pp2011_38.doc

Embed Size (px)

Citation preview

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIANOMOR 38 TAHUN 2011TENTANGSUNGAIDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESAPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,Menimbang : bahwadalamrangkakonservasi sungai,pengembangansungai, danpengendalian dayarusakairsungaisebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (3), Pasal 36ayat(2), dan Pasal 58 ayat (2) Undang-Undang Nomor 7Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air perlu menetapkanPeraturan Pemerintah tentang Sungai;Mengingat:1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945;2.Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang SumberDaya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4377);MEMUTUSKAN:Menetapkan :PERATURAN PEMERINTAH TENTANG SUNGAI.BAB I KETENTUANUMUMPasal 1Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:1. Sungai . . .- 2 -1. Sungaiadalahaluratauwadahairalamidan/ataubuatan berupa jaringan pengaliran air beserta air didalamnya, mulai dari hulu sampai muara, dengandibatasi kanan dan kiri oleh garis sempadan.2. Danau paparan banjir adalah tampungan air alami yangmerupakan bagian dari sungai yang muka airnyaterpengaruh langsung oleh muka air sungai.3. Dataran banjir adalah dataran di sepanjang kiridan/atau kanan sungai yang tergenang air pada saatbanjir.4. Pengelolaan sumber daya air adalah upayamerencanakan, melaksanakan, memantau,danmengevaluasi penyelenggaraan konservasi sumber dayaair, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendaliandaya rusak air.5. Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah daratan yangmerupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anaksungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan, danmengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke lautsecara alami, yang batas di darat merupakan pemisahtopografs dan batas di laut sampai dengan daerahperairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan.6.Wilayah sungai adalah kesatuan wilayah pengelolaansumber daya air dalam satu atau lebih daerah aliransungai dan/atau pulau-pulau kecil yang luasnya kurangdari atau sama dengan 2.000 Km2(dua ribu kilo meterpersegi).7. Banjir adalah peristiwa meluapnya air sungai melebihipalung sungai.8. Bantaran sungai adalah ruang antara tepi palung sungaidankakitanggul sebelah dalam yang terletak dikiridan/atau kanan palung sungai.9. Garis sempadan adalah garis maya di kiri dan kananpalungsungaiyangditetapkan sebagaibatasperlindungan sungai.10. Masyarakat . . .- 3 -10. Masyarakat adalah seluruh rakyat Indonesia, baiksebagaiorangperseorangan,kelompokorang,masyarakatadat,badanusaha,maupunyangberhimpun dalam suatu lembaga atau organisasikemasyarakatan.11. Pemerintah pusat, selanjutnya disebut Pemerintah,adalah Presiden Republik Indonesia yang memegangkekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesiaberdasarkan Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945.12. Pemerintahdaerahadalahgubernur,bupati/walikota,dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggarapemerintahan daerah.13. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang sumber daya air.Pasal 2Peraturan pemerintah ini mengatur mengenai ruang sungai,pengelolaan sungai, perizinan, sistem informasi, danpemberdayaan masyarakat.Pasal 3(1) Sungai dikuasai oleh negara dan merupakan kekayaannegara.(2) Pengelolaan sungai dilakukan secara menyeluruh,terpadu,danberwawasan lingkungan dengan tujuanuntukmewujudkan kemanfaatan fungsisungaiyangberkelanjutan.Pasal 4Pengelolaan sungai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3ayat(2)dilakukanolehPemerintah,pemerintahprovinsi,ataupemerintahkabupaten/kotasesuaidengankewenangannya.BAB II . . .- 4 -BAB IIRUANG SUNGAIPasal 5(1) Sungai terdiri atas:a. palung sungai; danb. sempadan sungai.(2)Palung sungai dan sempadan sungai sebagaimanadimaksud pada ayat (1) membentuk ruang sungai.(3) Dalam hal kondisi topograf tertentu dan/atau banjir,ruang sungai dapat terhubung dengan danau paparanbanjir dan/atau dataran banjir.(4) Palungsungaisebagaimanadimaksudpadaayat(1)huruf a berfungsi sebagai ruang wadah air mengalir dansebagaitempatberlangsungnya kehidupanekosistemsungai.(5) Sempadan sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf b berfungsi sebagai ruang penyangga antaraekosistem sungai dan daratan, agar fungsi sungai dankegiatan manusia tidak saling terganggu.Pasal 6(1) Palung sungai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5ayat (1) huruf a membentuk jaringan pengaliran air,baik yang mengalir secara menerus maupun berkala.(2) Palungsungaisebagaimanadimaksudpadaayat(1)ditentukan berdasarkan topograf terendah alur sungai.Pasal 7Dalamhaldidalamsempadansungaiterdapattangguluntukmengendalikanbanjir,ruangantaratepipalungsungai dan tepi dalam kaki tanggul merupakan bantaransungai.Pasal 8 . . .- 5 -Pasal 8(1) Sempadan sungai sebagaimana dimaksud dalam Pasal5 ayat (1) huruf b meliputi ruang di kiri dan kananpalungsungaidiantaragarissempadandantepipalung sungai untuk sungai tidak bertanggul, atau diantara garis sempadan dan tepi luar kaki tanggul untuksungai bertanggul.(2) Garis sempadan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)ditentukan pada:a. sungaitidakbertanggul didalam kawasanperkotaan;b. sungai tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan;c. sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan;d. sungai bertanggul di luar kawasan perkotaan;e. sungai yang terpengaruh pasang air laut;f.danau paparan banjir; dang. mata air.Pasal 9Garis sempadan pada sungai tidak bertanggul di dalamkawasan perkotaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8ayat (2) huruf a ditentukan:a. paling sedikit berjarak 10 m (sepuluh meter) dari tepi kiridan kanan palung sungai sepanjang alur sungai, dalamhal kedalaman sungai kurang dari atau sama dengan 3 m(tiga meter);b. paling sedikit berjarak 15 m (lima belas meter) dari tepikiridankananpalungsungaisepanjang alursungai,dalam hal kedalaman sungai lebih dari 3 m (tiga meter)sampai dengan 20 m (dua puluh meter); danc.paling sedikit berjarak 30 m (tiga puluh meter) dari tepikiridankananpalungsungaisepanjang alursungai,dalam hal kedalaman sungai lebih dari 20 m (dua puluhmeter).Pasal 10 . . .- 6 -Pasal 10(1)Sungai tidak bertanggul di luar kawasan perkotaansebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) huruf bterdiri atas:a. sungai besar dengan luas DAS lebih besar dari 500Km2 (lima ratus kilometer persegi); danb. sungaikecildenganluasDASkurangdariatausama dengan 500 Km2(lima ratus kilometerpersegi).(2) Garis sempadan sungai besar tidak bertanggul di luarkawasan perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) huruf a ditentukan paling sedikit berjarak 100 m(seratus meter) dari tepi kiri dan kanan palung sungaisepanjang alur sungai.(3) Garis sempadan sungai kecil tidak bertanggul di luarkawasan perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) huruf b ditentukan paling sedikit 50 m (lima puluhmeter) dari tepi kiri dan kanan palung sungai sepanjangalur sungai.Pasal 11Garis sempadan sungai bertanggul di dalam kawasanperkotaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8ayat (2)huruf c ditentukan paling sedikit berjarak 3 m (tiga meter)dari tepi luar kaki tanggul sepanjang alur sungai.Pasal 12Garis sempadan sungai bertanggul di luar kawasanperkotaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8ayat (2)huruf d ditentukan paling sedikit berjarak 5 m (lima meter)dari tepi luar kaki tanggul sepanjang alur sungai.Pasal 13Penentuan garis sempadan yang terpengaruh pasang air lautsebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) huruf e,dilakukan dengan cara yang sama dengan penentuan garissempadan sesuai Pasal 9, Pasal 10, Pasal 11, dan Pasal 12yang diukur dari tepi muka air pasang rata-rata.Pasal 14 . . .- 7 -Pasal 14Garis sempadan danau paparan banjir sebagaimanadimaksuddalamPasal8ayat(2)huruffditentukanmengelilingi danaupaparan banjirpalingsedikitberjarak50 m (lima puluh meter) dari tepi muka air tertinggi yangpernah terjadi.Pasal 15GarissempadanmataairsebagaimanadimaksuddalamPasal 8 ayat (2) huruf g ditentukan mengelilingi mata airpaling sedikit berjarak 200 m (dua ratus meter) dari pusatmata air.Pasal 16(1) Garis sempadan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8ditetapkanolehMenteri,gubernur,ataubupati/walikota sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.(2) Penetapangaris sempadansebagaimanadimaksudpada ayat (1) dilakukan berdasarkan kajian penetapangaris sempadan.(3) Dalampenetapangarissempadanharusmempertimbangkan karakteristik geomorfologi sungai,kondisi sosial budaya masyarakat setempat, sertamemperhatikan jalan akses bagi peralatan, bahan, dansumber daya manusia untuk melakukan kegiatanoperasi dan pemeliharaan sungai.(4) Kajianpenetapangarissempadansebagaimanadimaksud pada ayat (2) memuat paling sedikitmengenai batas ruas sungai yang ditetapkan, letak garissempadan, sertarincian jumlah danjenisbangunanyang terdapat di dalam sempadan.