16
1 Potensi Dan Tingkat Pemanfaatan Ikan Demersal Yang Di Daratkan Pada Tempat Pendaratan Ikan (Tpi) Desa Sebong Lagoi Kabupaten Bintan Kepulauan Apriza Fitriana Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan,FIKP UMRAH, [email protected] Linda Waty Zen Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH, [email protected] Susiana Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH, [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dominan ikan demersal yang didaratkan pada Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Desa Sebong Lagoi serta menentukan upaya hasil tangkapan (CPUE), potensi lestari (Maximum Sustainable Yield), Tingkat Pemanfaatan (TP) ikan demersal , serta jumlah tangkapan ikan demersal yang diperbolehkan (JTB). Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengelolaan ikan demersal secara berkelanjutan dan dapat menjadi bahan informasi dalam rangka penelitian lebih lanjut. Hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa terdapat 25 jenis ikan demersal dominan yang didaratkan pada TPI Desa Sebong Lagoi, dengan nilai CPUE tidak stabil pada tiap bulannya. Berdasarkan model Schaefer dapat ditetapkan standar acuan MSYnya sebesar 1.001,6 kg, dengan kategori tingkat pemanfaatannya yaitu kategori optimum serta jumlah tangkap yang diperbolehkan masih bersifat aman untuk dimanfaatkan. Kata Kunci : Potensi, Pemanfaatan, Ikan Demersal, Tempat Pendaratan Ikan

Potensi Dan Tingkat Pemanfaatan Ikan Demersal Yang Di

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Potensi Dan Tingkat Pemanfaatan Ikan Demersal Yang Di

1

Potensi Dan Tingkat Pemanfaatan Ikan Demersal Yang Di Daratkan Pada

Tempat Pendaratan Ikan (Tpi) Desa Sebong Lagoi Kabupaten Bintan

Kepulauan

Apriza Fitriana

Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan,FIKP UMRAH,

[email protected]

Linda Waty Zen

Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH, [email protected]

Susiana

Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH,

[email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dominan ikan demersal yang

didaratkan pada Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Desa Sebong Lagoi serta menentukan

upaya hasil tangkapan (CPUE), potensi lestari (Maximum Sustainable Yield), Tingkat

Pemanfaatan (TP) ikan demersal , serta jumlah tangkapan ikan demersal yang

diperbolehkan (JTB). Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan bahan

pertimbangan dalam pengelolaan ikan demersal secara berkelanjutan dan dapat

menjadi bahan informasi dalam rangka penelitian lebih lanjut. Hasil analisis data

penelitian menunjukkan bahwa terdapat 25 jenis ikan demersal dominan yang

didaratkan pada TPI Desa Sebong Lagoi, dengan nilai CPUE tidak stabil pada tiap

bulannya. Berdasarkan model Schaefer dapat ditetapkan standar acuan MSYnya

sebesar 1.001,6 kg, dengan kategori tingkat pemanfaatannya yaitu kategori optimum

serta jumlah tangkap yang diperbolehkan masih bersifat aman untuk dimanfaatkan.

Kata Kunci : Potensi, Pemanfaatan, Ikan Demersal, Tempat Pendaratan Ikan

Page 2: Potensi Dan Tingkat Pemanfaatan Ikan Demersal Yang Di

2

Potential And Utilization Rate Of Demersal Fishes Were Landed At Sebong

Lagoi Villages Bintan Regency Kepulauan Riau

Apriza Fitriana

Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan,FIKP UMRAH,

[email protected]

Linda Waty Zen

Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH, [email protected]

Susiana

Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH,

[email protected]

Abstract

This research aims to understand the type of preponderance of fishes that

demersal ashore on the unloading of fish Sebong Lagoi villages as well as to

determine Catch per Unit Effort (CPUE), the potential lestari (Maximum Sustainable

Yield) , the utilization rate demersal fishes , and Total Allowable Catch demersal

fishes (TAC). The results of research is expected can be used as the consideration in

the management of demersal fish in a sustainable way and can become material

information in order to further research. From the data analysis research shows that

there were 25 kinds of fish demersal dominant in land in public fish market Sebong

Lagoi village, with the CPUE unstable in each month. Based on model schaefer can

be set standard reference MSY of 1.001,6 kg, and it can be seen the national its use

the category steady and number of think that allowed is still in safe to use.

