Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Pusat Penelitian Data dan InformasiBadan Narkotika Nasional (PUSLITDATIN BNN)Jl. MT Haryono No. Cawang Jakarta TimurWebsite : www.bnn.go.idEmail : [email protected] Center : 184SMS Center : 0812-221-675-675
Potret Efekti
tas Rehabilitasi P
enyalah Guna N
arkotika di Lem
baga P
emasyarakatan
2019
Potret Efekti
tas Rehabilitasi P
enyalah Guna N
arkotika di Lem
baga P
emasyarakatan
2019
Potret Efektivitas RehabilitasiPenyalahguna Narkotika
Di Lembaga Pemasyarakatan
way out
2019
Potret Efektivitas RehabilitasiPenyalahguna Narkotika
Di Lembaga Pemasyarakatan
Potret Efektivitas RehabilitasiPenyalahguna Narkotika
Di Lembaga Pemasyarakatan
Potret Efektivitas RehabilitasiPenyalahguna Narkotika
Di Lembaga Pemasyarakatan
POTRET EFEKTIVITAS REHABILITASI PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI LEMBAGA PERMASYARAKATAN
PUSAT PENELITIAN DATA DAN INFORMASIBADAN NARKOTIKA NASIONAL
2020
Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
ISBN : 978-623-93034-2-6
POTRET EFEKTIVITAS REHABILITASI PENYALAHGUNA NARKOTIKA DI LEMBAGA PEMASYARAKATANCopyright @2020
Tim Penyusun :Pengarah : Drs. Agus Irianto, S.H., M.Si, M.H.Penanggung Jawab : Dwi Sulistyorini, S.Si., M.SiPenasehat : Aman Riyadi, S.H.,S.IP.,M.SiKetua Tim Penyusun : Novita Sari, S.Sos., M.HAnggota :TaufikH.Simatupang,SH.,MH Bintang Meini Tambunan, SE.,M.M.,M.Si. Ahmad Jazuli, S.Ag., M.H Trisapto W.A. Nugroho, S.S., M.Si Haryono, S.Sos., M.H ImamLukito,S.T.,M.H Insan Firdaus, S.H., M.H Siti Nurlela Marliani, S.P., S.H., M.Si Sri Lestari, S.Kom., M.Si Sri Haryanti, S.Sos., M.Si Erma Antasari, S.SiDesain Cover : Tri Sugiharto, S.KomDesain Isi : Indoyanu Muhamad
Hak Cipta dilindungi undang-undang.Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit.
Penerbit :Pusat Penelitian, Data, dan InformasiBadanNarkotikaNasionalRepublikIndonesiaJl.MT.HaryonoNo.11Cawang,JakartaTimurCall Center : 184SMS Center : 081221675675Email : [email protected] : www.bnn.go.id
Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
iPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga PermasyarakatanPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita semua.
Angka penyalahgunaan narkotikadi Indonesia saat ini sudah sangat mengkhawatirkan.Gunamengatasihaltersebut,upaya pemberantasan narkotika di Indonesiatidak hanya dilakukan dengan pendekatanpenegakanhukumyangrepresifkepadabandardan pengedar narkotika, namun juga denganpendekatan yang sifatnya persuasif kepada
pecandu,penyalahgunadankorbanpenyalahgunaannarkotikamelaluilayananrehabilitasi.Dalamkaitannyadenganpelaksanaanrehabilitasi,BadanNarkotikaNasionalsebagai leading sector dalampelaksanaanP4GNberupayameningkatkankemampuanlembagarehabilitasimedisdan rehabilitasisosialpecandunarkotika,baikyangdiselenggarakanolehpemerintahmaupunmasyarakat,termasukdidalamnyapenguatanterhadapLembagaPemasyarakatan(Lapas),RumahTahananNegara(Rutan) dan Balai Pemasyarakatan (Bapas). Program rehabilitasi inisejalan dengan prinsip pemasyarakatan yang diatur dalam Undang-UndangNomor12Tahun1995tentangPemasyarakatan,yaitusebagaibagianprosespembinaandanperawatankesehatan, yangbertujuanuntuk meningkatkan kualitas hidup Tahanan dan Warga BinaanPemasyarakatan (WBP) yang dikategorikan pecandu, penyalahguna,dan korban penyalahgunaan narkotika, agar dapat diterima kembalidalamtatanankehidupansosialmasyarakat.
Buku “Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahguna Narkotika di Lembaga Pemasyarakatan” berisi mengenai hasil riset yang dilaksanakan dalam rangka kerjasama antara Badan NarkotikaNasionalRepublik IndonesiadenganKementerianHukumdanHAMRepublikIndonesia,sebagaiupayapencegahandanpemberantasanpenyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika. Penguatan yangdilakukanolehBNNterhadappelaksanaanrehabilitasidiRutan,Lapas,danBapastelahdilaksanakansejaktahun2009,makamenjadipenting
Kata Sambutan
iPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
ii Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga PermasyarakatanPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
untukdilakukanevaluasiterhadappelaksanaannya,melaluikegiatanrisetagarpelaksanaanrehabilitasilebihefektif.Bukuinimenyajikaninformasi mengenai metode pelaksanaan rehabilitasi yang telahdilaksanakanolehRutan,Lapas,danBapassertakendala-kendalanya.Sayaberharapbuku inidapatbermanfaatuntukmemberikansaranperbaikan yang dapat digunakan oleh Badan Narkotika Nasionaldalammemberikan penguatan rehabilitasi, olehDirektorat JenderalPemasyarakatan selaku pelaksana, oleh stakeholder terkait untukmeningkatkankuantitasdankualitaspelaksaanaanrehabilitasidiUnitPelaksana Teknis (UPT) Pemasyarakatan, serta untuk masyarakatluas.
Akhirnyasayamengucapkanterimakasihkepadasemuapihakyangtelahikutmembantudalampenyusunanbukuini.Jerihpayah,kerjakeras,dankerjacerdassaudara-saudaraadalahbagiandalamupayamendukungPencegahandanPemberantasanPenyalahgunaandanPeredaranGelapNarkoba(P4GN)diIndonesia.
Sekian dan terima kasih. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Jakarta,Februari2020 Kepala Badan Narkotika Nasional
Drs. Heru Winarko, S.H
Kata Sambutan
ii Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga PermasyarakatanPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
iiiPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga PermasyarakatanPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
Assalamu’alaikumWr.Wb.
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atasditerbitkannya buku “Potret Efektivitas Rehabilitasi PenyalahgunaNarkotika di Lembaga Pemasyarakatan” ini. Buku ini merupakanhasilrisetyangberisitentangsejauhmanaefektivitaspelaksanaanrehabilitasipenyalahgunanarkotikadiUnitPelaksanaTeknis(UPT)Pemasyarakatan. Pelaksanaan riset dan penyusunan buku inimerupakankerjasamaantaraPusatPenelitian,Data,danInformasiBadanNarkotikaNasional(PuslitdatinBNN)danPusatPengkajiandanPengembanganKebijakanBadanPenelitiandanPengembanganHukumdanHakAsasiManusiaKementerianHukumdanHakAsasiManusiaRI(PusjianbangBalitbangHukumdanHAMKemenkumhamRI) tahun 2019. Buku ini mengulas pelaksanaan rehabilitasipenyalahguna narkotika di UPT Pemasyarakatan. Fenomena dankendalayangterjadidalampelaksanaannyadianalisadandisajikandalambentukrekomendasikebijakan.
Buku ini kami sajikan dalam empat bagian, yaitu Bab SatuPendahuluan mencakup latar belakang, rumusanmasalah, tujuanriset, dan metodologi; Bab Dua Tinjauan Pustaka berisi definisikonsep dari pelaksanaan rehabilitasi penyalahguna narkotika diUPTPemasyarakatan;BabTigaHasildanPembahasanterdiridariinformasi pelaksanaan program rehabilitasi, kompetensi petugas,dansaranaprasarana;danBabEmpatmerupakanbagianpenutup.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak,khususnya Kepala BNN dan Kepala Balitbang Hukum dan HAMKemenkumham RI dan berharap buku ini dapat bermanfaat sertamenjadireferensi.
Jakarta,Februari2020
Tim Penyusun
Kata Pengantar
iiiPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga PermasyarakatanPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
iv Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga PermasyarakatanPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
Amanat Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentangNarkotika telah menetapkan Badan Narkotika Nasional (BNN)sebagailembagapemerintahnonkementerianyangberkedudukandi bawah Presiden dan bertanggung jawab kepada Presiden,untuk melaksanakan Program Pencegahan dan PemberantasanPenyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika dan PrekursorNarkotika. Pada era modern saat ini, narkoba telah menjadipermasalahan bagi umat manusia di berbagai belahan bumi. Peredaran dandampaknarkobasaatinisudahsangatmeresahkan.Mudahnyamasyarakat mendapatkan bahan berbahaya tersebut membuatpenggunanyasemakinmeningkat.Takkenaljeniskelamindanusia,semua orang berisiko mengalami kecanduan jika sudah mencicipizat berbahaya ini. 2.000 tahun yang lalu catatan-catatanmengenaipenggunaan cocainedidaerahAndes–penggunaannyaterkaitadat,untuksurvival/bertahanhidup(sampaisekarang)menahanlapardanrasahaus,rasacapek,bantubernafas,sedangkanOpiumdigunakansebagai sedative (penawarrasasakit)danaphrodisiac (perangsang).Dahuludi beberapanegaraobat-obatan ini digunakanuntuk tujuanpengobatan, namun seiring berjalannya waktu, penyalahgunaannarkoba dimulai oleh para dokter, yang meresepkan bahan-bahannarkoba baru untuk berbagai pengobatan padahal mengetahuimengenai efek sampingnya. Kemudian ketergantungan menjadiparahsesudahditemukannyamorphine (1804)–diresepkansebagaianaesthetic,digunakanluaspadawaktuperangdiabadke-19hinggasekarangdanpenyalahgunaannarkobadiberbagainegarasulituntukdikendalikanhinggasaatini.
