49
PRESENTASI KELOMPOK 3 “Metode & Desain Survey” Anggota kelompok Ainul Yadin Abror Ha Alfadeo V. Siantor Chusnul Fuad Inge Larisa Ramadhan Muhammad Hasbi Ashidiq Jonathan Achmad H As Putri Siswan Qoriul Denis T.F Outline: 1. Flow Chart Survey Gravity 2. Metode Pengukuran Absolut 3. Metode Pengukuran Relaf 4. Luas Daerah Survey 5. Desain Survey – Target Anomaly 6. Penentuan Lokasi Pengukuran 7. Tahap Persiapan 8. Tahap Pengambilan Data 9. Penentuan Base Staon 10. Format Data Lapangan 11. Survei Gravity di Laut 12. Survei Gravity di Udara Metode Gravity Dosen Pengampu: Dr. Sunaryo, S.Si, M.Si

Presentasi Gravity

Embed Size (px)

DESCRIPTION

nkla

Citation preview

Slide 1

PRESENTASI KELOMPOK 3Metode & Desain SurveyAnggota kelompok: Ainul Yadin Abror HafiAlfadeo V. SiantoriChusnul FuadInge Larisa Ramadhani Muhammad Hasbi Ashidiqi Jonathan Achmad H. Asti Putri SiswantiQoriul Denis T.F

Outline:Flow Chart Survey GravityMetode Pengukuran AbsolutMetode Pengukuran RelatifLuas Daerah SurveyDesain Survey Target AnomalyPenentuan Lokasi PengukuranTahap PersiapanTahap Pengambilan DataPenentuan Base StationFormat Data LapanganSurvei Gravity di LautSurvei Gravity di Udara

Metode GravityDosen Pengampu:Dr. Sunaryo, S.Si, M.Si

Flow Chart Survey Gravity

Oleh : Inge Larisa

Pengukuran Nilai GravitasiPengukuran Nilai Gravitasi AbsoluteAbsoluteNilai gravitasi lokal dalam satuan absolut, gals yang diukur pada suatu titik pada suatu saat

7Akurasinya buruk karena kesulitannya mengukur Dalam interval waktu yang singkatAbsolute

Absolute

AbsolutePengukuran Nilai Gravitasi RelativePengukuran Nilai Gravitasi RelatifDigunakan dalam dunia eksplorasiPengukuran nilai gravitasi relatif membutuhkan sebuah stasiun utama (IGSN 71) dan sebuah jaringan sekunder stasiun gravitasi. Semua data gravitasi yang didapatkan selama survei dikurangi relatif terhadap stasiun utama.

Reynolds, M. John. 2011.Nilai Gravitasi absolut mengukur gravitasi lokal dalam satuan absolut, gals.Nilai relatif membandingkan nilai gravitasi pada satu titik dengan yang lain.Dalam artian mereka harus dikalibrasi di lokasi di mana gravitasi diketahui secara akurat, dan kemudian diangkut ke lokasi di mana gravitasi yang akan diukur.Nilai gravitasi relatif mengukur rasio gravitasi pada dua poinPada akhir 1950-an dan 1960-an serangkaian pengukuran gravitasi absolut di seluruh dunia telah terintegrasi dan dikenal sebagai International Gravity Standardisation Net 1971 ( IGSN 71 ) ( Morelli , 1971) dan ditetapkan pada tahun 1963 oleh Woollard dan Rose ( 1963) .

