5
 Antiseptik Antiseptik ialah obat yang dapat meniadakan atau mencegah keadaan sepsis. Obat ini dapat bersifat bakterisid atau bakteri ostatik. Bakterisid adalah obat y ang mematikan kuman sedangkan bakteriostatik adalah obat yang menghambat pertumbuhan kuman. Antiseptik dibagi menjadi delapan kategori, yaitu (a) fenol dan penyabunannya, (b) logam-logam berat, (c) halogen, (d) zat warna, (e) oksidator, (f) alkohol dan aldehida, (g) detergen , dan (h) fungisida topikal. Yang akan lebih dibahas disini ialah antiseptik  jenis halogen yang didalamnya termasuk betadine atau povidone-iodine. Sek ali pun semua hal ogen ber sif at bakter ios tat ik, tet api kar ena menimb ulkan ir it asi, ma ka han ya yodi um dan kl or ya ng di gunakan se bag ai anti sept ik. Di kenal antiseptik halogen anorganik dan organik. Keduanya mengadakan presipitasi protein dan merusak enz im kuman. Pr eparat halogen le bi h kuat dari pad a nat is epti k lain dan digunakan untuk disinfeksi, antisepsi dan streilisasi air. Tingtur dari yodium banyak digunak an unt uk luk a lec et, dis inf eks i kul it sebelum oper asi . Ker ugi annya hanya memberi rasa pedih. Preparat lainnya adalah yodoform yang merupakan ikatan organik  berupa serbuk yang dibubuhkan pada tampon atau pembalut. Untuk disinfeksi air minum dapa t diguna kan hal ozon, Na- hipokl ori da ata u heks adi n dan tet ras idi n. Dua baha n terakhir ini, mengandung yodium. Na-hipoklorida digunakan juga untuk disinfeksi alat kedokteran dan untuk membersihkan rongga tubuh yang bernanah. Larutannya disebut larutan Dakin. Larutan antiseptik lain yang berfungsi melarutkan jaringan mati adalah koramin. Povodine Iodin/Betadine Povid one-io dine adalah sebuah makromolekula r komple ks (poly -I(1- Vinyl -2-  pyrrolidinone) yang digunakan sebagai iodofor. Ini diformulasikan menjadi 10% larutan yang dioles kan, 2% lar uta n pember sih , dan dal am bany ak for mul asi topika l, cont oh semprotan aerosol, busa aerosol, gel vaginal, obat salep, dan pencuci mulut. Karena

Povidone

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Povidone

5/11/2018 Povidone - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/povidone 1/5

 

Antiseptik 

Antiseptik ialah obat yang dapat meniadakan atau mencegah keadaan sepsis. Obat

ini dapat bersifat bakterisid atau bakteriostatik. Bakterisid adalah obat yang mematikan

kuman sedangkan bakteriostatik adalah obat yang menghambat pertumbuhan kuman.

Antiseptik dibagi menjadi delapan kategori, yaitu (a) fenol dan penyabunannya,

(b) logam-logam berat, (c) halogen, (d) zat warna, (e) oksidator, (f) alkohol dan aldehida,

(g) detergen , dan (h) fungisida topikal. Yang akan lebih dibahas disini ialah antiseptik 

 jenis halogen yang didalamnya termasuk betadine atau povidone-iodine.

Sekalipun semua halogen bersifat bakteriostatik, tetapi karena menimbulkan

iritasi, maka hanya yodium dan klor yang digunakan sebagai antiseptik. Dikenal

antiseptik halogen anorganik dan organik. Keduanya mengadakan presipitasi protein dan

merusak enzim kuman. Preparat halogen lebih kuat daripada natiseptik lain dan

digunakan untuk disinfeksi, antisepsi dan streilisasi air. Tingtur dari yodium banyak 

digunakan untuk luka lecet, disinfeksi kulit sebelum operasi. Kerugiannya hanya

memberi rasa pedih. Preparat lainnya adalah yodoform yang merupakan ikatan organik 

 berupa serbuk yang dibubuhkan pada tampon atau pembalut. Untuk disinfeksi air minumdapat digunakan halozon, Na-hipoklorida atau heksadin dan tetrasidin. Dua bahan

terakhir ini, mengandung yodium. Na-hipoklorida digunakan juga untuk disinfeksi alat

kedokteran dan untuk membersihkan rongga tubuh yang bernanah. Larutannya disebut

larutan Dakin. Larutan antiseptik lain yang berfungsi melarutkan jaringan mati adalah

koramin.

