Upload
ratu-qurroh-ain
View
798
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5/11/2018 Povidone - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/povidone 1/5
Antiseptik
Antiseptik ialah obat yang dapat meniadakan atau mencegah keadaan sepsis. Obat
ini dapat bersifat bakterisid atau bakteriostatik. Bakterisid adalah obat yang mematikan
kuman sedangkan bakteriostatik adalah obat yang menghambat pertumbuhan kuman.
Antiseptik dibagi menjadi delapan kategori, yaitu (a) fenol dan penyabunannya,
(b) logam-logam berat, (c) halogen, (d) zat warna, (e) oksidator, (f) alkohol dan aldehida,
(g) detergen , dan (h) fungisida topikal. Yang akan lebih dibahas disini ialah antiseptik
jenis halogen yang didalamnya termasuk betadine atau povidone-iodine.
Sekalipun semua halogen bersifat bakteriostatik, tetapi karena menimbulkan
iritasi, maka hanya yodium dan klor yang digunakan sebagai antiseptik. Dikenal
antiseptik halogen anorganik dan organik. Keduanya mengadakan presipitasi protein dan
merusak enzim kuman. Preparat halogen lebih kuat daripada natiseptik lain dan
digunakan untuk disinfeksi, antisepsi dan streilisasi air. Tingtur dari yodium banyak
digunakan untuk luka lecet, disinfeksi kulit sebelum operasi. Kerugiannya hanya
memberi rasa pedih. Preparat lainnya adalah yodoform yang merupakan ikatan organik
berupa serbuk yang dibubuhkan pada tampon atau pembalut. Untuk disinfeksi air minumdapat digunakan halozon, Na-hipoklorida atau heksadin dan tetrasidin. Dua bahan
terakhir ini, mengandung yodium. Na-hipoklorida digunakan juga untuk disinfeksi alat
kedokteran dan untuk membersihkan rongga tubuh yang bernanah. Larutannya disebut
larutan Dakin. Larutan antiseptik lain yang berfungsi melarutkan jaringan mati adalah
koramin.
Povodine Iodin/Betadine
Povidone-iodine adalah sebuah makromolekular kompleks (poly-I(1-Vinyl-2-
pyrrolidinone) yang digunakan sebagai iodofor. Ini diformulasikan menjadi 10% larutan
yang dioleskan, 2% larutan pembersih, dan dalam banyak formulasi topikal, contoh
semprotan aerosol, busa aerosol, gel vaginal, obat salep, dan pencuci mulut. Karena
5/11/2018 Povidone - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/povidone 2/5
povodine-iodine mengandung sangat sedikit iodine bebas (kurang dari 1 ppm dalam 10%
larutan) efektivitas antibakterialnya hanya sedang dibandingkan dengan larutan iodine
murni tapi tetap dapat efektif melawan jangkauan luas bakteri, fungi, dan bahkan spora.
Sistemik Absorpsi
Luas sistemik absorpsi dari povodine-iodine tergantung dari lokalisasi dan kondisi saat
digunakan (area, permukaan kulit, membran mukosa, luka, rongga tubuh).
Kulit sehat
Cuci tangan dan bedah kulit antisepsis yang berulang tidak meningkatkan konsntrasi
serum iodine, tapi menghasilkan pertambahan kecil jumlah iodine dalam urin.
Luka
Povodine-iodine menghambat migrasi leukosit dan agregasi fibroblast pada luka. Efek
dalam proses penyembuhan luka telah dipelajari dari 294 anak-anak yang akan menjalani
operasi, 283 dari mereka telah menjalani apendiktomi. Dalam percobaan pertama
menggunakan 5% povodine-iodine aerosol untuk disinfektan pre-operasi, infeksi luka
post-operasi adalah 19% dalam kelompok tes dan hanya 8% dalam kelompok kontrol.Ketika digunakan larutan povodine-iodine 1%, hanya 2,6% pasien yang terinfeksi
(kelompok kontrol 8,5%). Menggunakan penguras dengan spons viskosa selulosa, aerosol
povodine-iodine 5% menghambat migrasi leukosit, tapi tidak ada agregasi atau fibroblast
yang terdeteksi. Sebuah larutan 5% povodine-iodine memungkinkan pergerakan seluler
yang lebih baik dan keterikatan pada rangka, predominasi polimorfonuklear leukosit.
Perbedaannya adalah bahan dalam formula aerosol haruslah lebih beracun bagi sel
daripada bahan dalam larutan. Jika larutan povodine-iodine 1% diabsorpsi oleh spons,
fenomena agregasi hanya dapat sedikit dicegah dan morfologi selnya mirip dengan
kelompok kontrol.
