Upload
buithien
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
DINAS TENAGA KERJA KOPERASI DAN USAHA MIKRO KABUPATEN NGANJUKJalan Dermojoyo No. 45 Nganjuk Kode Pos. 64418
Telp/Faks : (0358) 325200
BUKU PROFIL
BIDANG KETENAGAK
ERJAANKOPERASI
DAN USAHA MIKRO
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia – Nya
sehingga Buku Profil Ketenagakerjaan, Koperasi dan Usaha Mikro ini dapat terselesaikan dengan
baik. Penyusunan Buku Profil ini dimaksudkan sebagai gambaran umum kondisi terkini dalam
bidang ketenagakerjaan, koperasi dan usaha mikro.
Buku Profil ini disusun oleh Sub Bagian Program dan Evaluasi Disnakerkop dan UM
Kabupaten Nganjuk dengan mengumpulkan data – data terkait dari masing – masing bidang yang
ada antara lain Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Bidang Hubungan Industrial
dan Tenaga Kerja, Bidang Pemberdayaan Koperasi serta Bidang Pemberdayaan Usaha Mikro.
Selain dari internal kantor Disnakerkop dan UM Kabupaten Nganjuk, buku profil ini juga
disusun dengan bantuan stakeholder yang lain seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Lembaga
Pelatihan Kerja Swasta, Serikat Pekerja / Serikat Buruh maupun Asosiasi Pengusaha Indonesia
(APINDO) di Nganjuk.
Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan buku ini kami
sampaikan ucapan terima kasih. Segala saran, kritik dan tanggapan sebagai bahan masukan
perbaikan penyusunan buku profil ini ditahun mendatang sangat kami harapkan. Karena kami
menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan buku profil ini masih terdapat kekurangan karena
keterbatasan kami dalam hal pengumpulan data dari bidang terkait maupun lembaga lain di luar
Disnakerkop dan UM Kab. Nganjuk.
Namun terlepas dari itu semua. Kami berharap bahwa Buku Profil ini sedikit banyak
memberikan manfaat bagi perkembangan pembangunan dibidang ketenagakerjaan, koperasi dan
usaha mikro di Kabupaten Nganjuk.
Nganjuk, Desember 2018
Kepala Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha MikroKabupaten Nganjuk
PUTU WINASA, SH.,MM. Pembina Utama Muda
NIP.19630215 199103 1 009
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................................................... iDaftar Isi ..................................................................................................................................... iiBAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1B. Tujuan ................................................................................................................ 2
C. Gambaran Umum Kondisi Ketenagakerjaan, Koperasi dan Usaha Mikro Pada Tahun Sebelumnya ..................................................................................... 2
D. Definisi Teknis ................................................................................................... 3
BAB II PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN KETENAGAKERJAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO DITINJAU DARI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DAN INDIKATOR KINERJA INDIVIDU (IKI) ...................................... 8
A. Urusan Wajib Ketenagakerjaan .......................................................................... 8
B. Urusan Wajib Koperasi dan Usaha Mikro ........................................................ 15
BAB III PENUTUPA. Kesimpulan ...................................................................................................... 20
B. Saran ................................................................................................................. 20
LAMPIRAN – LAMPIRAN1. Data Jumlah Angkatan Kerja Kab/Kota di Jawa Timur Tahun 2018
2. Data Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas beserta Jenis Kegiatan pada
Kab./Kota di Jawa Timur Tahun 2018
3. Data Besaran TPAK dan TPT Kab./Kota di Jawa Timur Tahun 2018
4. Rekapitulasi Penempatan Tenaga Kerja Tahun 2018
5. Rekapitulasi Kepesertaan Jamsostek Tahun 2018
6. Rekapitulasi Koperasi Aktif Tahun 2018
7. Rekapitulasi Izin Usaha Mikro Tahun 2018
8. Rilis Berita Resmi BPS Nganjuk terkait Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha / Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 ( Usaha Mikro Kecil Menengah dan Besar )
B A B I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan bidang tenaga kerja koperasi dan usaha mikro mempunyai banyak
dimensi dan keterkaitan. Keterkaitan itu tertuang dalam misi bupati nomor tiga yaitu memacu
pertumbuhan ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada perdagangan dan industri yang berbasis
potensi pertanian. Yang mana misi tersebut terdiri atas urusan pertanian, ketahanan pangan,
perikanan dan kelautan, ketenagakerjaan, koperasi dan usaha mikro, penanaman modal,
pariwisata, perdagangan, industri dan transmigrasi.
Urusan ketenagakerjaan (termasuk didalamnya urusan transmigrasi), urusan koperasi
dan usaha mikro menjadi tugas pokok dan fungsi dari Dinas Tenaga Kerrja Koperasi dan Usaha
Mikro Kabupaten Nganjuk sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Bupati Nomor 41 Tahun
2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Perangkat
Daerah Kabupaten Nganjuk. Peraturan Bupati tersebut sebagai tindak lanjut ditetapkannya
Peraturan Daerah Kabupaten Nganjuk Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah Kabupaten Nganjuk.
Secara khusus urusan ketenagakerjaan, koperasi dan usaha mikro memiliki
keterkaitan satu sama lain khususnya dalam hal melaksanakan misi ketiga dari Bupati Nganjuk
yaitu untuk memacu pertumbuhan ekonomi sebagaimana gambaran dibawah ini :
1. Urusan Ketenagakerjaan berkaitan erat dengan penyerapan jumlah angkatan kerja,
peningkatan produktifitas tenaga kerja, perluasan kesempatan kerja serta menjaga
hubungan industrial yang harmonis dengan meminimalisir jumlah pemutusan hubungan
kerja. Tujuan daripada urusan ketenagakerjaan ini adalah untuk meningkatkan jumlah
penyerapan tenaga kerja dengan mengurangi jumlah pengangguran yang ada. Tingkat
penyerapan angkatan kerja yang tinggi berkorelasi lurus dengan pertumbuhan ekonomi,
karena dengan banyaknya jumlah angkatan kerja yang bekerja akan menimbulkan dampak
berantai terhadap pertumbuhan ekonomi secara signifikan terutama dalam hal kebutuhan
konsumsi msayarakat.
2. Urusan Koperasi dan usaha mikro terkait erat dengan upaya peningkatan kemandirian
ekonomi melalui sektor koperasi dan usaha mikro oleh masyarakat. Sebagaimana kita
ketahui bahwa koperasi merupakan soko guru perekonomian kita dan usaha mikro
merupakan unit usaha terkecil yang dilakukan oleh masyarakat untuk dapat mandiri secara
ekonomi dengan bertransformasi sebagai pelaku usaha mikro.
B. Tujuan
Penyusunan Buku Profil Ketenagakerjaan, Koperasi dan Usaha Mikro dimaksudkan
untuk mendapatkan gambaran yang seutuhnya dalam bidang tenaga kerja, koperasi dan usaha
mikro pada tahun 2018. Gambaran ini dapat digunakan sebagai referensi dalam hal perumusan
kebijakan baik bagi Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro sendiri maupun bagi
dinas/instansi terkait yang membutuhkan data.
Data yang terkait dengan pembangunan di bidang tenaga kerja koperasi dan usaha
mikro diantaranya adalah data Tingkat Kesempatan Kerja (TKK), Prosentase Koperasi Aktif
serta prosentase pertumbuhan usaha mikro pada tahun berjalan. Dengan data tersebut
diharapkan ada umpan balik terkait dengan faktor pendorong yang mendasari pertumbuhan
suatu indikator yang nantinya mengarah pada permasalahan yang menghambat pertumbuhan
penyerapan tenaga kerja, prosentase koperasi aktif maupun pertumbuhan usaha mikro pada
tahun berjalan.
Hal ini penting dalam hal merumuskan suatu kebijakan yang akan diambil oleh
Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk terutama dalam hal
mencapai target pertumbuhan indikator kinerja utama sebagaimana tersebut diatas. Identifikasi
permasalahan diharapkan dapat membantu Dinas untuk melakukan perbaikan terhadap
program dan kegiatan yang telah dilakukan.
C. Gambaran Umum Kondisi Ketenagakerjaan, Koperasi dan Usaha Mikro pada Tahun
Sebelumnya
Pada tahun 2017 secara umum dapat digambarkan kondisi ketenagakerjaan, koperasi
dan usaha mikro sebagai berikut :
1. Pada tahun 2017, tingkat kesempatan kerja berada pada kisaran 95,81% yang diperoleh
dari diperoleh dari perbandingan jumlah penduduk usia kerja yang bekerja sebanyak
517.190 orang terhadap jumlah angkatan kerja sejumlah 539.787 orang. Dengan persentase
tingkat kesempatan kerja tersebut maka Tingkat Pengangguran Terbuka di Kabupaten
Nganjuk berkisar pada 4,19%, yang mana angka tersebut masih dibawah rata – rata
nasional namun sedikit lebih tinggi dari rata – rata propinsi.
2. Terkait dengan bidang hubungan industrial pada tahun 2017 terdapat 2 (dua) kasus
perselisihan hubungan industrial yang masuk namun kesemuanya tidak dapat diselesaikan
dengan mekanisme Perjanjian Bersama dan harus berakhir di Pengadilan Hubungan
Industrial Surabaya.
3. Pada tahun 2017 jumlah koperasi yang melakukan Rapat Anggota Tahunan (RAT)
sejumlah 426 unit dari 922 unit koperasi yang tercatat sehingga capaian prosentase
koperasi aktif berada dikisaran 46,20 %.
