Upload
nurvitacundaningsih
View
31
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Ppt Fitopatologi
Citation preview
FAKTOR L INGKUNGAN YANG DAPAT
MENYEBABKAN PENYAK IT PADA TANAMAN
Hana Evelyn Caesarina 140410110026
Ismi Dwi Astuti 140410110032
Nurvita Cundaningsih 140410110017
Athena Dinanty 140410110067
Putut Fajar Arko 140410110076
L A T A R B E L A K A N G
2
Adanya faktor
lingkungan yang
mendukung
3
Kondisi lingkungan yang tidak
sesuai dapat menyebabkan
terjadinya penyakit pada
tanaman
1
Tanaman dapat
tumbuh dengan baik
dalam rentang
tertentu
I D E N T I F I K A S I M A S A L A H
Faktor-faktor lingkungan apa saja yang dapat
menyebabkan penyakit pada tanaman1
Seperti apa kondisi faktor lingkungan yang dapat
menyebabkan penyakit pada tanaman2
Penyakit abiotik adalah faktor tak hidup (mati )
seperti suhu, kadar air tanah, kelembaban
udara, pH tanah dan bahan-bahan kimia di
dalam tanah (Agrios, 1996). Suatu faktor abiotik
tertentu dapat menyebabkan pohon mengalami
tekanan hingga penyakit yang ditimbulkan oleh
patogen menjadi lebih berat dibandingkan
dengan bila pohon hanya terserang oleh
patogen. Faktor lingkungan fisik atau kimia
dapat bekerja sendiri dan menyebabkan pohon
menjadi sakit tanpa adanya serangan suatu
patogen, dan dapat pula mempengaruhi
perkembangan penyakit yang ditimbulkan oleh
pathogen (Agrios, 1996)
Pengaruh Suhu
Kelembaban Tanah
Kekurangan Oksigen
Cahaya
Hujan Es dan Angin
Petir
Praktek Pertanian yang Tidak Tepat
Kekeliruan Tiologi Penyakit Tumbuhan
Polusi udara
Defisiensi nutrisi
Racun Mineral pada Tanah
1 2 53 4
PENGARUH SUHU (TINGGI)
Pada umunya tumbuhan lebih cepat rusak dan lebih cepat meluas kerusakannya apabila
suhu lebih tinggi dari suhu maksimum untuk pertumbuhannya dibanding apabila suhu
lebih rendah dari suhu minimum.
Suhu tinggi biasanya berperan
dalam kerusakan sunsclad,
yang tampak pada bagian
terkena sinar matahari
6 7 8 9 10 11
1 2 53 4
PENGARUH SUHU (TINGGI)
Terlalu tingginya suhu tanah pada horizon atas terkadang membunuh tumbuhan anakan
muda (Gambar C) atau menyebabkan luka melepuh pada puncak batang di tanaman yang
sudah tua (Gambar D).
6 7 8 9 10 11
1 2 53 4
PENGARUH SUHU (TINGGI)
Suhu tinggi
meninaktifkan sistem enzim
menyebabkan reaksi biokimia
yang abnormal
kematian sel
Koagulasi dan denaturasi
protein
menyebabkan otein, gangguan
dari membran sitoplasma
kemungkinan pelepasan toksik
ke dalam sel
Mati layu
6 7 8 9 10 11
1 2 53 4
PENGARUH SUHU (RENDAH)
Kerusakan tersebut meliputi kerusakan yang disebabkan oleh late frost (embun upas)
terhadap titik meristematik muda atau keseluruhan bagian tumbuhan herba, embun
upas yang membunuh tunas pada persik, cherry, dan pepohonan lain, dan membunuh
bunga, buah muda dan kadang ranting sukulen sebagian pepohohonan
6 7 8 9 10 11
1 2 53 4
PENGARUH SUHU (RENDAH)
Kerusakan yang terjadi bervariasi tergantung pada tingkat penurunan suhu dan lama
suhu rendah tersebut berlangsung.
