Upload
musa-lande
View
121
Download
30
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ParvovirusAdenovirusPresentasivirus
Citation preview
KELOMPOK 5 GENAP
MARNITHA BATOSAU MARSHA PAULA M.
MANSA MEGA MARCHELLYNA
KOGOYA MEGA TRIVENA
MOWOKA MEIRANTY DWI P.
NINGGRUM MITAH SILVA MONICA CAROLINE
MOLENAAR MUHAMMAD RIDWAN MUSA BARANA LANDE NAOMI DOROTI
DEDAIDA NI LUH PUTU ASRIANI
DEWI
NINING MENTARI MUIS NOVA MARCELINA SADA NURFITRIA NURLELA OBAJA YOHANES ANOGA ORYZA AYUNI
IKANINGTYAS PAULINA NOVICE WEYAI RACHMAWAN WIJAYA RAHEL A. F. BISAY RAHMAWATI RAHMAWATI RAMADHAN RANNU ANGRAINI RESA SUGARA INAN
KABES VIKTUR TIBUL
Parvovirus adalah DNA hewan yang paling sederhana,
karena kapasitas penyandi genomnya yang kecil dan
replikasi virus bergantung pada fungsi yang diberikan
oleh replikasi sel atau dengan konfeksi virus penolong.
Parvovirus B19 bersifat patogenik terhadap manusia
dan mempunyai tropisme terhadap sel progenitor
eritroid.
PARVOVIRUS
SIFAT-SIFAT PENTING PARVOVIRUS Virion : Ikosahedral, diameter 18-26 nm, kapsomer 32
Komposisi : DNA (20%), protein (80%)
GEN : DNA untai tunggal, linear 5,6 kb, BM 1,5-2,0 juta
Protein : Satu mayor (VP2) dan satu minor (VP1)
Selubung : Tidak ada
Replikasi : Nukleus, bergantung pada fungsi pembelahan sel pejamu
Karakteristik istimewa
: Virus yang sederhana. Patogen manusia, B19, mempunyai tropisme bagi progenitor sel darah merah.Satu genus memiliki defek dalam replikasidan membutuhkan virus penolong.
KLASIFIKASI
Dua subfamili Parvoviridae :
1. Parvovirinae yang menginfeksi
vertebrata, contohnya
erythrovirus
2. Densovirinae yang
menginfeksi serangga,
REPLIKASI PARVOVIRUS1. Berikatan dengan antigen P
eritrosit dan masuk.
2. Translokasi DNA virus ke nukleus
3. Transkripsi RNA nonstuktural
4. RNA protein kapsid diikuti oleh
5. Translasi protein . Sementara tidak dapat dipisahkan
6. Perakitan sendiri kapsid
7. Kerja protein nonstruktural pada DNA virus
8. Translokasi kapsid ke nukleus
9. Replikasi DNA
10. Penyisipan DNA kedalam kapsid intak, dan
11. Pelepasan virus dan lisis sel.
PATOGENESIS & PATOLOGIVirus dapat ditularkan secara parenteral melalui transfusi darah dan secara
vertikal dari ibu ke janin
Kematian sel, mengganggu produksi sel darah merah
Replikasi Virus
Pada pasien luluh imun, terjadi infeksi B19 yang persisten menyebabkan anemia kronis
Pada kasus kematian janin, infeksi kronis mungkin penyebab anemia berat pada janin
PENYAKIT MANUSIA YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARVOVIRUS B19
Sindrom Pejamu atau Kondisi Gambaran Klinis
Eritema infeksiosa Anak-anak Dewasa
Ruam kutaneusArtralgia-artritis
Krisis aplastik transien Hemolisis yang mendasari
Anemia akut berat
Aplasia sel darah merah murni
Imunodefisiensi Anemia Kronis
Hidrops fetalis Janin Anemia fatal
GEJALA KLINIS
Fase awal : Gejala menyerupai flu, demam, malaise, mialgi, menggigil, dan gatal.
