38
PERTEMUAN KEDUA PRESKIPSI 3 ( KELOMPOK GENAP) PENYAKIT ISPA

Presentasi Ispa

Embed Size (px)

DESCRIPTION

coba

Citation preview

PowerPoint Presentation

PERTEMUAN KEDUAPRESKIPSI 3(KELOMPOK GENAP)

PENYAKIT ISPA

ISPAInfeksi saluran nafas atas yang paling banyak terjadi, serta perlunya penanganan dengan baik karena dampak komplikasinya yang membahayakan adalah otitis, sinusitis, dan faringitis.Yang termasuk Infeksi saluran pernapasan atas sebagai berikut: 1.Flu 2.Rinitis Akut 3.Sinusitis 4.Tonsilitis Akut 5.Dan laringitis akut

{Farmakologi Pendekatan proses keperawatan , Hal.426 }

PENYEBABSecara umum penyebab dari infeksi saluran napas adalah berbagai mikroorganisme, namun yang terbanyak akibat infeksi virus dan bakteri.Faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran infeksi saluran napas antara lain 1.Faktor lingkungan, 2.Perilaku masyarakat yang kurang baik terhadap kesehatan diri maupun publik, 3.Serta rendahnya gizi.

PEMBAGIAN ISPAPembagian ISPA menurut buku ajar Farmakoterapi Gangguan Saluran Pernapasan oleh Syamsudin dan Sesilia Andriani Keban halaman 65-102 adalah sebagai berikut:

A.Rinitis AlergiB.SinusitisC.Otitis MediaD.Faringitis, danE.Influenza

A. FLUGejala-gejala flu, antara lain :Rinorea atau sekret hidung yang berairHidung tersumbatBatukPeningkatan sekresi mukosa

Jika terjadi infeksi bakteri sekunder terhadap flu bisa terjadi rinitis infeksi dan sekret hidung menjadi kental, mukoid, dan berwarna kuning atau kuning hijau. Sekret hidung ini akibat dari sel-sel darah putih dan sel-sel debris yang timbul sebagai produk samping peperangan tubuh melawan infeksi bakteri.

{Farmakologi Pendekatan proses keperawatan , Hal.426 }

B.RINITIS (ALERGI)

Gejala-gejalanya adalah sebagai berikut:rinoreaHidung tersumbatBersinPruritus pada mata, telinga, tenggorokan dan langit-langit mulutSerta mengeluarkan air mataSelain menyebabkan gejal iritasi dan terkadang melemahkan pasien, rinitis alergi sering terjadi bersamaan dengan penyakit lain termasuk asma, otitis media, dan dermatitis atopik.

Sejumlah penelitian lanjutan jangka panjang melaporkan bahwa penderita gejal-gejala rinitis alergi atau uji kulit positif alergi berpeluang 3 kali lebih tinggi menderitaa asma, seperti halnya pasien dengan riwayat alergi negatif.{buku ajar Farmakoterapi Gangguan Saluran Pernapasan oleh Syamsudin dan Sesilia Andriani Keban hal.65}

RINITIS (AKUT)Rinitis akut atau peradangan akut memban mukosa hidung biasanya terjadi bersamaan dengan flu. Rinitis akut tidak sama dngan rinitis alergi, sering disebut juga hay fever (demam jerami) yang disebabkan oleh serbuk atau substansi asing seperti partikel dari bulu binatang.{Farmakologi Pendekatan proses keperawatan , Hal.426 }

Gejala-gejala rinitis akut, sebagai berikut :Rinoreaobstruksi nasibersin-bersindan disertai gejala umum rasa tidak enak badan dan suhu tubuh meningkat

C.OTITIS MEDIA Otitis media akut ditandai dengan adanya peradangan lokal, otalgia,otorrhea, iritabilitas, kurang istirahat, nafsu makan turun serta demam. Otitis media akut dapat menyebabkan nyeri, hilangnya pendengaran, demam,leukositosis. Manifestasi otitis media pada anak-anak kurang dari 3 tahun seringkali bersifat non-spesifik seperti iritabilitas, demam, terbangun pada malam hari, nafsu makan turun, pilek dan tanda rhinitis, konjungtivitis.