Kerusakan awal hanya mempengaruhi jaringan vaskular utama yang lebih meluas yang
berselang-selang pada umbi akan menghasilkan nekrosis seperti jaring. Tingkat kerusakan
yang lebih umum, sebagian besar umbi menjadi rusak, menghasilkan nekrosis yang
disebut blotch-type (tipe bisul).
terjadi uap air yang keluar
melalui epidermis Rendahnya temperatur
induksi formasi es
diantara atau dalam sel.
membekunya cairan
interseluler dan cairan
dalam sel
sehingga terjadi kekeringan saat sel
kembali seperti sedia kala dan
mengganggu membran plasma
menyebabkan kematian
6 7 8 9 10 11
1 2 53 4
Kelembaban Tanah (Rendah)
Tumbuhan yang menderita karena kekurangan kelembaban tanah biasanya tetap kerdil,
hijau pucat sampai kuning terang, mempunyai daun, bunga dan buah sedikit, kecil dan
jarang, dan jika kekeringan berlanjut tumbuhan layu dan mati
6 7 8 9 10 11
1 2 53 4
Kelembaban Tanah (Tinggi)
kelembaban tanah yang disebabkan
banjir atau drainase yang jelek
menurunnya suplai oksigen ke akar
bulu-bulu akar tumbuhan membusuk
sel-sel akar mengalami stres
menguntungkan pertumbuhan
mikroorganisme an-aerob
membentuk substansi yang
beracun bagi tumbuhan.
6 7 8 9 10 11
1 2 53 4
Kekurangan Oksigen
Reaksi enzimatik yang diaktivasi oleh suhu tinggi dan
kurang oksidasi berjalan sebelum, selama dan
sesudah kematian sel. Reaksi tersebut secara
abnormal mengoksidasi penyusun tumbuhan yang
normal menjadi pigmen melanin hitam. Pigmen
tersebut menyebar ke sekitar jaringan umbi dan
akhirnya menjadikan umbi tampak hitam.
Suhu Tinggi
merangsang pernapasan dan reaksi
enzimatik yang abnormal
Suplai (penyediaan) oksigen sel pada bagian
dalam umbi tidak mencukupi untuk
mendukung peningkatan pernapasan
sel tersebut mati karena kekurangan
oksidasi
6 7 8 9 10 11
1 2 53 4
Cahaya
6 7 8 9 10
Kekurangan cahaya
memperlambat pembentukan klorofil mendorong pertumbuhan ramping
dengan ruas yang panjang
daun berwarna hijau pucat pertumbuhan seperti kumparan gugurnya daun bunga secara prematur
ETIOLASI
Terjadi apabila tumbuhan tersebut ditanam
dengan jarak yang terlalu dekat atau
apabila ditanam di bawah pohon atau
benda lain
11
1 2 53 4
Hujan Es dan Angin
Kerusakan tanaman yang disebabkan oleh hujan es atau angin tergantung pada jenis tanaman, tingkat
pertumbuhan tanaman, ukuran hujan es, dan keadaan cuaca yang mengikuti hujan es tersebut.
Kerusakan dapat berupa lubang-lubang kecil sampai sobekan pada daun, sehingga terjadi penggugurandaun dan hancurnya tanaman yang bersangkutan.
Daun-daun tanaman dapat sobek, tercabik-cabik dan basah, sehingga akan memudahkan terjadinyaserangan bakteri atau jamur.
Angin yang sangat kencang dapat merobohkan tanaman, sehingga terjadi kerusakan fisik danmemungkinkan terjadinya pembusukan
6 7 8 9 10 11
1 2 53 4
Petir
Panas dan tekanan gelombang yang dihasilkan oleh petir dapat membunuh
atau menyebabkan kerusakan tumbuhan seketika
Indikasi bahwa petir menyerang tanaman :
Terdapat layu atau tanaman runtuh dan terdapatpenghitaman pada daun, buah atau batang.
Ada luka bakar atau bekas luka pada organ tanaman Akar menghitam Buah-buahan yang belum matang berjatuhan
6 7 8 9 10 11
1 2 53 4
Praktik Pertanian yang Kurang Tepat
6 7
Herbisida Budidaya yang berlebihan dan
penanaman yang terlalu dekat
Jalan atau banguna seringdibangun diatas perakaran
pohon
Penyiraman yang tidak memadaiatau bahkan berlebihan
Tanaman yang ditanam padatempat yg tidak sesuai
9 108 11
1 2 53 4
Kekeliruan tiologi Penyakit Tumbuhan
6 7
Diropa, dimana banyak spesies pohon hutan, herba dan semak yang menunjukkan beberapagradasi penguningan, penurunan pertumbuhan, defoliasi, pertumbuhan yang tidak normal
dan pada akhirnya kematian.
