Upload
lia-aphrilia-dee
View
88
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN PADA HIPOFISIS POSTERIOR
DISUSUN OLEH :Aprilia Damayanti 2220111862
Ardi Surya Nugraha 2220111863Desy Rahmawati 2220111867Nur Atmi Astuti 2220111880
Velanika Rahmawati 2220111894Desti Dwi Kusrini 2220111902
Fitria Mardiana 2220111907KELAS 2A
PENGERTIAN HIPOFISIS POSTERIORPENGERTIAN HIPOFISIS POSTERIOR
Hipofisis posterior atau neurohipofisis
merupakan perpanjangan dari
hipotalamus yang terbentuk dari
sekelompok akson dari hypothalamic
neurosecretory neurons yang
berselingan dengan sel glia.
ANATOMI HIPOFISIS POSTERIOR
• Kelenjar hipofisis terletak pada dasar tengkorak pada bagian tulang sphenoid yang disebut sella tursika (Turkish Saddle). Bagian anterior yaitu tuberkulum sella tursika, diapit oleh dua tonjolan posterior sayap tulang sphenoid yaitu prosesus klinoideus anterior, dorsum sellae membentuk dinding posterior, pada sudut atasnya menonjol ke prosesus klinoideus posterior. Kelenjar dilapisi oleh dura dan atapnya dibentuk oleh lipatan dura yang melekat pada prosesus klinoideus, yaitu diafragma sellae.
Lanjutan• Dalam keadaan normal, membrane
arakhnoidea dan cairan serebrospinal tidak dapat masuk sella tursika dengan adanya diafragma sellae. Tangkai hipofisis dan pembuluh darahnya melewati lubang pada diafragma ini. Dinding lateral kelenjar secara tidak langsung berhadapan dengan sinus kavernosus dan dipisahkan oleh duramater. Kiasma optikum terletak 5-10 mm diatas diafragma sellae dan didepan tangkai kelenjar.
FISIOLOGI HIPOFISIS POSTERIOR
Hormon yang disekresikan lewat neurohipofisis (hipofisis posterior) menurut Greenspan and Baxter (1998), yakni:
• Antidiuretik Hormone (ADH, juga dikenal sebagai vasopresin): pengatur keseimbangan penting, juga vasokonstriktor kuat dan berperan penting pada regulasi sistem kardiovaskuler.
• Oksitosin: menyebabkan kontraksi otot polos uterus untuk membantu mengeluarkan janin selama persalinan, dan merangsang ejeksi susu dari kelenjar mamaria selama menyusui.
GANGGUAN HIPOFISIS
POSTERIOR
1. Hipersekresi NeurohipofisisSyndrome of Inappropriate Antidiuretic HormoneScretion (SIADH)
Pengertian• Sindrom sekresi hormon antidiuretik
yang tidak sesuai (SIADH: Syndrome of
Inappropriate Antidiuretic
HormoneScretion) mengacu pada
sekresi ADH yang berlebihan dari
kelenjar hipofisis dalam menghadapi
osmolalitas serum subnormal. (Suzanne
C.Smeltzer: 2001).
Lanjutan…
• SIADH adalah suatu karakteristik
atau ciri dan tanda yang disebabkan
oleh ketidakmampuan ginjal
mengabsorpsi atau menyerap air
dalam bentuk ADH yang berasal dari
hipofisis posterior. (BarbaraK.Timby).
Patofisiologi• Pengeluaran berlanjut dari ADH
menyebabkan retensi air dari tubulus ginjal dan duktus. Volume cairan ekstra selluler meningkat dengan hiponatremi delusional. Dalam kondisi hiponatremi dapat menekan renin dan sekresi aldosteron menyebabkan penurunan Na+ direabsorbsi tubulus proximal. Dalam keadaan normal, ADH mengatur osmolaritas serum. Bila osmolaritas serum menurun, mekanisme feedback akan menyebabkan inhibisi ADH. Hal ini akan mengembalikan dan meningkatkan ekskresi cairan oleh ginjal untuk meningkatkan osmolaritas serum menjadi normal.
