6
1. subyektif : Pasien datng dengan keluhan nyeri pinggang sebelah kiri sejak ± 1 jam SMRS, nyeri menjalar ke tulang rusuk kiri lalu ke ari-ari, hilang timbul. Kencing tidak lancar sejak 4 hari SMRS berwarna kuning pekat. Pasien tidak pernah nyeri pinggang sebelumnya. Nyeri kolik di pinggang sebelah kiri dapat disebabkan beberapa hal seperti batu saluran kemih, batu empedu, ulkus duodenum, gastritis dll. 2. obyektif : Pada kasus ini ditegakkan diagnosis kolik renal e.c nefrolitiasis berdasarkan pemeriksaan fisik, laboratorium dan pencitraan, didukung dengan faktor resiko pasien bekerja sehari-hari lebih banyak duduk di kantor dan sangat jarang minum. Pasien mengaku bahwa sehari-hari kencingnya memang sering sedikit dan pekat akibat kebiasaan jarang minum, namun tidak ada gejala apapun. Pasien tidak mengetahui apakah ada keluarganya yang menderita penyakit yang sama. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan keadaa umum TSS, TD 110/60, Nadi 80x/m, Suhu 36,6˚C, Pernafasan 23x/m, nyeri ketok CVA kiri (+), ballotemen ginjal kiri (+), nyeri suprapubik (-). Lain-lain dalam batas normal. Hasil pemeriksaan laboratorium urin rutin didapatkan warna urin kuning keruh, darah (+) 3 (N: negatif), eritrosit/lpb 15-20 (N: <3 ). Menggambarkan adanya luka pada saluran kemih kemungkinan karena gesekan batu. Pemeriksaan BNO-IVP tidak dapat menilai keadaan ginjal kiri karena tidak terlihat, tanpa diketahui penyebabnya. Sedangkan ginjal kanan disimpulkan tidak ada kelainan. Pemeriksaan USG ginjal kiri menunjukkan pembesaran ukuran ginjal, pelvis renalis melebar dan adanya acoustic shadow, bayangan batu radioluscent yang multple di pelvis renalis. Permukaan vesika urinaria tidak rata menandakan adanya

Porto Urolithiasis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

urolithiasis

Citation preview

Page 1: Porto Urolithiasis

1. subyektif :

Pasien datng dengan keluhan nyeri pinggang sebelah kiri sejak ± 1 jam SMRS, nyeri menjalar ke tulang rusuk kiri lalu ke ari-ari, hilang timbul. Kencing tidak lancar sejak 4 hari SMRS berwarna kuning pekat. Pasien tidak pernah nyeri pinggang sebelumnya. Nyeri kolik di pinggang sebelah kiri dapat disebabkan beberapa hal seperti batu saluran kemih, batu empedu, ulkus duodenum, gastritis dll.

2. obyektif :

Pada kasus ini ditegakkan diagnosis kolik renal e.c nefrolitiasis berdasarkan pemeriksaan fisik, laboratorium dan pencitraan, didukung dengan faktor resiko pasien bekerja sehari-hari lebih banyak duduk di kantor dan sangat jarang minum. Pasien mengaku bahwa sehari-hari kencingnya memang sering sedikit dan pekat akibat kebiasaan jarang minum, namun tidak ada gejala apapun. Pasien tidak mengetahui apakah ada keluarganya yang menderita penyakit yang sama.

Hasil pemeriksaan fisik didapatkan keadaa umum TSS, TD 110/60, Nadi 80x/m, Suhu 36,6˚C, Pernafasan 23x/m, nyeri ketok CVA kiri (+), ballotemen ginjal kiri (+), nyeri suprapubik (-). Lain-lain dalam batas normal.

Hasil pemeriksaan laboratorium urin rutin didapatkan warna urin kuning keruh, darah (+) 3 (N: negatif), eritrosit/lpb 15-20 (N: <3 ). Menggambarkan adanya luka pada saluran kemih kemungkinan karena gesekan batu.

Pemeriksaan BNO-IVP tidak dapat menilai keadaan ginjal kiri karena tidak terlihat, tanpa diketahui penyebabnya. Sedangkan ginjal kanan disimpulkan tidak ada kelainan.

Pemeriksaan USG ginjal kiri menunjukkan pembesaran ukuran ginjal, pelvis renalis melebar dan adanya acoustic shadow, bayangan batu radioluscent yang multple di pelvis renalis. Permukaan vesika urinaria tidak rata menandakan adanya sisititis didukung dengan klinis pasien yang nyeri pada ari-ari setelah berkemih pada hari kedua perawatan. Ginjal kanan dalam batas normal.

3. assessment

Nyeri kolik pada pinggang unilateral menjurus pada batu saluran kemih yaitu pada ginjal. Impuls sensorik dari ginjal menuju korda spinalis segmen T10-11 dan memberi sinyal sesuai dermatomnya. Oleh karena itu dapat dimengerti bahwa nyeri di daerah pinggang (flank) bisa merupakan nyeri referal dari ginjal.(1)

Page 2: Porto Urolithiasis

Jika karena suatu sebab terdapat sumbatan, otot polos saluran kemih akan berkontraksi berlebihan untuk mendorong sumbatan tersebut, akibatnya nyeri kolik datang secara berkala sesuai irama peristaltik ureter. Gelombang peristaltik berasal dari pacemaker dalam sel otot polos di kaliks minor. Nyeri dapat ditatalaksana dengan NSAID, selain sebagai analgesik ternyata NSAID dapat menurunkan tekanan pada bagian pre sumbatan, pada kasus ini sistem kalises. Jika NSAID tidak respon dapat diberi analgesik narkotik.

