86
MATERI PEMBAHASAN LAPORAN FAKTA ANALISA PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN ZONING REGULATION KAWASAN CV. TRI MATRA DISAIN KONSULTAN PERENCANA DAN PENGAWAS

Presentation Antara Jatiluwih

Embed Size (px)

DESCRIPTION

presentasi fakta dan analisa

Citation preview

PowerPoint Presentation

MATERI PEMBAHASAN LAPORAN FAKTA ANALISAPENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN ZONING REGULATION KAWASAN CV. TRI MATRA DISAINKONSULTAN PERENCANA DAN PENGAWAS

PEMERINTAH KABUPATEN TABANANDINAS PEKERJAAN UMUM

A.2. Maksud-Tujuan-Sasaran

MATERIPEMBAHASANA.2. Maksud-Tujuan-Sasaran

A.3. Ruang Lingkup MateriKompilasi Data (Rona Kawasan)Analisis DataPersiapanPengumpulan Data dan ObservasiTinjauan KebijakanPerumusan Konsepsi Kawasan StrategisPerumusan Detail Rencana Tata Ruang Kawasan StrategisMuatan Materi Tujuan Penataan BWPRencana Pola RuangRencana Jaringan PrasaranaPenetapan Sub BWP prioritasKetentuan Pemanfaatan Ruang

Perumusan Zoning Regulation Kawasan StrategisSubstansi ZoningArahan Penentuan KawasanKetentuan Penggunaan Peraturan PembangunanPengendalian Pemanfaatan

A.3. Lokasi Kegiatan

Provinsi Bali

Kabupaten TabananKawasan Jatiluwih

A.4. Deliniasi Kawasan Warisan Budaya Dunia JatiluwihNo.Subak Catur AnggaDesa AdatDesa DinasLuas Desa (Ha)1.Subak BedugulWangaya GedeWongaya Gede3.0232.Subak JatiluwihJatiluwihJatiluwih2.2333.Subak KedampalMengestaMengesta7514.Subak KlocingKloncingPenatahan3595.Subak PenatahanPenatahanPesagi5416.Subak PesagiPesagiTengkudak5067.Subak PiakPuakanRejasa2448.Subak PilingRejasaSangketan4509.Subak PuakanSangketanTegallinggah37110.Subak RejasaTegallinggah11.Subak SangketanTengkudak12.Subak Tegallinggah13.Subak Tengkudak14.Subak Wangaya BetanTotal8.478Berdasarkan Peraturan Bupati Tabanan No. 34 Tahun 2011tentang Penetapan Kawasan dan Pelestarian Warisan Budaya Kabupaten Tabanan

B. Tinjauan Kebijakan

PPK PenebelB.1. RTRWP Bali / Perda No.16/2009 (1)RENCANA STRUKTUR RUANG PROVINSI BALISubMenu11

B.1. RTRWP Bali / Perda No.16/2009 (2)RENCANA POLA RUANG PROVINSI BALISubMenu

12

Kawasan Warisan Budaya JatiluwihB.1. RTRWP Bali / Perda No.16/2009 (3)KAWASAN STRATEGIS PROVINSI BALISubMenu

13

RENCANA STRUKTUR RUANGKABUPATEN TABANANSubMenuB.2. RTRWK TABANAN 2011-2031 (1)14

SubMenuRENCANA POLA RUANGKABUPATEN TABANANB.2. RTRWK TABANAN 2011-2031 (2)15

Kawasan JatiluwihKAWASAN STRATEGISKABUPATEN TABANANNONAMA KAWASAN STRATEGISDESAKECAMATAN2Kawasan Strategis Dari Sudut Kepentingan Sosial Dan BudayaKawasan radius kesucian Sad Kahyangan dan Pura Dang Kahyangan terdiri atas:1. kawasan Pura Tanah LotDesa BerabanKediri2. kawasan Pura PekendunganDesa BerabanKediri3. kawasan Pura ResiDesa NyambuKediri4. kawasan Pura Luhur SerijongDesa AntapSelemadeg5. kawasan Pura GadingwaniDesa LalanglinggahSelemadeg BaratKawasan Desa Wisata, terdiri atas 1. Kawasan Desa Wisata PingeDesa PengeMarga2. Kawasan Desa Wisata JatiluwihDesa JatiluwihPenebelB.2. RTRWK TABANAN 2011-2031 (3)

16

C. RONA KAWASAN PERENCANAANRona Fisik Dasar Pemanfaatan RuangRona Kependudukan Prasarana & Utilitas UmumRona PerekonomianTata Bangunan & Lingkungan

Daerah Rawan Bencana

C.1. Fisik DasarC.1.1. Topografi13452

Ketingian >1000 meter DPLKetingian 750-1000 meter DPLKetingian 500-750 meter DPLKetingian 25-500 meter DPLC.1.1. Topografi

Fisik Dasar1231223

C.1.2. Kemiringan Lahan

C.2.1 Penggunaan Lahan1245736Luas Wilayah: 8.478 HaLuas Subak: 2.472 Ha

C.2. Pemanfaatan RuangPada kawasan ini, yang harus diperhatikan dalam penggunaan lahan adalah subak, dimana sistem subak ini berkaitan erat dengan jenis irigasinya

C.2.2 Pemanfaatan RuangPola bermukim di kawasan perencanaan WBD Jatiluwih adalah pola pemukiman yang berkembang secara alami dan memiliki sebuah pola permukiman yang banyak ditemui di kawasan perbukitan atau dataran tinggi yaitu pola linear terpencar atau dispersed linear

Pola Permukiman di Desa Jatiluwih

Pola Permukiman di Desa Rejasa

C.2.2 Pemanfaatan Ruang

Jenis Fasilitas PendidikanJumlah(Unit)TK13SD20SMP1SMA0Jumlah34

SD di Kawasan WBD JatiluwihSMP di Kawasan WBD JatiluwihFasilitas PendidikanC.2.2 Pemanfaatan RuangPenyebaran Permukiman dan Fasilitas

Jenis Fasilitas KesehatanJumlah(Unit)Posyandu57Puskesmas1Puskesmas Pembantu6Dokter Praktek1Pos KB9Jumlah74Praktek Dokter

Pos Kesehatan DesaFasilitas Kesehatan

C.2.2 Pemanfaatan RuangPenyebaran Permukiman dan FasilitasPuskesmasJenis Fasilitas PeribadatanJumlah(Unit)Pura197Gereja Kristen1Gereja Katolik2Jumlah200

