135
MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEPERAWATAN >> Tim Manajemen Keperawatan PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN MALANG JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Disusun Oleh :

MODUL PRAKTIKUMMANAJEMEN KEPERAWATAN

>>Tim Manajemen Keperawatan

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN MALANG JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

Page 2: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

MODUL PRAKTIKUMMANAJEMEN KEPERAWATAN

DISUSUN OLEHDr. Tri Johan A.Y., S.Kp., M.Kep

Joko Pitoyo, S.Kp., M.Kep.Hurun Ain, S.Kep., Ns., M.Kep.

Sumirah Budi Pertami, S.Kp., M.Kep.

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG JURUSAN KEPERAWATAN

PRODI D-III KEPERAWATAN MALANG TAHUN 2019

Page 3: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang i

VISI DAN MISIPROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN MALANG JURUSAN KEPERAWATANPOLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

Visi:

“Menjadi Program Studi Diploma III Keperawatan yang Berkarakter dan Unggul Terutama di Bidang Keperawatan Komunitas pada Tahun 2019”

Misi:

1. Menyelenggarakan program pendidikan tinggi vokasi bidang keperawatan dengan keunggulan keperawatan komunitas sesuai Standar Nasional Pendidikan Tinggi dan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, berdasarkan Pancasila, didukung teknologi informasi, dan sistem penjaminan mutu

2. Melaksanakan penelitian terapan dibidang keperawatan terutama keperawatan komunitas

3. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat berbasis hasil penelitian terapan di bidang keperawatan terutama keperawatan komunitas

4. Meningkatan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi di bidang pendidikan keperawatan

5. Mengembangkan kerjasama Nasional dan Internasional dalam rangka Tri Dharma Perguruan Tinggi di bidang keperawatan

6. Melaksanakan tatakelola organisasi yang kredibel, transparan, akuntabel, bertanggungjawab, dan adil

7. Meningkatkan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia yang profesional dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi

Page 4: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang i

LEMBAR PENGESAHAN

Modul Praktikum mata kuliah Manajemen Keperawatan Tahun 2019 adalah

dokumen resmi dan digunakan pada kegiatan Pembelajaran Praktikum Mahasiswa

Program Studi D-III Keperawatan Malang Jurusan Keperawatan di Lingkungan Politeknik

Kesehatan Kemenkes Malang

Disahkan pada tanggal.....................Januari 2019

DirekturPoliteknik Kesehatan Kemenkes Malang

Budi Susatia, S.Kp M.Kes NIP. 19650318 198803 1002

Ketua Jurusan Keperawatan

Imam Subekti, S.Kp M.Kep Sp.Kom NIP. 196512051989121001

Page 5: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-

Nya sehingga penyusunan Modul Praktikum Manajemen Keperawatan dapat diselesaikan.

Penyusunan modul ini dapat diselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak, oleh

karena itu kami mengucapkan terimakasih kepada :

1. Budi Susatia, S.Kp., M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes

Malang atas arahan dan bimbingannya.

2. Imam Subekti, S.Kep.Ns., M.Kep.Sp.Kom, selaku Ketua Jurusan Keperawatan

Malang yang telah memberikan kesempatan dan arahan dalam penyusunan modul.

3. Rekan sejawat dosen di lingkungan Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan

Kemenkes Malang

4. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang telah membantu

dalam penyusunan modul ini.

Semoga penyusunan modul ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa keperawatan dan

pihak lain yang membutuhkan.

Malang, Januari 2019

Penyusun

Page 6: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang v

DAFTAR ISI

A. Cover Luar

B. Cover Dalam ................................................................................................ i

C. Visi dan Misi................................................................................................ ii

D. Lembar Pengesahan .................................................................................... iii

E. Kata pengantar ............................................................................................. iv

F. Daftar isi ...................................................................................................... v

G. BAB I PENDAHULUAN

1.1 Deskripsi ................................................................................................ 1

1.2 Capaian Pembelajaran............................................................................ 1

1.3 Peserta .................................................................................................... 1

H. BAB II LANDASAN TEORI DAN TEKNIS PELAKSANAAN

2.1 PRAKTIKUM 1 : Kepemimpinan ......................................................... 2

2.2 PRAKTIKUM 2 : Penghitungan dan penyusunan tenaga kerja ............ 8

2.3 PRAKTIKUM 3 : Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) .. 17

2.4 PRAKTIKUM 4 : Komunikasi dalam keperawatan .............................. 35

2.5 PRAKTIKUM 5 : Motivasi kerja .......................................................... 38

2.6 PRAKTIKUM 6 : Audit dokumentasi asuhan keperawatan.................. 40

2.7 PRAKTIKUM 7 : Pengelolaan pelayanan keperawatan di bangsal ...... 44

I. TATA TERTIB ............................................................................................. 70

J. SANGSI ........................................................................................................ 70

K. EVALUASI ................................................................................................. 70

L. REFERENSI ................................................................................................ 71

M. LAMPIRAN................................................................................................ 72

Page 7: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 1

1.1 DESKRIPSI BAB I

PENDAHULUAN

Rumah sakit sebagai suatu organisasi pelayanan kesehatan, merupakan suatu

kesatuan dari bagian-bagian yang saling berhubungan, saling ketergantungan dan saling

mempengaruhi satu sama lainnya sebagai suatu sistem untuk mencapai tujuan yang

ditetapkan.

Sebagai suatu sistem, rumah sakit terdiri-dari sub sistem-sub sistem yang saling

berhubungan sebagai satu kesatuan. Pelayanan keperawatan sebagai bagian dari sub

sistem pelayanan kesehatan di rumah sakit, merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dalam pelayanan kesehatan lainnya, yang juga turut menentukan keberhasilan pencapaian

tujuan institusi. Untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien, diperlukan perencanaan

yang baik sebagai tahap pertama dari fungsi manajemen. Setelah semua Komponen di

organisasikan khususnya pengorganisasian SDM Keperawatan, selanjutnya adalah

bagaimana menggerakkan SDM tersebut agar dapat bersama-sama mencapai tujuan

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari modul praktikum ini diharapkan mahasiswa mampu:

1. Memahami kepemimpinan

2. Melakukan penghitungan dan penyusunan tenaga kerja

3. Memahami Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP)

4. Memahami komunikasi dalam keperawatan

5. Memahami motivasi kerja

6. Melakukan audit dokumentasi asuhan keperawatan

7. Memahami pengelolaan pelayanan keperawatan di bangsal

C. PESERTA

Peserta pembelajaran praktikum adalah mahasiswa Tingkat II semester IV.

Page 8: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 2

BAB II

LANDASAN TEORI DAN TEKNIS PELAKSANAAN

2.1 PRAKTIKUM 1 (WAKTU : 2 x 170 menit)

KEPEMIMPINAN

Oleh : Sumirah Budi Pertami, S.Kp., M.Kep.

A. LANDASAN TEORI

Pengembangan Teori Kepemimpinan

Teori Bakat (Trait Theory)

Teori Bakat menekankan bahwa setiap orang adalah pemimpin (pemimpin dibawa

sejak lahir bukan didapatkan) dan mereka mempunyai karakteristik tertentu yang

membuat mereka lebih baik dari orang lain (Marquis dan Huston, 1998). Teori ini

disebut juga sebagai Great Man Theory. Banyak penelitian terhadap riwayat

kehidupan untuk menguji teori ini. Teori bakat mengabaikan dampak atau

pengaruh dari siapa yang mengasuh, situasi, dan lingkungan lainnya, tetapi

menurut teori kontemporer, kepemimpinan seseorang dapat dikembangkan bukan

hanya dari pembawaan sejak lahir. Teori ini mengidentifikasi karakteristik umum

tentang inteligensi, personalitas, dan kemampuan (perilaku).

Tipe Kepemimpinan Situsional Hersey dan Blanchard (dalam Supriyanto, 2010).

a. Instruksi:

• tinggi tugas dan rendah hubungan;

• komunikasi sejarah;

• pengambilan keputusan berada pada pimpinan dan peran bawahan sangat

minimal;

• pemimpin banyak memberikan pengarahan atau instruksi yang spesifik serta

mengawasi dengan ketat.

b. Konsultasi:

• tinggi tugas dan tinggi hubungan;

• komunikasi dua arah.

• peran pemimpin dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan

cukup besar, bawahan diberi kesempatan untuk memberi masukan, dan

menampung keluhan.

Page 9: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 3

c. Partisipasi:

• tinggi hubungan tapi rendah tugas;

• pemimpin dan bawahan bersama-sama memberi gagasan dalam pengambilan

keputusan.

d. Delegasi:

• rendah hubungan dan rendah tugas;

• komunikasi dua arah, terjadi diskusi dan pendelegasian antara pemimpin dan

bawahan dalam pengambilan keputusan pemecahan masalah.

Gaya kepemimpinan menurut Lippits dan K. White.

Menurut Lippits dan White, terdapat tiga gaya kepemimpinan yaitu:

otoriter, demokrasi, dan liberal yang mulai dikembangkan di Universitas Iowa.

a. Otoriter.

Gaya kepemimpinan ini memiliki ciri-ciri antara lain:

• wewenang mutlak berada pada pimpinan;

• keputusan selalu dibuat oleh pimpinan;

• kebijaksanaan selalu dibuat oleh pimpinan;

• komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan kepada bawahan;

• pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan para

bawahan dilakukan secara ketat;

• prakarsa harus selalu berasal dari pimpinan;

• tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran, pertimbangan

atau pendapat;

• tugas-tugas bawahan diberikan secara instruktif;

• lebih banyak kritik daripada pujian;

• pimpinan menuntut prestasi sempurna dari bawahan tanpa syarat;

• pimpinan menuntut kesetiaan tanpa syarat;

• cenderung adanya paksaan, ancaman, dan hukuman;

• kasar dalam bersikap;

• tanggung jawab keberhasilan organisasi hanya dipikul oleh pimpinan.

b. Demokratis.

Kepemimpinan gaya demokratis adalah kemampuan dalam memengaruhi

orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Berbagai kegiatan yang akan dilakukan ditentukan bersama antara

pimpinan dan bawahan.

Page 10: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 4

Gaya kepemimpinan ini memiliki ciri-ciri antara lain:

• wewenang pimpinan tidak mutlak;

• pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan;

• keputusan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan;

• komunikasi berlangsung timbal balik;

• pengawasan dilakukan secara wajar;

• prakarsa dapat datang dari bawahan;

• banyak kesempatan dari bawahan untuk menyampaikan saran dan

pertimbangan;

• tugas-tugas yang kepada bawahan lebih bersifat permintaan daripada

instruktif;

• pujian dan kritik seimbang;

• pimpinan mendorong prestasi sempurna para bawahan dalam batas masing-

masing;

• pimpinan meminta kesetiaan bawahan secara wajar;

• pimpinan memperhatikan perasaan dalam bersikap dan bertindak;

• terdapat suasana saling percaya, saling menghormati, dan saling menghargai;

• tanggung jawab keberhasilan organisasi ditanggung bersama-sama.

c. Liberal atau Laissez Faire.

Kepemimpinan gaya liberal atau Laissez Faire adalah kemampuan

memengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan

dengan cara lebih banyak menyerahkan pelaksanaan berbagai kegiatan kepada

bawahan.

Ciri gaya kepemimpinan ini antara lain:

• pemimpin melimpahkan wewenang sepenuhnya kepada bawahan;

• keputusan lebih banyak dibuat oleh bawahan;

• kebijaksanaan lebih banyak dibuat oleh bawahan;

• pimpinan hanya berkomunikasi apabila diperlukan oleh bawahan;

• hampir tidak ada pengawasan terhadap tingkah laku bawahan;

• prakarsa selalu berasal dari bawahan;

• hampir tidak ada pengarahan dari pimpinan;

• peranan pimpinan sangat sedikit dalam kegiatan kelompok;

• kepentingan pribadi lebih penting dari kepentingan kelompok;

• tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul oleh perorangan.

Page 11: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 5

Gaya kepemimpinan berdasarkan kekuasaan dan wewenang.

Menurut Gillies (1996), gaya kepemimpinan berdasarkan wewenang dan

kekuasaan dibedakan menjadi empat.

a. Otoriter.

Merupakan kepemimpinan yang berorientasi pada tugas atau pekerjaan.

Menggunakan kekuasaan posisi dan kekuatan dalam memimpin. Pemimpin

menentukan semua tujuan yang akan dicapai dalam pengambilan keputusan.

Informasi diberikan hanya pada kepentingan tugas. Motivasi dilakukan dengan

imbalan dan hukuman.

b. Demokratis.

Merupakan kepemimpinan yang menghargai sifat dan kemampuan setiap staf.

Menggunakan kekuasaan posisi dan pribadinya untuk mendorong ide dari staf,

memotivasi kelompok untuk menentukan tujuan sendiri. Membuat rencana dan

pengontrolan dalam penerapannya. Informasi diberikan seluas-luasnya dan terbuka.

c. Partisipatif.

Merupakan gabungan antara otoriter dan demokratis, yaitu pemimpin yang

menyampaikan hasil analisis masalah dan kemudian mengusulkan tindakan tersebut

pada bawahannya. Pemimpin meminta saran dan kritik staf serta mempertimbangkan

respons staf terhadap usulannya. Keputusan akhir yang diambil bergantung pada

kelompok.

d. Bebas tindak.

Merupakan pimpinan ofisial, karyawan menentukan sendiri kegiatan tanpa

pengarahan, supervisi dan koordinasi. Staf/bawahan mengevaluasi pekerjaan sesuai

dengan caranya sendiri. Pimpinan hanya sebagai sumber informasi dan pengendalian

secara minimal.

Page 12: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 6

Tabel Ciri-ciri Pemimpin menurut Teori Bakat

Intelegensi Kepribadian Perilaku

Pengetahuan.

Keputusan.

Kelancaran berbicara.

Adaptasi.

Kreatif.

Kooperatif.

Siap/siaga.

Rasa percaya diri.

Integritas.

Keseimbangan emosi dan

mengontrol.

Independen.

Tenang

Kemampuan bekerja sama.

Kemampuan interpersonal.

Kemampuan diplomasi.

Partisipasi sosial.

Prestise.

Page 13: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 7

B. TEKNIK PELAKSANAAN

Setiap mahasiswa wajib mengikuti seluruh pembelajaran praktikum, dengan

ketentuan sebagai berikut :

1. Mahasiswa telah mengikuti demonstrasi

2. Setiap mahasiswa menyiapkan bahan yang dibutuhkan sebelum kegiatan

dimulai

3. Wajib mentaati tata tertib yang berlaku di laboratorium keperawatan maupun

yang berlaku di tatanan nyata

4. Wajib mengisi presensi setiap kegiatan praktikum

5. Apabila mahasiswa berhalangan hadir wajib memberitahukan dan harus

mengganti sesuai dengan ketentuan yang berlaku

6. Membuat laporan kegiatan dari hasil kegiatan praktikum

7. Selama pelaksanaan praktikum akan dilakukan evaluasi untuk melihat capaian

pembelajaran mahasiswa

Page 14: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 8

2.2 PRAKTIKUM 2 (WAKTU : 2 x 170 menit)

PERHITUNGAN DAN PENYUSUNAN TENAGA KERJA

Oleh : Joko Pitoyo, S.Kp., M.Kep.

A. LANDASAN TEORI

Beban kerja secara umum menurut Groenewegen dan Hutten (1991) adalah

keseluruhan waktu yang digunakan dalam melakukan aktivitas atau kegiatan dalam kerja.

Menurut Finkler dan Koyner (2000), beban kerja diartikan sebagai volume kerja dari suatu

unit atau departemen. Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa beban

kerja adalah keseluruhan waktu yang digunakan untuk melakukan kegiatan di suatu unit atau

departemen.

Sedangkan beban kerja perawat menurut Hubber (2000) adalah pengukuran dari

aktifitas kerja perawat dan ketergantungan klien terhadap asuhan keperawatan. Beban kerja

perawat di rumah sakit terkait dengan dua fungsi variabel, yaitu jumlah harian klien dan

waktu asuhan keperawatan setiap klien per hari (Kirby dan Wiczai, 1985; dalam Hubber,

2000).

Beban kerja perawat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dalam memperkirakan beban

kerja perawat pada suatu unit tertentu, seorang pemimpin atau manajer harus mengetahui

(Gillies, 1989): (1) berapa banyak klien yang dimasukkan ke unit per hari, bulan atau tahun,

(2) kondisi klien di unit tersebut, (3) rata-rata klien yang menginap, (4) tindakan perawatan

langsung dan tak langsung yang dibutuhkan masing-masing klien, (5) frekuensi dari masing-

masing tindakan keperawatan yang harus dilakukan, dan (6) rata-rata waktu yang dibutuhkan

dari masing-masing tindakan keperawatan baik langsung maupun tidak langsung.

Perhitungan beban kerja bukan sesuatu yang mudah. Selama ini kecendrungan dalam

mengukur beban kerja berdasarkan keluhan dari personal, bahwa mereka sangat sibuk dan

membutuhkan waktu lembur (Ilyas, 2000). Perhitungan beban kerja perawat erat kaitannya

dengan penentuan kebutuhan jumlah tenaga perawat. Penentuan kebutuhan jumlah tenaga

perawat menurut Douglas (1975) dalam Pitoyo (2005), adalah berdasarkan tingkat

ketergantungan klien. Adapun perhitungan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

Jumlah Klien

Klasifikasi Klien

Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam1 0.17 0.14 0.07 0.27 0.15 0.10 0.36 0.30 0.202 0.34 0.28 0.14 0.54 0.30 0.20 0.72 0.60 0.403 0.51 0.42 0.21 0.81 0.45 0.30 1.08 0.90 0.60Dst

Page 15: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 9

Tingkat ketergantungan klien terkait dengan penentuan beban kerja perawat dapat

diklasifikasikan, meliputi (1) klien dengan perawatan minimal, (2) klien dengan perawatan

parsial, dan (3) klien dengan perawatan total.

Klien dengan tingkat ketergantungan minimal, jika (1) kebersihan diri, mandi, ganti

pakaian dilakukan sendiri; (2) makan, minum dilakukan sendiri; (3) ambulasi dengan

pengawasan; (4) observasi tanda-tanda vital dilakukan tiap pergantian dinas; (5) pengobatan

minimal, status psikologi stabil; dan (6) perawatan luka sederhana.

Klien dengan tingkat ketergantungan parsial, jika (1) kebersihan diri dibantu, makan

dan minum dibantu; (2) observasi vital sign tiap 4 jam; (3) ambulasi dibantu, pengobatan

lebih dari sekali; (4) folley kateter, intake dan output dicatat; (5) klien terpasang infus; dan

(6) perawatan luka komplek.

Klasifikasi terakhir adalah klien dengan tingkat ketergantungan total, yaitu jika (1)

segalanya diberi bantuan; (2) posisi yang diatur, observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam; (3)

makan memakai NGT; (4) pengobatan intravena per drip; (5) pemakaian suction; (6) gelisah,

disorientasi; dan (7) persiapan pengobatan memerlukan prosedur.

Didalam penerapan kebutuhan ketenagakerjaan harus diperhatikan adanya faktor yang terkait

beban kerja perawat, diantaranya seperti berikut :

a. Jumlah klien yang dirawat/hari/bulan/tahun dalam suatu unit

b. Kondisi atau tingkat ketergantungan klien

c. Rata-rata hari perawatan klien

d. Pengukuran perawatan langsung dan tidak langsung

e. Frekuensi tindakan yang dibutuhkan

f. Rata-rata waktu keperawatan langsung dan tidak langsung

g. Pemberian cuti

Menurut Suyanto (2008), perhitungan tenaga kerja perawat perlu diperhatikan hal-hal,

sebagai berikut :

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan tenaga keperawatan.

a. Faktor klien, meliputi : tingkat kompleksitas perawat, kondisi pasien sesuai dengan jenis

penyakit dan usianya, jumlah pasien dan fluktuasinya, keadaan sosial ekonomi dan

harapan pasien dan keluarga.