Fase kedua : Muncul ruam muka eritematosa dan ruam menyerupai renda pada alat gerak atau batang tubuh dapat diikuti oleh gejala sendi.
Eritema Infeksiosa
(penyakit kelima)
Krisis Aplastik Transien
Infeksi B19 pada Pasien
Imunodefisiensi
Infeksi B19 selama kehamilan
Infeksi Pernapasan oleh
bocavirus
Memperburuk anemia hematolitik kronis, mis, pada pasien dengan penyakit sel sabit, talasemia, dan anemia hemolitik.
Menyebabkan infeksi persisten dan supresi kronis sumsum tulang serta anemia kronis pada pasien luluh imun.
Menimbulkan resiko serius terhadap janin, menyebabkan hidrop vetalis dan kematian janin karena anemia berat.
Ditemukan pada anak penderita penyakit pernapasan akut. Bocavirus sering ditemukan dengan infeksi virus lainnya dan belum jelas apakah bocavirus menyebabkan penyakit pernapasan akut.
DIAGNOSA LABORATORIUM
1. Polymerase chain reaction (PCR)pemeriksaan yang paling sensitif. DNA B19 terdeksi pada serum, sel-sel darah,sampel jaringan, dan sekret pernapasan. Selama infeksi akut muatan virus mencapai sekitar 10¹¹ genom/ml. PCR dapat mendeteksi galur non-B19 karena perbedaan sekuens.
2. Pemeriksaan SerologisDihasilkan secara in vitro menggunakan ekspresi bakteri / baculovirus untuk mengukur antibodi.
3. Pemeriksaan deteksi antigenMengindentifikasi virus B19 dengan titer tinggi pada sampel klinis pada
jaringan janin dan sumsum tulang.
EPIDEMIOLOGI
Virus B19 Virus B19 tersebar luas perkiraan angka terjadinya infeksi sekitar 20%-50%. Infeksi dapat terjadi sepanjang tahun pada semua kelompok usia dan sebagai kasus wabah/sporadis. Penularan dapat melalui :• saluran napas• Virus yang berada pada kondisi stabil lingkungan• Permukaan yang terkontaminasi
TerapiEritema Infeksiosa dan krisis aplastik diterapi secara simtomatik, dan krisis aplastik juga memerlukan terapi transfusi. Sedangkan pada bocavirus tidak ada terapi.
PengendalianParvovirus manusia tidak memiliki vaksin.
Parvovirus hewan terdapat vaksin, yang efektif digunakan pada kucing, anjing,dan babi.
PencegahanPenerapan kebersihan yang baik, seperti :
Mencuci tangan Tidak berbagi minum (mencegah penyebaran B19 melalui sekret
pernafasan, aerosol, dan pembawa infeksi).
ADENOVIRUS
STRUKTUR ADENOVIRUS
TABEL 32-1 Sifat-Sifat Penting Adenovirus
Virion : Ikosahedral, berdiameter 70-90 nm, 252 kapsomer; serat muncul dari tiap verteks
Komposisi : DNA (13%), protein (87%)
Genom : DNA untai ganda, linear, 26-45 kbp, terikat melalui protein ke terminal, infeksius
Protein : Antigen penting (hekson, dasar penton, serat) dihubungkan dengan protein kapsid luar utama
Selubung : Tidak ada
Replikasi : Nukleus
Karakteristik unik : Model yang baik sekali untuk penelitian molekuler proses-proses sel eukariot
Gambar Adenovirus
Tujuan tahap awal adalah menginduksi sel pejamu memasuki fase S
siklus sel agar tercipta kondisi yang kondusif untuk replikasi virus, untuk
ekspresi fungsi virus sehingga dapat melindungi sel yang terinfeksi dari
mekanisme pertahanan pejamu.