Penurunan ini sepertinya dipicu oleh deposisi atmosfer beracun atau polutan udara yangkemudian diperparah oleh factor pemicu stress lingkungan abiotik dan biotik.
Polutan udara sendiri seperti ozon, menyebabkan beberapa penyakit dan turunnya fungsifotosintesis, tapi campuran polutan asam yang ada di dalam tubuh tanaman akan
menyebabkan pengasaman tanah.
Hal ini dapat menyebabkan pencucian dan akan kekurangan bermacam-macam elemenmisalnya magnesium, atau meningkatkan kelarutan pada beberapa senyawa beracun seperti
alumunium sehingga menyebabkan keracunan pada tanaman.
Pada akhirnya dapat menyebabkannekrosis pada akar yang akan menyebabkan meningkatnyakelembaban atau kekurangan nutrisi dan pada akhirnya akan mngalami kekeringan dan
kematian pohon terlebih pada musim kering.
Selain factor abiotik tanaman akan rentan terhadap serangga dan pathogen akar atau daunseperti Lophodermium, Phytophthora dan Armilaria, yang selanjutnya meningkatkan stress
kelembaban dan air yang mengurangi fotosintesis pada tanaman
CONTOH KASUS
8 9 10 11
1 2
Polutan Sumber Jenis tanaman yang terserang Gejala
Ozon (O3) Hasil pembakaran mesin yang
mengeluarkan NO2 terkombinasikan
dengan O2 dalam cahaya matahari
menjadi O3, dari atmosfer dari petir dan
dari hutan
Tanaman berdaun lebar
terutaman tembakau, kacang,
sereal, alfalfa, petunia, pinus,
jeruk dan jagung.
Terdapat titik titik, pengelupasan, dan klorosis
pada daun, terutama di permukaan daun, titik
berukuran kecil hingga besar, berwarna putih
hingga cokelat atau hitam. Kerontokan daun
muda, tanaman kerdil pada jeruk anggur dan
tanaman merambat lainnya.
Peroksiasil nitrat (PAN) Dari knalpot mesin atau hasil
pembakaran mesin yang tidak sempurna
Bayam, petunia, tomat, daun kol,
dan dahlia
Menyebabkan daun berwarna keperakan
pada tanaman, terdapat titik-titik putih hingga
cokelat pada bagian bawah daun yang
nantinya menyebar pada daun yang tebal
sama seperti gejala ozon
Sulfur dioksida (SO2) Limbah udara pabrik dan hasil
pembakaran mesin
Alfalfa, violet, kkonifer, kacang,
dan katun.
Konsentrasi rendah menyebabkan klorosis
yang umum. Konsentrasi tinggi menyebabkan
pemutihan pada jaringan daun
Nitrogen dioksida (NO2) Hasil dari reaksi oksigen dan nitrogen di
udara oleh tungku pemanas
Berbagai jenis tumbuhan terutama
kacang dan tomat
Menyebabkan pemutikan dan pencoklatan
pada daun sama Dean yang disebabkan oleh
SO2. Pada konsentrasi rendah menyebabkan
terhambatnya pertumbuhan
53 4
Polusi Udara
6 7 8 9 10 11
1 2
Polutan Sumber Jenis tanaman yang terserang Gejala
Hidrogen Fluorida (HF) Hasil proses minyak di pabrik Jagung, peach, dan tulip
terutaman pada daun yang basah.
Pinggiran daun pada dikotil dan ujung daun pada
monokotil berubah kecokelatan menghitam dan akhirnya
mati dan dapat jatuh dari daun. Beberapa tanaman toleran
terhadap HF hingga 200 ppm
Klorin (Cl2) dan
Hidrogen Klorida (HCl)
Hasil pemurnian minyak, pabrik kaca,
dan hasil insenerator pabrik
Berbagai jenis umbuhan terutama
dekat dengan sumber racun di 0,1
ppm
Daun menunjukan gejala pemutihan, nekrosis pada
bagian Tulang daun. Pinggiran daun tampak hangus.
