Praktek Skin Care Kosmet

Embed Size (px)

DESCRIPTION

vanishing care

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar belakangKulit merupakan bagian tubuh manusia yang paling luar yang berperan penting, baik ditinjau dari segi kesehatan maupun kecantikan/keindahanya. Kulit manusia terdiri dari dua lapisan yaitu epidermis yang merupakan lapisan paling atas disebut juga kulit ari dan dermis yaitu lapisan di bawah epidermis atau disebut kulit jangat. Lapisan paling luar epidermis adalah lapisan tanduk yang terdiri dari sel-sel kulit yang dapat terkelupas dan mati, lalu diganti dengan sel-sel baru, lapisan ini berfungsi sebagai pelindung.Kosmetik pelembab (moisturizers) merupakan kosmetik perawatan yang bertujuan untuk mempertahankan struktur dan fungsi kulit dari berbagai pengaruh seperti udara kering, sinar matahari terik, angina keras, umur lanjut, berbagai penyakit kulit maupun penyakit dalam tubuh yang mempercepat penguapan air sehingga kulit menjadi lebih kering.Secara alamiah kulit telah berusaha untuk melindungi diri dari kekeringan dengan adanya tabir lemak di atas kulit yang diperoleh dari kelenjar lemak dan sedikit kelenjar keringat dari kulit serta adanya lapisan kulit luar yang berfungsi sebagai sawar kulit. Namun dalam kondisi tertentu faktor perlindungan alamiah(natural moisturizing factor/ NMF) tersebut tidak mencukupi. Oleh karena itu, dibutuhkan perlindungan tambahan non alamiah yaitu dengan cara memberikan kosmetik pelembab kulit.Bahan utama dalam krim pelembab adalah lemak,(lanolin, lemak wool, fatty alcohol, gliserol monostearat dan lain-lain). Campuran minyak seperti minyak tumbuhan lebih baik daripada mineral oil karena lebih mudah bercampur dengan lemak kulit, lebih mampu menembus sel-sel stratum corneum dan memiliki daya adhesi yang lebih kuat.Berbagai jenis krim seperti krim malam, massage krim, dan krim dengan kandungan minyak yang tinggi, semuanya bisa dikategorikan moisturizing dan emmolient dengan komposisi dan karateristik basis yang digunakan berupa vanishing atau foundation cream. Vanishing cream merupakan emulsi asam stearat yang terkesan menghilang setelah dioleskan dipermukaan kulit.

1.2 Tujuan Percobaan1. Mahasiswa dapat mengetahui formulasi dalam pembuatan sediaan krim2. Mahasiswa mampu menentukan basis krim yang sesuai dengan bahan aktifnya3. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi terhadap sediaan krim yang telah dibuat.BAB IIDASAR TEORI2.1 Vanishing creamVanishing cream umumnya berupa emulsi minyak dalam air, mengandung air dalam persentase yang besar dan asam stearat. Pada umumnya mudah menyebar rata, lebih mudah dibersihkan daripada kebanyakan salep. Bahan utama dalam krim pelembab adalah lemak,(lanolin, lemak wool, fatty alcohol, gliserol monostearat dan lain-lain). Campuran minyak seperti minyak tumbuhan lebih baik daripada mineral oil karena lebih mudah bercampur dengan lemak kulit, lebih mampu menembus sel-sel stratum corneum dan memiliki daya adhesi yang lebih kuat.Berbagai jenis krim seperti krim malam, massage krim, dan krim dengan kandungan minyak yang tinggi, semuanya bisa dikategorikan moisturizing dan emmolient dengan komposisi dan karateristik basis yang digunakan berupa vanishing atau foundation cream. Vanishing cream merupakan emulsi asam stearat yang terkesan menghilang setelah dioleskan dipermukaan kulit.

2.2 Penggolongan KrimKrim terdiri dari emulsi minyak dalam air atau dispersi mikrokristal asam-asam lemak atau alkohol berantai panjang dalam air yang dapat dicuci dengan air dan lebih ditujukan untuk pemakaian kosmetika dan estetika. Ada dua tipe krim, yaitu:1. Tipe a/m, yaitu air terdispersi dalam minyak. Contoh : cold cream2. Tipe m/a, yaitu minyak terdispersi dalam air. Contoh: vanishing creamVanishing cream adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud membersihkan, melembabkan dan sebagai alas bedak. Vanishing cream sebagai pelembab (moisturizing) meninggalkan lapisan berminyak/film pada kulit.