Fasilitas Peribadatan

C.2.2 Pemanfaatan RuangPenyebaran Permukiman dan FasilitasFasilitas PerniagaanJumlah (Unit)Pasar Umum1Pertokoan1Restoran7Warung349Art Shop5Jumlah363

Fasilitas PerekonomianJumlah (Unit)Bank2Lembaga Perkreditan Desa27KUD1

Fasilitas EkonomiFasilitas OlahragaJumlah (Unit)Sepak Bola197Bola Volley1Tenis Meja2Jumlah200

Fasilitas Olahraga

C.2.2 Pemanfaatan RuangC.3. Kependudukan & Sosial BudayaJumlah Penduduk Kawasan WBD Jatiluwih (Tahun 2011) adalah 21379 Jiwa

Grafik Trend Pertumbuhan Penduduk di Kecamatan PenebelPeriode Tahun 2003 2011Jumlah KK di Kawasan WBD JatiluwihDesa2011JumlahLPJatiluwih127914012680Mengesta130213602662Wongaya Gede177818843662Tengkudak131313112624Penatahan127113612632Resaja7958491644Pesagi92810041932Tegallingah7237791502Sengketan92911122041Jumlah103181106121379

C.3.1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk

C.3.2 Jumlah Penduduk Menurut Struktur Umur dan Jenis KelaminJumlah Penduduk Menurut AgamaJumlah (Jiwa)Hindu21.109Islam89Kristen70Katolik111Jumlah21.379Jumlah Penduduk menurut AgamaProsentase Jumlah Penduduk menurut Agama

C.3.3 Jumlah Penduduk Menurut Struktur Umur dan Jenis KelaminSektor Primer = mata pencaharian di bidang pertanian dalam arti luas.Sektor Sekunder = mata pencaharian di bidang perdagangan dan industri.Sektor Tersier = mata pencaharian di bidang antara lain perbankan, listrik dan air, pengangkutan, dan pemerintahan/jasa-jasa.

C.3.4 Jumlah Penduduk menurut Mata Pencaharian

C.4. PerekonomianBerkembangnya sektor perdagangan & jasa ditunjang :Pasar Umum, Rumah Makan, Warung, Art ShopBank, KUD dan LPD

C.4.1. Potensi Sektor Perdagangan dan Jasa

C.4.2. Potensi Sektor PertanianTanaman perkebunan yang diprioritaskan adalah kopi, panili, cengkeh, kelapa dan kakaoPeternakan yang berkembang merupakan peternakan rakyat dengan skala usaha relatif kecilTernak yang diusahakan tersebut dibedakan menjadi ternak besar, ternak kecil dan unggasTerdapat sentra peternakan ayam yang dikembangkan dalam skala cukup besarPenduduk mengandalkan lahan sawah yang memberikan kontribusi di bidang perekonomian dari penanaman padipertanianperkebunanpeternakan

C.4.3. Potensi PariwisataMemiliki alam yangindah dengan bentang alam sawah yang luas yang dilalui oleh beberapa sungai dengan arus yang bagusTerdapat banyak sumber-sumber mata air panas Berupa sawah abadi yang berundak dengan sistem subakKegiatan yang dapat dilakukan adalah sightseeing dan trackingKegiatan yang dapat dilakukan antara lain:TrackingCyclingLintas alam (ATV)Daya Tarik Olahraga dan PetualanganDaya Tarik Wisata Alam

Pura Luhur BatukaruPura Luhur PetaliPura Luhur Gede Batu PanesDaya Tarik Wisata Religi

C.5. Prasarana dan Utilitas UmumC.5.1 Jaringan Jalan

Jalan Kolektor Primer 4 (K-4), merupakan jalan utama dan merupakan satu-satunya akses dari dan menuju Kabupaten Tabanan, yaitu ruas Jalan Penebel-Mengesta-Jatiluwih-BabahanJalan lokalJalan KolektorNama DesaJumlahRTSumber Air MinumPDAMPompa AirSumurMata AirJatiluwih810---810Mengesta751---751Wongaya Gede846--29817Tengkudak608---608Penatahan499317-64118Resaja414---414Pesagi530---530Tegallingah502---502Sangketan571---571Jumlah55313170935121Untuk pelayanan kota kecamatan di Kabupaten Tabanan sumber air baku yang digunakan dari sumber Mata Air Gembrong, Mata Air Gangsang dan Riang GedeSumber Penggunaan Air di Kawasan WBD

C.5.2 Sistem Penyediaan Air Minum

C.5.3 Jaringan ListrikPenyediaan energi listrik bagi masyarakat Kawasan WBD Jatiluwih diperoleh dari PLN dengan sumber pembangkit dan penyalur PLTD Pesanggaran, PLTGU Pemaron, PLTG Gilimanuk dan jaringan interkoneksitas Jawa-BaliPenyalurannya dilakukan melalui 3 buah gardu induk yaituGardu Induk KapalGardu Induk AntosariGardu Induk BaturitiPenyulang sebanyak 13 buah dengan total 540 buah gardu

C.5.4 Sanitasi dan DrainasePengelolaan air limbah rumah tangga di kawasan perencanaan yaitu :Saluran terbuka bercampur dengan sistem drainase dan merupakan saluran pembuangan air limbah yang berasal dari rumah tangga (kamar mandi, cucian, dapur) serta air limbah non domestik (industri, bengkel, rumah sakit dan lain sebagainya). Saluran tertutup untuk pembuangan air kotor dari WC/KM yang dilengkapi dengan septic tank.

Saluran DrainaseSaluran pembuangan utama yang memanfaatkan saluran sungai. Saluran di kawasan permukiman atau drainase kota.

C.5.5 Jaringan Telekomunkasi

Jaringan telepon pada umumnya telah menyebar di kawasan perencanaan.Pelayanan telepon kabel di kawasan perencanaan dilayani oleh Saluran Telepon Otomat (STO) Tabanan dan STO Baturiti.Jaringan telepon teresterial non kabel yaitu pelayanan telepon mobile/seluler yang dilayani oleh beberapa perusahaan telekomunikasi.

C.5.6 Pengelolaan PersampahanSistem pengelolaan sampah di wilayah perencanaan selain dikelola oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP)Sebagian besar juga dikelola secara individu oleh masyarakat dengan cara konvensial dibakar, membuat lobang/ditanam, ditimbun, dibuang ke tempat terbuka dan lain-lainSampah yang berasal dari rumah tangga, pertokoan, perkantoran dan lain-lain

C.6. Tata Bangunan dan LingkunganBangunan perumahan di wilayah perencanaan pada umumnya memiliki KDB yang berkisar antara 40 - 70% dengan ketingggian bangunan 1 lantai.