Page 16: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 1

b. Faktor tenaga, meliputi : jumlah dan komposisi tenaga keperawatan, kebijakan

pengaturan dinas, uraian tugas perawat, kebijakan personalia, tingkat pendidikan dan

pengalaman kerja, tenaga perawat spesialis dan sikap ethis professional.

c. Faktor lingkungan, meliputi : tipe dan lokasi rumah sakit, lay out keperawatan, fasilitas

dan jenis pelayanan yang diberikan, kelengkapan peralatan medik atau diagnostik,

pelayanan penunjang dari instalasi lain dan macam kegiatan yang dilaksanakan.

d. Faktor organisasi, meliputi : mutu pelayanan yang ditetapkan dan kebijakan pembinaan

dan pengembangan.

2. Rumusan perhitungan tenaga perawat

a. Peraturan Men.Kes.R.I. No.262/Men.Kes./Per/VII/1979 menetapkan bahwa

perbandingan jumlah tempat tidur rumah sakit dibanding dengan jumlah perawat adalah

sebagai berikut :

Jumlah tempat tidur : Jumlah perawat = 3-4 tempat tidur : 2 perawat.

b. Hasil Work Shop Perawatan oleh Dep.Kes RI di Ciloto Tahun 1971 menyebutkan bahwa

:Jumlah tenaga keperawatan : pasien = 5 : 9 tiap shift.

c. Menggunakan sistem klasifikasi pasien berdasarkan perhitungan kebutuhan tenaga.

Klasifikasi Klien Berdasarkan Tingkat Ketergantungan Menurut Douglas (1984, dalam

Swansburg & Swansburg, 1999) membagi klasifikasi klien berdasarkan tingkat

ketergantungan klien dengan menggunakan standar sebagai berikut :

a) Kategori I : self care/perawatan mandiri, memerlukan waktu 1-2 jam/hari

kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri

makanan dan minum dilakukan sendiri

ambulasi dengan pengawasan

observasi tanda-tanda vital setiap pergantian shift

minimal dengan status psikologi stabil

perawatan luka sederhana.

Page 17: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 1

b) Kategori II : Intermediate care/perawatan partial, memerlukan waktu 3-4 jam/hari

kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu

observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam

ambulasi dibantu

pengobatan dengan injeksi

klien dengan kateter urin, pemasukan dan pengeluaran dicatat

klien dengan infus, dan klien dengan pleura pungsi.

c) Kategori III : Total care/Intensif care, memerlukan waktu 5-6 jam/hari

semua kebutuhan klien dibantu

perubahan posisi setiap 2 jam dengan bantuan

observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam

makan dan minum melalui selang lambung

pengobatan intravena “perdrip”

dilakukan suction

gelisah / disorientasi

perawatan luka kompleks

Metode – metode Cara Perhitungan Ketenagakerjaan

Tingkat ketergantungan perhitungan tenaga perawat ada beberapa metode, antara lain yaitu

Metode Douglas

Metode Sistem Akuitas

Metode Gillies

Metode Swanburg

Page 18: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 1

Penjelasan dari metode-metode cara perhitungan ketenagakerjaan adalah sebagai berikut :

1) Metode Douglas

Douglas (1984, dalam Swansburg & Swansburg, 1999) menetapkan jumlah perawat yang

dibutuhkan dalam suatu unit perawatan berdasarkan klasifikasi klien, dimana masingmasing

kategori mempunyai nilai standar per shift nya, yaitu sebagai berikut :

Jumlah

Pasien

Klasifikasi KLien

Minimal Parsial Total

Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam

1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20

2 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40

3 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 1,08 0,90 0,60

dst

Contoh kasus

Ruang rawat dengan 17 orang klien, dimana 3 orang dengan ketergantungan minimal, 8

orang dengan ketergantungan partial dan 6 orang dengan ketergantungan total.

Maka jumlah perawat yang dibutuhkan :

Minimal Parsial Total Jumlah

Pagi 0,17 x 3 = 0,51 0.27 x 8 = 2.16 0.36 x 6 = 2.16 4.83 (5) orang

Sore 0.14 x 3 = 0.42 0.15 x 8 = 1.2 0.3 x 6 = 1.8 3.42 (4) orang

Malam 0.07 x 3 = 0.21 0.10 x 8 = 0.8 0.2 x 6 = 1.2 2.21 (2) orang

Jumlah secara keseluruhan perawat perhari 11 Orang

2) Metode Sistem Akuitas

Kelas I : 2 jam/hari

Kelas II : 3 jam/hari

Kelas III : 4,5 jam/hari

Kelas IV : 6 jam/hari

Untuk tiga kali pergantian shift • ¨ Pagi : Sore : Malam = 35% : 35 % : 30%

Contoh :

Rata rata jumlah klien

1. kelas I = 3 orang x 2 jam/hari = 6 jam

Page 19: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 1

2. kelas II = 8 orang x 3 jam/hari = 24 jam

3. kelas III = 4 orang x 4.5 jam/hari = 18 jam

4. kelas IV = 2 orang x 6 jam/hari = 12 jam

Jumlah jam : 60 jam

- pagi/sore = 60 jam x 35% = 2.625 orang (3 orang)

8 jam

- Malam = 60 jam x 30% = 2.25 orang (2 orang

) 8 jam

jadi jumlah perawat dinas 1 hari = 3+3+2 = 8 orang.

3) Metode Gillies

Gillies (1994) menjelaskan rumus kebutuhan tenaga keperawatan di suatu unit perawatan

adalah sebagai berikut :

Jumlah jam keperawatan rata rata jumlah

yang dibutuhkan klien/hari x klien/hari x hari/tahun

Jumlah hari/tahun - hari libur x jmlh jam kerja

Masing2 tiap perawat

Perawat

jumlah keperawatan yang dibutuhkan /tahun

= jumlah jam keperawatan yang di berikan perawat/tahun

= jumlah perawat di satu unit

Prinsip perhitungan rumus Gillies :

Jumlah Jam keperawatan yang dibutuhkan klien perhari adalah :

1. waktu keperawatan langsung (rata rata 4-5 jam/klien/hari) dengan spesifikasi pembagian

adalah : keperawatan mandiri (self care) = ¼ x 4 = 1 jam , keperawatan partial (partial care )

= ¾ x 4 = 3 jam , keperawatan total (total care) = 1-1.5 x 4 = 4-6 jam dan keperawatan

intensif (intensive care) = 2 x 4 jam = 8 jam.

2. Waktu keperawatan tidak langsung

· menurut RS Detroit (Gillies, 1994) = 38 menit/klien/hari

· menurut Wolfe & Young ( Gillies, 1994) = 60 menit/klien/hari = 1 jam/klien/hari

3. Waktu penyuluhan kesehatan lebih kurang 15 menit/hari/klien = 0,25 jam/hari/klien

4. Rata rata klien per hari adalah jumlah klien yang dirawat di suatu unit berdasarkan rata -

rata biaya atau menurut Bed Occupancy Rate (BOR) dengan rumus :

Page 20: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 1

Jumlah hari perawatan RS dalam waktu tertentu x 100 %

Jumlah tempat tidur x 365 hari

5. Jumlah hari pertahun yaitu : 365 hari.

6. Hari libur masing-masing perawat per tahun, yaitu : 73 hari ( hari minggu/libur = 52

hari ( untuk hari sabtu tergantung kebijakan rumah sakit setempat, kalau ini merupakan hari

libur maka harus diperhitungkan , begitu juga sebaliknya ), hari libur nasional = 13 hari, dan

cuti tahunan = 8 hari).

7. Jumlah jam kerja tiap perawat adalah 40 jam per minggu (kalau hari kerja efektif 6 hari

maka 40/6 = 6.6 = 7 jam per hari, kalau hari kerja efektif 5 hari maka 40/5 = 8 jam per hari)

8. Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan disatu unit harus ditambah 20% (untuk

antisipasi kekurangan /cadangan ).

9. Perbandingan profesional berbanding dengan vocasional = 55% : 45 %

Contoh

1. Rata rata jam perawatan klien per hari = 5 jam/hari

2. Rata rata = 17 klien / hari (3 orang dengan ketergantungan minimal, 8 orang dengan

ketergantungan partial dan 6 orang dengan ketergantungan total)

3. Jumlah jam kerja tiap perawat = 40 jam/minggu ( 6 hari/minggu ) jadi jumlah jam kerja

perhari 40 jam dibagi 6 = 7 jam /hari

4. Jumlah hari libur : 73 hari ( 52 +8 (cuti) + 13 (libur nasional)

Jumlah jam keperawatan langsung

- Ketergantungan minimal = 3 orang x 1 jam = 3 jam

- Ketergantungan partial = 8 orang x 3 jam = 24 jam

- Ketergantungan total = 6 orang x 6 jam = 36 jam

Jumlah jam = 63 jam

Jumlah keperawatan tidak langsung

17 orang klien x 1 jam = 17 jam

Pendidikan Kesehatan = 17 orang klien x 0,25 = 4,25 jam

Sehingga Jumlah total jam keperawatan /klien/hari :

63 jam + 17 jam + 4,25 jam = 4,96 Jam/klien/hari

17 orang

Page 21: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 1

Jadi,,

1. Jumlah tenaga yang dibutuhkan :

4,96 x 17 x 365 = 30.776,8 = 15,06 orang ( 15 orang )

(365 – 73) x 7 2044

2. Untuk cadangan 20% menjadi 15 x 20% = 3 orang

3. Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan 15 + 3 = 18 orang /hari

Perbandingan profesional berbanding dengan vocasional = 55% : 45 % = 10 : 8 orang

4) Metode Swansburg

Contoh:

Pada suatu unit dengan 24 tempat tidur dan 17 klien rata rata perhari .

Jumlah jam kontak langsung perawat – klien = 5 jam /klien/hari.

1) total jam perawat /hari : 17 x 5 jam = 85 jam jumlah perawat yang dibutuhkan : 85 / 7 =

12,143 ( 12 orang) perawat/hari

2) Total jam kerja /minggu = 40 jam jumlah shift perminggu = 12 x 7 (1 minggu) = 84

shift/minggu jumlah staf yang dibutuhkan perhari = 84/6 = 14 orang (jumlah staf sama

bekerja setiap hari dengan 6 hari kerja perminggu dan 7 jam/shift)

Menurut Warstler dalam Swansburg dan Swansburg (1999), merekomendasikan untuk

pembagian proporsi dinas dalam satu hari • ¨ pagi : siang : malam = 47 % : 36 % : 17 %

Sehingga jika jumlah total staf keperawatan /hari = 14 orang

Pagi : 47% x 14 = 6,58 = 7 orang

Sore : 36% x 14 = 5,04 = 5 orang

Malam : 17% x 14 = 2,38 = 2 orang

Page 22: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 1

B. TEKNIK PELAKSANAAN

Setiap mahasiswa wajib mengikuti seluruh pembelajaran praktikum, dengan

ketentuan sebagai berikut :

1. Mahasiswa telah mengikuti demonstrasi

2. Setiap mahasiswa menyiapkan bahan yang dibutuhkan sebelum kegiatan

dimulai

3. Wajib mentaati tata tertib yang berlaku di laboratorium keperawatan maupun

yang berlaku di tatanan nyata

4. Wajib mengisi presensi setiap kegiatan praktikum

5. Apabila mahasiswa berhalangan hadir wajib memberitahukan dan harus

mengganti sesuai dengan ketentuan yang berlaku

6. Membuat laporan kegiatan dari hasil kegiatan praktikum

7. Selama pelaksanaan praktikum akan dilakukan evaluasi untuk melihat capaian

pembelajaran mahasiswa

Page 23: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 1

2.3 PRAKTIKUM 3 (WAKTU : 2 x 170 menit)

MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP)

Oleh : Dr. Tri Johan A.Y., S.Kp., M.Kep

A. LANDASAN TEORI

1. Model Praktik Keperawatan

A. Pengertian Model Praktik Keperawatan

Model praktik keperawatan adalah suatu sistem(struktur, proses, dan nilai-nilai profesional) yg memungkinkan perawatan professional mengatur pemberian asuhan termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut (Hoffart &Woods, 1996)

Model praktik keperawatan adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan (Ratna Sitorus & Yuli, 2006).

Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan.

B. Tujuan Model Praktik Keperawatan

1. Menjaga konsistensi asuhan keperawatan

2. Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekosongan pelaksanaan asuhan

keperawatan oleh tim keperawatan.

3. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.

4. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijakan dan keputusan.

5. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi setiap

tim keperawatan

C. Pilar – pilar dalam Model Praktik Keperawatan

Dalam model praktik keperawatan professional terdiri dari empat pilar diantaranya

adalah :

1. Pilar I : Pendekatan Manajemen (manajemen approach)

Page 24: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 1

Dalam model praktik keperawatan mensyaratkaan pendekatan manajemen sebagai

pilar praktik perawatan professional yang pertama. Pada pilar I yaitu pendekatan

manajemen terdiri dari :

a. Perencanaan dengan kegiatan perencanaan yang dipakai di ruang MPKP meliputi

(perumusan visi, misi, filosofi, kebijakan dan rencana jangka pendek ;

harian,bulanan,dan tahunan). Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran

dan penentuan secara matang hal-hal yang akan dikerjakan dimasa mendatang

dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan (Siagian, 1990).

Perencanaan dapat juga diartikan sebagai suatu rencana kegiatan tentang apa

yang harus dilakukan, bagaimana kegiatan itu dilaksanakan, dimana kegiatan itu

dilakukan.

Jenis-jenis perencanaan terdiri dari :

1) Rencana jangka panjang, yang disebut juga perencanaan strategis yang

disusun untuk 3 sampai 10 tahun.

2) Rencana jangka menengah dibuat dan berlaku 1 sampai 5 tahun.

3) Rencana jangka pendek dibuat 1 jam sampai dengan 1 tahun.

b. Pengorganisasian dengan menyusun stuktur organisasi, jadwal dinas dan daftar

alokasi pasien. Pengorganisasian adalah pengelompokan aktivitas untuk

mencapai tujuan, penugasan suatu kelompok tenaga keperawatan, menentukan

cara dari pengkoordinasian aktivitas yang tepat, baik vertikal maupun horizontal,

yang bertanggung jawab untuk mencapai tujuan organisasi. Pengorganisasian

kegiatan dan tenaga perawat di ruang MPKP menggunakan pendekatan sistem

penugasan modifikasi Keperawatan Tim-Primer. Secara vertikal ada kepala

ruangan, ketua tim, dan perawat pelaksana. Setiap tim bertanggung jawab

terhadap sejumlah pasien. Pengorganisasian di ruang MPK terdiri dari:

1) Struktur organisasi

Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen dalam suatu

organisasi (Sutopo, 2000). Pada pengertian struktur organisasi menunjukkan

adanya pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau

kegiatan yang berbeda-beda diintegrasikan atau dikoordinasikan. Struktur

organiosasi juga menunjukkan spesialisasi pekerjaan.

Struktur organisasi Ruang MPK menggunakan sistem penugasan Tim-primer

keperawatan. Ruang MPK dipimpin oleh Kepala Ruangan yang membawahi

dua atau lebih Ketua Tim. Ketua Tim berperan sebagai perawat primer

Page 25: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 1

membawahi beberapa Perawat Pelaksana yang memberikan asuhan

keperawatan secara menyeluruh kepada sekelompok pasien.

2) Daftar Dinas Ruangan

Daftar yang berisi jadwal dinas, perawat yang bertugas, penanggung jawab

dinas/shift. Daftar dinas disusun berdasarkan Tim, dibuat dalam 1 minggu

sehingga perawat sudah mengetahui dan mempersiapkan dirinya untuk

melakukan dinas. Pembuatan jadual dinas perawat dilakukan oleh kepala

ruangan pada hari terakhir minggu tersebut untuk jadual dinas pada minggu

yang selanjutnya bekerjasama dengan Ketua Tim. Setiap Tim mempunyai

anggota yang berdinas pada pagi, sore, dan malam, dan yang lepas dari dinas

(libur) terutama yang telah berdinas pada malam hari.

3) Daftar Dinas Ruangan

Daftar yang berisi jadwal dinas, perawat yang bertugas, penanggung jawab

dinas/shift. Daftar dinas disusun berdasarkan Tim, dibuat dalam 1 minggu

sehingga perawat sudah mengetahui dan mempersiapkan dirinya untuk

melakukan dinas. Pembuatan jadual dinas perawat dilakukan oleh kepala

ruangan pada hari terakhir minggu tersebut untuk jadual dinas pada minggu

yang selanjutnya bekerjasama dengan Ketua Tim. Setiap Tim mempunyai

anggota yang berdinas pada pagi, sore, dan malam, dan yang lepas dari dinas

(libur) terutama yang telah berdinas pada malam hari.

c. Pengarahan, dalam pengarahan terdapat kegiatan delegasi, supervise,

menciptakan iklim motifasi, manajemen waktu, komunikasi efektif yang

mencangkup pre dan post conference, dan manajemen konflik. Pengarahan yaitu

penerapan perencanaan dalam bentuk tindakan dalam rangka mencapai tujuan

organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Istilah lain yang digunakan sebagai

padanan pengarahan adalah pengkoordinasian, pengaktifan. Apapun istilah yang

digunakan pada akhirnya yang bermuara pada ”melaksanakan” kegiatan yang

telah direncanakan sebelumnya (Marquis & Houston, 1998). Dalam pengarahan,

pekerjaan diuraikan dalam tugas-tugas yang mampu kelola, jika perlu dilakukan

pendelegasian. Untuk memaksimalkan pelaksanaan pekerjaan oleh staf, seorang

manajer harus melakukan upaya-upaya (Marquis & Houston, 1998) sebagai

berikut:

1) Menciptakan iklim motivasi

2) Mengelola waktu secara efisien

Page 26: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 2

3) Mendemonstarikan keterampilan komunikasi yang terbaik

4) Mengelola konflik dan memfasilitasi kolaborasi

5) Melaksanakan sistem pendelegasian dan supervisi

6) Negosiasi

2. Pilar II: Sistem Penghargaan (Compensatory Reward)

Manajemen sumber daya manusia diruang model praktik keperawatan professional

berfokus pada proses rekruitmen, seleksi kerja orientasi, penilaian kinerja, staf

perawat.proses ini selalu dilakukan sebelum membuka ruang MPKP dan setiap ada

penambahan perawatan baru.

Compensatory reward (kompensasi penghargaan) menjelaskan manajemen

keperawatan khususnya manajemen sumber daya manusia (SDM) keperawatan.

Fokus utama manajemen keperawatan adalah pengelolaan tenaga keperawatan agar

dapat produktif sehingga misi dan tujuan organisasi dapat tercapai. Perawat

merupakan SDM kesehatan yang mempunyai kesempatan paling banyak melakukan

praktek profesionalnya pada pasien yang dirawat di Rumah Sakit. Seorang perawat

akan mampu memberikan pelayanan dan asuhan keperawatan yang profesional

apabila perawat tersebut sejak awal bekerja diberikan program pengembangan staf

yang terstruktur. Metode dalam menyusun tenaga keperawatan seharusnya teratur,

sistematis, rasional, yang digunakan untuk menentukan jumlah dan jenis tenaga

keperawatan yang dibutuhkan agar dapat memberikan asuhan keperawatan kepada

pasien sesuai yang diharapkan.