(5) Kajianpenetapangarissempadansebagaimanadimaksud pada ayat (4) dilakukan oleh tim yangdibentuk oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikotasesuai kewenangannya.(6) Tim . . .- 8 -(6)Tim kajian penetapan garis sempadan sebagaimanadimaksud pada ayat (5) beranggotakan wakil dariinstansi teknis dan unsur masyarakat.Pasal 17(1) Dalam hal hasil kajian sebagaimana dimaksud dalamPasal 16 ayat (2) menunjukkan terdapat bangunandalam sempadan sungai maka bangunan tersebutdinyatakandalamstatusquodansecarabertahapharusditertibkanuntukmengembalikan fungsisempadan sungai.(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidakberlaku bagi bangunan yang terdapat dalam sempadansungai untuk fasilitas kepentingan tertentu yangmeliputi:a. bangunan prasarana sumber daya air;b. fasilitas jembatan dan dermaga;c. jalur pipa gas dan air minum; dand. rentangan kabel listrik dan telekomunikasi.BAB III PENGELOLAANSUNGAIBagian KesatuUmumPasal 18(1) Pengelolaan sungai meliputi:a. konservasi sungai;b. pengembangan sungai; danc. pengendalian daya rusak air sungai.(2) Pengelolaan sungai sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dilakukan melalui tahap:a. penyusunan program dan kegiatan;b. pelaksanaan kegiatan; danc. pemantauan dan evaluasi.Pasal 19 . . .- 9 -Pasal 19(1) Pengelolaan sungai sebagaimana dimaksud dalam Pasal18 dilakukan oleh:a. Menteri, untuk sungai pada wilayah sungai lintasprovinsi, wilayah sungai lintas negara, dan wilayahsungai strategis nasional;b. gubernur, untuk sungai pada wilayah sungai lintaskabupaten/kota; danc. bupati/walikota, untuk sungai pada wilayah sungaidalam satu kabupaten/kota.(2) Pengelolaan sungai sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dilakukan dengan melibatkan instansi teknis danunsur masyarakat terkait.(3) Pengelolaan sungai dilaksanakan berdasarkan norma,standar, pedoman, dan kriteria yang ditetapkan olehMenteri.Bagian KeduaKonservasi SungaiPasal 20(1) Konservasi sungai sebagaimana dimaksud dalam Pasal18 ayat (1) huruf a dilakukan melalui kegiatan:a. perlindungan sungai; danb. pencegahan pencemaran air sungai.(2) Perlindungan sungai sebagaimana dimaksud pada ayat(1) huruf a dilakukan melalui perlindungan terhadap:a. palung sungai;b. sempadan sungai;c. danau paparan banjir; dand. dataran banjir.(3) Perlindungansebagaimanadimaksudpadaayat(2)dilakukan pula terhadap:a. aliran pemeliharaan sungai; danb. ruas restorasi sungai.Pasal 21 . . .- 10 -Pasal 21(1) Perlindunganpalungsungaisebagaimanadimaksuddalam Pasal 20 ayat (2) huruf a dilakukan denganmenjaga dimensi palung sungai.(2) Menjaga dimensi palung sungai sebagaimana dimaksudpadaayat(1)dilakukanmelaluipengaturanpengambilan komoditas tambang di sungai.(3) Pengambilan komoditas tambang di sungaisebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapatdilakukan pada sungai yang mengalami kenaikan dasarsungai.Pasal 22(1) Perlindungan sempadan sungai sebagaimana dimaksuddalam Pasal 20 ayat (2) huruf b dilakukan melaluipembatasan pemanfaatan sempadan sungai.(2) Dalam hal di dalam sempadan sungai terdapat tangguluntuk kepentingan pengendali banjir, perlindunganbadan tanggul dilakukan dengan larangan:a. menanam tanaman selain rumput;b. mendirikan bangunan; danc. mengurangi dimensi tanggul.(3) Pemanfaatan sempadan sungai sebagaimana dimaksudpada ayat (1) hanya dapat dilakukan untuk keperluantertentu.Pasal 23(1)Perlindungan danau paparan banjir sebagaimanadimaksud dalam Pasal 20 ayat (2) huruf c dilakukandenganmengendalikan sedimendanpencemaran airpada danau.(2) Pengendaliansedimensebagaimanadimaksudpadaayat(1)dilakukandenganpencegahanerosipadadaerah tangkapan air.Pasal 24 . . .- 11 -Pasal 24(1) Perlindungandataranbanjirsebagaimanadimaksuddalam Pasal 20 ayat (2) huruf d dilakukan pada dataranbanjir yang berpotensi menampung banjir.(2) Perlindungandataranbanjirsebagaimanadimaksudpada ayat (1) dilakukan dengan membebaskan dataranbanjir dari peruntukan yang mengganggu fungsipenampung banjir.Pasal 25(1) Perlindungan aliran pemeliharaan sungai sebagaimanadimaksud dalam Pasal 20 ayat (3) huruf a ditujukanuntuk menjaga ekosistem sungai.(2) Menjaga ekosistem sungai sebagaimana dimaksud padaayat(1)dilakukanmulaidarihulusampaimuarasungai.(3)Perlindungan aliran pemeliharaan sungai dilakukandengan mengendalikan ketersediaan debit andalan 95%(sembilan puluh lima persen).(4) Dalamhaldebitandalan95%(sembilanpuluhlimapersen) tidak tercapai, pengelola sumber daya air harusmengendalikan pemakaian air di hulu.Pasal 26(1) Perlindungan ruas restorasi sungai sebagaimanadimaksud dalam Pasal 20 ayat (3) huruf b ditujukanuntuk mengembalikan sungai ke kondisi alami.(2) Perlindungan ruas restorasi sungai sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui:a. kegiatan fsik; danb. rekayasa secara vegetasi.(3) Kegiatanfsiksebagaimanadimaksudpadaayat(2)huruf a meliputi penataan palung sungai, penataansempadan sungai dan sempadan danau paparan banjir,serta rehabilitasi alur sungai.Pasal 27 . . .- 12 -Pasal 27(1)Pencegahan pencemaran airsungai sebagaimanadimaksud dalam Pasal 20 ayat (1) huruf b dilakukanmelalui:a. penetapan daya tampung beban pencemaran;b. identifkasidaninventarisasisumberairlimbahyang masuk ke sungai;c. penetapan persyaratan dan tata cara pembuanganair limbah;d. pelarangan pembuangan sampah ke sungai;e. pemantauan kualitas air pada sungai; danf.pengawasan air limbah yang masuk ke sungai.(2) Pencegahan pencemaran air sungai dilaksanakansesuai dengan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.Pasal 28Ketentuanlebihlanjutmengenaitatacaraperlindungan sungai diatur dengan peraturan Menteri.Bagian KetigaPengembangan SungaiPasal 29Pengembangan sungai sebagaimana dimaksud dalam Pasal18 ayat (1) huruf b merupakan bagian dari pengembangansumber daya air.Pasal 30(1) Pengembangan sungaisebagaimanadimaksuddalamPasal 29 dilakukan melalui pemanfaatan sungai.(2) Pemanfaatan sungai sebagaimana dimaksud pada ayat(1) meliputi pemanfaatan untuk:a. rumah tangga;b. pertanian . . .b. pertanian;- 13 -c. sanitasi lingkungan;d. industri;e. pariwisata;f.olahraga;g. pertahanan;h. perikanan;i.pembangkit tenaga listrik; danj.transportasi.(3) Pengembangansungaisebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan dengan tidak merusak ekosistemsungai,mempertimbangkan karakteristiksungai,kelestariankeanekaragamanhayati,sertakekhasandan aspirasi daerah/masyarakat setempat.Pasal 31(1) PemanfaatansungaisebagaimanadimaksuddalamPasal 30 ayat (1) dilakukan dengan ketentuan:a. mengutamakan pemenuhan kebutuhan pokoksehari-haridanpertanianrakyatdalam sistemb.irigasi yang sudah ada; danmengalokasikan kebutuhan airuntuk aliranpemeliharaan sungai.(2) Dalammelakukanpemanfaatansungaisebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilarang:a. mengakibatkan terjadinya pencemaran; danb. mengakibatkan terganggunya aliran sungai dan/atau keruntuhan tebing sungai.Pasal 32Dalam melakukan pemanfaatan sungai untuk perikanansebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2) huruf h,selainharusmengikuti ketentuan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 31, harus pula mempertimbangkan dayatampung dan daya dukung lingkungan sungai.Pasal 33 . . .- 14 -Pasal 33Dalam melakukan pemanfaatan sungai untuk pembangkittenaga listrik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2)huruf i, selain harus mengikuti ketentuan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 31, dilarang menimbulkan banjir dankekeringan pada daerah hilir.Bagian KeempatPengendalian Daya Rusak Air SungaiPasal 34(1)Pengendalian daya rusak air sungai sebagaimanadimaksud dalam Pasal 18 ayat (1) huruf c dilakukanmelalui pengelolaan resiko banjir.(2) Pengelolaan resiko banjir sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan secara terpadu bersama pemilikkepentingan.Pasal 35(1) Pengelolaan resiko banjir sebagaimana dimaksud dalamPasal 34 ditujukan untuk mengurangi kerugian banjir.(2) Pengelolaan resiko banjir sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan melalui:a. pengurangan resiko besaran banjir; danb. pengurangan resiko kerentanan banjir.(3)Kegiatan pengurangan resiko banjir sebagaimanadimaksud pada ayat (2) dilakukan berdasarkan rencanapengelolaan sumber daya air sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.Pasal 36(1) Pengurangan resiko besaran banjirsebagaimanadimaksud dalam Pasal 35 ayat (2) huruf a dilakukandengan membangun:a. prasarana pengendali banjir; danb. prasarana pengendali aliran permukaan.(2) Pembangunan . . .- 15 -(2) Pembangunanprasaranapengendalibanjirsebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukandengan membuat:a. peningkatan kapasitas sungai;b. tanggul;c. pelimpah banjir dan/atau pompa;d. bendungan; dane. perbaikan drainase perkotaan.(3) Pembangunan prasarana pengendali aliran permukaansebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dilakukandengan membuat:a. resapan air; danb. penampung banjir.Pasal 37(1) Resapanairsebagaimana dimaksuddalamPasal36ayat (3) huruf a dapat berupa saluran, pipa berlubang,sumur, kolam resapan, dan bidang resapan sesuaidengan kondisi tanah dan kedalaman muka air tanah.