KDB Berkisar antara 40 - 60%, KLB 1 lantaiPermukiman di Desa Jatiluwih

KDB Berkisar antara 60 - 70%,KLB 1 lantaiPermukiman di Desa Wongaya Gede

C.6.1 Intensitas BangunanBangunan Perumahan

Bangunan fasilitas pendidikan dan kesehatan di wilayah perencanaan memiliki KDB yang berkisar antara 40 - 60% dengan ketingggian bangunan 1 lantai.Bangunan Fasilitas Lingkungan

Fasilitas Sekolah Dasar di Desa MangestaFasilitas Sekolah Dasar di Desa Penatahan

Fasilitas Kesehatan Puskesmas di Desa PenatahanFasilitas Kesehatan Pos Kesehatan Desa JatiluwihC.6.1 Intensitas Bangunan

Bangunan fasilitas peribadatan di wilayah perencanaan memiliki KDB yang berkisar antara 30 - 60% dengan ketingggian bangunan 1 lantai.Bangunan Fasilitas Lingkungan

Fasilitas Peribadatan Pura Luhur Muncaksari di Desa SengketanFasilitas Peribadatan Pura Luhur Pucak Petali di Desa JatiluwihFasilitas Peribadatan Gereja Katolik di Desa Tengkudak

Fasilitas Peribadatan Pura Batur Kaja di Desa RejasaC.6.1 Intensitas Bangunan

Bangunan fasilitas perniagaan di wilayah perencanaan memiliki KDB yang berkisar antara 60 - 90% dengan ketingggian bangunan 1 - 2 lantai.Bangunan Fasilitas PerniagaanFasilitas Perekonomian Restoran di Desa Jatiluwih

Fasilitas Perekonomian Warung di Desa Penatahan

Fasilitas Perekonomian Warung di Desa Pesagi

Fasilitas Perekonomian Pasar di Desa PenatahanC.6.1 Intensitas Bangunan

Bangunan fasilitas perkantoran di wilayah perencanaan memiliki KDB yang berkisar antara 40 - 60% dengan ketingggian bangunan 1 - 2 lantai.Bangunan Fasilitas Perkantoran

C.6.1 Intensitas BangunanBentuk dan arsitektur bangunan merupakan campuran antara bentuk bangunan modern serta bangunan dengan bentuk dan tampilan arsitektur tradisional Bali dengan penerapan proporsi dan karakter yang beragam.C.6.2 Bentuk dan Arsitektur Bangunan

Pemanfaatan bangunan umumnya merupakan bangunan rumah, fasilitas lingkungan, dan fasilitas penunjang kegiatan pariwisata. Bangunan perumahan tersebar di seluruh wilayah bangunan perumahan yang terletak di sepanjang jalan juga digunakan sebagai bangunan perdagangan maupun jasaC.6.3 Pemanfaatan Bangunan

Pemanfaatan bangunan untuk perdaganganPemanfaatan bangunan untuk rumahPemanfaatan bangunan untuk kantor

D. AnalisisFungsi Tujuan Penataan RuangDasar Tujuan Penataan RuangRumusan Tujuan Penataan Ruangsebagai acuan penyusunan rencana pola ruang, rencana jaringan prasarana, penetapan bagian dari wilayah RTR yang diprioritaskan penanganannya, dan penyusunan peraturan zonasimenjaga konsistensi dan keserasian pembangunan kawasan perkotaan dengan RencanaTata Ruang Wilayah Kabupaten/Kotaarahan pencapaian sebagaimana ditetapkan dalam RTRW kabupaten/kotaisu strategis wilayah perencanaan, yang antara lain dapat berupa potensi, masalah, dan urgensi/keterdesakan penanganankarakteristik wilayah perencanaankeseimbangan dan keserasian antarbagian dari wilayah kabupaten/kotafungsi dan peran wilayah perencanaanpotensi investasikondisi sosial dan lingkungan wilayah perencanaanperan masyarakat untuk turut serta dalam pembangunansasaran-sasaran yang merupakan ukuran tercapainya tujuan tersebutD.1. Analisis Tujuan Penataan Ruang Wilayah PerencanaanFungsi dan Peran dari Kawasan WBD Jatiluwih sebagai Kawasan Strategis Provinsi Bali dari Aspek Kepentingan Sosial Budaya

Wilayah perencanaan merupakan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)D.2. Analisis Kedudukan Wilayah Perencanaan

D.3. Analisis Fungsi Kawasan WBD Jatiluwih dalam Konstelasi RegionalAspek KebijakanAspek Geografi

Jumlah penduduk di wilayah perencanaan berdasarkan data terakhir Tahun 2013 mencapai 21.831 jiwa dengan distribusi penyebaran penduduk hampir merata di setiap lingkunganPerubahan penduduk di wilayah perencanaan mulai Tahun 2003 sampai dengan Tahun 2013 mengalami fluktuasi dengan kecenderungan kenaikan yaitu 38,35% D.4. Analisis KependudukanJumlah Penduduk (Jiwa)PerubahanTahun 2003Tahun 2013Jumlah Penduduk (Jiwa)Presentase (%)19.61621.8312.21511,29

tingkat pertumbuhan penduduk di kawasan perencanaan adalah rata-rata sebesar 0,0108 atau 1,08%

TahunJumlah Penduduk Proyeksi (Jiwa)TahunJumlah Penduduk Proyeksi (Jiwa)201321.831201422.066202424.558201522.304202524.823201622.544202625.090201722.786202725.360201823.031202825.632201923.279202925.908202023.529203026.187202123.783203126.469202224.038203226.753202324.297203327.041D.4. Analisis Kependudukan

D.5. Analisis Tata Guna Lahandalam rentang waktu 10 tahun yaitu antara Tahun 2003 dan Tahun 2012, peruntukan lahan yang mengalami perubahan adalah lahan permukiman/pekarangan yang bertambah sebesar 26,8%, lahan untuk penggunaan perkebunan bertambah sebesar 19,75%, sedangkan lahan untuk penggunaan sawah juga bertambah sebesar 8,7%. No.Jenis Penggunaan LahanLuas (Ha)Perubahan Lahan KeteranganTahun 2003Tahun 2012Luas (Ha)Prosentase (%)1.Sawah2257 2472 215 8,7 lahan bertambah2.Tegal/Semak- 475 475 100 lahan bertambah3.Perkebunan2845 3545 700 19,75 lahan bertambah4.Pekarangan2323178526,81lahan bertambah5.Lainnya31441669147588,38lahan berkurang

D.6. Analisis Kesesuaian LahanBerdasarkan Hasil analisisi, di kawasan WBD Jatiluwih pada lahan basah (sawah irigasi) dan tadah hujan sebaiknya dikembangkan komoditi pertanian (tanaman pangan seperti padi dan palawija); lahan-lahan kering (kebun dan ladang) dikembangkan tanaman buah-buahan dan gaharu, perkebunan dan tanaman pakan ternak. Sedangkan pada lahan-lahan kering yang miring topografinya sebaiknya dikembangkan tanaman kehutanan seperti albisia, jati belanda dan bambu.