Keywords : Potential, Utilization, Demersal Fishes, Fish Landing Sites

Page 3: Potensi Dan Tingkat Pemanfaatan Ikan Demersal Yang Di

3

I. PENDAHULUAN

Sumberdaya hayati yang

melimpah ditambah sifat sumberdaya

yang open access mendorong

masyarakat pemanfaat sumberdaya

ikan menjadikan produksi sebagai

indikator dan target dalam pemenuhan

aktivitas usaha penangkapan (Cahyani,

2013).

Sumberdaya ikan demersal di

perairan dangkal sering menjadi

sasaran eksploitasi karena nilai jual

yang relatif tinggi dan juga kemudahan

menjangkau daerah penangkapan

(Noija dkk., 2014). Penangkapan ikan

demersal di desa Sebong Lagoi yang

masih bersifat open access (terbuka

bagi setiap nelayan), dikhawatirkan

dapat menyebabkan penangkapan

berlebih (over fishing). Hal ini jelas

akan mempengaruhi potensi lestari dan

hasil upaya tangkapan sumberdaya

ikan demersal yang ada di Desa

Sebong Lagoi. Berdasarkan hal

tersebut, maka perlu adanya penelitian

untuk mendapatkan data dan informasi

tersebut. Sehingga dapat dimanfaatkan

untuk pengelolaan perikanan secara

berkelanjutan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Sumberdaya perikanan

merupakan sumberdaya yang sifatnya

terbatas dan dapat pulih (renewable),

yang berarti bahwa setiap pengurangan

yang disebabkan kematian maupun

penangkapan akan dapat memulihkan

sumberdaya tersebut kembali ke

tingkat produktivitas semula (Anonim,

1993 dalam Pertiwi, 2011).

Ikan demersal adalah

kelompok ikan yang mendiami atau

mempunyai habitat berada antara

kolom air hingga dekat dasar perairan.

Ikan-ikan ini umumnya aktif mencari

makan pada malam hari, dan juga

bersifat pasif dalam pergerakannya,

karena tidak ada mobilitas dalam jarak

yang jauh. Kelompok ikan ini adalah

termasuk jenis-jenis ikan karang

(Nelwan, 2004 dalam Nugraheni,

2011).

Perikanan tangkap adalah

usaha ekonomi dengan

mendayagunakan sumberdaya hayati

perairan dan alat tangkap untuk

Page 4: Potensi Dan Tingkat Pemanfaatan Ikan Demersal Yang Di

4

menghasilkan ikan dan memenuhi

permintaan akan ikan (Achmad, 1999

dalam Nugraheni, 2011). Pemanfaatan

perikanan yang tidak diawasi dapat

mengakibatkan penangkapan yang

berlebih (over fishing), penurunan

mutu bahkan dapat merusak

produktivitasnya (Naamin, 1991 dalam

Nugraheni, 2011).

Pemanfaatan sumber daya ikan

demersal telah memberikan kontribusi

yang cukup besar bagi sektor

perikanan. Akan tetapi belum

diketahui berapa besar potensi dan

tingkat pemanfaatannya (Noija dkk.,

2014).

III. METODE

1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan

pada bulan Maret–Juni 2016 berlokasi

di Tempat Pendaratan Ikan di Desa

Sebong Lagoi, Kabupaten Bintan,

Provinsi Kepulauan Riau.

(Sumber : Hasil digitasi Peta Base

Map Bintan dengan software ArcGIS)

Gambar 1. Lokasi Penelitian

2. Alat dan Bahan

Tabel 1. Bahan dan Alat yang

digunakan

No Alat dan

Bahan

Kegunaan

1. Kamera

digital

Untuk

mengambil

dokumentasi

dari objek

penelitian

2.

3.

Alat tulis

Lembar

kuisioner

Untuk menyalin

data penelitian

Untuk

wawancara

nelayan

Sumber : Data Primer (2016)

3. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode survei.

Menurut Nazir (2003) dalam

Nurhayati (2013), metode survei

Page 5: Potensi Dan Tingkat Pemanfaatan Ikan Demersal Yang Di

5

adalah pengamatan atau penyelidikan

yang kritis untuk mendapat keterangan

yang baik, terhadap suatu persoalan

tertentu di dalam daerah atau lokasi

tertentu.