(2) Dalam hal bidang resapan sebagaimana dimaksud padaayat (1) dimanfaatkan untuk keperluan lain, wajibmenggunakan lapis penutup atau perkerasan lulus air.Pasal 38(1) Pembangunanpenampungbanjirsebagaimanadimaksud dalam Pasal 36 ayat (3) huruf b harusterhubung dengan sungai.(2) Dalam hal penampung banjir sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dibangun di atas hak atas tanahperorangan atau badan hukum, pelaksanaannya wajibdilakukansesuaidenganketentuanperaturanperundang-undangan di bidang pertanahan.Pasal 39 . . .- 16 -Pasal 39(1)Pembangunan prasaranayangberfungsisebagaipengendali banjir sebagaimana dimaksud dalam Pasal36 ayat (2) huruf a sampai dengan huruf ddilaksanakanolehMenteri,gubernur,dan/ataubupati/walikota sesuai kewenangannya.(2) Pembangunan prasarana yangberfungsi sebagaidrainase kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36ayat (2) huruf e dilaksanakan oleh bupati/walikota.Pasal 40(1) Pembangunan prasarana pengendali aliran permukaansebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (3)dilaksanakan olehMenteri,gubernur,dan/ataubupati/walikota apabila pengendali aliran permukaanberfungsi sebagai pengendali banjir.(2) Pembangunan prasarana pengendali aliran permukaansebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (3)dilaksanakan oleh bupati/walikota apabila pengendalialiran permukaan berfungsi sebagai drainase kota.Pasal 41(1)Pengurangan resiko kerentanan banjir sebagaimanadimaksud dalam Pasal 35 ayat (2) huruf b dilakukanmelalui pengelolaan dataran banjir.(2) Pengelolaandataran banjir sebagaimanadimaksudpada ayat (1) meliputi:a. penetapan batas dataran banjir:b. penetapanzonaperuntukanlahansesuairesikobanjir;c. pengawasan peruntukan lahan di dataran banjir;d. persiapan menghadapi banjir;e. penanggulangan banjir; danf.pemulihan setelah banjir.Pasal 42 . . .- 17 -Pasal 42(1) Penetapan batas dataran banjir sebagaimana dimaksuddalam Pasal 41 ayat (2) huruf a dilakukan denganidentifkasi genangan banjir yang terjadi sebelumnyadan/atau pemodelan genangan dengan debit rencana50 (lima puluh) tahunan.(2) Penetapan batas dataran banjir dilakukan oleh Menteri,gubernur,dan/ataubupati/walikota sesuaikewenangannya.Pasal 43(1) DalamdataranbanjirsebagaimanadimaksuddalamPasal 42ayat (2) ditetapkan zona peruntukan lahansesuai resiko banjir sebagaimana dimaksud dalam Pasal41 ayat (2) huruf b.(2) Penetapan zona sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dituangkan dalam peta zonasi peruntukan lahandataran banjir.(3) Penetapan zona peruntukan lahan sesuai resiko banjirdilakukan oleh bupati/walikota.Pasal 44Bupati/walikota melakukanpengawasanataszonaperuntukan lahan sesuai resiko banjir yang telah ditetapkansebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (3).Pasal 45(1) Persiapanmenghadapi banjirsebagaimana dimaksuddalam Pasal 41 ayat (2) huruf d dilakukan melaluikegiatan:a. penyediaan dan pengujian sistem prakiraan banjir serta peringatan dini;b. pemetaan kawasan beresiko banjir;c. inspeksi berkala kondisi prasarana pengendali banjir;d. peningkatan . . .- 18 -d. peningkatan kesadaran masyarakat;e. penyediaandan sosialisasijalur evakuasidan tempat pengungsian; danf.penyusunan dan penetapan prosedur operasi lapangan penanggulangan banjir.(2) Kegiatan sebagaimana dimaksud padaayat(1)dilakukan oleh Menteri, gubernur, bupati dan/atauwalikota sesuai kewenangannya.Pasal 46Penanggulangan banjir sebagaimana dimaksud dalam Pasal41ayat(2)hurufedikoordinasikanolehbadanpenanggulanganbencananasional,provinsi,ataukabupaten/kota sesuaidenganketentuanperaturanperundang-undangan.Pasal 47(1) Pemulihan setelah banjir sebagaimana dimaksud dalamPasal 41 ayat (2) huruf f dilakukan oleh Pemerintah,pemerintah provinsi,dan/atau pemerintahkabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya melaluikegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi.(2)Kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk memulihkankondisilingkungan,fasillitasumum,fasilitassosial,serta prasarana sungai.Pasal 48Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman pengelolaandataran banjir diatur dengan peraturan Menteri.Bagian KelimaPenyusunan Program dan KegiatanPasal 49Penyusunan program dan kegiatan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 18 ayat (2) huruf a meliputi program konservasisungai, pengembangan sungai, dan pengendalian daya rusakair sungai.Pasal 50 . . .- 19 -Pasal 50(1) Program konservasi sungai, pengembangan sungai, danpengendalian daya rusak air sungai sebagaimanadimaksud dalam Pasal 49 disusun berdasarkan rencanapengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai yangtelah ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan di bidang pengelolaan sumberdaya air.(2) Dalam hal rencana pengelolaan sumber daya air padawilayah sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1)belumditetapkan,programkonservasi sungai,pengembangan sungai, dan pengendalian daya rusakair sungai disusun berdasarkan kebutuhan.(3) Program sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harusdisesuaikan dengan rencana pengelolaan sumber dayaair pada wilayah sungai yang akan ditetapkan.Pasal 51(1) Program konservasi sungai, pengembangan sungai, danpengendalian daya rusak air sungai sebagaimanadimaksuddalamPasal50ayat(1)disusununtukjangka waktu 5 (lima) tahun.(2) Program konservasi sungai, pengembangan sungai, danpengendalian daya rusak air sungai sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dijabarkan lebih lanjut dalamrencana kegiatan tahunan.(3) Rencanakegiatantahunansebagaimanadimaksudpada ayat (2) memuat rencana rinci pelaksanaankegiatan serta pemantauan dan evaluasi kegiatankonservasisungai,pengembangan sungai,danpengendalian daya rusak air sungai.Pasal 52(1) Penyusunan programdanrencanakegiatantahunanharus memperhitungkan:a. manfaat dan dampak jangka panjang;b. penggunaan . . .- 20 -b. penggunaan teknologi yang ramah lingkungan;c. biayapengoperasian dan pemeliharaanyang minimum; dand. ketahanan terhadap perubahan kondisi alam setempat.(2) Penyusunanprogram danrencanakegiatansebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.Bagian KeenamPelaksanaan KegiatanPasal 53Pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal18 ayat (2) huruf b meliputi kegiatan:a. fsik dan nonfsik konservasi sungai, pengembangansungai, dan pengendalian daya rusak air sungai; danb.operasi dan pemeliharaan prasarana sungai sertapemeliharaan sungai.Pasal 54(1) Pelaksanaan kegiatan fsik dan nonfsik sebagaimanadimaksud dalam Pasal 53 huruf a dapat dilakukan olehmasyarakatuntukkepentingansendiriberdasarkanizin.(2)Pemegang izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1)bertanggung jawab atas operasi dan pemeliharaankegiatan fsik.(3) Dalamhaltertentupelaksanaankegiatanfsikdannonfsik dapat dilakukan tanpa izin.(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberianizin kepada masyarakat diatur dengan peraturanMenteri.Pasal 55 . . .- 21 -Pasal 55(1) Pelaksanaan kegiatanoperasidanpemeliharaanprasarana sungai sebagaimana dimaksud dalam Pasal53 huruf b dilakukan melalui kegiatan:a. pengaturan dan pengalokasian air sungai;b. pemeliharaan untuk pencegahan kerusakandan/atau penurunan fungsi prasarana sungai; danc. perbaikan terhadap kerusakan prasarana sungai.(2) Pelaksanaan kegiatan pemeliharaan sungaisebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 huruf bdilakukan melalui penyelenggaraan kegiatan konservasisungai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 sampaidenganPasal28,danpengembangan sungaisebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 sampai denganPasal 33.(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara operasi danpemeliharaan prasarana sungai serta pemeliharaansungai diatur dengan peraturan Menteri.Bagian KetujuhPemantauan dan EvaluasiPasal 56(1) Pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksuddalamPasal18ayat(2)hurufcdilakukansecaraberkala dan sewaktu-waktu sesuai kebutuhan.(2) Pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan melalui kegiatan pengamatan,pencatatan, dan evaluasi hasil pemantauan.(3) Hasilevaluasipemantauansebagaimanadimaksudpada ayat (2) digunakan sebagai masukan dalampeningkatan kinerjadan/ataupeninjauan ulangrencana pengelolaan sungai.BAB IV . . .- 22 -BAB IVPERIZINANPasal 57(1) Setiap orang yang akan melakukan kegiatan pada ruangsungai wajib memperoleh izin.(2) Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:a. pelaksanaan konstruksi pada ruang sungai;b. pelaksanaan konstruksi yang mengubah alirandan/atau alur sungai;c. pemanfaatan bantaran dan sempadan sungai;d. pemanfaatan bekas sungai;e.pemanfaatan air sungai selain untuk kebutuhanpokoksehari-haridanpertanianrakyatdalamsistem irigasi yang sudah ada;f.pemanfaatan sungai sebagai penyedia tenaga air;g. pemanfaatan sungai sebagai prasaranatransportasi;h. pemanfaatan sungai di kawasan hutan;i.pembuangan air limbah ke sungai;j.pengambilan komoditas tambang di sungai; dank. pemanfaatansungaiuntukperikananmenggunakan karamba atau jaring apung.Pasal 58(1) Izinsebagaimana dimaksud dalam Pasal 57ayat(2)huruf a sampai dengan huruf f diberikan oleh Menteri,gubernur,ataubupati/walikota sesuaidengankewenangannya.