D.7. Analisis Daya Dukung Lahan

123

Hirarki jalanFungsi bangunanKDB (%)Kolektor (K4)Perumahan60-70Perdagangan/ jasa70-80Perkantoran60-70Fasum60-70Fasos 60-70LokalPerumahan45-60Perdagangan/ jasa60-70Perkantoran60Fasum60-70Fasos 45-60Jenis BangunanKetentuan KDB Perumahan40-60%Perdagangan/ jasa60-80%Perkantoran60-70%Fasos 50-70%Berdasarkan ketetapan KDB dalam RTRW Kab. Tabanan, dapat diketahui bahwa sebagian besar fungsi bangunan di Kawasan Jatiluwih masih berada dalam batasan atau sesuai dengan arahan ketentuan KDB yang telah ditetapkan. Perhitungan KDB di Kawasan WBD JatiluwihD.7.1. Koefisien Dasar Bangunan

Hirarki jalanFungsi bangunanKLB Kolektor (K4)Perumahan1-2Perdagangan/ jasa1-2Perkantoran1Fasum1Fasos 1LokalPerumahan1Perdagangan/ jasa1Perkantoran1Fasum1-2Fasos 1-2Perhitungan KLB di Kawasan WBD JatiluwihFungsi bangunanKetentuan KLB(x KDB)Perumahan1-2Perdagangan/ jasa3Perkantoran2Pendidikan2-4Kesehatan2Prasarana Olahraga4Bangunan budaya4Ketentuan KLB di Kawasan WBD JatiluwihBerdasarkan ketentuan KLB dalam RTRW kabupaten Tabanan, KLB ditetapkan berdasarkan fungsi wilayah. Oleh karena itu, ketentuan KLB Kawasan Gilimanuk termasuk ke dalam ketentuan kawasan perdesaanKLB pada masing-masing bangunan masih berada di bawah KLB maksimum, sehingga untuk KLB di kawasan Jatiluwih masih dapat dikembangkan hingga batas maksimum KLB yang telah ditetapkan di dalam ketentuan RTRW Kabupaten Tabanan.D.7.2. Koefisien Lantai Bangunan

No.Jenis Penggunaan LahanKetinggian Bangunan Maksimum Kabupaten Tabanan (m)1Hotel dan Restaurant152Fasilitas Penunjang Pariwisata dan parkir153Mix Use124Perumahan (rumah sedang)105Perumahan (rumah kecil)56Bangunan Perdagangan107Bangunan Pendidikan108Bangunan Kesehatan10Sebagian besar ketinggian bangunan sudah sesuai dengan arahan dari kebijakan di Kabupaten Tabanan, hanya pada bangunan tinggal terdapat deviasi yaitu dimana berdasar arahan ketinggian maksimum untuk bangunan tinggal yaitu 10 m, sedangkan pada kondisi eksisting terdapat bangunan perdagangan dengan ketinggian bangunan mencapai 15 m (4 lantai)Berdasarkan RTRW Kabupaten Tabanan batas ketinggian maksimum bangunan yang diperkenankan di Kabupaten Tabanan adalah 15 meter atau tidak melebihi ketinggian pohon kelapa kecuali bangunan berupa tempat ibadah ataupun tower/menara.Hirarki JalanDamija (m)d (m)Ketinggian Maksimum (m)Jumlah Lantai MaksimumKolektor53,552 -3Lokal32,53.751 - 2D.7.3. Ketinggian BangunanJenis KebutuhanStandarKebutuhan Air Bersih (l/detik)RT120 lt/orang/hari37,56Konsumsi Kran Umum30 lt/orang/hari9,39Industri Kecil & RT 4% dari total kebutuhan RT1,50Niaga, Lembaga & Umum20% dari total kebutuhan RT7,51Hidran Kebakaran20% dari total kebutuhan RT7,51Kebocoran15% dari total kebutuhan RT5,63D.8. Analisis Utilitas UmumJenis KebutuhanStandarKebutuhan Energi Listrik (KVA)RT90 VA2433,69Industri Kecil dan RT 4% dari total kebutuhan RT97,35Fasilitas Sosial dan Ekonomi40% dari total kebutuhan RT38,94Penerangan Jalan15% dari total kebutuhan RT5,84ListrikAir Bersih

Analisis Utilitas UmumJenis KebutuhanStandarKebutuhan Telepon (SS)RT4 SS : 100 % penduduk 1082Fasilitas Sosial dan Ekonomi3% total kebutuhan RT32,45Telepon Umum1 SS : 2500 penduduk 10,82TelekomunikasiJenis KebutuhanStandarTimbulan Sampah (m3/jiwa/hari)Rumah Tangga (RT)0,0025 m3/jiwa/hari67,60Kegiatan Sosial dan Umum5% dari total kebutuhan RT3,38Kegiatan Perdagangan dan Jasa10% dari total kebutuhan RT6,76Sampah Jalan Raya2,5% dari total kebutuhan RT1,69SampahJenis KebutuhanTimbulan Air Limbah (l/detik)RT26,29Konsumsi Kran Umum6,57Industri Kecil dan RT 1,05Niaga, Lembaga dan Umum5,26Hidran Kebakaran5,26Kebocoran2,54Limbah

D.9. Analisis Fasilitas UmumPenyediaan fasilitas lingkungan yang terdapat di Kaawasan WBD Jatiluwih sebagian besar sudah dapat memenuhi kebutuhan penduduknya sampai dengan akhir masa perencanaanSaranaJenis FasilitasJumlah Penduduk dan Kebutuhan Fasilitas (Unit)20132018202320282033JiwaUnitJiwaUnitJiwaUnitJiwaUnitJiwaUnitPeribadatanGereja21.831323.031124.297125.632127.0411Pura1971111PendidikanTK21.8311323.0311824.2971925.6322127.04122SD2014151617SMP15556KesehatanPosyandu21.8311723.0311824.2971925.6322127.04122Puskesmas170000Puskesmas Pembantu181111Praktek Dokter190000Pos KB209101011PerdaganganPasar21.831123.031124.297125.632127.0411Pertokokan14445Warung2259297103108Pusat perbelanjaan dan niaga120000OlahragaTaman/ Tempat main (Kelompok Tetangga)21.831023.0319224.2979725.63210327.041108Taman/ Tempat main (Pusat Kegiatan Lingkungan)09101011Taman dan Lapanagan Olahraga2001111