StudiEfektivitasRehabilitasiPenyalahgunaNarkotikadiLembagaPemasyarakatanyangdilaksanakantahun2019,merupakanpenelitiankolaborasi antara Pusat Penelitian Data dan Informasi BNN danBalitbangHukumdanHAM(Pusjianbang).Dalamstudiinimencobamemotret efektitifitas pelaksanaan rehabilitasi penyalahgunanarkotika yang dilaksanakan dalam UPT Pemasyarakatan denganmenggunakan3(tiga)unsurpengukuranyaitu:pelaksanaanprogram,kompetensi petugas, serta sarana dan prasarana. Adapun kajianini dilaksanakan di beberapa provinsi yang ditentukan berdasarkan
Prolog
iv Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga PermasyarakatanPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
vPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga PermasyarakatanPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
Prolog
vPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga PermasyarakatanPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
kebutuhanrisetyaituDKIJakarta,JawaBarat,DI.Yogyakarta,Banten(Tangerang), Bali, Sulawesi Selatan, dan Sumatera Selatan. Hasildari riset ini diharapkan dapat digunakan oleh Pimpinan dalammenentukankebijakanterkaitpelaksanaanrehabilitasipenyalahgunanarkotikapadaUPTPemasyarakatanselanjutnya
vi Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga PermasyarakatanPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
KATA SAMBUTANKATA PENGANTARPROLOG DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK DAFTAR GAMBAR
I. PENDAHULUAN A. LatarBelakangB. Rumusan Masalah C. BatasandanRuangLingkupD. TujuanE. Manfaat F. Variabel,Indikator,SubIndikatorG. Metode
1.Pendekatan2. Tipologi 3.TeknikPengumpulanData4.TeknikPenarikanSampel5.LokasiPenelitian6. Analisis Data
II. TINJAUAN PUSTAKA A. PengertiandanDasarHukum
1. PengertianNarkotika,Pecandu,PenyalahgunadanKorbanPenyalahgunaanNarkotika
2. DasarHukumdanKewenanganInstansiPelaksanaProgramRehabilitasiNarkotika
B. KonsepEfektivitas1.PengertianEfektivitas2.PendekatanEfektivitas3.Unsur-unsurEfektivitas
C.JenisProgramRehabilitasiNarkotika1.KonsepRehabilitasiNarkotika2.Jenis-JenisProgramRehablitasi
Daftar Isi
vi
iiiiivvi
viiiixx
1388899
10101010111214
1719
19
2023232627282829
Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
viiPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga PermasyarakatanPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
Daftar Isi
vii
D. PelaksanaanProgramRehabilitasiNarkotikadiUPTPemasyarakatan
1. Sasaran,Tujuan,danPemantauanProgramRehabilitasiNarkotika
2. AlurPelaksanaanProsesPelaksanaanRehabilitasiNarkotika
III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. GambaranUmum
1. Rutan/LapasdanBapasPelaksanaRehabilitasidanPascarehabilitasi
2. KarakteristikRespondenB. EfektivitasPelaksanaanRehabilitasidanPasca RehabilitasidiUPTPemasyarakatan
1. Rehabilitasi Medis dan Sosial di Rutan dan Lapas 2. PascaRehabilitasidiBalaiPemasyarakatan3. PerananInstansiTerkait
C. Faktor-faktorPenghambatPelaksanaanRehabilitasi diUPTPemasyarakatan
IV. PENUTUP A. Kesimpulan B. Rekomendasi
GLOSARY DAFTAR NAMA PENELITI EPILOG DAFTAR PUSTAKA
33
33
34
4143
4344
44497177
82
858789
93979899
Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
viii Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga PermasyarakatanPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatanviii
911
13151544
4445
50
63
66
67
68
70
72
75
76
78
83
Tabel1 Variabel,IndikatordanSubIndikatorPenelitianTabel2 PenarikanSampelTabel3 PersebaranpenyelenggaraanrehabilitasidiUPT PemasyarakatanTabel4 BobotNilaiSkalaLikertTabel 5 Interval PenilaianTabel6 JumlahUPTPelaksanaRehabilitasiTabel 7 Persebaran Jumlah Responden Rehabilitasi Medis, Sosial dan PascarehabilitasiTabel8 KarakteristikUsiaRespondenTabel9 PersepsiTerhadapPelaksanaanProgram Rehabilitasi Medis dan SosialTabel 10 Persepsi Terhadap Kompetensi Petugas Layanan Rehabilitasi Medis dan SosialTabel 11 Data SDM Petugas Layaan Rehabilitasi Medis dan SosialTabel12 JumlahPetugasPemasyarakatanyangMengikuti PelatihanRehabilitasiyangdiselenggarakanBNN 2015 s.d 2016Tabel13 PersepsiTerhadapKualitasSaranadanPrasarana Layanan RehabilitasiTabel 14 Data Lapangan Sarana dan Prasarana Layanan Rehab Medis dan SosialTabel15 PersepsiTerhadapPelaksanaanProgramPasca Rehabilitasi di BapasTabel 16 Persepsi Terhadap Kompetensi Petugas Layanan Pasca RehabilitasiTabel 17 Persepsi Terhadap Kualitas Sarana dan Prasarana Layanan Pasca RehabilitasiTabel18 JumlahPetugasPemasyarakatanYangMengikuti PelatihanPeningkatanKemampuanOlehBNNDari Tahun2015s.d.2019Tabel19 StandarBiayaKeluaranRehabilitasiNarkotika DiUPTPemasyarakatan
Daftar Tabel
Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
ixPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga PermasyarakatanPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan ix
45
4646474848
Daftar Grafik
Grafik1 TrendJumlahTahanandanWBPKasusNarkotika Tahun2014-2019 Grafik2 KarakteristikDemografiNarapidanaNarkotikaGrafik3 KarakteristikJenisKelaminResponden Grafik4 KarakteristikPendidikanRespondenGrafik5 KarakteristikPekerjaanResponden Grafik6 KarakteristikPasalYangDikenakanRespondenGrafik7 KarakteristikSisaMasaPidanaResponden
Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
x Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga PermasyarakatanPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatanx
Gambar1 AlurPelaksanaanProgramRehabilitasiNarkotika 39
Daftar Gambar
Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga PermasyarakatanPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
BAB IPENDAHULUAN
2 Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga PermasyarakatanPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
3Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga PermasyarakatanPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kondisi global15,6%daripopulasidunia(usia15-64tahun)atausekitar 275 juta orang setidaknya pernah sekali menyalahgunakannarkoba di tahun 2016, sekitar 31 juta orang mengalami gangguanpenggunaan narkoba yang membutuhkan perawatan, hanya 1 dari6 orang penyalahguna narkoba yang mendapatkan perawatanrehabilitasi,sekitar450ribuorangmeninggalakibatpenyalahgunaannarkoba (tahun 2015). Persebaran narkotika telahmasuk ke hampirsemualapisanstratadankomunitasmasyarakat.Penyalahgunaandanperedaran narkotikamenjadi tema hangat untuk didiskusikan dalamberbagaiforumtetapibagaimanametodedanskemapenanggulanganyang tepat masih menjadi pekerjaan rumah yang pelik. Saat inipenyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika menjadi perhatianserius baik nasionalmaupun internasional. Tren peningkatan tindakpidana narkotika terusmenerus terjadi. Peningkatan ini bisa terlihatdengan semakin bertambahnya jumlah kasus yang dilaporkan sertajumlah tersangka yang terlibat, baik sebagai pengguna maupunsebagaipengedarnarkotika.Berbagaiupayayangdilakukanolehduniainternasional termasuk Indonesia masih belum dapat mengurangiangkaperedarangelapnarkotikayangdilakukanolehpelakukejahatanterorganisir(organizedcrime).
I
1 Riza Sarasvita, Paparan “Kebijakan Penguatan Rehabilitasi di Lembaga Pemasyarakatan” (Jakarta, 2019).
4 Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga PermasyarakatanPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
Data 6 (enam) tahun terakhir menunjukkan betapa massifnyapersebaran dan laju pertumbuhan narapidana narkotika di RumahTahanan Negara/Lembaga Pemasyarakatan (Rutan/Lapas), untukBandar/Pengedar rata-rata pertahun kenaikannya sebesar 22.13%,sedangkanPenggunarata-ratapertahunkenaikannyasebesar11.46%sebagaimanaterlihatdalamgrafikdibawahini2:
Secara demografi, faktor internal dan eksternal narapidananarkotikamenunjukkandata-datasebagaiberikut3:
2 Balitbang Hukum dan HAM, Karakteristik Narapidana Kasus Narkotika (Jakarta, 2019).3 Ibid
Grafik 1. Trend Jumlah Tahanan dan WBP Kasus Narkotika Tahun 2014 -2019
Sumber: Laporan Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan Layanan Rehabilitasi Narkotika bagi Tahanan dan WBP di UPT Pemasyarakatan Tahun 2018
32.2
13
26.6
09
163.
404
37.0
25
26.3
30
176.
754
53.3
01
28.6
47
204.
550
63.2
39
36.7
73
232.
081
73.9
55
41.9
79
247.
267
2014 2015 2016 2017 2018
Bandar/Pengedar Pengguna Total Penghuni
5Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga PermasyarakatanPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
Dalamrangkapencegahan,pemberantasandanperedarangelapnarkotika dan prekursor narkotika di Indonesia, salah satu tugasBadan Narkotika Nasional (BNN) adalahmeningkatkan kemampuanlembagarehabilitasimedisdanrehabilitasisosialpecandunarkotika,
Grafik 2. Karakteristik Demografi Narapidana Narkotika
94,19%
37,13%
25,99%
Jenis K
elami
n Lak
i-Lak
i
60,60%
48,20% 46,35%41,62%
45,57%
33,11%
42,99%
73,17%
51,92%
40,00%
30,36%
74,31%
41,56%
60,24%
43,05%
Usia
saat in
i : 31-
40Su
ku ba
ngsa
: Jawa
Peke
rjaan
: Wira
swast
aPe
ndidi
kan :
SLTA
Peng
hasila
n per
bulan
: 1.00
0.000
-4.99
9.000
Status
perka
wina
n : Ka
win
Belum
puny
a ana
kOr
angtu
a masi
h len
gkap
Jenis P
asal 1
12-1
14Jen
is Nark
otika
: Sha
bu-sh
abu
Usia
perta
ma gu
naka
n nark
otika
: 21-
30Me
nggu
naka
n kare
na aj
akan
kawa
nAk
tifitas
lain
: Mero
kok
Usia
tertan
gkap
kasu
s nark
oba :
21-3
0Ma
sa pid
ana >
5 tah
unHa
mpir t
iap ha
ri bert
emu n
api ka
sus na
rkoba
Terlib
at ka
sus ya
ng sa
ma: Ti
dak p
ernah
Asal
uang
beli n
arkoti
ka : g
ajiTe
mpat
biasa
dapa
t nark
otika
: rum
ah te
man
Peny
ebab
perta
ma gu
naka
n nark
otika
: Cob
a-cob
aPe
nyeb
ab pe
rtama
guna
kan n
arkoti
ka : A
jakan
tema
nUa
ng be
li nark
otika
/bula
n : <
500.0
00Re
aksi k
eluarg
a saa
t tahu
guna
kan n
arkoti
ka:
Sedih
, men
duku
ng pe
nyem
buha
nInt
ensita
s men
ggun
akan
narko
tika :
Tidak
tentu
Perta
ma ka
li men
gena
li nark
otika
: Tema
n main
Reak
si oran
g lain
saar
meno
lak gu
naka
n na
rkotik
a : Tid
ak di
apa-a
paka
nLa
ma pe
nyala
hgun
aan n
arkoti
ka : <
1 tah
unTid
ak pe
rnah m
enaw
arkan
narko
tika k
e oran
glain
Sedik
it tem
an ya
ng m
engg
unak
an na
rkotik
aSe
dikit t
eman
yang
men
geda
rkan n
arkoti
kaAs
al na
rkotik
a : Te
man
Perta
ma m
engg
unak
an na
rkotik
a : Gr
atis
Oran
gtua t
idak t
ahu g
unak
an na
rkotik
aTid
ak pe
rnah m
elibatk
an te
man/k
eluarg
a da
lam ka
susPe
rnah b
erusah
a kelu
ar da
ri kete
rgantu
ngan
56,41%
32,22%
48,86%
85,75%
36,95%
54,97%
46,83%53,17%
62,57%
81,62%
47,54%
58,50%55,33%
45,45%
69,76%
77,66%
89,40%87,37%
6 Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga PermasyarakatanPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat.Di dalam Pasal 54 Undang-undang Nomor 35 tahun 2009 tentangNarkotika(UUNarkotika)menyebutkanbahwapecandunarkotikadankorban penyalahgunaan narkotikawajibmenjalani rehabilitasimedisdan rehabilitasisosial.Berdasarkanketentuan inibahwaseharusnyaPenyalahgunadanPecandunarkotikamenjalanirehabilitasidilembagarehabilitasi,namunfaktadilapanganparaPenyalahgunadanPecandunarkotika dijatuhi hukuman penjara danmendekam di Lapas. LebihlanjutdalamPasal54ayat(1)PeraturanPemerintahNomor40tahun2013 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 35 tahun 2009tentangNarkotika,dijelaskanbahwapembinaandalammeningkatkankemampuan lembaga rehabilitasi medis bagi Pecandu narkotika,baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakatsebagaimanadimaksuddalamPasal49ayat(2)hurufedilaksanakandengan: 1. Menetapkan standar dan pedoman untuk terapi adiksi Narkotika;
dan 2. Memberikanbimbingan kepada lembaga yangmenyelenggarakan
terapirehabilitasiNarkotika.