(2) Izinsebagaimana dimaksud dalam Pasal 57ayat(2)huruf g diberikan oleh instansi yang menyelenggarakanurusan pemerintahan di bidang transportasi sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan,setelah mendapat rekomendasi teknis dari pengelolasumber daya air.(3) Izin . . .- 23 -(3) Izinsebagaimana dimaksud dalam Pasal 57ayat(2)huruf h diberikan oleh Menteri, gubernur, ataubupati/walikota sesuai kewenangannya dalam bentukIzin Usaha Pemanfaatan Jasa Lingkungan pemanfaatanaliran air dan pemanfataan air setelah mendapatrekomendasiteknisdariinstansiyangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangkehutanan kecualiuntukkawasanhutanyangpengelolaannya telah dilimpahkan kepada badan usahamilik negara di bidang kehutanan.(4) Izinsebagaimana dimaksud dalam Pasal 57ayat(2)hurufidanhurufjdiberikanolehbupati/walikotasesuaidenganketentuan peraturanperundang-undangan, setelah mendapat rekomendasi teknis daripengelola sumber daya air.(5) Izinsebagaimana dimaksud dalam Pasal 57ayat(2)huruf k diberikan oleh instansi yang menyelenggarakanurusan pemerintahandi bidang perikanan sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan,setelah mendapat rekomendasi teknis dari pengelolasumber daya air.Pasal 59Pemegangizinkegiatanpadaruangsungaisebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 wajib:a.melindungi dan memelihara kelangsungan fungsi sungai;b.melindungi dan mengamankan prasarana sungai;c.mencegah terjadinya pencemaran air sungai;d.menanggulangidanmemulihkanfungsisungaidari pencemaran air sungai;e.mencegah gejolak sosial yang timbul berkaitan dengan kegiatan pada ruang sungai; danf. memberikan akses terhadap pelaksanaan pemantauan,evaluasi, pengawasan, dan pemeriksaan.Pasal 60(1) Setiap pemegang izin yang tidak melaksanakankewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59dikenai sanksi administratif oleh pemberi izin sesuaidengan ketentuan perundang-undangan.(2) Selain . . .- 24 -(2) Selaindikenaisanksiadministratifsebagaimanadimaksud pada ayat (1), apabila pelaksanaan kegiatanpada ruang sungai yang dilakukan oleh pemegang izinmenimbulkan:a. kerusakan pada ruang sungai dan/atau lingkungansekitarnya, wajib melakukan pemulihan dan/atauperbaikan atas kerusakan yang ditimbulkannya;dan/ataub. kerugian pada masyarakat, wajib mengganti biayakerugian yang dialami masyarakat.BAB VSISTEM INFORMASI SUNGAIPasal 61(1)Pemerintah, pemerintah provinsi, atau pemerintahkabupaten/kota sesuaikewenangannyamenyelenggarakan sistem informasi sungai.(2) Sistem informasi sungai sebagaimana dimaksud padaayat (1) merupakanbagiandari sisteminformasisumber daya air.(3) Sistem informasi sungai sebagaimana dimaksud padaayat (1) harus diperbarui sesuai kebutuhan.(4)Sistem informasi sungai bersifat terbuka dan dapatdiakses oleh setiap orang.Pasal 62Penyelenggaraan sistem informasi sungai sebagaimanadimaksud dalam Pasal 61 ayat (1) dilaksanakan oleh unitpelaksana teknis yang membidangi pengelolaan sumber dayaair.Pasal 63(1) Masyarakat dapat menyelenggarakan sistem informasiyang terkait dengan sungai untuk kepentingan sendiri.(2) Informasi . . .- 25 -(2)Informasi yang dihasilkan dari sistem informasisebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib disampaikankepada dan/atau dapat diakses oleh Pemerintah,pemerintah provinsi, atau pemerintah kabupaten/kotasesuai kewenangannya.Pasal 64Sistem informasi sungai meliputi:a.data variabel dan parameter sungai;b.operasi peralatan; danc. pelaksana sistem informasi.Pasal 65(1) DatavariabelsungaisebagaimanadimaksuddalamPasal 64 huruf a merupakan informasi mengenai dataketersediaan air dan kejadian banjir.(2) Data ketersediaan air dan kejadian banjir sebagaimanadimaksud pada ayat (1) paling sedikit meliputi data:a. curah hujan;b. elevasi muka air sungai;c. kandungan sedimen air sungai;d. pengambilan air;e. data fsik banjir; danf.penyebab, jenis, dan jumlah kerugian akibat banjir.(3)Data mengenai ketersediaan air dan kejadian banjirsebagaimanadimaksudpadaayat(2)diinventarisasioleh instansi yang membidangi sumber daya air.Pasal 66(1) Sistem informasimengenaiparametersungaisebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 huruf a meliputidata fsik sungai dan data fsik daerah aliran sungaiserta data sosial ekonomi masyarakat di daerah aliransungai.(2) Data . . .- 26 -(2) Datasebagaimanadimaksudpadaayat(1)palingsedikit mengenai:a. topograf alur sungai;b. prasarana sungai;c. kondisi fsik daerah aliran sungai;d. hidrometeorologie. hidrogeologi;f.kondisi penutup lahan;g. rencana tata ruang;h. kelembagaan yang terkait dengan sungai;i.kependudukan;j.mata pencaharian penduduk; dank. kearifan lokal.(3) Datasebagaimana dimaksud pada ayat(2)diperolehdari instansi yang mengelola data sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.Pasal 67(1) Operasi peralatan sistem informasi sungai sebagaimanadimaksud dalam Pasal 64 huruf b diperlukan untukpenyelenggaraankegiatanpengumpulandata,pengolahan data, dan pengiriman data.(2) Peralatan sistem informasi sungai terdiri atas perangkatkeras dan perangkat lunak.(3)Perangkat keras dan perangkat lunak sebagaimanadimaksudpadaayat(2)harusmemenuhikriteriamudah dioperasikan, akurat, dan tidak mudah rusak.(4)Pengadaan peralatan sistem informasi sungai harusmengutamakan produksi dalam negeri.Pasal 68(1) Pelaksanasistem informasisungaisebagaimanadimaksud dalam Pasal 64 huruf c harus dilakukan olehsumber daya manusia yang memiliki keahlian di bidangsistem informasi sungai.(2) Keahlian . . .- 27 -(2) Keahliandibidangsistem informasisungaisebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri ataskeahlian pengumpulan data sungai, pengolahan datasungai, dan pengiriman data sungai.(3) Pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintahkabupaten/kota sesuai kewenangannyamenyelenggarakanpendidikandan pelatihanuntukmeningkatkan kemampuan sumber daya manusia yangditugaskan menangani sistem informasi sungai.BAB VI PEMBERDAYAANMASYARAKATPasal 69(1)Pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintahkabupaten/kota sesuai kewenangannya melakukanpemberdayaan masyarakatsecaraterencanadansistematis dalam pengelolaan sungai.(2) Pemberdayaan masyarakat sebagaimana dimaksudpada ayat (1) meliputi kegiatan:a. sosialisasi;b. konsultasi publik; dan c. partisipasi masyarakat.(3) Sosialisasi, konsultasi publik, dan partisipasimasyarakat sebagaimanadimaksud pada ayat (2)dilakukan dalam kegiatan konservasi sungai,pengembangan sungai, dan pengendalian daya rusakair sungai.(4) Dalam melakukanpemberdayaanmasyarakat,Pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintahkabupaten/kotasesuaikewenangannyaharusmenyediakan pusat informasi.Pasal 70 . . .- 28 -Pasal 70(1) Kegiatan sosialisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal69ayat (2)huruf aditujukan untuk menumbuhkankepedulian masyarakat terhadap masalah yang terkaitdengan perlindungan sungai, pencegahan pencemaranair sungai, serta pengurangan resiko kerentanan banjir.(2)Kegiatan sosialisasi dilakukan melalui pengenalanlingkungan sungai, kunjungan lapangan, identifkasimasalah, pendampingan, dan pelatihan.Pasal 71(1) Kegiatan konsultasi publik sebagaimanadimaksuddalam Pasal 69 ayat (2) huruf b ditujukan untukmemperoleh masukan dalam rangka meningkatkanefektiftas kegiatan pengelolaan sungai.(2)Kegiatan konsultasi publik dilakukan melalui surveipendapat umum, diskusi, dengar pendapat, danlokakarya mengenai pengelolaan sungai.Pasal 72(1) Kegiatan partisipasi masyarakat sebagaimana dimaksuddalam Pasal 69 ayat (2) huruf c ditujukan untukmeningkatkan kinerja pengelolaan sungai.(2)Kegiatan partisipasi masyarakat dilakukan melaluipembentukan kelompokkerjadankerjasamapengelolaan sungai.Pasal 73Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberdayaan masyarakatdalam pengelolaan sungai diatur dengan peraturan Menteri.Pasal 74Dalam rangka memberikan motivasi kepada masyarakat agarpeduli terhadap sungai, tanggal ditetapkannya PeraturanPemerintah ini ditetapkan sebagai Hari Sungai Nasional.BAB VII . . .- 29 -BAB VIIKETENTUAN LAIN-LAINPasal 75(1) Bekas sungai dikuasai negara.(2) Lokasibekassungaidapatdigunakanuntukmembangun prasarana sumber daya air, sebagai lahanpengganti bagi pemilik tanah yang tanahnya terkenaalur sungai baru, kawasan budidaya dan/atau kawasanlindung sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.(3) Dalam hal sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (2)tercatatsebagai barangmiliknegara/daerah,penggunaan bekas sungai dilakukan sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan di bidangpengelolaan barang milik negara/daerah.