Upload
idris-mohammad
View
225
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/23/2019 PR korea
1/22
BAB I
PENDAHULUAN
Gerakan involuntar yang dapat dijumpai didalam klinik adalah korea (chorea), balismus,
atetosis, dan distonia. Dalam kombinasi keempat gerakan involuntar itu dapat menjadi simtomp
suatu penyakit. Bahkan beberapa komponen gerakannya memperlihatkan kesamaan, dan karena
itulah mungkin keempat gerakan itu memiliki substrat anatomik dan fisiologik yang sama.
Korea adalah istilah untuk gerakan involuntar yang menyerupai gerakan lenganlengan
seorang penari. Gerakan itu tidak berirama, sifatnya kuat, cepat dan tersentaksentak dan arah
geraknya cepat.berubah. Gerakan koreatik yang melanda tanganlengan yang sedang melakukan
gerakan voluntary membuat gerakan voluntar itu berlebihan dan canggung. Gerakan koreatik
ditanganlengan seringkali disertai gerakan meringisringis pada !ajah dan suara mengeram
atau suarasuara lain yang tidak mengandung arti. Kalau timbulnya sekalisekali maka sifat yang
terlukis diatas tampak dengan jelas, tetapi apabila timbulnya gencar, maka gerakan koreatiknya
menyerpai atetosis. Korea dalam bentuk yang khas ditemukan pada korea syndenham dan korea
gravidarum. "ada korea #untington ia timbul dengan gencar sehingga lebih tepat dinamakan
koreoatetosis #untington. Korea dapat bangkit juga secara iatrogenic yakni akibat penggunaan
obatobat anti psikosis (seperti haloperidol, dan phenothia$ine).Korea dapat melibatkan sesisi tubuh saja, sehingga disebut hemikorea. Bila hemikorea
bangkit secara keras sehingga seperti membantingbantingkan diri, maka istilahnya ialah
hemibalisme. %ecara pasti telah diketahui bah!a kerusakan dinukleus substalamikus
kontralateral mendasari hemibalisme.
&tetosis merupakan keadaan motorik dimana jarijari tangan dan kaki serta lidah atau
bagian tubuh lain apapun tidak dapat diam sejenak. Gerakan yang mengubah posisi ini bersifat
lambat, melilit dan tidak bertujuan. "ola gerakan dasarnya ialah gerakan involuntar
ekstensipronasi yang berselingan dengan gerakan fleksisupinasi sengan, serta gerakan
involuntar fleksi yang berselingan dengan ekstensi jarijari tangan dan dengan ibu jari yang
berfleksi dan beraduksi didalam kepalan tangan. 'mumnya gerakan atetotik lebih lamban
daripada gerakan koreatik, tetapi gerakan atetotik yang lebih cepat dan gencar atau gerakan
7/23/2019 PR korea
2/22
koreatik yang kurang cepat dan tidak menyerupai satu dengan yang lain, dikenal sebagai
gerakan koreoatetosis. Bilamana atetosis melanda sesisi tubuh saja disebut hemiatetosis.
Distonia yang dikenal juga sebagai torsi spasme adalah suatu sikap menetap dari salah
satu bentuk gerakan atetotik yang hebat sekali. Gambarannya dapat berupa hiperektensi atau
hiperfleksi tangan, hiperinversi kaki, hiperlateroleksi atau hiperretrofleksi kepala, torsi tulang
belakang dengan melengkungkan pinggang, sambil !ajah meringisringis.
*K'*+%
Di &merika %erikat !alaupun tidak ada data yang tersedia mengenai insiden korea,
timbulnya beberapa kesatuan gejala, dimana korea adalah gejala utama sudah sangat diketahui.
"enyakit huntington merupakan autosomal dominan, kelainan neurodegeneratif dimana defek
gen terletak pada lengan pendek dari kromosom -. Kelainana penyakit huntington diperkirakan
sampai /0 per /00.000 orang di '%&.
"enyakit 1ilson merupakan autosomal resesif, penyakit multi sistem dengan sebuah gen
terkait lokus de esterase pada kromosom /2. 1alaupun kejadian gen ini (carrier hetero$igot)
yang hanya mengandung satu gen abnormal. 3elah diperkirakan sampai setinggi satu persen,
kejadian penyakit hanya 204/ juta orang.
Korea herediter benigna, adalah kelainan yang sangat jarang dimana kebanyakan pada
silsilah sudah dengan jelas ditunjukkan bersifat dominan, angka kejadian /400.000 orang.
