takipneu

g. mengobservasi hasil pemeriksaan foto thoraks.

h. mengauskultasi suara nafas i. mengobservasi aliran O2 j. memberikan therapy O2

binasal 4 liter

kelebihan volume cairan b/d retensi natrium dan air

a. mempertahankan catatan intake output yang akurat

b. monitor hasil Hb yang sesuai dengan retensi cairan (BUN,

Page 123: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

Hematokrit, Osmolaritas urine)

c. memonitor vital sign d. memonitor indikasi

retensi e. mengkaji luas dan

lokasi edema f. memonitor status

nutrisi, melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemerian dri lasix 5 amp dalam 50 cc NaCl 0,9%,

g. mengkolaborasi dengan dokter jika tanda cairan berlebihan muncul memburuk

h. menentukan riwayat jumlah dan tipe intake cairan dan eliminasi

i. menentukan kemungkinan faktor risiko dari ketidakseimbangan cairan

j. memonitor tekanan darah orthostatik dan perubahan irama jantung.

Ketidakefektifan

perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan suplai oksigen ke jaringan

m. memonitor tekanan darah, nadi, suhu dan pernapasan

n. mencatat adanya fluktuasi tekanan darah

o. memonitor kualitas nadi. memonitor pola pernapasan

p. berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi vit K

Tgl Diagnosa Keperawatan

Tindakan Keperawatan Paraf

24/5/2017 penurunan curah a. Mengkaji adanya nyeri

Page 124: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

jantung b/d penurunan kontraksi ventrikel

dada b. mencatat adanya

bradikakardi, penurunan TD pada pasien.

c. memonitor status kardiovaskuler : irama jantung, tekanan darah.

d. memonitor status pernafasan pasien

e. memonitor balance cairan

f. mengatur periode latihan dan istirahat untuk menghindari kelelahan

g. memonitor adanya dispnea, kelelahan.

h. menganjurkan untuk menurunkan stres.

i. Memonitor suhu dan sianosis perifer

j. Memberikan obat sesuai order dokter drip lasix 5 ampul dalam 50 cc NaCl

gangguan pertukaran gas b/d edema paru.

a. mengauskultasi suara nafas, mencatat adanya suara tambahan seperti ronki

b. menganjurkan pasien nafas dalam

c. mengatur posisi semi fowler untuk mengurangi dipsneu

d. memonitor respirasi dan status O2

e. memonitor rata-rata, kedalaman, dan usaha respirasi

f. memonitor pola nafas : takipneu

g. mengobservasi hasil pemeriksaan foto thoraks.

h. mengauskultasi suara nafas

Page 125: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

i. mengobservasi aliran O2

j. memberikan therapy O2 binasal 4 liter

kelebihan volume

cairan b/d retensi natrium dan air

a. mempertahankan catatan intake output yang akurat

b. monitor hasil Hb yang sesuai dengan retensi cairan (BUN, Hematokrit, Osmolaritas urine)

c. memonitor vital sign d. memonitor indikasi

retensi e. mengkaji luas dan

lokasi edema f. memonitor status

nutrisi, melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemerian dri lasix 5 amp dalam 50 cc NaCl 0,9%,

g. mengkolaborasi dengan dokter jika tanda cairan berlebihan muncul memburuk

h. menentukan riwayat jumlah dan tipe intake cairan dan eliminasi

i. menentukan kemungkinan faktor risiko dari ketidakseimbangan cairan

j. memonitor tekanan darah orthostatik dan perubahan irama jantung.

Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan suplai oksigen ke jaringan

q. memonitor tekanan darah, nadi, suhu dan pernapasan

r. mencatat adanya fluktuasi tekanan darah

s. memonitor kualitas nadi. memonitor pola pernapasan

Page 126: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

t. berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi vit K

Tgl Diagnosa Keperawatan

Tindakan Keperawatan Paraf

25/5/2017 penurunan curah jantung b/d penurunan kontraksi ventrikel

a. Mengkaji adanya nyeri dada

b. mencatat adanya bradikakardi, penurunan TD pada pasien.

c. memonitor status kardiovaskuler : irama jantung, tekanan darah.

d. memonitor status pernafasan pasien

e. memonitor balance cairan

f. mengatur periode latihan dan istirahat untuk menghindari kelelahan

g. memonitor adanya dispnea, kelelahan.

h. menganjurkan untuk menurunkan stres.

i. Memonitor suhu dan sianosis perifer

j. Memberikan obat sesuai order dokter drip lasix 5 ampul dalam 50 cc NaCl

gangguan pertukaran gas b/d edema paru.

a. mengauskultasi suara nafas, mencatat adanya suara tambahan seperti ronki

b. menganjurkan pasien nafas dalam

c. mengatur posisi semi fowler untuk mengurangi dipsneu

d. memonitor respirasi dan status O2

e. memonitor rata-rata, kedalaman, dan usaha respirasi

Page 127: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

f. memonitor pola nafas : takipneu

g. mengobservasi hasil pemeriksaan foto thoraks.

h. mengauskultasi suara nafas

i. mengobservasi aliran O2

j. memberikan therapy O2 binasal 4 liter

kelebihan volume

cairan b/d retensi natrium dan air

a. mempertahankan catatan intake output yang akurat

b. monitor hasil Hb yang sesuai dengan retensi cairan (BUN, Hematokrit, Osmolaritas urine)

c. memonitor vital sign d. memonitor indikasi

retensi e. mengkaji luas dan

lokasi edema f. memonitor status

nutrisi, melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemerian dri lasix 5 amp dalam 50 cc NaCl 0,9%,

g. mengkolaborasi dengan dokter jika tanda cairan berlebihan muncul memburuk

h. menentukan riwayat jumlah dan tipe intake cairan dan eliminasi

i. menentukan kemungkinan faktor risiko dari ketidakseimbangan cairan

j. memonitor tekanan darah orthostatik dan perubahan irama jantung.

Page 128: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

Ketidakefektifan

perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan suplai oksigen ke jaringan

a. memonitor tekanan darah, nadi, suhu dan pernapasan

b. mencatat adanya fluktuasi tekanan darah

c. memonitor kualitas nadi. memonitor pola pernapasan

d. berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi vit K

Tgl Diagnosa Keperawatan

Tindakan Keperawatan Paraf

26/5/2017 penurunan curah jantung b/d penurunan kontraksi ventrikel

a. Mengkaji adanya nyeri dada

b. mencatat adanya bradikakardi, penurunan TD pada pasien.

c. memonitor status kardiovaskuler : irama jantung, tekanan darah.

d. memonitor status pernafasan pasien

e. memonitor balance cairan

f. mengatur periode latihan dan istirahat untuk menghindari kelelahan

g. memonitor adanya dispnea, kelelahan.

h. menganjurkan untuk menurunkan stres.

i. Memonitor suhu dan sianosis perifer

j. Memberikan obat sesuai order dokter drip lasix 5 ampul dalam 50 cc NaCl

gangguan pertukaran gas b/d edema paru.

a. mengauskultasi suara nafas, mencatat adanya suara tambahan seperti ronki

Page 129: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

b. menganjurkan pasien nafas dalam

c. mengatur posisi semi fowler untuk mengurangi dipsneu

d. memonitor respirasi dan status O2

e. memonitor rata-rata, kedalaman, dan usaha respirasi

f. memonitor pola nafas : takipneu

g. mengobservasi hasil pemeriksaan foto thoraks.

h. mengauskultasi suara nafas

i. mengobservasi aliran O2

j. memberikan therapy O2 binasal 4 liter

kelebihan volume

cairan b/d retensi natrium dan air

a. mempertahankan catatan intake output yang akurat

b. monitor hasil Hb yang sesuai dengan retensi cairan (BUN, Hematokrit, Osmolaritas urine)

c. memonitor vital sign d. memonitor indikasi

retensi e. mengkaji luas dan

lokasi edema f. memonitor status

nutrisi, melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemerian dri lasix 5 amp dalam 50 cc NaCl 0,9%,

g. mengkolaborasi dengan dokter jika tanda cairan berlebihan muncul memburuk

h. menentukan riwayat jumlah dan tipe intake

Page 130: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

cairan dan eliminasi i. menentukan

kemungkinan faktor risiko dari ketidakseimbangan cairan

j. memonitor tekanan darah orthostatik dan perubahan irama jantung.