(4) Ketentuanlebihlanjutmengenaipengaturanbekassungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diaturdengan peraturan Menteri.Pasal 76(1) Dalam hal terjadi pengalihan alur pada sungai sehinggaterbentuk alur sungai baru yang pelaksanaannyadibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negaradan/atau perolehan lainnya sesuai dengan ketentuanperaturanperundang-undangan,makaalur sungaibaru dicatat sebagai barang milik negara sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.(2) Dalam hal terjadi pengalihan alur pada sungai sehinggaterbentuk alur sungai baru yang pelaksanaannyadibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerahdan/atau perolehan lainnya sesuai dengan ketentuanperaturanperundang-undangan,makaalur sungaibaru dicatat sebagai barang milik daerah sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.Pasal 77 . . .- 30 -Pasal 77(1)Sungai dan/atau anak sungai yang seluruh daerahtangkapanairnyaterletakdalam satuwilayahperkotaan, dapat berfungsi sebagai drainase perkotaan.(2) Sungai dan/atau anak sungai yang berfungsi sebagaidrainase perkotaan, pengelolaannya diselenggarakanoleh pemerintah kabupaten/kota dengan pembinaanteknis dari Menteri.(3) Penentuan sungai dan/atau anak sungai yang berfungsisebagai drainase perkotaan dilakukan berdasarkankesepakatanantarapemerintahkabupaten/kotadengan Menteri atau gubernur sesuai kewenangannya.Pasal 78PengelolaansungaiyangdilakukanolehMenterisebagaimana dimaksuddalamPasal19ayat(1)hurufadapatdilimpahkansebagianpengelolaannyakepadagubernur dan/atau bupati/walikota berdasarkan asasdekonsentrasi atau tugas pembantuan sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.Pasal 79Pengelolaan sungai dapat dilakukan melalui kerja samaantaraPemerintah, pemerintahprovinsi,dan/ataupemerintahkabupaten/kota sesuaidenganketentuanperaturan perundang-undangan.BAB VIII KETENTUANPENUTUPPasal 80Dalam waktu paling lama 5(lima)tahun terhitung sejakPeraturan Pemerintah ini berlaku, Menteri, gubernur,bupati/walikota wajib menetapkan garis sempadan padasemua sungai yang berada dalam kewenangannya.Pasal 81 . . .- 31 -Pasal 81(1) PadasaatPeraturanPemerintahinimulaiberlaku,setiap izin pemanfaatan sungai tetap berlaku sampaidengan berakhirnya izin.(2) Permohonanizinpemanfaatansungaiyangsedangdalamproseswajibdisesuaikandenganketentuandalam Peraturan Pemerintah ini.Pasal 82Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, semuaperaturan pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah Nomor 35Tahun 1991 tentang Sungai dinyatakan tetap berlakusepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Pemerintahini.Pasal 83Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, PeraturanPemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor44, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor3445) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.Pasal 84Peraturan pemerintah ini mulai berlaku pada tanggaldiundangkan.Agar . . .- 32 -Agarsetiaporangmengetahuinya, memerintahkanpengundanganPeraturanPemerintahinidenganpenempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 27 Juli 2011PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,ttd.DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONODiundangkan di Jakarta pada tanggal 27 Juli 2011MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIAREPUBLIK INDONESIA,ttd. PATRIALISAKBARLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2011 NOMOR 74Salinan sesuai dengan aslinyaKEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RIAsisten Deputi Perundang-undanganBidang Perekonomian,Setio Sapto NugrohoPENJELASANATASPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIANOMOR 38 TAHUN 2011TENTANGSUNGAII.UMUMNegara Republik Indonesia dikaruniai Tuhan Yang Maha Esa sumberdaya air yang melimpah antara lain ditandai dari jumlah sungai yangsangat banyak.Mengingat distribusi hujan berpola musiman dan kondisi geologi yangberbeda-beda menjadikan aliran sungai di Indonesia sangat bervariasi.Selain itu, karena kondisi geologi yang relatif muda dan iklim tropisdengan matahari bersinar sepanjang tahun, mengakibatkan tingkatpelapukan terhadap batuan sangat tinggi, demikian pula aktiftas erosidan sedimentasi di sungai. Selanjutnya karena topografinya yangberbentukkepulauandenganpegunungandibagiantengahnya,sungai di Indonesia umumnya pendek dengan kemiringan yang curamkecuali beberapa sungai di Kalimantan dan Papua. Kondisi tersebutmenjadikan sungai di Indonesia sangat spesifk dan rentan terhadapberbagai masalah.Di sisi lain jumlah penduduk Indonesia yang tumbuh dengan pesatdan kecenderungan lahan di sekitar sungai yang dimanfaatkan untukkegiatan manusia, telah mengakibatkan penurunan fungsi, yangditandai dengan adanya penyempitan, pendangkalan, dan pencemaransungai.Untuk kepentingan masa depan kecenderungan tersebut perludikendalikan agar dapat dicapai keadaan yang harmonis danberkelanjutan antara fungsi sungai dan kehidupan manusia.Selain bersifat spesifk, sungai juga bersifat dinamis karenadipengaruhi oleh perubahan debit air dan karakter sungai setempat.Debitairsungaiselaluberubahdipengaruhicurahhujan,kondisilahan, dan perubahan yang terjadi dialur sungai. Karakter setiapsungai ditentukan oleh kondisi geohidrobiologi wilayah dan sosialbudaya masyarakat setempat.Melihat . . .- 2 -Melihat kecenderungan di atas, ruang sungai perlu dilindungi agartidak digunakan untuk kepentingan peruntukan lain. Sungai sebagaisumber air, perlu dilindungi agar tidak tercemar. Penyebabpencemaran air sungai yang utama adalah air limbah dan sampah.Kecenderungan perilakumasyarakatmemanfaatkansungaisebagaitempat buangan air limbah dan sampah harus dihentikan. Hal inimengingat air sungai yang tercemar akan menimbulkan kerugiandengan pengaruh ikutan yang panjang. Salah satunya yang terpentingadalah mati atau hilangnya kehidupan fora dan fauna di sungai yangdapat mengancam keseimbangan ekosistem.Pemberian sempadan yang cukup terhadap sungai dan pencegahanpencemaran sungai merupakan upaya utama untuk perlindungan danpelestarian fungsi sungai.Sejarah telah mencatat bahwa sungai adalah tempat berawalnyaperadaban manusia. Sejak dahulu sungai telah dimanfaatkan untukberbagai kepentingan manusia, misalnya pemanfaatan sungai untukmemenuhi kebutuhan rumah tangga, sanitasi lingkungan, pertanian,industri, pariwisata, olahraga, pertahanan, perikanan, pembangkittenaga listrik, dan transportasi. Demikian pula fungsinya bagi alamsebagai pendukung utama kehidupan fora dan fauna sangatmenentukan. Kondisi ini perlu dijaga jangan sampai menurun. Olehkarena itu, sungai perlu dipelihara agar dapat berfungsi secara baikdan berkelanjutan.Kekurangpahaman manusia terhadap hubungan timbal balik antaraair dan lahan ditandai dengan pemanfaatan lahan dataran banjir yangtanpa pengaturan dan antisipasi terhadap resiko banjir, telahmengakibatkan kerugian yang timbul akibat daya rusak air. Secaraalami dataran banjir merupakan ruang untuk air sungai pada saatbanjir.Perubahan penutup lahan dari penutup alami menjadi atap bangunandan lapisan kedap airyang tanpa upaya antisipasi telahmengakibatkan semakin berkurangnya infltrasi air hujan ke dalamtanah sehingga mengakibatkan membesarnya aliran air di permukaantanah yang menimbulkan banjir.Dua kondisi di atas, yang jika ditambah dengan menurunnya kapasitaspalung sungai karena pendangkalan dan/atau penyempitan olehsedimentasi,sampahdangangguanaliranlainakibataktivitasmanusia di dekat sungai khususnya di wilayah perkotaan akanmengakibatkan kerugian banjir yang lebih besar. Upaya pengendalianbanjir yang telah dilakukan selama ini seolah-olah menjadi kurangberarti dibanding dengan peningkatan kerugian banjir yang terusmembesar karena ketiga kondisi di atas.Untuk . . .- 3 -Untuk mengatasi kecenderungan meningkatnya kerugian akibat banjirpihak yang terkait dengan kondisi di atas perlu diidentifkasi dankemudian saling bekerja sama untuk melakukan perubahan carapengendalian banjir. Upaya pengendalian banjir harus menggunakanpendekatan manajemen resiko dalam rangka pengelolaan banjirterpadu.Pengelolaanbanjirterpadumempunyaiciriutamaikutsertanyaseluruhunsurdidalamdaerahaliransungai.Banjirmerupakanproduk daerah aliran sungai, oleh karenanya setiap kegiatan di daerahaliran sungai sesuai lokasi dan potensinya harus ikut berperanmengurangi dan memperlambat aliran air dengan cara mempermudahinfltrasi air hujan meresap ke dalam tanah dan memperbanyaktampungan. Pengendalian banjir tidak lagi bertumpu hanya kepadaupaya di sungai dengan kegiatan secara fsik melainkan juga padakegiatan non fsik yaitu pengelolaan resiko seluruh kegiatan di daerahaliran sungai yang bersangkutan.Upaya pengendalian banjir secara fsik adalah kegiatan pengendalianbanjir yang bertumpu pada pembangunan prasarana fsik seperti:bendungan, tanggul, peningkatan kapasitas alur ataupun pengalihandebit banjir. Upaya secara fsik pada prinsipnya hanya mengurangifrekuensi kejadian banjir sesuai debit banjir rencana. Upaya inimemiliki keterbatasan yaitu selalu ada kemungkinan debit rencanatersebut terlampaui. Pengertian ini jika tidak dipahami secara benarjuga mempunyai sifat menjebak dan menjerumuskan masyarakatdengan memberi perasaan aman yang sebenarnya semu. Ketika terjadibanjir melebihi debit rencana dan kawasan yang dilindungi telahberkembang pesat, karena merasa aman dari bahaya banjir, makakerugian yang timbul jauh lebih besar daripada sebelum ada upayapengendalian secara fsik. Upaya secara fsik penting dan perlu tapitidak cukup untuk menyelesaikan masalah banjir karena upaya secarafsik memiliki keterbatasan.Upaya secara fsik perlu dilengkapi dengan upaya non fsik. Upaya nonfsik adalah upaya mengantisipasi kejadian banjir dan menanganikorban.Untuk keperluan kegiatan pengelolaan sungai diperlukan dukungandata dan informasi yang cukup. Masing-masing kegiatan memerlukanjenis dan ketelitian data yang berbeda. Data dan informasi tentangsumber daya air dikelola tersebar di beberapa instansi, sehingga perluada mekanisme akses dan konversi format data antara instansitersebut.Diantara . . .