48
KEDUDUKAN DESA DALAM TATA PEMERINTAHAN INDONESIA SESUAI UNDANG-UNDANG NO. 6 TAHUN INDONESIA SESUAI UNDANG-UNDANG NO. 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA OLEH: SARJIYANTO,SE.,MBA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Presentasi Kedudukan Desa dlam UU Desa [Compatibility Mode].pdf

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Presentasi Kedudukan Desa dlam UU Desa [Compatibility Mode].pdf

K E D U D U K A N D E S A D A L A M T A T A P E M E R I N T A H A NI N D O N E S I A S E S U A I U N D A N G - U N D A N G N O . 6 T A H U N

2 0 1 4 T E N T A N G D E S A

O L E H :S A R J I Y A N T O , S E . , M B A

F A K U L T A S E K O N O M I D A N B I S N I SU N I V E R S I T A S S E B E L A S M A R E T S U R A K A R T A

K E D U D U K A N D E S A D A L A M T A T A P E M E R I N T A H A NI N D O N E S I A S E S U A I U N D A N G - U N D A N G N O . 6 T A H U N

2 0 1 4 T E N T A N G D E S A

O L E H :S A R J I Y A N T O , S E . , M B A

F A K U L T A S E K O N O M I D A N B I S N I SU N I V E R S I T A S S E B E L A S M A R E T S U R A K A R T A

Page 2: Presentasi Kedudukan Desa dlam UU Desa [Compatibility Mode].pdf

MENGAPA UU DESA PENTING???

Sebagai bagian dari agenda revisi Undang-UndangNomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan DaerahSebagai salah satu solusi untuk mengatasi berbagai

permasalahan yang ada di desa baik dibidangekonomi, politik, sosial- budaya dan lingkunganSebagai salah satu upaya untuk mempercepat

pembangunan desa dalam rangka mempercepatkesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupanbangsa

Sebagai bagian dari agenda revisi Undang-UndangNomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan DaerahSebagai salah satu solusi untuk mengatasi berbagai

permasalahan yang ada di desa baik dibidangekonomi, politik, sosial- budaya dan lingkunganSebagai salah satu upaya untuk mempercepat

pembangunan desa dalam rangka mempercepatkesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupanbangsa

Page 3: Presentasi Kedudukan Desa dlam UU Desa [Compatibility Mode].pdf

ARTI PENTING UU DESA BAGI TATA PEMERINTAHAN

Untuk mewujudkan sinergitas PemberdayaanPemerintahan Desa & Masyarakat DesaMengatasi isu marginalisasi desa dan mempercepat

Pembangunan Desa dan Kawasan PerdesaanMemperkokoh persatuan Bangsa dlm kaitan NKRI

Untuk mewujudkan sinergitas PemberdayaanPemerintahan Desa & Masyarakat DesaMengatasi isu marginalisasi desa dan mempercepat

Pembangunan Desa dan Kawasan PerdesaanMemperkokoh persatuan Bangsa dlm kaitan NKRI

Page 4: Presentasi Kedudukan Desa dlam UU Desa [Compatibility Mode].pdf

Dalam masa pemerintahan Hindia Belanda, pengaturanmengenai Desa diatur dalam staatsblad Tahun 1906 Nomor83 yang lebih dikenal dengan Inlandsche gementeeordonnatie (I.G.O) yang berlaku untuk Jawa dan Madura.

Prasasti himad-walandit (1350) menyebut kata desa,pejabat/pemerintah desa (bayu surianingrat, 1985: 14-16)

SEJARAH DESA DARI MASA KERAJAAN – MASAPENJAJAHAN

4

Dalam masa pemerintahan Hindia Belanda, pengaturanmengenai Desa diatur dalam staatsblad Tahun 1906 Nomor83 yang lebih dikenal dengan Inlandsche gementeeordonnatie (I.G.O) yang berlaku untuk Jawa dan Madura.

Staatsblad Tahun 1938 Nomor 490 yang dikenal denganInlandsche gementee ordonnatie buitengewesten (I.G.O.B).yang berlaku untuk desa-desa di luar wilayah Jawa danMadura.

Page 5: Presentasi Kedudukan Desa dlam UU Desa [Compatibility Mode].pdf

Pasal 18 UUD 1945 berserta penjelasannya, yang menegaskanbahwa:“Pembagian daerah Indonesia atas daerah besar dan kecil,dengan bentuk susunan pemerintahannya ditetapkan denganUndang-Undang, dengan memandang dan mengingati dasarpermusyawaratan dalam sistem pemerintahan negara, dan hak-hak asal-usul dalam daerah-daerah yang bersifat istimewa.”

PENGATURAN DESA MASA PELAKSANAAN UUD 1945SEBELUM AMANDEMEN

Masa ini berlaku sejak dibentuknya negara hingga tahun 1999. Dalamdekade ini berlaku UU No.1 Tahun 1945, UU No.22 Tahun 1948, UUNo.1 Tahun 1957, UU No.19 Tahun 1965, dan UU No.5 Tahun 1979.

Pasal 18 UUD 1945 berserta penjelasannya, yang menegaskanbahwa:“Pembagian daerah Indonesia atas daerah besar dan kecil,dengan bentuk susunan pemerintahannya ditetapkan denganUndang-Undang, dengan memandang dan mengingati dasarpermusyawaratan dalam sistem pemerintahan negara, dan hak-hak asal-usul dalam daerah-daerah yang bersifat istimewa.”

Page 6: Presentasi Kedudukan Desa dlam UU Desa [Compatibility Mode].pdf

Setelah amandemen Undang-Undang Dasar 1945 makapenjelasan Pasal 18 sebagaimana aslinya telah dihilangkan.Esensi kesatuan masyarakat hukum adat diatur dalam Pasal 18Bayat 2 dalam batang tubuh. Sedangkan pengertian desa danpemerintahannya secara tersirat terdapat dalam Pasal 18 ayat 7

PENGATURAN DESA MASA PELAKSANAAN UUD 1945SETELAH AMANDEMEN

Setelah amandemen Undang-Undang Dasar 1945 makapenjelasan Pasal 18 sebagaimana aslinya telah dihilangkan.Esensi kesatuan masyarakat hukum adat diatur dalam Pasal 18Bayat 2 dalam batang tubuh. Sedangkan pengertian desa danpemerintahannya secara tersirat terdapat dalam Pasal 18 ayat 7

Pasal 18 ayat 7 : “Susunan dan tata cara penyelenggaraanpemerintahan daerah diatur dalam Undang-Undang.”

Pasal ini diartikan mengatur susunan pemerintahan daerah provinsi dankabupaten/kota serta seluruh tatanan pemerintahan yang ada di bawahkabupaten/kota (kecamatan, kelurahan dan desa).

Page 7: Presentasi Kedudukan Desa dlam UU Desa [Compatibility Mode].pdf

Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa,adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untukmengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkanasal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistemPemerintahan Nasional dan berada di Daerah Kabupaten. (UU No . 22Tahun 1999 )

PENGATURAN DESA MASA PELAKSANAAN ERAOTONOMI DAERAH

7

Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa,adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas batas wilayahyang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentinganmasyarakat setempat, berdasarkan asal-asul dan adat istiadat setempatyang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan NegaraKesatuan Republik Indonesia. ( UU No. 32 Tahun 2004)

Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa,adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untukmengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkanasal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistemPemerintahan Nasional dan berada di Daerah Kabupaten. (UU No . 22Tahun 1999 )

Page 8: Presentasi Kedudukan Desa dlam UU Desa [Compatibility Mode].pdf

KEPENTINGAN NASIONAL TERHADAP DESA

Desa sebagai bagian dari visi : kebangsaan,kewarganegaraan dan kedaulatan hukum.

Desa sebagai basis untuk meningkatkan kesejahteraanrakyat

Desa sebagai basis bagi bekerjanya praktek-praktekdemokrasi.

Desa sebagai bagian dari visi : kebangsaan,kewarganegaraan dan kedaulatan hukum.

