22
LOGO ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. N DENGAN GASTROENTERITIS AKUT DI RUANG MELATI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ABDUL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA TANGGAL 26 s/d 28 JULI 2010 Oleh: Tuti Ningsih NIM: 72.20.01.D.07.058

PPT TUTI N

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PPT TUTI N

LOGOASUHAN KEPERAWATAN PADA An. N

DENGAN GASTROENTERITIS AKUT DI RUANG MELATI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ABDUL WAHAB

SJAHRANIESAMARINDA

TANGGAL 26 s/d 28 JULI 2010 

Oleh:

Tuti Ningsih

NIM: 72.20.01.D.07.058

 

Page 2: PPT TUTI N

A. Latar Belakang

Saat ini penyakit gastroenteritis merupakan masalah utama di Indonesia pada bayi dan anak- anak , diperkirakan angka kesakitan berkisar diantara 200 - 400 per seribu penduduk setahunnya. Berdasarkan data yang diperoleh dari Medical Record RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda satu tahun terakhir periode Januari sampai dengan Desember 2009, diperoleh bahwa gastroenteritis merupakan penyakit tertinggi yang diderita oleh anak di ruang Melati yaitu sebanyak 504 anak. Dari hal- hal tersebut diatas maka penulis tertarik untuk menyusun Karya Tulis Ilmiah dengan judul Asuhan Keperawatan pada An. N dengan Gastroenteritis Akut di Ruang Melati RSUD AW Sjahranie Samarinda mulai tanggal 26 sampai dengan 28 juli 2010.

BAB IPENDAHULUAN

Page 3: PPT TUTI N

B. Tujuan

Mendapatkan gambaran tentang pelaksanaan Asuhan Keperawatan Pada An. N dengan Gastroenteritis Akut di Ruang Melati RSUD Abdul Wahab Sjahranie, dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan dari pengkajian- evaluasi serta pendokumentasian.

C. Ruang Lingkup

Asuhan keperawatan pada An. N dengan Gastroenteritis Akut di Ruang Melati RSUD Abdul Wahab Sjahranie pada tanggal 26 Juli 2010 sampai dengan 28 Juli 2010.

Page 4: PPT TUTI N

D. Metode Penulisan

Menggunakan metode deskriptif.

E. Sistimatika Penulisan Laporan

Bab pertama pendahuluan, bab dua landasan teori, bab

ketiga tinjauan kasus. bab empat pembahasan dan bab lima

penutup.

Page 5: PPT TUTI N

BAB II

LANDASAN TEORI

A. KONSEP DASAR PENYAKIT

1. PengertianGastroenteritis adalah keadaan frekuensi buang air besar

lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak; konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja ( Ngastiyah, 2005, hal 224 ).

Description of the contents

2. EtiologiPenyebab GE antara lain faktor infeksi, faktor

malabsorbsi, faktor makanan, faktor psikologis.

Page 6: PPT TUTI N

3. Patofisiologi

Disfungsi seluler

Syok hipovolemik

Kematian

Menurunya pemasukan atau hilangnya cairan akibat:Muntah, diare,demam,hiperventilasi

cairan ekstraseluler secara tiba- tiba cepat hilang

Ketidakseimbangan elektrolit

Hilangnya cairan dalam intraseluler

Page 7: PPT TUTI N

4. Tanda dan Gejala

Menurut Suraatmaja (2007, hal 8) tanda dan gejala pada anak dengan Gastroenteritis yaitu mula-mula klien cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat, selera makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja cair, mungkin disertai lendir atau lendir dan darah.Anus dan daerah sekitarnya timbul lecet.

5. Komplikasi

Dehidrasi, renjatan hipovolemik, hipokalemia, hipoglikemia,intoleransi sekunder,kejang,malnutrisi energi protein.

6. Pemeriksaan Diagnostik

pemeriksaan diagnostik pada pasien GE yaitu Pemeriksaan tinja, Pemeriksaan darah, Pemeriksaan elektrolit tubuh.