Ketidakefektifan

perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan suplai oksigen ke jaringan

a. memonitor tekanan darah, nadi, suhu dan pernapasan

b. mencatat adanya fluktuasi tekanan darah

c. memonitor kualitas nadi. memonitor pola pernapasan

d. berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi vit K

J. EVALUASI KEPERAWATAN

Tgl Diagnosa

Keperawatan

Evaluasi Keperawatan Paraf

21/5/2017 penurunan curah jantung b/d penurunan kontraksi ventrikel

S : pasien mengatakan tubuh

masih terasa lemah

O : pasien tampak pucat, akral

teraba dingin, TD : 140/90, N:

89x/i

A : masalah blm teratasi

P : intervensi dilanjutkan

Gangguan pertukaran

gas b/d edema paru

S : pasien mengatakan nafas

masih terasa sesak

O : pasien tampak masih sesak

RR : 30x/I PCO2 : 29 mmol/L

A : masalah blm teratasi

Page 131: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

P : intervensi dilanjutkan

kelebihan volume cairan b/d retensi natrium dan air

S : pasien mengatakan kaki

masih bengkak dan sulit

digerakkan

O : edema pada kedua tungkai

bawah, urin 700 cc/hari, warna

kecoklatan.

A : masalah blm teratasi

P : intervensi dilanjutkan

Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d penurunan suplai oksigen ke jaringan

S : pasien mengatakan masih

lemah

O : konjungtiva masih anemis,

akral masih teraba dingin dan

CRT > 3 detik.

Tgl Diagnosa

Keperawatan

Evaluasi Keperawatan Paraf

22/5/2017 penurunan curah jantung b/d penurunan kontraksi ventrikel

S : pasien mengatakan tubuh

masih terasa lemah

O : pasien tampak pucat, akral

teraba dingin, TD : 140/80, N:

88x/i

A : masalah blm teratasi

P : intervensi dilanjutkan

Gangguan pertukaran

gas b/d edema paru

S : pasien mengatakan nafas

masih terasa sesak

O : pasien tampak masih sesak

RR : 28x/I PCO2 : 29 mmol/L

A : masalah blm teratasi

P : intervensi dilanjutkan

kelebihan volume S : pasien mengatakan kaki

Page 132: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

cairan b/d retensi natrium dan air

masih bengkak dan sulit

digerakkan

O : edema pada kedua tungkai

bawah, urin 1000 cc/hari, warna

kecoklatan.

A : masalah blm teratasi

P : intervensi dilanjutkan

Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d penurunan suplai oksigen ke jaringan

S : pasien mengatakan masih

lemah

O : konjungtiva masih anemis,

akral masih teraba dingin dan

CRT > 3 detik.

Tgl Diagnosa

Keperawatan

Evaluasi Keperawatan Paraf

23/5/2017 penurunan curah jantung b/d penurunan kontraksi ventrikel

S : pasien mengatakan tubuh

masih terasa lemah

O : pasien tampak pucat, akral

teraba dingin, TD : 140/90, N:

87x/i

A : masalah blm teratasi

P : intervensi dilanjutkan

Gangguan pertukaran

gas b/d edema paru

S : pasien mengatakan nafas

masih terasa sesak

O : pasien tampak masih sesak

RR : 26 x/I PCO2 : 29 mmol/L

A : masalah blm teratasi

P : intervensi dilanjutkan

kelebihan volume cairan b/d retensi natrium dan air

S : pasien mengatakan kaki

masih bengkak dan sulit

digerakkan

Page 133: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

O : edema pada kedua tungkai

bawah, urin 1000 cc/hari, warna

kekuningan

A : masalah blm teratasi

P : intervensi dilanjutkan

Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d penurunan suplai oksigen ke jaringan

S : pasien mengatakan masih

lemah

O : konjungtiva masih anemis,

akral masih teraba dingin dan

CRT > 3 detik.