Desa sebagai basis untuk meningkatkan kesejahteraanrakyat

Desa sebagai basis bagi bekerjanya praktek-praktekdemokrasi.

Page 9: Presentasi Kedudukan Desa dlam UU Desa [Compatibility Mode].pdf

HUBUNGAN ANTARA NEGARA DAN DESA

1) Desa merupakan bagian dari negara sehingga desaharus terintegrasi dan tunduk pada kedaulatannegara.

2) Desa berada dalam wilayah kabupaten/kota tetapibukan berada dalam subsistem pemerintahankabupaten/kota.

3) Negara tidak boleh absen dan melakukan isolasiterhadap desa, tetapi juga tidak perlu melakukanintervensi secara berlebihan terhadap desa.

4) Hubungan antara negara dengan desa didasarkanpada tiga asas yaitu: asas pengakuan, asassubsidiaritas dan asas delegasi.

1) Desa merupakan bagian dari negara sehingga desaharus terintegrasi dan tunduk pada kedaulatannegara.

2) Desa berada dalam wilayah kabupaten/kota tetapibukan berada dalam subsistem pemerintahankabupaten/kota.

3) Negara tidak boleh absen dan melakukan isolasiterhadap desa, tetapi juga tidak perlu melakukanintervensi secara berlebihan terhadap desa.

4) Hubungan antara negara dengan desa didasarkanpada tiga asas yaitu: asas pengakuan, asassubsidiaritas dan asas delegasi.

Page 10: Presentasi Kedudukan Desa dlam UU Desa [Compatibility Mode].pdf

ASAS-ASASHUBUNGAN ANTARA NEGARA DAN DESA

1.Asas Pengakuan (Rekognisi)Asas pengakuan dan penghormatan yang diamanatkan olehkonstitusi dalam ilmu sosial disebut sebagai rekognisi. Rekognisimencakup pengakuan keragaman budaya untuk membangunkeadilan budaya (cultural justice) serta pengakuan terhadapkemandirian desa.

Yang strategis adalah rekognisi terhadap:Hak Asal-Usul, Inisiatif (prakarsa) dan produk hukum desa, tradisidan institusi lokal.

1.Asas Pengakuan (Rekognisi)Asas pengakuan dan penghormatan yang diamanatkan olehkonstitusi dalam ilmu sosial disebut sebagai rekognisi. Rekognisimencakup pengakuan keragaman budaya untuk membangunkeadilan budaya (cultural justice) serta pengakuan terhadapkemandirian desa.

Yang strategis adalah rekognisi terhadap:Hak Asal-Usul, Inisiatif (prakarsa) dan produk hukum desa, tradisidan institusi lokal.

Page 11: Presentasi Kedudukan Desa dlam UU Desa [Compatibility Mode].pdf

ASAS-ASASHUBUNGAN ANTARA NEGARA DAN DESA

2. Asas SubsidiaritasAsas Subsidiaritas adalah pengutamaan pengambilan keputusanmaupun penyelesaian masalah untuk ditangani oleh organisasiyang paling bawah dan paling dekat dengan masyarakat.Penetapan urusan kepentingan masyarakat setempat yangberskala lokal sebagai kewenangan Desa.

2. Asas SubsidiaritasAsas Subsidiaritas adalah pengutamaan pengambilan keputusanmaupun penyelesaian masalah untuk ditangani oleh organisasiyang paling bawah dan paling dekat dengan masyarakat.Penetapan urusan kepentingan masyarakat setempat yangberskala lokal sebagai kewenangan Desa.

Page 12: Presentasi Kedudukan Desa dlam UU Desa [Compatibility Mode].pdf

ASAS-ASASHUBUNGAN ANTARA NEGARA DAN DESA

3. Asas DelegasiUrusan pemerintahan yang berorientasi pada public goods,berskala lokal, dan lebih dekat dengan urusan warga desaakan lebih efektif-efisien apabila menjadi domain otoritas danakuntabilitas desa.

One Village One Plan - One Village One Budget System

3. Asas DelegasiUrusan pemerintahan yang berorientasi pada public goods,berskala lokal, dan lebih dekat dengan urusan warga desaakan lebih efektif-efisien apabila menjadi domain otoritas danakuntabilitas desa.

One Village One Plan - One Village One Budget System

Page 13: Presentasi Kedudukan Desa dlam UU Desa [Compatibility Mode].pdf

GAMBAR PERGESERANPARADIGMA PENGATURAN TENTANG DESA

MASA TRANSISI

OTONOMI PENGAKUAN

∗ Alokasi Dana Desa (ADD)∗ Sekdes PNS∗ Pembagian wewenang Kab/Kota

dengan Desa∗ Perdes ada dalam tata urut per-

UU-an∗ Tugas pembantuan kepada desa∗ Perencanaan Desa sebagai bagian

dari Sistem PerencanaanPembangunan Daerah

MASA TRANSISI

OTONOMI PEMBERIAN

∗ Alokasi Dana Desa (ADD)∗ Sekdes PNS∗ Pembagian wewenang Kab/Kota

dengan Desa∗ Perdes ada dalam tata urut per-

UU-an∗ Tugas pembantuan kepada desa∗ Perencanaan Desa sebagai bagian

dari Sistem PerencanaanPembangunan Daerah

Sumber: Prof Sadhu, 2013

Page 14: Presentasi Kedudukan Desa dlam UU Desa [Compatibility Mode].pdf

GAMBAR PERGESERANPARADIGMA PENGATURAN TENTANG DESA

ARAH PENGEMBANGAN UU DESA???

OTONOMI PENGAKUAN

ARAH PENGEMBANGAN UU DESA???

OTONOMI PEMBERIANSumber: Prof Sadhu, 2013

Page 15: Presentasi Kedudukan Desa dlam UU Desa [Compatibility Mode].pdf

DUALISME PARADIGMA PENGATURAN DESA

Desa sebagai self-governing community– Organisasi komunitas yang mempunyai pemerintahan, namun lepas

(di luar) struktur birokrasi negara– Negara mengakui keberadaan lembaga desa dan organisasi warga

sebagai bagian dari hak kewargaan Desa sebagai local self government

– Keleluasaan dan kemandirian untuk mengatur dan menguruskepentingan masyarakat setempat dan urusan pemerintahan

– Organisasi pemerintahan otonom tetapi berada dalam sistempemerintahan yang lebih luas

– Negara memberikan kewenangan dan memfasilitasi desa untukmenjalankan fungsi-fungsi pelayanan lebih efektif jika dilakukan ditingkat desa

Desa sebagai self-governing community– Organisasi komunitas yang mempunyai pemerintahan, namun lepas

(di luar) struktur birokrasi negara– Negara mengakui keberadaan lembaga desa dan organisasi warga

sebagai bagian dari hak kewargaan Desa sebagai local self government

– Keleluasaan dan kemandirian untuk mengatur dan menguruskepentingan masyarakat setempat dan urusan pemerintahan

– Organisasi pemerintahan otonom tetapi berada dalam sistempemerintahan yang lebih luas

– Negara memberikan kewenangan dan memfasilitasi desa untukmenjalankan fungsi-fungsi pelayanan lebih efektif jika dilakukan ditingkat desa

Page 16: Presentasi Kedudukan Desa dlam UU Desa [Compatibility Mode].pdf

Beberapa Gagasan Mengenai ‘Desa’ Sebagai LocalSelf Governmen Di Indonesia

Gagasan desa sebagai local self government sudah munculsejak persiapan kemerdekaan dalam sidang PPKI danBPUPKI.– Muh. Yamin membagi sistem pemerintahan Indonesia ke

dalam: 1) negeri, desa dan segala persekutuan hukumadat; 2) pemerintah pusat; dan 3) pemerintah daerah.

– Soepomo membagi pemerintah ke dalam pemerintahpusat dan daerah yang teridiri atas: 1) daerah swapraja; 2)daerah istimewa; dan 3) desa, nagari, marga danpersekutuan hukum adat.