C.10. Permasalahan KawasanBanyaknya jaringan jalan yang rusak menyebabkan sulitnya aksesibilitas dari dan ke kawasan Jatiluwih

Adanya limitasi pengembangan wilayah perencanaan karena berada di wilayah dengan kelerengan > 40% dan rawan bencana longsorKurangnya pemasaran mengenai produk-produk pertanian lokal Kawasan Jatiluwih sehingga produk-produk pertanian khas Jayiluwih kurang dikenalKondisi-kondisi jalan di Kawasan Jatiluwih yang rusak menyebabkan susahnya pengangkutan dan penyaluran hasil-hasil produksi pertanian

Kurangnya fasilitas penunjang pariwisata yang berada di Kawasan Jatiluwih seperti tidak tersedianya pusat informasi pariwisata, tidak terdapat lahan parker, jalur tracking dan jalur cycling di kawasan Jatiluwih

Adanya transformasi pola permukiman di kawasan Jatiluwih dari bentuk tradisional menjadi modern. Kurangnya pengelolaan sampah di kawasan Jatiluwih sehingga menyebabkan masih banyak sampah yang tidak terakomodir

C.11. Potensi KawasanPenetapan Jatiluwih sebagai kawasan warisan budaya dunia membuka potensi pariwisata dan budayaEksistensi lahan pertahian di kawasan Jatiluwih. Keberadaan system subak sebagai system irigasi di Kawasan Jatiluwih sebagai wujud manifestasi terhadap Tri Hita Karana

Lahan pertanian di kawasan ini sudah menjadi bagian dari aktivitas budaya dan perekonomian masyarakat

Adanya potensi pariwisata yang sangat potensial untuk dikembangkan di kawasan jatiluwih, seperti daya Tarik wisata alam sawah terasering, wisata religi dan budaya , juga wisata yang bersifat adventureBudaya dan adat istiadat yang masih dipertahankan sehingga memberikan ciri khas kepada kawasan Jatiluwih. Potensi budaya berupa seni budaya, upacara ngaben dan prosesi bertaniAdanya desa tradisional di Br. Gunungsari yang masih melestarikan pola permukiman tradisional

Potensi Alam dan Daya Tarik WisataPura Luhur PetaliPura Luhur PetaliPura Rambut SedanaPuraBulakanPuraBatu MadegPura Manik GalihPuraTaksu Agungb. Sawah Berterasering

Areal persawahan di Desa Jatiluwih seluas 303,40 hektar dengan tekstur tanah berasal dari pelapukan Gunung Batukaru yang sangat subur dan sangat sesuai untuk daerah pertanian dengan komoditas unggulanya yaitu beras merah.

C.12. Potensi

66e.TrackingKeindahan alam, kesejukan, dan kealamian Jatiluwih menjadikan daerah ini sangat baik untuk kegiatan tracking. Jalur-jalur tracking yang ada di Desa Jatiluwih ada beberapa jalur, akan tetapi yang paling sering digunakan adalah dua jalur tracking, yaitu: Jatiluwih - Besikalung dan Umakayu (Gunung Sari) - Tamblingan.CyclingDi samping tujuan berwisata, kegiatan cycling ini baik untuk terapi jantung dan paru-paru. Untuk di daerah Jatiluwih, jalur cycling yang biasa digunakan adalah mulai dari Bedugul kemudian menuju Besikalung dan akhirnya finish di Jatiluwih

67Potensi BudayaUpacara yang terkait dengan aktivitas petani di sawah, yaitu :(1).Upacara Mapag Toya (2).Kempelan(3).Upacara Ngendag Tanah Carik(4).Upacara Ngurit(5).Upacara Ngerasakin(6).Upacara Pangawiwit (Nuwasen)(7).Upacara Ngekambuhin(8).Upacara Pamungkah(9). Upacara Penyepian(10).Pengerestitian Nyegara Gunung yang dilaksanakan di Pura Luhur Petali dan Pura Luhur Pekendungan(11). Upacara Masaba(12). Ngadegang Batari Sri (Batara Nini)(13). Upacara Nganyarin(14). Manyi(15). Upacara Mantenin

C.12. Potensi

68Tari Baris Memedi (Sang Hyang Memedi)Tari ini merupakan tarian sakral yang dipentaskan khusus pada saat pelaksanaan Upacara Pitra Yadnya (ngaben) yang tingkatannya madya dan utama. Sebelum menarikan Tari Baris Memedi, ada beberapa kegiatan yang terlebih dahulu harus dilakukan, seperti: mengadakan ritual di kuburan setempat, yang tujuannya adalah memohon keselamatan dan kelancaran Upacara Pitra Yadnya yang akan dilaksanakan.Proses Pengolahan Sawah(1).Mencangkul di sawah; di mana kegiatan ini merupakan kegiatan pertama yang dilakukan di sawah(2).Nampadin; alat yang digunakan adalah sejenis golok panjang yang disebut "penampad" untuk membersihkan rumput-rumput pada bagian dinding petak sawah.(3).Ngelampit (membajak sawah); kegiatan ini dilakukan menggunakan bajak (lampit) yang ditarik oleh dua ekor sapi atau ditarik oleh seekor kerbau. (4).Melasah (meratakan tanah sawah);.(5).Nandur (menanam padi); kegiatan inti dari mengolah sawah adalah menanam padi (nandur). Benih-benih padi (bulih) sudah disemai jauh sebelum kegiatan nandur ini + 4-5, minggu sebelumnya.

69Aktivitas Pasca Panen(1). Membawa padi dari sawah ke rumah masing-masing untuk disimpan di lumbung. Cara untuk membawanya adalah dengan cara dipikul (negen) dari sawah ke rumah masing-masing. Alat yang digunakan adalah sanan, di mana alat ini terbuat dari kayu kelapa (seseh) dan pada ujung-ujungnya dibuat lancip. (2). Menumbuk padi (nebuk). Agar padi yang sudah dipanen menjadi beras, sebelumnya harus ditumbuk terlebih dahulu, sehingga menjadi beras. Proses tradisional yang digunakan menumbuk padi dengan menggunakan "lesung" sebagai dasar tumbukan dan "lu" sebagai penumbuknya yang terbuat dari kayu.

