Pp Sinusitis Rd-Ad Jadi 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

THT

Citation preview

PowerPoint Presentation

1SinusitisArif DermawanRonald FransBAGIAN ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROKBEDAH KEPALA LEHERFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARANBANDUNG 2003CURRENT CONCEPS AND MANAGEMENT2Definisi Sinusitis : Inflamasi satu atau lebih sinus paranasal Klasifikasi Sinusitis Akut 3-4 mingguGejala URTI menetap, Rinorea purulent, PND, anosmia, nasal kongesti, Fascial pain, Nyeri kepala, demam, batuk dahak Sinusitis Kronik3-8 minggu atau lebihGejala sama dengan akut mungkin lebih berat.Abnormal CT atau MRI Sinusitis Rekurent 3 atau lebih episode sinusitis akut dalam satu tahun3

Anatomi Sinus Paranasal4

Dikutip dari Mc Cheney 19985

6

Fisiologi SinusDikutip dari Bailey 19987

Fisiologi Sinus8Mikrobiologi Sinusitis Akut Virus URTI Streptococcus pneumonia Sinusitis Kronik Semua organisme di atas Pseudomonas aeruginosa Group A streptococcus

Sinusitis Fungal Aspergillus fumigatus Myriodontium keratinophilum Bipolaris sp. Dreschlera sp

Haemophilus influenzae Moraxella catarrhalisStaphylococcus aureus Anaerob Bacteroides spp., Fusobacteria, Propionibacterium acnes Curvularis sp. Altenaria sp.9Anamnesa Gejala Infeksi Saluran Pernafasan Atas persisten 5-7 hari Sumbat hidung Ingus purulen PND

Anak : Iritabilitas, muntah, batuk lama

Faktor predisposisi sinusitis Rinitis alergi Rinitis okupasional Polip nasal Diferensial diagnosis sinusitis Sistik fibrosis Wageners granulomatosis Infeksi HIV Rinitis Medikamentosa Imunodefisiensi Asma Sindroma Kartageners Sindoma Silia Imotil Tumor Nyeri fasial Sakit kepala Batuk

Demam Malaise Nyeri tenggorokPemeriksaan Fisik Tanda klinis khas Nyeri tekan diatas sinus Mukosa hiperemis Sekret nasal purulent Sekret posterior faring Edema periorbital Faktor resiko sinusitis Septum deviasi Konka bulosa Nasal polip Sinonasal neoplasma Benda asing Transiluminasi Adenoiditis kronis

Dikutip dari www.m-ww.de11Imaging Indikasi Gejala klinis tidak jelas Pemeriksaan fisik samar Respon terapi inisial lemah Radiografi standar Sinusitis akut Kurang sensitif Visualisasi etmoid rendah

CT Evaluasi pre operasi nasal & sinus paranasal akibat obstruksi KOM MRI Sinusitis fungal Tumor USG Bumil Jumlah sekret sinus terkumpul

Dikutip dari www.szote.com12Laboratorium Evaluasi laboratorium Nasal sitologi Sweat clorida test Sitologi nasal Rinitis alergi NARES Sweat clorida test Sistik fibrosis Fungsi Silia Tes sakarin Tes imunodefisiensi Imunoglobulin quantitatif Tes antibodi Serum Ig E Fungsi silia Tes imunodefisiensi Nasal Poliposis Sensitif aspirin HIV Diabetes 13Pemeriksaan Lain Rinoskopi Fiberoptik Pemeriksaan detail struktur nasal dan faring