Povodine Iodin/Betadine

Povidone-iodine adalah sebuah makromolekular kompleks (poly-I(1-Vinyl-2-

 pyrrolidinone) yang digunakan sebagai iodofor. Ini diformulasikan menjadi 10% larutan

yang dioleskan, 2% larutan pembersih, dan dalam banyak formulasi topikal, contoh

semprotan aerosol, busa aerosol, gel vaginal, obat salep, dan pencuci mulut. Karena

Page 2: Povidone

5/11/2018 Povidone - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/povidone 2/5

 

 povodine-iodine mengandung sangat sedikit iodine bebas (kurang dari 1 ppm dalam 10%

larutan) efektivitas antibakterialnya hanya sedang dibandingkan dengan larutan iodine

murni tapi tetap dapat efektif melawan jangkauan luas bakteri, fungi, dan bahkan spora.

Sistemik Absorpsi

Luas sistemik absorpsi dari povodine-iodine tergantung dari lokalisasi dan kondisi saat

digunakan (area, permukaan kulit, membran mukosa, luka, rongga tubuh).

 Kulit sehat 

Cuci tangan dan bedah kulit antisepsis yang berulang tidak meningkatkan konsntrasi

serum iodine, tapi menghasilkan pertambahan kecil jumlah iodine dalam urin.

 Luka

Povodine-iodine menghambat migrasi leukosit dan agregasi fibroblast pada luka. Efek 

dalam proses penyembuhan luka telah dipelajari dari 294 anak-anak yang akan menjalani

operasi, 283 dari mereka telah menjalani apendiktomi. Dalam percobaan pertama

menggunakan 5% povodine-iodine aerosol untuk disinfektan pre-operasi, infeksi luka

 post-operasi adalah 19% dalam kelompok tes dan hanya 8% dalam kelompok kontrol.Ketika digunakan larutan povodine-iodine 1%, hanya 2,6% pasien yang terinfeksi

(kelompok kontrol 8,5%). Menggunakan penguras dengan spons viskosa selulosa, aerosol

 povodine-iodine 5% menghambat migrasi leukosit, tapi tidak ada agregasi atau fibroblast

yang terdeteksi. Sebuah larutan 5% povodine-iodine memungkinkan pergerakan seluler 

yang lebih baik dan keterikatan pada rangka, predominasi polimorfonuklear leukosit.

Perbedaannya adalah bahan dalam formula aerosol haruslah lebih beracun bagi sel

daripada bahan dalam larutan. Jika larutan povodine-iodine 1% diabsorpsi oleh spons,

fenomena agregasi hanya dapat sedikit dicegah dan morfologi selnya mirip dengan

kelompok kontrol.

 Nyeri pada luka akut

Page 3: Povidone

5/11/2018 Povidone - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/povidone 3/5

 

Penyebab nyeri Definisi Contoh

Background Nyeri dari area luka yang dirasakan saat istirahat Luka akut

Luka kronik 

Incident Nyeri yang terjadi pada tempat luka saat aktivitas Nyeri saat mobilisasi

rutin berbalik, duduk,

berjalan, batuk 

Procedural Nyeri yang dialami pasien ketika prosedur rutin Ganti pembalut luka,

perawatan luka Pembersihan luka

Operative Nyeri yang disebabkan oleh intervensi Pengangkatan

 jaringan luka

  Penyebab nyeri Tipe nyeri (berdasar mekanisme) Karakteristik Simptom Klinik 

Background Neuropatik, Inflamasi Spontan Nyeri

Incident Inflamasi Dipicu Allodynia, nyeri

Procedural Nosiseptif, Inflamasi Dipicu Hiperalgesia,

nyeri

Operative Nosiseptif, Inflamasi Dipicu Hiperalgesia,

nyeri

Faktor langsung yang berkontribusi dalam nyeri luka akut termasuk asidosis pada

tempat luka, infeksi, inflamasi, besar, dan lokasi luka. Penemuan terbaru menemukan

 bahwa asidosis pada tempat luka meningkatkan sensitisasi nosiseptor. Adanya penurunan

 pH dan peningkatan konsentrasi laktat di jaringan setelah luka berkontribusi terhadap

nyeri pada luka melalui induksi dari ischemia.