Tgl Diagnosa

Keperawatan

Evaluasi Keperawatan Paraf

24/5/2017 penurunan curah jantung b/d penurunan kontraksi ventrikel

S : pasien mengatakan tubuh

masih terasa lemah

O : pasien tampak pucat, akral

teraba dingin, TD : 130/80, N:

86x/i

A : masalah blm teratasi

P : intervensi dilanjutkan

Gangguan pertukaran

gas b/d edema paru

S : pasien mengatakan nafas

masih terasa sesak

O : pasien tampak masih sesak

RR : 27x/I PCO2 : 29 mmol/L

A : masalah blm teratasi

P : intervensi dilanjutkan

kelebihan volume cairan b/d retensi natrium dan air

S : pasien mengatakan kaki

masih bengkak dan sulit

digerakkan

O : edema pada kedua tungkai

bawah, urin 900 cc/hari, warna

Page 134: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

kekuningan

A : masalah blm teratasi

P : intervensi dilanjutkan

Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d penurunan suplai oksigen ke jaringan

S : pasien mengatakan masih

lemah

O : konjungtiva masih anemis,

akral masih teraba dingin dan

CRT > 3 detik.

Tgl Diagnosa

Keperawatan

Evaluasi Keperawatan Paraf

25/5/2017 penurunan curah jantung b/d penurunan kontraksi ventrikel

S : pasien mengatakan tubuh

mulai bertenaga.

O : akral teraba hangat, TD :

140/80, N: 87x/i.

A : masalah teratasi sebagian

P : intervensi dilanjutkan

Gangguan pertukaran

gas b/d edema paru

S : pasien mengatakan sesak

muali berkurang

O : pasien tampak masih sesak

RR : 24x/I PCO2 : 29 mmol/L

A : masalah teratasi sebagian

P : intervensi dilanjutkan

kelebihan volume cairan b/d retensi natrium dan air

S : pasien mengatakan kaki

bengkak pada kaki mulai

berkurang.

O : edema pada kedua tungkai

bawah mulai berkurang, urin

1100 cc/hari, warna

kekuningan.

A : masalah teratasi sebagian

Page 135: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

P : intervensi dilanjutkan

Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d penurunan suplai oksigen ke jaringan

S : pasien mengatakan tubuh

mulai bertenaga

O : konjungtiva tidak anemis,

akral masih teraba hangat dan

CRT < 3 detik.

Tgl Diagnosa

Keperawatan

Evaluasi Keperawatan Paraf

26/5/2017 penurunan curah jantung b/d penurunan kontraksi ventrikel

S : pasien mengatakan sudah

mulai bertenaga

O : pasien tampak mulai

bertenaga, akral teraba hangat,

TD : 130/80, N: 85x/i

A : masalah teratasi

P : intervensi dihentikan

Gangguan pertukaran

gas b/d edema paru

S : pasien mengatakan tidak

sesak nafas

O : pasien tampak tidak sesak

RR : 20 x/I.

A : masalah teratasi

P : intervensi dihentikan

kelebihan volume cairan b/d retensi natrium dan air

S : pasien mengatakan kaki

tidak bengkak

O : edema pada kedua tungkai

bawah sudah berkurang, urin

1200 cc/hari, warna

kekuningan.

A : masalah teratasi

P : intervensi dihentikan

Ketidakefektifan S : pasien mengatakan sudah

Page 136: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

perfusi jaringan perifer b.d penurunan suplai oksigen ke jaringan

bertenaga

O : konjungtiva tidak anemis,

akral masih teraba hangat dan

CRT < 3 detik.

Page 137: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 138: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 139: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 140: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 141: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/...D_III_KEPERAWATAN... · judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure

Poltekkes Kemenkes Padang