A. Penempelan virus, penetrasi, dan pelepasan selubung
B. Tahap awal
Virus menempel ke sel melalui struktur serat. Reseptor sel pejamu untuk
beberapa serotipe adalah CAR (coxsackie adenovirus receptor). Virus yang sudah
mengalami proses adsorpsi kemudian diinternalisasikan ke dalam endosom.
Pelepasan selubung di mulai di dalam sitoplasma dan selesai di dalam nukleus.
REPLIKASI ADENOVIRUS
C. Replikasi DNA virus dan tahap akhir
D. Perakitan virus dan pematangan
Replikasi DNA berlangsung di dalam nukleus. Protein terminal tersandi virus
yang berikatan secara kovalen berfungsi sebagai dasar untuk inisiasi sintesis
DNA virus.
Kepsomer merakit diri sendiri menjadi kapsid bercangkang kosong di dalam
nukleus. Tiap kapsomer hekson merupakan trimer polipeptida identik..
Partikelmatang tersebut menjadi bersifat stabil, infeksius adenovirus dan resisten
terhadap nuklease.
E. Efek virus terhadap mekanisme pertahanan pejamu
F. Efek virus terhadap sel
Adenovirus menyandi beberapa produk gen yang melawan mekanisme
pertahanan pejamu yang antivirus. VA RNA yang kecil dan banyak jumlahnya
memberikan perlindungan dari efek antivirus interferon dengan mencegah
aktivasi kinase pengiduksi-interveron yang memfosforilasi dan menginaktifasi
faktor 2 inisiasi eukariot
Adenovirus bersifat sitopatik terhadap kultur sel manusia. Terutama sel epitel
kontinu dan ginjal primer. Pada sel yang terinfeksi dengan beberapa tipe
adenovirus terlibat inklusi intranuklear bulat yang mengandung DNA.
Adenovirus manusia menunjukkan rentang pejamu yang sempit.
TERAPI GEN
Sebagai sarana pengantar (terapi kanker, terapi gen dan penelitian genetik).
Virus rekombinan yang mempunyai defektif replikasi mempunyai keunggulan efisiensi tranduksi yang tinggi pada banyak tipe sel serta kadar tinggi ekspresi jangka pendek gen-gen yang ditranduksi .
Sel terapi antikanker ( terapi onkolitik ) bertujuan membunuh sel tumor terkait replikasi lisis virus
Keterbatasan o tingginya imunogenisitas dan pravelensi tinggi imunitas
yang sudah ada pada manusia terhadap adenovirus subgroup C .
o Ekspresi reseptor (CAR) yang bervariasi pada sel yang berbeda
o Kegagalan berintegrasi ke dalam DNA kromosom untuk memudahkan ekspresi transgen jangka panjang.
KERENTANAN HEWAN DAN TRANSFORMASI SEL
o Kebayakan hewan laboratorium tidak mudah diinfeksi dengan adenovirus manusia.
o Semua adenovirus dapat mengubah morfologi sel kultur tanpa memandang potensi onkogeniknya in vivo .
o Gen gen transformasi adenovirus manusia terletak di regio awal ( E1A dan E1B ) pada ujung lengan kiri genom virus.
o Adenovirus tidak dianggap penting pada kanker manusia.
Replikasi dan multiplikasi adenovirus dapat menimbulkan kerusakan sel hospes :o Lisis sel o Infeksi laten/persistensi , virus tetap hidup tetapi
tdak menimbulkan kematian pada jaringan limfoid , tonsil adenoid dan peyers patches
o Transformasi onkogenik pada sel.
GEJALA KLINIS
o Infeksinya bersifat subkliniko Masa inkubasi berkisar 2-14 hario sekitar 5% penyakit pernapasan akut pada anak
kecilo Infeksi bersifat ringan dan sembuh sendirio Virusnya terkadang menyebabkan penyakit pada
organ lain terutama mata dan saluran cerna .