Manajemen SDM di ruang MPK berfokus pada proses rekruitmen, seleksi, kontrak

kerja, orientasi, penilaian kinerja, dan pengembangan staf perawat. Proses ini selalu

dilakukan sebelum membuka ruang MPK dan setiap ada penambahan perawat baru.

3. Pilar III: Hubungan Profesional

Hubungan professional dalam pemberian pelayanan keperawata (tim kesehatan)

dalam penerima palayana keperawatan (klien dan keluarga). Pada pelaksanaan nya

hubungan professional secara interal artinya hubungan yang terjadi antara

pembentuk pelayanan kesehatan misalnya antara perawat dengan perawat, perawat

dengan tim kesehatan dan lain–lain. Sedangkan hubungan professional secara

eksternal adalah hubungan antara pemberi dan penerima pelayanan kesehatan.

4. Pilar IV: Manajemen Asuhan Keperawatan

Salah satu pilar praktik professional perawatan adalah pelayanan keperawat dengan

mengunakan manajemen asuhan keperawatan di MPKP tertentu. Manajemen asuhan

Page 27: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 2

keperawat yang diterapkan di MPKP adalah asuhan keperawatan dengan

menerapkan proses keperawatan.

D. Komponen-Komponen Metode Praktik Keperawatan

Terdapat 4 komponen utama dalam model praktek keperawatan, yaitu sebagai berikut :

1. Ketenagaan Keperawatan

Menurut Douglas (1984) dalam suatu pelayanan profesional, jumlah tenaga yang

diperlukan tergantung pada jumlah pasien dan derajat ketergantungan pasien.

Menurut Douglas (1984) ada beberapa kriteria jumlah perawat yang dibutuhkan

perpasien untuk dinas pagi, sore dan malam.

Waktu Klasifikasi Pagi Sore Malam

Minimal

Partial

Total

0,17

0,27

0,36

0,14

0,15

0,30

0,10

0,07

0,20

2. Metoda pemberian asuhan keperawatan :

Sistem pemberian asuhan keperawatan adalah suatu pendekatan pemberian asuhan

keperawatan secara efektif dan efisien kepada sejumlah pasien. Setiap metoda

memiliki keuntungan dan kerugian masing-masing. Terdapat 3 pola yang sering

digunakan dalam pemberian asuhan keperawatan, yaitu penugasan fungsional,

penugasan tim , penugasan primer.

Page 28: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 2

a. Penugasan Keperawatan Fungsional :

Sistem penugasan ini berorinetasi pada tugas dinama fungsi keperawatan tertentu

ditugaskan pada setiap perawat pelaksana, misalnya seorang perawat ditugaskan

khusus untuk tindakan pemberian obat, perawat yang lain untuk mengganti

verband, penyuntikan, observasi tanda-tanda vital, dan sebagainya.

b. Penugasan Keperawatan Tim :

Adalah suatu bentuk sistem/metoda penugasan pemberian asuhan keperawatan,

dimana Kepala Ruangan membagi perawat pelaksana dalam beberapa kelompok

atau tim, yang diketuai oleh seorang perawat professional/berpengalaman.

Metoda ini digunaklan bila perawat pelaksana terdiri dari berbagai latar belakang

pendidikan dan kemampuannya.

c. Penugasan Keperawatan Primer

Keperawatan primer adalah suatu metoda pemberian asuhan keperawatan dimana

perawat perofesional bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap asuhan

keperawatan pasien selama 24 jam/hari. Tanggung jawab meliputi pengkajian

pasien, perencanaan , implementasi, dan evaluasi asuhan keperawatan dari sejak

pasien masuk rumah sakit hingga pasien dinyatakan pulang, ini merupakan tugas

utama perawat primer yang dibantu oleh perawat asosiet.

3. Proses Keperawatan

Proses keperawatan merupakan proses pengambilan keputusan yang dilakukan

perawat dalam menyusun kegiatan asuhan secara bertahap. Kebutuhan dan masalah

pasien merupakan titik sentral dalam pengambilan keputusan. Pendekatan ilmiah

yang fragmatis dalam pengambilan keputusan adalah

a. Identifikasi masalah

b. Menyusun alternatif penyelesaikan masalah

c. Pemilihan cara penyelesaian masalah yang tepat dan melaksanakannya

d. Evaluasi hasil dari pelaksanaan alternatif penyelesaian masalah.

4. Dokumentasi Keperawatan

Dokumentasi keperawatan merupakan unsur penting dalam sistem pelayanan

keperawatan, karena melalui pendokumentasian yang baik, maka informasi

mengenai keadaan Kesehatan pasien dapat diketahui secara berkesinambungan.

Disamping itu, dokumentasi merupakan dokumen legal tentang pemberian asuhan

keperawatan. Secara lebih spesifik, dokumentasi berfungsi sebagai sarana

komunikasi antar profesi Kesehatan, sumber data untuk pemberian asuhan

Page 29: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 2

keperawatan, sumber data untuk penelitian, sebagai bahan bukti pertanggung

jawaban dan pertanggung gugatan asuhan keperawatan

2. Peran, Fungsi, dan Tugas Perawat di Ruangan Sesuai Dengan Jabatan Dan Latar

Belakang Pendidikan

Menurut Grant dan Massey (1997) serta Marquis dan Huston (1998), terdapat lima model

asuhan keperawatan professional (MAKP) yang sudah ada dan akan terus dikembangkan

di masa depan, dalam menghadapi tren pelayanan keperawatan.

2.1 Fungsional

Model fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam dalam pengelolaan asuhan

keperawatan. Hal itu dilakukan sebagai pilihan utam sejak Perang Dunia Kedua.

Waktu itu, karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat, maka setiap

perawat hanya melakukan 1-2 jenis intervensi keperawatan (misalnya, merawat

luka) kepada semua pasien di bangsal. Sistem ini secara umum mempunyai

kelebihan dan kekurangan sebagai berikut.

a. Kelebihan :

1) Menerapkan manajemen klasik yang menekankan efisiensi, pembagian tugas

yang jelas, dan pengawasan yang baik

2) Perawat senior menyibukkan diri dengan tugas manajerial, sedangkan

perawatan pasien diserahkan kepada perawat junior dan/atau perawat yang

belum bepengalaman

3) Sangat cocok untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga

b. Kelemahan :

1) Tidak memberikan kepuasan pada pasien maupun perawat

2) Pelayanan keperawatan terpisah-pisah, tidak dapat menerapkan proses

keperawatan

3) Persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan dengan

keterampilan saja

Page 30: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 2

2.2 Keperawatan Tim

Model ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-beda, dalam

memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. perawat ruangan

dibagi menjadi 2-3 tim/grup yang terdiri atas tenaga professional, tenaga teknis,

dan pembatu dalam satu grup kecil yang saling saling membantu. System ini

mempunyai kelebihan dan kelemahan sebagai berikut.

a. Kelebihan :

1) Memungkinkan pelayanan keperawatan menyeluruh

2) Mendukung pelaksanaan proses keperawatan

3) Memungkinkan komunikasi antartim, sehingga konflik mudah diatasi dan

memberi kepuasan kepada anggota tim

b. Kelemahan :

Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konfrensi tim,

yang biasanya membutuhkan waktu Karena sulit untuk melaksanakan pada

waktu-waktu sibuk.

Page 31: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 2

Sistem asuhan keperawatan dengan model keperawatan tim (Marquis & Huston, 1998, hal. 139)

PASIEN/KLIENPASIEN/KLIEN PASIEN/KLIEN

STAF PERAWATSTAF PERAWAT STAF PERAWAT

KETUA TIMKETUA TIMKETUA TIM

KEPALA RUANGAN

1. Konsep keperawatan tim

Secara garis besar, konsep keperawatan tim ini terdiri atas beberapa poin yang

harus dilaksanakan, yaitu:

a. Ketua tim sebagai perawat professional harus mampu menggunakan

berbagai teknik kepemimpinan

b. Komunikasi yang efektif sangat penting, agar kontinuitas rencana

keperawatan terjamin

c. Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim

d. Peran kepala ruangan dalam metode tim ini sangat penting. Artinya, metode

tim ini akan berhasil dengan baik hanya bila didukung oleh kepala ruangan.

2. Tanggung jawab anggota tim

Tanggung jawab anggota tim yaitu:

a. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang berada di bawah

tanggung jawabnya

b. Bekerja sama dengan anggota tim dan antartim

Page 32: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 2

c. Memberikan laporan

3. Tanggung jawab ketua tim

Tanggung jawab ketua tim yaitu:

a. Membuat perencanaan

b. Membuat penugasan, supervise, dan evaluasi

c. Mengenal/mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan

pasien

d. Mengembangkan kemampuan anggota

e. Menyelenggarakan konfrensi

4. Tanggung jawab kepala ruangan

Secara garis besar, tanggung jawab kepala ruangan terbagi menjadi empat,

yaitu

a. Perencanaan

Perencanaan seharusnya menjadi tanggung jawab kepala ruangan pada

tahap perencanaan. Tugas bagian perencanaan ialah :

1) Menunjuk ketua tim untuk bertugas di ruangan masing-masing

2) Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya

3) Mengidentifikasi tingkat ketergantunga klien, seperti pasien gawat,

pasien transisi, atau pasien persiapan pulang, bersama ketua tim

4) Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktivitas

dan kebutuhan klien bersama ketua tim, serta mengatur

penugasan/penjadwalan

5) Merencanakan strayegi pelaksanaan keperawatan

6) Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi,

tindakan medis yang dilakukan, program pengobatan, dan

mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan dilakukan

tindakan pasien

7) Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan. Dalam hal ini, yang

dapat dilakukan yaitu membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan,

membimbing penerapan proses keperawatan dan menilai asuhan

keperawatan, mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah, serta

memberikan informasi kepada pasien atau keluarga yang baru masuk

8) Membantu mengembangkan niat untuk mengikuti pendidikan dan

pelatihan diri

Page 33: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 2

9) Membatu membimbing peserta didik keperawatan

10) Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah sakit

b. Pengorganisasian

Tahap pengorganisasian dalam melaksanakan tugas meliputi:

1) Merumuskan metode penugasan yang digunakan

2) Merumuskan tujuan metode penugasan

3) Membuat rentang kendali kepala ruangan yang membawahi dua ketua

tim dan ketua tim yang membawahi 2-3 perawat

4) Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas

5) Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan, membuat proses

dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari dan lain-lain

6) Mengatur dan mengendalikan logistic ruangan

7) Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik

8) Mendelegasikan tugas saat tidak berada di tempat kepada ketua tim

9) Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus admisnistrasi

pasien

10) Mengatur penugasan jadwal pos dan pakarnya

11) Mengidentifikasi masalah dan cara penanganan

c. Pengarahan

Tehap pengarahan meliputi

1) Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim

2) Memberi pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas dengan

baik

3) Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan

sikap

4) Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan

dengan asuhan keperawatan pasien

5) Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan

6) Membimbing bawahan yang mengalami kasulitan dalam melakukan

tugasnya

7) Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain

d. Pengawasan

Pengawasan terbagi menjadi dua bagian, yaitu:

1) Melalui komunikasi

Page 34: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 2

Mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua tim maupun

pelaksana mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien

2) Melalui supervise

a) Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri, atau

melalui laporan langsung secara lisan dan memperbaiki/mengawasi

kelemahan-kelemahan yang ada saat itu juga

b) Pengawasan tidak langsung, yaitu mengecek daftar hadir ketua tim,

membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang

dibuat selama dan sesuadah proses keperawatan dilaksanakan

(didokumentasikan). Selain itu, mendengar laporan ketua tim

tentang pelaksanaan tugas

c) Evaluasi, yaitu mengevaluasi upaya pelaksanaan dan

membandingkan dengan rencana keperawatan yang telas disuse

bersama ketua tim

d) Audit keperawatan

3. Keperawatan Primer

Keperawatan primer adalah metode penugasan di mana satu orang perawat

bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien. hal

ini dilakukan mulai dari pasien masuk sampai keluar rumah sakit. Keperawatan

primer mendorong praktik kemandirian perawat, karena ada kejelasan antara si

pembuat rencana asuhan dan pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan adanya

keterkaitan kuat dan terus-menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan

untuk merenacanakan, melakukan, dan mengordinasi asuhan keperawatan selama

pasien dirawat.

Secara garis besar, system keperawatan primer memiliki kelebihan dan

kekurangan sebagai berikut.

a. Kelebihan :

1) Bersifat kontinu dan komprehensif

2) Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil hasil

dan memungkinkan pengembangan diri

3) Keuntungan antara lain terhadap pasien, perawat, dokter, dan rumah sakit

(Gillies, 1989)

Page 35: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 2

PERAWAT PRIMER

PASIEN/KLIEN

PERAWAT PELAKSANA (SIANG) PERAWAT PELAKSANA JIKA DIPERLUKAN

(HARIAN)

PERAWAT PELAKSANA (MALAM)

SARANA RUMAH SAKITKEPALA RUANGANDOKTER

Selain itu kelebihan yang dirasakan adalah pasien merasa dihargai karena

terpenuhi kebutuhannya secara individu. Selain itu, asuhan yang diberikan

bermutu tinggi dan akan tercapai pelayanan yang efektif terhadap

pengobatan, dukungan, proteksi, informasi, dan advokasi.

Dokter juga merasakan kepuasan dengan sitem/model primer karena

senantiasa mendapatkan informasi tentang kondisi pasien yang selalu

diperbarui dan komprehensif.

b. Kelemahan :

Hanya dapat dilakukan oleh yang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang

memadai dengan kriteria asertif, self direction, memiliki kemampuan untuk

mengambil keputusan yang tepat, menguasai keperawatan klinik, akuntabel,

serta mampu berkolaborasi dengan berbagai disiplin.

Page 36: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 3

1. Konsep dasar keperawatan primer

Konsep dasar keperawatan primer adalah:

a. Ada tanggung jawab dan tanggung gugat

b. Ada otonomi

c. Ada ketetiban pasien dan keluarga

2. Tugas perawat primer

Tugas perawat primer meliputi :

a. Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif

b. Membuat tujuan dan renaca keperawatan

c. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama berdinas

d. Mengomunikasikan dan mengoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh

disiplin lain maupun perawat lain

e. Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai

f. Menerima dan menyesuaikan rencana

g. Menyiapkan penyuluhan untuk kepulangan pasien

h. Melakukan rujukan kepada pekerja sosial. Dengan cara kontak dengan

lembaga sosial di masyarakat

i. Membuat jadwal perjanjian klinik

j. Mengadakan kunjungan rumah

3. Peran kepala ruangan/bangsal

Peran kepala ruangan/bangsal dalam metode primer adalah

a. Menjadi konsultan dan pengendali mutu perawat primer

b. Memberi orientasi dan merencanakan karyawan baru

c. Menyusun jadwal dinas dan memberi penugasan pada perawat asisten

d. Melakukan evaluasi kerja

e. Merencanakan/menyelenggarakan pengembangan staf

f. Membuat 1-2 pasien untuk model agar dapat mengenal hambatan yang

terjadi

4. Ketenagakrjaan dalam keperawatan primer

Ketenagakerjaan dalam perawatan primer meliputi:

a. Setiap perawat primer adalah perawat bed side

b. Beban kasus adalah 4-6 orang pasien untuk satu perawat

c. Penugasan ditentukan oleh kepala bangsal

Page 37: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

b.

c.

b. K

e

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 3

3)

PASIEN/KLIENPASIEN/KLIENPASIEN/KLIEN

STAF PERAWAT STAF PERAWATSTAF PERAWAT

KEPALA RUANGAN

d. Perawat primer dibantu oleh perawat profesional lain maupun perawat

nonprofesional sebagai perawat asisten

4. Manajemen Kasus

Dalam model ini setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan

pasien saat berdinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap

shift dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada

hari berikutnya. Penugasan untuk kasus biasa menggunakan satu pasien-satu

perawat. Hal ini umumnya dilaksanakan untuk perawatan privat atau untuk

perawatan khusus, seperti ruang isolasi dan intensive care.

Manajemen kasus secara umum mempunyai kelebihan dan kekuranagan

sebagai berikut.

a. Kelebihan :

1) Perawat lebih memahami kasus per kasus

2) System evaluasi dan manajerial menjadi lebih mudah

kurangan :

1) Perawat penggung jawab belum dapat teridentifikasi

2) Perlu tenaga yang cukup banyak dengan kemampuan dasar yang sama

5. Modifikasi: Keperawatan Tim-Primer

Model ini merupakan kombinasi dari dua system, yaitu keperawatan tim dan

keperawatan primer. Menurut Ratna S. Sudarsono (2000), penetapan model ini

didasarkan pada beberapa alasan sebagai berikut.

Page 38: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 3

1. Metode keperawatan primer tidak digunakan secara murni, karena perawat

primer memerlukan latar belakang pendidikan S1 keperawatan atau yang setara

2. Metode keperawatan tim tidak digunakan secara murni, karena tanggung jawab

asuhan keperawatan pasien terfragmentasi pada berbagai tim

3. Melalui kombinasi kedua model tersebut, diharapkan komunitas asuhan

keperawatan dan akuntabilitas asuhan keperawatan terdapat pada perawat

primer. Di samping itu, karena saat ini sebagian besar perawat yang ada di RS

adalah lulusan SPK, maka mereka akan mendapat bimbingan dari perawat

primer/ketua tim tentang asuhan keperawatan.

Contoh :

Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

dengan kualifikasi S1/D4 Keperawatan, disamping seorang kepla ruangan rawat

yang juga dengan kualifikasi S1/D4 keperawatan. Selain itu diperlukan juga

perawat associate (PA) 21 orang, dengan kualifikasi pendidikan perawat associate,

yang terdiri atas lulusan D3 Keperawatan (3 orang) dan SPK (18 orang).

Pengelompokkan tim pada setiap shift/jaga.

Page 39: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 3

Selain diagram diatas, untuk lebih mengetahui peran masing-masing

komponen yang terdiri dari kepala ruangan, perawat primer, dan perawat associate,

dapat dilihat dalam tabel berikut ini.

Kepala Ruangan

(KARU)

Perawat Primer

(PP)

Perawat Associate

(PA)

1. Menerima

pasien baru

2. Memimpin

rapat

3. Mengevalua

si kinerja perawat

4. Membuat

daftar dinas

5. Menyediaka

n material

6. Melakukan

perencanaan dan

pengawasan

7. Melakukan

pengawasan dan

pengarahan

1. Membuat

perencanaan ASKEP

2. Mengadakan

tindakan kolaborasi

3. Memimpin

timbang terima

4. Mendelagasika

n tugas

5. Memimpin

ronde keperawatan

6. Mengevaluasi

pemberian ASKEP

7. Bertanggung

jawab terhadap

pasien

8. Memberi

petunjuk jika pasien

akan pulang

9. Mengisi

resume keperawatan

1. Memberikan

ASKEP

2. Mengikuti timbang

terima

3. Melaksanakan

tugas yang didelegasikan

4. Mendokumentasik

an tindakan keperawatan

Page 40: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 3

B. TEKNIK PELAKSANAAN

Setiap mahasiswa wajib mengikuti seluruh pembelajaran praktikum, dengan

ketentuan sebagai berikut :

1. Mahasiswa telah mengikuti demonstrasi

2. Setiap mahasiswa menyiapkan bahan yang dibutuhkan sebelum kegiatan

dimulai

3. Wajib mentaati tata tertib yang berlaku di laboratorium keperawatan maupun

yang berlaku di tatanan nyata

4. Wajib mengisi presensi setiap kegiatan praktikum

5. Apabila mahasiswa berhalangan hadir wajib memberitahukan dan harus

mengganti sesuai dengan ketentuan yang berlaku

6. Membuat laporan kegiatan dari hasil kegiatan praktikum

7. Selama pelaksanaan praktikum akan dilakukan evaluasi untuk melihat capaian

pembelajaran mahasiswa

Page 41: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 3

2.4 PRAKTIKUM 4 (WAKTU : 2 x 170 menit)

KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATANOleh : Hurun Ain, S.Kep., Ns., M.Kep.