Biopsi Neoplasma Fungal atau granulomatosa Motilitas silia

Kultur & Pewarnaan sekret Identifikasi penyebab sinusistis Bakteri dan jamur Sensitivitas antimikroba 14Penatalaksanaan Antibiotik Antihistamin Adrenergik decongestan Glukokortikoid Adjuvant terapi : Mukolitik, Ekspektoran, Saline Intra Vena Immune Globulin Imunoterapi alergen Pembedahan 15Antibiotika adalah terapi utama untuk sinusitis bakteriBakteri yang paling sering adalah organisme polysaccharide encapsulated, di mana 30%-40% menghasilkan enzim -laktamaseBelum ada satu ketentuan yang jelas mengenai lamanya pemberian terapi antibiotika untuk sinusitis akut, tapi terapi selama 14 hari cukup adekuat pada kebanyakan pasienSinusitis kronis sebaiknya diterapi sampai 7 hari penderita bebas gejalaPilihan antibiotik harus berdasar pada efektifitas, biaya, dan efek sampingAntibiotika16AntibioticPediatric dosageAdult dosageAmoxicillin13 mg/kg TID250-500 mg TIDAmoxicillin/potassiumclavulanate13 mg/kg TID*250-500 mg TID* 22.5 mg/kg BID*500-875 mg/kg BID*Erythromycin/sulfisoxazole12.5/37.5 mg/kg QIDSulfamethoxazole/trimethoprim20/4 mg/kg BID800/160 BIDCefaclor13 mg/kg TID250-500 mg TIDCefadroxil15 mg/kg BID500-1000 mg BIDCefuroxime7.5 mg/kg BID250-500 mg BIDCefpodoxime5 mg/kg BID200-400 mg BIDCefprozil15 mg/kg BID250-500 mg BIDCefixime8 mg/kg QD400 mg QDCeftibuten9 mg/kg QD400 mg QDLoracarbef7.5 mg/kg BID200-400 mg BIDAzithromycin5 mg/kg QD250 mg QDClarithromycin7.5 mg/kg BID500 mg BIDCiprofloxacin500-700 mg BIDLevofloxicin500 mg QDGrepafloxacin400 mg QDTrovafloxacin200 mg QDSparfloxacin100 mg QDClindamycin5 mg/kg TID150-450mg TID, QIDMetronidazole7.5 mg/kg TID250-500mg TID, QID

Modified from Virant FS, Shapiro GG. Sinusitis. In: Tierney DF, editor. Current pulmonology. St Louis: Mosby. In press. TID, Three times daily; BID, twice daily; QID, four times daily; QD, every day.*Based on amoxicillin component. Typically 5-day course after 10 mg/kg (pediatric) or 500 mg (adult) load equals 10 days total therapy.After 200 mg loading dose.17Tidak ada ada yang merekomendasikan penggunaan antihistamin H1 untuk sinusitis akut bakterialisAntihistamin H1 mungkin berperan pada sinusitis kronis, terutama untuk penderita dengan rhinitis alergiAntihistamin18 - Adrenergik DekongestanDekongestan topikal dan oral sering digunakan pada terapi sinusitis akut dan kronisMelebarkan patensi ostium Mengurangi pembengkakan konka2 Mekanisme efek Direk aktifasi reseptor -Adrenergik Indirek prejunctional (displace norepinefrin)Oral : phenylpropanolamine, pseudoephedrine, phenylephrineTopikal : oxymetazoline, xylometazoline Efek sampingOral TD meningkat, reflek bradikardia, retensi urin, midriasisTopikal Rebond hiperemia atau rinitis medikamentosa19GLUKOKORTIKOSTEROID

Penggunaan steroid sistemik pada penyakit sinus belum diteliti secara sistematisBeberapa penelitian sebelumnya menyarankan pemberian steroid intranasal pada beberapa keadaan sebagai terapi tambahan, dan cukup bermanfaat untuk terapi sinusitis.Pemberian terapi steroid langsung secara inhalasi yang relatif aman memungkinkan penggunaan steroid tersebut dalam terapi sinusitis atau setidaknya untuk terapi pada penyakit yang didasari oleh alergi.

20TERAPI TAMBAHAN

Kurang data adekuat serta penelitian yang mengimplikasikan secara langsung penggunaan seperti saline, mukolitik dan ekspektoran sebagai terapi individual untuk sinusitis

Pada praktek klinis, untuk terapi simptomatik tetap harus melibatkan aspek farmakologik, sehingga harus berhati-hati dan mempertimbangkan dalam pemberiannya secara individual21Penanganan sinusitis sebaiknya dibuat seefektif mungkin dengan tujuan :

1. Mengobati infeksi dalam sinus2. Mengurangi pembengkakan pada area ostium sinus untuk memberikan fasilitas drainase sekret yang tertahan3. Memperbaiki fungsi silia4. Mempertahankan patensi ostium, selama dan sesudah terapi 22 Guaifenesin (glyseril guaiacolate, 3-(2-methoxyphonoxy)-l,2-propanediol)

Larut dalam air dan lemak Ekspektoran Mengurangi viskositas (kekentalan) sekret meningkatkan efisiensi refleks batuk dan aktivitas siliaBukti klinis : ekspektoran efektif dalam menambah volume pengeluaran sputum dalam 4-6 hari batuk produktif, mengurangi viskositas sputum dan kesukaran dalam mengeluarkan sputum.Dosis tinggi (1200 mg/hari) masih terdapat kekurangan data mengenai efisiensi terapi tambahan sinusitis 23Iodine

