Presentasi PKL Ridwan Setiawan v2

PENGUKURAN VSWR DAN DTF PADA SALURAN SISTEM IBC (IN BUILDING COVERAGE) PADA SITE PT. TRANSISTEL DI APARTEMEN TELUK INTAN (JAKARTA UTARA)

Ridwan Setiawan 130903013X5/13/12

OverviewI.

Profil PT. TRANSISTEL NUSANTARA IBC ( In Building Coverage) VSWR dan DTF

II. Dasar teori :

III. Pengukuran VSWR dan DTF pada saluran sistem IBC (In

Building Coverage) pada site PT. TRANSISTEL di Apartemen Teluk Intan (Jakarta Utara).IV. Kesimpulan5/13/12

Profil PT. TRANSISTEL NUSANTARA TRANSISTEL NUSANTARA adalah perusahaan swasta

nasional yang berdomisili di Jakarta. Perusahaan ini didirikan oleh staff ahli professional dengan pengalaman puluhan tahun di Jaringan Telekomunikasi dan Komunikasi Data sejak awal tahun 1995.

TRANSISTEL NUSANTARA dapat menangani berbagai karya

seperti ; Rekayasa desain, pemasok alat-alat telekomunikasi, instalasi dan layanan lainnya di sector Jaringan Telekomunikasi dan Komunikasi Data.5/13/12

Profil PT. TRANSISTEL NUSANTARA Logo PT. TRANSISTEL NUSANTARA

5/13/12

Dasar Teori1. Sistem IBC Sistem IBC (In-Building Coverege) atau dikenal juga dengan

(Indoor System) yaitu suatu sistem dengan perangkat pemancar dan penerima (transceiver ) yang dipasang didalam gedung. telekomunikasi dalam gedung tersebut baik kualitas sinyal, cakupan ( coverage ) maupun kapasitas trafficnya.

Sistem IBC dibuat untuk melayani kebutuhan akan

5/13/12

Lanjut an

Peralatan yang digunakan dalam sistem

IBC :1.

MBC (Multi Band 2. Splitt er Combiner)

3. Coupler/Tap per

5/13/12

Lanjut 4. an Kabel Feeder

5. Kabel Jumper

5/13/12

Lanjut an6.

Konektor

5/13/12

Lanjut 7. an Dummy load

8.

Antena indoor

Antena 5/13/12

Antena Bi-

Antena Omnidirectional

Skema Umum Sistem IBC

5/13/12

Dasar Teori2. Pengukuran VSWR dan DTFVSWR (Volt Standing Wave Ratio) terjadi pada saluran

transmisi daya RF (Radio Frequency). Bila impedansi beban tidak sesuai dengan impedansi saluran transmisi, maka sebagian dari energi gelombang yang datang pada beban akan dipantulkan.

5/13/12

DTF (Distance-to-Fault) merupakan sebuah

pengukuran yang dilakukan untuk menganalisa saluran RF pada jarak tertentu terjadi gelombang pantul dimana terdapat nilai VSWR dan nilai jarak saluran dimana gelombang pantul terjadi.

Standar pengukuran DTF nilai VSWR yang diizinkan untuk antena adalah 1,2, untuk konektor 1,05 dan untuk kabel feeder adalah 1,03.

5/13/12

Perlunya Dilakukan Pengukuran VSWR dan DTF

Untuk mengetahui keberhasilan instalasi kabel sampai antena yang melayani sinyal operator dalam bangunan tersebut. Mengetahui bagian yang rusak dari sistem IBC yang di Instalasi.

5/13/12

Pengukuran VSWR dan DTF pada saluran sistem IBC (In Building Coverage) pada site PT. TRANSISTEL di Apartemen Teluk Intan (Jakarta Utara).Alat yang digunakan dalam pengukuran VSWR dan DTF

Site Master Anritsu S331D

Modul Instacal Anritsu Tangga Lipat

Kunci Pas 5/13/12 Ukuran 19

Tahap tahap persiapan pengukuran1.

Melihat skema distribusi antena dan splitter serta menganalisa posisinya didalam bangunan

5/13/12

LanjutanSkema saluran IBC yang mencakup lantai 8 Apartement Teluk Intan

5/13/12

LanjutanSkema saluran IBC lantai 8 Apartemen Teluk Intan

5/13/12

Lanjutan

5/13/12 Denah

posisi penyebaran antena in-door lantai 8

2.

Mengatur frekuensi dan mengkalibrasi Site Master Anritsu S331D dengan modul Instacal Anritsu.