Gagasan desa sebagai local self government sudah munculsejak persiapan kemerdekaan dalam sidang PPKI danBPUPKI.– Muh. Yamin membagi sistem pemerintahan Indonesia ke

dalam: 1) negeri, desa dan segala persekutuan hukumadat; 2) pemerintah pusat; dan 3) pemerintah daerah.

– Soepomo membagi pemerintah ke dalam pemerintahpusat dan daerah yang teridiri atas: 1) daerah swapraja; 2)daerah istimewa; dan 3) desa, nagari, marga danpersekutuan hukum adat.

Page 17: Presentasi Kedudukan Desa dlam UU Desa [Compatibility Mode].pdf

Beberapa Gagasan Mengenai ‘Desa’ Sebagai LocalSelf Government Di Indonesia

Gagasan mengenai desa sabagai local Self Governmentjuga muncul dalam bentuk perundang-undangan yaitu:UU 1/1945 tentang Pemda: Disebut Pemda Tingkat

III yang teridiri atas kota kecil, desa, Nagari, marga.Masing-masing diberi hak untuk menata dirinyasendiri.UU 22/1948 pasal 18, menyatakan daerah otonom

yang terbawah adalah desa, nagari, marga dan kotakecil.UU 19/1965 tentang Desa Praja. Desa Praja adalah

daerah otonom Tingkat III.

Gagasan mengenai desa sabagai local Self Governmentjuga muncul dalam bentuk perundang-undangan yaitu:UU 1/1945 tentang Pemda: Disebut Pemda Tingkat

III yang teridiri atas kota kecil, desa, Nagari, marga.Masing-masing diberi hak untuk menata dirinyasendiri.UU 22/1948 pasal 18, menyatakan daerah otonom

yang terbawah adalah desa, nagari, marga dan kotakecil.UU 19/1965 tentang Desa Praja. Desa Praja adalah

daerah otonom Tingkat III.

Page 18: Presentasi Kedudukan Desa dlam UU Desa [Compatibility Mode].pdf

Hilangnya Ide & Praktek Desa sebagai Local SelfGovernance

Gagasan mengenai desa sebagai daerah otonom terkuburdengan UU 5/1979 dan perubahan konstitusi UUD 1945.UU 5/1975:

– Mengontrodusi ‘Kecamatan’ sebagai kesatuan wilayah.– Desa unit administrasi di bawah kecamatan– Sebagai implikasinya:

• Desa dipecah-pecah menjadi kecil• Desa tunduk kepada kecamatan (local state

administration) Amandemen UUD 1945

– Pasal 18A, menutup kemungkinan desa menjadi Local SelfGovernment.

Gagasan mengenai desa sebagai daerah otonom terkuburdengan UU 5/1979 dan perubahan konstitusi UUD 1945.UU 5/1975:

– Mengontrodusi ‘Kecamatan’ sebagai kesatuan wilayah.– Desa unit administrasi di bawah kecamatan– Sebagai implikasinya:

• Desa dipecah-pecah menjadi kecil• Desa tunduk kepada kecamatan (local state

administration) Amandemen UUD 1945

– Pasal 18A, menutup kemungkinan desa menjadi Local SelfGovernment.

Page 19: Presentasi Kedudukan Desa dlam UU Desa [Compatibility Mode].pdf

*Keanekaragaman* Demokratisasi* Hak-hak tradisional (Asal Usul)* Partisipasi* Pemberdayaan masyarakat

ASAS UU DESA SEBAGAI HYBRID SGC - LSG

NEGARAREKOGNISI

DELEGASI

*Keanekaragaman* Demokratisasi* Hak-hak tradisional (Asal Usul)* Partisipasi* Pemberdayaan masyarakat

SUBSIDIARITAS SGCLSG

WARGA NEGARA = WARGA DESA

MODERNITAS TRADISI

Page 20: Presentasi Kedudukan Desa dlam UU Desa [Compatibility Mode].pdf

Undang-Undang No.6 Tahun 2014tentang Desa

Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa, Pada PrinsipnyaUntuk Mendudukkan Desa Sebagai Kesatuan Masyarakat YangBerwenang Mengatur Dan Mengurus Kepentingan MasyarakatSetempat (Local Self Community), Meliputi ;Hak asal usul, tradisional dan sosial budaya masyarakat.Urusan lokal yang berkembang di desa.Urusan yang dilimpahkan oleh pemerintah kabupaten/kota, provinsi

dan pusat (nasional).

Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa, Pada PrinsipnyaUntuk Mendudukkan Desa Sebagai Kesatuan Masyarakat YangBerwenang Mengatur Dan Mengurus Kepentingan MasyarakatSetempat (Local Self Community), Meliputi ;Hak asal usul, tradisional dan sosial budaya masyarakat.Urusan lokal yang berkembang di desa.Urusan yang dilimpahkan oleh pemerintah kabupaten/kota, provinsi

dan pusat (nasional).

Page 21: Presentasi Kedudukan Desa dlam UU Desa [Compatibility Mode].pdf

1. Kedudukan desa2. Pembangunan Desa3. Pembangunan Kawasan Perdesaan4. Kerjasama Antar Desa5. Lembaga Kemasyarakatan Desa6. Keuangan, Aset, dan BUM Des

6 (Enam) Pokok Pengaturan Dalam UU No.6Tahun 2014 ttg Desa

1. Kedudukan desa2. Pembangunan Desa3. Pembangunan Kawasan Perdesaan4. Kerjasama Antar Desa5. Lembaga Kemasyarakatan Desa6. Keuangan, Aset, dan BUM Des

Page 22: Presentasi Kedudukan Desa dlam UU Desa [Compatibility Mode].pdf

KEDUDUKAN DESA Sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pemerintahan

daerah dan nasional. Bentuk desa dalam undang-undang ini adalah sebagai local-self

community, yang dimaknai bahwa semua pelaksanaan tugaspelayanan adalah berbasis masyarakat.

Mengakui keragaman desa-desa dengan membuka ruang bagi daerahkab/kota untuk mengatur hal-hal tentang desa diwilayahnyaberdasarkan asal-usul, adat istiadat dan nilai-nilai sosial budayamasyarakat setempat.

DARI ASPEK PENGATURAN, PEMDA DALAM MENETAPKAN KEBIJAKAN MENGENAIDESA WAJIB MEMPERHATIKAN, MENGAKUI DAN MENGHORMATI KESATUAN-KESATUAN MASYARAKAT HUKUM ADAT BESERTA HAK-HAK TRADISIONALNYASEPANJANG MASIH HIDUP DAN SESUAI PERKEMBANGAN MASYARAKAT DANPRINSIP NKRI.

Sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pemerintahandaerah dan nasional.

Bentuk desa dalam undang-undang ini adalah sebagai local-selfcommunity, yang dimaknai bahwa semua pelaksanaan tugaspelayanan adalah berbasis masyarakat.

Mengakui keragaman desa-desa dengan membuka ruang bagi daerahkab/kota untuk mengatur hal-hal tentang desa diwilayahnyaberdasarkan asal-usul, adat istiadat dan nilai-nilai sosial budayamasyarakat setempat.

DARI ASPEK PENGATURAN, PEMDA DALAM MENETAPKAN KEBIJAKAN MENGENAIDESA WAJIB MEMPERHATIKAN, MENGAKUI DAN MENGHORMATI KESATUAN-KESATUAN MASYARAKAT HUKUM ADAT BESERTA HAK-HAK TRADISIONALNYASEPANJANG MASIH HIDUP DAN SESUAI PERKEMBANGAN MASYARAKAT DANPRINSIP NKRI.