Seni Budaya MasyarakatMasyarakat Jatiluwih banyak sekali memiliki seni budaya yang dapat menjadi potensi budaya. Potensi seni budaya tersebut, yaitu: joged, gong wanita, arja, topeng, wayang, sekaa shanti, sekaa angklung, dan lain-lain. Pengelolaan yang baik dari potensi seni budaya yang dimiliki masyarakat Jatiluwih akan memberikan nilai tambah tersendiri yang langsung menyentuh masyarakat.

70

Pemukiman MasyarakatPemukiman masyarakat agraris di Desa Jatiluwih adalah keberadaan lumbung di setiap rumah masyarakat. Hasil panen padi yang mereka peroleh disimpan di masing-masing lumbung yang dimiliki masyarakat Jatiluwih. Untuk menyimpan padi di lumbung tersebut, masyarakat akan melaksanakan upacara terlebih dahulu sebagai rasa syukur kehadapan Ida Batari Sri karena sudah diberikan sumber pangan yang baik, yaitu Upacara Mantenin. Lumbung yang terdapat di Desa Jatiluwih bentuknya hampir seragam untuk masing-masing yang dimiliki masyarakat. Pemandangan tersebut menjadi daya tarik tersendiri untuk wisatawan yang berkunjung ke Jatiluwih.Konsep pemukiman masyarakat Jatiluwih menganut konsep Tri Angga yang terdiri dari 3 (tiga) tingkatan letak, yaitu: hulu, badan, dan kaki (teben). Dari sini, dapat dilihat bahwa implementasi dari Tri Hita Karana sudah mulai tampak dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jatiluwih dari skup yang terkecil, yaitu keluarga.

Potensi Budaya

71Faktor internal

Faktor EksternalSTRENGTHKondisi topografi kawasan perencanaan yang berupa daerah pertanian di daerah pegunungan dengan pemandangan alam yang indah merupakan daya tarik utama kawasan perencanaanSebagian besar wilayah perencanaan berada di daerah yang memiliki kelerengan >40% sehingga menjadi daya tarik bagi kawasan.Jenis tanah di kawasan perencanaan berupa endapan dari serentetan gunung api sehingga cocok untuk kesuburan pertanianKawasan Jatiluwih memiliki sumber mata air dengan jumlah yang banyakKawasan ini memiliki nilai konservasi sumber daya alam hayati serta ekosistem yang penting dan prioritas di Provinsi BaliKelengakapan pelayanan prasarana wilayah perencanaan baik listrik, telepon dan air bersihBerkembangnya pariwisata berbasis pertanian sebagai potensi kegiatan ekonomi lokalWEAKNESSKawasan perencanaan termasuk dalam kawasan rawan bencana longsorAdanya kerawanan terhadap gelombang pasang serta kawasan rawan pantai abrasiPada beberapa ruas jalan lokal dan lingkungan di kawsan perencanan masih dalam kondisi burukPersebaran fasilitas pelayanan umum dan sosial belum merata Minimnya penyediaan sarana dan prasarana wisata di kawasan perencanaanAksesibilitas yang terbatas untuk menuju wilayah perencanaa dari jalan nasional yang menyebabkan kurangnya perhatian untuk menuju kawasan pariwisataBelum dikelolanya SDA pariwisata pertanian secara optimal sehingga belum mampu memberikan nilai tambah pada kawasan perencanaanAtraksi wisata yang menjadi daya tarik wisata kurang menarik perhatianOPORTUNITYAdanya penetapan dari UNESCO bahwa kawasan perencanaan ditetapkan sebagai kawasan Warisan Budaya DuniaKawasan perencanaan merupakan kawasan strategis provinsi dari kepentingan pertanian (lumbung beras)Peluang masuknya investasi dari luar membuka kesempatan bagi penerapan dan pemanfaatan teknologi tepat guna yang dapat bermanfaat bagi peningkatan SDM lokalRencana peningkatan jalan akan semakin memperlancar pergerakan terutama pergerakan eksternal-internal kawasan perencanaanDitetapkannya Jatiluwih sebagai kawasan Warisan Budaya Dunia dapat membuka peluang perluasan wilayah pemasaran potensi sektor perdagangan-jasa dan pariwisataPeluang masuknya investor-investor untuk menanamkan modalnya di kawasan perencanaan akan dapat menjadi pemacu meningkatnya tingkat perekonomian di kawasan perencanaanMasuknya investor berpeluang memunculkan sektor-sektor perekonomian baru yang dapat menciptakan variasi kegiatan ekonomi di kawasan perencanaanS-OPengelolaan kawasan-kawasan strategis pertumbuhan dan pengendalian pemanfaatan ruangPenyebaran pusat pelayanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakatPemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan prasarana wilayah perencanaanPenyebaran kegiatan wilayah perencanaan dan pemerataan distribusi pendudukMendukung pengembangan jalan untuk mengembangkan pertumbuhan dan perkembangan aktivitas wilayah perencanaanW-OPengembangan fisik kawasan wilayah perencanaan ke arah kawasan yang potensial untuk dikembangkanPenambahan fasilitas pelayanan untuk mendukung pelayanan umum dan sosial masyarakatPengelolalaan kawasan pertumbuhan pariwisata untuk mengembangkan pusat pertumbuhan baruPengelolaan kawasan pariwisata dengan memperhatikan konservasi lingkunganOptimalisasi kegiatan peningkatan citra pariwisata kawasan dengan meningkatkan kegiatan promosi terhadap potensi-potensi wisata yang terdapat di Kawasan JatiluwihC.13. Analisis SWOTFaktor InternalFaktor Eksternal