1. Ras
George huntington pertama kali menjelaskan pertma kali transmisi penyakit huntington
pada tahun /567 di 8ong sland +e! 9ork. %emua orang yang terkena turun temurun dari
nenek moyang yang beremigrasi dari &nglia 3imur ketempat baru pada tahun /:-;.
Kelainan ini sekarang tersebar luas diseluruh dunia.
#untington disease diketahui sering terjadi pada ras kaukasia. %emua kasus dari kelainan
ini mungkin terjadi dari garis keturunan &nglia 3imur.
ene$uela dan sekelilingnya.
2. Umur, Korea bisa terjadi pada semua umur. "ada anakanak korea cepat menyebar,
penyebab peradangan, dan lesilesi striatal dapat terjadi pada banyak 2. kasus
7/23/2019 PR korea
3/22
%ekitar /0 ? dari pasien dengan penyakit huntington mempunyai onset penyakit pada
saat berumur kurang dari 70 tahun, sekitar : ? saat berumur kurang dari 70 tahun, dan
sekitar 2 ? saat berumur kurang dari / tahun, tapi onset yang paling sering terjadi pada
dekade ke > dan dekade ke >. Kasus pernah ditemukan pada pasien beumur kurang dari
tahun. "asienpasien dengan onset dini biasanya menerima penyakit dari ayahnya,
sementara pasien dengan onset lanjut lebih sering mendapatkan penyakit dari ibunya.
1alaupun 76 ? dari kasus pertama kali diketahui pada pasien berumur lebih dari 0
tahun, kebanyakan dari kasus tercatat pada pasien kurang dari :0 tahun. @nset penyakit
tercatat paling lambat pada dekade ke >.
+euroacanthocytosis, mungkin merupakan bentuk paling umum dari korea herediter,
biasanya bermanifestasi klinis pada dekade ke dan ke > (5:7 tahun). ni dapat
dibedakan dengan penyakit huntington onset lambat melalui analisis silsilah dan tes
neurogenetik.
Korea senilis merupakan sebuah kondisi yang bermanifestasi secara berangsurangsur di
dekade pertengahan hidup.
%ecara umum berdasarkan onset umum korea herediter benigna dapat dibedakan
menjdadi 2 tipe A /. a!al masa anakanak. 7. pada usia sekitar / tahun. Dan 2. selama
masa kanakkanak atau masa remaja akhir. @nset umur yang paling sering yaitu sekitar
satu tahun, saat anak mulai belajar berjalan.
7/23/2019 PR korea
4/22
BAB II
PEMBAHASAN
DEFINISI
Korea berasal dari bahasa yunani yang berarti menari,pada korea gerak otot berlangsung
cepat, sekonyongkonyong, aritmik, dan kasar yang dapat melibatkan satu ekstremitas, separuh
badan atau seluruh badan. #al ini dengan khas terlihat pada anggota gerak atas (lengan dan
tangan) terutama bagian distal. "ada gerakan ini tidak didapatkan gerakan yang harmonis antara
otototot pergerakan, baik antara otot yang sinergis maupun antagonis.
Dengan kata lain korea adalah gerakan tak terkenali yang berupa sentakan berskala besar
dan berulangulang, seperti berdansa, yang dimulai pda salah satu begian tubuh dan menjalar
kebagian tubuh yang lainnya secara tibatiba dan tak terduga.
Gerak korea dapat dibuat nyata bila pasien disuruh melakukan dua macam gerakan
sekaligus, misalnya ia disuruh menaikkan lengannya keatas sambil menjulurkan lidah. Gerakan
korea didapatkan dalam keadaan istirahat dan menjadi lebih hebat bila ada aktivitas dan
ketegangan. Korea menghilang bila penderitanya tidur.
ETIOLOGI
Korea bukan merupakan penyakit, tetapi merupakan gejala yang bisa terjadi pada
beberapa penyakit yang berbeda. %eseorang yang mengalami korea memiliki kelainan pada
ganglia basalisnya di otak.
3ugas ganglia basalis adalah memperhalus gerakangerakan yang kasar yang merupakan
perintah dari otak.
"ada sebagian besar kasus terdapat neurotransmiter dopamin yang berlebihan, sehingga
mempengaruhi fungsinya yang normal. Keadaan ini bisa diperburuk oleh obatobat dan penyakit
yang menyebabkan perubahan kadar dopamin atau merubah kemampuan otak untuk mengenal
dopamin.
"enyakit yang sering kali menyebabkan korea adalah penyakit huntington.