HaltersebutsejalandenganPeraturanPresidenNomor47tahun2019tentangPerubahanatasPeraturanPresidenNomor23Tahun2010tentangBadanNarkotikaNasionaldanPeraturanBNNNomor3Tahun2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja BNN, menyebutkan bahwasalah satu tugas BNN adalah meningkatkan kemampuan lembagarehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial Pecandu narkotika, baikyang diselenggarakan oleh pemerintahmaupunmasyarakat. Secarateknis, dalam Peraturan Kepala BNNNomor 24 tahun 2017 tentangStandar PelayananRehabilitasi Bagi PecanduNarkotika dan KorbanPenyalahgunaan Narkotika, menyebutkan bahwa penyelenggaraanrehabilitasiterhadapPecandunarkotika,PenyalahgunanarkotikadanKorban penyalahgunaan narkotika merupakan salah satu langkahPencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) untuk memberikan pemulihan dari dampakketergantungandengancaramemberikanperawatandanpengobatanyangkomprehensif.
7Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga PermasyarakatanPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
Di Rutan, Lapas,dan Bapas, sebagai sebagai Unit PelaksanaTeknis (UPT) Pemasyarakatan, rehabilitasi merupakan salah satubagian dari sistem pembinaan pemasyarakatan yang dilaksanakanberdasarkan asas-asas4 pengayoman, persamaan perlakuan danpelayanan, pendidikan, pembimbingan, penghormatan harkat danmartabatmanusia,kehilangankemerdekaanmerupakansatu-satunyapenderitaan, dan terjaminnya hak untuk tetap berhubungan dengankeluarga dan orang-orang tertentu, dalam rangka mewujudkansistempemasyarakatan5 agarWargaBinaanPemasyarakatan(WBP)menyadari kesalahan,memperbaikidiri, dan tidakmengulangi tindakpidanasehinggadapatditerimakembaliolehlingkunganmasyarakat,dapat aktif berperan dalam pembangunan, dan dapat hidup secarawajarsebagaiwargayangbaikdanbertanggungjawab.
Penyelenggaraan layanan rehabilitasi bagi Tahanan dan WBP diberikan dengan pertimbangan untuk menjamin hak mendapatkanlayanan rehabilitasi narkotika pada Rutan, Lembaga PenempatanAnakSementara(LPAS),Lapas,LPKAdanBapasuntukmeningkatkankualitashidupnya sehinggadapat kembali dalam tatanan kehidupansosialmasyarakat.Tujuanrehabilitasinarkotika6adalahuntuk:1. Memberikan pelayanan dan jaminan perlindungan terhadap hak
Tahanan dan WBP.2. Memulihkan dan mempertahankan kondisi kesehatan Tahanan
dan WBP yang meliputi aspek biologis, psikologis dan sosial dariketergantungan terhadap narkotika, psikotropika dan zat adiktiflainnya.
3. MeningkatkanproduktivitassertakualitashidupTahanandanWBP.4. MempersiapkanWBPuntukdapatmenjalankanfungsisosialnyadi
lingkunganmasyarakat.
Berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan,penyalahgunaan dan Korban penyalahgunaan narkotika wajibdirehabilitasi.OlehkarenaituDirektoratJenderal(Ditjen)Pemasyarakatan
4 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan, 1995. Pasal 55 Ibid., Pasal 1 angka (2)6 Republik Indonesia, Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 12 tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Layanan Rehabilitasi Narkotika Bagi Tahanan dan Warga Binaan Pemasyarakatan, 2017. Pasal 3
8 Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga PermasyarakatanPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
mengeluarkan kebijakan yangmenetapkan 128UPTPemasyarakatan7 sebagai penyelenggara rehabilitasi dengan target peserta rehabilitasi TahanandanWBPpadatahun2018sebanyak6.000orang.
Namun dalam implementasinya, pelaksanaan pelayananrehabilitasi narkotika tersebut hanya diikuti oleh 2.735 Tahanan danWBP yang dilakukan di 63 UPT Pemasyarakatan yang terdiri darirehabilitasimedisdiikuti154orang,rehabilitasisosialsebanyak2.270danpascarehabilitasisebanyak311orang.8Kondisi inimenunjukkanbahwa belum semua Tahanan, WBP dan Klien (Pencandu,Penyalahguna, dan Korban penyalahguna narkotika) mendapatkanrehabilitasi. Berdasarkan latar belakangdiatasmakaperlu dilakukankegiatanpenelitiandenganjudulEfektivitasPelaksanaanRehabilitasiPenyalahgunaNarkotikadiUPTPemasyarakatan.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah efektivitas dan faktor-faktor penghambatpelaksanaan program rehabilitasi penyalahguna narkotika di UPTPemasyarakatan?
C. Batasan dan Ruang Lingkup
Penelitian ini merupakan suatu penelitian awal evaluasi prosesrehabilitasiyangbatasandanruanglingkupnyadibatasipadakegiatanuntukmengetahuipelaksanaanprogramrehabilitasimedis,sosialdanpascarehabilitasi di UPT Pemasyarakatan, kompetensi dan perilakupetugas (rolemodel), dan sarana prasarana.
D. Tujuan
PenelitianinibertujuanuntukmengetahuiefektivitaspelaksanaanprogramrehabilitasipenyalahgunanarkotikayangsudahdilaksanakanolehUPTPemasyarakatandanfaktor-faktorpenghambatnya.
7 Republik Indonesia, Lampiran Keputusan Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM Nomor: Pas.121.PK.01.07.01 tahun 2017 tentang Penetapan UPT Pemasyarakatan Penyelenggara Layanan Rehabilitasi Tahanan dan Warga Binaan Pemasyarakatan Penyalahguna Narkotika, 2017.8 Direktorat Perawatan Kesehatan dan Rehabilitasi, Laporan Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan Layanan Rehabilitasi Narkotika Bagi Tahanan dan WBP Di UPT Pemasyarakatan Tahun 2018 (Jakarta, 2018).
9Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga PermasyarakatanPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
E. Manfaat
PenelitianinidapatdigunakanolehBNNdanKementerianHukumdan HAM (Kemenkumham) cq. Direktorat Jenderal Pemasyarakatan(Ditjen PAS) Kementerian Hukum dan HAM, sebagai salah satubahan referensi, gunamengambil langkah kebijakan strategis dalamrangka keberhasilan rehabilitasi penyalahguna narkotika di UPTPemasyarakatan.
F. Variabel, Indikator, Sub Indikator
Dalam penelitian tentang Efektivitas Pelaksanaan RehabilitasiPenyalahgunaNarkotikadiUPTPemasyarakatanini,timpenelitiakanmencoba mengukur efektivitas pelaksanaan program rehabilitasi diUPTpemasyarakatandengancaramelakukanevaluasiprosesdenganmelihat tingkat keberhasilan pelaksanaan program, layanan, saranaprasaranadankompetensipetugas,sebagaimanatabeldibawahini:
Tabel 1 Variabel, Indikator dan Sub Indikator Penelitian
Variabel Indikator Sub Indika-torBentuk-bentuk Rehabilitasi
Medis Sosial Pasca rehabiltasiEfektivitas Evaluasi
ProsesEvaluasi Pelaksanaan Program Reha-bilitasi di UPT Pemasyaraka-tan, kompetensi dan perilaku petugas (role model), sarana prasarana
1. Pelaksanaan program rehabilitasi;
2. Pelayanan rehabilitasi;
3. Kompetensi petugas;
4. Kemampuan petugas memotivasi;
5. Kemauan petugas men-jadi role model
6. Sarana prasarana pendukung
1. Pelaksanaan program rehabilitasi;
2. Pelayanan rehabilitasi;
3. Kompetensi petugas;
4. Kemampuan petugas memotivasi;
5. Kemauan petugas men-jadi role model
6. Sarana prasarana pendukung
1. Pelaksanaan program pasca rehabilitasi;
2. Pelayanan pasca rehabilitasi;
3. Kompetensi petugas;
4. Kemampuan petugas memo-tivasi;
5. Kemauan petu-gas menjadi role model
6. Sarana prasa-rana pendukung
10 Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga PermasyarakatanPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
G. Metode
1. Pendekatan
Penelitianinimenggunakanpendekatankuantitatifdanpendekatankualitatif. Pendekatan kuantitatif adalah untuk mengukur distribusifrekuensijawabanrespondendaribentuk-bentukpelaksanaanrehabilitasi(medis,dansosial)yangsudahdilakukan.Pendekatankualitatifdilakukanterhadap klien pemasyarakatan yang mengikuti pascarehabilitasi diBapas. Pendekatan kualitatif juga dilakukan sebagai strategi untukmelakukan pendalaman atas tingkat keberhasilan rehabilitasi melaluiFGDyangmenghadirkanparapihak/narasumberyangdapatmenjawabpermasalahan penelitian.
2. Tipologi
Penelitian inimengikuti tipologi penelitian yangbersifat deskriptifanalisisyangbertujuanuntukmenggambarkankondisiyangsebenarnyadi lapangan sekaligus melakukan analisis atas temuan data. Bentukpenelitian adalah evaluatif yang bertujuan untuk melihat tingkatkeberhasilansuatuprogram.Ditinjaudarisudutpenerapannya,penelitianini adalah kajian terapan (applied research) yang bertujuan untukmemecahkanpermasalahansecarapraktis,aplikatifdandapatdigunakansebagaidatabagiPimpinanBNNdanKemenkumham.
3. Teknik Pengumpulan DataData yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini adalah data
sekunder yang dikumpulkan berdasarkan penelusuran literatur (libraryresearch) dan data primer berdasarkan penelitian lapangan (fieldresearch).Dataprimerdikumpulkansecaralangsungdarisetiapsubjekdata (unit/orang) yangdijadikan respondendanpara informanmelaluikegiatanFGD.Sedangkanalatpengumpulandataprimeradalahangketyang berisi daftar pertanyaan secara tertulis yang ditujukan kepadaresponden, pedoman wawancara (Klien Bapas) dan pedoman diskusiFGDterstrukturyangsudahdisiapkansebelumnya.
11Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga PermasyarakatanPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
4. Teknik Penarikan Sampel
Teknikpenarikansampelyangdigunakandalampenelitianiniadalahnon-probabilitysampling9yaituteknikpengambilansampelyangtidakmemberi peluang/kesempatan yang samabagi setiap unit unsur atauanggotapopulasiuntukdipilihmenjadisampel.Dalampenarikansampelsecara non-probabilitysampling ini secarakhususakanmenggunakansampling insidental, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkankebetulan,yaitusiapasajayangsecarakebetulan/insidental10 sedang/pernahmengikutikegiatanrehabilitasidiUPTPemasyarakatan.Sampling insidental inidilakukanuntukmenghindaritidakmaksimalnyaperolehandata penelitian karena perbedaan data sekunder dengan kondisi yangsebenarnyadilapangan.Sampelyangakanmenjadisumberdatadalampenelitianiniadalahsebagaiberikut:
9 V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian Lengkap, Praktis dan Mudah Dipahami (Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2015). hlm 7110 Ibid
Tabel 2. Penarikan Sampel
Kanwil No Nama UPT
Jenis Rehabilitasi Peserta Rehabilitasi Non Probability (accidental sampling)
Me-dis
So-sial
Pasca Populasi (Realisasi)
Sumatera Selatan
1 Lapas Perempuan Kelas IIA Palembang
√ √ 70 70
2 Bapas Klas I Palembang √ 6 6
DKI Jakarta 3 Lapas Klas I Cipinang √ 10 10
4 Lapas Narkotika Klas IIA Jakarta √ √ 83 83
5 Rutan Klas I Jakarta Pusat √ 8 8
6 Bapas Klas I Jakarta Pusat √ 30 30
7 Bapas Klas I Jakarta Selatan √ 40 40
Jawa Barat 8 Lapas Klas IIA Banceuy √ 30 30
9 Lapas Klas IIA Bogor √ 60 60
10 Lapas Klas IIA Cibinong √ 30 30
11 Lapas Klas IIA Bekasi √ 30 30
12 Lapas Klas III Gunung Sindur √ 30 30
13 Lapas Perempuan Klas IIA Bandung √ 30 30
14 Lapas Narkotika Klas IIA Bandung √ 30 30
12 Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga PermasyarakatanPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
5. Lokasi Penelitian
Sebagai konsekuensi dari teknik penarikan sampel yangdigunakandalampenelitianini,makapemilihanprovinsiyangmenjadilokuspenelitiantidak bisa dilakukan secara acak melainkan dengan menggunakanpurposive sampling.Penelitianlapangandilakukanpada7(tujuh)provinsididasarkankepadapertimbangan ketersediaan data pelaksanaan kegiatan rehabilitasi medis, sosial dan pascarehabilitasi di UPT Pemasyarakatan, sebagaimana diatur dalam Lampiran SK Dirjen PemasyarakatanNomor:PAS.121.PK.01.07.01Tahun2017tentangPenetapanUPTPemasyarakatanPenyelenggara Layanan Rehabilitasi Tahanan dan Warga Binaan Pemasyarakatan Penyalahguna Narkotika. Ketersediaan data pesertakegiatanrehabilitasidimaksuddapatdilihatdalamtabelberikutini:
Kanwil No Nama UPT
Jenis Rehabilitasi Peserta Rehabilitasi Non Probability (accidental sampling)
Me-dis
So-sial
Pasca Populasi (Realisasi)
15 Lapas Klas IIA Narkotika Cirebon √ 30 30
16 Rutan Klas I Bandung √ 1 1
17 Bapas Klas I Bandung √ 60 60
18 Bapas Klas I Cirebon √ 60 60
19 Bapas Klas II Bogor √ 100 100
Yogyakarta 20 Lapas Narkotika Klas IIA Yogyakarta
√ 30 30
Sulawesi Selatan
21 Lpka Klas II Pare Pare √ 30 30
22 Lapas Klas IIA Bulukumba √ 25 25
23 Lapas Narkotika Klas IIA Sungguminasa
√ 156 156
24 Lapas Perempuan Klas IIA Sungguminasa
√ 30 30
25 Rutan Klas I Makasar √ 36 36
26 Bapas Klas I Makasar √ 10 10
27 Lapas Klas 1 Makasar √ 4 4
Bali 28 Lapas Klas IIA Denpasar √ 10 10
29 Lapas Klas IIB Karangasem √ 10 10
30 Lapas Klas IIB Tabanan √ 22 22
Tangerang 31 Lapas Perempuan Klas II Tangerang √ 18 18
32 Lapas Pemuda Klas II Tangerang √ √ 30 30
Total 1.149 1.149
13Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga PermasyarakatanPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
UPT Pemasyarakatan Provinsi
Jenis Rehabilitasi
Medis Sosial PascaACEH √ √
SUMATERA UTARA √ √
SUMATERA BARAT √ √
KEPULAUAN RIAU √ √
RIAU √ √
JAMBI √ √
SUMATERA SELATAN √ √ √
BANGKA BELITUNG √ √
LAMPUNG √ √
BENGKULU √ √
BANTEN √ √ √
DKI JAKARTA √ √ √
JAWA BARAT √ √ √
DI YOGYAKARTA √ √ √
JAWA TENGAH √ √
JAWA TIMUR √ √
KALIMANTAN BARAT √ √
KALIMANTAN TENGAH √ √
KALIMANTAN SELATAN √ √
KALIMANTAN TIMUR √ √
SULAWESI UTARA √ √
GORONTALO √ √
SULAWESI TENGAH √ √
SULAWESI SELATAN √ √ √
SULAWESI BARAT √ √
SULAWSI TENGGARA √ √
BALI √ √ √
NUSA TENGGARA BARAT √ √
NUSA TENGGARA TIMUR √ √
MALUKU √ √
MALUKU UTARA √ √
PAPUA √ √
Tabel 3. Persebaran penyelenggaraan rehabilitasi di UPT Pemasyarakatan
14 Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga PermasyarakatanPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
Merujuk pada tabel di atas,maka provinsi yangmenjadi lokasipenelitianiniadalah:1)SumateraSelatan;2)Banten;3)DKIJakarta;4)JawaBarat;5)DIYogyakarta;SulawesiSelatan;dan6)Bali.Pesertakegiatanrehabilitasidanpascarehabilitasi ini tidakhanyaterbatasdiUPT Pemasyarakatan yang berada di provinsi, tetapi ada juga yangberada di Kabupaten
6. Analisis Data
Teknikanalisisdatayangdigunakandalampenelitianiniterdapatduateknikanalisis.Pertama,secarakualitatifdatahasilpenelitianiniakan dianalisis dengan analisis domain (domain analysis). Analisis domain pada hakikatnya adalah upaya peneliti untuk memperolehgambaranumumtentangdatagunamenjawabfokuspenelitian.11 Dalam penelitianinitimpenelitiakanmembacadanmempelajaritemuandatahasilpenelitiansecararincidandetailuntukmemperolehpengetahuanterkait poses pelaksanaan program rehabilitasi, kompetensi petugasdansaranaprasaranadiUPTPemasyarakatan.
Kedua,untukmenyusundanmenghitungdatakuantitatifberupakuesioner, analisis yang digunakan adalah dengan menggunakanskala likert yangmerupakanmetode dalammengukur skala denganmenyatakan setuju atau ketidaksetujuannya terhadap subyek, obyekatau suatu kejadian yang diukur. Skala likertmerupakan skala yangdapat melihat tanggapan responden terhadap hal-hal yang diukur.Didalam kuesioner digunakan skala likert dengan menggunakanskala 1 sampai dengan 4. Nilai 1 menunjukkan nilai negatif atasketidaksetujuannya atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan,sedangkan nilai 4menunjukan nilai yang positif atau kesetujuannyaataspertanyaanyangdiajukan.Berikutadalahbobotnilaiuntuknilai1-4.
11 Ibid., hlm. 36
15Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga PermasyarakatanPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
Tidak ada jawaban yangbenar atau salah. Jawaban respondenakan dihitung berdasarkan skor skala likert dengan perhitungansebagaiberikut:
Adapununtukhitunganintervalnya(skala4)adalah:Skortertinggi=100,sehinggauntukskorterendahdenganskalalikert4adalah100/4=25makaintervalyangdigunakanadalahsebagaiberikut:
SehinggaIntervalnya=18,75(jarakdarinilaiterendah25kehinggatertinggi100sebagaiberikut:
Tabel 4. Bobot Nilai Skala Likert
Bobot Jawaban
4 Sangat Mudah/Sangat Sesuai/Sangat Baik/Sangat Setuju/Sangat Jelas
3 Mudah/Sesuai/Baik/Setuju/Jelas
2 Kurang Mudah/Kurang Sesuai/Kurang Baik/Kurang Setuju/Kurang Jelas
1 Tidak Mudah/Tidak Sesuai/Tidak Baik/Tidak Setuju/Tidak Jelas
Tabel 5. Interval Penilaian
Nilai Persepsi Nilai Interval Konversi Kinerja Pelayanan
1 25,00 – 43,75 Tidak Baik
2 43,76 – 62,50 Kurang Baik
3 62,51 – 81,25 Baik
4 81,26 – 100,00 Sangat Baik
Skor Akhir =Total Skor
Skor Tertinggi (4) x Jumlah Respondenx 100
I =Skor tertinggi - Skor terendah
Skala Likert
16 Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga PermasyarakatanPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
Selainitudilakukananalisisstatistikdeskriptifdaridatakuantitatifyang berguna untuk menguraikan distribusi jawaban respondenterhadap setiap pertanyaan terkait pelaksanaan program rehabilitasipecandu narkotika di UPT Pemasyarakatan. Bagian akhir adalahanalisis metode gabungan (mix-method) dengan sistem inter-relasiantarasetiappertanyaandalamdatakuantitatifyangdigabungdengandatakualitatif.
17Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga PermasyarakatanPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
18 Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga PermasyarakatanPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
19Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga PermasyarakatanPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian dan Dasar Hukum
1. Pengertian Narkotika, Pecandu, Penyalahguna dan Korban Penyalahgunaan Narkotika
Narkotikaadalahzatatauobatyangberasaldari tanamanataubukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis, yang dapatmenyebabkanpenurunanatauperubahankesadaran,hilangnya rasa,mengurangisampaimenghilangkanrasanyeri,dandapatmenimbulkanketergantungan.12PecanduNarkotikaadalahorangyangmenggunakanataumenyalahgunakannarkotikadandalamkeadaanketergantunganpada narkotika, baik secara fisik maupun psikis.13 Penyalahguna adalahorangyangmenggunakannarkotikatanpahakataumelawanhukum.14Sedangkanyangdimaksuddengan”Korbanpenyalahgunaannarkotika” adalah seseorang yang tidak sengaja menggunakannarkotikakarenadibujuk,diperdaya,ditipu,dipaksa,dan/ataudiancamuntukmenggunakannarkotika.15
II
12 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika, 2009. Pasal 1 ayat (1)13 Ibid., Pasal 1 ayat (13)14 Ibid., Pasal 1 ayat (15)15 Ibid., Penjelasan Pasal 54
20 Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga PermasyarakatanPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
2. Dasar Hukum dan Kewenangan Instansi Pelaksana Program Rehabilitasi Narkotika
Pada dasarnya Pecandu Narkotika dan Korban PenyalagunaanNarkotikawajibmenjalanirehabilitasimedisdanrehabilitiasisosial.16 Dalamrangkapencegahandanpemberantasanpenyalahgunaandanperedaran gelap narkotika dan prekursor narkotika telah dibentukBNN,17 yang mempunyai tugas:a. menyusun dan melaksanakan kebijakan nasional mengenai
pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelapNarkotikadanPrekursorNarkotika;
b. mencegah dan memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap NarkotikadanPrekursorNarkotika;
c. berkoordinasidenganKepalaKepolisianNegaraRepublikIndonesiadalam pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredarangelapNarkotikadanPrekursorNarkotika;
d. meningkatkan kemampuan lembaga rehabilitasi medis danrehabilitasi sosialPecanduNarkotika,baik yangdiselenggarakanolehpemerintahmaupunmasyarakat;
e. memberdayakanmasyarakatdalampencegahanpenyalahgunaandanperedarangelapNarkotikadanPrekursorNarkotika;
f. memantau,mengarahkan,danmeningkatkankegiatanmasyarakatdalampencegahanpenyalahgunaandanperedarangelapNarkotikadanPrekursorNarkotika;
g. melakukan kerja sama bilateral dan multilateral, baik regionalmaupun internasional, guna mencegah dan memberantas peredarangelapNarkotikadanPrekursorNarkotika;
h. mengembangkanlaboratoriumNarkotikadanPrekursorNarkotika;i. melaksanakanadministrasipenyelidikandanpenyidikanterhadap
perkara penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika danPrekursorNarkotika;dan
j. membuat laporan tahunan mengenai pelaksanaan tugas danwewenang.18
16 Ibid., Pasal 5417 Ibid., Pasal 64 ayat (1)18 Ibid., Pasal 70
21Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga PermasyarakatanPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
Artinya, secara yuridis formal tugas BNN di bidang rehabilitasi adalah meningkatkan kemampuan lembaga rehabilitasi medis danrehabilitasisosialpecandunarkotika,baikyangdiselenggarakanolehpemerintahmaupunmasyarakat.
