PREEKLAMPSIA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ghsgruhegusuidlr

Citation preview

PREEKLAMPSIADefinisiPreeklampsia adalah kelainan malafungsi endotel pembuluh darah atau vaskular yang menyebar luas sehingga terjadi vasospasme setelah usia kehamilan 20 minggu, mengakibatkan terjadinya penurunan perfusi organ dan pengaktifan endotel yang menimbulkan terjadinya hipertensi, edema nondependen, dan dijumpai proteinuria 300mg per 24 jam atau 30mg/dl (+1 pada dipstick) dengan nilai sangat fluktuatif saat pengambilan urin sewaktu.EtiologiHingga saat ini etiologi dari dari preeclampsia masih belum diketahui secara pasti. Telah banyak hipotesis yang diajukan untuk mencari etiologi dan pathogenesis dari preeclampsia namun hingga kini belum memuaskan. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa preeclampsia adalah the disease of theories. Adapun hipotesis yang diajukan antara lain adalah : GeneticTerdapat suatu kecendrungan bahwa faktor keturunan turut berperanan dalam pathogenesis preeclampsia. Telah dilaporkan adanya peningkatan angka kejadian preeclampsia pada wanita yang dilahirkan oleh ibu yang pernah mengalami preeclampsia.Bukti yang mendukung berperannya faktor genetic pada kejadian preeclampsia adalah peningkatan dari Human Antigene Leukocyte (HLA). Beberapa peneliti melaporkan hubungan antara histokompatibilitas antigen HLA-DR4 dan proteinuria hipertensi. Diduga ibu-ibu dengan HLA haplotipe A23/29, B44, DR 7 memiliki resiko lebih tinggi terhadap perkembangan preeclampsia dan IUGR daripada ibu-ibu tanpa haplotipe tersebut.Penelitian lain menyatakan kemungkinan preeclampsia berhubungan dengan gen resesif tunggal. Meningkatnya prevalensi preeclampsia pada anak perempuan yang lahir dari ibu yang menderita preeclampsia mengindikasikan adanya pengaruh genotip fetus terhadap kejadian preeclampsia. Walaupun faktor genetik nampaknya berperan pada preeclampsia tetapi manifestasinya pada penyakit ini secara jelas belum dapat dijelaskan. ImunologisPreeclampsia sering terjadi pada kehamilan pertama karena pada kehamilan pertama terjadi pembentukan blocking antibodies terhadap antigen plasenta tidak sempurna. Pada preeclampsia terjadi kompleks imun humoral dan aktivasi komplemen.Pada penderita preeclampsia terjadi penurunan proporsi T-Helper dibandingkan dengan penderita yang normotensi dimulai sejak awal trimester ke 2. Maladaptasi sistem imun dapat menyebabkan invasi yang dangkal dari arteri spiralis oleh sel sitotrofoblast endovascular dan disfungsi sel endotel yang dimediasi oleh pelepasan sitokin (TNF dan IL-1), enzim proteolitik dan radikal bebas oleh residua.Sitokin TNF dan IL-1 berperan dalam stres oksidatif yang berhubungan dengan preeclampsia. Di dalam mitokondria, TNF akan merubah sebagian aliran electron untuk melepaskan radikal bebas oksigen yang selanjutnya akan membentuk lipid peroksida dimana hal ini dihambat oleh antikoksidan.Radikal bebas yang dilepaskan oleh sel desidua akan menyebabkan kerusakan sel endotel. Radikal bebas-oksigen dapat menyebabkan pembentukan lipid peroksida yang akan membuat radikal bebas lebih toksik dalam merusak endotel. Hal ini akan menyebabkan produksi nitrit oksida oleh endotel vascular yang akan mempengaruhi prostasiklin dan tromboksan dimana terjadi peningkatan produksi tromboksan A2 plasenta dan inhibisi produksi prostasiklin dari endotel vaskuler.Akibat dari stress oksidatif akan meningkatkan produksi makrofag sel lipid laden, aktivasi dari faktor koagulasi mikrovaskuler (trombositopenia) serta peningkatan permeabilitas mikrovaskuler (oedem dan proteinuria).Antioksidan merupakan kelompok besar zat yang ditujukan untuk mencegah terjadinya over produksi dan kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas. Telah dikenal beberapa antioksdan yang poten terhadap efek buruk dari radikal bebas diantaranya vitamin E, vitamin C dan carotene. Zat antioksidan ini dapat digunakan untuk melawan kerusakan sel akibat pengaruh radikal bebas pada preeclampsia. Disfungsi EndotelSaat ini salah satu teori tentang preeklampsia yang sedang berkembang adalah teori disfungsi endotel. endotel menghasilkan zat-zat penting yang bersifat relaksasi pembuluh darah, seperti nitric oxide (NO) dan prostasiklin (PGE2). disfungsi endotel adalah suatu keadaan dimana didapatkan adanya ketidakseimbangan antara faktor vasodilatasi dan vasokontriksi. Prostasiklin merupakan suatu prostaglandin yang dihasilkan