presentation 2.pptx

Embed Size (px)

Citation preview

Slide 1

Disusun Oleh :

A. Muh. Defrial Caesario (110 211 0099) Riyanti Novia Ulfah(110 211 0118)

Pembimbing : - dr. Hj. Suliati P. Amir, Sp.M - dr. Yusriani Mangerangi

TINGKAT KETRAMPILAN KLINIK ANTARA MAHASISWA YANG BERORGANISASI DAN TIDAK BERORGANISASI PADA BLOK TRAUMATOLOGI FK UMI ANGKATAN 2011FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA2014BAB IPENDAHULUAN

Kemampuan klinis dapat ditingkatkan melalui pendidikan dan pelatihan berkelanjutan dalam rangka menyerap perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran yang diselenggarakan oleh organisasi profesi atau lembaga lain yang diakreditasi oleh organisasi profesi, demikian pula untuk kemampuan klinis lain di luar standar kompetensi dokter yang telah ditetapkan.. Konsil Kedokteran Indonesia, 2012.

Pengaturan pendidikan dan pelatihan kedua hal tersebut dibuat oleh organisasi profesi, dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan yang terjangkau dan berkeadilan (pasal 28 UU Praktik Kedokteran no.29/2004)Clinical Skills Lab memegang peranan penting dalam pendidikan keterampilan medis5. Belajar keterampilan klinis di Skills Lab mempunyai banyak keuntungan, antara lain: di Skills Lab kita bisa mengajarkan keterampilan - keterampilan klinik apapun secara aman, sederhana, dan segala situasi bisa lebih terkontrol. Selain itu, di Skills Lab suatu keterampilan medis yang jarang dijumpai di klinik dan tidak memungkinkan untuk dilakukan pada pasien dapat dilakukan berkali-kali karena dalam laboratorium kesalahan dapat ditolerir. Dalam laboratorium berlatih keterampilan medis tidak tergantung adanya pasien, sehingga permasalahan pasien yang dalam realita sulit dijumpai, bisa diperankan oleh pasien simulasi6.

CSL adalah sebuah fasilitas di mana siswa dan staf yang berkualitas belajar klinis, komunikasi, dan keterampilan teknologi informasi untuk tingkat tertentu kompetensi sebelum atau dikoordinasikan dengan kontak langsung pasienOleh karena itu, diperlukan adanya suatu inovasi untuk pendidikan keterampilan medis baik pada mahasiswa pre-klinik untuk mengatasi permasalahan tersebut agar mahasiswa kedokteran dapat mencapai standar kompetensi.

Rumusan MasalahSalah satu permasalahan yang muncul dari data penelitian yang dilakukan oleh Remmen dan Scherpbier (2001)7 yang menyatakan bahwa mahasiswa kurang mendapat-kan kesempatan berlatih pada saat dokter muda untuk mempraktekkan teori dan keterampilan medis yang telah dikuasainya selama pendidikan S1Masa pendidikan yang singkat dan sulit didapatkannya kasus untuk latihan menjadi sumber permasalahan utama yang dihadapi oleh seorang dokter muda dan ditambah lagi, kurangnya supervisi dari staf pengajar menambah parahnya keadaan sehingga belum dapat dipastikan bahwa metode pengajaran keterapilan klinis yang dijalani mahasiswa sudah cukup efektif.8 Tujuan PenelitianTujuan UmumMelihat tingkat keterampilan klinik antara mahasiswa yang berorganisasi dan yang tidak berorganisasi pada blok traumatologi FK - UMI angkatan 2011.

Tujuan Khususa. Mengetahui standar operasional prosedur CSL di FK - UMI.b. Mengetahui efektifitas organisasi mahasiswa terhadap keterampilan medis mahasiswa pre-klinik FK - UMI.

Manfaat PenelitianBagi pengembangan keilmuanHasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu dibidang ilmu pendidikan kedokteran.Bagi mahasiswaPenelitian diharapkan menjadi media yang dapat menyuarakan persepsi mahasiswa mengenai sistem pendidikan kedokteran di FK UMI.Bagi bidang akademikHasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan dalam penentuan kebijakan yang berhubungan dengan pelaksanaan CSL di FK UMI.Bagi penelitianHasil penelitian diharapkan dapat menjadi salah satu sumber pengetahuan dalam mealakukan penelitian-penelitian selanjutnya.

BAB IITinjauan PustakaOrganisasiDefenisiMenurut Gibson, dkk (2000), organisasi adalah suatu unit yang terkoordinasi yang terdiri atas setidaknya 2 orang yang berfungsi untuk mencapai tujuan umum. Pengertian organisasi juga dikatakan oleh Thoha (2007) bahwa organisasi adalah kolektivitas orang-orang yang bekerja sama secara sadar dan sengaja untuk mencapai tujuan tertentu.