Page 8: PPT TUTI N

7. PenatalaksanaanYaitu dengan Pemberian cairan, dietetik, obat-obatan.

Memberikan Air Susu Ibu (ASI), memperbaiki makanan penyapihan, menggunakan air bersih yang cukup banyak, Mencuci tangan, menggunakan jamban keluarga, cara membuang tinja bayi secara baik dan benar, Imunisasi.

8. Pencegahan

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1. PengkajianMenurut Wong ( 2008, hal 1001) pengkajian pada

anak GE adalah Berkurangnya haluaran urine, menurunnya berat badan, membran mukosa yang kering,turgor kulit yang jelek, ubun- ubun yang cekung,kulit yang pucat, dingin dan kering.

  

Page 9: PPT TUTI N

Menurut Suriadi dan Yulianni ( 2006, hal 84) diagnosa keperawatan yang muncul yaitu:1. Kurangnya volume cairan b/d seringnya buang air besar dan

encer.2. Resiko gangguan integritas kulit b/d seringnya buang air besar.3. Resiko tinggi terhadap infeksi pada orang lain b/d terinfeksi

kuman diare atau kurangnya pengetahuan tentang pencegahan penyebaran penyakit.

4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d menurunnya intake ( pemasukan ) dan menurunnya absorbsi makanan dan cairan.

5. Kurangnya pengetahuan b/d perawatan anak.6. Cemas dan takut pada anak dan orang tua b/d hospitalisasi dan

kondisi sakit.

2. Diagnosa

Page 10: PPT TUTI N

a. Meningkatkan hidrasi dan keseimbangan elektrolitb. Mempertahankan keutuhan kulitc. Mengurangi dan mencegah penyebaran infeksid. Meningkatkan kebutuhan nutrisi yang optimume. Meningkatkan pengetahuan orang tuaf. Menurunnya rasa takut/ cemas pada anak dan orang

tua

3. Pelaksanaan / Tindakan Keperawatan

a. Volume cairan dan elektrolit kembali normal sesuai kebutuhan.

b. Integritas kulit kembali normal.c. Penyebaran infeksi dapat dikurangi/ dicegah.d. Kebutuhan nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhan tubuh.e. Pengetahuan orang tua meningkatf. Cemas pada anak dan orang tua teratasi.

 

4. Evaluasi

Page 11: PPT TUTI N

BAB IIILAPORAN KASUS

Klien bernama An. N, umur 14 bulan, jenis kelamin perempuan, agama Islam, alamat di Teluk Dalam N0. 13 RT. 21 Kutai Kartanegara. MRS tanggal 26 Juli 2010 pukul 13.01 WitaPengkajian dilakukan tanggal 26 juli 2010/18.45 Wita dan didapatkan data sebagai berikut :Data Subyektif Ibu klien mengatakan sebelum sakit anaknya BAB 1 kali perhari konsistensi lembek dan berwarna kuning kecoklatan, semenjak 3 hari yang lalu BAB 4- 5 kali perhari dengan konsistensi encer, hari ini anaknya BAB 2 X konsistensi encer dan berlendir serta berwarna kuning, anaknya tidak mau makan makanan yang disediakan rumah sakit, nafsu makan anaknya berkurang, klien minum ± ¾ gelas aqua ( 165 cc), area disekitar anus klien kemerahan dan ibu klien mengatakan kurang mengetahui penyebab sakit anaknya dan tidak pernah mendapatkan informasi tentang diare.

A. Pengkajian

Page 12: PPT TUTI N

Data Obyektif Klien terlihat lemah, turgor kulit kembali 3 detik, tanda- tanda vital

klien didapat suhu 37,2ºC, nadi 120 kali permenit, pernapasan 32 kali permenit, berat badan 7,3 kg, BU 29 kali permenit, terlihat di area anus berwarna kemerahan, mukosa bibir agak kering, mata agak cekung, porsi yang disediakan tidak dimakan, terpasang infus di lengan kanan DS: ¼ NS 8 tetes permenit pada daerah pemasangan infus tidak terdapat adanya peradangan, orang tua klien tampak serius saat bercerita tentang kondisi anaknya.