A. LANDASAN TEORI

Komunikasi merupakan unsur yang penting dalam aktivitas manajer keperawatan

dan sebagai bagian yang selalu ada dalam proses manajemen keperawatan bergantung

pada posisi manajer dalam struktur organisasi. Berdasarkan hasil penelitian Swansburg

(1990), bahwa lebih dari 80% waktu digunakan manajer untuk berkomunikasi, 16%

untuk membaca, dan 9% untuk menulis. Pengembangan keterampilan dalam komunikasi

merupakan kiat sukses bagi seorang manajer keperawatan. Mengingat banyaknya waktu

yang digunakan oleh manajer untuk berkomunikasi (mendengar dan berbicara), sehingga

jelas bahwa manajer harus mempunyai keterampilan komunikasi interpersonal yang baik.

Manajer harus berkomunikasi dengan staf, pasien, dan atasan setiap hari. Praktik

keperawatan adalah praktik yang berorientasi pada kelompok/hubungan interpersonal

dalam mencapai suatu tujuan organisasi. Oleh sebab itu, untuk menciptakan komitmen

dan rasa kebersamaan, perlu ditunjang keterampilan manajer dalam berkomunikasi.

Tappen (1995) mendefinisikan bahwa komunikasi adalah suatu pertukaran pikiran,

perasaan, pendapat, dan pemberian nasihat yang terjadi antara dua orang atau lebih yang

bekerja bersama. Komunikasi juga merupakan suatu seni untuk dapat menyusun dan

menghantarkan suatu pesan dengan cara yang mudah sehingga orang lain dapat mengerti

dan menerima maksud dan tujuan pemberi pesan.

Komunikasi adalah sesuatu yang kompleks, sehingga banyak model yang

digunakan dalam menjelaskan bagaimana cara organisasi dan orang berkomunikasi.

Dasar model umum proses komunikasi terlihat pada Figur 8.1 yang menunjukkan bahwa

dalam setiap komunikasi pasti ada pengirim pesan dan penerima pesan. Pesan tersebut

dapat berupa verbal, tertulis, maupun nonverbal. Proses ini juga melibatkan suatu

lingkungan internal dan eksternal, di mana komunikasi dilaksanakan. Lingkungan

internal meliputi: nilai-nilai, kepercayaan, temperamen, dan tingkat stres pengirim pesan

dan penerima pesan, sedangkan faktor eksternal meliputi: keadaan cuaca, suhu, faktor

kekuasaan, dan waktu. Kedua belah pihak (pengirim dan penerima pesan) harus peka

terhadap faktor internal dan ekternal, seperti persepsi dari komunikasi yang ditentukan

oleh lingkungan eksternal yang ada.

Page 42: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 3

Prinsip Komunikasi Manajer Keperawatan

Walaupun komunikasi dalam suatu organisasi sangat kompleks, manajer harus dapat

melaksanakan komunikasi melalui beberapa tahap berikut.

1. Manajer harus mengerti struktur organisasi, termasuk pemahaman tentang siapa yang akan

terkena dampak dari pengambilan keputusan yang telah dibuat. Jaringan komunikasi

formal dan informal perlu dibangun antara manajer dan staf.

2. Komunikasi bukan hanya sebagai perantara, akan tetapi sebagai bagian proses yang tak

terpisahkan dalam kebijaksanaan organisasi. Jika ada pihak lain yang akan terkena

dampak akibat komunikasi, manajer harus berkonsultasi tentang isi komunikasi dan

meminta umpan balik dari orang yang kompeten sebelum melakukan suatu perubahan

atau tindakan.

3. Komunikasi harus jelas, sederhana, dan tepat. Nursalam (2008) menekankan bahwa

prinsip komunikasi seorang perawat profesional adalah CARE: Complete, Acurate,

Rapid, dan English.

4. Ciri khas perawat profesional di masa depan dalam memberikan pelayanan keperawatan

adalah dapat berkomunikasi secara lengkap, adekuat, dan cepat. Artinya, setiap

melakukan komunikasi (lisan maupun tulis) dengan teman sejawat dan tenaga kesehatan

lainnya harus memenuhi ketiga unsur di atas dengan didukung suatu fakta yang

memadai. Profil perawat masa depan yang lain adalah mampu berbicara dan menulis

bahasa asing, minimal bahasa Inggris. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi

terjadinya persaingan pasar bebas pada abad ini.

5. Manajer harus meminta umpan balik apakah komunikasi dapat diterima secara akurat.

Salah satu cara untuk melakukannya adalah meminta penerima pesan untuk mengulangi

pesan atau instruksi yang disampaikan.

6. Menjadi pendengar yang baik adalah komponen yang penting bagi manajer. Hal

yang perlu dilakukan adalah menerima semua informasi yang disampaikan orang lain,

dan menunjukkan rasa menghargai dan ingin tahu terhadap pesan yang disampaikan.

Dokumentasi Sebagai Alat Komunikasi

Dokumentasi adalah salah satu alat yang sering digunakan dalam komunikasi

keperawatan dalam memvalidasi asuhan keperawatan, sarana komunikasi antartim

kesehatan lainnya, dan merupakan dokumen paten dalam pemberian asuhan

keperawatan.

Page 43: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 3

Menurut Nursalam (2011) kapan saja perawat melihat pencatatan kesehatan,

maka perawat dapat memberi dan menerima pendapat serta pemikiran. Dalam

kenyataannya, dengan semakin kompleksnya pelayanan keperawatan dan peningkatan

kualitas keperawatan, perawat tidak hanya dituntut untuk meningkatkan mutu pelayanan

tetapi dituntut untuk dapat mendokumentasikan secara benar. Keterampilan dokumentasi

yang efektif memungkinkan perawat untuk mengomunikasikan kepada tenaga kesehatan

lainnya, dan menjelaskan apa yang sudah, sedang, dan akan dikerjakan oleh perawat.

Manfaat komunikasi dalam pendokumentasian adalah:

1. dapat digunakan ulang untuk keperluan yang bermanfaat;

2. mengomunikasikan kepada tenaga perawat lainnya dan tenaga kesehatan, apa yang

sudah dan akan dilakukan kepada pasien;

3. manfaat dan data pasien yang akurat, dan dapat dicatat;

4. komunikasi perawat dan tim kesehatan lainnya.

B. TEKNIK PELAKSANAAN

Setiap mahasiswa wajib mengikuti seluruh pembelajaran praktikum, dengan

ketentuan sebagai berikut :

1. Mahasiswa telah mengikuti demonstrasi

2. Setiap mahasiswa menyiapkan bahan yang dibutuhkan sebelum kegiatan

dimulai

3. Wajib mentaati tata tertib yang berlaku di laboratorium keperawatan maupun

yang berlaku di tatanan nyata

4. Wajib mengisi presensi setiap kegiatan praktikum

5. Apabila mahasiswa berhalangan hadir wajib memberitahukan dan harus

mengganti sesuai dengan ketentuan yang berlaku

6. Membuat laporan kegiatan dari hasil kegiatan praktikum

7. Selama pelaksanaan praktikum akan dilakukan evaluasi untuk melihat capaian

pembelajaran mahasiswa

Page 44: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 3

2.5 PRAKTIKUM 5 (WAKTU : 2 x 170 menit)

MOTIVASI KERJAOleh : Hurun Ain, S.Kep., Ns., M.Kep.

A. LANDASAN TEORI

Motivasi adalah karakteristik psikologis manusia yang memberi

kontribusi pada tingkat komitmen seseorang. Hal ini termasuk faktor-faktor

yang menyebabkan, menyalurkan, dan mempertahankan tingkah laku manusia

dalam arah tekad tertentu. Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong

seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi adalah perasaan atau pikiran

yang mendorong seseorang melakukan pekerjaan atau menjalankan

kekuasaan, terutama dalam berperilaku.

Memotivasi adalah proses manajemen untuk memengaruhi tingkah

laku manusia berdasarkan pengetahuan mengenai apa yang membuat orang

tergerak, motivasi terdiri atas:

1. motivasi intrinsik, yaitu motivasi yang datangnya dari dalam diri individu;

2. motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang datangnya dari luar individu;

3. motivasi terdesak, yaitu motivasi yang muncul dalam kondisi terjepit

secara serentak dan menghentak dengan cepat sekali.

Unsur Motivasi

Motivasi mempunyai tiga unsur utama yaitu kebutuhan, dorongan, dan tujuan.

Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa

yang mereka miliki dengan apa yang mereka harapkan. Dorongan merupakan

kekuatan mental yang berorientasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian

tujuan. Dorongan yang berorientasi pada tujuan tersebut merupakan inti

daripada motivasi.

Bekerja adalah suatu bentuk aktivitas yang bertujuan untuk

mendapatkan kepuasan. Aktivitas ini melibatkan fisik dan mental, bekerja itu

merupakan proses fisik dan mental manusia dalam mencapai tujuannya.

Sementara itu pengertian motivasi kerja adalah suatu kondisi yang

berpengaruh untuk membangkitkan, mengarahkan, dan memelihara perilaku

yang berhubungan dengan lingkungan kerja.

Page 45: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 3

B. TEKNIK PELAKSANAAN

Setiap mahasiswa wajib mengikuti seluruh pembelajaran praktikum, dengan

ketentuan sebagai berikut :

1. Mahasiswa telah mengikuti demonstrasi

2. Setiap mahasiswa menyiapkan bahan yang dibutuhkan sebelum kegiatan

dimulai

3. Wajib mentaati tata tertib yang berlaku di laboratorium keperawatan maupun

yang berlaku di tatanan nyata

4. Wajib mengisi presensi setiap kegiatan praktikum

5. Apabila mahasiswa berhalangan hadir wajib memberitahukan dan harus

mengganti sesuai dengan ketentuan yang berlaku

6. Membuat laporan kegiatan dari hasil kegiatan praktikum

7. Selama pelaksanaan praktikum akan dilakukan evaluasi untuk melihat capaian

pembelajaran mahasiswa

Page 46: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 4

2.6 PRAKTIKUM 6 (WAKTU : 2 x 170 menit)

AUDIT DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATANOleh : Sumirah Budi Pertami, S.Kp., M.Kep.

A. LANDASAN TEORI

1. AUDIT ASUHAN KEPERAWATAN1) Kata “Audit” (pemeriksaan) → hubungan dengan masalah keuangan/penggunaan

dana → apa yang dihasilkan/dicapai sudah sesuai dengan dana yang dikeluarkan.2) Audit keperawatan erat kaitannya dengan program menjaga mutu → karena dalam

pelaksanaannya tersirat juga penilaian dan pengawasan terhadap pelaksanan asuhan keperawatan (perawat), disamping asuhan keperawatan itu sendiri.

3) Pelaksanaan audit merupakan tanggung jawab tiap proffesi, termasuk keperawatan yang dalam tugasnya banyak berhubungan dengan keselamatan jiwa manusia.

4) Audit keperawatan dilaksanakan oleh manajer keperawatan → untuk mengetahui apakah asuhan yang diberikan sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku/standar keperawatan yang ada.

5) Sebagai kelanjutan dari hasil audit → timbul gerakan untuk meninjau kembali policy yang berkaitan dengan asuhan kelompok pasien khusus dan sebagainya → perkembangan dan peningkatan pelayanan/asuhan keperawatan kearah perbaikan mutu.

2. TUJUAN AUDIT1) Mempertahankan/meningkatkan mutu pelayanan/asuhan keperawatan terhadap

klien.2) Mendidik staf pelaksana keperawatan untuk lebih mengenal/dapat menentukan

prioritas asuhan dan menganalisa masalah yang ada dalam asuhan keperawatan.

3. BENTUK AUDIT KEPERAWATAN1) AUDIT STRUKTUR → fokus pada tatanan asuhan yang diberikan : fasilitas

fisik, perlengkapan, pemberi asuhan, pengorganisasian, kebijakan dan prosedur, rekam medik.

2) AUDIT PROSES → menggunakan criteria untuk mengukur askep ; berorientasi pada tugas.

a) MARIA PHANEUF → telah mengembangkan 7 fungsi keperawatan yang ditetapkan “Lesniek” dan “Auderson” yang bersifat retrespektif (mengukur kualitas askep yang diterima pasien sudah suatu siklus sampai dengan pulang).7 fungsi :

1) Aplikasinstruksi dokter2) Observasi keluhan dan reaksi3) Supervisi terhadap pasien4) Supervisi terhadap mereka yang berpartisipasi dalam asuhan

(kecuali dokter).5) Pencatatan dan pelaporan

Page 47: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 4

6) Aplikasi dan eksekusi prosedur dan teknik keperawatan7) Peningkatan kesehatan fisik dan emosional melalui pengarahan dan

pengajaran “The Quality Patient Care Scale” → mengukur kualitas askep yang

sedang berjalan.Ada 6 fungsi :

1) Psikososial – individual2) Psikososial – kelompok3) Fisik4) Umum5) Komunikasi6) Implikasi professional

Perawat dievaluasi dengan observasi langsung saat interaksi dengan pasien menggunakan 15 % sampel perawat yang bekerja di unit tersebut.

4. MACAM / BENTUK AUDIT1) Menurut topic (Topically) → berbagai macam topik yang dipilih → contoh :

tentang diagnosa tertentu, tet diagnosa, proses suatu tindakan / prosedur.2) Menurut metoda (Methodologically)

a) Concorrent Audit → asuhan yang sedang dilaksanakan langsung diamati dan dinilai.

b) Retrospektive Audit → asuhan dinilai setelah pasien pulang → sumber utama data adalah pencatatan dan status pasien selama dirawat serta follow up yang dilakukan. Metode ini kurang menyita waktu dan lebih urah, akan tetapi dari segi ketepatan (accurancy) banyak tergantung pada ketepatan dan kelengkapan dari semua dokumentasi askep.

3) Audit Out – Come Dapat dilakukan retrospektif atau concurrent → mengevaluasi kinerja

keperawatan tentang kriteria out come pasien yang telah ditetapkan. “The National Center for Health Service” mengembangkan audit outcome

berdasarkan 9 kategori selfcare dari Orem.1. Udara / O22. Cairan3. Makanan4. Eliminasi5. Istirahat / aktivitas / tidur6. Interaksi sosial dan kerja produktif7. Pencegahan berencana8. ”Normality”9. Penyimpangan kesehatan

Kategori tersebut dievaluasi dalam kaitan dengan :

1. Peristiwa / bukti bahwa persyaratan dipenuhi.

Page 48: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 4

2. Peristiwa / bukti pasien mempunyai pengetahuan yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan.

3. Peristiwa / bukti pasien mempunyai keterampilan dan kemampuan menampilkan untuk memenuhi yang dipersyaratkan.

4. Peristiwa / bukti bahwa pasien mempunyai motivasi yang diperlakukan untuk memenuhi yang dipersyaratkan.

5. PELAKSANAAN AUDIT1. Panitia AuditPanitia (committed) dibentuk sesuai tujuan institusi yang akan melaksanakan audit, terdiri dari :

a) Panitia Audit Multidisipliner (Multidiseiplinary Audit Committee) → audit dilakukan secara terpadu oleh berbagai disiplin tenaga yang memberi asuhan kepada kelompok pasien yang akan menjadi sampel audit untuk menunjang otonomi tiap profesi → tiap disiplin tenaga menentukan sendiri criteria audit.

b) Panitia Audit Keperawatan (Nursing Audit Committee) → duduk wakil dari tiap unit keperawatan yang berpengalaman dan bertugas daam memberi asuhan keperawatan langsung.

c) Sub Unit panitia Audit Keperawatan → dibentuk jika hendak dilakukan audit terhadap asuhan kelompok pasien khusus (permasalahan khusus) missal : Critical Care. Panitia terdiri dari unit/bidang yang bersangkutan.

2. Kriteria PenilaianMeliputi komponen :

a) Elemen Asuhan (Element of Care) → menunjukan kegiatan /tindakan yang dilakukan ataupun tidak dilakukan oleh pemberi asuhan. Elemen asuhan yang ditentukan harus apa yang dapat dilakukan terhadap kelompok pasien yang sedang di audit.

b) Standar penampilan (Standart of Expeeted Performance) → diwujudkan dalam bentuk elemen yang bersangkutan tercatat (Records yang sedang di audit).

Elemen asuhan dianggap essensial, apabila hal tersebut aman dan efektif bagi kelompok pasien yang bersangkutan → untuk ini bobot angka adalah 100 %. Untuk elemen asuhan yang harus dihindari bobot angka adalah 0 %.

Kemungkinan ada perkecualian terhadap elemen yang telah ditetapkan → dicantumkan sebagai criteria ”terkecualian” (exception) missal : pasien yang pada waktu pulang sudah harus “ambulatory” tetapi pasien tersebut lumpuh, harus memakai kursi roda → hal ini dimasukan sebagai exception di dalam kriteria ambulatory.

3. Menetapkan KriteriaTiap profesi yang terlibat menetapkan sendiri criteria audit, misal : tenaga medis menentukan kriteria yang berkaitan dengan ketepatan diagnosa, efektifitas dari pengobatan, alasan harus dirawat, indikasi S.C.

Page 49: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 4

Keperawatan menentukan criteria yang berkaitan dengan :

Ketepatan observasi dan pengkajian keperawatan. Manfaat dari tindakan keperawatan. Efektivitas dari penyuluhan yang diberikan kepada pasien.

Setiap kriteria harus secara jelas dicantumkan daam bentuk angka, secara deskriptif dan perilaku yang dikehendaki.

4. Besar dan Waktu SamplingTergantung jumlah pasien → jika kejadian sering dapat diambil 50 – 100 pasien dalam jangka waktu 3 – 6 bulan. Bila keadaan jarang terjadi → sampel diambil lebih sedikit (minimal 25 – 30) dalam jangka waktu lebih lama.

5. Analisa Data dan Tindakan Remedial Perbedaan / penyimpangan yang ditemukan → didiskusikan ketingkat pleno →

diputuskan apakah perbedaan tadi beralasan (dapat diterima) ; mengharuskan tindakan yang lebih lanjut.

Pada umumnya perbedaan/penyimpangan menunjukan perlunya tindakan Remedial atau pelatihan ulang bagi staff/tenaga pelaksana → maka perlu dilakukan “follow-up audit” untuk mengetahui apakah tindakan Remedial berhasil/tidak.

B. TEKNIK PELAKSANAAN

Setiap mahasiswa wajib mengikuti seluruh pembelajaran praktikum, dengan

ketentuan sebagai berikut :

1. Mahasiswa telah mengikuti demonstrasi

2. Setiap mahasiswa menyiapkan bahan yang dibutuhkan sebelum kegiatan

dimulai

3. Wajib mentaati tata tertib yang berlaku di laboratorium keperawatan maupun

yang berlaku di tatanan nyata

4. Wajib mengisi presensi setiap kegiatan praktikum

5. Apabila mahasiswa berhalangan hadir wajib memberitahukan dan harus

mengganti sesuai dengan ketentuan yang berlaku

6. Membuat laporan kegiatan dari hasil kegiatan praktikum

7. Selama pelaksanaan praktikum akan dilakukan evaluasi untuk melihat capaian

pembelajaran mahasiswa

Page 50: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 4

2.7 PRAKTIKUM 7 (WAKTU : 2 x 170 menit)

PENGELOLAAN PELAYANAN KEPERAWATAN DI BANGSALOleh : Dr. Tri Johan A.Y., S.Kp., M.Kep.