4. Dalam hal persentase pertumbuhan usaha mikro yang mengajukan IUM pada tahun 2017
tercatat sebanyak 173 pelaku usaha mikro dari total IUM tercatat sebanyak 5.364 IUM.
D. Definisi Teknis
1. Definisi Teknis dalam Urusan Ketenagakerjaan :
1) Profil adalah gambaran situasi dan kondisi terkini terkait bidang tenaga kerja koperasi
dan usaha mikro.
2) Ketenagakerjaan adalah segala sesuatu hal yang berhubungan dengan tenaga kerja
pada waktu sebelum, selama dan sesudah terjadinya hubungan kerja.
3) Penduduk adalah semua orang yang berdomisili lebih dari 6 bulan ataupun kurang dari
6 bulan namun dengan tujuan untuk menetap.
4) Tenaga kerja adalah setiap orang laki-laki dan wanita yang sedang melakukan
pekerjaan, baik didalam maupun diluar hubungan kerja guna menghasilkan barang dan
jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
5) Angkatan kerja adalah penduduk usia kerja 15 tahun keatas yang mempunyai
pekerjaan tertentu dalam suatu kegiatan ekonomi dan juga mereka yang belum
bekerja.
6) Bekerja adalah melakukan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang dengan
maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling
sedikit 1 jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu.
7) Kesempatan kerja adalah lapangan pekerjaan atau kesempatan yang tersedia untuk
bekerja akibat dari suatu kegiatan ekonomi (produksi).
8) Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan
dalam bentuk lain.
9) Pengusaha adalah :
- Orang perseorangan, persekutuan atau badan hukum yang menjalankan suatu
perusahaan milik sendiri.
- Orang perseorangan, persekutuan atau badan hukum yang secara berdiri sendiri
menjalankan perusahaan bukan miliknya.
- Orang perseorangan, persekutuan atau badan hukum yang berada di Indonesia
mewakili perusahaan yang berkedudukan diluar wilayah Indonesia.
10) Perusahaan adalah :
- Setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang perseorangan,
milik persekutuan atau milik badan hukum, milik swasta maupun milik negara
yang mempekerjakan pekerja/buruh dengan membayar upah atau imbalan dalam
bentuk lain.
- Usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus dan
mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.
11) Perencanaan tenaga kerja adalah proses penyusunan rencana ketenagakerjaan secara
sistematis yang dijadikan dasar dan acuan dalam penyusunan kebijakan, strategi dan
pelaksanaan program pembangunan ketenagakerjaan yang berkesinambungan.
12) Informasi ketenagakerjaan adalah gabungan, rangkaian dan analisis data yang
berbentuk angka yang telah diolah, naskah dan dokumen yang mempunyai arti, nilai
dan makna tertentu mengenai ketenagakerjaan.
13) Pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh,
meningkatkan serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap
dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang
dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan.
14) Produktivitas adalah suatu ukuran sampai sejauh mana suatu sumber daya alam,
teknologi atau manusia dipergunakan dengan baik dalam proses produksi untuk
mewujudkan hasil tertentu yang diinginkan.
15) Pemagangan adalah bagian dari sisitem pelatihan kerja yang diselenggarakan secara
terpadu antara pelatihan dilembaga pelatihan dengan bekerja secara langsung dibawah
bimbingan dan pengawasan instruktur atau pekerja/buruh yang lebih berpengalaman,
dalam proses produksi barang dan/atau jasa di perusahaan dalam rangka menguasai
keterampilan atau keahlian tertentu.
16) Pelayanan penempatan tenaga kerja adalah kegiatan untuk mempertemukan tenaga
kerja dengan pemberi kerja, sehingga tenaga kerja dapat memperoleh pekerjaan yang
sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya dan pemberi kerja dapat memperoleh
tenaga kerja sesuai dengan kebutuhannya.
17) Tenaga kerja asing adalah warga negara asing pemegang visa dengan maksud bekerja
di wilayah Indonesia.
18) Perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerja/buruh dengan pengusaha atau
pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban para pihak.
19) Hubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha dengan pekerja/buruh berdasarkan
perjanjian kerja, yang mempunyai unsur pekerjaan, upah dan perintah.
20) Hubungan industrial adalah suatu sistem hubungan yang terbentuk antara para pelaku
dalam proses produksi barang dan/atau jasa yang terdiri dari unsur pengusaha,
pekerja/buruh dan pemerintah yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
21) Serikat pekerja/serikat buruh adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh dan untuk
pekerja/buruh baik di perusahaan maupun diluar perusahaan, yang bersifat bebas,
terbuka, mandiri, demokratis dan bertanggungjawab guna memperjuangkan, membela
serta melindungi hak dan kepentingan pekerja/buruh serta meningkatkan
kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya
22) Lembaga Kerjasama Bipartit adalah forum komunikasi dan konsultasi mengenai hal-
hal yang berkaitan dengan hubungan industrial disatu perusahaan yang anggotanya
terdiri dari pengusaha dan serikat pekerja/serikat buruh yang sudah tercatat di instansi
yang bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan atau unsur pemerintah.
23) Peraturan Perusahaan (PP) adalah peraturan yang dibuat secara tertulis oleh pengusaha
yang memuat syarat-syarat kerja dan tata tertib perusahaan.
24) Perjanjian Kerja Bersama (PKB) adalah perjanjian yang merupakan hasil perundingan
antara serikat pekerja/serikat buruh atau beberapa serikat pekerja/serikat buruh yang
tercatat pada instansi yang bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan dengan
pengusaha atau beberapa pengusaha atau perkumpulan pengusaha yang memuat
syarat-syarat kerja, hak dan kuajiban kedua belah pihak.
25) Kesejahteraan pekerja/buruh adalah suatu pemenuhan kebutuhan dan/atau keperluan
yang bersifat jasmaniah dan rohaniah, baik didalam maupun diluar hubungan kerja,
yang secara langsung atau tidak langsung dapat mempertinggi produktivitas kerja
kalam lingkungan kerja yang aman dan sehat.
26) Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) adalah lembaga, institusi penyelenggara pelatihan
kerja baik pemerintah maupun swasta
27) Perluasan Kerja Sistem Padat Karya (PKSPK) adalah sistem perluasan kerja dengan
memanfaatkan sumber daya alam setempat guna mengurangi pengangguran dengan
melibatkan tenaga kerja setempat
28) Antar Kerja adalah suatu sistem yang meliputi pelayanan informasi pasar kerja,
penyuluhan dan bimbingan jabatan dan perantaraan kerja.
29) Antar Kerja Lokal yang selanjutnya disebut AKL adalah penempatan tenaga kerja
antar Kabupaten/Kota dalam 1 (satu) propinsi.
30) Antar Kerja Antar Daerah yang selanjutnya disebut AKAD adalah penempatan tenaga
kerja antar propinsi dalam wilayah Republik Indonesia.
31) Antar Kerja Antar Negara yang selanjutnya disebut AKAN adalah penempatan tenaga
kerja diluar negeri.
32) Pemberi Kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum atau badan-badan
lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja dengan membayar upah.
33) Pencari Kerja adalah angkatan kerja yang sedang menganggur dan mencari pekerjaan
maupun yang sudah bekerja tetapi ingin pindah atau alih pekerjaan dengan
mendaftarkan diri kepada pelaksana penempatan tenaga kerja atau secara langsung
melamar pekerjaan kepada pemberi kerja.
34) Perselisihan Hubungan Industrial adalah perbedaan pendapat yang mengakibatkan
pertentangan antara pengusaha atau gabungan pengusaha dengan pekerja/buruh atau
serikat pekerja/serikat buruh karena adanya perselisihan mengenai hak, perselisihan
kepentingan dan perselisihan pemutusan hubungan kerja serta perselisihan antar
serikat pekerja/serikat buruh hanya dalam satu perusahaan.
35) Mogok kerja adalah tindakan pekerja/buruh yang direncanakan dan dilaksanakan
secara bersama-sama dan/atau oleh serikat pekerja/serikat buruh untuk menghentikan
atau memperlambat pekerjaan.
36) Pemutusan hubungan kerja adalah pengakhiran hubungan kerja suatu hal tertentu yang
mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja/buruh dan pengusaha
2. Definisi Teknis dalam Urusan Koperasi dan Usaha Mikro
1) Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum
koperasi, dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas azas kekeluargaan.
2) Perkoperasian adalah segala sesuatu yang menyangkut kehidupan Koperasi.
3) Koperasi Primer adalah Koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan orang-
seorang.
4) Koperasi Sekunder adalah Koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan Koperasi.
5) Gerakan koperasi adalah keseluruhan organisasi Koperasi dan kegiatan perkoperasian
yang bersifat terpadu menuju tercapainya cita-cita bersama Koperasi.
6) Rapat Anggota merupakan suatu wadah dari para anggota koperasi yang
diorganisasikan oleh pengurus koperasi, untuk membicarakan kepentingan organisasi
maupun usaha koperasi, dalam rangka mengambil keputusan dengan suara terbanyak
dari para anggota.
7) Pengurus adalah perwakilan anggota koperasi yang dipilih melalui Rapat Anggota
yang bertugas mengelola organisasi dan usaha serta merupakan pemegang kuasa rapat
anggota.
8) Pengawas adalah perangkat organisasi yang dipilih dari anggota dan diberi mandat
untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya roda organisasi dan usaha koperasi.