1. Defisit volume cairan tubuh b/d output yang berlebih:diare.2. Perubahan integritas kulit b/d seringnya buang air besar.3. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d

intake tidak adekuat.4. Gangguan pola eliminasi (BAB) b/d peningkatan peristaltik usus.5. Kurang pengetahuan orang tua tentang penyakit, prognosis dan

pengobatan.

B. Diagnosa keperawatan

Page 13: PPT TUTI N

DX. 1 Defisit volume cairan tubuh berhubungan dengan output yang berlebih: diare.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan, diharapkan keseimbangan

volume cairan dapat terpenuhi dalam waktu 2 X 24 jam dengan kriteria hasil: mata tidak cekung, turgor kulit cepat kembali < 2 detik, membran mukosa lembab, capillary refill < 2 detik, BAB dengan frekuensi 1- 2 kali dengan konsistensi lembek.

Intervensi : 1. Kaji status hidrasi; ubun-ubun, mata, turgor kulit dan membran mukosa2. Kaji intake dan output cairan.3. Ukur tanda-tanda vital tiap 6 jam.4. Pemberian cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan yang tidak bertentangan dengan medis.5. Pemberian obat anti diare dan antibiotik sesuai program.

  

C. Perencanaan

Page 14: PPT TUTI N

D. Implementasi

Hari Senin, tanggal 26 Juli 2010Diagnosa keperawatan Satu Defisit volume cairan tubuh berhubungan dengan output yang berlebih: diare.19.37 Wita : Mengkaji status hidrasi; ubun-ubun, mata, turgor kulit

dan membran mukosa.Evaluasi proses :Turgor kulit > 3 detik, mukosa bibir agak kering, mata

agak cekung.

Hari Rabu, tanggal 28 Juli 2010

20.15 Wita : Mengkaji status hidrasi; ubun-ubun, mata, turgor kulit dan membran mukosa.

Evaluasi proses : Keadaan umum klien baik, mukosa bibir lembab, turgor kulit kembali < 2 detik, mata tidak cekung.

Page 15: PPT TUTI N

Tanggal Hari Rabu, tanggal 28 Juli 2010Diagnosa keperawatan satuDefisit volume cairan tubuh berhubungan dengan output yang berlebih.Pukul 21.00 Wita

S : Ibu klien mengatakan nafsu makan anaknya bertambah ½ porsi yang disediakan dihabiskan, makan biskuit 2 biji, pentol 2 biji, minum air putih ± 2,5 aqua gelas (500cc) dan minum ASI sering sedikit- sedikit (10 cc ) dan BAB 2 kali hari ini berbentuk lembek.

O : Klien terlihat tidak lemas, ibu klien tampak serius saat bercerita, klien sedang makan pentol, klien terlihat sering minum air putih, mukosa bibir lembab, turgor kulit kembali < 2 detik, mata tidak cekung.

A : Masalah devisit volume cairan tubuh teratasiP : Intervensi dan implementasi dihentikan.  

E. Evaluasi

Page 16: PPT TUTI N

BAB IVPEMBAHASAN

A.Pengkajian Kemudahan dalam pengkajian pada An. N adalah

hubungan saling percaya antara mahasiswa dan orang tua terbina dengan baik saat melakukan pengkajian, selama pengkajian orang tua klien bersikap terbuka dan kooperatif terhadap penulis, semua pertanyaan yang diajukan penulis dapat dijawab dengan jelas oleh orang tua klien.

Kendalanya yaitu saat pengkajian pada pemeriksaan fisik head to toe klien menangis atau menolak untuk disentuh oleh mahasiswa. Untuk menghadapi kendala ini mahasiswa melakukan pemeriksaan fisik saat klien tidur.

Page 17: PPT TUTI N

B. Diagnosa KeperawatanBerdasarkan data yang diperoleh pada saat pengkajian

pada An. N, maka dirumuskan lima diagnosa keperawatan, empat diagnosa diantaranya yang sama dengan teori yaitu Adapun terdapat perubahan untuk diagnosa resiko pada teori menjadi diagnosa aktual pada klien yaitu perubahan integritas kulit, hal ini disebabkan terdapat kemerahan di area anus. Satu diagnosa pada An. N yang tidak terdapat pada teori adalah gangguan pola eliminasi (BAB) berhubungan dengan peningkatan peristaltik usus. Sedangkan terdapat dua diagnosa keperawatan pada teori yang tidak terdapat pada klien An.N.