A. LANDASAN TEORI

1) Tugas anggota tim dalam manejemen keperawatan di bangsal

a) Perawat Primer

1. Menyusun rencana harian individu

2. Mengikuti serah terima/operan pelayanan keperawatan

3. Partisipasi dalam conference perawat

4. Melakukan pengkajian keperawatan

5. Merumuskan diagnosa keperawatan

6. Merencanakan asuhan keperawatan

7. Melaksanakan tindakan keperawatan

8. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan

9. Mendokumentasikan asuhan keperawatan

b) Perawat pelaksana

1. Menyusun rencana harian individu

2. Mengikuti serah terima/operan pelayanan keperawatan

3. Partisipasi dalam conference perawat

4. Melaksanakan tindakan keperawatan yang dibuat oleh ketua tim/perawat

primer

5. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan

6. Mendokumentasikan tindakan & evaluasi keperawatan

7. Melakukan kerjasama dengan anggota yang lain

2) Tugas ketua tim dalam menejemen keperawatan di bangsal

1. Menyusun rencana harian sesuai perannya

2. Identifikasi tingkat ketergantungan pasien pada tim kelolaanya

3. Menghitung kebutuhan tenaga perawatan pada tim

4. Melakukan pembagian tugas pelayanan kepada perawat pelaksana

5. Mengikuti serah terima/operan pelayanan keperawatan

6. Partisipasi dalam conference perawat

7. Melakukan motivasi supervise kegiatan pelayanan kepada perawat pelaksana

8. Melakukan audit dokumentasi

Page 51: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 4

9. Melakukan evaluasi pelayanan kesehatan

10. Membuat laporan harian katim

3) Tugas kepala ruangan dalam manajemen keperawatan di bangsal

1. Menyusun rencana harian sesuai perannya

2. Identifikasi tingkat ketergantungan pasien

3. Menghitung kebutuhan tenaga perawatan

4. Menunjuk/menetapkan ketua tim

5. Menentukan metode penugasan yang digunakan

6. Menyusun struktur organisasi ruangan

7. Melakukan pembagian tugas pelayanan kepada ketua tim

8. Memimpin serah terima/operan pelayanan keperawatan

9. Memimpin conference perawatan

10. Memberikan pengarahan ketua tim

11. Melakukan motivasi dan supervisi kegiatan pelayanan

12. Melakukan audit dokumentasi

13. Melakukan evaluasi pelayanan keperawatan

14. Membuat laporan harian karu

4) Fungsi laporan antar shift dalam manajemen keperawatan di bangsal

1. Mengkomunikasikan secara nyata tindakan-tindakan yang telah dilakukan untuk

klien.Hal ini penting untuk:

a) Menghindarkan kesalahan-kesalahan seperti duplikasi tindakan, yang

seharusnya tidak terjadi

b) Menjamin mutu yang akan menunjukkan apa secara nyata telah dilakukan

terhadap klien dan bagaimana hubunganya dengan standar yang telah dibuat

c) Melihat hubungan respon klien dengan tindakan keperawatan yang sudah

diberikan

2. Menjadi dasar penentuan tugas, sistem klasifikasi klien didasarakn pada

dokumentsai tindakan keperawatan yang sudah ada untuk selanjutnya digunakan

dalam menentukan jurnal perawat yang harus bertugas dalam setiap shift jaga

3. Memperkuat pelayanan keperawatan,jalan keluar dari tindakan malpraktek

tergantung pada dokumen-dokumen yang ada :

a) Dokumen tentang kondisi klien

b) Segala sesuatu yang telah dilakukan untuk klien

c) Kejadian-kejadian atau kondisi klien sebelum dilakukan tindakan

Page 52: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 4

4. Menjadi dasar perencanaan anggaran pembelanjaan, dokumen tentang

penggunaan alat-alat dan bahan-bahan akan membantu perhitungan anggaran

biaya suatu rumah sakit

5) Tata cara melaporkan kasus dengan metode SBAR

1. Petunjuk teknis menggunakan SBAR ke Dokter pada saat visite (tidak ditulis

namun di komunikasikan)

a. Sebelum melaporkan perawat harus:

1. Mendapatkan pengkajian kondisi pasien terkini

2. Perawat mengumpulkan data-data yang diperlukan yang

berhubungan dengan kondisi pasien yang akan dilaporkan

3. Perawat memastikan diagnosa medis pasien

4. Perawat membaca dan pahami catatan perkembangan terkini dan

hasil pengkajian perawat shift sebelumnya

5. Perawat menyiapkan medical record pasien termasuk rencana

perawatan harian

b. Situasi

Ceritakan:

1. Identitas pasien (nama, kamar, umur, hari rawatan)

2. Diagnosa medis

3. Data subyektif dan obyektif yang ditemui pada pasien hari ini

atau sebelumnya yang belum dilaporkan (Temuan

klinis terbaru)

c. Background

Ceritakan : Informasi penting latar belakang klinis pasien

1. Riwayat sebelumnya (boleh data sebelumnya)

2. Riwayat medis

3. Therapy yang sudah diberikan

4. Ceritakan tentang hasil pemeriksaan diagnostik yang sudah

dilakukan sebelumnya (Lab, radiologi, EKG, dll)

d. Assessment

1. Sampaikan tindakan yang sudah dilakukan untuk mengatasi

masalah yang timbul

Page 53: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 4

2. Apa analisa dan pertimbangan perawat

a) Saya rasa kondisi pasien saat ini bisa memperburuk kondisi

pasien

b) Saya tidak yakin apa masalahnya tetapi kondisi pasien

memburuk

c) Saya tidak yakin apa masalahnya tetapi pasien kelihatannya

tidak stabil

3. Ceritakan tentang kesimpulan masalah pasien

e. Rekomendasi

1. Tanyakan apa saran untuk mengatasi masalah pasien

a) Bagaimana penatalaksanaan selanjutnya untuk pasien ini

Dokter?

b) Sepertinya tindakan ini harus ditunda terlebih dahulu

2. Tanyakan Adakah pemeriksaan lainnya yang diperlukan

a) Apakah ada pemeriksaan lainnya yang harus kita lakukan?

b) Apakah ada pemeriksaan laboratorium lagi yang harus

kitalakukan

c) Adakah pemeriksaan radiologi lainnya yang harus kita lakukan

3. Tanyakan apakah ada perubahan therapy

4. Berikan pendapat perawat untuk menangani masalah

a) Apakah pasien perlu di EKG

b) Apakah pasien perlu diperiksa X-Ray

c) Apakah hari ini perlu diperiksa darah rutin lagi?

5. Kapan waktu yang perawat harapkan tindakan akan dilakukan.

6. Tanyakan kapan kedatangan dokter.

7. Tanyakan apakah perlu dikonsultasikan ke dokter laninnya

8. Tanyakan apakah pasien perlu dipindahkan ke ruang lainnya yang

sesuai dengan kondisi pasien (Intensive/ruang biasa/pindah

ruangan)

a) Apakah pasien sudah bisa dipindahkan ke ruang rawat inap

biasa(pasien di ruang intensive)

b) Apakah pasien sudah bisa alih rawat ke bagian penyakit

dalam(pasien bedah rawat bersama dengan penyakit dalam)

Page 54: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 4

c) Apakah dokter akan memidahkan pasien ke ruang

intensive(pasien di ruang rawat inap)

2. Petunjuk teknis SBAR ke Dokter pada saat terjadi perubahan kondisi pasien

(yang dikomunikasikan)

a) Sebelum melaporkan Perawat/Dokter jaga ruangan harus :

1. Mendapatkan pengkajian kondisi pasien terkini

2. Mengumpulkan data-data yang diperlukan yang berhubungan

dengan kondisi pasien yang akan dilaporkan

3. Memastikan diagnosa medis pasien

4. Membaca dan pahami catatan perkembangan terkini dan hasil

pengkajian perawat shift sebelumnya.

5. Menyiapkan medical record pasien termasuk rencana

perawatan harian

b) Situasi :

Ceritakan:

1. Identitas pelapor (Nama, status dan ruang rawat)

2. Identitas pasien (nama, kamar, umur, hari rawatan)

3. Diagnosa medis

4. Data subjektif dan objektif yang ditemui pada pasien hari ini atau

sebelumnya yang belum dilaporkan (Temuan klinis terbaru)

c) Background

Ceritakan: Informasi penting latar belakang klinis pasien

1. Riwayat sebelumnya (boleh data sebelumnya)

2. Riwayat medis

3. Therapy yang sudah diberikan

4. Ceritakan tentang hasil pemeriksaan diagnostik yang sudah

dilakukan sebelumnya (Lab, radiologi,EKG, dll)

d) Assessment:

1. Sampaikan tindakan yang sudah dilakukan untuk mengatasi

masalah yang timbul

2. Apa analisa dan pertimbangan perawat

Page 55: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 4

a) Saya rasa kondisi pasien saat ini bisa memperburuk kondisi

pasien

b) Saya tidak yakin apa masalahnya tetapi kondisi pasien

memburuk

c) Saya tidak yakin apa masalahnya tetapi pasien kelihatannya

tidak stabil

3. Ceritakan tentang kesimpulan masalah pasien

e) Rekomendasi

1. Tanyakan apa saran untuk mengatasi masalah pasien

a) Bagaimana penatalaksanaan selanjutnya untuk pasien ini

Dokter?

b) Sepertinya tindakan ini harus ditunda terlebih dahulu

2. Tanyakan adakah pemeriksaan lainnya yang diperlukan

a) Apakah ada pemeriksaan lainnya yang harus kita lakukan?

b) Apakah ada pemeriksaan laboratorium lagi yang harus kita

lakukan

c) Adakah pemeriksaan radiologi lainnya yang harus kita lakukan

3. Tanyakan apakah ada perubahan therapy

4. Berikan pendapat perawat untuk menangani masalah

a) Apakah pasien perlu di EKG

b) Apakah pasien perlu diperiksa X-Ray

c) Apakah hari ini perlu diperiksa darah rutin lagi?

5. Kapan waktu yang perawat harapkan tindakan akan dilakukan.

6. Tanyakan kapan kedatangan dokter

7. Tanyakan apakah perlu dikonsultasikan ke dokter laninnya

8. Tanyakan apakah pasien perlu dipindahkan ke ruang lainnya yang

sesuai dengan kondisi pasien (Intensive/ruang biasa/pindah

ruangan)

a) Apakah pasien sudah bisa dipindahkan ke ruang rawat inap

biasa (pasien di ruang intensive)

b) Apakah pasien sudah bisa alih rawat ke bagian penyakit dalam

(pasien bedah rawat bersama dengan penyakit dalam

Page 56: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 5

c) Apakah dokter akan memidahkan pasien ke ruang intensive

(pasien di ruang rawat inap)

3. Petunjuk teknis menggunakan SBAR pada saat ronde keperawatan (tidak ditulis

di catatan keperawatan namun di laporkan ke perawatan shift selanjutnya)

1. Situasi :

Ceritakan:

1. Identitas pasien (nama,umur,hari rawatan,DPJP)

2. Diagnosa medis pasien

3. Masalah Keperawatan

4. Data subjektif dan objektif yang ditemui pada pasien hari ini atau

sebelumnya yang belum dilaporkan (Temuan klinis terbaru)

1. Background

1. Ceritakan tentang riwayat sebelumnya (boleh data sebelumnya)

2. Riwayat medis

3. Ceritakan tentang therapy yang sudah diberikan

4. Ceritakan tentang hasil pemeriksaan diagnostik yang sudah

dilakukan (Lab,radiologi,EKG, dll)

2. Assessment:

Ceritakan kesimpulan atau analisa masalah keperawatan

3. Rekomendasi

1. Intervensi mandiri/kolaborasi yang perlu dikerjakan

2. Hal-hal khusus yang menjadi perhatian

4. Sebelum melaporkan perawat harus :

1. Mendapatkan pengkajian kondisi pasien terkini

2. Perawat mengumpulkan data-data yang diperlukan yang

berhubungan dengan kondisi pasien yang akan dilaporkan

3. Perawat memastikan diagnosa medis pasien dan prioritas masalah

keperawatan yang harus dilanjutkan

4. Perawat membaca dan pahami catatan perkembangan terkini dan

hasil pengkajian perawat shift sebelumnya

5. Perawat menyiapkan rencana perawatan harian

Page 57: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 5

4. Petunjuk teknis menulis SBAR di Rekam Medis(STATUS)(ditulis di catatan

perkembngan pasien terintegrasi)

a) Situasi :

Tuliskan

Data subjektif dan objektif yang ditemui pada pasien (Temuan klinis terbaru)

b) Background

Tuliskan

1. Riwayat sebelumnya (boleh data sebelumnya)

2. Riwayat medis

3. Therapy yang sudah diberikan

4. Hasil pemeriksaan diagnostik yang sudah dilakukan

(Lab,radiologi,EKG, dll)

c) Assessment

Tuliskan

1. Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang timbul

2. Apa analisa dan pertimbangan perawat

a) kondisi pasien memburuk

b) pasien tidak stabil

c) Pasien stabil

d) Kondisi pasien membaik

3. Ceritakan tentang kesimpulan masalah pasien

a) Pasien masih mengalami gangguan pada pola nafas

b) Paisen masih mengalami gangguan pada sistem cairan dan

elektrolit

c) Pasien masih mengalami gangguan padan sistem pencernaan

d) Pasien masih mengalami gangguan padan sistem perkemihan

e) Pasien masih mengalami penurunan kesadaran

d) Recomendasi

Tuliskan

1. Tuliskan apa saran untuk mengatasi masalah pasien

Page 58: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 5

a) Bagaimana penatalaksanaan selanjutnya untuk pasien?

b) tindakan ini harus ditunda terlebih dahulu.

2. Tuliskan Adakah pemeriksaan lainnya yang diperlukan

a) Apakah ada pemeriksaan lainnya yang harus dilakukan?

b) Apakah ada pemeriksaan laboratorium lagi yang harus

dilakukan

c) Adakah pemeriksaan radiologi lainnya yang harus dilakukan

3. Tuliskan apakah ada perubahan therapy

4. Tuliskan pendapat perawat untuk menangani masalah

a) Apakah pasien perlu di EKG

b) Apakah pasien perlu diperiksa X-Ray

c) Apakah hari ini perlu diperiksa darah rutin lagi?

5. Tuliskan Kapan waktu yang perawat harapkan tindakan akan

dilakukan.

6. Tuliskan apakah perlu dikonsultasikan ke dokter laninnya

7. Tuliskan apakah pasien perlu dipindahkan ke ruang lainnya yang

sesuai dengan kondisi pasien (Intensive/ruang biasa/pindah

ruangan)

a) Apakah pasien sudah bisa dipindahkan ke ruang rawat inap

biasa (pasien diruang intensive)

b) Apakah pasien sudah bisa alih rawat ke bagian penyakit dalam

(pasien bedah rawat bersama dengan penyakit dalam

c) Apakah dokter akan memindahkan pasien ke ruang intensive

(pasien di ruang rawat inap)

5. Petunjuk teknis SBAR saat transfer pasien

Sebelum transfer pasien pastikan formulir transfer sudah diisi. Saat transfer pasien komunikasikan:

S : Sebutkan nama pasien, diagnosa medisnya, dan DPJP nya

B: Sebutkan asal ruangan Terapi yang sedang dan sudah dilalankan

A: Hal-hal yang terpasang pada pasien

R : Hal-hal yang perlu dilakukan oleh petugas selanjutnya

Page 59: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 5

6) Fungsi pre conference dan post conference

a. Fungsi pre conference

1. Membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah klien,merencanakan

asuhan dan merencanakan evaluasi hasil

2. Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui di lapangan

3. Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan klien

b. Fungsi post conference

1. Untuk memberikan kesempatan mendiskusikan penyelesaian masalah dan

membandingkan masalah yang dijumpai

7) Tata cara pre conference & post conference

a. Tata cara pre conference

1. Kepala ruangan/ketua tim member salam (selamat pagi/assalamualaikum)

2. Jelaskan tujuan konferensi awal

3. Berikan pengarahan kepada anggota tim tentang rencana kegiatan/asuhan

keperawatan pada shift pagi

4. Lakukan pembagian tugas kepada tim

5. Berikan kesempatan pada masing-masing ketua tim untuk menjelaskan

pasien kelolaan (kondisi dan tingkat ketergantunggan)serta membagi tugas

kepada anggota tim

6. Memberikan kesempatan kepada tim untuk mempresentasikan kasus

‘spesial’/pasien yang menjadi prioritas (Ex: kasus sulit/kompleks)

meliputi:

a. Identitas klin: nama,alamat,no registrasi

b. Diagnosis medis

c. Diagnosis keperawatan dan data focus yang menunjang diagnosa

d. Tindakan keperawatan yang dilakukan

e. Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan dan hasilnya

f. Rencana tindak lanjut

g. Masalah yang diadapi

7. Berikan kesempatan kepada tim yang lain untuk

mendiskusikan/bertanya/menanggapi/memberikan masukan

8. Karu/katim mencatat hasil diskusi/masukan anggota tim

9. Karu memberikan kesimpulan dari diskusi yang telah dilakukan

Page 60: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 5

10. Karu memberikan penekanan pada hal-hal yang perlu diperhatikan (missal:

proteksi diri,SOP) atau membacakan SOP-SOP untuk pelaksanaan

tindakan

11. Tanyakan kesiapan semua anggota untuk melakukan kegiatan pelayanan

keperawatan

12. Sampaikan kontrak waktu untuk pelaksanaan middle conference

13. Mengucapkan salam

14. Mengucapkan selamat bekerja

b. Tata cara post conference

1. Kepala ruangan/ketua tim member salam (selamat pagi/assalamualaikum)

2. Jelaskan tujuan konferensi akhir

3. Berikan kesempatan pada masing-masing ketua tim(mewakili anggota)

untuk melaporkan perkembangan pasien kelolaan (kondisi dan tingkat

ketergantungan) atau masing-masing anggota untuk melaporkan

perkembangan masing-masing pasien kelolaan(sampaikan semua pasien

dilaporkan) meliputi:

a. Identitas klien: nama,alamat,no registrasi

b. Diagnosis medis

c. Diagnosis keperawatan dan data focus yang menunjang diagnose

d. Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan dan hasilnya

e. Rencana tindak lanjut

f. Masalah yang dihadapi

4. Berikan kesempatan kepada tim yang lain untuk mennggapi/memberikan

masukan

5. Karu/katim mencatat hasil diskusi/masukan anggota tim

6. Karu/katim memberikan kesimpulan

7. Jelaskan kegiatan selanjutnya adalah operan dengan shift berikutnya

8. Mengucapkan selamat dan terima kasih atas kerjasama dalam

melaksanakan pelayanan keperawatan

9. Mengcapkan salam

8) Tata cara dari koordinasi dengan tim lain dan atau profesi lain

1. Menggunakan komunikasi terbuka

2. Ada dialog percakapan

3. Ada pertemuan/rapat

Page 61: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 5

4. Ada pencatatan dan laporan

9) Tata cara memberikan pengarahan dan yang bertanggung jawab dalam

pengarahan di manajemen keperawatan di bangsal

Salah satu fungsi kepala ruangan berdasarkan proses manajemen yang berkaitan dengan prosedur keperawatan menurut Marquis dan Huston (2016) adalah pengarahan yang mencakup tanggung jawab dalam mengelola sumber daya manusia seperti motivasi, komunikasi, pendelegasian, dan manajemen konflik.1. Motivasi

Manajer keperawatan yang baik harus dapat menciptakan iklim motivasi di lingkungan kerjannya. Keberadaan manajer keperawatan sangat menentukan keberhasilan staf dalam melakukan suatu pekerjaan secara efektif dan efisien. Salah satu unsur penting yang harus dimilki oleh seorang manajer keperawatan adalah keterampilan dalam memotivasi staf (Asmuji, 2012).Berikut adalah kegiatan yang dapat dilakukan manajer keperawatan dalam memotivasi staf (Asmuji, 2012).1. Mempunyai harapan yang jelas terhadap stafnya dan komunikasikan

harapan tersebut kepada staf-stafnya

2. Adil dan konsisten

3. Pembuatan keputusan secara tepat, cepat, dan sesuai

4. Mengembangkan konsep tim kerja

5. Hindarkan kelompok-kelompok atau perbedaan antar staf

6. Beri kesempatan kepada staf untuk menyelesaikan pekerjaan atau tugasnya

dan melaksanakan tentangantantangan yang akan memberikan pengalaman

yang bermakna

2. Komunikasi

Dalam organisasi pelayanan keperawatan ada beberapa bentuk kegiatan pengarahan yang didalamnya terdapat komunikasi, Asmuji (2012) antar lain sebagai berikut:

1. Operan

Operan merupakan suatu kegiatan komunikasi yang bertujuan mengoperasikan asuhan keperawatan kepada shift berikutnya. Kegiatan operan ini dipimpin oleh manajer ruangan (kepala ruang) atau penanggung jawab shift jika tidak ada kepala ruang. Pemimpin operan bertugas dalam mengatur kegiatan operan, sekaligus juga memberikan pengutan-pengutan yang bertujuan untuk menggerakkan perawat bawahannya.