Peningkatankemampuan19itusendiriadalahserangkaiankegiatanyang dilakukan dalam upaya memberikan penguatan, dorongan, ataufasilitasi kepada lembaga rehabilitasi medis dan/atau rehabilitasisosial yang diselenggarakan oleh pemerintah/pemerintah daerahmaupun masyarakat agar terjaga keberlangsungannya. Lebih lanjutyang dimaksud dengan penguatan20 adalah proses memberikanbantuan berupa pembinaan dan peningkatan kompetensi SDM danprogram layanan lembaga rehabilitasi medis dan/atau rehabilitasi sosial yang diselenggarakan oleh pemerintah/pemerintah daerah maupunmasyarakat. Dorongan21 adalah serangkaian kegiatan dalam bentukkomunikasi, informasi,danedukasidalamrangkamemotivasi lembagarehabilitasi medis dan/atau rehabilitasi sosial yang diselenggarakanoleh pemerintah/pemerintah daerah maupun masyarakat. Sedangkanfasilitasi22 adalah proses dalam memberikan kemudahan terhadaplembaga rehabilitasi medis dan/atau rehabilitasi sosial yang dikelolapemerintah/pemerintah daerah maupun masyarakat dalam bentukpemberian rekomendasi dan upayamengadvokasi pihak terkait dalampemberianijin.
Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) Nomor 04 Tahun 2010tentang Penempatan Penyalahgunaan, Korban Penyalahgunaan, dan Pecandu Narkotika ke dalam Lembaga Rehabilitasi Medis danRehabilitasi Sosial (selanjutnya disebut SEMA No. 04 Tahun 2010)merupakan perubahan dari SEMA Nomor 07 Tahun 2009 23 tentang PenempatanPemakaiNarkotikakedalamPantiTerapidanRehabilitasi(SEMANo.07Tahun2009).Dilihatdaripolitikpembentukannya,SEMA
19 Republik Indonesia, Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 17 tahun 2017 tentang Tata Cara Peningkatan Kemampuan Lembaga Rehabilitasi Medis dan Lembaga Rehabilitasi Sosial Bagi Pecandu dan Korban Penyalahgunaan Narkotika, 2017. Pasal 1 ayat (7)20 Ibid., Pasal 1 ayat (8)21 Ibid., Pasal 1 ayat (9)22 Ibid., Pasal 1 ayat (10)23 Institute for Criminal Justice Reform, Meninjau Rehabilitasi Pengguna Narkotika dalam Praktik Peradilan Implementasi SEMA dan SEJA Terkait Penempatan Pengguna Narkotika dalam Lembaga Rehabilitasi di Surabaya, 2016. hlm 28
22 Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga PermasyarakatanPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
No.04Tahun2010diterbitkanuntukmelaksanakanketentuanPasal103hurufadanbUUNarkotika,yangmemberikanpedomanbagihakimyangmemeriksaperkarapecandunarkotikauntukdapat (i)memutusuntukmemerintahkan yang bersangkutan menjalani pengobatan dan/atauperawatanmelalui rehabilitasi jika pecandunarkotika tersebut terbuktibersalahmelakukantindakpidananarkotikadan(ii)menetapkanuntukmemerintahkan yang bersangkutan menjalani pengobatan dan/atauperawatan melalui rehabilitasi jika pecandu narkotika tersebut tidakterbuktibersalahmelakukantindakpidananarkotika.24
Selain SEMA No. 04 Tahun 2010, Mahkamah Agung jugamenerbitkanSurat EdaranMahkamahAgungNomor03Tahun2011(SEMA Nomor 03 Tahun 2011). Salah satu alasan dikeluarkannyaSEMA tersebut adalah permasalahan tentang pecandu, korbanpenyalahgunaannarkotikayangsemakinmeningkat.Sementaradisisilain, upaya pengobatan dan atau perawatan melalui proses rehabilitasi belumoptimal.MahkamahAgungjugamenyadaribahwapadatataranimplementasi masih belum terdapat keterpaduan antar aparaturpenegakhukum.25
Dikeluarkannya SEMA ini sebagai bentuk penegasan bahwaterhadap pecandu dan korban penyalahgunaan narkotika dapatdilakukan penempatan pada tempat tertentu, yaitu dalam LembagaRehabilitasi Medis dan Rehabilitasi Sosial. Penempatan yang sebenarnyasudahdiakomodirdalampenjelasanPasal21ayat(4)hurufbKitabUndang-UndangHukumAcaraPidana(KUHAP),Pasal54,Pasal55,sampaidenganPasal59UUNarkotika,danPasal13danPasal14Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2011 tentang PelaksanaanWajibLaporPecanduNarkotika.26
Mahkamah Agung melalui SEMA Nomor 03 Tahun 2011 jugamemberikanpedomandalammelaksanakanPasal103UUNarkotikadanPasal 13 ayat (2) PeraturanPemerintahNomor 25Tahun 2011.Dimana perintah untuk menjalankan rehabilitasi medis dan sosialhanya dapat dilakukan berdasarkan: a. putusan pengadilan bagi
24 Ibid.,25 Ibid., hlm 3026 Ibid
23Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga PermasyarakatanPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
pecandu yang terbukti bersalahmelakukan tindak pidana narkotika;b. penetapanpengadilan bagi pecandunarkotika yang tidak terbuktibersalah;danc.penetapanpengadilanbagitersangkayangmasihdidalamprosespenyidikanataupenuntutan.27
Pada 11maret 2014, KetuaMahkamah Agung,Menteri Hukumdan HAM, Menteri Kesehatan, Menteri Sosial, Jaksa Agung, KepalaKepolisian RI, dan Kepala BNN menyepakati Peraturan BersamamengenaiPenangananPecanduNarkotikadanKorbanPenyalahgunaanNarkotika ke dalam Lembaga Rehabilitasi.28 Alasan disusunnya peraturanbersama iniadalahkarenaadanyaketentuanPasal54UUNarkotika, yang menyatakan bahwa Pecandu Narkotika dan KorbanPenyalahgunaan Narkotika wajib menjalani rehabilitasi medis danrehabilitasisosial,sertaHakimdalammemutusperkaraPenyalahgunaNarkotikawajibmemperhatikanketentuanPasal127ayat(2)danayat(3),jumlahPecanduNarkotikadanKorbanPenyalahgunaanNarkotikasebagaiTersangka,Terdakwa,atauNarapidanadalamTindakPidanaNarkotika semakin meningkat namun upaya pengobatan dan/atauperawatannyabelumdilakukansecaraoptimaldanterpadu,dandalampenjelasanPasal21ayat(4)hurufbUndang-undangNomor8Tahun1981 tentang Hukum Acara Pidana, menyatakan bahwa TersangkaatauTerdakwaPecanduNarkotikasejauhmungkinditahanditempattertentuyangsekaligusmerupakantempatperawatan.29
B. Konsep Efektivitas
1. Pengertian Efektivitas
KataefektifberasaldaribahasaInggrisyaitueffectiveyangberartiberhasilatausesuatuyangdilakukanberhasildenganbaik.30 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia efektivitas adalah keefektifan, yaitukeberhasilansuatuusahaatautindakan.31
27 Ibid.28 Ibid., hlm 3529 Ibid.30 Moh. Pabundu Tika, Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan (Jakarta: Bumi Aksara, 2014). hlm. 12931 Anton M. Moelyono, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1998). hlm. 6
24 Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga PermasyarakatanPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
Adabegitubanyakteoritentangefektivitas.Beberapadiantaranyadikemukakan oleh Subagyo32 bahwa efektivitas adalah kesesuaianantara output dengantujuanyangditetapkan.SedangkanmenurutLiangGie,33efektivitasadalahsuatukeadaanyangterjadikarenadikehendaki.Kalauseseorangmelakukansuatuperbuatandenganmaksud tertentudanmemang dikehendaki,maka pekerjaan orang itu dikatakan efektifbilamenimbulkanakibat ataumempunyaimaksud sebagaimana yangdikehendaki sebelumnya. Pendapat lain disampaikan oleh Handoko,yangmengemukakanbahwaefektivitasmerupakankemampuanuntukmemilihtujuanyangtepatuntukmencapaitujuanyangtelahditetapkan.William N. Dunn dalam Mulyadi berpendapat, effectiveness atau keefektifan, yaitu berkenaandenganapakah suatu alternatifmencapaihasil (akibat)yangdiharapkan,ataumencapai tujuandaridiadakannyatindakan.34Winarnoberpendapatefektivitasberasaldarikataefektifyangmengandungpengertiandicapainyakeberhasilandalammencapaitujuanyang telah ditetapkan. Efektivitas disebut juga hasil guna. Efektivitasselalu terkait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan denganhasil yang sesungguhnya dicapai.35 Sehubungandenganhal-hal yangdikemukakan sebelumnya, maka ukuran efektivitas merupakan suatustandarakanterpenuhinyasasarandantujuanyangakandicapai.Selainitu,menunjukkanpadatingkatsejauhmanaorganisasi,program/kegiatanmelaksanakanfungsi-fungsinyasecaraoptimal.
Efektivitas sebuahprogramdapat dilihat dari indikator-indikatorsebagaiberikut:36
a. Ketepatan sasaran programb. Sosialisasi programc. Tujuanprogramd. Pemantauan
PendapatsenadajugadikemukakanolehCambelJ.PdalamSalutSimamora, bahwa pengukuran efektivitas secara umum dan yang
32 Ahmad Wito Subagyo, “Efektivitas Program Penanggulangan Kemiskinan dalam Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan” (Universitas Gajah Mada, 2000).33 The Liang Gie, Ensiklopedia Administrasi (Jakarta: Gunung Agung, 1997).34 Ibid., hlm. 124-12535 Budi Winarno, Kebijakan Publik: Teori dan Proses (Jakarta: PT. Buku Kita, 2008). hlm. 184.36 Ni Wayan Budiani, “Efektivitas Program Penanggulangan Pengangguran Karang Taruna ‘Eka Taruna Bhakti’ Desa Sumerta Kelod Kecamatan Denpasar Timur Kota Denpasar,” Jurnal Ekonomi dan Sosial INPUT Volume 2, Nomor 1 (2009). Hlm 53
25Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga PermasyarakatanPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
palingmenonjoladalah:37
a. Keberhasilan program b. Keberhasilan sasaran c. Kepuasan terhadap program d. Tingkatinput dan output e. Pencapaiantujuanmenyeluruh
Sedangkan pendapat lainmengatakan bahwa dalammengukurefektivitas suatu kegiatan atau aktifitas perlu diperhatikan beberapaindikator,yaitu:38
a. Pemahaman program. b. Tepat sasaran. c. Tepatwaktu.d. Tercapainyatujuan.e. Perubahan nyata
Darideskripsidiatastentangefektivitas,dapatdisimpulkanbahwaefektivitas mengacu kepada pencapaian tujuan, yaitu pengukurandalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukansebelumnya. Efektivitas dari suatu program kegiatan dalam institusipublik,tidakbisadilepaskandaribagaimanakegiatandimaksuddisusundalam suatu program kerja sehingga dapat membantu organisasiuntuk mencapai tujuan. Dengan adanya program kerja maka setiapanggota atau tim yang melakukan pekerjaan dapat bekerja secaralebih efektif dan terstruktur. Program kerja ialah susunan rencanakegiatan kerja yang sudah dirancang dan telah disepekati bersamauntukdilaksanakandalamjangkawaktutertentu.Programkerjaharusdibuatsecaratearah,sebabakanmenjadipeganganorganisasidalammencapai sebuah tujuan. Dan selain itu program kerja sendiri jugadapatmenjadisebuahtolakukurdalampencapaiantargetsaatakanmelakukanpekerjaan,danhasilnyaakandievaluasipadamasaakhirkegiatan.Artinyaprogramkegiatandapatdipahamisebagaitargetataucapaian kinerja dari suatu organisasi. Oleh karena itu program kerjaharus direncanakan, disusun, dan dirancang sedemikian rupa untukdilaksanakandalamjangkawaktutertentu.Tujuandariprogramkerja
37 Salut Simamora, Riset dalam Efektivitas Organisasi (Jakarta: Erlangga, 1989). hlm. 12138 Edi Sutrisno, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: Kencana, 2007). hlm. 125
26 Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga PermasyarakatanPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
secaraumumadalahuntukmembantupencapaianvisidanmisisuatuorganisasi,membantumenjawabkebutuhanorganisasidanmembantuorganisasibekerjalebihsistematisdanterstruktur.39
Efektiftidaknyasuatuprogramkegiatanselayaknyaharusdiukurdalamsetiapkurunwaktutertentu,sehinggaprogramdapatdikatakanberhasil atau tidak. Untukmengukur efektif tidaknya suatu programharusdiukurdengansuatualatyangjelasdandapatdipahamisecarabersama-samapelaksanaprogramdimaksud.
