Upload
romualdo-das-neves-ximenes
View
88
Download
7
Embed Size (px)
DESCRIPTION
r7trt7re
Citation preview
Presentasi issue 4 Blok 12
kelompok 1
TUMPATAN SIK/GIC
Abrasi, Erosi, AtrisiAtrisi pada gigi
a. Definisi : Abrasi gigi merupakan keadaan abnormal dimana ada lapisan pada gigi yaitu email yang hilang dan terkikis, atau terkadang hingga lapisan yang lebih dalam dari email yaitu dentin
b. Penyebab: a. Abrasi gigi yang disebabkan oleh penyikatan gigi
dengan arah horizontal dan dengan penekanan berlebihan
b. Kebiasaan buruk seperti menggigit pensilc. Kebiasaan menggunakan tusuk gigi yang berlebihan
diantara gigid. Penggunaan gigi tiruan lepasan yang menggunakan
cengkeram
Abrasi
a. Definisi: hilangnya atau rusaknya lapisan permukaan gigi atau lapisan email yang disebabkan oleh zat yang bersifat asam. Paparan zat asam yang terus menerus pada permukaan gigi ini menyebabkan email melunak, walaupun air liur dapat berfungsi untuk menetralisir tetapi lama-kelamaan gigi tetap akan kehilangan lapisan emailnya.
b. Penyebab:- Makanan dan minuman yang asam, minuman asam
contohnya soft drink dan minuman buah-buahan.- Penyakit GERD dan penyakit lainnya yang terkait dengan
seringnya muntah seperti bulimia.- Gangguan gastrointestinal.- Mulut yang kering/Xerostomia.- Konsumsi obat-obatan atau suplemen yang mengandung
zat yang bersifat asam.
Erosi
a. Definisi : Atrisi gigi merupakan kerusakan pada permukaan gigi atau restorasi akibat kontak antar gigi selama pengunyahan atau karena adanya kelainan fungsi.
b. Penyebab:
Faktor pola makan Kebiasaan bruxism Kerasnya jaringan gigi Jaringan periodontal Kondisi tulang penyangga Tonus otot pengunyahan
Atrisi
GIC/SIK memiliki kemampuan berikatan secara fisikokimia baik pada email maupun dentin.
Suatu bubuk kaca dan asam ionomer yang mengandung gugus karboksil, juga disebut sebagai semen polialkenoat.
Semen ionomer kaca sering disebut dengan ASPA (Alumine Silicate and polyacrylic acid) (Anusavice, 2003)
Definisi GIC
Powder : alumina silikat Liquid : asam poliakrilat, asam tartaric (Manappallil, 2004)
Komposisi GIC
Powder SiO2 (silica) 29% Al2O3 (alumunium oksida) 16,6% CaF2 (Calsium fluoride) 34,2% Na3AlF6 (klorit) 5,0% AlF3(alumunium fluoride) 5,3% AlPO4 (alumunium phospat) 9,9%
(Craig, 2002)
Liquid Asam poliakrilat 40-50%
Fungsi: Untuk melekatkan pada struktur gigi tanpa perlakuan kusus
Asam tartarik 5,0%Fungsi: Mengontrol reaksi pengerasan, membantu keluarnya ion-ion dari glass dan memperlambat pengerasan
Air 47%Fungsi: Media reaksi, serta menambah kekuatan bahan.
Sifat GIC Sifat Fisis a. Anti karies karies.
b. Thermal ekspansi sesuai dengan dentin dan enamel
c. Tahan terhadap abrasi
Sifat Mekanisa. Compressive strength : 150 MPa, lebih
rendah dari silikat
b. Tensile strength : 6,6 MPa, lebih tinggi dari silikat
c. Hardness : 49 KHN, lebih lunak dari silikat
d. Frakture toughness : Beban yang kuat dapat terjadi fraktur
Sifat Kimiaa. Semen Ionomer Kaca melekat dengan
baik ke enamel dan dentin, perlekatan ini berupa ikatan kimia antara ion kalsium dari jaringan COOH dari Semen Ionomer Kaca.
b. Ikatan dengan enamel dua kali lebih besar daripada ikatannya dengan
dentin. c. Dengan sifat ini maka kebocoran tepi
tambalan dapat dikurangi.d. Semen Ionomer Kaca tahan terhadap
suasana asam.