9) Pengelola adalah mereka yang diangkat dan diberhentikan oleh pengurus untuk
mengembangkan usaha koperasi secara efisien dan dan profesional.
10) Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perseorangan dan/atau badan usaha
perseorangan yang memenuhi kriteria memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.
50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha serta memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,- (tiga
ratus juta rupiah)
11) Dunia Usaha adalah Usaha Mikro, Usaha Kecil, Usaha Menengah, dan Usaha Besar
yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia dan berdomisili di Indonesia.
12) Pemberdayaan adalah upaya yang dilakukan Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia
Usaha, dan masyarakat secara sinergis dalam bentuk penumbuhan iklim dan
pengembangan usaha terhadap Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah sehingga mampu
tumbuh dan berkembang menjadi usaha yang tangguh dan mandiri.
13) Iklim Usaha adalah kondisi yang diupayakan Pemerintah dan Pemerintah Daerah
untuk memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah secara sinergis melalui
penetapan berbagai peraturan perundang-undangan dan kebijakan di berbagai aspek
kehidupan ekonomi agar Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah memperoleh pemihakan,
kepastian, kesempatan, perlindungan, dan dukungan berusaha yang seluas-luasnya.
14) Pengembangan adalah upaya yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah,
Dunia Usaha, dan masyarakat untuk memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah melalui pemberian fasilitas, bimbingan, pendampingan, dan bantuan
perkuatan untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan dan daya saing Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah.
15) Pembiayaan adalah penyediaan dana oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia
Usaha, dan masyarakat melalui bank, koperasi, dan lembaga keuangan bukan bank,
untuk mengembangkan dan memperkuat permodalan Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah.
16) Penjaminan adalah pemberian jaminan pinjaman Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
oleh lembaga penjamin kredit sebagai dukungan untuk memperbesar kesempatan
memperoleh pinjaman dalam rangka memperkuat permodalannya.
17) Kemitraan adalah kerjasama dalam keterkaitan usaha, baik langsung maupun tidak
langsung, atas dasar prinsip saling memerlukan, mempercayai, memperkuat, dan
menguntungkan yang melibatkan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dengan
Usaha Besar.
BAB II
PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN BIDANG KETENAGAKERJAAN, KOPERASI DAN USAHA MIKRO DITINJAU DARI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DAN
INDIKATOR KINERJA INDIVIDU (IKI)
A. Urusan Wajib Ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan merupakan aspek yang mendasar dalam kehidupan masyarakat dan
pembangunan karena meliputi dimensi ekonomi dan sosial yang luas. Urusan ketenagakerjaan
berkaitan dengan kondisi penduduk usia kerja, angkatan kerja, dan ketersediaan lapangan kerja.
Kebijakan pembangunan ketenagakerjaan diarahkan pada peningkatan kualitas tenaga kerja
dan kemandirian tenaga kerja termasuk tenaga kerja yang akan bekerja di daerah lain
maupun di luar negeri, dengan memanfaatkan dan mengembangkan lembaga pelatihan,
penyediaan lapangan kerja baik di sektor formal maupun non formal untuk mengurangi
pengangguran dan membantu meminimalisir pemutusan hubungan kerja, pengembangan
bursa tenaga kerja terpadu bagi tenaga kerja terlatih, serta perlindungan tenaga kerja.
Tujuan dan sasaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Dinas Tenaga Kerja Koperasi
dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk dirumuskan dengan mengacu pada visi dan misi
Pemerintah Kabupaten Nganjuk dalam RPJMD 2013-2018. Adapun yang menjadi visi
Pemerintah Kabupaten Nganjuk adalah “Terwujudnya kejayaan Nganjuk berdasarkan iman
dan taqwa, dengan prioritas sektor utama pembangunan yang bertumpu pada
pengembangan perdagangan dan industri berbasis potensi pertanian untuk keadilan dan
kesejahteraan masyarakat”.
Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk memiliki peranan
sebagai salah satu organisasi perangkat daerah yang melaksanakan misi ketiga dari Pemerintah
Kabupaten Nganjuk yaitu : “Memacu pertumbuhan ekonomi melalui pembinaan ekonomi
kerakyatan yang bertumpu pada perdagangan dan industri yang berbasis potensi pertanian’.
Dengan acuan dasar visi dan misi Pemerintah Kabupaten Nganjuk sebagaimana tertuang dalam
dokumen RPJMD 2013-2018, maka Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro
Kabupaten Nganjuk menetapkan tujuan dan sasaran organisasi perangkat daerah.
Sejalan dengan visi Pemerintah Kabupaten Nganjuk maka Dinas Tenaga Kerja
Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk mempunyai tujuan “Terwujudnya penciptaan
dan perluasan kesempatan kerja melalui peningkatan kompetensi serta penempatan
angkatan kerja dengan melibatkan koperasi dan usaha mikro sebagai salah satu unsur
penggerak roda perekonomian daerah dalam wadah hubungnan industrial yang harmonis”.
Guna mewujudkan tujuan organisasi perangkat daerah tersebut, maka Dinas Tenaga
Kerja Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk mempunyai sasaran sebagai berikut :
1. Meningkatnya kesempatan dan penyerapan tenaga kerja.
2. Meningkatnya kualitas koperasi dan usaha mikro.
3. Meningkatnya kondisi hubungan industrial yang harmonis
Sasaran strategis yang ingin dicapai sebagaimana tertuang dalam Peraturan Daerah
Kabupaten Nganjuk Nomor 9 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kabupaten Nganjuk Tahun 2014 - 2018 serta Peraturan Bupati Nganjuk Nomor 14
Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Nganjuk Nomor 17 Tahun 2014 tentang
Indikator Kinerja Utama (IKU) Pemerintah Kabupaten Nganjuk Tahun 2014 – 2018 dalam
bidang ketenagakerjaan adalah meningkatnya kesempatan dan penyerapan tenaga kerja
dengan indikator Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang mana untuk tahun 2018
ditargetkan sebesar 4 %.
Pencapaian indikator kinerja utama ini dilaksanakan oleh Bidang Penempatan
Tenaga Kerja dan Transmigrasi serta Bidang Hubungan Industrial dan Perlindungan Tenaga
Kerja. Sedangkan untuk indikator kinerja individu (IKI) dilaksanakan oleh masing – masing
seksi yang ada pada bidang – bidang terkait. Perkembangan pembangunan dibidang
ketenagakerjaan ini ditelaah berdasarkan tugas pokok dan fungsi pada masing – masing
bidang dan seksi yang terkait.
1. Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi mempunyai tugas
merumuskan kebijakan teknis, menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan
umum, membina dan melaksanakan tugas di bidang penempatan tenaga kerja dan
transmigrasi.
a. Capaian Indikator Kinerja Umum ( IKU )
2014 2015 2016 2017 2018
1 Peningkatan kesempatan dan penyerapan tenaga kerja
Meningkatnya kesempatan dan penyerapan tenaga kerja
Prosentase Tingkat Kesempatan Kerja (TKK)
95 % 95,25 % 95,50% 95,75 % 96 %
2014 2015 2016 2017 2018
Penduduk Usia Kerja yang Bekerja
513.046 506.110 514.721 515.590 541.279
Jumlah Angkatan Kerja 534.007 516.973 530.395 536.812 555.941
Kinerja 96,07 97,90 97,04 96,05 97,36
Capaian Kinerja 101,13 102,78 101,62 100,31 101,42
No. Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Target
IndikatorTahun Capaian Kinerja
95 95,25 95,5 95,75 96
96,07 97,90 97,04 96,05 97,36
2014 2015 2016 2017 2018*
Persentase Tingkat Kesempatan Kerja
Target Kinerja
Tingginya capaian kinerja terhadap target prosentase Tingkat Kesempatan Kerja
(TKK) di Kabupaten Nganjuk ditopang oleh keberadaan Kabupaten Nganjuk sebagai salah
satu daerah tujuan relokasi industri padat karya sebagai dampak kenaikan Upah Minimum
Kabupaten ( UMK ) yang cukup signifikan. Keberhasilan ini tentunya bukan merupakan
prestasi Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk saja,
melainkan kerjasama yang baik dengan Organisasi Perangkat Daerah yang lain yang turut
berkontribusi untuk menciptakan Kabupaten Nganjuk sebagai Kabupaten yang ramah
investasi, pun juga dengan organisasi perangkat daerah lain yang turut menciptakan iklim
ekonomi kondusif dengan tingkat inflasi yang cukup rendah sehingga besaran UMK tidak
terlalu tinggi.
Guna memaksimalkan kinerja yang sudah baik dengan meningkatkan prosentase
Tingkat Kesempatan Kerja ( TKK ) yang berarti menekan angka prosentase Tingkat
Pengangguran Terbuka ( TPT ) maka Dinas melakukan terobosan dengan menyiapkan
Program Pemagangan serta Pelatihan Ketrampilan yang sesuai dengan kondisi pasar kerja.
b. Capaian Indikator Kinerja Individu ( IKI )
1) Seksi Pelatihan Kerja dan Pengembangan Produktifitas Tenaga Kerja
2014 2015 2016 2017 2018
1Persentase Pencari Kerja Terdaftar yang Mendapatkan Pelatihan Keterampilan yang Telah Diterima Bekerja atau Mandiri secara Ekonomi
34% 36% 38% 40% 43%
2014 2015 2016 2017 2018
Pencari Kerja Terdaftar yang Mengikuti Pelatihan 145 158 197 200 120
Pencari Kerja Terdaftar yang Mengikuti Pelatihan yang Telah Bekerja/Mandiri 47 52 77 80 50
Kinerja 32,41 32,91 39,09 40,00 41,67
Capaian Kinerja 95,33 91,42 102,86 100,00 96,90
TargetNo. Indikator Kinerja Penjelasan Indikator (Formula)
Tahun Capaian KinerjaIndikator
ȭ� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � Ȁ�� � � � � �ȭ� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � ͳͲͲ
0
10
20
30
40
50
2014 2015 2016 2017 2018
Chart Title
Target Kinerja
Capaian kinerja dari seksi ini dari sudah cukup bagus, meski terkadang capaian
kinerjanya tidak mencapai angka sempurna sebagaimana direncanakan sebagaimana
ditampilkan pada data tahun 2014 dan 2015. Namun pada tahun setelahnya capaian
kinerjanya melampaui target yang ditetapkan.