Daun tampak rontok sebelum waktunya. Kerusakan
tampak sama seperti SO2
Etilen (CH2CH2) Hasil pembakaran mesin, pembakaran
gas, bahan bakar minyak dan batu
bara, dan dari hasil pematangan buah
di tempat penyimbanan
Berbagai jenis tumbuhan beracun
di 0,05 ppm
Tanaman tetap kerdil, daunnya tampak tumbuh secara
abnormal. Tanaman jarang menumbuhkan bunga dan
buah. Buah apel akan tampak tertekan, area yang
menghitam, nekrosis.
Partikel Kecil (Debu) Debu dari jalanan, semen, dan pabrik,
pembakaran batu bara, dll.
Semua tumbuhan Terbentuk lapisan debu pada permukaan tanaman,
tanaman mengalami klorosis, tumbuh tidak sehat dan
akhirnya mati. Beberapa debu akan membakar daun
secara langsung setelah terlarut dengan embun ada air
hujan
53 4
Polusi Udara
6 7 8 9 10 11
1 2 53 4
Defisiensi Nutrisi
6 7 8 9
Nutrisi Fungsi Gejala
Nitrogen (N) Hadir pada hampir semua substansi
sel
Tanaman tumbuh buruk dan berwarna hijau pucat. Daun bagian bawah menguning atau cokelat
muda dan batang pendek langsing
Fosfor (P) Hadir pada DNA, RNA, Fosfolipid
membran, ADP, ATP
Tumbuhan tumbuh buruk dan daun berwarna kebiruan pucat. Bagian bawah daun terkadang
berubah warna menjadi tembaga muda dengan titik-titik ungu atau cokelat. Tunas tampak
pendek dan kurus.
Potasium (K) Hadir sebagai katalis pada banyak
reaksi
Tanaman memiliki tunas yang pendek Adang kurus, yang pada beberapa kasus akan langsung
mati. Daun pada tanaman tua menunjukkan klorosis dan kecoklatan pada ujung daun dan
banyak titik cokelat yang biasanya dekat ke pinggiran. Jaringan yang tebal akan mengalami
nekrosis
Besi (Fe) Sebagai katalis pada sintesis klorofil
dan bagian dari banyak enzim
Daun muda akan mengalami klorosis tetapi tulang daun akan tetap hijau. Sebagian daun dapat
mengering, terkadang terbentuk titik-titik coklat
10 11
1 2 53 4
Defisiensi Nutrisi
6 7 8 9
Nutrisi Fungsi Gejala
Magnesiun
(Mg)
Hadir pada klorofil dan banyak
enzim
Pertaman daun tua lalu daun muda akan belang lalu menjadi klorosis dan akhirnya
kemerahan. Terkadang tik-titik neurotik muncul. Ujung dan pinggiran daun akan
menggulung ke atas sehingga daun seperti cangkir. Daun dapat jatuh.
Boron (B) Berefek pada translokasi gula
dan pembentukan dinding sel
Bagian bawah daun dari pucuk akan berwarna hijau pucat dan akhirnya patah. Tangkai
dan daun terlihat menggulung. Buah dan akar yang berdaging akan retak dan
membusuk di dalam.
Calcium (Ca) Meregulasi permeabilitasan pada
membran, membentuk garam
bersama pektin. Berefek pada
aktivitas enzim
Daun muda menjadi menggulung dengan ujung daun melipat ke belakang dan margin
daun mengeriting
Sulfur (S) Hadir pada asam amino dan
koenzim
Daun muda berwarna hijau pucat dan kekuningan tanpa adanya titik-titik. Gejala sama
dengan kekurangan Nitrogen
10 11
1 2 53 4
Defisiensi Nutrisi
6 7 8 9
Nutrisi Fungsi Gejala
Zinc (Zn) Berhubungan dengan sintesis
auksin dan dalam oksidari gula
Daun tampak nekrosis di bagian tulang daun.