- 4 -Diantara data dan informasi tersebut yang secara khusus perlumendapat perhatian dalam rangka pengelolaan sungai adalah dataaliran sungai, curah hujan dan perubahan peruntukan lahan. Data inipenting untuk menganalisis kecenderungan yang sedang danakanterjadi di daerah aliran sungai dan di alur sungai. Jika terjadikecenderungan ke arah negatif maka perlu dilakukan upayapengendalian ataupun merestorasi sungai.Sungai berinteraksi dengan daerah aliran sungai melalui duahubungan yaitu secara geohidrobiologi dengan alam dan secara sosialbudaya dengan masyarakat setempat. Semakin disadari bahwakeberhasilan pengelolaan sungai sangat tergantung pada partisipasimasyarakat.Masyarakat sebagai pemanfaat sungai perlu diajak mengenalipermasalahan, keterbatasan, dan manfaat pengelolaan sungai secaralengkap dan benar sehinggga dapat tumbuh kesadaran untuk ikutberpartisipasi mengelola sungai. Keterlibatan partisipasi masyarakatyang paling nyata adalah gerakan peduli sungai dengan programperlindungan alur sungai dan pencegahan pencemaran sungai yangdilakukan oleh masyarakat.Sungaisebagaiwadahairmengalirselaluberadadiposisipalingrendah dalam lanskap bumi, sehingga kondisi sungai tidak dapatdipisahkan dari kondisi daerah aliran sungai. Dalam upayamemperbaiki dan menjaga keberlanjutan fungsi sungai banyak aspekyangterkaitmencakupkegiatanyangamatluasdidaerahaliransungai. Lingkup peraturan pemerintah ini hanya mengatur substansiyang terkait dengan sungai dan danau paparan banjir yang merupakanbagian tak terpisahkan dari sungai.II. PASAL DEMI PASALPasal 1Cukup jelas.Pasal 2Cukup jelas.Pasal 3Ayat (1)Cukup jelas.Ayat (2) . . .Ayat (2)- 5 -Yang dimaksud dengan fungsi sungai adalah manfaat keberadaan sungai bagi:a. Kehidupanmanusia,berupamanfaatkeberadaansungaisebagai penyedia air dan wadah air untuk memenuhikebutuhan rumah tangga, sanitasi lingkungan, pertanian,industri, pariwisata, olah raga, pertahanan, perikanan,pembangkit tenaga listrik, transportasi, dan kebutuhanlainnya;b. Kehidupan alam, berupa manfaat keberadaan sungaisebagai pemulih kualitas air,penyalur banjir, danpembangkit utama ekosistem fora dan fauna.Fungsi sungai sebagai pemulih kualitas air perlu dijagadengan tidak membebani zat pencemar yang melebihikemampuan pemulihan alami air sungai.Fungsisungaisebagaipenyalurbanjirperludiantisipasiagar tidak menimbulkan kerugian bagi aktiftas masyarakatdi sekitar sungai.Fungsi sungai sebagai pembangkit utama ekosistem foradan fauna perlu dijaga agar tidak menurun. Ekosistem foradan fauna meliputi berbagai jenis tumbuh-tumbuhan tepiansungai dan berbagai jenis spesies binatang. Spesies binatangdi sungai meliputi antara lain: cacing (invertebrata), siput(mollusca), kepiting (crustacea), katak (amphibia), kadal(reptilia), serangga (insect), ikan (fish), dan burung (avian).Pasal 4Cukup jelas.Pasal 5Ayat (1)Cukup jelas.Ayat (2)Cukup jelas.Ayat (3)Cukup jelas.Ayat (4) . . .Ayat (4)Cukup jelas.- 6 -Ayat (5)Sempadansungaimempunyaibeberapafungsipenyanggaantara ekosistem sungai dan daratan, antara lain:a.Karena dekat dengan air, kawasan ini sangat kaya dengankeaneka-ragaman hayati fora dan fauna. Keaneka-ragaman hayati adalah asset lingkungan yang sangatberharga bagi kehidupan manusia dan alam.b.Semak dan rerumputan yang tumbuh di sempadan sungaiberfungsisebagaiflter yang sangatefektif terhadappolutansepertipupuk,obatantihama,pathogendanlogam berat sehingga kualitas air sungai terjaga daripencemaran.c.Tumbuh-tumbuhanjugadapatmenahanerosikarenasistem perakarannya yang masuk ke dalam memperkuatstruktur tanah sehingga tidak mudah tererosi dan tergerusaliran air.d.Rimbunnya dedaunan dan sisa tumbuh-tumbuhan yangmati menyediakan tempat berlindung, berteduh dansumbermakananbagiberbagaijenisspesiesbinatang akuatik dan satwa liar lainnya.e.Kawasan tepi sungai yang sempadannya tertata asrimenjadikan properti bernilai tinggi karena terjalinnyakehidupan yang harmonis antara manusia dan alam.Lingkungan yang teduh dengan tumbuh-tumbuhan, adaburung berkicau di dekat air jernih yang mengalirmenciptakan rasa nyaman dan tenteram tersendiri.Pasal 6Ayat (1)Cukup jelas.Ayat (2)Penentuan palung sungai dapat dilakukan secara visual dilapangan. Dalam hal sungai alluvial, palung sungai ditentukandengan debit rencana antara debit 2 tahunan (Q2) sampaidengan 5 tahunan (Q5).Pasal 7 . . .Pasal 7- 7 -Yang dimaksud dengan tanggul adalah bangunan penahan banjiryang terbuat dari timbunan tanah.Bantaran sungai berfungsi sebagai ruang penyalur banjir.Pasal 8Cukup jelas.Pasal 9Yang dimaksud dengan tepi kiri dan kanan palung sungai adalahtepi palung sungai yang ditentukan pada saat penetapan garissempadan.Dalam hal sungai sangat landai, sehingga penentuan tepi palungsungai sulit dilakukan, penentuan tepi palung sungai dilakukandengan membuat perkiraan elevasi muka air pada debit dominan(Q2-Q5) dan elevasi muka air banjir yang pernah terjadi. Tepi palungsungai terletak di antara dua elevasi tersebut.Pasal 10Cukup jelas.Pasal 11Untuk peningkatan fungsinya, tanggul dapat diperkuat, ditinggikan,dan diperlebar, yang dapat berakibat bergesernya letak garissempadan,sehinggapenentuangarissempadanperlumemperhatikan kemungkinan perubahan dimensi tanggul tersebutdengan mengambil jarak sempadan yang lebih lebar.Pasal 12Cukup jelas.Pasal 13Yang dimaksud dengan sungai terpengaruh pasang air laut adalahjika muka air pada saat pasang melebihi tepi palung sungai.Contoh penentuan garis sempadan yang terpengaruh pasang airlaut:Garis sempadan untuk sungai terpengaruh pasang air laut tidakbertangguldiluarkawasanperkotaanditentukanmemanjangsungai paling sedikit berjarak 100 m (seratus meter) dari tepi mukaair pasang rata-rata. Demikian pula untuk kondisi sungai lainnya.Sempadan . . .- 8 -Sempadan sungai yang terpengaruh pasang air laut ditentukanhanya untuk bagian ruas sungai yang terpengaruh pasang air lautsaja.Pasal 14Sempadan danau paparan banjir juga disebut sebagai sabuk hijauyang mengelilingi danau paparan banjir. Danau ini berbeda dengandataran banjir, dalam hal keberadaan genangan. Danau paparanbanjir di musim kemarau tetap berupa danau (ada genangan) danbertambah luas di musim penghujan. Sedangkan dataran banjir dimusim kemarau berupa daratan (tidak ada genangan), baru padamusim penghujan dataran tersebut tergenang air luapan sungai.Pasal 15Cukup jelas.Pasal 16Ayat (1)Cukup jelas.Ayat (2)Cukup jelas.Ayat (3)Yangdimaksuddengankarakteristikgeomorfologisungaiadalahkeseluruhansifatgeohidrologidaerahaliransungaiyang membentuk ciri spesifk sungai tertentu, misalnya:a.fuktuasi aliran sungai;b.perubahan kandungan sedimen di sungai; danc.kecenderungan perubahan geometri sungai yang meliputi:lebar dasar, tinggi tebing, kemiringan memanjang sungai,pembentukan kelokan (meander) dan jalinan (braided)sungai.Beberapa sungai memiliki karakter yang spesifk misalnyaberkelok-kelok (meandering), berjalin (braided), membawa pasir,dan/atau aliran lahar. Sungai jenis ini, palung sungainyaberubah sangat dinamis. Penentuan garis sempadan untuksungai seperti ini perlu dilakukan secara lebih hati-hati danagar ditentukan lebih lebar mengikuti batas terluar alurdinamisnya.Yang . . .- 9 -Yang dimaksud dengan kondisi sosial budaya masyarakatsetempat adalah perilaku, adat kebiasaan, dan norma-normayanghidupdalammasyarakatsetempatkhususnyayangterkait dengan sungai.Yangdimaksud dengan kegiatan operasidanpemeliharaansungai adalah kegiatan yang berkaitan dengan berfungsinyasungaidanberoperasinya bangunan sungaimeliputiantaralain pengawasan, pemeliharaan, operasi, dan perbaikan.Ayat (4)Hasilkajiandisampaikankepadamasyarakatsebagaiinformasi, lengkap dengan rencana penetapan sempadan danjadwal pelaksanaannya.Ayat (5)Cukup jelas.Ayat (6)Cukup jelas.Pasal 17Ayat (1)Yang dimaksud dengan status quo adalah kondisi tidak boleh mengubah, menambah, ataupun memperbaiki bangunan.Yang dimaksud dengan bertahap adalah sesuai prioritas dan kemampuan serta dengan partisipasi masyarakat.Ayat (2)Cukup jelas.Pasal 18Ayat (1)Cukup jelas.Ayat (2) Huruf aCukup jelas.Huruf b . . .Huruf bCukup jelas.