Sifat Biologia. Bikompatibilitas baikb. saliva selama penumpatan dan sebelum
semen mengeras sempurna akan merugikan tumpatan karena semen akan mudah larut dan daya adhesi akan menurun.
Klasifikasi Glass Ionomer Cement
Berdasarkan sifat fisik dan kimianya, glass ionomer cement diklasifikasikan menjadi 5 tipe, yaitu :
1. Glass Ionomer Cement Konvensional2. Resin Modifide Glass Ionomer Cement3. Hybird Ionomer4. Tri Cure Glass Ionomer Cement5. Metal Reinforced Glass Ionomer Cement
Klasifikasi glass ionomer cement berdasarkan aplikasi klinisnya, yaitu :
1. Menurut Wilson dan Mclean (1988) :a. Tipe I : Luting cementb.Tipe II.1 : Restorative Aesthetic
II.2 : Reinforced Cementc. Tipe III : Lining cement
2. Menurut Hunt (1993) klasifikasi scra umum:a. Tipe I : Luting cemeentb. Tipe II : Restorative materialc. Tipe III : Bases and liners
i. Tipe III Aii. Tipe III Biii. Tipe III C
d. Tipe IV : Admixtures
3. Anusavice (2004) klasifikasi berdasar merk:a. Tipe I : Luting Cementb. Tipe II : Restorative Cementc. Tipe III : Liner and Basis Cementd. Tipe IV : Fissure sealantse. Tipe V : Orthodontic Cementsf. Tipe VI : Core build upg. Tipe VII : Fluoride releasingh. Tipe VIII : ART(atraumatic restorative
technique)i. Type IX : Deciduous teet.
Kekurangan dan kelebihan dari GIC
Potensi antikariogenik Translusen Biokompatibel Melekat secara kimia dengan struktur gigi Sifat fisik yang stabil Mudah dimanipulasi
KELEBIHAN GIC
(Craig, 2004)
Compressive strenght kurang baik Resistensi terhadap abrasi menurun Estetik kurang baik Warna tambalan lebih opaque, sehingga
dapat dibedakan secara jelas antara tambalan dengan gigi asli.
KEKURANGAN GIC
(Craig, 2004)
INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI
Untuk karies gigi-gigi anterior seperti klas I (kavitas kecil), III (bag prox sisi palatal) dan Klas V
Untuk karies gigi-gigi posterior yang kecil dan dangkal yang tidak membutuhkan tekanan yang besar seperti klas I dan klas II superfisial
Dapat digunakan untuk restorasi erosi pada daerah gingival (akibat resesi)
Restorasi gigi sulung Memperbaiki tepi restorasi
INDIKASI
Semen glass ionomer bersifat brittle sehingga tidak digunakan untuk tambalan di bagian oklusal yang menahan daya kunyah besar atau berkontak dengan gigi lawan.
Semen glass ionomer memiliki compressive strength dan hardness lebih kecil dari semen silikat sehingga mudah pecah pada bag cusp.
Kontraindikasi
Bakar, abu. 2012. Kedokteran Gigi Klinis. Yogyakarta: Quantum Sinergis Media
DAPUS
Perlekatan GIC ke enamel/dentin Mekanisme perlekatan terjadi oleh karena ada
interaksi ion kalsium dan atau ion phosphate dari permukaan enamel/dentin
Perlekatan akan lebih efektif pada permukaan gigi yang bersih jadi harus menggunakan acidic conditioner (cleansing agents) dan larutan ferric Chloride
Cleansing agents untuk menghilangkan smear layer dari dentin
Ion Fe³⁺ mengendap akan meningkatkan ionic interaction antara semen dan dentin
Mekanisme Perlekatan
Retensi semen ionomer kaca terhadap jaringan gigi berupa ikatan fisiko-kimia tanpa menggunakan teknik etsa asam. Ikatan kimianya berupa ikatan ion kalsium yang berasal dari jaringan gigi dengan gugus COOH (karboksil).
Gugus karboksil (COOH) multipel membentuk ikatan hidrogen yang kuat. Dalam hal ini memungkinkan pasta semen untuk membasahi, adaptasi, dan melekat pada permukaan email.
Air memegang peranan penting selama proses pengerasan dan apabila terjadi penyerapan air maka akan mengubah sifat fisik SIK.