Faktor internal

Faktor EksternalSTRENGTHKondisi topografi kawasan perencanaan yang berupa daerah pertanian di daerah pegunungan dengan pemandangan alam yang indah merupakan daya tarik utama kawasan perencanaanSebagian besar wilayah perencanaan berada di daerah yang memiliki kelerengan >40% sehingga menjadi daya tarik bagi kawasan.Jenis tanah di kawasan perencanaan berupa endapan dari serentetan gunung api sehingga cocok untuk kesuburan pertanianKawasan Jatiluwih memiliki sumber mata air dengan jumlah yang banyakKawasan ini memiliki nilai konservasi sumber daya alam hayati serta ekosistem yang penting dan prioritas di Provinsi BaliKelengakapan pelayanan prasarana wilayah perencanaan baik listrik, telepon dan air bersihBerkembangnya pariwisata berbasis pertanian sebagai potensi kegiatan ekonomi lokalWEAKNESSKawasan perencanaan termasuk dalam kawasan rawan bencana longsorAdanya kerawanan terhadap gelombang pasang serta kawasan rawan pantai abrasiPada beberapa ruas jalan lokal dan lingkungan di kawsan perencanan masih dalam kondisi burukPersebaran fasilitas pelayanan umum dan sosial belum merata Minimnya penyediaan sarana dan prasarana wisata di kawasan perencanaanAksesibilitas yang terbatas untuk menuju wilayah perencanaa dari jalan nasional yang menyebabkan kurangnya perhatian untuk menuju kawasan pariwisataBelum dikelolanya SDA pariwisata pertanian secara optimal sehingga belum mampu memberikan nilai tambah pada kawasan perencanaanAtraksi wisata yang menjadi daya tarik wisata kurang menarik perhatianTHREATAncaman terjadinya alih fungsi lahan akibat perkembangan kawasan perencanaan yang terjadi akibat adanya efek pengembangan kawasan wisataInvestor luar yang masuk ke kawasan perencanaan yang akan berinvestasi disektor pariwisata pegunungan/perbukitan dapat mengancam keberadaan ekosistem dan keanekaragaman hayati di kawasan perencanaanMeningkatnya investasi dari luar dapat mengancam pertumbuhan ekonomi lokal Kurangnya perhatian dari pemerintah terhadap upaya peningkatan kegiatan ekonomi lokal kegiatan pariwisata di wilayah perencanaanKurangnya lembaga pariwisata di wilayah perencanaan yang dapat mengakomodir kegiatan wisataS-TPenyebaran kegiatan wilayah perencanaan dan pemerataan distribusi pendudukPenambahan fasilitas pelayanan untuk mendukung pelayanan umum dan sosial kepada masyarakatPeningkatan wilayah pelayanan prasarana wilayah perencanaan dan konerja pelayananStimulasi pusat-pusat pertumbuhan dan pusat kegiatan pariwisataPengawasan terhadap peetumbuhan penduduk di pusat wilayah perencanaanPenyebaran pusat pelayanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakatW-TPengembangan fisik kawasan wilayah perencanaan ke arah kawasan yang potensial untuk dikembangkanPemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan prasarana wilayah perencanaanMengembangkan segala poteni pariwisata dengan memperbanyak promosiC.13. Analisis SWOT

Konsep Tujuan Pengembangan KawasanE.1. Konsepsi Pengembangan KawasanKonsepsi Struktur Tata Ruang Makro

PPK: Desa Penebel(Pusat Pelayanan Kawasan)

PPL (Pusat Pelayanan Lingkungan) : PPL Rejasa melayani Desa Rejasa, Pesagi, dan Tegallinggah;PPL Sangketan melayani Desa Sangkaten; PPL Jegu melayani Desa Jegu, Buruan, dan Pitra;PPL Rianggede melayani Desa Rianggede; PPL Penatahan melayani Desa Penatahan, Tengkudak, dan Wongaya Gede; PPL Biaung melayani Desa Biaung dan Tajen;PPL Senganan melayani Desa Senganan dan Babahan; dan PPL Jatiluwih melayani Desa Jatiluwih dan Mengesta.75Pemberdayaan masyarakat petani dengan meningkatkan keterampilan.Penerapan teknologi tepat guna sehingga tercapai efektifitas lahan dengan tingkat produksi tanaman maksimal.Mempertahankan kondisi lahan pertanian tetap berteras/ bertingkat dengan memberdayakan subak dalam pengelolaannya.Agar pertanian (padi) tetap lestari, air sebagai penentu, ketersediannya harus konsisten dengan pengaturan oleh subak secara merata pada petani.E.2. Strategi Pengembangan Kawasan (1)Strategi Pengembangan Pertanian dan IrigasiStrategi Pengembangan PerkebunanStrategi pengembangan sektor perkebunan di Kawasan Jatiluwih diarahkan pada pemilihan jenis tanaman perkebunan yang cocok dengan kondisi lahan dan ketinggian tempat. Pemilihan jenis tanaman yang ditanam mempertimbangkan nilai ekonomi produk dengan pasar yang jelas sehingga tanaman perkebunan yang ditanam memberikan keuntungan bagi petani yang membudidayakannya.

76Strategi Pengembangan KependudukanStrategi Pengembangan PeternakanStrategi pengembangan peternakan didasarkan atas potensi wilayah diarahkan pada :Ternak yang dipelihara dapat dipasarkan dengan cepat.Akses pasar dari ternak jelas.Peningkatan mutu dari ternak melalui sistem pemeliharaan yang baik dan benar.Peningkatan pengelolaan limbah ternak agar tidak mencemari lingkungan baik tanah, air maupun udara/ bau.Penduduk yang berkembang seiring dengan waktu perlu diatur agar pemanfaatan lahan dapat serasi dan efektif. Adapun strategi pengembangan permukiman ini adalah :Penyebaran/ distribusi penduduk yang merata pada kawasan permukiman yang sudah ditetapkan.Pengawasan dan penertiban penduduk dalam rangka tertib administrasi.Peningkatan sumber daya manusia melalui peningkatan pendidikan, peningkatan keterampilan di bidang kesehatan, budaya, seni dan pariwisata.Ketahanan mental dan spiritual dalam menghadapi era globalisasi perlu dimantapkan dan dipertahankan/ dilestarikan.E.2. Strategi Pengembangan Kawasan (2)

77Strategi Pengembangan Kawasan Budidaya PermukimanPertumbuhan penduduk yang terjadi di Kawasan Jatiluwih menyebabkan kebutuhan akan perumahan juga meningkat. Strategi pengembangan perumahan di Kawasan Jatiluwih sebagai berikut :Pengembangan perumahan diarahkan pada kelompok-kelompok perumahan yang sudah ada saat ini yaitu denga pola linier mengikuti jaringan jalan.Pengembangan perumahan diarahkan pada daerah dengan kemiringan lereng kurang dari 8% yaitu, diluar kawasan lindung dan di luar radius kesucian pura/ kawasan suci.Penataan kembali lingkungan perumahan yang sudah ada terutama yang berada di jalur utama desa (pusat pengembangan kegiatan). Penataan dilakukan tanpa meninggalakan ciri khas desa dan adat istiadat yang ada di Kawasan Jatiluwih guna melestarikan budaya dan meningkatkan wisata budaya. Penataan lingkungan perumahan tersebut seperti pembuatan angkul-angkul, menyediakan telajakan dan penataan sempadan bangunan.Pengembangan perumahan baru juga harus mencerminkan budaya/ falsafah setempat dan melestarikan pola permukiman tradisional serta peninggalan budaya yang ada.Dalam penyediaan lahan permukiman diupayakan memanfaatkan lahan kering yang kurang produktif.E.2. Strategi Pengembangan Kawasan (3)