4. Jenis dan Sumber Data

Data yang diambil dalam

penelitian ini adalah data primer dan

data sekunder. Data primer diperoleh

dari wawancara langsung dengan

nelayan yang melakukan pendaratan

pada Tempat Pendaratan Ikan (TPI)

Desa Sebong Lagoi. Data sekunder

diperoleh dari laporan data hasil

tangkapan bulan Januari–Desember

2015 dan hasil tangkapan bulan

Januari–April 2016 yang didaratkan

pada Tempat Pendaratan Ikan (TPI)

Desa Sebong Lagoi Kabupaten Bintan.

5. Penentuan Responden

Salah satu cara menentukan

besaran sampel yang memenuhi

hitungan banyak populasi yang diamati

adalah dengan menggunakan Rumus

Slovin (Setiawan, 2007), yaitu sebagai

berikut :

Keterangan :

n = Jumlah Sampel

N = Jumlah Populasi

e = Tingkat Kelonggaran (10 %)

Responden yang diamati

adalah para nelayan yang melakukan

pendaratan ikan di Tempat Pendaratan

Ikan (TPI) Desa Sebong Lagoi,

khususnya adalah nelayan utama yang

melakukan penangkapan ikan

demersal. Adapun hasil perhitungan

responden yang diwawancarai dapat

dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Perhitungan Responden

Wawancara

Sumber: Data Primer (2016)

6. Pengelolaan Data

1. Data Primer

Setelah melakukan perhitungan

menggunakan Rumus Slovin terhadap

banyak populasi nelayan yang

melakukan pendaratan pada Tempat

Pendaratan Ikan (TPI) Desa Sebong 𝐧 =

𝐍

( 𝟏 + 𝐍𝐞𝟐 )

Page 6: Potensi Dan Tingkat Pemanfaatan Ikan Demersal Yang Di

6

Lagoi, maka tahapan yang dilakukan

selanjutnya yaitu :

a. Pengklarifikasian pertanyaan

dalam kuisioner.

b. Perhitungan data yang di dapat

melalui kuisioner yang telah diisi.

c. Menganalisis hasil kuisioner yang

telah diisi responden dan

menyajikannya dalam bentuk tabel.

2. Data Skunder

Setelah dilakukan perhitungan

hasil tangkapan bulan Januari–

Desember 2015 dan hasil tangkapan

bulan Januari–April 2016, data-data

yang diperoleh dianalisa kembali dan

dibuat dalam bentuk tabel dan grafik.

Adapun tahapan dalam mengolah data

tersebut sebagai berikut :

a. Membuat tabel dari data Total

Catch dan F standar per bulannya,

dari tabel ini dilakukan

perhitungan CPUE dengan

menggunakan Ms. Excel. Selain

disajikan dalam bentuk tabel,

disajikan pula dalam bentuk grafik

yaitu grafik produksi dan upaya

tangkapan serta Surplus Produksi

Model Schaefer.

b. Melakukan perhitungan Nilai a

(Intecept), b (Slope), Cmsy, dan

Fopt dengan menggunakan Ms.

Excel (Model Schaefer).

c. Penyajian tabel keseimbangan bio-

ekologi untuk mengetahui potensi

maksimum lestari dalam bentuk

kurva.

d. Menghitung nilai tingkat

pemanfaatan (TP) dan jumlah

tangkap yang diperbolehkan (JTB).

7. Analisis Data

1. Penentuan Standarisasi Upaya

Penangkapan (FPI) dan CPUE

Upaya penangkapan atau

fishing effort itu sendiri adalah

perkalian antara jumlah armada (kapal

ikan) dengan jumlah trip melaut.

Perhitungan FPI (Nurhayati, 2013)

adalah sebagai berikut :

Keterangan :

Catch(s) = Total hasil tangkapan jenis

unit penangkapan ikan

CPUE(s) = 𝑪𝒂𝒕𝒄𝒉(𝒔)

𝑬𝒇𝒇𝒐𝒓𝒕(𝒔)

FPI(s) = 𝑪𝑷𝑼𝑬(𝒔)

𝑪𝑷𝑼𝑬

Page 7: Potensi Dan Tingkat Pemanfaatan Ikan Demersal Yang Di

7

yang akan distandarisasi

pada tahun ke-i (kg)

Effort(s) = Total upaya penangkapan

jenis unit penangkapan

ikan yang akan

distandarisasi pada tahun

ke-i (trip)

CPUE = Hasil tangkapan per upaya

penangkapan yang paling

dominan (kg/trip)

CPUE(s) = Hasil tangkapan per upaya

penangkapan yang akan

distandarisasi (kg/trip)