ETIOLOGI OTITIS MEDIAPada kebanyakan kasus, otitis media disebabkan oleh virus patogen. Otitis media akut biasanya diperparah oleh infeksi pernapasan atas yang disebabkan oleh virus yang menyebabkan oedema pada tuba eustachius. Hal ini berakibat pada akumulasi cairan dan mukus yang kemudian terinfeksi oleh bakteri. Patogen yang paling umum menginfeksi pada anak adalah 1.Streptococcus pneumoniae2.Haemophilus influenzae3.Moraxella catarrhalis

D.SINUSITISSinusitis merupakan peradangan pada mukosa sinus paranasal. Peradangan ini banyak dijumpai pada anak dan dewasa yang biasanya didahului oleh infeksi saluran napas atas.

PENYEBAB Bakteri yang paling umum menjadi penyebab sinusitis akut adalah Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae dan Moraxella catarrhalis. Patogen yang menginfeksi pada sinusitis kronik sama seperti pada sinusitis akut dengan ditambah adanya keterlibatan bakteri anaerob dan S. aureus.

=> Tanda lokal sinusitis adalah :1.hidung tersumbat2.sekret hidung yang kental berwarna hijau kekuningan atau jernih3.disertai bau,nyeri tekan pada wajah di area pipi, di antara kedua mata dan di dahi. 4.Tanda umum terdiri dari batuk, demam tinggi, sakit kepala/migraine, serta menurunnya nafsu makan, malaise

E.FARINGITISFaringitis adalah peradangan pada mukosa faring dan sering meluas kejaringan sekitarnya. Faringitis biasanya timbul bersama-sama dengan tonsilitis,rhinitis dan laryngitis. Faringitis banyak diderita anak-anak usia 5-15 th di daerah dengan iklim panas. Faringitis dijumpai pula pada dewasa yang masih memiliki anak usia sekolah atau bekerja di lingkungan anak-anak.

ETIOLOGI FARINGITISFaringitis yang paling umum disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes yang merupakan virus bakteri grup A hemolitik streptococus (dapat terjadi demam rematik Bakteri lain yang mungkin terlibat adalah Streptocci Grup C, Corynebacterium diphteriae, Neisseria Gonorrhoeae

Penyebab lain yang banyak dijumpai adalah nonbakteri,yaitu virus-virus saluran napas seperti adenovirus, influenza, parainfluenza, rhinovirus dan respiratory syncytial virus (RSV). Virus lain yang juga berpotensi menyebabkan faringitis adalah echovirus, coxsackievirus, herpes simplex virus (HSV). Epstein barr virus (EBV) seringkali menjadi penyebab faringitis akut yang menyertai penyakit infeksi lain.

PATOFISIOLOGI ISPAISPA terjadi dapat karena masuknya virus kedalam saluran pernafasan atasKemudian virus bereplika (membelah) pada sel epitel kolumner bersilia (hidung, sinus, faring) menyebabkan radang pada tempat tersebut. Peradangan itu merangsang pelepasan mediator histamin dalam sekresi hidung sehingga permeabilitas vaskuler naik Terjadi edema pada mukosa dan hidung menjadi tersumbat akibat akumulasi mukus, dari kejadian itu menimbulkan masalah inefektif bersihan jalan nafas. Sehingga terjadi pengeluaran cairan mukosa yang melebihi normal.Rangsangan cairan yang berlebihan tersebut menimbulkan gejala batuk. Sehingga pada tahap awal gejala ISPA yang paling menonjol adalah batuk