5/13/12

Tahap tahap pengukuran1. 2. 3. 4.

Membuka saluran yang akan diukur. Memasang konektor jumper ke port RF Out Site Master. Memilih mode pengukuran DTF atau VSWR. Hasil dari pengukuran di transfer ke komputer untuk dianalisa dan di cetak dengan menggunakan software Handheld Software Tools.

5/13/12

Koneksi antara Site Master Anritsu S331D dengan komputer

Koneksi Site Master dengan komputer

Software Handheld yang digunakan untuk memproses data hasil pengukuran

5/13/12

Proses pengambilan data pengukuran dengan software Handheld1. Mengatur setting Interface dengan Site Master Anritsu S331D

2. Menunggu proses transfer data dari Site Master Anritsu S331D

5/13/12

Lanjutan3. Munculah semua hasil capture pengukuran VSWR dan DTF

4. Menyimpan semua hasil capture pengukuran dalam bentuk metafile

5/13/12

Konfigurasi pemasangan site master dan Marker pada pengukuran VSWR dan DTF

Berikut penjelasan titik-titik M (marker) : M1: Adalah titik konektor antara jumper awal dengan port site master M2: Adalah titik konektor antara jumper dengan kabel feeder M3: Adalah titik konektor antara kabel feeder dengan jumper antena M4: Adalah seluruh bagian antena dengan kabel penghubungnya M5: Adalah marker sebagai kursor pada kabel feeder yang biasanya digunakan sebagai penunjuk VSWR tertinggi pada kabel feeder.

5/13/12

Contoh hasil pengukuran VSWR dari Site Master Anritsu S331D yang telah di transfer ke komputer.

5/13/12

Contoh hasil pengukuran DTF dari Site Master Anritsu S331D yang telah di transfer ke komputer.

5/13/12

Hasil Pengukuran VSWR dan DTF antena 1V SW RL 8 -A 1M 1 : 1 . 2 8 6 @ 2 0 5 7.2 5 1 M H z

1 .3 0 1 .2 5 1 .2 0 1 .1 5 1 .1 0 1 .0 5

VSWR

M1

1 .0 0 1 95 0 1 975 20 0 0 2 0 25 205 0 20 7 5 F r e q u e n c y ( 1 9 40 .0 - 2 1 3 5 .0 M H z ) 21 00 21 25

Re s o lu tio n : 5 17 D a te : 0 3 /0 4 /2 0 10 M o d e l: S 3 3 1D

CA L:O N (CO A X ) T im e : 13 :2 8 :2 9 S e ria l # : 0 0 5 19 15 6

CW : O N

D ist a n ce - t o -fa ultL8 -A 1M 1 : 1 .0 3 6 @ .0 0 0 M e te r M 2 : 1 .0 3 @ 1 .2 4 0 M e t e r M 5 : 1 .0 0 4 @ 1 5 .8 1 4 M e te r M 3 : 1 .0 2 6 @ 2 9 .6 9 0 M e te r

Analisa : Antena 1 perlu diganti karena Nilai VSWR pada DTF M4 melebihi 1,2.

1 .3 0 1 .25 1 .2 0 VSWR 1 .1 5 1 .1 0 1 .05M1 M2

M 4 : 1 .2 2 5 @ 3 1 .3 9 5 M e te r

M5

M3

M4

1 .0 0 0 5 10 15 20 25 D i s ta n c e ( 0.0 - 4 0.0 M e te r ) 30 35 40


CA L:O N (CO A X ) T im e : 13 :2 8 :4 1 Se ria l # : 0 0 5 19 15 6

CW : O N In s .Lo s s :0 .0 6 1d B/m P ro p .V e l:0 .8 8 0

5/13/12

Hasil Pengukuran VSWR dan DTF antena 2V SW RL8 -A 2M 1 : 1 .1 0 1 @ 2 0 6 5 .8 4 3 M H z

1 .3 0 1 .2 5 1 .2 0 1 .1 5 1 .1 0 1 .0 5

VSWR

M1

1 .0 0 1 95 0 1 975 2000 2025 205 0 2075 F r e q u e n c y ( 1 9 4 0 .0 - 2 1 3 5 .0 M H z ) CA L :O N (CO A X ) T im e : 12 :14 :10 S e ria l # : 0 0 5 19 15 6 21 00 21 25