Saliva merupakan cairan di dalam rongga mulut yang dapat mengkontaminasi SIK selama proses pengerasan dimana dalam periode 24 jam. SIK sensitif terhadap cairan saliva sehingga perlu dilakukan perlindungan agar tidak terkontaminasi (varnish).
Mengapa kavitas harus di jaga kelembapannya?
Kontaminasi dengan saliva akan menyebabkan SIK mengalami pelarutan dan daya adhesinya terhadap gigi akan menurun, dan juga rentan terhadap kehilangan air beberapa waktu setelah penumpatan.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal maka selama proses pengerasan SIK perlu dilakukan perlindungan agar tidak terjadi kontaminasi dengan saliva dan udara, yaitu dengan cara mengunakan bahan isolasi yang efektif dan kedap air.
Reaksi Pengerasan GIC
Semen ionomer kaca mengalami 3 fase reaksi pengerasan :
1. Fase pertama adalah fase pelepasan ion yang diawali reaksi ionisasi radikal karboksil (COOH) yang terdapat dalam rantai asam (asam poliakrilat) menjadi ion COO
(ionkarboksilat) dan ion H+.
2. Fase kedua adalah fase hidrogel. Fase hidrogel terjadi 5 sampai 10 menit setelah pencampuran dilakukan. Selama fase ini berlangsung, permukaan semen SIK harus dilindungi dari lingkungan yang lembab dan kering, karena ion kalsium yang bereaksi dgn poliasam polianionik mudah larut dalam air.
3. Fase terakhir adalah gel poliagram, yang terjadi ketika SIK mencapai pengerasan akhir. Matriks yang terbentuk akan menjadi mature ketika ion-ion aluminium, yang pelepasannya dari permukaan kaca lebih lambat, terikat kedalam campuran semen membatu membentuk hidrogel poliagram yang menyebabkan semen menjadi lebih kaku. Fase gel poliagram ini menyebabkan SIK terlihat lebih menyerupai gigi.
Langkah-langkah preparasi Kavitas Dari Black Sebagai Berikut :
1. Outline Form (Garis tepi/Batas)2. Resistance Form (Bentuk resistensi)3. Retention Form (Bentuk retensi)4. Convenience Form5. Removal of Caries (Penyingkiran Jaringan ka
ries)6. Finishing The Enamel Margin (Menghaluskan
dinding enamel margin)7. Toilet of The Cavity (Membersihkan Kavitas)
Alat yang digunakan
1. Agate spatleSebagai pencampur/pengaduk bahan tumpat GIC
2. Paper padSebagai alas pencampur bahan GIC
3. Ball applicator
Digunakan untuk memasukkan bahan tumpat kedalam kavitas yang dalam
4. Sonde Mengukur atau menilai apakah bahan telah setting time atau belum.
4. plastic instrumentDigunakan untuk memasukkan bahan tumpatan ke kavitas yang tidak dalam.
5. Condenser
Bagian yang halus digunakan untuk memadatkan bahan tumpatan SIK dan RK
Jenis retensi pada GIC
Retensi semen ionomer kaca diperoleh dari ikatan fisiokimia yang dimiliki oleh sifat adhesinya
Untuk tumpatan glass ionomer cement oleh karena perlekatannya secara kimia maka hanya bagian gigi yang terkena karies saja yang di ambil.
Kemudian diulas conditioner baru ditumpat. Pada kavitas yang dalam, digunakansistem sandwich atau teknik laminasi dengan cara menumpatkan Glass Ionomer Cement sebagai basis dan diikuti dengan penumpatan komposit atau amalgam.