2. Pre-Conference

Page 62: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 5

Pre-conference adalah komunikasi ketua tim/penanggung jawab shift dengan perawat pelaksana setelah selesai operan. Kegiatan ini dilakukan pada masing-masing tim. Kegiatan pre- conference dipimpin oleh ketua tim/penanggung jawab shift memberikan arahan (pembagian penanggung jawab

masing-masing pasien, menanyakan rencana harian, dan lain-lain) kepada perawat pelaksana sebelum terjun ke pasien.

3. Post-Conference

Post-conference adalah komunikasi ketua tim atau penanggung jawab shift dengan perawat pelaksana sebelum timbang terima atau operan/mengakhiri dinas dilakukan, kegiatan ini juga dilakukan pada masing- masing tim. Isi komunikasi dalam kegiatan ini membahas segala hal yang telah dilaksanakan dalam asuhan keperawatan kepada pasien, apa saja yang belum dilaksanakan dan perlu disampaikan kepada shift berikutnya, apa saja yang perlu dilaporkan terkait dengan kondisi pasien, kendala-kendala yang dialami selama memberikan asuhan keperawatan, dan lain-lain.

4. Pendelegasian

Delegasi adalah pemberian otorisasi atau kekuasaan formal dan tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan tertentu kepada orang lain. Pelimpahan otoritas oleh atasan kepada bawahan diperlukan agar organisasi dapat berfungsi secara efisien karena tak ada atasan yang dapat mengawasi pribadi setiap tugas-tugas organisasi (Winarti et al., 2012).

3. Manajemen konflik

Strategi yang biasa digunakan adalah melalui peningkatan motivasi antar- staf guna menimbulkan rasa persaingan yang sehat. Strategi kompromi dilakukan dengan mengambil jalan tengah di antara pihak yang terlibat konflik. Hal ini biasanya bersifat sementara sehingga bila situasinya sudah stabil, perlu dikumpulkan pihak yang terlibat konflik untuk selanjutnya dapat dilakukan penyelesaian masalah secara tuntas. Cara lain yang dapat ditempuh untuk menyelesaikan konflik adalah dengan cara kerja sama. Cara ini dilakukan dengan melibatkan pihak yang terlibat konflik untuk melakukan kerja sama dalam rangka penyelesaian konflik. Cara ini biasanya menimbulkan perasaan puas di kedua belah pihak yang terlibat konflik.Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan meliputi:

1. Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan di ruang

rawat

2. Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga keperawatan dan tenaga

lain, sesuai kebutuhan dan ketentuan peraturan yang berlaku (bulanan,

mingguan, harian dan lain-lain)

Page 63: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 5

3. Melaksanakan program orientasi kepada tenaga perawatan baru atau

tentang lain yang akan bekerja di ruang rawat

4. Memberikan pengarahan dan motivasi kepada tenaga perawatan untuk

melaksanakan asuhan keperawatan sesuai ketentuan atau standar

5. Mengkoordinasi seluruh kegiatan yang ada dengan cara bekerja sama

dengan pihak yeng terlibat dalam pelayanan di ruang inap. (Winarti et al.,

2012)

10) Hal - hal yang mampu membuat komunikasi efektif dalam manajemen

keperawatan di bangsal

1. Jelaskan tujuan negosiasi, bukan posisinya. Pastikan bahwa Anda mengetahui

keinginan orang lain.

2. Perlakukan orang lain sebagai teman dalam penyelesaian masalah, bukan

sebagai musuh. Hadapi masalah yang ada, bukan orangnya.

3. Ingat, bahwa setiap orang mengharapkan penyelesaian yang dapat diterima,

jika Anda dapat menyajikan sesuatu dengan baik dan menarik.

4. Dengarkan baik-baik apa yang dikatakan dan apa yang tidak. Perhatikan

gerakan tubuhnya.

5. Lakukan sesuatu yang sederhana, tidak berbelit-belit.

6. Antisipasi penolakan.

7. Tahu apa yang dapat Anda berikan.

8. Tunjukkan beberapa alternatif pilihan.

9. Tunjukkan keterbukaan dan ketaatan jika orang lain sepakat terhadap pendapat

Anda.

10. Bersikaplah asertif, bukan agresif.

11. Hati-hati, Anda mempunyai suatu kekuasaan untuk memutuskan.

12. Pergunakan gerakan tubuh, jika Anda menyetujui atau tidak terhadap suatu

pendapat.

13. Konsisten terhadap apa yang Anda anggap benar.

11) Fungsi dari ronde keperawatan dan siapa sajakah yang terlibat dalam ronde

keperawatan

Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan pasien yang dilakukan oleh perawat disamping melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu harus

Page 64: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 5

dilakukan oleh perawat primer dan atau konselor, kepala ruangan,perawat associate yang perlu juga seluruh anggota tim kesehatan (Nursalam, 2009).1. Fungsi bagi perawat

1. Melihat kemampuan staf dalam manajemen pasien.2. Mendukungan pengembangan profesional dan peluang pertumbuhan3. Meningkatkan pengetahuan perawat dengan menyajikan dalam format

studi kasus4. Menyediakan kesempatan pada staf perawat untuk belajar meningkatkan

penilaian keterampilan klinis.5. Membangun kerjasama dan rasa hormat, serta6. Meningkatkan retensi perawat berpengalaman dan mempromosikan

kebanggaan dalam profesi keperawatan.2. Fungsi bagi pasien

1. Untuk mengamati kondisi fisik dan mental pasien dan kemajuan hari ke hari

2. Untuk mengamati pekerjaan staf3. Untuk membuat pengamatan khusus pasien dan memberikan laporan ke

dokter, misalnya : luka, drainase, perdarahan, dsb4. Untuk memperkenalkan pasien ke petugas dan sebaliknya.5. Untuk melaksanakan rencana yang dibuat untuk perawatan pasien6. Untuk mengevaluasi hasil pengobatan dan kepuasaan pasien7. Untuk memastikan bahwa langkah-langkah keamanan yang diberikan pada

pasien8. Untuk memeriksa kondisi pasien sehingga dapat dicegah seperti ulcus

decubitus, foot drop, dsb.9. Untuk membandingkan manifestasi klinis penyakit pada apsien sehingga

perawat memperoleh wawasan yang lebih baik10. Untuk memodifikasi tindakan keperawatan yang diberikan.

12) Tata cara melakukan ronde keperawatan

Ramani(2003) menjelaskan tahapan ronde keperawatan adalah (1) Pre- rounds:Preparation (persiapan), planning (perencanaan), orientasion (orientas i)(2) Rounds:Introduction (pendahuluan), interaction (interaksi), observation ( pengamatan),instruction (pengajaran), summarizing (kesimpulan)(3) Post-Rounds : debriefing (Tanyajawab), feedback (saran), reflection (refleksi), preparation (persiapan). Bimbauner (2004) mengatakan bagaimana menyiapkan ronde keperawatan yaitu:a) Before rounds meliputi: (1) persiapan, terdiri dari membuat tujuan

kegiatan ronde keperawatan dan membaca status pasien dengan jelas sebelum melakukan ronde keperawatan (2) orientasi perawat, terdiri dari membuat menyadari tujuan : demonstrasi temuan klinis, komunikasi dengan pasien, pemodelan perilaku professional (3) orientasi pasien.

b) During rounds meliputi : (1) menetapkan lingkungan: membuat lingkungan yang nyaman serta dorong untuk mengajukan pertanyaan (2) menghormati: perawat: hormati mereka sebagai pemberi layanan pada

Page 65: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 5

pasien dan pasien : perlakukan sebagai manusia, bukan hanya obyek dari latihan mengajar, peka terhadap bagaimana penyakit mempengaruhi kehidupan pasien (3) libatkan semua perawat, bertujuan untuk mengajar semua tingkat peserta didik dan mendorong semua untuk berpartisipasi (4) libatkan pasien: dorong pasien untuk berkontribusi mengenai masalah penyakitnya, dorong pasien untuk mengajukan pertanyaan tentang masalahnya, gunakan kata-kata yang dapat dimengerti pasien, dsb.

c) After rounds: waktu untuk pertanyaan dan memberikan umpan balik.Menurut Nursalam (2009) langkah – langkah ronde keperawatan

dibagi menjadi:1. Pra Rondea) Menentukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan masalah

yang langka)b) Menentukan tim rondec) Mencari sumber atau literaturd) Membuat proposale) Mempersiapkan pasien: informed consent dan pengkajianf) Diskusi: Apa diagnosis keperawatan? Data apa yang mendukung?

Bagaimana intervensi yang sudah dilakukan? Dan hambatan apa yang ditemukan selama perawatan?

2. Pelaksanaan Rondea) Penjelasan tentang pasien oleh perawat primer yang difokuskan pada

masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan dilaksanakan dan atau telah dilaksanakan serta memilih prioritas yang perlu didiskusikan

b) Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebutc) Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor atau kepala

ruangan tentang masalah pasien serta rencana tindakan yang akan dilakukan.

3. Pasca Rondea) Evaluasi, revisi, dan perbaikanb) Kesimpulan dan rekomendasi penegakan diagnosis, intervensi

keperawatan selanjutnya.13) Penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan yang baik di ruangan

1. Cara rasio

Metode ini menggunakan jumlah tempat tidur sebagai denominator personal yang diperlukan. Metode ini paling sering digunakan karena sederhana dan mudah. Metoda ini hanya mengetahui jumlah personal secara total tetapi tidak bisa mengetahui produktivitas SDM rumah sakit, dan kapan personal tersebut dibutuhkan oleh setiap unit atau bagian rumah sakit yang membutuhkan. Bisa digunakan bila: kemampuan dan sumber daya untuk prencanaan personal terbatas, jenis, tipe, dan volume pelayanan kesehatan relatif stabil. Cara rasio yang umumnya digunakan adalah berdasarkan surat keputusan menkes R.I. Nomor 262 tahun 1979 tentang ketenagaan rumah sakit,dengan standar sebagai berikut :

Page 66: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 6

Tipe RS TM/TT TPP/TT TPNP/TT TNM/TT

A & B 1/(4-7) (3-4)/2 1/3 1/1

C 1/9 1/1 1/5 ¾

D 1/15 1/2 1/6 2/3

Keterangan : TM = Tenaga Medis TT = Tempat TidurTPP = Tenaga Para Medis Perawatan TPNP = tenaga para medis non perawatanTNP = tenaga non medis Cara perhitungan ini masih ada yang menggunakan, namun banyak rumah sakit yang lambat laun meninggalkan cara ini karena adanya beberapa alternatif perhitungan yang lain yang lebih sesuai dengan kondisi rumah sakit dan profesional.

2. Cara Douglas

Penetapan jumlah tenaga keperawatan didasarkan pada jumlah klien sesuai derajat ketergantungan klien. Jumlah klien yang dirawat diidentifikasi berdasarkan derajat ketergantungan.Menurut Douglas klasifikasi derajat ketergantungan klien dibagi dalam tiga kategori:1) Perawatan minimal : a) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan

sendiri. b) Makan dan minum dilakukan sendiri c) Ambulasi dengan

pengawasan d) Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap shift. e)

Pengobatan minimal dengan status psikologis stabil.

2) Perawatan parsal : a) Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu b)

Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam c) Ambulasi dibantu, pengobatan

lebih dari sekali d) Klien dengan kateter urine, pemasukan dan

pengeluaran dicatat. e) Klien dengan infus, persiapan pengobatan yang

memerlukan prosedur

3) Perawatan total : a) Semua keperluan klien dibantu b) Perubahan posisi,

observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap 2 jam c) Makan melalui selang

atau pipa lambung, terapi intravena d) Dilakukan pengisapan lendir e)

Gelisah/disorientasi (Sitorus, 2006).

4) Menurut Douglas (1992), rumus untuk menentukan jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan di rumah sakit pada pagi, sore dan malam berdasarkan klasifikasi klien dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 67: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 6

Page 68: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 6

Jumla h klien

Klasifikasi Klien

Minimal Parsial Total

Pag i

Sian g

Mala m

Pag i

Sian g

Mala m

Pag i

Sian g

Mala m

1 0,17 0,14 0,10 0,27 0,15 0,07 0,36 0,30 0,20

Contoh :Suatu ruang rawat dengan 22 klien ( 3 klien dengan klasifikasi minimal, 14 klien dengan klasifikasi parsial, dan 5 klien dengan klasifikasi total ) maka jumlah perawat yang dibutuhkan untuk jaga pagi ialah :3 x 0,17 = 0,5114 x 0,27 = 3,785 x 0,36 = 1,80Jumlah = 6,09 6 orangUntuk menetapkan jumlah tenaga keperawatan di suatu ruang rawat didahului dengan menghitung jumlah klien berdasarkan derajat ketergantungan dalam waktu tertentu, minimal selama 7 hari secara berturut-turut. Pada uji coba MPKP, dihitung jumlah klien selama 22 hari (+4 minggu) di sebuah ruang rawat Penetapan waktu observasi tersebut diharapkan sudah dapat mencerminkan variasi perubahan jumlah klien di ruang rawat. Setelah itu dihitung jumlah perawat yang dibutuhkan pada pagi, sore dan malam. Berdasarkan observasi jumlah klien selama 22 hari, maka : Jumlah kebutuhan perawat setiap hari :7,11 + 5,28 + 3,35 = 15,74 16 orangLibur / Cuti : kurang lebih 5 orang Jumlah tenaga yang dibutuhkan :16 + 5 = 21 orang + 1 orang kepala ruang rawat + 3 orang PP = 25 orang perawat.

Keterangan : jumlah PP / Tim ditetapkan dengan pertimbangan bahwa seorangPP bertanggung jawab 9 – 10 klien, dengan variasi klasifikasi klien. Untuk suatu ruang rawat dengan jumlah klien rata-rata 26-30 klien, maka dibutuhkan 3 orang PP (Sitorus, 2006). Selain itu perlu diingat bahwa perhitungan diatas dengan melakukan sensus harian klasifikasi klien setiap pagi (Suyanto, 2009).

3. Cara Gillies

Gillies (1989) mengemukakan rumus kebutuhan tenaga keperawatan di satu unit perawatan adalah sebagai berikut:

A X B X C = F = H (C – D) X E G

Keterangan :A = rata-rata jumlah jam perawatan/pasien/hari B = rata-rata jumlah pasien /hari

Page 69: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 6

Page 70: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 6

C= Jumlah hari/tahunD = Jumlah hari libur masing-masing perawat E = jumlah jam kerja masing-masing perawatF = Jumlah jam perawatan yang dibutuhkan per tahunG = Jumlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahun H = Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut

4. Cara Swansburg (1999)

Jumlah rata-rata pasien/ hari x jumlah perawat/ pasien/ hariJam kerja/ hari

5. Metoda Formulasi Nina

Nina (1990) menggunakan lima tahapan dalam menghitung kebutuhan tenaga:1) Tahap I

Dihitung A = jumlah jam perawatan klien dalam 24 jam per klien. Dari contoh diatas A= 4 jam/ hari

2) Tahap II

Dihitung B= jumlah rata-rata jam perawatan untuk seluruh klien dalam satu hari. B = A x tempat tidur = 4 x 300 = 1200

3) Tahap III

Dihitung C= jumlah jam perawatan seluruh klien selama setahun. C= B x 365 hari = 1200 x 365 = 438000 jam

4) Tahap IV

Dihitung D = jumlah perkiraan realistis jam perawatan yang dibutuhkan selama setahun. D= C x BOR / 80 = 438000 x 180/ 80 = 985500 Nilai 180 adalah BOR total dari 300 klien, dimana 60% x 300 = 180. Sedangkan 80 adalah nilai tetap untuk perkiraan realistis jam perawatan.

5) Tahap V

Didapat E= jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan. E= 985500/ 1878 = 524,76 (525 orang) Angka 1878 didapat dari hari efektif pertahun (365 – 52 hari minggu = 313 hari) dan dikalikan dengan jam kerja efektif perhari (6 jam)

6. Metoda hasil Lokakarya Keperawatan

Menurut hasil lokakarya keperawatan (Depkes RI 1989), rumusan yang dapat digunakan untuk perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan adalah sebagai berikut:Jam perawatan 24 jam x 7 (tempat tidur x BOR) + 25%

Hari kerja efektif x 40 jam

Page 71: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 6

14) Seberapa pentingnya seleksi dan rekruitment tenaga baru dalam keperawatan?

Menurut pendapat saya seleksi dan rekruitment sangat penting untuk memperoleh informasi tentang skill dan knowledge serta kemapuan pelamar.Skill dan knowledge merupakan kopetensi yang relative lebih mudah diamati karena dapat diidentifikasikan melalui hasil perekrutan dan seleksi.Sedangkan attitude relative lebih sulit diamati karena bersumber dari internal individu yang bersangkutan.