Page 23: Presentasi Kedudukan Desa dlam UU Desa [Compatibility Mode].pdf

PengelolaanAset Desa

PengelolaanAset Desa

JejaringHarizoltal

dan Vertikal

JejaringHarizoltal

dan Vertikal

KOMPONEN PENDUKUNG KEMANDIRIAN DESA DALAMPELAYANAN, PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN

Tata Kelola Desa dalamPenyelenggaraan

Pemerintahan, Pembangunandan Pemberdayaan

Masyarakat

Tata Kelola Desa dalamPenyelenggaraan

Pemerintahan, Pembangunandan Pemberdayaan

Masyarakat

DevolusiPerencanaan

dan KeuanganDesa

DevolusiPerencanaan

dan KeuanganDesa

Usaha(BUMDes)

Usaha(BUMDes)

Page 24: Presentasi Kedudukan Desa dlam UU Desa [Compatibility Mode].pdf

Prinsip Tata Kelola Desa1. Check and Balance

Kepala Desa Vs BPD2. Demokrasi Perwakilan +

Permusyawaratan3. Proses Demokrasi

Partisipatori

1. RPJM -Desa2. Asset Desa3. Hal-Hal Strategis

Musyawarah Desa(Pasal 54 UU Desa)Musyawarah Desa(Pasal 54 UU Desa)

Badan PermusyawaratanDesa (Pasal 55 – 65)

Badan PermusyawaratanDesa (Pasal 55 – 65)

Kepala Desa (6 thn x 3 )(Pasal 25-53)

Kepala Desa (6 thn x 3 )(Pasal 25-53)

DESAIN KELEMBAGAAN DASAR TATA KELOLA DESA

1. RPJM –dan RKP Desa2. APB Desa3. Peraturan Desa4. Kinerja Pemerintahan5. Kerjasama Desa Dipilih secara

Demokratis

Wagra /MasyarakatWagra /Masyarakat

Badan PermusyawaratanDesa (Pasal 55 – 65)

Badan PermusyawaratanDesa (Pasal 55 – 65)

Kepala Desa (6 thn x 3 )(Pasal 25-53)

Kepala Desa (6 thn x 3 )(Pasal 25-53)

Dipilih secaraLangsung

PerangkatDesa

PerangkatDesa

Panitia(Ad-hock)

Panitia(Ad-hock)

BUM DesBUM Des

LK DesLK Des

Page 25: Presentasi Kedudukan Desa dlam UU Desa [Compatibility Mode].pdf

TUJUAN NORMATIF PEMBANGUNAN DESA (Pasal 78)

Pembangunan Desa bertujuan meningkatkankesejahteraan masyarakat Desa dan kualitas hidupmanusia serta penanggulangan kemiskinan melalui:penyediaan pemenuhan kebutuhan dasar,pembangunan sarana dan prasarana Desa,pengembangan potensi ekonomi lokal,pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan

secara berkelanjutan.Pembangunan Desa mengedepankan kebersamaan,

kekeluargaan, dan kegotongroyongan gunamewujudkan pengarusutamaan perdamaian dankeadilan sosial.

Pembangunan Desa bertujuan meningkatkankesejahteraan masyarakat Desa dan kualitas hidupmanusia serta penanggulangan kemiskinan melalui:penyediaan pemenuhan kebutuhan dasar,pembangunan sarana dan prasarana Desa,pengembangan potensi ekonomi lokal,pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan

secara berkelanjutan.Pembangunan Desa mengedepankan kebersamaan,

kekeluargaan, dan kegotongroyongan gunamewujudkan pengarusutamaan perdamaian dankeadilan sosial.

Page 26: Presentasi Kedudukan Desa dlam UU Desa [Compatibility Mode].pdf

Bab IXPembangunan Desa

Bab IXPembangunan Desa

PEMBANGUNAN DESA DALAM KERANGKAUU DESA NO. 6 TAHUN 2014

Bab IX Bagian ke-1Pembungunan Skala

Lokal Desa (DesaMembangun)

Bab IX Bagian ke-2Pembangunan

Kawasan Perdesaan(Membangun Desa)

Bab IX Bagian ke-2Pembangunan

Kawasan Perdesaan(Membangun Desa)

Page 27: Presentasi Kedudukan Desa dlam UU Desa [Compatibility Mode].pdf

Tata KelolaPemerintahan

Desa

Tata KelolaPemerintahan

Desa

Tata Kelola Supra DesaTata Kelola Supra Desa

Pelayanan, Pembangunan,Pemberdayaan

Desa Sebagai SUBYEKPembangunan1. Konsolidasi

Program/Kegiatan diDesa

2. Konsolidasi danPenguatanKelembagaan Desa

3. Kesatuan perencanaandan Keuangan Desa

4. Penguatan mekanismerepresentasi danakuntabilitas di tingkatLokal

Tata Kelola Desa Membangun

Tata KelolaPemerintahan

Desa

Tata KelolaPemerintahan

Desa

KegiatanPelayanan

Publik

KegiatanPelayanan

Publik

KegiatanPembangunan

KegiatanPembangunan

KegiatanPemberdayaan

Masyarakat

Desa Sebagai SUBYEKPembangunan1. Konsolidasi

Program/Kegiatan diDesa

2. Konsolidasi danPenguatanKelembagaan Desa

3. Kesatuan perencanaandan Keuangan Desa

4. Penguatan mekanismerepresentasi danakuntabilitas di tingkatLokal

Page 28: Presentasi Kedudukan Desa dlam UU Desa [Compatibility Mode].pdf

Implikasi Tata Kelola Skala Lokal Desa

Desa harus memiliki kewenangan yang jelas– Kewenangan asal-usul azas pengakuan– Kewenangan skala lokal desa azas subsidiaritas– Penugasan

Desa membuat perencanaan program sesuai dengantujuan dan kebutuhan pembangunan.Desa harus memiliki sumber-sumber pendanaan yang

memadai.Desa memiliki hak untuk mengelola aset dan

membentuk usaha.Desa diberi kewenangan untuk menjalankan sendiri

(swakelola) proyek2 skala desa.

Tata kelola desa dibuat agar ada ‘check and balances’ dalamperencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan.

Desa harus memiliki kewenangan yang jelas– Kewenangan asal-usul azas pengakuan– Kewenangan skala lokal desa azas subsidiaritas– Penugasan

Desa membuat perencanaan program sesuai dengantujuan dan kebutuhan pembangunan.Desa harus memiliki sumber-sumber pendanaan yang

memadai.Desa memiliki hak untuk mengelola aset dan

membentuk usaha.Desa diberi kewenangan untuk menjalankan sendiri

(swakelola) proyek2 skala desa.

Tata kelola desa dibuat agar ada ‘check and balances’ dalamperencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan.

Page 29: Presentasi Kedudukan Desa dlam UU Desa [Compatibility Mode].pdf

Musrenbang Kecamatan & PIK

Pemerintahan Kabupaten1. Tata Ruang kawasan Perdesaan2. Unit-unit pelayanan (sekolah, puskesmas)3. Unit-unit pembangunan ekonomi (irigasi,

pasar, jalan, dll)4. Unit Administrasi (Kantor Kecamatan)5. Sistem Informasi Terpadu

Pemerintahan Kabupaten1. Tata Ruang kawasan Perdesaan2. Unit-unit pelayanan (sekolah, puskesmas)3. Unit-unit pembangunan ekonomi (irigasi,

pasar, jalan, dll)4. Unit Administrasi (Kantor Kecamatan)5. Sistem Informasi Terpadu

PemerintahanDesa

PemerintahanDesa

PemerintahanDesa

PemerintahanDesa

Kerjasama•Musyawarah Antar Desa

•Kelembagaan (BKAD)•Kegiatan

MusrenbangKecamatan & PIKPemerintahan

DesaPemerintahan

Desa

Program/KegiatanProgram/Kegiatan Program/

KegiatanProgram/Kegiatan

Program/KegiatanProgram/Kegiatan

PemerintahanDesa

Program/KegiatanProgram/Kegiatan

Program/KegiatanProgram/Kegiatan

Program/KegiatanProgram/Kegiatan

Kerjasama•Musyawarah Antar Desa

•Kelembagaan (BKAD)•Kegiatan

PEMBANGUNANKAWASAN PERDESAAN

Page 30: Presentasi Kedudukan Desa dlam UU Desa [Compatibility Mode].pdf

Implikasi Terhadap Hubungan Perencanaan danAnggaran Kabupaten - Desa

Perencanaan di desa menghasilkan:Perencanaan desa (menengah + tahunan) yang akan

didanai oleh APBDes. (Village self Planning).Proposal pembangunan kawasan perdesaan yang akan

didanai oleh pemerintah supra desa.