C. PerencanaanBeberapa perencanaan yang dikurangi antara lain

pada diagnosa defisit volume cairan b/d seringnya buang air besar dan encer yaitu pemeriksaan laboratorium sesuai program: elektrolit, Ht, pH, dan serum albumin tidak dilakukan. Pada diagnosa gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/de intake tidak adekuat yaitu bila bayi/anak tidak toleran dengan ASI berikan formula yang rendah laktosa tidak dilakukan.

Page 18: PPT TUTI N

Beberapa perencanaan yang ditambahkan antara lain pada diagnosa gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake tidak adekuat yaitu kaji bising usus. Pada diagnosa kurang pengetahuan orang tua tentang penyakit, prognosis dan pengobatan yaitu anjurkan pada orang tua untuk mengekspresikan perasaan takut/cemas. Untuk diagnosa gangguan pola eliminasi ( BAB ) yang tidak terdapat pada teori intervensi direncanakan berdasarkan keadaan klien dan referensi lain yang mendukung untuk mengatasi masalah tersebut.

Lanjutan.............

D. PelaksanaanBeberapa tindakan tidak dilakukan pada klien antara lain

pada diagnosa perubahan integritas kulit yaitu memberikan obat cream bila perlu untuk perawatan perineal ini dikarenakan pada area sekitar anus tidak lecet dan tidak terjadi tanda- tanda infeksi. Sedangkan untuk gangguan pola eliminasi (BAB) yaitu mengkaji bising usus tidak dilakukan karena tindakan tersebut telah dilakukan pada diagnosa keperawatan yang lainnya.

Page 19: PPT TUTI N

E. Evaluasi

Dari lima diagnosa keperawatan yang dirumuskan pada An. N semua diagnosa keperawatan telah teratasi. Kemudahan dalam proses evaluasi adalah evaluasi telah dilakukan sesuai dengan kriteria hasil dan waktu yang telah ditentukan serta adanya faktor- faktor yang menunjang.

Page 20: PPT TUTI N

BAB VPENUTUP

1. Pengkajian pada An. N dengan gastroenteritis dapat dilakukan dengan mengkaji riwayat kesehatan dan keluhan yang dirasakan klien

2. Perumusan diagnosa keperawatan ditegakkan pada An. N berdasarkan data-data penunjang yang ditemukan selama pengkajian dan disusun sesuai prioritas masalah.

3. Perencanaan ( intervensi ) dalam pelaksanaan proses keperawatan disesuaikan dengan diagnosa

4. Implementasi dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan status kesehatan klien dengan panduan dari rencana keperawatan yang telah dibuat

5. Evaluasi dapat dilakukan setelah dilaksanakannya implementasi untuk mengetahui perubahan status kesehatan klien dengan mengacu pada tujuan dan kriteria hasil.

A. Kesimpulan

Page 21: PPT TUTI N

1. Untuk dapat melakukan pengkajian dengan lebih baik hendaknya kita meningkatkan kemampuan diri baik pengetahuan dan keterampila.

2. Didalam membuat diagnosa keperawatan hendaknya tidak hanya mengacu pada teori yang ada tetapi juga mengacu pada kondisi klien.

3. Didalam penyusunan rencana tindakan keperawatan hendaknya mengacu pada teori-teori terkait.

4. Didalam pelaksanaan tindakan keperawatan yang telah disusun hendaknya selalu melibatkan klien dan keluarga.

5. Untuk mengatasi masalah yang masih belum teratasi perlu atau dapat dibuat modifikasi dari rencana kegiatan.

6. setelah selesai melakukan tindakan keperawatan harus mendokumentasikannya untuk mempermudah proses keperawatan terutama sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat.

   

B. Saran

Page 22: PPT TUTI N

www.themegallery.com

LOGO

Add your company slogan