12Spasi stasiun untuk Pengukuran nilai Gravitasi RelatifKebutuhanSpasi StasiunSurvei regional2 3 per kmEksplorasi hidrokarbon8-10 per kmSurvei Lokal5-50 mMicro-gravity0.5 mAkurasi 0,1 mGal 10m, *elevasi 10mmAkurasi 5GalMultiple gravity readingsReynolds, M. John. 2011.penyebab eror signifikan dalam survey gravitasi darat ialah ketidakpastian dalam elevasi stasiun.Pada laut, kedalaman air terukur dengan mudah menggunakan high-precision echo sounder.Posisi lebih mudah ditentukan dengan navigasi satelit, dan lebih kususnya kehadiran dari GPS, dengan hardware yang lebih baik dan waktu respon yang cepat menghasilkan penentuan posisi menjadi lebih akurat. Hal ini sangat dibutuhkan untuk pengukuran gravity dari udara.13Absolute + RelativeTampilkan setelah slide JO14Desain Survey dan Target AnomalyOleh :Qoriul Dennis T F125090700111022Penentuan Luas Daerah SurveyLuas daerah survey di sesuaikan dengan target yang diinginkan. Bila target anomali berukuran lokal (kecil) maka area survey cukup kecil pula, tetapi apabila daerah target anomali skala regional maka target anomali harus berukuran besar karena hal ini dapat berpengaruh kepada hasil yang ingin didapatkan. Untuk area luasan daerah yang cakupannya bersifat lokal maka diperkirakan luasannya berkisar antara 5 x 5 km2 dengan spasi cukup rapat (sekitar 200 m). Apabila target merupakan struktur geologi yang cukup besar, maka daerah luasan survey diperluas menjadi 10 x 10 km2 atau 20 x 20 km2 atau bisa lebih luas lagi. Untuk menentukan luas area sebaiknya terlebih dahulu mengetahui lokasi tersebut baik dari peta geologi atau peta lain sebagai acuan.

Referensi :Kirbani, SB. 2004. Teori dan Aplikasi Metode Gravitasi halaman 20-21 didalam buku EXSPAN. Workshop Geofisika 2004 Karangsambung, Kebumen, Jawa Tengah. MIPA UGM Yogyakarta. Penentuan Lokasi PengukuranHal-hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan lokasi pengukuran : Peta topografi dan peta geologi. Untuk keperluan orientasi medan digunakan peta topografi skala kecil. Menentukan lintasan yang ingin diakuisisi seperti base station (lebih baik tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat dari lokasi pengukuran).Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menentukan titik pengukuran adalah :Letak titik pengukuran harus jelas dan mudah dikenal.Lokasi titik pengukuran harus dapat dibaca dalam peta baik peta topografi atau geologi daerah survei.Lokasi titik pengukuran harus bebas dari gangguan kendaraan bermotor, mesin, dll (dapat menimbulkan noise).Gunakan GPS untuk tracking mengetahui titik lokasi pengukuran. Pada umumnya lokasi titik pengukuran harus terbuka dan hindari penghalang agar sinyal GPS tidak terpantul (multipath).Referensi :Kirbani, SB. 2004. Teori dan Aplikasi Metode Gravitasi halaman 20-21 didalam buku EXSPAN. Workshop Geofisika 2004 Karangsambung, Kebumen, Jawa Tengah. MIPA UGM Yogyakarta.

Desain survey dan Anomaly target

Studi Kasus Pengukuran untuk Survei penentuan daerah Panas Bumi.

Lintasan Regional : adalah pengukuran yang titik ukurnya tidak berada di lintasan utama yang telah ditentukan. Pada gambar desain survei disamping, untuk lintasan regional terdapat 74 titik ukur.Lintasan Utama : merupakan pengukuran inti yang letak titik ukurnya berada pada sepanjang lintasan yang telah ditentukan. Pada gambar desain survei disamping, untuk lintasan utama terdapat 189 titik ukur.

Pada satu lintasan pengukuran, interval pengambilan titik adalah 250-500 m. Pada lintasan regional interval pengambilan titik adalah 500-1000 m sedangkan interval pengambilan titik pada daerah manifestasi panas bumi berkisar antara 100-150 m.Referensi :https://www.academia.edu/8749304/Metode_Eksplorasi_dengan_Gravitasi. Diakses Tanggal 19 Maret 2015. Penentuan Lokasi Pengukuran

Oleh : Hasbi

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan lokasi pengukuran adalah :Penyediaan peta topografiPenyediaan peta geologi. Untuk keperluan orientasi medan digunakan peta topografi skala terkecil yang tersedia.

Setelah tersedia peta yang sesuai kemudian ditentukan lintasan pengukuran dan base stasiun yang harga percepatan gravitasinya diketahui (diikatkan dengan titik yang telah diketahui percepatan gravitasinya). Penentuan lintasan, titik ikat dan base stasiun diusahakan sedemikianrupa sehingga pelaksanaan pengukuran efektif dan memenuhi sasaran.