Wahana untuk diskusi pembangunan perdesaan adalah:Musyawarah antar desa ruang inisiatif desa.Musyawarah kecamatan -> ruang yang dibuka oleh

pemerintah.Pembangunan sektoral berskala lokal desa didelegasikan

kepada desa.Memfungsikan unit-unit pelaksana (satuan kerja

pembangunan perdesaan melalui mekanismeperencanaan partisipatif.

Perencanaan di desa menghasilkan:Perencanaan desa (menengah + tahunan) yang akan

didanai oleh APBDes. (Village self Planning).Proposal pembangunan kawasan perdesaan yang akan

didanai oleh pemerintah supra desa.

Wahana untuk diskusi pembangunan perdesaan adalah:Musyawarah antar desa ruang inisiatif desa.Musyawarah kecamatan -> ruang yang dibuka oleh

pemerintah.Pembangunan sektoral berskala lokal desa didelegasikan

kepada desa.Memfungsikan unit-unit pelaksana (satuan kerja

pembangunan perdesaan melalui mekanismeperencanaan partisipatif.

Page 31: Presentasi Kedudukan Desa dlam UU Desa [Compatibility Mode].pdf

Pembangunan Kawasan Perdesaan(Pasal 83 sd 85)

Pembangunan Kawasan Perdesaan meliputi:penggunaan dan pemanfaatan wilayah Desa dalam rangka

penetapan kawasan pembangunan sesuai dengan tataruang kabupaten/kota;pelayanan yang dilakukan untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakatperdesaan;pembangunan infrastruktur, peningkatan ekonomi

perdesaan, danpengembangan teknologi tepat guna; dan pemberdayaan

masyarakat Desa untuk meningkatkan akses terhadappelayanan dan kegiatan ekonomi.

Rencana pembangunan Kawasan Perdesaan ditetapkan olehBupati/Walikota sesuai dengan Rencana PembangunanJangka Menengah Daerah.

Pembangunan Kawasan Perdesaan meliputi:penggunaan dan pemanfaatan wilayah Desa dalam rangka

penetapan kawasan pembangunan sesuai dengan tataruang kabupaten/kota;pelayanan yang dilakukan untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakatperdesaan;pembangunan infrastruktur, peningkatan ekonomi

perdesaan, danpengembangan teknologi tepat guna; dan pemberdayaan

masyarakat Desa untuk meningkatkan akses terhadappelayanan dan kegiatan ekonomi.

Rencana pembangunan Kawasan Perdesaan ditetapkan olehBupati/Walikota sesuai dengan Rencana PembangunanJangka Menengah Daerah.

Page 32: Presentasi Kedudukan Desa dlam UU Desa [Compatibility Mode].pdf

Pembangunan Kawasan Perdesaan(Pasal 83 sd 85)

1. Pembangunan Kawasan yang terkait denganpemanfaatan Aset Desa dan tata ruang Desa wajibmelibatkan Pemerintah Desa.

2. Perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan, danpendayagunaan Aset Desa untuk pembangunan KawasanPerdesaan merujuk pada hasil Musyawarah Desa.

3. Pembangunan Kawasan Perdesaan dilaksanakan melaluiSKPD, Pemerintah Desa, dan/atau BUM Desa denganmengikutsertakan masyarakat Desa.

4. Pembangunan Kawasan Perdesaan yang berskalalokal Desa wajib diserahkan pelaksanaannyakepada Desa dan/atau kerja sama antar-Desa.

1. Pembangunan Kawasan yang terkait denganpemanfaatan Aset Desa dan tata ruang Desa wajibmelibatkan Pemerintah Desa.

2. Perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan, danpendayagunaan Aset Desa untuk pembangunan KawasanPerdesaan merujuk pada hasil Musyawarah Desa.

3. Pembangunan Kawasan Perdesaan dilaksanakan melaluiSKPD, Pemerintah Desa, dan/atau BUM Desa denganmengikutsertakan masyarakat Desa.

4. Pembangunan Kawasan Perdesaan yang berskalalokal Desa wajib diserahkan pelaksanaannyakepada Desa dan/atau kerja sama antar-Desa.

Page 33: Presentasi Kedudukan Desa dlam UU Desa [Compatibility Mode].pdf

Kerjasama Antar Desa ( Pasal 92)

Musyawarah antar-Desa membahas hal yang berkaitan dengan:– pembentukan lembaga antar-Desa;– pelaksanaan program Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang dapat

dilaksanakan melalui skema kerja sama antar-Desa;– perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan program pembangunan antar-

Desa;- pengalokasian anggaran untuk Pembangunan Desa, antar-Desa, dan

Kawasan Perdesaan;- masukan terhadap program Pemerintah Daerah tempat Desa tersebut berada;

dan kegiatan lainnya yang dapat diselenggarakan melalui kerja sama antar-Desa.

Dalam melaksanakan pembangunan antar-Desa, badan kerja sama antar- Desadapat membentuk kelompok/lembaga sesuai dengan kebutuhanDalam pelayanan usaha antar-Desa dapat dibentuk BUM Desa yang merupakanmilik 2 (dua) Desa atau lebih.

Musyawarah antar-Desa membahas hal yang berkaitan dengan:– pembentukan lembaga antar-Desa;– pelaksanaan program Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang dapat

dilaksanakan melalui skema kerja sama antar-Desa;– perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan program pembangunan antar-

Desa;- pengalokasian anggaran untuk Pembangunan Desa, antar-Desa, dan

Kawasan Perdesaan;- masukan terhadap program Pemerintah Daerah tempat Desa tersebut berada;

dan kegiatan lainnya yang dapat diselenggarakan melalui kerja sama antar-Desa.

Dalam melaksanakan pembangunan antar-Desa, badan kerja sama antar- Desadapat membentuk kelompok/lembaga sesuai dengan kebutuhanDalam pelayanan usaha antar-Desa dapat dibentuk BUM Desa yang merupakanmilik 2 (dua) Desa atau lebih.

Page 34: Presentasi Kedudukan Desa dlam UU Desa [Compatibility Mode].pdf

Sistem Informasi Pembangunan Desa danPembangunan Kawasan Perdesaan (Pasal 86)

Sistem Informasi di Tingkat KabupatenPemerintah dan Pemerintah Daerah wajib

mengembangkan sistem informasi Desa danpembangunan Kawasan Perdesaan.Pemerintah Daerah kabupaten/kota menyediakan

informasi perencanaan pembangunan kabupaten/kotauntuk Desa.Desa berhak mendapatkan akses informasi melalui

sistem informasi Desa yang dikembangkan olehPemerintah Daerah kabupaten/kota.

Sistem Informasi di Tingkat Desa.Sistem informasi Desa dikelola oleh PemerintahDesa dan dapat diakses oleh masyarakat Desadan semua pemangku kepentingan.

Sistem Informasi di Tingkat KabupatenPemerintah dan Pemerintah Daerah wajib

mengembangkan sistem informasi Desa danpembangunan Kawasan Perdesaan.Pemerintah Daerah kabupaten/kota menyediakan

informasi perencanaan pembangunan kabupaten/kotauntuk Desa.Desa berhak mendapatkan akses informasi melalui

sistem informasi Desa yang dikembangkan olehPemerintah Daerah kabupaten/kota.

Sistem Informasi di Tingkat Desa.Sistem informasi Desa dikelola oleh PemerintahDesa dan dapat diakses oleh masyarakat Desadan semua pemangku kepentingan.