Potassium iodine atau iodine gliserolEfek yang serupa dengan guaifenesinHipersensitivitas Mucus yang sangat kental pada asma bronkial, bronkitis, dan emfisema paru.Efek samping : gangguan gastrointestinal, erupsi kulit, nausea, vomitus, dan nyeri epigastrik Tidak ada penelitian yang melaporkan tentang penggunaannya pada sinusitis 24Antibiotika sebagai mukolitik

Antibiotika juga bertindak sebagai mukolitik telah diteliti

Pada salah satu penelitian terhadap penderita sinusitis kronis norfloksasin mengurangi modul elastik mukus eritromisin mengurangi sekret gliko-konyugasi (pada preparat in vitro saluran napas manusia) 25Uap

Metoda tradisional inhalasi uap:1.Menuangkan air mendidih pada suatu wadah dan menempatkannya di atas meja yang rendah.2. Duduk di atas meja dengan kepala ditutupi handuk3. Posisi kepala berada beberapa cm di atas air dan bemapas melalui mulut selama kira-kira sepuluh menit.

Prosedur ini akan mencairkan dan melunakkan mucus yang keras melalui kelembaban akibat penguapan 26 Saline

Uap dan saline mencegah pengerasan sekret pada rongga hidung dan terutama pada area kompleks osteomeatalDengan mencairkan sekret, membantu pembersihan mukosiliari dan mengurangi tekanan fasial. Pemberian saline yang berulang berfungsi sebagai vasokonstriktor ringan terhadap aliran darah hidung.Saline spray 2-3 kali sehari, antara terapi uap, berperan sebagai dekongestan ringan, di samping untuk melarutkan sekresi hidung dan melembabkan mukosa hidung dan sinusIrigasi dengan saline atau layase antral adalah prosedur yang telah biasa dipakai

27Astringens Penambahan minyak terpenten, preparat mentol seperti Vicks VapoRub, minyak eucalyptus, atau aroma yang mirip, memberikan efek yang bermanfaat pada terapi uap.

Pada beberapa keadaan dapat membantu menghilangkan kepadatan atau setidaknya secara subjektif memberikan sensasi peningkatan aliran udara 28Makanan pedas (Spicy foods)

Garlik memiliki ingredient aktif (n-allythiosulphinate) yang dapat memberikan efek dekongestan walau sebentar

29IMMUNOGLOBULIN INTRAVENA

Immunodefisiensi adalah salah satu faktor yang mendasari berkembangnya sinusitis kronis dan rekuren.Immunoglobulin Intravena (IVIG) diindikasikan dalam penggunaan untuk penderita dengan kerusakan sistem imunitas humoral 30TERAPI PEMBEDAHAN

Antral punktur dan irigasi sinus adalah prosedur penting dalam penatalaksanaan sinusitis ethmomaksilaris yang sulit disembuhkan oleh terapi konservatif, atau bagi penderita sinusitis dengan immunosupresi yang teridentifikasi sejak awal

Pembedahan sinus endoskopik fungsional adalah berdasarkan temuan klinis dan penelitian yang menunjukkan bahwa obstruksi ostium adalah jalur akhir dari mekanisme pembentukan sinusitis

31

32

33

34

Kesimpulan Sinusitis penyakit yang sering ditemukan oleh para klinisi, selain dapat menurunkan kualitas hidup, penyakit ini memerlukan biaya yang cukup besar

Penanganan sinusitis yang tidak adekuat akan menyebabkan penyakit berlanjut menjadi kronis atau terjadi komplikasi

Sinus Paranasal sebagai target organ sinusitis, mempunyai struktur anatomi yang kompleks dan bervariasi. Banyak organ atau struktur yang letaknya berdekatan dengan sinus paranasal seperti mata, gigi, tulang, basis cranii, pembuluh darah, saraf. Sehingga dengan memahami anatomi dan fisiologi sinus paranasal akan memperkirakan komplikasi yang terjadi36Sinusitis dipengaruhi oleh berbagai macam factor, meliputi anatomis, infeksi, imunologi, alergi, fungsi silier, lingkungan, dan factor-faktor yang berhubungan dengan produksi mukus

Anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang diagnostik, penting untuk mendiagnosis sinusitis secara tepat

Penatalaksanaan sinusitis dapat secara medikamentosa dan bila gagal atau mengalami komplikasi, maka pilihannya adalah terapi pembedahan

Kesimpulan37TERIMA KASIH