FPI(s) = Total upaya penangkapan

(effort) jenis unit

penangkapan ikan yang

akan distandarisasi pada

tahun ke-i

Menurut Gulland (1991) dalam

Sibagariang (2014), nilai FPI(s)

digunakan untuk menghitung total

upaya standar (Fstandar) dengan

persamaan:

Dari persamaan di atas, lalu

dilakukan perhitungan untuk nilai

CPUE dengan persamaan (Gulland,

1991 dalam Sibagariang, 2014) :

Keterangan :

CPUE(i) = Hasil tangkapan per upaya

penangkapan standar pada

tahun ke-i (kg/trip)

Catch(i) = Total hasil tangkapan pada

tahun ke-i (kg)

Fstandar = Total upaya penangkapan

standar (trip)

2. Nilai Potensi Maksimum Lestari

(MSY)

Untuk menduga besarnya MSY

sumberdaya perikanan dan upaya

penangkapan optimal, digunakan

model Schaefer. Besarnya parameter a

dan b secara matematik dapat dicari

dengan menggunakan persamaan

regresi sederhana dengan rumus :

Keterangan :

Parameter a : intercept

Parameter b : slope

Selanjutnya parameter a dan b

dapat dicari dengan rumus :

Y = a + bx

Fstandar = FPI(s) x Effort(s)

CPUE(i)= 𝑪𝒂𝒕𝒄𝒉(𝒊)

𝑭𝒔𝒕𝒂𝒏𝒅𝒂𝒓(𝒊)

a = ∑𝒚𝒊 ∑𝒙𝒊 − ∑𝒙𝒊 (∑𝒙𝒊𝒚𝒊)

𝒏 ∑𝒙𝒊𝟐− (∑𝒙𝒊)²

b = 𝒏 ∑𝒙𝒊𝒚𝒊 − ∑𝒙𝒊 ( ∑𝒚𝒊)

𝒏 (∑𝒙𝒊²) –(∑𝒙𝒊)²

Page 8: Potensi Dan Tingkat Pemanfaatan Ikan Demersal Yang Di

8

Keterangan :

x : Upaya penangkapan pada periode-i

y : Hasil tangkapan per satuan upaya

pada periode-i

n : Jumlah sampel

Setelah diketahui nilai a dan b,

selanjutnya dapat ditentukan beberapa

persamaan yang diperlukan, antara lain

(Sparre and Venema, 1999 dalam

Piscandika, 2012):

1. Hubungan antara CPUE dengan

upaya penangkapan (f)

2. Hubungan antara hasil tangkapan

(c) dengan upaya penangkapan (f)

Dari persamaan tersebut diperoleh

model untuk menghitung hasil

maksimum lestari (CMSY) dan upaya

optimal (fopt) masing-masing sebagai

berikut (Murniati, 2011) :

Keterangan :

CMSY = Hasil tangkapan maksimum

lestari

fopt = Jumlah upaya penangkapan

optimal untuk mencapai MSY.

3. Tingkat Pemanfaatan

Sumberdaya Ikan

Menurut Astuti (2005) dalam

Rosana dan Viv (2015), rumus tingkat

pemanfaatan sumberdaya ikan adalah

sebagai berikut:

Keterangan :

TP = Tingkat Pemanfaatan

Ci = Hasil Tangkapan pada

periode ke-i

MSY =Potensi lestari (Maximum

Sustainable Yield)

4. Jumlah Tangkap yang

Diperbolehkan (JTB)

Berdasarkan komitmen

internasional yang dibuat FAO yang

dinyatakan dalam Code of Conduct for

Responsible Fisheries (CCRF), potensi

sumberdaya laut yang boleh

dimanfaatkan hanya sekitar 80% dari

tingkat panen maksimum

berkelanjutan (Maximum Sustainable

Yield, MSY). Dasar pemanfaatan

potensi yang boleh ditangkap (Total

Allowable Catch, TAC) sebesar 80%

dari MSY (FAO, 2002 dalam

Anugrahini, 2011). Jadi untuk

menghitung JTB (Jumlah Tangkap

CPUE = a + bf

c = CPUE x f

c = af + bf2

CMSY = -a2 / 4b

fopt = - a / 2b

TP = 𝐂𝐢

𝐌𝐒𝐘 𝐱 𝟏𝟎𝟎 %

Page 9: Potensi Dan Tingkat Pemanfaatan Ikan Demersal Yang Di

9

yang diperbolehkan) menurut (FAO,

2002 dalam Anugrahini, 2011) yaitu

dengan menggunakan rumus JTB =

80% x MSY, Jika JTB > MSY berarti

terjadi over fishing tetapi jika JTB <

MSY berarti penangkapan ikan masih

bisa ditingkatkan untuk mendapatkan

hasil yang lebih, tetapi tidak melebihi

batas MSY yang sudah di tentukan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Potensi Sumberdaya Ikan

Demersal

Data jenis ikan demersal yang

umumnya didaratkan pada TPI Desa

Sebong Lagoi dapat dilihat pada Tabel

3.