Page 35: Presentasi Kedudukan Desa dlam UU Desa [Compatibility Mode].pdf

BUM Desa (Pasal 87 – 90)

Desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa yang disebut BUM Desa. BUM Desa dapat menjalankan usaha di bidang ekonomi dan/atau

pelayanan umum sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

Pendirian BUM Desa disepakati melalui Musyawarah Desa dan ditetapkandengan Peraturan Desa.

Hasil usaha BUM Desa dimanfaatkan untuk:1. pengembangan usaha; dan2. Pembangunan Desa, pemberdayaan masyarakat Desa, dan

pemberian bantuan untuk masyarakat miskin melalui hibah, bantuansosial, dan kegiatan dana bergulir yang ditetapkan dalam AnggaranPendapatan dan Belanja Desa.

Pemerintah, Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah Daerah kabupaten/kota, danPemerintah Desa mendorong perkembangan BUM Desa dengan:1.memberikan hibah dan/atau akses permodalan;2.melakukan pendampingan teknis dan akses ke pasar; dan3.memprioritaskan BUM Desa dalam pengelolaan sumber daya alam di Desa.

Desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa yang disebut BUM Desa. BUM Desa dapat menjalankan usaha di bidang ekonomi dan/atau

pelayanan umum sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

Pendirian BUM Desa disepakati melalui Musyawarah Desa dan ditetapkandengan Peraturan Desa.

Hasil usaha BUM Desa dimanfaatkan untuk:1. pengembangan usaha; dan2. Pembangunan Desa, pemberdayaan masyarakat Desa, dan

pemberian bantuan untuk masyarakat miskin melalui hibah, bantuansosial, dan kegiatan dana bergulir yang ditetapkan dalam AnggaranPendapatan dan Belanja Desa.

Pemerintah, Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah Daerah kabupaten/kota, danPemerintah Desa mendorong perkembangan BUM Desa dengan:1.memberikan hibah dan/atau akses permodalan;2.melakukan pendampingan teknis dan akses ke pasar; dan3.memprioritaskan BUM Desa dalam pengelolaan sumber daya alam di Desa.

Page 36: Presentasi Kedudukan Desa dlam UU Desa [Compatibility Mode].pdf

Lembaga Kemasyarakatan Desa (Pasal 94)

Desa mendayagunakan lembaga kemasyarakatan Desa yang ada dalammembantu pelaksanaan fungsi penyelenggaraan Pemerintahan Desa,pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, danpemberdayaan masyarakat Desa.

Lembaga kemasyarakatan Desa merupakan wadah partisipasi masyarakatDesa sebagai mitra Pemerintah Desa.

Lembaga kemasyarakatan Desa bertugas melakukan pemberdayaanmasyarakat Desa, ikut serta merencanakan dan melaksanakanpembangunan, serta meningkatkan pelayanan masyarakat Desa.

Pelaksanaan program dan kegiatan yang bersumber dari Pemerintah,Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah Daerah kabupaten/kota, danlembaga non-Pemerintah wajib memberdayakan dan mendayagunakanlembaga kemasyarakatan yang sudah ada di Desa.

Desa mendayagunakan lembaga kemasyarakatan Desa yang ada dalammembantu pelaksanaan fungsi penyelenggaraan Pemerintahan Desa,pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, danpemberdayaan masyarakat Desa.

Lembaga kemasyarakatan Desa merupakan wadah partisipasi masyarakatDesa sebagai mitra Pemerintah Desa.

Lembaga kemasyarakatan Desa bertugas melakukan pemberdayaanmasyarakat Desa, ikut serta merencanakan dan melaksanakanpembangunan, serta meningkatkan pelayanan masyarakat Desa.

Pelaksanaan program dan kegiatan yang bersumber dari Pemerintah,Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah Daerah kabupaten/kota, danlembaga non-Pemerintah wajib memberdayakan dan mendayagunakanlembaga kemasyarakatan yang sudah ada di Desa.

Page 37: Presentasi Kedudukan Desa dlam UU Desa [Compatibility Mode].pdf

Lembaga Adat Desa (Pasal 95)

Pemerintah dan masyarakat Desa dapat membentuklembaga adat Desa.Lembaga adat Desa merupakan lembaga yang

menyelenggarakan fungsi adat istiadat dan menjadibagian dari susunan asli Desa yang tumbuh danberkembang atas prakarsa masyarakat Desa.Lembaga adat Desa bertugas membantu Pemerintah

Desa dan sebagai mitra dalam memberdayakan,melestarikan, dan mengembangkan adat istiadatsebagai wujud pengakuan terhadap adat istiadatmasyarakat Desa.

Pemerintah dan masyarakat Desa dapat membentuklembaga adat Desa.Lembaga adat Desa merupakan lembaga yang

menyelenggarakan fungsi adat istiadat dan menjadibagian dari susunan asli Desa yang tumbuh danberkembang atas prakarsa masyarakat Desa.Lembaga adat Desa bertugas membantu Pemerintah

Desa dan sebagai mitra dalam memberdayakan,melestarikan, dan mengembangkan adat istiadatsebagai wujud pengakuan terhadap adat istiadatmasyarakat Desa.

Page 38: Presentasi Kedudukan Desa dlam UU Desa [Compatibility Mode].pdf

Masalah Pelayanan, Pembangunan danPemberdayaan di Desa selama ini

Hampir 70% pemerintahan desa tidak berfungsi. Desa tidak memiliki keuangan yang cukup untuk membangun

desa secar mandiri. Perangkat desa tidak dapat bekerja dengan efektif karena

ketidakjelasan stutatus. Banyak desa-desa yang tertinggal, sehingga perlu pemihaka

kongkrit dari pemerintah. Kapasitas kabupaten dalam mendukung desa rendah (rata-rata

PAD = 6% , rata-rata belanja personel= 50,3 terhadapa totalAPBD). Program-program K/L masuk secara adhok dan terfragmentasi

secara kelembagaan, perencanaan, keuangan danpengelolaannya.

Hampir 70% pemerintahan desa tidak berfungsi. Desa tidak memiliki keuangan yang cukup untuk membangun

desa secar mandiri. Perangkat desa tidak dapat bekerja dengan efektif karena

ketidakjelasan stutatus. Banyak desa-desa yang tertinggal, sehingga perlu pemihaka

kongkrit dari pemerintah. Kapasitas kabupaten dalam mendukung desa rendah (rata-rata

PAD = 6% , rata-rata belanja personel= 50,3 terhadapa totalAPBD). Program-program K/L masuk secara adhok dan terfragmentasi

secara kelembagaan, perencanaan, keuangan danpengelolaannya.

Page 39: Presentasi Kedudukan Desa dlam UU Desa [Compatibility Mode].pdf

Sumber-Sumber Pendapatan Desa(Pasal 72)

1. Pendapatan asli Desa terdiri atas hasil usaha, hasil aset, swadaya danpartisipasi, gotong royong, dan lain-lain pendapatan asli Desa;

2. Alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; 10% dari danatransfer ke daerah (ini berarti dana transfer ke daerah adalah 110% yangterbagi 100% untuk daerah dan 10% untuk desa)

3. Bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah kabupaten/kota;10% dari Pajak dan Retribusi Daerah

4. Alokasi dana desa yang merupakan bagian dari dana perimbanganyang diterima kabupaten/kota; 10% dari DAU + DBH

5. Bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah provinsidan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota;

6. Hibah dan sumbangan yang tidak mengikat dari pihak ketiga; dan7. Lain-lain pendapatan Desa yang sah.

1. Pendapatan asli Desa terdiri atas hasil usaha, hasil aset, swadaya danpartisipasi, gotong royong, dan lain-lain pendapatan asli Desa;

2. Alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; 10% dari danatransfer ke daerah (ini berarti dana transfer ke daerah adalah 110% yangterbagi 100% untuk daerah dan 10% untuk desa)

3. Bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah kabupaten/kota;10% dari Pajak dan Retribusi Daerah

4. Alokasi dana desa yang merupakan bagian dari dana perimbanganyang diterima kabupaten/kota; 10% dari DAU + DBH

5. Bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah provinsidan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota;