Berbagai penyebab korea A
7/23/2019 PR korea
5/22
/. Gangguan neurodegeneratif
Herediter
&utosomal dominan
penyakit #untington
+euroacanthocytosis
&taksia spinoserebelar
"enyakit fahr
&utosomal resesif
+euroacanthocytosis
penyakit 1ilson
degenerasi nuronal dengan besi diotak
akumulasi tipe ataiatelengiectasi
ataksia riedreich
tuberous sclerosis
Clinked recessive
=c 8eod syndrome
7. Gangguan neurometabolik
sindrom 8esch+yhan
gangguan lysosomal storage
gangguan aminoacid
penyakit 8eights
porphyria
2. Gangguan metabolik sistemik
hipertiroidisme
hipoparatiroidisme
kehamilan
degenerasi hepatoserebral akuisita
anoksia
-. >askular
7/23/2019 PR korea
6/22
infark
hemoragi
penyakit =oyamoya
cerebral palsy
PATOFISIOLOGI
ungsi ganglia basalis yaitu membentuk impuls yang bersifat dopaminergik dan
G&B&ergik dari substansia nigra dan korteks motoris yang berturutturut disalurkan sampai
kepallidum didalam thalamus dan korteks motoris. mpuls ini diatur dalam striatum melalui dua
segmen yang paralel, jalur langsung dan tidak langsung melalui medial pallidum dan lateral
pallidum4 intiinti subtalamikus.
&ktifitas inti subtalamikus mengendalikan pallidum medial untuk menghambat impuls
impuls dari korteks, dengan demikian mempengaruhi parkinsonisme. Kerusakan inti
subtalamikus meningkatkan aktifitas motorik melalui thalamus, sehingga timbul pergerakan
involuntar yang abnormal seperti distonia, korea, dan pergerakan tidak sadar. Eontoh klasik
kerusakan fungsi penghambat inti subthalamicus adalah balismus.
%indrom chorea yang paling sering dipelajari adalah chorea #untington, oleh karena itu
patofisiologi dari penyakit #untington berlaku pada chorea dan akan menjadi focus diskusi
diba!ah ini.
MEKANISME DOPAMINERGIK
"ada chorea #untington, komposisi dari striatal dopamine normal, mengindikasikan bah!a
kelainan utama yang mengancam ji!a, tetapi sudah terkena penyakit, ukuran menengah, pada
striatal sarafsaraf dopaminergik. Fat$at farmakologik yang dapat menurunkan kadar dopamine
(seperti reserpine, tetrabena$ine) atau memblok reseptor dopamine (seperti obatobat
neuroleptik) dapat menimbulkan chorea. %ejak obatobatan yang menurunkan komposisi
dopamine striatal dapat menimbulkan chorea, meningkatkan jumlah dopamine akan menambahburuk seperti pada chorea yang diinduksi levodopa yang terlihat pada penyakit "arkinson.
MEKANISME KOLINERGIK
Konsep dari mekanisme ini yaitu menyeimbangkan antara acetylcholine dan dopamine yang
merupa kan hal penting bagi fungsi striatum yang normal memberikan hal penting untuk
memahami penyakit parkinson."ada fase a!al penyakit parkinson obatobat anti kolinergik
7/23/2019 PR korea
7/22
digunakan umum, khususnya saat tremor sebagai gejala predominan. Gejalagejala parkinson
lain seperti bradikinesia dan rigiditas juga dapat terjadi.
"erkembangan korea pada pasien yang diberikan obatobat kolinergik seperti triheksipenidil
merupakan pengamatan klinis yang umum. lebih lanjut obat visostigmin intra vena
(antikoliesterase sentral)dapat mengurangi korea untuk sementara.dengan cara yng sama korea
yang diinduksi antikolinergik dapat menjadi lebih berat dengan pemberian visostigmin.
Dalam ganglia basalis pasien dengan penyakit huntington terjadi pengurangan kolin asetil
transferase, yaitu en$im yang mengkatalisator sintesis asetil kolin. Berkurangnya reseptor
kolinergik muskarinik juga telah ditemukan. Dua pengamatan ini dapat menjelaskan bermacam
macam respon terhadap visostigmin dan efek terbatas dari prekursor asetilkolin, seperti kolin dan
lesitin.
MEKANISME SEROTONERGIK
=anipulasi dari sriatal serotonin dapat berperan dalam pembentukan dari berbagai macam
pergerakan abnormal. "enghambatan pengambilan kembali serotonin seperti fluoksetin dapat
menimbulkan parkinsonisme, akinesia, mioklonus, atau tremor.