Permasalahan yang timbul seringkali disebabkan oleh kemampuan peserta
pelatihan dalam mengembangkan diri setelah mendapatkan pelatihan diantaranya terkait
dengan tidak adanya bantuan modal dan bantuan sarana usaha.
Terkait dengan permasalahan ini, Dinas akan berupaya mencari skema pendanaan
yang lain seperti berkomunikasi dengan Perusahaan yang berpotensi untuk dapat
menyalurkan dana tanggung jawab sosial perusahaan ( CSR ) kepada peserta pelatihan.
Pun juga, Dinas akan berupaya maksimal membangun kerjasama yang sinergis dengan
Perusahaan terkait dengan Program Pemagangan terhadap peserta pelatihan. Hal ini untuk
menjembatani peserta pelatihan yang tidak bisa mengembangkan diri dengan
berwiraswasta.
Selain langkah – langkah sebagaimana tersebut kami akan berusaha mendorong
Kepala Desa yang warga / masyarakatnya mengikuti kegiatan pelatihan untuk memberikan
alokasi dari Dana Desa (DD) ataupun ADD untuk pembelian alat produksi yang
kedepannya bisa dimanfaatkan untuk pembentukan unit usaha pada BUMDES dengan
anggota peserta pelatihan yang telah dididik Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha
Mikro Kabupaten Nganjuk.
2) Seksi Penempatan Tenaga Kerja
2014 2015 2016 2017 2018
1 Prosentase Penyerapan Pencari Kerja Terdaftar 42% 45% 48% 50% 55%
2014 2015 2016 2017 2018
Pencari Kerja Terdaftar yang Ditempatkan 627 695 750 653 1581
Pencari Kerja Terdaftar 1.543 1.674 1.833 1.980 1.814
Kinerja 40,64 41,52 40,92 32,98 87,16
Capaian Kinerja 96,75 92,26 85,24 65,96 174,31
No. Indikator Kinerja Penjelasan Indikator (Formula)Target
IndikatorTahun Capaian Kinerja
ȭ� ܲ݁݊ܿܽ������ ݅ݎ � ܲ݁݊ܿܽ �� � � ܲ݁݊ܿܽ�� ݐݐݐݐݐݐݐݐݐݐݐݐݐݎܽܿ݊݁ܲ ݐ ݕݕݕݕݕݕݕݕݕݕݕݕݕݕܽܿ݊݁ܲ�݃݊ܽ �݅ݎ݊ܽ݇݊ܽ݇݊ܽ݇ ݁݉� ܲ݁݊ܿܽ �ܲ݁݊ܿܽ� ݐݐݐ �ȭݐ ܲ݁݊ܿܽ������ ݅ݎ � ܲ݁݊ܿܽ �� � � ܲ݁݊ܿܽ�� ݐݐݐݐݐݐݐݐݐݐݐݐݐݎܽܿ݊݁ܲ ݐ ͳͲͲݔ
0
20
40
60
80
100
2014 2015 2016 2017 2018
Chart Title
Target Kinerja
Capaian kinerja dari seksi ini beberapa tahun belakangan tidak terlalu
memuaskan dan bahkan cenderung turun, namun di tahun 2018 ini ada kenaikan yang
sangat signifikan terkait penyerapan baik tenaga kerja AKAN (Antar Kerja Antar Negara)
maupun AKL (Antar Kerja Lokal). Hal ini terbantu dengan sadarnya Perusahaan untuk
menyampaikan daftar rekrutmen pekerja lokal ke Dinas khususnya pada acara pameran
kesempatan kerja yang dilaksanakan oleh Dinas di tahun anggran 2018 ini. Tidak
melapornya Perusahaan terkait perekrutan pekerja menyebabkan jumlah serapan
penempatan angkatan kerja tercatat rendah.
Untuk itu Dinas senantiasa berupaya untuk menjalin kerjasama terhadap
Perusahaan yang telah beroperasi maupun Perusahaan lain yang akan menjalankan
usahanya. Dengan Perusahaan yang telah beroperasi Dinas berupaya melakukan
penjajagan terhadap program pemagangan sedangkan untuk Perusahaan yang belum
beroperasi Dinas bekerjasama dengan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan
Terpadu Satu Pintu Kab. Nganjuk terkait pengajuan ijin baru dari Perusahaan. Pada saat
Tim melakukan kunjungan ke Perusahaan baru, Dinas berupaya untuk melakukan
identifikasi terhadap kebutuhan Perusahaan akan tenaga kerja. Data ini penting untuk bisa
disampaikan kepada pencari kerja guna menambah peluang perluasan kesempatan kerja.
3) Seksi Transmigrasi
2014 2015 2016 2017 2018
1
Prosentase Calon Transmigran yang Diberangkatan 50 60 70 80 80
2014 2015 2016 2017 2018
Transmigran yang Diberangkatkan 15 10 20 0 1
Calon Transmigran Terdaftar 25 20 20 15 3
Kinerja 60,00 50,00 100,00 0,00 33,33
Capaian Kinerja 120,00 83,33 142,86 0,00 41,67
No. Indikator Kinerja Penjelasan Indikator (Formula)Target
IndikatorTahun Capaian Kinerja
ȭ� � ݎܽܿ݊݁ܲ� �݉݁݅ݎ݃݊ܽ �ܲ݁݊ܿܽ� ݕݕݕݕݕݕݕݕݕݕݕݕݕݕܽܿ݊݁ܲ�݃݊ܽ ݅ݎ� �� ܲ݁݊ܿܽ�ܽ݊݃�ܲ݁݊ܿܽ� ݐݐݐݐݐݐݐݐݐݐݐݐݐ�ܽܿ݊݁ܲ� �ȭݐ ܲ݁݊ܿܽ�� � � ݎܽܿ݊݁ܲ� �݉݁݅ݎ݃݊ܽ �ܲ݁݊ܿܽ� � � ܲ݁݊ܿܽ�� ݐݐݐݐݐݐݐݐݐݐݐݐݐݎܽܿ݊݁ܲ ݐ ͳͲͲݔ
0
20
40
60
80
100
120
2014 2015 2016 2017 2018
Chart Title
Target Kinerja
Capaian kinerja terhadap seksi ini dari tahun ke tahun dihadapkan dengan situasi
tidak menentunya proses penempatan transmigran karena sepenuhnya penempatan
transmigran menunggu kuota penempatan oleh pihak Kementrian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, meski untuk peminat calon transmigran yang
mendaftar di Dinas masih cukup banyak dan berpotensi untuk siap diberangkatkan.
Sampai dengan triwulan IV, kejelasan terkait dengan kuota penempatan calon
transmigran menjadi tanda tanya besar akankah tahun ini Dinas mendapatkan alokasi
sesuai dengan calon tranmigran terdaftar atau bahkan tahun ini untuk Kabupaten Nganjuk
tidak mendapat jatah kuota penempatan transmigran.
Guna mengatasi permasalahan ini Dinas senantiasa berupaya melakukan
pendekatan ke pihak terkait agar Kabupaten Nganjuk dapat dialokasikan kuota
penempatan transmigran sesuai dengan jumlah peminat calon transmigran yang telah
mendaftar.
2. Bidang Hubungan Industrial dan Perlindungan Tenaga Kerja
Bidang Hubungan Industrial dan Perlindungan Tenaga Kerja mempunyai tugas
merumuskan kebijakan teknis, menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan
umum, membina dan melaksanakan tugas di bidang hubungan industrial dan syarat kerja.
a. Capaian Indikator Kinerja Umum ( IKU )
2014 2015 2016 2017 2018*
3 Peningkatan Kondisi Hubungan Industrial yang Harmonis
Meningkatnya hubungan industrial yang harmonis
Prosentase Kasus Perselisihan Hubungan Industrial yang Diselesaikan di Luar Pengadilan
40 % 45 % 50 % 55 % 60 %
2014 2015 2016 2017 2018*Jumlah Perselisihan HI Tercatat 3 4 3 2 2Jumlah Perselisihan HI yang Selesai di Luar Pengadilan
2 3 2 0 2
Kinerja 66,67 75,00 66,67 0,00 100,00
Capaian Kinerja 166,67 166,67 133,33 0,00 166,67
Tahun Capaian KinerjaIndikator
TargetNo. Tujuan Sasaran Indikator Sasaran
40 45 50 55 60
66,67 75,00 66,67 0,00
100,00
2014 2015 2016 2017 2018*
Persentase Kasus Perselisihan HI yang Diselesaikan di Luar Pengadilan
Target Kinerja
Capaian kinerja terhadap target yang ditetapkan dari tahun ke tahun menunjukkan
tren positif terkait dengan penanganan perselisihan hubungan industrial baik itu terkait
Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja ( PHK ), Perselisihan Hak, Perselisihan
Kepentingan maupun Perselisihan Serikat Pekerja / Serikat Buruh dalam Satu Perusahaan.