6. Hibah dan sumbangan yang tidak mengikat dari pihak ketiga; dan7. Lain-lain pendapatan Desa yang sah.

Page 40: Presentasi Kedudukan Desa dlam UU Desa [Compatibility Mode].pdf

Sumber-Sumber Pendapatan Desa secaraContinue Dari Pemerintah Amanat UU Desa

ADD ( 10%DAU + DBH )ADD ( 10%

DAU + DBH )

Pendapatan DesaBersumber dari

APBN

Pendapatan DesaBersumber dari

APBN

ADD ( 10%DAU + DBH )

Pendapatan DesaBersumber dari

APBN

Pendapatan DesaBersumber dari

APBN

Alokasi dari APBN( 10% dari Dana

Tranfer ke Daerah )

Alokasi dari APBN( 10% dari Dana

Tranfer ke Daerah )Baik dana yg bersumber dari DAU +DBH maupun alokasi dari APBN ygdiperuntukan untuk Desa dialokasikanke Desa Melalui Kabupaten

Page 41: Presentasi Kedudukan Desa dlam UU Desa [Compatibility Mode].pdf

APBNAPBN

Dana Transfer keDaerah

Dana Transfer keDaerah K/LK/L

Kabupaten/ KotaKabupaten/ Kota

PemerintahPropinsi

PemerintahPropinsi

Program K/LDana Perimbangan1. ADD: 10% dari DAU

+ DBH2. 10% dari Bagian

Pajak & Retribusi3. Hibah

SKEMA SUMBERPENDAPATAN

DESA DARI PUSAT

Kabupaten/ KotaKabupaten/ Kota

Keuangan DesaKeuangan DesaPAD DesaPAD Desa Sumber LainSumber Lain

RPJM Des & APBDesRPJM Des & APBDes

PemerintahPropinsi

IndeksIndikatorAlokasi &

Pemanfaatan

IndeksIndikatorAlokasi &

Pemanfaatan

Program/ Hibah

1. ADD: 10% dari DAU+ DBH

2. 10% dari BagianPajak & Retribusi

3. Hibah

Page 42: Presentasi Kedudukan Desa dlam UU Desa [Compatibility Mode].pdf

Simulasi Pendapatan Desa dari Dana Perimbangan(Berdasarkan APBN Tahun 2013 dan Tahun 2014

Tahun 20131) Tranfer ke Daerah tahun 2013 =

528,6 T2) DAU + DBH = 412 T3) Jumlah Desa = 72.944 (Dasar

Perndagri 18 Thn 2013)4) Rata-rata Pendapatan Desa dari

bagian dan Perimbangan = 412T/72.944 = Rp. 564,816,846

5) Rata-rata Pendapatan Desa dariAPBN on top dari Dana TransferDaerah = 528,6T /72.944 = Rp.724,665,496,-

Tahun 20141) Tranfer ke Daerah tahun 2014 =

592.5 T2) DAU + DBH = 454.9 T3) Jumlah Desa = 72.944 (Dasar

Perndagri 18 Thn 2013)4) Rata-rata Pendapatan Desa dari

bagian dan Perimbangan = 454.9T/72.944 = Rp. 623,629,955.-

5) Rata-rata Pendapatan Desa dariAPBN on top dari Dana TransferDaerah = 592.5T /72.944 = Rp.812,404,036.-

Tahun 20131) Tranfer ke Daerah tahun 2013 =

528,6 T2) DAU + DBH = 412 T3) Jumlah Desa = 72.944 (Dasar

Perndagri 18 Thn 2013)4) Rata-rata Pendapatan Desa dari

bagian dan Perimbangan = 412T/72.944 = Rp. 564,816,846

5) Rata-rata Pendapatan Desa dariAPBN on top dari Dana TransferDaerah = 528,6T /72.944 = Rp.724,665,496,-

Tahun 20141) Tranfer ke Daerah tahun 2014 =

592.5 T2) DAU + DBH = 454.9 T3) Jumlah Desa = 72.944 (Dasar

Perndagri 18 Thn 2013)4) Rata-rata Pendapatan Desa dari

bagian dan Perimbangan = 454.9T/72.944 = Rp. 623,629,955.-

5) Rata-rata Pendapatan Desa dariAPBN on top dari Dana TransferDaerah = 592.5T /72.944 = Rp.812,404,036.-

Total pendapatan Desa daridana yang bersumber dari APBN= Rp. 1,290,990,349

Total pendapatan Desa daridana yang bersumber dari APBN= Rp. 1,436,033,121.-

Page 43: Presentasi Kedudukan Desa dlam UU Desa [Compatibility Mode].pdf

Kondisi Krusial bagi Pendapatan Desa

Dana yang dimandatkan untuk DAD pada dasarnya adalah danakabupaten/kota yang merupakan diskresi kabupaten/kota.Kabupaten/kota saat ini memiliki kapasitas fiskal yang rendah.

Alokasi dana desa yang bersumber dari DAU dan DBH dapatmengurangi kemampuan kabupaten/kota dalam membiayaiprioritas pembangunan skala kabupaten/kota.Kapasitas kabupaten/kota dalam mendampingi beragam.

Pemanfaatan DAD di desa bisa tidak sesuai dengan tujuan danprioritas pembangunan kabupaten.Ada resiko politisasi dan rent seeking kabupaten terhadap desa

oleh kabupaten.Ketidakseimbangan pendapatan daerah akan diturunkan ke

tingkat desa.

Dana yang dimandatkan untuk DAD pada dasarnya adalah danakabupaten/kota yang merupakan diskresi kabupaten/kota.Kabupaten/kota saat ini memiliki kapasitas fiskal yang rendah.

Alokasi dana desa yang bersumber dari DAU dan DBH dapatmengurangi kemampuan kabupaten/kota dalam membiayaiprioritas pembangunan skala kabupaten/kota.Kapasitas kabupaten/kota dalam mendampingi beragam.

Pemanfaatan DAD di desa bisa tidak sesuai dengan tujuan danprioritas pembangunan kabupaten.Ada resiko politisasi dan rent seeking kabupaten terhadap desa

oleh kabupaten.Ketidakseimbangan pendapatan daerah akan diturunkan ke

tingkat desa.

Page 44: Presentasi Kedudukan Desa dlam UU Desa [Compatibility Mode].pdf

Pengelolaan Aset Desa (Pasal 76 dan 77)1) Aset Desa dapat berupa tanah kas Desa, tanah ulayat, pasar Desa, pasar hewan,

tambatan perahu, bangunan Desa, pelelangan ikan, pelelangan hasil pertanian, hutanmilik Desa, mata air milik Desa, pemandian umum, dan aset lainnya milik Desa.

2) Kekayaan milik Pemerintah dan Pemerintah Daerah berskala lokal Desa yang ada diDesa dapat dihibahkan kepemilikannya kepada Desa.

3) Kekayaan milik Desa yang berupa tanah disertifikatkan atas nama Pemerintah Desa.Kekayaan milik Desa yang telah diambil alih oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kotadikembalikan kepada Desa, kecuali yang sudah digunakan untuk fasilitas umum.

4) Bangunan milik Desa harus dilengkapi dengan bukti status kepemilikan danditatausahakan secara tertib.

5) Pengelolaan kekayaan milik Desa dilaksanakan berdasarkan asas kepentinganumum, fungsional, kepastian hukum, keterbukaan, efisiensi, efektivitas, akuntabilitas,dan kepastian nilai ekonomi.

6) Pengelolaan kekayaan milik Desa dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan dantaraf hidup masyarakat Desa serta meningkatkan pendapatan Desa.

7) Pengelolaan kekayaan milik Desa dibahas oleh Kepala Desa bersama BadanPermusyawaratan Desa berdasarkan tata cara pengelolaan kekayaan milik Desa yangdiatur dalam Peraturan Pemerintah.