- 10 -Huruf cPemantauan danevaluasi ditujukanuntukmeningkatkankinerja pengelolaan sungai.Pasal 19Cukup jelas.Pasal 20Ayat (1)Yangdimaksuddenganperlindungansungaiadalahupayauntuk menjaga dan mempertahankan fungsi sungai.Yangdimaksuddenganpencegahanpencemaran airsungaiadalahupayauntukmenjagadanmelindungikualitasairsungai.Ayat (2)Cukup jelas.Ayat (3)Cukup jelas.Pasal 21Ayat (1)Perlindungan palung sungai dimaksudkan agar dimensi palungsungai tetap terjaga dari gangguan aliran dan kerusakan palungsungai.Ayat (2)Yangdimaksuddengankomoditastambangadalahbahangalian di sungai berupa sedimen, pasir, kerikil, dan batu yangdapat terbawa aliran sungai. Bahan galian ini bersifat dinamis,datang dan pergi, bergerak ke hilir sesuai dengan kemampuanangkut aliran air.Untuk sungai alluvial, bahan galian dinamis ini adalah bahanpenyusun sungai itu sendiri yang berfungsi sebagai wadah airmengalir. Oleh karenanya pengambilannya perlu diatur jangansampai merusak palung sungai.Mengingat . . .- 11 -Mengingat pengaruh negatifnya yang sangat luas dan merugikan,perizinantentangpengambilankomoditastambangdisungaiperlu diatur secara cermat dan dipantau secara menerus. Dalamperizinan perlu ditentukan secara jelas kapan kegiatanpengambilan komoditas tambang di sungai tersebut harusdihentikan dan/atau diakhiri.Ayat (3)Yang dimaksud dengan sungai yang mengalami kenaikan dasarsungai adalah sungai atau ruas sungai yang membawa sedimenmelebihi kapasitas angkutnya sehingga sebagian kelebihansedimen akan diendapkan dan mengakibatkan kenaikan dasarsungai. Hal ini terjadi jika terdapat penambahan beban sedimenatau pengurangan debit airdibagian hulu ruas sungai yangberlangsung lama dan menerus.Pasal 22Ayat (1)Cukup jelas.Ayat (2)Cukup jelas.Ayat (3)Yang dimaksud dengan keperluan tertentu dalam pemanfaatanbantaran dan sempadan sungai meliputi:a. bangunan prasarana sumber daya air;b. fasilitas jembatan dan dermaga;c. jalur pipa gas dan air minum;d. rentangan kabel listrik dan telekomunikasi; dane. kegiatanlainsepanjangtidakmengganggufungsisungai, misalnya tanaman sayur-mayur.Pasal 23Ayat (1)Cukup jelas.Ayat (2)Yang dimaksud dengan daerah tangkapan air adalah kawasan di hulu danau yang memasok air ke danau.Pasal 24 . . .- 12 -Pasal 24Ayat (1)Yang dimaksuddengan dataran banjir yang berpotensimenampungbanjiradalahdataranbanjiryangdicadangkansebagai tempat penampung air selama musim banjir untukmenghindari banjir yang lebih besar di bagian hilir.Ayat (2)Yangdimaksuddenganmembebaskandataranbanjirdariperuntukan yang mengganggu fungsi penampung banjir adalahmenghindari berkembangnya dataran banjirmenjadi kawasanpengembangan yang mengakibatkan kerugian besar jika terjadibanjir.Pasal 25Ayat (1)Yangdimaksuddenganaliranpemeliharaansungaiadalahaliran air minimum yang harus tersedia di sungai untuk menjagakehidupan ekosistem sungai.Ayat (2)Cukup jelas.Ayat (3)Yang dimaksud dengan debit andalan 95% (sembilan puluh limapersen) adalah aliran air (m3/detik) yang selalu tersedia dalam95%(sembilanpuluhlimapersen)waktupengamatan,atauhanya paling banyak 5% (lima persen) kemungkinannya alirantersebut tidak tercapai.Ayat (4)Cukup jelas.Pasal 26Ayat (1)Yang dimaksud dengan kondisi sungai alami adalah keadaanlingkungan sungai alami yang direncanakan sebagai kondisi yangingin dicapai.Ayat (2) . . .- 13 -Ayat (2)Prioritas utama restorasi sungai adalah mencegah kerusakanberlanjut pada ruas sungai tertentu dan direncanakan agarmenjadi ruas sungai yang sehat kembali. Sungai yang sehattercermindariberkembangnya kehidupan berbagaijenisforadan fauna di sungai tersebut.Ayat (3)Cukup jelas.Pasal 27Ayat (1)Yangdimaksud denganairlimbahadalahadalahsisadarisuatu hasil usaha dan/atau kegiatan yang berwujud cair.Ayat (2)Yang dimaksud dengan peraturan perundang-undangan adalahperaturan perundang-undangan di bidang perlindungan danpengelolaan lingkungan hidup dan peraturan perundang-undangan di bidang pengelolaan sampah.Pasal 28Peraturan Menteri mengenai tata cara perlindungan sungai palingsedikit meliputi: pengaturan mengenai pengambilan komoditastambangdisungai,aliranpemeliharaansungai,danrestorasisungai.Pasal 29Cukup jelas.Pasal 30Ayat (1)Cukup jelas.Ayat (2)Cukup jelas.Ayat (3) . . .- 14 -Ayat (3)Yang dimaksud dengan tidak merusak ekosistem sungai adalahtidakmenimbulkankerusakanterhadapkomponen-komponenekosistem sungai, yaitu komponen abiotik (fsik, kimia) dankomponen biotik (tumbuh-tumbuhan, binatang, dan mikroorganisme).Ekosistem sungai dapat berubah menuju ke kondisi lebih burukolehaktivitasmanusia misalnya tidaktersediaaliranpemeliharaan sungai, sungai tercemar oleh air limbah dansampah, sertaterjadipengambilan bahan komoditas tambangyang tak terkendali.Yangdimaksuddengankarakteristiksungaiadalahkeseluruhan sifat geohidrobiologi daerah aliran sungai yangmembentuk ciri spesifk sungai tertentu, misalnya:a. fuktuasi aliran;b. parameter fsik alur sungai;c. kandungan sedimen; dand. fora dan fauna pembentuk ekosistem sungai.Yang dimaksud dengan kelestarian keanekaragaman hayatiadalahkeberlanjutan fungsiekosistemsungaimeliputianekakehidupan fora dan fauna sebagai pendukung utama kehidupanmanusia dan alam dari generasi ke generasi.Yang dimaksud dengan kekhasan dan aspirasi daerah adalahciri kehidupan masyarakat baik yang teraktualisasi maupun yangpotensial yang membentuk keinginan dan kebutuhan masyarakatsetempat terkait dengan keberadaan sungai.Pasal 31Ayat (1)Cukup jelas.Ayat (2) Huruf aCukup jelas.Huruf b . . .Huruf b- 15 -Pasal 32Yang dimaksud dengan tergangggunya aliran dan/ataukeruntuhan tebing sungai adalah terjadinya gangguanberupapengurangan/penyempitanpenampangpalungsungai dan/atau berupa berkurangnya kestabilan tebingsungai.Penyempitan palung sungai mengakibatkan kenaikan elevasimuka air sungai yang dapat mengakibatkan banjir,sedangkanberkurangnya kestabilantebingsungaimengakibatkanruntuhnyatebingyangmengancambangunan atau kepentingan manusia yang ada di dekatsungai.Cukup jelas.Pasal 33Cukup jelas.Pasal 34Ayat (1)Yang dimaksud dengan pengelolaan resiko banjir adalahkegiatan antisipasi menghadapi resiko banjir yang dilakukansebelum kejadian banjir dengan langkah-langkah penguranganresiko.Ayat (2)Yangdimaksuddenganpemilikkepentinganadalahsemuaindividu perorangan, grup, perusahaan, organisasi, asosiasi, daninstansipemerintahyangterkaitdalampengelolaanresikobanjir.Pasal 35Ayat (1)Cukup jelas.Ayat (2)Yangdimaksuddenganpenguranganresikobesaranbanjiradalah upaya mengurangi resiko kerugian banjir dengan caramemperkecil kemungkinan terjadinya banjir, yaitu denganmembangun prasarana fsik yang mampu mengalirkan debitbanjir yang lebih besar dan mengurangi puncak aliran banjir.Yang . . .- 16 -Yang dimaksud dengan pengurangan resiko kerentanan banjiradalahupayamengurangi kerugianbanjirdengancaramemperkecil jumlah kerugian jika terjadi banjir, yaitu denganpengelolaan dataran banjir dan perencanaan antisipatif terhadapkorban banjir.Ayat (3)Yang dimaksud dengan peraturan perundang-undangan adalahPeraturan Pemerintah mengenai Pengelolaan Sumber Daya Air.Pasal 36Ayat (1) Huruf aYang dimaksud dengan prasarana pengendali banjiradalah prasarana fsikyang berfungsi sebagai penyalur danpengatur air banjir. Konstruksi pengendali banjir padahakekatnya berfungsi mengurangi/memperkecil tingkatkemungkinankejadian(probability of occurence) banjirsesuai dengan tingkat layanan konstruksi tersebut. Misalnyasemula hanya mampu mengalirkan debit rencana 5 tahunan(Q5) ditingkatkan menjadi 20 tahunan (Q20).Huruf bYang dimaksuddengan prasarana pengendali aliranpermukaan adalahprasaranafsikyangberfungsimengurangiterbentuknya danterdistribusinya aliranpermukaan dalam jumlah besar secara bersamaan mengalirke sungai.Ayat (2) Huruf aCukup jelas.Huruf bCukup jelas.Huruf cCukup jelas.Huruf dCukup jelas.Huruf e . . .Huruf e- 17 -Yang dimaksud dengan perbaikan drainase perkotaanadalah pembuatan sistem pematusan air hujan di perkotaanyang peka terhadap lingkungan hidup yaitu tidak hanyamengalirkan air namun memberi prioritas pada pembangunansarana resapan/infltrasi dan kolam penampung/peredambanjir.Ayat (3)Cukup jelas.Pasal 37Ayat (1)Yangdimaksuddengansaluranadalahsaluranbervegetasi(berupa rumput) yang berfungsi untuk meresapkan air hujan.Yang dimaksud dengan pipa berlubang adalah pipa yang bagianbawahnya berlubang dan ditanam di dalam tanah dengan posisimendatar yang berfungsi mengalirkan dan meresapkan air hujan.Yang dimaksud dengan sumur resapan adalah lubang vertikalyang diisi dengan batu dan kerikil yang berfungsi meresapkan airhujan.Yang dimaksud dengan kolam resapan adalah kolam yangdasarnya tanpa perkerasan.Yang dimaksud dengan bidang resapan adalah luasan yangdapat berfungsi meresapkan air hujan.Ayat (2)Yang dimaksud dengan keperluan lain misalnya untukpedestrian, halaman gedung, atau lapangan parkir.Yang dimaksud dengan perkerasan lulus air adalah perkerasanyang menggunakan bahan berongga sehingga airhujantetapdapat meresap ke dalam tanah.Pasal 38Ayat (1)Penampung banjir yang tidak terhubung dengan sungai atautidak dapat dikosongkan, tidak dapat berfungsi sebagaipengendali aliran permukaan karena penampung banjir ini padaawal musim hujan umumnya sudah penuh sehingga tidak dapatmenampung air lagi.Ayat (2) . . .