2.2 Kelebihan Dan Kekurangan Sediaan KrimKelebihan sediaan krim, yaitu: Mudah menyebar rata, Praktis, Mudah dibersihkan atau dicuci, Cara kerja berlangsung pada jaringan setempa, Tidak lengket terutama tipe m/a, Memberikan rasa dingin (cold cream) berupa tipe a/m, dapat digunakan sebagai kosmetik, Bahan untuk pemakaian topikal jumlah yang diabsorpsi tidak cukup beracun.Adapun Kekurangan sediaan krim, yaitu: Susah dalam pembuatannya karena pembuatan krim harus dalam keadaan panas, mudah pecah disebabkan dalam pembuatan formula tidak pas, Mudah kering dan mudah rusak khususnya tipe a/m karena terganggu sistem campuran terutama disebabkan oleh perubahan suhu dan perubahan komposisi disebabkan penambahan salah satu fase secara berlebihan.

2.3 Komponen Penyusun Krim1. Fase minyak, yaitu bahan obat yang larut dalam minyak, bersifat asam.Contoh : asam stearat, adepslanae, paraffin liquidum, paraffin solidum, minyak lemak, cera, cetaceum, vaselin, setil alkohol, stearil alkohol, dan sebagainya.2. Fase air, yaitu bahan obat yang larut dalam air, bersifat basa.Contoh : Na tetraborat (borax, Na biboras), Trietanolamin/ TEA, NaOH, KOH, Na2CO3, Gliserin, Polietilenglikol/ PEG, Propilenglikol, Surfaktan (Na lauril sulfat, Na setostearil alkohol, polisorbatum/ Tween, Span dan sebagainya).3. Bahan pengemulsi yang digunakan dalam sediaan krim disesuaikan dengan jenis dan sifat krim yang akan dibuat /dikehendaki. Sebagai bahan pengemulsi dapat digunakan emulgide, lemak bulu domba, setaseum, setil alkohol, stearil alkohol, trietanolamin stearat, polisorbat, PEG. Sedangkan, bahan-bahan tambahan dalam sediaan krim, antara lain: Zat pengawet, untuk meningkatkan stabilitas sediaan.4. Bahan Pengawet : Bahan pengawet sering digunakan umumnya metil paraben (nipagin) 0,12-0,18%, propil paraben (nipasol) 0,02-0,05%. Pendapar, untuk mempertahankan pH sediaan Pelembab. Antioksidan, untuk mencegah ketengikan akibat oksidasi oleh cahaya pada minyak tak jenuh.2.4 Metode Pembuatan KrimPembuatan sediaan krim meliputi proses peleburan dan proses emulsifikasi. Biasanya komponen yang tidak bercampur dengan air seperti minyak dan lilin dicairkan bersama-sama di penangas air pada suhu 70-75C, sementara itu semua larutan berair yang tahan panas, komponen yang larut dalam air dipanaskan pada suhu yang sama dengan komponen lemak. Kemudian larutan berair secara perlahan-lahan ditambahkan ke dalam campuran lemak yang cair dan diaduk secara konstan, temperatur dipertahankan selama 5-10 menit untuk mencegah kristalisasi dari lilin/lemak. Selanjutnya campuran perlahan-lahan didinginkan dengan pengadukan yang terus-menerus sampai campuran mengental. Bila larutan berair tidak sama temperaturnya dengan leburan lemak, maka beberapa lilin akan menjadi padat, sehingga terjadi pemisahan antara fase lemak dengan fase cair (Munson, 1991).2.5 Evaluasi Mutu Sediaan Krim1. OrganoleptisEvalusi organoleptis menggunakan panca indra, mulai dari bau, warna, tekstur sedian, konsistensi pelaksanaan menggunakan subyek responden ( dengan kriteria tertentu ) dengan menetapkan kriterianya pengujianya ( macam dan item ), menghitung prosentase masing- masing kriteria yang di peroleh, pengambilan keputusan dengan analisa statistik.2. Evaluasi pHEvaluasi pH menggunakan alat pH meter, dengan cara perbandingan 60 g : 200 ml air yang di gunakan untuk mengencerkan , kemudian aduk hingga homogen, dan diamkan agar mengendap, dan airnya yang di ukur dengan pH meter, catat hasil yang tertera pada alat pH meter.3. Evaluasi daya sebarDengan cara sejumlah zat tertentu di letakkan di atas kaca yang berskala. Kemudian bagian atasnya di beri kaca yang sama, dan di tingkatkan bebanya, dan di beri rentang waktu 1 2 menit. kemudian diameter penyebaran diukur pada setiap penambahan beban, saat sediaan berhenti menyebar ( dengan waktu tertentu secara teratur ).4. Evaluasi penentuan ukuran dropletUntuk menentukan ukuran droplet suatu sediaan krim ataupun sediaan emulgel, dengan cara menggunakan mikroskop sediaan diletakkan pada objek glass, kemudian diperiksa adanya tetesan tetesan fase dalam ukuran dan penyebarannya.5. Uji aseptabilitas sediaan.Dilakukan pada kulit, dengan berbagai orang yang di kasih suatu quisioner di buat suatu kriteria , kemudahan dioleskan, kelembutan, sensasi yang di timbulkan, kemudahan pencucian. Kemudian dari data tersebut di buat skoring untuk masing- masing kriteria. Misal untuk kelembutan agak lembut, lembut, sangat lembut