Intensitas perselisihan hubungan industrial di Kabupaten Nganjuk belum begitu
besar mengingat Kabupaten Nganjuk belum masuk kategori daerah padat industri padat
karya. Namun bukan berarti selamanya prestasi ini dapat dipertahankan mengingat seiring
berjalannya waktu, Kabupaten Nganjuk bertransformasi sebagai daerah utama tujuan
investasi di Jawa Timur.
Hal ini menjadi catatan penting bagi Dinas untuk melakukan antisipasi terjadinya
lonjakan kasus perselisihan hubungan industrial yang masuk. Keadaan ini diperburuk
dengan tidak adanya tenaga teknis Mediator Hubungan Industrial sebagai akibat proses
mutasi pegawai. Menyikapi persoalan ini, Dinas senantiasa berkomunikasi dengan Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Timur untuk membantu Dinas dalam
menyelesaikan perselisihan hubungan industrial. Selain daripada itu, Dinas juga
berkomitmen untuk selalu menekan Perusahaan yang ada agar memenuhi ketentuan
normatif / hak – hak pekerja karena pada intinya terjadi perselisihan adalah karena tidak
dipenuhi hak dan kewajiban dari masing – masing pihak.
Terkait dengan tidak adanya tenaga teknis Mediator Hubungan Industrial, Dinas
telah berkirim surat kepada Badan Kepegawaian Daerah Kab. Nganjuk untuk
mengalokasikan tambahan personil di Dinas guna dididik sebagai tenaga fungsional
Mediator Hubungan Industrial.
b. Capaian Indikator Kinerja Individu ( IKI )
1. Seksi Hubungan Industrial Tenaga Kerja
2014 2015 2016 2017 2018
1Jumlah Perselisihan Hubungan Industrial yang Tercatat
Perselisihan Hubungan Industrial termasuk didalamnya Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja ( PHK ), Perselisihan Hak, Perselisihan Kepentingan, dan Perselisihan Antara 1 SP/SB dalam Satu Perusahaan
8 8 8 8 8
2014 2015 2016 2017 2018
Perselisihan Hubungan Industrial yang Tercatat 3 4 3 3 2
Kinerja 266,67 200,00 266,67 266,67 400
Tahun Capaian Kinerja
No. Indikator Penjelasan Indikator (Formula)Jumlah Perselisihan
Indikator
0
200
400
600
2014 2015 2016 2017 2018
Chart Title
Target Kinerja
Penetapan target kinerja pada seksi ini ditetapkan pada angka statis dengan 8
(delapan) kali perselisihan yang tercatat dengan alasan masih belum banyaknya
perselisihan hubungan industrial yang terjadi dan tentunya Dinas berharap tidak ada
perselisihan hubungan industrial yang terjadi yang mana hal tersebut menunjukkan bahwa
hubungan industrial telah harmonis dan tidak ada pertentangan kepentingan antara pekerja
dengan pengusaha.
Namun kondisi ini bukan berarti Dinas bisa menganggap ringan terkait urusan
hubungan industrial akan tetapi Dinas harus tetap berupaya memberikan fasilitasi yang
maksimal dalam mempertahankan kondisi hubungan industrial yang harmonis seperti
misalnya memberikan fasilitasi terhadap peringan Hari Buruh yang seringkali melibatkan
jumlahn massa yang sangat besar mengingat Nganjuk sebagai tanah kelahiran Marsinah
yang dielu-elukan sebagai pahlawan pejuang hak – hak buruh.
2. Seksi Perlindungan Tenaga Kerja dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja
2014 2015 2016 2017 2018
1Prosentase Kepesertaan Tenaga Kerja dalam BPJS Ketenagakerjaan maupun BPJS Kesehatan
40% 45% 50% 60% 65%
2014 2015 2016 2017 2018
Tenaga Kerja peserta BPJS 5.576 6.283 8.817 9.122 9.217
Tenaga Kerja Terdaftar 9.980 10.676 13.856 14.916 15.028
Kinerja 55,87 58,85 63,63 61,16 61,33
Capaian Kinerja 139,68 130,78 127,27 101,93 94,36
IndikatorTahun Capaian Kinerja
No. Indikator Penjelasan Indikator (Formula)Target
ȭ� ܲ݁݊ܿܽܽ݊݃ܲ݁݊ܿܽ�� � � ܲ݁݊ܿܽ �� ���� �� � ݐݐݐݐݐݐݐݐݐݐݐݐݐܽܿ݊݁ܲ ݐ ��� �ܵܬ �� � �ܲ݁݊ܿܽܽ݊݃ܲ݁݊ܿܽ�� ���ȭܽܿ݊݁ܲ݃݊ܽܽܿ݊݁ܲ����ܽܿ݊݁ܲ݃݊ܽܽܿ݊݁ܲ����ܽܿ݊݁ܲ݃݊ܽܽܿ݊݁ܲ����ܽܿ݊݁ܲ݃݊ܽܽܿ݊݁ܲ����ܽܿ݊݁ܲ݃݊ܽܽܿ݊݁ܲ����ܽܿ݊݁ܲ݃݊ܽܽܿ݊݁ܲ����ܽܿ݊݁ܲ݃݊ܽܽܿ݊݁ܲ����ܽܿ݊݁ܲ݃݊ܽܽܿ݊݁ܲ����ܽܿ݊݁ܲ݃݊ܽܽܿ݊݁ܲ����ܽܿ݊݁ܲ݃݊ܽܽܿ݊݁ܲ����ܽܿ݊݁ܲ݃݊ܽܽܿ݊݁ܲ����ܽܿ݊݁ܲ݃݊ܽܽܿ݊݁ܲ����ܽܿ݊݁ܲ݃݊ܽܽܿ݊݁ܲ��ݐݎ�ܽܿ݊݁ܲܽܿ݊݁ܲ� ܲ݁݊ܿܽܽ݊݃ܲ݁݊ܿܽ�� � � ܲ݁݊ܿܽ �� � � ܲ݁݊ܿܽ�� ܲ݁݊ܿܽ ݐݐݐݐݐݐݐݐݐݐݐݐݐݎ ݐ ͳͲͲݔ
0
20
40
60
80
100
2014 2015 2016 2017 2018
Chart Title
Target Kinerja
Capaian kinerja pada seksi ini cukup baik dengan capaian diatas target yang
ditetapkan dari tahun ke tahun. Namun yang perlu digaris bawahi disini adalah belum
semua Perusahaan patuh dan taat untuk melaksanakan aturan hukum terkait kepesertaan
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) bagi karyawannya.
Permasalahan ini perlu ditanggulangi dengan senantiasa memberikan pemahaman
yang komprehensif atas manfaat BPJS baik bagi Perusahaan maupun pekerjanya. Dinas
berupaya menggandeng stakeholder ketenagakerjaan untuk berupaya semaksimal
mungkin agar semua pekerja di Kabupaten Nganjuk dapat tercover manfaat BPJS.
Terlepas dari upaya persuasif, Dinas bekerja sama dengan pihak BPJS dan
Kejaksaan melakukan MoU terkait pelaksanaan kepesertaan BPJS di wilayah Kabupaten
Nganjuk guna memberikan penekanan lebih khususnya terhadap Perusahaan yang masih
belum mengikut sertakan pekerjanya dalam program BPJS sebagai bentuk perlindungan
dasar dari pekerja.
B. Urusan Wajib Koperasi dan Usaha Mikro
Sasaran strategis yang ingin dicapai sebagaimana tertuang dalam Peraturan Daerah
Kabupaten Nganjuk Nomor 9 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kabupaten Nganjuk Tahun 2014 - 2018 serta Peraturan Bupati Nganjuk Nomor 14
Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Nganjuk Nomor 17 Tahun 2014 tentang
Indikator Kinerja Utama (IKU) Pemerintah Kabupaten Nganjuk Tahun 2014 – 2018 dalam
bidang koperasi dan usaha mikro adalah meningkatnya kualitas koperasi dan usaha mikro
dengan indikator sebagai berikut :
1. Prosentase Koperasi Aktif
2. Prosentase Pertumbuhan Usaha Mikro yang Berkualitas
Pencapaian indikator kinerja utama ini dilaksanakan oleh Bidang Pemberdayaan
Koperasi dan Bidang Pemberdayaan Usaha Mikro. Sedangkan untuk indikator kinerja
individu (IKI) dilaksanakan oleh masing – masing seksi yang ada pada bidang – bidang
terkait. Perkembangan pembangunan dibidang ketenagakerjaan ini ditelaah berdasarkan
tugas pokok dan fungsi pada masing – masing bidang dan seksi yang terkait.