"eranan serotonin (hidroksi triptamin) dalam pergerakan korea kurang jelas. %triatum
mempunyai konsentrasi serotonin yang relatif tinggi. "enatalaksanaan farmakologik tuuntuk
merangsang atau menghambat reseptor serotonin pada korea huntington tidak menunjukkan efek,
mengindikasikan kontribusi terbatas serotonin dalam patogenesis korea. MEKANISME GABAergik
8esi yang paling konsisten pada korea huntington terlihat dengan hilangnya sarafsaraf dalam
ganglia basalis yang mensintesis dan mengandung G&B&. &rti dari semua ini tidak diketahui.
Bermacammacam tehnik farmakologi untuk meningkatkan G&B& didalam sistem saraf pusat
telah dicoba, bagaimanapun tidak ada manfaat yang diperoleh.
SUBSTANSI P DAN SOMATOSTATIN
%ubstansi " telah diketahui berkurang pada penyakit huntington, sementara itu somatostatin
meningkat. &rti dari semua ini belum diketahui.
7/23/2019 PR korea
8/22
GAMBARAN KLINIS
Diagnosis korea ditegakkan berdasarkan gejala klinis
Gerak korea melibatkan jarijari dan tangan, diikuti secara gradual oleh lengan dan
menyebar ke muka dan lidah. Bicara menjadi cadel. Bila otot faring terlibat dapat terjadi
disfagia dan kemungkinan pneumonia oleh aspirasi. %ensibilitas normal.
Gerakan terjadi secara tibatiba dan tak terduga, dan akan berkurang atau menghilang jika
penderita tertidur, tetapi akan bertambah buruk jika melakukan aktivitas atau mengalami
tekanan emosional.
"asien yang menderita korea tidak sadar akan prgerakan yang tidak normal, kelainan
mungkin sulit dipisahkan. "asien dapat menekan korea untuk sementara dan sering
beberapa gerakan tersama (parakinesia). Ketidak mampuan untuk mengendalikan
kontraksi voluntar (impersisten motorik), seperti terlihat selama tes menggenggam
manual atau mengeluarkan lidah, adalah gambaran karakteristik dari korea dan
menghasilkan gerakan menjatuhkan objek dan kelemahan. "eregangan refleks otot sering
beersifat hung up dan pendular. "ada beberapa pasien yang terkena gerakan berjalan
seperti menari dapat ditemukan. Berdasarkan pada penyebab dasar korea gejala motorik
lain termasuk disartria, disfagia, ketidakstabilan postural, ataksia, distonia, dan
mioklonus. %uatu diskusi dari manifestasi klinis yang paling umum pada penyakit korea
telah dijelaskan disini.1. Pe!aki" Hu"ig"#
"enetrance penyakit huntington adalah /00 ?. *kspresi penyakit ini sangat berfariasi
tergantung menifestasi klinis dan onset umur. %aat kelainan muncul lebih a!al, terutama
pada pasien berumur kurang dari 70 tahun, hampir bisa dipastikan akan berkembang
cepat dengan adanya kelainan kognitif.
>arian 1esthal yaitu kelainan distoni kaku, mungkin dibarengi kejang dan mungkin
mioklonus. >arian ini terutama pada pasien dengan onset pada masa anakanak. %ebagai
pembanding, ketika kelainan terjadi pada akhir hidup tanda utama adalah korea.
@nset kelemahan tersembunyi dapat dikenali keliru sebagai kelainan saraf sederhana.
1alaupun korea dan kelainan motorik lain merupakan gejala yang cepat dikenali,
mungkin bukan merupakan gejala yang paling a!al dari timbulnya penyakit huntington.
7/23/2019 PR korea
9/22
"erubahan kepribadian dan gangguan psikologis menjadi manifestasi a!al pada 0 ?
kasus. Gejala yang tetap dengan depresi merupakan yang paling sering.
7/23/2019 PR korea
10/22
disamping infeksi streptokokus selama /: bulan. "ada orang de!asa korea pos
streptokokal generalisata dapat mempengaruhi pengendalian kelahiran dan kehamilan
(korea gravidarum)
,. K#rea (ere+i"er -eiga
ni merupakan kelainan genetik autosomal dominan yang ditandai oleh pergerakan
koreiform yang progresif yang terjadi pada masa anakanak tanpa kelemahan intelektual.
=embedakan secara klinis dari penyakit huntington tipe remaja dengan tidak adanya
kejang, rigiditas atau gejala serebral.
PEMERIKSAAN FISIK
%ejak penyakit huntington merupakan penyakit koreatik yang paling jelas ditemukan tanda
tanda fisik sebagai berikut A
a. Penyakit huntington
Korea secara umum ditandai adanya kedutan pada jarijari dan pada !ajah.