di sel endotel yang berasal dari asam arakidonat dimana dalam pembuatannya dikatalisir oleh enzim siklooksigenase. prostasiklin akan meningkatkan cAMP intraseluler pada sel otot polos dan trombosit dan memiliki efek vasodilator dan anti agregasi trombosit.Tromboksan A2 dihasilkan oleh trombosit, berasal dari asam arakidonat dengan bantuan enzim siklooksigenase. tromboksan memiliki efek vasokontriktor dan agregasi trombosit. prostasiklin dan tromboksan A2 mempunyai efek yang berlawanan dalam mekanisme yangmengatur interaksi antara trombosit dan dinding pembuluh darah.pada kehamilan normal terjadi kenaikan prostasiklin oleh jaringan ibu, plasenta dan janin. sedangkan pada preeklampsia terjadi penurunan produksi prostasiklin dan kenaikan tromboksan A2 sehingga terjadi peningkatan rasio tromboksan A2 : prostasiklin.Pada preeklampsia terjadi kerusakan sel endotel akan mengakibatkan menurunnya produksi prostasiklin karena endotel merupakan tempat pembentukan prostasiklin dan meningkatnya produksi tromboksan sebagai kompensasi tubuh terhadap kerusakan endotel tresebut. Preeklampsia berhubungan dengan adanya vasospasme dan aktivasi sistem koagulasi hemostasis. perubahan aktifitas tromboksan memegang peranan sentral pada proses ini dimana hal ini sangat berhubungan dengan ketidakseimbangan antara tromboksan dan prostasiklin.Kerusakan endotel vaskuler pada preeklampsia menyebabkan penurunan produksi prostasiklin, peningkatan aktivasi agregasi trombosit dan fibrinolisis yang kemudianakan diganti trombin dan plasmin. trombin akan mengkonsumsi antitrombin III sehingga terjadi deposit fibrin. Aktivasi trombosit menyebabkan pelepasan tromboksan A2 dan serotonin sehingga akan terjadi vasospasme dan kerusakan endotel. UsiaUsia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 23-35 tahun. Kematian maternal pada wanita hamil dan bersalin pada usia dibawah 20 tahun dan setelah usia 35 tahun meningkat, karena wanita yang memiliki usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun di anggap lebih rentan terhadap terjadinya preeklamsi (Cunningham, 2006). Selain itu ibu hamil yang berusia 35 tahun telah terjadi perubahan pada jaringan alat-alat kandungan dan jalan lahir tidak lentur lagi sehingga lebih berisiko untuk terjadi preeklamsi (Rochjati, 2003). Riwayat hipertensi Riwayat hipertensi adalah ibu yang pernah mengalami hipertensi sebelum hamil atau sebelum umur kehamilan 20 minggu. Ibu yang mempunyai riwayat hipertensi berisiko lebih besar mengalami preeklamsi, serta meningkatkan morbiditas dan mortalitas maternal dan neonatal lebih tinggi. Sosial ekonomiBeberapa penelitian menyimpulkan bahwa wanita yang sosial ekonominya lebih maju jarang terjangkit penyakit preeklamsi. Secara umum, preeklamsi/eklamsi dapat dicegah dengan asuhan pranatal yang baik. Namun pada kalangan ekonomi yang masih rendah dan pengetahuan yang kurang seperti di negara berkembang seperti Indonesia insiden preeklamsi/eklamsi masih sering terjadi (Cunningham, 2006) Hiperplasentosis atau kelainan trofoblasHiperplasentosis/kelainan trofoblas juga dianggap sebagai faktor predisposisi terjadinya preeklamsi, karena trofoblas yang berlebihan dapat menurunkan perfusi uteroplasenta yang selanjutnya mempengaruhi aktivasi endotel yang dapat mengakibatkan terjadinya vasospasme, dan vasospasme adalah dasar patofisiologi preeklamsi/eklamsi. Hiperplasentosis tersebut misalnya: kehamilan multiple, diabetes melitus, bayi besar, 70% terjadi pada kasus molahidatidosa (Prawirohardjo, 2008; Cunningham, 2006). ObesitasObesitas adalah adanya penimbunan lemak yang berlebihan di dalam tubuh. Obesitas merupakan masalah gizi karena kelebihan kalori, biasanya disertai kelebihan lemak dan protein hewani, kelebihan gula dan garam yang kelak bisa merupakan faktor risiko terjadinya berbagai jenis penyakit degeneratif, seperti diabetes melitus, hipertensi, penyakit jantung koroner, reumatik dan berbagai jenis keganasan (kanker) dan gangguan kesehatan lain.Hubungan antara berat badan ibu dengan risiko preeklamsia bersifat progresif, meningkat dari 4,3% untuk wanita dengan indeks massa tubuh kurang dari 19,8 kg/m2 terjadi peningkatan 13 menjadi 13,3 % untuk mereka yang indeksnya 35 kg/m2 (Cunningham, 2006; Mansjoer, 2008)EpidemiologiDari data berbagai kepustakaan didapat angka kejadian preeclampsia di berbagai negara antara 7 10%. Di Indonesia sendiri angka kejadian preeclampsia berkisar antara 3,4 8,5%.

3