KANDUNGAN OBAT

CEFADROXIL

Cefadroksil: sefadroksil 250mg; 500mg; 125mg/5mlIndikasi:Infeksi saluran nafas, kulit, jaringan lunak saluran cerna, saluran kemih dan infeksi lain yang berkaitanDosis : 0.5-1g dua kali sehari; kulit, jaringan lunak, dan infeksi saluran kencing, 1g sehari-hari;ANAK 6-18 tahun, berat badan di bawah 40kg, 500mg dua kali sehari; berat badan lebih 40kg, dosis dewasaPerhatian: kepekaan terhadap antibakteri betalaktam (hindari jika ada riwayat reaksi hipersensitif).Kontaindikasi: cephalosporin hypersensitivity

EFEK SAMPING:Gangguan gastro intestinal,Hipersensitivitas (skin rashes, urtikaria, eosinofilia, demam, reaksi menyerupai serum sickness, anafilaksis),Pseudomembran kolitisINTERAKSI:Ekskresi dari renal ditunda oleh probenesid

MEKANISME KERJA:Cefadroxil adalah antibiotika semisintetik golongan sefalosforin untuk pemakaian oral. Cefadroxil bersifat bakterisid dengan jalan menghambat sintesa dinding sel bakteri. Cefadroxil aktif terhadap Streptococcus beta-hemolytic, Staphylococcus aureus (termasuk penghasil enzim penisilinase), Streptococcus pneumoniae, Escherichia coli, Proteus mirabilis, Klebsiella sp, Moraxella catarrhalis

DEKTROMETHORPHAN

INDIKASI DAN KONTRA INDIKASIDextromethorphan (DMP) diindikasikan untuk meredakan gejala batuk kering karena besifat menekan batuk (antitusif). DMP merupakan turunan dari kodein, namun tidak memiliki efek penghilang nyeri atau potensi ketergantungan. Efek DMP hampir sama dengan kodein, namun efek samping DMP lebih sedikit dan ringan.

DMP dapat memicu reaksi alergi sehingga kontraindikasi relatif DMP adalah orang dengan riwayat alergi (asma, biduran); DMP pada orang seperti ini boleh digunakan hanya jika sangat diperlukan. DMP diberikan untuk ibu hamil hanya jika sangat diperlukan dan dengan perhatian khusus pada efek samping. DMP meningkatkan potensi obat golongan monoamine oxidase inhibitor (seperti selegiline, isocarboxazid, moclobemide, dan sebagainya) sehingga dianjurkan tidak dipakai bersamaan. Selain itu, DMP mengandung aspartam sehingga dikontraindikasikan pada penderita fenilketonuria.

EFEK SAMPINGEfek samping DMP pada dosis yang dianjurkan antara lain mual, muntah, konstipasi, mengantuk, pusing, dan pandangan kabur. Namun, pada dosis yang sangat tinggi dapat menyebabkan penekanan susunan saraf pusat, halusinasi, demam, peningkatan atau penurunan tekanan darah, gangguan penglihatan, kram otot, diare, dan pingsan.

DOSIS:DMP tersedia dalam bentuk tablet dan sirup. Efek antitusif 15 30 mg DMP setara dengan 8 15 mg kodein. Efek DMP timbul 15 30 menit setelah dikonsumsi dan bertahan selama 3 6 jam. Dosis anak 4 6 tahun: 2,5 5 mg sebanyak 3 6 kali per hari, maksimal 30 mg/hari.Dosis anak 6 12 tahun: 5 10 mg sebanyak 6 kali per hari atau 15 mg sebanyak 3 4 kali per hari. Dosis dewasa: 10 30 mg sebanyak 3 6 kali per hari, maksimal 120 mg per hari