2. Pendekatan Efektivitas
Adapunkriteriauntukmengukurefektivitassuatuorganisasiadatigapendekatanyangdapatdigunakanyaitu:40 a. Pendekatan sasaran (goals approach), pendekatan ini
digunakan untukmengukur sejauhmana suatu lembaga berhasilmerealisasikansasaranyangingindicapai.Dalampendekataninipendekatan sasaran menggunakan pengukuran efektivitas yangdimulaidenganmengidentifikasisasaranorganisasidanmengukurtingkatkeberhasilanorganisasidalammencapaisasarantersebut.
b. Pendekatansumber(resourceapproach),pendekataninimengukurefektivitas berdasarkan keberhasilan suatu lembaga dalammemperoleh berbagaimacam sumber yang dibutuhkannya yangjugamemeliharakeadaansertasistem,halinidilakukanagardapatberjalanefektif.Pendekatan iniberdasarkanpadateorimengenaiketerbukaan sistem suatu lembaga terhadap lingkungannya,karenasuatulembagamempunyaihubunganyangmeratadenganlingkungannya, dimana dari lingkungan dapat diperoleh sumber-sumberyangmerupakaninputlembagatersebutdanoutputyangdihasilkanpadalingkungannya.
c. Pendekatanproses(processapproach),pendekataninidigunakansebagaiefisiensidarisuatulembagainternalpadalembagayangefektif, proses internal berjalan dengan lancar dimana kegiatanbagian-bagianyangadadapatberjalansecaraterkoordinasi.
39 “Pengertian Program Kerja Secara Umum,” diakses 27 September 2019, https://www.dosenpendidikan.co.id/ pengertian-program-kerja-secara-umum40 Fitri, “Efektivitas Program Keluarga Berencana dalam Menekan Laju Pertumbuhan Penduduk di Kota Makassar” (UIN Alaudin Makassar, 2018).
27Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga PermasyarakatanPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalahpendekatanevaluasiproses,41yaituevaluasiyangberkenaandenganproses implementasi terhadap program rehabilitasi penyalahguna narkotikadiUPTPemasyarakatan,sehinggaEfektivitashanyamelihatapakahprosesprogramataukegiatantersebuttelahmencapaitujuanyangtelahditetapkan.42
3. Unsur-unsur Efektivitas
Unsur-unsur efektivitasmerupakan ruang lingkup yangmenjadipembangun efektivitas itu sendiri. Menurut Cahyono, unsur-unsurefektivitas terbagi atas 3 bagian, yaitu unsur sumber dayamanusia,unsursumberdayabukanmanusiadanunsurhasilyangakandicapai.43 Berdasarkan penjelasan tersebut dalam penelitian ini, efektivitasdapatdilihatdari layananprogram,kompetensiSDMdansaranadanprasarana sebagaimana diutarakan oleh Sondang dalam Othenk,44 efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasaranadalamjumlahtertentuyangsecarasadarditetapkansebelumnyauntukmenghasilkansejumlahbarangatasjasakegiatanyangdijalankannya.Efektivitas menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai tidaknyasasaranyangtelahditetapkan.Jikahasilkegiatansemakinmendekatisasaran,berartimakintinggiefektivitasnya.Sejalandenganpendapattersebut, menurut Abdurahmat,45 efektivitas adalah pemanfaatansumberdaya,saranadanprasaranadalamjumlahtertentuyangsecarasadarditetapkansebelumnyauntukmenghasilkansejumlahpekerjaantepatpadawaktunya.
Dapat disimpulkan bahwa efektivitas berkaitan denganterlaksananya semua tugas pokok, tercapainya tujuan, ketepatanwaktu,danpartisipasiaktifdarianggotasertamerupakanketerkaitanantara tujuan dan hasil yang dinyatakan, dan menunjukan derajatkesesuaianantaratujuanyangdinyatakandenganhasilyangdicapai.Denganmelihatpadaketigaunsurtersebutmakaakanterlihatapakah
41 Riant Nugroho, Public Policy (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2009). hlm. 67442 Ihyaul Ulum MD, Akuntansi Sektor Publik (Malang: UMM Press, 2004). hlm. 29443 “Efektivitas,” diakses 15 November 2019 pukul 13.15 WIB, https://www.dosenpendidikan.co.id/efektivitas-adalah/44 Othenk, “Pengertian Efektivitas dan Landasan Teori Efektivitas,” 2008, diakses 25 November 2019, http://literatur book.blogspot.co.id.45 Abdurahmat, Efektivitas Organisasi, Edisi I. (Jakarta: Airlangga, 2008). hlm. 7
28 Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga PermasyarakatanPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
programrehabilitasipenyalahugunanarkotikadiUPTPemasyarakatantelahberjalansecaraefektifsesuaidenganregulasiyangada.
C. Jenis Program Rehabilitasi Narkotika
1. Konsep Rehabilitasi Narkotika
Berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 12Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Layanan Rehabilitasi Narkotika,disebutkanbahwarehabilitasinarkotikaadalahsuatuprosespemulihangangguan penggunaan narkotika baik dalam waktu pendek maupunpanjangyangbertujuanmengubahperilakuuntukmengembalikanfungsiindividu tersebut dimasyarakat.46 Kemudian berdasarkan PetunjukTeknis Rehabilitasi Dasar Rawat Jalan, BNN Tahun 2016, rehabilitasiadalahsuatuprosespemulihankliengangguanpenggunaannarkotikabaikdalamwaktupendekmaupunpanjang yangbertujuanmengubahperilakuuntukmengembalikanfungsiindividutersebutdimasyarakat.47
Pengertian lain terdapat dalam Keputusan Direktur JenderalPemasyarakatanKementerianHukumdanHakAsasiManusiaRepublikIndonesiaNomorPAS-985.PK.01.06.04Tahun2018tentangPetunjukPelaksanaanLayananRehabilitasiNarkotikabagiTahanandanWargaBinaanPemasyarakatandiUPTPemasyarakatan,menerangkanbahwarehabilitasi narkotika adalah serangkaian proses rehabilitasi terpaduyangmencakuprehabilitasimedisdansosialbagiTahanandanWBPserta layanan pascarehabilitasi bagi Klien Pemasyarakatan dalamrangka pemulihan fisik dan mental pada kondisi sebelumnya bagipenyalahgunadan/ataupecandunarkotikauntukpulih,produktif,danberfungsisosialdimasyarakat.48
Menurut UnitedNationsOfficeonDrugsandCrime(KantorPBBuntukNarkobadanKriminal), rehabilitasinarkotikadidefinisikanoleh
46 Indonesia, Peraturan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 12 tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Layanan Rehabilitasi Narkotika Bagi Tahanan dan Warga Binaan Pemasyarakatan.47 Badan Narkotika Nasional, Petunjuk Teknis Rehabilitasi Dasar Rawat Jalan, 2016. hlm 4 huruf (i).48 Republik Indonesia, Keputusan Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor PAS-985.PK.01.06.04 Tahun 2018 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Layanan Rehabilitasi Narkotika Bagi Tahanan dan Warga Binaan Pemasyarakatan di UPT Pemasyarakatan, 2018.
29Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga PermasyarakatanPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
WHO sebagai proses yang dijalani oleh individu dengan masalahgangguan penggunaan narkoba untuk mencapai status kesehatanyangoptimal,berfungsisecarapsikologisdansejahterasecarasosial.WHOjugamenjelaskanbahwatahapanrehabilitasiberupafaseinsiasiberupadetoksifikasidanjikadiperlukandapatdiberikanterapiterkaitkondisimedisdanpsikiatriyangdialamiindividutersebut.
Rehabilitasipemakainarkotikamemerlukanwaktuyangpanjang,fasilitas dan obat yang memadai, serta tenaga profesional yang berkompetendanbiayayangcukupbesar.Rehabilitasiinimelibatkanberbagai profesi dan keahlian, yaitu: dokter, perawat, psikolog,pembimbing keagamaan, petugas pembimbing dan pembina pantirebilitasisosial,psikiaterdanpekerjasosialyangtelahmendapatkanpelatihankhususuntukmelayanipemakainarkotika.
Efektivitas program dan proses rehabilitasi terhadap pemakainarkotikaditentukanolehbeberapafaktor,yaitu:49 a. Kemauankuatsertakerjasamapemakainarkotika;b. Profesionalisme,kompetensisertakomitmenpelaksananya;c. Sistemrujukanantaralembagayangbaik;d. Prasarana, sarana, dan fasilitas yang memadai;e. Perhatiandanketertibanorang tuadankeluargasertadukungan
dana yang memadai;f. Kerjasamadankoordinasilintasprofesidaninstansiyangbaik.
2. Jenis-Jenis Program Rehablitasi
MenurutKetentuanUmumUndang-undangNomor35Tahun2009tentangNarkotikamengenaipenerapantindakanrehabilitasi,yaitu:a. Rehabilitasi Medis adalah suatu proses kegiatan pengobatan
secaraterpaduuntukmembebaskanpecandudariketergantungannarkotika.RehabilitasiMedis pecandunarkotika dapat dilakukandi Rumah Sakit yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan, yaiturumahsakityangdiselenggarakanbaikolehpemerintah,maupunoleh masyarakat. Selain pengobatan atau perawatan melalui
49 “BAB III Tinjauan Pustaka,” diakses 23 Oktober 2019 http://repository.umy.ac.id/bitstream/ handle/123456789/5009/BABIII.pdf?sequence=7&isAllowed=y.
30 Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga PermasyarakatanPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
rehabilitasimedis,prosespenyembuhanpecandunarkotikadapatdiselenggarakanolehmasyarakatmelaluipendekatankeagamaandan tradisional.
Pasal 561. RehabilitasimedisPecanduNarkotikadilakukandirumah
sakitolehMenteri.2. Lembagarehabilitasitertentuyangdiselenggarakanoleh
instansi pemerintah ataumasyarakat dapatmelakukanrehabilitasimedisPecanduNarkotikasetelahmendapatpersetujuanMenteri.
Dengan merujuk kepada Pasal 4 UU Narkotika, dapatdiperoleh gambaran bahwa rehabilitasi merupakan salah satutujuanutamadiundangkannyaUUNarkotika.Bahkanpengaturanmengenai rehabilitasi mendapat bagian tersendiri, yaitu dalam Bab IXbagiankeduatentangRehabilitasi.MulaidariPasal54sampaidengan Pasal 59 UU Narkotikamengaturmengenai rehabilitasibagi pengguna narkotika, selain juga tersebar dalam berbagaipasal lainnya.
Pasal54UUNarkotikamenyatakanbagipecandunarkotikadankorbanpenyalahgunaannarkotika,rehabilitasibersifatwajib.Seharusnya sifat rehabilitasi yang wajib ini menjadi patokanutamabagiaparatpenegakhukumsertahakimdalammelakukantindakanterhadappenggunanarkotika.
Pasal54UUNarkotikaberhubunganeratdenganPasal127UUNarkotika.DalamPasal127ayat(2)UUNarkotikadisebutkanbahwahakimwajibmemperhatikanketentuanPasal54,Pasal55,danPasal103UUNarkotikadalammenjatuhkanputusan.Namun,meskipunbersifatwajib,dalampelaksanaannyasangatbergantungpadapenyidikdanpenuntutumum.ApabilapenuntutumumtidakmenggunakanketentuanPasal127UUNarkotikadalamdakwaanatautuntutan,makapenempatanpenggunanarkotikadilembagarehabilitasi sulit untuk dilakukan. Termasuk kondisi yangpalingfatal,dimanahakimtetapmemutusmenggunakanPasal127UU
31Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga PermasyarakatanPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
NarkotikanamuntidakmempertimbangkanketentuanrehabiltasisebagaimanatercantumdalamPasal54UUNarkotika.