Re s o lu tio n : 5 17 D a te : 0 1/2 1/2 0 10 M o d e l: S 3 3 1D

CW : O N

D ist a n ce - t o -fa ultL8 -A 21 .3 0 1 .2 5 1 .2 0 1 .1 5 1 .1 0 1 .0 5M1 M5 M3

M 1 : 1 .0 4 9 @ .0 0 0 M e te r

M 3 : 1 . 0 3 @ 9 .8 2 6 M e te r

M 5 : 1 . 0 0 2 @ 4 . 79 7 M e t e r

Analisa : Saluran dan antena 2 masih dalam keadaan baik karena nilai VSWR masih dalam batas toleransi

VSWR

1 .0 0 0 .0 2 .5 5 .0 7.5 1 0.0 D is ta n c e ( 0.0 - 1 5 .0 M e te r ) 1 2 .5 1 5 .0

Re s o lu tio n : 5 17 D a te : 0 1/2 1/2 0 10 M o d e l: S 3 3 1D

5/13/12

CA L:O N (CO A X ) T im e : 12 :12 :4 7 S e ria l # : 0 0 5 19 15 6

CW : O N In s .L o s s :0 .0 4 1d B/m P ro p .V e l:0 .8 8 0

Hasil Pengukuran VSWR dan DTF antena 3V SW RL8 -A 3M 1 : 1 .1 6 3 @ 2 0 3 2 .2 0 9 M H z

1 .3 0 1 .2 5 1 .2 0 1 .1 5 1 .1 0 1 .0 5

VSWR

M1

1 .0 0 1 95 0 1 975 20 00 2025 205 0 2075 F r e q u e n c y ( 1 9 4 0 .0 - 2 1 3 5 .0 M H z ) 21 00 21 25



CW : O N

D ist a n ce -t o -fa ultL8 -A 3M 1 : 1 . 0 4 2 @ .0 0 0 M e t e r M 2 : 1 . 0 3 5 @ 1 .2 6 0 M e t e r M 5 : 1 .0 1 8 @ 1 5 . 2 6 2 M e t e r M 3 : 1 .0 0 4 @ 1 8 . 9 9 2 M e t e r

1 .3 0 1 .25 1 .2 0 VSWR 1 .1 5 1 .1 0 1 .05M1 M2

M 4 : 1 .0 5 @ 2 0 . 1 0 7 M e t e r

Analisa : Saluran dan antena 3 masih dalam keadaan baik karena nilai VSWR masih dalam batas toleransi.

M5

M3

M4

1 .0 0 0.0 2.5 5 .0 7.5 1 0 .0 1 2.5 1 5 .0 D i s ta nc e ( 0 .0 - 2 5 .0 M e te r ) CA L:O N (CO A X ) T im e : 13 :2 4 :17 Se ria l # : 0 0 5 19 15 6 1 7.5 2 0.0 2 2.5 25 .0


5/13/12


Hasil Pengukuran VSWR dan DTF antena 4V SW RL 8 -A 4

1 .3 0 1 .2 5 1 .2 0 1 .1 5 1 .1 0 1 .0 5

M 1 : 1 . 1 3 8 @ 2 0 6 9 .6 2 2 M H z

VSWR

M1

1 .0 0 1 95 0 1 9 75 2000 2025 20 5 0 2075 F r e q u e n c y ( 1 9 4 0 .0 - 2 1 3 5 .0 M H z ) 21 00 21 25

Re s o lu tio n : 5 17 D a te : 0 1/2 2 /2 0 10 M o d e l: S 3 3 1D

CA L :O N (CO A X ) T im e : 13 :14 :4 4 S e ria l # : 0 0 5 19 15 6

CW : O N

D ist a n ce - t o - fa ultL 8 -A 4M 1 : 1 .0 4 1 @ .0 0 0 M e te r M 2 : 1 . 0 2 @ 1 .1 0 5 M e te r M 5 : 1 .0 1 2 @ 2 0 . 1 1 6 M e t e r M 3 : 1 .0 4 @ 2 5 .0 5 8 M e te r

1 .3 0 1 .2 5 1 .2 0 1 .1 5 1 .1 0 1 .0 5M1 M2

M 4 : 1 .1 4 3 @ 2 6 .1 6 3 M e t e r


VSWR

M5

M3

M4

1 .0 0 0 5 10 15 20 D is ta n c e ( 0 .0 - 3 0 .0 M e te r ) 25 30

Re s o lu t io n : 5 17 D a te : 0 3 /0 4 /2 0 10 M o d e l: S 3 3 1D

5/13/12

CA L:O N (CO A X ) T im e : 13 : 3 0 :0 9 S e ria l # : 0 0 5 19 15 6

CW : O N In s .L o s s :0 .0 4 1d B/m P ro p .V e l:0 . 8 8 0

Hasil Pengukuran VSWR dan DTF antena 5V SW RL8 -A 5M 1 : 1 .1 6 5 @ 2 0 5 4 .9 8 4 M Hz