- 18 -Ayat (2)Cukup jelas.Pasal 39Cukup jelas.Pasal 40Cukup jelas.Pasal 41Ayat (1)Pengelolaan dataran banjir bertujuan untuk mengurangikerugian akibat banjir.Kegiatan ini mencakup pengurangan resiko keterpaparan(exposure) dan resiko kerentanan terhadap banjir, antara laindengan melakukan peringatan dini banjir, penetapan danpengawasan peruntukan lahan, penetapan jalur evakuasi danpengungsian, penyusunanproseduroperasilapangan,peningkatan kesadaran masyarakat, dan lain-lain.Ayat (2)Cukup jelas.Pasal 42Ayat (1)Debit rencana 50 (lima puluh) tahunan merupakan debit banjirrencana yang rata-rata terjadi 1 (satu) kali dalam 50 (lima puluh)tahun atau debit dengan tingkat kemungkinan terjadi (probabilityof occurence) 1/50 (satu perlimapuluh) atau 2% (dua persen) tiaptahun.Debit banjir 50 (lima puluh) tahunan dapat pula terjadi 2 (dua)kali dalam jangka waktu 100 (seratus) tahun atau 3 (tiga) kalidalam jangka waktu 150 (seratus lima puluh) tahun tanpadiketahui kapan terjadinya.Ayat (2)Cukup jelas.Pasal 43Cukup jelas.Pasal 44 . . .- 19 -Pasal 44Cukup jelas.Pasal 45Ayat (1) Huruf aSistem prakiraan banjir digunakan untuk mengetahui besaranbanjir dalam beberapa waktu ke depan, misalnya akan terjadidebit 400 m3/det (empat ratus meter kubik perdetik) pada 6(enam) jam kemudian di bagian hilir sungai.Huruf bKegiatan pemetaan kawasan beresiko banjir diperlukan agarmasyarakat dapat memahami kerentanan suatu kawasanterhadap banjir.Huruf cKegiatan inspeksi berkala kondisi prasarana pengendali banjirdilakukan dengan pengamatan, pencatatan, dan pelaporanmengenai kondisi prasarana pengendali banjir.Huruf dPeningkatankesadaranmasyarakatdimaksudkanagarmasyarakat memahami penyebab banjir di daerahnyasehingga dapat ikut melakukan antisipasi untuk mengurangikerentanan kawasan terhadap banjir.Huruf eCukup jelas.Huruf fProseduroperasilapanganpenanggulangan banjirmemuatantara lain kewenangan, tanggung jawab, tingkat bahayabanjir, prosedur komunikasi dan penyampaian informasi,pengerahan sumber daya manusia, bahan dan peralatan,pelayanan kesehatan, serta bantuan darurat kemanusiaanlainnya.Ayat (2)Cukup jelas.Pasal 46 . . .- 20 -Pasal 46Cukup jelas.Pasal 47Ayat (1)Yang dimaksud dengan rehabilitasi adalah perbaikan prasaranasungai agar dapat berfungsi kembali.Yang dimaksud dengan rekonstruksi adalah pembangunankembali termasuk pembangunan baru prasarana sungai.Ayat (2)Cukup jelas.Pasal 48Cukup jelas.Pasal 49Cukup jelas.Pasal 50Ayat (1)Cukup jelas.Ayat (2)Yang dimaksud dengan berdasarkan kebutuhan adalah suatukeadaan tertentu yang mengharuskan pelaksanaan kegiatankonservasisungai,pengembangansungai,danpengendaliandaya rusak air sungai.Ayat (3)Cukup jelas.Pasal 51Cukup jelas.Pasal 52Cukup jelas.Pasal 53 . . .Pasal 53Huruf a- 21 -Yang dimaksud dengan kegiatan fsik adalah kegiatanpelaksanaan konstruksi prasarana konservasi, pengembangan,dan pengendalian daya rusak air sungai.Yang dimaksud dengan kegiatan non fsik adalah kegiatan yangbersifatperangkat lunakantaralainpengaturan, pembinaan,pengawasan, dan pengendalian.Huruf bYangdimaksud denganprasaranasungaiadalahprasaranafsik yang dibangun untuk keperluan pengelolaansungaitermasuk fasilitas pendukungnya, antara lain berupa:1. bangunan pengambilan air;2. bangunan pengendali banjir;3. bangunan pengendali sedimen;4. bangunan pelindung dan perkuatan tebing sungai;5. bangunan pengarah alur sungai; dan6. bangunan dan peralatan pemantau data hidroklimatologi.Pasal 54Ayat (1)Cukup jelas.Ayat (2)Cukup jelas.Ayat (3)Yang dimaksud dengan hal tertentu misalnya kegiatankonservasi dengan skala kecil dan dilakukan secara sukarela.Ayat (4)Cukup jelas.Pasal 55Cukup jelas.Pasal 56Ayat (1)Cukup jelas.Ayat (2) . . .Ayat (2)- 22 -Kegiatan pengamatan dan pencatatan perlu dilakukan dengan penelusuran lapangan (walkthrough).Ayat (3)Cukup jelas.Pasal 57Ayat (1)Setiap orang dalam ketentuan ini meliputi orang perseorangan,kelompok orang, atau badan usaha.Ayat (2) Huruf aPelaksanaan konstruksi pada ruang sungai misalnyakonstruksi jembatan, bendungan, tanggul, rentangan pipadan kabel.Huruf bPelaksanaan konstruksi yang mengubah aliran dan/atau alursungai misalnya bendung, sudetan, pintu air, pompa banjir,krib.Huruf cPemanfaatan bantaran dan sempadan sungai misalnyadermaga, jalur pipa gas, pipa air minum, rentangan kabellistrik, rentangan kabel telekomunikasi, dan bangunanprasarana sumber daya air.Huruf dPemanfaatanbekassungaimisalnyabudidayaperikananatau untuk peruntukan lain berupa permukiman.Huruf ePemanfaatanairsungaiselainuntukkebutuhanpokoksehari-hari dan pertanian rakyat dalam sistem irigasi yangsudah ada misalnya pengambilan air untuk air irigasi yangakan dibangun, air minum, dan sanitasi lingkunganperkotaan.Huruf fPemanfaatan sungai sebagai penyedia tenaga air misalnyapembangkit listrik tenaga air.Huruf g . . .- 23 -Huruf gCukup jelas.Huruf hKawasan hutan dalam ketentuan ini tidak termasuk kawasansuaka alam dan kawasan pelestarian alam sesuai denganketentuanperaturanperundang-undangandibidang kehutanan.Huruf iPembuangan air limbah ke sungai misalnya pembuangan airlimbah dari pabrik.Huruf jPengambilan bahan komoditas tambang di sungai misalnyapengambilan pasir, kerikil, dan batu dari sungai atau tepi sungai.Huruf kCukup jelas.Pasal 58Cukup jelas.Pasal 59Cukup jelas.Pasal 60Cukup jelas.Pasal 61Ayat (1)Cukup jelas.Ayat (2)Sistem informasi sungai ditujukan untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan untuk pengelolaan sungai.Ayat (3)Cukup jelas.Ayat (4) . . .Ayat (4)Cukup jelas.Pasal 62Cukup jelas.- 24 -Pasal 63Ayat (1)Yang dimaksud dengan untuk kepentingan sendiri misalnya untuk keperluan peringatan dini bahaya banjir olehmasyarakat yang tinggal di wilayah tertentu, untuk keperluan penyediaan air di wilayah perkebunan milik badan usaha.Ayat (2)Cukup jelas.Pasal 64Cukup jelas.Pasal 65Ayat (1)Cukup jelas.Ayat (2) Huruf aCukup jelas.Huruf bCukup jelas.Huruf cCukup jelas.Huruf dCukup jelas.Huruf eData fsik banjir yaitu luas, kedalaman, durasi, frekuensi, dan jenisbanjir(banjirluapansungai,pasangairlaut,banjirbandang).Huruf f . . .Huruf f- 25 -Yang dimaksud dengan kerugian akibat banjir adalah segalakerugian yang timbul sebagai akibat banjir, baik di daerahyang dilanda banjir maupun daerah lain yang kegiatanmasyarakatnya mempunyai kaitan dengan kejadian banjirtersebut.Ayat (3)Cukup jelas.Pasal 66Ayat (1)Cukup jelas.Ayat (2) Huruf aCukup jelas.Huruf bCukup jelas.Huruf cCukup jelas.Huruf dCukup jelas.Huruf eCukup jelas.Huruf fKondisi penutup lahan antara lain berupa pertanian,perkotaan, hutan, pertambangan, industri, dan jalan raya.Huruf gCukup jelas.Huruf hCukup jelas.Huruf iCukup jelas.Huruf j . . .Huruf jCukup jelas.Huruf kCukup jelas.Ayat (3)Cukup jelas.Pasal 67Cukup jelas.Pasal 68Cukup jelas.Pasal 69Ayat (1)Cukup jelas.Ayat (2)Cukup jelas.- 26 -Ayat (3)Kegiatansosialisasi,konsultasipublik,danpartisipasimasyarakat dilakukan secara berurutan untuk mencapaipemberdayaan masyarakat yang efektif.Ayat (4)Cukup jelas.Pasal 70Cukup jelas.Pasal 71Ayat (1)Konsultasi publik dilakukan melalui kegiatan dialog danmemberikan masukan dalam penyusunan rencana perlindungansungai, pengendalian pencemaran air sungai, serta penguranganresiko kerentanan banjir.Ayat (2)Cukup jelas.Pasal 72 . . .Pasal 72Ayat (1)- 27 -Yang dimaksud dengan kegiatan partisipasi masyarakat adalahkegiatan dengan mengikutsertakan masyarakat secara sukarelasesuai minat dan kemampuannya untuk meningkatkan kinerjapengelolaan sungai.Partisipasi masyarakat dapat berupa antara lain kegiatanpelaporan oleh masyarakat bila terjadi kerusakan ruang sungaiberdasarkan hasil inspeksi sukarela saat menjelang musimpenghujan.Ayat (2)Cukup jelas.Pasal 73Cukup jelas.Pasal 74Pada Hari Sungai Nasional, pemerintah, pihak swasta, dan masyarakat bersama-sama melakukan pemantauan langsungkondisi sungai. Kegiatan ini dimaksudkan agar masyarakatmemahami pengaruh kegiatan yang dilakukannya terhadap sungai,baikpengaruhnegatif/merugikanmaupunpengaruhpositif/menguntungkan bagifungsisungai.Kegiatanyangdilakukan misalnya:a. pembersihan sampah dan gangguan aliran di sungai;b. mengidentifkasi sumber pencemaran sungai;c.penanaman tumbuh-tumbuhan yang sesuai di sempadan sungai(riparian zone);d. sosialisasi langsung di lapangan;e.penyelenggaraan workshop peduli sungai; atauf.kesepakatan tindak lanjut bersama.Pasal 75Ayat (1)Yang dimaksud bekas sungai adalah bagian/ruas sungai atausungaiyangtidakberfungsilagisebagaialuraliransungaikarena aliran berpindah atau dipindah ke alur yang lain.Ayat (2) . . .Ayat (2)Cukup jelas.Ayat (3)Cukup jelas.Ayat (4)Cukup jelas.Pasal 76Cukup jelas.Pasal 77Cukup jelas.Pasal 78Cukup jelas.- 28 -Pasal 79Kerjasamapengelolaansungaimisalnyaterdapatorangperseorangan atau badan usaha yang memiliki bangunan disempadan sungai yang menjadi kewenangan dan tanggung jawabPemerintah, untuk pelaksanaan pembongkarannya dapat dilakukansecara kerja sama dengan satuan kerja perangkat daerah yangmembidangi penegakan hukum.Pasal 80Cukup jelas.Pasal 81Cukup jelas.Pasal 82Cukup jelas.Pasal 83Cukup jelas.Pasal 84Cukup jelas.TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5230