Page 3: Porto Urolithiasis

Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri ketok CVA, teraba ginjal sisi kiri akibat hidronefrosis (USG pembesaran ginjal kiri, PF ballotemen+). Batu ukuran <5mm dapat keluar spontan sedangkan yang lebih besar sering tetap tertinggal ditempat ia tersangkut dan menimbulkan obstruksi kronis berupa hidroureter/hidronefrosis. Terlihat tanda-tanda gagal ginjal, retensi urin, dan jika ada infeksi didapatkan demam/menggigil. Pasien ini mengalami sistitis akut yaitu nyeri setelah berkemih pada hari kedua perawatan didukung dengan penemuan gambaran vesika yang ireguler pada USG. Sistitis jarang menimbulkan demam, mual muntah dan kondisi umum yang menurun. Demam dan nyeri pinggang perlu dipikirkan adanya penjalaran infeksi ke saluran kemih bagian atas. Pada sistitis tanpa komplikasi, diberi antimikroba dosis tunggal jangka pendek (1-3 hari) misalnya siprofloksasin.

Pemeriksaan sedimen urin menunjukkan adanya hematuria, akibat trauma pada mukosa saluran kemih yang disebabkan oleh batu. Pemeriksaan anjuran adalah kultur urin untuk mengetahui adanya kuman pemecah urea, pemeriksaan faal ginjal untuk mengetahui penurunan fungsi ginjal dan pemeriksaan kadar elektrolit yang diduga penyebab batu (misal : kalsium, oksalat, fosfat, asam urat dalam darah maupun urin). Yang paling banyak diderita pasien batu saluran kemih adalah batu opak yang berasal dari kalsium, batu non opak biasanya disebabkan oleh batu urat/sistin, batu asam urat dapat terbentuk akibat 1) Urine yang terlalu asam (pH<6) 2) Volume urin yang terlalu sedikit (<2liter/hari) atau dehidrasi (faktor resiko pasien) 3) Hiperurikosuri/kadar asam urat yang tinggi.

4. Plan

Diagnosis : Kolik renal e.c nefrolithiasisPengobatan : Terapi medikamentosa ditujukan untuk batu yang berukuran <5mm karena batu diharapkan keluar spontan. Terapi yang diberikan bertujuan mengurangi nyeri, memperlancar aliran urin dengan pemberian diuretikum, dan minum banyak untuk mendorong batu keluar dari saluran kemih. 1. KolikObat –obat yang dipakai untuk serangan kolik adalah antispasmodik, aminofilin, OAINS, meperidin, atau morfin. Jika sulit ditanggulangi dengan obat-obatan maka dapat digunakan kateter ureter double J (DJ stent). 2. Mual muntahJika pasien mual muntah diberi antiemetik sementara mengurangi kolik, dan hidrasi pasien tetap dijaga.3. Memperbanyak diuresis pasien akan mengurangi frekuensi serangan kolik.

Page 4: Porto Urolithiasis

4. pengobatan berdasarkan etiologi. Jika batu disebabkan pH urin yang asam <6, maka dilakukan alkalinisasi urin dengan

mempertahankan pH 6,5-7. Alkalinisasi urin dengan natrium bikarbonat 50 mEq/m2/hari, atau acetazolamid 5000mg secara oral.

Jika akibat hiperurikosuri maka mempertahankan kadar asam urat darah dalam batas normal. Jika terjadi hiperurisemia diberi obat-obatan xanthin inhibitor yaitu allopurinol dosis awal 600mg dilanjutkan 300mg/hari.

Obstruksi karena batu yang menimbulkan hidronefronis/hidroureter dan telah menyebabkan infeksi saluran kemih harus segera dikeluarkan. Bisa dengan medikamentosa, dipecahkan dengan ESWL, melalui endourologi, laparoskopi, atau pembedahan terbuka.

Pendidikan :Setelah batu dikeluarkan dari saluran kemih, tindakan selanjutnya adalah upaya menghindari timbulnya kekambuhan. Angka kekambuhan rata-rata 7% per tahun atau ± 50% dalam 10 tahun. Pencegahan berdasarkan unsur penyusun batu berupa 1. Menghindari dehidrasi dengan minum cukup dan diusahakan produksi urin sebanyak 2-3 liter perhari. 2. Diet untuk mengurangi kadar zat komponen pembentuk batu. Beberapa diet yang dianjurkan untuk mengurangi kekambuhan adalah

a. Rendah protein, karena protein akan memacu ekskresi kalsium urin dan menyebabkan suasana urin menjadi lebih asam b. Rendah oksalat c. Rendah garam karena natriuresis akan memacu timbulnya hiperkalsiuri d. Rendah purin.

3. Aktivitas harian yang cukup 4. Pemberian medikamentosa.

Konsultasi : Dijelaskan bahwa pasien harus dirujuk ke RS yang ada dokter spesialis urologi untuk tindakan menghilangkan batu ginjal, sehubungan dengan sudah terjadi hidronefrosis dan infeksi saluran kemih.