Pengambilan data posisi dan pengukuran medan gravitasi dilakukan secara bersama-sama. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan titik pengukuran yaitu : 1. Letak titik pengukuran harus jelas dan mudah dikenal, sehingga apabila dikemudian hari dilakukan pengukuran ulang akan mudah untuk mendapatkannya. 2. Lokasi titik pengukuran harus dapat dibaca dalam peta. 3. Lokasi titik pengukuran harus bersifat permanen dan mudah dijangkau oleh peneliti, serta bebas dari gangguan kendaraan bermotor, mesin dan lain-lain.

Lokasi titik pengukuran harus terbuka sehingga GPS mampu menerima sinyal dari satelit dengan baik tanpa ada penghalang. Pada umumnya ruang pandang langit yang bebas ke segala arah di atas elevasi adalah 100 atau 150. Disamping itu titik pengukuran diusahakan jauh dari obyek-obyek reflektif yang mudah memantulkan sinyal GPS, untuk meminimalkan atau mencegah terjadinya multipath.

Tahap Persiapan

Oleh : Hasbi

Tahap ini meliputi :Pengenalan lapanganPersiapan alatTransportasiPengenalan lapngan dilaukan untuk mencakup seluruh daerah penelitian dan untuk mengikuti jalur jalur lintasan yang digunakan untuk pengambilan data. Alat yang digunakan adalah Gravitymeter La Coste & Romberg untuk mengukur gaya berat, GPS dan peta topografi untuk menetukan koordinat dan ketinggian lokasiTahap Pengambilan Data

Oleh : Asti

Proses pengambilan data dimulai dengan :Pencatatan nilai skala pembacaan gaya berat pada titik base station dimana misalnya letaknya di Lokasi A tepatnya di titik UB0. Titik ini sebagai titik ikat tingkat I dari titik pengamatan selanjutnya. Sedangkan untuk letak titik ikat tingkat II adalah di titik B. Titik ikat tingkat II inilah yang digunakan untuk looping harian. Looping harian adalah pengambilan data dengan cara dimulai dari titik ikat dan diakhiri di titik ikat tersebut pada hari itu juga. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan pengaruh drift dari gravitymeter. Nilai yang digunakan pada titik ikat tingkat II merupakan nilai yang sudah diikatkan terlebih dahulu ke titik ikat tingkat I.

Selanjutnya pencatatan skala pembacaan gaya berat tiap titik pada 24 titik daerah penelitian

Gambar Looping Harian

Setelah pengambilan data pada semua titik penelitian kemudian kembali ke titik B untuk akhir dari looping harian. Setelah semua data pada titik penelitian dicatat, baik pada titik stasiun n maupun pada titik ikat tingkat II maka dilakukan pencatatan akhir pada titik UB0.Pembuatan Base StationOleh : AstiBesarnya harga medan gravitasi pada suatu base stasiun (titik ikat) pengukuran adalah :

Format Data Lapangan

Oleh : Alfadeo

Data yang diperoleh dari lapangan hendaknya dicatat didalam buku lapangan, tidak dalam lembaran kertas yang mudah hilang. Format data disesuaikan dengan data yang diamati, yaitu memuat semua data yang perlu dicatat. Data tersebut antara lain: Hari dan tanggal pengamatan, cuaca, oprator, dll. Nama stasiun (titik amat), misalkan L01-01, dimana L menyatakan lintasan, 01 adalah nomor lintasan dan 01 berikutnya adalah nomor titik amat. Pembacaan skala gravitymeter.Pembacaan feedback. Tinggi alat ukur terhadap titik amat. Besar pasang surut teoritis (berupa table yang telah disiapkan lebih dulu). Data lainnya berupa keterangan saat pengamatan atau dapat diisi dengan session pengukuran GPS pada titik tersebut. Pengamatan tersebut dapat dibuat tabel dalam bentuk contoh sebagai berikut :

Survei Gravity di Laut

Oleh : AlfadeoSurvei Laut

Survey Laut Koreksi StasiunPenentuan lokasi di laut menggunakan sistem radionavigasi, seperti Shoran, Raydist, atau RPS. Akurasi pengukuran di laut umumnya lebih kecil daripada di daratan. Gravimeter dapat digunakan pada survei laut dengan kedalaman 200 m.