Terkait dengan hal tersebut, maka di dalam Surat EdaranJaksa Agung No. SE-002/A/JA/02/2013 tentang PenempatanKorbanPenyalahgunaanNarkotikakeLembagaRehabilitasMedisdanRehabilitasiSosialiniberisitentangarahandanpetunjukbagipenuntutumumsebagaiberikut:1) Implementasi Pasal 54 UU Narkotika dilaksanakan dengan
penerapandiversibagipecandudankorbanpenyalahgunaannarkotika, dimana tuntutan pidana dan hukuman yang akandiberikan kepada terdakwa bukan pemenjaraan melainkanmenempatkanterdakwakePantiRehabilitasi,untukmenjalaniproses pengobatan dan perawatan medis dan sosial.
2) KetentuanBABIXPasal54,Pasal55,sampaidenganPasal59UUNarkotikatelahdijabarkandidalamPeraturanPemerintahNo. 25 Tahun 2011 (LN RI No. 5211) tentang PelaksanaanWajibLaporPecanduNarkotikayangdiaturdalamPasal13.a) Pasal13ayat (3)menjelaskanbahwapecandunarkotika
yangsedangmenjalaniprosesperadilandapatditempatkandalam lembaga Rehabilitasi Medis dan atau Rehabilitasi Sosial.
b) Pasal 13 ayat (4)memberi kewenangan/diskresi kepadapenyidik,penuntutumumdanhakimuntukmenempatkantersangka dan terdakwa selama proses peradilan diLembaga Rehabilitasi Medis dan atau Rehabilitasi Sosial.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 50 tahun 2015 tentangPetunjukTeknisPelaksanaanWajibLapordanRehabilitasiMedis bagi Pecandu, Penyalahguna, dan Korban Penyalahgunaan Narkotika,penyelenggaraanRehabilitasiMedisdapatdilaksanakanmelaluirawatjalan/rawatinapsesuaidenganrencanarehabilitasiyang telah disusun dengan mempertimbangkan hasil asesmensesuai dengan standar.
b. Rehabilitasi Sosial adalah suatu proses kegiatan pemulihansecara terpadu baik secara fisik, mental maupun sosial agarbekas pecandu narkotika dapat kembali melaksanakan fungsi
32 Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga PermasyarakatanPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
sosial dalam kehidupan masyarakat. Rehabilitasi sosial bekaspecandunarkotikadapatdilakukandiLembagaRehabilitasiSosialyang ditunjuk oleh Menteri Sosial, yaitu Lembaga RehabilitasiSosial yang diselenggarakan baik oleh pemerintah,maupun olehmasyarakat. Selain melalui pengobatan dan /atau rehabilitasimedis, penyembuhan Pecandu Narkotika dapat diselanggarakanoleh instansi pemerintah atau masyarakat melalui pendekatankeagamaandantradisional.
Pasal 58RehabilitasisosialmantanPecanduNarkotikadiselanggarakanbaikolehinstansipemerintahmaupunolehmasyarakat.
c. Pascarehabilitasi adalah kegiatan pelayanan yang merupakantahapan pembinaan lanjutan yang diberikan kepada pecandunarkotika, penyalahguna narkotika, dan korban penyalahgunaannarkotika,setelahmenjalanirehabilitasimedisdan/ataurehabilitasisosial, yang merupakan bagian yang integral dalam rangkaianrehabilitasi.50
d. SelanjutnyapadaPeraturanBNNNomor24Tahun2017 tentangStandarPelayananRehabilitasibagiPecanduNarkotikadanKorbanPenyalahgunaanNarkotika,disebutkanbahwa:
“RehabilitasiBerkelanjutanyangselanjutnyadisebutRehabilitasiadalahserangkaianupayapemulihanterpaduterhadappecandunarkotika,penyalahgunanarkotikadankorbanpenyalahgunaannarkotikayangmencakuppenerimaanawal,rehabilitasimedisdan/ataurehabilitasisosial,sertapascarehabilitasi.”
50 Republik Indonesia, Peraturan Badan Narkotika Nasional Nomor 24 Tahun 2017 tentang Standar Pelayanan Rehabilitasi bagi Pecandu Narkotika dan Korban Penyalahgunaan Narkotika, 2017. hlm 5
33Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga PermasyarakatanPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
D. Pelaksanaan Program Rehabilitasi Narkotika di UPT Pemasyarakatan
1. Sasaran, Tujuan, dan Pemantauan Program Rehabilitasi Narkotika
Pada dasarnya rehabilitasi di UPT Pemasyarakatan adalah salahsatu hak dari WBP untuk memperoleh layanan kesehatan.51 Kegiatan rehabilitasi sendiri dalam prakteknyamerupakan bagian dari kegiatanpembinaan. Untuk menyelenggarakan layanan rehabilitasi dimaksuddidasarkankepadaPeraturanMenteriHukumdanHAMNomor12tahun2017 tentang Penyelenggaran Layanan Rehabilitasi Narkotika BagiTahanan dan WBP. Dalam konsideran menimbang peraturan menteridimaksuddiamanatkan,bahwanegaramenjaminhakTahanandanWBPpecandu, penyalahguna, dan korban penyalahgunaan narkotika untukmendapatkan layanan rehabilitiasi narkotika padaRutan, LPAS, Lapas,LPKA dan Bapas, bahwa untukmeningkatkan kualitas hidup TahanandanWBPpecandu,penyalahguna,dankorbanpenyalahgunaannarkotikasehingga dapat diterima kembali dalam tataran kehidupan sosialmasyarakatdiperlukanpeningkatanlayananrehabilitasinarkotika.
Sasaranrehabilitasinarkotika52 bagiTahanandanWBPditujukanuntuk:a.Pecandunarkotika;b.Penyalahgunanarkotika;danc.Korbanpenyalahgunaannarkotika.
RehabilitasinarkotikabagiTahanandanWBPbertujuan53untuk:a. Memberikan pelayanan dan jaminan perlindungan terhadap hak
Tahanan dan WBP;b. Memulihkan dan mempertahankan kondisi kesehatan Tahanan
dan WBP yang meliputi aspek biologis, psikologis dan sosial dariketergantungan terhadap narkotika, psikotropika dan zat adiktiflainnya;
51 Indonesia, Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan. Pasal 1452 Indonesia, Keputusan Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor PAS-985.PK.01.06.04 Tahun 2018 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Layanan Rehabilitasi Narkotika Bagi Tahanan dan Warga Binaan Pemasyarakatan di UPT Pemasyarakatan. hlm. 853 Indonesia, Peraturan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 12 tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Layanan Rehabilitasi Narkotika Bagi Tahanan dan Warga Binaan Pemasyarakatan. Pasal 3
34 Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga PermasyarakatanPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
c. MeningkatkanproduktifitassertakualitashidupTahanandanWBP;d. MempersiapkanWBPuntukdapatmenjalankanfungsisosialnyadi
lingkunganmasyarakat.
Pemantauan pelaksanaan layanan rehabilitasi narkotika di UPTPemasyarakatan dilaksanakan secara berjenjang oleh DirektoratJenderal Pemasyarakatan pada Kantor Wilayah dan dari KantorWilayahkepadaUPTPemasyaraktan.TargetcakupanindikatorlayananrehabilitasinarkotikadiUPTPemasyarakatanadalahsebagaiberikut:a. TargetNasionalcakupanlayananrehabilitasinarkotikatahun2018
–2019adalahsebanyak6.000WBP,denganpembagiansebagaiberikut:1)Rehabilitasimedis:250orang;2)Rehabilitasisosial:3.750orang;3)Pascarehablitiasi:2.000orang.
b. Target capaian layanan rehabilitasi narkotika tingkat UPTPemasyarakatanadalahsebagaiberikut:1) 60%Tahanan/WBPbarudiskriningmelaluiprosedurskrining
menggunakanformulirASSIST dan tes urine;2) 100% Tahanan/WBP yang diskrining menggunakan form
ASSISTdenganhasilrisikoberatdiasesmen;atau3) 100%Tahanan/WBPyangdiskriningmenggunakantesurine
(tanpaformulirASSIST)denganhasiltespositifdiasesmen.54
2. Alur Pelaksanaan Proses Pelaksanaan Rehabilitasi Narkotika
DalamKeputusanDirekturJenderalPemasyarakatanKementerianHukumdanHakAsasiManusiaRepublik IndonesiaNomorPAS-985.PK.01.06.04 tahun 2018 tentang Petunjuk Pelaksanaan RehabilitasiNarkotikaBagiTahanandanWBPdiUPTPemasyarakatan,dijelaskantentangtahapanRehabilitasinarkotikabagiTahanandanWBPyaitu:
54 Indonesia, Keputusan Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor PAS-985.PK.01.06.04 Tahun 2018 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Layanan Rehabilitasi Narkotika Bagi Tahanan Dan Warga Binaan Pemasyarakatan Di UPT Pemasyarakatan. hlm 63
35Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga PermasyarakatanPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
a. Pemberian informasi awal Pemberian informasi tentang penyalahgunaan narkotika dan
program rehabilitasi di Rutan dan Lapas penyelenggara rehabilitasi disampaikan kepada setiap tahanan danWBP yang barumasukpada masa pengenalan lingkungan, dan biasanya satu paketdenganinformasikesehatandasarlainnya.
b.SkriningPelaksanaan rehabilitasi dimulai dari kegiatan skrining yang
bertujuan untukmengetahui danmengidentifikasi jenis zat yangdigunakan serta tingkat risiko penyalahgunaan narkotika dengansasaran semua Tahanan dan WBP. Proses skrining dilakukandenganmenggunakanformulirASSIST versi3.1(Alcohol,Smoking,and Substance Involvement Screening Test). Dari hasil skriningakandidapatskorASSISTtiapzatyangkemudianakanmenentukantindakan selanjutnya. Selain menggunakan formulir ASIST jugadilakukandengantesurine.Prosesskriningdilakukanolehdokter,perawat, ataupetugaspemasyarakatan yang telahmendapatkanpelatihan.
Darikegiatanskrining,didapatkaninformasimengenaitingkatrisikopenyalahgunaannarkotika.Tingkatrisikotersebutterdiridaritingkatrisiko:ringan,sedangdanberat.1) TahanandanWBPdenganhasilskriningmenunjukkantingkat
risiko ringan, diberikan edukasi tentang bahaya dan risikopenyalahgunaannarkotika.
2) TahanandanWBPdenganhasilskriningmenunjukkantingkatrisiko sedang, diberikan konseling adiksi. Selain konselingadiksi,dapatjugadilakukanasesmenrehabilitasi.
3) TahanandanWBPdenganhasil skriningmenunjukan tingkatrisikoberat,dilakukanasesmenrehabilitasi.
c. Asesmen rehabilitasi;Asesmenrehabilitasidilakukansetelahmendapatkaninformasi
hasil skrining. Asesmen rehabilitasi merupakan pengumpulaninformasiuntukmendapatkangambaranklinisdanmasalahyanglebihmendalamdaritahanandanWBPsecarakomprehensif,baik
36 Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga PermasyarakatanPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
pada saat memulai, selamamenjalani, hingga selesai mengikutirehabilitasi.