Organisasi Kemahasiswaan Organisasi kemahasiswaan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa di lingkungan kampus. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 155 /U/1998 tentang pedoman umum organisasi kemahasiswaan di perguruan tinggiISMKI (Ikatan Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran Indonesia) adalah pemerintahan mahasiswa tingkat nasional yang sah secara de facto dan de jure untuk mewakili mahasiswa kedokteran seluruh-Indonesia.Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi No. 61/SK/Dikti/1989Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 155 /U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi KemahasiswaanSurat Keterangan Pengurus Besar IDI no. 1772/PB/A.3/03/2006ISMKISM/BEM FK(BEM KBMFK UMI)Badan Semi Otonom KBMFK - UMI(BSO)Defenisi Kompetensi Seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggungjawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas tugas di bidang pekerjaan tertentu1.Area kompetensiProfesionalitas yang LuhurMawas diri dan Pengembangan DiriKomunikasi EfektifPengelolaan InformasiLandasan Ilmiah Ilmu KedokteranKeterampilan KlinisPengelolaan Masalah Kesehatan

Komponen kompetensiMelakukan prosedur diagnosisMelakukan prosedur penatalaksanaan masalah kesehatan secara holistik dan komprehensif.

Tingkat keterampilan klinisTingkat kemampuan 1 (Knows)Tingkat kemampuan 2 (Knows How)Tingkat kemampuan 3 (Shows)Tingkat kemampuan 4 (Does)4A. Keterampilan yang dicapai pada saat lulus dokter

Tujuan KompetensiMengerjakan tugas atau pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan.

Segera tanggap dan tahu apa yang harus dilakukan bilamana terjadi sesuatu yang berbeda dengan rencana semula.

Menggunakan kemampuan yang dimiliki untuk memecahkan masalah di bidang profesinya.

Melaksanakan tugas dengan kondisi berbeda.

Daftar keterampilan klinis Bagian 13 (lain - lain)

KeterampilanDefenisiKeterampilan adalah pola kegiatan yang bertujuan, yang memerlukan manipulasi dan koordinasi informasi yang dipelajari (Sudjana, 1996:17).Tahapan KeterampilanTahap KognitifTahap tertentuTahap terbukaTahap otomatis

Faktor - faktor yang mempengaruhi keterampilanMenurut Amung Mamun dan Yudha (2000: 70), pencapaian suatu keterampilan dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor tersebut dibedakan menjadi tiga hal, yaitu faktor proses belajar mengajar, faktor pribadi, dan faktor situasional (lingkungan).

Teori belajar keterampilan klinikAndersons theory of cognitif skill acquisition (Anderson, 1982), mengatakan bahwa untuk belajar sebuah keterampilan ada tiga tahapan yang terdiri atas fase deklaratif, fase penggabungan pengetahuan dan fase prosedural12.

Metode pembelajaran keterampilan klinikS - Set the foundation of prior learning.

T - Tutor demonstration in real time without commentary.

E - Explanation with repeat demonstration.

P - Practice under supervision with feedback from peer.A simple Five step Methode for Teaching Clinical SkillsOverviewDemonstrasiPengulangan demonstrasi disertai penjelasanmenarasikan keterampilanMahasiswa melakukan/mendemokan keterampilan tersebut dengan pengamatan dari instruktur dan diberikan feedbackBAB IIIKerangka Konsep3.2 Kerangka KonsepCSL( tidak terlibat Organisasi)Keterampilan KlinikBerorgnisasiMahasiswaNilai akhir CSL blok traumatologiBAB IVMetode penelitian4.1Desain PenelitianJenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode cross sectional.

4.2Tempat dan Waktu Penelitian4.2.1TempatTempat penelitian yaitu di Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia Makassar, Sulawesi Selatan.4.2.2WaktuWaktu pelaksanaan penelitian yaitu pada blok traumatologi tahun ajaran 2014/2015.

4.3Instrument PenelitianInstrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner untuk mengetahui pelaksanaan standar operasional prosedur CSL dan tingkat keterampilan klinik mahasiswa; Data nilai akhir CSL FK UMI blok traumatologi angkatan 2011.

4.4Populasi dan Sampel4.4.1PopulasiPopulasi pada penelitian ini adalah semua mahasiswa FK UMI angkatan 2011.4.4.2SampelSampel adalah mahasiswa FK UMI angkatan 2011 yang mengikuti blok traumatologi.

4.5Teknik Pengambilan SampelPenarikan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara Total Sampling dimana sampel yang diambil adalah sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi.

4.6Kriteria Pemilihan Subjeka.Kriteria InklusiMahasiswa FK UMI angkatan 2011 yang mengikuti CSL blok traumatologi dan berorganisasi.Mahasiswa FK UMI angkatan 2011 yang mengikuti CSL blok traumatologi dan tidak berorganisasi.b.Kriteria EksklusiMahasiswa FK UMI angkatan 2011 yang tidak mengikuti CSL blok traumatologi.