15) Buatlah petunjuk (guideline) dalam melakukan wawancara dengan tenaga

keperawatan yang baru (anda sebagai manajer keperawatan)

1. Tim kredensial menyiapkan formulir penilaian wawancara calon pegawai

keperawatan RSUD Fatmawati 2018

2. Pelaksanaan wawancara oleh tim kredensial yang mengacuh kepada

formulir

A. Attitude

1) Mengobservasi penampilan pada saat wawancara

1. Memakai baju sopan sesuai budaya Indonesia

2. Memakai sepatu formal

3. Berhias sederhana

4. Rambut/kerudung tertata rapi

5. Memakai perhiasan sederhana/tidak

Penilaian

Nilai “4” : Bila persyaratan ada di peserta

Nilai “3” : Bila 3-4 persyaratan ada di peserta

Nilai “2” : Bila 2 persyratan ada di peserta

Nilai “1” : Bila hanya 1 persyaratan ada di peserta

2) Mengobservasi sikap saat wawancara

1. Menjawab pertanyaan dengan suara yang jelas

2. Menerima pendapat orang lain/perbedaan

3. Menjawab pertanyaan dengan tegas/pasti

4. Postur tubuh tegak dan siap melakukan komunikasi

Penilaian

Nilai “4” : Bila persyaratan ada di peserta

Nilai “3” : Bila 3-4 persyaratan ada di peserta

Page 72: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 6

Nilai “2” : Bila 2 persyratan ada di peserta

Nilai “1” : Bila hanya 1 persyaratan ada di peserta

B. Knowledge

a. Menanyakan tentang peran dan fungsi perawat klinis

Jawaban1. Sebagai pemberi asuhan keperawatan (care giver)

2. Sebagai pembela untuk melindungi klien (client advocate)

3. Sebagai pemberi bimbingan/konseling klien (counselor)

4. Sebagai pendidik klien (educator)

5. Sebagai anggota tim kesehatan yang dituntut untuk dapat

bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain (collaborator)

6. Sebagai coordinator agar dapat memanfaatkan sumber-sumber

potensi klien (coordinator)

7. Sebagai pembaharuan yang selalu dituntut untuk mengadakan

perubahan-perubahan (change agent)

8. Sebagai sumber informasi yang dapat membantu memecahkan

masalah klien (consultan)

Penilaian

Nilai “4“ : Bila peserta dapat menjawab 7-8 pernyataan yang benar

Nilai “3“ : Bila peserta dapat menjawab 5-6 pernyataan yang benar

Nilai “2“ : Bila peserta dapat menjawab 3-4 pernyataan yang benar

Nilai “1“ : Bila peserta dapat menjawab 1-2 pernyataan yang benar

b. Menanyakan manfaat SIP/STR

Jawaban1. Telah teregistrasi di majelis tenaga kesehtan Indonesia

2. Dan telah mempunyai kewenangan untuk memberikan asuhan

keperawatan pasien

Penilaian

Nilai “4“ : Bila peserta dapat menjawab 2 pernyataan yang benar

Nilai “2“ : Bila peserta dapat menjawab 1 pernyataan yang benar

c. Menanyakan profil perawat professional

Page 73: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 6

Jawaban1. Mempunyai dasar ilmu keperawatan yang kokoh diperoleh

melalui pendidikan formal

2. Mengunakan proses berfikir ilmiah melaksanakan peran dan

tanggung jawab berdasarkan pengetahuan yang diperoleh dari

pendidikan

3. Mempunyai pengetahuan dan keterapilan atas dasar teori

4. Selalu mengembangkan diri

5. Berpegangan pada kode etik profesi dan standar

6. Memilih keperawatan bukan sebagai batu loncatan

7. Memberi pelayanan kepada masyarakat

8. Mempunyai otonom dalam membuat keputusan praktek

Penilaian

Nilai “4“ : Bila peserta dapat menjawab ≥ 5 pernyataan yang benar

Nilai “3“ : Bila peserta dapat menjawab 3-4 pernyataan yang benar

Nilai “2“ : Bila peserta dapat menjawab 2 pernyataan yang benar

Nilai “1“ : Bila peserta dapat menjawab 1 pernyataan yang benar

d. Menanyakan kode etik keperawatan

Jawaban1. Kode etik keperawatan adalah standar professional yang

digunakan sebagai pendoman perilaku yang menjadi kerangka

kerja untuk membuat keputusan dalam melaksanakan

tugas/fungsi perawat

2. Prinsip – prinsip etik terdiri dari:

1) Otonomi : prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan

bahwa individu mampu berpikir logis dan mampu membuat

keputusan sendiri

2) Berbuat baik(beneficience) : hanya melakukan sesuatu yang

baik

3) Keadilan : dibutuhkan untuk adil terhadap orang lain yang

menjunjung prinsip – prinsip moral,legal,dan kemanusiaan

Page 74: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 6

4) Tidak merugikan : tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik

dan psikologis pada klien

5) kejujuran (Veracity): Prinsip veracity berarti penuh dengan

kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh pemberi pelayanan

kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap

klien dan untuk meyakinkan bahwa klien sangat mengerti.

6) menepati janji (Fidelity) : Prinsip fidelity dibutuhkan

individu untuk menghargai janji dan komitmennya terhadap

orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati

janji serta menyimpan rahasia

7) kerahasiaan (Confidentiality): Aturan dalam prinsip

kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga

privasi klien.

8) Akuntabilitas (Accountability): Akuntabilitas merupakan

standar yang pasti bahwa tindakan seorang profesional

dapat dinilai dalam situasi yang tidak Jelas atau tanpa

terkecuali

Penilaian

Nilai “4“ : Bila peserta dapat menjawab ≥ 5 pernyataan yang benar

Nilai “3“ : Bila peserta dapat menjawab 4 pernyataan yang benar

Nilai “2“ : Bila peserta dapat menjawab 3 pernyataan yang benar

Nilai “1“ : Bila peserta dapat menjawab ≤ 2 pernyataan yang benar

3. Menanyakan konsep keselamatan pasien

Enam sasaran keselamatan pasien adalah sebagai berikut :

a. Sasaran I : Ketepatan identifikasi pasien

b. Sasaran II : Peningkatan komunikasi yang efektif

c. Sasaran III : Peningkatan keamanan obat yang perlu

diwaspadai (high-alert medications)

d. Sasaran lV :Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-

pasien operasi

Page 75: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 6

e. Sasaran V : Pengurangan risiko infeksi terkait

pelakanan kesehatan

f. Sasaran VI : Pengurangan risiko pasien jatuh

Penilaian

Nilai “4“ : Bila peserta dapat menjawab ≥ 4 pernyataan yang benar

Nilai “3“ : Bila peserta dapat menjawab 3 pernyataan yang benar

Nilai “2“ : Bila peserta dapat menjawab 2 pernyataan yang benar

Nilai “1“ : Bila peserta dapat menjawab 1 pernyataan yang benar

C. Skill

1. Meminta peserta wawancara untuk mendemostrasikan cara

cuci tanggan dengan salah satu cara dibawah ini :

a. Dengan handrub langkah

1. Tuangkan cairan 3-5 cc anti septik kedalam telapak

tangan dan ratakan pada ke 2 telapak tanggan

2. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan

tangan kanan dan sebaliknya

3. Gosok kedua telapak dan sela-sela jari

4. Gosok jari-jari tangan dengan posisi saling mengait

5. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan

kanan dan sebaliknya

6. Gosok ujung jari-jari tangan kanan di telapak tangan kiri

dengangerakan memutar, kemudian sebaliknya. Selesai

b. Dengan air mengalir

1. Basuh tangan dengan air kemudian tuangkan sabun cair

secukupnya dan ratakan pada ke 2 telapak tangan

2. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan

tangan kanan dan sebaliknya

3. Gosok kedua telapak dan sela-sela jari

4. Gosok jari-jari tangan dengan posisi saling mengait

5. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan

kanan dan sebaliknya

Page 76: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 6

6. Gosok ujung jari-jari tangan kanan di telapak tangan kiri

dengan gerakan memutar, kemudian sebaliknya

7. Bilas kedua tangan dengan air

8. Keringkan dengan tissu hingga benar-benar kering

9. Gunakan tissu tersebut untuk menutup keran. Selesai

Penilaian

Nilai “4“ : Bila peserta dapat mengerjakan dengan benar dan sesuai urutan

Nilai “3“ : Bila peserta mengerjakan seluruh langkah-langkah, namun tidak secara berurutan

Nilai “1“ : Bila peserta mengerjakan cuci tangan tidak semua langkah- langkah dikerjakan

2. Meminta pesera wawancara untuk mendokumentasikan catatan

perkembangan pasien (SOAP) untuk 1 masalah pasien

1) S(Subjective) : data yang diungkapkan oleh klien (setelah

dilakukan intervensi keperawatan terkait diagnosa keperawatan

klien)

2) O(Objektive) : data yang dapat diukur dan diamatin (setelah

dilakukan intervensi keperawatan terkait diagnosa keperawatan

klien)

3) A(Analisis) : diagnosa yang didasari pada data

4) P(Planning) : rencana keperawatan secara mandiri sebabai

prioritas dan kolaborasi

Penilaian

Nilai “4“ : Bila peserta dapat menjawab 4 pernyataan yang

benar Nilai “3“ : Bila peserta dapat menjawab 3 pernyataan

yang benar Nilai “2“ : Bila peserta dapat menjawab 2

pernyataan yang benar Nilai “1“ : Bila peserta dapat menjawab

1 pernyataan yang benar

D. Penyerahan hasil wawancara dengan rekomendasi kepada ka sub

komite kredensial oleh tim kredensial

Page 77: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 6

E. Pendokumentasian hasil wawancara calon tenaga keperawatan oleh ka

sub kredensial dan selanjutnya formulir diserahkan kepada bagian

SDM untuk proses selanjutnya

B. TEKNIK PELAKSANAAN

Setiap mahasiswa wajib mengikuti seluruh pembelajaran praktikum, dengan

ketentuan sebagai berikut :

1. Mahasiswa telah mengikuti demonstrasi

2. Setiap mahasiswa menyiapkan bahan yang dibutuhkan sebelum kegiatan

dimulai

3. Wajib mentaati tata tertib yang berlaku di laboratorium keperawatan maupun

yang berlaku di tatanan nyata

4. Wajib mengisi presensi setiap kegiatan praktikum

5. Apabila mahasiswa berhalangan hadir wajib memberitahukan dan harus

mengganti sesuai dengan ketentuan yang berlaku

6. Membuat laporan kegiatan dari hasil kegiatan praktikum

7. Selama pelaksanaan praktikum akan dilakukan evaluasi untuk melihat capaian

pembelajaran mahasiswa

Page 78: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 7

I. TATA TERTIB

Setiap mahasiswa wajib mengikuti seluruh pembelajaran praktikum manajemen

keperawatan dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Mahasiswa telah mengikuti demonstrasi Setiap mahasiswa /kelompok

menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan praktikum

sebelum kegiatan dimulai

2. Mahasiswa memakai jas laboratorium selama kegiatan laboratorium

berlangsung

3. Wajib mentaati tata tertib yang berlaku di laboratorium keperawatan

4. Wajib mengisi presesnsi setiap kegiatan, merapikan dan mengembalikan alat

setelah selesai pada petugas lab.

5. Apabila mahasiswa berhalangan hadir wajib memberitahukan dan harus

mengganti sesuai dengan ketentuan yang berlaku

6. Membuat laporan kegiatan dari hasil kegiatan praktikum

7. Selama pelaksanaan praktikum akan dilakukan evaluasi untuk melihat capaian

pembelajaran mahasiswa

J. SANKSI

1. Apabila terjadi pelanggaran terhadap tata tertib yang berlaku akan diberikan

sanksi akademik sesuai berat ringannya pelanggaran

2. Apabila menghilangkan/merusak alat yang dipakai dalam praktikum wajib

mengganti

K. EVALUASI

Untuk menilai keberhasilan capaian pembelajaran kegiatan praktikum operan

dilakukan evaluasi, yang meliputi :

1. Kognitif/pengetahuan yaitu responsi dan partisipasi dalam diskusi

2. Sikap : yaitu sikap mahasiswa saat melaksanakan prosedur Pre konferens

meliputi kesopanan, komunikasi, ketelitian, kesabaran dan respon terhadap

anak/klien

3. Psikomotor : mampu melakukan prosedur sesuai SOP dengan tepat dan benar

Page 79: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 7

L. REFERENSI

Anjaswarni Tri, 2014 Modul Praktikum Manajemen dan Kepemimpinan Keperawatan

Malang , Poltekkes Kemenkes Malang

Kuntoro,Agus.2010.Buku Ajar Manajemen Keperawatan.Yogyakarta: Nuha Medika

Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan

Profesional. Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.

Sitorus, Ratna. 2006. Model Praktek Keperawatan Profesional, Edisi pertama,

Jakarta , EGC

Suarli & Bahtiar,Yanyan.2002.Manajemen Keperawatan.Jakarta: Erlangga

Tappen GR (2001) Nursing Leadership and Management Consep and Practice , 4 th

ed, FA Davis, Philadelphia

Page 80: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 7

LAMPIRAN

STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR (SOP)

OPERAN

Jurusan

Keperawatan

Operan Pelayanan Keperawatan

No. Dokumen No. Revisi 1 Halaman 2

Prosedur

Tetap

Tanggal terbit

September

2017

Di buat oleh :

Joko Pitoyo,

SKp. MKep

Ditetapkan

Ketua

Jurusan Keperawatan Malang

(Imam Subekti, SKp. Mkep.

Sp.Kom.)

Pengertian Operan merupakan teknik atau cara menyampaikan dan

menerima laporan secara langsung berkaitan dengan keadaan

klien

Tujuan 1. Menyampaikan kondisi atau keadaan umum klien

2. Menyampaikan hal – hal penting yang perlu ditindaklanjuti

oleh dinas berikutnya

3. Tersusunnya rencana kerja untuk dinas berikutnya

4. Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara

langsung & paripurna

5. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.

6. Terjalinnya hubungan kerjasama yang bertanggung jawab

antar anggota tim perawat

7. Terlaksananya asuhan keperawatan terhadap klien yang

berkesinambungan

Kebijakan 1. Operan dilakukan secara langsung (dengan melihat kondisi)

dan berkeliling ke semua pasien

2. Operan dilakukan tiap pergantian shift / jaga

3. Dipimpin oleh kepala ruang atau ketua tim

Page 81: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 7

4. Dilakukan oleh 2 shift jaga (yang mengoperkan dan yang

menerima operan)

Petugas Kepala Ruang

Ketua Tim

Perawat Primer/Perawat Asosiet

Probandus /pasien

Persiapan alat

dan bahan

Desain / skenario operan

Dokumen pasien

Pasien model /probandus

Perawat model (peran pendukung)

Buku catatan katim / karu

Buku laporan shift

Papan tulis (White board) / kertas bufallo yang sudah

terisi daftar tim jaga ,

Board identitas pasien

Persiapan a. Perawat yang akan bertugas membaca laporan

shift sebelumnya

b. Tiim perawat jaga yang akan mengoperkan,

menyiapkan hal-hal yang akan disampaikan

c. Tim perawat jaga yang akan menerima

membawa buku catatan operan / catatan harian.

d. Kepala ruangan memastikan Kedua tim perawat

jaga sudah siap

Prosedur /

Langkah-

langkah

i. Kepala ruang / Ketua tim memberi salam

(selamat pagi / assalamualaikum) dan

menyampaikan akan segera dilakukan

operan

ii. Kegiatan dimulai dengan menyebut /

mengidentifikasi secara satu persatu

(berurutan tempat tidur / kamar) :

identitas klien : nama, alamat, No Registrasi

Page 82: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 7

elaskan diagnosis medis

Jelaskan diagnosis keperawatan sesuai data fokus

iii. Jelaskan kondisi / keadaan umum pasien

iv. Jelaskan tindakan keperawatan yang

telah dan belum dilakukan

v. Jelaskan hasil tindakan : masalah

teratasi, sebagian, belum atau muncul

masalah baru

vi. Jelaskan secara singkat dan jelas rencana

kerja dan tindak lanjut asuhan (mandiri

atau kolaborasi)

vii. Memberikan kesempatan anggota shift

yang menerima operan untuk melakukan

klarifikasi / bertanya tentang hal-hal atau

tindakan yang kurang jelas

viii. Perawat yang menerima operan mencatat

hal-hal penting pada buku catatan harian

ix. Lakukan prosedur 1 – 7 untuk pasien

berikutnya sampai seluruh pasien

dioperkan.

x. Perawat yang mengoperkan

menyerahkan semua berkas catatan

perawatan kepada tim yang akan

menjalankan tugas berikutnya.

Penutup 1. Kepala Ruang / Ketua Tim (yang memimpin) kembali ke

Nurse Station

2. Berdoa bersama yang dipimpin oleh Kepala Ruang / Ketua

Tim

3. Mengucap salam

4. Mengucapkan selamat istirahat bagi anggota tim / shift

sebelumnya

5. Mengucapkan selamat bekerja untuk tim / shift berikutnya

Page 83: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Lampiran Materi Operan-pre konferens –middle konferens dan post konferens

DIAGRAM ALIR KEGIATAN

PRAKTEK MANAJEMEN & KEPEMIMPINAN KEPERAWATAN

Dinas Pagi MEMBACA LAPORAN

(shift sebelumnya)

OPERAN PAGI

(langsung ke pasien BERSAMA sesuai Protap)

PRE CONFERENCE

(Dipimpin oleh Karu)

PELAYANAN KEPERAWATAN

& DOKUMENTASI

Asuhan Keperawatan

Dokumentasi asuhankeperawatan

Modul Praktikum Manajemen KeperawatanD-III Keperawatan Malang 2018/2019 75

Page 84: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 7

Konsultasi, Kolaborasi, Negosiasi

Diskusi

Supervisi

Audit Dokumentasi

MIDDLE CONFERENCE

(Dipimpin oleh Karu / Ka Tim)

PELAYANAN KEPERAWATAN

& DOKUMENTASI

POST CONFERENCE

(Dipimpin oleh Karu)

OPERAN SORE (Dipimpin oleh Karu)

PELAYANAN KEPERAWATAN & LAPORAN

OPERAN MALAM

Page 85: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 7

PELAYANAN KEPERAWATAN & LAPORAN

Page 86: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 7

JADWAL KEGIATAN SKILL LAB

MANAJEMEN & KEPEMIMPINAN KEPERAWATAN

WAKTU : 08.00 – 11.00

HAR

I/

TGL

SESI KELOMPOK

PRAKT

IKA

PENDUKU

NG

PASIE

N

DOSEN

RAB Sesi 1 A

U,(08.00 – I IV VII

09.00)

Sesi 2 A

(09.00- II V VIII

10.00)

Sesi 3 A

(10.00 – III VI IX

11.00)

KAM Sesi 1 B

IS,(08.00 – IV VII I

09.00)

Sesi 2 B

(09.00- V VIII II

10.00)

Sesi 3 B

(10.00 – VI IX III

Page 87: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 7

11.00)

JUM Sesi 1 C

AT,(08.00 – VII I IV

09.00)

Sesi 2 C

(09.00- VIII II V

10.00)

Sesi 3 C

(10.00 – IX III VI

11.00)

Catatan Penting:

1. Harap datang 15 menit sebelum kegiatan dimulai.

2. Kelompok praktikan telah menyiapkan diri untuk berlatih sesuai perannya, membuat

perencanaan, menyusun pengorganisasian kerja sesuai dengan pembangian

perannya, serta menyiapkan peralatan dan ruangan sesuai kebutuhan.

3. Kelompok pasien telah menyiapkan diri untuk berperan sesuai skenario

4. Kelompok pendukung bermain peran sebagai kelompok yang mengoperkan

pelayanan (sbg petugas shift malam) dan sebagai kelompok penerima operan (sbg

petugas shift siang)

Page 88: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 8

Skenario Peran Pasien

Kamar Deskripsi Pasien Dx Medis dan

Tingkat

Ketergantungan

1. Anak Badu jenis kelamin laki-laki, 12 tahun, Keluhan

utama panas dan kejang disertai kesadaran menurun.

Saat ini pasien dirawat di rumah sakit dan berdasarkan

hasil pengkajian didapatkan data sbb : GCS = 10

(2.4.4), suhu tubuh 39 derajat C, keringat cukup

banyak, dan terjadi kejang tonik setiap ada

rangsangan. Pasien terpasang infus D5 % : NS = 1:1,

20 tts/mnt, terpasang kateter. Menurut keluarga, klien

mempunyai radang telinga telinga tengah (OMP) sejak

2 tahun lalu.