1 .3 0 1 .2 5 1 .2 0 1 .1 5 1 .1 0 1 .0 5

VSWR

M1

1 .0 0 1 95 0 1 97 5 20 00 20 25 205 0 2075 F r e q u e n c y ( 1 9 4 0 .0 - 2 1 3 5 .0 M H z ) 21 00 2 1 25



CW : O N

D ist a n ce - t o - fa ultL 8 -A 5M 1 : 1 .0 3 7 @ .0 0 0 M e te r M 2 : 1 .0 3 7 @ 1 .2 2 1 M e t e r M 5 : 1 . 0 0 5 @ 70 . 6 4 0 M e t e r M 3 : 1 . 0 5 4 @ 8 1 . 2 79 M e t e r

1 .3 0 1 .2 5 1 .2 0 1 .1 5 1 .1 0 1 .0 5 1 .0 0M1 M2

M 4 : 1 . 0 73 @ 8 2 . 6 74 M e t e r


VSWR

M5

M3 M4

0

10

20

30

40 50 60 D i s ta n c e ( 0 .0 - 9 0 .0 M e te r )

70

80

90


5/13/12

C A L :O N (CO A X ) T im e : 13 :2 0 :4 4 S e ria l # : 0 0 5 19 15 6

CW : O N In s .L o s s :0 .0 4 1d B/m P ro p . V e l:0 . 8 8 0

Hasil Pengukuran VSWR dan DTF antena 6V SW RL 8 -A 6M 1 : 1 . 2 0 1 @ 2 0 5 7. 1 5 1 M H z

1 .3 0 1 .2 5 1 .2 0 1 .1 5 1 .1 0 1 .0 5

VSWR

M1

1 .0 0 1 95 0 1 975 2000 2 0 25 205 0 2075 F r e q u e n c y ( 1 9 40 .0 - 2 1 3 5 .0 M H z ) 21 00 21 25


CA L :O N (CO A X ) T im e : 13 :3 3 :3 6 S e ria l # : 0 0 5 19 15 6

CW : O N

D ist a n ce - t o - fa ultL 8 -A 6M 1 : 1 .0 3 9 @ . 0 0 0 M e te r M 2 : 1 .0 3 2 @ 1 .2 2 1 M e te r M 5 : 1 .0 0 1 @ 3 5 .4 0 7 M e t e r M 3 : 1 .0 5 5 @ 6 4 .4 3 8 M e te r

1 .3 0 1 .2 5 1 .2 0 1 .1 5 1 .1 0 1 .0 5M1

M 4 : 1 . 1 1 6 @ 6 6 . 0 6 6 M e te r

1 .0 0 0

M2

M5

M3 M4

10

20

30 40 D i s ta n c e ( 0 .0 - 7 0 .0 M e te r )

50

60

70


5/13/12

CA L :O N (CO A X ) T im e : 13 :3 2 :19 S e ria l # : 0 0 5 19 15 6

CW : O N In s .L o s s :0 . 0 4 1d B/m P ro p .V e l:0 .8 8 0

Analisa : Saluran dan antena 6 masih dalam keadaan baik, walaupun terdapat VSWR yang melebihi 1,2 pada frekuensi 2057,151 MHz. Hal ini dikarenakan nilai VSWR hanya melebihi sedikit saja dan hanya satu titik frekuensi saja karena nilai VSWR masih

VSWR

Hasil Pengukuran VSWR dan DTF antena 7V SW RL8 -A 7M 1 : 1 .2 6 2 @ 2 0 1 8 .6 0 5 M Hz

1 .3 0 1 .2 5 1 .2 0 1 .1 5 1 .1 0 1 .0 5

VSWR

M1

1 .0 0 1 95 0 1 975 2000 2025 205 0 2075 F r e q u e n c y ( 1 9 4 0 .0 - 2 1 3 5 .0 M H z ) 21 00 21 25



CW : O N

D ist a n ce - t o - fa ultL8 -A 7M 1 : 1 .0 4 @ .0 0 0 M e t e r M 2 : 1 . 0 2 4 @ 1 . 2 79 M e t e r M 5 : 1 . 0 0 7 @ 2 0 .2 3 3 M e t e r M 3 : 1 .0 3 @ 4 9 . 1 8 6 M e te r

1 .3 0 1 .2 5 1 .2 0 VSWR 1 .1 5 1 .1 0 1 .0 5M1

M 4 : 1 .2 0 9 @ 5 0 . 2 3 3 M e te r

Analisa : Saluran dan antena 7 tidak dalam keadaan baik karena nilai VSWR melewati nilai 1,2 pada antena (M4). Sehingga antena 7 perlu diganti.