1) Aset Desa dapat berupa tanah kas Desa, tanah ulayat, pasar Desa, pasar hewan,tambatan perahu, bangunan Desa, pelelangan ikan, pelelangan hasil pertanian, hutanmilik Desa, mata air milik Desa, pemandian umum, dan aset lainnya milik Desa.

2) Kekayaan milik Pemerintah dan Pemerintah Daerah berskala lokal Desa yang ada diDesa dapat dihibahkan kepemilikannya kepada Desa.

3) Kekayaan milik Desa yang berupa tanah disertifikatkan atas nama Pemerintah Desa.Kekayaan milik Desa yang telah diambil alih oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kotadikembalikan kepada Desa, kecuali yang sudah digunakan untuk fasilitas umum.

4) Bangunan milik Desa harus dilengkapi dengan bukti status kepemilikan danditatausahakan secara tertib.

5) Pengelolaan kekayaan milik Desa dilaksanakan berdasarkan asas kepentinganumum, fungsional, kepastian hukum, keterbukaan, efisiensi, efektivitas, akuntabilitas,dan kepastian nilai ekonomi.

6) Pengelolaan kekayaan milik Desa dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan dantaraf hidup masyarakat Desa serta meningkatkan pendapatan Desa.

7) Pengelolaan kekayaan milik Desa dibahas oleh Kepala Desa bersama BadanPermusyawaratan Desa berdasarkan tata cara pengelolaan kekayaan milik Desa yangdiatur dalam Peraturan Pemerintah.

Page 45: Presentasi Kedudukan Desa dlam UU Desa [Compatibility Mode].pdf

Pemberdayaan Pemerintah dan Masyarakat Desa(Pasal 112 ayat 3)

Pemerintah, Pemerintah Daerah provinsi, dan PemerintahDaerah kabupaten/kota memberdayakan masyarakatDesa dengan:menerapkan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi, teknologi tepat guna, dan temuan baru untukkemajuan ekonomi dan pertanian masyarakat Desa;meningkatkan kualitas pemerintahan dan masyarakat Desa

melalui pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan; danmengakui dan memfungsikan institusi asli dan/atau yang sudah

ada di masyarakat Desa.

Pemberdayaan masyarakat Desa dilaksanakan denganpendampingan dalam perencanaan, pelaksanaan, danpemantauan Pembangunan Desa dan KawasanPerdesaan.

Pemerintah, Pemerintah Daerah provinsi, dan PemerintahDaerah kabupaten/kota memberdayakan masyarakatDesa dengan:menerapkan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi, teknologi tepat guna, dan temuan baru untukkemajuan ekonomi dan pertanian masyarakat Desa;meningkatkan kualitas pemerintahan dan masyarakat Desa

melalui pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan; danmengakui dan memfungsikan institusi asli dan/atau yang sudah

ada di masyarakat Desa.

Pemberdayaan masyarakat Desa dilaksanakan denganpendampingan dalam perencanaan, pelaksanaan, danpemantauan Pembangunan Desa dan KawasanPerdesaan.

Page 46: Presentasi Kedudukan Desa dlam UU Desa [Compatibility Mode].pdf

Agenda Implementasi UU Desa yang Mendesak

Penataan Desa (Reorganisasi desa sesuai kriteria penggabungan desa)Skema alokasi, kriteria pemanfaatan, pengelolaan dan

pertanggungjawaban keuangan desa (PP).Penguatan Kapasitas dan pendampingan: Di tingkat Kabupaten (BPMPD, BPKAD, Bappeda, Kecamatan) Di tingkat desa (Pemerintah Desa, BPD dan Musyawarah Desa). Antar Desa (MAD, BKAD, BUMDesa yang dibentuk oleh kerja sama antar

desa)

Pengembangan metode penilai kebutuhan sesuai dengankebutuhan masyarakat dan tujuan normatif pembangunan desa.

Pola-pola pendampingan dalam pemberdayaan kabupaten dandesa.

Pengembangan sistem informasi pembangunan desa dan kawasanperdesaan di tingkat pusat, kabupaten dan desa..

Model Relasi kabupaten dan Desa yang lebih responsif danakuntabel.

Penataan Desa (Reorganisasi desa sesuai kriteria penggabungan desa)Skema alokasi, kriteria pemanfaatan, pengelolaan dan

pertanggungjawaban keuangan desa (PP).Penguatan Kapasitas dan pendampingan: Di tingkat Kabupaten (BPMPD, BPKAD, Bappeda, Kecamatan) Di tingkat desa (Pemerintah Desa, BPD dan Musyawarah Desa). Antar Desa (MAD, BKAD, BUMDesa yang dibentuk oleh kerja sama antar

desa)

Pengembangan metode penilai kebutuhan sesuai dengankebutuhan masyarakat dan tujuan normatif pembangunan desa.

Pola-pola pendampingan dalam pemberdayaan kabupaten dandesa.

Pengembangan sistem informasi pembangunan desa dan kawasanperdesaan di tingkat pusat, kabupaten dan desa..

Model Relasi kabupaten dan Desa yang lebih responsif danakuntabel.

Page 47: Presentasi Kedudukan Desa dlam UU Desa [Compatibility Mode].pdf

IRIAN JAYA

MALUKUC.SULAWESI

JAMBI

RIAU

S.KALIMANTAN

N.SUMATRA

IRIAN JAYA

E.NUSA TENGGARAW.NUSA TENGGARA

BALI

E.JAVAC.JAVA

DI YOGYAKARTA

PAPUAS.KALIMANTAN

S.SULAWESI

W.JAVA

LAMPUNG

Page 48: Presentasi Kedudukan Desa dlam UU Desa [Compatibility Mode].pdf

CURRICULUM VITAE

Nama : Sarjiyanto,SE.,MBATempat Tgl Lahir : Sukoharjo, 31 Mei 1982.Tempat Tinggal : Tempuran RT.02/RW.VI. Bulakan Sukoharjo

7970545: HP 081393124000E-mail: [email protected]

Pendidikan :Tamat SD 1996, Tamat SMP 1999 Tamat SMA 2002 di Sukoharjo; Tamat Sarjana Fak EkonomiUNS 2007; Program Pascasarjana (S2) Program MBA – UGM 2012.

Aktifitas Sehari-hari:• Staf Pengajar Fakultas Ekonomi UNS, sejak tahun 2007 hingga sekarang.• Sekretaris Pengelola Asrama Mahasiswa UNS, 2010 – hingga sekarang• Peneliti (Peer Group) di Pusat Studi Pengkajian Kebijakan dan Kelembagaan PPKDK - LPPM

UNS,• Peneliti (Peer Group) di Kearifan Lokal Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNS• Asesor Kompetensi LSP - FP ( Profesi Pemberdayaan Masyarakat)• Pengalaman Pendampingan di beberapa DPRD dan Pemerintah Daerah Kab/Kota di Jateng

& Jatim.

CURRICULUM VITAE

Nama : Sarjiyanto,SE.,MBATempat Tgl Lahir : Sukoharjo, 31 Mei 1982.Tempat Tinggal : Tempuran RT.02/RW.VI. Bulakan Sukoharjo

7970545: HP 081393124000E-mail: [email protected]

Pendidikan :Tamat SD 1996, Tamat SMP 1999 Tamat SMA 2002 di Sukoharjo; Tamat Sarjana Fak EkonomiUNS 2007; Program Pascasarjana (S2) Program MBA – UGM 2012.

Aktifitas Sehari-hari:• Staf Pengajar Fakultas Ekonomi UNS, sejak tahun 2007 hingga sekarang.• Sekretaris Pengelola Asrama Mahasiswa UNS, 2010 – hingga sekarang• Peneliti (Peer Group) di Pusat Studi Pengkajian Kebijakan dan Kelembagaan PPKDK - LPPM

UNS,• Peneliti (Peer Group) di Kearifan Lokal Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNS• Asesor Kompetensi LSP - FP ( Profesi Pemberdayaan Masyarakat)• Pengalaman Pendampingan di beberapa DPRD dan Pemerintah Daerah Kab/Kota di Jateng

& Jatim.