Pelaksanaanasesmenrehabilitasibertujuanuntuk:1) Menginisiasikomunikasidaninteraksiterapeutik;2) Meningkatkan kesadaran tentang besar dan dalamnya
masalah yang dihadapi oleh Tahanan dan WBP terkaitpenggunaannarkotika;
3) Mengkaji masalah medis, menggali data dan informasiidentitasTahanandanWBP,keluarganyadanlingkungannya.Semuadatatersebutdiperlukanuntukmencarilatarbelakangpenyebab terjadinya gangguan penyalahgunaan Narkotikapada Tahanan dan WBP tersebut;
4. Menegakkandiagnosis;5. Menyusun rencana terapi;6. Memberikanumpanbalik;
AsesmenRehabilitasidilakukanolehTimAsesmenRehabilitasiyang sudah mendapat pelatihan. Tim terdiri dari: a. Dokteratau Psikolog, bertugas membuat asesmen narkotika; b. WaliPemasyarakatan, bertugas membuat laporan perkembanganpembinaan dan c. Pembimbing Kemasyarakatan, bertugasmembuat Penelitian Kemasyarakatan (Litmas) awal dan Litmasasimilasi atau Litmas integrasi.
Asesmen dilakukan dengan menggunakan formulir asesmenwajib lapor (ASI-Kemenkes). Dengan sasaran Tahanan danWBPyangsaatskriningmemperolehskoringhasilberisikosedangdanberisikotinggi.Hasilassemendigunakanuntukmembuatrencanapemberianlayananrehabilitasidanpengukurankeberhasilandalammenjalanilayananrehabilitasi.
d. Pemberian Layanan rehabilitasiSetelahdilakukanasesmenkemudiandilaksanakanpemberian
layananrehabiliasinarkotikayangterdiridarirehabilitasimedisdanatausosial.Layananterapirehabilitasimedisdansosialbertujuan
37Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga PermasyarakatanPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
untuk: 1) Abstinesia atau penghentian total penggunaan zat; 2)Penguranganfrekuensidankeparahanrelapsdan3)Memperbaikifungsi fisik, psikologi dan fungsi adaptasi sosial dan dilanjutkanpascarehabilitasi di Bapas.
1) RehabilitasiMedisRehabilitasimedis diberikan kepada Tahanan danWBP yang
berdasarkanhasilasesmendenganderajatadiksisedangdanberat,mempunyaipenyakitkomorbiditasdanadanyagejalaputuszat.55 LayananrehabilitasimedisdiberikandiklinikRutan,Lapas,LPKAdanRSUPengayomanyangditunjukolehDirjenPemasyarakatandengan ketentuan : a. Memiliki ijin operasional; dan b. Memilikidokter dan perawat yang telah mendapat pelatihan di bidanggangguanNAPZA.AtaubisabekerjasamadenganRutan/Lapas/RSlainyangsudahmempunyaidokterdanperawatterlatih.
Layanan rehabilitasi medis56diberikandalambentuk:a) Penanganankondisigawatdaruratnarkotika;b) Detoksifikasidanterapisimtomatik;c) Terapikomorbiditas;d) Terapirumatan;ataue) Terapinonrumatan.
Layanan Rehabilitasi Medis di Rutan/Lapas/LPKA/RS Pengayoman dilaksanakan oleh: a. Dokter; b. Perawat; dan c.Konselor adiksi. Pelaksanaan layanan rehabilitasi medis dapatmengikutsertakan psikolog, psikiater, apoteker, dan/atau analislaboratorium.
2) RehabilitasisosialRehabilitasi sosial diberikan kepada Tahanan danWBP yang
berdasarkan hasil asesmen dengan derajat adiksi ringan, danfisiknyastabil.Layanan rehabilitasisosialdiberikandiLapasdanLPKA yang ditunjuk oleh Dirjen Pemasyarakatan yang memiliki
55 Paparan Dirjen Pemasyarakatan, Arah Kebijakan Ditjenpas dalam Penanganan Pecandu dan Korban Penyalahgunaan Narkotika dalam Proses Hukum (Yogyakarta. 15 Oktober 2018)56 Indonesia, Peraturan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 12 tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Layanan Rehabilitasi Narkotika Bagi Tahanan dan Warga Binaan Pemasyarakatan., Pasal 9 ayat (1)
38 Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga PermasyarakatanPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
sarana berupa: a. blok hunian khusus untuk peserta rehabilitasi;danb.ruangkhususuntukkegiatanrehabilitasisosial.
Layanan Rehabilitasi Sosial dilaksanakan oleh: a. Tenagakesehatan(Dokter,danatauPerawat)minimal1orangyangtelahmendapatkan pelatihan rehabilitasi; b. Wali pemasyarakatan(Petugas Pemasyarakatan yang sudah mendapatkan pelatihanrehabilitasidanditunjuksebagaiProgramManageratauInstruktur);sertac.Petugasyangsudahterlatihkonselingadiksi.Pelaksanaanlayanan rehabilitasi Sosial dapat mengikutsertakan psikolog,pekerjasosial,ataurohaniawan.
Layanan rehabilitasi sosial57diberikandalambentuk:a)Therapeutic Community;b)Criminon; atauc) IntervensiSingkat.
3) PascarehabilitasiLayananpascarehabilitasimerupakanbagianyangterintegrasi
dan tidak terpisahkan dari rehabilitasi medis dan sosial dalamupayapemulihanketergantungannarkotika.Pelaksanaanlayananrehabilitasi di Rutan/Lapas/LPKA/RS Pengayoman dilanjutkandenganpascarehabilitasidiBapasagarkliendapatpulih,produktifdan berfungsi sosial. Prinsip pendampingan dan pengembangan pada layanan pascarehabilitasi di Bapas merupakan modalitaspentingyangmemberikanpetunjuksecarajelasdanterarahuntukpencapaiantujuanpemulihan.
KriteriaklienPascarehabilitasiadalah:a).KlienPemasyarakatansudahmenjalanirehabilitasidiRutan/LPKA/Lapas/RSPengayoman;danb).BersediauntukmenjalanilayananPascarehabilitasisesuaidengan rencana program. Bentuk Layanan Pascarehabilitasi diBapas58 meliputi:a) KonselingIndividub)KonselingKelompok
57 Ibid., Pasal 10 ayat (1)58 Ibid., Pasal 11 ayat (1)
39Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga PermasyarakatanPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
c) KonselingKeluargad)PertemuanKelompok(PeerGroup)e) Seminar(Psikoedukasi:lifeskill,copingskill,relapsprevention)f) Pelatihankemandirian
Tahapan rehabilitasi diatas, dapat digambarkan alur layananrehabilitasinarkotikasebagaiberikut:
Gambar 1. Alur Pelaksanaan Program Rehabilitasi Narkotika
SKRINNING
Risiko Rendah Risiko Sedang Risiko Berat
ASSESMEN
INTERVENSI SINGKAT
REHABILITASI MEDIS REHABILITASI SOSIAL
Terapi Rumatan
Terapi Simtomatik
Penyakit Komorbiditas
Psikis/Mental
RUJUKAN
Fisik (HIV-AIDS, TBC)
STABIL
PASCA REHABILITASI
40 Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga PermasyarakatanPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
41Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga PermasyarakatanPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
BAB IIIHASIL DAN PEMBAHASAN
42 Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga PermasyarakatanPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
43Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga PermasyarakatanPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini akanmenguraikan hasil analisis data denganmenggunakan pendekatan gabungan (mix-method) yaitu gabungan antara analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Pertama adalahdeskripsi responden yang terlibat aktif dalam penelitian ini yaiturespondenyangmengisidatakuesioneruntukpenelitiankuantitatifdaninformanyangterlibatdalampenelitiankualitatif.Keduaadalahhasiltabulasikuesionerdanin-depthstudyberdasarkanwawancaradan FGD. Ketiga adalah faktor-faktor penghambat pelaksanaanrehabilitasinarkotikadiUPTPemasyarakatan.
A. Gambaran Umum
1. Rutan/Lapas dan Bapas Pelaksana Rehabilitasi dan Pascarehabilitasi
Pelaksanaan rehabilitasinarkotikabisadilakukanoleh instansipemerintah dan masyarakat. Salah satu instansi pemerintahyang dapat melaksanakan rehabilitasi narkotika adalah di UPTPemasyarakatan yaitu Rutan, Lapas dan Bapas. BerdasarkanKepdirjenPemasyarakatanNomor:PAS.121.PK.01.07.01tahun2017tentang penetapan UPT Pemasyarakatan Penyelenggara LayananRehabilitasiTahanandanWBPPenyalahgunaNarkotikaditunjuk128UPTpemasyarakatan(lihattabel6)dengantargetpesertarehabilitasi
III
44 Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga PermasyarakatanPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
6.000 orang yang terdiri dari rehabilitasi medis 250 orang, rehabilitasi sosial3.750orangdanpascarehabilitasi2.000orang.
2. Karakteristik Responden
Penelitianinimengambilsampeldi7(tujuh)provinsiyaituSumateraSelatan, DKI Jakarta, Banten (Tangerang), Jawa Barat, DI Yogyakarta,Bali, dan Sulawesi Selatan. Data jumlah responden Tahanan/WBP/Klienadalahsebanyak728(tujuhratusduapuluhdelapan)orangyangbervariasidari tiap-tiapprovinsi.Persebarandatadari tiapprovinsidanUPTPemasyarakatan,dapatdilihatdalamtabeldibawahini:
No Jenis Rehabilitasi UPT Pelaksana Jumlah UPT
1 Medis Rutan, RS Pengayoman 5
2 Sosial Lapas, LPKA, LP Narkotika, LPP 72
3 Medis dan Sosial LPP, Lapas 7
4 Pascarehabilitasi Bapas 44
Tabel 6. Jumlah UPT Pelaksana Rehabilitasi
No Provinsi Nama UPTJenis Rehabilitasi
Medis Sosial Pasca
1 DKI Jakarta 1. Lapas Klas I Cipinang 11 - -
2. Lapas Narkotika Klas IIA Jakarta 4 88 -
3. Rutan Klas I Jakarta Pusat 5 - -
4. Bapas Klas I Jakarta Pusat - - 5
5. Bapas Klas I Jakarta Selatan - - 5
2 Banten (Tangerang) 1. Lapas Perempuan Klas II Tangerang - 15 -
2. Lapas Pemuda Klas II Tangerang 13 23 -
3 Jawa Barat 1. Lapas Klas IIA Banceuy - 10 -
2. Lapas Klas IIA Bogor - 27 -
3. Lapas Klas IIA Cibinong - 30 -
4. Lapas Klas IIA Bekasi - 10 -
5. Lapas Klas III Gunung Sindur - 14 -
6. Lapas Perempuan Klas IIA Bandung - 24 -
7. Lapas Narkotika Klas IIA Bandung - 21 -
Tabel 7. Persebaran Jumlah Responden Rehabilitasi Medis, Sosial dan Pascarehabilitasi
45Potret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga PermasyarakatanPotret Efektivitas Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Permasyarakatan
Berdasarkanhasiltabulasiyangditunjukanpadatabeldiatas,darikeseluruhanrespondenyangberjumlah728responden,usiarespondenpaling banyakmengikuti program rehabilitasimedis, rehabilitasi sosialdanpascarehabilitasiberadapadarentangusia21s.d.30tahunsebesar38,87%,diikutirentangusia31s.d.40tahun37,91%,kemudianrentangusia41s.d.50tahundenganprosentase12,91%danpersentaseterendahadapadarentangusialebihdari50tahunyaitusebanyak3,43%.
No Provinsi Nama UPTJenis Rehabilitasi
Medis Sosial Pasca
8. Lapas Narkotika Klas IIA Cirebon - 33 -
9. Rutan Klas I Bandung 1 - -
4 D.I Yogyakarta Lapas Narkotika Klas IIA Yogyakarta - 39 -
5 Sumatera Selatan 1. Lapas Perempuan Klas IIA Palembang 25 25 -
2. Bapas Klas I Palembang - - 2
6 Bali 1. Lapas Klas IIA Denpasar 5 6 -
2. Lapas Klas IIB Karangasem - 6 -
3. Lapas Klas IIB Tabanan