Tetanus

Total Care

2. Sdr. Sukir, jenis kelamin laki-laki, 15 tahun, Keluhan

utama panas terus menerus dan kejang disertai

kesadaran menurun. Saat ini pasien dirawat di rumah

sakit dan berdasarkan hasil pengkajian didapatkan

data sbb : GCS = 9 (2.3.4), suhu tubuh 40 derajat C,

keringat cukup banyak, dan terjadi kejang tonik –

klonik.Hasil pemeriksaan Lumbal Punctie : cairan

keruh, bakteri (+), Riwayat batuk kronis disertai

dahak. Pasien terpasang infus D5 % : NS = 1:1, 20

tts/mnt, terpasang kateter.

Meningitis

Total Care

3. Ny. Sutyem, 55 tahun dirawat dengan keluhan sering

pusing, badan mudah lelah walaupun makan dan

minum cukup banyak. Klien juga mengeluh sering

buang air kecil. Hasil pemeriksaan : Kesadaran

Composmentis, GCS = 15 (4.5.6), Tekanan darah

170/100 mmHg. Makan-minum dan ADL lain

mandiri, Klien mendapat injeksi insulin 3 kali sehari

Debaetes Melitus

Mandiri

Page 89: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 8

sebelum makan. Klien belum bisa melakukan sendiri

injeksi insulin dan perlu pengajaran.

4. Tn. Saderun, 65 tahun di rawat dengan CVA

trombosis, Kedasaran composmentis, GCS = 15

(4.5.6). Hasil pemeriksaan terdapat hemiparese

dekstra, nilai kekuatan otot kanan 3/3 dan otot kiri 5/5.

Makan-minum dan ADL dibantu oleh keluarga atau

perawat. Saat ini pasien sedang menjalani program

rehabilitasi fisik untuk menguatkan otot-otot

ekstrimitasnya.

Post stroke

Mandiri

5. Sdri. Tina marcellia, jenis kelamin wanita, 17 tahun,

Keluhan utama waktu masuk : mual dan muntah-

muntah. Saat ini kondisi pasien sudah mulai membaik,

mual & muntah (-), makan-minum secara peroral,

ADL mandiri, infus sudah di lepas. Menurut keluarga

klien sangat menyukai makanan pedas (bakso, rujak),

dan minum es krim.

Gastritis

Mandiri

6. Sdri. Chandraloka, jenis kelamin wanita, 20 tahun,

Keluhan utama panas tidak disertai kesadaran

menurun. Saat ini pasien dirawat di rumah sakit dan

berdasarkan hasil pengkajian didapatkan data sbb

:Kesadaran Composmentis, GCS = 15 (4.5.6), suhu

tubuh 38,5 derajat C, keringat cukup banyak.Hasil

pemeriksaan Keadaan umum masih lemah, Lab :

Widal (+). Pasien terpasang infus D5 % : NS = 1:2, 20

tts/mnt, terpasang kateter. Makan-minum sendiri

dengan duduk di atas tempat tidur, ADL lain masih

dibantu dengan perawat atau keluarga.

Thypoid

Partial Care

Catatan :Kasus bisa dikembangkan oleh pemeran pasien

Page 90: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 8

PANDUAN PENENTUAN

KLASIFIKASI TINGKAT KETERGANTUNGAN PASIEN

(Berdasarkan Teori Orem : Self Care Deficit)

KLASIFIKASI KARAKTERISTIK

MINIMAL

CARE

i. Pasien bisa mandiri / hampir tidak

memerlukan bantuan

a. Pasien mampu naik turun tempat tidur

b. Pasien mapu ambulasi dan berjalan sendiri

c. Pasien mampu makan dan minum sendiri

d. Pasien mampu mandi sendiri / mandi sebagaian dengan bantuan

e. Pasien mampu membersihkan mulut (sikat gigi sendiri)

f. Pasien mampu berpakaian dan berdandan dengan sedikit

bantuan

g. Pasien mampu BAB dan BAK dengan sedikit bantuan

ii. Status psikologis stabil

iii. Pasien dirawat untuk prosedur diagnostik

iv. Operasi ringan

PARTIAL

CARE

1. Pasien memerlukan bantuan perawat (Sebagian)

a. Membutuhkan bantuan 1 orang untuk naik turun tempat tidur

b. Membutuhkan bantuan untuk ambulasi / berjalan

c. Membutuhkan bantuan untuk menyiapkan makanan

d. Membutuhkan bantuan untuk makan (disuap)

e. Membutuhkan bantuan untuk membersihkan mulut

f. Membutuhkan bantuan untuk berpakaian dan berdandan

g. Membutuhkan bantuan untuk BAB / BAK (di tempat tidur /

kamar mandi)

2. Pasca operasi minor (24 jam)

3. Melewati fase akut pasca operasi mayor

4. Fase awal penyembuhan

5. Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam

6. Gangguan emosional ringan

Page 91: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 8

TOTAL

CARE

1. Pasien memerlukan bantuan perawat sepenuhnya dan memerlukan

waktu perawat lebih lama.

a. Membutuhkan 2 orang atau lebih untuk mobilisasi dari tempat

tidur ke kereta dorong / kursi roda.

b. Membutuhkan latihan pasif

c. Kebutuhan cairan dan nutrisi dipenuhi melalui terapi intravena

d. Membutuhkan bantuan untuk membersihkan mulut

e. Membutuhkan bantuan penuh untuk berpakaian dan berdandan

f. Dimandikan perawat

g. Keadaan inkontinensia dan menggunakan kateter

2. Pasien tidak sadarkan diri

3. Pasien tidak stabil

4. Gangguan jiwa berat

5. Observasi tanda-tanda vital sering / kontinyu

6. Pasien luka bakar luas

7. Pasien kolostomy

8. Pasien menggunakan alat bantu pernafasan

9. Pasien menggunakan WSD

10. Pasien yang dilakukan irigasi kandung kemih terus menerus

11. Menggunakan traksi (skeletal traksi)

12. Fraktur & paska operasi tulang belakang / leher

Page 92: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 8

URAIAN TUGAS

(JOB DISCRIPTION)

(Sesuai Metode : Tim Primer / Modulair / Tim Alokasi)

C. Peran : Kepala Ruang

1. Menyusun rencana harian sesuai perannya

2. Identifikasi tingkat ketergantungan pasien

3. Menghitung kebutuhan tenaga perawatan

4. Menunjuk / menetapkan ketua Tim

5. Menentukan metode penugasan yang digunakan

6. Menyusun struktur organisasi ruangan

7. Melakukan pembagian tugas pelayanan kepada ketua tim

8. Memimpin serah terima / operan pelayanan keperawatan

9. Memimpin Conference perawatan

10. Memberikan pengarahan ketua tim

11. Melakukan Motivasi dan supervisi kegiatan pelayanan

12. Melakukan audit dokumentasi

13. Melakukan evaluasi pelayanan keperawatan

14. Membuat Laporan harian karu

D. Peran : Ketua Tim

1. Menyusun rencana harian sesuai perannya

2. Identifikasi tingkat ketergantungan pasien pada tim kelolaannya

3. Menghitung kebutuhan tenaga perawatan pada tim ybs

4. Melakukan pembagian tugas pelayanan kepada Perawat pelaksana

5. Mengikuti serah terima / operan pelayanan keperawatan

6. Partisipasi dalam Conference perawatan

7. Melakukan Motivasi supervisi kegiatan pelayanan kepada Perawat Pelaksana (PP)

8. Melakukan audit dokumentasi

9. Melakukan evaluasi pelayanan keperawatan

10. Membuat laporan harian katim

Page 93: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 8

E. Peran : Perawat Primer (bertanggung jawab secara total pada pasien selama

24 jam)

1. Menyusun rencana harian individu

2. Mengikuti serah terima / operan pelayanan keperawatan

3. Partisipasi dalam Conference perawatan

4. Melakukan pengkajian keperawatan

5. Merumuskan diagnosa keperawatan

6. Merencanakan asuhan keperawatan

7. Melaksanakan tindakan keperawatan

8. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan

9. Mendokumentasikan asuhan keperawatan

F. Peran : Perawat Pelaksana (Perawat Asosiet)

1. Menyusun rencana harian individu

2. Mengikuti serah terima / operan pelayanan keperawatan

3. Partisipasi dalam Conference perawatan

4. Melaksanakan tindakan keperawatan yang dibuat oleh Ketua Tim / Perawat Primer

5. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan

6. Mendokumentasikan tindakan & evaluasi keperawatan

7. Melakukan kerjasama dengan anggota tim yang lain

Page 94: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 8

KARTU

KEGIATAN PRAKTIK LABORATORIUM

MANAJEMEN & KEPEMIMPINAN KEPERAWATAN

PRODI DIII KEPERAWATAN MALANG – POLTEKKES DEPKES MALANG

TAHUN 2013/2014

NAMA / NIM : ................................................................

KELOMPOK : ................................................................

PERAN : Karu / Katim / Perawat Pelaksana

Petunjuk Buat Pembimbing :

Berikan tanda contreng (√) pada aktivitas yg dilakukan mahasiswa sesuai dengan perannya.

N0 KETRAMPILAN

PERAN

KET.PRAKTI

KA

PENDUK

UNG

KLIEN

TGL TGL TGL

1. Perencanaan

2. Pengorganisasian

3. Timbang terima

(Operan)

4. Pre Conference

5. Middle

conference

Page 95: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 8

6. Post Conference

7. Asuhan

Keperawatan

Pengkajian

Diagnosa Kep

Rencana Kep

Tindakan Kep

Evaluasi

8. Dokumentasi

9. Supervisi *)

10. PEMBIMBING:

(Tanda Tangan)

11. Nama terang

Page 96: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 8

CATATAN

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN

IDENTITAS KLIEN :

Nama (Initial) :

Umur :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Status Perkawinan :

DIAGNOSA MEDIS :

PENGKAJIAN KEPERAWATAN :

Keluhan Utama :

Data Fokus :

Diagnosa Keperawatan Utama (sesuai data fokus)

Page 97: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 8

Rencana Keperawatan :

Tujuan &

Kriteria - Standar

Rencana Intervensi

Keperawatan

Rasional

Implementasi dan Catatan Perkembangan :

Implementasi Catatan Perkembangan TTD/

Nama Terang

S :

Page 98: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 9

O :

A :

P :

Dibuat setiap hari.

Selanjutnya lakukan latihan praktek dengan menggunakan modul-modul yang telah

disediakan, selamat berlatih .......

Page 99: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 9

STANDAR OPERATIONAL

PROSEDUR (SOP)

PRE CONFERENCE

Jurusan

Keperawatan

PRE CONFERENCE

No. Dokumen No. Revisi

……..

Halaman …………..

Prosedur

Tetap

Tanggal terbit

September

2017

Dibuat Oleh :

Joko Pitoyo,

S.Kp. M.Kep.

Ditetapkan

Ketua

Jurusan Keperawatan Malang

(Imam Subekti S.Kp. M.Kep)

Pengertian Pertemuan (meeting staff) perawatan yang dilakukan secara

rutin (setiap hari) sebelum memulai kegiatan pelayanan

keperawatan, sebagai ciri khas pada penerapan metode tim .

Tujuan 1. Sentralisasi informasi

2. Adanya komunikasi dan Koordinasi antar anggota tim

3. Perencanaan dan penyelesaian masalah pada aktivitas

pelayanan pada satu shift dinas

4. Adanya pembagian tugas dan kewenangan yang jelas

Kebijakan 1. Dilakukan sebelum melakukan aktivitas pelayanan

keperawatan

2. Dipimpin oleh kepala ruang atau ketua tim

3. Semua petugas (anggota tim) pada shift ybs harus hadir

Petugas Kepala Ruang

Ketua Tim

Perawat Primer/Perawat Asosiet

Persiapan a. Buku catatan harian tim

b. Semua anggota tim sudah siap

Prosedur /

Langkah-

langkah

i. Kepala ruang / Ketua tim memberi

salam (selamat pagi / assalamualaikum)

ii. Jelaskan tujuan pre konferensi

iii. Berikan pengarahan kepada anggota

Page 100: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 9

tim tentang rencana kegiatan / asuhan

keperawatan pada shif pagi

iv. Lakukan pembagian tugas kepada tim

v. Berikan kesempatan pada masing-

masing ketua tim untuk menjelaskan

pasien kelolaan (Kondisi dan tingkat

keterganungan) serta membagi tugas

kepada anggota tim

vi. Memberikan kesempatan kepada Tim

untuk mempresentasikan kasus

‘spesial’ / pasien yang menjadi

prioritas (Ex : kasus sulit / kompleks)

meliputi :

a) Identitas klien : nama, alamat, No Registrasi

b) Diagnosis medis

c) Diagnosis keperawatan dan data fokus yang

menunjang diagnosa

d) Tindakan keperawatan yang akan dilakukan

e) Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan dan

hasilnya

f) Rencana tidak lanjut

g) Masalah yang dihadapi

vii. Berikan kesempatan kepada tim yang

lain untuk mendiskusikan / bertanya /

menanggapi / memberikan masukan.

viii. Karu / katim mencatat hasil diskusi /

masukan anggota tim

ix. Karu memberikan kesimpulan dari

diskusi yang telah dilakukan

x. Karu memberikan penekanan pada hal-

hal yang perlu diperhatikan (misal :

proteksi diri, SOP) atau membacakan

SOP-SOP untuk pelaksanaan tindakan

Page 101: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 9

Penutup 1. Tanyakan kesiapan semua

anggota untuk melakukan

kegiatan pelayanan

keperawatan

2. Sampaikan kontrak waktu

untuk pelaksanaan middle

conference

3. Mengucap salam

4. Mengucapkan selamat bekerja

Page 102: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 9

STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR (SOP)

MIDDLE CONFERENCE

Jurusan Keperawatan

PRE CONFERENCENo. Dokumen No. Revisi …….. Halaman …………..

Prosedur Tetap

Tanggal terbit September 2017

Dibuat Oleh :

Tri Asjaswarni S.Kp. M.Kep.

Ditetapkan Ketua

Jurusan Keperawatan Malang

(Imam Subekti S.Kp. M.Kep)Pengertian Pertemuan (meeting staff) perawatan yang dilakukan secara rutin (setiap

hari) sebelum memulai kegiatan pelayanan keperawatan, sebagai ciri khas pada penerapan metode tim .

Tujuan 1. Sentralisasi informasi2. Adanya komunikasi dan Koordinasi antar anggota tim3. Perencanaan dan penyelesaian masalah pada aktivitas pelayanan

pada satu shift dinas4. Adanya pembagian tugas dan kewenangan yang jelas

Kebijakan 1. Dilakukan sebelum melakukan aktivitas pelayanan keperawatan2. Dipimpin oleh kepala ruang atau ketua tim3. Semua petugas (anggota tim) pada shift ybs harus hadir

Petugas 1. Kepala Ruang2. Ketua Tim3. Perawat Primer/Perawat Asosiet

Persiapan 1. Buku catatan harian tim2. Semua anggota tim sudah siap

Prosedur / Langkah- langkah

1. Kepala ruang / Ketua tim memberi salam (selamat pagi / assalamualaikum)

2. Jelaskan tujuan pre konferensi3. Berikan pengarahan kepada anggota tim tentang rencana kegiatan /

asuhan keperawatan pada shif pagi4. Lakukan pembagian tugas kepada tim5. Berikan kesempatan pada masing-masing ketua tim untuk

menjelaskan pasien kelolaan (Kondisi dan tingkat keterganungan) serta membagi tugas kepada anggota tim

6. Memberikan kesempatan kepada Tim untuk mempresentasikan kasus ‘spesial’ / pasien yang menjadi prioritas (Ex : kasus sulit / kompleks) meliputi :

7. Identitas klien : nama, alamat, No Registrasi8. Diagnosis medis9. Diagnosis keperawatan dan data fokus yang menunjang diagnosa10. Tindakan keperawatan yang akan dilakukan11. Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan dan hasilnya12. Rencana tidak lanjut13. Masalah yang dihadapi14. Berikan kesempatan kepada tim yang lain untuk

mendiskusikan / bertanya / menanggapi / memberikan masukan.15. Karu / katim mencatat hasil diskusi / masukan anggota tim16. Karu memberikan kesimpulan dari diskusi yang telah

dilakukan17. Karu memberikan penekanan pada hal-hal yang perlu

diperhatikan (misal : proteksi diri, SOP) atau membacakan SOP-SOP untuk pelaksanaan tindakan

Page 103: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 9

Penutup 1. Tanyakan kesiapan semua anggota untuk melakukan kegiatan pelayanan keperawatan

2. Sampaikan kontrak waktu untuk pelaksanaan middle conference3. Mengucap salam4. Mengucapkan selamat bekerja

Page 104: poltekkes-malang.ac.id - Visi:perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/... · Web viewContoh : Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)

Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 9

STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR (SOP) POST CONFERENCE

Jurusan Keperawatan

POST CONFERENCENo. Dokumen No. Revisi 02. Halaman …………..

Prosedur Tetap

Tanggal terbit September 2017

Dibuat Oleh :

Tri Asjswarni, S.Kp. M.Kep.

Ditetapkan Ketua

Jurusan Keperawatan Malang

(Imam Subekti ,S.Kp. M.Kep. Sp. Kom )Pengertian Pertemuan (meeting staff) perawatan yang dilakukan secara rutin

(setiap hari) pada akhir kegiatan pelayanan keperawatan, sebagai ciri khaspada penerapan metode tim dalam pelayanan keperawatan.

Tujuan 1. Pertanggungjawaban pelayanan / asuhan keperawatan satu shift dinas

2. Evaluasi aktivitas pelayanan pada satu shift dinas3. Sentralisasi informasi4. Adanya komunikasi dan Koordinasi antar anggota tim5. Penyelesaian masalah

Kebijakan 1. Dilakukan setelah melakukan aktivitas pelayanan keperawatan2. Dipimpin oleh kepala ruang atau ketua tim3. Semua petugas (anggota tim) pada shift ybs harus hadir

Petugas 2. Kepala Ruang3. Ketua Tim4. Perawat Primer/Perawat Asosiet

Persiapan 1. Buku catatan harian tim2. Semua anggota tim yang bertugas sudah siap

Prosedur / Langkah-langkah

1. Kepala ruang / Ketua tim memberi salam (selamat pagi / assalamualaikum)

2. Jelaskan tujuan konferensi akhir3. Berikan kesempatan pada masing-masing ketua tim (mewakili

anggota) untuk melaporkan perkembangan pasien kelolaan (kondisi dan tingkat ketergantungan) atau masing-masing anggota untuk melaporkan perkembangan masing-masing pasien kelolaan (sampai semua pasien dilaporkan) meliputi :

a. Identitas klien : nama, alamat, No Registrasib. Diagnosis medisc. Diagnosis keperawatan dan data fokus yang menunjang

diagnosad. Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan dan

hasilnyae. Rencana tidak lanjutf. Masalah yang dihadapi

4. Berikan kesempatan kepada tim yang lain untuk menanggapi / memberikan masukan.

5. Karu / katim mencatat hasil diskusi / masukan anggota tim6. Karu / katim memberikan kesimpulan

Penutup 1. Jelaskan kegiatan selanjutnya adalah operan dengan shift berikutnya

2. Mengucapkan selamat dan terimakasih atas kerjasama dalam melaksanakan pelayananan keperawatan

3. Mengucap salam