BAB IIIMETODE KERJA3.1 Alat dan BahanA. Alat1. Beaker glass2. Gelas ukur3. Kertas perkamen4. Kertas pH5. Mortar dan stamper6. Batang pengaduk7. Timbangan8. Pemanas9. Spatel10. SudipB. Bahan1. Asam stearat30,625g2. Cetyl alcohol 1,875g3. Gliserin 11,25g4. Boraks 5g5. Natrium karbonat 2,5g6. Alkohol 7,5g7. Aquadest 75g8. Parfum qs

2.2 Cara kerja1. Kedalam beaker glass 500 ml, masukkan cetyl alcohol dan asam stearat sedikit demi sedikit sambil dipanaskan secara perlahan lahan sambil diaduk dengan spatula sehingga mencair dan suhu 70C. sisihkan dan pertahankan suhunya pada 70C.2. Kedalam beaker glass 500 ml yang lain masukkan aquadest dan panaskan sampai 75C dan masukkan natrium carbonat dan boraks lakukan pengadukan. Bila sudah larut tambahkan glyserin lakukan pengadukan sampai tercampur sempuran dan sisihkan serta pertahankan suhunya pada 70C.3. Mortar yang akan digunakan harus dipanaskan dahulu, masukkan campuran B ke dalam campuran A, masing-masing dengan suhu 70C sambil diaduk dalam mortar pada kecepatan tinggi selama lebih kuran 20 menit, sehingga didapatkan suatu emulsi yang halus.4. Bila sudah rata dan emulsinya halus, tambahkan dengan sisa aquadest. Kedalam campuran ini lakukan pengadukan sebentar dengan mortar kecepatan rendah.5. Dimasukkan pewangi kedalam alcohol dalam suatu beaker glass 100 ml, dan tuangkan sedikit demi sedikit kedalam campuran, sambil diaduk sebentar.6. Dilanjutkan pendinginan sehingga mencapai suhu kamar, sambil terus diaduk7. Diambil sample untuk pemeriksaan kualitas.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Data PengamatanTEKNIK PENGUJIANPARAMETER UJIHASIL

OrganoleptikWarnaPutih+++

Aromabau segar (aroma lemon)++

KerataanHomogen+++

pHKertas pH8

ViskositasViscometer Brokfield-

4.2 PembahasanPada praktikum kali ini kami membuat sediaan krim pelembab dengan menggunakan basis vanishing cream. Kosmetik pelembab merupakan kosmetik perawatan yang bertujuan untuk mempertahankan struktur dan fungsi kulit. Pelembab yang kami buat merupakan sediaan dengan basis vanishing cream, dimana dalam basis ini terdapat lebih banyak kompenen fase air dibandingkan fase minyaknya. Karena pada dasarnya, basis vanishing berupa emulsi minyak dalam air (M/A), yang tersusun dari komponen asam stearat dan air dalam persentase yang besar.Pada percobaan ini, kami membuat formulasi sediaan krim pelembab dengan komposisi sebagai berikut. asam stearat yang berfungsi sebagai pengemulsi; cetyl alkohol dan gliserin sebagai zat pembasah/emolient; borax berfungsi sebagai pengawet atau antimikroba; dan aquadest ad 75 gram sebagai zat pembawa. Serta penambahan 5 tetes essence lemon sebagai pengharum untuk meningkatkan dan memperbaiki aroma sediaan.Proses Pembuatan krim dilakukan dengan metode triturasi. Dimana, bahan-bahan yang larut dalam minyak (cetyl alkohol dan asam stearat) dilebur bersama di atas penangas air pada suhu 700C sampai semua bahan lebur. Kemudian untuk bahan-bahan yang larut dalam air (Na.karbonat, gliserol, boraks) dilarutkan terlebih dahulu dengan air panas pada suhu 700C sampai semua bahan larut dan homogen, kemudian kedua fasa tersebut dicampurkan dan digerus kuat sampai terbentuk massa krim. Proses penggerusan dilakukan dengan cepat dan kuat dalam mortar panas sampai terbentuk massa krim. Berdasarkan data hasil pengamatan, sediaan krim yang kami buat mempunyai tekstur yang lembut, dengan tingkat kekentalan (viskositas) ang cukup baik, serta cenderung lebih meresap di tangan. Hal ini disebabkan karena fase minyak yang digunakan jauh lebih sedikit, sehingga krim tidak terlalu lengket saat dioleskan di permukaan kulit. Akan tetapi, sediaan yang kami buat lebih terasa adanya butiran partikel dari bahan yang tidak larut, kemungkinan hal itu disebabkan oleh kristal dari boraks atau natrium karbonat yang belum larut sempurna dalam air panas. Padahal jika dilihat dari monografi (FI ed.3) kedua bahan ini termasuk bahan yang mudah larut dalam air panas. Kedua bahan menjadi tidak larut juga bisa disebabkan oleh prosedur pengerjaannya saat di lab kurang sempurna. Saat proses pelarutan dan penggerusan bahan tersebut mungkin kuat, sehingga menjadikan bahan ini tidak larut. Bila bahan yang belum larut sempurna ini dicampurkan begitu saja ke dalam fase minyak, maka sediaan krim akan terasa kasar saat dipakai, terasa seperti ada butiran-butiran partikel.Setelah dilakukan pengamatan selama satu minggu, sediaan krim terlihat lebih stabil secara fisik, dan tidak terlihat adanya pemisahan pada sediaan.

BAB VPENUTUPKesimpulanBerdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa : Sediaan krim tersusun atas komponen air dan minyak yang dapat didispersikan secara homogen dengan bantuan emulgator sebagai bahan pengemulsi. Basis vanishing krim mudah meresap kedalam kulit dan tidak lengket, karena mengandung fase air lebih besar daripada fase minyak Sediaan kim yang dihasilkan berwarna putih, mempunyai konsistensi yang lembut dan homogeny, dengan aroma lemon yang menyegarkan. Serta memiliki nilai pH sebesar 8, Sediaan krim tidak mengalami perubahan fisik (bentuk, warna dan bau) setelah penyimpanan selama 1 minggu.

DAFTAR PUSTAKA Anief, Muhammad. 1997. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta : UGM press. Anief, Muhammad. 1993. Farmaseutika Dasar. Yogyakarta : UGM press. Ansel, Howard.1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi IV. Jakarta : UI press Susilo, Haryanto. 2014. Penuntun Praktikum Kosmetologi. Bogor: Universitas Pakuan. Wasiatmaja, SM, 1997. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik Medik.Jakarta: UI Press

LAPORAN PRAKTIKUM KOSMETOLOGI IISKIN CARE-VANISHING CREAMTanggal percobaan : 06 Juni 2015

Disusun Oleh :Kelompok 61. M. Fakhrudin(0661 12 097)2. M. Firmansyah(0661 11 122)3. Jenny aditya(0661 12 103)4. Melly Apriliani(0661 12 112)5. Chaerunnisa(0661 12 130)

Dosen Pembimbing:Dr. Haryanto Susilo. DEA Ella Noorlela, M.Si, AptSeptia Andini, S.farm.,AptMindiya Fatmi, S.farm., Apt

Asisten Dosen:Yulita KurniasariArdelia NurhaidaChory ApriliantyMariani SulastriN Pia AlpiahFransiska Vita HLABORATORIUM FARMASIPROGRAM STUDI FARMASIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS PAKUAN BOGOR2015 KATA PENGANTARPuji dan syukur marilah kita panjatkan ke khadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelsaikan makalah ini sesuai dengan apa yang kami harapkan.Makalah kosmetologi II tentang SKINCARE-VANISHING CREAM merupakan bahasan yang akan kami uraikan dalam makalah ini. Kegiatan ini merupakan salah satu tugas mata kuliah yang menjadi pembelajaran bagi kami agar bertambahnya wawasan kami mengenai ilmu farmasi khususnya dibidang kosmetik, yang berkaitan dengan bahan baku kosmetika dari bahan alam.Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Sehubungan dengan itu, dengan segala kerendahan hati, besar harapan kami dari semua pihak untuk kritik dan sarannya yang bersifat membangun demi suksesnya pendidikan serta peningkatan kesempurnaan makalah ini. Semoga apa yang kami persembahkan dapat menjadi motifasi dalam meningkatkan prestasi belajar para mahasiswa dan bermanfaat khususnya bagi kami dan pembaca pada umumnya. Atas perhatian dari semua pihak yang membantu penulisan ini, kami ucapkan terimakasih.

Bogor, Mei 2015

Penyusun