Luka akut beresiko terkena infeksi, dan infeksi luka biasanya diasosiasikan

dengan peningkatan nyeri pada tempat luka. Faktanya, satu kriteria untuk diagnosis

infeksi luka akut adalah nyeri. Infeksi-menyebabkan bakteri memproduksi endotoksin

dan eksositoksin, yang keduanya melukai jaringan dan mungkin berkontribusi terhadap

sensitisasi. Infeksi mengarah ke respon inflamasi yang mengeluarkan cairan inflamasi

(misal, beberapa mediator kimiawi) yang menginduksi sensitisasi nosiseptor.

Page 4: Povidone

5/11/2018 Povidone - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/povidone 4/5

 

Itu mungkin bahwa jika lukanya besar, lebih banyak nosiseptor yang diaktivasi

dan sentisisasi. Lokasi dari luka adalah faktor lain yang diasosiasikan dengan perbedaan

 pada intensitas luka. Beberapa luka yang berlokasi di area yang mengandung saraf tepi

mayor (contoh. toraks, payudara, paha). Saraf-saraf tersebut dapat rusak saat operasi, dan

kerusakan ini dapat berkontribusi kepada pemngembangan nyeri neuropatik seperti

hiperalgesia dan allodynia.

Berbagai macam faktor tidak langsung yang berkontribusi pada nyeri dalam luka

akut termasuk rangsangan yang berulang-ulang, larutan pembersih, pengaplikasian dasar 

(contoh, pemakaian dilakukan langsung pada jaringan luka), dan lama waktu dari saat

terluka. Trauma pada luka selama perawatan lokal dapat dilakukan secara mekanik 

(contoh, menggosok atau irigasi tekanan tinggi) atau kimiawi (contoh, larutan pembersih

 beracun).

Banyak larutan yang tersedia untuk membersihkan luka. Namun, beberapa larutan

(misalnya, povidone-iodine, asam asetat, hidrogen peroksida, natrium hipoklorit)

memiliki sifat antiseptik yang beracun pada sel yang luka dan dapat menyebabkan

sensitisasi dari nosiseptor.

Mekanisme Sensitisasi Nosiseptor 

Hiperalgesia sekunder dimediasi oleh sensitisasi perifer. Setelah terluka, A- δ dan

serat C akan menjadi peka dan menghasilkan aktivitas spontan yang memperkuat repon

neuron dorsal horn, atau nama lainnya kornu posterior medula spinalis yang mengandung

sel saraf sensorik. Nosiseptor diam, yang biasanya tidak menanggapi rangsangan

  berbahaya, bisa menjadi aktif dan memberikan kontribusi bagi pengembangan kedua

hyperalgesia (peningkatan rasa nyeri yang berlebihan karena peningkatan nosiseptor)

  primer dan sekunder. Akhirnya, stimulus yang berbahaya dapat diubah untuk 

membangkitkan allodynia melalui peningkatan tanggapan nosiseptor, pemekaan nosiseptor 

diam, dan peningkatan di bidang reseptif dari A-δ dan serat C.

Page 5: Povidone

5/11/2018 Povidone - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/povidone 5/5

 

Daftar Pustaka

• Bagian Farmakologi FKUI. Farmakologi dan Terapi Ed 2th. Jakarta: FKUI; 1971.

• dr. Darmadi. Infeksi Nosokomial problematika dan pengendaliannya. Jakarta: Salemba

Medika; 2008.

• David S, Andrew S, Rodney P, Colin R, editors. Cambridge textbook of accident and

emergency medicine. New York: Cambridge University Press; 1997.

• Aronson JK. Meyler's Side Effects of Endocrine and Metabolic Drugs. USA: Elsevier;

2009.

• Khan MN dan Naqvi HA. Antiseptics, iodine, povidone iodine and traumatic wound

cleansing. Wound cleansing 2005 Nov 1: 16(4); 234-10.

• Carmen MA, Milagros IFM, Cristine M, Geraldine P, Nancy S, Katheleen AP. Acute

wound pain: Gaining a better understanding. Advanced skin wound care August

2009;22:373-80.

• Burks RI. Povidone-iodine solution in wound treatment. Phys Ther. 1998;78:212-218.1

• Djamhuri A. Sinopsis farmakologi dengan terapan khusus di klinik dan perawatan.

Jakarta: Hipokrates; 1990.