Tabel 3. Jenis Ikan Demersal yang

didaratkan pada TPI Desa Sebong

Lagoi

Sumber : Data Primer (2016)

Berdasarkan hasil penelitian di

TPI Desa Sebong Lagoi, ditemukan 25

jenis ikan demersal dominan yang

didaratkan tiap bulannya (selama 16

bulan). Namun hasil tangkapan

tersebut diperoleh dari ketiga jenis alat

tangkap yang digunakan oleh nelayan

Desa Sebong Lagoi. Alat tangkap yang

umumnya digunakan adalah alat

tangkap pancing, jaring angkat dan

bubu dasar. Adapun jenis hasil

tangkapan menurut alat tangkap yang

digunakan dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Jenis Hasil Tangkapan

menurut Jenis Alat Tangkap

Sumber: Data Primer (2016)

2. Pemanfaatan Sumberdaya Ikan

Demersal

a. Produksi (Catch) dan Upaya

Penangkapan Ikan Demersal

(Effort)

Page 10: Potensi Dan Tingkat Pemanfaatan Ikan Demersal Yang Di

10

Gambar 2. Grafik Produksi

Ikan Demersal

Dari hasil penelitian diketahui

bahwa, grafik produksi ikan demersal

berfluktuasi setiap bulannya. Pada

grafik tampak bahwa pada bulan

Januari-Desember 2015, produksi

tangkapannya relatif meningkat per

bulannya. Akan tetapi pada bulan

Januari 2016 terjadi penurunan yang

cukup drastis, hal ini disebabkan

musim yang tidak memungkinkan

nelayan untuk melaut. Namun pada

bulan Februari-Maret 2016 terjadi

peningkatan produksi yang stabil,

hingga pada bulan April 2016 terjadi

peningkatan produksi. Hal ini terjadi

disebabkan kurang stabilnya upaya

penangkapan oleh nelayan per

bulannya. Selain faktor alam produksi

ikan demersal juga dipengaruhi oleh

faktor biologi ikan demersal yang

memiliki ciri yaitu kecepatan

pertumbuhannya rendah dibandingkan

ikan pelagis (Ayodhyoa, 1992 dalam

Lucien, 2012).

Gambar 3. Grafik Upaya

Penangkapan Ikan Demersal

Salah satu faktor yang dapat

berpengaruh terhadap penurunan

populasi ikan demersal adalah

pertambahan jumlah upaya

penangkapan (trip).Akan tetapi, jika

terjadi penurunan pada bulan yang

sama, maka produksi tangkapan ikan

demersal mungkin dipengaruhi oleh

berbagai faktorseperti perubahan

lingkungan yang dapat berpengaruh

terhadap kelimpahan ikan (Ali,

2005dalam Murniati, 2011).

b. Hasil Tangkapan per Upaya

Tangkap (CPUE)

Berdasarkan analisis data

mengenai standarisasi alat tangkap

yang digunakan selama 16 bulan,

menunjukkan hasil yang berbeda-beda,

Page 11: Potensi Dan Tingkat Pemanfaatan Ikan Demersal Yang Di

11

hal ini disebabkan pengaruhi faktor

lingkungan (musim dan kecepatan

arus) dalam pengoperasian. Menurut

Noija,dkk. (2014), CPUE dihitung

untuk mengetahui kelimpahan dan

tingkat pemanfaatan sumber daya

perikanan di wilayah perairan tertentu.

Gambar 4. Grafik CPUE

Berdasarkan Gambar 4,

diketahui bahwa nilai CPUE selama 16

bulan terakhir terjadi fluktuasi. Namun

nilai CPUE yang tertinggi terdapat

pada bulan Desember 2015, kemudian

pada bulan Januari–April 2016 terjadi

penurunan kembali, sehingga dapat

disimpulkan bahwa nilai CPUE tidak

stabil (berfluktuasi).