Mangan
(Mn)
Bagian dari enzim respirasi,
fotosintesis, dan utilisasi
nitrogen
Daun tampak nekrosis namun Tula daun sebagian tidak. Titik nekrosis tampak tersebar
di daun
Molibdenum
(Mo)
Komponen esensial dari enzim
nitrat nitrat reduktase
Tampak menguning dan gagal berbuah
Tembaga
(Cu)
Bagian dari enzim oksidatif Ujung daun dari serealia akan mengering dan pinggiran daunnya mengalami klorosis
10 11
1 2 53 4
Racun Mineral pada Tanah
6 7 8 9 10
Makronutrien memiliki rentang racun yang kecil ketika melebihi ambang batas di tanah dibandingkan mikronutrien
Unsur mangan dan magnesium memiliki rentang keamanan yang lebih luas dibandingkan dengan unsur lainnya
Setiap tanaman memiliki sensitifitas dan reaksi yang berbeda dalam mengatasi kelebihan unsur yang diterimanya
Kelebihan unsur tertentu dapat menginduksi kekurangan unsur yang lainnya seperti :
Kelebihan Natrium menyebabkan kekurangan kalsium Kelebihan tembaga, mangan dan seng menyebakan kekurangan besi
Boron menjadi rancun pada tanaman sayur-mayur jika berlebihan Mangan menyebabkan penyakit daun menggulung pada kapas dan
nekrosis pada apel
Alumunium dan besi dapat merusak tanaman di tanah masam
11
K E S I M P U L A N
1. Faktor-faktor lingkungan yang dapat menyebabkan penyakit pada tanaman apabila terdapat pada kondisi di atas maupun di
bawah rentang optimum toleransi tanaman, antara lain: suhu, kelembaban udara, kadar oksigen, intensitas cahaya, polusi
udara, defisiensi nutrisi, racun mineral tanah, cuaca ekstrim, seperti hujan es dan angin kencang, petir, serta praktik
pertanian yang dilakukan dengan kurang baik.
2. Kondisi faktor lingkungan yang dapat menyebabkan penyakit pada tanaman adalah sebagai berikut:
Suhu tinggi: kerusakan susclad, luka melepuh pada puncak batang tanaman tua, dan permukaan buah berlekuk.
Suhu rendah: nekrosis pada umbi tanaman
Kelembaban udara tinggi: bulu-bulu akar membusuk
Kelembaban udara rendah: tanaman kerdil, daun berwarna hijau pucat-kuncing, jumlah daun, bunga, dan buah relatif sedikit,
efek jangka panjang dari kondisi ini adalah tanaman akan layu dan mati
Kekurangan oksigen: kematian sel akibat kurangnya oksidasi, serta dapat menginduksi pigmen melanin hitam yang dapat
mengitamkan umbi tanaman
Intensitas cahaya rendah: menghambat pembentukan klorofil, daun tanaman berwarna hijau pucat, dan gugurnya daun secara
prematur
Polusi udara menyebabkan tanaman terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosis, nekrosis, dan bintik
hitam. Partikulat yang terdeposisi di permukaan tanaman dapat menghambat proses fotosintesis
Defisiensi nutrisi menyebabkan terganggunya proses pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman sehingga enyebabkan
tanaman menjadi prematur. Gejala yang ditimbulkan berbeda-beda tergantung dari unsur yang hilang.
Hujan es: menyebabkan lubang-lubang kecil dan sobekan pada organ daun, dan menyebabkan gugurnya daun
Angin kencang: organ daun sobek dan tercabik-cabik sehingga mudah terserang patogen (bakteri dan jamur), angin sangat
kencang dapat merobohkan tanaman yang berakibat pada kerusakan fisik dan kebusukan tanaman
Petir: terdapat layu atau tanaman runtuh dan terdapat penghitaman pada daun, buah atau batang, luka bakar atau bekas luka
pada organ tanaman, akar menghitam, dan buah-buahan yang belum matang berjatuhan
Praktik pertanian yang kurang baik: penggunaan zat kimia berlebih dapat menyebabkan daun terbakar serta bercak dan busuk
pada buah, jarak tanaman yang terlalu berdekatan dapat merusak bagian perakaran, serta praktik penyiraman yang
terlalu berlebih dapat menyebabkan kelayuan pada tanaman.
T E R I M A K A S I H