PENYAKIT PERNAPASAN
Adenovirus tipe 3,7 dan 21 dianggap menyebabkan sekitar 10-20% pnemonia
Serta melibatkan virus grup C . Gejala : batuk , hidung tersumbat , demam , dan nyeri
tenggorok. Biasanya pada bayi dan anak-anak
INFEKSI MATA
Penyakit mata yang ringan merupakan bagian Sindrom faring-pernafasan disebabkan oleh adenovirus .
Demam faringokonjungtiva disebabkan oleh tipe 3 dan 7 , durasinya 1-2 minggu dan sembuh sempurna tanpa sekuele.
Keratokonjungtivis epidemis, pada orang dewasa dan menular. Ditandai dengan konjungtivitis akut , keratitis yang biasanya sembuh dalam 2 minggu tapi meninggalkan opasitas subepitel pada kornea hingga 2 tahun.
PENYAKIT GASTROINTESTINAL
Banyak adenovirus bereplikasi pada sel usus dan terdapat pada feses, tetapi adanya sebagian besar serotipe adenovirus tidak berhubungan dengan penyakit gastrointestinal.
Akan tetapi, dua serotipe (tipe 40 dan 41) secara etiologi berhubungan dengan gastroenteritis infantil dan menyebabkan 5-15% kasus gastroenteritis virus pada anak kecil
PENYAKIT LAINNYA
Pasien luluh imun dapat menderita berbagai jenis penyakit adenovirus ringan dan berat.
Masalahnya yang paling sering yang disebabkan oleh inveksi adenovirus pada pasien transplantasi adalah penyakit pernapasan yang dapat berkembang menjadi pneumonia dan dapat bersifat fatal.
Anak yang menerima transplantasi hati dapat mengalami hepatitis adenovirus pada alograf.
Resipien tranplantasi sel puncak hematopoietic pada anak dapat mengalami infeksi berbagai tipe adenovirus.
IMUNITAS
adenovirus menginduksi imunitas yang efektif dan bertahan lama terhadap reinfeksi.
adenovirus juga menginfeksi kelenjar limfe regional dan sel limfoid pada saluran cerna.
Resistensi terhadap penyakit klinis tampaknya berhubungan secara langsung dengan terdapatnya antibody netralisasi dalam sirkulasi yang memungkinkan menetap selama hidup.
antibodi netralisasi spesifik-tipe dapat melindungi penderita dari gejala penyakit.
antibodi tersebut tidak selalu dapat mencegah reinfeksi Antibodi maternal biasanya melindungi bayi dari infeksi
pernapasan oleh adenovirus yang berat
DIAGNOSIS LABORATORIUM
A. Deteksi, isolasi, dan identifikasi virus
Sempel sebaiknya diambil dari bagian tubuh yang sakit pada awal penyakit untuk mengoptimalkan isolasi virus.
Tergantung pada penyakit klinis, virus dapat ditemukan pada fase atau urin atau dari apusan tenggorokan, konjungtiva atau rectum.
Isolasi virus pada biakan sel memerlukan sel manusia. Isolate dapat diindetifikasi sebagai adenovirus dengan
pemeriksaan imunofluoresensi menggunakan antibody anthihekson pada sel yang terinfeksi.
Deteksi adenovirus yang infeksius dapat dilakukan secara cepat menggunakan shell vial technique.
Specimen virus disentrifungisi langsung ke dalam sel kultur jaringan; kultur diinbukasi selama 1-2 hari dan kemudian di periksa dengan antibody monoklinal terhadap epitope reaktif-grup [ada antigen hekson.
Pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR) dapat digunakan untuk diangnosis infeksi adenovirus pada sampel jaringan atau cairan tubuh
Biasanya menggunakan primer dari sekuens virus yang diawetkan (mis, hekson, VA I) yang dapat mendeteksi semua serotipe
Pemeriksaan PCR dirancang menggunakan pasangan primer tunggal yang bertujuan menjaga segmen mengurung region hipervariabel pada gen hekson.