Menurut Cahyani (2013), nilai

dari CPUE menggambarkan tingkat

produktivitas dari upaya penangkapan

(effort). Nilai CPUE semakin tinggi

menunjukkan bahwa tingkat

produktivitas alat tangkap yang

digunakan semakin tinggi pula.Maka

untuk mengendalikan populasi ikan

demersal yang ada di Desa Sebong

Lagoi, harus memperhatikan upaya

optimum yang harus dicapai agar

potensi sumberdaya ikan demersal

dapat dimanfaatkan oleh nelayan,

khususnya nelayan Desa Sebong

Lagoi.

c. Potensi Maksimum Lestari

(MSY)

Berdasarkan Tabel 13, diketahui

bahwa pendugaan hasil maksimum

lestari (Cmsy) sebesar 1.001,600 kg

dan upaya optimum (Fopt) untuk

ikan demersal sebesar 248,828 trip.

Hal ini menunjukkan bahwa dalam

pemanfaatan sumberdaya ikan

demersal untuk tidak melebihi dari

batas 1.001,600 kg per bulannya

agar kelestarian sumberdaya ikan

demersal dapat terjaga dari

masalah over fishing. Selain itu,

dengan adanya pendugaan dari Fopt

diharapkan agar setiap upaya

penangkapan yang dilakukan oleh

nelayan tidak merugikan

kelangsungan sumberdaya ikan

demersal. Hal ini diperkuat oleh

Page 12: Potensi Dan Tingkat Pemanfaatan Ikan Demersal Yang Di

12

Cahyani (2013) yang

mengemukakan bahwa, manfaat

dilakukannya pendugaan Fopt

adalah agar kerugian waktu, tenaga

dan biaya operasi penangkapan

dapat diperkecil dan usaha

penangkapan yang dilakukan

diharapkan akan selalu mencapai

hasil yang optimal tanpa melebihi

nilai Cmsy.

Gambar 5. Surplus Produksi

Ikan Demersal

Berdasarkan Gambar 5, regresi

linear yang berlaku pada produksi ikan

demersal adalah y = -0,016x + 8,050

dan R2= 0,550, artinya 55 %

penurunan produksi hasil tangkapan

(y) disebababkan oleh upaya

penangkapan (x). Sedangkan sebesar

45 % penurunan produksi hasil

tangkapan (y) disebabkan oleh

beberapa faktor seperti faktor alam dan

faktor reproduksi biologi ikan

demersal.

Gambar 6. Kurva Potensi

Maksimum Lestari

Menurut Hertini dan Gusriani

(2013), Maximum Sustainability Yield

(MSY) bertujuan untuk

mempertahankan ukuran populasi pada

titik maksimum di mana tingkat

pertumbuhan dengan pemanenan yang

biasanya akan ditambahkan ke dalam

populasi, dan memungkinkan populasi

tersebut menjadi produktif selamanya.

d. Tingkat Pemanfaatan (TP)

Gambar 7. Grafik Tingkat

Pemanfaatan Ikan Demersal

Penurunan hasil tangkapan

disebabkan karena menurunnya ukuran

populasi akibat tingginya upaya

penangkapan di tahun-tahun

sebelumnya. Sebaliknya hasil

Page 13: Potensi Dan Tingkat Pemanfaatan Ikan Demersal Yang Di

13

tangkapan meningkat disebabkan

karena meningkatnya ukuran populasi

akibat rendahnya upaya penangkapan

ditahun sebelumnya (Murniati, 2011).

Namun apabila dirata-ratakan nilai

keseluruhan selama 16 bulan adalah

sebesar 76,874 kg/bulan, adapun

tingkat pemanfaatan ikan demersal

termasuk pada tingkat ketiga yaitu

kategori optimum.Hal ini disebabkan

tingkat pemanfaatan ikan demersal

pada tiap bulannya masih bersifat

stabil, hanya pada bulan April 2016

yang terjadi peningkatan yang cukup

drastis disebabkan oleh meningkatnya

upaya penangkapan dan pengaruh

musim penangkapan yang terjadi masa

panen/puncak penangkapan pada bulan

April 2016 tersebut.