4.7Teknik Pengumpulan DataData yang dikumpulkan adalah data primer dari kuesioner yang telah di modifikasi.

4.8Definisi Operasional dan Kriteria Objektifa. Keterampilan klinikDalam KBBI keterampilan adalah keterampilan n kecakapan untuk menyelesaikan tugas sedangkan iIstilah klinik berasal dari bahasa Inggris Clinic yang dalam kamus Websters New American Dictionary artinya Free Treatment of Patients or Performance of Operations in the Presence of Students. Bila dicoba diartikan dalam bahasa Indonesia bahwa klinik merupakan perlakuan bebas atau pengobatan bebas terhadap pasien. Bisa juga diartikan perbuatan/perlakuan oprasi/pertunjukan pengerjaan dihadapan murid-murid (Websters New American Dictionary, halaman 202). Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (halaman 440), kata klinis tidak ada, yang ada adalah kata klinik. Kata klinik berarti pengobatan. Berdasarkan pengertian diatas maka keterampilan klinik dapat didefenisikan sebagai suatu kecakapan untuk meyeleaikan pengobatan.

b. Organisasi medisDalam KBBI organisasi: organisasi n 1 kesatuan (susunan dsb) yg terdiri atas bagian-bagian (orang dsb) dl perkumpulan dsb untuk tujuan tertentu; 2 kelompok kerja sama antara orang-orang yg diadakan untuk mencapai tujuan bersama; Sedagkan medis: medis /mdis/ a termasuk atau berhubungan dengan bidang kedokteran. Berdasarkan pengertian diatas maka organisasi medis dapat didefenisikan sebagai suatu kesatuan yang terdiri atas bagian-bagian dalam perkumpulan untuk mencapai tujuan bersama dalam lingkup kedokteran.

4.9Pengolahan dan Analisis Data4.9.1Pengolahan DataData yang dikumpulkan diolah dengan menggunakan program SPSS20.0 for windows dengan komputer.

4.9.2Penyajian DataData yang telah diolah akan disajikan dalam bentuk deskriptif pada tabel yang disertai keterangan.

Analisis DataAnalisis data yang digunakan adalah analisis bivariat. Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara variable bebas (nilai akhir ujian CSL blok traumatologi) dengan variable terikat (CSL dan organisasi medis). Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dianalisis melalui uji korelasi Spearman dengan tingkat kemaknaan = 0,05.Jika nilai p < maka Ho ditolak, berarti ada hubungan antara variabel bebas dengan variable terikat.Jika nilai p > maka Ho diterima, berarti tidak ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Daftar PustakaKonsil Kedokteran Indonesia, 2006, standar Pendidikan kedokteran Indonesia, Jakarta.Bath, D and Smith C. A tutors guide to teaching and learning at UQ. The University of Queensland. Australia. 2004.E. Suryadi, SU, MHPE, PA(K), Pendidikan Di Laboratorium Keterampilan Klinik, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Cetakan pertama, oktober 2008.Amin, Z and Eng, KH. Basic in Medical Education 2nd Edition. World Scientific Publishing. Singapore. 2009.Diseth, A and Martinsen, O. Approaches to learning, cognitive style, and motives as predictor of academic achievement. Educational Psychology 2003; Vol 23 No. 2Angelo, T. A. 1993. A teachers dozen: Fourteen general, research-based principles for improving higher learning in our classrooms. AAHE Bulletin 45 (8): 313. 6John A Dent , and Ronald M Harden, A Practical Guide for Medical Teacher, Elsevier Churchill Livingstone, London. 2005

Salas E.(2005). Using simulation based training to improve patient safety:what does it take? Journal of Quality and Safety, 37:363 371Dreyfus H L, Dreyfus S E. (2005). Expertise in real World Contexts. Organization Studies, 26(5):779 79Patrick, J.(1992). Training:Research and Practice. (Ch.2: Learning and skill acquisition pp.19 73). London:Academic PressSchmidt, R.A. (1988). Motor Control and Learning: A Behavioral Emphasis. 2nd ed. Champaign, IL: Human Kinetics. Anderson, J. R. (1982). Acquisition of cognitive skill. Psychological Review, 89, 369-406Barrows HS, Tamblyn RM. Problem Based Learning: an approach to medical education. Medical Education 1980; vol 1.http://al-bantany-112.blogspot.com/2009/11/kumpulan-teori-efektivitas.htmlhttp://tesisdisertasi.blogspot.com/2010/10/teori-efektivitas.htmlfile:///C:/Users/Satellite%20L645/Downloads/Rayno_G2A008151_Lap.KTI.pdf

Sheet1NoKEGAWATDARURATANTingkat Kemampuan70Bantuan hidup dasar4A71Ventilasi masker4A72Intubasi373Transpor pasien (transport of casualty)4A74Manuver Heimlich4A75Resusitasi cairan4A76Pemeriksaan turgor kulit untuk menilai dehidrasi4A

Sheet2

Sheet3