Prinsip Kerja GIC
SEBELUM MANIPULASI
Membersihkan kavitas dari kontaminan dengan conditionerdibersihkan, dikeringkan
Pilih tipe GIC Siapkan matrik & wedge Siapkan light cure (bila menggunakan
GIC LC) Isolasi daerah kerja
Gigi diisolasi agar tidak lembab
Permukaan gigi dibersihkan dari plak, debris
Memerlukan surface conditioner untuk membersihkan permukaan dentin (dentin conditioner)
Tujuan DC membantu aksi pembersihan dan
membuang “smear layer”
Proteksi pulpa dengan calcium hydroxide, bila ketebalan dentin < 0,5 mm
Semen harus cepat diaplikasikan, karena working time setelah mixing adalah 2 menit pada temperatur kamar
Perbandingan powder/liquid 1,3 : 1 sampai 1,35 : 1
Pencampuran harus cepat, menggunakan paper pad dan spatel plastik
Mixing time 30 – 60 detik
Encapsulated products dengan mechanical mixer 10 detik
Tahap manipulasi
Working time dapat diperpanjang dengan menggunakan cold glass slab ( 3˚C ) tetapi menyebabkan compressive strength menurun tidak dianjurkan
Semen ini sensitif terhadap kelembaban, maka itu semen yang baru mengeras dilindungi dari kelembaban dengan menggunakan varnish
Setelah mengeras diulas lagi dengan varnish
VARNISH
Melindungi pulpa dr iritan yg berasal dari semen atau bhan restorasi dan mengurangi penetrasi oral fluid pada restorasi
Setelah dilakukan penumpatan GIC, tumpatan GIC tdk boleh dilakukan tahapan finishing dan polishing secara langsung tetapi gic dilapisi dengan varnish.
Varnish melindungi pulpa dr iritan yg berasal dr semen atau bhn restorasi dan mengurangi penetrasi oral fluid pd restoration-tooth interface ke dalam underlying dentin
Tahap finishing dan polishing.
GIC belum mengeras sempurna sebelum 24 jam. Dalam tahapan polimerisasi, pengerasan awal GIC sekitar 7-8 menit. Namun GIC masih dalam keadaan lunak, sehingga diperlukan pemberian varnish untuk melapisi GIC dari kontaminasi saliva karena sifat GIC yg mudah larut dan aus.
Setelah 24 jam GIC mengeras sempurna. Dilakukan tahap finishing dan polishing.
Polishing menggunakan abrasive rubber cup, atau finishing disc yang diulasi cocoa butter.Cek daerah batas tepi tumpatan dengan gigi.
Desain preparasi kavitas restorasi GIC
GIC diindikasikan untuk kelas III dan V
Desain Preparasi kelas III
Gambar 4. Preparasi kelas III
Desain kavitas kelas V
Contoh kasus Macam desain kelas v
Mengapa tidak boleh langsung dilakukan finishing dan polishing dlam
1 kali kunjungan?
GIC mengeras sempurna setelah 24 jam, sehingga tidak dilakukan finishing dan polishing pada 1 kali kunjungan, karena GIC masih dalam keaadaan lunak.
Untuk melindungi GIC yang lunak tsb agar tidak terkontaminasi oleh saliva, maka dilakukan perlindungan dengan pemberian Varnish.
FAKTOR PENYEBAB KEGAGALAN RESTORASI
(Anusavice, 2003)
Faktor Penyebab Kegagalan Restorasi
1. Preparasipermukaan
2. Persiapan bahan
4. Penyelesaian permukaan dari semen yang telah mengeras
3. Penempatan bahan
5. Prosedur pasca-restorasi
Permukaan restorasi ionomer kaca yang kasar dan seperti kapur akibat kurangnya perlindungan terhadap semen selama proses pemata-ngannya.
Kegagalan Restorasi
Restorasi ionomer kaca yang sudah berusia enam tahun (tanda panah). Perawatan konservatif dan estetik untuk lesi erosi.
Keberhasilan Restorasi
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan restorasi GIC
Teknik isolasi yang baik Perbandingan powder dan liquid yang benar Design kavitas yang sesuai Teknik manipulasi yang sesuai Proses polishing Teknik finishing
Daftar Pustaka
Anusavice, J. Kenneth. Phillips: Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Ed: 10. Jakarta:EGC.
Faktor penyebab diskolorasi pada tumpatan GIC :Diskolorisasi pada tumpatan GIC biasanya
disebabkan oleh kebocoran mikro. Kebocoran mikro biasanya terjadi akibat retensi dari bahan restorasi GIC kurang kuat. Sehingga, cairan yang berada dirongga mulut ( minuman bersoda, alkohol, sirup) akan meresap melalui tepi tumpatan GIC.
Faktor penyebab kebocoran mikro:1. Kontraksi selama proses setting2. Ekspansi dan kontraksi karena adanya
kontak dengan air3. Ekspansi dan kontraksi karena perubahan
temperatur
Gambar kebocoran mikro yg menyebabkan diskolorasi