Tingkat pemanfaatan dikatakan

kategori optimum apabila hasil

tangkapan sudah mencapai bagian dari

potensi lestari yaitu sebesar 66,6%-

99,9%. Hal ini artinya penambahan

upaya penangkapan dapat

ditingkatkan, akan tetapi hasil

tangkapan tidak dapat untuk

ditingkatkan. Karena akan

mempengaruhi ketersedian

sumberdaya ikan demersal di perairan

Desa Sebong Lagoi.

e. Jumlah Tangkap yang

Diperbolehkan (JTB)

Pengelolaan sumberdaya

perikanan dengan pendekatan kuota

penangkapan adalah upaya

pembatasan jumlah ikan yang boleh

ditangkap. Untuk menjaga kelestarian

sumberdaya suatu jenis ikan, maka

nilai JTB harus di bawah Maximum

Sustainable Yield (MSY) yang telah

ditentukan. Jumlah tangkap yang

diperbolehkan (JTB) merupakan 80%

jumlah tangkapan dari tingkat panen

maksimum lestari. Berdasarkan hasil

penelitian diketahui bahwa, tingkat

panen maksimum lestari sebesar

1.001,6 kg, sehingga jumlah tangkap

yang diperbolehkan 80% dari 1.001,6

yaitu sebesar 801,280 kg. Hal ini

berarti bahwa penangkapan ikan masih

bisa ditingkatkan untuk mendapatkan

hasil yang lebih optimal, tetapi tidak

melebihi batas MSY yang sudah

ditentukan yaitu 1.001,6 kg.

f. Aspek Pengelolaan Sumberdaya

Ikan Demersal

Page 14: Potensi Dan Tingkat Pemanfaatan Ikan Demersal Yang Di

14

Sumberdaya ikan demersal

merupakan salah satu potensi

perikanan yang memiliki nilai

ekonomi tinggi, sehingga perlu adanya

pengelolaan sumberdaya ikan

demersal yang baik dan tepat dengan

memperhatikan aspek ekologi, aspek

ekonomi, dan aspek sosial masyarakat.

Seperti halnya dengan memperhatikan

teknik pengoperasian alat tangkap

yang digunakan, area penangkapan,

serta besarnya produksi ikan yang

nantinya akan mempengaruhi

menipisnya stok ikan yang ada di

alam.

V. PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian

mengenai Potensi dan Tingkat

Pemanfaatan Ikan Demersal yang

Didaratkan pada Tempat Pendaratan

Ikan (TPI) Desa Sebong Lagoi

Kabupaten Bintan, dapat disimpulkan

sebagai berikut :

1. Jenis ikan demersal dominan

yang didaratkan pada TPI Desa

Sebong Lagoi terdiri dari

familiSerranidae, Lutjanidae,

Labridae, Caesionidae, Siganidae,

Trigonidae, Psettodidae, Mugilidae,

dan Nemipteridae.

2. Selama penelitian,nilai CPUE

cukup berfluktuasi dengan kisaran

1,963–11,457, namun yang tertinggi

terdapat pada bulan Desember 2015

yaitu 11,457. Berdasarkan model

Schaefer,standar acuan biologi untuk

potensi maksimum lestari (Cmsy)

sebesar 1.001,6 kg dan upaya

penangkapan optimum (Fopt) sebesar

248.828 trip. Sehingga berdasarkan

nilai pendugaan tersebut diketahui

nilai rata-rata tingkat pemanfaatan ikan

demersal yang didaratkan pada TPI

Desa Sebong Lagoi selama 16 bulan

yaitu sebesar 76,874 kg/bulan

(kategori optimum), selain itu

diketahui pula nilai untuk jumlah

tangkap yang diperbolehkan (JTB)

80% dari 1.001,6 kg yaitu sebesar

801,280 kg. Hal ini berarti

penangkapan masih bisa ditingkatkan,

tetapi tidak melebihi batas MSY.

B. SARAN

Page 15: Potensi Dan Tingkat Pemanfaatan Ikan Demersal Yang Di

15

Dari penelitian yang telah

dilakukan diharapkan akan adanya

ketersediaan data bulanan/tahunan

yang lebih akurat, baik sumberdaya

ikan pelagis, ikan demersal maupun

jenis rajungan yang dapat digunakan

oleh peneliti dan intansi terkait

lainnya. Adanya ketersediaan data

akan dapat diperhitungkan atau

diketahuinyapemanfaatan suatu

sumberdaya tersebut. Selain itu, dapat

dilakukan pengelolaan sumberdaya

yang bersifat berkelanjutan agar

sumberdaya dapat dimanfaatkan secara

terus menerus tanpa mengurangi stok

sumberdaya ikan yang ada di laut.