%eiring !aktu, amplitudo meningkat, pergerkan seperti menari mengganggu
pergerakan voluntar dari ekstremitas dan berla!anan dengan gaya berjalan. Berbicara
menjadi tidak teratur.
3anda khas, pasien hipotonus meskipun demikian refleksrefleks mungkin
bertambah dan mungkin ditemukan klonus. Gerakan volunter terganggu paling a!al. Khususnya pergerakan mungkin tidak
teratur.
#ilangnya optokinetik nistagmus adalah tanda karakteristik setelah perkembangan
penyakit. Kelainan kognitif dalam manifestasi a!al dengan kehilangan memori baru
dan pertimbangan melemah. &praksia dapat juga terjadi.
Kelainan prilaku neurologi berubah secara khas terdiri dari perubahan
kepribadian, apatis, penarikan sosial, impulsif, depresi, mania, paranoia, delusi,
halusinasi, atau psikosis.
>arian 1estphal didominasi oleh rigiditas, bradikinesia dan distoni. Kejang umum
dan mioklonus dapat juga terlihat.
&taksia dan demensia dapat juga terjadi.
7/23/2019 PR korea
11/22
PEMERIKSAAN PENUNANG
Laboratorium
a. Diagnosis utama pada penyakit korea didasarkan pada anamnesa dan penemuan klinis
akan tetapi pemeriksaan laboratorium sangat bermanfaat terutama untuk membedakan
korea primer dan sekuner diantarany A
"enyakit #untington satusatunya pemeriksaan laboratorium untuk
mengkonfirmasi penyakit ini adalah dengan cara tes genetik. Kelainan ini terdapat
pada kromosom ke - yang ditandai dengan adanya pengulangan abnormal dari
trinucleotide E&G, dimana panjang lengan menentukan lamanya serangan.
"enyakit 1ilson rendahnya kadar seruloplasmin dalam serum dan meningkatnya
kadar tembaga dalam serum pada pemeriksaan urin. "roteinuria ditemukan pada
pasien yang mempunyai gangguan ginjal, tetapi tidak semua pasien mengalami hal
ini. "ada pemeriksaan fungsi hati umumnya abnormal. Kadar amoniak dalam serum
mungkin meningkat.
7/23/2019 PR korea
12/22
umum, seperti halnya atrofi lokal pada neostriatum, pada sebagian cauda dengan adanya
pelebaran pada bagian cornu anterior menandakan adanya penurunan signal pada
neostriatal.
Kebanyakan kasus sydenham korea tidak menunjukkan adanya kelainan. &kan tetapi,
pada beberapa laporan studi ditemukan adanya perbedaan volume pada cauda, putamen,
dan globus pallidus dimana pada sydenham korea lebih besar dibanding yang normal.
"asien dengan hemibalimus menunjukkan adanya perubahan signal pada inti subthalamik
kontra lateral, dan sedikit pada striatum atau nukleus thalamik.
= otak pada pasien korea senilis menunjukkan adanya penurunan intensitas sinyal
pada seluruh striatum (diakibatkan deposit besi) dan pada batas caput caudatus dan
putamen, tetapi tidak ada arofi pada struktur tersebut.
POSITRON EMISSION TOMOGRAPH/ 0PET
'ptake fluorodopa (dopa) normal atau sedikit berkurang pada pasien dengan korea.
"ada #D dan coreoacanthocytosis terjadi hipermetabolisme bilateral pada nucleus
caudatus dan putamen.
"ada pasien korea dan demensia terjadi menurunan metabolisme glukosa pada korteks
frontal, temporal dan parietal.
"ada pasien korea benigna herediter dapat atau tidak terjadi penurunan metabolismeglukosa pada kauda.
"enemuan metabolisme normal pada otak didaerah striatal dapat mengesampingkan
kemungkinan #D. #asil diagnosa #D yang terbatas dibuat dengan cara neurogenetik.
"ada pasien hemikorea ditemukaan hipometabolisme pada inti kauda dan putamen
kontralateral.
DIAGNOIS BANDING
1. Pe!aki" Hu"ig"#
"enyakit hutington ditandai oleh trias gejala, yaitu gangguan gerak, gangguan kognitif
dan gangguan psikiatri.
7/23/2019 PR korea
13/22
*kspresi penyakit ini sangat berfariasi tergantung menifestasi klinis dan onset umur. %aat
kelainan muncul lebih a!al, terutama pada pasien berumur kurang dari 70 tahun, hampir
bisa dipastikan akan berkembang cepat dengan adanya kelainan kognitif.