Etiologi
1. Kelainan pada sistem saraf pusat2. Beberapa obat (vasopressin, desmopresin
asetat, klorpropamid, klofibrat, dll)3. Produksi dari vasopressin oleh sel tumor
Faktor lain yang menyebabkan SIADH:
• Kelebihan vasopressin-Peningkatan tekanan intracranial baik pada proses infeksi maupun trauma pada otak.
• Proses inflamasi (virus dan bakteri pneumonia)
• Obat yang dapat merangsang atau melepaskan vasopressin (vinuristin, cisplatin, danocytocin)
Manifestasi Klinis
Hiponatremi, kebingungan, kesadaran menurun / letargi sensitive koma, mobilitas gastrointestinal menurun (Anorexia).
Peningkatan berat badan secara tiba-tiba (tapa oedema) sekitar 5-10%.
Distensi vena jugularis. Takhipnea Kelemahan
Penatalaksana Medis
• Sindrom ini dapat ditangani dengan menghilangkan
penyebab yang mendasari dan membatasi asupan
cairan pasien. Karena air yang tertahan diekskresikan
secara perlahan-lahan melalui ginjal, maka volume
cairan ekstrasel akan menyusut dan konsentrasi
natrium serum berangsur-angsur akan meningkat ke
nilai normal. Preparat diuretic (misalnya furosemid
[Lasix]) dapat digunakan bersama-sama pembatasan
cairan jika terjadi hiponatremia berat.
• Tujuan penatalaksanaan pada SIADH
yaitu:
a. Mencari penyebabnya jika mungkin
b. Ukur cairan elektrolit yang tidak
seimbang
c. Cegah komplikasi
Komplikasi
Komplikasi: • Gejala - gejala neurologis dapat berkisar dari
nyeri kepala dan konfunsi sampai kejang otot, koma dan intoksikasi air.
2. Hipofungsi
Neurohipofisis
Diabetes Insipidus
Definisi
• Diabetes insipidus adalah suatu penyakit yang jarang ditemukan, penyakit ini diakibatkan oleh berbagai penyebab yang dapat mengganggu mekanisme neurohypophyseal-renal reflex sehingga mengakibatkan kegagalan tubuh dalam mengkonversi air. Kebanyakan kasus-kasus yang pernah ditemui merupakan kasus yang idiopatik yang dapat bermanifestasi pada berbagai tingkatan umur dan jenis kelamin. (Khaidir Muhaj, 2009).
Etiologi• Diabetes insipidus secara umum dapat disebabkan oleh beberapa
hal, yaitu :• Hipotalamus mengalami kelainan fungsi dan menghasilkan terlalu
sedikit hormon antidiuretik• Kelenjar hipofisa gagal melepaskan hormon antidiuretik ke dalam
aliran darah• Kerusakan hipotalamus atau kelenjar hipofisa akibat pembedahan• Cedera otak (terutama patah tulang di dasar tengkorak)• Tumor• Sarkoidosis atau tuberculosis• Aneurisma atau penyumbatan arteri yang menuju ke otak• Beberapa bentuk ensefalitis atau meningitis
Berdasarkan etiologinya, Diabetes Insipidus dapat dibedakan menjadi dua, antara lain:
1. Diabetes Insipidus Central atau Neurogenik
Adanya masalah di bagian hipotalamus (nucleus supraoptik,
paraventikular, dan filiformis hipotalamus) yang mana sebagai tempat
pembuatan ADH/ vasopresin, menyebabkan terjadi penurunan dari
produksi hormon ADH
2. Diabetes insipidus Nephrogenik
Ginjal tidak memberikan respon terhadap hormon antidiuretik sehingga
ginjal terus-menerus mengeluarkan sejumlah besar air kemih yang
encer.