DAFTAR PUSTAKA

Anugrahini D, Rimadhani. 2011.

Analisis Pengaruh Penurunan Stok

Ikan Terhadap Pendapatan

Nelayan Kecamatan Muncar,

Banyuwangi, Jawa Timur. Tesis.

Universitas Diponegoro.

Semarang.

Budiman. 2006. Analisis Sebaran Ikan

Demersal Sebagai Basis

Pengelolaan Sumberdaya Pesisir

di Kabupaten Kendal. Tesis.

Universitas Diponegoro.

Semarang.

Cahyani, Rochmah Tri. 2013. Kajian

Penggunaan Cantrang Terhadap

Kelestarian Sumberdaya Ikan

Demersal (Analisis Hasil

Tangkapan Dominan yang

Didaratkan di TPI Wedung

Demak). Tesis. Universitas

Diponegoro. Semarang.

Hertini, Elis., dan Nurul Gusriani.

2013. Maximum Sustainable Yield

(MSY) pada Perikanan dengan

Struktur Prey-Predator. Prosiding

Seminar Nasional Sains dan

Teknologi Nuklir. PTNBR –

BATAN Bandung. 4 Juli 2013.

Lucien PS. 2012. Pengembangan

Perikanan Bubu untuk

Keberlanjutan Usaha Nelayan

Sibolga. Disertasi. Intitut Pertanian

Bogor. Bogor.

Murniati. 2011. Potensi dan Tingkat

Pemanfaatan Ikan Terbang

(Exocoetidae) di Perairan Majene,

Kabupaten Majene Provinsi

Sulawesi Barat. Skripsi.

Universitas Hasanuddin. Makasar.

Noija, Donald., Sulaeman

Martasuganda., Bambang

Murdiyanto., dan Am Azbas

Taurusman. 2014. Potensi dan

Tingkat Pemanfaatan Sumberdaya

Ikan Demersal di Perairan Pulau

Ambon – Provinsi Maluku. Jurnal

Teknologi Perikanan dan

Kelautan. Vol. 5(1), hal 55-64.

Nugraheni, Adita Dwi. 2011.

Hubungan antara Distribusi Ikan

Demersal, Makrozoobenthos, dan

Substrat di Perairan Selat Malaka.

Skripsi. Institut Pertanian Bogor

(IPB). Bogor.

Nurhayati, Atikah. 2013. Analisis

Potensi Lestari Perikanan Tangkap

di Kawasan Pengadaran. Jurnal

Akuatika. Vol. IV(2).

Page 16: Potensi Dan Tingkat Pemanfaatan Ikan Demersal Yang Di

16

Pertiwi, Wiwi. 2011. Komposisi Jenis

dan Ukuran Ikan yang Tertangkap

dengan Sero dan Pukat Pantai di

Perairan Kota Palopo, Provinsi

Sulawesi Selatan. Skripsi.

Universitas Hasanuddin. Makasar.

Piscandika, Diah. 2012. Potensi dan

Tingkat Pemanfaatan Ikan

Tongkol (Euthynnus affinis dan

Auxis thazard) yang

Didaratkan pada Tempat

Pendaratan Ikan Desa Malang

Rapat Kecamatan Gunung

Kijang Kabupaten Bintan

Provinsi Kepulauan

Riau,Bintan Provinsi

Kepulauan Riau. Skripsi.

Universitas Maritim Raja Ali

Haji. Tanjung Pinang.

Rosana, Nurul dan Viv Djanat Prasita.

2015. Potensi dan Tingkat

Pemanfaatan Ikan sebagai Dasar

Pengembangan Sektor Perikanan

di Selatan Jawa Timur. Jurnal

Kelautan. Vol. 8(2).

Setiawan, Nugraha. 2007. Penentuan

Ukuran Sampel Memakai Rumus

Slovin dan Tabel Krejcie-Morgan:

Telaah Konsep dan Aplikasinya.

Universitas Padjadjaran.

Semarang.

Sibagariang, Rina D’Rita. 2014.

Potensi, Tingkat Pemanfaatan dan

Keberlanjutan Ikan Sebelah

(Psettodes spp.) di Perairan Selat

Malaka, Kabupaten Serdang

Bedagai, Sumatera Utara. Skripsi.

Universitas Sumatera Utara.

Medan.