Mekanisme Kerja Obat (Dekstrometorfan)Dekstrometorfan (D-3-metoksi-N-metilmorfinan) adalah isomer-d dari metorfan yang merupakan analog kodein, tetapi tidak seperti isomer-L-nya, obat ini tidak memiliki sifat analgesik atau adiktif dan tidak bekerja melalui reseptor opioid. Obat ini bekerja di pusat dengan meningkatkan nilai ambang rangsangan refleks batuk secara sentral;potensinya hampir sama dengan kodein, tetapi dekstrometorfan menyebabkan efek samping subjektif dan efek saluran cerna yang lebik sedikit. Pada dosis terapeutik, dekstrometorfan tidak menghambat aktivitas silier, dan efek antitusifnya bertahan selama 5-6 jam. Toksisitasnya rendah, tetapi dosis yang sangat tinggi dapat menyebabkan depresi SSP. (Brunton L. dkk. 2010)

GUAIFENESIN

Indikasi : batuk produktif & non produktif, batuk produktif yang cenderung melukai saluran pernafasan, batuk yang berhubungan dengan infeksi saluran pernafasan seperti sinusitis, faringitis, bronkitis, dan asma. Efek samping :tidak nyaman pada perut, mual, muntah (dosis besar)

Dosis :dewasa: 200-400 mg tiap 4 jamanak-anak6 bulan 2 tahun: 25-50 mg2-6 tahun: 50-100 mg6-12 tahun: 100-200 mg

MEKANISME KERJADigunakan sebagai ekspektoran (merangsang pengeluaran dahak dari saluran pernafasan). Mekanisme kerjanya berdasarkan stimulasi mukosa lambung dan selanjutnya secara refleks merangsang sekresi kelenjar saluran napas lewat N. vagus, sehingga menurunkan viskositas dan mempermudah pengeluaran dahak. (Farmakologi dan Terapi ed.5 Halaman 531)

CODEIN

Indications: dry or painful cough; diarrhoea, painPerhatian: Opioid harus digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan gangguan fungsi pernafasan (menghindari penyakit paru obstruktif kronik) dan asma (hindari selama serangan akut), hipotensi, syok, myasthenia gravis, hipertrofi prostat, gangguan usus obstruktif atau inflamasi, penyakit empedu yang gangguan saluran, dan kejangKontraindikasi: Analgesik opioid harus dihindari pada pasien dengan depresi pernafasan akutdan ketika ada risiko ileus paralitik. Mereka juga kontra-ditunjukkan dalam kondisi yang berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial dan cedera kepala (analgesik opioid mengganggu respon pupil penting untuk penilaian neurologis). Pasien koma tidak boleh diobati dengan analgesik opioid.

Dosis:5-10 mL 3-4 kali sehari; ANAK (tapi umumnya tidak dianjurkan, lihat MHRA saran di atas) 5-12 tahun, 2,5-5 mLMEKANISME KERJA:Kodein menyebabkan penekanan reflek batuk dg efek langsung pd pusat batuk di medulla otak dan meningkatkan viskostas sekresi bronchial.

INTERAKSI OBAT:Dengan bupivacain menimbulkan depresi respirasi.Alkohol meningkatkan risiko toksisitas produk morfin dan oksimorfon.Rifampin menurunkan respon kodein. Kodein inkompatibel dgn barbiturat. Jika digunakan bersamaan dengan depresan SSP, Fenotiazin, antidepresan trisiklik , analgesik opiat, guabenz, inhibitor monoamin dapat meningkatkan toksisitas SSP. Inhibitor CYP2D6 seperti klorpromazin, delavirdin, fluoxetin, mikonazol, paroksetin, pergolida, kuinidin, kuinin, ritonavir dan ropinirol dapat menurunkan efek kodein

EFEK SAMPING:>10%:efek pada sistem saraf:mengantuk; efek gastrointestinal:konstipasi.1-10%:efek pada kardiovaskular: takikardi/bradikardi,hipotensi: efek pada sistem saraf pusat:pusing, sakit kepala,berkunang-kunang,kebingungan; efek dermatologik: kemerahan,urtikari;efek gastrointestinal: mulut kering,anoreksia, mual,muntah;efek neuromuskular & skelet:kelelahan.