15

PPt forensik traumatologi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas forensik traumatologi, ilmu yang mempelajari tentang trauma

Citation preview

Page 1: PPt forensik traumatologi
Page 2: PPt forensik traumatologi

Luka Ante mortem dan Post Mortem

Luka padaTubuh Jenazah

Luka Post Mortem

Luka Ante Mortem

Tanda Intravital

+

-

Jaringan setempat masih

hidup ketika terjadi trauma

Organ dalam masih berfungsi

ketika terjadi

Page 3: PPt forensik traumatologi

Tanda-Tanda:• Retraksi Jaringan:

Terjadi karena serabut-serabut elastis dibawah kulit terpotong dan kemudian mengkerut sambil menarik kulit diatasnya.

• Reaksi Vaskuler: Bentuk reaksi vaskuler tergantung dari jenis trauma, yaitu:

• Pada trauma suhu panas, bentuk reaksi intravitalnya berupa:– Eritema ( kulit berwarna kemerahan )– Vesikel atau bulla

• Pada trauma benda keras dan tumpul, bentuk intravitalnya berupa:– Kontusi atau memar

Page 4: PPt forensik traumatologi

• Reaksi mikroorganisme ( infeksi ) :Jika tubuh dari orang yang masih hidup

mendapat trauma dan meninggalkan luka terbuka maka kuman-kuman akan masuk serta menimbulkan infeksi yang ciri-cirinya sebagai berikut:

– Warna kemerahan– Terlihat bengkak– Terdapat pus– Bila sudah lama terlihat adanya jaringan granulasi

Page 5: PPt forensik traumatologi

• Reaksi biokimiawi:Kenaikan kadar serotonin Kenaikan kadar histamine Kenaikan kadar enzyme ( ATP,

aminopeptidase, acid phosphatase dan alkali phosphatase ) yang terjadi beberapa jam sesudah trauma sebagai akibat dari mekanisme pertahanan jaringan.

Page 6: PPt forensik traumatologi

Tanda-Tanda:• Perdarahan hebat ( profuse bleeding ) :

– Trauma yang terjadi pada orang hidup akan menimbulkan perdarahan yang banyak sebab jantung masih bekerja sehingga terus-menerus memompa darah keluar lewat luka.

– Trauma yang terjadi sesudah mati sebab keluarnya darah disini secara pasif karena pengaruh gravitasi sehingga jumlahnya tidak banyak.

Page 7: PPt forensik traumatologi

• Emboli Udara :– Emboli udara venosa terjadi jika lumen dari vena

yang terpotong tidak mengalami kolap karena terfiksir dengan baik, seperti misalnya vena jugularis externa atau subclavia.

– Emboli arterial dapat terjadi sebagai kelanjutan dari emboli udara venosa pada penderita foramen ovale persisten atau sebagai akibat dari tindakan pneumotorak artefisial atau karena luka-luka yang menembus paru.

– Kematian dapat terjadi akibat gelembung udara masuk pembuluh darah koroner atau otak.

Page 8: PPt forensik traumatologi

• Emboli Lemak :– Terjadi pada trauma tumpul yang mengenai

jaringan berlemak atau trauma yang mengakibatkan patah tulang panjang. Akibatnya, jaringan lemak akan mengalami pencairan dan kemudian masuk kedalam pembuluh darah vena yang pecah

Page 9: PPt forensik traumatologi

• Pneumotorak :– Jika dinding dada menderita luka tembus , sementara

paru-paru itu sendiri tetap berfungsi maka luka tersebut dapat berfungsi sebagai ventil. Akibatnya, udara luar atau udara paru-paru akan masuk ke rongga pleura setiap inspirasi.

– Semakin lama udara yang masuk ke rongga pleura semakin banyak yang pada akhirnya akan menghalangi pengembangan paru-paru sehingga pada akhirnya paru-paru menjadi kolap.

Page 10: PPt forensik traumatologi

• Emfisema Kulit ( Krepitasi Kulit ) :– Jika trauma pada dada mengakibatkan tulang

iga patah dan menusuk paru-paru maka pada setiap ekspirasi udara paru-paru dapat masuk ke jaringan ikat dibawah kulit.

– Pada palpasi akan terasa ada krepitasi disekitar daerah trauma. Keadaan seperti ini tidak mungkin terjadi jika trauma terjadi sesudah orang meninggal dunia.

Page 11: PPt forensik traumatologi

Dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan-pemeriksaan untuk memperkirakan umur luka:

• Pemeriksaan Makroskopik

• Pemeriksaan Mikroskopik

• Pemeriksaan Histokemik

• Pemeriksaan Biokemik

Page 12: PPt forensik traumatologi

– Pemeriksaan dengan mata telanjang atas luka dapat memperkirakan berapa umur luka tersebut.

– Pada kekerasan dengan benda tumpul. • Daerah yang mengalami trauma terlihat pembengkakan

akibat ekstra vasasi dan inflamasi, berwarna merah kebiruan. Sesudah 4 sampai 5 hari kuning kehijauan dan sesudah lebih dri seminggu menjadi kekuningan.

– Pada luka robek atau terbuka.• Dalam selang waktu 12 jam sesudah trauma akan terjadi

pembengkakan pada tepi luka. Selanjutnya kondisi luka akan didominasi oleh tanda-tanda inflamasi dan kemudian disusul tanda-tanda penyembuhan.

Page 13: PPt forensik traumatologi

– Lekosit yang mula-mula masuk ke jaringan adalah jenis polimorfonuklear berikutnya akan tampak monosit, namun lekosit jenis ini jarang ditemukan pada eksudat kurang dari 12 jam sesudah trauma.

– Epitelisasi pada hari ketiga, – sel-sel fibroblast mulai menunjukkan perubahan reaktif ( dalam

bentuk proliferasi ) sekitar 15 jam sesudah trauma. – Serabut-serabut kolagen yang baru 4 atau 5 hari sesudah

trauma.

– Perubahan-perubahan histologik dari luka ini sangat di pengaruhi oleh ada tidaknya infeksi. Perlu diketahui bahwa infeksi akan memperlambat proses penyembuhan luka.

Page 14: PPt forensik traumatologi

– Didasarkan pada reaksi yang dapat dilihat dengan pemeriksaan mikroskopik dengan menambahkan zat-zat tertentu.

– Ditemukannya enzym yang bertanggung jawab terhadap perubahan tersebut dapat membuktikan lebih dini tentang adanya trauma sebelum perubahan morfologiknya dapat dilihat.

– Peningkatan aktifitas adenosine triphosphatase dan esterase dapat dilihat lebih dini, yaitu setengah jam setelah trauma. Peningkatan aktifitas aminopeptidase dapat dilihat sesudah 2 jam, sedang peningkatan acid phosphatase dan alkali phosphatase sesudah 4 jam.

Page 15: PPt forensik traumatologi

– Perlu diketahui bahwa histamine dan serotonin merupakan zat vasoaktif yang bertanggung jawab terhadap terjadinya inflamasi akut, terutama pada stadium yang paling awal dari trauma

– Oleh peneliti lain dibuktikan bahwa kenaikan histamine terjadi 20-30 menit sesudah trauma, sedang serotonin naik setelah 10 menit.