Pemeriksaan tersebut dapat mendeteksi semua serotipe adenovirus manasia yangdiketahui, dan pengurutan amplition (fragmen asam nukleat buatan) memungkinkan identifikasi serotipe
sensivitas ppemeriksaan PCR dapat mendeteksi adenovirus laten pada beberapa pasien.
Karakteristik DNA virus melalui hibridisasi atau restriksi pola pencernaan endonuclease dapat mengidentifikasi sebuah isolate sebagai adenovirus dan mengelompokkan.
Adenvirus entrik yang sulit dapat dideteksi menggunakan pemeriksan langsung ekstrak feses dengan mikroskop electron, ELISA, atau uji aglutinasi lateks.
adenovirus dapat diisolasi pada lini sel ginjal embrionik manusia yang ditransformasi dengan fragmen DNA adenovirus 5.
Karena adenovirus dapat menetap di usus dan di jaringan limfoid dalam waktu yang lama dank arena munculnya kembali pelepasan virus dapat dicetuskan oleh infeksi lain, signifikansi isolasi virus harus diinterpretasikan dengan teliti.
Ditemukannya virus pada mata, paru atau saluran kelamin bersifat diagnostic untuk ingfeksi yang sedang terjadi.
Isolasi virus dari secret tenggorok pasien dengan penyakit pernapasan dapat dianggap relevan dengan penyakit klinis, isolasi virus dari specimen feses tidak dapat disimpilkan sebagai penyebab gastroenteritis, kecuali ditemukkan nya salah satu type yang sulit pada pasie gastroenteritis.
SEROLOGI
Infeksi manusia oleh semua tipe adenovirus merangsang peningkatan antibodi fiksasi komplemen terhadap antigen grup adenovirus yang dimiliki oleh semua tipe.
Uji CF merupakan metode yang mudah dilakukan untuk mendeteksi infeksi oleh semua angota grup adenovirus.
Peningkatan titer antibodi fiksasi komplemen empat kali atau lebih antara fase akut dan sera fase konsevalesen menunjukkan infeksi yang baru terjadi oleh adenovirus, meskipun tidak memberi petunjuk mengenai tipe spesifik yang terlibat.
EPIDEMIOLOGI
Adenovirus terdapat diseluruh dunia. Adenovirus terdapat sepanjang tahun dan biasanya tidak
menyebabkan wabah penyakit di komunitas. Adenovirus ditularkan melalui kontak langsung, jalur fekal oral,
droplet pernafasan, atau benda yang terkontaminasi. Sebagian besar penyakit terkait adenovirus tidak patognomonik
secara klinis dan banyak infeksi bersifat klinis. Wabahnya biasa terjadi musiman, biasanya terjadi pada waktu
akhir musim dingin dan pada waktu musim panas. Paling sering terjadi di barak-barak militer, penggunaan kolam
renang umum, asrama, rumah sakit dan tempat-tempat umum lainnya.
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
Cuci tangan : Cara mudah mencegah infeksi Memperhatikan lingkungan : Permukaan lingkungan dapat di disinfektan
dengan natrium hipoklorit. Penggunaan vaksin : Vaksin adenovirus hidup yang mengandung tipe 4
dan 7, yang dibungkus dalam kapsul berlapis gelatin dan diberikan secara oral, diperkenalkan pada tahun 1971. Melalui cara ini, virus melewati saluran pernapasan ; tempat virus dapat menyebabkan penyakit dan dilepaskan di dalam usus, tempat virus bereplikasi dan menginduksi antibodi penetral. Vaksin sangat efektif, tetapi setelah tahun 1999 tidak lagi tersedia karena pabrik telah menghentikan produksinya.
Melakukan klorinasi pada kolam renang dan air limbah : Minimalisasi resiko wabah yang ditularkan melalui air pada konjungtivitis
TERIMA KASIH