1. Bidang Pemberdayaan Koperasi
Bidang Pemberdayaan Koperasi mempunyai tugas merumuskan kebijakan teknis,
menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum, membina dan melaksankan
tugas di bidang koperasi
a. Capaian Indikator Kinerja Umum ( IKU )
2014 2015 2016 2017 2018
1 Prosentase Koperasi Aktif 45,96% 47,09% 48,00% 49,05% 50,01%
2014 2015 2016 2017 2018
Koperasi yang Mengadakan RAT Tahunan 387 396 358 426 592
Koperasi yang Terdaftar 927 928 922 922 875
Kinerja 41,75 42,67 38,83 46,20 67,66
Capaian Kinerja 90,83 90,62 80,89 94,20 135,29
TargetNo. Indikator Penjelasan Indikator (Formula)
IndikatorTahun Capaian Kinerja
ȭ� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �ȭ� � � � � � � � � � � � � � � � � � � �
0
20
40
60
80
2014 2015 2016 2017 2018
Chart Title
Target Kinerja
Capaian kinerja terkait dengan prosentase koperasi aktif berjalan lambat karena
banyak koperasi yang kesulitan untuk melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT)
karena beberapa sebab diantaranya karena adanya konflik internal, pengurus koperasi non
aktif, serta koperasi tidak memiliki laporan keuangan yang lengkap. Untuk itu pada tahun
2018, Dinas berupaya keras mendorong koperasi yang tahun sebelumnya tidak
melaksanakan RAT agar sesegera mungkin mempersiapkan RAT dengan baik, termasuk
didalamnya adalah dengan memfasilitasi / mendampingi dalam penyusunan laporan RAT.
Hal ini membawa hasil yang signifikan karena dari 426 koperasi yang
melaksanakan RAT pada tahun 2017 naik menjadi 592 koperasi pada tahun 2018.
Sedangkan terkait dengan penurunan jumlah koperasi terdaftar dari 922 di tahun 2017
menjadi 875 pada tahun 2018 disebabkan koperasi yang bersangkutan sudah tidak
melaksanakan kegiatan operasional namun belum bisa dibubarkan karena masih terdapat
masalah internal diantara anggotanya.
Capaian yang sangat signifikan memberikan beban tersendiri bagi Dinas dalam
mempertahankan prestasi yang dicapai. Hal ini tentunya membutuhkan sarana dan
prasarana yang layak serta aparatur yang memadai, mengingat banyak aparatur yang
menangani koperasi telah memasuki usia pensiun dan sampai saat ini tidak ada
penambahan personil. Pun juga dengan kondisi kendaraan operasional yang kurang
memadai perlu diremajakan dengan unit yang baru.
b. Capaian Indikator Kinerja Individu ( IKI )
1. Seksi Kelembagaan Koperasi
2014 2015 2016 2017 2018
1 Prosentase Koperasi Aktif 45,96% 47,09% 48,00% 49,05% 50,01%
2014 2015 2016 2017 2018
Koperasi yang Mengadakan RAT Tahunan 387 396 358 426 592
Koperasi yang Terdaftar 927 928 922 922 875
Kinerja 41,75 42,67 38,83 46,20 67,66
Capaian Kinerja 90,83 90,62 80,89 94,20 135,29
TargetNo. Indikator Penjelasan Indikator (Formula)
IndikatorTahun Capaian Kinerja
ȭ� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �ȭ� � � � � � � � � � � � � � � � � � � �
0
20
40
60
80
2014 2015 2016 2017 2018
Chart Title
Target Kinerja
Capaian kinerja pada seksi ini menunjukkan tren yang positif dengan tercapainya
target kinerja yang telah ditetapkan. Dinas senantiasa mendorong pemberdayaan koperasi
selaku soko guru perekonomian di Indonesia. Kegiatan yang secara langsung terkait
dengan penguatan kelembagaan senantiasa dapat terlaksana dengan baik. Namun yang
menjadi catatan penting disini adalah Dinas berkeinginan agar semua Koperasi yang
terdaftar dapat melakukan Rapat Anggota Tahunan ( RAT ) sebagai bentuk pertanggung
jawaban Pengurus Koperasi kepada Anggotanya.
2. Seksi Fasilitasi Usaha Koperasi
2014 2015 2016 2017 2018
1Prosentase Koperasi yang Mendapatkan Fasilitasi Pembiayaan atau Kemitraan dengan Badan Usaha Lainnya
3,5% 4% 4,5% 5% 5,5%
2014 2015 2016 2017 2018
Koperasi yang Mendapatkan Fasilitas Usaha 35 40 43 45 30
Koperasi yang Terdaftar 927 928 922 922 875
Kinerja 3,78 4,31 4,66 4,88 3,43
Capaian Kinerja 107,87 107,76 103,64 97,61 68,57
IndikatorTahun Capaian Kinerja
No. Indikator Penjelasan Indikator (Formula) Target
ȭܭ�� ݎܽܿ݊݁ܲ ݕݕݕݕݕݕݕݕݕݕݕݕݕݕܽܿ݊݁ܲ�݃݊ܽ ݅ݎ ܲ݁݊ܿܽ���! ܲ݁݊ܿܽ ݐݐݐݐݐݐݐݐݐݐݐݐݐ�ܽܿ݊݁ܲ� ݐ ܲ݁݊ܿܽ" ݅ݎ݅ݎ � ܲ݁݊ܿܽ ݐݐݐݐݐݐݐݐݐݐݐݐݐ�݅ݎ ݐ ܷ�ȭܭ�� ݎܽܿ݊݁ܲ ܽܿ݊݁ܲ�݃݊ܽܽܿ݊݁ܲ�݃݊ܽܽܿ݊݁ܲ�݃݊ܽܽܿ݊݁ܲ�݃݊ܽܽܿ݊݁ܲ�݃݊ܽܽܿ݊݁ܲ�݃݊ܽܽܿ݊݁ܲ�݃݊ܽܽܿ݊݁ܲ�݃݊ܽܽܿ݊݁ܲ�݃݊ܽܽܿ݊݁ܲ�݃݊ܽܽܿ݊݁ܲ�݃݊ܽܽܿ݊݁ܲ�݃݊ܽܽܿ݊݁ܲ�݃݊ܽݕ ݅ݎ ܽ݊݃�ܲ݁݊ܿܽ � � ܲ݁݊ܿܽ�� ܲ݁݊ܿܽ ݐݐݐݐݐݐݐݐݐݐݐݐݐݎ ݐ ͳͲͲݔ
0
1
2
3
4
5
6
2014 2015 2016 2017 2018
Chart Title
Target Kinerja
Target yang ditetapkan dalam capaian kinerja memang terbilang cukup kecil karena
pada dasarnya peran pemerintah dalam hal ini Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha
Mikro Kab. Nganjuk tidak sebesar pada saat waktu lampau. Seiring berjalannya waktu,
banyak lembaga di luar pemerintah daerah yang berupaya untuk menggandeng koperasi
sebagai mitra dalam menjalankan usahanya.
Koperasi saat ini tidak hanya berkecimpung dalam urusan simpan meminjam uang,
namun telah berubah menjadi unit usaha yang menguntungkan dengan berbagai
diversifikasi usaha. Tak pelak, banyak pula lembaga pembiayaan yang bekerjasama
dengan koperasi guna mengembangkan usahanya. Selain itu, saat ini mulai banyak
distributor barang yang bekerjasama untuk memasarkan produknya melalui unit usaha
koperasi.
3. Seksi Pengawasan Koperasi
2014 2015 2016 2017 2018
1 Jumlah Koperasi yang Dinilai Kesehatannya 12% 14% 16% 18% 20%
2014 2015 2016 2017 2018
Koperasi yang Dinilai Kesehatannya 135 140 145 150 100
Koperasi yang Terdaftar 927 928 922 922 875
Kinerja 14,56 15,09 15,73 16,27 11,43
Capaian Kinerja 121,36 107,76 98,29 90,38 63,49
IndikatorTahun Capaian Kinerja
No. Indikator Penjelasan Indikator (Formula) Target
ȭ� �ܭ ݎܽܿ݊݁ܲ ܽܿ݊݁ܲ�݃݊ܽܽܿ݊݁ܲ�݃݊ܽܽܿ݊݁ܲ�݃݊ܽܽܿ݊݁ܲ�݃݊ܽܽܿ݊݁ܲ�݃݊ܽܽܿ݊݁ܲ�݃݊ܽܽܿ݊݁ܲ�݃݊ܽܽܿ݊݁ܲ�݃݊ܽܽܿ݊݁ܲ�݃݊ܽܽܿ݊݁ܲ�݃݊ܽܽܿ݊݁ܲ�݃݊ܽܽܿ݊݁ܲ�݃݊ܽܽܿ݊݁ܲ�݃݊ܽݕ ݅ݎ ܽ݊݃�ܲ݁݊ܿܽ $�݅ݎ�݅ݎܽܿ݊݁ܲ݅ݎ �% ܲ݁݊ܿܽ� & ��ܲ݁݊ܿܽ ݐܽܿ݊݁ܲ ܽܿ݊݁ܲ��ݕ ܲ݁݊ܿܽ��ܲ݁݊ܿܽ ܲ݁݊ܿܽ��ܲ݁݊ܿܽ ܲ݁݊ܿܽ��ܲ݁݊ܿܽ ܲ݁݊ܿܽ��ܲ݁݊ܿܽ ܲ݁݊ܿܽ��ܲ݁݊ܿܽ ܲ݁݊ܿܽ��ܲ݁݊ܿܽ ܲ݁݊ܿܽ��ܲ݁݊ܿܽ ܲ݁݊ܿܽ��ܲ݁݊ܿܽ ܲ݁݊ܿܽ��ܲ݁݊ܿܽ ܲ݁݊ܿܽ��ܲ݁݊ܿܽ ܲ݁݊ܿܽ��ܲ݁݊ܿܽ ܲ݁݊ܿܽ��ܲ݁݊ܿܽ ܲ݁݊ܿܽȭ� �ܭ ݎܽܿ݊݁ܲ ܽܿ݊݁ܲ�݃݊ܽܽܿ݊݁ܲ�݃݊ܽܽܿ݊݁ܲ�݃݊ܽܽܿ݊݁ܲ�݃݊ܽܽܿ݊݁ܲ�݃݊ܽܽܿ݊݁ܲ�݃݊ܽܽܿ݊݁ܲ�݃݊ܽܽܿ݊݁ܲ�݃݊ܽܽܿ݊݁ܲ�݃݊ܽܽܿ݊݁ܲ�݃݊ܽܽܿ݊݁ܲ�݃݊ܽܽܿ݊݁ܲ�݃݊ܽܽܿ݊݁ܲ�݃݊ܽݕ ݅ݎ ܽ݊݃�ܲ݁݊ܿܽ � � ܲ݁݊ܿܽ�� ݐݐݐݐݐݐݐݐݐݐݐݐݐݎܽܿ݊݁ܲ ݐ ͳͲͲݔ
0
5
10
15
20
25
2014 2015 2016 2017 2018
Chart Title
Target Kinerja
Target kinerja pada seksi ini sama halnya dengan seksi fasilitasi usaha koperasi
tidak menetapkan target yang terlalu tinggi karena keterbatasan alokasi dana APBD.