>arian 1esthal yaitu kelainan distoni kaku, mungkin dibarengi kejang dan mungkin
mioklonus. >arian ini terutama pada pasien dengan onset pada masa anakanak. %ebagai
pembanding, ketika kelainan terjadi pada akhir hidup tanda utama adalah korea.
@nset kelemahan tersembunyi dapat dikenali keliru sebagai kelainan saraf sederhana.
1alaupun korea dan kelainan motorik lain merupakan gejala yang cepat dikenali,
mungkin bukan merupakan gejala yang paling a!al dari timbulnya penyakit huntington.
"erubahan kepribadian dan gangguan psikologis menjadi manifestasi a!al pada 0 ?
kasus. Gejala yang tetap dengan depresi merupakan yang paling sering.
7/23/2019 PR korea
14/22
KOMPLIKASI
"ada beberapa pasien dapat berkembang menjadi rhabdomyolysis atau trauma local
berkaitan dengan pergerakan abnormal yang adekuat.
&spirasi pneumonia dapat mengakibatkan terjadinya kematian pada beberapa pasien
dengan neuroacanthocytosis karena berhubungan dengan adanya kesulitan menelan
(distonia).
PENATALAKSANAAN
Me+ikame"#sa
#anya bersifat simptomatik terhadap gejalagejala yang ditemukan.
"enggunaan agen neuroleptik sebagai antagonis reseptor dopamine. 9ang biasa
digunakan diantaranya haloperidol dan fluphena$ine. %edangkan yang jarang digunakan
yaitu risperidone, olan$apine, clo$apine, dan Huetiapine. Dopamin depleting agen
diantaranya reserpine dan tetrabena$ine dapat diberikan sebagai pengganti.
@bat G&B&ergik, seperti clona$epam dan gabapentin dapat digunakan sebgai terapi
adjuvantif.
munoglobulin intra vena dan plasmapharesis dapat digunakan untuk mengurangi gejala
sydenham korea.
Korea yang disebabkan oleh kelainan jantung dapat diobati dengan pemberian steroid.3ujuan akhir dari farmakoterapi adalah mengurangi angka kejadian dan mencegah
komplikasi.korea akan membaik setelah pemakaian
7/23/2019 PR korea
15/22
D#sis Aak 3idak ada
K#"rai+ikasi #ipersensitifitas, glaucoma sudut sempit, depresi sumsum tulang,
penyakit kronis jantung dan hati, hipotensi, kerusakan otaksubkortikal.
I"eraksi O-a" Dapat meningkatkan konsentrasi 3E&s serum dan kadar obatobat
anti hipertensiA phenobarbital atau carbama$epine dapat mengurangi
efek anticholinergics dapat meningkatkan tekanan intraocular
lithium dapat mengakibatkan encephalopathylike syndrome
I-u Hami% Keamanan penggunaan pada kehamilan belum dilaporkan.
E3ek Sam4ig "asien dapat mengalami gejala ekstrapiramidal seperti kekekuan,
akinesia, distonik akut, diskineia tardive, sindrom neuroleptic.
Nama O-a" luphena$ine ("roliin) I nhibitor Di dopaminergik mesolimbic dan
D7 yang sensitive didalam otak dan mengakibatkan perangsangan
yang kuat terhadap alpa adrenergic dan anticholinergic. Dapat
mendepresi reticular system.
D#sis Deasa 0./ mg4d "@ dosis a!al
D#sis Aak 3idak dilaporkan
K#"rai+ikasi #ipersensitivitas glaucoma sudut sempit.
I"eraksi O-a" Dapat meningkatkan potensiasi efek narkotika. Depresi pernafasan
litium dapat mengakibatkan peningkatan efek E+% barbiturate dapat
meningkatkan pengurangan efek.
I-u (ami% "enggunaan pada kehamilan belum dilaporkan.
E3ek Sam4ig =enimbulkan gejala etrapyramidal sebagai efek dari haloperidol,
7/23/2019 PR korea
16/22
leukocytosis, eosinophilia.reaksi imun dermatologi, mulut kering dan
konstipasi sebagai efek dari antikolinergik.
Nama O-a" Elo$apine (Elo$aril) I %ebagai neuroleptic atypical, sediaan dalamtablet 7 mg dan /00 mg. nhibitor norepinephrine, serotonergic,
cholinergic, histamine, dan reseptor dopaminergic. =ekanisme kerja
obat belum jelas.
D#sis Deasa EhoreaA /7. mg "@ Hd dosis ditingkatkan setiap menggu sampai
06 mg "@ Hd
DystoniaA Doses sampai 600 mg4d mungkin diperlukan.