Gravimeter tertutup dalam kotak tekanan yang menggunakan tripod jongkok dengan disk feet. Berat keseluruhan satu model adalah 300 kg. Perakitan terhubung ke sebuah kapal dengan kabel dari yang diturunkan ke posisi di bagian bawah. Leveling dilakukan oleh motor kecil yang menaikkan atau menurunkan disk feet. Meskipun peralatan ini memiliki sensitivitas tinggi, operasi di perairan dalam menjadi lambat karena perakitan harus menaikkan ke permukaan antara stasiun. Masalah di stasiun adalah bahwa lokasi dasar laut mungkin berbeda dari yang sebelumnya digunakan, bahkan ketika lokasi permukaan identik. Survey Laut Sistem Kontrol

Survey Laut Koreksi EotvosSurvey Laut Koreksi EotvosError Koreksi Eotvos

Dimana,V dan Dv dalam kilometer/jamd dalam degree

Shipboard gravitimeters digunakan untuk mengukur nilai graviti di laut.

Shipboard dipasang pada sebuah paltform bertempat di bagian dari kapal dimana pergerakan minimal karena adanya roll dan pitch.

Jika gravitymeter memiliki kecepatan selama pengukuran, gaya sentrifugal bekerja dalam jarak tertentu yang mana kondisi wala dan akhir akan berbeda

Komponen arah barat dari kecepatan memiliki efek berlawanan.

Komponen arah utara terbentuk dari komponen dari gaya sentrifugal.

Survey Laut Koreksi Eotvos

Survey Laut Foto shipboard graviti

Sistem:Gyro-stabilized platform including the gravity sensor Data handling & control system.

Shipboard GravimeterManufacturerLaCoste & RombergModelS-116Measuring range12,000 mGalAccuracy1.0 mGalDrift rate< 3.0mGal/monthInstallationGravity meter roomAkuisisi dan Desain Survey Metode Gravity di UdaraAinul Yaqin Abror Hafi125090700111018

Airborne GravityAirborne gravimetry adalah alat untuk memetakan gayaberat local memakai kombinasi sensor yang dipasang pada airborne, wahana pesawat dan system penentuan posisi. Sistem ini cocok untuk pengukuran gravity pada terrain yang sulit dan area yang terdiri dari air dan tanah (rawa). (Hwang et. al., 2006).

Karakteristik Airborne Gravity Sensor (alat) pengukur gaya berat diletakkan pada wahana terbang Wahana terbang bisa berupa pesawat dengan awak atau tanpa awak Sistem penentuan posisi pesawatnya dengan GNSS realtime kinematic Instrumen pengukur gayaberat adalah gravimeter khusus wahana udara seperti LaCosta&Romberg type AirSystem III (zero-length spring) Pada airborne gravity pesawat dilengkapi dengan sensor pencatat sikap (attitude) pesawat yakni dengan IMU (Inertial Moment Unit) Pengukuran gayaberat bisa memiliki luasan area yang cukup dengan waktu pengukuran yang cukup singkat Survei dilakukan dengan sebelumnya direncanakan jalur terbang pesawat dan sebisa mungkin membentuk loop (titik awal dan akhir sama) Ketinggian pesawat menjadi faktor kunci dalam kesensitifan sensor gravimeter dalam mengakuisisi data gayaberat Diperlukan inisialisasi awal untuk GPS agar mendapatkan posisi yang teliti saat terbang Integrasi waktu antar sensor menjadi kunci utama dalam airborne gravity survey

Strategi SurveyPersiapanKalibrasi alatPenentuan jalur terbangMencari informasi terkait cuaca, arah dan kecepatan anginPenentuan lokasi titik ikat GPSPenentuan ktelitian minimal GPSAkuisisi DataPenggunaan wahana pesawatKetinggian terbangKecepatan idealJarak antar jalur

Desain Survey