Menyikapi permasalahan ini Dinas senantiasa berupaya untuk mengalokasikan dana yang
lebih besar dari tahun ke tahun namun tentu semua kembali pada kemampuan anggaran
APBD secara keseluruhan.
Penilaian kesehatan koperasi menjadi sesuatu hal yang penting guna mengukur
tingkat kesehatan koperasi yang ada baik dari sisi manajemen, kemampuan modal daan
layak usaha. Koperasi dibentuk bukann hanya sebagai lembaga formal saja namun terlebih
sebagai lembaga yang mampu memberikan manfaat khususnya bagi anggota koperasi yang
bersangkutan. Dan koperasi dengan kategori sehat lah yang mampu memberikan manfaat
yang besar bagi anggotanya.
2. Bidang Pemberdayaan Usaha Mikro
Bidang Pemberdayaan Usaha Mikro mempunyai tugas merumuskan kebijakan
teknis, menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum, membina dan
melaksankan tugas di bidang pemberdayaan usaha mikro.
a. Capaian Indikator Kinerja Umum ( IKU )
2014 2015 2016 2017 2018
2 Peningkatan kualitas koperasi dan usaha mikro
Meningkatnya kualitas koperasi dan usaha mikro
Prosentase Usaha Mikro yang memiliki IUM 40 % 45 % 48 % 49 % 50 %
2014 2015 2016 2017 2018
Jumlah Izin Usaha Mikro (n) 73 3.142 1.913 173 154
Jumlah Izin Usaha Mikro (n-1) 139 3.281 5.194 5.367 5.521
Kinerja 52,52 95,76 36,83 3,22 2,79
Capaian Kinerja 131,29 212,81 76,73 6,58 5,58
No. Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Target
IndikatorTahun Capaian Kinerja
40 45 48 49 50
52,52 95,76
36,83 3,22 2,79
2014 2015 2016 2017 2018
Prosentase Usaha Mikro yang memiliki IUM
Target Kinerja
Capaian kinerja terhadap prosentase peningkatan usaha mikro yang berkualitas
menunjukkan lonjakan yang sangat besar pada tahun 2015 dan 2016 tatkala proses
perijinan dipermudah dengan pendelegasian wewenang penerbitan izin dari Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu ke Kecamatan setempat.
Akses perijinan yang dekat membuat pelaku usaha mikro untuk berbondong – bondong
melakukan pengajuan Izin Usaha Mikro (IUM) guna melegalkan usahanya.
b. Capaian Indikator Kinerja Individu ( IKI )
1. Seksi Fasilitasi Usaha Mikro
2014 2015 2016 2017 2018
1Jumlah Usaha Mikro yang Telah Memperoleh Izin Usaha Mikro ( IUM )
Rekapitulasi Jumlah Usaha Mikro yang mengajukan Izin Usaha Mikro (IUM) di Kecamatan se Wilayah Kabupaten Nganjuk 100 400 600 800 800
2014 2015 2016 2017 2018
Jumlah Usaha Mikro yang Mengajukan IUM 73 3.142 1.913 173 154
Kinerja 73,00 785,50 318,83 21,63 19,25
IndikatorTahun Capaian Kinerja
No. Indikator Penjelasan Indikator (Formula) Target
0
1000
2000
3000
4000
2014 2015 2016 2017 2018
Chart Title
target kinerja
Capaian kinerja terhadap target pada seksi ini menjadi sesuatu hal yang
menggembirakan terkait dengan pertumbuhan sektor usaha mikro di Kabupaten
Nganjuk. Kemudahan dalam pelayanan perizinan Izin Usaha Mikro (IUM) menjadi
kunci keberhasilan Dinas dalam meningkatkan kepedulian pelaku usaha mikro. Dari
data tahun 2015 dapat diketahui bahwa semenjak Izin Usaha Mikro kewenangannya
dilimpahkan ke Kecamatan, terdapat lonjakan besar terhadap pengajuan Izin Usaha
Mikro. Ini menjadi bukti bahwa kemudahan perizinan menjadi faktor utama yang
mendorong pelaku usaha mikro untuk melegalkan usahanya sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. Hal ini tentunya menguntungkan pelaku usaha mikro dalam mengakses
layanan pembiayaan/perbankan.
Dinas memang secara tidak langsung berperan dalam memberikan Izin Usaha
Mikro namun Dinas berkomitmen penuh untuk melakukan sosialisasi terkait
pentingnya legalitas dalam menjalankan usahanya. Tidak hanya berjalan sendiri,
Dinas juga bersinergi dengan Kecamatan selaku pemberi Izin Usaha Mikro untuk
memberikan pemahaman kepada warganya terkait legalitas usaha.
2. Seksi Pengembangan, Penguatan dan Perlindungan Usaha Mikro
2014 2015 2016 2017 2018
1 Jumlah Usaha Mikro Baru yang Feasible / Layak dalam Menjalankan Usaha
Rekapitulasi jumlah usaha mikro yang mempunyai Izin Usaha Mikro (IUM) yang dinilai layak dalam menjalankan usahanya
100 400 600 800 800
2014 2015 2016 2017 2018
Jumlah Usaha Mikro yang telah mempunyai IUM dan feasible dalam menjalankan usahanya
73 3.142 1.913 173 154
Kinerja 66,00 820,25 318,83 21,63 19,25
Penjelasan Indikator (Formula) Jumlah
IndikatorTahun Capaian Kinerja
No. Indikator
0500
100015002000250030003500
2014 2015 2016 2017 2018
Chart Title
target kinerja
Capaian kinerja pada seksi ini sama halnya dengan seksi fasilitasi usaha
mikro dengan lebih menitikberatkan pada tingkat feasibility / tingkat kelayakan dalam
menjalankan usahanya.
Permasalahan yang terjadi dalam pencapaian target adalah keterbatasan dana
untuk melakukan penilaian terhadap keberadaan usaha mikro di wilayah Kabupaten
Nganjuk yang jumlahnya mencapai ribuan. Hal ini juga ditambah dengan keterbatasan
personil di bidang pemberdayaan usaha mikro serta masih belum ada petunjuk teknis
untuk menentukan feasibilitas usaha mikro.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penyusunan buku profil ini dimaksudkan sebagai gambaran umum kondisi
ketenagakerjaan, koperasi dan usaha mikro pada saat terkini dengan menyajikan perkembangan
pembangunan di masing – masing bidang dengan menggunakan analisa capaian indikator
kinerja utama (IKU) dan indikator kinerja individu (IKI).
Capaian terhadap IKU dan IKI memberikan gambaran positif dan negatif terhadap
suatu sasaran yang dicapai berikut dengan faktor pendukung dan faktor penghambat yang
terjadi selama tahun anggaran 2018. Hal ini menjadi krusial sekali dalam menghadapi tahun
anggaran 2019 sehingga prestasi yang baik bisa dipertahankan dan bahkan ditingkatkan
capaiannya sedangkan terkait dengan sasaran yang kurang tercapai untuk dilakukan perbaikan
– perbaikan yang diperlukan.
B. SARAN
Dalam pelaksanaan pencapaian sasaran dalam Indikator Kinerja Utama maupun
Indikator Kinerja Individu, aparatur sipil negara yang telah diberi tanggung jawab sebagaimana
telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2018 agar dapat melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya dengan baik. Hal ini sebagai bentuk tanggung jawab kepada negara dan
masyarakat dalam melaksanakan fungsi pelayanan.
Dalam rangka perbaikan penyusunan buku profil ini, diharapkan kepada masing –
masing aparatur sipil negara agar melakukan tinjauan terhadap sasaran yang dicapai dengan
memberikan gambaran capaian IKI berikut dengan faktor pendorong dan faktor penghambat
capaian sasaran. Tentunya hal ini harus dibarengi dengan penyajian data yang cukup dan dapat
dipertanggung jawabkan.
Pun juga dari stakeholder ketenagakerjaan, koperasi dan usaha mikro diharapkan
untuk dapat memberikan masukan – masukan terkait dengan pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi dari Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk.