"DA 70 mg "@ Hd diperlukan untuk mengendalikan halusinasi.
D#sis Aak 3idak ada
K#"rai+ikasi #ypersensitivity agranulocytosis pulmonary embolism, diabetes
mellitus, hepatitis, glaucoma sudut sempit, pembesaran prostat
I"eraksi O-a" *pinephrine dan phenytoin dapat mengurangi efek agent dopamine
depleting lain, 3E&s, neuroleptics, E+% depressants, guanaben$, andanticholinergics dapat meningkatkan efek.
I-u Hami% "enggunaan pada kehamilan belum dilaporkan.
E3ek Sam4ig agranulocytosis dan orthostatic hypotension @bat yang dapat
menyebabkan agranulocytosis, seperti carbama$epine dan ticlopidine
anticholinergic dapat menyebabkan pulmonary embolism atau
hepatitis dapat meningkatkan 83s
Nama O-a" @lan$apine (Fyprea) inhibitor serotonin, muscarinic, dan
dopamine.
D#sis Deasa Dosis a!al /0 mg Hd "@ ditingkatkan sampai /0 mg "@ Hd tidak
7/23/2019 PR korea
17/22
boleh lebih dari 70 mg4d
D#sis Aak 3idak ada
K#"rai+ikasi hypersensitivitas
I"eraksi O-a" Dapat meningkatkan efek luvoamine antihypertensi dapat
meningkatkan resiko hypotensi dan orthostatic hypotensi levodopa,
pergolide, bromocriptine, charcoal, carbama$epine, omepra$ole,
rifampin, dan rokok dapat mengurangi efek.
I-u Hami% "enggunaan pada kehamilan belum dilapokan.
E3ek Sam4ig &granulocytosis belum dilapokan sampai saat ini resiko efek
etrapyramidal lebih kecil dibandingkan neuroleptic tradisional
Nama O-a" isperidone (isperdal) I =engikat reseptor dopamin D7 dengan
kekuatan 70 kali lebih lemah dibandingkan dengan reseptor #37.
=eningkatkan gejala negatif dari psikosis dan mencegah timbulnya
gejala etrapiramidal.
D#sis Deasa / mg "@ dosis a!al ditingkatkan perlahanlahan sampai -: mg4d
D#sis Aak 3idak ada
K#"rai+ikasi #ypersensitivitas
I"eraksi O-a" Dapat meningkatkan efek Earbama$epine dapat menghambat efek
levodopa dapat meningkatkan efek clo$apine.
I-u Hami% "enggunaan pada kehamilan belum dilaporkan.
E3ek Sam4ig efek etrapyramidal kecil dapat menyebabkan etrapyramidal
reactions, hypotension, tachycardia, dan arrhythmia.
7/23/2019 PR korea
18/22
Nama O-a" Luetiapine (%eroHuel) antagonis dopamine dan serotonin.
D#sis Deasa 7 mg "@ dosis a!al dinaikkan pelanpelan dalam 72 dosis terbagi
tidak boleh melebihi 500 mg4d
D#sis Aak 3idak ada
K#"rai+ikasi hypersensitivitas
I"eraksi O-a" antagoni$e levodopa and agonis dopamine phenytoin, thiorida$ine,
dan en$yme hati dapat mengurangi efek.
I-u Hami% "enggunaan pada kehamilan belum dilaporkan.
E3ek Sam4ig orthostatic hypotension, tachycardia, dan syncope neuroleptic
malignant syndrome dihubungkan dengan pera!atan ini.
Kategori obat A &gen depleting dopamin I &gen ini mengurangi kadar dopamin pada sistem saraf
pusat
Nama O-a" eserpine (%erpasil) I "engurangan norepinephrine dan epinephrine,
pada giliranya dapat menekan fungsi saraf simpatis.
D#sis Deasa 0. mg "@ Hd menetap pada /.0 mg "@ Hd
D#sis Aak 3idak ada rekomendasi
K#"rai+ikasi #ypersensitivitas depresi mental.
I"eraksi O-a" 3ricyclic antidepressants dapat mengurangi efek antihypertensi baik
digitalis maupun Huinidine dapat meningkatkan resiko terjadinya
aritmia jantung.
I-u Hami% "enggunaan pada kehamilan belum dilaporkan.