1 .0 0 0

M2

M5

M3

M4

5

10

15

20

25

30 35 40 D i s ta n c e ( 0 .0 - 6 0 .0 M e te r )

45

50

55

60


5/13/12

CA L :O N (CO A X ) T im e : 13 :3 5 :3 7 S e ria l # : 0 0 5 19 15 6


Hasil Pengukuran VSWR dan DTF antena 8V SW RL8 -A 8M 1 : 1 . 1 9 5 @ 2 0 75 . 2 9 1 M H z

1 .3 0 1 .2 5 1 .20 1 .1 5 1 .1 0 1 .0 5

VSWR

M1

1 .00 1 95 0 1 975 2 0 00 2025 205 0 2 0 75 F r e q u e n c y ( 1 9 4 0 .0 - 2 1 3 5 .0 M H z ) 21 00 21 25



CW : O N

D ist a n ce - t o - fa ultL 8 -A 8M 1 : 1 .0 4 6 @ .0 0 0 M e t e r M 2 : 1 .0 4 3 @ 1 .2 6 0 M e te r M 5 : 1 .0 2 2 @ 1 8 . 2 1 7 M e te r M 3 : 1 . 0 1 1 @ 4 4 . 76 7 M e t e r

1 .3 0 1 .2 5 1 .2 0 1 .1 5 1 .1 0 1 .0 5M1 M2

M 4 : 1 .0 9 2 @ 4 6 . 8 0 2 M e te r


VSWR

M5

M3

M4

1 .0 0 0 5 1 0 1 5 20 25 3 0 D is ta n c e ( 0 .0 - 5 0 .0 M e te r ) 3 5 40 45 5 0

R e s o lu tio n : 5 17 D a te : 0 3 /0 4 /2 0 10 M o d e l: S 3 3 1D

5/13/12

C A L :O N (CO A X ) T im e : 13 :3 9 :2 5 S e ria l # : 0 0 5 19 15 6

CW : O N In s .L o s s :0 .0 4 1d B/m P ro p . V e l:0 . 8 8 0

Kesimpu lan PT. Transistel Nusantara adalah perusahaan yang

menyediakan jasa telekomunikasi dan salah satu jasanya adalah penyediaan IBC. Untuk menjaga kualitas saluran IBC yang akan digunakan, dilakukan pengukuran VSWR dan DTF setelah dilakukan instalasi. Alat-alat yang digunakan saat pengukuran VSWR dan

DTF adalah :1. 2. 3.

Site Master Anritsu S331D Modul Instacal Anritsu Kunci pas ukuran 19 Tangga lipat

5/13/12

4.

Lanjutan Tahap-tahap persiapan pengukuran VSWR dan DTF:1. Melihat skema distribusi antena dan splitter. 1. Mengatur frekuensi dan mengkalibrasi Site Master

Anritsu S331D dengan menggunakan Instacal Anritsu.

Tahap-tahap pengukuran1. Membuka saluran yang akan diukur. 2. Memasang konektor jumper ke port RF Out Site5/13/12

Master.

Lanjutan Marker merupakan penanda dimana berguna sebagai kursor

yang menujukkan titik koordinat pertemuan antara nilai frekuensi dengan nilai VSWR

Pada pengukuran VSWR dan DTF, nilai VSWR yang

diperbolehkan adalah sebagai berikut :a. b. c.

Antena adalah 1,2 Konektor 1,05 Kabel feeder adalah 1,03

Dari hasil pengukuran VSWR dan DTF pada saluran antena

lantai 8 apartemen Teluk Intan ini adalah :

Saluran distribusi yang terganggu adalah saluran 5/13/12 antena 1 dan antena 7. Sehingga antena tersebut harus1.

Atas perhatiannya saya ucapkan Terimakasih

5/13/12

Documents

Presentasi PKL Ridwan Setiawan v2