Manifestasi Klinis
Keluhan dan gejala utama diabetes insipidus adalah :– Poliuri 5-15 liter / hari– Polidipsi– Berat jenis urine sangat rendah 1001-1005– Peningkatan osmolaritas serum > 300 m. Osm/kg– Penurunan osmolaritas urine < 50-200m. Osm/kg
Patofisiologi• Vasopresin arginin merupakan suatu hormon antidiuretik yang
dibuat di nucleus supraoptik, paraventrikular , dan filiformis
hipotalamus, bersama dengan pengikatnya yaitu neurofisin II.
Vasopresin kemudian diangkut dari badan sel neuron (tempat
pembuatannya), melalui akson menuju ke ujung saraf yang
berada di kelenjar hipofisis posterior, yang merupakan tempat
penyimpanannya. Secara fisiologis, vasopressin dan neurofisin
yang tidak aktif akan disekresikan bila ada rangsang tertentu.
Sekresi vasopresin diatur oleh rangsang yang meningkat pada
reseptor volume dan osmotic. Peningkatan osmolalitas cairan
ekstraseluler atau penurunan volume intravaskuler akan
merangsang sekresi vasopresin.
• Vasopressin kemudian meningkatkan permeabilitas epitel duktus pengumpul ginjal terhadap air melalui suatu mekanisme yang melibatkan pengaktifan adenolisin dan peningkatan AMP siklik. Akibatnya, konsentrasi kemih meningkat dan osmolalitas serum menurun. Osmolalitas serum biasanya dipertahankan konstan dengan batas yang sempit antara 290 dan 296 mOsm/kg H2O.
Penatalaksanaan
1. Terapi cairan parenteral
2. Jika hanya kekurangan ADH, dapat diberikan obat
Clorpropamide, clofibrate untuk merangsang sintesis ADH di
hipotalamus.
3. Jika berat diberikan ADH melalui semprotan hidung dan diberikan
vasopressin atau desmopresin asetat (dimodifikasi dari hormon
antidiuretik).
4. Obat-obat tertentu dapat membantu, seperti diuretik tiazid
(misalnya hidrochlorothiazid/HCT) dan obat-obat anti peradangan
non-steroid (misalnya indometacin atau tolmetin).
5. Pada DI yang komplit, biasanya diperlukan terapi hormone
pengganti (hormonal replacement) DDAVP (1-desamino-8-d-
arginine vasopressin) yang merupakan pilihan utama.
Pemeriksaan Diagnostik
• Jika dicurigai penyebab poliuria adalah Diabetes
Insipidus, maka harus dilakukan pemeriksaan
untuk menunjang diagnosis dan untuk
membedakan apakah jenis Diabetes Insipidus
yang dialami karena penatalaksanaan dari dua
jenis diabetes insipidus ini berbeda.
Ada beberapa pemeriksaan pada Diabetes Insipidus, antara lain:
• Hickey Hare atau Carter-Robbins• Uji nikotin• Pemeriksaan laboratorium
ASUHAN KEPERAWATAN PADA SIADH
DAFTAR PUSTAKA
• Black M. Matassarin and Jacob M. Ester. (1997). Medical Surgical Nursing. Ed. 3. Philadelphia: W.B. Sounders.
• Corwin, J. Elizabet. (1996). Patofisiologi: Sistem Endokrin. Jakarta: EGC.
• Lee Ellen and Jacquelyn. (2000). Pathophysiology. Ed. 2. Philadelphia: W.B. Sounders.
• Jhonson Marion dkk. 2000. NOC. USA:Mosby• Long, Barbara. (1996). Praktek Perawatan Medikal Bedah. Bandung:
Yayasan IAPK.• Mccloskey Cjoane skk.1995. NIC. USA:Mosby• Price, Sylvia. (1995). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit. Jakarta: EGC.• PSIK UGM. (2001). Diagnosa Keperawatan NANDA 2001/2002.• Doengoes, Marilynn C. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan:
Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Ed. 3. Jakarta: EGC.