78Strategi Pengembangan Fasilitas Pelayanan Umum dan SosialPengembangan fasilitas umum dan sosial meliputi fasilitas pendidikan, peribadatan, kesehatan, lapangan olahraga/ rekreasi, perdagangan dan jasa serta kepariwisataan. Strategi pengembangan penyediaan fasilitas umum dan sosial ini adalah :Penetapan alokasi fasilitas umum dan sosial dengan tingkat aksesibilitas yang tinggi bagi penduduk sebagai pengguna fasilitas.Penyediaan fasilitas umum dan sosial disesuaikan dengan jumlah dan tingkat pertumbuhan penduduk yang ada.Pembangunan fasilitas umum dan sosial agar memiliki karakteristik bangunan yang menyatu dengan alam dan budaya di Kawasan Jatiluwih dengan menampilkan ciri bentuk dan gaya bangunan desa setempat.Strategi Pengembangan TransportasiSistem transportasi yang baik sangat menentukan dalam pengembangan suatu daerah/ wilayah. Strategi pengembangan transportasi di Kawasan Jatiluwih adalah sebagai berikut :Peningkatan aksesibilitas Kawasan Jatiluwih dengan peningkatan kualitas geometric dan kualitas permukaan jalan.Membangkitkan pelayanan angkutan umum.E.2. Strategi Pengembangan Kawasan (4)

79Strategi Pengembangan IndustriStrategi pengembangan sektor industri diarahkan pada jenis-jenis industri kecil dan rumah tangga yang mempunyai kontribusi di sektor ekonomi masyarakat dimana memiliki ciri khusus, berasal dari pengembangan potensi wilayah yang mempunyai kaitan dengan sektor pertanian, wisata, perkebunan, peternakan dan lainnya yang kesemuanya mempunyai prinsip pada keseimbangan lingkungan.Tujuan dari strategi pengembangan industri adalah berusaha meningkatkan pemahaman teknologi industri bagi masyarakat guna meningkatkan kemampuan bersaing produk/ usaha dan dapat meningkatkan kesempatan kerja/ berusaha. Khusus bagi pengembangan homestay dimana sangat erat kaitannya dengan pariwisata yang berbasis kerakyatan akan lebih memberikan kontribusi positif bagi masyarakat yang berusaha untuk meningkatkan kemampuan tentang pengelolaan obyek wisata, melatih diri bekerjasama sehingga kawasan yang dipakai sebagai obyek. Pemeliharaannya atas kesadaran yang berawal dari masyarakat desa sendiri.E.2. Strategi Pengembangan Kawasan (5)

80Pariwisata yang akan dikembangkan sesuai dengan tren yang ada saat ini yaitu pariwisata kerakyatan yang berbasis pertanian. Strategi pengembangnnya adalah :Pelestarian budaya dan alam Kawasan Jatiluwih yang merupakan asset wisata dan warisan budaya.Pengembangan fasilitas wisata yang meliputi fasilitas utama dan fasilitas penunjang dan meningkatkan pelayanan fasilitas wisata yang suda ada.Penataan kembali kawasan sekitar Pura Luhur Petali dan mempertahankan sawah terasering sebagai asset daya tarik wisata yang merupakan bagian dari warisan budaya.Strategi Pengembangan PariwisataAir BersihPenyediaan air bersih diarahkan dengan mengadakan system perpipaan terutama pada kawasan perumahan yang berada di tepi jalan utama dan daerah wisata serta kawasan pura.Pengadaan pelayanan kran umum bagi penduduk yang belum terlayani sambungan rumah tangga dan di tempat-tempat umum. lanjutan...Strategi Pengembangan UtilitasE.2. Strategi Pengembangan Kawasan (6)

PersampahanPengelolaan persampahan diarahkan pada pengelolaan setempat, dilakukan oleh penduduk sendiri.Pengelolaan sampah sebaiknya dilakukan di halaman belakang rumah atau masih dalam lingkungan rumah penduduk masing-masing.Pengelolaan sampah dilakukan dengan memperhatikan keseimbangan/ kelestarian lingkungan.DrainaseMeningkatkan sistem pelayanan drainase terutama pada kawasan perumahan di tepi jalan utama, di pusat-pusat fasilitas pelayanan umum dan pada daerah rawan longsor/ banjir.Memanfaatkan sungai/ pangkung sebagai tempat pembuangan air hujan. Air LimbahMeningkatkan sistem pengelolaan limbah setempat.TelekomunikasiPeningkatan dan perluasan pelayanan telekomunikasi baik secara internal maupun eksternal desa.Strategi Pengembangan UtilitasE.2. Strategi Pengembangan Kawasan (6)

82Strategi Pengelolaan LingkunganLingkungan merupakan hal yang sangat penting dalam keberlangsungan kehidupan. Dengan demikian lingkungan hidup itu perlu dijaga kelestariannya. Strategi pengendalian lingkungan adalah sebagai berikut :Kawasan hutan yang berada di utara Kawasan Jatiluwih harus dijaga kelestariannya mengingat hutan mempunyai sifat khas melindungi daerah dibawahnya baik tata air, pencegah banjir dan erosi serta kesuburan tanah.Pengendalian pembangunan di daerah dengan kemiringan lereng lebih dari 8%.Mempertahankan Ruang Terbuka Hijau di daerah sekitar sungai, mata air dan jurang dengan penanaman tanaman keras yang sesuai sebagai perlindungan terhadap kerusakan lingkungan.Mengurangi/ menghentikan penggunaan bahan kimia dan menggantinya dengan menggunakan bahan ramah lingkungan pada proses produksi dan pasca produksi sektor pertanian.Menanggulangi polusi udara yang ditimbulkan dari sektor peternakan ayam dan hewan ternak lainnya dengan menggunakan bahan penghilang bau yang ramah lingkungan dan juga menata lingkungan di sekitar peternakan melalui penyediaan tanaman pelindung disekitarnya.E.2. Strategi Pengembangan Kawasan (7)

83Konsep Pengembangan

E.3. Konsep Pembagian Sub BWP

Pembagian BWP dalam bentuk atau ukuran, fungsi serta karakter kegiatan manusia dan alam, yang dituangkan dalam Sub BWP (SBWP) peruntukan lahan sehingga mudah dalam alokasi investasi, pengendalian & pengawasan.

MATUR SUKSMA

86