7/23/2019 PR korea
19/22
E3ek Sam4ig %edasi dan ketidakmampuan berkonsentrasi atau melaksanakan tugas
kompleks adalah efek yang kurang baik secara umum depresi
psychotic dapat terjadi, itu dapat mendorong kearah bunuh diri harus
dihentikan bila ada tanda Itanda depresi jangan diberikan kepada
pasien dengan ri!ayat depresi efek lain berupa suara sengau,
kekakuan dan eacerbasi ulcer peptik orthostatic hypotensi dapat
terjadi,tetapi umumnya tidak parkinsonisme dapat terjadi.
Nama O-a" 3etrabena$ine (+itoman) Dopaminedepleting agent tersedia
diseluruh dunia kecuali di &merika %erikat. Kerja depleting
dopamine neuron presynaptic dan menghambat reseptor dopamine
postsynaptic.
D#sis Deasa 7 mg "@ Hd dosis a!al dosis ditingkatkan sesuai dengan keadaan
klinisdan keadaankeadaan kurang baik.
D#sis Aak 3idak ada
K#"rai+ikasi #ypersensitivitas depresi
I"eraksi O-a" Dapat meningkatkan efek dopaminedepleting agents (reserpine) dan
dopamineblocking agents seperti neuroleptics
I-u Hami% Kontraindikasi pada ibu hamil
E3ek Sam4ig "asien dapat mengalami aniety, akathisia, confusi, tremor, dan
pusing "erhatikan penggunaanya dalam pemberian dengan obat
hypotensi dan hypotensi ortostatik karna tetrabena$in dapatmngurangi kadar dopamin maka cenderung memperberat gejala
parkinson.
Kategori obat A Ben$odia$epine I =engurangi kadar konsentrasi G&B& dalam kauda,
putamen, substantia nigra, dan globus pallidus. Dengan analogi peningkatan aktivitas G&B&
mungkin memperbaiki korea.
7/23/2019 PR korea
20/22
Nama O-a" Elona$epam (Klonopin, ivotril) I yang sering digunakan seperti
antiepileptic, hypnotic, dan aniolytic untuk pera!atan korea.
Golongan ben$odia$epine meningkatkan transmisi G&B&ergik di
E+%.
D#sis Deasa 0. mg "@ Hd meningkatatkan dosis mingguan sesuai dengan
keperluan dan respon obat.
D#sis Aak 3idak ada
K#"rai+ikasi hypersensitivitas penyakit hati glaucoma sudut sempit.
I"eraksi O-a" "henytoin dan barbiturates dapat mengurangi efek
I-u Hami% "enggunaan pada kehamilan belum dilaporkan
E3ek Sam4ig =enyebabkan penyakit pernafasan kronik atau kelemahan fungsi
ginjal sedasi, kehilangan keseimbangan, depresi dan kebingungan
(konfusi)
PROGNOSIS
"rognosis tergantung pada penyebab dari korea. #D mempunyai prognosa yang buruk,
dimana pasien akan meninggal diakibatkan oleh adanya komplikasi. #al yang sama juga
ditemukan pada pasien dengan neuroacanthocytosis yang mengalami pneumonia.
7/23/2019 PR korea
21/22
BAB III
KESIMPULAN
korea adalah gerakan tak terkenali yang berupa sentakan berskala besar dan berulang
ulang, seperti berdansa, yang dimulai pada salah satu begian tubuh dan menjalar kebagian tubuh
yang lainnya secara tibatiba dan tak terduga.
Korea bukan merupakan penyakit, tetapi merupakan gejala yang bisa terjadi pada
beberapa penyakit yang berbeda. %eseorang yang mengalami korea memiliki kelainan pada
ganglia basalisnya di otak.
"ada sebagian besar kasus terdapat neurotransmiter dopamin yang berlebihan, sehingga
mempengaruhi fungsinya yang normal. Keadaan ini bisa diperburuk oleh obatobat dan penyakit
yang menyebabkan perubahan kadar dopamin atau merubah kemampuan otak untuk mengenal
dopamin.
Korea secara umum ditandai adanya kedutan pada jarijari dan pada !ajah. %eiring
!aktu, amplitudo meningkat, pergerkan seperti menari mengganggu pergerakan voluntar dari
ekstremitas dan berla!anan dengan gaya berjalan. Berbicara menjadi tidak teratur. 3anda khas,
pasien hipotonus meskipun demikian refleksrefleks mungkin bertambah dan mungkin
ditemukan klonus.
7/23/2019 PR korea
22/22
"engobatan hanya bersifat simptomatik terhadap gejalagejala yang ditemukan. "rognosis
tergantung pada penyebab dari korea.
DAFTAR PUSTAKA
/. =ardjono =, "rof., D., dan %idharta ", "rof., D., +eurologi Klinis Dasar, Dian
akyat,