Nyeri pada luka akut
5/11/2018 Povidone - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/povidone 3/5
Penyebab nyeri Definisi Contoh
Background Nyeri dari area luka yang dirasakan saat istirahat Luka akut
Luka kronik
Incident Nyeri yang terjadi pada tempat luka saat aktivitas Nyeri saat mobilisasi
rutin berbalik, duduk,
berjalan, batuk
Procedural Nyeri yang dialami pasien ketika prosedur rutin Ganti pembalut luka,
perawatan luka Pembersihan luka
Operative Nyeri yang disebabkan oleh intervensi Pengangkatan
jaringan luka
Penyebab nyeri Tipe nyeri (berdasar mekanisme) Karakteristik Simptom Klinik
Background Neuropatik, Inflamasi Spontan Nyeri
Incident Inflamasi Dipicu Allodynia, nyeri
Procedural Nosiseptif, Inflamasi Dipicu Hiperalgesia,
nyeri
Operative Nosiseptif, Inflamasi Dipicu Hiperalgesia,
nyeri
Faktor langsung yang berkontribusi dalam nyeri luka akut termasuk asidosis pada
tempat luka, infeksi, inflamasi, besar, dan lokasi luka. Penemuan terbaru menemukan
bahwa asidosis pada tempat luka meningkatkan sensitisasi nosiseptor. Adanya penurunan
pH dan peningkatan konsentrasi laktat di jaringan setelah luka berkontribusi terhadap
nyeri pada luka melalui induksi dari ischemia.
Luka akut beresiko terkena infeksi, dan infeksi luka biasanya diasosiasikan
dengan peningkatan nyeri pada tempat luka. Faktanya, satu kriteria untuk diagnosis
infeksi luka akut adalah nyeri. Infeksi-menyebabkan bakteri memproduksi endotoksin
dan eksositoksin, yang keduanya melukai jaringan dan mungkin berkontribusi terhadap
sensitisasi. Infeksi mengarah ke respon inflamasi yang mengeluarkan cairan inflamasi
(misal, beberapa mediator kimiawi) yang menginduksi sensitisasi nosiseptor.
5/11/2018 Povidone - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/povidone 4/5
Itu mungkin bahwa jika lukanya besar, lebih banyak nosiseptor yang diaktivasi
dan sentisisasi. Lokasi dari luka adalah faktor lain yang diasosiasikan dengan perbedaan
pada intensitas luka. Beberapa luka yang berlokasi di area yang mengandung saraf tepi
mayor (contoh. toraks, payudara, paha). Saraf-saraf tersebut dapat rusak saat operasi, dan
kerusakan ini dapat berkontribusi kepada pemngembangan nyeri neuropatik seperti
hiperalgesia dan allodynia.
Berbagai macam faktor tidak langsung yang berkontribusi pada nyeri dalam luka
akut termasuk rangsangan yang berulang-ulang, larutan pembersih, pengaplikasian dasar
(contoh, pemakaian dilakukan langsung pada jaringan luka), dan lama waktu dari saat
terluka. Trauma pada luka selama perawatan lokal dapat dilakukan secara mekanik
(contoh, menggosok atau irigasi tekanan tinggi) atau kimiawi (contoh, larutan pembersih
beracun).
Banyak larutan yang tersedia untuk membersihkan luka. Namun, beberapa larutan
(misalnya, povidone-iodine, asam asetat, hidrogen peroksida, natrium hipoklorit)
memiliki sifat antiseptik yang beracun pada sel yang luka dan dapat menyebabkan
sensitisasi dari nosiseptor.
Mekanisme Sensitisasi Nosiseptor
Hiperalgesia sekunder dimediasi oleh sensitisasi perifer. Setelah terluka, A- δ dan
serat C akan menjadi peka dan menghasilkan aktivitas spontan yang memperkuat repon
neuron dorsal horn, atau nama lainnya kornu posterior medula spinalis yang mengandung
sel saraf sensorik. Nosiseptor diam, yang biasanya tidak menanggapi rangsangan
berbahaya, bisa menjadi aktif dan memberikan kontribusi bagi pengembangan kedua
hyperalgesia (peningkatan rasa nyeri yang berlebihan karena peningkatan nosiseptor)
primer dan sekunder. Akhirnya, stimulus yang berbahaya dapat diubah untuk
membangkitkan allodynia melalui peningkatan tanggapan nosiseptor, pemekaan nosiseptor
diam, dan peningkatan di bidang reseptif dari A-δ dan serat C.
5/11/2018 Povidone - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/povidone 5/5
Daftar Pustaka
• Bagian Farmakologi FKUI. Farmakologi dan Terapi Ed 2th. Jakarta: FKUI; 1971.
• dr. Darmadi. Infeksi Nosokomial problematika dan pengendaliannya. Jakarta: Salemba
Medika; 2008.
• David S, Andrew S, Rodney P, Colin R, editors. Cambridge textbook of accident and
emergency medicine. New York: Cambridge University Press; 1997.
• Aronson JK. Meyler's Side Effects of Endocrine and Metabolic Drugs. USA: Elsevier;
2009.
• Khan MN dan Naqvi HA. Antiseptics, iodine, povidone iodine and traumatic wound
cleansing. Wound cleansing 2005 Nov 1: 16(4); 234-10.
• Carmen MA, Milagros IFM, Cristine M, Geraldine P, Nancy S, Katheleen AP. Acute
wound pain: Gaining a better understanding. Advanced skin wound care August
2009;22:373-80.
• Burks RI. Povidone-iodine solution in wound treatment. Phys Ther. 1998;78:212-218.1
• Djamhuri A. Sinopsis farmakologi dengan terapan khusus di klinik dan perawatan.
Jakarta: Hipokrates; 1990.