Data Angkatan Kerja Tahun 2018Kabupaten Kota di Jawa Timur
Angkatan Kerja_1 (Jiwa) Bukan Angkatan Kerja_1 (Jiwa)Angkatan Kerja + Bukan Angkatan Kerja
(Jiwa)2018 2018 2018
Pacitan 353845 91773 445618
Ponorogo 505250 195791 701041Trenggalek 416509 137403 553912
Tulungagung 569310 236879 806189
Blitar 638460 265797 904257Kediri 818385 390384 1208769
Malang 1399610 608453 2008063Lumajang 553923 259469 813392
Jember 1276672 603541 1880213
Banyuwangi 903356 349270 1252626
Bondowoso 436530 174442 610972Situbondo 390266 152744 543010
Probolinggo 612763 282962 895725
Pasuruan 864530 377863 1242393Sidoarjo 1094650 601640 1696290
Mojokerto 616733 240746 857479Jombang 674153 290879 965032
Nganjuk 555941 262703 818644
Madiun 376948 165244 542192
Magetan 393126 113473 506599Ngawi 499104 162752 661856
Bojonegoro 661169 323803 984972
Tuban 659499 259225 918724Lamongan 634845 298488 933333
Gresik 664523 323022 987545Bangkalan 494269 223502 717771
Sampang 472634 229553 702187
Pamekasan 458086 202465 660551
Sumenep 619659 246690 866349Kota Kediri 145556 78053 223609
Kota Blitar 78820 30340 109160
Kota Malang 454849 234963 689812Kota Probolinggo 115740 62637 178377
Kota Pasuruan 99297 50403 149700
Kota Mojokerto 68512 30503 99015Kota Madiun 90358 49932 140290
Kota Surabaya 1520041 749252 2269293
Kota Batu 112502 47023 159525Jawa Timur 21300423 9404062 30704485
Kab/Kota
Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas
Bekerja Pengangguran SekolahMengurus
Rumah TanggaLainnya Total
2018 2018 2018 2018 2018 2018Pacitan 348768 5077 23213 53036 15524 445618
Ponorogo 485697 19553 49232 108388 38171 701041
Trenggalek 399122 17387 35169 87624 14610 553912
Tulungagung 554475 14835 59224 151863 25792 806189
Blitar 616952 21508 47204 191999 26594 904257
Kediri 783578 34807 90660 242621 57103 1208769
Malang 1354311 45299 143010 395906 69537 2008063
Lumajang 539800 14123 44402 187782 27285 813392
Jember 1224493 52179 120140 399899 83502 1880213
Banyuwangi 870242 33114 72007 234076 43187 1252626
Bondowoso 419497 17033 36189 115509 22744 610972
Situbondo 382791 7475 31588 104527 16629 543010
Probolinggo 587351 25412 43267 213744 25951 895725
Pasuruan 811710 52820 85021 224293 68549 1242393
Sidoarjo 1042877 51773 208827 340437 52376 1696290
Mojokerto 590384 26349 56645 150103 33998 857479
Jombang 642854 31299 73539 194064 23276 965032
Nganjuk 541279 14662 48631 186285 27787 818644
Madiun 362591 14357 35912 111500 17832 542192
Magetan 377716 15410 33882 60887 18704 506599
Ngawi 479989 19115 39754 102025 20973 661856
Bojonegoro 633437 27732 65907 207497 50399 984972
Tuban 640855 18644 52426 174634 32165 918724
Lamongan 614693 20152 64248 189960 44280 933333
Gresik 625842 38681 85043 205602 32377 987545
Bangkalan 468316 25953 67822 116071 39609 717771
Sampang 461237 11397 64076 129033 36444 702187
Pamekasan 444701 13385 68703 102360 31402 660551
Sumenep 608592 11067 71608 141005 34077 866349
Kota Kediri 140278 5278 26168 43519 8366 223609
Kota Blitar 75618 3202 7596 17076 5668 109160
Kota Malang 423951 30898 82885 131413 20665 689812
Kota Probolinggo 111527 4213 15688 43084 3865 178377
Kota Pasuruan 94782 4515 15181 29217 6005 149700
Kota Mojokerto 66833 1679 9032 18490 2981 99015
Kota Madiun 86875 3483 11526 32708 5698 140290
Kota Surabaya 1426945 93096 228815 432829 87608 2269293
Kota Batu 108990 3512 13707 28196 5120 159525
Jawa Timur 20449949 850474 2327947 5899262 1176853 30704485
Kab/Kota
Jumlah Penduduk 15 Tahun Keatas menurut Kab/Kota dan Jenis Kegiatan (Jiwa)
Data Besaran Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dan Tingkat Pengangguran Terbuka
Kabupaten / Kota di Jawa Timur Tahun 2018TPAK TPT2018 2018
Pacitan 79.41 1.43
Ponorogo 72.07 3.87Trenggalek 75.19 4.17Tulungagung 70.62 2.61Blitar 70.61 3.37
Kediri 67.70 4.25Malang 69.70 3.24Lumajang 68.10 2.55Jember 67.90 4.09
Banyuwangi 72.12 3.67Bondowoso 71.45 3.90Situbondo 71.87 1.92Probolinggo 68.41 4.15Pasuruan 69.59 6.11
Sidoarjo 64.53 4.73Mojokerto 71.92 4.27Jombang 69.86 4.64Nganjuk 67.91 2.64
Madiun 69.52 3.81Magetan 77.60 3.92Ngawi 75.41 3.83Bojonegoro 67.13 4.19Tuban 71.78 2.83
Lamongan 68.02 3.17Gresik 67.29 5.82Bangkalan 68.86 5.25Sampang 67.31 2.41
Pamekasan 69.35 2.92Sumenep 71.53 1.79Kota Kediri 65.09 3.63Kota Blitar 72.21 4.06Kota Malang 65.94 6.79
Kota Probolinggo 64.89 3.64Kota Pasuruan 66.33 4.55Kota Mojokerto 69.19 2.45Kota Madiun 64.41 3.85
Kota Surabaya 66.98 6.12Kota Batu 70.52 3.12Jawa Timur 69.37 3.99
Kab/Kota
Pencaker Terdaftar
Pencaker Ditempatkan
1 Bagor 64 532 Baron 99 673 Berbek 75 664 Gondang 89 715 Jatikalen 87 776 Kertosono 70 607 Lengkong 79 658 Loceret 88 739 Nganjuk 254 23910 Ngetos 63 5811 Ngluyu 90 7912 Ngronggot 73 6513 Pace 89 7914 Patianrowo 65 5415 Prambon 62 5616 Rejoso 114 10317 Sawahan 71 6318 Sukomoro 127 11519 Tanjunganom 91 8120 Wilangan 64 57
Jumlah 1.814 1.581Prosentase Penempatan
REKAPITULASI PENEMPATAN TENAGA KERJATAHUN 2018
No. KecamatanJumlah
Keterangan
87,16
Tenaga Kerja Tercatat
Tenaga Kerja Terdaftar Jamsostek
1 Bagor 687 5422 Baron 876 7343 Berbek 310 2084 Gondang 498 3655 Jatikalen 451 3686 Kertosono 2.121 1.8227 Lengkong 318 2398 Loceret 420 3759 Nganjuk 2.572 2.41710 Ngetos 273 18511 Ngluyu 898 81112 Ngronggot 264 16513 Pace 352 24714 Patianrowo 395 21115 Prambon 324 21616 Rejoso 765 59017 Sawahan 355 17618 Sukomoro 1.688 1.43019 Tanjunganom 680 61220 Wilangan 499 390
Jumlah 14.746 12.103Presentase Kepesertaan Jamsostek
REKAPITULASI KEPESERTAAN JAMSOSTEKTAHUN 2018
No. Kecamatan
Jumlah
Keterangan
82,08
Aktif Tidak Aktif1 Bagor 48 182 Baron 20 63 Berbek 28 124 Gondang 31 105 Jatikalen 25 76 Kertosono 32 137 Lengkong 27 78 Loceret 36 219 Nganjuk 115 48
10 Ngetos 12 711 Ngluyu 14 312 Ngronggot 21 1113 Pace 26 1314 Patianrowo 21 515 Prambon 19 1416 Rejoso 30 1717 Sawahan 13 818 Sukomoro 21 2219 Tanjunganom 41 3320 Wilangan 12 8
Jumlah 592 283Total Jumlah Koperasi 875
REKAPITULASI KOPERASI AKTIFTAHUN 2018
No. Kecamatan Status Koperasi Keterangan
2015 2016 2017 20181 PATIANROWO 0 16 0 0 162 JATIKALEN 78 5 1 3 873 GONDANG 0 9 15 0 244 NGLUYU 0 0 0 1 15 LENGKONG 136 2 1 0 1396 REJOSO 0 37 13 6 567 BAGOR 0 125 4 3 1328 KERTOSONO 0 67 5 5 779 WILANGAN 275 40 8 7 33010 BARON 373 21 0 0 39411 SUKOMORO 404 218 14 4 64012 NGRONGGOT 201 23 6 41 27113 PRAMBON 0 1.043 7 20 1.07014 TANJUNGANOM 0 24 25 11 6015 SAWAHAN 0 84 6 5 9516 BERBEK 39 14 33 5 9117 LOCERET 326 117 0 15 45818 PACE 80 25 16 13 13419 NGANJUK 1.369 43 13 6 1.43120 NGETOS 0 0 6 9 15
3.281 1.913 173 154 5.521
TAHUN
REKAPITULASI JUMLAH PELAKU USAHA MIKROYANG TELAH MEMPEROLEH IUM
NO KECAMATAN TOTAL KET.